bab ii macam macam beton pracetak

36
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Struktur bangunan merupakan sarana untuk menyalurkan beban yang diakibatkan penggunaan dan atau kehadiran bangunan di atas tanah. Struktur terdiri dari unsur-unsur atau elemen-elemen yang terintegrasi dan berfungsi sebagai satu kesatuan utuh untuk menyalurkan semua jenis beban yang diantisipasi ke tanah. Proyek Westmark Apartement adalah suatu proyek bangunan bertingkat yang berfungsi sebagai hunian sewa. Dalam bab ini akan dibahas mengenai asal mula penggunaan beton pracetak dan Beton Ringan di Indonesia, kelebihan dan kekurangan dari beton pracetak dan Beton Ringan. B. Dinding

Upload: yunus-ibnu-matta

Post on 27-Dec-2015

788 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

TEKNOLOGI KONSTRUKSI TELAH MENCAPAI PERKEMBANGAN YANG SANGAT PESAT DIMANA DALAM SATU HARI SATU BANGUNAN GEDUNG DAPAT DIDIRIKAN TANPA MUSTAHIL.

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II MACAM MACAM  BETON PRACETAK

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum

Struktur bangunan merupakan sarana untuk menyalurkan beban yang

diakibatkan penggunaan dan atau kehadiran bangunan di atas tanah. Struktur

terdiri dari unsur-unsur atau elemen-elemen yang terintegrasi dan berfungsi

sebagai satu kesatuan utuh untuk menyalurkan semua jenis beban yang

diantisipasi ke tanah.

Proyek Westmark Apartement adalah suatu proyek bangunan bertingkat

yang berfungsi sebagai hunian sewa. Dalam bab ini akan dibahas mengenai

asal mula penggunaan beton pracetak dan Beton Ringan di Indonesia,

kelebihan dan kekurangan dari beton pracetak dan Beton Ringan.

B. Dinding

Dinding adalah konstruksi vertikal pada bangunan yang melingkupi,

memisahkan, dan melindungi ruang-ruang interiornya. Dinding dapat berupa

struktur penopang dengan konstruksi homogen atau komposit yang

dirancang untuk mendukkung beban dari lantai dan atap. Dinding bisa juga

terdiri dari dari rangka dengan panel non-struktural yang diisikan

diantaranya. Pola dinding dan kolom-kolom penopang ini harus

dikoordinasikan dengan layout ruang-ruang interior suatu bangunan. Selain

menopang beban-beban vertikal, konstruksi dinding eksterior juga harus

Page 2: BAB II MACAM MACAM  BETON PRACETAK

dapat menahan beban angin horisontal. Jika cukup kokoh, dinding dapat

berfungsi sebagai dinding geser (shearwall) dan menyalurkan beban lateral

angin dan gaya seismik ke fondasi dasar. Karena dinding eksterior berlaku

sebagai lapisan pelindung terhadap cuaca bagi ruang-ruang interior

bangunan, konstruksinya harus dapat mengendalikan aliran panas, infiltrasi

udara, suara, kelembaban, dan uap air.1 Dinding dapat dibuat dari

bermacam-macam material sesuai kebutuhannya, antara lain, dinding bata

merah,dinding bata ringan, dinding batu alam/batu kali, dinding kayu,

dinding beton.

1. Fungsi Dinding 2

Secara umum dinding berfungsi :

1. Sebagai pembatas ruang, mempunyai sifat : Privasi, Indah dan bagus

dalam skala, warna, tekstur, Dapat dibuat transparan, Sebagai peredam

terhadap bunyi baik dari dalam maupun dari luar.

2. Pelindung terhadap gangguan dari luar (sinar matahari, Isolasi terhadap

suhu, air hujan dan kelembapan, hembusan angin, dan gangguan dari

luar lainnya).

1 Francis D.K Ching,Cassandra Adams, Ilustrasi Konstruksi Bangunan,Edisi Ketiga,(Jakarta:Erlangga, 2008)2 Francis D.K Ching,Cassandra Adams, Ilustrasi Konstruksi Bangunan,Edisi Ketiga,(Jakarta:Erlangga, 2008)

6

Page 3: BAB II MACAM MACAM  BETON PRACETAK

C. Beton Pracetak

1. Pengertian Beton Pracetak

Beton pracetak adalah teknologi konstruksi struktur beton dengan

komponen-komponen penyusun yang dicetak terlebih dahulu pada suatu

tempat khusus (off site fabrication). komponen-komponen tersebut disusun

dan disatukan terlebih dahulu (pre-assembly), dan selanjutnya dipasang di

lokasi (installation).Dengan demikian sistem pracetak ini akan berbeda

dengan konstruksi monolit terutama pada aspek perencanaan yang

tergantung atau ditentukan pula oleh metoda pelaksanaan dari pabrikasi,

penyatuan dan pemasangannya, serta ditentukan pula oleh teknis perilaku

sistem pracetak dalam hal cara penyambungan antar komponen join

(Abduh,2007).

Beberapa prinsip yang dipercaya dapat memberikan manfaat lebih

dari teknologi beton pracetak ini antara lain terkait dengan waktu, biaya,

kualitas, predictability, keandalan, produktivitas, kesehatan, keselamatan,

lingkungan, koordinasi, inovasi, reusability, serta relocatability (Gibb,1999

dalam M. Abduh 2007).

Pelaksanaan bangunan dengan menggunakan metoda beton pracetak

memiliki kelebihan dan kekurangan. Hal tersebut disebabkan keuntungan

metoda pelaksanaan dengan mengunakan beton pracetak ini akan mencapai

hasil yang maksimal jika pada proyek konstruksi tersebut tercapai reduksi

waktu pekerjaan dan reduksi biaya konstruksi. Pada beberapa kasus desain

propertis dengan metoda beton pracetak terjadi kenaikkan biaya material

7

Page 4: BAB II MACAM MACAM  BETON PRACETAK

beton disebabkan analisa propertis material tersebut harus didesain juga

terhadap aspek instalasi, pengangkatan, dan aspek transportasi sehingga

pemilihan dimensi dan kekuatan yang diperlukan menjadi lebih besar

daripada desain propertis dengan metoda cor ditempat. Selain itu pada

proses instalasi elemen beton pracetak memerlukan peralatan yang lebih

banyak dari proses instalasi elemen beton cor ditempat.

2. Sejarah Perkembangan Sistem Pracetak

Beton adalah konstruksi yang banyak dipakai di Indonesia, jika

dibandingkan dengan material lain seperti kayu dan baja. Hal ini bisa

dimaklumi, karena bahan-bahan pembentukannya mudah terdapat di

Indonesia, cukup awet, mudah dibentuk dan harganya relatif terjangkau.

Ada beberapa aspek yang dapat menjadi perhatian dalam sistem

konvensional ( Beton Ringan ), antara lain waktu pelaksanaan yang lama

dan kurang bersih, kontrol kualitas yang sulit ditingkatkan serta bahan-

bahan dasar cetakan dari kayu dan triplek yang semakin lama semakin

langkah.

Konstruksi beton pracetak telah mengalami perkembaangan yang

sangat pesat di dunia, termasuk di Indonesia dalam dekade terakhir ini,

karena sistem ini mempunyai banyak keunggulan dibanding sistem

konvensional ( Beton Ringan ).

Sistem beton pracetak adalah metode konstruksi yang mampu

menjawab kebutuhan diera millennium baru ini. Pada dasarnya sistem ini

8

Page 5: BAB II MACAM MACAM  BETON PRACETAK

melakukan pengecoran komponen di tempat khusus ( fabrikasi ), lalu dibawa

ke lokasi ( transportasi ) untuk disusun menjadi suatu struktur utuh

(erekstion ).

Keunggulan sistem ini, antara lain mutu yang terjamin, produksi

cepat dan massal, pembangunan yang cepat, ramah lingkungan dan rapi

dengan kualitas produk yang baik.

Sistem pracetak telah banyak diaplikasikan di Indonesia, baik yang

sistem dikembangkan di dalam negeri maupun yang didatangkan dari luar

negeri. Biasanya sistem pracetak yang berbentuk komponen, seperti tiang

pancang, balok jembatan, kolom plat pantai.

Adapun sejarah perkembangan sistem pracetak di Dunia dan di Indonesia :

1. Perkembangan Sistem Pracetak di Dunia

Sistem pracetak jaman modern berkembang mula-mula di Negara

Eropa. Struktur pracetak pertama kali digunakan adalah sebagai balok

beton precetak untuk Casino di Biarritz, yang dibangun oleh kontraktor

Coignet, Paris 1891. Pondasi beton bertulang diperkenalkan oleh

sebuah perusahaan Jerman, Wayss & Freytag di Hamburg dan mulai

digunakan tahun 1906. Th 1912 beberapa bangunan bertingkat

menggunakan sistem pracetak berbentuk komponen-komponen, seperti

dinding, kolom dan lantai yang diperkenalkan oleh

John.E.Conzelmann.

Struktur komponen pracetak beton bertulang juga diperkenalkan di

Jerman oleh Philip Holzmann AG, Dyckerhoff & Widmann G Wayss

9

Page 6: BAB II MACAM MACAM  BETON PRACETAK

& Freytag KG, Prteussag, Loser dll. Sistem pracetak tahan gempa

dipelopori pengembangannya di Selandia Baru. Amerika dan Jepang

yang dikenal sebagai Negara maju di dunia, ternyata baru melakukan

penelitian intensif tentang sistem pracetak tahan gempa pada tahun

1991. Dengan membuat program penelitian bersama yang dinamakan

PRESS (Precast Seismic Structure System).

2. Perkembangan Sistem Pracetak di Indonesia

Indonesia telah mengenal sistem pracetak yang berbentuk komponen,

seperti tiang pancang, balok jembatan, kolom dan plat lantai sejak

tahun 1970an. Sistem pracetak semakin berkembang dengan ditandai

munculnya berbagai inovasi seperti Sistem Column Slab (1996),

Sistem L-Shape Wall (1996), Sistem All Load Bearing Wall (1997),

Sistem Beam Column Slab (1998), Sistem Jasubakim (1999), Sistem

Bresphaka (1999) dan sistem T-Cap (2000).

Di Indonesia bangunan pracetak sering digunakan untuk pembangunan

rumah susun sewa (rusunawa). Sehubungan dengan adanya Program

Percepatan Pembangunan Rumah Susun yang digagas Pemerintah

pada tahun 2006, para pihak yang terkait dengan industri pracetak pada

tahun 2007 telah mengembangkan dan menguji tahan gempa sistem

pracetak untuk rumah susun sederhana bertingkat tinggi yang telah

siap digunakan untuk mendukung program tersebut.

Sistem pracetak telah terbukti dapat mendukung pembangunan rumah

susun dan rumah sederhana yang berkualitas, cepat dan ekonomis.

10

Page 7: BAB II MACAM MACAM  BETON PRACETAK

Sinergi antara pemerintah, perguruan tinggi, peneliti, penemu, lembaga

penelitian, dan industri pada bidang ini telah menghasilkan puluhan

sistem bangunan baru hasil karya putra-putra bangsa yang telah

dipatenkan dan diterapkan secara aktif.

Penerapan sistem pracetak untuk bangunan rusuna bertingkat tinggi

pertama kali dilakukan pada rusunami Pulogebang. Saat ini sudah ada

rusunami bertingkat 16 lantai. Pada kawasan Pulogebang juga

dibangun Kawasan Sentra Timur dengan berpusat pada hunian rusuna

20 – 24 lantai (Nurjaman dan Sidjabat,2000 dalam M. Abduh 2007).

Permasalahan mendasar dalam perkembangan sistem pracetak di

Indonesia saat ini adalah :

a. Sistem ini relatif baru.

b. Kurang tersosialisasikan jenisnya, produk dan kemampuan sistem

pracetak yang telah ada.

c. Kendalan sambungan antar komponen untuk sistem pracetak

terhadap beban gempa.

d. Belum adanya pedoman resmi mengenai tatacara analisis,

perencanaan serta tingkat kendalan khusus untuk sistem pracetak

yang dapat dijadikan pedoman bagi pelaku konstruksi.

3. Kelebihan dan Kelemahan Penggunaan Beton Pracetak

Struktur elemen pracetak memiliki beberapa kelebihan

dibandingkan dengan struktur konvensional, antara lain :

11

Page 8: BAB II MACAM MACAM  BETON PRACETAK

1. Penyederhanaan pelaksanaan konstruksi.

2. Waktu pelaksanaan yang cepat.

3. Waktu pelaksanaan struktur merupakan pertimbangan utama dalam

pembangunan suatu proyek karena sangat erat kaitannya dengan biaya

proyek. Struktur elemen pracetak dapat dilaksanakan di pabrik

bersamaan dengan pelaksanaan pondasi di lapangan.

4. Penggunaan material yang optimum serta mutu bahan yang baik.

5. Salah satu alasan mengapa struktur elemen pracetak sangat ekonomis

dibandingkan dengan struktur yang dilaksanakan di tempat (cast in-

situ) adalah penggunaan cetakan beton yang tidak banyak variasi dan

bias digunakan berulang-ulang, mutu material yang dihasilkan pada

umumnya sangat baik karena dilaksanakan dengan standar-standar

yang baku, pengawasan dengan sistem komputer yang teliti dan ketat.

6. Penyelesaian finishing mudah.

7. Variasi untuk permukaan finishing pada struktur elemen pracetak dapat

dengan mudah dilaksanakan bersamaan dengan pembuatan elemen

tersebut di pabrik, seperti: warna dan model permukaan yang dapat

dibentuk sesuai dengan rancangan.

8. Tidak dibutuhkan lahan proyek yang luas, mengurangi kebisingan,

lebih bersih dan ramah lingkungan.

9. Dengan sistem elemen pracetak, selain cepat dalam segi pelaksanaan,

juga tidak membutuhkan lahan proyek yang terlalu luas serta lahan

12

Page 9: BAB II MACAM MACAM  BETON PRACETAK

proyek lebih bersih karena pelaksanaan elemen pracetaknya dapat

dilakukan dipabrik.

10. Perencanaan berikut pengujian di pabrik.

11.Elemen pracetak yang dihasilkan selalu melalui pengujian laboratorium

dipabrik untuk mendapatkan struktur yang memenuhi persyaratan, baik

dari segi kekuatan maupun dari segi efisiensi.

12. Sertifikasi untuk mendapatkan pengakuan Internasional. Apabila hasil

produksi dari elemen pracetak memenuhi standarisasi yang telah

ditetapkan, maka dapat diajukan untuk mendapatkan sertifikasi ISO

9002 yang diakui secara internasional.

13. Secara garis besar mengurangi biaya karena pengurangan pemakaian

alat-alat penunjang, seperti : scaffolding dan lain-lain.

14. Kebutuhan jumlah tenaga kerja dapat disesuaikan dengan kebutuhan

produksi.

Namun demikian, selain memilki keuntungan, struktur elemen

pracetak juga memiliki beberapa kelemahan / keterbatasan, antara lain :

1. Tidak ekonomis bagi produksi tipe elemen yang jumlahnya sedikit.

2. Perlu ketelitian yang tinggi agar tidak terjadi deviasi yang besar antara

elemen yang satu dengan elemen yang lain, sehingga tidak

menyulitkan dalam pemasangan di lapangan.

3. Panjang dan bentuk elemen pracetak yang terbatas, sesuai dengan

kapasitas alat angkat dan alat angkut.

13

Page 10: BAB II MACAM MACAM  BETON PRACETAK

4. Jarak maksimum transportasi yang ekonomis dengan menggunakan truk

adalah antara 150 sampai 350 km, tetapi ini juga tergantung dari tipe

produknya. Sedangkan untuk angkutan laut, jarak maksimum

transportasi dapat sampai di atas 1000 km.

5. Hanya dapat dilaksanakan didaerah yang sudah tersedia peralatan untuk

handling dan erection.

6. Di Indonesia yang kondisi alamnya sering timbul gempa dengan

kekuatan besar, konstruksi beton pracetak cukup berbahaya terutama

pada daerah sambungannya, sehingga masalah sambungan merupakan

persoalan yang utama yang dihadapi pada perencanaan beton pracetak.

7. Diperlukan ruang yang cukup untuk pekerja dalam mengerjakan

sambungan pada beton pracetak.

8. Memerlukan lahan yang besar untuk pabrikasi dan penimbunan (stock

yard)

4. Sistem Komponen Pracetak

Ada beberapa jenis komponen beton pracetak untuk struktur

bangunan gedung dan konstruksi lainnya yang biasa dipergunakan, yaitu :

1. Tiang pancang

2. Sheet pile dan dinding diaphragma.

3. Half solid slab (precast plank), hollow core slab, single-T, double-T,

triple-T, channel slabs dan lain-lain.

4. Balok beton pracetak dan balok beton pratekan pracetak (PC I Girder)

14

Page 11: BAB II MACAM MACAM  BETON PRACETAK

5. Kolom beton pracetak satu lantai atau multi lantai

6. Panel-panel dinding yang terdiri dari komponen yang solid, bagian dari

single-T atau double-T. Pada dinding tersebut dapat berfungsi sebagai

pendukung beban (shear wall) atau tidak mendukung beban.

7. Jenis komponen pracetak lainnya, seperti : tangga, balok parapet,

panel-panel penutup dan unit-unit beton pracetak lainnya sesuai

keinginan atau imajinasi dari insinyur sipil dan arsitek.

Secara umum sistem struktur komponen beton pracetak dapat

digolongkan sebagai berikut (Nurjaman,2000 dalam M. Abduh 2007) :

1. Sistem struktur komponen pracetak sebagian, dimana kekakuan system

tidak terlalu dipengaruhi oleh pemutusan komponenisasi, misalnya

pracetak pelat, dinding di mana pemutusan dilakukan tidak pada balok

dan kolom/bukan pada titik kumpul.

2. Sistem pracetak penuh, dalam sistem ini kolom dan balok serta pelat

dipracetak dan disambung, sehingga membentuk suatu bangunan yang

monolit. Pada dasarnya penerapan sistem pracetak penuh akan lebih

mengoptimalkan manfaat dari aspek fabrikasi pracetak dengan catatan

bahwa segala aspek kekuatan (strength), kekakuan,layanan

(serviceability) dan ekonomi dimasukkan dalam proses perencanaan.

5. Kendala dan Permasalahan Seputar Beton Pracetak

Yang menjadi perhatian utama dalam perencanaan komponen beton

pracetak seperti pelat lantai, balok, kolom dan dinding adalah sambungan.

15

Page 12: BAB II MACAM MACAM  BETON PRACETAK

Selain berfungsi untuk menyalurkan beban-beban yang bekerja, sambungan

juga harus berfungsi menyatukan masing-masing komponen beton pracetak

tersebut menjadi satu kesatuan yang monolit sehingga dapat mengupayakan

stabilitas struktur bangunannya. Beberapa kriteria pemilihan jenis

sambungan antara komponen beton pracetak diantaranya meliputi:

1. Kekuatan (strength).

Sambungan harus memilki kekuatan untuk dapat menyalurkan gaya-

gaya yang terjadi ke elemen struktur lainnya selama waktu layan

(serviceability), termasuk adanya pengaruh dari rangkak dan susut

beton.

2. Daktalitas (ductility)

Kemampuan dari sambungan untuk dapat mengalami perubahan

bentuk tanpa mengalami keruntuhan. Pada daerah sambungan untuk

mendapatkan daktilitas yang baik dengan merencanakan besi tulangan

yang meleleh terlebih dahulu dibandingkan dengan keruntuhan dari

material betonnya.

3. Perubahan volume (volume change accommodation)

Sambungan dapat mengantisipasi adanya retak, susut dan perubahan

temperature yang dapat menyebabkan adanya tambahan tegangan yang

cukup besar.

4. Ketahanan (durability)

16

Page 13: BAB II MACAM MACAM  BETON PRACETAK

Apabila kondisi sambungan dipengaruhi cuaca langsung atau korosi

diperlukan adanya penambahan bahan-bahan pencegah seperti

stainless steel epoxy atau galvanized.

5. Tahan kebakaran (fire resistance)

Perencanaan sambungan harus mengantisipasi kemungkinan adanya

kenaikan temperatur pada sistem sambungan pada saat kebakaran,

sehingga kekuatan dari baja maupun beton dari sambungan tersebut

tidak akan mengalami pengurangan.

6. Mudah dilaksanakan dengan mempertimbangkan bagian-bagian berikut

ini pada saat merencanakan sambungan :

a. Standarisasi produksi jenis sambungan dan kemudahan tersedianya

material lapangan.

b. Hindari keruwetan penempatan tulangan pada derah sambungan

c. Hindari sedapat mungkin pelubangan pada cetakan

d. Perlu diperhatikan batasan panjang dari komponen pracetak dan

toleransinya

e. Hindari batasan yang non-standar pada produksi dan pemasangan.

f. Gunakan standar hardware seminimal mungkin jenisnya

g. Rencanakan sistem pengangkatan komponen beton pracetak

semudah mungkin baik di pabrik maupun dilapangan

h. Pergunakan sistem sambungan yang tidak mudah rusak pada saat

pengangkatan

i. Diantisipasi kemungkinan adanya penyesuaian di lapangan.

17

Page 14: BAB II MACAM MACAM  BETON PRACETAK

6. Perbedaan Analisa Beton Pracetak dengan Beton Konvensional

Pada dasarnya mendesain konvensional ataupun pracetak adalah

sama, beban-beban yang diperhitungkan juga sama, faktor-faktor koefisien

yang digunakan untuk perencanaan juga sama, hanya mungkin yang

membedakan adalah :

1. Desain pracetak memperhitungkan kondisi pengangkatan beton saat

umur beton belum mencapai 24 jam. Apakah dengan kondisi beton

yang sangat muda saat diangkat akan terjadi retak (crack) atau tidak.

Di sini dibutuhkan analisa desain tersendiri, dan tentunya tidak pernah

diperhitungkan kalau kita menganalisa beton secara konvensional.

2. Desain pracetak memperhitungkan metode pengangkatan, penyimpanan

beton pracetak di stock yard, pengiriman beton pracetak, dan

pemasangan beton pracetak di proyek. Kebanyakan beton pracetak

dibuat di pabrik.

3. Pada desain pracetak menambahkan desain sambungan. Desain

sambungan di sini, didesain lebih kuat dari yang disambung.

18

Page 15: BAB II MACAM MACAM  BETON PRACETAK

D. Beton Ringan

1. Pengertian Beton Ringan

Beton Ringan adalah beton yang memiliki berat jenis (density) lebih

ringan dari pada beton pada umumnya. Beton Ringan bisa disebut sebagai

Beton Ringan aerasi (Aerated Lightweight Concrete/ALC) atau sering

disebut juga (Autoclaved Aerated Concrete/ AAC) yang mempunyai bahan

baku utama terdiri dari pasir silika, kapur, semen, air, ditambah dengan

suatu bahan pengembang yang kemudian dirawat dengan tekanan uap air.

Tidak seperti beton biasa, berat Beton Ringan dapat diatur sesuai

kebutuhan. Pada umumnya berat Beton Ringan berkisar antara 600 – 1600

kg/m3. Karena itu keunggulan Beton Ringan utamanya ada pada berat,

sehingga apabila digunakan pada proyek bangunan tinggi (high rise

building) akan dapat secara signifikan mengurangi berat sendiri bangunan,

yang selanjutnya berdampak kepada perhitungan pondasi.

2. Sejarah Beton Ringan

Teknologi material bahan bangunan berkembang terus, salah satunya

Beton Ringan aerasi (Aerated Lightweight Concrete/ALC) atau sering

disebut juga (Autoclaved Aerated Concrete/ AAC). Sebutan lainnya

Autoclaved Concrete, Cellular Concrete (semen dengan cairan kimia

penghasil gelembung udara ), Porous Concrete, dan di Inggris disebut

Aircrete and Thermalite. Bata Ringan AAC ini pertama kali dikembangkan

di Swedia pada tahun 1923 sebagai alternatif material bangunan untuk

19

Page 16: BAB II MACAM MACAM  BETON PRACETAK

mengurangi penggundulan hutan. Bata Ringan AAC ini kemudian

dikembangkan lagi oleh Joseph Hebel di Jerman Barat di tahun 1943.

Dia memutuskan untuk mengembangkan sistem bangunan yang lebih

baik dengan biaya yang lebih ekonomis. Inovasi-inovasi brilian yang

dilakukannya, seperti proses pemotongan dengan menggunakan kawat,

membuka kemungkinan kemungkinan baru bagi perkembangan produk ini.

Hasilnya, Beton Ringan aerasi ini dianggap sempurna, termasuk material

bangunan yang ramah lingkungan, karena dibuat dari sumber daya alam

yang berlimpah. Sifatnya kuat, tahan lama, mudah dibentuk, efisien, dan

berdaya guna tinggi. Kesuksesan Hebel di Jerman segera dilihat negara-

negara lain. Pada tahun 1967 bekerja sama dengan Asahi Chemicals

dibangun pabrik Hebel pertama di Jepang. Sampai saat ini Hebel telah

berada di 29 negara dan merupakan produsen beton aerasi terbesar di dunia.

Di Indonesia sendiri Beton Ringan mulai dikenal sejak tahun 1995, saat

didirikannya PT Hebel Indonesia di Karawang Timur, Jawa Barat.

3. Pembuatan Beton Ringan

Pembuatan Beton Ringan ini pada prinsipnya membuat rongga

udara di dalam beton. Ada tiga macam cara membuat beton aerasi, yaitu :

1. Yang paling sederhana yaitu dengan memberikan agregat/campuran

isian Beton Ringan. Agregat itu bisa berupa batu apung, stereofoam,

batu alwa, atau abu terbang yang dijadikan batu.

20

Page 17: BAB II MACAM MACAM  BETON PRACETAK

2. Menghilangkan agregat halus (agregat halusnya disaring, contohnya

debu/abu terbangnya dibersihkan).

3. Meniupkan atau mengisi udara di dalam beton. Cara ketiga ini terbagi

lagi menjadi secara mekanis dan secara kimiawi.

Proses pembuatan Beton Ringan atau Autoclaved Aerated Concrete

secara kimiawi kini lebih sering digunakan. Sebelum beton diproses

secara aerasi dan dikeringkan secara autoclave, dibuat dulu adonan

Beton Ringan ini. Adonannya terdiri dari pasir kuarsa, Semen, Kapur,

Gypsum, Aluminium pasta (Zat Pengembang). Untuk memproduksi 1

m3 Beton Ringan hanya dibutuhkan bahan sebanyak ± 0,5 – 0,6 m3

saja, karena nantinya campuran ini akan mengembang. Dalam

komposisinya, secara umum pasir kuarsa memiliki persentase yang

cukup tinggi yaitu berkisar 60%, kemudian perekat yang terdiri dari

semen dan kapur sebanyak 30%, dan sisanya sebanyak 10% yaitu

campuran gypsum dan aluminium pasta. Semen yang digunakan

merupakan semen tipe I. Semen tipe I merupakan yang biasanya

digunakan untuk segala macam jenis konstruksi. Untuk proses

produksi, dalam 1 hari dapat dihasilkan Beton Ringan sebanyak ± 300

– 400 m3. Pembuatan Beton Ringan ini sepenuhnya dikerjakaan

dengan mesin. Mesin yang digunakan seperti mesin penggiling, mesin

mixxing, mesin cutting, autoclaved chamber. Untuk proses awal semua

bahan baku ditempatkan didalam tangki masing – masing untuk

memper mudah proses pencampuran. Khusus untuk pasir kuarsa harus

21

Page 18: BAB II MACAM MACAM  BETON PRACETAK

dimasukkan kedalam mesin penggiling terlebih dahulu sebelum

dimasukkan ke dalam tangki, untuk menghaluskan butiran – butiran

pasir. Kemudian melalui ruang control, diatur kadar campuran yang

akan dibuat. Kadar campuran dapat berubah – ubah tergantung dari

keadaan bahan baku yang ada. Kemudian campuran Beton Ringan

tersebut dituangkan kedalam cetakan yang memiliki ukuran 4,20 x

1,20 x 0,60 m. Adonan tersebut diisikan sebanyak ½ bagian saja.

Kemudian didiamkan sekitar ± 3 – 4 jam, sehingga adonan dapat

mengembang.

Dalam proses pengembangan ini, terjadi reaksi kimia. Saat

pencampuran pasir kuarsa, semen, kapur, sedikit gypsum, air, dan

dicampur alumunium pasta ini terjadi reaksi kimia. Bubuk alumunium

bereaksi dengan kalsium hidroksida yang ada di dalam pasir kwarsa

dan air sehingga membentuk hidrogen. Gas hidrogen ini membentuk

gelembung-gelembung udara di dalam campuran beton tadi.

Gelembung-gelembung udara ini menjadikan volumenya menjadi dua

kali lebih besar dari volume semula. Di akhir proses pengembangan

atau pembusaan, hidrogen akan terlepas ke atmosfir dan langsung

digantikan oleh udara. Rongga-rongga udara yang terbentuk ini yang

membuat beton ini menjadi ringan.

Meskipun hidrogennya hilang, tekstur beton tetap padat tetapi lembut.

Sehingga mudah dibentuk balok, atau palang sesuai kebutuhan. Setelah

mengembang, adonan dipotong untuk memperoleh ukuran yang

22

Page 19: BAB II MACAM MACAM  BETON PRACETAK

persisi, karena pada saat pengembangan ukurannya tidak dapat

dikontrol sehingga dipotong setelah proses pengembangan selesai.

Setelah melalui proses pemotongan, Beton Ringan dimasukkan

kedalam autoclave chamber selama ± 12 jam. Didalam autoclaved ini

pasir kwarsa bereaksi dengan kalsium hidroksida menjadi kalsium

hidrat silika. Dalam proses ini Beton Ringan diberi tekanan sebesar 11

bar atau sebesar 264 psi ( = 1,82 Mpa) dengan suhu setinggi 374 ⁰F.

Sehingga terbentuk kalsium silikat dan Beton Ringan berubah warna

menjadi putih. Pada saat didalam autoclaved ini, semua reaksi kimia

dituntaskan dan dibersihkan pada suhu tinggi, sehingga nantinya pada

saat digunakan tidak mengandung reaksi kimia yang berbahaya.

Kenapa tidak dijemur saja? Karena kalau adonan ini dijemur di bawah

terik matahari hasilnya kurang maksimal, karena tidak bisa stabil dan

merata hasil kekeringannya. Setelah keluar dari autoclave chamber,

Beton Ringan aerasi ini sudah siap untuk dipasarkan dan digunakan

sebagai konstruksi bangunan.

4. Kelebihan dan Kelemahan Beton Ringan

Ada beberapa kelebihan dari Beton Ringan atau Autoclaved

Aerated Concrete (AAC), yaitu :

1. Balok AAC mudah dibentuk. Sehingga dapat dengan cepat dan akurat

dipotong atau dibentuk untuk memenuhi tuntutan dekorasi gedung.

Alat yang digunakan pun sederhana, cukup menggunakan alat

23

Page 20: BAB II MACAM MACAM  BETON PRACETAK

pertukangan kayu. Karena ukurannya yang akurat tetapi mudah

dibentuk, sehingga dapat meminimalkan sisa-sisa bahan bangunan

yang tak terpakai.

2. AAC dapat mempermudah proses konstruksi. Untuk membangun

sebuah gedung dapat diminimalisir produk yang akan digunakan.

Misalnya tidak perlu batu atau kerikil untuk mengisi lantai beton.

Bobotnya yang ringan mengurangi biaya transportasi. Apalagi pabrik

AAC dibangun sedekat mungkin dengan konsumennya.

3. Karena ringan, tukang bangunan tidak cepat lelah. Sehingga cepat

dalam pengerjaannya.

4. Semennya khusus cukup 3 mm saja.

5. Mengurangi biaya struktur besi sloff atau penguat.

6. Mengurangi biaya penguat atau pondasi.

7. Waktu pembangunan lebih pendek.

8. Tukang yang mengerjakan lebih sedikit. Sehingga secara keseluruhan

bisa lebih murah dan efisien.

9. Tahan panas dan api, karena berat jenisnya rendah.

10. Kedap suara.

11. Tahan lama, kurang lebih sama tahan lamanya dengan beton

konvensional.

12. Kuat tetapi ringan, karena tidak sekuat beton. Perlu perlakuan khusus.

dibebani AC menggunakan fisher FTP, Wastafel fisher plug FX6/8,

panel dinding fisher sistem injeksi.

24

Page 21: BAB II MACAM MACAM  BETON PRACETAK

13. Anti jamur.

14. Tahan gempa.

15. Anti serangga.

16. Biaya perawatan yang sedikit, bangunan tak terlalu banyak mengalami

perubahan atau renovasi hingga 20 tahun.

17. Nyaman

18. Aman, karena tidak mengalami rapuh, bengkok, berkarat, korosi.

Selain kelebihan, Beton AAC juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu :

1. Karena ukurannya yang besar, untuk ukuran yang tanggung, akan

memakan waste yang cukup besar. Diperlukan keahlian tambahan

untuk tukang yang akan memasangnya, karena dampaknya berakibat

pada waste dan mutu pemasangan. Perekat yang digunakan harus

disesuaikan dengan ketentuan produsennya, umumnya adalah semen

instan.

2. nilai kuat tekannya (compressive strength) terbatas, sehingga sangat

tidak dianjurkan penggunaan untuk perkuatan (struktural).

3. Harganya cenderung lebih mahal dari bata konvesional. Di pasaran,

Beton Ringan dalam bentuk bata dijual dalam volume m3, sehingga

dengan ukuran 60cmx20cmx10cm / m3 Bata Ringan terdiri dari 83

buah. Jika dikonversikan dalam m2 maka 1 m2 terdiri dari 8.5 buah.

Harga per bata kurang lebih Rp. 8000,-, sehingga harga per m2 nya

Rp.68.000,-. Belum termasuk semen instan dan ongkos pasangnya.

25

Page 22: BAB II MACAM MACAM  BETON PRACETAK

5. Aplikasi Beton Ringan

Dengan berbagai kelebihan dari Beton Ringan yang telah disebutkan

di atas, saat ini Beton Ringan banyak diaplikasi dalam pelbagai proyek

dalam bentuk :

1. Blok (bata)

Contohnya Bata Celcon, yang dapat digunakan pada dinding dan atap.

2. Panel

Contohnya Panel Beton Ringan yang digunakan sebagai pengganti

tembok.

3. Bentuk Khusus

Contohnya bentuk-bentuk dekorasi, sebagai ornamen bangunan.

4. Ready Mix

Contohnya pada ready mix sebagai material pengisi.

6. Karakteristik Beton Ringan

Adapun karakteristik dari Beton Ringan, yaitu :

1. Presisi, karena dibuat oleh pabrik dan menggunakan mesin, maka

ukuran dan bentuk dari Beton Ringan ini lebih presisi daripada bata

konvensional yang dibuat dengan menggunakan tenaga manusia.

2. Sudut siku, sudut yang dimilik Beton Ringan benar – benar tegak

lurus membentuk 90o.

26

Page 23: BAB II MACAM MACAM  BETON PRACETAK

3. Permukaan halus dan pori – pori lebih rapat, Permukaan pada

Beton Ringan umumnya rata dan halus, serta memiliki pori yang lebih

rapat, hal ini menyebabkan Bata Ringan lebih kedap air.

4. Ringan dan kuat, Beton Ringan sesuai namanya memiliki berat yang

lebih ringan dari bata konvensional, hampir 1/3 berat dari bata

konvensional. Tetapi walaupun memiliki berat yang ringan, Beton

Ringan tetap kuat.

27