laporan ragunan aves

Upload: yolla-shara-amelia

Post on 18-Oct-2015

508 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangKebun Binatang Ragunan adalah sebuah kebun binatang yang terletak di daerah Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Indonesia. Kebun binatang seluas 140 hektar ini didirikan pada tahun 1864 dengan nama Planten En Dierentuin yang berarti "Tanaman dan Kebun Binatang.". Di dalamnya, terdapat berbagai koleksi yang terdiri dari 295 spesies dan 4040 spesimen. Kebun Binatang Ragunan adalah kebun binatang pertama di Indonesia. Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin meresmikan Taman Margasatwa Ragunan pada 22 Juni 1966.Golongan aves merupakan salah satu dari berbagai jenis hewan yang ada di Taman Margasatwa Ragunan ini. Burung adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap. Fosil tertua burung ditemukan di Jerman dan dikenal sebagai Archaeopteryx. Jenis-jenis burung begitu bervariasi, mulai dari burung kolibri yang kecil mungil hingga burung unta, yang lebih tinggi dari orang. Diperkirakan terdapat sekitar 8.800 10.200 spesies burung di seluruh dunia; sekitar 1.500 jenis di antaranya ditemukan di Indonesia. Berbagai jenis burung ini secara ilmiah digolongkan ke dalam kelas Aves.Berbagai jenis aves ada di sini, oleh karena itu untuk mengetahui keanekaragaman jenis burung di Indonesia kita dapat melakukan observasi langsung di Taman Margasatwa Ragunan ini. Di sini kita dapat dengan untuk mengetahui burung apa saja yang ada di Indonesia khususnya.

B. Tujuan Adapun tujuan dari fieldtrip di Taman Margasatwa Ragunan adalah untuk : Mengetahui keanekaragaman jenis burung yang ada di kawasan taman margasatwa tersebut khususnya dan di indonesia umumnya. Mengetahui ciri morfologi dan perilaku dari setiap jenis burung yang diamati Mengetahui sistem klasifikasi dari setiap spesies yang ada

BAB IIDASAR TEORI

Aves merupakan hewan yang paling dikenal orang, karena dapat dilihat dimana-mana, aktif pada siang hari dan unik dalam hal memiliki bulu sebagai penutup tubuh. Dengan bulu itu tubuh dapat mengatur suhu dan terbang. Dengan kemampuan terbang itu, aves mendiami semua habitat. Warna dan suara beberapa aves merupakan daya tarik mata dan telinga manusia. Banyak di antaranya mempunyai arti penting dalam ekonomi, sebagian merupakan bahan makanan sumber protein. Beberapa diantaranya diternakkan. Kata aves berasal kata Latin dipakai sebagai nama Klas, sedangkan Ornis dari kata Yunani dipakai dalam Ornithology berarti ilmu yang mempelajari burung-burung.Ciri- ciri avesBurung berdarah panas dan berkembang biak melalui telur. Tubuhnya tertutup bulu dan memiliki bermacam-macam adaptasi untuk terbang. Kedua tungkai depannya telah berubah menjadi sayap. Ciri-ciri khusus aves antara lain :a. Tubuh terbungkus oleh bulu.b. Mempunyai dua pasang anggota (extremitas), anggota anterior (sepasang) mengalami modifikasi sebagai sayap, sedangkan sepasang anggota posterior disesuaikan untuk hinggap dan berenang. Pada kaki terdapat 4 jari, 3 di depan dan 1 dibelakang. Cakar terbungkus oleh kulit yang menanduk dan bersisik.c. Skeleton kecil, kuat, baik, dan penulangannya sempurna. Pada mulut terdapat bagian yang terproyeksi sebagai paruh yang terbungkus lapisan zat tanduk. Tempurung kepala memiliki sebuah occipitale condyle, lehernya sangat fleksibel, tulang pembentuk pelvicus bersenyawa dengan sejumlah vertebrae tapi sebelah ventral terbuka.d. Respirasi dilakukan dengan paru-paru yang menempel pada costae dan berhubungan dengan kantung udara yang meluas pada alat-alat dalam, memiliki kotak suara atau siring pada dasar trakea.e. Tidak memiliki vesica urinaria, zat-zat ekskresi setengah padat, pda hewan betina biasanya memiliki ovarium kiri dan oviduct kiri.f. Suhu tubuh tetap (homoiothermis).g. Memiliki 12 nervi cranialis.h. Fertilisasi terjadi di dalam tubuh, memiliki membran embryonica (amnion, chorion, yolk sac dan allantois) semua perkembangan dalam telur. Anak-anaknya yang masih muda dierami, disuapi makanan dan dijaga oleh induknya (kecuali pada Megapodes).i. Burung memiliki sejumlah ciri-ciri khusus yang berhubungan dengan kemampuan terbangnya, yaitu:1. Sebagian ruas tulang belakang menjadi satu membentuk titik tumpu yang kuat sewaktu sayap dikepakkan.2. Kebanyakan tulang yang besar berongga untuk mengurangi bobot badan. Berat rangkanya hanya 10% dari seluruh berat badan.3. Pada tulang dada yang berlunas dalam, melekat otot-otot terbang yang kokoh untuk menggerakkan sayap.4. Sistem pernafasan diperluas dengan alat pembantu pernafasan, yaitu pundi-pundi udara yang berupa kantung selaput yang ringan.5. Posisi tubuhnya efisien pada waktu terbang sehingga dapat bergerak tanpa halangan sewaktu melawan angin.6. Bulunya sangat efisien sebagai isolasi panas. Terpisah dari fungsinya sebagai penutup tubuh dan bagian dari peragaan, beberapa di antara bulunya juga menunjang fungsi sayap dan ekor sehingga lebih efisien.

A. Morfologi AvesTubuh dibedakan atas caput (kepala), cervix (leher) yang biasanya panjang, truncus (badan) dan cauda (ekor). Sepasang extrimitas anterior merupakan Ala (sayap) yang terlipat seperti huruf Z pada tubuh waktu tidak terbang. Extremitas posterior berupa kaki, otot daging paha kuat, sedang bagian bawahnya bersisik dan bercakar. Mulut mempunyai rostum (paruh) yang terbentuk oleh maxilla pada ruang atas dan mandibula pada ruang bawah. Bagian dalam rostum dilapisi oleh lapisan yang disebut cera, sedang sebelah luar dilapisi oleh pembungkus selaput zat tanduk. Pada atap paruh atas terdapat lubang hidung (nares interna pada sebelah dalam dan nares externa sebelah luar). Organon visus relatif besar dan terletak sebelah lateral pada kepala dengan kelopak mata yang berbulu. Pada sudut medial terdapat membrana nicitan yang dapat ditarik menutup mata. Di belakang dan di bawah tiap-tiap mata terdapat lubang telinga yang tersembunyi di bawah bulu khusus. Di bawah ekor terdapat anus.Penutup TubuhBulu mempunyai 3 tipe, yaitu :a) Bulu kontur (plumae), untuk terbang dan mengandung sebuah baling-baling (vane) yang tersebar dengan pola tertentu yang disebut pteril.b) Bulu kapas (plumulae), tidak ada vane, mengandung serabut-serabut yang tidak terikat satu dengan lainnya, dan tersebar diseluruh tubuh.c) Filoplumae, kecil-kecil dengan batang bentuk benang berakhir dengan beberapa serabut, tumbuh di sekitar pangkal bulu kontur. Bulu-bulu itu diganti tiap tahun, sehabis musim perkawinan. Hanya ada sebuah kelenjar yang terdapat pada kulit, yaitu kelenjar uropigeal di tungging.

Gambar Struktur Bulu Burung(sumber: Harunyahya.com)

Menurut letaknya bulu digolongkan menjadi :a) Tetrices, yang menutupi tubuhb) Retrices, yang berpangkal pada ekor, vexillumnya simetris karena berfungsi sebagai kemudi.c) Remiges, yang terdapat pada sayap:1. Remiges primariae yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara metecarpal pada metacarpalia.2. Remiges secundariae yang melekatnya secara cubital pada radiol ulnaParaptirum, yang menutupi daerah bahuAla spuria, sebagai bulu kecil yang menempel pada poluk (ibu jari).

Bentuk bulu ekor burung pada saat tidak terbang bermacam-macam, antara lain berbentuk persegi, bertakik, bercabang, bulu sebelah luar memanjang, bulu ekor dengan raket, bulu tengah panjang, bundar, berbentuk cakram, berbentuk tingkatan, dan berujung runcing.

Ekor bentuk persegi(sumber: http://en.wikipedia.org)

Bentuk ekor bulat(sumber: http://en.wikipedia.org)

Bentuk ekor bulu sebelah luar memanjang(sumber: http://en.wikipedia.org)

1. Adaptasi MorfologiAdaptasi Morfologi adalah penyesuaian bentuk tubuh atau alat-alat tubuh sehingga sesuai dengan lingkungannya.a. Adaptasi morfologi pada paruhBerbagai macam bentuk paruh pada burung sesuai dengan jenis makanannya :1. Probing, paruh yang berbentuk silinder berguna untuk menyelidik celah/sarang serangga kemudian menangkapnya. 2. Insect-Catching (penangkap serangga), paruh yang bentuknya jika dilihat dari atas melebar tapi kecil. Paruh ini berfungsi untuk menangkap serangga terbang. 3. Seed-cracking (pemakan/pemecah biji) yaitu paruh yang berbentuk kerucut dan kuat, pada burung - burung yang bersifat graminivora.4. Tearing (perobek), paruh yang bagian ujungnya tajam dan bagian atasnya lebih panjang serta melengkung ke bawah. Biasanya bersifat carnivora.5. Sieving (penyaring), paruh yang bentuknya melebar dan pipih dengan bagian tepinya terdapat gigi seperti sisir untuk menyaring makanan dari dasar air.6. Spearing (penombak), paruh yang berbentuk panjang seperti tombak.7. Bee-eater (Penghisap madu), paruh yang panjang dan melengkung yang berguna untuk menghisap madu pada bunga.8. Paruh menyilang, paruh dimana bagian atas dan bagian bawah saling menyilang.

Beberapa Contoh Bentuk Paruh BurungSumber : http://sainsmediaku.files.wordpress.com/2011/02/morfologi.jpg

b. Adaptasi morfologi pada kakiBerdasarkan cara hidup dan makanannya, kaki burung di bedakan beberapa macam, yaitu :1) Kaki burung pemanjat, Mempunyai dua jari ke depan dan dua jari ke belakang, misal : kaki burung pelatuk.2) Kaki burung perenang, Celah antar jari-jarinya terdapat selaput renang, misal : itik.3) Kaki burung buas atau pencengkram, Mempunyai ukuran pendek dan cokornya sangat tajam, contoh : kaki burung elang, rajawali, burung hantu.4) Kaki burung petenges, Mempunyai jari kaki panjang dan semua jari terletak pada satu bidang datar.

Tipe Kaki BurungSumber : http://sainsmediaku.files.wordpress.com/2011/02/ka.jpg

Perubahan dan Peluruhan Bulu (Moult)Kerusakan bulu ternyata bukan merupakan satu-satunya faktor yang mendorong terjadinya perubahan dan peluruhan bulu. Pada waktu tertentu yang berbeda dalam satu tahun (pada satu musim yang berbeda), setiap burung mengalami perubahan bulunya atau bagian dari bulunya, bergantung pada keperluannya. Selama musim berbiak, bulu bewarna-warni yang biasanya sangat diperlukan untuk keperluan menarik lawan jenis, tidak lagi diperlukan, sedangkan penyamaran masih diperlukan dalam bentuk yang lain. Untuk keperluan yang berbeda-beda itulah kemudian burung meluruhkan bulunya pada waktu-waktu tertentu sesual dengan keperluan. Pengetahuan mengenai waktu burung meluruhkan bulunya dan bagaimana bentuk bulu pada periode antara peluruhan tersebut akan sangat bermanfaat apabula kita ingin memperkirakan umur individu burung.

B. Anatomi Aves1. Sistem DigestoriTractus digestivus terdiri atas paruh, covum oris; yang di dalamnya terdapat lingua kecil runcing yang dibungkus oleh lapisan zat tanduk. Sebagai lanjutannya adalah pharynx yang pendek, kemudian sophagus yang panjang dan beberapa burung terjadi perluasan yang disebut crop, sebagai tempat penimbunan bahan makanan sementara dan pelunakan. Dari crop masuk saluran yang sering disebut gizard. Proventriculus menghasilkan cairan lambung (asam) sedangkan ventriculus berdinding tebal berlapis jaringan epitel yang keras sebelah dalam yang menghasilkan sekresi. Di dalam gizard sering terdapat batu kerikil yang berfungsi membantu penggilingan makanan. Oleh karena itu beberapa jenis burung sengaja menelan batu kerikil, sebagai pengganti tugas gigi yang tidak dimiliki oleh burung. Dari lambung akan dilanjutkan oleh intestinum yang terbagi atas bagian halus dan bagian akhir adalah rectum dan kemudian cloaca dan yang terakhir adalah anus. Pada intestinum terdapat rumbai-rumbai sebagai ccum yang merupakan saluran buntu. Di sebelah dorsal cloaca terdapat suatu bursa fabricii pada hewan yang masih muda. Fungsi yang sebenarnya belum diketahui, hanya yang jelas penting untuk determinasi. Hepar sebagai salah satu kelenjar pencernaan relatif besar, bewarna merah coklat dengan beberapa lobi. Pada beberapa aves memiliki vesica fellea sebagai penampung billus. Pada burung merpati vesica fellea tidak ada. Glandul pancreaticus biasanya memiliki tiga saluran yang menyalurkan sekresinya ke intestinum. Sehubungan dengan makanan, terjadi adaptasi paruh.

2. Sistem UrogenitalAlat ekskresi berupa ren yang relatif besar, bewarna merah coklat, tertutup oleh peritonium (retroperitonial). Tiap-tiap ren terbagi atas 4 lobi. Dari dataran ren adalah ventral keluar ureter yang sempit menuju ke cauda dan berakhir pada cloaca. Daeah yang berasal dari arteri renalis akan disaring secara filtratis. Zat-zat yang tidak berguna dalam darah terutama berupa ureum akan dibuang dalam proses filtrasi ini.Ginjal bertipe metanefros berwarna coklat tua. Saluran ureter bermuara langsung pada kloaka dan tidak ada kandung kemih. Ekskret semi solid (mengandung urat). Kelenjar adrenal sepasang, pada pertukaran ventral ginjal. Sekret dari gonad mengatur karakteristik seksual sekunder (bulu, jengger, dan gembel). Fertilisasi terjadi di dalam. Ovarium hanya satu yang sebelah kiri. Sebelum telur dikeluarkan mendapat penutup albumin dan cangkang dalam oviduk, maka inkubasi adalah 16-18 hari.Pada hewan jantan terdapat sepasang testis yang bulat berwarna putih, melekat di sebelah anterior dari ren dengan suatu alat penggantung. Testis di sebelah kanan lebih kecil dari pada yang kiri. Dari masing-masing testis terjulur saluran vasa diferensia sejajar dengan ureter yang berawal dari ren. Pada sebagian aves, memiliki vesicula seminalis yang merupakan gelembung kecil bersifat kelenjar dan bagi tempat menampung sementara sperma sebelum dituangkan melalui pupil yang terletak pada kloaka. Pada hewan betina terdapat sepasang ovari, hanya yang dekskum mengalami atrophis (mengecil dan tidak bekerja lagi). Dari ovari menjulur oviduct panjang berkelok-kelok, berlubang pada bagian cronial dengan bentuk corong. Lubang oviduct disebut ostium abdomanalis. Fertilisasi terjadi di dalam tubuh dengan jalan mengadakan kopulasi.Waktu copulatio, maka proctoduea dari kedua jenis burung saling tempel kuat-kuat, sehingga sperma yang keluar pada ejaculatio langsung masuk ke dalam proctodoeum yang betina, untuk kemudian menuju oviduct. Organ reproduksi betina hanya terdiri dari satu ovarium sebelah kiri. Tuba merupakan oviduct bagian rustral, terdapat kelenjar.

3. Sistem Sirkulasi

Sistem Sirkulasi BurungSumber : http://gurungeblog.files.wordpress.com/2008/11/avian-circulatory.jpg

Pada aves, proses pengeluaran darah kotor dan bersih sudah terpisah dengan baik. Jantung terbagi dalam 4 ruang dan efisiensinya memungkinkan perkembangan suhu tubuh yang tetap (homeotermi). Ini memungkinkan laju metabolisme yang tinggi pada semua suhu lingkungan .Lengkung aorta yang fungsional adalah lengkung aorta ke empat. System peredaran darah tipikal pada burung, yaitu seperti pada mamalia, bedanya hanya lengkung arteri tunggal yang tereletak pada sebelah kanan, sedangkan pada mamalia terletak di sebelah kiri.Sebagai sentral adalah cor, yang terletak di lenea mediana, berbentuk kerucut, diliputi oleh pembungkus pericardium. Terbagi atas empat ruangan: atrium sinistrum dan atrium dextrum, yang terpisahkan oleh septum atrium, vetriculum sinistrum dan ventriculum dextrum yang terpisah oleh septum ventriculum. Pada aves tidak terdapat lagi sinus venosus. Pembuluh darah dibedakan atas pembuluh darah arteriae dan pembuluh darah venae.

4. Sistem Respirasi Alat respirasi burung sebagai berikut :1. Nares anteriores (lubang hidung), berjumlah sepasang terdapat pada pangkal rostrum bagian dorsal.2. Nares posteriotes, lubang pada palatum, hanya 1 buah, terletak di tengah. Glottis terletak di belakang pangkal lidah dan melanjutkan ke caudal dalam laring.3. Laring disokong oleh cartilage aricoidea. Laring tersusun atas tulang rawan, terhubungkan dengan cavum oris oleh rima glottis. Trakea adalah lanjutan laring ke arah caudal. Bronchus adalah percabangan trakea ke kanan dan ke kiri yang disebut bronchus dexter dan sinister.4. Pulmo terdapat pada ujung bronchi berjumlah sepasang, melekat pada dinding dorsal thorax. Syrinx terdapat pada bifurcation trachea. Syrinx tersusun atas 3 atau 4 gelang trakea; yang terakhir bersama dengan gelang teratas dari bronchus sinistrum yang dextrum membatasi rongga yang agak melebar disebut tympanum.Pulmo mempunyai hubungan dengan kantong hawa yang disebut saccus pneumatis yang berfungsi untuk membantu pernafasan (terutama pada waktu terbang), membantu pertahanan suhu badan oleh keadaan luar, membantu memperkeras suara.Saccus pneumaticus terdiri atas:1. Saccus pneumaticus abdominalis, yang terletak sebelah abdomen, dilingkari oleh lingkaran-lingkaran intestinum.2. Saccus thoracalis posterior, yang menempel pada dinding belakang badan.3. Saccus thoracalis anterior, yang terletak di muka saccus thoracalis posterior.4. Saccus interclavicularis, yang terletak antara coracoid dan merupakan gelembung tunggal di linea mediana, berhubungan dengan bronchus dextrum sinistrum.5. Saccus axillaris, yang terletak di kanan-kiri dari saccus interclavicularis pada ketiak.6. Saccus servicalis, yang terletak di pangkal leher

Sistem Respirasi BurungSumber : http://3.bp.blogspot.com/

Pada burung, tempat berdifusinya gas pernapasan hanya terjadi di paru-paru. Paru-paru burung berjumlah sepasang dan terletak dalam rongga dada yang dilindungi oleh tulang rusuk.Jalur pernapasan pada burung berawal di lubang hidung. Pada tempat ini, udara masuk kemudian diteruskan pada celah tekak yang terdapat pada dasar faring yang menghubungkan trakea. Trakeanya panjang berupa pipa bertulang rawan yang berbentuk cincin, dan bagian akhir trakea bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Dalam bronkus pada pangkal trakea terdapat sirink yang pada bagian dalamnya terdapat lipatan-lipatan berupa selaput yang dapat bergetar. Bergetarnya selaput itu menimbulkan suara. Bronkus bercabang lagi menjadi mesobronkus yang merupakan bronkus sekunder dan dapat dibedakan menjadi ventrobronkus (di bagian ventral) dan dorsobronkus ( di bagian dorsal). Ventrobronkus dihubungkan dengan dorsobronkus, oleh banyak parabronkus (100 atau lebih).Parabronkus berupa tabung tabung kecil. Di parabronkus bermuara banyak kapiler sehingga memungkinkan udara berdifusi. Selain paru-paru, burung memiliki 8 atau 9 perluasan paru-paru atau pundi-pundi hawa (sakus pneumatikus) yang menyebar sampai ke perut, leher, dan sayap. Pundi-pundi hawa berhubungan dengan paru-paru dan berselaput tipis. Di pundi-pundi hawa tidak terjadi difusi gas pernapasan; pundi-pundi hawa hanya berfungsi sebagai penyimpan cadangan oksigen dan meringankan tubuh. Karena adanya pundi-pundi hawa maka pernapasan pada burung menjadi efisien. Pundi-pundi hawa terdapat di pangkal leher (servikal), ruang dada bagian depan (toraks anterior), antara tulang selangka (korakoid), ruang dada bagian belakang (toraks posterior), dan di rongga perut (kantong udara abdominal).Fungsi kantung udara :1. Membantu pernafasan terutama saat terbang2. Menyimpan cadangan udara (oksigen)3. Memperbesar atau memperkecil berat jenis pada saat burung berenang4. Mencegah hilangnya panas tubuh yang terlalu banyakMasuknya udara yang kaya oksigen ke paru-paru (inspirasi) disebabkan adanya kontraksi otot antartulang rusuk (interkostal) sehingga tulang rusuk bergerak keluar dan tulang dada bergerak ke bawah. Atau dengan kata lain, burung mengisap udara dengan cara memperbesar rongga dadanya sehingga tekanan udara di dalam rongga dada menjadi kecil yang mengakibatkan masuknya udara luar. Udara luar yang masuk sebagian kecil tinggal di paru-paru dan sebagian besar akan diteruskan ke pundi- pundi hawa sebagai cadangan udara.Udara pada pundi-pundi hawa dimanfaatkan hanya pada saat udara (O2) di paru - paru berkurang, yakni saat burung sedang mengepakkan sayapnya. Saat sayap mengepak atau diangkat ke atas maka kantung hawa di tulang korakoid terjepit sehingga oksigen pada tempat itu masuk ke paru-paru. Sebaliknya, ekspirasi terjadi apabila otot interkostal relaksasi maka tulang rusuk dan tulang dada kembali ke posisi semula, sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar dari tekanan di udara luar akibatnya udara dari paru-paru yang kaya karbon dioksida keluar. Bersamaan dengan mengecilnya rongga dada, udara dari kantung hawa masuk ke paru-paru dan terjadi pelepasan oksigen dalam pembuluh kapiler di paru-paru. Jadi, pelepasan oksigen di paru-paru dapat terjadi pada saat ekspirasi maupun inspirasi.

Pernapasan pada burung di saat hinggapBurung mengisap udara lalu udara mengalir lewat bronkus ke pundi-pundi hawa bagian belakang bersamaan dengan itu udara yang sudah ada di paru-paru mengalir ke pundi - pundi hawa, udara di pundi-pundi belakang mengalir ke paru-paru lalu udara menuju pundi - pundi hawa depan. Kecepatan respirasi pada berbagai hewan berbeda bergantung dari berbagai hal, antara lain, aktifitas, kesehatan, dan bobot tubuh.

Sumber : http://3.bp.blogspot.comPernafasan burung saat terbangSaat terbang pergerakan aktif dari rongga dada tidak dapat dilakukan karena tulang dada dan tulang rusuk merupakan pangkal perlekatan otot yang berfungsi untuk terbang. Saat mengepakan sayap (sayap diangkat ke atas), kantong udara di antara tulang korakoid terjepit sehingga udara kaya oksigen pada bagian itu masuk ke paru-paru.

5. Sistem Koordinasi

Aves : Cerebellum dan lobus olfaktoriSumber : http://4.bp.blogspot.comEnchephalon secara relatif lebih besar dibandingkan reptilia. Dibagi atas tiga bagian yang pokok, yakni:1. Prosencephalon (bagian muka), terbagi atas: Telencephalon (bagian termuka). Dienchephalon (bagian belakangnya).2. Mesencephalon (bagian tengah).3. Rhombencephalon, terbagi atas: Metencephalon (bagian atas) Myencephalon (bagian bawah).Indra perasa terdapat kuncup-kuncup perasa pada lidah dan atap rongga mulut. Indra ini memungkinkan aves memilih makanannya. Kemampuan memilih makanan ini dibantu oleh reseptor tekanan pada paruh dan lidah. Organon visus relatid besar dan tajam dalam kemampuan observasi. Indra pendengar berupa telinga yang terbagi atas tiga rongga yakni rongga luar, tengah, dan dalam. Kelenjar endokrin terdiri atas: glandulae pituitaria atau hypophysa sebagai the master of glands, terletak pada dasa otak ujung infundibulum: Glandulae thvroidea yang terletak di bawah vena jugularis dekat asal cabang arteri subclavia dan arteri carotis .

C. Klasifikasi Aves 3 superordo yaitu:1. Superordo RatitaeKelompok burung yang sayapnya tereduksi sehingga tidak dapat terbang. Terdiri dari 4 ordo, yaitu Struthioniformes, Rheiformes, Casuariformes, dan Apterygiformes.2. Superordo TinamaeKelompok burung yang memiliki sayap kecil dan bulat, tetapi dapat mendukung terbang dengan jarak pendek. Hanya terdiri dari satu ordo, yaitu Tinamiformes.3. Superordo CarinataeKelompok burung yang sayapnya berkembang dengan sangat baik untuk digunakan terbang dan dapat dilipat jika tidak digunakan terbang. Termasuk kelompok dengan spesies terbanyak. Terdiri dari 2 kelompok besar ordo berdasarkan morfologinya, yaitu Galliformes dan Gruiformes.Adapun berdasarkan aspek perbedaan habitat, superordo Carinatae dibagi menjadi :a. Kelompok Burung Aquatikb. Kelompok Burung Arboreal c. Kelompok Burung AerialKlasifikasi Ekologis (berdasarkan kebiasaan dan tempat hidupnya)1. Burung yang hidup di tanah (terrestrial), dengan ciri adaptasi kaki untuk berjalan.Ordo : Strutioniformes- Terrestrial (hidup di daratan)- Pada kaki (belakang) hanya ada 2 jariContoh : Stenthio camelus 2. Burung Akuatik, dengan ciri khas pada kaki yang berselaput, bulu berminyak dan bentuk paruh yang khas yang disesuaikan dengan jenis makanannya.Ordo : Sphenisciformes- Tungkai muka berbentuk sirip yang berguna untuk berenang- Tidak dapat terbang- Bulu kecil menyerupai sisik menutupi seluruh tubuh- Tidak ada apteria, tidak ada remigesContoh : Aptenodytes forsteri 3. Burung yang banyak diburu, umumnya berbulu indah atau daging dan telurnya enak dimakan.Ordo : Passeriformes- Tiga jari kaki (belakang) menunjuk ke muka, satu jari menunjuk ke belakang , berguna untuk bertengger- Dengan bulu-bulu hias di bawah sayapContoh : Paradisea minor, burung cendrawasihOrdo : Columbiformes- Paruh pendek dan langsing pada pangkalnya- Ingluvies besarContoh : Columba livia, burung merpati4. Burung Petengger (Arboreal)Ordo : Passeriformes- Tiga jari kaki (belakang) menunjuk ke muka, satu jari menunjuk ke belakang; berguna untuk bertengger- Kebanyakan dapat berkicau dengan indah- Mereka yang memakan biji-bijian mempunyai paruh yang berbentuk conus- Mereka yang memakan insecta, mempunyai paruh yang runcingContoh : Mirafra javanica, branjangan5. Burung BerkicauOrdo : Charadriiformes- Di antara jari-jari kaki (belakang) kebanyakan ada selaput berenang- Tungkai belakang agak panjang- Sayap kuat- Ada yang mempunyai tiga jari kaki (belakang)- Paruh panjang- Lidah tebal dan berbentuk silinderContoh : Cacatua triton, kakatuaOrdo-ordo yang teramati saat pengamatan di Kebun Binatang Ragunan Jakarta diantaranya:1. ORDO CASUARIFORMES a. Sayap sangat tereduksi dan hanya memiliki 7 primariesb. Kaki kuat dan memiliki 3 jari depan yang bercakar dan cukup panjang.c. Tidak mempunyai ekor, bulu masih berupa filamen. d. Mempunyai casque Ordo ini mencangkup dua famili yang salah satunya ialah famili Casuariidae, Contoh spesies Casuarius casuarius (kasuari).

Casuarius casuariusSumber: http://3.bp.blogspot.com

2. ORDO GALLIFORMESa. Plumage bervariasi, kontur bulu mempunyai aftershaft yang menonjol. Beberapa diantaranya menunjukkkan sexual dimorfisme b. Kaki kuat, 3 jari depan mempunyai cakar, jari belakang kecil dan mencuat ke atas. c. Sayap relatif pendek, dapat terbang untuk jarak pendek (hanya untuk menghindar). Terdapat tujuh familia. Salah satu diantaranya adalah Phasianidae, contoh spesies Pavo muticus (Merak Hijau).

Pavo muticusSumber: http://ibc.lynxeds.com

3. ORDO FALCONIFORMESa. Anggotanya adalah predator diurnalb. Paruh pendek kuat yang ujungnya melengkung c. Plumage biasanya campuran antara kelabu dan cokelat di bagian atas, putih di bagian bawah d. Sarang terbuat dari ranting-ranting biasanya di pohon Terdapat lima familia. Salah satu diantaranya adalah Accipitridae, contoh spesies Haliastur Indus (Elang Bondol).

Haliastur IndusSumber: http://3.bp.blogspot.com

4. ORDO STRIGIFORMESa. Anggotanya adalah kebanyakan predator nocturnalb. Plumage panjang dan halus c. Paruh pendek dan kuat, mempunyai cere d. Kaki berbulu hingga ke bagian jari-jarinya, Semizygodactyla e. Bisa terbang tanpa suaraf. Kepala ada yang bulat, ada yang berbentuk hatig. Bersarang biasanya di lubang pohon Terdapat dua familia Tytonidae, contoh spesies Tyto alba, dan familia Strigidae, contoh spesies Bubo ketupa ketupu.

Tyto albaSumber: http://3.bp.blogspot.com

Bubo ketupa ketupuSumber: http://farm8.staticflickr.com

5. ORDO PASSERIFORMESa. Kaki berjari-jari empat, 3 ke depan dan 1 ke belakangb. Biasanya memiliki suara yang khas sebagai burung pekicau c. Ukuran tubuh umumnya kecil mungil Terdapat 69 familia, beberapa diantaranya adalah familia Strunidae, contoh spesies Strunus nigricollus (Jalak cun kuo), familia Passeridae , contoh spesies Passer montanus (Burung Gereja), familia Corvidae, contoh spesies Cissa chinensis.

Passer montanusSumber: http://upload.wikimedia.org

Cissa chinensisSumber: http://www.mangoverde.com

6. ORDO CORACIIFORMESa. Paruh sangat besar, melengkung dan berukir, biasanya berwarna kuning atau merah, mempunyai casque yang membedakan antara jantan dan betina (jantan lebih besar dan mengkilap)b. Sayap kuat dan mengeluarkan bunyi sewaktu terbang c. Ekor panjang dan bersusun d. Jari kaki lebar dan syndactylus Terdapat tujuh familia. Salah satunya adalah Bucerotidae, contoh spesies Anthracoceros albirostris (Kangkareng).

Anthracoceros albirostrisSumber :http://orientalbirdimages.org

7. ORDO COLUMBIFORMESa. Paruh sangat pendek, agak lemah dan berbentuk kerucut; berukuran sedang, ramping kuat dan mempunyai cere berdaging di pangkalnya (merpati)b. Kaki pendek-kuat, mempunyai 3 jari menghadap ke depan, bercakar, jari belakang ada atau tidak ada c. Plumage rapat dan lembut d. Sayap panjang dan runcing, dapat terbang cepat tetapi menimbulkan suara Ordo ini mencangkup tiga familia, diantaranya yaitu familia Columbidae, contoh spesies Streptopelia chinensis (Tekukur).

Streptopelia chinensisSumber: http://upload.wikimedia.org

8. ORDO PSITTACIFORMESa. Plumage (bulu tubuh) tidak terlalu rapat, keras dan mengkilat, biasanya berwarna cerah. Didominasi oleh warna hijau dan merah. b. Paruh pendek, tebal dan kuat melengkung, sering digunakan untuk memanjat. c. Kaki pendek, jari-jarinya pseudodactylus (3-1) dengan cakar yang kuat untuk memegang makanan atau memanjat.Terdapat dua familia, yaitu familia Cacatuidae, contoh spesies Cacatua sulphurea (Kakatua Jambul Kuning), familia Psittacidae contoh spesies Kakatua Raja Hitam.

Cacatua sulphureaSumber: http://www.mangoverde.com

9. ORDO CICONIFORMESa. Plumage longgar dan bervariasi b. Kaki panjang, ramping dengan tiga jari, dan kaki keempat biasanya terduksi c. Sayap panjang dan lebar Ordo ini mencangkup tujuh familia. Beberapa diantaranya familia Ardeidae, contoh spesies Egretta garzetta (Kuntul), familia Ciconiidae, contoh spesies Leptoptilos javanicus (Bango tongtong).

Egretta garzettaSumber: http://www.hlasek.com

Leptoptilos javanicusSumber: http://farm4.static.flickr.com

10. ORDO PELECANIFORMESa. Paruh sangat besar dan panjang, memiliki kantung b. Kaki pendek dan letaknya agak belakang.c. Empat jari disatukan oleh selaput d. Sayap panjang dan lancip Ordo ini mencangkup enam familia, beberapa diantaranya ialah familia Pelecanidae, contoh spesies Pelecanus conspicillatus (Burung Pelikan).

Pelecanus conspicillatusSumber: http://upload.wikimedia.org 11. ORDO CUCULIFORMESa. Paruh agak besar, ujungnya melengkung, biasanya berwarna cerah b. Kaki pendek, tetapi kuat, biasanya zygodactylus c. Plumage agak longgar susunannya, mengkilat di bagian tertentu Ordo ini mencangkup dua familia. Salah satunya yaitu familia Cuculidae contoh spesies Centropus bubut (Dudut).

Centropus bubutSumber: http://hikmahilhamsasongko.files.wordpress.com

D. Burung dan ManusiaBurung telah memberikan manfaat luar biasa dalam kehidupan manusia. Beberapa jenis burung, seperti ayam, kalkun, angsa dan bebek telah didomestikasi sejak lama dan merupakan sumber protein yang penting; daging maupun telurnya. Di samping itu, orang juga memelihara burung untuk kesenangan dan perlombaan. Contohnya adalah burung-burung merpati, perkutut, murai batu dan lain-lain. Burung-burung elang kerap dipelihara pula untuk gengsi, gagah-gagahan, dan untuk olahraga berburu. Banyak jenis burung telah semakin langka di alam, karena diburu manusia untuk kepentingan perdagangan tersebut.Selain itu populasi burung juga terus menyusut karena rusaknya habitat burung akibat kegiatan manusia. Oleh sebab itu beberapa banyak jenis burung kini telah dilindungi, baik oleh peraturan internasional maupun oleh peraturan Indonesia. Beberapa suaka alam dan taman nasional juga dibangun untuk melindungi burung-burung tersebut di Indonesia. Yang menyenangkan, beberapa tahun belakangan ini telah tumbuh kegiatan pengamatan burung (birdwatching) di kalangan pemuda dan pelajar. Kegiatan yang menumbuhkan kekaguman dan kecintaan pada jenis-jenis burung yang terbang bebas di alam ini, sekaligus merintis kecakapan meneliti alam di kalangan generasi muda tersebut.

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu PenelitianFieldtrip dilaksanakan pada hari Senin tanggal 30 November 2011. Tempat pengamatan yaitu di Taman Margasatwa Ragunan

B. Bahan dan AlatAlat yang digunakan adalah modul praktikum, buku catatan dan alat untuk menulis (pensil atau bolpoint).

C. Cara KerjaPengamatan dilakukan dengan mengamati secara langsung setiap spesies yang dijadikan sebagai bahan pengamatan. Melakukan pengamatan terhadap semua karakter morfologi setiap jenis burung yang diamati dan mencatatnya pada worksheet yang telah disediakan.

D. Metode penyusunan laporanLaporan disusun berdasarkan data hasil observasi di lapangan dan dengan menggunakan metode deskriftif dengan teknik studi kepustakaan atau literature, yaitu pengetahuan yang bersumber dari beberapa media tulis baik berupa buku, litelatur dan media lainnya yang tentu ada kaitannya masalah-masalah yang di bahas di dalam laporan ini. Diantaranya adalah tentang ciri-ciri morfologi suatu spesies burung dan membandingkan antara spesies yang satu dengan yang lainnya.