satuan operasi

91
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA UMUM Disusun oleh: Kelompok II PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUTRI

Upload: adhe-wiq

Post on 16-Jan-2016

89 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

satuan operasi

TRANSCRIPT

Page 1: satuan operasi

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

BIOKIMIA UMUM

Disusun oleh:

Kelompok II

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUTRI

UNIVERSITAS MATARAM

MATARAM

2014

Page 2: satuan operasi

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

tersusunnya laporan tetap praktikum Biokimia Umum sebagai langkah

untuk melakukan praktikum untuk mahasiswa jurusan Ilmu dan

Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri,

Uiversitas Mataram yang memprogramkan matakuliah Biokimia Umum

pada semester gasal tahun 2014/2015.

Penulis menyadari adanya kekurangan dalam laporan tetap ini

sehingga saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk

penyempurnaan laporan Biokimia ini. Penulis juga menyampaikan

terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan

laporan dan pelaksanaan praktikum Biokimia Umum. Semoga laporan

ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan wawasan para pembaca

tentang biokimia secara umum.

Mataram, 06 Desember 2014

Penulis,

Page 3: satuan operasi

ii

DAFTAR ISI

HalamanKATA PENGANTAR...............................................................iDAFTAR ISI..........................................................................iiDAFTAR TABEL....................................................................ivACARA I. PENGENALAN ALAT DAN BAHAN

Pendahuluan........................................................................1Tinjauan Pustaka.................................................................2Pelaksanaan Praktikum........................................................4Hasil Pengamatan dan Pembahasan....................................6Kesimpulan..........................................................................10

ACARA II. PENGUJIAN KARBOHIDRATPendahuluan........................................................................11Tinjauan Pustaka.................................................................12Pelaksanaan Praktikum........................................................15Hasil Pengamatan................................................................18Pembahasan........................................................................20 Kesimpulan .........................................................................22

ACARA III. PENGUJIAN PROTEIN Pendahuluan........................................................................23Tinjauan Pustaka.................................................................24Pelaksanaan Praktikum........................................................26Hasil Pengamatan................................................................29Pembahasan........................................................................30Kesimpulan..........................................................................33

ACARA IV. PENGUJIAN LEMAKPendahuluan........................................................................34Tinjauan Pustaka.................................................................35Pelaksanaan Praktikum........................................................37Hasil Pengamatan................................................................40Pembahasan........................................................................41Kesimpulan..........................................................................44

ACARA V. PENGUJIAN ENZIMPendahuluan........................................................................45Tinjauan Pustaka.................................................................46Pelaksanaan Praktikum........................................................48Hasil Pengamatan................................................................50Pembahasan........................................................................51Kesimpulan..........................................................................53

ACARA VI. LARUTAN BUFFERPendahuluan........................................................................54Tinjauan Pustaka.................................................................55Pelaksanaan Praktikum........................................................57Hasil Pengamatan................................................................59Pembahasan........................................................................60Kesimpulan..........................................................................62

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................….63

Page 4: satuan operasi

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Hasil Pengamatan Alat-Alat Praktikum.............................................61.2 Hasil Pengamatan Bahan-Bahan Praktikum.....................................92.1 Hasil Uji Kualitatif Berbagai Jenis Karbohidrat Berdasarkan

Terbentuknya Furfural...................................................................182.2 Hasil uji kualitatif berbagai jenis karbohidrat berdasarkan

terbentuknya furfural.....................................................................182.3. hasil uji kualitatif karbohidrat berdasarkan sifat pereduksi...........192.4. Perubahan warna karbohidrat dengan uji lodin.............................193.1 Hasil Uji Kualitatif Asam Amino dengan Uji Ninhidrin.....................293.2 Hasil Uji Kualitatif Peptida dengan Uji Biuret..................................293.3 hasil Uji Sulfur beberapa jenis larutan............................................293.4 hasil pengendapan pada Susu Segar dengan Berbagai pH............294.1 Hasil Pengamatan Pengaruh Jenis Pelarut Terhadap Kelarutan

Lemak............................................................................................404.2 Hasil Pengamatan Sifat Penyabunan Dari Dua Jenis Garam Asam

Lemak............................................................................................404.3 Hasil Pengamatan Uji Ketidakjenuhan Dua Jenis Minyak................405.1 Hasil Pengamatan Uji Penentuan Aktivitas amylase air liur...........505.2 Hasil Pengamatan Uji Pengaruh pH terhadap Aktivitas Enzim.......506.1 Perubahan pH larutan HCl 0,1 M dengan penambahan NaOH 0,01 N

.......................................................................................................596.2 Perubahan pH larutan H3PO4 0,05 M dengan penambahan NaOH

0,05 N............................................................................................59

Page 5: satuan operasi

iv

ACARA IPENGENALAN ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bekerja dengan menggunakan alat-alat Laoratorium tidaklah

sama dengan bekerja menggunakan alat-alat lain. Bekerja di

Laboratorium atau di lapangan dengan menggunakan peralatan

Laboratorium memerlukan ketrampilan, kecermatan dan ketelitian.

Peralatan sangat diperlukan dalam mengumpulkan data atau informasi

terutama data kuantitatif. Dalam menggunakan peralatan

Laboratorium, praktikan harus memiliki keterampilan, kecermatan dan

ketelitian agar data yang diperoleh akurat. Oleh karena itu, penting

dilakukan praktikum mengenai pengenalan alat dan bahan praktikum.

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui

tentang alat dan bahan praktikum sehingga kecelakaan dalam

praktikum dapat ditanggulangi dan mempermudah dalam

menggunakan alat dan bahan praktikum tersebut.

Page 6: satuan operasi

v

TINJAUAN PUSTAKA

Pengenalan alat merupakan salah satu faktor yang penting

untuk mendukung kegiatan praktikum. Praktikan akan terampil dalam

praktikum apabila mereka mempunyai pengetahuan mengenai alat-

alat dan bahan praktikum, yang meliputi nama alat, gambar atau

bentuk alat, fungsi alat, metode alat, cara penanganan bahan dan

bahaya kesehatan bahan tersebut (Laila, 2006).

Sebelum melakukan praktikum, terlebih dahulu kita harus

mengenal atau mengetahui tentang alat-alat yang digunakan dalam

melakukan praktikum tersebut. Hal ini berguna untuk mempermudah

kita dalam melaksanakan percobaan, sehingga resiko kecelakaan di

Laboratorium dapat ditanggulangi. Kebersihan dan kesempurnaan alat

sangat penting untuk bekerja di Laboratorium. Alat yang kelihatan

secara kasat mata, belum tentu bersih, tergantung pada pemahaman

seorang analis mengenai apa artinya bersih. Alat kaca seperti gelas

piala atau erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun atau

deterjen sintetik. Pipet, buret, dan labu volumetrik mungkin

memerlukan larutan deterjen panas untuk bisa bersih benar (Day &

Underwood, 2009).

Proses pengukuran suatu zat atau benda hendaknya

menggunakan suatu alat, alat yang digunakan mengukur suatu zat

dalam kimia adalah gelas ukur, akan tetapi hasil pengukuran dari gelas

ukur sangat kurang tepat, sehingga dalam penggunaannya tidaklah

terlalu teliti. Salah satu contoh alat pengukuran lain yang mempunyai

Page 7: satuan operasi

vi

tingkat ketelitian lebih baik dari pipet isap, namun pengukuran dengan

pipet sendiri tidak terlepas dari kesalahan (Sumardji, 2005).

Ketetapan hasil analisa kimia sangat tergantung pada mutu

bahan kimia dan peralatan yang dipergunakan, disamping pengertian

pelaksanaan tentang dasar analisa yang sedang dikerjakan serta

kecermatan dan ketelitian kerjanya sendiri. Ketelitian dan kecermatan

kerja, selain merupakan sifat pribadi seseorang akan dapat pula

diperoleh karena bertambahnya pengamatan kerja seseorang sehingga

menjadi kebiasaan yang berguna bagi kelancaran kerjanya.

Penanganan bahan kimia dan peralatan pokok yang banyak

dipergunakan merupakan persyaratan penting demi keselamatan dan

hasilnya pekerjaan analisa kimia (Rohman, 2010).

Analisa kimia menentukan macam, struktur dan jumlah zat.

Maka setiap cabang kegiatan manusia yang menyangkut materi,

langsung atau tidak langsung memerlukan analisa kimia. Yang

dimaksud dengan cabang kegiatan adalah segala sesuatu yang

manusia, termasuk ilmu pengetahuan, perdagangan, perindustrian,

pencegahan penyakit dan penyembuhan si sakit, produksi bahan

pangan, penyemaian, pengolahan, peran, olahraga, penyusutan

kejahatan, dan sebagainya (Harjadi, 1990).

Page 8: satuan operasi

vii

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu 15 Oktober 2014 di

Laboratorium Kimia dan Biokimia Pangan Fakultas Teknologi Pangan

dan Agroindustri, universitas Mataram.

Alat dan Bahan Praktikum

a. Alat-alat Praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu

thermometer, gelas ukur, gelas kimia, statif, pipa kapiler, spatula,

tabung sentrifuge, plat tets, kaca arloji, klem buret, kaki tiga, botol

semprot, kawat kasa, cawan petri, mortar dan pastle, rak tabung

reaksi, penjepit tabung reaksi.

b. Bahan-bahan Praktikum

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini yang

bersyarat MSDS (material Safety Data sheet) yaitu NaOH (Natrium

hidroksida), NaCl (natrium Klorida), H2SO4 (Asam Sulfat), HCl (asam

Klorida) dan KOH (kalium Hidroksida).

Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja pada praktkum ini sebagai berikut:

Disiapkan alat-alat yang akan diamati

Page 9: satuan operasi

viii

Dituliskan nama-nama dan fungsi dari masing-masing alat tersebut

Disiapkan bahan-bahan yang akan diamati

Dituliskan nama bahan, nama dagang, sifat, bahaya kesehatan, dan cara penanganan bahan Laoratorium bersyarat MSDS (Material Safety

Data Sheet)

Page 10: satuan operasi

ix

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Alat-alat PraktikumNo

Nama dan gambar alat Fungsi alat

1

Tabung reaksi

Sebagai tempat mereaksikan bahan kimia dan untuk melakukan reaksi kimia

dalam skala kecil

2

Tabung Erlenmeyer

Untuk menyimpan dan memanaskan larutan

3

Kaki tiga

Untuk menahan kawat kasa dalam pemanasan

4

Mortar and pastle

Untuk menghancurkan dan mencampurkan padatan

Page 11: satuan operasi

x

5

Corong

Untuk membantu memasukkan cairan kedalam wadah yang lebih kecil

6

Desikator

Untuk menguapkan air dari sampel yang sudah panas

7

Lampu Bunsen

Untuk pembakaran atau pemanasan

8

Plat tetes

Untuk menampung objek sampel

9

Labu ukur

Untuk menampung larutan dan mengencerkan larutan

Page 12: satuan operasi

xi

10

Penjepit

Untuk menjepit tabung reaksi yang panas

11

Cawan petri

Untuk menguapkan larutan atau sebagai wadah sampel

12

Gelas ukur

Untuk mengukur cairan dengan volume yang tidak tetap

13

spatula

Untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padat dan mengaduk arutan

14

Thermostat

Untuk mengukur suhu atau erubahan suhu

15

Rak tabung reaksi

Untuk menyimpan tabung reaksi

Page 13: satuan operasi

xii

Page 14: satuan operasi

13

Page 15: satuan operasi

14

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, dapat

disimpulkan bahwa:

1. Praktikan dapat mengenali macam alat dan bahan yang digunakan

di dalam Laboratorium.

2. Dapat mengetahui fungsi-fungsi dan metode alat yang digunakan di

Laboratorium.

3. Dapat mengetahui bahaya dan cara penanganan bahan-bahan

kimia yang bersyarat MSDS (Material Safety Data Sheet)

4. Kesalahan dalam penggunaan alat dan bahan di Laboratorium

sangat mempengaruhi hasil penelitian atau praktikum.

ACARA I

Page 16: satuan operasi

15

PENGUJIAN KARBOHIDRAT

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kehidupan sehari-hari kita melakukan aktivitas, baik yang telah

merupakan kebiasaan misalnya berdiri, berjalan dan sebagainya.

Untuk melakukan aktivitas itu kita memerlukan energi yang dapat kita

peroleh dari bahan makanan. Pada umumnya bahan makanan itu

mengandung tiga kelompok senyawa kimia yaitu karbohidrat, protein

dan lemaka. Karbohidrat merupakan sumber energi utama yang

dibutuhkan oleh manusia. Karbohidrat juga merupakan hasil sintesis

CO2 dan H2O dengan bantuan sinar matahari dan zat hijau daun

(klorofil) melalui fotosintesis. Karbohidrat yang berasal dari makanan,

dalam tubuh mengalami perubahan atau metabolisme (Anna, 2012).

Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian karbohidrat.

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum karbohidrat ini yaitu untuk

mengidentifikasi sifat-sifat umum berbagai jenis karbohidrat

berdasarkan terbentuknya furfural, untuk mengidentifikasi berbagai

jenis karbohidrat berdasarkan sifat pereduksinya dan untuk

mengidentifikasi jenis polisakarida berdasarkan perubahan warna

iodine yang terikat pada molekul polisakarida sebelum dan sesudah

terhidrolisis.

Page 17: satuan operasi

16

TINJAUAN PUSTAKA

Karbohidrat yang berasal dari makanan, saat dikonsumsi

mengalami perubahan atau metabolisme antara lain glukosa dan

glikogen. Ada bermacam-macam senyawa yang termsuk golongan

karbohidrat ini. Amilum atau pati, selulosa, glikogen, gula atau sukrosa

dan glukosa merupakan beberapa senyawa karbohidrat yan penting

dalam kehidupan manusia. Energi yang terkandung dalam karbohidrat

itu pada dasarnya berasal dari energi matahari. Karbohidrat dalam hal

ini glukosa, dibentuk dari karbondioksida dan air dengan bantuan sinar

mtahri dan klorofil. Selanjutnya glukosa yang terjadi diubah menjadi

amilum dan disimpan pada bagian lain, misalnya pada buah atau

umbi. Proses pembentukan glukosa dari karbondioksida dan air disebut

fotosintesis (Yohanis, 2009).

Sifat kimia karbohidrat berhubungan erat dengan gugus fungsi

yang terdapat pada molekulnya , yaitu gugus-OH, gugus aldehid dan

gugus keton. Sifat kimia karbohidrat dibagi menjadi dua yaitu sifat

mereduksi dan furfural. Sifat mereduksi dimana monosakarida dan

beberapa disakarida mempunyai sifat dapat digunakan untuk

keperluan identifikasi karbohidrat maupun analisisi kuantitatif. Sifat

mereduksi ini disebabkan oleh adanya gugus aldehid atau keton bebas

dalam molekul karbohidrat. Sifat ini tampak pada reaksi reduksi ion-ion

logam misalnya ion Cu++ dan Ag++ yang terdapat pada pereaksi

tertentu seperti pereaksi pehling, Benedict, Barfoed. Sedangkan sifat

yang kedua dalah pembentukan furfural, dalam larutan asam yang

Page 18: satuan operasi

17

encer. Walaupun dipanaskan monosakarida umunya stabil. Reaksi ini

adalah reaksi dehidrasi atau pelepasan molekul air dari suatu senyawa

(Titin, 2012).

Pereaksi Molisch terdiri atas larutan α-naftol dalam alkohol.

Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan glukosa misalnya,

kemudian secara hati-hati ditambahkan asam sulfat pekat, akn

terbentuk dua lapisan zat cair. Pada batasan antara kedua lapisan itu

akan terjadi warna ungu. Hasil negatif merupakan suatu bukti bahwa

tidak ada karbohidrat. Pereaksi Benedict berupa larutan yang

mengandung kuprisulfat natrium karbonat dan natrium sitrat. Adanya

natrium karbonat dan natrium sitrat membuat pereaksi Benedict

bersifat basa lemah. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau,

kuning atau merah bata. Warna endapan ini tergantung pada

konsentrasi karbohidrat yang diperiksa (Yohanis, 2012).

Karbohidrat dibagi menjadi tiga golongan yaitu monosakarida,

oligosakarida, atau disakarida dan polisakarida. Monosakarida

merupkan yang umum terdapat dalam alam ialah memiliki atom C

berkisar antara 3 sampai 7. Dengan jumlah atom C sebagai pokok

maka monosakarida terbagi menjadi tiga olongan aldosa. Disakarida

senyawa yang mempunyai daua satuan sakarida yang banyak

dibicarakan adalah maltosa, sellobiosa, laktosa, dan sukrosa.

Polisakarida mengandung banyak (poli) satuan-satuan monosakarida

yang saling mengikat melalui oksigen. Contohnya ialah pati dan

glikogen (Soeharsono, 2012).

Page 19: satuan operasi

18

Uji karbohidrat secara umum salah satunya uji Molisch, dinamai

sesuai penemunya yaitu Hans Molisch, seorang ahli botani dari

Australia. Uji ini didasari oleh reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam

sulfat membentuk cincin furfurakl berwarna ungu. Pengujian yang

kedua dalah Benedict, uji kimia yang bertujuan untuk mengetahui

kandungan gula (karbohidrat) pereduksi yang meliputi semua jenis

monosakaridan dan beberapa disakarida seperti laktosa dan maltosa.

Uji iodin, pati dalam suasana asam bila dipanaskan dapat terhidrolisis

menjadi senyawa yang lebih sederhana, hasil pemecahan pati bila diuji

dengan iodin akan memberikan warna biru, coklat, kuning, sampai

tidak berwarna (Endrika, 2013).

Page 20: satuan operasi

Disiapkan 5 tabung reaksi diberi label

Diisi masing-masing 1 ml aquades, glukosa 1%, fruktosa 1%, sukrosa 1% dan pati 1%

19

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 05 November 2014

di Laboratorium Kimia dan Biokimia Pangan Fakultas Teknologi Pangan

dan Agroindustri Universitas Mataram.

Alat dan Bahan Praktikum

a. Alat-alat Praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu

tabung reaksi, penjepit tabung, pipet ukur, pipet tetes, karet gelang,

gelas ukur dan penangas air.

b. Bahan-bahan Praktikum

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu

pereaksi molish, pereaksi selliwanof, pereaksi benedict, pereaksi

iodine, larutan H2SO4, aquades, larutan glukosa 1 %, larutan fruktosa

1 %, larutan sukrosa 1 %, larutan HCl dan larutan amilum 1 %.

Prosedur Kerja

1. Uji Molish

Ditambahkan 2-5 tetes pereaksi Molisch

Ditambahkan 2ml H2SO4 pekat

Page 21: satuan operasi

Disiapkan 5 tabung reaksi dan diberi label

Ditambahkan 1 ml aquades, glukosa 1%, pati 1%, fruktosa 1 %, sukrosa 1%

Dipanaskan pada penangas air selam 5 menit

Diisi 1ml aquades, glukosa 1%, sukrosa 1%, frultosa 1% dan pati 1%

Disiapkan 5 tabung reaksi dan diberi label

Ditambahkan 2ml pereaksi Benedict dan digojog

Dipanskan pada penangas air selama 5 menit

Diamati dan dicatat perubahan warnanya

20

Diamati perubahan warna dan terbentuknya cincin kemudian dicatatat

2. Uji Seliwanof

Ditambahkan 2 ml pereaksi Selliwanof lalu digojog

Diamati perubahan warna selama 1 menit dan dicatatat

3. Uji Benedict

Page 22: satuan operasi

Disiapkan 4 buah tabung reaksi dan diberi label

Dimasukkan 1 ml larutan iodine

Diisi 1 ml Aquades 1 %, glukosa 1 %, pati 1 %, dan Sukrosa 1% %

Dipanaskan pada penangas air selama 5-10 menit

Diamati dan dicatat perubahan warna

Ditambahkan 3-5 tetes larutan HCl encer dan

digojog

21

4. Uji Iodine

Page 23: satuan operasi

22

HASIL PENGAMATAN

Tabel 1.1. Hasil Uji Kualitatif Berbagai Jenis Karbohidrat Berdasarkan Terbentuknya Furfural

Jenis karbohidrat Terbentuknya cincin ungu

Aquades Tidak terbentuk cincin ungu

Glukosa 1% Tidak Terbentuk cincin ungu

Fruktosa 1% Tidak Terbentuk cincin ungu

Sakarosa 1% Tidak Terbentuk cincin unguAmilum 1% Tidak Terbentuk cincin ungu

Tabel 1.2. Hasi Uji Kualitatif Berbagai Jenis Karbohidrat Berdasarkan Terbentuknya Furfural

Bahan

Waktu Perubahan Warna (menit ke-) Sebelum

dipanaskan

Sesudah

dipanskan 1 2 3 4 5

Aquades 1 ml

Bening kekuning

an

Bening kekuningan

BeningKekuningan

Bening kekuningan

Bening kekuningan

Bening kekuningan

Bening kekuningan

Glukosa 1%

Bening kekuning

an

Bening kekuningan

Bening kekuningan

Bening kekuningan

Bening kekuningan

Bening kekuningan

Bening kekuningan

Fruktosa 1%

Bening kekuning

an

Bening orange

Orange tua

Orange muda

Orange

muda

Bening kekuningan

Orange muda

Sukrosa 1%

Bening kekuning

an

Bening orange

Orange

muda

Orange muda

Orange

pekat

Bening kekuningan

Orange pekat

Amilum 1 %

Bening kekuning

an

Bening kekuningan

Bening kekuningan

Bening kekuningan

Bening kekuningan

Bening kekuningan

Bening kekuningan

Tabel 1.3. Hasil Uji Kualitatif Berbagai Jenis Karbohidrat Berdasarkan Sifat Pereduksinya

Jenis Karbohidrat Perubahan Warna Larutan

Page 24: satuan operasi

23

Sebelum dipanasi Sesudah dipanasi

Aquades 1 ml Biru bening Biru bening Glukosa 1% Biru bening Merah bataFruktosa 1% Biru bening Merah bata

Sukrosa 1% Biru bening Biru bening

Pati 1% Biru bening Biru bening

Tabel 1.4. Perubahan Warna Larutan Karbohidrat dengan Uji Iodin

LarutanWarna sebelum

ditambahkan iodin

Warna Setelah Ditambahkan HCl dan Dididihkan

5 menit pertama 5 menit kedua

Aquades 1 ml Coklat muda Coklat muda Kuning jernih

Glukosa 1% Coklat muda Coklat muda Kuning jernih

Sukrosa 1 % Coklat muda Coklat muda Kuning jernih

Amilum 1 % Ungu pekat Ungu pekat Ungu pekat

PEMBAHASAN

Karbohidrat adalah komponen dalam makanan yang merupakan

sumber energi utama bagi organisme hidup. Pengujian karbohidrat

pada praktikum ini menggunakan beberapa reagen penguji yaitu uji

Page 25: satuan operasi

24

Molisch, uji Selliwanof, uji Benedict dan uji iodine. Uji Molisch pada lima

larutan yang diamati yaitu aquades, glukosa 1%, fruktosa 1%, sukrosa

1% dan pati 1% ditambahkan larutan H2SO4 pekat secara perlahan

dan perubahan yang sama. Larutan aquades, glukosa 1%, fruktosa 1%,

sukrosa 1% dan pati 1%, berdasarkan hasil pengamatan semua larutan

tidak membentuk cincin ungu. Seharusnya larutan glukosa 1%,

fruktosa 1%, sukrosa 1 % dan pati 1 % membentuk cincin. Sehingga

yang diamati hanya perubahan warna larutan yang terjadi. Hal ini

terjadi dikarenakan bahan-bahan yang digunakan pada saat itu

mungkin terlalu lama. Terjadinya perubahan warna ungu tersebut

merupakan hasil kondensasi furfural dan α-naftol.

Pengujian yang selanjutnya yaitu pengujian Selliwanof yang

bertujuan untuk membedakan monosakarida dan disakarida dengan

mengontrol kondisi pH serta waktu pemanasan. Perubahan yang

terjadi dari satu menit pertama hingga lima menit tidak terjadi

perubahan warna pada larutan aquades, glukosa, dan pati. Dan terjadi

perubahan warna pada larutan fruktosa dan sukrosa secara cukup

signifikan menjadi warna orange, karena mengandung ketoheksosa.

Uji Benedict menggunakan 5 macam larutan yaitu aquades,

glukosa 1%, fruktosa 1%, sukrosa 1% dan pati 1 %. Kemudian masing-

masing larutan ditambahkan 2 ml pereaksi Benedict kemudian

dipanaskan terjadi perubahan warna pada larutan glukosa dan

fruktosa. Meskipun fruktosa bukanlah gula pereduksi, namun memiliki

gugus alphahidroksi keton, maka fruktosa akan berubah menjadi

Page 26: satuan operasi

25

glukosa dan manosa dalam suasana basa dan memberikan hasil positif

dengan Benedict.

Pengujian iodin menggunakan 4 jenis larutan yaitu aquades,

glukosa 1%, sukrosa 1% dan pati 1 % . Warna larutan menjadi berubah

setelah ditambah HCl dan didihkan. Pati dalam suasana asam bila

dipanaskan dapat terhidrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana,

hasil pemecahan pati jika diuji dengan iodin akan memberikan warna

coklat, kuning sampai tidak berwarna.

KESIMPULAN

Page 27: satuan operasi

26

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat

disimpulkan bahwa :

1. Karbohidrat merupakan komponen dalam makanan yang terbagi

menjadi tiga golongan yaitu monosakarida, disakarida dan

polisakarida.

2. Uji Molisch menggunakan 5 larutan aquades, glukosa 1%, fruktosa

1%, sukrosa 1% dan pati 1 % yang ditambah H2SO4 tidak

membentuk cincin karena kualitas larutan yang lama tidak

digunakan. Perubahan warna hasil dari kondensasi antara furfural

dan α-naftol.

3. Uji Selliwanof menunjukkan fruktosa mengandung ketohesosa.

4. Uji Benedict menunjukkan bahwa fruktosa dan glukosa

mengandung gula pereduksi.

5. Uji Iodin dilakukan untuk membuktikan ada atau tidaknya

polisakarida pada satu larutan.

Page 28: satuan operasi

27

ACARA IIIPENGUJIAN PROTEIN

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Manusia memperoleh protein dari hewan atau tumbuhan.

Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani sedangkan

protein yang bersal dari tumbuhan disebut protein mabati. Beberapa

makanan sebagai sumber protein ialah, daging, telur, susu, ikan,

beras, kacang, kedelai, gandum, jagung dan buah-buahan. Dalam

kehidupan protein memegang peran yang sangat penting. Proses kimia

yang berlangsung dalam tubuh dengan adanya enzim yang merupakan

suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalis. Di samping itu,

hemoglobin dalam butir-butir darah merah yang berfungsi sebagai

pengankut oksigen dari paru-paru keseluruh bagian tubuh, adalah

salah satu jenis protein. Demikian pula zat-zat yang berperan untuk

melawan bakteri penyakit atau yang disebut antigen, juga suatu

protein. Mengingat banyaknya fungsi dan manfaat protein bagi

kehidupan kita, serta pentingnya kita untuk mengetahui berbagai jenis

protein, maka perlu dilakukan percobaan mengenai identifikasi protein

secara kimia dengan mengenal sifat pengendapan dan perubahan

warna yang terjadi bila protein tersebut ditambahkan senyawa kimia

tertentu.

Tujuan Praktikum

Page 29: satuan operasi

28

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi

adanya ikatan peptida suatu larutan, mengidentifikasi gugus R asam

amino yang mengandung sulfur dan mengidentifikasi titik isoelektrik

kasein.

TINJAUAN PUSTAKA

Protein merupakan makromolekul yang memiliki berat jenis

yang sangat tinggi, yaitu sekitar 5000 sampai dengan 1.000.000

Dalton. Protein terbentuk dari asam-asam amino yang diikat oleh

ikatan peptida. Protein berfungsi sebagai biokatalisator, protein

cadangan, biopertransfer bahan, struktural dan protektif. Namun

dalam tubuh manusia, protein digunakan sebagai pengganti jaringan

sel tubuh yang rusak. Identifikasi protein dapat dilakukan dengan cara

kimia yaitu dengan mengenal sifat pengendapan dan perubahan warna

yang terjadi bila di tambahkan dengan senyawa-senyawa kimia

tertentu (Kusnandar,2011).

Protein adalah suatu biomolekul besar yang terdapat disetiap

organisme kehidupan yang jenisnya bermacam-macam dan

mempunyai fungsi biologis yang berbeda-beda. Kerati sebagai contoh,

merupakan suatu protein yang ada pada kulit dan kuku, sedangkan

fibroin terdapat sutra dan sarang laba-laba. Enzim polimerseDNA yang

nengkatalisis sintesis DNA dalam sel adalah Protein. Semua protein

terbuat dari banyak unit-unit asam amino yang mempunyai fungsi

ganda dan berikatan satu dengan yang lainnya membentuk rantai

yang panjang. Asam amino sesuai dengan namanya, merupakan

Page 30: satuan operasi

29

senyawa yang mempunyai fungsi ganda karena memilki gugus fungsi

asam dan basa pada struktur molekulnya (Almatsier, 2010).

Asam karboksilat dan gugus fungsi amino secara bersamaan

dalam asam amino. Asam amino dengan satu gugus amino dan satu

gugus karboksil lebih baik digambarkan sebagai struktur ion dipolar.

Gugus amino dipretonasi dan hadir sebagai ion amonium, sedangkan

gugus karboksil kehilangan protonnya dan hadir sebagai anion

karboksilat. Struktur dipolar ini konsisten dengan sifat asam amino

bersifat amfoterik, artinya berperilaku sebagai asam dan

mendenasikan proton pada basa kuat atau dapat juga berperilaku

sebagai basa dan menerima proton dari asam kuat (Sirajudi,2009).

Asam amino paling sedikit mengandung satu gugus amino dan

satu gugus asam amino dan satu gugus asam karboksilat. Ke-20 jenis

asam amino yang umum terdapat dalam asam amino. Semua asam

amino bersifat amfoter dan terdapat sebagai garam dalam pH

mendekati 6. Harga pH yang menunjukan kenetralan asam amino dari

segi kelistrikan, disebut titik isolistrik. Protein merupakan polipeptida

yang sangat besar dengan bobot molekul lebih besar dari 5.000.

Protein memiliki lebih dari satu rantai peptida, dan bisa pula

mengandung komponen prostetik yaitu komponen pengganti yang

bukan peptida (Anna, 2011).

Page 31: satuan operasi

30

Page 32: satuan operasi

31

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu15 November 2014 di

Laboratorium kimia dan Biokimia Pangan Fakultas Teknologi Pangan

dan Agroindustri Universitas Mataram.

Alat dan Bahan Praktikum

a. Alat-Alat Praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan dalm praktikum ini adalah

tabung reaksi, pipet ukur, gelas kimia, penangas air, gelas

pengaduk, penjepit tabung reaksi,rubber bulb dan stopwatch

b. Bahan-bahan Praktikum

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktium ini adalah

aquades, albumin, glisin 1%, larutan cuso4 0,5%, larutan naoh

10%, larutan ninhidrin, larutan Pb asetat dan susu segar.

Prosedur Kerja

1.Uji ninhidrin

Disiapkan 3 tabung reaksi

Diisimasing-masing tabung dengan aquades, albumin, glisin %

Ditambahkan 1 ml larutan ninhidrin

Dipanaskan selama 5 menit dengan suhu 100°C

Diamati perubahan warna yang terjadi

Page 33: satuan operasi

32

2.Uji biuretDisiapkan 3 tabung reaksi

Diisimasing-masing tabung dengan deterjen,aquades, albumin dan glisin 1%

Di tambahkan 1 ml cuso4 0,5 % dan 1 ml naoh 10%Pada masing-masing tabung

Dipanaskan selama 5 menit

Diamati perubahan warna yang terjadi

3.Uji sulfurDisiapkan 2 tabung reaksi

Ditambahkan dengan glisin 1%,albumin pada masing-masing tabung reaksi

Ditambahkan 2,5 ml aquades

Ditambahkan 1 tetes NaoH 40% dan diaduk

Dipanaskan selama 5 menit dengan suhu 100°C

Diamati perubahan warna yang terjadi

4.Uji sifat isoelektrik protein

Disiapkan 6 tabung reaksi

Page 34: satuan operasi

33

Ditambahkan dengan 1 ml susu segar pada masing-masing

tabung

Tabung no 1,2,3 ditambahkan masing-masing dengan 2,4,5 ml aquades

Tabung no 4,5,6 ditambahkan masing-masingdengan 5,2.5,1.25 ml larutan asetat 0,01 M

Diaduk rata dan diamati perubahan warna yang terjadi

Page 35: satuan operasi

34

HASIL PENGAMATAN

Tabel 3.1 hasil uji kwalitatif asam amino dengan uji ninhidrinJenis larutan Perubahan warna

Aquades BeningAlbumin UnguGlisin 1% Ungu pekat

Tabel 3.2 hasil uji kwalitatif peptide dengan uji biuretJenis larutan Perubahan warna

Penambahan cuso4

Penambahan Naoh

Setelah pemanasan

Aquades Bening Biru muda BeningAlbumin Hijau Ungu CoklatGlisin 1% Biru bening Biru muda Coklat tua

Tabel 3.3 hasil uji sulfur beberapa jenis larutanJenis larutan Sesudah dipanaskanGlisin 1% BeningAlbumin Coklat pekat

Tabel 3.4 hasil pengendapan pada susu segar dengan berbagai pHNo tabungreaksi

1 2 3 4 5 6pH

4,1 4,4 4,8 5,1 5,4 5,7Jumlahendapan 2 3 3 3 3 1

Keterangan 1= tidak ada busa 2 = sedikit busa 3= banyak busa

Page 36: satuan operasi

35

PEMBAHASAN

Protein merupakan zat yang paling penting dalam setiap

organisme karena merupakan bagian terbesar tubuh setelah air.Unsur-

unsur penyusun kimianya mengandung unsur-unsur oksigen, karbon,

hidrogen, nitrogen dan kadang-kadang mengandung unsur lain seperti

sulfur dan fosfor. Protein adalah salah satu makrometemer struktur

tidak stabil karena mudah mengalami denaturasi atau koagulasi yaitu

dimana protein terurai menjadi struktur primernya, baik reversibel

yaitu jika konformasi molekul aslinya tetap tidak berubah maupun

reversibel yaitu perubahan sifat kimia gugus samping (-R) atau

terputusnya ikatan peptida protein.

Protein terlibat dalam sistem kekebalan sebagai antibodi. Sistem

kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan.

Protein merupakan salah satu biomolekul rekayasa selain polisakarida

dan polinukleutida yang merupakan penyusun utama makluk hidup.

Protein merupakan polimer dari asam amino. Asam yaitu salah satu

kelompok molekul organik yang dalam satu molekulnya terdiri dari tiga

gugus fungsi berbeda, yaitu gugus asam amino (-NH2) yang bersifat

basa dan gugus karboksil (-COOH) yang bersifat asam serta gugus

samping yang reaktif ( R ).

Dari pengujian protein yang pertama adalah dengan uji ninhidrin

yang bertujuan untuk mengidentifukasi a-asam amino pada beberapa

bahan,disini bahan-bahan yang digunakan adalah aquades, albumin

dan glisin1%. Setelah bahan-bahan tersebut direaksikan dengan

larutan ninhidrin dan dipanaskan,tampak perubahan pada albumin dan

Page 37: satuan operasi

36

glisin 1% menjadi ungu,dimana terjadi reaksi yang menghasilkan

senyawa aldehid yang berwarna ungu.

Pengujian dengan uji biuret yang bertujuan untuk

mengidentifikasi adanya ikatan peptida pada protein dengan

menggunakan aquades, albumin dan glisin 1%. Dari hasil pengamatan

didapatkan perubahan warna pada aquades saat ditambah dengan

naoh,sedangkan glisin1% dan albumin terjadi perubahan yang

signifikan karena cu2+ akan mengikatikatan peptide dari glisin 1%

dan albumin sehingga terjadi perubahan warna. Intensitas warna

tergantung dari kadar protein sampel, semakin tinggi kadar protein

bahan maka semakin pekat warnanya, dari pengujian ini yang paling

tinggi kadar proteinnya adalah glisin 1%.

Pengujian dengan uji sulfur yang bertujuan untuk

mengidentifikasi gugus R asam amino yang mengandung sulfur, pada

pengujian ini digunakan dua sampel yaitu glisin 1% dan albumin

dimana kedua sampel tersebut direaksikan dengan naoh 40% dan Pb

asetat menghasilkan warna bening padaglisin 1% dancoklat pekat

pada albumin. Reaksi yang terjadi adalah reaksi fohl, jika protein

mengandung sulfur maka menjadi Na2S dan jika direaksikan dengan Pb

asetat akan terbentuk larutan yang berwarna coklat. Jadi yang

mengandung sulfur adalah albumin.

Pengujian titik isoelektrik. Titik isoelektrik adalah daerah pH

tertentu dimana protein memilki selisih muatan sehingga tidak

bergerak dalam muatan listrik, dari hasil pengamatan didapatkan dari

6 tabung reaksi hanya satu yang tidak memiliki endapanya itu terdapat

Page 38: satuan operasi

37

pada tabung nomer 6 artinya lima tabung yang lain memiliki endapan,

protein yang mengendap ini disebut denaturasi protein. Hal ini terjadi

akibat komformasi molekulnya berubah dan aktivitas biologisnya

hilang.

Page 39: satuan operasi

38

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat

disimpulkan bahwa:

1. Protein merupakan polimer dari asam amino.

2. Uji ninhidrin pada protein menghasilkan senyawa aldehid

ditunjukkan pada perubahan warna pada glisin1% dan albumin.

3. Uji biuret bertujuan untuk mengidentifikasi ikatan peptida, semakin

banyak ikatan peptide maka semakin pekat warnanya.

4. Dalam uji biuret, ikatan peptide yang paling banyak di dapatkan

pada glisin 1%.

5. Uji sulfur merupakan reaksi fohl yang menghasilkan warna coklat

pada albumin yang mengandung unsur sulfur.

6. Titik isoelektrik adalah daerah pH tertentu dimana protein memilki

selisih muatan.

ACARA IV

Page 40: satuan operasi

39

PENGUJIAN LEMAK

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Lemak adalah senyawa yang tidak larut dalam air yang dapat

dipisahkan dari sel dan jaringan dengan cara ektraksi menggunakan

pelarut organik yang nonpolar, misalnya dietil, eter atau kloroform.

senyawa ini dibagi menurut sifat fisikanya yaitu senyawa yang larut

dalam pelarut non polar dan yang tidak larut dalam air .Lemak terdiri

atas unsur-unsur karbon (c), hidrogen (H), dan oksigen (o) yang

mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat terlarut seperti petroleum

benzene, eter, tetapi dalam perbandingan dan sususnan kimia yang

berlainan. Lemak dibagi atas lemak hewani dan lemak nabati . Lemak

nabati mengandung asam-asam lemak esensial seperti asam linoleat,

lenolenat, dan arkidonat yang dapat mencegah penyempitan

pembuluh darah akibat penumpukan kolestrol. Oleh karena itu, perlu

dilakukan pengujian lemak.

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui

pengaruh jenis-jenis pelarut terhadap sifat kelarutn lemak, mengetahui

tingkat ketidak jenuhan berbagai jenis lemak, serta mengetahui sifat

penyabunan dua jenis garam asam lemak (sabun).

Page 41: satuan operasi

40

TINJAUAN PUSTAKA

Lipid (lemak) adalah kelompok senyawa heterogen yang

berkaitan baik secara aktual Maupun potensial dengan asam lemak.

sifat dari lemak secara umum tidak larut dalam air, sehingga limbah

yang mengandung lemak yang

terdapat dalam badan air mempunyai dampak yang cukup besar dala

m menggunakan ekosistem perairan. Lapisan lipid yang ada pada

permukaan perairan akan menghalangi masuknya cahaya dalam air

sehingga proses fotosintesis berlangsung terhambat dengan demikian

kadar oksigen akan rendah yang akan menyebabkan organisme

aerobik akan mati. (Darmayasa. 2008)

Lemak sebagian besar mengandung ester-ester dan pada

dasarnya lemak mempunyai komposisi yang sederhana, ester-ester

lemak adalah non-volatil dan tak berbau, tetapi memiliki semua sifat-

sifat yang karaktersistik dari ester-ester pada umumnya, asam lemak

yang mempunyai berat molekul yang paling besar di dalam molekul

gliserol juga merupakan bagian yang reaktif. Sebagian besar lemak

mempunyai satu gugus karboksil dan satu rantai karbon yang tidak

bercabang yang jenuh maupun tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh

memiliki satu atau lebih ikatan ganda yang kadang-kadang berada

dalam konfigurasi gemetrislis, sementara asam lemak jenuh tidak

mengandung ikatan ganda. (Harper, 2010).

Page 42: satuan operasi

41

Kelarutan minyak atau lemak dalam suatu pelarut ditentukan

oleh sifat polaritas asam lemaknya. Asam lemak yang bersifat polar

cendarung larut dalam pelarut polar. Sedangkan asam lemak nonpolar

larut dalam pelarut nonpolar . Sifat dan daya kelarutan ini digunakan

sebagai dasar pada praktek pengujian- pengujian analitis dan ekstraksi

minyak dengan pelarut .Sifat minyak dan pelarut

lemak yang larut dalam pelarut tertentu digunakan dalam pengolahan 

minyak secara komersial Dalam ekstraksi minyak menggunakan

metode solvent ekstraksi (Acmad. 2010)

Lemak atau minyak nabati merupakan contoh dari gliserol dan

lemak jenuh atau lemak yang dapat dihidrolisis oleh larutan alkali

menjadi garam dari asam lemak yang sehari-hari kita kenal dengan

sabun. Reaksi hidrolisis ini disebut penyabunan. Ester dapat dibuat

dengan cara mereaksikan asam karboksilat dengan alkohol yang

dapat dikatalis oleh asam mineral ,misalnya asam sulfat atau asam

klorida. Reaksi yang terjadi merupakan suatu keseimbangan

(Syukri.2008)

Minyak bekatul mengandung asam lemak tak jenuh yang sangat

potensial

untuk mencegah serta mengurangi resiko penyakit  arterosklerosis, kar

diovaskulaKandungan asam lemak tak jenuh dalam minyak dapat

tergradasi pada ekstraksi

menggunakan pemanasan sehingga diperlukan cara untuk menjaga 

asam lemak tak jenuh tersebut.Fermentasi bekatul menggunakan

kapang Aspergillus terreus merupakan salah satu cara yang dapat

Page 43: satuan operasi

42

digunakan untuk meningkatkan dan memperkaya kandungan asam

lemak tak jenuh pada bekatul (Sukma,dkk.2010)

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 19 November 2014

dan bertempat di labolatorium Kimia dan Biokimia Pangan Fakultas

Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.

Alat dan bahan praktikum

A. Alat-alat Praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah

tabung reaksi, pipet ukur, tisu, kertas label,rak tabung, ,gelas

beker,rak tabung dan pengaduk gelas.

b.Bahan-bahan Praktikum

Adapun bahan-bahan yang digunakan pada peraktikum ini

adalah

klorofrom , aquades, etanol, minyak baru, minyak bekas,Cacl2 0,5%, 

MgCl2 0,5%, FeCl2 0,5%, asam asetat, larutan sabun 1% dan

deterjen 1%.

Page 44: satuan operasi

43

Prosedur kerja

a. Uji sifat kelarutan lemak

Disiapkan 3 tabung reaksi

Dimasukkan 2ml pelarut (kloroform,aquades,etenol)

Ditambahkan 2 ml minyak baru pada setiap tabung

Digoyangkan agar tercampur rata dan amati kelarutan minyak

tersebut

Dicatat hasil yang diperoleh

b Uji tingkat ketidak jenuhan leamak

Disiapkan 3 tabung reaksi dan diberi label

Diisi masing-masing tabung sebanyak 1 ml campurkan asam asetat kloroforn

Ditabung 1 tambahkan 2 tetes aquades

Ditabung 2 tambahkan 2 tetes minyak baru

Ditabung 3 tambahkan 2 tetes minyak bekas

Ditambahkan kedalam masing-masing tabung reaksi 2 ml digojog agar

tercampur rata

Page 45: satuan operasi

44

Dibiarkan pada suhu kamar selama 5 menit dan amati perubahan warna iodium setiap tabung dan bandingkan dengan tabung no 1

c .Uji penyabunan lemak

Disiapkan 10 gelas piala ( diberi kode 1-10)

Dtabung reaksi 1-5 diisi 25 ml larutan sabun 1%

Ditabung 6-10 diisi 25 ml larutan deterjen 1%

Ditambahkan 5 ml CaCl2 0,5% kedalam tabung 1 dan 6

Ditambahkan 5 ml MgCl2 0,5% kedalam tabung 2 dan 7

Ditambahkan 5 ml FeCl2 0,5 % kedalam tabung 3 dan 8

Ditambahkan 10 tetes minyak baru kedalam tabung 4

dan 9

Ditambahkan 5 ml aquades pada tabung 5 dan 10

Amati dan bandingkan sifat penyabunan dari larutan didalam gelas piala

Page 46: satuan operasi

45

HASIL PENGAMATAN

Tabel 4.1 Pengaruh Jenis Pelarut Terhadap Kelarutan LemakJenis Pelarut Jenis lemak minyak nabatiKloroform Polar(larut)Aquades Tidak larut (non polar)Etanol Semi polar

Tabel 4.2 Hasil uji Ketidakjenuhan Lemak dua jenis minyak

Sampel Warna iodineSebelum Sesudah

Aquades(Kontrol) Jingga JinggaMinyak baru Jingga JinggaMinyak bekas Kuning Kuning

Tabel 4.3 Sifat penyabunan dari dua jenis garam asam lemakLarutan Uji Sabun Deterje

nCaCl2 0,5 %

+++ tingkat busanya banyak (2)

++

MgCl2 0,5 %

++ tingkat busanya banyak (4)

+

Page 47: satuan operasi

46

FeCl2 0,5 % + tingkat busanya banyak (5)

++

Minyak ++ tingkat busanya banyak (3)

+

Aquades +++ tingkat busanya banyak (1)

+++

Page 48: satuan operasi

47

PEMBAHASAN

Lemak merupakan senyawa organik yang tidak dapat larut

dalam air tetapi dapat diekstraksi dengan larutan nonpolar seperti

kloroform, eter dan bezene. Lemak adalah ester asam lemak dan

gliserol. Perbedaan lemak dan minyak hanya berdasarkan sifat fisiknya

saja. Sifat lemak dan minyak ditentukan oleh komposisi asam

lemaknya Asam lemak jenuh bersifat padat, asam lemak tidak jenuh

bersifat cair pada suhu kamar.

Pengujian sifat kelarutan lemak, bertujuan untuk mengetahui

pengaruh jenis pelarut terhadap sifat kelarutan lemak Minyak

dicampurkan dengan kloroform bercampur dengan baik atau bersifat

polar. Aquades yang dicampurkan dengan minyak baru tidak larut atau

bersifat non polar. Setelah dogoyangkan larutan aquades dan minyak

baru mulai memisah , minyak diatas dan air dibwah,ini disebabkan

karena karena berat aquades lebih besar dari minyak baru. Sedangkan

pada etenol yang telah dicampurkan dengan minyak baru bersifat semi

polar. Setelah digoyangkan larutan etanol yang dicampurkan dengan

minyak memisah , minyak dibawah dan etenol diatas karena berat

etanol lebih kecil dari minyak . Larutan etanol bersifat semi polar

karena etanol merupakan pelarut semi poar yang dapat melarutkan

senyawa polar dan non polar ,dengan rantai karbon yang pendek

menyebabkan etanol akan bersifat semi polar.

uji tingkat ketidakjenuhan lemak diketahui jika suatu sampel

diteteska pada lemak lalu dikocok, bila warana sampel hilang berarti

sampel mengandung asam lemak tidak jenuh, sampel yang digunakan

Page 49: satuan operasi

48

adalah aquades, minyak baru dan mimyak bekas dengan kloroform

dan asam asetat sebagai pereaksinya. Pada smpel aquades yang

ditambahkan kloroform dan asam asetat telihat warna jingga yang

berarti sampel mengandung lemak jenuh begitu pula dengan minyak

baru ditetesi kloroform dan sam asetat berwarna jingga dan minyak

bekas berwarna kuning. Reaksi yang terjadi adalah reaksi adisi oleh

iodium . Iodim akan memutus ikatan rangkap yang terdapat pada

molekul zat , kemudian iodium akan menggantikan posisi dari ikatan

rangkap Dengan adanya reaksi ini warna iodim akan hilang . Pada

praktikum ini menghasilkan warna jingga muda pada minyak baru dan

warna kuning pada minyak bekas . hal ini terjadi karena larutan iodium

bereaksi dengan ikatan rangkap , itulah yang membuktikan minyak

bersifa asam lemak tak jenuh.

uji sifat penyabunan lemak untuk mengetahui sifat penyabunan

dua jenis garam asam lemak . Larutan sabun yang ditambahkan

dengan CaCl2 0,5% tingkat busanya paling banyak (2), Sedangkan

larutan deterjen ditambagkan dengan CaCl2 0,5%tingkat busanya agak

banyak. Larutan sabun ditambahkan MgCl2 0,5% tingkat busanya

sedikit (4), sedangkan larutan deterjen ditambahkan MgCl2 0,5%

tingkat busanya sedikit. Larutan sabun ditambahkan dengan FeCl2

0,5% tingkat busanya paling sedikit (5), sedangkan larutan deterjen

yang ditambahkan dengan FeCl2 0,5% tingkat busanya agak banyak.

Larutan sabun yang ditambahkan dengan minyak tingkat busanya

agak banyak (3), sedangkan larutan deterjen ditambahkan dengan

minyak tingkat busanya paling sedikit. Larutan sabun ditambahkan

Page 50: satuan operasi

49

dengan aquades tingkat busanya paling banyak (1), sedangkan larutan

deterjen yang ditambahkan aquades tingkat busanya paling banyak.

Pada percobaan uji sifat penyabunan lemak

tingkat busanya lebih banyak pada larutan sabun daripada laruta deter

jen , karena antara larutan yang satu dengan larutan yang lain

memiliki ikatan yang kuat.

Page 51: satuan operasi

50

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat

disimpulkan bahwa:

1.Lemak adalah ester asam lemak dengan gliserol atau senyawa

organik yang

tidak dapat larut dalam air , tetapi dapat diekstraksi dengan larutan

non polar.

2.Larutan aquades , kloroform dan etenol yang ditambahkan minyak

bersifat

nonplar, polar dan semipolar.

3.Minyak baru dan minyak bekas berwarna jingga dan kuning terjadi

karena

iodium breaksi dengan ikatan rangkap.

4.Minyak baru dan minyak bekas bersifat asam lemak tak jenuh.

5.Larutan sabun tingkat busanya lebih banyak daripada larutan

deterjen.

Page 52: satuan operasi

51

ACARA VPENGUJIAN ENZIM

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat sering di temukan

anak-anak yang kembung pada perut, nafsu makan berkurang diare

dan lain sebagainya.Penyakit-penyakit yang berkaitan dengan

pencernaan tersebut sebenarnya disebabkan oleh kekurangan enzim

di dalam tubuh. Di dalam tubuh makhluk hidup terjadi reaksi kimia

yang dapat berlangsung normal dalam suhu yang tepat yakni suhu

yang optimum untuk reaksi kimia dalam tubuh manusia berkisar pada

suhu . Laju reaksi kimia yang ada dalam tubuh atau sangat

berlangsung dengan lambat. Proses tersebut tidak memungkinkan

adanya kehidupan kecuali apabila reaksi sel tersebut dipercepat

dengan katalisator. Katalisator yang terdapat di dalam tubuh

umumnya berupa enzim.Enzim merupakan komponen penting yang

diperlukan dalam pencernaan dan penyerapan makanan di dalam

tubuh. Tanpa bantuan enzim, semua bahan makanan yang masuk

kedalam tubuh tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh sehingga apabila

hal tersebut terjadi maka akan terganggu pula organ-organ tubuh yang

ada, sehingga dapat menimbulkan penyakit seperti yang telah

Page 53: satuan operasi

52

disebutkan di atas. Oleh karena itu, penting dilakukan praktikum

mengenai enzim.

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui

kemampuan minimal enzim amylase airliur memacah pati per satuan

waktu dan mengetahui pengaruh pH terhadap aktivitas dan

menetukan pH optimum enzim amylase air liur.

TINJAUAN PUSTAKA

Enzim adalah molekul protein yang berperan sebagai biokatalis

dan berfungsi untuk mengkatalis reaksi-reaksi metabolisme yang

berlangsung pada makhluk hidup.Fungsi ini dipengaruhi oleh faktor

lingkungannya seperti temperatur, keasaman (pH), konsentrasi

substrat, konsentrasi enzim dan activator. Pada kondisi optimum laju

reaksi enzimatik akan bekerja secara optimum, sehingga diperoleh

produk yang lebih banyak. Laju reaksi enzimatik akan bertambah

dengan bertambahnya konsentrasi enzim, akan tetapi laju reaksi dapat

mencapai konstan apabila jumlah substrat bertambah terus sampai

melewati batas kemampuan enzim (Syaiful, 2012).

Amilum atau pati merupakan polimer glukosa.Amilum ini

terdapat dalam biji-bijian, umbi-umbian seperti eras, jagung, gandum,

ubi jalar, kentang, dan singkong.Amilum atau pati di dalam tubuh

dihidrolisis oleh enzim menjadi satu-satuan yang lebih kecil yaitu

oligosakarida dan monosakarida sehingga dapat dimanfaatkan oleh

tubuh. Hidrolisis amilum menjadi oligosakarida akan menghasilkan

Page 54: satuan operasi

53

dekstrim. Apabila dekstrim dihidrolisis lagi akan membentuk maltose

(disakarida) selanjutnya apabila dihidrolisis lagi akan membentuk D-

glukosa (monosakarida) (Sutresna, 2009).

Enzim meningkatkan laju sehingga terbentuk keseimbangan

kimia antara produk dan pereaksi, pada keadaan kesetimbangan,

istilah pereaksi dan produk tidaklah pasti dan bergantung pada

pandangan kita.Dalam keadaan fisiologis yang normal, sesuatu enzim

tidak mempengaruhi jumlah produk dan pereaksi yang sebenarnya

dicapai tanpa kehadiran enzim.Jadi, jika keadaan kesetimbangan tidak

menguntungkan bagi pembentukan senyawa, enzim tidak dapat

mengubahnya.Sebagaimana protein pada umumnya, molekul enzim

juga mempunyai struktur tiga dimensi (Sadikin, 2002).

Ludah adalah cairan kental yang diproduksi oleh kenjar ludah,

kelenjar-kelenjar ludah tersebut terletak dibawah lidah, daerah otot

pipi dan daerah dekat langit-langit. Air ludah 99,5% terdiri atas air,

sisanya bermacam-macam. Ada zat seperti kalsium (zat kapur), fosfor,

natrium, magnesium dan lain-lain.Disamping itu juga terdapat mucin,

amylase, enzim-enzim, bahkan golongan darah, lemak, zat tepung,

vitamin dan sebagainya (Machfoedz, 2010).

Penggolongan enzim, enzim bekerja sangat spesifik.Suatu enzim

dapat mengkatalisis satu atau beberapa reaksi saja.Meskipun jumlah

enzim ada ribuan yang bersumber dari makhluk hidup, reaksi-reaksi

yang dikatalis oleh enzim-enzim ini ternyata dapat digolongkan ke

dalam enam reaksi saja (Sadikin, 2009).

Page 55: satuan operasi

54

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 12 November

2014 di Laboratorium Kimia dan Biokimia Pangan Fakultas Teknologi

Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.

Alat dan Bahan Praktikum

a. Alat-alat Praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu

tabung reaksi, pipet ukur, gelas pengaduk, stopwatch, penangas

air

b. Bahan-bahan praktikum

Page 56: satuan operasi

55

Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini

yaitu air liur, larutan NaCL 1%, larutan CuSO4 , pati 1% dan

iodine

Prosedur Kerja

1. Uji penentuan aktivitas amylase air liur

Disiapkan 11 tabung reaksi diberi label 1-10

Ditambahkan aquades 1ml

Diisikan air liur dan 9 ml aquades pada tabung reaksi (pengenceran 10 kali)

Ditambahkan 1 ml air liur yang telah diencerkan kedalam tabung reaksi nomor 1 dan dipindahkan ke tabung

nomor 2 kemudian digojog

Diambil 1ml larutan pada tabung nomor 2 dan dimasukkan ke tabung nomor 3 begtu seterusnya hingga tabung nomor 10

Ditambah 1ml NaCl 1%, 1ml aquades dan 2ml Pati 1% pada masing-masing tabung

Dipanaskan diatas penangas air bersuhu 38oC selama 30 menit

Didinginkan tabung kemudian ditambahkan 2-3 tetes iodine

Diamati perubahan warnanya

2. Uji Pengaruh pH terhadap aktivitas enzim

Disiapkan 8 tabung reaksi dan diberi label

Page 57: satuan operasi

56

Ditambahkan 5ml larutan pati 0,5% dan 2,5 M air liur

Diatur waktu masing-masing tabung selama 15 menit (setelah ditetesi air liur)

Diambil beberapa tetes larutan pada tabung nomor 5 dan dimasukkan kedalam tabung reaksi lainnya

Ditambah 1 tetes larutan iodine (jika menunjukkan warnacoklat maka semua tabung reaksi ditambahkan

dengan 2 tetes iodine dicampur rata)

HASIL PENGAMATAN

Tabel 5.1 Hasil pengamatan uji penentuan aktivitas amylase air liur.

Tabung reaksi

Warna larutan menit ke- Warna setelah ditetesi

iodin0 5 10 15 20 25 30

1benin

gbenin

gbenin

gbenin

gbenin

gbenin

gbenin

gbening

2benin

gbenin

gbenin

gbenin

gbenin

gbenin

gbenin

g

Bening kecoklat

an

3benin

gbenin

gbenin

gbenin

gbenin

gbenin

gbenin

gbening

4benin

gbenin

gbenin

gbenin

gbenin

gbenin

gbenin

g

bening kecoklat

an

5benin

gbenin

gbenin

gbenin

gbenin

gbenin

gbenin

g

bening kecoklat

an

Page 58: satuan operasi

57

6benin

gbenin

gbenin

gbenin

gbenin

gbenin

gbenin

g

bening kecoklat

an

7benin

gbenin

gbenin

gbenin

gbenin

gbenin

gbenin

g

Bening kecoklat

an

8benin

gbenin

gbenin

gbenin

gbenin

gbenin

gbenin

g

bening kecoklat

an

9benin

gbenin

gbenin

gbenin

gbenin

gbenin

gbenin

g

Bening kecoklat

an

10benin

gbenin

gbenin

gbenin

gbenin

gbenin

gbenin

g

Bening kecoklat

an

Tabel 5.2 hasil pengamatan uji pengaruh pH terhadap aktivitas enzim.

Tabung reaksi pH Perubahan warna larutan pati1 5,0 Biru muda2 5,6 Biru pekat3 6,2 Biru muda4 6,6 Biru muda5 6,8 Biru pekat6 7,0 Bening kebiruan7 7,4 Biru muda8 8,0 Bening kebiruan

Page 59: satuan operasi

58

PEMBAHASAN

Enzim adalah senyawa organik yang tersusun atas protein yang

peristiwa metabolisme bertindak sebagai katalisator, artinya zat yang

mampu mempercepat reaksi kimia tetapi zat itu sendiri tidak ikut

bereaksi.Enzim sangat sulit dioksidasi oleh pati sehingga enzim tidak

dapat terhidrolisis secara sempurna.Hal ini disebabkan karena

kemampuan enzim amylase memecah pati pada air liur. Ini

berdasarkan percernaan makanan secara mekanis maupun proses

yang melibatkan makanan itu berubah secara kimia.

Hasil pengamatan pada praktikum uji enzim inimengenai

perubahan warna larutan yang dipanaskan selama 30 menit pada suhu

38°C memeprlihatkan hasil perubahan warna yang tidak berubah.

Setelah dimasukkan air liur yang sudah diencerkan ditambah aquades,

larutan NaCl 1% dan pati.Setelah dipanaskan dengan suhu 38°C dan

pada tiap 5 menit diamati perubahan warna yang terjadi. Dari 10

tabung reaksi, tabung 1 dan 3 tidak terjadi perubahan warna artinya

pada tabung tersebut tidak terhidrolisis senpurna, sedangkan pada

tabung 2 dan 4-10 terjadi perubahan warna menjadi bening kecoklatan

artinya pada tabung ini telah terjadi proses hidrolisis sempurna yang

menyebabkan perubahan warna coklat. Suhu optimum enzim adalah

30°C sedangkan pada pengujian suhu yang digunakan 38°C sehingga

enzim menjadi rusak. Menurunnya aktivitas enzim disebabkan oleh

denaturasi protein pada enzim oleh krena itu enzim hanya dapat

bereaksi dengan baik pada suhu optimum.

Page 60: satuan operasi

59

Pengujian pengaruh pH terhadap aktivitasenzim, setelah ditetes

dengan iodin semua tabung mengalami perubahan, namun tidak ada

larutan dalam tabung yang berubah mnjadi warna coklat, ini

menandakan bahwa pati tidak dapat terhidrolisis sempurna sehingga

warnanyatidak berubah menjadi warna coklat, penambahan iodin pada

larutan tersebut dapat berfungsi sebagaiindikator terhadap reaksi yang

terjadi dimana akan nampak perubahan warna dari masing-masing

tabung dari warna bening menjadi warna biru. Warna biru ini

menandakan bahwa enzim tidak dapat terhidrolisis sempurna. Jika

enzim terhidrolisis sempurna maka akan berwarna coklat, sehingga

hasil percobaan tidak terhidrolisis sempurna.

Dari hasil semua pengujian dapat disimpulkan banyak hal yang

mempengaruhi reaksi enzimatis diantaranya pH tidak terlalu asam dan

tidak terlalu basa, suhu optimum enzim harus 30°C jika terlalu rendah

dan jika terlalu tinggi maka enzim akan rusak. Selain itu konsentrasi

enzim, sifat kespesifikasian enzim dan inhibitor juga mempengaruhi

aktivitas kerja enzim.

Page 61: satuan operasi

60

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, dapat

disimpulkan bahwa:

1. Enzim adalah senyawa organik yang tersusun atas protein yang

dalam proses metabolism bertindak sebagai sikogen katalisator.

2. Kerja enzim dipengaruhi oleh suhu, pH, konsentrasi substrat,

konsentrasi enzim dan zat penghambat.

3. Penambahan iodine pada pengujian menyebabkan terjadinya

perubahan warna, karena iodine bertindak sebagai indikator.

4. pH larutan mempengaruhi aktiitas kerja enzim.

5. Enzim akan rusak atau aktif pada suhu tinggi.

Page 62: satuan operasi

61

ACARA VIPENGUJIAN BUFFER

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari banyak ditemukan berbagai jenis

cairan yakni khususnya dalam bentuk larutan. Sifat asam dan basa dari

larutan, perlu diketahui agar dapat mengetahui kelayakan dan

komposisi penggunaannya. Sifat asam dan basa larutan dapat

diketahui dengan menggunakan alat yaitu pH meter. Larutan yang

distabilkan atau dipertahankan pHnya disebut larutan buffer. Larutan

buffer adalah larutan yang berfungsi menahan perubahan pH yang

ekstrim pada saat terjadi penambahan ion H+ atau OH- dalam larutan.

Kapasitas buffer ditentukan oleh dua faktor yaitu indicator dan nisbah

kosentrasi basa konjugasi dengan asam lemahnya. Apabila pH didalam

tubuh mengalami perubahan maka akan menyebabkan kerusakan

dalam organ tubuh. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian tentang

larutan buffer.

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk membandingkan

tampilan perubahan pH asam kuat dan asam lemah yang dititrasi

dengan NaOH dan untuk membandingkan kapasitas buffer fosfat pada

berbagai konsentrasi

Page 63: satuan operasi

62

TINJAUAN PUSTAKA

Larutan penyangga atau buffer adalah larutan yang dapat

mempertahankan nilai ph apabila larutan tersebut ditambahkan

sejumlah asam atau basa maupun diencerkan dengan menambahkan

sejumlah volume air. Adapun sifat yang paling menonjol dari larutan

penyangga ini seperti pH larutan penyangga hanya berubah sedikit

pada penambahan sedikit asam kuat di samping itu larutan penyangga

merupakan larutan yang dibentuk oleh reaksi suatu asam

konjunggatnya. Reaksi ini disebut sebagai reaksi asam basa konjugasi

(Poedji, 2005).

Air murni bersifat netral dengan phnya pada suhu 25°C

ditetapkan sebagai 7,0 larutan dengan ph kurang dari 7 disebut

bersifat basa atau alkali. Pengukuran ph sangat penting dalam bidang

yang terkait dengan kehidupan atau industri pengolahan kimia seperti

kimia, biologi, krdokteran, pertanian, ilmu pangan, rekayasa, dan

oceanografi. Tentu saja bidang-bidang sains dan teknologi lainnya juga

memakai meskipun dalam frekuensi yang lebih rendah (Martoharsono,

2006).

Campuran basa lemah dengan garamnya (yang berasal dari

asam dan basa lemah tersebut). Contoh : - NH4OH dengan NH4Cl -

N2H5OH dengan N2H5NO3 (Syukri S, 1999 : 418-419) Larutan yang

dikenal sebagai buffer pada basa lemah dengan garamnya atau asam

Page 64: satuan operasi

63

lemah dengan garamnya. Fakta bahwa penambahan ion sesama dalam

larutan basa lemah atau asam lemah menghasilkan pergeseran ke

arah asam atau basa yang tidak terurai. Oleh karena itu larutan buffer

dapat didefinisikan sebagai campuran yang lemah dengan basa

konjugasinya atau asam lemah dengan basa konjugasinya (Abdullah,

2012).

Larutan penyangga yang bersifat asam mempertahankan pH

pada daerah asam (pH < 7). Untuk mendapatkan larutan ini dapat

dibuat dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa

konjugasi dari asamnya. Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan

suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam lemahnya

dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan

garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang

bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang digunakan seperti

natrium, kalium, barium, kalsium, dan lain-lain. Larutan penyangga

yang bersifat basa mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7).

Untuk mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari basa lemah dan

garam, yang garamnya berasal dari asam kuat. Adapun cara lainnya

yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam

kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih (Adom, 2009).

Buffer fosfat adalah buffer netral dengan kisaran pH 7. Pada

makhluk hidup, buffer fosfat umumnya terdapat pada sitoplasma sel.

Buffer fosfat dapat dibuat dengan menggunakan monosodium fosfat

(NaH2PO4) dan basa konjugatnya yaitu disodium fosfat (Na2HPO4).

Sistem buffer fosfat serupa dengan sistem buffer bikarbonat. Garam

Page 65: satuan operasi

64

natrium dari dihidrogen fosfat dan monohidrogen fosfat masing-masing

akan berperan sebagai asam lemah dan basa lemah. Buffer fosfat

terutama mempertahankan pH fluida intraseluler dan tubulus ginjal

sehingga tidak akan mempertahankan pH darah, namun merupakan

buffer yang penting untuk urin (Retno, 2008).

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu 3 Desember 2014 di

Laboratorium Kimia dan Biokimia Pangan Fakultas Teknologi Pangan

dan Agroindustri, universitas Mataram.

Alat dan Bahan Praktikum

c. Alat-alat praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu

tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet ukur, pengaduk, gelas piala,

pH stick.

d. Bahan-bahan praktikum

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu

larutan NaCl 0,1 M aquades, larutan NaOH 0,01 N, larutan H3PO4

0,05 M dan larutan NaOH 0,05 N.

Prosedur Kerja

a. Titrasi larutan HCl

Disiapkan larutan HCl 0,1M, aquades, NaOH 0,01N

Page 66: satuan operasi

65

Diambil 2ml larutan HCl 0,1M dengan pipet ukur dan dimasukkan kedalam gelas piala berisi 18ml aquades, kemudian

diaduk rata dengan pengaduk

Diukur pH larutan dengan pH stick

Dititrasi dengan larutan NaOH 0,01N sebanyak 30ml dan diukur pHnya dengan pH meter dengan selang penggukuran pH setiap

5ml ambil diaduk rata

Digambar kurva titrasi hubungan antara perubahan pH dan

volume NaOH

b. Titrasi larutan H3PO4

Disiapkan larutan H3PO4 0,05M, larutan NaOH 0,05 N

Diambil 20ml larutan H3PO4 0,05 M dengan pipet ukur dan dimasukkan kedalam gela piala, kemudian diaduk rata dengan

pengaduk

Diukur pH larutan dengan pH stick

Dititrasi dengan NaOH 0,05 N sebanyak 30ml dan diukur pH setiap 5ml diaduk rata

Digambar kurva titrasi hubungan antara perubahan pH dan

volume NaOH

Page 67: satuan operasi

66

Page 68: satuan operasi

67

HASIL PENGAMATAN

Tabel 6.1 Hasil pengamatan perubahan pH larutan HCl 0,1 M dengan penambahan NaOH 0,01N

Volume NaOH 0,01 N (ml) yang ditambahkan0 5 10 15 20 25 30

pH larutan HCl 1 2 3 3 4 7 7

Tabel 6.2 Hasil pengamatan perubahan pH larutan H3PO4 0,05 N dengan penambahan NaOH 0,05N

Volume NaOH 0,05 N (ml) yang ditambahkan0 5 10 15 20 25 30

pH larutan H3PO4

2 2 3 3 4 6 7

Page 69: satuan operasi

68

PEMBAHASAN

Larutan Buffer adalah larutan yang dapat mempertahankan ph

jika kedalaman larutan tersebut ditambahkan sejumlah kecil asam,

basa, atau dilakukan pengenceran. Sifat larutan buffer yang khas

adalah phnya hanya berubah sedikit dengan pemberian asam kuat

dalam jumlah tertentu. Larutan buffer mengandung komponen asam

dan basa dengan asam dan basa konjugasinya, sehingga dapat

mengikat baik ion H+ maupun ion OH- sehngga penambahan asam

kuat atau basa kuat dalam jumlah tertentu dapat mengubah pHnya

secara signifikan.

Penggunaan larutan sudah tidak asing lagi bagi kehidupan

berbagai jenis larutan sudah banyak digunakan baik bagi konsumsi

secara tidak langsung maupun pengolahan lebih lanjut untuk

kebutujan lainnya misalnya larutan buffer dan larutan penyangga,

larutan buffer kedudukannya sangat penting karena pada jondisi

tertentu, ph suatu larutan bila tidak dipertahankan maka akan dapat

menimbulkan bahaya. Misalnya saja, pada cairan di dalam tubuh kita

yang mengandung larutan buffer berupa H2PO4 dan HPO42-. Menurut

purba (2007) ph larutan buffer yang ada di tubuh tersebut ada sekitar

7,4. Apabila kondisi ph tersebut berubah-ubah, maka di dalam tubuh

akan terjadi kerusakan fungsi organ-organ tertentu (anonim, 2009).

Pengujian sifat asam larutan buffer bertujuan membandingkan

tampilan perubahan pH asam kuat dan asam lemah yang dititrasi

dengan NaOH. Semakin banyak jumlah larutan NaOH yang

ditambahkan, tidak berpengaruh pada perubahan pH larutan HCl

Page 70: satuan operasi

69

tersebut. Karena itu larutan HCl dapat disebut sebagai larutan buffer,

yang dapat mempertahankan pH walaupun ditambahkan jumlah

larutan NaOHnya.

Percobaan titrasi larutan H3PO4 menghasilkan pH sebesar 1

yang merupakan pH awal yang belum ditambahkan NaOH pada

penambahan NaOH sebanyak 5, 10. Dan 15ml menunjukan ph

sebanyak 2 kemudian saat penambahan NaOH sebany;ak 20, 25, dan

30 menunjukan ph masing-masing 4, 6, dan 7. Hasik tersebut

menunjukan bahwa larutan buffer mampu mempertahankan ph pada

penambahan NaOH sebanyak 0-20ml. dan mengalami kemunduran

saat penambahan ph sebanyak 25 dan 30ml, karena larutan buffer

sudah tidak mampu lagi untuk menahan atau mempertahankan phnya.

Percobaan ini menguji titrasi larutan HCL dan titrasi larutan

H3PO4. Pada larutan HCL yang dititrasi menghasilkan pH 2 saat

volume penambahan NaOH sebesar 0-5ml, pH 3 pada volume 10-15ml,

pH 4 saat volume 20ml, pH 6 saat penambahan volume 25ml, dan pH

7 saat penambahan volume NaOH sebanyak 30ml terjadi perubahan

pH yang cukup signifikan yaitu dari 6,8 dan 10. Dimana

menununjukkan bahwa larutan buffer sudah tidak mampu lagi

mempertahankan pHnya karena volume NaOH dalam penambahannya

terlalu banyak.

Page 71: satuan operasi

70

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat

disimpulkan bahwa:

1. Buffer adalah larutan yang digunakan untuk mempertahankan

nilai pH tertentu agar tidak banyak berubah selama reaksi kimia

berlangsung.

2. Komponen dari larutan buffer adalah campuran dari asam lemah

(HA) dan basa konjugasinya (ion A-) menghasilkan larutan yang

bersifat asam. Sedangkan basa lemah (B) dan asam

konjugasinya (BH+) menghasilkan larutan yang bersifat basa.

3. Tujuan dari pengujian sifat asam larutan buffer yaitu

membandingkan tampilan perubahan pH asam kuat dan asam

lemah yang dititrasi dengan NaOH.

4. Semakin banyak jumlah larutan NaOH yang ditambahkan, tidak

berpengaruh pada perubahan pH larutan HCl dalam pengujian

sifat asam larutan buffer.

5. Tujuan dari pengujian sifat buffer pada berbagai konsentrasi

yaitu membandingkan kapasitas buffer fosfat pada berbagai

konsentrasi.

Page 72: satuan operasi

71

DAFTAR PUSTAKA

Abulkhair A. 2012. Laporan Lengkap pH dan larutan Buffer. http://www.slideshare.net/AboeKhair/laporan-lengkap-p-h-dan-larutan-buffer (diakses pada 04 Desember 2014).

Adom. 2009. Larutan Penyangga (Buffer). http://andykimia03 .wordpress.com /2009/ 11/30/larutan-penyangga-buffer/ (Diakses pada 04 Desember 2014).

Day R.A.J.R and Underwood AL. 2009. Kimia Analisis Kuantitatif. Edisi Revisi, Terjemahan Soendaro. Jakarta. Erlangga.

Harjadi ,W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta. PT. Grammedia.

Laila. 2006. Kreasi Antara Pengetahuan Alat Praktikum dan psikomotorik Siswa Kelas XII IPA SMAN 11 Semarang Materi Pokok, Universitas Negeri Semarang.

Machfoeds,2010. Gigi dan Mulut. Yogyakarta filtrawaya.

Martoharsono, S. 2006. Biokimia. Jakarta . Gajah Mada University Press.

Poedjiadi, Anna dan F.M Titin Supriyanti. 2005. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.

Retno, Indah. 2008. Prinsip-prinsip Sains untuk Keperawatan. Jakarta. Penerbit Erlangga.

Rohman.2010, Penanganan Bahan Kimia Dengan Alat Gelas Kimia Serta Penanganan Korban Akibat Kontak Dengan Bahan Kimia. Makalah Seminar Pada Pelatihan Dosen Biokimia. Banjarbaru.

Sadikin. 2009. Biokimia Eksperimen Laboratorium. Jakarta. Widia

Medika

Sirajuddin. 2011. Penuntun Praktikum Biokimia. Makasar. Universitas

Hassanudin

Sumardji. 2005. Penuntun Dasar-Dasar Kimia. Jakarta. Lepdikbud.

Sutresna. 2009. Cerdas Belajar Kimia. Bandung. Grafindo

Suwardjo. 2009. Biokimia Umum. Jakarta. Erlangga

Page 73: satuan operasi

72