negara dan konstitusi

19
MORAL AND INTELLECTUAL INTEGRITY NEGARA DAN KONSTITUSI Dikdik Baehaqi Arif | [email protected] SUMATERA K A LIM A N TA N JAVA IR IA N JAYA

Upload: dikdik-baehaqi-arif

Post on 22-Jun-2015

2.667 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Negara dan Konstitusi

MORAL AND INTELLECTUAL INTEGRITY

NEGARA DAN KONSTITUSIDikdik Baehaqi Arif | [email protected]

S U M AT E R A K A L IM A N TA N

JAVA

IR IA N JAYA

Page 2: Negara dan Konstitusi

NEGARA

Pegertian negaraPengertian menurut para ahliUnsur pembentuk negaraSifat-sifat negaraFungsi negaraTujuan negara

S U M AT E R A K A L IM A N TA N

JAVA

IR IA N JAYA

Page 3: Negara dan Konstitusi

Lahirnya Negara

Melindungi Individu, Kelompok, dan

Masyarakat

Makhluk Politik

Makhluk Sosial

Hakikat Manusia

Page 4: Negara dan Konstitusi

Pengertian Negara

• Negara adalah suatu organisasi kekuasaan dari sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu dan mengakui adanya satu pemerintahan yang mengurus tata tertib serta keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia tersebut.

Page 5: Negara dan Konstitusi

Pengertian menurut para ahli

1. Aristoteles merumuskan negara sebagai negara polis, karena negara masih berada dalam suatu wilayah yang kecil sehingga warga negara dapat diikutsertakan dalam musyawarah (ecclesia).

2. Agustinus, membedakan negara dalam dua pengertian, yaitu civitas dei yang artinya negara Tuhan, dan civitas terrena atau civitas diaboli yang artinya negara duniawi.

3. Nicollo Machiavelli merumuskan negara sebagai negara kekuasaan. Ia terkenal karena ajarannya tentang tujuan yang dapat menghalalkan segala cara.

Page 6: Negara dan Konstitusi

Pengertian menurut para ahli4. Georg Jellinek, negara adalah organisasi kekuasaan dari

sekelompok manusia yang telah berkediaman di wilayah tertentu. 5. Kranenburg, negara adalah organisasi yang timbul karena

kehendak dari suatu golongan atau bangsanya sendiri.6. Roger F. Soultau, negara adalah alat (agency) atau wewenang

(authority) yang mengatur atau mengendalikan persoalan bersama atas nama masyarakat.

7. Harold J. Lasky, negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih agung daripada individu atau kelompok, yang merupakan bagian dari masyarakat itu.

8. George Wilhelm Frerdrich Hegel, negara merupakan organisasi kesusilaan yang muncul sebagai sintesis dari kemerdekaan individual dan kemerdekaan universal.

Page 7: Negara dan Konstitusi

Pengertian menurut para ahli9. John Locke dan Rousseau, negara adalah suatu badan atau

organisasi hasil dari pada perjanjian masyarakat10. Max Weber, negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai

monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah.

11. Mc. Iver, negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan penertiban di dalam suatu masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang demi maksud tersebut diberi kekuasaan memaksa.

12. Jean Bodin, negara adalah persekutuan keluarga dengan segala kepentingannya yang dipimpin oleh akal dari suatu kuasa yang berdaulat.

Page 8: Negara dan Konstitusi

Pengertian menurut para ahli12. Soenarko, negara adalah organisasi kekuasaan masyarakat yang

mempunyai daerah tertentu di mana kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai sovereign.

13. R. Djokosoetono, negara ialah suatu organisasi masyarakat atau kumpulan manusia yang berada di bawah suatu pemerintahan yang sama.

14. Miriam Budiardjo, negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya diperintah (governed) oleh sejumlah pejabat dan berhasil menuntut dari warga negaranya ketaatan pada peraturan perundang-undangannya melalui penguasaan (kontrol) monopolistis dan kekuasaan yang sah.

Page 9: Negara dan Konstitusi

Unsur Pembentuk Negara

• Wilayah• Rakyat• Pemerintahan

yang berdaulat

Konstitutif

• Tujuan negara• Konstitusi• Pengakuan dari

negara lain• Masuk dalam PBB

Deklaratif

(Konvensi Montevideo, Uruguay: 1993)

Page 10: Negara dan Konstitusi

Sifat-sifat Negara

Sifat-sifat

Negara

Memaksa

Memonopoli

Mencakup Semua

Agar peraturan perundang-undangan ditaati dan penertiban dalam masyarakat tercapai .

Sarana untuk itu adalah polisi, tentara, dsb

menetapkan tujuan bersama masyarakat. – melarang sesuatu yang bertentangan dan menganjurkan sesuatu yang dibutuhkan masyarakat.

Semua peraturan dan kebijakan negara berlaku untuk semua orang tanpa kecuali

Page 11: Negara dan Konstitusi

Fungsi Negara

Pertahanan dan Keamanannegara melindungi rakyat, wilayah dan pemerintahan dari ancaman, tantangan, hambatan, gangguan.

Pengaturan dan Ketertibanmembuat undang-undang, peraturan pemerintah

Kesejahteraan dan Kemakmuranmengeksplorasi SDA dan SDM untuk kesejahteraan dan kemakmuran

Keadilan Menurut Hak dan Kewajibanmenciptakan dan menegakan hukum dengan tegas dan tanpa pilih kasih.

Page 12: Negara dan Konstitusi

Tujuan Negara

• Shang Yang, memperoleh kekuasaan yang sebesar-besarnya dengan cara menjadikan rakyatnya miskin, lemah, dan bodoh.

• Machiavelli, kekuasaan yang digunakan untuk mencapai kebesaran dan kehormatan negara, dibenarkan bertindak kejam dan licik.

TEORI KEKUASAAN

• Dante Allegieri, menciptakan perdamaian dunia, yang dapat dicapai apabila seluruh negara berada dalam suatu kerajaan dunia (imperium dengan undang-undang yang seragam bagi semua negara)

TEORI PERDAMAIAN DUNIA

• hak dan kebebasan warga negara terjamin, di dalam negara harus dibentuk peraturan atau undang-undang

• Immanuel Kant, perlu dibentuk negara hukum klasik (negara sebagai penjaga malam).

• Kranenberg, menghendaki dibentuknya negara hukum modern (welfare state).

TEORI JAMINAN HAK DAN KEBEBASAN

Page 13: Negara dan Konstitusi

Konstitusi

Page 14: Negara dan Konstitusi

Perubahan Pertama UUD 1945

• Ditetapkan tanggal 19 Oktober 1999 dalam Sidang Umum MPR (berlangsung tanggal 14-21 Oktober 1999).

• Dalam perubahan pertama itu, MPR mengubah Pasal 5 ayat (1), Pasal 7, Pasal 9, Pasal 13 ayat (2), Pasal 14, Pasal 15, Pasal 17 ayat (2) dan (3), Pasal 20, dan Pasal 21 UUD 1945.

Page 15: Negara dan Konstitusi

Perubahan Kedua UUD 1945

• Ditetapkan tanggal 18 Agustus 2000 dalam Sidang Tahunan MPR tahun 2000 (tanggal 7-18 Agustus 2000).

• Pada sidang tahunan tersebut, MPR mengubah dan/atau menambah Pasal 18, Pasal 18A, Pasal 18B, Pasal 19, Pasal 20 ayat (5), Pasal 20A, Pasal 22A, Pasal 22B, Bab IXA, Pasal 25A, bab X, Pasal 26 ayat (2) dan ayat (3), Pasal 27 ayat (3), Bab XA, Pasal 28A, Pasal 28B, Pasal 28C, Pasal 28D, Pasal 28E, Pasal 28F, Pasal 28G, Pasal 28H, Pasal 28I, Pasal 28J, Bab XII, Pasal 30, Bab XV, Pasal 36A, Pasal 36B, dan Pasal 36C UUD 1945.

Page 16: Negara dan Konstitusi

Perubahan Ketiga UUD 1945

• Ditetapkan tanggal 9 November 2001 dalam Sidang Tahunan MPR Tahun 2001 (tanggal 1-9 Nopember 2001).

• Melalui Sidang Tahunan itu, MPR mengubah dan/atau menambah Pasal 1 ayat (2) dan (3); Pasal 3 ayat (1), (3), dan (4); Pasal 6 ayat (1) dan (2); Pasal 6A ayat (1), (2), (3), dan (5); Pasal 7A; Pasal 7B ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), dan (7); Pasal 7C; Pasal 8 ayat (1) dan (2); Pasal 11 ayat (2) dan (3); Pasal 17 ayat (4); Bab VIIA, Pasal 22C ayat (1), (2), (3), dan (4); Pasal 22D ayat (1), (2), (3), dan (4); Bab VIIB, Pasal 22E ayat (1), (2), (3), (4), (5), dan (6), Pasal 23 ayat (1), (2), dan (3); Pasal 23A; Pasal 23C; Bab VIIIA, Pasal 23E ayat (1), (2), dan (3); Pasal 23F ayat (1) dan (2); Pasal 23G ayat (1) dan (2); Pasal 24 ayat (1) dan (2); Pasal 24A ayat (1), (2), (3), (4), dan (5); Pasal 24B ayat (1), (2), (3), dan (4); Pasal 24C ayat (1), (2), (3), (4), (5), dan (6) UUD 1945.

Page 17: Negara dan Konstitusi

Perubahan Keempat UUD 1945• Ditetapkan tanggal 10 Agustus 2002 dalam Sidang Tahunan MPR tahun 2002 (tanggal 1-11

Agustus 2002). • Dalam naskah perubahan keempat ini, MPR menetapkan:

1. UUD Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan perubahan pertama, kedua, dan ketiga, dan perubahan keempat ini adalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dan diberlakukan kembali dengan Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 serta dikukuhkan secara aklamasi pada tanggal 22 Juli 1959 oleh Dewan Perwakilan Rakyat;

2. Penambahan bagian akhir pada perubahan kedua Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan kalimat “Perubahan tersebut diputuskan dalam Rapat Paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia ke-9 tanggal 18 Agustus 2000 Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia dan mulai berlaku pada tanggal ditetapkan;

3. Perubahan penomoran Pasal 3 ayat (3) dan ayat (4) Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menjadi Pasal 3 ayat (2) dan (3), Pasal 25E Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menjadi Pasal 25A;

4. Penghapusan judul Bab IV tentang Dewan Pertimbangan Agung dan pengubahan substansi Pasal 16 serta penempatannya ke dalam Bab III tentang Kekuasaan Pemerintahan negara;

5. Pengubahan dan/atau penambahan Pasal 2 ayat (1); Pasal 6A ayat (4); Pasal 8 ayat (3); Pasal 11 ayat (1); Pasal 16; Pasal 23B; Pasal 23D; Pasal 24 ayat (3); Bab XIII; Pasal 31 ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), dan ayat (5); Pasal 32 ayat (1) dan ayat (2); Bab XIV, Pasal 33 ayat (4) dan ayat (5); Pasal 34 ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan ayat (4); Pasal 37 ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), dan ayat (5); Aturan Peralihan Pasal I, II, dan III; Aturan Tambahan Pasal I dan II Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Page 18: Negara dan Konstitusi

PROSES PERUBAHAN UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

Antara lain:• Amandemen UUD 1945• Penghapusan doktrin Dwi

Fungsi ABRI• Penegakan hukum, HAM, dan

pemberantasan KKN• Otonomi Daerah• Kebebasan Pers• Mewujudkan kehidupan

demokrasi

Tuntutan Reformasi

• Pembukaan• Batang Tubuh - 16 bab - 37 pasal - 49 ayat - 4 pasal Aturan Peralihan - 2 ayat Aturan Tambahan• Penjelasan

Sebelum Perubahan

• Kekuasaan tertinggi di tangan MPR

• Kekuasaan yang sangat besar pada Presiden

• Pasal-pasal yang terlalu “luwes” sehingga dapat menimbulkan multitafsir

• Kewenangan pada Presiden untuk mengatur hal-hal penting dengan undang-undang

• Rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara negara belum cukup didukung ketentuan konstitusi

Latar Belakang Perubahan

Menyempurnakan aturan dasar, mengenai:

• Tatanan negara• Kedaulatan Rakyat• HAM• Pembagian kekuasaan• Kesejahteraan Sosial• Eksistensi negara demokrasi

dan negara hukum• Hal-hal lain sesuai dengan

perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa

Tujuan Perubahan

• Pasal 3 UUD 1945• Pasal 37 UUD 1945• TAP MPR No.IX/MPR/1999• TAP MPR No.IX/MPR/2000• TAP MPR No.XI/MPR/2001

Dasar Yuridis

• Tidak mengubah Pembukaan UUD 1945

• Tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia

• Mempertegas sistem presidensiil

• Penjelasan UUD 1945 yang memuat hal-hal normatif akan dimasukan ke dalam pasal-pasal

• Perubahan dilakukan dengan cara “adendum”

Kesepakatan Dasar

• Sidang Umum MPR 1999

Tanggal 14-21 Okt 1999• Sidang Tahunan MPR 2000

Tanggal 7-18 Agt 2000• Sidang Tahunan MPR 2001

Tanggal 1-9 Nov 2001• Sidang Tahunan MPR 2002

Tanggal 1-11 Agt 2002

Sidang MPR

• Pembukaan • Pasal-pasal: - 21 bab - 73 pasal - 170 ayat - 3 pasal Aturan Peralihan

- 2 pasal Aturan Tambahan

Hasil Perubahan

Page 19: Negara dan Konstitusi

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Dalam Satu Naskah (Risalah Rapat Paripurna ke-5 Sidang Tahunan MPR Tahun 2002 Sebagai Naskah Perbantuan Dan Kompilasi Tanpa Ada Opini)

Naskah Perubahan Pertama Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Umum MPR Tahun 1999)

Naskah Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Tahunan MPR Tahun 2000)

Naskah Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Tahunan MPR Tahun 2001)

Naskah Perubahan Keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Tahunan MPR Tahun 2002)

Naskah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dan diberlakukan kembali dengan Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 serta dikukuhkan secara aklamasi pada tanggal 22 Juli 1959 oleh Dewan Perwakilan Rakyat (sebagaimana tercantum dalam Lembaran Negara Nomor 75 Tahun 1959)

NASKAH RESMI UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945