report of carbonate petrology

Upload: mega-dewi-astuti

Post on 19-Jul-2015

938 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN1.1 Maksud 1.1.1 Melakukan deskripsi batuan sedimen karbonat meliputi kenampakan megaskopis, yang meliputi struktur, tekstur, warna, ukuran butir dan menentukan nama batuan. 1.1.2 1.1.3 Mempelajari komposisi-komposisi penyusun batuan sedimen karbonat. Menjelaskan petrogenesa dari batuan sedimen karbonat yang dideskripsikan. 1.1.4 1.1.5 1.2 Tujuan 1.2.1 Mampu mendeskripsikan kenampakan megaskopis dari batuan sedimen karbonat. 1.2.2 1.2.3 Mampu menjelaskan komposisi-komposisi penyusun batuan sedimen. Mampu menjelaskan petrogenesa dari batuan sedimen karbonat yang dideskripsikan. 1.2.4 Mampu mengetahui nama batuan sedimen karbonat dan Mengklasifikasian batuan sedimen. Mengetahui kegunakan batuan sedimen karbonat.

petrogenesanya berdasarkan deskripsi sifat fisik dan komposisinya. 1.2.5 Mampu mengetahui kegunakan batuan sedimen karbonat.

1.3

Pelaksanaan Praktikum I.3.1 . Pelaksanaan ke -1 Hari Tanggal Waktu : Rabu : 9 November 2011 : 11.00-12.30 WIB

Laporan petro karbonat

Page 1

Tempat I.3.2

: Laboratorium Mineralogi Petrologi dan Petrografi

Pelaksanaan ke- 2 Hari Tanggal Waktu Tempat : Rabu : 16 November 2011 : 18.30-20.30 WIB : Laboratorium Mineralogi Petrologi dan Petrografi

Laporan petro karbonat

Page 2

BAB II DASAR TEORI2.1 Batuan Sedimen Karbonat Batuan karbonat merupakan salah satu batuan sedimen siliklastik. Menurut Pettijohn (1975), batuan karbonat adalah batuan yang fraksi karbonatnya lebih besar dari fraksi non karbonat atau dengan kata lain fraksi karbonatnya >50%. Apabila fraksi karbonatnya 2 mm

Pellet/peloid Adalah butiran karbonat yang berbentuk bulat, ellipsoid, atau runcing tapi, tidak mempunya struktur dalam seperti ooid,ukuran pellet relatif kecil, tapi biasanya berdiameter 0,1-0,5 mm (lanau sampai pasir halus). Peloid berasal dari sekresi organisme, terutama organisme pemakan Lumpur karbonat seperti

gastropoda atau crustacean.

Laporan petro karbonat

Page 6

Gambar 2.2 Pelet/peloid tanpa adanya struktur

Klastika karbonat Klastika karbonat adalah butiran karbonat berasaldari proses erosi batugamping purba yng telah tersingkap di darat, atau berasal dari proses erosi endapan-endapan karbonat

terkonsolidasi lemah pada cekungan pengendapan ukuran klastika karbonat biasanya pasir sampai gravel. 2.2.1.2 Butiran Cangkang Butiran cangkang pada batuan karbonat dapat berupa mikrofosil, makrofosil, atau fragment/pecahan makrofosil. Jika, fosil tersebut berupa cangkang utuh.maka, disebut sebgai broklast. Butiran ini merupakan allochem yang paling sering dijumpai pada batuan batuan karbonat. Butiran ini merupakan allochem yang paling sering dijumpai pada batuan karbonat. Butiran fosil yang utuh maupun fragmen cangkang pada batugamping dapat digunakan untuk iterpretasi lingkungan pengendapan purba. 2.2.2 Micrite Micrite atau Lumpur karbonat tersusun oleh kristal-kristal kalsit atau aragonite yang sangat halus, dapat berperan sebagai matriks

Laporan petro karbonat

Page 7

diantara butiran karbonat atau sebagai penyusun utama batuan karbonat berbutir halus, butirnya berukuran 2 mm atau lebih besar dari ukuran pasir. Kalkarenit, yaitu batugamping dengan ukuran butir sama dengan ukuran pasir (1/16 2 mm). Kalsilutit, yaitu batugamping yang ukurannya (ukuran butir) lebih kecil dari ukuran pasir. Kalsipuluerit, yaitu batugamping hasilpresipitasi kimiawi, sifatnya kristalin. Batugamping organik, yaitu hasil pertumbuhan organisme secara insitu, misalnya terumbu dan stromabolity.

2.3.2 Klasifikasi Folk (1959) Folk mengklasifikasikan batuan karbonat berdasarkan tekstur, pengendapan dan perbandingan fraksi komponen penyusunnya, yaitu butiran/allochem, mikrit, dan sparit (ortochem). Berdasarkan perbandingan relief antara allochem, mikrit, dan sparit serta jenis allochem yang dominant, maka Folk membagi batugamping menjadi 4 Famili Batugamping tipe I analog dengan batupasir/konglomerat yang tersortasi baik dan terbentuk pada high energy zone, batugamping tipe II analog dengan batupasir lempungan atau konglomerat lempungan dan terbentuk pada low energy zone dan batu gamping tipe III analog dengan batulempung dan terbentuk pada kondisi yang tenang (lagoon)

Laporan petro karbonat

Page 9

Gambar 2.3. Penggambaran skematik komponen penyusun batuan karbonat yang menjadi dasar klasifikasi batuan karbonat menurut Folk (1959).

Keterangan : Intaclast; suatu endapan yang berupa gel Lumpur karbonat , belum memadat, semi plastis, lalu ada erosi yang membentuk tubuh (discret body) Pellet; suatu butiran yang strukturnya microcritalinne (warnanya gelap),kalau mengandung kotoran binatang maka disebut

(facialpellet). Sedangkan jikamempunyaiukuran yang agak besar disebut lump. Oolit; suatu butiran yang intinya dilapisi oleh unsur karbonat, intinya berfosil dan apabila disayat maka mempunyai

bentukkonsentris. Fossil; termasuk kedalamallochemical, karena mengalami

transportasi ditempat tersebut, misalnya Globigerina yang hidup secara plankton. Penggambaran skematik komponen penyusun batuan karbonat yang menjadi dasar klasifikasi batuan karbonat menurut Folk (1959). Laporan petro karbonat Page 10

2.3.3 Klasifikasi Dunham (1962) Dunham membuat klasifikasi batuan karbonat berdasarkan tekstur pengendapan, meliputi ukuran butir dan pemilahan/sortasi. Hal ini yang perlu diperhatikan dalam klasifikasiin antara lain: Derajat perubahan tekstur pengendapan Komponen asli terikat dan tidak terikat selama proses deposisi Tingkat kelimpahan antara butiran (grain) dengan Lumpur karbonat. Berdasarkan ketiga hal tersebut di atas, maka Dunham membuat klasifisikasi : Boundstone : hubungan antar komponen tertutup yang berhubungan dengan rapat (oolite). Grainstone : hubungan antara komponen-komponen tanpa lumpur. Packstone : ada lumpur, tetapi yang banyak adalah komponen betolit. Mudstone : Lumpur wackestone

Gambar 2.4. Tabel Klasifikasi Dunham (1962)

(Diktat Praktikum Petrologi, 2010)

Laporan petro karbonat

Page 11

2.4 Lingkungan Pembentukan Batuan Karbonat dan Fasies Terumbu lingkungan pembentukan karbonat dapat terjadi mulai zona supratidal sampai dengan cekungan yang lebih dalam, paparan cekungan dangkal, yang meliputi middle shelt outer shelf. Cekungan pembentukan karbonat ini disebut sebagai subtidal carbonate factory. Endapan-endapan ini akan terakumulasikan pada shelf, sebagian mengalami transportasi ke daratn (tidal flat) oleh gelembung dan pasang surut. Sebagian lagi mengalami transportasi kea rah laut (cekungan yang lebih dalam) (Diktat Praktikum Petrologi, 2010) 2.5 Fasies Terumbu Meskipun lingkungan pengendapan karbinat dapat terjadi mulai dari zona supratidal sampai cekungan yang lebih dalam di luar shelf, paparan cekungan dangkal (shallow basin plattorm) yang meliputi middle shelf dan outer shelf adalah tempat produksi endapan karbonat yang utama dan kemudian tempat ini disebut sebagai subtidal carbonate factory. Endapan-endapan karbonat yang dihasilkan akan terakumulasi pada shelf, sebagian mengalami transportasi kea rah daratan, yaitu ke tidalflat, pantai, atau logoon, sedangkan sebagian lagi mengalami transportasi kearah laut yaitu ke cekungan yang lebih dalam. Pada lingkungan laut yang dalam jarang terbentuk endapan karbonat, kecuali merupakan hasil dari jatuhan planktonyang mengsekresikan kalsium karbonat dan hidup di air permukaan. Terumbu adalah suatu timbulan karbonat yang dibentuk oleh pertumbuhan organisme koloni yang insitu, mempunyai potensi untuk berdiri tegar membentuk struktur topografi yang tahan gelombang James (1979) membagi fasies terumbu masa kini secara fisiografi menjadi 3 macam, yaitu sebagai berikut : 2.5.1 Fasies inti terumbu (reef core facies) Fasies ini tersusun oleh batugamping yang massif dan tidak berlapis. Laporan petro karbonat Page 12

Berdasrkan litologi dan biota penyusunnya, fasies inii dapat dibagi menjadi 4 susfasies, yaitu : a. Subfasies puncak terumbu (reff-crest) Litologi berupa framestone dan bindstone, sebagi hasil hasil pertumbuhan biota jenis kubah dan mengerak serta merupakan key high energy zone. b. Subfasies datarn terumbu (reef-flat) Litologi berupa lidstone, grainstone, dan rosule dari ganggang karbonatan dan merupakan daerah berenergi sedang dan tempat akumulasi rombakan terumbu. c. Subfasies terumbu depan (reef-front) Litologi berupa bafflestone, bidstone dan framestone dan

merupakan daerah berenergi lemah-sedang. d. Subfasies terumbu belakang (back-reef) Litologi berupa bafflestone dan flocetstone dan merupakan daerah berenergi lemah dan relative tenag. 2.5.2 fasies deoan terumbu (fore reef facies) litologi berupa grainstone dan sudstone serta merupakan lingkungan yang mempunyai kedalaman >30 m dengan lereng 45-60 m, semakin jauh dari inti terumbu (kearah laut), litologi berubah menjadi packstone, wackstone,dan mudstone. 2.5.3 Fasies belakang terumbu (back reef facies) Fasies ini sering disebut juga fasies logoon dan meliputi zona laut dangkal ( 2mm dan ukuran dari pisoid ini yaitu 17 mm dengan presentase sebanyak 25 %. Orthochem : Sparite yang berwarna kuning, menjadi matriks yang melingkupi fosil dengan presentase sebanyak 75 %.

Petrogenesa : Berdasarkan komposisi batuan yang terdiri atas allochem yang berupa pisoid (non-skeletal grain) dan orthochem yang berupa micrite dapat disimpulkan bahwa batuan ini terbentuk pada daerah fasies depan terumbu (fore reef facies) karena dicirikan oleh terdapatnya pisoid yang pembentukannya terdapat pada daerah yang berslope terjal dan terdapat arus yang berperan, yang terendapkan pada batuan ini dan batuan ini terbentuk dengan energi arus yang cukup besar karena terbentuk pada daerah fasies tersebut. Asal sparite yang terdapat pada batuan ini berasal dari proses diagenesis terutama sementasi, yang mekanisme

Laporan petro karbonat

Page 16

pembentukkannya adalah pada saat batuan ini terendapkan, terdapat aliran fluida karbonatan berupa Kristal-kristal kalsit kemudian aliran fluida tersebut terdiagenesis bersamaan dengan material material batuan yang lain dan akhirnya terlithifikasi menjadi suatu batuan sedimen karbonat.

Gambar Batuan :

Non Skeletal grain berupa pisoid

Micrite 17 mm

Gambar 3.2 Peraga Nomor 147

Nama Batuan

:

Kalkarenite (Grabau, 1904) Oosparite (Folk, 1959) Wackestone (Dunham, 1962) Wackestone (Embry & Klovan, 1971)

3.3. Peraga Nomor 163 No. Urut Jenis Batuan :3 : Batuan Sedimen Karbonat

Laporan petro karbonat

Page 17

Deskripsi Megaskopis : Batuan ini berwarna putih keabu-abuan, no structure, memiliki tekstur berupa ukuran butir pasir sedang (1/4 1/2 mm). Kemas yang terbuka dan sortasi yang buruk dan terdiri dari komposisi berupa Skeletal Grain (Allochem) dan Sparite (Orthochem).

Deskripsi Komposisi : Allochem : Skeletal grain berupa organisme Bivalve yang merupakan makrofosil berwarna putih berupa bioclast dengan presentase sebanyak 65% . Orthochem : Sparite yang berwarna coklat, menjadi matriks yang melingkupi fosil dengan presentase sebanyak 35 %.

Petrogenesa : Berdasarkan komposisi batuan yang terdiri atas allochem yang berupa skeletal grain dan orthochem yang berupa Sparite dapat disimpulkan bahwa batuan ini terbentuk pada daerah fasies depan terumbu (fore reef facies) karena dicirikan oleh terdapatnya organisme organisme laut dangkal yang terendapkan pada batuan ini dan batuan ini terbentuk dengan energi arus yang cukup besar karena terbentuk pada daerah fasies depan terumbu. Asal cangkang yang terdapat pada batuan ini berasal dari organisme laut dangkal (bivalve) yang mati dan terendapkan kemudian akibat adanya aktivitas arus yang berenergi cukup besar menyebabkan cangkang organisme tersebut semakin lama, semakin tergerus dan pecah, kemudian asal sparite yang terdapat pada batuan ini berasal dari proses diagenesis terutama sementasi, yang mekanisme pembentukkannya adalah pada saat batuan ini terendapkan, terdapat aliran fluida karbonatan berupa Kristalkristal kalsit kemudian aliran fluida tersebut terdiagenesis bersamaan dengan

Laporan petro karbonat

Page 18

material material batuan yang lain dan akhirnya terlithifikasi menjadi suatu batuan sedimen karbonat.

Gambar Batuan :

Skeletal grain berupa cangkang Pelecypoda

Sparite

Gambar 3.3 Peraga Nomor 163

Nama Batuan

:

Kalkarenite (Grabau, 1904) Biosparite (Folk, 1959) Packestone (Dunham, 1962) Rudstone (Embry & Klovan, 1971).

3.4. Peraga Nomor 146 No. Urut Jenis Batuan :3 : Batuan Sedimen Karbonat

Laporan petro karbonat

Page 19

Deskripsi Megaskopis : Batuan ini berwarna abu-abu, berstruktur mold, memiliki tekstur berupa ukuran butir pasir sedang (1/4 1/2 mm). Kemas yang terbuka dan sortasi yang buruk dan terdiri dari komposisi berupa Skeletal Grain (Allochem) dan Micrite (Orthochem).

Deskripsi Komposisi : Allochem : Skeletal grain berupa cetakan cangkang Bivalve yang merupakan makrofosil berwarna abu-abu kemudian terlepas akibat tergerus oleh arus yang cukup kuat dengan presentase sebanyak 40% . Orthochem : Micrite yang berwarna abu-abu, menjadi matriks yang melingkupi fosil dengan presentase sebanyak 60 %.

Petrogenesa : Berdasarkan komposisi batuan yang terdiri atas allochem yang berupa skeletal grain dan orthochem yang berupa micrite dapat disimpulkan bahwa batuan ini terbentuk pada daerah fasies belakang terumbu (fore reef facies) karena dicirikan dari material pengikat (matriks) pada batuan ini adalah micrite yang menandakan bahwa batuan ini terbentuk pada fasies tersebut dan energi arus yang membentuk batuan ini sangat tenang karena terlindung dari aktivitas arus yang kencang yang terjadi pada fasies depan terumbu. Asal cangkang yang terdapat pada batuan ini berasal dari organisme bivalve yang mati pada fasies depan terumbu kemudian akibat aktivitas arus yang sangat kuat mengakibatkan cangkang bivalve ini tergerus dan kemudian pecah. Pada suatu saat, ketika arus air laut sedang mencapai puncaknya mengakibatkan endapan material cangkang bivalve tadi tertransport menuju fasies belakang terumbu (back reef facies)

Laporan petro karbonat

Page 20

kemudian material material tadi terendapkan di tempat tersebut dengan arus yang cukup tenang dan terdiagenesis pada tempat tersebut, ketika proses diagenesis fase sementasi terdapat aliran fluida karbonatan berupa

lumpur/aragonite yang berukuran halus masuk ke dalam batuan ini kemudian terdiagenesis bersamaan dengan material batuan tersebut dan akhirnya terlithifikasi membentuk batuan sedimen karbonat.

Gambar Batuan :

Skeletal grain berupa cangkang Bivalve

Micrite

Gambar 3.4 Peraga Nomor 146

Nama Batuan

:

Kalkarenite (Grabau, 1904) Biomicrite (Folk, 1959) Packestone (Dunham, 1962) Mudstone (Embry & Klovan, 1971)

Laporan petro karbonat

Page 21

3.5. Peraga Nomor 148 No. Urut Jenis Batuan :5 : Batuan Sedimen Karbonat

Deskripsi Megaskopis : Batuan ini berwarna abu-abu kecoklatan, non structure, memiliki tekstur berupa ukuran butir pasir sedang (1/4 1/2 mm). Kemas yang terbuka dan sortasi yang buruk dan terdiri dari komposisi berupa Skeletal Grain (Allochem) dan Sparite (Orthochem).

Deskripsi Komposisi : Allochem : Skeletal grain berupa organisme Bivalve yang merupakan makrofosil berwarna putih berupa bioclast dengan presentase sebanyak 60% . Orthochem : Sparite yang berwarna coklat, menjadi matriks yang melingkupi fosil dengan presentase sebanyak 40 %.

Petrogenesa : Berdasarkan komposisi batuan yang terdiri atas allochem yang berupa skeletal grain dan orthochem yang berupa Sparite dapat disimpulkan bahwa batuan ini terbentuk pada daerah fasies depan terumbu (fore reef facies) karena dicirikan oleh terdapatnya organisme organisme laut dangkal yang terendapkan pada batuan ini dan batuan ini terbentuk dengan energi arus yang cukup besar karena terbentuk pada daerah fasies depan terumbu. Asal cangkang yang terdapat pada batuan ini berasal dari organisme laut dangkal (bivalve) yang mati dan terendapkan kemudian akibat adanya aktivitas arus yang berenergi cukup besar menyebabkan cangkang organisme tersebut semakin lama, semakin tergerus dan

Laporan petro karbonat

Page 22

pecah, kemudian asal sparite yang terdapat pada batuan ini berasal dari proses diagenesis terutama pada fase sementasi, yang mekanisme pembentukkannya adalah pada saat batuan ini terendapkan, terdapat aliran fluida karbonatan berupa Kristal-kristal kalsit kemudian aliran fluida tersebut terdiagenesis bersamaan dengan material material batuan yang lain dan akhirnya terlithifikasi menjadi suatu batuan sedimen karbonat.

Gambar Batuan :

Skeletal grain berupa cangkang Pelecypoda

Sparite

Gambar 3.5 Peraga Nomor 148

Nama Batuan

:

Kalkarenite (Grabau, 1904) Biosparite (Folk, 1959) Packestone (Dunham, 1962) Rudstone (Embry & Klovan, 1971).

Laporan petro karbonat

Page 23

3.6. Peraga Nomor 142 No. Urut Jenis Batuan :6 : Batuan Sedimen Karbonatan

Deskripsi Megaskopis : Batuan ini berwarna abu-abu, non structure, memiliki tekstur berupa ukuran butir pasir sedang (1/4 1/2 mm). Kemas yang terbuka dan sortasi yang buruk dan terdiri dari komposisi berupa Skeletal Grain (Allochem) dan Micrite (Orthochem).

Deskripsi Komposisi : Allochem : Skeletal grain berupa cangkang Bivalve yang merupakan makrofosil berwarna abu-abu, yang berbentuk bioclast dengan presentase sebanyak 25% . Orthochem : Micrite yang berwarna abu-abu, menjadi matriks yang melingkupi fosil dengan presentase sebanyak 75 %.

Petrogenesa : Berdasarkan komposisi batuan yang terdiri atas allochem yang berupa skeletal grain dan orthochem yang berupa micrite dapat disimpulkan bahwa batuan ini terbentuk pada daerah fasies belakang terumbu (fore reef facies) karena dicirikan dari material pengikat (matriks) pada batuan ini adalah micrite yang menandakan bahwa batuan ini terbentuk pada fasies tersebut dan energi arus yang membentuk batuan ini sangat tenang karena terlindung dari aktivitas arus yang kencang. Asal cangkang yang terdapat pada batuan ini berasal dari organisme bivalve yang mati pada fasies depan terumbu kemudian akibat

Laporan petro karbonat

Page 24

aktivitas arus yang sangat kuat mengakibatkan cangkang bivalve ini tergerus dan kemudian pecah. Pada suatu saat, ketika arus air laut sedang mencapai puncaknya mengakibatkan endapan material cangkang bivalve tadi tertransport menuju fasies belakang terumbu (back reef facies) kemudian material material tadi terendapkan di tempat tersebut dengan arus yang cukup tenang dan terdiagenesis pada tempat tersebut, ketika proses diagenesis fase sementasi terdapat aliran fluida karbonatan berupa lumpur/aragonite yang berukuran halus masuk ke dalam batuan ini kemudian terdiagenesis bersamaan dengan material batuan tersebut dan akhirnya terlithifikasi membentuk batuan sedimen karbonat.

Gambar Batuan :

Skeletal grain berupa cangkang Brachiopoda

Micrite

Gambar 3.6 Peraga Nomor 142

Nama Batuan

:

Kalkarenite (Grabau, 1904) Biomicrite (Folk, 1959) Wackstone (Dunham, 1962) Wackstone (Embry & Klovan, 1971

Laporan petro karbonat

Page 25

3.7. Peraga Nomor 162 No. Urut Jenis Batuan :7 : Batuan Sedimen Karbonat

Deskripsi Megaskopis : Batuan ini berwarna kuning, no structure, memiliki tekstur berupa ukuran butir pasir kasar (1/2 1 mm). Kemas yang terbuka dan sortasi yang buruk dan terdiri dari komposisi berupa Non-Skeletal Grain (Pisoid) dan Micrite (Orthochem).

Deskripsi Komposisi : Allochem : Non-skeletal grain berupa pisoid yang merupakan butiran karbonat sejenis ooid namun ukurannya > 2mm dan ukuran dari pisoid ini yaitu 8 mm dengan presentase sebanyak 65 %. Orthochem : Sparite yang berwarna kuning, menjadi matriks yang melingkupi fosil dengan presentase sebanyak 35 %.

Petrogenesa : Berdasarkan komposisi batuan yang terdiri atas allochem yang berupa pisoid (non-skeletal grain) dan orthochem yang berupa micrite dapat disimpulkan bahwa batuan ini terbentuk pada daerah fasies depan terumbu (fore reef facies) karena dicirikan oleh terdapatnya pisoid yang pembentukannya terdapat pada daerah yang berslope terjal dan terdapat arus yang berperan, yang terendapkan pada batuan ini dan batuan ini terbentuk dengan energi arus yang cukup besar karena terbentuk pada daerah fasies tersebut. Asal sparite yang terdapat pada

Laporan petro karbonat

Page 26

batuan ini berasal dari proses diagenesis terutama sementasi, yang mekanisme pembentukkannya adalah pada saat batuan ini terendapkan, terdapat aliran fluida karbonatan berupa Kristal-kristal kalsit kemudian aliran fluida tersebut terdiagenesis bersamaan dengan material material batuan yang lain dan akhirnya terlithifikasi menjadi suatu batuan sedimen karbonat.

Gambar Batuan :

Non Skeletal grain berupa pisoid

Sparite 8 mm

Gambar 3.7 Peraga Nomor 162

Nama Batuan

:

Kalkarenite (Grabau, 1904) Oosparite (Folk, 1959) Packestone (Dunham, 1962) Packstone (Embry & Klovan, 1971)

Laporan petro karbonat

Page 27

BAB IV PEMBAHASANPada praktikum petrologi kali ini memasuki acara yang keempat yaitu acara batuan karbonat. Batuan karbonat salah satu batuan sedimen non siliklastik yang unsur karbonatannya lebi besar daripada unsur non-karbonatannya atau dengan kata lain batuan yang memiliki unsur karbonatnya melebihi dari 50 %, apabila unsur karbonatnya kurang dari 50 % tidak bisa disebut sebagai batuan karbonat. Pada praktikum kali ini mekanisme praktikumya sama seperti praktikum yang sebelumnya, yaitu dilakukan dalam 2 kali pertemuan, yaitu pada hari Rabu, 9 November 2011 pukul 11.00 12.30 dan Rabu, 16 November 2011 pada pukul 18.00 20.30 dengan mendeskripsi batuan karbonat dengan estimasi yang tidak ditentukan dan dilakukan di laboratorium mineralogi kristalografi petrologi dan petrografi.

4.1. Peraga batuan nomor 144 Pada batuan peraga nomor 144 ini diketahui bahwa batuan ini termasuk pada batuan sedimen karbonat karena diketahui dari komposisi batuan yang lebih dari 50 % terdiri dari unsur karbonatan, hal tersebut dicirikan dari warna batuan yang cerah yang menandakan bahwa batuan tersebut terbentuk pada daerah yang banyak mengandung unsur karbonatan, selain itu juga dicirikan adanya organisme laut dangkal yang terdapat pada batuan ini. Pada tahap awal pendeskripsian, batuan ini dideskripsi secara megaskopis. Batuan peraga ini memiliki warna abu abu cerah yang menandakan bahwa batuan ini terbentuk pada daerah yang banyak mengandung unsur karbonatan. Tekstur yang dimiliki batuan ini yaitu ukuran butir batuan ini berupa pasir sedang (1/4 1/2 mm) dengan sortasi burukdikarenakan tidak terlihatnya kenampakan pemilahan butiran butiran yang terdapat pada batuan ini. Dikarenakan sortasi batuan yang buruk, otomatis kemas yang dimiliki

Laporan petro karbonat

Page 28

batuan ini adalah terbuka. Struktur batuan ini adalah non structure karena tidak menampakkan adanya struktur sedimen. Komposisi yang terdapat pada batuan ini terdiri dari Skeletal Grain sebagai Allochem dan Sparite sebagai Orthochem. Tahap pendeskripsian batuan ini selanjutnya adalah pendeskripsian secara komposisi batuan yaitu allochem yang merupakan komponen batuan karbonat yang berupa partikel/butiran karbonat yang berukuran lebih dari/sama dengan pasir. Komposisi Allochem yang terdapat pada batuan ini adalah skeletal grain. Skeletal grain merupakan fragmen karbonat yang berasal dari bagian keras organisme/cangkang/tubuh organisme. Skeletal grain yang terdapat pada batuan ini berupa fragmen fragmen cangkang Bivalve yang berwarna putih, berupa makrofosil dan berupa bioclast karena fosil tersebut pecahan pecahan. Pecahan pecahan cangkang organisme ini mengindikasikan adanya aktivitas arus yang tenaganya cukup kuat sehingga menggerus cangkang yang pada awalnya utuh menjadi pecahan pecahan tersebut. Presentase komposisi allochem pada batuan ini diperkirakan sekitar 55 %. Selanjutnya komposisi lain yang terdapat pada batuan ini berupa Orthochem yang merupakan komponen batuan karbonat yang mineralnya terkristalisasi langsung di tempat pengendapan sehingga tidak memiliki butiran butiran bawaan. Komponen orthochem yang terdapat pada batuan ini adalah sparite yang merupakan semen karbonat yang umumnya mengisi ruang kosong/celah pada batuan karbonat berupa kristal kristal kalsit. Sparite yang terdapat pada batuan ini berwarna kuning/coklat terang yang melingkupi batuan sebagai matriks. Kenampakan Sparite pada batuan diindikasikan dengan asosiasi ukuran butir pasir. Pada batuan ini ukuran butirnya berupa pasir sedang (1/4 1/2 mm) sehingga dimungkinkan sparite terdapat pada batuan ini. Keterdapatan sparite pada batuan ini mengindikasikan bahwa batuan ini terbentuk dalam suatu daerah dengan arus yang energinya cukup besar. Tahap selanjutnya ialah menentukan petrogenesa dari batuan ini. Berdasarkan pendeskripsian dan penggambaran batuan dari komposisi yang Laporan petro karbonat Page 29

terdiri dari allochem yang berupa skeletal grain dan orthochem yang berupa Sparite yang telah dijabarkan dapat disimpulkan bahwa batuan ini terbentuk pada fasies depan terumbu (fore reef facies) yang dicirikan dari keterdapatan pecahan cangkang organisme laut dangkal. Cangkang organisme tersebut berupa pecahan karena tergerus dan terhantam oleh arus laut yang berenergi cukup besar. Cangkang yang terdapat pada batuan ini berasal dari organisme laut dangkal yang mati kemudian terendapkan pada fasies depan terumbu, akibat energi arus yang cukup besar cangkang organisme yang tadinya utuh menjadi pecah berkeping keping kemudian asal sparite yang terdapat pada batuan ini berasal dari proses diagenesis pada fase sementasi yang mekanisme pembentukkannya ialah pada saat material batuan ini terendapkan di tempat tersebut kemudian terdiagenesis melalui beberapa fase dan pada fase sementasi terdapat aliran fluida yang bersifat karbonatan masuk ke dalam material sedimen yang sudah terendapkan dan mengisi celah celah selanjutnya setelah material sedimen yang sudah terendapkan terdiagenesis, material tersebut mengalami lithifikasi dan menghasilkan batuan sedimen karbonat. Pada dasarnya batuan karbonat berada pada daerah laut dangkal, namun batuan ini ditemukan tersingkap di daratan, jadi dapat diindikasikan bahwa batuan ini dapat tersingkap di daratan akibat adanya proses tektonik yaitu uplift (pengangkatan).

Laporan petro karbonat

Page 30

Gambar 4.1. Penampang melintang kompleks terumbu yang menggambarkan perbedaan zona dan batuan penyusun setiap zona menurut Embry & Klovan (1971)

Dari seluruh pendeskripsian batuan di atas dapat disimpulkan bahwa penamaan batuan menurut klasifikasi Grabau (1904) yang didasarkan pada ukuran butir dan teksturnya bahwa batuan ini bernama Kalkarenite karena ukuran butir batuan ini berkisar antara 1/4 - 1/2 mm dan bila diklasifikasikan berdasarkan Folk (1959) yang didasarkan pada tekstur pengendapan dan perbandingan fraksi komponen penyusunnya, batuan ini bernama Biosparite karena batuan ini penyusunnya terdiri atas skeletal grain dan sparite, lalu berdasarkan klasifikasi Dunham (1962) yang didasarkan pada tekstur pengendapannya yang meliputi ukuran butir dan sortasi, nama batuan ini adalah Packestone karena pada batuan ini komposisiya didominasi oleh grain/butir dan hubungan antar butirnya tidak tersusun rapih dan berdasarkan klasifikasi Embry & Klovan (1971) maka batuan ini bernama Packstone. Kegunaan dari batuan karbonat dalam bidang geologi sangat banyak sekali, maka dari itu sangat penting sekali untuk dipelajari batuan karbonat ini, karena batuan karbonat ini aspek ekonomisnya sangat besar sekali. Kegunaan batuan karbonat antara lain, sebagai penentu lingkungan pengendapan purba bila dilihat dari keterdapatan fosil dalam batuan tersebut selanjutnya sebagai

Laporan petro karbonat

Page 31

source rock untuk endapan minyak bumi, batubara dan gas bumi, menentukan umur batuan tersebut dan mengetahui korelasi stratigrafi dari suatu lapisan batuan

4.2. Peraga batuan nomor 147 Pada batuan peraga nomor 147 ini diketahui bahwa batuan ini termasuk pada batuan sedimen karbonat karena diketahui dari komposisi batuan yang lebih dari 50 % terdiri dari unsur karbonatan, hal tersebut dicirikan dari warna batuan yang cerah yang menandakan bahwa batuan tersebut terbentuk pada daerah yang banyak mengandung unsur karbonatan serta terdapat butiran butiran karbonat pembentuk batuan ini. Pada tahap awal pendeskripsian, batuan ini dideskripsi secara megaskopis. Batuan peraga ini memiliki warna abu abu cerah yang menandakan bahwa batuan ini terbentuk pada daerah yang banyak mengandung unsur karbonatan. Tekstur yang dimiliki batuan ini yaitu ukuran butir batuan yang berupa pasir sedang (1/4 1/2 mm) dengan sortasi burukdikarenakan tidak terlihatnya kenampakan pemilahan butiran butiran yang terdapat pada batuan ini, berupa Graded Bedding atau semacamnya. Dikarenakan sortasi batuan yang buruk, otomatis kemas yang dimiliki batuan ini adalah terbuka. Struktur batuan ini adalah non structure karena tidak menampakkan adanya struktur sedimen. Komposisi yang terdapat pada batuan ini terdiri dari Non-Skeletal Grain berupa pisoid sebagai Allochem dan Sparite sebagai Orthochem. Tahap pendeskripsian batuan ini selanjutnya adalah pendeskripsian secara komposisi batuan yaitu allochem yang merupakan komponen batuan karbonat yang berupa partikel/butiran karbonat yang berukuran lebih dari/sama dengan pasir. Komposisi Allochem yang terdapat pada batuan ini adalah nonskeletal grain. Non-Skeletal grain merupakan grain atau butiran dalam batuan karbonat yang bukan berasal dari cangkang/rangka organisme karbonatan. NonSkeletal grain yang terdapat pada batuan ini berupa pisoid yang berukuran 17 Laporan petro karbonat Page 32

mm dengan struktur laminasi yang intinya berupa butiran kuarsa. Pisoid ini terbentuk karena adanya proses agitasi gelombang pada lingkungan laut dangkal dan adanya pengaruh slope/kelerengan yang mempengaruhi kebundaran (roundness) dari pisoid ini. Presentase keterdapatan pisoid dalam batuan ini sekitar 75 %. Selanjutnya komposisi lain yang terdapat pada batuan ini berupa Orthochem yang merupakan komponen batuan karbonat yang mineralnya terkristalisasi langsung di tempat pengendapan sehingga tidak memiliki butiran butiran bawaan. Komponen orthochem yang terdapat pada batuan ini adalah sparite yang merupakan semen karbonat yang umumnya mengisi ruang kosong/celah pada batuan karbonat berupa kristal kristal kalsit. Sparite yang terdapat pada batuan ini berwarna kuning/coklat terang yang melingkupi batuan sebagai matriks dan bersifat karbonatan. Kenampakan Sparite pada batuan biasanya diindikasikan dengan asosiasi ukuran butir pasir. Pada batuan ini ukuran butirnya berupa pasir sedang (1/4 1/2 mm) sehingga dimungkinkan sparite terdapat pada batuan ini. Keterdapatan sparite pada batuan ini mengindikasikan bahwa batuan ini terbentuk dalam suatu daerah dengan arus yang energinya cukup besar. Pembentukkan sparite ini biasanya terjadi pada saat proses diagenesis yaitu pada fase sementase. Presentase keterdapatan sparite pada batuan ini adalah sekitar 25 %. Tahap selanjutnya ialah menentukan petrogenesa dari batuan ini. Berdasarkan pendeskripsian dan penggambaran batuan dari komposisi yang terdiri dari allochem yang berupa non-skeletal grain yang berupa pisoid dan orthochem yang berupa Sparite yang telah dijabarkan dapat disimpulkan bahwa batuan ini terbentuk pada fasies depan terumbu (fore reef facies) yang dicirikan dari keterdapatan pisoid pada batuan ini. Pisoid ini terbentuk pada daerah yang memiliki slope cukup terjal dan dengan bantuan proses arus yang bersifat turbulen menyebabkan pisoid ini membulat dan melonjong. Kemudian asal sparite yang terdapat pada batuan ini berasal dari proses diagenesis pada fase sementasi yang mekanisme pembentukkannya ialah pada saat material batuan Laporan petro karbonat Page 33

ini terendapkan di tempat tersebut kemudian terdiagenesis melalui beberapa fase dan pada fase sementasi terdapat aliran fluida yang bersifat karbonatan masuk ke dalam material sedimen yang sudah terendapkan dan mengisi celah celah selanjutnya setelah material sedimen yang sudah terendapkan

terdiagenesis, material tersebut mengalami lithifikasi dan menghasilkan batuan sedimen karbonat. Pada dasarnya batuan karbonat berada pada daerah laut dangkal, namun batuan ini ditemukan tersingkap di daratan, jadi dapat diindikasikan bahwa batuan ini dapat tersingkap di daratan akibat adanya proses tektonik yaitu uplift (pengangkatan).

Gambar 4.2. Penampang melintang kompleks terumbu yang menggambarkan perbedaan zona dan batuan penyusun setiap zona menurut Embry & Klovan (1971)

Dari seluruh pendeskripsian batuan di atas dapat disimpulkan bahwa penamaan batuan menurut klasifikasi Grabau (1904) yang didasarkan pada ukuran butir dan teksturnya bahwa batuan ini bernama Kalkarenite karena ukuran butir batuan ini berkisar antara 1/4 - 1/2 mm dan bila diklasifikasikan berdasarkan Folk (1959) yang didasarkan pada tekstur pengendapan dan perbandingan fraksi komponen penyusunnya, batuan ini bernama Oosparite karena batuan ini penyusunnya terdiri atas non-skeletal grain berupa pisoid dan

Laporan petro karbonat

Page 34

sparite, lalu berdasarkan klasifikasi Dunham (1962) yang didasarkan pada tekstur pengendapannya yang meliputi ukuran butir dan sortasi, nama batuan ini adalah Wackstone karena pada batuan ini komposisi dominannya berasal dari mud/lumpur sekitar 75 % dan grains nya lebih dari 10 %, yaitu sekitar 25 % dan berdasarkan klasifikasi Embry & Klovan (1971) maka batuan ini bernama Wackstone. Kegunaan dari batuan karbonat dalam bidang geologi sangat banyak sekali, maka dari itu sangat penting sekali untuk dipelajari batuan karbonat ini, karena batuan karbonat ini aspek ekonomisnya sangat besar sekali. Kegunaan batuan karbonat antara lain, sebagai penentu lingkungan pengendapan purba bila dilihat dari keterdapatan fosil dalam batuan tersebut selanjutnya sebagai source rock untuk endapan minyak bumi, batubara dan gas bumi, menentukan umur batuan tersebut dan mengetahui korelasi stratigrafi dari suatu lapisan batuan

4.3. Peraga batuan nomor 163 Pada batuan peraga nomor 163 ini diketahui bahwa batuan ini termasuk pada batuan sedimen karbonat karena diketahui dari komposisi batuan yang lebih dari 50 % terdiri dari unsur karbonatan, hal tersebut dicirikan dari warna batuan yang cerah yang menandakan bahwa batuan tersebut terbentuk pada daerah yang banyak mengandung unsur karbonatan, selain itu juga dicirikan adanya organisme laut dangkal yang terdapat pada batuan ini. Pada tahap awal pendeskripsian, batuan ini dideskripsi secara megaskopis. Batuan peraga ini memiliki warna putih keabu abuan cerah yang menandakan bahwa batuan ini terbentuk pada daerah yang banyak mengandung unsur karbonatan. Tekstur yang dimiliki batuan ini yaitu ukuran butir batuan ini berupa pasir sedang (1/4 1/2 mm) dengan sortasi burukdikarenakan tidak terlihatnya kenampakan pemilahan butiran butiran yang terdapat pada batuan ini. Dikarenakan sortasi batuan yang buruk, otomatis kemas yang dimiliki Laporan petro karbonat Page 35

batuan ini adalah terbuka. Struktur batuan ini adalah non structure karena tidak menampakkan adanya struktur sedimen. Komposisi yang terdapat pada batuan ini terdiri dari Skeletal Grain sebagai Allochem dan Sparite sebagai Orthochem. Tahap pendeskripsian batuan ini selanjutnya adalah pendeskripsian secara komposisi batuan yaitu allochem yang merupakan komponen batuan karbonat yang berupa partikel/butiran karbonat yang berukuran lebih dari/sama dengan pasir. Komposisi Allochem yang terdapat pada batuan ini adalah skeletal grain. Skeletal grain merupakan fragmen karbonat yang berasal dari bagian keras organisme/cangkang/tubuh organisme. Skeletal grain yang terdapat pada batuan ini berupa fragmen fragmen cangkang Bivalve yang berwarna putih, berupa makrofosil dan berupa bioclast karena fosil tersebut bentuknya berupa pecahan pecahan cangkang. Pecahan pecahan cangkang organisme ini mengindikasikan adanya aktivitas arus yang tenaganya cukup kuat sehingga menggerus cangkang yang pada awalnya utuh menjadi pecahan pecahan tersebut. Presentase komposisi allochem pada batuan ini diperkirakan sekitar 65 %. Selanjutnya komposisi lain yang terdapat pada batuan ini berupa Orthochem yang merupakan komponen batuan karbonat yang mineralnya terkristalisasi langsung di tempat pengendapan sehingga tidak memiliki butiran butiran bawaan. Komponen orthochem yang terdapat pada batuan ini adalah sparite yang merupakan semen karbonat yang umumnya mengisi ruang kosong/celah pada batuan karbonat berupa kristal kristal kalsit. Sparite yang terdapat pada batuan ini berwarna kuning/coklat terang yang melingkupi batuan sebagai matriks. Kenampakan Sparite pada batuan diindikasikan dengan asosiasi ukuran butir pasir. Pada batuan ini ukuran butirnya berupa pasir sedang (1/4 1/2 mm) sehingga dimungkinkan sparite terdapat pada batuan ini. Keterdapatan sparite pada batuan ini mengindikasikan bahwa batuan ini terbentuk dalam suatu daerah dengan arus yang energinya cukup besar. Presentase sparite dalam batuan ini sekitar 35 %.

Laporan petro karbonat

Page 36

Tahap selanjutnya ialah menentukan petrogenesa dari batuan ini. Berdasarkan pendeskripsian dan penggambaran batuan dari komposisi yang terdiri dari allochem yang berupa skeletal grain dan orthochem yang berupa Sparite yang telah dijabarkan dapat disimpulkan bahwa batuan ini terbentuk pada fasies depan terumbu (fore reef facies) yang dicirikan dari keterdapatan pecahan cangkang organisme laut dangkal. Cangkang organisme tersebut berupa pecahan karena tergerus dan terhantam oleh arus laut yang berenergi cukup besar. Cangkang yang terdapat pada batuan ini berasal dari organisme laut dangkal yang mati kemudian terendapkan pada fasies depan terumbu, akibat energi arus yang cukup besar cangkang organisme yang tadinya utuh menjadi pecah berkeping keping kemudian asal sparite yang terdapat pada batuan ini berasal dari proses diagenesis pada fase sementasi yang mekanisme pembentukkannya ialah pada saat material batuan ini terendapkan di tempat tersebut kemudian terdiagenesis melalui beberapa fase dan pada fase sementasi terdapat aliran fluida yang bersifat karbonatan masuk ke dalam material sedimen yang sudah terendapkan dan mengisi celah celah selanjutnya setelah material sedimen yang sudah terendapkan terdiagenesis, material tersebut mengalami lithifikasi dan menghasilkan batuan sedimen karbonat. Pada dasarnya batuan karbonat berada pada daerah laut dangkal, namun batuan ini ditemukan tersingkap di daratan, jadi dapat diindikasikan bahwa batuan ini dapat tersingkap di daratan akibat adanya proses tektonik yaitu uplift (pengangkatan).

Laporan petro karbonat

Page 37

Gambar 4.3. Penampang melintang kompleks terumbu yang menggambarkan perbedaan zona dan batuan penyusun setiap zona menurut Embry & Klovan (1971)

Dari seluruh pendeskripsian batuan di atas dapat disimpulkan bahwa penamaan batuan menurut klasifikasi Grabau (1904) yang didasarkan pada ukuran butir dan teksturnya bahwa batuan ini bernama Kalkarenite karena ukuran butir batuan ini berkisar antara 1/4 - 1/2 mm dan bila diklasifikasikan berdasarkan Folk (1959) yang didasarkan pada tekstur pengendapan dan perbandingan fraksi komponen penyusunnya, batuan ini bernama Biosparite karena batuan ini penyusunnya terdiri atas skeletal grain dan sparite, lalu berdasarkan klasifikasi Dunham (1962) yang didasarkan pada tekstur pengendapannya yang meliputi ukuran butir dan sortasi, nama batuan ini adalah Packestone karena pada batuan ini didominasi oleh butiran/grain yang presentasenya 65 % dan terkesan tidak teratur dan berdasarkan klasifikasi Embry & Klovan (1971) maka batuan ini bernama Rudstone. Kegunaan dari batuan karbonat dalam bidang geologi sangat banyak sekali, maka dari itu sangat penting sekali untuk dipelajari batuan karbonat ini, karena batuan karbonat ini aspek ekonomisnya sangat besar sekali. Kegunaan batuan karbonat antara lain, sebagai penentu lingkungan pengendapan purba bila dilihat dari keterdapatan fosil dalam batuan tersebut selanjutnya sebagai

Laporan petro karbonat

Page 38

source rock untuk endapan minyak bumi, batubara dan gas bumi, menentukan umur batuan tersebut dan mengetahui korelasi stratigrafi dari suatu lapisan batuan

4.4. Peraga batuan nomor 145 Pada batuan peraga nomor 145 ini diketahui bahwa batuan ini termasuk pada batuan sedimen karbonat karena diketahui dari komposisi batuan yang lebih dari 50 % terdiri dari unsur karbonatan, hal tersebut dicirikan dari warna batuan yang cerah yang menandakan bahwa batuan tersebut terbentuk pada daerah yang banyak mengandung unsur karbonatan, selain itu juga dicirikan adanya organisme laut dangkal yang terdapat pada batuan ini. Pada tahap awal pendeskripsian, batuan ini dideskripsi secara megaskopis. Batuan peraga ini memiliki warna abu abu. Tekstur yang dimiliki batuan ini yaitu ukuran butir batuan ini berupa pasir sedang (1/4 1/2 mm) dengan sortasi burukdikarenakan tidak terlihatnya kenampakan pemilahan butiran butiran yang terdapat pada batuan ini. Dikarenakan sortasi batuan yang buruk, otomatis kemas yang dimiliki batuan ini adalah terbuka. Struktur batuan ini adalah mold yang berupa external mold karena pada batuan ini terdapat cetakan tubuh organisme. Adanya mold ini mengindikasikan bahwa batuan ini terbentuk pada daerah yang memiliki arus cukup besar tenaganya. Pada awalnya batuan ini terdapat cangkang cangkang organisme, namun akibat adanya penggerusan yang berkelanjutan oleh arus yang berenergi besar mengakibatkan cangkang yang terdapat pada batuan ini lama kelamaan menghilang dan meninggalkan cetakan pada batuan ini. Komposisi yang

terdapat pada batuan ini terdiri dari Skeletal Grain sebagai Allochem dan Sparite sebagai Orthochem. Tahap pendeskripsian batuan ini selanjutnya adalah pendeskripsian secara komposisi batuan yaitu allochem yang merupakan komponen batuan karbonat yang berupa partikel/butiran karbonat yang berukuran lebih dari/sama Laporan petro karbonat Page 39

dengan pasir. Komposisi Allochem yang terdapat pada batuan ini adalah skeletal grain. Skeletal grain merupakan fragmen karbonat yang berasal dari bagian keras organisme/cangkang/tubuh organisme. Skeletal grain yang terdapat pada batuan ini berupa fragmen fragmen cangkang Bivalve yang berwarna putih, berupa makrofosil. Presentase komposisi allochem pada batuan ini diperkirakan sekitar 55 %. Selanjutnya komposisi lain yang terdapat pada batuan ini berupa Orthochem yang merupakan komponen batuan karbonat yang mineralnya terkristalisasi langsung di tempat pengendapan sehingga tidak memiliki butiran butiran bawaan. Komponen orthochem yang terdapat pada batuan ini adalah micrite yang merupakan lumpur karbonat yang tersusun oleh interlocking anhhedral calcite/aragonit yang berukuran halus/lumpur. Micrite yang terdapat pada batuan ini membentuk matriks pada batuan ini dengan warna yang kecoklatan. Adanya micrite pada batuan ini mengindikasikan lingkungan pengendapan yang berada pada zona belakang terumbu yang mempunyai energi arus cukup tenang sehingga memungkinkan untuk terbentuknya micrite ini, karena syarat terbentuknya micrite haruslah berada pada daerah yang memiliki arus yang tenang. Kenampakan micrite pada batuan ini presentasenya sekitar 45 %. Tahap selanjutnya ialah menentukan petrogenesa dari batuan ini. Berdasarkan pendeskripsian dan penggambaran batuan dari komposisi yang terdiri dari allochem yang berupa skeletal grain dan orthochem yang berupa Micrite yang telah dijabarkan dapat disimpulkan bahwa batuan ini terbentuk pada fasies belakang terumbu (back reef facies) dikarenakan pada batuan ini terdapat micrite yang menjadi matriks pada batuan ini, karena micrite haruslah terbentuk pada daerah yang memiliki energi arus cukup tenang. Pada batuan ini terdapat cetakan cangkang organisme yang menandakan bahwa sebelumnya terdapat cangkang yang terendapkan pada batuan ini, namun akibat erosi/penggerusan yang sifatnya terus menerus mengakibatkan cangkang tersebut hilang dan meninggalkan cetakannya saja. Cangkang yang sebelumnya Laporan petro karbonat Page 40

terdapat pada batuan ini berasal dari organisme laut dangkal yang mati kemudian terendapkan pada fasies depan terumbu, pada suatu saat ketika arus air laut sedang mencapai puncaknya mengakibatkan endapan cangkang tersebut bersama material material lain tertransport ke daerah belakang terumbu dan akhirnya terendapkan kembali di daera tersebut sampai akhirnya terdiagenesis. Pada proses diagenesis terjadi pembentukkan micrite, pembentukannya terjadi pada fase sementasi yang mekanisme pembentukkannya ialah pada saat

material batuan ini terendapkan di tempat tersebut kemudian terdiagenesis melalui beberapa fase dan pada fase sementasi terdapat aliran fluida yang bersifat karbonatan masuk ke dalam material sedimen yang sudah terendapkan dan mengisi celah celah selanjutnya setelah material sedimen yang sudah terendapkan terdiagenesis, material tersebut mengalami lithifikasi dan menghasilkan batuan sedimen karbonat. Pada dasarnya batuan karbonat berada pada daerah laut dangkal, namun batuan ini ditemukan tersingkap di daratan, jadi dapat diindikasikan bahwa batuan ini dapat tersingkap di daratan akibat adanya proses tektonik yaitu uplift (pengangkatan).

Gambar 4.4. Penampang melintang kompleks terumbu yang menggambarkan perbedaan zona dan batuan penyusun setiap zona menurut Embry & Klovan (1971)

Laporan petro karbonat

Page 41

Dari seluruh pendeskripsian batuan di atas dapat disimpulkan bahwa penamaan batuan menurut klasifikasi Grabau (1904) yang didasarkan pada ukuran butir dan teksturnya bahwa batuan ini bernama Kalkarenite karena ukuran butir batuan ini berkisar antara 1/4 - 1/2 mm dan bila diklasifikasikan berdasarkan Folk (1959) yang didasarkan pada tekstur pengendapan dan perbandingan fraksi komponen penyusunnya, batuan ini bernama Biosparite karena batuan ini penyusunnya terdiri atas skeletal grain dan sparite, lalu berdasarkan klasifikasi Dunham (1962) yang didasarkan pada tekstur pengendapannya yang meliputi ukuran butir dan sortasi, nama batuan ini adalah Packestone karena batuan ini komposisinya didominasi oleh butiranbutiran/grain dan butiran butiran tersebut terkesan berantakan, dan berdasarkan klasifikasi Embry & Klovan (1971) maka batuan ini bernama Mudstone. Kegunaan dari batuan karbonat dalam bidang geologi sangat banyak sekali, maka dari itu sangat penting sekali untuk dipelajari batuan karbonat ini, karena batuan karbonat ini aspek ekonomisnya sangat besar sekali. Kegunaan batuan karbonat antara lain, sebagai penentu lingkungan pengendapan purba bila dilihat dari keterdapatan fosil dalam batuan tersebut selanjutnya sebagai source rock untuk endapan minyak bumi, batubara dan gas bumi, menentukan umur batuan tersebut dan mengetahui korelasi stratigrafi dari suatu lapisan batuan

4.5. Peraga batuan nomor 148 Pada batuan peraga nomor 148 ini diketahui bahwa batuan ini termasuk pada batuan sedimen karbonat karena diketahui dari komposisi batuan yang lebih dari 50 % terdiri dari unsur karbonatan, hal tersebut dicirikan dari warna batuan yang cerah yang menandakan bahwa batuan tersebut terbentuk pada daerah yang banyak mengandung unsur karbonatan, selain itu juga dicirikan adanya organisme laut dangkal yang terdapat pada batuan ini. Laporan petro karbonat Page 42

Pada tahap awal pendeskripsian, batuan ini dideskripsi secara megaskopis. Batuan peraga ini memiliki warna coklat keabu-abuan yang menandakan bahwa batuan ini terbentuk pada daerah yang banyak mengandung unsur karbonatan. Tekstur yang dimiliki batuan ini yaitu ukuran butir batuan ini berupa pasir sedang (1/4 1/2 mm) dengan sortasi burukdikarenakan tidak terlihatnya kenampakan pemilahan butiran butiran yang terdapat pada batuan ini. Dikarenakan sortasi batuan yang buruk, otomatis kemas yang dimiliki batuan ini adalah terbuka. Struktur batuan ini adalah non structure karena tidak menampakkan adanya struktur sedimen. Komposisi yang terdapat pada batuan ini terdiri dari Skeletal Grain sebagai Allochem dan Sparite sebagai Orthochem. Tahap pendeskripsian batuan ini selanjutnya adalah pendeskripsian secara komposisi batuan yaitu allochem yang merupakan komponen batuan karbonat yang berupa partikel/butiran karbonat yang berukuran lebih dari/sama dengan pasir. Komposisi Allochem yang terdapat pada batuan ini adalah skeletal grain. Skeletal grain merupakan fragmen karbonat yang berasal dari bagian keras organisme/cangkang/tubuh organisme. Skeletal grain yang terdapat pada batuan ini berupa fragmen fragmen cangkang Bivalve yang berwarna putih, berupa makrofosil dan berupa bioclast karena fosil tersebut pecahan pecahan. Pecahan pecahan cangkang organisme ini mengindikasikan adanya aktivitas arus yang tenaganya cukup kuat sehingga menggerus cangkang yang pada awalnya utuh menjadi pecahan pecahan. Presentase komposisi allochem pada batuan ini diperkirakan sekitar 60 %. Selanjutnya komposisi lain yang terdapat pada batuan ini berupa Orthochem yang merupakan komponen batuan karbonat yang mineralnya terkristalisasi langsung di tempat pengendapan sehingga tidak memiliki butiran butiran bawaan. Komponen orthochem yang terdapat pada batuan ini adalah sparite yang merupakan semen karbonat yang umumnya mengisi ruang kosong/celah pada batuan karbonat berupa kristal kristal kalsit. Sparite yang terdapat pada batuan ini berwarna kuning/coklat terang yang melingkupi batuan sebagai matriks. Kenampakan Sparite pada Laporan petro karbonat Page 43

batuan diindikasikan dengan asosiasi ukuran butir pasir. Pada batuan ini ukuran butirnya berupa pasir sedang (1/4 1/2 mm) sehingga dimungkinkan sparite terdapat pada batuan ini. Keterdapatan sparite pada batuan ini mengindikasikan bahwa batuan ini terbentuk dalam suatu daerah dengan arus yang energinya cukup besar. Presentase sparite pada batuan ini sekitar 40 %. Tahap selanjutnya ialah menentukan petrogenesa dari batuan ini. Berdasarkan pendeskripsian dan penggambaran batuan dari komposisi yang terdiri dari allochem yang berupa skeletal grain dan orthochem yang berupa Sparite yang telah dijabarkan dapat disimpulkan bahwa batuan ini terbentuk pada fasies depan terumbu (fore reef facies) yang dicirikan dari keterdapatan pecahan cangkang organisme laut dangkal. Cangkang organisme tersebut berupa pecahan karena tergerus dan terhantam oleh arus laut yang berenergi cukup besar. Cangkang yang terdapat pada batuan ini berasal dari organisme laut dangkal yang mati kemudian terendapkan pada fasies depan terumbu, akibat energi arus yang cukup besar cangkang organisme yang tadinya utuh menjadi pecah berkeping keping kemudian asal sparite yang terdapat pada batuan ini berasal dari proses diagenesis pada fase sementasi yang mekanisme pembentukkannya ialah pada saat material batuan ini terendapkan di tempat tersebut kemudian terdiagenesis melalui beberapa fase dan pada fase sementasi terdapat aliran fluida yang bersifat karbonatan masuk ke dalam material sedimen yang sudah terendapkan dan mengisi celah celah selanjutnya setelah material sedimen yang sudah terendapkan terdiagenesis, material tersebut mengalami lithifikasi dan menghasilkan batuan sedimen karbonat. Pada dasarnya batuan karbonat berada pada daerah laut dangkal, namun batuan ini ditemukan tersingkap di daratan, jadi dapat diindikasikan bahwa batuan ini dapat tersingkap di daratan akibat adanya proses tektonik yaitu uplift (pengangkatan).

Laporan petro karbonat

Page 44

Gambar 4.5. Penampang melintang kompleks terumbu yang menggambarkan perbedaan zona dan batuan penyusun setiap zona menurut Embry & Klovan (1971)

Dari seluruh pendeskripsian batuan di atas dapat disimpulkan bahwa penamaan batuan menurut klasifikasi Grabau (1904) yang didasarkan pada ukuran butir dan teksturnya bahwa batuan ini bernama Kalkarenite karena ukuran butir batuan ini berkisar antara 1/4 - 1/2 mm dan bila diklasifikasikan berdasarkan Folk (1959) yang didasarkan pada tekstur pengendapan dan perbandingan fraksi komponen penyusunnya, batuan ini bernama Biosparite karena batuan ini penyusunnya terdiri atas skeletal grain dan sparite, lalu berdasarkan klasifikasi Dunham (1962) yang didasarkan pada tekstur pengendapannya yang meliputi ukuran butir dan sortasi, nama batuan ini adalah Packestone karena pada batuan ini didominasi oleh komposisi butiran butiran/grain dan butiran tersebut terkesan tidak tersusun secara rapih dan berdasarkan klasifikasi Embry & Klovan (1971) maka batuan ini bernama Rudstone. Kegunaan dari batuan karbonat dalam bidang geologi sangat banyak sekali, maka dari itu sangat penting sekali untuk dipelajari batuan karbonat ini, karena batuan karbonat ini aspek ekonomisnya sangat besar sekali. Kegunaan batuan karbonat antara lain, sebagai penentu lingkungan pengendapan purba

Laporan petro karbonat

Page 45

bila dilihat dari keterdapatan fosil dalam batuan tersebut selanjutnya sebagai source rock untuk endapan minyak bumi, batubara dan gas bumi, menentukan umur batuan tersebut dan mengetahui korelasi stratigrafi dari suatu lapisan batuan

4.6. Peraga batuan nomor 142 Pada batuan peraga nomor 144 ini diketahui bahwa batuan ini termasuk pada batuan sedimen karbonat karena diketahui dari komposisi batuan yang lebih dari 50 % terdiri dari unsur karbonatan, hal tersebut dicirikan dari warna batuan yang cerah yang menandakan bahwa batuan tersebut terbentuk pada daerah yang banyak mengandung unsur karbonatan, selain itu juga dicirikan adanya cangkang organisme laut dangkal yang terdapat pada batuan ini. Pada tahap awal pendeskripsian, batuan ini dideskripsi secara megaskopis. Batuan peraga ini memiliki warna coklat yang menandakan bahwa batuan ini terbentuk pada daerah yang banyak mengandung unsur karbonatan. Tekstur yang dimiliki batuan ini yaitu ukuran butir batuan ini berupa pasir sedang (1/4 1/2 mm) dengan sortasi burukdikarenakan tidak terlihatnya kenampakan pemilahan butiran butiran yang terdapat pada batuan ini. Dikarenakan sortasi batuan yang buruk, otomatis kemas yang dimiliki batuan ini adalah terbuka. Struktur batuan ini adalah non structure karena tidak menampakkan adanya struktur sedimen. Komposisi yang terdapat pada batuan ini terdiri dari Skeletal Grain sebagai Allochem dan Micrite sebagai Orthochem. Tahap pendeskripsian batuan ini selanjutnya adalah pendeskripsian komposisi batuan yaitu allochem yang merupakan komponen batuan karbonat yang berupa partikel/butiran karbonat yang berukuran lebih dari/sama dengan pasir. Komposisi Allochem yang terdapat pada batuan ini adalah skeletal grain. Skeletal grain merupakan fragmen karbonat yang berasal dari bagian keras organisme/cangkang/tubuh organisme. Skeletal grain yang terdapat pada batuan ini berupa fragmen fragmen cangkang Bivalve yang berwarna putih, berupa Laporan petro karbonat Page 46

makrofosil dan berupa bioclast karena fosil tersebut pecahan pecahan. Pecahan pecahan cangkang organisme ini mengindikasikan adanya aktivitas arus yang tenaganya cukup kuat sehingga menggerus cangkang yang pada awalnya utuh menjadi pecahan pecahan tersebut. Presentase komposisi allochem pada batuan ini diperkirakan sekitar 25 %. Selanjutnya komposisi lain yang terdapat pada batuan ini berupa Orthochem yang merupakan komponen batuan karbonat yang mineralnya terkristalisasi langsung di tempat pengendapan sehingga tidak memiliki butiran butiran bawaan. Komponen orthochem yang terdapat pada batuan ini adalah micrite yang merupakan lumpur karbonat yang tersusun oleh interlocking anhhedral calcite/aragonit yang berukuran halus/lumpur Micrite yang terdapat pada batuan ini berwarna kuning/coklat terang yang melingkupi batuan sebagai matriks. Adanya micrite pada batuan ini mengindikasikan lingkungan pengendapan yang berada pada zona belakang terumbu yang mempunyai energi arus cukup tenang sehingga memungkinkan untuk terbentuknya micrite ini, karena syarat terbentuknya micrite haruslah berada pada daerah yang memiliki arus yang tenang. Kenampakan micrite pada batuan ini presentasenya sekitar 75 %. Tahap selanjutnya ialah menentukan petrogenesa dari batuan ini. Berdasarkan pendeskripsian dan penggambaran batuan dari komposisi yang terdiri dari allochem yang berupa skeletal grain dan orthochem yang berupa Micrite yang telah dijabarkan dapat disimpulkan bahwa batuan ini terbentuk pada fasies belakang terumbu (back reef facies) dikarenakan pada batuan ini terdapat micrite yang menjadi matriks pada batuan ini, karena micrite haruslah terbentuk pada daerah yang memiliki energi arus cukup tenang. Pada batuan ini terdapat cetakan cangkang organisme yang menandakan bahwa sebelumnya terdapat cangkang yang terendapkan pada batuan ini, namun akibat erosi/penggerusan yang sifatnya terus menerus mengakibatkan cangkang tersebut hilang dan meninggalkan cetakannya saja. Cangkang yang sebelumnya terdapat pada batuan ini berasal dari organisme laut dangkal yang mati Laporan petro karbonat Page 47

kemudian terendapkan pada fasies depan terumbu, pada suatu saat ketika arus air laut sedang mencapai puncaknya mengakibatkan endapan cangkang tersebut bersama material material lain tertransport ke daerah belakang terumbu dan akhirnya terendapkan kembali di daera tersebut sampai akhirnya terdiagenesis. Pada proses diagenesis terjadi pembentukkan micrite, pembentukannya terjadi pada fase sementasi yang mekanisme pembentukkannya ialah pada saat

material batuan ini terendapkan di tempat tersebut kemudian terdiagenesis melalui beberapa fase dan pada fase sementasi terdapat aliran fluida yang bersifat karbonatan masuk ke dalam material sedimen yang sudah terendapkan dan mengisi celah celah selanjutnya setelah material sedimen yang sudah terendapkan terdiagenesis, material tersebut mengalami lithifikasi dan menghasilkan batuan sedimen karbonat. Pada dasarnya batuan karbonat berada pada daerah laut dangkal, namun batuan ini ditemukan tersingkap di daratan, jadi dapat diindikasikan bahwa batuan ini dapat tersingkap di daratan akibat adanya proses tektonik yaitu uplift (pengangkatan).

Gambar 4.6. Penampang melintang kompleks terumbu yang menggambarkan perbedaan zona dan batuan penyusun setiap zona menurut Embry & Klovan (1971)

Laporan petro karbonat

Page 48

Dari seluruh pendeskripsian batuan di atas dapat disimpulkan bahwa penamaan batuan menurut klasifikasi Grabau (1904) yang didasarkan pada ukuran butir dan teksturnya bahwa batuan ini bernama Kalkarenite karena ukuran butir batuan ini berkisar antara 1/4 - 1/2 mm dan bila diklasifikasikan berdasarkan Folk (1959) yang didasarkan pada tekstur pengendapan dan perbandingan fraksi komponen penyusunnya, batuan ini bernama Biomicrite karena batuan ini penyusunnya terdiri atas skeletal grain dan micrite, lalu berdasarkan klasifikasi Dunham (1962) yang didasarkan pada tekstur pengendapannya yang meliputi ukuran butir dan sortasi, nama batuan ini adalah Wackstone karena pada batuan ini didominasi oleh komposisi lumpur/mud dan berdasarkan klasifikasi Embry & Klovan (1971) maka batuan ini bernama Wackstone. Kegunaan dari batuan karbonat dalam bidang geologi sangat banyak sekali, maka dari itu sangat penting sekali untuk dipelajari batuan karbonat ini, karena batuan karbonat ini aspek ekonomisnya sangat besar sekali. Kegunaan batuan karbonat antara lain, sebagai penentu lingkungan pengendapan purba bila dilihat dari keterdapatan fosil dalam batuan tersebut selanjutnya sebagai source rock untuk endapan minyak bumi, batubara dan gas bumi, menentukan umur batuan tersebut dan mengetahui korelasi stratigrafi dari suatu lapisan batuan

4.7. Peraga batuan nomor 162 Pada batuan peraga nomor 147 ini diketahui bahwa batuan ini termasuk pada batuan sedimen karbonat karena diketahui dari komposisi batuan yang lebih dari 50 % terdiri dari unsur karbonatan, hal tersebut dicirikan dari warna batuan yang cerah yang menandakan bahwa batuan tersebut terbentuk pada daerah yang banyak mengandung unsur karbonatan serta terdapat butiran butiran karbonat pembentuk batuan ini.

Laporan petro karbonat

Page 49

Pada tahap awal pendeskripsian, batuan ini dideskripsi secara megaskopis. Batuan peraga ini memiliki warna abu abu cerah yang menandakan bahwa batuan ini terbentuk pada daerah yang banyak mengandung unsur karbonatan. Tekstur yang dimiliki batuan ini yaitu ukuran butir batuan yang berupa pasir sedang (1/4 1/2 mm) dengan sortasi burukdikarenakan tidak terlihatnya kenampakan pemilahan butiran butiran yang terdapat pada batuan ini, berupa Graded Bedding atau semacamnya. Dikarenakan sortasi batuan yang buruk, otomatis kemas yang dimiliki batuan ini adalah terbuka. Struktur batuan ini adalah non structure karena tidak menampakkan adanya struktur sedimen. Komposisi yang terdapat pada batuan ini terdiri dari Non-Skeletal Grain berupa pisoid sebagai Allochem dan Sparite sebagai Orthochem. Tahap pendeskripsian batuan ini selanjutnya adalah pendeskripsian secara komposisi batuan yaitu allochem yang merupakan komponen batuan karbonat yang berupa partikel/butiran karbonat yang berukuran lebih dari/sama dengan pasir. Komposisi Allochem yang terdapat pada batuan ini adalah nonskeletal grain. Non-Skeletal grain merupakan grain atau butiran dalam batuan karbonat yang bukan berasal dari cangkang/rangka organisme karbonatan. NonSkeletal grain yang terdapat pada batuan ini berupa pisoid yang berukuran 8 mm dengan struktur laminasi yang intinya berupa butiran kuarsa. Pisoid ini terbentuk karena adanya proses agitasi gelombang pada lingkungan laut dangkal dan adanya pengaruh slope/kelerengan yang mempengaruhi kebundaran (roundness) dari pisoid ini. Presentase keterdapatan pisoid dalam batuan ini sekitar 65 %. Selanjutnya komposisi lain yang terdapat pada batuan ini berupa Orthochem yang merupakan komponen batuan karbonat yang mineralnya terkristalisasi langsung di tempat pengendapan sehingga tidak memiliki butiran butiran bawaan. Komponen orthochem yang terdapat pada batuan ini adalah sparite yang merupakan semen karbonat yang umumnya mengisi ruang kosong/celah pada batuan karbonat berupa kristal kristal kalsit. Sparite yang terdapat pada batuan ini berwarna kuning/coklat terang yang melingkupi batuan Laporan petro karbonat Page 50

sebagai matriks dan bersifat karbonatan. Kenampakan Sparite pada batuan biasanya diindikasikan dengan asosiasi ukuran butir pasir. Pada batuan ini ukuran butirnya berupa pasir sedang (1/4 1/2 mm) sehingga dimungkinkan sparite terdapat pada batuan ini. Keterdapatan sparite pada batuan ini mengindikasikan bahwa batuan ini terbentuk dalam suatu daerah dengan arus yang energinya cukup besar. Pembentukkan sparite ini biasanya terjadi pada saat proses diagenesis yaitu pada fase sementase. Presentase keterdapatan sparite pada batuan ini adalah sekitar 35 %. Tahap selanjutnya ialah menentukan petrogenesa dari batuan ini. Berdasarkan pendeskripsian dan penggambaran batuan dari komposisi yang terdiri dari allochem yang berupa non-skeletal grain yang berupa pisoid dan orthochem yang berupa Sparite yang telah dijabarkan dapat disimpulkan bahwa batuan ini terbentuk pada fasies depan terumbu (fore reef facies) yang dicirikan dari keterdapatan pisoid pada batuan ini. Pisoid ini terbentuk pada daerah yang memiliki slope cukup terjal dan dengan bantuan proses arus yang bersifat turbulen menyebabkan pisoid ini membulat dan melonjong. Kemudian asal sparite yang terdapat pada batuan ini berasal dari proses diagenesis pada fase sementasi yang mekanisme pembentukkannya ialah pada saat material batuan ini terendapkan di tempat tersebut kemudian terdiagenesis melalui beberapa fase dan pada fase sementasi terdapat aliran fluida yang bersifat karbonatan masuk ke dalam material sedimen yang sudah terendapkan dan mengisi celah celah selanjutnya setelah material sedimen yang sudah terendapkan

terdiagenesis, material tersebut mengalami lithifikasi dan menghasilkan batuan sedimen karbonat. Pada dasarnya batuan karbonat berada pada daerah laut dangkal, namun batuan ini ditemukan tersingkap di daratan, jadi dapat diindikasikan bahwa batuan ini dapat tersingkap di daratan akibat adanya proses tektonik yaitu uplift (pengangkatan).

Laporan petro karbonat

Page 51

Gambar 4.7. Penampang melintang kompleks terumbu yang menggambarkan perbedaan zona dan batuan penyusun setiap zona menurut Embry & Klovan (1971)

Dari seluruh pendeskripsian batuan di atas dapat disimpulkan bahwa penamaan batuan menurut klasifikasi Grabau (1904) yang didasarkan pada ukuran butir dan teksturnya bahwa batuan ini bernama Kalkarenite karena ukuran butir batuan ini berkisar antara 1/4 - 1/2 mm dan bila diklasifikasikan berdasarkan Folk (1959) yang didasarkan pada tekstur pengendapan dan perbandingan fraksi komponen penyusunnya, batuan ini bernama Oosparite karena batuan ini penyusunnya terdiri atas non-skeletal grain berupa pisoid dan sparite, lalu berdasarkan klasifikasi Dunham (1962) yang didasarkan pada tekstur pengendapannya yang meliputi ukuran butir dan sortasi, nama batuan ini adalah Packstone karena pada batuan ini komposisi dominannya berasal dari grains/butiran - butiran dengan presentase sekitar 65 % dan butirannya terkesan tidak beraturan dan berdasarkan klasifikasi Embry & Klovan (1971) maka batuan ini bernama Packstone. Kegunaan dari batuan karbonat dalam bidang geologi sangat banyak sekali, maka dari itu sangat penting sekali untuk dipelajari batuan karbonat ini, karena batuan karbonat ini aspek ekonomisnya sangat besar sekali. Kegunaan batuan karbonat antara lain, sebagai penentu lingkungan pengendapan purba

Laporan petro karbonat

Page 52

bila dilihat dari keterdapatan fosil dalam batuan tersebut selanjutnya sebagai source rock untuk endapan minyak bumi, batubara dan gas bumi, menentukan umur batuan tersebut dan mengetahui korelasi stratigrafi dari suatu lapisan batuan.

Laporan petro karbonat

Page 53

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan Dari berbagai penggambaran dan pendeskripsian mengenai batuan karbonat di atas dapat disimpulkan bahwa : Pada batuan peraga nomor 144 tidak berstruktur, memiliki tekstur sortasi buruk, kemas terbuka ukuran butir pasir sedang (1/4 1/2 mm) serta memiliki komposisi skeletal grain yaitu berupa cangkang bivalvia yang telah menjadi pecahan pecahan (bioclast) sebagai allochem dan sparite sebagai ortochem. Batuan ini terbentuk pada daerah fasies depan terumbu (fore reef facies) dengan energi arus yang cukup kuat. Pada batuan peraga nomor 147 tidak berstruktur, memiliki tekstur sortasi buruk, kemas terbuka ukuran butir pasir sedang (1/4 1/2 mm) serta memiliki komposisi non-skeletal grain yaitu berupa pisoid sebagai allochem dan sparite sebagai ortochem. Batuan ini terbentuk pada daerah fasies depan terumbu (fore reef facies) dengan energi arus yang cukup kuat. Pada batuan peraga nomor 163 tidak berstruktur, memiliki tekstur sortasi buruk, kemas terbuka ukuran butir pasir sedang (1/4 1/2 mm) serta memiliki komposisi skeletal grain yaitu berupa cangkang bivalvia yang telah menjadi pecahan pecahan (bioclast) sebagai allochem dan sparite sebagai ortochem. Batuan ini terbentuk pada daerah fasies depan terumbu (fore reef facies) dengan energi arus yang cukup kuat. Pada batuan peraga nomor 145 berstruktur mold, memiliki tekstur sortasi buruk, kemas terbuka ukuran butir pasir sedang (1/4 1/2 mm) serta memiliki komposisi skeletal grain yaitu berupa cangkang bivalvia sebagai allochem dan micrite sebagai ortochem. Batuan ini terbentuk pada daerah

Laporan petro karbonat

Page 54

fasies belakang terumbu (back reef facies) dengan energi arus yang relatif lemah. Pada batuan peraga nomor 148 tidak berstruktur, memiliki tekstur sortasi buruk, kemas terbuka ukuran butir pasir sedang (1/4 1/2 mm) serta memiliki komposisi skeletal grain yaitu berupa cangkang bivalvia yang telah menjadi pecahan pecahan (bioclast) sebagai allochem dan sparite sebagai ortochem. Batuan ini terbentuk pada daerah fasies depan terumbu (fore reef facies) dengan energi arus yang cukup kuat. Pada batuan peraga nomor 142 tidak berstruktur, memiliki tekstur sortasi buruk, kemas terbuka ukuran butir pasir sedang (1/4 1/2 mm) serta memiliki komposisi skeletal grain yaitu berupa cangkang bivalvia sebagai allochem dan micrite sebagai ortochem. Batuan ini terbentuk pada daerah fasies belakang terumbu (back reef facies) dengan energi arus yang relatif lemah. Pada batuan peraga nomor 147 tidak berstruktur, memiliki tekstur sortasi buruk, kemas terbuka ukuran butir pasir sedang (1/4 1/2 mm) serta memiliki komposisi non-skeletal grain yaitu berupa pisoid sebagai allochem dan sparite sebagai ortochem. Batuan ini terbentuk pada daerah fasies depan terumbu (fore reef facies) dengan energi arus yang cukup kuat. Kegunaan batuan karbonat antara lain, sebagai penentu lingkungan pengendapan purba bila dilihat dari keterdapatan fosil dalam batuan tersebut selanjutnya sebagai source rock untuk endapan minyak bumi, batubara dan gas bumi, menentukan umur batuan tersebut dan mengetahui korelasi stratigrafi dari suatu lapisan batuan.

5.2. Saran Para praktikan seharusnya sudah menguasai materi terlbihh dahulu

Laporan petro karbonat

Page 55

Dalam pendeskripsian batuan sebaiknya dilakukan dengan hati hati dan teliti supaya tidak merusak peraga dan mendapatkan data sebanyak banyaknya

Laporan petro karbonat

Page 56

DAFTAR PUSTAKATim Asisten Petrologi 2011.2011.Buku Panduan Praktikum Petrologi

2011.Laboratorium Mineralogi Kristalografi Petrologi dan Petrografi Universitas Diponegoro:Semarang.

Laporan petro karbonat

Page 57