reviu rencana strategis (renstra) renstra 2… · (renstra) tahun 2015 – 2019 berdasarkan rencana...
TRANSCRIPT
REVIU
RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)
PENGADILAN NEGERI WAIKABUBAK
KELAS II
2015 - 2019
Waikabubak, Januari 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya dokumen
Reviu Rencana Strategis Pengadilan Negeri Waikabubak Tahun 2015 - 2019. Dokumen Reviu
Rencana Strategis Pengadilan Negeri Waikabubak Tahun 2015-2019 dilakukan karena terbitnya
Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung Rl Nomor: 192/KMA/SK/XI/2016 tanggal 9 November
2016 tentang Penetapan Reviu Indikator Kinerja Utama Mahkamah Agung Rl dan Surat Sekretaris
Mahkamah Agung Ri Nomor: 933/SEK/OT.01.3/10/2017 tanggal 24 Oktober 2017 tentang Review
Indikator Kinerja Utama (IKU) Pengadilan Tingkat Banding dan Pengadilan Tingkat Pertama..
Dalam Penetapan Reviu Indikator Kinerja Utama Mahkamah Agung Rl tersebut terdapat
Indikator Kinerja Utama "Meningkatkan Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan” yang belum
dijadikan dasar dalam menentukan Sasaran Strategis Mahkamah Agung Rl, sehingga dipandang
perlu diadakan penyesuaian pada beberapa BAB, Khususnya BAB I dan BAB II perlu dilakukan
penyesuaaian terkait dengan jumlah perkara dan BAB II terkait dengan Arah Kebijakan dan
Strategi Mahkamah Agung Rl serta Uraian penjelasan pada masing-masing sasaran strategis
tersebut, oleh karenanya Pengadilan Negeri Waikabubak perlu untuk mereviu Rencana Strategis
Tahun 2015-2019 untuk menyesuaikan dengan Reviu Indikator Kinerja Utama Mahkamah Agung
Rl.
Penyusunan Reviu Rencana Strategis Pengadilan Negeri Waikabubak Tahun 2015-2019
ini melibatkan seluruh komponen yang ada pada Pengadilan Negeri Waikabubak dan sudah
diupayakan secara optimal. Namun kami menyadari apabila masih ada kekurangan, maka tidak
menutup kemungkinan adanya perbaikan-perbaikan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan isu-
isu strategi yang berkembang serta prioritas dan kebijakan Pimpinan Mahkamah Agung. Semoga
Reviu Rencana Strategis ini benar-benar bermanfaat untuk mendukung tercapainya Visi
Mahkamah Agung, yaitu “Terwujudnya Badan Peradilan Indonesia Yang Agung" dan Visi
Pengadilan Negeri Waikabubak, yaitu “Mendukung Terwujudnya Badan Peradilan Yang Agung
di Lingkungan Pengadilan Negeri Waikabubak".
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTA ................................................................................................................
DAFTAR ISI ...........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………
1.1 Kondisi Umum ................................................................................................... 1
1.2 Potensi dan Permasalahan . .............................................................................. 3
BAB II VISI, MISI, TUJUAN dan SASARAN STRATEGIS ................................................. 5
2.1 Visi dan Misi ........................................................................................................ 5
2.2 Tujuan dan Sasaran Strategis . .......................................................................... 6
BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGIS . ................................................................ 9
3.1 Arah Kebjakan dan Strategi Mahkamah Agung . ............................................... 9
3.2 Arah Kebjakan dan Strategi Pengadilan Negeri Waikabubak .......................... 15
3.3 Kerangka Regulasi ............................................................................................ 17
3.4 Kerangka Kelembagaan .................................................................................... 18
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN ........................................... 25
Lampiran : Matriks Renstra
BAB V PENUTUP ............................................................................................................ 26
LAMPIRAN-LAMPIRAN
- Matriks Rencana Strategis 2015-2019 Pengadilan Negeri Waikabubak
- SK Tim Penyusun Reviu Renstra 2015-2019 Pengadilan Negeri Waikabubak
i
1
ii
1 Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2015-2019
Pengadilan Negeri Waikabubak
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Kondisi Umum
Sebagai Pengadilan Negeri Kelas II, Pengadilan Negeri Waikabubak merupakan salah satu
badan peradilan yang berada di bawah Pengadilan Negara Tertinggi yaitu Mahkamah Agung RI.
Pengadilan Negeri Waikabubak Kelas II mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan bidang
Yudikatif dalam penerapan putusan tingkat I (pertama) yang sesuai dengan hukum dan udang-
undang di seluruh wilayah Negara RI diterapkan secara adil, tepat dan benar.
Sejalan bergulirnya Sistem Pemerintahan RI menuju reformasi total disemua instansi
pemerintah. Sehubungan dengan hal tersebut agenda kebijakan tentang reformasi khususnya di
bidang Hukum, Peradilan dan birokrasi sebagaimana telah dilaksanakan pada periode RPJM
Nasional sebelumnya akan semakin mendapatkan perhatian pemerintah untuk lebih ditingkatkan.
Lebih khusus lagi dalam upaya menangani isu birokrasi kecenderungannya lebih di fokuskan pada
Reformasi Birokrasi antara lain reformasi para penyelenggara Birokrasi atau aparatur penegak
Hukum serta transparansi. Peningkatan profesionalisme Aparatur Tenaga Peradilan dan kualitas
pelayanan publik bertujuan untuk tercipta tata kelola pemerintahan yang baik (good governance)
untuk mewujudkan hal tersebut, maka Pengadilan Negeri Waikabubak menyusun rencana stratejik
(RENSTRA) tahun 2015 – 2019 berdasarkan rencana pembangunan Jangka Menegah Nasional
(RPJMN) Tahun 2015 – 2019 dan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJPN) Tahun 2015 – 2019 dan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005 – 2025.
Pelaksanaan Kepemerintahan yang baik akan terwujud apabila ditata dalam suatu sistem
perencanaan yang baik dengan skala perioritas yang matang disertai dengan perwujudan sistem
akuntabilitas. Oleh karena itu, perencanaan dan akuntabilitas mutlak diperlukan. Perencanaan
strategis suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu)
tahun sampai dengan 5 (lima) tahun secara sistematis dan berkesinambungan dengan
memperhatikan potensi, peluang dan kendala yang ada di lingkungan Pengadilan Negeri
Waikabubak Kelas II. Rencana Strategis ini akan dijabarkan kedalam rencana kegiatan. Rencana
strategis supaya berhasil dengan baik memerlukan dukungan baik dari segi anggaran, sumber
daya manusia pelaksanaannya maupun dengan fasilitas pendukung sarana dan prasarana
penunjang kegiatan. Rencana strategis yang disusun ini diharapkan dapat mendukung Visi dan
Misi dari Mahkamah Agung RI sebagaimana yang tertuang dalam Cetak Biru (Blue Print)
Mahkamah Agung RI 2010 – 2035 menuju “Terwujudnya Badan Peradilan Indonesia yang Agung”.
Pembaruan di bidang manajemen perkara pada Pengadilan Negeri Waikabubak Kelas II
dilaksanakan untuk mewujudkan misi Mahkamah Agung dan misi Pengadilan Negeri Waikabubak
Kelas II dalam memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan dan
meningkatkan kredibilitas dan transparansi badan peradilan. Untuk menjalankan pembaruan di
bidang manajemen perkara, Undang- Undang Kekuasaan Kehakiman telah mewajibkan badan
peradilan untuk membantu pencari keadilan dan berusaha mengatasi segala hambatan dan
rintangan untuk dapat tercapainya peradilan yang cepat, sederhana, dan biaya ringan.
2 Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2015-2019
Pengadilan Negeri Waikabubak
1. Indikator Kinerja Utama Penanganan Perkara
Kesulitan yang dialami para pencari keadilan dan pengguna pengadilan adalah lamanya
proses berperkara sehingga berdampak pada biaya penyelesaian perkara di pengadilan sulit
diprediksi dan minimnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga peradilan dan kurangnya
pemahaman mengenai prosedur, untuk mengatasi hal tersebut telah diupayakan:
a. Meningkatkan akses informasi dalam kaitannya dengan putusan perkara secara online.
Putusan telah dipublikasikan melalui Direktori Putusan.
b. Selain itu dikembangkan juga Sistem Informasi Penelusuran Perkara atau Case Traking
System (SIPP).
c. Sistem tersebut juga menerapkan Case Management System (CMS). Penerapan Case
Management System meliputi semua proses administrasi perkara mulai dari penerimaan
perkara, pelaporan dan kearsipan perkara. CMS juga memberikan solusi dokumen di
Pengadilan Negeri Waikabubak Kelas II dalam memproduksi berbagai dokumen yang wajib
dibuat dalam menangani sebuah perkara seperti: penunjukan majelis hakim, penetapan hari
sidang, relaas panggilan, berita acara persidangan bahkan putusan pengadilan.
2. Implementasi Pelayanan Publik
A. Pembebasan Biaya Perkara
Sebagaimana diatur dalam Perma Nomor 1 Tahun 2014, fasilitas Pembebasan
Biaya Perkara adalah sebuah layanan dimana negara menanggung biaya proses
berperkara di pengadilan. Dari tahun 2015-2017, Pengadilan Negeri Waikabubak belum
berhasil menggunakan fasilitas Pembebasan Biaya Perkara karena belum ada
masyarakat pencari keadilan yang memanfaatkannya.
B. Pos Bantuan Hukum (Posbakum)
Pos Bantuan Hukum Pengadilan Negeri Waikabubak Kelas II memberikan manfaat
yang besar bagi para pencari keadilan terutama bagi mereka yang tidak mampu karena
melalui program ini masyarakat dapat memperoleh layanan hukum berupa pemberian
informasi, konsultasi dan advis hukum serta pembuatan dokumen hukum yang
dibutuhkan dalam proses penyelesaian perkara serta memberikan bantuan
pendampingan dalam persidangan terkait penunjukkan penasehat hukum.
C. Upaya Peningkatan Pelayanan Publik
Dalam proses meningkatkan pelayanan publik, Pengadilan Negeri Waikabubak
Kelas II mengikuti Program-program baru yang inovatif yang diselenggarakan oleh
Mahkamah Agung dalam hal ini melalui Direktorat Jenderal (Ditjen Badilun) Badan
Peradilan umum untuk selalu berusaha menghadirkan demi kepuasan para pencari
keadilan demi mewujudkan visi badan peradilan yang agung. Adapun program
peningkatan pelayanan publik pada tahun 2017 adalah sebagai berikut:
1. Akreditasi Penjaminan Mutu Badan Peradilan Umum
Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum (Ditjen Badilum) sejak Agustus 2015
telah membentuk Tim Akreditasi Penjamin Mutu di pengadilan negeri dan pengadilan
tinggi. Tim Akreditasi tersebut dibentuk berdasarkan SK Direktur Jenderal Badilum
Nomor : 1455 / DJU / SK / KU.01/8/2015 dan SK Nomor : 1639 /DJU/SK/OT.01.1/9 /
3 Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2015-2019
Pengadilan Negeri Waikabubak
2015. Tim Akreditasi tersebut bertugas melakukan penilaian pelaksanaan penjaminan
mutu pengadilan di lingkungan badan peradilan umum sesuai ISO 9001:2008 yang
sudah diperbaharui menjadi ISO 9001:2015 diperkaya dengan penerapan International
Framework for Court Excellent, pelaksanaan Reformasi Birokrasi, Standar Pengawasan
dari Badan Pengawasan Mahkamah Agung, pembangunan zona integritas dan standar
penilaian pengadilan yang pernah dilakukan oleh Ditjen Badilum pada tahun 2014.
Pembentukan Tim Akreditasi Penjaminan Mutu yang dibentuk Ditjen Badilum ini
dimaksudkan untuk menjawab tantangan dan tuntutan masyarakat pada saat ini dan
untuk mewujudkan Performa/Kinerja Peradilan Indonesia yang Unggul (Indonesian Court
Performance Excellent/ICPE).
Adapun kriteria penilaian yang digunakan meliputi tujuh area yaitu: 1)
Kepemimpinan (leadership); 2) Perencanaan Strategis (strategic planning); 3) Fokus
Pelanggan (customer focus); 4) Sistem Dokumentasi (document system); 5) Manajemen
Sumber Daya (resource management); 6) Manajemen Proses (process management);
dan 7) Hasil Kinerja (performance results).
1.2 POTENSI DAN PERMASALAHAN
A. POTENSI (KEKUATAN DAN PELUANG)
Beberapa potensi / kekuatan yang dimiliki oleh Pengadilan Negeri Waikabubak dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Merupakan salah satu pendukung kawal depan Mahkamah Agung RI pada wilayah hukum
Pengadilan Tinggi Kupang yang menerima, memeriksa, memproses serta mengadili perkara
sewilayah hukum Pengadilan Negeri Waikabubak atau dengan kata lain meliputi semua
wilayah pemerintahan Kabupaten Sumba Barat, Sumba Barat Daya dan Sumba Tenggah.
2. Pengadilan Negeri Waikabubak Kelas II termasuk dalam unsur Forum Komunikasi Pimpinan
Daerah (FORKOPIMDA) penasehat Muspida yang tentunya memiliki hubungan yang baik
dengan pemerintah daerah khususnya di Kabupaten Sumba Barat, Sumba Barat Daya dan
Sumba Tenggah.
3. Untuk Potensi internal Satker, Pengadilan Negeri Waikabubak Kelas II merupakan pengambil
keputusan dalam pertimbangan karir (Promosi dan Mutasi) pegawai sewilayah hukum
Pengadilan Negeri Waikabubak Kelas II yang tentunya sangat menentukan dalam
peningkatan Profesionalisme Aparatur Peradilan yang ada.
4. Didalam penerapan teknologi informasi, Pengadilan Negeri Waikabubak Kelas II tidak kalah
dengan Pengadilan lain yang ada di bawah Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi Kupang, yang
artinya modal dasar untuk menuju Peradilan yang Modern yang diharapkan menjadi tonggak
terwujudnya Badan Peradilan Indonesia yang Agung, bukan suatu kemustahilan, tinggal
kesunguhan dari aparatur peradilan untuk mencapai Visi dan Misi yang ada dalam Blue Print
Mahkamah Agung RI.
5. Adanya Undang – Undang yang mengatur kewenangan Pengadilan Negeri Waikabubak
selaku Pengadilan Tingkat Pertama.
6. Pengadilan Negeri Waikabubak Kelas II seperti halnya Pengadilan yang lain telah memiliki
Website yang menjadi media penyampaian informasi kepada masyarakat tentang berbagai
4 Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2015-2019
Pengadilan Negeri Waikabubak
data menyangkut peradilan dan administrasi umum, baik dari informasi teknis maupun
informasi non teknis.
7. Adanya Peningkatan Tunjangan Remunerasi menjadi 100% sangat diharapkan dapat
menjadi pendongkrak untuk meningkatkan hasil kerja kearah yang lebih baik.
8. Penerapan Sistem Informasi berbasis Komputerisasi di Pengadilan Negeri Waikabubak Kelas
II sudah mulai dilaksanakan, tinggal dipertahankan dan dilanjutkan serta harus didukung oleh
pengembangan kebijakan untuk pengembangan kedepannya demi pelaksanaan Manajemen
Administrasi modern yang lebih baik.
B. PERMASALAHAN
Permasalahan-permasalahan yang dihadapi Pengadilan Negeri Waikabubak Kelas II, dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Aspek Proses Peradilan
Belum optimal dalam menentukan index responden pencari keadilan yang puas terhadap
layanan peradilan.
2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan
- Masih kurangnya kualitas dan kuantitas penerimaan PNS yang dibutuhkan
- Pemahaman Informasi dan Teknologi untuk aparatur Peradilan yang saat ini masih dinilai
sehingga didalam pekerjaan masih membutuhkan waktu yang agak lama.
- Perlunya peningkatan Sumber Daya Manusia aparatur Peradilan melalui Pendidikan.
3. Aspek Sarana dan Prasarana
- Optimaliasi pemenuhan kebutuhan akan ruangan yang layak masih dirasa sangat
dibutuhkan.
- Masih dibutuhkannya kebutuhan akan fasilitas untuk pengelolaan data.
5 Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2015-2019
Pengadilan Negeri Waikabubak
BAB II
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
Dalam rangka memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan tolok
ukur kinerja dalam pelaksanaan kinerja Pengadilan Negeri Waikabubak Kelas II, yang diselaraskan
dengan arah kebijakan dan strategi jangka panjang Mahkamah Agung yang telah ditetapkan dalam
Cetak Biru Mahkamah Agung RI 2010-2035 dan arah kebijakan dan program pembangunan
nasional yang telah ditetapkan dalam Kerangka Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (2015-2019) sebagai dasar acuan penyusunan kebijakan, program dan kegiatan serta
sebagai pedoman pengendalian kinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan dalam
pencapaian visi dan misi serta tujuan organisasi pada 2015-2019.
Rencana Strategis Pengadilan Negeri Waikabubak Kelas II 2015-2019 pada hakekatnya
merupakan pernyataan komitmen bersama mengenai upaya terencana dan sistematis untuk
meningkatkan kinerja serta cara pencapainannya melalui pembinaan, penataan, perbaikan,
penertiban, penyempurnaan dan pembaharuan terhadap sistem, kebijakan, peraturan terkait
penyelesaian perkara agar tercapai proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel,
pelayanan peradilan yang prima, pengadilan yang terjangkau, kepercayaan dan kekeyakinan publik
terhadap peradilan serta kepastian hukum untuk mendukung iklim investasi yang kondusif.
Untuk menyatukan persepsi dan fokus arah tindakan dimaksud, maka pelaksanaan tugas
dan fungsi dilandasi suatu visi dan misi yang ingin diwujudkan. Visi dan misi merupakan panduan
yang memberikan pandangan dan arah kedepan sebagai dasar acuan dalam menjalankan tugas
dan fungsi dalam mencapai sasaran atau target yang ditetapkan.
2.1 Visi dan Misi
Visi Mahkamah Agung yang akan menjadi pandangan dan arah ke depan sebagai dasar acuan
dalam menjalankan tugas dan fungsi dalam mencapai sasaran atau target yang ditetapkan dalam 5
tahun ke depan dan telah ditetapkan dalam Cetak Biru Mahkamah Agung 2010 – 2035, Visi Badan
Peradilan adalah :
“Terwujudnya Badan Peradilan Indonesia yang Agung”
Visi dimaksud bermakna sebagai berikut : Menjalankan kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan melalui kekuasaan
kehakiman yang merdeka dan penyelenggaraan peradilan yang jujur dan adil.
Visi Pengadilan Negeri Waikabubak dirumuskan sebagai berikut :
“Mendukung Terwujudnya Peradilan Yang Agung Di Lingkungan Pengadilan Negeri Waikabubak Kelas II”
Untuk mewujudkan Visi Badan Peradilan tersebut di atas yaitu “Terwujudnya Badan
Peradilan Indonesia yang Agung”, Mahkamah Agung telah merumuskan misinya yang disebut
dengan Misi Badan Peradilan, yaitu :
1. Menjaga kemandirian Badan Peradilan.
2. Memberikan Pelayanan Hukum yang berkeadilan kepada Pencari Keadilan.
3. Meningkatkan kualitas Kepemimpinan Badan Peradilan.
4. Meningkatkan Kredibilitas dan transparansi Badan Peradilan.
6 Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2015-2019
Pengadilan Negeri Waikabubak
Misi Pengadilan Negeri Waikabubak Kelas II adalah :
1. Menjaga kemandirian Pengadilan Negeri Waikabubak
2. Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan
3. Meningkatkan kualitas kepemimpinan di Pengadilan Negeri Waikabubak
4. Meningkatkan kredibilitas dan transparansi di Pengadilan Negeri Waikabubak
2.2 Tujuan dan Sasaran Strategis
Dalam rangka mencapai visi dan misi Pengadilan Negeri Waikabubak Kelas II seperti yang telah
dikemukakan terdahulu, maka visi dan misi tersebut harus dirumuskan ke dalam bentuk yang lebih
terarah dan operasional berupa perumusan tujuan strategis organisasi.
Tujuan strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai
atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun. Pengadilan Negeri Waikabubak
Kelas II berusaha mengidentifikasi apa yang akan dilaksanakan oleh organisasi dalam memenuhi
visi dan misinya dalam memformulasikan tujuan strategis ini dengan mempertimbangkan sumber
daya dan kemampuan yang dimiliki. Lebih dari itu, perumusan tujuan strategis ini juga akan
memungkinkan Pengadilan Negeri Waikabubak Kelas II untuk mengukur sejauh mana visi dan misi
telah dicapai mengingat tujuan strategis dirumuskan berdasarkan visi dan misi organisasi.
Rumusan tujuan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Terwujudnya kepercayaan masyarakat terhadap sistem peradilan melalui proses peradilan
yang pasti, transparan dan akuntabel.
2. Terwujudnya Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara.
3. Terwujudnya peningkatan akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan.
4. Terwujudnya peningkatan kepatuhan terhadap putusan pengadilan.
Sasaran adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau
dihasilkan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun kedepan dari tahun 2015 – 2019, Sasaran Strategis
yang hendak dicapai Pengadilan Negeri Waikabubak adalah sebagai berikut :
1. Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel.
2. Peningkatan efektivitas pengelolaan penyelesaian perkara.
3. Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat terpinggirkan.
4. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan
Reviu Rencana Strategis 2015 – 2019 ini merupakan perubahan dari RENSTRA ke – 2 (dua)
Pengadilan Negeri Waikabubak Kelas II yang telah dibuat sebelumnya. Dalam usaha untuk
mencapai Tujuan dan Sasaran Strategis 5 (lima) tahun kedepan, Pengadilan Negeri Waikabubak
Kelas II mencanangkan Program Jangka Menegah yang merupakan pentahapan dari Program
Jangka Panjang serta penyesuaian Program kegiatan untuk mencapai Visi dan Misi sebagaimana
dalam Blue Print Mahkamah Agung RI 2010-2035. Adapun Program kegiatan selengkapnya adalah
sebagai berikut :
1. Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur Peradilan.
2. Peningkatan sarana dan prasarana Peradilan.
3. Peningkatan efisiensi kerja dan pengawasan Aparatur Peradilan.
4. Terwujudnya penyelesaian perkara secara cepat dan transparan.
5. Penggelolaan anggaran secara tertib dan dapat dipertanggung jawabkan.
6. Peningkatan pelayanan publik terhadap pencari keadilan dan masyarakat umum.
7 Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2015-2019
Pengadilan Negeri Waikabubak
7. Menuju Manajemen Perkantoran Modern.
Penjabaran dan Hal-hal yang akan dilakukan dari program kegiatan dalam rangka untuk
mencapai tujuan dan sasaran strategis 2015-2019 sebagai berikut :
1. Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur Peradilan :
- Keikutsertaan aparat peradilan dalam pelatihan-pelatihan.
- Pembinaan disiplin aparat Peradilan.
- Kenaikan gaji dan tunjangan aparat Peradilan.
- Penambahan personil yang memenuhi standar kualitas kinerja lembaga Peradilan.
- Pemberian izin studi aparatur peradilan untuk jenjang formal dalam mendukung karir,
yang disesuaikan dengan peraturan dan kebijakan yang ada, dimana pendidikan adalah
merupakan hak setiap warga Negara tidak terkecuali Pegawai Negeri Sipil sebagai mana
yang diamanatkan Undang-undang Dasar 1945.
2. Peningkatan sarana dan prasarana Peradilan :
- Pemeliharaan Gedung dan inventaris.
- Pembenahan administrasi teknis Peradilan dan administrasi umum.
- Pemanfaatan teknologi informasi untuk menunjang transparansi.
3. Peningkatan efesiensi kerja dan pengawasan Aparatur Peradilan :
- Terlaksananya proses kinerja sesuai SOP yang telah ditetapkan.
- Evaluasi kinerja dalam rapat rutin bulanan.
- Pengawasan melekat yang dilaksanakan oleh pimpinan dan Hakim Pengawas serta
pengawasan fungsional yang dilaksanakan oleh Badan Pengawasan Mahkamah Agung
RI.
- Pemberian sangsi teguran dan teguran dan peringatan bagi aparatat yang melanggar
ketentuan.
- Pemberian Reward and Punishment untuk mendukung basis kinerja.
- Menanamkan Buda Kerja dan Pelayanan.
4. Terwujudnya penyelesaian perkara secara cepat, transparan dan berkeadilan :
- Terlaksananya proses kinerja aparat dibidang teknis Peradilan sesuai dengan SOP yang
telah ditetapkan.
- Terlaksananya pemeriksaan perkara sesuai dengan hukum acara dan hukum materil
yang berlaku.
- Akses informasi yang jelas tentang proses penyelesaian perkara.
- Akses yang mudah dan cepat dalam memperoleh salinan putusan.
5. Penggelolaan anggaran secara tertip, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan :
- Merencanakan dan menyusun RKA-KL.
- Penata-usahaan pembukuan.
- Penyusunan laporan yang akurat.
- Pertanggungjawaban yang akuntabel.
6. Peningkatan pelayanan publik yang baik terhadap pencari keadilan dan masyarakat umum :
- Penyusunan tata cara pelayanan / SOP yang baik.
- Pemberian pelayanan yang baik, ramah dan cepat serta murah.
- Penyediaan fasilitas penunjang pelayanan publik.
8 Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2015-2019
Pengadilan Negeri Waikabubak
7. Menuju perkantoran yang modern :
- Penataan organisasi dan Manajemen.
- Adanya pelatihan berorientasi manajemen dan tata kelola organisasi.
- Penerapan Sistem Komputerisasi Data.
- Mendukung program keterbukaan informasi badan peradilan sesuai dengan Keputusan
KMA Nomor : 1-144/KMA/SK/I/2011 dan berdasarkan ketentuan sistem Reformasi
Birokrasi.
9 Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2015-2019
Pengadilan Negeri Waikabubak
BAB III
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGIS
3.1. Arah Kebijakan dan Strategi Mahkamah Agung
Sesuai dengan arah pembangunan bidang hukum yang tertuang dalam RPJMN tahun 2015-
2019 tersebut diatas serta dalam rangka mewujudkan visi Terwujudnya Badan Peradilan
Indonesia Yang Agung, maka Mahkamah Agung menetapkan 8 sasaran sebagai berikut :
1) Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel.
2) Peningkatan efektivitas pengelolaan penyelesaian perkara.
3) Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat terpinggirkan.
4) Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.
5) Meningkatnya pelaksanaan pembinaan bagi aparat tenaga teknis di lingkungan Peradilan.
6) Meningkatnya pelaksanaan pengawasan kinerja aparat peradilan secara optimal.
7) Meningkatnya pelaksanaan penelitian, pendidikan dan pelatihan Sumber Daya Aparatur di
lingkungan Mahkamah Agung.
8) Meningkatnya tranparansi pengelolaan SDM, Keuangan dan Aset.
Masing-masing sasaran strategis di atas memiliki arahan kebijakan sebagai berikut : Sasaran
Strategis 1 : terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel.
Untuk mewujudkan sasaran strategis proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel,
ditetapkan arah kebijakan sebagai berikut : (1) Penyempurnaan penerapan sistem kamar; (2)
Pembatasan perkara kasasi; (3) Proses berperkara yang sederhana dan murah dan (4) Penguatan
akses peradilan.
Sasaran Strategis 2 : Peningkatan Efektivitas Pengelolaan penyelesaian perkara
Jangka waktu penanganan perkara pada Mahkamah Agung sesuai dengan Surat
keputusan Ketua Mahkamah Agung Nomor : 138/KMA/SK/IX/2009 tentang Jangka waktu
Penanganan Perkara pada Mahkamah Agung RI menyatakan bahwa seluruh perkara yang
ditangani oleh Mahkamah Agung harus diselesaikan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun setelah
perkara diregister, sementara penyelesaian perkara pada Tingkat Pertama dan Tingkat banding
diatur melalui Surat Edaran Ketua Mahkamah Agung Nomor : 3 tahun 1998 tentang Penyelesaian
Perkara yang menyatakan bahwa perkara-perkara perdata umum, perdata agama dan perkara tata
usaha Negara, kecuali karena sifat dan keadaan perkaranya terpaksa lebih dari 6 (enam) bulan
dengan ketentuan Ketua Pengadilan Tingkat Pertama yang bersangkutan wajib melaporkan
alasan-alasannya kepada Ketua Pengadilan Tingkat Banding.
Dengan adanya semangat pimpinan Mahkamah Agung dalam mereformasi kinerja
Mahkamah Agung dan jajarannya serta terlaksanya kepastian hukum serta merespon keluhan
masyarakat akan lamanya penyelesaian perkara dilingkungan Mahkamah Agung dan jajaran
Peradilan dibawahnya, Ketua Mahkamah Agung mengeluarkan Surat Keputusan KMA Nomor :
119/KMA/SK/VII/2013 tentang Penetapan Hari Musyawarah dan Ucapan Pada Mahkamah Agung
Republik Indonesia pada butir ke tiga menyatakan bahwa hari musyawarah dan ucapan harus
ditetapkan paling lama 3 (tiga) bulan sejak berkas perkara diterima oleh Ketua Majelis, kecuali
terhadap perkara yang jangka waktu penangannya ditentukan lebih cepat oleh undang-undang
(misalnya perkara-perkara Perdata Khusus atau Perkara Pidana yang terdakwanya berada dalam
10 Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2015-2019
Pengadilan Negeri Waikabubak
tahanan). Penyelesaian perkara untuk Tingkat Pertama dan Tingkat Banding dikeluarkan Surat
Edaran Ketua Mahkamah agung Nomor : 2 tahun 2014 tentang Penyelesaian Perkara di
Pengadilan Tingkat Pertama dan Tingkat Banding pada 4 (empat) Lingkungan Peradilan
menyatakan bahwa penyelesaian perkara pada Pengadilan Tingkat Pertama paling lambat dalam
waktu 5 (lima) bulan sedang penyelesaian perkara pada Pengadilan Tingkat Banding paling lambat
dalam waktu 3 (tiga) bulan, ketentuan waktu termasuk penyelesaian minutasi. Dalam rangka
terwujudnya percepatan penyelesaian perkara Mahkamah Agung dan Peradilan dibawahnya
senantiasa melakukan evaluasi secara rutin melalui laporan perkara.
Disamping hal tersebut diatas Mahkamah Agung membuat terobosan untuk penyelesaian
perkara perdata yang memenuhi spesifikasi tertentu agar dapat diselesaikan melalui small claim
court sehingga tidak harus terikat dengan hukum formil yang ada, Mahkamah Agung menyusun
regulasi sebagai payung hukum terlaksananya small claim court.
Sasaran Strategis 3 : Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin dan
terpinggirkan
Untuk mewujudkan sasaran strategispeningkatn akses peradilan bagi masyarakat miskin
dan terpinggirkan dicapai dengan 3 ( tiga )arah kebijakan sebagai berikut : (1) Pembebasan biaya
perkara untuk masyarakat miskin, (2) Sidang keliling/zitting plaats dan (3) Pos Pelayanan Bantuan
Hukum. Sesuai dengan Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor : 1 tahun 2014 dilakukan dengan 3
(tiga) kegiatan yaitu :
a. Pembebasan biaya perkara untuk masyarakat miskin
Pembebasan biaya perkara bagi masyarakat miskin, dari sisi realisasi meningkat setiap
tahunnya namun memiliki kendala keterbatasan anggaran untuk memenuhi target bila
dibandingkan dengan potensi penduduk miskin berperkara, kesulitan pelaporan keuangan juga
sikap masyarakat yang malu/tidak yakin terhadap layanan tersebut. Hal ini diharapkan ke depan
dapat dilakukan publikasi manfaat pembebasan perkara bagi masyarakat miskin, penajaman
estimasi baseline bedasarkan data (1 s/d 5 tahun ke depan) dan penguatan alokasi anggaran,
meningkatkan kerja sama dengan Kementerian Hukum dan HAM tentang mekanisme
penggunaan jasa OBH dan meningkatkan kerja sama dengan
Kementerian Keuangan dan BPK agar mendapat perlakuan tersendiri atas
pertanggungjawaban keuangannya.
b. Sidang keliling/Zitting plaats
Sidang Keliling/Zitting Plaats yang dalam pelaksanaannya selain melayani penyelesaian
perkara sederhana masyarakat miskin dan terpinggirkan juga telah dilakukan inovasi untuk
membantu masyarakat yang belum mempunyai hak identitas hukum (akta lahir, akta nikah dan
akta cerai), belum bisa menjangkau dan memenuhi kebutuhan masyarakat miskin dan
terpinggirkan karena keterbatasan anggaran, diharapkan kedepan dilakukan penajaman
estimasi baseline berdasarkan data dan penguatan alokasi anggaran serta memperkuat kerja
sama dengan Kementerian Agama dan Kementerian Dalam Negeri dengan menyusun
peraturan bersama.
c. Pos pelayanan bantuan hukum.
Pelaksanaan Pos Layanan Bantuan Hukum ini disediakan untuk membantu masyarakat
miskin dan tidak ada kemampuan membayar advokat dalam hal membuat surat gugat, advis
dan pendampingan hak hak pencari keadilan diluar persidangan (non litigasi). Hal ini dilakukan
11 Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2015-2019
Pengadilan Negeri Waikabubak
agar tidak terjadi duplikasi dengan dengan kementerian Hukum dan HAM yang
menyelenggarakan bantuan hukum bagi masyarakat miskin berupa pendampingan secara
materiil didalam persidangan.
Sasaran Strategis 4 : Meningkatkan kepatuhan terhadap putusan pengadilan
Dengan arah kebijakan sebagai berikut :
Jangka waktu penanganan perkara pada Mahkamah Agung RI sesuai dengan Surat
Keputusan Ketua Mahkamah Agung Nomor : 138/KMA/SK/IX/2009 tentang Jangka waktu
Penanganan Perkara pada Mahkamah Agung RI menyatakan bahwa seluruh perkara yang
ditangani oleh Mahkamah Agung harus diselesaikan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun setelah
perkara diregister, sementara penyelesaian perkara pada Tingkat Pertama dan Tingkat banding
diatur melalui Surat Edaran Ketua Mahkamah Agung Nomor : 3 tahun 1998 tentang Penyelesaian
Perkara yang menyatakan bahwa perkara-perkara perdata umum, perdata agama dan perkara tata
usaha Negara, kecuali karena sifat dan keadaan perkaranya terpaksa lebih dari 6 (enam) bulan
dengan ketentuan Ketua Pengadilan Tingkat Pertama yang bersangkutan wajib melaporkan
alasan-alasannya kepada Ketua Pengadilan Tingkat Banding. Dengan adanya semangat dari
pimpinan Mahkamah Agung dalam mereformasi kinerja Mahkamah Agung dan jajarannya serta
terlaksanya kepastian hukum serta merespon keluhan masyarakat akan lamanya penyelesaian
perkara dilingkungan Mahkamah Agung dan jajaran Peradilan dibawahnya, Ketua Mahkamah
Agung mengeluarkan Surat Keputusan KMA Nomor :119/KMA/SK/VII/2013 tentang Penetapan
Hari Musyawarah dan Ucapan pada Mahkamah Agung Republik Indonesia pada butir ke tiga
menyatakan bahwa hari musyawarah dan ucapan harus ditetapkan paling lama 3 (tiga) bulan sejak
berkas perkara diterima oleh Ketua Majelis, kecuali terhadap perkara yang jangka waktu
penangannya ditentukan lebih cepat oleh undang-undang (misalnya perkara-perkara Perdata
Khusus atau perkara Pidana yang terdakwanya berada dalam tahanan). Penyelesaian perkara
untuk Tingkat Pertama dan Tingkat Banding dikeluarkan Surat Edaran Ketua Mahkamah Agung
Nomor : 2 tahun 2014 tentang Penyelesaian perkara di Pengadilan Tingkat Pertama dan Tingkat
Banding pada 4 (empat) Lingkungan Peradilan menyatakan bahwa penyelesaian perkara pada
Pengadilan Tingkat Pertama paling lambat dalam waktu 5 (lima) bulan sedang penyelesaian
perkara pada Pengadilan Tingkat Banding paling lambat dalam waktu 3 (tiga) bulan, ketentuan
waktu termasuk penyelesaian minutasi.
Dalam rangka terwujudnya percepatan penyelesaian perkara Mahkamah Agung dan
Peradilan dibawahnya senantiasa melakukan evaluasi secara rutin melalui laporan perkara.
Disamping hal tersebut diatas Mahkamah Agung membuat terobosan untuk penyelesaian perkara
perdata yang memenuhi spesifikasi tertentu agar dapat diselesaikan melalui small claim court
sehingga tidak harus terikat dengan hukum formil yang ada, Mahkamah Agung menyusun regulasi
sebagai payung hukum terlaksananya small claim court.
Sasaran Strategis 5 : Meningkatnya hasil pembinaan bagi aparat tenaga teknis di lingkungan
Peradilan.
Sistem Pembinaan yaitu dengan telah dilakukannya Assessment untuk Pejabat setingkat
Eselon III dalam pengembangan organisasi, serta pelaksanaan Pelatihan Sumber Daya Manusia
Profesional Bersertifikat untuk pejabat setingkat Eselon III dan IV, mengembangkan dan
mengimplementasikan Sistem Manajemen
12 Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2015-2019
Pengadilan Negeri Waikabubak
SDM Berbasis Kompetensi (Competency Based HR Management), menempatkan ulang dan
mencari pegawai berdasarkan hasil assessment, pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan
hakim secara berkelanjutan (capacity building), menyusun standarisasi sistem pendidikan dan
pelatihan aparatur peradilan (unit pelaksana Diklat), serta menyusun regulasi penilaian
kemampuan SDM di Mahkamah Agung RI untuk pembaharuan sistem manajemen informasi yang
terkomputerasi.
Penggunaan parameter obyektif dalam pelaksanaan pengawasan
Penggunaan Parameter Obyektif dalam Pelaksanaan Pengawasan, permasalahannya adalah
dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor : 94 Tahun 2012 tentang Hak Keuangan dan
Fasilitas Hakim Yang Berada di Bawah Mahkamah Agung, maka Surat Keputusan KMA Nomor :
071/KMA/SK/V/2008 tentang Ketentuan Penegakan Disiplin Kerja dalam Pelaksanaan Pemberian
Tunjangan Khusus Kinerja Hakim dan Pegawai Negeri pada Mahkamah Agung RI dan Badan
Peradilan yang Berada di bawahnya tidak berlaku lagi untuk Hakim. Untuk itu diperlukan evaluasi
dan harmonisasi peraturan yang ada yang didukung oleh keinginan yang kuat dari Pimpinan untuk
mewujudkan peningkatan kinerja, integritas dan disiplin hakim sehingga dapat dilakukan
penyusunan regulasi penegakan disiplin, peningkatan kinerja dan integritas hakim pada badan
peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung. Permasalahan lainnya adalah belum
berjalannya sistem evaluasi kinerja yang komprehensif dengan tantangan belum ada kajian
mengenai klasifikasi bobot perkara dan ukuran standar minimum produktivitas hakim dalam
memutuskan perkara dengan jumlah dan bobot tertentu. Sedangkan potensi yang ada yaitu telah
adanya kebijakan Pimpinan dalam penyusunan Standar Kinerja Pegawai (SKP) sehingga strategi
yang dapat dilakukan dengan diadakannya pendidikan dan pelatihan penyusunan dan pengukuran
SKP.
Sasaran Strategis 6: Meningkatnya pelaksanaan penelitian, pendidikan dan pelatihan
Sumber Daya Aparatur di lingkungan Mahkamah Agung
Untuk mewujudkan sasaran strategis pengembangan sistem informasi yang terintegrasi
dan menunjang sistem peradilan yang sederhana, transparan dan akuntabel, ditetapkan arah
kebijakan sebagai berikut: (1) Transparansi kinerja secara efektif dan efisien; (2) Penguatan
Regulasi Penerapan Sistem Informasi Terintegrasi dan (3) Pengembangan Kompetensi SDM
berbasis TI.
a. Transparansi kinerja secara efektif dan efisien
Mahkamah Agung melalui berbagai kebijakannya telah berupaya untuk mengaplikasikan
teknologi dalam pengelolaan informasi yang diperlukan internal organisasi maupun para pencari
keadilan dan pengguna jasa layanan peradilan. Namun demikian, dengan adanya perkembangan
kebutuhan, hingga kini masih banyak timbul keluhan dari para pencari keadilan. Di sisi lain, internal
organisasi Mahkamah Agung dan badan-badan peradilan di bawahnya juga masih merasakan
perlunya satu kebijakan sistem pengelolaan TI yang komprehensif dan terintegrasi, untuk
memudahkan dan mempercepat proses pelaksanaan tugas dan fungsi di setiap unit kerja. Dengan
demikian dapat diharapkan tejadinya peningkatan kualitas pelayanan informasi kepada
masyarakat, yaitu dengan mengembangkan mekanisme pertukaran informasi antar unit atau antar
institusi atau yang dalam dunia teknologi informasi disebut “interoperability” yaitu kemampuan
organisasi pemerintah untuk melakukan tukar-menukar informasi dan mengintegrasikan proses
13 Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2015-2019
Pengadilan Negeri Waikabubak
kerjanya dengan menggunakan standar tertentu yang diaplikasikan secara bersama yang ditunjang
dengan teknologi informasi yang memadai.
b. Penguatan regulasi penerapan sistem informasi terintegrasi
Perkembangan Teknologi dan Informasi yang berkembang begitu pesat, sehingga sangat
banyak membantu dalam proses penyelesaian pekerjaan disegala bidang termasuk mempermudah
dan mempercepat proses pelaksanaan tugas dan fungsi di setiap unit kerja baik internal organisasi
Mahkamah Agung dan Badan Peradilan di bawahnya dalam sistem pengelolaan TI yang
komprehensif dan terintegrasi, namun dalam pemanfaatannya perlu ada aturan- aturan agar dapat
tercapai sesuai dengan kebutuhan.
Pemanfaatan Teknologi dan Informasi, itu perlu didukung regulasi yang dapat mengendalikan
perilaku dengan aturan dan batasan. Peraturan dan regulasi dalam bidang TI di Mahkamah Agung
dan Badan di bawahnya yang sudah dibangun dan masih dibutuhkan seperti:
a) Undang-undang Nomor : 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, undang-
undang ini terbit dilatarbelakangi adanya tuntutan tata kelola kepemerintahan yang baik (Good
Governance) yang mensyaratkan adanya akuntabilitas, transparansi dan partisipasi
masyarakat dalam setiap proses terjadinya kebijakan publik
b) Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung Nomor : 1-144/KMA/1/MA/1/2011 tentang Pedoman
Pelayanan Informasi di Pengadilan, Mewujudkan pelaksanaan tugas dan pelayanan informasi
yang efektif dan efisien serta sesuai dengan ketentuan dalam peraturan peraturan perundang-
undangan, diperlukan pedoman pelayanan informasi yang sesuai dengan tugas, fungsi dan
organisasi Pengadilan. Maka ditetapkan pedoman pelayanan informasi yang sesuai dan tegas
melalui Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor : 1-144/KMA/SK/2011 tentang
Pedoman Pelayanan Informasi di Pengadilan sebagai pengganti Surat Keputusan Ketua
Mahkamah Agung RI Nomor : 144/KMA/VIII/2007 tentang Keterbukaan Informasi di
Pengadilan (Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) atau Case Tracking System (CTS).
Hingga saat sudah diluncurkannya CTS Versi 01 dan CTS Versi 02 dan kini sedang dikembangkan
CTS Versi 03 dilingkungan Peradilan Umum, Peradilan Militer dan TUN dan redesign SIADPA
dilingkungan Peradilan Agama.
c. Pengembangan kompetensi Sumber Daya Manusia berbasis TI
Dalam visi dan misi Badan Peradilan disebutkan bahwa salah satu kriteria Badan Peradilan
Indonesia yang Agung adalah bila Badan Peradilan telah mampu mengelola dan membina SDM
yang kompeten dengan kriteria obyektif, sehingga tercipta hakim dan aparatur peradilan yang
berintegritas dan profesional. Dengan demikian, diperlukan perencanaan dan langkah-langkah
yang bersifat strategis, menyeluruh, terstruktur, terencana dan terintegrasi dalam satu sistem
manajemen SDM. Sistem manajemen SDM yang dimaksud adalah sistem manajemen SDM
berbasis kompetensi yang biasa disebut sebagai Competency Based HR Management (CBHRM).
Sistem ini juga akan memudahkan operasionalisasi dari desain organisasi berbasis kinerja,
sekaligus menjawab tuntutan RB. Kompetensi menjadi elemen kunci dalam manajemen SDM
berbasis kompetensi, sehingga harus dipahami secara jelas. Kompetensi diartikan sebagai sebuah
kombinasi antara keterampilan (skill), pengetahuan (knowledge) dan atribut personal (personal
attributes), yang dapat dilihat dan diukur dari perilaku kerja yang ditampilkan. Secara umum,
kompetensi dibagi menjadi dua, yaitu soft competency dan hard competency. Soft competency
14 Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2015-2019
Pengadilan Negeri Waikabubak
adalah kompetensi yang berkaitan erat dengan kemampuan untuk mengelola proses pekerjaan,
hubungan antar manusia serta membangun interaksi dengan orang lain, contohnya : leadership,
communication dan interpersonal relation. Sedangkan hard competency adalah
kompetensi yang berkaitan dengan kemampuan fungsional atau teknis suatu pekerjaan.
Kompetensi ini berkaitan dengan seluk beluk teknis pekerjaan yang ditekuni. Contoh hard
competency di lingkungan peradilan adalah memutus perkara, membuat salinan putusan, membuat
laporan keuangan, dan lain sebagainya. Kegiatan terpenting dalam CBHRM adalah menyusun
profil kompetensi jabatan/posisi.
Sasaran Strategis 7 : Meningkatnya pelaksanaan pengawasan kinerja aparat peradilan
secara optimal
Untuk mewujudkan sasaran strategis Peningkatan pengawasan aparatur peradilan, ditetapkan
arah kebijakan sebagai berikut : (1) Penguatan SDM pelaksana fungsi pengawasan; (2)
Penggunaan parameter obyektif dalam pelaksanaan pengawasan; (3) Peningkatan akuntabilitas
dan kualitas pelayanan peradilan bagi masyarakat dan (4) Redefinisi hubungan Mahkamah Agung
dan Komisi Yudisial sebagai mitra dalam pelaksanaan fungsi pengawasan.
Sasaran Strategis 8: Meningkatnya tranparansi pengelolaan SDM, Keuangan dan Aset.
Untuk mewujudkan sasaran strategis Peningkatan Kompetensi dan Integritas SDM,
ditetapkan arah kebijakan sebagai berikut : (1) Penataan pola rekrutmen Sumber Daya Manusia
Peradilan; (2) Penataan pola promosi dan mutasi Sumber Daya Manusia Peradilan.
Untuk mewujudkan sasaran strategis meningkatnya pengelolaan manajerial lembaga
peradilan secara akuntabel, efektif dan efisien, ditetapkan arah kebijakan sebagai berikut : (1)
Kemandirian Anggaran Mahkamah Agung; (2) Mekanisme perencanaan dan pelaksanaan
anggaran; (3) Pengelolaan Manajemen Aset di Peradilan; (4) Penataan Organisasi dan Tata
laksana dan (5) Pengembangan budaya organisasi yang efektif. Dengan uraian per arah kebijakan
sebagai berikut
1) Kemandirian Anggaran Mahkamah Agung
Kondisi saat ini, dalam hal anggaran, Mahkamah Agung mengalami kendala dalam
pemenuhan kebutuhan operasional.Birokrasi keputusan pagu anggaran merupakan kendala
utama. Usulan perencanaan anggaran yang diajukan oleh MA melalui proses pembahasan
dengan Bappenas dan Kementerian Keuangan, acap kali tidak mendapatkan alokasi dana
sebagaimana yang diajukan dalam rencana. Untuk menjamin efektivitas pelaksanaan tugas
dan tanggung jawab MA sebagai lembaga penegak hukum, maka ketersediaan alokasi dana
merupakan hal yang penting.
Untuk mengatasi kendala tersebut, ditetapkan 2 arah kebijakan Kemandirian Anggaran
Mahkamah Agung dicapai dengan 2 arah kebijakan yaitu (1) Penyusunan Rancangan
Peraturan mengenai implementasi Kemandirian Anggaran (2) Penyusunan Usulan Rancangan
Revisi Paket Peraturan Perundang-undangan Keuangan terkait Kemandirian Anggaran
Peradilan.
2) Penataan manajemen dalam rangka good court governance
Dalam rangka kemandirian pengelolaan anggaran Badan Peradilan diperlukan penataan
manajemen secara menyeluruh menuju good court governance meliputi arah kebijakan
sebagai berikut:
a) Restrukturisasi program, kegiatan dan penajaman indikator kinerja kegiatan;
15 Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2015-2019
Pengadilan Negeri Waikabubak
b) Penyusunan standar biaya yang terkait dengan bidang peradilan sebagai penunjang
anggaran berbasis kinerja di Mahkamah Agung dan;
c) Analisis kebutuhan riil sebagai acuan dasar (baseline) berdasarkan hasil evaluasi capaian
kinerja;
d) Penyusunan regulasi penatakelolaan aset dan penerapan tata kelola aset berbasis risk
analysis.
3) Restrukturisasi Organisasi dan mengarah pada good court governance dan
pengembangan budaya organisasi yang efektif
Untuk mewujudkan good court governance diperlukan arah kebijakan yang mengarah pada
penataan organisasi sebagai berikut:
a) Perombakan struktur organisasi dengan mengacu pada alur business process dan efisiensi
manajemen anggaran.
b) Penetapan dan implementasi Nilai-nilai utama dalam berbagai aspek pekerjaan untuk
mendorong budaya kerja yang sesuai dengan visi dan misi Mahkamah Agung.
c) Transformasi mindset mengarah pada internal service attitude yang menunjang efisiensi dan
efektivitas business process.
3.2 Arah Kebijakan dan Strategi Pengadilan Negeri Waikabubak
Dalam rangka mewujudkan visi Mendukung Terwujudnya Peradilan Yang Agung di
Lingkungan Pengadilan Negeri Waikabubak, maka Pengadilan Negeri Waikabubak Kelas II
menetapkan 4 sasaran sebagai berikut :
1) Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel.
2) Peningkatan efektivitas pengelolaan penyelesaian perkara.
3) Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan.
4) Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.
Masing-masing sasaran strategis di atas memiliki arahan kebijakan sebagai berikut : Sasaran
Strategis 1 : terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel.
Untuk mewujudkan sasaran strategis proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel,
ditetapkan arah kebijakan sebagai berikut : (1) Sisa Perkara tahun lalu yang diselesaikan pada
tahun berjalan (2) Perkara yang diselesaikan tepat waktu; (3) Penurunan sisa perkara (4) perkara
yang tidak mengajukan upaya hokum, (5) Perkara Pidana Anak yang diselesaikan dengan Diversi
dan (6) Tingkat kepuasan pencari keadilan terhadap layanan peradilan.
Sasaran Strategis 2 : Peningkatan Efektivitas Pengelolaan penyelesaian perkara
Jangka waktu penanganan perkara pada Mahkamah Agung sesuai dengan Surat
keputusan Ketua Mahkamah Agung Nomor : 138/KMA/SK/IX/2009 tentang Jangka waktu
Penanganan Perkara pada Mahkamah Agung RI menyatakan bahwa seluruh perkara yang
ditangani oleh Mahkamah Agung harus diselesaikan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun setelah
perkara diregister, sementara penyelesaian perkara pada Tingkat Pertama dan Tingkat banding
diatur melalui Surat Edaran Ketua Mahkamah Agung Nomor : 3 tahun 1998 tentang Penyelesaian
Perkara yang menyatakan bahwa perkara-perkara perdata umum, perdata agama dan perkara tata
usaha Negara, kecuali karena sifat dan keadaan perkaranya terpaksa lebih dari 6 (enam) bulan
dengan ketentuan Ketua Pengadilan Tingkat Pertama yang bersangkutan wajib melaporkan
alasan-alasannya kepada Ketua Pengadilan Tingkat Banding.
16 Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2015-2019
Pengadilan Negeri Waikabubak
Dengan adanya semangat pimpinan Mahkamah Agung dalam mereformasi kinerja
Mahkamah Agung dan jajarannya serta terlaksanya kepastian hukum serta merespon keluhan
masyarakat akan lamanya penyelesaian perkara dilingkungan Mahkamah Agung dan jajaran
Peradilan dibawahnya, Ketua Mahkamah Agung mengeluarkan Surat Edaran Ketua Mahkamah
agung Nomor : 2 tahun 2014 tentang Penyelesaian Perkara di Pengadilan Tingkat Pertama dan
Tingkat Banding pada 4 (empat) Lingkungan Peradilan menyatakan bahwa penyelesaian perkara
pada Pengadilan Tingkat Pertama paling lambat dalam waktu 5 (lima) bulan sedang penyelesaian
perkara pada Pengadilan Tingkat Banding paling lambat dalam waktu 3 (tiga) bulan, ketentuan
waktu termasuk penyelesaian minutasi. Dalam rangka terwujudnya percepatan penyelesaian
perkara Mahkamah Agung dan Peradilan dibawahnya senantiasa melakukan evaluasi secara rutin
melalui laporan perkara.
Sasaran Strategis 3 : Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin dan
terpinggirkan
Untuk mewujudkan sasaran strategispeningkatn akses peradilan bagi masyarakat miskin
dan terpinggirkan dicapai dengan 3 ( tiga )arah kebijakan sebagai berikut : (1) Pembebasan biaya
perkara untuk masyarakat miskin, (2) Sidang keliling/zitting plaats dan (3) Pos Pelayanan Bantuan
Hukum. Sesuai dengan Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor : 1 tahun 2014 dilakukan dengan 3
(tiga) kegiatan yaitu :
a. Pembebasan biaya perkara untuk masyarakat miskin
Pembebasan biaya perkara bagi masyarakat miskin, dari sisi realisasi meningkat setiap
tahunnya namun memiliki kendala keterbatasan anggaran untuk memenuhi target bila
dibandingkan dengan potensi penduduk miskin berperkara, kesulitan pelaporan keuangan juga
sikap masyarakat yang malu/tidak yakin terhadap layanan tersebut. Hal ini diharapkan ke depan
dapat dilakukan publikasi manfaat pembebasan perkara bagi masyarakat miskin, penajaman
estimasi baseline bedasarkan data (1 s/d 5 tahun ke depan) dan penguatan alokasi anggaran,
meningkatkan kerja sama dengan Kementerian Hukum dan HAM tentang mekanisme
penggunaan jasa OBH dan meningkatkan kerja sama dengan Kementerian Keuangan dan BPK
agar mendapat perlakuan tersendiri atas pertanggungjawaban keuangannya.
b. Sidang keliling/Zitting plaats
Sidang Keliling/Zitting Plaats yang dalam pelaksanaannya selain melayani penyelesaian
perkara sederhana masyarakat miskin dan terpinggirkan juga telah dilakukan inovasi untuk
membantu masyarakat yang belum mempunyai hak identitas hukum (akta lahir, akta nikah dan
akta cerai), belum bisa menjangkau dan memenuhi kebutuhan masyarakat miskin dan
terpinggirkan karena keterbatasan anggaran, diharapkan kedepan dilakukan penajaman
estimasi baseline berdasarkan data dan penguatan alokasi anggaran serta memperkuat kerja
sama dengan Kementerian Agama dan Kementerian Dalam Negeri dengan menyusun
peraturan bersama.
c. Pos pelayanan bantuan hukum.
Pelaksanaan Pos Layanan Bantuan Hukum ini disediakan untuk membantu masyarakat
miskin dan tidak ada kemampuan membayar advokat dalam hal membuat surat gugat, advis
dan pendampingan hak hak pencari keadilan diluar persidangan (non litigasi). Hal ini dilakukan
agar tidak terjadi duplikasi dengan dengan kementerian Hukum dan HAM yang
17 Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2015-2019
Pengadilan Negeri Waikabubak
menyelenggarakan bantuan hukum bagi masyarakat miskin berupa pendampingan secara
materiil didalam persidangan.
Sasaran Strategis 4 : Meningkatkan kepatuhan terhadap putusan pengadilan
Untuk mewujudkan sasaran strategis kepatuhan terhadap putusan pengadilan, ditetapkan arah
kebijakan yaitu Putusan Perkara yang ditindaklanjuti (dieksekusi).
3.3 Kerangka Regulasi
Dengan lahirnya Undang-Undang Nomor : 25 tahun 2004 tentang sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional secara tegas menyatakan bahwa kerangka regulasi menjadi bagian dari
salah satu dokumen perencanaan pembangunan nasional. Pasal 4 ayat (2) menyatakan:
“RPJM Nasional merupakan penjabaran dari visi, misi dan Program Presiden yang penyusunannya
berpedoman pada RPJM Nasional, yang memuat strategi pembangunan Nasional, kebijakan
umum, program kementrian/ lembaga dan lintas Kementerian/Lembaga, kewilayahan dan lintas
kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara
menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa kerangka regulasi
dan kerangka pendanaan “
Seiring dengan diterbitkannya UU Nomor : 25 tahun 2004 tentang sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional tersebut diatas dan UU Nomor : 12 tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan, guna mendorong pencapaian prioritas pembangunan nasional
khususnya terwujudnya kepastian hukum maka diperlukan adanya suatu regulasi peraturan
perundang-undangan yang berkualitas. Mahkamah Agung sebagai salah satu Lembaga Tinggi
Negara pada RPJM periode ke III tahun 2015-2019 oleh pemerintah diberi amanat untuk
melaksanakan program pemerintah guna terwujudnya pembangunan hukum nasional ditujukan
untuk semakin mengembangkan kesadaran dan penegakan hukum dalam berbagai aspek.
Tahapan Sasaran Pembangunan Hukum Nasional Jangka Menengah RPJMN tahun 2015-2019
adalah Kesadaran dan penegakan hukum dalam berbagai aspek kehidupan berkembang makin
mantap serta profesionalisme aparatur negara di pusat dan daerah makin mampu mendukung
pembangunan nasional.
Dalam melaksanakan program prioritas pemerintah yang tertuang dalam RPJM tahun
2015-2019 yang diamanatkan kepada setiap kementrian/lembaga maka kementerian/lembaga
dimaksud harus menetapkan kerangka regulasi yang dijadikan sebagai instrument guna
pencapaian sasaran kelembagaan. Kerangka regulasi merupakan perencanaan pembentukan
regulasi dalam rangka memfasilitasi, mendorong dan mengatur perilaku masyarakat dan
penyelenggaran Negara dalam rangka mencapai tujuan bernegara. Kerangka regulasi ini diatur
dalam pasal 1 angka 14 Permen PPN/Kepala Bappenas Nomor : 1 tahun 2014 tentang pedoman
Penyusunan RPJMN 2015-2019 dan Peraturan sesmen PPN/Bappenas tentang juklak Nomor :
2/Juklak/Sesmen/03/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan tentang Pedoman Pengintegrasian
Kerangka Regulasi dalam RPJMN.
Perlunya dimasukkan kerangka regulasi dalam rencana strategis tahun 2015-2019 adalah :
a. Mengarahkan proses perencanaan pembentukan regulasi sesuai kebutuhan pembangunan,
b. Meningkatkan kualitas regulasi dalam rangka mendukung pencapaian prioritas pembangunan,
c. Meningkatkan efisiensi pengalokasian anggaran untuk keperluan pembentukan regulasi.
18 Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2015-2019
Pengadilan Negeri Waikabubak
Pengadilan Negeri Waikabubak Kelas II sebagai salah satu badan peradilan dalam
merealisasikan program pemerintah yang dituangkan dalam RPJM tahun 2015-2019 juga harus
menetapkan kerangka regulasi, penetapan kerangka regulasi yang dibuat Pengadilan Negeri
Waikabubak Kelas II sudah barang tentu akan selalu seiring dengan kebijakan badan peradilan
yang dituangkan dalam arah kebijakan dan strategi Mahkamah Agung
Isu Strategis Arah Kebijakan
2015-2019 Arah Kerangka
Regulasi Kebutuhan Regulasi
Direktorat Penanggungjawab
Optimalisasi Manajemen Peradilan
- Peningkatan Penyelesaian Perkara
- Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara
- Peningkatan aksebilitas masyarakat terhadap peradilan
- Peningkatan Kualitas SDM
- Implementasi SK KMA tentang percepatan penyelesaian perkara
- Penambahan volume posyankum, perkara prodeo
- Peningkatan pelayanan publik
- SE Ditjen Badilum tentang penambahan volume posyankum dan perkara prodeo
- Pembuatan surat edaran peningkatan pelayanan publik
Ditjen Badilum
3.4 Kerangka Kelembagaan
Pengadilan Negeri Waikabubak sebagai Pengadilan Negeri Kelas II merupakan salah satu
badan peradilan yang berada di bawah Pengadilan Negara Tertinggi yaitu Mahkamah Agung RI.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya harus didukung dengan struktur organisasi yang kuat.
Tugas dan fungsi Pengadilan Negeri waikabubak dilaksanakan Pimpinan Pengadilan Negeri
Waikabubak dengan dibantu Kepaniteraan Pengadilan Negeri Waikabubak dan Sekretariat
Pengadilan Negeri Waikabubak.
Berpedoman pada Peraturan Mahkamah Agung Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kepaniteraan dan Kesekretariatan Peradilan, maka Struktur Organisasi Kepaniteran dan
Kesekretariatan pada Pengadilan Negeri Waikabubak mengalami perubahan dan tentu saja hal ini
berdampak pada perubahan tugas pokok dan fungsi aparat peradilan pada Pengadilan Negeri
Waikabubak.
Peraturan Mahkamah Agung Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kepaniteraan dan Kesekretariatan Peradilan
Pasal 70 :
(1) Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kelas II adalah aparatur tata usaha negara yang dalam
menjalankan tugas dan fungsinya berada di bawah dan tanggung jawab Ketua Pengadilan
Negeri Kelas II.
(2) Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kelas II dipimpin oleh Panitera.
Pasal 71 :
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kelas II mempunyai tugas melaksanakan pemberian dukungan di
bidang teknis dan administrasi perkara serta menyelesaikan surat-surat yang berkaitan dengan
perkara.
Pasal 72 :
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 71, Kepaniteraan Pengadilan
Negeri Kelas II menyelenggarakan fungsi:
19 Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2015-2019
Pengadilan Negeri Waikabubak
a. pelaksanaan koordinasi, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan tugas dalam pemberian
dukungan di bidang teknis;
b. pelaksanaan pengelolaan administrasi perkara perdata;
c. pelaksananaan pengelolaan administrasi perkara pidana;
d. pelaksananaan pengelolaan administrasi perkara khusus;
e. pelaksananaan pengelolaan administrasi perkara, penyajian data perkara, dan transparansi
perkara;
f. pelaksanaan administrasi keuangan yang berasal dari APBN dalam program teknis dan
keuangan perkara yang ditetapkan berdasarkan peraturan dan perundang- undangan,
minutasi, evaluasi dan administrasi Kepaniteraan;
g. pelaksanaan mediasi;
h. pembinaan teknis kepaniteraan dan kejurusitaan; dan
i. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Ketua Pengadilan Negeri.
Pasal 73 :
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kelas II, terdiri atas:
a. Panitera Muda Perdata;
b. Panitera Muda Pidana;
c. Panitera Muda Khusus; dan
d. Panitera Muda Hukum.
Pasal 74 :
Panitera Pengadilan Negeri Kelas II mempunyai tugas melaksanakan pemberian dukungan di
bidang teknis dan administrasi perkara serta menyelesaikan surat-surat yang berkaitan dengan
perkara.
Pasal 75 :
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 74, Panitera Pengadilan Negeri
Kelas II menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan koordinasi, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan tugas dalam pemberian
dukungan di bidang teknis;
b. pelaksanaan pengelolaan administrasi perkara perdata;
c. pelaksananaan pengelolaan administrasi perkara pidana;
d. pelaksananaan pengelolaan administrasi perkara khusus;
e. pelaksananaan pengelolaan administrasi perkara, penyajian data perkara, dan transparansi
perkara;
f. pelaksanaan administrasi keuangan yang berasal dari APBN dalam program teknis dan
keuangan perkara yang ditetapkan berdasarkan peraturan dan perundang- undangan,
minutasi, evaluasi dan administrasi Kepaniteraan;
g. pelaksanaan mediasi;
h. pembinaan teknis kepaniteraan dan kejurusitaan; dan
i. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Ketua Pengadilan Negeri.
Pasal 76 :
Panitera Muda Perdata mempunyai tugas melaksanakan administrasi perkara di bidang perdata.
20 Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2015-2019
Pengadilan Negeri Waikabubak
Pasal 77 :
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76, Panitera Muda Perdata
menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pemeriksaan dan penelaahan kelengkapan berkas perkara perdata;
b. pelaksanaan registrasi perkara gugatan dan permohonan;
c. pelaksanaan distribusi perkara yang telah diregister untuk diteruskan kepada Ketua Majelis
Hakim berdasarkan Penetapan Penunjukkan Majelis Hakim dari Ketua Pengadilan;
d. pelaksanaan penerimaan kembali berkas perkara yang sudah diputus dan diminutasi;
e. pelaksanaan pemberitahuan isi putusan tingkat pertama kepada para pihak yang tidak hadir;
f. pelaksanaan penyampaian pemberitahuan putusan tingkat banding, kasasi dan peninjauan
kembali kepada para pihak;
g. pelaksanaan penerimaan dan pengiriman berkas perkara yang dimohonkan banding, kasasi
dan peninjauan kembali;
h. pelaksanaan pengawasan terhadap pemberitahuan isi putusan upaya hukum kepada para
pihak dan menyampaikan relas penyerahan isi putusan kepada Pengadilan Tinggi dan
Mahkamah Agung;
i. pelaksanaan penerimaan konsinyasi;
j. pelaksanaan penerimaan permohonan eksekusi;
k. pelaksanaan penyimpanan berkas perkara yang belum mempunyai kekuatan hukum tetap;
l. pelaksanaan penyerahan berkas perkara yang sudah berkekuatan hukum tetap kepada
Panitera Muda Hukum;
m. pelaksanaan urusan tata usaha kepaniteraan; dan
n. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Panitera.
Pasal 78 :
Panitera Muda Pidana mempunyai tugas melaksanakan administrasi perkara di bidang pidana.
Pasal 79 :
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78, Panitera Muda Pidana
menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pemeriksaan dan penelaahan kelengkapan berkas perkara pidana;
b. pelaksanaan registrasi perkara pidana;
c. pelaksanaan penerimaan permohonan praperadilan dan pemberitahuan kepada termohon;
d. pelaksanaan distribusi perkara yang telah diregister untuk diteruskan kepada Ketua Majelis
Hakim berdasarkan Penetapan Penunjukkan Majelis Hakim dari Ketua Pengadilan;
e. pelaksanaan penghitungan, penyiapan dan pengiriman penetapan penahanan, perpanjangan
penahanan dan penangguhan penahanan;
f. pelaksanaan penerimaan permohonan ijin penggeledahan dan ijin penyitaan dari penyidik;
g. pelaksanaan penerimaan kembali berkas perkara yang sudah diputus dan diminutasi;
h. pelaksanaan pemberitahuan isi putusan tingkat pertama kepada para pihak yang tidak hadir;
i. pelaksanaan penyampaian pemberitahuan putusan tingkat banding, kasasi dan peninjauan
kembali kepada para pihak;
21 Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2015-2019
Pengadilan Negeri Waikabubak
j. pelaksanaan penerimaan dan pengiriman berkas perkara yang dimohonkan banding, kasasi
dan peninjauan kembali;
k. pelaksanaan pengawasan terhadap pemberitahuan isi putusan upaya hukum kepada para
pihak dan menyampaikan relas penyerahan isi putusan kepada Pengadilan Tinggi dan
Mahkamah Agung;
l. pelaksanaan pemberitahuan isi putusan upaya hukum kepada Jaksa Penuntut Umum dan
Terdakwa;
m. pelaksanaan penerimaan permohonan eksekusi;
n. pelaksanaan penyimpanan berkas perkara yang belum mempunyai kekuatan hukum tetap;
o. pelaksanaan penyerahan berkas perkara yang sudah berkekuatan hukum tetap kepada
Panitera Muda Hukum;
p. pelaksanaan urusan tata usaha kepaniteraan; dan
q. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Panitera.
Pasal 83 :
Panitera Muda Hukum mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyajian
data perkara,penataan arsip perkara serta pelaporan.
Pasal 84 :
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 83, Panitera Muda Hukum
menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengumpulan, pengelolaan dan penyajian data perkara;
b. pelaksanaan penyajian statistik perkara;
c. pelaksanaan penyusunan dan pengiriman pelaporan perkara;
d. pelaksanaan penataan, penyimpanan dan pemeliharaan arsip perkara;
e. pelaksanaan kerja sama dengan Arsip Daerah untuk penitipan berkas perkara,
f. pelaksanaan penyiapan, pengelolaan dan penyajian bahan-bahan yang berkaitan dengan
transparansi perkara.
g. pelaksanaan penghimpunan pengaduan dari masyarakat, hubungan masyarakat dan;
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Panitera.
Pasal 286 :
(1) Kesekretariatan Pengadilan Negeri Kelas II adalah aparatur tata usaha negara yang dalam
menjalankan tugas dan fungsinya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Ketua
Pengadilan Negeri Kelas II.
(2) Kesekretariatan Pengadilan Negeri Kelas II dipimpin oleh seorang Sekretaris.
Pasal 287 :
Kesekretariatan Pengadilan Negeri Kelas II mempunyai tugas melaksanakan pemberian
dukungan di bidang administrasi, organisasi, keuangan, sumber daya manusia, serta sarana dan
prasarana di lingkungan Pengadilan Negeri Kelas II.
Pasal 288 :
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 287, Kesekretariatan
Pengadilan Negeri Kelas II menyelenggarakan fungsi:
22 Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2015-2019
Pengadilan Negeri Waikabubak
a. penyiapan bahan pelaksanaan urusan perencanaan program dan anggaran;
b. pelaksanaan urusan kepegawaian;
c. pelaksanaan urusan keuangan;
d. penyiapan bahan pelaksanaan penataan organisasi dan tata laksana;
e. pelaksanaan pengelolaan teknologi informasi dan statistik;
f. pelaksanaan urusan surat menyurat, arsip, perlengkapan, rumah tangga, keamanan,
keprotokolan, hubungan masyarakat, dan perpustakaan; dan
g. penyiapan bahan pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan dokumentasi serta pelaporan di
lingkungan Kesekretariatan Pengadilan Negeri Kelas II.
Pasal 289 :
Kesekretariatan Pengadilan Negeri Kelas II, terdiri atas:
a. Subbagian Perencanaan, Teknologi Informasi, dan Pelaporan;
b. Subbagian Kepegawaian, Organisasi, dan Tata Laksana; dan
c. Subbagian Umum dan Keuangan.
Pasal 290 :
Subbagian Perencanaan, Teknologi Informasi, dan Pelaporan mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan bahan pelaksanaan perencanaan, program, dan anggaran, pengelolaan
teknologi informasi, dan statistik, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan dokumentasi serta
pelaporan.
Pasal 291 :
Subbagian Kepegawaian, Organisasi, dan Tata Laksana mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan bahan pelaksanaan urusan kepegawaian, penataan organisasi dan tata laksana.
Pasal 292 :
Subbagian Umum dan Keuangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pelaksanaan
urusan surat menyurat, arsip, perlengkapan, rumah tangga, keamanan, keprotokolan, hubungan
masyarakat, perpustakaan, serta pengelolaan keuangan.
23 Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2015-2019
Pengadilan Negeri Waikabubak
24 Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2015-2019
Pengadilan Negeri Waikabubak
25 Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2015-2019
Pengadilan Negeri Waikabubak
BAB IV
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
Untuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran strategis, Pengadilan Negeri Waikabubak
Kelas II memliki program yang disesuaikan dengan ketersediaan anggaran dalam tiap satu tahun
anggaran yang yang akan dilaksanakan, yaitu Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum.
Program ini dimiliki oleh Ditjen Badan Peradilum Umum dan dilaksanakan oleh Pengadilan Negeri
Waikabubak Kelas II dengan sasaran program dan indikator program sebagai berikut :
Sasaran
program Indikator
Target
2015 2016 2017 2018 2019
Terwujudnya
Proses peradilan
yang pasti,
transparan dan
akuntabel
Jumlah Putusan
perkara secara tepat
waktu
100
Perkara
100
Perkara
100
Perkara
100
Perkara
100
Perkara
Jumlah perkara
yang diselesaikan
ditingkat pertama
dan banding yang
tepat waktu
100
Perkara
100
Perkara
100
Perkara
100
Perkara
100
Perkara
Jumlah Perkara
Anak yang
diselesaikan melalui
diversi
12 Perkara 12
Perkara
12
Perkara
12
Perkara
12
Perkara
Jumlah Perkara
yang diselesaikan
memlalui
pembebasan biaya
perkara
5
Perkara
5
Perkara
5
Perkara
5
Perkara
5
Perkara
Untuk alokasi anggaran per kegiatan lebih detilnya ada pada matrik renstra dan matrik anggaran
untuk kinerja kesekretariatan (sporting unit) kinerja terlampir.
26 Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2015-2019
Pengadilan Negeri Waikabubak
BAB V
PENUTUP
Rencana strategis Pengadilan Negeri Waikabubak tahun 2015-2019 disusun dengan
mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019, Blue Print
Mahkamah Agung khususnya yang terkait dengan roadmap tahun 2015-2020 dan arah pimpinan
dalam pelaksanaan perencanaan strategis. Sehingga diharapkan hasil capaiannya dapat diukur
dan digunakan sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Tahunan Pengadilan Negeri
Waikabubak. Selain itu penyusunan rencana strategis ini diharapkan sudah mengantisipasi
dinamika hukum, politik dan sosial yang berkembang di Indonesia.
Dalam rencana strategis tahun 2015-2019 diuraikan hal-hal yang akan menunjang kinerja
yang menjadi ukuran target dan sasaran kegiatan Pengadilan Negeri Waikabubak selama 5 tahun
ke depan.yang akan dicapai.
Guna menentukan arah kebijakan, tujuan dan sasaran kelembagaan, Pengadilan Negeri
Waikabubak telah menetapkan Visi Mendukung Terwujudnya Badan Peradilan Indonesia Yang
Agung di Lingkungan Pengadilan Negeri Waikabubak dan menetapkan Misi yaitu Menjaga
kemandirian Pengadilan Negeri Waikabubak, Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan
kepada pencari keadilan Meningkatkan kualitas kepemimpinan di Pengadilan Negeri Waikabubak,
dan Meningkatkan kredibilitas dan transparansi di Pengadilan Negeri Waikabubak.
Pada rencana strategis tahun 2015-2019 Mahkamah Agung telah menetapkan empat tujuan
yaitu terwujudnya kepercayaan masyarakat terhadap sistem peradilan melalui proses peradilan
yang pasti transparan dan akuntabel, terwujudnya penyederhanaan proses penanganan perkara
melalui pemanfaatan teknologi informasi, terwujudnya pelayanan akses peradilan bagi masyarakat
miskin dan terpinggirkan dan terwujudnya pelayanan prima bagi masyarakat pencari keadilan.
Sedang sasarannya adalah terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel,
meningkatkan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara, meningkatkan akses peradilan bagi
masyarakat miskin dan terpinggirkan, dan meningkatkan kepatuhan terhadap putusan pengadilan.
Sehubungan telah ditetapkan Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia
Nomor : 192/KMA/SK/XI/2016 tanggal 9 Nopember 2016 tentang Penetapan Reviu Indikator
Kinerja Utama Mahkamah Agung Republik Indonesia dan perlu disinkronisasi dengan Reviu
Renstra Pengadilan Negeri Waikabubak tahun 2015-2019. Hal tersebut dilaksanakan untuk
menyelaraskan isu-isu strategis di Lingkungan Mahkamah Agung RI dan Pengadilan Negeri
Waikabubak yang memiliki indikator kinerja yang valid dan dapat dipergunakan untuk mengukur
kinerja serta pengendalian pelaksanaan program.
Dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang diharapkan maka diuraikan juga arah
strategi, regulasi yang dibutuhkan, tata kelembagaan yang ideal, target kinerja tahunan dan
kebutuhan pendanaan.
P E N G A D IL A N N E G E R I W A I K A B U B A KJl. Sudirman No.10 Waikabubak-Sumba Barat
Tip / Fax : (0387)22075/21054
Website : www.pn-waikabubak.go.id. Email: [email protected]
W A I K A B U B A K- N U S A T E N G G A R A T IM U R
KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI WAIKABUBAK
Nomor : 05 / SKI KPN-WKB/1 /2018
TENTANG
PEMBENTUKAN TIM PENYUSUNAN REVIEW RENCANA STRATEGIS 2015-2019 PENGADILAN NEGERI WAIKABUBAK
KETUA PENGADILAN NEGERI WAIKABUBAK
Menimbang :
a. Bahwa untuk melaksanakan Undang-Undang No.25 Tahun 2004 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (2015-2019) dan Rencana Pembangunan jangka Panjang Tahun (2010-2035);
b. Bahwa untuk melaksanakan Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015dan Penetapan Kinerja Tahun 2017 Pengadilan Negeri Waikabubak perlu mereview Rencana Strategis Tahun 2015-2019 ;
c. Bahwa untuk mereviu Rencana Strategis perlu membentuk Tim Penyusun Review Rencana Strategis Tahun 2015-2019;
d. Bahwa para pejabat yang tercantum dalam Surat Keputusan Ketua Pengadilan Negeri Waikabubak dipandang cakap dan mampu dalam melaksanakan tugas sebagai Tim Penyusunan Review Renstra tersebut.
Mengingat:
1. Undang - Undang Nomor : 03 tahun 2009 tentang perubahan kedua atas Undang - Undang Nomor : 14 tahun 1985 tentang Mahkamah Agung Republik Indonesia;
2. Undang - Undang Nomor : 48 tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang - Undang Nomor: 14 tahun 1970 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman ;
3. Undang - Undang Nomor : 49 tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang - Undang Nomor: 02 tahun 1986 tentang Peradilan Umum ;
4. Undang - Undang Nomor: 05 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara (ASN);
5. PP NO. 70 Tahun 2004 tanggal 5 Agustus 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah
6. Peraturan Menpan No. 5 / 2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Kinerja Utama ( IKU)
7. PP No. 90 Tahun 2010 tanggal 27 Desember 2010 tentang Penyusun Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian / Lembaga.
Memperhatikan :Surat Sekretaris Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor : 1003A/SEK/OT.01.2/11/2017, tanggal 27 Nopember 2017 ;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN WAIKABUBAKTENTANG PEMBENTUKAN TIM PENYUSUNAN REVIEW RENCANA STRATEGIS 2015-2019 PENGADILAN NEGERI WAIKABUBAK.
Pertama
Kedua
Ketiga
Menunjuk tim kerja untuk pelaksanaan penyusunan Review Rencana Strategis 2015-2019 Pengadilan Negeri Waikabubak ;
Tim kerja menjalankan tugas sesuai arahan Ketua Pengadilan Negeri Waikabubak;
Setelah selesai tim penyusun Review Rencana Strategis 2015- 2019 melaporkan kepada Ketua Pengadilan Negeri Waikabubak;
Keempat : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, denganketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diperbaiki sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : WaikabubakPada^Tanggal : 25 Januari 2018
KETUA NEpERI WAIKABUBAK
ARSELINA SUEK.SH
N l£ jf«H0909 199903 2 002° s'
SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada :1. Ketua PengadilanTinggi Kupang di Kupang;2. Ketua Pengadilan Negeri Waikabubak di Waikabubak ;3. Para Pejabat yang bersangkutan masing-masing di Waikabubak;
Lampiran :KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI WAIKABUBAK
Nomor : 05 / SKI KPN-WKB/1 /2018
Tanggal 25 Januari 2018.
TENTANG
PEMBENTUKAN TIM PENYUSUNAN REVIEW RENCANA STRATEGIS 2015-2019 PENGADILAN NEGERI WAIKABUBAK
Pembina
Penanggung Jawab
Pengarah
Koordinator
Anggota
: 1. Ketua Pengadilan Negeri Waikabubak 2. Wakil Ketua Pengadilan Negeri Waikabubak
: Panitera dan Sekretaris Pengadilan Negeri Waikabubak
: Para Hakim Pengawas Bidang Pengadilan Negeri Waikabubak
: Kasubag Perencanaan, Teknologi Informasi dan Pelaporan Pengadilan Negeri Waikabubak
: 1. Panitera Muda Pidana2. Panitera Muda Hukum3. Pit. Panitera Muda Perdata4. Kasubag Umum dan Keuangan5. Kasubag Kepegawaian , Organisasi dan Tata Laksana
MATRIK RENSTRA PENGADILAN NEGERI WAIKABUBAK 2015-2019
VISI : “Mendukung Terwujudnya Badan Peradilan Yang Agung Di Lingkungan Pengadilan Negeri Waikabubak”
MISI : 1. Menjaga kemandirian Pengadilan Negeri Waikabubak 2. Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan 3. Meningkatkan kualitas kepemimpinan di Pengadilan Negeri Waikabubak 4. Meningkatkan kredibilitas dan transparansi di Pengadilan Negeri Waikabubak
No Tujuan Indikator
Tujuan Target Sasaran Indikator Sasaran
Target Strategi
2015 2016 2017 2018 2019 Program kegiatan Indikator kinerja
Kegiatan Target Anggaran
1. Terwujudnya kepercayaan masyarakat terhadap sistem peradilan melalui proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel.
Persentase para pihak yang percaya terhadap sistem peradilan
100% Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel
Persentase sisa perkara yang diselesaikan :
- Perdata - Pidana
100% 100% 100% 100% 100% Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum
Peningkatan Manajemen Peradilan Umum
Jumlah Putusan Perkara Pidana secara tepat waktu
100 Perkara
59.780.000
Persentase perkara : - Perdata - Pidana
Yang diselesaikan tepat waktu
100% 100% 100% 100% 100% Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum
Peningkatan Manajemen Peradilan Umum
Persentase Penurunan sisa perkara : - Perdata - Pidana
80% 80% 80% 80% 80% Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum
Peningkatan Manajemen Peradilan Umum
Persentase perkara yang tidak mengajukan Upaya Hukum : - Perdata - Pidana
80% 80% 80% 80% 80% Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum
Peningkatan Manajemen Peradilan Umum
Jumlah Perkara peradilan umum yang diselesaikan di tingkat pertama dan banding yang tepat waktu
Persentase Perkara Pidana Anak yang diselesaikan dengan Diversi
100% 100% 100% 100% 100% Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum
Peningkatan Manajemen Peradilan Umum
Jumlah Perkara Anak yang diselesaikan melalui diversi
Index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan
100% 100% 100% 100% 100%
No Tujuan Indikator
Tujuan Target Sasaran Indikator Sasaran
Target Strategi
2015 2016 2017 2018 2019 Program kegiatan Indikator kinerja
Kegiatan Target Anggaran
2.
Terwujudnya Penyederhana an proses penangan perkara melalui pemanfaatan Teknologi Informasi
Persentase Perkara yang diselesaikan tepat waktu
100% Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara
Persentase isi putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu
100% 100% 100% 100% 100% Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum
Peningkatan Manajemen Peradilan Umum
Jumlah Putusan Perkara Pidana secara tepat waktu
100 Perkara
59.780.000
Persentase perkara yang
diselesaikan melalui Mediasi
10% 10% 10% 10% 10%
Persentase berkas perkara yang diajukan Banding, Kasasi dan PK secara lengkap dan tepat waktu
100% 100% 100% 100% 100% Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum
Peningkatan Manajemen Peradilan Umum
Jumlah Perkara peradilan umum yang diselesaikan di tingkat pertama dan banding yang tepat waktu
15 Perkara
4.850.000
Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah diputus
100% 100% 100% 100% 100%
3.
Terwujudnya pelayanan akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan
Persentase perkara yang diselesaikan melalui pembebasan biaya/prodeo
100% Meningkatnya Akses Peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan.
Persentase Perkara Prodeo yang diselesaikan
50% 50% 50% 50% 50% Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum
Peningkatan Manajemen Peradilan Umum
Jumlah Perkara yang diselesaikan melalui pembebasan biaya perkara
5 Perkara
4.050.000
Persentase perkara yang diselesaikan melalui sidang keliling/zitting plaats
0% Persentase Perkara yang diselesaikan di luar Gedung Pengadilan
0% 0% 0% 0% 0%
Persentase perkara yang terlayani melalui posyankum
100% Persentase Pencari Keadilan Golongan tertentu yang mendapat Layanan Bantuan Hukum (Posbakum)
100% 100% 100% 100% 100%
Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum
Peningkatan Manajemen Peradilan Umum
Jumlah LayananPos Bantuan Hukum 240 Jam
Pelayanan
24.000.000
4.
Terwujudnya Pelayanan
Persentase Putusan Perkara Perdata yang Ditindaklanjuti (dieksekusi)
100% Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan
Persentase Putusan Perkara yang Ditindaklanjuti (dieksekusi) 80% 80% 80% 80% 80%
MATRIKS RENCANA STRATEGI PENGADILAN NEGERI WAIKABUBAK 2015-2019
MATRIKS ANGGARAN
KODE Program Kegiatan Indikator kinerja
Kegiatan
TARGET DAN INDIKASI PENDANAAN
2015 2016 2017 2018 2019
Vol. Anggaran Vol. Anggaran Vol. Anggaran Vol. Anggaran Vol. Anggaran
005.01.01
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung
Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Keuangan Badan Urusan Administrasi
12 Layanan
4.468.826.000 12
Layanan 4.037.269.000
12 Layanan
3.781.581.000 12
Layanan 3.767.821.000
12 Layanan
7.050.000.000
Layanan Dukungan Manajemen Satker Daerah dan Satker Baru (Non Operasional)
12 Layanan
188.876.000 12
Layanan 188.876.000
12 Layanan
188.876.000 12
Layanan 188.876.000
12 Layanan
200.000.000
Layanan Perkantoran 12
Layanan 4.279.950.000
12 Layanan
3.417.393.000 12
Layanan 3.597.705.000
12 Layanan
3.578.945.000 12
Layanan 4.850.000.000
005.01.02
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung
Pengadaan Sarana dan Prasarana di Lingkungan Mahkamah Agung
Layanan Internal 1
Layanan 550.500.000
1 Layanan
431.000.000 1
Layanan 205.000.000
1 Layanan
106.500.000 1
Layanan 2.000.000.000