ruang lingkup kepengawasan

27

Click here to load reader

Upload: fajar-daulay

Post on 05-Apr-2017

214 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ruang lingkup kepengawasan

MAKALAH

RUANG LINGKUP PENGAWASAN PENDIDIKAN

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata KuliahPengawas dan Kepengawasan

Oleh :

FAJAR EFENDI DAULAY 8156132066HENDRI PUTRA 8156132069KELAS AW 2 – AP KEPENGAWASAN

ADMINISTRASI PENDIDIKAN KEPENGAWASANPROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN2015

1

Page 2: Ruang lingkup kepengawasan

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah

mengenai Metologi Kepengawasan Pendidikan ini.

Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen

pembimbing matakuliah Pengawasan Pendidikan yang telah membimbing penulis

dalam pembuatan makalah ini. Yang terhormat: Bapak. Dr. Arif Rahman, M.Pd.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan makalah ini

masih kurang sempurna, baik isi maupun penulisannya. Untuk itu penulis

menerima kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi sempurnanya makalah

ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, November 2015Hormat Saya

Penulis

2

Page 3: Ruang lingkup kepengawasan

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang...................................................................................... 3

B. Identifikasi Masalah.............................................................................. 4

C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 4

D. Manfaat Penulisan................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 3

A. Hakekat Pengawas................................................................................ 3

B. Sistem Rekrutment Pengawas Sekolah ................................................ 4

C. Kompetensi Pengawas Sekolah ........................................................... 4

D. Regulasi yang Mengatur Pengawas Sekolah........................................ 5

E. Mengikuti Model Pembelajaran ........................................................... 7

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 25

DAFTAR RUJUKAN

3

Page 4: Ruang lingkup kepengawasan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam proses pendidikan, pengawasan atau supervisi merupakan bagian

tidak terpisahkan dalam upaya peningkatan prestasi belajar dan mutu sekolah.

Sahertian (2000:19) menegaskan bahwa pengawasan atau supervisi pendidikan

tidak lain dari usaha memberikan layanan kepada stakeholder pendidikan,

terutama kepada guru-guru, baik secara individu maupun secara kelompok dalam

usaha memperbaiki kualitas proses dan hasil pembelajaran. Burhanuddin

(1990:284) memperjelas hakikat pengawasan pendidikan pada hakikat

substansinya. Substansi hakikat pengawasan yang dimaksud menunjuk pada

segenap upaya bantuan supervisor kepada stakeholder pendidikan terutama guru

yang ditujukan pada perbaikan-perbaikan dan pembinaan aspek pembelajaran.

Bantuan yang diberikan kepada guru harus berdasarkan penelitian atau

pengamatan yang cermat dan penilaian yang objektif serta mendalam dengan

acuan perencanan program pembelajaran yang telah dibuat. Proses bantuan yang

diorientasikan pada upaya peningkatan kualitas proses dan hasil belajar itu

penting, sehingga bantuan yang diberikan benar-benar tepat sasaran. Jadi bantuan

yang diberikan itu harus mampu memperbaiki dan mengembangkan situasi belajar

mengajar.

Dengan menyadari pentingnya upaya peningkatan mutu dan efektifitas

sekolah dapat (dan memang tepat) dilakukan melalui pengawasan. Atas dasar itu

maka kegiatan pengawasan harus difokuskan pada perilaku dan perkembangan

siswa sebagai bagian penting dari: kurikulum/mata pelajaran, organisasi sekolah,

kualitas belajar mengajar, penilaian/evaluasi, sistem pencatatan, kebutuhan

khusus, administrasi dan manajemen, bimbingan dan konseling, peran dan

tanggung jawab orang tua dan masyarakat (Law dan Glover 2000). Lebih lanjut

Ofsted (2005) menyatakan bahwa fokus pengawasan sekolah meliputi: (1)

standard dan prestasi yang diraih siswa, (2) kualitas layanan siswa di sekolah

(efektifitas belajar mengajar, kualitas program kegiatan sekolah dalam memenuhi

4

Page 5: Ruang lingkup kepengawasan

kebutuhan dan minat siswa, kualitas bimbingan siswa), serta (3) kepemimpinan

dan manajemen sekolah.

Oleh karena itu, profesi pengawas memegang peranan penting agar

terciptanya sekolah yang unggul. Selama ini profesi Pengawas Sekolah kurang

mendapatkan perhatian secara serius dan hanya dianggap sebagai tenaga

kependidikan yang sama kedudukannya dengan tenaga kependidikan lainnya,

sehingga relatif kurang mendapatkan perhatian dalam pengembangannya. Bahkan

nyaris tidak tersentuh pembaharuan-pembaharuan pendidikan, meskipun ia

memiliki peran yang sangat vital dalam menyukseskan pembaharuan pendidikan

dan peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Namun pengawas sekolah dianggap

sebagai jabatan non job, diisi orang-orang tua, memperpanjang usia pensiun, diisi

para suami/isteri pejabat.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk membahas

tentang Ruang Lingkup Pengawas Pendidikan sehingga dapat sebagai tolak ukur

dan acuan untuk membentuk karakter pengawas sekolah yang professional dan

akuntabel.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, yang menjadi identifikasi masalah

adalah kurangnya pemahaman pengawas tentang :

1. Hakekat pengawas sekolah

2. Sistem rekrutment pengawas sekolah

3. Kompetensi pengawas sekolah

4. Regulasi yang mengatur pengawas sekolah

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui hakekat pengawas sekolah

2. Untuk mengetahui sistem rekrutment pengawas sekolah

3. Untuk mengetahui kompetensi pengawas sekolah

4. Untuk mengetahui regulasi yang mengatur pengawas sekolah

5

Page 6: Ruang lingkup kepengawasan

D. Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Menambah wawasan dan pemahaman tentang pengawas sekolah.

2. Sebagai referensi bagi pengawas sekolah

6

Page 7: Ruang lingkup kepengawasan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakekat Pengawas Sekolah

Pengawasan dapat diartikan  sebagai proses kegiatan monitoring untuk

meyakinkan bahwa semua kegiatan organisasi terlaksana seperti  yang

direncanakan dan sekaligus juga merupakan kegiatan untuk mengoreksi dan

memperbaiki bila ditemukan adanya penyimpangan yang akan mengganggu

pencapaian tujuan (Robbins dalam Sudjana (2006:5).

               Selanjutnya Burhanuddin (2004:284) mengartikan pengawasan atau

supervisi pendidikan tidak lain dari usaha memberikan layanan kepada

stakeholder pendidikan, terutama kepada guru-guru, baik secara individu maupun

secara kelompok dalam usaha memperbaiki kualitas proses dan hasil

pembelajaran.

               Pengawasan identik dengan supervisi, menurut Good Carter dalam

Suhertian (2000:18) mengartikan bahwa supervisi adalah usaha dari petugas-

petugas sekolah dalam memimpin dan membimbing guru-guru dan petugas-

petugas lainnya, dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir,

menyeleksi pertumbuhan jabatan-jabatan perkembangan guru-guru dan merevisi

tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran dan metode mengajar dan evaluasi

pengajaran.

Selanjutnya Syaiful ( 2010:90 ) dalam bukunya supervisi pembelajaran

mengartikan supervisi mempunyai arti khusus yaitu “membantu dan turut serta

dalam usaha-usaha perbaikan dan meningkatkan mutu baik personel maupun

lembaga. Dalam dunia pendidikan memandang guru sebagai bagian penting dari

manajemen yang diharapkan melaksanakan tugas sesuai fungsi-fungsi manajemen

dengan baik dan terukur”.

Dari beberapa pengertian yang penulis sebutkan diatas dapat diambil suatu

kesimpulan bahwa pengawasan atau supervisi erat kaitanya dengan kegiatan

membimbing, membina, memonitoring dan member pelayanan dalam membantu

7

Page 8: Ruang lingkup kepengawasan

guru terhadap kegiatan proses pembelajaran agar tetap berjalan seperti yang

diharapkan.

B. Sistem Rekrutment Pengawas Sekolah

1. Kualifikasi Pengawas Sekolah

(1) Kriteria umum calon pengawas satuan pendidikan :

a. Pangkat minimal Penata, golongan / ruang III/c;

b. Usia maksimal 50 tahun.;

c. Pernah menyandang predikat kepala sekolah atau guru berprestasi

minimal ditingkat kecamatan (jenjang TK/RA/SD/MI) dan ditingkat

satuan pendidikan (jenjang SMP/MTs/SMA/MA/SMK) berdasarkan

pedoman panduan guru dan kepala sekolah berprestasi;

d. Lulus seleksi pengawas satuan pendidikan;

e. Nilai rata-rata DP3 dalam dua tahun terakhir minimal baik.

(2) Kriteria khusus calon pengawas satuan pendidikan

a. Pengawas satuan pendidikan TK/RA :

1. Berlatar belakang pendidikan minimal S1 kependidikan /

Akta IV, dengan keahlian pendidikan ke-TK/RA-an;

2. Guru TK/RA bersertifikat profesi dengan pengalaman kerja

minimal 8 tahun;

3. Kepala TK/RA bersertifikat profesi dengan pengalaman

kerja minimal 4 tahun.

b. Pengawas satuan pendidikan SD/MI :

1. Berlatar belakang pendidikan minimal S1 kependidikan /

Akta IV , dengan keahlian pendidikan ke-SD/MI-an;

2. Guru SD/MI bersertifikat profesi dengan pengalaman kerja

minimal 8 tahun, atau;

3. Kepala SD/MI bersertifikat profesi dengan pengalaman kerja

minimal 4 tahun.

c. Pengawas satuan pendidikan SMP/MTs :

8

Page 9: Ruang lingkup kepengawasan

1. Berlatar belakang pendidikan minimal S2

kependidikan dengan berbasis S1 kependidikan, atau S1 non

kependidikan plus Akta IV dalam rumpun mata pelajaran MIPA, IPS,

Bahasa, Olah Raga Kesehatan, rumpun seni budaya, agama dan

Bimbingan Konseling;

2. Guru SMP/MTs bersertifikat profesi dengan

pengalaman kerja minimal 8 tahun;

3. Kepala SMP/MTs bersertifikat profesi

dengan pengalaman kerja minimal 4 tahun.

d. Pengawas satuan pendidikan SMA/MA :

1. Berlatar belakang pendidikan minimal

S2 kependidikan dengan berbasis S1 kependidikan, atau S1 non

kependidikan plus Akta IV dalam rumpun mata pelajaran MIPA, IPS,

Bahasa, Olah Raga Kesehatan, rumpun seni budaya, agama, dan

Bimbingan Konseling;

2. Guru SMA/MA bersertifikat profesi

dengan pengalaman kerja minimal 8 tahun;

3. Kepala SMA/MA bersertifikat profesi

dengan pengalaman kerja minimal 4 tahun.

e. Pengawas satuan pendidikan SMK/MAK :

1. Berlatar belakang pendidikan minimal S2

kependidikan dengan berbasis S1 kependidikan, atau S1 non kependidikan

plus Akta IV dalam rumpun pertanian dan kehutanan, teknologi dan industri,

bisnis dan menejemen, kesejahteraan masyarakat, pariwisata dan rumpun seni

dan kerajinan, Agama Bimbingan Konseling maan, dan;

2. Guru SMK/MAK bersertifikat profesi

dengan pengalaman kerja minimal 8 tahun;

3. Kepala SMK/MAK bersertifikat profesi

dengan pengalaman kerja minimal 4 tahun.

4. Seleksi calon pengawas satuan

pendidikan di lingkungan Dinas Pendidikan dilakukan oleh Tim Seleksi

9

Page 10: Ruang lingkup kepengawasan

Calon Pengawas Satuan Pendidikan yang ditetapkan dengan Surat

Keputusan Bupati. Sedangkan seleksi calon pengawas di lingkungan

Departemen Agama dilakukan oleh Kantor Departemen Agama.

5. Anggota Tim Seleksi Calon Pengawas Satuan Pendidikan untuk Dinas

Pendidikan diusulkan oleh Kepala Dinas Pendidikan kepada Bupati,

sedangkan Tim Seleksi Calon Pengawas Satuan Pendidikan di lingkungan

Departemen Agama ditetapkan oleh Kepala Kantor Departemen Agama.

2. Seleksi Pengawas Sekolah

(1) Seleksi calon pengawas satuan pendidikan melalui dua tahap yaitu:

a. Tahap I : Seleksi kelengkapan administrasi meliputi:

1. Ijasah;

2. Surat Keputusan pengangkatan pertama;

3. Surat Keputusan kenaikan pangkat terakhir;

4. DP3 2 tahun terakhir;

5. Surat Keputusan pengangkatan kepala sekolah (bagi yang memiliki);

6. Surat keterangan/piagam sebagai guru/kepala sekolah berprestasi;

7. Surat keterangan sehat dari dokter;

8. Makalah kepengawasan;

b. Tahap II: Seleksi Kemampuan terdiri atas tes tertulis, tes performance, dan

tes portofolio

(2) Tes tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:

a. Tes kemampuan akademik dan kecerdasan emosional;

b. Tes penguasaan kepengawasan satuan pendidikan;

c. Tes kreativitas dan motivasi.

(3) Tes Portofolio sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:

a. Penilaian terhadap karya tulis ilmiah yang dihasilkan oleh calon pengawas

satuan pendidikan;

b. Bukti fisik keikutsertaan calon pengawas satuan pendidikan dalam kegiatan

ilmiah seperti seminar, workshop, pelatihan dan penelitian di bidang

pendidikan.

10

Page 11: Ruang lingkup kepengawasan

(4) Tes performance sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:

a. Presentasi makalah kepengawasan;

b. Wawancara berkaitan dengan kepengawasan.

(5) Penentuan kelulusan dilaksanakan sebagai berikut:

a. Jika tahap I tidak lulus, maka calon pengawas satuan pendidikan tidak dapat

mengikuti seleksi tahap II;

b. Penentuan kelulusan berdasarkan nilai seleksi tahap I dan tahap II;

c. Kriteria kelulusan seleksi tahap I dan II ditentukan oleh Tim Seleksi Calon

Pengawas Satuan Pendidikan.

(1) Koordinasi pengawas dilingkungan Dinas Pendidikan adalah sebagai berikut:

a. Pengawas Satuan Pendidikan di lingkungan Dinas Pendidikan dikoordinir

oleh seorang Koordinator Pengawas (Koorwas);

b. Koorwas dipilih secara demokratis oleh seluruh pengawas satuan

pendidikan;

c.Surat Keputusan Korwas ditetapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan.

(2) Koordinasi pengawas di lingkungan Departemen Agama adalah sebagai

berikut:

a. Pengawas Satuan Pendidikan di lingkungan Depag terhimpun dalam

kelompok kerja pengawas (Pokjawas);

b. Pokjawas dikoordinir oleh koordinator Pokjawas;

c. Koordinator Pokjawas dipilih secara demokrasi oleh pengawas satuan

pendidikan dan ditetapkan oleh Kepala Kantor Departemen Agama.

(3) Dalam melaksanakan tugas pokoknya Koorwas/Koorpokjawas dibantu oleh

seorang sekretaris yang diplih oleh Koorwas/koorpokjawas;

(4) Masa penugasan Koordinator Pengawas/koorpokjawas adalah 4 (empat)

tahun, dan yang bersangkutan dapat dipilih kembali untuk satu kali masa

penugasan berikutnya;

(5) Setelah tenggang waktu sekurang-kurangnya satu kali masa tugas, yang

bersangkutan dapat dipilih kembali.

C. Kompetensi Pengawas Sekolah

11

Page 12: Ruang lingkup kepengawasan

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 12 tahun 2007 tentang

Standar Pengawas Sekolah/Madrasah disebutkan beberapa kompetensi yang harus

dikuasai oleh pengawas sekolah khususnya kompetensi supervisi sebagai berikut :

a. Kompetensi Supervisi Managerial

1) Menguasai  metode,  teknik dan  prinsip-prinsip  supervisi dalam  rangka

meningkatkan mutu  pendidikan  di  sekolah menengah yang sejenis.

2) Menyusun program kepengawasan berdasarkan visi-misi tujuan dan

program pendidikan  sekolah  menengah  yang sejenis.

3) Menyusun metode kerja dan instrumen  yang  diperlukan untuk 

melaksanakan  tugas pokok dan fungsi pengawasan di sekolah menengah

yang sejenis.

4) Menyusun laporan hasil-hasil pengawasan  dan  menindaklanjutinya 

untuk  perbaikan program  pengawasan  berikutnya di sekolah menengah

yang sejenis.

5) Membina kepala sekolah dalam  pengelolaan  dan  administrasi  satuan 

pendidikan berdasarkan   manajemen peningkatan mutu pendidikan di 

sekolah  menengah  yang sejenis.

6) Membina kepala sekolah dan guru  dalam  melaksanakan bimbingan

konseling di sekolah menengah yang sejenis.

7) Mendorong guru dan kepala sekolah dalam merefleksikan hasil-hasil 

yang  dicapainya untuk menemukan kelebihan dan  kekurangan  dalam 

melaksanakan tugas pokoknya di sekolah   menengah   yang sejenis.

8) Memantau pelaksanaan standar  nasional  pendidikan  dan memanfaatkan

hasil-hasilnya untuk  membantu   kepala sekolah  dalam  mempersiapkan 

akreditasi  sekolah  menengah yang sejenis.

b. Kompetensi Supervisi Akademik

1) Memahami  konsep,  prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan

perkembangan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang

relevan di sekolah menengah yang sejenis.

12

Page 13: Ruang lingkup kepengawasan

2) Memahami  konsep,  prinsip, teori/teknologi,  karakteristik, dan

kecenderungan perkembangan proses pembelajaran /bimbingan tiap mata

pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah

yang sejenis.

3) Membimbing guru dalam menyusun  silabus  tiap  mata pelajaran dalam

rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis

berlandaskan  standar  isi, standar kompetensi dan kompetensi  dasar,  dan 

prinsip- prinsip pengembangan KTSP.

4) Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi / metode /

teknik  pembelajaran / bimbingan  yang  dapat mengembangkan  berbagai

potensi  siswa  melalui  mata- mata pelajaran dalam rumpun mata

pelajaran yang relevan di  sekolah  menengah  yang sejenis.

5) Membimbing guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran 

(RPP)  untuk tiap  mata  pelajaran  dalam rumpun mata pelajaran yang

relevan di sekolah menengah  yang sejenis.

6) Membimbing guru dalam melaksanakan  kegiatan  pembelajaran

/bimbingan (di kelas, laboratorium, dan atau di lapangan) untuk tiap mata

pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah

yang sejenis.

7) Membimbing guru dalam mengelola,  merawat,  mengembangkan  dan 

menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran/bimbingan tiap

mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di  sekolah 

menengah  yang sejenis.

8) Memotivasi  guru  untuk  memanfaatkan  teknologi  informasi  dalam 

pembelajaran/ bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaan

yang relevan di sekolah menengah yang sejenis.

Berkaitan dengan kompetensi sebagai pengawas, seorang pengawas juga

mempunnyai tugas pokok. Mengacu pada SK Menpan nomor 118 tahun 1996

tentang jabatan fungsional pengawas dan angka kreditnya, Keputusan bersama

Mendikbud nomor 03420/O/1996 dan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian

Negara nomor 38 tahun 1996 tentang petunjuk pelaksanaan jabatan fungsional

13

Page 14: Ruang lingkup kepengawasan

pengawas serta Keputusan Mendikbud nomor 020/U/1998 tentang petunjuk teknis

pelaksanaan jabatan fungsional pengawas sekolah dan angka kreditnya, dapat

dikemukakan tentang tugas pokok dan tanggung jawab pengawas sekolah yang

meliputi:

1. Melaksanakan pengawasan penyelenggaraan pendidikan di sekolah sesuai

dengan penugasannya pada TK, SD, SLB, SLTP dan SLTA.

2. Meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar/bimbingan dan hasil prestasi

belajar/bimbingan siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

Tugas pokok yang pertama merujuk pada supervisi atau pengawasan

manajerial sedangkan tugas pokok yang kedua merujuk pada supervisi atau

pengawasan akademik.

Tabel 1. Matrik Tugas Pokok Pengawas

Rincian

Tugas

PengawasanAkademik(Teknis Pendidikan/

Pembelajaran)

Pengawasan Manajerial(Administrasi dan Manajemen

Sekolah)

Insp

ectin

g/Pe

ngaw

asan

Pelaksanaan kurikulum mata pelajaran

Proses pembelajaran/ praktikum/ studi lapangan

Kegiatan ekstra kurikuler Penggunaan media, alat

bantu dan sumber belajar Kemajuan belajar siswa Lingkungan belajar

Pelaksanaan kurikulum sekolah Penyelenggaraan dministrasi sekolah

Kinerja kepala sekolah dan staf sekolah

Kemajuan pelaksanaan pendidikan di sekolah

Kerjasama sekolah dengan masyarakat

14

Page 15: Ruang lingkup kepengawasan

Adv

isng

/M

enas

ehat

i

Menasehati guru dalam pembelajaran/bimbingan yang efektif

Guru dalam meningkatkan kompetensi professional

Guru dalam melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar

Guru dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas

Guru dalam meningkatkan kompetensi pribadi, sosial dan pedagogic

Kepala sekolah di dalam mengelola pendidikan

Kepala sekolah dalam melaksanakan inovasi pendidikan

Kepala sekolah dalam peningkatan kemamapuan professional kepala sekolah

Menasehati staf sekolah dalam melaksanakan tugas administrasi sekolah

Kepala sekolah dan staf dalam kesejahteraan sekolah

Mon

itorin

g/M

eman

tau

Ketahanan pembelajaran Pelaksanaan ujian mata

pelajaran Standar mutu hasil belajar

siswa Pengembangan profesi guru Pengadaan dan pemanfaatan

sumber-sumber belajar

Penyelenggaraan kurikulum Administrasi sekolah Manajemen sekolah Kemajuan sekolah Pengembangan SDM

sekolah Penyelenggaraan ujian

sekolah Penyelenggaraan penerimaan

siswa baru

Coo

rdin

atin

g/m

engk

oord

inir

Pelaksanaan inovasi pembelajaran

Pengadaan sumber-sumber belajar

Kegiatan peningkatan kemampuan profesi guru

Mengkoordinir peningkatan mutu SDMsekolah

Penyelenggaraan inovasi di sekolah

Mengkoordinir akreditasi sekolah

Mengkoordinir kegiatan sumber daya pendidikan

Rep

ortin

g

Kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran

Kemajuan belajar siswa Pelaksanaan tugas

kepengawasan akademik

Kinerja kepala sekolah Kinerja staf sekolah Standar mutu pendidikan Inovasi pendidikan

( Tambah 6 kompetensi pengawas sekolah)

15

Page 16: Ruang lingkup kepengawasan

D. Regulasi yang Mengatur Pengawas Sekolah

1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok

Kepegawaian sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 43 Tahun 1999.

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional.

3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 tentang Pemberhentian PNS

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun

1994.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Disiplin PNS;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1992 tentang Tenaga

Kependidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 39 Tahun 2000.

7. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional

PNS.

8. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun

2002.

9. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Kewenangan

Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian PNS.

10.Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan

Fungsional PNS.

11.Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2006 tentang Tunjangan Tenaga

Kependidikan.

12.Keputusan MENPAN Nomor 118/1996 tanggal 30 Oktober 1996 tentang

Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya.

13.Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Kepala

Badan Kepegawaian Negara Nomor 0322/O/1996 dan Nomor 38 Tahun

16

Page 17: Ruang lingkup kepengawasan

1996 tanggal 30 Oktober 1996 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan

Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya.

BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pengawasan atau supervisi erat kaitanya dengan kegiatan membimbing,

membina, memonitoring dan member pelayanan dalam membantu guru

terhadap kegiatan proses pembelajaran agar tetap berjalan seperti yang

diharapkan.

2. Kompetensi pengawas meliputi kompetensi supervisi akademik dan

kompetensi supervisi manajerial.

3. Sistem rekrutment dan pembinaan yang baik akan menghasilkan pengawas

yang baik.

B. Saran

1. Seorang pengawas harus memahami dan

menerapkan kompetensinya dalam melakukan suvervisi sekolah.

2. Pengawas, kepala sekolah dan guru beserta

tenaga kependidikan lainnya membina kerjasama yang baik dalam

meningkatkan mutu pendidikan di sekolah

17

Page 18: Ruang lingkup kepengawasan

DAFTAR PUSTAKA

BSNP. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 12 tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah /Madrasah

Burhanudin.2004. Analisis Administrasi Manajemen Dan Kepemimpinan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sahertian, P.A. (2000). Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bineka Cipta.

Nana Sudjana ,2006. Standar Mutu Pengawas, Jakarta: Depdiknas

Syaiful Segala. 2010. Supervisi Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

18