referat trauma mata corpal

Upload: r-haruming-putri

Post on 04-Jun-2018

237 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/13/2019 Referat Trauma Mata Corpal

    1/19

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Mata mempunyai sistem pelindung yang baik seperti rongga orbita, kelopak, dan

    jaringan lemak retrobulbar. Trauma dapat mengakibatkan kerusakan pada bola mata dan

    kelopak, saraf mata serta rongga orbita. Trauma pada mata memerlukan perawatan yang tepat

    untuk mencegah terjadinya komplikasi yang lebih berat yang akan mengakibatkan kebutaan.

    Trauma pada mata dapat mengenai jaringan di bawah ini secara terpisah atau menjadi

    gabungan trauma jaringan mata. Trauma dapat mengenai jaringan mata: palpebra,

    konjungtiva, cornea, uvea, lensa, retina, papil saraf optik, dan orbita. Trauma mata

    merupakan keadaan gawat darurat pada mata.

    Trauma mata sering merupakan penyebab kebutaan unilateral pada anak dan dewasa

    muda; kelompok usia ini mengalami sebagian besar cedera mata yang parah. Segala umur

    dapat terkena rudapaksa mata walaupun beberapa kelompok umur tersering terkena !" #$

    yaitu umur kurang dari %& tahun di 'S($. )ewasa muda*terutama pria*merupakan

    kelompok yang kemungkinan besar mengalami cedera tembus mata. +ecelakaan dirumah,

    kekerasan, ledakan aki, cedera akibat olahraga dan kecelakaan lalu lintas merupakan

    keadaan*keadaan yang paling sering menyebabkan trauma mata.

    Trauma mata dapat terjadi antara lain karena benda asing yang menempel di bawah

    kelopak mata atas atau pada permukaan mata terutama kornea, trauma tumpul akibat objek

    yang cukup kecil dan tidak menyebabkan cukup impaksi pada pinggir orbita, trauma tembus

    di mana struktur okular mengalami kerusakan akibat benda asing yang menembus lapisan

    okular dan juga dapat tertahan dalam mata, dan trauma kimia serta radiasi di mana resultan

    jaringan okular menyebabkan kerusakan.

  • 8/13/2019 Referat Trauma Mata Corpal

    2/19

    2

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. DEFINISI

    Trauma mata adalah tindakan sengaja maupun tidak yang menimbulkan perlukaan

    mata. Trauma mata merupakan kasus gawat darurat mata. erlukaan yang ditimbulkan dapat

    ringan sampai berat atau menimbulkan kebutaan bahkan kehilangan mata.

    2.2. JENIS-JENIS TRAUMA

    Trauma mata berdasarkan penyebabnya dibagi ;

    %$ Mekanis :

    Tumpul

    Tajam

    -$ ahan +imia :

    (sam

    asa

    /$ 0isik :

    1ahaya

    2edakan

    +ebakaran

    Blow out fracture

  • 8/13/2019 Referat Trauma Mata Corpal

    3/19

    3

    2.3. TRAUMA TAJAM

    Trauma tajam pada mata adalah suatu trauma dimana seluruh lapisan jaringan atau

    organ mengalami kerusakan.

    2.3.1 Etiologi

    Trauma tajam disebabkan benda tajam atau benda asing masuk ke dalam bola mata.

    2.3.2 Tanda dan !"ala

    %. Tajam penglihatan yang menurun

    -. Tekanan bola mata rendah

    /. ilik mata dangkal

    3. entuk dan letak pupil berubah

    !. Terlihat adanya ruptur pada cornea atau sclera

    4. Terdapat jaringan yang prolaps seperti caiaran mata iris,lensa,badan kaca atau retina

    Trauma tajam pada mata karena benda tajam maka dapat mengenai organ mata dari

    yang terdepan sampai yang terdalam. Trauma tajam bola mata bisa mengenai palpebra,

    konjunctiva, kornea, sklera, uvea, bilik mata depan, iris, lensa, segmen posterior, dan otot

    ekstra okuler.

    2.3.2.1 Pal#!$%a

    a. (namnesis nyeri, bengkak, dan berdarah$

    b. emeriksaan tampak adanya luka terbuka dan perdarahan$

    c. engobatan :

    i$ embersihan luka, kemudian dijahit.

  • 8/13/2019 Referat Trauma Mata Corpal

    4/19

    4

    ii$ Teknik penjahitan dilakukan sama dengan luka pada kulit tubuh yang lain

    sesuai dengan arah dari M. 5rbicularis. 2uka pada palpebra harus khusus

    diperhatikan karena apabila penjahitan tidak tepat pada kedua tepi luka akan

    memberi hasil kosmetik dan fungsional yang jelek.

    iii$ ila perlu dapat ditambah dengan antibiotika, analgetik dan antiinflamasi.

    2.3.2.2 Kon"&n'ti(a

    %. erdarahan

    enatalaksanaan sama dengan trauma mata tumpul yaitu dengan pemberian

    dekongestan untuk mencegah pembendungan cairan didalam selaput lendir

    konjungtiva. ada kemotik konjungtiva berat dapat dilakukan insisi sehingga cairan

    konjungtiva kemotik keluar melalui insisi tersebut.

    -. 6obekan % cm

    Tidak dijahit, diberikan antibiotika lokal.

    /. 6obekan lebih dari % cm

    )ijahit dengan benang cat gut atau sutera berjarak ",! cm antara tiap*tiap jahitan.

    eri antibiotika lokal selama ! hari dan bebat mata untuk %*- hari.

    2.3.2.3 Ko%n!a

    %. 7rosi kornea

    7pitel yang terkelupas atau terlipat sebaiknya dilepas atau dikupas. 'ntuk

    mencegah infeksi bakteri diberikan antibiotika spektrum luas seperti neosporin,

    kloramfenikol, dan sulfasetamide tetes mata. (kibat rangsangan yang mengakibatkan

    spasme siliar maka diberikan siklopegik aksi pendek seperti tropikamida. asien akan

  • 8/13/2019 Referat Trauma Mata Corpal

    5/19

    5

    merasa lebih tertutup bila dibebat tekan selama -3 jam. 7rosi yang kecil biasanya

    tertutup kembali setelah 3& jam.

    -. 2uka Tembus +ornea

    a. (namnesis

    8yeri, epifora, fotofobia, dan blefarospasme

    b. emeriksaan

    0lurocein 9

    c. engobatan

    i$ Tanpa mengingat jarak waktu antara kecelakaan dan pemeriksaan, tiap luka

    terbuka kornea yang masih menunjukkan tanda*tanda adanya kebocoran harus

    diusahakan untuk dijahit.

    ii$ aringan intraokular yang keluar dari luka, misal : badan kaca, prolap iris

    sebaiknya dipotong sebelum luka dijahit. anganlah sekali*kali dimasukkan

    kembali dalam bola mata. ahitan kornea dilakukan secara lamellar untuk

    menghindari terjadinya fistel melalui bekas jahitan.

    iii$ 2uka sesudah dijahit dapat ditutup lembaran konjungtiva yang terdekat.

    Tindakan ini dapat dianggap mempercepat epitelialisasi.

    iv$ (ntibiotika lokal dalam bentuk salep, tetes atau subkonjungtiva ",/*",! '.

    aramycin tiap - hari sekali.

    v$ (topin tetes ",!#*%# tiap hari. )osis dikurangi bila pupil sudah cukup lebar.

    vi$ ila ada tanda*tanda glaukoma sekunder dapat diberikan tablet (nalgetik,

    antiinflamasi, koagulasi dapat diberikan bila perlu.

    /. 'lkus +ornea

    Sebagian besar disebabkan oleh trauma yang mengalami infeksi sekunder.

  • 8/13/2019 Referat Trauma Mata Corpal

    6/19

    6

    a. (namnesis

    8yeri, epifora, fotofobia, dan blefarospasme

    b. emeriksaan

    i$ +ornea yang edema dan keruh.

    ii$ agian yang mengalami kerusakan epitel menunjukkan pengecatan 9 $.

    c. Terapi

    i$ (ntibiotika lokal tetes, salep atau subkonjungtiva

    ii$ Scraping atau pembersihan jaringan nekrotik secara hati*hati bagian dari

    ulkus yang nampak kotor.

    ambar -.%

    Trauma Tajam mengenai +ornea

  • 8/13/2019 Referat Trauma Mata Corpal

    7/19

    7

    2.3.2.) S*l!%a

    2uka ini lekas tertutup oleh konjungtiva sehingga kadang sukar diketahui. 2uka

    tembus sclera harus dipertimbangkan apabila dibawah konjungtiva nampak jaringan

    hitam koroid$. engobatan : sama dengan luka tembus pada kornea.

    ambar -.-

    Trauma Tajam mengenai Sklera

    2.3.2.+ U(!a

    Suatu uveitis yang diderita oleh mata kontralateral apabila mata lainnya mengalami

    trauma atau trauma tembus yang mengenai jaringan uvea. 0rekuensi tertinggi terjadi -*

    3 minggu sesudah trauma. roses berlangsung tahap iritasi Sympatetic Iritation $

    dengan keluhan nyeri, tanda radang ringan, epifora, dan fotofobia serta tahap radang

    Sympatetic Inflamation $ yang dapat belangsung akut ataupun menahun dan dapat

    bersifat irreversibel dan akan memburuk bila pengobatan kurang sempurna.

    Terapi pada mata traumatik meliputi enukleasi bulbi dipertimbangkan bila visus "

    atau lebih jelek daripada mata simpatetik.

  • 8/13/2019 Referat Trauma Mata Corpal

    8/19

    8

    2.3.2., Bili* Mata D!#an

    )apat terjadi hifema perdarahan dalam bilik mata depan yang berasal dari iris dan

    corpus siliare$. 6espon vaskuler yang terkena adalah (rteri 1iliaris (nterior,

    perdarahan vena di Schlemm kanal dan adanya hipotoni, seperti pada siklodialisis. ada

    umumnya

  • 8/13/2019 Referat Trauma Mata Corpal

    9/19

    9

    enderita ditidurkan dalam keadaan terlentang dengan posisi kepala

    diangkat diberi alas bantal$ dengan elevasi kepala /"A * 3!A. =al ini akan

    mengurangi tekanan darah pada pembuluh darah iris serta memudahkan kita

    mengevaluasi jumlah perdarahannya. (da banyak pendapat dari banyak ahli

    mengenai tirah baring sempurna ini sebagai tindakan pertama yang harus

    dikerjakan bila menemui kasus traumatik hifema. ahkan )arr dan 6akusin

    menunjukkan bahwa dengan tirah baring sempurna absorbsi dari hifema

    dipercepat dan sangat mengurangi timbulnya komplikasi perdarahan

    sekunder.

    @stirahat total ini harus dipertahankan minimal ! hari mengingat

    kemungkinan perdarahan sekunder. =al ini sering sukar dilakukan, terlebih*

    lebih pada anak*anak, sehingga kalau perlu harus diikat tangan dan kakinya

    ke tempat tidur dan pengawasan dilakukan dengan sabar.

    b. ebat mata

    Mengenai pemakaian bebat mata, masih belum ada persesuaian pendapat

    di antara para ahli. 7dward* 2ayden lebih condong untuk menggunakan

    bebat mata pada mata yang terkena trauma saja, untuk mengurangi

    pergerakan bola mata yang sakit. Selanjutnya dikatakan bahwa pemakaian

    bebat pada kedua mata akan menyebabkan penderita gelisah, cemas dan

    merasa tak enak, dengan akibat penderita matanya$ tidak istirahat

    (khirnya 6akusin mengatakan bahwa dalam pengamatannya tidak

    ditemukan adanya pengaruh yang menonjol dari pemakaian bebat atau tidak

    terhadap absorbsi, timbu@nya komplikasi maupun prognosa bagi tajam

    penglihatannya:

    c. emakaian obat*obatan

  • 8/13/2019 Referat Trauma Mata Corpal

    10/19

    10

    emberian obat*obatan pada penderita dengan traumatik hifema tidaklah

    mutlak, tapi cukup berguna untuk menghentikan perdarahan, mempercepat

    absorbsinya dan menekan komplikasi yang timbul. 'ntuk maksud di atas

    digunakan obat*obatan seperti :

    i. +oagulansia

    olongan obat koagulansia ini dapat diberikan secara oral maupun

    parenteral, berguna untuk menekanBmenghentikan perdarahan,

    Misalnya : (naroCil, (dona (1, 1oagulen, Transamin, vit + dan vit

    1.

    ada hifema yang baru dan terisi darah segar diberi obat anti

    fibrinolitik )ipasaran obat ini dikenal sebagai transamineB transamic

    acid$ sehingga bekuan darah tidak terlalu cepat diserap dan pembuluh

    darah diberi kesempatan untuk memperbaiki diri dahulu sampai

    sembuh. )engan demikian diharapkan terjadinya perdarahan

    sekunder dapat dihindarkan. emberiannya 3 kali -!" mg dan hanya

    kira*kira ! hari jangan melewati satu minggu oleh karena dapat

    timbulkan gangguan transportasi cairan 15( dan terjadinya

    glaukoma juga imbibisio kornea. Selama pemberiannya jangan lupa

    pengukuran tekanan intra okular.

    ii. Midriatika Miotika

    Masih banyak perdebatan mengenai penggunaan obat*obat

    golongan midriatika atau miotika, karena masing*masing obat

    mempunyai keuntungan dan kerugian sendiri*sendiri: Miotika

    memang akan mempercepat absorbsi, tapi meningkatkan kongesti dan

    midriatika akan mengistirahatkan perdarahan. ombos menganjurkan

  • 8/13/2019 Referat Trauma Mata Corpal

    11/19

    11

    pemberian midriatika bila didapatkan komplikasi iridiocyclitis.

    (khirnya 6akusin membuktikan bahwa pemberian midriatika dan

    miotika bersama*sama dengan interval /" menit sebanyak dua kali

    sehari akan mengurangi perdarahan sekunder dibanding pemakaian

    salah satu obat saja. )arr menentangnya dengan tanpa menggunakan

    kedua golongan obat tersebut pada pengobatan hifema traumatik.

    iii. 5cular =ypotensive )rug

    Semua para ahli menganjurkan pemberian acetaDolamide

    )iamoC$ secara oral sebanyak /C sehari bilamana ditemukan adanya

    kenaikan tekanan intraokuler. ahkan ombos dan Easuna

    menganjurkan juga pemakaian intravena urea, manitol dan gliserin

    untuk menurunkan tekanan intraokuler, walaupun ditegaskan bahwa

    cara ini tidak rutin.

    ada hifema yang penuh dengan kenaikan tekanan intra okular,

    berilah diamoC, glyserin, nilai selama -3 jam :

    ila tekanan intra okular tetap tinggi atau turun, tetapi tetap diatas

    normal, lakukan parasentesa yaitu pengeluaran darah melalui sayatan

    di korneaila tekanan intra okular turun sampai normal, diamoC terus

    diberikan dan dievaluasi setiap hari. ila tetap normal tekanan intra

    okularnya dan darahnya masih ada sampai hari ke !*F lakukan juga

    parasentesa.

    iv. +ortikosteroid dan (ntibiotika

    emberian hidrokortison ",!# secara topikal akan mengurangi

    komplikasi iritis dan perdarahan sekunder dibanding dengan

    antibiotika. Easuna menganjurkan pemberian prednison 3" mgBhari

  • 8/13/2019 Referat Trauma Mata Corpal

    12/19

    12

    secara oral segera setelah terjadinya hifema traumatik guna

    mengurangi perdarahan sekunder.

    v. 5bat*obat lain

    Sedativa diberikan bilamana penderita gelisah. )iberikan

    analgetika bilamana timbul rasa nyeri.

    @@. Terapi 5peratif

    erawatan cara ini akan dikerjakan bilamana ditemukan glaukoma sekunder, tanda

    imbibisi kornea atau hemosiderosis cornea dan tidak ada pengurangan dari tingginya

    hifema dengan perawatan non*operasi selama / * ! hari.

    'ntuk mencegah atrofi papil saraf optik dilakukan pembedahan bila tekanan bola

    mata maksimal G !" mm=g selama ! hari atau tekanan bola mata maksimal G /!

    mm=g selama < hari. 'ntuk mencegah imbibisi kornea dilakukan pembedahan bila

    tekanan bola mata rata*rata G -! mm=g selama 4 hari atau bila ditemukan tanda*tanda

    imbibisi kornea. 'ntuk mencegah sinekia anterior perifer dilakukan pembedahan bila

    hifema total bertahan selama ! hari atau hifema difus bertahan selama F hari.

    @ntervensi bedah biasanya diindikasikan pada atau setelah 3 hari. )ari keseluruhan

    indikasinya adalah sebagai berikut :

    a. 7mpat hari setelah onset hifema total

    b. Microscopic corneal bloodstaining setiap waktu$

    c. =ifema total dengan dengan Tekanan @ntra 5kular !" mm=g atau lebih

    selama 3 hari untuk mencegah atrofi optic$

    d. =ifema total atau hifema yang mengisi lebih dari H 15( selama 4 hari

    dengan tekanan -! mm=g untuk mencegah corneal bloodstaining$

    e. =ifema mengisi lebih dari I 15( yang menetap lebih dari &*F hari untuk

    mencegah peripheral anterior synechiae$

  • 8/13/2019 Referat Trauma Mata Corpal

    13/19

    13

    f. ada pasien dengan sickle cell diseasedengan hifema berapapun ukurannya

    dengan T@5G/! mm=g lebih dari -3 jam. ila T@5 menetap tinggi !" mm=g

    atau lebih selama 3 hari, pembedahan tidak boleh ditunda.

    Tindakan operasi yang dikerjakan adalah sebagai berikut :

    %. arasintesis :

    Mengeluarkan cairanBdarah dari bilik depan bola mata melalui lubang

    yang kecil di limbus. arasentese dilakukan bila T@5 tidak turun dengan

    diamoC atau jika darah masih tetap terdapat dalam bilik mata depan pada

    hari !*F. ada % jam sebelum operasi, penderita diberikan sedative

    cocktail, terdiri dari largaktil -! mg, petidin !" mg, phenergan &"mg.

    Mata yang sakit didisinfeksi dengan asam pikrin - #. +ornea ditetesi

    dengan pantokain -# atau prokain - # tiap / menit, / kali. Suntikkan

    retrobulbar novokain untuk blok semua otot*otot ekstra okuler. asang

    spekulum untuk memegang kelopak mata, supaya jangan menutup

    kembali. )engan jarum parasintesis yang steril dilakukan insisi pada

    kornea di jam 4 dekat limbus.

    -. Melakukan irigasi bilik depan bola mata dengan larutan fisiologik,

    /. )engan cara seperti melakukan ekstraksi katarak dengan membuka

    corneo*scleralnya sebesar %-"J.

    2.3.2. I%i

    @ritis sering terjadi sebagai akibat dari trauma

    a. (namnesis

    8yeri, epifora, fotofobia, blefarospasme

  • 8/13/2019 Referat Trauma Mata Corpal

    14/19

    14

    b. emeriksaan

    upil miosis, reflek pupil menurun, sinekia posterior

    c. engobatan

    i$ (tropin tetes ",!*%# %*-CBhari selama sinekia belum lepas$

    ii$ (ntibiotik lokal )iamoC, bila terdapat glaukoma$

    2.3.2./ L!na

    a. )islokasi 2ensa

    )islokasi lensa terjadi pada putusnya Donula Dinn yang akan mengakibatkan

    kedudukan lensa terganggu.

    ambar -./

    )islokasi 2ensa

    b. Subluksasi 2ensa.

    (kibat putusnya sebagian Donula Dinn sehingga lensa berpindah tempat. Subluksasi

    lensa dapat juga terjadi spontan akibat pasien menderita kelainan pada Donula Dinn

    yang rapuh sindrom Marphan$. asien pasca trauma akan mengeluh penglihatan

    berkurang. Subluksasi lensa akan memberikan gambaran pada iris berupa

    iridodonesis. (kibat pegangan lensa pada Donula tidak ada maka lensa yang elastic

    akan menjadi cembung, dan mata akan menjadi lebih miopik. 2ensa yang menjadi

  • 8/13/2019 Referat Trauma Mata Corpal

    15/19

    15

    sangat cembung mendorong iris ke depan sehingga sudut bilik mata tertutup. ila

    sudut bilik mata menjadi sempit pada mata ini mudah terjadi glaucoma sekunder.

    c. 2uksasi 2ensa (nterior.

    ila seluruh Donula Dinn di sekitar ekuator putus akibat trauma maka lensa dapat

    masuk ke dalam bilik mata depan. (kibat lensa terletak dalam bilik mata depan ini

    maka akan terjadi gangguan pengaliran keluar cairan bilik mata sehingga akan timbul

    glaucoma kongestif akut dengan gejala*gejalanya. asien akan mengeluh penglihatan

    menurun mendadak, disertai rasa sakit yang sangat, muntah, mata merah dengan

    blefarospasme. Terdapat injeksi siliar yang berat, edema kornea, lensa di dalam bilik

    mata depan. @ris terdorong ke belakang dengan pupil yang lebar. Tekanan bola mata

    sangat tinggi.

    2.3.2.0 o%#& Ali!n&

    a. (namnesis

    Mengeluh ada benda asing masuk ke mata. enda asing yang masuk ke mata

    dapat dibagi menjadi benda logam dan benda bukan logam yang menimbulkan

    reaksi jaringan mta berupa perubahan seluler dan membran sehingga

    mengganggu fungsi dari mata. besi biasanya merusak jaringan yang

    mengandung epitel sedangkan tembaga merusak bagian membran misal

    descement kornea, iris, badan kaca.

    b. emeriksaan

    i. enda asing tersebut harus dicari secara teliti memakai penerangan

    yang cukup mulai dari palpebra, konjungtiva, forniCis, kornea, bilik

    mata depan.

    ii. ila mungkin benda tersebut berada dalam lensa, badan kaca dimana

    perlu pemeriksaan tambahan berupa funduskopi dan foto rontgen.

  • 8/13/2019 Referat Trauma Mata Corpal

    16/19

    16

    c. engobatan

    i. Mengeluarkan benda asing

    ii. ila lokalisasi di palpebra dan konjungtiva, kornea maka dengan

    mudah dapat dilepaskan setelah pemberian anestesi lokal.

    iii. 'ntuk mengeluarkan perlu kapas lidi atau jarum suntik tumpulB tajam.

    iv. ila benda bersifat magnetik maka dapat dikeluarkan dengan magnet

    portable atau giant magnet. ila benda asing pada segmen posterior

    hendaknya dikirim ke pusat oleh karena memerlukan tindakan yang

    lebih cermat dan perlengkapan yang khusus.

    v. emberian antibiotika lokal pada benda asing di konjungtiva dan

    kornea.

    vi. ada kornea dapat ditambahkan atropin ",! #*% #, bebat mata dan

    diamoC bila ada tanda*tanda glaukoma sekunder.

    ambar -.3Trauma Mata disebabkan 1orpus (lienum

  • 8/13/2019 Referat Trauma Mata Corpal

    17/19

    17

    BAB III

    KESIMPULAN

    Trauma pada mata dapat terjadi dalam bentuk*bentuk antara lain trauma mekanik

    tumpul dan tajam$, trauma kimia asam dan basa$, dan trauma fisik. emeriksaan awal pada

    trauma mata antara lain meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik.

    (namnesis harus mencakup perkiraan ketajaman penglihatan sebelum dan segera

    sesudah cedera. =arus dicatat apakah gangguan penglihatan bersifat progesif lambat atau

    berawitan mendadak. =arus dicurigai adanya benda asing intraocular apabila terdapat riwayat

    memalu, mengasah atau ledakan.

    emeriksaan fisik dimulai dengan pengukuran dan pencatatan ketajaman penglihatan.

    (pabila gangguan penglihatannya parah, maka periksa proyeksi cahaya, diskriminasi dua*

    titik dan adanya defek pupil aferen. eriksa motilitas mata dan sensasi kulit periorbita dan

    lakukan palpasi untuk mencari defek pada bagian tepi tulang orbita. ada pemeriksaan

    bedside, adanya enoftalmus dapat ditentukan dengan melihat profil kornea dari atas alis.

    (pabila tidak tersedia slit*lamp di ruang darurat, maka senter, kaca pembesar atau

    oftalmoskop langsung pada 9 %" nomor gelap $ dapat digunakan untuk memeriksa adanya

    cedera dipermukaan tarsal kelopak mata dan segmen anterior.

    ermukaan kornea diperiksa untuk mencari adanya benda asing, luka dan abrasi.

    )ilakukan inspeksi konjungtiva bulbaris untuk mencari adanya perdarahan, benda asing atau

    laserasi. +edalaman dan kejernihan kamera anterior dicatat. 'kuran, bentuk dan reaksi

    terhadap cahaya dari pupil harus dibandingkan dengan mata yang lain untuk memastikan

    apakah terdapat defek pupil aferen di mata yang cedera. (pabila bola mata tidak rusak, maka

    kelopak, konjungtiva palpebra dan forniks dapat diperiksa secara lebih teliti, termasuk

    inspeksi setelah eversi kelopak mata atas. 5ftalmoskop langsung dan tidak langsung

  • 8/13/2019 Referat Trauma Mata Corpal

    18/19

    18

    digunakan untuk mengamati lensa, korpus vitreosus, diskus optikus, dan retina. )okumentasi

    foto bermanfaat untuk tujuan*tujuan medikolegal pada semua kasus trauma eksternal. ada

    semua kasus trauma mata, mata yang tampak tidak cedera juga harus diperiksa dengan teliti.

  • 8/13/2019 Referat Trauma Mata Corpal

    19/19

    19

    DAFTAR PUSTAKA

    ames, ruce, et al. -""4.Lecture NotesOphtalmology, Fth 7dition, (irlangga, Surabaya.

    +ent, 1hristopher, -""&, Managing serious Cases of Ocular Trauma viewed %4 8ovember

    -"%/, Khttp;BBwww.revopth.comG

    6appon, oseph, -""