resum system pada aves

14
Resum System Pada Aves Sistem Pernapasan pada Burung ( Aves ) Jalur Pernapasan Burung Pada burung, tempat berdifusinya udara pernapasan terjadi di paru-paru. Paru-paru burung berjumlah sepasang dan terletak dalam rongga dada yang dilindungi oleh tulang rusuk. Jalur pernapasan (masuknya udara ke dalam tubuh) pada burung berturut-turut sebagai berikut. 1) Dua pasang lubang hidung yang terdapat pada pangkal paruh sebelah atas dan pada langit-langit rongga mulut. 2) Celah tekak yang terdapat pada dasar hulu kerongkongan atau faring yang menghubungkan rongga mulut dengan trakea. 3) Trakea atau batang tenggorok yang panjang, berbentuk pipa, dan disokong oleh cincin tulang rawan. 4) Sepasang paru-paru berwarna merah muda yang terdapat dalam rongga dada. Bagian ini meliputi bronkus kanan dan bronkus kiri yang merupakan cabang bagian akhir dari trakea. Dalam bronkus pada pangkal trakea, terdapat sirink (siring), yang pada bagian dalamnya terdapat lipatan-lipatan berupa selaput yang dapat bergetar dan dapat menimbulkan suara. Bronkus bercabang lagi menjadi mesobronkus, yang merupakan bronkus sekunder, dan dapat dibedakan menjadi ventrobronkus (bagian ventral) dan dorsobronkus

Upload: hadhi-einstein-part-ii

Post on 24-Jul-2015

194 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Resum System Pada Aves

Resum System Pada Aves

Sistem Pernapasan pada Burung ( Aves )

Jalur Pernapasan Burung

Pada burung, tempat berdifusinya udara pernapasan terjadi di paru-paru. Paru-paru burung berjumlah sepasang dan terletak dalam rongga dada yang dilindungi oleh tulang rusuk.

Jalur pernapasan (masuknya udara ke dalam tubuh) pada burung berturut-turut sebagai berikut.

1) Dua pasang lubang hidung yang terdapat pada pangkal paruh sebelah atas dan pada langit-langit rongga mulut.

2) Celah tekak yang terdapat pada dasar hulu kerongkongan atau faring yang menghubungkan rongga mulut dengan trakea.

3) Trakea atau batang tenggorok yang panjang, berbentuk pipa, dan disokong oleh cincin tulang rawan.

4) Sepasang paru-paru berwarna merah muda yang terdapat dalam rongga dada. Bagian ini meliputi bronkus kanan dan bronkus kiri yang merupakan cabang bagian akhir dari trakea. Dalam bronkus pada pangkal trakea, terdapat sirink (siring), yang pada bagian dalamnya terdapat lipatan-lipatan berupa selaput yang dapat bergetar dan dapat menimbulkan suara. Bronkus bercabang lagi menjadi mesobronkus, yang merupakan bronkus sekunder, dan dapat dibedakan menjadi ventrobronkus (bagian ventral) dan dorsobronkus (bagian dorsal). Ventrobronkus dihubungkan dengan dorsobronkus oleh banyak parabronkus (100 atau lebih). Parabronkus berupa tabung kecil. Di parabronkus bermuara banyak kapiler, sehingga memungkinkan udara berdifusi.

Page 2: Resum System Pada Aves

Alat Pernapasan Burung

Selain paru-paru, burung biasanya memiliki 4 pasang perluasan paru-paru yang disebut pundi-pundi hawa atau kantung udara (saccus pneumaticus) yang menyebar sampai ke perut, leher, dan sayap. Kantung-kantung udara ini terdapat pada pangkal leher (saccus cervicalis), rongga dada (saccus thoracalis anterior dan posterior), antara tulang selangka atau korakoid (saccus interclavicularis), ketiak (saccus axillaris), dan di antara lipatan usus atau rongga perut (saccus abdominalis). Kantung udara berhubungan dengan paru-paru, berselaput tipis, tetapi tidak terjadi difusi udara pernapasan. Adanya kantung udara mengakibatkan, pernapasan pada burung menjadi efisien.

Kantung udara memiliki beberapa fungsi berikut.1) Membantu pernapasan, terutama pada waktu terbang, karena menyimpan oksigen cadangan.2) Membantu mempertahankan suhu badan dengan mencegah hilangnya panas badan secara berlebihan.3) Membantu memperkeras suara dengan memperbesar ruang siring.4) Mengatur berat jenis (meringankan) tubuh pada saat burung terbang.

Mekanisme Pernapasan pada Burung

Mekanisme pernapasan pada burung dibedakan menjadi dua, yaitu pernapasan waktu istirahat dan pernapasan waktu terbang.Pada waktu istirahat, tulang rusuk bergerak ke depan, rongga dada membesar, paru-paru mengembang sehingga udara masuk dan mengalir lewat bronkus ke kantung udara bagian

Page 3: Resum System Pada Aves

belakang, bersamaan dengan itu udara yang sudah ada di kantung udara belakang mengalir ke paru-paru dan menuju kantung udara depan. Pada saat tulang rusuk kembali ke posisi semula, rongga dada mengecil sehingga udara dari kantung udara masuk ke paru-paru. Selanjutnya, saat di alveolus, O2 diikat oleh darah kapiler alveolus. Jadi, pengikatan O2 berlangsung pada saat inspirasi maupun ekspirasi

Pada waktu terbang, inspirasi dan ekspirasi dilakukan oleh kantung-kantung udara. Waktu sayap diangkat ke atas, kantung udara di ketiak mengembang, sedang kantung udara di tulang korakoid terjepit, sehingga terjadi inspirasi (O2 pada tempat itu masuk ke paru-paru). Bila sayap diturunkan, kantung udara di ketiak terjepit, sedang kantung udara di tulang korakoid mengembang, sehingga terjadi ekspirasi (O2 pada tempat itu keluar). Makin tinggi burung terbang, makin cepat burung mengepakkan sayapnya untuk mendapatkanoksigen yang cukup banyak.

Udara luar yang masuk, sebagian kecil tetap berada di paru-paru, dan sebagian besar akan diteruskan ke kantung udara sebagai udara cadangan. Udara pada kantung udara dimanfaatkan hanya pada saat udara (O2) di paru-paru berkurang, yakni saat burung sedang mengepakkan sayapnya.

Sistem Peredaran darah tertutup Burung / Aves

Pada sistem sirkulasi darah tertutup, darah mengalir ke seluruh jaringan tubuh melalui pembuluh. Jantung memompa darah ke seluruh jaringan tubuh melalui pembuluh dan kembali ke jantung juga melalui pembuluh.

Alat-alat yang menyusun sistem sirkulasi darah tertutup sudah lengkap, yaitu terdiri atas jantung sebagai alat pemompa darah, pembuluh aorta, pembuluh arteri, pembuluh vena, pembuluh kapiler, plasma, dan sel darah, serta jaringan tubuh yang dialirinya.

Page 4: Resum System Pada Aves

Perhatikan Gambar 5.21. Alat sirkulasi darah berupa jantung yang terdiri dari 4 ruang dengan sekat sempurna, arteri dan vena. Sistem sirkulasi darah burung / Aves sama dengan sirkulasi darah pada manusia. Alur sirkulasi darah pada burung / Aves dapat Anda amati pada Gambar 5.22.

Darah dari vena kava masuk ke atrium kanan, lalu ke ventrikel kanan. Kemudian, darah dipompa ke paru-paru melalui arteri pulmonalis. Darah dari paru-paru kembali ke atrium kiri melalui vena pulmonalis, lalu menuju ventrikel kiri. Di ventrikel kiri darah dipompa ke seluruh tubuh melalui aorta.

sistem pencernaan pada burung

Sistem Pencernaan Burung

Page 5: Resum System Pada Aves

Untuk mewakili kelompok burung kita ambil contoh burung mer-pati. Sistem pencernaan burung terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.

a. Saluran pencernaan, merupakan saluran memanjang mulai dari mulut dan berakhir pada kloaka. Saluran pencernaan burung terdiri dari mulut (berupa paruh kerongkongan, tembolok, lambung kelen-jar, lambung pengunyah (empedal), usus halus, usus besar dan kloaka (lihat Gambar dibawah).

b. Kelenjar pencernaan, terdiri dari hati dan pankreas. Kelenjar pencer-naan ini menghasilkan getab yang mengandung enzim, yang penting untuk pencernaan secara kimiawi.

Proses pencernaan makanan pada burungMakanan burung diambil dengan paruh, terus masuk ke rongga mu-lat. Dalam mulut burung terdapat lidah yang kaku, tetapi tidak dite-mukan gigi. Dan mulut makanan masuk ke kerongkongan, selanjutnya masuk ke dalam tembolok. Pada burung pemakan biji, temboloknya besar, saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan pada burung

posisi sistem pencernaan dalam tubuh burung. Tampak empedal tempat terjadinya pencernaan mekanik

Page 6: Resum System Pada Aves

sedang pada burung pemakan ikan atau daging (termasuk serangga) tembolok hanya merupakan pembesaran saluran kerongkongan. Pada tembolok, makanan disimpan untuk sementara. Dari tembolok makanan masuk ke lambung kelenjar. Lambung kelenjar banyak menghasilkan getah pencernaan yang mengandung enzim. Dari lambung kelenjar makanan menuju ke lambung pengunyah (empedal). Pada bagian ini makanan dicerna secara mekanik. Pada hurting pemakan biji, dalam empedal ini sering ditemukan kerikil, yang berfungsi untuk membantu pencernaan makanan secara mekanik.

Dari empedal, makanan masuk ke usus halus. Usus halus terdiri dari usus duabelas jari, usus kosong dan usus penyerapan. Usus duabe-las jari berbentuk huruf U. Pada lekukannya,terdapat kelenjar pankreas. Getah kelenjar pankreas dialirkan ke usus duabelas j’ari. Pada usus ini, juga bermuara saluran empedu yang mengalirkan getah empedu dari kantung empedu di hati. Pada burung merpati, kantung empedu ini tidak ditemukan. Pada burung pemakan biji, usus halusnya panjang, sedang pada burung pemakan daging (ikan), usus halusnya relatif pendek. Pada usus halus ini terjadi penyempurnaan pencernaan. Selanjutnya sari-sari makanan diserap oleh jonjot usus. Pada jonjot usus ini banyak terdapat pembuluh-pembuluh darah.

Sisa makanan yang tidak tercerna membentuk feses (tinja). Tinja akan menuju ke usus besar dan akhirnya keluar lewat kloaka. Kloaka adalah muara dari saluran pencernaan, saluran kencing dan saluran alat perkembangbiakan. Antara usus halus dan usus besar terdapat sepasang usus buntu.

Page 7: Resum System Pada Aves

System saraf aves

Burung (Aves)

Burung merupakan hewan aktif yang banyak melakukan pergerakan serta memiiki keseimbangan yang bagus terutama saat terbang. Beberapa burung juga memiliki ketajaman penglihatan yang bagus. Karena itu pusat koordinasi gerak dan keseimbangan burung berkembang baik hal ini dapat terlihat dari adanya lekukan-lekukan pada otak kecil burung yang menjadikan volume otak kecilnya menjadi lebih besar.

Page 8: Resum System Pada Aves

SISTEM EKSKRESI PADA BURUNG 

  Alat pengeluaran pada burung berupa pari-pari, hati, ginjal, dan kulit.aluran ginjal, saluran kelamin, dan saluran pencernaan bermuara pada sebuha lubang yang disebut kloaka. Burung menghasilkan kelenjar minyak yang terdapat pada ujung ekornya. kelenjar ini menghasilkan minyak untuk membasahi bulu-bulunya. Alat ekskresi pada burung terdiri dari ginjal (metanefros), paru-paru, dan kulit. Burung memiliki sepasang ginjal yang berwarna cokelat. Saluran ekskresi terdiri dari ginjal yang menyatu dengan saluran kelamin pada bagian akhir usus (kloaka). Burung mengekskresikan zat berupa asam urat dan garam. Kelebihan larutan garam akan mengalir ke rongga hidung dan keluar melalui nares (lubang hidung). Burung hampir tidak memiliki kelenjar kulit, tetapi memiliki kelenjar minyak yang terdapat pada tunggingnya. Kelenjar minyak berguna untuk meminyaki bulu-bulunya.

Page 9: Resum System Pada Aves

SISTEM OTOT PADA AYAM

         Jaringan otot merupakan bagian yang penting yang menyusun bererapa organ pada tubuh unggas. Secara garis besar ada tiga tipe otot, yaitu: otot polos, otot jantung dan otot skeletal (Nesheim et al., 1979).

Otot polos   Otot polos merupakan otot yang menyusun pada saluran pembuluh darah, saluran

pencernaan dan beberapa organ yang dikontrol dibawah sadar (Nesheim et al., 1979). Otot polos tersusun dari sel-sel yang berbentuk kumparan halus dengan masing-masing satu nukleus yang terletak ditengah, berbentuk oval dan mempunyai fibril-fibril yang homogen. Sel-sel tersebut tersusun dalam lapisan-lapisan yang diikat dengan jaringan pengikat fibrosa (Radiopoetra, 1991).

Otot jantung   Otot jantung merupakan otot penyusun pada organ jantung (Nesheim et al., 1979). Otot

jantung mempunyai struktur yang sama dengan otot skeletal, hanya serabut-serabutnya bercabang dan saling beranyaman atau dengan kata lain otot jantung adalah otot skeletal yang bekerja tanpa sadar atau involunter (Radiopoetra, 1991).              

Otot skeletal Otot skeletal bekerja dengan sadar dan menyusun  sebagian besar pada karkas ayam. Otot 

dada (breast), otot gending (thigh), dan otot paha (leg) merupakan otot skeletal yang penting yang menyusun tubuh ayam. Otot dada merupakan bagian yang paling besar menyusun pada karkas ayam (Nesheim et al., 1979). Otot skeletal juga disebut otot lurik atau otot serat lintang. Fibril-fibrilnya tampak mempunyai jalur-jalur melintang gelap dan terang yang berselang-seling, karena fisiknya berbeda. Sel-selnya berbentuk silindris dengan diameter sekitar 50 U dan panjang sekitar 2,5 cm atau lebih. Sel-sel otot lurik biasanya mempunyai banyak nukleus. Otot lurik pada ayam biasanya berkelompok dan diikat dengan jaringan pengikat, membentuk bundel otot atau muskulus yang mempunyai bermacam-macam bentuk. Selubung tersebut terikat pada periosteum tulang atau saling bergabung membentuk tendo yang mengikat bundel otot tersebut pada skeleton. Sel otot tersebut berkonstraksi bersama-sama sehingga otot tampak menggembung dan memendek. Otot skeletal biasanya berkonstraksi cepat dan mempunyai periode istirahat berkali-kali (Radiopoetra, 1991).

Macam Otot Ayam

Ayam mempunyai dua jenis/macam otot, yaitu otot merah (red muscle) dan otot putih (white muscle). Otot merah mengandung mioglobin yang berfungsi sebagai pengikat besi dan pembawa komponen oksigen, tetapi otot putih tidak. Mioglobin sama seperti hemoglobin pada manusia, sebagai pigmen warna merah pembawa oksigen pada darah (Nesheim et al., 1979).

Page 10: Resum System Pada Aves

Pada otot merah kandungan lemak lebih banyak dan protein lebih sedikit dibanding otot putih (Nuhriawangsa, 1994). Begitu juga mioglobin lebih banyak dibanding otot putih. Aktivitas dari otot juga mempengaruhi warna dari otot, pada otot paha mempunyai warna lebih gelap dibanding otot dada, karena pada paha lebih banyak mempunyai cekaman untuk berdiri dan menyangga tubuh dibanding pada dada. Selain itu bangsa ayam juga mempengaruhi struktur otot, pada ayam pedaging otot lebih terang warnanya dan lebih besar diameternya dibanding ayam petelur (North, 1978).

Sesaat setelah penyembelihan otot akan berubah menjadi daging dan mengalami proses patologis yang dinamakan rigor mortis atau kaku bangkai. Otot berubah menjadi kaku karena kenaikkan tegangan otot sehingga kehilangan elastisitas. Kaku bangkai dimulai dari tubuh bagian depan melanjut ke belakang dan biasanya hilang dengan urutan yang sama (Akoso, 1993).

Sistem Rangka Pada Burung

Sebagaimana kita ketahui hasil perabaan pada pubis burung bisa memberi petunjuk jantan-betinanya seekor burung. Umumnya, burung memiliki dua tulang pubis (supit urang) pada bagian pinggulnya. Pada musim berkembang biak, tulang pubis burung betina menjadi lebih elastis dan jarak antara kedua tulang pubis tersebut melebar karena pengaruh hormon. Keadaan tersebut dapat dirasakan dengan rabaan tangan. Pada burung jantan, jarak antara dua tulang pubis tersebut sempit. Namun harus dicatat di sini bahwa teknik perabaan hanya dapat digunakan secara lebih meyakinkan bila kegiatan seksual betina sedang aktif; atau minimal burung sudah memasuki usia remaja.

Untuk memperjelas di mana posisi pubis atau supit urang, perhatikan gambar di bawah ini:

Page 11: Resum System Pada Aves

Perhatikan tempat tulang supit urang atau pubis di pinggul burung. (Foto: Modifikasi dari mirriam-webster.com)

Seperti tampak pada gambar di atas, supit urang tersebut ada dua, yakni kiri dan kanan. Atau lebih jelasnya seperti gambar di bawah ini:

Page 12: Resum System Pada Aves

Supit urang ada dua, kanan-kiri. (Foto: modifikasi dari foto di birdwatching-bliss.com)

Dari gambar di atas bisa keta ketahui kalau dua tulang pubis terletak berdampingan horisontal.

Kesalahan yang biasanya dilakukan ketika menanda tulang supit urang adalah meraba antara tulang pubis dan tulang dada. Oleh karenanya, ada yang mengatakan jarak supit urang anis merah atau anis kembang selebar 1 cm, bahkan ada yang mengatakan 2 cm. Sudah tentu hal itu salah. Sebab untuk burung seperti anis merah misalnya, jarak antara dua supit urang kanan dan kiri kurang dari 1 cm.

Ketika Anda meraba dua tulang supit burung dewasa, maka supit urang burung betina terasa lunak seperti kita meraba tulang rawan. Dan bila kita tekan, kedua supit urang terasa membuka. Sedangkan untuk jantan, kedua supit urang rapat dan terasa keras dan malah terasa runcing di jari kita yang merabanya.