prosiding -...
TRANSCRIPT
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN MATEMATIKA 2017 Tema: “Mengembangkan Kompetensi Strategis dan Berpikir Matematis di Abad 21”
ISBN: 978-602-61923-0-1
Tim Editor: Prof. Gatot Muhsetyo, M.Sc.
Prof. Purwanto, Ph.D
Prof. Dr. Toto Nusantara, M.Si. Dr. Abdur Rahman As'ari, M.Pd., M.A.
Tim Reviewer: Dr. Subanji, M.Si.
Dr. I Nengah Parta, M.Si.
Dr. Hery Susanto, M.Si.
Dra. Santi Irawati. M.Si., Ph.D.
Dr. Sudirman, M.Si.
Dr. Susiswo, M.Si.
Dr. Abadyo, M.Si.
Dr. Erry Hidayanto, M.Si.
Dr. Swasono Rahardjo, M.Si.
Dr. Rustanto Rahardi, M.Si.
Dr. Tatag Yuli Eko Siswono, M.Pd.
Dr. Abdussakir, M.Pd.
Dr. Siti Inganah, M.Pd.
Penerbit:
Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Malang
Redaksi:
Jln. Semarang No.5 Kota Malang 65145
Telp +62341551312
Email: [email protected]
Website: www.semnasmatpascaum.com
Cetakan pertama, Juli 2017
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan
sebagian atau seluruh isi buku ke dalam bentuk apapun, secara elektronis maupun
mekanis, termasuk fotokopi atau merekam dengan teknik apapun, tanpa izin tertulis dari penerbit.
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
terselenggaranya Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2017 dengan tema
“Mengembangkan Kompetensi Strategis dan Berpikir Matematis di Abad 21”. Sebagai
tindak lanjut dari hasil seminar tersebut, kami selaku panitia menerbitkan prosiding
seminar dari kumpulan makalah yang telah direview dan dinyatakan layak oleh para ahli
di bidangnya. Penerbitan prosiding ini merupakan salah satu tuntutan agar karya yang
telah dihasilkan dan diseminarkan itu memperoleh penghargaan yang optimal. Prosiding ini memuat tiga makalah utama dan tujuh puluh dua makalah paralel.
Makalah paralel tersebut terdiri dari dua kategori, yaitu makalah hasil kajian dan
makalah hasil penelitian. Kategori makalah hasil penelitian terbagi ke dalam tujuh
bidang, yaitu strategi pembelajaran, proses berpikir, buku ajar/teks, evaluasi, media
pembelajaran, teknologi pembelajaran, dan matematika. Reviewer makalah prosiding ini terdiri dari beberapa pakar di berbagai
perguruan tinggi, yaitu: Universitas Negeri Malang, Universitas Negeri Surabaya,
Universitas Muhammadiyah Malang, dan Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang. Review oleh ahli bertujuan untuk menjamin bahwa makalah tersebut
telah memenuhi standar keilmiahan, terutama dari aspek isi dan metodologi.
Atas terselenggaranya seminar dan terbitnya prosiding ini kami ucapkan rasa
terima kasih yang setinggi-tingginya kepada pihak-pihak berikut.
Rektor, Direktur Pascasarjana, Koorprodi Pendidikan Matematika Pascasarjana, Dekan
FMIPA, dan Ketua Jurusan Matematika Universitas Negeri Malang.
Pembicara utama yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk
menyampaikan ide-ide segar, gagasan progresif, serta terobosan baru dalam rangka
pengembangan pendidikan dan penelitian pendidikan matematika. Reviewer makalah dari Universitas Negeri Malang, Universitas Negeri Surabaya,
Universitas Muhammadiyah Malang, dan Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang.
Seluruh peserta seminar yang telah memberikan kepercayaan publikasi hasil
pemikirannya melalui Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2017 di
Pascasarjana Universitas Negeri Malang.
Dosen dan mahasiswa panitia dari Prodi S2/S3 Pendidikan Matematika Pascasarjana
Universitas Negeri Malang yang telah bekerja keras mensukseskan Seminar Nasional
Pendidikan Matematika 2017 dan membantu penerbitan prosiding ini.
Semoga prosiding ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi bagi para
pembaca, khususnya para pendidik, mahasiswa, dan pemerhati pendidikan matematika
dalam meningkatkan prestasi dan profesionalitasnya.
Malang, Juli 2017 Panitia
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................................................... iii
MAKALAH UTAMA (PLENO)
Building A 21st
Century Mathematical Brain Allan Leslie White, University of Western Sydney .................................................................... 1
Matematika: Penalaran dengan Cinta A.N.M. Salman, Institut Teknologi Bandung............................................................................ 11
Berpikir Matematis dalam Mengostruksi Konsep Matematika: Sebuah Analisis
Secara Teoritis dan Praktis
Subanji, Universitas Negeri Malang ......................................................................................... 20
BUKU AJAR/TEKS Pengembangan Bahan Ajar Materi KPK dan FPB Berbasis Pendidikan Matematika Realistik (PMR) Berbantuan Puzzle Pipit Pudji Astutik .......................................................................................................................... 30
EVALUASI Analisis Kesalahan Mahasiswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Berdasarkan
Tahapan Newman dan Scaffolding-nya
Alifiani .............................................................................................................................................. 47
Analisis Kesalahan Siswa Bergaya Belajar Visual, Auditori, dan Kinestetik dalam Menyelesaikan Masalah Aljabar Ditinjau dari Struktur Berpikirnya Kinanti Retnaning Widyani, Subanji, & Purwanto ................................................................. 58
Analisis Kesalahan Siswa Bergaya Kognitif Field-Dependent dan Field-Independent Dilihat dari Struktur Berpikir dalam Menyelesaikan Soal Cerita Alif Nadia Makhrubi, Subanji, & Abadyo................................................................................. 69
Analisis Kesalahan Siswa dalam Melakukan Translasi Representasi Materi SPLDV dan Scaffoldingnya Feny Eka Nuryanti, Sisworo, & Dwiyana................................................................................. 84
Analisis Kemampuan Siswa dalam Pemecahan Masalah pada Soal Cerita Materi Bangun Ruang Sisi Datar Jasmi Nelda Fitri Yanti, Gatot Muhsetyo, & Dwiyana .......................................................... 96
Analisis Kesalahan Siswa SMP dalam Menyelesaikan Masalah Matematika PISA pada Tahapan Penyelesaian Masalah Blum-Leiss Vivi Rachmatul Hidayati, Subanji, & Sisworo ......................................................................108
iii
Analisis Kesalahan Siswa SMP Kelas VIII dalam Menyelesaikan Masalah Matematika PISA Zella Novita, Ipung Yuwono, & Abadyo .................................................................................120
Asesmen Kinerja pada Pembelajaran Lingkaran Kelas VIII SMP Kristen Baithani Tosari Celvia Rince Christiasari, Cholis Sa’dijah, & Swasono Rahardjo ...................................133
Identifikasi Kesalahan Peserta Didik Kelas VIII dalam Memecahkan Masalah Lingkaran Aris Mustofa, Sudirman, & Makbul Muksar ..........................................................................144
Identifikasi Kesalahan Siswa SMP Terhadap Soal Cerita Lingkaran Wahyuni & Santi Irawati............................................................................................................153
Identifikasi Kesulitan Mahasiswa dalam Menyelesaikan Soal Tentang Limit Ria Amalia & Eric Dwi Putra ...................................................................................................163
Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Trigonometri Yayuk Kuswanti, Sudirman, & Toto Nusantara ....................................................................171
Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa dalam Menyelesaikan Masalah Persamaan Garis Berbantuan Geogebra Mohamad Aminudin & I Nengah Parta ..................................................................................180
Kemampuan Representasi Matematis Siswa Kelas X MAN Tambakberas Jombang dalam Menyelesaikan Masalah Trigonometri Sufinda Aliyaharini, Sudirman, & Abd. Qohar .....................................................................189
Penilaian Berbasis Kelas dalam Pembelajaran Matematika di SMA Rr. Kuntie Sulistyowaty ..............................................................................................................201
Penilaian Pembelajaran Matematika: Prinsip, Kompetensi Matematika, dan Metode Ma’ruf Rivaldi ..............................................................................................................................210
Penilaian Portofolio untuk Mengurangi Kecemasan Matematika Peserta Didik Rayinda Aseti Prafianti ..............................................................................................................217
Profil Pengajuan Masalah Matematika Siswa SMA Pada Materi Matriks Hendrika Bete, I. Nengah Parta, & Tjang Daniel Chandra ...............................................225
Representasi Matematis Siswa SMP dalam Menyelesaikan Pemecahan Masalah
Matematika Materi Perbandingan
Claudya Zahrani Susilo, Susiswo, & Swasono Rahardjo ....................................................238
Tinjauan Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan Siswa dalam Pemecahan Masalah
Matematika
Nilza Humaira Salsabila & Ressy Rustanuarsi .....................................................................249
iv
MATEMATIKA Algoritma M-ABC Untuk Menyelesaikan Optimasi Portofolio dengan Kendala Cardinality Jamaliatul Badriyah, Trianingsih Eni L., Dahliatul Hasanah, & Nur Atikah ................256
Identifikasi Autokorelasi Spasial pada Kasus Seluruh Tuberkulosis di Kota Yogyakarta Tahun 2015 dengan Menggunakan Indeks Moran Rahmy & Jaka Nugraha .............................................................................................................263
Karakterisasi Gelanggang Nil Bersih Lemah yang Tereduksi Muhammad Ajrul Mahbub & Hery Susanto ..........................................................................272
Penerapan Regresi Robust dengan Estimasi M dalam Pemodelan Produksi Padi di Indonesia Tahun 2015 Purnami Yuli Sasmiati & Edy Widodo ....................................................................................284
MEDIA PEMBELAJARAN Media Pembelajaran Materi Fungsi SMP Kelas VIII Berbasis Intelligent Tutoring System
Yuni Rosita Dewi, Mohamad Yasin, & Rini Nurhakiki ........................................................293
Pengembangan Alat Hitung Trigonometri Tipe Synchronous Multimedia untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Ratna Yulis Tyaningsih & Samijo.............................................................................................307
Pengembangan Evaluasi Pembelajaran Berbentuk Game pada Materi Relasi
dan Fungsi untuk Siswa SMP
Cindy Indra Amirul Fiqri ...........................................................................................................322
PROSES BERPIKIR Aktivitas Metakognitif dalam Memecahkan Masalah Geometri pada Siswa Sekolah Menengah Pertama Suci Zuriati, Cholis Sa’dijah, & Sisworo................................................................................331
Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP dalam Menyelesaikan
Soal Open Ended Bangun Ruang Sisi Datar
Dewi Nuur Rahmasari, Ipung Yuwono, & Gatot Muhsetyo ...............................................343
Analisis Proses Berpikir Siswa Kelas XII dalam Generalisasi Masalah Pola Bilangan
Berdasarkan Gender
Nurita Primasatya .......................................................................................................................352
Analisis Representasi Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Terkait Trigonometri
Rossi Setya Fatmasari, Edy Bambang Irawan, & Gatot Muhsetyo ..................................362
Berpikir Kreatif Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Open-Ended Tentang
Operasi Bilangan Bulat
Tomy Syafrudin, I Nengah Parta, & Makbul Muksar ..........................................................373
v
Empat Langkah Polya dalam Memecahkan Masalah Ditinjau dari Proses Asimilasi
Budi Mardikawati ........................................................................................................................383
Hambatan Kognitif Mahasiswa dalam Mengonstruksi Bukti pada Materi Geometri
Euclid Isbadar Nursit ..................................................................................................................392
Identifikasi Kemampuan Representasi Matematis Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel
Nurul Ma’rifah, Akbar Sutawidjaja, & I Made Sulandra ...................................................406
Identifikasi Representasi Skematis Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Rahmad Bustanul Anwar, Ipung Yuwono , Abdur Rahman As’ari, Sisworo,
& Dwi Rahmawati .......................................................................................................................417
Indikasi Berpikir Intuitif dalam Memecahkan Masalah Kekonvergenan Barisan
Nurhanurawati, Purwanto, Abdur Rahman As’ari, & Edy Bambang Irawan ................426
Kemampuan Analisis dan Evaluasi Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika
Mohammad Emsa Arifin, I Nengah Parta, & Hery Susanto ...............................................433
Kemampuan Literasi Matematik Orang Dewasa yang Tidak Mengenyam Pendidikan
Formal
Fajri Maulana & Lusy Setiyowati ............................................................................................442
Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMK Dalam Menyelesaikan Soal Cerita
Barisan dan Deret
Makmun Solehudin, Ipung Yuwono, & Hery Susanto ..........................................................451
Pemahaman Instrumental dan Pemahaman Relasional dalam Pembelajaran Matematika
Sri Andriani & Yelni Putri Ningsih ..........................................................................................460
Pemahaman Siswa Tentang Equal Sign dalam Mengerjakan Soal Matematika
di Kelas VII R. Azmil Musthafa, Erry Hidayanto, & Abadyo ....................................................................471
Penalaran Analogi Siswa dalam Pemecahan Masalah Matematika
Masithoh Yessi Rochayati, Subanji, & Akbar Sutawidjaja .................................................478
Profil Pemahaman Konsep Pertidaksamaan Nilai Mutlak pada Siswa Kelas X SMA
Muhammadiyah 1 Ponorogo Berdasarkan Teori APOS (ACTION, PROCESS, OBJECT, SCHEMA) Sugeng Riadi, Imam Sujadi, & Riyadi .....................................................................................485
Proses Berpikir Konseptual Mahasiswa Laki-laki Kemampuan Matematika Tinggi
dalam Pemecahan Masalah Matematika
Hamda ............................................................................................................................................494
Proses Berpikir Kreatif Siswa dalam Menyelesaikan Soal Open-Ended
Nisak Nirmala Rosy, I Nengah Parta, & Swasono Rahardjo .............................................506
vi
Proses Berpikir Siswa dalam Menyelesaikan Ill Sturctured Problems Matematis
Abdillah, Toto Nusantara, Subanji, & Hery Susanto ...........................................................517
Proses Koneksi Matematis Siswa Slow Accurate dalam Menyelesaikan Masalah
Program Linear
Nourma Pramestie Wulandari, Sri Mulyati, & Dwiyana ....................................................528
Representasi Matematis dalam Menyelesaikan Masalah Program Linier di Kelas XI IPA 1 SMA Sejahtera Prigen Indawati, Subanji, & Dwiyana ..................................................................................................537
Representasi Siswa dalam Pemecahan Masalah Aplikasi Luas Daerah Bidang Datar
Dewi Sufia Hapsah, .....................................................................................................................546
Sistem Metakognitif Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Ditinjau dari
Taksonomi Marzano
Nita Fatma Fauziah, Purwanto, & Sudirman ........................................................................554
Sistem Representasi Internal Siswa dalam Membangun Konsepsi Bilangan Bulat
Negatif
Anita Dewi Utami & I Nengah Parta ......................................................................................565
STRATEGI PEMBELAJARAN Efektivitas Modul Matematika untuk Pembelajaran Dengan Pendekatan Konstruktivistik Di SMPN 1 Sempu
Diyah Ayu Rizki Pradita, Ria Amalia, & Lutfiyah ................................................................574
Kajian Tentang Ketertarikan Siswa terhadap Penggunaan Dongeng untuk
Meningkatkan Respon Siswa dalam Belajar Operasi Bilangan Cacah
Ambar Setiyoko, Gatot Muhsetyo, & Swasono Rahardjo ....................................................583
Modifikasi Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Group Investigation Menjadi Model Pembelajaran Penugasan Proyek Bertingkat Indah Rahayu Panglipur ............................................................................................................592
Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD (Student Teams Achievement Divisions)
Siska Pratiwi & Farid Suhermanto ..........................................................................................601
Pembelajaran Berbasis Proyek untuk Membangun Berpikir Reflektif Mahasiswa
dalam Menyusun Usulan Penelitian Pendidikan Matematika I Nengah Parta, Sri Mulyati, Rini Nurhakiki, & Latifa Mustofa L ....................................609
Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share untuk Meningkatkan Kemampuan
Memecahkan Masalah dan Hasil Belajar Materi Integral pada Mahasiswa Teknik
Informatika Universitas Kanjuruhan Malang Abdullah Ash Shiddieqy, Sri Mulyati, & Purwanto ..............................................................624
Pembelajaran Limit Berbantuan Link Map pada Siswa Kelas XI-3 SMA Brawijaya
Smart School Malang
Pungky Rahmawati ......................................................................................................................637
vii
Pendekatan Concrete Pictorial Abstract (CPA) untuk Memfasilitasi Pemahaman
Konsep Siswa Zul Jalali Wal Ikram, Rahma Nasir, & Raisatul Fadliyah J ..............................................652
Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) dalam Penggunaannya untuk
Meningkatkan Kemampuan Literasi Matematika Siswa
Oktaviana Sinaga .........................................................................................................................661
Penerapan Pembelajaran dengan Pendekatan Open Ended untuk Meningkatkan
Berfikir Kreatif Matematika
Sul’an .............................................................................................................................................669
Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing yang Dapat Meningkatkan Kemampuan
Siswa Menggunakan Representasi Eksternal Beragam dalam Menyelesaikan Masalah
Program Linear Pada Kelas XI
Rina Ramadani & Eddy Budiono .............................................................................................679
Pengaruh Penerapan Model Advance Organizer Terhadap Minat Belajar Segiempat
Siswa Kelas V SD
Dwi Noviani Sulisawati & Frida Murtinasari .......................................................................689
Pengembangan LKS dengan Pendekatan Open Ended pada Materi Bangun Ruang
Sisi Datar untuk Kelas VII SMP
Tamyis Suliantoro ........................................................................................................................698
Strategi Heuristik dalam Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP pada Materi
Lingkaran
Yunita Herdiana ...........................................................................................................................708
Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII D SMPN 2 Mlati
dengan Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD)
Fitria Mardika ..............................................................................................................................719
Upaya Meningkatkan Self Efficacy Siswa Kelas X IPS 3 MAN Yogyakarta II
dalam Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Model Inquiry Learning
Maulina Asnal, Sity Rahmy Maulidya, & Rusi Ulfa Hasanah ...........................................729
TEKNOLOGI PEMBELAJARAN Konstruksi Materi Konsep Integral Tentu dengan Software Geogebra (Suatu Kajian Penggunaan Geogebra dalam Pembelajaran Kalkulus) Widiya Astuti Alam Sur...............................................................................................................737
Karakteristik Rich Tasks Mathematics yang Dikembangkan oleh Guru Ajeng Gelora Mastuti, Abdur Rahman As’ari, Purwanto, & Abadyo ..............................754
Pengembangan Komponen Model Pembelajaran Pada Model Pembelajaran
Asesmen Sejawat
Hendro Permadi, Ipung Yuwono, I Nengah Parta, & Sisworo ..........................................767
viii
ISBN: 978-602-61923-0-1
PENGARUH PENERAPAN MODEL ADVANCE ORGANIZER
TERHADAP MINAT BELAJAR SEGIEMPAT SISWA KELAS V
SD
Dwi Noviani Sulisawati1; Frida Murtinasari2
IKIP PGRI Jember [email protected]
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
penerapan model pembelajaran Advance Oranizer terhadap minat belajar segiempat siswa kelas V SDN Ketegan I Taman tahun ajaran 2016/2017. Jenis penelitian ini
adalah penelitian eksperimen semu dengan desain penelitian Non Equivalent
Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas
V SDN Ketegan I Taman tahun ajaran 2016/2017 dan penentuan sample dilakukan secara random melakukan pengacakan terhadap siswa yang akan ditempatkan di
kelas eksperimen dan kelas kontrol melalui hasil pengundian. Metode pengumpulan
data yang digunakan adalah metode angket untuk mengetahui minat belajar siswa setelah penerapan pembelajaran Advance Organizer. Data yang telah terkumpul
dianalisis menggunakan uji chi square dan uji t sampel bebas. Selanjutnya, hasil
analisis data menunjukkan bahwa sekitar 83,6% siswa memiliki peningkatan minat
belajarnya terhadap pembelajaran geometri setelah diterapkan Model Advance Organizer, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif penerapan
model Advance organizer terhadap minat belajar segiempat siswa.
Kata Kunci: Pembelajaran Advance Organizer, Minat Belajar, Siswa SD
PENDAHULUAN
Permasalahan mengenai rendahnya daya serap siswa terhadap materi yang
diajarkan kerap kali ditemukan dalam pembelajaran matematika. Hal ini mencerminkan
adanya kesenjangan yang cukup besar antara tuntutan kurikulum dengan tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Salah satu faktor yang perlu
diperhatikan sebagai penyebab munculnya masalah tersebut adalah cara guru dalam
menyampaikan materi selama proses pembelajaran yang pada umumnya terkesan
monoton dan dilakukan secara konvensional (metode ceramah). Seperti yang telah
dikemukakan oleh Djamarah (2006) bahwa terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi keberhasilan belajar siswa jika ditinjau dari segi komponen pendidikan,
yakni tujuan proses pembelajaran, guru, anak didik, kegiatan proses belajar mengajar,
bahan dan alat evaluasi serta suasana evaluasi.
Penyampaian materi yang monoton juga disinyalir dapat menyebabkan siswa kurang
berminat dalam mempelajari matematika (Toheri dan Umi, 2010: 11). Agar siswa bermiat
untuk belajar matematika, maka paling tidak siswa harus dapat melihat kegunaan
matematika terlebih dahulu, melihat keindahannya, atau mungkin merasa bahwa
matematika itu menantang. Seperti yang dikatakan oleh Ruseffendi (2006: 233) bahwa
“Siswa tertarik terhadap matematika itu karena pengajaran gurunya yang menarik, misalnya
ia selalu menggunakan alat-alat peraga, permainan, teka-teki, kegiatan lapangan, kegiatan
laboratorium, dan lain-lain”. Maka dari itu untuk mendorong upaya-upaya meningkatkan
minat siswa dalam belajar matematika, guru dituntut untuk mampu mengerahkan segala
daya dan upaya untuk mampu membantu siswa memahami materi yang diajarkan. Sebab
belajar tanpa adanya minat dari siswa yang bersangkutan akan sulit untuk mencapai
keberhasilan (Hamalik, 2001: 110). Dengan kata lain, minat belajar siswa terhadap suatu
materi yang akan dipelajari sangat penting untuk dikembangkan, terlebih
689
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika dengan tema ’’Mengembangkan Kompetensi Strategis dan Berpikir Matematis
di Abad 21” pada tanggal 8 April 2017 di Prodi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Malang.
lagi jika minat tersebut berasal dari dalam diri siswa untuk meningkatkan hasil belajarnya.
Salah satu cara untuk dapat mengatasi permasalahan sulitnya meningkatkan minat belajar
siswa tersebut dapat diatasi dengan adanya kreativitas guru dalam menyampaikan materi.
Faktor lain yang juga diduga dapat menjadi penyebab permasalahan rendahnya
daya serap siswa adalah materi pada mata pelajaran matematika yang memiliki struktur
sistematis dan saling terkait. Sebagaimana yang tertuang dalam Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar matematika yang menekankan bahwa pembelajaran matematika
mampu membuat peserta didik memiliki kemampuan memahami konsep matematika,
menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma
secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah (Depdiknas,
2006:417). Oleh karena itu, untuk mempermudah pemahaman dalam mempelajari
konsep serta keterkaitannya dengan baik, siswa membutuhkan cara yang tepat agar
mereka mampu menerima pemahaman tersebut.
Proses pemahaman konsep maupun keterkaitan antar materi pada siswa
membutuhkan kreatifitas dari guru sebagai penyampai materi dan minat siswa untuk
mempelajari materi tersebut. Untuk mempermudah siswa dalam mempelajari konsep
matematika yang akan dipelajari, maka siswa perlu memahami konsep materi yang
telah diajarkan terlebih dahulu. Hal tersebut dilakukan agar dapat membantu
pemahaman mereka terhadap konsep baru yang akan mereka pelajari. Konsep lama
diperlukan siswa untuk memudahkannya dalam memahami keterkaitan antara konsep
yang sudah mereka ketahui dengan konsep baru yang akan mereka terima. Sehingga
untuk mengurangi permasalahan tersebut, maka guru perlu menggunakan sebuah
Advance Organizer dalam suatu proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
Advance organizer merupakan suatu ide yang harus dieksplorasi secara intelektual
oleh siswa. Dalam penyajiannya, advance organizer bisa disajikan melalui sebuah
konsep atau penyataan hubungan berisi konten penting yang berhubungan dengan
materi yang diajarkan. Advance organizer bisa disajikan dengan mengutip hal-hal
penting untuk membantu kejelasan pengetahuan yang dimiliki siswa sebelumya
sehingga berfungsi sebagai ‘jembatan ilmu’ bagi materi yang baru. Tujuan dari
penyajian advance organizer adalah mengkaitkan bahan bermakna yang akan dipelajari
dengan struktur kognitif yang dimiliki siswa (Ausubel dalam Degeng, 1989: 135).
Selain itu, Joyce dan Weil (dalam Yasna, 2001: 25) berpendapat bahwa advance
organizer juga berfungsi untuk menjelaskan, mengintegrasikan, dan mengkaitkan
pengetahuan yang sedang dipelajari dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa.
Menurut Ausubel (dalam Bell, 1991: 269)Ada tiga maksud yang bisa dicapai oleh
advance organizer, yaitu (1) advance organizer memberikan kerangka konseptual untuk
belajar yang bakal terjadi berikutnya, (2) advance organizer dipilih secara seksama
sehingga bisa menjadi penghubung antara simpanan informasi siswa waktu sekarang
dan belajar yang baru, (3) berlaku sebagai jembatan struktur kognitif yang masih akan
diperoleh.
Pada pendapat di atas, Asubel berusaha untuk mengemukakan tiga tujuan dari
penyajian advance organizer, yaitu memberikan kerangka konseptual untuk
pembelajaran yang akan terjadi, sebagai penghubung informasi yang telah dimiliki
siswa dengan informasi yang baru disajikan serta berlaku sebagai jembatan bagi struktur
690
ISBN: 978-602-61923-0-1
kognitif yang akan diperoleh. Perlu diperhatikan bahwa advance organizer bukanlah
berupa rangkuman umum tentang bahan yang akan dipelajari melainkan konsep-konsep
yang dapat disebut sebagai “jembatan” bagi materi baru. Ini berarti advance organizer
harus disajikan sebagai pengantar tempat akan dimasukkannya informasi yang sifatnya
lebih rinci.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan peneliti terhadap siswa kelas V SDN
Ketegan I dan hasil wawancara yang dilakukan kepada guru kelas V SDN Ketegan I
didapatkan bahwa pada pembelajaran materi segiempat, peneliti mendapati bahwa
masih banyak siswa yang menemui kesulitan dalam membedakan bentuk layang-layang
dan belahketupat, sedangkan sebagian yang lain berpendapat bahwa layang-layang
adalah sama dengan belahketupat. Saat peneliti meminta mereka untuk memberikan
penjelasan terhadap jawaban mereka, mereka mengatakan bahwa belahketupat adalah
layang-layang yang diputar posisinya karena belahketupat dan layang-layang sama-
sama memiliki empat buah sisi, sudut dan bentuk yang sama. Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar siswa belum memahami sifat khusus dari masing-masing bangun
segiempat yang dapat membedakannya anatar satu dengan yang lain serta keterkaitan
hubungan diantaranya. Selain itu, masalah ini juga bisa muncul karena selama di
sekolah guru tidak pernah menjelaskan keterkaitan hubungan antar bangun datar, yang
berarti bahwa selama ini Standar Kompetensi tentang memahami sifat-sifat antar
bangun dan hubungan antar bangun yang ada pada kurikulum, khususnya bangun datar,
belum dipenuhi. Karena guru hanya mengajarkan sifat-sifatnya saja tanpa membahas
atau memberitahu hubungan di antaranya.
Berkenaan dengan berbagai hal di atas, maka ada baiknya jika guru sebagai
fasilitator terlebih dahulu meningkatkan pemahaman dan kejelasan konsep pengetahuan
yang telah dimiliki siswa sebelum menyajikan materi yang baru. Dengan itu, diharapkan
mampu membantu siswa untuk memperbaiki konsep struktur kognitifnya dan
memudahkan siswa untuk menerima serta memahami materi baru yang diberikan.
Untuk melakukannya dapat dilakukan dengan penyajian advance organizer.
Prosedur sistematis pembelajaran dengan menggunakan advance organizer
terdapat pada model pembelajaran Advance Organizer. Model ini dapat memberikan
pengalaman belajar dengan struktur kognitif yang ada yang digunakan siswa untuk
memahami materi yang akan disajikan dalam pembelajaran dengan membaca atau
menggunakan media belajar lain (Winataputra, 1992: 36). Sehingga siswa diajak untuk
menggali lebih dalam tentang materi yang mereka pelajari, yakni sifat-sifat bangun datar
segiempat, yang selanjutnya akan digunakan untuk mengidentifikasi hubungan
diantaranya. Model ini menuntut guru mampu mengolah pembelajaran sehingga
pengetahuan (struktur kognitif) yang telah dimiliki siswanya berguna sebagai modal
untuk memahami materi selanjutnya. Dengan menekankan pada keterkaitan hubungan,
diharapkan model pembelajaran ini dapat memperbaiki pencapaian penguasaan tujuan
pembelajaran. Model Advance Organizer terdiri dari empat fase, yakni menyampaikan
tujuan pembelajaran, menyampaikan advance organizer, menyampaikan materi ajar dan
memperkuat struktur kognitif siswa (Arends, 1998). Model pembelajaran Advance
Organizer dikembangkan oleh David Ausubel (1963). Model ini dimulai dengan
691
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika dengan tema ’’Mengembangkan Kompetensi Strategis dan Berpikir Matematis
di Abad 21” pada tanggal 8 April 2017 di Prodi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Malang.
penyajian konsep (advance organizer) yang digunakan sebagai pemandu untuk
memahami konsep yang disajikan.
Dalam penelitian ini, model pembelajaran Advance Organizer diartikan sebagai
prosedur sistematis, meliputi mengklarifikasi tujuan, mempresentasikan advance
organizer, mempresentasikan materi belajar, dan memantau serta memeriksa
pemahaman dan kemampuan berpikir siswa, yang digunakan oleh guru dalam proses
pembelajaran dengan menyajikan bagian-bagian utama atau konsep-konsep pokok
urutan pembelajaran, untuk membantu stabilitas dan kejelasan akan pengetahuan yang
dimiliki siswa sebelumnya sehingga berfungsi sebagai “jembatan” bagi materi baru.
Berdasarkan apa yang telah dipaparkan di atas, maka melalui penelitian ini peneliti
tertarik untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penerapan model pembelajaran
advance organizer terhadap minat belajar siswa dan seberapa besar penerapan model
pembelajaran Advance Organizer mampu mempengaruhi minat belajar siswa kelas V SDN
Ketegan I terhadap matematika. Sedangkan tujuan dari penelitian iniantara lain adalah
untuk menghitung data pengaruh penerapan model pembelajaran Advance Organizer
terhadap minat belajar matematika siswa kelas V SDN Ketegan I Taman.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan pada siswa kelas
VB dan VC SDN Ketegan I Taman tahun pelajaran 2016/2017 yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Advance Organizer terhadap
minat belajar matematika siswa. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan manipulasi
pada variabel bebas adalah penerapan model pembelajaran Advance Organizer dan
minat belajar siswa Sekolah Dasar sebagai variabel respon, sedangkan variabel lain
tidak bisa dikontrol secara ketat sehingga pada penelitian ini peneliti menggunakan
desain penelitian eksperimen semu (Quasi Experiment). Penelitian ini mempunyai
kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-
variabel luar yang dapat mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Posttest-only
Design with Nonequivalent Group. Rancangan ini memiliki dua kelompok yang
dibutuhkan selama proses pengumpulan data, yakni kelompok eksperimen dan
kelompok control. Kelompok ekperimen merupakan kelompok yang dimanipulasi
dengan diberi perlakuan-perlakuan, dalam hal ini kelompok tersebut diberikan
perlakuaan berupa penerapan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
advance organizer dengan diberikan postes tetapi tanpa pretes. Sedangkan kelompok
lainnya adalah kelompok kontrol yaitu kelompok yang tidak diberikan perlakuan
apapun oleh peneliti, dalam hal ini kelompok control adalah kelompok yang diberikan
pembelajaran sesuai dengan pembelajaran seperti biasa yang telah dilakukan oleh Guru
mata pelajaran selama ini dan hanya diberi postes tanpa diberikan pretes.
Pada desain penelitian ini memiliki empat kelompok data antara lain:
O1 X O3
O2 O4
Gambar 1. Desain peneltian
692
ISBN: 978-602-61923-0-1
Dengan keterangan sebagai berikut.
O1 : Pengamatan terhadap aktivitas guru selama menerapkan pembelajaran
advance organizer
O2 : Pengamatan aktivitas guru selama menerapkan pembelajaran klasik
O3 : Hasil angket tentang minat belajar siswa yang diajarkan dengan
menerapkan pembelajaran advance organizer
O4 : Hasil angket tentang minat belajar siswa yang diajarkan dengan
menerapkan pembelajaran klasikal.
Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh siswa kelas V SDN
Ketegan I Taman tahun pelajaran 2016/2017. Sedangkan sample penelitian dipilih
menggunakan teknik sampling acak (random sampling) sehingga didapatkan 2 kelas
yakni kelas VB dan VC yang masing-masing terdiri dari 15 orang siswa dan siswi.
Berdasarkan sumber data tentang nilai mata pelajaran matematika dari kedua kelas,
didapatkan data bahwa kedua kelas memiliki kemampuan yang homogeny (sama).
Data yang akan diolah dalam penelitian ini diperoleh melalui hasil angket tentang
minat belajar siswa Sekolah Dasar dan hasil pengamatan terhadap aktivitas yang
dilakukan guru selama menerapkan model pembelajaran advance organizer. Sehingga,
dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan cara
observasi langsung terhadap pelaksanaan proses pembelajaran menggunakan model
pembelajaran Advance Organizer dan penyebaran angket minat belajar kepada siswa-
siswa yang dijadikan sample penelitian. Sehingga instrument yang digunakan dalam
pengambilan data pada penelitian ini adalah berupa angket tentang minat belajar
matematika siswa dan lembar oservasi keterlaksanaan proses pembelajaran Advance
Organizer oleh guru.
Data yang diperoleh setelah pelaksanaan penelitian merupakan data kategori
yang didapatkan melalui pelabelan terhadap kedua variabel yang akan diuji. Sehingga
proses analisis data pada penelitian ini menggunakan uji chi square dan uji t sampel
bebas. Uji chi square ini digunakan untuk mendapatkan hasil uji taraf signifikansi
perbedaan frekuensidan kenormalan data. Selain itu teknik uji chi-square juga
digunakan untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian. Menurut Sugiyono
(2005:104) menyatakan bahwa kriteria pengujian ini jika chi kuadrat dalam tabel hitung
> harga chi kuadrat dalam tabel atau nilai probabilitas (pval < 0,05), maka sebaran
datanya berdistribusi normal dan memiliki pengaruh yang signifikan. Sedangkan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh antara kedua variabel, ditunjukkan oleh nilai taraf
signifikansi dan koefisien determinasi.
Sedangkan uji t sampel bebas kita lakukan karena terdapat dua perlakuan yang
kita terapkan pada penelitian ini yaitu siswa dengan model pembelajaran advance
organizer dan siswa dengan model pembelajaran klasik.
Adapun variabel pada penelitian ini terdiri atas.
Variabel bebas
693
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika dengan tema ’’Mengembangkan Kompetensi Strategis dan Berpikir Matematis
di Abad 21” pada tanggal 8 April 2017 di Prodi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Malang.
Variabel bebas merupakan variabel yang dapat mempengaruhi variabel yang lain,
variabel ini faktornya dapat diukur baik secara nominal maupun ordinal.Pada
penelitian ini, model pembelajaran merupakan variabel bebas yang diteliti
pengaruhnya terhadap minat belajar siswa dalam mempelajari suatu materi.
Variabel bebas pada penelitian ini merupakan data kategorik dengan pelabelan
sebagai berikut :
Model pembelajaran siswa advance organizer = 1, dan Model pembelajaran siswa klasik = 2.
Variabel Terikat Variabel terikat merupakan variabel yang memiliki respon apabila dihubungkan
dengan variabel bebas. Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat yaitu minat
belajar siswa, dimana minat belajar tersebut dipengaruhi oleh model pembelajaran
sebagai variabel bebasnya atau tidak. Variabel bebas pada penelitian ini merupakan
data kategorik dengan pelabelan sebagai berikut : Minat belajat tinggi = 1, dan Minat belajar rendah (tidak berminat) = 0.
HASIL Penelitian yang dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Ketegan I Taman ini
dilakukan sebanyak 4 kali treatment pada masing-masing kelompok. Pada akhir
penelitian dilakukan pemberian posttest untuk memperoleh data tentang hasil belajar
dan diberikan pula angket untuk mengetahui minat belajar siswa terhadap pembelajaran
matematika setelah pelaksanaan proses pembelajaran. Berdasarkan data yang telah
didapatkan peneliti setelah melakukan pengamatan dan penyebaran angket. Maka
berikut ini disajikan hasil penghitungan data tentang ada tidaknya pengaruh penerapan
model pembelajaran advance organizer terhadap minat belajar siswa kelas V Sekolah
Dasar Negeri Ketegan I Taman.
Tabel 1. Hasil Penghitungan pval menggunakan uji Chi-Square
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 29.274 1 .000
Block 29.274 1 .000
Model 29.274 1 .000
Dari hasil analisis data pada tabel 1 diperoleh hasil bahwa berdasarkan
penghitungan menggunakan metode pval, maka didapatkan nilai probabilitas dari uji chi
square adalah 0,00, dimana nilai 0,00 adalah kurang dari nilai taraf signifikasi yang
telah ditentukan peneliti yaitu sebesar 0,05. Sehingga berdasarkan hasil penghitungan
pada tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran advance organizer
yang telah diterapkan pada siswa memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat
belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Ketegan I Taman.
694
ISBN: 978-602-61923-0-1
Sedangkan lebih lanjut untuk mengetahui seberapa besar pengaruh model
pembelajaran advance organizer terhadap minat belajar siswa yang telah diajar
menggunakan model pembelajaran tersebut, data yang telah didapatkan akan kembali
dianalisis dengan menggunakan koefisien determinasi. Hasil pengolahan data
menggunakan koefisien determinasi ditunjukkan melalui nilai koefisien determinasi
(Nagelkerke R Square) maksimum yang mencapai nilai 0,836. Hal tersebut menjelaskan
bahwa model pembelajaran advance organizer mampu memberikan pengaruh terhadap
minat belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Ketegan I Taman pada saat
memahami materi segiempat hingga sebesar 83,6 persen. Berikut ini adalah hasil
pengujian berdasarkan penghitungan koefisien determinasi.
Tabel 2. Hasil Penghitungan koefisien determinasi
Model Summary
Cox & Snell R Nagelkerke R
Step -2 Log likelihood Square Square
1 11.780a .623 .836
PEMBAHASAN
Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan mengenai hal-hal penting yang berkaitan
dengan hasil analisis data dan proses selama pengumpulan data yang telah dilakukan. Untuk
memudahkan pemahaman pembaca berkenaan dengan pengaruh penerapan model
pembelajaran advance organizer terhadap minat belajar siswa Kelas V sekolah Dasar
Negeri Ketegan I Taman, maka terlebih dahulu akan diuraikan mengenai arti kata minat
menurut Depdikbud (1990:58) yang menyatakan bahwa minat berarti kecenderungan hati
yang tinggi terhadap sesuatu. Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri
seseorang. Selain itu, Sardiman A. M. (1988:6) berpendapat bahwa minat diartikan sebagai
suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang
dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Pada
pelaksanaannya, siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Advance Organizer
diajak untuk melatih kemampuan berpikirnya dengan menggabungkan pengetahuan awal
siswa dengan pengetahuan baru yang didapatkan siswa melalui kegiatan-kegiatan dalam
proses belajarnya. Hal ini sangat didukung oleh pernyataan Pasaribu dan Simanjuntak yang
mengartikan minat sebagai “suatu motif yang menyebabkan individu berhubungan secara
aktif dengan sesuatu yang menariknya (1983:52), sehingga diharapkan siswa akan merasa
tertarik untuk mencari tahu tentang apa yang menarik bagi mereka melalui kegiatan-
kegiatan selama proses pembelajaran menggunakan Advance Organizer. Selanjutnya
pendapat lain juga dikemukakan oleh Zakiah Daradjat, dkk. (1995:133) yang mengartikan
minat adalah sebuah “kecenderungan jiwa yang tetap ke jurusan sesuatu hal yang berharga
bagi orang”. Hal ini berhubungan dengan beberapa advance organizer yang telah diberikan
peneliti pada saat proses pembelajaran berlangsung. Advance organizer yang disajikan
peneliti telah diolah sedemikian rupa sehingga mampu dipahami siswa sebagai suatu
keterkaitan yang menggambarkan hubungan antar bangun-bangun segiempat yang dapat
dengan mudah dan
695
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika dengan tema ’’Mengembangkan Kompetensi Strategis dan Berpikir Matematis
di Abad 21” pada tanggal 8 April 2017 di Prodi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Malang.
menjadi sesuatu hal yang baru dan mengandung informasi yang berharga bagi siswa
tersebut.
Selain itu, setelah pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
Advance organizer dilakukan, peneliti melakukan beberapa Tanya jawab ringan dengan
siswa dan didapatkan hasil bahwa siswa sebagian besar menyatakan bahwa mereka
senang dan berminat kembali untuk mengikuti proses pembelajaran advance organizer
dan menyatakan bahwa penyajian advance organizer yang telah diberikan peneliti
mampu menarik perhatian siswa dan membuat mereka semakin mudah mempelajari
materi segiempat yang selama ini dianggap sebagai materi yang sulit bagi mereka. Ini
dikarenakan siswa yang dibelajarkan dengan menerapkan model pembelajaran advance
organizer menunjukkan antusiasme pada pembelajaran dan mampu memberikan respon
yang lebih baik daripada siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional (Dewi, dkk., 2014).
PENUTUP Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan analisis data yang dilakukan
peneliti. Didapatkan hasil bahwa:
Terdapat pengaruh antara penerapan model pembelajaran advance organizer terhadap
minat belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Ketegan I Taman.
Model pembelajaran advance organizer memberikan pengaruh sebesar 83,6 persen
terhadap peningkatan minat belajar siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Ketegan I
Taman pada materi bangun datar segiempat.
Saran Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang telah diperoleh di atas, peneliti
mengemukakan saran-saran sebagai berikut:
Sebaiknya Guru mata pelajaran matematika menggunakan konsep advance organizer pada
saat memberikan/ menyajikan materi yang akan dipelajari oleh siswa.
Untuk penelitian selanjutnya diharapkan peneliti dapat menambahan variabel
penelitian yang lain, yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana penggunaan
advance organizer berpengaruh pada proses pembelajaran matematika. Variabel-
variabel tersebut misalnya mengenai hasil belajar siswa, keaktifan siswa,
pemahaman siswa terhadap materi yang sedang diajarkan.
Teknik pengumpulan data sebaiknya tidak hanya dilakukan berdasarkan data yang
diperoleh dari hasil angket untuk mengetahui minat belajar siswa, tetapi dapat
dikembangan dengan menggunakan hasil/ nilai pretest atau posttest, hasil
wawancara ataupun dengan menggunakan metode pengumpulan data yang lainnya.
DAFTAR RUJUKAN Arends, Richard. 1998. Classroom Instruction and Management. New York: Me Grow –Hill
Companies Inc. Bell Gredler, Margaret E. 1991. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta: C.V. Rajawali dan Pusat
Antar Universitas, Universitas Terbuka. Degeng, I Nyoman Sudana. 1989. Ilmu Pengetahuan Taksonomi Variabel. Jakarta: P2LPTK
Depdikbud. 696
ISBN: 978-602-61923-0-1
Djamarah, Syaiful Bahri dan Azwin Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Adi Mahasatya
Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Dewi, I Dewa Ayu Purnama, I Wayan Rinda Suardika, dan I Wayan Darsana. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Advance Organizer Berbasis Operant Conditioning Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Gugus Letkol Wisnu. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD, Vol: 2, No. 1. Singaraja.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Winataputra, Udin S. 1992. Materi Pokok Strategi Belajar Mengajar IPA; 1-9. Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud.
Yasna, I. Made. 2001. Pembelajaran Matematika Melalui Penerapan Model Advance organizer.
Tesis tidak dipublikasikan. Surabaya: PPS UNESA.
697