referat trauma mata corpal
TRANSCRIPT
-
8/13/2019 Referat Trauma Mata Corpal
1/19
1
BAB I
PENDAHULUAN
Mata mempunyai sistem pelindung yang baik seperti rongga orbita, kelopak, dan
jaringan lemak retrobulbar. Trauma dapat mengakibatkan kerusakan pada bola mata dan
kelopak, saraf mata serta rongga orbita. Trauma pada mata memerlukan perawatan yang tepat
untuk mencegah terjadinya komplikasi yang lebih berat yang akan mengakibatkan kebutaan.
Trauma pada mata dapat mengenai jaringan di bawah ini secara terpisah atau menjadi
gabungan trauma jaringan mata. Trauma dapat mengenai jaringan mata: palpebra,
konjungtiva, cornea, uvea, lensa, retina, papil saraf optik, dan orbita. Trauma mata
merupakan keadaan gawat darurat pada mata.
Trauma mata sering merupakan penyebab kebutaan unilateral pada anak dan dewasa
muda; kelompok usia ini mengalami sebagian besar cedera mata yang parah. Segala umur
dapat terkena rudapaksa mata walaupun beberapa kelompok umur tersering terkena !" #$
yaitu umur kurang dari %& tahun di 'S($. )ewasa muda*terutama pria*merupakan
kelompok yang kemungkinan besar mengalami cedera tembus mata. +ecelakaan dirumah,
kekerasan, ledakan aki, cedera akibat olahraga dan kecelakaan lalu lintas merupakan
keadaan*keadaan yang paling sering menyebabkan trauma mata.
Trauma mata dapat terjadi antara lain karena benda asing yang menempel di bawah
kelopak mata atas atau pada permukaan mata terutama kornea, trauma tumpul akibat objek
yang cukup kecil dan tidak menyebabkan cukup impaksi pada pinggir orbita, trauma tembus
di mana struktur okular mengalami kerusakan akibat benda asing yang menembus lapisan
okular dan juga dapat tertahan dalam mata, dan trauma kimia serta radiasi di mana resultan
jaringan okular menyebabkan kerusakan.
-
8/13/2019 Referat Trauma Mata Corpal
2/19
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. DEFINISI
Trauma mata adalah tindakan sengaja maupun tidak yang menimbulkan perlukaan
mata. Trauma mata merupakan kasus gawat darurat mata. erlukaan yang ditimbulkan dapat
ringan sampai berat atau menimbulkan kebutaan bahkan kehilangan mata.
2.2. JENIS-JENIS TRAUMA
Trauma mata berdasarkan penyebabnya dibagi ;
%$ Mekanis :
Tumpul
Tajam
-$ ahan +imia :
(sam
asa
/$ 0isik :
1ahaya
2edakan
+ebakaran
Blow out fracture
-
8/13/2019 Referat Trauma Mata Corpal
3/19
3
2.3. TRAUMA TAJAM
Trauma tajam pada mata adalah suatu trauma dimana seluruh lapisan jaringan atau
organ mengalami kerusakan.
2.3.1 Etiologi
Trauma tajam disebabkan benda tajam atau benda asing masuk ke dalam bola mata.
2.3.2 Tanda dan !"ala
%. Tajam penglihatan yang menurun
-. Tekanan bola mata rendah
/. ilik mata dangkal
3. entuk dan letak pupil berubah
!. Terlihat adanya ruptur pada cornea atau sclera
4. Terdapat jaringan yang prolaps seperti caiaran mata iris,lensa,badan kaca atau retina
Trauma tajam pada mata karena benda tajam maka dapat mengenai organ mata dari
yang terdepan sampai yang terdalam. Trauma tajam bola mata bisa mengenai palpebra,
konjunctiva, kornea, sklera, uvea, bilik mata depan, iris, lensa, segmen posterior, dan otot
ekstra okuler.
2.3.2.1 Pal#!$%a
a. (namnesis nyeri, bengkak, dan berdarah$
b. emeriksaan tampak adanya luka terbuka dan perdarahan$
c. engobatan :
i$ embersihan luka, kemudian dijahit.
-
8/13/2019 Referat Trauma Mata Corpal
4/19
4
ii$ Teknik penjahitan dilakukan sama dengan luka pada kulit tubuh yang lain
sesuai dengan arah dari M. 5rbicularis. 2uka pada palpebra harus khusus
diperhatikan karena apabila penjahitan tidak tepat pada kedua tepi luka akan
memberi hasil kosmetik dan fungsional yang jelek.
iii$ ila perlu dapat ditambah dengan antibiotika, analgetik dan antiinflamasi.
2.3.2.2 Kon"&n'ti(a
%. erdarahan
enatalaksanaan sama dengan trauma mata tumpul yaitu dengan pemberian
dekongestan untuk mencegah pembendungan cairan didalam selaput lendir
konjungtiva. ada kemotik konjungtiva berat dapat dilakukan insisi sehingga cairan
konjungtiva kemotik keluar melalui insisi tersebut.
-. 6obekan % cm
Tidak dijahit, diberikan antibiotika lokal.
/. 6obekan lebih dari % cm
)ijahit dengan benang cat gut atau sutera berjarak ",! cm antara tiap*tiap jahitan.
eri antibiotika lokal selama ! hari dan bebat mata untuk %*- hari.
2.3.2.3 Ko%n!a
%. 7rosi kornea
7pitel yang terkelupas atau terlipat sebaiknya dilepas atau dikupas. 'ntuk
mencegah infeksi bakteri diberikan antibiotika spektrum luas seperti neosporin,
kloramfenikol, dan sulfasetamide tetes mata. (kibat rangsangan yang mengakibatkan
spasme siliar maka diberikan siklopegik aksi pendek seperti tropikamida. asien akan
-
8/13/2019 Referat Trauma Mata Corpal
5/19
5
merasa lebih tertutup bila dibebat tekan selama -3 jam. 7rosi yang kecil biasanya
tertutup kembali setelah 3& jam.
-. 2uka Tembus +ornea
a. (namnesis
8yeri, epifora, fotofobia, dan blefarospasme
b. emeriksaan
0lurocein 9
c. engobatan
i$ Tanpa mengingat jarak waktu antara kecelakaan dan pemeriksaan, tiap luka
terbuka kornea yang masih menunjukkan tanda*tanda adanya kebocoran harus
diusahakan untuk dijahit.
ii$ aringan intraokular yang keluar dari luka, misal : badan kaca, prolap iris
sebaiknya dipotong sebelum luka dijahit. anganlah sekali*kali dimasukkan
kembali dalam bola mata. ahitan kornea dilakukan secara lamellar untuk
menghindari terjadinya fistel melalui bekas jahitan.
iii$ 2uka sesudah dijahit dapat ditutup lembaran konjungtiva yang terdekat.
Tindakan ini dapat dianggap mempercepat epitelialisasi.
iv$ (ntibiotika lokal dalam bentuk salep, tetes atau subkonjungtiva ",/*",! '.
aramycin tiap - hari sekali.
v$ (topin tetes ",!#*%# tiap hari. )osis dikurangi bila pupil sudah cukup lebar.
vi$ ila ada tanda*tanda glaukoma sekunder dapat diberikan tablet (nalgetik,
antiinflamasi, koagulasi dapat diberikan bila perlu.
/. 'lkus +ornea
Sebagian besar disebabkan oleh trauma yang mengalami infeksi sekunder.
-
8/13/2019 Referat Trauma Mata Corpal
6/19
6
a. (namnesis
8yeri, epifora, fotofobia, dan blefarospasme
b. emeriksaan
i$ +ornea yang edema dan keruh.
ii$ agian yang mengalami kerusakan epitel menunjukkan pengecatan 9 $.
c. Terapi
i$ (ntibiotika lokal tetes, salep atau subkonjungtiva
ii$ Scraping atau pembersihan jaringan nekrotik secara hati*hati bagian dari
ulkus yang nampak kotor.
ambar -.%
Trauma Tajam mengenai +ornea
-
8/13/2019 Referat Trauma Mata Corpal
7/19
7
2.3.2.) S*l!%a
2uka ini lekas tertutup oleh konjungtiva sehingga kadang sukar diketahui. 2uka
tembus sclera harus dipertimbangkan apabila dibawah konjungtiva nampak jaringan
hitam koroid$. engobatan : sama dengan luka tembus pada kornea.
ambar -.-
Trauma Tajam mengenai Sklera
2.3.2.+ U(!a
Suatu uveitis yang diderita oleh mata kontralateral apabila mata lainnya mengalami
trauma atau trauma tembus yang mengenai jaringan uvea. 0rekuensi tertinggi terjadi -*
3 minggu sesudah trauma. roses berlangsung tahap iritasi Sympatetic Iritation $
dengan keluhan nyeri, tanda radang ringan, epifora, dan fotofobia serta tahap radang
Sympatetic Inflamation $ yang dapat belangsung akut ataupun menahun dan dapat
bersifat irreversibel dan akan memburuk bila pengobatan kurang sempurna.
Terapi pada mata traumatik meliputi enukleasi bulbi dipertimbangkan bila visus "
atau lebih jelek daripada mata simpatetik.
-
8/13/2019 Referat Trauma Mata Corpal
8/19
8
2.3.2., Bili* Mata D!#an
)apat terjadi hifema perdarahan dalam bilik mata depan yang berasal dari iris dan
corpus siliare$. 6espon vaskuler yang terkena adalah (rteri 1iliaris (nterior,
perdarahan vena di Schlemm kanal dan adanya hipotoni, seperti pada siklodialisis. ada
umumnya
-
8/13/2019 Referat Trauma Mata Corpal
9/19
9
enderita ditidurkan dalam keadaan terlentang dengan posisi kepala
diangkat diberi alas bantal$ dengan elevasi kepala /"A * 3!A. =al ini akan
mengurangi tekanan darah pada pembuluh darah iris serta memudahkan kita
mengevaluasi jumlah perdarahannya. (da banyak pendapat dari banyak ahli
mengenai tirah baring sempurna ini sebagai tindakan pertama yang harus
dikerjakan bila menemui kasus traumatik hifema. ahkan )arr dan 6akusin
menunjukkan bahwa dengan tirah baring sempurna absorbsi dari hifema
dipercepat dan sangat mengurangi timbulnya komplikasi perdarahan
sekunder.
@stirahat total ini harus dipertahankan minimal ! hari mengingat
kemungkinan perdarahan sekunder. =al ini sering sukar dilakukan, terlebih*
lebih pada anak*anak, sehingga kalau perlu harus diikat tangan dan kakinya
ke tempat tidur dan pengawasan dilakukan dengan sabar.
b. ebat mata
Mengenai pemakaian bebat mata, masih belum ada persesuaian pendapat
di antara para ahli. 7dward* 2ayden lebih condong untuk menggunakan
bebat mata pada mata yang terkena trauma saja, untuk mengurangi
pergerakan bola mata yang sakit. Selanjutnya dikatakan bahwa pemakaian
bebat pada kedua mata akan menyebabkan penderita gelisah, cemas dan
merasa tak enak, dengan akibat penderita matanya$ tidak istirahat
(khirnya 6akusin mengatakan bahwa dalam pengamatannya tidak
ditemukan adanya pengaruh yang menonjol dari pemakaian bebat atau tidak
terhadap absorbsi, timbu@nya komplikasi maupun prognosa bagi tajam
penglihatannya:
c. emakaian obat*obatan
-
8/13/2019 Referat Trauma Mata Corpal
10/19
10
emberian obat*obatan pada penderita dengan traumatik hifema tidaklah
mutlak, tapi cukup berguna untuk menghentikan perdarahan, mempercepat
absorbsinya dan menekan komplikasi yang timbul. 'ntuk maksud di atas
digunakan obat*obatan seperti :
i. +oagulansia
olongan obat koagulansia ini dapat diberikan secara oral maupun
parenteral, berguna untuk menekanBmenghentikan perdarahan,
Misalnya : (naroCil, (dona (1, 1oagulen, Transamin, vit + dan vit
1.
ada hifema yang baru dan terisi darah segar diberi obat anti
fibrinolitik )ipasaran obat ini dikenal sebagai transamineB transamic
acid$ sehingga bekuan darah tidak terlalu cepat diserap dan pembuluh
darah diberi kesempatan untuk memperbaiki diri dahulu sampai
sembuh. )engan demikian diharapkan terjadinya perdarahan
sekunder dapat dihindarkan. emberiannya 3 kali -!" mg dan hanya
kira*kira ! hari jangan melewati satu minggu oleh karena dapat
timbulkan gangguan transportasi cairan 15( dan terjadinya
glaukoma juga imbibisio kornea. Selama pemberiannya jangan lupa
pengukuran tekanan intra okular.
ii. Midriatika Miotika
Masih banyak perdebatan mengenai penggunaan obat*obat
golongan midriatika atau miotika, karena masing*masing obat
mempunyai keuntungan dan kerugian sendiri*sendiri: Miotika
memang akan mempercepat absorbsi, tapi meningkatkan kongesti dan
midriatika akan mengistirahatkan perdarahan. ombos menganjurkan
-
8/13/2019 Referat Trauma Mata Corpal
11/19
11
pemberian midriatika bila didapatkan komplikasi iridiocyclitis.
(khirnya 6akusin membuktikan bahwa pemberian midriatika dan
miotika bersama*sama dengan interval /" menit sebanyak dua kali
sehari akan mengurangi perdarahan sekunder dibanding pemakaian
salah satu obat saja. )arr menentangnya dengan tanpa menggunakan
kedua golongan obat tersebut pada pengobatan hifema traumatik.
iii. 5cular =ypotensive )rug
Semua para ahli menganjurkan pemberian acetaDolamide
)iamoC$ secara oral sebanyak /C sehari bilamana ditemukan adanya
kenaikan tekanan intraokuler. ahkan ombos dan Easuna
menganjurkan juga pemakaian intravena urea, manitol dan gliserin
untuk menurunkan tekanan intraokuler, walaupun ditegaskan bahwa
cara ini tidak rutin.
ada hifema yang penuh dengan kenaikan tekanan intra okular,
berilah diamoC, glyserin, nilai selama -3 jam :
ila tekanan intra okular tetap tinggi atau turun, tetapi tetap diatas
normal, lakukan parasentesa yaitu pengeluaran darah melalui sayatan
di korneaila tekanan intra okular turun sampai normal, diamoC terus
diberikan dan dievaluasi setiap hari. ila tetap normal tekanan intra
okularnya dan darahnya masih ada sampai hari ke !*F lakukan juga
parasentesa.
iv. +ortikosteroid dan (ntibiotika
emberian hidrokortison ",!# secara topikal akan mengurangi
komplikasi iritis dan perdarahan sekunder dibanding dengan
antibiotika. Easuna menganjurkan pemberian prednison 3" mgBhari
-
8/13/2019 Referat Trauma Mata Corpal
12/19
12
secara oral segera setelah terjadinya hifema traumatik guna
mengurangi perdarahan sekunder.
v. 5bat*obat lain
Sedativa diberikan bilamana penderita gelisah. )iberikan
analgetika bilamana timbul rasa nyeri.
@@. Terapi 5peratif
erawatan cara ini akan dikerjakan bilamana ditemukan glaukoma sekunder, tanda
imbibisi kornea atau hemosiderosis cornea dan tidak ada pengurangan dari tingginya
hifema dengan perawatan non*operasi selama / * ! hari.
'ntuk mencegah atrofi papil saraf optik dilakukan pembedahan bila tekanan bola
mata maksimal G !" mm=g selama ! hari atau tekanan bola mata maksimal G /!
mm=g selama < hari. 'ntuk mencegah imbibisi kornea dilakukan pembedahan bila
tekanan bola mata rata*rata G -! mm=g selama 4 hari atau bila ditemukan tanda*tanda
imbibisi kornea. 'ntuk mencegah sinekia anterior perifer dilakukan pembedahan bila
hifema total bertahan selama ! hari atau hifema difus bertahan selama F hari.
@ntervensi bedah biasanya diindikasikan pada atau setelah 3 hari. )ari keseluruhan
indikasinya adalah sebagai berikut :
a. 7mpat hari setelah onset hifema total
b. Microscopic corneal bloodstaining setiap waktu$
c. =ifema total dengan dengan Tekanan @ntra 5kular !" mm=g atau lebih
selama 3 hari untuk mencegah atrofi optic$
d. =ifema total atau hifema yang mengisi lebih dari H 15( selama 4 hari
dengan tekanan -! mm=g untuk mencegah corneal bloodstaining$
e. =ifema mengisi lebih dari I 15( yang menetap lebih dari &*F hari untuk
mencegah peripheral anterior synechiae$
-
8/13/2019 Referat Trauma Mata Corpal
13/19
13
f. ada pasien dengan sickle cell diseasedengan hifema berapapun ukurannya
dengan T@5G/! mm=g lebih dari -3 jam. ila T@5 menetap tinggi !" mm=g
atau lebih selama 3 hari, pembedahan tidak boleh ditunda.
Tindakan operasi yang dikerjakan adalah sebagai berikut :
%. arasintesis :
Mengeluarkan cairanBdarah dari bilik depan bola mata melalui lubang
yang kecil di limbus. arasentese dilakukan bila T@5 tidak turun dengan
diamoC atau jika darah masih tetap terdapat dalam bilik mata depan pada
hari !*F. ada % jam sebelum operasi, penderita diberikan sedative
cocktail, terdiri dari largaktil -! mg, petidin !" mg, phenergan &"mg.
Mata yang sakit didisinfeksi dengan asam pikrin - #. +ornea ditetesi
dengan pantokain -# atau prokain - # tiap / menit, / kali. Suntikkan
retrobulbar novokain untuk blok semua otot*otot ekstra okuler. asang
spekulum untuk memegang kelopak mata, supaya jangan menutup
kembali. )engan jarum parasintesis yang steril dilakukan insisi pada
kornea di jam 4 dekat limbus.
-. Melakukan irigasi bilik depan bola mata dengan larutan fisiologik,
/. )engan cara seperti melakukan ekstraksi katarak dengan membuka
corneo*scleralnya sebesar %-"J.
2.3.2. I%i
@ritis sering terjadi sebagai akibat dari trauma
a. (namnesis
8yeri, epifora, fotofobia, blefarospasme
-
8/13/2019 Referat Trauma Mata Corpal
14/19
14
b. emeriksaan
upil miosis, reflek pupil menurun, sinekia posterior
c. engobatan
i$ (tropin tetes ",!*%# %*-CBhari selama sinekia belum lepas$
ii$ (ntibiotik lokal )iamoC, bila terdapat glaukoma$
2.3.2./ L!na
a. )islokasi 2ensa
)islokasi lensa terjadi pada putusnya Donula Dinn yang akan mengakibatkan
kedudukan lensa terganggu.
ambar -./
)islokasi 2ensa
b. Subluksasi 2ensa.
(kibat putusnya sebagian Donula Dinn sehingga lensa berpindah tempat. Subluksasi
lensa dapat juga terjadi spontan akibat pasien menderita kelainan pada Donula Dinn
yang rapuh sindrom Marphan$. asien pasca trauma akan mengeluh penglihatan
berkurang. Subluksasi lensa akan memberikan gambaran pada iris berupa
iridodonesis. (kibat pegangan lensa pada Donula tidak ada maka lensa yang elastic
akan menjadi cembung, dan mata akan menjadi lebih miopik. 2ensa yang menjadi
-
8/13/2019 Referat Trauma Mata Corpal
15/19
15
sangat cembung mendorong iris ke depan sehingga sudut bilik mata tertutup. ila
sudut bilik mata menjadi sempit pada mata ini mudah terjadi glaucoma sekunder.
c. 2uksasi 2ensa (nterior.
ila seluruh Donula Dinn di sekitar ekuator putus akibat trauma maka lensa dapat
masuk ke dalam bilik mata depan. (kibat lensa terletak dalam bilik mata depan ini
maka akan terjadi gangguan pengaliran keluar cairan bilik mata sehingga akan timbul
glaucoma kongestif akut dengan gejala*gejalanya. asien akan mengeluh penglihatan
menurun mendadak, disertai rasa sakit yang sangat, muntah, mata merah dengan
blefarospasme. Terdapat injeksi siliar yang berat, edema kornea, lensa di dalam bilik
mata depan. @ris terdorong ke belakang dengan pupil yang lebar. Tekanan bola mata
sangat tinggi.
2.3.2.0 o%#& Ali!n&
a. (namnesis
Mengeluh ada benda asing masuk ke mata. enda asing yang masuk ke mata
dapat dibagi menjadi benda logam dan benda bukan logam yang menimbulkan
reaksi jaringan mta berupa perubahan seluler dan membran sehingga
mengganggu fungsi dari mata. besi biasanya merusak jaringan yang
mengandung epitel sedangkan tembaga merusak bagian membran misal
descement kornea, iris, badan kaca.
b. emeriksaan
i. enda asing tersebut harus dicari secara teliti memakai penerangan
yang cukup mulai dari palpebra, konjungtiva, forniCis, kornea, bilik
mata depan.
ii. ila mungkin benda tersebut berada dalam lensa, badan kaca dimana
perlu pemeriksaan tambahan berupa funduskopi dan foto rontgen.
-
8/13/2019 Referat Trauma Mata Corpal
16/19
16
c. engobatan
i. Mengeluarkan benda asing
ii. ila lokalisasi di palpebra dan konjungtiva, kornea maka dengan
mudah dapat dilepaskan setelah pemberian anestesi lokal.
iii. 'ntuk mengeluarkan perlu kapas lidi atau jarum suntik tumpulB tajam.
iv. ila benda bersifat magnetik maka dapat dikeluarkan dengan magnet
portable atau giant magnet. ila benda asing pada segmen posterior
hendaknya dikirim ke pusat oleh karena memerlukan tindakan yang
lebih cermat dan perlengkapan yang khusus.
v. emberian antibiotika lokal pada benda asing di konjungtiva dan
kornea.
vi. ada kornea dapat ditambahkan atropin ",! #*% #, bebat mata dan
diamoC bila ada tanda*tanda glaukoma sekunder.
ambar -.3Trauma Mata disebabkan 1orpus (lienum
-
8/13/2019 Referat Trauma Mata Corpal
17/19
17
BAB III
KESIMPULAN
Trauma pada mata dapat terjadi dalam bentuk*bentuk antara lain trauma mekanik
tumpul dan tajam$, trauma kimia asam dan basa$, dan trauma fisik. emeriksaan awal pada
trauma mata antara lain meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik.
(namnesis harus mencakup perkiraan ketajaman penglihatan sebelum dan segera
sesudah cedera. =arus dicatat apakah gangguan penglihatan bersifat progesif lambat atau
berawitan mendadak. =arus dicurigai adanya benda asing intraocular apabila terdapat riwayat
memalu, mengasah atau ledakan.
emeriksaan fisik dimulai dengan pengukuran dan pencatatan ketajaman penglihatan.
(pabila gangguan penglihatannya parah, maka periksa proyeksi cahaya, diskriminasi dua*
titik dan adanya defek pupil aferen. eriksa motilitas mata dan sensasi kulit periorbita dan
lakukan palpasi untuk mencari defek pada bagian tepi tulang orbita. ada pemeriksaan
bedside, adanya enoftalmus dapat ditentukan dengan melihat profil kornea dari atas alis.
(pabila tidak tersedia slit*lamp di ruang darurat, maka senter, kaca pembesar atau
oftalmoskop langsung pada 9 %" nomor gelap $ dapat digunakan untuk memeriksa adanya
cedera dipermukaan tarsal kelopak mata dan segmen anterior.
ermukaan kornea diperiksa untuk mencari adanya benda asing, luka dan abrasi.
)ilakukan inspeksi konjungtiva bulbaris untuk mencari adanya perdarahan, benda asing atau
laserasi. +edalaman dan kejernihan kamera anterior dicatat. 'kuran, bentuk dan reaksi
terhadap cahaya dari pupil harus dibandingkan dengan mata yang lain untuk memastikan
apakah terdapat defek pupil aferen di mata yang cedera. (pabila bola mata tidak rusak, maka
kelopak, konjungtiva palpebra dan forniks dapat diperiksa secara lebih teliti, termasuk
inspeksi setelah eversi kelopak mata atas. 5ftalmoskop langsung dan tidak langsung
-
8/13/2019 Referat Trauma Mata Corpal
18/19
18
digunakan untuk mengamati lensa, korpus vitreosus, diskus optikus, dan retina. )okumentasi
foto bermanfaat untuk tujuan*tujuan medikolegal pada semua kasus trauma eksternal. ada
semua kasus trauma mata, mata yang tampak tidak cedera juga harus diperiksa dengan teliti.
-
8/13/2019 Referat Trauma Mata Corpal
19/19
19
DAFTAR PUSTAKA
ames, ruce, et al. -""4.Lecture NotesOphtalmology, Fth 7dition, (irlangga, Surabaya.
+ent, 1hristopher, -""&, Managing serious Cases of Ocular Trauma viewed %4 8ovember
-"%/, Khttp;BBwww.revopth.comG
6appon, oseph, -""