sesi 1: pengantar -...

114
------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Modul Perjanjian Kerja Bersama LWG-TC Labour Working Group Training Center 1 DAFTAR ISI PENGANTAR …………………………………… UNTUK PANITIA PELATIHAN …………………………………… SESI 1 : PERKENALAN …………………………………… SESI 2 : PERJANJIAN KERJA BERSAMA : PERTUKARAN KEPENTINGAN BURUH & PENGUSAHA …………………………………… BACAAN 1 : PKB : KESEPAKATAN PERTUKARAN KEPENTINGAN BURUH DAN PENGUSAHA …………………………………… BACAAN 2 : KEKUATAN TAWAR MENAWAR …………………………………… BEKAL 1 : PERJANJIAN KERJA BERSAMA …………………………………… SESI 3 : MEMAHAMI PKB …………………………………… BACAAN 3 : PERJANJIAN KERJA BERSAMA …………………………………… BACAAN 4 : ISI PKB …………………………………… SESI 4 : MEMBANGUN KEKUATAN …………………………………… BACAAN 5 : MEMBANGUN KEKUATAN KITA …………………………………… SESI 5 : ALUR PEMBUATAN PKB …………………………………… BACAAN 6 : ALUR PEMBUATAN PKB …………………………………… SESI 6 : MEMEHAMI AKSI / PEMOGOKAN …………………………………… BACAAN 7 : MOGOK ? Ooo… Owww …………………………………… BACAAN 8 : AKSI …………………………………… BEKAL 2 : CATATAN PENANGANAN AKSI …………………………………… AKTIVITAS 1 : MERENCANAKAN DAN MEMPERSIAPKAN AKSI …………………………………… SESI 7 : INVESTIGASI …………………………………… BACAAN 9 : MENGETAHUI ISI PERUT TEMPAT KERJA KITA …………………………………… SESI 8 : SURVEY …………………………………… BACAAN 10 : SURVEY …………………………………… AKTIVITAS 2 : SURVEY UPAH …………………………………… SESI 9 : MENYUSUN RANCANGAN PKB …………………………………… BACAAN 11 : MENYUSUN RANCANGAN PKB ……………………………………

Upload: hatuong

Post on 09-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

1

DAFTAR ISI

PENGANTAR ……………………………………

UNTUK PANITIA PELATIHAN ……………………………………

SESI 1 : PERKENALAN ……………………………………

SESI 2 : PERJANJIAN KERJA

BERSAMA : PERTUKARAN

KEPENTINGAN BURUH &

PENGUSAHA

……………………………………

BACAAN 1 : PKB : KESEPAKATAN

PERTUKARAN KEPENTINGAN

BURUH DAN PENGUSAHA

……………………………………

BACAAN 2 : KEKUATAN TAWAR

MENAWAR

……………………………………

BEKAL 1 : PERJANJIAN KERJA

BERSAMA

……………………………………

SESI 3 : MEMAHAMI PKB ……………………………………

BACAAN 3 : PERJANJIAN KERJA

BERSAMA

……………………………………

BACAAN 4 : ISI PKB ……………………………………

SESI 4 : MEMBANGUN KEKUATAN ……………………………………

BACAAN 5 : MEMBANGUN

KEKUATAN KITA

……………………………………

SESI 5 : ALUR PEMBUATAN PKB ……………………………………

BACAAN 6 : ALUR PEMBUATAN

PKB

……………………………………

SESI 6 : MEMEHAMI AKSI /

PEMOGOKAN

……………………………………

BACAAN 7 : MOGOK ? Ooo… Owww ……………………………………

BACAAN 8 : AKSI ……………………………………

BEKAL 2 : CATATAN PENANGANAN

AKSI

……………………………………

AKTIVITAS 1 : MERENCANAKAN

DAN MEMPERSIAPKAN AKSI

……………………………………

SESI 7 : INVESTIGASI ……………………………………

BACAAN 9 : MENGETAHUI ISI

PERUT TEMPAT KERJA KITA

……………………………………

SESI 8 : SURVEY ……………………………………

BACAAN 10 : SURVEY ……………………………………

AKTIVITAS 2 : SURVEY UPAH ……………………………………

SESI 9 : MENYUSUN RANCANGAN

PKB

……………………………………

BACAAN 11 : MENYUSUN

RANCANGAN PKB

……………………………………

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

2

AKTIVITAS 3 : RANCANGAN PKB ……………………………………

SESI 10 : BAHASA KONTRAK /

PERJANJIAN

……………………………………

BACAAN 12 : BAHASA KONTRAK ……………………………………

BACAAN 13 : PENGGUNAAN KATA

BOLEH, SEBAIKNYA, AKAN, HARUS

……………………………………

AKTIVITAS 4 : MELATIH BAHASA

KONTRAK

……………………………………

SESI 11 : MEMAHAMI NEGOSIASI ……………………………………

BACAAN 14 : MEMAHAMI

NEGOSIASI

……………………………………

SESI 12 : PERSIAPAN NEGOSIASI DAN

BERPIKIR STRATEGIS DALAM

TAWAR-MENAWAR

……………………………………

BACAAN 15 : PERSIAPAN

NEGOSIASI

……………………………………

BEKAL 3 : DAFTAR PERIKSA ……………………………………

BACAAN 16 : (OVERHEAD)

KESERIKATBURUHAN SOSIAL

……………………………………

SESI 13 : PELAKSANAAN NEGOSIASI

PKB

……………………………………

BACAAN 17 : PERUNDINGAN PKB

DARI SUDUT PANDANG SERIKAT

BURUH

……………………………………

BACAAN 18 : PELAKSANAAN

NEGOSIASI DAN PENERAPAN HASIL

NEGOSIASI

……………………………………

SESI 14 : EVALUASI ……………………………………

KUESIONER EVALUASI ……………………………………

KUESIONER EVALUASI PERSESI ……………………………………

>><<

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

3

PENGANTAR

Tujuan dari diadakannya pelatihan serikat buruh adalah untuk menyampaikan pengetahuan

dan keterampilan yang berkaitan dengan pengelolaan dan pengembangan serikat buruh.

Proses penyampaian itu membutuhkan tiga komponen, yakni perkakas keras (hardware),

perkakas lunak (software), dan fasilitator. Perkakas keras mencakup alat tulis, alat peraga,

dan alat perekam. Sementara perkakas lunaknya berupa bahan-bahan belajar berikut

panduannya yang dikumpulkan menjadi satu bundel. Bundel itu disebut “modul pelatihan”,

atau singkatnya disebut “modul” saja.

Yang terdapat di sini adalah modul yang dibuat oleh LWG-TC (Labour Working Group).

Modul ini merupakan sumbangan LWG-TC untuk perkembangan pelatihan serikat buruh di

Indonesia. LWG-TC berharap modul ini, bersama modul sejenis yang dibuat oleh lembaga-

lembaga lain, bisa digunakan oleh serikat-serikat sebagai salahsatu perkakas lunak dalam

pelatihan yang mereka adakan.

Dalam proses pembuatan modul ini, LWG-TC mendapat dukungan berupa dana dan bahan-

bahan belajar dari APHEDA (Australian People for Health, Education, and Development

Abroad). Dukungan berupa komentar dan saran juga datang dari beberapa lembaga dan

beberapa orang di dalam maupun luar negeri. LWG-TC berterima kasih untuk semua

dukungan itu.

Tiap tahun modul ini akan dievaluasi dan diperbaiki oleh LWG-TC berdasarkan masukan

dari serikat-serikat yang sudah menggunakannya. Dengan begitu diharapkan modul ini akan

meningkat mutunya dan bisa memberi manfaat yang lebih besar.

Akhirnya harus dikatakan bahwa tanggung jawab atas pembuatan modul ini ada pada LWG-

TC, dan tanggung jawab atas penggunaannya dalam pelatihan ada pada masing-masing

serikat yang menggunakan.

>><<

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

4

UNTUK PANITIA PELATIHAN

Untuk kelancaran penggunaan modul Perjanjian Kerja Bersama, hal-hal berikut ini perlu

diperhatikan oleh panitia pelatihan.

TUJUAN PELATIHAN

Tujuan pelatihan Kesepakatan Kerja Bersama adalah meningkatkan pemahaman peserta, baik

pengurus serikat maupun anggota biasa, mengenai tujuan dan kegiatan-kegiatan utama serikat

buruh.

DURASI TOTAL

Durasi total pelatihan ini adalah 720 menit (12 jam). Itu belum termasuk waktu istirahat.

Jadual pelatihannya tergantung pada panitia pelatihan.

RENCANA SESI

Berkaitan dengan rencana sesi, panitia pelatihan perlu menjelaskan bahwa:

Rencana sesi (session plan) yang terdapat dalam modul ini dimaksudkan sebagai suatu

panduan untuk fasilitator. Dengan memperhatikan rencana sesi, fasilitator dapat

mempersiapkan dirinya dan sarana-sarana yang akan dipakai dalam pelatihan.

Rencana sesi tidak dibagikan ke peserta. Peserta hanya mendapat hal-hal yang

disebutkan pada bagian “Lembaran Peserta” dalam rencana sesi.

Bagian “Proses” yang terdapat dalam rencana sesi berisi langkah-langkah yang dilakukan

fasilitator selama berlangsungnya suatu sesi. Jika diperlukan, fasilitator bisa menambahi

atau mengurangi langkah-langkah itu. Selama berlangsungnya pelatihan fasilitator boleh

menggunakan kreativitasnya sendiri untuk membuat suatu sesi lebih menarik dan lebih

efektiv.

KRITERIA FASILITATOR

Fasilitator pelatihan ini adalah orang yang ditunjuk oleh LWG-TC untuk bertindak sebagai

fasilitator.

KRITERIA PESERTA Panitia pelatihan harus menjelaskan bahwa:

Pengurus maupun anggota biasa boleh menjadi peserta dalam pelatihan ini.

Peserta bisa berasal dari satu serikat saja atau dari beberapa serikat.

ALAT-ALAT

Selama berlangsungnya pelatihan alat-alat ini harus tersedia:

Papan tulis dan perlengkapannya.

Alat tulis.

Kertas HVS.

Pita perekat.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

5

DAFTAR PUSTAKA

Tim Modul LEC. 2002. Kesepakatan Kerja Bersama. Bandung: Labour Education Centre.

TUTA. 1995. Training The Union Representative. Melbourne: TUTA.

>><<

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

6

SESI 1: PERKENALAN

Durasi: 60 menit.

Tujuan: Memberi kesempatan kepada fasilitator dan peserta untuk

memperkenalkan diri.

Menyampaikan gambaran awal mengenai pelatihan ini kepada

peserta.

Mengajak peserta mengungkapkan harapan dan kekuatiran

mereka berkaitan dengan pelatihan ini.

Mengajak peserta membuat tata tertib pelatihan.

Yang Diharapkan: Pada akhir sesi ini peserta mampu:

Menyebut nama fasilitator dan peserta lain.

Memahami gambaran awal mengenai pelatihan ini.

Mengungkapkan harapan dan kekuatiran.

Membuat tata tertib pelatihan.

Lembaran Peserta: ----

Alat Tambahan: Meta plan.

Kertas plano.

Spidol.

Metode: Curah pendapat.

Proses: 1. Fasilitator mengucapkan selamat datang kepada peserta dan

memperkenalkan dirinya.

2. Fasilitator menyampaikan gambaran awal mengenai pelatihan ini,

yang mencakup:

Tema.

Tujuan.

Panitia.

Peserta.

Sesi-sesi.

Durasi total pelatihan ini.

3. Fasilitator membagikan meta plan dan spidol, kemudian meminta

peserta menuliskan:

Nama.

Nama serikat.

Posisi di serikat.

Harapan.

Kekuatiran.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

7

4. Jika sudah selesai, fasilitator meminta setiap peserta maju

kedepan kelas dan membacakan apa yang sudah ditulis di meta

plan.

5. Fasilitator menempelkan tiap meta plan di dinding.

6. Jika sudah selesai, fasilitator mengajak peserta untuk menyusun

tata tertib pelatihan. Fasilitator menempelkan dua kertas plano.

Satu diberi judul “Yang Harus”, dan satu lagi diberi judul “Yang

Tidak Boleh”.

7. Fasilitator menuliskan saran-saran peserta mengenai apa yang

harus dilakukan selama pelatihan di kertas plano “Yang Harus”,

dan mengenai apa yang tidak boleh dilakukan selama pelatihan di

kertas plano “Yang Tidak Boleh”.

8. Jika sudah selesai, fasilitator membacakan isi kedua kertas plano

itu dan mengajak peserta untuk mematuhi tata tertib yang sudah

disusun bersama-sama.

9. Fasilitator menutup sesi ini.

Catatan: Dalam menggali harapan dan kekuatiran peserta, fasilitator bisa

mengajukan pertanyaan untuk memperjelas maksud peserta.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

8

SESI 2: PERJANJIAN KERJA BERSAMA:

PERTUKARAN KEPENTINGAN

BURUH DAN PENGUSAHA

Durasi: 90 menit.

Tujuan: Membantu peserta untuk memahami PKB sebagai pertukaran

kepentingan antara buruh dan pengusaha

Membantu peserta memahami semangat kolektif dalam tawar

menawar pembuatan PKB

Yang diharapkan: Pada akhir sesi ini peserta mampu:

Menjelaskan PKB sebagai pertukaran kepentingan antara buruh

& pengusaha

Mendiskusikan pengertian semangat kolektif dalam tawar

menawar pembuatan PKB

Lembaran Peserta: Bacaan 1: PKB: Kesepakatan Pertukaran Kepentingan Buruh dan

Pengusaha

Bacaan 2: Tawar Menawar

Bekal Fasilitator: Bekal 1: Perjanjian Kerja Bersama

Alat Tambahan: Kertas plano/papan tulis, Spidol berwarna

Metode: Curah Pendapat

Diskusi

Membaca Bersama

Proses: 1. Fasilitator membuka sesi ini, kemudian menjelaskan tujuan dan

proses sesi ini

2. Tanyakan kepada peserta:

Apakah ada peserta yang pernah ikut dalam perundingan

PKB? Jika tidak ada, tanyakan:

Apakah yang peserta ketahui tentang PKB? Jika tidak ada

bagikan lembaran studi kasus.

3. Minta peserta yang memiliki pengalaman atau pengetahuan

tentang PKB, untuk menceritakan pengalaman atau

pengetahuannya. Pandu peserta tersebut untuk secara runut

menceritakan pengalamannya. Tulis pokok-pokok pikiran peserta

di papan tulis.

4. Berdasarkan pengalaman atau pengetahuan tersebut (atau

berdasarkan studi kasus), ajak seluruh peserta untuk berdiskusi.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

9

Ajukan pertanyaan-pertanyaan pembantu, seperti:

Pihak mana saja yang terlibat dalam perundingan PKB?

Apa tujuan buruh memperjuangkan PKB?

Apa yang dirundingkan itu?

Tawar menawar apa yang dinegosiasikan dalam PKB?

Kesepakatan seperti apa yang menguntungkan buruh?

Bagaimana buruh memperkuat posisi tawarnya terhadap

pengusaha?

Apa yang dilakukan anggota selama timnya berunding

dengan pengusaha?

5. Diskusi bisa saja tidak mencapai satu kesimpulan bersama.

Sampaikan bahwa tema ini akan didiskusikan kembali setelah

peserta membaca bahan bacaan.

6. Bagikan bahan bacaan 1: PKB: Pertukaran Kepentingan Buruh

dan Pengusaha. Minta peserta untuk membacanya beberapa

waktu.

7. Diskusikan kembali pertanyaan tersebut dengan referensi bahan

bacaan.

8. Kaji ulang temuan-temuan sesi ini.

9. Fasilitator menutup sesi ini.

Catatan: Tujuan sesi ini adalah agar peserta memahami makna pertukaran

kepentingan dan semangat koletif dalam memperjuangkan PKB.

Kembangkanlah diskusi berdasarkan pengalaman dan

pengetahuan peserta untuk mencapai pemahaman tersebut.

Ajukan pertanyaan-pertanyaan pembantu dari lontaran peserta.

Minta sedikitnya 3 orang peserta untuk menceritakan

pengetahuan dan pengalamannya tentang PKB, sampai semua

peserta dapat membayangkan apa itu PKB dan proses tawar

menawarnya.

Dalam melakukan kaji ulang, sampaikan proses yang dilalui dan

keberhasilan-keberhasilan peserta merumuskan kesimpulan

bersama. Yakinkan bahwa peserta memahami makna pertukaran

kepentingan dan semangat kolektif dalam memperjuangkan PKB.

Semangat kolektif harus ada dalam perjuangan PKB agar buruh

dan pengusaha berada dalam keseimbangan kekuatan. Jangan

coba-coba berunding jika buruh masih lemah.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

10

PKB : Kesepakatan Pertukaran

Kepentingan Buruh dan Pengusaha

1. Kepentingan Buruh vs Kepentingan Pengusaha

Hubungan antara buruh dengan pengusaha merupakan pertukaran kepentingan. Apa yang

disebut dengan kepentingan? Kepentingan adalah sesuatu yang ingin kita dapatkan dan

melebih hak-hak normatif. Setiap orang memiliki kepentingan dan akan berusaha untuk

mendapatkannya. Baik buruh dan pengusaha, masing-masing memiliki kepentingan. Mari

kita pelajari, apa kepentingan buruh dan apa kepentingan pengusaha.

Siapakah Buruh? Buruh adalah orang yang menjual tenaganya dan mendapatkan upah.

Upah itu diperolehnya dari hasil delapan jam bekerja.

Siapakah Pengusaha? Pengusaha adalah pemilik modal. Komponen modal adalah alat

produksi dan ongkos produksi. Salah satu bagian dari ongkos produksi adalah upah buruh.

Buruh adalah bagian dari alat produksi. Jadi bagi pengusaha, buruh bukanlah manusia. Buruj

hanya sekedar sebuuah skrup di mesin industri.

Apa kepentingan buruh? Kepentingan buruh adalah mendapatkan kesejahteraan.

Contohnya adalah mendapatkan upah yang layak. Artinya, upah yang menjamin kehidupan

buruh sekeluarga. Karena itu buruh berkepentingan untuk mendapatkan tunjangan sosial dan

bonus serta kepentingan lain diluar hak normatif.

Apa kepentingan pengusaha? Kepentingan pengusaha adalah mendapatkan keuntungan

sebesar-besarnya dan mengeluarkan ongkos produksi serendah-rendahnya. Pengusaha akan

berusaha menekan ongkos produksi serendah-rendahnya, dengan cara menekan upah,

tunjangan sosial dan kepentingan buruh lainnya. Penekanan ongkos produksi dengan cara

membayar rendah upah buruh adalah sebuah kejahatan yang disebut dengan pencurian nilai

lebih. Pencurian dari tenaga buruh yang tidak dibayar secara layak. Ini cara yang dilakukan

oleh pengusaha dalam menekan ongkos produksi.

Pengusaha akan berusaha menekan ongkos serendah-rendahnya.

Lihat contoh ini: Ada pabrik sepatu dengan jumlah buruh 90.000 orang. Buruh-buruh ini

tersebar dalam 17 perusahaan sub kontrak* di Indonesia. Dalam sebulan pabrik sepatu ini

menghasilkan 7.000.000 pasang sepatu. Berarti dalam sehari pabrik tersebut bisa

memproduksi 180.000 sepatu. Seorang buruh dalam seharinya kira-kira menghasilkan dua

pasang sepatu. Harga sepasang sepatu tersebut di pasar rata-rata Rp. 500.000,-

Sedangkan perhitungan produksi menurut pengusaha adalah:

Bacaan 1

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

11

63 % adalah biaya produksi

30 % untuk biaya siluman

7 % untuk biaya buruh

Kalau harga dua pasang sepatu bisa sampai Rp. 1.000.000,- berarti buruh seharusnya

mendapat upah Rp. 70.000,-/hari [7% x Rp. 1.000.000,-]

Pada kenyataannya, dengan UMK Rp. 471.500,- buruh cuma dapat Rp. 15.700,- per

hari dengan 8 jam kerja

Coba kita bandingkan : 15.700/70.000 x 8 jam = 1,79 jam

Jadi, kalau hanya untuk mendapatkan UMK sekarang, sebenarnya buruh hanya perlu

bekerja 1,79 jam perhari. Bukan 8 jam/hari

Lalu kemanakah 8 –1,79 jam = 6,21 jam itu ?

Apakah 6,21 jam sudah dihitung penggantian upahnya? Apa artinya ini? Buruh bekerja tanpa

dibayar selama 6,21 jam/hari. Inilah yang disebut dengan pencurian nilai lebih. Penindasan

utama terhadap buruh. Pertukaran buruh dan pengusaha itu sangat jelas, sangat tidak adil

bukan?

2. Harus dibuat perjanjian yang menguntungkan buruh

Jadi, apa yang harus dilakukan untuk merubah ketidakadilan itu? ketidakadilan itu bisa

dirubah dengan cara membuat perjanjian antara buruh dengan pengusaha. Perjanjian yang

dibuat adalah perjanjian yang menguntungkan buruh. Bukan perjanjian yang menguntungkan

pengusaha.

Perjanjian seperti apakah yang menguntungkan pengusaha?

Kontrak individual. Perjanjian yang menguntungkan pengusaha adalah perjanjian sepihak

yang dibuat pengusaha. Misalnya kontrak individual. Kontrak individual adalah perjanjian

antara satu orang buruh dengan pengusaha. Kontrak individual sah jika sudah disahkan oleh

kedua belah pihak. Yaitu seorang buruh dengan pengusaha atau wakilnya.

Kesepakatan terpusat. Kesepakatan lainnya adalah Perjanjian Kerja Bersama yang terpusat.

Pengusaha dapat mengatur supaya perjanjian dibuat terpusat. Caranya adalah, pengusaha

mendirikan serikat buruh yang tidak independen di perusahaan atau misalnya mendirikan

serikat buruh perpanjangan tangan negara. Kemudian pengusaha membuat PKB dengan

wakil-wakil SB yang tidak independen ini. Kalau sudah begitu, PKB yang dihasilkan adalah

PKB yang jelas-jelas menguntungkan pengusaha.

Perjanjian seperti apakah yang menguntungkan buruh ?

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

12

Perjanjian yang menguntungkan buruh adalah perjanjian yang dibuat oleh buruh dengan

pengusaha. Perjanjian ini dibuat atas dukungan semua buruh. Dalam perjanjian ini, seluruh

buruh terlibat dalam merumuskan kepentingan-kepentingannya. Kepentingan yang di

rumuskan bersama inilah yang disodorkan sebagai rancangan Perjanjian bersama buruh –

pengusaha. Jadi sebenarnya hampir semua isi perjanjian itu adalah kontribusi buruh.

3. Dengan membangun kolektivisme

Perjanjian yang menguntungkan buruh adalah perjanjian yang dibuat di meja perundingan

dengan pertukaran yang adil. Salah satu syarat pertukaran ini adalah posisi kedua belah pihak

yang setara. Bagaimana mencapai posisi yang setara? Caranya adalah dengan membangun

kolektivisme. Kolektivisme adalah kebersamaan, membangun kebersamaan artinya

membangun kekuatan buruh. Kekuatan buruh adalah kunci utama untuk pertukaran

kepentingan yang menguntungkan buruh. Karena itu PKB adalah kerja yang dipelopori oleh

kekuatan kolektif di sebut kesepakatan kerja kolektif atau lebih dikenal dengan Perjanjian

Kerja Bersama .

>><<

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

13

Bacaan 2

KEKUATAN TAWAR-MENAWAR

Berjuang untuk menggolkan PKB yang menguntungkan serikat buruh bukan tugas tim

perunding saja, tapi merupakan tugas seluruh anggota serikat. Tanpa dukungan yang

memadai dari seluruh anggota serikat buruh, tim perunding akan ragu atau bahkan takut

untuk berdebat dan melakukan tawar-menawar dengan tim perunding pengusaha. Karena itu

pengurus harus berperan aktif membangkitkan dukungan seluruh anggota untuk tim

perunding PKB serikat buruh. Pengusaha dan tim perunding pengusaha akan merasa segan

jika melihat banyak buruh dalam perusahaan dengan antusias memberi dukungan untuk tim

perunding serikat buruh. Sementara tim perunding SB pun akan merasa lebih mantap dalam

menjalani perundingan.

Beberapa hal berikut ini perlu dipertimbangkan ketika pengurus berusaha membangkitkan

dukungan seluruh anggota serikat:

Jika isi naskah PKB mencerminkan kepentingan para anggota dan berdasarkan survey

yang dilakukan pengurus, para anggota akan antusias untuk mengikuti perkembangan

perundingan PKB itu.

Jika para buruh membicarakan isi PKB di waktu istirahat maupun waktu kerja, PKB dan

proses perundingannya akan segera menjadi isu besar di tempat kerja. Hal itu akan

mendorong pengusaha untuk memberi perhatian lebih serius ke naskah PKB dan proses

perundingannya.

Jika pengurus mengadakan semacam konferensi untuk memperkenalkan tim perunding

serikat, para anggota biasa akan merasa lebih dekat dengan tim perunding. Dengan

begitu mereka tidak ragu untuk memperlihatkan dukungan mereka di tempat kerja, baik

dalam waktu kerja maupun waktu istirahat.

Jika pengurus membagikan pamflet mengenai PKB ke para buruh, baik anggota serikat

maupun bukan, perhatian para buruh ke PKB dan proses perundingannya akan

meningkat pesat.

Jika para buruh, baik anggota serikat maupun bukan, bisa diajak menunjukkan simpati

untuk tim perunding serikat dengan cara memakai suatu atribut di tempat kerja (misalnya

memasang pita dengan warna yang sama di lengan, memakai topi yang sama, atau

memasang emblem yang sama di dada), pengusaha akan melihat makin jelasnya

dukungan para buruh untuk tim perunding serikat.

Jika serikat mengadakan pesta kecil di tempat kerja pada hari libur yang dihadiri oleh

keluarga para buruh, dan di ruangan pesta dipasang poster-poster mengenai PKB,

pengusaha akan menyadari bahwa hasil akhir perundingan PKB tidak hanya akan ber-

pengaruh pada taraf kehidupan para buruh, tapi juga pada keluarga mereka.

>><<

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

14

Bekal 1

PERJANJIAN KERJA BERSAMA

Sesuai dengan tujuan pembentukannya, hal utama yang harus dilakukan oleh serikat buruh

adalah memperjuangkan kepentingan para buruh yang menjadi anggotanya di hadapan

pengusaha. Kepentingan adalah suatu hal yang dianggap penting, ingin didapat, dan jika

sudah didapat, ingin terus dipertahankan. Salah satu contohnya adalah upah yang layak. Para

buruh menganggap upah yang layak adalah suatu hal yang penting. Mereka ingin

mendapatkan itu, dan jika sudah mendapatkannya, mereka ingin terus seperti itu. Jika harga

barang-barang kebutuhan pokok naik, mereka ingin upah juga naik dengan persentase yang

sama, supaya kelayakan upah yang mereka terima terus dipertahankan. Maka upah yang

layak bisa disebut sebagai kepentingan para buruh.

Sebagian kepentingan buruh sudah dimuat dalam hukum perburuhan, sebagian lagi belum.

Yang sudah dimuat disebut sebagai hak atau hak normatif. Penilaian mengenai hak-hak

normatif buruh bisa berbeda antara satu serikat dengan serikat lainnya. Suatu serikat mungkin

menganggap suatu hak normatif buruh sudah memadai, sementara untuk serikat lain hak itu

belum memadai. Penilaian yang berbeda memunculkan sikap yang berbeda juga terhadap

hak-hak normatif yang tercantum dalam hukum perburuhan yang berlaku.

Para buruh yang sudah berserikat tidak perlu lagi berjuang sendiri-sendiri. Mereka bisa

berjuang bersama-sama menghadapi pengusaha untuk mendapatkan upah dan kondisi kerja

yang lebih baik. Mereka bisa merumuskan permintaan atau tuntutan secara kolektif (bersama-

sama) dan bisa mengajukannya ke hadapan pengusaha secara kolektif juga.

Kekuatan serikat berasal dari orang-orang yang menjadi anggotanya, sementara kekuatan

pengusaha berasal dari modal yang dimilikinya. Jika kekuatan mereka tampak seimbang,

pada akhirnya serikat buruh dan pengusaha melakukan tawar-menawar untuk mendapatkan

hasil yang bisa diterima oleh kedua pihak tersebut. Hasil itu berupa kesepakatan tertulis

mengenai upah dan kondisi kerja yang akan diberlakukan dalam perusahaan terkait.

Kesepakatan itu harus tertulis supaya sewaktu-waktu bisa dijadikan acuan untuk menilai

apakah salah satu pihak melanggar kesepakatan atau tidak.

Kesepakatan tertulis antara buruh dan pengusaha ada 2 macam, yakni kesepakatan individual

(hanya antara seorang buruh dan pengusaha) dan kesepakatan kolektif (antara serikat buruh

dan pengusaha). Seorang buruh yang sudah menjadi anggota serikat tidak boleh membuat

kesepakatan individual. Sebagai anggota serikat dia dengan sendirinya terikat dengan

kesepakatan kolektif yang sudah dibuat oleh serikat.

Kesepakatan individual lebih disukai pengusaha ketimbang kesepakatan kolektif karena

seorang buruh sendirian tidak akan mempunyai cukup kekuatan dalam tawar-menawar

dengan pengusaha atau wakil pengusaha. Di samping itu pengusaha bisa menekan dan

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

15

mengancam para buruh yang secara sendirian menolak tawaran pengusaha. Lain halnya jika

para buruh itu membentuk kelompok dan secara bersama-sama menolak tawaran pengusaha.

Pengusaha tidak akan mudah untuk menekan dan mengancam mereka.

Dalam bahasa Indonesia kesepakatan kolektif dikenal dengan berbagai nama, antara lain

Kesepakatan Kerja Bersama, Perjanjian Kerja Bersama, dan Perjanjian Perburuhan. Dalam

bahasa Inggris dikenal dengan 2 nama, yakni ColLWG-TCtive Barganing Agreement dan

ColLWG-TCtive Labour Agreement. Untuk selanjutnya di sini perjanjian kolektif akan

disebut dengan nama Perjanjian Kerja Bersama atau disingkat sebagai PKB.

Suatu PKB harus terlebih dulu melalui proses perundingan kolektif (colLWG-TCtive

bargaining) antara pihak serikat dan pihak pengusaha. Disebut “perundingan kolektif”

(perundingan bersama) karena dalam perundingan itu pihak serikat mewakili semua buruh

yang menjadi anggota serikat sekaligus, tidak mewakili anggota serikat satu per satu. Di

perusahaan mana pun perundingan kolektiv tidak disukai oleh pengusaha karena perundingan

itu menyatukan kekuatan individual para anggota serikat dan menggunakannya untuk

menekan pengusaha, supaya pengusaha mau mengadakan perubahan-perubahan yang

menyangkut upah dan kondisi kerja.

Dulu, permintaan serikat buruh untuk mengadakan perundingan kolektif guna membuat PKB

dianggap sebagai hal yang aneh dan ilegal. Dalam perkembangan selanjutnya, terutama di

Eropa, serikat-serikat buruh berhasil mendesak pemerintah di negeri masing-masing untuk

mengakui adanya hak untuk mengadakan perundingan kolektif. Maka lambat-laun anggapan-

anggapan negatif terhadap perundingan kolektif mulai luntur, dan sekarang perundingan

kolektif dianggap sebagai hal yang wajar dan legal (tidak melanggar hukum). Pengakuan

mengenai adanya hak itu tidak terdapat pada pemerintah negeri-negeri Eropa saja, tapi juga

terdapat pada lembaga internasional seperti ILO (International Labour Organization). Melalui

salah satu konvensi yang dibuatnya, yakni konvensi nomor 98 tahun 1949, ILO antara lain

menyebutkan bahwa:

Serikat buruh berhak mengajak pengusaha berunding dalam kerangka pembuatan PKB.

Buruh wajib dilindungi dari pemecatan yang disebabkan keanggotaannya dalam serikat

buruh atau disebabkan partisipasinya dalam kegiatan serikat buruh.

Organisasi buruh dan organisasi pengusaha berhak mendapat perlindungan pemerintah

dari campur-tangan satu terhadap yang lain.

ILO mengimbau pemerintah di berbagai negeri untuk turut mengakui adanya hak untuk

mengadakan perundingan kolektif. Berkaitan dengan itu pemerintah Indonesia membuat

beberapa aturan perburuhan yang juga mengakui hak untuk mengadakan perundingan

kolektif dan membuat PKB, antara lain adalah:

Undang-undang nomor 13, tahun 2003 mengenai Perjanjian Kerja Bersama.

Peraturan pemerintah nomor 49, tahun 1954 mengenai Tata Cara Membuat dan

Mengatur Perjanjian Perburuhan.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor 1 tahun 1985 mengenai Tatacara Pembuatan

PKB.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

16

PKB dibuat oleh serikat buruh dan pengusaha (dalam hal ini pengusaha yang mempekerjakan

para buruh yang menjadi anggota serikat) melalui perundingan. Kadang ada beberapa serikat

dalam satu perusahaan dan tiap serikat diakui keberadaannya oleh pengusaha. Jika begitu

yang terjadi, hanya serikat buruh mayoritas yang layak melakukan perundingan dengan

pengusaha dalam proses pembuatan PKB.

Sebelum membuat rancangan PKB dan merundingkannya dengan pengusaha, serikat buruh

harus terlebih dulu membangun kekuatan kolektifnya. Karena tanpa kekuatan kolektif yang

memadai pengusaha tidak akan bersedia berunding. Untuk itu para anggota biasa harus sering

diajak untuk bersama-sama memikirkan serikat dan bersama-sama mengambil bagian dalam

penanganan masalah-masalah yang dihadapi serikat. Jika hanya pengurus yang aktif, serikat

akan sulit untuk mengembangkan kekuatan kolektifnya. Di samping itu akan timbul kesan

bahwa serikat hanya terdiri dari para pengurus. Pengusaha merasa lebih berani menghadapi

beberapa orang pengurus saja ketimbang menghadapi para anggota biasa yang jumlahnya

jauh lebih banyak.

Manfaat adanya PKB terutama ditujukan untuk para anggota serikat karena mereka yang

menyusun dan memperjuangkannya. Namun karena pasal-pasal dalam PKB bisa berisi

ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk semua buruh dalam perusahaan yang bersangkutan,

baik yang menjadi anggota serikat maupun tidak, manfaat adanya PKB banyak-sedikit

dirasakan juga oleh mereka tidak bergabung ke serikat.

>><<

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

17

SESI 3: MEMAHAMI K K B

Durasi: 120 menit.

Tujuan: Mengajak peserta mengenali arti dan manfaat PKB untuk serikat

buruh.

Mengajak peserta mengetahui hal-hal yang menjadi isi PKB.

Mengenalkan peserta pada landasan hukum perjanjian

perundingan

Yang Diharapkan: Pada akhir sesi ini peserta mampu:

Menjelaskan apa arti dan manfaat PKB untuk serikat buruh.

Menyebutkan hal-hal yang menjadi isi PKB.

Mengenal landasan hukum perjanjian perundingan

Lembaran Peserta: Bacaan 3: Perjanjian Kerja Bersama

Bacaan 4: Isi PKB.

Bekal Fasilitator --

Alat Tambahan: Kertas plano/papan tulis, spidol berwarna.

Metode: Diskusi kelompok

Curah pendapat.

Proses: 1. Fasilitator membuka sesi ini. Ajak peserta untuk mengingat

kembali diskusi sesi sebelumnya. Minta dua atau tiga orang

peserta untuk mengungkapkan pemahamannya terhadap PKB

(Hasil diskusi sesi 2).

2. Jelaskan tujuan dan proses belajar sesi ini.

3. Lakukan curah pendapat untuk menggali pengalaman peserta

tentang manfaat PKB buat buruh. Ajukan pertanyaan:

apa manfaat PKB buat buruh?

4. Tulis semua jawaban peserta di papan tulis, tanpa dikomentari.

5. Setelah semua gagasan terkumpul, diskusikan gagasan-gagasan

tersebut. Diskusikan (jelaskan) gagasan yang bukan manfaat

langsung dari PKB.

6. Minta peserta untuk membuat kelompok-kelompok (4-5 orang).

Tugaskan kelompok untuk mendiskusikan dan menjawab

pertanyaan:

Apa saja yang perlu diatur dalam PKB?

7. Minta setiap kelompok untuk menuliskan hasil diskusinya di

kertas plano dan mempersiapkan wakilnya untuk presentasi.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

18

8. Persilakan wakil setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil

diskusi kelompoknya.

9. Diskusikan bersama seluruh peserta untuk menghasilkan daftar

sementara hal-hal yang perlu diatur dalam PKB.

10. Bagikan Bahan Bacaan 4: Isi PKB

11. Bandingkan hasil rumusan sementara dengan bahan bacaan 4.

Tambahkan hal-hal yang belum diatur dalam ke dalam rumusan

bersama.

12. Bagikan bacaan 3: Perjanjian Kerja Bersama

13. Pusatkan perhatian pada bagian mengenai: Apakah

memperjuangkan PKB itu melanggar hukum?

14. Kaji ulang temuan-temuan sesi ini

15. Fasilitator menutup sesi ini

.

Catatan: Curah pendapat dimaksudkan untuk memudahkan peserta

mengeluarkan gagasannya. Karena itu, peraturan utamanya

adalah ketika ada yang menyampaikan pendapat, peserta lain

apalagi fasilitator, tidak boleh membahas atau mengkritik.

Yang dimaksud dengan bukan manfaat langsung PKB, adalah

manfaat atau aspirasi anggota yang tidak begitu saja dapat

terwujud ketika PKB telah disepakati. Misalnya, dengan

disepakatinya PKB buruh dapat bersatu, atau kesejahteraan buruh

pasti terjamin, dsb. Peserta harus diingatkan bahwa PKB

bukanlah akhir dari perjuangan serikat buruh

Sedapat mungkin dapatkan contoh PKB sebagai contoh untuk

bacaan tambahan

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

19

PERJANJIAN KERJA BERSAMA

Apa itu PKB?

PKB adalah Perjanjian Kerja Bersama. Adalah kesepakatan yang mengatur pertukaran

kepentingan antara buruh dan pengusaha. Buruh punya kepentingan, pengusaha juga begitu.

Pertukaran kepentingan harus disepakati kedua belah pihak.

Siapa yang membuat kesepakatan?

Dalam pembuatan PKB, serikat buruh berhadapan dengan pengusaha di meja perundingan.

Serikat buruh akan diwakili oleh tim perunding, yang dipilih secara demokratis oleh

seluruh anggota serikat. Yang menjadi tim perunding bisa siapa saja, tidak harus

selalu pengurus serikat.

Pengusaha biasanya diwakili oleh manajer.

Siapa pengusaha itu ?

Dalam pembuatan PKB kita berunding dengan pengusaha. Kita harus tahu dengan siapa kita

berunding. Siapa itu pengusaha?

Repotnya, di Indonesia semua perusahaan trans nasional memakai sistem subkontrak.

Perusahaan itu hanya menjalankan kontrak dari perusahaan induk, yang bermarkas di negara-

negara maju. Pabrik pembuat celana levi‟s hanya di kontrak oleh perusahaan induk yang

bermarkas di Amerika. Pabrik itu harus membayar untuk dapat ijin menggunakan merk

levi‟s. Dan pemilik pabrik harus berurusan dengan perusahaan induk termasuk perpanjangan

kontrak.

Jangan lupa, pemilik pabrik harus bersaing dengan pemilik pabrik lain agar dipercaya

mendapatkan kontrak. Pabrik yang menjanjikan ongkos produksi termurah yang akan

memenangkan persaingan. Siapa lagi yang dikorbankan untuk menekan ongkos produksi

kalau bukan buruh. Upah murah dan tidak adanya tunjangan adalah cara efektif untuk

menekan ongkos produksi.

Jadi, dengan siapa sesungguhnya kita berhadapan? Dengan siapakah kita sesungguhnya

bekerja? Sistem sub kontrak jelas memperlemah posisi buruh karena sesungguhnya

perusahaan induk tidak memperdulikan kepentingan buruh di pabrik sub kontrak. Dan jika

pengusaha di pabrik memenuhi semua tuntutan buruh maka otomatis ongkos produksi akan

melambung. Perusahaan induk dengan mudah akan menghentikan perpanjangan kontrak.

Pengusaha pabrik lokal yang kebanyakan WNA pun dengan mudah mengalihkan modalnya

ke negara yang sanggup menyediakan buruh yang lebih murah.

Jadi sesungguhnya kekuatan yang dihadapi adalah kekuatan yang berlapis. Jadi dalam

membuat rumusan PKB, kita harus dapat memperhitungkan kemampuan perusahaan

memenuhi tuntutan kita dan resiko apa saja yang akan muncul.

Bacaan 3

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

20

PKB adalah Perjanjian Kerja Bersama

Gambaran diatas memperlihatkan bahwa buruh berhadapan dengan organisasi perusahaan

yang terstruktur rapi. Jadi, apalagi cara perlawanan yang efektif kalau bukan dengan

organisasi yang rapi juga. Itu hanya dapat di lawan oleh organisasi buruh yang bersatu

mengupayakan Perjanjian Kerja Bersama yang memihak pada buruh.

PKB adalah bentuk kerja kolektif. Masih ingat? Kolektivisme atau kebersamaan adalah kunci

keberhasilan perjuangan buruh. Dalam prosesnya nanti, serikat akan menggali kepentingan

seluruh buruh dengan melakukan investigasi dan survey. Hasilnya akan dirumuskan menjadi

rancangan PKB. Rancangan inilah yang akan ditawarkan dalam meja perundingan. Jadi

sesungguhnya, PKB itu benar-benar dibuat oleh buruh sendiri. Pengesahannya tergantung

dari negosiasi di meja perundingan dengan pengusaha. Negosiasi itu nanti juga akan kita

pelajari.

Kesepakatan bersama lebih menguntungkan

PKB lebih menguntungkan karena buruh tidak lagi sendirian dalam melakukan tawar-

menawar atau bertukar kepentingan dengan pengusaha. Permintaan yang diajukan adalah

permintaan seluruh buruh. Pengusaha sukar untuk memecat, karena yang dihadapinya lebih

dari satu orang. Pengusaha sukar untuk menganggap remeh PKB, karena yang dihadapinya

adalah permintaan bersama dan kekuatan bersama dari seluruh buruh sekaligus. Apalagi

kalau seluruh buruh yang dihadapinya itu bersatu dalam sebuah organisasi serikat buruh yang

kuat.

Apakah memperjuangkan PKB itu melanggar hukum?

Kadang-kadang buruh menolak untuk memperjuangkan PKB karena takut. Mereka

menganggap bahwa berkumpul dan mendiskusikan PKB merupakan perbuatan melawan

hukum, yang harus dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Betulkah begitu? Padahal,

Perjanjian Kerja Bersama telah diatur dalam Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang

ketenagakerjaan. Sehingga tidak ada alasan bagi manajemen untuk melarang buruh meminta

adanya PKB di tempat kerja mereka. Dalam Undang-undang No.13 tahun 2003, telah diatur

tentang PKB, dari mulai definisi PKB hingga peraturan pemogokan kerja.

Undang-Undang no.13 Tahun 2003 Tentang Ketenaga Kerjaan berisi:

- Definisi tentang ketenagakerjaan

- Pelatihan kerja, perluasan kesempatan kerja, penempatan tenaga kerja

- Perlindungan, pengupahan, dan kesejahteraan

- Upah, keselamatan kerja, kesejahteraan

- Hubungan industrial, perselisihan hubungan industrial

- Keserikatburuhan

- Mogok kerja

- PHK

Hak berunding kolektif, konvensi ILO no. 98.

Buruh harus memperjuangkan PKB. Perundingan PKB adalah alat yang disediakan agar

buruh dapat mendesakkan kepentingannya secara damai. Hak buruh untuk berunding secara

kolektif dinyatakan dalam :

Konvensi ILO no..98

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

21

UU no.13 tahun 2003 tentang perjanjian perburuhan

Peraturan pemerintah no.49 tahun 1954 tentang tata cara membuat dan mengatur

perjanjian perburuhan

Peraturan Menteri Tenaga Kerja no.1 tahun 1985 tentang tatacara pembuatan PKB

Surat edaran Menteri Tenaga Kerja no.SE-17/Men/1990 tentang peningkatan

pembinaan dalam musyawarah pembuatan PKB

Hak mogok, konvensi ILO no.87

Bahkan bila perundingan PKB berjalan alot, buruh berhak untuk melakukan tekanan dengan

melakukan aksi mogok. Mogok adalah hak yang dilindungi undang-undang, yakni :

UU no.22 tahun 1957 penyelesaian perselisihan perburuhan

Konvensi ILO no.87

>><<

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

22

Bacaan 4

ISI PKB

Berbagai hal dalam kategori upah dan kondisi kerja bisa dijadikan permintaan atau tuntutan

serikat dalam perundingan PKB. Yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai permintaan

yang diajukan serikat bobotnya lebih ringan ketimbang yang sudah ditetapkan oleh

pemerintah. Itu berarti isi naskah PKB harus berada di atas standard pemerintah. Jika serikat

meminta suatu hal di bawah standard pemerintah, bisa dikatakan bahwa serikat sedang

berjuang untuk menurunkan upah dan kondisi kerja. Dengan kata lain serikat sedang berjuang

untuk menurunkan taraf hidup para anggota.

Untuk menghindari terjadinya peristiwa seperti itu, serikat buruh harus mempelajari

ketentuan-ketentuan perburuhan dari pemerintah Indonesia yang masih berlaku. Sesudah itu

baru serikat merumuskan permintaan-permintaan yang akan dicantumkan dalam naskah PKB.

Kadang sulit untuk mengetahui apa suatu ketentuan perburuhan masih berlaku. Untuk itu

pengurus serikat bisa menanyakannya ke kantor Departemen Tenaga Kerja yang terdekat.

Berikut ini disampaikan hal-hal yang bisa dicantumkan dalam PKB berikut

penggolongannya. Ini hanya contoh. Tidak semua hal yang disebutkan di sini harus terdapat

dalam PKB yang sebenarnya.

BAB 1: MUKADIMAH

BAB 2: PIHAK-PIHAK YANG MEMBUAT PKB

BAB 3: UMUM

1. Istilah-istilah.

2. Tujuan Dibuatnya PKB.

3. Luasnya PKB.

BAB 4: PENGAKUAN, JAMINAN DAN FASILITAS UNTUK SERIKAT

1. Pengakuan Dari Kedua Pihak.

2. Jaminan Untuk Serikat.

3. Fasilitas Untuk Serikat.

BAB 5: HUBUNGAN KERJA

1. Penerimaan Buruh Baru.

2. Masa Percobaan.

3. Surat Keputusan Pengangkatan.

4. Golongan Dan Posisi Buruh.

5. Mutasi Dan Prosedurnya.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

23

6. Penilaian Prestasi Kerja.

7. Promosi.

BAB 6: WAKTU KERJA, ISTIRAHAT, DAN LEMBUR

1. Hari Kerja.

2. Waktu Kerja, Istirahat, Dan Lembur.

3. Penghitungan Upah Lembur.

BAB 7: PEMBEBASAN DARI KEWAJIBAN BEKERJA

1. Istirahat Mingguan.

2. Hari Libur Resmi.

3. Cuti Tahunan.

4. Cuti Haid.

5. Cuti Hamil.

6. Cuti Sakit.

7. Izin Meninggalkan Pekerjaan.

BAB 8: KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

1. Prinsip-prinsip Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.

2. Pakaian Kerja.

3. Perlengkapan Keselamatan Kerja.

BAB 9: PENGUPAHAN

1. Pengertian Upah.

2. Komponen Upah.

3. Waktu Pemberian Upah.

4. Tunjangan Masa Kerja.

5. Tunjangan Keahlian.

6. Tunjangan Perumahan.

7. Tunjangan Hari Raya.

8. Jasa Produksi (Bonus).

9. Pajak Penghasilan.

10. Penghitungan Upah Selama Sakit.

BAB 10: PENGOBATAN DAN PERAWATAN

1. Poliklinik Perusahaan.

2. Perawatan Di Rumah Sakit.

3. Pembelian Obat.

4. Pembelian Kacamata.

5. Biaya Bersalin.

BAB 11: JAMINAN SOSIAL

1. Jaminan Kematian.

2. Jaminan Hari Tua.

BAB 12: KESEJAHTERAAN

1. Koperasi.

2. Fasilitas Olahraga Dan Rekreasi.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

24

3. Tempat Penitipan Anak.

4. Pembelian Hasil Produksi Perusahaan.

5. Beasiswa.

BAB 13: TATA TERTIB

1. Kewajiban-kewajiban.

2. Larangan-larangan.

3. Hukuman Karena Pelanggaran.

BAB 14: PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)

1. PHK Dalam Masa Percobaan.

2. PHK Atas Permintaan Buruh.

3. PHK Karena Pelanggaran Tata Tertib.

4. PHK Karena Lanjut Usia.

5. PHK Karena Sakit Berkepanjangan.

6. PHK Karena Rasionalisasi.

7. PHK Karena Relokasi.

BAB 15: PENYELESAIAN KELUHAN

1. Prosedur Penyampaian Keluhan.

2. Prosedur Penyelesaian Keluhan.

BAB 16: PELAKSANAAN DAN PENUTUP

1. Pelaksanaan.

2. Masa Berlakunya PKB.

3. Penutup.

>><<

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

25

SESI 4: MEMBANGUN KEKUATAN

Durasi: 120 menit.

Tujuan: Memberi gambaran kepada peserta mengenai pentingnya

membangun kekuatan dalam perundingan PKB.

Memberi gambaran kepada peserta mengenai tim perunding

sebagai bentuk kekuatan dalam perundingan PKB

Mengajak peserta menganalisa bagaimana membangun kekuatan

dalam perundingan PKB.

Yang Diharapkan: Pada akhir sesi ini peserta mampu:

Menjelaskan pentingnya membangun kekuatan dalam

perundingan PKB.

Menjelaskan pentingnya tim perunding sebagai bentuk kekuatan

dalam perundingan PKB.

Menganalisa kekuatan dalam perundingan PKB.

Lembaran Peserta: Bacaan 5: Membangun Kekuatan Serikat Buruh

aktivitas 1: Membuat kegaduhan

Alat Tambahan: Meta plan.

Kertas plano.

Spidol.

Metode: Curah pendapat

Diskusi kelompok.

Proses: 1. Fasilitator memperkenalkan sesi ini dan menjelaskan secara

singkat mengenai tujuan dari sesi ini.

2. Fasiltator mengajak peserta melakukan curah pendapat dengan

memberi pertanyaan kunci kepada peserta:

“Apa yang dapat kita lakukan dalam perundingan PKB yang

dapat mencerminkan kekuatan kita sebagai serikat?”

Fasilitator menuliskan di papan tulis jawaban-jawaban poin-

poin penting dari pertanyaan diatas. Ambil inti dari jawaban

tersebut, bahwa membangun kekuatan dibutuhkan dalam

perundingan PKB. Hal ini mencerminkan bahwa serikat

adalah organisasi yang bertanggungjawab terhadap

anggotanya. Contoh adalah dengan mencari tim perunding

PKB yang baik.

3. Fasilitator mengajak peserta untuk merumuskan bersama-sama

tentang tim perunding yang baik bagi serikat untuk PKB. Dengan

cara setiap orang menuliskan syarat menjadi tim perunding.

4. Setelah ada rumusan tentang tim perunding yang baik, ajak

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

26

peserta untuk merumuskan apa yang tidak boleh dilakukan oleh

tim perunding atau siapa yang bisa disebut dengan tim perunding

yang buruk.

5. Setelah dua kategori terkumpul, fasilitator mengajak peserta

melihat kategori negosiator yang baik dan negosiator yang buruk.

6. Dari definisi tersebut, fasilitator mengajak peserta untuk melihat

kembali pada kebutuhan serikat untuk memenangkan PKB. Apa

yang dilakukan oleh serikat setelah mendapatkan definisi atau

kebutuhan akan tim? Dari jawaban peserta ambil intinya bahwa

tim adalah orang pilihan dari anggota. Sehingga apapun yang tim

akan lakukan adalah hasil pemilihan dari anggota. Kewajiban

serikat adalah memberi ruang dan seluruh bahan bagi tim

perunding untuk memperlajari draft perundingan. Serikat punya

kewajiban membuat support bagi tim perunding, sehingga tidak

akan terjadi hal-hal yang buruk bagi tim perunding.

7. Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan curah pendapat

mengenai strategi-strategi yang dibangun untuk memperkuat

tawar-menawar dan menuliskannya di papan tulis

8. Fasilitator meminta peserta untuk mempraktekkan lembar

aktivitas.

9. Kemudian fasilitator menanyakan ke peserta tentang:

a) Apa pelajaran yang bisa diambil dari aktivitas tersebut?

b) Apa kemungkinan respon pihak manajemen?

Fasilitator mengeksplorasi pendapat peserta tentang hal diatas.

6. Fasilitator membagi peserta ke dalam beberapa kelompok

(kurang lebih empat kelompok). Setiap kelompok diminta untuk

menganalisa suatu isu dalam perundingan PKB dan

mendiskusikan isu tersebut dengan memperhatikan:

1. Strategi apa yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan

ini?

2. Mengapa anda pikir bahwa strategi ini bisa berhasil?

3. Melalui pendekatan yang bagaimana strategi tersebut bisa

diterapkan?

8. Persilakan setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil

diskusi kelompoknya, dan meminta peserta lainnya untuk

memberikan tanggapan.

9. Fasilitator bersama-sama peserta membahas kesimpulan hasil

presentasi kelompok dan mencatat point-point penting yang

ditemukan.

10. Tutuplah sesi ini.

Catatan: Dalam menggali pertanyaan-pertanyaan peserta bisa dilakukan

dengan memberikan contoh kasus yang sesuai.

Dalam diskusi kelompok, amati keterlibatan semua peserta dalam

pembuatan contoh isu, dan ingatkan mereka bahwa keberhasilan

usaha kita (pada praktek nyata) tidak terlepas bagaimana

pengemasan isu tersebut kita buat.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

27

Membangun Kekuatan Serikat Buruh

Serikat buruh ada karena kita tidak bisa bergantung pada perusahaan untuk melakukan

peningkatan standar hidup buruh, kenyamanan dan keamanan bekerja buruh. Serikat buruh

adalah organisasi sukarela yang hanya bisa berjalan efektif jika anggotanya paham dan

mengerti betul bahwa serikat buruh adalah milik mereka. Artinya serikat buruh adalah

refleksi dari tujuan para anggota serikat yang ada dan membutuhkan keterlibatan anggota

secara penuh serta mendorong anggota untuk mengembangkan keahlian dan pemahaman

mereka sendiri. Melalui organisasi serikat buruh, lebih efektif bagi buruh memperjuangkan

kepentingannya terhadap perusahaan.

Salah satu hal yang bisa diperjuangkan oleh Serikat Buruh adalah adanya perjanjian kerja

yang adil antara perusahaan dan buruh yang akan melindungi hak-hak normatif buruh dan

jika ada tindakan-tindakan yang dilakukan oleh perusahaan yang merugikan pekerja, bisa

digugat ke badan hukum. Memperjuangkan PKB adalah sebuah bentuk kerja organisasi

serikat buruh yang efektif. Tetapi tentu saja ini bukan sebuah pekerjaan yang mudah. Karena

kerja-kerja memperjuangkan PKB perlu dilandasi oleh semangat perjuangan kepentingan

buruh, yang dewasa, berprinsip dan menggunakan cara yang terdidik.

Mmbangun kekuatan disini harus ditempuh secara bertahap dan tidak tiba-tiba. Sebagai

contoh, di Canadian Auto Workers, mereka memperjuangkan atau membangun serikat buruh

mereka menjadi kuat dengan banyak tahapan. Misalnya saja, perjuangan yang dirintis dari

tahun 1937 adalah pemogokan atau aksi pengaduan keluh kesah. Biaya liburan di

negosiasikan tahun 1940, dan demikian seterusnya hingga tahun 1990. Sehingga bisa

dihitung betapa lama perjuangan serikat buruh untuk memperjuangkan kepentingan serikat

buruhnya. Itu sejarah panjang gerakan serikat buruh CAW di Kanada. Atau Serikat Buruh

Nestle. Mereka berjuang melalui jalan yang panjang dan tidak mudah. Tetapi, apa yang

mereka lakukan patut dijadikan contoh bagi perjuangan serikat buruh lain.

Apa yang bisa dilakukan oleh pekerja untuk ini? Tentu yang pertama kali bisa dilakukan

adalah membongkar pemahaman tentang perjanjian kerja tersebut. Karena dengan adanya

perjanjian kerja, maka hubungan kerja bisa berlangsung. Perjanjian kerja harus dibuat secara

tertulis atau lisan. Dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerja/buruh berdasarkan

perjanjian kerja, yang mempunyai unsur pekerjaan, upah dan perintah (UU No.13 th 2003,

Bab 1, Pasal 1, ayat 15). Pada pasal-pasal berikutnya dijelaskan bahwa perjanjian kerja dibuat

atas dasar kesepakatan kedua belah pihak dengan melihat kemampuan atau kecakapan

melakukan perbuatan hukum, adanya pekerjaan yang diperjanjikan, yang bila mana

bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan, dan peraturan perundangan yang berlaku,

dapat dibatalkan demi hukum.

Bacaan 5

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

28

Dalam sebuah perusahaan yang tidak ada perjanjian kerja, biasanya menggunakan peraturan

perusahaan. Peraturan perusahaan disusun oleh dan menjadi tanggungjawab dari pengusaha

yang bersangkutan. Tetapi walaupun peraturan perusahaan telah ada, jika dalam perusahaan

tesebut sudah ada serikat buruh yang menginginkan adanya perundingan pembuatan

perjanjian kerja bersama yang dibuat berdasarkan kemufakatan musyawarah, maka

perusahaan wajib melayani keinginan serikat buruh.

Peraturan perusahaan berbeda dengan perjanjian kerja yang dibuat oleh serikat buruh. Jika

peraturan perusahaan dibuat oleh pihak perusahaan demi kepentingan perusahaan dengan

hanya mempertimbangkan saran dan pertimbangan dari wakil pekerja atau buruh di

perusahaan yang bersangkutan, maka perjanjian kerja dibuat oleh serikat pekerja dengan

berdasarkan kepentingan seluruh kebutuhan pekerja yang dimusyawarahkan dengan pihak

perusahaan. Jika dalam perusahaan sudah ada serikat buruh dan perjanjian kerja maka

peraturan perusahaan otomatis tidak berlaku semenjak perjanjian kerja tersebut ditanda

tangani oleh pihak serikat buruh dengan pihak perusahaan. Oleh sebab itu, maka perjanjian

ini disebut dengan perjanjian kerja bersama (PKB). Seperti yang dijelaskan dalam Undang-

undang ketenagakerjaan, UU no.13 tahun 2003, BAB XI, bagian ketujuh, pasal 116 hingga

pasal 135 dijelaskan tentang perjanjian kerja bersama.

Perjanjian Kerja Bersama adalah sebuah bentuk perjanjian yang dilakukan oleh buruh dengan

majikan atau pekerja dengan pihak perusahaan. Perjanjian ini dilakukan oleh pekerja sebagai

orang yang akan menjual tenaganya, dengan perusahaan yang akan membeli tenaganya

dengan memberikan kompensasi berupa upah atas tenaga yang dikeluarkannya. Perjanjian

Kerja Bersama adalah sebuah kesepakatan yang diambil melalui pertemuan dua belah pihak

dan menegosiasikan/merundingkan hal tersebut.

Kenapa buruh perlu atau sebuah tempat kerja mempunyai PKB? Adalah untuk menjaga

terjadinya keseimbangan yang terjadi antara kepentingan buruh dan kepentingan perusahaan.

Apa kepentingan buruh? Adalah mendapatkan upah layak, mendapat jaminan kenyamanan

dan keselamatan kerja, mendapat tunjangan, dan mendapat kebebasan untuk berserikat.

Sedangkan kepentingan perusahaan adalah mendapat keuntungan sebanyak-banyaknya

dengan mengeluarkan biaya yang sedikit. Dua hal ini menjadi sebuah pertentangan yang akan

terus berlangsung jika salah satu pihak tidak berusaha merubah dan menegosiasikan hal ini.

Lihat saja dari sisi pekerja. Pekerja dalam satu harinya akan bekerja selama tujuh atau

delapan jam untuk berproduksi. Produk inilah yang kemudian dijual keluar dan menjadi biaya

untuk upahnya. Tetapi terkadang upah yang diterima tidak sesuai dengan pemasukan yang

diterima. Tidak usah jauh-jauh. Sedangkan perusahaan, pasti mempunyai keinginan untuk

mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya dari hasil produksi ini. Ini yang biasanya

menekan kehidupan buruh menjadi taraf yang tidak layak. Tentu saja ini harus dirubah jika

buruh punya keinginan untuk merubah taraf hidupnya. Bagaimana memperjuangkan ini, salah

satunya melalui Serikat Buruh. Tidak mungkin perjuangan ini dilakukan oleh satu pihak

kepada pihak lain. Perjuangan ini harus diperjuangkan bersama-sama.

Sifat PKB adalah mengikat kedua belah pihak. Jika perusahaan tidak memenuhi apa yang

sudah di sepakati di PKB, maka perusahaan dianggap telah melanggar perjanjian dan bisa

dilakukan tindakan hubungan industrial.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

29

Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan PKB adalah dasar dari pembuatan yang harus

mencerminkan kepentingan buruh. Cara yang dilakukan dalam membuat sebuah tuntutan

adalah dengan melakukan survey dan investigasi di tempat kerja. Membuat data atau catatan-

catatan tuntutan apa yang menjadi peringkat tertinggi, apa yang diinginkan oleh anggota

dengan alasan-alasannya.

Perundingan/negosiasi dilakukan untuk mencapai kesepakatan bersama yang biasa disebut

dengan kontrak. Kontrak adalah sebuah persetujuan antara dua belah pihak atau lebih yang

menciptakan kewajiban untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu hal khusus. Ciri

kontrak yang utama adalah dia merupakan suatu tulisan yang memuat persetujuan diantara

para pihak, lengkap dengan ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat, serta berfungsi sebagai

alat bukti tentang adanya (seperangkat) kewajiban. Kontrak adalah bentuk perjanjian tertulis.

Sasaran dari setiap perundingan/negosiasi adalah mencapai kesepakatan. Akan tetapi untuk

mencapai kesepakatan ini bukan sebuah usaha yang mudah. Ada hal-hal yang kadang tidak

bisa langsung dapat disepakati. Perundingan/negosiasi berlangsung atas dasar adanya itikad

baik dari dua pihak tersebut. Itikad tersebut harus bersifat timbal balik.

Dalam melakukan perundingan/negosiasi dibutuhkan persiapan yang terencana. Persiapan

yang harus dilakukan adalah memahami maksud atau sikap dasar kita dalam melakukan

perundingan/negosiasi. Apa yang hendak anda capai dalam negosiasi tersebut. Setelah

mengetahui tujuan, siapkan materi yang pada pokoknya mempunyai 3 pekerjaan utama yaitu:

merumuskan tema pokok, menyiapkan pranaskah kontrak, dan menyusun agenda

perundingan/negosiasi.

Tim Perunding PKB Sebagai Kekuatan Serikat

Agar tujuan yang terumus dalam PKB bisa tercapai, serikat membutuhkan tim perunding

yang tangguh. Sebab tim perunding inilah yang akan melakukan seluruh proses negosiasi

dengan pihak manajemen. Tim perunding ini membawa seluruh keinginan dari anggota

serikat dan kebutuhan akan kenyamanan di tempat kerjanya. Dengan adanya tim perunding

yang tangguh maka dengan demikian serikat sudah membangun kekuatan dari awal

memasuki proses perundingan/negosiasi PKB. Tim perunding yang tangguh tidak datang

dengan tiba-tiba, tetapi harus dicari dengan teliti, dan memenuhi syarat-syarat yang tidak

mudah. Tim perunding adalah representasi dari serikat. Tim perunding yang baik adalah

bentuk kekuatan serikat dalam memperjuangkan PKB.

Sebelum memilih tim perunding, serikat harus terlebih dahulu membuat sebuah penilaian

terhadap kebutuhan tim perunding. Analisa yang dilakukan adalah, apa yang akan

dirundingkan? Berapa banyak orang yang dibutuhkan untuk perundingan/negosiasi? Berapa

waktu yang dibutuhkan dan support apa yang bisa diberikan oleh serikat dalam

perundingan/negosiasi bagi tim perunding terpilih. Perumusan tema pokok itu penting karena

itulah yang akan menjadi fokus utama dari para pelaku negosasi. Suatu rumusan yang tidak

cermat, jelas serta tegas, akan membingungkan pelaku negosiasi, yang mengakibatkan tidak

maksimalnya pencapaian tujuan dari proses perundingan/negosiasi tersebut. Penyiapan pra

naskah kontrak, dilakukan oleh tim perumus naskah. Dalam kontrak kerja bersama (PKB)

bukanlah semata-mata suatu produk hukum, melainkan lahir berdasarkan motivasi bagi

perlindungan hak-hak pekerja. Dalam rangka demikian, kontrak dipakai sebagai instrumen

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

30

yang menetapkan aturan main untuk mewujudkan sebuah aturan yang mengandung unsur

keadilan dan menghargai hak-hak dasar manusia.

Menyusun agenda negosiasi adalah untuk menghindari kemungkinan bahwa negosiasi akan

berjalan lambat, terkatung-katung bahkan terhenti sama sekali tanpa ada kepastian yang jelas.

Penyusunan agenda negosiasi yang cermat dan efisien dapat membantu para pelaku negosiasi

untuk menyelesaikan tugas mereka secepatnya dan juga untuk menghindari kemungkinan

terjadinya banyak langkah maju mundur dalam menetapkan kesepakatan-kesepakatan yang

akan menghabiskan banyak waktu dan terjadi pemborosan energi yang luar biasa. Agenda

negosiasi bisa berjalan sesuai rencana jika kedua belah pihak yang melakukan negosiasi sadar

bahwa proses negosiasi ini adalah untuk kebaikan dua belah pihak. Sebab jika salah satu

pihak tidak setuju atau tidak mempunyai keinginan baik untuk melakukan negosiasi yang

sehat, maka bisa jadi akan terjadi waktu yang molor begitu dan mengatung-ngatung. Setelah

serikat melakukan analisa itu, barulah serikat mencari orang yang dianggap tepat untuk

menjadi tim perunding. Secara garis besar ada beberapa syarat dari orang yang bisa disebut

dengan perunding/negosiator.

Tim perunding harus memiliki perilkaku yang baik, dalam arti tidak akan membuat orang

menjadi berkonflik dan akan merasa nyaman jika berbicara dengan orang tersebut. Perunding

harus mempunyai pengetahuan tentang masalah yang akan dirundingkan. Serta mengerti

batasan-batasan yang harus dicapai oleh tim perunding.

Syarat menjadi tim perunding:

- memiliki satu tujuan

- kemauan untuk memperjuangakn

- sabar, memiliki respek, memiliki empati,

- tidak menyerah

- memiliki pengaruh

- memahami tujuan perundingan

- miliki pengetahuan tentang apa yang sedang dirundingkan

- membawa misi serikat

Pada proses perndingan PKB nanti, mungkin tidak semua hal bisa sesuai dengan rencana.

Segala sesuatu harus dipersiapkan dalam kondisi terburuk sekalipun. Tidak ada satu orang

pun yang akan senang mengetahui bahwa PKB yang berhasil di golkan adalah PKB yang

kurang sempurna, Tetapi ini penting untuk disadari oleh serikat dan anggotanya. Bahasa yang

terdapat dalam kontrak adalah bahasa yang dihasilkan dari negosiasi. PKB yang akan dipakai

selama kurang lebih 3 tahun adalah menguji kekuatan PKB itu sendiri. Manajemen tidak

mempunyai kekuatan absolut, demikian juga kita. Tidak seluruhnya masalah yang muncul di

kemudian hari bisa diselesaikan melalui PKB. Jadi kita harus bersiap-siap dengan situasi

dimana ada masalah yang tidak begitu secara jelas bisa dijabarkan oleh PKB. Pada sisi lain,

jika satu masalah bisa membuat seluruh anggota/pekerja bersatu dan ada jalan efektif untuk

menggunakan persatuan untuk mendorong manajemen, strategi informal akan lebih efektif

digunakan.

**&&**

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

31

Negosiasi

Negosiasi kontrak- dalam hal ini PKB adalah suatu dialog yang terselenggara sebagai suatu

rangkaian pembicaraan dan komunikasi untuk mencapai suatu kesepakatan tertulis diantara

kedua belah pihak atau lebih.

Asal mula kata negosiasi diambil dari bahasa latin negotiari yang berarti “berdagang atau

berbisnis”. Kata kerjanya diambil dari kata lain, negare, yang berarti “meniadakan” dan satu

kata benda, otium, berarti “waktu luang”. Jadi pebisnis Romawi kuno akan “meniadakan

waktu luang “ sehingga kesepakatan tercapai. Negosiasi adalah pusat setiap transaksi dan

kebanyakan berupa interkasi antara dua sisi dengan sasaran umum (profit), tetapi dengan

metode yang berbeda.

Istilah itu kemudian di adopsi kedalam bahasa Inggris, negosiation. Yang dalam

terjemahannya melalui Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah: Proses tawar menawar dengan

jalan berunding untuk memberi atau menerima guna mencapai kesepakatan bersama antara

satu pihak (kelompok atau organisasi) dan pihak (kelompok atau organisasi) yang lain. Arti

lain adalah penyelesaian sengketa secara damai melalui perundingan antara pihak-pihak yang

bersengketa. Negosiasi juga bisa berarti pertimbangan, diskusi, atau konferensi dengan

mengacu pada suatu rancangan pernjanjian. Arti lain adalah tindakan untuk menyelesaikan

atau mengurus ketentuan-ketentuan serta syarat-syarat bagi suatu tawar menawar, jual beli

atau transaksi bisnis lainnya.

Negoasisasi melibatkan dua belah pihak yang membawa kepentingannya masing-masing.

Dalam perundingan kita membutuhkan orang yang tepat. Hal ini bisa tercermin dari perilaku

dan kode etik dalam melakukan negosiasi. Dalam melakukan negosiasi tantangan bagi pelaku

perundiangan adalah melakukan perundingan dengan kepala dingin, tetap berpatokan pada

pencapaian tujuan dan memegang etika serta perilaku selama melakuakna perundingan.

Waalupun bukan berarti dalam perundiangn tersebut tim perunding menjadi orang yang

sangat akomodatif, kooperatif dan terkesan lembek. Memperhatikan etika dan perilaku pelaku

perundingan, adalah suatu upaya untuk memperlihatkan bahwa tim perunding adalah orang-

orang pilihan, yang bisa menjadi representasi naskah yang dibawa. Jika para pelaku

perunding tidak memperhatikan etika dan perilaku, tentulah pihak lawan akan menganggap

hal ini cerminan dari keadaan organisasinya. Perilaku gebrak meja, interupsi saat pihak lawan

menyampaikan uraian, berbisik-bisik diantara tim perunding adalah sebuah perilaku yang

sebaiknya tidak dilakukan dalam sebuah proses perundiangan. Tetapi ini juga bisa

diinerpretasikan sebagai upaya untuk memecah konsentrasi lawan, membuat mereka

kehilangan kata-kata yang ingin disampaikan dan mematahkan kepercayaan diri lawan.

Dalam setiap negosiasi pastilah sarat dengan adu argumentasi. Yaitu saling mempertukarkan

alasan-alasan. Selama adu argumentasi itu dilandasai oleh alasan yang rasional dan masuk

akal perundingan atau negosiasi berjalan semertinya. Tetapi tentu saja sah jika pelaku

perundingan mengecam lawan jika data yang dibawa tidak akurat yang dapat membuat kacau

perhitungan. Tetapi jika dalam proses negosiasi sudah terjadi saling maki dengan emosional

dan tidak lagi mempertimbangkan alasan yang rasional maka hal ini sudah dapat digolongkan

dalam sebagai tindakan tidak profesional. Memberi perhitungan yang tidak akurat dapat

dikategorikan perbuatan berbohong. Dalam negosiasi sangat tidak dianjurkan untuk

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

32

berbohong. Sebab hal ini akan membuat kredibilitas pelaku perunding diragukan. Dan ini

bukan disebut sebagai taktik negosiasi. Tetapi, menunda menyatakan hal yang sebenarnya

bukanlah suatu kebohongan. Tetapi mencari waktu yang tepat untuk menyatakan kebenaran

tersebut. Ini yang disebut dengan taktik tarik ulur.

Dalam melakukan negosiasi, ada baiknya tim perunding menunda keinginan untuk bicara

berapi-api, menunjukkan seluruh kemampuan tim perunding terhadap tema yang sedang

dinegosiasikan dan bersikap tergesa-gesa. Sebab hal ini akan dimanfaatkan secara baik oleh

pihak lawan untuk menekan anda dengan membalikkan semua kata yang sudah anda

ucapkan. Tentu saja hal ini boleh dilakukan jika tim perunding yakin bahwa apa yang

dilakukan adalah dengan tujuan melakukuan penekanan sehingga pihak lawan tidak

mempunyai ruang untuk menolak apa yang kita inginkan.

Selain kemampuan untuk berbicara secara lugas dan sistematis, para perunding juga harus

memiliki kemampuan untuk mendengarkan secara kritis (critical listening). Mendengarkan

untuk menangkap inti sari dari perkataan yang diucapkan oleh lawan. Mendengarkan bukan

berarti akan mengikuti maunya lawan. Tetapi mendengarkan untuk melihat titik mana kita

bisa melakukan pembicaraan yang sesuai dengan tujuan dan keingina serikat.

Dalam melakukan negosiasi, harus membangun rasa percaya diantara rekan satu tim, dan bisa

melakukan pembagian tugas denga baik. Saling percaya antar pihak yang terlibat adalah

syarat dasar untuk sebuah negosiasi yang berhasil.

Sekali lagi, negosiasi harus dipandang sebagai kegiatan yang potensial dan bermanfaat untuk

kedua belah pihak. Negosiasi menyangkut pemecahan konflik. Negosiasi bukan cuma

sekedar pertukaran kepentingan tapi juga merupkan interaksi sosial. Kepercayaan merupakan

syarat untuk negosiasi yang berhasil. Negosiasi tidak harus merupakan konfrontasi tetapi

membutuhkan penekanan.

Siapa yang dapat menjadi negosiator yang ulung?

Inteligensia yang tinggi sama sekali tidak menunjukkan tingkat bakat negosiator seseorang.

Yang penting adalah dapat berpikir dan menangkap pokok-pokok baru dengan cepat, serta

menanggapinya secara tepat. Semua itu akan lebih mudah kalau anda mempunyai pengertian

yang baik mengenai sudut pandang, sikap dan nilai lawan anda. Yang akan banyak

membantu dalam proses negosiasi adalah motivasi untuk bernegosiasi dan pemahaman yang

lengkap tentang peraturan bernegosiasi dan menerapkan keterampilan dasarnya.

Pemilihan tim negosiasi:

Pertanyaan dalam melakukan pemilihan tim negosiasi adalah:

Berapa banyak orang yang diperlukan untuk menyusun tim yang seimbang?

Yang harus anda perhatikan juga adalah berapa banyak orang yang terlibat dalam tim

perunding lawan. Jangan sampai dipihak anda terlalu banyak atau sedikit. Setidaknya harus

seimbang antara jumlah tim perunding di pihak anda dengan tim perunding di pihak lawan.

Pemilihan tim berdasarkan pada hal-hal berikut:

- kualitas pribadi dan keterampilan bernegosiasi

- Keterampilan fungsional dan spesialisasi bidang pengetahuan

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

33

- Keterampilan bermain didalam tim atau kecakapan bermain tim (adanya kecocokan,

adanya keseimbangan, adanya kredibilitas, adanya perhatian pribadi dari masing-

masing anggota tim)

Peran tim atau pembagian kerja tim:

- Pemimpin, pemimpin disini adalah pemimpin dalam arti menjadi orang yang akan

memimpin diskusi bagi pihak anda dan memastikan bahwa rencana dan sasaran anda

terpenuhi. Tetapi tentu saja dengan wewenang terbatas, sebab segala sesuatu dalam

perundingan PKB harus dirundingkan dengan serikat dan jika ada perubahan-

perubahan yang sangat krusial.

- Pencatat, orang ini akan mencatat semua persetujuan selama perundingan. Pencatat

disini tidak sekedar hanya pencatat tetapi adalah orang yang akan mengingatkan

kepada tim perunding atau pemimpin tim perunding beberapa hal tentang informasi,

koreksi atau bantuan lain yang memungkinkan berguna buat proses perundingan

untuk memperoleh hasil yang memuaskan. Pencatat harus punya kemampuan untuk

meringkas poin-poin penting atau ikhtisar. Menulis semua butir pokok yang telah

disepakati, lengkap dengan syarat-syaratnya. Jangan menganggap remeh ucapan yang

dikeluarkan.

- Pengamat, adalah orang yang akan lebih banyak mendengar dan menagkap dengan

kemampuan sebagai peneliti, mengamati tingkah laku, dan bagaimana kata-kata

diucapkan.

- Peninjau, untuk melihat penampilan tim. Bisa jadi tim peninjau ini adalah pemimpin

tim/pemimpin serikat. Untuk memberi masukan kepada tim perunding tentang apa

yang mereka telah lihat dari panmpilan mereka dalam melakukan negosiasi

- Pengawas.

Syarat menjadi tim negosiasi:

- Ketajaman pikiran, karena akan membawa seluruh misi dari perundingan PKB

- Sabar, karena dalam proses perundingan ada kemungkinan menbutuhkan waktu lama

yang bisa membuat setiap tawaran menghabiskan waktu dan energi

- Kemampuan beradaptasi. Hal ini berkaitan dengan perubahan posisi pada tim

perunding lawan, dimana kita harus siap beradaptasi juga dengan mood tim perunding

lawan, yang bisa membuat suasana kita juga berubah. Negosiator harus bisa merespon

dengan cepat dan tepat perkembangan yang tak terduga.

- Daya tahan. Negosiasi membutuhkan daya tahan mental dan fisik untuk mengikuti

semua sesi.

- Kemampuan bersosialisasi

- Konsentrasi, tim negosiator harus bisa melihat mana yang menjadi tujuan utama.

Jangan sampai lengah dan konsentrasi buyar yang akan membuat negosiasi untuk

memenangkan kepentingan anggota serikat buyar.

- Kemampuan berartikulasi, dapat menyampaikan gagasannya

- Memiliki selera humor. Hal ini diperlukan Karena terkadang negosiasi menjadi

suasana yang menegangkan, penuh tekanan dan stress. Selera humor disini bukan

berarti mengejek lawan negosiasi anda tetapi melihat masalah-masalah yang

ditimbulkan dengan suasana humor untuk menghindari ketegangan yuang berlebihan.

- Kualitas mengorganisir. Agar mampu secara efektif menangani sejumlah besar

masalah yang muncul harus bisa menilai, memotivasi dan mengendalikan tim yang

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

34

beroperasi dibawah tekanan. Juga harus mampu mengatur jadwal, masalah harus di

prediksi lebih awal.

- Pentingnya solidaritas tim. Untuk menghindari perang didalam tim karena ada ketidak

cocokan. Dan membangun kekuatan diluar tim negosiasi

- Evaluasi diri, untuk memperbaiki kinerja kerja tim dan melihat hal-hal yang tidak

terlihat saat proses perundingan.

Ciri negosiator yang ulung:

- Memiliki satu tujuan

- Ketekunan, terus menerus menekankan tuntutannya

- Tidak mempunyai hambatan psikologis

- Kemauan untuk menggunakan konsesi/tawar menawar

- Kemauan untuk mendapat perhatian

- Keterampilan untuk membuat klaim yang sulit dibantah

Sifat yang dibutuhkan oleh negosiator:

- Mendengarkan dengan hati-hati, tidak agresif, berbicara dengan bekal pengetahuan

yang luas dan percaya diri

- Memiliki tujuan yang ambisius

- Tidak pernah menyerah tanpa memperoleh suatu keuntungan balik

- Mencari konsesi yang tidak mahal

- Memilik pengaruh dan bisa memanfaatkannya

- Mempunyai kredibilitas dan rasa hormat

- Memiliki empati untuk pihak lain atau respek

- Memiliki pikiran yang tangkas dan kemampuan untuk berkonsentrasi tinggi

- Memiliki kemampuan untuk berpikir jernih dibawah tekanan

Kata kunci bagi negosiator:

POSITIVE – berpikir positif

PATIENT – sabar

PLACID – tenang

PREPARED – siap

Negosiator yang buruk adalah negosiator yang:

- Agresif dalam setiap kesempatan. Tidak memandang waktu yang tepat, sehingga

pihak perunding lawan lebih banyak melakukan tindakan tidak mau menerima atau

menolak keberadaannya

- Pasif, sehingga akan membuat pihak lawan tidak tahu mana yang disetujui atau mana

yang tidak.

- Intimidatif, menekan dan memaksa

- Keras kepala, arogan

- Ekploitatif

- Memperdayakan

- Ambivalein

Syarat bernegosiasi:

- Kedua belah pihak mau melakukan negosiasi

- Ada kemufakatan dan ada konsesi (ada yang diminta dan ada yang ditawarkan)

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

35

- Bersedia untuk membahas tuntas perjanjian dan konflik diantara pihak yang

bernegosiasi.

- Kedua belah pihak mempunyai wewenang untuk merubah syarat mereka hanya untuk

munculnya konsesi yang tida berat sebelah.

- Ada persiapan

Kapan saatnya anda tidak melakukan negosiasi?

Adalah saat anda tidak mempunyai sesuatu untuk mulai tawar menawar.

Situasi yang kalah-kalah adalah situasi seperti yang muncul dalam perselisihan ikatan

perburuhan. Ambisi yang tidak realistis dari tenaga kerja untuk memperoleh keadaan yang

lebih baik dan pendirian yang keras dari manajemen atau keduanya akan mengakibatkan

pemogokan. Yang terjadi adalah tenaga kerja akan kehilangan gaji, manajemen tidak dapat

memuaskan tuntutan pelanggan, dan kedua belah pihak kehilangan jaminan kerja.

Dalam negosiasi, kita harus menyadari bahwa ada peluang untuk memperbaiki suatu posisi

tersedia setiap waktu. Peluang selalu ada.

Pertanyaan persiapan negosiasi:

- Mengapa kita memasuki negosiasi? Apa yang akan dibahas?

- Siapa yang akan menjadi lawan negosiasi? Apa gaya yang akan mereka ambil dan apa

jangkauan sasarannya?

- Apa sasaran mereka? Bagaimana sasaran itu dinilai dan bagaimana urutan

kepentingannya?

- Kapan saat terbaik untuk menahan negosiasi? Kapan tidak?

- Seharusnya bagaimana kita bernegosiasi? Apa pilihan gaya kita?

- Seberapa tinggi kita harus melemparkan tuntutan awal kita? Seberapa banyak kita

harus siap untuk mengubah tuntutan itu setiap saat kita menghadapi tawaran balasan?

- Urutan apa yang harus kita tetapkan untuk menawarkan konsesi kita? Dan apa lagi

yang harus siap ditawarkan?

- Bagaimana dengan kekuatan kita? Dan apa peran tim perunding kita?

- Dimana negosiasi akan dilakukan?

- Seberapa banyak waktu yang kita butuhkan?

- Asumsi apa yang kita buat dalam perencanaan kita? Apakah kita dapat memeriksa

kesahihan asumsi itu?

Agar negosiasi mencapai tujuan yang diinginkan, yang harus dilakukan adalah:

- Menyusun sasaran anda menurut prioritas. Pertimbangkan, apa yang paling anda

inginkan, dan seberapa besar nilai tersebut untuk anda.

- Tegaskan apa yang mungkin menjadi sasaran dan prioritas mereka. Anda harus dapat

memperkirakan seberapa besar arti sasaran itu buat mereka dan seberapa banyak yang

anda tawarkan kepada mereka. Jika anda harus membuat konsesi tentulah anda

mempertukarkan konsesi yang paling rendah nilainya bagi anda tetapi paling besar

nilainya buat mereka.

Langkah yang bisa diambil saat akan memulai negosiasi:

- Siapkan suasana saling menghormati

- Isyaratkan pada mereka bahwa anda mengadakan pendekatan yang berisfat kerjasama

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

36

- Tunggulah isyarat penegasan apakah hasil menang-menang juga diinginkan oleh

pihak lawan

- Bertindaklah secara tegas dan adil.

Melakukan negosiasi:

- Membawa draft PKB. Ingat, bahwa draft yang dibawa oleh tim negosiasi adalah sama

dengan yang dipegang oleh tim perunding dari manajeman. Yang sudah dikirim

beberapa hari sebelumnya.

- Membuat tata tertib

- Membuat jadwal perundingan

- Dst, find more

Mendapatkan konsesi atau mempertukarkan konsesi

Dalam setiap perundingan yang ideal adalah mendapatkan semuanya. Tetapi dalam setiap

perundingan pula hal ini sepertinya sukar terlaksana. Jika anda harus melakukan konsesi,

dalam arti ada pertukaran antara yang anda tawarkan dan yang mereka tawarkan, ada

beberapa syarat yang harus anda penuhi, yaitu:

- Memberikan nilai dan peringkat terhadap tujuan yang anda tetapkan sendiri

- Tetapkan skala konsesi (pikirkan bahwa konsesi yang anda tawarkan adalah konsesi

yang tidak merugikan mereka)

- Perkirakan apa yang diinginkan lawan, dan seberapa besar dan banyak yang mereka

inginkan

- Menimbang nilai keuntungan yang muncul akibat tercapainya tujuan terhadap harga

konsesi

Melihat kekuatan negosiasi

Sebagaimana sudah dibahas di sesi sebelumnya, ada hal yang harus dilakukan oleh tim

perumus PKB. Yaitu adanya penyelidikan. Semakin banyak yang anda selidiki tentang pihak

lawan, semakin kuat anda. Anda perlu informasi yuang berdasarkan fakta untuk membangun

suatu kasus yang berhasil. Makin banyak penyelidikan yang anda lakukan makin sedikit

kemungkinan lawan dapat menyelidiki kasus anda dan makin besar peluang anda untuk

mengendalikan jalannya perundingan.

Bila menegosiasikan sebuah kontrak, kedudukan hukum merupakan perimbangan mendasar

dan penting. Suatu kontrak yang tidak sah, apapun definisinya tidak akan dapat dilaksanakan

secara hukum. Dalam menegosiasikan kontrak anda harus mempersiapkan diri agar kontrak

tersebut bisa mengikat semua sisi. Kontrak harus dapat dilaksanakan secara hukum. Dalam

kontrak negosiasi butir-butir yang harus ada adalah: Pembukaan, jangkauan kontrak, jaminan,

force major, arbitrasi, dan penyelesaian persengketaan

Dalam konteks negosiasi kekuatan diartikan sebagai “Kemampuan untuk mempengaruhi

pihak lain”. Kekuatan ini harus dirasakan pihak lain. Jika anda mempunyai kekuatan tetapi

tidak bisa dirasakan oleh orang lain, maka kekuatan yang anda miliki percuma, dan tidak bisa

berdaya guna.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

37

Penunjukkan kekuatan dalam negosiasi PKB amat diperlukan. Sebab itulah yang menjadi ciri

dari adanya negosiasi PKB yang didukung oleh anggota serikat.

Salah satu cara membangun spirit adalah percaya bahwa mereka memiliki lebih sedikit

kekuatan daripada yang sebenarnya. Dan kita memiliki kekuatan yang lebih banyak dari

mereka.

Cara menunjukkan kekuatan adalah dengan pemakain pin, baju berwarna sama, dst

**&&**

Sumber Tulisan:

1. CAW. A Course for New Units: Discussion Leader Manual. Canada. 2000

Binder sheet 3: Welcome to The CAW. Who is The CAW? CAW Discussion

Leader and participants binder.

2. CAW. ColLWG-TCtives Bargaining. Discussion Leader Manual. Canada. 2001

3. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Tim Penyusun Kamus pusat pembinaan dan

pengembangan bahasa. Balai Pustaka. Jakarta. 1996

4. Curry, Jeffrey Edmund MBA, Ph.D. Memenangkan Negosiasi bisnis internasional.

Penerbit PPM. Jakarta. 2002

5. Dawson, Roger. Rahasia Kekuatan Negosiasi untuk Wiraniaga. PT. Prenhallindo.

2002

6. Kusumohamidjojo, Budiono. Panduan negosiasi kontrak. PT. Gramedia. Jakarta. 1999

7. Thorn, Jeremy G. Terampil Bernegosiasi. Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta. 1995

8. Undang-undang ketenagakerjaan 2003. Fokus media. Bandung. 2003

**&&**

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

38

MEMBUAT KEGADUHAN

Nb. Bisa untuk Ice breaker

1. Fasilitator mengajak peserta untuk membayangkan bahwa kita berada di sebuah tempat

kerja yang sama. 10% dari kita merupakan panitia perundingan (Pilihlah 2 orang di kelas

untuk mewakili 10% ini.)

2. Fasilitator memperagakan slogan seperti: “Buruh bersatu tak dapat dikalahkan!” Minta

dua orang peserta tersebut untuk meneriakkan slogan tadi atau minta mereka untuk

melakukan kegaduhan semampu mereka hingga beberapa saat.

3. Fasilitator meminta beberapa orang peserta lagi untuk bekerja sama dengan dua orang

lainnya untuk meneriakkan slogan atau menambah kegaduhan semampu mereka dan

seterusnya sampai kita mempunyai 80% anggota yang berbuat gaduh.

10. Setiap peserta berbuat gaduh dan meneriakkan slogan. (Selama 20 detik.)

11. Fasilitator menghentikan kegaduhan tersebut dan mengucapkan terimakasih ke kelas atas

kegaduhan yang telah berlangsung.

12. Kemudian fasilitator menanyakan ke peserta tentang:

c) Mengapa kita melakukan hal tersebut? Apa gambaran yang kita peroleh dari

peragaan tadi?

d) Apa kemungkinan respon pihak manajemen?

Fasilitator mengeksplorasi pendapat peserta tentang kegaduhan yang sudah ditimbulkan.

Selanjutnya fasilitator membagikan bahan bacaan 5 kepada peserta dan meminta mereka

untuk membacanya secara bergantian.

>><<

Aktivitas 1

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

39

SESI 5: ALUR PEMBUATAN PKB

Durasi: 120 menit

Tujuan: Membantu peserta untuk memahami kerja-kerja pembuatan PKB

sebagai kerja-kerja pengorganisasian.

Mengajak peserta mengenali alur pembuatan PKB

Yang diharapkan: Pada akhir sesi ini peserta mampu:

Menjelaskan kerja-kerja pembuatan PKB sebagai kerja-kerja

pengorganisasian

Mendiskusikan alur pembuatan PKB

Lembaran Peserta: Bahan Bacaan 6: Alur Pembuatan PKB

Bekal Fasilitator: --

Alat Tambahan: Kertas plano/papan tulis, spidol berwarna

Metode: Diskusi kelompok

Curah pendapat

Proses: 1. Fasilitator membuka sesi ini kemudian minta satu atau dua orang

peserta untuk menjelaskan kembali pemahaman yang telah dia

dapatkan dari sesi sebelumnya.

2. Jelaskan tujuan dan proses belajar sesi ini.

3. Minta peserta untuk membentuk kelompok (4-5 orang).

Tugaskan setiap kelompok untuk mendiskusikan alur pembuatan

PKB. Untuk memudahkan diskusi kelompok, ajukan pertanyaan

pembantu misalnya:

Kerja-kerja apa yang mesti dilakukan dalam proses

pembuatan PKB?

Bagaimana memulainya?

Kerja-kerja apa yang mesti dilakukan sampai kepada

perundingan PKB?

4. Minta peserta menuliskan hasil diskusinya di kertas plano dan

menyiapkan wakilnya untuk presentasi

5. Persilakan wakil kelompok untuk mempresentasikan hasil

diskusinya. Diskusikan bersama seluruh peserta dan hasilkan

kesepakatan sementara tentang alur pembuatan PKB.

6. Fasilitator mengarahkan peserta untuk dapat menarik kesimpulan

bahwa kerja pembuatan PKB adalah kerja pengorganisasian

7. Bagikan bacaan 6: Alur Pembuatan PKB

8. Bandingkan alur pembuatan PKB dalam rumusan kesepakatan

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

40

sementara dan bacaan 6. Diskusikan kerja-kerja yang belum

terdaftar dan hal-hal yang tidak dimengerti oleh peserta. Hasilkan

suatu rumusan bersama tentang alur pembuatan PKB

9. Diskusikan kerja pendidikan dan pengorganisasian dalam proses

pembuatan PKB. Ajukan pertanyaan pembantu, misalnya:

Apa saja yang harus kita lakukan?

Siapa saja yang terlibat dalam kerja-kerja pembuatan PKB?

Apa untung dan ruginya kalau anggota terlibat dalam

keseluruhan proses pembuatan PKB?

10. Kaji ulang temuan-temuan sesi ini

11. Fasilitator menutup sesi ini.

Catatan: Alur pembuatan PKB semestinya dimulai dari kesepakatan

bersama pengurus dan anggota serikat buruh untuk membuat dan

memperjuangkan PKB

Tekankan pentingnya keterlibatan anggota dalam keseluruhan

proses pembuatan PKB sebagai media pengorganisasian dan

pendidikan anggota. Perundingan PKB bukan hanya pekerjaan

pengurus, anggota harus terlibat.

Buatlah bagan alur proses pembuatan PKB hasil rumusan peserta

di kertas plano. Tempelkan di dinding sampai akhir pelatihan. Ini

bermanfaat untuk menjelaskan posisi peserta dalam sesi-sesi

selanjutnya.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

41

ALUR PEMBUATAN PKB

PKB itu penting untuk buruh. Tapi bagaimana proses pembuatannya? Pembuatan PKB

melalui proses tertentu. Dan untuk mendorong proses tersebut dari awal sampai akhir, serikat

sangat dianjurkan untuk membentuk sebuah tim kerja. Anggota tim dipilih oleh semua buruh

di tempat kerja. Siapa saja, tidak hanya pengurus serikat, berhak dipilih menjadi anggota tim

kerja.

1. Persiapan : bangun kolektivisme, rumuskan tuntutan

Tahap yang sangat penting dalam pembuatan PKB adalah perundingan dengan pengusaha.

Tapi sebelum sampai ke tahap perundingan, ada dua hal yang dipersiapkan, yakni :

membangun kolektivisme

merumuskan tuntutan

Membangun kolektivisme

PKB yang akan kita buat harus memuat tuntutan yang didukung seluruh buruh. Tugas berat

tim kerja adalah mengumpulkan dukungan dari semua buruh, serta membangun dan

memelihara kebersamaan. Diskusikan masalah bersama ditempat kerja. Yakinkan semua

orang bahwa memperjuangkan PKB yang menguntungkan buruh merupakan kepentingan

bersama.

Merumuskan tuntutan

Kalau mau maju ke perundingan, pahami betul masalah yang dirundingkan. Kita harus tahu

betul apa yang dituntut. Tuntutan yang kita buat tentunya harus masuk akal, harus ada

dasarnya dan harus ada alasannya. Apa saja yang perlu dilakukan untuk merumuskan

tuntutan yang demikian?

Diskusikan masalah bersama. Mendiskusikan masalah bersama bukan hanya

bermanfaat untuk membangun kebersamaan. Namun juga membuat kita tahu benar

tuntutan yang akan kita ajukan. Dalam diskusi, pelajari pula PKB lama (jika ada) dan

peraturan yang ada kaitannya dengan PKB

Investigasi pabrik atau tempat kerja. Sebelum berunding kita perlu menyelidiki seluk

beluk tempat kerja. Kita perlu tahu keadaan keuangan perusahaan. Berapa banyak

keuntungan yang mereka dapat tahun ini? Siapa sebenarnya pemilik perusahaan?

Sebelum menuntut fasilitas kamar mandi, kita perlu tahu berapa banyak kamar mandi

yang sekarang tersedia. Semua itu perlu kita selidiki melalui investigasi pabrik

Survey kebutuhan. Memperjuangkan PKB adalah mengajukan tuntutan yang

memenuhi kebutuhan buruh. Tapi apa sajakah kebutuhan buruh? Berapa banyak

buruh yang sudah menikah dan membutuhkan tunjangan keluarga? Berapa biaya

Bacaan 6

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

42

berobat kalau buruh jatuh sakit? Apakah upah sekarang memadai dibandingkan harga

barang (beras, minyak tanah, pasta gigi, sewa kamar dst) yang terus melambung.

Seberapa besar tingkat upah yang kita tuntut? Dapatkan jawaban pertanyaan-

pertanyaan ini dengan melakukan survey kebutuhan.

Harus ada tim perumus. Melakukan investigasi dan survey akan melibatkan banyak

tenaga. Peran tim kerja adalah mengorganisir pekerjaan tersebut. Ingat pula

investigasi dan survey bukan sekedar pencarian data saja. Data yang terkumpul masih

perlu diolah. Dan hasilnya harus dipelajari bersama, kemudian dirumuskan menjadi

tuntutan bersama.

2. Negosiasi : berunding dengan pengusaha

Siapkan diri untuk negosiasi. Jangan sekali-sekali berunding dengan pengusaha jika belum

siap! Kita tidak bisa maju berunding hanya dengan membawa rumusan tuntutan. Pekerjaan

persiapan lain yang perlu dilakukan adalah :

Memilih orang yang akan mewakili serikat dalam perundingan

Menetapkan taktik berunding

Mengumpulkan dukungan dari anggota. Bila perlu tim kerja mengumpulkan tanda

tangan dari seluruh buruh. Tunjukkan bahwa rumusan tuntutan mendapatkan

dukungan luas.

Lakukan negosiasi. Berikutnya, bawa rumusan ke meja perundingan. Lakukan negosiasi!

3. Awasi pelaksanaan PKB

Sesudah perundingan berakhir masih ada beberapa hal yang perlu dilakukan. Hasil negosiasi

harus dilaporkan kepada anggota serikat. Karena itu tim negosiasi perlu membuat laporan

tertulis dan menceritakan hasilnya kepada anggota. Kumpulkan anggota, dan bahas hasil

perundingan. PKB adalah kesepakatan dilaksanakan atau tidak. Jika perusahaan kedapatan

melanggar kesepakatan (misalnya : membayar upah dibawah kesepakatan, ingkar janji tak

mau bangun kantin, melarang buruh berdiskusi, dst) serikat harus menanggapinya.

Mengawasi pelaksanaan PKB merupakan pekerjaan yang perlu terus menerus dilakukan

serikat buruh.

Kesepakatan yang dituangkan dalam PKB perlu ditinjau dari waktu ke waktu. Jika sudah

tidak sesuai lagi, harus dibuat kesepakatan baru. Proses pembuatan PKB akan selalu berulang

dari waktu ke waktu. Maka serikat harus menumbuhkan kemampuan memperjuangkan PKB

yang menguntungkan buruh. Termasuk menggalang dukungan, memelihara kebersamaan,

mempelajari kesesuaian PKB dengan keadaan yang berubah, memperkuat organisasi, dst.

Jadi, lakukan terus kerja pengorganisasian.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

43

>><<

AWASI PELAKSANAAN PKB

PERSIAPAN

Diskusikan masalah

di tempat kerja

Investigasi

survey

PKB

NEGOSIASI

Rumusan PKB

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

44

SESI 6: AKSI DALAM PKB

Durasi: 90 menit

Tujuan: Membantu peserta memahami tujuan aksi dalam pembuatan PKB

Mengajak peserta mendiskusikan jenis-jenis aksi dalam

pembuatan PKB

Membantu peserta untuk memahami hubungan antara Aksi –

Dead Lock – Perundingan PKB

Yang Diharapkan: Pada akhir sesi ini peserta mampu:

Menjelaskan arti aksi dalam pembuatan PKB

Mendiskusikan jenis-jenis aksi dalam pembuatan PKB

Menjelaskan hubungan antara Aksi – Dead Lock – Perundingan

PKB

Lembaran Peserta: Aktivitas 2: Hubungan Segitiga

Bacaan 7:Eskalasi aksi dalam pembuatan PKB

Bekal Fasilitator: -

Alat Tambahan: Papan tulis

Kertas plano

Spidol berwarna

Metode: Curah pendapat

Diskusi Kelompok

Proses: 1. Fasilitator membuaka sesi ini kemudian memjelaskan tujuan

dari sesi secara singkat

2. Fasilitator mengajak peserta untuk melihat kesimpulan dari sesi 5

tentang; Apa saja yang harus dilakukan?, Siapa saja yang terlibat

dalam kerja-kerja pembuatan PKB?, Apa untung dan ruginya

kalau anggota terlibat dalam keseluruhan proses PKB?.

3. Kemudian tulislah kata AKSI di papan tulis/kertas plano. Ajukan

pertanyaan, apa yang dimaksud dengan kata ini?

4. Tulis jawaban-jawaban peserta di kertas plano

5. Dari jawaban ini tarik kesimpulan yang sama mengenai pngertian

kata AKSI.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

45

6. Kemudian ajukan pertanyaan, “Mengapa ada aksi dalam proses

pembuatan PKB? Apakah aksi dalam PKB itu suatu keharusan?

Mengapa?

7. Tulis jawaban peserta di kertas plano, kemudian buatlah rumusan

bersama mengenai mengapa ada aksi dalam pembuatan PKB

Fasilitator boleh menggambarkan eskalasai aksi dalam

pembuatan PKB

8. Minta peserta untuk membuat beberapa kelompok (4-5 orang),

Kemudian mintalah mereka mendiskusikan beberapa pertanyaan

yang ada di Lembar Aktivitas?. Setelah selesai mintalah agar

mereka memilih salah seorang anggota kelompoknya untuk

mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Anggota

kelompok lain dipersilakan untuk bertanya dan melakukan

klarifikasi.

9. Fasilitator mengajak peserta untuk merumuskan hasil presentasi

kelompok.

Catatan: Aksi adalah:

Gerakan; comtoh: Gerakan pengumpulan dana

Tindakan; contoh: Tindakan pembalasan

Sikap (gerak-gerak, tingkah laku) yang dibuat-buat; Contoh:

Ia berjalan mondar mandir dengan aksinya

Aksi militer; tindakan militer terhadap suatu negara; serbuan

(serangan) yang memakai kekuatan militer

Aksi Terendah

Aksi Tertinggi (Mogok)

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

46

Pertanyan:

1. Apa hubungan antara PKB dan aksi?

2. Aksi bagaimanakah yang dapat menjadi efektif (ada efeknya, atau

dapat membawa hasil) dalam suatu perundingan PKB?

3. Aksi bagaimanakah yang dapat memiliki dampak negative dalam

proses perundingan PKB?

4. Apakah Dead Lock itu?

5. Mengapa terjadi Dead Lock?

Dead

Lock

Perundingan

PKB

Aksi

Aktivitas 2

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

47

Eskalasi Aksi Dalam Proses Pembuatan PKB

Membahas masalah aksi buruh/pekerja tentu saja sangat panjang dan memerlukan waktu

yang tidak sedikit. Pembahasan aksi buruh/pekerja secara umum maka dalam bahan bacaan

ini hanya akan dibahas masalah aksi secara khusus yaitu aksi dalam proses pembuatan PKB.

Dalam bahan bacaan ini beberapa persoalan akan dicoba untuk dijawab, seperti; Apa yang

mendasari terjadinya PKB? Apa hubungan antara PKB dengan aksi?, Bagaimanakah aksi

dapat menjadi efektif dalam proses pembuatan PKB?, Bagaimanakah aksi dapat memilki

dampak negatif dalam proses pembuatan PKB? Apa yang dimaksud dengan deadlock?,

Mengapa terjadi deadlock?

Salah satu tujuan utama dari didirikannya serikat buruh/pekerja adalah agar para buruh

memiliki kemampuan untuk membuat PKB. Kemampuan atau kekuatan para buruh ada jika

mereka menghilangkan paham individualismenya dan menggantinya dengan paham

kolektivisme atau kebersamaan. dan yang mampu mengikis individualisme para buruh adalah

kerja-kerja yang terorganisir dari serikat buruh/pekerja.

Tetapi jika berdirinya serikat buruh/pekerja tidak diiringi dengan kerja-kerja membangun

kesadaran kolektiv para anggotanya maka serikat buruh/pekerja tersebut akan beranggotakan

para buruh yang individualis dan jika hanya ada para anggota yang individualis maka serikat

buruh/pekerja tersebut tidak akan mampu melawan kekuatan pengusaha.

Jika kolektivisme telah terbangun dalam kesadaran setiap anggota serikat buruh/pekerja maka

yang akan muncul adalah kekuatan kolektif anggota, dan jika kekuatan kolektif telah ada

maka serikat buruh/pekerja akan memiliki kemampuan untuk menghadapi pengusaha dengan

penuh percaya diri.

Kekuatan kolektiv ini juga yang menjadi kekuatan utama dari serikat buruh/pekerja ketika

akan membuat PKB dengan pihak pengusaha. Dengan adanya kekuatan kolektiv tersebut

maka pihak pengusaha akan memandang suatu perundingan PKB sebagai perundingan

antara seluruh anggota serikat walaupun yang hadir dalam perundingan hanya tim

perunding serikat. Ini adalah prinsip

Hubungan Antara PKB dan Aksi

Bagaimana pihak pengusaha bisa memandang bahwa mereka sedang berunding dengan

seluruh anggota serikat padahal yang hadir dalam meja perundingan adalah hanya tim

perunding serikat? Jawabannya adalah karena ada aksi, aksi dari seluruh anggota serikat

tanpa terkecuali. melalui aksi dari seluruh anggota maka ini ingin menunjukkan bahwa

serikat buruh terebut memiliki kekuatan kolektiv sekaligus mengirimkan pesan kepada pihak

pengusaha bahwa sebenarnya yang sedang berunding adalah seluruh anggota serikat

buruh/pekerja.

Bacaan 7

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

48

Dengan demikian aksi dalam proses perundingan PKB adalah untuk menjaga prinsip dari

pembuatan PKB.

Aksi Yang Efektif Dalam Proses Pembuatan PKB

Agar aksi kita bisa efektif ada beberapa hal yang harus dilalui, diantaranya adalah:

Perencanaan :

Perencanaan merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan aksi karena dalam sebuah

aksi, perencanaan merupakan titik tolak dari keberhasilan suatu aksi, didalam perencanaan

aksi memuat tentang:

Mengorganisir kekuatan kolektiv (bersama)

Perumusan tuntutan, kepentingan untuk disampaikan atau dinegosiasikan kepada

pengusaha atau pemerintah dengan berdasarkan kepentingan seluruh kaum buruh baik

dalam kelompok maupun organisasi buruh

Pembagian tugas dalam aksi menyangkut fungsi perangkat aksi

Mendata kekuatan kekuatan riil pendukung aksi

Menentukan waktu dan tempat aksi

Siapakah sasaran aksi? Perusahaan, lembaga pemerintah atau massa buruh kampanye

Berapa dana yang harus dikeluarkan untuk aksi, darimana suber dana tersebut

Menentukan jenis, teknik dan strategi aksi

Siapakah yang bisa di ajak kerjasama dalam aksi selain anggota, massa buruh yang ada

dalah kelompok atau serikat buruh kita.

Bagaimana pengamanan ketika aksi. Untuk menanggulangi hambatan ketika aksi

Menentukan rute dan alur aksi yang akan dilakuakan

Evaluasi persiapan dan setelah aksi serta tindak lanjut dari aksi.

Kolektivisme dalam aksi

Kolektivisme dalam aksi ialah penghimpunan, dan pengerahan kepentingan anggota

kelompok atau serikat buruh, menjadi kekuatan bersama yang di-tujukan dalam bentuk

tuntutan tertulis, dan gerakan bersama supaya menjadi kekuatan tawar yang handal,

(bargaining colLWG-TCtive) yang dilakukan oleh pengurus dan anggota serikat buruh.

Sering terjadi dalam suatu aksi, peserta aksi tidak serius terhadap aksi yang dilakukan atau

merasa sebagian anggota serikat, kepentingannya tidak tertampung, Itu bisa berakibat

lemahanya kekuatan aksi, dan berarti bukan kekuatan kolektif. Jadi kekuatan kolektif ini

harus benar-benar aspiratif dalam segala hal yang menyangkut kepentingan bersama, dan

terjaga kekompakannya.

Fungsi aksi dalam serikat buruh ialah:

1. Sebagai alat untuk memperjuangkan hak-hak dan kepentingan buruh dalam memperbaiki

syarat-syarat kerja

2. Sebagai media pendidikan, penyadaran, kepada anggota serikat dan buruh pada

umumnya.

3. Sebagai media propaganda, kampanye terhadap kaum buruh pada umumnya, dan

masyarakat luas.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

49

Karena aksi itu merupakan alat untuk perjuangan, dan media pendidikan dan penyadaran,

serta propaganda maka penataan dalam aksi haruslah terencana membuat simpati masyarakat,

tidak membuat massa ketakutan dan tidak melakukan pengrusakan.

JENIS-JENIS AKSI

Ada beberapa jenis, aksi buruh :

1. Aksi propaganda atau biasa disebut kampanye, aksi ini biasa dilakukan dengan

menyebarkan selebaran yang berisikan :

- Tentang penolakan terhadap kebijakan pemerintah yang merugikan kaum buruh,

misalnya, tetang undang-undang tenaga kerja.

- Undang-undang kebebasan berserikat

- Kampanye penolakan kekerasan, dari pihak militer atau sipil

- Kampanye penolakan tentang peLWG-TCehan seksual terhadap perempuan

- Penolakan intervensi militer dalam perburuhan, dll yang menyangkut buruh secara khusus

dan rakyat pada umumnya

Aksi semacam ini biasa dilakukan dengan membagikan selebaran ditempat keramaian, atau

dijalan raya dan selebaran itu dibagikan kepada orang-orang yang lewat. Ssasaran dari aksi

semacam ini ditujukan kepada pembuat kebijakan (pemerintah), birokrasi, buruh dan

mayarakat pada umumnya. luas.

2. Aksi memperlambat produksi

Aksi memperlambat produksi biasa dilakukan untuk menekan penguasaha supaya

melaksanakan tuntutan, baik itu tuntutan kenaikan upah, cuti-cuti, tunjangan, fasilitas kerja,

kesejahtraan dll.

Aksi ini dilakukan didalam lokasi peruasahaan, dengan cara semua buruh bekerja seperti

biasa, tetapi hasil produksinya diminimalisir, atau diperlambat aktifitas kerjanya. Cara aksi

ini dilakukan bilamana tim perindung dari serikat buruh sedang mengadakan perundingan

tuntutan atau perundingan kesepakatan kerja bersama, gunanya untuk dukungan/support

kepada tim perunding serikat buruh, atau untuk mendesak supaya penguasaha mau

melakuakan perundingan dengan pengurus serikat, atau tim negosiasi.

3. Aksi mogok

Aksi mogok ini dilakukan, bilamana tuntutan buruh sudah tidak didengar oleh pihak

penguasaha, atu pengusaha bersikeras tidak mau melaksanakan tututan buruh, setelah tahap

perundingan tidak menghasilkan kesepakatan atau mengalami jalan buntu. Aksi mogok ini

bisa juga dilakukan sebelum perundingan. Pemogokan dahulu baru berunding dengan pihak

perusahaan. Aksi mogok ini yaitu aksi menekan pengusaha dengan jalan semua buruh

berhenti bekerja tidak melakukan aktivitas produksi, agar pengusaha mau berunding, dan

melaksanakan tuntutan.

4. Aksi demontrasi

Aksi demontrasi biasa dilakukan dengan cara mendatangi gedung wakil rakyat atau lembaga

pemerintahan. Aksi demontrasi ini adalah perpaduan dari bentuk aksi propaganda, kampanye

dan pemogokan. Jadi sasaran utamanya pemilik modal, tetapi penekanannya lewat wakil

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

50

rakyat dan lembaga-lembaga pemerintahan, dengan harapan supaya pemilik modal atau

pengusaha mau melaksanakan tuntutan kepentingan para buruh.

Dalam aksi semacam ini sering juga dilakukan dengan menyebarkan selebaran tuntutan untuk

dukungan, masyarakat luas dan juga aksi demontrasi ini suka dibarengi dengan aksi long

march yaitu dengan berjalan kaki dengan menempuh jarak yang telah direncanakan oleh para

buruh yang melakukan demontrasi.

Aksi Yang Negatif Dalam Pembuatan PKB

Selain macam-macam aksi buruh yang disebut diatas, masih ada aksi buruh yang lain

misalkan aksi menginap didepan gedung wakil rakyat atau lembaga pemerintahan, aksi

memblokade jalan raya dengan cara para buruh duduk-duduk ditengah jalan raya atau jalan

tol, juga ada aksi kampanye kepada konsumen. Aksi ini caranya dengan menyebarkan

selebaran kepada konsumen di pertokoan dimana salah satu produk dari perusahaan itu dijual

supaya para pembeli tidak membeli produk barang salah satu perusahaan tsb. Contohnya

produk garmen (pakaian jadi), produk perusahaan sepatu NIKE, dalam selebaran itu ditulis,

kepada para konsumen supaya tidak memakai produk perusahaan tesebut karena produksi

tersebut hasil dari buruh–buruh yang dibayar murah atau dieksploitasi. Cara aksi kampanye

kepada konsumen ini sering dilakukan oleh buruh-buruh yang bekerja di perusahaan trans

nasional (TNC) dengan cara kerjasama dengan serikat buruh yang ada di luar atau LSM,

dinegara dimana produksi perusahaan itu di eksport. Contoh dipertokoan Amerika dan Eropa.

Kesemua bentuk-bentuk aksi tersebut adalah bertujuan untuk menekan pihak pemodal atau

perusaan supaya melaksanakan tuntutan, kepentingan buru

PERENCANAAN AKSI

Telah kita lihat diatas bahwa dalam perencanaan aksi ada hal-hal yang sangat penting yang

harus dibicarakan dalam mempersiapkan rencana aksi.

1. Merumuskan tuntutan ;

Dalam merumuskan tuntutan aksi, sebelumnya harus memakai prinsip demokrasi dan

aspiratif dari anggota serikat buruh atau kelompok, dengan jalan, mengambil data masalah-

masalah tututan dan kepentingan anggota. Setelah data tuntutan kepentingan anggota

terkumpul maka, pengurus serikat dengan dewan anggota bertemu dalam suatu rapat

persiapan aksi.

2. Perangkat dan fungsi dalam aksi ;

Perangkat dan fungsi dalam aksi terdiri dari

a.Tim perumus yang terdiri dari pengurus serikat dan dewan anggota atau kelompok

pengorganisasian, bertugas:

- Merencanakan aksi

- Merumuskan tuntutan

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

51

- Membuat proposal tuntutan

- Menentukan sasaran dan tujuan aksi

- Menentukan waktu dan tempat aksi

- Merumuskan kebutuhan aksi

- Menghitung besar biaya aksi

- Membagi tugas aksi

- Menentukan siapa yang bisa diajak kerjasama solidaritas dalm aksi.

- Membuat alur acara aksi/strategi aksi

- Memberikan informasi ke media masa

- Mebuat statement, pernyataan

- Pemetaan medan aksi

b. Seksi humas bertugas:

- Menginformasikan waktu dan tempat aksi, serta mensosialisasikan tuntutan yang telah

dirumuskan kepada anggota.

- Mendata anggota aksi

- Menghubungi media massa (wartawan)

- Mencari dukungan solidaritas aksi

- Membagikan selebaran isu yang di angkat dalam aksi

c. Seksi akomodasi bertugas:

- Mencari kendaraan

- Menyiapkan kendaraan

- Menentukan rute jalan yang harus dilalui

c. Bendahara aksi bertugas :

- Menampung dana aksi

- Mencatat kebutuhan pengeluaran biaya aksi

d. Seksi peralatan bertugas:

- Menyiapkan spanduk dan atribut aksi

- Menyiapkan selebaran atau memperbanyak selebaran

- Menyiap kan tanda atau sandi aksi

- Menyiapkan kertas propaganda

e. Seksi konsumsi:

- Mendata anngota aksi

- Mempersiapkan makanan dan minuman untu peserta aksi

f. Seksi dokumentasi bertugas ;

- Mendokumentasikan kejadian dari mulai persiapan sampai selesai aksi

- Mencatat dan mengarsipkan catatan-catatan penting proses aksi

h. Seksi P3K bertugas:

- Membantu kelangsungan aksi

- Menyiapkan obat-obatan yang diperlukan

- Menolong peserta aksi bila mengalami kecelakaan dan jika adayang sakit

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

52

i. Instruktur aksi bertugas ;

- Memimpin jalannya alur aksi.

- Memimpin lagu-lagu perjuangan buruh dalam aksi

- Mengatur alur acara aksi

- Memberi semangat dan dorongan peserta aksi supaya tetap segar dan kompak

j. Koordinator lapangan aksi bertugas:

- Mengkoordinasikan peta, atau pos-pos kekuatan peserta aksi

- Mengkordinir massa aksi dalam satu tempat yang ditentukan

- Mengkordinasikan antara kekuatan massa dengan semua perangkat aksi

- Membaca situasi dan kondisi lapangan aksi

k. Seksi keamanan bertugas :

- Mengamankan jalannya aksi

- Melindungi peserta aksi dari gangguan dan hambatan aksi baik dari dalam maupun dari

luar kelompok (militer dan kelompok lain)

- Membaca situasi dan kondisi aksi demi keamanan

- Mengenali sandi dan tanda rahasia aksi

- Mengetahui kekuatan (pos-militer)

l. Juru bicara atau tim perunding

- Melakukan perundingan dan negosiasi dengan pihak aparat militer jika mendapat

hambatan

- Berunding dengan pengusaha, dengan lembaga pemerintahan, yang berhubungan dengan

perburuhan

- Melakukan wawancara dengan mediamasa

- Membuat naskah berita kemedia masa

MEMBANGUN KERJASAMA SOLIDARITAS

Membangun solidaritas ini sangat berguna dalam melakukan aksi. Disamping berguna bagi

kekuatan dukungan massa, juga dapat berguna sebagai alat penekan. Dalam membangun

solidaritas ini tidak bisa terjadi dengan begitu saja. Tetapi harus dibangun proses awal yaitu

bentuk jaringan kerjasama, baik dengan kelompok-kelompok penorganisasian buruh,

organisasi buruh, dan Asosiasi (dalam dan luar negeri).

Kerjasama solidaritas ini merupakan bentuk kesetiakawanan dalam perubahan nasib dan

perjuangan bersama. Dalam membangun solidaritas, serikat yang melakukan aksi

memberikan kronologis kasus dan tuntutannya kepada kelompok-kelompok jaringan serikat

buruh yang melakukan aksi, dalam bentuk informasi baik lewat surat, telefon, fax, atau lewat

internet, ke jaringan serikat-serikat buruh dan LSM baik yang ada didalam negeri maupun

diluar negeri.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

53

DANA AKSI

Dalam penghimpunan biaya atau dana aksi sebaiknya bersumber dari angota atau peserta aksi

sendiri, sebelum dapat bantuan dari luar. Karena kemandirian pendanaan itu merupakan

kekuatan pula dalam kekuatan aksi.

Diasamping itu juga, untuk mendidik bahawa perjuangan buruh tidak mudah dan

memerlukan pengorbanan yang berupa materil, dengan demikian kesadaran dalam

perjuangan itu lengkap dengan memberikan kontribusi penampungan dana aksi tsb.

DeadLock/Aksi Yang Berdampak Negatif Terhadap Proses Pembuatan PKB

Dedalock atau jalan buntu adalah sebuah keadaan dimana dalam proses negosiasi terjadi

kemandegan. Sebuah keadaan jika kedua belah pihak tidak menemukan kesepakatan atas

masalah yang sedang dibahas. Dua belah pihak yang sedang mencari kesepakatan, menemui

jalan buntu, tidak mendapatkan kesepakatan. Hal ini bisa disebabkan oleh proses tawar-

menawar diantara keduanya dianggap tidak menguntungkan salah satu pihak, atau dianggap

telah terlalu banyak mengambil keuntungan. Sehingga pihak yang lain merasa dirugikan dan

tidak mau menerima hal tersebut. Deadlock ini terjadi jika tidak ada kemajuan dalam

menegosiasikan masalah diantara kedua belah pihak.

Mengapa Terjadi Dead Lock

Deadlock sangat mungkin terjadi dalam negosiasi. Deadlock bukan berarti perundingan

dalam kategori kalah-kalah (tidak mendapatkan apa-apa). Deadlock adalah munculnya

ketidak sepakatan diantara dua pihak yang berunding diakibatkan oleh tuntutan yang dijukan

oleh satu pihak dianggap akan merugikan oleh satu pihak lainnya. Misalnya saja saat salah

satu pihak mengajukan tuntutan yang dianggap terlalu tinggi dan dianggap sudah merugikan

pihak yang lain.

Yang harus disiapkan ketika menghadapi deadlock:

- Tidak emosional. Dalam arti menahan diri untuk tidak semakin jauh terlibat dalam

perselisihan

- Mencari kemungkinan di ruang mana masih bisa terjadi negosiasi

- Mencari alternatif baru yang dapat ditawarkan sebagai bentuk konsesi atas ketidak

sepakatan suatu masalah

- Bersikap positif, dengan memperhatikan apa yang bisa diperbaiki sekarang dan bukan

mengenai apa yang dahulu salah

- Dengarkan apa yang menjadi keberatan dari pihak lawan

Hal yang bisa dilakukan untuk memecahkan jalan buntu:

- Buat suatu penawaran bahwa masalah ini bisa di tunda atau diberi waktu jeda

- Tawarkan konsesi yang sudah di rancang oleh tim perumus negosiasi

- Sarankan suatu pertukaran dari konsesi yang sudah disepakati

- Usulkan suatu reses

Untuk memulai kembali suatu perundingan setelah jeda dilakukan adalah:

- Kemukakan kembali dan jelaskan posisi terakhir yang terjadi ditinjau dari dari segi

persamaan dan masalah yang terjadi

- Beri batasan waktu dengan alasan-alasan yang masuk akal

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

54

- Jika masih dihitung terlampau berat, ajukan arbitrase

- Mengikut sertakan pihak ketiga

- **&&**

>><<

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

55

SESI 7: INVESTIGASI

Durasi: 120 menit

Tujuan: Mengajak peserta untuk berbagi pengalaman melakukan

investigasi di perusahaan.

Membantu peserta untuk memahami manfaat investigasi bagi

perumusan rancangan PKB

Mendorong peserta untuk mendisikusikan poin-poin PKB yang

harus di investigasi dan bagaimana cara melakukannya dan cara

menganalisis hasil investigasi

Yang diharapkan: Pada akhir sesi ini peserta mampu:

Berbagi pengalaman melakukan investigasi

Menjelaskan manfaat investigasi bagi perumusan rancangan PKB

Mendiskusikan cara melakukan investigasi dan cara menganalisis

hasil investigasi

Lembaran Peserta Bacaan 8: Mengetahui Isi Perut Tempat Kerja Kita

Bekal Fasilitator: --

Alat Tambahan: Kertas plano/papan tulis, spidol berwarna.

Metode: Tanya Jawab

Diskusi kelompok

Proses: 1. Fasilitator membuka sesi ini. Ajak peserta untuk mengingat

kembali diskusi sesi pertama. Minta dua atau tiga orang peserta

untuk menjelaskan kembali hasil diskusi alur pembuatan PKB.

2. Jelaskan tujuan dan proses belajar sesi ini.

3. Mintalah beberapa orang peserta untuk menceritakan

pengalamannya melakukan investigasi di perusahaan tempatnya

bekerja secara ringkas. Investigasi tentang apa saja dan untuk

keperluan apa saja.

4. Jelaskan bahwa pada sesi ini peserta akan berdiskusi tentang

investigasi yang dilakukan untuk keperluan perumusan PKB

5. Ajukan pertanyaan kepada peserta:

Apa perlunya kita melakukan investigasi dalam pembuatan

PKB?

6. Diskusikan jawaban-jawaban peserta. Lanjutkan pertanyaan

untuk terus mengali pemahaman perlunya melakukan investigasi

dalam pembuatan PKB

7. Tampilkan kembali rumusan tentang hal-hal yang perlu diatur

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

56

dalam PKB (hasil diskusi memahami PKB)

8. Minta peserta untuk membentuk kelompok-kelompok (4-5

orang). Tugaskan setiap kelompok untuk berdiskusi:

Hal-hal apa saja dalam PKB yang perlu di investigasi?

Kira-kira bagaimana melakukannya dalam perusahaan

kawan-kawan?

Minta kelompok menuliskan hasil diskusinya di kertas plano dan

menyiapkan wakilnya untuk presentasi.

9. Persilakan wakil kelompok untuk presentasi. Kaji presentasi

masing-masing kelompok dengan mengajukan pertanyaan:

Apa pentingnya hal tersebut diinvestigasi?

Apakah realisitis rencana investigasi tersebut?

Apa peran anggota dalam kerja-kerja investigasi?

10. Diskusikan bersama seluruh peserta dan hasilkan rumusan

bersama hal-hal yang perlu diinvestigasi dalam perumusan PKB

11. Diskusikan tentang bagaiman mengolah data hasil ivestigasi

12. Kaji ulang temuan-temuan sesi ini

13. Fasilitator menutup sesi ini

Catatan: Di awal sesi jelaskan posisi sesi dalam alur pembuatan PKB.

Gunakan alur PKB yang ditempatkan di dinding.

Setiap peserta umumnya pernah melakukan investigasi atau

penelitian atau penyelidikan atau apapun namanya di perusahaan

tempatnya bekerja. Tentang apa saja, jumlah wc, jumlah mobil

perusahaan dsb. Untuk keperluan apa saja, sekedar iseng, untuk

keperluan penanganan kasus dsb. Di sesi ini investigasi dilakukan

terhadap hal-hal yang terdapat dalam PKB, untuk mengetahui

kemampuan perusahaan memenuhi tuntutan buruh sebagai dasar

perumusan PKB

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

57

MENGETAHUI ISI PERUT TEMPAT KERJA KITA

Jangan pernah tertipu oleh rayuan „memelas‟ pengusaha. „Tolong jangan macam-macam,

perusahaan kita sedang rugi! Kita kan lagi krisis…”

Itukan, alasan yang biasa kita dengar kalau minta kenaikan upah, tunjangan, cuti dan lainnya.

Kita sudah belajar dan tahu siapakah pengusaha dan apa yang ada di balik dia. Kita juga tahu

bahwa dia senang sekali berbohong. Tapi, bagaimana cara kita membuktikan kalau dia

bohong? Nah, itu yang kita perlu. Bukti. Data yang valid dan akurat tentang perusahaan kita.

Itu sangat kita perlukan dalam perundingan PKB. Data adalah senjata yang sulit sekali

disangkal oleh pengusaha.

Jadi apa yang harus dilakukan? Jawabannya gampang. Kita harus melakukan investigasi.

Yuk, belajar investigasi.

Apa itu investigasi ?

Investigasi artinya mengumpulkan data secara mendalam. Jadi kita harus mengumpulkan data

tentang perusahaan dan buruh sedalam-dalamnya.

Data apakah yang harus kita investigasi?

Data tentang buruh dan fasilitas kerja

Jumlah buruh tetap, kontrak, harian, borongan dan training

Jumlah buruh laki-laki dan perempuan

Jumlah buruh per shift dan non shift, per divisi, status jabatan dan kerja

Sistem pengupahan

Komponen upah berdasarkan jabatan dan status

Fasilitas yang ada di tempat kerja

Sarana keselamatan kerja

Macam-macam cuti lengkap dengan jangka waktunya, cuti bayar dan tidak bayar

Data tentang perusahaan

Tanggal dan tahun perusahaan didirikan

Data pemilik perusahaan (nama, kewarganegaraan, alamat, kebiasaan, dll)

Alamat perusahaan

Status perusahaan (jika TNC, siapakah perusahaan induknya dan dimana sajakah

cabangnya)

Kepemilikan modal perusahaan

Jumlah produksi

Pangsa pasar perusahaan

Bacaan 8

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

58

Aset perusahaan

Biaya produksi

Apakah tujuan investigasi?

Tujuan investigasi adalah mendapatkan data yang akurat. Data ini bisa dipakai untuk

membuat tuntutan dan merumuskan Perjanjian Kerja Bersama (PKB)

Tujuan lainnya adalah :

Mengenal dengan baik perusahaan tempat kita bekerja

Mengetahui kemampuan perusahaan membayar upahnya

Mengetahui keuntungan perusahaan dan berapa persen yang digunakan untuk

mengupah buruh

Mengetahui biaya produksi perusahaan

Memudahkan kita untuk membuat rencana aksi perundingan

Memetakan masalah yang dihadapi

Bagaimana cara melakukan investigasi di perusahaan ?

Ini boleh jadi tahap yang paling sulit. Pernah nonton film Mac Gyver atau Mission

Impossible? Pernah bermimpi menjadi Mac Gyver atau anggota tim Mision Impossible?

kalau iya dan pernah, inilah saatnya kita menguji mimpi kita.

Hal utama yang harus kita pahami adalah seorang koki terkenal tidak akan pernah

membocorkan resepnya. Pun perusahaan. Mana mau dia dengan enteng membeberkan rahasia

perusahaannya. Terpaksalah kita harus main detektif-detektifan. Begini caranya :

Untuk mengetahui data buruh, itu soal yang mudah. Tugaskan saja tim per divisi dan

per shift untuk melakukan investigasi. Termasuk upah. Jangan pernah lupa

menyimpan struk pembayaran upah

Untuk mengetahui dapur dan struktur perusahaan, rajin-rajinlah mengintip „ruang-

ruang resmi perusahaan‟ atau melakukan pendekatan personal dengan mandor.

Untuk mengetahui kepada siapa produk dipasarkan, berapa bahan baku yang dipakai,

ajaklah Sopir perusahaan untuk ikutan. Jangan salah, Sopir juga punya peran penting.

Dia juga yang membawa hasil produksi ke trading company (distributor antara).

Tanyakan ke Sopir, muatan dan jumlah muatan yang dia angkut. Untuk yang satu ini

bagian packaging (pengepakan) juga bisa berperan banyak.

Kawan-kawan juga bisa belajar internet. Di internet banyak situs-situs „aksi

konsumen‟ seperti clean clothes campaign atau Nike watch. Situs ini memuat data

tentang jumlah pabrik seluruh dunia. Jumlah produksi perbulan, jumlah buruh dan

kode etik perusahaan serta struktur kepemilikan modal

Lagi-lagi masih seputar internet. Biasanya perusahaan punya yang namanya blue

print. Data yang bisa diketahui publik terutama pemegang saham. Blue print ini dibuat

dalam periode tertentu. Nah kawan-kawan bisa langsung „klik‟ perusahaan yang

dimaksud. Data ini mencangkup komposisi kepemilikan saham perusahaan.

Jangan lupa berkawan dengan satpam agar leluasa mengintip aset perusahaan

Dan taktik lainnya yang bisa memudahkan kawan-kawan melakukan investigasi.

Apa yang harus dilakukan setelah investigasi?

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

59

Menganalisa data yang sudah diperoleh. Analisa ini menghasilkan perkiraan tentang

kemampuan dan kapasitas perusahaan untuk memenuhi tuntutan serikat buruh. Data yang

diperoleh juga bisa menjelaskan hubungan kerja buruh dengan pengusaha pemilik perusahaan

sub kontrak.

Apa yang harus disiapkan?

Tim investigasi dengan pembagian tugas yang jelas

Mental wartawan artinya punya „hidung berita‟ atau rasa ingin tahu tingkat tinggi

Jangka waktu melakukan investigasi

Biaya investigasi

Dokumentasi yang rapi

Selamat jadi detektif!

>><<

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

60

SESI 8: SURVEY

Durasi: 60 menit

Tujuan: Mendorong peserta untuk memahami manfaat survey bagi

perumusan rancangan PKB

Mengajak peserta untuk mendiskusikan poin-poin PKB yang

harus disurvey dan bagaimana melakukannya

Membantu peserta mediskusikan cara mengolah data hasil suvey

Yang Diharapkan: Pada akhir sesi ini peserta mampu:

Menjelaskan manfaat survey bagi perumusan rancangan PKB

Mendiskusikan poin-poin PKB yang harus disurvey dan praktek

bagaimana melakukannya

Menjelaskan cara mengolah data hasil survey

Lembaran Peserta: Bacaan 9: Survey

Bekal Fasilitator: --

Alat tambahan: Kertas plano/papan tulis, spidol berwarna

Metode: Diskusi

Proses: 1. Fasilitator membuka sesi ini, jelaskan peletakan sesi ini dalam

alur pembuatan PKB

2. Ajukan pertanyaan kepada peserta:

Apa perlunya kita melakukan survey dalam pembuatan PKB?

3. Diskusikan jawaban-jawaban peserta. Lanjutkan pertanyaan

untuk terus menggali pemahaman perlunya melakukan survey

dalam pembuatan PKB

4. Tampilkan kembali rumusan bersama tentang hal-hal yang perlu

diatur dalam PKB (hasil diskusi sesi: memahami PKB)

5. Lakukan tanya jawab untuk menggali hal-hal apa sajakah dalam

PKB yang perlu disurvey.

6. Bagikan bacaan 9. Diskusikan hal-hal yang tidak dipahami

7. Minta peserta untuk membentuk kelompok-kelompok. Tugaskan

tiap kelompok untuk membuat pertanyaan-pertanyaan survey.

(Gunakan rumusan bersama tentang hal-hal yang perlu diatur

dalam PKB)

8. Diskusikan hasil diskusi kelompok.

9. Kaji ulang temuan-temuan sesi ini

10. Fasilitator menutup sesi ini

Catatan :

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

61

SURVEY

Apa yang harus kita lakukan untuk mengetahui masalah-masalah buruh? Menanyai satu per

satu buruh yang bekerja di pabrik? Ugghhh… Bisa capek sendiri nantinya. Tapi, pasti kita

semua akrab dengan slogannya Sony Tulung dalam sebuah kuis di sebuah stasiun Televisi

Swasta: “Survey membuktikan……..”

Kita juga bisa bilang begitu. “Survey membuktikan ….. 80 % buruh menuntut kenaikan upah,

minta tunjangan, cuti dibayar dan sebagainya.” Caranya mudah saja. kita harus membuat

angket.

Apakah angket itu?

Angket adalah sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Respondennya jelas

buruh di pabrik. Pertanyaannya harus seputar kepentingan-kepentingan yang ingin di

cantumkan dalam PKB.

Bagaimana cara membuat pertanyaan dalam angket?

Ada pertanyaan yang disertai pilihan jawaban dan pertanyaan yang harus dijawab sesuai

keinginan responden. Buatlah pertanyaan yang singkat dan jelas. Contoh pertanyaan untuk

angket PKB :

Berapakah pengeluaran harian, bulanan, dan tahunan anda?

Apa sajakah kebutuhan per hari, per bulan dan per tahun?

Berapa jumlah keluarga yang anda miliki?

Apa sajakah komponen upah yang anda inginkan?

Berapa jumlah upah yang kita bawa pulang? (Ssuai keinginan)

Jenis-jenis tunjangan apa sajakah yang ingin kita dapatkan?

Jenis-jenis cuti apa sajakah yang kita inginkan?

Dan pertanyaan lain seputar kepentingan yang mau dimasukkan dalam PKB

Bagaimana cara mengelola angket?

Penyebaran angket dilakukan di pabrik, per divisi dan per shift. Data yang dihasilkan oleh

angket kemudian diolah oleh satu tim yang dibentuk. Jumlah yang dianggap mewakili

biasanya jawabannya dari 60-75% responden.

Klasifikasikan jawaban-jawaban angket. Misalkan: Kelompok angket buruh yang belum

berkeluarga, kelompok buruh yang sudah berkeluarga, dll.

Kepentingan yang didapat dari angket inilah yang dianggap sah utnuk di cantumkan dalam

PKB.

Bacaan 9

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

62

Kenapa harus angket?

Angket adalah metode yang relatif mudah untuk mengetahui aspirasi seluruh buruh di pabrik.

Dengan cara ini, PKB bisa mengakomodasi semua kepentingan anggota.

Apa yang harus disiapkan?

Tim pembuat angket. Tim ini harus paham masalah-masalah yang biasa di hadapi

oleh buruh. Sebelumnya tim ini bisa melakukan obrolan-obrolan ringan di warung

kopi atau kamar kost. Kemudian data yang di dapat diolah menjadi pertanyaan.

Petunjuk pengisian angket

Metode penyebaran dan pengembalian angket

Pastikan setiap orang menjawab angket masing-masing

Jelaskan kepada buruh bahwa pengisian angket ini adalah demi kepentingan mereka.

Nah, selamat menjadi Sony Tulung! “Survey membuktikan 100 % buruh meminta kenaikan

upah…….”

Bagaimana membuat pertanyaan dalam angket ?

Apa sajakah yang ditanyakan dalam angket atau kuesioner

1. Umur, agama, status perkawinan dan pendidikan

2. Apa saja yang diketahui oleh pengisi mengenai tema angket (Pertanyaan tentang

serikat buruh, upah dan komponen upah, jam kerja, lembur dan hal lainnya yang

berkaitan dengan kesejahteraan buruh)

3. Pertanyaan tentang pendapat dan sikap pengisi terhadap sesuatu (Misalnya terhadap

peraturan dan kebijakan perusahaan, upah yang diterima dan sebagainya)

4. Pertanyaan tentang kondisi kerja seperti apa yang diinginkan oleh kawan-kawan

buruh

Jenis-jenis dan contoh pertanyaan dalam angket

1. Pertanyaan tertutup. Pertanyaan yang kemungkinan jawabannya sudah ditentukan

terlebih dahulu dan pengisi angket tidak diberi kesempatan memberikan jawaban lain.

Contohnya : Apakah anda pernah mendengar tentang serikat buruh?

1). pernah 2). Belum pernah

2. Pertanyaan terbuka. Kemungkinan jawaban dari angket tidak ada atau belum

ditentukan terlebih dahulu dan pengisi angket bebas memberi jawabannya.

Contohnya : Menurut Saudara, apakah serikat buruh itu ? Apa sajakah komponen

upah menurut anda?

3. Pertanyaan kombinasi antara tertutup dan terbuka. Jawabannya sudah ditentukan

tetapi kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka.

Contohnya : Apakah Saudara pernah mendengar tentang serikat buruh?

1). Pernah 2). Belum pernah

(Jika pernah) Serikat-serikat apa saja yang pernah Saudara dengar? Perlu diingat

bahwa pertanyaan kombinasi tersebut memiliki kelemahan, untuk memudahkannya

maka sebaiknya dibuat menjadi dua nomor.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

63

4. Pertanyaan semi terbuka. Pada pertanyaan semi terbuka, jawabannya sudah tersusun

rapi tetapi masih ada kemungkinan tambahan jawaban.

Contoh : Jenis-jenis serikat buruh

SBHMI

SPTSK

SPSI

SBSI

Lain-lain…….(Sebutkan)

Tips membuat pertanyaan :

1. Gunakan kata-kata yang mudah dimengerti

Contoh :

(Yang salah) Apakah status anda?

(Yang benar) Apakah anda sudah menikah?

2. Buatlah pertanyaan yang jelas dan khusus

Contoh:

(Yang salah) Berapa jumlah orang yang tinggal disini ?

(Yang benar) Berapa jumlah orang yang tinggal di rumah anda?

3. Jangan membuat pertanyaan yang mengarahkan pengisi angket

Contoh:

(Yang salah ) Apakah upah anda cukup membeli baju tiap bulan ?

(Yang benar) Kebutuhan pokok apa sajakah yang harus anda beli tiap bulan ?

Apakah upah anda yang diterima mencukupi kebutuhan pokok per-

Bulan ?

>><<

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

64

SESI 9: MENYUSUN RANCANGAN PKB

Durasi: 90 menit

Tujuan: Mengajak peserta berlatih menyusun rancangan PKB

Mendorong peserta untuk mendiskusikan rancangan PKB yang

kuat

Yang Diharapkan: Pada akhir sesi ini peserta mampu:

Praktek menyusun rancangan PKB

Berdiskusi tentang rancangan PKB yang kuat

Lembaran Peserta: Bacaan 10: Menyusun Rancangan PKB

Aktivitas 3: Rancangan PKB

Bekal Fasilitator: --

Alat Tambahan: Kertas plano/papan tulis, spidol berwarna

Metode: Diskusi kelompok

Proses: 3. Fasilitator membuka sesi ini, kemudian menjelaskan

tujuan dan proses belajarnya. Serta peletakan sesi ini

dalam alur pembuatan PKB.

4. Jelaskan bahwa kita akan berlatih menyusun rancangan PKB.

(gunakan Aktivitas 3: Rancangan PKB)

5. Minta setiap peserta untuk mengisinya.

6. Peragakan cara merumuskan rancangan tersebut.

7. Minta peserta untuk membentuk kelompok-kelompok. Bagikan

contoh rancangan PKB kepada masing-masing peserta.

Tugaskan kelompok untuk mengkritisi contoh rancangan PKB

tersebut. Ajukan pertanyaan pembantu, misalnya:

Apakah rancangan tersebut sudah memuat hal-hal yang

semestinya diatur dalam PKB?

Kirak-kira, apakah hasil investigasi dan survey sudah

tercermin dalam klausul-klausul PKB?

Apa kekuatan dan kelemahan rancangan untuk diajukan ke

meja perundingan?

Lakukan revisi atau penambahan yang diperlukan

8. Persilakan wakil kelompok untuk presentasi. Diskusikan

bersama seluruh peserta, hasilkan rancangan PKB yang baru.

9. Kaji ulang temuan-temuan sesi ini

10. Fasilitator kemudian kembali meminta peserta untuk melihat

kembali data-data hasil dari investigasi dan survey yang telah

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

65

dilakukan dalam sesi sebelumnya.

11. Fasilitator mengajak para peserta untuk curah pendapat

mengenai upah yang layak. Dalam hal ini fasilitator bisa

memberikan masukan kepada seluruh peserta mengenai

rumusan nilai lebih serta UMK yang diterima saat ini.

Kemudian minta peserta untuk melihat kembali rumusan

tuntutan upah yang telah mereka susun. Mintalah para peserta

untuk mengomentarinya.

12. Catatlah komentar dari peserta dan kemudian ambil kesimpulan

dari sesi ini.

Catatan: Diskusi untuk menghasilkan rancangan PKB yang baru sama

artinya dengan proses penyusunan rancangan PKB. Jika punya

waktu yang cukup banyak, kaji pasal demi pasal agar peserta

paham tidak hanya bentuk PKB tetapi juga ketentuan-ketentuan

yang diatur di dalam PKB

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

66

MENYUSUN RANCANGAN PKB

Langkah – langkah apa sajakah yang harus kita ambil dalam menyusun rencana

PKB ?

Tim kerja mengumpulkan hasil survey dan investigasi (Penelitian). Tim kerja ini tidak

harus dari pengurus. Siapapun yang ditunjuk dan mempunyai kapasitas serta dapat

dipercaya, bisa masuk dalam tim tersebut. Merumuskan tuntutan juga merupakan

tugas dari tim ini.

Tim kerja akan mendiskusikan :

1. Hasil survey keinginan anggota

2. Hasil survey kebutuhan hidup para anggota (bujang, lajang, keluarga dengan satu

anak, keluarga dengan dua anak, keluarga dengan tiga anak, dsb).

3. Hasil investigasi kondisi ekonomi dan fasilitas perusahaan.

4. Hasil investigasi kondisi makro ekonomi (tingkat inflasi, devaluasi, dsb).

Bagaimana merumuskan tuntutan kenaikan upah dengan mengolah hasil survey dan

investigasi ?

Tuntutan-tuntutan dalam rancangan PKB akan dihasilkan dari pengolahan hasil survey dan

investigasi. Hasil survey disesuaikan dengan hasil investigasi. Misalnya hasil survey

menyatakan 75% anggota menginginkan kenaikan upah sebesar 30% per enam bulan. Hasil

survey ini harus dibandingkan dengan kemampuan perusahaan untuk menaikan upah.

Kemampuan pengusaha ini bisa dilihat dari kondisi keuangan perusahaan yang diperoleh dari

hasil investigasi.

Selain itu, hasil investigasi juga bisa digunakan untuk memperkirakan kondisi ekonomi

makro. Misalnya: Memperkirakan tingkat inflasi yang akan berpengaruh pada harga

kebutuhan pokok. Jadi mungkin saja, tuntutan yang realistis adalah kenaikan upah sebesar

20% per enam bulan. Tuntutan ini berdasar data hasil investigasi yang menyebutkan

perusahaan hanya mampu menaikkan upah 15% per enam bulan.

Selain kenaikan upah, tuntutan apa sajakah yang bisa dimasukan ke dalam PKB ?

Ingatlah selalu bahwa kepentingan buruh adalah keinginan yang melebihi hak normatif dan

meningkatkan kesejahteraan buruh.

Pengurus serikat buruh harus merumuskan tuntutan yang berkaitan dengan peningkatan

kesejahteraan serikat buruh. Tuntutan-tuntutan lain adalah meliputi cuti haid, cuti melahirkan,

cuti sakit. Buruh yang mengambil cuti harus tetap dibayar.

Bacaan 10

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

67

Selain cuti-cuti, adalah jam kerja 8 jam, waktu lembur dibayar dan juga penyediaan makanan

bergizi untuk lembur. Sama seperti kenaikan upah, tuntutan ini juga disesuaikan dengan hasil

survey yang disesuaikan dengan hasil investigasi. Dan ingatlah bahwa semua tuntutan ini

harus lebih besar dari hak-hak normatif.

Jangan lupa untuk melibatkan anggota dalam proses perumusan PKB.

Pengurus serikat buruh harus mengadakan rapat anggota yang dihadiri oleh para pengurus

dan para perwakilan anggota. Rapat anggota ini agenda utamanya adalah pemberitahuan

secara resmi tentang rumusan rancangan PKB yang sudah dibuat oleh tim kerja dan strategi

memperjuangkanya kepada para perwakilan anggota. Para perwakilan anggota boleh

memberikan kritik dan saran mengenai rumusan rencana PKB yang dibuat para tim kerja ini.

Tuntutan maksimal dan minimal. Apa gunanya dalam tawar menawar ?

Serikat buruh menetapkan tuntutan minimal dan maksimal yang akan diajukan ke pihak

manajemen. Dalam hal tuntutan upah, misalnya serikat buruh menetapkan tuntutan maksimal

adalah naik 200% per enam bulan dan tuntutan minimalnya adalah upah naik 20% per bulan.

Cuti haid lamanya, dua hari dan dibayar. Dalam proses tawar menawar, serikat harus bisa

menjamin anggotanya tidak berbohong ketika mengajukan cuti haid. Contoh lain lagi adalah

cuti sakit. Tuntutan maksimal serikat adalah tiga hari untuk cuti haid dan jika gagal maka

kembali ketuntutan semula yaitu dua hari (sesuai dengan hak normative).

Jadi jika dalam proses tawar-menawar, serikat gagal mencapai tuntutan maksimal maka

serikat bisa kembali ke tuntutan „antara‟ atau kemungkinan buruknya kembali ketuntutan

minimal.

Tips-tips membuat rancangan PKB

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan dan memudahkan perumusan tuntutan dalam PKB.

Mempelajari PKB sebelumnya. Kira-kira pasal mana saja yang masih relevan dengan

situasi yang ada dan pasal mana yang sudah tidak relevan yang harus dirubah.

Melihat contoh PKB yang berhasil dibuat oleh serikat buruh lain. Contoh PKB ini

dapat digunakan untuk menuangkan tuntutan dalam tulisan.

Mempelajari cara penghitungan survey. Kumpulan data yang didapat dari hasil survey

kemudian diolah dalam angka persentase yang mewakili kepentingan mayoritas buruh

sebagai anggota serikat.

Sosialisasikanlah selalu hasil rumusan pada anggota dan terbukalah untuk setiap kritik

dan saran anggota.

Siapkan argumen yang didukung oleh data survey dan investigasi sebab ini bisa

memperkuat tuntutan yang diajukan.

>><<

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

68

RANCANGAN PKB

Komponen PKB C. Hasil Investigasi Hasil Survey Tuntutan

1. ………………..

2. ………………..

3. ………………..

4. ………………..

5. ………………..

…………………..

>><<

Aktivitas 3

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

69

SESI 10 : BAHASA KONTRAK/PERJANJIAN

Durasi: 90 menit

Tujuan: Mengenalkan pada peserta bahasa yang digunakan dalam

kontrak/perjanjian

Mengajak peserta untuk mempelajari dan memperbaiki bahasa

kontrak yang lemah

Yang Diharapkan: Pada akhir sesi ini peserta mampu:

Mengenali bahasa yang digunakan dalam perjanjian atau kontrak

Dapat menganalisa dan memperbaiki bahasa kontrak yang lemah

Membuat bahasa kontrak yang padat, tegas dan efektif

Lembaran Peserta: Bacaan 11: Bahasa Kontrak

Bacaan 12: Penggunaan Kata-kata yang tepat

Aktivitas 4: Melatih bahasa kontrak

Bekal Fasilitator: --

Alat Tambahan: Kertas plano/papan tulis, spidol berwarna

Metode: Curah pendapat, Diskusi kelompok, menulis

Proses: 1. Fasilitator membuka sesi ini dengan menjelaskan tujuan

dan proses belajarnya

2. Beri pengantar tentang kekuatan bahasa yang dipakai

dalam mendapatkan tujuan

3. Fasilitator bertanya pada kelas, siapa yang pernah

terlibat dalam pembuatan kontrak? Siapa yang membuat

kontrak itu? Apakah ada bahasa yang tidak dimengerti?

Untuk siapa kontrak itu dibuat?

4. Fasilitator membagikan Bacaan 12: Bahasa Kontrak,

dan memberi waktu pada peserta untuk membacanya

5. Fasilitator bertanya pada kelas, mengapa faktor-faktor

itu penting? Mengapa bahasa kontrak harus relevan,

dst?

6. Fasilitator lantas mengajak peserta untuk melihat contoh

kontrak. Ajak peserta untuk melihat dan

mempelajarinya. Tanyakan secara singkat apa yang bisa

dilihat dari contoh tersebut

7. Untuk mengekplorasi lebih jauh, bagi kelas dalam

kelompok untuk mendiskusikan

8. Setelah diskusi kelompok, presentasikan dimana

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

70

kekuatan dan kelemahan dari bahan yang telah

dibagikan kepada peserta oleh fasilitator

9. Diskusikan hasil masing-masing kelompok dalam kelas

besar, ambil garis penting dari hasil pengamatan

mereka, apakah sudah memenuhi kaidah bahasa

kontrak?

10. Setelah itu, kembali contoh bacaan, dan telaah kembali

mana yang lebih lebih memihak pada kepentingan

buruh, mana yang untuk pengusaha, dengan

menggunakan kaidah bahasa kontrak

11. Ajak peserta dalam diskusi kelompok untuk membuat

kontrak bahasa dengan tema: Cuti, libur, lembur dan

pengaduan, tindak peLWG-TCehan.

12. Setelah itu, diplanokan, untuk membahas, apakah

bahasa yang diusulkan sudah benar-benar membawa

kepentingan pekerja, mana yang perlu diperbaiki dan

ditambahkan

13. Jika memungkinkan buat dua tim pembahas, antara tim

tawar menawar dengan tim manajamen, dimana

masing-masing mengkaji usulan tersebut.

14. Negosiasikan hasil yang ditawarkan oleh tim perunding

dengan manajemen, mana yang menurut kacamata

manejemn merugikan mereka

15. Kaji ulang temuan-temuan sesi ini

16. Ambil pelajaran penting dari sesi ini

17. fasilitator menutup sesi

Catatan:

\

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

71

BAHASA KONTRAK

Bahasa kontrak haruslah memenuhi aspek-aspek berikut ini:

A. Relevan dan berdayaguna

Untuk situasi terkini di tempat kerja

B. Berkeadilan

Untuk hak asasi manusia dan keseimbangan pandangan

C. Dimengerti

Untuk anggota yang tidak memiliki dasar pendidikan hukum

D. Dapat dilaksanakan

Oleh perwakilan dari tempat kerja dan pada arbitrasi

(Langkah akhir dari prosedur pengajuan keluhan)

Apa yang kita perlukan untuk mengetahui interpretasi kontrak

1. Kata-kata yang digunakan sebaiknya kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti.

2. Kata-kata yang bercabang atau melemahkan akan membuat kita tidak berdaya.

3. Kita perlu mengetahui perbedaan antara penggunaan kata “boleh” dan “harus”.

Kata boleh : Selalu memberi pilihan

Kata akan atau sebaiknya : Bersifat mandat, tergantung pada konteks

Kata harus : Selalu mandat

4. Ada beberapa batasan yang tak tertulis di hak-hak manajemen

Walaupun tidak ada kata yang pasti dalam PKB yang membatasi hak manajemen,

tetapi ada beberapa situasi dimana dapat dimengerti bahwa manajemen harus berbuat

secara rasional

5. Perjanjian kolektif dapat menyediakan hal yang lebih baik daripada hukum tetapi

biasanya tidak kurang

6. Pada setiap set negosiasi, komite tawar menawar serikat harus mereview setiap surat

pengertian yang mereka ingin pegang. Kontrak harus atas itu. Setiap surat harus

berdasarkan kontrak. Mereka kemudian di tandatangani dan di perbaharui. Mereka

harus di cetak sebagai bagian dari kontrak.

Bacaan 11

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

72

Penggunaan kata Boleh, Sebaiknya, Akan, Harus

Beri perhatian pada perbedaan antara boleh pada satu sisi dan sebaiknya dan akan dan harus

pada sisi sebaliknya.

Kata boleh memberi manajemen pilihan tindakan. Boleh adalah kata yang memberi

kebebasan untuk memilih dan bukan sebuha perintah atau mandat.

Pada banyak kasus, sebaiknya dan akan berarti manajemen harus melakukan apa yang

dikatakan oleh kata-kata. Kecualiterjadi pengartian sebaiknya dan akan sebagai mandate akan

menuntun pada kesimpulan yang tidak rasional, absurd, dan tidak logis.

Harus selalu berarti apa yang dikatakan. Tidak ada kekecualian.

Ubah tindakan manajemen dari boleh ke sebaiknya, atau akan dan harus.

Jalan lain untuk membuat bahasa kontrak dapat dilaksanakan adalah dengan menyebutkan

kosekuensi yang spesifik. Contoh, jiks krtrntusn pada prosedur pengaduan atau keluhan

mengatakan jika manajemen tidak menjawab dalam tulisan selama tiga hari sejak diterimanya

keluhan pada langkah pertama, pengaduan atau keluhan akan boleh dipertimbangkan. Ini

membuat ketegasan ketentuan, bukan pilihan.

>><<

Bacaan 12

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

73

MELATIH BAHASA KONTRAK

Lembar kasus

Kasus pertama, untuk bahasa kontrak yang relevan dan berdayaguna (prinsip pertama):

Perusahaan akan menyediakan 2 sistem pembayaran 15 menit waktu istirahat selama dalam 8

jam bekerja

Kenyataan : Ini berarti bahwa beberapa pekerja harus mengambil istirahat pertama mereka

dalam waktu satu jam setengah setelah datang kerja dan tidak mendapatkan istirahat kedua

samapi 8 jam periode kerja berakhir. Pekerja yang lain tidak mendapatkan istirahat pertama

mereka sampai 5 jam mereka bekerja dalam shift mereka

Kasus kedua :

Jika memungkinkan, perusahaan akan mengatur tambahan waktu keringanan selama periode

padat

Situasi: Pekerja di dept. store telah mengeluhkan bahwa selama hari-hari libur, tidak cukup

waktu istirahat bagi mereka, karena pembeli begitu banyak dan membuat antrian panjang di

kasir. Perusahaan diperingatkan untuk menambah kasir sehingga pelanggan segera terlayani

dan waktu istirahat pekerja tidak terganggu

Kasus ketiga, untuk bahasa kontrak harus berkeadilan (prinsip kedua):

Manajemen akan memberi saran pada supervisor jika dia meninggalkan pos kerjanya untuk

kepentingan serikat

Prinsip ke tiga: bahasa kontrak harus dimengerti, kasus kelima:

Jangan menghitung jumlah pasti anak-anak unggas sebelum masa inkubasi/penetasan selesai.

Prinsip ke empat, bahasa kontrak harus bisa dilaksanakan, kasus ke enam:

Dari waktu ke waktu majikan boleh menganggap penting untuk menghentikan beberapa

pelayanan pasti. Dimana memungkinkan perusahaan akan menyediakan pemberitahuan lebih

lanjut kepada serikat dan bersama serikat – manajemen mengadakan pertemuan.

Aktivitas 4

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

74

SESI 11: STRATEGI YANG EFEKTIF DALAM PKB

Durasi: 120 menit

Tujuan: Mengingatkan kembali poin-poin penting sesi 2,3,4,5,6,7,8,9,

dan 10, dengan sesi yang akan dibahas.

Menegaskan kembali kepada peserta bahwa sesi yang di

review tersebut merupakan bahan dasar untuk membuat

strategi yang efektif dalam PKB.

Membantu peserta mengembangkan strategi yang efektif

dalam PKB agar bermanfaat bagi serikat buruh, untuk masa

kini dan akan datang.

Yang Diharapakan: Pada akhir sesi ini peserta mampu:

Dapat memadukan hal-hal penting dari sesi sebelumnya agar

dapat dijadikan kekuatan bahan argumen ketika perundingan

PKB dilakukan.

Mendapat pemahaman mengenai setrategi yang efektif dalam

PKB.

Dapat mengembangkan strategi-strategi yang efektif dalam

PKB dengan modal kekuatan kolektif yang dimiliki oleh

serikat serta rumusan data survey dan rumusan data

investigasi.

Lembaran Peserta: Bacaan 13 : Strategi yang efektif dalam PKB

Bekal Fasilitator: Bekal 3 : Review Sesi 2 - 10

Alat Tambahan: Kertas plano/papan tulis, spidol berwarna, overhead

Metode: Diskusi, bermain peran dan uji materil

Proses: 1. Fasilitator membuka sesi, kemudian menjelaskan tujuan dan proses

belajar, jelaskan pula posisi sesi ini dalam alur pembuatan PKB.

2. Kemudian mengajak peserta untuk mereview sesi 2 s/d 10.

3. Setelah selesai fasilitator menegaskan kembali poin-poin penting

dari sesi 2 s/d 10.

4. Fasilitator membagi peserta kedalam dua kelompok, Kelompok A

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

75

berperan sebagai tim perumus dan perunding PKB.Intruksi untuk

kelompok A :

a. Ambil salah satu drap rumusan PKB yang telah dibuat disesi 9 !

b. Dengan rumusan PKB yang akan diajukan yang sudah dibuat di

sesi 9 coba pikirkan rumusan dan argumen apa yang akan

disampaikan tim perunding dengan tuntutan-tuntutan tersebut?

(catat dalam buku masing-masing).

c. Pikirkan dan perkirakan kemungkinan argumen yang akan di

sampaikan oleh pihak pengusaha sebagai bantahan atas

tuntutan-tuntutan yang diajukan!

d. Pikirkan argumen dan strategi apa yang harus dilakukan oleh

tim perumus dan perunding jika mendapat bantahan seperti apa

yang dipikirkan dan diperkirakan oleh anda sebagai tim

perunding ?.

5. Kelompok B sebagai tim uji material PKB. Intruksinya:

a. Pelajari, pikirkan dan dan perkirakan bantahan apa yang mesti

dikemukakan untuk Counter rumusan tuntutan PKB yang

dibuat disesi 9 yang sama dengan kelompok A.

b.Buat pertanyaan pertanyaan untuk menguji pasal-pasal rumusan

PKB tersebut, satu tuntutan minimal 3 pertanyaan secara

berantai Hal ini untuk menguji strategi apa yang dilakukan

serikat agar tuntutang tersebut dapat disetujui oleh manajemen.

6. Setelah intruksi – intruksi tadi fasilitator menanyakan kembali

kepada kedua kelompok tersebut, apakah dapat dipahami ? jika

sudah.

7. Fasilitator mempersilahkan kepada kedua kelompok tersebut untuk

berdiskusi!

8. Setelah selesai diskusi, fasilitator mempersilahkan kepada

kelompok A untuk kedepan dan membacakan rumusan tuntutan-

tututan di PKB tersebut sekaligus dengan argumentasinya.

9. Selesai kelompok A membacakan isi PKB tersebut. Fasilitator

mempersilahkan kepada kelompok B untuk menguji dengan

memberikan pertanyaan- pertanyaan !

contoh sekenario:

Kelompok A

Kelompok B

1.Rumusan PKB dibacakan oleh

kelompok

A. (1) upah RP. 900.000, (2)

tranportasi Rp.100.000, (3)

uang makan Rp. 300.000/Bln,

(4) tunjangan kesehatan Rp.

300.000,

2. Tuntutan 900.000,

berdasarkan keinginan anggota

1. Apa argument anda sehingga

anda

menuntut upah sebesar

900.000, ?

2. bagaimana jika pengusaha

tidak sanggup membayar upah

sebesar tuntutan tadi, apa yang

akan tim perunding lakukan ?

3. Dengan menyetop

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

76

dan berdasarkan pada survey

kebutuhan.

3. Untuk pasal upah di

tangguhkan kami beralih ke

pasal transpotasi.

perundingan pasal upah, dan

bergeser ke masalah transport

apakah cara yang efektif yang

dilakukan? Berikan

penjelasannya ?

Skenario ini dipakai untuk uji material PKB dan mencari strategi

yang efektif. Apa yang yang harus dilakukaan dengan pertanyaan

dari kelompok B tersebut.

11. Setelah metode bermain peran selesai fasilitator mempersilahkan

kedua kelompok tadi untuk kembali ketempat duduk masing-

masing?

12. Kemudian fasilitator bertanya, epa yang dapat kita pelajari dari

metode bermain peran tadi ?

13. Setelah peserta mengungkapkan pendapatnya, fasilitataor

menyimpulkan proses belajar sesi, kemudian menutupnya.

Catatan: 1. Review tujuanya mengingatkan kepada peserta mengenai

poin-poin penting dari setiap sesi yang saling keterkaitan.

2. Matode bermain peran dengan skenario uji material

dimaksudkan untuk menguji sejauh mana, tuntutan itu sudah

dipertimbangkan dengan cermat dan matang serta

menggunakan strategi agar dapat diterima oleh manajemen.

3. Melatih mencari dan mengembangkan strategi-setrategi yang

efektif jika tuntutan dan argumentasi tim selalu mendapat

bantahan dari pihak manajemen.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

77

Bacaan 13

STRATEGI YAG EFEKTIF DALAM PKB

Mengacu pada istilah (Kamus Umum Bahasa Indonesia) Strategi adalah (1) Ilmu dan seni

memadukan dan menggunakan semua sumber daya, dana dan data untuk melaksanakan

kebijakan dan keputusan tertentu didalam situasi apa pun. (2) Ilmu dan seni memimpin tim

untuk menghadapi lawan agar kondisi menguntungkan (3) Rencana yang cermat dalam suatu

aksi (kegiatan) untuk mencapai sasaran dengan tepat. Menurut (kamus sosiologi) Strategi

adalah prosedur yang mempunyai alternatif-alternatif pada pelbagai tahap atau langkah yang

di ambil. Sedangkan efektif mempunyai arti sejauh mana langkah, atau keputusan itu

berdampak menguntungkan (mujarab) bagi kita sebagai serikat baik jangka pendek maupun

jangka panjang.

Berdasarkan pada pengertian diatas maka strategi yang efektif dalam PKB ialah: cara

menggunakan semua sumber daya dana dan data menjadi sebuah kekuatan, dengan

mempertimbangkan kekuatan dan kelemahanya sehingga unsur-unsur tersebut diolah dan

dirumuskan secara cermat menjadi peluang untuk mendapatkan keuntungan atau kemenangan

sehingga hasil akhir dari kesepakatan berpihak terhadap serikat buruh.

Disamping itu strategi yang efektif dalam PKB juga sangat erat hubungannya dengan

pemanfaatan semua kekuatan baik mengenai data survey dan data investigasi serta

menempatkan tuntutan dalam waktu yang tepat.

Tahap awal dalam mempersiapkan PKB adalah sejauh mana ketepatan kita mengolah data

survey dan data investigasi kondisi perusahaan menjadi suatu rumusan yang akurat dan

rasional. Tahap kedua rumusan tersebut dikemas dengan baik. Sebab kedua unsur tersebut

akan dipadukan. Data survey menghasilkan berbentuk tuntutan sedang data hasil investigasi

menjadi fakta pendukung dalam berargumen ketika tuntutan itu diajukan. Nah, dalam

kondisi seperti ini strategi yang efektif-lah yang sangat dibutuhkan. Oleh karena itu kelihaian

dan kecakapan tim perumus serta tim perunding agar dapat mengembangkan dan membuat

strategi-strategi yang efektif, jika pada saatnya melakukan perundingan tuntutan dan alasan

yang disampaikan diterima dan disetujui oleh pihak manajemen.

Untuk melatih pengembangan strategi yang efektif dalam PKB tersebut, diperlukan uji

materil dari draft PKB yang akan diajukan. Cara mengujinya adalah semua tim-tim persiapan

PKB harus menggambarkan kondisi-kondisi apa yang mungkin terjadi ketika perundingan,

apakah manajamen, mudah atau bersifat terbuka, atau sebaliknya, dan acuh. Bahkan

kemungkinan fatal manajemen tidak mau untuk melakukan perundingan. Oleh karenanya

untuk menggambarkan hal tersebut dibutuhkan skenario berupa uji materi tadi dengan

pertanyaan-pertanyaan sebanyak mungkin. Dengan menuliskan dan melontarkan sejumlah

pertanyaan yang berbentuk sanggahan (alasan keberatan) dari manajemen. Maka secara tidak

langsung tim perumus dan perunding dapat mengembangkan cara perumusan pasal-pasal

PKB dengan efektif dan bagi tim perunding secara tidak langsung berlatih menemukan

strategi kata-kata yang dapat dijadikan argumentasi efektif sebagai bahan ketika perundingan

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

78

dilakukan. Namun semua itu tentu saja harus berdasar pada pertimbangan dari segi kekuatan

serikat, kekuatan data survey, kekuatan data investigasi dan kekuatan bahasa kontrak yang

ditulis dalam PKB yang diajukan. Disamping itu juga perlu diperhitungkan mengenai waktu,

berapa durasi yang dibutuhkan dalam setiap pasal ketika perundingan, dan kapan tekanan dari

anggota serta solidaritas dari sesama serikat dibutuhkan dan dilakukan. Ketepatan strategi

yang efektif merupakan langkah keberhasilan dalam PKB. Berikut ini contoh uji materil

PKB untuk mengembangkan strategi dan merumuskan pasal PKB sebagai bahan negoosiasi:

Contoh:.

Prioritas pasal

tunntutan tim

perunding

Argumen yang

disampaikan

Gambaran

Manajemen

Pertanyaan yang

diajukan

Strategi yang

dikembangkan

1.Kenaikan

upah

Rp 900.000,.

UMK

Rp. 730.000

1.Kondisi tahun ini

perusahaan untung

sekitar 75 %

setelah dikurangi

pajak, dan biaya

produksi

2.berdasar pada

tuntutan buruh

di perusahaan ini

1.Manajemen tidak

menyetujui sebab

upah sudah sesuai

dengan UMK.

2. Jika kami

menyetujui

tuntutan SB,

kemungkian kami

harus melakukan

pengurangan

tenaga kerja sekitar

30 % dari jumlah

yang ada.

1.Strategi apa yang

akan di ambil,

efektifkah?

2.Langkah apa lagi

agar tuntutan di

setujui ?

3. Apakah dalam

tahap ini perlu

tekanan

atau belum ?

1.Sisa tuntutan upah

tersebut di alihkan ke

kompensasi transportasi.

2.Peluang strategi lain,

sisa tuntutan dibagi ke

kompensasi transportasi

dan uang makan. Atau

tunjangan lain

Catatan:

1. Ketika kesepakatan pasal upah ini di ambil dan diputuskan maka, tim negosiasi

perlu memikirkan efek jangka pendek dan panjang demi keberlangsungan buruh

atau anggota serikat kita.

2. Begitu juga jika kita bersikeras pada tuntutan semula, apa akibat yang akan

terjadi sehubungan dengan warning atau ancaman dari pihak manajemn mengenai

keberlangsungan kerja para anggota. (dalam situasi inilah kecermatan dan

kecakapan tim perunding di uji agar keputusan yang diambil benar-benar efektif

dan bermanfaat)

Upah yang disepakati

UMK sebesar Rp.730.000,

2. Tuntutan

transportasi

sebelumnya 100.000/

bln

Argument

yang efektif

apa yang

harus

dikemukakan ?

Manajemen tidak

setuju uang

transport sebesar

Rp. 15.000 /bln

4.Efektifkah jika

strategi kedua di

jalankan ?

Jika ditambah dengan sisa

upah yang diterima berarti

rumusan tuntutan sebesar

Rp. 150.000

3. Tuntutan uang

makan per hari 5000,

perbilan 300.000,

sebelumnya

Manajemen

semakin merasa

diperas

5.Efektifkah

strategi kedua

dengan cara

membagi ke

kompensasi

transport dan

uang makan ?

6 Apakah ditahan

ini perlu tekanan?

Jika sisa tuntutan upah di

bagi ke transport dan uang

makan secara merata

maka uang makan

rumusan tuntutan untuk

makan sebesar Rp.

375.000

Catatan:

1.Buatlah sebanyak mungkin pertanyaan, yang menggambarkan alasan-alasan pihak manajemen

2. Cara diatas tersebut tujuannya adalah menguji draft rumusan tuntutan yang akan dirundingkan.

3. Cara tim perumus dan perunding KKB mendapatkan strategi-strategi yang akan di ambil sehingga akan

menghasilkan rumusan dan keputusan yang efektif.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

79

Setelah selesai bahan material diuji dan disusun menjadi pasal-pasal tuntutan yang bermuatan

strategi. Selanjutnya tim perunding serikat memantapkan peran dan tugas yang akan

dimainkan dalam perundingan. Peran dan tugas ketika perundingan diantaranya :

1. Juru bicara tugas sebagai juru bicara tugas yang harus dilakukan kurang lebih:

Membuka pembicaraan menyapaikan maksud dan tujuan yang telah disepakati yaitu

untuk melakukan negosiasi PKB

Membacakan pasal-pasal PKB yang akan dirundingkan

Menawarkan pasal yang akan didahulukan dirundingkan

Juru bicara ini boleh lebih dari satu orang tetapi untuk pembuka lebih baik diperankan kepada

satu orang dan yang lainya saling menambahkan.

2. Pengamat dan penetralisir situasi bertugas mengamati berjalannya perundingan secara

seksama, menetralisir keadaan. Hal ini dimaksud agar jika perundingan mengalami

kemacetan pengamat mengingatkan agar kembali fokus kepada pembicaraan, disamping itu

peran ini memungkinkan untuk berlaga menetralkan keadaan sehingga membuat perundingan

menjadi kondusif. Jika perlu mengeluarkan bahasa-bahasa hukum atau bijak seperti

mendukung manajemen padahal dibalik itu bermaksud agar si manajemen luluh. “Seperti jika

bapak melaksanakan pasal ini kemungkinan besar pekerja akan lebih rajin dan termotivasi

agar kinerjanya lebih baik”. Tetapi perlu dicatat ketika memberikan pernyataan tentu saja

harus diperhitungkan baik-buruk yang akan timbul.

3. Penekan bertugas melakukan penekanan, semisal mengemukan efek yang akan timbul jika

pasal yang diajukan tidak dilaksanakan oleh manajemen. Dalam bentuk peringatan, bukan

acaman dan tentu saja setiap penekanan yang dilontarkan ada konsekuensinya dan jangan

lupa semua warning itu harus mencerminkan kalimat yang merupakan suara anggota serikat.

4. Notulensi dalam perundingan tentu saja harus ada yang bertugas mencatat hasil dari

perundingan dari pihak SB. Agar setiap tahapan perundingan terdokumentasi secara baik.

5. Tim sosialisasi bertugas mengkomunikasikan setiap tahap hasil perundingan kepada

anggota. Ini juga sangat menentukan karena dapat bekerja sama dengan tim di lapangan

untuk mengkondisikan situasi anggota ketika dibutuhkan penekanan-penekanan.

>><<

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

80

Bekal 3

Review sesi 2 sampai 11.

Sebelum membahas stretegi yang efektif dalam PKB, sebaiknya kita mengingat kembali

poin-poin penting dalam sesi-sesi sebelumnya sebab sesi ini menyangkut secara keseluruhan

poin penting dari sesi-sesi tadi. Oleh karena itu mari kita telaah kembali sesi-sesi yang telah

kita laluli.

1. Di sesi kedua kita telah pelajari bahwa prinsip PKB merupakan pertukaran kepentingan

antara serikat buruh dengan pengusaha, yang didalamnya ada hal yang sifatnya sama dan

kontra. Tetapi perlu kita ingat bawa sedikit sekali kepentingan yang bersifat sama.

Berdasarkan pengalaman hampir 99,9 % pertukaran kepentingan tersebut bersifat kontradiksi

(berlawanan).

Berdasar pada sifat tersebut kita sebagai serikat buruh tentunya akan berpikir keras

bagaimana agar pertukaran kepentingan yang berbeda tadi berjalan lancar dan lebih banyak

kepentingan serikat yang diajukan, dapat diterima dan disetujui oleh pengusaha. dari pada

kepentingan pengusaha yang di ajukan kepada serikat. Maka dalam hal ini serikat harus

berusaha kerasa mengkondisikan bahwa kepentingan yang kita tawarkan tersebut rasional

yang merupakan kepentingan kolektif buruh yang diwakili serikat dan secara langsung akan

berimbas pada kemajuan perusahaan.

2. Sesi ketiga, poin utamanya ialah bahwa PKB tersebut merupakan aturan (hak, kewajiban,

dan sangsi) yang dibuat oleh pihak pengusaha dan serikat buruh untuk mengatur hubungan

kerja antara pengusaha dan para buruh (dlm serikat secara khusus) dan buruh didalam

perusahaan secara umum. Dan keduanya wajib mematuhinya. Aturan tersebut berupa tulisan

dalam bentuk pasal yang berupa kata-kata dan angka-angka yang mempunyai jangka waktu

tertentu.

3. Sesi empat yaitu: Mengenai bagaimana cara membangun dan menata kekuatan serikat baik

sumber daya dan data yang merupakan modal ketika persiapan dan pelaksanaan PKB.

Berbicara tetang kekuatan serikat, peran pengorganisasian dan pendidikan, kekompakan

kolektif sangat dibutuhkan dan diuji.

4. Sesi lima merupakan pembahasan tahapan atau alur pembuatan PKB. Yang dilakukan

secara komprehensif yang mengutamakan kepada kontribusi semua pihak dalam serikat,

aspirasi anggota agar mereka merasa terwakili secara demokratis. Selanjutnya pembentukan

tim-tim untuk mengerjakan tugas-tugas yang dibutuhkan untuk pembuatan draft PKB tersebut

adalah tim yang berasal dari para pengurus dan anggota yang memiliki kemampuan yang

cukup untuk mengerjakan tugas yang harus dilakukannya.

Tim-tim tersebut dibagi kedalam beberapa tugas, diantaranya:

Tim survey yang melakukan dan menampung keinginan anggota dan mengumpulkan

data harga kebutuhan hidup buruh.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

81

Tim investigasi yang bertugas menyelidiki kekayaan perusahaan, kondisi perusahaan

yang didalamnya mengenai untung rugi perusahaan, biaya produksi perusahaan,

jaringan perusahaan serta jaringan penjualan hasil produk perusahaan.

Tim aksi PKB bertugas menyiapkan aksi dalam bentuk dukungan untuk menekan

pengusaha agar mau melakukan perundingan dan menyelesaikan perundingan PKB

secepatnya dalam situasi konusif. Bentuk dukungan yang dikerjakan disamping dari

anggota serikat sendiri juga menampung dukungan solidaritas dari sesama serikat atau

media massa.

Tim perumus PKB ini biasanya merupakan tim besar gabungan dari tim-tim kecil

tadi. Bertugas mengolah merumuskan serta menguji material dari rumusan PKB

tersebut.

Tim pembuat bahasa kontrak setiap pasal dalam PKB atau disebut tim hukum

(advokat) bertugas membuat narasi PKB agar mudah dipahami, jelas, tegas dan

mempunyai unsur keadilan.

Tim negosiasi atau tim perunding mereka bertugas menegosiasikan pasal-pasal

tuntutan dengan pihak perusahaan yang diwakili oleh manajemen.

5. Poin penting dalam sesi enam ialah bagaimana membangun dan mengkondisikan kekuatan

kolektif, dalam bentuk aksi untuk PKB agar kekuatan kolektif tersebut menjadi tekanan yang

berpengaruh kondusif, terhadap pengusaha, dan dapat menunjang keberhasilan perundingan

PKB. Sehingga pihak pengusaha bersedia melakukan perundingan dengan serikat secara baik.

Dalam arti manajemen merasa nyaman melakukan perundingan PKB tersebut sehingga

mencapai kesepakatan dengan cepat dan segera dapat dilaksanakan.

6. Poin penting sesi tujuh ialah mengenai keahlian dan kecakapan tim investigasi dalam

melakukan tugasnya mencari informasi mengenai isi perut perusahaan misalkan mengetahui

siapa pemilik, siapa yang dapat mengambil keputusan, besar keuntungan perusahaan, besar

biaya produksi, besar upah yang dibayar kepada pihak buruh, karakter manajemen yang dapat

memberikan keputusan ketika perundingan serta data yang lainnya mengenai perusahaan.

Data tersebut nantinya merupakan alat untuk mendukung tuntutan yang diajukan.

7. Poin penting dalam sesi delapan ialah bagai mana membuat rumusan pertanyaan untuk

survey agar mudah dipahami oleh anggota dan cara mengolah hasil survey sehingga menjadi

rumusan tuntutan yang aspiratif mewakili kepentingan anggota baik jangka pendek maupun

jangka panjang.

8. Poin penting sesi sembilan ialah mengenai cara memadukan hasil investigasi dengan hasil

survey sehingga menjadi suatu rumusan yang terencana dengan penuh pertimbangan.

Disamping itu juga dibutuhkan kecakapan dalam menyusun pasal-pasal tuntutan, pemilahan

prioritas tuntutan, serta mempelajari PKB sebelumnya sebagai bahan kajian mengenai pasal-

pasal yang masih relevan, dan pasal yang harus dirubah baik (narasi) bahasa kontraknya

maupun jumlah nominal (besarnya) .

9. Poin penting sesi sepuluh ialah cara membuat rumusan bahasa kontrak sehingga dapat

dipertanggung jawabkan, mempunyai kekuatan, keberpihakan serta keadilan, singkat, jelas,

lugas, tegas dan mudah dipahami oleh seluruh anggota.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

82

10. Poin penting sesi sebelas ialah pemahaman tentang prinsip dari negosiasi. Untuk apa

negosiasi dilakukan. Hal ini menyangkut teori dalam bernegosiasi atau berunding, baik

bahasa, verbal, bahasa tubuh maupun tulisan sehingga dapat mempengaruhi lawan agar lawan

menerima argumentasi serta menyetujui apa yang di sodorkan oleh serikat.

>><<

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

83

SESI 12: PELAKSANAAN NEGOSIASI PKB

Durasi: 120 menit.

Tujuan: Membantu peserta memahami proses negosiasi yang dilakukan

serikat buruh dalam kerangka pembuatan dan pemberlakuan

PKB.

Membantu peserta untuk memahami kesulitan-kesulitan selama

bernegosiasi dengan pihak manajemen

Mengajak peserta mengenali hasil-hasil perundingan.

Yang Diharapkan: Pada akhir sesi ini peserta mampu:

Menjelaskan proses perundingan kolektif yang dilakukan serikat

buruh dalam kerangka pembuatan dan pemberlakuan PKB.

Menjelaskan cara negosiasi secara efektif

Berlatih melakukan negosiasi PKB

Menjelaskan hasil-hasil yang mungkin didapat dari perundingan.

Lembaran Peserta: Bacaan 14: Memahami negosiasi

Bacaan 15: Persiapan Negosiasi

Bacaan 16: Perundingan PKB Dari Sudut Pandang Serikat Buruh.

Bacaan 17: Pelaksanaan Negosiasi dan Penerapan hasil Negosiasi

Bekal Fasilitator: Bekal 4: Daftar Periksa

Alat Tambahan: Kertas plano/papan tulis, spidol berwarna, 1 buah meja, 7 buah kursi

Metode: Role play.

Proses: 1. Fasilitator membuka sesi ini. Jelaskan tujuan dan proses

belajarnya

2. Jelaskan bahwa peserta akan berlatih melakukan negosiasi PKB

3. Aturlah ruangan kelas semirip mungkin dengan ruangan

negosiasi di perusahaan.

4. Mintalah peserta untuk memilih diantara peserta yang akan

berperan

5. sebagai tim perunding dari pengusaha dan yang akan berperan

sebagai tim perunding dari serikat buruh

6. Setelah terpilih beri kesempatan untuk masing-masing peran

tersebut untuk mempersiapkan dirinya.

7. Mulailah permainan dengan mempersilakan peserta yang

berperan sebagai tim perunding manajemen dan tim perunding

dari serikat buruh untuk menempati tempat yang telah

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

84

disediakan. Peserta lainnya dipersilakan untuk mengamati proses

negosiasi tersebut.

8. Setelah beberapa waktu fasilitator bisa menghentikan untuk

sementara permainan peran tersebut. Kemudian mintalah kepada

para peserta yang berperan sebagai pengamat untuk memberikan

komentarnya. Bantulah komentar para peserta dengan pertanyaan

pembantu, seperti:

Apakah tim bertindak secara terkoordinasi?

Apakah pernyataan kedua belah pihak dinyatakan secara

jelas?

Apakah kedua belah pihak saling mendengarkan?

Apakah masing-masing pihak melakukannya dengan baik?

Apa yang mereka dapat lakukan dengan lebih baik?

9. Setelah para peserta memberikan komentar-komentarnya,

permainan peran dilanjutkan kembali. Permainan peran dimulai

dari saat permainan dihentikan untuk sementara.

10. Setelah beberapa saat lagi fasilitator bisa kembali menghentikan

kembali untuk sementara permainan peran tersebut dan kembali

meminta komentar dari para peserta. Untuk membantu komentar

peserta, bisa diajukan pertanyaan pembantu seperti, misalnya:

Apakah strategi tim perunding serikat sudah cukup tepat?

Apakah strategi tim perunding perlu dirubah?

Apakah tim perunding pihak pengusaha telah berperan

dengan cukup baik?

Apakah orang-orang di kedua tim perunding tersebut telah

berperan dengan cukup baik?

Apakah orang-orang tersebut perlu diganti?

11. Setelah para peserta memberikan komentar-komentar dan

masukannya, permainan peran dilanjutkan kembali dengan

bedasarkan masukan dari para peserta. Permainan peran dimulai

dari saat permainan dihentikan untuk sementara.

12. Setelah permainan selesai, lakukan curah pendapat untuk

mendapatkan umpan balik yang lebih lengkap dari peserta

pengamat. Diskusikan gagasan-gagasan tersebut, kemukakan

juga pendapat fasilitator tentang proses tersebut.

13. Bagikan bacaan 15 - 16. Diskusikan hal-hal yang tidak dipahami

14. Fasilitator menutup sesi ini.

Catatan: Fasilitator memberikan catatan bahwa dalam proses negosiasi

perlu diperhatikan mengenai pernyataan terbuka dari serikat

buruh yang ditujukan kepada pihak manajemen.

Amatilah proses negosiasi dengan cermat. Bukan hasil yang

menjadi tujuan sesi ini, tapi pemahaman peserta tentang proses

negosiasi itu sendiri.

Jika dianggap perlu fasilitator bisa menghentikan untuk

sementara permainan peran tersebut lebih dari dua kali.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

85

MEMAHAMI NEGOSIASI

Apakah Negosiasi itu?

Sebagai orang yang tidak hidup sendiri, kita seringkali berunding dengan orang di sekitar

kita. Tujuannya sudah pasti untuk mencapai kesepakatan. Kesepakatan yang sudah pasti

menguntungkan semua dan membuat hidup jadi lebih baik.

Negosiasi adalah berunding. Tujuannya mencapai kesepakatan yang harus ditaati oleh semua

pihak yang terlibat.

Mengapa kita harus bernegosiasi?

Banyak cara untuk mendapatkan kepentingan-kepentingan sebagai buruh. Masalahnya adalah

bagaimana membuat kepentingan itu menjadi sebuah hak yang diakui. Diakui oleh buruh dan

pengusaha

PKB adalah jawabannya. Negosiasi adalah usaha untuk mencapainya.

Kawan-kawan pastinya masih ingat bahwa pengusaha adalah juga sebuah organisasi yang

rapi dan kuat. Artinya perundingan yang satu ini membutuhkan kekuatan utuh dari seluruh

anggota serikat buruh. Perundingan ini akan dilakukan oleh tim yang mewakili seluruh

anggota serikat.

Bagaimana melakukan negosiasi?

Mewakili seluruh anggota bukanlah tugas yang mudah. Semua anggota memang terlibat

dalam proses perundingan PKB tapi boleh dibilang tim perunding adalah ujung tombak

keberhasilan PKB.

Ada tiga tahap yang harus dilalui dalam bernegosiasi. Yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan

penerapan kesepakatan hasil negosiasi. Tiga tahap inilah yang akan kita pelajari dan bahas

bersama-sama.

Tahap pertama yaitu persiapan, terdiri dari pembentukan tim perunding dan strategi aksi.

Tahap kedua yaitu pelaksanaan terdiri dari proses komunikasi verbal dan non verbal saat

melakukan negosiasi, mendokumentasikan pembicaraan perundingan, tawar menawar dan

mencapai kesepakatan. Tahap ketiga adalah pelaksanaan hasil negosiasi.

>><<

Bacaan 14

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

86

PERSIAPAN NEGOSIASI

Apa yang harus dipersiapkan pertama kali ?

Bagian pertama adalah packaging. Sama seperti poses produksi di pabrik, bagian ini adalah

bagian pengemasan semua hasil produksi. Kali ini yang harus dikemas adalah hasil

investigasi dan survey. Hasil akhirnya adalah tuntutan-tuntutan yang akan dimasukan ke

dalam PKB. Tuntutan – tuntutan ini harus disertai dengan alasan – alasan dan data yang jelas.

Artinya tim perunding harus memiliki daya analisa yang menguatkan tuntutan-tuntutan

tersebut. Analisa dan data inilah yang akan menjadi amunisi dalam berhadapan dengan pihak

pengusaha. Senjata inilah yang membuat pengusaha sulit untuk berkelit.

Siapkah yang bisa menjadi tim perunding ?

Tim perunding ialah orang-orang yang dipercaya oleh seluruh anggota. Anggota tim ini bisa

juga perwakilan dari tiap divisi atau unit-unit dalam perusahaan. Bisa jadi mereka adalah

tokoh yang dianggap panutan bagi seluruh anggota serikat buruh. Intinya anggota perunding

harus dipilih dan ditentukan secara demokratis. Yang patut ditekankan adalah beban dan

tanggungjawab tidak sepenuhnya berada didalam pundak anggota tim tersebut. Bahkan jika

didalam perundingan nanti terjadi kemacetan, anggota tim bisa memutuskan untuk kembali

berunding dengan seluruh anggota buruh sebelum membuat keputusan yang tepat.

Apalagi yang harus dilakukan jika tim sudah terbentuk ?

Persiapan berikutnya adalah mempersiapkan peran anggota tim dalam perundingan.

Pembagian ini penting karena kekompakan tim menentukan keberhasilan perundingan. Ada

beberapa peran yang harus dimainkan oleh anggota tim perunding. Peran tersebut adalaah:

Juru bicara

Ia boleh jadi merupakan pemimpin tim perunding. Tugasnya adalah membuka

perundingan serta mengemukaka tuntutan-tuntutan yang akan dimasukan dalam PKB.

Juru bicara ini bisa lebih dari satu orang. Dalam melakukan perundingan harus tetap

ada juru bicara utama yang pendapatnya diperkuat oleh juru bicara lainya.

Pengamat

Dia adalah bagian tim perunding yang bertugas mengawasi perundingan. Jika

perundingan mulai macet, maka pengamat ini akan mengingatkan anggota tim

perunding lainya untuk meminta waktu istirahat. Waktu inilah yang akan digunakan

anggota tim perunding untuk menentukan langkah berikutnya. Pengamat ini juga akan

meminta waktu istirahat ketika mulai nampak ketidak kompakan diantara sesama tim

perunding.

Penekan

Sesuai dengan namanya, dia adalah anggota tim perunding yang jadi juru menekan.

Fungsi dia dalah mendinamisasi forum. Dia berperan sebagai ‟jagoan galak‟ yang

menekan pengusaha dalam forum. Dia akan berkali-kali menekankan betapa seriusnya

Bacaan 15

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

87

perundingan ini. Tetapi tidak sampai menimbulkan “huru - hara”. Yang penting para

perunding tidak sampai ”klemar - klemer” alias lembek.

Apa yang harus dilakukan anggota serikat buruh pada saat negosiasi berlangsung ?

Apakah anggota serikat akan tetap adem ayem, sementara kawan-kawan tim perunding

sedang berjuang? Apakah anggota serikat harus kerja seperti biasanya selama perundingan

berlangsung ? Tentu tidak!

Persiapan apa saja yang harus dilakukan anggota pada saat negosiasi berlangsung? Masih

ingat tentang aksi ? kalau bisa buatlah aksi di perusahaan untuk menunjukan kekuatan dan

menandakan dukungan. Aksi ini penting agar pengusaha tahu bahwa tim perunding ini datang

atas nama kekuatan seluruh anggota serikat buruh. Disamping itu juga untuk meningkatkan

posisi tawar tim perunding. Jadi, persiapkanlah aksi untuk mendukung tin perunding.

Perlu kita ingat bawa ketika perundingan itu berlangsung, aksi dukungan yang dilakukan

harus bertahap sesuai dengan rencana yang diputuskan bersama.

>><<

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

88

Bacaan 16

PERUNDINGAN P K B

DARI SUDUT PANDANG SERIKAT BURUH

Perundingan adalah proses di mana dua pihak atau lebih bertemu dan mengadakan tawar-

menawar untuk mencapai suatu kesepakatan. Kadang perundingan disebut sebagai negosiasi.

Perundingan dilakukan karena adanya pertentangan kepentingan di antara pihak-pihak yang

bertemu. Jika tidak ada pertentangan kepentingan, tidak ada yang perlu dirundingkan.

Buruh mempunyai berbagai kepentingan, dan begitu juga pengusaha. Ada kepentingan buruh

yang bertentangan dengan kepentingan pengusaha, ada juga yang tidak. Kepentingan buruh

untuk mendapatkan upah yang lebih besar, misalnya, bertentangan dengan kepentingan

pengusaha untuk mendapatkan laba yang lebih besar. Namun kepentingan buruh untuk hidup

sehat, misalnya, tidak bertentangan dengan kepentingan pengusaha untuk mendapatkan laba

yang lebih besar. Pengusaha tidak merasa keberatan dengan usaha buruh untuk

mempertahankan atau meningkatkan kesehatannya selama buruh tidak meminta uang

tambahan dari pengusaha. Kepentingan-kepentingan buruh yang bertentangan dengan

kepentingan pengusaha bisa dijadikan bahan perundingan, dijadikan bahan untuk dibahas dan

ditawar-tawar. Sementara kepentingan-kepentingan buruh yang tidak bertentangan dengan

kepentingan pengusaha tidak bisa dijadikan bahan perundingan.

Usaha untuk meminta atau menuntut upah dan kondisi kerja yang lebih baik bisa dilakukan

buruh secara individual (sendiri-sendiri) maupun kolektif (bersama-sama). Dalam hal serikat

buruh, usaha itu dilakukan secara kolektif. Jika masih harus dilakukan secara individual, bisa

dikatakan tidak ada gunanya membentuk serikat. Serikat buruh justru dibentuk sebagai sarana

untuk meminta atau menuntut secara kolektif di hadapan pengusaha.

Perundingan PKB adalah perundingan antara serikat buruh dan pengusaha dalam kerangka

pembuatan dan pemberlakuan PKB. Perundingan itu tidak membutuhkan penengah atau

mediator, cukup dihadiri oleh pihak serikat dan pihak pengusaha.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

89

GAMBARAN PERUNDINGAN

Ada beberapa hal yang dipakai untuk menggambarkan suatu perundingan, antara lain:

Tidak ada pemimpin atau ketua perundingan, walau pihak-pihak yang berunding

mempunyai pemimpin atau juru bicara masing-masing.

Tidak ada prosedur yang baku. Prosedur perundingan bisa ditetapkan bersama oleh

pihak-pihak yang berunding.

Tidak ada agenda tetap. Di tengah perundingan, agenda bisa berubah, jika disetujui oleh

pihak-pihak yang berunding.

Tujuan akhirnya adalah mencapai suatu kesepakatan, suatu keputusan yang diterima

bersama oleh pihak-pihak yang berunding.

Terjadi kompromi di sana-sini.

Tidak selalu diakhiri dengan tercapainya kesepakatan. Bisa jadi perundingan macet

karena tiap pihak bersikeras dengan syarat-syarat yang diajukannya.

Pihak-pihak yang berunding saling mengajukan pendapat, saling membantah, dan saling

membujuk. Semua itu dilakukan untuk membela kepentingan masing-masing.

HASIL PERUNDINGAN

Sulit untuk memperkirakan apa saja yang akan diperoleh sesudah menyelesaikan seluruh

proses perundingan, tapi dalam garis besar ada 3 macam hasil perundingan yang mungkin

terjadi, yakni:

Menang – Kalah

Salah satu pihak mendapatkan seluruh atau sebagian terbesar hasil yang diharapkannya,

sementara pihak lain tidak mendapatkan apa pun yang diharapkannya atau mendapatkan

sebagian kecil saja.

Contoh:

Pihak serikat buruh meminta kenaikan upah sebesar 20 persen, sementara pihak pengusaha

menawarkan 5 persen saja. Sesudah perundingan 4 hari berturut-turut, akhirnya disepakati

Perundingan yang tidak didukung

oleh anggota SB

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

90

kenaikan upah sebesar 20 persen. Maka hasil perundingannya adalah serikat buruh menang

dan pengusaha kalah (menang – kalah).

Kalah – Menang

Salah satu pihak tidak mendapatkan apapun yang diharapkannya atau mendapatkan sebagian

kecil saja, sementara pihak lain mendapatkan seluruh atau sebagian terbesar hasil yang

diharapkannya.

Contoh:

Pihak serikat buruh meminta kenaikan upah sebesar 20 persen, sementara pihak pengusaha

menawarkan 5 persen saja. Sesudah perundingan 4 hari berturut-turut, akhirnya disepakati

kenaikan upah sebesar 5 persen. Maka hasil perundingannya adalah serikat buruh kalah dan

pengusaha menang (kalah – menang).

Kalah – Kalah

Pihak-pihak yang berunding tidak mendapatkan apa pun yang diharapkannya atau

mendapatkan sebagian kecil saja.

Contoh:

Pihak serikat buruh meminta kenaikan upah sebesar 20 persen, sementara pihak pengusaha

menawarkan 5 persen saja. Sesudah perundingan 4 hari berturut-turut, akhirnya disepakati

kenaikan sebesar 17,5 persen. Maka hasil perundingannya adalah serikat buruh kalah dan

pengusaha juga kalah (kalah – kalah).

Perundingan tidak bisa tiba-tiba diadakan begitu saja. Beberapa hal harus ada terlebih dulu

sebelum perundingan dilakukan, yakni:

Keinginan untuk melakukan tawar-menawar atas keinginan masing-masing pihak.

Kesediaan untuk berkompromi demi tercapainya suatu kesepakatan.

Persiapan pada masing-masing pihak berkaitan dengan permintaan, tuntutan, usulan, dan

alasan-alasan yang akan diajukan dalam perundingan nanti.

Tanpa adanya hal-hal tersebut perundingan tidak bisa dilakukan. Kemudian di samping itu

pihak serikat buruh perlu menahan diri dan menunda perundingan jika:

Pihaknya belum memiliki cukup kekuatan untuk melakukan tawar-menawar.

Pihaknya belum merumuskan permintaan atau tuntutannya.

Pihaknya belum mempunyai cukup alasan untuk mendukung permintaan atau tuntutan

itu.

Pihaknya belum menyelidiki kemampuan pengusaha untuk memenuhi permintaan atau

tuntutan itu.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

91

TIM PERUNDING

Perundingan PKB diadakan oleh serikat buruh dan pengusaha, tapi itu tidak berarti semua

anggota serikat menghadiri acara perundingan dan pengusaha (baik satu atau beberapa orang)

langsung duduk berhadapan dengan mereka. Perundingan yang sebenarnya dilakukan oleh

wakil-wakil serikat buruh dan wakil-wakil pengusaha. Mereka yang mewakili serikat buruh

dalam perundingan disebut “pihak serikat” atau “tim perunding serikat”. Sementara mereka

yang mewakili pengusaha dalam perundingan disebut “pihak pengusaha” atau “tim perunding

pengusaha”.

Tim perunding serikat terdiri dari beberapa anggota serikat, baik anggota biasa maupun

pengurus, yang dipilih oleh pengurus serikat untuk melakukan perundingan. Sementara tim

perunding pengusaha terdiri dari siapa pun yang dipilih oleh pengusaha untuk melakukan

perundingan. Dalam tim perunding pengusaha selalu ada satu atau beberapa orang buruh

pengatur yang biasa disebut “manajer” (manager). Walau sebenarnya juga buruh, jarang ada

manajer yang menjadi anggota serikat. Posisinya sebagai buruh yang mengatur buruh lain

membuatnya lebih dekat ke pengusaha ketimbang ke sesama buruh. Hal itu yang membuat

para manajer menempatkan dirinya berseberangan dengan serikat. Bukan karena upahnya

lebih tinggi, pakaiannya lebih bagus, atau ijazahnya lebih banyak, tapi karena kedekatannya

dengan pengusaha.

TAHAP-TAHAP PERUNDINGAN

Perundingan PKB terdiri dari beberapa tahap. Paling sedikit ada 4 tahap perundingan yang

harus dijalani, yakni:

1. Persiapan

Persiapan mencakup penentuan tujuan dan sasaran perundingan (hasil-hasil yang diharapkan

dari perundingan itu). Dalam tahap persiapan pengurus serikat juga harus mengumpulkan

informasi-informasi yang bisa digunakan untuk mendukung permintaan atau tuntutannya.

Perundingan yang didukung

oleh anggota SB

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

92

2. Diskusi

Diskusi merupakan awal dari perundingan. Ketika berdiskusi baik pihak serikat maupun

pihak pengusaha menjelaskan keinginan dan alasannya masing-masing.

3. Tawar-menawar

Tawar-menawar mencakup tindakan-tindakan mengajukan tawaran, menjelaskan tawaran,

membujuk pihak yang dihadapi untuk mau menerima tawaran itu, dan melakukan kompromi

di sana-sini.

4. Penutupan

Perundingan ditutup karena kesepakatan sudah tercapai, atau bisa juga karena kesepakatan

tidak tercapai. Jika kesepakatan tercapai, dilanjutkan dengan penandatanganan kesepakatan

tertulis atau perjanjian tertulis. Jika kesepakatan tidak tercapai, pengurus serikat harus

mencari cara lain untuk membela kepentingan serikat buruh.

Berikut ini keempat tahap perundingan tersebut akan dijelaskan lebih jauh:

PERSIAPAN

Diperlukan persiapan yang baik sebelum serikat buruh mengajak pengusaha untuk berunding.

Tanpa persiapan yang memadai sebaiknya serikat tidak melakukan perundingan. Orang

sering mengatakan: “Gagal membuat persiapan berarti mempersiapkan diri untuk gagal”.

Persiapan perundingan PKB terdiri dari hal-hal berikut ini:

A. Menetapkan sasaran dan prioritasnya.

Sasaran adalah hasil yang diharapkan sesudah melalui proses. Dalam mempersiapkan

perundingan terlebih dulu serikat harus menetapkan hasil-hasil yang diharapkan dari

perundingan. Itu yang dimaksud dengan menetapkan sasaran. Kemudian pengurus serikat

juga harus membuat urutan atas hasil-hasil itu berdasarkan mana yang lebih penting atau

lebih mendesak untuk didapatkan melalui perundingan. Itu yang dimaksud dengan

menetapkan prioritas.

B. Mengadakan survei.

Permintaan atau tuntutan yang akan diajukan oleh pihak serikat harus mencerminkan aspirasi

(keinginan) para anggota. Untuk mengetahui apa aspirasi-aspirasi yang sedang berkembang

pengurus serikat perlu mengadakan survei di tempat kerja. Survei itu sebaiknya

menggunakan kuesioner (angket) supaya mudah diteliti dan dirangkum. Hasil survei itu

menjadi dasar untuk menyusun permintaan atau tuntutan.

C. Mengumpulkan informasi yang akan digunakan dalam perundingan, antara lain informasi

mengenai:

Upah dan kondisi kerja yang berlaku saat ini di perusahaan.

Upah dan kondisi kerja di perusahaan lain dengan jenis industri yang sama.

Persentase kenaikan harga barang-barang pokok.

Pemasukan perusahaan dalam tahun sebelumnya dan keadaan keuangannya saat ini.

Dana dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan perundingan.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

93

Hasil-hasil yang pernah dicapai dalam perundingan sebelumnya dengan permintaan atau

tuntutan yang sama.

PKB yang dimiliki serikat-serikat lain pada sektor industri yang sama.

D. Merumuskan permintaan atau tuntutan.

Permintaan atau tuntutan yang akan diajukan dalam perundingan harus dirumuskan dalam

kalimat yang tegas dan ringkas. Kalimat-kalimat itu disusun sebagai suatu rancangan

ketentuan, dan dikelompokkan berdasarkan kedekatannya. Misalnya ketentuan mengenai

tunjangan transportasi diletakkan dalam satu kelompok yang sama dengan ketentuan

mengenai tunjangan makan (sama-sama mengenai uang tunjangan yang diterima tiap bulan),

atau ketentuan mengenai jam kerja diletakkan dalam satu kelompok yang sama dengan

ketentuan mengenai hukuman karena terlambat masuk kerja (sama-sama mengenai tata

tertib).

E. Memperkirakan dampak-dampak perundingan.

Pengurus serikat perlu memperkirakan apa saja dampak yang akan dihadapi, jika perundingan

mengalami kebuntuan. Kemudian pengurus serikat juga perlu memperkirakan apa yang harus

dilakukan untuk menyikapi kebuntuan itu.

F. Mengetahui batasan wewenang tim perunding.

Pihak serikat (tim perunding serikat) harus mengetahui hal-hal apa yang boleh dan tidak

boleh mereka putuskan sendiri dalam perundingan. Hal-hal yang tidak boleh mereka

putuskan sendiri harus dikonsultasikan dengan semua anggota serikat dan diputuskan melalui

pemungutan suara.

G. Menyusun strategi perundingan, yang mencakup:

Menentukan taktik dan gaya yang akan digunakan ketika berunding.

Menentukan kapan harus bersikeras, kapan harus berkompromi.

Mempersiapkan tim perunding.

Mengadakan pembagian tugas (siapa melakukan apa dalam perundingan).

Mengenali orang-orang yang akan dihadapi dalam perundingan.

Mencari tempat dan waktu yang cocok untuk mengadakan perundingan.

DISKUSI

Diskusi dibuka oleh pihak yang mengajukan permintaan atau tuntutan, dalam hal ini pihak

serikat. Ketika berdiskusi tiap pihak bisa mengajukan pendapat, usulan, pertanyaan, dan

bantahan. Dalam tahap diskusi, tawar-menawar belum dilakukan. Tahap ini bertujuan

memberi kesempatan ke pihak-pihak yang berhadapan untuk mengemukakan posisi dan

keinginannya masing-masing.

Ketika berdiskusi pihak serikat melakukan 3 tindakan, yakni tindakan menjelaskan, bertanya,

dan berdebat. Berkaitan dengan itu pihak serikat perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:

A. Menjelaskan.

Tindakan menjelaskan merupakan proses penyampaian pemahaman ke orang lain, atau

disebut juga sebagai alih pemahaman. Dalam proses tersebut pihak serikat perlu:

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

94

Memakai istilah-istilah yang lazim digunakan. Jika menggunakan istilah yang tidak

lazim, jangan lupa untuk menjelaskan artinya.

Memberi kesempatan ke pihak pengusaha untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas.

Mengatur tempo berbicara. Sebaiknya jangan berbicara terlalu cepat.

B. Bertanya.

Tindakan bertanya dilakukan untuk hal-hal yang berbeda, antara lain:

Untuk mendapatkan informasi.

Untuk mendapatkan ketegasan.

Untuk mendapatkan dukungan atau persetujuan.

Sebaiknya dalam satu kali kesempatan bertanya hanya satu pertanyaan yang diajukan.

Mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus dalam satu kali kesempatan bisa membuat orang

yang dituju enggan menjawab karena merasa terlalu dibebani.

C. Berdebat.

Dalam berdebat pihak serikat perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:

Jelaskan argumen pihak serikat dengan tenang, kemudian persilakan pihak pengusaha

untuk menanggapinya.

Ketika menolak argumen (alasan) yang dikemukakan oleh pihak pengusaha, pihak

serikat jangan menambahkan hal-hal yang tidak terdapat dalam argumen. Argumen yang

hendak ditolak sebisa mungkin masih seperti yang diajukan oleh pihak pengusaha.

Jangan memotong atau menyela ketika pihak pengusaha sedang menjelaskan

argumennya.

PERNYATAAN TERBUKA

Dalam proses negosiasi perlu adanya suatu pernyataan terbuka, yaitu suatu tindakan

menyatakan, memberitahukan, menyangkut maksud kita bertemu dengan pihak manajemen.

Dengan demikian pernyataan kita tersebut sehingga pernyataan itu menjadi perhatian dari

pihak manajemen akan maksud kita tersebut.

Apa yang dinyatakan? Pernyataan terbuka biasanya berupa argumentasi latar belakang mengenai

maksud kita mengajak pihak manajemen untuk bertemu dan membicarakan jadwal pertemuan

selanjutanya untuk membicarakan kesepakatan antara pihak serikat dengan pihak manajemen.

TAWAR-MENAWAR

Cepat atau lambat diskusi antara pihak serikat dan pihak pengusaha akan berkembang

menjadi tawar-menawar. Tidak ada jadual khusus untuk melakukan tawar-menawar. Tidak

ditentukan jam berapa harus dimulai dan jam berapa harus diakhiri. Proses tawar-menawar

dimulai ketika salah satu pihak mengajukan tawaran ke pihak yang lain. Kemudian proses

tawar-menawar diakhiri ketika sudah tercapai suatu kesepakatan atau ketika salah satu pihak

mengajak pihak yang lain untuk menghentikan proses tersebut, untuk sementara waktu

maupun untuk seterusnya.

Dalam tahap tawar-menawar pihak serikat harus bersiap untuk:

Mengubah permintaan, baik dengan cara menambahi atau mengurangi bobot hal yang

diminta. Pihak serikat bisa mencoba untuk menambahi bobot pada suatu permintaan dan

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

95

mengurangi bobot pada permintaan yang lain, misalnya menambahi besarnya upah

lembur dan mengurangi besarnya tunjangan kesehatan.

Memberi perpanjangan waktu untuk permintaan yang tampak sulit diterima oleh pihak

pengusaha, misalnya dengan mengatakan bahwa kenaikan tunjangan perumahan baru

berlaku 3 bulan sesudah ditandatanganinya PKB.

PENUTUPAN

Tahap penutupan merupakan tahap yang menyertai akhir perundingan. Perundingan bisa

diakhiri karena 2 hal, mungkin karena kesepakatan sudah tercapai dan mungkin juga karena

terjadi kebuntuan (kesepakatan tidak tercapai dan salah satu pihak tidak ingin meneruskan

perundingan). Akhir perundingan yang berbeda harus ditangani dengan cara menutup yang

berbeda juga.

Jika perundingan diakhiri dengan tercapainya kesepakatan, pihak serikat harus:

Menuliskan semua hal yang disepakati dan menyusunnya menjadi naskah akhir PKB.

Memberikan salinan naskah akhir PKB ke pihak pengusaha untuk dipelajari.

Jika tidak perubahan lagi, naskah akhir PKB ditandatangani kedua pihak. Dengan begitu

sudah terbentuk PKB yang sebenarnya.

Mengumumkan ke para anggota bahwa serikat sudah memiliki PKB dan para anggota

dipersilakan membuat fotokopinya.

Jika perundingan diakhiri dengan kebuntuan, pihak serikat harus:

Membuat laporan yang menjelaskan proses perundingan dari awal hingga berakhir

dengan kebuntuan. Laporan itu diserahkan ke pengurus serikat, kemudian pengurus

serikat akan mengumumkannya ke semua anggota serikat.

Jika diminta, pihak serikat memberi saran mengenai apa yang harus dilakukan oleh

pengurus serikat sebagai tanggapan terhadap kebuntuan perundingan.

Jika mayoritas anggota menginginkan, pihak serikat mengajak pihak pengusaha untuk

kembali berunding.

DUA GAYA

Secara garis besar ada 2 gaya berunding. Yakni gaya berunding kooperatif (“suka

bekerjasama”) dan gaya berunding kompetitif (“suka mengadu kekuatan”). Sebelum memilih

gaya apa yang akan digunakan, pihak serikat terlebih dulu harus mempertimbangkan hal-hal

berikut ini:

Kekuatan dan kelemahan serikat buruh saat ini.

Kekuatan dan kelemahan pengusaha saat ini.

Hubungan antara serikat buruh dan pengusaha selama ini.

Orang-orang yang menjadi anggota tim perunding pengusaha.

Sesudah mempertimbangkan hal-hal tersebut, pihak serikat bisa memilih gaya berunding apa

yang akan digunakannya.

Dengan gaya berunding kooperatif, pihak serikat melakukan hal-hal berikut ini:

Membangun suasana saling menghargai.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

96

Menjelaskan sejak awal bahwa pihak serikat ingin bekerjasama untuk mencapai hasil

yang bisa diterima kedua pihak.

Memulai perundingan dengan hal-hal yang ringan, yang mudah dicapai kesepakatannya.

Bersikap fleksibel (lentur) dalam menghadapi tawaran dari pihak pengusaha.

Sementara dengan gaya berunding kompetitif, pihak serikat melakukan hal-hal berikut ini:

Membangun suasana saling mengawasi, saling mencurigai.

Menjelaskan sejak awal bahwa serikat buruh sangat serius dengan permintaan atau

tuntutannya.

Memberitahu akibat-akibat yang mungkin muncul, jika permintaan serikat tidak segera

dipenuhi.

Bersikap kaku dalam menghadapi tawaran dari pihak pengusaha.

Gaya berunding kompetitif sebaiknya digunakan hanya ketika serikat berada dalam posisi

yang lebih menguntungkan ketimbang pengusaha. Di samping itu gaya berunding kompetitif

membuka peluang lebih besar untuk terjadinya perselisihan-perselisihan baru antara serikat

dan pengusaha.

>><<

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

97

PELAKSANAAN NEGOSIASI DAN PENERAPAN HASIL NEGOSIASI

Pelaksanaan Negosiasi

Apa sajakah yang harus dilakukan dalam pelaksanaan negosiasi ?

Masih ingat tentang pembagian peran dalam tim negosiasi? Pembagian peran ini juga diikuti

dengan perencanaan teknik berkomunikasi dengan pihak pengusaha. Selain proses

komunikasi, dokumentasi perundingan juga harus dilakukan oleh pihak serikat. Kemudian

teknik melakukan tawar-menawar dengan pengusaha. Dan yang terakhir adalah upaya untuk

mencapai kesepakatan. Kesepakatan-kesepakatan yang menguntungkan anggota pastinya.

Bagaimana merencanakan komunikasi dengan pengusaha dalam perundingan ?

Ada beberapa tips yang bisa dijadikan panduan dalam proses perundingan. Jangan pernah

terlihat gugup. Tunjukan selalu rasa percaya diri. Sedapat mungkin hapuskan hambatan-

hambatan komunikasi. Hambatan itu antara lain adalah rasa gugup yang menyulitkan orang

menyampaikan pendapat atau idenya dan ketidak jelasan yang diakibatkan oleh sura bising

atau hambatan fisik lainya.

Lalu apa yang harus kita lakukan untuk menghilangkan ketidakjelasan makna/kata

itu?

Ketidak jelasan bisa dihilangkan dengan pertanyaan dan pernyataan untuk mengklarifikasi.

Pertanyaan – pertanyaan untuk memperjelas pesan yang disampaikan. Apa saja pertanyaan

dan pernyataan itu?

Ada lagi yang ingin kawan-kawan tambahkan?

Pernyataan ini dilakukan oleh juru bicara untuk membuka peluang munculnya tambahan atau

pendapat lain dari anggota tim perunding yang lebih menguatkan.

“Maaf, saya kurang mengerti, tolong diulangi pernyataan anda tadi!”

Permintaan ini adalah untuk meyakinkan kembali apa yang telah didengar sekaligus

menyatakan keberatan terhadap pihak lawan. Hanya saja keberatan ini diucapkan dengan

sopan.

“Baiklah kalau itu yang anda bayangkan tentang kondisi ideal di pabrik. Tapi bagaimana

dengan kenyataanya?”

Negosiator yang handal harus selalu berusaha meninggalkan tawarannya. Jika pengusaha

menyebutkan kondisi ideal yang mereka inginkan, pihak serikat harus terus berusaha

menurunkan tawaran pengusaha.

Kenapa kita tidak beralih saja ke hal lain ?

Anjuran ini cukup baik untuk mengalihkan pembicaraan ketika perundingan mulai terasa

macet. Pengalihan ini memberikan kesempatan bagi tim perunding untuk sejenak

Bacaan 17

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

98

mengendapkan kemacetan. Meskipun jika kemacetan ini sudah tidak bisa dipecahkan lagi, si

pengamat harus segera meminta waktu istirahat.

Lalu apa untungnya hal tersebut buat anggota kami (anggota serikat buruh)

Pernyataan ini memberikan penekanan tentang posisi tim perunding yang didukung oleh

seluruh anggota serikat buruh. Penekanan seperti ini juga bisa melemahkan posisi pengusaha

di meja perundingan.

Baiklah, kita coba rangkum dulu pembicaraan kita tadi

Pernyataan ini penting untuk menjaga alur perundingan. Alur harus tetap terjaga agar setiap

kemajuan yang dibuat dalam perundingan bisa terlihat dengan jelas.

Bagaimana cara membuat pembicaraan teratur ?

Jangan lupa untuk menciptakan pembukaan yang bagus. Pembukaan yang bagus adalah

pembukaan yang memperkenalkan maksud dan tujuan perundingan dengan jelas. Jelaskan

juga alasan diadakan perundingan ini dan berikan rangkuman singkat apa saja yang ingin

dibicarakan.

Isi pembicaraan tidak harus singkat tetapi harus jelas.

Apapun yang disampaikan harus mudah dimengerti maksud dan tekanan-tekanan

didalamnya. Rasa percaya diri benar-benar dibutuhkan pada saat-saat seperti ini.

Disetiap akhir pembahasan, buatlah penutup yang merangkum isi pembicaraan.

Rangkuman ini penting agar ada yang bisa selalu diingat dari perundingan ini. Kalau bisa

penutup berisi masalah-masalah yang ditekankan oleh pihak serikat.

Setelah itu apalagi yang perlu kita lakukan ? Dokumentasi.

Jangan lupa untuk mendokumentasikan setiap pembicaraan dalam perundingan. Jika perlu

rekaman isi perundingan itu. Kenapa penting? Karena jika suatu saat pihak pengusaha

mangkir dari kesepakatan, bukti tersebutlah yang bisa dijadikan senjata untuk menuntut

pengusaha.

Bagai mana dengan tawar –menawar di meja perundingan?

Tawar menawar dalam bentuk sederhana adalah :

“Jika anda begini …… maka kami akan begini………”

Satu hal yang selalu harus diingat adalah tawar-menawar harus memberikan “keuntungan

sebesar mungkin bagi anggota serikat buruh”. Jadi jangan pernah memberi sesuatu yang

memang sedikit merugikan buruh tetapi sangat menguntungkan pengusaha.

Apa yang harus dilakukan jika kesepakatan sudah tercapai ?

Rangkum semua kesepakatan dalam bentuk tertulis dan bacakan sekali lagi. Jangan pernah

berpikir bahwa pemahaman serikat sama dengan pemahaman pengusaha. Kenali dengan

jelas:

Apa dampak dari kesepakatan

Siapa saja yang akan dipengaruhi oleh kesepakatan itu.

Bagaimana kesepakatan itu akan diterapkan dan berapa banyakyang akan berubah.

Kapan kesepakatan itu efektif akan dilaksanakan.

Kenapa kesepakatan ini begitu penting.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

99

Jangan lupa tambahkan bahwa kesepakatan ini bisa diperbaharui jika anggota serikat buruh

sudah tidak lagi merasakan manfaat kesepakatan ini. Yang paling penting adalah jangan

biarkan pihak pengusaha merangkum hasil kesepakatan ini. Pihak serikat yang harus

merangkum kesepakatan ini.

Penerapan Kesepakatan Hasil Negosiasi

Lalu bagaimana dengan penerapan hasil kesepakatan ?

Pastikan semua anggota mengetahui benar-benar isi kesepakatan ini. Setelah kesepakatan

tercapai, adakan pertemuan dengan anggota, jika anggota tidak menyetujui isi kesepakatan

yang sudah dicapai maka perundingan harus diulangi.

Putuskan juga mekanisme pengawasan pelaksanaan hasil kesepakatan. Ingat kita punya

dokumentasi yang tertulis dan terekam. Jadi kalau pengusaha membandel, ya, tuntut saja.

Sebab kita punya bukti yang tidak terbantahkan.

>><<

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

100

Bekal 4

DAFTAR PERIKSA

Berikut ini disampaikan daftar periksa (checklist) untuk tim perunding serikat:

Pelajari bahan-bahan yang diberikan oleh pengurus serikat, yang antara lain mencakup:

Ketentuan-ketentuan perburuhan dari pemerintah.

PKB yang sebelumnya (jika ada).

PKB milik serikat lain.

Berbagai perjanjian yang pernah dibuat oleh serikat dengan pengusaha.

Permintaan-permintaan yang akan dicantumkan dalam PKB.

Diskusikan bahan-bahan tersebut dengan pengurus serikat.

Adakan rapat dengan pengurus serikat untuk membuat naskah awal PKB (“draft PKB”).

Adakan rapat dengan pengurus serikat untuk merancang strategi perundingan dan

menyusun argumen-argumen.

Adakan pembagian tugas dalam tim perunding serikat.

Berikan naskah awal PKB dan undang pengusaha untuk melakukan perundingan.

Kenali orang-orang yang berada dalam tim perunding pengusaha.

Jalani perundingan sesuai strategi yang sudah dirancang bersama pengurus serikat.

Perkenalkan diri sebagai tim perunding ke para anggota serikat yang dijumpai. Hal itu

akan meningkatkan dukungan para anggota serikat untuk tim perunding.

Gunakan waktu istirahat untuk mempertimbangkan tawaran dari tim perunding

pengusaha.

Dahulukan kepentingan serikat di atas kepentingan pengusaha.

Buat catatan tiap perundingan.

Tiap usai berunding, laporkan perkembangannya ke pengurus serikat.

>><<

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

101

SESI 14: EVALUASI

Durasi: 60 menit.

Tujuan: Mengevaluasi proses belajar dalam sesi-sesi yang sudah dilalui.

Mendapatkan umpan balik dari peserta.

Yang Diharapkan: Pada akhir sesi ini peserta mampu:

Mengenali masalah-masalah yang muncul selama berlangsung-

nya proses belajar.

Memberi komentar dan saran yang berkaitan dengan pelatihan

ini.

Lembaran Peserta: Kuesioner Evaluasi.

Alat Tambahan: ----

Metode: Mengisi kuesioner

Proses: 1. Fasilitator membuka sesi ini.

2. Fasilitator membagikan kuesioner dan meminta peserta untuk

mengisi.

3. Jika sudah selesai, fasilitator meminta peserta membacakan

saran-saran mereka.

4. Fasilitator menutup sesi ini.

Catatan:

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

102

KUESIONER EVALUASI Berikan nilai untuk hal-hal yang berkaitan dengan pelatihan ini. Buat tanda silang (X) pada kolom pilihan anda. 1 = Tidak bagus 2 = Kurang bagus 3 = Cukup bagus 4 = Bagus 5 = Sangat bagus

Tabel Penilaian

Nama fasilitator:

Sesi 1 Perkenalan

Mengenai Nilai

1 2 3 4 5

Ketersediaan bahan belajar dan kelengkapan pelatihan

Kemampuan fasilitator menjelaskan tujuan sesi

Kemampuan fasilitator merumuskan poin-poin penting sesi

Ketepatan menggunakan metode

Penggunaan waktu secara efektif

Penampilan dan sikap fasilitator dalam sesi

>><<

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

103

KUESIONER EVALUASI

Berikan nilai untuk hal-hal yang berkaitan dengan pelatihan ini. Buat tanda silang (X) pada kolom pilihan anda. 1 = Tidak bagus 2 = Kurang bagus 3 = Cukup bagus 4 = Bagus 5 = Sangat bagus

Tabel Penilaian

Nama fasilitator:

Sesi 2 Perjanjian Kerja Bersama: pertukaran Kepentingan buruh & Pengusaha

Mengenai Nilai

1 2 3 4 5

Ketersediaan bahan belajar dan kelengkapan pelatihan

Kemampuan fasilitator menjelaskan tujuan sesi

Kemampuan fasilitator merumuskan poin-poin penting sesi

Ketepatan menggunakan metode

Penggunaan waktu secara efektif

Penampilan dan sikap fasilitator dalam sesi

>><<

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

104

KUESIONER EVALUASI

Berikan nilai untuk hal-hal yang berkaitan dengan pelatihan ini. Buat tanda silang (X) pada kolom pilihan anda. 1 = Tidak bagus 2 = Kurang bagus 3 = Cukup bagus 4 = Bagus 5 = Sangat bagus

Tabel Penilaian

Nama fasilitator:

Sesi 3 Memahami PKB

Mengenai Nilai

1 2 3 4 5

Ketersediaan bahan belajar dan kelengkapan pelatihan

Kemampuan fasilitator menjelaskan tujuan sesi

Kemampuan fasilitator merumuskan poin-poin penting sesi

Ketepatan menggunakan metode

Penggunaan waktu secara efektif

Penampilan dan sikap fasilitator dalam sesi

>><<

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

105

KUESIONER EVALUASI Berikan nilai untuk hal-hal yang berkaitan dengan pelatihan ini. Buat tanda silang (X) pada kolom pilihan anda. 1 = Tidak bagus 2 = Kurang bagus 3 = Cukup bagus 4 = Bagus 5 = Sangat bagus

Tabel Penilaian

Nama fasilitator:

Sesi 4 Membangun Kekuatan

Mengenai Nilai

1 2 3 4 5

Ketersediaan bahan belajar dan kelengkapan pelatihan

Kemampuan fasilitator menjelaskan tujuan sesi

Kemampuan fasilitator merumuskan poin-poin penting sesi

Ketepatan menggunakan metode

Penggunaan waktu secara efektif

Penampilan dan sikap fasilitator dalam sesi

>><<

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

106

KUESIONER EVALUASI

Berikan nilai untuk hal-hal yang berkaitan dengan pelatihan ini. Buat tanda silang (X) pada kolom pilihan anda. 1 = Tidak bagus 2 = Kurang bagus 3 = Cukup bagus 4 = Bagus 5 = Sangat bagus

Tabel Penilaian

Nama fasilitator:

Sesi 5 Alur Pembuatan PKB

Mengenai Nilai

1 2 3 4 5

Ketersediaan bahan belajar dan kelengkapan pelatihan

Kemampuan fasilitator menjelaskan tujuan sesi

Kemampuan fasilitator merumuskan poin-poin penting sesi

Ketepatan menggunakan metode

Penggunaan waktu secara efektif

Penampilan dan sikap fasilitator dalam sesi

>><<

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

107

KUESIONER EVALUASI

Berikan nilai untuk hal-hal yang berkaitan dengan pelatihan ini. Buat tanda silang (X) pada kolom pilihan anda. 1 = Tidak bagus 2 = Kurang bagus 3 = Cukup bagus 4 = Bagus 5 = Sangat bagus

Tabel Penilaian

Nama fasilitator:

Sesi 6 Aksi Dalam PKB

Mengenai Nilai

1 2 3 4 5

Ketersediaan bahan belajar dan kelengkapan pelatihan

Kemampuan fasilitator menjelaskan tujuan sesi

Kemampuan fasilitator merumuskan poin-poin penting sesi

Ketepatan menggunakan metode

Penggunaan waktu secara efektif

Penampilan dan sikap fasilitator dalam sesi

>><<

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

108

KUESIONER EVALUASI Berikan nilai untuk hal-hal yang berkaitan dengan pelatihan ini. Buat tanda silang (X) pada kolom pilihan anda. 1 = Tidak bagus 2 = Kurang bagus 3 = Cukup bagus 4 = Bagus 5 = Sangat bagus

Tabel Penilaian

Nama fasilitator:

Sesi 7 Investigasi

Mengenai Nilai

1 2 3 4 5

Ketersediaan bahan belajar dan kelengkapan pelatihan

Kemampuan fasilitator menjelaskan tujuan sesi

Kemampuan fasilitator merumuskan poin-poin penting sesi

Ketepatan menggunakan metode

Penggunaan waktu secara efektif

Penampilan dan sikap fasilitator dalam sesi

>><<

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

109

KUESIONER EVALUASI Berikan nilai untuk hal-hal yang berkaitan dengan pelatihan ini. Buat tanda silang (X) pada kolom pilihan anda. 1 = Tidak bagus 2 = Kurang bagus 3 = Cukup bagus 4 = Bagus 5 = Sangat bagus

Tabel Penilaian

Nama fasilitator:

Sesi 8 Survey

Mengenai Nilai

1 2 3 4 5

Ketersediaan bahan belajar dan kelengkapan pelatihan

Kemampuan fasilitator menjelaskan tujuan sesi

Kemampuan fasilitator merumuskan poin-poin penting sesi

Ketepatan menggunakan metode

Penggunaan waktu secara efektif

Penampilan dan sikap fasilitator dalam sesi

>><<

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

110

KUESIONER EVALUASI Berikan nilai untuk hal-hal yang berkaitan dengan pelatihan ini. Buat tanda silang (X) pada kolom pilihan anda. 1 = Tidak bagus 2 = Kurang bagus 3 = Cukup bagus 4 = Bagus 5 = Sangat bagus

Tabel Penilaian

Nama fasilitator:

Sesi 9 Menyusun Rancangan PKB

Mengenai Nilai

1 2 3 4 5

Ketersediaan bahan belajar dan kelengkapan pelatihan

Kemampuan fasilitator menjelaskan tujuan sesi

Kemampuan fasilitator merumuskan poin-poin penting sesi

Ketepatan menggunakan metode

Penggunaan waktu secara efektif

Penampilan dan sikap fasilitator dalam sesi

>><<

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

111

KUESIONER EVALUASI

Berikan nilai untuk hal-hal yang berkaitan dengan pelatihan ini. Buat tanda silang (X) pada kolom pilihan anda. 1 = Tidak bagus 2 = Kurang bagus 3 = Cukup bagus 4 = Bagus 5 = Sangat bagus

Tabel Penilaian

Nama fasilitator:

Sesi 10 Bahasa Kontrak

Mengenai Nilai

1 2 3 4 5

Ketersediaan bahan belajar dan kelengkapan pelatihan

Kemampuan fasilitator menjelaskan tujuan sesi

Kemampuan fasilitator merumuskan poin-poin penting sesi

Ketepatan menggunakan metode

Penggunaan waktu secara efektif

Penampilan dan sikap fasilitator dalam sesi

KUESIONER EVALUASI

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

112

Berikan nilai untuk hal-hal yang berkaitan dengan pelatihan ini. Buat tanda silang (X) pada kolom pilihan anda. 1 = Tidak bagus 2 = Kurang bagus 3 = Cukup bagus 4 = Bagus 5 = Sangat bagus

Tabel Penilaian

Nama fasilitator:

Sesi 11 Strategi Yang Efektif Dalam PKB

Mengenai Nilai

1 2 3 4 5

Ketersediaan bahan belajar dan kelengkapan pelatihan

Kemampuan fasilitator menjelaskan tujuan sesi

Kemampuan fasilitator merumuskan poin-poin penting sesi

Ketepatan menggunakan metode

Penggunaan waktu secara efektif

Penampilan dan sikap fasilitator dalam sesi

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

113

KUESIONER EVALUASI Berikan nilai untuk hal-hal yang berkaitan dengan pelatihan ini. Buat tanda silang (X) pada kolom pilihan anda. 1 = Tidak bagus 2 = Kurang bagus 3 = Cukup bagus 4 = Bagus 5 = Sangat bagus

Tabel Penilaian

Nama fasilitator:

Sesi 12 Pelaksanaan Negosiasi PKB

Mengenai Nilai

1 2 3 4 5

Ketersediaan bahan belajar dan kelengkapan pelatihan

Kemampuan fasilitator menjelaskan tujuan sesi

Kemampuan fasilitator merumuskan poin-poin penting sesi

Ketepatan menggunakan metode

Penggunaan waktu secara efektif

Penampilan dan sikap fasilitator dalam sesi

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul Perjanjian Kerja Bersama

LWG-TC Labour Working Group – Training Center

114

KUESIONER EVALUASI Berikan nilai untuk hal-hal yang berkaitan dengan pelatihan ini. Buat tanda silang (X) pada kolom pilihan anda. 1 = Tidak bagus 2 = Kurang bagus 3 = Cukup bagus 4 = Bagus 5 = Sangat bagus

Tabel Penilaian

Nama fasilitator:

Sesi 13 Evaluasi

Mengenai Nilai

1 2 3 4 5

Ketersediaan bahan belajar dan kelengkapan pelatihan

Kemampuan fasilitator menjelaskan tujuan sesi

Kemampuan fasilitator merumuskan poin-poin penting sesi

Ketepatan menggunakan metode

Penggunaan waktu secara efektif

Penampilan dan sikap fasilitator dalam sesi