representasi simbol keislaman mata tertutup karya...
TRANSCRIPT
REPRESENTASI SIMBOL KEISLAMAN
FILM MATA TERTUTUP KARYA GARIN NUGROHO
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
Sita Mawarni Murdiati
NIM: 109051000167
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini merupakan hasil plagiat
atau hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 15 Juli 2014
Penulis
Sita Mawarni Murdiati
i
ABSTRAK
Representasi Simbol Keislaman Film Mata Tertutup Karya Garin Nugroho
Film Mata Tertutup ini mengisahkan kegundahan diri seorang wanita
bernama Rima dalam pencarian identitasnya hingga ia terjerumus dalam NII
(Negara Islam Indonesia) dan perjuangannya setelah menjadi anggota NII (Negara
Islam Indonesia), pergulatan hidup seorang remaja bernama Jabir dengan kondisi
keluarga dan kesulitan ekonomi yang terus menekannya dan pencarian seorang ibu
bernama Asimah terhadap anak semata wayangnya, Aini, yang terjebak dalam
kelompok fundamentalis Islam tersebut.
Adegan-adegan yang disuguhkan dalam film ini menimbulkan banyak
interpretasi dari para penonton. Oleh karena itu, penulis merumuskan masalah
penelitian sebagai berikut: Bagaimanakah makna ikon, indeks dan simbol yang
terdapat dalam beberapa adegan di film Mata Tertutup? Apa pesan moral yang
ingin disampaikan dalam film Mata Tertutup?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka peneliti menggunakan
metodologi penelitian kualitatif. Sedangkan metode yang digunakan adalah
semiotika. Subjek penelitian ini berupa film Mata Tertutup. Unit analisisnya adalah
potongan-potongan gambar atau visual yang terdapat dalam film Mata Tertutup.
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data-data melalui
observasi, wawancara (dalam hal ini penulis mewawancarai Produser film Mata
Tertutup, Khelmy. K. Pribadi) dan dokumentasi yang dianalisis menggunakan teori
semiotika Charles Sanders Pierce. Dimana tanda dilihat dari ikon, indeks dan
simbol.
Bisa dikatakan, melalui teori Charles Sanders Pierce dengan ikon, indeks
dan simbol, peneliti dapat lebih memahami makna atau simbol yang terkandung
dalam pengambilan gambar film Mata Tertutup.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah representasi simbol keagamaan, yaitu
proses perekrutan oleh NII yang disebut sebagai bai’at dan hijrah. Uang yang
dikumpulkan oleh NII disebut infaq, sedangkan teknik persuasif yang dilakukan
oleh Jamaah Islamiyah adalah muqayadhah (barter) dan proses menjadi seorang
pengantin bom bunuh diri yang disebut sebagai jihad atau mati syahid.
Kata Kunci: Film Mata Tertutup, Simbol Keislaman, dan NII
ii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan rasa syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga Allah SWT limpahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat dan pengikutnya.
Sekalipun skripsi yang berjudul “Representasi Simbol Keislaman Film Mata
Tertutup Karya Garin Nugroho” ini masih jauh dari sempurna, namun ini merupakan
suatu usaha yang maksimal, karena dalam proses penyelesaiannya tidak sedikit
kesulitan dan hambatan dalam penyusunan skripsi ini. Namun berkat doa, motivasi
bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak yang akhirnya skripsi ini
dapat terselesaikan.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, M.A, Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
2. Bapak Dr. Arief Subhan, M.A, Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Dr. Suprapto, M.Ed, Wakil Dekan
Bidang Akademik, Bapak Drs. Jumroni, M.si, Wakil Dekan Bidang
Administrasi Umum, Bapak Dr. Sunandar, M.Ag, Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan dan Kerjasama.
iii
3. Bapak Rachmat Baihaky, M.A, Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam dan Ibu Fita Fathurrokhmah, M.Si, Sekretaris Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam.
4. Ibu Siti Napsiyah, M.SW, Dosen Penasehat Akademik KPI E angkatan 2009,
yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan proposal skripsi.
5. Bapak Dr. Suhaimi, M.Si, dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan
waktunya serta memberi arahan dan masukan dalam membantu penulisan
skripsi ini.
6. Maarif Institute, Mas Garin Nugroho, Sutradara Film Mata Tertutup, Mas
Khelmy K. Pribadi, Produser Film Mata Tertutup, Mas Pipit Aidul Fitriyana,
bagian Tim Produksi Film Mata Tertutup.
7. Seluruh dosen yang telah mengajarkan ilmunya kepada penulis dari semester I
hingga semester VIII. Semoga ilmu yang diberikan menjadi amal baik di
akhirat kelak, Amin.
8. Para staf Tata Usaha (TU) yang telah membantu surat menyurat untuk
penelitian skripsi ini, dan para staf perpustakaan yang telah memberikan
pelayanan dan fasilitas buku-buku referensi.
9. Ayahanda dan Mamahku tercinta, Bapak (Alm) Harsono Hernawan dan Ibu
Hj. Nani Murnani, terimakasih telah membesarkan anakmu ini dengan penuh
kasih sayang serta selalu mendukung dan mendoakan saya hingga saat ini.
10. Keluarga besar penulis, yang mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi
ini. Kakak-kakak ku tersayang Heny Herdiyati Murniawan, Astuti Murniati,
iv
Rizky Nugraha Murnawan dan Kakak Iparku Daden Senjaya, Didit Sukma
Minggia serta keponakan penulis Dzaky Abdul Hakim, Raihannunisa Mikayla.
11. Teman-teman seperjuangan KPI E 2009 yang memberikan banyak motivasi
untuk penulis Meta, Isni, Nur Afifah, Annisa, Ela, Hernisya, Fadli, Dava, Eci,
Yunia, Saipul, Oki, Sadam, Yusly, Supriadi, Kharisma, Sutrisno, Adharu, Zia,
Rulli, Mahdi dan kawan-kawan lainnya yang tidak dapat bisa penulis sebutkan
namanya satu per satu, terima kasih atas segala dukungan, perhatian dan
memberikan nuansa kekeluargaan selama lebih dari tiga tahun bersama-sama
menuntut ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sukses terus sahabat-
sahabatku.
12. Teman sekaligus sahabat berbagi keluh kesah penulis Vira, Farwah dan Ranni,
terima kasih atas dukungan dan motivasi terhadap penulis.
13. Teman-teman KKN Kelompok Empat Belas Gita, Uswah, Subhan, Hisbul,
Shalihin, Hafidz, Luthfi dan kawan-kawan lainnya yang tidak bisa penulis
sebutkan namanya satu per satu.
14. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini baik
moril maupun materil kepada penulis yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Jakarta, 02 Mei 2014
Sita Mawarni Murdiati
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. v
DAFTAR TABEL .................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ 76
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................. 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 6
D. Metodologi Penelitian …………………………………… 7
E. Tinjauan Pustaka …………………………………… ........ 13
F. Sistematika Penulisan ........................................................ 15
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Representasi ..................................................... 17
B. Pengertian Simbol Keislaman ............................................. 19
C. Semiotika ........................................................................... 20
1. Pengertian Semiotika ..................................................... 20
2. Semiotika Charles Sanders Pierce .................................. 24
D. Aneka Jenis Film ................................................................ 31
1. Pengertian Film .............................................................. 31
2. Karakteristik Film .......................................................... 34
3. Unsur-unsur Film ........................................................... 36
4. Jenis-jenis Film .............................................................. 37
E. Pesan Moral ........................................................................ 39
BAB III GAMBARAN UMUM FILM MATA TERTUTUP
A. Sekilas Tentang Film Mata Tertutup .................................. 42
B. Sinopsis Film Mata Tertutup .............................................. 44
C. Para Pemain dan Tim Produksi Film Mata Tertutup ......... 46
D. Profil Produser Film Mata Tertutup ................................... 47
E. Karakter Pemain ................................................................. 49
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Temuan Data Film Mata Tertutup ....................................... 51
B. Makna Ikon, Indeks dan Simbol ........................................ 56
C. Pesan Moral Film Mata Tertutup ....................................... 70
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................ 71
B. Saran-Saran ........................................................................ 72
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 73
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Trikotomi Ikon, Indeks dan Simbol .................................................... 28
Tabel 2: Para Pemain dan Tim Produksi ........................................................... 46
Tabel 3: Makna Ikon, Indeks, Simbol Scene Satu ............................................ 56
Tabel 4: Makna Ikon, Indeks, Simbol Scene Dua ............................................. 59
Tabel 5: Makna Ikon, Indeks, Simbol Scene Tiga ............................................ 64
Tabel 6: Makna Ikon, Indeks, Simbol Scene Empat ......................................... 67
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
NII adalah Negara Islam Indonesia. NII merupakan gerakan politik yang
diproklamasikan pada 7 Agustus 1949 oleh Soekarmadji Maridjan Kartosoewirjo
di Desa Cisampah, Kecamatan Ciawiligar, Kawedanan Cisayong, Tasikmalaya,
Jawa Barat.1
Beberapa tahun belakangan, muncul suatu pembahasan di berbagai
kalangan, terutama mahasiswa muslim tentang kembali bangkitnya pergerakan
NII. Namun, tak banyak informasi yang dapat menjelaskan secara lengkap
mengenai pergerakan tersebut. Berbagai sumber mengatakan bahwa NII yang
banyak dibicarakan orang saat ini bukanlah NII yang didirikan oleh
Kartosoewiryo. NII yang konon menyimpang jauh dari ajaran Al-Quran dan Hadist
ini disebut-sebut memiliki kaitan erat dengan Pondok Pesantren Al-Zaytun di Jawa
Barat.2
Film Mata Tertutup ini mengangkat kisah buram kehidupan dua remaja dan
seorang ibu korban NII dan Jamaah Islamiyah yang menampakkan pemahaman
keagamaan. Mereka adalah pengikut NII dan seorang calon pengebom bunuh diri.
Mungkin keberadaan mereka mengejutkan kita sebagai bangsa, ternyata ada
manusia Indonesia yang mengambil langkah sedemikian sulit untuk dipahami oleh
1 Holk H. Dengel, Darul Islam-Nii dan Kartosuwiryo “Angan-angan Yang Gagal”
(Terjemahan), (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2011), hal 1. 2 Umar Abduh, Membongkar Gerakan Sesat NII Di Balik Pesantrem Mewah Al-Zaytun,
(Jakarta: Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam, 2001), hal. 13.
2
rata-rata manusia Indonesia.3 Film ini tidak menjadikan tokoh-tokoh itu sebagai
orang lain, melainkan sebagai anggota keluarga yang hilang, sebagai diri kita yang
tidak menemukan tempat mengaktualisasi diri, dan sebagai anak yang terdesak
kemiskinan dan rasa cinta mendalam pada ibunya. Dalam film ini, mereka menjadi
anggota keluarga kita atau bahkan diri kita sendiri.
Banyak masalah-masalah sosial yang belum terselesaikan. Segalanya
berjalan lurus, namun tidak menjanjikan jalan keluar ke kehidupan yang lebih baik.
NII menjadi satu dari sedikit jalan keluar yang tersedia bagi para tokoh dalam film.
Masalah personal dalam kasus ini bukanlah soal kepercayaan, tapi
keberlangsungan hidup. Jabir bergabung dengan kelompok jihad karena teringat
ibunya, yang susah payah menyambung hidup dengan berjualan di pasar.
Penekanannya pada kondisi keluarga yang dilanda kesulitan ekonomi.
Aksi jihad ia harapkan dapat menggerakkan mata pemerintah ke masalah
ibunya, yang terkait erat dengan kemiskinan yang masih melanda negara.
Permasalahan Rima lebih bernada eksistensial, walau kaitannya tetap dengan
keberlangsungan hidup. Sebagai perempuan, ia merasa hak-haknya tidak dipenuhi
oleh kondisi negara sekarang. Tindak-tanduknya di NII ia harapkan bisa membuka
ruang bagi dirinya dan rekan-rekannya.4
Film Mata Tertutup memborong Penghargaan AFI 2012. Dari 14
penghargaan, film produksi SET Film & Ma'arif Institute mampu meraih lima
penghargaan sekaligus, yaitu Film Cerita Panjang Terunggul, Sutradara Terunggul
(Garin Nugroho), Pemeran Utama Wanita Terunggul (Jajang C Noer), Pengarah
3 Khelmy K. Pribadi,,Membuka Mata Tertutup, (Jakarta: Maarif Institute, 2012), h. 27.
4 Khelmy K. Pribadi,,Membuka Mata Tertutup, (Jakarta: Maarif Institute, 2012), h. 36.
3
Sinematografi Terunggul (Anggi Frisca "Cumit"), dan Pemeran Pendukung Pria
Terunggul (Kukuh Riyadi).
NII adalah komunitas atau kelompok yang minoritas. Apabila kita
mendengar isu tentang NII atau Negara Islam Indonesia, maka yang terlintas dalam
pandangan masyarakat adalah kelompok yang ingin menggantikan Republik
Indonesia dengan Negara Islam Indonesia, yang menghalalkan segala cara untuk
mencapai tujuan tertentu. Seperti, dihalalkan mencuri, tidak wajib melakukan
shalat 5 waktu, diancam atau diteror bahkan dianggap kafir bila keluar dari
kelompok tersebut. Akibatnya, persepsi yang negatif itu tidak saja berdampak
buruk bagi kelompok itu, tapi juga terhadap Islam itu sendiri. Bahkan akhir-akhir
ini, tidak saja mengaitkan gerakan Islam Syari’at dengan NII, tapi juga mengaitkan
dengan terorisme.
Dalam bingkai kecil, Mata Tertutup mengajak penonton untuk menelusuri
lika-liku di balik NII. Sudah dijelaskan bagaimana film dibuka dengan gambaran
proses perekrutan. Gambaran tersebut kemudian dilanjutkan dengan adegan-
adegan yang menggambarkan kondisi internal NII. Mulai dari kegiatan merekrut
anggota (seperti yang terjadi di awal film), pengadilan berbasis syariat Islam, kelas
ideologi, hingga rapat kegiatan komunitas. Melalui adegan-adegan tersebut,
penonton mendapat informasi perihal tujuan NII, yakni menghadirkan negara baru
berbasis syariat Islam, yang diharapkan lebih adil bagi masyarakatnya.
Alur cerita dalam film ini terbagi menjadi tiga: pertama, kegundahan diri
seorang wanita bernama Rima dalam pencarian identitasnya hingga ia terjerumus
dalam NII dan perjuangannya setelah menjadi anggota NII; kedua, pergulatan
hidup seorang remaja bernama Jabir dengan kondisi keluarga dan kesulitan
4
ekonomi yang terus menekannya; dan ketiga, pencarian seorang ibu bernama
Asimah terhadap anak semata wayangnya, Aini, yang terjebak dalam kelompok
fundamentalis Islam tersebut.
Tiga alur yang berbeda ini memberikan kita peluang untuk memahami
cerita dan apa yang ingin disampaikan oleh sang sutradara dengan lebih baik, dan
diharapkan audiens mampu memandang fenomena dalam cerita ini melalui
berbagai perspektif yang berbeda pula. Melalui cerita Rima, mungkin sang
sutradara ingin para audiens untuk lebih bisa memahami kehidupan orang-orang
yang bekerja dalam lingkaran NII, bahwa tidak semua kehidupan mereka yang
“fundamentalis” berjalan dengan baik, harmonis, dan selalu berada dalam satu
kesatuan yang padu untuk tujuan yang sama, melainkan konflik selalu mengiringi
mereka, entah karena perbedaan paham, masalah organisasi, ataupun hal-hal
konfliktual lainnya.
Melalui cerita Jabir, kita dapat melihat bahwasanya himpitan ekonomi dan
kondisi hidup yang tidak selamanya menguntungkan kita mampu merubah
pendirian dan membiasakan pandangan kita terhadap kebenaran yang hakiki,
kebenaran yang hanya Tuhan miliki dan tidak ada seorangpun yang tahu dan
mampu mengubahnya. Kesulitan ekonomi yang Jabir alami, adalah trigger atau
pemicu berubahnya keinginannya untuk membahagiakan ibunya, dengan cara
sesederhana apapun, untuk melangkah lebih jauh lagi dengan misinterpretasinya
bahwa pengorbanannya akan memberikan “sebuah tempat” bagi ibunya di surga
kelak, walaupun pada akhirnya, usahanya untuk menjadi “pengantin bom”,
melakukan bom bunuh diri, mengalami kegagalan.
5
Dan cerita Asimah mengajarkan kita tentang kasih sayang yang lebih
konkrit, kasih sayang dari kedua orang tua, yang tiada lelahnya mencari sang anak,
Aini, yang diduga terjerumus dalam lingkaran organisasi fundamentalis Islam.
Dengan perseteruan batin dalam diri seorang Asimah, yang mungkin tak akan
bertemu lagi dengan sang anak, ia tetap memegang kuat kepercayaannya kepada
Tuhan untuk terus menjaga anaknya dan menuntunnya kembali pulang ke rumah.
Banyak simbol yang mempunyai pesan tersirat yang bisa dikaji.
Contohnya, judul film tersebut yakni “mata tertutup” yang dikenal sebagai salah
satu proses perekrutan anggota–anggota baru NII.
Kasus ini menjadi kajian yang menarik untuk diteliti karena terdapat
beberapa simbol, ikon dan indeks yang menarik di dalam Film Mata Tertutup,
berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, maka penulis bermaksud
mengkajinya dalam skripsi dan mengambil judul “Representasi Simbol
Keislaman Film Mata Tertutup Karya Garin Nugroho”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Peneliti membatasi penelitian ini pada simbol keagamaannya.
Peneliti mengambil gambar dan teks dalam adegan perekrutan oleh NII,
rapat internal NII, teknik persuasif yang dilakukan Jamaah Islamiyah dan
pengantin bom bunuh diri oleh Jamaah Islamiyah.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang serta identifikasi masalah di atas, maka
perumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
6
a. Bagaimanakah makna ikon, indeks dan simbol yang terdapat dalam
beberapa adegan di Film Mata Tertutup?
b. Apa pesan moral yang ingin disampaikan dalam Film Mata Tertutup?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada latar belakang yang telah dikemukakan, secara
spesifik tujuan penelitian ini adalah:
Mengetahui makna ikon, indeks dan simbol dalam Film Mata
Tertutup. Serta untuk mengetahui pesan moral yang terdapat pada Film
Mata Tertutup.
2. Manfaat Penelitian
Dari tujuan di atas penulis berkeinginan agar penelitian ini
bermanfaat bagi peneliti sendiri dan masyarakat umumnya, dan adapun
manfaat tersebut antara lain :
a. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi
pengembangan ilmu komunikasi, serta sebagai tambahan referensi
bahan pustaka, khususnya penelitian tentang analisis dengan minat
pada kajian film dan semiotika.
b. Manfaat Praktis
Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadikan masukkan
dalam menambah wawasan bagi para mahasiswa pada khususnya. Juga
kepada kalangan teoritis serta praktis pada umumnya untuk lebih bisa
mengartikan maksa di setiap ikon, indeks, dan simbol yang terkandung
7
dalam sebuah film melalui semiotika. Selain itu, penelitian ini juga
diharapkan dapat memberikan kosa kata dan istilah yang digunakan
dalam sebuah film.
D. Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
pendekatan kualitatif. Jenis penelitian ini memberikan peluang yang besar
dibuatnya interpretasi-interpretasi alternatif. Maksudnya setiap orang pasti
memiliki pemahaman yang berbeda terhadap film.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis semiotika.
Analisis semiotika digunakan untuk dapat mengetahui makna yang terkandung
dalam bentuk verbal dan non verbal. Semiotika diterapkan pada tanda-tanda
simbol, lambang.
Peirce mengemukakan teori segitiga makna atau triangle meaning yang
terdiri dari tiga elemen utama, yakni tanda atau sign, object, dan interpretant.
Tanda adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera
manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk atau merepresentasikan hal lain di
luar tanda itu sendiri. Tanda menurut Peirce terdiri dari simbol atau tanda yang
muncul dari kesepakatan, Ikon atau tanda yang muncul dari perwakilan fisik dan
Indeks atau tanda yang muncul dari hubungan sebab-akibat. Sedangkan acuan
tanda ini disebut objek. Objek atau acuan tanda adalah konteks sosial yang menjadi
referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda.
Interpretant atau pengguna tanda adalah konsep pemikiran dari orang yang
menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang
ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Hal yang
8
terpenting dalam proses semiosis adalah bagaimana makna muncul dari sebuah
tanda ketika tanda itu digunakan orang saat berkomunikasi.
Contoh : Saat seorang gadis mengenakan rok mini, maka gadis itu sedang
berkomunikasi mengenai dirinya kepada orang lain yang bisa jadi memaknainya
sebagai simbol keseksian. Begitu pula ketika Nadia Saphira muncul di film Coklat
Strowberi dengan akting dan penampilan fisiknya yang memikat, para penonton
bisa saja memaknainya sebagai ikon wanita muda cantik dan menggairahkan.5
Merujuk pada teori Pierce, berdasarkan objeknya, Pierce membagi tanda-
tanda dalam gambar dan dapat dilihat dari jenis tanda yang digolongkan dalam
semiotika. Diantaranya adalah ikon, indeks, dan simbol. Pertama, dengan
mengikuti sifat objeknya, ketika kita menyebut tanda sebuah ikon. Kedua, menjadi
kenyataan dan keberadaannya berkaitan dengan objek individual, ketika kita
menyebut tanda sebuah indeks. Ketiga, kurang lebih, perkiraan yang pasti bahwa
hal itu diinterpretasikan sebagai objek denotaif sebagai akibat dari suatu kebiasaan
ketika kita menyebut tanda sebuah simbol.
Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat
bersamaan bentuk alamiah. Dengan kata lain, ikon adalah hubungan antara tanda
dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan. Indeks adalah tanda yang
menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat
kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada
kenyataan. Dan Simbol adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara
penanda dengan petandanya.
5Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisa Wacana, Analisis
Semiotik, dan Analisis framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hal.127-128.
9
1. Objek dan Subjek Penelitian
Penelitian ini yang menjadi objeknya adalah Film Mata Tertutup
karya Garin Nugroho. Sedangkan yang menjadi subjeknya adalah potongan
gambar atau visual yang terdapat dalam Film Mata Tertutup dengan
mengacu kepada rumusan masalah.
2. Purposive Sampling
Pemilihan objek penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive
sampling) dengan maksud dan tujuan tertentu. Menurut Sugiyono,
menjelaskan yang dimaksud dengan purposive sampling adalah teknik
pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.6
Ada beberapa alasan penulis yang menjadi dasar penelitian
mengenai pemilihan film Mata Tertutup sebagai objek penelitian adalah di
film ini menceritakan tentang NII. Kelompok NII adalah kelompok yang
menyimpang dari syari’at Islam.. selain itu, film ini menyajikan tentang
tahap perekrutan anggota baru NII sampai terorisme yang dilakukan oleh
kelompok Jaringan Islamiyah. Sehingga ini menjadi alasan penulis untuk
mengangkat film tersebut sebagai penelitian.
3. Teknik Pengumpulan Data
Adapun tahapan-tahapan dalam pengumpulan data, peneliti
menggunakan metode sebagai berikut:
Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan secara
menyeluruh dari adegan yang diambil dalam film Mata Tertutup dan isi
teks.
6 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2005)
10
a. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia
dengan menggunakan panca indera mata sebagai alat bantu utamanya selain
panca indera lainnya seperti telinga, mulut, dan kulit. Yang dimaksud
metode observasi adalah metode pengumpulan data untuk menghimpun
data penelitian. Dalam arti bahwa data tersebut dapat dihimpun melalui
pengamatan peneliti melalui penggunaan panca indra.7
Pengamatan yang dilakukan peneliti adalah menonton film dan
mengamati teliti dengan adegan-adegan yang diambil. Kemudian mencatat,
memilih dan menganalisanya.8
b. Wawancara
Wawancara atau interview adalah sebuah proses memperoleh
sebuah keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab disertai
dengan bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang
yang diwawancarai, dengan atau tanpa pedoman wawancara. Dalam hal ini
peniliti melakukan komunikasi langsung juga wawancara dengan Produser
Film Mata Tertutup, Khelmy K. Pribadi. 9
Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh data dari sumber
tentang masalah yang akan diteliti. Wawancara ini dilakukan secara bebas,
tetapi tetap menggunakan pedoman wawancara agar pertanyaan terarah.
c. Dokumentasi
7Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta; Prenada Media Group, 2005),
hal.134. 8 Jalaluddin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2003), hal.83. 9Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, hal. 126.
11
Metode ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang
menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah
yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah, dan bukan
berdasarkan perkiraan. Metode ini hanya mengambil data-data yang sudah
ada dan tersedia dalam catatan dokumen.10
Fungsi data yang berasal dari dokumen lebih banyak digunakan
sebagai data pendukung dan pelengkap bagi data primer. Penulis
mengumpulkan data yang diperoleh dari buku Membuka Mata Tertutup dan
sebagainya yang berhubungan dengan semiotika terhadap suatu film.
4. Sumber Data
Sumber data terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Data primer yakni data ini diperoleh dari video film Mata Tertutup, yang
akan dipilih gambar dari adegan-adegan yang berkaitan dengan penelitian.
b. Data sekunder yakni data yang diperoleh dari literatur yang mendukung
data primer, seperti buku-buku dan tulisan lain yang berkaitan dengan
masalah yang menjadi objek studi ini.
5. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penentuan lokasi penelitian ditentukan dengan sengaja yakni,
dipusatkan di Rumah Produksi Maarif Institute yang bertempatkan di Jl.
Tebet Barat Dalam II No 6, Tebet, Jakarta Selatan 12810. Sedangkan waktu
pengamatan dilakukan untuk penelitian yaitu dimulai dari bulan Oktober
2013 hingga mendapatkan data yang diinginkan.
10
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2008), hal. 158
12
6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dengan menggunakan semiotika model
Charless Sanders Pierce yang membagi tanda atas ikon, indeks, dan simbol.
Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat
bersamaan bentuk alamiah atau dengan kata lain, ikon adalah hubungan
antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan. Indeks adalah
tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan
petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab-akibat, atau tanda yang
langsung mengacu pada kenyataan. Sedangkan simbol adalah tanda yang
menunjukkan hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya.11
Menurut Charles Sanders Pierce, semiotika berangkat dari tiga
elemen utama tersebur, yang disebut sebagai teori segitiga makna (Triangle
Meaning).12
7. Teknik Keabsahan Data
Untuk mendapatkan tingkat kepercayaan atau kebenaran hasil
penelitian, ada berbagai cara yang dapat dilakukan, yakni :
a. Memperpanjang masa observasi;
b. Mengamati terus menerus;
c. Triangulasi;
Tujuan triangulasi adalah mengecek kebenaran data tertentu dengan
membandingkannya dengan data yang diperoleh dari sumber lain, pada
11
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), h. 42. 12
Rachmat Krisyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2006), Cet.
2, h. 263.
13
berbagai fase penelitian dilapangan, pada waktu yang berlainan, dan
dengan menggunakan metode yang berlainan.
d. Membicarakannya dengan orang lain;
e. Menganalisis kasus negatif, kasus yang tidak sesuai dengan hasil
penelitian tertentu;
f. Menggunakan referensi;
g. Mengadakan member check. Agar informasi yang diperoleh dan
gunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud
informan.13
E. Tinjauan Pustaka
Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut dan menyusunnya menjadi
sebuah karya ilmiah, penulis telah melakukan tinjauan pustaka dan menelaah
terlebih dahulu beberapa skripsi dan karya ilmiah yang berkaitan atau hampir sama
dengan penelitian yang penulis lakukan.
Sebagaimana yang telah ditulis Novita Intan Sari 108051000015 tahun
2012 mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam dengan judul “Analisis
Semiotika Kepemimpinan Dalam Komik Strip Si Bujang“. Dalam skripsinya
Novita Intan Sari meneliti dengan menggunakan model semiotika Charles Sanders
Pierce yang melihat (Representamen, object dan interpretant) pada komik strip
bernuansa Islam Si Bujang karya Harlis Kurniawan. Rumusan Masalahnya adalah
Representamen apa saja yang terdapat dalam komik strip si Bujang edisi
kepemimpinan? Object apa saja yang terdapat dalam komik strip si Bujang edisi
13
Suwardi, Endraswara, Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan: Ideologi,
Epistemologi, dan Aplikasi, (Yogyakarta: Pustaka Widyatama, 2006), h. 14.
14
kepemimpinan? Interpretan apa saja yang terdapat dalam komik strip si Bujang
edisi kepemimpinan?
Pada skripsi yang berjudul “Analisis Semiotik Film Cin(t)a karya
Sammaria Simanjuntak“ yang ditulis oleh Nurlaelatul Fajriah 107051002056 tahun
2011 mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam. Dalam skripsinya Nurlaelatul
Fajriah meneliti tentang menghargai perbedaan dalam beragama. Rumusan
masalahnya adalah Bagaimana makna judul film Cin(T)a? Bagaimana makna ikon,
indeks dan simbol dalam film Cin(T)a? Bagaimana cinta, agama dan perbedaan
dalam film Cin(T)a ditinjau dari teori segitiga makna (triangle meaning) Charles
Sanders Pierce?
Pada skripsi yang berjudul “Analisis Semiotik Film 3 Doa 3 Cinta disusun
oleh M. Fikri Ghazali 206051003915 Tahun 2010 mahasiswa Komunikasi dan
Penyiaran Islam. Dalam penelitian tersebut objek yang diteliti adalah film 3 Doa 3
Cinta dengan menggunakan model Roland Barthes. Rumusan masalahnya adalah
Bagaimana makna denotasi, konotasi dan mitos dalam film 3 Doa 3 Cinta?
Bagaimana makna judul film 3 Doa 3 Cinta? Apa pesan moral yang ingin
disampaikan dalam film 3 Doa 3 Cinta?
Film ini sengaja dipilih penulis untuk diteliti karena menurut penulis film
ini sangat menarik, terutama pada bagian kehidupan di balik NII dan Jamaah
Islamiyah. Mulai dari proses merekrut anggota, rapat internal, teknik persuasif
Jamaah Islamiyah dan menjadi pengantin bom bunuh diri yang dilakukan oleh
Jabir. Melalui adegan-adegan tersebut penonton mendapat informasi perihal tujuan
NII dan Jamaah Islamiyah, yakni menghadirkan negara baru berbasis syariat Islam
15
yang diharapkan lebih adil bagi masyarakatnya. Serta jihad yang dilakukan oleh
Jamaah Islamiyah dengan cara menjadi pengantin bom bunuh diri.
Melalui Film Mata Tertutup Garin Nugroho sebagai sutradara mencoba
menterjemahkan cerita tentang elemen masyarakat yang sedang mencari keadilan
atas keadaan bangsa yang tidak menentu. Selain itu Film Mata Tertutup
mengetengahkan tiga kisah yang berlatar belakang kehidupan masyarakat
Indonesia dalam menyikapi kondisi bangsa pada saat ini.
Namun dalam penulisan skripsi ini tidak ada persamaan. Penelitian ini
disusun berdasarkan analisis yang peneliti lakukan dengan pengamatan langsung
terhadap objek yaitu “Representasi Simbol Keislaman Film Mata Tertutup
Karya Garin Nugroho”.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang hal-hal yang diuraikan
dalam penelitian ini, maka penulis membagi sistematika penyusunan kedalam lima
bab. Di mana masing-masing bab dibagi kedalam sub-sub dengan penulisan
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini memaparkan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodelogi penelitian, tinjauan pustaka
dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini berisikan tentang tinjauan umum tentang film, sejarah
perkembangan film, representasi, simbol keagamaan kemudian terdapat pula
tinjauan umum tentang semiotika, konsep semiotika Charles Sanders Pierce.
16
BAB III GAMBARAN UMUM FILM MATA TERTUTUP
Pada bab ini pembahasan spesial di balik layar Film Mata Tertutup, seperti profil
produser, sinopsis Film Mata Tertutup dan karakter pemain Film Mata Tertutup.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini di fokuskan pada data dan hasil penelitian berupa makna ikon, indeks, dan
simbol yang terdapat dalam beberapa adegan di Film Mata Tertutup dan pesan
moral dalam Film Mata Tertutup.
BAB V PENUTUP
Penulis mengakhiri skripsi ini dengan memberikan kesimpulan yang berfungsi
menjadi jawaban umum yang terdapat pada bab I, serta diikuti saran penulis.
17
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Representasi
Menurut David Croteau dan William Hoynes, representasi merupakan hasil
dari suatu proses penyeleksian yang menggarisbawahi hal-hal tertentu. Dalam
representasi media, tanda yang akan digunakan untuk melakukan representasi
tentang sesuatu mengalami proses seleksi. Mana yang sesuai dengan kepentingan-
kepentingan dan pencapaian tujuan-tujuan komunikasi ideologisnya itu yang
digunakan sementara tanda lain diabaikan.1
Menurut Stuart Hall ada dua proses representasi. Pertama, representasi
mental, yaitu konsep tentang „sesuatu‟ yang ada dikepala kita masing-masing (peta
konseptual), representasi mental masih merupakan sesuatu yang abstrak. Kedua,
„bahasa‟ yang berperan penting dalam proses konstruksi makna. Konsep abstrak
yang ada dalam kepala kita harus diterjemahkan dalam „bahasa‟ yang lazim,
supaya kita dapat menghubungkan konsep dan ide-ide kita tentang sesuatu dengan
tanda dari simbol-simbol tertentu. Media sebagai suatu teks banyak menebarkan
bentuk-bentuk representasi pada isinya. Representasi dalam media menunjuk pada
bagaimana seseorang atau suatu kelompok, gagasan atau pendapat tertentu
ditampilkan dalam pemberitaan.
Isi media bukan hanya pemberitaan tetapi juga iklan dan hal-hal lain di luar
pemberitaan intinya bahwa sama dengan berita, iklan juga merepresentasikan
orang-orang, kelompok atau gagasan tertentu.
1Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan makna, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), h. 3-4.
18
Representasi bekerja pada hubungan tanda dan makna. Konsep representasi
sendiri bisa berubah-ubah, selalu ada pemaknaan baru. Representasi berubah-ubah
akibat makna yang juga berubah-ubah. Setiap waktu terjadi proses negoisasi dalam
pemaknaan.
Jadi representasi bukanlah suatu kegiatan atau proses statis tapi merupakan
proses dinamis yang terus berkembang seiring dengan kemampuan intelektual dan
kebutuhan para pengguna tanda yaitu manusia sendiri yang juga terus bergerak dan
berubah. Representasi merupakan suatu proses usaha konstruksi. Karena
pandangan-pandangan baru yang menghasilkan pemaknaan baru, juga merupakan
hasil pertumbuhan konstruksi pemikiran manusia, melalui representasi makna
diproduksi dan dikonstruksi. Ini menjadi proses penandaan praktik yang membuat
suatu hal bermakna sesuatu.2
Representasi menurut penulis adalah sebuah cara dimana memaknai apa
yang diberikan pada benda yang digambarkan. Representasi merujuk kepada
segala bentuk media terutama media massa terhadap segala aspek realitas atau
kenyataan seperti masyarakat, objek, peristiwa. Representasi ini bisa berbentuk
kata-kata atau tulisan bahkan juga dapat dilihat dalam bentuk gambar bergerak atau
film. Dalam kasus film ini sebagai representasi agama, film tidak hanya
menjelaskan nilai-nilai agama tertentu di dalam dirinya sendiri tapi juga tentang
bagaimana nilai-nilai agama diproduksi dan bagaimana nilai itu dikonsumsi oleh
masyarakat yang menyaksikan film tersebut. Dalam hal ini, proses memaknai
tanda-tanda yang berkaitan dengan simbol keagamaan pada film Mata Tertutup
2Wibowo, Semiotika komunikasi aplikasi praktis bagi penelitian dan skripsi
komunikasi,(Jakarta:Mitra Wacana Media,2011), h.123.
19
terdapat tanda-tanda yang berkaitan dengan NII dan Jamaah Islamiyah seperti
bendera NII, bai’at, hijrah, mati syahid, jihad yang direpresentasikan sebagai
simbol keislaman dalam film Mata Tertutup tersebut.
B. Pengertian Simbol Keislaman
Hidup agaknya memang digerakkan oleh simbol-simbol, dibentuk oleh
simbol-simbol dan dirayakan dengan simbol-simbol. Ketika aksi terorisme 11
September meluluhlantahkan Gedung Kembar WTC (World Trade Center) di
kawasan Manhattan, New York, Amerika Serikat, dan ketika orang-orang di negeri
kita sendiri hiruk pikuk menghancurkan, memporakporandakan, dan membakari
gedung pemerintahan, kendaraan, mall, atau tempat-tempat ibadah. Sasaran
sesungguhnya tentulah bukan benda-benda itu sendiri. Sasaran mereka sebenarnya
adalah simbol. Gedung-gedung pencakar langit, kendaraan, pusat perbelanjaan,
tempat-tempat ibadah dan sebagainya itu bisa saja dilihat sebagai simbol
“kecongkakan,” keserakahan,” “kekuasaan,” kesewenangan,” kepura-puraan,” atau
apapun. Itulah rupanya yang hendak mereka hantam atau hancurkan.
Secara etimologis, simbol berasal dari kata Yunani “sym-ballein” yang
berarti melemparkan bersama suatu (benda, perbuatan) dikaitkan dengan suatu ide.
Ada pula yang menyebutkan “symbolos”, yang berarti tanda atau ciri yang
memberitahukan sesuatu hal kepada seseorang. Biasanya simbol terjadi
berdasarkan metonimi, yakni nama untuk benda lain yang berasosiasi atau yang
menjadi atributnya (misalnya si kaca mata untuk seseorang yang berkacamata) dan
metafora yaitu pemakaiaan kata atau ungkapan lain untuk objek atau konsep lain
berdasarkan kias atau persamaan (misal kaki gunung, kaki meja, berdasarkan kias
pada kaki manusia). Semua simbol mewakili tiga unsur, simbol itu sendiri, satu
20
rujukan atau lebih, dan hubungan antara simbol dengan rujukan. Ketiga hal itu
merupakan dasar bagi semua makna simbolik. Simbol adalah bentuk yang
mewakili sesuatu yang lain di luar perwujudan bentuk simbolik itu sendiri.3
Secara Etimologis, kata “Islam” berasal dari bahasa Arab yakni salima
yang artinya selamat. Dari kata itu terbentuk aslama yang artinya menyerahkan
diri atau tunduk dan patuh. Sebagaimana firman Allah SWT. Dari kata aslama
itulah terbentuk kata Islam. Pemeluknya disebut Muslim. Orang yang memeluk
Islam berarti menyerahkan diri kepada Allah dan siap patuh pada ajaran-Nya.4
Jadi simbol menurut penulis adalah sesuatu yang mewakili sesuatu yang
lain. Sedangkan simbol keislaman adalah sesuatu yang mewakili simbol agama
Islam tersebut. Teori Pierce mengatakan bahwa sesuatu itu dapat disebut sebagai
tanda jika ia mewakili sesuatu yang lain. Contohnya, jilbab. Jilbab merupakan
simbol keagamaan. Karena jilbab merupakan identitas atau ciri dari seorang wanita
yang beragama Islam.
C. Semiotika
1. Pengertian Semiotika
Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tanda (sign) dalam kehidupan
manusia. Semiotika telah digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam
menelaah sesuatu yang berhubungan dengan tanda, misalnya karya sastra dan teks
berita dalam media.
3 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Rosdakarya,2009), h. 153-156.
4 http://indonesiaindonesia.com/f/5894-pengertian-islam-tingkatannya/ artikel diakses pada
23 Juli 2014 pukul 08.26 WIB.
21
Semiotika merupakan varian dari teori strukturalisme. Strukturalisme
berasumsi bahwa teks adalah fungsi dari isi dan kode, sedangkan makna adalah
produk dari sistem hubungan.
Istilah semiotics (dilafalkan demikian) diperkenalkan oleh Hippocrates
(460-337 SM), penemu ilmu media Barat, seperti ilmu gejala-gejala. Gejala,
menurut Hippocrates merupakan semeion, bahasa Yunani untuk penunjuk (mark)
atau tanda (sign) fisik. 5
Semiotika berasal dari kata Yunani yaitu semeion yang berarti tanda.
Semiotika berakar dari studi klasik dan skolastik atas seni logika, retorika dan
poetika.6
Untuk menyederhanakan kemudian Umberto Eco dalam bukunya A Theory
of Semiotic menjelaskan dan mempertimbangkan, bahwa semiotika berkaitan
dengan segala hal yang dapat di maknai tanda-tanda. Suatu tanda adalah segala
sesuatu yang dapat dilekati (dimaknai) sebagai penggantian yang signifikan untuk
sesuatu lainnya. Segala sesuatu ini tidak terlalu mengharuskan perihal adanya atau
mengaktualisasikan perihal di mana dan kapan suatu tanda memaknainya. Jadi,
semiotika ada dalam semua kerangka (prinsip), semua disiplin ilmu, termasuk
dapat pula digunakan untuk menipu bila segala sesuatu tidak dapat dipakai untuk
menceritakan (mengatakan) segala sesuatu (semuanya).7 Umberto Eco menyebut
tanda tersebut sebagai “kebohongan”, dalam tanda ada sesuatu yang tersembunyi
dibaliknya dan bukan merupakan tanda itu sendiri.
5 Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan makna, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), h. 7.
6Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta: Jalasutra, 2008), h. 11.
7Arthur Asa Berger, Pengantar Semiotika: Tanda-tanda dalam Kebudayaan Kontemporer,
(Yogyakarta: Tiara Wacana, 2010), cet. 1, h. 4.
22
Semiotika seperti yang kita kenal dapat dikatakan baru karena berkembang
sejak awal abad ke-20. Memang pada abad ke-18 dan ke-19 banyak ahli teks
(khususnya Jerman) berusaha mengurai berbagai masalah yang berkaitan dengan
tanda, namun mereka tidak menggunakan pengertian semiotika.8
Sementara Preminger (2001) menyebut semiotika sebagai ilmu yang
menganggap bahwa fenomena sosial atau masyarakat dan kebudayaan itu
merupakan tanda-tanda.9 Saussure mendefinisikan semiologi sebagai sebuah ilmu
yang mengkaji kehidupan tanda-tanda di tengah masyarakat dan dengan demikian
menjadi bagian dari disiplin psikologi sosial. Tujuannya adalah untuk
menunjukkan bagaimana terbentuknya tanda-tanda beserta kaidah yang
mengaturnya.10
Semiotika sebagai suatu model dari ilmu pengetahuan sosial memahami
dunia sebagai sistem hubungan yang memiliki unit dasar yang disebut dengan
“tanda”. Dengan demikian, semiotika mempelajari hakikat tentang keberadaan
suatu tanda. Sedangkan secara terminologis, semiotika dapat didefinisikan sebagai
ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh
kebudayaan sebagai tanda.11
Tanda adalah basis dari seluruh komunikasi. Manusia
dengan perantara tanda-tanda dapat melakukan komunikasi dengan sesamanya.
Kajian semiotika dibedakan atas dua jenis, yaitu semiotika komunikasi dan
semiotika signifikasi.12
8 Tommy Christomy, Semiotika Budaya, (Depok: UI, 2004), cet. Ke-1, h. 81.
9 Rachmat Kriyantono,Teknik Praktis Riset Komunikasi. (Jakarta: Kencana, 2009), h. 263.
10Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), h. 12.
11Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisa Wacana, Analisis
Semiotik, dan Analisis framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h.95. 12
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006). h. 15.
23
Semiotika komunikasi menekankan pada teori tentang produksi tanda yang
salah satu diantaranya adalah mengasumsikan adanya enam faktor dalam
komunikasi. Yaitu: pengirim, penerima kode, pesan, saluran komunikasi, dan
acuan (hal yang dibicarakan). Sedangkan semiotika signifikasi memberikan
tekanan pada teori tanda dan pemahamannya dalam suatu konteks tertentu. Dalam
hal ini yang diutamakan adalah segi pemahaman suatu tanda sehingga proses
kognisinya pada penerimaan tanda lebih diperhatikan dari pada proses
komunikasinya, karena tujuan berkomunikasi pada hal ini tidak dipersoalkan.
Semiotika mengkaji tanda, dan segala sesuatu yang bertalian dengan tanda.
Kemudian, semua jelas dapat menjadi tanda sehingga tidak ada yang tidak dapat
untuk dijadikan topik penelitian semiotika. Dengan kata lain, perangkat pengertian
semiotika dapat diterapkan pada semua bidang kehidupan asalkan persyaratannya
terpenuhi yaitu ada arti yang diberikan, ada pemaknaan dan ada interpretasi.
Ada dua tokoh semiotika yang perlu kita ketahui. Penulis akan
memaparkan secara singkat kaitan diantara para pakar semiotika tersebut. Yaitu:
Ferdinand de Saussure (1857-1913) di Swiss, dia adalah orang yang pertama kali
mencetuskan gagasan untuk melihat bahasa sebagai sistem tanda.13
Ada tiga aliran
yang diturunkan dari teori tanda Saussure. Pertama, semiotika komunikasi yang
menekuni tanda sebagai bagian dari proses komunikasi. Kedua, semiotika konotasi
yaitu yang mempelajari makna konotatif dari tanda. Ketiga, yang sebenarnya
merupakan aliran di dalam semiotika konotasi adalah semiotika ekspansif dengan
tokohnya yang paling terkenal Julia Kristeva. Dalam semiotika jenis ini, pengertian
tanda kehilangan tempat sentralnya karena digantikan oleh pengertian produksi
13
Marcel Danesi, Semiotika Media, (Yogyakarta: Jalasutra, cetakan 1, 2010), h. 36.
24
arti. Tujuan semiotika ekspansif adalah mengejar ilmu total dan bermimpi
menggantikan filsafat.14
2. Semiotika Charles Sanders Pierce
Pierce adalah ahli filsafat dan ahli logika. Peirce mengemukakan teori
segitiga makna atau triangle meaning yang terdiri dari tiga elemen utama, yakni
tanda (sign), object, dan interpretant.15
Tanda adalah sesuatu yang berbentuk fisik
yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang
merujuk (merepresentasikan) hal lain di luar tanda itu sendiri. Tanda menurut
Peirce terdiri dari Simbol (tanda yang muncul dari kesepakatan), Ikon (tanda yang
muncul dari perwakilan fisik) dan Indeks (tanda yang muncul dari hubungan
sebab-akibat). Sedangkan acuan tanda ini disebut objek. Objek atau acuan tanda
adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk
tanda.
Interpretant atau pengguna tanda adalah konsep pemikiran dari orang yang
menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang
ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Hal yang
terpenting dalam proses semiosis adalah bagaimana makna muncul dari sebuah
tanda ketika tanda itu digunakan orang saat berkomunikasi.16
Menurut Pierce, semua gejala (alam dan budaya) harus dilihat sebagai
tanda. Pandangannya itu disebut “pansemiotik”. Model tanda yang dikemukakan
14
Chitomy. T dan Untung Yuwono (ed), Semiotika Budaya, (Depok: Pusat Penelitian
Kemasyarakatan dan Budaya Direktorat dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2004),
h. 82-83. 15
Kris Budiman, Semiotik Visual (Yogyakarta: Penerbit Buku Baik, 2004), h. 26. 16
Christomy. T dan Untung Yuwono (ed), Semiotika Budaya, (Depok: Pusat Penelitian
Kemasyarakatan dan Budaya Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia,
2004), h. 83-84.
25
Pierce adalah trikotomis atau triadik. Prinsip dasarnya ialah bahwa tanda bersifat
representatif, yaitu tanda adalah “sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain”. Teori
Pierce mengatakan bahwa sesuatu itu dapat disebut sebagai tanda jika ia mewakili
sesuatu yang lain. Tanda yang mewakilinya disebut representamen, jadi jika
sebuah tanda mewakilinya, hak ini adalah fungsi utama tanda. Misalnya anggukan
kepala mewakili persetujuan, gelengan mewakili ketidaksetujuan. Agar berfungsi
tanda harus ditangkap, dipahami, misalnya dengan bantuan kode. Proses
perwakilan itu disebut semiosis, yaitu suatu proses dimana suatu tanda berfungsi
sebagai tanda, yaitu mewakili sesuatu yang ditandainya.
Ada beberapa konsep menarik yang dikemukakan oleh Pierce terkait
dengan tanda dan interpretasi terhadap tanda yang selalu dihubungkannya dengan
logika. Yakni segitiga tanda antara ground, denotatum, dan interpretant. Ground
adalah dasar atau latar dari tanda, umumnya berbentuk sebuah kata. Denotatum
adalah unsur kenyataan tanda. Interpretant adalah interpretasi terhadap kenyataan
yang ada dalam tanda. Dimana dari ketiga konsep tersebut dilogikakan lagi
kedalam beberapa bagian yang masing-masing pemaknaannya syarat akan logika.
Proses pemaknaan tanda pada Pierce mengikuti hubungan prosesual antara
tiga titik, yaitu representamen (R) objek (O) interpretan (I). Representamen adalah
bagian tanda yang dapat dipersepsi (secara fisik atau mental) yang merujuk pada
sesuatu yang diwakili oleh objeknya. Kemudian Interpretan adalah bagian dari
proses yang menafsirkan hubungan Representamen dengan Objek. Oleh karena itu,
bagi Pierce, tanda tidak hanya representatif tetapi juga interpretatif. Semua konsep-
konsep mengenai tanda yang dikemukakan oleh Peirce sangat penting dipelajari
dan dipahami oleh semua mahasiswa ilmu sosial. Semua tanda yang ada didunia
26
ini apabila pemaknaannya salah tentu akan mengakibatkan kesimpulan yang salah
pula.17
Dalam buku Semiotika dan Dinamika Sosial Budaya karya Benny H. Hoed
yang dikutip dari W. Nort, membedakan tiga jenis tanda dalam kaitannya dengan
objek (hal yang dirujuk), yaitu indeks, ikon, dan simbol. Indeks adalah tanda yang
hubungan representamen dengan objeknya bersifat langsung, bahkan didasari
hubungan kontiguitas atau sebab akibat. Ikon adalah tanda yang representamennya
berupa tiruan identitas objek yang dirujuknya. Lambang adalah tanda yang
hubungan representamen dengan objeknya didasari konvensi.18
Dipandang dari sisi hubungan representamen dengan objeknya, yakni
hubungan “mengantikan” atau the “standing for relation”. Tanda-tanda
diklasifikasikan Peirce menjadi Ikon, Indeks dan simbol. Pembagian tanda
trikotomi ini menurut Peirce sangat fundamental. Ikon, merupakan tanda yang
didasarkan pada keserupaan atau kemiripan di antara representamen dan objeknya,
entah objek itu betul-betul eksis atau tidak. Akan tetapi, sesungguhnya ikon tidak
semata-mata mencakup citra-citra “realistis” seperti pada foto atau lukisan,
melainkan juga pada grafis, skema, peta geografis, persamaan-persamaan
matematis, bahkan metafora. Ikon dalam film berupa tanda yang dicirikan oleh
persamaannya (resembles) dengan objek yang digambarkan. Ikon dapat diamati
dengan cara melihatnya. Seperti, sosok Rima yang direkrut oleh NII, bagaimana
proses Rima menjadi anggota hingga akhirnya Rima menyadari bahwa NII adalah
17
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantaruntuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik, dan Analisis Framing, h. 115. 18
Benny H. Hoed, Semiotika dan Dinamika Sosial Budaya, h. 46-47.
27
organisasi yang menyimpang. Sosok Jabir yang menjadi “pengantin bom” untuk
memuliakan ibunya di surga.
Indeks, merupakan tanda yang memiliki kaitan fisik, eksistensial, atau
kausal di antara representamen dan objeknya sehingga seolah-olah akan kehilangan
karakter yang mejadikannya tanda jika objeknya dihilangkan atau dipindahkan.
Indeks bisa berupa hal-hal semacam zat atau benda material, asap (asap adalah
indeks dari adanya api), gejala alam (jalan becek adalah indeks dari adanya api).
Indeks pun terwujud dan teraktualisasi di dalam kata penunjuk (demonstratif)
seperti ini, itu, di sini, di situ, dan seterusnya; gerak-gerik (gesture) seperti jari
telunjuk yang menuding; serta berbagai tanda visual lain. Dalam lukisan garis-garis
juga menjadi bagian dari indeks. Indeks dalam film ini berupa sebuah peristiwa
yang ada pada tanda, seperti mata yang ditutup dengan kain yang berwarna hitam.
Simbol, merupakan tanda yang representamennya menunjuk kepada objek
tertentu tanpa motivasi (unmotivated); simbol terbentuk melalui kovensi-konvensi
atau kaidah-kaidah tanpa adanya kaitannya langsung diantara representamen dan
objeknya. Simbol dalam film ini berupa sebuah norma yang terkandung oleh tanda,
seperti makna dari bendera NII.
Semiotika bagi Pierce adalah suatu tindakan (action), pengaruh (influence),
atau kerja sama tiga subjek, yaitu tanda (sign), objek (object), dan interpretan
(interpretant).
28
Tabel 1
Trikotomi Ikon/ Indeks/ Simbol
Tanda Ikon Indeks Simbol
Ditandai dengan
Contoh
Proses
Persamaan
(kesamaan)
Gambar-gambar
Patung-patung
Tokoh Besar
Foto Reagen
Dapat dilihat
Hubungan Kausal
Asap/ Api
Gejala penyakit
(Bercak merah/
campak)
Dapat diperkirakan
Konvensi
Kata-kata
Isyarat
Harus dipelajari
Sumber: Arthur Asa Berger, Pengantar Semiotika: Tanda-tanda dalam Kebudayaan Kontemporer,
h. 17
Bila pernyataan Saussure tentang penanda dan petanda adalah kunci dari
model analisis semiologi, maka trikotomi Pierce adalah kunci menuju analisis
semiotika.19
Pierce muncul dengan skemati triadik, yakni ground, objek, dan
interpretan. Atas dasar hubungan ini, Pierce mengandakan klasifikasi tanda. Tanda
yang dikaitkan dengan ground dibaginya menjadi qualisign, sinsign, dan legisign.
Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda, misalnya kata-kata kasar, keras,
lembut, merdu. Sinsign adalah eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada
pada tanda, misalnya kata kabur atau keruh yang ada pada urutan kata air sungai
keruh yang menandakan bahwa ada hujan di hulu sungai. Legisign adalah makna
19
Arthur Asa Berger, Pengantar Semiotika: Tanda-tanda dalam Kebudayaan
Kontemporer, Edisi Baru, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2010), cet 1, h. 17.
29
yang terkandung oleh tanda, misalnya rambu-rambu lalu lintas yang menandakan
adanya hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh manusia.20
Pierce menandakan bahwa kita hanya dapat berfikir dengan medium tanda.
Manusia hanya dapat berkomunikasi lewat sarana tanda. Pierce dikenal dengan
teori segitiga maknanya (triangle meaning). Menurutnya, semiotika berangkat dari
tiga elemen utama, yaitu tanda (sign atau representamen), acuan tanda (object),
dan pengguna tanda (interpretant), yang dikupas teori segitiga adalah bagaimana
makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang pada waktu
berkomunikasi.21
Pierce mengemukakan teori segitiga makna atau triangle meaning yang
terdiri dari tiga elemen utama, yakni tanda (sign), object dan interpretant.22
Sumber: Sumbo Tinarbuko, 2008, dalam buku semiotika komunikasi visual
20
Christomy. T dan Untung Yuwono (ed), Semiotika Budaya, (Depok: Pusat Penelitian
Kemasyarakatan dan Budaya Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia,
2004), h. 83-84. 21
Kris Budiman, Semiotika Visual: Konsep, Isu dan Problem Ikonitas, (Yogyakarta:
Jalasutra, 2011), h. 17. 22
Kris Budiman, Semiotik Visual (Yogyakarta: Penerbit Buku Baik, 2004), h. 26.
30
Karena proses semiosis seperti tergambarkan pada skema di atas ini
menghasilkan rangkaian hubungan yang tak berkesudahan, maka pada gilirannya
sebuah interpretan akan menjadi representamen, menjadi interpretan lagi, menjadi
representamen lagi, dan seterusnya. Gerakan yang tak berujung pangkal ini oleh
Umberto Eco dan Jacques Derrida kemudian dirumuskan sebagai proses semiosis
tanpa batas.23
Upaya klasifikasi yang dikerjakan oleh Pierce terhadap tanda-tanda
sungguh tidak bisa dibilang sederhana, melainkan sangatlah rumit. Meskipun
demikian, pembedaan tipe-tipe tanda yang agaknya paling simple dan fundamental
adalah diantara ikon (object), indeks (index), dan symbol (symbol) yang didasarkan
atas relasi di antara representamen dan objeknya.
Menurut Pierce, tanda adalah seperti dikutip Eco, “Something which stands
to somebody for something in some respect or capacity” (segala sesuatu yang ada
pada seseorang untuk menyatakan sesuatu yang lain dalam beberapa hal atau
kapasitas). Definisi Pierce tidak menuntut kualitas keadaan yang secara sengaja
diadakan dan secara artificial diupayakan. Lebih dari itu, triade Pierce bisa juga
dipakai untuk yang tidak dihasilkan oleh manusia, tetapi dapat diterima oleh
manusia; misalnya gejala meteorologist dan macam indeks yang lain.24
Berdasarkan objeknya, Pierce membagi tanda atas ikon, indeks, dan simbol.
Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat
bersamaan bentuk alamiah atau objeknya bersifat kemiripan. Misalnya, potret pada
peta. Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara
23
Kris Budiman, Semiotika Visual: Konsep, Isu dan Problem Ikonitas, (Yogyakarta:
Jalasutra, 2011), h. 18. 24
Alex Sobur, “Analisis Teks Media.” Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik, dan Analisis Framing, h. 109.
31
tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab-akibat, atau tanda
yang langsung mengacu pada kenyataan. Misalnya, asap menandakan bahwa
adanya api. Simbol adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara
penanda dengan petandanya.25
D. Aneka Jenis Film
1. Pengertian Film
Dunia perfilman saat ini telah mampu merebut perhatian masyarakat.
Lebih-lebih setelah berkembangnya teknologi komunikasi massa yang dapat
memberikan konstitusi bagi perkembangan dunia perfilman. Meskipun masih
banyak bentuk-bentuk media massa lainnya, film memiliki efek ekslusif bagi
penontonnya. Dari puluhan sampai ratusan penelitian itu semua berkaitan dengan
efek media massa film bagi kehidupan manusia, sehingga begitu kuatnya media
memengaruhi pikiran, sikap dan tindakan penonton.26
Sebagaimana diketahui, film merupakan salah satu media komunikasi
massa.27
Oleh Karena itu film adalah medium komunikasi yang ampuh, bukan saja
untuk hiburan, tetapi juga untuk penerangan pendidikan (edukatif) secara penuh
(media yang komplit).28
Dalam pembuatan film tidak mudah dan tidak sesingkat yang kita tonton,
membutuhkan waktu dan proses yang sangat panjang diperlukan proses pemikiran
dan proses teknik. Proses pemikiran berupa pencarian ide, gagasan, dan cerita yang
25
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Rosdakarya,2006), h. 41-42. 26
Miftah Faridl, Dakwah Kontemporer Pola Alternatif Dakwah Melalui Televisi (Bandung:
Pusdai Press, 2000), h. 96. 27
Adi Pranajaya, Film dan Masyarakat: Sebuah Pengantar (Jakarta: BP SDM Citra Pusat
Perfilman Haji Usman Ismail, 1999), h. 11. 28
Onong Uchaja Effendi,Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Cipta Aditya
Bakti, 2003), h. 207.
32
akan digarap. Proses teknik berupa keterampilan artistik untuk mewujudkan ide,
gagasan menjadi sebuah film yang siap ditonton. Pencarian ide atau gagasan ini
dapat berasal dari mana saja, seperti, novel, cerpen, puisi, dongeng, bahkan dari
sejarah ataupun cerita nyata.
Sedangkan menurut UU Perfilman No 8 Tahun 1992, film adalah karya
cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang-dengar
yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita
video, dan atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk,
jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya,
dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan atau ditayangkan dengan
sistem proyeksi mekanik, elektronik, dan atau lainnya.29
Secara material film terdiri atau dibangun oleh gambar-gambar dan bukan
oleh seluloid. Gambar-gambar menimbulkan ilusi yang kuat sekali pada kita bahwa
apa yang diproyeksikan pada layar sungguh-sungguh kenyataan. Ini disebabkan
karena gambar-gambar itu berbeda dengan gambar-gambar seni lukis misalnya,
tapi merupakan gambar-gambar mekanis (dibuat oleh dan dengan suatu mekanik:
fototustel, kamera film). Film lahir dalam kurun waktu seni, terutama seni lukis
meninggalkan naturalisme dan realisme.
Impresionalisme di bidang seni rupa telah memulai perjalanan pasti kearah
pemberian bentuk abstrak pada seni rakyat.Fotografi dan film mengambil jurus
yang bertentangan.Kenyataan malah direproduksi dengan mirip sekali, termasuk
gerak yang oleh seni rupa tidak dapat ditiru. Film mengambil tontonan massa,
29
UU Republik Indonesia No 8 Tahun 1992 tentang perfilman Bab 1, Pasal 1 Ayat 1.
Departemen Penerangan RI.
33
tempatnya bukan di galeri atau museum, tetapi di lapangan, di sebuah tenda
(sekarang bioskop). Media film mempunyai keampuhan yang besar untuk
mempengaruhi publik. Medium ini dapat menyajikan gambar-gambar atau
peragaan gerak, termasuk suara. Teknologi baru yang hampir sejenis dengan film
adalah kaset video dengan piringan laser (laser disc).30
Film adalah media massa yang memiliki kelebihan antara lain dalam hal
jangkauan, realism, pengaruh, emosional, dan popularitas yang hebat. Namun,
selain itu film juga memiliki kelemahan salah satunya adalah sifatnya yang sekilas,
sehingga untuk menangkap pesannya secara utuh, orang tidak bisa mengalihkan
perhatian untuk melakukan kegiatan lain. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa pengertian film adalah merupakan media komunikasi sosial yang terbentuk
dari penggabungan dua indra, penglihatan dan pendengaran, yang mempunyai inti
atau tema sebuah cerita yang banyak mengungkapkan realita sosial yang terjadi di
sekitar lingkungan tempat dimana film itu sendiri tumbuh.
2. Karakteristik Film
Faktor-faktor yang dapat menunjukkan karakteristik film adalah layar
lebar, pengambilan gambar, konsentrasi penuh dan identifikasi psikologis.
a. Layar yang luas / lebar
Film dan televisi sama-sama menggunakan layar, namun kelebihan media film
adalah layarnya yang berukuran luas. Meskipun saat ini ada layar televisi yang
berukuran jumbo, itu digunakan pada saat-saat khusus dan biasanya di ruangan
terbuka, seperti pada pertunjukkan musik dan sejenisnya. Layar film yang luas
30
Ys. Gunadi dan Djony Heffan, Himpunan Istilah Komunikasi, (Jakarta: PT Grasindo,
1998), h. 11-12.
34
telah memberikan keleluasaan penontonnya untuk melihat adegan-adegan yang
disajikan dalam film. Apalagi dengan adanya kemajuan teknologi, layar film di
bioskop-bioskop pada umumnya sudah tiga dimensi, sehingga penonton seolah-
olah melihat kejadian nyata dan tidak berjarak.
b. Pengambilan Gambar
Sebagai konsekuensi layar lebar, maka pengambilan gambar atau shot
dalam film bioskop memungkinkan dari jarak jauh atau extreme long shot dan
panoramic shot, yakni pengambilan pemandangan menyeluruh. Shot tersebut
dipakai untuk memberi kesan artistik dan suasana yang sesungguhnya, sehingga
film menjadi lebih menarik. Perasaan kita akan tergugah melihat seseorang
(pemain film) sedang berjalan di gurun pasir pada tengah hari yang amat panas.
Manusia yang berjalan tersebut terlihat bagai benda kecil yang bergerak di tengah
luasnya padang pasir. Di samping itu, melalui panoramic shot, kita sebagai
penonton dapat memperoleh sedikit gambaran, bahkan mungkin gambaran yang
cukup tentang daerah tertentu yang dijadikan lokasi film sekalipun kita belum
pernah berkunjung ke tempat tersebut. Misalnya, kita dapat mengetahui suasana
sekitar menara Eiffel di Paris, air terjun Niagara di Amerika Serikat dan lain-lain.
Sebaliknya, pengambilan gambar pada televisi lebih sering jarak dari jarak dekat.
c. Konsentrasi Penuh
Saat kita menonton film di bioskop, kita akan mengalami suasana yang
berbeda dibandingkan dengan saat kita menonton televisi di rumah. Di dalam
bioskop kita semua terbebas dari gangguan hiruk-pikuk suara diluar karena
biasanya ruangan kedap suara. Semua mata hanya tertuju pada layar, sementara
35
pikiran perasaan kita tertuju pada alur cerita. Dalam keadaan demikian emosi kita
juga terbawa oleh suasana.
d. Identifikasi Psikologis
Penonton dapat merasakan bahwa suasana di gedung bioskop telah
membuat pikiran dan perasaannya larut dalam cerita yang disajikan. Karena
penghayatan para penonton yang amat mendalam, seringkali secara tidak sadar
mereka menyamakan (mengidentifikasikan) pribadinya dengan salah seorang
pemeran dalam film itu, sehingga seolah-olah dialah yang sedang berperan. Gejala
ini menurut ilmu jiwa sosial disebut sebagai identifikasi psikologis.31
3. Unsur-unsur Film
Film secara umum dapat dibagi atas dua unsur pembentuk, yakni unsur
naratif dan unsur sinematik. Kedua unsur tersebut saling berinteraksi dan
berkesinambungan satu sama lain. Unsur naratif adalah bahan (materi) yang akan
diolah, berhubungan dengan aspek cerita atau tema film, terdiri dari unsur-unsur
seperti: tokoh, masalah, konflik, lokasi, dan waktu. Sedangkan unsur sinematik
adalah cara (gaya) untuk mengolahnya. Dalam film cerita unsur naratif adalah
perlakuan terhadap cerita filmnya. Sementara unsur sinematik atau gaya sinematik
merupakan aspek-aspek teknis pembentuk film.
Unsur sinematik terdiri dari empat elemen pokok, yakni:
a. Mise-en-scene, yaitu segala hal yang berada di depan kamera.
b. Sinematografi, yaitu perlakuan terhadap kamera dan filmnya serta
hubungan kamera dengan objek yang diambil.
31
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya
Bakti, 2003) Cet. Ke-3 h. 207.
36
c. Editing, yakni transisi sebuah gambar (shot) ke gambar (shot) lainnya.
d. Suara, yakni segala hal dalam film yang mampu kita tangkap melalui
indera pendengaran
Film juga mengandung unsur-unsur dramatik. Unsur dramatik dalam istilah
lain disebut dramaturgi, yakni unsur-unsur yang dibutuhkan untuk melahirkan
gerak dramatik pada cerita atau pada pikiran penontonnya, antara lain: konflik,
suspense, curiosity, dan surprise. Konflik adalah suatu pertentangan yang terjadi
dalam sebuah film misalnya, pertentangan antar tokoh. Suspense adalah
ketegangan yang dapat menggiring penonton ikut berdebar menantikan adegan
selanjutnya. Curiosity adalah rasa ingin tahu atau penasaran penonton terhadap
jalannya cerita sehingga penonton terus mengikuti alur film sampai selesai.
Surprise adalah kejutan. Kejutan ini biasanya digunakan pada alur film yang sulit
ditebak. Perasaan surprise pada penonton timbul karena jawaban yang mereka
saksikan adalah di luar dugaan. Efek surprise ini bisa membuat penonton senang,
bisa juga kecewa atau sedih.32
4. Jenis-jenis Film
Film dapat dikelompokkan pada jenis film cerita, film berita, film
documenter, dan film kartun.
a. Film Cerita
Film cerita (story film) adalah jenis film yang mengandung suatu
cerita yang lazim dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop dengan bintang film
tenar dan film ini didistribusikan sebagai barang dagangan. Cerita yang diangkat
32
Elizabeth Lutters,Kunci Sukses Menulis Skenario, (Jakarta: Grasindo, 2004) cet. Ke-3, h.
100-103.
37
menjadi topik film bisa berupa cerita fiktif atau berdasarkan kisah nyata yang
dimodifikasi, sehingga ada unsur menarik, baik dari jalan ceritanya maupun dari
segi gambar yang artistik.
b. Film Berita
Film berita atau newsreed adalah film mengenai fakta, peristiwa yang
benar-benar terjadi. Karena sifatnya berita, maka film yang disajikan kepada
publik harus mengandung nilai berita (news value). Kriteria berita itu adalah
penting dan menarik. Yang terpenting dalam film berita adalah peristiwanya
terekam secara utuh.
c. Film Dokumenter
Film dokumenter (documentary film) didefinisikan oleh Robert
Flaherty sebagai “karya cipta mengenai kenyataan (creative treatment of
actuality)”. Berbeda dengan film berita yang merupakan kenyataan, maka film
dokumenter merupakan hasil interpretasi pribadi (pembuatnya) mengenai
kenyataan tersebut.
d. Film Kartun
Film kartun (cartoon film) dibuat untuk dikonsumsi anak-anak. Tujuan
utama dari film kartun adalah untuk menghibur. Walaupun tujuan utamanya adalah
untuk menghibur, tapi terdapat pula film-film kartun yang mengandung unsur-
unsur pendidikan di dalamnya.33
e. Film Fiksi
33
Elvinaro Ardianto,Lukiati Komala Erdinaya. Komunikasi Massa, suatu pengantar,
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media), h. 138-140.
38
Film fiksi adalah film yang menggunakan cerita rekaan di luar
kejadian nyata, terkait oleh plot, dan memiliki konsep pengadegaan yang telah
dirancang sejak awal, struktur cerita film juga terikat hukum kausalitas. Cerita fiksi
juga seringkali diangkat kejadian nyata dengan menggunakan beberapa cuplikan
rekaman gambar dari peristiwa aslinya (fiksi-dokumenter).
f. Film Eksperimental
Film eksperimental merupakan film yang berstruktur namun tidak
berplot. Film ini tidak bercerita tentang apapun (anti-naratif) dan semua adegannya
menentang logika sebab-akibat (anti-rasional).34
E. Pesan Moral
Istilah pesan dalam bahasa Inggris berasal dari kata latin yaitu message
yang bersumber dari kata yang berarti perintah, nasehat, permintaan, kata-kata,
lambang, ide, amanat yang harus disampaikan atau dilakukan kepada oreang lain.35
Akan tetapi pengertian pesan yang dipaparkan di atas bersifat mendasar,
dalam arti kata bahwa pesan itu adalah suatu kata-kata itu menyediakan suatu alat
pengantar yang dapat menyampaikan ide-ide dan informasi, tapi juga persuasif
yaitu pesan-pesan berjalan dengan struktur yang melalui komunikator dan diterima
oleh komunikan agar orang lain bersedia menerima suatu paham dan keyakinan
melakukan suatu perbuatan atau kegiatan dan lain-lain.36
Dalam komunikasi, pesan menjadi salah satu unsur penentu efektifitas
suatu tindakan komunikasi. Pesan menjadi unsur utama selain komunikator dan
34
Himawan Pratista, Memahami Film, (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008) cet. 1, h. 4. 35
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1997), cet. Ke-9, h. 761. 36
James G. Robinson, Komunikasi Yang Efektif, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1986),
cet. Ke-3, h. 35.
39
komunikan, terjadi komunikasi antar manusia. Tanpa adanya komunikasi pesan,
maka tidak pernah terjadi komunikasi yang jelas antar manusia.37
Menurut beberapa ahli, pesan mempunyai macam-macam arti.Pesan dapat
diartikan sebagai lambang, ide, kata atau isi pernyataan. Menurut Hoeta Soehoet,
pesan adalah isi pernyataan yaitu hasil penggunaan akal budi yang disampaikan
manusia kepada manusia lain. Artinya berfungsi untuk mewujudkan isi pernyataan
dari bentuknya yang abstrak menjadi konkret. Dari berbagai definisi yang telah
disebutkan, meskipun terdapat perbedaan dalam perumusan dapat disimpulkan
bahwa pesan merupakan suatu isi pernyataan yang mendatangkan makna dan
respon tertentu.
Sebenarnya suatu pesan tidak hanya sebatas menstimulasi emosi khalayak.
Pesan dapat pula dikatakan persuasif manakala menyentuh rasio khalayak. Bahkan
pesan yang disampaikan tidak hanya menyentuh rasio khalayak tapi juga dapat
mengajak khalayak untuk menjadi sesuatu yang lebih baik.
Dengan demikian pesan akan dapat menghasilkan respon tertentu
seandainya dirancang dengan baik. Untuk itu pesan hendaknya mengoptimalkan
lambang komunikasi yang tersedia (verbal, non-verbal dan paralinguistik) yang
disesuaikan dengan topik yang dikomunikasikan. Saluran komunikasi yang
digunakan dan khalayak yang dituju. Selain itu, pesan yang dirancang biasanya
merupakan refleksi dari perilaku khalayak yang dituju, sehingga diharapkan
merupakan hasil pengkondisian dari sumber.38
37
M. Jamaluddin Piktoringa, Tipologi Pesan Persuasif, (Jakarta: PT Indeks, 2005), cet. Ke-
1, h. 1. 38
M. Jamaluddin Piktoringa, Tipologi Pesan Persuasif, (Jakarta: PT Indeks, 2005), cet. Ke-
1, h. 4.
40
Dalam penelitian ini, pesan yang ingin disampaikan pada khalayak adalah
pesan yang mengandung nilai-nilai moral. Pesan moral merupakan suatu materi
atau gagasan mengenai ajaran tentang baik buruknya perbuatan dan kelakuan yang
ingin disampaikan oleh pembuat film kepada penontonnya.
Sebagaimana tema, pesan moral hanya dapat ditangkap melalui penafsiran
cerita. Hal ini sekaligus merupakan petunjuk praktis mengenai berbagai hal yang
berhubungan dengan masalah kehidupan, seperti sikap, tingkah laku, dan sopan
santun pergaulan. Sutradara atau pembuat film ini menyampaikan semua hal
tersebut di atas melalui penampilan tokoh-tokoh cerita.
Sebenarnya yang dimaksud dengan moral adalah penentuan baik-buruk
terhadap perbuatan dan perilaku. Sedangkan menurut istilah moral adalah suatu
istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai,
kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah,
baik atau buruk.39
Moralitas akan muncul dengan sendirinya manakala seseorang mulai
berpikir tentang apa yang harus dilakukan dan tidak harus dilakukan. Seseorang
akan bertindak dengan alasan-alasan tertentu dan tidak dikendalikan oleh sebab-
sebab yang lain. Tindakan moral harus rasional, alasannya pun harus operatif. Jadi,
tidak sekedar rasional semata. Pada intinya, setiap orang harus mampu bertindak
sebagai makhluk yang bermoral.40
Uraian ini menjadi suatu acuan khusus dalam seluruh penelitian ini.
Berbagai pesan moral tersirat dan tersurat dalam film “Mata Tertutup”. Dan
39
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), h. 93. 40
Cheppy Haricahyono, Dimensi Pendidikan Moral, (Semarang: IKIP Semarang Pres,
1995), h. 67.
41
penggalian ini akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan semiotika ala
Charles Sanders Pierce.
42
BAB III
GAMBARAN UMUM FILM MATA TERTUTUP
A. Sekilas Tentang Film Mata Tertutup
Pada bulan Maret 2011 film Mata Tertutup berhasil tayang di bioskop-
bioskop. Film ini bercerita tentang Dalam bingkai kecil, Mata Tertutup mengajak
penonton untuk menelusuri lika-liku di balik NII. Sudah dijelaskan bagaimana film
dibuka dengan gambaran proses perekrutan. Gambaran tersebut kemudian
dilanjutkan dengan adegan-adegan yang menggambarkan kondisi internal NII.
Mulai dari kegiatan merekrut anggota (seperti yang terjadi di awal film),
pengadilan berbasis syariat Islam, kelas ideologi, hingga rapat kegiatan komunitas.
Melalui adegan-adegan tersebut, penonton mendapat informasi perihal tujuan NII,
yakni menghadirkan negara baru berbasis syariat Islam, yang diharapkan lebih adil
bagi masyarakatnya.
Dalam bingkai yang lebih luas, Mata Tertutup mencoba menggambarkan
kehidupan beragama di Indonesia. Tokoh Rima di film ini menjadi sosok
perempuan yang paling giat dan paling berhasil menarik uang sumbangan. Pada
sosok Ibu Asimah yang kehilangan putrinya kita melihat kegigihannya mencari
sang putri tidak kenal lelah. Ibu Asimah single parent, membesarkan putrinya
sendirian. Berkali-kali ia bilang suaminya lari entah kemana tidak ada kabar berita.
Ayah Jabir hanya dikenalkan sebentar sebagai pria yang tidak bekerja, tapi minta
uang pada istrinya. Sedangkan ayah Rima pasif, ia tidak ingin mencari tahu apa
sebetulnya kegiatan putrinya. Jabir pun sebagai laki-laki digambarkan sebagai
orang yang kalah. Ia menyerah pada nasib, lebih banyak diam, dan mencari solusi
43
paling mudah yaitu mati sebagai teroris, karena itu dianggapnya bisa memuliakan
ibunya.
Penggambaran NII (maupun kelompok fundamentalis sejenis) dalam film
Mata Tertutup tidak bisa dianggap sebagai antagonis. NII menjadi satu dari sedikit
jalan keluar yang tersedia bagi para tokoh dalam film. Betul, NII berada di
seberang ideologi negara, namun negara juga tidak segera bertindak menyelesaikan
masalah-masalah di dalamnya. Dalam film, NII mewakili sebuah perubahan skala
besar, sebuah pemaknaan ulang atas relasi kuasa di tubuh masyarakat, yang
diharapkan orang-orang di dalamnya bisa menyelesaikan masalah personal mereka.
Masalah personal dalam kasus ini bukanlah soal kepercayaan, tapi
keberlangsungan hidup. Hal tersebut tercermin dari motivasi para protagonis. Jabir
bergabung dengan kelompok jihad karena teringat ibunya, yang susah payah
menyambung hidup dengan berjualan di pasar. Penekanannya pada kondisi
keluarga yang dilanda kesulitan ekonomi. Aksi jihad ia harapkan dapat
menggerakkan mata pemerintah ke masalah ibunya, yang terkait erat dengan
kemiskinan yang masih melanda negara. Permasalahan Rima lebih bernada
eksistensial, walau kaitannya tetap dengan keberlangsungan hidup. Sebagai
perempuan, ia merasa hak-haknya tidak dipenuhi oleh kondisi negara sekarang.
Tindak-tanduknya di NII ia harapkan bisa membuka ruang bagi dirinya dan rekan-
rekan sejawatnya.1
Dengan berfokus pada keberlangsungan hidup, film Mata Tertutup
sesungguhnya melihat permasalahan tokohnya dengan bijak. Ia tak menghakimi,
tidak ambil pusing dengan kepercayaan mana yang lebih benar. Masalahnya bukan
1 Khelmy K. Pribadi,,Membuka Mata Tertutup, (Jakarta: Maarif Institute, 2012), h. 36.
44
pada fundamentalisme para pelakunya. Hal tersebut natural, mengingat setiap
ideologi (baik agama maupun politik) mengedepankan sebuah realita tunggal, yang
dirasa masing-masing pelakunya sebagai yang paling benar. Kalaupun sampai
timbul masalah, letaknya ada pada tindak-tanduk pelakunya, bukan pada
kepercayaannya. Akan lebih berguna apabila yang disorot adalah kondisi-kondisi
objektif yang memungkinkan fundamentalisme menjadi ancaman dalam kehidupan
bersama, karena pembahasan tersebut lebih memberi ruang untuk diskusi lanjutan
dan analisa yang lebih meluas.2
B. Sinopsis Film Mata Tertutup
Film ini bercerita mengenai radikalisme agama, yang jarang ditemui di
genre perfilman nasional. Ada kisah mengenai Rima yang dimainkan Eka Nusa
Pertiwi, seorang remaja yang kebingungan dalam mencari identitas, dan terlibat
dalam kegiatan NII. Ada pula Asimah (Jajang C Noer), seorang ibu yang harus
berpisah dengan anaknya yang direkrut NII. Selain itu, ada juga Jabir yang
dimainkan Dinu Imansyah, seorang pemuda yang memutuskan untuk menjadi
pengebom bunuh diri. Dalam kisah Jabir, juga diungkapkan mengenai pola
rekrutmen pengebom bunuh diri.
Film Mata Tertutup ini mengangkat kisah buram kehidupan dua remaja dan
seorang ibu korban NII dan Jamaah Islamiyah yang menampakkan pemahaman
keagamaan. Mereka adalah pengikut NII dan seorang calon pengebom bunuh diri.
Mungkin keberadaan mereka mengejutkan kita sebagai bangsa, ternyata ada
manusia Indonesia yang mengambil langkah sedemikian sulit untuk dipahami oleh
2 Khelmy K. Pribadi,,Membuka Mata Tertutup, (Jakarta: Maarif Institute, 2012), h. 37.
45
rata-rata manusia Indonesia.3 Film ini tidak menjadikan tokoh-tokoh itu sebagai
orang lain, melainkan sebagai anggota keluarga yang hilang, sebagai diri kita yang
tidak menemukan tempat mengaktualisasi diri, dan sebagai anak yang terdesak
kemiskinan dan rasa cinta mendalam pada ibunya. Dalam film ini, mereka menjadi
anggota keluarga kita atau bahkan diri kita sendiri.
Banyak masalah-masalah sosial yang belum terselesaikan. Segalanya
berjalan lurus, namun tidak menjanjikan jalan keluar ke kehidupan yang lebih baik.
NII menjadi satu dari sedikit jalan keluar yang tersedia bagi para tokoh dalam film.
Masalah personal dalam kasus ini bukanlah soal kepercayaan, tapi
keberlangsungan hidup. Jabir bergabung dengan kelompok jihad karena teringat
ibunya, yang susah payah menyambung hidup dengan berjualan di pasar.
Penekanannya pada kondisi keluarga yang dilanda kesulitan ekonomi.
Aksi jihad ia harapkan dapat menggerakkan mata pemerintah ke masalah
ibunya, yang terkait erat dengan kemiskinan yang masih melanda negara.
Permasalahan Rima lebih bernada eksistensial, walau kaitannya tetap dengan
keberlangsungan hidup. Sebagai perempuan, ia merasa hak-haknya tidak dipenuhi
oleh kondisi negara sekarang. Tindak-tanduknya di NII ia harapkan bisa membuka
ruang bagi dirinya dan rekan-rekannya. 4
3 Khelmy K. Pribadi,,Membuka Mata Tertutup, (Jakarta: Maarif Institute, 2012), h. 26.
4 Khelmy K. Pribadi,,Membuka Mata Tertutup, (Jakarta: Maarif Institute, 2012), h. 27.
46
C. Para Pemain dan Tim Produksi FILM MATA TERTUTUP
Tabel 2
Para Pemain dan Tim Produksi
No Jabatan Nama
1 Producer dan Director Asaf Antariksa, Endang Tirtana, Garin
Nugroho
2 Executive Producer Garin Nugroho, Fajar Riza Ul Haq
3 Line Produser Anastasia Rina, Khelmy K. Pribadi
4 Creative Arturo G.P, Asaf Antariksa, Tri Sasongko,
Dirastya Utami
5 Research Dirastya Utami
6 Suporting Research Dra. Farha Cicek. M. Si
7 Co. Direction Arturo G. P
8 Production Manager Marlia Nurdiyani, Nova teguh
9 Art. Director Nanang R. Hidayat
10 Soundman Ipet Tatto
11 Music Dwiki Darmawan
12 Sound Designer Wahyu Tri Purnomo
13 Sound FX Editor Syamsurrijal, M. Ichsan Rahmaditta
14 Mixing Studio Kedai Suara
15 Film Editor Beck
16 Distribusi Maarif Institute, SET Film
17 Wardrobe Blandina Valent, Ruri Widiarto
18 Make Up Anggit Tyaswari, Rika Permata Sari
19 Editing Supervisor Arturo G. P
20 First Assistant Director Tri Sasongko
21 Second Assistant Director
Dirastya Utami
22 Script Writer Tri Sasongko
23 Script Continuty Mayang Gentra Asih
24 Director Of Photography Anggi Friska “Cumit”
25 Clapper Ade Galang
26 Production Assistant Taslim Idrus, Bambang, Sonny Trishanto
27 Talent Co Harvando Dafne, Lulu Hendra
28 Assistant Camera Donny. T (Arlen), Dela Rusita
29 Chief Lighting Harsono
30 Lighting Men Anes Yohanes, Asep, Rio, Aris, Arie
31 Still Photographer Ryan Item
32 Assistant Art. Director M. Prastiyo
33 Property Tonny Andika, Doni Suwung, Hana Resila
34 Assistant Soundman Jael
35 Boomer Tablo
36 Assistant Editor Lulu Hendra
47
37 Post Cordinator Ajid
38 Design Poster Koko Jatmiko
39 Runner Rusli, Ridwan
40 Genset Operator Andi
41 Finance Bambang
42 Pemain Jajang C. Noer, Andryani Isna, Rijal Maj,
Shinta, Ibu Yus, Yoga Bagus, Nurul, Rosa, Tri
Sasongko, Bagus, Yulia, Dyah Arum, Ign
Wahono, Kukuh Riadi, Kedung Darma,
Satinah, Taslim Idrus, Agung, Yesi Yoane,
Nanang R. Hidayat, Bambang, M. Dinu
Imansyah, Eka Nusa Pratiwi
43 Pendukung Produksi Muhd. Abdullah Darraz, M. Supriadi, Henny
Ridhowati, Deni Murdiani, Muslima
Ertansiani, Pipit Aidul Fitriyana, Irman
Susanto, Awang Basri, Dikin Sodikin Sumber: CD Film Mata Tertutup
D. Profil Produser Film Mata Tertutup
Produser film Mata Tertutup ini adalah Khelmy Kalam Pribadi. Khelmy
Kalam Pribadi lahir di Surakarta, 14 Desember 1985. Selesai menempuh S1 di
UNS Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik tahun 2011. Khelmy
melanjutkan Program Pascasarjananya di UI Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik.
Khelmy memulai karir sebagai sebagai Program Liaison Pusat Studi
Budaya dan Peubahan Sosial (PSB PS) di UMS Solo, Juli-Desember 2007,
kemudian menjadi Asisten Peneliti di Pusat Studi Budaya dan Perubahan Sosial
(PSB PS) di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Desember 2007 hingga
November 2009, kemudian menjadi Asisten Program Pengembangan dan kajian
Keislaman di Maarif Institute Desember 2009 hingga Desember 2012. Terakhir
menjadi Manajer Program Islam dan Media di Maarif Institute Desember 2012
48
hingga sekarang. Dalam film Mata Tertutup Khelmy menjabat sebagai Produser
Lini.
Khelmy juga pernah menulis buku Presiden Pilihan Ummat, Rekaman
Aspirasi Politik Muhammadiyah University Press, 2009, Meninjau Perjalanan
Intelektual Muda di Indonesia, Balai Soedjatmiko, 2009 Kontributor Tulisan,
Pemetaan Ideologi Masjid di Kota Surakarta, CSRC UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2010 Publikasi Hasil Riset, Ensiklopedi Muhammadiyah, 2010 Mata
Bangsa, Copyeditor, Pendidikan Karakter Untuk Mengarustamakan Nilai
Toleransi, Anti Kekerasan dan Inklusifitas untuk PAI, 2012 Editor, Pendidikan
Karakter Untuk Mengarustamakan Nilai Toleransi, Anti Kekerasan dan Inklusifitas
untuk PKN, 2012 Editor dan buku Membuka Mata Tertutup, 2012 Editor.
Pengalaman program Media, Khelmy pernah menjadi Program Produksi
Film Si Anak Kampoeng (2010) Asisten Program, Program Produksi Film Mata
Tertutup (2011) Manajer Program dan Produser Lini, Program Maarif Award 2012
on METRO TV (2012) Programer, Program Kick Andy Edisi Special Maarif
Institute (2013) Programer, dan menjadi Program 10 Tahun Maarif Institute (2013)
Program. Selain itu, Khelmy juga menjadi Redaktur Pelaksana Jurnal Maarif Arus
Pemikiran Islam dan Sosial pada Tahun 2011 hingga sekarang.
Film Mata Tertutup memborong Penghargaan AFI 2012. Dari 14
penghargaan, film produksi SET Film & Ma'arif Institute mampu meraih lima
penghargaan sekaligus, yaitu Film Cerita Panjang Terunggul, Sutradara Terunggul
(Garin Nugroho), Pemeran Utama Wanita Terunggul (Jajang C Noer), Pengarah
49
Sinematografi Terunggul (Anggi Frisca "Cumit"), dan Pemeran Pendukung Pria
Terunggul (Kukuh Riyadi).5
E. Karakter Pemain
Dalam film Mata Tertutup pemeran yang ditampilkan ada tiga kisah yang
berlatar belakang kehidupan masyarakat Indonesia dalam menyikapi kondisi
bangsa pada saat ini.Rima (Eka Nusa Pertiwi), seorang mahasiswi cerdas yang
kecewa dengan keadaan bangsa Indonesia sehingga dia bergabung dengan sebuah
kelompok dan gerakan Negara Islam Indonesia (NII). Yang kemudian
membawanya menjadi seorang yang berpengaruh dalam kelompok itu.Tapi
sepertinya kekecewaan masih menyelimuti hati Rima ketika dia mendapatkan fakta
yang sangat bertentangan dengan hati nuraninya.
Kemudian ada seorang Ibu bernama Asimah (Jajang C. Noer) yang
kehilangan anak gadisnya Aini. Dari informasi yang dia dapat anaknya telah
diculik oleh gerakan Negara Islam Indonesia (NII). Asimah begitu terpukul dan
berusaha mencari anak gadisnya dengan caranya sendiri. Cerita yang ketiga adalah
cerita mengenai seorang pemuda bernama Jabir (M. Dinu Imansyah), yang dengan
kemiskinannya rela menjadi pelaku bom bunuh diri yang didalangi dan diberi
doktrin-doktrin oleh jaringan Islam Radikal.
Akting yang memukau dari para pemainnya membuat film ini terasa
hidup.Jajang C. Noor sudah tidak diragukan lagi kemampuan aktingnya dalam
memerankan ibu yang dilanda kebingungan karena anak satu-satunya hilang
diculik.serta para pemain-pemain yang lain ternyata juga memberi warna tersendiri
di film ini. Dua karakter yang bertolak belakang antara Jabir dan kawannya sangat
5 Wawancara dengan Produser Film Mata Tertutup pada 23 Januari 2014
50
mencuri perhatian. Terdapat adegan dimana bakat alam Kukuh Riyadi yang
menyanyikan lagu-lagu pop Indonesia dalam bahasa Banyumasan. Ini hiburan
yang istimewa.
Memang Mata Tertutup berhasil memberikan gambaran kepada kita untuk
bisa berhati-hati dan malah membukakan mata kita dengan sebuah doktrin sesat
ditengah kesulitan dan kegalauan hidup disekitar kita.6
6http://www.muvila.com/read/mata-tertutup-film-antiradikalisme-ala-garin-nugroho artikel
diakses pada 24 Desember 2013 pukul 11.57 WIB.
51
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Temuan Data Film Mata Tertutup
Film Mata Tertutup termasuk dalam klasifikasi drama. Drama adalah film
yang menggambarkan realita (kenyataan) di sekeliling hidup manusia. Dalam
drama, alur ceritanya terkadang dapat membuat penonton tersenyum, sedih dan
meneteskan air mata. Karena film ini mengisahkan buramnya kehidupan dua
remaja dan seorang ibu korban NII dan Jamaah Islamiyah yang menampakkan
pemahaman keagamaan. Mereka adalah pengikut NII dan seorang calon pengebom
bunuh diri. Mungkin keberadaan mereka mengejutkan kita sebagai bangsa,
ternyata ada manusia Indonesia yang mengambil langkah sedemikian sulit untuk
dipahami oleh rata-rata manusia Indonesia.
Mata Tertutup mengajak penonton untuk menelusuri lika-liku di balik NII.
Sudah dijelaskan bagaimana film dibuka dengan gambaran proses perekrutan.
Gambaran tersebut kemudian dilanjutkan dengan adegan-adegan yang
menggambarkan kondisi internal NII. Mulai dari kegiatan merekrut anggota
(seperti yang terjadi di awal film), pengadilan berbasis syariat Islam, kelas
ideologi, hingga rapat kegiatan komunitas. Melalui adegan-adegan tersebut,
penonton mendapat informasi perihal tujuan NII, yakni menghadirkan negara baru
berbasis syariat Islam, yang diharapkan lebih adil bagi masyarakatnya.
Film ini mengambil tiga kisah. Pertama, tentang ibu Asimah (Jajang C.
Noer) yang kehilangan anaknya yang konon bergabung dengan NII. Saat ia berada
pada proses perceraian. Aini yang limbung menyaksikan kondisi keluarganya.
52
Perjalanan Asimah mencari Aini mengerangkai jalinan kisah, membuat beberapa
adegan sangat menyentuh, terutama ketika akhirnya Aini pulang dalam kondisi
ketakutan. Asimah memeluknya erat dan bergetar mengatakan, “Kita lawan, Nak.”
Kedua, Rima (Eka Nusa Pertiwi) seorang remaja berpikiran terbuka, tetapi gundah
mencari identitas perannya. Ia sempat menjadi bagian dari konsolidasi gerakan
NII, tetapi segera sadar karena kebebasan yang ia cari berakhir di ujung
pemenjaraan ide dan diskriminasi. Ketiga, tentang Jabir (M. Dinu Imansyah) murid
pesantren yang terdesak kemiskinan dan sangat mencintai ibunya, seorang buruh
gendong. Dalam ekonomi sangat sulit, ditambah penindasan sang ayah, Jabir
berkenalan dengan Juki (Kidung Darma Rohmansyah) anggota kelompok radikal.
Juki membawa Jabir menjadi pengantin bom bunuh diri, demi surga dan syafaat
pengampunan di hari kiamat bagi ibunya.1
Film Mata Tertutup turut mengangkat isu keluarga. Dalam film, keluarga
dibingkai menjadi unit politis tersendiri. Terlihat dari struktur penuturan Garin
yang bertumpu pada dialektika keluarga dan individu. Apabila individu dibentuk
oleh keluarga, berarti relasi antara orang tua dan anak menjadi factor penting
dalam tersemainya fundamentalisme di kalangan generasi muda. Dalam film, hal
tersebut tercermin dalam relasi Rima dengan orang tuanya. Dalam satu adegan, ibu
Rima bertanya pada suaminya. Si bapak menjawab tidak tahu dan tidak masalah,
karena ia percaya Rima sudah tahu mana yang baik dan tidak. Ia malah memberi
uang kepada Rima, sebagai tambahan ongkos atau kegiatan yang Rima ikuti,
apapun itu.
1Khelmy K. Pribadi,,Membuka Mata Tertutup, (Jakarta: Maarif Institute, 2012), h. 27-28.
53
Ketidaktahuan serupa turut mengemuka dalam relasi Asimah dengan
anaknya. Ia hanya bisa panik dan terkejut ketika mengetahui anaknya Aini terlibat
dengan NII. Ia tidak tahu NII itu apa, tidak tahu juga selama ini kegiatan anaknya
apa. Ketidaktahuan tersebut menyiratkan keterputusan generasi. Keterputusan
tersebut yang menjadikan keluarga kehilangan fungsi orientasinya, termasuk untuk
urusan beragama. Sebagai sebuah unit politis, ia tak berdaya menghadapi segala
pengaruh di luar sana.2
Samar-samar dan cepat, film dibuka dengan sebuah adegan di mobil.
Sekumpulan aktivis organisasi Islam membawa beberapa perempuan untuk segera
melaksanakan syahadat. Mata perempuan-perempuan tersebut ditutup oleh kain
hitam. Salah satu dari mereka adalah Rima (Eka Nusa Pertiwi). Setelah mereka
sampai, mereka disuruh oleh seorang pria untuk mengikrarkan kesediaan untuk
mendirikan negara Islam.
Di tempat lain, seorang pria muda bernama Jabir (M. Dinu Imansyah)
menuju ke sebuah kota bersama temannya. Ia baru saja dikeluarkan dari pesantren
lantaran tidak ada biaya untuk membuatnya bertahan. Dalam pengembaraannya, ia
akhirnya bergabung dengan kelompok jihad.
Adegan demi adegan bagaimana trik jitu menarik orang agar merapat ikut
NII digambarkan. Alurnya seperti ini: pertama, berbicara mengenai bobroknya
negara ini. Kemudian, NII menawarkan konsep negara baru berbasis syariat
Islam.Para pengikut baru, yang mendamba keadilan, akhirnya terpincut.3
2Khelmy K. Pribadi,, Membuka Mata Tertutup, (Jakarta: Maarif Institute, 2012), h. 37-38
3 http://www.republika.co.id/berita/senggang/film/12/09/22/maqs0v-mata-tertutup-film-
tanamkan-kecintaan-kepada-nkri artikel diakses pada 4 Agustus 2014 pukul 12.01 WIB.
54
Cerita seputar NII dikemas dengan apik dan cukup mendetail, mulai dari
sistem perekrutan, perjanjian anggota atau bai‟at, hingga struktur keorganisasian
yang komplikatif. Walaupun sejatinya film ini diperankan oleh orang-orang yang
notabene baru terjun ke dunia perfilman, kecuali Jajang C. Noer, namun cerita dan
kapabilitas seorang Garin Nugroho untuk menutupi kekurangan tersebut dengan
pengarahan akting yang cerdas membuat apa yang mungkin sebenarnya bisa
menjadi nilai minus untuk film ini menjadi tidak terlihat. Akting setiap aktor runut
dan logis, berjalan cukup apik di mata audiens, dan tidak dibuat-buat.
Scoring musik cukup baik dan suportif, semakin “mengentalkan” nuansa lokal dan
etnisitas dalam film ini, seperti permainan seruling dan musik tema latar belakang
di adegan lainnya.
Dalam film Mata Tertutup ini menceritakan 2 aliran.Yaitu, NII dan Jamaah
Islamiyah. Misi Jamaah Islamiyah sama dengan NII. Yaitu, mendukung
menegakkan Negara Islam di Indonesia. Mantan anggota NII membentuk
organisasi baru yang bernama Jamaah Islamiyah. Para mantan anggota NII
menganggap Jamaah Islamiyah lebih memiliki jaringan luas. Sehingga mudah
untuk mewujudkan cita-cita mendirikan Negara Islam. Karena, hubungan Jamaah
Islamiyah sudah internasional dari Negara Timur Tengah. Rekrutmen yang
dilakukan oleh anggota Jamaah Islamiyah memang diutamakan bagi personal yang
berasal dari keluarga NII. Khususnya yang akan melanjutkan pendidikan di pondok
pesantren. Akan tetapi khusus rekrutmen untuk kelaskaran, Jamaah Islamiyah
banyak merekrut orang-orang dari berbagai latar belakang. Seperti, preman,
mahasiswa, bahkan terdapat indikasi kecenderungan merekrut aparat pemerintah
dan aparat keamanan.
55
Dalam dinamika pergerakkannya, Jamaah Islamiyah yang adalah pecahan
NII yang memiliki perbedaan cukup besar. NII masih memegang teguh
Proklamasi dan bai‟at yang dilakukan pimpinan pendirinya (Kartoesuwiryo).
Menurut penilaian NII banyak anggota Jamaah Islamiyah sekarang kurang
militant. Yang menurut mereka sangat berbeda dengan anggota NII pada masa lalu.
Sebaliknya, meskipun NII dianggap memiliki militansi yang lebih tinggi, namun
mereka pada umumnya sudah tua dan mengalami ketertinggalan ilmu pengetahuan.
Serta tidak banyak berkiprah di lingkungan pesantren. Dalam realita, anak-anak
anggota NII yang masih muda saat ini, banyak dididik oleh alumnus pesantren
tertentu yang lebih banyak dikendalikan oleh anggota Jamaah Islamiyah.
Hal ini menyebabkan, anak-anak anggota NII sekarang dan masa
berikutnya akan memiliki pemikiran dan prinsip yang sama dengan yang dianut
oleh Jamaah Islamiyah. Intinya adalah proses rekrutmen oleh Jamaah Islamiyah
terhadap generasi baru NII akan terus berlangsung untuk menambah kekuatan
Jamaah Islamiyah di masa depan.4
4 http://Sosio-politica.com/2011/05/01/Negara-Islam-Indonesia-di-ladang-permainan-
intelejen-2/ artikel ini diakses pada 21 Mei 2014 pukul 20.50 WIB.
56
B. Makna Ikon, Indeks dan Simbol pada Film Mata Tertutup
1. Adegan tentang Upaya Perekrutan Anggota Baru Oleh NII
Kegiatan Tabel 3
Visualsasi: Ikon
Pada gambar kedua terlihat
beberapa orang termasuk
Rima yang di tutup
matanya menggunakan
kain warna hitam yang
sedang direkrut untuk
menjadi anggota baru NII.
Terlihat salah satu perekrut
anggota baru menggunakan
jilbab berwarna cream
yang sedang menerima
telepon.
Pada gambar ketiga Rima
bersama sekumpulan orang
sedang berada dalam
ruangan sambil di tutup
matanya dengan kain
warna hitam.Terlihat dalam
adegan ini ada yang
menggunakan jilbab dan
ada yang tidak
menggunakan jilbab.
Gambar 1
Gambar 2
Indeks :
Mata Rima dan para calon anggota lainnya
ditutup. Karena mata yang ditutup tidak akan
melihat kemana arah tujuan mereka di bawa. Jadi
mata tertutup itu adalah proses awal yang
dilakukan calon anggota NII sebagai upaya
mengubah bentuk pola pikir dari meyakini
kebenaran yang sudah ada menjadi meyakini
ajaran yang dianut NII.
57
a. Makna Adegan Upaya Perekrutan Anggota Baru Oleh NII
Dalam tahap perekrutan calon anggota baru NII, Rima dibujuk atau
didoktrin untuk masuk ke dalam NII. Rima yang digambarkan sebagai remaja labil
yang gundah dalam pencarian identitas. Dalam kegundahannya, Rima sempat
menjadi bagian dari konsolidasi gerakan NII. Tugasnya merekrut anggota baru dan
mengumpulkan dana dengan cara apapun. Namun sebelum Rima menjadi anggota
NII, ia harus melalui proses perekrutan anggota baru NII. Yang biasa disebut
sebagai “bai‟at”. “Bai‟at” adalah ucapan seseorang yang siap berhijrah dari
Republik Indonesia menuju NII. Bai‟at itu terjadi ketika mata para calon anggota
ditutup dengan kain hitam. Dan para calon anggota dituntut untuk mengucapkan
“Bismillah” dengan lantang.
Para calon anggota diharuskan menutup matanya ketika mengambil
keputusan terbesar dalam hidup mereka. Para calon anggota sengaja menghindar
untuk melihat kenyataan lain. Cuma ada satu kenyataan, karena itulah mereka
yakin akan langkah yang mereka ambil.
Simbol : Dari ikon dan tanda verbal yang ada terkandung
pesan simbolik dari mata tertutup adalah
ketertutupan hati atau pikiran tentang suatu hal
yang benar. Para calon anggota NII ditutup
matanya karena harus menerima proses bai‟at itu.
Harus mempasrahkan dirinya untuk menjadi
anggota NII, mereka dituntut untuk melupakan jati
dirinya karena pengaruh dari doktrin NII itu
sendiri. Sehingga Rima dan para calon anggota
mampu meninggalkan kehidupan mereka, baik
keluarga maupun kegiatan sehari-hari.
58
Hijrah adalah jalan alternatif yang harus dipilh dan dilakukan. Meyakini
dengan sesungguh-sungguhnya kepada para muhajirin NII, dan memastikan bahwa
Allah akan mensucikan dari segala dosa dan kesalahan kepada setiap orang yang
hijrah ke dalam struktur NII sebagaimana halnya ketika mereka baru dilahirkan
dari rahim seorang ibu. Sedangkan “bai‟at” merupakan suatu prosedur yang sangat
penting untuk mengesahkan hijrahnya seseorang dari kewarganegaraan RI menuju
NII.5
5 http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2011/05/11/14600/nii-kw-9-adalah-gerakan-
kriminal-buatan-intelijen/#sthash.KsyY9EUv.dpbs artikel diakses pada 4 Agustus 2014 pukul 14.43
WIB.
59
2. Adegan tentang Rapat Internal NII
Kegiatan Tabel 4
Visualsasi: Ikon
Pada gambar pertama, berupa
pemimpin NII beserta para
anggotanya sedang
berkumpul untuk melakukan
rapatinternal NII. Terlihat di
dalam kamar ada seorang
istri yang sedang mengasuh
anaknya.
Pada gambar kedua terlihat
pemimpin itu sedang
mendoktrin anggotanya
untuk membentuk negara
baru, Negara yang didasari
oleh landasan Islam, Negara
yang sesuai dengan syariat
Islam, dan Negara yang
diridhai oleh Allah SWT,
yaitu NII (Negara Islam
Indonesia).
Gambar 1
Gambar 2
60
Pada gambar ketiga
terlihat jumlah banyaknya
uang yang telah dikumpulkan
oleh tiap anggota NII setiap
harinya. Karena menurut
pimpinan NII, siapa saja di
luar kelompoknya adalah
kafir, karena itu halal
darahnya dan hartanya boleh
dirampas. Di jadikan objek
pengumpulan dana dengan
alasan infaq dan sadaqah.
Pengikutnya yang tidak
berinfak dianggap berhutang.
Karena itu mereka
membolehkan pengikutnya
untuk mencuri, merampok,
berdusta atas nama agama
demi memenuhi tuntunan
bai‟atnya.
Pada gambar keempat,
terlihat pemimpin itu
memegang sebuah bendera
NII. Bendera tersebut
berwarna merah putih dan di
tengahnya terdapat bentuk
bulan bintang. Tujuannya
agar para anggotanya dapat
memperjuangkan ajaran-
ajaran NII tersebut.
Gambar 3
Gambar 4
61
b. Makna Adegan Tentang Rapat Internal NII
Di dalam adegan tentang kegiatan atau rapat internal NII, pimpinan NII
beserta wakil NII dan para anggota baru sedang berkumpul membahas struktur NII
itu sendiri. Sambil memegang bendera NII, pimpinan NII ingin membentuk suatu
Negara yang didasari oleh landasan Islam, Negara yang sesuai dengan syariat
Islam, dan Negara yang diridhai oleh Allah SWT, yaitu NII (Negara Islam
Pada gambar kelima terlihat
Rima sedang menyerahkan
catatan berupa hasil uang
yang sudah terkumpul selama
Rima menjadi seorang
perekrut. Uang yang sudah
terkumpul sebanyak 40 Juta.
Gambar 5
Indeks :
Para anggota NII wajib mengumpulkan uang atau
harta benda yang mereka punya. Selain itu para
anggota NII diwajibkan berinfaq. Karena para
anggota NII diwajibkan untuk menyetor per bulan
500ribu. Ajaran NII yang diberikan pada anggota
NII adalah menghalalkan apa yang diharamkan.
Sehingga para anggota NII diperbolehkan untuk
mencuri atau merampok.
Simbol : Dari ikon dan tanda verbal yang ada terkandung
pesan simbolik infaq adalah mengeluarkan
sesuatu (harta) untuk suatu kepentingan yang
baik, maupun kepentingan yang buruk. NII
mewajibkan para anggotanya untuk berinfaq.
Karena infaq yang diberikan oleh para anggota
akan digunakan untuk memberi gaji pada pejabat
NII.
62
Indonesia). Rapat NII juga membahas hasil uang atau dana yang sudah terkumpul.
Para calon anggota dihalalkan atau diperbolehkan mencari dana dengan cara
merampok atau mencuri.6 Karena menurut ajaran NII adalah menghalalkan apa
yang diharamkan oleh ajaran Islam yang sebenarnya.
Pada saat Rima bertemu pimpinan NII di jalan, Rima di bujuk dan dirayu
agar mau masuk ke dalam NII. Karena Rima sering mempermasalahkan tentang
gender dan diskriminasi. Sehingga pimpinan NII menjanjikan Rima dan para calon
anggota baru lainnya akan memuliakan seorang wanita. Namun nyatanya Rima
menemukan Pimpinan NII tersebut berbohong dan tidak memenuhi janjinya untuk
memuliakan seorang wanita. Rima melihat istri dan anak-anak pimpinan NII
tersebut ditelantarkan. Padahal istrinya sedang sakit dan anak-anaknya tidak
terurus. Sedangkan NII memiliki dana sebesar 40 Juta.
Berinfaq merupakan pengeluaran sukarela yang di lakukan seseorang.
Allah memberi kebebasan kepada pemiliknya untuk menentukan jenis harta,
berapa jumlah yang sebaiknya diserahkan. setiap kali ia memperoleh rizki,
sebanyak yang ia kehendakinya. Para anggota NII diwajibkan memberikan harta
yang dimiliki secara sukarela. Termasuk menyerahkan kalung emas atau barang
berharga lainnya. Infaq itu wajib dilaksanakan oleh setiap mukmin, baik dalam
keadaan lapang maupun sempit. Infaq yang ditunaikan oleh setiap warga negara
merupakan infaq fi sabilillah. Pengertian infaq fi sabilillah ini berarti prioritas
pembelanjaan negara dari sumber infaq. Karena itu hendaknya kita berkemampuan
untuk menunaikan infaq fi sabilillah dengan sebesar-besar taqwa dan sesempurna-
6http://edukasi.kompas.com/read/2011/04/27/11523481/Ajaran.NII.Menghapus.Dosa.deng
an.Uang artikel diakses pada 4 Agustus 2014 pukul 01.50 WIB.
63
sempurnanya tawakal „alallah. Hukumnya wajib maka yang tidak
melaksanakannya terkena hukum sebagaimana yang dijelaskan: “Barangsiapa yang
mengaku menjadi umat Islam kemudian tidak menjalankan hukum syariat Islam,
adalah fasik”. Kemudian vonis nya dijelaskan dalam PASAL 3 menyatakan bahwa
orang fasik tersebut diperintahkan untuk bertaubat, jika tidak mau bertaubat maka
vonisnya berubah menjadi musuh Islam.7
7 http://nii-crisis-center.com/home/?option=com_content&task=view=article&id=147
artikel ini diakses pada 4 Agustus 2014 pukul 18.35 WIB.
64
3. Adegan tentang Teknik Persuasi oleh Jamaah Islamiyah
Kegiatan Tabel 5
Visualisasi: Ikon
Pada gambar pertama, berupa
gambar laki-laki yang
menggunakan baju berwarna
hitam dan memakai peci
tengah menawarkan buku
pada Jabir dan temannya
yang sedang duduk di
terminal di Kota Yogyakarta.
Terlihat dalam adegan Jabir
sedang membuat kalam.
Pada gambar kedua terlihat
laki-laki itu sedang
berbincang dengan Jabir.
Kemudian laki-laki
itutertarik dengan kalam
yang dibuat oleh Jabir. Dan
laki-laki itu pun ingin
membeli kalam yang Jabir
buat. Namun Jabir malah
memberikannya.
Gambar 1
Gambar 2
65
Pada gambar ketiga terlihat
laki-laki itu sedang
memegang peci sambil
mengajak Jabir dan temannya
untuk mengikuti
pengajiannya. “Kapan-kapan
ikut pengajian kami, datang
ke tempat kami ya”. Kata si
laki-laki itu kepada Jabir.
Pada gambar keempat,
terlihat laki-laki itu
memberikan Jabir sebuah
peci. Lalu Jabir pun
menerimanya tanpa
mengeluarkan uang.
Kemudian laki-laki itu
berkata “Kalau ingat Gusti
Allah, semua masalah beres”
Gambar 3
Gambar 4
Indeks :
Dalam adegan ini, laki-laki tersebut melakukan
tukar menukar barang berupa kalam dan peci
dengan Jabir. Laki-laki itu tertarik dan ingin
membeli kalam yang dibuat oleh Jabir kemudian
Jabir memberikannya pada laki-laki itu. Setelah
itu laki-laki tersebut memberikan peci yang dia
jual untuk Jabir.Karena tukar menukar barang
merupakan teknik persuasi antara Jabir dengan
laki-laki itu. Jadi tukar menukar adalah saling
memberikan barang atau sesuatu tanpa
mengeluarkan uang.
Simbol : Dari ikon dan tanda verbal yang ada
memberikan isyarat bahwa si laki-laki berbaju
hitam melakukan tukar menukar peci dengan
kalam. Jadi simbol pertukaran barang antara peci
dan kalam di sebut sebagai Muqayadhah
(barter), yaitu menukar barang dengan barang
66
c. Makna Adegan Tentang Teknik Persuasif oleh Jamaah Islamiyah
Dalam adegan tentang teknik persuasif oleh Jamaah Islamiyah ini terlihat
laki-laki berbaju hitam sedang menawarkan buku-buku islami pada Jabir dan
temannya. Lalu laki-laki itu menghampiri Jabir dan berinisiatif mengawali
pembicaraan. Karena tujuan laki-laki itu untuk mempengaruhi atau meyakinkan
Jabir dan temannya agar Jabir dan temannya mau mengikuti pengajian yang
diadakan oleh Jamaah Islamiyah.
Teknik persuasif yang dilakukan oleh laki-laki itu adalah dengan tukar
menukar barang. Setelah Jabir memberikan kalam secara gratis pada laki-laki itu,
laki-laki itu juga memberikan imbalan berupa peci pada Jabir agar Jabir tertarik
untuk mengikuti pengajiannya. Selain itu, Jamah Islamiyah juga sedang mencari
seseorang untuk dijadikan pengantin bom bunuh diri. Kalam adalah sebuah tanda
baca untuk membaca Al-Quran yang terbuat dari kayu. Sedangkan peci adalah
sebuah penutup kepala untuk laki-laki yang digunakan pada saat pengajian. Tukar
menukar barang menurut Islam adalah Muqayadhah (barter), yaitu menukar barang
dengan barang.8
Menurut Littlejohn, persuasif dipandang sebagai usaha sadar untuk
mengubah pikiran dan tindakan dengan memanipulasi motif-motif
kearah tujuan yang telah ditetapkan. Makna memanipulasi di sini
bukanlah mengurangi atau menambah fakta sesuai konteksnya,
8 http://pengusahamuslim.com/hukum-jual-beli-definisi-klasifikasi-pembagian-dan-syarat/
artikel diakses pada 15 Juni Pukul 23.55 WIB.
tukar menukar ini dijadikan objek bagi si laki-
laki berbaju hitam untuk mempengaruhi Jabir
yang baru dikeluarkan dari Pesantren agar dapat
mengikuti ajakan si laki-laki berbaju hitam untuk
ikut pengajiannya. Selain itu juga barang
tersebut memang berguna bagi keduanya.
67
tetapi dalam arti memanfaatkan fakta-fakta yang berkaitan dengan
motif-motif khalayak sasaran, sehingga tergerak untuk mengikuti
maksud pesan yang disampaikan kepadanya. Sedangkan menurut
Ilardo dan Hamm (2004) mengatakan bahwa persuasif adalah
komunikasi yang mengubah keyakinan, sikap, perilaku dan niat
lain dengan menggunakan kata-kata atau pesan non verbal. Dapat
disimpulkan bahwa komunikasi persuasif adalah proses untuk
memengaruhi dan mengubah pandangan dan pikiran seseorang
melalui bujukan tanpa paksaan.9
4. Adegan tentang Pengantin Bom Bunuh Diri Oleh Jamaah Islamiyah
Kegiatan Tabel 6
9M. Jamiluddin. Ritonga, Tipologi Pesan Persuasif, (Jakarta: PT Indeks Kelompok
Gramedia, 2005), h. 5.
Visualisasi: Ikon
Pada gambar pertama,
terlihat Jabir memakai
pakaian serba hitam dengan
menggunakan peci dan
sorban. Dibelakang Jabir
terdapat kain yang
bertuliskan laa illahaillallahu
muhammadu rasullullahu.
Jabir sedang berpamitan
dengan ibunya melalui video
rekaman yang Jabir buat.
Dalam gambar ini, Jabir
berkata, “Bu Jabir pamit.
Jabir pergi jihad fi sabilillah.‟
Gambar 1
68
Pada gambar kedua terlihat
Jabir dengan menggunakan
pakaian serba hitam,
memakai peci dan sorban
sedang membuat video
rekaman yang ditujukan
untuk ibunya, dia meminta
izin pada ibunya. Karena
cita-cita Jabir hanya ingin
memuliakan ibunya. Dalam
adegan tersebut, Jabir berkata
“Syahidnya Jabir, Insyaallah
menjadi saksi surganya Ibu.”
Gambar 2
Indeks :
Berjihad adalah suatu upaya umat Islam untuk
tetap bersandar pada nilai syariat agama Islam
yaitu Quran dan Hadist. Jabir menjadi seorang
pengantin bom bunuh diri karena Jabir ingin
memuliakan ibunya di surga. Jabir tidak bisa
membahagiakan ibunya di dunia. Maka Jabir
ingin membahagiakan ibunya di surga. Dengan
cara berjihad. Jihad yang menurut Jamaah
Islamiyah adalah jihad dijalan Allah. Di dalam
adegan tersebut, mati syahidnya Jabir adalah
saksi surga bagi ibunya.
Simbol : Dari ikon dan tanda verbal yang ada terkandung
pesan simbolik dari adegan tersebut adalah mati
syahid menurut Jamaah Islamiyah adalah
kemuliaan yang dijamin masuk surga tanpa
hisab. Para Jamaah Islamiyah yakin kematiannya
sebagai syuhada, karena yang dilakukannya
untuk memperjuangkan agama Allah. Para
anggota Jamaah Islamiyah berburu mati syahid
dan yakin perbuatannya kelak diganjar surga.
Selain itu berjihad adalah tindakan yang di
wajibkan oleh Allah. Istilah calon pengantin
terkait dengan imbalan yang dipercaya oleh
Jamaah Islamiyah sebagai imbalan mereka di
surga berupa bidadari-bidadari.
“Dari al-Miqdam bin Ma’di Kariba ra
bahwa Rasulullah saw bersabda, “Orang yang
gugur sebagai syahid mendapatkan enam
keistimewaan: (Pertama) ia akan diampuni
dosa-dosa sejak awal berangkat, (kedua) ia akan
melihat tempat duduknya di surga, (ketiga) ia
69
d. Makna Adegan Tentang Pengantin Bom Bunuh Diri Oleh Jamaah
Islamiyah
Dalam adegan ini, terlihat Jabir memakai pakaian serba hitam dengan
menggunakan peci dan sorban. Peci adalah penutup kepala yang digunakan laki-
laki pada saat sedang pengajian atau shalat di mesjid. Sedangkan sorban adalah
kain yang digunakan di leher oleh para kyai atau ulama. Di belakang Jabir terlihat
kain bertuliskan laa illahaillallahu muhammadu rasullullahu. Jabir begitu ikhlas
memasrahkan dirinya untuk menjadi seorang pengantin bom bunuh diri. Karena
tujuan Jabir menjadi seorang pengantin bom bunuh diri adalah untuk
membahagiakan ibunya di surga. Selain itu setiap pengikut yang akan menjalankan
jihad bom bunuh diri melakukan persiapan. Salah satunya membuat pernyataan
khusus melalui video rekaman. Video rekaman tersebut ditujukan kepada kedua
10
http://www.bersamadakwah.com/2011/12/hadits-36-jihad-adalah-sebagian-dari.html
artikel diakses pada 5 Juni 2014 pukul 13.43
akan diselamatkan dari siksa kubur, (keempat)
ia akan terselamatkan dari kepanikan yang luar
biasa, (kelima) di atas kepalanya akan dipasang
mahkota ketenangan yang terbuat dari yaqut
yang lebih baik dari dunia dan seisinya,
(keenam) dikawinkan dengan tujuh puluh dua
isteri dari bidadari yang bermata jelita dan
diberi hak memberi syafa’at kepada tujuh puluh
dari kerabatnya.” (Shahih: Shahih Ibnu Majah
no: 2257, Tirmidzi III: 106 no: 1712, Ibnu
Majah II: 935 no: 2799)”
“Rasulullah saw bersabda,”Berjihadlah
kalian karena jihad itu adalah salah satu jalan
yang bisa menyampaikan kalian ke surga dan
dengannya Allah akan membebaskan kalian dari
rasa resah dan gelisah di duniia ini (HR
Ahmad)”10
70
orangtua Jabir. Pengantin bom bunuh diri adalah seseorang yang berjihad di jalan
Allah. Istilah calon pengantin terkait dengan imbalan yang dipercaya oleh Jamaah
Islamiyah sebagai imbalan mereka di surga berupa bidadari-bidadari.
Para anggota Jamaah Islamiyah yakin kematiannya sebagai syuhada, karena
yang dilakukannya untuk memperjuangkan agama Allah. Para anggota Jamaah
Islamiyah berburu mati syahid dan yakin perbuatannya kelak diganjar surga. Jihad
diwajibkan oleh Allah adalah suatu upaya umat Islam untuk tetap bersandar pada
syariat Islam yaitu Quran dan Hadist. Jamaah Islamiyah menganggap dirinya
sebagai mujahid. Mujahid adalah mereka yang berjihad di jalan Allah.11
C. Pesan Moral Dalam Film Mata Tertutup
Film ini berpesan semoga bisa meningkatkan kewaspadaan, teliti terhadap
sodoran dan ajakan kelompok dan aliran tertentu. Bukan saja terhadap NII namun
terhadap aliran-aliran menyesatkan lain dalam bentuk apapun.12
Karena apapun
bentuk organisasi Islam harus didasari pemahaman agama yang sesungguhnya,
yaitu Al-Quran dan Hadist. Serta mampu membedakan organisasi Islam tidak
hanya berdasarkan dari mana organisasi itu didirikan tetapi berdasarkan
pemahaman keagamaan masing-masing. Jangan terlalu mudah menerima
pandangan yang dibawa oleh suatu organisasi Islam, kenali tindak tanduk latar
belakang mereka menjalani sebuah organisasi. Pahami setiap kata-kata yang
diucapkan dengan baik bandingkan dengan syariat Islam yang sesungguhnya.
Kemudian diskusikan dengan tokoh agama setempat, agar dapat mengetahui
apakah organisasi Islam tersebut layak diikuti atau tidak.
11
Akhmad Jenggis P, 10 Isu Global Dunia, (Yogyakarta: NFP Publishing,2012) 12
Khelmy K. Pribadi,,Membuka Mata Tertutup, (Jakarta: Maarif Institute, 2012), h. 58.
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari analisis data dan interpretasi yang telah dilakukan
terhadap film Mata Tertutup, penulis dapat menyimpulkan bahwa:
1. Makna Ikon, Indeks dan Simbol yang terdapat dalam film Mata Tertutup
adalah:
a. Pada adegan proses perekrutan anggota baru oleh NII, Bai’at adalah
ucapan seseorang yang siap berhijrah dari Republik Indonesia menuju
NII. Bai’at itu terjadi ketika mata para calon anggota ditutup dengan
kain hitam. Bai’at merupakan suatu prosedur yang sangat penting untuk
mengesahkan hijrahnya seseorang dari kewarganegaraan RI menuju
NII. Bai’at itu merupakan simbol keagamaan yang dilakukan oleh NII
dalam proses perekrutan calon anggota baru. Hijrah adalah jalan
alternatif yang harus dipilh dan dilakukan.
b. Pada adegan rapat internal NII, Infaq merupakan pengeluaran sukarela
yang di lakukan seseorang. Allah memberi kebebasan kepada
pemiliknya untuk menentukan jenis harta, berapa jumlah yang
sebaiknya diserahkan. setiap kali ia memperoleh rizki, sebanyak yang ia
kehendakinya. Para anggota NII diwajibkan memberikan harta yang
dimiliki secara sukarela. Termasuk menyerahkan kalung emas atau
barang berharga lainnya.
72
c. Pada adegan teknik persuasif oleh Jamaah Islamiyah, Muqayadhah
(barter), yaitu menukar barang dengan barang, dan Pengantin bom
bunuh diri adalah seseorang yang berjihad di jalan Allah. Istilah calon
pengantin terkait dengan imbalan yang dipercaya oleh Jamaah
Islamiyah sebagai imbalan mereka di surga berupa bidadari-bidadari.
d. Pada adegan pengantin bom bunuh diri oleh Jamaah Islamiyah, Para
anggota Jamaah Islamiyah berburu mati syahid dan yakin perbuatannya
kelak diganjar surga. Jihad diwajibkan oleh Allah adalah suatu upaya
umat Islam untuk tetap bersandar pada syariat Islam yaitu Quran dan
Hadist.
2. Pesan moral yang ingin disampaikan dalam film Mata Tertutup ini adalah
semoga bisa meningkatkan kewaspadaan, teliti terhadap sodoran dan ajakan
kelompok dan aliran tertentu. Bukan saja terhadap NII namun terhadap
aliran-aliran menyesatkan lain dalam bentuk apapun. Karena apapun bentuk
organisasi Islam harus didasari pemahaman agama yang sesungguhnya,
yaitu Al-Quran dan Hadist..
B. Saran
Harus semakin cerdas dan tidak mudah terpancing oleh aliran-aliran yang
menyimpang dan jangan terlalu mudah menerima pandangan yang dibawa oleh
suatu aliran Islam, kenali tindak tanduk latar belakang mereka menjalani sebuah
aliran. Serta pahami setiap kata-kata atau ajaran-ajarannya.
73
DAFTAR PUSTAKA
Abduh, Umar, Membongkar Gerakan Sesat NII Di Balik Pesantren Mewah Al-
Zaytun, Jakarta: Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam, 2001
Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala Erdinaya. Komunikasi Massa, suatu
pengantar, Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Ash-Shufiy, Mahir Ahmad, Surga Kenikmatan Yang Kekal, Solo: Tiga Serangkai,
2007
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2008
Berger, Arthur Asa, Pengantar Semiotika: Tanda-tanda dalam Kebudayaan
Kontemporer, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2010
Budiman, Kris, Semiotika Visual: Konsep, Isu dan Problem Ikonitas, Yogyakarta:
Jalasutra, 2011
Bungin, Burhan, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta; Prenada Media Group,
2005
Christomy, Tommy, Semiotika Budaya, Depok: UI, 2004
Danesi, Marcel Semiotika Media, Yogyakarta: Jalasutra, cetakan 1, 2010
Darmayanti, Nani Bahasa Indonesia Untuk Sekolah Menengah Kejuruan Tingkat
Semenjana Kelas X, Jakarta: Grafindo Media Pratama, 2007
Dengel, Holk H., Darul Islam-Nii dan Kartosuwiryo “Angan-angan Yang Gagal”
(Terjemahan), Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2011
Effendi, Onong Uchaja, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung: Cipta
Aditya Bakti, 2003
Endraswara, Suwardi, Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan: Ideologi,
Epistemologi, dan Aplikasi, Yogyakarta: Pustaka Widyatama, 2006
Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta:LKiS
Faridl, Miftah, Dakwah Kontemporer Pola Alternatif Dakwah Melalui Televisi,
Bandung: Pusdai Press, 2000
74
Gunadi, Ys. Dan Djony Heffan, Himpunan Istilah Komunikasi, Jakarta: PT
Grasindo, 1998
Haricahyono, Cheppy, Dimensi Pendidikan Moral, Semarang: IKIP Semarang
Pres, 1995
Jenggis P, Akhmad, 10 Isu Global Dunia, Yogyakarta: NFP Publishing,2012
Kriyantono, Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana, 2009
Lutters, Elizabeth, Kunci Sukses Menulis Skenario, Jakarta: Grasindo, 2004
Nata, Abudin, Akhlak Tasawuf, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003
Pranajaya, Adi, Film dan Masyarakat: Sebuah Pengantar, Jakarta: BP SDM Citra
Pusat Perfilman Haji Usman Ismail, 1999
Pratista, Himawan, Memahami Film, Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008
Pribadi, Khelmy K., Membuka Mata Tertutup, Jakarta: Maarif Institute, 2012
Piktoringa, M. Jamaluddin, Tipologi Pesan Persuasif, Jakarta: PT Indeks, 2005
Rahmat, Jalaluddin, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2003
Robinson, James G., Komunikasi Yang Efektif, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya,
1986
Sobur, Alex, Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisa Wacana,
Analisis Semiotik, dan Analisis framing, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2006
---------------, Semiotika Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta, 2005
Tinarbuko, Sumbo, Semiotika Komunikasi Visual, Yogyakarta: Jalasutra, 2008
Wibowo, Semiotika komunikasi aplikasi praktis bagi penelitian dan skripsi
komunikasi, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2011
Yuwono, Untung dan Chitomy. T, Semiotika Budaya, Depok: Pusat Penelitian
Kemasyarakatan dan Budaya Direktorat dan Pengabdian Masyarakat
Universitas Indonesia, 2004
75
Sumber Lain
UU Republik Indonesia No 8 Tahun 1992 tentang perfilman Bab 1, Pasal 1
Ayat 1.Departemen Penerangan RI.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka, 1997
Karakter Pemain Artikel diakses pada 24 Desember 2013 dari
http://www.muvila.com/read/mata-tertutup-film-antiradikalisme-ala-garin-nugroho
Pengertian Simbol Agama artikel diakses pada 25 April 2014 dari
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2198155-pengertian-keagamaan/
Hubungan NII dan Jamaah Islamiyah artikel ini diakses pada 21 Mei 2014
pukul dari http://Socio-politica.com/2011/05/01/Negara-Islam-Indonesia-di-
ladang-permainan-intelejen-2/
Pengertian jihad artikel diakses pada 22 Mei 2014 dari
http://www.pengobatangratisonline.com/2012/11/tafsir-sesat-jamaah-
islamiyah.html
Pengertian hijrah artikel diakses pada 4 Agustus 2014 dari
http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2011/05/11/14600/nii-kw-9-
adalah-gerakan-kriminal-buatan-intelijen/#sthash.KsyY9EUv.dpbs
Hadist Jihad http://www.bersamadakwah.com/2011/12/hadits-36-jihad-
adalah-sebagian-dari.html
Pengertian Infaq artikel diakses pada 4 Agustus 2014 dari
http://edukasi.kompas.com/read/2011/04/27/11523481/Ajaran.NII.Menghapus.Dos
a.dengan.Uang
Ajaran NII artikel ini diakses pada 4 Agustus 2014 dari http://nii-crisis-
center.com/home/?option=com_content&task=view=article&id=147
Film Mata Tertutup artikel diakses pada 4 Agustus 2014 pukul 12.01 dari
http://www.republika.co.id/berita/senggang/film/12/09/22/maqs0v-mata-tertutup-
film-tanamkan-kecintaan-kepada-nkri
HASIL PERTANYAAN WAWANCARA PENELITIAN
Nama : Bapak Khelmy K. Pribadi
Jabatan : Produser
Tempat Wawancara : Maarif Institute di Tebet
Tanggal Wawancara : 23 Januari 2014
1. Mengapa tertarik untuk mengangkat film tentang NII?
Film Mata Tertutup itu di buat atau di produksi pada tahun 2011. Sebenarnya pada tahun
yang sama 2011 juga itu Maarif Institute sebenarnya kendati research, bikin research tentang
radikalisme di kalangan remaja. Jadi research itu dilakukan di 4 Kabupaten Kota,
Pandeglang, Cianjur, Yogya dan Solo. Nah salah satu hasil research itu menemukan bahwa
kalo dulu trend radikalisme atau trend ide-ide radikalisme itu ada di pesantrenlah. Tapi dalam
research kami menemukan yang berbeda bahwa kelompok-kelompok ekstrim keagamaan itu
juga menyasar anak-anak atau pelajar di sekolah-sekolah milik publik. Dalam hal ini SMA
Negeri. Jadi kita melihat ada trend yang berubah tidak hanya pesantren ternyata tapi justru di
sekolah-sekolah milik publik itu. Dan kami menganggap, kaya Rohis misalnya itu kan rentan
untuk disusupi yang semestinya itu sekolah-sekolah milik publik harusnya mengajarkan ide-
ide tentang kebangsaan, kenegaraan. Tapi faktanya berbeda. Nah selama ini Maarif sebagai
lembaga kajian ketika selesai research ya oke kita seminarkan, oke kita publikasikan.
Biasanya terbatas hanya pada buku. Kita bikin buku, tulis dalam jurnal atau tulis di media.
Sementara research ini menurut kami gak bisa ini sesuatu yang mendesak dan apalagi ini
berhubungan sama pelajar. Kalo kita bikin buku siapa sih yang mau baca? Jangankan pelajar,
mahasiswa saja ya saya gak tahu sekarang ya mungkin mahasiswa misalnya hasil penelitian
itu di buat buku di kasih ke perpus saya juga gak yakin ada mahasiswa yang mau baca.
Mungkin ada yang baca tapi pasti karna kebutuhan skripsi. Saya sih gak yakin dan saya harus
menuduh itu. Nah di situlah kemudian kita melihat ini ada persoalan yang serius. Persoalan
yang semakin serius mengkhawatirkan terlebih dalam kajian kami misalnya masih ingat
dengan bom JW Marriot ke-2 tahun 2009 pelakunya Dani Permana. Dia menjadi pelaku bom
bunuh diri yang masih muda 19 tahun dan dia baru lulus SMA. Nah kita melihat ini sudah
semakin mengkhawatirkan. Mereka cuci otaknya untuk mau melakukan itu. Nah ada hasil
research yang sedemikian mengkhawatirkan sementara research ini berhubungan sama anak
muda. Pointnya kan hasil researchnya harus disampaikan ke anak muda biar hey kamu mesti
tahu, kamu itu jadi inceran. Gimana caranya? Nah disitulah kami berfikir untuk
memproduksi film. Film Mata Tertutup itu di produksi di bawah divisi Islam dan Media. Di
Maarif itu ada 3 divisi, yaitu Riset, Islam for Justice sama Islam dan Media. Kebetulan saya
yang menggawangi itu. Kemudian ketemulah kita dengan Mas Garin. Yang kebetulan dia
Pembina juga di Maarif. Mas ini ada persoalan seperti ini seperti ini, yuk kita bikin film.
Yaudah ayo, nah jadi latar belakangnya yaitu teknisi produksinya kita dari SET dan
kemudian kita merasa itu mengkhawatirkan. Latar belakang yang lain adalah Maarif Institute
di buat itu kan untuk melembagakan atau menginstitusionalisasikan ide-ide atau gagasan-
gagasan besar Buya Syafii Maarif. Apa? Gagasan-gagasan besar itu ada 3, gagasan besar soal
Ke-Indonesiaan, Kemanusiaan dan Keislaman. Nah bagi Buya 3 gagasan ini itu harus ada
dalam satu tarikan nafas. Jadi untuk menjadi orang Indonesia itu harus menjadi orang Islam
sekaligus menjadi orang Indonesia yang sekaligus punya nilai-nilai kemanusiaan. Nah
radikalisme atau ektrimisme keagamaan yang menggunakan kekerasan dari segi bahasa
politik itu bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan, bertentangan dengan nilai-nilai ke-
Indonesiaan yang plural dan juga bertentangan dengan nilai-nilai keislaman itu sendiri.
Karena bagi Buya, orang-orang yang menggunakan bahasa kekerasan dalam menyampaikan
idenya itu adalah orang-orang yang putus asa, orang-orang yang picik, orang-orang yang
membajak atas nama agama. Nah kan membajak Tuhan itu sendiri. Kita melihat itu persoalan
yang harus di selesaikan. Melalui film itu terlebih karena targetnya adalah pelajar, melalui
film itu kita ingin masuk menyampaikan pesan-pesan. Kita ingin mengkampanyekan Islam
yang ramah bukan Islam yang marah. Maarif itu punya program namanya TOLAK, generasi
TOLAK. TOLAK itu Toleran Anti Kekerasan. Jadi kita melawan, sikapnya tegas terhadap
kelompok seperti itu. Selama Indonesia bukan negara Islam maka dia harus taat hukum dan
melakukan bom bunuh diri atau melakukan teror itu sudah pasti melanggar titah sebagai
warga negara Indonesia
2. Kapan muncul ide atau gagasan membuat film Mata Tertutup ini?
Ide untuk membuat film ini sepenuhnya dari Maarif. Ketika mulai maraknya pemberitaan
tentang terorisme di Indonesia. Kebetulan itu dikerjakan dibawah divisi Islam dan Media.
3. Apakah ada hubungannya makna kata Mata Tertutup dengan NII?
Ya, jadi gini ketika kami memproduksi film Mata Tertutup itu melibatkan Mantan Gubernur
NII Jawa Tengah. Dia lah yang mendampingi kami, bagaimana sih orang yang mau direkrut?
Tahapan-tahapannya apa? Dan memang sebagian besar mata nya ditutup. Di NII itu menutup
matanya adalah sebagian dari hijrah. Dalam film itu juga terlihat orang yang matanya ditutup
dan kemudian di suruh baca Bismillah yang kenceng, karena kita akan hijrah. Nah itu
memang kita tafsirkan diambil dari bagian proses hijrahnya seorang yang masuk NII. Diluar
itu Mata Tertutup itu adalah representasi dari nilai-nilai keislaman, kemanusiaan yang
tertutup. Orang yang masuk dalam kelompok ini adalah orang-orang yang fanatik, orang-
orang yang merasa benar sendiri. Orang-orang yang sudah merasa bahwa dirinya yang paling
benar keagamaannya. Maka sebenarnya dia sudah tertutup mata hatinya. Dia tidak bisa
menerima kebenaran yang lain. Padahal kan sebenarnya kita hidup itu kan sama-sama
mencari kebenaran. Di dalam film bagian terakhir Buya Syafii itu bilang “kalau anak muda
cara melihatnya hitam dan putih, kalau anak muda sudah terpancing cara pandangnya itu
yang sangat fanatik apalagi yang fanatik buta. Anak muda itu kan menggali kubur masa
depannya.
4. Bagaimana proses menentukan pemain?
Jadi Mas Garin Nugroho itu kan Sineas Senior. Dan tidak hanya seorang sutradara film, dia
juga seorang seniman. Proses casting tetap seperti biasa. Cuman, sebagian besar mereka itu
berasal dari kelompok-kelompok teater dari Yogya. Sebagian besar anak ISI, UGM dan
UPN. Meskipun Mas Garin itu punya standar aktor-aktornya dan seterusnya. Dan mereka
sebagian besar pemain-pemain teater di Yogya. Ada yang Mas Garin sudah tahu. Seperti
Iman (Jabir) langsung di telepon. Tapi ada bebrapa yang di casting. Karena dengan pemain
teater itu sangat membantu kami. Pertama, film ini budgetnya rendah, jadi kalo kami harus
membayar pemain atau artis-artis ya tentu tidak bisa. Tapi tidak hanya persoalan itu, film ini
di bikin tanpa skenario. Sama sekali tidak ada skenario. Kalo yang disebut skenario sebagai
dokumen dialog antar pemain itu kita gak punya. Yang ada adalah treatment, plot. Tokoh A
punya treatment begini, tokoh B itu punya treatment begini. Tokoh A karakternya begini
begini begini. Jadi, ketika pas syuting pada adegan si Husni (temannya Jabir) itu menyanyi.
Itu on the spot. Yang disebut treatment itu begini, nih temenmu si Jabir lagi bersedih, kalo
kamu punya temen yang lagi bersedih kamu apain? Dihibur mas, cara menghiburnya
gimana? Nyanyi ya sudah nyanyi. Coba kamu nyanyi, lalu syuting. Kalo film ini dilakukan
bukan dengan pemain teater yang sudah terbiasa dengan imporovisasi itu ya tidak bisa.
Bahkan untuk artis-artis di Ibukota sekaligus saya gak yakin. Karena mereka terdidik dalam
sebuah skenario. Kalo untuk film Mata Tertutup tidak menggunakan skenario.
5. Apa yang menjadi tujuan untuk membuat film Mata Tertutup?
Tujuan dari film itu begini, Maarif punya perhatian khusus terhadap ke-Indonesiaan,
terhadap keislaman, Islam yang damai, Islam yang harmonis. Maarif punya mimpi besar
terhadap kemajemukan, terhadap pluralisme dan radikalisme itu anti tesis terhadap plurasime
itu sendiri. Kelompok-kelompok yang fanatik apalagi menggunakan kekerasan itu menjadi
ancaman bagi pluralisme kita. Nah tujuannya adalah ketika radikalisme itu masuk melalui
anak muda, radikalisme itu mengancam pluralisme. Kita harus melawan itu, karena
radikalisme atau kekerasan atas nama agama dalam bentuk apapun itu sudah mencederai
kemajemukan kita, mencederai kita sebagai sebuah bangsa. Nah melalui film ini kita ingin
mengkampanyekan agar anak muda bisa terhindar dari radikalisme, terhindar dari kelompok-
kelompok yang picik, kelompok-kelompok yang anti perbedaan. Kita ingin menghindari itu.
Melalui film ini kita ingin menyampaikan ke anak muda agar berhati-hati, mawas diri. Tetapi
film ini tidak memposisikan para korban-korban atau orang-orang yang pernah terlibat. Film
ini melihat pelaku atau siapapun itu adalah korban. Jadi jangan kita jauhi. Kalo misalnya kita
punya teman, kita harus ajak ngobrol, jangan-jangan mereka ini memang insecure atau
gimana. Sehingga jadi tidak punya teman untuk bercerita atau curhat
6. Berapa lama waktu yang digunakan dalam pengambilan gambar atau proses syuting?
7 hari, satu minggu. Kalo pengambilan gambar loh. Mugkin kalo proses produksi seluruhnya
itu hampir memakan waktu sampai editing dan seterusnya itu 4-5 bulan. Yang lama
researchnya.
7. Dimanakah lokasi yang dipakai dalam film Mata Tertutup?
Di Yogya semuanya, kalo kita sebut Kota ya di Yogya. Ada yang di daerah Condong Catur
di Terminalnya itu. Sebagian besar di Yogya.
8. Apakah pihak NII mengizinkan pihak rumah produksi mengangkat film ini?
Saya gak tahu kalo NII tahu, cumin kita melibatkan dengan mantan-mantan NII. Pertama,
mantan Gubernur NII di Jawa Tengah, kemudian kami mengkoordinasikan dengan kawan-
kawan ex NII yang sekarang tergabung di NII Klasi Center. Kemudian kami sempat
berkomunikasi dengan kawan-kawan alumni Afganistan. Selain itu ketika proses research,
kami banyak bertemu dengan ahli-ahli yang pernah menyelidiki tentang NII. Ada banyak,
kita kumpulkan disini, kemudian ngobrol. Ada buku Solahudin judulnya dari NII ke JI. Dari
Negara Islam Indonesia ke Jamaah Islamiyah. Itu penerbitnya Komunitas Bambu. Kalo
skripsinya membahas ini harus baca buku ini. Karena datanya sangat penting, jadi seakan-
akan orang-orang apa sih hubungannya NII? NII kan yang nyari duit sama Jamaah Islamiyah
yang ngebom-ngebom. JI itu dulu dari NII, JI itu adalah NII yang frustasi, kita ini katanya
mau mendirikan negara Islam. Tapi kok jihad-jihad, jadi dia keluar. Di buku Solahudin itu
banyak datanya.
9. Apakah pesan moral yang ingin disampaikan terhadap film Mata Tertutup?
Yang pasti pesannya, beragama itu jangan insecure. Jadi beragama di Indonesia atau
berislam di Indonesia itu harus percaya diri. Bahwa di Indonesia itu sudah beragam seperti
ini ya itu harus di maknai sebagai sebuah kekayaan. Jadi beragama itu gunakan nilai
berlomba-lomba dalam kebaikan dan Islam itu Rahmatan lil alamin. Jadi kalo kita berislam,
kita ini kan agennya islam sendiri. Nah kalo kita aja tidak bisa memberi rahmat kepada orang
lain bahkan kepada orang yang berbeda agama, ya bagaimana? Mau rahmat dari mana?
Rahmatan lil alamin itu yang berislam atau engga itu dapet rahmat dari Allah. Gak Cuma
orang Islam aja. Jadi pesan moralnya adalah bagaimana kita beragama di tengah
kemajemukan itu. Kita ingin mengajak ya siapapun lah yang di Indonesia inilah. Kita itu
harus beragama secara dewasa. Menghadapi perbedaan juga harus dengan cara dewasa.
Kekerasan dalam bentuk apapun tidak pernah dibenarkan untuk menjawab perbedaan-
perbedaan yang ada. Jadi kalo kekerasan sudah di pakai, dan islam tidak mengajarkan
kekerasan. Sama sekali tidak mengajarkan itu. Kita ingin menyampaikan soal bagaimana
kemajemukan kita hari ini itu ada banyak ancaman radikalisme, ekstrimisme, keagamaan,
fundamentalisme dan seterusnya. Padahal kemajemukan di kita di Indonesia itu adalah
kekayaan yang luar biasa. Coba cari di negara manapun yang bisa seplural seperti kita.
Jangankan yang tidak seagama, yang satu agama saja organisasinya bermacam-macam,
mahzabnya bermacam-macam, cara berwudhunya bermacam-macam. Allah itu kan maha
besar, ya kalo dia mau kan ngapain dibikin bermacam-macam? Sudah bikin saja satu, Islam
semua bisa. Masa Allah gak bisa, ya bisa. Tapi kenapa terjadi? Kan di dalam film itu kan
agar saling mengenal, saling bertemu, ada toleransi. Mari beragama dengan dewasa, jangan
menggunakan kekerasan dengan menyikapi perbedaan. Kalo aku itu bertemu dengan
mahasiswa bukan beragama dengan dewasa, tapi beragama itu jangan insecure. Yakin aja, oh
dia Islamnya beda ya sudah. Itu urusan dia sama Allah.
10. Mengapa dalam film ini menggunakan 2 rumah produksi (Maarif Institute dan SET Film)?
Mungkin karena sering ketemu, kalo aku dari Programmer sih sederhana, aku ga yakin PH
lain itu bisa bekerja memproduksi film layar lebar dengan durasi 110 menit, dengan budget
di bawah 1 milyar. Saya tidak yakin ada PH yang mau mengerjakan itu. Yang kedua, ada
standar-standar estetika yang menjadi target. Aku suka film, dulu dikampus juga aktif film
seing bikin-bikin lah. Film tidak hanya sekedar bahasa, tidak hanya sekedar alat propaganda.
Tapi ada capaian-capaian estetika. Dan Mas Garin bisa memberikan itu. Kalo film saat ini
kaya tidak lihat film. Kaya lihat gambar-gambarnya itu, artinya gini loh itu yang menjadi
cara kamu untuk bicara. Antara film dengan hari ini kita kan gak ada bedanya. Kalo kamu
lihat ibu tua menggendong, kamu bisa juga gak nonton itu di Pasar Minggu? Ketika lihat
metromini atau bus kan, kamu kan bisa melihat. Tapi bandingkan kalo di sinetron misalnya,
wah dia suami istri naik mobil BMW. Pernah gak naik mobil BMW? Saya tidak pernah
duduk di mobil BMW itu. Artinya bagaimana kita menggunakan film itu untuk media
komunikasi dengan penonton. Artinya kalo di film itu terjadi, itu bisa terjadi pada saya.
Terus saya mesti ngapain? Kenapa SET Film? Pertama, Mas Garin itu satu visi dan cukup
dekat. Mas Garin itu aktif untuk memperjuangkan keberagaman juga multikulturalisme.
Sama dengan Maarif. Kita punya visi yang sama, visi kebangsaan yang sama. disitulah kita
ketemu. Aku sebagai programmer ya terus terang saja, budget kita cuman di bawah 1 milyar.
Bikin produksi film bioskop dengan panjang 110 menit.
11. Bagaimana alur atau plot dalam film Mata Tertutup ini?
Sebenarnya alur yang dipakai itu kan maju mundur. Jadi disini kan ada 3 cerita, kita ingin
meramu 3 cerita itu, 3 kisah yang sebenarnya dari ketiga itu mewakili beberapa cara
pandang. Ada yang dilihat dari ketika radikalisme atau ekstrimisme keagamaan itu dilihat
dari sosok seorang ibu, Ada yang di lihat dari sosok seorang perempuan dan ada yang dilihat
dari sosok korban laki-laki, miskin, yang melihat jelas ketidakadilan bagaimana ibunya di
perlakukan tidak adil oleh bapaknya. Tapi dia tidak bisa membantu, sementara dia miskin,
dia tidak punya pekerjaan. Akhirnya bertemu dengan kelompok itu, kamu ingin
membahagiakan ibumu? Pengen, siapa yang gak pengen. Kalo kamu gak bisa
membahagiakan ibumu di dunia, kamu bisa membahagiakan di akhirat. Caranya gimana?
Bom, doktrinnya kaya gitu. Kelompok-kelompok itu memang sering mendoktrin kaya gitu. 3
cara pandang itu yang kemudian kita gunakan, dan alurnya sendiri kenapa harus maju
mundur? Karena dengan begitu kita bisa merefleksi, jadi ini dokumenter-drama. Bukan
opnipus juga, tapi dalam satu cerita satu frame ada, meskipun sebenarnya plot seperti ini
tidak lazim dalam film-film Hollywood. Ini kalo kita bicara soal film ya, kamu akan banyak
menemukannya ketika kamu menonton film-film eropa. Di film ini kita tidak membuat scene
yang mempertemukan ketiga tokohnya, secara sengaja. Tapi lebih bagaimana mereka
bergulir. Pointnya adalah ketiga kisah ini ada di dalam kehidupan yang sama di Indonesia.
Jadi kita tidak sedang berbicara tentang kisah yang antah berantah, bukan. Bahkan ketika
film itu diproduksi, tokoh-tokoh yang kita tokohkan, yang kita karakterkan dalam film itu
ada Asimah itu di Malang, ada orangnya. Tapi tokoh itu tidak merepresentasikan si Asimah,
karakternya itu tidak merepresentasikan satu narasumber. Jadi ada yang anaknya di
kedokteran kita ambil, jadi satu tokoh itu kita kompilasi dari banyak narasumber yang kita
temukan. Penonton akan diajak untuk bicara reflektif antar satu kisah dengan kisah yang lain.
Ada yang begini begitu, sehingga gambarnya akan semakin utuh.
12. Kenapa dalam adegan di film itu hanya Jabir yang terdoktrin untuk melakukan pengeboman?
Sedangkan temannya Husni malah tidak terdoktrin?
Di situlah sebenarnya kalo dari cara pandang kami, sebenarnya itu adalah tesis yang ingin
kita sampaikan. Fungsi pertemanan, fungsi sahabat itu seperti itu. Dia selalu meragukan,
bukankah seringkali kita seperti itu? Sahabat kan tidak selalu mengiyakan, kadang kan perlu
mempertanyakan. Mempertanyakan bukan untuk kemudian meragukan itu, engga.
Sebenarnya saya tidak menganggap pernyataan Husni itu meragukan, tapi dia
mempertanyakan. Mempertanyakan untuk kamu maju atau mundur. Justru di situlah aku
melihat tesis. Meskipun pada akhirnya Jabir yakin inilah jalan hidupku. Makanya penting
untuk terbuka, penting untuk menjalin komunikasi dengan banyak orang. Sehingga
memperluas radius pergaulan, jangan introvert, dengan begitu semoga terhindar. Setidaknya
dengan punya banyak teman kamu banyak pandangan, banyak pengetahuan. Dengan begitu
kamu bisa memilih. Jangan hanya satu saja, di film itu seorang Husni itu kan. Seperti Punok
kawan, kaya Bagong, Semar . dia bukan tokoh utama, tapi sebenarnya mereka memainkan
peran utama. Peran utama apa? Untuk membuat kita tersadar, ketika seorang Jabir terjerumus
masih ada seorang Husni, seorang tokoh, seorang peran pembantu yang justru masih waras.
Ketika dia mempertanyakan “opo koe wes yakin arek ngelakoni kaya kie?” kita secara sadar
seorang Jabir itu tidak mati karena bom bunuh diri, tapi karena ditembak. Kita menghindari
fatalis, secara sadar kita memang memilih untuk menghindari fatalis. Dan ingat film mata
tertutup itu dibuka dengan bom. Itu bom yang dilakukan bukan atas nama Islam tapi atas
nama Kristen. Artinya kita ingin bilang bahwa bom bunuh diri ekstrimisme keagamaan
radikalisme itu gak hanya Islam. Fundamentalis Kristen juga ada, kaya di Rohingya itu
fundamentalis Budha. Jadi yang namanya terorisme itu tidak hanya Islam. Tapi kita harus
mengakui juga kalo ada orang Islam yang punya pikiran seperti itu. Tapi kan bukan berarti
semua.
13. Menurut Mas Khelmy pribadi, dengan maraknya pemberitaan tentang terorisme,
pengeboman di Indonesia ini yang belum kunjung selesai itu seharusnya seperti apa?
Saya ingin menggunakan tesisnya Maarif, tesis Maarif Institute itu seperti ini ektrimisme
keagamaan, terorisme itu tidak semata-mata karna persoalan penafsiran ayat-ayat Al-Quran
yang di bilang jihadlah. Tidak hanya itu, tetapi ada persoalan yang besar struktural, persoalan
keadilan sosial, persoalan kemiskinan, mau gak mau kita harus sadari. Dan sebagian besar
yang terkena dampak dari ketidakadilan itu orang Islam, kemiskinan masih dimana-mana. Di
film ini kan melihat permasalaha-permasalahan yang ada. Negara yang tidak memihak
kelompok miskin. Kalo kamu melihat terorisme itu seperti itu, maka selain persoalan
pendidikan, negara harus adil. Kalo ada yang salah ya diadili. Kalo ada kelompok minoritas
ya dilindungi, negara harus netral, negara harus berada di atas semuanya. Kalo dengan
persoalan terorisme terakhir yang terjadi Maarif itu selalu mengambil sikap seperti ini, ketika
terjadi penangkapan selalu dengan ditembak mati. Kita tidak setuju dengan itu, karena itu
sudah menghilangkan hak dia di mata hukum. Seseorang baru terduga teroris sudah ditembak
mati sementara polisi bisa gak membuktikan kalo dia bersalah? Kan gak bisa, terlepas dari
saya pribadi saya anti hukuman mati. Harusnya hukuman mati dihilangkan, terus gimana
hukumannya? Kasih aja hukuman 100 tahun, 130 tahun, mau dia mati di penjara ya sudah.
Tapi setidaknya selama 100 tahun itu dia diberi kesempatan untuk mencari bukti baru. Kalo
seseorang sudah dihukum mati, sehari setelah dia di hukum mati kemudian ada bukti baru
lebih valid, yang membuktikan bahwa orang ini tidak bersalah gimana? Apa dia bisa bangkit
dari kubur? Kan gak bisa. Mestinya jelas penembakan itu sudah mencederai hak asasi
manusia. Apapun bagaimanapun dia tetap punya hak di mata hukum, dia punya hak untuk
dilindungi sebagai tersangka. Jadi itu pertanyaan besar buat negara kita, negara kita punya
infrastruktur, punya tentara, punya polisi, punya inteligen. Kenapa harus ditembak mati? Kita
punya sniper, kenapa gak di tembak aja kakinya? Kenapa gak ditembak tangannya? Nah itu
dia yang jadi persoalan terorisme di Indonesia itu jangan dipolitisir. Kalo punya teman yang
agak-agak mengikuti gerakan seperti itu kalo punya daya ya di ajak ngobrol, tapi kalo
misalnya tidak ya di hindari.
14. Apakah makna judul Mata Tertutup?
Di NII itu menutup matanya adalah sebagian dari hijrah. Dalam film itu juga terlihat orang
yang matanya ditutup dan kemudian di suruh baca Bismillah yang kenceng, karena kita akan
hijrah. Nah itu memang kita tafsirkan diambil dari bagian proses hijrahnya seorang yang
masuk NII. Diluar itu Mata Tertutup itu adalah representasi dari nilai-nilai keislaman,
kemanusiaan yang tertutup. Orang yang masuk dalam kelompok ini adalah orang-orang yang
fanatik, orang-orang yang merasa benar sendiri. Orang-orang yang sudah merasa bahwa
dirinya yang paling benar keagamaannya. Maka sebenarnya dia sudah tertutup mata hatinya.
Dia tidak bisa menerima kebenaran yang lain. Padahal kan sebenarnya kita hidup itu kan
sama-sama mencari kebenaran. Di dalam film bagian terakhir Buya Syafii itu bilang “kalau
anak muda cara melihatnya hitam dan putih, kalau anak muda sudah terpancing cara
pandangnya itu yang sangat fanatik apalagi yang fanatik buta. Anak muda itu kan menggali
kubur masa depannya.
MAS KHELMY K. PRIBADI SELAKU PRODUSER FILM MATA TERTUTUP
LOGO MAARIF INSTITUTE