psikoterapi pendekatan sufistik macam-macam terapi
DESCRIPTION
papersTRANSCRIPT
Tugas Kelompok 3
PSIKOTERAPI PENDEKATAN SUFISTIK
Tentang :
MACAM-MACAM TERAPI
Oleh :
Frisca Erdila : 10 103 058
Khairoh : 10 103 064
Muhammad Yusuf : 10 103 075
Dosen :
Dr. Kasmuri Salamat, M.A
Dasril, S.Ag., M.Pd
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
BATUSANGKAR
2013
MACAM-MACAM TERAPI
A. Pendahuluan
Terapi merupakan suatu cara/metode penyembuhan terhadap suatu penyakit. Cara
dan metode tersebut tentunya berbeda-beda tergantung dari jenis penyakitnya. Namun
yang pastinya setiap penyakit tersebut pasti ada obatnya dan dapat disembuhkan dengan
seizin Allah SWT.
“(Yaitu Tuhan) yang telah menciptakan Aku, Maka Dialah yang menunjuki Aku, dan
Tuhanku, yang Dia memberi Makan dan minum kepadaKu, dan apabila aku sakit, Dialah
yang menyembuhkan Aku.”
Hadits Nabi SAW: “Allah tidak akan menurunkan suatu penyakit kecuali penyakit itu telah
ada obatnya” (HR. Al-Bukhari dari Abu Hurairah).
Dari ayat Al-Quran dan hadits nabi tersebut, jelaslah bahwa Allah mendatangkan
penyakit dan juga mendatangkan obatnya. Jadi janganlah sekali-kali kita merasa putus asa
atas setiap penyakit yang diderita, dengan setiap usaha yang dilakukan, baik dengan
pengobatan atau terapi insya Allah penyakit yang diderita dapat disembuhkan.
Didalam makalah ini, pemakalah membahas tentang macam-macam terapi sesuai
dengan jenis penyakitnya, tentunya dengan cara-cara dan metode-metode tertentu.
Sehingga jelaslah bagi kita bahwasanya banyak jalan yang dapat ditempuh untuk prses
penyembuhan penyakit, salah satunya melalui proses terapi.
B. Macam-Macam Terapi
1. Terapi Psikofarmaka
a. Pengertian
Psikofarmaka adalah obat-obatan kimia, yaitu obat-obatan psikotropika, yang
dapat mempengaruhi bagian-bagian otak tertentu dan menekan atau mengurangi atau
menghilangkan gejala-gejala tertentu pada penderita . Gejala tersebut meliputi : yang
berhubungan dengan proses pikir, berhubungan dengan alam perasaan dan emosi,
dan perilaku (behaviour), penghayatan pribadi manusia.
Adapun yang dimaksud dengan psikofarmaka adalah jenis obat psikotropik
yang digunakan untuk maksud pengobatan di bidang kedokteran jiwa. Pengadaan
dan penggunaan obat psikotropik hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan, indikasi
medik-psikiatrik serta pengawasannya agar tidak disalahgunakan. Terapi
psikofarmaka adalah pengobatan dengan cara memakai obat-obatan (farmaka), yang
mana obat tersebut berkerja pada sistem saraf.
Psikofarmaka adalah obat-obatan yang digunakan untuk klien dengan
gangguan mental. Psikofarmaka termasuk obat-obatan psikotropik yang bersifat
neuroleptika (bekerja pada sistem saraf).
Nabi Muhammad SAW. Bersabda sebagaimana diriwayatkan oleh Muslim dan
Ahmad, sebagai berikut:
“setiap penyakit ada obatnya, jika obat itu tepat mengenai sasarannya, maka dengan izin Allah penyakit itu sembuh.” (H.R. Muslim dan Ahmad)
Dari hadist tersebut diatas memberitahukan kepada kita bahwa sesungguhnya
semua penyakit itu ada obatnya. Masalahnya adalah terkadang ilmu pengetahuan
kedokteran belum sampai menemukan obat untuk penyakit-penyakit tertentu (masih
dalam tahap pencarian atau penelitian).
Macam–macam psikofarmaka :
1) Golongan anti psikotik
Golongan anti psikotik adalah Obat-obat yang digunakan untuk
menghilangkan gejala psikotik seperti waham dan halusinasi, penghayatan diri.
Untuk obat jenis konvesional biasanya hanya mampu menghilangkan gejala psitip
saja, tetapi obat jenis atipkal bisa menghilangka gejala positif dan gejala negatif.
Diantara macam obat-obanya: chlorpromazine(promagtil,largagtil),
haloperidol (haldol2mg,5mg), trifluoperazine(stelasin 2mg 5mg), perphenazine,
dan Fluphenazine
2) Golongan anti cemas
Golongan anti cemas adalah Obat ini memberi kasiat menghilangkan rasa
cemas melalui penguatan inhibitor GABA (gama acid amino biturat). Sehingga
obat akan memberi terapi-terapi pada kasus-kasus seperti gangguan cemas umum,
cemas karena stress, gangguan tidur, cemas karena PTS, cemas dengan kondisi
medik , cemas karena tindakan medis, gangguan kejang, histeria.
Macam-macam obatnya: Diazepam(Valium, Valisanbe, Validex),
Chlordiazepoxide(Cetabrium), Alprazolam(Atarax,Xanax), dan Clobazam.
3) Golongan anti depresi
Golongan anti depresi adalah obat-obat yang bermanfaat untuk
pengobatan gejala depresi seperti mutisme ,hipoaktif dan disforik. Disamping itu
bisa untuk mengobati keadaan panic, enurises pada anak dengan gangguan
perhatian, bumilia narkolepsi dan ,obsesi kumpulsif. Tiga jenis obat anti depresan
yaitu Golongan Tricyclik,selective serotonin reuptake inhibitor(SSRI),monoamine
oksidase inhibitor.
Macam –macam obat anti depresan : Amitriptyline(trilin), Imipramine,
Clomipramine, Fluoxentine(Kalcetin), dan Srtraline(Fridep).
4) Golongan anti maniak
Golongan anti maniak adalah obat-obat ini berguna untuk menghilangkan
gejala manik seperti logorhoe,hiperaktive euphoria. Macam-macam obat anti
maniak: Lithium carbonate , Carbazepine, dan Haloperidol.
Melaksanakan prinsip pengobatan psikofarmaka:
1) Persiapan
Melihat order pemberian obat di lembaran obat (di status, Kaji setiap obat
yang akan diberikan termasuk tujuan, cara kerja obat, dosis, efek samping dan
cara pemberian, Kaji pengetahuan klien dan keluarga tentang obat.
2) Laksanakan program pemberian obat
Gunakan pendekatan tertentu , Bantu klien minum obat, jangan ditinggal ,
Pastikan bahwa obat telah diminum , Bubuhkan tanda tangan pada dokumentasi
pemberian obat, sebagai aspek legal
3) Laksanakan program pengobatan berkelanjutan, melalui program rujukan
4) Menyesuaikan dengan terapi non farmakologik
5) Turut serta dalam penelitian tentang obat-obat psikofarmaka.
Reaksi obat efektif jika:
1) Emosional stabil
2) Kemampuan berhubungan interpersonal meningkat
3) Halusinasi, agresi, delusi, menarik diri menurun
4) Perilaku mudah diarahkan
5) Proses berpikir ke arah logika
6) Efek samping obat
7) Tanda-tanda vital: tekanan darah, denyut nadi
Dapat disimpulkan bahwa gangguan jiwa skizofrenia cendrung berlanjut kronis
dan menahun, oleh karenanya terapi obat psikofarmaka diberikan dalam waktu relative
lama, berbulan bahkan bertahun, seolah-olah psikofarmaka yang diberikan
diumpamakan sebagai “vitamin” sehari-hari bagi penderitanya. Terapi psikofarmaka
tidak berarti penderita harus meminum obat seumur hidup, sebab kadangkala perjalanan
gangguan jiwa skizofrenia ini sewaktu-waktu dapat mengalami remisi (sembuh dengan
sendirinya tanpa gejala).
2. Terapi Psikologik (psikoterapi/konseling)
Secara harfiah psikoterapi berasal dari kata psycho yang berarti jiwa, dan theraphy
yang berarti penyembuhan. Sehingga psikoterapi dapat disamakan dengan
penyembuhan jiwa.
Psikoterapi merupakan pengobatan alam pikiran, atau pengobatan dan perawatan
gangguan psikis melalui metode psikologis. Dimana ini dapat membantu individu dalam
mengatasi gangguan emosionalnya, dengan cara momodivikasi perilaku, pikiran, dan
emosinya, sehingga individu tersebut mampu mengembangkan dirinya dalam mengatasi
masalah psikisnya.
Secara khusus, psikoterapi diartikan sebagai penerapan teknik khusus pada
penyembuhan penyakit mental atau pada kesulitan-kesulitan penyesuaian diri setiap
hari. Secara luas, psikoterapi mencakup penyembuhan lewat keyakinan agama melaui
pembicaraan informan atau diskusi personal dengan guru atau teman.
Didalam buku dadang hawari dijelaskan macam-macam psikoterapi tergantung
kebutuhan dan latar belakang penderita sebelum sakit (pramobird).
a Psikoterapi suportif
Jenis psikoterapi ini dimaksudkan untuk memberikan dorongan, semanagt dan
motivasi agar penderita tidak merasa putus asa dan semangat juangnya (fighting
spirit) dalam mengahapi hidup ini tidak kendur dan menurun.
b Psikoterapi re-edukatif
Jenis psikoterapi ini dimaksudkan untuk memberikan pendidikan ulang yang
maksudnya memperbaiki kesalahan pendidikan diwaktu lalu dan jiga dengan
pendidikan ini dimaksudkan mengubah pola pendidikan lama dengan yang baru
sehingga penderita lebih adaptif terhadap dunia luar.
c Psikoterapi re-konstruktif
Jenis psikoterapi dimaksudkan untuk memperbaiki kembali kepribadian yang
telah mengalami keretakan menjsi kepribadian utuh seprti sebelum sakit.
d Psikoterapi kognitif
Jenis psikoterapi ini dimaksudkan untuk memulihkan kembali fungsi kognitif
(daya piker dan daya ingat ) rasional sehingga penderita mampu membedakan nilai-
nilai moral, etika mana yang baik dan buruk, mana yang boleh dan yang tidak, yang
halal dan haram, dan sebagainya.
e Psikoterapi psiko-dinamik
Jenis psikoterapi ini dimaksudkan untuk menganalisa dan menguraikan proses
dinamika kejiwaan yang dapat menjelaskan seseorang dapat jatuh sakit dan upaya
untuk mencari jalan keluarnya. Dengan psikoterapi ini diharapkan penderita dapat
memahami kelebihan dan kelemahan dirinya dan mampu menggunakan mekanisme
pertahanan diri dengan baik.
f Psikoterapi perilaku
Jenis terapi ini dimaksudkan untuk memulihkan gangguan perilaku yang terganggu
(maladaptive) menjadi perilaku yang adaptif (mampu menyesuaikan diri) .
kemampuan adaptasi perlu dipulihkan agar penderita mampu berfungsi kembali
secara wajar dalam kehidupannya sehari-hari baik dirumah, disekolah, ditempat
kerja, dn dilingkungan sosialnya.
g Psikoterapi keluarga
Jenis terapi ini dimaksudkan untuk memulihkan hubungan penderita dengan
keluarganya. Dengan psikoterapi ini diharapkan keluarga dapat memahami mengenai
gangguan jiwa skizofrenia dan dapat membantu mempercepat proses penyembuhan
penderita.
Ibnu Qayyim al-jauziyah dalam “ighatsah al-lahfan” membagi psikoterapi dalam
dua kategori:
a Psikoterapi tabi’iyyah
Yaitu pengobatan secara psikologis terhadap penyakit yang gejalanya dapat diamati
dan dirasakan oleh penderitanya dalam kondisi tertentu, seperti penyakit kecemasan,
kegelisahan, kesedihan, dan amarah. Penyembuhannya dengan cara menghilangkan
sebab-sebabnya.
b Psikoterapi syar’iyyah
Yaitu pengobatan secara psikologis terhadap penyakit yang gejalanya tidak dapat
diamati dan tidak dapat dirasakan oleh penderitanya dalam kondisi tertentu, tetapi ini
banar-benar penyakit yang berbahaya, sebab dapat merusak kalbu seseorang, seperti
penyakit yang ditimbulkan dari kebodohan, syubhat, keragu-raguan, dan syahwat.
Pengobatannya adalah dengan penanaman syariah yang datang dari tuhan. Hal itu
dipahami dari QS. Al-an’am: 125
“Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk,
niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. dan Barangsiapa
yang dikehendaki Allah kesesatannya[503], niscaya Allah menjadikan dadanya
sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah
menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman”.
3. Terapi perilaku (psiko social)
Yaitu suatu terapi yang berfokus untuk memodifikasi atau mengubah perilaku.
Seperangkat perilaku atau respon yang dilakukan dalam suatu lingkungan dan
menghasilkan konsekuensi-konsekuensi tertentu. Terapi perilaku berusaha
menghilangkan masalah perilaku khusus secepat-cepatnya dengan mengawasi perilaku
belajar si pasien. Terapi perilaku adalah terapi psikologis singkat bertarget yang lebih
menangani gambaran terkiniberbagai gangguan ketimbangan, mengurusi perkembangan
sebelumnya. Terapi ini didasarkan pada teori pembelajaran perilaku, yang selanjutnya
didasarkan pada classical dan operantconditioning. Penilaian objektif berkelanjutan
mengenai kemajuan pasien dibuat.
Menurut Dadang Hawari, yang dimaksud dengan terapi perilaku adalah untuk
memulihkan kembali kemampuan adaptasi agar yang bersangkutan dapat kembali
berfungsi secara wajar dalam kehidupan sehari-hari baik dirumah, di sekolah/kampus,
ditempat kerja, maupun di lingkungan pergaulan sosialnya. Untuk mencapai hal tersebut
diatas hendaknya kita melakukan perubahan-perubahan kebiasaan (gaya hidup) yang
tidak sehat. Misalnya dengan upaya meningkatkan kekebalan tubuh terhadap stress.
Tergantung dari jenis sterssor psikososial yang dihadapi seseorang, maka terapi
perilaku yang diberikan hendaknya terkait dengan kemampuan yang bersangkutan.
Sebagai contoh misalnya bila ia mengalami stresor psikososial faktor perkerjaan yang
berlebihan (overload), maka dapat direkomendasikan pengurangan perkerjaan yang
dimaksud.
Gangguan skizofrenia adalah terganggunya fungsi social penderita atau hendaya
(impairment). Hendaya ini terjadi dalam berbagai bidng fungsi rutin kehidupan sehari-
hari, seperti : dalam perkuliahan, pekerjaan, hubungan social, dan perawatan diri. Sering
pula diperlukan pengawasan agar kebutuhan gizi dan hygiene terjamin, dan untuk
melindungi penderita dari akibat buruk akibat hendaya daya nilai dan hendaya kognitif,
atau akibat tindakannya yang berdasarkan waham (delusi) atay sebagai respons atau
tindak lanjut terhadap halusinasinya.
Dengan psikoterapi psikososial dimaksudkan penderita agar mampu kembali
beradaptasi dengan lingkungan social sekitarnya dan mampu merawat diri, mampu
mandiri tidak tergantung pada orang lain sehingga tidak menjadi beban bagi keluarga
dan masyarakat. Penderita selama ini mejalani terapi psikososial ini hendaknya masih
tetap mengonsumsi obat psikofarmaka sebagaimana juga halnya waktu menjalani
psikoterapi. Kepada penderita diupayakan untuk tidak menyendiri , tidak melamun,
bayak kegiatan dan kesibukan dan banyak bergaul (silaturahmi/sosialisasi).
4. Terapi Religi Agama (sufistik)
Terapi keagamaan yang dimaksud adalah berupa kegiatan ritual keagamaan
seperti shalat, puasa, zikir, baca al-quran, dan lain-ainnya. Terapi tasawuf atau sering
juga disebut dengan penyembuhan sufis adalah penyembuhan cara Islami yang
dipraktekkan oleh para sufi ratusan tahun lalu. Prinsip dasar penyembuhan ini adalah
bahwa kesembuhan hanya datang dari Allah Yang Maha penyembuh, sedangkan para
sufi sebagai terapis hanya bertindak sebagai perantara.
QS. Al-syu’ara: 78-80
“(Yaitu Tuhan) yang telah menciptakan Aku, Maka Dialah yang menunjuki Aku, dan
Tuhanku, yang Dia memberi Makan dan minum kepadaKu, dan apabila aku sakit,
Dialah yang menyembuhkan Aku.”
Hadits Nabi SAW: “Allah tidak akan menurunkan suatu penyakit kecuali penyakit itu
telah ada obatnya” (HR. Al-Bukhari dari Abu Hurairah).
Terapi sufi adalah cara yang tidak bisa diremehkan begitu saja dalam dunia terapi
dan penanganan penyakit (gangguan jiwa), ia adalah sebuah alternatif yang sangat
penting.
Dalam Islam, sebagaimana yang diyakini oleh para sufi, dinyatakan bahwa
penyakit itu datangnya dari Allah. Para sufi percaya bahwa kesembuhan juga datang
dari Allah, penyembuh (dokter / tabib) adalah seseorang yang menjadi perantara antara
Allah dan pasien.
Diyakini bahwa seorang syaikh berada pada posisi yang tinggi dan dianggap
mempunyai barakah dari sisi Allah. Seorang syaikh bisa membuat saluran terbuka
antara Tuhan dan dunia, dan barakah mengalir melalui saluran ini. Dengan mengadakan
kontak terhadap wali baik yang masih hidup atau sudah mati, seseorang menjadi lebih
dekat dengan Allah. Barakah inilah yang dianggap sebagai obat dari segala penyakit,
meskipun mereka juga menggunakan media lain sebagai metode pengobatan seperti
makanan/herbal, diet, pijatan dan lain-lain.
Jadi dapat disimpulkan, yang dimaksud dengan terapi religi agama adalah
terapi yang menggunakan metode agama untuk penyembuhan, misalnya membaca Al-
Quran, melakukan sholat malam, bergaul dengan orang Sholeh, berpuasa dan dzikir.
C. Penutup
1. Simpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan terapi
psikofarma adalah jenis obat psikotropik yang digunakan untuk maksud pengobatan di
bidang kedokteran jiwa. Psikoterapi merupakan pengobatan alam pikiran, atau
pengobatan dan perawatan gangguan psikis melalui metode psikologis. Dimana ini
dapat membantu individu dalam mengatasi gangguan emosionalnya, dengan cara
momodivikasi perilaku, pikiran, dan emosinya, sehingga individu tersebut mampu
mengembangkan dirinya dalam mengatasi masalah psikisnya.
Terapi perilaku adalah untuk memulihkan kembali kemampuan adaptasi agar yang
bersangkutan dapat kembali berfungsi secara wajar dalam kehidupan sehari-hari baik
dirumah, di sekolah/kampus, ditempat kerja, maupun di lingkungan pergaulan
sosialnya. Sedangkan terapi keagamaan yang dimaksud adalah berupa kegiatan ritual
keagamaan seperti shalat, puasa, zikir, baca al-quran, dan lain-ainnya.
2. Saran
Dengan membahas makalah ini, diharapkan kepada pembaca untuk mengetahui
dan memahami berbagai macam terapi tersebut, dan dapat mengaplikasikannya dengan
baik mana terapi yang bisa kita lakukan yang bisa menjadi wewenang kita untuk
melakukannya.
DAFTAR PUSTAKA
Hawari, Dadang. 1996. Al-Quran ilmu kedokteran jiwa dan kesehatan jiwa. Yogyakarta: PT Dana Bhakti Prima Yasa
Rahayu, Iin Tri. 2009. Psikoterapi Perspektif Islam Dan Psikologi Kontemporer. Malang: UIN Malang Press
Dadang, Hawari. 1999. Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa. Yogyakarta: Dana Bakti Prima Jasa
Alishah, Omar. 2002. Tasawuf sebagai Terapi. Bandung: Pustaka Hidayah
Nashori, Fuad. 1997. Psikologi Islami: Agenda Munuju Aksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset
Mujib, Abdul dan yusuf Mudzakir. 2001. Nuansa-Nuansa Psikologi Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada
http://portalperawat.blogspot.com/2009/05/psikofarmakologi-obat-obatan-untuk.html
http://dwiners.blogspot.com/2009/03/psikofarmaka.html
http://ginanjar05.wordpress.com/2012/03/12/psikologi-terapi/ng terlalu cocok?”.html
http://www.slideshare.net/triysr/terapi-perilaku.html