refleksi fitrah ke-khalifahan manusia dalam … · himpunan mahasiswa islam (hmi) 2018 . ii daftar...

23
REFLEKSI FITRAH KE-KHALIFAHAN MANUSIA DALAM KERANGKA TANGGUNG JAWAB UNIVERSAL KEPROFESIAN HUKUM MAKALAH Diajukan Sebagai Syarat Mengikuti Disusun Oleh: A.MUHAJIR 08384117026/[email protected] HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) 2018

Upload: others

Post on 12-Nov-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: REFLEKSI FITRAH KE-KHALIFAHAN MANUSIA DALAM … · HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) 2018 . ii DAFTAR ISI ... tertuang dalam firman allah Qur‟an Surat. At-Tiin, karena kududukan nya

REFLEKSI FITRAH KE-KHALIFAHAN MANUSIA DALAM

KERANGKA TANGGUNG JAWAB UNIVERSAL

KEPROFESIAN HUKUM

MAKALAH

Diajukan Sebagai Syarat Mengikuti

Disusun Oleh:

A.MUHAJIR

08384117026/[email protected]

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI)

2018

Page 2: REFLEKSI FITRAH KE-KHALIFAHAN MANUSIA DALAM … · HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) 2018 . ii DAFTAR ISI ... tertuang dalam firman allah Qur‟an Surat. At-Tiin, karena kududukan nya

ii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 2

C. Tujuan .................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Hakikat Ajaran Islam Tentang Tanggung Jawab Universal Manusia

Sebagai Khalifah Fil Ardh ..................................................................... 3

B. Refleksi Fitrah Kekhalifahan Manusia Dalam Kerangka Tanggung

Jawab Universal Keprofesian Hukum.................................................. 14

BAB III PENUTUP

A. Simpulan .............................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 21

Page 3: REFLEKSI FITRAH KE-KHALIFAHAN MANUSIA DALAM … · HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) 2018 . ii DAFTAR ISI ... tertuang dalam firman allah Qur‟an Surat. At-Tiin, karena kududukan nya

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan ciptaan Tuhan yang sunguh sempurna dan

merupakan satu bagian dari alam semesta yang bersama-sama dengan

mahluk hidup lainnya mengisi kehidupan dialam semesta. Memang

dibandingkan dengan binatang manusia memiliki fungsi tubuh dan

fisiologis yang tidak berbeda dengan mahluk hidup lainnya, namun yang

membedakan adalah akal yang dimiliki manusia.

Bahkan para ahli juga memberikan sebutan yan berbeda beda untuk

manusia seperti halnya manusia dikategorikan sebagai homo sapiens

(binatang yang berpikir) homo volens ( binatang yang berkeinginan), homo

mechaniucus (bintang yang mekanis, dan homo ludens (binatang yang

bermain) sebutan sebutan tersebut dapat ditemukan dalam disiplin ilmu

psikologis,sosiologis,antropologis dan biologis.

Namun istilah tesebut tidak jauh memandang dari segi fisik-

material semata, bentuk pengakuan manusia sebagai mahluk sempurna

tertuang dalam firman allah Qur‟an Surat. At-Tiin, karena kududukan nya

sebagai mahluk yang sempurana manusia berpeluang untuk menjadi

mahluk mulia atau menjadi mahluk yang paling hina, tetapi hanya orang

beriman dan bermal shaleh yang akan menjadi mahluk mulia disisi Allah

Kedudukan manusia dalam sistem penciptaannya sebagai Khalifah

memiliki tugas yang tidak mudah disisilain manusia sebagai hamba allah

(„abdun) harus taat dan beriman kepada Tuhan disisilain juga manusia

harus menjadi wakil Tuhan yang tugasnya mewujudkan kemakmuran

dibumi

Mewujudkan kemakmuran dibumi secara universal salah satunya

adalah tentang social (homo socius) karena walau bagaimanapun manusia

adalah mahluk sosial yang senantiassa bersosialisasi dan bersingungan

dengan masyarakat selanjutnya manusia memiliki keinginan mencukupi

kebutuhan hidup atau homo economicus dengan melakukan pekerjaan

pekerjaan yang sesuai dengan kebisaan manusia seperti

ilmiah,keteknikan,sosial, politik dan artistik tidak terkecuali bidang hukum

yang disebut sebagai profesi yang menjadi tanggung jawab manusia.

Page 4: REFLEKSI FITRAH KE-KHALIFAHAN MANUSIA DALAM … · HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) 2018 . ii DAFTAR ISI ... tertuang dalam firman allah Qur‟an Surat. At-Tiin, karena kududukan nya

2

Profesi manusia sebagai wujud tanggungjawab sosial kepada

masyarakat adalah salah satu bentuk inklusi wakil Tuhan di muka bumi.

Oleh karena itulah, melalui keprofesian, maka tanggung jawab manusia

dapat diaktualisasikan, sehingga keprofesian yang tidak dicerminkan dari

nilai-nilai kekhalifahan dapat menjadi ancaman terciderainya tanggung

jawab manusia kepada unsur sosial masyarakat. Namun bagaimana

menjalankan tangung jawab ke profesian yang sesuai dengan fitrah

manusia sehingga menjadi reflksi dari kahlifah fil ardh secara universal

khususnya keprofesian hukum tersebut?

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis bermaksud

membahasnya dalam bentuk makalah yang berjudul “REFLEKSI

FITRAH KEKHALIFAHAN MANUSIA DALAM KERANGKA

TANGGUNG JAWAB UNIVERSAL KEPROFESIAN HUKUM”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep hakikat ajaran islam tentang tanggung jawab

universal manusia sebagai khalifah fil ardh

2. Bagaimana refleksi fitrah kekhalifahan manusia dalam kerangka

tanggung jawab universal keprofesian hukum

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui bagaimana konsep hakikat ajaran islam tentang

tanggung jawab universal manusia sebagai khalifah fil ardh

2. Untuk mengetahhui bagaimana refleksi fitrah kekhalifahan manusia

dalam kerangka tanggung jawab universal keprofesian hukum

Page 5: REFLEKSI FITRAH KE-KHALIFAHAN MANUSIA DALAM … · HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) 2018 . ii DAFTAR ISI ... tertuang dalam firman allah Qur‟an Surat. At-Tiin, karena kududukan nya

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Ajaran Islam Tentang Tanggung Jawab Universal Manusia

Sebagai Khalifah Fil Ardh

a. Hakikat Tentang Khalifah Fil Ardh

Dalam pandangan islam ,manusia disamping sebagai salah satu

mahluk tuhan , ia sebagai wakil (khalifah) Tuhan dimuka bumi,

sebagai mahluk tuhan manusia mempunyai tugas untuk mengabdi,

menghamba (beribadah) kepada penciptanya (al-khaliq) sebagai wakil

Allah ,Maka manusia harus bisa merepresentasikan peran allah

terhadap alam semesta termasuk bumi seisinya antara lain memelihara

(al-rab) dan menebarkan rahmat di alam semesta (rahmatan lil

„alamin).1 Ada beberapa kata atau istilah yang digunakan Al-Quran

untuk menyebut manusia,yaitu insan,ins,nas ,basyar,bani Adam dan

dzurriyati Adam

Kata insan dijumpai dalam Al-Quran sebanyak 65 kali. Penekanan

insan ini adalah lebih mengacu pada peningkatan manusia ke derajat

yang dapat memberikannya potensi dan kemampuan untuk memangku

jabatan khalifah dan memikul tangung jawab dan amanat manusia di

muka bumi karena sebagai manusia dibekali dengan berbagai potensi

seperti ilmu,persepsi,akal dan nurani dengan potensi-potensi ini

manusai siap dan mampu menghadapi segala permasalahan sekaligus

mengantisipasinya. Disimping itu manusia dapat mengaktualisasi

dirinya sebagai mahluk yan mulia dan memiliki kedudukan yang lebih

tinggi dari mahluk lain dengan berbekal potensi potensi yang tadi.

Dengan demikian al-Quran menggunakan kata insan untuk menyebut

manusia dengan penekanan totalitasnya,jiwa dan raganya. manusia

dapat di identifikasi perbedaannya, seseorang dengan lainnya akibat

perbedaan fisik mental,kecerdasan,dan sifat sifat yang dimilikinya.2

1 Kementrian Lingkungan,Teologi lingkungan Etika Pengelolaan Lingkungan dalam

prespektif islam (yogyakarta: Deputi Komunikasi Linkungan dan Pemberdayaan Masyarakat

Kementrian Lingkungan Hidup,Dan Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Pusat Muhamadiyah

2011),hlm.10. 2 Marzuki, “Pembinaan Karakter Mahasiswa Melalui Pendidikan Agama Islam di

Perguruan tinggi Umum”( Yogyakarta: Ombak,2012),hlm 13

Page 6: REFLEKSI FITRAH KE-KHALIFAHAN MANUSIA DALAM … · HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) 2018 . ii DAFTAR ISI ... tertuang dalam firman allah Qur‟an Surat. At-Tiin, karena kududukan nya

4

Potensi-potensi yang dimiliki dalam kitab suci dibagi dalam tiga

konteks Pertama, insan dihubungkan dengan keistimewaannya sebagai

khalifah pemikul amanah. Kedua, insan dihubungkan dengan

predisposisi negatif dalam dirinya. Ketiga, insan dihubungkan dengan

proses penciptaan manusia. Kecuali kategori ketiga, semua konteks

insan merujuk pada sifat-sifat psikologis dan spiritual-intelektual

tersebut dalam kitab suci dikategorikan dalam tiga adapaun

pemahamannya sebagai berikut :

1. Pada kategori pertama, Keistimewaan sebagai khalifah

pemikul amanah

Menurut Al-Qur‟an insan adalah mahluk yang diberi ilmu

dan diajarkan bahasa konseptual. Insan diberikan kemampuan

untuk mengembangkan ilmu dengan daya nalarnya dengan menalar

perbuatannya sendiri, proses terbentuknya bahan makanan dan

penciptaannya.Dalam hubungan inilah setelah Allah menjelaskan

sifat insan yang labil, Allah berfirman yang artinya Akan kami

perlihatkkan kepada mereka (insan) tanda-tanda kami di alam

semesta dan pada diri mereka sendiri sehingga jelas bagi mereka

itu kebenaran (al-haq) (QS Fuslihat 41:53)

Dengan menggunakan istilah Insan Al-Qur‟an menjelaskan

manusia adalah mahluk yang mengemban amanah, Menurut Al-

Qurtubi berpendapat bahwa amanah adalah segala sesuatu yang

dipikul/ditanggung manusia,baik sesuatu terkait dengan urusan

agama maupun urusan dunia,baik terkait dengan perbuatan maupun

dengan perkataan dimana puncak amanah adalah penjagaan dan

pelaksanaannya pernyataan ini lebih sebagai predisposisi untuk

beriman dan menaati petunjuk Allah. Amanah inilah yang dalam

ayat-ayat lain disebut sebagai perjanjian dan komitmen yan

digambarkan secara metamorfosis dalam Al-Qur‟an. Fazlur ahman

berpendapat amanah itu adalah menemukan hukum alam

menguasainya atau dalam istilah Al-Qur‟an mengetahui nama-

nama semuanya.dan kemudian menggunakannya dengan inisiatif

moral insani.

Dalam menerapkan amanah Tuhan ini insan sangat di

pengaruhi oleh lingkungannya.Bila ditimpa musibah ia cenderung

Page 7: REFLEKSI FITRAH KE-KHALIFAHAN MANUSIA DALAM … · HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) 2018 . ii DAFTAR ISI ... tertuang dalam firman allah Qur‟an Surat. At-Tiin, karena kududukan nya

5

menyembah Allah dengan Khidmat, bila mendapat keberuntungan

ia cenderung sombong, takabur bahkan musyrik.3

2. Pada kategori kedua, kata Insan dihubungkan dengan

predisposisi negatif

Menurut Al-Qur‟an, manusia itu cenderung zalim dan kafir,

tergesa-gesa bakhil,bodoh, suka berbantah dan

berdebat,resah,gelisah susah dan menderita,tidak berterima

kasih dan suka berbuat dosa serta meragukan hari kiamat.

Bila dihubungkan dengan sifat-sifat manusia pada kategori

pertama, insan menjadi mahluk paradoksal yang berjuang

mengatasi konflik antara dua kekuatan yang saling

bertentangan yaitu kekuatan untuk mengikuti fitrah dan

kekuatan untuk mengikuti predisposisi negatif .4

3. Pada kategori ketiga, insan dihubungkan dengan proses

penciptaan manusia

Pada proses ini membahas filsafat kejadian penciptaan

manusia dimana manusia di ciptakan dari zat lumpur dan zat

yang ditiupkan Allah , sehinga timbul dua anasir yang saling

bertentangan dimana zat lumpur digambarkan pada suatu hal

hina,stagnan,immobilitas dan negatif sedangkan ruh yang di

tiupkan Allah merupakan gambaran Mobilitas,mulia dan

postif. Apakah ia akan terperosok kedalam kutub lumpur

endapan yang terdapat dalam dirinya.Ataukah ia akan

meningkat ke arah kutub mulia ke arah Allah dan ruh Allah5

Kata basyar digunakan Al-Qur‟an untuk menyebut manuasia dari

sudut lahiriah serta persamaanya dengan manusia seluruhnya, kata

basyar juga selalu dihubungkan dengan sifat-sifat biologis

3 Azhari Akmal Tarigan..”Islam Mahzab HMI: Tafsir Tema Besar Nilai Dasar Perjuangan

(NDP)”.(Ciputat: Kultura2007).hlm 70 4 ibid

5 Ali Syari‟ati, “Paradigma Kaum Tertindas (Jakarta: Islamic Center AL-

HUDA,2001),hlm.64

Page 8: REFLEKSI FITRAH KE-KHALIFAHAN MANUSIA DALAM … · HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) 2018 . ii DAFTAR ISI ... tertuang dalam firman allah Qur‟an Surat. At-Tiin, karena kududukan nya

6

manusia6.Kata basyar adalah jamak dari kata basyarah yang berarti

kulit, Al-Qur‟an menggunakan kata ini sebanyak 35 kali dalam bentuk

tunggal dan sekali dalam bentuk mutsanna (dua) untuk menunjukan

persamaannya dari sudut lahiriah.Karena itu nabi Muhammad SAW

diperintahkan untuk menyampaikan bahwa “Aku adalah basyar

(manusia) seperti kamu yang diberi wahyu (QS. Al-

Kahfi(18):110).Disisi lain diamati bahwa banyak ayat-ayat al-Qur‟an

yang menemukan kata basyar mengisyaratkan bahwa proses kejadian

manusia sebagai basyar ,melalui tahapan tahapan sehingga mencapai

tahapan kedewasaan. Firman Allah (Qs al-Rum (3):20) “Dan diantara

tanda tanda kekuasaan-Nya (Allah) menciptakanmu dari tanah ketika

kamu menjadi basyar kamu bertebaran.

Kata Al-anas (nas) merupakan bentuk jamak dari kata insan yan

tentu saja memiliki makna yang sama.Al-Qur‟an menyebut kata nas

sebanyak 240 kali penyebutan manusia dengan nas lebih menonjolkan

bahwa manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa

bantuan dan bersama-sam manusia lainnya. Al-Qur‟an

menginformasikan bahwa penciptaan manusia menjadi berbagai suku

dan bangsa bertujuan untuk bergaul dan berhubungan antar sesamanya

(ta‟ruf) (QS. Al-hujurat (49):13) saling membantu dalam

melaksanakan kebajikan (QS al-Maidah (5):2), saling menasehati agar

selalu dalam kebenaran dan kesabaran

Kata Bani Adam dan dzurriyatu Adam digunakan menyebut

manusia dalam konteks historis Istilah banu Adam disebutkan dalam

Al- Qur‟an sebanyak delapan kali, tujuh kali dalam surat-surat

Makiyah dan satu kali dalam surat Madaniyah dengan istilah Ibnay

Adam. Adapun istilah zurriyat Adam disebut satu kali. Secara umum

kedua istilah tersebut menunjukkan arti keturunan yang berasal dari

Adam. Dalam istilah banu Adam dan zurriyat Adam terkandung

konsep keragaman dan kesatuan asal-usul umat manusia sebagai

keturunan dan anak cucu Adam yang bersaudara. Seluruh umat

manusia yang tersebar dalam berbagai suku bangsa dengan warna

kulit, bahasa dan budaya yang berbeda itu secara historis memiliki

hubungan darah, satu bapak, yakni Adam. Manusia sebagai banu

6 Marzuki, Op.cit.,hlm 14.

Page 9: REFLEKSI FITRAH KE-KHALIFAHAN MANUSIA DALAM … · HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) 2018 . ii DAFTAR ISI ... tertuang dalam firman allah Qur‟an Surat. At-Tiin, karena kududukan nya

7

Adam mempunyai ikatan janji kepada Allah yang mengakui keesaan-

Nya. Perjanjian yang bersifat rohaniah itu disebut “perjanjian

primordial”. Adapun isi perjanjian itu direkam dalam firman Allah

SWT yang artinya,

“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan

anak-anak Adam dai sulbi mereka dan Allah mengambil

kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya bertanya): „Bukankah

Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab „Betul (Engkau Tuhan

Kami), kami menjadi saksi!”(QS Al-A‟raf [7] : 172)

Perjanjian antara manusia dengan Allah dalam keadaan pra-

eksistensial manusia di alam rohani, sebelum penciptaan dunia itu,

menegaskan dan merupakan rujukan utama tentang sifat manusia.

Perjanjian itu berisi kesaksian dan pengakuan manusia akan ke-

Tuhan-an Allah. Kesaksian ini menerangkan bahwa manusia pada

dasarnya adalah homo religius dengan kecenderungan bawaan untuk

mengimani dan menyembah Allah Yang Maha Esa. Di sisi lain,

kesaksian dan pengakuan akan ke-Tuhan-an Allah di alam rohani itu

juga menunjukkan bahwa manusia pada asalnya telah memiliki

“pengetahuan bawaan” tentang keimanan tauhidullah yang secara

intrinsik akan menyelamatkan manusia dari semua penyimpangan dan

penyakit-penyakit spiritual, kelak setelah lahir di dunia fisik

fenomenal.7

Dari uraian di atas tampak bahwa Al-Qur‟an memandang manusia

sebagai makhluk biologis, psikologis, intelektual, spiritual dan sosial.

Manusia sebagai basyar berkaitan dengan unsur fisik-material, hingga

pada keadaan ini manusia secara alami tunduk (muyassar) pada takdir

Allah sama tunduknya matahari, hewan, tumbuh-tumbuhan. Namun

manusia, meskipun dalam cakupan takdir Ilahi, insan dan al-nas diberi

kekuatan untuk memilih (ikhtiyar), sesuai dengan kemampuan dan

kesempatan yang dianugerahkan Allah kepadanya. Pada diri manusia

ada predisposisi negatif dan positif sekaligus. Menurut Al-Qur‟an,

kewajiban manusia untuk memenangkan predisposisi positif. Ini bisa

terjadi bila manusia tetap setia pada amanah yang diembannya dan

tidak memungkiri fitrahnya yang suci.

7 Tim Dosen MKPK PAI. “Islam Progresif”,(Serang: Untirta Press 2004),hlm.5

Page 10: REFLEKSI FITRAH KE-KHALIFAHAN MANUSIA DALAM … · HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) 2018 . ii DAFTAR ISI ... tertuang dalam firman allah Qur‟an Surat. At-Tiin, karena kududukan nya

8

Dengan demikian, Al-Qur‟an menggambarkan manusia sebagai

mahkluk biologis, psikologis (intelektual, spiritual) dan sosial. Ketiga

dimensi harus terjalin secara integral dalam diri manusia. Tidak boleh

yang satu mendominasi yang lainnya. Kecenderungannya sebagai

makhluk biologis seperti mementingkan kebutuhan-kebutuhan fa‟ali

(pangan, sandang, papan dan sex) tidak boleh mendominasi dan lebih

menonjol dari dimensi psikologisnya. Jika ini terjadi, manusia bisa

jatuh pada derajat yang paling bawah bahkan lebih rendah dari

binatang.

Di samping itu, multi dimensi manusia digambarkan Al-Qur‟an

juga menunjukkan bahwa sebenarnya ia memiliki kebutuhan yang

bermacam-macam. Sebagai makhluk biologis misalnya, manusia

membutuhkan hal-hal yang dapat menyehatkan dan melindungi

tubuhnya. Sebagai makhluk psikologis manusia membutuhkan hal-hal

yang dapat menyuburkan pertumbuhan intelektual dan rohaninya.

Sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan bersosialisasi dengan

makhluk lainnya.8

b. Manusia Sebagai Khalifah fil ardh

a) Khalifah pada diri Manusia

Di dalam Al-Quran menjelaskan bahwa manusia diciptakan Allah

adalah sebagai pengemban amanat Allah (QS-Ar-Rum ayat 72), karena

manusia sebagai pengemban amanat Allah. Maka manusia diberikan

kedudukan sebagai Khalifah-Nya. QS. Al-Baqarah ayat 20 yang

berbunyi :

Artinya:

8 Azhari Akmal Tarigan.”Islam Mahzab HMI: Tafsir Tema Besar Nilai Dasar Perjuangan

(NDP)”,(Ciputat: Kultura 2007),hlm 68-72

Page 11: REFLEKSI FITRAH KE-KHALIFAHAN MANUSIA DALAM … · HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) 2018 . ii DAFTAR ISI ... tertuang dalam firman allah Qur‟an Surat. At-Tiin, karena kududukan nya

9

“Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat,

“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang Khalifah dimuka

bumi” Mereka berkata: “Mengapa engkau hendak menjadikan

(Khalifah) dibumi itu orang yang akan membuat kerusakan

padanya dan menumpahkan darah,padahal kami senantiasa

bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan engkau? ”

Tuhan berfirman, “Sesunguhnya Aku mengetahui apa yang kamu

tidak ketahui”.

A-Maraghi sebagaiman dikutip oleh Samsul Nizar menafsirkan

kata khalifah dalam ayat diatas dengan dua pengertian yaitu: pertama,

khalifah adalah pengganti yaitu pengganti Allah untuk melaksanakan

titah-NYA di dunia ini,kedua,kata khalifah diartikan sebagai pemimpin

yang diserahkan tugas untuk memimpin diri dan mahluk lainnya serta

memakmurkan dan mendayagunakan alam semesta dalam kepentingan

manusia secara keseluruhan atau bersama. Pendapat ini dipertegas oleh

Muhammad Iqbal dengan mengatakan bahwa manusia sebagai khalifah

diberikan mandat unntuk mengatur dunia dengan segala isinya

Dengan tugasnya sebagai khalifah, maka timbul implikasi dan

konsekuensi yang harus dimiliki manusia yaitu kemampuan untuk

memahami apa yang akan di atur dan dipimpinnya,yaitu alam semesta

ini. Untuk dapat melaksanakan tugasnya sebagai khalifah Allah

membekali manusia dengan berbagai potensi9

b) Mengapa manusia menjadi khalifah

Dalam kacamata sufi, setidaknya ada tiga hal yang menyebabkan

manusia sangat istimewa sehingga ia menjadi khalifah. Pertama,

manusia merupakan tujuan akhir penciptaan Tuhan. Kedua, manusia

sebagai mikro kosmos dan Ketiga, manusia sebagai cermin Tuhan.

Adapun penjelasannya sebagai berikut:

Satu Berkenan dengan yang pertama, di dalam sebuah hadis Qudsi,

ada pernyataan, “kalau bukan karenamu, tidak akan kuciptakan alam

semesta ini”. Walaupun yang menjadi kawan bicara adalah Nabi

Muhammad Saw, bagi Ibn „Arabi, ini bisa juga diterapkan kepada

9 Rodliyah, “Pendidikan & Ilmu Pendidikan”,(Jember:STAIN Jember Pres 2013), hlm.12-

13

Page 12: REFLEKSI FITRAH KE-KHALIFAHAN MANUSIA DALAM … · HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) 2018 . ii DAFTAR ISI ... tertuang dalam firman allah Qur‟an Surat. At-Tiin, karena kududukan nya

10

manusia karena Nabi Muhammad merupakan simbol par excellence

dari manusia yang telah mencapai tingkat kesempurnaan “insan

kamil”. Dengan pengertian ini kita bisa menyimpulkan, manusia

adalah tujuan akhir (reason d‟etre) dari penciptaan alam.

Manusia diciptakan di ujung proses evolusi agar manusia bisa

mencapai tingkat kesempurnaan penuh. Manusia sangat dimungkinkan

untuk memiliki semua daya dan kecakapan yang dimiliki oleh

makhluk-makhluk lain yang mendahuluinya, sehingga dialah yang

tercanggih dan terunggul dari semua makhluk yang ada.

Kedua, manusia sebagai mikro kosmos (dunia kecil) karena

manusia memiliki semua daya atau kekuatan yang terkandung dalam

unsur-unsur yang berbeda dari alam atau kosmos itu. Manusia

mengandung unsur mineral termasuk materi, sedangkan materi

mengandung atom-atom dengan segala dayanya. Jadi manusia

memiliki daya-daya atomic. Dalam diri manusia yang ada unsur nabati

(tumbuh-tumbuhan) dan unsur hewani. Yang terpenting adalah

manusia juga memiliki apa yang disebut Ibn Sina sebagai indra-indra

batin. Kalima indra tersebut adalah, al-hiss al-musytarak (common

senses, indra bersama); khayal (daya retensif), kemampuan untuk

merekam bentuk-bentuk lahiriyah; wahm (daya estimative),

kemampuan untuk menilai sebuah objek dari sudut manfaat atau

bahayanya; mutakhayyilah (imajinasi), yakni kemampuan untuk

menggabungkan secara mental berbagai bentuk fisik sehingga

menghasilkan bentuk yang unik yang mungkin tidak ditemui dalam

dunia nyata, seperti kuda terbang dan unicorn; dan al-quwwah al-

hafizhah (memori), dengannya manusia bisa menyimpan bahkan data-

data non empiris.

Ketiga, Manusia sebagai cermin Tuhan mengandung arti bahwa

secara potensial manusia mampu merefleksikan atau memantulkan

seluruh sifat ilahi. Secara biologis saja manusia telah memiliki

kelebihan-kelebihan yang sangat mengesankan dibandingkan dengan

makhluk-makhluk lainnya. Meskipun demikian, perlu segera disadari

bahwa kelebihan manusia yang sebenarnya terletak pada aspek

Page 13: REFLEKSI FITRAH KE-KHALIFAHAN MANUSIA DALAM … · HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) 2018 . ii DAFTAR ISI ... tertuang dalam firman allah Qur‟an Surat. At-Tiin, karena kududukan nya

11

spiritualnya, yang padanya sifat-sifat dan bahkan tindakan-tindakan

Tuhan dapat dipantulkan secara lebih sempurna.10

Setidaknya karena tiga hal ini, manusia pantas ditempatkan

sebabagai khalifah di muka bumi. Sebagai duta Tuhan, manusia

berkewajiban untuk menyempurnakan bumi sesuai dengan pola-pola

yang telah ditetapkan Tuhan dalam kitab sucinya. Sebab lain yang

menyebabkan Adam (manusia) menjadi khalifah adalah, karena

kemampuan untuk berkomunikasi, berpikir dan mempergunakan

simbol-simbol. Kemampuan berpikir dan berbahasa merupakan potensi

manusia yang cukup penting sehingga ia mampu mengembangkan diri

dan peradabannya di muka bumi.11

c) Fitrah Ke-Khalifahan dan Tanggung Jawab Universal Manusia

Dari segi bahasa, kata fitrah terambil dari akar kata al-fathr yang

berarti belahan dan dari makna ini terlahir makna-makna lain antara

lain “penciptaan” atau “kejadian”. Konon Sahabat Nabi, Ibnu Abbas

tidak tahu makna kata fathri pada ayat-ayat yang berbicara tentang

penciptaan langit dan bumi sampai ia mendengar pertengkaran dengan

kepemilikan satu sumur. Salah seorang berkata, “Ana fathar tuhu”.

Ibnu abbas memahami kalimat ini dalam arti “ saya yang membuatnya

petama kali.” Dan dari situ Ibnnu Abbas memahami bahwa kata ini

digunakan untuk penciptaan atau kejadian sejak awal, dalam alquran

kata ini dalam berbagai betuknya terulang sebanyak 28 kali 14

diantaranya dalam konteks uraian tentang bumi dan atau langit.

Sisanya dalam konteks penciptaan manusia baik dari sisi pengakuan

bahwa penciptaannya adalah allah maupun dari segi uraian tentan

fitrah manusia.12

Karena itu benar kesimpulan Muhammad bin Asyur

dalam tafsirnya surat al-rum (30) : 30, yang menyatakan bahwa “Fitrah

adalah bentuk dan sistem yang diwujudkan Allah pada setiap mahluk

fitrah yang berkaitan dengan manusia adalah apa yang diciptakan allah

pada manusia yang berkaitan dengan jasmani dan akalnya (serta

ruhnya)

10 Ibid.hlm.82

11 Ibid.hlm.84

12 Quraish Shihab, “Wawasan Al-Quran”(Bandung:Mizan,1996),hlm.283

Page 14: REFLEKSI FITRAH KE-KHALIFAHAN MANUSIA DALAM … · HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) 2018 . ii DAFTAR ISI ... tertuang dalam firman allah Qur‟an Surat. At-Tiin, karena kududukan nya

12

Fitrah merupakan bentuk keseluruhan tentang diri manusia yang

secara asasi dan prinsipil membedakannya dari mahluk-mahluk yang

lain,dengan memenuhi hati nurani,seseorang berada dalam fitrahnya

dan manusia sejati,fitrah sendiri membuat manusia berkeinginan suci

dan secara kodrati cenderung kepada kebenaran (hanief) atau

sebenarnnya lebih potensi pada nilai-nilai kebenaran dalam

memancarkan fitrah pada diri manusia ialah dengan cara

menyeimbangkan dua aspek antara duniawi dan ukhruwi sehinggga

bermetaforsis menjadi manusia yang sejati yaitu khalifah yang sesuai

dengan fitrahnya, karena untuk mencapai sebagai manusia sejati di

kembalikan pada diri manusia maka Allah menurukan secara nyata

rule of the game berupa firman surat At-Tin (94) ayat 4-6 yang

artinya:

“ Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk

yang sebaik-baiknya.Kemudian Kami kembalikan dia ketemmpat

yang serendah rendahnya (neraka), kecuali orang-orang yang

beriman dan mengerjakan amal saleh,maka bagi mereka pahala

yang tiada putus-putusnya”.

Walaupun manusia memiliki potensi kesempurnaan sebagai

gambaran kessempurnaan citra ilahi,tetap kemudian,ketika ia terjatuh

dari prototype ketuhanan,maka kesempurnaan tersebut semakin

berkurang (Yunasril:1997 :3).13

Hal ini pun dijelaskan dalam konsep

Bidimensional yang di jelaskan oleh Dr.Ali Syari‟ati yanng secara

sederhana meperhatikan dari mulai asal asul manusia atau pada filsafat

kejadian, pada filsafat kejadian Al-Quran menjelaskan ada tiga tempat

tentang asal manusia, semula Al-Quran mengunnakan

ungkapan”Lempur Tembikar” (QS.55:14) yakni lempur endapan yang

kering, lalu Al-Quran menyeutkan “Kuciptakan Manusia dari lempung

berbau (QS.15:26) yakni lempung busuk kemudian dipergunakannya

kata tin juga berarti lempung (lumpur).

Dalam bahasa manusia Lumpur adalah simbol kenistaan ,terendah

tidak ada yang lebih rendah dari pada lumpur, kembali pada manusia

zat yang paling suci dan luhur adalah Allah.Manusia Wakil Allah

diciptakan dari lumpur dari lempung endapan dan bahan terendah di

13 Rodliyah,Op.cit., hlm 16.

Page 15: REFLEKSI FITRAH KE-KHALIFAHAN MANUSIA DALAM … · HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) 2018 . ii DAFTAR ISI ... tertuang dalam firman allah Qur‟an Surat. At-Tiin, karena kududukan nya

13

dunia lalu Allah menghembuskan kedalamnya bukan darah-Nya,raga-

Nya atau semacamnya, yaitu yang dihembuskan adalah ruhnya yakni

sebutan bagian yang paling terhormat yang terdapat dalam

pembendaharaan manusia, jadi manusia adalah gabungan lumpur dan

ruh Allah,ia adalah mahluk yang bersifat ganda (Bidimensional)

sehinga memiliki dua demensi berupa anasirr yang saling

bertentangan. Konsep ini sama dengan dua aspek dunia dan ukhrowi

yang harus seimbang, sehinga tidak terperangkap pada endapan

lempung lumpur,atau kepada sisi negatif dan menjadi manusia sejati

dalam aktualisasi tersebut, predisposisi yang ada di dirimanusia untuk

mencapai manusia sejati harus dinyatakan dalam kerja dan amal

perbuatannya

Seorang manusia sejati ialah yang kegiatan mental dan pshikisnya

merupakan suatu keseluruhan,kerja jasmani dan kerja rohani bukanlah

dua kenyataanyan terpisah ,malahan dia tidak mengenal anatara kerja

dan kesenangan,kerja baginya adalah kesenangan dan kesenangan ada

dalam dan melalui kerja.Dia berkpribadian,merdeka, memiliki dirinya

sendiri ,dia tidak memebdakan kehidupan secara individu dan

kehidupan secara komunal. Bagi manusia sejati tidak ada pembagian

atau dichotomy antara kegiatan-kegiatan rohani dan jasmani,pribadi

dan masyarakat,agama dan politik maupun dunia akhirat , kesemuanya

dimanifestasikan dalam suatu kesatuan kerja yang tungal pancaran

niatnya,yaitu mencari kebaikan ,keindahan dan kebenaran.14

Dalam hal

tugas manusia secara vertical yaitu sebagai „Abd (hamba) secara luas

sebenarnya jua meliputi seluruh aktifitas manusia dalam kehidupannya.

Yaitu ditungankan dalam aktivitas manusia yang menjadi nilai ibadah

apabila niatannya untuk mendekatkan diri kepada allah (idza nawa bihi

failuha at-Taqarub ilallah) ketika manusia bisa mampu menjalin

hubungan yang baik dengan Allah (habluminallah) dan hubungan

dengan sesama manusia (habluminannas) maka akan menjadi manusia

yang fitrah.

14

Hasil-hasil Kongres HMI XXVIII, Jakarta Timur,Depok,Jakarta Selatan.2013

Page 16: REFLEKSI FITRAH KE-KHALIFAHAN MANUSIA DALAM … · HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) 2018 . ii DAFTAR ISI ... tertuang dalam firman allah Qur‟an Surat. At-Tiin, karena kududukan nya

14

B. Refleksi Fitrah Kekhalifahan Manusia Dalam Kerangka Tanggung

Jawab Universal Keprofesian Hukum

Dijelaskan diatas tentang Manusia sebagai Khalifah yaitu sebagai

wakil Tuhan di bumi dan bertangung jawab pula mensejahtrakan bumi

seisinya ,sifat khas manusia sebagai mahluk dan karenanya ia berbeda

dengan binatang bahwa ia merupakan mahluk yang diciptakan selain

sebagai mahluk berjiwa individual, bersosialiasi dan hidup bermasyakat

adalah kecenderungan dari jiwa manusia yang paling sublim, idividu

manusia yang berbeda beda memberikan dinamisasi pada suatu

masyarakat sehinga dengann adanya perbedaan-perbedaan di antara para

individu meniscayakan adanya saling membutuhkan, dan memberi ,dalam

konteks ini berbagai macam profesi yang ada di masyarakat merupakan

bentuk perbedaan –perbedaan untuk menciptkan konsep masyarakat dan

kemanusiaan yang bermakna.

Jika merujuk pada sejarah para Nabi, kita temukan contoh

keanekaragaman jenis pekerjaan mereka. Nabi nuh sebagai ahli perkayuan,

Nabi Daud sebagai ahli logam (QS Al-Anbiya (21) :80),Nabi Idris sebagai

ahli jahit,Nabi syu‟eb sebagai ahli pertanian,Nabi yusuf sebagai menteri

hasil bumi,nabi musa sebagai buruh dan ahli bangunan,Nabi Muhammad

SAW ssebagai pengusaha dan pengembala.15

Didalam Al-Quran terdapat

360 ayat yang berbicara tentang “al-amal” 109 ayat tentang “al-fi‟il”,

belum lagi tentang “al-kasb” sebanyak 67 ayat dan “al-sa‟yu” sebanyak

30 ayat.Semua ayat-ayat tersebut mengandung hukum-hukum yang

berkaitan dengan kerja, menetapkan sikap sikap terhadap pekerjaan

,memberikan motivasi,bahkan contoh-contoh kongkret tangung jawab

kerja.

Mengenai hal ini perlu di telaah bagaimana tanggung jawab profesi

hukum dalam merefleksikan fitrahnya sebagai manusia.Maka pada bagian

ini penulis coba akan uraikan Refleksi Fitrah Kekhalifahan Manusia

Dalam Kerangka Tanggung Jawab Universal Keprofesian Hukum.

Untuk melaksanakkan tugas dan fungsinya sebagai Pengelola dan

pemakmur bumi manusia tidak bisa lain kecuali bekerja. Bekerja adalah

bagian kodrati dan integgral dari kehidupan manusia.Hal ini menunjukan

15 Siti Marwiyah,” Penegakan Kode etik profesi di Era Malapraktik Profesi

Hukum”(Madura:UTM Press,2015) ,hlm.45

Page 17: REFLEKSI FITRAH KE-KHALIFAHAN MANUSIA DALAM … · HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) 2018 . ii DAFTAR ISI ... tertuang dalam firman allah Qur‟an Surat. At-Tiin, karena kududukan nya

15

bahwa setiap orang itu menghadapi kerja sebagai bagian dari aktivitas

kehidupannya. Lebih dari itu kerja merupakan kewajiban yang berlaku

umum bagi setiap manusia,sedangkan penganguran merupakan wujud

kehidupan yang sia-sia. Semua yang bekerja itu adalah mulia yang tidak

bekerja tidak punya kemuliaan, sebagaimana yang pernah disampaikan

Pramodeya Ananta Toer. Thomas Aquinus menyatakan bahwa setiap

wujud kerja mempunyai empat tujuan, yaitu :16

a. Dengan bekerja,orang dapat memenuhi apa yang menjadi

kebutuhan hidup sehari-harinya.

b. Dengan adanya lapangan pekerjaan,maka penggangguran dapat

dihapuskan/dicegah.ini juga berarti dengan tidak adanya

penganguran maka kemungkinan timbulnya kejahatan dapat

dihindari pula.

c. Dengan surplus hasil kerjanya, manusia jua dapat berbuat amal

bagi sesamanya.

d. Dengan kerja,orang dapat mengontrol atau mengendlikan gaya

hidupnya

Dalam Al-Quran banyak ayat yang memerintahkan manusia untuk

bekerja salah satunya firman Allah dalam QS.At-Taubah :105 yang artinya

sebaggai berikut :

“Dan katakanlah:”Bekerjalah Kamu,Maka Allah dan rossul-Nya serta

orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu dan kamu akan

dikembalikan kepada Allah yang mengetahui akan yang haib dan yang

nyata,lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang kamu telah kamu

kerjakan.”

Menurut Abdul kadir Muhammad,pekerjaan yan dilakukan manusia

dapat di klasifikasikan kepada tiga jenis,yaitu :17

1. Pekerjaan dalam arti umum yaitu pekerjaan apasaja yang

dilakukan manusia dengan mengutamakan kemampuan pisik,

baik semesntara atau tetap dengan tujuan memperoleh pendapatan

(upah).

16

Sufirman Rahman – Nurul Qamar, “Etika Profesi Hukum” (Makasar:

Refleksi,2014),hlm 74 17

Suparman Usma , ”Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum di Indonesia” (Serang :Untirtapres,2013),hlm.117

Page 18: REFLEKSI FITRAH KE-KHALIFAHAN MANUSIA DALAM … · HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) 2018 . ii DAFTAR ISI ... tertuang dalam firman allah Qur‟an Surat. At-Tiin, karena kududukan nya

16

2. Pekerjaan dalam arti tertentu yaitu pekerjaan yang mengutamakan

kemampuan pisik atau Intelektual,baik sementara atau tetap

dengan tujuan pengabdian.

3. Pekerjaan dalam arti khusus,yaitu pekerjaan bidang tertentu

mengutamakan kemampuan pisik dan intelektual berifat tetap

dengan tujuan memperoleh pendapatan.

Dari ketiga jenis pekerjaan diatas ,Profesi adalah jenis pekerjaan

nomer tiga, dalam kamus populer disebutkan bahwa: profesi adalah

pekerjaan dengan keahlian khusus sebagai mata pencaharian tetap.

Dalam Webster New World Dictionary,kata profesi (profession) diartikan :

a vocation or accupation requaring advanced education and training and

involving intelectual skills,as medicine,law,theoloy, engineering,teaching

etc. (Profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yan memerlukan

pendidikan dan latihan yang maju serta melibatkan keahlian intelektual,

seperti dalam bidang pengobatan,hukum,teologi; enineering dan

sebagainya).18

Dengan demikian profesi menjadi suatu kelompok yang

mempuyai kekuatan tersendiri dan karena itu mempunnyai tanggung jawab

khusus

Karena memiliki sifat tanggung jawab Khusus maka profesi harus

memiliki prefesionalisme, Imaduddin Abdurrahim menytakan,suatau

prefesionalime harus dipahami sebagai kualitas dengan karakteristik :

1. Punya keterampilan tinggi dalam saatu bidang dan kemahiran;

2. Punya ilmu,penngalaman serta kecerdasan dalam menganalisis

suatu masalah,peka membaca situasi dan cermat dalam mengambil

keputusan terbaik;

3. Punya sikap dan orientasi ke masa depan tentan apayan akan

terjadi;

4. Punya sikap mandiri berdasar keyakinan atas kemaampuannya

Penjelasan dari point-point diatas Imaddudin mensyaratkan adanya

sikap idepedensi yang harus melekat pada kontruksi profesi .Artinya

pelaksanaan profesi dituntut memilki ketegasan sikap,kuputusan-

keputusan yang akan di jatuhkan tidak berdasar atas tekanan pihak pihak

18 Ibid

Page 19: REFLEKSI FITRAH KE-KHALIFAHAN MANUSIA DALAM … · HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) 2018 . ii DAFTAR ISI ... tertuang dalam firman allah Qur‟an Surat. At-Tiin, karena kududukan nya

17

lain melainkan didasarkan keyakinan,kebersihan nurani dan kebebasannya,

dalam penjelasannya sebagai berikut :19

1. Parson menunjukan karakteristik profesi yang agak berbeda lagi

dengan yang lainnya,terutam ciri ciri khusus yang berkaitan dengan

okupasional,pertama, “disinterestednees” atau tidak berorientasi

pada pamrih.

2. Rasionalitas diatas sudah dikemukakan bahwa profesi menunjukan

pada suatu sistem okupasional yang perwujudannya dilakukan

dengan melaksanakan ilmu tertentu, salah satu ciri dominan pada

ilmu adalah rasionalitas dalam arti sebagai lawan tradisionalisme,

yaitu lebeih kepada kebanara objektif.

3. Spesifitas Fungsional, di dalam masyarakat para prefesional

menjalankan atau memili kewibawaan (otoritas). Otoritas

Prefesional ini memiliki struktur sosiologi yang khas.Otoritas

Prefesional ditanndai oleh spesifitas fungsi. Spesifitas ini adalah

unsur esensial pada pola prefesional, seorang prefesional dianggap

“suatu otoritas”

4. Universalime dalam pengertian objektivitas sebagai lawan dari

partikularisme.Yang simaksud disini dengan Universalisme adalah

bahwa landasan pertimbangan prefesional dalam mengambil

keputusan didasarkan pada “apa yang menjadi masalahnya” dan

tidak pada “siapa atau keuntungan apa yang dapat diperoleh bagi

dirinya.

Dari penjelasan di atas manjadi prefesioanal sangat berat selanjut

bagaimana dengan Tanggung jawab profesi hukum.

Tanggung jawab merupakan salah satu etika yang harus di taati bagi

orang yang mempunyai profesi tertentu bertanggung jawab bagi seorang

yang memiliki profesi tertentu dapat dirumuskan antara lain :20

a. Bertanggung jawab terhadap dunia profesi yang dimilikinya dan

mentaati kode etik yang berlaku dalam profesi yang bersangkutan.

b. Bertanggung jawab atas pekerjaan yan dilakukanya sesuai dengan

tuntunan pengabdian profesi.

19 Siti Marwiyah,Op.cit.,hlm.45

20 Suparman Usman.Op.cit.hlm 127

Page 20: REFLEKSI FITRAH KE-KHALIFAHAN MANUSIA DALAM … · HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) 2018 . ii DAFTAR ISI ... tertuang dalam firman allah Qur‟an Surat. At-Tiin, karena kududukan nya

18

c. Bertanggung jawab atas hasil profesi yag dilaksanakannya.

d. Bertangung jawab atas diri sendiri,terhadap Masyarakat dan

Kepada Tuhan Yan maha Esa, bahwa seluruh pekerjaan yang

dilakuakannya adalah dalam rangka ibadahnya kepada-Nya.

e. Dalam keadaan apapapun dia harus berani mengambil resiko untuk

menegakan kebenaran yan berhubungan dengan profesinya.

f. Dia secara sadar harus selalu berusaha untuk meningkatkan

kualitas yang berubungan denan tuntutan profesinya.

g. Dalam keadaan tertentu bila diperlukan harus bersedia memberikan

laporan pertanungjawaban kepada pihak manapun tentang segala

hal yang pernah dilakukan sesuai dengan profesinya.

Profesi hukum memiliki memiliki tempat yang istimewa ditengah

masyarakat. Apalagi jika dikaitkan dengan eksistensi konstitusional

kenegaraan yang telah mendeklarasikan diri sebagai negara hukum

(rechstaat), jika dikaitkan pada penjelasan di atas profesi hukum pun

berangat dari suatu proses yang kemudian melahirkan pelaku hukum yang

andal. Penguasaan terhadap peraturan perundang-undangan, hukum yang

sedang berlaku dan di ikuti dengan aspek aplikatifnya menjadi substansi

profesi hukum. Masih banyak profesi prefesioanal yang tidak menerapkan

nilai Parson, Rasionalitass, spesifitas Funsional dan Universalisme

khususnya pada pengemban profesi hukum.

Terjadinya Pelanggaran nilai moral dan nilai kebenaran karena

kebutuhan ekonomi yang terlalu berlebihan dibandinkan dengan

kebutuhan psikhis yang seharusnya berbanding sama. Perbuatan

pelanggaran oleh profesi prefesional yang mempunyai otoritas prefesional

merupakan ancaman atas kemerdekaan masyarakat dan karena itu juga

berarti ancaman terhadap kemerdekaan pribadi angggota ialah keinginan

tak terbatas atau hawa nafsu tersebut.

Kemerdekaan dan keadilan merupakan dua nilai yang saling

menopang sebab harga diri manusia terlatak pada adanya hak bagi orang

lain untuk mengembankan kepribadiannya sebagai kawan hidup dengan

tingkat yang sama, anggota-anggota masyarakat harus saling menolong

dalam membentuk masyarakat yang bahagia. Untuk mencapai keadilan

tersebut atau menegakan keadilan ialah masyarakat sendiri yang dalam

prakteknya diperlukan adanya kelompok dalam masyarakat, yang karena

Page 21: REFLEKSI FITRAH KE-KHALIFAHAN MANUSIA DALAM … · HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) 2018 . ii DAFTAR ISI ... tertuang dalam firman allah Qur‟an Surat. At-Tiin, karena kududukan nya

19

kualitas–kualitas yang dimilikinya senantiasa mengadakan usaha-usaha

menegakan keadilan itu, dengan jalan selalu menganjurkan sesuatu yang

bersifat kemanusian serta mencegah terjadinya sesuatu yang berlawanan

dengan kemanusiaan, siapa kelompok itu ialah tidak lain dalam konteks ini

orang-orang yang memiliki profesi prefesional yang di jelaskan diatas

Usaha penyelesaian selanjutnya adalah tidak lain harus kembali

hakikat manusia yaitu sebagai khalifah fil ardh, Jadi artinya, disetiap

tanggung jawab manusia, termasuk tangun jawab prefesional hukum

semuanya selain bertanggun jawab kepada sesama manusia juga

bertangung jawab kepada Tuhan.

Page 22: REFLEKSI FITRAH KE-KHALIFAHAN MANUSIA DALAM … · HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) 2018 . ii DAFTAR ISI ... tertuang dalam firman allah Qur‟an Surat. At-Tiin, karena kududukan nya

20

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan pada bagian-bagian sebelumnya, maka

penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Peran Manusia sebagai mahluk ciptaan Allah yang paling sempurna

ialah sebagai Khalifah yaitu sebagai wakil Tuhan dibumi selanjutnya

Tanggung jawab Universal yang di emban manusia mensejahtrakan

bumi dan isinya melalui keseimbangan Duniawi dan Ukhrowi , dengan

tertuju pada kebenaran Mutlak yaitu Allah SWT

2. Dalam bentuk refleksi Ke khalifahan fil ardh manusia

mengaktualisasikannya pada kerja dan amal perbuatan yang berupa

bentuk kerja-kerja , yang dalam bentuknya kerja manusia di sebut

sebagai profesi, profesi sendiri dikategorikan sebagai yang mempunyai

tanggung jawab khusus karena memiliki otoritas prefesionalisme

korelasi dengan Tanggungjawab ialah untuk mencapai keadilan dan

kemerdekaan , bagaiman hal itu terjadi perlu adanya kelompok dalam

masyarakat, yang karena kualitas –kualitas yang dimilikinya senantiasa

mengadakan usaha-usaha menegakan keadilan itu, dengan jalan selalu

menanjurkan sesuatu yang bersifat kemanusian serta mencegah

terjadinya sesuatu yang berlawanan dengan kemanusiaan. Kelompok

tersebut adalah orang yang memililiki profesi karena memiliki

kekuatan tersendiri dan tanggung jawab khusus tentunya profesi yanng

memancarkan hati nurani dan kebaikan, begitu pula tanggung jawab

profesi hukum memiliki tempat yang sentral di negara Hukum

ini.Tanggung jawab Profesi hukum bukan hanya kepada sesama

manusia bigitu juga kepada Tuhan.

Page 23: REFLEKSI FITRAH KE-KHALIFAHAN MANUSIA DALAM … · HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) 2018 . ii DAFTAR ISI ... tertuang dalam firman allah Qur‟an Surat. At-Tiin, karena kududukan nya

21

DAFTAR PUSTAKA

Ali Syari‟ati.2001.Paradigma Kaum Tertindas Jakarta: Islamic Center AL-

HUDA

Kementrian Lingkungan. 2011. Teologi lingkungan Etika Pengelolaan

Lingkungan dalam prespektif islam Yogyakarta Deputi Komunikasi

Linkungan dan Pemberdayaan Masyarakat

Marzuki.2012.Pembinaan Karakter Mahasiswa Melalui Pendidikan

Agama Islam di Perguruan tinggi UmumYogyakarta: Ombak

Quraish Shihab.1996. Wawasan Al-Quran Bandung:Mizan

Rodliyah.2013.Pendidikan & Ilmu Pendidikan Jember:STAIN Jember Pres

Siti Marwiyah.2015.Penegakan Kode etik profesi di Era Malapraktik

Profesi Hukum Madura:UTM Press

Sufirman Rahman – Nurul Qamar.2014.Etika Profesi Hukum Makasar:

Refleksi

Suparman Usman.2013.Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum di

Indonesia, Serang :Untirta press.

Tarigan,Azhari Akmal.2007. Islam Mahzab HMI: Tafsir Tema Besar Nilai

Dasar Perjuangan (NDP) .Ciputat: Kultura

Tim Dosen MKPK PAI.2004. Islam Progresif Serang: Untirta Press.