laporan kemandirian anak bermain diluar rumah

21
LAPORAN PRAKTIKUM INTEGRASI TURUN LAPANG INTERVIEW & OBSERVASI KEMANDIRIAN ANAK DALAM BERMAIN DI LUAR RUMAH Disusun Oleh: Nama : Galuh Kikiany S. NIM : 201210230311104 Kelas : Psikologi B 2012 Dosen Interview : Tri Muji Ingarianti, M.Psi Dosen Observasi : Diana Savitri H, M.Psi Asisten : Azizatul Adni 1 | Page

Upload: galuh-kikiany-s

Post on 29-Sep-2015

227 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Laporan Kemandirian Anak Bermain Diluar Rumah (Observasi & Interview)

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM INTEGRASI TURUN LAPANGINTERVIEW & OBSERVASIKEMANDIRIAN ANAK DALAM BERMAIN DI LUAR RUMAH

Disusun Oleh:Nama: Galuh Kikiany S.NIM: 201210230311104Kelas: Psikologi B 2012Dosen Interview: Tri Muji Ingarianti, M.PsiDosen Observasi: Diana Savitri H, M.PsiAsisten: Azizatul Adni

FAKULTAS PSIKOLOGIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG2013LAPORAN HASIL ASESMEN

I. IDENTITASNama: AGVTempat/Tanggal Lahir: Malang, 09 Oktober 2009Usia: 4 TahunAlamat: Jl. Arumba, Arumba Hill Residence No.10Pendidikan: TKNama Ayah: BOPekerjaan: Pegawai SwastaPendidikan Terakhir: S1Nama Ibu: FCPekerjaan: DosenPendidikan Terakhir: S2

IDENTITAS OTHERNama: FTPekerjaan: Ibu Rumah TanggaAlamat: Jl. Arumba, Arumba Hill Residence No.10Hubungan: Nenek

II. HASIL ASESMEN1. Deskripsi Hasil Observasia. Deskripsi dataASPEKDATA YANG RELEVAN UNTUK DI CATAT DALAM OBSERVASIINTERPRESTASI

Aspek Intelektual1. Pada sore sekitar pukul 15.30 pada subyek keluar dari rumahnya dengan berteriak memanggil neneknya untuk mengatakan subyek ingin pergi bermain bersama teman-teman diluar setelah subyek meminta izin subyek lalu pergi menuju temannya sendiri tanpa diantar oleh neneknya. Subyek mengahmpiri temannya lalu mengajak mencari teman-temannya yang lain untuk bermain bersama, saat permainan berlangsung subyek dapat mengikuti permainan yang dibuat oleh temannya karena saat bermain berlangsung subyek lebih sering mengikuti bagaimana cara teman-temanya bermain. 2. Ketika saat bermain berlangsung subyek merasa haus saat sedang asik bermain, subyek lalu kembali kerumahnya dengan berteriak memanggil neneknya untuk meminta minum tetapi subyek mengambil minum sendiri setelah mengatakan hal tersebut. Setelah mengambil minum subyek kembali keluar rumah untuk bermain bersama dengan teman-temannya. 3. Ketika suasana sore sudah mulai gelap menjelang magrib subyek anak kembali pulang sendiri kerumah tanpa di minta dijemput, anak pulang kerumah selesai bermain karena teman-temannya juga pulang kerumah.Subjek mampu untuk pergi bermain sendiri dan pulang kerumah sendiri setelah selesai bermain

Aspek emosi1. Ketika subyek bermain bersama teman-temannya di sekitar lingkungan rumahnya pada sore hari bermain tanpa di dampingi oleh orang tua, subyek mampu menikmati setiap permainan yang diciptakannya bersama teman-temannya dengan ekspresi wajah yang ceria ditunjukan oleh subyek, subyek sama sekali tidak menunjukan rasa cemas dan takut ketika sedang bermain bersama teman-temannya. Ketika subyek diajak bermain tangkap-tangkapan subyek dengan semangat mengikuti permainan tersebut ketika subyek tertangkap oleh musuhnya subyek dengan keras berusaha untuk melepaskan dirinya dari musuh kemudian subyek berlari kencang dan memancing musuhnya untuk menangkap subyek kembali. Ketika subyek diajak bermain permainan yang lain subyek tidak mau ikut serta, subyek menunjukan perilaku diam, tetapi ketika subyek diajak bermain tangkap-tangkapan subyek ikut serta dalam permainan tersebut.Subyek tidak ingin memainkan permainan lain ketika subyek sudah merasa permainan tersebut dirasanya menyenangkan.

Aspek sosial1. Ketika subyek sedang asik bermain subyek tiba-tiba pulang kerumah dan mengambil salah satu mainannya kemudian dibawa keluar untuk dimainkan bersama teman-temannya, sebelum subyek mengambil mainannya subyek mengatakan kepada neneknya bahwa subjek ingin membawa mainannya keluar. Subyek dapat menngambil mainannya sendiri dan membawa mainan tersebut untuk dimainkan bersama-sama dengan temannya.

Berani pergi sendiri1. Dari ketika subyek meminta izin kepada neneknya untuk pergi bermain, subyek lalu berani pergi sendiri keluar rumah untuk mencari temannya kemudian subyek mengajak temannya untuk mencari teman-teman yang lain untuk diajak bermain.2. Saat mencari teman-teman yang lain yang jaraknya jauh dari rumah subyek, subyek tidak meminta kepada neneknya untuk diantarkan mencari temannya. Subyek lari dengan sendiri menghampiri atau menuju ke rumah teman subyek.Subjek berani pergi sendiri keluar rumah saat bermain dan mencari teman-temannya.

b. KesimpulanKetika subyek bermain ada beberapa aspek yang muncul dan dapat di amati, aspek-aspek tersebut yaitu; Aspek intelektual, yaitu dimana ketika subyek bermain subyek tidak meminta kepada orang terdekatnya untuk mengantarkan bermain dan menemaninya bermain dan subyek tidak meminta dijemput ketika subyek selesai bermain, subyek pulang dengan sendirinya. Ketika subyek haus saat bermain subyek mengambil sendiri air minum di dalam rumah tanpa meminta bantuan kepada neneknya yang ada dirumah. Aspek emosi, ketika asik bermain tangkap-tangkapan subyek tidak merasa cemas dan takut tetapi ketika subyek diajak untuk bermain permainan yang lain subyek menolaknya dan menunjukan perilaku yang tidak menyukai permainan tersebut, kemudian subyek mau bergabung kembali ketika bermain dengan permainan tangkap-tangkapan. Aspek sosial, subyek membangun sebuah permainan dengan mengambil alat bermainnya dirumah ketika ingin alat mainanya tersebut subyek mengambilnya sendiri kerumah tanpa meminta bantuan kepada neneknya dan memilih mainannya sendiri. Berani pergi sendiri, ketika subyek ingin bermain dan mencari temannya sendiri, subyek berani untuk pergi sendiri kerumah temannya tanpa ditemani oleh orang terdekat subyek ini juga dapat dilihat ketika subyek ingin pergi bermain.Ketika bermain subyek mampu melakukan setiap halnya sendiri dimulai dari subyek ingin pergi main tanpa meminta diantarkan oleh orang terdekatnya sehingga subyek berani untuk pergi sendiri mencari temannya dan pergi kerumah temannya kemudian setelah selesai bermain subyek pulang dengan sendirinya tanpa meminta untuk dijemput. Ketika subyek merasa haus saat bermain subyek mampu mengambil air minum sendiri ke dalam rumah dan subyek mampu mengambil mainanya untuk digunakan bermain bersama dengan teman-temannya tetapi ketika subyek merasa nyaman dengan sebuah permainan maka subyek akan memainkan permainan tersebut terlihat ketika subyek bermain tangkap-tangkapan lalu subyek diajak bermain dengan permainan yang lain subyek menolaknya dan tidak mau untuk ikut serta dalam permainan tersebut.

2. Hasil Deskripsi Wawancaraa. Deskripsi DataASPEKCATATANINTEPRETASI

Aspek Intelektual1. Subyek (anak) biasanya jika ingin pergi bermain tidak meminta untuk di temani atau diantar bermain bersama teman-temannya tetapi subyek hanya meminta kepada neneknya untuk menunggu subyek di depan rumah, nenek subyek duduk menunggu di depan rumah lalu subyek bermain di luar rumah bersama teman-temannya, jika nenek subyek meninggalkan subyek ke dalam rumah maka subyek berlari ke dalam rumah untuk mencari neneknya dan meminta neneknya kembali duduk didepan rumahnya menungggu subyek bermain.2. Ketika subyek bertemu dengan teman-temannya subyek tidak merasakan cemas tetapi jika subyek bertemu dengan salah satu teman yang tidak subyek sukai subyek tidak ingin bermain dengan temannya tersebut, subyek akan merasa lebih nyaman bersama bersama teman yang dirasa subyek cocok bagi subyek.3. Setelah subyek bermain, subyek pulang sendiri kerumah tanpa dijemput tetapi jika subyek belum pulang karena merasa teman-temannya masih diluar subyek tidak akan pulang sehingga nenek subyek meminta subyek pulang karena waktu menjelang magrib jika subyek tidak mau pulang nenek subyek memberi sedikit ancaman berupa pintu akan dikunci maka subyek akan bergegas untuk pulang. Tetapi subyek juga memiliki inisiatif untuk pulang sendiri bila subyek merasa hari semakin gelap dan teman-teman subyek sudah kembali pulang kerumah masing-masing.4. Ketika subyek asik bermain dan merasa haus subyek kembali kerumah dan mengatakan kepada neneknya jika subyek ingin minum tetapi subyek langsung mengambil air minum tanpa meminta bantuan kepada neneknya.Subyek tidak meminta ditemani dan diantar keltika bermain, tidak meminta dijemput setelah selesai bermain dan subyek mampu mengambil air minum sendiri.

Aspek Emosi1. Saat ini subyek suka untuk bermain tanah ketika subyek selesai bermain tanah nenek subyek akan menanyakan apakah subyek sudah membersihkan tangannya lalu nenek subyek membersihkan tangannya sendiri, subyek lalu pergi ke kamar mandi membersikan tangan dan mencuci tangannya menggunakan sabun, subyek mencuci tangannya menggunakan sabun tanpa disuruh neneknya, itu adalah inisiatif dari subyek sendiri.Subyek mencuci tangannya sendiri tanpa merasa jijik pada kotoran ditanah.

Aspek Sosial1. Subyek merupakan salah satu anak yang sulit untuk membagun relasi dengan teman barunya dan sulit untuk beradaptasi pada lingkungan sekitar yang baru subyek kenal. Biasanya jika subyek bermain dengan teman barunya subyek lebih suka untuk menghindar dan akan bermain dengan teman yang subyek rasa sudah dikenalnya. Subyek hanya akan bermain bersama teman yang ia kenal jika subyek bertemu dengan teman baru subyek akan cenderung diam dan menghiaraukan teman barunya.2. Subyek akan mengambil mainannya sendiri tanpa meminta bantuan kepada neneknya dan subyek memilih mainanya sendiri lalu dibawa keluar untuk dimainkan bersama teman-temannya.Subyek mampu mengambil dan memilih mainannya sendiri. Subyek merupakan anak yang sulit untuk membangun relasi baru dan beradaptasi dengan lingkungan baru.

Aspek Ekonomi1. Jika subyek melihat temannya membeli mainan subyek akan ikut membeli mainan tetapi subyek mengetahui mana mainan yang mahal mana mainan yang murah contohnya ketika penjual mainan yang berada di sekolah subyek mengerti bahwa mainan yang di jual oleh penjual mainan tersebut mahal sehingga subyek tidak mau membeli mainan di tempat penjual tersebut. Tetapi subyek akan tetap meminta untuk dibelikan mainan, biasanya orang tua subyek akan mengajak membeli mainan di toko langganan orang tuanya tetapi sekalinya subyek membeli mainan subyek membeli mainan yang mahal, ketika subyek memilih mainan tersebut subyek tidak melihat nominal harga tersebut2. Saat subyek melihat temannya membeli makanan atau di beri makan oleh pengasuh teman-temannya, subyek tidak mengikuti atau menginginkan hal tersebut, subyek hanya diam melihatnya. Tetapi saat subyek makan subyek bisa untuk melakukannya sendiri tetapi jika subyek makan makanan yang ada durinya misalkan ikan subyek meminta untuk disuapi dan dalam hal mengambil makanan subyek masih meminta bantuan kepada neneknya karena posisi yang tidak dapat dijangkau oleh subyek.Subyek orang yang menyukai mainan, ketika temannya membeli mainan subyek akan ikut membelinya tetapi untuk hal yang lain seperti makanan subyek tidak mengikutinya.

Berani Pergi Sendiri1. Ketika subyek pergi bermain dan mencari temannya subyek pergi sendiri dan tidak meminta untuk ditemani, sehingga jika anak ingin bermain makan anak akan pergi sendiri dan selesai bermain makan anak akan pulang sendiri tanpa dijemput. Biasanya ketika mencari temannya kerumah subyek langsung mencari kerumah temannya jika pintu rumah terbuka maka subyek langsung masuk kerumah teman subyek.Subyek mampu pergi sendiri bermain dan tidak meminta untuk ditemani.

b. KesimpulanDari hasil wawancara dengan orang terdekat subyek yaitu nenek subyek, iter mendapatkan beberapa informasi yang mencangkup beberapa aspek yaitu; Aspek intelektual, ketika subyek ingin bermain diluar subyek tidak meminta untuk ditemani atau diantarkan tetapi subyek pergi sendiri dan subyek tidak dijemput ketika selesai bermain tetapi subyek

III. PEMBAHASANKemandirian pada anak adalah kemampuan anak untuk melakukan kegiatan dan tugas sehari-hari secara sendiri atau sedikit bimbingan sesuai dengan tahap perkembangan dan kemampuan anak (Prasasti & Lie, 2005). Bermain adalah dunia kerja anak usia dini dan menjadi hak setiap anak untuk bermain tanpa dibatasi usia. Bermain merupakan pengalaman langsung yang efektif dilakukan anak usia dini dengan atau tanpa alat permainan. Bagi anak, bermain dijadikan sebagai kesempatan yang menyenangkan karena anak melakukannya dengan sukarela, spontan dan tanpa beban. Ketika bermain anak bereksplorasi, menemukan sendiri hal yang sangat membanggakan, mengembangkan diri dalam berbagai perkembangan emosi, sosial, fisik, dan intelektualnya. Melalui bermain anak dapat memetik berbagai manfaat bagi perkembangan aspek fisik - motorik, kecerdasan, dan sosial emosional. Ketiga aspek ini saling menunjang satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan. Dengan kegiatan bermain anak dapat belajar berbagai ketrampilan dengan senang hati tanpa merasa terpaksa atau dipaksa untuk mempelajarinya. Bermain merupakan suatu yang serius bagi anak-anak, di dalam bermain anak-anak menumpahkan seluruh perasaannya bahkan mampu mengatur dunia di dalamnya agar seuai dengan dunia luarnya. Biasanya anak yang biasanya masih belum bisa untuk beradaptasi secara langsung dengan teman atau lingkungannya akan menutup dirinya dan tidak mau bermain jika tidak di temani oleh orang-orang terdekatnya. Ada juga beberapa anak yang mampu untuk membangun kegiatan yang ada dilingkungannya dan mengajak teman-temannya untuk berpartsipasi untuk bermain bersama. Subyek merupakan anak perumpuan yang berumur 4 tahun, subyek memiliki banyak teman di sekitar rumahnya biasanya setiap sore pukul 16.00 subyek suka menghabiskan waktunya dengan kegiatan bermain bersama teman-temannya di luar rumah. Beberapa hari ini observer mengamati perilaku bermain anak bersama teman-teman ada beberapa aspek yang terekam ketika anak sedang bermain dan ada beberapa aspek yang muncul tetapi di rekam. Pengamatan dilakukan selama 2 hari pada hari Kamis, 7 Oktober 2013 dan hari Jumat, 8 Oktober 2013 sedangkan wawancara berlangsung pada hari Sabtu, 9 Oktober 2013 jadwal ini tidak sesuai dengan guideyang dibuat. Wawancara dilakukan untuk dapat mengumpulkan informasi secara lengkap dan akurat, wawancara ini berlangsung dengan nenek subyek karena keseharian subyek selalu bersama neneknya mulai dari pagi hari hingga malam hari.Pada sore hari subyek suka untuk menghabiskan waktunya dengan kegiatan bermain bersama teman-temanya, ketika subyek bermain subyek tidk meminta neneknya untuk mengantarkan subyek bermain di luar rumah atau meminta neneknya untuk mengantarkan subyek mencari temannya. Berani pergi sendiri, biasanya mereka memerlukan teman untuk menjaga atau melindunginya, dalam hal ini orang tua memberikan suatu latihan pada anak agar anak mampu untuk pergi sendiri, orang tua harus menghilangkan rasa khawatir dan cemas pada saat anak pergi dan tanamkan rasa percaya pada anak ketika anak pergi sendirian tanpa ditemani orang tua (Mangunsong, 2006). Sehingga disini anak mampu untuk pergi sendiri tanpa adanya ditemani orag tua, anak mencoba untuk menghilangkan rasa takutnya ketika anak keluar sendirian. Tetapi ketika subyek pergi sendiri subyek masih meminta neneknya untuk menunggunya bermain dengan duduk di depan rumah, jika subyek mengetahui bahwa neneknya tidak duduk didepan rumah maka subyek akan bergegas masuk kedalam rumah dan meminta neneknya untuk duduk kembali di depan rumah, disini subyek terlihat dalam menghadapi sesuatu hal masih tidak dapat dilakukannya sendiri subyek takut misalnya nanti ada terjadi sesuatu pada subyek dan orang terdekat subyek tidak ada, aspek intelektual merupakan kemampuan berpikir, menalar, memahami berbagai kondisi dn situasi serta gejala-gejala masalah sebagai dasar untuk mengatasi masalah (Roben havighurst, 1980), sehingga ketika subyek bermain diluar subyek belum dapat dikatakan bahwa subyek memiliki kemandirian ketika bermain diluar karena pada aspek intelektual tersebut anak mampu untuk berpikir, menalar atau mengatasi setiap permasalahan yang nantinya anak muncul. Tetapi subyek memiliki kemandirian untuk pergi sendiri kerumah temannya dan pulang sendiri setelah selesai bermain, karena setelah selesai bermain anak tidak dijemput oleh nenek tetapi neneknya hanya sekedar memanggil anak untuk pulang kerumah. Karena bermain merupakan kegiatan yang menimbulkan kenikmatan dan kenikmatan itu akan menjadi suatu rangsangan terhadap perilaku tersebut (Karl Buhler & Schenk Danziger) jadi normal saja misalkan subyek bermain dengan temannya hingga lupa akan waktu dan hari mulai gelap karena bermain merupakan suatu kegiatan yang membuat anak-anak atau subyek merasa puas, bermain tanpa adanya rasa cemas selain itu bermain dapat meningkatkan harga diri, bermain sebagai alat yang penting bagi pelepasan emosinya serta untuk mengembangkan rasa harga diri ketika anak dapat menguasai tubuhnya, benda-benda serta sejumlah ketrampilan sosial (Erik Erikson).Ketika subyek bermain, subyek lebih banyakk bermain dengan menguras tenanganya sperti subyek bermain lari-larian dengan teman-temannya ini dapat membuat subyek merasa haus. Saat subyek haus subyek berlari kerumah dan mengatakan kepada neneknya jika subyek ingin minum, subyek mengambil sendiri tetapi subyek mengatakan terlebih dahulu jika subyek ingin mengambil air minum, kemapuan intelektul anak disini dapat dikatakan memiliki kemandirian karena anak mampu mengambil minumnya sendiri dan tau dimana posisi atau letak tempat minum berada dan subyek memahami bagimana langkah-langkah untuk mengambil air minum. Ada hal lain juga yang membangun inisiatif subyek yaitu ketika subyek sedang gemar bermain tanah dan subyek berhenti bermain tanah kemudian masuk kerumah, nenek subyek menanyakan kepada subyek apakah tangan subyek sudah bersih, subyek merasa bahwa tangan subyek belum bersih kemudian subyek bergegas ke kamar mandi dan mencuci badan tubuhnya yang kotor dengan sabun dan membilasnya dengan bersih, bermain dalam aspek emosi atau kepribadian yaitu melalui bermain anak dapat melepaskan ketegangan yang dialaminya dalam hidupnya sehari-hari kemudian bermain pada anak akan mempunyai penilaian terhadap dirinya sehingga dapat membantu pembentukan konsep diri, rasa percaya diri, dan harga diri karena ia merasa mempunyai kompetensi tertentu. Selain itu ketika bermain ada beberapa dari temannya membawa makanan atau melihat temannya makan tetapi subyek tidak mengikuti temannya makan melainkan subyek hanya melihat teman-temannya makan karena subyek merupakan bukan salah satu anak yang dapat dikatakan sebagai anak yang rakus. Subyek setiap harinya pada pukul 08.30 sampai 11.00 bersekolah di salah satu Playgroup ketika pulang sekolah subyek banyak menjumpai penjual mainan disekitar sekolah dan ketika melihat temannya memberi makanan subyek mengikuti hal tersebut tapi subyek mengetahui nominal harga yang mahal dan tidak, seperti yang di katakan nenek subyek bahwa subyek mengetahui dari salah satu penjual mainan yang berada disekolahnya menjual mainan dengan harga mahal, aspek ekonomi menunjukan kemandirian dalam hal mengatur ekonomi dan kebutuhan-kebutuhan ekonomi dan tidak lagi tergantung pada orang tua (Roben havighurst, 1980), walaupun subyek masih bergantungan pada orang tua dala hal ekonomi tapi subyek telah memahami mana harga yang mahal dan murah sehingga subyek mengerti bahwa benda yang memiliki harga yang nominalnya tinggi subyek tidak ingin membelinya. Ketika subyek sedang asik bermain bersama teman-temannya subyek mengambil mainannya dan memilih sendiri mainannya, subyek dapat dikatakan telah memiliki kemandirian dalam hal untuk memilih mainanya sendiri, aspek sosial berkaitan dnegan kemampuan untuk berani secara aktif membina relasi sosial namun tidak bergantung pada kehadiran orang lain di sekitar (Roben havighurst, 1980), dimana anak mampu untuk mencipatkan hal yang baru dari permainan yang subyek mainkan bersama teman-teman dapat membangun relasi yang baik dengan teman-temannya. Terlihat juga ketika anak diajak bermain tangkap-tangkapan dengan teman-temannya subyek mampu mengikuti permainan tersebut dan subyek bermain tanpa ada rasa takut dan kecemasan tetapi ketika subyek diajak bermain hal yang lain subyek tidak ikut serta karena subyek merasa permainan sebelumnya menurut subyek menyenangkan. Selain itu subyek salah satu anak yang sulit untuk membangun relasi baru dengan teman-teman baru dan beradaptasi dengan lingkungan yang berada disekitarnya dikarena sifat malu anak dengan hal-hal yang baru subyek kenal, kemandirian sangat dipengaruhi oleh kepercayaan diri, membangun kepercayaan diri dan kepercayaan antara anak dengan orang tua ditemukan bahwa jika anak merasa aman, maka anak akan lebih mau melakukan penjelajahan sendiri, lebih mampu mengelola stress, mempelajari ketrampilan baru, dan berhubungan dengan orang lain serta memiliki kepercayaan lebih bahwa mereka cukup kompeten untuk menghadapi lingkungan yang baru (Ratri Sunar, 2006).

IV. KESIMPULAN & REKOMENDASISubyek merupakan anak yang mandiri dalam hal bermain diluar rumah, subyek dapat dikatakan anak yang mandiri karena ketika subyek bermain diluar rumah terlihat dari subyek tidak meminta untuk ditemani ketika bermain dan mencari temannya, subyek berani pergi sendiri ketika bermain keluar rumah kemudian subyek pulang kerumah sendiri setelah bermain tanpa meminta kepada orang terdekatnya untuk menjemputnya. Subyek mampu mengambil air minum sendiri, mencuci tanganya dengan menggunakan sabun, mengambil mainan untuk dibawa keluar rumah dan memilih mainnanya, kegiatan tersebut subyek tidak meminta atau menyuruh orang terdekatnya. Subyek juga telah memahami harga sebuah barang dengan nominal yang tinggi atau mahal. Tetapi subyek sulit untuk membangun relasi baru dengan teman-teman barunya dan sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya, subyek dapat dilatih untuk mensosialisasi diri, sehingga subyek dapat belajar untuk menghadapi masalah sosial yang kompleks, subyek akan memiliki kemandirian jika subyek mampu dan mudah untuk mensosialisasikan dirinya dengan lingkungan dan teman-teman yang baru ia temui.

PEMERIKSATANDA TANGAN

(GALUH KIKIANY S., 201210230311104, PSIKOLOGI B)2 | Page