sistem pengolahan tanah

28
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kata agro atau pertanian dalam kata agroekosistem menunjukan adanya aktivitas atau campur tangan masyarakat pertanian terhadap alam atau ekosistem. Istilah pertanian dapat diberi makna sebagai kegiatan masyarakat yang mengambil manfaat dari alam atau tanah untuk mendapatkan bahan pangan, energi dan bahan lain yang dapat digunakan untuk kelangsungan hidupnya. Dalam mengambil manfaat ini masyarakat dapat mengambil secara langsung dari alam, ataupun terlebih dahulu mengolah atau memodifikasinya. Jadi suatu agroekosistem sudah mengandung campur tangan masyarakat yang merubah keseimbangan alam atau ekosistem untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Pengelolaan tanah secara berkelanjutan atau Sustainable Soil Management (SSM) merupakan salah satu agroekosistem dalam bidang tanah. Dalam pengelolaan tanah harus menggunakan pendekatan multidisiplin dan tidak boleh terbatas hanya pada bidang ilmu tanah (pertanian) saja. Ada tiga (3) aspek sistem 1

Upload: yudha-strike-fatalerror

Post on 07-Jul-2016

247 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Pertanian school

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Pengolahan Tanah

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kata agro atau pertanian dalam kata agroekosistem menunjukan adanya aktivitas

atau campur tangan masyarakat pertanian terhadap alam atau ekosistem. Istilah pertanian 

dapat diberi makna sebagai kegiatan masyarakat yang mengambil manfaat dari alam atau

tanah untuk mendapatkan bahan pangan, energi  dan bahan lain yang dapat digunakan untuk

kelangsungan hidupnya. Dalam mengambil manfaat ini masyarakat dapat mengambil secara

langsung dari alam,  ataupun terlebih dahulu mengolah atau memodifikasinya.   Jadi suatu

agroekosistem sudah mengandung campur tangan masyarakat yang merubah keseimbangan

alam atau ekosistem untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.  

Pengelolaan tanah secara berkelanjutan atau Sustainable Soil Management (SSM)

merupakan salah satu agroekosistem dalam bidang tanah. Dalam pengelolaan tanah harus

menggunakan pendekatan multidisiplin dan tidak boleh terbatas hanya pada bidang ilmu

tanah (pertanian) saja. Ada tiga (3) aspek sistem pengelolaan tanah secara berkelanjutan yang

selanjutnya disebut sebagai 3 pilar. 3 pilar tersebut adalah

1.      Aspek Bio-fisik: Pengelolaan tanah berkelanjutan harus memelihara dan meningkatkan

kondisi fisik dan biologi tanah untuk produksi tanaman dan keragaman hayati (biodiversity).

Tindakan perlakuan untuk memperbaiki kondisi tanah agar sesuai dengan kondisi yang

dipersyaratkan kebutuhan tanaman dapat berupa land clearing, penterasan, pengolahan tanah,

perbaikan drainase, pemupukan dan sebagainya

2.      Aspek Sosial-budaya: Pengelolaan tanah berkelanjutan harus cocok atau sesuai dengan

kebutuhan manusia baik secara sosial dan budaya pada tingkatan nasional dan regional.

3.      Aspek Ekonomi: Pengelolaan tanah berkelanjutan harus mencakup semua biaya

penggunaan lahan. Karena semua tindakan penggunaan lahan dalam pengelolaan tanah

1

Page 2: Sistem Pengolahan Tanah

merupakan input biaya produksi yang harus dipertimbangkan apakah setiap macam tindakan

perlakuan secara ekonomi dapat memberi keuntungan yang langsung dirasakan maupun

keuntungan jangka panjang

Pengelolaan tanah menekankan bahwa tujuan dan sasaran yang akan dicapai dari

pengaturan pemanfaatan dan penggunaan tanah dengan teknik tertentu adalah tercapainya

hasil produksi secara ekonomi menguntungkan. Ada tindakan perlakuan yang berpengaruh

terhadap peningkatan hasil produksi yang menguntungkan nyata pada panen, namun ada

perlakuan yang bertujuan menstabilkan hasil produksi pada panen-panen berikutnya ataupun

pengaruhnya nyata setelah satu dua tahun kemudian, tergantung macam dan jenis perlakuan

yang diterapkan, seperti pemberian bahan organik ataupun penterasan dan sebagainya.

Pengaruhnya nyata secara ekonomi setelah 1 – 3 tahun kemudian. Pemberian pupuk buatan

termasuk salah satu perlakuan yang langsung memperlihatkan pengaruhnya.

Untuk mencapai hasil produksi optimal yang berkesinambungan dan berkelanjutan,

sangat jelas bahwa pengelolaan tanah selalu berorientasi pada prinsip konservasi dan

pengawetan tanah. Kesinambungan dan kelangsungan pencapaian hasil optimal dari suatu

bidang tanah yang dikelola untuk suatu penggunaan tertentu hanya dapat dicapai bila dalam

pengelolaannya selalu memperhatikan aspek konservasi dan pengawetan tanah dan air. Untuk

itu setiap macam tindakan perlakuan yang dipilih tidak hanya benar sesuai pertimbangan

ekonomi menguntungkan, tetapi harus pula berdasar aspek konservasi/pengawetan tanah

adalah benar, efisien dan efektif (tepat guna) sesuai persyaratan keperluan konservasi tanah

dan air agar keawetan kemampuan dan produktivitas tanah tetap terjaga atau dipertahankan,

bahkan kalau dapat ditingkatkan.

Manajemen pengelolaan tanah (Soil Management) memiliki dampak yang besar

terhadap air hujan dan infiltrasi. Jadi dua aspek penting dalampengelolaan tanah adalah

melindungi permukaan tanah dari dampak hujan dan memperbaiki struktur tanah dengan

2

Page 3: Sistem Pengolahan Tanah

penambahan organik. Ada berbagai pilihan manajemen pengelolaan tanah yang dapat

digunakan antara lain:

1.      Memecah permukaan yang padat secara mekanis.

2.      Melindungi permukaan dari degradasi struktural sebagai dampak turunnya hujan.

3.      Meningkatkan struktur tanah, dengan penambahan pupuk kandang yang cenderung

meningkatkan stabilitas struktur tanah.

3

Page 4: Sistem Pengolahan Tanah

BAB II

PEMBAHASAN

 2.I PENGERTIAN TANAH

Tanah adalah sumber daya yang perlu dijaga kesuburannya agar tetap dapat

menghasilkan hasil yang maksimal tanpa merusak tanah. Pemakaian tanah untuk pertanian

dan perkebunan secara terus-menerus dan membabi-buta dapat membuat tanah menjadi tidak

subur atau tandus. Beberapa penyebab ketidaksuburan tanah ialah seperti pemcemaran tanah

oleh limbah buangan, pestisida, tanaman monoton, dan lain-lain.

            Tanah bisa mengalami kerusakan. Bahkan  tanah termasuk wujud alam yang mudah

mengalami keruasakan. Salah satu contoh kerusakan tanah adalah erosi tanah. Erosi tanah

adalah tanah yang lapuk dan mudah mengalami penghancuran.

Kerusakan yang dialami pada tanah tempat erosi disebabkan oleh kemunduran sifat –

sifat kimia dan fisik tanah, yakni:

Ø  kehilangan unsur hara  dan bahan organik,

Ø  menurunnya kapasitas infiltrasi dan kemampuan tanah menahan air,  

Ø  meningkatnya kepadatan dan ketahanan penetrasi tanah,

Ø  serta berkurangnya kemantapan struktur tanah yang pada akhirnya menyebabkan

memburuknya pertumbuhan tanaman dan menurunnya produktivitas

Hal ini dikarenakan lapisan atas tanah setebal 15 sampai 30 cm mempunyai sifat–

sifat kimia dan fisik lebih baik dibandingkan lapisan lebih bawah.Banyaknya unsur hara yang

hilang bergantung pada besarnya kandungan unsur hara yang terbawa oleh sedimen dan

besarnya erosi yang terjadi.Di tempat lain, erosi menyebabkan hilangnya lapisan atas tanah

yang subur serta berkurangnya kemampuan tanah untuk menyerap dan menahan air. Tanah

4

Page 5: Sistem Pengolahan Tanah

yang terangkut tersebut diendapkan di tempat lain yaitu, di dalam sungai, waduk, danau,

saluran irigasi dan di atas tanah pertanian.

2.II TUJUAN PENGELOLAHAN TANAH

Pengolahan tanah dapat digambarkan sebagai pengerjaan mekanis terhadap tanah

untuk segala macam tujuan. Beberapa tujuan olah tanah dalam pertanian ialah :

1.   Untuk memperoleh struktur tanah yang dibutuhkan bagi pertumbuhan benih atau akar.

Struktur remah diperlukan guna memungkinkan peresapan yang cepat dan ketahanan

terhadap hujan, untuk mendapatkan kandungan dan pertukaran udara yang cukup di dalam

tanah, dan untuk memperkecil  hambatan terhadap penembusan akar. Sebaliknya, suatu

persemaian yang baik umumnya membutuhkan partikel yang lebih halus dan kepadatan yang

lebih tinggi di sekitar benih.

2.   Untuk mengendalikan gulma atau untuk menghilangkan tanaman yang berlebih

(penjarangan).

3.    Untuk menata sisa tanaman. Dari tinjauan pengolahan dan penguraian, sampahan perlu

dicampur secara menyeluruh, sedangkan penempatan sampahan di lapisan atas akan

mengurangi erosi. Sebaliknya, penutupan yang menyeluruh terkadang diperlukan untuk

mengendalikan serangga lewatmusim-dingin atau untuk mencegah hambatan terhadap

pengerjaan presisi seperti penanaman atau pendangiran tanaman tertentu.

4.      Untuk mengecilkan erosi tanah dengan mengikuti cara semacam pengolahan menurut garis

tinggi, pembumbunan dan penempatan sampahan secara tepat.

5.      Untuk memperoleh bentuk permukaan yang khas untuk pengerjaan penanaman, pengairan,

drainase, panen, dan sebagainya.

6.      Untuk membenamkan dan mencampur pupuk, pestisida atau bahan tambahan ke dalam

tanah.

5

Page 6: Sistem Pengolahan Tanah

7.      Untuk melakukan pemisah-misahan. Hal ini dapat berupa pemindahan tanah dari satu lapis

ke lapis lainnya, penghilangan batu dan barang-barang asing lain, atau pemanenan umbian.

2.III PENGERTIAN PENGELOLAHAN TANAH

Pengolahan tanah adalah proses di mana tanah digemburkan dan dilembekkan dengan

menggunakan bajak ataupun garu yang ditarik dengan berbagai sumber tenaga, seperti tenaga

manusia, tenaga hewan, dan mesin pertanian (traktor). Melalui proses ini, kerak tanah

teraduk, sehingga udara dan cahaya matahari menyentuh tanah lebih dalam dan

meningkatkan kesuburannya. Sekalipun demikian, tanah yang sering digarap sering

menyebabkan kesuburannya berkurang.

2.IV SISTEM PENGELOLAHAN TANAH

Sistem pengolahan tanah terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan seberapa

banyak residu tanaman yang diangkat dari lahan pertanian. Di Amerika Serikat sejak tahun

1997, sistem pengolahan tanah konservasi semakin banyak digunakan karena menghemat

banyak waktu, energi, tenaga kerja, dan biaya. Selain itu, pengolahan tanah konservasi berarti

semakin sedikit mesin pertanian yang bergerak di atas lahan pertanian sehingga

mencegah pemadatan tanah. Namun semakin sedikit tanah yang dibalikkan, semakin sedikit

pula cahaya matahari dan udara yang menyentuh tanah bagian dalam, sehingga menghambat

penanaman di awal musim semi karena tanah masih dingin setelah tanah membeku di musim

dingin.

Manfaat keberadaan residu tanaman di lahan pertanian adalah mencegah erosi karena

memperlambat aliran air permukaan, dan mampu menjadi kompos alami karena

6

Page 7: Sistem Pengolahan Tanah

terdekomposisi selama masa penanaman. Pengolahan tanah rotasi hanya mengolah tanah

secara periodik, yaitu setiap dua tahun sekali atau tiga tahun sekali.

2.V MACAM-MACAM PENGOLAHAN TANAH PERTANIAN

Lahan adalah merupakan lingkungan fisis dan biotik yang berkaitan dengan daya

dukungnyaterhadap perikehidupan dan kesejahteraan hidup manusia. Lingkungan fisis

meliputi relief (topografi), iklim, tanah, dan air. Sedangkan lingkungan biotik meliputi

hewan, tumbuhan, dan manusia.Setiap kegiatan pertanian pasti membutuhkan pengolahan

lahan. Pengolahan lahan bertujuan mengubah keadaan lahan pertanian dengan alat tertentu

hingga memperoleh susunan lahan (struktur tanah) yang dikehendaki oleh tanaman. Setiap

upaya pengolahan lahan akan menyebabkan terjadinya perubahan sifat-sifat tanah. Tingkat

perubahan yang terjadi sangat ditentukan oleh cara atau metode pengolahan tanah. Perubahan

sifat tanah akibat pengolahan tanah juga berhubungan dengan seringnya tanah dalam keadaan

terbuka, terutama antara 2 musim tanam, sehingga menjadi lebih riskan terhadap, erosi, dan

proses iluviasi yang selanjutnya dapat memadatkan tanah. Metode  atau cara pengolahan

lahan dibagi menjadi dua yaitu secara tradisional (konvensional), dan secara modern.

a. Pengolahan Tanah Primer yaitu kegiatan pengolahan tanah pertama (awal) dengan

kedalaman lebih dari 15cm s.d 90cm.

Adapun tujuan pengolahan tanah skunder adalah untuk:

- Memberantas gulma

- Memperbaiki struktur tanah agar lebih baik untuk pertumbuhan tanaman

- Menempatkan seresah agar terdekomposisi dengan baik

7

Page 8: Sistem Pengolahan Tanah

- Menurunkan laju erosi dengan cara pengolahan yang sesuai

- Meratakan tanah

- Mencampur pupuk dengan tanah

- Mempersiapkan tanah untuk pemberian air irigasi

b. Pengolahan Tanah Skunder

Pengolahan tanah kedua dilakukan setelah pembajakan. Dengan pengolahan tanah

kedua, tanah menjadi gembur dan rata, tata air diperbaiki, sisa-sisa tanaman dan tumbuhan

pengganggu dihancurkan dan dicampur dengan lapisan tanah atas, kadang-kadang diberilcan

kepadatan tertentu pada permukaan tanah, dan mungkin juga dibuatguludaa atau alur untuk

pertanaman.

2.VI SISTEM PENGELOLAHAN TANAH

a. Sistem Olah Tanah Minimum

Pada tahun-tahun terakhir te lah terjadi peningkatan perhatian terhadap sistem olah

minimum sebagai cara untuk mengurangi biaya produksi tanaman larik dan untuk

memperbagus kondisi tanah.

Capaian utamanya adalah :

1. Mengurangi kebutuhan energi mekanis dan tenaga kerja.

2. Menjaga kelembaban dan mengurangi erosi tanah.

3. Memberikan pengerjaan yang memang diperlukan untuk mengoptimalkan kondisi tanah

bagi tiap bagian luasan di suatu lapang (contoh: luasan larikan dan luasan sela larikan).

4.     Meminimumkan jumlah lintasan melalui suatu lapang.

8

Page 9: Sistem Pengolahan Tanah

b. Olah Tanah Tunggul Seresah

Tujuan utama olah tunggul seresah ialah untuk mengurangi erosi angin dan air dan

untuk mempertahankan kelestarian air dengan mengurangi terjadinya limpasan. Cara tersebut

dipakai secara luas di Dataran Besar dan di daerah kering atau semi kering lainnya. Olah

tunggul seresah berupa pemotongan akar gulma dan tumbuhan lainnya dan meninggalkan

sisa tanaman di atas permukaan atau mencampurkannya ke tanah sedalam beberapa cm.

9

Page 10: Sistem Pengolahan Tanah

BAB III

METODE PENELITIAN

3.I METODE PENGOLAHAN LAHAN :

a. Continuous

Dilakukan dengan melakukan pengolahan dari salah satu sisinya dan berakhir pada

sisi yang berseberangan

b. Headland

Pengolahan tanah dilakukan dalam arah berlawanan dengan arah putaran jarum jam. 

Pada sisi lahan yang panjang, bajak diturunkan (dilakukan pengolahan tanah) di mulai dari

sisi terluar lahan.  Setelah traktor sampai pada ujung lahan, bajak diangkat dan traktor

melintasi sisi tersebut menuju sisi panjang lahan yang lain (berseberangan) untuk pengolahan

tanah berikutnya.  Demikian dilakukan seterusnya hingga seluruh lahan terolah dan

pengolahan tanah akan berakhir di bagian tengah lahan.

Pengolahan Tanah Minimum

Pengolahan tanah minimum adalah teknik konservasi tanah dimana gangguan

mekanis terhadap tanah diupayakan sesedikit mungkin. Dengan cara ini kerusakan struktur

tanah dapat dihindari sehingga aliran permukaan  dan erosi  berkurang. Teknik ini juga

mengurangi biaya dan tenaga kerja untuk pengolahan tanah dan mengurangi biaya / tenaga

kerja untuk penyiangan secara mekanik. Pengolahan tanah minimum cukup efektif dalam

mengendalikan erosi, dan biasa dilakukan pada tanah-tanah yang berpasir dan rentan terhadap

erosi.

Pengolahan tanah minimum hanya dapat dilakukan pada tanah yang gembur. Tanah

gembur dapat terbentuk sebagai hasil dari penggunaan mulsa secara terus menerus dan / atau

pemberian pupuk hijau / pupuk kandang / kompos dari bahan organik yang lain secara terus

10

Page 11: Sistem Pengolahan Tanah

menerus. Penerapan teknik pengolahan tanah minimum selalu perlu disertai pemberian

mulsa.

 

keuntunagan menggunakan mulsa

         Menghindari kerusakan struktur tanah

         Mengurangi aliran permukaan dan erosi

         Memperlambat proses mineralisasi, sehingga penggunaan zat-zat hara dalam bahan-bahan

organik lebih berkelanjutan.

         Tenaga kerja yang lebih sedikit daripada pengelolaan penuh, sehingga mengurangi biaya

produksi.

         Dapat diterapkan pada lahan-lahan marginal yang jika tidak dengan cara ini mungkin

tidak dapat diolah.

Kelemahan menggunakan mulsa

         Persiapan bedengan yang kurang memadai dapat menyebabkan pertumbuhan yang kurang

baik dan produksi yang rendah, terutama untuk tanaman seperti jagung dan ubi.

         Perakaran mungkin terbatas dalam tanah yang berstruktur keras.

         Lebih cocok untuk tanah yang gembur

         Pemberian mulsa perlu dilakukan secara terus menerus

         Herbisida diperlukan apabila pengendalian tanaman pengganggu tidak dilakukan secara

manual / mekanis.

11

Page 12: Sistem Pengolahan Tanah

3.II Faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi

Faktor biofisik

    Dalam perladangan berpindah tanpa pembakaran, tanah mungkin tertutup dengan timbunan

dedaunan yang menyukarkan lahan tersebut dibajak

   Tidak cocok untuk tanah yang tidak gembur

   Pemberian mulsa merupakan persyaratan yang mutlak

   Penggunaan herbisida terus-menerus mungkin dapat memberikan dampak negatif terhadap

tanah dan air tanah.

Pengolahan tanah adalah setiap manipulasi mekanik terhadap tanah untuk

menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Tujuan pokok pengolahan

tanah adalah untuk menyiapkan tempat tumbuh bagi bibit, menciptakan daerah perakaran

yang baik, membenamkan sisa-sisa tanaman dan memberantas gulma. Manfaat pengolahan

tanah, baik di tegalan maupun di sawah, tidak boleh terlalu dibesar-besarkan mengingat

waktu, tenaga dan biaya yang diperlukan untuk mengolah tanah tidak selalu sebanding

dengan tambahan hasil yang didapat.

Dengan pengolahan tanah, tanah menjadi longgar dan lebih cepat menyerap air hujan

sehingga mengurangi aliran permukaan (Musgrave and Free, 1936), akan tetapi pengaruh ini

bersifat sementara. Tanah yang telah diolah sehingga menjadi longgar lebih mudah tererosi.

Untuk mencapai tujuan pengolahan tanah dan bersamaan dengan itu menghidanri

erosi, disarankan tindakan berikut:

         Tanah diolah seperlunya tergantung pada kondisi sifat fisik tanah

         Pengolahan tanah dilakukan, untuk  bukan sawah, pada kandungan air tanah yang tepat

(pF 3 sampai 4)

         Gunakan herbisida ramah lingkungan untuk memberantas gulma.

         Dalamnya pengolahan selalu dirubah

12

Page 13: Sistem Pengolahan Tanah

         Pengolahan tanah dilakukan menurut kontur

Pengolahan tanah semacam ini disebut pengelolahan tanah minimum atau pengolahan

tanah konservasi. Jika kondisi fisik tanah baik, artinya tanah gembur dan tidak terdapat

lapisan padat pada kedalaman perakaran, maka pengolahan tanah dapat ditiadakan. Cara ini

juga disebut tanpa olah tanah.

 

 

 

3.III Olah Tanah Konservasi (olah tanah minimum dan tanpa olah tanah)

Pengolahan tanah adalah setiap kegiatan mekanik yang dilakukan terhadap tanah

dengan tujuan untuk memudahkan penanaman, menciptakan keadaan tanah yang gembur

bagi pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman sekaligus merupakan upaya

pemberantasan gulma. Dalam kaitannya dengan konservasi tanah dan air, pengolahan tanah

hendaknya dilakukan seperlunya saja. Untuk tanah yang berlereng curam pengolahan tanah

sebaiknya diminimumkan, bahkan ditiadakan.

Kegiatan pengolahan tanah biasa atau konvensional (dengan cara mencangkul atau

membajak tanah dua kali dan diikuti dengan menghaluskan bongkahan tanah satu atau dua

kali sebelum bertanam) lebih banyak bertujuan untuk memberantas gulma. Jika gulma dapat

diatasi misalnya dengan penggunaan mulsa atau penggunaan herbisida, maka pengolahan

tanah dapat dikurangi atau malah ditiadakan. Keunggulan dari tanaman tahunan adalah

bahwa hampir semuanya tanaman ini tidak memerlukan pengolahan tanah.

Hal ini dimungkinkan karena setelah tajuknya berkembang menaungi permukaan

tanah pertumbuhan gulma akan sangat berkurang.

13

Page 14: Sistem Pengolahan Tanah

Olah tanah konservasi adalah suatu sistem pengolahan tanah dengan tetap mempertahankan

setidaknya 30% sisa tanaman menutup permukaan tanah. Olah tanah konservasi dilakukan

dengan cara:

         Pengolahan tanah dalam bentuk larikan memotong lereng atau dengan mencangkul

sepanjang larikan untuk memudahkan penanaman.

         Tanpa olah tanah adalah sistem di mana permukaan tanah hanya dibersihkan dari gulma

baik secara manual maupun dengan menggunakan herbisida. Sesudah pembersihan, tanaman

langsung ditugalkan. Jika penugalan sulit dilakukan, dapat digunakan cangkul untuk

memudahkan penanaman.

Keuntungan:

         Menghemat tenaga kerja dan biaya

         Memperbaiki struktur tanah melalui peningkatan pori makro. Proses ini terjadi karena

dengan tanpa olah tanah, fauna (hewan) tanah seperti cacing menjadi lebih aktif.

         Keuntungan Teknis, Pekerjaan pengolahan tanah memerlukan tenaga yang sangat besar,

sehingga dibutuhkan banyak tenaga kerja. Dengan tenaga yang besar, yang dimiliki per alatan

mekanis, pekerjaan yang berat akan dengan mudah dikerjakan. Hasil pengolahan tanah secara

mekanis dapat lebih dalam.

         Keuntungan Ekonomis, Berdasarkan hasil penelitian (di Pulau Jawa), biaya pengolahan

tanah per hektar dengan traktor akan lebih murah dibandingkan dengan menggunakan tenaga

manusia maupun hewan. Penurunan biaya pengolahan tanah ini tentunya akan meningkatkan

keuntungan para petani.

         Keuntungan Waktu, Dengan tenaga yang cukup besar, tentunya pengolahan tanah yang

dilakukan secara mekanis akan lebih cepat. Dengan cepatnya waktu pengolahan tanah, akan

mempercepat pula proses budidaya secara keseluruhan. Untuk beberapa tanaman yang

14

Page 15: Sistem Pengolahan Tanah

berumur pendek, sisa waktu yang tersedia ini dapat digunakan untuk melakukan budidaya

lagi.

3.IV Dampak pengolahan tanah Positif

         Meregangkan tanah sehingga tercipta ruang dan pori-pori yang memungkinkan tanah

mendapatkan aerasi udara

         Membantu mencapuradukkan residu tanaman, materi organik tanah, dan nutrisi menjadi

lebih merata

         Membunuh gulma secara mekanis

         Mengeringkan tanah sebelum penanaman benih. Hal ini merupakan dampak yang positif

pada wilayah beriklim basah.

         Ketika dilakukan di musim gugur, pengolahan tanah membantu meremahkan tanah

sepanjang musim dingin melalui mekanisme pembekuan dan pelelehan yang dapat terjadi

berkali-kali sepanjang musim dingin. Hal ini membantu persiapan penanaman untuk musim

semi.

3.V Dampak pengelolahan tanah negatif

         Mengeringkan tanah sebelum penanaman benih. Hal ini merupakan dampak yang negatif

pada wilayah beriklim kering.

         Tanah akan kehilangan banyak nutrisi seperti nitrogen dan kemampuannya dalam

menyimpan air

         Mengurangi laju penyerapan air sehingga meningkatkan erosi tanah.

         Pembajakan mengurangi tingkat kohesi antar partikel tanah sehingga mempercepat erosi

15

Page 16: Sistem Pengolahan Tanah

         Dengan laju penyerapan air berkurang, maka ada risiko terjadi aliran air permukaan yang

membawa residu pupuk dan pestisida yang digunakan pada periode penanaman sebelumnya

         Mengurangi kadar organik tanah

         Mengurangi jumlah organisme tanah bermanfaat seperti mikroba, cacing tanah, semut,

dan sebagainya

         Menghancurkan agregat tanah

         Risiko terjadi pemadatan tanah pada bagian yang tidak terbajak

         Residu tanaman yang hancur dan tersisa di tanah dapat mengundang organisme dan

serangga yang tidak diinginkan dan berpotensi mengganggu produksi, juga mengundang

penyakit

Semua dampak positif dan negatif yang tersebut di atas dapat terjadi maupun

tidak karena bergantung pada banyak faktor, diantaranya:

    Jenis implemen yang digunakan

    Pembajakan tanah di malam hari dapat mengurangi jumlah gulma yang tumbuh karena benih

gulma yang masih terdormansi dapat tumbuh ketika terpapar cahaya matahari.

    Penggunaan implemen tertentu, terutama yang tidak mencapai tanah dalam, (misalbajak

piring) tidak membutuhkan traksi yang tinggi sehingga dapat mempercepat pekerjaan

pengolahan tanah sehingga pengolahan tanah intensif dapat dilakukan dengan jumlah jam

kerja yang lebih sedikit. Penggunaan implemen jamak (misal traktor menarik bajak dan garu

sekaligus) juga mengurangi jam kerja traktor, namun risiko pemadatan tanah lebih besar.

    Sudut mata bajak juga berpengaruh dalam memperlakukan residu tanaman

    Jumlah residu tanaman yang tertinggal mempengaruhi laju erosi tanah; semakin banyak

residu tanaman, pergerakan air lebih terhambat sehingga erosi berkurang.

16

Page 17: Sistem Pengolahan Tanah

17

Page 18: Sistem Pengolahan Tanah

BAB V

KESIMPULAN

1.Tanah adalah sumber daya yang perlu dijaga kesuburannya agar tetap dapat menghasilkan

hasil yang maksimal tanpa merusak tanah. Pemakaian tanah untuk pertanian dan perkebunan

secara terus-menerus dan membabi-buta dapat membuat tanah menjadi tidak subur atau

tandus.

2. Beberapa penyebab ketidaksuburan tanah ialah seperti pemcemaran tanah oleh limbah

buangan, pestisida, tanaman monoton, dan lain-lain.

3. Pengolahan tanah adalah proses di mana tanah digemburkan dan dilembekkan dengan

menggunakan bajak ataupun garu yang ditarik dengan berbagai sumber tenaga, seperti tenaga

manusia, tenaga hewan, dan mesin pertanian (traktor).

4. Sistem pengolahan tanah terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan seberapa banyak residu

tanaman yang diangkat dari lahan pertanian.

5. Salah satu contoh kerusakan tanah adalah erosi tanah. Erosi tanah adalah tanah yang lapuk

dan mudah mengalami penghancuran

18

Page 19: Sistem Pengolahan Tanah

DAFTAR PUSTAKA

Pardede, James P. 2009. Diversifikasi dan Sentuhan Teknologi Salah Satu Upaya  untuk

SejahterakanPetani. http://japarde.multiply.com.

Rahayu, Subekti.  2004. Pertanian Ekologis: Keuntungan dan Kendalanya.    ICRAF-SEA: Bogor.

http://www.leisa.info/index.

Dariah, Ai. 2009. Konservasi Tanah pada Lahan Tegalan. Balai Penelitian Tanah: Bogor.

http://balittanah.litbang.deptan.go.id.

Mayunar dan Subrata. 2009. Usahatani Padi Sawah Melalui Pendekatan PTT. Balai Pengkajian

TeknologiPertanianBanten.  http://banten.litbang.deptan.go.id.

19