plastik ni
DESCRIPTION
gggggggggggggggggggggggdddddddddddddgggTRANSCRIPT
Jenis-Jenis Utama Plastik dan Cara
Pembuatan Plastik
Kata Kunci: cara pembuatan plastik, jenis utama plastik, Polu Etylene, Poly Etylene
Therephtalate, Poly Propylene, Poly Styrene, Poly Vinyl Clhorida
Ditulis oleh Ratna dkk pada 23-01-2010
Jenis-jenis Utama Plastik
Jenis utama plastik diantaranya adalah PE (Poly Etylene), PP (Poly Propylene), PS (Poly
Styrene), PET (Poly Etylene Therephtalate), PVC (Poly Vinyl Clhorida).
PE (Poly Etylene)
Monomer : etena (CH2 = CH2)
Polyetylene ada 2 jenis, yaitu linier dan bercabang dengan struktur sebagai berikut
Kegunaan dan sifat :
- kantong plastik, botol plastik, film, cetakan
- pembungkus kabel modern
- tidak tahan panas
- fleksibel, permukaannya licin
- tidak tembus cahaya (buram) dan ada yang tembus cahaya
- titik lelehnya 115ºC
PP (Poly Propylene)
Monomer : propena (CH3 – CH = CH2)
Unit ulang polimer :
Kegunaan dan sifat :
- kantong plastik, film, automotif
- maianan mobil-mobilan, ember, botol
- lebih tahan panas
- keras, flexible, dapat tembus cahaya
- ketahanan kimianya bagus
- titik lelehnya 165ºC
PS (Poly Styrene)
Monomer : styrene
Kegunaan dan sifat :
- tidak buram, seperti glass
- kaku, mudah patah
- buram terhadap sentuhan
- meleleh pada 95ºC
- untuk penggaris, gantungan baju
- tempat menyimpan dalam kulkas, pembungkus industri minuman
- catridge printer
Reaksi :
PET (Polyethylene Terephtalate)
Monomer : ethyl terephtalate
Kegunaan dan sifat :
- jelas, keras, tahan terhadap pelarut
- tititk lelehnya 85ºC
- botol minuman berkarbonasi
- botol juice buah
- tas bantal dan peralatan tidur
- fiber tekstile
Unit ulang polimer :
Gambar 16.61 Unit Ulang PET
PVC (Poly Vinyl Chlorida)
Monomer : Vinyl Chlorida
Kegunaan dan sifat :
- karpet, kayu imitasi
- pipa air (paralon), alat-alat listrik, film
- Jas hujan
- Botol detergen
- Keras dan kaku
- dapat bersatu dengan pelarut
- tititk lelehnya 70 – 140ºC
Cara Pembuatan Plastik
Cara pembuatan plastik dapat dijelaskan dengan bagan berikut ini :
Plastik
Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik. Mereka terbentuk dari
kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga terdiri dari zat lain untuk
meningkatkan performa atau ekonomi. Ada beberapa polimer alami yang termasuk plastik.
Plastik dapat dibentuk menjadi film atau fiber sintetik. Nama ini berasal dari fakta bahwa banyak
dari mereka "malleable", memiliki properti keplastikan. Plastik didesain dengan variasi yang
sangat banyak dalam properti yang dapat menoleransi panas, keras, "reliency" dan lain-lain.
Digabungkan dengan kemampuan adaptasinya, komposisi yang umum dan beratnya yang ringan
memastikan plastik digunakan hampir di seluruh bidang industri.
Pellet atau bijih plastik yang siap diproses lebih lanjut (injection molding, ekstrusi, dll)
Plastik dapat juga menuju ke setiap barang yang memiliki karakter yang deformasi atau gagal
karena shear stress, lihat keplastikan (fisika) dan ductile.
Plastik dapat dikategorisasikan dengan banyak cara tapi paling umum dengan melihat tulang-
belakang polimernya (vinyl{chloride}, polyethylene, acrylic, silicone, urethane, dll.). Klasifikasi
lainnya juga umum.
Plastik adalah polimer; rantai panjang atom mengikat satu sama lain. Rantai ini membentuk
banyak unit molekul berulang, atau "monomer". Plastik yang umum terdiri dari polimer karbon
saja atau dengan oksigen, nitrogen, chlorine atau belerang di tulang belakang. (beberapa minat
komersial juga berdasar silikon). Tulang-belakang adalah bagian dari rantai di jalur utama yang
menghubungkan unit monomer menjadi kesatuan. Untuk mengeset properti plastik grup
molekuler berlainan "bergantung" dari tulang-belakang (biasanya "digantung" sebagai bagian
dari monomer sebelum menyambungkan monomer bersama untuk membentuk rantai polimer).
Pengesetan ini oleh grup "pendant" telah membuat plastik menjadi bagian tak terpisahkan di
kehidupan abad 21 dengan memperbaiki properti dari polimer tersebut.
Pengembangan plastik berasal dari penggunaan material alami (seperti: permen karet, "shellac")
sampai ke material alami yang dimodifikasi secara kimia (seperti: karet alami, "nitrocellulose")
dan akhirnya ke molekul buatan-manusia (seperti: epoxy, polyvinyl chloride, polyethylene).
Sejarah
Plastik merupakan material yang baru secara luas dikembangkan dan digunakan sejak abad ke-20
yang berkembang secara luar biasa penggunaannya dari hanya beberapa ratus ton pada tahun
1930-an, menjadi 150 juta ton/tahun pada tahun 1990-an dan 220 juta ton/tahun pada tahun 2005.
Saat ini penggunaan material plastik di negara-negara Eropa Barat mencapai 60kg/orang/tahun,
di Amerika Serikat mencapai 80kg/orang/tahun, sementara di India hanya 2kg/orang/tahun.[1]
Jenis plastik
Plastik dapat digolongkan berdasarkan:
Sifat fisikanya o Termoplastik. Merupakan jenis plastik yang bisa didaur-ulang/dicetak lagi dengan proses
pemanasan ulang. Contoh: polietilen (PE), polistiren (PS), ABS, polikarbonat (PC) o Termoset. Merupakan jenis plastik yang tidak bisa didaur-ulang/dicetak lagi. Pemanasan
ulang akan menyebabkan kerusakan molekul-molekulnya. Contoh: resin epoksi, bakelit, resin melamin, urea-formaldehida
Kinerja dan penggunaanya o Plastik komoditas
sifat mekanik tidak terlalu bagus tidak tahan panas Contohnya: PE, PS, ABS, PMMA, SAN Aplikasi: barang-barang elektronik, pembungkus makanan, botol minuman
o Plastik teknik Tahan panas, temperatur operasi di atas 100 °C Sifat mekanik bagus Contohnya: PA, POM, PC, PBT Aplikasi: komponen otomotif dan elektronik
o Plastik teknik khusus Temperatur operasi di atas 150 °C Sifat mekanik sangat bagus (kekuatan tarik di atas 500 Kgf/cm²) Contohnya: PSF, PES, PAI, PAR Aplikasi: komponen pesawat
Berdasarkan jumlah rantai karbonnya o 1 ~ 4 Gas (LPG, LNG) o 5 ~ 11 Cair (bensin) o 9 ~ 16 Cairan dengan viskositas rendah o 16 ~ 25 Cairan dengan viskositas tinggi (oli, gemuk) o 25 ~ 30 Padat (parafin, lilin) o 1000 ~ 3000 Plastik (polistiren, polietilen, dll)
Berdasarkan sumbernya o Polimer alami : kayu, kulit binatang, kapas, karet alam, rambut
o Polimer sintetis: Tidak terdapat secara alami: nylon, poliester, polipropilen, polistiren Terdapat di alam tetapi dibuat oleh proses buatan: karet sintetis Polimer alami yang dimodifikasi: seluloid, cellophane (bahan dasarnya dari
selulosa tetapi telah mengalami modifikasi secara radikal sehingga kehilangan sifat-sifat kimia dan fisika asalnya)
Proses manufaktur plastik
Injection molding
Bijih plastik (pellet) yang dilelehkan oleh sekrup di dalam tabung yang berpemanas diinjeksikan
ke dalam cetakan.
Ekstrusi
Bijih plastik (pellet) yang dilelehkan oleh sekrup di dalam tabung yang berpemanas secara
kontinyu ditekan melalui sebuah orifice sehingga menghasilkan penampang yang kontinyu.
Thermoforming
Lembaran plastik yang dipanaskan ditekan ke dalam suatu cetakan.
Blow molding
Biji plastik (pellet) yang dilelehkan oleh sekrup di dalam tabung yang berpemanas secara
kontinyu diekstrusi membentuk pipa (parison) kemudian ditiup di dalam cetakan.
Sifat polimer konduktif
Polimer semikonduktif dan konduktif adalah polimer terkonjugasi yang menunjukkan perubahan
ikatan tunggal dan ganda antara atom-atom karbon pada rantai utama polimer. Ikatan ganda
diperoleh dari karbon yang memiliki empat elektron valensi, namun pada molekul terkonjugasi
hanya memiliki tiga (kadang-kadang dua) atom lain. Elektron yang tersisa membentuk ikatan π,
elektron yang terdelokalisasi pada seluruh molekul. Suatu zat dapat bersifat polimer konduktif
jika mempunyai ikatan rangkap yang terkonjugasi. Contoh dari polimer terkonjugasi adalah
plastik tradisonal (polyethylen), sedangkan polimer konduktif antara lain : polyacetilen, polpyrol,
polytiopen, polyaniline dan lain lain. Indonesia merupakan salah satu penghasil biji plastik untuk
jenis Polypropylene atau PP dan High Density PolyEthylene atau HDPE.
Pembuatan Polyacetilen
Polimer konduktif dapat dibuat dari polyacetilen. Polyacetilen merupakan polimer terkonjugasi
sederhana yang mempunyai dua bentuk: yaitu bentuk cis dan trans polyacetilen.
Sedangkan pembuatan polyacetilen dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
1. cara pemanasan 2. cara dopping.
Polyacetilen bentuk trans dibuat dengan kondisi temperatur yang berbeda. Katalis Ti(O-n-
C4H9)4-(C2H5)3Al.
Temperatur (oC) % trans
150 100
100 92,5
50 67,6
18 40,7
0 21,4
-18 4,6
-78 1,9
Temperatur yang menunjukan proses isomerisasi irreversibel dengan bentuk cis terjadi pada
temperatur yang lebih tinggi pada 145 oC menghasilkan bentuk trans. Bentuk cis secara
termodinamika kurang stabil dibandingkan dengan bentuk trans. Pada temperatur tinggi, dan
secara spontan isomer cis dapat berubah menjadi trans.
Konduktifitas polyacetilen dapat ditingkatkan dengan proses halogenasi. Struktur polyacetilen
dapat mengalami resonansi sehingga konduktifitasnya menjadi lebih besar. Adanya resonansi
pada poliasetilen menyebabkan material dapat menghantarkan arus listrik.
Bila klorin ditambahkan pada film, ternyata tidak menghasilkan spektrum garis, tetapi reaksi
adisi klorin menghasilkan spektrum polyacetilen yang jelas. Sekarang dikenal doping-induced
pita IR yang disusun dari 3 pita yaitu pada 1397, 1288 dan 888 cm-1
, absorbsi kuat jelas
dibanding undoped polymer.
Industri
Sekarang ini utamanya ada enam komoditas polimer yang banyak digunakan, mereka adalah
polyethylene, polypropylene, polyvinyl chloride, polyethylene terephthalate, polystyrene, dan
polycarbonate. Mereka membentuk 98% dari seluruh polimer dan plastik yang ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari. Masing-masing dari polimer tersebut memiliki sifat degradasi dan
ketahanan panas, cahaya, dan kimia.
Sekilas
Meskipun istilah polimer lebih populer menunjuk kepada plastik, tetapi polimer sebenarnya
terdiri dari banyak kelas material alami dan sintetik dengan sifat dan kegunaan yang beragam.
Bahan polimer alami seperti shellac dan amber telah digunakan selama beberapa abad. Kertas
diproduksi dari selulosa, sebuah polisakarida yang terjadi secara alami yang ditemukan dalam
tumbuhan. Biopolimer seperti protein dan asam nukleat memainkan peranan penting dalam
proses biologi.
Referensi
1. ^ Ahvenainen, Raija. (2003). Modern Plastics Handbook (edisi ke-1st). Woodhead Publishing Limited.. hlm. 24.1.
l • b • s
Plastik
Polietilen (PE) Polipropilen (PP) Polistiren (PS)
Polietilen terephthalat (PET or
PETE) Polietilen napthalat (PEN) Poliester
Polivinil klorida (PVC) Polikarbonat (PC) Akrilonitril butadiena stiren
(ABS)
Polivinilidena klorida (PVDC) Politetrafloroetilen (PTFE) Polimetil metakrilat (PMMA)
Asam polilaktat (PLA) Poliamid (PA) Poliimid (PI)
Halaman ini terakhir diubah pada 12:51, 4 September 2011.
jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus,isotonic, gelas
plastik dan hampir semua botol minuman lainnya. Kemasan dengan angka 1 ini berarti
mengandung 30% PET. Botol-botol dengan bahan PET dan HDPE direkomendasikan
hanya untuk sekali pakai. Jangan pakai untuk air hangat apalagi panas. Buang botol yang
sudah lama atau terlihat baret-baret. Panas akan mengakibatkan lapisan polimer pada
botol bermigrasi ke makanan atau minuman.
Pada praktikum, selembar plastik dipotong dengan ukuran 5x5cm (luas 25 cm2).
kemudian ditimbang. Dari hasil yang didapat, dilakukan perhitungan gramatur dan
densitas. Gramatur adalah nilai yang menunjukkan bobot bahan per satuan luas bahan
(g/m2), sedangkan densitas atau bobot jenis adalah nilai yang menunjukkan bobot bahan
per satuan volume (g/cm3). Gramatur ditentukan dengan menimbang contoh bahan dan
membagi bobot dengan luasannya melalui persamaan berikut:
Gramatur (g/m2) = bobot contoh (g) x 10000 cm2
25 cm2
1 m 2
Densitas (g/cm3) diperoleh dengan membagi gramatur plastik (g/cm2) dengan tebal
plastik (cm) atau berat rata-rata plastic dibagi dengan volume. Tebal bahan diukur
menggunakan mikrometer sekrup dan jangka sorong di tiga tempat yang berbeda pada
satu lembar contoh bahan dan diambil nilai rata-ratanya. Jika satu lembar plastik terlalu
tipis, maka plastik dilipat beberapa lapisan sampai terbaca pada alat ukur (micrometer
atau jangka sorong), setelah itu hasil pengukuran dibagi oleh banyaknya lipatan.
Data perhitungan gramature dan densitas plastik dapat dilihat pada tabel hasil
pengamatan. Berdasarkan data tersebut, plastik PVC lebih tebal dan lebih berat
dibandingkan dengan jenis plastik lain yang diuji. Demikian juga dengan nilai gramatur
dan densitasnya. Hal ini dapat disebabkan karena pada PVC terdapat formasi rantai lurus,
sehingga densitasnya tinggi. PVC dihasilkan dari proses polimerisasi dengan adisi HCl
yang menghasilkan polimer rantai lurus dengan ikatan ganda. Hal ini meningkatkan
derajat kristalinitas dan titik lunak,
karena energi yang diperlukan untuk melepaskan ikatan sekunder antara rantai
(jaraknya tidak jauh dan tidak tersusun secara kuat) adalah besar.
Menurut teori, LDPE mempunyai densitas antara 0,915 sampai 0,939 g/cm3, tidak
jauh berbeda dari hasil praktikum yaitu 0,937. Sedangkan HDPE mempunyai densitas
sebesar > 0,940 g/cm3, dari data praktikum didapatkan 1,0392 g/cm3 sehingga tidak
begitu jauh dari teori. Menurut teori, densitas PVC berkisar antara 1,38 – 1,41 g/cm3, dari
praktikum didapatkan 1,342 g/cm3 (sesuai teori). Densitas PP menurut teori berkisar
antara 0,90 – 0,91 g/cm3, dari praktikum PP berketebalan 0,1mm sebesar 0,6587 dan PP
berketebalan 0,3 mm sebesar 3,279x10-5 g/cm3. Ternyata densitas PP dengan tebal 0,3
mm tidak sesuai teori. Hal ini disebabkan karena kesalahan dalam pengukuran ketebalan
atau kesalahan dalam penimbangan.
Pengukuran nilai densitas pada plastik sangat penting, karena densitas dapat
menunjukkan struktur plastik secara umum. Aplikasi dari hal tersebut yaitu dapat dilihat
kemampuan plastik dalam melindungi produk dari beberapa zat seperti air, O2 dan CO2.
Birley, et al. (1988), mengemukakan bahwa plastik dengan densitas yang rendah
menandakan bahwa plastik tersebut memiliki
struktur yang terbuka, artinya mudah atau dapat ditembusi fluida seperti air, oksigen atau
CO2. Jadi nilai densitas plastik sangat penting dalam menentukan sifat-sifat plastik yang
berhubungan dengan pemakaiannya. Dalam perdagangan
mungkin digunakan satuan gramatur, karena satuan ini cukup mewakili pihak
produsen (berat plastik) dan konsumen (luas plastik).
Dalam praktikum, dilakukan identifikasi jenis plastik dengan uji nyala. Satu lembar
plastik dibakar pada salah satu ujungnya. Pengamatan dilakukan terhadap kemudahan
terbakar (kemudahan api menyala), kemudahan api padam sendiri, bau hasil pembakaran,
warna nyala api dan asap, serta kelakuan bahan selama pembakaran.
Dari hasil pengamatan, jenis plastik yang paling mudah terbakar dari semua jenis
bahan plastik yang diteliti adalah jenis polietilen (LDPE), bahkan pada LDPE ini, saat
sumber api dijauhkan tidak mati. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa PE
dengan massa jenis 38 mempunyai konduktivitas thermal 0.046, sedangkan PVC dengan
massa jenis 35 memiliki konduktivitas thermal 0.028. Jadi wajar saja LDPE lebih mudah
terbakar, karena bahan plastik ini mempunyai daya penghantar panas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan PVC.
BAB VI
KESIMPULAN
HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, dan kaku dibanding LDPE karena
HDPE mempunyai jumlah rantai cabang yang lebih sedikit dibanding LDPE
Densitas PP dengan tebal 0,3 mm tidak sesuai teori. Hal ini disebabkan karena
kesalahan dalam pengukuran ketebalan atau kesalahan dalam penimbangan
Plastik PVC lebih tebal dan lebih berat dibandingkan dengan jenis plastik lain
yang diuji karena pada PVC terdapat formasi rantai lurus
Densitas dapat menunjukkan struktur plastik secara umum
LDPE lebih mudah terbakar, karena bahan plastik ini mempunyai daya
penghantar panas yang lebih tinggi dibandingkan dengan PVC
DAFTAR PUSTAKA
Anonima.Available at :http ://www.indoc ina.net/viewtop ic.php (diakses tanggal : 6
Maret 2009)
Anonimb.2008.Available at : http://cybertravel.cbn.net.id (diakses tanggal : 6
Maret 2009)
Anonimc.2008.Kenali
Kode
Bahan
Plastik.
Available
at
:
http://harisxyz.wordpress.com (diakses tanggal : 6 Maret 2009)
Anonimd.2008.Masalah Kemasan Plastik.Availablle at : http://fkpa-
rl.blogspot.com
Anonime.2008.Plastik. Available at : http://www.distributorplastik.com
Buckle, K.A., R.A. Edward, G.H. Fleet, dan M. Wooton. 1987.Ilmu Pangan.
Diterjemahkan oleh H. Purnomo dan Adiono.Penerbit Univesitas Indonesia,
Jakarta
Bierley, A.W., R.J. Heat and M.J. Scott, 1988, Plastic Materials Properties and
Aplications. cations. Chapman and Hall Publishing, New York.
Mimi Nurminah. 2002. Penelitian Sifat Berbagai Bahan Kemasan Plastik dan
Kertas Serta Pengaruhnya terhadap Bahan yang dikemas. Available at :
http://www.iptek.net.id (diakses tanggal: 6 Maret 2008)
lastik, benda yang satu ini tidak pernah bisa lepas dari kehidupan kita sehari-hari. Mulai dari
toples tempat makanan, botol air minum, botol susu, gantungan baju, compact disk (CD), pipa
paralon, sampai tas kresek aneka warna, semuanya itu mengandung bahan plastik. Coba kita
perhatikan di sekitar kita, sudah dipenuhi dengan sampah plastik yang tentunya sangat sulit
untuk didaur ulang.
Akhir-akhir ini juga banyak dibahas di berbagai media bahwa plastik itu berbahaya bagi
kesehatan. Sebagai orang awam agak sulit membedakan mana plastik yang aman dan yang tidak
aman. Anda tidak perlu khawatir, sebab sudah diatur dan ditetapkan secara internasional
sehingga di negara manapun di dunia ini menggunakan kode dan simbol yang sama. Namun
demikian tidak semua orang mengetahui tersebut, padahal sangatlah penting mengetahui kode
dan simbol tersebut sebab berkaitan dengan jenis bahan serta cara dampak pemakaiannya.
Kode ini dikeluarkan oleh The Society of Plastic Industry pada tahun 1998 di Amerika Serikat
dan diadopsi oleh lembaga-lembaga pengembangan sistem kode, seperti ISO (International
Organization for Standardization). Secara umum tanda pengenal plastik tersebut :
1. Berada atau terletak dibagian bawah
2. Berbentuk segitiga
3. Didalam segitiga tersebut terdapat angka
4. Serta nama jenis plasti di bawah segitiga
Tanda pengenal plastik itu dibagi menjadi 7 buah kelompok. Serta 3 tambahan sehingga secara
keseluruhan ada 10 buah. Tanda-tanda plastik tersebut adalah
JENIS 1 :
Tanda ini biasanya tertera logo daur ulang dengan angka 1 di tengahnya
serta tulisan PETE atau PET (polyethylene terephthalate) di bawah segitiga. Biasa dipakai untuk
botol plastik, berwarna jernih/transparan/ tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus,
dan hampir semua botol minuman lainnya. BOTOL JENIS PET/PETE ini direkomendasikan
HANYA SEKALI PAKAI. Bila terlalu sering dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air
hangat apalagi panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan
mengeluarkan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) dalam jangka panjang.
JENIS 2 :
Umumnya, pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang dengan angka 2 di
tengahnya, serta tulisan HDPE (high density polyethylene) di bawah segitiga. Biasa dipakai
untuk botol susu yang berwarna putih susu, tupperware, galon air minum, kursi lipat, dan lain-
lain. HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu
tinggi. HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena
kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan
makanan/minuman yang dikemasnya. Sama seperti PET, HDPE juga direkomendasikan hanya
untuk sekali pemakaian karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring
waktu.
JENIS 3 :
Tertera logo daur ulang (terkadang berwarna merah) dengan angka 3 di tengahnya, serta tulisan
V. V itu berarti PVC (polyvinyl chloride), yaitu jenis plastik yang paling sulit didaur ulang.
Plastik ini bisa ditemukan pada plastikpembungkus (cling wrap), dan botol-botol. Reaksi yang
terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas dengan plastik ini berpotensi berbahaya untuk
ginjal, hati dan berat badan. Sebaiknya kita mencari alternatif pembungkus makanan lain (bukan
bertanda 3 dan V) seperti plastik yang terbuat dari polietilena atau bahan alami (daun pisang
misalnya).
JENIS 4 :
Tertera logo daur ulang dengan angka 4 di tengahnya, serta tulisan LDPE. LDPE (low density
polyethylene) yaitu plastik tipe cokelat (thermoplastic/ dibuat dari minyak bumi) , biasa dipakai
untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang lembek.
Sifat mekanis jenis plastik LDPE adalah :
1. Kuat
2. Agak tembus cahaya
3. Fleksibel dan permukaan agak berlemak
4. Pada suhu di bawah 60 C sangat resisten terhadap senyawa kimia
5. Daya proteksi terhadap uap air tergolong baik
6. Kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen
7. Plastik ini dapat didaur ulang, baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas,
tetapi kuatdan memiliki resisitensi yang baik terhadap reaksi kimia.
Barang berbahan LDPE ini sulit dihancurkan, tetapi tetap baik untuk tempat makanan karena
sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini.
JENIS 5 :
Tertera logo daur ulang dengan angka 5 di tengahnya, serta tulisan PP. Karakteristik adalah biasa
botol transparan yang tidak jernih atau berawan. Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya
tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan
cukup mengkilap. Jenis PP (polypropylene) ini adalah pilihan bahan plastik terbaik, terutama
untuk tempat makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan
terpenting botol minum untuk bayi. Carilah dengan kode angka 5 bila membeli barang berbahan
plastik untuk menyimpan kemasan berbagai makanan dan minuman.
JENIS 6 :
Tertera logo daur ulang dengan angka 6 di tengahnya, serta tulisan PS. PS (polystyrene)
ditemukan tahun 1839, oleh Eduard Simon, seorang apoteker dari Jerman, secara tidak sengaja.
PS biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain-
lain. Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan styrene ke dalam
makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Selain tempat makanan, styrene juga bisa
didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung. Bahan ini harus
dihindari, karena selain berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada
wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, dan pertumbuhan dan sistem syaraf, juga karena
bahan ini sulit didaur ulang. Pun bila didaur ulang, bahan ini memerlukan proses yang sangat
panjang dan lama. Bahan ini dapat dikenali dengan kode angka 6, namun bila tidak tertera kode
angka tersebut pada kemasan plastik, bahan ini dapat dikenali dengan cara dibakar (cara terakhir
dan sebaiknya dihindari). Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api berwarna kuning-
jingga, dan meninggalkan jelaga.
JENIS 7 :
Tertera logo daur ulang dengan angka 7 di tengahnya, serta tulisann OTHER. Untuk jenis plastik
7 Other ini ada 4 jenis, yaitu :
1. SAN – styrene acrylonitrile
2. ABS – Acrylonitrile butadiene styrene
3. PC – polycarbonate
4. Nylon
Dapat ditemukan pada tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga, suku
cadang mobil, alat-alat rumah tangga, komputer, alat-alat elektronik, dan plastik kemasan. SAN
dan ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu, kekuatan, kekakuan,
dan tingkat kekerasan yang telah ditingkatkan. Biasanya terdapat pada mangkuk mixer,
pembungkus termos, piring, alat makan, penyaring kopi, dan sikat gigi, sedangkan ABS biasanya
digunakan sebagai bahan mainan lego dan pipa.
Plastik dengan jenis 7 yaitu SAN dan ABS merupakan salah satu bahan plastik yang sangat baik
untuk digunakan dalam kemasan makanan ataupun minuman. Bagaimana jenis plastik dengan
kode 7 serta tulisan PC? PC – atau nama Polycarbonate dapat ditemukan pada botol susu bayi,
gelas anak batita (sippy cup), botol minum polikarbonat, dan kaleng kemasan makanan dan
minuman, termasuk kaleng susu formula. Dapat mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-
A ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem hormon, kromosom pada
ovarium, penurunan produksi sperma, dan mengubah fungsi imunitas. Dianjurkan tidak
digunakan untuk tempat makanan ataupun minuman. Ironisnya botol susu sangat mungkin
mengalami proses pemanasan, entah itu untuk tujuan sterilisasi dengan cara merebus, dipanaskan
dengan microwave, atau dituangi air mendidih atau air panas.
Secara agaris besar apakah yang kita lakukan setelah memperoleh informasi Simbol Plastik
tersebut?
Harus bijak menggunakan plastik, khususnya kode 1,3,6,7 (PC), seluruhnya memiliki
bahaya secara kimiawi. Gunakan hanya sekali pakai saja!
Lebih aman menggunakan plastik dengan kode 2,4,5dan 7 (SAN dan ABS)
Hal lain yang penting diwaspadai dari penggunaan plastik dalam industri makanan yaitu
kontaminasi zat pewarna plastik dalam makanan, misalnya banyak penjual makanan seperti
gorengan yang menggunakan plastik sebagai pembungkus. Makanan dimasukkan ke dalam
plastik masih dalam kondisi panas, sedangkan zat perwarna ini apabila terkena makanan bisa
terurai, terdegradasi menjadi bentuk zat radikal beracun yang berbahaya bagi kesehatan terutama
dapat menyebabkan sel tubuh berkembang tidak terkontrol seperti pada penyakit kanker. Oleh
karena itu hindari membungkus makanan dengan menggunakan tas kresek , terutama pada saat
makanan tersebut masih dalam keadaan panas.
Bagi para orang tua yang masih memerlukan botol susu untuk putra-putrinya, berikut tips yang
bis diterapkan :
1. Pilih dan gunakan botol susu bayi berbahan kaca atau plastik jenis 4 atau 5
2. Gunakan cangkir bayi berbahan stainless steel atau plastik jenis 4 atau 5
3. Untuk dot, gunakanlah yang berbahan silikon, sebab tidak akan mengeluarkan zat
karsinogenik sebagaimana pada dot berbahan latex
4. Hindari penggunaan botol susu bayi dan cangkir bayi (dengan lubang penghisapnya)
berbahan jenis 7 PC (polycarbonate)
5. Jika terpaksa menggunakan plastik berbahan polycarbonate, janganlah menyimpan air
minum ataupun makanan dalam keadaan panas.
Hindari penggunaan botol plastik untuk menyimpan air minum (biasa digunakan untuk tempat
air putih didalam kulkas). Jika penggunaan botol plastik berbahan PET (kode 1) dan HDPE
(kode 2), tidak dapat dicegah, gunakanlah hanya sekali pakai dan segera dihabiskan. Gunakanlah
botol stainless stell atau gelas/kaca. Cegahlah memanaskan makanan yang dikemas dalam
plastik, khususnya pada microwave oven, bungkuslah terlebih dahulu makanan dengan daun
pisang atau kertas sebelum dibungkus dengan plastik pembungkus ketika akan dipanaskan di
mocrowave.Cegah menggunakan kemasan plastik untuk mengemas makanan berminyak atau
berlemak. Cobalah untuk mulai menggunakan kemasan berbahan kain untuk membawa sayuran,
makanan, ataupun belanjaan. Cegah penggunaan piring dan alat makan plastik untuk masakan.
Gunakanlah alat makan berbahan stainless stell, kaca, keramik dan kayu.
Setelah kita paham mengenai jenis-jenis bahan plastik yang aman ataupu tidak baik digunakan
terutama sebagai pengemas makanan dna minuman, ada baiknya kita lebih cermat memilih
barang-barang yang akan kita gunakan. Sayangilah diri anda dan keluarga anda….
Kode Plastik / Plastic dalam industri
Kode 1 Plastik / Plastic bertuliskan PET atau PETE
Plastik / Plastic PET atau PETE (Polyethylene terephthalate) sering
digunakan sebagai Plastik / Plastic botol minuman, minyak goreng, kecap,
sambal, obat, maupun kosmetik. Plastik jenis ini tidak boleh digunakan
berulang-ulang atau hanya sekali pakai. Habiskan segera isinya, jika tutup
wadah telah dibuka. Semakin lama wadah terbuka, maka kandungan kimia
yang terlarut semakin banyak.
Kode 2 Plastik / Plastic Bertuliskan HDPE
Plastik / Plastic HDPE atau High Density Polyethylene banyak ditemukan
sebagai Plastik / Plastic kemasan makanan dan obat yang tidak tembus
pandang. Plastik jenis ini digunakan untuk botol kosmetik, obat, minuman,
tutup plastik, jeriken pelumas, dan cairan kimia.
Resin-resin kemasan plastik
Logo Deskripsi Sifat Aplikasi Produk Produk-
produk
yang Dibuat
dengan
Bahan Daur
Ulang
Polyethylene Terephthalate
(PET, PETE). Plastik PET
bersifat jernih, kuat dan
memiliki daya penahan gas juga
memiliki kelembaban yang baik.
Resin ini biasanya dipakai pada
botol-botol minuman dan
banyak wadah untuk produk
konsumen yang dicetak dengan
injeksi.
- Jernih dan
permukaanny
a secara optik
adalah halus
untuk
membuat film
(selaput) dan
botol plastik.
- Penahan
untuk
oksigen, air
dan karbon
dioksida yang
sangat baik.
- Ketahanan
yang baik
terhadap
benturan dan
tidak mudah
pecah.
- Ketahanan
yang baik
terhadap
sebagian
besar larutan.
- Dapat diisi
dengan zat
panas.
- Botol-botol jenis
plastik untuk
minuman bersoda,
air, jus, minuman
olahraga, bir, obat
kumur, kecap dan
saus salad.
- Toples-toples
makanan untuk
selai kacang, jelly
dan acar.
- Selaput (film)
yang dapat dipakai
di oven dan
nampan makanan
yang dapat
digunakan di
microwave.
- Selain kemasan,
kegunaan utama
PET adalah pada
plastik tali dan
selaput (film).
- Wadah-
wadah untuk
makanan,
minuman
(botol).
- Selaput
(film) dan
plastik
lembaran.
- Plastik
pengikat,
seperti tali
tambang.
High Density Polyethylene
(HDPE), HDPE dipakai untuk
membuat berbagai jenis botol.
Botol-botol HDPE yang tidak
berpigmen biasanya transparan,
memiliki sifat penahan dan
kekakuan yang baik, dan sangat
cocok untuk produk-produk
kemasan dengan usia
penyimpanan yang pendek
seperti susu.
Karena HDPE memiliki
ketahanan kimia yang
baik, HDPE biasa digunakan
untuk mengemas berbagai bahan
kimia rumah tangga dan industri
seperti deterjen dan pemutih.
Botol-botol HDPE yang
berpigmen memiliki ketahanan
retak terhadap tekanan lebih
baik daripada HDPE yang tidak
berpigmen.
- Ketahanan
yang baik
terhadap
sebagian
besar larutan.
- Kekuatan
regangan
yang lebih
tinggi
dibandingkan
dengan
bentuk-
bentuk
polyethylene
atau plastik
lainnya.
- Bahan yang
relatif kaku
dengan
ketahanan
suhu yang
fungsional.
- Botol-botol susu,
air, jus, kosmetik,
shampoo, dll.
- Plastik kantung
belanja di toko,
pasar, dan mall.
- Botol-botol
untuk barang
-
barang bukan
makanan
seperti
shampoo,
conditioner,
deterjen
pakaian cair,
selaput (film)
dan plastik
lembaran.
Polyvinyl Chloride (PVC ,
Vinyl). Selain dari sifat fisiknya
yang stabil, PVC memiliki
ketahanan kimia yang
baik, ketahanan terhadap cuaca,
bersifat mengalir dan listrik
stabil.
Rangkaian beragam produk
vinyl dapat dipisahkan secara
umum menjadi bahan yang kaku
dan lentur.
- Mempunyai
kekuatan
benturan yang
baik dan
sangat jernih
serta kinerja
pemrosesan
yang sangat
baik.
- Tahan
terhadap
lemak,
minyak dan
zat kimia.
- Aplikasi kemasan
kaku yang meliputi
kemasan plastik
berbentuk antara
lain : mika film
(plastik kaku
berbentuk yang
ditutup karton
disisi lainnya).
- Penggunaan
plastik kemasan
yang fleksibel
meliputi kantung-
kantung untuk
sprei dan medis,
shrink wrap
(plastik
pembungkus yang
mengkerut), plastik
pembungkus
- Untuk
pengemasan,
selaput (film)
dan plastik
lembaran.
makanan siap saji
dan daging agar
lebih tahan lama.
- Selain kemasan,
kegunaan utama
PVC adalah sebaga
i plastik aplikasi
yang bersifat
fleksibel / lentur
meliputi produk-
produk kesehatan
seperti kantung
darah.
Low Density Polyethylene
(LDPE). LDPE biasa dipakai
pada selaput (film) karena
sifatnya yang kuat, lentur dan
cukup transparan yang
membuatnya sering digunakan
pada
aplikasi yang memerlukan pelap
is panas.
LDPE juga dipakai untuk
membuat tutup dan botol yang
lentur, termasuk Linear Low
Density Polyethylene (LLDPE).
- Ketahanan
yang baik
terhadap
asam, basa
dan minyak
sayur.
- Kekuatan,
kelenturan,
dan cukup
transparan
(kombinasi
sifat yang
baik, untuk
aplikasi
kemasan yang
memerlukan
heat-sealing).
- Kantung plastik
untuk dry cleaning,
koran, roti,
makanan beku,
minuman, barang
cair, produk segar,
dan kantung
sampah rumah
tangga.
- Shrink wrap
(bungkus yang
mengkerut) dan
stretch film
(selaput lapisan
yang melar).
- Lapisan untuk
dus kertas susu dan
cangkir minuman
panas dan dingin.
- Tutup wadah
mainan.
- Plastik botol yang
bisa di tekan
(misalnya untuk
madu dan
mustard).
- Amplop
pengiriman,
plastik
sampah dan
untuk
minuman
serta barang
cair, film dan
lembaran.
- Selain kemasan,
kegunaan utama
LDPE adalah
untuk aplikasi
cetak injeksi,
kantung/botol.
Polypropylene (PP). PP
memiliki ketahanan terhadap zat
kimia yang sangat baik. PP
bersifat kuat dan memiliki titik
leleh yang tinggi sehingga baik
untuk di isi cairan panas.
Resin ini ditemukan pada
kemasan lentur, kaku, serat, dan
bagian yang dicetak yang
memiliki ukuran besar untuk
mobil dan produk konsumen.
- Kejernihan
optik yang
sangat baik
pada film
berorientasi
dua poros
(biaxially
oriented
films) dan
wadah yang
dicetak
dengan cara
ditiup dan
dimelarkan.
- Transmisi
uap dengan
kelembaban
rendah.
- Inersia
terhadap
asam, alkali
dan mayoritas
larutan.
- Untuk yogurt,
margarin, makanan
kering dan
makanan siap saji.
- Botol-botol obat,
tutup botol dan
penutup (closure)
botol kecap dan
sirup.
- Selain kemasan,
kegunaan utama
PP adalah untuk
serat, perangkat
rumah tangga dan
produk customer.
- Lembaran
(sheeting).
Polystyrene (PS). PS adalah
plastik yang memiliki banyak
kegunaan yang biasanya kaku
atau dibusakan. Polystyrene
yang umum bersifat jernih, keras
dan getas. Ia memiliki titik leleh
yang cukup rendah.
Aplikasi umum meliputi
kemasan pelindung, kemasan
makanan jadi, botol, dan wadah
makanan. PS sering
dikombinasikan dengan karet
untuk membuat polystyrene
- Daya tahan
kelembaban
yang sangat
baik untuk
produk yang
berumur
pendek.
- Mempunyai
kejernihan
optik yang
sangat baik
pada bentuk
kegunaan
- Barang-barang
layanan makanan,
seperti styrofoam
gelas, piring,
mangkuk, alat
makan.
- Wadah untuk
makanan jadi yang
ber-penjepit,
nampan daging,
ayam segar, dan
wadah makanan
yang kaku (misal :
- Barang-
barang
layanan
makanan
berbusa,
seperti
: kardus
cangkang
telur.
- Barang
cetakan
plastik yaitu
produk
yang tahan benturan keras
(HIPS) yang digunakan untuk
kemasan dan aplikasi yang awet
yang memerlukan kekuatan,
bukan kejernihan.
umum.
- Kekakuan
besar dalam
bentuk busa
dan kaku.
- Kekakuan
dengan
kepadatan
rendah dan
tinggi pada
aplikasi
berbusa.
- Daya hantar
panas yang
rendah dan
sifat insulasi
yang sangat
baik dalam
bentuk busa.
yogurt). Barang-
barang ini dapat
dibuat dengan PS
berbusa / gabus
atau tidak berbusa.
- Tempat-tempat
CD dan botol
aspirin.
pengganti
kayu.
- Kemasan
pelindung
berbusa
/ (Expandabl
e
Polystyrene)
yang bisa
dimelarkan
(EPS).
Kode 3 Plastik / Plastic Bertuliskan PVC
Plastik / Plastic PVC atau Polyvinyl Chloride (PVC) sering digunakan pada
mainan anak, bahan bangunan, dan Plastik / Plastic kemasan untuk produk
bukan makanan. PVC dianggap sebagai jenis plastik yang paling berbahaya.
Beberapa negara Eropa bahkan sudah melarang penggunaan PVC untuk
bahan mainan anak di bawah tiga tahun.
Kode 4 Plastik / Plastic Bertuliskan LDPE
Plastik / Plastic LDPE atau Low Density Polyethylene (LDPE) sering
digunakan untuk membungkus, misalnya sayuran, daging beku, kantong/tas
kresek
Kode 5 Plastik / Plastic Bertuliskan PP
Plastik / Plastic PP atau Polypropylene sering digunakan sebagai kemasan
Plastik / Plastic makanan, minuman, dan botol bayi menggunakan plastik
jenis ini.
Polipropilena
Belum Diperiksa
Artikel atau bagian dari artikel ini diterjemahkan dari Polypropylene di en.wikipedia.org. Isinya
mungkin memiliki ketidakakuratan. Selain itu beberapa bagian yang diterjemahkan kemungkinan
masih memerlukan penyempurnaan. Pengguna yang mahir dengan bahasa yang bersangkutan
dipersilakan untuk menelusuri referensinya dan menyempurnakan terjemahan ini.
(Pesan ini dapat dihapus jika terjemahan dirasa sudah cukup tepat)
Polipropilena
Nama IUPAC[sembunyikan]
poly(propene)
Nama lain[sembunyikan]
Polipropilena; Polipropena;
Polipropena 25 [USAN];Polimer propena;
Polimer propilena; homopolimer 1-Propena
Identifikasi
Nomor CAS [9003-07-0]
Sifat
Rumus molekul (C3H6)x
Densitas
0.855 g/cm3, tak berbentuk
0.946 g/cm3, kristalin
Titik leleh
~ 160 °C
Kecuali dinyatakan sebaliknya, data di atas berlaku
pada temperatur dan tekanan standar (25°C, 100 kPa)
Sangkalan dan referensi
Tutup dari propilena sebuah kotak permen Tic Tac, dengan sebuah living hinge serta kode identifikasi
resin di bawah sayapnya
Polipropilena atau polipropena (PP) adalah sebuah polimer termo-plastik yang dibuat oleh
industri kimia dan digunakan dalam berbagai aplikasi, diantaranya pengemasan, tekstil
(contohnya tali, pakaian dalam termal, dan karpet), alat tulis, berbagai tipe wadah terpakaikan
ulang serta bagian plastik, perlengkapan labolatorium, pengeras suara, komponen otomotif, dan
uang kertas polimer. Polimer adisi yang terbuat dari propilena monomer, permukaannya tidak
rata serta memiliki sifat resistan yang tidak biasa terhadap kebanyakan pelarut kimia, basa dan
asam. Polipropena biasanya didaur-ulang, dan simbol daur ulangnya adalah nomor "5": .
Pengolahan lelehnya polipropilena bisa dicapai melalui ekstrusi dan pencetakan. Metode ekstrusi
(peleleran) yang umum menyertakan produksi serat pintal ikat (spun bond) dan tiup (hembus)
leleh untuk membentuk gulungan yang panjang buat nantinya diubah menjadi beragam produk
yang berguna seperti masker muka, penyaring, popok dan lap.
Teknik pembentukan yang paling umum adalah pencetakan suntik, yang digunakan untuk
berbagai bagian seperti cangkir, alat pemotong, botol kecil, topi, wadah, perabotan, dan suku
cadang otomotif seperti baterai. Teknik pencetakan tiup dan injection-stretch blow molding juga
digunakan, yang melibatkan ekstrusi dan pencetakan.
Ada banyak penerapan penggunaan akhir untuk PP karena dalam proses pembuatannya bisa di-
tailor grade dengan aditif serta sifat molekul yang spesifik. Sebagai misal, berbagai aditif
antistatik bisa ditambahkan untuk memperkuat resistensi permukaan PP terhadap debu dan pasir.
Kebanyakan teknik penyelesaikan fisik, seperti pemesinan, bisa pula digunakan pada PP.
Perawatan permukaan bisa diterapkan ke berbagai bagian PP untuk meningkatkan adhesi
(rekatan) cat dan tinta cetak.
[sunting] Degradasi
Polipropilena dapat mengalami degradasi rantai saat terkena radiasi ultraungu dari sinar
matahari. Jadi untuk penggunaan propilena di luar ruangan, bahan aditif yang menyerap
ultraungu harus digunakan. Jelaga (celak) juga menyediakan perlindungan dari serangan UV.
Polimer bisa dioksidasi pada suhu yang tinggi, merupakan permasalahan yang umum dalam
operasi pencetakan. Antioksidan normalnya ditambahkan untuk mencegah degradasi atau
oksidasi polimer.
Biosida amonium kuartener serta olaamida yang bocor dari plastik polipropilena ditemukan
memengaruhi hasil eksperimen.[1]
Karena polipropilena digunakan sebagai wadah penyimpan
makanan seperti yoghurt, permasalahan ini sedang dipelajari.[2]
[sunting] Sifat-sifat kimia dan fisik
Kebanyakan polipropilena komersial merupakan isotaktik dan memiliki kristalinitas tingkat
menengah di antara polietilena berdensitas rendah dengan polietilena berdensitas tinggi; modulus
Youngnya juga menengah. Melalui penggabungan partikel karet, PP bisa dibuat menjadi liat
serta fleksibel, bahkan di suhu yang rendah. Hal ini membolehkan polipropilena digunakan
sebagai pengganti berbagai plastik teknik, seperti ABS. Polipropilena memiliki permukaan yang
tak rata, seringkali lebih kaku daripada beberapa plastik yang lain, lumayan ekonomis, dan bisa
dibuat translusen (bening) saat tak berwarna tapi tidak setransparan polistirena, akrilik maupun
plastik tertentu lainnya. Bisa bula dibuat buram dan/atau berwarna-warni melalui penggunaan
pigmen, Polipropilena memiliki resistensi yang sangat bagus terhadap kelelahan (bahan).
Polipropilena memiliki titik lebur ~160 °C (320 °F), sebagaimana yang ditentukan Differential
Scanning Calorimetry (DSC).
MFR (Melt Flow Rate) maupun MFI (Melt Flow Index) merupakan suatu indikasi berat
molekulnya PP serta menentukan seberapa mudahnya bahan mentah yang meleleh akan mengalir
saat pengolahan berlangsung. MFR PP yang lebih tinggi akan mengisi cetakan plastik dengan
lebih mudah selama berlangsungnya proses produksi pencetakan suntik maupun tiup. Tapi ketika
arus leleh (melt flow) meningkat, maka beberapa sifat fisik, seperti kuat dampak, akan menurun.
Ada tiga tipe umumnya PP: homopolimer, random copolymer dan impact copolymer atau
kopolimer blok. Comonomer yang digunakan adalah etena. Karet etena-propilena yang
ditambahkan ke homopolimer PP meningkatkan kuat dampak suhu rendahnya. Monomer etena
berpolimer acak yang ditambahkan ke homopolimer PP menurunkan kristalinitas polimer dan
membuat polimer lebih tembus pandang.
[sunting] Sintesis
Ruas-ruas pendeknya polipropilena, menunjukkan berbagai contoh isotaktik (atas) dan taktisitas
sindiotaktik (atas).
Konsep yang penting untuk memahami hubungan antara struktur polipropilena dengan sifat-
sifatnya adalah taktisitas. Orientasi relatifnya setiap gugus metil (CH3 dalam gambar sebelah
kiri) yang dibandingkan dengan gugus metil di berbagai monomer yang berdekatan punya efek
yang kuat pada kemampuan polimer yang sudah jadi untuk membentuk kristal, sebab tiap gugus
metil memakan tempat serta membatasi pelenturan/pelentukan tulang punggung (backbone
bending).
Seperti kebanyakan polimer vinil yang lain, polipropilena yang berguna tak bisa dihasilkan oleh
polimerisasi radikal dikarenakan lebih tingginya reaktivitas hidrogen alilik (yang mengarah ke
dimerisasi) selama polimerisasi. Bahan yang dihasilkan dari proses itu akan memiliki gugus
metil yang tersusun acak, yang disebut PP ataktik. Kurangnya benah jangkau panjang mencegah
apapun kristalinitas di dalam bahan seperti itu, menghasilkan sebuah bahan amorf berkekuatan
sangat kecil.
Katalis Ziegler-Natta mampu membatasi berbagai monomer mendatang ke sebuah orientasi yang
spesifik, hanya menambahkan monomer-monomer itu ke rantai polimer jika mereka menghadap
ke arah yang benar. Polipropilena yang paling tersedia secara komersil dibuat dengan katalis
Ziegler-Natta, yang menghasilkan polipropilena yang pada umumnya isotaktik (lantai sebelah
atas dalam gambar di atas). Dengan gugus metil konsisten di satu sisi, molekul seperti itu
cenderung melingkar ke dalam bentuk heliks; heliks-heliks ini lalu berjajar bersebelahan untuk
membentuk kristal yang memberikan sifat-sifat yang dinginkan dari sebuah polipropilena
komersial.
Sebuah model bola-dan-rantingnya polipropilena sindiotaktik.
Katalis Kaminsky yang terekayasa dengan lebih presisi menawarkan tingkat kendali yang lebih
besar. Didasarkan pada molekul metalosena, katalis ini menggunakan gugus organik untuk
mengendalikan monomer yang ditambahkan, sehingga pilihan katalis yang lebih tepat mampu
menghasilkan polipropilena yang isotaktik, sindiotaktik, atau ataktik, atau bahkan kombinasi dari
ketiga sifat tersebut. Selain kontrol kualitatif tadi, katalis Kaminsky membolehkan kontrol
kuantitatif yang lebih baik, dengan jauh lebih baiknya rasio taktisitas yang diinginkan daripada
teknik Ziegler-Natta sebelumnya. Katalis ini menghasilkan pula distribusi berat molekul yang
lebih sempit daripada katalis Ziegler-Natta yang tradisional, yang mampu meningkatkan
berbagai sifat lebih jauh lagi.
Untuk menghasilkan polipropilena yang elastis, katalis yang menghasilkan polipropilena
isotaktik bisa dibuat, tapi dengan gugus organik yang memengaruhi taktisitas yang ditahan di
tempat oleh sebuah ikatan yang relatif lemah. Setelah katalis menghasilkan polimer pendek yang
mampu berkristalisasi, cahaya dengan frekwensi yang tepat digunakan untuk memecahkan ikatan
yang lemah ini, serta menghilangkan selektivitas katalis sehingga panjang rantai yang tersisa
adalah ataktik. Hasilnya adalah bahan yang pada umumnya amorf dengan kristal-kristal kecil
tersisip di dalamnya.Karena salah satu ujung dari tiap rantai berada di dalam sebuah kristal
sedang sebagian besar panjangnya berada dalam bentuk amorf dan lunak, maka wilayah kristalin
punya kegunaan yang sama dengan vulkanisasi.
[sunting] Mekanisme katalis metalosena
Reaksi kebanyakan katalis metalosena membutuhkan sebuah ko-katalis untuk pengaktifan. Salah
satu ko-katalis yang paling umum digunakan untuk tujuan ini adalah Methylaluminoxane
(MAO)[3]
. Ko-katalis yang lain adalah Al(C2H5)3[4]
. Ada sejumlah katalis metalosena yang bisa
digunakan untuk polimerisasi propilena. (Sejumlah katalis metalosena dipakai untuk proses
industri, sedangkan yang lain tidak, dikarenakan harganya yang tinggi.). Salah satunya yang
paling sederhana adalah Cp2MCl2 (M = Zr, Hf). Katalis yang berbeda bisa menghasilkan polimer
dengan berat molekul serta sifat yang berbeda. Katalis metalosena sedang diteliti secara aktif.
Katalis metalosena bereaksi dulu dengan ko-katalis. Jika MAO adalah ko-katalisnya, langkah
pertama adalah menggantikan satu atom Cl di katalis dengan satu gugus metil dari MAO. Gugus
metil di MAO digantikan oleh Cl dari katalis. MAO lalu menghilangkan Cl lainnya dari katalis.
Ini membuat katalis bermuatan positif dan rentan terhadap serangan dari propilena [5]
.
Begitu katalis diaktifkan, ikatan ganda di propena berkoordinasi dengan logamnya katalis. Gugus
metil di katalis lalu bermigrasi ke propena, dan ikatan ganda terputus. Hal ini memulai
polimerisasi. Begitu metil bermigrasi maka katalis bermuatan positif terbentuk kembali dan
propena yang lain berkoordinasi dengan logam. Propena kedua berkoordinasi dan migrasi
berlanjut serta sebuah rantai polimer tumbuh dari katalis metalosena.[6][7]
[sunting] Sejarah
Polipropilena pertama kali dipolimerisasikan oleh Dr. Karl Rehn di Hoechst AG, Jerman, pada
1951, yang tidak menyadari pentingnya penemuan itu. Ditemukan kembali pada 11 Maret 1954
oleh Giulio Natta, Polipropilena pada awalnya diyakini lebih murah daripada polietilena.[8]
[sunting] Penggunaan praktis
Karena polipropilena kebal dari lelah, kebanyakan living hinge (engsel fleksibel tipis yang
terbuat dari plastik yang menghubungkan dua bagian dari plastik yang kaku), seperti yang ada di
botol dengan tutup flip top, dibuat dari bahan ini.
Lembar propilena yang sangat tipis dipakai sebagai dielektrik dalam pulsa berdaya tinggi tertentu
serta kondensator frekuensi radio yang kehilangan frekwensinya rendah.
Kebanyakan barang dari plastik untuk keperluan medis atau labolatorium bisa dibuat dari
polipropilena karena mampu menahan panas di dalam autoklaf. Sifat tahan panas ini
menyebabkannya digunakan sebagai bahan untuk membuat ketel (ceret) tingkat-konsumen.
Wadah penyimpan makan yang terbuat darinya takkan meleleh di dalam mesin cuci piring dan
selama proses pengisian panas industri berlangsung. Untuk alasan inilah, sebagian besar tong
plastik untuk produk susu perahan terbuat dari propilena yang ditutupi dengan foil aluminium
(keduanya merupakan bahan tahan-panas). Seusai produk didinginkan, tabung sering diberi tutup
yang terbuat dari bahan yang kurang tahan panas, seperti polietilena berdensitas rendah (LDPE)
atau polistirena. Wadah seperti ini merupakan contoh yang bagus mengenai perbedaan modulus,
karena tampak jelas beda kekenyalan LDPE (lebih lunak, lebih mudah dilenturkan) dengan PP
yang tebalnya sama. Jadi wadah penyimpan makanan dari polipropilena sering memiliki tutup
yang terbuat dari LDPE yang lebih fleksible agar bisa tertutup rapat-rapat. Polipropilena juga
bisa dibuat menjadi botol sekali pakai untuk menyimpat produk konsumen berbentuk cairan atau
tepung, meksi HDPE dan polietilena tereftalatlah yang umum dipakai untuk membuat botol
semacam itu. Ember plastik, baterai mobil, kontainer penyejuk, piring, dan kendi sering terbuat
dari polipropilena atau HDPE, keduanya memiliki penampilan, rasa, serta sifat yang hampir
sama pada suhu ambien.
Polipropilena merupakan sebuah polimer utama dalam barang-barang tak tertenun. Sekitar 50%
digunakan dalam popok atau berbagai produk sanitasi yang dipakai untuk menyerap air
(hidrofil), bukan yang secara alami menolak air (hidrofobik). Penggunaan tak tertenun lainnya
yang menarik adalah saringan udara, gas, dan cair dimana serat bisa dibentuk menjadi lembaran
atau jaring yang bisa dilipat untuk membentuk kartrij atau lapisan yang menyaring dalam batas-
batas 0,5 sampai 30 mikron. Aplikasi ini bisa ditemukan di dalam rumah sebagai saringan air
atau saringan tipe pengondisian udara. Wilayah permukaan tinggi serta polipropilena hidrofobik
alami yang tak tertenun merupakan penyerap tumpahan minyak yang ideal dengan perintang
apung yang biasanya diletakkan di dekat tumpahan minyak di sungai.
Polipropena juga umum digunakan sebagai polipropilena berorientasi dwisumbu atau Biaxially
Oriented polypropylene (BOPP). Lembaran BOPP ini digunakan untuk membuat berbagai
macam bahan seperti clear bag (tas yang transparan). Saat polipropilena berorientasi dwisumbu,
ia menjadi sejernih kristal dan berfungsi sebagai bahan pengemasan untuk berbagai produk
artistik serta eceran.
Polipropilena yang berwarna-warni banyak dipakai dalam pembuatan permadani dan tatakan
untuk digunakan di rumah.[9]
Militer AS pernah menggunakan polipropilena atau 'polypro' untuk membuat lapisan dasar cuaca
dingin seperti kaos lengan panjang atau celana dalam yang panjang. (Saat ini, poliester
menggantikan polipropilena dalam berbagai aplikasi di militer AS.[10]
) Kaos dari polipropilena
tidak mudah terbakar, tapi bisa meleleh yang berakibat pada bekas terbakar pada bagian baju
yang terkena apapun jenis ledakan atau api.[11]
Tali yang terbuat dari polipropilena cukup ringan untuk mengapung di air.[12]
Polipropilena digunakan pula sebagai pengganti polivinil klorida (PVC) sebagai insulasi untuk
kabel listrik LSZH (Low Smoke Zero Halogen) dalam lingkungan ventilasi-rendah, terutama
sekali terowongan. Ini karena PP mengeluarkan sedikit asap serta halogen yang tak bertoksik,
yang akan menghasilkan asam dalam kondisi suhu tinggi.
Polipropilena juga dipakai dalam membran atap sebagai lapisan paling atas kebal airnya sistem
kayu lapis tunggal yang bertentangan dengan sistem bit termodifikasi.
Penggunaan medis dari PP yang paling umum adalah sebagai bahan pembuat benang jahit untuk
operasi yang diberi nama Prolene, yang dibuat oleh Ethicon Inc.
Polipropilena sangat umum digunakan untuk pencetakan plastik dimana ia disuntikkan ke dalam
cetakan dalam keadaan meleleh, membentuk berbagai bentuk yang kompleks pada volume yang
tinggi dan biaya yang relatif rendah. Hasilnya bisa berupa tutup botol, botol, dll.
Polipropilena yang diproduksi dalam bentuk lembaran telah digunakan secara meluas untuk
produksi stationary folder, pengemasan, dan kotak penyimpanan. Warna yang beragam,
durabilitas, serta sifat resistensi PP terhadap debu membuatnya ideal sebagai sampul pelindung
untuk kertas serta berbagai bahan yang lain. Karakteristik tadi juga membuat PP digunakan
dalam stiker kubus Rubik.
Polipropilena telah digunakan dalam operasi memperbaiki hernia untuk melindungi tubuh dari
hernia baru di lokasi yang sama. Tambalan kecil dari PP yang diletakkan di lokasi hernia, di
bawah kulit, tidak menyebabkan rasa saki dan jarang ditolak oleh tubuh.
Expanded Polypropylene (EPP) merupakan bentuk busanya polipropilena. Karena kekakuannya
yang rendah, EPP tetap mempertahankan bentuknya sesudah mengalami benturan. EPP
digunakan secara luas dalam miniatur pesawat dan kendaraan yang dikontrol radio lainnya.
Dikarenakan kemampuannya menyerap benturan, EPP menjadi bahan yang ideal untuk pesawat
RC bagi para pemula dan amatir.
[sunting] Rujukan
1. ^ Plastic additives leach into medical experiments, research shows, Physorg.com, 10 November 2008
2. ^ "Researchers raise alarm after chemical leak found in common plastic". www.theglobeandmail.com. Diakses pada 10 November 2008.
3. ^ R. Kleinschmidt et al. Journal of Molecular Catalysis A: Chemical, 157(2000)83–90 4. ^ Kyung-Jun Chu. Eur. Polym. J. Vol. 34, No. 3/4, pp. 577-580, 1998 5. ^ Session 6 6. ^ Song et al. Macromol. Symp. 2004, 213, 173-185 7. ^ P. Mercandelli et al. Journal of Organometallic Chemistry 692 (2007) 4784–4791. [1] 8. ^ This week 50 years ago in New Scientist, 28 April, 2007, p. 15 9. ^ http://www.fibersource.com/f-tutor/olefin.htm Rug fibers 10. ^ http://peosoldier.army.mil/factsheets/SEQ_CIE_ECWCS.pdf ECWCS Gen. III 11. ^ USAF Flying Magazine. Safety. Nov. 2002. 12. ^ Rope Materials