sabar dengan cobaan
TRANSCRIPT
-
8/9/2019 Sabar dengan Cobaan
1/3
SABAR MENERIMA UJIAN DARI ALLAH SWT
Oleh:H.Mas'oed Abidin.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah memberikan tuntunan di dalam Al
Quranul Karim, yang artinya : "Dan sesungguhnya Kami akan mengujimu
dengan sesuatu cobaan, seperti ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,
jiwa dan buah-buahan. Namun gembirakanlah orang-orang yang shabar.
Yaitu orang-orang yang bila di timpa malapetaka (musibah) diucapkannya
"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un". Merekalah orang-orang yang
mendapat berkat dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka pulalah
orang-orang yang mendapat petunjuk" (QS.2,Al-Baqarah,ayat 155-157).
Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah menetapkan satu ketentuan yang
amat pasti di dalam kehidupan manusia yakni keyakinan akan adanya
musibah di samping nikmat, siang sesudah malam, juga rugi di samping
laba, sakit dan senang, bahkan hidup dan mati, adalah satu sunnatullah
yang pasti dilalui secara bergantian, oleh setiap makhluk hidup.
Rasulullah SAW senantiasa mengingatkan supaya manusia selalu
menjaga kesehatan sebelum sakit datang, supaya senantiasa berhati-hati
sewaktu kaya karena miskin bias datang mendera, supaya selalu pula
berhati-hati di kala hidup masih ditempuh sebelum mati datang menjelang,
dan juga agar selalu berhati-hati di masa muda sebelum tua datang
menghadang. Begitulah bimbingan Agama Islam, yang pada hakekatnyamenanamkan satu sikap hidup yang positif, yaitu "kehati-hatian", atau
dalam istilah di Minangkabau ingek-ingek sabalun kanai, kulimek
sabalun abih, ingek-ingek nan ka pai, agak-agak di nan ka tingga.
Maka, setiap insan Muslim diajarkan hidup di dalam sikap optimistis yang
tinggi, selalu menjaga diri, senantiasa berbuat baik, karena sesudah hari ini,
akan ada hari esok. Inilah ajaran agama yang haq.
Musibah adalah ujian dan iktibar. Di dalam pandangan agama Islam,
hidup ini selalu ada padanannya, kembar atau bergandengan. Di dalam
musibah terkandung makna yang dalam. Di antaranya mengingatkanmanusia, bahwa dirinya berada di dalam genggaman Allah Yang Maha
Kuasa, sebagai inti dari ajaran tauhid. Musibah, tidak selamanya bernilai
azab. Adakalanya hanya ujian belaka. Di balik ujian, mungkin tersedia yang
lebih baik dari sebelumnya. Matematika seperti ini kadang kala tidak
1
-
8/9/2019 Sabar dengan Cobaan
2/3
terangkat oleh bingkai rasionil semata, karena berada di dalam 'wilayah'
keyakinan, sebagaimana diperingatkan wahyu Allah SWT, 'Asaa an takrahu
syai-an wa huwa khairun lakum, wa 'asaa an tuhibbu syai-an wa
huwa syarrun lakum. Wallahu ya'lamu wa antum laa ta'lamun.
Artinya, boleh jadi, engkau membenci sesuatu, padahal itu amat baik
bagimu (di balik sesuatu yang dibenci), dan boleh jadi pula kamu menyukai
sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu (mungkin di balik yang disenangi,
terdapat sesuatu yang sangat dibenci). Dan Allah semata yang Maha Tahu,
sedang engkau tidak mengetahui (mengenai rahasia di balik semua
peristiwa). Begitulah bimbingan wahyu Al Quran pada Surah Al Baqarah. (QS.
2 : 216).
Musibah atau cobaan dalam kehidupan mengandung ajakan untuk
melakukan suatu koreksian (introspeksi). Bila masa sebelumnya terdapat
suatu kelalaian, maka sesudah itu harus tumbuh sikap kesungguhan
memperbaiki situasi kearah yang lebih baik. Dan bila pada masa-masa
sebelumnya yang tersua adalah kebaikan, maka ada kewajiban
meningkatkan menjadi lebih sempurna. Sehingga dengan setiap kali
datangnya musibah (ujian) manusia senantiasa meningkat tarafnya kepada
suatu tingkat yang lebih tinggi. Cobaan-cobaan tidak semestinya menjadikan
manusia berputus asa. Cobaan tidak semestinya menjadikan manusia hilang
kepercayaan diri. Kepercayaan diri akan lenyap di kala manusia melupakan
Tuhan dan membelakangi ajaran agamanya.
Benteng agama yang dianugerahkan untuk setiap manusia di dalam
menghadapi musibah adalah sabar, tegardan tabah mengiringi ikhtiar yanglebih baik dalam kemasan bekerja dan berdo'a. Kembali kepada Allah
dengan mematuhi semua ajaran-Nya, dan menjauhi setiap larangan-Nya
adalah hakekat sabar yang sebenarnya. Semoga semua yang ditimpa
musibah saat ini, (kematian pemimpin, wafatnya pak Harto, kekeringan,
tiada hujan, kabut dan asap, kecelakaan pesawat terbang, kelaparan,
kebakaran, banjir dan musnahnya ikan di karamba), dapat mengambil
iktibar, supaya kita bersegera kembali kepada Allah SWT, dengan istighfar
memohon ampun atas segala dosa dan kesalahan, baik diketahui ataupun
tidak, dan melazimkan saling memaafkan. Kembalilah beribadah kepadaAllah, hidupkan fikiran dan gerakkan tenaga, cari apa yang di redhai Allah,
supaya Allah senantiasa meredhai usaha kita. Jangan berputus asa terhadap
rahmat dan lindungan ALLAH. Begitulah hendaknya, Amin.
2
-
8/9/2019 Sabar dengan Cobaan
3/3
Padang, 2 Agustus 2010.
3