praktik keja lapangan

78
 i DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN PT. JMI ....................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN PPGT UNNES .............................................. iii BIODATA MAHASISWA PRAKTIKAN ................................................... iv ABSTRAK ................................................................................................... v KATA PENGANTAR .................................................................................. vi DAFTAR ISI ................................................................................................ vii DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi DAFTAR GAMBAR......... ........................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...................................................................... 1 B. Tujuan ................................................................................... 2 1. Tujuan secara umum ......................................................... 2 2. Tujuan secara khusus ........................................................ 2 C. Manfaat .................................................................................. 2 1. Manfaat secara umum ....................................................... 2 2. Manfaat secara khusus ...................................................... 2 D. Tempat dan Pelaksaaan .......................................................... 3 E. Batasan Pembuatan Laporan PKL .......................................... 3 F. Pengumpulan Data .................................................................. 4

Upload: fiki-pangestu

Post on 18-Oct-2015

607 views

Category:

Documents


57 download

TRANSCRIPT

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULiHALAMAN PENGESAHAN PT. JMI iiHALAMAN PENGESAHAN PPGT UNNESiiiBIODATA MAHASISWA PRAKTIKANivABSTRAKvKATA PENGANTARviDAFTAR ISIviiDAFTAR TABELxiDAFTAR GAMBARxiiDAFTAR LAMPIRANxiiiBAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang 1B. Tujuan 21. Tujuan secara umum22. Tujuan secara khusus2C. Manfaat21. Manfaat secara umum22. Manfaat secara khusus2D. Tempat dan Pelaksaaan 3E. Batasan Pembuatan Laporan PKL3F. Pengumpulan Data4G. Sistematika Penyusunan Laporan 5BAB II TINJAUAN UMUMA. Sejarah Umum PT. Janata Marina Indah (PT. JMI)B. Perkembangan PT. Janata Marina Indah (PT. JMI)C. Lokasi PT. Janata Marina Indah SemarangD. Dewan Komisaris dan Direksi PT. Janata Marina Indah1. Dewan Komisaris PT. Janata Marina Indah2. Dewan Direksi PT. Janata Marina IndahE. Visi dan Misi PT. Janata Marina Indah Shipyard1. Visi 2. Misi F. Sarana dan fasilitas galangan PT. Janata Marina Indah Shipyard 1. Janata Marina Indah Unit 1 2. Janata Marina lndah Unit 2G. Pengalaman pembuatan kapal dan reparasi kapal galangan PT. Janata Marina Indah ShipyardBAB IIIHASIL KEGIATAN PRAKTEK ICERJA LAPANGANA. Pekerjaan Perbaikan Kapal B. Pengertian Sea chestC. Masalah-masalah yang terjadi pada Sea chest1. Fouling (Kerang-Kerang Laut)2. Korosi 3. Erosi pada Sea chest (Erotion Problem)D. Perawatan dan Reparasi pada Sea chest341. Perawatan dan Reparasi Sea Gatring342. Perawatan dan Reparasi Box Sea chest353. Perawatan dan Reparasi Sea Valve344. Perawatan dan Reparasi pada Strainer46BAB IVANALISIS HASH, KEGIATAN PKL48A. Fungsi Sea chest481. Sistem Pendinginan Mesin Induk dan Mesin Bantu482. Sistem Ballast503. Sistem Pemadam Kebakaran53B. Kelengkapan Sea chest561. Pelat Dinding Sea chest562. Pipa Hisap Mesin Induk583. Pipa Hisap Mesin Bantu584. Pipa Hisap Pemadam Kebakaran585. Pipa Hisap Pompa Dinas Umum606. Pipa Peniup Udara607. Pipa Pembuangan Udara 618. Pipa-pipa By Pass619. Stainer6110. Sea Gatring6311. Sea Valve6312. Packing dan Baut Pengikat64C. Pemasangan Sea chest 65BAB IVPENUTUP 67A. Kesimpulan 67B. Saran 68DAFTAR PUSTAKA 69

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Peralatan galangan JMI Unit 1 17Tabel 2.2 Alat angkat dan alat angkut JMI Unit I 18Tabel 2.3 Peralatan JMI Unit 222Tabel 2.4 Alat angkat dan alat angkut JM1 Unit 222Tabel 2.5 Data Kapal bangunan baru yang dikerjakan PT JM124Tabel 2.6 Daftar kapal reparasi yang pernah diketjakan PT. JMI27

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gedung kantor pusat PT.JMI Jakarta 6Gambar 2.2 Gedung kantor PT. JMI Unit I di Semarang 7Gambar 2.3 Sertifikat ISO dari Lloyd Register untuk PT. JM1 8Gambar 2.4 Lokasi galangan PT JMI Unit I10Gambar 2.5 Lokasi galangan PT JMI Unit 210Gambar 2.6 Peta Lokasi Google Map dari PT. JM116Gambar 2.7 Graving dok PT. JMI Unit I16Gambar 2.8 Fasilitas galangan PT IM! Unit 116Gambar 2.9 Gambar Building Berth JMI Unit 1 17Gambar 2.10Mesin bubut JMI Unit 1 19Gambar 2.11Mobile crane JMI Unit 120Gambar 2.12Mesin Las JMI Unit 120Gambar 2.13Over head crane / gantry crane JMI Unit 223Gambar 2.14Dok Crane JMI Unit 223Gambar 2.15NC Cutting JMI Unit 224Gambar 2.15Kapal bangunan baru yang dikerjakan PT. JMI26Gambar 3.1Sea chest30Gambar 3.2 Sea chest dan Letakrtya pada Sisi Lambung dan Bagian Bawah30Gambar 3.3 Fouling yang menempel pada Sea chest32Gambar 3.4 Korosi pada Sea chest33.Gambar 3.5 Sea Gatring yang dilepas34Gambar 3.6 Penyekrapan Plat Dinding Sea Ches36Gambar 3.7 Pembersihan dengan Watedet Cleaning36Gambar 3.8 Mesin Sand Blasting di JMI I37Gambar 3.9 Bagian yang akan ditest dengan Ultrasonic Tester38Gambar 3.10Zink Anode Protection39Gambar 3.11Globe Valve41Gambar 3.12Pembongkaran Globe Valve39Gambar 3.13Membersihkan Globe Valve41Gambar 3.14Remes Packing44Gambar 3.15Pengecatan Globe Valve45Gambar 3.16Strainer46Gambar 3.17Filter Strainer yang rusak47Gambar 4.1Diagram Sistem Ballast52Gambar 4.2 Cara Koja Sistem Ballast53Gambar 4.3 Diagram Sistem Pemadam Kebakaran55Gambar 4.4 Pompa Emergency Fire dan Saluran Pipa Pemadam Kebakaran 60Gambar 4.5 Strainer62Gambar 4.6 Sea grating63Gambar 4.7 Katup Sea chest64Gambar 4.8 Flens65Gambar 4.9 Sea chest dan Penempatannya59

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1Lampiran 2Lampiran 3Lampiran 4Lampiran 5Lampiran 6Lampiran 7

5

viii

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangPendidikan profesi guru adalah pendidikan dasar yang dimaksudkan untuk menghasilkan guru-guru profesional sesuai dengan bidang studi yang nantinya akan diampu di SMK, pendidikan profesi guru dalam hal ini pendidikan profesi guru teknik perkapalan sangatlah dibutuhkan dikarenakan masih sedikitnya guru-guru pada SMK yang memiliki bidang studi perkapalan. Hal tersebut dikarenakan tidak ada LPTK yang mencetak calon pendidik pada bidang perkapalan dengan demikian diadakan program Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi (PPGT) SMK Kolaboratif pada bidang perkapalan selama 1 tahun.Melihat perkembangan dunia perkapalan yang semakin maju, calon guru profesional harus dituntut menguasai ilmu yang lebih guna memberikan pengetahuan awal untuk siswa. Mengingat sedikitnya waktu pendidikan pada program PPGT Teknik Perkapalan, dimana 6 bulan pertama untuk perkuliahan yaitu perkuliahan dasar pendidikan, kuliah ilmu perkapalan dan workshop SSP dan 6 bulan kedua untuk mengajar atau Praktek Pengalaman Lapangan (PPL), maka perlu diadakan penambahan materi. Alternative yang dilakukan oleh kampus UNNES yaitu dengan mengadakan PKL (Praktek Kerja Lapangan) di galangan kapal dengan tujuan dapat menambah pengetahuan mahasiswa PPGT tentang dunia perkapalan.PKL diadakan pada salah satu galangan kapal di Semarang, yaitu di galangan kapal PT. Janata Marina Indah (PT. JMI). PT. Janata Marina Indah merupakan galangan kapal terbesar di wilayah Semarang. PT tersebut dipilih sebagai tempat melaksanakan PKL dikarenakan pengalaman dan produksi dari galangan PT. JMI yang sudah berskala internasional. Dengan mepertimbangkan hal tersebut, maka PKL diadakan di PT. JMI 1.

B. Tujuan Praktik Kerja Lapangan1. Tujuan Secara UmumSecara umum tujuan dari Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini adalah :a. Untuk memperoleh pengalaman kerja yang baru khususnya dalam industri perkapalan.b. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai perkembangan teknologi perkapalan yang paling baru.2. Tujuan Secara KhususSecara khusus tujuan dari Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini adalah :a. Untuk mengetahui fungsi dari sea chest pada kapal.b. Untuk mengetahui kelengkapan sea chest pada kapal.c. Untuk mengetahui cara perawatan dan reparasi sea chest pada kapal.

C. Manfaat Praktik Kerja LapanganManfaat yang diperoleh dari pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Secara Umuma. Dengan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini praktikan memperoleh pengalaman kerja yang baru khususnya di dunia industri perkapalan.b. Praktikan memperoleh informasi mengenai perkembangan terbaru teknologi perkapalan..2. Manfaat Secara khususa. Dengan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini praktikan mengetahui kegunaan sea chest pada kapal.b. Dengan pelaksanaan Praktik Keda Lapangan ini praktikan mengeiahui kelengkapan-kelengkapan sea chest pada kapal.c. Dengan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini praktikan mengetahui bagaimana cara perawatan dan reparasi sea chest pada kapal.

D. Tempat dan PelaksanaanPelaksanaan kerja praktik dilaksanakan mulai dari 7 Juni 2013 sampai 7 Juli 2013 di PT. Janata Marina Indah (PT. JMI) Semarang. Adapun tahap yang dilaksanakan sebagai berikut :1. Pra PKLPersiapan administrasi dilakukan untuk menunjang proses yang akan dilalui meliputi, perizinan oleh instansi, pembekalan oleh Koordinator PPGT Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang dan persiapan diri.2. PelaksanaanPelaksanaan kerja praktik dilaksanakan mulai dari 7 Juni 2013 sampai 7 Juli 2013 di PT. Janata Marina Indah (PT. JMI) Semarang, dengan 5 hari kerja dari Senin sampai Jumat. Jam kerja dimulai dari pukul 08.00 sampai 16.00. Untuk hari Sabtu dan Minggu libur.3. Pasca PKLSetelah melaksanakan PKL, mahasiswa harus melengkapi data-data yang diperlukan untuk menyusun laporan yang dapat dipertanggung jawabkan kepada pihak-pihak yang terkait, diantaranya adalah PT. Janata Marina Indah (PT. JMI) Semarang dan Koordinator PPGT Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

E. Batasan Pembuatan Laporan PKLDalam pembuatan laporan PKL ini praktikan membuat batasan laporan yakni hanya mengupas masalah perbaikan-perbaikan pada kapal, yang utamanya mengenai perbaikan perbaikan pada mesin dan system kapal. Bagian mesin dan system kapal masih termasuk luas, maka pembahasan dipersempit pada perbaikan sea chest dan system air taut yang meliputi:1. Pengertian Sea chest dan Sistem Air Laut2. Kelengkapan Sea chest dan Sistem Air Laut3. Perawatan dan Reparasi Sea chest dan Sistem Air Laut

F. Pengumpulan Materi Laporan PKLPada penulisan ini metode yang digunakan untuk pengumpulan materi antara lain:1. Metode wawancaraYaitu praktikan mendapatkan data secara langsung dari proses tanya jawab kepada Kepala Bagian, Kepala Divisi maupun para karyawan dari PT. Janata Marina Indah (PT. JMI) Semarang.2. Metode praktikYaitu praktikan ikut aktif dalam observasi lapangan yang dipandu oleh pembimbing lapangan yang mengacu pada materi yang disampaikan kepada mahasiswa.3. Metode Studi PustakaYaitu praktikan mendapatkan data dari buku pedoman maupun internet.

G. Sistematika Penyusunan LaporanSistematika pembahasan penulisan laporan praktik kerja lapangan ini disusun sebagai berikut :BAB I. PENDAHULUANMenjelaskan tentang latar belakang, tujuan, tempat dan pelaksanaan praktik kerja lapangan, batasan pelaporan serta metode pengumpulan data.BAB II. TINJAUAN UMUMMembahas tentang sejarah umum, lokasi, struktur organisasi, sejarah, visi, misi, serta pengalaman pekerjaan yang telah dikerjakan oleh galangan.

BAB III. HASIL KEGIATAN PRAKTEKMembahas tentang hasil kegiatan praktek yang mengamati dan menjalani proses-proses perbaikan pada kapal, khususnya perbaikan katubkatub sea chest dan saluran sea chest di PT. Janata Marina Indah (PT. JMI) Unit 1 Semarang.BAB IV. ANALISA HASIL KEGIATAN PRAKTEKMambahas tentang perbandingan hasil kegiatan praktikan dengan peraturan dan per undang-undangan yang mengatur prosedur pembuatan system air laut (sea chest) pada kapal dan perbaikan sistem air taut tersebut. BAB V. PENUTUPBerisi tentang kesimpulan dan saran yang diperoleh dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya.

6

1

BAB IITINJAUAN UMUM

A. Sejarah Umum PT. Janata Marina Indah (PT. JMI)PT Jasa Marina Indah Semarang berdiri dengan ijin Dirjen HUBLA (Perhubungan Laut) No. BXXXII-1974 / DJM / 20. Didirikan pada tanggal 7 Pebruari 1977 dengan akte notaris No. 4 P. Tamara di Jakarta, yang beralamat di jalan Tiang Bendera 82 Jakarta Barat. Kantor pusat PT. JMI berada di Menara Kadin Indonesia, J1. HR. Rasuna Said Block X-5 Kav.2-3, Jakarta PT. JMI mempunyai 2 galangan atau shipyard di Semarang, yaitu :1. PT. JMI Unit I, yang beralamat di Pelabuhan tanjung emas Jl. Deli no.21 Semarang.2. PT. JMI Unit II, yang beralamat di Pelabuhan tanjung emas Jl. Yos Sudarso Semarang - 50129

Gambar 1 Gedung kantor pusat PT. JMI Jakarta

Gambar 2 Gedung kantor PT. JM1 Unit 1 di Semarang

B. Perkembangan PT. Janata Marina Indah (PT. JMI)Pada awal berdirinya, PT. Jasa Marina Indah melaksanakan perbaikan maupun perawatan kapal dengan menyewa dock pada perusahaanperusahaan yang berada di Jakarta dan sekitarnya. Tahun 1981 PT. Jasa Marina Indah mulai membangun dock gali (Graving Dock) ukuran 90 x 20 x 4,6 m & kemudian pada tanggal 29 Desember 1982 Graving Dock tersebut diresmikan oleh Gubernur Jawa Tengah, H. Soepardjo Roestam dengan nama Graving Dock "Jasa Marina Indah".1. Th 1985 perusahaan membangun Building Berth dengan ukuran 86x20m2. Pada tahun 1988 Graving Dock diperpanjang menjadi 110 x 20 x 7,5 m3. Mengembangkan area galangan unit II dengan luas 8,2 Ha4. Telah menyelesaikan 50 buah kapal dengan ukuran terbesar yang pernah dibangun tanker 6500 DWT5. Menerapkan ISO 9001 : 1994 yang dikeluarkan oleh Badan Acreditasi ABS dan pada awal tahun 2003 ditingkatkan menjadi ISO 9001 : 2008 dengan Badan Akreditasi Lloyd's Register6. Mengakomodasi Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 1998 & UU PT No. 40 Tahun 2007 yang menyebutkan nama perusahaan harus mencerminkan bidang usaha, maka diputuskan dalam RUPS tanggal 16 Juli 2009 nama perusahaan menjadi "PT. Janata Marina Indah"

Gambar 3 Sertifikat ISO dari Lloyd Register untuk PT. JMIC. Lokasi PT. Janata Marina Indah SemarangLokasi PT. JMI Semarang, yaitu:1. PT. JMI Unit 1, yang beralamat di Pelabuhan Tanjung Emas J1. Deli no.21 Semarang.2. PT. JMI Unit II, yang beralamat di Pelabuhan Tanjung Emas Jl. Yos Sudarso Semarang 50129Dari kedua lokasi galangan milik PT. Janata Marina Indah memiliki total area :a. Luas Area Shipyard Unit I 2,6 Hab. Luas Area Shipyard Unit II 8,2 Hac. Luas total Area Gedung dan Shipyard yang dimiliki adalah 10,4 Had. Dengan memiliki beberapa fasilitas pendukung sebagai berikut : Unit I:1) Building Berth: kapasitas 7.000 DWT ukuran 114m x 21m 1 unit2) Graving Dock : kapasitas 8.000 DWT ukuran 110m x 20 m 1 unit Unit II:1) Building Berth: kapasitas 30.000 DWT ukuran 170m x 42m 1 unit2) Graving Dock : kapasitas 18.000 DWT ukuran 150 m x 26,8 m 1 unit.

Gambar 4 Lokasi galangan PT. JMI Unit I

Gambar 5 Lokasi galangan PT. JMI Unit 2

D. Dewan Komisaris dan Direksi PT. Janata Marina Indah 1. Dewan Komisaris PT. Janata Marina Indaha. H. Soenarto (Presiden Komisaris)H. Soenarto di lahirkan di Ngawi Jawa Timur, Dada tanggal 18 September 1949, ia nenyelesaikan pendidikannya sebagai Insinyur Kelautan pada tahun 1979. Beliau memulai carirnya pada PT. Jaya Lines, PT. KaIlog, PT. Prodesa Lines antara tahun 1972 sampai 1976 dan PT. Rimba Segara Lines antara tahun 1976 sampai 1989. Beliau juga menjabat sebagai Presiden Direktur di PT. Gurita Lintas Samudera, PT. Jawamanis Rafinasi, PT. Sandabi Indah Lestari, PT. Bumisedimen Trashindotama dan sebagai Komisaris di PT. Inti Sejahtera Lestari, PT. Gema Hutani Lestari dan juga sebagai Presiden Komisaris di PT. Fitria Antarnusa Samudera, PT. Lintas Wastu Grha, PT. Katingan Timber Celebes, dan PT. Jasa Marina Indah.b. Mugijanto (Komisaris)Mugijanto di lahirkan di Blitar, pada tanggal 10 Februari 1942, Beliau menyelesaikan pendidikannya, di Fakultas Ekonomi dengan lurusan Akuntansi Univesitas Indonesia pada .ahun 1963 dengan gelar sarjana muda dan memperoleh gelar sarjana di Universitas Indonesia pada tahun 1964. Beliau memulai karirnya sebagai akuntan publik Dr. Hadibroto antara tahun 1963 sampai tahun 1965, Beliau juga menjabat sebagai pimpinan pada PT. Coca Cola Bottling Indonesia, PT. Panatraco dan PT. Pan Travel antara tahun 1996 sampai sekarang.c. Abdul Karim Tjokroprawiro (Komisaris)Abdul Karin Tjokroprawiro dilahirkan di Kamal, pada tanggal 26 Juni 1940. Beliau mendapatkan gelar sarjana muda dengan jurusan Politik pada Univesitas Terbuka pada tahun 1993. Beliau telah berpengalaman sebagai penerbang di bandara Abd. Saleh dan PT. Merpati Nusantara Airlines sebagai penerbang komersial selama 3 tahun, sebagai komandan Lanud Padang selama 2 tahun. Sejak tahun 1987 sampai tahun 1996 sebagai Kakanwil Perhubungan dan sekarang ini Beliau bekerja pada PT. Jembatan Madura.d. Mayjen TNI (Purn) Rusdi (Komisaris)Mayjen TNI (Purn) Rusdi dilahirkan di Banyuwangi, tanggal 14 November 1944, Beliau terakhir menjabat Mayor Jendral (Mayjen) Angkatan Laut Indonesia tahun 1996. Beliau juga pernah menjabat sebagai Konsulat Pertahanan Indonesia di Denhaag, Belanda, Pimpinan BAKIN sampai sekarang Beliau salah satu dewan komisaris di PT. Jasa Marina Indah.2. Dewan Direksi PT. Janata Marina Indaha. Joeswanto Karijodimedjo (Presiden Direktur)Joeswanto Karijodimedjo dilahirkan di Blitar pada tanggal 20 Pebruari 1941 dan lebih dari 28 tahun Beliau mendedikasikan karirnya demi perkembangan PT. Jasa Marina Shipyard. Beliau memulai karirnya pada PT. Djakarta Lloyd (Perusahaan pelayaran) sejak tahun 1961 sampai tahun 1964. Beliau juga pernah menjabat sebagai General Manager PT. Gesuri Lloyd dari tahun 1964 sampai tahun 1982, dan sebagai Direktur PT. Damar Segara Agung Lines. Terhitung sejak 1999, Beliau sebagai ketua umum IPERINDO (Ikatan Perusahaan Industri Kapal & Sarana Lepas Pantai Indonesiai). Beliau adalah pendiri dan sebagai Presiden Direktur PT. Jasa Marina Indah sejak tahun 1977.b. Sri Susiandari, SE, MBA (Direktur Keuangan dan Komer Sri Susiandari, SE, MBA dilahirkan di Jakarta pada tanggal 18 Oktober 1967. Beliau memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Trisakti pada tahun 1990 dan mendapatkankan gelar MBA pada Universitas Regis, Denver, Colorado, AS pada tahun 1993. Beliau memulai karirnya di PT. Kalbe Farma Grup sampai Beliau menjabat sebagai Manajer Produk pada tahun 2000 sampai tahun 2003. Sekarang Beliau menjabat sebagai Direktur Keuangan dan Komesiil PT. Jasa Marina Indah sejak tahun 2003.c. Ir. Moch. Sjafari (Direktur Produksi dan Teknik)Ir. Moch. Sjafari dilahirkan di Malang pada tanggal 14 Januari 1947. Beliau memperoleh gelar Sarjana Teknik Perkapalan di ITS (Institut Teknologi Surabaya) pada tahun 1974. Beliau memulai karimya pada PT. Menara Tegal (Perusahaan Galangan Kapal) pada tahun 1974 sampai tahun 1980 sebagai Manajer Produksi. Sejak tahun 1980, Beliau bekerja pada PT. Jasa Marina Indah sebagai Direktur Produksi dan Teknik sampai saat ini.

E. Visi dan Misi PT. Janata Marina Indah Shipyard1. VISISebagai perusahaan galangan kapal nasional swasta di Indonesia merupakan salah satu tulang punggung pembangunan maritim Indonesia yang berperan dalam industri perkapalan baik di pasar nasional, regional maupun global.2. MISIa. Membantu pemerintah dan perusahaan pelayaran Indonesia untuk meningkatkan kapasitas angkut nasional untuk mengejar ketinggalan selama 30 tahun terakhir.b. Mencegah pemerintah agar tidak membangun atau melakukan perbaikan kapal di luar negeri, terutama untuk ukuran dan jenis kapal yang sudah mampu dibangun dan diperbaiki di dalam negeri. c. Meningkatkan kemampuan galangan agar kepasitas bangunan baru maupun reparasi dapat selalu bertambah sehingga dapat mencegah mengalirnya devisa keluar negeri melalui upaya/ solusi untuk menghindari pembangunan kapal-kapal baru maupun perbaikan kapal Indonesia ke luar negeri.

F. Sarana dan fasilitas galangan PT. Janata Marina Indah Shipyard 1. Janata Marina Indah Unit 1a. Bangunan di Janata Marina Indah 1Untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, JMI telah menigkatkan fasilitas galangan pada medio 1985. Building berth yang merupakan tempat untuk menyusun blok-blok bangunan baru, yang semula berukuran 82 m x 21,5 m diperpanjang menjadi 102 m x 21, 5 m, sehingga kapasitas meningkat dari 2.250 DWT menjadi 7.000 DWT. Graving dok juga diperpanjang dari ukuran semula 90 m x 20 m dengan kapasitas 3.000 ton, menjadi 110 m x 20 m sehingga kapasitas juga meningkat menjadi 8.000 ton.Graving dok ini dilengkapi dengan pompa-pompa air untuk memompa air dari dalam dok. Selain itu juga dibangun bengkel plat, bengkel mesin dan bengkel listrik. Penambahan mobile crane, wharf crane dan peralatan lainya menjadikan JMI sebagai galangan pembangun dan perbaikan kapal yang patut diperhitungkan dalam industri perkapalan nasional maupun internasional.

Gambar 6 Peta Lokasi Google Map dari PT. JM1

Gambar 7 Graving dok PT. JMI Unit 1

Gambar 8 Fasilitas galangan PT. JMI Unit 1

Gambar 9 Gambar Building Berth JMI Unit 1

b. Peralatan galangan JMI Unit 1Peralatan yang dimiliki oleh JMI Unit 1 sudah mampu untuk bersaing dengan galangan kapal luar negeri yang mempunyai peralatan dan teknologi yang jauh lebih canggih.

Peralatan yang dimiliki oleh JM1 Unit 1 antara lain:1) Peralatan-peralatan di JMI Unit 1Table 1 Peralatan-peralatan di JMI 1NoNama PeralatanJumlah

1Bending Machine 200 Ton- 250 Ton 2 unit

2Boor and Cotter Machine1 unit

3Hydraulic, Crimping Tools 26 Ton 1 unit

4Welding Machine 300 Ampere1 unit

5Welding Transformer 250 - 400 Ampere220 unit

6Welding Transformer 300 Ampere5 unit

7Semi/Auto Gas Cutting10 unit

8Hand Grinder 100 mm100 unit

9Lathes 5 m5 unit

10Lathes 9 m1 unit

11Corter Machine 1,5 m1 unit

12Scraping Machine 400 mm2 unit

13Hydraulic Jack 50 - 100 Ton18 unit

14Chain/ Level Block 3 - 10 Ton70 unit

15Pipe Bending Machine 3"5 unit

16Pipe Bending Machine 1"1 unit

17Blasting Equipment2 unit

18Painting Equipment 80 kg/sqcm2 unit

19Water Jet Equipment 16"2 unit

20Ashore Pump 2 ' - 4'6 unit

21Oxygen Tanks 3000 Liter2 unit

2) Alat angkat dan alat angkut di JMI 1Table 2 Alat angkat dan alat angkur di JMI 1NoNama PeralatanJumlah

1Tower Crane 10 Tone1 unit

2Mobile Crane 20 Tone1 unit

3Mobile Crane 45 Tone1 unit

4Forklift 5 Tone1 unit

5Forklift 3,5 Tone1 unit

6Forklift 2 Tone1 unit

7Trailer 10 Ton1 unit

8Track 10 Ton1 unit

Gambar 10 Mesin bubut JMI Unit 1

Gambar 11 Mobile Crane JMI Unit 1

Gambar 12 Mesin Las JMI 12. Janata Marina Indah Unit 2a. Bangunan di Janata Marina Indah 2Menyikapi perkembangan dunia perkapalan dan pelayaran nasional maupun internasional yang sangat cerah, maka di bangunlah galangan unit 2 di pelabuhan Tanjung Emas Semarang, dengan kapasitas 4 kali lebih besar dibandingkan dengan JMI Unit 1.Menempati areal seluas 8,2 hektar, dok gali di Unit 2 ini sangat strategis bagi perusahaan-perusahaan pelayaran yang akan memesan maupun mereparasi kapalnya. Dok gall di JMI unit 2 akan mampu menampung kapal-kapal besar berkapasitas hingga 20.000 DWT. Sementara itu Building dock yang telah selesai dibangun akan mampu untuk membangun kapal-kapal berukuran hingga 30.000 DWT.Dermaga beton sepanjang 465 meter akan menunjang kebutuhan galangan untuk perawatan terapung sebelum dan sesudah dok serta penyelesaian kapal baru setelah diluncurkan. Kemudian pada tahun 2013 PT. JMI Unit 2 telah berhasil menyelesaikan 5 buah kapal tunda/ tug boat dengan panjang (LPP) 26,85 meter yang merupakan pesanan dari PT. Pelindo (Persero).

b. Peralatan galangan JMI Unit 2Peralatan yang dimiliki JMI Unit 2 antara lain : Table 3 Peralatan JMI 2NoNama PeralatanJumlah

1Welding Transformer 250 - 400 Ampere1 unit

2Pipe Bending Machine 3"2 unit

3Electric Air Compressor 8,5 bar, 22 CFM1 unit

4Oxygen Tanks 3000 liter1 unit

5Computerized Cutting Machine1 unit

Table 4 Peralatan angkat dan angkut di JMI 2NoNama PeralatanJumlah

1Tower Crane 30 Ton1 unit

2Mobil Crane 25 Ton2 unit

3Forklift 5 Ton2 unit

4Forklift 3,5 Ton4 unit

5Truck / Trailer 15 Ton1 unit

6Gantry Crane Ton1 unit

Gambar 13 Over Head Crane/ Gantry Crane JMI Unit 2

Gambar 14 Dock Crane JMI Unit 2

Gambar 15 NC Cutting JMI Unit 2

G. Pengalaman pembuatan kapal dan reparasi kapal galangan PT. Janata Marina Indah ShipyardSebagai salah satu perusahaan kapal terbesar di Indonesia tentunya sudah banyak proyek pembuatan kapal baru yang telah dikerjakan oleh PT. Nil baik dari dalam maupun luar negeri dengan berbagai ukuran dan jenis kapal, selain pembuatan kapal baru pastinya juga pekerjaan reparasi kapal juga berjalan dengan baik di galangan PT. JMI baik di unit 1 maupun unit 2.Berikut adalah data kapal bangunan baru dan data kapal repair yang pernah dikerjakan oleh PT. Janata Marina Indah :

1. Data kapal banguan baruTabel 5 Data Kapal bangunan barn yang dikerjakan PT. JMINoTipe KapalJumlahWaktu

1700 DWT Methanol Barge15 bulan

21.000 DWT Flat Top Barge13 bulan

31.500 DWT Flat Top Barge14 bulan

41 x 150 HP Mooring Boat43 bulan

51 x 220 HP Tug Boat144,5 bulan

61 x 300 Hp Tug Boat55 bulan

71 x 400 HP Tug Boat29 bulan

82 x 2.100 PS Tug Boat114 bulan

9200 GRT Ferry111 bulan

103.650 DWT General Cargo114 bulan

113.650 DVVT Semi Container112 bulan

124.180 DWT Container115 bulan

136.500 LDWT Crude Oil Tanker124 bulan

146.500 LTDW W/Product Oil Tanker224 bulan

15Navigation Vessel Aid Tender510 bulan

16Navigation Vessel Inspection Boat25 bulan

17Aluminium Inspection Boat16 bulan

18Crew Boat26 bulan

19Landing Craft Transportaion KT112 bulan

20Tug Boat511 bulan

Gambar 16 Kapal bangunan baru yang dikerjakan PT. JMI

2. Data kapal reparasiTabel 6 Daftar kapal reparasi yang pernah dikerjakan PT. JMI

NoPemilikJenis / Type KapalKeterangan

ABUMN (Pemerintah)

1ASDP Cab. JeparaKapal Penumpang, Ro-Ro

2PT. Garam, SurabayaKapal Barang

3PT. Pelayaran Bahtera AdigunaKapal Barang

4PT. Pelayaran Nasional Indonesia, Jakarta Kapal Penumpang

5PT. Pelindo III Cab. CilacapKapal Tunda

6PT. Pelindo III Cab. SemarangKapal Tunda

7PT. Pertamina. JakartaKapal Tengker

8PT. Rukindo Cab. SurabayaKapal Keruk

9PT. Semen Cibinong - Cilacap Kapal Tunda

10TNI ALKapal Perang. Kapal Patroli

11TNI ADKapal LST

BSWASTA

1PT. BAWI - PontianakKapal Keruk, Tongkang

2PT. Dasa Karindo Utama - Semarang Kapal Barang

3PT. Dharma I.autan llama - Surabaya Kapal Ferry

4PT. Gurita Lintas SamudraKapal Barang

5PT. Inti Lintas Tirta Nusantara Kapal Barang

6PT. Jembatan Nladura - Surabaya Kapal Ferry

7PT. Jemla Ferry -JakartaKapal Ferry

8PT. Kayo Lapis Indonesia - Semarang Kapal Barang, Kapal Tunda

9PT. Manalagi - SurabayaKapal Barang

10PT. Pelayaran Pulau Laut - Jakarta Kapal Barang

11PT. Pagaruyung Prasetya LinesKapal Barang

12PT. Pelayaran Mentes - Surabaya Kapal Cargo

13PT. Prima Vista - SurabayaKapal Ferry

14PT. SPIL - SurabayaKapal Barang

15PT. Sultra Lestari lines - Jakarta Kapal Barang

16PT. Sumber Mas Indah PlywoodKapal Barang

17PT. Su adaya Lestari Lines - Jakarta Kapal Barang

18PT. Tanjung Nias Bahari Perkasa - Smg Kapal Barang

19PT. Tankindo Perdana - JakartaKapal Tanker

20PT. Tirta Kerta Abadi - Jakarta Kapal Tanker

21PT. Tossa Sakti Samudera Lines - Smg Kapal Tanker

22PT. Tri Kusuma Graha - DenpasarKapal Ikan

23PT. Trihasta Berkah Shipping-JakartaKapal Tanker

30

28

BAB IIIHASIL KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

A. Pekerjaan Perbaikan KapalKapal merupakan salah satu sarana transportasi yang menghubungkan satu pulau dengan pulau lainnya. Kapal yang lebih identik dengan transportasi air laut, akan mengalami berbagai macam kondisi baik itu yang disebabkan oleh faktor alam maupun yang disebabkan oleh faktor kondisi lingkungan. Hal tersebut dapat mengakibatkan kapal mengalami kerusakan pada konstruksinya maupun peralatan kapal sebagai item pendukung dalam beroperasi. Sebagai upaya dalam menjaga kapal agar tetap stabil dan optimal serta memenuhi persyaratan yang ditetapkan pihak klasifikasi maka perlu diadakan perbaikan secara rutin dan berkala.Reparasi kapal yang akan dilakukan bersesuaian dengan standar klasifikasi yaitu BKI dan menyesuaikan kondisi kapal. Badan klasifikasi Kapal (BKI) melaksanakan pemerikasaan agar standard-standar yang berkaitan dengan strength, propelling machinery, electrical system, control system, anchoring equipment dipenuhi melalui pemerikasaan I (setiap tahun) dan special survey (setiap 4 tahun) untuk hull, machinery, electrical dan equipment.Annual survey (Inspection) dilakukan setiap tahun dalam keadaan terapung, sedang annual docking inspection dilakukan diatas dry dock paling latnbat setiap 24 bulan. Untuk floating storage tankerl barge bisa diperpanjang sampai 5 tahun setelah memenuhi persyratan tertentu antara lain pemeriksaan dibawah garis air dan kekedapan tangki. Kemudian untuk annual loadline inpection (Pemerikasaan Lambung Timbul Tahunan) dapat dilakukan secara bersamaan dalam kondisi kapal terapung (tidak perlu di atas dok ).Perbaikan yang dilakukan khususnya dibagian pada bagian mesin kapal di PT. JMI Unit 1 meliputi perbaikan pada mesin induk kapal, mesin bantu kapal, propultion kapal, shaping, poros propeller, cargo block, sea chest dan pompa-pompa. Dikarenakan banyaknya kegiatan yang dilakukan pada bagian mesin di PT. JMI 1 maka laporan dibatasi pada perbaikan sea chest kapal.

B. Pengertian Sea chestKotak laut (Sea chest) adalah suatu perangkat yang berhubungan dengan air laut yang menempel pada sisi dalam dari pelat kulit kapal yang berada di bawah permukaan air dipergunakan untuk mengalirkan air laut ke dalam kapal sehingga kebutuhan system air laut dapat dipenuhi. Sea chest dapat diartikan sebagai pintu masuknya air taut, karena semua system yang menggunakan air taut melalui sea chest. System-system tersebut meliputi system ballast, system pendinginan air laut, system pemadam kebakaran dan system sanitari.Umumnya pada sea chest terdapat lubang sea water inlet yang tertutupi oleh saringan atau kisi-kisi dinamakan dengan sea gaterthg. Air taut tersebut disimpan pada box sea chest yang kemudian disalurkan ke valve sea chest kemudian ke strainer atau saringan dilanjutkan ke system-system pada kapal (Gambar 17). Selain model itu, ada juga kapal yang diberi saringan dalam ukuraran besar (Sea Sieve) yang diletakan setelah box sea chest, jadi air laut akan melewati sea gatring kemudian ke box sea chest menuju ke sea seieve diteruskan ke system kapal (Gambar 18).

Gambar 17 Sea chest

Gambar 18 Sea chest dan Letaknya pada Sisi Lambung dan Bagian BawahPada kapal-kapal yang berukuran besar, menengah maupun kecil dengan system instalasi permesinan dari mesin induk seluruhnya terletak di dalam kamar mesin, pada badan kapal bawah air menurut peraturan dari Biro Klasifikasi harus dipasang suatu bagian konstruksi yang disebut sea chest. Karena dari sea chest inilah kebutuhan air taut dalam kapal dapat dipenuhi.Antara sea chest dengan system-system yang memerlukan suplay air taut dihubungkan dengan perantaraan pipa-pipa dari bermacam-macam ukuran sesuai dengan penggunaannya. Pada pipa-pipa tersebut terdapat katupkatup yang berfungsi sebagai pembuka dan penutup aliran air taut. Katup tersebut dibuka bila system perlu suplai air laut dan ditutup bila system sudah tidak perlu lagi.Misalnya mesin induk dimatikan saat kapal sandar di pelabuhan, maka katup air taut yang menuju ke mesin induk ditutup, tetapi karena kapal masih memerlukan suplai arus listrik untuk bongkar muat dari mesin bantu, maka katup air taut yang menuju mesin bantu tetap dibuka. Dengan kata lain bahwa pembukaan dan penutupan katup pada pipa-pipa perantara tersebut dilakukan sesuai dengan kebutuhan kapal dalam eksploitasinya, dan diharapkan bahwa sea chest mampu menyediakan air taut yang dibutuhkan oleh kapal untuk suplai system air laut dari kapal diam sampai kapal bergerak dan beroperasi.

C. Masalah-masalah yang terjadi pada Sea chestSea chest terletak di bagian kapal yang tercelup di dalain air atau bagian lambung kapal sehingga selalu bersinggungan dengan lingkungan air laut baik ketika kapal bergerak ataupun ketika kapal diam. Masalah-masalah yang terjadi pada sea chest, diantaranya:1. Fouling (Kerang-Kerang Laut)Fouling (kerang-kerang laut) merupakan faktor penghambat pada sea chest. Fouling ini menempel pada badan kapal di dalam air termasuk sea chest, Fouling ini berkembang dengan cepat dan menutup sebagian dari sea chest sehingga air laut yang disedot tidak maksimal dan terdapat kotoran-kotoran (serpihan kerang, tumbuhan dan pasir) yang masuk ke dalam sea chest. Fouling sering menempel pada bagian lambung kapal, termasuk plat dinding sea chest (box sea chest), water inlet dan sea grating.

Gambar 19 Fouling yang menempel pada Sea chest2. KorosiKorosi merupakan hal yang tak terpisahkan dari kapal terutama bagian yang tercelup dalam air. Air laut memiliki kandungan garam yang.sangat tinggi sehingga kapal-kapal baja, akan lebih cepat mengalami korosi. Korosi menyebabkan komposisi baja menjadi rapuh, hal ini juga terjadi pada sea chest. Jika bagian saringan luar sea chest atau sea grating mengalami korosi mengakibatkan kerapuhan pada baja dan terjadi patah, jika saringan patah maka kotoran-kotoran yang berukuran besar akan masuk ke box sea chest dan menghambat system pemasukan air taut.

Gambar 20 Korosi pada Sea chest

3. Erosi pada Sea chest (Erosion Problems)Sea chest merupakan pintu air sehingga pada bagian ini dilewati aliran air taut yang terus menerus. Aliran yang terus menerus inilah yang menyebabkan terjadinya erosi pada sea chest. Akibat erosi ini, bahan pada sea chest mengalami penggerusan sedikit demi sedikit dan lama kelamaan menjadi tipis. Bagian utama yang sering terjadi erosi adalah pada bagian plat dinding box sea chest karena bagian itu termasuk pada bagian lambung kapal, oleh karena sering terkena gesekan air taut.

D. Perawatan dan Reparasi pada Sea chestMasalah-masalah yang terjadi pada sea chest perlu diatasi, mengingat sea chest memiliki peran penting pada system-system kapal. Perawatan yang sering dilakukan pada sea chest di PT. JMI 1 biasa pada bagian sea grating, box sea chest, valve sea chest dan strainer.1. Perawatan dan Reparasi Sea gratingSea grating adalah saringan atau kisi-kisi yang dipasang pada sea chest untuk mencegah masuknya benda-benda yang tidak dikehendaki dari laut ke dalam system pipa dalam kapal. Masalah yang sering terjadi pada sea grating adalah menempeInya kerang-kerang laut (Fouling) seperti yang ditunjukkan pada gambar 19. Kerang-kerang tersebut akan menghalangi air laut yang masuk ke daIam sea chest.

Gambar 21 Sea grating yang dilepasPerawatan yang dilakukan pada sea grating adalah dengan membersihkan Fouling pada sea grating dengan melakukan penyekrapan. Biasanya penyekrapan ini dilakukan sekaligus dengan lambung kapal. Setelah dilakukan penyekrapan, bekas-bekas penyekapran dibersihkan lagi dengan water jet. Setelah itu sea grating dilepas untuk periksa apakah masih baik kisi-kisinya. Apabila bagian kisi-kisi sudah banyak yang patah atau rusak maka sea grating diganti.2. Perawatan dan Reparasi Box Sea chestBox Sea chest adalah berupa kotak yang menampung air laut dan box ini terbuat dari baja, padanya dipasang beberapa pipa-pipa untuk mengalirkan air laut, pipa peniup udara, pipa pembuangan udara dan lain-lain, sehingga sea chest dapat bekerja sesuai dengan tujuannya. Box sea chest terletak pada lambung kapal (Gambar 17), sehingga rentan akan terjadinya penempelan binatang-binatang laut Fouling, terjadi korosi dan terjadinya erosi pada plat dinding sea chest. Perawatan dan reparasi pada bagian box sea chest hampir sama dengan perawatan lambung, yaitu meliputi penyekrapan lambung kapal, sand blasting, pengecekan ketebalan plat dan pengecetan ulang.a. Pembersihan terhadap binatang-binatang laut dan tumbuh-tumbuhan laut.1) Pembersihan dengan cara mekanis yaitu dengan cara penyekrapan.Cara ini memakai sekrap baja yaitu semacam pisau pipih yang tajam ujugnya dan dengan memakai tangkai dail kayu. Pembersihan dengan cara ini secara manual menggunakan tenaga manusia.

Gambar 22 Penyekrapan Plat Dinding Sea chest2) Pembersihan dengan Water Jet Cleaning.Cara ini dengan menggunakan air bertekanan tinggi yang disemprotkan melalui nozel. Semprotan air yang bertekanan tinggi ini didapat dari pompa bertekanan, lebih tinggi kemampuan pompa makin baik kematnpuan pembersihannya.

Gambar 23 Pembersihan dengan waterjet cleaning

Air yang dipakai dapat air taut dan juga air tawar, tetapi mengingat sifat-sifat air laut lebih ganas terhadap material dari logam, lebih baik mamakai air tawar karena tidak saja baik terhadap pompanya sendiri tetapi binatang-binatang taut akan lebih mudah terlepas. Sedang pompanya dapat digerakkan oleh motor diesel atau motor listrik, dan pompa ini diletakkan diatas kereta yang beroda sehingga mudah dibawa ketempat-tempat yang diperlukan.b. Pembersihan dengan sand blastingSetelah dilakukan penyekrapan sampai binatang dan tumbuhan taut terlepas dari pelat badan kapal. Sland blasting bertujuan menghilangkan bekas pembersihan binatang taut dan tumbuhan yang tersisa dan membentuk profit-profit pada lambung kapal termasuk lubang sea chest sehingga catnya akan menempel dengan sempurna.

Gambar 24 Mesin Sand Blasting di JMI 1c. Pemeriksaan tebal plat dengan Ultrasonic TesterSebelum dilakukan pengetesan tebal kulit, ditentukan terlebih dahulu titik-titk yang dicurigai mengalami pengurangan ketebalan dengan menggunakan palu ketok. Kemudian disediakan alat yang akan digunakan antara lain: Unit Ultrasonic Test, gerinda, paselin, palu dan tangga. Untuk mempermudah pekerjaan dibantu dengan gambar rencana umum dan gambar kerja (Bukaan kulit lambung) untuk meletakkan titik-titik yang akan diuji ketebalannya.

Gambar 25 Bagian yang akan ditest dengan Ultrasonic TesterTitik-titik uji yang telah ditentukan digerinda sampai terlihat warna pelat aslinya. Kemudian dipaselin untuk mencegah karat. Pekerjaan selanjutnya dengan bantuan unit ultrasonic test, tester pada bagian yang telah digerinda dengan cara menempelkan kabel dari alat tersebut pada titik uji. Maka jarum skala akan menunjukkau skala ketebalan pelat dalam satuan milimeter. Setelah diketahui ketebalannya kita bandingkan dengan tebal pelat semula. Apabila tebal pelat setelah diuji ketebalannya berkurang >20% dari tebal pelat semula, maka perlu dilakukan replating.d. Penggantian Zinc AnodePerlindungan dengan menggunakan Zink Anode Protection adalah perlindungan pengkaratan secara aktif, maksudnya adalah menggunakan proses kimiawi dimana lambung kapal sebagai katodanya, anodanya merupakan lempengan logam non ferro sedangkan air laut adalah elektrolit, sehingga jika berlayar terjadi aliran arus listrik dimana ion-ion logam akan tertarik dan menempel pada pelat kapal sehingga proses pengkaratan terhambat.

Gambar 26 Zink Anode ProtectionDi sekitar sea chest harus dipasang zink anode dengan mutu yang memenuhi dan jumlah yang dapat bekerja aktif sebagai pelindung kotodik selama sekurang-kurangnya 24 bulan (2 tahun). Current density yang digunakan adalah 65 mA/ m. Total zink anode yang dipakaikan pada sea chest adalah 6 buah.

e. PengecatanPengecatan badan kapal berguna untuk melindungi pelat kapal dari proses pengkaratan dan juga binatang laut. Sebelum melakukan pengecatan, terlebih dahulu material yang akan dicat harus bersih dari kotoran-kotoran minyak maupun sisa-sisa cat dan debu. Proses pembersihan dari kotoran tersebut harus benar-benar bersih.Pelaksanaan pengecatan dapat dilakukan dengan menggunakan roll kuas ataupun menggunakan semprot. Pengecatan disesuaikan dengan susunan cat primer dari kapal, menggunakan cat dasar, cat Anti Corrosion (AC) dan cat Anti Fouling (AF). Cat AC berguna untuk melindungi dari pengakaratan, sedangkan cat AF berguna untuk pencegahan menempelnya hewan dan tumbuhan 'aut.3. Perawatan dan Reparasi Sea Valve (Katup Sea chest)Semua system perpipaan dalam karnar mesin selalu dilengkapi dengan valve yang berfungsi sebagai pintu untuk membuka dan menutup aliran air taut, sebagai pengaman pula bila suatu saat aliran air harus dipompa karena kebocoran, atau karena untuk pemadam kebakaran dan lain-lain. Valve sea chest akan selalu bersinggungan dengan aliran air laut, utamanya dari box sea chest menuju system-system kapal. Oleh karena sea chest berfungsi menutup dan membuka saluran air laut, maka akan terjadi endapan-endapan kotoran dari air laut.Endapan-endapan kotoran tersebut perlu dibersihkan, apabila tidak dibersihkan fungsi dari valve akan tergangu dan tidak kedap lagi. Akibat dari tidak kedapnya valve, air akan tetap masuk ke dalam system air laut meski valve kondisi tertutup. Apabila sea chest tersebut untuk tangki ballast, maka air akan tetap mengalir ke tangki ballas. Hal itu dapat membuat kapal hilang keseimbangan dan dapat tenggelam.Mengingat permasalahan tersebut maka valve perlu dilakukan perawatan atau perbaikan. Pada sea chest sendiri terdiri banyak jenis valve, namun yang sering digunakan adalah globe valve karena umur pakainya relative lebih panjang dibanding valve jenis lain. Bagian-bagian dari globe valve dapat dilihat pada gambar 26.

Gambar 27 Globe Valve

a. Perawatan dan reparasi globe valvePerawatan-perawatan yang dilakukan pada globe valve adalah sebagai berikut:1) Pembongkaran globe valve, pembongkaran dilakukan dengan membuka mur baut yang mengikat globe valve (bonet) dengan rumahnya (body).

Gambar 28 Pembongkaran Globe Valve2) Sebelum dilakukan pembongkaran hand wheel dicek terlebih dahulu apakah mengalami kerusakan atau tidak. Apabila terjadi kerusakan misal ada celah antara hand wheel dengan stem atau poros, maka perlu disumbat sehingga tidak ada celah lagi.3) Setelah bagian bonet dilepas, maka bonet dibersihkan beserta bagian-bagian lain seperti hand wheel, stem, disc dan bagian lainnya dari kotoran-kotoran yang menempel.

Gambar 29 Membersihkan Globe valve4) Disc atau setting valve disekur dengan dudukannya seat ring, hingga rata menggunakan pasta sekur atau oil. Sekur sudah selesai apabila bagian setting valve yang besentuhan dengan seat ring sudah benar-benar rata tidak ada lagi goresan atau bintik-bintik dan ketika ditetesi oh i tidak tembus atau kedap.5) Gland packing dan bonnet gasket diganti, packing atau biasa disebut dengan remes packing berfimgsi menjaga cairan tidak keluar melalui stem. Demikian pula gasket berfimgsi menjaga cairan tidak bocor keluar melalui bonet ataupun body globe valve. Dengan demikian, maka kedua bagian ini perlu diganti ketika dilakukan bongkar pasang atau ketika reparasi.

Gambar30 Remes Packing6) Bagian lain yang perlu diperhatikan adalah stem atau poros dari globe valve. Kerusakan yang terjadi dari stem adalah terjadi keausan atau stem bengkok yang mungkin terjadi karena terlalu keras pemasangan atau pembongkaran. Perbaikan keausan dilakukan dengan pengelasan pada stem kemudian dilakukan pembubutan ulang.7) Setelah selesai perbaikan dilakukan pengecatan untuk melindungi globe vale dari pengkaratan. Pada pengecatan tersebut bagian disc jangan dicat, hal ini bertujuan untuk menjaga kekedapan dari disc tersebut.

Gambar 31 Pengecatan Globe Valve8) Setelah selesai reparasi dan pengecatan maka dilakukan pemasangan pada rumah globe vale.b. Pengujian Globe ValveSetelah katup globe telah dibongkar, hams diuji dengan baik sebelum digunakan. Prosedur pengujian adalah dengan mengisikan air di atas disc valve (setelah katup ditutup), dan pada langkah pertama, hams memeriksa apakah ada air yang bocor ke sisi lain. Jika masih ada kebocoran, maka disc valve kembali disekur dengan dengan dudukannya (seat) hingga tidak ada kebocoran ketika dimasuki air.Jika globe valve sudah tidak ada kebocoran, maka pengujian kedua harus dilakukan. Pengujian kedua dilakukan dengan memasukkan flange dengan tepat pada globe valve dan udara dikompresikan dari flange bagian bawah, serta dimasuki air pada bagian atas flange. Jika tidak ada gelembung yang diamati di atas air di alas, maka katup dianggap sudah kedap dan telah benar dirombak.4. Perawatan dan Reparasi StrainerStrainer adalah suatu alat berbentuk kotak atau silinder yang biasanya dipasang pada pipa ke mesin induk, pipa ke mesin bantu atau pada pipa by pass. Alat ini berfungsi sebagai jebakan kotoran dari laut, dalam strainer tersebut dipasang filter. Kotoran tersebut bila tidak tersaring dan diendapkan pada strainer akan masuk kedalam system air laut dalam kamar mesin dan lain-lain. Penampang strainer kurang lebih 1,5 sampai dengan 2 kali penampang pipanya.

Gambar 32 Strainer dan Bagian-bagiannya Keterangan :NOPARTSMATERIAL

1BodyCast Iron

2CoverCast Iron

3Filter CylinderRolled Steel

4GlandRolled Steel

5Filter CylinderRolled Steel

6RingBrass Steel

7HandleCarbon Steel

8Yoke Of BoltBronze Steel

Perawatan dan perbaikan yang dilakukan untuk bagian strainer adalah dengan melakukan pembersihan pada filter strainer pada periode waktu tertentu. Pembersihan paling utama dilakukan pada bagian strainer karena bagian ini mengendapkan kotoran-kotoran yang dibawa air laut. Apabila filter strainer sudah rusak, terjadi sobekan pada filter tersebut, maka sebaiknya diganti.

Gambar 33 Filter strainer yang sudah rusakSelain kerusakan pada bagian filter strainer, bagian lain yang perlu diperiksa adalah kekedapan dari strainer. Gasket dari strainer perlu diganti ketika reparasi, hal ini bertujuan untuk menjaga strainer tetap kedap. Baut dari strainer juga diperhatikan, karena baut ini yang mengunci strainer dalam menjaga kekedapannya.

BAB IVANALISIS HASIL ICEGIATAN PRAKTEK ICERJA LAPANGAN

A. Fungsi Sea chestKinerja dari system air laut dalam kapal bergantung dari suplai air taut yang dihisap oleh sea chest, jadi system air laut dapat beroperasi secara penuh apabila sea chest mampu menghisap air laut sesuai dengan kebutuhannya. Sistem air taut dalam kapal dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu sebagai berikut.1. Sistem Pendingin Mesin Induk dan Mesin BantuMesin induk adalah instalasi mesin dalam kapal yang dipergunakan untuk menggerakkan/ memutar poros baling-baling sehingga kapal dapat bergerak, sedangkan mesin bantu adalah motor yang dipergunakan untuk menggerakkan generator listrik sehingga menghasilkan arus listrik yang kemudian digunakan untuk pesawat-pesawat yang memerlukan tenaga tersebut.Misalnya pompa-pompa pada system pipa, kompresor, separator, mesin-mesin geladak, system penerangan, pesawat komunikasi, pesawat navigasi dan lain-lain. Sistem pendingin bertujuan untuk menjaga agar temperatur mesin tetap berada pada batas yang diperbolehkan sesuai dengan kekuatan material, karena kekuatan material akan menurun sejalan dengan naiknya temperatur (overheating) Air adalah bahan pendingin yang sangat baik, karena dapat mengambil 1 kkal pada tiap-tiap kg dan tiap-tiap derajat Cekius, sedangkan volume 1 kg air hanya 1 dm3 (1 liter).Pada kapal dengan penggerak motor bakar dengan pendingin air, air pendingin dialirkan melalui dan menyelubungi dinding silinder, kepala silinder serta bagian-bagian lain yang perlu didinginkan. Air pendingin akan menyerap kalor dari semua bagian tersebut, kemudian mengalir meninggalkan blok mesin menuju radiator atau alat pendingin yang menurunkan kembali temperaturnya. Sistem pendingin air pada mesin induk maupun mesin bantu dalam kapal dikenal ada 2 macam yaitu:a. Sistem pendingin terbuka (direct cooling system)Sistem pendingin terbuka adalah system pendingin motor bakar pada kapal dimana air taut dipakai langsung untuk mendinginkan silinder motor bakar dan komponen lainnya setelah itu dibuang kembali ke laut. Hal ini cocok untuk motor-motor kapal kecil, dimana pompa pendingin mengisap air laut dari luar kapal dan memompakan air laut tersebut keluar kapal setelah mendinginkan mesin, cam ini disebut pendinginan terbuka karena selalu air laut yang beredar.b. Sistem pendingin tertutup (indirect cooling system)Sistem pendingin tertutup adalah system pendingin motor di kapal dimana silinder motor bakar dan komponen lainnya didinginkan dengan air tawar dan kemudian air tawar tersebut didinginkan oleh air laut dan selanjutnya air tawar tersebut dipakai kembali untuk mendinginkan motor, jadi yang selalu bergantian . adalah air laut, sedangkan air tawar selalu beredar tetap, demikian daur ini berjalan terus.c. Pendingin air tawar (fresh water cooler)Pendingin air tawar yaitu alat pemindah panas berbentuk bejana yang dipergunakan untuk mendinginkan air tawar pendingin motor penggerak utama dan motor bantu kapal dengan mengalirkan air laut ke dalam bejana tersebut. Pada motor-motor ukuran besar lebih cenderung menggunakan system pendingin tertutup. Hal ini dengan suatu alasan bahwa untuk pendinginan di bawah temperatur 60C bagi motor-motor yang bertenaga besar lebih sulit. Sedangkan air laut pada temperatur yang tinggi akan menyebabkan endapanendapan pada tempat yang didinginkan, yang akibatnya bisa mengganggu proses pendinginan. Sedangkan untuk motor-motor yang baru yang menggunakan pendingin air tawar, masih ada yang diijinkan untuk temperatur air pendingin mencapai diatas 80 C.2. Sistem BallastPada kapal-kapal laut bila kapal sedang bongkar-muat barang atau penumpang, kapal akan mengalami kemiringan atau trim, maka dipergunakan lab system ballast. Pada kapal dalam keadaan trim ke depan, agar propeller bisa bekerja dengan baik dalam arti propeller tetap di dalam air biasanya dipergunakan ballast air. Pada kapal 'barang dan kapal penumpang ballast air bisa mencapai 20% sampai 30% dari. displacement kapal. Tanker dalam keadaan kosong muatan, pemberian ballast dapat mencapai 50% atau lebih dari displacement kapal.Sistem ballast untuk dapat melakukan tugasnya dilengkapi dengan pipapipa, katup, pompa-pompa dan peralatan lainnya. Fungsi pompa ballast untuk mengalirkan air dan mengosongkan air atau mengisi tangki ballast. Pompa tersebut juga untuk mengambil air ballast dari lubang pengisapan atau sea chest, mengisi tangki-tangki ballast, fore peak dan after peak tank atau sebaliknya.Sistem ballast berguna untuk mengatur posisi kapal balk trim maupun oleng ataupun even keel. Untuk itu ballast ditempatkan di dalam buritan, haluan, tangki-tangki dasar ganda, tangki tegak dan tangki samping. Ballast yang diletakkan di haluan maupun buritan berguna untuk mengubah trim dari kapal. Tangki ballast dasar ganda dan tangki tegak diisi dengan air ballast untuk memperoleh sarat yang tepat dan untuk menghilangkan keolengan.Tangki ballast samping berguna terutama untuk meniadakan keolengan. Semua pengaturan air ballast ini diatur dengan system sentralisasi. Ballast tank diisi dan dikosongkan melalui pipa yang sama sehingga katup-katup penutup (stop sea chests) dipasang pada system ini. Sistem sentralisasi ini memungkinkan tangki ballast untuk di isi dan dikosongkan dan air ballast dipindahkan dari tangki ke tankki melalui pompa ballast. Air laut di pompa ke dalam system ballast melalui katup kingstone yang dipasang pada pipa saluran air laut pada sea chest kapal.

Gambar 34. Diagram Sistem Ballast

Gambar 35 Cara Kerja Sistem Ballast

3. Sistem Pemadam KebakaranKebakaran pada kapal adalah suatu hal yang harus dihindari, karena kita tahu kebakaran di kapal dapat menyebabkan hal yang fatal, baik bagi keselamatan pelayaran maupun keselarnatn anak buah kapal. Usaha-usaha untuk memadamkan kebakaran dapat di go lon gkan sebagai berikut :a. Pencegahan yang bertujuan mencegah terjadinya kebakaran b. Usaha-usaha aktif yang bertujuan memadamkan api.Berbagai usaha pencegahan kebakaran, sudah dipikirkan pada waktu kapal direncanakan, termasuk susunan dan penempatan peralatannya yang sudah ditentukan oleh Biro Klasifikasi. Pemadam api secara aktif yaitu pemadaman api secara langsung dengan memakai peralatan pemadam kebakaran dan system pipa pemadam kebakaran. Sistem pipa ini juga dihubungkan dengan sea chestsebagai lubang pengisapan air laut. Yang termasuk peralatan pemadam kebakaran adalah pengumpil, pengait, kapak api, goni, pasir, alat pemadam api tangan dan lain-lain.Tujuan dari system pemadam kebakaran di kapal adalah untuk mencegah timbulnya kebakaran, karena air laut tersedia banyak dan hasilnya cukup memuaskan, oleh karena itu air merupakan alat pemadam kebakaran utama di kapal. Sistem ini dipakai untuk memadamkan kebakaran di kapal, kecuali yang terbakar adalah batu bara, minyak atau peralatan listrik. Sistem yang dipakai adalah system pemadaman sentral dan dengan melalui pipa tembaga atau pipa yang di galvanis dengan diameter 50 sampai 100 mm disalurkan ke tempat yang ditentukan.

Gambar 36 Diagram Sistem Pemadam Kebakaran

B. Kelengkapan Sea chestAgar dapat melaksanakan penghisapan air laut dengan baik, maka antara sea chest dengan system-system yang memerlukan suplai air laut dihubungkan dengan pipa-pipa, pompa-pompa, katup-katup, katup pengaman untuk yang bertekanan tinggi dan peralatan lainnya sehingga dapat mensuplai air laut sesuai dengan yang dibutuhkan oleh system air laut dalam kapal. Untuk merencanakan bermacam-macam kelengkapan dari system sea chest diharuskan mengacu pada peraturan Biro Klasifikasi, dan se1anjutnya kelengkapan dari system sea chest secara garis besar adalah sebagai berikut. 1. Pelat Dinding Sea chest (Box Sea Chast)Sea chest adalah berupa kotak yang menampung air laut terbuat dari baja, padanya dipasang beberapa pipa-pipa untuk mengafirkan air laut, pipa peniup udara, pipa pembuangan udara dan lain-lain, sehingga sea chest dapat bekerja sesuai dengan tujuannya. Oleh karena sea chest letaknya di sekitar kamar mesin, dan pada dinding sea chest harus dipasang pipa-pipa hisap untuk mesin induk dan mesin bantu serta pipapipa yang lainnya, serta timbulnya getaran dari mesin induk maupun mesin bantu, maka antara dinding sea chest dengan flens sebagai penghubungnya dapat dimungkinkan terjadi kerenggangan pada bautbautnya dan mungkin juga akan terjadi keretakan pada sambungan lasnya.Dari beberapa pertimbangan teknis tersebut, Biro klasifikasi Indonesia 2001 memberikan batasan bahwa ukuran ketebalan dinding atau pelat sea chest tidak boleh kurang dari :T = ( 12 x a ) + tkKeterangan :P: tekanan semprot pada katup pengaman minimal 2 bara: jarak antara penegar kotak lautk: faktor bahan = 1,0tk: faktor korositk: 1,5 mm, untuk t' < 10 mmtk: 0,1 . t' + 0,5 mm, maksimum 3,00 mm untuk t' > 10 mm.Dari batasan diatas dapat disimpulkan bahwa ukuran ketebalan pelat dinding sea chest minimum = 11,682 mm. Usaha untuk memperpanjang umur pelat dinding sea chest, biasanya pada dinding yang bersentuhan dengan air laut dipasang Zink Anode Protection (ZAP) secukupnya, dimana fiingsinya sama dengan pemasangan zink anode pada lambung kapal yang bertujuan untuk menghambat proses korosi. Zink anode adalah berupa batang logam seng yang ditempelkan pada pelat kulit kapal pada tempat-tempat tertentu yaitu dekat baling-baling, sea chest, dan kelengkapan di bawah air lainnya yang terbuat dari bahan kuningan atau perunggu untuk melindunginya terhadap korosi karena aksi galbani.Batang tersebut lama kelamaan akan habis dan harus diganti setiap jangka waktu tertentu. Mengingat tingkat kesulitan yang cukup tinggi, baik ditinjau dari segi tempat maupun dari segi teknis konstruksi yang terlalu banyak kaitannya dengan perpipaan dari berbagai system yang berada di kamar mesin, maka pemeliharaan sea chest merupakan hal yang penting saat kapal menjalani docking.2. Pipa Hisap Mesin IndukKebutuhan air pendingin untuk mesin induk yang diambil melalui pipa hisap ini, yang dihisap oleh pompa hisap khusus yang biasanya menyatu dengan mesin induk. Pipa hisap ini harus mempunyai diameter yang cukup, agar debit air untuk kebutuhan pendinginan mesin induk tercukupi. Apabila suplai air pendingin berkurang akan mengakibatkan temperatur mesin induk menjadi panas dan apabila berkelanjutan akan berakibat kerusakan yang fatal. Maka untuk mengantisipasi kemungkinan tersebut diupayakan agar suplai air pendingin tidak terganggu debitnya dalam keadaan apapun. Biasanya antara sea chest bawah dan sea chest samping sating berhubungan, sehingga apabila salah satu sea chest mengalami gangguan suplai airnya, maka sea chest yang lain dapat mengatasinya.Pada pipa hisap mesin induk dipasang beberapa kran (sea valve) yang berfungsi sebagai penutup atau pembuka air pendingin air laut ke mesin induk. Diantara bagian sea chest tersebut dipasang filter dan dilengkapi dengan strainer sebagai tempat pengumpul kotoran-kotoran yang ikut air taut.3. Pipa Hisap Mesin BantuPada prinsipnya penggunaan pipa hisap untuk mesin bantu adalah sama dengan pipa hisap pada mesin induk, dilengkapi dengan sea chest dan ukuran pipa disesuaikan dengan debit pompa yang dipasang pada mesin bantu, juga dilengkapi dengan filter dan strainer. Jumlah mesin bantu dalam kapal tergantung dari besar kecilnya kebutuhan suplai arus listrik dan jenis penggunaannya. Bila jumlah mesin bantu lebih dari satu, maka saluran pipa isap selalu dihubungkan secara paralel antar masing-masing mesin bantu dan juga hubungan saluran pipa antar sea chest. Hal ini dimaksudkan agar dapat saling menunjang antar jaringan, apabila salah satu systemnya mengalami kesulitan dalam suplai air pendingin.4. Pipa Hisap Pompa Pemadam KebakaranUntuk kapal-kapal tertentu atau kapal khusus, biasanya diperlukan satu sea chest tersendiri yang khusus melayani suplai untuk pompa pemadam kebakaran. Hal ini dimaksudkan agar debit pompa yang diperlukan untuk pemadam kebakaran tidak mengalami gangguan apapun dari system kerja pipa-pipa yang lain bila sedang bertugas dalam memadamkan kebakaran, karena memadamkan kebakaran adalah suatu pekerjaan yang sifatnya emergency. Diameter pipa disesuaikan dengan kapasitas atau debit pompa pemadam kebakarannya.

Gambar 37 Pompa Emergency Fire dan Saluran Pipa Pemadam Kebakaran5. Pipa Hisap Pompa Dinas UmumPada setiap kapal biasanya selalu terpasang sebuah pompa dinas umum (general service pump). Pipa-pipa yang melayani pompa dinas umum biasanya banyak sekali cabang-cabangnya yang disesuaikan dengan kebutuhan yang antara lain pipa-pipa untuk pemadam kebakaran, ballast, bilga, cuci deck, lensa dan sebagainya. Ukuran pipa disesuaikan dengan kapasitas pompa. Karena banyaknya cabang pipa, masing-masing itu dihubungkan dengan liens yang diberi packing dan di ikat dengan mur baut.6. Pipa Peniup UdaraPipa ini menghubungkan antara sea chest dengan kompresor atau tabung udara bertekanan, yang digunakan untuk meniupkan uddra ke kotak sea chest, apabila saringan sea chest kotor atau tersumbat oleh kotoran-kotoran yang mengakibatkan suplai air laut keseluruh system tidak lancar sehingga mengurangi debit air yang dibutuhkan. Untuk meniup udara diatur oleh satu valve yang dapat dioperasikan secara manual atau otomatis yang dapat dikendalikan dari ruang kemudi.7. Pipa Pembuangan UdaraDengan adanya udara yang terjebak dalam kotak sea chest, yang mungkin berasal dari gelembung-gelembung udara dari haluan yang menyusur dasar kapal dan terjebak di sea chest, atau kapal sedang oleng atau miring sehingga udara masuk ke sea chest, dari putaran baling-baling saat kapal mundur atau udara dari sisa tiupan udara kompresor, apabila udara dalam sea chest ini dibiarkan akan merugikan seluruh system, terutama pada system pendingin mesin. Karena air pendingin yang dihisap tidak sepenuhnya berupa air laut, tapi bercampur dengan gelembung-gelembung udara, sehingga dapat menyebabkan mesin menjadi panas. Dapat pula berakibat buruk pada pompa-pompa yang menghisap air dari sea chest tersebut, karena air yang dihisap tidak penuh dan banyak mengandung udara sehingga rendemen pompa menjadi turun. Untuk membuang udara dibuka satu valve dan ditutup kembali bila udara dalam sea chest telah habis.8. Pipa-Pipa By PassPipa by pass dipergunakan untuk saling menghubungkan antara sea chest yang satu dengan sea chest yang lain, dengan tujuan dapat membantu suplai air laut ke tempat tertentu dari satu system, bila salah satu system mengalami kesulitan atau hambatan dalam suplai air laut.Diameter pipa by pass biasanya cukup besar, sebab harus dapat mengganti menyalurkan air taut sebanyak jumlah pipa isap dalam sea chest tersebut. Atau digunakan saat pemindahan penggunaan saat kapal berlayar dari perairan dalam masuk ke perairan yang dangkal, sehingga harus menggunakan sea chest samping.9. StrainerStrainer adalah suatu alat berbentuk kotak atau silinder yang biasanya dipasang pada pipa ke mesin induk, pipa ke mesin bantu atau pada pipa by pass. Alat ini berfungsi sebagai jebakan kotoran dari laut, dalam strainer tersebut dipasang filter. Kotoran tersebut bila tidak tersaring dan diendapkan pada strainer akan masuk kedalam system air taut dalam kamar mesin dan lain-lain. Pada periode waktu tertentu strainer harus dibuka untuk dibersihkan bersama dengan filternya. Penampang strainer kurang lebih 1,5 sampai dengan 2 kali penampang pipanya.

Gambar 38 Strainer10. Sea gratingSea grating adalah saringan atau kisi-kisi yang dipasang pada sea chest untuk mencegah masuknya benda-benda yang tidak dikehendaki dari taut ke dalam system pipa dalam kapal.

Gambar 39 Sea gratingJadi fungsi Sea grating adalah menyaring air taut sebelum masuk kedalam kotak sea chest, yang merupakan saringan awal sebelum air taut masuk system melewati strainer dan filternya. Sea grating ini di ikat menggunakan baut yang tahan korosi, yang kemudian baut-baut ini antara satu dan lainnya di ikat atau dikunci dengan menggunakan kawat agar baut tidak mudah lepas. 11. Sea ValveSemua system perpipaan dalam kamar mesin selalu dilengkapi dengan valve yang berfungsi sebagai pintu untuk membuka dan menutup aliran air laut, sebagai pengaman pula bila suatu saat aliran air hams dipompa karena kebocoran, atau karena untuk pemadam kebakaran dan lain-lain. Untuk ukuran sea chest harus disesuaikan dengan ukuran pipanya.

Gambar 40 Katup Sea chest

12. Packing dan Baut PengikatPenyambungan untuk bagian-bagian pipa yang lurus, lengkung dan lain-lain, dilakukan dengan menggunakan flens kemudian di ikat dengan menggunakan mur baut. Agar pada sambungan ini air laut tidak bocor, maka di antaraflens dipasang packing. Untuk air laut biasanya digunakan packing karet. Mur baut pengikat biasanya digunakan mur baut baja atau dari stainless steel yang tahan korosi, sehingga mudah untuk pelaksanaan bongkar pasang dan lama pemakaiannya.

Gambar 41 Flens

C. Pemasangan Sea chestSebagai lubang pengisapan air laut, sea chest ditempatkan berdekatan dengan kamar mesin, karena segala system yang memerlukan berada dalam kamar mesin. Misalnya mesin induk, mesin bantu, pompa-pompa, ketel uap, alat penyuling dan sebagainya. Untuk mendapatkan air taut yang dapat mencukupi kebutuhan eksploitasi kapal, maka perlu dipikirkan tempatnya untuk pemasangan sea chest agar tujuan utama dari system air taut dapat tercapai.Pada sebuah kapal umumnya mempunyai dua buah sea chest yang dipasang pada lambung kapal di bawah garis air di depan kamar mesin tepatnya dipasang di dasar kapal dan dipasang di samping kapal di bawah air (bilge), karena mengingat bervariasinya kedalaman perairan yang dilewati. Pemasangan pada dua tempat yang berbeda ini dimaksudkan agar kinerja sea chest sebagai lubang pengisapan berjalan dengan lancar. Bila kapal berlayar di taut yang dalam maka dipakai sea chest yang terletak di dasar kapal atau biasa disebut dengan low sea chest, sebab kemungkinan terjadinya kotoran, lumpur yang teraduk-aduk akibat gerakan kapal tidak akan terjadi dan pada keadaan ini sea chest samping tidak dipergunakan. Jika kapal berlayar di perairan yang dangkal dan kemungkinan terjadinya kotoran, lumpur atau pasir yang teraduk-aduk karena gerakan kapal yang mungkin dapat masuk ke lubang sea chest dasar maka sea chest samping atas (high sea chest) yang dipakai sedangkan sea chest bawah ditutup.

Gambar 42 Sea chest dan PenempatannyaDalam penentuan peletakan sea chest harus dipertimbangkan bahwa sea chest masih berfungsi sebagai lubang pengisapan air laut dengan baik, walaupun kondisi kapal miring sampai 22,5 dari keadaan vertikal sea chest masih tetap bekerja dengan baik dan tidak mengisap udara.

BAB IVPENUTUP

A. KesimpulanBerdasarkan praktik kerja lapangan yang penulis lakukan di PT. Janata Marina Indah Shipyard Semarang, penulis dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :1. Sea chest adalah suatu perangkat yang dipasang pada sisi dalam pelat kulit kapal yang berada di bawah permukaan air di sekitar kamar mesin dan berperan sebagai lubang pengisapan untuk mensuplai kebutuhan sistem air laut path eksploitasi kapal, seperti system pendinginan, system ballast, system sanitary dan system pemadam kebarakan.2. Kelengkapan sea chest sebagai lubang pengisapan secara garis besar adalah terdiri dari pelat dinding sea chest, pipa-pipa, strainer, sea grating, valve, packing, baut pengikat dan lain-lain yang didalam perencanaannya telah diatur oleh peraturan Biro Klasifikasi Indonesia.3. Perawatan sea chest dan system air laut pada umumnya meliputi perawatan dan reparasi sea grating, perawatan dan reparasi box sea chest, perawatan dan reparasi valve sea chest dan perawatan dan reparasi strainer. Pada bagian box sea chest perawatan dan reparasi dilakukan dengan penyekrapan, pembersihan dengan water jet, sand blasting, penggantian zink anode protection dan pengecatan kembali. Pengecatan disesuaikan dengan susunan cat primer dari kapal, menggunakan cat dasar, cat Anti Corrosion (AC) dan cat Anti Fouling (AF). Cat AC berguna untuk melindungi dari pengakaratan, sedangkan cat AF berguna untuk pencegahan menempelnya hewan dan tumbuhan laut.

B. SaranSea chest memiliki peran penting dalam kapal karena setiap system dalam kapal membutuhkan peran dari system air taut mi. Oleh karena itu, pemahaman akan sea chest harus lebih diperhatikan khususnya SDM yang akan bersinggungan langsung sehingga sea chest dapat bekerja dengan baik. Sebagai seorang pendidik, guru hams dapat memberikan pemahan kepada anak didik tentang cara-cara perawatan dan reparasi sea chest.Adapun-adapun materi yang perlu disampaikan pada siswa, harus lebih aplikatif dengan pekerjaan nyata, seperti perawan box sea chest, sea grating, valve sea chest dan strainer. Sebagai penunjang akan tujuan tersebut maka dalam pelaksanaan pembelajaraan perlu diadakan praktek bongkar pasang valve, strainer dan komponen kapal lain yang mudah untuk diadakan oleh pihak sekolah. Selain kompetensi tersebut, kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa adalah siswa dapat membaca gambar kapal, memahami system perpipaan kapal, memahami bagian-bagian mesin kapal, memehami perawatan dan perbaikan mesin kapal, serta memahami peralata-peralatan perbaikan kapal. Kesemua kompetensi tersebut wajib dikuasi oleh lulusan SMK sehingga mereka siap untuk menjadi SDM yang bergerak dalam bidang perbaikan kapal, khususnya bagian mesin kapal.

DAFTAR PUSTAKA

Anoname. Marine Internal Combustion Engine. Moscow: Mir. 1970

Biro Klasifikasi Indonesia. Hull Consruction and Machinery Installations. Jakarta: Pustaka Jaya. 2001.

De Rooij. Practical Shipbuilding, De Technische Uitgeverij H. Stam, NV Haarlem. 1978.

Germanischer Lloyd, Regulations for the construction and survey of lifting appliances, 1992.

Harrington, Roy. L, editor., Marine Engineering, SNAME. 1992

MAN B & W S26MC Project Guide 1999.

Marine Auxiliary Machinery and System by Khetagurov published by Peace Publisher, Moscow.

Resistance and Propulsion of Ship by SV.AA. Harvald published by Jon Wiley and Sons, New York, 1992.

MARPOL (Marine Polution)

IMO (International Maritime Organization)

Supangat, Bambang dan Petrus Adrianto. Pengetahuan Mesin ,Sapal 1. Jakarta: Depdikbud. 1982