renungan

18
Mazmur 1:1-6 merupakan pendahuluan kitab Mazmur. Mazmur ini membandingkan hanya dua jenis orang yang diakui Allah, masing-masing dengan sekumpulan prinsip hidup tertentu: Pertama, orang saleh, yang berciri kebenaran, kasih, ketaatan kepada firman Allah dan pemisahan dari persekutuan dengan dunia. Dikatakan demikian: “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam” – Mazmur 1:1-2. Kedua, orang fasik, yang mewakili jalan dan nasihat dunia, yang tidak tinggal dalam firman Allah, dan karena demikian tidak ada bagian dalam perkumpulan umat Allah. Ditegaskan demikian: “Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin. Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, begitu pula orang berdosa dalam perkumpulan orang benar” – Mazmur 1:4-5. Orang benar itu dikenal dan diberkati Allah, tetapi orang fasik tidak memperoleh bagian dalam kerajaan Allah. Dikatakan demikian: “sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan” – Mazmur 1:6 . Orang fasik akan binasa. Pemisahan di antara kedua jenis orang ini akan ada sepanjang sejarah penebusan hingga kekal.

Upload: rocky

Post on 04-Jan-2016

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: renungan

Mazmur 1:1-6 merupakan pendahuluan kitab Mazmur. Mazmur ini membandingkan hanya dua jenis orang yang diakui Allah, masing-masing dengan sekumpulan prinsip hidup tertentu: Pertama, orang saleh, yang berciri kebenaran, kasih, ketaatan kepada firman Allah dan pemisahan dari persekutuan dengan dunia. Dikatakan demikian: “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam” – Mazmur 1:1-2. Kedua, orang fasik, yang mewakili jalan dan nasihat dunia, yang tidak tinggal dalam firman Allah, dan karena demikian tidak ada bagian dalam perkumpulan umat Allah. Ditegaskan demikian: “Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin. Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, begitu pula orang berdosa dalam perkumpulan orang benar” – Mazmur 1:4-5. Orang benar itu dikenal dan diberkati Allah, tetapi orang fasik tidak memperoleh bagian dalam kerajaan Allah. Dikatakan demikian: “sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan” – Mazmur 1:6. Orang fasik akan binasa. Pemisahan di antara kedua jenis orang ini akan ada sepanjang sejarah penebusan hingga kekal.

Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di kota Korintus berkaitan dengan pergaulan sosial orang percaya menulis demikian: “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik” – 1 Korintus 15:33. Artinya, jika kita salah bergaul dengan orang-orang yang tidak memiliki karakter yang baik, maka karakter kita yang awalnya baik juga akan dirusakkan. Bila ini terjadi maka hidup bahagia itu akan menjadi sirna. Oleh karena itu, rahasia hidup bahagia ialah dengan menjauhkan diri dari pergaulan yang tidak baik.

Page 2: renungan

2. Kesukaannya ialah Taurat Tuhan.

Rahasia hidup bahagia menurut Mazmur 1 ialah kita harus memiliki kesukaan yang tinggi akan firman Tuhan. Pemazmur berkaitan dengan hal itu, menulis dalam pimpinan Roh Kudus menegaskan demikian: “Tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam” – Mazmur 1:2.

Orang yang diberkati Allah bukan hanya berbalik dari kejahatan, tetapi juga membangun hidup mereka di sekitar firman Tuhan. Mereka berusaha untuk menaati kehendak Allah dari hati yang sungguh-sungguh senang akan jalan dan perintah Allah. Rasul Paulus dalam suratnya kepada orang Kristen yang ada di kota Tesalonika menulis demikian: “dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka” – 2Tesalonika 2:10. Di mana dikatakan bahwa orang fasik binasa karena “tidak menerima dan mengasihi kebenaran”. Sebaliknya orang percaya sejati yang memotivasi tindakan mereka adalah roh dan perasaan yang telah ditebus, terpikat hatinya oleh kebenaran Allah sebagaimana terdapat dalam Firman-Nya. Dengan demikian, rahasia hidup bahagia dalam perspektif pemazmur terletak pada kesukaan orang percaya akan Taurat Tuhan dan bukan pada yang lain (harta kekayaan, jabatan dan popularitas – red).

Baca juga bahan khotbah Kristen ini: RAHASIA HIDUP DALAM KASIH DAN DAMAI.

Page 3: renungan

3. Merenungkan Taurat itu siang dan malam.

Rahasia hidup bahagia menurut Mazmur 1 ialah setiap orang yang selalu merenungkan firman Tuhan siang dan malam. Mereka yang berusaha untuk hidup dengan berkat Allah merenungkan Taurat Allah (yaitu, Firman-Nya) supaya membentuk pikiran, sikap, dan tindakan mereka. Mereka membaca kata-kata Alkitab, merenungkannya dan membandingkannya dengan ayat lain.

Ketika merenungkan nas Alkitab tertentu, pertanyaan-pertanyaan seperti berikut muncul dalam pikiran mereka: Apakah Roh Allah sedang menerapkan ayat ini kepada situasiku saat ini? Adakah sebuah janji di dalam ayat ini yang dapat kutagih? Apakah nas ini membeberkan dosa tertentu yang harus aku jauhi? Apakah Allah sedang memberikan perintah yang harus kutaati? Apakah rohku merasa cocok dengan apa yang dinyatakan Roh Kudus? Apakah nas ini mengungkapkan suatu kebenaran tentang Allah, keselamatan, dosa, dunia, atau ketaatan pribadiku yang perlu diterangkan oleh Roh Kudus kepadaku?

4. Hidup bahagia itu dialami.

Menurut pemazmur hidup bahagia itu bukan hanya cerita atau teori semata. Tetapi dapat dialami dan ada hasil yang diperoleh. Penulis Mazmur menulis tentang hal itu demikian: “Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil” – Mazmur 1:3.

Page 4: renungan

Hasil untuk mereka yang dengan setia mencari Allah dan Firman-Nya ialah hidup di dalam Roh. Karena air sering kali melambangkan Roh Allah – Baca Yohanes 7:38-39, maka mereka yang diajar oleh Allah dan tinggal di dalam Firman-Nya akan menerima sumber hidup yang tidak habis-habisnya dari Roh. Frasa, “apa saja yang diperbuatnya berhasil” tidak berarti bahwa tidak pernah akan terjadi masalah atau kegagalan, tetapi bahwa orang benar akan mengetahui kehendak dan berkat Allah. Dalam 3 Yohanes 1:2, dikatakan demikian: “Saudaraku yang kekasih, aku berdoa, semoga engkau baik-baik dan sehat-sehat saja dalam segala sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik saja”. Biasanya, Allah menghendaki bahwa orang percaya itu sehat-sehat dan kehidupan kita disertai berkat-Nya. Dia ingin segala sesuatu beres dengan kita, yaitu bahwa pekerjaan, rencana, maksud, pelayanan, keluarga kita, dsb. berjalan sesuai dengan kehendak dan petunjuk-Nya. Demikianlah, berkat Allah melalui penebusan Kristus dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan jasmaniah dan rohani.

Sangat menarik, dewasa ini muncul yang namanya Kristen Accessories (perhiasan). Satu model atau gaya hidup yang melalui simbol-simbol kekristenan dapat secara cepat memperkenalkan status identitas diri sebagai bagian dari Kristen. Ketika sebuah fasilitas (mobil; gedung) memakai salib, atau simbol lainnya, juga kata / Kalimat rohani (Immanuel, Syalom, dll), maka orang langsung menangkap informasi yang disampaikan bahwa objek itu "Kristen". Orang Kristen juga memperkenalkan identitas diri mereka sebagai pengikut Kristus dengan menggunakan simbol-simbol kekristenan seperti salib, kalung di dada (salib besarjika di luar baju atau jubah), anting-anting, cap di topi, kemeja, tatoo di bagian tubuh tertentu yang dapat dilihat, dls. Pertanyaannya, apakah asesoris yang

Page 5: renungan

dikenakan itu menjamin seseorang disebut mengasihi TUHAN? Tentu tidak, bahkan simbol-simbol itu akan bisa menjadi kesaksian buruk bila bertentangan dengan perilaku negatif penggunanya.

Umat TUHAN yang menjadikan keberagamannya formalitas akan jatuh ke dalam kebanggaan diri daripada imannya. Orang fasik tidak memandang TUHAN sebagg i Raja, tetapi kehebatan, keagungan mereka di hadapan Allah. Ketaatan seperti ini dapat membawa manusia membelakangi Allah dengan perbuatan-perbuatan yang tidak berkenan bagi-Nya. Menurut pemazmur, ini suatu kejahatan yang harus dibenci umat-Nya. Orang-orang yang secara moral membenarkan orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN.

PENGANTARKitab Mazmur selalu dikaitkan dengan nama Daud, sehingga disebut Mazmur Daud. Hal ini disebabkan bahwa sebagian besar kitab ini memuat kesaksian Daud. Dari 150 pasal dalam Mazmur ini, tidak kurang 73 Mazmur berasal dari Daud. Padahal kitab Mazmur adalah nyanyian dan doa yang ditulis oleh banyak orang dalam waktuyang panjang. Kitab Nyanyian dan doa ini digunakan oleh umat lsrael dalam ibadah, yang pada waktu kemudian dibukukan ke dalam Alkitab. Syair Mazmur ini berbagai ragam, ada nyanyian pujian dan penyembahan kepada Allah, juga doa mohon pertolongan, perlindungan, pengampunan, nyanyian syukur. Dari antara doa-doaini, ada yang bersifat perseorangan dan doa sebagai satu bangsa, ada juga yang menggambarkan hati seseorang, begitu pula perasaan umat Allah sebagai persekutuan.

Page 6: renungan

Mazmur 97 ini termasuk Mazmur berjenis madah "TU HAN Raja" seperti Mazmur 96. Melihat bentuknya, maka Mazmur ini dapat digolongkan sebagai Mazmur perseorangan yang identitasnya tidak disebutkan. Sekalipun demikian, melihat syair Mazmur ini kita dapat mengatakan bahwa Mazmur ini adalah Mazmur pujian kepada Allahberdaulat yang sedang diperlihatkan kebesaran-Nya dan mengajak umat TU HAN menyembah-Nya sebagai Raja. 

Siapa di antara saudara yang bisnis saudara tidak maju, begitu-begitu aja? Istilahnya, cuan cia. Hanya untung, untung untuk makan, tidak ada kemajuan. Siapa rumah tangga saudara sedang menghadapi angin sakal, tidak ada damai dalam rumah tangga, tidak ada damai dalam keluarga? Siapa yang gajinya hanya begitu-begitu, tidak naik-naik? Tidak cukup. Siapa yang kerohaniannya tidak maju-maju? Sudah di sekolah alkitab belum penuh Roh Kudus; sudah sembahyang, nggak penuh-penuh dengan Roh Kudus? Itu kita sedang menghadapi angin sakal. Dan Tuhan Yesus melihat.

Pagi hari ini saya tidak tahu persoalan saudara apa. Karena saya bukan Tuhan. Saya tidak tahu problem saudara. Paling saya mendengar aduh firman Tuhan kena sama saya, aduh firman Tuhan baik untuk saya, aduh firman Tuhan menjawab hati saya. Tapi persoalan saudara, apa yang saudara sedang alami - Tuhan tahu. Tuhan melihat bahwa saudara itu payah. Tuhan izinkan tapi Tuhan lihat kita mendayung melawan angin sakal. Angin yang menghalangi perjalanan saudara Tapi Tuhan lihat.

Page 7: renungan

Ada satu pendeta, perempuan. Dia baru berkhotbah dan saya dengar khotbahnya. Dia berusia kira-kira 60 tahun. Wanita ini bilang, waktu dia muda, dia punya anak gadis umur 17 tahun. Di Amerika kalau sudah 17 tahun sudah dewasa. Satu hari dia bawa temannya satu pemuda orang Afghanistan, orang Arab. Bicara, dikenalkan sama orang tua. Hanya beberapa menit, anak ini minta izin: Boleh nggak saya keluar sama ini laki-laki? Kata mama, hati tidak mengizinkan tapi kalau tidak mengizinkan takut anak bilang, saya sudah 17 tahun, sudah dewasa. Kalau tidak diizinkan takut marah, diizinkan dia tidak rela. Akhirnya suami istri ini: Ya sudah, kamu boleh keluar tapi jangan terlalu malam pulang. Pulang jam 10, muka sudah babak belur pakaian robek-robek, dia diperkosa.

Reaksi pertama dari pendeta dan suaminya ini, dia berkata sama Tuhan: Tuhan, apa Engkau melihat ini atau tidak? Hancur hati mereka. Sampai ada bisikan dari Tuhan: Aku lihat semua, Aku tahu semua perkara. Percobaan yang begitu berat untuk satu hamba Tuhan. Tidak bisa terbayangkan itu terjadi dalam keluarga kita. Laki-laki itu tidak pernah datang lagi. Meninggalkan wanita ini. Ini satu ajaran yang baik bagi pemuda pemudi remaja ... hati-hati berteman. Tapi apa Tuhan lihat?

Nah, setelah saya mendengar kesaksian dari ibu pendeta tadi yang anaknya diperkosa, apa Tuhan lihat ini? Saya tidak tahu rencana Tuhan seperti apa nanti. Kenapa Paulus sebelum jadi rasul diizinkan dulu membunuh orang kristen, membunuh Stephanus? Seperti dibiarkan sama Tuhan. Tapi Tuhan lihat. Nah, ini pernah terjadi kepada raja Daud di dalam Mazmur

Page 8: renungan

Saudara jangan cari pertimbangan manusia, jangan cari pertolongan, jangan cari nasehat dari manusia, jangan cari nasib di bintang meramal, jangan cari dukun, pertimbangan manusia, jangan cari jawaban pada orang kaya, orang beruang, orang berpangkat. Tidak. Kita langsung dapat pertolongan dari pada Tuhan karena Dia lihat sejak kita di kandungan ibu kita. Ayah kita bisa meninggal, ibu kita bisa meninggal, keluarga bisa meninggalkan kita tapi Dia tidak pernah akan meninggalkan kita, Dia melihat keadaan kita. Dia melihat waktu di kandungan. Sebagai ayat terakhir, Yeremia

1:4 Firman TUHAN datang kepadaku, bunyinya:

1:5 "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa."

1:6 Maka aku menjawab: "Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda."

Mazmur 22 adalah ratapan perseorangan, yaitu ratapan Daud. Dapat kita kategorikan dalam 2 bagian: Pertama, ayat 2-22 sebagai doa permohonan. Kedua, ayat 23-32 sebagai ucapan syukur. Ayat 23-32 adalah ayat transisi, ayat 2-22 tampak seperti bagian dari mazmur yang ditulis di tengah-tengah penderitaan. Tapi ayat 23-33 tampaknya menjadi bagian dari mazmur ditulis setelah penderitaan berakhir, setelah Tuhan menjawab doa Daud.

Page 9: renungan

Pada Bagian kedua ini Daud telah bergeser dari mazmur pengakuan dosa pribadi ke sebuah mazmur deklarasi publik. Dia telah bergerak dari menangis, meminta pembebasan ke menyanyikan pujian kepada Tuhan untuk pembebasan yang ia terima. Meskipun ia telah merasakan hal terburuk dalam hidupnya, Daud mengingatkan umat bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan umat-Nya. Ketika kesetiaan Tuhan memenuhi perjuangan kita yang terdalam, hasilnya adalah ibadah (ayat 26-28). Sebab Tuhan setia dan kesetiaan-Nya membentang di atas semua orang dan untuk semua generasi (ayat 29-32).

Penjelasan

Daud adalah seorang yang kudus dan saleh, namun banyak mengalami penderitaan yang sangat berat dan sungguh luar biasa yang datang dari sesamanya, terlebih dari mereka yang memusuhinya (22:2-22). Daud banyak mengalami penyiksaan fisik yang sangat luar biasa bukan oleh karena kesalahannya, dan bukan pula hanya dari satu atau dua orang saja (ay 13-14, 17). Penderitaannya yang sangat berat dan besar ini, digambarkannya bagaikan ‘tulang yang terlepas dari sendinya’, bahkan ia dapat menghitung tulang-tulangnya sendiri. Penderitaannya ini sangat menyiksa hingga kepada psikis (jiwa; ay 15b). Penderitaan yang dialami Daud ini membuat ia menjadi lemah, stress dan tidak berdaya, bahkan tidak sanggup berkata-kata untuk membela dirinya sendiri. Penderitaan fisik menjadi penderitaan batin dan penderitaan batin mempengaruhi seluruh kehidupannya sehingga lemah dan patah semangat. Keberadaan Daud yang sungguh memprihatinkan ini, membuat ia tidak punya harapan apa-apa, tidak ada sesuatu pun yang dapat dijadikannya menjadi modal

Page 10: renungan

dalam rangka menyelamatkan dirinya (ay 19), bahkan Tuhan pun seolah-olah telah melupakannya.

Tuhan melihat, mengetahui dan juga mengingat semua derap langkah kehidupan orang-orang yang percaya yang datang dengan segala bentuk keluh kesahnya. Tuhan sangat mengetahui dengan seksama semua penderitaan hidup Daud ini (ay 20; Mzm 93:9). Tuhan tidak pernah sama sekali meninggalkan orang-orang yang percaya kepadaNya, Tuhan tetap siap sedia mendampingi, membimbing dan menyelamatkan. Tuhan punya banyak cara menyelamatkan mereka yang mengasihiNya (ay 27; bnd Yes 59:1). Tuhan tidak pernah pilih kasih, Tuhan mengasihi setiap orang, tanpa pilih bulu. Tuhan juga tidak pernah merasa jijik dan merendahkan seorang yang papa, rendah dan miskin yang datang ke hadapanNya, dan Dia tidak akan menyembunyikan wajahNya.

Walaupun Daud banyak mengalami penderitaan tetapi penderitaan itu tidak membuatnya menjauh dari hadirat Tuhan. Daud tetap teguh dan setia hanya kepada Tuhan Allah yang dipercayainya sebagai Juruselamatnya. Pada saat Daud menyampaikan keluh kesahnya ke hadirat Tuhan, pada saat itu juga Daud memuji dan memuliakan nama Tuhan (ay 23-25; bnd Hab 3:17-18). Daud juga sanggup bersaksi tentang “siapakah Tuhan Allah?” itu kepada banyak orang di lingkungannya, dengan maksud agar orang banyak itu juga percaya dan mengharapkan, memuji dan memuliakan namaNya (ay 26-27). Bukan hanya itu saja, Daud juga rindu untuk berkarya/berbuat agar semua orang dari segala bangsa, suku, ras, orang kaya, orang miskin, orang yang berdosa dan sebagainya yang ada di atas bumi ini, diarahkan untuk datang

Page 11: renungan

memuji dan memuliakan nama Tuhan (ay 28-32). Daud sanggup dan dengan penuh semangat menjalankan misinya ini, oleh karena ia telah merasakan besarnya tekanan penderitaan yang dialaminya dan seiring dengan itu ia telah lebih dahulu menerima anugerah Tuhan.

Refleksi

Dalam kehidupan kita, ada kalanya Tuhan seperti hilang, sirna dari kehidupan kita. Kita mencari, memohon, menangis, berseru kepada Tuhan, namun Tuhan seperti "tidak ada". Kita bertanya kepada-Nya, "Tuhanku, Tuhanku, mengapa Engkau meninggalkan aku?"

Salah seorang penafsir mengatakan, "Ketika kita melihat Mazmur 22, tidak mungkin tidak, kita akan melihat Kristus dan Salib di sana." Sangat jelas bahwa apa yang dialami oleh Daud merupakan nubuat tentang apa yang akan dialami oleh Tuhan Yesus Kristus dalam hidup-Nya, secara khusus saat penyaliban-Nya. Dalam situasi yang penting dan genting, Daud dan Kristus sudah berdoa, berseru, bahkan meratap kepada Tuhan, Bapa di surga. Akan tetapi, Tuhan seakan-akan mengabaikan dan meninggalkan mereka. Situasi dan perasaan yang sama mungkin pernah kita alami dalam kehidupan pribadi kita. Yang terpenting adalah bagaimana cara kita menghadapi situasi seperti itu.

Mazmur 22 dan Kisah Salib Kristus mengajarkan kepada kita bahwa; situasi dan pengalaman merasa ditinggalkan oleh

Page 12: renungan

Tuhan merupakan ujian bagi iman dan ketaatan kita. Pada saat seperti itu, kita dapat mempelajari beberapa hal:

1. Kita harus bertekun dalam iman kepada Tuhan serta tetap tekun berdoa kepada-Nya (22:2-6, 20-22).

2. Kita harus memandang kesetiaan dan kebaikan Tuhan pada masa lalu sebagai dasar pengharapan kita saat ini dan masa depan (22:5-6, 10-11).

3. Kita harus menatap masa kini dan masa depan dengan keyakinan iman di dalam Tuhan yang Mahabaik dan Mahakuasa serta keyakinan bahwa Tuhan sedang bekerja membawa kebaikan bagi kita dan bagi kemuliaan nama-Nya (22:23-32).

Nats ini memberikan pelajaran kepada kita bahwa pencobaan, penderitaan dalam hidup tidak akan menghalangi kita untuk terus berharap kepada Tuhan, tidak ada hal apapun yang menghalangi kita untuk tetap setia kepada Tuhan dalam doa dan pujian kita. Pengharapan Daud sangat besar kepada Tuhan walaupun saat itu ada banyak sekali pencobaan yang datang. Daud percaya bahwa Tuhan akan senantiasa menyertai didalam hidupnya, sehingga di dalam kesesakan akan penderitaan Daud masih mampu memuji Tuhan bahkan bersaksi karena kebenaranNya. Demikianlah hendaknya pengalaman Daud ini menjadi pelajaran berharga bagi kita dalam menghadapi berbagai pergumulan dan penderitaan. Amin.

Page 13: renungan