plagiat merupakan tindakan tidak … selalu dengan sabar dan penuh semangat mengajar membantu saya...
TRANSCRIPT
i
PENGARUH IKLAN TELEVISI CELEBRITY ENDORSER TERHADAP
PEMBELIAN IMPULSIF PADA REMAJA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh :
Yovidia Yofran Very Agista
109114052
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi
nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan
permohonan dengan ucapan syukur” - Filipi 4 : 6 –
“Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada
upah bagi usahamu” – 2 Tawarikh 15 : 7 –
“If you can’t fly, then run. If you can’t run, then walk. If you can’t walk,
then crawl. But whatever you do, you have to keep moving forward.”
–Martin Luther King Jr.-
“When you want something, all the universe conspires in helping you to
achieve it” – Paulo Coelho –
“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan
kekekalan dalam hati mereka” – Pengkotbah 3 : 11 –
“Have courage and be kind” -Cinderella –
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan bagi:
Allah Bapa di Surga, Tuhan Yesus Kristus, dan Bunda Maria
sahabat terbaik yang selalu ada dan setia menemani di segala keadaan dan di
setiap langkah, serta tak henti-hentinya menolong dan mengabulkan segala
permohonanku yang terucap maupun yang tidak terucap
Orang-orang terkasih, keluarga, sahabat, teman, rekan, saudara yang sudah
banyak mendukung dan tak henti-hentinya memberikan perhatian serta kasih
sayang kepadaku
Thanks a lot :)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PENGARUH IKLAN TELEVISI CELEBRITY ENDORSER TERHADAPPEMBELIAN IMPULSIF PADA REMAJA
Yovidia Yofran Very Agista
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh iklan televisi celebrity endorserterhadap pembelian impulsif pada remaja. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalahpembelian impulsif pada remaja yang ditimbulkan oleh iklan televisi celebrity endorser lebihtinggi daripada pembelian impulsif pada remaja yang ditimbulkan oleh iklan televisi non celebrityendorser. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa/i angkatan 2015 Fakultas PsikologiUniversitas Sanata Dharma. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 38 orang. Bentuk penelitian iniadalah eksperimen dengan desain within-subject dan menggunakan counterbalancing. Dalampenelitian eksperimen ini, subjek dibagi menjadi dua kelompok. Analisis data dalam penelitian inimenggunakan paired sample t-test. Hasil untuk uji hipotesis adalah t = 11,019 dan Sig. 1-tailed =0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak yang berarti pembelian impulsif padaremaja yang ditimbulkan oleh iklan televisi celebrity endorser lebih tinggi daripada pembelianimpulsif pada remaja yang ditimbulkan oleh iklan televisi non celebrity endorser.
Kata kunci : iklan televisi celebrity endorser, pembelian impulsif, remaja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
THE INFLUENCE OF TELEVISION CELEBRITY ENDORSERCOMMERCIALS TO IMPULSIVE BUYING IN ADOLESCENTS
Yovidia Yofran Very Agista
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the effects of television celebrity endorsercommercials to impulsive buying in adolescents. The hypothesis stated in this research was theimpulsive buying rate which is caused by television celebrity endorser commercials in adolescentswas higher than impulsive buying which is caused by television non celebrity endorsercommercials. The subject of this research was the first year students (2015) of Psychology FacultySanata Dharma University. There were 38 students involved as the participants of this research.This research used within-subject and counterbalancing experimental research design. In thisresearch, the participants were divided into two groups. Paired sample t-test was used as dataanalysis technique of this study. The result were t = 11,019 and Sig. 1-tailed = 0,000 (p<0,05).This result shows that Ho was rejected, which means the impulsive buying rate which is caused bytelevision celebrity endorser commercials in adolescents was higher than impulsive buying whichis caused by television non celebrity endorser commercials.
Key words: television celebrity endorser commercials, impulsive buying, adolescents
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih saya ucapkan kepada Allah Bapa dan Putera-
Nya Yang Kudus Tuhan Yesus Kristus, serta Bunda Maria atas segala penyertaan
dan pendampingan selama proses pengerjaan skripsi ini. Pada proses penulisan
skripsi ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Tarsisius Priyo Widiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma.
2. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si. selaku Kepala Program Studi Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Lusia Pratidarmanastiti, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang selalu dengan sabar dan penuh semangat mengajar membantu saya
menyelesaikan masa kuliah hingga akhirnya lulus. Terimakasih Bu Lusi,
semangat ibu akan selalu menjadi panutan saya.
4. Dosen Pembimbing Akademik selama tiga semester sekaligus Dosen
Pembimbing Skripsi saya, Ibu Passchedona Henrietta Puji Dwi Astuti
Dian Sabbati, S.Psi., M.A. yang selalu sabar, menerima, dan memberi
waktu, pemikiran, arahan, bimbingan kepada saya selama proses penulisan
skripsi ini. Terima kasih banyak mbak atas semuanya.
5. Ibu Dewi Soerna Anggraeni, M.Psi., dan Bapak P. Eddy Suhartanto, M.Si.
selaku dosen penguji skripsi atas bimbingan, pemikiran, diskusi, dan
arahan bagi semakin sempurnanya skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6. Dosen-dosen Fakultas Psikologi yang telah banyak memberikan ilmu,
pengetahuan, pengalaman, dan arahan selama saya menyelesaikan studi
saya, pertahankan relasi yang hangat dengan mahasiswa ya Pak, Bu.
7. Seluruh staff Fakultas Psikologi: ibu saya di Psikologi Bu Nanik yang
selalu baik dan memberkati saya dengan cara yang unik pas ketemu, Mas
Gandung, Pak Gik, Mas Muji (Glory Glory MU, makasih banyak Mas
Muj) dan Mas Doni, penulis ucapkan banyak terima kasih untuk bantuan,
kepedulian, dan keramahannya, penulis juga meminta maaf apabila sering
merepotkan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perkuliahan.
8. Mami, Papi, Mama, alm. Papa, adek bongsor Bitta Amanda yang selalu
berantem sama saya, alm. Buk Uti, alm. Engkung, alm. Eyang Kakung
Suradi, Eyang Uti Suradi, alm. Eyang Buyut, dan seluruh keluarga besar
saya yang senantiasa mendoakan, mendukung, menyemangati, memotivasi
penulis sampai skripsi ini selesai. Terima kasih telah memberikan penulis
cinta yang tulus, tak henti-hentinya saya bersyukur memiliki keluarga ini.
9. Para mendhes Maria Nana, Lidwina Evira, Maria Fiona, dan Gracia Hoyi
yang selalu menyemangati, mendukung, membantu, memberi saran,
menyamakan langkah, berbagi canda tawa, keceriaan, kesusahan, kegilaan,
nge-panitia bareng, nge-usda bareng, dan liburan bareng, sukses semua
yes! love yaaa so much ndes.
10. Sahabat, teman, rekan psikologi Viga bundo, Koleta Yovi partner
kelompok abadi, Dita Mbak Ndut; Grup Colour Run: Chatarina Ninda,
Agnes Dita, Helen, Dian; Lucia Anin (kakak pertama), Theodora Esti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
(kakak kedua), Pudji, Tista, Daning, Tutut, Riska, Maya, Ninda Nidya,
Tita, Sandi, Mega, Uli, Sheilla Ardistia, Tari, Sondra, Rosari, Astrid
Rosaria, Keket, Luna, Vica, Yutti, Vian, Rachel, Lolla, Pino, Ghea,
Vienna, Engger, Dion, cik Vivin, Tyas, Ayuk Bondink, Lala, Saktya, Icha,
Rere, Elis, Adhi, Gung Is, yang selalu memberi semangat, selalu bercanda,
berbagi kisah, kulineran bareng, japok bareng, jumat pertama bareng,
kepanitiaan bareng, liburan bareng, berdinamika bersama, dan mendukung
satu sama lain selama ini. Thanks a lot gaes :))
11. Keluarga kedua saya P2TKP: Pak Toni, Pak Adi, Mbak Thia, Pak Tius, Sr.
Dewi, Pak Landung, Mbak Dyah, Anju, Lito, Bella, Anin, Lukas, Natasya,
Ester, Christy, Pudar, Ardi, Retha, Stanis, Cia, Lenny, Jejes, Dimas, Tiara,
Pipit, Sashey, dan Estu yang telah memberikan pengalaman, pengetahuan,
dan relasi yang tidak akan pernah saya dapatkan dari tempat lain.
Terkhusus untuk geng gong peduatekape Bianca, Wuri, Grace, Rika, Fiona
Damanik yang telah memberikan keceriaan, pertumbuhan mental, asupan
logistik, ngerjain skripsi bareng, pasca rabuan, dan kelas acting bagi
penulis. Terkhusus pula untuk kembaran saya Wuri yang selalu sukarela
dan setia menemani penulis ketika proses pengambilan data, makasih
banyak wuray. Peluk satu-satu, love yaaa.
12. Teman-teman padepokan sepaket seperjuangan bimbingan Mbak Etta:
Agnes, Astrid, Martha Atek, Celly, Chacha, Yohana, Gerry, Lukas, Vivin,
Nana Krisna, Nana Paramita, Ninda, Loren, Angel yang telah dengan setia
dan sabar berjuang bersama-sama sampai pada akhirnya kita semua lulus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
Terkhusus untuk Atek (partner setia sejak AKSI), Emilia Astrid, dan Celly
Olivia Islan, rekan seperjuangan ujian, misa harian, dan berburu tanda
tangan yudisium, terimakasih sudah banyak menyamakan langkah
bersama penulis. Semangat dan semoga kita semua sukses ya gaes!
13. Teman-teman sejak jaman berjuang: Indie, Ajeng, Mela, Tira, Monic, Anis
ucup, Yoshinta, Desi, Novi, Septi, Wulan, Resti, Yunita karena tidak lelah
memberikan warna baru, kebahagiaan, dan pertanyaan “kapan lulus yop?”
kepada penulis sehingga penulis dapat termotivasi setiap harinya.
14. Teman-teman DPMF Psikologi 2012-2013 karena mau berbagi keceriaan,
ngelembur hore koding angket, berproses bersama dan mengembangkan
fakultas kita untuk menjadi semakin baik. Semangat cah!
15. Seluruh subjek penelitian, teman-teman mahasiswa/i angkatan 2015 kelas
B dan D Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang bersedia
direpotkan dan mendukung keberhasilan karya ini, selalu semangat dan
terus berjuang untuk mimpi kalian semua. Selamat berdinamika di
Psikologi teman-teman :)
16. Bapak Drs. Ign. Agus Putranto, M.Si., dan Ibu F. Anita Herawati, M.Si.,
dosen Komunikasi Pemasaran dan Periklanan Universitas Atma Jaya
Yogyakarta, Bapak T. M. Raditya Hernawa, M.Psi., dan Bapak R.
Landung Eko P., dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma,
selaku professional judge yang telah menyempatkan diri untuk membantu
penulis dalam melakukan validasi alat ukur yang digunakan dalam
penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
17. Diri saya sendiri karena telah mau berjuang selama dua puluh dua bulan
untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Terimakasih atas kerjasama, niat,
semangat, motivasi, kemauan untuk berjuang, mata lelah, punggung pegel,
otak capek, akhirnya tugas ini dapat diselesaikan dengan sangat baik.
Seringkali kita mengatakan “selamat pagi, selamat malam, semoga tidur
nyenyak, dan semangat ya” untuk orang lain, tapi tanpa kita sadari diri kita
juga memerlukan perhatian dan semangat dari diri sendiri. (Jang Jae Yeol -
It’s Okay, It’s Love, 2014). Jadi, jangan lupa untuk menyayangi dan
memperhatikan diri sendiri seperti kita menyayangi orang lain ;)
18. Universitas dan Perpustakaan Sanata Dharma, laptop Dell saya, Google,
para peneliti sebelumnya, penulis buku, penemu program SPSS, dan
seluruh fotokopian di sekitaran kampus yang telah membuat skripsi ini
menjadi baik dan semakin baik.
19. Seluruh pihak yang belum dapat penulis ucapkan satu persatu. Semoga
Tuhan selalu menyertai kalian.
Penulis memohon maaf apabila terdapat hal-hal yang tidak berkenan.
Penulis juga menyadari kesempurnaan hanyalah milik Tuhan Yang Maha Esa,
sehingga peneliti sangat terbuka dengan kritik dan saran dari siapa pun.
Terimakasih.
Yogyakarta, 15 Februari 2016
(Yovidia Yofran Very Agista)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .............................. ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ......................................................... iii
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
ABSTRACT ....................................................................................................... viii
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ..................... ix
KATA PENGANTAR ...................................................................................... x
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xx
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xxi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ...xxii
BAB I: PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 11
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 11
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 11
1. Manfaat Teoritis .......................................................................................... 11
2. Manfaat Praktis ........................................................................................... 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
BAB II: LANDASAN TEORI ...................................................................... 12
A. Pembelian Impulsif (Impulsive Buying)....................................................... 12
1. Definisi Pembelian Impulsif ................................................................... 12
2. Aspek- aspek Pembelian Impulsif........................................................... 14
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pembelian Impulsif ......................... 16
B. Iklan Televisi Celebrity Endorser................................................................ 21
1. Definisi Iklan .......................................................................................... 21
2. Elemen-Elemen Iklan Televisi ................................................................ 22
3. Fungsi Iklan............................................................................................. 24
4. Iklan Celebrity Endorser......................................................................... 25
C. Remaja ....................................................................................................... 31
1. Definisi Remaja ..................................................................................... 31
2. Aspek-Aspek Perkembangan Remaja.................................................... 33
D. Dinamika Pengaruh antara Iklan Televisi Celebrity Endorser dengan
Pembelian Impulsif pada Remaja ................................................................ 36
E. Skema Pengaruh Iklan Televisi Celebrity Endorser terhadap Pembelian
Impulsif pada Remaja .................................................................................. 42
F. Hipotesis Penelitian …………………………………………………….….42
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 43
A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 43
B. Identifikasi Variabel Penelitian ................................................................... 44
1. Variabel Tergantung .............................................................................. 44
2. Variabel Bebas ....................................................................................... 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian .................................................... 45
1. Pembelian Impulsif pada Remaja ......................................................... 45
2. Iklan Televisi Celebrity Endorser ........................................................ 46
D. Subjek Penelitian ........................................................................................ 47
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data .......................................................... 48
1. Kuesioner Pembelian ........................................................................... 48
2. Skala Pembelian Impulsif .................................................................... 49
3. Iklan Televisi Celebrity Endorser......................................................... 52
F. Prosedur Penelitian ...................................................................................... 55
G. Validitas dan Reliabilitas ............................................................................ 59
1. Validitas Alat Ukur .............................................................................. 59
2. Seleksi Iklan ......................................................................................... 61
3. Reliabilitas Alat Ukur .......................................................................... 63
a. Reliabilitas Iklan Televisi Celebrity Endorser (R1) dan Iklan Televisi
Non Celebrity Endorser (R2) .......................................................... 63
H. Metode Analisis Data................................................................................... 64
1. Uji Asumsi ........................................................................................... 64
a. Uji Normalitas................................................................................. 64
b. Uji Homogenitas ............................................................................. 65
2. Uji Hipotesis ........................................................................................ 65
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 66
A. Persiapan Penelitian .................................................................................. 66
1. Perijinan............................................................................................... 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
2. Persiapan Ruang Eksperimen ............................................................. 66
3. Persiapan Subjek Penelitian................................................................ 68
4. Jadwal Persiapan Penelitan................................................................. 69
5. Permohonan Ijin, Kesediaan, Bantuan, dan Pemberian Informasi kepada
Subjek Penelitian ................................................................................ 70
B. Deskripsi Subjek Penelitian ...................................................................... 71
C. Deskripsi Data Penelitian ......................................................................... 75
D. Pelaksanaan Penelitian............................................................................... 77
E. Hasil Penelitian.......................................................................................... 81
1. Uji Reliabilitas Skala Pembelian Impulsif ........................................... 81
2. Uji Asumsi ........................................................................................... 81
a. Uji Normalitas................................................................................ 81
b. Uji Homogenitas ............................................................................ 82
3. Uji Hipotesis ........................................................................................ 83
F. Pembahasan ............................................................................................... 84
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 91
A. Kesimpulan ............................................................................................ 91
B. Keterbatasan Penelitian........................................................................... 92
C. Saran ..................................................................................................... 92
1. Bagi Remaja ...................................................................................... 92
2. Bagi Perusahaan ................................................................................ 93
3. Bagi Peneliti Selanjutnya .................................................................. 93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 94
LAMPIRAN ...................................................................................................... 99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Seleksi Iklan Professional Judgment ...................................................... 62
Tabel 2. Reliabilitas Iklan ..................................................................................... 63
Tabel 3. Jadwal Persiapan Penelitian…………………………………………….70
Tabel 4. Deskripsi Usia Subjek Penelitian............................................................ 72
Tabel 5. Deskripsi Jenis Kelamin Subjek Penelitian ............................................ 72
Tabel 6. Deskripsi Intensitas Waktu Menonton Televisi Subjek Penelitian ........ 72
Tabel 7. Deskripsi Intensitas Pengalaman Subjek Penelitian dalam Menonton
Iklan yang Ditayangkan .......................................................................... 73
Tabel 8. Deskripsi Sikap Subjek Penelitian terhadap Produk Baru dalam Iklan
Televisi ................................................................................................... 73
Tabel 9. Deskripsi Ketertarikan Jenis Iklan SubjekPenelitian ............................. 74
Tabel 10. Perbandingan Mean Teoritik dan Mean Empirik Kelompok Iklan
Televisi Celebrity Endorser dan Kelompok Iklan Televisi Non Celebrity
Endorser.................................................................................................. 76
Tabel 11. Pelaksanaan Penelitian Eksperimen......................................................77
Tabel 13. Uji Asumsi Normalitas Data Penelitian ................................................ 81
Tabel 14. Uji Asumsi Homogenitas Data Penelitian…………………………….82
Tabel 15. Uji Hipotesis Data Penelitian................................................................ 83
Tabel 16. Deskripsi Data Penelitian……………………………………………...83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan Pemikiran Dinamika Pengaruh Iklan Televisi Celebrity
Endorser terhadap Pembelian Impulsif pada Remaja..................... 42
Gambar 2. Lay Out Ruangan Penelitian Eksperimen (R. Observasi dan R.
Psikologi Umum)…………………………………………………..68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data dan Hasil Seleksi Iklan Professional Judgment ........................99
Lampiran 2. Data dan Hasil Penelitian Eksperimen ............................................108
Lampiran 3. Skala Interval Survei Iklan ..............................................................118
Lampiran 4. Skala Pembelian Impulsif ................................................................130
Lampiran 5. Gambar Video Iklan Televisi Celebrity Endorser dan Iklan Televisi
Non Celevrity Endorser ..................................................................148
Lampiran 6. Dokumentasi Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian……………...153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada sebuah penelitian yang dilakukan oleh Utami dan Sumaryono
(2008) terhadap remaja di Yogyakarta, ditemukan bahwa dalam proses
pembelian yang bersifat rasional, konsumen melakukan pertimbangan yang
cermat dan mengevaluasi sifat produk secara fungsional. Namun, tak
selamanya konsumen melakukan pembelian secara rasional. Terkadang muncul
pembelian yang lebih didasari oleh faktor emosi. Konsumen sering kali
membeli suatu produk karena dorongan emosional yang sangat kuat dan tiba-
tiba. Hal ini digolongkan dalam pembelian impulsif (impulsive buying) (Utami
& Sumaryono, 2008).
Pada bulan Juni 2013, Nielsen melaporkan hasil penelitian bahwa
jumlah konsumen di Indonesia dengan perilaku pembelian impulsif semakin
meningkat. Hasil survei tersebut diperoleh melalui wawancara langsung
dengan 1804 responden di 5 kota besar Indonesia. Terdapat beberapa indikasi
yang menunjukkan bahwa tingkat pembelian impulsif di Indonesia semakin
meningkat, diantaranya konsumen seringkali tidak membuat perencanaan
barang yang akan dibelanjakan, membeli barang tambahan yang tidak
direncanakan, dan selalu membeli barang tambahan meskipun telah
merencanakan barang-barang yang akan dibeli (AC Nielsen dalam
Kramadibrata, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Pengertian dari pembelian impulsif adalah pembelian yang tidak
rasional dan diasosiasikan dengan pembelian yang cepat dan tidak
direncanakan, diikuti oleh konflik pikiran, dan dorongan emosional
(Verplanken & Herabadi, 2001). Pembelian impulsif dapat terjadi apabila
seseorang mengalami dorongan secara tiba-tiba, begitu kuat atau bersifat
powerful, terjadi terus menurus yang mengakibatkan timbulnya keinginan
untuk melakukan pembelian, dan sulit untuk menolak dorongan yang muncul
tersebut (Rook, 1987; Solomon, 1994; Arnould, Price, & Zinkhan, 2002).
Rook (1987) menyatakan bahwa pembelian impulsif memiliki
konsekuensi negatif terhadap konsumen yang melakukannya. Konsekuensi-
konsekuensi yang dapat diterimanya adalah mendapatkan kesulitan keuangan
setelah melakukan pembelian impulsif, mengalami kekecewaan terhadap
barang yang sudah dibeli, dan mendapat ketidaksetujuan mengenai barang
yang dibeli dari orang-orang di lingkungan sekitar seperti teman ataupun orang
tua. Hal ini menyebabkan terganggunya hubungan atau relasi harmonis antara
konsumen itu sendiri dengan teman, keluarga, dan juga orang tua sebagai
bentuk konsekuensi dari perilaku pembelian impulsif yang mereka lakukan
tersebut.
Pembelian impulsif dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni faktor
dalam diri (internal) dan faktor diluar diri (eksternal). Faktor dalam diri
(internal) terdiri dari kepribadian seseorang (Karbasivar & Yarahmadi, 2011;
Shahjehan, Qureshi, Zeb, & Saifullah, 2012; Verplanken & Herabadi, 2001;
Verplanken & Sato, 2011), usia (Ghani, Imran, & Jan, 2011; Lin & Lin, 2005),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
gender (Utami & Sumaryono, 2008; Gasiorowska, 2011; Lin & Chuang, 2005),
harga diri (Djudiyah, 2002; Hadjali, Salimi, & Ardestani, 2012; Marretha,
2013), kontrol diri (Utami & Sumaryono, 2008; Baumeister, 2002), dan mood
(Verplanken & Herabadi, 2001; Rook, 1987; Herabadi, Verplanken, &
Knippenberg, 2009).
Faktor di luar diri (eksternal) yang dapat mempengaruhi pembelian
impulsif terdiri dari konformitas (Sihotang, 2009; Astasari & Sahrah, 2009;
Marretha, 2013), lingkungan toko (Verplanken & Herabadi, 2001; Virvilaite,
Saladiene, & Zvinklyte, 2011), harga, pelayanan, dan perkembangan teknologi
termasuk adanya iklan pada media massa cetak dan elektronik (Youn & Faber;
Harmanciouglu; Schiffman; Michael, William, & Pandit, dalam
Muruganantham & Bhakat, 2003).
Pembelian impulsif dapat terjadi pada masa dan rentang usia berapa
pun. Rawling, Boldero, dan Wiseman (dalam Ghani, Imran, & Jan, 2011)
menyatakan bahwa orang-orang muda cenderung lebih impulsif dibandingkan
mereka yang lebih tua. Penelitian yang dilakukan Lin dan Lin (2005) yang
menggunakan subjek remaja dengan rentang usia 15 hingga 19 tahun
menunjukkan hasil bahwa remaja dengan usia 19, 15, dan 17 tahun memiliki
skor tinggi dalam pembelian impulsif.
Hasil penelitian Rawling, Boldero, dan Wiseman (dalam Ghani, Imran,
& Jan, 2011), serta Lin dan Lin (2005) tersebut dapat diperkuat dengan sebuah
artikel yang dipublikasikan oleh Jawa Pos bahwa 20,9% dari 1.074 responden
remaja yang berstatus sebagai pelajar yang berdomisili di Jakarta dan Surabaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
mengaku pernah mempergunakan uang SPP mereka untuk membeli barang
yang mereka incar ataupun hanya semata-mata untuk bersenang-senang saja
(Jawa Pos dalam Sihotang, 2009). Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan
dari Nurasyiah dan Budiwati (dalam Setyawati, 2010) yang menyatakan bahwa
remaja memiliki tingkat konsumsi untuk kebutuhan yang bersifat kesenangan
lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan pengeluaran remaja untuk
kebutuhan belajar. Berdasarkan fenomena ini, dapat dikatakan bahwa
pembelian impulsif tidak hanya terjadi pada konsumen yang telah memiliki
penghasilan saja, namun para remaja yang berstatus sebagai pelajar dan belum
berpenghasilanpun juga dapat melakukan pembelian secara impulsif. Oleh
karena itu, pihak marketing sering kali menjadikan remaja sebagai bagian
terpenting dalam target pemasaran mereka (Lin & Chuang, 2005; Lin & Chen,
2012; Johnstone dalam Utami & Sumaryono, 2008).
Menurut Santrock (2007), remaja merupakan masa peralihan dari masa
anak-anak menuju masa dewasa yang dimulai dari usia 10 sampai 13 tahun,
dan berakhir pada usia 18 sampai 22 tahun. Pada masa ini, remaja mengalami
perkembangan yang cukup pesat baik secara fisik, psikologis, dan juga
sosioemosional (Santrock, 2007). Pada aspek fisik, terjadi perubahan-
perubahan dalam diri remaja diantaranya terjadi perubahan hormon seksual
yang menimbulkan rasa tidak nyaman dan seringkali mengakibatkan mereka
terlalu fokus pada kondisi fisiknya saja. Remaja juga memiliki minat yang
tinggi akan penampilan termasuk daya tarik dan bentuk tubuh yang sesuai
dengan jenis kelamin (Virvilaite, Saladiene, & Zvinklyte, 2011). Keadaan fisik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
pada remaja ini dilihat sebagai suatu hal yang penting yang mengakibatkan
ketika keadaan fisik (citra diri) tidak sesuai dengan yang diinginkan, maka
akan menimbulkan perasaan tidak puas, kurang percaya diri, dan rendahnya
harga diri sehingga mereka akan melakukan apa saja untuk terlihat sama
dengan identitas dan citra diri idealnya (Santrock, 2003; Papalia, Old, &
Feldmen, 2008; Monks, Knoers, & Haditono, 2002).
Pada masa remaja, mereka seringkali mengalami emosi yang kurang
stabil, dimana remaja cenderung berpikir secara abstrak dan tergesa-gesa
(Santrock, 2003). Pada masa remaja, peran peer group atau teman sebaya
sangatlah kuat. Hal ini mengakibatkan remaja cenderung melakukan pembelian
secara impulsif untuk mendapatkan penerimaan dari lingkungan sosialnya
(Rook & Fisher, 1995). Ratner dan Khan (dalam Setiawati, 2004) dalam
penelitiannya menemukan bahwa konsumen remaja membeli suatu produk
bukan berdasarkan kebutuhan mereka, akan tetapi karena adanya pendapat dari
orang lain yang dirasa penting bagi mereka.
Terkait dengan harapan untuk mendapat penerimaan dari lingkungan
sosialnya, remaja seringkali melakukan imitasi dan mengadopsi penampilan
dan gaya hidup selebritis yang dikaguminya. Remaja seringkali menjadikan
selebritis yang dikaguminya sebagai pedoman dalam gaya hidup, penampilan,
dan bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Selebritis dinilai memiliki
citra diri yang kuat, baik, dan positif, serta memiliki daya pikat fisik tersendiri
yang dapat mempengaruhi remaja sehingga ia dapat terlihat menarik, sesuai
dengan citra diri idealnya, dan diakui oleh lingkungan sosialnya yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
menimbulkan rasa puas, senang, percaya diri, dan meningkatnya harga diri
mereka. Oleh karena itu, ketika melihat iklan yang ditampilkan oleh selebritis
yang dikaguminya, maka remaja akan cenderung membeli produk-produk yang
ditawarkannya agar rasa senang, puas, dan percaya diri dalam dirinya dapat
terpenuhi (Hergenhahn & Olson, 2009; Goldsmith, Paul, & Madden, 2000;
Kamins, 1989; Rex, 1997). Hal ini diperkuat oleh pernyataan Hausman (dalam
Virvilaite, Saladiene, & Zvinklyte, 2011) bahwa motif dasar dari perilaku
hedonis pada pembelian impulsif adalah pemuasan perasaan kesenangan,
kepuasan, percaya diri, sesuatu yang baru, kejutan, dan kedekatan emosional
dengan lingkungan sosial.
Beberapa peneliti menyatakan bahwa remaja yang memiliki harga diri
yang rendah karena citra diri yang negatif dan kebiasaan remaja untuk
mengikuti keinginan memperindah penampilan, memiliki daya tarik, dan
bentuk tubuh yang sesuai dengan jenis kelamin, serta perkembangan fashion,
memiliki relasi yang positif terhadap kecenderungan pembelian impulsif (Han
dalam Virvilaite, Saladiene, & Zvinklyte, 2011; Djudiyah, 2002; Hadjali,
Salimi, & Ardestani, 2012; Marretha, 2013). Hal ini mengakibatkan remaja
akan melakukan apa saja termasuk pembelian impulsif terhadap produk-produk
yang ditawarkan oleh selebritis yang dikaguminya untuk memperindah
penampilan, memiliki daya tarik, meningkatkan harga diri, dan citra diri yang
positif guna memenuhi hasrat pemenuhan rasa senang, puas, dan percaya
dirinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Para konsumen, termasuk konsumen remaja seringkali membeli barang-
barang yang bukan berdasarkan kebutuhan mereka, barang-barang tersebut
cenderung dibeli hanya karena adanya dorongan yang kuat dan keinginan
sesaatnya saja. Barang-barang yang dibelinyapun bermacam-macam jenisnya
(Rook, 1987; Solomon, 1994; Arnould, Price, & Zinkhan, 2002). Berkaitan
dengan hal tersebut, pada tahun 2009 Herabadi, Verplanken, dan Knippenberg
(dalam Verplanken & Sato, 2011) melakukan observasi dan wawancara kepada
para konsumen dengan berbagai macam rentang usia di berbagai department
store untuk mengetahui macam-macam produk yang sering kali menimbulkan
perilaku pembelian impulsif. Berdasarkan penelitian tersebut, didapatkan hasil
bahwa produk-produk yang sering kali menimbulkan perilaku impulsif
diantaranya pakaian, barang-barang yang berhubungan dengan hobi, aksesoris
pribadi, dan produk kecantikan serta perawatan tubuh. Selain itu, Verplanken
dan Sato pada tahun 2011 juga melakukan penelitian yang serupa dengan
Herabadi guna mencari tahu produk-produk yang menimbulkan perilaku
pembelian impulsif pada konsumen. Berdasarkan penelitian tersebut,
ditemukan bahwa barang-barang yang sering kali menimbulkan pembelian
impulsif pada konsumen adalah perhiasan atau aksesoris, parfum, pakaian dan
perlengkapan olahraga, serta makanan (junk food dan snack yang kurang sehat)
(Verplanken & Sato, 2011).
Menurut Miller dan Stern (dalam Hodge, 2004), pembelian impulsif
dapat disebabkan karena konsumen tiba-tiba teringat untuk melakukan
pembelian suatu produk, dimana produk tersebut pernah ia beli sebelumnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
ataupun ia pernah melihat produk tersebut dalam suatu iklan tertentu.
Berdasarkan pernyataan tersebut, banyak perusahaan yang akan mengerahkan
inovasi dan kreativitasnya untuk mempromosikan produk dan jasanya agar
para konsumen membeli produk dan jasa yang mereka tawarkan. Para
produsen biasanya akan melakukan berbagai bentuk komunikasi pemasaran
seperti periklanan, promosi penjualan, publikasi hubungan masyarakat (press
release), penjualan personal, dan pemasaran langsung guna memperkenalkan
produk-produk dan jasa mereka. Para produsen seringkali menggunakan
bidang periklanan dalam memasarkan produk-produk mereka. Hal ini
dikarenakan media komunikasi pemasaran periklanan dianggap cukup mampu
menjadikan sebuah produk dikenal secara luas oleh khalayak (Sulaksana dalam
Riansyah, 2012).
Terkait dengan pembuatan iklan yang memiliki daya tarik yang kuat
terhadap perilaku membeli konsumen, Shimp (2003) menyatakan terdapat
beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk membuat suatu iklan menjadi
menarik, yakni: menjadikan selebritis sebagai endorser, menggunakan sisi
humor, pemakaian rasa bersalah, dan memakai unsur seksual. Schiffman dan
Kanuk (2008) menyatakan bahwa para pemasang iklan sering kali
menggunakan daya tarik selebritis dan kelompok rujukan yang serupa lainnya
untuk berkomunikasi dengan pasar-pasar mereka. Schiffman dan Kanuk (2008)
menambahkan bahwa penggunaan selebritis dan kelompok rujukan lainnya ini
dinilai efektif oleh para pemasang iklan, identifikasi ini mungkin didasarkan
pada kekaguman (terhadap seorang atlit), pada aspirasi (seorang selebritis atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
terhadap suatu gaya hidup), pada empati (terhadap seseorang atau situasi), atau
pada pengakuan (terhadap seseorang – sejati atau meniru-niru – atau terhadap
suatu situasi).
Salah satu jenis iklan yang seringkali dibuat oleh pihak perusahaan
adalah iklan dengan penggunaan public figure. Salah satu jenis public figure
yang kerap digunakan oleh pihak perusahaan untuk membuat iklan guna
menarik niat beli konsumen adalah selebritis. Pringle dan Binet (2005)
menyatakan bahwa penggunaan selebritis dapat membantu pengiklan untuk
mendapatkan perhatian dari publik. Penggunaan selebritis dinilai lebih dapat
menimbulkan perhatian kepada khalayak sehingga informasi yang disampaikan
mendapatkan perhatian.
Menurut McCracken (1989) celebrity endorser merupakan seseorang
yang diketahui oleh masyarakat luas dan menggunakan kepopulerannya untuk
mengiklankan suatu produk berkaitan dengan tujuan pemasaran dan periklanan
suatu perusahaan. Celebrity endorser menyampaikan pesan kepada konsumen
mengenai informasi dan merek produk. Celebrity endorser memiliki peran
yang cukup besar bagi suatu produk, karena celebrity endorser merupakan
seseorang yang berperan untuk memberikan informasi kepada konsumen
sekaligus sebagai pelaku persuasi. Perusahaan harus memilih celebrity
endorser yang cocok atau sesuai untuk menyampaikan pesan iklan kepada
target audience sehingga pesan tersebut dapat diterima dengan baik oleh
konsumen. McCracken (1989) menambahkan bahwa melalui pesan yang
disampaikan oleh celebrity endoser tersebut, konsumen akan dapat membentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
suatu opini dan kemudian akan meneruskan opini tersebut sesuai persepsinya,
dengan demikian diharapkan konsumen akan memperoleh kesadaran terhadap
produk.
Shimp (2003) menyatakan bahwa penjualan produk meningkat akibat
penggunaan selebritis sebagai bintang iklan (celebrity endorser), sikap dan
persepsi konsumen bertambah ketika selebriti mendukung produk tersebut.
Selebriti lebih disukai daripada orang biasa dalam menyampaikan pesan iklan
(Kamins, 1989). Selebritis dinilai memiliki citra spesifik yang dapat
membedakannya dari orang biasa. Hal ini mengakibatkan banyak orang yang
memberikan respek dan sering kali mengadopsi penampilan dan gaya hidup
selebriti yang dikaguminya. Oleh karena itu, iklan yang menggunakan selebriti
sebagai pembawa pesan mudah diterima oleh para penggemar dan pengagum
sang selebriti itu sendiri.
Beberapa peneliti sebelumnya menyatakan bahwa jenis iklan celebrity
endorser memiliki hubungan yang signifikan terhadap minat dan niat membeli
konsumen, namun belum terdapat satupun penelitian terdahulu yang meneliti
tentang jenis iklan tersebut dengan pembelian impulsif. Berdasarkan hal
tersebut, penulis tertarik untuk meneliti apakah iklan televisi yang
menggunakan celebrity endorser dapat berpengaruh secara signifikan terhadap
pembelian impulsif pada remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang dapat
disusun adalah :
Apakah iklan televisi celebrity endorser memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap pembelian impulsif pada remaja?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh iklan televisi Celebrity Endorser terhadap pembelian impulsif pada
remaja.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan informasi dan
pengetahuan dalam bidang ilmu Psikologi Konsumen mengenai iklan
celebrity endorser dan pembelian impulsif pada remaja.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Perusahaan
Hasil dari penelitian ini dapat memberikan sebuah gambaran bagi
perusahaan mengenai iklan celebrity endorser dan pembelian impulsif
pada calon konsumen mereka.
b. Bagi Konsumen Remaja
Hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi dan bahan
evaluasi untuk para remaja ketika melakukan suatu pembelian atau
berbelanja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pembelian Impulsif (Impulsive Buying)
1. Definisi Pembelian Impulsif
Pembelian impulsif merupakan aktivitas pembelian yang tidak
terencana yang dilakukan tanpa melakukan pertimbangan dan tidak
berdasarkan pada penilaian atau evaluasi tertentu terhadap produk atau
manfaat dari produk yang dibeli (Rook, 1987). Rook (1987) juga
menambahkan bahwa pembelian impulsif muncul karena keinginan
membeli atas dasar kesenangan semata tanpa memikirkan cara yang
ditempuh untuk memperolehnya. Pembelian impulsif dapat terjadi apabila
seseorang mengalami dorongan secara tiba-tiba, begitu kuat atau bersifat
powerful, terjadi terus menurus yang mengakibatkan timbulnya keinginan
untuk melakukan pembelian, dan sulit untuk menolak dorongan yang
muncul tersebut (Rook, 1987; Solomon, 1994; Arnould, Price, & Zinkhan,
2002).
Pembelian impulsif dianggap sebagai gaya spesial dari pembelian
yang tidak terencana, diaktifkan oleh stimulus visual (biasanya produk)
dan dilakukan dalam waktu yang sangat singkat (Piron & Stern dalam
Gasiorowska, 2011). Pembelian impulsif mencakup tiga fitur utama yakni
pembelian yang tidak direncanakan, sulit untuk mengontrol, dan disertai
dengan respon emosional (Rook dalam Verplanken & Sato, 2011).
Verplanken dan Herabadi (2001) menyatakan bahwa pembelian impulsif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
merupakan pembelian yang tidak rasional dan diasosiasikan dengan
pembelian yang cepat dan tidak direncanakan, diikuti oleh konflik pikiran,
dan dorongan emosional.
Rook (1987) menyatakan bahwa pembelian impulsif memiliki
konsekuensi negatif terhadap konsumen yang melakukannya.
Konsekuensi-konsekuensi yang dapat diterimanya adalah mendapatkan
kesulitan keuangan setelah melakukan pembelian impulsif, mengalami
kekecewaan terhadap barang yang sudah dibeli, dan mendapat
ketidaksetujuan mengenai barang yang dibeli dari orang-orang di
lingkungan sekitar seperti teman ataupun orang tua.
Berdasarkan beberapa definisi pembelian impulsif tersebut, maka
dapat disimpulkan bahwa pembelian impulsif merupakan suatu aktivitas
pembelian yang dilakukan secara spontan, tanpa perencanaan, dan
pertimbangan terhadap penilaian serta kegunaan dari produk yang dibeli
karena didasari oleh kepuasan sesaat. Pembelian impulsif disebabkan
karena adanya stimulus tertentu yang membuat seseorang membeli produk
yang ditawarkan tanpa memandang cara yang ditempuh untuk
memperolehnya. Pembelian impulsif sering kali menyebabkan seseorang
kesulitan finansial, merasa kecewa dan menyesal terhadap barang yang
sudah dibeli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2. Aspek- aspek Pembelian Impulsif
Verplanken dan Herabadi (2001) menyatakan bahwa perilaku
pembelian impulsif didasari oleh dua aspek yaitu aspek kognitif dan aspek
afektif.
a. Aspek Kognitif
Menurut Verplanken dan Herabadi (2001), aspek kognitif dalam
pembelian impulsif merupakan kecenderungan konsumen yang kurang
mampu mempertimbangkan, memikirkan, dan merencanakan sesuatu
ketika melakukan pembelian. Selain itu, aspek kognitif termasuk kondisi
sebelum melakukan pembelian, seperti tingkat perencanaan dan adanya
alasan untuk membeli barang tertentu (Verplanken & Herabadi, 2001).
Pada aspek kognitif, konsumen cenderung mudah terpengaruh oleh harga
produk yang ditawarkan dan keuntungan yang diperoleh ketika membeli
produk tersebut (Herabadi, Verplanken, & Knippenberg, 2009). Hal ini
diperkuat oleh pernyataan Coley dan Burgess (2003) bahwa pada proses
kognitif pembeli yang impulsif, ketika ia melihat produk dan harga yang
ditawarkan maka akan muncul keinginan untuk membeli produk tersebut
tanpa memikirkannya secara matang sehingga ia akan memutuskan untuk
membeli produk tersebut dengan cepat.
b. Aspek Afektif
Aspek afektif dalam pembelian impulsif berkaitan dengan emosi,
minat, dan sikap konsumen. Pada aspek afektif meliputi beberapa hal
yakni dorongan emosional yang muncul setelah konsumen membeli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
barang atau produk tanpa rencana yang biasanya diliputi oleh perasaan
bahagia, senang, dan rasa menyesal atau bersalah (Verplanken &
Herabadi, 2001). Coley dan Burgess (2003) menyatakan bahwa pada aspek
afektif, konsumen melakukan pembelian impulsif disebabkan oleh adanya
perasaan bahagia dan gembira ketika menginginkan suatu barang atau
produk untuk dibeli dan merasa sulit untuk meninggalkan keinginannya
tersebut. Hal ini mengakibatkan konsumen merasa harus membeli barang
atau produk tersebut guna memuaskan keinginannya.
Aspek afektif merupakan aspek yang dinilai paling kuat melekat
dalam diri konsumen pada saat melakukan pembalian impulsif (Hirschman
& Holbrook dalam Herabadi, Verplanken, Knippenberg, 2009). Para
peneliti tersebut menjelaskan bahwa kekuatan dari aspek afektif ini
disebabkan oleh adanya mood positif yang dimiliki oleh konsumen. Mood
positif tersebut meliputi perasaan tertarik atau suka, senang, loyal,
bersemangat, dan merasa berharga pada saat melakukan pembalian
impulsif. Adanya mood positif dalam diri individu dapat mendorong
konsumen untuk melakukan pembelian impulsif (Rook, 1987; Rook &
Gardner dalam Herabadi, Verplanken, & Knippenberg, 2009; Coley &
Burgess, 2003).
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada
aspek kognitif, konsumen seringkali melakukan pembelian impulsif
dikarenakan konsumen kurang mempertimbangkan, memikirkan, dan
merencanakan untuk membeli suatu barang atau produk sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Sedangkan, pada aspek afektif konsumen seringkali melakukan pembelian
impulsif dikarenakan konsumen memiliki perasaan bahagia dan gembira
ketika menginginkan suatu barang atau produk untuk dibeli dan merasa
sulit untuk meninggalkan keinginannya tersebut sehingga konsumen
merasa harus membeli barang atau produk tersebut.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pembelian Impulsif
Secara umum, pembelian impulsif dipengaruhi oleh dua faktor,
yakni faktor internal dan faktor eksternal.
a. Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor-faktor yang terdapat dalam diri
individu. Pada tahun 2012, Shahjehan, Qureshi, Zeb, dan Saifullah
melakukan penelitian mengenai hubungan antara kepribadian dengan
perilaku pembelian impulsif dan kompulsif pada konsumen. Hasil dari
penelitian tersebut memperlihatkan bahwa terdapat hubungan antara
kepribadian dan pembelian impulsif pada konsumen. Hal ini diperkuat
dengan hasil beberapa penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa
kepribadian dapat mempengaruhi pembelian impulsif pada diri konsumen
(Karbasivar & Yarahmadi, 2011; Verplanken & Herabadi, 2001;
Verplanken & Sato, 2011). Menurut Rook dan Fisher (1995), kepribadian
diprediksikan lebih dapat menunjukkan perilaku pembelian impulsif
daripada sifat-sifat lainnya.
Usia merupakan salah satu faktor internal dalam diri konsumen
yang dapat mempengaruhi perilaku pembelian impulsif. Rawling, Boldero
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
dan Wiseman (dalam Ghani, Imran & Jan, 2011) menyatakan bahwa orang
muda akan cenderung lebih impulsif atau melakukan pembelian impulsif
lebih tinggi daripada para orang tua dan orang lanjut usia. Hal ini
diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Wood (dalam Ghani,
Imran, & Jan, 2011), yang menunjukkan hasil bahwa akan terdapat
peningkatan dalam perilaku pembelian impulsif pada usia 18 hingga 39
tahun dan akan terjadi penurunan perilaku pembelian impulsif setelah
umur 39 tahun. Terkait dengan usia muda, pada penelitian Lin dan Lin
(2005) yang menggunakan subjek remaja dengan rentang usia 15 hingga
19 tahun memperlihatkan hasil bahwa remaja yang berusia 19 tahun
menempati peringkat pertama dalam perilaku pembelian impulsif, disusul
oleh remaja dengan usia 15 tahun, dan remaja yang berusia 17 tahun.
Dalam beberapa penelitian sebelumnya, didapatkan hasil bahwa
gender atau jenis kelamin juga dapat mempengaruhi munculnya pembelian
impusif pada konsumen (Utami & Sumaryono, 2008; Gasiorowska, 2011;
Lin & Chuang, 2005). Terdapat perbedaan gaya belanja antara laki-laki
dan perempuan yang dapat mempengaruhi kecenderungan pembelian
impulsif pada diri mereka (Gasiorowska, 2011). Dari segi waktu dan
lamanya berbelanja, perempuan lebih lama dalam melihat-lihat produk
saat berbelanja dibandingkan laki-laki (Gasiorowska, 2011). Hal ini
diperkuat oleh pernyataan bahwa kesenangan dalam berbelanja dinilai
merupakan perilaku yang wajar secara sosial dilakukan oleh perempuan
dibandingkan laki-laki (Gasiorowska, 2011). Sesuai dengan pernyataan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Gasiorowska, Lin dan Chuang (2005) menyatakan bahwa remaja putri
cenderung lebih impulsif daripada remaja putra karena remaja putri
terbiasa untuk melakukan kegiatan pembelian yang lebih tinggi
dibandingkan remaja putra.
Pembelian impulsif pada diri konsumen juga dapat dipengaruhi
oleh harga diri mereka. Semakin rendah tingkat harga diri konsumen,
maka akan semakin tinggi pembelian impulsif yang dilakukannya.
Begitupun sebaliknya, semakin tinggi tingkat harga diri konsumen, maka
akan semakin rendah pula pembelian impulsif yang dilakukannya
(Djudiyah, 2002; Hadjali, Salimi, & Ardestani, 2012; Marretha, 2013).
Salah satu hal yang dapat mempengaruhi pembelian impulsif pada
konsumen adalah kontrol diri yang dimilikinya. Kontrol diri merupakan
perasaan bahwa seseorang dapat membuat keputusan dan mengambil
tindakan yang efektif untuk menghasilkan akibat yang diinginkan dan
menghindari akibat yang tidak diinginkan (Rodin dalam Utami &
Sumaryono, 2008). Terkait dengan pembelian impulsif, seseorang yang
memiliki kontrol diri yang rendah, kurang dapat menahan setiap stimulus
yang mendukung pembelian impulsif, mudah dipengaruhi dan tidak dapat
mengelola dirinya, maka akan menyebabkan terjadinya pembelian
impulsif. Sebaliknya, sesorang yang memiliki kontrol diri yang baik, maka
ia akan membeli produk sesuai dengan kebutuhan jangka panjangnya
(Baumeister, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Selain faktor-faktor internal tersebut, mood konsumen merupakan
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku pembelian impulsif.
Seseorang yang memiliki mood yang positif biasanya akan lebih mudah
tertarik, senang, loyal, bersemangat, dan merasa bahagia ketika melakukan
perilaku pembelian impulsif (Verplanken & Herabadi, 2001) dibandingkan
orang lain yang memiliki mood yang negatif (Rook, 1987; Rook &
Gardner dalam Herabadi, Verplanken, & Knippenberg, 2009).
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang terdapat di luar diri
individu. Verplanken dan Herabadi (2001) menyatakan bahwa tampilan,
penyajian produk, dan penambahan backsound musik dalam sebuah took
dapat meningkatkan kenyamanan konsumen dalam berbelanja yang
mengarahkan konsumen untuk melakukan perilaku pembelian impulsif.
Virvilate, Saladiene, dan Zvinklyte (2011) menambahkan bahwa stimulus
lain yang diberikan oleh toko seperti penampilan barang, dekorasi
ruangan, dan warna yang menarik juga dapat mempengaruhi konsumen
untuk melakukan pembelian impulsif. Selain itu, Kaur dan Singh (dalam
Muruganantham & Bhakat, 2003) juga menemukan bahwa penambahan
musik, bau, dan aroma, serta rasa dari suatu produk dapat mempengaruhi
konsumen untuk melakukan pemeblian impulsif.
Ewert (dalam Monks, Knoers, & Haditono, 2002) menyatakan
bahwa kelompok memiliki pengaruh yang besar dalam pemberian norma
perilaku individu sehingga apabila suatu kelompok dalam situasi membeli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
impulsif, maka anggotanya akan cenderung berperilaku serupa. Pada
penelitian Sihotang (2009), Astasari dan Sahrah (2009), dan Marretha
(2013), menunjukkan bahwa konformitas memiliki pengaruh dan
hubungan yang signifikan dengan pembelian impulsif. Dalam penelitian-
penelitian tersebut dijelaskan bahwa semakin tinggi tingkat konformitas
individu, maka semakin tinggi pula pembelian impulsif yang
dilakukannya. Begitupun sebaliknya, semakin rendah tingkat konformitas
individu, maka semakin rendah pula pembelian impulsif yang
dilakukannya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa konformitas
merupakan salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi
munculnya perilaku pembelian impulsif pada diri individu.
Selain lingkungan, susasana toko, dan konformitas, harga menarik
yang ditawarkan oleh toko, pelayanan dan teknik promosi yang diberikan
oleh pelayan toko, promosi penawaran dan pemanfaatan perkembangan
teknologi modern yang semakin inovatif dan kreatif, serta media iklan
(cetak dan elektronik) dapat mempengaruhi konsumen untuk melakukan
pembelian impulsif (Youn & Faber; Harmanciouglu; Schiffman; Michael,
William, & Pandit, dalam Muruganantham & Bhakat, 2003). Hal ini
diperkuat oleh pernyataan Assael, 1998; Engel, Blackwell, dan Miniard,
1995; Loudon dan Bitta, 1993 (dalam Utami & Sumaryono, 2008) dan
Miller, 2002; Stern, 1962 (dalam Hodge, 2004) yang menyatakan bahwa
pembelian impulsif juga dapat disebabkan karena dorongan kuat akibat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
adanya ingatan yang muncul ketika teringat oleh iklan produk tersebut
(pada media massa cetak dan elektronik).
Berdasarkan beberapa faktor pembelian impulsif tersebut, dapat
disimpulkan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembelian
impulsif yaitu faktor internal yang terdiri dari kepribadian, usia, gender
atau jenis kelamin, harga diri, kontrol diri, dan mood. Sedangkan faktor
eksternal terdiri dari konformitas, lingkungan toko, harga, pelayanan, dan
perkembangan teknologi termasuk iklan media massa cetak dan elektronik.
B. Iklan Televisi Celebrity Endorser
1. Definisi Iklan
Iklan secara sederhana dapat didefinisikan sebagai pesan yang
menawarkan suatu produk yang ditujukan oleh masyarakat lewat suatu
media. Namun, untuk membedakannya dengan pengumuman biasa, iklan
lebih diarahkan untuk membujuk seseorang agar membeli (Kasali, 1992).
Iklan adalah suatu seni dari persuasi dan dapat pula didefinisikan sebagai
desain komunikasi yang dibiayai untuk mempersuasikan dan atau
mengkomunikasikan sesuatu (Copley, 2004).
Lee dan Johnson (2004) mendefinisikan periklanan sebagai
komunikasi komersil dan nonpersonal mengenai sebuah organisasi dan
produk-produknya yang ditransmisikan kepada khalayak target melalui
media yang bersifat masal seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail
(pengeposan langsung), papan reklame, dan iklan yang ditempelkan pada
kendaraan umum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Iklan ditujukan untuk mempengaruhi afeksi dan kognisi konsumen.
Secara praktik, iklan dianggap sebagai manajemen citra yang menciptakan
dan memelihara citra serta makna dalam benak konsumen (Peter & Olson,
1999). Kotler (2003) menyatakan bahwa periklanan merupakan bentuk
penyajian dan promosi ide, barang atau jasa secara nonpersonal oleh suatu
sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa iklan merupakan suatu
seni persuasi dan desain komunikasi yang dibiayai, berisikan pesan kepada
masyarakat melalui suatu media tertentu. Pesan yang dikomunikasikan
merupakan pesan yang sifatnya persuasif dan bertujuan untuk
mempengaruhi afeksi dan kognisi masyarakat dengan cara menciptakan
dan memelihara citra serta makna dalam benak masyarakat agar
masyarakat dapat tertarik untuk membeli barang atau jasa yang ditawarkan.
2. Elemen – Elemen Iklan Televisi
Wells, Burnett, dan Moriarty (1997) menyatakan bahwa sebuah iklan
televisi memiliki beberapa elemen, antara lain :
a. Video
Video adalah rangkaian adegan yang menceritakan sesuatu dimana
dalam rangkaian adegan tersebut dapat menampilkan emosi melalui
ekspresi, baik wajah maupun gesture dari model iklan tersebut.
b. Audio
Dalam audio terdapat tiga unsur di dalamnya, antara lain :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
1) Musik
Musik merupakan lantunan lagu yang menjadi latar dari sebuah
iklan, biasanya hal ini sebagai pendukung cerita dalam iklan
tersebut.
2) Suara
Suara di dalam iklan tidak hanya merupakan sebuah percakapan
saja, namun dapat juga merupakan suara dari narrator, yang dikenal
dengan voice over.
3) Sound effect
Sound effect merupakan efek suara tambahan yang digunakan untuk
mendukung sebuah adegan yang memerlukan penekanan khusus.
c. Talent
Model iklan merupakan unsur penting dalam sebuah iklan. Maka,
seorang model iklan akan membantu konsumen dalam mempersepsikan
iklan tersebut.
d. Props
Hal terpenting dalam sebuah iklan adalah produk yang akan dijual.
Sebuah iklan harus dapat mempresentasikan produk yang akan dijual.
e. Setting
Setting merupakan tempat dimana iklan diambil. Tempat ini dapat di
dalam ruangan (studio) atau dapat juga di alam terbuka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
f. Lighting
Pencahayaan dalam iklan haruslah tepat karena hal inilah yang dapat
menarik perhatian. Biasanya efek cahaya digunakan untuk menekankan
pada adegan atau barang tertentu.
g. Graphics
Elemen ini merupakan elemen pendukung agar iklan dapat terlihat lebih
menarik. Elemen ini biasa dibuat dengan komputer.
h. Pacing
Elemen ini merupakan cepat lambatnya tayangan adegan-adegan dalam
iklan.
3. Fungsi Iklan
Berikut ini merupakan beberapa fungsi iklan menurut Kotler (1989),
Kasali (1992), serta Lee dan Johnson (2004) :
a. Fungsi Informatif
Pada fungsi ini iklan berfungsi untuk memberikan alternatif
kepada konsumen mengenai informasi, ciri-ciri, ketersediaan, dan
keunggulan produk yang ditawarkan, serta lokasi penjualannya
sehingga akan menimbulkan adanya pilihan bagi konsumen. Dalam
hal ini, iklan bertujuan untuk mempengaruhi proses kognitif
konsumen. Melalui iklan, konsumen awalnya akan menyadari akan
produk yang ditawarkan, terjadi proses persepsi, pemahaman, dan
pengolahan data yang kemudian akan menyimpan data-data yang
telah diperoleh tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
b. Fungsi Persuasif
Fungsi persuasif dinilai sangatlah menonjol karena
bertujuan untuk mempengaruhi konsumen agar memiliki
kepercayaan yang tinggi dan pandangan positif terhadap produk
yang ditawarkan serta perusahaan pengiklan sehingga dapat
mempengaruhi proses pengambilan keputusan konsumen. Ketika
melihat iklan, diharapkan konsumen dapat tersentuh aspek
afektifnya yang mengakibatkan terjadinya proses pengambilan
keputusan yang dimulai dengan pengenalan masalah sampai pada
proses mengambil keputusan untuk membeli ataupun tidak. Selain
itu, fungsi persuasif juga bertujuan untuk mengubah sikap
konsumen terhadap produk atau perusahaan pengiklan tersebut.
Dalam hal ini, sikap yang dimaksudkan adalah sikap percaya
bahwa produk yang ditawarkan adalah produk yang bermutu dan
diproduksi oleh perusahaan yang bonafid dan terpercaya.
c. Fungsi Pengingat
Dalam fungsi pengingat, iklan diharapkan dapat menjadi
alat bantu pengingat yang efisien bagi konsumen. Dengan adanya
iklan tersebut diharapkan konsumen dapat selalu mengingat
produk-produk yang ditawarkan sehingga konsumen akan tetap
membeli produk yang diiklankan tanpa memperdulikan merek-
merek pesaingnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
4. Iklan Celebrity Endorser
Celebrity endorser merupakan seorang pribadi baik itu aktor, artis,
maupun atlit yang dikenal masyarakat dan menjadi pujaan karena
prestasinya di suatu bidang dan digunakan dalam menyampaikan pesan
iklan yang dimaksudkan untuk menarik perhatian sehingga dapat
mempengaruhi konsumen yang disasar. Celebrity endorser dapat dikatan
sebagai salah satu contoh dari presenter atau orang yang
mempresentasikan suatu produk dalam iklan (Shimp, 2003). Pringle dan
Binet (2005) menambahkan bahwa penggunaan selebritis dapat membantu
pengiklan untuk mendapatkan perhatian dari publik. Penggunaan selebritis
dinilai lebih dapat menimbulkan perhatian kepada khalayak sehingga
informasi yang disampaikan mendapatkan perhatian.
Menurut McCracken (1989) sosok celebrity endorser merupakan
seseorang yang diketahui oleh masyarakat luas dan menggunakan
kepopulerannya untuk mengiklankan suatu produk berkaitan dengan
tujuan pemasaran dan periklanan suatu perusahaan. Celebrity endorser
menyampaikan pesan kepada konsumen mengenai informasi dan merek
produk. Celebrity endorser memiliki peran yang cukup besar bagi suatu
produk, karena celebrity endorser merupakan seseorang yang berperan
untuk memberikan informasi kepada konsumen sekaligus sebagai pelaku
persuasi.
Para pemasang iklan seringkali menggunakan daya tarik selebriti
dan kelompok rujukan yang serupa lainnya untuk berkomunikasi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
pasar-pasar mereka. Penggunaan selebritis dan kelompok rujukan lainnya
ini dinilai efektif oleh para pemasang iklan, identifikasi ini mungkin
didasarkan pada kekaguman (terhadap seorang atlit), pada aspirasi
(seorang selebritis atau terhadap suatu gaya hidup selebritis), pada empati
(terhadap seseorang atau situasi), atau pada pengakuan (terhadap
seseorang – sejati atau meniru-niru – atau terhadap suatu situasi)
(Schiffman & Kanuk, 2008).
Penjualan produk meningkat akibat penggunaan selebriti sebagai
bintang iklan (celebrity endorser), sikap, dan persepsi konsumen
bertambah ketika selebriti mendukung produk tersebut. Selebriti lebih
disukai daripada orang biasa dalam menyampaikan pesan iklan. Selebtiri
dinilai memiliki citra spesifik yang dapat membedakannya dari orang
biasa. Hal ini mengakibatkan banyak orang yang memberikan respek dan
sering kali mengadopsi penampilan dan gaya hidup selebriti yang
dikaguminya. Oleh karena itu, iklan yang menggunakan selebriti sebagai
pembawa pesan mudah diterima oleh para penggemar dan pengagum sang
selebriti itu sendiri (Shimp, 2003; Kamins, 1989).
Terkait dengan penggunaan selebriti sebagai model atau presenter
dalam suatu iklan, Rossiter dan Percy (1997) mengenalkan model VisCAP
karakter presenter untuk digunakan sebagai patokan dalam menentukan
model atau presenter yang digunakan dalam iklan. Dengan adanya model
VisCAP ini, diharapkan ketika menentukan celebrity endorser dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
iklan, perusahaan memilih selebritis atau public figure yang memenuhi
model VisCAP ini. Model VisCAP karakter presenter ini meliputi:
a. Visibility
Visibility ialah karakter dalam presenter yang menunjukkan
bahwa ia merupakan seorang yang dikenal baik atau dapat dengan
mudah dikenal oleh publik. Pada kriteria ini, selebritis atau artis,
aktor, dan atlit merupakan sosok yang paling banyak dikenali dan
akan mendapatkan visibility secara cepat oleh para konsumen,
sedangkan untuk orang atau karakter lainnya akan cenderung
mendapatkan visibility secara perlahan dalam iklan tersebut.
b. Credibility (kredibilitas)
Pada aspek credibility ini, dibagi menjadi dua aspek, yaitu:
1) Expertise (keahlian)
Expertise merupakan seberapa paham para presenter, dalam
hal ini selebritis atau artis, aktor, dan atlit terhadap produk yang
mereka bawakan. Keahlian ini juga dapat dipergunakan untuk
mencegah informasi yang terlalu berlebihan dan keliru, serta
guna membantu proses pengoperasian produk tersebut.
2) Objectivity (objektivitas)
Objectivity merupakan karakter mengenai reputasi presenter
dalam hal kejujuran dan ketulusan. Objectivity akan lebih
mudah ditemukan pada karakter presenter apabila produk yang
ditawarkannya sudah terlebih dahulu dipergunakan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
dirasakan betul manfaatnya. Dalam hal ini, objectivity dapat
dilihat dari gerakan mata, isyarat atau mimik wajah, suara, dan
kata-kata yang diucapkan.
c. Attraction (daya tarik)
Attraction juga dibagi menjadi dua aspek, diantaranya :
1) Likability (kesenangan)
Likability disini meliputi tampilan fisik yang menarik dan
kepribadian yang relevan dengan produk yang ditawarkan atau
diiklankan. Hal ini diperlukan karena presenter diharapkan
dapat menjadi stimulus positif yang berkontribusi pada
pelukisan motivasi.
2) Similarity (kemiripan atau kesamaan)
Similarity diperlukan untuk menunjukkan adanya kesamaan
antara presenter dengan konsumen sasaran. Dengan adanya
kesamaan tersebut, perusahaan ingin menunjukkan bahwa
presenter juga merupakan pengguna produk ataupun jasa yang
diiklankannya. Presenter juga dituntut untuk benar-benar
merepresentasikan diri ideal dari konsumen sasaran. Konsumen
sasaran harus diidentifikasi terlebih dahulu berdasarkan
emosinya agar perusahaan dapat menunjukkan karakter yang
memiliki gaya hidup yang serupa dengan konsumen sasaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
d. Power (kekuatan)
Power merupakan kemampuan untuk mempersuasi,
mengajak, mempengaruhi, dan memerintahkan konsumen sasaran
agar terjadi peningkatan dalam intensitas pembelian produk. Dalam
hal ini kekuatan presenter yang relevan merupakan hal penting
untuk mempengaruhi konsumen. Pada karakter power ini, dapat
pula digunakan karakter presenter yang ditakuti atau disegani
untuk mempengaruhi perilaku membeli konsumen karena apabila
dorongan untuk bertindak didasarkan pada ketakutan maka
karakter power juga akan sangat relevan bagi produk yang
ditawarkan.
Berdasarkan teori mengenai celebrity endorser tersebut, dapat
disimpulkan bahwa celebrity endorser adalah seseorang yang dikenal
masyarakat luas yang meliputi artis, aktor, atlit, maupun public figure
untuk mempersuasikan, mempresentasikan dan menyampaikan isi pesan
dari suatu iklan agar dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan
suatu pembelian.
Iklan celebrity endorser adalah iklan yang menggunakan artis,
aktor, atlit, maupun public figure yang dikenal masyarakat untuk
mempersuasikan, mempresentasikan dan menyampaikan isi pesan dari
suatu iklan agar dapat mempengaruhi afeksi dan kognisi masyarakat
dengan cara menciptakan dan memelihara citra serta makna dalam benak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
masyarakat agar masyarakat dapat tertarik untuk membeli barang atau jasa
yang ditawarkan.
Selain itu, ketika melakukan pemilihan celebrity endorser dalam
suatu iklan, perusahaan diharapkan memilih selebritis atau artis, aktor, dan
atlit yang telah memenuhi model VisCAP karakter presenter yang meliputi
visibility, credibility, attraction, dan power.
C. Remaja
1. Definisi Remaja
Masa remaja merupakan periode transisi perkembangan antara masa
kanak-kanak dengan masa dewasa yang melibatkan perubahan pada aspek
biologis, kognitif, dan sosioemosional (Santrock, 2007). Santrock (2007)
menambahkan definisi remaja sebagai masa peralihan dari masa anak-anak
menuju masa dewasa yang dimulai dari usia 10 sampai 13 tahun, dan
berakhir pada usia 18 sampai 22 tahun. Sejalan dengan Santrock, Papalia,
Olds, dan Feldman (2008) mendefinisikan remaja sebagai periode panjang
perjalanan dari masa kanak-kanak menuju kedewasaan. Papalia membagi
rentang usia remaja dimulai dari usia sekitar 10 atau 11 tahun atau bahkan
lebih awal, sampai masa remaja akhir usia 20 tahunan.
Menurut WHO, remaja merupakan masa dimana individu
berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual
sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual, mengalami
perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi
dewasa, serta terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri (Muang-man dalam
Sarwono, 2013). WHO mengkategorikan usia remaja berkisar dari 10
sampai 20 tahun. WHO membagi rentang usia tersebut kedalam dua bagian
yakni remaja awal dari 10 sampai 14 tahun dan remaja akhir dari 15 sampai
20 tahun (Sarwono, 2013).
Di Indonesia sendiri batasan usia remaja secara umum berada pada
rentang usia 11 hingga 24 tahun dan belum menikah dengan beberapa
pertimbangan diantaranya (Sarwono, 2013):
a. Usia 11 tahun merupakan usia dimana pada umumnya tanda-tanda
seksual sekunder mulai tampak (kriteria fisik)
b. Pada masyarakat Indonesia, usia 11 tahun sudah dianggap sebagai akil
balig, baik menurut adat maupun agama (kriteria sosial).
c. Pada masa tersebut mulai muncul tanda-tanda penyempurnaan
perkembangan jiwa seperti tercapainya identitas diri, fase genital dari
perkembangan psikoseksual, dan tercapainya puncak perkembangan
kognitif maupun moral (kriteria psikologis).
d. Batas usia 24 tahun merupakan batas maksimal memberikan peluang
bagi mereka untuk masih menggantungkan diri pada orang tua, dan
memenuhi persyaratan kedewasaan baik secara sosial maupun psikologi
sehingga masih dapat digolongkan sebagai remaja.
e. Status perkawinan sangatlah menentukan karena pada umumnya arti
perkawinan masih sangat penting pada masyarakat Indonesia. Dalam
hal ini remaja didefinisikan sebagai seorang yang belum menikah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Berdasarkan beberapa definisi remaja tersebut, dapat disimpulkan
bahwa remaja merupakan suatu masa transisi dari anak-anak menuju dewasa
yang mencakup perubahan perkembangan fisik, kognitif dan sosioemosi.
Masa remaja sendiri diawali dari usia 11 sampai 22 tahun yang dibagi
menjadi dua tahap perkembangan yaitu masa remaja awal dan masa remaja
akhir.
2. Aspek-aspek Perkembangan Remaja
a. Perkembangan Fisik
Sebagaimana diketahui pada permulaan masa remaja diawali
dengan perubahan-perubahan fisik yang disebut dengan pubertas. Pada
remaja, terjadi beberapa perubahan fisik yang dialami diantaranya
seperti pertambahan pada berat dan tinggi badan, terjadi kematangan
seksual seperti tumbuh bulu-bulu halus pada bagian tubuh, peningkatan
kelenjar minyak pada kulit yang menimbulkan jerawat, terjadi
menstruasi dan tumbuhnya payudara pada remaja putri, terjadi mimpi
basah dan penambahan ukuran penis pada remaja putra (Santrock,
2003; Sarwono, 2013).
Papalia, Old, dan Feldmen (2008) menambahkan bahwa dalam
masa remaja tersebut terjadi pula perubahan hormon termasuk pada
hormon seksual yang menimbulkan rasa tidak nyaman pada remaja dan
seringkali remaja menjadi terlalu fokus pada kondisi fisiknya saja.
Keadaan fisik pada remaja ini dilihat sebagai suatu hal yang penting
yang mengakibatkan ketika keadaan fisik tidak sesuai dengan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
diinginkan mereka, maka akan menimbulkan perasaan tidak puas dan
kurangnya rasa percaya diri (Santrock, 2003; Papalia, Old, & Feldmen,
2008; Monks, Knoers, & Haditono, 2002).
b. Perkembangan Kognitif
Piaget menyatakan bahwa remaja mengalami beberapa
perubahan dan kematangan kognitif yang disebut dengan tahap
operasional formal. Perubahan dan kematangan kognitif yang dimaksud
adalah terjadinya interaksi struktur otak yang telah sempurna, dan
lingkungan sosial yang semakin luas untuk melakukan eksperimentasi
yang memungkinkan remaja untuk berpikir secara abstrak, fleksibel,
kompleks, logis dan idealis, serta dapat memecahkan masalah secara
verbal (Santrock, 2007; Papalia, Old, & Feldmen, 2008).
Menurut Piaget, remaja memiliki sistem pengaturan dari dalam
pada sistem kognisinya. Sistem pengaturan ini ada dalam sepanjang
hidup remaja dan berkembang sesuai dengan perkembangan aspek-
aspek kognitifnya yang meliputi :
1) Kematangan, berkembangnya susunan syaraf sehingga fungsi-fungsi
indera menjadi lebih sempurna.
2) Pengalaman, dimana terjadi hubungan timbal balik dengan
lingkungannya
3) Transmisi sosial, terjadinya hubungan timbal balik dengan
lingkungan sosial melalui pengasuhan dan pendidikan orang tua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
4) Ekuilibrasi, yaitu sistem pengaturan diri yang mampu
mempertahankan keseimbangan dan penyesuaian diri terhadap
lingkungan (Gunarsa dalam Sarwono, 2013).
c. Perkembangan Sosial dan Emosi
Santrock (2002; 2003) menyatakan bahwa dalam hal sosial dan
emosi, remaja memiliki relasi sosial yang berbeda dari masa
perkembangan sebelumnya. Pada tahap ini, remaja cenderung memiliki
relasi yang lebih intim dengan teman sebaya daripada dengan orang
tuanya (Santrock, 2002; 2003). Remaja memiliki kebutuhan yang besar
untuk disukai dan diterima oleh teman sebaya atau kelompoknya. Remaja
cenderung merasa senang apabila dapat menjadi bagian dari
kelompoknya, begitupun sebaliknya remaja akan merasa sedih apabila ia
menerima penolakan dari teman sebaya dan kelompoknya (Santrock,
2002; 2003). Oleh karena itu, pengaruh teman sebaya dinilai sangat
penting pada masa remaja.
Remaja memiliki pengalaman emosional di dalam dirinya yang
meliputi perasaan senang, sedih, khawatir, keinginan untuk melakukan
sesuatu, dan memiliki pengamatan tertentu. Namun, emosi yang dimiliki
oleh para remaja cenderung kurang stabil. Para remaja biasanya
cenderung memiliki energi yang besar, dan emosi yang tinggi, namun
pengendalian dirinya belum sempurna (Santrock, 2011; Ali & Asrori,
2009). Hal ini membuat para remaja cenderung mengambil keputusan
dan menyelesaikan masalahnya berdasarkan suasa hati atau emosinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
pada saat itu. Ketika memiliki emosi yang tenang, remaja akan membuat
keputusan yang bijaksana, sedangkan ketika emosinya tidak tenang
keputusan yang diambilnya juga akan cenderung kurang bijaksana
(Santrock, 2007; 2011).
Berdasarkan teori-teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat
tiga aspek yang melekat pada masa perkembangan remaja yakni aspek
fisik, aspek kognitif, aspek sosial dan emosi. Aspek-aspek tersebut
memiliki pengaruh tersendiri bagi pemikiran, sikap, dan perilaku remaja
dalam berkehidupan sehari-hari.
D. Dinamika Pengaruh Antara Iklan Televisi Celebrity Endorser dengan
Pembelian Impulsif pada Remaja
Iklan merupakan komunikasi komersil dan nonpersonal mengenai sebuah
organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan kepada khalayak target
melalui media yang bersifat masal seperti televisi, radio, koran, majalah, direct
mail (pengeposan langsung), papan reklame, dan iklan yang ditempelkan pada
kendaraan umum (Lee & Johnson, 2004). Kasali (1992) mendefinisikan iklan
secara sederhana sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan
oleh masyarakat lewat suatu media. Namun, untuk membedakannya dengan
pengumuman biasa, iklan lebih diarahkan untuk membujuk seseorang agar
membeli. Iklan sendiri ditujukan untuk mempengaruhi afeksi dan kognisi
konsumen (Kasali, 1992).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Salah satu jenis iklan yang seringkali digunakan oleh para pemasang iklan
adalah iklan yang menggunakan daya tarik selebriti dan kelompok rujukan
yang serupa lainnya. Iklan jenis ini seringkali disebut dengan iklan celebrity
endorser. Celebrity endorser merupakan seorang pribadi baik itu aktor, artis,
maupun atlit yang dikenal masyarakat dan menjadi pujaan karena prestasinya
di suatu bidang dan digunakan dalam menyampaikan pesan iklan yang
dimaksudkan untuk menarik perhatian sehingga dapat mempengaruhi
konsumen yang disasar (Shimp, 2003).
Penggunaan selebritis dan kelompok rujukan lainnya dinilai lebih
efektif oleh para pemasang iklan, identifikasi ini didasarkan pada kekaguman
(terhadap seorang atlit), pada aspirasi (seorang selebritis atau terhadap suatu
gaya hidup selebritis), pada empati (terhadap seseorang atau situasi), atau pada
pengakuan (terhadap seseorang – sejati atau meniru-niru – atau terhadap suatu
situasi) (Schiffman & Kanuk, 2008).
Shimp dan Kamins menyatakan bahwa selebriti lebih disukai daripada
orang biasa dalam menyampaikan pesan iklan. Selebriti dinilai memiliki citra
spesifik yang dapat membedakannya dari orang biasa. Hal ini mengakibatkan
banyak orang yang memberikan respek dan seringkali mengadopsi penampilan
dan gaya hidup selebriti yang dikaguminya (Shimp, 2003; Kamins, 1989).
Iklan yang menggunakan selebriti sebagai pembawa pesan juga dinilai
lebih mudah diterima oleh para penggemar dan pengagum sang selebriti itu
sendiri (Shimp, 2003; Kamins, 1989). Oleh karena itu, iklan yang
menggunakan selebritis atau artis, aktor, dan atlit dinilai lebih dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
mempengaruhi pembelian impulsif pada konsumen. Hal ini diperkuat dengan
pernyataan Assael, 1998; Engel, Blackwell, dan Miniard, 1995; Loudon dan
Bitta, 1993 (dalam Utami & Sumaryono, 2008), serta Miller, 2002; Stern, 1962
(dalam Hodge, 2004) yang menyatakan bahwa pembelian impulsif dapat
disebabkan karena dorongan kuat akibat adanya ingatan yang muncul ketika
teringat oleh iklan produk tersebut, termasuk iklan celebrity endorser (pada
media massa cetak dan elektronik).
Pengertian dari pembelian impulsif adalah aktivitas pembelian tidak
terencana yang dilakukan tanpa melakukan pertimbangan dan tidak
berdasarkan pada penilaian atau evaluasi tertentu terhadap produk atau manfaat
dari produk yang dibeli. Pembelian impulsif muncul karena keinginan membeli
atas dasar kesenangan semata tanpa memikirkan cara yang ditempuh untuk
memperolehnya (Rook, 1987). Pembelian impulsif dapat terjadi apabila
seseorang mengalami dorongan secara tiba-tiba, begitu kuat atau bersifat
powerful, terjadi terus menerus yang mengakibatkan timbulnya keinginan
untuk melakukan pembelian, dan sulit untuk menolak dorongan yang muncul
tersebut (Rook, 1987; Solomon, 1994; Arnould, Price, & Zinkhan, 2002).
Senada dengan hal tersebut, Verplanken dan Herabadi (2001) menyatakan
bahwa pembelian impulsif merupakan pembelian yang tidak rasional dan
diasosiasikan dengan pembelian yang cepat dan tidak direncanakan, diikuti
oleh konflik pikiran, dan dorongan emosional.
Remaja dinilai merupakan konsumen yang paling sering melakukan
pembelian impulsif dikarenakan remaja memiliki tingkat konsumsi untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
kebutuhan yang bersifat kesenangan lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan
pengeluaran remaja untuk kebutuhan lainnya, termasuk kebutuhan untuk
belajar (Nurasyiah & Budiwati dalam Setyawati, 2010). Hal ini diperkuat oleh
sebuah temuan yang menyatakan bahwa remaja seringkali mempergunakan
uang SPP mereka untuk membeli barang yang mereka incar ataupun hanya
semata-mata untuk bersenang-senang saja (Jawa Pos dalam Sihotang, 2009).
Oleh karena itu, pihak marketing sering kali menjadikan remaja sebagai bagian
terpenting dalam target pemasaran mereka (Lin & Chuang, 2005; Lin & Chen,
2012; Johnstone dalam Utami & Sumaryono, 2008). Hal ini dikarenakan pada
masa tersebut, remaja mengalami emosi yang tinggi, kurang stabil, memiliki
pengendalian diri atau kontrol diri yang belum sempurna, dan cenderung
berpikir secara abstrak, serta tergesa-gesa dalam mengambil keputusan,
termasuk keputusan dalam membeli sehingga terciptalah perilaku pembelian
impulsif pada remaja yang cenderung kurang sesuai dengan kebutuhan jangka
panjangnya (Baumeister, 2002; Verplanken & Herabadi, 2001; Santrock, 2003;
2011; Ali & Asrori, 2009).
Pada masa remaja tersebut terjadi perubahan-perubahan fisik yang
disebut dengan pubertas. Dalam tahap perkembangan remaja, terjadi perubahan
hormon termasuk pada hormon seksual yang menimbulkan rasa tidak nyaman
dan seringkali menyebabkan remaja menjadi terlalu fokus pada kondisi
fisiknya saja (Papalia, Old, & Feldmen, 2008). Remaja juga memiliki minat
yang tinggi akan penampilan yang mencakup pakaian, perhiasan, daya tarik,
dan bentuk tubuh yang sesuai dengan jenis kelamin (Virvilaite, Saladiene, &
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Zvinklyte, 2011). Keadaan fisik pada remaja ini dilihat sebagai suatu hal yang
penting yang mengakibatkan ketika keadaan fisik (citra diri) tidak sesuai
dengan yang diinginkan mereka, maka akan menimbulkan perasaan tidak puas,
kurang percaya diri, dan rendahnya harga diri yang dimilikinya sehingga
mereka akan melakukan apa saja untuk terlihat sama dengan identitas dan citra
diri idealnya (Santrock, 2003; Papalia, Old, & Feldmen, 2008; Monks, Knoers,
& Haditono, 2002).
Beberapa peneliti menyatakan bahwa remaja yang memiliki harga diri
yang rendah karena citra diri yang negatif dan kebiasaan remaja untuk
mengikuti keinginan memperindah penampilan, memiliki daya tarik, dan
bentuk tubuh yang sesuai dengan jenis kelamin, serta perkembangan fashion,
memiliki relasi yang positif terhadap kecenderungan pembelian impulsif (Han
dalam Virvilaite, Saladiene, & Zvinklyte, 2011; Djudiyah, 2002; Hadjali,
Salimi, & Ardestani, 2012; Marretha, 2013).
Remaja seringkali menjadikan selebritis yang dikaguminya sebagai
pedoman dalam gaya hidup, penampilan, dan bertingkah laku dalam kehidupan
sehari-hari. Hal ini dikarenakan selebritis dinilai memiliki citra diri yang kuat,
baik, dan positif, serta memiliki daya pikat fisik tersendiri yang dapat
mempengaruhi seseorang dalam berkehidupan sehari-hari. Remaja seringkali
mengadopsi, meniru, dan mengimitasi gaya hidup dan penampilan selebritis
yang dikaguminya agar terlihat menarik, sesuai dengan citra diri idealnya, dan
diakui oleh lingkungan sosialnya yang menimbulkan rasa puas, senang,
percaya diri, dan meningkatnya harga diri mereka. Terkait dengan hal tersbut,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
ketika melihat iklan yang ditampilkan oleh selebritis yang dikaguminya, maka
remaja akan cenderung membeli produk-produk yang ditawarkannya karena
selebritis tersebut dinilai kredibel dan sesuai dengan keinginan remaja untuk
menjadikan dirinya memiliki daya tarik fisik seperti selebritis pengiklannya
(Hergenhahn & Olson, 2009; Goldsmith, Paul, & Madden, 2000; Kamins,
1989; Rex, 1997).
Hausman (dalam Virvilaite, Saladiene, & Zvinklyte, 2011)
menambahkan bahwa motif dasar dari perilaku hedonis pada pembelian
impulsif adalah pemuasan perasaan kesenangan, kepuasan, percaya diri,
sesuatu yang baru, kejutan, dan kedekatan emosional dengan lingkungan sosial.
Hal ini mengakibatkan remaja akan melakukan hal apa saja untuk mengikuti
keinginan memperindah penampilan, memiliki daya tarik, dan bentuk tubuh
yang sesuai dengan jenis kelamin termasuk dengan melakukan pembelian
impulsif terhadap produk pada iklan yang menampilkan selebritis yang
dikaguminya tanpa memikirkan risiko dan konsekuensi yang akan
didapatkannya. Semakin sering remaja melihat iklan produk yang ditampilkan
oleh selebritis yang dikaguminya tersebut, maka akan semakin tinggi pula
kecenderungan remaja untuk melakukan pembelian impulsif terhadap produk
tersebut. Hal ini dilakukan oleh remaja semata-mata hanya untuk memenuhi
hasrat pemenuhan rasa senang, puas, dan percaya dirinya sesaat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
E. Skema Pengaruh Iklan Televisi Celebrity Endorser terhadap Pembelian
Impulsif pada Remaja
Gambar 1. Bagan pemikiran dinamika pengaruh iklan televisi celebrity endorserterhadap pembelian impulsif pada remaja
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah pembelian impulsif pada remaja
yang ditimbulkan oleh iklan televisi celebrity endorser lebih tinggi daripada
pembelian impulsif pada remaja yang ditimbulkan oleh iklan televisi non
celebrity endorser.
IKLAN TELEVISI
Iklan Non Celebrity EndorserIklan Celebrity Endorser
Remaja tidak melihatadanya selebritis yang
dikaguminya dalam iklansehingga kurang dapatmemenuhi rasa senang,puas, dan percaya diri
pada dirinya
Remaja dalam prosespencarian jati diri memiliki
emosi yang tidak stabil,kontrol diri rendah, danharga diri yang rendah
membuat merekamelakukan imitasi dan
mengadopsi penampilanserta gaya hidup selebritis
untuk memenuhi rasasenang, puas, dan percaya
dirinya
Pembelian impulsif padaremaja tinggi
Pembelian impulsif padaremaja rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah true experiment atau
eksperimen yang bersifat sungguhan. Menurut Solso dan MacLin (2008),
penelitian eksperimen adalah penyelidikan dimana minimal salah satu
variabel dimanipulasi untuk mempelajari hubungan sebab-akibat. Pengertian
lain dari eksperimen sungguhan menurut Suryabrata (2006) ialah sebuah
metode yang digunakan untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan
sebab akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok
eksperimental, satu atau lebih kondisi perlakuan dan memperbandingkan
hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi
perlakuan.
Desain eksperimen yang akan digunakan adalah desain within-subject.
Seniati, Yulianto, dan Setiadi (2011) menyatakan bahwa desain within-
subject ini merupakan desain dimana subjek diberikan beberapa perlakuan
variabel bebas yang berbeda dan setiap subjek mendapat perlakuan yang
sama satu dengan yang lainnya. Dalam eksperimen ini juga akan
diberlakukan counterbalancing yang bertujuan untuk mengontrol urutan efek
(sequencing effect) yang timbul akibat pemberian beberapa perlakuan pada
masing-masing subjek penelitian. Adapun jenis counterbalancing yang akan
digunakan adalah intragroup counterbalancing dimana urutan perlakuan yang
berbeda diberikan kepada kelompok subjek yang berbeda atau yang sering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
disebut juga complete counterbalancing dimana menggunakan semua urutan
pengkondisian yang memungkinkan pada waktu yang sama (Seniati,
Yulianto, & Setiadi, 2011). Desain yang akan dilakukan dalam penelitian ini
adalah :
Within-subject
Keterangan :
: perlakuan A – B (Iklan Celebrity Endorser – iklan non Celebrity
Endorser)
: perlakuan B – A (Iklan non Celebrity Endorser – Iklan Celebrity
Endorser)
: kelompok perlakuan A-B (Iklan Celebrity Endorser – Iklan non
Celebrity Endorser)
: kelompok perlakuan B-A (Iklan non Celebrity Endorser – Iklan
Celebrity Endorser)
B. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel Tergantung
Variabel tergantung merupakan variabel yang diukur untuk
mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel lainnya (Azwar, 2009).
Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah Pembelian Impulsif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
2. Variabel Bebas
Variabel bebas merupakan variabel yang variasinya mempengaruhi
variabel lainnya (Azwar, 2009). Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah Iklan televisi Celebrity Endorser.
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Pembelian Impulsif pada Remaja
Pembelian impulsif pada remaja merupakan suatu aktivitas
pembelian oleh remaja yang dilakukan secara spontan, tanpa perencanaan,
dan pertimbangan terhadap penilaian serta kegunaan dari produk yang
dibeli karena didasari oleh kepuasan sesaat. Pada pembelian impulsif,
terdapat dua aspek yang meliputinya yakni aspek kognitif dan aspek
afektif.
Pada penelitian ini, pembelian impulsif pada remaja diukur dengan
menggunakan dua buah alat ukur. Alat ukur yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuesioner pembelian dan skala pembelian impulsif.
Kuesioner pembelian digunakan untuk mengetahui perilaku membeli atau
tidak membeli yang dilakukan oleh subjek setelah melihat tayangan iklan
pada saat dilakukannya penelitian eksperimen. Skala pembelian impulsif
digunakan untuk mengetahui tingkat pembelian impulsif pada subjek.
Semakin tinggi nilai yang diberikan subjek penelitian, maka semakin
tinggi pembelian impulsif pada diri subjek, begitupun sebaliknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
2. Iklan Televisi Celebrity Endorser
Iklan celebrity endorser adalah iklan yang menggunakan artis,
aktor, atlit, maupun public figure yang dikenal masyarakat untuk
mempersuasikan, mempresentasikan dan menyampaikan isi pesan dari
suatu iklan agar dapat mempengaruhi afeksi dan kognisi masyarakat
dengan cara menciptakan dan memelihara citra serta makna dalam benak
masyarakat agar masyarakat dapat tertarik untuk membeli barang atau
jasa yang ditawarkan. Sedangkan, iklan non celebrity endorser adalah
iklan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pengiklan, namun tidak
terdapat artis, aktor, atlit, maupun public figure yang menjadi presenter
untuk mempresentasikan produk.
Iklan televisi celebrity endorser menampilkan iklan televisi
celebrity endorser untuk beberapa produk tertentu dalam bentuk video.
Produk-produk yang ditampilkan dalam iklan tersebut berasal dari
delapan kategori produk yang berbeda, yang terdiri dari produk alas kaki,
pakaian, aksesoris pribadi, parfum, kosmetik dan perawatan tubuh,
produk yang berhubungan dengan hobi, dan makanan (junk food dan
snack yang kurang sehat). Sedangkan iklan televisi non celebrity endorser
menampilkan iklan televisi non celebrity endorser untuk beberapa produk
tertentu dalam bentuk video. Produk-produk yang terdapat dalam iklan
berasal dari delapan kategori produk yang sama seperti pada iklan televisi
celebrity endorser.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
D. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria atau ciri spesifik
sebagai berikut :
1. Subjek penelitian termasuk ke dalam tahap perkembangan masa
remaja dengan rentang usia 11 sampai 22 tahun. Alasan pemilihan
subjek remaja dikarenakan menurut beberapa peneliti sebelumnya, usia
muda atau usia remaja merupakan rentang usia dimana tingkat
pembelian impulsif meningkat (Rawling, Boldero, & Wiseman dalam
Ghani, Imran, & Jan, 2011; Lin & Lin, 2005; Lin & Chuang, 2005; Lin
& Chen, 2012; Johnstone dalam Utami & Sumaryono, 2008).
2. Subjek penelitian merupakan penikmat siaran televisi yang pernah,
sering, atau bahkan selalu melihat tayangan iklan di televisi.
3. Subjek penelitian belum pernah menerima mata kuliah psikologi
eksperimen sehingga belum mengetahui gambaran dari penelitian
eksperimen tersebut.
Dalam penelitian ini, pemilihan subjek tersebut dilakukan dengan cara
cluster random sampling. Cluster random sampling menurut Kontour (2003)
merupakan pemilihan subjek penelitian dengan cara memilih salah satu atau
beberapa kelompok secara simple random sampling sebagai sampel. Subjek
dari penelitian ini adalah para mahasiswa semester satu Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma angkatan 2015 yang berada di dalam kelompok-
kelompok kelas salah satu mata kuliah yang kemudian akan dipilih dengan
cara mengundi beberapa kelas secara simple random sampling.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah
penyebaran skala dan eksperimen. Penulis menggunakan dua alat ukur dalam
penelitian ini yaitu kuesioner pembelian dan skala pembelian impulsif. Pada
alat ukur yang pertama yaitu kuesioner pembelian digunakan untuk
menunjukkan enam kategori produk yang disediakan agar subjek dapat
memilih produk mana yang akan ia beli atau tidak ia beli. Pada waktu
pelaksanaan eksperimen, subjek harus mengisi kuesioner pembelian ini
terlebih dahulu sebelum mereka mengisi skala pembelian impulsif. Alat ukur
yang kedua yaitu skala pembelian impulsif, digunakan untuk mengukur skor
pembelian impulsif subjek pada saat eksperimen dilaksanakan. Berikut ini
merupakan penjelasan dari setiap alat ukur yang akan digunakan dalam
penelitian ini :
1. Kuesioner pembelian
Kuesioner pembelian ini terdiri dari enam kategori produk yang
akan ditampilkan dalam video iklan. Pada masing-masing kategori
produk disediakan dua pilihan yaitu “Tidak Membeli” dan “Membeli”
disertai dengan dua kotak kosong di atas setiap pilihan tersebut sebagai
tempat pengisian jawaban subjek. Cara mengisi kuesioner ini adalah
dengan cara memberikan tanda centang (√) pada kotak tersebut
terhadap pilihan subjek untuk membeli atau tidak membeli produk
yang ditayangkan dalam iklan. Berikut merupakan bentuk dari
kuesioner pembelian tersebut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
a. Iklan 1
Produk alas kaki
Tidak Membeli Membeli
b. Iklan 2
Produk kosmetik dan
perawatan tubuh Tidak Membeli Membeli
c. Iklan 3
Produk aksesoris pribadi
Tidak Membeli Membeli
d. Iklan 4
Produk pakaian
Tidak Membeli Membeli
e. Iklan 5
Produk perlengkapan olahraga
Tidak Membeli Membeli
f. Iklan 6
Produk berkaitan dengan hobi
Tidak Membeli Membeli
2. Skala pembelian impulsif
Pada saat subjek memilih untuk membeli produk yang ditawarkan
dalam iklan, subjek kemudian diminta untuk memberikan respon
pembelian yang telah ia lakukan pada skala pembelian impulsif ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Alat ukur skala pembelian impulsif ini dibuat oleh Hutapea (2013) dan
telah mengalami revisi oleh peneliti dan dosen pembimbing peneliti.
Revisi yang dilaksanakan oleh peneliti tersebut dilakukan dengan
menambahkan angka-angka dalam rentang nilai di setiap aspek tanpa
mengubah konten pada skala tersebut. Selain itu, peneliti juga
menambahkan keterangan mengenai arti dari angka-angka (1 sampai
7) pada setiap rentang nilai tersebut. Hal ini dimaksudkan agar para
subjek penelitian memiliki persepsi yang sama mengenai arti dari
setiap angka dalam rentang nilai tersebut sehingga diharapkan tidak
terjadi kebingungan dalam proses pengisian skala. Pada penelitian
Hutapea, reliabilitas skala pembelian impulsif ini adalah α = 0,960.
Koefisien ini dinyatakan reliabel karena koefisien reliabilitasnya
mendekati 1,00 (Azwar, 2011).
Skala ini terdiri dari lima aitem yang dibuat berdasarkan definisi,
kata kunci, atau ciri dari pembelian impulsif. Skala ini tergolong dalam
bentuk semantic differential scale yakni salah satu jenis skala penilaian
(rating scale) yang disusun untuk mengukur arti konatif dari objek,
peristiwa, dan konsep atau sikap (Osgood, Suci, & Tannenbaum dalam
Hutapea, 2013). Pada skala diferensi semantik ini, subjek diminta
untuk langsung memberikan bobot penilaian mereka terhadap suatu
stimulus menurut kata yang ada pada setiap kontinum dalam skala
(Azwar, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Pada teknik ini, kontinum psikologis dibagi atas tujuh bagian yang
diberi nilai 1 sampai 7, dimulai dari kutub yang unfavorable sampai
dengan kutub yang favorable. Nilai 1 menunjukkan bahwa terdapat
sikap yang tidak favorabel dengan intensitas tinggi, sedangkan nilai 7
menunjukkan bahwa sikap yang favorabel dengan intensitas yang
tinggi pula (Azwar, 2005). Semakin kecil subjek memberikan nilai
pada skala ini, maka semakin rendah pula pembelian impulsif pada diri
subjek. Sebaliknya, apabila subjek memberikan nilai yang semakin
tinggi, maka semakin tinggi pula pembelian impulsif pada diri subjek.
Pada skala pembelian impulsif ini kata-kata yang berada di bagian kiri
kontinum merupakan kata-kata yang unfavorable, sedangkan kata-kata
yang berada di bagian kanan kontinum ini merupakan kata-kata yang
favorable.
Dalam memberikan respon terhadap stimulus dengan teknik
diferensi semantik ini, subjek diminta untuk menempatkan persepsinya
atau evaluasinya terhadap stimulus menurut masing-masing kata yang
ada pada ujung kontinum (Azwar, 2005). Pada alat ukur skala
pembelian impulsif ini, subjek diminta untuk memberikan tanda
lingkaran (O) pada salah satu ruang sesuai dengan respon subjek
terhadap produk yang dibelinya. Semakin subjek menempatkan tanda
lingkaran ke arah kiri kontinum, maka menunjukkan bahwa subjek
semakin tidak impulsif. Sebaliknya, apabila subjek semakin
menempatkan tanda lingkaran ke arah kanan kontinum, maka semakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
menunjukkan tingginya tingkat pembelian impulsif pada subjek.
Berikut merupakan bentuk skala pembelian impulsif :
a. Membutuhkan .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Menginginkan
b. Terencana .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Spontan /
Seketika
c. Berdasarkan .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Berdasarkan
rasa pertimbangan rasa senang
(senang jika
membeli)
d. Reflektif .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Antusias
ketika
membeli
e. Terpenuhi .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Terpenuhi
kebutuhan kepuasan
3. Iklan televisi celebrity endorser
Dalam melakukan pemilihan iklan televisi celebrity endorser,
peneliti memilih produk-produk yang sesuai dengan produk yang akan
ditampilkan. Produk-produk yang dipilih pada penelitian ini
merupakan produk-produk yang menyebabkan pembelian impulsif
diantaranya produk pakaian, alas kaki, produk yang terkait dengan
hobi, aksesoris, produk kosmetik atau perawatan tubuh, produk
perlengkapan olahraga, parfum, dan produk makanan yang kurang
sehat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Pada saat dilaksanakannya penelitian ini, video iklan televisi
celebrity endorser dan iklan televisi non celebrity endorser akan
ditampilkan dengan menggunakan viewer dan layar LCD. Video iklan
televisi celebrity endorser dan iklan televisi non celebrity endorser
yang dipilih merupakan video iklan yang sudah pernah ditayangkan
pada program siaran televisi sebelumnya. Oleh karena itu, video iklan
televisi yang dipilih tersebut merupakan video iklan yang sebelumnya
sudah pernah dilihat subjek di media massa televisi. Pada setiap
kategori iklan, akan ditayangkan satu iklan televisi celebrity endorser
dan satu iklan televisi non celebrity endorser.
Peneliti memperoleh dan menentukan video-video yang digunakan
dalam penelitian ini dari situs internet. Peneliti mendapatkan video-
video tersebut dari situs pencarian video yakni www.youtube.com.
Video-video tersebut dipilih sesuai dengan kriteria video yang akan
digunakan dalam penelitian eksperimen ini.
Video iklan televisi celebrity endorser yang dipilih merupakan
video-video yang di dalamnya menampilkan selebritis/artis, aktor,
atlet, ataupun public figure yang dikenal oleh masyarakat, terdapat
pesan yang jelas, tidak terdapat bias gender terhadap sasaran
konsumen dalam iklan, dan video yang ditampilkan merupakan video
yang jelas dan menarik untuk ditonton. Sedangkan, iklan televisi non
celebrity endorser yang dipilih adalah video yang di dalamnya tidak
menampilkan selebritis/artis, aktor, atlet, ataupun public figure yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
dikenal oleh masyarakat, terdapat pesan yang jelas, tidak terdapat bias
gender terhadap sasaran konsumen dalam iklan, dan video yang
ditampilkan merupakan video yang jelas dan menarik untuk ditonton.
Iklan televisi celebrity endorser dan iklan televisi non celebrity
endorser yang dipilih merupakan iklan yang memiliki kesamaan
produk dan merek pada masing-masing jenis iklan. Hal ini
dimaksudkan agar subjek tidak memilih untuk membeli atau tidak
membeli produk yang ditawarkan dalam video berdasarkan mereknya,
melainkan berdasarkan pada perbedaan bentuk iklan yang ditayangkan
tersebut.
Peneliti memilih delapan jenis produk dan iklan berdasarkan
kriteria produk yang digunakan dalam penelitian. Oleh karena itu,
terpilihlah 16 video iklan yang terdiri dari 8 video iklan televisi
celebrity endorser dan 8 video iklan televisi non celebrity endorer
yang dijadikan calon iklan-iklan yang akan digunakan dalam penelitian
eksperimen ini. 16 video iklan tersebut kemudian disajikan dan
diberikan peniliannya secara objektif oleh para professional judge.
Peneliti memberikan skala interval survei iklan kepada para
professional judge untuk diberikan penilaian terhadap masing-masing
video iklan yang ditayangkan. Skala interval survei iklan ini dibuat
berdasarkan definisi dari iklan televisi celebrity endorser dan elemen-
elemen dalam iklan televisi. Skala interval survei iklan tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
disajikan dalam bentuk semantic differential scale yang terdiri dari
tujuh kontinum dengan nilai satu sampai tujuh per indikator iklannya.
F. Prosedur Penelitian
Pada penelitian ini, subjek dibagi menjadi dua kelompok dengan
pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada satu hari yang sama dan terdiri
dari dua sesi. Pada sesi pertama diberikan untuk kelompok dengan perlakuan
A-B, sedangkan sesi kedua diberikan untuk kelompok dengan perlakuan B-A.
Hal tersebut dilakukan untuk mengontrol adanya sequencing effect dengan
teknik intragroup counterbalancing.
1. Kelompok perlakuan A merupakan kelompok dengan perlakuan
menunjukkan iklan televisi celebrity endorser kepada subjek
penelitian, dengan jumlah subjek sebanyak 19 orang.
2. Kelompok perlakuan B merupakan kelompok dengan perlakuan
menunjukkan iklan televisi non-celebrity endorser kepada subjek
penelitian, dengan jumlah subjek sebanyak 19 orang.
Pada penelitian ini, peneliti memilih menggunakan ruangan yang
tertutup, nyaman, dan dengan pencahayaan yang cukup redup. Pintu dan
jendela pada ruangan yang digunakan ditutupi dengan tirai, serta lampu di
dalam ruangan dimatikan. Hal ini bertujuan agar subjek dalam penelitian
ini dapat fokus dan berkonsentrasi penuh pada iklan televisi yang disajikan
pada layar LCD melalui viewer. Ruang yang digunakan oleh peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
adalah Ruang Observasi dan Ruang Psikologi Umum Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
Sebelum dilaksanakannya eksperimen, peneliti dan eksperimenter
sebelumnya akan mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam
eksperimen, seperti viewer, layar lcd, laptop, video iklan, dan skala yang
akan diisi oleh subjek penelitian. Pada eksperimen ini, peneliti akan
dibantu oleh empat eksperimenter yang dibagi menjadi dua kelompok
eksperimenter yakni kelompok eksperimenter pertama untuk kelompok
perlakuan A-B dan kelompok eksperimenter kedua untuk kelompok
perlakuan B-A. Sebelum eksperimen dilaksanakan, peneliti akan
melakukan briefing dengan eksperimenter lainnya untuk membagi tugas
bagi masing-masing kelompok eksperimenter. Pada setiap kelompok
eksperimenter, eksperimenter 1 akan bertugas untuk mempersilakan
subjek penelitian untuk masuk ke dalam ruangan. Setelah seluruh subjek
penelitian berada di dalam ruangan, maka eksperimenter 1 akan
memberikan rapport, cover story, dan memberikan instruksi pengisian
skala. Sedangkan, eksperimenter 2 akan bertugas untuk melakukan
kegiatan operasional yakni membagikan skala untuk setiap perlakuan
(A/B) dan menayangkan video iklan sesuai dengan jenisnya (A/B). Selama
proses eksperimen berlangsung, peneliti akan bertugas sebagai pengambil
gambar dokumentasi seperlunya.
Waktu yang akan diberikan kepada subjek penelitian untuk melihat
tayangan iklan dan mengisi skala penelitian adalah ± 5 menit untuk setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
iklan yang ditayangkan. Oleh karena itu, waktu yang diperlukan oleh
eksperimenter untuk memberikan rapport, cover story, dan instruksi
pengisian skala penelitian adalah selama ± 60 menit.
Tahap-tahap pelaksanaan eksperimen adalah sebagai berikut:
1. Peneliti dan eksperimenter lainnya akan melakukan pengecekan
kembali kondisi ruangan dan alat-alat yang dibutuhkan selama proses
eksperimen. Para subjek penelitian yang sudah hadir, akan diminta
untuk menunggu kehadiran subjek lainnya di ruang tunggu yang sudah
disiapkan oleh peneliti sebelumnya.
2. Setelah subjek penelitian hadir sepenuhnya, peneliti membagi dua
kelompok subjek penelitian dengan cara mempersilakan 19 subjek
pertama untuk masuk ke dalam Ruang Observasi dan 19 subjek kedua
untuk masuk ke dalam Ruang Psikologi Umum.
3. Para subjek yang telah masuk ke dalam ruangan akan diminta untuk
duduk di tempat yang telah disiapkan dan eksperimenter 1 akan segera
memberikan rapport dan memberikan penjelasan mengenai tugas yang
akan mereka lakukan dalam penelitian ini.
4. Eksperimenter 1 akan memberikan cover story sebagai berikut :
“Pada kesempatan ini, kami mengharapkan bantuan teman-teman
sekalian untuk memberikan penilaian terhadap ketertarikan untuk
membeli dilihat dari iklan yang akan ditayangkan dalam bentuk video
pada viewer yang ada di depan ruangan ini”. Subjek akan diberikan
penjelasan bahwa subjek akan diberikan waktu selama ± 60 detik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
untuk melakukan pengisian skala penelitian. Hal ini dimaksudkan agar
subjek dapat mengisi skala penelitian dengan tidak tergesa-gesa agar
lebih sesuai, teliti, dan hati-hati dalam mengisi skala penelitian. Subjek
juga diminta untuk fokus pada bentuk iklan yang ditayangkan dan
reaksi mereka setelah melihat bentuk iklan tersebut, bukan kepada
merek, jenis produk, harga, kebutuhan atau kegunaan produk terhadap
subjek, dan dampak dari produk tersebut bagi subjek.
5. Video iklan akan ditayangkan secara satu persatu dan berurutan sesuai
dengan kelompok urutan penyajian video eksperimen (A/B).
6. Setelah menyaksikan video iklan tersebut, subjek segera diminta untuk
mengisi skala penelitian dengan cara memilih untuk membeli atau
tidak membeli produk yang ditampilkan. Apabila subjek memilih
untuk membeli, maka subjek akan diminta untuk mengisi skala
perilaku pembelian impulsif yang menyertainya. Hal ini dilakukan
secara terus-menerus hingga seluruh video A dan B selesai
ditunjukkan kepada subjek.
7. Setelah proses eksperimen berakhir, eksperimenter 1 akan melakukan
closing dengan mengucapkan terimakasih atas partisipasi dan bantuan
para subjek dalam penelitian ini dan kemudian mempersilakan subjek
untuk secara teratur keluar dari ruangan dan mengambil reward
sebagai ucapan terimakasih atas partisipasi mereka pada proses
pelaksanaan eksperimen tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
G. Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas Alat Ukur
Menurut Azwar (2011), validitas berasal dari kata validity yang
mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur
dalam melakukan fungsi ukurnya suatu tes alat instrument pengukur dapat
dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila alat tersebut menjalankan
fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud
dilakukannya pengukuran tersebut (Azwar, 2011). Validitas pada alat
ukur ini diuji dengan menggunakan validitas isi. Menurut Azwar (2011),
validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap
isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgment. Pada
penelitian ini, kuesioner pembelian dan skala pembelian impulsif telah
diuji oleh para professional judgment dalam penelitian Hutapea (2013)
sebelumnya dan diuji kembali oleh dosen pembimbing skripsi peneliti.
Selain kedua alat ukur tersebut, untuk validitas iklan yang dipakai
dalam penelitian ini juga menggunakan validitas isi. Pengukuran validitas
isi pada penelitian ini juga dilakukan dengan cara meminta penilaian dari
para professional judgment yang terdiri dari dosen pembimbing skripsi,
dosen ranah Psikologi Industri dan Organisasi Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yaitu Bapak R. Landung Eko P.,
M.Psi., dan Bapak T.M. Raditya Hernawa, M.Psi., serta dosen
Komunikasi Pemasaran dan Periklanan Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
yaitu Bapak Drs. Ign. Agus Putranto, M.Si., dan Ibu F. Anita Herawati,
M.Si. Tujuan dari dilaksanakannya penilaian oleh para professional judge
ini adalah untuk meminta pendapat, penilaian, kritik, dan saran mengenai
iklan yang dipilih oleh peneliti dalam penelitian eksperimen ini agar iklan
yang dipilih merupakan iklan yang dapat menjalankan fungsi ukurnya
atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya
pengukuran ini.
Pelaksanaan professional judgment terhadap iklan-iklan yang akan
digunakan dalam penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5, 10, 11, dan
12 November 2015. Peneliti mendatangi para professional judge sesuai
dengan waktu dan tempat yang telah disepakati bersama. Peneliti
melakukan prosedur pelaksanaan yang sama kepada seluruh professional
judge. Pada awalnya, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dari
dilakukannya proses penilaian ini. Setelah itu, peneliti membagikan skala
interval survei iklan dan alat tulis kepada professional judge. Kemudian
peneliti menjelaskan maksud dari aspek-aspek yang diukur dalam skala
tersebut. Setelah selesai menjelaskan, peneliti mempersilakan professional
judge untuk memberikan pertanyaan terkait dengan aspek dan proses
penilaian nantinya. Setelah professional judge memahami dan siap untuk
memberikan penilaian, peneliti kemudian menampilkan satu persatu secara
berurutan iklan-iklan yang akan digunakan dalam penelitian eksperimen
nantinya. Setelah menonton tayangan video iklan, professional judge
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
kemudian diminta untuk memberikan penilaian mengenai video tersebut
secara satu-persatu dan berurutan.
Skala interval survei iklan ini dibuat dalam bentuk interval dengan
kontinum lima jenjang. Semakin ke kanan penilaian yang diberikan oleh
para professional judge, maka menunjukkan bahwa video iklan yang
ditayangkan semakin favorable dengan pernyataan yang tertera dalam
aspek-aspek penilaian tersebut. Sedangkan, semakin ke kiri penilaian yang
diberikan, maka video iklan yang ditayangkan semakin tidak favorable
dengan pernyataan yang tertera dalam masing-masing aspek penilaian.
Setelah selesai menonton video iklan dan memberikan penilaian
terhadap masing-masing iklan, peneliti kemudian meminta kritik dan saran
dari para professional judge terhadap masing-masing iklan atau terhadap
iklan secara keseluruhan. Peneliti kemudian mengucapkan terimakasih
atas waktu, kesempatan, dan bantuan yang diberikan oleh para
professional judge dalam rangka penyeleksian aitem alat ukur yang akan
digunakan nantinya.
2. Seleksi Iklan
Iklan-iklan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan iklan-
iklan yang telah dinilai sebelumnya oleh professional judge untuk
mengukur kelayakan alat ukur dalam penelitian ini. Iklan-iklan yang
dinilai dalam penyeleksian iklan ini terdiri dari dua jenis iklan yakni iklan
televisi celebrity endorser dan iklan televisi non celebrity endorser.
Penyeleksian iklan ini dihitung dengan menggunakan korelasi aitem total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
(rix) dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows. Adapun hasil
perhitungan seleksi iklan-iklan tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 1.Seleksi Iklan Professional Judgment
No Iklan Korelasi Aitem Total1 Iklan
TelevisiCelebrityEndorser
α = 0,697rix Iklan Alas Kaki A = 0,577
rix Iklan Kosmetik dan Perawatan Tubuh A = 0,843rix Iklan Aksesoris Pribadi A = 0,663
rix Iklan Pakaian A = 0,531rix Iklan Perlengkapan Olahraga A = 0,323
rix Iklan Parfum A = 0,131rix Iklan Produk Berkaitan dengan Hobi A = 0,821
rix Iklan Makanan (junk food) A = -0,1432 Iklan
TelevisiNon
CelebrityEndorser
α = 0,830rix Iklan Alas Kaki B = 0,790
rix Iklan Kosmetik dan Perawatan Tubuh B = 0,662rix Iklan Aksesoris Pribadi B = 0,826
rix Iklan Pakaian B = 0,555rix Iklan Perlengkapan Olahraga B = 0,555
rix Iklan Parfum B = 0,892rix Iklan Produk Berkaitan dengan Hobi B = 0,332
rix Iklan Makanan (junk food) B = 0,247
Berdasarkan hasil perhitungan seleksi video iklan televisi celebrity
endorser, terdapat dua aitem yang gugur karena kedua aitem tersebut
memiliki rix < 0,3 yaitu Iklan Parfum dan Iklan Makanan (junk food).
Sedangkan untuk video iklan televisi non celebrity endorser, terdapat satu
aitem yang gugur karena aitem tersebut memiliki rix < 0,3 yaitu Iklan
Makanan (junk food). Iklan produk parfum pada jenis iklan televisi non
celebrity endorser memiliki rix > 0,3, namun untuk mengimbangi jumlah
aitem iklan televisi celebrity endorser maka untuk iklan parfum pada jenis
iklan televisi non celebrity endorser juga digugurkan dan tidak digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
sebagai alat ukur dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil seleksi kedua
jenis iklan tersebut, dari delapan aitem iklan terpilihlah enam aitem iklan
dari masing-masing jenis iklan televisi yang akan digunakan dalam
penelitian eksperimen ini yaitu Iklan Alas Kaki, Iklan Kosmetik dan
Perawatan Tubuh, Iklan Aksesoris Pribadi, Iklan Pakaian, Iklan
Perlengkapan Olahraga, dan Iklan Produk Berkaitan dengan Hobi.
3. Reliabilitas Alat Ukur
Reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah alpha
cronbach karena penyajian satu bentuk skala hanya dikenakan sekali saja
pada sekelompok responden (single-trial administration) (Azwar, 2011).
Dalam penelitian ini, reliabilitas alat ukur dihitung dengan menggunakan
program SPSS 16.0 for windows, diantaranya:
a. Reliabilitas Iklan Televisi Celebrity Endorser (dengan
menampilkan selebritis) (R1) dan Iklan Televisi Non Celebrity
Endorser (tanpa menampilkan selebritis) (R2)
Hasil perhitungan kedua jenis iklan tersebut yang telah dihitung
dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.Reliabilitas Iklan
No. Jenis Iklan Reliabilitas1 Iklan Televisi Celebrity Endorser α = 0,8312 Iklan Televisi Non Celebrity Endorser α = 0,777
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas tersebut, koefisien pada
iklan televisi celebrity endorser adalah α = 0,831 sehingga dinyatakan
reliabel. Menurut Azwar (2011), konsistensi yang sempurna memiliki
koefisien reliabilitas sebesar 1,00. Oleh sebab itu, koefisien α = 0,831
tergolong baik. Koefisien α = 0,831 berarti terdapat konsistensi
sebesar 83,1% pada hasil perhitungan alat ukur iklan celebrity
endorser tersebut. Sedangkan pada iklan televisi non celebrity
endorser, koefisiennya sebesar α = 0,777 sehingga dinyatakan
reliabel. Oleh karena itu, koefisien α = 0,777 tergolong cukup.
Koefisien α = 0,777 berarti terdapat konsistensi sebesar 77,7% pada
hasil perhitungan alat ukur iklan televisi non celebrity endorser
tersebut.
H. Metode Analisis Data
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
penelitian berasal dari populasi yang sebarannya normal atau tidak
(Santoso, 2010). Pengujian normalitas dalam penelitian ini
menggunakan program SPSS 16.0 for windows untuk menguji
normalitas data penelitian di setiap kategori iklan. Pengujian
normalitas dalam suatu penelitian dapat mengunakan One Sample
Kolmogorov Smirnov dan One Sample Shapiro-Wilk. Uji normalitas
Kolmogorov Smirnov digunakan untuk menguji sebaran data dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
jumlah subjek penelitian lebih dari 50 orang. Sedangkan, uji
normalitas Shapiro-Wilk digunakan untuk menguji sebaran data
dengan jumlah subjek penelitian kurang dari 50 orang.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dalam penelitian ini digunakan untuk
mengetahui apakah varian kelompok data sama atau berbeda.
(Priyatno, 2012). Uji homogenitas perlu dilakukan sebelum
melakukan analisis T-test dengan sampel independen. Apabila
kelompok varian dalam suatu penelitian tidak sama, bisa jadi
perbedaan yang dihasilkan dari uji hipotesis disebabkan oleh
perbedaan varian populasi tersebut (Santoso, 2010). Pengujian asumsi
homogenitas dalam penelitian ini akan menggunakan uji homogenitas
Levene’s Test dengan bantuan program SPSS 16.0 for Windows.
2. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Paired
Sample T-Test dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows untuk
membandingkan dua kelompok subjek dengan mencari mean atau rata-
rata dua skor antara kelompok-kelompok yang diuji.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Penelitian
1. Perijinan
Perijinan dalam penelitian ini dilakukan kepada beberapa pihak,
diantaranya:
a. Ibu P. Henrietta P.D.A.D.S., S.Psi., M.A. selaku dosen pengampu mata
kuliah Psikologi Komunikasi mahasiswa angkatan 2015 Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma untuk meminta ijin agar
mahasiswa/i yang mengambil mata kuliah Psikologi Komunikasi pada
kelas yang beliau ampu dapat membantu penelitian ini sebagai subjek
penelitian eksperimen.
b. Bapak Y.B. Cahya Widiyanto, S.Psi., M.Si. selaku Kepala Laboratorium
dan Bapak P. Mujiono selaku Penanggungjawab Laboratorium Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma dalam hal peminjaman ruangan
yaitu Ruang Observasi dan Ruang Psikologi Umum, serta dalam
peminjaman viewer, audio, dan screen.
2. Persiapan Ruang Eksperimen
Sebelum dilakukannya penelitian, ruangan dikontrol sedemikian
rupa untuk menghindari adanya extraneous variable yang mungkin akan
muncul dalam proses penelitian. Kontrol ruangan dibuat dengan cara
menjadikan ruangan redup dengan mematikan lampu-lampu yang terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
di dalam ruang penelitian. Namun, pada Ruang Observasi lampu bagian
belakang ruangan tidak dimatikan karena ruangan akan menjadi sangat
gelap apabila seluruh lampu di dalam ruangan dimatikan. Selain
mematikan lampu dalam ruangan, pintu ruangan juga ditutup
menggunakan tirai dan bilik penyekat agar subjek tidak terganggu
konsentrasinya dengan keadaan lingkungan luar di sekitar ruangan
penelitian. Jendela dalam kedua ruangan tersebut juga ditutup dengan
menggunakan tirai dan kain berbahan karpet agar cahaya dari luar ruangan
tidak masuk dan mengganggu kualitas gambar yang ditayangkan.
Tujuan dari dilakukannya peredupan cahaya di dalam ruangan
adalah untuk mempertahankan kualitas gambar dari video-video iklan yang
akan ditayangkan agar dapat terlihat dengan jelas. Dalam penelitian ini,
peneliti juga menggunakan speaker agar suara dari video iklan yang
ditayangkan dapat terdengar dengan jelas bagi seluruh subjek penelitian.
Hal ini juga dilakukan agar menghindari extraneous variable yang berupa
suara-suara lainnya dari luar ruangan yang dapat mengganggu konsentrasi
subjek.
Tempat duduk yang disediakan dalam penelitian eksperimen ini
berjumlah masing-masing 20 kursi pada setiap ruangannya. Berikut
merupakan lay out ruangan penelitian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
viewer Kursi Eksperimenter 1 & 2
Gambar 2. Lay Out Ruangan Penelitian Eksperimen(R. Observasi dan R. Psikologi Umum)
3. Persiapan Subjek Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan 38 subjek penelitian. Subjek
dalam penelitian eksperimen ini merupakan mahasiswa/i angkatan 2015
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Peneliti mengambil subjek
eksperimen dengan cara mengundi dua kelas dari empat kelas (A,B,C,D)
salah satu mata kuliah wajib (mata kuliah Psikologi Komunikasi) angkatan
2015. Dua kelas yang keluar dalam undian adalah kelas B dan D. Pada
awalnya peneliti meminta ijin kepada dosen pengampu mata kuliah
tersebut untuk menjadikan para mahasiswa tersebut sebagai subjek
penelitian eksperimen. Setelah mendapatkan ijin dosen pengampu mata
kuliah, peneliti kemudian melakukan permohonan ijin, kesediaan, bantuan,
dan pemberian informasi mengenai penelitian yang peneliti lakukan
Layar
Pintu
Laptop
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
kepada seluruh mahasiswa kelas B dan D yang akan peneliti gunakan
sebagai subjek dalam penelitian ini.
Pada saat melakukan permohonan ijin, kesediaan, dan bantuan
tersebut, peneliti menjelaskan adanya penelitian lanjutan (eksperimen)
yang nantinya dilakukan pada tanggal yang akan ditetapkan. Peneliti juga
meminta bantuan para subjek yang nantinya akan terpilih dalam
pengundian subjek untuk mengikuti penelitian lanjutan (eksperimen)
tersebut. Pada saat permohonan ijin, kesediaan, bantuan, dan pemberian
informasi kepada subjek penelitian tersebut, peneliti memperoleh
sebanyak 79 data dari kedua kelas tersebut. Setelah itu, peneliti mengundi
secara acak 46 subjek untuk diminta bantuannya dalam penelitian lanjutan
tersebut, dari 46 subjek terdapat 38 subjek yang bersedia dan hadir dalam
penelitian eksperimen.
4. Jadwal Persiapan Penelitian
Jadwal dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Tabel 3.Jadwal Persiapan Penelitian
No Pelaksanaan Tempat Jenis PenelitianJumlahSubjek
1Senin, 26 Oktober 2015
14.30 - 15.00 WIBK. 408
Permohonanijin, kesediaan,dan pemberian
informasi
40orang
2Selasa, 27 Oktober 2015
14.30 - 15.00 WIBK. 404
Permohonanijin, kesediaan,dan pemberian
informasi
39orang
3Kamis, 5 November 2015
08.00 - 08.30 WIB
R. KantorKerjasama danPromosi UAJY
ProfessionalJudgment
1 orang
4Selasa, 10 November 2015
12.00 - 12.30 WIB
R. DekanatFakultas Ilmu
Sosial dan IlmuPolitik UAJY
ProfessionalJudgment
1 orang
5Rabu, 11 November 2015
12.15 - 12.45 WIB
R. DosenFakultas
Psikologi USD
ProfessionalJudgment
1 orang
6 Kamis, 12 November 201510.30 - 11.00 WIB18.30 – 19.00 WIB
R. WakaprodiFakultas
Psikologi USD
ProfessionalJudgment
2 orang
R. DosenFakultas
Psikologi USD
5. Permohonan Ijin, Kesediaan, Bantuan, dan Pemberian Informasi
kepada Subjek Penelitian.
Permohonan ijin, kesediaan, bantuan, dan pemberian informasi
tersebut dilakukan pada tanggal 26 dan 27 Oktober 2015. Pelaksanaan
permohonan ijin, kesediaan, bantuan, dan pemberian informasi ini
diberikan setelah berakhirnya kelas mata kuliah tersebut. Pada awal ketika
peneliti masuk ke dalam kelas subjek, peneliti memberikan rapport dan
tujuan penelitian (meminta bantuan dan keterlibatan subjek dalam proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
pengambilan data pada tugas akhir) kepada seluruh subjek. Peneliti
kemudian menjelaskan bahwa nantinya beberapa subjek yang keluar
namanya dalam undian akan diminta bantuannya untuk mengikuti
penelitian lanjutan. Peneliti menyampaikan bahwa subjek-subjek yang
namanya keluar dalam undian akan dihubungi oleh peneliti untuk
diberikan informasi selengkapnya mengenai pelaksanaan penelitian
lanjutan tersebut (eksperimen). Peneliti juga melakukan promosi mengenai
apa saja manfaat yang akan mereka dapatkan ketika mengikuti penelitian
lanjutan nantinya agar subjek merasa tertarik dan antusias untuk
mengikutinya. Setelah menjelaskan seluruh hal tersebut, kemudian peneliti
mengucapkan terimakasih atas kesediaan dan keterlibatan subjek dalam
penelitian ini, peneliti juga membagikan kenang-kenangan untuk seluruh
subjek, dan undur diri dari kelas tersebut.
B. Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini dipilih dengan cara cluster random sampling
dan kemudian diundi kembali dengan metode simple random sampling. Dari
empat kelas mata kuliah Psikologi Komunikasi (kelas A, B, C, dan D) dipilih
secara acak dua kelas dengan menggunakan sistem undian. Dua kelas yang
terpilih adalah kelas B dan D dengan jumlah subjek 79 mahasiswa. Kemudian
dari 79 mahasiswa tersebut diundi kembali dengan menggunakan cara simple
random sampling sebanyak 38 mahasiswa untuk menjadi subjek penelitian
eksperimen. Dalam penelitian ini, subjek akan diberikan treatment yang akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
dikontrol dengan menggunakan intragroup counterbalancing. Hal ini
dimaksudkan agar menghindari adanya sequencing effect yang dapat terjadi.
Jumlah subjek dalam penelitian ini sebanyak 38 mahasiswa. Subjek
sejumlah 19 orang ditempatkan pada perlakuan A-B dan 19 orang lainnya
ditempatkan pada perlakuan B-A. Hal ini sesuai dengan pernyataan Myers
(2002) bahwa jumlah subjek dalam penelitian eksperimen paling tidak
berjumlah 15 hingga 20 orang untuk setiap kelompok perlakuan. Apabila
jumlah yang ada di bawah itu, maka akan mempersulit untuk menemukan
pengaruh dari variabel bebas, kecuali jika pengaruhnya sangatlah besar.
Berikut merupakan data mengenai demografis subjek penelitian :
Tabel 4.Deskripsi Usia Subjek Penelitian
No. Usia Jumlah Prosentase
1. 16 tahun 1 3%2. 17 tahun 5 13%3. 18 tahun 27 71%4. 19 tahun 5 13%
Tabel 5.Deskripsi Jenis Kelamin Subjek Penelitian
No. Jenis Kelamin Jumlah Prosentase1. Laki-laki 9 24%2. Perempuan 29 76%
Tabel 6.Deskripsi Intensitas Waktu Menonton Televisi Subjek Penelitian
No.Kuantitas Waktu Menonton
TelevisiJumlah Prosentase
1 Tidak Pernah 3 8%2 1-2 jam 17 45%3 3-4 jam 11 29%4 5 jam atau lebih 7 18%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Terdapat 8% subjek yang mengaku tidak pernah menonton siaran televisi
setiap hari dikarenakan pada tempat tinggal mereka sekarang (kos) belum
terdapat media massa elektronik televisi sehingga mereka tidak dapat
menonton siaran televisi.
Tabel 7.Deskripsi Intensitas Pengalaman Subjek Penelitian dalam Menonton Iklanyang Ditayangkan
No.Kuantitas Pengalaman Menonton
IklanJumlah Prosentase
1 Belum Pernah 0 0%2 Jarang 5 13%3 Pernah 27 71%4 Sering 6 16%
Tabel 8.Deskripsi Sikap Subjek Penelitian terhadap Produk Baru dalam Iklan Televisi
No. Sikap terhadap Iklan Produk Baru Jumlah Prosentase1 Mencoba dan Membeli 23 61%2 Tidak Mencoba dan Tidak Membeli 15 39%
Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa terdapat 61% subjek
penelitian yang menyatakan bahwa mereka seringkali akan mencoba dan
membeli produk baru yang diiklankan dalam suatu siaran televisi. Hal ini
dikarenakan para subjek tertarik untuk mencobanya, ingin merasakan produk
baru tersebut, merasa penasaran dan ingin tahu manfaat dari produk baru
tersebut, ingin membeli produk baru tersebut dengan teman-temannya agar
dianggap tidak ketinggalan trend, dan ingin coba-coba dengan produk yang
ditawarkan tersebut. Sedangkan, 39% subjek menyatakan bahwa mereka
cenderung tidak akan mencoba dan membeli produk baru yang ditayangkan
dalam suatu siaran televisi. Para subjek menyatakan bahwa mereka tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
mencoba dan tidak membeli produk baru tersebut karena mereka merasa tidak
membutuhkan produk tersebut dan merasa sudah cocok dengan produk yang
mereka gunakan sekarang, terutama untuk produk kosmetik dan perawatan
tubuh.
Tabel 9.Deskripsi Ketertarikan Jenis Iklan Subjek Penelitian
No. Jenis Iklan Jumlah Prosentase
1Menampilkan Selebritis / artis / aktor / atlet /
public figure25 66%
2Tidak Menampilkan Selebritis / artis / aktor /
atlet / public figure3 8%
3 Jenis Iklan Lainnya 10 26%
Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa terdapat 66% subjek yang
lebih tertarik dan menyukai iklan yang menampilkan selebritis / artis / aktor /
atlet / public figure yang dikenalinya. Hal ini dikarenakan para subjek
penelitian berpendapat bahwa dengan adanya selebritis yang
mempresentasikan produk tersebut, iklan menjadi lebih menarik, iklan yang
menampilkan selebritis favorit akan mudah diingat dan diminati produknya,
adanya selebritis dalam iklan dapat menjadikan motivasi bagi mereka agar
dapat menjadi seperti selebritis yang mengiklankan produk tersebut (selebritis
pengiklan tampan dan cantik), iklan dinilai lebih terjamin dan terpercaya,
produk yang ditawarkan menjadi terlihat lebih bagus, iklan dinilai lebih
bermodal, dan lebih menambah nilai jual produk.
Sebanyak 26% subjek menyatakan bahwa mereka lebih tertarik terhadap
jenis iklan lainnya (bukan iklan selebritis dan iklan non selebritis). Hal ini
dikarenakan mereka lebih tertarik membeli produk yang lebih menampilkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
secara jelas keunggulan dan kualitas dari produk yang ditawarkan, iklan yang
menampilkan detail produk, iklan yang bertemakan romantisme dan humor,
iklan yang menampilkan perpaduan warna yang cerah dan menarik, dan iklan
yang disertai backsound yang enak didengar sehingga mudah diingat iklan
dan produknya.
Terdapat 8% subjek yang menyatakan lebih tertarik untuk membeli produk
yang tidak menayangkan selebritis dalam iklannya. Hal ini dikarenakan
mereka lebih tertarik pada iklan yang lebih berfokus pada produknya dan
bukan kepada selebritis yang menjadi model iklan tersebut.
C. Deskripsi Data Penelitian
Berikut merupakan hasil perhitungan mean teoretik pembelian impulsif :
Jumlah aitem : 5
Nilai minimum (min.) : 5 x 1 = 5
Nilai maksimum (max.) : 5 x 7 = 35
Mean teoretik (µ) : (min + max) / 2 = (5 + 35) / 2 = 20 (untuk
1 iklan televisi, untuk 6 iklan televisi :
6 x 20 = 120)
Untuk melihat besarnya perbedaan hasil skor mean teoretik dengan mean
empirik, maka dapat dilakukan uji perbedaan melalui one sample t-test
dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows. Berdasarkan
perhitungan tersebut, didapatkanlah hasil sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Tabel 10.Perbandingan Mean Teoretik dan Mean Empirik Kelompok Iklan TelevisiCelebrity Endorser dan Kelompok Iklan Televisi Non Celebrity Endorser
No. KelompokSubjek
N MeanTeoretik
MeanEmpirik
T p Ket.
1.
Kelompok IklanTelevisiCelebrityEndorser
38
120
106,89 18,209 0,000 p<0,05
2.
Kelompok IklanTelevisi Non
CelebrityEndorser
38 69,05 13,233 0,000 p<0,05
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
perolehan nilai signifikansi atau probabilitas (p) untuk perbandingan mean
teoretik dan mean empirik pada kelompok iklan televisi celebrity endorser
dan kelompok iklan televisi non celebrity endorser adalah sebesar 0,000.
Berdasarkan hal tersebut diketahui bahwa nilai p<0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara mean empirik
kelompok iklan televisi celebrity endorser dan kelompok iklan televisi non
celebrity endorser. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa subjek dalam
penelitian ini memiliki tingkat pembelian impulsif yang cenderung rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
D. Pelaksanaan Penelitian
Tabel 11.Pelaksanaan Penelitian Eksperimen
No. Pelaksanaan TempatJenis
PenelitianJumlahSubjek
1Sabtu, 14 November 2015
10.20 - 11.20 WIB
Ruang Observasidan Ruang
Psikologi UmumFakultasPsikologi
UniversitasSanata Dharma
Eksperimen38
subjek
Penelitian eksperimen dilaksanakan pada hari Sabtu, 14 November 2015
pukul 10.20 – 11.20 WIB. Pemilihan subjek eksperimen dilakukan dengan
cara mengundi secara acak dua dari empat kelas salah satu mata kuliah wajib
pada angkatan 2015. Dari 46 subjek yang terpilih, terdapat 38 subjek yang
bersedia dan hadir dalam penelitian eksperimen tersebut. Pembagian
kelompok perlakuan dalam penelitian eksperimen ini adalah 19 orang
pertama dipersilakan untuk memasuki ke Ruang Observasi dan mendapatkan
perlakuan AB (iklan televisi celebrity endorser – iklan televisi non celebrity
endorser), sedangkan 19 orang kedua dipersilakan memasuki Ruang
Psikologi Umum dan mendapatkan perlakuan BA (iklan televisi celebrity
endorser – iklan televisi non celebrity endorser). Hal ini dimaksudkan
sebagai bentuk counterbalancing.
Seluruh subjek penelitian diminta datang pada tempat pelaksanaan
eksperimen pada pukul 10.00 WIB. Pada awalnya penelitian eksperimen ini
akan dilaksanakan pada pukul 10.30 WIB, namun karena seluruh subjek
penelitian sudah hadir pada pukul 10.20 WIB maka eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
dilangsungkan pada pukul 10.20 WIB. Setiap subjek yang telah hadir, diminta
untuk memasuki ruangan sesuai dengan nama pembagian kelompok yang
tertera di pintu ruang penelitian. Pada saat menunggu subjek lainnya yang
belum hadir, peneliti dan para eksperimenter lainnya membangun rapport
terlebih dahulu dengan berkenalan dan bercengkrama bersama subjek diiringi
dengan musik yang dapat membangkitkan mood positif subjek.
Setelah seluruh subjek hadir, para eksperimenter (Ruang Observasi dan
Ruang Psikologi Umum) mulai melaksanakan tugas mereka masing-masing
secara sama. Eksperimenter 1 mulai memberikan rapport dan cover story
secara klasikal kepada seluruh subjek. Kemudian, eksperimen 2 mulai
membagikan skala dan alat tulis kepada subjek. Setelah dibagikan skala
tersebut, eksperimenter 1 menginstruksikan kepada subjek untuk membuka
skala perilaku pembelian impulsif tersebut pada bagian petunjuk pengisian
skala. Eksperimenter 1 mulai membacakan petunjuk pengisian skala tersebut
dan meminta subjek untuk membacanya serta menyimaknya dalam hati.
Setelah selesai membacakan petunjuk pengisian skala tersebut, eksperimenter
1 mempersilakan subjek untuk bertanya mengenai cara pengisian skala
tersebut. Kemudian, eksperimenter 1 mempersilakan subjek untuk mengisi
data diri yang tertera dalam skala tersebut terlebih dahulu sebelum video iklan
mulai ditayangkan.
Setelah seluruh subjek memahami dan siap untuk mulai mengisikan skala
tersebut, eksperimenter 1 kemudian memberikan instruksi kepada subjek
untuk menonton video iklan yang akan ditayangkan oleh eksperimenter 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Setelah video iklan ditayangkan, eksperimenter 1 mulai memberikan instruksi
kepada seluruh subjek untuk mengisi skala pembelian impulsif tersebut
dengan cara memberikan penilaian dari pernyataan yang paling mewakili diri
subjek. Subjek penelitian diberikan waktu selama 60 detik untuk melakukan
pengisian skala. Pada setiap proses pengisian skala, setelah melihat bahasa
tubuh dari seluruh subjek penelitian, eksperimenter 1 selalu menanyakan
subjek penelitian apakah mereka sudah selesai mengerjakan atau belum.
Apabila para subjek penelitian sudah selesai melakukan pengisian skala,
eksperimenter 1 akan mulai menginstruksikan subjek untuk menghadap dan
fokus ke layar kembali melihat tayangan video iklan yang berikutnya. Hal ini
dilakukan hingga seluruh video iklan (A dan B) ditayangkan.
Pada saat seluruh subjek menyelesaikan pengisian skala pembelian
impulsif, eksperimenter 1 memberikan instruksi kepada subjek untuk meneliti
kembali apakah seluruh aitem pada masing-masing iklan telah terisi atau
belum. Eksperimenter 1 dan eksperimenter 2 kemudian mengumpulkan skala
pembelian impulsif tersebut dan membagikan data deskripsi subjek yang
digunakan untuk melengkapi data dari hasil skor skala pembelian impulsif
tersebut.
Data deskripsi subjek terdiri dari pertanyaan mengenai intensitas waktu
(berapa jam) subjek dalam menonton televisi, intensitas pengalaman (pernah
atau tidak pernah) subjek terhadap iklan-iklan yang ditayangkan, sikap subjek
terhadap produk-produk baru yang ditayangkan dalam iklan di televisi, dan
jenis iklan mana yang membuat subjek untuk lebih tertarik membeli produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
yang ditawarkan (iklan televisi yang menampilkan selebritis di dalamnya,
tidak menampilkan selebrits di dalamnya, atau jenis iklan yang lainnya). Data
deksripsi subjek tersebut diberikan pada akhir pertemuan agar tidak terjadi
bias dalam diri subjek dan agar subjek tidak mengetahui jenis iklan yang
nantinya akan ditayangkan dalam penelitian eksperimen. Subjek diberikan
waktu kurang lebih selama 10 menit untuk mengisi data deskripsi subjek
tersebut. Eksperimen 1 juga mengingatkan subjek untuk memeriksa jawaban
yang telah diisikan dalam data deskripsi subjek tersebut.
Pada saat seluruh subjek menyelesaikan pengisian data deskripsi subjek
tersebut, peneliti masuk ke Ruangan Observasi untuk menjelaskan jenis, latar
belakang, dan maksud dari dilakukannya penelitian eksperimen tersebut
dikarenakan pelaksanaan eksperimen di Ruang Observasi lebih dahulu selesai
dibandingkan dengan pelaksanaan eksperimen di Ruang Psikologi Umum.
Peneliti juga mengucapkan terimakasih kepada para subjek atas bantuan dan
partisipasi subjek dalam penelitian eksperimen ini. Peneliti dibantu dua
eksperimenter lainnya untuk membagikan reward berupa kenang-kenangan
dan snack untuk subjek. Peneliti membagikan sertifikat penelitian bagi
seluruh subjek penelitian satu minggu setelah dilaksanakannya penelitian
eksperimen tersebut. Peneliti juga melakukan hal yang sama terhadap seluruh
subjek yang ada di Ruang Psikologi Umum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
E. Hasil Penelitian
1. Uji Reliabilitas Skala Pembelian Impulsif
Pada alat ukur skala pembelian impulsif, perhitungan
reliabilitasnya menggunakan Alpha Cronbach dengan bantuan program
SPSS 16.0 for windows. Hasil dari perhitungan reliabilitas skala
pembelian impulsif adalah sebesar α = 0,894 sehingga dinyatakan
reliabel. Koefisien α = 0,894 tergolong baik. Koefisien α = 0,894 berarti
terdapat konsistensi sebesar 89,4% pada hasil perhitungan alat ukur skala
pembelian impulsif tersebut.
2. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Pada penelitian ini menggunakan uji normalitas Shapiro-Wilk
dengan bantuan perhitungan SPSS 16.0 for windows. Pengujian
normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji One Sample
Shapiro-Wilk dikarenakan jumlah subjek dalam penelitian ini hanya
38 subjek atau kurang dari 50 orang. Hasil perhitungan tersebut
adalah sebagai berikut:
Tabel 13.Uji Asumsi Normalitas Data Penelitian
Uji Asumsi
SkorIklan Televisi
Celebrity EndorserIklan Televisi
Non Celebrity EndorserShapiro-Wilk 0,962 0,964
Sig. 0,227 0,261
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Berdasarkan data uji asumsi Shapiro-Wilk tersebut dapat
dijelaskan bahwa Sig. sebesar 0,227 dan 0,261. Hal ini menunjukkan
bahwa nilai signifikansi (Sig.) > 0,05 sehingga dapat dikatakan
bahwa data yang diperoleh memiliki sebaran data dan berdistribusi
normal (Santoso, 2010; Priyatno, 2012).
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan sebelum analisis t-test dengan
sampel independen. Data dinyatakan memiliki varian yang sama
apabila nilai p (Sig.) > 0,05 (Santoso, 2010; Priyatno, 2012). Uji
homogenitas Levene’s Test yang dilakukan dalam penelitian ini
menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for Windows. Hasil
perhitungan tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 14.Uji Asumsi Homogenitas Data Penelitian
Uji HomogenitasIklan Celebrity
EndorserIklan Non Celebrity
EndorserLevene Statistic 1,367 0,025Sig. 0,250 0,876
Berdasarkan hasil perhitungan uji homogenitas Levene’s Test
tersebut, dapat diketahui bahwa nilai Sig. sebesar 0,250 dan 0,867.
Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi (Sig.) > 0,05 sehingga
dapat dikatakan bahwa data dalam penelitian ini memiliki varian
yang sama atau homogen sehingga asumsi homogenitas terpenuhi
(Santoso, 2010; Priyatno, 2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
3. Uji Hipotesis
Pada penelitian ini menggunakan uji hipotesis Paired Sample T-
test dengan bantuan perhitungan SPSS 16.0 for windows. Hasil
perhitungan tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 15.Uji Hipotesis Data Penelitian
Uji Hipotesist 11,019
Sig. (1-tailed) 0,000
Berdasarkan data uji hipotesis Paired Sample T-test tersebut dapat
diketahui bahwa nilai t sebesar 11,019 dan nilai signifikansi sebesar
0,000. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi (Sig.) < 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak. Dengan kata lain terdapat
pengaruh yang signifikan pada iklan televisi celebrity endorser terhadap
pembelian impulsif pada remaja.
Tabel 16.Deskripsi Data Penelitian
Iklan TelevisiCelebrity Endorser
Iklan Televisi NonCelebrity Endorser
Mean 106,89 69,05SD 36,188 32,167
Berdasarkan perhitungan pada tabel tersebut, didapatkan temuan
bahwa secara keseluruhan iklan televisi celebrity endorser memiliki nilai
mean dan SD yang lebih tinggi dibandingkan dengan perolehan hasil
iklan televisi non celebrity endorser. Perolehan mean iklan televisi
celebrity endorser sebesar 106,89. Sedangkan, perolehan mean iklan
televisi non celebrity endorser adalah sebesar 69,05. Nilai SD untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
iklan televisi celebrity endorser adalah sebesar 36,188. Sedangkan, nilai
SD untuk iklan televisi non celebrity endorser adalah sebesar 32,167.
Hal ini menunjukkan bahwa iklan televisi celebrity endorser memiliki
skor pembelian impulsif pada remaja yang lebih tinggi daripada skor
pembelian impulsif pada remaja terhadap iklan televisi non celebrity
endorser.
Pada data deskripsi subjek, menunjukkan hasil bahwa jumlah
subjek yang lebih tertarik membeli suatu produk dengan iklan televisi
celebrity endorser lebih besar daripada iklan televisi non celebrity
endorser dan iklan jenis lainnya (66% > 8% dan 66% > 26%). Dengan
demikian, hasil dari data deskripsi subjek tersebut dapat mendukung hasil
perbandingan perolehan mean antara iklan televisi celebrity endorser dan
iklan televisi non celebrity endorser.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang
menyatakan bahwa pembelian impulsif pada remaja yang ditimbulkan
oleh iklan televisi celebrity endorser lebih tinggi daripada pembelian
impulsif pada remaja yang ditimbulkan oleh iklan televisi non celebrity
endorser, diterima.
F. Pembahasan
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah pembelian impulsif
pada remaja yang ditimbulkan oleh iklan televisi celebrity endorser lebih
tinggi daripada pembelian impulsif pada remaja yang ditimbulkan oleh iklan
televisi non celebrity endorser. Berdasarkan data uji hipotesis Paired Sample
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
T-test dapat diketahui bahwa nilai t sebesar 11,019 dan nilai signifikansi
sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi (Sig.) < 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh iklan televisi celebrity
endorser yang signifikan terhadap pembelian impulsif pada remaja. Selain
itu, pembelian impulsif pada remaja yang ditimbulkan oleh iklan televisi
celebrity endorser lebih tinggi daripada pembelian impulsif pada remaja yang
ditimbulkan oleh iklan televisi non celebrity endorser. Hal ini didasari oleh
perbandingan perhitungan mean antara iklan televisi celebrity endorser yang
lebih tinggi daripada iklan televisi non celebrity endorser (106,89 > 69,05)
Berdasarkan kedua data tersebut, dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak.
Dengan kata lain hipotesis dalam penelitian ini diterima.
Hasil dari data tersebut diperkuat oleh pernyataan Stern (1962) bahwa
keberadaan iklan merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi
pembelian impulsif seseorang. Virvilaite, Saladiene, dan Bagdonaite (2009),
Assael, 1998; Engel, Blackwell, dan Miniard, 1995; Loudon dan Bitta, 1993
(dalam Utami & Sumaryono, 2008), serta Miller, 2002; Stern, 1962 (dalam
Hodge, 2004) juga menyatakan bahwa pembelian impulsif dapat disebabkan
karena dorongan kuat akibat adanya ingatan yang muncul ketika teringat oleh
iklan produk tersebut, termasuk iklan yang menggunakan selebritis atau artis,
aktor, dan atlet (pada media massa cetak dan elektronik), terutama apabila
selebritis yang mengiklankannya adalah selebritis favorit konsumen.
Schiffman dan Kanuk (2008) menyatakan bahwa penggunaan selebritis
dan kelompok rujukan lainnya dalam suatu iklan dinilai lebih efektif oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
para pemasang iklan. Hal ini didukung oleh Shimp dan Kamins yang
menyatakan bahwa selebriti lebih disukai daripada orang biasa dalam
menyampaikan pesan iklan. Penjualan produk pun juga dapat meningkat
akibat penggunaan selebriti sebagai bintang iklan (celebrity endorser), sikap,
dan persepsi konsumen bertambah ketika selebriti mendukung produk
tersebut. hal ini dikarenakan selebritis dinilai memiliki citra spesifik yang
dapat membedakannya dari orang biasa. Hal ini mengakibatkan banyak orang
yang memberikan respek dan seringkali mengadopsi penampilan dan gaya
hidup selebriti yang dikaguminya (Shimp, 2003; Kamins, 1989). Iklan yang
menggunakan selebriti sebagai pembawa pesan juga dinilai lebih mudah
diterima oleh para penggemar dan pengagum sang selebriti itu sendiri
(Shimp, 2003; Kamins, 1989).
Remaja seringkali mengadopsi, meniru, dan mengimitasi gaya hidup dan
penampilan selebritis yang dikaguminya agar terlihat menarik, sesuai dengan
citra diri idealnya, dan diakui oleh lingkungan sosialnya yang menimbulkan
rasa puas, senang, percaya diri, dan meningkatnya harga diri mereka.
Fenomena tersebut terjadi karena selebritis dinilai memiliki citra diri yang
kuat, baik, dan positif, serta memiliki daya pikat fisik tersendiri yang dapat
mempengaruhi seseorang dalam berkehidupan sehari-hari. Terkait dengan hal
tersebut, ketika melihat iklan yang ditampilkan oleh selebritis yang
dikaguminya, maka remaja akan cenderung membeli produk-produk yang
ditawarkannya karena selebritis tersebut dinilai kredibel dan sesuai dengan
keinginan remaja untuk menjadikan dirinya memiliki daya tarik dan citra fisik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
yang positif seperti selebritis pengiklannya, terutama apabila selebritis
pengiklan merupakan selebritis favoritnya (Hergenhahn & Olson, 2009;
Goldsmith, Paul, & Madden, 2000; Kamins, 1989; Rex, 1997).
Hasil tersebut didukung oleh temuan dari data deskripsi subjek bahwa
sebanyak 66% subjek menyatakan lebih tertarik dan menyukai iklan yang
menampilkan selebritis / artis / aktor / atlet / public figure yang dikenalinya.
Hal ini dikarenakan para subjek penelitian berpendapat bahwa dengan adanya
selebritis yang mempresentasikan produk tersebut, iklan menjadi lebih
menarik, iklan yang menampilkan selebritis favorit akan mudah diingat dan
diminati produknya, adanya selebritis dalam iklan dapat menjadikan motivasi
bagi mereka agar dapat menjadi seperti selebritis yang mengiklankan produk
tersebut (selebritis pengiklan tampan dan cantik), iklan dinilai lebih terjamin
dan terpercaya, produk yang ditawarkan menjadi terlihat lebih bagus, dan
lebih menambah nilai jual produk. Banyak subjek penelitian yang lebih
respek dan ingin mengadopsi penampilan serta gaya hidup selebritis
pengiklannya.
Hal tersebut dibuktikan dengan temuan data pada penelitian ini yang
menyatakan bahwa terdapat sebanyak 92% subjek memilih untuk membeli
produk perlengkapan olahraga, 84% subjek memilih membeli produk
aksesoris pribadi (jam tangan) dan pakaian, 68% subjek memilih untuk
membeli produk kosmetik dan perawatan tubuh, 63% subjek memilih untuk
membeli produk alas kaki yang ditampilkan oleh seluruh selebritis yang
terdapat pada masing-masing iklan televisi celebrity endorser agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
berpenampilan sama dengan selebritis tersebut sehingga terlihat menarik,
sesuai dengan citra diri idealnya, dan diakui oleh lingkungan sosialnya. Selain
itu, sebanyak 92% subjek memilih untuk membeli produk berkaitan dengan
hobi (travelling) yang terdapat pada iklan televisi celebrity endorser karena
ingin terlihat serupa gaya hidupnya dengan selebritis yang dikaguminya
tersebut.
Remaja memiliki minat yang tinggi akan penampilan yang mencakup
pakaian, aksesoris atau perhiasan, daya tarik, dan bentuk tubuh yang sesuai
dengan jenis kelamin (Virvilaite, Saladiene, & Zvinklyte, 2011). Hal ini
dibuktikan dengan temuan dalam penelitian ini yang mendeskripsikan bahwa
sebesar 80% subjek memilih untuk membeli produk perlengkapan olahraga
yang meliputi pakaian, sepatu, dan perlengkapan olahraga lainnya yang
ditayangkan pada iklan televisi celebrity endorser dan iklan televisi non
celebrity endorser. Sebanyak 76% subjek memilih untuk membeli produk
aksesoris atau perhiasan pribadi (jam tangan) pada kedua jenis iklan tersebut.
Sebanyak 67% subjek memilih untuk membeli produk pakaian yang
ditampilkan dalam iklan-iklan tersebut. Selain itu, 55% subjek memilih untuk
membeli produk alas kaki yang ditampilkan pada kedua jenis iklan tersebut.
Keadaan fisik pada remaja ini dilihat sebagai suatu hal yang penting yang
mengakibatkan ketika keadaan fisik (citra diri) tidak sesuai dengan yang
diinginkan mereka, maka akan menimbulkan perasaan tidak puas, kurang
percaya diri, dan rendahnya harga diri yang dimilikinya sehingga mereka
akan melakukan apa saja untuk memperindah penampilan diri, terlihat sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
dengan identitas dan citra diri idealnya, termasuk dengan menggunakan
produk-produk tertentu yang dapat menunjang penampilan dirinya. (Santrock,
2003; Papalia, Old, & Feldmen, 2008, Han dalam Virvilaite, Saladiene, &
Zvinklyte, 2011; Djudiyah, 2002; Hadjali, Salimi, & Ardestani, 2012;
Marretha, 2013). Hal ini terbukti dengan temuan dalam penelitian ini yang
menjelaskan bahwa terdapat sebanyak 60% subjek memilih untuk membeli
produk kosmetik dan perawatan tubuh yang ditampilkan dalam iklan televisi
celebrity endorser dan iklan televisi non celebrity endorser guna menunjang
penampilan diri mereka.
Hal lainnya yang menyebabkan iklan televisi celebrity endorser
berpengaruh terhadap pembelian impulsif pada remaja dikarenakan kurang
adanya pertimbangan yang matang ketika membeli suatu produk. Hal ini juga
dikarenakan adanya keinginan untuk memenuhi rasa senang, rasa percaya
diri, dan kepuasan sesaat mereka. Hal ini didukung oleh pernyataan Rook dan
Fisher (1995) yang menyatakan bahwa pembelian impulsif ditandai dengan
terpikatnya harapan dari kepuasan yang ingin dipenuhi pada saat itu juga.
Rook (1987) menambahkan bahwa pembelian impulsif dilakukan tanpa
disertai oleh pertimbangan yang matang dan didasari atas rasa senang tanpa
peduli cara untuk mendapatkannya.
Hausman (dalam Virvilaite, Saladiene, & Zvinklyte, 2011) menyatakan
bahwa motif dasar dari perilaku hedonis pada pembelian impulsif adalah
pemuasan perasaan kesenangan, kepuasan, percaya diri, sesuatu yang baru,
kejutan, dan kedekatan emosional dengan lingkungan sosial. Hal ini didukung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
oleh pernyataan Nurasyiah dan Budiwati (dalam Setyawati, 2010) bahwa
remaja memiliki tingkat konsumsi untuk kebutuhan yang bersifat kesenangan
lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan pengeluaran remaja untuk
kebutuhan lainnya, termasuk kebutuhan untuk belajar sehingga remaja
disebut sebagai konsumen yang paling sering melakukan pembelian impulsif.
Remaja dinilai sebagai konsumen yang paling sering melakukan
pembelian impulsif juga dikarenakan pada masa tersebut, remaja mengalami
emosi yang tinggi, kurang stabil, memiliki pengendalian diri atau kontrol diri
yang belum sempurna, dan cenderung berpikir secara abstrak, serta tergesa-
gesa dalam mengambil keputusan, termasuk keputusan dalam membeli
sehingga terciptalah perilaku pembelian impulsif pada remaja yang cenderung
kurang sesuai dengan kebutuhan jangka panjangnya (Baumeister, 2002;
Verplanken & Herabadi, 2001; Santrock, 2003; 2011; Ali & Asrori, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data dari penelitian ini, hasil uji Paired Sample T-test
menunjukkan bahwa nilai t sebesar 11,019 dan nilai signifikansi (Sig. 1-
tailed) sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi (Sig.)
< 0,05 yang berarti terdapat pengaruh secara signifikan iklan televisi
celebrity endorser terhadap perilaku pembelian impulsif pada remaja.
Berdasarkan perbandingan perhitungan mean antara iklan televisi celebrity
endorser dan iklan televisi non celebrity endorser, didapatkan temuan
bahwa iklan televisi celebrity endorser memiliki nilai mean yang lebih
tinggi (106,89) dibandingkan dengan nilai mean iklan televisi non
celebrity endorser (69,05).
Berdasarkan hasil dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh iklan televisi celebrity endorser terhadap pembelian
impulsif pada remaja dan pembelian impulsif pada remaja yang
ditimbulkan oleh iklan televisi celebrity endorser lebih tinggi daripada
pembelian impulsif pada remaja yang ditimbulkan oleh iklan televisi non
celebrity endorser. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa
Ho ditolak. Dengan kata lain hipotesis dalam penelitian ini diterima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
B. Keterbatasan Penelitian
1. Pada data deskripsi subjek bagian intensitas pengalaman subjek
penelitian dalam menonton iklan yang ditayangkan, kurang diberikan
penjelasan mengenai keterangan rentang atau interval jumlah berapa
kali subjek menonton iklan yang ditayangkan dalam penelitian
eksperimen. Hal ini cenderung berdampak pada ketidakseragaman
persepsi subjek mengenai rentang dan arti dari kata jarang, pernah,
dan sering yang dimaksud.
2. Komposisi usia dan jumlah antara subjek laki-laki dan perempuan
tidak seimbang. Hal ini dikarenakan dalam penelitian ini
menggunakan metode pemilihan subjek dengan teknik cluster random
sampling sehingga komposisi usia dan jumlah antara subjek laki-laki
dan perempuan tidak dikontrol.
C. Saran
1. Bagi Remaja
Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan remaja dapat
melakukan refleksi atau evaluasi diri terhadap pembelian yang mereka
lakukan. Remaja diharapkan agar membeli suatu barang bukan
berdasar pada ada atau tidaknya selebritis pengiklan yang mereka
kagumi, namun membeli berdasarkan manfaat dan fungsi produk
tersebut guna memenuhi kebutuhan mereka. Remaja diharapkan agar
jangan sampai mengorbankan kebutuhan utama mereka sebagai pelajar
dan mahasiswa untuk membeli barang yang tidak diperlukan, barang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
yang mereka incar, atau hanya semata-mata untuk memenuhi
kesenangan dan kepuasan sesaat mereka saja.
2. Bagi Perusahaan
Bagi perusahaan pengiklan, hasil penelitian ini diharapkan dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi dalam rangka
membangun dan mempertahankan kepercayaan yang dimiliki
konsumen sehingga dapat memunculkan perilaku membeli dari para
konsumen terhadap produk yang ditawarkan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya, penulis sarankan untuk menambahkan
keterangan rentang atau interval jumlah berapa kali subjek menonton
iklan yang ditayangkan dalam penelitian eksperimen sehingga terjadi
keseragaman persepsi subjek mengenai rentang dan arti dari kata
jarang, pernah, dan sering yang dimaksudkan. Peneliti selanjutnya
juga diharapkan lebih memperhatikan komposisi subjek penelitian
dengan menambahkan variasi subjek berdasarkan usia dan jenis
kelamin. Hal ini ditujukan agar memperkaya hasil dari penelitian ini.
Hal ini juga dapat membantu meningkatkan validitas eksternal dalam
penelitian ini dengan melakukan pengulangan atau replika dari
penelitian eksperimen ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. & Asrori, M. 2009. Psikologi Remaja Pengembangan Peserta Didik(ed.ke-6). Jakarta : PT. Bumi Aksar.
Arnould, Price, & Zinkhan. (2002). Consumers First Edition. United States ofAmerica: Mc Graw Hill.
Astasari, A. R & Sahrah, A. (2009). Hubungan antara Konformitas denganPerilaku Membeli Impulsif pada Remaja Putri. Yogyakarta: FakultasPsikologi Universitas Wangsa Manggala Yogyakarta.
Azwar, S. (2005). Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2009). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Azwar, S. (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2011). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Baumeister, R. F. (2002). Yielding to Temptation: Self-Control Failure, ImpulsivePurchasing, and Consumer Behavior. Journal of Consumer Research Vol.28, 670-676.
Coley, A. & Burgess, B. (2003). Gender Differences in Cognitive and AffectiveImpulsive Buying. Journal of Fashion Marketing and Management. Vol.7. No.3, pp 282-295.
Copley, P. (2004). Marketing Communications: Management Concepts andTheories, Cases and Practices. United Kingdom: Elsevier Butterworth,Heinemann, Oxford.
Djudiyah. (2002). Hubungan anatara Pemantauan Diri, Harga Diri, Materialisme,dan Uang Saku dengan Perilaku Pembelian Impulsif pada Remaja.Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi UniversitasGadjah Mada.
Gasiorowska, A. (2011). Gender As A Moderator Of Temperamental Causes OfImpulse Buying Tendency. Journal of Customer Behavior. Vol. 10, No.2,pp 119-142
Ghani, U., Imran, M., & Jan, F. A. (2011). The Impact of DemographicCharacteristics on Impulse Buying Behavior of Urban Consumers inPeshawar. International Journal of Academy Research 3(5), 286-289.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Goldsmith, J. P., Paul, G. W., & Madden, T. J. (2000). The Impact of CorporateCredibility and Celebrity Credibility on Consumer Reaction toAdvertisements and Brands. Journal of Advertising, 29 (Fall) (3), 43-54.
Hadjali, H. R., Salimi, M., & Ardestani, M. S. (2012). Exploring Main FactorsAffecting on Impulsive Buying Behaviors. Journal of America Science8(1).
Herabadi, A. G., Verplanken, B., & van Knippenberg, A. (2009). ConsumptionExperience of Impulsive Buying in Indonesia: Emotional Arousal andHedonistic Considerations. Asian Journal of Social Psychology 12, 20-31.
Hergenhahn, B. R., & Olson, M. H. (2009). Theories of Learning, Edisi Ketujuh.Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Hodge, R. (2004). Factors Influencing Impulse Buying During an OnlinePurchase Transaction. A Thesis (Tidak Diterbitkan). Canada: Universityof Waterloo.
Hutapea, M. F. N. (2013). Pengaruh Iklan Potongan Harga yang Melekat padaKartu Kredit terhadap Pembelian Impulsif Remaja Putri Pengguna KartuKredit. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas PsikologiUniversitas Sanata Dharma.
Kamins, M. A. (1989). Celebrity and Non-Celebrity Advertising in a Two-SidedContext. Journal of Advertising Research, (June/July), 34-42.
Karbasivar, A., & Yarahmadi, H. (2011). Evaluating Effective Factors onConsumer Impulse Buying Behaviour. Asian Journal of BusinessManagement Studies. 174-181.
Kasali, R. (1992). Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia.Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
Kontour, R. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: PPM.
Kotler, P. (1989). Manajemen Pemasaran. Analisis, Perencanaan, danPengendalian, Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Kotler, P. (2003). Marketing Management, Fourth Edition. Jakarta: Indeks.
Kramadibrata, D. T. (2014). Hubungan Antara Pembelian Impulsif denganPenyesalan Pasca Pembelian pada Konsumen Sogo PVJ di Bandung.Skripsi (Tidak Diterbitkan). Jakarta: Departemen Psikologi Fakultas IlmuPendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.
Lee, M., & Johnson, C. (2004). Prinsip-Prinsip Pokok Periklanan dalamPerspektif Global. Jakarta: Prenada Media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Lin, C. H., & Chuang, S. C. (2005). The Effect of Individual Differences onAdolescents' Impulsive Buying Behavior. Adolescence 40(159), 551-558.
Lin, C. H., & Lin, H. M. (2005). An Exploration of Taiwanese Adolescents'Impulsive Buying Tendency. Adolescence 40(157), 215-223.
Lin, Y. H., & Chen, C. Y. (2012). Adolescent’s Impulse Buying: susceptibility toInterpersonal Influence and Fear of Negative Evaluation. Social Behaviorand Personality 40(3); ProQuest Sociology.
MacLin, M. K., & Solso, R. L. (2008). Experimental Psychology A CaseApproach. United States of America: Pearson Education, Inc.
Marettha, B. F. (2013). Peran Konformitas dalam Hubungan antara Harga Diridan Impulsive Buying pada Remaja Putri. Skripsi (Tidak Diterbitkan).Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
McCracken, G., (1989). Who Is The Celebrity Endorser? Cultural Foundations ofThe Endorsement Process. Journal of Consumer Research, 16(3), 310-321.
Monks, F. J., Knoers, A. M. P., & Haditono, S. R. (2002). PsikologiPerkembangan, Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.
Muruganantham, G., & Bhakat, R. S. (2003). A Review of Impulse BuyingBehavior. International Journal of Marketing Studies 5(3), 149-160.
Myers, A., & Hansen, C. (2002). Experimental Psychology. United States ofAmerica: Wadsworth.
Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2008). Human Development.Jakarta: Salemba Humanika.
Peter, J. P. & Olson, J. C. (1999). Consumer Behavior: Perilaku Konsumen danStrategi Pemasaran Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Pringle, H., & Binet, L. (2005). How Marketers Can Use Celebrities to Sell MoreEffectively. Journal of Consumer Behavior, 4(3), 201-214.
Priyatno, D. (2012). Belajar Praktis Analisis Parametrik dan Non Parametrikdengan SPSS. Yogyakarta: Gava Media.
Rex, M. (1997). Source Expertise and Attractiveness of Celebrity Endorsers: aLiterature Review. Cyber Journal of Sport Marketing. Issn. 1327-6816.
Rook, D. W., & Fisher, R. J. (1995). Normative Influences on Impulsive BuyingBehavior. Journal of Consumer Research. Vol. 22.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Rook, D. W. (1987). The Buying Impulse. Journal of Consumer Research 14,189-199.
Rossiter, J. R., & Percy, L. (1997). Advertising & Promotion Management. NewYork: Mc Graw Hill.
Santoso, A. (2010). Statistik untuk Psikologi dari Blog Menjadi Buku.Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma.
Santrock, J. W. (2002). Life-Span Development: Perkembangan Masa HidupEdisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Santrock, J. W. (2003). Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.
Santrock, J. W. (2007). Remaja Edisi Kesebelas. Jakarta: Erlangga.
Santrock, J. W. (2011). Life-Span Development: Perkembangan Masa HidupEdisi 13 Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Sarwono, S. W. (2013). Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Schiffman, L., & Kanuk, L. L. (2008). Perilaku Konsumen, Edisi Ketujuh.Jakarta: Indeks.
Seniati, L., Yulianto, A., & Setiadi, B. N. (2011). Psikologi Eksperimen. Jakarta:Indeks.
Setiawati, A. (2004). Peran Orang Tua dalam Sosialisasi Anak MenjadiKonsumen yang Bertanggung Jawab. Thesis. Program Studi GiziMasyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Sekolah Pascasarjana InstitutPertanian Bogor.
Setyawati, N. (2010). Hubungan antara Harga Diri dengan Perilaku Konsumtifpada Remaja. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Universitas MuhammadiyahSurakarta.
Shahjehan, A., Qureshi, J. A., Zeb, F., & Saifullah, K. (2012). The Effecy ofPersonality on Impulsive and Compulsive Buying Behaviors. AfricanJournal of Business Management Vol. 6(6), pp. 2187-2194,15 February,2012.
Shimp, T. A. (2003). Periklanan Promosi, Aspek Tambahan KomunikasiPemasaran Terpadu. Jakarta: Erlangga.
Sihotang, A. (2009). Hubungan antara Konformitas terhadap Kelompok TemanSebaya dengan Pembelian Impulsif. Skripsi (Tidak Diterbitkan). FakultasPsikologi Universitas Diponegoro Semarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Solomon, M. R. (1994). Consumer Behavior Second Edition. United States ofAmerica: A Division of Paramount Publishing.
Suryabrata, S. (2006). Metodologi Penelitian. Jakarta: RajaGrafindo Persada
Utami, F. A., & Sumaryono. (2008). Pembelian Impulsif Ditinjau dari KontrolDiri dan Jenis Kelamin pada Remaja. Jurnal Psikologi Proyeksi Vol. 3No. 1, hal: 46-57.
Verplanken, B., & Herabadi, A. (2001). Individual Differences in Impulse BuyingTendency: Feeling and No Thinking. Europan Journal of Personality15, S71-S83.
Verplanken, B., & Sato, A. (2011). The Psychology of Impulse Buying: AnIntegrative Self-Regulation Approach. Journal Consumer Policy vol 34 ,197–210.
Virvilaite, R., Saladine, V., & Bagdonaite. (2009). Peculiarities of ImpulsiivePurchasing in the Market of Consumer Goods. Inezinerine Ekonomika-Engineering Economics, 2, 101-108.
Virvilaite, R., Saladiene, V., & Zvinklyte, J. (2011). The Impact of External andInternal Stimuli on Impulsive Purchasing. Ekonomika IR Vadyba vol 16,1329-1336.
Wells, W., Burnett, J., & Moriarty, S. (1997). Advertising Principles andPractises, Fourth Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran 1.Data dan Hasil Seleksi Iklan
Professional Judgment
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Iklan celebrity endorser
Keterangan :
A : Iklan celebrity endorser
B : Iklan non celebrity endorser
ProfessionalJudge
I A II A III A IV A V A VI A VII A VIII A
1 18 18 18 18 20 17 19 20
2 19 18 20 20 19 17 19 18
3 19 18 18 19 18 18 19 19
4 18 17 18 18 18 17 19 20
5 18 17 17 18 18 17 18 18
Iklan non
celebrity endorser
ProfessionalJudge
I B II B III B IV B V B VI B VII B VIII B
1 19 18 19 17 18 17 19 19
2 19 18 20 18 19 17 18 19
3 19 20 19 18 19 18 19 18
4 18 17 18 18 19 17 19 18
5 18 17 16 17 18 16 18 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Keterangan :
I : Iklan alas kaki
II : Iklan kosmetik dan perawatan tubuh
III : Iklan aksesoris pribadi (jam tangan)
IV : Iklan pakaian
V : Iklan perlengkapan olahraga
VI : Iklan parfum
VII : Iklan berkaitan dengan hobi (travelling)
VIII : Iklan makanan (junk food)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Scale : Iklan Televisi Celebrity Endorser (sebelum aitem digugurkan)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 5 100.0
Excludeda 0 .0
Total 5 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.697 .770 8
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance N of Items
Item Means 18.300 17.200 19.000 1.800 1.105 .377 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
iklan 1 128.00 10.000 .577 . .642
iklan 2 128.80 9.200 .843 . .596
iklan 3 128.20 7.200 .663 . .583
iklan 4 127.80 8.700 .531 . .630
iklan 5 127.80 9.700 .323 . .686
iklan 6 129.20 11.700 .131 . .708
iklan 7 127.60 9.800 .821 . .619
iklan 8 127.40 12.300 -.143 . .806
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Scale : Iklan Televisi Non Celebrity Endorser (sebelum aitem digugurkan)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 5 100.0
Excludeda 0 .0
Total 5 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.830 .846 8
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance N of Items
Item Means 18.150 17.000 18.600 1.600 1.094 .340 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
iklan 1 126.60 17.300 .790 . .796
iklan 2 127.20 13.700 .662 . .800
iklan 3 126.80 10.700 .826 . .785
iklan 4 127.60 18.300 .555 . .816
iklan 5 126.60 18.300 .555 . .816
iklan 6 128.20 15.700 .892 . .773
iklan 7 126.60 19.300 .332 . .834
iklan 8 126.80 19.700 .247 . .841
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Reliabilitas Iklan Televisi Celebrity Endorser (setelah aitem digugurkan)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 5 100.0
Excludeda 0 .0
Total 5 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.831 6
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
iklan 1 91.80 9.200 .662 .802
iklan 2 92.60 8.800 .800 .781
iklan 3 92.00 6.000 .839 .750
iklan 4 91.60 7.300 .745 .771
iklan 5 91.60 9.300 .293 .874
iklan 7 91.40 9.800 .607 .816
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Reliabilitas Iklan Televisi Non Celebrity Endorser (setelah aitemdigugurkan)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 5 100.0
Excludeda 0 .0
Total 5 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.777 6
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
iklan 1 91.20 11.200 .736 .725
iklan 2 91.80 8.200 .642 .716
iklan 3 91.40 6.300 .736 .714
iklan 4 92.20 11.700 .587 .748
iklan 5 91.20 11.700 .587 .748
iklan 7 91.20 12.700 .307 .787
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Lampiran 2.Data dan Hasil Penelitian Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Subjek Iklan TelevisiCelebrity Endorser
Iklan Televisi NonCelebrity Endorser
KelompokPerlakuan
S1 131 61 1
S2 74 51 1
S3 114 35 1
S4 78 45 1
S5 67 69 1
S6 137 119 1
S7 106 67 1
S8 110 62 1
S9 111 52 1
S10 110 80 1
S11 170 134 1
S12 64 43 1
S13 154 125 1
S14 133 101 1
S15 120 24 1
S16 166 123 1
S17 131 61 1
S18 120 84 1
S19 62 45 1
S20 140 100 2
S21 106 57 2
S22 126 73 2
S23 52 23 2
S24 57 44 2
S25 50 48 2
S26 90 39 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
S27 77 54 2
S28 142 113 2
S29 39 10 2
S30 40 35 2
S31 135 95 2
S32 85 30 2
S33 116 87 2
S34 104 69 2
S35 118 93 2
S36 151 79 2
S37 162 125 2
S38 114 69 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Uji Normalitas
Explore
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Iklan celebrity
endorser38 100.0% 0 .0% 38 100.0%
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Iklan celebrity
endorser.126 38 .133 .962 38 .227
a. Lilliefors Significance Correction
Explore
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Iklan non celebrity
endorser38 100.0% 0 .0% 38 100.0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Iklan non celebrity
endorser.106 38 .200* .964 38 .261
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Uji Homogenitas
Descriptives
Iklan
celebrity
endorser
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum MaximumLower Bound Upper Bound
AB 19 113.58 32.822 7.530 97.76 129.40 62 170
BA 19 100.21 38.991 8.945 81.42 119.00 39 162
Total 38 106.89 36.188 5.870 95.00 118.79 39 170
Test of Homogeneity of Variances
Iklan celebrity endorser
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.367 1 36 .250
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Descriptives
Iklan non
celebrity
endorser
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for
Mean
Minimum MaximumLower Bound Upper Bound
AB 19 72.68 33.076 7.588 56.74 88.63 24 134
BA 19 65.42 31.702 7.273 50.14 80.70 10 125
Total 38 69.05 32.167 5.218 58.48 79.63 10 134
Test of Homogeneity of Variances
Iklan non celebrity
endorser
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.025 1 36 .876
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
T-Test
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 iklan celebrity endorser 106.89 38 36.188 5.870
iklan non celebrity endorser 69.05 38 32.167 5.218
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 iklan celebrity endorser &
iklan non celebrity endorser38 .814 .000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig.Mean Std. Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 iklan celebrity
endorser - iklan non
celebrity endorser
37.842 21.171 3.434 30.884 44.801 11.019 37 .000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Perbandingan Mean Teoritik dan Mean Empirik
1. Perbandingan mean kelompok iklan televisi celebrity endorser dengan
mean teoritik
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
iklan celebrity
endorser38 106.89 36.188 5.870
One-Sample Test
Test Value = 120
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
iklan celebrity
endorser18.209 37 .000 106.895 95.00 118.79
2. Perbandingan mean kelompok iklan televisi non celebrity endorser
dengan mean teoritik
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
iklan non celebrity
endorser38 69.05 32.167 5.218
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
One-Sample Test
Test Value = 120
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
iklan non celebrity
endorser13.233 37 .000 69.053 58.48 79.63
3. Perbandingan mean keseluruhan subjek dengan mean teoritik
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Keseluruhan
subjek76 87.97 38.978 4.471
One-Sample Test
Test Value = 120
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Keseluruhan
subjek19.676 75 .000 87.974 79.07 96.88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Lampiran 3.Skala Interval Survei Iklan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Skala interval professional judgment
Nama :
Jenis Kelamin :
Komponen Penilaian :
1. Iklan celebrity endorser adalah iklan yang menggunakan artis, aktor, atlit,maupun public figure yang dikenal masyarakat untuk mempersuasikan,mempresentasikan dan menyampaikan isi pesan dari suatu iklan agar dapatmempengaruhi afeksi dan kognisi masyarakat dengan cara menciptakan danmemelihara citra serta makna dalam benak masyarakat agar masyarakat dapattertarik untuk membeli barang atau jasa yang ditawarkan. Pada saatmelakukan pemilihan celebrity endorser dalam suatu iklan, perusahaandiharapkan memilih selebritis atau artis, aktor, dan atlit yang telah memenuhimodel VisCAP karakter presenter yang meliputi visibility, credibility,attraction, dan power.
2. Iklan non celebrity endorser adalah iklan produk yang ditawarkan olehperusahaan pengiklan, namun tidak terdapat artis, aktor, atlit, maupun publicfigure yang menjadi presenter untuk mempresentasikan produk. Dalam iklannon celebrity endorser ini seringkali perusahaan pengiklan hanyamenampilkan produk yang ditawarkan dan atau menggunakan model atauorang biasa sebagai presenter dalam iklan tersebut.
3. Pesan merupakan faktor penting dalam suatu iklan. Pesan yangditampilkandalam iklan haruslah jelas dan menarik agar iklan dapat dimengerti pesannyaoleh konsumen. Pesan yang jelas dan menarik dapat menyampaikan tujuaniklan kepada konsumen dan dapat mengajak konsumen untuk membeliproduk yang ditawarkan.
4. Perbedaan gender dapat memberikan persepsi yang berbeda pada sebuahiklan. Konsumen seringkali akan memilih iklan yang dapat mewaikili jeniskelaminnya. Iklan yang digunakan diharapkan tidak memiliki bias gendersehingga dapat menimbulkan persepsi secara umum konsumen terhadap iklancelebrity endorser dan iklan non celebrity endorser ini.
5. Video merupakan salah satu elemen penting dalam suatu iklan. Video yangditayangkan dalam suatu iklan televisi haruslah jelas dan menarik. Hal iniditujukan agar konsumen dapat merasa tertarik dengan iklan yang merekalihat sehingga menimbulkan perilaku membeli dalam diri mereka terhadapproduk yang ditawarkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Berilah penilaian anda pada setiap video iklan yang disajikan denganmelingkari salah satu angka pada masing-masing rentang angka.
Contoh :
1. Iklan celebrity endorser.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Tidak menampilkan selebritis Menampilkan
dalam iklan selebritis dalam iklan.
Jawab : Iklan Celebrity Endorser
1. Iklan Alas Kakia. Selebritis pengiklan
.-----.-----.-----.-----.-----.1 2 3 4 5
Tidak menampilkan selebritis Menampilkan selebritisdalam iklan dalam iklan
b. Pesan.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Pesan tidak jelas dan tidak Pesan jelas dan menarikmenarik
c. Gender.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Terdapat bias gender Tidak terdapat biasdalam iklan gender dalam iklan
d. Video.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Video tidak jelas dan tidak Video jelas danmenarik menarik
2. Iklan Kosmetik dan Perawatan Tubuha. Selebritis pengiklan
.-----.-----.-----.-----.-----.1 2 3 4 5
Tidak menampilkan selebritis Menampilkan selebritisdalam iklan dalam iklan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
b. Pesan.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Pesan tidak jelas dan tidak Pesan jelas dan menarikmenarik
c. Gender.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Terdapat bias gender Tidak terdapat biasdalam iklan gender dalam iklan
d. Video.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Video tidak jelas dan tidak Video jelas danmenarik menarik
3. Iklan Aksesoris Pribadi (Jam Tangan)a. Selebritis pengiklan
.-----.-----.-----.-----.-----.1 2 3 4 5
Tidak menampilkan selebritis Menampilkan selebritisdalam iklan dalam iklan
b. Pesan.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Pesan tidak jelas dan tidak Pesan jelas dan menarikmenarik
c. Gender.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Terdapat bias gender Tidak terdapat biasdalam iklan gender dalam iklan
d. Video.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Video tidak jelas dan tidak Video jelas danmenarik menarik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
4. Iklan Pakaiana. Selebritis pengiklan
.-----.-----.-----.-----.-----.1 2 3 4 5
Tidak menampilkan selebritis Menampilkan selebritisdalam iklan dalam iklan
b. Pesan.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Pesan tidak jelas dan tidak Pesan jelas dan menarikmenarik
c. Gender.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Terdapat bias gender Tidak terdapat biasdalam iklan gender dalam iklan
d. Video.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Video tidak jelas dan tidak Video jelas danmenarik menarik
5. Iklan Perlengkapan Olahragaa. Selebritis pengiklan
.-----.-----.-----.-----.-----.1 2 3 4 5
Tidak menampilkan selebritis Menampilkan selebritisdalam iklan dalam iklan
b. Pesan.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Pesan tidak jelas dan tidak Pesan jelas dan menarikmenarik
c. Gender.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Terdapat bias gender Tidak terdapat biasdalam iklan gender dalam iklan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
d. Video.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Video tidak jelas dan tidak Video jelas danmenarik menarik
6. Iklan Parfuma. Selebritis pengiklan
.-----.-----.-----.-----.-----.1 2 3 4 5
Tidak menampilkan selebritis Menampilkan selebritisdalam iklan dalam iklan
b. Pesan.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Pesan tidak jelas dan tidak Pesan jelas dan menarikmenarik
c. Gender.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Terdapat bias gender Tidak terdapat biasdalam iklan gender dalam iklan
d. Video.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Video tidak jelas dan tidak Video jelas danmenarik menarik
7. Iklan yang Berkaitan dengan Hobi (Travelling dengan MenggunakanPesawat)a. Selebritis pengiklan
.-----.-----.-----.-----.-----.1 2 3 4 5
Tidak menampilkan selebritis Menampilkan selebritisdalam iklan dalam iklan
b. Pesan.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Pesan tidak jelas dan tidak Pesan jelas dan menarikmenarik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
c. Gender.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Terdapat bias gender Tidak terdapat biasdalam iklan gender dalam iklan
d. Video.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Video tidak jelas dan tidak Video jelas danmenarik menarik
8. Iklan Makanan (Junk Food)a. Selebritis pengiklan
.-----.-----.-----.-----.-----.1 2 3 4 5
Tidak menampilkan selebritis Menampilkan selebritisdalam iklan dalam iklan
b. Pesan.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Pesan tidak jelas dan tidak Pesan jelas dan menarikmenarik
c. Gender.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Terdapat bias gender Tidak terdapat biasdalam iklan gender dalam iklan
d. Video.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Video tidak jelas dan tidak Video jelas danmenarik menarik
KRITIK dan SARAN :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Iklan Non Celebrity Endorser1. Iklan Alas Kaki
a. Selebritis pengiklan.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Menampilkan selebritis Tidak menampilkandalam iklan selebritis dalam iklan
b. Pesan.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Pesan tidak jelas dan tidak Pesan jelas dan menarikmenarik
c. Gender.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Terdapat bias gender Tidak terdapat biasdalam iklan gender dalam iklan
d. Video.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Video tidak jelas dan tidak Video jelas danmenarik menarik
2. Iklan Kosmetik dan Perawatan Tubuha. Selebritis pengiklan
.-----.-----.-----.-----.-----.1 2 3 4 5
Menampilkan selebritis Tidak menampilkandalam iklan selebritis dalam iklan
b. Pesan.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Pesan tidak jelas dan tidak Pesan jelas dan menarikmenarik
c. Gender.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Terdapat bias gender Tidak terdapat biasdalam iklan gender dalam iklan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
d. Video.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Video tidak jelas dan tidak Video jelas danmenarik menarik
3. Iklan Aksesoris Pribadi (Jam Tangan)a. Selebritis pengiklan
.-----.-----.-----.-----.-----.1 2 3 4 5
Menampilkan selebritis Tidak menampilkandalam iklan selebritis dalam iklan
b. Pesan.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Pesan tidak jelas dan tidak Pesan jelas dan menarikmenarik
c. Gender.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Terdapat bias gender Tidak terdapat biasdalam iklan gender dalam iklan
d. Video.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Video tidak jelas dan tidak Video jelas danmenarik menarik
4. Iklan Pakaiana. Selebritis pengiklan
.-----.-----.-----.-----.-----.1 2 3 4 5
Menampilkan selebritis Tidak menampilkandalam iklan selebritis dalam iklan
b. Pesan.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Pesan tidak jelas dan tidak Pesan jelas dan menarikmenarik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
c. Gender.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Terdapat bias gender Tidak terdapat biasdalam iklan gender dalam iklan
d. Video.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Video tidak jelas dan tidak Video jelas danmenarik menarik
5. Iklan Perlengkapan Olahragaa. Selebritis pengiklan
.-----.-----.-----.-----.-----.1 2 3 4 5
Menampilkan selebritis Tidak menampilkandalam iklan selebritis dalam iklan
b. Pesan.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Pesan tidak jelas dan tidak Pesan jelas dan menarikmenarik
c. Gender.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Terdapat bias gender Tidak terdapat biasdalam iklan gender dalam iklan
d. Video.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Video tidak jelas dan tidak Video jelas danmenarik menarik
6. Iklan Parfuma. Selebritis pengiklan
.-----.-----.-----.-----.-----.1 2 3 4 5
Menampilkan selebritis Tidak menampilkandalam iklan selebritis dalam iklan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
b. Pesan.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Pesan tidak jelas dan tidak Pesan jelas dan menarikmenarik
c. Gender.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Terdapat bias gender Tidak terdapat biasdalam iklan gender dalam iklan
d. Video.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Video tidak jelas dan tidak Video jelas danmenarik menarik
7. Iklan yang Berkaitan dengan Hobi (Travelling dengan MenggunakanPesawat)
a. Selebritis pengiklan.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Menampilkan selebritis Tidak menampilkandalam iklan selebritis dalam iklan
b. Pesan.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Pesan tidak jelas dan tidak Pesan jelas dan menarikmenarik
c. Gender.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Terdapat bias gender Tidak terdapat biasdalam iklan gender dalam iklan
d. Video.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Video tidak jelas dan tidak Video jelas danmenarik menarik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
8. Iklan Makanan (Junk Food)a. Selebritis pengiklan
.-----.-----.-----.-----.-----.1 2 3 4 5
Menampilkan selebritis Tidak menampilkandalam iklan selebritis dalam iklan
b. Pesan.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Pesan tidak jelas dan tidak Pesan jelas dan menarikmenarik
c. Gender.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Terdapat bias gender Tidak terdapat biasdalam iklan gender dalam iklan
d. Video.-----.-----.-----.-----.-----.
1 2 3 4 5Video tidak jelas dan tidak Video jelas danmenarik menarik
KRITIK dan SARAN :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Lampiran 4.Skala Pembelian Impulsif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
SKALA PENGUKURAN PSIKOLOGIS
Digunakan untuk Penyelesaian Tugas Akhir
Disusun oleh :
Yovidia Yofran Very Agista
109114052
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
131
SKALA PENGUKURAN PSIKOLOGIS
Digunakan untuk Penyelesaian Tugas Akhir
Disusun oleh :
Yovidia Yofran Very Agista
109114052
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
131
SKALA PENGUKURAN PSIKOLOGIS
Digunakan untuk Penyelesaian Tugas Akhir
Disusun oleh :
Yovidia Yofran Very Agista
109114052
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Yogyakarta, November 2015
Kepada
Yth. Saudara/Saudari yang ikut berpartisipasi dalam penelitian ini
Terkait dengan penelitian yang saya lakukan dalam rangka penyusunan tugas akhir,
perkenankan saya memohon izin untuk meminta bantuan serta partisiapasi saudara/i untuk
merelakan waktunya dalam rangka mengisi skala yang saya bagikan.
Skala ini terdiri dari beberapa pernyataan yang dikelompokan dalam beberapa bagian.
Ketika merespon pernyataan-pernyataan tersebut, saya sangat berharap saudara/i untuk
mengisinya dengan sebenar-benarnya, apa adanya dan sejujur-jujurnya sesuai dengan
keadaan saudara/i dalam kehidupan sehari-hari. Pada skala ini, tidak ada penilaian benar
atau salah. Data yang diberikan oleh saudara/i sangat terjaga kerahasiaanya.
Dalam pengisian skala ini, dimohon untuk selalu memperhatikan petunjuk pengerjaan
dan instruksi yang diberikan, karena hasil dari pengisian skala ini akan digunakan untuk
kepentingan akademik. Atas perhatian dan partisipasi saudara/i, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Yovidia Yofran Very Agista
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini saya menyatakan kesediaan saya untuk mengisi skala ini tanpa adanya
paksaan ataupun tekanan dari pihak manapun, akan tetapi dengan sukarela demi membantu
terlaksananya penelitian ilmiah ini.
Semua respon yang saya berikan mewakili apa yang saya alami dalam kehidupan saya
sehari-hari dan bukan atas pandangan masyarakat pada umumnya. Saya juga memberikan ijin
agar jawaban saya dapat digunakan sebagai data untuk penelitian ilmiah ini.
Nama (Inisial) :
Usia :
Jenis Kelamin : L / P *
Nomor HP :
Tempat tinggal : dengan orang tua dengan saudara kos kontrak
lainnya______ **
Yogyakarta,……November 2015
(.………………….………………..)
* lingkari yang sesuai
** centang yang sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PETUNJUK PENGERJAAN
Berikut ini terdapat kolom pernyataan terkait dengan apa yang anda rasakan dan andaalami setelah anda melihat video yang telah ditayangkan. Anda diminta untuk memilihmembeli barang sehubungan dengan keinginan pribadi anda atau tidak membeli barangtersebut berdasarkan apa yang terlintas pada pikiran anda pada saat itu juga.
Anda diminta untuk memberikan penilaian anda terhadap pernyataan-pernyataan yangdisajikan dengan memberikan tanda centang (√) pada kolom jawaban Membeli atau TidakMembeli dan tanda lingkaran (O) pada pernyataan lanjutan yang paling mewakilipikiran, keinginan, dan keadaan yang anda alami setelah melihat iklan yangditampilkan. Terdapat tujuh pilihan jawaban yang tersedia. Misalnya pada pernyataanpertama “Membutuhkan” dan “Menginginkan”, penjelasan setiap angkanya adalah sebagaiberikut :Angka 1 : jika anda Sangat Membutuhkan barang tersebutAngka 2 : jika anda Membutuhkan barang tersebutAngka 3 : jika anda Agak Membutuhkan barang tersebutAngka 4 : jika anda Antara Membutuhkan dan Menginginkan barang
tersebutAngka 5 : jika anda Agak Menginginkan barang tersebutAngka 6 : jika anda Menginginkan barang tersebutAngka 7 : jika anda Sangat Menginginkan barang tersebut
Contoh Cara Pengerjaan :
1) Membutuhkan .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Menginginkan
Ketika anda keliru memilih jawaban, silakan beri tanda sama dengan (=) padajawaban yang anda anggap salah dan mengganti pilihan jawaban dengan memberikan tandalingkaran (O) pada pilihan jawaban yang lebih sesuai.
Contoh koreksi :
1) Membutuhkan .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Menginginkan
Masing-masing orang memiliki jawaban yang berbeda untuk setiap pernyataan, olehsebab itu pilihlah jawaban yang paling sesuai untuk mewakili kesetujuan anda terhadappernyataan yang disajikan. Tidak ada jawaban yang benar ataupun salah karena jawaban inimencerminkan diri anda sendiri. Pastikan tidak ada pernyataan yang terlewatkan.
Selamat Mengerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Data Diri Seri : A
Berilah tanda centang (√) pada pernyataan “ Tidak Membeli” jika anda memilih untuktidak membeli produk yang ditampilkan atau berilah tanda centang (√) padapernyataan “Membeli” jika anda memilih untuk membeli produk yang ditampilkan :
A. Iklan 1 Produk alas kaki
Tidak Membeli Membeli
Jika anda memilih untuk Membeli, silakan anda memberikan tanda lingkaran (O) pada salahsatu ruang pada setiap pernyataan sesuai penilaian anda terhadap perilaku membeli yang barusaja anda lakukan :
a. Membutuhkan .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Menginginkan
b. Terencana .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Spontan/Seketika
c. Berdasarkan rasa .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Berdasarkan rasa
pertimbangan senang (senang
jika membeli)
d. Reflektif .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Antusias ketika membeli
e. Terpenuhi .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Terpenuhi
kebutuhan kepuasan
Jika anda memilih untuk Tidak Membeli, silakan anda menuliskan alasan mengapa anda tidak
melakukan pembelian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Berilah tanda centang (√) pada pernyataan “ Tidak Membeli” jika anda memilih untuktidak membeli produk yang ditampilkan atau berilah tanda centang (√) padapernyataan “Membeli” jika anda memilih untuk membeli produk yang ditampilkan :
B. Iklan 2 Produk perawatan tubuh
Tidak Membeli Membeli
Jika anda memilih untuk Membeli, silakan anda memberikan tanda lingkaran (O) pada salahsatu ruang pada setiap pernyataan sesuai penilaian anda terhadap perilaku membeli yang barusaja anda lakukan :
1) Membutuhkan .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Menginginkan
2) Terencana .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Spontan/Seketika
3) Berdasarkan rasa .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Berdasarkan rasa
pertimbangan senang (senang
jika membeli)
4) Reflektif .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Antusias ketika membeli
5) Terpenuhi .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Terpenuhi
kebutuhan kepuasan
Jika anda memilih untuk Tidak Membeli, silakan anda menuliskan alasan mengapa anda tidak
melakukan pembelian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Berilah tanda centang (√) pada pernyataan “ Tidak Membeli” jika anda memilih untuktidak membeli produk yang ditampilkan atau berilah tanda centang (√) padapernyataan “Membeli” jika anda memilih untuk membeli produk yang ditampilkan :
C. Iklan 3 Produk jam tangan
Tidak Membeli Membeli
Jika anda memilih untuk Membeli, silakan anda memberikan tanda lingkaran (O) pada salahsatu ruang pada setiap pernyataan sesuai penilaian anda terhadap perilaku membeli yang barusaja anda lakukan :
1) Membutuhkan .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Menginginkan
2) Terencana .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Spontan/Seketika
3) Berdasarkan rasa .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Berdasarkan rasa
pertimbangan senang (senang
jika membeli)
4) Reflektif .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Antusias ketika membeli
5) Terpenuhi .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Terpenuhi
kebutuhan kepuasan
Jika anda memilih untuk Tidak Membeli, silakan anda menuliskan alasan mengapa anda tidak
melakukan pembelian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Berilah tanda centang (√) pada pernyataan “ Tidak Membeli” jika anda memilih untuktidak membeli produk yang ditampilkan atau berilah tanda centang (√) padapernyataan “Membeli” jika anda memilih untuk membeli produk yang ditampilkan :
D. Iklan 4 Produk pakaian
Tidak Membeli Membeli
Jika anda memilih untuk Membeli, silakan anda memberikan tanda lingkaran (O) pada salahsatu ruang pada setiap pernyataan sesuai penilaian anda terhadap perilaku membeli yang barusaja anda lakukan :
1) Membutuhkan .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Menginginkan
2) Terencana .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Spontan/Seketika
3) Berdasarkan rasa .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Berdasarkan rasa
pertimbangan senang (senang
jika membeli)
4) Reflektif .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Antusias ketika membeli
5) Terpenuhi .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Terpenuhi
kebutuhan kepuasan
Jika anda memilih untuk Tidak Membeli, silakan anda menuliskan alasan mengapa anda tidak
melakukan pembelian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Berilah tanda centang (√) pada pernyataan “ Tidak Membeli” jika anda memilih untuktidak membeli produk yang ditampilkan atau berilah tanda centang (√) padapernyataan “Membeli” jika anda memilih untuk membeli produk yang ditampilkan :
E. Iklan 5 Produk perlengkapan olahraga
Tidak Membeli Membeli
Jika anda memilih untuk Membeli, silakan anda memberikan tanda lingkaran (O) pada salahsatu ruang pada setiap pernyataan sesuai penilaian anda terhadap perilaku membeli yang barusaja anda lakukan :
1) Membutuhkan .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Menginginkan
2) Terencana .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Spontan/Seketika
3) Berdasarkan rasa .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Berdasarkan rasa
pertimbangan senang (senang
jika membeli)
4) Reflektif .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Antusias ketika membeli
5) Terpenuhi .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Terpenuhi
kebutuhan kepuasan
Jika anda memilih untuk Tidak Membeli, silakan anda menuliskan alasan mengapa anda tidak
melakukan pembelian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Berilah tanda centang (√) pada pernyataan “ Tidak Membeli” jika anda memilih untuktidak membeli produk yang ditampilkan atau berilah tanda centang (√) padapernyataan “Membeli” jika anda memilih untuk membeli produk yang ditampilkan :
F. Iklan 6 Produk berkaitan dengan Hobi
Tidak Membeli Membeli
Jika anda memilih untuk Membeli, silakan anda memberikan tanda lingkaran (O) pada salahsatu ruang pada setiap pernyataan sesuai penilaian anda terhadap perilaku membeli yang barusaja anda lakukan :
1) Membutuhkan .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Menginginkan
2) Terencana .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Spontan/Seketika
3) Berdasarkan rasa .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Berdasarkan rasa
pertimbangan senang (senang
jika membeli)
4) Reflektif .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Antusias ketika membeli
5) Terpenuhi .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Terpenuhi
kebutuhan kepuasan
Jika anda memilih untuk Tidak Membeli, silakan anda menuliskan alasan mengapa anda tidak
melakukan pembelian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Seri : B
Berilah tanda centang (√) pada pernyataan “ Tidak Membeli” jika anda memilih untuktidak membeli produk yang ditampilkan atau berilah tanda centang (√) padapernyataan “Membeli” jika anda memilih untuk membeli produk yang ditampilkan :
A. Iklan 1 Produk alas kaki
Tidak Membeli Membeli
Jika anda memilih untuk Membeli, silakan anda memberikan tanda lingkaran (O) pada salahsatu ruang pada setiap pernyataan sesuai penilaian anda terhadap perilaku membeli yang barusaja anda lakukan :
1) Membutuhkan .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Menginginkan
2) Terencana .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Spontan/Seketika
3) Berdasarkan rasa .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Berdasarkan rasa
pertimbangan senang (senang
jika membeli)
4) Reflektif .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Antusias ketika membeli
5) Terpenuhi .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Terpenuhi
kebutuhan kepuasan
Jika anda memilih untuk Tidak Membeli, silakan anda menuliskan alasan mengapa anda tidak
melakukan pembelian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Berilah tanda centang (√) pada pernyataan “ Tidak Membeli” jika anda memilih untuktidak membeli produk yang ditampilkan atau berilah tanda centang (√) padapernyataan “Membeli” jika anda memilih untuk membeli produk yang ditampilkan :
B. Iklan 2 Produk perawatan tubuh
Tidak Membeli Membeli
Jika anda memilih untuk Membeli, silakan anda memberikan tanda lingkaran (O) pada salahsatu ruang pada setiap pernyataan sesuai penilaian anda terhadap perilaku membeli yang barusaja anda lakukan :
1) Membutuhkan .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Menginginkan
2) Terencana .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Spontan/Seketika
3) Berdasarkan rasa .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Berdasarkan rasa
pertimbangan senang (senang
jika membeli)
4) Reflektif .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Antusias ketika membeli
5) Terpenuhi .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Terpenuhi
kebutuhan kepuasan
Jika anda memilih untuk Tidak Membeli, silakan anda menuliskan alasan mengapa anda tidak
melakukan pembelian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Berilah tanda centang (√) pada pernyataan “ Tidak Membeli” jika anda memilih untuktidak membeli produk yang ditampilkan atau berilah tanda centang (√) padapernyataan “Membeli” jika anda memilih untuk membeli produk yang ditampilkan :
C. Iklan 3 Produk jam tangan
Tidak Membeli Membeli
Jika anda memilih untuk Membeli, silakan anda memberikan tanda lingkaran (O) pada salahsatu ruang pada setiap pernyataan sesuai penilaian anda terhadap perilaku membeli yang barusaja anda lakukan :
1) Membutuhkan .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Menginginkan
2) Terencana .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Spontan/Seketika
3) Berdasarkan rasa .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Berdasarkan rasa
pertimbangan senang (senang
jika membeli)
4) Reflektif .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Antusias ketika membeli
5) Terpenuhi .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Terpenuhi
kebutuhan kepuasan
Jika anda memilih untuk Tidak Membeli, silakan anda menuliskan alasan mengapa anda tidak
melakukan pembelian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Berilah tanda centang (√) pada pernyataan “ Tidak Membeli” jika anda memilih untuktidak membeli produk yang ditampilkan atau berilah tanda centang (√) padapernyataan “Membeli” jika anda memilih untuk membeli produk yang ditampilkan :
D. Iklan 4 Produk pakaian
Tidak Membeli Membeli
Jika anda memilih untuk Membeli, silakan anda memberikan tanda lingkaran (O) pada salahsatu ruang pada setiap pernyataan sesuai penilaian anda terhadap perilaku membeli yang barusaja anda lakukan :
1) Membutuhkan .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Menginginkan
2) Terencana .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Spontan/Seketika
3) Berdasarkan rasa .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Berdasarkan rasa
pertimbangan senang (senang
jika membeli)
4) Reflektif .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Antusias ketika membeli
5) Terpenuhi .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Terpenuhi
kebutuhan kepuasan
Jika anda memilih untuk Tidak Membeli, silakan anda menuliskan alasan mengapa anda tidak
melakukan pembelian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Berilah tanda centang (√) pada pernyataan “ Tidak Membeli” jika anda memilih untuktidak membeli produk yang ditampilkan atau berilah tanda centang (√) padapernyataan “Membeli” jika anda memilih untuk membeli produk yang ditampilkan :
E. Iklan 5 Produk perlengkapan olahraga
Tidak Membeli Membeli
Jika anda memilih untuk Membeli, silakan anda memberikan tanda lingkaran (O) pada salahsatu ruang pada setiap pernyataan sesuai penilaian anda terhadap perilaku membeli yang barusaja anda lakukan :
1) Membutuhkan .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Menginginkan
2) Terencana .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Spontan/Seketika
3) Berdasarkan rasa .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Berdasarkan rasa
pertimbangan senang (senang
jika membeli)
4) Reflektif .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Antusias ketika membeli
5) Terpenuhi .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Terpenuhi
kebutuhan kepuasan
Jika anda memilih untuk Tidak Membeli, silakan anda menuliskan alasan mengapa anda tidak
melakukan pembelian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Berilah tanda centang (√) pada pernyataan “ Tidak Membeli” jika anda memilih untuktidak membeli produk yang ditampilkan atau berilah tanda centang (√) padapernyataan “Membeli” jika anda memilih untuk membeli produk yang ditampilkan :
F. Iklan 6 Produk berkaitan dengan Hobi
Tidak Membeli Membeli
Jika anda memilih untuk Membeli, silakan anda memberikan tanda lingkaran (O) pada salahsatu ruang pada setiap pernyataan sesuai penilaian anda terhadap perilaku membeli yang barusaja anda lakukan :
1) Membutuhkan .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Menginginkan
2) Terencana .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Spontan/Seketika
3) Berdasarkan rasa .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Berdasarkan rasa
pertimbangan senang (senang
jika membeli)
4) Reflektif .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Antusias ketika membeli
5) Terpenuhi .--1--.--2--.--3--.--4--.--5--.--6--.--7--. Terpenuhi
kebutuhan kepuasan
Jika anda memilih untuk Tidak Membeli, silakan anda menuliskan alasan mengapa anda tidak
melakukan pembelian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
DATA DIRI
Nama / NIM :
Kelas :
Jenis Kelamin :
Uang Bulanan : Rp.
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan memberikan tanda silang (X) sesuai dengankehidupan anda sehari-hari ketika menonton iklan dalam sebuah tayangan di televisi danketika berbelanja:
1. Saya biasanya menonton TV selama:
a. 1-2 jam perhari
b. 3-4 jam perhari
c. 5 jam atau lebih perhari
d. Tidak pernah
2. Berdasarkan iklan-iklan yang ditayangkan tadi, saya :
a. Belum pernah melihat iklan-iklan tersebut
b. Jarang melihat iklan-iklan tersebut
c. Pernah melihat iklan-iklan tersebut
d. Sering melihat iklan tersebut
3. Ketika melihat suatu produk yang baru dan ditayangkan iklannya di TV, saya biasanya
akan:
a. Mencoba dan membeli produk itu
Karena
b. Tidak mau mencoba dan tidak akan membeli produk itu
Karena
4. Saya akan lebih tertarik membeli iklan yang biasanya :
a. Menampilkan selebritis/artis/aktor/atlet sebagai model dalam iklan tersebut
Karena
b. Tidak menampilkan selebritis/artis/aktor/atlet sebagai model dalam iklan tersebut
Karena
c. Atau saya lebih menyukai iklan yang biasanya menampilkan
Periksalah kembali jawaban anda, jangan sampai ada yang terlewatkan.
Terimakasih atas kerjasamanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Lampiran 5.Gambar Video Iklan Televisi Celebrity
Endorser dan Iklan Televisi NonCelebrity Endorser
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
1. Gambar Iklan Televisi Celebrity Endorser (Terpakai dalam Penelitian
Eksperimen)
a. Iklan alas kaki Homyped b. Iklan Pakaian Sophie Martin
c. Iklan Kosmetik dan Perawatan Tubuh Ponds Men & Women
d. Iklan Aksesoris Pribadi Jam Tangan Casio
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
e. Iklan Perlengkapan Olahraga Adidas
f. Iklan Produk Berkaitan dengan Hobi (Travelling) Garuda Indonesia
2. Gambar Iklan Televisi Non Celebrity Endorser (Terpakai dalam
Penelitian Eksperimen)
a. Iklan alas kaki Homyped b. Iklan Pakaian Sophie Martin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
c. Iklan Kosmetik dan Perawatan Tubuh Ponds Men & Women
d. Iklan Aksesoris Pribadi Jam Tangan Casio
e. Iklan Perlengkapan Olahraga Adidas
f. Iklan Produk Berkaitan dengan Hobi (Travelling) Garuda Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
3. Gambar Iklan Televisi Celebrity Endorser (Tidak Terpakai dalam
Penelitian Eksperimen)
a. Iklan Parfum AXE Black & Puteri Body Splash
b. Iklan Makanan ( Junk Food) KFC
4. Gambar Iklan Televisi Non Celebrity Endorser (Tidak Terpakai dalam
Penelitian Eksperimen)
a. Iklan Parfum AXE Black & Puteri Body Splash
b. Iklan Makanan ( Junk Food) KFC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Lampiran 6.Dokumentasi Persiapan dan
Pelaksanaan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
1. Dokumentasi Pelaksanaan Professional Judgment
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
2. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian Eksperimen
a. Kelompok Eksperimen A-B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
b. Kelompok Eksperimen B-A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
SUMBER GAMBAR IKLAN
1. Iklan I alas kaki “Homyped”
a. Celeb : https://www.youtube.com/watch?v=_LLaGw1MooE
b. Non : https://www.youtube.com/watch?v=HAXkr_VArTg
2. Iklan II kosmetik dan perawatan tubuh “Ponds”
a. Men:
1) Celeb : https://www.youtube.com/watch?v=UZzceEagPqc
2) Non : https://www.youtube.com/watch?v=AKtRW-VQzfg
b. Women:
1) Celeb : https://www.youtube.com/watch?v=OdrJCRR9fpA
2) Non : https://www.youtube.com/watch?v=y3qK9Is7-f0
3. Iklan III aksesoris pribadi (jam tangan) “CASIO”
a. Men :
1) Celeb : https://www.youtube.com/watch?v=GdQhlRUbdRU
b. Women :
1) Celeb : https://www.youtube.com/watch?v=-TAvU1pY1D0
c. Non : https://www.youtube.com/watch?v=Pmd25W0jHd4
4. Iklan IV pakaian “Sophie Martin”
a. Celeb : https://www.youtube.com/watch?v=dCYEqQlKJZE
b. Non : https://www.youtube.com/watch?v=TAubSiCZBAw
5. Iklan V perlengkapan olahraga “ADIDAS”
a. Celeb : https://www.youtube.com/watch?v=QWhSaQovxm0
b. Non : https://www.youtube.com/watch?v=9PvtW0Uvnl0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
6. Iklan VI parfum “Puteri Body Splash Mustika Ratu” dan “AXE Black”
a. Men :
1) Celeb : https://www.youtube.com/watch?v=HxFW4A7YHOM
2) Non : https://www.youtube.com/watch?v=bZJW0yGMptc
b. Women :
1) Celeb : https://www.youtube.com/watch?v=HwFJrRafnXE
2) Non : https://www.youtube.com/watch?v=aYexA3jQQtQ
7. Iklan VII Produk berkaitan dengan hobi (travelling) “GARUDA
INDONESIA”
a. Celeb : https://www.youtube.com/watch?v=ZhsVGEgRQmY
b. Non : https://www.youtube.com/watch?v=xenbi-l3Tqs
8. Iklan VIII Makanan (junk food) “KFC”
a. Celeb : https://www.youtube.com/watch?v=oVZdY-Td4Ck
b. Non : https://www.youtube.com/watch?v=akPJNkKwwDI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI