rumah profasdffesi

142
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR II RUMAH TINGGAL DOSEN ARSITEKTUR Di Jalan Ki Hajar Dewantara, Surakarta DOSEN PEMBIMBING: Ir. MDE Purnomo, M.T Kelompok: Beny Putra K (I0213020) Carissa Indraeni K (I0213022) Darumas Rismanu Andang (I0213025) Endah Retno D (I0213029) Fauziah Prabarini (I0213032) Imaduddin Zakky (I0213037) Intan Salamina (I0213038) 1

Upload: agustinus-wisnu-wardana

Post on 07-Dec-2015

11 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

dsfasfasdfafa

TRANSCRIPT

Page 1: RUMAH PROfasdfFESI

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR II

RUMAH TINGGAL DOSEN ARSITEKTUR

Di Jalan Ki Hajar Dewantara, Surakarta

DOSEN PEMBIMBING:

Ir. MDE Purnomo, M.T

Kelompok:

Beny Putra K (I0213020)

Carissa Indraeni K (I0213022)

Darumas Rismanu Andang (I0213025)

Endah Retno D (I0213029)

Fauziah Prabarini (I0213032)

Imaduddin Zakky (I0213037)

Intan Salamina (I0213038)

Iqbal Nurhidayat (I0213039)

Irwanda Restu H P (I0213040)

Ishmah Afifah (I0213041)

1

Page 2: RUMAH PROfasdfFESI

BAB I

PENDAHULUAN

A. DEFINISI

1. PENGERTIAN

RUMAH

- Rumah ru.mah [n] (1) bangunan untuk tempat tinggal; (2) bangunan

pada umumnya (seperti gedung) (Kamus KBBI)

- Rumah dalam arti umum,  rumah adalah bangunan yang

dijadikan tempat tinggal selama jangka waktu tertentu. Dalam arti khusus, rumah

mengacu pada konsep-konsep sosial-kemasyarakatan yang terjalin di dalam

bangunan tempat tinggal, seperti keluarga, tempat bertumbuh, makan, tidur,

beraktivitas, dll. (Wikipedia, 2012)

- Rumah adalah bangunan untuk tempat tinggal (Kamus Besar Bahasa

Indonesia, 966:2003).

- Dalam pengertian yang luas, rumah bukan hanya sebuah bangunan

(struktural), melainkan juga tempat kediaman yang memenuhi syarat-syarat

kehidupan yang layak, dipandang dari berbagai segi kehidupan masyarakat.

Rumah dapat dimengerti sebagai tempat perlindungan, untuk menikmati

kehidupan, beristirahat, dan bersuka ria bersama keluarga. Di dalam rumah,

penghuni memperoleh kesan pertama dari kehidupannya di dunia ini. Rumah

harus menjamin kepentingan keluarga, yaitu untuk tumbuh, member

kemungkinan untuk hidup bergaul dengan tetangganya, dan lebih dari itu, rumah

2

Page 3: RUMAH PROfasdfFESI

harus memberi ketenangan, kesenangan, kebahagiaan, dan kenyamanan pada

segala peristiwa hidupnya. (Frick, 2006:1)

- Rumah merupakan sebuah bangunan, temoat manusia tinggal dan

melangsungkan kehidupannya. Disamping itu rumah juga merupakan tempat

berlangsungnya proses sosialisasi pada saat seorang individu diperkenalkan

kepada norma dan adat kebiasaan yang berlaku di dalam suatu masyarakat. Jadi,

setiap perumahan memiliki nilai yang berlaku bagi warganya. Sistem nilai

tersebut berbeda antara satu perumahan dengan perumahan yang lain, tergantung

pada daerah ataupun keadaan masyarakat setempat. (Sarwono dalam Budihardjo,

1998:148)

- Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau

hunian dan sarana pembinaan keluarga. (UU No.4 Tahun 1992 tentang

Perumahan dan Pemukiman)

DOSEN ARSITEKTUR

Dosen adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu

pengetahuan kepada anak didik di sekolah. Dosen adalah orang yang

berpengalaman dalam bidang profesinya. Dengan keilmuan yang yang

dimilikinya, dia dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas.

(Djamarah, 2006)

Dosen Arsitektur adalah tenaga pendidik yang berpengalaman di bidang

arsitektur.

3

Page 4: RUMAH PROfasdfFESI

2. RUMAH TINGGAL UNTUK DOSEN ARSITEKTUR

Rumah tinggal untuk dosen arsitektur yang akan didesain merupakan

sebuah desain rumah tinggal yang menampung segala aktifitas yang diperlukan

oleh penggunanya yang berlokasi di Jalan Ki Hajar Dewantara. Secara

keseluruhan rumah dosen arsitektur adalah tempat berlindung manusia dari

keadaan luar, tempat berkumpul bagi keluarga, juga sebagai sarana yang mampu

mewadahi aktivitas atau kegiatan yang lebih spesifik seseorang yang mempunyai

pekerjaan sebagai dosen arsitektur.

3. RANCANGAN RUMAH TINGGAL

Rumah yang akan dirancang adalah rumah tinggal yang nyaman, indah,

aman,dan memberikan suasana refresing dari aktivitas diluar rumah bagi

penggunanya.

B. LATAR BELAKANG MASALAH

Kebutuhan primer manusia terdiri atas pangan, sandang, dan papan. Ketika

kebutuhan akan pangan dan sandang telah terpenuhi, manusia membutuhkan sebuah

rumah tinggal untuk memenuhi kebutuhan papannya. Kebutuhan akan rumah tinggal ini

tidak hanya untuk kebutuhan perseorangan tetapi juga merupakan sebuah kebutuhan

primer dari sebuah keluarga.

Keluarga membutuhkan tempat tinggal untuk berlindung dan berkumpul

bersama keluarga. Sebuah tempat tinggal dapat berupa rumah pribadi yang mewadahi

semua aktivitas sehari-hari seperti makan, minum, tidur, kebutuhan metabolisme dan

lainnya. Sebuah rumah tinggal yang baik mempunyai program ruang yang dapat

menunjang segala aktivitas didalamnya.

4

Page 5: RUMAH PROfasdfFESI

Sebuah rumah tinggal juga berfungsi untuk melepas kepenatan dari aktivitas

pekerjaan setiap penghuninya, rumah tinggal merupakan tempat bagi kita beristirahat,

karena itu, suasana dari sebuah rumah tinggal harus memiliki kenyamanan dan

kehangatan yang kuat.

Perancangan rumah tinggal disesuaikan dengan karakteristik pemilik dari rumah

tinggal tersebut, dalam hal ini pemilik rumah tinggal berprofesi sebagai dosen arsitektur.

Maka dari itu desain rumah disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya yang memiliki

profesi sebagai dosen arsitektur. Rancangan rumah tersebut dimungkinkan mampu

mewadahi kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan dari pemilik rumah tersebut.

Rumah tinggal ini tidak hanya untuk beristirahat setelah lelah bekerja, tetapi juga

sebagai tempat untuk mengeksplor ide-ide baru bagi dosen arsitektur, menyiapkan materi

perkuliahan bagi dosen arsitektur dan dosen ekonomi, dan untuk belajar bagi kedua anak

(laki-laki dan perempuan) . Sehingga, rumah tinggal ini membutuhkan sebuah ruang kerja

dan ruang belajar untuk penggunanya yang nyaman atau sesuai dengan keinginan

penggunanya.

Rumah tinggal dapat dibangun di daerah tropis seperti misalnya di Indonesia.

Dengan ciri tingkat kelembaban yang cukup tinggi, curah hujan cukup tinggi, sinar

matahari panas, dan memiliki suhu lingkungan 260-310. Pada daerah tropis ini terdapat

ragam rumah tinggal di tengah perkotaan maupun di pinggir perkotaan tentunya dengan

karakteristik lingkungan spesifik yang berbeda. Seperti yang kita ketahui, rumah yang

letaknya di tengah kota memiliki tingkat kesibukan dan kebisingan lingkungan yang lebih

tinggi dibandingkan dengan pinggiran.

Rumah tinggal bagi dosen arsitektur yang akan dirancang yaitu sebuah rumah

tinggal dengan konsep rumah tropis modern, yang berfungsi sebagai tempat istirahat bagi

5

Page 6: RUMAH PROfasdfFESI

pemiliknya yang mempunyai kesibukan padat dengan mengajar di jurusan Arsitektur.

Konsep ini digunakan karena rumah tinggal ini terletak di daerah tropis. Desain rumah

tinggal ini akan mempertimbangkan material-material alam dan organisasi ruang yang

mampu membawakan penghawaan secara optimal. Sehingga akan memberikan rasa

nyaman dan disamping itu juga menjadi tempat penyegar pikiran dengan keluarga setelah

beraktivitas di luar rumah.

C. PERMASALAHAN DAN PERSOALAN

1. Permasalahan

a. Bagaimana rumah tinggal yang dapat memenuhi kebutuhan setiap

aktivitas tiap anggota keluarga ?

b. Bagaimana merancang rumah tinggal yang aman untuk ditempati ?

c. Bagaimana merancang rumah tinggal yang nyaman untuk ditempati?

2. Persoalan

a. Rumah tinggal yang dapat memenuhi kebutuhan setiap aktivitas tiap

anggota keluarga:

a.1. Bagaimana kuantitas dan kualitas kebutuhan ruang pada

rumah tinggal dapat mewadahi semua kebutuhan kegiatan tiap

anggota keluarga yang berbeda-beda?

a.2. Bagaimana organisasi ruang rumah tinggal untuk memenuhi

kebutuhan ruangnya?

a.3. Bagaimana sirkulasi pengguna pada organisasi ruang?

6

Page 7: RUMAH PROfasdfFESI

b. Merancang rumah tinggal yang aman untuk ditempati:

b.1. Bagaimana merancang rumah tinggal yang sesuai dengan

peraturan bangunan setempat?

c. .Merancang rumah tinggal yang nyaman untuk ditempati:

c.1.Bagaimana merancang rumah tinggal yang memiliki

penghawaan optimal dengan membuat bukaan yang cukup untuk

jalur sirkulasi udara?

c.2. Bagaimana pemilihan material alami dan/atau berkarakter

alami yang tetap melestarikan lingkungan?

c.3. Bagaimana pemanfaatan pendinginan pasif dan aktif yang

menunjang kenyamanan pengguna dalam rumah tinggal?

D. TUJUAN

Merancang Rumah Tinggal Dosen Arsitektur yang berdasarkan pada sistem

konsep perancangan, yaitu konsep penataan site, peruangan, struktur, bentuk dan utilitas.

E. SASARAN

a. Rumah tinggal yang dapat memenuhi kebutuhan setiap aktivitas tiap

anggota keluarga:

a.1. Konsep Peruangan :

- Program ruang (kuantitas dan kualitas)

- Organisasi ruang

7

Page 8: RUMAH PROfasdfFESI

- Sirkulasi

b. Merancang rumah tinggal yang aman untuk ditempati:

b.1. Konsep Penataan Site

c. .Merancang rumah tinggal yang nyaman untuk ditempati:

c.1. Konsep utilitas : Penghawaan

c.2. Konsep Bentuk dan Estetika

F. LINGKUP DAN BATASAN

1. Lingkup

Lingkup perancangan rumah tinggal profesi dosen arsitektur ini adalah bidang

arsitektur.

2. Batasan

Batasan perancangan rumah tinggal profesi dosen arsitektur ini adalah site

yang berada di pertigaan dengan luas 600 m2. Site berada di Jalan Ki Hajar

Dewantara, Surakarta yang merupakan daerah perumahan dengan tingkat

interaksi sosial yang rendah. Site berada di sekitar wilayah Universitas sehingga

apabila saat di siang hari dapat menimbulkan kebisingan. Site berada dekat

dengan taman sehingga apabila jenuh dapat bermain di taman. Di sebelah timur

laut dan tenggara berbatasan dengan rumah warga, di sebelah selatan berbatasan

dengan jalan, dan di sebelah barat berbatasan dengan jalan gang. Pengguna

rumah tinggal ini adalah ayah, ibu, 2 orang anak (laki-laki dan perempuan),

pembantu dan tamu.

8

Page 9: RUMAH PROfasdfFESI

G. METODA PENYELESAIAN

Secara umum, untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah dirumuskan serta

berdasarkan kepada rumusan masalah dan persoalan, metoda penyelesaian (prosedur,

cara, dan teknik serta alat) dimulai dari:

1. Gagasan awal atau penugasan obyek dan pemahaman awal tentang obyek

yang dirancang

Untuk dapat merancang suatu obyek dengan sebaik-baiknya maka

tindakan awal adalah dengan cara medefinisikan (dari beberapa sumber) dan

memahami dalam lingkup/ranah arsitektur jenis obyek yang akan dirancang

(suatu gambaran rencana awal). Pemahaman awal dari mendefinisikan obyek ini

adalah tahap awal dari rumusan konsep perencanaan (building concept).

2. Penelusuran dan rumusan masalah (problem finding and problem

steatment)

Penelusuran masalah diuraikan sebagai latar belakang masalah, dimulai

dari:

a. Isu-isu makro tentang kebutuhan akan obyek yang akan direncana,

b. Observasi atau survey awal terhadap kebutuhan serta fenomena situasi

dan kondisi yang sedang berlangsung di dalam masyarakat, secara

khusus dihubungkan dengan para pengguna melakukan aktivitas dan

kondisi/situasi yang berlangsung pada fasilitas obyek yang akan

direncana (attribution),

c. Memperhatikan perimbangan terhadap prediksi dari fenomena (kondisi

dan situasi) yang akan terjadi pada masa yang akan datang.

9

Page 10: RUMAH PROfasdfFESI

3. Kajian pustaka sebagai referensi substansial

Cara yang digunakan adalah melalui kajian substansial (berdasar pada

definisi dan pemahaman awal, masalah dan persoalan yang dirumuskan) dari

sumber-sumber ranah teoretik, pengetahuan empirik, atau kajian preseden.

Dari kajian pustaka dan merupakan referensi substansial akan didapat

gambaran secara umum tentang obyek yang meliputi gambaran tentang:

a. Orang-orang sebagai pengguna,

b. Kecocokan atau kebiasaan setting fisik/lingkungan dimana obyek ini

berada

c. Bagaimana kondisi dan situasi oerkembangan obyek dari waktu ke

waktu serta bagaimana gambaran perdiksi di masa yang akan dating

d. Bagaimana sosok bangunan yang representative terhadap fungsi

e. Mengapa fasilitas bangunan ini dibutuhkan dan dapat menjawab

kebutuhan dan keinginan pengguna

f. Bagaimana cara fasilitas bangunan ini dapat terwujud guna

memecahkan masalah dan persoalan desain yang sudah dirumuskan.

4. Data dan informasi

Dari kajian pustaka akan didapat arahan data dan informasi yang layak

untuk dicari dan dipersiapkan.

a. Data primer : Para penggunan (dan atribusi) dan apak merupakan

data primer yang harus didapat dari sumber langsung di lapangan.

b. Data sekunder: Merupakan data arsip dari pihak ketiga di dalam

mendapatkan data-data substansial yang harus disajikan sebagai konteks.

10

Page 11: RUMAH PROfasdfFESI

Misalnya, codes, peraturan bangunan yang ditetapkan oleh Pemerintah

Daerah setempat, teknik: teknologi bangunan apa yang sedang

berlangsung, sosial dan budaya setempat yang harus dipahami

merupakan asset rancangan yang sustainable dan menjunjung nilai

lokalitas, serta pengaruh lingkungan fisik dan psikis merupakan materi

konteks yang perlu mendapatkan respons di dalam perancangan

arsitektur.

Kemudian data dan informasi direduksi menjadi substansi-substansi yang

dianggap penting dan digunakan dalam penulisan konsep perancangan/desain.

Pengolahan data ini berlangsung terus-menerus karena adanya tambahan dan

informasi baru serta pengurangan akibat adanya perubahan yang membuat data

sebelumnya dianggap kurang sesuai dengan format yang baru.

5. Gambaran spesifik obyek yang akan dirancang dan rumusan konsep

perencanaan (building performance concept)

Dari temuan hasil analisis gambaran umum obyek yang akan

direncanakan serta data dan informasi akan didapatkan rumusan konsep

perencanaan spesifik sebagai building performance concept.

6. Pendekatan dan rumusan konsep perancangan arsitektur

Pendekatan perumusan konsep perancangan melalui metoda induktif

yaitu pendekatan berdasarkan pengetahuan empirik: untuk meperoleh gambaran

mengenai obyek dan metoda deduktif yaitu pendekatan berdasarkan

teoretik.referensi yang akan membantu mengarahkan pembahasan sesuai dengan

perencanaan yang diinginkan.

11

Page 12: RUMAH PROfasdfFESI

Cara yang digunakan:

a. Analisis

Menggunakan metoda pemrogaman arsitektur bahwa sistem

bangunan merupakan sistem dari beberapa komponen rancangan yang

diprogramkan. Metoda penguraian dan pengkajian dari data-data dan

informasi yang kemudian digunakan sebagai data relevan bagi

perencanaan dan perancangan. Pada tahapan ini dilakukan dengan

analisis data menggunakan metoda analisis deskriptif yaitu melalui

penguraian data dan informasi disertai gambar sebagai media berdasar

pada teori normatf yang ada. Tahapan analisa akan dilakukan pengolahan

data-data yang telah terkumpul dan dikelompokkan berdasarkan program

fungsional, performansi, dan arsitektural. (Gambar 1)

a.1. Program fungsional bertujuan untuk mengidetifikasi

pengguna

Obyek yang direncanakan yaitu user, kegiatan user, dan

alur kegiatan user yang akan merepresentasikan tema kegiatan.

a.2. Program performansi menerjemahkan secara skematik

kebutuhan calon pengguna pada tema obyek.

Dalam hal ini membahas persyaratan atau kriteria kinerja

rancangan sistem setting aktivitas/ruang/tapak (dengan

memperhatikan obyek) yaitu kebutuhan ruang, persyaratan

ruang, dan program ruang serta penataannya pada setting site

yang ada.

12

Page 13: RUMAH PROfasdfFESI

Persyaratan atau kriteria setting fisik: peruangan dan tata

tapak kemudian diuraikan sebagai konsep perancangan sistem

peruangan dan tapak serta konsep skematik rancangan peruangan

dan tata tapak (seyogyanya terdapat beberapa alternatif konsep

skematik).

a.3. Analisis arsitektural merupakan tahap penggabungan dari

hasil identifikasi kedua analisis sebelumnya (fungsional dan

performansi). Dalam proses ini akan menganalisis pengolahan

(a) bentuk/citra bangunan, (b) struktur pembentuk, (c) utilitas

pendukung yang menyatukan kebutuhan penggunan dengan

persyaratan-persyaratan atau kriiteria. Seperti pada tahap

pemrograman performancy, kriterian perancangan bentuk,

struktur, dan utilitas digambarkan sebagai konsep perancangan

serta digambarkan berikutnya sebagai Konsep Programatik

Perancangan (bentuk, struktur, dan utilitas).

13

Page 14: RUMAH PROfasdfFESI

Gambar 1. Metoda Pemrograman Arsitektur

b. Sintesis

Tahap sintesis ini merpakan tahap penggabungan dari hasil

terbaik (dari alternative konsep desain skematik) yang telah dikaji pada

tahap analisis tersebut diolah dan disintesakan atau ditransformasikan ke

dalam bentuk ungkapan fisik yang dikehendaki, sesuai dengan daya

kreatif perancang. Cara mentransformasikan sangat tergantung dari

kecepatan dan pengalaman daya kreasi perancang, tidak ada metoda yang

memaksa kreasi seseorang.

7. Transformasi rancang bangun arsitektur dan rancangan awal (preliminery

design / pra- rancangan)

Hasil rancangan akan banyak dipengaruhi oleh kecepatan kreasi dan

pengalaman seseorang dapat mempresentasikan bagaimana wujud rancangan

14

Page 15: RUMAH PROfasdfFESI

bangunan fasilitas bermuatan tematik, memecahkan masalah dan persoalan

desain serta kontekstual dan suistainable.

H. POLA PIKIR DAN SISTEMATIKA PEMBAHASAN

1. Pola Pikir

Pola pikir yang dapat digambarkan adalah pola pikir tentang perumusan

konsep yaitu konsep perencanaan dan konsep perancangan atau konsep

programatik perancangan (Gambar 2). Sedangkan pola pikir sintesis dari konsep

skematik perancangan menjadi pra-rancangan sangat variatif tergantung dari

kecepatan kreasi dan pengalaman perancangan.

Gambar 2. Pola Pikir

15

Page 16: RUMAH PROfasdfFESI

2. Sistematika Pembahasan

Penyusunan Konsep Perencanaan dan Konsep Programatik Perancangan

BAB I. PENDAHULUAN

Bagian ini berisi tentang (a) definisi dan pemahaman awal dalam

lingkup arsitektur tentang judul obyek yang akan dirancang, (b) latar

belakang masalah, (c) rumusan masalah dan persoalan desain, (d) tujuan

dan sasaran pembahasan, (e) lingkup dan batasan pembahasan, (f) pola

pikir dan sistematika pembahasan.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Bagian ini akan membahas tentang temuan konsep perencanaan

(building concept atau concept of building) obyek yang akan dirancang

secara umum. Merupakan pemikiran yang logis dan mendekati realistis

apabila sebelum melakukan pekerjaan perancangan (yang didasari dan

diarahkan oleh konsep programatik perancangan) maka pencarian awal

tentang pemahaman atau konsep obyek yang akan dirancang.

Catatan: Pada bagian ini akan tersirat tentang (a) orang-orang sebagai pengguna, (b)

kecocokan atau kebiasaan setting fisik/lingkungan dimana obyek ini berada, (c)

bagaimana kondisi dan situasi perkembangan obyek dari waktu ke waktu serta

bagaimana prediksi di masa yang akan datang, (d) bagaimana sosok bangunan yang

representatif teerhadap fungsi, (e) mengapa fasilitas bangunan ini dibutuhkan dan dapat

menjawab kebutuhan dan keinginan pengguna, dan (f) bagaimana cara fasilitas

bangunan ini dapat terwujud guna memecahkan masalah dan persoalan desain yang

sudah dirumuskan.

16

Page 17: RUMAH PROfasdfFESI

BAB III. TINJAUAN DATA DAN INFORMASI

Bagian ini akan memaparkan data dan informasi tentang:

a. Pengguna : Identifikasi para pengguna (individu maupun

kelompok/organisasi), aktivitas, dan atribusi yang terjadi pada

setting tertentu.

b. Tapak : Identifikasi dimana tapak berada, dimensi

tapak, kondisi topografi, dan klimatologi pada tapak, dan lain-

lain.

c. Konteks : Mengorganisir informasi-informasi yang harus

diperhatikan sebagai konteks (codes atau peraturan atau

kebijakan yang berlaku), kondisi dan situasi sosial dan budaya

masyarakat, kondisi dan situasi lingkungan fisik.

BAB IV. GAMBARAN UMUM OBJEK YANG AKAN

DIRANCANG DAN RUMUSAN KONSEP PERENCANAAN

Bagian ini akan membahas atau analisis gambaran umum obyek

yang akan direncana (bagian II) dengan data dan informasi (Bagian III)

sehingga bagian ini akan lebih dapat menggambarkan obyek yang

dirancang secara spesifik. Gambaran spesifik ini merupakan temuan

konsep perencanaan yang applicable (terapan).

17

Page 18: RUMAH PROfasdfFESI

BAB V. ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERANCANGAN

Bagian ini akan membahas tentang pemrograman arsitektur

dimana rumusan sistem konsep perancangan merupakan pengarah atau

patokan dasar tindakan merancang.

Dimana sistem konsep perancangan atau konsep programatik

perancangan terddiri dari program-program (a) penataan tapak: kriteria,

konsep perancangan dan konsep skematik desain, (b) sistem

ruang/peruangan: kriteria, konsep perancangan dan konsep skematik

desain, (c) bentuk: kriteria, konsep perancangan dan konsep skematik

desain, (d) struktur: kriteria, konsep perancangan dan konsep skematik

desain, (e) utilitas: kriteria, konsep perancangan dan konsep skematik

desain.

BAB VI. RUMUSAN KONSEP PERENCANAAN DAN KONSEP

PERANCANGAN

Bagian ini berisi hasil akhir pembahasan yaitu rumusan konsep

perencanaan dan konsep programatik perancangan sebagai pengarah atau

patokan dasar tindakan merancang.

18

Page 19: RUMAH PROfasdfFESI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI RUMAH TINGGAL

1. TEORI

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.4 Tahun 1992 Tentang

Perumahan dan Pemukiman mendefinisikan bahwa:

a. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau

hunian dan sarana pembinaan keluarga,

b. Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai

lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi

dengan prasarana dan sarana lingkungan,

c. Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan

lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang

berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan

tempat kegiatan yang mendukung perkehidupan dan penghidupan.

Pengertian rumah menurut Budihardjo (1987) antara lain: rumah sebagai

simbol dan pencerminan tata nilai selera pribadi penghuninya atau dengan kata

lain sebagai pengejawantahan jati diri, rumah sebagai wadah keakraban dimana

rasa memiliki, kebersamaan, kehangatan, kasih dan rasa aman tercipta

didalamnya; rumah sebagai tempat kita menyendiri dan menyepi, yaitu sebagau

tempat melepaskan diri dari dunia luar, tekanan dan tegangan, rumah sebagai

tempat untuk kembali pada akar dan menumbuhkan rasa kesinambungan dalam

19

Page 20: RUMAH PROfasdfFESI

untaian proses ke masa depan, rumah sebagai wadah kegiatan utama sehari-hari,

rumah sebagai pusat jaringan sosial, rumah sebagai struktur fisik dalam arti

rumah adalah bangunan.

a. Dalam pengertian yang luas, rumah bukan hanya sebuah bangunan

(struktural), melainkan juga tempat kediaman yang memenuhi syarat-

syarat kehidupan yang layak, dipandang dari berbagai segi kehidupan

masyarakat. Rumah dapat dimengerti sebagai tempat perlindungan, untuk

menikmati kehidupan, beristirahat dan bersuka ria bersama keluarga. Di

dalam rumah, penghuni memperoleh kesan pertama dari kehidupannya di

dalam dunia ini. Rumah harus menjamin kepentingan keluarga, yaitu

untuk tumbuh, memberi kemungkinan untuk hidup bergaul dengan

tetangganya, dan lebih dari itu, rumah harus memberi ketenangan,

kesenangan, kebahagiaan, dan kenyamanan pada segala peristiwa

hidupnya. (Frick,2006:1).

b. Rumah merupakan sebuah bangunan, tempat manusia tinggal dan

melangsungkan kehidupannya. Disamping itu rumah juga merupakan

tempat berlangsungnya proses sosialisasi pada saat seorang individu

diperkenalkan kepada norma dan adat kebiasaan yang berlaku di dalam

suatu masyarakat.Jadi setiap perumahan memiliki sistem nilai yang

berlaku bagi warganya.Sistem nilai tersebut berbeda antara satu

perumahan dengan perumahan yang lain, tergantung pada daerah ataupun

keadaan masyarakat setempat. (Sarwono dalam Budihardjo, 1998 : 148).

Menurut John Silas (2002), rumah mengandung pengertian:

a. Sebagai tempat penyelenggaraan kehidupan dan penghidupan ,

rumah harus memenuhi kebutuhan yang bersifat biologis seperti makan,

20

Page 21: RUMAH PROfasdfFESI

belajar, dan lain-lain, juga memenuhi kebutuhan non biologis, seperti

bercengkerama dengan anggota keluarga atau dengan tetangga.

b. Rumah berfungsi sebagai sarana investasi, rumah mempunyai

nilai investasi yang bersifat moneter yang dapat diukur dengan uang dan

non moneter yang tidak dapat diukur dengan uang, tetapi lebih pada

keuntungan moral dan kebahagiaan keluarga.

c. Rumah sebagai sarana berusaha, melalui rumah oenghuni

dapat meningkatkan pendapatannya guna kelangsungan hidupnya.

d. Rumah sebagai tempat bernaung harus memenuhi kebutuhan

ruang akan kegiatan bagi penghuninya. Terdapat beberapa ruang pokok

yang ada pada sebuah rumah, yaitu ruang tidur, ruang belajar atau ruang

kerja, ruang keluarga,  ruang servis seperti dapur, dan teras atau ruang

tamu. Makna yang terkandung didalam kebutuhan ruang-ruang tersebut

mencerminkan bahwa rumah adalah tempat untuk  istirahat, tempat untuk

mengaktualisasikan diri guna meningkatkan mutu kehidupan, rumah

sebagai tempat sosialisasi utamanya dengan keluarga, rumah sebagai

tempat menyediakan kebutuhan jasmani dan rohani, serta rumah sebagai

tempat bernaung.

Syarat rumah tinggal:

a. Aksesibilitas

a.1. Kebutuhan transportasi terpenuhi dngan mudah dan murah.

a.2. Jarak tempat ke fasilitas umum mudah dan cepat.

a.3. Jalan menuju lokasi kualitasnya cukup baik, aman, dan

nyaman hendaknya lancar.

21

Page 22: RUMAH PROfasdfFESI

b. Lingkungan

b.1.Kesehatan lingkungan terpenuhi. misalnya : Jauh dari polusi

(pabrik maupun kendaraan umum ).

b.2 Penataan lingkungan cukup asri dan alami.

b.3. Cukup ruang terbuka, misalnya: taman atau komunitas.

b.4. Prasarana dan sarana memadai. misalnya: jalan lingkungan,

tempat-tempat ibadah, olahraga, taman, sekolah dll.

c. Secara fisik rumah itu harus:

c.1. Sesuai dengan organisasi keluarga.

c.2. Sehat

c.3. Nyaman

c.4. Aman

2. EMPIRIK

Secara umum, rumah dapat diartikan sebagai tempat untuk berlindung

atau bernaung dari pengaruh keadaan alam sekitarnya (hujan, matahari, dll) ,serta

merupakan tempat beristirahat setelah bertugas untuk memenuhi kebutuhan

sehari- hari.

22

Page 23: RUMAH PROfasdfFESI

B. KONSEP OF RUMAH TINGGAL

1. BENTUK

a. Empirik

Sebagai bangunan, rumah berbentuk ruangan yang dibatasi oleh dinding

dan atap.Rumah memiliki jalan masuk berupa pintu dengan tambahan

berjendela.Lantai rumah biasanya berupa tanah, ubin, babut, keramik, atau bahan

material lainnya.Rumah bergaya modern biasanya memiliki unsur-unsur ini.

Ruangan di dalam rumah terbagi menjadi beberapa ruang yang berfungsi secara

spesifik, seperti kamar tidur, kamar mandi, WC, ruang makan, dapur, ruang

keluarga, ruang tamu, garasi, gudang, teras dan pekarangan.

Rumah memiliki berbagai model dan tipe desain yang beragam, selain

model rumah minimalis, terdapat juga beberapa model rumah lain seperti model

rumah kontemporer, rumah tradisional dan model rumah modern. Selain

memiliki beragam model rumah saat ini juga memiliki ukuran baku, seperti

rumah type 36, rumah type 45, rumah type 54.

Contoh desain rumah hook 2lantai:

23

Page 25: RUMAH PROfasdfFESI

25

Page 26: RUMAH PROfasdfFESI

Gambar kerja arsitektural dan utilitas rumah 2 lantai di lahan hook

26

Page 31: RUMAH PROfasdfFESI

2. FUNGSI

a. Teori

a.1. Turner (dalam Jenie, 2001 : 45), mendefinisikan tiga fungsi utama

yang terkandung dalam sebuah rumah tempat bermukim, yaitu:

i. Rumah sebagai penunjang identitas keluarga (identity) yang

diwujudkan pada kualitas    hunian atau perlindungan yang

diberikan oleh rumah. Kebutuhan akan tempat tinggal

dimaksudkan agar penghuni dapat memiliki tempat berteduh

guna melindungi diri dari iklim setempat.

ii. Rumah sebagai penunjang kesempatan (opportunity) keluarga

untuk berkembang  dalam kehidupan sosial budaya dan ekonomi

atau fungsi pengemban keluarga. Kebutuhan berupa akses ini

diterjemahkan dalam pemenuhan kebutuhan sosial dan

kemudahan ke tempat kerja guna mendapatkan sumber

penghasilan.

iii. Rumah sebagai penunjang rasa aman (security) dalam arti

terjaminnya. keadaan keluarga di masa depan setelah

31

Page 32: RUMAH PROfasdfFESI

mendapatkan rumah. Jaminan keamanan atas lingkungan

perumahan yang ditempati serta jaminan keamanan berupa

kepemilikan rumah dan lahan (the form of tenure).

a.2. Rumah berfungsi sebagai wadah untuk lembaga terkecil masyarakat

manusia,yang sekaligus dapat dipandang sebagai “shelter” bagi tumbuhnya rasa

aman atau terlindung. Rumah juga berfungsi sebagai wadah bagi berlangsungnya

segala aktivitas manusia yang bersifat intern dan pribadi. Jadi, rumah tidak

semata-mata merupakan tempat bernaung untuk melindungi diri dari segala

bahaya, gangguan dan pengaruh fisik belakang melainkan juga merupakan

tempat bernaung untuk melindungi diri dari segala bahaya, gangguan, dan

pengaruh fisik belaka, melainkan juga merupakan tempat tinggal, tempat

berisitirahat setelah menjalani perjuangan hidup sehari-hari. (Ridho, 2001 : 18)

b. Empirik

b.1. Untuk melindungi manusia dari pengaruh sekitar ( Alam )

b.2. Sebagai tempat beristirahat/ tidur setelah beraktifitas

b.3. Sebagai wadah untuk aktifitas-aktifitas harian manusia. seperti :

mandi, makan, masak, dll.

3. KONTEKS

a. Peraturan Daerah Surakarta No.8 Tahun 2009 Tentang Bangunan

a.1. Peraturan Daerah Surakarta No.8 Tahun 2009 Tentang Bangunan

i. Letak garis sepadan bangunan terluar adalah separuh lebar

ruang milik jalan atau daerah milik jalan (damija) ditambah satu

meter dihitung dari as jalan.

32

Page 33: RUMAH PROfasdfFESI

ii. Garis sepadan bangunan terluar pada bagian samping dan atau

belakang yang berbatasan dengan tetangga minimal 2 meter dari

batas kapling.

iii. Apabila garis sepadan bangunan dengan garis sepadan jalan,

cucuran atap atau teritis atau overstek maksimal 1.5 meter,

ketinggian minimal 3 meter dari lantai dasar.

a.2. Peraturan Daerah Surakarta No.1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Kota Surakarta

i. Pengembangan rumah tinggal tunggal diizinkan setinggi-

tingginya tiga lantai dengan mempertimbangkan daya dukung

lingkungan.

b. Sosial budaya

Masyarakat tiap daerah mempunyai kemampuan dan kreativitas yang

berbeda dalam mengadaptasi dan mengolah kebudayaan baru. Hal ini

mempengaruhi dan mengakibatkan bervariasinya hasil-hasil budaya itu, antara

lain adalah beragamnya kekhasan arsitektur yang mampu mencerminkan budaya

daerah. Rumah dengan segala perwujudan bentuk ,fungsi dan maknanya

senantiasa diatur, diarahkan, dan ditanggapi atau diperlakukan oleh penghuni

menurut kebudayaan yang mempengaruhi masyarakat yang bersangkutan.

Sebagaimana setiap suku bangsa mempunyai corak rumah masing-

masing baik bentuk maupun funsi dari rumah tinggal yang di huninya. Rumah

tempat tinggal dapat berlainan menurut ukuran serta kemewahannya, karena

sebuah rumah orang Jawa dapat juga memperlihatkan bagaimana status sosial

dari penghuninya. Arsitektur merupakan salah satu hasil budaya yang dapat

menunjukkan identitas masyarakat pendukungnya.

33

Page 34: RUMAH PROfasdfFESI

c. Lingkungan

Ketika memilih rumah baru, lokasi merupakan salah satu faktor yang

paling penting untuk dipertimbangkan.Memastikan bahwa lingkungan tempat

tinggal memiliki kemudahan fasilitas yang tentu juga berkualitas perlu

dilakukan. Namun, hal lain yang perlu diperhatikan adalah kondisi lingkungan

tersebut strategis atau tidak, yang kemudian akan menentukan harga properti.

Lingkungan yang strategis juga dapat diartikan sebagai lingkungan yang

dimana anda hanya menghabiskan sedikit waktu perjalanan menuju tempat

bekerja, sehingga menghemat energy dan ramah bagi lingkungan. Hal ini akan

menambah nilai bagi lingkungan dan rumah-rumah yang terletak di kawasan

ramah lingkungan untuk dijual di masa depan.

Lingkungan strategis dianggap sempurna untuk membesarkan anak-anak,

dimana terdapat taman dan tempat bermain di sekitar lokasi. Kata ‘strategis’

dapat mengacu padake nyamanan lingkungan juga.Dimana kawasan ini nyaman

untuk anda dapat merawat hewan peliharaan ataupun bersantai

untuk bersepeda di sore hari.

4. FILOSOFI

Tema sangat beragam dan dapat muncul dari berbagai aspek.Namun yang perlu

diperhatikan adalah bagaimana mengaplikasikan tema kedalam sebuah rancangan rumah

tinggal. Tidak hanya ketepatan interpretasi terhadap tema, tetapi juga menerapkan tema

selama proses perancangan hingga terwujud sebuah rumah tinggal.

Perancangan rumah dari jaman kejaman mengalami perubahan.Bagi sebagian

orang, rumah tinggal sudah menyerupai“fashion” yang berfungsi sebagai alat aktualisasi

34

Page 35: RUMAH PROfasdfFESI

diri. Rumah tidak sekedar sebagai ruangan untuk beraktivitas, tetapi juga sebagai media

komunikasi pemilik rumah untuk “menyuarakan” apa yang ada didalamnya.

C. ARSITEKTUR TROPIS

Arsitektur tropis adalah sebuah karya arsitektur yang mencoba untuk

memecahkan problematika iklim setempat (tropis). Hal yang penting dalam arsitektur

tropis adalah apakah rancangan tersebut dapat menyelesaikan masalah pada iklim tropis

seperti hujan deras, terik matahari, suhu udara tinggi, kelembaban tinggi, dan kecepatan

angin rendah, sehingga manusia yang semula tidak nyaman berada di alam terbuka

menjadi nyaman ketika berada di dalam bangunan tropis.

Ciri-ciri iklim tropis lembab adalah:

1. Curah hujan tinggi (2000 – 3000 mm/tahun)

2. Radiasi matahari relative tinggi (1500 – 2500 kWh/m2/tahun)

3. Suhu udara relative tinggi (180 C - 280 C)

4. Kelembaban tinggi (60% - 95%)

5. Kecepatan angin relatif rendah.

Arsitektur tropis tidak hanya dilihat dari bentuk atau estetika bangunan beserta

elemen-elemennya, namun lebih kepada kualitas fisik ruang yang ada didalamnya.

Berikut strategi penghematan energi dalam bangunan:

1. Mencegah terjadinya efek rumah kaca

Dinding-dinding transparan yang ditembus oleh cahaya matahari

langsung akan menimbulkan efek rumah kaca.

2. Mencegah terjadinya akumulasi panas pada ruang antara atap dan

langit-langit.

35

Page 36: RUMAH PROfasdfFESI

Untuk bangunan dengan atap miring perlu dipikirkan untuk

menghindari terjadinya akumulasi panas pada ruang antara penutup atap

dengan langit-langit. Untuk itu ruang ini  perlu diberi bukaan, sehingga

memungkinkan aliran udara silang menyingkirkan panas yang

terakumulasi ini.

3. Meletakan ruang-ruang penahan panas pada sisi timur-barat

Pada sisi-sisi timur dan barat bangunan yang langsung

berhadapan dengan jatuhnya sinar matahari sebaiknya diletakkan ruang-

ruang yang berfungsi sebagai ruang antara guna mencegah aliran panas

menuju ruang utama.

4. Melindungi pemanasan dinding yang menghadap timur atau barat

Seandainya pada sisi timur dan barat bangunan tanpa dapat

dihindari harus diletakkan ruang-ruang utama, maka untuk menghindari

pemanasan pada ruang tersebut dinding ruang perlu diberi penghalang

terhadap sinar matahari langsung.

5. Mencegah jatuhnya radiasi matahari pada permukaan keras

Karena permukaan keras cenderung merupakan material yang

menyerap panas (kemudian dipancarkan kembali ke udara), maka suhu

udara di atas permukaan keras yang terkena radiasi matahari cenderung

lebih tinggi disbanding dengan di atas rumput atau perdu misalnya.

6. Memanfaatkan aliran udara malam hari yang bersuhu rendah

Dalam rangka penghematan energi dalam bangunan potensi ini

dimanfaatkan dengan cara mengalirkan angina yang bersuhu rendah

tersebut melalui dinding serta lantai. Tujuan dari pengaliran udara ini

36

Page 37: RUMAH PROfasdfFESI

adalah menurunkan suhu massa bangunan serendah mungkin mendekati

atau sama dengan suhu udara minimum tersebut.

Langkah-langkah agar panas dalam rumah dapat berkurang secara alamiah –

tanpa AC dan seandainya terpaksa menggunakan AC, daya AC dapat diminimalkan,

adalah:

1. Prinsip utama menurunkan suhu didalam rumah adalah mengurangi

perolehan panas radiasi matahari yang jatuh mengenai bangunan rumah

semaksimal mungkin. Pengurangan radiasi matahari ini dapat melalui

pembayangan bangunan lain di sekitarnya atau dengan pembayangan

pohon besar disekitar rumah. Jika perolehan matahari dapat

diminimalkan, maka suhu udara didalam rumah menjadi lebih rendah.

2. Usahakan agar ruang di bawah atap ( antara penutup atap dan langit-

langit) diberi ventilasi semaksimal mungkin. Hal ini dimaksudkan agar

udara panas yang terperangkap dibawah penutup atap dapat dibuang atau

dialirkan keluar, sehingga panas tersebut tidak merambat ke langit-langit

melalui proses konduksi, yang akhirnya memanaskan ruang di bawahnya

melalui proses radiasi.

3. Dalam membuat bukaan perlu diperhatikan masuknya burung atau

kelelawar, untuk itu lubang-lubang ventilasi perlu diberi kawat. Atap

merupakan komponen utama yang membuat rumah menjadi panas. Jika

panas dari atap dapat dibuang, ruangan di bawahnya cenderung lebih

dingin.

4. Jika ruangan menggunakan AC, usahakan agar terjadi aliran udara

yang menerus didalam rumah, terutama bagi ruang-ruang yang dirasa

37

Page 38: RUMAH PROfasdfFESI

panas. Dari sisi akustik hal ini memang kurang menguntungkan, namun

ini merupakan pilihan, mana yang perlu dikalahkan.

5. Hindarkan penempatan ruang-ruang utama pada sisi barat, kecuali ada

pembayangan dari  bangunan lain atau pohon besar pada sisi tersebut.

6. Minimalkan penggunaan material keras untuk menutup permukaan

halaman, taman atau parkir tanpa adanya peneduh.

Tema ini sangat cocok bila kita gunakan di Indonesia dilihat dari iklim di

Indonesia itu sendiri yaitu iklim tropis. Tema tropis ini harus menghasilkan respon positif

dari efek iklim tropis itu sendiri. dalam arsitektur tropis, hal-hal yang harus diperhatikan

seperti penggunaan bahan-bahan alami, sirkulasi udara dalam bangunan, serta

pemanfaatan dari pencahayaan alami. Bangunan tropis lebih mengutamakan pemakaian

material yang berasal dari alam. Adapun contoh-contoh material alami tersebut yang

sering digunakan dalam bangunan tropis seperti kayu,  bambu dan batuan-batuan alam.

Dari segi sirkulasi udara, bukaan-bukaan dalam bangunan perlu diperhatikan. Sehingga

udara yang masuk akan membuat ruangan terasa nyaman dan mendapatkan udara yang

segar dan menyehatkan. Bukaan-bukaan tersebut juga harus memperhatikan dari segi arah

cahaya, yaitu memanfaatkan cahaya sehat pada pagi hari dan menghindari cahaya kurang

baik pada siang hingga sore hari.

Pembangunan pada bangunan tropis yang lebih cenderung bersifat vertikal,

sehingga makin  banyak lahan tersisa untuk penghijauan dan peresapan air tanah.

Meskipun tidak memiliki taman di atas tanah, bisa juga menggunakan taman di atas atap

dan beton, hal ini juga mulai menjadi tren, sehingga tetap ada area untuk bersantai bagi

keluarga menikmati alam.

Gaya ini umumnya memiliki ciri-ciri:

38

Page 39: RUMAH PROfasdfFESI

1. Mempunyai atap yang tinggi dengan kemiringan diatas 300. Ruang di

bawah atap berguna untuk meredam panas.

2. Mempunyai teritisan/overstek atap yang cukup lebar untuk

mengurangi efek tampias dari hujan yang disertai angin. Selain itu, juga

untuk menahan sinar matahari langsung yang masuk ke dalam bangunan.

3. Mempunyai lubang untuk ventilasi udara secara silang, sehingga suhu

di dalam ruangan bisa tetap nyaman.

4. Pada daerah tertentu, rumah panggung menjadi ciri utama yang kuat

untuk antisipasi bencana alam dan ancaman binatang buas.

5. Desain tropis umumnya menggunakan material alam yang sumbernya

bisa didapat di sekitarnya.

E. KENYAMANAN TERMAL

Olgyay (1963) mendefinisikan zona kenyamanan sebagai suatu keadaan di mana

manusia berhasil mengurangkan pengeluaran tenaga dalam badannya untuk

menyesuaikan dirinya dengan persekitarannya. ASHRAE Standard 55-1992

mendefinisikan kenyamanan termal sebagai keadaan pikiran yang menyatakan puas

terhadap persekitaran termal. Standar ini juga menentukan persekitaran termal yang boleh

diterima sebagai keadaan di mana 90% penghuni berasa nyaman.

Auliciems (1977) menyatakan bahwa kenyamanan termal adalah suatu interaksi

termal antara manusia dan persekitarannya yang memuaskan pikiran manusia. Manusia

sebagai individu memiliki sifat-sifat yang sangat bervariasi seperti sifat-sifat fisik, sifat

dan kemudahan menyesuaikannya, sehingga tidak mungkin menyedia sebuah ‘suhu ideal’

yang boleh memuaskan semua kelompok pelbagai persekitaran termal.

39

Page 40: RUMAH PROfasdfFESI

1. Sistem Pengendalian Termal

Menurut Olesen (1982) terdapat penerima termal, khususnya pada kulit,

yang berfungsi sebagai penerima deria dingin dan panas. Apabila suhu berubah,

penerima termal ini akan membalas dan mengirim maklumat melalui gerakan

urat saraf ke otak. Otak pula akan menyelaraskan semua tindak balas penerima

termal supaya suhu inti menjadi tetap.

Dalam keadaan dingin, proses penyempitan pembuluh (vaso-

constriction) berlaku yang menyebabkan berkurangnya peredaran darah di

sekeliling tubuh, khususnya tangan dan kaki. Hal ini mengurangkan bekalan

kalor yang seterusnya mengurangkan suhu kulit dan menyebabkan kehilangan

kalor ke persekitaran. Apabila suhu inti turun, otot akan meningkatkan

tegangannya dan menyebabkan gigil yang kemudian meningkatkan keluaran

kalor metabolik dalam badan.

Apabila suhu inti naik, terdapat proses pembesaran pembuluh (vaso-

dilation) di mana bekalan darah ke sekeliling meningkat dan menyebabkan suhu

kulit naik. Hal ini berarti kehilangan kalor tubuh ke persekitaran meningkat

dengan cara transpirasi dan perolakan pada permukaan kulit. Demikian pula

sebaliknya, persekitaran sekeliling melepaskan kalor kepada tubuh apabila suhu

inti turun.

2 .Keseimbangan Kalor

Givoni (1976) menyatakan bahwa secara rata-rata 20% daripada kalor

yang dihasilkan oleh tubuh digunakan, manakala 80% lagi dilepaskan ke

persekitaran. Kalor tidak dikeluarkan secara merata pada seluruh tubuh sehingga

berlaku kepelbagaian suhu kulit daripada satu tempat ke tempat lain (McIntyre,

40

Page 41: RUMAH PROfasdfFESI

1980). Kalor dilepaskan ke persekitaran melalui empat cara, yaitu radiasi,

perolakan, pengaliran dan penyejatan. Tubuh manusia melepaskan kalor ke

persekitarannya dengan cara radiasi. Pada masa yang sama tubuh menerima

radiasi daripada permukaan sekitarnya, yang kebanyakannya berlaku seragam

pada seluruh badan, sesuai dengan tahap pendedahannya terhadap permukaan

sekitar. Pertukaran kalor antara tubuh dengan persekitarannya adalah berkadar

terus dengan perbedaan kuasa empat suhu tubuh dan suhu permukaan ‘rata-rata’.

Agar menjadi seimbang, tubuh akan melepaskan kalor apabila permukaan sekitar

lebih dingin, atau, tubuh akan menggandakan kalorapabila permukaan sekitar

lebih panas. Pertukaran kalor antara tubuh manusia dan permukaan sekitarnya

dipengaruhi oleh bentuk tubuh.

3. Faktor-Faktor Kenyamanan Termal

Fanger (1976) menyatakan bahwa kenyamanan termal dipengaruhi oleh

faktor iklim dan peribadi. Faktor iklim terdiri dari suhu udara, suhu radiasi rata-

rata, kelembaban relatif dan kecepatan udara, manakala faktor peribadi terdiri

daripada aktiviti dan pakaian.

Suhu Udara (Ta)

Suhu udara merupakan parameter penting yang mempengaruhi

kenyamanan termal.Suhu udara biasa (air temperature), suhu radiasi rata-rata

( mean radiant temperature = MRT, radiasi rata-rata dari permukaan bidang yang

mengelilingi seseorang).

Kenyamanan termal sulit dicapai bila suhu udara biasa dan MRT

memiliki perbedaan 5oC atau lebih.

Kelembaban Relatif (RH)

41

Page 42: RUMAH PROfasdfFESI

Presentase kelembaban udara didapat dari perbandingan antara keadaan

kenyataan uap air dan jumlah maksimal uap air). Kelembaban udara menjadi

penting saat suhu udara mendekati atau melampaui ambang batas daerah

kenyamanan termal dan kelembaban udara mencapai >70 % atau <30%

Kecepatan Udara (Va)

Pengaruh kecepatan udara terhadap kenyamanan seorang manusia

berbeda berbanding dengan faktor-faktor iklim yang diterangkan di atas. Semakin

tinggi nilai kecepatan udara semakin rendah suhu rata-rata.

Aktivitas

Aktivitas mempengaruhi kadar pengeluaran metabolik tubuh (Fanger,

1976). Kadar metabolik bersandar kepada jenis aktivitas yang dijalankan. Kadar

metabolik dinyatakan dalam ‘met’ yang didefinisikan sebagai kadar metabolik

seorang yang sedang melakukan kerja ringan (seperti duduk, rehat) untuk setiap

keluasan Dubois. Satu met sama dengan 50 kcal/j.m2 (ASHRAE, 1989).

Pakaian

Pakaian yang digunakan akan mempengaruhi pertukaran kalor antara

tubuh dan persekitaran sekelilingnya, yang juga akan memberi pengaruh kepada

kenyamanan (Fanger, 1976). Apabila kalor yang dihasilkan tubuh harus

dilepaskan kepada persekitarannya agar suhu inti tetap, maka pakaian akan

melambatkan hilangnya kalordaripada tubuh. Pada suhu udara yang rendah,

pakaian yang tebal diperlukan untuk menjaga pelepasan kalordaripada tubuh

kepada persekitarannya. Pakaian merupakan juga alat penunjuk keadaan iklim

tempatan. Di daerah yang beriklim panas, manusia cenderung menggunakan

pakaian nipis dan longgar berbanding dengan daerah yang beriklim sederhana.

42

Page 43: RUMAH PROfasdfFESI

Penggunaan pelbagai pakaian menunjukkan bahwa manusia telah menyesuaikan

kepada iklim tempatan.

Faktor-Faktor Lain

Selain daripada faktor-faktor di atas, Humphreys (1976) pula menyatakan

bahwa terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi kenyamanan. Faktor-faktor

ini meliputi jantina, bentuk tubuh badan (gemuk, keluasan Dubois), perbedaan

bangsa, lokasi geografi atau keadaan iklim yang biasa untuk manusia, ritme

sirkadia, perubahan termal, persekitaran sebelumnya, penyesuaian (aklimatisasi),

pemakanan dan minuman yang digunakan setiap hari oleh manusia, warna,

kesesakan, tekanan udara dan beberapa faktor yang lain. Penyelidikan pada

aspek-aspek ini dijalankan pada tempat yang berbeda-beda yang melibatkan

manusia yang berbeda pula dengan berbagai hasil. Walau bagaimanapun,

menurut Fanger (1976) faktor-faktor tersebut di atas tidak memberikan pengaruh

yang penting terhadap kenyamanan termal.

4. Standar Kenyamanan Termal

Berdasarkan kepada kajian-kajian secara luas dengan menggunakan

pelbagai pendekatan, standar untuk kenyamanan telah dibangunkan.

Bagaimanapun, beberapa standar untuk kenyamanan dalaman kebanyakannya

dikembangkan untuk sistem penyaman udara. Dua standar paling penting yang

secara luas digunakan sampai sekarang adalah ASHRAE Standard 55-1992 dan

ISO 7730-1994.

ASHRAE Standard 55-1992 mendefinisikan zona kenyamanan di mana

90% atau lebih manusia akan berasa nyaman secara termal. Nilai sepadan rentang

merupakan hasil daripada kerja-kerja uji kaji yang amat sesuai dengan pelbagai

43

Page 44: RUMAH PROfasdfFESI

manusia dalam bilik termal. ASHRAE Standard mendefinisikan persekitaran

nyaman berdasarkan suhu operatif (To).

ISO 7730-1994 berasas kepada persamaan Fanger (1970) yang

mendefinisikan zona nyaman berada pada ‘predicted percentage dissatisfied’

(PPD) kurang daripada 10 % dan ‘predicted mean vote’ (PMV) antara –0.5

hingga +0.5. Standar ini secara matematik dan fisikal berorientasi kepada

ASHRAE. Dengan menggunakan persamaan Fanger, semua gabungan yang

mungkin daripada parameter (suhu udara, suhu radiasi rata-rata, kelembaban

relatif dan kecepatan udara), parameter pribadi (aktiviti dan pakaian), keadan

nyaman dapat dilibatkan dalam ramalan.

F. KENYAMANAN RUANG

Dalam merencanakan bangunan khususnya rumah tinggal, ada beberapa faktor

teknis yang harus dipikirkan dengan baik agar diperoleh bangunan yang nyaman, yaitu

faktor cahaya dan udara. Perbandingan ideal antara luas ruang dengan luas jendela adalah

20%. Contoh, bila luas kamar tidur 12m² maka kebutuhan luas bukaan/jendela adalah

20% x 12m² = 2,4m² (berdasarkan SNI DPU). Sebisa mungkin dalam perencanaan rumah

tinggal letak kamar tidur langsung menghadap ruang luar/halaman untuk mendapatkan

pencahayaan alami yang seoptimal mungkin.

Penataudaraan atau ventilasi alami terjadi bila ada perbedaan tekanan luar suatu

bangunan yang disebabkan oleh angin atau perbedaan temperatur. Ventilasi alami akan

menyediakan bukaan permanen yang terdiri dari jendela, pintu, dan sarana lain seperti

jalusi atau roster. Bukaan-bukaan tersebut data mengalirkan udara ke dalam ruangan.

Perhitungan praktisnya adalah dengan menggunakan persyaratan ventilasi yang tidak

44

Page 45: RUMAH PROfasdfFESI

boleh kurang dari 5% terhadap luas lantai ruangan untuk bangunan hunian/rumah dan

tidak boleh kurang dari 10% untuk bangunan kantor, perdagangan, gudang, pabrik, dan

lain-lain. Misal, bila ruang tamu berukuran 4m x 5m, maka luas ventilasi yang

dibutuhkan adalah 5% x 20m² = 1m². Demikian pula untuk ruang kantor dengan ukuran

4m x 5m, luas ventilasi yang dibutuhkan 10% x 20m²= 2m². Bila tidak dapat diperoleh

bukaan dengan ukuran 1m² atau 2m², solusinya adalah pada ruang tersebut dapat dibuat

pencahayaan dan ventilasi buatan.

Kenyamanan sebuah bangunan khususnya hunian/rumah menjadi tuntutan setiap

orang karena berpengaruh langsung pada betah tidaknya seseorang tinggal di rumah

tersebut. Hal ini dipengaruhi oleh temperature, kelembaban, kebersihan, dan keamanan.

Selain itu juga terkait dengan pencahayaan, pengudaraan, dan lingkungan sekitar.

Hal-hal yang perlu dipikirkan dalam perencanaan rumah tinggal supaya menjadi

nyaman, tidak panas, dan terasa lega antara lain:

1.Ketinggian rumah (jarak antara lantai dan plafon)

Ketinggian plafon bangunan jangan terlalu rendah, ditinggikan

sesuai dengan proporsinya (minimum adalah 2,8m dari level lantai).

Selain itu peninggian kemiringan atap juga salah satu solusi dalam

mengontrol suhu rumah selain bahan penutup atap yang digunakan.

2. Cukup ventilasi dan jendela

Pemasangan ventilasi tidak hanya pada dinding bangunan, tetapi

juga dapat diletakkan pada sopi-sopi atap atau dibuat semacam cerobong

asap bila model atap rumah tidak memungkinkan diberi ventilasi.

Sementara untuk mendapatkan cahaya secara maksimal tentu harus

dibuatkan bukaan sinar dari jendela, bovenlight, roster atau kaca motif.

45

Page 46: RUMAH PROfasdfFESI

Dengan banyaknya cahaya alami yang masuk dan kombinasi tata

udara menyilang akan didapat rumah yang sejuk. Cahaya yang dimaksud

di sini adalah cahaya matahari tidak langsung (terang langit/sky light).

3. Adanya teras atau beranda

Fungsi teras yaitu meredam masuknya cahaya dan angin secara

langsug. Teras, beranda, dan konsol di daerah pintu masuk dan jendela

akan mengurangi radiasi matahari yang masuk secara langsung sehingga

suhu di dalam akan tidak panas.

4. Kombinasi warna yang tepat

Pemakaian warna secara tepat antara warna gelap dan terang

berdasarkan fungis ruang akan diperoleh kenyamanan tersendiri yang

terkait dengan sifat warnanya.

5. Penggunaan material alami

Bahan bangunan yang bersumber dari alam seperti batu belah,

batu paras, batu candi, serta batu bata mampu menyerap panas lebih

maksimal dan menahan suhu sejuk lebih lama. Dapat dilihat pada

bangunan tradisional yang umumnya lebih tinggi dan memakai material

alam sehingga lebih nyaman dihuni.

6. Arah hadap / orientasi bangunan

Diusahakan jangan menghadap ke arah barat, karena di saat

matahari di arah barat suhu sedang panas-panasnya, sehingga

berpengaruh pada suhu rumah. Orientasi yang baik yaitu menghadap ke

selatan, utara, atau timur, disesuaikan juga dengan pergerakan matahari

terutama di daerah tropis seperti Indonesia. Selain itu juga

46

Page 47: RUMAH PROfasdfFESI

memperhatikan arah angin, misal di daerah pantai arah angin dari laut

dan di daerah gunung arah angin dari wilayah gunung/pegunungan. Jika

rumah sudah terlanjur menghadap ke barat, bisa diatasi dengan menanam

pohon penghalang sinar matahari langsung, atau konsol yang cukup

lebar.

7. Penggunaan unsur air sebagai pengendali suhu

Air merupakan salah satu elemen pengendali suhu. Jika ruang

dan anggaran memungkinkan bisa dibuat kolam kecil di dalam rumah

misal antara ruang keluarga dan ruang makan atau di sekitar teras rumah.

Di saat suhu luar cukup panas maka uap air bisa menurunkan temperature

di dalam rumah dan mempengaruhi aliran udara.

Persyaratan tersebut di atas mutlak harus diperhatikan saat akan

membangun rumah bila diinginkan rumah yang nyaman, sejuk,  dan

sehat, terutama jika luas lahan yang dimiliki mencukupi dan biaya

tersedia. Tetapi bila lahan sempit dan biaya terbatas maka perlu

pemikiran teknis untuk merekayasa syarat-syarat tersebut. Rekayasa

teknis tersebut berupa perencanaan arsitektur atau dengan tata cahaya dan

tata udara buatan.

G. PENGHAWAAN (SIRKULASI UDARA)

Sistem sirkulasi udara pada bangunan rumah tinggal biasanya didapatkan melalui

ventilasi atau lubang angin. Untuk ruangan diwilayah terluar bangunan menggunakan

ventilasi untuk mengalirkan udara, sementara untuk ruangan yang posisinya ditengah

bangunan bisa menggunakan channel penangkap angin, atau biasa disebut saluran

47

Page 48: RUMAH PROfasdfFESI

penangkap angin atau menara penangkap angin. Untuk membuat udara bisa mengalir

alami biasanya lubang ventilasi dibuat pada dua buah bidang dinding. Perbedaan tekanan

didalam dan diluar bangunan akan membantu udara mengalir dari ventilasi pada bidang

dinding yang satu menuju vetilasi pada bidang dinding yang lain. Jumlah ventilasi udara

pada bangunan (rumah) harus cukup untuk mendukung proses sirkulasi udara ,

mengalirkan udara segar dari luar kedalam ruangan.

Jika penggunaan ventilasi udara dirasakan masih kurang, maka dapat dilakukan

cara-cara alternatif yaitu metode ventilasi aktif dengan menambahkan exhauster (exhaust

fan dibagian dinding atau blower dibagian atap) yang secara aktif dengan bantuan energi

listrik akan menyedot dan mengalirkan udara keluar dari dalam ruangan, untuk dipaksa

bertukar dengan udara yang lebih segar dari luar melalui lubang ventilasi.

Bila rumah berada didaerah perkotaan dan kondisi di rumah memang benar-

benar tidak memungkinkan untuk menggunakan penghawaan alami (faktur polusi,

kepadatan atau tingkat kerapatan bangunan yang tinggi), dapat menggunakan sistem

penghawaan buatan seperti Air Conditioner (AC).

Sistem pengudaraan buatan telah berkembang dengan banyak variasi pada jenis

maupun sistem pengudaraan yang diterapkan. Namun bedanya, biasanya pada sistem

pengudaraan buatan, udara yang berputar tidak selalu harus bertukar dengan ruang luar

yang ada di sekitar ruangan tersebut, namun metode yang digunakan tetap sama, yaitu

menciptakan pergerakan udara di dalam ruangan, sehingga udara dapat terus berputar dan

berganti. Sebut saja kipas angin dan exhaust fan, yang mendorong udara keluar ruangan

sehingga udara yang baru dapat masuk ke dalam ruangan melalui bukaan lainnya.

Biasanya exhaust fan pada rumah terdapat pada ruangan yang spesifik dan

sensitif terhadap pengudaraan, seperti ruang dapur dan kamar mandi. Pada

48

Page 49: RUMAH PROfasdfFESI

perkembangannya, sistem pengudaraan buatan  saat ini dapat juga digunakan untuk

mengatur suhu serta kelembapan dalam sebuah ruangan, yaitu dengan menggunakan

pengkondisi udara / AC. Pemanfaatan AC pada rumah tinggal saat ini sudah banyak

menjadi pilihan pada rumah tinggal di Indonesia, namun, ada baiknya apabila sistem

pengudaraan alami tetap menjadi dominan pada rumah, sehingga penggunaan AC

maupun rekayasa pengudaraan lainnya dapat diminimalisir, sehingga juga menghemat

penggunaan listrik.

Salah satu contoh diagram menjelaskan sistem pertukaran udara gabungan (alami dan buatan)

Cara yang dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan AC dalam sebuah

ruangan:

Misalkan ukuran ruangan 3m x 4m.

Luas ruangan = Panjang ruangan x lebar ruangan

Luas ruangan = 4m x 3m = 12 m²

Koefisien BTU (British Thermal Unit) » 500 BTU untuk 1 m² luas ruangan

Kapasitas AC = Luas Ruangan x Koefisien BTU

49

Page 50: RUMAH PROfasdfFESI

Kapasitas AC = 12 m² x 500 BTU

Kapasitas AC = 6000 BTU

Kapasitas standar AC yang tersedia dipasaran, diantaranya adalah:

- AC kapasitas ½ PK setara dengan 5000 BTU

- AC kapasitas ¾ PK setara dengan 7000 BTU

- AC kapasitas 1,0 PK setara dengan 9000 BTU

Maka ruangan dengan luas 12 m²  membutuhkan AC dengan kapasitas

6000 BTU » Pakai AC ¾ PK

Karena luas ruangan (L) = 12 m² dan kapasitas AC yang dibutuhkan sebesar 6000

BTU, sebaiknya kita membeli AC ¾ PK. Tidak perlu menggunakan AC 1 PK karena akan

terjadi pemborosan daya, jangan juga memasang AC ½ PK, karena kinerja AC kurang

cukup untuk mendinginkan ruangan.

Dalam hal pemasangan AC sangat di anjurkan untuk memperhatikan posisi/letak

pemasangan AC agar terlihat cantik dan dinamis juga menambah kesan ruangan menjadi

indah, karena jangan sampai setelah AC di pasang malahan akan mengganggu

kenyamanan dan kesulitan untuk Perawatan AC.

Beberapa hal yang harus di hindari pada saat menentukan lokasi pemasangan AC:

1. Gas yang mudah terbakar.

2. Udara yang mengandung kadar garam tinggi.

3. Oli mesin.

4. Kondisi lingkungan khusus.

Cara menentukan lokasi pemasangan AC yang baik (agar AC tahan lama dan

awet):

50

Page 51: RUMAH PROfasdfFESI

1. Unit dalam (Indoor AC)

a. Tempat yang tidak menghalangi udara masuk dan keluar.

b. Pemasangan indoor ac jangan terlalu rapat dengan atap plafon

+ 15 cm dari atap.

c. Pasang indoor AC pada tempat yang dapat menahan beratnya

unit.

d. Berhati-hati bila memasang pada dinding yang memakai

batako.

e. Pilih posisi yang memudahkan pemasangan pipa dan kabel

kabel yang menuju unit luar (outdoor) untuk menhindari

banyaknya tekukan tekukan pipa AC

f. Sediakan tempat yang cukup luas untuk memudahkan

perawatan rutin (filter indoor) dan pelepasan cashing indoor pada

saat servis AC.

g. Pastikan buangan air AC mengalir dengan baik dan benar

untuk menghindari terjadinya luapan air buangan AC ke dalam

unit indoor.

h. Pasang unit dalam (indoor) pada dinding minimal jarak 2,5

meter dari lantai.

2. Unit luar (Outdoor AC)

a. Unit luar tidak boleh di pasang terbalik karena oli pelumas

kompresor akan masuk ke sirkuit pendingin sehinggga dapat

merusak unit AC.

51

Page 52: RUMAH PROfasdfFESI

b. Pilih tempat terbuka dan kering dan hindari dari sumber panas

matahari langsung.

c. Pasang di tempat yang tidak menggangu jalan.

d. Pilih posisi yang mudah dalam penyambungan pipa ac yang

terhubung ke indoor AC, Panjang pipa minimal 5 meter dan

maksimal 15 meter (lebih dari itu jangan pasang AC).

e. Tempatkan unit luar pada posisi yang dapat membuang udara

secara bebas agar udara panas outdoor tidak feedback.

f. Pilih tempat yang suara operasi AC dan hembusan udara

outdoor tidak menggangu tetangga.

g. Buat jarak pemasangan outdoor AC yang memudahkan dalam

hal perawatan AC.

h. Jika unit luar (outdoor) di pasang terlalu tinggi, perhatikan

kekuatan bracket penyangganya.

i. Jika pemasangan instalasi pipa AC melewati atap rumah (di

atas plafon) usahakan agar pipa pipa AC tersebut di balut

kembali dengan ductape AC (isolasi) untuk menghindari

kondensasi AC yang dapat merusak plafon, jika ingin di pendam

di dalam tembok usahakan terbungkus di dalam pipa PVC karena

kondensasi AC ini lama kelamaan akan membuat tembok

menjadi rusak dan berlumut.

Sistem AC (Air Conditioning) adalah sebagai berikut:

52

Page 53: RUMAH PROfasdfFESI

Kenyamanan dalam suatu ruangan di perkantoran  atau rumah, merupakan

kebutuhan, terutama di Indonesia yang memiliki iklim tropis (panas). Karena itu sistem

pendingin udara atau sistem tata udara (sistem AC)  telah  menjadi kebutuhan di  gedung-

gedung perkantoran, mall / plaza, bandara, rumah  dan lain-lain.

    Diantara  fungsi dari sistem tata udara / air conditioning adalah:

1. Mengatur suhu udara 

2. Mengatur sirkulasi udara 

3. Mengatur kelembaban (humidity) udara 

4. Mengatur  kebersihan udara

Dengan demikian, secara umum sistem tata udara berfungsi mempertahankan

kondisi udara baik suhu maupun kelembaban agar udara terasa lebih nyaman.  

Sebelum merencanakan atau memasang AC, maka perlu mempertimbangkan

beberapa  hal berikut agar AC tersebut bisa berfungsi maksimal dan efisien:

53

Page 54: RUMAH PROfasdfFESI

1. Penggunaan atau fungsi ruang

Penggunaan ruang berpengaruh terhadap suhu ruangan karena

pada dasarnya manusia yang mengisi suatu ruangan mengeluarkan kalori

yang cukup tinggi. Kamar tidur yang hanya diisi dua orang berbeda

dengan ruang keluarga yang frekwensi keluar masuk penghuninya cukup

tinggi. Semakin banyak pengguna maka semakin besar daya AC yang

dibutuhkan.

2. Ukuran Ruangan

Ukuran ruangan menentukan berapa banyak BTU (British

Thermal Unit) atau kecepatan pendinginan. BTU adalah kecepatan

pendinginan untuk ruangan satu meter persegi dengan tinggi standar

(umumnya tiga meter). Semakin besar satu ruangan tentunya akan

semakin besar pula BTU yang dibutuhkan.

3. Beban pendinginan

Beban pendinginan berasal dari dalam ruangan (internal heat

gain). Misalnya dari jumlah penghuni, dan penggunaan penerangan,

seperti lampu. Beberapa jenis lampu mengeluarkan panas yang tinggi,

yang berarti juga harus memilih AC dengan daya yang lebih tinggi.

Selain dari dalam, beban pendinginan juga berasal dari luar. Seperti

cahaya matahari yang mengeluarkan energi panas melalui dinding, atap

atau jendela.

4. Banyaknya jendela kaca

Saat ini banyak rumah yang mempunyai jendela kaca atau

menggunakan blok kaca (glass block). Untuk ruangan yang

54

Page 55: RUMAH PROfasdfFESI

menggunakan kaca sebanyak 70% atau lebih, sebaiknya gunakan kaca

film yang dapat menahan sinar ultraviolet untuk mengurangi beban

pendinginan.

5. Penempatan AC

Pemasangan unit indoor perlu memperhatikan arus angin (air

flow) dari blower AC. Penentuan arus angin atau hembusan yang tepat

membuat udara yang dikeluarkan lebih merata dan tidak hanya

berkumpul di satu titik.

Selain itu, agar arus angin tidak mengenai pengguna secara

langsung. Terpaan angin dingin secara terus menerus dapat berakibat

buruk bagi kesehatan. Usahakan mengarahkan swing ke bagian atas

kepala karena udara yang dikeluarkan AC mempunyai berat jenis yang

lebih berat dari udara.

Penempatan kompresor  harus diletakkan di tempat dengan

sirkulasi udara yang cukup, ada tempat untuk udara masuk dan udara

keluar, dan terlindung dari hujan. Untuk AC ukuran 1 PK, jarak yang

aman antara unit indoor dengan kompresor berkisar antara 5-7 meter. Jika

memasang AC lebih dari satu, hindari peletakkan kompresor secara

berhadapan dengan kompresor lain. Sebaiknya letakkan sejajar sehingga

sirkulasi udara tidak terganggu.

Ada 3 faktor  yang harus diperhatikan dalam memilih AC yaitu:

1. Daya pendinginan AC (BTU/h – British Thermal Unit per hour), 

Satuan dari   pendinginan AC adalah BTU/h  ( British Thermal Unit per

hour)

55

Page 56: RUMAH PROfasdfFESI

2. Daya listrik (watt),

3. Daya Kompresor AC (PK atau HP atau daya kuda).

Istilah PK atau HP atau daya kuda (Paard Kracht/Daya

Kuda/Horse Power (HP) pada AC sebenarnya merupakan satuan daya

pada kompresor AC bukan daya pendingin AC. Untuk daya pendingin

AC satuannya BTU/hr.

Dalam proses pendinginan udara, sistem pendingin udara dibagi menjadi 2 jenis,

yaitu: mengunakan system langsung (direct cooling), dan sistem tidak langsung (indirect

cooling).

Direct Cooling (sistem langsung). Dalam sistem ini, menggunakan refrigerant

sebagai media pendingin ruangan. Sistem ini merupakan sistem yang dipakai pada skala

ruangan yang lebih kecil, seperti rumah, perkantoran sekala kecil, atau ruang-ruang

control yang memerlukan perlakuan khusus dalam hal temepeartur/ suhu. Merupakan

jenis yang biasa digunakan. Jenis ini kurang cocok untuk pendinginan ruangan yang

besar, karena disamping ruangan yang dibutuhkan sangat besar, terutama outdoor, juga

dalam pengoperasiannya lebih mahal.

Ada beberapa varian jenis Ac yang menggunakan refrigerant sebagai media

pendingin, yaitu:

1. AC Split

AC split merupakan AC yang dipegunakan di rumah-rumah.

Umumnya berkapasitas rendah. AC ini terdiri dari 1 outddot dan 1

indoor.

56

Page 57: RUMAH PROfasdfFESI

2.  AC VRV

Merupakan suatu AC yang mempunyai outdoor 1 buah, tetapi

mempunyai indoor yang banyak (lebih dari 1).

3. AC Presisi

Seperti halnya AC biasa AC presisi pada prinsipnya sama

dengan  AC biasa, tetapi ia biasanya terdiri dari 2 buah aC yang dipasang

berhadapan, dan bekerka secara sequencing (bergantian) , tergantung

berapa jam ia di setel. AC presisi ini biasanya digunakan di bank-bank,

untuk pendinginan mesin sortir atau data center.

Indirect cooling system (sistem tidak langsung). Dalam sistem ini dipakai media

air es / chilled water dengan temperature sekitar 50 C.  Model ini banyak dipakai dalam

bangunan tinggi, disamping menghemat tempat juga biaya operasional lebih efisien.

Dalam model ini diperlukan mesin pembuat air es / chilled yang dinamakan dengan

Chiller, yang kemudian didistribusikan melalui pipa menuju AHU (Air Handling Unit),

sebagai pengolah sirkulasi udara.

Contoh peletakan AC didalam ruangan:

57

Page 58: RUMAH PROfasdfFESI

Kabinet di dapur ternyata bisa difungsikan sebagai tempat untuk menyimpan AC.

Biasanya, kabinet di dapur digunakan untuk menyimpan berbagai perabotan dan

perlengkapan memasak. Ide seperti ini memang belum banyak diketahui banyak orang.

Bagi sebagian orang AC merupakan syarat mutlak untuk memberikan kenyamanan lebih

pada sebuah ruangan tidak terkecuali d Tetapi, kadang AC di ruang dapur akan

mengganggu pemandangan karena penggunaannya bisa dikatakan kurang lazim. Maka

agar tidak mengganggu pemandangan sekaligus membuatnya lebih rapi, AC dapat

diletakkan di dalam kabinet. Kabinet bagian bawah berisi peralatan memasak seperti

biasa, kemudian bagian atasnya yang berbentuk horizontal memanjang sebagai tempat

penyimpanan AC.

Ketika akan menggunakan AC, cukup buka pintu kabinet. Setelah selesai

beraktifitas di dapur, maka AC dapat dimatikan kembali dan pintu kabinet ditutup

kembali agar dapur tampak rapi. Ketika AC sedang dinyalakan pun pintu kabinet juga

bisa dibiarkan tertutup. Karena kesejukan udara AC tetap akan keluar dari sela-sela pintu

kabinet.

H. MATERIAL BAHAN BANGUNAN

Semen, keramik, batu bata, aluminium, kaca, dan baja sebagai bahan baku utama

dalam pembuatan sebuah bangunan berperan penting dalam mewujudkan konsep

bangunan ramah lingkungan.

Untuk kerangka bangunan utama dan atap, kini material kayu sudah mulai

digantikan material baja ringan.Isu penebangan liar (illegal logging) akibat pembabatan

kayu hutan yang tak terkendali menempatkan bangunan berbahan kayu mulai berkurang

sebagai wujud kepedulian dan keprihatinan terhadap penebangan kayu dan kelestarian

bumi.Peran kayu pun perlahan mulai digantikan oleh baja ringan dan aluminium.

58

Page 59: RUMAH PROfasdfFESI

Baja ringan dapat dipilih berdasarkan beberapa tingkatan kualitas tergantung dari

bahan bakunya.Rangka atap dan bangunan dari baja memiliki keunggulan lebih kuat,

antikarat, antikeropos, antirayap, lentur, mudah dipasang, dan lebih ringan sehingga tidak

membebani konstruksi dan fondasi, serta dapat dipasang dengan perhitungan desain

arsitektur dan kalkulasi teknik sipil.

Kusen jendela dan pintu juga sudah mulai menggunakan bahan aluminium

sebagai generasi bahan bangunan masa datang. Aluminium memiliki keunggulan dapat

didaur ulang (digunakan ulang), bebas racun dan zat pemicu kanker, bebas perawatan dan

praktis (sesuai gaya hidup modern), dengan desain insulasi khusus mengurangi transmisi

panas dan bising (hemat energi, hemat biaya), lebih kuat, tahan lama, antikarat, tidak

perlu diganti sama sekali hanya karet pengganjal saja, tersedia beragam warna, bentuk,

dan ukuran dengan tekstur variasi (klasik, kayu).

Bahan dinding dipilih yang mampu menyerap panas matahari dengan baik. Batu

bata alami atau fabrikasi batu bata ringan (campuran pasir, kapur, semen, dan bahan lain)

memiliki karakteristik tahan api, kuat terhadap tekanan tinggi, daya serap air rendah,

kedap suara, dan menyerap panas matahari secara signifikan.

Penggunaan keramik pada dinding menggeser wallpaper merupakan salah satu

bentuk inovatif desain. Dinding keramik memberikan kemudahan dalam perawatan,

pembersihan dinding (tidak perlu dicat ulang, cukup dilap), motif beragam dengan warna

pilihan eksklusif dan elegan, serta menyuguhkan suasana ruang yang bervariasi.

Fungsi setiap ruang dalam rumah berbeda-beda sehingga membuat desain dan

bahan lantai menjadi beragam, seperti marmer, granit, keramik, teraso, dan parquet.

Merangkai lantai tidak selalu membutuhkan bahan yang mahal untuk tampil artistik.

59

Page 60: RUMAH PROfasdfFESI

Lantai teraso (tegel) berwarna abu-abu gelap dan kuning yang terkesan sederhana

dan antik dapat diekspos baik asal dikerjakan secara rapi. Kombinasi plesteran pada

dinding dan lantai di beberapa tempat akan terasa unik. Teknik plesteran juga masih

memberi banyak pilihan tampilan.

Konsep ramah lingkungan dewasa ini juga telah merambah ke dunia sanitasi.

Septic tank dengan penyaring biologis (biological filter septic tank) berbahan fiberglass

dirancang dengan teknologi khusus untuk tidak mencemari lingkungan, memiliki sistem

penguraian secara bertahap, dilengkapi dengan sistem desinfektan, hemat lahan, antibocor

atau tidak rembes, tahan korosi, pemasangan mudah dan cepat, serta tidak membutuhkan

perawatan khusus.

Kotoran diproses penguraian secara biologis dan filterisasi secara bertahap

melalui tiga kompartemen. Media kontak yang dirancang khusus dan sistem desinfektan

sarana pencuci hama yang digunakan sesuai kebutuhan membuat buangan limbah kotoran

tidak menyebabkan pencemaran pada air tanah dan lingkungan.

Untuk mengantisipasi krisis air bersih, kita harus mengembangkan sistem

pengurangan pemakaian air (reduce), penggunaan kembali air untuk berbagai keperluan

sekaligus (reuse), mendaur ulang buangan air bersih (recycle), dan pengisian kembali air

tanah (recharge).

Beberapa arsitek sudah mulai mengembangkan sistem pengolahan air limbah

bersih yang mendaur ulang air buangan sehari-hari (cuci tangan, piring, kendaraan,

bersuci diri) maupun air limbah (air buangan dari kamar mandi) yang dapat digunakan

kembali untuk mencuci kendaraan, membilas kloset, dan menyirami taman, serta

membuat sumur resapan air (1 x 1 x 2 meter) dan lubang biopori (10 sentimeter x 1

meter) sesuai kebutuhan.

60

Page 61: RUMAH PROfasdfFESI

Penggunaan panel sel surya meringankan kebutuhan energi listrik bangunan dan

memberikan keuntungan tidak perlu takut kebakaran, hubungan pendek (korsleting),

bebas polusi, hemat listrik, hemat biaya listrik, dan rendah perawatan. Panel sel surya

diletakkan di atas atap, berada tepat pada jalur sinar matahari dari timur ke barat dengan

posisi miring. Kapasitas panel sel surya harus terus ditingkatkan sehingga kelak dapat

memenuhi kebutuhan energi listrik setiap bangunan.

Menurut Wulfram, bahan bangunan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Bahan bangunan alami, tidak mengandung zat yang mengganggu

kesehatan penghuni seperti batu alam, kayu, bambu, dan tanah liat.

2. Bahan bangunan buatan, mengandung zat kimia yang dapat

membahayakan kesehatan manusia seperti pipa, plastik, rock wool, cat

kimia, dan perekat.

Zat yang mempengaruhi kesehatan manusia adalah zat-zat yang menghilang

dalam udara (berbentuk limbah gas), baik bau maupun gas yang dihirup.

Menggunakan material lokal merupakan salah satu bentuk dukungan terhadap

ekonomi dan mengurangi jumlah transportasi, apalagi transportasi melalui laut, karena

jauh dan banyak memerlukan energi.

Beberapa bahan bangunan alami:

1. Kayu

Kayu merupakan bahan produk alam yang berasal dari hutan.Kayu

merupakan bahan alami yang dapat diperbarui.Dari aspek kekuatan, kayu

cukup kuat dan kaku walaupun bahan kayu tidak sepadat bahan baja atau

beton.Kayu mudah dikerjakan dan disambung dengan alat relatif

sederhana.Bahan kayu merupakan bahan yang dapat didaur ulang.Karena

61

Page 62: RUMAH PROfasdfFESI

dari bahan alami, kayu merupakan bahan bangunan ramah

lingkungan.Kayu mudah diproses dengan sedikit menggunakan energi,

memiliki sifat elastis, ulet, dan mempunyai ketahanan terhadap

pembebanan yang tegak lurus dengan seratnya. Kayu dikategorikan ke

dalam beberapa kelas keawetan, antara lain:

a. Kelas awet I (sangat awet) contohnya: Kayu Jati, Kayu Sonokeling

b. Kelas awet II (awet), contohnya: Kayu Merbau, Kayu Mahoni

c. Kelas awet III (kurang awet),contohnya: Kayu Karet, Kayu Pinus

d. Kelas awet IV (tidak awet), contohnya: Kayu Albasia.

e. Kelas awet V (sangat tidak awet)

2. Bambu

Bambu merupakan produk hasil hutan non kayu yang telah dikenal

bahkan dekat dengan kehidupan masyarakat umum karena pertumbuhannya

ada di sekeliling masyarakat. Bambu termasuk tanaman Bamboidae anggota

sub familia rumput, memiliki keanekaragaman jenis bambu di dunia sekitar

1250-1500 jenis sedangkan di Indonesia memiliki hanya 10% sekitar 154

jenis bambu (Wijaya, 1994). Beberapa jenis bambu yang paling sering

digunakan untuk bangunan bambu adalah:

a. Bambu petung/betung (Dendrocalamus asper).

Bambu ini tumbuh subur di hampir semua pulau besar di

Indonesia.Memiliki dinding yang tebal dan kokoh serta diameter

yang dapat mencapai lebih dari 20 cm. Dapat tumbuh hingga lebih 25

meter.Bambu petung banyak digunakan untuk kolom atau penyangga

62

Page 63: RUMAH PROfasdfFESI

bangunan.Juga sering di belah untuk keperluan reng/usuk

bangunan.Bambu petung yang peling umum ada dua jenis yakni

petung hijau dan petung hitam.

b. Bambu hitam atau bambu wulung (Gigantochloa atroviolacea).

Banyak tumbuh di jawa dan sumatra. Jenis bambu ini dapat

mencapai dimeter hingga 14 cm dan tinggi lebih dari 20 meter. Banyak

digunakan sebagai bahan bangunan dan perabot bambu karena relatif

lebih tahan terhadap hama.

c. Bambu apus atau tali (Gigantochloa apus).

Jenis ini banyak digunakan sebagai komponen atap (reng dan

kasau) dan dinding pada bangunan.Diameter antara 4 hingga 10 cm. Juga

sangat cocok untuk mebel dan kerajinan tangan. Sebagai dinding, bambu

apus dapat digunakan secara utuh maupun dibuat anyaman.

(www.sahabatbambu.com).

3. Alang-alang, rumbia, dan ijuk.

Bahan utama pelapis atap rumbia adalah daun-daun rumbia, bahan

utama atap alang-alang adalah rumput liar alang-alang dan bahan utama atap ijuk

adalah serat dari pohon aren.Alang-alang telah banyak digunakan sebagai

penutup atap bangunan resor di Bali.Sebagai penutup atap, alang-alang memiliki

tebal sekitar 30 cm dan dapat diikat pada bambu seperti welitan atau sebagai ikat

yang dijepit dengan bilah bambu pada reng.

63

Page 64: RUMAH PROfasdfFESI

4. Tanah.

Tanah sebagai bahan bangunan dalam kondisi alami dan yang telah

diproses banyak digunakan dalam dalam pelaksanaan pembangunan, contohnya:

a. Bahan tanah tanpa diolah

Sebagai contoh adalah pasir yang merupakan tanah

dengan butiran yang kasar.Pasir merupakan bahan yang

digunakan langsung menjadi bahan urugan. Sedangkan sebagai

bahan yang melalui proses dicampur dengan bahan lain,

misalnya dicampur dengan PC, semen merah atau kapur,

campuran tersebut akan menjadi spesi atau bahan perekat.

b. Bahan tanah yang diolah.

Bahan tanah yang diolah adalah bahan tanah yang

digunakan sebagai bahan bangunanyang memerlukan proses

lanjutan dan dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan. Tanah

jenis ini umumnya merupakan tanah lempung, dimana lempung

dalam keadaan aslinya dengan atau tanpa bahan tambahan perlu

diproses karena sifat muai susutnya yang besar sehingga tidak

dapat langsung digunakan dalam keadaan aslinya. Contoh dari

bahan ini antara lain: i) Batu bata, ii) Genteng, iii) Pipa tanah liat.

I. ATAP HIJAU

Atap hijau atau yang sering disebut roof garden adalah suatu model taman yang

dikembangkan secara khusus pada bagian atap bangunan (atau struktur bangunan lain

yang memungkinkan) untuk tjuan tertentu. Dari pengertian tersebut diperoleh suatu

konsep dasar bagi pengembangan taman atap yaitu menyatu dengan suatu bangunan,

64

Page 65: RUMAH PROfasdfFESI

dengan kata lain taman atap bukanlah model atap yang dikembangkan secara terpisah

pada lahan tertentu sebagaimana taman-taman pada umumnya. Dalam hal ini, taman atap

(roof garden) dikembangkan sebagai upaya untuk memperoleh sejumlah keuntungan

(terutama ekologis, estetik, dan ekonomi) yang dibutuhkan bagi peningkatan nilai suatu

bangunan, orang-orang yang berada didalamnya, maupun bagi lingkungan masyarakat

sekitarnya.

Secara umum, manfaat dari roof garden (Rooftops Hijau, 2008, Holladay, 2006)

adalah sebagai berikut:

1. Mengurangi tingkat polusi udara. Vegetasi pada roof garden dapat mengubah

polutan (toksin) di udara menjadi senyawa berbahaya melalui reoksigenation.

2. Menstabilkan jumlah gas rumah kaca (karbon dioksida) di atmosfer sehingga

dapat menekan efek rumah kaca.

3. Menurunkan suhu. Kehadiran roof garden dapat mengurangi efek radiasi panas

dari matahari dan dari dinding tanah.

4. Konservasi air. Taman atap dapat menyimpan sebagian besar air yang berasal

dari air hujan sehingga menyediakan mekanisme evaporasi-transpirasi yang lebih

efisien.

5. Mengurangi polusi udara / kebisingan. Komposisi vegetasi pada roof garden

memiliki potensi yang baik dalam mengurangi kebisingan yang berasal dari luar

bangunan (kebisingan dari kendaraan bermotor atau kegiatan industri).

6. Menampilkan keindahan bangunan (estetika).

7. Memberikan aspek pembangunan keindahan yang terlihat lebih hidup, indah,

dan nyaman.

65

Page 66: RUMAH PROfasdfFESI

Berdasarkan jumlah biaya (maintrenance) yang dibutuhkan, kedalaman tanah

(media tanam), dan jenis tanaman yang digunakan, roof garden ini dibagi menjadi tiga

macam (The Site.org, Lingkungan, 2006), yaitu:

1. Roof garden ekstensif.

Jenis biaya roof garden pemeliharaan cukup rendah, media tanam (tanah)

dangkal, dan tanaman yang digunakan adalah tanaman hias ringan. Roof garden

memiliki skala yang bangunan ringan dan sempit yang banyak digunakan di

rumah yang tidak terlalu luas seperti garasi, atap, teras, atau dinding.

2. Roof garden semi-ekstensif

Taman atap memiliki kedalaman media tanam (tanah) lebih dari sebuah

taman atap yang luas, dapat menampung sejumlah besar tanaman dan lebih

dekoratif. Taman atap membutuhkan struktur yang lebih kuat dan berat.

3. Roof garden intensif

Taman atap memiliki ukuran luas dari struktur yang besar dan kuat,

mampu menampung berbagai jenis tanaman kecil dan besar (pohon). Taman atap

jenis ini banyak digunakan pada bangunan besar (pencakar langit) dan dapat

digunakan sebagai darana rekreasi.

Keuntungan roof garden meliputi:

1. Keuntungan ekologi

a. Dapat menciptakan iklim mikro yang sejuk.

b. Mengundang hewan-hewan seperti burung dan unggas lainnya.

c. Melestarikan tanaman lain.

d. Mengurangi polusi udara.

66

Page 67: RUMAH PROfasdfFESI

2. Keuntungan teknis

a. Sebagai penghambat laju air hujan.

b. Sebagai pelindung atas atap, sehingga beton menjadi lebih tahan lama.

c. Dapat mengurangi kebisingan perkotaan.

3. Keuntungan bagi pemilik bangunan

a. Atap bangunan lebih tahan lama sehingga perawatan lebih hemat.

b. Menambah ruang baru yang akan digunakan.

c. Meningkatkan daya jual bangunan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat roof garden adalah:

1. Waterproofing

Adalah suatu cara yang diterapkan ke daerah penanaman untuk

mencegah air dan akar yang merusak atap. Hal ini dapat dilakukan dengan

menambah lapisan dasar, atap membrane (liner kolam atau liner butyl), filter

lembar, selimut lapisan kelembaban dan drainase ke permukaan atap. Biarkan

lembaran untuk dioverlap satu sama lain untuk mencegah kebocoran. Drainase

yang tersumbat dapat menyebabkan air meluap, yang dapat merusak atap.

2. Mempersiapkan daerah penanaman

Mempersiapkan daerah penanaman dapa dilakukan dengan membuat

tempat tidur tanam dengan les atau framing. Ini akan menjaga tanah agar tidak

mengalir selama hujan lebat. Selain itu, juga dapat dengan membuat bingkai

minimal 4 iinci lebih tinggi dari lapisan atas tanah. Tempat tidur tanam digunakan

untuk menanam tanaman yang lebih kecil seperti sayuran dan bunga-bunga yang

tidak tumbuh besar. Menggunakan wadah seperti pot dan perkebunan sangat ideal

67

Page 68: RUMAH PROfasdfFESI

untuk pohon dan tanaman dengan akar lebih besar atau invasive. Tambahkan

windbreaks tahan lama yang terbuat dari pagar dan teralis untuk mencegah angin

kuat yang merusak tanaman.

3. Menambahkan irigasi

Untuk menjaga keberlanjutan roof garden, hal yang perlu dilakukan

adalah memasang sistem penyimpanan air aatau penyimpanan air otomatis untuk

lebih mudah menyirami taman atap secara berkala. Memilih sistem irigasi tetes

bukan alat penyiram untuk membantu menyelamatkan air dengan membatasi

aliran air. Cara lain untuk menghemat waktu dan uang adalah dengan membuat

reservoir air untuk mengumpulkan air hujan.

4. Pemilihan tanaman

Untuk membuat roof garden pilihlah tanaman yang dapat menahan

unsure-unsur kasar. Tanaman yang tahan dengan kekeringan sangat ideal untuk

taman atap karena mereka dapat bertahan lama tanpa penyiraman setiap hari,

karena taman atap memiliki resiko yang lebih tinggi dengan sinar matahari

langsung daripaada taman yang biasa ditanam di permukaan tanah. Lumut,

sedum, rumput hias, bunga liar, pohon-pohon palem, bamboo, dan agaves adalah

contoh tanakan yang baik di atas atap. Untuk atap bertingkat tinggi, tanaman

yang cocok adalah tanaman tumbuh di dataran tinggi seperti sumac, juniper, dan

Yarrow.

68

Page 69: RUMAH PROfasdfFESI

Contoh penerapan roof garden:

69

Page 70: RUMAH PROfasdfFESI

BAB III

TINJAUAN DATA DAN INFORMASI

A. DATA PENGGUNA

1. 1 keluarga terdiri dari 4 orang, 1 pembantu dalam rumah, dan tamu

Ayah ( 63 tahun )

Ibu ( 59 tahun )

Anak laki-laki ( 17 tahun )

Anak perempuan ( 15 tahun )

Pembantu ( 22 tahun )

Tamu ( Sesuai tamu yang dating )

2. Profesi:

Ayah sebagai Dosen Arsitektur

Ibu sebagai Dosen Ekonomi

Anak laki-laki sebagai pelajar SMA

Anak perempuan sebagai pelajar SMP

Pembantu sebagai pembantu rumah tangga

3. Hobbi keluarga:

1 keluarga bersepeda

4. Data lain:

Mempunyai 2 mobil, 2 sepeda motor, dan 4 sepeda.

70

Page 71: RUMAH PROfasdfFESI

B. DATA AKTIVITAS

1. Ayah

Ayah berusia 63 tahun dan berprofesi sebagai dosen Arsitektur di universitas

negeri di Surakarta. Ayah mempunyai kebiasaan selalu menjalankan solat di masjid.

Setelah bangun tidur pukul 04.00, ayah bergegas pergi ke masjid untuk menjalankan solat

Subuh. Sepulang dari masjid (pukul 04.30), ayah mandi dan mempersiapkan segala hal

yang dibutuhkan untuk perkuliahan. Pada pukul 06.00 setelah sarapan selesai disiapkan,

ayah memimpin doa dan sarapan bersama keluarga di ruang makan. Hingga pada pukul

07.00 ayah berangkat menuju tempat beliau biasa mengajar.

Ayah menyelesaikan pekerjaanya pukul 15.00 dan kembali menuju rumah.

Biasanya selalu menyempatkan diri solat Asar sebelum kembali ke rumah. Pada pukul

18.30, setelah menyelesaikan solat Maghrib, ayah memimpin makan malam yang telah

disiapkan di ruang makan. Pukul 19.30 setelah makan dan solat Isya, ayah selalu belajar

di ruang kerjanya hingga pada pukul 21.00. Kemudian beliau pergi menuju kamar tidur

untuk mengakhiri aktivitas hari itu.

Tak lupa setiap hari sabtu dan minggu -weekend- ayah bersama ibu selalu

bersepeda 06.00 berkeliling kota hingga berjalan sejauh 20-30 kilometer, karena ayah dan

ibu mempunyai hobi bersepeda.

2. Ibu

Ibu berusia 59 tahun. Berprofesi sebagai seorang dosen Ekonomi pada sebuah

universitas Negeri. Pagi jam 04.00 ibu bangun dan melaksanakan solat Subuh. Setelah

itu, ibu mempersiapkan segala hal yang diperlukannya untuk perkuliahan hari itu. Pukul

06.00, ibu sarapan bersama keluarga di ruang makan. Pukul 07.00 ibu berangkat

menuju tempat perkuliahan.

71

Page 72: RUMAH PROfasdfFESI

Ibu menyelesaikan perkuliahan dan kembali ke rumah pukul 15.00. Sebelum

kembali ke rumah, ibu biasanya menyempatkan untuk solat Asar terlebih dahulu. Pukul

18.00 ibu solat Maghrib, kemudian pukul 18.30 ibu makan malam bersama keluarga di

ruang makan. Pukul 19.30 setelah selesai makan dan solat Isya, ibu belajar di ruang

kerjanya. Pada pukul 21.00, selesai belajar dan menyiapkan materi hari esok, ibu pergi ke

kamar dan menyelesaikan aktivitas hari ini.

Tak lupa setiap hari sabtu dan minggu -weekend- ayah bersama ibu selalu

bersepeda 06.00 berkeliling kota hingga berjalan sejauh 20-30 kilometer, karena ayah

dan ibu hobi bersepeda

3. Anak laki-laki (Kakak)

Anak laki-laki berusia 17 tahun, berprofesi sebgai pelajar SMA disalah satu

sekolah Negeri. Pada pukul 04.00 bangun tidur, solat Subuh dan bersiap-siap untuk

berangkat ke sekolah. Pada pukul 06.00, sarapan bersama keluarga di ruang makan.

Kemudian pada pukul 06.30, anak laki-laki berangkat kesekolah bersama anak

perempuan (adik).

Pukul 15.00 kakak bersama adik menyelesaikan kegiatan belajar mengajar di

sekolah. Pada pukul 18.00 setelah menyelesaikan solat Maghrib, kakak dan adik pergi

menuju ruang makan untuk makan malam bersama keluarga. Pukul 19.30 kakak dan adik

belajar di ruang belajar mereka, mempersiapkan materi untuk hari berikutnya ataupun

mengerjakan tugasnya. Hingga pukul 21.00 kakak dan adik menuju kamar mereka

masing-masing untuk mengakhiri aktvitas hari itu.

4. Anak perempuan (Adik)

Anak perempuan berusia 15 tahun, berprofesi sebgai pelajar SMP disalah satu

sekolah Negeri. Pada pukul 04.00 bangun tidur, solat dan bersiap-siap untuk berangkat

72

Page 73: RUMAH PROfasdfFESI

pergi kesekolah. Pada pukul 06.00 sarapan bersama keluarga di ruang makan. Kemudian

pada pukul 7.00 anak berangkat kesekolah bersama anak perempuan (adik).

Pukul 15.00 Kakak bersama Adik menyelesaikan kegiatan belajar mengajar di

sekolah. Hingga pada pukul 18.30 setelah menyelesaikan solat, kakak dan adik pergi

menuju ruang makan untuk makan malam bersama keluarga. Pukul 19.30 kakak dan adik

belajar di ruang belajar mereka, mempersiapkan materi untuk hari berikutnya ataupun

mengerjakan tugasnya. Pukul 21.00 kakak dan adik menuju kamar mereka masing-

masing untuk mengakhiri aktvitas hari itu.

5. Pembantu

Pembantu berusia 22 tahun berkerja sebagai pembantu di rumah . Pada pukul

04.00 bangun, solat Subuh, dan segera menyiapkan makanan untuk sarapan hari ini.

Pukul 06.00 sarapan bersama keluarga di ruang makan, kemudian membersihkannya.

Pukul 07.00 sampai 09.00 mencuci, menjemur dan menyetrika yang telah dicuci dan

dijemur di hari sebelumnya.

Pukul 12.00 pembantu solat Dhuhur. Pukul 15.00 solat Asar. Pukul 16.00

membersihkan-menyapu dan mengepel- rumah. Pukul 17.00 menyiapkan makan malam

Pukul 18.00 menjalankan solat Maghrib, kemudian makan malam bersama keluarga pada

pukul 18.30. Pukul 19.30 setelah selesai makan malam dan solat Isya, kemudian

membersihkan makan. Kemudian pukul 21.00 pergi tidur.

6. Tamu

Tamu kemungkinan datang pada pukul 16.00.

73

Page 74: RUMAH PROfasdfFESI

C. TABEL AKTIVITAS

Ayah Ibu Anak 1 Anak 2 Pembantu Tamu

04.00 Bangun

tidur, solat

Bangun

tidur, solat

Bangun

tidur, solat

Bangun

tidur, solat

Bangun tidur,

solat

05.00 Menyiapkan

sarapan

06.00 Sarapan Sarapan Sarapan Sarapan Sarapan

06.30 Berangkat

sekolah

Berangkat

sekolah

Membereskan

sarapan

07.00 Berangkat

bekerja

Berangkat

bekerja

Sekolah Sekolah Bersih-bersih

08.00 Bekerja Bekerja Mencuci

09.00 Menjemur dan

menyetrika

12.00 Solat

15.00 Pulang Pulang Pulang Pulang Solat

16.00 Membersihkan

rumah

*)

*) kemungkinan ada tamu yang datang

17.00 Menyiapkan

makan malam

74

Page 75: RUMAH PROfasdfFESI

18.00 Solat Solat Solat Solat Solat

18.30 Makan

malam

Makan

malam

Makan

malam

Makan

malam

Makan malam

19.00 Solat Solat Solat Solat Solat

19.30 Belajar Belajar Belajar Belajar Membersihkan

makan malam

21.00 Tidur Tidur Tidur Tidur Tidur

75

Page 76: RUMAH PROfasdfFESI

D. DATA SITE

76

Page 77: RUMAH PROfasdfFESI

1. Batas-batas site :

- Batas Timur Laut Rumah warga

- Batas Tenggara Rumah warga

- Batas Selatan Jalan Ki Hajar Dewantara

- Batas Barat Jalan gang

2. Potensi Site

a. Akses kebutuhan sehari-hari dekat dengan jalan raya.

b. Dekat dengan taman.

c. Lokasi site aman dan tenang, karena letak site yang berada di dalam

kompleks perumahan.

3. Kendala Site

a. Daerah site yang tingkat kebisingan tinggi dan juga bersuhu panas.

b. Lahan disekitar masih kosong, yang menjadikan lingkungan sedikit

sepi, karena sedikitnya tetangga yang ada.

4. Aturan Pembangunan

a. Peraturan Daerah Surakarta No.8 Tahun 2009 Tentang Bangunan

a.1. Peraturan Daerah Surakarta No.8 Tahun 2009 Tentang Bangunan

i. Letak garis sepadan bangunan terluar adalah separuh lebar

ruang milik jalan atau daerah milik jalan (damija) ditambah satu

meter dihitung dari as jalan.

77

Page 78: RUMAH PROfasdfFESI

ii. Garis sepadan bangunan terluar pada bagian samping dan atau

belakang yang berbatasan dengan tetangga minimal 2 meter dari

batas kapling.

iii. Apabila garis sepadan bangunan dengan garis sepadan jalan,

cucuran atap atau teritis atau overstek maksimal 1.5 meter,

ketinggian minimal 3 meter dari lantai dasar.

a.2. Peraturan Daerah Surakarta No.1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Kota Surakarta

i. Pengembangan rumah tinggal tunggal diizinkan setinggi-

tingginya tiga lantai dengan mempertimbangkan daya dukung

lingkungan.

5. Data Lingkungan Sekitar

Site berada di Jalan Ki Hajar Dewantara,Surakarta yang merupakan

daerah perumahan dengan tingkat interaksi sosial yang rendah. Site berada di

sekitar wilayah Universitas sehingga apabila saat di siang hari dapat

menimbulkan kebisingan. Site berada dekat dengan taman sehingga apabila jenuh

dapat bermain di taman. Di sebelah timur laut dan tenggara berbatasan dengan

warga, di sebelah selatan berbatasan dengan jalan,dan di sebelah barat berbatasan

dengan jalan gang.

78

Page 79: RUMAH PROfasdfFESI

E. DATA LAIN

a. Sinar matahari

b. Arah angin

Arah angin pada site dari arah barat laut ke arah timur laut.

79

Page 80: RUMAH PROfasdfFESI

c. View

80

Page 81: RUMAH PROfasdfFESI

BAB V

KONSEP PERANCANGAN

A. KONSEP PENATAAN SITE

1. Adanya vertical planes berupa vegetasi seperti pohon besar untuk

penyerapan gelombang suara, dan vegetasi dengan tinggi sedang agar

dapat mengurangi view kedalam agar privasi dirumah ini juga dapat

terjaga.

2. Karena site berada di pertigaan maka pojokan dari site harus di potong .

3. Untuk merespon angin yang memasuki site maka pagar akan dibentuk

solid yang nantinya mengalami sedikit pengurangan berupa pelubangan

pada pagar karena pagar. Hal ini difungsikan untuk melindungi area

halaman dari angin yang cukup besar.

4. Untuk perilaku masyarakat sekitar yang cenderung tertutup, maka pagar

memiliki tinggi relative pendek sekitar 1 m agar pemilik rumah berkesan

tidak menutup diri dengan lingkungan sekitar.

5. Dilihat dari analisis peraturan pembangunannya , maka perancangan

rumah tinggal memiliki besaran luas bangunan berkisar antara 30-40%

dari luas total site, dan posisi bangunan berada 3 meter dari jalan utama

dan 2 meter dai jalan gang

U

81

DE

B

C

A

Page 82: RUMAH PROfasdfFESI

Gambar diatas adalah memperlihatkan gambaran sederhana dari site .pada

gambar bernotasi A merupakan carport bagi tamu,sedangkan gambar yang bernotasikan c

carport bagi user. Carport tamu hanya berkapasitas 1 mobil sedangkan carport bagi user

berkapasitas 2 mobil sejajar .

Gambar yang bernotasi B adalah Zona private (bangunan rumah tinggal)

Pada zona ini adalah bangunan rumah tinggal. konsep rumah tinggal akan

dijelaskan pada bagian konsep peruangan.Sedangakan gambar yang bernotasi

D dan E adalah zona servis ,untuk keterangan lebih lanjut akan di jelaskan pada

sub bab selanjutnya .

View buatan di sisi timur dan di sisi barat Untuk mengisi halaman samping

rumah, maka pada space ini akan diciptakan view buatan. Ground planes di

space ini adalah rumput dan sedikit tumbuhan kecil berbunga.

Untuk vertical planes di space ini akan memakai vegetasi yang banyak,

berupa pohon .Sehingga vegetasi yang ada akan ditata dengan pola linier

dengan perbedaan ketinggian kontur tanah pada setiap titik tumbuh vegetasinya.

82

Page 83: RUMAH PROfasdfFESI

B. KONSEP PERUANGAN

a. Program ruang

Dalam menentukan kebutuhan ruang dalam suatu obyek rancang bangun

(dalam hal ini adalah rumah tinggal), yang perlu dilakukan pertama kali adalah

mengetahui kebiasaan, kebutuhan, dan karakter dari para penghuni rumah

tinggal tersebut. Setelah melewati proses pengkajian data yang diperoleh dari

individu-individu yang berkaitan dalam Kebutuhan ruang pada konsep

perancangan rumah tinggal profesi dosen arsitektur ini adalah

1. Ayah

Ayah berusia 63 tahun dan berprofesi sebagai dosen Arsitektur di

universitas negeri di Surakarta. Ayah mempunyai kebiasaan selalu menjalankan

solat di masjid. Setelah bangun tidur pukul 04.00, ayah bergegas pergi ke masjid

untuk menjalankan solat Subuh. Sepulang dari masjid (pukul 04.30), ayah mandi

dan mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan untuk perkuliahan. Pada pukul

06.00 setelah sarapan selesai disiapkan, ayah memimpin doa dan sarapan

bersama keluarga di ruang makan. Hingga pada pukul 07.00 ayah berangkat

menuju tempat beliau biasa mengajar.

Ayah menyelesaikan pekerjaanya pukul 15.00 dan kembali menuju

rumah. Biasanya selalu menyempatkan diri solat Asar sebelum kembali ke

rumah. Pada pukul 18.30, setelah menyelesaikan solat Maghrib, ayah memimpin

makan malam yang telah disiapkan di ruang makan. Pukul 19.30 setelah makan

dan solat Isya, ayah selalu belajar di ruang kerjanya hingga pada pukul 21.00.

Kemudian beliau pergi menuju kamar tidur untuk mengakhiri aktivitas hari itu.

Tak lupa setiap hari sabtu dan minggu -weekend- ayah bersama ibu

selalu bersepeda 06.00 berkeliling kota hingga berjalan sejauh 20-30 kilometer,

karena ayah dan ibu mempunyai hobi bersepeda.

2. Ibu

Ibu berusia 59 tahun. Berprofesi sebagai seorang dosen Ekonomi pada

sebuah universitas Negeri. Pagi jam 04.00 ibu bangun dan melaksanakan solat

Subuh. Setelah itu, ibu mempersiapkan segala hal yang diperlukannya untuk

83

Page 84: RUMAH PROfasdfFESI

perkuliahan hari itu. Pukul 06.00, ibu sarapan bersama keluarga di ruang

makan. Pukul 07.00 ibu berangkat menuju tempat perkuliahan.

Ibu menyelesaikan perkuliahan dan kembali ke rumah pukul 15.00.

Sebelum kembali ke rumah, ibu biasanya menyempatkan untuk solat Asar

terlebih dahulu. Pukul 18.00 ibu solat Maghrib, kemudian pukul 18.30 ibu makan

malam bersama keluarga di ruang makan. Pukul 19.30 setelah selesai makan

dan solat Isya, ibu belajar di ruang kerjanya. Pada pukul 21.00, selesai belajar

dan menyiapkan materi hari esok, ibu pergi ke kamar dan menyelesaikan

aktivitas hari ini.

Tak lupa setiap hari sabtu dan minggu -weekend- ayah bersama ibu

selalu bersepeda 06.00 berkeliling kota hingga berjalan sejauh 20-30 kilometer,

karena ayah dan ibu hobi bersepeda

3. Anak laki-laki (Kakak)

Anak laki-laki berusia 17 tahun, berprofesi sebgai pelajar SMA disalah

satu sekolah Negeri. Pada pukul 04.00 bangun tidur, solat Subuh dan bersiap-

siap untuk berangkat ke sekolah. Pada pukul 06.00, sarapan bersama keluarga

di ruang makan. Kemudian pada pukul 06.30, anak laki-laki berangkat kesekolah

bersama anak perempuan (adik).

Pukul 15.00 kakak bersama adik menyelesaikan kegiatan belajar

mengajar di sekolah. Pada pukul 18.00 setelah menyelesaikan solat Maghrib,

kakak dan adik pergi menuju ruang makan untuk makan malam bersama

keluarga. Pukul 19.30 kakak dan adik belajar di ruang belajar mereka,

mempersiapkan materi untuk hari berikutnya ataupun mengerjakan tugasnya.

Hingga pukul 21.00 kakak dan adik menuju kamar mereka masing-masing untuk

mengakhiri aktvitas hari itu.

4. Anak perempuan (Adik)

Anak perempuan berusia 15 tahun, berprofesi sebgai pelajar SMP disalah

satu sekolah Negeri. Pada pukul 04.00 bangun tidur, solat dan bersiap-siap untuk

berangkat pergi kesekolah. Pada pukul 06.00 sarapan bersama keluarga di

ruang makan. Kemudian pada pukul 7.00 anak berangkat kesekolah bersama

anak perempuan (adik).

84

Page 85: RUMAH PROfasdfFESI

Pukul 15.00 Kakak bersama Adik menyelesaikan kegiatan belajar

mengajar di sekolah. Hingga pada pukul 18.30 setelah menyelesaikan solat,

kakak dan adik pergi menuju ruang makan untuk makan malam bersama

keluarga. Pukul 19.30 kakak dan adik belajar di ruang belajar mereka,

mempersiapkan materi untuk hari berikutnya ataupun mengerjakan tugasnya.

Pukul 21.00 kakak dan adik menuju kamar mereka masing-masing untuk

mengakhiri aktvitas hari itu.

5. Pembantu

Pembantu berusia 22 tahun berkerja sebagai pembantu di rumah . Pada

pukul 04.00 bangun, solat Subuh, dan segera menyiapkan makanan untuk

sarapan hari ini. Pukul 06.00 sarapan bersama keluarga di ruang makan,

kemudian membersihkannya. Pukul 07.00 sampai 09.00 mencuci, menjemur dan

menyetrika yang telah dicuci dan dijemur di hari sebelumnya.

Pukul 12.00 pembantu solat Dhuhur. Pukul 15.00 solat Asar. Pukul 16.00

membersihkan-menyapu dan mengepel- rumah. Pukul 17.00 menyiapkan

makan malam Pukul 18.00 menjalankan solat Maghrib, kemudian makan malam

bersama keluarga pada pukul 18.30. Pukul 19.30 setelah selesai makan malam

dan solat Isya, kemudian membersihkan makan. Kemudian pukul 21.00 pergi

tidur.

6. Tamu

Tamu kemungkinan datang pada pukul 16.00.

TABEL AKTIVITAS

Melihat dari table aktivitas dari pelaku pada pengguna rumah ini maka di dapat

macam macam kebutuhan ruang sebagai berikut

Ayah Ibu Anak 1 Anak 2 Pembantu Tamu

04.00 Bangun

tidur, solat

Bangun

tidur, solat

Bangun tidur,

solat

Bangun

tidur, solat

Bangun tidur,

solat

85

Page 86: RUMAH PROfasdfFESI

05.00 Menyiapkan

sarapan

06.00 Sarapan Sarapan Sarapan Sarapan Sarapan

06.30 Berangkat

sekolah

Berangkat

sekolah

Membereskan

sarapan

07.00 Berangkat

bekerja

Berangkat

bekerja

Sekolah Sekolah Bersih-bersih

08.00 Bekerja Bekerja Mencuci

09.00 Menjemur dan

menyetrika

12.00 Solat

15.00 Pulang Pulang Pulang Pulang Solat

16.00 Membersihkan

rumah

*)

*) kemungkinan ada tamu yang datang

17.00 Menyiapkan

makan malam

18.00 Solat Solat Solat Solat Solat

18.30 Makan

malam

Makan

malam

Makan

malam

Makan

malam

Makan malam

19.00 Solat Solat Solat Solat Solat

86

Page 87: RUMAH PROfasdfFESI

19.30 Belajar Belajar Belajar Belajar Membersihkan

makan malam

21.00 Tidur Tidur Tidur Tidur Tidur

Kebutuhan ruang

Melihat dari table aktivitas dari pelaku pada pengguna rumah ini maka di

dapat macam macam kebutuhan ruang sebagai berikut :

1. Ruang tamu : 1 buah

2. Musholla : 1 buah

3. Ruang keluarga : 2 buah

4. Ruang makan : 1 buah

5. WC / kamar mandi: 4 buah (2 dalam ruangan + 2 luar ruangan)

6. R kerja ayah : 1 buah

7. R.kerja ibu : 1 buah

8. R.belajar : 1 buah

9. R.musik : 1 buah

10. R.tidur utama : 1 buah

11. R.baca : 1 buah

12. R.tidur anak : 2 buah

13. Dapur bersih : 1 buah

14. Dapur kotor : 1 buah

15. R.cuci : 1 buah

16. R.tidur pembantu : 1 buah

17. R.setrika : 1 buah

18. Gudang : 1 buah

b. Konsep Perancangan Luasan Ruang

1. Table perancangan luasan ruang lantai 1

User Aktifitas Program Besaran zona

87

Page 88: RUMAH PROfasdfFESI

ruang

Ayah

Ibu

Anak laki-laki

Anak perempuan

Menyambut tamu

Ruang tamu ± 15 m² Public

Ayah

Ibu

Anak laki-laki

Anak perempuan

Pembantu

Olahraga Halaman ± 20 m² Public

Ayah

Ibu

Anak laki-laki

Anak perempuan

Ibadah sholat

Tadarus

Musholla ± 11 m² Semi private

Ayah

Ibu

Anak laki-laki

Anak perempuan

Berkumpul

Menonton tv

Bersantai

Ruang keluarga

± 20 m² Semi private

Ayah

Ibu

Anak laki-laki

Anak perempuan

Makan

Minum

Ruang makan

± 10.6 m² Semi private

Ayah

Ibu

Anak laki-laki

Anak perempuan

Pembantu

Mandi

Buang air besar

Buang air kecil

Kamar mandi /

WC

± 6 m² Servis

Ayah Bekerja Ruang kerja ayah

±12 m² Private

Ayah Tidur Kamar ±22 m² Private

88

Page 89: RUMAH PROfasdfFESI

Ibu

Istirahat

utama

Ayah

Ibu

Mandi

Buang air besar

Buang air kecil

WC/kamar mandi dalam

±4.3 m² Private

Ibu

Anak perempuan

Pembantu

Menyiapkan makanan

Menyimpan makanan

Dapur bersih ± 9.5m² Servis

Ibu

Anak perempuan

Pembantu

Memasak

Menyuci bahan masakan

Menyimpan bahan masakan

Dapur kotor ± 9.5m² Servis

Ibu

Anak perempuan

Pembantu

Menyuvi baju

Menyuci peralatan dapur

Tempat cuci ± 4 m² Servis

Pembantu Tidur

Istirahat

Kamar pembantu

± 6 m² Servis

Pembantu Melipat pakaian

Menyetrika

Ruang setrika

± 4 m² Servis

Ayah

Ibu

Anak laki-laki

Anak perempuan

Pembantu

Menyimpan barang bekas sementara

Gudang ± 5 m² Servis

89

Page 90: RUMAH PROfasdfFESI

Ayah

Ibu

Anak laki-laki

Anak perempuan

Pembantu

Menyimpan mobil,motor sepeda.

Garasi ±50 m² Servis

1. Table perancangan luasan ruang lantai 2

User Aktifitas Program

ruang

Besaran Zona

Anak

perempuan

Anak laki lak

Ibu

Ayah

Berkumpul

Menonton tv

Bersantai

Ruang

keluarga

±4.5 m² Semi private

Anak

perempuan

Anak laki laki

Mandi

Buang air besar

Buag air kecil

Kamar

mandi /

Wc

±6 m² Semi private

Anak

perempuan

Tidur

Istirahat

kamar tidur ±13 m² Private

Anak laki-laki Tidur

Istirahat

Kamar tidur ±12.6 m² Private

Anak

perempuan

Anak laki –laki

Belajar

Main computer

Ruang

belajar anak

±10 m² Private

Ayah

Ibu

Anak laki-laki

Anak

perempuan

Bermain musik

Ruang musik ±14 m² Private

90

Page 91: RUMAH PROfasdfFESI

Ayah

Ibu

Anak laki-laki

Anak perempuan

Membaca buku

Diskusi

Ruang baca ±22 m² Private

Ibu Bekerja Ruang kerja

ibu

±14 m² private

1. Teras depan

Teras depan yang berfungsi sebagai sebagai ruangan transisi dari site

kedalam rumah seharusnya memiliki kesan dan ramah, agar aktifitas menerima

tamu dapat terwadahi dengan baik mulai dari bentuk bangunan terutama teras.

Teras juga harus dapat terlihat jelas dari site, agar tamu yang datang tidak

bingung akan entrance menuju bangunan.

2. Ruang tamu

Ruang tamu adalah zona publik yang berfungsi sebagai tempat

menerima tamu. Sehingga jika dilihat dari profesi seorang dosen arsitek, ruang

tamu ini haruslah nyaman dan memiliki luas yang cukup untuk menaruh

furnitureSelain itu agar tamu merasa nyaman, ruang tamu harus memiliki

penghawaan alami, dan adanya sarana dari dalam ruang tamu untuk mendapat

view yang menarik .

3. Ruang keluarga

Ruang keluarga adalah ruang yang berfungsi sebagai tempat

berkumpulnya keluarga.Sehingga seharusnya ruangan ini dapat mengakrabkan

anggota keluarga yang jarang bertemu mengingat aktifitasnya yang sibuk dan

beragam. Serta berkesan luas, adanya penghawaan alami, pencahayaan alami

dan dapat menurunkan kejenuhan didalam ruangan dengan melihat view

vegetasi yang ada. Ruangan ini adalah tempat untuk mengurangi kejenuhan

setelah beraktifitas sehari-hari, maka perlunya sarana hiburan pada ruangan ini.

4. Dapur

91

Page 92: RUMAH PROfasdfFESI

Dapur di bagi menjadi dua , dapur bersih dan dapur kotor.Dapur kotor

sebagai area service untuk memasak makanan, dimana setelah itu makanan

yang sudah masak di sajikan di dapur bersih dan setelah di sajikan di dapur

bersih ditata di ruang makan dan kemudian dimakan di dalam ruang makan.

Sehingga antara dapur kotor ,dapur bersih dan ruang makan memiliki

keterkaitan. Mengingat letaknya yang berada di area servis dan hubungan

ruangnya dengan ruang makan, maka secara visual dapur bersih ini harus

terlihat bersih dan tidak penuh dengan kotoran. Untuk ukurannya tidak terlalu

luas, cukup untuk menyajikan dan menyimpan makanan.

5. Ruang makan

Ruang makan adalah ruang dalam bangunan yang dipakai untuk

mewadahi aktifitas makan keluarga. Sehingga ruang makan seharusnya dapat

menghangatkan hubungan antar anggota keluarga di pagi hari sebelum

beraktifitas. Selain itu, untuk kenyamanan user, maka dalam ruangan ini user

harus dapat menikmati view buatan diluar, mendapat sirkulasi udara dan

medapat pencahayaan alami.

6. Ruang kerja ayah

Ruang kerja ayah adalah tempat untuk mewadahi kegiatan kerja ayah.

Aktifitas tersebut memerlukan keprivasian dan membuat nyaman ayah yang

memiliki kebiasaan saat mendesain sesuatu senang memandangi mobil sambil

merokok.Desain ruang kerja ini diharapkan tidak membuat jenuh pengguna yang

melakukan aktifitas disini, sehingga perlu diberikan view buatan untuk

mengurangi sedikit kejenuhan.

7. Kamar Tidur utama + km/wc di dalam

Kamar tidur utama berfungsi sebagai tempat istirahat ayah dan

ibu, sehingga kamar tidur ini akan dirancang senyaman mungkin untuk kapasitas

2 orang dengan fasilitas sebuah kamar mandi didalam kamar. Kamar tidur ini

seharusnya memiliki pencahayaan alami dan penghawaan alami, agar dapat

menghemat biaya penggunaan listrik. Memiliki view dari dalam keluar, agar di

92

Page 93: RUMAH PROfasdfFESI

dalam kamar ayah dan ibu tidak mengalami ke jenuhan. Kamar tidur utama ini

memiliki tingkat privasi yang tinggi.

8. 2 Kamar tidur anak

Kamar tidur setiap anak, tidak memiliki kamar mandi dalam. Kamar

tidur anak seharusnya lebih sempit dari kamar utama, karena user stiap kamar

tidur ini hanya 1. 2 kamar tidur anak ini terletak di lantai 2 yang mempunyai

hubungan langsung dengan ruang belajar.

9. Ruang kerja ibu

Ruang kerja ibu di pisah dengan ruang kerja ayah mengingat ayah

apabila mendesain mempunyai kebiasaan sambil merokok. Luasan dari ruang

kerja ibu cukup besar di karenakan seorang dosen ekonomi mempunyai data

yang banyak dan terdapat 2 meja ,1 untuk meja bekerja dan 1 untuk meja

komputer.

10. Ruang baca + 1 kamar mandi/wc

Ruang baca adalah ruang yang di peruntukan sebagai perpustakan dan

kegiatan membaca. Ruang baca mempunyai kamar mandi dalam di peruntukan

apabila sedang fokus membaca tidak perlu repot untuk ke luar ruangan.

11. Ruang musik

Ruang musik merupakan ruangan yang menyediakan berbagai macam

alat musik akustik. Karena alat yang dimainkan merupakan alat music akustik

sehingga tidak memerlukan pengedap suara .

12. 2 kamar mandi luar

2 kamar mandi luar ruangan yang 1 erletak di lantai 1 dan 1 terletak di

lantai 2. Pada lantai 2 kamar mandi luar berhubungan langsung dengan kamar

mandi anak tujuannya agar apabila anak akan menggunakan wc/kamar mandi

tidaka perlu jalan terlalu jauh.

13. Kamar pembantu

93

Page 94: RUMAH PROfasdfFESI

Kamar pembantu merupakan kamar yang di peruntukan pembantu, kamar

pembantu di buat nyaman agar ketika pembantu ingin hiburan tidak perlu ke

dalam ruang keluarga.Kamar pembantu berhubungan langsung dengan tempat

cuci dan ruang setrika.

14. Tempat cuci

Tempat cuci di peruntukan menyuci pakaian dan menyuci perlatan

masak,luasan dari tempat cuci tidak besar mengingat aktifitas yang digunakan

hanya sekedar menyuci

15. Ruang setrika

Ruang setrika merupakan tempa untuk pembantu menyetrika dan

memindahkan jemuran yang sudah kering dari tempat jemur ke dalam ruang

setrika yang selanjutnya pakaian akan di setrika oleh pembantu . Luasan dari

ruang setrika tidak luas mengingat aktifitas di dalam ruang setrika hanya

menyimpan jemuran dan menyetrika .

16. Gudang

Gudang merupakan tempat untuk menyimpan barang barang yang sudah

tidak terpakai namun ayah menghendaki bahwa gudang hanya untuk menyimpan

barang barang bekas yang sifatnya sementara dan selanjutnya akan di buang .

17. Garasi

Garasi merupakan tempat untuk menyimpan berbagai kendaaan ,

anatara lain adalah 2 mobil , sepeda motor dan sepeda . garasai di

desain melebar agar ketika salah satu mobil akan keluar tidak perlu

repot memindahkan mobil yang lain. Pintu dari garasi sendi

menggunakan rolling door.

c. Konsep Perancangan Organisasi Ruang

Konsep perancangan organisasi ruang akan di jelaskan melalui diagam

matrix .

1. Gambar diagram matrix lantai 1

94

Page 95: RUMAH PROfasdfFESI

2. Gambar diagram matrix lantai 2

95

Page 96: RUMAH PROfasdfFESI

C. KONSEP BENTUK

Berdasarkan analisis, yang dilakukan maka konsep bentuk dan tampilan bangunan

menjadi seperti ini :

Bentuk bangunan

Bentuk bangunan dibentuk berdasarkan dari lantai, dinding, dan atap. Ketiganya

adalah unsur pembentuk ruang. Oleh sebab itu ketiganya saling berhubungan

dan mempengaruhI.

o Dinding dirancang menyusaikan setiap ruang-ruangnya dengan bukaan

menyesuaikan konsep pemograman ruang.

o Atap bertipe pelana asimetris dengan bentangan sesuai ukuran 9m kayu.

Agar mudah dikenali pojok dari bangunan berbentuk ¼ lingkaran

Tampilan bangunan

Tampilan bangunan didesain menggunakan prinsip estetika, yaitu pola,

keseimbangan irama, datum, repetisi, warna, tekstur, dan dominasi.

o Pola tampilan bangunan adalah linier dengan elemen pembangunnya

adalah jendela, dan penonjolan dinding. Pola linier memanjang mengikuti

panjang dinding.

96

Page 97: RUMAH PROfasdfFESI

o Keseimbangan bangunan memakai keseimbangan asimetris dengan unsure

pembentuknya adalah atap, penonjolan dinding yang mengikuti denah,

jendela, pintu.

o Irama dibentuk melalui lebar jendela yaitu dengan kelipatan 50 cm

o Datum dibentuk melalui tinggi dinding, datum ditarik dari garis lurus dari

ujung dinding yang satu dengan yang lain.

o Repetisi dibentuk melalui pengulangan unsure jendela dan penonjolan

dinding.

o Warna yang digunakan ada 2 yaitu menggunakan 1 warna terang dan 1

warna gelap.

o Dominasi terdapat pada atap dimana atap bangunan terdapat ornament

yang dapat menjadi point of interest bangunan.

D. KONSEP STRUKTUR

Dari analaisis data yang telah dilakukan, site berada di Surakarta,

Jawa Tengah, Indonesia. Oleh sebab itu struktur bangunan akan

berbentuk massive, dengan pertimbangan iklim yang ada adalah iklim

tropis dengan intensitas hujan yang tinggi, maka dinding akan lebih

bertahan lama jika berbentuk masiv dan kokoh. Sedangkan atap akan

berbentuk pelana asimetris dengan tritisan, sehingga tempias air hujan

tidak terlalu berefek kepada dinding dan kusen serta air tidak terlalu

banyak masuk kedalam teras dan ruangan yang memang sengaja diberi

bukaan lebih.

Material bahan dinding bangunan memakai batu bata dengan kolom

memakai besi tulangan untuk menghemat biaya dan batu bata dirasa

cukup baik untuk bertahan di iklim tropis Indonesia. Selain itu dinding batu

bata dapat menyerap suhu panas serta cukup untuk memantulkan

gelombang suara yang berasal dari kebisingan disekitar site.

Material kusen, kuda-kuda, reng, usuk, gording akan memakai kayu

yang selain murah juga dapat memperindah fasad bangunan karena

97

Page 98: RUMAH PROfasdfFESI

berkesan alami jika material ini diekspos..

Sebagai bahan penutup atap akan memakai genting dari tanah liat,

dengan pertimbangan genting berbahan tanah liat juga dapat menahan

panas matahari, sehingga ruangan dibawahnya menjadi tidak terlalu

panas.

Untuk lantai ruang-ruang utama memakai keramik, lantai kamar

mandi memakai keramik kecil, untuk ruang cuci dan carport memakai

paving, sedangkan lantai pada taman akan memakai batu kali.

E. KONSEP UTILITAS

1. Pemasangan wc di lantai 2 dipasang tepat berada di atasnya, untuk

menghemat penggunaan pipa dan mempermudah jalur pembuangan

black water dan pengaliran air bersih.

2. Pemberian bukaan seperti jendela kaca. Dimana setiap ruangan

akan memiliki sedikitnya 2 daun jendela yang dapat dibuka, untuk

pencahayaan dan penghawaan alami dan menghemat penggunaan

ac.

3. Pemberian vegetasi yang lumayan banyak dengan pola mengelilingi

rumah.

4. Peletakan septictank di samping rumah, yang bertujuan untuk

memberi pupuk buatan pada tanah dibelakang rumah. Selain itu

peletakkan septictank diletakkan dekat kamar mandi. Satu berada di

dekat kamar dalam kamar utama dan didekat 2 kamar mandi diarea

servis.

5. Pemasangan instalasi listrik, agar pada malam hari, rumah tidak gelap

gulita.

6. Pemberian ac untuk pengatur suhu pada dalam ruangan.

7. Pemberian ventilasi pada atas dinding, untuk sirkulasi udara kecil.

8. Sumber air bersih menggunakan saluran dari PAM dan penggunaan

sumur Bor.

98

Page 99: RUMAH PROfasdfFESI

9. Pemberian saluran air hujan, seperti pipa pembuangan untuk

mengalirkan air hujan ketempat yang diinginkan.

10. Pemberian saluran drainase untukmencegah terjadinya pengumpulan

air pada areal rumah yang lebih rendah.

11. Pemberian tempat sampah untuk menaruh sampah dari sisa kegiatan

didalam rumah.Pada setiap lubang ventilasi diberi kasa

99