ciri khas pendidikan arsitektur tertuang dalam struktur kurikulum

21
CIRI KHAS PENDIDIKAN ARSITEKTUR TERTUANG DALAM STRUKTUR KURIKULUM Pemateri oleh: Ir. Yohanes Karyadi Kusliansjah,MT.,IAI Dosen Jurusan Arsitektur Unpar Disampaikan pada Lokakarya Pengembangan Kurikulum JPTA, UPI - Gedung Bumi Sangkuriang - 18 November 2010. Fenomena Pendidikan Arsitektur di Indonesia Pendidikan tinggi arsitektur di Indonesia, data terakhir Asosiasi Pendidikan Tinggi Arsitektur Indonesia(APTARI) sudah mencapai jumlah 156 perguruan tinggi. Merebaknya pertumbuhan dan beragamnya perguruan tinggi arsitektur dalam beberapa tahun belakangan ini perlu menjadi perhatian dalam penyusunan kurikulum Program studi S1 JPTA-UPI sekarang. Pertanyaan kenapa pertumbuhan ini terjadi? Apakah semata membidik peluang pasar, karena calon mahasiswa baru peminat bidang ini masih berlimpah? Ataukah karena bidang arsitektur ini dianggap mudah untuk diselenggarakan oleh banyak perguruan tinggi, karena tidak menuntut banyak pendukungan laboratorium khusus. Yang pasti banyaknya pendidikan tinggi arsitektur di Indonesia, tentunya perlu disikapi oleh masing- masing institusi penyelenggara untuk meletakkan ciri khas yang membedakan warna pendidikannya pada visi dan misi program studi masing-masing. Bagaimana menyeleksi calon peserta didik?, Membangun kurikulum yang menentukan lulus menjadi sarjana berkemampuan apa, serta dapat mengisi lapangan kerja apa? Masing-masing institusi pendidikan hendaknya mempunyai kiat tertentu. Perkembangan masyarakat di tingkat lokal, nasional maupun internasional tidak akan pernah terlepas mempengaruhi pengkondisian proses ‘input- proses-output’ penyelenggaraan program studi. Kondisi pengangguran sarjana di negara kita yang tiap tahun makin membesar, akibat persaingan makin ketat memperebutkan porsi lapangan kerja yang makin menciut akibat kesulitan pertumbuhan Lokakarya Pengembangan Kurikulum Prodi S1-JPTA-UPI /YKK 1

Upload: beta-paramita

Post on 27-Jun-2015

999 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ciri Khas Pendidikan Arsitektur Tertuang Dalam Struktur Kurikulum

CIRI KHAS PENDIDIKAN ARSITEKTUR TERTUANG DALAM STRUKTUR KURIKULUM

Pemateri oleh: Ir. Yohanes Karyadi Kusliansjah,MT.,IAIDosen Jurusan Arsitektur Unpar

Disampaikan pada Lokakarya Pengembangan Kurikulum JPTA, UPI - Gedung Bumi Sangkuriang - 18 November 2010.

Fenomena Pendidikan Arsitektur di IndonesiaPendidikan tinggi arsitektur di Indonesia, data terakhir Asosiasi Pendidikan Tinggi Arsitektur Indonesia(APTARI) sudah mencapai jumlah 156 perguruan tinggi. Merebaknya pertumbuhan dan beragamnya perguruan tinggi arsitektur dalam beberapa tahun belakangan ini perlu menjadi perhatian dalam penyusunan kurikulum Program studi S1 JPTA-UPI sekarang. Pertanyaan kenapa pertumbuhan ini terjadi? Apakah semata membidik peluang pasar, karena calon mahasiswa baru peminat bidang ini masih berlimpah? Ataukah karena bidang arsitektur ini dianggap mudah untuk diselenggarakan oleh banyak perguruan tinggi, karena tidak menuntut banyak pendukungan laboratorium khusus. Yang pasti banyaknya pendidikan tinggi arsitektur di Indonesia, tentunya perlu disikapi oleh masing-masing institusi penyelenggara untuk meletakkan ciri khas yang membedakan warna pendidikannya pada visi dan misi program studi masing-masing. Bagaimana menyeleksi calon peserta didik?, Membangun kurikulum yang menentukan lulus menjadi sarjana berkemampuan apa, serta dapat mengisi lapangan kerja apa? Masing-masing institusi pendidikan hendaknya mempunyai kiat tertentu. Perkembangan masyarakat di tingkat lokal, nasional maupun internasional tidak akan pernah terlepas mempengaruhi pengkondisian proses ‘input-proses-output’ penyelenggaraan program studi. Kondisi pengangguran sarjana di negara kita yang tiap tahun makin membesar, akibat persaingan makin ketat memperebutkan porsi lapangan kerja yang makin menciut akibat kesulitan pertumbuhan dunia usaha, pengaruh globalisasi, hingga kesepakatan-kesepakatan internasional yang mengikat dan memaksa perubahan regulasi serta ikut merebut pasar di Indonesia. Tantangan global mengharuskan kita makin menguasai dan paham betul akan budaya dan kondisi lokal negara kita. Kondisi lingkungan alam Indonesia yang rentan bahaya alam, lingkungan binaan kota-kota kita yang makin padat dan kualitas pembangunan fisik spasial yang cenderung masih tertinggal, semuanya perlu dipertimbangkan sebagai muatan kurikulum pendidikan sarjana arsitektur di Indonesia. Karakter bidang arsitektur yang berbasis inovasi dan perancangan hendaknya menjadikan pendidikan arsitektur menekankan pentingnya para sarjananya menjadi pencipta lapangan kerja dan bukan semata sebagai pencari kerja. Tentu perlu inovasi dan rencana strategis dalam penyusunan kurikulum. Sudah sepatutnya kurikulum yang dipersiapkan mempunyai daya dukung untuk sekurangnya 5 tahun mendatang, dan dapat diawali dari potensi pendukung institusi yang tersedia, baik SDM, finansial, sarana prasarana maupun manajemen.

Lokakarya Pengembangan Kurikulum Prodi S1-JPTA-UPI /YKK 1

Page 2: Ciri Khas Pendidikan Arsitektur Tertuang Dalam Struktur Kurikulum

Ragam Pendidikan S1-S2 Arsitektur

Sumber FGD PPAr 14 Januari 2009

Lokakarya Pengembangan Kurikulum Prodi S1-JPTA-UPI /YKK 2

Page 3: Ciri Khas Pendidikan Arsitektur Tertuang Dalam Struktur Kurikulum

Mempersiapkan penyusunan kurikulum yang kondusif dengan kondisi dan tantangan perkembangan mendatang, mari kita kembali pada apa yang menentukan suatu kurikulum pendidikan, kembali pada hakekat arsitektur, keilmuan arsitektur, penyelenggaraan pendidikan sarjana arsitektur di Indonesia, persyaratan dunia praktek profesi arsitek di tingkat nasional dan internasional.

Faktor –Faktor Dalam Sistem Pendidikan

TUJUAN PENDIDIKAN = Dituangkan dalam Visi dan Misi institusi penyelenggara yang menjadi payung dan menjadi penentu arah pendidikan. Faktor ini menjadi warna struktur kurikulum pendidikan prodi. Penjabaran visi dan misi menjadi program terstruktur dimuat dalam silabus maupun SAP yang mengandung TID,TIU dan TIK. -TID (Tujuan Instruksional Dasar), berbasis sasaran, ciri khas/warna dari institusi pendidikan -TIU(Ttujuan Instruksional Umum), berbasis wawasan pengetahuan umum dari disiplin ilmu dari mata pelajaran. -TIK (Tujuan Instruksional Khusus) berbasis standar keahlian / ketrampilan dari disiplin ilmu / mata pelajaran.

KURIKULUM = merupakan konsep spesifik muatan pendidikan dari disiplin / ajaran yang berisi ragam mata kuliah pendidikan arsitektur beserta bobot SKS dari semester awal hingga semester akhir. Substansial kurikulum dijabarkan dalam silabus dan SAP dari muatan yang membangun dasar-dasar keahlian, ketrampilan, wawasan umum, kesadaran dan perilaku yang berbasis pada hakekat dan keilmuan arsitektur serta pengetahuan pendukung lainnya yang disyaratkan. Faktor ini sangat mungkin disusun dan disepakati oleh civitas academic program studi.

FAKULTAS = menggambarkan kemampuan dan kompetensi pengajar / sumberdaya manusia (SDM) dalam keilmuan dasar, terapan, bidang ilmu pendidikan / pedagogik dan ilmu pengajaran / didaktik yang dimiliki. Rasio kecukupan antara jumlah mahasiswa dan jumlah SDM. Kecukupan faktor ini membutuhkan waktu dan rencana strategis bagi institusi pendidikan.

ADMINISTRASI = melengkapi persyaratan penyelenggaraan kurikulum yang dituangkan dalam SOP (Standard Operasional Procedure). Manajemen pengelolaan dan administrasi selanjutnya menjadi konsekuensi logis tugas dan kewajiban ketua dan sekretaris prodi. Faktor ini sangat tergantung pada manajemen payung dan kemampuan pejabat struktural.

SISWA / MAHASISWA = menjadi pertimbangan penting sebagai obyek dan subyek penyelenggaraan pendidikan arsitektur. Bagaimana menarik minat siswa memilih prodi sebagai tujuan studi lanjut kesarjanaannya, bagaimana melakukan seleksi, mencari siswa

Lokakarya Pengembangan Kurikulum Prodi S1-JPTA-UPI /YKK 3

Page 4: Ciri Khas Pendidikan Arsitektur Tertuang Dalam Struktur Kurikulum

layak dan unggul. Kecukupan dan kesinambungan pendidikan tergantung pada tingkat konstanta jumlah mahasiswa / studentbody.

EKONOMI = sebagai ukuran besarnya biaya operasional, dana subsidi pendidikan yang dibutuhkan dan peluang sumber pemasukan dana bagi institusi pendidikan. Kajian faktor ekonomi menentukan rasio tarif SKS mata kuliah dan biaya administrasi maupun biaya wajib lainnya.

FASILITAS = menjadi faktor unggulan yang mudah dan cepat dapat dipenuhi oleh institusi pendidikan. Sarana Prasarana akademik dan penunjangan bagi pendidikan arsitektur berbasis pada pembelajaran merancang di studio, ruang perkuliahan dan laboratorium / workshop, perpustakaan

Kurikulum

Suatu Kurikulum terdiri dari : Struktur kurikulum = konsep kurikulum disiplin Silabus = materi substansi disiplin SAP = Satuan Acara Perkuliahan

Sumber: DIKTI ,2009

Lokakarya Pengembangan Kurikulum Prodi S1-JPTA-UPI /YKK 4

Page 5: Ciri Khas Pendidikan Arsitektur Tertuang Dalam Struktur Kurikulum

Menyusun KurikulumMenyusun kurikulum pendidikan sarjana arsitektur S1 di Indonesia, berpedoman pada kurikulum nasional dari DIKTI , mensyaratkan minimal 144 - 148 SKS dalam 8 semester (4 tahun). Untuk menetapkan kurikulum yang tepat perlu dijawab pertanyaan pokok, yaitu : jika sudah

lulus menjadi sarjana,… bisa apa? Kunci jawaban berpulang dalam kriteria spesifik dari disiplin /ajaran keilmuan yang menjadi

minat studi Kriteria spesifik dari disiplin keilmuan yang diminati akan menjadi ciri khas kurikulum

pendidikan tersebut, yang dalam visi dan misi program studi tergambar sasaran serta bagaimana perguruan tinggi akan menyelenggarakannya.

Karenanya untuk menyusun kurikulum Program studi Pendidikan Teknik Arsitektur S1 –UPI, perlu mengenali terlebih dulu: o arsitektur

o disiplin arsitektur o sarjana arsitektur o arsitek

Apa Arsitektur? Awalnya lahir sebagai Keterampilan teknik pertukangan / craft, telah berkembang bersama dengan disiplin ilmu pengetahuan lainnya menjadi teknologi Bidang Studi: lingkungan binaan manusia / The Built Environment Obyek Material: (berujud fisik, kertaji / tangible dan konkret), lingkungan buatan Obyek Formal Disiplin /Ajaran: (nonfisik, nirkertaji / intangible, dan abstrak). ilmu-ilmu

pengetahuan + ilmu terapan /profesional. Fokus studi kepada tritunggal: fungsi-keteknikan-rupa (Vitruvius: utilitas-firmitas-venustas) dalam membina lingkungan. Sekarang obyek formal meluas obyek ekonomis, obyek kultural, obyek ekologis. Karenanya karya arsitektur bisa dinilai dari fungsinya, dari rupanya, dari keteknikannya, dari ekonominya, dari identitas budayanya maupun dari ekologisnya.

Hakekat Disiplin Arsitektur: “design discipline”1. Hakekat merancang adalah “any act to change the world”. Desain atau perancangan arsitektur = usaha mengubah lingkungan binaan menjadi lebih benar, lebih baik, lebih indah

Apa Disiplin Keilmuan Arsitektur?1 Suhartono Susilo, Sikap Dan Pemikiran Suhartono Susilo, Arsitek & Pendidik, hlm 30

Lokakarya Pengembangan Kurikulum Prodi S1-JPTA-UPI /YKK 5

Page 6: Ciri Khas Pendidikan Arsitektur Tertuang Dalam Struktur Kurikulum

Disiplin Terbuka – Berkembang mengikuti jaman Bukan ilmu murni atau seni murni, juga bukan ilmu

dasar maupun seni bebas. Bagian dari Budaya Filsafat – Teknik Ilmu merancang arsitektur berbasis ilmu pengetahuan

Bentang & Rentang Ilmu Arsitektur

Hakekatnya adalah disiplin Ilmu yang membentangi rentang antara ilmu pengetahuan terapan dan seni terapan.

Paling tepat dapat diberi ciri peningkatan teknik menjadi teknologi dan sekaligus merupakan ilmu pengetahuan terapan maupun seni terapan, jadi bukan IPTEK, akan tetapi IPTEKS

Konsekuensi dari hakekat tersebut, akan timbul beragam pendidikan tinggi arsitektur dan menyebabkan nuansa karakteristik sarjana arsitektur sangat variasi.

Mahasiswa Arsitektur Mahasiswa arsitektur ideal memiliki bakat dalam menggambar dan kemampuan

mevisualisasikan obyek (karenanya tes masuk materi menggambar menjadi penting) Setiap mahasiswa harus dibimbing sesuai bakat yang dimiliki secara alami Dalam penguasaan teori bisa diadakan semacam standar minimum dan maksimum, akan

tetapi untuk pelembutan yang menjadi faktor seni melalui rasa, emosi, dan selera perlu pertimbangan yang lebih bijak dan manusiawi

Keutamaan Desain dalam Bobot Pengajaran Arsitektur

Lokakarya Pengembangan Kurikulum Prodi S1-JPTA-UPI /YKK 6

Page 7: Ciri Khas Pendidikan Arsitektur Tertuang Dalam Struktur Kurikulum

Mata Kuliah Seorang arsitek untuk dapat menjalankan profesinya pada saat ini memang perlu dipersiapkan secara akademis terlebih dahulu. Pengetahuan, penghayatan dan pelatihan yang diperlukan bagi seorang arsitek ( professional) diantaranya meliputi:2

1. Sejarah arsitektur, studi reduktif untuk pemahaman kedudukan arsitektur dalam budaya;

2. Taksonomi arsitektur, klasifikasi tipologis;3. Teknologi dalam arsitektur, asas-asas teknologi sebagai dasar merancang arsitektur;4. Praksiologi, studi mengenai hakekat merancang arsitektur, organisasinya, alat-alatnya

dan manajemennya;5. Pe-model-an, istilah asing ‘modelling’, studi mengenai pembuatan model kognitif,

eksternalisasi dan komunikasi gagasan /ide dalam perancangan arsitektur;6. Metrologi, studi pengukuran dalam perancangan dengan perhatian khusus terhadap

hubungannya dengan data yang non-kuantitatif;7. Aksiologi, studi mengenai nilai-nilai arsitektur dalam kehidupan yang manusiawi;8. Filsafat, studi logika, estetika, etika yang berlaku dalam arsitektur;9. Epistemologi, studi mengenai hakekat dan keabsahan (validitas) cara mengetahui,

meyakini dan menghayati kaidah dan akidah dalam arsitektur;10. Pendidikan, studi mengenai hakekat proses belajar dan berlatih diri dalam perancangan

arsitektur sehubungan dengan konsep pendidikan seumur hidup (‘life long education’)

2 Suhartono Susilo, Sikap Dan Pemikiran Suhartono Susilo, Arsitek & Pendidik, hlm 84

Lokakarya Pengembangan Kurikulum Prodi S1-JPTA-UPI /YKK 7

Page 8: Ciri Khas Pendidikan Arsitektur Tertuang Dalam Struktur Kurikulum

Karenanya rincian di atas perlu menjadi spectrum muatan dalam kurikulum dan silabi mata kuliah dalam jenjang dan strata pendidikan arsitektur, termasuk kurikulum pendidikan sarjana arsitektur (S1)

Studio Perancangan Arsitektur Studio sebagai sarana fasilitas berupa perangkat keras (hardware), memang perlu, tetapi

yang lebih utama adalah sebagai perangkat lunak (software) yang berupa fakultas (kemampuan pikir) dalam perancangan arsitektur.

Oleh sebab itulah dulu pembimbing dalam studi akademik disebut ‘mentor’ dalam arti pembimbing yang berpengalaman dan tepercaya dalam proses pikir batiniah (latin ‘mean’ = ‘mind’, batin). Berpikir logis berarti dapat menyatakan diri dalam uraian kata-kata (logos) karena telah terlatih atau terampil dalam kegiatan pikir yang demikian.

Setiap sarjana berlatih agar menjadi terampil dalam berteori yang menghasilkan seperangkat pernyataan berupa: 1. nilai dasar /aksioma 2. Hukum, dalil, rumus, aturan, metoda, dlsb.3. Makna sebab-akibat

Studi arsitektur berpusat dalam studio perancangan arsitektur. Kegiatan dalam studio yang paling mendasar adalah bagaimana menata pikiran dan perasaan (benar, baik dan indah) menjadi teori yang bisa menjadi fakta (‘feasible’ = able to become a fact). Latihan dalam studio arsitektur tertuju pada ketrampilan mendesain dan menghasilkan teori (pandangan batin) yang tertulis (skripsi) maupun secara lengkap lagi seluruh perangkat berupa penjelasan tertulis (RKS), gambar-gambar dan segala model fisik lainnya (maket) yang dianggap perlu.

Bobot SKS studio merancang standar internasional pendidikan arsitek professional 50% dari jumlah total SKS kurikulum. Di Indonesia Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) menentukan minimum 48 SKS untuk Studio merancang sebagai persyaratan SKA / licence bagi calon arsitek. Mencukupi SKS studio tersebut sarjana arsitektur S1 ( program 4 tahun) perlu melanjutkan 1 tahun tambahan kependidikan profesi arsitek (PPAr) serta mengikuti 2 tahun magang.

Kriteria pendidikan arsitektur menurut UNESCO/UIA dapat dilihat pada lampiran.3

SKRIPSI ARSITEKTUR PADA AKHIR STUDI SARJANA ARSITEKTURSkripsi pada hakekatnya berarti tulisan. Sarjana Arsitektur disamping disyaratkan kreatif dan inovatif juga hendaklah kritis dan analitis dalam berpikir serta terampil dalam menggambar dan

3 Dokumen FGD PPAr 14 Januari 2009

Lokakarya Pengembangan Kurikulum Prodi S1-JPTA-UPI /YKK 8

Page 9: Ciri Khas Pendidikan Arsitektur Tertuang Dalam Struktur Kurikulum

menulis argumentasi pemikiran yang menjadi pendapatnya. Keterampilan berpikir perlu banyak membaca dari kepustakaan dan langsung dari kenyataan hidup. Keterampilan menulis mutlak perlu. Untuk menulis mengenai pengalaman apa pun perlu diadakan penyelidikan atau investigasi. Kualifikasi sarjana adalah dapat menerapkan penyelidikan berdasarkan ketrampilan berpikir terhadap lingkungan binaan sebagai obyek material, dengan menerapkan teori-teori dasar secara baik dan benar. Skripsi arsitektur bias berisi banyak gambar grafis. Demikianlah tujuan dan makna skripsi sebagai ujian yang diadakan pada tahap akhir studi untuk memperoleh gelar sarjana arsitektur.

PORTFOLIO UNTUK PROSES ASSESSMEN Silabus matakuliah / studio, prasyarat mata kuliah terkait, daftar buku rujukan, dan sumber

belajar lainnya Penyelenggaraan matakuliah / studio: jadwal kuliah mingguan, kuliah, latihan, review,

ekskursi, evaluasi, ujian Bahan-bahan kuliah dan bahan terkait lain : lembar tugas, hand-out, soal-soal kuis / ujian,

dan solusinya Contoh-contoh pekerjaan mahasiswa: kuis / ujian, tugas desain dan laporan semesteran,

dsb. Umpan balik dari mahasiswa peserta kuliah tentang isi dan pelaksanaan kuliah / studio Refleksi dosen tentang isi matakuliah / studio, pelaksanaan matakuliah, gagasan perbaikan

yang direkomendasikan untuk semester / tahun berikutnya untuk meningkatkan mutu, efisiensi, dan relevansi matakuliah dengan keprofesian arsitek.

Apa Sarjana Arsitektur – Arsitek ?

SARJANA ARSITEKTUR: Seorang yang berpendidikan (berilmu, mampu berpikir dan bersikap mempertahankan kebenaran / truth = kebaikan dan keindahan ) serta trampil dalam merancang arsitektur.

Sarjana bukan tukang yang bekerja mekanistik seperti robot dalam berteori dan berpraktek, juga bukan tukang menulis seperti mengisi borang (formulir) atau amatir yang menghasilkan jalinan kata-kata asal bunyi.

Sarjana Arsitektur tidak dilatih menghasilkan sekedar gambar-gambar dan / atau model-model yang indah, “trendy” atau “fashionable”.

Insinyur/ engenieur, ‘gen’, terkait urusan penciptaan. Sarjana hendaknya berpotensi menciptakan dunia kerja jangan menjadi pencari kerja.

Lokakarya Pengembangan Kurikulum Prodi S1-JPTA-UPI /YKK 9

Page 10: Ciri Khas Pendidikan Arsitektur Tertuang Dalam Struktur Kurikulum

Menurut SK Mendikbud No. 036/U/1993, Sarjana Arsitektur diwajibkan meneruskan studi dengan beban 20 SKS-40 SKS untuk mendapatkan sebutan profesi.

Kriteria Lulusan Pendidikan Arsitektur Tahun Ke-51. Mampu menginterpretasikan dokumen penugasan perancangan secara kritis untuk

memastikan bahwa rancangan yang diminta oleh pemberi tugas sesuai dengan kondisi lahan, konteks sosial dan budaya di lingkungan sekitarnya, dan akan berkelanjutan dari segi sosial, ekonomi maupun lingkungan.

2. Mampu menghasilkan rancangan arsitektur yang memenuhi persyaratan teknis dan peraturan bangunan, serta mempertimbangkan secara mendalam aspek-aspek visual, termal, akustik, struktur dan konstruksi bangunan, utilitas, warisan budaya, (perkembangan) kota, ekonomi, lingkungan sosial, budaya, politik, serta aspek asesibilitas, keselamatan, kesehatan, dan lingkungan.

3. Memahami pola bekerja dalam tim perencanaan / perancangan yang melibatkan arsitek dan / atau tenaga ahli profesional lainnya.

4. Mampu melakukan komunikasi secara grafis (manual dan elektronik), maket, lisan, tertulis, sepanjang proses perancangan arsitektur kepada para profesional anggota tim perencanaan / perancangan, maupun kepada orang awam yang merupakan pemangku kepentingan proyek perancangan arsitektur.

5. Memahami adanya konsekuensi biaya pada perancangan, konstruksi dan operasi bangunan, serta mekanisme pengendalian biaya

6. Memahami prinsip-prinsip manajemen layanan jasa arsitek dan manajemen proyek arsitektur.

7. Memahami implikasi hukum dari profesi arsitek 8. Mengenal kode etik dan tata laku arsitek

ARSITEK: Sebutan profesional bagi seorang ahli / sarjana arsitektur yang berpraktek dalam

bidang merancang arsitektur. Sebutan Arsitek menurut ketentuan IAI, diberikan setelah sarjana arsitektur (anggota IAI) menempuh Pendidikan Profesi Arsitek (PPAr) selama 1 tahun dengan beban 20 SKS -24 SKS dan magang min 2 tahun.

Dalam praktek: Terpercaya/Trust dan Berilmu/Knowledge Melaksanakan Etika Profesi ( sumpah,janji, pernyataan diri) Memiliki lisensi (sertifikat pengakuan dari asosiasi arsitek),

Penutup Pendidikan arsitektur adalah “design discipline” Desain atau perancangan arsitektur =

usaha mengubah lingkungan binaan menjadi lebih benar, lebih baik, lebih indah

Lokakarya Pengembangan Kurikulum Prodi S1-JPTA-UPI /YKK 10

Page 11: Ciri Khas Pendidikan Arsitektur Tertuang Dalam Struktur Kurikulum

Sebagai sarjana arsitektur disamping disyaratkan kreatif dan inovatif juga hendaklah kritis dan analitis dalam berpikir serta trampil dalam menggambar dan menulis argumentasi pemikiran yang menjadi pendapatnya

Penyusunan kurikulum pendidikan sarjana arsitektur S1 di Indonesia, berpedoman pada kurikulum nasional dari DIKTI Untuk menetapkan kurikulum yang tepat perlu dijawab pertanyaan pokok, yaitu : jika sudah lulus menjadi sarjana,… bisa apa? Kunci jawaban berpulang dalam kriteria spesifik dari disiplin keilmuan yang diselenggarakan program studi, dengan berpayung pada visi dan misi perguruan tingginya.

Di samping itu penyusunan kurikulum pendidikan sarjana arsitektur penting memperhatikan kecukupan muatan kompetensi yang disyaratkan oleh asosiasi profesi arsitek IAI, dan menjawab kebutuhan masyarakat pengguna lulusan di tingkat nasional maupun internasional.

Proses penyusunan kurikulum berawal dari studi SWOT, tersedianya SDM, atau melakukan evaluasi dari rumusan kurikulum sebelumnya.

.

REFERENSI1. DIKTI, Menuju Perguruan Tinggi Bermutu. Presentasi Kurikulum berbasis Kompetensi,

20092. Forum Group Discussion, Penyusunan Kurikulum Program Pendidikan Profesi Arsitek

(PPAr) – IAI, 20093. Sikap dan Pemikiran Suhartono Susilo, Arsitek dan Pendidik,, Badan SINFAR IAI

Jawabarat , 1998

Lampiran:

UNESCO/UIA CHARTER FOR ARCHITECTURAL EDUCATIONRevised Version 2005

Lokakarya Pengembangan Kurikulum Prodi S1-JPTA-UPI /YKK 11

Page 12: Ciri Khas Pendidikan Arsitektur Tertuang Dalam Struktur Kurikulum

1 That architectural education includes the following points:• An ability to create architectural designs that satisfy both aesthetic and technical

requirements.• An adequate knowledge of the history and theories of architecture and the related arts,

technologies and human sciences.• A knowledge of the fine arts as an influence on the quality of architectural design.• An adequate knowledge of urban design, planning and the skills involved in the planning

process. • An understanding of the relationship between people and buildings, and between buildings

and their environment, and of the need to relate buildings and the spaces between them to human needs and scale.

• An understanding of the profession of architecture and the role of the architect in society, in particular in preparing briefs that take account of social factors.

• An understanding of the methods of investigation and preparation of the design project.• An understanding of the structural design, construction and engineering problems associated

with building design.• An adequate knowledge of physical problems and technologies and of the function of

buildings so as to provide them with internal conditions of comfort and protection against the climate.

• The design skills necessary to meet building users' requirements within the constraints imposed by cost factors and building regulations.

• An adequate knowledge of the industries, organisations, regulations and procedures involved in translating design concepts into buildings and integrating plans into overall planning.

2 That the following special points be considered in the development of the curriculum: • Awareness of responsibilities toward human, social, cultural, urban, architectural, and

environmental values, as well as architectural heritage.• Adequate knowledge of the means of achieving ecologically sustainable design and

environmental conservation and rehabilitation.• Development of a creative competence in building techniques, founded on a comprehensive

understanding of the disciplines and construction methods related to architecture.• Adequate knowledge of project financing, project management, cost control and methods of

project delivery.• Training in research techniques as an inherent part of architectural learning, for both students

and teachers.

Lokakarya Pengembangan Kurikulum Prodi S1-JPTA-UPI /YKK 12

Page 13: Ciri Khas Pendidikan Arsitektur Tertuang Dalam Struktur Kurikulum

3.B. KNOWLEDGE B1. Cultural and Artistic Studies • Ability to act with knowledge of historical and cultural precedents in local and world

architecture. • Ability to act with knowledge of the fine arts as an influence on the quality of architectural design. • Understanding of heritage issues in the built environment. • Awareness of the links between architecture and other creative disciplines.

B2. Social Studies • Ability to act with knowledge of society, and to work with clients and users that represent

society’s needs. • Ability to develop a project brief through definition of the needs of society users and clients,

and to research and define contextual and functional requirements for different types of built environments.

• An understanding of the social context in which built environments are procured, of ergonomic and space requirements and issues of equity and access.

• An awareness of the relevant codes, regulations and standards for planning, design, construction, health, safety and use of built environments.

B3. Environmental Studies • Ability to act with knowledge of natural systems and built environments. • Understanding of conservation and waste management issues. • Understanding of the life cycle of materials, issues of ecological sustainability, environmental impact, design for reduced use of energy, as well as passive

systems and their management. • Awareness of the history and practice of landscape architecture, urban design, as well as

territorial and national planning and their relationship to local and global demography and resources.

• Awareness of the management of natural systems taking into account natural disaster risks.

3.C. SKILL • Ability to act and to communicate ideas through collaboration, speaking, numeracy,

Lokakarya Pengembangan Kurikulum Prodi S1-JPTA-UPI /YKK 13

Page 14: Ciri Khas Pendidikan Arsitektur Tertuang Dalam Struktur Kurikulum

writing, drawing, modelling and evaluation. • Ability to utilise manual, electronic, graphic and model making capabilities to explore, develop, define and communicate a design proposal. • Understanding of systems of evaluation, that use manual and/or electronic means for performance assessments of built environments.

4. That the balanced acquisition of subjects and capabilities cited in Sections II.3, II.4 and II. 5 requires a period of not less than five years of full-time studies in a university or an equivalent institution, plus in order to be registered/licensed/certified not less than two years internship in a suitable practice setting, of which one year may be obtained prior to the conclusion of academic studies

Curriculum Vitae

N A M A : Ir. Karyadi Kusliansjah, MT., IAITEMPAT DAN TANGGAL LAHIR :Banjarmasin, 20 Desember 1954

Lokakarya Pengembangan Kurikulum Prodi S1-JPTA-UPI /YKK 14

Page 15: Ciri Khas Pendidikan Arsitektur Tertuang Dalam Struktur Kurikulum

ALAMAT : Jalan Venus Barat I No. 7, Bandung 40286Telepon: (022) 7562101. E-mail: [email protected],

ALAMAT KANTOR :Fakultas TeknikUniversitas Katolik ParahyanganJalan Ciumbuleuit No. 94, Bandung 40141Telepon: (022) 2033691, Fax: (022) 2033692E-mail: [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN:1. Peserta Program Doktor Arsitektur, Program Pascasarjana Universitas

Katolik Parahyangan, 2008.M Magister Arsitektur, Program Pascasarjana Universitas Katolik

Parahyangan, 1997.Sarjana Arsitektur, Universitas Katolik Parahyangan, 1981.

RIWAYAT PEKERJAAN:2008-2010 Ketua Jurusan Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan2008-kini Anggota Senat Fakultas Teknik Unpar2005-2007 Asisten Direktur Bidang Sumber Daya, Program Pascasarjana Unversitas

Katolik Parahyangan2003-2007 Sekretaris Program Magister dan Doktor Arsitektur-

PascasarjanaUniversitas Katolik Parahyangan2003-2006 Anggota Senat Fakultas Teknik Unpar2000-2007 Dosen Program Pascasarjana Unpar1999-2003 Dosen Pembina Jurusan Arsitektur STT.Musi Palembang [kerjasama

Program APTIK]1992-kini Dosen Tetap Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Unpar

KEANGGOTAAN ASOSIASI:1 Anggota Profesional Ikatan Arsitek Indonesia (IAI)2 Pengurus IKA Unpar, Anggota Departemen Kemitraan [periode 2009-2012]3 Anggota Ikatan Alumni Arsitektur Unpar4 Anggota Persatuan Sarjana Arsitektur Indonesia (PSAI)

KETERLIBATAN DALAM PENYUSUNAN KURIKULUM, RENCANA STRATEGIS AKADEMIK DAN ORGANISASI1 Koordinator Penyusun Draft Kurikulum 2011-2016, Berbasis Kompetensi Program Studi S1.

Arsitektur - Jurusan Arsitektur Unpar2 Proposal Pendidikan Profesi Arsitek (PPAr), Program Magister Arsitektur Pascasarjana Unpar,

Agustus 2009,3 Perubahan Kurikulum Program Magister Arsitektur Pascasarjana Unpar, Agustus 2005,

Dokumentasi Observasi Lapangan - Lokal Nasional Jurusan Arsitektur Unpar4 Draft Rencana Strategis Fakultas Teknik 2006-2010, Juli 2005, Perumusan Hasil RaKor Fakultas

Teknik Unpar di Garut

5 Pelaksana Akreditasi Program Studi Arsitektur Unpar, Maret 2003. Penyusun Dokumentasi Pelaksanaan Akreditasi Program Studi Arsitektur Unpar.

6 Analisa SWOT Evaluasi diri Jurusan Arsitektur Unpar, 2003, Akreditasi Jurusan Arsitektur Unpar. 7 Draft Kurikulum 2003,Berbasis Kompetensi Program Studi S1. Arsitektur - Penyusun Perubahan

Kurikulum Jurusan Arsitektur Unpar .

Lokakarya Pengembangan Kurikulum Prodi S1-JPTA-UPI /YKK 15

Page 16: Ciri Khas Pendidikan Arsitektur Tertuang Dalam Struktur Kurikulum

8 Pendidikan Profesi Arsitek - Ikatan Arsitek Indonesia ,2002, Draft Proposal Ikatan Arsitek Indonesia - IAI

9 Buku Petunjuk Pelaksanaan Konsorsium Studio Perancangan Arsitektur Semester genap Tahun 2001-2002, Penyusun Pedoman pelaksanaan Studio Jurusan Arsitektur Unpar

10 Rapat Koordinasi Tenaga Pengajar Program Magister Arsitektur Unpar, 25 Juli 2005, Presentasi RaKor Program Magister Arsitektur Unpar

11 Proceeding Sarasehaan Nasional Pendidikan Doktor Arsitektur di Indonesia 2003, Program Pascasarjana Arsitektur Unpar

12 Buku Petunjuk Pelaksanaan Konsorsium Studio Perancangan Arsitektur Semester genap Tahun 2001-2002,Jurusan Arsitektur Unpar

13 Penyusunan Kurikulum Inti Pendidikan Arsitektur-Perguruan Tinggi Indonesia, perlu bercermin diri untuk menentukan kompetensi, 2002, Buku Lustrum STT MUSI Palembang - Berubah untuk semakin berkualitas/ dipublikasi

Lokakarya Pengembangan Kurikulum Prodi S1-JPTA-UPI /YKK 16