racun gas karbon monoksida - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/9413146/259254791/name/... · 200ppm...

4
Racun Gas Karbon Monoksida Pengantar: Seorang inspektur gas (gas inspector) wajib hukumnya memahami sifat beberapa gas penting. Salah satu di antarnya adalah gas karbon monoksida. Gas karbon monoksida disebut juga gas CO adalah gas tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Bila terpajan gas karbon monoksida dapat menyebabkan mau muntah atau mual, pusing dan sakit kepala. Pada pemajanan yang tinggi dan gas ini terhirup maka dapat menyebabkan kematian. Seandainya ada tabung gas karbon monoksida yang bertekanan dan pecah dapat menyulut terjadinya panas atau nyala. Gas karbon monoksida dapat beroksidasi atau terbakar. Lidah api yang dihasilkan berwarna biru. Sedangkan hasil pembakaran dari gas karbon monoksida berupa gas karbon dioksida, CO2. Tambahan lain bahwa berat molekul 28g/mol (dimana: CO = 12 + 16 = 28 g/mol). Racun Gas Karbon Monoksida Gejala toksisitas atau keracunan ringan meliputi sakit kepala dan mual-mual pada konsentrasi kurang dari 100 ppm. Konsentrasi serendah 667 ppm dapat menyebabkan 50% hemoglobin tubuh berubah menjadi karboksihemoglobin (HbCO). Karboksihemoglobin cukup stabil, namun perubahan ini bias reversibel atau dapat kembali ke keadaan awal. Karboksihemoglobin tidaklah efektif dalam menghantarkan oksigen di dalam sistem sirkulasi atau transportasi darah. Karena itu beberapa bagian tubuh tidak mendapatkan oksigen yang cukup. Sebagai akibatnya, paparan pada tingkat ini dapat membahayakan jiwa. Di Amerika Serikat, organisasi Administrasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja membatasi paparangas karbon monoksida di tempat kerja sebesar 50 ppm maksimal. Mekanisme bagaimana karbon monoksida mengakibatkan efek keracunan belum sepenuhnya dimegerti. Kebanyakan pengobatan akibat keracunan gas karbon monoksida adalah memberikan 100% oksigen atau terapi oksigen heperbarik, Walaupun pengobatan ini masih kontroversial. Keracunan karbon monoksida domestik dapat dicegah dengan menggunakan gas detektor yang ada sensor untuk mendeteksi gas ini, Bisa juga alat khusus detektor karbon monoksida baik yang dipasang secara tetap maupun yang portabel. Gejala-gejala keracunan gas karbon monoksida: Umumnya rute keterpajanan gas karbon monoksida adalah melalui jalan pernapasan atau rute terhirup atau inhalasi (inhalation route). Gas ini dikelompokkan sebagai bahan kimia asfiksia (asphyxiate). Ia mengakibatkan racun dengan cara meracuni homoglobin (Hb) darah. Hb berfungsi mengikat darah dalam bentuk HbO. Setelah CO mengikat haemoglobin darah terbentuk ikatan: HbCO maka otomatis oksigen akan terusir. Dengan mekanisme ini, tubuh mengalami kekurangan oksigen dan gejala asfiksia atau kekurangan oksigen akan terjadi. Sebab afinitas atau sifat pengikatan atau daya lengket karbon monoksida ke haemoglobin darah dibandingkan dengan oksigen jauh lebih besar sebanyak 200 – 3-000 kali lipat. Dalam jumlah sedikit pun gas karbon monoksida jika terhirup dalam waktu tertentu dapat menyebabkan gejala racun terhadap tubuh. Gejala akut – waktu singkat: Gas karbon monoksida adalah gas beracun. Gejalanya dapat terjadi perlahan-lahan, dan kerap terjadi secara mendadak cepat. Ini bergantung dari konsetrasi paparan dan lama paparan. Indikasinya bibir dan kuku- kuku jari jemari akan berubah menjadi agak merah. Ini suatu tanda adanya paparan yang melampaui batas yang bisa diterima. Juga bisa terlihat seseorang yang terpapar mengalami gejala sakit kepala, pernapasan jadi pendek dan dangkal, pusing, mendesah, indiges, dan mual. Pada konsetrasi yang tinggi bisa saja terjadi pingsan atau tidak sadarkan diri dan mungkin berakibat kematian. Gejalanya juga bisa berupa penglihatan terganggu dan kehilangan ingatan.

Upload: vomien

Post on 22-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Racun Gas Karbon Monoksida - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/9413146/259254791/name/... · 200ppm Gejala ringan (sakit kepala dan gelisah) ... Bila terdapat kecukupan oksigen di

Racun Gas Karbon Monoksida Pengantar:

Seorang inspektur gas (gas inspector) wajib hukumnya memahami sifat beberapa gas penting. Salah satu di antarnya adalah gas karbon monoksida. Gas karbon monoksida disebut juga gas CO adalah gas tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Bila terpajan gas karbon monoksida dapat menyebabkan mau muntah atau mual, pusing dan sakit kepala. Pada pemajanan yang tinggi dan gas ini terhirup maka dapat menyebabkan kematian. Seandainya ada tabung gas karbon monoksida yang bertekanan dan pecah dapat menyulut terjadinya panas atau nyala. Gas karbon monoksida dapat beroksidasi atau terbakar. Lidah api yang dihasilkan berwarna biru. Sedangkan hasil pembakaran dari gas karbon monoksida berupa gas karbon dioksida, CO2. Tambahan lain bahwa berat molekul 28g/mol (dimana: CO = 12 + 16 = 28 g/mol).

Racun Gas Karbon Monoksida Gejala toksisitas atau keracunan ringan meliputi sakit kepala dan mual-mual pada konsentrasi kurang dari 100 ppm. Konsentrasi serendah 667 ppm dapat menyebabkan 50% hemoglobin tubuh berubah menjadi karboksihemoglobin (HbCO). Karboksihemoglobin cukup stabil, namun perubahan ini bias reversibel atau dapat kembali ke keadaan awal. Karboksihemoglobin tidaklah efektif dalam menghantarkan oksigen di dalam sistem sirkulasi atau transportasi darah. Karena itu beberapa bagian tubuh tidak mendapatkan oksigen yang cukup. Sebagai akibatnya, paparan pada tingkat ini dapat membahayakan jiwa. Di Amerika Serikat, organisasi Administrasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja membatasi paparangas karbon monoksida di tempat kerja sebesar 50 ppm maksimal. Mekanisme bagaimana karbon monoksida mengakibatkan efek keracunan belum sepenuhnya dimegerti. Kebanyakan pengobatan akibat keracunan gas karbon monoksida adalah memberikan 100% oksigen atau terapi oksigen heperbarik, Walaupun pengobatan ini masih kontroversial. Keracunan karbon monoksida domestik dapat dicegah dengan menggunakan gas detektor yang ada sensor untuk mendeteksi gas ini, Bisa juga alat khusus detektor karbon monoksida baik yang dipasang secara tetap maupun yang portabel. Gejala-gejala keracunan gas karbon monoksida: Umumnya rute keterpajanan gas karbon monoksida adalah melalui jalan pernapasan atau rute terhirup atau inhalasi (inhalation route). Gas ini dikelompokkan sebagai bahan kimia asfiksia (asphyxiate). Ia mengakibatkan racun dengan cara meracuni homoglobin (Hb) darah. Hb berfungsi mengikat darah dalam bentuk HbO. Setelah CO mengikat haemoglobin darah terbentuk ikatan: HbCO maka otomatis oksigen akan terusir. Dengan mekanisme ini, tubuh mengalami kekurangan oksigen dan gejala asfiksia atau kekurangan oksigen akan terjadi. Sebab afinitas atau sifat pengikatan atau daya lengket karbon monoksida ke haemoglobin darah dibandingkan dengan oksigen jauh lebih besar sebanyak 200 – 3-000 kali lipat. Dalam jumlah sedikit pun gas karbon monoksida jika terhirup dalam waktu tertentu dapat menyebabkan gejala racun terhadap tubuh. Gejala akut – waktu singkat: Gas karbon monoksida adalah gas beracun. Gejalanya dapat terjadi perlahan-lahan, dan kerap terjadi secara mendadak cepat. Ini bergantung dari konsetrasi paparan dan lama paparan. Indikasinya bibir dan kuku-kuku jari jemari akan berubah menjadi agak merah. Ini suatu tanda adanya paparan yang melampaui batas yang bisa diterima. Juga bisa terlihat seseorang yang terpapar mengalami gejala sakit kepala, pernapasan jadi pendek dan dangkal, pusing, mendesah, indiges, dan mual. Pada konsetrasi yang tinggi bisa saja terjadi pingsan atau tidak sadarkan diri dan mungkin berakibat kematian. Gejalanya juga bisa berupa penglihatan terganggu dan kehilangan ingatan.

Page 2: Racun Gas Karbon Monoksida - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/9413146/259254791/name/... · 200ppm Gejala ringan (sakit kepala dan gelisah) ... Bila terdapat kecukupan oksigen di

Gejala kronik – gejala jangka panjang: Kajian klinis menunjukkan adanya hubungan antara paparan gas karbon monoksida untuk pekerjaan tertentu seperti petugas pemadam kebakaran, pekerja proyek/foundry dan kejadian meingkatnya penyakit jantung. Gas karbon moniksida adalah gas toksin reproduksi. Kajian klinis secara inhalasi terhadap tikus (hamil) menunjukkan dampak negatif. Melibatkan konsentrasi sekitar 65ppm/24 jam maka akan menunjukkan gejala atau efek negatif terhadap sistem reproduksi. Organ Tubuh yang diracuni: Sistem pernapasan, system sirkulasi, system kardiovaskular, system saraf pusat dan bahkan sistem reproduksi, . Paparan (Exposure): Tabel berikut ini adalah efek keterpaparan gas karbon monoksida yang lain adalah: Konsentrasi

Gejala atau Efek yang Diamati

Semua level keterpaparan

Terindikasi yang dapat diamati pada bibir dan kuku jari berubah menjadi agak kemerahan

200ppm Gejala ringan (sakit kepala dan gelisah) setelah beberapa jam terpapar

400ppm Sakit kepala dan merasa tidak enak badan, gelisah setelah berada 2-3 jam paparan

1000 – 2000ppm Dalam 30 menit akan terjadi palpitasi ringan pada jantung. Dalam 1 ½ jam akan terjadi kecendrungan terjadi sempoyongan. Dalam 2 jam akan terjadi gangguan mental, sakit kepala dan mual

2000 – 2500ppm Dalam paparan 30 menit akan terjadi pingsan tidak sadarkan diri

Di atas 2500ppm berpotensi terjatuh, roboh dan meninggal tanpa disertai gejala awal bila Langsung terpapar pada konsentrasi ini

Catatan: Dapat saja gejalan dengan cepat terjadi bilamana pekerja sedang melakukan aktivitasnya yang memicu kebutuhan oksigen yang bertambah. Juga seseorang yang memiliki kondisi jantung bermasalah. Keadaan-keadaan demikian bisa mempercepat gejala keracunan gas karbon monoksida. Orang yang terpapar gas ini dapat saja mengeluh gejala sakit kepala, masalah penglihatan, dan hilang ingatannya.

Data-data lain seperti di bawah ini bisa menjadi pedoman yang baik dan berguna mengenai tingkat paparan berdasarkan ACGIH, NIOSH, dan OSHA. ACGIH TLV (United States, 2/2010). TWA: 29 mg/m³ 8 hour(s). TWA: 25 ppm 8 hour(s). NIOSH REL (United States, 6/2009). CEIL: 229 mg/m³ CEIL: 200 ppm TWA: 40 mg/m³ 10 hour(s). TWA: 35 ppm 10 hour(s). OSHA PEL (United States, 11/2006). TWA: 55 mg/m³ 8 hour(s). TWA: 50 ppm 8 hour(s).

Page 3: Racun Gas Karbon Monoksida - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/9413146/259254791/name/... · 200ppm Gejala ringan (sakit kepala dan gelisah) ... Bila terdapat kecukupan oksigen di

OSHA PEL 1989 (United States, 3/1989). CEIL: 229 mg/m³ CEIL: 200 ppm TWA: 40 mg/m³ 8 hour(s). TWA: 35 ppm 8 hour(s). IDLH = 1200 ppm Karbon Monoksida dan Asetilen Apa hubungan antara asetilen dan karbon monoksida? Barangkali secara tidak sadar atau pun sadar ketika mengukur tempat kerja karena ada kebocoran gas asetilen (gas karbid). Apa yang kita amati adalah indikator pada gas detektor kita menunjuk kadar CO (meningkat). Bukan kadar LEL yang teramati di indikator gas detektor kita. Hal ini bisa dijelaskan seperti uraian berikut. Bilamana ada kebocoran gas asetilen maka serta merta akan terjadi reaksi kimia. Gas asetilen akan bereaksi dengan oksigen (udara) dan menghasilkan 2 (dua) molekul gas karbon monoksida (CO) dan 1 (satu) gas hidrogen. Karena kehadiran gas hidrogen ini menyebakan letupan (pada saat kebakaran terjadi) atau terjadi letupan lalu api mati – tidak ada kebakaran. Perhatikan reaksi kimianya: C2H2(g) + O2(g) 2CO(g) + H2(g) Karena sifat CO yang tidak stabil maka reaksi selanjutnya terjadi dengan segera dan menghasilkan gas karbon dioksida (CO2) serta uap air yang kita simbolkan: H2O(g). Nyala Api Oksi-asetilen Temperatur maksimum nyala api oksi-asetilen berkisar 3100 – 3300oC. Ada pun proses pembakarannya melibatkan oksigen yang diambil dari sekelilingnya. Proses reaksi kimia api/nyala dari oksi-asetilen itu berlangsung dalam 2 tahap. Tahap 1: Reaksi kimia antara asetilen (C2H2) dengan oksigen (O2). Reaksi ini menghasilkan gas karbon monoksida dan gas hidrogen. C2H2(g) + O2(g) 2CO(g) + H2(g) Tahap 2: Karena sifat gas CO tidak stabil maka segera ia bereaksi dengan oksigen dalam proses oksidasi. Reaksi tersebut menghasilkan gas karbon dioksida (CO2). Sedangkan gas hidrogen (H2) yang mempunyai sifat sangat mudah terbakar beraksi dengan oksigen dari udara maka timbullah nyala (terbakar) dan uap air (H2O). Nyala inilah yang dipakai untuk memotong (cutting operation). Reaksi berikut menggambarkan keadaan yang disebutkan: 2CO(g) + H2(g) + 3/2 O2(g) 2CO2(g) + H2O(g) Bila terdapat kecukupan oksigen di sekelililng dimana dilangsungkan pekerjaan pemotongan, pengelasan maka reaksi selengkapnya dapat dilihat seperti persamaan reaksi kimia berikut ini: 2C2H2(g) + 5O2(g) 4CO2(g) + 2H2O(g) Artinya terlihat bahwa 2 molekul asetilen berbanding 5 molekul oksigen dalam proses oksidasi (pembakaran) untuk menghasilkan nyala api secara sempurna. Karena itu kita harus berhati-hati jika bekerja di dalam ruang terbatas atau ruang terkurung tanpa adanya sirkulasi udara yang memadai. Pertimbangannya adalah 4 molekul gas CO2 yang dihasilkan mampu mengusir kehadiran oksigen (O2). Ini bisa dijelaskan bahwa berat molekul CO2 adalah 12+ (2x16) = 44 g/mol dibandingkan dengan berat molekul O2 hanya 32g/mol. Artinya CO2 bisa mengusir O2 di ruangan tersebut pada reaksi-raksi kimia di atas.

Page 4: Racun Gas Karbon Monoksida - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/9413146/259254791/name/... · 200ppm Gejala ringan (sakit kepala dan gelisah) ... Bila terdapat kecukupan oksigen di

Informasi lain: Karbon monoksida dapat terjadi di berbagai lingkungan, baik secara alamiah dan buatan (artifisial). Konsentrasi gas karbon monoksida berikut dalam ppm dapat ditemui dari:

Konsetrasi Tempat / Sumber 0.1 ppm kadar latar alami atmosfer – diukur secara MOPITT. Catatan: Detil tentang MOPITT

dapat dilihat di Wikipedia 0.5 to 5 ppm kadar rata-rata di rumah 5 to 15 ppm kadar dekat kompor gas rumah 100-200 ppm daerah pusat kota Meksiko. Catatan: Kalau di daerah anda berapa? Jakarta? Batam? 5,000 ppm cerobong asap rumah dari pembakaran kayu. Catatan: Bisa juga terindikasi saat kita

baru mematikan kompor minyak tanah dan asapnya membuat mata menjadi perih. Itu tanda adanya CO yang sifatnya mengiritasi (mata kita).

7,000 ppm gas knalpot mobil yang tidak diencerkan - tanpa pengubah katalitik. 30,000 ppm asap rokok yang tidak diencerkan. Catatan: Asap rokok pun sekiranya terpapar lama

bisa membahayakan. Sumber: Wikipedia Apa yang dijelaskan di atas bukanlah sebagai pengganti MSDS – material safety data sheet – gas karbon monoksida. Karena itu menjadi kewajiban legal setiap orang untuk tetap merujuk kepada MSDS dari bahan kimia berbahaya yang sedang ditangani. Karena itu tetap wajib merujuk kepada peraturan Depnaker PERMEN 187/MEN/1999 dan Peraturan Pemerintah No. 74/2011 tentang pengendalian bahan kimia berbahaya dan beracun di tempat kerja. Salam, Majid Pemerhati dan Praktisi K3 Bekerja di Galangan Kapal Tanjung Uncang Tinggal di Batam Selasa, 8 Januari 2011 www.a2k3kepri.org