rancangan pusat perbelanjaan ‘palasari plaza’ …

98
RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER Tema: Arsitektur Kontemporer AR 500 STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2018-2019 LAPORAN PERANCANGAN Merupakan sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Arsitektur Oleh: Nabila Khairunnisa Bahar 21-2014-178 Pembimbing: Ardhiana Muhsin, S.T., M.T. Ir. Achsien Hidajat, M.T. JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL BANDUNG 2018

Upload: others

Post on 06-Nov-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’

DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER

Tema:

Arsitektur Kontemporer

AR 500 – STUDIO TUGAS AKHIR

SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2018-2019

LAPORAN PERANCANGAN

Merupakan sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Arsitektur

Oleh:

Nabila Khairunnisa Bahar

21-2014-178

Pembimbing:

Ardhiana Muhsin, S.T., M.T.

Ir. Achsien Hidajat, M.T.

JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL

BANDUNG

2018

Page 2: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

LEMBAR PENGESAHAN

Menyatakan telah menyelesaikan laporan Tugas Akhir dengan judul:

RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’

DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER

AR 500 – STUDIO TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

SEMESTER GANJIL - TAHUN AKADEMIK 2018/2019

LAPORAN PERANCANGAN

Merupakan sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Arsitektur

Oleh: Nabila Khairunnisa Bahar

21-2014-178

Disetujui oleh:

Ketua Sidang

Ir. Mamiek Nur Utami, M.M.

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Ardhiana Muhsin, S.T., M.T. Ir. Achsien Hidajat, M.T.

JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL

BANDUNG

2018

Page 3: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

i

ABSTRAK

Pusat perbelanjaan adalah kompleks toko ritel dan fasilitas yang direncanakan sebagai

kelompok terpadu untuk memberikan kenyamanan berbelanja yang maksimal kepada

pelanggan dan pentaan barang dagangan yang terekspose secara maksimal. Rancangan

Pusat Perbelanjaan Terbuka ‘Palasari Plaza’ Dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer

adalah merencanakan Palasari Plaza sebagai suatu kompleks toko ritel dan fasilitas

kegiatan komersil terpadu dengan menggunakan pendekatan arsitektur kontemporer.

Tema perancangan yang dipilih untuk kemudian diterapkan pada bangunan ini adalah

arsitektur kontemporer. Arsitektur kontemporer mengacu pada gaya bangunan saat ini.

Kontemporer pada dasarnya adalah gaya desain yang sedang up to date atau sedang

diproduksi pada masa sekarang, dinamis dan tidak terikat oleh suatu era. Louis Kahn

merupakan salah satu pendukung arsitektur kontemporer. Menurut Louis Kahn, arsitektur

dimulai dari ‘dimana fungsi-fungsi telah dibentuk dengan jelas’, dengan pengertian bahwa

arsitektur adalah ruang-ruang yang terbentuk dari fungsi-fungsi yang ada pada bangunan

tersebut. Penerapan dari tema Kontemporer mampu merancang bangunan yang lebih

variatif, fleksible, inovatif, dinamis dan beragam, baik material, teknologi mampu

memperoleh sasaran tampak , ruangan, dan ruang luar yang mencapai keharmonisan pada

perancangan Palasari Plaza yang terdapat pada site, serta memberikan identitas yang

berbeda dengan lingkungan sekitarnya.

Kata kunci : Pusat perbelanjaan, Arsitektur Kontemporer

Page 4: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga

penyusun mampu menyusun serta menyelesaikan laporan mata kuliah Tugas Akhir ini.

Tidak lupa juga penyusun mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak

yang telah berkontribusi dengan memberikan dukungan dan pemikirannya.

Harapan penyusun dalam penulisan laporan mengenai Proyek Pembangunan

Rancangan Pusat Perbelanjaan ‘Palasari Plaza’ dengan Pendekatan Arsitektur

Kontemporer adalah agar para pembaca bisa mengetahui dan memahami secara lebih

mengenai proyek pembangunan , khususnya bagaimana tahapan dan pola pemikiran

dalam mendesain serta melaksanakan pembangunan suatu proyek. Selain itu diharapkan

juga laporan ini dapat menambah wawasan dan gambaran secara nyata tentang situasi

dalam dunia kerja dibidang perancangan.

Banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang telah didapatkan

penyusun dalam penyusunan laporan perancangan ini. Oleh karena itu penyusun

mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan, baik secara langsung

maupun tidak langsung. Penulis menyadari dengan keterbatasan pengetahuan maupun

pengalaman, penyusun yakin masih banyak kekurangan dalam pengerjaan laporan, oleh

karena itu penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari

dosen pembimbing dan juga rekan-rekan pembaca demi kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, Januari 2019

Penulis

Page 5: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

iii

UCAPAN TERIMAKASIH

Laporan Tugas Akhir ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak,

baik yang telah terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam membantu

penyelesaian penulisan laporan ini. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis bermaksud

untuk menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu dan bapak tercinta, Bapak Zony, S.E., dan Ibu Mira Kania yang selalu

memberikan doanya, juga sebagai motivator dan sumber inspirasi.

2. Bapak Ardhiana Muhsin, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing yang telah

banyak memberi bimbingan dan petunjuk dalam perancangan Tugas Akhir

Arsitektur ini.

3. Bapak Ir. Achsien Hidajat, M.T. selaku dosen pembimbing yang telah banyak

memberi bimbingan dan petunjuk dalam perancangan Tugas Akhir Arsitektur

ini.

4. Ibu Ir. Mamiek Nur Utami, M.M. selaku dosen penguji dan ketua sidang akhir

yang telah memberi masukan dan arahan dalam perancangan Tugas Akhir

Arsitektur ini.

5. Ibu Juarni Anita, S.T., M.Eng. selaku dosen penguji yang telah memberi

masukan dan arahan dalam perancangan Tugas Akhir Arsitektur ini.

6. Bapak Reza Phalevi, S.T., M.T. selaku dosen penguji yang telah memberi

masukan dan arahan dalam perancangan Tugas Akhir Arsitektur ini.

7. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Teknik Arsitektur Itenas yang telah banyak

memberikan bimbingannya.

8. Seluruh Staff Tata Usaha Jurusan Teknik Arsitektur ITENAS yang telah

membantu dalam hal kelengkapan administratif.

9. Adik, Muhammad Adrian Bahar yang selalu memberikan doa dan dukungan

sampai saat ini.

10. Sahabat dan keluarga Arsitektur Itenas 2014, atas kebersamaannya, selalu

menemani, memberi dukungan, dan semangat.

11. Teman-teman peserta Tugas Akhir Arsitektur periode 2 tahun 2017/2018 atas

kebersamaannya selama ini.

12. Sahabat dan rekan–rekan yang selalu menemani, menghibur dan saling memberi

semangat.

Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu yang telah

membantu penyusun baik secara langsung maupun tidak langsung.

Page 6: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................ii

UCAPAN TERIMA KASIH ..................................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................ iiv

DAFTAR GAMBAR............................................................................................................................vii

DAFTAR TABEL...................................................................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN----------------------------------------------------------------------------------------I-1

1.1 Pengertian Judul dan Tema.........................................................................................................I-1

1.1.1. Alasan Pemilihan Judul.................................................................................................I-1

1.1.2. Definisi Judul.....................................................................................................I-1

1.2. Sasaran ........................................................................................................................................ I-2

1.3. Latar Belakang Proyek ................................................................................................................ I-3

1.3.1. Alasan Pemilihan Lokasi ................................................................................................... I-3

1.3.2. Alasan Proyek Diadakan ................................................................................................... I-3

1.3.3. Definisi Judul Alasan Pemilihan Tema ............................................................................. I-4

1.4. Permasalahan Arsitektural ........................................................................................................... I-4

1.4.1. Aspek Perancangan ........................................................................................................... I-4

1.4.2. Aspek Perencanaan Bangunan .......................................................................................... I-5

1.4.3. Aspek Struktur................................................................................................................... I-5

1.4.4. Aspek Lingkungan dan Tapak ........................................................................................... I-5

1.4.5. Aspek Ekonomi dan Sosial ............................................................................................... I-5

1.5. Tujuan Proyek ............................................................................................................................. I-6

1.6. Visi & Misi Proyek ..................................................................................................................... I-6

1.7. Deskripsi Proyek ......................................................................................................................... I-6

1.8. Ruang Lingkup Proyek................................................................................................................ I-7

1.9. Metoda Pendekatan Proyek ......................................................................................................... I-8

1.10. Skema Pemikiran....................................................................................................................... I-10

1.11. Sistematika Pembahasan ........................................................................................................... I-11

BAB II TINJAUAN PROYEK .............................................................................................................. II-1

2.1. Tinjauan Teori ........................................................................................................................... II-1

2.1.1 Tinjauan Pengertian Rancangan pusat perbelanjaan terbuka ‘Palasari Plaza’

dengan pendekatan Arsitektur kontemporer .......................................................................................... II-3

2.1.2 Tinjauan Tema Arsitektur Kontemporer .......................................................................... II-2

2.2. Deskripsi Proyek ....................................................................................................................... II-5

Page 7: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

v

2.3. Tinjauan Kota dan Lingkungan ............................................................................................ II-5

2.4 Pengenalan Proyek .................................................................................................................... II-8

2.5 Tinjauan Pustaka ..................................................................................................................... II-10

2.5.1 STUDI LITERATUR STANDAR ................................................................................. II-10

2.5.2 STUDI LITERATUR AKSESIBILITAS ....................................................................... II-12

2.6 Studi Banding Bangunan Pusat Perbelanjaan ......................................................................... II-34

2.6.1 Grand Metropolitan Mall ............................................................................................... II-34

2.6.2 Konoha Mall ................................................................................................................... II-37

2.6.3 Eastland Tower Center ................................................................................................... II-38

2.6.4 Paris Van Java ................................................................................................................ II-39

BAB III STUDI KELAYAKAN ........................................................................................................... III-1

3.1. Analisa Tapak ........................................................................................................................... III-1

3.1.1 Analisa Makro.................................................................................................................III-1

3.1.2 Analisa Mikro..................................................................................................................III-3

3.1.2.1 View Kedalaman................................................................................................III-5

3.1.2.2 Matahari dan Arah Angin...................................................................................III-7

3.1.2.4 Sirkulasi & Vegetasi...........................................................................................III-9

3.1.2.4 Jaringan Utilitas...............................................................................................III-10

3.2. Program Ruang ....................................................................................................................... III-13

3.2.1 Struktur Organisasi Pusat Perbelanjaan........................................................................III-13

3.2.2 Struktur Organisasi DKM Masjid.................................................................................III-13

3.2.3 Alur Kegiatan Mikro Pengguna Bangunan...................................................................III-14

3.2.4 Alur Kegiatan Makro Pengguna Bangunan..................................................................III-16

3.2.5 Studi Kelayakan............................................................................................................III-17

3.2.5.1 Pertumbuhan Penduduk....................................................................................III-17

3.2.5.2 Aspek Legal Kawasan Eksisting Proyek..........................................................III-22

3.2.5.3 Analisa Jumlah Pengunjung.............................................................................III-24

3.2.6 Perhitungan Luas Kebutuhan Ruang............................................................................III-25

BAB IV KONSEP PERANCANGAN .................................................................................................. IV-1

4.1. Elaborasi Tema ......................................................................................................................... IV-1

4.2. Konsep Proyek ......................................................................................................................... IV-3

4.2.1. Konsep Arsitektural ................................................................................................. IV-3

4.2.2. Konsep Struktural ..................................................................................................... IV-7

4.2.3. Konsep Utilitas ......................................................................................................... IV-8

Page 8: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

vi

BAB V RANCANGAN ......................................................................................................................... V-1

5.1. Rancangan Arsitektur ................................................................................................................ V-1

5.1.1 Penataan Zona Tapak.......................................................................................................V-2

5.1.2 Rancangan Fasad Bangunan Terminal.............................................................................V-5

5.2. Metode Membangun ................................................................................................................. V-9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ x

Page 9: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

vii

DAFTAR GAMBAR

BAB I

Gambar 1. 1 Skema Pemikiran .................................................................................... I-13

BAB II

Gambar 2.1 Peta Lokasi Kawasan Palasari .................................................................. II-2

Gambar 2.2 Toilet Untuk Disabilitas .......................................................................... II-13

Gambar 2.3 Desain Toilet ........................................................................................... II-13

Gambar 2.4 Gambar Layout Standar Minimal ........................................................... II-14

Gambar 2.5 Sanitair, Aksesoris, dan Finishing .......................................................... II-14

Gambar 2.6 Tampak Luar Toilet ................................................................................ II-15

Gambar 2.7 Konsep dan Pola Alur Sirkulasi .............................................................. II-15

Gambar 2.8 Studi Literatur Standar Latihan Parkir .................................................... II-17

Gambar 2.9 Radius Perputaran Bus dan Parkir Bus ................................................... II-19

Gambar 2.10 Akses Jalan pada Gedung Parkir ........................................................... II-20

Gambar 2.11 Akses Jalan pada Gedung Parkir (Lanjutan) ........................................ II-21

Gambar 2.12 Ruang Kantor ........................................................................................ II-22

Gambar 2.13 Ruang Penitipan Barang ....................................................................... II-23

Gambar 2.14 Ruang Janitor ........................................................................................ II-23

Gambar 2.15 Mushola ................................................................................................ II-24

Gambar 2.16 Ruang P3K ............................................................................................ II-24

Gambar 2.17 Pujasera ................................................................................................ II-25

Gambar 2.18 Loading Dock ....................................................................................... II-25

Gambar 2.19 Jalur Pedestrian ..................................................................................... II-27

Gambar 2.20 Level and Grooves ................................................................................ II-27

Gambar 2.21 Jalur Pemandu ....................................................................................... II-27

Gambar 2.22 Rute Aksesibilitas ................................................................................ II-28

Gambar 2.23.Pintu Aksesibel .................................................................................... II-28

Gambar 2.24 Koridor Aksesibel ................................................................................ II-29

Gambar 2.25 Ukuran ruang dan ergonomi ................................................................ II-31

Gambar 2.26 Ramp .................................................................................................... II-32

Gambar 2.27 Tangga .................................................................................................. II-33

Gambar 2.28 Alat Transportasi Vertikal Di Dalam Bangunan ................................... II-34

Gambar 2.29 Grand Metropolitan Mall ............................................................ II-35

Gambar 2.30 Grand Metropolitan Mall ..................................................................... II-35

Gambar 2.31 Grand Metropolitan Mall ..................................................................... II-35

Page 10: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

viii

Gambar 2.32 Grand Metropolitan Mall ..................................................................... II-36

Gambar 2.33 Hashimoto Konoha Mall ...................................................................... II-36

Gambar 2.34 Eastland Tower Center ......................................................................... II-37

Gambar 2.35 Paris Van Java ...................................................................................... II-38

Gambar 2.36 Paris Van Java ...................................................................................... II-39

BAB III

Gambar 3. 1 Deskripsi Proyek .................................................................................... III-1

Gambar 3.2 Peta Kawasan Sekitar ............................................................................... III-5

Gambar 3.3 Tata Guna Lahan Sekitar ........................................................................ III-7

Gambar 3.4 View Kedalam Site ................................................................................. III-9

Gambar 3.5 Matahari dan Arah Angin ..................................................................... III-11

Gambar 3.6 Aksesibilitas dan Sirkulasi .................................................................... III-11

Gambar 3.7 Vegetasi dan Kebisingan ........................................................................ III-12

Gambar 3.8 Drainase dan Jaringan Utilitas .............................................................. III-12

Gambar 3.9 Struktur Organisasi Pusat Perbelanjaan ................................................. III-13

Gambar 3.10 Struktur Organisasi DKM Masjid ....................................................... III-13

Gambar 3.11 Alur Kegiatan Mikro Pengunjung ........................................................ III-14

Gambar 3.12 Alur Kegiatan Makro ........................................................................... III-16

BAB IV

Gambar 4.1 Skema Pemikiran Tema ......................................................................... IV-2

Gambar 4.2 Konsep Zoning dan Gubahan Massa ..................................................... IV-3

Gambar 4.3 Pengolahan Fasad .................................................................................... IV-4

Gambar 4.4 Konsep Struktural .................................................................................. IV-5

Gambar 4.5 Konsep Utilitas Bangunan ..................................................................... IV-6

BAB V

Gambar 5.1 Blok Plan ................................................................................................... V-2

Gambar 5.2 Prespektif Bangunan Pusat Perbelanjaan dan Masjid .............................. V-2

Gambar 5.3 Tampak Bangunan Pusat Perbelanjaan dan Masjid ................................. V-3

Gambar 5.4 Prespektif Interior Pusat Perbelanjaan ..................................................... V-3

Gambar 5.5 Potongan Bangunan Pusat Perbelanjaan dan Masjid ............................... V-4

Page 11: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

ix

DAFTAR TABEL

BAB II

Tabel 2.1 Strategi Pencapaian Arsitektur Kontemporer .............................................. II-9

Tabel 2.2 Ukuran Bus/Truk ........................................................................................ II-20

BAB III

Tabel 3.1 Data Jumlah Penduduk Kota Bandung ..................................................... III-17

Tabel 3.2 Aspek Legal Kawasan Ekisting Proyek .................................................... III-17

Tabel 3.3 Analisa Jumlah Pengunjung ..................................................................... III-17

Tabel 3.4 Akumulasi Presentase Urban Lifestyle ..................................................... III-18

Tabel 3.5 Tabel Perhitungan Luas Kebutuhan Ruang .............................................. III-19

BAB IV

Tabel 4.1 Elaborasi Tema ........................................................................................... IV-1

Page 12: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Pengertian Judul dan Tema

1.1.1. Alasan Pemilihan Judul

Pusat perbelanjaan adalah suatu area tertentu yang terdiri dari satu atau

beberapa bangunan yang didirikan secara vertikal dari satu atau beberapa

bangunan yang didirikan secara vertikal maupun horizontal, yang dijual atau

disewakan kepada pelaku usaha atau dikelola sendiri untuk melakukan kegiatan

perdagangan barang. Fungsi pusat perbelanjaan adalah sebagai fungsi ekonomi,

yaitu sebagai pendukung dinamisasi perekonomian kota dan wadah

penampungan dan penyaluran produksi dari produsen untuk kebutuhan

masyarakat (konsumen) .

Terdapat beberapa tipe pusat perbelanjaan berdasarkan jenis fisik, variasi

barang yang dijual, luas area pelayanan, fungsi kegiatan, jenis barang yang

dijual, konfigurasi ba Penerapan dari tema Kontemporer mampu merancang

bangunan yang lebih variatif, fleksible, inovatif, dinamis dan beragam, baik

material, teknologi mampu memperoleh sasaran tampak , ruangan, dan ruang

luar yang mencapai keharmonisan pada perancangan Palasari Plaza yang

terdapat pada site, serta memberikan identitas yang berbeda dengan lingkungan

sekitarnya.ngunan, dan cara pelayanan.

Rancangan pusat perbelanjaan terbuka „Palasari Plaza‟ dengan

pendekatan Arsitektur kontemporer dipilih sebagai judul berdasarkan proyek

dan fungsi bangunan yang akan dikerjakan, yaitu pusat perbelanjaan yang

berada di Jalan Palasari kota Bandung, juga sesuai dengan kebutuhan pusat

perbelanjaan.

1.1.2. Definisi Judul

1) Pengertian Rancangan

Rancangan adalah sesuatu yang sudah dirancang; hasil merancang; rencana;

program .

2) Pengertian Pusat Perbelanjaan

Page 13: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

2

Pusat perbelanjaan adalah kompleks toko ritel dan fasilitas yang direncanakan

sebagai kelompok terpadu untuk memberikan kenyamanan berbelanja yang

maksimal kepada pelanggan dan pentaan barang dagangan yang terekspose

secara maksimal .

Pusat perbelanjaan adalah sekelompok pengusaha eceran (retailer) dan kegiatan

komersil lainnya yang direncanakan, dikembangkan, dimiliki, dan dioperasikan

dalam satu unit bisnis, pada umumnya menyediakan tempat parkir .

Pusat perbelanjaan adalah tempat yang diperuntukkan bagi pertokoan yang

mudah dikunjungi pembeli berbagai lapisan masyarakat .

Pusat perbelanjaan adalah suatu area tertentu yang terdiri dari satu atau beberapa

bangunan yang didirikan secara vertikal dari satu atau beberapa bangunan yang

didirikan secara vertikal maupun horizontal, yang dijual atau disewakan kepada

pelaku usaha atau dikelola sendiri untuk melakukan kegiatan perdagangan

barang .

3) Pengertian Pusat Perbelanjaan Terbuka

Pusat perbelanjaan terbuka langsung terhadap cahaya matahari n pusat

perbelanjaan tanpa pelingkup, perlindungan terhadap cuaca dilakukan melalui

penggunaan canopy menerus sepanjang muka toko .

4) Pengertian Arsitektur Kontemporer

Arsitektur Kontemporer adalah suatu bentuk karya arsitektur yang sedang terjadi

di masa sekarang .

5) Kesimpulan Judul

Maka dapat disimpulkan, pengertian judul „Rancangan Pusat Perbelanjaan

Terbuka „Palasari Plaza‟ Dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer‟ adalah

merencanakan Palasari Plaza sebagai suatu kompleks toko ritel dan fasilitas

kegiatan komersil terpadu tanpa pelingkup (terbuka) dengan menggunakan

pendekatan arsitektur kontemporer.

1.2. Sasaran

What

Pusat perbelanjaan Palasari Plaza

Who

Masyarakat Bandung dan luar Bandung

Page 14: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

3

Where

Berada di Jalan Palasari

When

Proyek dimulai pada tahun 2018 dengan peruntukan masa guna bangunan

hingga tahun 2035.

Why

Memenuhi kebutuhan masyarakat Bandung akan pusat perbelanjaan yang

memadai

How

Merencanakan pusat perbelanjaan yang dapat mewadahi kebutuhan

masyarakat akan sebuah pusat perbelanjaan di kota Bandung dan lapangan/

tempat berkumpul.

1.3. Latar Belakang Proyek

Judul diambil berdasarkan proyek dan fungsi bangunan yang akan dikerjakan,

yaitu pusat perbelanjaan terbuka yang berada di Jalan Palasari kota Bandung. Daerah

palasari merupakan tempat strategis yang berada pada pusat kota dengan sirkulasi

kendaraan dan angkutan umum yang cukup baik. Namun pada daerah tersebut belum

terdapat pusat perbelanjaan yang lengkap dan memadai. Oleh karena itu proyek ini

berjalan dengan harapan agar daerah tersebut dapat terbantukan sektor ekonomi, dan

dapat meningkatkan minat wisata melalui desain pusat perbelanjaan yang menarik

sehingga menarik minat pengunjung.

1.3.1. Alasan Pemilihan Lokasi

Kawasan Palasari dipilih untuk menjadi lokasi proyek pusat perbelanjaan ini

dikarenakan pada daerah ini belum memiliki pusat perbelanjaan dengan koleksi buku

yang lengkap, juga sarana dan prasarana yang dapat menambah nilai jual pedagang

pada plaza ini. Plaza ini pun akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas keluarga agar

semakin menarik minat pengguna untuk mengunjungi Palasari Plaza

1.3.2. Alasan Proyek Diadakan

Bandung merupakan kota besar dengan berbagai macam kebutuhan yang

dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satunya adalah pusat perbelanjaan. Bandung

memiliki beberapa pusat perbelanjaan yang memadai, tetapi hanya terletak di beberapa

tempat dan memiliki rentang jarak yang relatif jauh. Wilayah palasari belum memiliki

pusat pernelanjaan mumpuni yang dapat menampung segala kebutuhan masyarakat

Bandung. Dengan dibangunnya pusat perbelanjaan Palasari Plaza diharapkan dapat

memenuhi segala kebutuhan masyarakat Bandung khususnya wilayah palasari.

Page 15: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

4

1.3.3. Definisi dan Alasan Pemilihan Tema

Tema perancangan yang dipilih untuk kemudian diterapkan pada

bangunan ini adalah arsitektur kontemporer. Arsitektur kontemporer mengacu

pada gaya bangunan saat ini. Kontemporer pada dasarnya adalah gaya desain

yang sedang up to date atau sedang diproduksi pada masa sekarang, atau dalam

kata lain memiliki sifat untuk selalu berkembang seiring perkembangan zaman

yang diikutinya. Kontemporer bersifat dinamis dan tidak terikat oleh suatu era.

Louis Kahn merupakan salah satu pendukung arsitektur kontemporer. Menurut

Louis Kahn, arsitektur dimulai dari „dimana fungsi-fungsi telah dibentuk dengan

jelas‟, dengan pengertian bahwa arsitektur adalah ruang-ruang yang terbentuk

dari fungsi-fungsi yang ada pada bangunan tersebut. Setiap elemen-elemen di

dalam ataupun diluar bangunan harus dapat memperlihatkan bagaimana elemen-

elemen tersebut berdiri, muncul dan bertahan. Sifat-sifat bahan konstruksi dari

selubung di sekitar ruang harus terlihat.

1.4. Permasalahan Arsitektural

1.4.1. Aspek Perancangan

a. Menyikapi ketentuan regulasi yang berlaku pada daerah Palasari agar

menciptakan bangunan yang tertata rapi

b. Menciptakan sebuah bangunan yang selaras dengan lingkungannya

c. Menciptakan proporsi yang baik dalam penerapan desain

d. Merencanakan fungsi ruang dengan zoning dan alur sirkulasi yang teratur

e. Menerapkan penggunaan sistem struktur dan material yang kuat serta tahan

lama agar dapat menyesuaikan kondisi fisik lingkungan sekitar.

f. Menciptakan bangunan yang kokoh dan baik sehingga dapat tahan dari bencana

alam.

g. Penerapan desain bangunan yang sesuai dengan tema dan konsep bangunan itu

sendiri.

h. Bangunan dapat mewadahi aktifitas penghuni nya.

i. Menciptakan ruangan-ruangan yang dibutuhkan dengan kesesuaian aturan yang

ada

j. Merencanakan sirkulasi baik dalam maupun luar agar pengunjung yang datang

dapat dengan mudah menemukan lokasi setiap fasilitas yang ada serta

menciptakan alur sirkulasi yang nyaman dan tidak membuat crossing

Page 16: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

5

k. Tercapinya perancangan dalam :

1. Gubahan yang ekspresif dan dinamis,

2. Pengolahan ruang dalam dan ruang luar harmonis,

3. Harmoni diantara material dan fasad bangunan

4. Kenyamanan dalam bangunan

5. Pengolahan elemen lansekap

1.4.2. Aspek Struktur

a. Membuat bangunan yang memiliki estetika tinggi disertai kekokohan struktur

yang berkaitan dengan klimatologis kawasan

b. Penggunaan bahan untuk aspek struktural perlu diperhatikan agar lebih efektif

dan efisien

c. Memiliki keselarasan dan proporsi desain yang baik

d. Desain bangunan yang tidak mengabaikan aspek keselamatan dan kenyamanan

ruang bagi penguna

1.4.3. Aspek Lingkungan dan Tapak

a. Memperhatikan kondisi eksisting site

b. Memanfaatkan lahan dengan semaksimal mungkin sehingga tidak terjadi

ruangan negative

c. Membuat landscape yang tertata untuk menunjang kondisi fisik bangunan

d. Memperhatikan sirkulasi bagaimana tidak terjadi nya atara crossing pengendara

roda empat dan roda dua maupun pedestrian

e. Menentukan letak dan posisi main entrance, side entrance dan sevice sesuai

dengan keadaan lingkungan agar mengoptimalisasikan potensi lingkungan

f. Pencapaian menuju site yang dapat di akses dengan mudah

g. Memanfaatkan sebagian lahan sebagai elemen lansekap dalam tapak.

h. Mengurangi perkerasan di area publik diluar bangunan

1.4.4. Aspek Ekonomi dan Sosial

1) Mendesain bangunan prasarana terpadu yang berfungsi sebagai pusat

pemberlanjaan dan juga berfungsi sebagai tempat jaringan sosial.

2) Mendesain public space yang berkonteks urban.

Page 17: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

6

1.5. Tujuan Proyek

Tujuan proyek:

1. Mewadahi kebutuhan masyarakat akan sebuah pusat perbelanjaan di kota Bandung dan

lapangan/ tempat berkumpul

2. Pengembangan atau penambahan fasilitas maupun sarana yang ada seperti open space

3. Merencanakan pusat perbelanjaan yang memiliki aksesibilitas yang nyaman untuk

kemudahan pengguna, berupa sirkulasi manusia dan penyandang disabilitas, dan

keleluasaan pergerakan dalam bangunan

4. Merencanakan pemusatan kegiatan dan zona ruang yang baik untuk kelancaran sirkulasi

manusia/ pengguna, barang, dan servis

5. Memberikan fasilitas yang nyaman unutuk pengunjung berupa retail, restoran, dan

tempat perbelanjaan

6. Membantu meningkatkan pendapatan dari bidang pariwisata setempat dengan menarik

wisatawan untuk datang baik dari domestik maupun mancanegara

7. Terciptanya desain yang baik, tepat, efisien, dan fungsional

1.6. Visi & Misi Proyek

Visi dan misi proyek:

1. Merancang pusat perbelanjaan yang sesuai dengan kondisi tapak tanpa mengganggu

lingkungan dan eksisting sekitar

2. Merencanakan pusat perbelanjaan dengan mengedepankan kenyamanan sirkulasi dan

keselamatan pengguna bangunan

3. Merencanakan dan merancang pusat perbelanjaan dengan berbagai fasilitas agar menjadi

pusat perbelanjaan yang andal dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat, efisien, dan

fungsional bagi pengguna maupun

1.7. Deskripsi Proyek

Lokasi tapak berada di daerah Palasari. Lokasi ini memiliki luas 3,1 Ha, Lokasi

berada di Jl. Palasari, Kota Bandung, Jawa Barat. Lokasi tepatnya merupakan

pasar Palasari, yang merupakan pasar buku dan pasar tradisional yang akan

didesain kembali menjadi pusat perbelanjaan Palasari Plaza. Kawasan palasari

merupakan area pemukiman, perdagangan, hotel, dan restoran, serta pusat

perdagangan buku paling lengkap di Bandung.

Page 18: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

7

Nama Proyek : Pusat Perbelanjaan Palasari Plaza

Sifat Proyek : Fiktif

Owner : Swasta

Sumber Dana : Swasta

Lokasi : Jl. Palasari, Kota Bandung, Jawa Barat

Luas Lahan : 31.452 m2 atau 3,1 Ha

Fungsi Lahan : Pusat Perbelanjaan

Lokasi Administratif: Kota Bandung

Batas Wilayah :

o Utara : Hotel dan pemukiman

o Timur : Rumah sakit dan sekolah

o Barat : Sekolah dan GOR Lodaya

o Selatan : Pertokoan dan pemukiman

1. Regulasi :

KDB :70%

70% x 32.298 m2 = 22.608 m2

KLB :1,4 x 32.298 m2 = 45.217 m2

KDH minimum : 20%

GSB : ½ x lebar jalan = 10 meter

1.8. Ruang Lingkup Proyek

1) Karakteristik

Fungsi pusat perbelanjaan adalah sebagai fungsi ekonomi, yaitu sebagai

pendukung dinamisasi perekonomian kota dan wadah penampungan dan penyaluran produksi

dari produsen untuk kebutuhan masyarakat (konsumen) .

Karakteritsik pusat perbelanjaan antara lain:

2. Koridor : tunggal

3. Lebar koridor : 8-16 meter

4. Jumlah lantai : maks. 3 lantai

5. Entrance : Dapat dicapai dari segala arah

6. Atrium : Di sepanjang koridor

7. Magnet Anchor Tenant : 100-200 meter

Basement merupakan alternative penting yang lain.

Page 19: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

8

2) Tipe pusat perbelanjaan

Terdapat beberapa tipe pusat perbelanjaan berdasarkan jenis fisik, variasi barang

yang dijual, luas area pelayanan, fungsi kegiatan, jenis barang yang dijual, konfigurasi

bangunan, dan cara pelayanan.

Jenis Fisik

Menurut jenis fisik dari bangunan, toko dibedakan menjadi :

o Shop Units : unit retail dengan area untuk berjualan kurang dari 400 m2

o Departement store : toko yang menawarkan banyak pilihan barang dan biasanya

area untuk berjualan lebih dari 10.000 m2 - 20.000 m2

o Supermarket : toko makanan dengan sistem self service dan memiliki area

minimum untuk berjualan 400 m2

o Cash dan carry dan other retail warehouse : bangunan yang digunakan untuk

menyimpan dan menjual barang yang didiskon untuk pedagang maupun

anggota masyarakat

o Superstores : Pertokoan dengan area berjualan lebih dari 2.500 m2

o Hypermarket : lokasi hypermarket selalu berada jauh dari tengah kota dan area

untuk berjualannya lebih dari 5.000 m2

o Shopping Arcade : terdiri dari pedestrian yang sempit dan tertutup, dengan

toko-toko di kedua sisi, memilik lebar yang hanya cukup untuk di lewati

pengunjung, dan tanpa tempat duduk, tanaman dan perabotan lain

o Shopping Mall : terdiri dari 3-3.5 m area untuk berjalan yang berada di depan

pertokoan yang berada di sisi-sisnya dan pusat reservasi sebesar 4-8 m.

Variasi Barang Yang Dijual

Pusat perbelanjaan dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :

o Specialty Shop: Toko yang menjual barang sejenis, seperti: sepatu, pakaian, dan

sebagainya

o Variety Shop : Toko yang menjual bermacam-macam barang dengan area 200

m2 hingga 15.000 m2

Luas Area Pelayanan

Menurut luas areal pusat perbelanjaan dibedakan menjadi :

o Regional Shopping Centers Luas areal antara 27.870-92.900 m2 , terdiri dari

dua atau lebih bangunan yang seukuran dengan departement store. Skala

Page 20: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

9

pelayanan antara 150.000-400.000 penduduk, terletak pada lokasi yang

strategis, tergabung dengan lokasi perkantoran, rekreasi, dan seni

o Community Shopping Center Luas areal antara 9.290-23.225 m2, terdiri atas

junior departement store, super market dengan jangkauan pelayanan antara

40.000- 150.000 penduduk, terletak pada lokasi yang mendekati pusat-pusat

kota (wilayah)

o Neigbourhood Shopping Center Luas areal anrata 2.720-9.290 m2, jangkauan

pelayanan antara 5.000-40.000 penduduk. Unit terbesar berbentuk supermarket,

berada pada suatu lingkungan tertentu

Fungsi Kegiatan

Pusat perbelanjaan dilihat dari fungsi dan kegiatan yang ada pada bangunan yaitu:

o Murni : Pusat perbelanjaan yang tidak hanya sebagai tempat berbelanja

tetapi juga sebagai suatu “Community Center”

o Multi Fungsi : memiliki fungsi yang hampir sama dengan “pusat

perbelanjaan” murni. Namun kegiatan yang terjadi di dalamnya tidak hanya

berbelanja dan rekreasi, namun memiliki fungsi untuk kegiatan perkantoran

atau apartemen

Jenis Barang Yang Dijual

Menurut jenis barang yang dijual pusat perbelanjaan modern dapat dibedakan

menjadi :

o Demand (permintaan), yaotu yang menjual kebutuhan sehari-hari yang juga

merupakan kebutuhan pokok

o Semi demand (setengah permintaan), yaitu yang menjual barangbarang

untuk kebutuhan tertentu dalam kehidupan sehari-hari

o Implus (barang yang menarik), yaitu yang menjadi barang-barang mewah

yang menggerakan hati konsumen pada waktu tertentu untuk membelinnya.

o Drugery, yaitu yang menual barang-barang higienis seperti, sabun, parfum,

dan lain-lain

Konfigurasi Bangunan

Konfigurasi bangunan merupakan hal yang penting dari proses perencanaan site

bagi penyewa maupun developer. Pertimbangan dari developer adalah menentukan pola

bangunan dan menempatkan penyewa utama. Penyewa-penyewa inin diatur sedemikian rupa

sehingga menimbulkan suatu jalur lalu lintas perbelanjaan antara penyewa utama dengan

Page 21: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

10

penyewa lain. Berdasarkan konfigurasi tersebut, terdapat macam dan pola bangunan dan

konfigurasi, antara lain :

o Bentuk linier merupakan suatu deretan toko-toko yang membentu garis

lurus yang dipersatukan oleh kanopi dan pedestrian yang terdapat di

sepanjang bagian depan toko-toko . Bangunan tipe ini biasanya

dimundurkan dari batas jalan dan sebagian besar parkir terletak antara jalan

dan bangunan. Pengaturan dengan tipe ini paling sering diterapkan pada

neigbourhood shopping center dengan peletakan penyewa-penyewa utama

pada ujungnya

o Bentuk L dan U merupakan perkembangan dari bentuk linier shopping

center yang besar dan community shopping centers uang kecil, sedangkan

bentuk U sesuai dengan community shopping center yang besar

o Mall, merupakan daerah bagi pejalan kaki yang terletak diantara bangunan

linier yang berhadapan, kemudian mall menjadi daerah bagi pejalan kaki

unutk hilir-mudik dalam berbelanja. Mall telah menjadi standart regional

shopping center dan sedang diterapkan pula pada community shopping

center

o Cluster, merupakan perkembangan dari konsep mall, tetapi pada penerapan

cluster lebih ditekankan pada penggunaan beberapa massa bangunan yang

berdiri sendiri, dipisahkan oleh jalur bagi pejalan kaki atau taman pada

regiaonal shopping center. Bentuk cluster bervariasi dengan menggunakan

bentuk-bentuk dari huruf X, Y, dan halter.

Cara Pelayanan

Berdasarkan cara pelayanan pada pusat perbelanjaan dibedakan menjadi :

o Personal Service. Pembeli dilayani langsung oleh pelayan. Setelah

transaksi, pelayan langsung meminta pembayaran dan membungkus

barang tersebut

o Self Selection. Pembeli dapat memilih dan membeli barang-barang,

kemudian mengumpulakan ke pelayan dan meminta bon pembayaran, lalu

kekasir untuk mebayar dan mengambil barang

o Self Service. Pembeli dapat memilih dan mengambil barang-barang yang

dibutuhkan, kemudian diletakan pada keranjang/kereta dorong yang telah

disediakan, lalu langsung dibawa ke kasir untuk pembayaran dan

pembungkusan.

Page 22: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

11

3) Fasilitas

Pusat Perbelanjaan merupakan penggambaran dari kota yang terbentuk oleh elemen-

elemen :

o Anchor (magnet) merupakan transformasi dari “node” dapat pula

berfungsi sebagai landmark, perwujudan berupa plaza dalam shopping

center.

o Secoundary Anchor (magnet sekunder) merupakan transformasi dari

“distrik” perwujudannya berupa pedestrian yang menghubungkan magnet-

magnet.

o Street I merupakan transformasi bentuk “path” perwujudan berupa

pedestrian yang menghubungkan magnet-magnet.

o Lanscaping (pertamanan) merupakan transformasi dari “edges” sebagai

pembatas pusat pertokoan di tempat-tempat luar

Fasilitas yang akan terdapat pada pusat perbelanjaan yaitu:

Retail store

Departement store

Food court

Food retail

Thematic restaurant

Cinema

Game zone

Meeting point

Mosque

Salon

4) Aktivitas

Berikut adalah pengunjung pusat perbelanjaan:

o Masyarakat Bandung

o Masyarakat luar Bandung

Sedangkan pengguna/ pelaku aktivitas dan aktivitas yang terjadi di dalam pusat

perbelanjaan adalah sebagai berikut:

a. Pengunjung

Kegiatan utama pengunjung pada pusat perbelanjaan ada 2 yaitu :

• Mengkonsumsi kebutuhan berbelanja yang rutin /berulang misal kebutuhan

berbelanja makanan.

• Membandingkan barang berdasarkan kualitas, variasi, desain, harga, layanan dll

sebelum membuat keputusan barang yang akan dibeli.

Page 23: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

12

b. Penyewa

Penyewa adalah orang atau sekelompok orang yang menyewa dan mengunakan

ruang serta fasilitas yang disediakan dalam melakukan kegiatan jual beli.

c. Pengelola

Pengelola adalah individu yang tergabung dalam suatu badan yang bertanggung

jawab penuh terhadap segala kegiatan pengelolaan yang terdapat dalam pusat

perbelanjaan.

Pengelola shopping center hanya meliputi dan behubungan dengan bangunan yang

dikelola tidak termasuk pengelola yang ada pada outlet masing-masing yaitu terdiri :

• Manager (manager/pimpinan) Pengturan dibatasi pada pengambilan

keputusan(decision making) tingkat atas.

• Administration (administrasi) Adalah sebuah tim yang mengelola segala hal yang

berhubungan dengan administrasi kantor.

• Marketing team (Tim marketing) Adalah suatu tim yang mengurusi masalah

pemasaran. Berhasil tidaknya shopping center tergantung pada marketingnya.

Marketing sering dikatakan sebagai ujung tombaknya produksi.

• Cleaning service Adalah yang mengurusi segala hal yang berhubungan dengan

kebersihan gedung.

• Maintenance Building Service (Perawatan gedung) Adalah suatu tim yang

bertanggung jawab terhadap perawatan gedung yang meliputi utilitas dan struktur

geedung.

• Security (keamanan) Adalah suatu tim yang bertanggung jawab terhadap

keamanan lingkungan bangunan dari pencurian, perampokan, pengerusakan dan

lain-lain.

d. Pemilik

Yakni pihak yang paling berkepentingan terhadap nilai komersial dari shopping

center. Sasaran utama investor adalah para pedagang/penyewa toko dan sasaran tidak

langsungnya adalaaah para pengunjung.

Page 24: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

13

Tabel 1.1 Aktivitas Pengguna Bangunan

1.9. Metoda Pendekatan Proyek

Metode pendekatan perancangan yang digunakan adalah suatu teknik atau cara mencari,

memperoleh, mengumpulkan atau mencatat data, baik berupa data primer maupun data

sekunder yang digunakan untuk keperluan merancang dan kemudian menganalisis

faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan pada site sehingga

akan terdapat suatu kebenaran data-data yang akan diperoleh.

Page 25: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

14

Tahap Persiapan

Menyusun rancangan penelitian

Memilih lapangan penelitian

Mengurus perizinan

Menjajaki dan menilai lapangan

Memilih dan memanfaatkan lingkungan

Menyiapkan perlengkapan penelitian

Persoalan etika penelitian

Pengumpulan Teori dan Data Lapangan

Studi Literatur

Proses pengumpulan literatur dan teori yang berkaitan dengan pokok bahasan

Studi Lapangan

Melakukan pengamatan terhadap kondisi tapak yang akan dibangun

Wawancara dengan pihak terkait

Melakukan wawancara dengan narasumber yang berkecimpung di bagian

pembangunan, transportasi, dan kependudukan

Pengelolaan Data

Data yang sudah terkumpul diolah dan dikelompokan berdasarkan bahasannya

untuk mempermudah proses analisis.

Analisisi Permasalahan

Melakukan penggabungan antar studi literatur dan studi lapangan sebagai acuan

dalam proses menganganalisis

Proses Perancangan

Merupakan hasil dari proses berbagai jenis analisis yang dituangkan ke dalam

desain bangunan.

Metode perancangan yang digunakan untuk mencapai tujuan dan misi yang telah

ada dengan menggunakan metode deskriptif baik kualitatif, kuantitatif, dan kualitatif

dikuantitatifkan. Metode kualitatif yaitu metode yang berusaha menggambarkan objek

sesuai dengan kenyataan melalui pengamatan (observasi). Metode kuantitatif yang

Page 26: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

15

digunakan yaitu pendekatan dengan alat ukur dan menganalisis data hasil pengukuran

ke dalam laporan. Sedangkan metode kualitatif dikuantitatifkan adalah penggabungan

dari kedua metode di atas. Penelitian deskriptif mempunyai langkah penting sebagai

berikut:

Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan

melalui metode deskriptif

Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas

Menentukan tujuan dan manfaat proyek

Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan

Menentukan kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian dan/ atau hipotesis

penelitian

Membuat laporan perancangan

Page 27: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

16

1.10. Skema Pemikiran

Gambar 1. 1 Skema Pemikiran

Page 28: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

17

1.11. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan laporan ini secara garis besar adalah sebagai berikut :

1) BAB I PENDAHULUAN

Penjelasan mengenai latar belakang proyek, pengertian judul dan tema, tujuan proyek,

misi proyek, permasalahan arsitektural, pendekatan pemecahan masalah, ruang lingkup

proyek, metoda pengumpulan data, skema pemikiran dan sistematika laporan.

2) BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN STUDI BANDING

Merupakan pembahasan yang berisi studi komparatif terhadap beberapa proyek sejenis.

Menguraikan tentang, tinjauan teoritik (landasan dari tema), tinjauan lingkungan, dan

klasifikasi proyek.

3) BAB III ANALISIS KRITERIA

Penjelasan mengenai tinjauan kawasan perencanaan proyek meliputi deskripsi proyek,

tinjauan lokasi, dan kondisi lingkungan (data tapak, karakteristik tapak, potensi tapak,

karakteristik bangunan) dan analisis tapak (view, zona kawasan, alur kendaraan sekitar

site, matahari, angin, kebisingan, dan vegetasi) dan juga solusi desainnya serta

mengetahui fasilitas sosial dan fasilitas umum yang dibutuhkan untuk proyek pusat

perbelanjaan.

4) BAB IV KONSEP DAN PERANCANGAN

Penjelasan meliputi studi kualitatif (struktur organisasi, alur aktifitas, alur aktifitas

makro), dan studi kuantitatif.

Penjelasan mengenai elaborasi tema, konsep arsitektur, konsep tapak (zoning tapak,

pencapaian ke bangunan, orientasi dan tata letak massa bangunan, ruang luar, lansekap,

dan vegetasi), konsep ruang dalam pada bangunan (organisasi ruang dalam pada

bangunan, zonning ruang dalam pada bangunan, sirkulasi ruang dalam pada bangunan),

konsep bentuk bangunan (massa bangunan, proporsi bangunan, fasade bangunan),

konsep keteknikan (bahan bangunan, struktur bangunan, dan konsep utilitas tapak dan

bangunan.

Serta penjelasan mengenai perkiraan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk

melaksanakan proyek.

5) BAB V KESIMPULAN

Page 29: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

18

BAB II

TINJAUAN PROYEK

2.1. Tinjauan Teori

2.1.1 Tinjauan Pengertian Rancangan pusat perbelanjaan terbuka ‘Palasari

Plaza’ dengan pendekatan Arsitektur kontemporer

Bandung merupakan kota besar dengan berbagai macam kebutuhan yang

dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satunya adalah pusat perbelanjaan. Bandung

memiliki beberapa pusat perbelanjaan yang memadai, tetapi hanya terletak di beberapa

tempat dan memiliki rentang jarak yang relatif jauh. Wilayah palasari belum memiliki

pusat pernelanjaan mumpuni yang dapat menampung segala kebutuhan masyarakat

Bandung. Dengan dibangunnya pusat perbelanjaan Palasari Plaza diharapkan dapat

memenuhi segala kebutuhan masyarakat Bandung khususnya wilayah palasari

Pusat perbelanjaan adalah suatu area tertentu yang terdiri dari satu atau beberapa

bangunan yang didirikan secara vertikal dari satu atau beberapa bangunan yang

didirikan secara vertikal maupun horizontal, yang dijual atau disewakan kepada pelaku

usaha atau dikelola sendiri untuk melakukan kegiatan perdagangan barang. Fungsi pusat

perbelanjaan adalah sebagai fungsi ekonomi, yaitu sebagai pendukung dinamisasi

perekonomian kota dan wadah penampungan dan penyaluran produksi dari produsen

untuk kebutuhan masyarakat (konsumen).

Rancangan pusat perbelanjaan terbuka „Palasari Plaza‟ dengan pendekatan

Arsitektur kontemporer dipilih sebagai judul berdasarkan proyek dan fungsi bangunan

yang akan dikerjakan, yaitu pusat perbelanjaan yang berada di Jalan Palasari kota

Bandung, juga sesuai dengan kebutuhan pusat perbelanjaan.

Judul diambil berdasarkan proyek dan fungsi bangunan yang akan dikerjakan,

yaitu pusat perbelanjaan terbuka yang berada di Jalan Palasari kota Bandung. Daerah

palasari merupakan tempat strategis yang berada pada pusat kota dengan sirkulasi

kendaraan dan angkutan umum yang cukup baik. Namun pada daerah tersebut belum

terdapat pusat perbelanjaan yang lengkap dan memadai. Oleh karena itu proyek ini

berjalan dengan harapan agar daerah tersebut dapat terbantukan sektor ekonomi, dan

dapat meningkatkan minat wisata melalui desain pusat perbelanjaan yang menarik

sehingga menarik minat pengunjung.

Pengertian judul proyek adalah sebagai berikut:

Page 30: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

19

1) Pengertian Rancangan

Rancangan adalah sesuatu yang sudah dirancang; hasil merancang; rencana;

program .

2) Pengertian Pusat Perbelanjaan

Pusat perbelanjaan adalah kompleks toko ritel dan fasilitas yang direncanakan

sebagai kelompok terpadu untuk memberikan kenyamanan berbelanja yang maksimal

kepada pelanggan dan pentaan barang dagangan yang terekspose secara maksimal .

Pusat perbelanjaan adalah sekelompok pengusaha eceran (retailer) dan kegiatan

komersil lainnya yang direncanakan, dikembangkan, dimiliki, dan dioperasikan dalam

satu unit bisnis, pada umumnya menyediakan tempat parkir .

Pusat perbelanjaan adalah tempat yang diperuntukkan bagi pertokoan yang

mudah dikunjungi pembeli berbagai lapisan masyarakat .

Pusat perbelanjaan adalah suatu area tertentu yang terdiri dari satu atau beberapa

bangunan yang didirikan secara vertikal dari satu atau beberapa bangunan yang

didirikan secara vertikal maupun horizontal, yang dijual atau disewakan kepada pelaku

usaha atau dikelola sendiri untuk melakukan kegiatan perdagangan barang .

3) Pengertian Pusat Perbelanjaan Terbuka

Pusat perbelanjaan terbuka langsung terhadap cahaya matahari n pusat

perbelanjaan tanpa pelingkup, perlindungan terhadap cuaca dilakukan melalui

penggunaan canopy menerus sepanjang muka toko .

4) Pengertian Arsitektur Kontemporer

Arsitektur Kontemporer adalah suatu bentuk karya arsitektur yang sedang terjadi

di masa sekarang .

5) Kesimpulan Judul

Maka dapat disimpulkan, pengertian judul „Rancangan Pusat Perbelanjaan

Terbuka „Palasari Plaza‟ Dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer‟ adalah

merencanakan Palasari Plaza sebagai suatu kompleks toko ritel dan fasilitas kegiatan

komersil terpadu tanpa pelingkup (terbuka) dengan menggunakan pendekatan arsitektur

kontemporer.

Page 31: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

20

2.1.2 Tinjauan Tema Arsitektur Kontemporer

Tema perancangan yang dipilih untuk kemudian diterapkan pada bangunan ini

adalah arsitektur kontemporer. Arsitektur kontemporer mengacu pada gaya bangunan

saat ini. Kontemporer pada dasarnya adalah gaya desain yang sedang up to date atau

sedang diproduksi pada masa sekarang.

Gaya kontemporer mulai berkembang sekitar awal 1920-an yang dimotori oleh

sekumpulan arsitektur Bauhaus School of Design di Jerman. Mereka merespon

kemajuan teknologi dan perubahan sosial masyarakat akibat perang dunia. Gaya

kontemporer dalam seni bangunan sendiri mulai berkembang pesat pada tahun 1940-

1980an. Istilah arsitektur kontemporer mengacu pada gaya bangunan saat ini. Arsitektur

kontemporer timbul dari rasa ketidakpuasan arsitek terhadap teori-teori yang

mengekang arsitektur itu sendiri, serta akibat perkembangan zaman yang menuntut

perubahan, perubahan dalam penciptaan sebuah karya arsitektur. Kontemporer pada

dasarnya adalah gaya desain yang sedang up to date atau sedang diproduksi pada masa

sekarang, atau dalam kata lain memiliki sifat untuk selalu berkembang seiring

perkembangan zaman yang diikutinya. Kontemporer bersifat dinamis dan tidak terikat

oleh suatu era. Desain yang kontemporer menampilkan gaya yang lebih baru1.

Berikut adalah strategi pencapaian arsitektur kontemporer2:

Tabel 2.1 Strategi Pencapaian Arsitektur Kontemporer

No Prinsip Arsitektur Kontemporer Strategi Pencapaian

1 Gubahan yang ekspresif dan

dinamis

Gubahan massa tidak berbentuk formal

(kotak) tetapi dapat memadukan beberapa

bentuk dasar sehingga memberikan kesan

ekspresif dan dinamis

2 Konsep ruang terkesan terbuka Penggunaan dinding dari kaca, antara ruang

dan koridor (dalam bangunan) dan

optimalisasi bukaan sehingga memberikan

kesan bangunan terbuka dan tidak masiv

3 Harmonisasi Ruang Luar dan dalam Penerapan courtyard sehingga memberikan

suasana ruang terbuka di dalam bangunan

1 https://www.arsitag.com/article/arsitektur-dan-desain-kontemporer, diakses pada tanggal 20 Maret 2018 pukul

20.38 2 http://e-journal.uajy.ac.id/11419/4/TA142823.pdf, diakses pada tanggal 10 Agustus 2018 pukul 21.49

Page 32: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

21

Pemisahan ruang luar dengan ruang dalam

dengan menggunakan perbedaan pola lantai

atau bahan lantai

4 Memiliki fasad yang transparan Fasad bangunan menggunakan bahan

transparan memberikan kesan terbuka,

untuk optimalisasi cahaya yang masuk ke

ruang sekaligus mengundang orang untuk

datang karena memberikan kesan terbuka

5 Kenyamanan Hakiki Kenyamanan tidak hanya dirasakan oleh

beberapa orang saja (mis : orang normal)

tetapi juga dapat dirasakan oleh kaum

difabel. Misalnya penggunaan ramp untuk

akses ke antar lantai.

6 Eksplorasi Elemen Lansekap Mempertahankan vegetasi yang kiranya

dapat dipertahankan yang tidak

mengganggu sirkulasi diluar maupun dalam

site. Penerapan vegetasi sebagai pembatas

antara satu bangunan dengan bangunan lain.

menghadirkan jenis vegetasi yang dapat

memberikan kesan sejuk pada site sehingga

semakin menarik perhatian orang untuk

datang.

7 Bangunan yang kokoh Menerapkan sistem struktur dan konstruksi

yang kuat serta material modern sehingga

memberi kesan kekinian

Arsitektur kontemporer telah diakui sebagai salah satu pendekatan dalam

merancang secara internasional sehingga banyak ahli yang mengemukakan pendapat

mengenai definisi dari arsitektur kontemporer salah satunya adalah Louis I Kahn.

Louis I Kahn merupakan arsitek internasional yang dipengaruhi oleh banyak

gaya-gaya internasional seperti Le Corbusier dan Mies Van der Rohe. Louis Kahn

merupakan salah satu pendukung arsitektur kontemporer. Menurut Louis Kahn,

arsitektur dimulai dari „dimana fungsi-fungsi telah dibentuk dengan jelas‟, dengan

Page 33: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

22

pengertian bahwa arsitektur adalah ruang-ruang yang terbentuk dari fungsi-fungsi yang

ada pada bangunan tersebut. Kahn menyebutkan kembali bahwa: bukanlah ruang jika

orang/ pengguna ruang tersebut tidak dapat memahami bagaimana ruang itu diciptakan.

2.2. Deskripsi Proyek

Nama Proyek : Pusat Perbelanjaan Palasari Plaza

Sifat Proyek : Fiktif

Owner : Swasta

Sumber Dana : Swasta

Lokasi : Jl. Palasari, Kota Bandung, Jawa Barat

Luas Lahan : 31.452 m2 atau 3,1 Ha

Fungsi Lahan : Pusat Perbelanjaan

Lokasi Administratif: Kota Bandung

Batas Wilayah : Utara : Hotel dan pemukiman

Timur : Rumah sakit dan sekolah

Barat : Sekolah dan GOR Lodaya

Selatan : Pertokoan dan pemukiman

Regulasi :

KDB :70%

70% x 32.298 m2 = 22.608 m2

KLB :1,4 x 32.298 m2 = 45.217 m2

KDH minimum : 20%

GSB : ½ x lebar jalan = 10 meter

2.3 Tinjauan Kota dan Lingkungan

Gambar 2.1 Peta Lokasi Kawasan Palasari

Page 34: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

23

Palasari Plaza berlokasi di Jalan Palasari, kecamatan Lengkong kota Bandung.

Kecamatan Lengkong merupakan salah satu dari 30 kecamatan di Kota Bandung yang

termasuk bagian dari Wilayah Karees. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh PPID

(Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi) Kota Bandung, kecamatan ini

berbatasan dengan:

Sisi utara : Kecamatan Batununggal dan Sumurbandung

Sisi selatan : Kecamatan Batunuggal

Sisi barat : Kecamatan Bandung Kidul

Sisi timur : Kecamatan Regol

Kecamatan ini memiliki luas wilayah 574 hektar, yang terdiri dari 7 kelurahan,

65 Rukun Warga dan 431 Rukun Tetangga. Kawasan ini merupakan area pemukiman,

perdagangan, hotel, dan restoran, serta pusat perdagangan buku paling lengkap di

Bandung. Popularitas pasar buku tersebut bahkan sudah meluas hingga ke mancanegara.

Pembeli pasar buku tersebut tak hanya warga Bandung, tapi juga dari berbagai daerah

dan luar negeri. Selain menawarkan harga yang lebih murah, Pasar Buku Palasari

memiliki koleksi yang sangat beragam dalam berbagai bidang. Mulai dari buku

pengetahuan umum, agama, hingga buku-buku fiksi seperti novel dan komik bisa

ditemukan di sini. Tak hanya yang baru, buku-buku bekas dan terbitan lama juga

menjadi incaran pembeli yang datang.

Kawasan Palasari dipilih untuk menjadi lokasi proyek pusat perbelanjaan ini

dikarenakan pada daerah ini belum memiliki pusat perbelanjaan dengan koleksi buku

yang lengkap, juga sarana dan prasarana yang dapat menambah nilai jual pedagang pada

plaza ini. Plaza ini pun akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas keluarga agar semakin

menarik minat pengguna untuk mengunjungi Palasari Plaza.

Page 35: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

24

2.5 Tinjauan Pustaka

2.5.1 STUDI LITERATUR STANDAR

Sub bab ini berisi studi literatur standar dari toilet, konsep dan pola alur

sirkulasi, lahan parkir, radius perputaran bus dan parkir bus, gedung parkir, kantor,

pujasera, dan loading dock.

2.5.1.1 Toilet

1. Persyaratan Ruang :

a. Ruang untuk buang air besar (WC) P = 80-90 cm, L = 150-160 cm, T = 220-

240 cm

b. Ruang untuk buang air kecil (Urinoir) L = 70-80 cm, T = 40-45 cm

2. Sirkulasi Udara : Mempunyai kelembaban 40 – 50 %, dengan taraf pergantian

udara yang baik yaitu mencapai angka 15 air-change per jam (dengan suhu

normal toilet 20-27 derajat celcius)

3. Pencahayaan : Sistem pencahayaan toilet umum dapat menggunakan

pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Iluminasi standar 100 – 200 lux.

4. Konstruksi Bangunan :

a. Lantai, kemiringan minimum lantai 1 % dari panjang atau lebar lantai.

b. Dinding, ubin keramik yang dipasang sebagai pelapis dinding, gysum tahan air

atau bata dengan lapisan tahan air.

c. Langit-langit, terbuat dari lembaran yang cukup kaku dan rangka yang kuat

sehingga memudahkan perawatan dan tidak kotor.

Gambar tentang studi literatur standar toilet dapat dilihat pada Gambar 2.2

sampai Gambar 2.6

Gambar 2.2 Toilet Untuk Disabilitas

Page 36: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

25

Gambar 2.3 Desain Toilet

Gambar 2.4 Gambar Layout Standar Minimal

Page 37: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

26

Gambar 2.5 Sanitair, Aksesoris, dan Finishing

Gambar 2.6 Tampak Luar Toilet

Page 38: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

27

2.5.1.2 Konsep dan Pola Alur Sirkulasi

Konsep dan pola alur sirkulasi dapat dilihat pada Gambar 2.7.

Deskripsi Ilustrasi P

en

capaia

n

Merupakan tahap pertama alur

sirkulasi berupa pencapaian

terhadap entrance bangunan maupun

massa bangunan.

Pencapaian terbagi menjadi:

(1) Pencapaan frontal; langsung

mengarah pintu masuk,

(2) Pencapaian tidak langsung;

menekankan efek perspektif fasad

depan

(3) pencapaian spiral; berputar,

mengelilingi bangunan

(1)

(3)

(2)

Pin

tu M

asu

k

Proses memasuki sebuah bangunan

dipertegas maupun diperhalus sesuai

pengunaan bidang pemisah,

memisahkan makna “disini” dan

“disana”

Menurut bentuknya terbagi menjadi:

(a) Rata, (b) dijorokkan, (c)

dimundurkan

Menurut lokasinya terbagi menjadi:

(a) Diletakkan ditengah, (b) Digeser

(a) (b) (c)

(a) (b) (c)

Page 39: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

28

Gambar 2.7 Konsep dan Pola Alur Sirkulasi

Deskripsi Ilustrasi

Pen

capa

ian

Merupakan tahap pertama alur

sirkulasi berupa pencapaian

terhadap entrance bangunan maupun

massa bangunan.

Pencapaian terbagi menjadi:

(1) Pencapaan frontal; langsung

mengarah pintu masuk,

(2) Pencapaian tidak langsung;

menekankan efek perspektif fasad

depan

(3) pencapaian spiral; berputar,

mengelilingi bangunan

(1)

(3)

(2)

Pin

tu M

asuk

Proses memasuki sebuah bangunan

dipertegas maupun diperhalus sesuai

pengunaan bidang pemisah,

memisahkan makna “disini” dan

“disana”

Menurut bentuknya terbagi menjadi:

(a) Rata, (b) dijorokkan, (c)

dimundurkan

Menurut lokasinya terbagi menjadi:

(a) Diletakkan ditengah, (b) Digeser

(a) (b) (c)

(a) (b) (c)

Deskripsi Ilustrasi

Penc

apai

an

Merupakan tahap pertama alur

sirkulasi berupa pencapaian

terhadap entrance bangunan maupun

massa bangunan.

Pencapaian terbagi menjadi:

(1) Pencapaan frontal; langsung

mengarah pintu masuk,

(2) Pencapaian tidak langsung;

menekankan efek perspektif fasad

depan

(3) pencapaian spiral; berputar,

mengelilingi bangunan

(1)

(3)

(2)

Pint

u M

asuk

Proses memasuki sebuah bangunan

dipertegas maupun diperhalus sesuai

pengunaan bidang pemisah,

memisahkan makna “disini” dan

“disana”

Menurut bentuknya terbagi menjadi:

(a) Rata, (b) dijorokkan, (c)

dimundurkan

Menurut lokasinya terbagi menjadi:

(a) Diletakkan ditengah, (b) Digeser

(a) (b) (c)

(a) (b) (c)

Page 40: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

29

2.5.1.3 Lahan Parkir

Fasilitas parkir dalam sistem transportasi berfungsi menyimpan kendaraan di

tujuan perjalanan. Fasilitas parkir berfungsi baik jika tidak terjadi konflik pada ruas

jalan di sekitar lokasi parkir tersebut. Masalah timbul jika kebutuhan parkir melebihi

kapasitas parkir yang tersedia sehingga mengganggu kelancaran lalu lintas pada ruas

jalan. Kriteria peletakan fasilitas parkir :

1. Tempat parkir diusahakan di permukaan yang datar agar kendaraan tidak

menggelinding. Jika tanah miring lakukan grading dengan sistem cut and fill.

2. Tempat parkir dengan bangunan ( tempat kegiatan ) diusahakan tak jauh. Jika

cukup jauh, buat sirkulasi yang jelas dan terarah menuju area parkir.

Ditinjau dari penggunaannya, tempat parkir terbagi atas :

1. Parkir kendaraan roda lebih dari 4, misalnya bus ( lebar 3 meter, panjang 8 m ),

bus kecil ( lebar 2,4 m, panjang 6 m ) dan truk.

2. Parkir kendaraan roda 4, misalnya sedan besar ( lebar 1,765 m, panjang 4,82 m ),

sedan sedang ( lebar 1,4 m, panjang 3,8 m ), sedan kecil ( lebar 1,4 m, panjang

2,9 m ), MPV ( lebar 1,6 m, panjang 4,8 m ), jeep ( lebar 1,6 m, panjang 4 m )

dan minibus ( lebar 1,5 m, panjang 5 m ).

3. Parkir kendaraan roda 3, misalnya bemo ( lebar 1.05 m, panjang 2,5 m ) dan

motor sisipan. Becak ( lebar 90 cm, panjang 2 m ).

4. Parkir kendaraan roda 2, misalnya sepeda ( lebar 45 cm, panjang 1,5 m ) dan

sepeda motor ( lebar 90 cm, panjang 2 m ), motor besar ( lebar 1,05 m, panjang

2,5 m ). Studi literatur standar dapat dilihat pada Gambar 2.8.

Page 41: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

30

Gambar 2.8 Studi Literatur Standar Latihan Parkir

Page 42: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

31

2.5.1.4 Radius Perputaran Bus Dan Parkir Bus

Ukuran Bus/Truk dapat dilihat pada Tabel 2.2. Radius perputaran bus dan parkir

bus dapat dilihat pada Gambar 2.9.

Gambar 2.9 Radius Perputaran Bus dan Parkir Bus

Page 43: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

32

Tabel 2.2 Ukuran Bus/Truk

2.5.1.5 Gedung Parkir

Gedung Parkir Selain dilahan terbuka parkir juga dapat dilakukan didalam

gedung. Gedung parkir adalah gedung yang khusus dibangun untuk tempat parkir

kendaraan, dengan demikian pemakaian lahan terutama di kawasan pusat kota dapat

dilakukan secara efisien. Gedung parkir dapat dikombinasikan dengan pusat kegiatan,

dimana lantai basement dan beberapa lantai di atasnya digunakan untuk parkir dan

selanjutnya di atasnya ditempatkan bangunan pusat kegiatan seperti pertokoan,

perkantoran dan pusat kegiatan lainnya.

Apabila harga tanah tinggi maka diperlukan pula untuk membuat tempat parkir

yang efisien terhadap pendayagunaan tanah. Tinggi ruang harus dibatasi hingga 2,2 m

agar memperoleh panjang jalan tanjakan yang minimum tetapi pada lantai bawah

disediakan tinggi 3, 75 m untuk mewadahi kendaraan yang lebih tinggi. Gambar akses

jalan pada gedung parkir dapat dilihat pada Gambar 2.10.

Page 44: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

33

Gambar 2.10 Akses Jalan pada Gedung Parkir

Gambar 2.11 Akses Jalan pada Gedung Parkir (Lanjutan)

Page 45: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

34

2.5.1.6 Kantor

Ruang utama pada kantor terdiri dari:

1. Workstation, yang dilengkapi fasilitas kursi, tempat penyimpanan dan

memungkan untuk karyawan melihat ke segala arah.

2. Personal office, berupa ruang tertutup yang dapat memuat 1 (satu) orang atau

lebih.

3. Team room, ruang terbuka untuk jangka panjang di mana klien juga dapat

mengakses ruang tersebut.

4. Meeting room, berupa ruang terbuka dengan formal atau informal fasilitas seperti

elektronik, whiteboard, sistem audiovisual atau video-conferencing.

Ruang kantor dapat dilihat pada Gambar 2.12 sampai Gambar 2.16.

Gambar 2.12 Ruang Kantor

Page 46: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

35

Gambar 2.13 Ruang Penitipan Barang

Gambar 4.17 Janitor

Gambar 2.14 Ruang Janitor

Jarak antar loker di ruang penitipan barang adalah 1,2 m² yang berfungsi sebagai area

sirkulasi.

Page 47: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

36

Gambar 2.15 Mushola

Gambar 2.16 Ruang P3K

Ukuran orang yang sedang shalat dalam ruangan yaitu 1,2 m² (dalam keadaan

berdiri) dan 0,8 m² (dalam keadaan duduk)

Pada ruang P3K minimal di dalamnya terdapat area untuk konsultasi dengan dokter

serta area pemeriksaan yang berupa tempat berbaring atau kasur

Page 48: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

37

2.5.1.7 Pujasera

Studi literatur standar pujasera dapat dilihat pada Gambar 2.17.

Gambar 2.17Pujasera

2.5.1.8 Loading Dock

Loading Dock dapat dilihat pada Gambar 2.18.

Gambar 2.18 Loading Dock

Pujasera (bahasa Inggris: food court, atau di Asia Pasifik juga disebut food hall[1]) adalah sebuah

tempat makan yang terdiri dari gerai-gerai (counters) makanan yang menawarkan aneka menu

yang variatif. Pujasera merupakan area makan yang terbuka dan bersifat informal, dan biasanya

berada di mal, pusat perbelanjaan, perkantoran, universitas atau sekolah modern.

Loading Dock merupakan area naik turunnya barang. Biasanya terdapat perbedaan ketinggian

antara muka lantai bangunan dengan ketinggian lantai kendaraan.

Page 49: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

38

2.5.2 STUDI LITERATUR AKSESIBILITAS

Sub bab ini berisi studi literatur aksesibilitas jalue pedestrian, rute dan pintu

masuk aksesibel, ukuran ruang dan ergonometri, ramp, tangga, dan alat transportasi

vertikal di dalam bangunan.

2.5.2.1 Jalur Pedestrian

Jalur pedestrian harus memenuhi persyaratan di bawah ini :

1. Permukaan jalan harus stabil, kuat, tahan cuaca, bertekstur halus tetapi tidak

licin

2. Minimal lebar jalan pedestrian adalah 1.2 meter untuk satu arah dan 1.65 meter –

1.8 meter untuk dua arah

3. Kecuraman pedestrian harus diantara 3% sampai 5% atau 30 mm – 50 mm

setiap 1 meter

4. Hindari gundukan pada permukaan jalan, kalaupun ada tidak boleh lebih dari

1,25 cm

5. Kemiringan maksimum 7°

6. Pada setiap jarak 9 m disarankan terdapat pemberhentian untuk istirahat.

7. Pencahayaan Berkisar antara 50-150 lux

8. Drainase dibuat tegak lurus dengan arah jalur dengan kedalaman maksimal 1,5

cm, mudah dibersihkan dan perletakan lubang dijauhkan dari tepi ramp.

9. Jalur pedestrian harus bebas dari penghalang seperti pohon, tiang rambu-rambu

dan benda-benda lain.

10. Harus ada tepi pengaman sepanjang jalur pedestrian dengan ketinggian 10 cm

dan lebar 15 cm

Jalur Pedestrian dapat dilihat pada Gambar 2.19, Level and Grooves pada

Gambar 2.20, dan Jalur Pemandu pada Gambar 2.21.

Page 50: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

39

Gambar 2.19 Jalur Pedestrian

• 20 mm adalah ketinggian maksimal untuk

perbedaan elevasi pada jalan.

• Membuat pembatas dipinggir atau diantara

jalan dengan perbedaan elevasi agar kursi roda

dan tongkat penyandang disabilitas tidak

keluar jalur dan memperingati penggunanya

untuk tidak melintas keluar jalur yang ada.

Tekstur ubin pengarah bermotif garis-garis menunjukkan arah perjalanan.

Tekstur ubin peringatan (bulat) memberi peringatan terhadap adanya

perubahan situasi di sekitarnya.

Daerah-daerah yang harus menggunakan ubin tekstur pemandu (guiding

blocks):

Di depan jalur lalu-lintas kendaraan.

Di depan pintu masuk/keluar dari dan ke tangga atau fasilitas persilangan

dengan perbedaan ketinggian lantai.

Di pintu masuk/keluar pada terminal transportasi umum atau area penumpang.

Pada pedestrian yang menghubungkan antara jalan dan bangunan.

Pada pemandu arah dari fasilitas umum ke stasiun transportasi umum terdekat.

Ubin pemandu dapat diberi warna kuning atau jingga

Gambar 2.21 Jalur Pemandu

Page 51: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

40

2.5.2.2 Rute dan Pintu Masuk Aksesibel

Rute aksesibilitas memilki beberapa ketentuan :

1. Rute aksesibilitas harus disediakan menerus ke setiap bagian bangunan.

2. Pada entrance landing harus tersedia ramp dengan dimensi minimal 1.8 meter x 2000

meter.

3. Material lantai harus mengguna kan warna-warna cerah atau guiding floor dan pastikan

permukaan lantai rata dan anti slip.

4. Peletakan rute aksesibel:

5. Rute aksesibel harus berdekatan atau diletakkan di area yang sama dengan jalur sirkulasi

umum. Ketika jalur sirkulasi berada di interior, rute aksesibel juga harus di interior.

6. Setidaknya 60% dari pintu masuk umum harus merupakan pintu masuk aksesibel.

Gambar rute, pintu, dan koridor aksesibilitas dapat dilihat pada Gambar 2.22. sampai

Gambar 2.24.

Gambar 2.22 Rute Aksesibilitas

Gambar 2.23.Pintu Aksesibel

Page 52: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

41

Pintu pagar ke tapak bangunan harus mudah dibuka dan ditutup oleh penyandang

cacat.

Pintu keluar/masuk utama memiliki lebar bukaan minimal 90 cm, dan pintu-pintu

yang kurang penting memiliki lebar bukaan minimal 80 cm.

Di daaerah sekitar pintu masuk sedapat mungkin dihindari adanya ramp atau

perbedaan ketinggian lantai.

Jenis pintu yang penggunaannya tidak dianjurkan:

Pintu geser.

Pintu yang berat, dan sulit untuk dibuka/ditutup.

Pintu dengan dua daun pintu yang berukuran kecil.

Pintu yang terbuka kekedua arah ("dorong" dan "tarik").

Pintu dengan bentuk pegangan yang sulit dioperasikan terutama bagi tuna netra.

Penggunaan pintu otomatis diutamakan yang peka terhadap bahaya kebakaran.

Pintu tersebut tidak boleh membuka sepenuhnya dalam waktu lebih cepat dari 5

detik dan mudah untuk menutup kembali.

Hindari penggunaan bahan lantai yang licin di sekitar pintu.

Alat-alat penutup pintu otomatis perlu dipasang agar pintu dapat menutup dengan

sempurna

Plat tendang yang diletakkan di bagian bawah pintu diperlukan bagi pengguna kursi

roda

Gambar 2.24 Koridor Aksesibel

Page 53: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

42

Koridor menggunakan material lantai yang aman dan menggunakan guiding floor

material

Meiliki handrail di sisi tembok sebagai alat bantu dan juga sebagai penunjuk arah

Lebar minimum koridor adalah 1.5 meter

Menyiapkan ramp dengan kemiringan 1 : 12 untuk perbedaan elevasi di lantai

koridor

2.5.2.3 Ukuran Ruang dan Ergonometri

Ukuran dasar ruang tiga dimensi (panjang, lebar, tinggi) mengacu kepada ukuran

tubuh manusia dewasa

Lebar ideal minimum koridor 1,5 meter

Perbandingan kemiringan ramp pada lantai koridor adalah 1:12

Ukuran dasar ruang diterapkan dengan mempertimbangkan fungsi bangunan,

bangunan dengan fungsi yang memungkinkan digunakan oleh orang banyak secara

sekaligus, seperti balai pertemuan, bioskop, dsb. harus menggunakan ukuran dasar

maksimum

Ukuran dasar minimum dan maksimum yang digunakan dalam pedoman ini dapat

ditambah atau dikurangi sepanjang asas-asas aksesibilitas dapat tercapai

Ukuran ruang dan ergonomi dapat dilihat pada Gambar 2.25.

Page 54: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

43

Gambar 2.25 Ukuran ruang dan ergonomi

2.5.2.4 Ramp

Kemiringan suatu ramp di dalam bangunan tidak lebih 7˚, Sedangkan kemiringan

suatu ramp yang ada diluar bangunan maksimal 6˚.

Untuk konfigurasi ramp sebaiknya berbentuk lurus dengan radius 90˚ dan 180˚.

Minimal kelebaran ramp adalah 90 cm dengan maksimal kemiringan yang

disarankan adalah 1 : 20.

Tiap 120 mm perjalanan, kenaikan ramp yang dianjurkan adalah 10 mm

Panjang mendatar dari suatu ramp (dengan kemiringan 7˚) tidak boleh lebih dari

900 cm

Page 55: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

44

Lebar minimum dari ramp adalah 95 cm tanpa tepi pengaman dan 136 cm dengan

tepi pengaman.

Bordes (muka datar) pada awalan atau akhiran dari suatu ramp harus bebas dan

datar dengan ukuran minimum 160 cm.

Bordes awalan atau akhiran suatu ramp harus memiliki tekstur sehingga tidak licin

khususnya diwaktu hujan.

Lebar tepi pengaman ramp (low crub) 10 cm dengan lebar 15 cm

Ramp harus diterangi dengan pencahayaan yang cukup sehingga membantu

pecahayaan di ramp waktu malam hari.

Ramp harus dilengkapi dengan pegangan rambatan (handrail)

Gambar 2.26 Ramp

2.5.2.4 Tangga

Harus memiliki dimensi pijakan dan tanjakan yang berukuran seragam.

Harus memiliki kemiringan tangga kurang dari 60°

Tidak terdapat tanjakan yang berlubang yang dapat membahayakan pengguna

tangga.

Harus dilengkapi dengan pegangan rambat (handrail) minimum pada salah satu sisi

tangga.

Pegangan rambat harus mudah dipegang dengan ketinggian 65- 80 cm dari lantai

Pegangan rambat harus ditambah panjangnya pada bagian ujung-ujungnya (puncak

dan bagian bawah) dengan 30 cm.

Untuk tangga yang terletak di luar bangunan, harus dirancang sehingga tidak ada

air hujan yang menggenang pada lantainya.

Page 56: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

45

Gambar 2.27 Tangga

2.5.2.5 Alat Transportasi Vertikal Di Dalam Bangunan

Gambar 2.28 Alat Transportasi Vertikal Di Dalam Bangunan

Page 57: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

46

Gambar 2.29 Alat Transportasi Vertikal Di Dalam Bangunan (Lanjutan)

2.6 Studi Banding Bangunan Pusat Perbelanjaan

2.6.1 GRAND METROPOLITAN BEKASI

Grand Metropolitan Mall adalah sebuah pusat perbelanjaan dan hiburan di Bekasi,

Indonesia. Mal ini dibuka pada tanggal 12 Juli 2013 (umur 5). dan merupakan

kelanjutan dari Mal Metropolitan yang telah hadir disini 20 tahun sebelumnya. Pusat

perbelanjaan yang didesain oleh konsultan asal Amerika Serikat, Development Design

Group ini, memiliki luas retail area sekitar 52.443 m². Mal ini nantinya juga akan

terintegrasi dengan apartemen dan perkantoran, M. Gold Tower.

Grand Metropolitan Mall memiliki segmentasi pasar untuk kalangan kelas menengah

atas. Tenant utama pada pusat perbelanjaan ini antara lain Centro Department Store,

Farmers Market, Eat & Eat, Ace Hardware, Best Denki, Golds Gym, Toys Kingdom,

dan Gramedia Kids. Di pusat perbelanjaan ini, juga terdapat butik-butik fesyen MAP,

galeri batik, dan food court ternama.

Selain dipenuhi oleh butik-butik fesyen dan food court, Grand Metropolitan Mall juga

menjadi pusat hiburan keluarga. Beberapa tempat hiburan disini antara lain Fun World

serta Cinema XXI

Page 58: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

47

Gambar 2.30 Grand Metropolitan Mall

Gambar 2.31 Grand Metropolitan Mall

Gambar 2.32 Grand Metropolitan Mall

Page 59: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

48

2.6.2 HASHIMOTO KONOHA MALL

Gambar 2.33 Konoha Mall

Page 60: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

49

Konoha Mall merupakan salah satu mall di Jepang yang mengambil tema eco-leisure,

yaitu tempat wisata yang menawarkan konsep sustainability dan eco-design untuk

menciptakan pengalaman uang yang baik. Mateial yang digunakan merupakan elemen-

elemen natural dan diperuntukkan untuk pengguna yang ada disekitar distiknya.

Konsep mall ini sangat unik karena ingin menciptakan desain yang dapat mensupport

komunitas lokal dan menciptakan ruang pedestrian yang baik. Konoha mall sangat

memperhatikan koneksi antara sirkulasi, warna, dan ruang publik untuk memastikan

desain mall selaras. Part atau ide desain yang bisa di ambil dari desian Konoha Mall ini

adalah ruang publik, dan pertokoan atau retailnya yang sangat selaras, memiliki koneksi

yang baik, juga sirkulasi penggunanya tidak tertutup sehingga dapat mengoptimalkan

penggunaan penghawaan alami pada Konoha Mall.

Page 61: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

50

2.6.3 Eastland Tower Center

Gambar 2.34 Eastland Tower Center

Eastland Tower Center merupakan sebuah bangunan mix-used dan memiliki pusat

perbelanjaan yang berada di Melbourne, Australia. Pusat perbelanjaan pada bangunan

ini berada di atas dan bawah level jalan sehingga terdapat beberapa akses untuk menuju

ke pusat perbelanjaan. Fasad pada bangunan ini menggunakan secondary skin

bergelombang sehingga menciptakan efek bayangan yang dramatis pada bagian yang

terjatuhi bayangan. Pusat perbelanjaan ini mengambil tema kontemporer pada bagian

fasadnya sehingga menampilkan kesan yang segar pada fasad bangunan tersebut. pada

bagian pintu masuk, desainnya terkesan simpel dan ikonik sehingga menjadi daya tarik

tersendiri untuk pusat perbelanjaan Eastland Town Center.

Page 62: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

51

2.6.4 Paris Van Java Resort Lifestyle

Gambar 2.35 Paris Van Java Resort Lifestyle

Gambar 2.36 Paris Van Java Resort Lifestyle

Paris Van Java Resort Lifestyle Plaza (PVJ adalah sebuah pusat perbelanjaan yang terletak di Bandung,

Jawa Barat. Mal ini bisa dicapai eberapa jam dengan mengemudi dari Tol Pasteur. Paris van Java didesain

dengan konsep citywalk dengan gaya eropa sehingga tenant-tenant didesain secara linear seperti toko-

toko dengan koridor pejalan kaki pada bagian tengahnya. Desain fasad bangunan mengadopsi dari fasad

toko-toko erpoa yang berderet secara lnear sehingga dari tampak depan maupun interior bangunan terlihat

seperti deretan toko-toko dengan gaya klasik.

Koridor linear pad abangunan utama terdiri dari tenant- tenant sedangkan tenant tenant besar atau anchor

diletakkan pada kedua ujung sisi koridor. Koridor ini biasa digunakan juga untuk tenant-tenant kecil dan

juga pameran atau bazar pada waktu tertentu.

Page 63: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

52

BAB III

ANALISA TAPAK DAN PROGRAM RUANG

3.1 Analisa Tapak

3.1.1 Analisa Makro

Deskripsi Proyek

Gambar 3.1 Deskripsi Proyek

Karakter Tapak

Kawasan Palasari dipilih untuk menjadi lokasi proyek pusat perbelanjaan ini

dikarenakan pada daerah ini belum memiliki pusat perbelanjaan dengan koleksi buku

yang lengkap, juga sarana dan prasarana yang dapat menambah nilai jual pedagang pada

plaza ini. Plaza ini pun akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas keluarga agar semakin

menarik minat pengguna untuk mengunjungi Palasari Plaza.

Page 64: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

53

Palasari Plaza berlokasi di Jalan Palasari, kecamatan Lengkong kota Bandung.

Kecamatan Lengkong merupakan salah satu dari 30 kecamatan di Kota Bandung yang

termasuk bagian dari Wilayah Karees. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh PPID

(Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi) Kota Bandung, kecamatan ini

berbatasan dengan:

Sisi utara : Kecamatan Batununggal dan Sumurbandung

Sisi selatan : Kecamatan Batunuggal

Sisi barat : Kecamatan Bandung Kidul

Sisi timur : Kecamatan Regol

Kecamatan ini memiliki luas wilayah 574 hektar, yang terdiri dari 7 kelurahan,

65 Rukun Warga dan 431 Rukun Tetangga. Kawasan ini merupakan area pemukiman,

perdagangan, hotel, dan restoran, serta pusat perdagangan buku paling lengkap di

Bandung. Popularitas pasar buku tersebut bahkan sudah meluas hingga ke mancanegara.

Pembeli pasar buku tersebut tak hanya warga Bandung, tapi juga dari berbagai daerah

dan luar negeri. Selain menawarkan harga yang lebih murah, Pasar Buku Palasari

memiliki koleksi yang sangat beragam dalam berbagai bidang. Mulai dari buku

pengetahuan umum, agama, hingga buku-buku fiksi seperti novel dan komik bisa

ditemukan di sini. Tak hanya yang baru, buku-buku bekas dan terbitan lama juga

menjadi incaran pembeli yang datang.

Tapak sangat berpotensi karena berada dikawasan yang datar dan berada di

pusat kota sehingga memudahkan dalam segi proses pembangunan.

Tapak berada di kawasan yang datar/tidak memiliki kontur yang

signifikan

Tapak berada di dekat pusat kota sehingga memudahkan dalam segi

proses pembangunan

Gambar 3.2 Peta Kawasan Proyek

Page 65: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

54

3.1.2 Analisa Mikro

Gambar 3.3 Tata Guna Lahan Sekitar

Page 66: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

55

3.1.2.1 View Kedalam Site

Gambar 3.4 View Kedalam Site

3.1.2.2 Matahari dan Arah Angin

Gambar 3.5 Matahari dan Arah Angin

Page 67: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

56

3.1.2.3 Aksesibilitas dan Sirkulasi

Gambar 3.6 Aksesibiltas dan Sirkulasi

3.1.2.4 Vegetasi dan Kebisingan

Gambar 3.7 Vegetasi dan Kebisingan

Page 68: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

57

3.1.2.5 Drainase dan Jaringan Utilitas

Gambar 3.8 Drainase dan Jaringan Utilitas

Page 69: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

58

3.2 Program Ruang

3.2.1 Struktur Organisasi Pusat Perbelanjaan

Gambar 3.9 Struktur Organisasi Pusat Perbelanjaan

3.2.2 Struktur Organisasi DKM Masjid

Gambar 3.10 Struktur Organisasi DKM Masjid

Page 70: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

59

3.2.3 Alur Kegiatan Mikro Pengguna Bangunan Pusat Perbelanjaan

Page 71: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

60

Gambar 3.11 Alur Kegiatan Mikro Pengguna Bangunan

Page 72: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

61

3.2.4 Alur Kegiatan Makro Pusat Perbelanjaan

Berikut adalah alur kegiatan dan pembagian zona di dalam bangunan:

Gambar 3.12 Alur Kegiatan Makro

Page 73: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

62

3.2.5 Studi Kelayakan

Data studi kelayakan ini berisi tentang pertumbuhan penduduk, aspek legal

kawasan eksisting proyek, analisa jumlah pengunjung, dan akumulasi presentase urban

lifestyle.

3.2.5.1 Pertumbuhan Penduduk

Data jumlah penduduk kota Bandung dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Data Jumlah Penduduk Kota Bandung

Page 74: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

63

3.2.5.2 Aspek Legal Kawasan Ekisting Proyek

Tabel 3.2 Aspek Legal Kawasan Ekisting Proyek

Page 75: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

64

3.2.5.3 Analisa Jumlah Pengunjung

Tabel 3.3 Analisa Jumlah Pengunjung

Page 76: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

65

Tabel 3.4 Akumulasi Presentase Urban Lifestyle

Page 77: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

66

Page 78: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

67

3.2.6 Perhitungan Luas Kebutuhan Ruang Tabel 3.5 Tabel Perhitungan Luas Kebutuhan Ruang

Page 79: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

68

Page 80: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

69

Page 81: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

70

Page 82: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

71

Page 83: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

72

BAB IV

KONSEP PERANCANGAN

4.1. Elaborasi Tema

Tabel 4.1 Elaborasi Tema

Page 84: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

73

Tema perancangan yang dipilih untuk kemudian diterapkan pada bangunan ini

adalah arsitektur kontemporer. Arsitektur kontemporer mengacu pada gaya bangunan

saat ini. Kontemporer pada dasarnya adalah gaya desain yang sedang up to date atau

sedang diproduksi pada masa sekarang.

Gaya kontemporer mulai berkembang sekitar awal 1920-an yang dimotori oleh

sekumpulan arsitektur Bauhaus School of Design di Jerman. Mereka merespon

kemajuan teknologi dan perubahan sosial masyarakat akibat perang dunia. Gaya

kontemporer dalam seni bangunan sendiri mulai berkembang pesat pada tahun 1940-

1980an. Istilah arsitektur kontemporer mengacu pada gaya bangunan saat ini. Arsitektur

kontemporer timbul dari rasa ketidakpuasan arsitek terhadap teori-teori yang

mengekang arsitektur itu sendiri, serta akibat perkembangan zaman yang menuntut

perubahan, perubahan dalam penciptaan sebuah karya arsitektur. Kontemporer pada

dasarnya adalah gaya desain yang sedang up to date atau sedang diproduksi pada masa

sekarang, atau dalam kata lain memiliki sifat untuk selalu berkembang seiring

perkembangan zaman yang diikutinya. Kontemporer bersifat dinamis dan tidak terikat

oleh suatu era. Desain yang kontemporer menampilkan gaya yang lebih baru1

.

1 https://www.arsitag.com/article/arsitektur-dan-desain-kontemporer, diakses pada tanggal 20 Maret 2018 pukul

20.38

Page 85: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

74

Gambar 4.1 Skema Pemikiran Tema

Arsitektur kontemporer telah diakui sebagai salah satu pendekatan dalam

merancang secara internasional sehingga banyak ahli yang mengemukakan pendapat

mengenai definisi dari arsitektur kontemporer salah satunya adalah Louis I Kahn.

Louis I Kahn merupakan arsitek internasional yang dipengaruhi oleh banyak

gaya-gaya internasional seperti Le Corbusier dan Mies Van der Rohe. Louis Kahn

merupakan salah satu pendukung arsitektur kontemporer. Menurut Louis Kahn,

arsitektur dimulai dari ‘dimana fungsi-fungsi telah dibentuk dengan jelas’, dengan

pengertian bahwa arsitektur adalah ruang-ruang yang terbentuk dari fungsi-fungsi yang

ada pada bangunan tersebut. Kahn menyebutkan kembali bahwa: bukanlah ruang jika

orang/ pengguna ruang tersebut tidak dapat memahami bagaimana ruang itu diciptakan.

Prinsip-prinsip arsitektur kontemporer menurut Louis Kahn meliputi:

1. Artikulasi adalah bagian badan bangunan yang akan memperjelas ruang-

ruang atau lantai-lantai ‘pelayanan’ dan ‘dilayani’

2. Ruang harus bersifat mengundang untuk dipakai

3. Harmoni diantara bahan, bentuk dan proses pabrikasi, jadi rancangan

harus mempertimbangkan hukum-hukum yang menjadi dasar

penyesuaian bahan

Page 86: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

75

4. Pembatasan terhadap satu atau beberapa material

5. Penekanan bentuk ruang sesuai dengan karakternya, pencarian bentuk

adalah hasil sari suatu tindakan kreatif

6. Sebisa mungkin terangi ruangan dengan cahaya alami

Kesimpulan dari pendapat Louis Kahn ini adalah bahwa setiap elemen-elemen di

dalam ataupun diluar bangunan harus dapat memperlihatkan bagaimana elemen-elemen

tersebut berdiri, muncul dan bertahan. Sifat-sifat bahan konstruksi dari selubung di

sekitar ruang harus terlihat.

Penerapan dari tema Kontemporer mampu merancang bangunan yang lebih

variatif, fleksible, inovatif, dinamis dan beragam, baik material, teknologi mampu

memperoleh sasaran tampak , ruangan, dan ruang luar yang mencapai keharmonisan

pada perancangan Palasari Plaza yang terdapat pada site, serta memberikan identitas

yang berbeda dengan lingkungan sekitarnya.

4.2. Konsep Proyek

Page 87: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

76

4.2.1 Konsep Arsitektural

Gambar 4.2 Konsep Zoning dan Gubahan Massa

Gambar 4.3 Pengolahan Fasad

4.2.2. Konsep Struktural

Gambar 4.4 Konsep Struktural

Page 88: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

77

Page 89: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

78

4.2.3. Konsep Utilitas

Gambar 4.5 Konsep Utilitas Bangunan

Page 90: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

79

BAB V

RANCANGAN

5.1. Rancangan Arsitektur

Dalam mendesain sebuah pusat perbelanjaan yang melayani masyarakat luas,

tidak hanya sebatas menerapkan segala standar dan persyaratan yang ada, tetapi juga

menerapkan kreativitas dan sentuhan arsitektural untuk menambah keunikan tersendiri

bagi bangunan publik tersebut. Arsitek harus dapat menyeimbangkan antara elemen-

elemen kelancaran dan keberlangsungan pada bangunan serta elemen-elemen tambahan

yang akan mempengaruhi suatu bangunan, untuk dapat melayani dan menyediakan

jaminan keselamatan dan kemudahan bagi pengguna bangunan.

Penerapan dari tema Kontemporer mampu merancang bangunan yang lebih

variatif, fleksible, inovatif, dinamis dan beragam, baik material, teknologi mampu

memperoleh sasaran tampak , ruangan, dan ruang luar yang mencapai keharmonisan

pada perancangan Palasari Plaza yang terdapat pada site, serta memberikan identitas

yang berbeda dengan lingkungan sekitarnya.

Prinsip-prinsip arsitektur kontemporer menurut Louis Kahn meliputi:

1. Artikulasi adalah bagian badan bangunan yang akan memperjelas ruang-

ruang atau lantai-lantai ‘pelayanan’ dan ‘dilayani’

2. Ruang harus bersifat mengundang untuk dipakai

3. Harmoni diantara bahan, bentuk dan proses pabrikasi, jadi rancangan

harus mempertimbangkan hukum-hukum yang menjadi dasar penyesuaian bahan

4. Pembatasan terhadap satu atau beberapa material

5. Penekanan bentuk ruang sesuai dengan karakternya, pencarian bentuk

adalah hasil sari suatu tindakan kreatif

6. Sebisa mungkin terangi ruangan dengan cahaya alami

Kontemporer pada dasarnya adalah gaya desain yang sedang up to date atau

sedang diproduksi pada masa sekarang, atau dalam kata lain memiliki sifat untuk selalu

berkembang seiring perkembangan zaman yang diikutinya. Kontemporer bersifat

dinamis dan tidak terikat oleh suatu era. Desain yang kontemporer menampilkan gaya

yang lebih baru .

Berikut adalah pencapaian arsitektur kontemporer pada bangunan Rancangan

pusat perbelanjaan terbuka ‘Palasari Plaza’:

Page 91: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

80

5.1.1 Penerapan Arsitektur Kontemporer pada Penataan Zona Tapak

Gambar 5.1 Blok Plan

Mempertahankan vegetasi yang kiranya dapat dipertahankan yang tidak

mengganggu sirkulasi diluar maupun dalam site merupakan salah satu strategi untuk

penerapan tema arsitektur kontemporer pada area landscape. Penerapan vegetasi

sebagai pembatas antara satu bangunan dengan bangunan lain. menghadirkan jenis

vegetasi yang dapat memberikan kesan sejuk pada site sehingga semakin menarik

perhatian orang untuk datang.

Selain itu penerapan tema lain pada area landscape juga dapat dilihat dari

penerapan courtyard yang memberikan suasana ruang terbuka di dalam bangunan

Pemisahan ruang luar dengan ruang dalam dengan menggunakan perbedaan pola lantai

atau bahan lantai.

Page 92: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

81

5.1.3 Penerapan Arsitektur Kontemporer pada Rancangan Fasad Bangunan

Pusat Perbelanjaan

Gambar 5.2 Prespektif Bangunan Pusat Perbelanjaan dan Masjid Gubahan massa bangunan tidak berbentuk formal (kotak) tetapi dapat memadukan

beberapa bentuk dasar sehingga memberikan kesan ekspresif dan dinamis.

Gambar 5.3 Tampak Bangunan Pusat Perbelanjaan dan Masjid

Fasad bangunan menggunakan bahan transparan memberikan kesan terbuka, untuk

optimalisasi cahaya yang masuk ke ruang sekaligus mengundang orang untuk datang

karena memberikan kesan terbuka. Selain pada fasad luar bangunan, penggunaan

dinding dari kaca, antara ruang dan koridor (dalam bangunan) dan optimalisasi bukaan

sehingga memberikan kesan bangunan terbuka dan tidak masiv.

Gambar 5.4 Prespektif Interior Pusat Perbelanjaan

Page 93: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

82

Kenyamanan tidak hanya dirasakan oleh beberapa orang saja (mis : orang normal) tetapi

juga dapat dirasakan oleh kaum difabel. Misalnya penggunaan ramp untuk akses ke

antar lantai.

Gambar 5.5 Potongan Bangunan Pusat Perbelanjaan dan Masjid

Menerapkan sistem struktur dan konstruksi yang kuat serta material modern sehingga

memberi kesan kekinian.

5.2 Metode Membangun

Tahap Persiapan

Pekerjaan persiapan merupakan tahap awal dalam proses pembangunan, pada

tahap ini dilakukan pengurusan perizinan mengenai bangunan yang akan dibangun

dengan pihak-pihak terkait. Setalah perizinan selasai, mulai dapat dilakukan

pemantauan dan analisa kondisi eksisting dari aspek fisik hingga aktifitas yang terjadi

pada site. Setelah hasil analisa selesai, dilanjutkan dengan persiapan material, sarana

dan prasarana. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan pada saat melakukan persiapan

material, sarana dan prasarana meliputi alokasi material gudang, mengatur flow activity

material yang keluar-masuk proyek, mengklasifikasikan barang dan material, air kerja,

bedeng, wc, alat pertukangan, alat pengaman dan keselamatan kerja serta kendaraan

proyek.

Setelah pekerjaan persiapan selesai, tahap selanjutnya dilanjutkan dengan pekerjaan

konstruksi. Pada tahap ini dilakukan pemasangan bowplank pada area yang akan

Page 94: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

83

dikerjakan. Tarikan ini dipakai sebagai as atau panduan untuk pekerjaan galian,

pamasangan pondasi, sloof, kolom, kusen dan tembok. Tinggi papan bowplank bagian

atas minimal sama dengan tinggi lantai bangunan +0.00. pada tahap ini pula ditentukan

jenis struktur yang akan digunakan bangunan. Adapun bangunan terminal Cicaheum

akan menggunakan konstruksi kolom dan balok beton bertulang, plat lantai cor

setempat, pondasi borepile, dan atap flat truss. Pada tahap ini juga dapat dilakukan uji

kualitas beton sesuai dengan kualitas beton yang akan digunakan bangunan.

Tahap Konstruksi Substructure

Pekerjaan dilanjutkan dengan tahap substructure. Tahap ini merupakan tahap

pengerjaan bagian bawah bangunan seperti pembuatan pondasi, poer dan sloof.

Tahap pekerjaan substructure dimulai dengan pemasangan pondasi. Pondasi

untuk bangunan terminal ini adalah pondasi borepile dengan diameter 80cm

yang dibuat dengan proses pengeboran, pemasangan tulangan dan pengecoran.

Gambar 5.7 Pembuatan pondasi borepile

Gambar 5.6 Slump test

Page 95: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

84

Setelah pondasi terpasang, dibagian atas dipasang poer dan sloof yang mengikat

antar poer. Adapun lama proses pengerjaan pekerjaan substructure dapat dikerjakan

dalam waktu kurang lebih 3 minggu dengan pemasangan sesuai dengan titik pondasi

yang telah ditentukan.

Tahap Konstruksi Upperstructure

Pekerjaan upperstructure dapat dikerjakan setelah pekerjaan substructure selesai.

Tahap ini merupakan tahap pengerjaan bagian badan bangunan hingga atap bangunan,

seperti pekerjaan kolom dan balok, plat lantai, atap dan dak beton.

Kolom yang digunakan pada bangunan Terminal Cicaheum berukuran 60x60cm.

Pekerjaan dimulai dengan pemasangan bekisting dan perangkaian tulangan kolom yang

tersambung pada poer di bagian substurcture. Setelah semua terpasang, dapat dilakukan

pengecoran pada bagian kolom tersebut. Setelah kolom selesai, dapat dilanjutkana

dengan pekerjaan pembalokan. Ukuran balok yang digunakan adalah 50x70cm untuk

balok induk dan 35x50cm untuk balok anak. Pekerjaan dimulai dengan pemasnagan

bekisting dan perangkaian tulangan untuk balok. Setelah semua terpasang, dapat

dilanjutkan dengan proses pengecoran pada balok tersebut.

Gambar 5.9 persiapan pengecoran

(sumber: dokumen pribadi kerja praktek TGK,2017)

Gambar 5.8 isometri struktur

Page 96: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

85

Pekerjaan plat lantai dapat dikerjakan setelah pekerjaan kolom dan balok selesai.

Tebal plat lantai yang digunakan adalah 12cm cor setempat. Proses pengerjaan dimulai

dari pemasangan bekisting dan perangkaian tulangan untuk plat lantai. Setelah semua

terpaasng dapat dilanjutkan dengan proses pengecoran untuk plat lantai tersebut.

Pengerjaan plat lantai dibagi menjadi beberapa segmen. Tujuannya agar memudahkan

proses pengerjaan dan pengawasan kualitas beton plat lantai.

Setelah pekerjaan pemasangan kolom, balok dan plat lantai selesai. Pekerjaan

dilanjutkan dengan pemasangan atap bangunan. Rangka atap yang digunakan pada

teminal Cicaheum adalah flat truss dengan menggunakan rangka baja pipa diameter

7cm dangan bahan penutup atap zinc-alumunium. Adapun pertimbangan penggunaan

rangka baja pipa karena pada area tertentu seperti pada area pasar, rangka atap diekspos,

sehingga bentuk baja pipa lebih menarik sebagai elemen estetika struktur.

Proses pemasangan dikerjakan menggunakan mobile crane dengan pertimbangan

ketinggian lantai bangunan hanya 2-3 lantai. Proses pengerjaan dimulai dari

perangkaian truss atap di lokasi yang telah disediakan di site. Sambungan untuk baja

pipa dapat diselesaikan dengan pengelasan. Setelah rangkaian truss selesai sesuai

dengan rencana, atap truss diangkat menggunakan mobile crane, ditempatkan di bagian

yang akan diberi atap. Truss kemudian diberi pengkaku berupa ikatan angin dan

disambungkan ke kolom menggunakan sambungan plat baja dengan ketebalan 1 cm,

dilas dan dibaut.

Tahap Pekerjaan Utilitas

Pekerjaan utilitas dapat dilakukan bersamaan dengan pekerjaan struktural. Pada

tahap ini akan dilakukan pemasangan instalasi mekanikal/plimbing berupa pemasangan

pipa air bersih, air kotor, dan talang air hujan, perangkat proteksi kebakaran, hingga

transportasi vertikal berupa lift dan eskalator. Selain instalasi mekanikal/plumbing,

dipasang juga instalasi elektrikal berupa jaringan listrik, tata suara/speaker, telepon dan

kebutuhan elektrikal lainnya.

Pada area terminal, penggunaan ac hanya digunakan pada area kantor pada lantai

3 menggunakan sistem split (1 Indoor unit dan 1 outdoor unit) sebanyak 8 unit AC.

Page 97: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

86

Sedangkan untuk instalasi penangkal petir menggunakan jenis faraday dengan batang

pendenk yang dipasang mengikuti bentuk bangunan dan memproteksi seluruh bagian

bangunan.

Tahap Pekerjaan Finishing

Tahap ini dapat dikerjakan setelah pekerjaan struktural selesai. Pekerjaan finishing

meliputi; pemasangan dinding, pintu, jendela, plafon, lantai, pengecatan, pemasangan

perangkat lift, pembersihan site dari komponen proyek hingga penataan landscape dan

kolam.

Fasad vertical garden dipasang pada tahap ini. Dengan proses pengerjaan dimulai

dari pemasangan rangka baja hollow pada fasad bangunan, pemasangan planting cells

seta media tanam, penanaman tanaman rambat dan pemasangan instalasi air untuk

proses maintenance. Sedangkan untuk didalam bangunan adalah penyelesaian area

innercourt dengan media tanam berupa lapisan tanah, pasir dan kerikil.

Gambar 5.10 pemasangan instalasi utilitas

Page 98: RANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN ‘PALASARI PLAZA’ …

x

DAFTAR PUSTAKA

1. https://kbbi.web.id/rancang-2, diakses pada tanggal 10 Agustus 2018 pukul 01.04

2. Chiara, J. D. & Crosbie , M. J., 2001. Time Saver Standart For Building Types. 4th

penyunt. Singapore: McGraw - Hill Book Co. hlm.119

3. International Council of Shopping center (ICSC) tahun 2013

4. Situs online Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 2012

5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007 Tentang Penataan Dan

Pembinaan Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan Dan Toko Modern

6. Rubeinstein, H. M., 1978. Central City Mall. New York: A Willey Inter Sience

Publication. Hlm 5-6

7. http://e-journal.uajy.ac.id/11419/4/TA142823.pdf, diakses pada tanggal 10 Agustus 2018

pukul 21.49

8. https://www.e-architect.co.uk/england/stoke-bus-station-building, diakses pada tanggal

27 Maret 2018 pukul 9.45

9. Gunawan, E. (2011). Reaktualisasi Ragam Art Deco Dalam Arsitektur Kontemporer.

Manado: Universitas Sam Ratulangi

10. http://e-journal.uajy.ac.id/11419/4/TA142823.pdf, diakses pada tanggal 10 Agustus 2018

pukul 21.49