religion, morality, prejudice - agama, moralitas dan prasangka

26
AGAMA, MORALITAS DAN PRASANGKA Oleh : Ditta Ningtyas Palupi Bimantari Rahmat Soleh F

Upload: rahmat-sholeh

Post on 19-Jun-2015

767 views

Category:

Education


3 download

DESCRIPTION

agama berhubungan erat dengan moralitas seseorang dan juga prasangkanya. ada yang beranggapan bahwa agama berdampak baik baik moralitas dan prasanhka, namun ada juga yang berpandangan sebaliknya.

TRANSCRIPT

Page 1: religion, morality, prejudice - agama, moralitas dan prasangka

AGAMA, MORALITAS DAN PRASANGKA

Oleh:

Ditta NingtyasPalupi Bimantari Rahmat Soleh F

Page 2: religion, morality, prejudice - agama, moralitas dan prasangka

Agama-agama besar di dunia cenderung

sependapat tentang isu-isu

moral.

"Perlakukan orang lain seperti apa yang Anda inginkan mereka

lakukan kepada anda.”

Page 3: religion, morality, prejudice - agama, moralitas dan prasangka

Agama berpotensi memperbaiki dunia

dengan mengajarkan sistem etika yang akan menguntungkan semuanya.

Bahkan, para teolog dari berbagai agama seperti Budha, Kristen, dan Yahudi telah mengklaim bahwa iman dan moralitas tidak dapat dipisahkan (Spilka, Hood, & Gorsuch,1985)

PENDUKUNG AGAMA

Page 4: religion, morality, prejudice - agama, moralitas dan prasangka

Sebaliknya, beberapa orang berpendapat bahwa

agama menyebabkan

intoleransi dan

penderitaan

Richard Dawkins

Sam Harris

PENOLAK AGAMA

Page 5: religion, morality, prejudice - agama, moralitas dan prasangka

membantu orang miskin, orang sakit, dan tertindas

example

Ibu Teresa

Page 6: religion, morality, prejudice - agama, moralitas dan prasangka

menuntut persamaan hak dan harga diri yang berbasis agama untuk orang hitam Amerika.

example

Martin Luther King, Jr

Page 7: religion, morality, prejudice - agama, moralitas dan prasangka

example

Gereja, masjid dan organisasi-organisasi keagamaan

Memberikan bantuan dan

dukungan sosial

Page 8: religion, morality, prejudice - agama, moralitas dan prasangka

Di sisi lain

example

Syiah dan Sunni berperang di Timur Tengah

Page 9: religion, morality, prejudice - agama, moralitas dan prasangka

Di sisi lain

Katolik dan Protestan masih sesekali bentrok di Irlandia Utara

example

Page 10: religion, morality, prejudice - agama, moralitas dan prasangka

Di sisi lain

example

Sikh dan Hindu tewas dalam konflik kekerasan di India

Page 11: religion, morality, prejudice - agama, moralitas dan prasangka

INTINYA…

kelompok agama

berbeda cara berpikir mengenai isu-isu

moral juga berbeda

Page 12: religion, morality, prejudice - agama, moralitas dan prasangka

BUT!

Page 13: religion, morality, prejudice - agama, moralitas dan prasangka

Terlepas dari

MORALITAS

religiusitas diklaim berhubungan dengan

PERBUATAN BAIK.

"Kasihilah sesama manusia”

kejujuran dan kecurangan

penggunaan narkoba dan kekerasan

perilaku seksual

perilaku kriminal dan kenakalan

kekerasan dalam rumah tangga

membantu orang lain

prasangka dan diskriminasi

Page 14: religion, morality, prejudice - agama, moralitas dan prasangka

Moralitas berasal dari kata dasar “moral” berasal dari

kata “mos” yang berarti kebiasaan. Kata “mores” yang berarti kesusilaan, dari “mos”, “mores”. Moral adalah ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban dan lain-lain; akhlak budi pekerti; dan susila. Kondisi mental yang membuat orang tetap berani; bersemangat; bergairah; berdisiplin dan sebagainya.

Moral secara etimologi diartikan:

a) Keseluruhan kaidah-kaidah kesusilaan dan

kebiasaan yang berlaku pada kelompok tertentu,

b) Ajaran kesusilaan, dengan kata lain ajaran tentang azas dan kaidah kesusilaan yang dipelajari secara sistimatika dalam etika.

Pengertian Moral

Page 15: religion, morality, prejudice - agama, moralitas dan prasangka

Para ahli psikologi agama seperti Spilka (2003) membagi moral menjadi dua macam

Moralita

s Personal

•Moral personal mencakup potensi luka fisik dan psikologis terhadap diri.

Moralita

s Interpersona

l

•Moralitas tentang hubungan dengan orang lain.

Page 16: religion, morality, prejudice - agama, moralitas dan prasangka

Moralitas Personal

Ada tiga wilayah moral personal yang kerap diteliti

karena hubungannya dengan agama, yaitu seks,

penggunaan narkoba, dan penyalahgunaan

alkohol. Fakta menunjukan bahwa sampai saat ini, penelitian ilmiah tentang seksualitas masih tetap dianggap tabu, karena itu harus dihindari atau bahkan disingkirkan (Laumman, Gagnon, Michael, &Michael, 1994, hal.36). Pandangan tersebut dianut sebagian masyarakat dibeberapa belahan dunia terutama Amerika.

Page 17: religion, morality, prejudice - agama, moralitas dan prasangka

Moralitas Interpersonal

Moralitas interpersonal atau moralitas sosial

berkaitan dengan hubungan antarpribadi atau

hubungan sosial ditengah masyarakat. Tindakan immoral pada wilayah interpersonal atau sosial lebih ditekankan pada dampaknya yang bersifat sosial atau akibat yang ditimbulkan kepada oranglain, dibandingkan kepada pribadi. Moralitas interpersonal ada yang buruk, misalnya prasangka, kenakalan dan kejahatan, dan ada pula yang baik, misalnya cinta sesama dan perilaku altruistik (contohnya, perilaku menolong).

Page 18: religion, morality, prejudice - agama, moralitas dan prasangka

PrasangkaoPenilaian negatif yang sudah ada

sebelumnya mengenai anggota ras, agama, atau pemeran sosial signifikan lain, yang dipegang dengan tidak memerdulikan fakta yang berlawanan dengan itu. (Jones, 1972).

osikap negatif yang tak berdasar terhadap seseorang, yang didasarkan pada keanggotaannya di sebuah kelompok semata. (Worchel).

oSecara logis, prasangka dapat berbentuk positif atau negatif.

Page 19: religion, morality, prejudice - agama, moralitas dan prasangka

Diskriminasio Diskriminasi adalah perilaku atau tindakan,

biasanya negatif, terhadap seseorang atau

sekelompok orang, terutama atas dasar jenis kelamin / ras / kelas sosial, dan lain-lain.

o Diskriminasi usia adalah diskriminasi terhadap seseorang atau kelompok atas dasar usia.

o Diskriminasi gender: Dalam masyarakat Barat, sementara perempuan sering didiskriminasi di tempat kerja, pria sering didiskriminasi dalam rumah dan lingkungan keluarga. Misalnya setelah perceraian perempuan menerima hak asuh utama anak-anak jauh lebih sering daripada laki-laki. Wanita rata-rata mendapatkan gaji kurang dari laki-laki untuk melakukan pekerjaan yang sama

Page 20: religion, morality, prejudice - agama, moralitas dan prasangka

Perbedaan Antara Prasangka dan DiskriminasiOrang berprasangka mungkin tidak

bertindak atas sikap mereka. Oleh karena itu, seseorang dapat berprasangka terhadap kelompok tertentu tetapi tidak mendiskriminasi mereka. Juga, prasangka mencakup semua tiga komponen sikap (kognitif, perilaku dan afektif), sedangkan diskriminasi hanya melibatkan perilaku.

Page 21: religion, morality, prejudice - agama, moralitas dan prasangka

Stereotipe Penggunaan stereotip adalah cara utama di mana kita

menyederhanakan dunia sosial kita, karena mengurangi jumlah pengolahan (yaitu pemikiran) yang harus kita lakukan ketika kita bertemu orang baru. Stereotip

menyebabkan kategorisasi sosial, yang merupakan salah satu alasan untuk sikap prasangka (yaitu "mereka" dan "kita") yang mengarah ke dalam kelompok-kelompok dan keluar.

Salah satu keuntungan dari stereotip adalah bahwa hal itu memungkinkan kita untuk merespon dengan cepat terhadap situasi karena kita mungkin memiliki pengalaman serupa sebelumnya. Salah satu kelemahan adalah bahwa hal itu membuat kita mengabaikan perbedaan antara individu, sehingga kita berpikir hal-hal tentang orang-orang yang mungkin tidak benar (yaitu membuat generalisasi).

Page 22: religion, morality, prejudice - agama, moralitas dan prasangka

Sikap terhadap Orang Lain

Satu konsep yang banyak digunakan dalam penelitian

tentang sikap keberagamaan adalah konsep keberagamaan ekstrinsik dan intrinsik dari Allport (1954). Konseptualisasi Allport bahwa individu yang berorientasi religius ekstrinsik lebih banyak bersikap prasangka didukung oleh banyak penelitian, misalnya Gorsuch & Aleshire (dalam Capehart, 1996) dalam suatu studi meta-analisis yang mengaitkan Kekristenan dengan prasangka. Dalam penelitian tersebut, disimpulkan bahwa orang yang memiliki komitmen agama yang dalam (berorientasi intrinsik) cenderung bersikap toleran. Sebaliknya, individu yang berafiliasi dengan agama karena alasan sosial ketimbang alasan ideologi cenderung memiliki prasangka yang tinggi terhadap outgroup. Prasangka yang tinggi terhadap outgroup akan menghambat individu untuk berinteraksi dengan kelompok lain.

Page 23: religion, morality, prejudice - agama, moralitas dan prasangka

Selain itu ada juga penelitian Allport (1954, dalam Robinson, 1973;

dalam Herek 1987) menyimpulkan bahwa terdapat hubungan

yang positif antara nilai keagamaan

ekstrinsik dengan prejudice, sedangkan

nilai keagamaan intrinsik memiliki hubungan

yang negatif dengan prejudice. Dengan kata lain, menurut Allport & Ross (1967, dalam Herek, 1987), karena orang yang intrinsik dalam menganut nilai agama menggunakan ajaran agama untuk menginformasikan interaksi keseharian mereka dengan orang lain, maka mereka mencintai tetangga mereka. Bagi mereka tidak ada penolakan, penghinaan, dan sikap yang merendahkan manusia. Sebaliknya orang yang menganut nilai religiusitas ekstrinsik cenderung memanfaatkan agama untuk memperoleh penerimaan dan integrasi sosial; agama memberikan mereka keamanan, kenyamanan, status dan dukungan sosial. Karena prasangka seringkali memberikan keuntungan-keuntungan yang sama maka nilai agama eksrinsik cenderung mempengaruhi prasangka.

Page 24: religion, morality, prejudice - agama, moralitas dan prasangka

Tetapi Herek (1987) menyimpulkan sebaliknya. Dalam penelitiannya tentang hubungan antara orientasi religious dan prejudice terhadap kelompok gay dan lesbian, Herek menyimpulkan bahwa org yg menganut nilai intrinsik dalam beragama cenderung berprasangka dan tidak toleran terhadp kaum gay dan lesbian, sementara orang yg menganut nilai ekstrinsik cenderung tidak berprasangka dan toleran terhadap kaum gay dan lesbian.

Artinya, pengaruh orientasi religius terhadap

prasangka tergantung pada outgroup-nya. Bila outgroup-nya nyata-yata merupakan kelompok yang sikap dan perilakunya bertentangan dengan ajaran agama, maka orang yang beragama intrinsik akan berprasangka lebih besar kepada mereka dibanding kelompok yang sikap dan perilakunya dianggap tidak bertentangan dengan ajaran agama.

Page 25: religion, morality, prejudice - agama, moralitas dan prasangka
Page 26: religion, morality, prejudice - agama, moralitas dan prasangka

ANY QUESTION???