saraf tepi

4
Saraf Tepi, Ganglion Radiks Dorsalis, Radiks Posterior Saraf Perifer Potensial aksi yang terbentuk di salah satu jenis organ reseptor dihantarkan ke arah sentral di sepanjang serabut saraf aferen, yang merupakan penonjolan perifer neuron somatosensork pertama, yang badan selnya terletak di ganglion radiks dorsalis. Serabut aferen dari area tubuh tertentu berjalan bersamaan di susunan saraf tepi, saraf tersebut tidak hanya mengandung serabut untuk sensasi superfisial dan dalam (serabut aferen somatik), tetapi juga serabut eferen ke otot lurik (serabut eferen somatik) dan serabut yang mempersarafi organ internal, kelenjar keringat, dan otot polos pembuluh darah (serabut aferen viseral dan serabut eferen viseral). Serabut (akson)drmus jenis tersebut bergabung bersama di dalam rangkaian selubung jaringan-ikat (endoneuriun, perineurium, dan epineurium) untuk membentuk “kabel saraf”. Perineum juga mengandung pembuluh darah yang menyuplai saraf (vasa nervorum). Pleksus saraf dan radiks posterior Ketika saraf perifer masuk ke kanal spinalis melalui foramen intervertebrale, serabut aferen dan eferen berjalan terpisah: saraf perifer terbagi menjadi dua “sumber”, radiks spinalis anterior dan posterior. Radiks anterior terdiri dari serabut saraf aferen yang keluar dari medula spinalis, sedangkan radiks posterior mengandung serabut saraf aferen yang memasuki medula spinalis. Namun, transisi langsung dari saraf perifer ke radiks spinalis dapat ditemukan, meskipun hanya di daerah torakal. Pada tingkat servikal dan lumbosakral, terdapat pleksus saraf yang berada diantara saraf perifer dan radiks nervi spinalis (pleksus servikalis, pleksus brakialis, pleksus lumbalis, dan pleksus sakralis). Di pleksus ini, yang terletak diluar kanalis spinalis, serabut aferen saraf perifer terdistribusi ulang sehingga serabut dari masing-masing saraf akhirnya bergabung dengan nervus spinalis di berbagai level segmental. Serabut saraf yang terdistribusi ulang kemudian

Upload: zien-sien

Post on 25-Sep-2015

10 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

note

TRANSCRIPT

Saraf Tepi, Ganglion Radiks Dorsalis, Radiks PosteriorSaraf PeriferPotensial aksi yang terbentuk di salah satu jenis organ reseptor dihantarkan ke arah sentral di sepanjang serabut saraf aferen, yang merupakan penonjolan perifer neuron somatosensork pertama, yang badan selnya terletak di ganglion radiks dorsalis. Serabut aferen dari area tubuh tertentu berjalan bersamaan di susunan saraf tepi, saraf tersebut tidak hanya mengandung serabut untuk sensasi superfisial dan dalam (serabut aferen somatik), tetapi juga serabut eferen ke otot lurik (serabut eferen somatik) dan serabut yang mempersarafi organ internal, kelenjar keringat, dan otot polos pembuluh darah (serabut aferen viseral dan serabut eferen viseral). Serabut (akson)drmus jenis tersebut bergabung bersama di dalam rangkaian selubung jaringan-ikat (endoneuriun, perineurium, dan epineurium) untuk membentuk kabel saraf. Perineum juga mengandung pembuluh darah yang menyuplai saraf (vasa nervorum).Pleksus saraf dan radiks posteriorKetika saraf perifer masuk ke kanal spinalis melalui foramen intervertebrale, serabut aferen dan eferen berjalan terpisah: saraf perifer terbagi menjadi dua sumber, radiks spinalis anterior dan posterior. Radiks anterior terdiri dari serabut saraf aferen yang keluar dari medula spinalis, sedangkan radiks posterior mengandung serabut saraf aferen yang memasuki medula spinalis. Namun, transisi langsung dari saraf perifer ke radiks spinalis dapat ditemukan, meskipun hanya di daerah torakal. Pada tingkat servikal dan lumbosakral, terdapat pleksus saraf yang berada diantara saraf perifer dan radiks nervi spinalis (pleksus servikalis, pleksus brakialis, pleksus lumbalis, dan pleksus sakralis). Di pleksus ini, yang terletak diluar kanalis spinalis, serabut aferen saraf perifer terdistribusi ulang sehingga serabut dari masing-masing saraf akhirnya bergabung dengan nervus spinalis di berbagai level segmental. Serabut saraf yang terdistribusi ulang kemudian memasuki medula spinalis pada level yang berbeda-beda dan berjalan naik menempuh jarak yang berbeda di medula spinalis sebelum membentuk kontak sinaps dengan neuron sensorik kedua, yang dapat terletak di atau dekat segmen pintu masuk serabut aferen atau pada beberapa kasus setinggi batang otak. Dengan demikian, secara umum serabut saraf perifer terdiri dari serabut dari beberapa segmen radikular, hal ini berlaku untuk serabut aferen dan eferen.Digresi: Anatomi radiks spinalis dan nervus spinalis. Secara keseluruhan, ada 31 pasang nervus spinalis, masing-masing nervus spinalis terbentuk oleh pertautan antara radiks anterior dan posterior di dalam kanalis spinalis. Penomoran nervus spinalis berdasarkan korpus vertebra. Meskipun hanya terdapat tujuh vertebra servikalis, ada delapan pasang nervus spinalis, karena nervus spinalis teratas keluar ke kanalis spinalis tepat di atas vertebra servikalis I. Dengan demikian nervus servikalis I, keluar dari kanalis spinalis di antara os oksipitalis dan vertebra servikalis I, saraf servikal lainnya hingga C7 keluar di atas nomor vertebra yang sesuai dan C8 keluar di antara vertebra servikalis VII dan vertebra torakalis I. Pada tingkat torakal, lumbal, dan sakral masing-masing saraf spinalis keluar ke kanalis spinalis di bawah nomor vertebra yang sesuai. Dengan demikian, pada bagian ini jumlah pasangan saraf spinalis sesuai dengan jumlah vertebranya. Akhirnya terdapat sepasang nervus koksigeus.Organisasi spesial serabut somatosensorik di radiks dorsalis.Impuls saraf yang berkaitan dengan modalitas somatosensorik yang berbeda berasal dari berbagai jenis reseptor perifer dan dihantarkan ke arah sentral melalui kelompok serabut aferen uang terpisah, yang secara spasial tersusun radiks dorsalis dengan pola yang khas. Serabut saraf yang bermielin paling tebal dan berasal dari spindel otot, berjalan ke bagian medial radiks, serabut ini berperan untuk propriosepsi. Serabut yang berasal dari organ reseptor, yang menghantarkan sensasi sentuh, getaran, tekanan, dan diskriminasi, berjalan di bagian sentral radiks, dan serabut saraf kecil dan bermielin tipis yang menghantarkan sensasi nyeri dan suhu berjalan di bagian lateral.Ganglion radiks dorsalisGanglion radiks dorsalis (ganglion radiks posterior) secara makroskopik terlihat sebagai pembengkakan di radiks posterior, tepat di bagian proksimal tempat pertautan denga radiks anterior. Neuron ganglion radiks posterior merupakan neuron pseudounipolar, karena memiliki sebuah penonjolan yang terbagi menjadi dua buah penonjolan di dekat sel, berupa konfigurasi berbentuk-T. Salah satu penonjolan tersebut berjalan ke organ reseptor di perifer, memberikan banyak cabang kolateral di sepanjang perjalannyam sehingga sebuah sel ganglion menerima input dari berbagai organ reseptor. Prosesus lainnya (prosesus sentralis) berjalan sepanjang radiks posterior ke dalam medula spinalis, tempatnya membentuk kontak sinaptik dengan neuron sensorik kedua atau naik menuju batang otak. Tidak ada sinaps di dalam ganglion radiks posterior itu sendiri.Persarafan Somatosensorik oleh Radiks dan Saraf PeriferSerabut masing-masing radiks terdistribusi ulang menjadi beberapa saraf perifer melalui pleksus dan masing-masing saraf mengandung serabut dan beberapa segmen radikular yang berdekatan. Namun serabut masing-masing segmen radikular kembali tergabung membentuk kelompok di perifer untuk mempersarafi area segmental kulit tertentu (dematom). Masing-masing dermatom mewakili sebuah segmen radikular, yang dengan demikian mewakili sebuah segmen medula spinalis.Defisit sensorik akibat lesi radikularDefisit sensorik yang jelas terlihat dalam distribusi segmental biasanya hanya ditemukan bila lesi melibatkan beberapa radiks yang berdekatan. Karena masing-masing dermatom mewakili medula spinalis atau level radikular tertentu, lokasi dermatom yang mengalami defisit sensorik merupakan indikator yang sangat bermakna untuk menunjukkan level lesi yang mengenai medula spinalis atau satu atau beberapa radiks.Dermatom untuk rasa raba memiliki daerah tumpang-tindih yang lebih luas dibandingkan dengan dermatom untuk nyeri dan suhu. Sehingga, pada lesi yang mengenai satu atau dua radiks yang berdekatan, defisit rasa raba dermatom biasanya sulit ditentukan, sedangkan sensasi nyeri dan suhu lebih mudah terlihat. Dengan demikian lesi radiks dapat lebih sensitif dideteksi dengan menguji adanya hiperalgesia atau analgesia daripada hipestesia atau anestesia.Defisit sensorik akibat lesi saraf tepiMudah diketahui mengapa sebuah lesi yang mengenai pleksus saraf atau saraf perifer menimbulkan defisit sensorik yang sangat berbeda dibandingkan dengan lesi radikular. Karena lesi pleksus biasanya lebih menujukkan defisit motorik.Ketika terjadi ccedera pada saraf tepi, serabut yang berada di dalamnya yang berasal dari beberapa radiks, tidak dapat bergabung kembali di perifer dengan serabut yang berasal dari radiks yang sama tetapi memiliki saraf tepi lainnya dengan kata lain serabut pada saraf yang cedera tidak dapat mencapai dermatomnya lagi. Sehingga defisit sensorik yang terjadi memiliki distribusi yang berbeda dari defisit dermatom yang terjadi pada cedera radikular. Selain itu area kutaneus yang dipersarafi oleh sebuah saraf perifer tumpang-tindih lebih sedikit dibandingkan area yang dipersarafi oleh radiks yang berdekatan. Dengan demikian, defisit sensori akibat lesi saraf perifer lebih mudah terlihat daripada akibat lesi radikular.