sejarah perkembangan islam pada masa dinasti umayyah

17
SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA DINASTI UMAYYAH A. Latar Belakang Berdirinya Dinasti Bani Umayah Pengertian kata Bani menurut bahasa berarti anak, anak cucu atau keturunan. Dengan demikian yang dimaksud Bani Umayah adalah anak, anak cucu atau keturunan Bani Umayah bin Abdu Syams dari satu keluarga. Kata Dinasti berarti keturunan raja-raja yang memerintah dan semuanya berasal dari satu keturunan. Dengan demikian, Dinasti Umayah adalah keturunan raja-raja yang memerintah yang berasal dari Bani Umayah. Adapun istilah lain yang sering digunakan adalah kata Daulah, yang berarti kekuasaan, pemerintahan, atau negara. Dengan kata lain, Daulah Bani Umayah adalah negara yang diperintah oleh Dinasti Umayah yang raja-rajanya berasal dari Bani Umayah. Bani Umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan pada tahun 41H/661 M di Damaskus dan berlangsung hingga pada tahun 132 H/750 M. Muawiyah bin Abu Shofyan adalah seorang politisi handal di mana pengalaman politiknya sebagai Gubernur Syam pada zaman Khalifah Ustman bin Affan cukup mengantarkan dirinya mampu mengambil alih kekusaan dari genggaman keluarga Ali Bin Abi Thalib. Tepatnya setelah Hasan bin Ali menyerahkan kursi kekhalifahan secara resmi kepada Muawiyah bin Abu Sofyan dalam peristiwa Ammul Jama’ah . Peristiwa penyerahan kekuasaan dari Hasan bin Ali kepada Muawiyah bin Abu Sufyan itu terkenal dengan sebutan Amul Jama'ah atau tahun penyatuan . Peristiwa itu terjadi pada tahun 661 M. Sejak itu, secara resmi pemerintahan Islam dipegang oleh Muawiyah bin Abu

Upload: baitinnajmah

Post on 16-Apr-2017

328 views

Category:

Education


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sejarah Perkembangan Islam Pada Masa Dinasti Umayyah

SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA DINASTI UMAYYAH

A. Latar Belakang Berdirinya Dinasti Bani Umayah

Pengertian kata Bani menurut bahasa berarti anak, anak cucu atau keturunan.

Dengan demikian yang dimaksud Bani Umayah adalah anak, anak cucu atau keturunan

Bani Umayah bin Abdu Syams dari satu keluarga. Kata Dinasti berarti keturunan raja-raja

yang memerintah dan semuanya berasal dari satu keturunan. Dengan demikian, Dinasti

Umayah adalah keturunan raja-raja yang memerintah yang berasal dari Bani Umayah.

Adapun istilah lain yang sering digunakan adalah kata Daulah, yang berarti

kekuasaan, pemerintahan, atau negara. Dengan kata lain, Daulah Bani Umayah adalah

negara yang diperintah oleh Dinasti Umayah yang raja-rajanya berasal dari Bani Umayah.

Bani Umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan pada tahun 41H/661 M di

Damaskus dan berlangsung hingga pada tahun 132 H/750 M. Muawiyah bin Abu Shofyan

adalah seorang politisi handal di mana pengalaman politiknya sebagai Gubernur Syam

pada zaman Khalifah Ustman bin Affan cukup mengantarkan dirinya mampu mengambil

alih kekusaan dari genggaman keluarga Ali Bin Abi Thalib. Tepatnya setelah Hasan bin

Ali menyerahkan kursi kekhalifahan secara resmi kepada Muawiyah bin Abu Sofyan

dalam peristiwa Ammul Jama’ah. Peristiwa penyerahan kekuasaan dari Hasan bin Ali

kepada Muawiyah bin Abu Sufyan itu terkenal dengan sebutan Amul Jama'ah atau tahun

penyatuan . Peristiwa itu terjadi pada tahun 661 M. Sejak itu, secara resmi pemerintahan

Islam dipegang oleh Muawiyah bin Abu Sufyan. Ia kemudian memindahkan pusat

kekuasaan dari Madinah ke Damaskus ( Suriah ).

Oleh karena itu Muawiyah bin Abu Sofyan dinyatakan sebagai pendiri Dinasti Bani

Umayah. Dilihat dari sejarahnya Bani Umayah memang begitu kental dengan

kekuasaannya, terutama pada masa zaman jahiliyah. Dalam setiap persaingan, ternyata

Bani Umayah selalu lebih unggul dibandingkan keluarga Bani Hasyim. Hal ini disebabkan

Bani Umayah memiliki unsur-unsur sebagai berikut:

1. Umayah berasal dari keturunan keluarga bangsawan

2. Umayah memiliki harta yang cukup

3. Umayah memiliki 10 anak yang terhormat dan menjadi pemimpin di masyarakat, di

antaranya Harb, Sufyan, dan Abu Sufyan.

Sebagaimana yang disebut-sebut dalam sejarah, bahwa Abu Sofyan merupakan

pemimpin pasukan Quraisy melawan Nabi Muhammad SAW pada Perang Badar Kubra.

Page 2: Sejarah Perkembangan Islam Pada Masa Dinasti Umayyah

Keluarga Bani Umayah masuk Islam ketika terjadi Fathul Makkah pada tahun ke-8

H. Abu Sofyan diberi kehormatan untuk mengumumkan pengamanan Nabi SAW, yang

salah satunya adalah barang siapa masuk ke dalam rumahnya maka amanlah dia, masuk

kedalam Masjidil Haram dan rumahnya Nabi SAW maka dia juga akan merasa aman.

Dengan ini banyak kaum dari kalangan Bani Umayah yang berduyun-duyun untuk masuk

Islam dan menyebarkan Islam keberbagai wilayah.

Keturunan Umayah memegang kekuasaan Islam selama 90 tahun, kemudian dikenal

dengan Dinasti Umayah. Selama kurun waktu tersebut pemerintahan dipegang oleh 14

orang. Khalifah-Khalifah itu adalah sebagai berikut :

1. Muawiyah bin Abu Sufyan ( Muawiyah I ) 661-680 M

2. Yazid bin Muawiyah ( Yazid II ) 680-683 M

3. Muawiyah bin Yazid 683-684 M

4. Marwan bin Hakam (Marwan I) 684-685 M

5. Abdul Malik bin Marwan 685-705 M

6. Al Walid bin Abdul Malik ( Al Walid II ) 705-715 M

7. Sulaiman bin Abdul Malik 715-717 M

8. Umar bin Abdul Aziz ( Umar II ) 717-720 M

9. Yazid bin Abdul Malik ( Yazid II ) 720-724 M                                     

10. Hisyam bin Abdul Malik 724-743 M

11. Al-Walid bi Yazid ( Al Walid II ) 743-744 M

12. Yazid bin al Walid ( Yazid III ) 744 M

13. Ibrahim bin al Walid 744 M

14. Marwan bin Muhammad ( Marwan III ) 744-750 M

Pada masa awal , kebijakan pemerintah Dinasti Umayah lebih banyak ditujukan

untuk memperluas wilayah Islam dengan kekuatan militer. Namun pada periode

berikutnya, dinasti ini berhasil menata pemerintahannya diberbagai bidang. Hal ini

tercapai berkat jasa dari empat orang Khalifah , yaitu :

1) Abdul Malik bin Marwan

2) Walid bin Abdul Malik

3) Umar bin Abdul Aziz

4) Hisyam bin Abdul Malik

Pada masa pemerintahan merekalah tercapai kemakmuran dan kemajuan yang tidak

hanya dinikmati oleh rakyat yang beragama Islam saja, namun kemajuan dan kemakmuran

Page 3: Sejarah Perkembangan Islam Pada Masa Dinasti Umayyah

tersebut dapat dinikmati oleh kalangan non muslim. karena pada saat itu kas negara sangat

banyak dan melimpah bahkan sulit untuk mencari seseorang yang mau menerima zakat.

B. Perkembangan Organisasi Negara dan Susunan Pemerintahan Pada Masa Dinasti

Umayyah

Organisasi Negara pada masa Daulah Umayah masih seperti pada masa permulaan

Islam, yaitu terdiri dari lima badan:

1. An Nidhamus Siyasi (organisasi politik)

Bidang organisasi politik ini, telah mengalami beberapa perubahan dengan masa

permulaan islam, terutama telah terjadi perubahan yang sangat prinsip di antaranya :

a. Khilafah

Kekuasaan oleh Muawiyah bin Abi Sufyan telah mengakibatkan terjadinya

perubahan dalam peraturan Syura yang menjadi dasarnya pemilihan Khulafaur

Rasyidin. Dengan demikian jabatan khilafah beralih ke tangan raja satu keluarga,

yang memerintah dengan kekuatan pedang, politik dan diplomasi. Penyelewengan

semakin jauh setelah Muawiyah mengangkat anaknya Yazid menjadi putra mahkota

(waliyul ahdi).

b. Al-Kitabah

Seperti halnya pada masa permulaan islam, maka dalam masa daulah Umayah

dibentuk semacam dewan sekretariat negara (Diwaanul kitabah) untuk mengurus

berbagai urusan pemerintahan. karena dalam masa ini urusan pemerintahan telah

menjadi lebih banyak, maka ditetapkan 5 orang sekretaris yaitu :

1) Katib Ar-Rasail (sekretaris urusan persuratan)

2) Katib al-Kharraj (sekretaris urusan kuangan / pajak)

3) Katib al-Jund (sekretaris urusan ketentaraan)

4) Katib asy-Syurthah (sekretasis urusan kepolisian)

5) Katib al-Qadhi (sekretasis urusan kehakiman)

c. Al-Hijabah

Dalam masa daulah Umayah diadakan satu jabatan baru yang bernama a-

lhijabah, yaitu urusan pengawalan keselamatan khilafah. mungkin karena khawatir

akan terulang peristiwa pembunuhan terhadap Ali dan percobaan pembunuhan

terhadap Muawiyah danAmr bin Ash, maka diadakanlah penjagaan yang ketat

sekali, sehingga siapapun tidak dapat menghadap sebelum mendapat ijin dari

pengawal (hujjab).

2. An Nidhamul Idari (organisasi tata usaha Negara)

Page 4: Sejarah Perkembangan Islam Pada Masa Dinasti Umayyah

Seperti telah diterangkan, bahwa organisasi tata usaha negara pada permulaan

islam sangat sederhana, tidak diadakan pembidangan usaha yang khusus, demikian juga

pada masa dinasti Umayah. organisasi tata usaha negara pada masa ini terdiri dari :

a. Ad Dawaawin

Untuk mengurus tata usaha pemerintahan, maka Daulah Umayah mengadakan empat

buah dewan yaitu : Diwanul Kharraj, Diwanur Rasail, Diwanul Musytaghilat al-

Mutanauwi’ah dan Diwanul Khatim.

b. Al-Imarah Alal Buldan

Daulah Umayah membagi daerah Mamlakah Islamiyah kepada lima wilayah besar,

yaitu :

1) Hijaz, yaman, Nejed (pedalaman Jzairah Arab)

2) Irak, Persia, Aman, Khurasan

3) Mesir, Sudan

4) Armenia, Azerbaijan, dan Asia kecil

5) Afrika Utara, Libya, Andalusia, Sicilia

Untuk tiap wilayah besar ini, diangkat seorang Amirul Umara (Gubernur

Jenderal), yang dibawahnya ada beberapa orang Amir (gubernur) yang mengepalai

satu wilayah.

c. Barid

Organisasi pos diadakan dalam tata usaha negara islam semenjak Muawiyah

memegang jabatan khalifah. Setelah khalifah Abdul Malik bin Marwan berkuasa

maka diadakan perbaikan dalam organisasi pos.

d. Syurthah

Organisasi syurthah (kepolisian) dilanjutkan terus pada masa dinasti Umayah

bahkan disempurnakan. Pada mulanya organisasi kepolisian menjadi bagian dari

organisasi kehakiman yang bertugas melaksanakan perintah hakim dan keputusan-

keputusan pengadilan, dan kepalanya sebagai pelaksana al-hudud. tak lama

kemudian organisasi kepolisian terpisah dari kehakiman dan berdiri sendiri dengan

tugas mengawasi kejahatan.

3. An Nidhamul Mali (organisasi keuangan atau ekonomi)

Sumber uang masuk pada masa daulah Umayah umumnya sama seperti di zaman

permulaan islam, di antaranya : Al-Dharaaib merupakan kewajiban yang harus dibayar

oleh warga negara. Masharif Baitil Mal

4. An Nidhamul Harbi (organisasi pertahanan)

Page 5: Sejarah Perkembangan Islam Pada Masa Dinasti Umayyah

Oganisasi pertahanan pada masa daulah umayah sama seperti pada masa khalifah

Umar, hanya lebih disempurnakan. bedanya kalau pada masa khulafaur Rasyidin

tentara Islam adalah tentara sukarela, maka pada masa daulah umayah orang masuk

tentara kebanyakan dengan paksa atau setengah paksa, yang dinamakan nidhamut

tajnidil ijbary (seperti undang-undang wajib militer)

a. Angkatan laut

Pada masa khalifah Usman telah dimulai dibangun angkatan laut islam tetapi

sangat sederhana. setelah muawiyah memegang kendali negara Islam, maka

dibangunlah armada islam yang kuat dengan tujuan : (1) untuk mempertahankan

daerah-daerah islam dari serangan armada Romawi dan (2) untuk memperluas

dakwah islamiyah. Membentuk  armada musim panas dan armada musim dingin

5. An Nidhamul Qadhai (organisasi kehakiman)

Di zaman Daulah Umayah, kekuasaan pengadilan telah dipisahkan dari

kekuasaan politik. Kehakiman pada zaman ini mempunyai ciri :

a. Bahwa seorang qadhi (hakim) memutuskan perkara dengan ijtihadnya karena pada

waktu itu belum ada lagi madzhab empat ataupun madzhab-madzhab lainnya. Pada

masa itu, para qadli menggali hukum sendiri dari al-kitab dan as-sunah dengan

berijtihad.

Kehakiman belum terpengaruh dengan politik, karena para qadli bebas

merdeka dengan hukumnya, tidak terpengaruh dengan kehendak para pembesar yang

berkuasa.

b. Para hakim pada zaman Umayah adalah manusia pilihan, yang bertakwa kepada

Allah dan melaksanakan hukum dengan adil, sementara para khalifah mengawasi

gerak-gerik dan perilaku mereka sehingga kalau ada yang menyeleweng terus

dipecat.

Kekuasaan kehakiman di zaman ini dibagi ke dalam tiga badan :

1) Al-Qadla’ : tugasnya menyelesaikan perkara-perkara yang berhubungan dengan

agama.

2) Al-Hisbah : tugas al-Muhasib (kepala hisbah) biasanya menyelesaikan perkara-

perkara umum dan soaial pidana yang memerlukan tindakan cepat.

3) An-Nadhar fil-Madhalim, yaitu mahkamah tertinggi atau mahkamah banding.

C. Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Pusat kegiatan ilmiah pada masa Dinasti Umayah adalah Kota Basrah dan Kufah di

Irak. Perkembangan ilmu pengetahuan itu ditandai dengan munculnya ilmuwan-ilmuwan

Page 6: Sejarah Perkembangan Islam Pada Masa Dinasti Umayyah

muslim dalam berbagai bidang. Khalid bin Zayid bin Mu'awiyah adalah orang pertama

yang menerjemahkan buku tentang astronomi, kedokteran dan kimia. Disamping itu,

Khalid bin Yazid merupakan seorang penyair dan orator yang terkenal.

Pada masa pemerintahannya, Khalifah Umar bin Abdul Aziz , sering mengundang

para ulama dan fuqaha untuk mengkaji ilmu dalam berbagai  majlis. Ulama-ulama lain

yang muncul pada waktu itu adalah Hasan al Basri, Ibnu Shihab az Zuhri dan Wasil bin

Ata.

Pada masa pemerintahan Abdul Malik bin Marwan, Bahasa Arab digunakan sebagai

bahasa administrasi  negara. Penggunaan bahasa arab yang makin luas membutuhkan

suatu panduan kebahasaan yang dapat dipergunakan oleh semua golongan. Hal itu

mendorong lahirnya seorang bahasawan yang bernama Sibawaihi. Ia mengarang sebuah

buku yang berisi pokok-pokok kaidah bahasa Arab yang berjudul al-kitab.  Buku tersebut

bahkan termashur hingga saat ini.

Bidang kesusastraan juga mengalami kemajuan.Hal itu ditandai dengan munculnya

sastrawan-sastrawan berikut ini :

1. Qays bin Mulawwah , termasyhur dengan sebutan Laila Majnun ( wafat 699 M)

2. Jamil al-Uzri ( wafat 701 M ).

3. al Akhtal ( wafat 710 M )

4. Umar bin Abi Eabi'ah ( wafat 719 )

5. al Farazdaq ( wafat 732 M )

6. Ibnu al Muqaffa ( wafat 756 M )

7. Jarir ( wafat 792 M ).

Pada masa dinasti Umayah, pembangunan fisik juga mendapat perhatian besar.

Dengan berpindahnya pusat kekuasaan keluaar dari Jazirah Arab, pembangunan fisik juga

tidak terpusat di Jazirah Arab saja. Usaha yang dilakukan oleh Dinasti Umayah dalam

kaitannya dengan keberadaan bangsawan bersejarah adalah :

1) Mengubah Katedral St.John di Damaskus menjadi Masjid

2) Menggunakan Katedral Hims sebagai Masjid

3) Merenovasi Masjid Nabawi

4) Membangun Istana Qusyr Amrah dan Istana al Musatta yang digunakan sebagai

tempat peristirahatan di padang pasir.

Bukti-bukti peninggalan tersebut menunjukkan  bahwa pada masa Dinasti Umayah

umat Islam sudah mencapai tingkat peradaban yang tinggi.

D. Sekilas tokoh-tokoh bani umayyah

Page 7: Sejarah Perkembangan Islam Pada Masa Dinasti Umayyah

1. Muawiyah bin Abi Sofyan

a. Biografi Muawiyah bin Abi Sofyan

Muawiyah bin Abi Sofyan dilahirkan sekitar 15 tahun sebelum Nabi

Muhammad dan Pengikutnya hijrah ke Madinah. Muawiyah merupakan pendiri

sekaligus khalifah pertama pada bani Umayyah.

Ciri-ciri beliau berkulit Putih, berbadan tegap, tampan, berwibawa, bersikap ibarat

raja, suka bergaya hidup mewah, makanan yang lezat dan suka akan

kebersihan.Beliau masuk Islam pada hari penaklukan kota Mekah bersama

penduduk kota Mekah lainnya. Setelah masuk Islam Rasulullah Saw., berusaha

membuat agar Muawiyah lebih akrab dengan beliau. Dam ternyata Muawiyah

memiliki sifat-sifat sabar, cerdik, toleran, pandai mengendalikan diri, serta pemberi

maaf. Dari sifat-sifat itu Rasulullah Saw., mengangkat Muawiyah menjadi anggota

dari sidang penulis wahyu.

Sikap optimis selalu memandang ke depan membuat Muawiyah tidak pernah

mengalami kegagalan dalam urusan yang diinginkan, baik ketika menjabat khalifah

selama 20 tahun. Kegagalan yang pernah dialami Khalifah Muawiyah adalah ketika

menaklukan kota Konstanti Nopel. Khalifah Muawiyah juga dikenal sebagai tokoh

yang pandai dalam menarik perhatian musuh-musuhnya dan para penantangnya,

yaitu dengan kesabaran dan kewibawaan seperti yang dilakukan Nabi Muhammad

kepada orang-orang yang baru masuk Islam. Dalam diri Khalifah Muawiyah

terdapat semboyan," Aku tidak akan menggunakan pedangku selama cambukku

masih cukup, aku tidak akan menggunakan cambukku selama lidahku masih bisa

mengatasi".

b. Usaha-usaha Mu’awiyah bin Abi Sofyan

Beberapa Usaha di dalam pemerintahan dalam rangka mempertahankan

kekuasaan Mu’awiyah adalah memperluas wilayah kekuasaan dan mempersiapkan

putra mahkota sebagai pengganti khalifah berikutnya.

1) Perluasan Wilayah

Mu’awiyah menerapkan politik perluasan wilayah kekuasaan dalam rangka

dakwah Islam, sehingga ketika ia memerintah kaum muslimin mampu

menaklukan daerah-daerah yang potensial, misalnya Turki, dan Armenia yang

merupakan daerah kekuasaan Bizantium. Kemudian didukung kemampuan

pasukan maritim yang tangguh dan merupakan pasukan yang paling hebat ketika

itu, Mu’awiyah mampu menguasai Laut Tengah. Selain itu, berkat kekuatan

Page 8: Sejarah Perkembangan Islam Pada Masa Dinasti Umayyah

pasukan angkatan laut Mu’awiyah tersebut, akhirnya pulau Kreta masuk dalam

kekuasaan kaum Muslimin. Demikian pula Pulau Arkabi yang berada di antara

Yunani dan Turki. Setelah mengadakan penyerangan kedua pulau itu, Armada

pasukan Mu’awiyah melanjutkan invansi ke arah barat untuk menguasai daratan

Afrika Utara. Pasukan Mu’awiyah juga berjaya di wilayah timur dengan

keberhasilannya menaklukan Thakhanistan, Sajistan, dan Quhistan di daratan

Asia Tengah, serta Sirt, Mogadishu, Tarablis, dan Qawairuwan di daerah Afrika.

2) Pengangkatan Putra mahkota

Segera setelah menjadi khalifah. Mu’awiyah telah mempersiapkan putranya

yang bernama Yazid untuk menjadi putra mahkota yang kelak akan menjadi

khalifah setelah dia turun tahta. Setrategi yang diterapkannya adalah melakukan

lobi politik kepada tokoh-tokoh yang berpengaruh, misalnya para pemuka

masyarakat dari berbagai kalangan. Meski demikian upaya itu masih ditentang

oleh beberapa pihak yang kurang sependapat dengan rencana itu. Penentang itu

berasal dari para pemuka agama, misalnya Abdullah bin Umar, Abdurrahman bin

Abu Bakar, Husen bin Ali, Abdullah bin Zubair, dan Abdullah bin Abbas.

Para pemuka agama itu tidak menghendaki pengangkatan khalifah

dilakukan dengan cara tunjukan atau turun-temurun, tetapi harus dilaksanakan

dengan cara musyawarah, sehingga tidak menyimpang dari pergantian pimpinan

yang telah dilaksanakan oleh Khulafaur Rasyidin. Pertimbangan para sahabat

dekatnya itu disebabkan karakter Yazid kurang mendukung bila ditetapkan

sebagai putra mahkota. Sifat Yazid yang menjadi kelemahannya adalah tidak

pernah serius terhadap segala sesuatu dan meremehkan segala urusan. Adapun

sifat yang tidak sesuai dengan syarat sebagai pemimpin adalah akhlak Yazid

sangat tidak terpuji, sering bermabuk-mabukan, tidak istiqamah dalam beribadah,

zalim, dan pemboros.

c. Jasa-jasa Mu’awiyah bin Abi Sofyan

Jasa-jasa Mu’awiyah selam hidupnya, dalam rangka mengangkat hakikat dan

martabat kaum muslim cukup banyak. Selama kepemimpinannya, umat Islam

mampu disatukan dalam menjaga keamanan Negara. Bukti keberhasilannya itu

antara lain bahwa selama dia berkuasa, tidak pernah terjadi pemberontakan yang

cukup berarti, kecuali penentang yang dilakukan oleh golongan Khawarij. Selama 19

tahun berkuasa, Mu’awiyah mampu menciptakan suasana yang aman dan terkendali.

Suasana kondusif itu sebagai hasil dari kemampuannya meredam pihak-pihak yang

Page 9: Sejarah Perkembangan Islam Pada Masa Dinasti Umayyah

berusaha melawan kekuasaannya. Upaya-upaya gangguan dan ancaman yang

dilancarkan oleh para penentangnya dapat dipatahkan dengan mudah. Dengan

keamanan dalam negeri itu maka Mu’awiyah berhasil memperluas daerah kekuasaan

Islam. Jasa-jasa yang ditorehkan oleh Mu’awiyah antara lain membentuk dinas pos,

membangun istana, serta membentuk lembaga Pendidikan, lembaga kementrian dan

lembaga keuangan Negara. Dalam sejarah pemerintahan secara umum, Mu’awiyah

diakui sebagai pembaharu sistem pertahanan kekuasaan Islam.

2. Meneladani Kepribadian Umar bin Abdul Aziz

Umar bin Abdul Aziz merupakan Khalifah Dinasti Umayyah yang membawa

Daulah Umayyah mencapai puncak kejayaan. Menurut para ahli sejarah, gaya

kepemimpinannyamirip dengan gaya kepemimpinan khulafaur Rasyidin. Dialah satu-

satunya khalifah Bani Umayyah yang tidak dicela oleh para khalifah Bani Umayyah

pada masa selanjutnya.

a. Biografi Umar bin Abdul Aziz

Umar bin Abdul Aziz lahir di Madinah pada tahun 63H/683M dan wafat di

Dair Sym’an, Syuriah pada tahun 101H/720M. Nama lengkapnya adalah Abu Hafes

Umar bin Abdul Aziz bin Marwan bin Hakam bin As bin Umayyah bin Abd Syams.

Ia adalah keturunan Umar bin Khattab melalui ibunya yang bernama, Laila Ummu

Asim binti Asim bin Umar bin Khattab. Ia lahir ketika ayahnya Abdul Aziz menjadi

Gubernur di Mesir.

Umar menghabiskan sebagian besar hidupnya di Madinah hingga ayahnya

wafat tahun 85H/704M. Kemudian pamanya yang bernama Abdul Malik bin

Marwan membawanya ke Damaskus dan menikahkanya dengan putrinya, Fatimah.

Umar bin Abdul Aziz memperoleh pendidikan di Madinah, yang pada waktu itu

merupakan pusat ilmu pengetahuan dan gudang para ulama Hadist dan Tafsir.

Pendidikan yang diperolehnya sangat mempengaruhi kehidupan pribadinya dalam

melaksanakan tugas yang diamanatkan kepadanya.

Pada masa pemerintahan Alwalid bin Abdul Malik, Umar bin abdul Aziz

diangkat menjadi Gubernur Hijaz yang berkedudukan di Madinah. Ketika itu ia baru

berusia 24 tahun. Ketika Masjid Nabawi dibongkar atas perintah Alwalid bin Abdul

Malik untuk diganti dengan bangunan baru yang lebih indah, Umar bin Abdul Aziz

dipercaya sebagai pengawas pelaksanaan pembangunan itu.

Umar bin Abdul Aziz dikenal sebagai gubernur yang adil, bijaksana,

mengutamakan dan memperhatikan kepentingan rakyat, serta mau mendiskusikan

Page 10: Sejarah Perkembangan Islam Pada Masa Dinasti Umayyah

berbagai masalah penting yang berkaitan dengan Agama, urusan rakyat, dan

pemerintahan. Umar bin Abdul Aziz berdasarkan wasiat Khalifah dinasti Umayyah

sebelumnya yaitu Sulaiman bin Abdul Malik. Setelah menjadi khalifah, beliau

meninggalkan cara hidup bermewah-mewahan dan melakukan cara hidup yang

sederhana. Umar bin Abdul Aziz mengembalikan semua harta yang ada pada dirinya

ke Baitul Mal. Beliau mengharamkan atas dirinya untuk mengambil apapun dari

Baitul Mal.

b. Usaha-usaha Khalifah Umar bin Abdul Aziz

Pada saat Khalifah Umar bin abdul Aziz menjadi khalifah, beliau melakukan

beberapa usaha antara lain:

1) Bidang Agama, pada bidang ini usaha yang dilakukan adalah:

a) Menghidupkan kembali ajaran Al Qur’an dan Sunah Nabi

b) Menerapkan hukum Syari’ah Islam secara serius dan sistematis

c) Mengadakan kerja sama dengan ulama-ulama besar seperti, Hasan Al Basri

dan Sulaiman bin Umar

d) Memerintahkan kepada Imam Muhammad bin Muslim Bin Syihab Az-Zuhri

mengumpulkan hadist-hadist untuk ditulis

2) Bidang Pengetahuan

Dalam bidang ini usaha yang dilakukan adalah memindahkan sekolah kedokteran

yang ada di Iskandariah (Mesir) ke Antakya (Turki) dan Harran (Turki).

3) Bidang Sosial Politik

Dalam bidang ini usaha yang dilakukan adalah Menerapkan prinsip politik yang

menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan yang lebih utama dari segalanya.

a) Melihat secara langsung cara kerja para gubernur dengan cara mengirim

utusan ke berbagai negeri.

b) Memecat gubernur yang tidak taat menjalankan agama dan bertindak dzolim

terhadap rakyat.

4) Bidang Ekonomi, usaha yang dilakukan dalam bidang ekonomi adalah:

a) Mengurangi beban pajak yang dipungut dari kaun nasrani

b) Menghentikan Jizyah (pajak) dari umat islam

c) Membuat aturan mengenai timbangan dan takaran

d) Membasmi kerja paksa

e) Memperbaiki tanah pertanian, irigasi, penggalian sumur-sumur dan

pembangunan jalan.

Page 11: Sejarah Perkembangan Islam Pada Masa Dinasti Umayyah

f) Menyediakan tempat penginapan bagi musyafir

g) Menyantuni fakir miskin

5) Bidang Dakwah dan Perluasan wilayah

Khalifah Umar bin abdul Aziz melakukan perluasan wilayah melalui dakwah

amar ma’ruf dan nahi munkar, dengan cara yang bijak dan lemah lembut. Umar

bin Abdul Aziz mengganti kebiasaan mencela nama Ali bin Abi Thalib dalam

Khutbah Jum’at dan mengganti dengan pembacaan firman Allah SWT. dalam

Surat An Nahl:90 yang artinya “sesungguhnya Allah SWT. menyuruh (kamu)

berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah

SWT. melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi

pengajaran kepadamu agar dapat kamu mengambil pelajaran”.

c. Jasa-jasa Khalifah Umar bin Abdul Aziz

1. Menciptakan perdamaian yang dilandasi ajaran Islam

2. Meningkatkan kesejahteraan rakyat

3. Melindungi hak asasi manusia

4. Menyusun undang-undang tentang pertahanan

5. Membangun tanah pertanian lengkap dengan pengairan

6. Membangun masjid-masjid sebagai syiar Islam

7. Menyediakan dana khusus untuk menolong orang-orang miskin

8. Melakukan pembukuan terhadap hadis-hadis Nabi Muhammad Saw.

Khalifah Umar bin Abdul Aziz memerintah selama dua setengah tahun. Waktu

yang relatif lama ia gunakan untuk membuat kebijaksanaan di berbagai bidang.

Dalam melaksanakan kebijaksanaannya, ia tidak memanfaatkan kebijaksanaan itu

untuk memperkaya diri. Ia bahkan menerapkan pola hidup sederhana.