religy all about sholat
TRANSCRIPT
RAHASIA GERAKAN SHALAT
Ditinjau secara medis
A. LATAR BELAKANG
Suatu ketika Rasulullah SAW berada di dalam Masjid Nabawi,
Madinah. Selepas menunaikan shalat, beliau menghadap para
sahabat untuk bersilaturahmi dan memberikan tausiyah. Tiba tiba,
masuklah seorang pria ke dalam masjid, lalu melaksanakan shalat
dengan cepat.
Setelah selesai, ia segera menghadap Rasulullah SAW dan
Mengucapkan salam. Rasul berkata pada pria itu, "Sahabatku,
Engkau tadi belum shalat!"
Betapa kagetnya orang itu mendengar perkataan Rasulullah
SAW. Ia pun kembali ke tempat shalat dan mengulangi shalatnya.
Seperti sebelumnya ia melaksanakan shalat dengan sangat cepat.
Rasulullah SAW tersenyum melihat "gaya" shalat seperti itu.
Setelah melaksanakan shalat untuk kedua kalinya, ia kembali
mendatangi Rasulullah SAW. Begitu dekat, beliau berkata pada pria
itu, "Sahabatku, tolong ulangi lagi shalatmu! Engkau tadi belum
shalat."
Lagi-lagi orang itu merasa kaget. Ia merasa telah
melaksanakan shalat sesuai aturan. Meski demikian, dengan senang
hati ia menuruti perintah Rasulullah SAW. Tentunya dengan gaya
shalat yang sama.
Namun seperti "biasanya", Rasulullah SAW menyuruh orang
itu mengulangi shalatnya kembali. Karena bingung, ia pun berkata,
"Wahai Rasulullah, demi Allah yang telah mengutusmu dengan
kebenaran, aku tidak bisa melaksanakan shalat dengan lebih baik
lagi. Karena itu, ajarilah aku!"
"Sahabatku," kata Rasulullah SAW dengan tersenyum, "Jika
engkau berdiri untuk melaksanakan shalat, maka bertakbirlah,
kemudian bacalah Al-Fatihah dan surat dalam Alquran yang engkau
pandang paling mudah. Lalu, rukuklah dengan tenang
(thuma'ninah), lalu bangunlah hingga engkau berdiri tegak. Selepas
itu, sujudlah dengan tenang, kemudian bangunlah hingga engkau
duduk dengan tenang. Lakukanlah seperti itu pada setiap
shalatmu."
Kisah dari Mahmud bin Rabi' Al Anshari dan diriwayatkan
Imam Bukhari dalam Shahih-nya ini memberikan gambaran bahwa
shalat tidak cukup sekadar "benar" gerakannya saja, tapi juga harus
dilakukan dengan tumaninah, tenang, dan khusyuk.
B. ANALYSIS
Kekhusukan ruhani akan sulit tercapai, bila Fisiknya tidak
khusyuk. Dalam arti dilakukan dengan cepat dan terburu-buru.
Sebab, dengan terlalu cepat, seseorang akan sulit menghayati
setiap bacaan, tata gerak tubuh menjadi tidak sempurna, dan
jalinan komunikasi dengan Allah menjadi kurang optimal. Bila hal ini
dilakukan terus menerus, maka fungsi shalat sebagai pencegah
perbuatan keji dan munkar akan kehilangan makna Karena itu,
sangat beralasan bila Rasulullah SAW menggangga "tidak shalat"
orang yang melakukan shalat dengan cepat (tidak tumaninah).
1. HIKMAH GERAKAN SHALAT
Sebelum menyentuh makna bacaan shalat yang luar biasa,
termasuk juga aspek "olah rohani" yang dapat melahirkan
ketenangan jiwa, atau"jalinan komunikasi" antara hamba dengan
Tuhannya, secara fisik shalatpun mengandung banyak keajaiban.
Setiap gerakan shalat yang dicontohkan Rasulullah SAW sarat
akan hikmah dan bermanfaat bagi kesehatan. Syaratnya, semua
gerak tersebut dilakukan dengan benar, tumaninah serta
istikamah (konsisten dilakukan).
Dalam buku Mukjizat Gerakan Shalat, Madyo Wratsongko
MBA. mengungkapkan bahwa : 1) Gerakan shalat dapat
melenturkan urat syaraf dan mengaktifkan sistem keringat dan
sistem pemanas tubuh. 2) Membuka pintu oksigen ke otak,
mengeluarkan muatan listrik negatif dari tubuh, membiasakan
pembuluh darah halus di otak mendapatkan tekanan tinggi, serta
membuka pembuluh darah di bagian dalam tubuh (arteri
jantung).
Kita dapat menganalisis kebenaran sabda Rasulullah SAW
dalam kisah diawal :
a. Takbir
"Jika engkau berdiri untuk melaksanakan shalat, maka
bertakbirlah.„ Saat takbir Rasulullah SAW mengangkat
kedua tangannya ke atas hingga sejajar dengan bahu-
bahunya (HR Bukhari dari Abdullah bin Umar).
Takbir ini dilakukan ketika hendak rukuk, dan ketika
bangkit dari rukuk. Beliau pun mengangkat kedua
tangannya ketika sujud.
Yang bermakna bahwa Pada saat kita mengangkat
tangan sejajar bahu, maka otomatis kita membuka dada,
memberikan aliran darah dari pembuluh balik yang
terdapat di lengan untuk dialirkan ke bagian otak pengatur
keseimbangan tubuh, membuka mata dan telinga kita,
sehingga keseimbangan tubuh terjaga.
b. Ruku‘
"Rukuklah dengan tenang (tumaninah)." Ketika rukuk,
Rasulullah SAW meletakkan kedua telapak tangan di atas
lutut (HR Bukhari dari Sa'ad bin Abi Waqqash).
Yang bermakna Rukuk yang dilakukan dengan tenang
dan maksimal dapat merawat kelenturan tulang belakang
yang berisi sumsum tulang belakang (sebagai syaraf
sentral manusia) beserta aliran darahnya. Rukuk pun dapat
memelihara kelenturan tuas sistem keringat yang terdapat
di pungggung, pinggang, paha dan betis belakang.
Demikian pula tulang leher, tengkuk dan saluran syaraf
memori dapat terjaga kelenturannya dengan rukuk.
Kelenturan syaraf memori dapat dijaga dengan
mengangkat kepala secara maksimal dengan mata
menghadap ke tempat sujud.
"Lalu bangunlah hingga engkau berdiri tegak." Apa
maknanya? Saat berdiri dari dengan mengangkat tangan,
darah dari kepala akan turun ke bawah, sehingga bagian
pangkal otak yang mengatur keseimbangan berkurang
tekanan darahnya. Hal ini dapat menjaga syaraf
keseimbangan tubuh dan berguna mencegah pingsan
secara tiba-tiba.
c. Sujud
"Selepas itu, sujudlah dengan tenang. Yang memiliki
makna Bila dilakukan dengan benar dan lama, sujud dapat
memaksimalkan aliran darah dan oksigen ke otak atau
kepala, termasuk pula ke mata, telinga, leher, dan pundak,
serta hati. Cara seperti ini efektif untuk membongkar
sumbatan pembuluh darah di jantung, sehingga resiko
terkena jantung koroner dapat diminimalisasi.
d. Sujud diantara dua sujud
"Kemudian bangunlah hingga engkau duduk dengan
tenang." Yang bermakna pula bahwa Cara duduk di antara
dua sujud dapat menyeimbangkan sistem elektri serta
syaraf keseimbangan tubuh kita. Selain dapat menjaga
kelenturan syaraf di bagian paha dalam, cekungan lutut,
cekungan betis, sampai jari-jari kaki. Subhanallah!
Masih ada gerakan-gerakan shalat lainnya yang pasti memiliki
segudang keutamaan, termasuk keutamaan wudhu. Semua ini
memperlihatkan bahwa shalat adalah anugerah terindah dari Allah
bagi hamba beriman. Wallaahu a'lam.....
2. DAMPAK MEDIS SHALAT QIYAMUL LAIL (QL)
Menurut hasil penelitian Mohammad Sholeh, dosen IAIN
Surabaya, salah satu shalat sunah yang bisa membebaskan
seseorang dari serangan infeksi dan penyakit kanker adalah
Qiyamul Lail. "Jika anda melakukannya secara rutin, benar,
khusuk, dan ikhlas, niscaya anda terbebas dari infeksi dan
kanker". dalam desertasinya yang berjudul 'Pengaruh QL
terhadap peningkatan Perubahan Response ketahanan Tubuh
Imonologik: Suatu Pendekatan Psiko-neuroimunologi"
QL jika dilakukan secara kontinyu, tepat gerakannya, khusuk
dan ikhlas, secara medis shalat itu menumbuhkan respons
ketahannan tubuh (imonologi) khususnya pada imonoglobin M,
G, A dan limfosit-nya yang berupa persepsi dan motivasi positif,
serta dapat mengefektifkan kemampuan individu untuk
menanggulangi masalah yang dihadapi (coping).
a. Parameternya diukur dengan kondisi tubuh.
Pada kondisi normal: jumlah hormon kortisol pada pagi
hari normalnya antara 38-69 nmol/liter. Pada malam hari-atau
setelah pukul 24:00 normalnya antara 69-34 nmol/liter.
"Kalau jumlah hormon kortisolnya normal, bisa
diindikasikan orang itu tidak ikhlas karena tertekan. Sholeh
mendasarkan temuannya itu melalui satu penelitian terhadap
41 responden SMU Luqman Hakim Pondok Pesantren
Hidayatullah, Surabaya. Dari 41 siswa itu, hanya 23 yang
sanggup bertahan menjalankan QL selama sebulan penuh.
Setelah diuji lagi, tinggal 19 siswa yang bertahan QL selama
dua bulan. Shalat dimulai pukul 02-00-3:30 sebanyak 11
rakaat, masing masing dua rakaat empat kali salam plus tiga
rakaat. Selanjutnya, hormon kortisol mereka diukur di tiga
laboratorium di Surabaya (paramita, Prodia dan Klinika).
Hasilnya, ditemukan bahwa kondisi tubuh seseorang
yang rajin QL secara ikhlas berbeda jauh dengan orang yang
tidak melakukan QL. Mereka yang rajin dan ikhlas QL
memiliki ketahanan tubuh dan Kemampuan individual untuk
menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi dengan
stabil.
"Jadi QL selain bernilai ibadah, juga sekaligus sarat
dengan muatan psikologis yang dapat mempengaruhi kontrol
kognisi. Dengan cara memperbaiki persepsi dan motivasi
positif dan coping yang efectif, emosi yang positif dapat
menghindarkan seseorang dari stress,"
Menurut Sholeh, orang stress itu biasanya rentan sekali
terhadap penyakit kanker dan infeksi. Dengan QL yang
dilakukan secara rutin dan disertai perasaan ikhlas serta tidak
terpaksa, seseorang akan memiliki respons imun yang baik,
yang kemungkinan besar akan terhindar dari penyakit infeksi
dan kanker. Dan, berdasarkan hitungan tekhnik medis
menunjukan, QL yang dilakukan seperti itu membuat orang
mempunyai ketahanan tubuh yang baik.
b. Fakta dan contoh
Seorang Doktor Neurologi dari Amerika memeluk Islam
setelah yakin dengan pengobatan secara Islam, ketika
ditanya bagaimana dia tertarik untuk memeluk Islam maka
Doktor tersebut memberitahu bahwa sewaktu kajian saraf
yang dilakukan, terdapat beberapa urat saraf di dalam otak
manusia ini tidak dimasuki oleh darah.
Padahal setiap inci otak manusia memerlukan darah
yang cukup untuk berfungsi secara yang lebih normal.
Setelah membuat kajian yang memakan waktu akhirnya dia
menemukan bahwa darah tidak akan memasuki urat saraf di
dalam otak tersebut melainkan ketika seseorang tersebut
shalat yaitu ketika sujud.
Urat tersebut memerlukan darah untuk beberapa saat
tertentu saja. Ini artinya darah akan memasuki bagian urat
tersebut mengikut kadar shalat 5 waktu yang di wajibkan
oleh Islam. Begitulah keagungan ciptaan Allah. Jadi barang
siapa yang tidak menunaikan Shalat maka otak tidak dapat
menerima darah yang secukupnya untuk berfungsi secara
normal.
C. KESIMPULAN
Manusia yang tidak Shalat apalagi bukan yang beragama
Islam walaupun akal mereka berfungsi secara normal sebenarnya
di dalam sesuatu keadaan mereka akan hilang pertimbangan di
dalam membuat keputusan secara normal. Justru itu tidak heranlah
manusia ini kadang-kadang tidak segan-segan untuk melakukan
hal-hal yang bertentangan dengan fitrah kejadiannya walaupun
akal mereka mengetahui perkara yang akan dilakukan tersebut
adalah tidak sesuai dengan kehendak mereka karena otak tidak
bisa untuk mempertimbangkan secara lebih normal. Maka tidak
heranlah timbul bermacam-macam gejala-gejala sosial masyarakat
saat ini.