plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah...

122
i HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY INTELLIGENCE DAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA PENSIUNAN Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun Oleh: F. X. Lanang Waskito NIM : 079114096 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2014 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: hanhan

Post on 31-May-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

i

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY INTELLIGENCE DAN

KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA PENSIUNAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun Oleh:

F. X. Lanang Waskito

NIM : 079114096

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

iv

mOTTO

”Sukses itu bukan dinilai dari banyaknya pencapaian

yang bisa diraih, namun dari berapa kali kamu mampu

bangkit dari setiap kegagalan untuk mencapai sebuah

kesuksesan”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

v

PERSEMBAHAN

Semua hasil kerja keras ini aku persembahkan untuk ;

Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai dan

melindungiku

Kedua orang tuaku yang selalu mendukung

Saudara-saudaraku

Sahabat-sahabatku

Para pensiunan

Dan semua orang yang memberikan dukungan dan

bantuannya kepada aku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

vii

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY INTELLIGENCE DAN

KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA PENSIUNAN

F. X. Lanang Waskito

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan antara adversity intelligence dan

kesejahteraan psikologis pada pensiunan. Hipotesis dari penelitian ini adalah ada hubungan positif

antara adversity intelligence dan kesejahteraan psikologis pada pensiunan. Peneliti menarik asumsi

bahwa semakin tinggi adversity intelligence pada pensiunan maka akan semakin tinggi kesejahteraan

psikologis, begitupula sebaliknya semakin rendah adversity intelligence maka akan semakin rendah

kesejahteraan psikologis pada pensiunan. Subjek pada penelitian ini adalah pensiunan. Alat

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala adversity

intelligence dan skala kesejahteraan psikologis. Skala adversity intelligence menggunakan 33 aitem

dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,904. Skala kesejahteraan psikologis menggunakan 59 aitem

dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,949. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh koefisien korelasi

sebesar 0,646 dengan signifikansi 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan

signifikan antara adversity intelligence dan kesejahteraan psikologis. Selain itu, hasil tersebut juga

menunjukkan bahwa hipotesis awal penelitian ini diterima yaitu ada hubungan positif antara adversity

intelligence dan kesejahteraan psikologis pada pensiunan.

Kata kunci : adversity intelligence, kesejahteraan psikologis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

viii

THE RELATIONSHIP BETWEEN ADVERSITY INTELLIGENCE AND

PSYCHOLOGICAL WELLBEING ON RETIRED

F. X. Lanang Waskito

ABSTRACT

This study aims to examine whether there is a relationship between the adversity intelligence

and psychological wellbeing of retirees. The hypothesis is that there is a positive relationship between

the adversity intelligence and psychological wellbeing of retirees. Researcher draw the assumption

that the higher the adversity intelligence at retirees, the higher the psychological wellbeing, nor vice

versa the lower the adversity intelligence the lower the psychological wellbeing at retirees. Subjects in

this study is retiree. Data collection tool used in this study consisted of two measuring instruments, the

scale adversity intelligence and psychological wellbeing scale. Adversity intelligence scale uses 33

aitem with reliability coefficient is 0.904. Psychological wellbeing scale using 59 aitem with reliability

coefficient is 0.949. Based on the analysis of data obtained by the correlation coefficient is 0.646 with

a significance is 0.000. This indicates that there is a positive and significant relationship between the

adversity intelligence and psychological wellbeing. In addition, these results also indicate that the

initial hypothesis of this study accepted that there is a positive relationship between the adversity

intelligence and psychological wellbeing of retirees.

Keywords: adversity intelligence, psychological wellbeing

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa atas bimbingan dan

penyertaanNya selama ini sehingga penulisan skripsi yang berjudul “hubungan

antara adversity intelligence dan kesejahteraan psikologis pada pensiunan” ini

dapat terselesaikan dengan baik.

Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

kesarjanaan fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik atas bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahaan hati peneliti ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak C. Siswa Widyatmoko M.Psi. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta yang telah mendukung dalam penulisan skripsi ini.

2. Ibu Ratri Sunar Astuti S.Psi., M.Si. selaku Kepala Program Studi Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah sabar membantu, mendukung,

dan mengarahkan selama proses penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Y. Heri Widodo, M.Psi selaku dosen pembimbing skripsi yang telah sabar

membantu, membimbing, dan mengarahkan selama proses penyusunan skripsi

ini, hingga pada akhirnya skripsi ini dapat selesai.

4. Bapak V. Didik Suryo Hartoko M.Si. selaku dosen pembimbing akademik yang

telah sabar membantu, mendukung, dan mengarahkan selama proses penyusunan

skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

xi

5. Ibu Ratri Sunar Astuti S.Psi., M.Si. dan ibu Debri Pristinella, M.Si. selaku dosen

penguji yang telah membantu memberikan kritik dan saran untuk perbaikan

skripsi ini.

6. Seluruh dosen Fakultas Psikologi yang selama ini telah memberikan ilmu dan

pengetahuannya selama penulis menyelesaikan studi di Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma.

7. Seluruh karyawan Fakutas Psikologi (Mas Muji, Mas Doni, Mas Gandung, Pak

Gie, Bu Nanik) yang telah membantu sehingga proses penulisan skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

8. Kedua orang tuaku, Bapak P.V. Joko Nugroho dan Ibu E. Sri Budiarti yang selalu

memberikan doa, dukungan, masukkan, pengertian, serta kesabarannya, sehingga

skripsi ini dapat selesai.

9. Kakak-kakakku Antonia Widyasmara dan Monicho Aji Baio, serta adikku Alm.

Antonius Bayu Aji yang selalu membantu, memberikan semangat, dan doa dalam

menyelesaikan skripsi ini.

10. Teman satu payung dalam penelitian ini (Sheela), serta teman-teman satu

bimbingan yang selalu membantu dan memberikan semangat sehingga skripsi ini

bisa terselesaikan.

11. Sahabat-sahabatku di Fakultas Psikologi (Clara, Ngatini, Nandra, Nana lombok,

Hellen, Petra, Cicil, Sheela, Yani, bang Novian, Riko, Arya, Adel, Dodi, Reno)

terima kasih untuk kebersamaan kita selama ini dan untuk semua dukungan, serta

semangat yang kalian berikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

xii

12. Rekan-rekan P2TKP (Pak Toni, Mba Tia, Mba Diana, dll) terima kasih untuk

dukungannya.

13. Sahabat-sahabatku di MBC, AMT, dan MGT (Alex dan Baruna) terimakasih

untuk dukungan, doa, dan kebersamaannya.

14. Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih banyak atas

bantuan, doa, serta dukungannya selama ini.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii

HALAMAN MOTTO .......................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................... vi

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

ABSTRACT .......................................................................................................... viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ........................ ix

KATA PENGANTAR ......................................................................................... x

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xviii

BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 11

C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

xiv

D. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 11

1. Manfaat Teoritis ...................................................................................................11

2. Manfaat Praktis ............................................................................................ 11

BAB II : LANDASAN TEORI ............................................................................. 13

A. Pensiun .............................................................................................................. 13

1. Definisi Pensiun .......................................................................................... 13

2. Fase-fase Pensiun ........................................................................................ 16

3. Penyebab Pensiun ........................................................................................ 20

4. Perubahan-perubahan Akibat Pensiun ......................................................... 23

B. Lansia .............................................................................................................. 26

1. Definisi Lansia ............................................................................................ 26

2. Karakteristik Lanjut Usia ............................................................................ 27

3. Tugas Perkembangan Masa Dewasa Akhir ................................................. 28

C. Kesejahteraan Psikologis ................................................................................. 28

1. Pengertian Kesejahteraan Psikologis ........................................................... 28

2. Aspek-aspek Kesejahteraan Psikologis ....................................................... 31

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis .................... 35

4. Kesejahteraan Psikologis pada Pensiunan ................................................... 38

D. Adversity Intelligence ...................................................................................... 41

1. Pengertian Adversity Intelligence ................................................................ 41

2. Dimensi Adversity Intelligence ................................................................... 42

3. Adversity Intelligence pada Pensiunan ....................................................... 45

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

xv

E. Dinamika Adversity Intelligence dan Kesejahteraan Psikologis ..................... 46

F. Hipotesis ........................................................................................................... 50

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 51

A. Jenis Penelitian ................................................................................................. 51

B. Variabel Penelitian ............................................................................................ 51

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian .......................................................... 51

1. Kesejahteraan Psikologis .............................................................................. 51

2. Adversity Intelligence ................................................................................... 54

D. Subjek Penelitian .............................................................................................. 55

E. Sampling ............................................................................................................... 55

F. Metode dan Alat Pengumpulan Data................................................................ 56

G. Kredibilitas Alat Ukur....................................................................................... 62

1. Estimasi Validitas ...................................................................................... 62

2. Seleksi Aitem.............................................................................................. 63

3. Estimasi Reliabilitas ................................................................................... 64

4. Hasil Uji Coba Alat Penelitian ................................................................... 64

H. Metode Analisis Data ....................................................................................... 66

1. Uji Asumsi ................................................................................................. 66

2. Uji Hipotesis .............................................................................................. 67

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 68

A. Pelaksanaan Penelitian ..................................................................................... 68

B. Data Demografis Subjek Penelitian ................................................................ 68

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

xvi

C. Uji Asumsi ....................................................................................................... 70

1. Uji Normalitas ............................................................................................. 70

2. Uji Linearitas ............................................................................................... 71

D. Hasil Penelitian ................................................................................................ 72

1. Uji Hipotesis ................................................................................................ 72

2. Uji Tambahan .............................................................................................. 73

E. Pembahasan ...................................................................................................... 74

BABV : KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 79

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 79

B. Saran ................................................................................................................ 79

1. Bagi Peneliti ................................................................................................. 79

2. Bagi Pensiunan ............................................................................................. 80

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 81

LAMPIRAN ........................................................................................................ 83

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Spesifikasi Aitem-aitem Skala Kesejahteraan Psikologis ................................. 58

Tabel 2 Skor Jawaban Subjek pada Skala Kesejahteraan Psikologis ............................. 59

Tabel 3 Spesifikasi Aitem-aitem Skala Adversity Intelligence ....................................... 61

Tabel 4 Skor Jawaban Subjek pada Skala Adversity Intelligence ................................... 61

Tabel 5 Spesifikasi Aitem-aitem Skala Kesejahteraan Psikologis setelah Uji Coba ...... 65

Tabel 6 Spesifikasi Aitem-aitem Skala Adversity Intelligence setelah Uji Coba ........... 66

Tabel 7 Data Demografi Subjek Penelitian ..................................................................... 69

Table 8 Hasil Uji Normalitas .......................................................................................... 70

Table 9 Hasil Uji Linearitas ............................................................................................ 71

Table 10 Hasil Uji Hipotesis ........................................................................................... 72

Table 11 Data Teoritis dan Empiris ................................................................................ 73

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Skala .............................................................................................. 84

Lampiran 2 : Hasil Analisis Aitem dan Reliabilitas ........................................... 91

Lampiran 3 : Hasil Uji Asumsi ........................................................................... 99

Lampiran 4 : Hasil Uji Hipotesis dan Tambahan ................................................ 102

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Memiliki kebahagiaan dalam hidup merupakan dambaan setiap orang.

Menurut Aristoteles di dunia ini terdapat dua jenis kebahagiaan, yaitu

kebahagiaan hedonic dan kebahagiaan eudaimonic. Kebahagiaan hedonic ialah

kebahagiaan yang sekedar memberikan rasa senang, sedangkan kebahagiaan

eudaimonic ialah saat seseorang merasa potensi hidupnya telah berjalan secara

maksimal. Kebahagiaan eudaimonic menurut Aristoteles adalah kebahagiaan yang

tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat

mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan eudaimonic lebih bersifat

kejiwaan, sehingga lebih membuat jiwa seseorang sejahtera. Tiga orang peneliti

dari Amerika Serikat, yaitu Michael Steger, Todd Kashdan, dan Shigehiro Oishi

membuktikan perkataan Aristoteles tersebut. Mereka menemukan bahwa dalam

hidup, orang akan menemukan kebahagiaan hedonic atau kebahagiaan

eudaimonic. Hanya kebahagiaan eudaimonic yang berhubungan dengan

kesejahteraan jiwa (psychological well-being). Mereka menemukan bahwa setelah

menjalani kebahagian eudaimonic, orang merasa hidupnya lebih memuaskan,

merasa bahwa hidupnya lebih memiliki arti, dan merasakan emosi yang lebih

positif (Ramadion, 2009).

Kesejahteraan psikologis sendiri merupakan suatu gambaran kualitas

kehidupan dan kesehatan mental yang dimiliki seseorang. Snyder dan Lopez

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

2

(dalam Tenggara, Zamralita, dan Suyasa, 2008) mengatakan bahwa kesejahteraan

psikologis bukan hanya merupakan ketiadaan penderitaan, namun kesejahteraan

psikologis meliputi keterikatan aktif dalam dunia, memahami arti dan tujuan

dalam hidup, dan hubungan seseorang pada obyek ataupun orang lain.

Berdasarkan hal tersebut, kesejahteraan psikologis mengarahkan individu yang

sehat (secara psikologis) untuk mengontrol secara sadar kehidupannya,

bertanggung jawab terhadap keadaan diri, serta mengenali diri. Ryff dan Singer

(dalam Tenggara, Zamralita, dan Suyasa, 2008) menyimpulkan bahwa gambaran

dari orang yang memiliki kesejahteraan psikologis yang baik adalah mampu

merealisasikan potensi dirinya secara berkesinambungan, mampu menerima diri

apa adanya, mampu menjalin hubungan yang hangat dengan orang lain, memiliki

kemandirian, memiliki arti hidup, serta mampu mengontrol lingkungan.

Semua orang menginginkan agar hidupnya tidak saja sejahtera secara

ekonomi dan fisik, namun juga secara psikologis. Kesejahteraan psikologis dapat

menjadikan gambaran mengenai level tertinggi dari fungsi individu sebagai

manusia dan apa yang diidam-idamkannya sebagai makhluk yang memiliki tujuan

dan akan berjuang untuk tujuan hidupnya (Snyder and Lopez dalam Handayani,

2010). Individu yang merasa sejahtera akan mampu memperluas persepsinya di

masa mendatang dan mampu membentuk dirinya sendiri (Fredrickson dalam

Handayani, 2010). Adanya perasaan sejahtera dalam diri akan membuat individu

untuk mampu bertahan serta memaknai kesulitan yang dialami sebagai

pengalaman hidupnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

3

Berbagai macam cara dilakukan seseorang untuk mencapai kesejahteraan

dalam hidupnya. Salah satu cara yang ditempuh untuk mencapai kesejahteraan

hidup itu ialah dengan bekerja. Ada orang yang bekerja untuk mencari uang, ada

yang bekerja untuk mengisi waktu luang, ada juga yang bekerja untuk mencari

identitas, dan sebagainya. Bila ditelusuri lebih jauh lagi, sebuah pekerjaan lebih

berkaitan dengan kebutuhan psikologis seseorang dan bukan hanya berkaitan

dengan kebutuhan materi semata. Secara materi, seseorang dapat memenuhi

kebutuhan sandang, pangan, dan papannya dengan bekerja. Secara psikologis,

bekerja bertujuan untuk memenuhi rasa identitas, status, atau pun fungsi sosialnya

(Steers and Porter dalam Eliana, 2003).

Seiring dengan berjalannya waktu, kondisi fisik manusia untuk bekerja ada

batasannya. Semakin tua, kondisi fisik seseorang semakin menurun. Beriringan

dengan hal itu, produktivitas kerjanya pun akan menurun. Selanjutnya seseorang

akan diminta untuk berhenti bekerja, yang awamnya dikenal dengan istilah

pensiun. Secara umum, arti kata pensiun adalah seseorang yang sudah tidak

bekerja lagi karena usianya sudah lanjut dan harus diberhentikan. Seseorang yang

pensiun biasa mendapat uang pensiun atau pesangon. Jika mendapat pensiun,

maka ia tetap mendapatkan semacam gaji sampai meninggal dunia (Agustina

dalam Surbakti, 2008).

Masa pensiun ini dapat menimbulkan masalah karena tidak semua orang

siap menghadapinya. Pensiun akan memutuskan seseorang dari aktivitas rutin

yang telah dilakukan selama bertahun-tahun, selain itu akan memutuskan rantai

sosial yang sudah terbina dengan rekan kerja, dan yang paling vital adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

4

menghilangkan identitas seseorang yang sudah melekat begitu lama (Warr dalam

Eliana, 2003). Tidak heran masa pensiun ini menimbulkan masalah psikologis

baru bagi yang menjalaninya, karena banyak dari mereka yang tidak siap

menghadapi masa ini.

Ketidaksiapan menghadapi masa pensiun pada umumnya timbul karena

adanya kekhawatiran tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu.

Perubahan yang diakibatkan oleh masa pensiun ini memerlukan penyesuaian diri.

Atchley (dalam Eliana, 2003) mengatakan bahwa proses penyesuaian diri yang

paling sulit adalah pada masa pensiun.

Pada umumnya usia pensiun di Indonesia berkisar antara usia 55 hingga

60 tahun, namun semua itu tergantung dari instansi yang menaunginya. Jika suatu

instansi masih tetap membutuhkan individu yang bersangkutan, maka pensiun

akan diperpanjang (Satria dan Fakhrurrozi, 2009). Sedangkan di negara Barat usia

pensiun adalah berkisar 65 tahun. Pada usia 65 tahun, secara psikologi

perkembangan seseorang memasuki usia manula atau dewasa akhir (late

adulthood). Keadaan ini cukup berlainan dengan situasi di Indonesia dimana

seseorang sudah termasuk pensiun pada tahapan dewasa menengah (middle

adulthood). Masa dewasa menengah ini masih dapat dikatakan cukup produktif.

Meskipun kekuatan fisik maupun kekuatan mental seseorang pada masa ini mulai

menurun, namun pada masa inilah seseorang mulai mencapai prestasi puncak baik

itu karir, pendidikan dan hubungan interpersonal. Sebagai orang tua, pada

umumnya mereka harus bertanggung jawab dalam membesarkan anak-anak yang

mulai berangkat remaja, bahkan ada yang sudah berkeluarga. Dapat dipahami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

5

bahwa pada masa ini sebetulnya masa yang penuh tantangan khususnya untuk

pensiunan di Indonesia. Terlebih jika pensiunan yang masih harus membiayai

kuliah anak-anak mereka, padahal dengan status pensiun keadaan keuangan mulai

menurun. Tidak heran jika hal ini bisa menimbulkan konsekuensi psikologis

tertentu; disatu pihak mereka masih mampu bekerja tapi dipihak lain harus

berhenti bekerja karena peraturan perusahaan.

Jika kita meninjau siklus dunia pekerjaan dari sudut psikologi

perkembangan maka kita harus peka dengan istilah turning points (titik balik)

ataupun crisis point (titik krisis). Masa ini ditandai dengan adanya suatu periode

dimana ada saat untuk melakukan proses penyesuaian diri kembali dan juga

melakukan proses sosialisasi kembali sejalan dengan tuntutan dari pekerjaan yang

baru. Pensiun dapat dikatakan masa titik balik karena masa ini adalah masa

peralihan dari seseorang memasuki dewasa akhir atau manula. Pensiun juga

merupakan titik krisis karena terjadi akibat ketidakmampuan seeorang untuk

mencari pekerjaan atau merupakan langkah akhir dalam perjalanan karir

seseorang.

Ditinjau dari sudut pandang psikologis, pensiun menyebabkan seseorang

akan mempertanyakan kembali “Siapa diriku?”. Hal ini dikenal dengan istilah

konsep diri, atau self concept. Menurut Sullivan dalam Wrightsman 1993 (dalam

Eliana, 2003) konsep diri adalah bagaimana kita melihat diri kita sebagaimana

orang lain melihat kita. Prinsipnya adalah penilaian yang direfleksikan kembali

atau reflected appraisal. Konsep diri merupakan hal yang penting artinya dalam

kehidupan seseorang, karena konsep diri menentukan bagaimana seseorang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

6

bertindak dalam berbagai situasi. Jika kita memahami konsep diri seseorang kita

akan mampu memahami tindakan dan juga dapat meramalkan tingkah lakunya

dikemudian hari. Konsep diri berkatian dengan kesehatan mental seseorang

(Biren, 1980). Dengan kata lain jika konsep diri seseorang positif maka hal ini

akan mempengaruhi kesehatan mentalnya juga.

Hurlock (dalam Eliana, 2003) mengatakan bahwa seseorang yang

mempunyai konsep diri positif adalah jika ia berhasil mengembangkan sifat-sifat

percaya diri, harga diri dan mampu melihat dirinya secara realistik. Dengan

adanya sifat–sifat seperti ini orang tersebut akan mampu berhubungan dengan

orang lain secara akurat dan hal ini akan mengarah pada penyesuaian diri yang

baik di lingkungan sosial. Orang yang mempunyai konsep diri negatif sebaliknya

akan merasa rendah diri, inadekuat, kurang percaya diri. Diprediksi bahwa orang

yang mempunyai konsep diri negatif akan mengalami hambatan dalam proses

penyesuaian dirinya dilingkungan baru.

Masa pensiun bisa mempengaruhi konsep diri, karena pensiun

menyebabkan seseorang kehilangan peran (role), identitas dalam masyarakat yang

dapat mempengaruhi harga diri mereka Turner (dalam Eliana, 2003). Pensiun

akan menyebabkan seseorang kehilangan perannya dalam masyarakat yang

selanjutnya mempengaruhi statusnya dan pada akhirnya bisa mempengaruhi

konsep diri menjadi negatif. Selain itu, mereka juga kehilangan prestise,

kekuasaan, kontak sosial, bahkan harga diri akan berubah juga karena kehilangan

peran Eyde (dalam Eliana, 2003). Akibat psikologis dari hal ini adalah nantinya

akan mempengaruhi kesehatan mental seseorang, dan juga proses penyesuaian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

7

dirinya. Sedangkan akibat dari fisik adalah bisa menimbulkan gangguan penyakit

yang dikenal dengan istilah retirement syndrome.

Menurut Turner & Helms (dalam Handayani, 2008) hilangnya harga diri

karena hilangnya jabatan, membuat individu merasa kehilangan perasaan

memiliki dan atau dimiliki, artinya dengan jabatan pula individu merasa menjadi

bagian penting dari institusi. Dengan jabatan pula individu merasa lebih yakin

atas dirinya, karena mendapat pengakuan atas kemampuannya. Selain itu,

individu tersebut merasa puas akan kepemilikan kekuasaan yang terkait dengan

jabatan yang diemban. Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa individu yang

masih bekerja memiliki derajat self-esteem yang lebih tinggi dibandingkan dengan

individu yang sudah tidak bekerja lagi. Individu yang pensiun akan mengalami

penurunan harga diri yang meliputi kehilangan perasaan diterima, diakui dan

dihargai oleh keluarga, masyarakat, dan rekan sekerja. Selain itu juga muncul

perasaan tidak berdaya atau tidak mampu lagi melakukan segala sesuatu seperti

pekerjaanya yang membuat tampak tidak berguna dan dibutuhkan lagi.

Bengston (dalam Eliana, 2003) mengemukakan bahwa harga diri seorang

pria biasanya dipengaruhi oleh pensiunnya mereka dari pekerjaan. Untuk

mempertahankan harga dirinya, harus ada aktivitas pengganti untuk meraih

kembali keberadaan dirinya. Dalam hal ini berkurangnya harga diri dipengaruhi

oleh berbagai faktor seperti feeling of belonging (perasaan memiliki), feeling of

competence (perasaan mampu), dan feelling of worthwhile (perasaan berharga).

Ketiga hal yang disebutkan di atas sangat mempengaruhi harga diri seseorang

dalam lingkungan pekerjaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

8

Begitu pentingnya konsep diri dalam menentukan perilaku seseorang di

lingkungannya sehingga diharapkan seseorang dapat mempunyai penilaian yang

positif mengenai dirinya. Evaluasi terhadap diri berkaitan dengan harga diri, orang

yang mempunyai penilaian positif mengenai dirinya akan mempunyai harga diri

yang tinggi, sebaliknya orang yang mempunyai penilaian yang negatif mengenai

dirinya akan mempunyai harga diri yang negatif Deaux (dalam Eliana, 2003).

Konsep diri yang positif akan memungkinkan seseorang untuk bisa

bertahap menghadapi masalah yang mungkin saja muncul. Selain itu akan

membawa dampak positif pula pada orang lain disekitarnya. Sebaliknya konsep

diri yang negatif adalah merupakan penilaian yang negatif mengenai diri sendiri.

Efek dari konsep diri yang negatif ini akan mempengaruhi baik itu hubungan

interpersonal maupun fungsi mental lainnya. Benner (dalam Eliana, 2003).

Konsep diri yang sehat akan mempengaruhi kesejahteraan psikologis individu.

Orang akan mampu coping terhadap perubahan dan peristiwa yang menekan jika

mempunyai konsep diri yang sehat (dalam Eliana, 2003).

Menurut Ryff dan Singer (dalam Tenggara, Zamralita, dan Suyasa, 2008)

kesejahteraan psikologis dipengaruhi oleh faktor usia, jenis kelamin, kelas sosial,

dan latar belakang budaya. Ryff (dalam Putri dan Suryadi, 2007) juga mengatakan

bahwa individu dengan tingkat penghasilan tinggi, status menikah, dan

mempunyai dukungan sosial tinggi akan memiliki kesejahteraan psikologis yang

lebih tinggi. Selain itu, Hoyer dan Roodin menambahkan bahwa kemampuan

mengontrol diri, otonomi, tingkat aktivitas dan istirahat dapat meningkatkan

kesejahteraan psikologis (dalam Putri dan Suryadi, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

9

Terkait dengan kemampuan mengontrol diri, ada wacana baru yang

mengungkap suatu kemampuan individu dalam menghadapi masalah sehingga

individu tersebut dapat menghadapi masalah tersebut dengan baik. Kemampuan

ini oleh Paul G. Stoltz (2000) dinyatakan dengan adversity intelligence. Menurut

Paul G. Stoltz adversity intelligence memiliki pengaruh yang sangat besar dalam

mengadapi kegagalan, kondisi-kondisi sulit, dan tekanan. Dengan adversity

intelligence, seseorang tidak hanya dapat menghadapi kondisi sulit dan kegagalan

namun juga dapat mengubahnya menjadi peluang untuk meraih kesuksesan yang

lebih besar.

Adversity intelligence sendiri merupakan derajat kemampuan seseorang

dalam bertahan dan menanggulangi situasi yang dianggapnya sebagai masalah.

Satu proses yang dimulai dari persepsi seseorang terhadap sebuah situasi yang

menentukan tindakan orang itu dalam menghadapi situasi tersebut. Tindakan ini

akan menjadi pola reaksi dari individu yang mana pola ini dapat berubah dan

diubah. Selanjutnya adversity intelligence (AQ) akan berinteraksi dengan

kecerdasan umum (IQ) dan kecerdasan emosional (EQ) sehingga memungkinan

individu mampu menghadapi rintangan hidup. Surekha (dalam Wijaya, 2007)

menambahkan bahwa adversity adalah kemampuan berpikir, mengelola dan

mengarahkan tindakan yang membentuk suatu pola–pola tanggapan kognitif dan

perilaku atas stimulus peristiwa-peristiwa dalam kehidupan yang merupakan

tantangan atau kesulitan.

Mereka yang berada dalam masa pensiun tentunya ingin menikmati semua

hasil jerih payah mereka selama bekerja, dengan hidup bahagia dan sejahtera.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

10

Pada kenyataannya tidak semua individu yang mengalami permasalahan dalam

masa pensiun mampu mengatasi masalahnya tersebut untuk mencapai

kesejahteraan secara psikologis. Beberapa dari mereka cenderung pesimis dengan

kemampuan diri mereka dimasa pensiun dan menganggap diri mereka tidak

mampu. Akan tetapi ada juga dari mereka yang optimis dan mampu untuk

mengatasi masalah yang mereka hadapi, sehingga dapat meraih kesejahteraan

secara psikologis. Seligman (dalam Stoltz, 2000) menyatakan perbedaan individu

yang pesimis dan optimis sebagai perbandingan seseorang yang memiliki

adversity intelligence yang tinggi atau rendah. Permasalahan yang terjadi pada

mereka yang menjalani masa pensiun tentunya dapat direduksi apabila mereka

memiliki adversity intelligence yang tinggi. Hal ini dikarenakan masalah-masalah

yang didapatkan dalam menjalani masa pensiunnya dapat dihadapi dengan baik,

sehingga segala macam tujuan yang mereka cita-citakan untuk dapat menikmati

masa pensiun dengan bahagia dan sejahtera secara psikologis pun dapat tercapai.

Dari berbagai uraian di atas dapat dilihat adanya hubungan yang erat

antara adversity intelligence seseorang dalam mencapai kesejahteraan secara

psikologis. Banyak penelitian sebelumnya tentang adversity intelligence pada

remaja. Ada beberapa penelitian juga yang meneliti tentang kesejahteraan

psikologis dalam bidang industri. Akan tetapi belum banyak penelitian yang

menyoroti kemampuan individu dalam mencapai kesejahteraan psikologis dari

segi internal pada para pensiunan. Oleh karena itu, penelitian ini ingin meneliti

tentang hubungan antara adversity intelligence dan kesejahteraan psikologis pada

pensiunan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

11

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan

signifikan antara adversity intelligence dan kesejahteraan psikologis pada

pensiunan?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah “Ingin mengetahui apakah ada hubungan

signifikan antara adversity intelligence dan kesejahteraan psikologis pada

pensiunan”.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pada ilmu

psikologi khususnya psikologi perkembangan, terkait dengan studi

mengenai adversity intelligence dan kesejahteraan psikologis pada

pensiunan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi individu yang berada pada masa pensiun, penelitian ini diharapkan

dapat memberikan gambaran dan informasi mengenai hubungan antara

adversity intelligence dan kesejahteraan psikologis pada pensiunan.

b. Bagi pihak terkait yaitu praktisi perkembangan dan orang-orang di sekitar

individu yang berada pada masa pensiun, penelitian ini dapat memberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

12

data deskriptif mengenai hubungan antara adversity intelligence dan

kesejahteraan psikologis pada pensiunan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

13

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pensiun

1. Definisi Pensiun

Masa pensiun adalah masa dimana seseorang tidak lagi bekerja dan

menerima uang tunjangan bulanan, sedangkan pensiunan adalah orang yang

berada pada masa pensiun. Pensiun menghadirkan sebuah masa transisi di

kehidupan orang dewasa, yaitu perubahan dari bekerja menjadi tidak

bekerja. Usia pensiun yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah

No. 32 Tahun 1979 adalah 56 tahun untuk pegawai negeri sipil non edukatif

dan 65 tahun untuk karyawan yang memangku jabatan ahli peneliti, guru

besar, lektor kepala, serta jabatan-jabatan yang telah ditentukan oleh

presiden (Harita, 2006).

Phyllis Moem (dalam Harita, 2006) mengartikan pensiun sebagai

periode ketika seorang dewasa diberhentikan dari tanggung jawab

pekerjaan. Ini adalah masa-masa perbandingan dimana pensiunan menjadi

tidak memiliki peran sama sekali dan memiliki resiko pengalaman sebagai

individu yang terisolasi dari lingkungan sosial dan dengan kesehatan yang

tidak sempurna.

Pensiun dapat dipahami sebagai penghentian seseorang dari

tanggung jawab pekerjaan dengan menerima uang tunjangan. Peristiwa

pensiun tidak terjadi tanpa melibatkan perubahan-perubahan peran, kondisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

14

kesehatan, status, serta usaha individu dalam menyesuaikan diri pada fase

perubahan dari bekerja menjadi tidak bekerja.

Parnes dan Nessel (dalam Eliana, 2003) mengatakan bahwa pensiun

adalah suatu kondisi dimana individu tersebut telah berhenti bekerja pada

suatu pekerjaan yang biasa dilakukan. Batasan yang lebih jelas dan lengkap

oleh Corsini (dalam Eliana, 2003) mengatakan bahwa pensiun adalah proses

pemisahan seorang individu dari pekerjaannya, dimana dalam menjalankan

perannya seseorang digaji. Dengan kata lain masa pensiun mempengaruhi

aktivitas seseorang, dari situasi kerja ke situasi di luar pekerjaan.

Berdasarkan pandangan psikologi perkembangan, pensiun dapat

dijelaskan sebagai suatu masa transisi ke pola hidup baru, ataupun

merupakan akhir pola hidup (Schawrz dalam Eliana, 2003). Transisi ini

meliputi perubahan peran dalam lingkungan sosial, perubahan minat, nilai

dan perubahan dalam segenap aspek kehidupan seseorang. Jadi seseorang

yang memasuki masa pensiun, bisa merubah arah hidupnya dengan

mengerjakan aktivitas lain, tetapi bisa juga tidak mengerjakan aktivitas

tertentu lagi.

Menurut Eliana (2003), di Indonesia seseorang dapat dikatakan

memasuki masa pensiun bila :

a) Sekurang-kurangnya mencapai usia 50 tahun.

b) Telah diberhentikan dengan hormat sebagai pegawai negeri

c) Memiliki masa kerja untuk pensiun ± 20 tahun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

15

Pada umumnya usia pensiun di Indonesia dimulai pada usia 55

tahun, sedangkan di negara Barat usia pensiun dimulai pada usia 65 tahun.

Menurut Eliana (2003) pada usia 65 tahun secara psikologi, perkembangan

seseorang memasuki usia manula atau dewasa akhir (late adulthood).

Keadaan ini cukup berlainan dengan situasi di Indonesia dimana seseorang

sudah termasuk pensiun pada tahapan dewasa menengah (middle

adulthood). Masa dewasa menengah ini masih dapat dikatakan cukup

produktif. Meskipun kekuatan fisik maupun kekuatan mental seseorang

pada masa ini mulai menurun, namun pada masa inilah seseorang mulai

mencapai prestasi puncak baik itu karir, pendidikan dan hubungan

interpersonal. Sebagai orang tua, pada umumnya mereka harus bertanggung

jawab dalam membesarkan anak-anak yang mulai berangkat remaja, bahkan

ada yang sudah berkeluarga. Dapat dipahami bahwa pada masa ini

sebetulnya masa yang penuh tantangan khususnya untuk pensiunan di

Indonesia. Terlebih jika pensiunan yang masih harus membiayai kuliah

anak-anak mereka, padahal dengan status pensiun keadaan keuangan mulai

menurun.

Eliana (2003) menegaskan bahwa, jika kita meninjau siklus dunia

pekerjaan dari sudut psikologi perkembangan maka kita harus peka dengan

istilah turning points (titik balik) ataupun crisis point (titik krisis). Masa ini

ditandai dengan adanya suatu periode dimana ada saat untuk melakukan

proses penyesuaian diri kembali dan juga melakukan proses sosialisasi

kembali sejalan dengan tuntutan dari pekerjaan yang baru. Pensiun dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

16

dikatakan masa titik balik karena masa ini adalah masa peralihan dari

seseorang memasuki dewasa akhir atau lansia. Pensiun juga merupakan titik

krisis karena terjadi akibat ketidakmampuan seseorang untuk mencari

pekerjaan atau merupakan langkah akhir dalam perjalanan karir seseorang.

Dari berbagai pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa

pensiun adalah suatu kondisi dimana seseorang yang berada pada masa

dewasa telah berhenti dari tanggung jawab pekerjaan yang biasa

dilakukannya dan menerima uang tunjangan bulanan.

2. Fase-fase Pensiun

Seorang ahli gerontologi, Robert Atchley (Santrock, 2002)

menggambarkan tujuh fase pensiun yang dilalui oleh orang-orang dewasa,

yaitu :

a. Fase jauh (the remote phase)

Pada fase jauh, masa pensiun masih dipandang sebagai suatu masa

yang jauh. Biasanya fase ini dimulai pada saat seseorang pertama kali

mendapat pekerjaan dan masa ini berakhir ketika orang tersebut mulai

mendekati masa pensiun. Hanya sedikit sekali pekerja yang memikirkan

atau melakukan sesuatu untuk mempersiapkan fase pensiun. Seiring

dengan pertambahan usia mereka yang memungkinkan pensiun, mereka

mungkin menyangkal bahwa fase pensiun akan terjadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

17

b. Fase mendekat (the near phase)

Pada fase mendekat, biasanya seseorang mulai sadar bahwa mereka

akan segera memasuki masa pensiun dan hal ini membutuhkan

penyesuaian diri yang baik. Ada beberapa perusahaan yang mulai

memberikan program persiapan masa pensiun. Para pekerja pun mulai

berpartisipasi didalam program pra-pensiun tersebut. Program ini

membantu pekerja memutuskan kapan dan bagaimana mereka

seharusnya pensiun, dengan mengakrabkan mereka dengan keuntungan-

keuntungan dan dana pensiun yang diharapkan akan dapat mereka

terima, atau melibatkan mereka dalam diskusi mengenai isu-isu yang

lebih komprehensif, seperti kesehatan fisik dan mental.

c. Fase bulan madu (the honeymoon phase)

Fase bulan madu merupakan fase terawal dari fase pensiun. Fase

ini biasanya terjadi tidak lama setelah seseorang memasuki masa

pensiun. Sesuai dengan istilah honeymoon (bulan madu), maka perasaan

yang muncul ketika memasuki fase ini adalah perasaan gembira karena

bebas dari pekerjaan dan rutinitas. Mereka dapat melakukan aktivitas

yang tidak pernah dilakukan sebelumnya sewaktu masih bekerja dulu,

dan dapat menikmati aktivitas-aktivitas waktu luang mereka. Biasanya

mereka mulai mencari kegiatan pengganti, seperti mengembangkan hobi.

Kegiatan ini pun tergantung pada kesehatan, keuangan, gaya hidup dan

situasi keluarga. Lamanya fase ini tergantung pada kemampuan

seseorang. Mereka yang selama masa kegiatan aktifnya bekerja dan gaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

18

hidupnya tidak bertumpu pada pekerjaan, biasanya akan mampu

menyesuaikan diri dan mengembangkan kegiatan lain yang juga

menyenangkan. Akan tetapi, mereka yang di-PHK, atau pensiun karena

mereka marah terhadap pekerjaannya, atau karena sakit, mungkin tidak

mengalami aspek-aspek positif dari fase bulan madu ini.

d. Fase kekecewaan (the disenchantment phase)

Pada fase ini seseorang mulai menyadari bahwa bayangan mereka

saat pra-pensiun tentang fase pensiun ternyata tidak realistik. Setelah

melewati fase bulan madu, seseorang seringkali jatuh dalam rutinitas.

Jika rutinitas itu menyenangkan, penyesuaian terhadap fase pensiun

biasanya sukses. Mereka yang gaya hidupnya tidak berkutat diseputar

pekerjaannya sebelum pensiun, lebih mungkin menyesuaikan diri dengan

fase pensiun dan dapat mengembangkan rutinitas yang menyenangkan

daripada mereka yang tidak mengembangkan aktivitas-aktivitas di waktu

luangnya selama tahun-tahun kerjanya.

e. Fase re-orientasi (reorientation phase)

Para pensiunan mencatat apa yang masih dimiliki,

mengumpulkannya bersama-sama, dan mengembangkan alternatif-

alternatif kehidupan yang lebih realistik. Pada fase ini seseorang mulai

menjelajahi dan mengevaluasi jenis-jenis gaya hidup yang

memungkinkan mereka menikmati kepuasan hidup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

19

f. Fase stabil (the stability phase)

Pada fase ini, seseorang telah memutuskan berdasarkan suatu

kriteria tertentu untuk mengevaluasi pilihan-pilihan pada fase pensiun

dan bagaimana mereka akan menjalani salah satu pilihan yang telah

dibuat. Bagi beberapa orang, fase ini mengikuti fase bulan madu, tetapi

bagi lainnya, perubahannya lambat dan lebih sulit.

g. Fase akhir (the termination phase)

Pada fase ini, peranan fase pensiun digantikan oleh peran sebagai

pesakitan atau peran tergantung, karena seseorang tidak dapat berfungsi

secara mandiri lagi dan mencukupi kebutuhannya sendiri. Biasanya pada

fase pensiun ini individu mengalami penurunan fungsi kesehatan.

Jadi fase-fase pensiun yang akan dialami oleh setiap orang meliputi

fase pra-pensiun (preretirement phase) yang terdiri dari fase jauh (the

remote phase) dan fase mendekat (the near phase). Selanjutnya adalah fase

pensiun (retirement phase) yang terdiri dari fase bulanmadu (the honeymoon

phase), fase kekecewaan (the disenchantment phase), fase re-orientasi

(reorientation phase), fase stabil (the stability phase). Fase pasca masa

pensiun (End of Retirement Role) adalah yang terakhir, yang terdiri atas fase

akhir (the termination phase).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

20

3. Penyebab Pensiun

Menurut Tarigan (2009), ada beberapa hal yang menyebabkan

seseorang mengalami pensiun, antara lain:

a. Sudah mencapai usia pensiun

Tipe pensiun seperti ini dapat dijumpai pada pegawai pemerintah

(seperti PNS dan TNI), sesuai Undang-Undang No. 8 Tahun 1974

tentang Pokok-pokok Kepegawaian Republik Indonesia. Seorang

pegawai akan pensiun bila umurnya sudah mencapai usia 56 tahun.

Secara umum, semua pegawai pemerintah akan pensiun pada umur 56

tahun. Pensiun pegawai pemerintah yang menduduki jabatan esselon dua

dan esselon satu dapat diperpanjang sampai usia 60 tahun. Di

Departemen Pendidikan, serta Departemen Hukum dan Hak Asasi

Manusia, masa pensiun pegawai juga bisa mencapai umur 60 tahun,

bahkan ada pula yang pensiun pada umur 70 tahun. Di perusahaan

swasta, para pegawainya umumnya pensiun pada usia 55 tahun dan ada

pula yang mencapai usia 60 tahun sesuai kebutuhan perusahaan yang

bersangkutan.

b. Diberhentikan dengan tidak hormat

Seseorang juga dapat pensiun dari pekerjaannya karena dipecat

atau diberhentikan dengan tidak hormat. Pada umumnya, seseorang akan

diberhentikan dengan tidak hormat apabila ia melanggar sumpah jabatan

atau peraturan pada tempat ia bekerja, seperti korupsi, membocorkan

rahasia, dan tindakan kriminal. Seseorang juga dapat dipecat atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

21

diberhentikan dengan tidak hormat, apabila ia sudah dihukum penjara

atau kurungan berdasarkan keputusan pengadilan karena melakukan

suatu tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatan.

Orang-orang yang ikut terlibat dalam kegiatan penyelewengan ideologi

negara atau yang menentang negara dan pemerintah juga dapat dipecat

dari pekerjaannya. Orang-orang yang dipecat atau diberhentikan dengan

tidak hormat dari pekerjaannya tidak mendapat hak pensiunan. Tentu

saja, hal tersebut bisa terjadi pada setiap pegawai dan tidak tergantung

umur.

c. Pemutusan hubungan kerja (PHK)

Pemutusan hubungan kerja (PHK) biasanya terjadi dikarenakan

sebuah perusahaan sedang jatuh pailit. Hal ini menyebabkan perusahaan

harus mem-PHK pegawainya agar perusahaan tersebut dapat berjalan

kembali. Para pekerja yang mendapat PHK akan diberi kompensasi

sesuai aturan yang berlaku.

d. Pensiun dini

Beberapa perusahaan, seperti perusahaan swasta, BUMN, dan

BUMD kadang-kadang memberlakukan pensiun dini bagi karyawannya.

Mereka diberi pilihan untuk pensiun dini dan diberi kompensasi atau

bonus sejumlah uang. Mereka yang pensiun dini pada umumnya belum

mencapai usia pensiun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

22

e. Sakit yang berkepanjangan

Pegawai atau pekerja yang menderita sakit dalam waktu yang

cukup lama tentu tidak dapat ditolerir oleh institusi tempatnya bekerja

karena sudah tidak produktif dan dapat merugikan institusi tersebut, atau

bahakan dapat memperburuk kondisi kesehatannya sendiri. Ia bisa

dipensiunkan kalau ada surat keterangan dokter yang secara resmi

menyatakan bahwa penyakitnya tidak bisa sembuh seperti semula,

misalnya stroke yang disertai dengan kelumpuhan, gagal ginjal dan harus

cuci darah secara rutin, serta penyakit lain yang kronis.

f. Permintaan sendiri

Pegawai yang pensiun atas permintaan sendiri juga dapat terjadi,

walaupun sangat jarang terjadi, terlebih jika pegawai yang bersangkutan

mempunyai jabatan yang tinggi. Seorang pegawai dengan jabatan tinggi

pada umumnya tidak menginginkan pensiun atas permintaan sendiri.

Biasanya, orang tersebut akan mempertahankan jabatannya agar tetap

dapat menjabat sampai mencapai umur pensiun, bahkan jika

memungkinkan, jabatannya diperpanjang. Pegawai yang pensiun dengan

permintaan sendiri akan diberhentikan dengan hormat dan tetap

mendapatkan hak sebagaimana mestinya berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

g. Penyederhanaan organisasi

Apabila terjadi penyederhanaan organisasi yang selanjutnya

berdampak pada kelebihan pegawai, maka kelebihan pegawai tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

23

akan dipensiunkan dan diberi haknya sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Pegawai yang bersangkutan juga

akan diberhentikan dengan hormat.

h. Tidak cakap secara jasmani atau rohani

Pegawai yang tidak cakap secara jasmani atau rohani berdasarkan

keterangan dari majelis penguji kesehatan atau dokter penguji tersendiri

akan dipensiunkan dengan hormat dan mendapat hak menurut peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

i. Sesuai dengan masa jabatan yang diemban

Bagi pejabat negara, seperti presiden, wakil presiden, ketua MPR

dan anggota, ketua DPR dan anggota, menteri kabinet, gubernur, bupati,

walikota, atau ketua DPRD dan anggota akan pensiun berdasarkan masa

jabatan yang diembannya, biasanya setiap 5 tahun. Jika pada pemilihan

selanjutnya mereka tidak terpilih maka orang yang bersangkutan akan

pensiun dari jabatannya tersebut. Dalam hal ini, pejabat negara tidak ada

batas umur pensiun seperti PNS.

4. Perubahan-perubahan Akibat Pensiun

Menurut Turner dan Helms (dalam Eliana, 2003) ada beberapa hal

yang mengalami perubahan dan menuntut penyesuaian diri yang baik ketika

menghadapi masa pensiun:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

24

a. Masalah Keuangan

Pendapat keluarga akan menurun drastis, hal ini akan

mempengaruhi kegiatan rumah tangga. Masa ini akan lebih sulit jika

masih ada anak-anak yang harus dibiayai. Hal ini menimbulkan stress

tersendiri bagi seorang suami karena merasa bahwa perannya sebagai

kepala keluarga tertantang (Walsh dalam Eliana, 2003).

b. Berkurangnya harga diri (Self Esteem)

Bengston (dalam Eliana, 2003) mengemukakan bahwa harga diri

seorang pria biasanya dipengaruhi oleh pensiunnya mereka dari

pekerjaan. Untuk mempertahankan harga dirinya, harus ada aktivitas

pengganti untuk meraih kembali keberadaan dirinya. Dalam hal ini

berkurangnya harga diri dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti feeling

of belonging (perasaan memiliki), feeling of competence (perasaan

mampu), dan feelling of worthwhile (perasaan berharga). Ketiga hal yang

disebutkan di atas sangat mempengaruhi harga diri seseorang dalam

lingkungan pekerjaan.

c. Berkurangnya kontak sosial yang berorientasi pada pekerjaan.

Kontak dengan orang lain membuat pekerjaan semakin menarik.

Bahkan pekerjaan itu sendiri bisa menjadi reward sosial bagi beberapa

pekerja misalnya seorang sales, resepsionis, customer services yang

meraih kepuasan ketika berbicara dengan pelanggan. Selain dari kontak

sosial, orang juga membutuhkan dukungan dari orang lain berupa

perasaan ingin dinilai, dihargai, dan merasa penting. Sumber dukungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

25

ini dapat diperoleh dari teman sekerja, atasan, bawahan dan sebagainya.

Tentunya ketika memasuki masa pensiun, waktu untuk bertemu dengan

rekan seprofesi menjadi berkurang.

d. Hilangnya makna suatu tugas.

Pekerjaan yang dikerjakan seseorang mungkin sangat berarti bagi

dirinya. Dan hal ini tidak bisa dikerjakan saat seeorang itu mulai

memasuki masa pensiun.

e. Hilangnya kelompok referensi yang bisa mempengaruhi self image.

Biasanya seseorang menjadi anggota dari suatu kelompok bisnis

tertentu ketika dia masih aktif bekerja. Tetapi ketika dia menjadi pensiun,

secara langsung keanggotaan pada suatu kelompok akan hilang. Hal ini

akan mempengaruhi seseorang untuk kembali menilai dirinya lagi.

f. Hilangnya rutinitas

Pada waktu bekerja, seseorang bekerja hampir 8 jam kerja. Tidak

semua orang menikmati jam kerja yang panjang seperti ini, tapi tanpa

disadari kegiatan panjang selama ini memberikan sense of purpose,

memberikan rasa aman, dan pengertian bahwa kita ternyata berguna.

Ketika menghadapi masa pensiun, waktu ini hilang, orang mulai

merasakan diri tidak produktif lagi. ( Longhurst dalam Eliana, 2003).

Eliana (2003) menegaskan bahwa individu yang mengalami

kesulitan dalam penyesuaian diri, perubahan yang terjadi pada fase ini akan

menimbulkan gangguan psikologis dan juga gangguan fisiologis. Kondisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

26

gangguan fisiologis bisa menyebabkan kematian yang lebih cepat atau

premature death. Istilah lain dikemukakan para ahli adalah retirement shock

atau retirement syndrome. Sedangkan gangguan psikologis yang

diakibatkan oleh masa pensiun biasanya stress, frustasi, depresi.

B. Lansia

1. Definisi Lansia

Masa lanjut usia (aging) yang sering disebut dengan lansia adalah

masa perkembangan terakhir dalam masa hidup manusia. Dikatakan sebagai

perkembangan terakhir oleh karena ada sebagian anggapan bahwa

perkembangan manusia berakhir setelah manusia menjadi dewasa. Namun

menurut Prawitasari (dalam Cyrillus, 2008) manusia itu tidak pernah

berhenti berkembang sampai ia mati. Boleh saja perkembangan fisik

berhenti sampai masa remaja, tetapi perkembangan psikologis, sosial, dan

spiritual tidak akan pernah berhenti. Manusia selalu belajar dari

pengalamannya sejak lahir sampai mendekati akhir hayatnya. Ia akan selalu

belajar dan berubah untuk menyesuaikan diri dengan segala hal yang

dihadapinya.

Menurut Hurlock (dalam Cyrillus, 2008) masa lanjut usia disebut

juga dengan periode penutup dalam rentang waktu kehidupan seseorang,

yaitu periode dimana seseorang telah “beranjak jauh” dari periode terdahulu

yang menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat.

Bila seseorang telah beranjak jauh dari periode kehidupannya yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

27

terdahulu, biasanya ia sering melihat masa lalunya dengan penuh penyesalan

dan cenderung ingin hidup pada masa sekarang dan mencoba mengabaikan

masa depan sedapat mungkin.

2. Karakteristik Lanjut Usia

a. Adanya periode penurunan atau kemunduran yang disebabkan oleh faktor

fisik dan psikologis.

b. Perbedaan individu dalam efek penuaan. Ada yang menganggap periode

ini sebagai waktunya untuk bersantai dan ada pula yang mengaggapnya

sebagai hukuman.

c. Ada stereotip-stereotip mengenai usia lanjut yang menggambarkan masa

tua tidaklah menyenangkan.

d. Sikap sosial terhadap usia lanjut. Kebanyakan masyarakat menganggap

orang berusia lanjut tidak begitu dibutuhkan karena energinya sudah

melemah. Tetapi, ada juga masyarakat yang masih menghormati orang

yang berusia lanjut terutama yang dianggap berjasa bagi masyarakat

sekitar.

e. Mempunyai status kelompok minoritas. Adanya sikap sosial yang negatif

tentang usia lanjut.

f. Adanya perubahan peran karena tidak dapat bersaing lagi dengan

kelompok yang lebih muda.

g. Penyesuaian diri yang buruk. Timbul karena adanya konsep diri yang

negatif yang disebabkan oleh sikap sosial yang negatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

28

h. Ada keinginan untuk menjadi muda kembali dengan mencari segala cara

untuk memperlambat penuaan.

3. Tugas Perkembangan Masa Dewasa Akhir

Menurut Hurlock (1999) tugas perkembangan dewasa akhir adalah:

a. Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan

b. Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya income

(penghasilan) keluarga

c. Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup

d. Membentuk hubungan dengan orang-orang yang seusia

e. Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan

f. Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes

C. Kesejahteraan Psikologis

1. Pengertian Kesejahteraan Psikologis

Ryff (dalam Haryanto dan Suyasa, 2007) mendefinisikan

Kesejahteraan Psikologis sebagai fungsi positif dari individu. Fungsi positif

dari individu merupakan arah atau tujuan yang diusahakan untuk dicapai

oleh individu yang sehat. Fungsi positif dari individu didasarkan pada

pandangan humanistik mengenai self actualization, maturity, fully

functioning dan individuasi (Ryff dalam Haryanto dan Suyasa, 2007).

Snyder dan Lopez (dalam Tenggara, Zamralita, dan Suyasa, 2008)

mengatakan bahwa kesejahteraan psikologis bukan sekedar merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

29

ketiadaan penderitaan. Namun kesejahteran psikologis meliputi keterikatan

aktif dalam dunia, memahami arti dan tujuan hidup, dan hubungan

seseorang pada objek ataupun orang lain. Ryff dan Singer (dalam Tenggara,

Zamralita, & Suyasa, 2008) menyimpulkan bahwa gambaran dari orang

yang memiliki kesejahteraan psikologis yang baik adalah mampu

merealisasikan potensi dirinya secara berkesinambungan, mampu menerima

diri apa adanya, mampu menjalin hubungan yang sehat dengan orang lain,

memiliki kemandirian, memiliki arti hidup, serta mampu mengontrol

lingkungan.

Ryff (dalam Matahari, Iriani, dan Lianawati, 2005) mengembangkan

konsep Kesejahteraan Psikologis berdasarkan tiga perspektif. Pertama

adalah perspektif teoretis dari psikologi perkembangan, terutama psikologi

perkembangan rentang kehidupan manusia. Perspektif ini meliputi tahapan

perkembangan psikososial dari Erikson, formulasi dari Buhler mengenai

kecenderungan dasar hidup yang mengarah pada pemenuhan hidup, dan

deskripsi dari Neugarten mengenai perubahan kepribadian masa dewasa dan

masa lanjut. Perspektif ini memberikan gambaran mengenai kesejahteraan

diri yang dipahami sebagai perkembangan diri yang berkelanjutan sepanjang

kehidupan.

Kedua adalah perspektif teoretis dari psikologi klinis yang

memberikan dasar pembentukan konsep kesejahteraan psikologis.

Perstpektif ini memberikan pemahaman tentang individu yang berfungsi

secara positif, seperti konsep individu yang dapat beraktualisasi diri dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

30

Maslow, konsep individu yang berfungsi sepenuhnya dari Roger, proses

individuasi dari Jung, dan konsep individu yang memiliki kedewasaan diri

dari Allport.

Ketiga adalah berbagai literatur mengenai kesehatan mental.

Berbagai literatur mengenai kesehatan mental diambil untuk kemudian

dikombinasikan dengan teori-teori dari kedua perspektif teoretis di atas.

Beberapa dari literatur tersebut adalah formulasi dari Jahoda mengenai

enam kriteria dari kesehatan mental yang positif, seperti sikap diri yang

positif, pertumbuhan dan aktualisasi diri, integrasi kepribadian, otonomi,

persepsi realitas, serta penguasaan lingkungan. Kemudian konsep dari

Birren mengenai keberfungsian positif pada masa akhir hidup.

Dari berbagai perspektif di atas yang menjelaskan kualitas positif

dari manusia terdapat beberapa kesamaan. Ryff merumuskan beberapa

kesamaan ini menjadi enam dimensi: yaitu penerimaan diri, hubungan

positif, otonomi, penguasaan lingkungan, tujuan hidup, dan pertumbuhan

diri.

Dengan demikian kesejahteraan psikologis merupakan suatu keadaan

psikologis yang lebih dari sekedar bebas dari penyakit mental; tetapi

mengandung arti memiliki karakteristik positif pada penerimaan diri,

hubungan dengan orang lain, otonomi, penguasaan lingkungan, tujuan

hidup, dan pertumbuhan diri (Ryff dalam Matahari, Iriani, dan Lianawati,

2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

31

2. Aspek-aspek Kesejahteraan Psikologis

Aspek-aspek kesejahteraan psikologis mengacu pada teori Ryff

(dalam Tenggara, Zamralita, dan Suyasa, 2008), meliputi 6 dimensi, yaitu:

penerimaan diri (self acceptance), hubungan positif dengan orang lain

(positive relations with others), otonomi (autonomy), penguasaan

lingkungan (enviromental mastery), tujuan hidup (purpose in life), dan

pertumbuhan pribadi (personal growth).

a. Penerimaan Diri (Self-Acceptance)

Dimensi penerimaan diri adalah sikap positif terhadap diri sendiri

dan merupakan ciri penting dari kesejahteraan psikologis. Sebuah

gambaran inti dari kondisi well-being yang dicirikan dengan aktualisasi

dan dapat berfungsi secara optimal, kedewasaan serta penerimaan diri

seseorang dan kehidupan yang sudah dilewatinya. Orang-orang yang

memiliki skor tinggi pada dimensi penerimaan diri menunjukkan bahwa

individu memiliki sikap positif terhadap diri sendiri, mengakui dan

menerima berbagai aspek diri termasuk kualitas baik dan buruk, dan

merasa positif tentang kehidupan yang telah dijalani. Skor rendah

menunjukkan individu merasa tidak puas dengan dirinya, merasa kecewa

terhadap kehidupan yang dijalani, mengalami kesukaran karena sejumlah

kualitas pribadi dan ingin menjadi orang yang berbeda dari dirinya saat

ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

32

b. Hubungan Positif dengan Orang Lain (Positive Relations with Others)

Dimensi hubungan positif dengan orang lain dapat

dioperasionalkan ke dalam tinggi rendahnya kemampuan seseorang

dalam membina kehangatan dan hubungan saling percaya dengan orang

lain; yang digambarkan sebagai orang yang mempunyai empati yang

kuat, mampu mencintai secara mendalam dan bersahabat. Skor yang

tinggi dalam dimensi hubungan positif dengan orang lain menunjukkan

individu mempunyai hubungan yang hangat, memuaskan dan saling

percaya dengan orang lain, memperhatikan kesejahteraan orang lain,

mampu melakukan empati yang kuat, afeksi dan hubungan yang bersifat

timbal balik. Skor rendah menunjukkan bahwa individu hanya

mempunyai sedikit hubungan yang dekat dan saling percaya dengan

orang lain, merasa kesulitan untuk bersikap hangat, terbuka dan

memperhatikan orang lain, merasa terasing, dan frustrasi dalam

hubungan interpersonal, tidak bersedia menyesuaikan diri untuk

mempertahankan suatu hubungan yang penting dengan orang.

c. Otonomi (Autonomy)

Dimensi otonomi ini menekankan pada kemampuan untuk

mengarahkan diri sendiri, kemandirian dan kemampuan mengatur

tingkah laku. Orang yang berfungsi penuh digambarkan mampu menilai

diri sendiri dengan menggunakan standar pribadi. Dalam dimensi

otonomi, orang-orang dengan skor tinggi adalah individu yang mampu

mengarahkan diri dan mandiri, mampu menghadapi tekanan sosial,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

33

mengatur tingkah laku sendiri dan mengevaluasi diri dengan standar

pribadi. Sedangkan skor rendah pada dimensi ini menunjukkan bahwa

individu memperhatikan pengharapan dan evaluasi orang lain,

bergantung pada penilaian orang lain dalam membuat keputusan,

menyesuaikan diri terhadap tekanan sosial dalam berpikir dan bertingkah

laku.

d. Penguasaan Lingkungan (Enviromental Mastery)

Dimensi penguasaan lingkungan adalah orang yang mampu

menciptakan lingkungan yang sesuai dengan kondisi fisiknya.

Kemampuan ini dipengaruhi oleh kedewasaan seseorang khususnya

kemampuan seseorang untuk memanipulasi dan mengontrol lingkungan

yang kompleks melalui aktivitas mental dan fisik. Dalam dimensi

penguasaan lingkungan, skor yang tinggi menunjukkan bahwa individu

mempunyai sense of mastery dan mampu mengatur lingkungan,

mengontrol berbagai kegiatan eksternal yang kompleks, menggunakan

kesempatan-kesempatan yang ada secara efektif, mampu memilih atau

menciptakan konteks yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan dan nilai-

nilai pribadi. Sedangkan skor yang rendah menyatakan bahwa individu

mengalami kesulitan dalam mengatur aktivitas sehari-hari, merasa tidak

mampu untuk mengubah atau meningkatkan konteks di sekitar, tidak

waspada akan kesempatan-kesempatan yang ada di lingkungan, dan

kurang mempunyai kontrol terhadap dunia luar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

34

e. Tujuan Hidup (Purpose in Life)

Dimensi tujuan hidup dapat dioperasionalkan dalam tinggi

rendahnya pemahaman individu akan tujuan dan arah hidupnya. Skor

yang tinggi menunjukkan bahwa individu mempunyai tujuan dan arah

hidup, merasakan adanya arti dalam hidup masa kini dan masa lampau.

Sedangkan skor rendah menunjukkan bahwa individu kurang mempunyai

arti hidup, tujuan, arah hidup dan cita-cita yang tidak jelas, serta tidak

melihat adanya tujuan dari kehidupan masa lampau.

f. Pertumbuhan Pribadi (Personal Growth)

Dimensi pertumbuhan pribadi dapat dioperasionalkan dalam tinggi

rendahnya kemampuan seseorang untuk mengembangkan potensi diri

secara berkelanjutan dan lebih menekankan pada cara memandang diri

dan merealisasikan potensi dalam diri. Skor yang tinggi menunjukkan

bahwa individu merasakan adanya pengembangan potensi diri yang

berkelanjutan, terbuka terhadap pengalaman baru, menyadari potensi diri,

dan dapat melihat kemajuan diri dari waktu ke waktu. Sedangkan skor

yang rendah menunjukkan bahwa individu tidak merasakan adanya

kemajuan dan pengembangan potensi dir dari waktu ke waktu, merasa

jenuh dan tidak tertarik dengan kehidupan, serta merasa tidak mampu

untuk mengembangkan sikap atau tingkah laku baru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

35

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis:

a. Usia

Berdasarkan data yang didapatkan dari penelitian yang dilakukan

oleh Ryff (dalam Tenggara, Zamralita, dan Suyasa, 2008), penguasaan

lingkungan dan otonomi menunjukkan peningkatan seiring dengan

perbandingan usia (usia 25-39; usia 40-59; usia 60-74). Tujuan hidup dan

pertumbuhan pribadi, secara jelas menunjukkan penurunan seiring

dengan bertambahnya usia. Skor dimensi penerimaan diri, hubungan

yang positif dengan orang lain secara signifikan bervariasi berdasarkan

usia.

Usia berpengaruh pada otonomi yang semakin meningkat dari

dewasa awal ke dewasa madya, kemudian mulai menurun ketika

memasuki masa dewasa akhir. Tujuan hidup pada masa dewasa madya

lebih tinggi dari pada masa dewasa awal dan dewasa akhir. Penguasaan

lingkungan semakin meningkat pada masa dewasa akhir, hal ini

berlawanan dengan pertumbuhan pribadi yang mencapai puncak pada

masa dewasa awal yang kemudian menurun pada masa dewasa madya

dan dewasa akhir.

b. Jenis Kelamin

Menurut Ryff (dalam Tenggara, Zamralita, dan Suyasa, 2008)

faktor jenis kelamin menunjukkan perbedaan yang signifikan pada

dimensi hubungan positif dengan orang lain dan dimensi pertumbuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

36

pribadi. Dari keseluruhan perbandingan usia (usia 25-39; usia 40-59; usia

60-74), wanita menunjukkan angka yang lebih tinggi daripada pria.

Sementara keempat dimensi Kesejahteraan Psikologis lainnya tidak

menunjukkan perbedaan yang signifikan.

Jenis kelamin memberi pengaruh pada aspek relasi positif dengan

orang lain dan pertumbuhan pribadi. Wanita memiliki kecenderungan

lebih tinggi untuk menjalin relasi positif dengan orang lain dibanding

pria, potensi pertumbuhan pribadi pun lebih tinggi dibanding kaum pria.

c. Kelas Sosial

Hasil penelitian Wisconsin Longitudinal Study (WLS) (dalam

Tenggara, Zamralita, dan Suyasa, 2008) menunjukkan bahwa, pada orang

dengan status pekerjaan yang tinggi ditemukan kecenderungan tingkat

Kesejahteraan Psikologis yang lebih tinggi. Hasil penelitian ini juga

menunjukkan bahwa tingkat Kesejahteraan Psikologis meningkat seiring

dengan meningkatnya tingkat pendidikan seseorang (Ryff & Singer,

1996). Status pekerjaan yang tinggi atau tingginya tingkat pendidikan

seseorang menunjukkan bahwa individu memiliki faktor pengaman

(misalnya: uang, ilmu, dan keahlian) dalam hidupnya untuk menghadapi

masalah, tekanan dan tantangan.

d. Latar Belakang Budaya

Sugianto (dalam Tenggara, Zamralita, dan Suyasa, 2008)

mengatakan bahwa perbedaan budaya Barat dan Timur juga memberikan

pengaruh yang berbeda. Dimensi yang lebih berorientasi pada diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

37

(seperti dimensi penerimaan diri dan dimensi otonomi) lebih menonjol

dalam konteks budaya Barat, sedangkan dimensi yang berorientasi pada

orang lain (seperti hubungan positif dengan orang lain) lebih menonjol

dalam budaya Timur.

Budaya memberikan pengaruh pada kemampuan disintegrasi diri

seseorang serta relasi positif dengan orang lain. Pada budaya barat

dengan karakteristik masyarakatnya yang cenderung individualistik

menunjukkan tingkat otonomi yang tinggi pada masyarakat. Berbeda

dengan budaya timur di mana masyarakatnya bersifat kolektif, hal ini

meningkatkan kecenderungan untuk sedapat mungkin mampu menjalin

relasi yang positif dengan orang lain.

e. Sense of Control

Berk (dalam Cyrillus, 2008) mengungkapkan bahwa individu yang

memiliki sense of control yang tinggi pada berbagai macam aspek

kehidupan dan peristiwa-peristiwa kehidupan yang dihadapinya,

memiliki kesejahteraan psikologis yang tinggi. Adanya sense of control

membuat individu memiliki pandangan yang positif terhadap

permasalahan-permasalahan yang dihadapi dan memiliki keyakinan

untuk dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi

tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

38

4. Kesejahteraan Psikologis pada Pensiunan

Masa pensiun ini dapat menimbulkan masalah karena tidak semua

orang siap menghadapinya. Pensiun akan memutuskan seseorang dari

aktivitas rutin yang telah dilakukan selama bertahun-tahun, selain itu akan

memutuskan rantai sosial yang sudah terbina dengan rekan kerja, dan yang

paling vital adalah menghilangkan identitas seseorang yang sudah melekat

begitu lama (Warr dalam Eliana, 2003). Tidak heran masa pensiun ini

menimbulkan masalah psikologis baru bagi yang menjalaninya, karena

banyak dari mereka yang tidak siap menghadapi masa ini.

Ketidaksiapan menghadapi masa pensiun pada umumnya timbul

karena adanya kekhawatiran tidak dapat memenuhi kebutuhan–kebutuhan

tertentu. Perubahan yang diakibatkan oleh masa pensiun ini memerlukan

penyesuaian diri. Atchley (dalam Eliana, 2003) mengatakan bahwa proses

penyesuaian diri yang paling sulit adalah pada masa pensiun. Bahkan

penelitian yang dilakukan oleh Holmes dan Rahe (dalam Eliana, 2003),

mengungkapkan bahwa pensiun menempati rangking 10 besar untuk posisi

stress.

Pensiun sering kali dianggap sebagai kenyataan yang tidak

menyenangkan sehingga menjelang masanya tiba sebagian orang sudah

merasa cemas karena tidak tahu kehidupan macam apa yang akan dihadapi

kelak. Dalam era modern seperti sekarang ini, pekerjaan merupakan salah

satu faktor terpenting yang bisa mendatangkan kepuasan (karena uang,

jabatan, dan memperkuat harga diri). Oleh karena itu, sering kali terjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

39

orang yang pensiun bukannya bisa menikmati masa tua dengan hidup santai,

sebaliknya ada yang justru mengalami problem serius (kejiwan ataupun

fisik). Individu yang melihat masa pensiun hanya dari segi finansial kurang

bisa beradaptasi dengan baik, dibandingkan dengan mereka yang dapat

melihat masa pensiun sebagai masa di mana manusia beristirahat menikmati

hasil jerih payahnya selama ini di masa tuanya.

Dengan memasuki masa pensiun, seseorang akan kehilangan peran

sosialnya di masyarakat, prestise, kekuasaan, kontak sosial, bahkan harga

diri akan berubah juga karena kehilangan peran Eyde (dalam Eliana, 2003).

Bahkan akibat yang paling buruk pada pensiunan adalah bisa

mengakibatkan depresi dan bunuh diri Zimbardo (dalam Eliana, 2003).

Sedangkan akibat pensiun secara fisiologis oleh Liem & Liem (dalam

Eliana, 2003) dikatakan bisa menyebabkan masalah penyakit terutama

gastrointestinal (gangguan pencernaan), gangguan saraf, berkurangnya

kepekaan. Ia menyebut penyakit di atas, dengan istilah retirement syndrome.

Dampak pensiun bukan hanya bersifat negatif saja, namun juga

terdapat dampak positifnya, yakni seseorang bisa terbebas dari rutinitas

kerja. Ada perasaan puas karena sudah berhasil menyelesaikan tugas dan

kewajibannya. Bahkan Perlmutter (dalam Eliana, 2003) mengatakan bahwa

sebagian besar kaum pensiun menunjukkan perasaan puas, tetap merasa

dirinya berguna dan dapat mempertahankan rasa identitasnya. Rasa depresi

dan kecemasan yang timbul biasanya berada pada tingkat ringan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

40

sifatnya hanya sementara. Kalaupun depresi bertambah hal itu disebabkan

oleh gangguan fisik dan bukan karena masa pensiun itu sendiri.

Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh para lanjut usia untuk

menghadapi masalah adalah dengan berusaha mencapai kesejahteraan

psikologis (psychological well-being). Bradburn (dalam Tenggara,

Zamralita, dan Suyasa, 2008) mendefinisikan psychological well-being

sebagai kebahagiaan dan dapat diketahui melalui beberapa dimensi.

Dimensi-dimensi tersebut antara lain otonomi, penguasaan lingkungan,

pertumbuhan pribadi, hubungan positif dengan orang lain, tujuan hidup,

serta penerimaan diri. Ryff juga menyebutkan bahwa psychological well-

being menggambarkan sejauh mana individu merasa nyaman, damai, dan

bahagia berdasarkan penilaian subjektif serta bagaimana mereka

memandang pencapaian potensi-potensi mereka sendiri.

Ryff telah merancang skala pengukuran psychological well-being

untuk mengukur 6 kriteria Kesejahteraan Psikologis dan terbukti valid. Dari

penelitiannya, Well Being pada remaja cenderung bukan pada penguasaan

lingkungan tapi lebih ke pengembangan diri, sementara pada orang dewasa

cenderung pada kebebasan dan penguasaan lingkungan. Ryff juga

mengatakan bahwa cara tiap orang menemukan well being berbeda di tiap

situasi dalam hidupnya. Remaja biasanya mendapatkan well being dengan

melakukan kegiatan yang menyenangkan dan orang dewasa mendapatkan

well being dengan menjalin hubungan keluarga dan pertemanan, sementara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

41

orang-orang tua mengalami well being karena pengalaman kerja di masa

lalu serta pendidikan yang telah ia jalani.

D. Adversity Intelligence

1. Pengertian Adversity Intelligence

Surekha (dalam Wijaya, 2007) menyatakan bahwa adversity adalah

kemampuan berpikir, mengelola dan mengarahkan tindakan yang

membentuk suatu pola–pola tanggapan kognitif dan perilaku atas stimulus

peristiwa-peristiwa dalam kehidupan yang merupakan tantangan atau

kesulitan. Di tambahkan pula bahwa kesulitan yang dihadapi itu mempunyai

beragam variasi bentuk dan kekuatan dari sebuah tragedi yang besar sampai

kelalaian kecil. Dalam kamus Inggris–Indonesia disebutkan bahwa adversity

mempunyai arti kesengsaraan atau kemalangan, istilah kesengsaraan atau

kemalangan dijelaskan dalam kamus besar bahasa Indonesia sebagai

penderitaan atau kesusahan.

Menurut Stoltz (dalam Pranandari, 2008) adversity intelligence adalah

suatu pengukuran tentang bagaimana seseorang berespon terhadap kesulitan.

Elkin (dalam Wijaya, 2007) menyebutkan bahwa adversity intelligence

merupakan suatu pengukuran kemampuan individu dalam menghadapi

permasalahan, musibah, atau bencana, sedangkan Shureka (dalam Wijaya,

2007) mendefinisikan adversity intelligence sebagai suatu pengukuran

kesuksesan yang dapat digunakan untuk mengetahui siapa yang akan

bertahan dalam situasi yang sulit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

42

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa adversity

intelligence adalah suatu pengukuran mengenai kemampuan individu dalam

mengatasi beragam masalah, kesulitan, ataupun musibah dalam berbagai

aspek kehidupannya (Stoltz, 2000).

2. Dimensi Adversity Intelligence

Menurut Stoltz (dalam Pranandari, 2008) dimensi-dimensi adversity

intelligence adalah sebagai berikut:

a. C = Control (Kendali)

Dimensi control (kendali) mempertanyakan seberapa banyak

kendali yang dirasakan terhadap sebuah peristiwa yang menimbulkan

kesulitan.

Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi control,

cenderung lebih mampu bertahan dalam menghadapi kesulitan dan tetap

konsisten pada tujuan yang ingin dicapainya. Ia pun lebih lihai dalam

mencari pemecahan dari masalah yang dihadapinya serta akan

mengambil tindakan yang akan menghasilkan lebih banyak kendali lagi.

Sedangkan individu yang memiliki skor control rendah akan merasa

bahwa kesulitan atau peristiwa buruk yang dialaminya berada di luar

kontrolnya dan hanya sedikit yang dapat ia lakukan untuk mencegah

ataupun membatasi akibat yang ditimbulkannya (menyerah pada nasib).

Semakin rendah skor control yang dimiliki individu, maka semakin besar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

43

kemungkinannya ia merasa kelelahan akibat perubahan hidup sehari-hari,

padahal tidak seharusnya demikian.

b. O2 = Origin dan Ownership (Asal Usul dan Pengakuan)

Origin dan Ownership mempertanyakan dua hal, yaitu apa atau

siapa yang menjadi penyebab kesulitan dan sejauh mana individu merasa

turut bertanggung jawab atas suatu kesulitan yang terjadi, apapun

penyebabnya. Kondisi ideal pada saat dihadapkan pada situasi sulit atau

kemalangan adalah individu tidak terlalu menyalahkan diri sendiri

sekaligus tetap merasa bertanggung jawab untuk mengatasi kesulitan

yang dialami.

Individu dengan skor O2 yang tinggi akan mencerminkan

kemampuan untuk menghindari perilaku menyalahkan diri sendiri yang

tidak perlu sambil menempatkan tanggung jawab pada tempatnya yang

tepat. Sedangkan individu dengan skor O2 yang rendah merespon

kesulitan sebagai sesuatu yang terutama merupakan kesalahannya dan

menganggap peristiwa yang baik sebagai keberuntungan yang berasal

dari luar. Menolak pengakuan dengan menghindarkan diri dari tanggung

jawab.

c. R = Reach (Jangkauan)

Dimensi ini mempertanyakan sejauh mana kesulitan akan

menjangkau bagian-bagian lain dalam kehidupan. Reach menentukan

seberapa besar individu mempersepsikan masalah yang ada akan

berkembang atau tidak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

44

Individu dengan skor reach yang tinggi akan merespon kesulitan

sebagai sesuatu yang spesifik dan terbatas. Individu dengan skor reach

yang rendah akan memandang kesulitan sebagai sesuatu yang merasuki

wilayah-wilayah lain dalam kehidupannya.

d. E = Endurance (Daya Tahan)

Dimensi ini mempertanyakan dua hal, yaitu seberapa lama suatu

kesulitan akan berlangsung dan seberapa lama pula penyebab kesulitan

itu akan terus ada. Semakin rendah skor endurance, semakin besar pula

individu mempersepsikan kesulitan dan/atau penyebabnya akan

berlangsung lama.

Individu dengan skor endurance yang tinggi akan memandang

kesuksesan sebagai sesuatu yang berlangsung lama dan permanen,

sebaliknya kesulitan sekaligus penyebabnya akan dipandang sebagai

sesuatu yang bersifat sementara, cepat berlalu, dan sangat kecil

kemungkinannya untuk terulang lagi. Sedangkan individu dengan skor

endurance rendah cenderung mempersepsikan kesulitan dan

penyebabnya sebagai sesuatu yang bersifat permanen dan di sisi lain,

kesuksesan ataupun keberhasilan yang ia capai hanyalah sesuatu yang

sifatnya sementara waktu saja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

45

3. Adversity Intelligence pada Pensiunan

Masa pensiun merupakan masa yang sering ditakuti oleh banyak

orang. Hal ini dikarenakan masa pensiun dapat menimbulkan masalah

karena tidak semua orang siap menghadapinya. Pensiun akan memutuskan

seseorang dari aktivitas rutin yang telah dilakukan selama bertahun-tahun,

selain itu akan memutuskan rantai sosial yang sudah terbina dengan rekan

kerja, dan yang paling vital adalah menghilangkan identitas seseorang yang

sudah melekat begitu lama (Warr dalam Eliana, 2003). Tidak heran masa

pensiun ini menimbulkan masalah psikologis baru bagi yang menjalaninya,

karena banyak dari mereka yang tidak siap menghadapi masa ini. Ketidak–

siapan menghadapi masa pensiun pada umumnya timbul karena adanya

kekhawatiran tidak dapat memenuhi kebutuhan–kebutuhan tertentu.

Werner (dalam Stoltz, 2000) menyatakan bahwa orang yang optimis

adalah para perencana yang mampu menyelesaikan masalah dan orang yang

dapat memanfaatkan masalah sebagai peluang. Hal ini didukung oleh

penelitian Seligman (dalam Stoltz, 2000) menyatakan perbedaan individu

yang pesimis dan optimis sebagai perbandingan seseorang yang memiliki

Adversity intelligence yang tinggi atau rendah. Individu pesimis akan

memandang kesulitan sebagai situasi yang menetap, pribadi dan berdampak

ke semua aspek hidup lain, sedangkan individu optimis akan memandang

kesulitan sebagai kondisi sementara, eksternal dan terbatas pada persoalan

saat itu saja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

46

E. Dinamika Adversity Intelligence dan Kesejahteraan Psikologis

Di dalam adversity intelligence terdapat beberapa aspek yang

mempengaruhi daya juang seseorang. Aspek yang pertama adalah control.

Apabila individu memiliki control yang tinggi, maka individu tersebut akan

dapat mengendalikan kesulitan-kesulitan yang dialaminya. Kemampuan

individu dalam mengendalikan kesulitan akan membuat individu merasa lebih

optimis. Sikap tersebut membuat individu mampu melihat peluang dalam

mencari penyelesaian terhadap masalah yang dihadapinya. Keadaan tersebut

akan membuat kesejahteraan psikologis tinggi. Sebaliknya apabila control

yang dimiliki individu rendah, maka individu tersebut akan merasa tidak

berdaya dan menganggap kesulitan-kesulitan yang ada berada diluar dari

kendalinya. Perasaan tersebut membuat individu menjadi pesimis, mudah

menyerah, dan putus asa. Ketika individu pesimis, mudah menyerah, dan

putus asa maka ia akan pasrah pada situasi sulit yang ada. Hal ini pada

akhirnya akan membuat kesejahteraan psikologis individu rendah (Stoltz,

2000).

Aspek yang kedua adalah origin dan ownership. Apabila individu

memiliki origin dan ownership yang tinggi, maka individu akan dapat

menempatkan masalah tidak hanya pada diri sendiri. Individu juga mampu

melihat faktor dari luar sebagai asal usul masalah dan bersedia menanggung

akibat atas situasi sulit yang dihadapi secara objektif. Kemampuan individu

untuk melihat adanya faktor dari luar sebagi asal usul masalah membuat

individu tidak selalu menyalahkan dirinya sendiri ketika suatu masalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

47

menimpanya. Individu tetap akan merasa menyesal, akan tetapi penyesalan

yang dialaminya adalah penyesalan yang sewajarnya. Rasa penyesalan yang

sewajarnya membuat individu mau belajar dari kesalahan yang ada. Kemauan

belajar dari kesalahan yang ada membuat kesejahteraan psikologis individu

tinggi. Sebaliknya apabila origin dan ownership yang dimiliki individu

rendah, maka individu akan menganggap kesulitan sebagai sesuatu yang

merupakan kesalahan dari dirinya sendiri. Akibatnya individu akan

menyalahkan dirinya sendiri. Sikap individu yang selalu menyalahkan diri

sendiri membuat individu minder, tidak percaya diri dan ragu-ragu. Sikap

individu yang minder, tidak percaya diri, dan ragu-ragu akan membuat

kesejahteraan psikologis dari individu tersebut rendah (Stoltz, 2000).

Aspek yang ketiga adalah reach. Apabila individu memiliki reach yang

tinggi, maka individu akan dapat merespon kesulitan sebagai sesuatu yang

spesifik dan terbatas. Kemampuan individu untuk merespon kesulitan sebagai

sesuatu yang terbatas akan membuat individu lebih berdaya dan dapat

menentukan sikap. Hal ini membuat kesukaran dan tantangan yang dihadapi

individu lebih mudah ditangani. Kemampuan menangani kesukaran dan

tantangan membuat kesejahteraan psikologis individu akan tinggi. Apabila

reach yang dimiliki individu rendah, maka individu akan merespon kesulitan

sebagai sesuatu yang mempengaruhi hal-hal lain dalam kehidupannya.

Akibatnya individu kurang dapat menentukan sikap dan tidak berdaya untuk

mengambil suatu tindakan. Ketidak mampuan individu menentukan sikap dan

tindakan membuat kesejahteraan psikologis individu rendah (Stoltz, 2000).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

48

Aspek yang keempat adalah endurance. Individu yang memiliki

endurance tinggi akan menganggap kesulitan sebagai sesuatu yang sementara

dan kecil kemungkinannya terjadi lagi. Keyakinan individu bahwa masalah

yang ada hanya sementara membuat individu memiliki semangat, rasa

optimis, dan keyakinan untuk melalui situasi tersebut. Keadaan tersebut

membuat individu cepat bertindak dan bangkit dari keterpurukan.

Kemampuan individu untuk bangkit dari keterpurukan membuat

kesejahteraan psikologis individu tinggi. Sementara itu, individu yang

memiliki endurance yang rendah akan memandang kesulitan sebagai

peristiwa yang berlangsung lama. Keadaan tersebut membuat individu merasa

tidak berdaya, putus asa, dan kehilangan harapan. Rasa tidak berdaya dan

putus asa membuat individu kurang mampu untuk bertindak melawan

kesulitan dan pada akhirnya terpuruk pada keadaan. Individu yang terpuruk

pada keadaan akan memiliki kesejahteraan psikologis yang rendah (Stoltz,

2000).

Kita dapat lihat dinamika antara adversity intelligence dan

kesejahteraan psikologis dalam bagan berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

49

13

Bagan Hubungan Adversity Intelligence dan Kesejahteraan Psikologis

Kesejahteraan

Psikologis

tinggi

Tidak selalu menyalah-

kan diri sendiri, menye-

sal sewajarnya.

Optimis Dapat meengendalikan kesulitan-

kesulitan yang di alami.

Menempatkan masalah tidak hanya

pada diri sendiri, namun juga melihat

faktor dari luar sebagai asal usul

masalah dan bersedia menanggung

akibat atas situasi sulit yang dihadapi

secara objektif.

Lebih berdaya dan dapat

menentukan sikap. Merespon kesulitan sebagai sesuatu

yang spesifik dan terbatas.

AI

Tinggi

Menganggap kesulitan sebagai

sesuatu yang sementara, dan kecil

kemungkinannya terjadi lagi.

Memiliki semangat, op-

timis, keyakinan dapat

melaluinya.

AI pada

pensiunan

Pesimis, mudah me-

nyerah, putus asa

Tidak berdaya. Merasa bahwa

kesulitan- kesulitan yang terjadi

berada di luar kendali.

Menyalahkan diri sen-

diri.

Menganggap kesulitan sebagai

sesuatu yang merupakan kesalahan

diri sendiri.

AI

Rendah

Kesejahteraan

Psikologis

rendah Kurang dapat menen-

tukan sikap.

Merespon kesulitan sebagai sesuatu

yang mempengaruhi hal-hal lain

dalam kehidupan.

Tidak berdaya, putus

asa, dan hilangnya ha-

rapan.

Memandang kesulitan sebagai

peristiwa yang berlangsung lama

Kesukaran, dan

tantangan lebih mu

dah ditangani.

Cepat bertindak,

bangkit dari keter-

purukan.

Pasrah pada situasi

yang ada

Minder, tidak per-

caya diri dan ragu-

ragu.

Tidak berdaya un-

tuk mengambil tin-

dakan.

Kurang bertindak

melawan kesulitan,

terpuruk pada ke-

adaan.

Mampu melihat

peluang

Belajar dari kesala-

han yang ada.

Kesejahteraan

Psikologis

pada

Pensiunan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

50

F. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah Ha: Ada

hubungan positif antara adversity intelligence dan kesejahteraan psikologis

pada pensiunan. Semakin tinggi adversity intelligence maka semakin tinggi

kesejahteraan psikologis pada pensiunan. Begitu juga sebaliknya, semakin

rendah adversity intelligence maka semakin rendah kesejahteraan psikologis

pada pensiunan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

51

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif inferensial dengan

pendekatan korelasional. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat

adanya hubungan antara adversity intelligence dan kesejahteraan

psikologis pada pensiunan.

B. Variabel Penelitian

Penelitian ini memiliki dua variabel yang diidentifikasi sebagai berikut :

1. Variabel tergantung/dependen/terikat/criterion yaitu kesejahteraan

psikologis

2. Variabel bebas/independen/tidak terikat/predictor yaitu adversity

intelligence

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Kesejahteraan Psikologis

Variabel tergantung pada penelitian ini adalah kesejahteraan

psikologis. Ryff (dalam Matahari, Iriani, dan Lianawati, 2005)

menjelaskan kesejahteraan psikologis merupakan suatu keadaan

psikologis yang lebih dari sekedar bebas dari penyakit mental; tetapi

mengandung arti memiliki karakteristik positif pada penerimaan diri,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

52

hubungan dengan orang lain, otonomi, penguasaan lingkungan, tujuan

hidup, dan pertumbuhan diri.

Kesejahteraan psikologis pada penelitian ini diukur menggunakan

skala kesejahteraan psikologis yang disusun berdasarkan aspek-aspek

yang mengacu pada teori Ryff (dalam Tenggara, Zamralita dan Suyasa,

2008) yaitu:

a. Penerimaan Diri (Self-Acceptance)

Penerimaan diri adalah sikap positif terhadap diri sendiri dan

merupakan ciri penting dari kesejahteraan psikologis. Sebuah

gambaran inti dari kondisi well-being yang dicirikan dengan

aktualisasi dan dapat berfungsi secara optimal, kedewasaan serta

penerimaan diri seseorang dan kehidupan yang sudah dilewatinya.

b. Hubungan Positif dengan Orang Lain (Positive Relations with

Others)

Hubungan positif dengan orang lain dapat dioperasionalkan

ke dalam tinggi rendahnya kemampuan seseorang dalam membina

kehangatan dan hubungan saling percaya dengan orang lain; yang

digambarkan sebagai orang yang mempunyai empati yang kuat,

mampu mencintai secara mendalam dan bersahabat.

c. Otonomi (Autonomy)

Otonomi menekankan pada kemampuan untuk mengarahkan

diri sendiri, kemandirian dan kemampuan mengatur tingkah laku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

53

Orang yang berfungsi penuh digambarkan mampu menilai diri

sendiri dengan menggunakan standar pribadi.

d. Penguasaan Lingkungan (Enviromental Mastery)

Penguasaan lingkungan adalah orang yang mampu

menciptakan lingkungan yang sesuai dengan kondisi fisiknya.

Kemampuan ini dipengaruhi oleh kedewasaan seseorang khususnya

kemampuan seseorang untuk memanipulasi dan mengontrol

lingkungan yang kompleks melalui aktivitas mental dan fisik.

e. Tujuan Hidup (Purpose in Life)

Tujuan hidup dapat dioperasionalkan dalam tinggi rendahnya

pemahaman individu akan tujuan dan arah hidupnya.

f. Pertumbuhan Pribadi (Personal Growth)

Pertumbuhan pribadi dapat dioperasionalkan dalam tinggi

rendahnya kemampuan seseorang untuk mengembangkan potensi

diri secara berkelanjutan dan lebih menekankan pada cara

memandang diri dan merealisasikan potensi dalam diri.

Skor tinggi pada skala ini menunjukkan pensiunan cenderung memiliki

kesejahteraan psikologis yang tinggi, sedangkan skor rendah pada skala ini

menunjukkan pensiunan cenderung memiliki kesejahteraan psikologis

yang rendah dalam hidupnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

54

2. Adversity Intelligence

Variabel bebas pada penelitian ini adalah adversity intelligence.

Menurut Stoltz (2000), adversity intelligence adalah suatu pengukuran

mengenai kemampuan individu dalam mengatasi beragam masalah,

kesulitan, ataupun musibah dalam berbagai aspek kehidupannya.

Adversity intelligence dalam penelitian ini akan diukur dengan

skala adversity intelligence yang disusun berdasarkan aspek-aspek

yang dipaparkan oleh Stoltz (dalam Pranandari, 2008), yaitu :

a. C = Control (Kendali)

Dimensi control (kendali) mempertanyakan seberapa

banyak kendali yang dirasakan terhadap sebuah peristiwa yang

menimbulkan kesulitan.

b. O2 = Origin dan Ownership (Asal Usul dan Pengakuan)

Origin dan Ownership mempertanyakan dua hal, yaitu apa

atau siapa yang menjadi penyebab kesulitan dan sejauh mana

individu merasa turut bertanggung jawab atas suatu kesulitan yang

terjadi, apapun penyebabnya. Kondisi ideal pada saat dihadapkan

pada situasi sulit atau kemalangan adalah individu tidak terlalu

menyalahkan diri sendiri sekaligus tetap merasa bertanggung jawab

untuk mengatasi kesulitan yang dialami.

c. R = Reach (Jangkauan)

Dimensi ini mempertanyakan sejauh mana kesulitan akan

menjangkau bagian-bagian lain dalam kehidupan. Reach

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

55

menentukan seberapa besar individu mempersepsikan masalah

yang ada akan berkembang atau tidak.

d. E = Endurance (Daya Tahan)

Dimensi ini mempertanyakan dua hal, yaitu seberapa lama

suatu kesulitan akan berlangsung dan seberapa lama pula penyebab

kesulitan itu akan terus ada.

Skor tinggi pada skala ini menunjukkan pensiunan cenderung

memiliki adversity intelligence yang tinggi, sedangkan skor rendah pada

skala ini menunjukkan pensiunan cenderung memiliki adversity

intelligence yang rendah dalam hidupnya.

D. Subjek Penelitian

Karakter subjek penelitian ini adalah

a. Jenis kelamin laki-laki dan perempuan

b. Berada dalam masa dewasa tengah dan dewasa akhir

c. Menjalani masa pensiun

E. Sampling

Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode purposive sampling. Hal ini berarti sample dalam penelitian ini

sudah ditentukan sebelumnya sesuai dengan tujuan penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

56

F. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan uji coba terpakai. Menurut Sutrisno

Hadi uji coba terpakai adalah uji coba yang hasilnya sekaligus digunakan

sebagai data penelitian yang dianalisis (dalam Hadi. S, 2005).

Penelitian ini mengukur hubungan antara adversity intelligence dan

Kesejahteraan Psikologis pada pensiunan. Maka untuk mengolah data

digunakan teknik korelasi. Adapun alat pengumpul data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah :

1. Skala kesejahteraan psikologis

2. Skala adversity intelligence

Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan menggunakan skala

model Likert. Pernyataan yang digunakan dalam skala merupakan skala

terstruktur, yang mana jawaban sudah disediakan dan subjek hanya

memilih satu jawaban yang sesuai dengan kondisi diri subjek.

Adapun skala yang digunakan dalam masing-masing variabel

penelitian ini adalah:

1. Skala Kesejahteraan Psikologis

Penyusunan skala kesejahteraan psikologis disusun berdasarkan

aspek-aspek kesejahteraan psikologis yang mengacu pada teori Ryff

(dalam Tenggara, Zamralita dan Suyasa , 2008) yaitu:

a. Penerimaan Diri (Self-Acceptance)

Penerimaan diri adalah sikap positif terhadap diri sendiri dan

merupakan ciri penting dari kesejahteraan psikologis. Sebuah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

57

gambaran inti dari kondisi well-being yang dicirikan dengan

aktualisasi dan dapat berfungsi secara optimal, kedewasaan serta

penerimaan diri seseorang dan kehidupan yang sudah dilewatinya.

b. Hubungan Positif dengan Orang Lain (Positive Relations with

Others)

Hubungan positif dengan orang lain dapat dioperasionalkan

ke dalam tinggi rendahnya kemampuan seseorang dalam membina

kehangatan dan hubungan saling percaya dengan orang lain; yang

digambarkan sebagai orang yang mempunyai empati yang kuat,

mampu mencintai secara mendalam dan bersahabat.

c. Otonomi (Autonomy)

Otonomi menekankan pada kemampuan untuk mengarahkan

diri sendiri, kemandirian dan kemampuan mengatur tingkah laku.

Orang yang berfungsi penuh digambarkan mampu menilai diri

sendiri dengan menggunakan standar pribadi.

d. Penguasaan Lingkungan (Enviromental Mastery)

Penguasaan lingkungan adalah orang yang mampu

menciptakan lingkungan yang sesuai dengan kondisi fisiknya.

Kemampuan ini dipengaruhi oleh kedewasaan seseorang khususnya

kemampuan seseorang untuk memanipulasi dan mengontrol

lingkungan yang kompleks melalui aktivitas mental dan fisik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

58

e. Tujuan Hidup (Purpose in Life)

Tujuan hidup dapat dioperasionalkan dalam tinggi rendahnya

pemahaman individu akan tujuan dan arah hidupnya.

f. Pertumbuhan Pribadi (Personal Growth)

Pertumbuhan pribadi dapat dioperasionalkan dalam tinggi

rendahnya kemampuan seseorang untuk mengembangkan potensi

diri secara berkelanjutan dan lebih menekankan pada cara

memandang diri dan merealisasikan potensi dalam diri.

Berdasarkan enam aspek diatas, selanjutnya peneliti menyusun 90

butir pernyataan yang terdiri dri 48 pernyataan favorable dan 42 pernyataan

unfavorabel. Pernyataan-pernyataan tersebut dapat dilihat dari tabel sebagai

berikut:

Tabel 1

Spesifikasi Aitem-aitem Skala Kesejahteraan Psikologis

Aspek

Kesejahteraan

Psikologis

No Aitem

Bobot (%)

Jumlah

Aitem Favourable Unfavorable

Penerimaan Diri

1, 14, 27, 41,

52, 64, 73, 90

7, 18, 36, 47, 60,

67, 82

16,67% 15

Hubungan positif

dengan orang lain 2, 20, 35, 46,

59, 65, 74, 89

10, 13, 26, 39,

49, 68, 81 16,67%

15

Otonomi

9, 19, 28, 37,

50, 66, 80, 85

3, 15, 25, 42, 53,

72, 84

16,67% 15

Penguasaan

lingkungan

4, 16, 29, 38,

51, 61, 75, 86

8, 21, 34, 43, 54,

69, 83

16,67% 15

Tujuan hidup 5, 17, 30, 48,

55, 62, 76, 88

11, 22, 32, 44,

56, 70, 78

16,67% 15

Pertumbuhan

Pribadi

12, 23, 31, 40,

58, 63, 77, 87

6, 24, 33, 45, 57,

71, 79

16,67% 15

Total 48 42 100% 90

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

59

Skor jawaban subjek pada skala kesejahteraan psikologis, yaitu :

Tabel 2

Skor Jawaban Subjek pada Skala Kesejahteraan Psikologis

Respon Favorabel Unfavorabel

Sangat Sering (SS) 4 1

Sering (S) 3 2

Jarang (TS) 2 3

Tidak Pernah (STS) 1 4

Semakin tinggi skor subjek yang diperoleh, maka semakin tinggi

pula tingkat Kesejahteraan Psikologis yang dialami. Begitu juga

sebaliknya, semakin rendah skor subjek yang diperoleh, maka semakin

rendah pula tingkat Kesejahteraan Psikologis yang dialami.

2. Skala Adversity Intelligence

Penyusunan skala adversity intelligence disusun berdasarkan 4

aspek yang di dikemukakan oleh Stoltz (dalam Pranandari, 2008),

yaitu :

a. C = Control (Kendali)

Dimensi control (kendali) mempertanyakan seberapa

banyak kendali yang dirasakan terhadap sebuah peristiwa yang

menimbulkan kesulitan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

60

b. O2 = Origin dan Ownership (Asal Usul dan Pengakuan)

Origin dan Ownership mempertanyakan dua hal, yaitu apa

atau siapa yang menjadi penyebab kesulitan dan sejauh mana

individu merasa turut bertanggung jawab atas suatu kesulitan yang

terjadi, apapun penyebabnya. Kondisi ideal pada saat dihadapkan

pada situasi sulit atau kemalangan adalah individu tidak terlalu

menyalahkan diri sendiri sekaligus tetap merasa bertanggung jawab

untuk mengatasi kesulitan yang dialami.

c. R = Reach (Jangkauan)

Dimensi ini mempertanyakan sejauh mana kesulitan akan

menjangkau bagian-bagian lain dalam kehidupan. Reach

menentukan seberapa besar individu mempersepsikan masalah

yang ada akan berkembang atau tidak.

d. E = Endurance (Daya Tahan)

Dimensi ini mempertanyakan dua hal, yaitu seberapa lama

suatu kesulitan akan berlangsung dan seberapa lama pula penyebab

kesulitan itu akan terus ada.

Berdasarkan empat dimensi diatas, selanjutnya peneliti menyusun

60 butir pernyataan yang terdiri dri 31 pernyataan favorable dan 29

pernyataan unfavorabel. Pernyataan-pernyataan tersebut dapat dilihat dari

tabel sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

61

Tabel 3

Spesifikasi Aitem-aitem Skala Adversity Intelligence

Aspek

Adversity

Intelligence

No Aitem

Bobot (%)

Jumlah

Aitem Favourable Unfavorable

Control (C) 1, 7, 25, 34, 41,

48, 50

3, 16, 27, 31, 36,

40, 47, 54

25% 15

Origin

Dan

Ownership

(O2)

8, 18, 26, 35 2, 12, 21

25%

15

9, 20, 28, 37 6, 13, 24, 39

Reach (R) 5, 14, 22, 32, 43,

46, 51, 57

10, 19, 29, 33, 42,

45, 58

25% 15

Endurance (E) 4, 15, 23, 38, 49,

52, 55, 59

11, 17, 30, 44, 53,

56, 60

25% 15

Total 31 29 100% 60

Skor jawaban subjek pada skala adversity intelligence, yaitu :

Tabel 4

Skor Jawaban Subjek pada Skala Adversity Intelligence

Respon Favorabel Unfavorable

Sangat Sesuai (SS) 4 1

Sesuai. (S) 3 2

Tidak Sesuai (TS) 2 3

Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4

Semakin tinggi skor subjek yang diperoleh, maka semakin tinggi

juga adversity intelligence yang dimiliki. Sebaliknya semakin rendah skor

total yang diperoleh, maka semakin rendah juga adversity intelligence yang

dimiliki.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

62

G. Kredibilitas Alat Ukur

1. Estimasi Validitas

Validitas seringkali dikonsepkan sebagai sejauhmana tes mampu

mengukur atribut yang seharusnya diukur (Azwar, 1999). Sebuah

instrumen dikatakan valid apabila alat ukur yang digunakan dapat

mengukur apa yang hendak diukur.

Pengukuran validitas pada penelitian ini adalah validitas isi.

Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian

terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional

judgment (Azwar, 1999). Isi tes tidak hanya menunjukkan bahwa tes

tersebut harus komprehensif isinya akan tetapi harus pula memuat isi

yang relevan dan tidak keluar dari batasan tujuan alat ukur. Untuk

memenuhi validitas isi tersebut, professional judgment dilakukan

dengan meminta pendapat dosen pembimbing skripsi dalam proses

telaah soal (aitem review) pada skala penelitian yang telah dibuat oleh

peneliti.

Pertanyaan yang dicari jawabannya dalam validasi ini adalah

‘sejauhmana aitem-aitem dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi

objek yang hendak diukur’ atau ’sejauhmana isi tes mencerminkan ciri

atribut yang hendak diukur’.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

63

2. Seleksi Aitem

Tahap pertama yang dilakukan untuk seleksi aitem adalah analisis

dan seleksi aitem berdasarkan evaluasi kualitatif. Evaluasi ini melihat

apakah aitem yang ditulis sudah sesuai dengan blue print dan indikator

perilaku yang hendak diungkapkan, melihat apakah aitem telah ditulis

sesuai dengan kaidah penulisan yang benar dan melihat apakah aitem

yang ditulis masih mengandung social desirability yang tinggi.

Tahap kedua adalah prosedur seleksi aitem berdasarkan data

empiris (data hasil uji-coba aitem pada kelompok subjek yang

karakteristiknya setara dengan subjek yang hendak dikenai skala itu

nantinya).

Data dianalisis secara kuantitatif untuk memilih aitem-aitem yang

benar yaitu aitem-aitem yang memiliki daya beda tinggi. Daya beda

aitem adalah sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu

atau kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang

diukur (Azwar,1999). Kualitas aitem yang diukur dengan analisis butir

yang menggunakan parameter daya beda aitem. Kriteria yang

digunakan batasan adalah 0,30 dengan taraf signifikansi 0,05. Aitem

yang memiliki koefisien korelasi sebesar 0,30 keatas (>0,30) dianggap

memenuhi kriteria item yang sahih sedangkan item yang memiliki

koefisien korelasi dibawah 0,30 (<0,30) digugurkan (Azwar,1999).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

64

3. Estimasi Reliabilitas

Azwar (1999) menjelaskan bahwa reliabilitas mengacu pada

konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung makna

kecermatan pengukuran untuk dapat digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik dan dapat

digunakan dengan keseluruhan konsistensi pada waktu yang berbeda

untuk tujuan penelitian yang sama. Instrumen yang reliabel sudah

dapat dipercaya dan akan menghasilkan data yang sangat dipercaya

juga. Pengukuran reliabilitas dan uji analisis dalam penelitian ini

dilakukan perhitungan reliabilitas koefisien alpha dari cronbach.

Reliabilitas dianggap memuaskan apabila mendekati rxx = 0,900.

4. Hasil Uji Coba Alat Penelitian

a. Hasil Uji Coba Skala Kesejahteraan Psikologis

Skala kesejahteraan psikologis dihitung menggunakan SPSS

for Windows versi 17.0. Seleksi aitem menggunakan koefisien

korelasi aitem total. Kriterian aitem yang diterima jika korelasinya

positif dan sama dengan atau lebih besar dari 0,3 (Azwar, 1999). Uji

reliabilitas skala kesejahteraan psikologis pada 90 aitem dengan α =

0,940 dan 31 aitem gugur. Setelah menghilangkan aitem gugur,

koefisien reliabilitas α = 0,949 dengan 59 aitem. Hasil uji coba skala

kesejahteraan psikologis dapat dilihat pada tabel berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

65

Tabel 5

Spesifikasi Aitem-aitem

Skala Kesejahteraan Psikologis setelah Uji Coba

Aspek

Kesejahteraan

Psikologis

No Aitem Baik No Aitem Tidak Baik

Favourable Unfavorable Favourable Unfavorable

Penerimaan

Diri

14 18, 36, 47, 67, 82 1, 27, 41, 52, 64,

73, 90

7, 60

Hubungan

positif dengan

orang lain

2, 20, 35, 46,

65

13, 26, 39, 49, 68 59, 74, 89

10, 81

Otonomi

19, 28, 80 15, 25, 84 9, 37, 50, 66, 85 3, 42, 53, 72

Penguasaan

lingkungan

4, 16, 29, 51,

61

8, 21, 34, 43 38, 75, 86 54, 69, 83

Tujuan hidup 5, 17, 30, 48,

55, 62, 76, 88

11, 22, 32, 44,

56, 70, 78

Pertumbuhan

Pribadi

12, 40, 58, 63,

77, 87

6, 24, 33, 45, 57,

71, 79

23, 31

Jumlah 28 31 20 11

Total 59 31

b. Hasil Uji Coba Skala Adversity Intelligence

Skala adversity intelligence dihitung menggunakan SPSS for

Windows versi 17.0. Seleksi aitem menggunakan koefisien korelasi

aitem total. Kriterian aitem yang diterima jika korelasinya positif

dan sama dengan atau lebih besar dari 0,3 (Azwar, 1999). Uji

reliabilitas skala adversity intelligence pada 60 aitem dengan α =

0,888 dan 27 aitem gugur. Setelah menghilangkan aitem gugur,

koefisien reliabilitas α = 0,904 dengan 33 aitem. Hasil uji coba

skala adversity intelligence dapat dilihat pada tabel berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

66

Tabel 6

Spesifikasi Aitem-aitem

Skala Adversity Intelligence setelah Uji Coba

Aspek

Adversity

Intelligence

No Aitem Baik No Aitem Tidak Baik

Favourable Unfavorable Favourable Unfavorable

Control (C) 41, 48 3, 31, 36, 47,

54

1, 7, 25, 34,

50

16, 27, 40

Origin dan

Ownership

(O2)

35

20

21

6, 13, 24, 39

8, 18, 26

9, 28, 37

2, 12

Reach (R) 5, 14, 22, 46,

51

19, 42, 45, 58 32, 43, 57 10, 29, 33

Endurance

(E)

4, 15, 49, 52,

55, 59

11, 17, 30, 53 23, 38 44, 56, 60

Jumlah 15 18 16 11

Total 33 27

H. Metode Analisis Data

1. Uji Asumsi

Uji asumsi merupakan salah satu syarat dalam penggunaan teknik

korelasi untuk memperoleh kesimpulan yang benar berdasarkan data

yang ada. Adapun uji asumsi yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Uji normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan

antara distribusi sebaran variabel X dan variabel Y dalam

penelitian ini bersifat normal atau tidak. Data dinyatakan

berdistribusi normal apabila signifikansi lebih besar dari 5% atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

67

0.05. Sebaliknya, apabila signifikansi yang diperoleh lebih kecil

dari 5% atau 0.05 maka sebaran data tidak berdistribusi normal.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah

hubungan antara skor variabel X dan variabel Y merupakan

bergaris lurus atau tidak. Apabila hubungan antara dua variabel

tersebut menunjukkan garis lurus maka dapat dikatakan terdapat

korelasi linear antara kedua variabel. Data dinyatakan linear

apabila dua variabel mempunyai signifikansi kurang dari 0.05.

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk melihat apakah terdapat hubungan

positif antara adversity intelligence dan Kesejahteraan Psikologis pada

pensiunan. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan

analisis korelasi Pearson Product Moment melalui SPSS for Windows

versi 17.0.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

68

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini melibatkan 62 subjek. Penelitian dilaksanakan pada

tanggal 23 – 30 Desember 2010 dengan cara meminta subjek mengisi

kuesioner yang berisi dua skala, yaitu skala adversity intelligence dan skala

kesejahteraan psikologis. Peneliti menyebar kuesioner sebanyak 70

eksemplar. Kuesioner yang kembali sejumlah 62 sedangkan 8 kuesioner

lainnya gugur. Ada beberapa alasan hasil kuesioner tidak dapat dipakai,

antara lain adanya kuesioner yang datanya tidak diisi lengkap sebanyak 3

buah, kuesioner yang tidak ada identitas dan tanda tangan subjek sebanyak 1

buah sedangkan 4 kuesioner lainnnya tidak kembali kepada peneliti.

B. Data Demografi Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini berjumlah 62 orang yang dikelompokkan

berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, suku, agama, dan

instansi tempat mereka bekerja. Pengelompokkan tersebut disajikan dalam

tabel-tabel berikt:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

69

Tabel 7

Data Demografi Subjek Penelitian

No. Kategori Keterangan N %

1.

Usia

56 14 22,58%

57 13 20,97%

58 6 9,68%

59 11 17,74%

60 3 4,84%

61 2 3,23%

62 4 6,45%

63 3 4,84%

64 1 1,61%

65 5 8,06%

2. Jenis Kelamin Laki-laki 43 69,35%

Perempun 19 30,65%

3.

Pendidikan

Terakhir

S1 11 17,74%

D3 / Akademi 18 29,03%

SMA / STM 27 43,55%

SMP 5 8,07%

SD 1 1,61%

4.

Suku

Jawa 14 22,58%

Toraja 20 32,26%

Buton 5 8,06%

Bugis 16 25,81%

Mandar 1 1,61%

Tolaki 2 3,23%

Flores 1 1,61%

Batak 1 1,61%

Selayar 1 1,61%

Luwuk 1 1,61%

5. Agama Katolik 15 24,19%

Kristen 10 16,13%

Islam 37 59,68%

6. Instansi Swasta 49 79,03%

Negeri 13 20,97%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

70

C. Uji Asumsi

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel

yang akan dianalisis tersebut berdistribusi normal atau tidak. Data

dinyatakan berdistribusi normal apabila signifikasi lebih besar daripada

5% atau 0.05. Sebaliknya, apabila nilai signifikasi yang diperoleh lebih

kecil dari 5% atau 0.05, maka sebaran data tersebut tidak berdistribusi

normal. Penelitian uji normalitas diolah dengan menggunakan SPSS for

Windows versi 17.0.

Tabel 8

Hasil Uji Normalitas

Variabel Kolmogorov-

Smirnov Signifikansi Keterangan

Adversity

Intelligence 0,970 0,303 Normal

Kesejahteraan

Psikologis 0,783 0,572 Normal

Hasil di atas diperoleh Kolmogorov-Smirnov untuk variabel

adversity intelligence sebesar 0,970 dengan signifikansi 0,303. Nilai

signifikansi tersebut lebih besar dari 5% pada variabel adversity

intelligence, dengan demikian sebaran data adalah normal.

Data variabel kesejahteraan psikologis Kolmogorov-Smirnov

sebesar 0,783 dengan signifikansi 0,572. Nilai signifikansi tersebut lebih

dari 5% pada variabel stres, dengan demikian sebaran data adalah normal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

71

2. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah varian dari

sampel yang akan diuji tersebut memiliki hubungan yang erat. Jika

hubungan antara dua variabel tersebut menunjukan garis lurus maka dapat

dinyatakan terdapat korelasi linier antara kedua variabel. Kuatnya

hubungan antar variabel dinyatakan dengan signifikansi linearitas positif p

< 0,05. Uji linearitas pada data penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan SPSS for Windows versi 17.0. Berikut adalah hasil uji

linearitas yang dilakukan pada data penelitian ini.

Tabel 9

Hasil Uji Linearitas

Hubungan F Hitung Sig. (P)

Adversity Intelligence dan

Kesejahteraan Psikologis 44.615 0,000

Dari tabel hasil uji linearitas diatas, dapat dilihat bahwa hasil

uji linearitas hubungan antara adversity intelligence dan kesejahteraan

psikologis sebesar 44.615 dengan taraf signifikansi sebesar 0,000.

Besar taraf signifikansi pada uji linearitas yang menunjukkan bahwa

(P<0,05) maka hubungan antara kedua variabel yaitu adversity

intelligence dan kesejahteraan psikologis tersebut adalah linier.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

72

D. Hasil Penelitian

1. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik

korelasi Pearson Product Moment pada taraf signifikasi 5% (0,05). Uji

Hipotesis dilakukan dengan menggunakan SPSS for Windows versi 17.0.

Uji hipotesis satu ekor (one tailed) dilakukan pada penelitian ini karena

hipotesis dalam penelitian ini sudah mengarah, yaitu berarah positif.

Tabel 10

Hasil Uji Hipotesis

Hubungan R Sig. (P)

Adversity Intelligence dan

Kesejahteraan Psikologis 0,646 0,000

Dari hasil analisi data diketahui bahwa koefisien korelasi antara

variabel adversity intelligence dan kesejahteraan psikologis sebesar 0,646

dengan signifikansi sebesar 0,000. Hal ini berarti terdapat hubungan yang

positif dan signifikan antara variabel adversity intelligence dan

kesejahteraan psikologis. Jadi, semakin tinggi adversity intelligence

seseorang, maka semakin tinggi kesejahteraan psikologis yang di rasakan

oleh orang tersebut. Begitu juga sebaliknya semakin rendah adversity

intelligence seseorang, maka semakin rendah kesejahteraan psikologis

yang di rasakan oleh orang tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

73

Dari penelitian ini, diktahui bahwa r = 0,646 dan koefisien

determinan (r2) sebesar 41,73%. Hal ini berarti adversity intelligence

memiliki sumbangan efektif sebesar 41,73% terhadap kesejahteraan

psikologis pada para pensiunan, sedangkan 58,27% lainya dipengaruhi

oleh variabel lain.

2. Uji Tambahan

Uji tambahan dilakukan untuk menghasilkan mean teoritik dan

mean empiris, di mana mean teorik ini digunakan untuk mengetahui rata-

rata skor ideal pada data penelitian. Mean empiris digunakan untuk

mengetahui rata-rata skor pada data penelitian. Uji tambahan juga

dilakukan untuk mengetahui apakah keseluruhan subjek memiliki

adversity intelligence dan kesejahteraan psikologis yang tinggi. Pada tabel

berikut ini disajikan data teoritis dan empiris skala adversity intelligence

dan skala kesejahteraan psikologis pada para pensiunan:

Tabel 11

Data Teoritis dan Empiris

Variabel N T SD P

Mean

Teoritis Empiris

Adversity

Intelligence 62

59,737 4,881 0,00 82,5 119,532

Kesejahteraan

Psikologis 65,196 8,199 0,00 147,5 215,387

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

74

Nilai P pada variabel adversity intelligence sebesar 0.00. Hal ini

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara mean

teoritis dan empiris pada skala adversity intelligence. Mean teoritis adalah

rata-rata skor pada alat ukur penelitian. Mean Teoritis diperoleh dari angka

titik tengah skor alat ukur penelitian. Mean empiris adalah rata-rata skor

dalam penelitian. Skala adversity intelligence menunjukkan mean empiris

119,532 lebih tinggi dibandingkan mean teoritis 82,5. Hal tersebut

menunjukkan subjek penelitian pada kenyataannya memiliki adversity

intelligence yang tinggi.

Nilai P pada variabel kesejahteraan psikologis sebesar 0.00. Hal ini

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara mean

teoritis dan empiris pada skala kesejahteraan psikologis. Skala

kesejahteraan psikologis menunjukkan mean empiris 215,387 lebih tinggi

dibandingkan mean teoritis 147,5. Hal tersebut menunjukkan subjek

penelitian pada kenyataannya memiliki kesejahteraan psikologis yang

tinggi.

E. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan positif antara

adversity intelligence dan kesejahteraan psikologis pada pensiunan. Dari

analisis data yang telah dilakukan, menunjukan nilai koefisien korelasi antara

adversity intelligence dan kesejahteraan psikologis pada pensiunan sebesar

0,646 dengan signifikansi 0,000. Nilai tersebut menunjukan bahwa terdapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

75

hubungan yang positif dan signifikan antara adversity intelligence dan

kesejahteraan psikologis pada pensiunan. Hal ini menandakan bahwa hipotesis

awal penelitian, yaitu ada hubungan positif dan signifikan antara adversity

intelligence dan kesejahteraan psikologis pada pensiunan dapat diterima.

Dalam penelitian ini adversity intelligence memiliki sumbangan efektif

sebesar 41,73% terhadap kesejahteraan psikologis pada para pensiunan,

sedangkan 58,27% lainya dipengaruhi oleh variabel lain.

Perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari

tentunya menuntut seseorang untuk dapat melakukan penyesuaian agar dapat

menjalani kehidupannya dengan lebih sejahtera dan terhindar dari masalah.

Akan tetapi hal tersebut sering menjadi hal yang sulit untuk diwujudkan bagi

sebagian orang. Kesulitan-kesulitan yang dialami individu tersebut tentunya

menjadi masalah dan membuat individu berada dalam tekanan, sehingga

individu tersebut akan memberikan respon dalam menghadapi kesulitan atau

permasalahan dalam hidupnya. Stoltz (2000) membagi adversity intelligence

individu atas empat dimensi yang terdiri dari Control, Origin – Owner, Reach

dan Endurance (CO2RE). Empat dimensi yang menjadi indikator tinggi

rendahnya adversity intelligence ini mengacu kepada kesulitan yang dihadapi

individu dalam hidupnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator-

indikator pada adversity intelligence memberikan dampak gejala pada diri

individu. Apabila individu tersebut dapat mengendalikan kesulitan-kesulitan

yang dialami, maka ia akan cenderung mampu menguasai dan mengolah

lingkungannya, serta dapat mengontrol kejadian diluar dirinya. Individu yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

76

memiliki Origin dan Ownership adalah individu yang mampu menempatkan

masalah tidak hanya pada diri sendiri namun juga melihat faktor dari luar

sebagai asal usul masalah dan bersedia menanggung akibat atas situasi sulit

yang dihadapi secara objektif. Individu tersebut cenderung akan bersikap

positif terhadap diri sendiri, mengakui dan menerima berbagai aspek diri,

termasuk kualitas baik dan buruk, serta merasa positif dengan kehidupan masa

lalu. Selain itu, individu tersebut juga akan cenderung memperhatikan

kesejahteraan orang lain, memiliki hubungan yang hangat, memuaskan, dan

saling percaya, serta hubungan yang bersfat timbal balik. Begitu juga dengan

individu yang merespon kesulitan sebagai sesuatu yang spesifik dan terbatas,

ia akan cenderung mandiri dan mampu menghadapi tekanan sosial, serta

mampu mengatur tingkah lakunya sendiri. Sedangkan individu yang

menganggap kesulitan sebagai sesuatu yang sementara, dan kecil

kemungkinannya terjadi lagi, ia cenderung memiliki tujuan dan arah hidup

yang jelas, merasa hidupnya bermakna di masa lalu dan sekarang, serta

berpegang pada keyakinan yang menjadi tujuan hidup. Individu tersebut juga

akan melihat dirinya terus bertumbuh dan berkembang, terbuka akan

pengalaman baru dan merealisasikan potensi yang dimiliki, serta memperbaiki

diri dan perilaku terus menerus.

Subjek penelitian merupakan pensiunan yang sedang menjalani masa

pensiun. Dari penelitian ini diketahui bahwa subjek tergolong memiliki

adversity intelligence yang tinggi. Para pensiunan memiliki adversity

intelligence yang tinggi mungkin disebabkan sikap optimis yang mereka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

77

miliki. Sikap tersebut ditunjukan dengan adanya keyakinan dalam diri mereka

untuk menjalani masa pensiun dengan sejahtera dan kemampuan untuk

mengatasi masalah yang akan mereka hadapi. Hal ini juga menunjukkan

adanya sifat tahan banting dan keuletan. Werner (dalam Stoltz, 2000)

menyatakan bahwa orang yang optimis adalah para perencana yang mampu

menyelesaikan masalah dan orang yang dapat memanfaatkan masalah sebagai

peluang. Hal ini didukung oleh penelitian Seligman (dalam Stoltz, 2000)

menyatakan perbedaan individu yang pesimis dan optimis sebagai

perbandingan seseorang yang memiliki adversity intelligence yang tinggi atau

rendah. Individu pesimis akan memandang kesulitan sebagai situasi yang

menetap, pribadi dan berdampak ke semua aspek hidup lain, sedangkan

individu optimis akan memandang kesulitan sebagai kondisi sementara,

eksternal dan terbatas pada persoalan saat itu saja.

Dari penelitian ini juga diketahui bahwa subjek tergolong memiliki

kesejahteraan psikologis yang tinggi. Hal ini mungkin disebabkan karena para

pensiunan memiliki penguasaan lingkungan dan otonomi yang baik. Menurut

Ryff dan Singer (1996) (dikutip oleh Henry, Zamralita, & Tommy, 2008)

kesejahteraan psikologis dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya

dipengaruhi oleh usia. Penguasaan lingkungan dan otonomi semakin

meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Mereka yang memiliki

penguasaan lingkungan yang baik adalah orang yang mampu menciptakan

lingkungan yang sesuai dengan kondisi fisiknya. Kemampuan ini dipengaruhi

oleh kedewasaan seseorang khususnya kemampuan seseorang untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

78

memanipulasi dan mengontrol lingkungan yang kompleks melalui aktivitas

mental dan fisik. Dalam dimensi penguasaan lingkungan, skor yang tinggi

menunjukkan bahwa individu mempunyai sense of mastery dan mampu

mengatur lingkungan, mengontrol berbagai kegiatan eksternal yang kompleks,

menggunakan kesempatan-kesempatan yang ada secara efektif, mampu

memilih atau menciptakan konteks yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan

dan nilai-nilai pribadi. Sedangkan skor yang rendah menyatakan bahwa

individu mengalami kesulitan dalam mengatur aktivitas sehari-hari, merasa

tidak mampu untuk mengubah atau meningkatkan konteks di sekitar, tidak

waspada akan kesempatan-kesempatan yang ada di lingkungan, dan kurang

mempunyai kontrol terhadap dunia luar (Ryff dalam Haryanto dan Suyasa,

2007). Selain itu, mereka yang memiliki otonomi yang baik adalah mereka

yang memiliki kemampuan untuk mengarahkan diri sendiri, kemandirian dan

kemampuan mengatur tingkah laku. Orang yang berfungsi penuh digambarkan

mampu menilai diri sendiri dengan menggunakan standar pribadi. Dalam

dimensi otonomi, orang-orang dengan skor tinggi adalah individu yang

mampu mengarahkan diri dan mandiri, mampu menghadapi tekanan sosial,

mengatur tingkah laku sendiri dan mengevaluasi diri dengan standar pribadi.

Sedangkan skor rendah pada dimensi ini menunjukkan bahwa individu

memperhatikan pengharapan dan evaluasi orang lain, bergantung pada

penilaian orang lain dalam membuat keputusan, menyesuaikan diri terhadap

tekanan sosial dalam berpikir dan bertingkah laku (Ryff dalam Haryanto dan

Suyasa, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

79

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan

dapat disimpulkan adanya korelasi yang positif dan signifikan antara

adversity intelligence dan kesejahteraan psikologis pada pensiunan. Koefisien

korelasi pada penelitian ini sebesar 0,646 dan signifikansi 0,000. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin tinggi adversity intelligence, maka semakin

tinggi pula kesejahteraan psikologis pada pensiunan. Begitu pula sebaliknya,

semakin rendah adversity intelligence, maka semakin rendah pula

kesejahteraan psikologis pada pensiunan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti ingin

mengajukan saran bagi beberapa orang antara lain :

1. Bagi Peneliti

Untuk dapat memperkaya hasil penelitian, peneliti selajutnya

diharapkan dapat melanjutkan penelitian mengenai variabel lain yang

mungkin dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis pada pensiunan.

Berdasarkan penelitian ini, ada 58,27% pada variabel lain yang

mempengaruhi kesejahteraan psikologis pada pensiunan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

80

2. Bagi Pensiunan

Hasil penelitian ini diharapkan mampu mendorong para pensiunan

untuk terus mengembangkan adversity intelligence yang dimiliki, karena

memiliki sumbangan yang cukup besar untuk mencapai kesejahteraan

psikologis. Dalam bukunya, Stoltz (2000) menyampaikan bahwa adversity

intelligence seseorang dapat diperbaiki dan ditingkatkan. Hal tersebut

menunjukkan pada kita bahwa setiap individu dapat mengembangkan

adversity intelligence yang dimilikinya. Untuk itu, dalam menjalani masa

pensiun, mengembangkan adversity intelligence penting untuk dilakukan.

Dengan demikian, para pensiunan akan lebih sejahtera secara psikologis

dalam menjalani masa pensiunnya. Apabila para pensiunan mengalami

kesejahteraan psikologis, berarti akan sehat mentalnya dan diasumsikan

akan terhindar dari gangguan-gangguan mental yang biasanya muncul

pada masa lansia.

Sebaiknya para pensiunan mengisi waktu luang yang ada dengan

melakukan kesibukan atau aktivitas yang mereka senangi, seperti

mengembangkan hobi yang selama ini tidak dapat dilakukan karena

kesibukan pekerjaan. Selain itu, dalam kehidupan sosial sebaiknya para

pensiunan terus menekuni aktivitas yang selama ini telah dilakukan baik di

lingkungan keluarga, masyarakat, maupun sesama pensiunan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

81

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. (1997). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Azwar, S. (1999). Penyusunan Skala Psikologis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Cyrillus, G. L. (2008). Hubungan Kepribadian Hardiness dan Kesejahteraan

Psikologis Pada Lansia. Skripsi. Universitas Sanata Dharma

Eliana, R. (2003). Konsep Diri Pensiunan. Jurnal Penelitian. Universitas

Sumatera Utara

Hadi, S. (2005). Aplikasi Ilmu Statistika di Fakultas Psikologi. Anima, Indonesian

Psychological Journal 2005, Vol. 20, No. 3, 203-229. Universitas Gajah

Mada

Handayani, Tri Puspa. (2010). Kesejahteraan Psikologis Narapidana Remaja di

Lembaga Pemasyarakatan Anak Kutoarjo. Skripsi. Universitas

Diponegoro Semarang

Handayani, Yuli. (2008). Post Power Syndrome pada Pegawai Negeri Sipil yang

Mengalami Masa Pensiun. Jurnal Elektronik. Universitas Gunadarma.

Diunduh pada 10 Maret 2011 dari

http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2008/A

rtikel_10503211.pdf

Harita, S. (2006). Kesejahteraan Psikologis Pria Pensiun Penderita Gejala Sisa

Dari Serangan Akut Jantung dan Stroke. Skripsi. Universitas Sanata

Dharma

Haryanto, R dan Suyasa. (2007). Persepsi terhadap Job Characteristic Model,

Psychological Well-Being dan Performance. Phronesis Jurnal Ilmiah

Psikologi Industri dan Organisasi 2007, Vol. 9, No. 1, 67-92. Universitas

Tarumanagara

Hurlock, E. (1999). Psikologi perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga

Matahari, Iriani, dan Lianawati. (2005). Hubungan antara Kesejahteraan

Psikologis dan Prasangka Rasial. Jurnal Phronesis Juni 2005 Vol. 7, No. 1,

28-50. Universitas Tarumanagara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

82

Pranandari, K. (2008). Perbedaan Adversity Quotient Ditinjau dari Problem-

Focused dan Emotion-Focused Coping pada Orang Tua Tunggal Wanita.

Jurnal Elektronik. Universitas Gunadarma. Diunduh pada 4 Maret 2011 dari

http://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/psiko/article/view/287/231

Putri, Ayu, G dan Suryadi, D. (2007). Gambaran Kesejahteraan Psikologis

Selebriti Menjelang Masa Lanjut Usia: Studi Pada Penyanyi Wanita Era

60-an. Jurnal Arkhe Th. 12/No.2/2007 (h. 101-112)

Ramadion. (2009). Eudaimonia: Kebahagiaan Sejati. Diunduh pada 14 Maret

2011 dari http://ruangpsikologi.com/eudaimonia-sejahtera-secara-

psikologis-dengan-menjadi-diri-sendiri.

Santrock. (2002). Life Span Development jilid 1. Jakarta: Erlangga

Santrock. (2002). Life Span Development jilid 2. Jakarta: Erlangga

Satria, Budi W dan Fakhrurrozi, M. (2009). Kecerdasan Spiritual pada Perwira

Tinggi TNI yang akan Menghadapi Masa Pensiun. Jurnal Psikologi

Volume 3, No. 1, Desember 2009. Universitas Gunadarma

Stoltz, Paul G. (2000). Adversity Quotient: Mengubah Hambatan Menjadi

Peluang. Jakarta: Grasindo

Surbakti, Erwinsyah P. (2008). Stres dan Koping Lansia pada Masa Pensiun

Dikelurahan Pardomuan Kec. Siantar Timur Kotamadya Pematangsiantar.

Skripsi. Universitas Sumatera Utara

Tarigan, N. (2009). Happy and Healthy Retiree; Cara Pensiun Sehat dan

Bahagia. Yogyakarta: Penerbit ANDI

Tenggara, Zamralita, dan Suyasa. (2008). Kepuasan Kerja dan Kesejahteraan

Psikologis Karyawan. Phronesis Jurnal Ilmiah Psikologi Industri dan

Organisasi 2008, Vol. 10, No. 1, 96-115. Universitas Tarumanagara

Wijaya, T. (2007). Hubungan Adversity Intelligence dengan Intensi Berwirausaha

(Studi Empiris pada Siswa SMKN 7 Yogyakarta). Jurnal Manajemen dan

Kewirausahaan, Vol.9, no. 2, September 2007: 117-127. Universitas Kristen

Petra

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

83

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

84

LAMPIRAN 1

Skala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

85

Skala Adversity Intelligence

PETUNJUK PENGISIAN SKALA

Berikut ini terdapat 33 buah pernyataaan, bacalah dan pahami setiap pernyataan

tersebut dengan seksama. Berilah tanda centang atau cek list (√) di dalam kotak

yang telah tersedia yaitu :

SS : Bila pernyataan tersebut “Sangat Sesuai” dengan diri

anda.

S : Bila pernyataan tersebut “Sesuai” dengan diri anda.

TS : Bila pernyataan tersebut “Tidak Sesuai” dengan diri

anda.

STS : Bila pernyataan tersebut “Sangat Tidak Sesuai” dengan

diri anda.

Anda bebas untuk menentukan pilihan yang sesuai dengan diri anda sendiri, disini

tidak ada jawaban yang salah, karena jawaban yang benar adalah jawaban yang

sesuai diri anda sendiri.

Contoh cara pengisian :

Pernyataan SS S TS STS

Saya senang membantu orang lain √

Ketika anda keliru dalam memberi tanda centang (√), maka anda dapat mengganti

jawaban anda dengan memberi tanda sama dengan (=) pada jawaban yang keliru

dan kembali memberi tanda centang (√) pada jawaban yang anda anggap lebih

sesuai dengan diri anda.

Contoh koreksi :

Pernyataan SS S TS STS

Saya senang membantu orang lain √ √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

86

SKALA

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Saya tidak dapat menentukan prioritas utama dalam hidup

saya

2. Saya menganggap masalah adalah tantangan yang harus

diselesaikan

3. Saya tidak pernah mencampuradukkan permasalahan

pribadi dengan pekerjaan saya

4. Saya seringkali mengabaikan apa yang menjadi tanggung

jawab saya

5. Saya merasa tidak mamapu menyelesaikan masalah saya

6. Saya takut apabila diminta bertanggung jawab atas suatu

kesalahan yang saya perbuat

7. Kewajiban saya tidak akan terganggu meskipun banyak

aktivitas yang saya lakukan

8. Situasi sulit selalu dapat saya lewati

9. Saya selalu menyerah saat menghadapi masalah

10. Saya tidak dapat mengendalikan suasana hati saya ketika

ada masalah

11. Apapun yang saya lakukan adalah tanggung jawab saya

12. Ketika muncul kesulitan dalam hidup, saya menyalahkan

diri sendiri

13. Hubungan saya dan sahabat tetap harmonis meskipun kami

berbeda pendapat

14. Saya kawatir kalau harus bertanggung jawab atas kesalahan

saya

15. Saya selalu menghindar dari masalah yang saya alami

16. Saya tidak bisa mengatur rencana kegiatan saya

17. Kemarahan orang disekitar saya tidak selalu dipicu oleh

kelakuan saya

18. Saya tidak dapat menyelesaikan masalah saya dengan

orang lain

19. Seringkali saya menghindar dari tanggung jawab saya

20. Meskipun sangat sibuk, saya tetap dapat menjalankan

kegiatan sesuai rencana

21. Masalah yang saya hadapi membuat saya tidak fokus

22. Ketika menghadapi masalah, saya melampiaskan kekesalan

saya kepada orang terdekat

23. Hubungan saya dengan orang lain tidak terganggu,

meskipun sedang menghadapi masalah

24. Saya tidak mampu memutuskan sesuatu

25. Ketika ada masalah dengan orang lain, saya akan langsung

menyelesaikannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

87

26. Saya yakin kesulitan yang saya hadapi akan segera

berakhir

27. Masalah yang saya hadapi tidak membuat suasana hati saya

menjadi kacau

28. Kegagalan membuat saya makin bersemangat untuk tetap

berusaha

29. Perlu waktu lama bagi saya untuk bangkit dari

keterpurukan

30. Saya tidak mampu menghadapi masalah-masalah yang ada

dalam hidup saya

31. Hanya perlu waktu singkat bagi saya untuk bangkit dari

keterpurukan

32. Hubungan saya dan sahabat menjadi tidak harmonis hanya

karena perbedaan pendapat

33. Saya yakin setiap kesalahan pasti dapat diperbaiki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

88

Skala Kesejahteraan Psikologis

PETUNJUK PENGISIAN SKALA

Berikut ini terdapat 59 buah pernyataaan, bacalah dan pahami setiap pernyataan

tersebut dengan seksama. Berilah tanda centang atau cek list (√) di dalam kotak

yang telah tersedia yaitu :

SS : Bila pernyataan tersebut “Sangat Sesuai” dengan diri

anda.

S : Bila pernyataan tersebut “Sesuai” dengan diri anda.

TS : Bila pernyataan tersebut “Tidak Sesuai” dengan diri

anda.

STS : Bila pernyataan tersebut “Sangat Tidak Sesuai” dengan

diri anda.

Anda bebas untuk menentukan pilihan yang sesuai dengan diri anda sendiri, disini

tidak ada jawaban yang salah, karena jawaban yang benar adalah jawaban yang

sesuai diri anda sendiri.

Contoh cara pengisian :

Pernyataan SS S TS STS

Saya adalah orang yang rajin √

Ketika anda keliru dalam memberi tanda centang (√), maka anda dapat mengganti

jawaban anda dengan memberi tanda sama dengan (=) pada jawaban yang keliru

dan kembali memberi tanda centang (√) pada jawaban yang anda anggap lebih

sesuai dengan diri anda.

Contoh koreksi :

Pernyataan SS S TS STS

Saya adalah orang yang rajin √ √

SKALA

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Saya senang bisa membagikan pengalaman saya kepada

orang lain.

2. Saya mampu melaksanakan semua rencana yang telah saya

susun sebelumnya.

3. Saya memiliki impian yang besar dalam hidup saya

4. Saya tidak tertarik pada kegiatan yang akan memperluas

cakrawala saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

89

5. Saya sulit mengatur hidup saya.

6. Saya tidak pernah memikirkan masa depan saya.

7. Saya suka mencoba hal-hal baru.

8. Menurut saya, orang lain ingin mengambil keuntungan dari

saya.

9. Saya banyak mendapatkan pengalaman berharga dari

kehidupan saya di masa lalu.

10. Saya tidak dapat mengontrol diri saya ketika sedang emosi

11. Saya bisa mengatur barang-barang yang saya miliki sesuai

dengan kehendak saya

12. Saya puas dengan apa yang saya capai dalam hidup.

13. Saya kecewa dengan diri saya.

14. Saya tidak menggantungkan hidup saya pada orang lain

15. Saya ingin menerima masukan dari orang lain.

16. Saya tidak cocok dengan orang-orang di sekitar saya.

17. Saya tidak memiliki keyakinan yang menjadi tujuan hidup

saya

18. Saya tidak ingin mencoba hal baru dalam hidup saya

19. Saya tidak bisa mempertahankan pendapat saya

20. Banyak orang menaruh curiga pada diri saya.

21. Saya dapat mengontrol perilaku saya, meskipun sedang

marah

22. Saya senang menata semua hal dengan rapi, sehingga saya

mudah untuk mengawasinya

23. Saya selalu berpegang teguh pada keyakinan yang menjadi

tujuan hidup saya.

24. Saya tidak memiliki mimpi yang harus diwujudkan

25. Saya tidak ingin mendapatkan kritik dari orang lain

26. Saya tidak bisa mengikuti kegiatan harian saya dengan

baik.

27. Saya adalah orang yang bisa dipercaya.

28. Masa lalu saya sangat mengecewakan

29. Saya tidak peduli dengan apa yang dirasakan oleh orang

lain.

30. Saya mau berubah untuk mengembangkan kemampuan

saya

31. Saya mudah terpengaruh oleh orang lain

32. Hidup saya tidak memiliki arah yang jelas

33. Kemampuan saya tidak berkembang

34. Saya bisa merasakan kesedihan yang dirasakan oleh orang

lain.

35. Saya malu dengan kekurangan yang saya miliki.

36. Saya suka membuat rencana untuk masa depan dan

mewujudkannya menjadi kenyataan.

37. Saya sering bermusuhan dengan orang lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

90

38. Saya mampu memanfaatkan waktu yang ada dengan baik

39. Tindakan saya didasarkan pada keyakinan yang saya miliki

40. Saya tidak peduli dengan kehidupan esok hari

41. Saya merasa tidak mampu untuk mengembangkan diri saya

42. Saya senang mempelajari hal-hal baru

43. Saya mengatur perlengkapan hidup saya dengan rapi, agar

tidak membahayakan diri saya

44. Saya memiliki mimpi yang harus saya wujudkan

45. Saya bersedia menerima kritik dari orang lain untuk

memperbaiki diri saya

46. Saya tidak ragu untuk menyapa orang lain lebih dulu.

47. Saya adalah orang yang lemah

48. Saya tidak suka bila mendapatkan kritik dari orang lain

49. Saya tidak memiliki cita-cita dalam hidup saya

50. Saya tidak ingin memperbaiki dan mengembangkan diri

saya

51. Bagi saya hari esok harus lebih baik lagi dari hari ini.

52. Saya terus berusaha mengembangkan diri saya

53. Kehidupan yang saya jalani saat ini tidak sesuai dengan

impian saya

54. Mempelajari hal baru sangat membosankan

55. Saya bukan tipe orang yang mudah menyerah saat

mendapatkan tekanan

56. Masa lalu saya sangat menyedihkan bagi saya

57. Saya tidak berani mengambil keputusan seorang diri

58. Saya mampu mengembangkan bakat yang saya miliki

59. Cita-cita saya menjadi salah satu tujuan hidup saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

91

LAMPIRAN 2

Hasil Analisis Aitem dan Reabilitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

92

Reabilitas Skala Adversity Intelligence

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Aitems

.888 60

Aitem-Total Statistics

Scale Mean if Aitem Deleted

Scale Variance if Aitem Deleted

Corrected Aitem-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Aitem

Deleted

aitem1 179.7903 191.545 .063 .889

aitem2 180.3710 187.942 .263 .887

aitem3 179.7742 183.489 .472 .884

aitem4 179.5161 187.565 .351 .886

aitem5 179.7581 184.842 .371 .885

aitem6 179.5323 186.122 .354 .886

aitem7 179.6452 191.905 .081 .888

aitem8 179.9839 190.606 .116 .889

aitem9 179.4194 189.461 .253 .887

aitem10 180.4839 188.713 .159 .889

aitem11 179.8226 183.525 .490 .884

aitem12 180.4516 189.104 .183 .888

aitem13 179.8548 183.011 .557 .883

aitem14 179.8710 185.327 .413 .885

aitem15 179.9677 187.114 .361 .886

aitem16 179.9677 191.442 .124 .888

aitem17 179.5484 183.924 .603 .883

aitem18 179.9032 192.843 .007 .889

aitem19 180.0806 186.305 .361 .886

aitem20 179.5000 187.598 .328 .886

aitem21 180.1935 184.519 .428 .885

aitem22 179.6935 186.609 .415 .885

aitem23 179.7097 187.095 .292 .887

aitem24 179.9194 186.403 .394 .885

aitem25 179.7258 188.596 .293 .886

aitem26 179.9194 189.682 .251 .887

aitem27 179.8548 188.159 .249 .887

aitem28 179.7903 188.890 .325 .886

aitem29 180.5000 188.582 .176 .889

aitem30 179.6774 183.402 .591 .883

aitem31 179.7419 183.932 .628 .883

aitem32 179.9355 191.143 .084 .889

aitem33 179.9839 189.655 .256 .887

aitem34 179.7419 189.998 .236 .887

aitem35 180.0323 186.589 .380 .885

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

93

aitem36 179.9194 181.157 .613 .882

aitem37 179.7903 191.218 .065 .890

aitem38 180.2419 189.859 .184 .888

aitem39 179.7903 184.103 .430 .885

aitem40 180.3387 190.031 .111 .889

aitem41 179.8226 185.525 .455 .885

aitem42 180.1452 186.224 .378 .885

aitem43 179.9516 186.178 .298 .887

aitem44 179.7581 189.793 .183 .888

aitem45 179.7581 184.055 .470 .884

aitem46 179.8226 185.361 .465 .884

aitem47 179.7097 187.127 .347 .886

aitem48 179.6935 185.036 .521 .884

aitem49 179.6452 183.413 .576 .883

aitem50 179.9032 193.138 -.018 .890

aitem51 179.9355 187.340 .365 .886

aitem52 179.4839 184.319 .486 .884

aitem53 180.1613 183.187 .432 .885

aitem54 179.6935 183.200 .534 .883

aitem55 180.0645 187.930 .319 .886

aitem56 179.9032 190.581 .151 .888

aitem57 180.0323 188.622 .243 .887

aitem58 179.8226 186.706 .362 .886

aitem59 179.4516 185.465 .459 .885

aitem60 179.7419 186.260 .309 .886

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Aitems

.904 33

Aitem-Total Statistics

Scale Mean if Aitem Deleted

Scale Variance if Aitem Deleted

Corrected Aitem-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Aitem

Deleted

aitem3 99.7903 100.693 .455 .901

aitem4 99.5323 103.105 .388 .902

aitem5 99.7742 101.161 .389 .902

aitem6 99.5484 102.121 .376 .902

aitem11 99.8387 101.219 .436 .901

aitem13 99.8710 99.426 .614 .898

aitem14 99.8871 102.561 .357 .902

aitem15 99.9839 102.705 .401 .902

aitem17 99.5645 100.709 .615 .899

aitem19 100.0968 103.138 .317 .903

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

94

aitem20 99.5161 102.746 .395 .902

aitem21 100.2097 102.136 .362 .902

aitem22 99.7097 102.734 .422 .901

aitem24 99.9355 103.176 .349 .902

aitem30 99.6935 99.626 .662 .898

aitem31 99.7581 101.104 .603 .899

aitem35 100.0484 102.539 .401 .902

aitem36 99.9355 98.094 .663 .897

aitem39 99.8065 99.929 .499 .900

aitem41 99.8387 101.449 .503 .900

aitem42 100.1613 103.351 .311 .903

aitem45 99.7742 100.669 .487 .900

aitem46 99.8387 101.416 .505 .900

aitem47 99.7258 103.678 .305 .903

aitem48 99.7097 101.259 .557 .899

aitem49 99.6613 100.588 .564 .899

aitem51 99.9516 103.391 .361 .902

aitem52 99.5000 101.533 .451 .901

aitem53 100.1774 100.247 .429 .902

aitem54 99.7097 99.160 .621 .898

aitem55 100.0806 103.584 .337 .903

aitem58 99.8387 103.580 .304 .903

aitem59 99.4677 102.286 .430 .901

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

95

Reabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Aitems

.940 90

Aitem-Total Statistics

Scale Mean if Aitem Deleted

Scale Variance if Aitem Deleted

Corrected Aitem -Total Correlation

Cronbach's Alpha if Aitem

Deleted

aitem1 277.7097 476.406 -.156 .942

aitem2 277.5968 464.605 .385 .940

aitem3 277.9194 468.370 .214 .940

aitem4 278.1129 463.053 .452 .940

aitem5 277.7742 454.866 .665 .939

aitem6 277.9194 456.043 .547 .939

aitem7 278.6613 465.113 .224 .941

aitem8 277.9355 458.947 .492 .939

aitem9 277.9032 467.925 .201 .940

aitem10 278.2742 465.973 .247 .940

aitem11 277.5968 456.999 .495 .939

aitem12 277.9194 461.059 .602 .939

aitem13 278.0968 466.384 .364 .940

aitem14 277.6452 464.593 .392 .940

aitem15 278.1613 453.613 .596 .939

aitem16 277.9355 461.832 .537 .939

aitem17 277.8548 464.323 .302 .940

aitem18 277.7742 460.702 .518 .939

aitem19 277.9194 460.010 .401 .940

aitem20 277.7581 462.908 .474 .940

aitem21 277.7742 460.243 .485 .939

aitem22 277.9355 452.225 .622 .939

aitem23 277.8387 466.137 .304 .940

aitem24 278.0000 456.295 .605 .939

aitem25 278.0806 462.698 .393 .940

aitem26 278.0161 461.098 .435 .940

aitem27 277.9194 465.485 .327 .940

aitem28 278.0161 459.557 .543 .939

aitem29 277.8548 465.143 .356 .940

aitem30 277.6129 457.126 .547 .939

aitem31 277.9839 469.524 .167 .941

aitem32 278.1290 455.655 .528 .939

aitem33 278.1129 460.495 .381 .940

aitem34 277.9839 462.901 .407 .940

aitem35 277.8387 457.613 .589 .939

aitem36 277.9516 462.998 .313 .940

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

96

aitem37 277.9032 466.253 .233 .940

aitem38 277.9194 466.534 .300 .940

aitem39 277.9032 460.056 .477 .939

aitem40 277.7742 458.440 .555 .939

aitem41 277.8226 469.525 .140 .941

aitem42 278.3548 471.675 .032 .941

aitem43 278.0000 462.787 .422 .940

aitem44 277.7742 458.801 .430 .940

aitem45 277.8710 457.754 .601 .939

aitem46 277.8548 463.274 .393 .940

aitem47 278.1613 461.482 .371 .940

aitem48 277.6452 463.347 .398 .940

aitem49 277.5645 465.430 .345 .940

aitem50 278.2903 467.750 .165 .941

aitem51 277.7581 466.022 .352 .940

aitem52 278.2258 465.620 .238 .940

aitem53 278.2419 470.022 .109 .941

aitem54 277.8548 465.470 .261 .940

aitem55 277.9516 462.604 .402 .940

aitem56 277.8710 455.688 .558 .939

aitem57 277.9516 453.358 .706 .938

aitem58 277.7742 458.538 .527 .939

aitem59 278.1290 467.754 .193 .941

aitem60 278.3387 470.883 .062 .941

aitem61 277.8226 465.001 .349 .940

aitem62 277.7903 458.332 .498 .939

aitem63 277.5484 463.268 .446 .940

aitem64 277.9355 470.422 .166 .940

aitem65 277.7258 461.317 .431 .940

aitem66 277.8548 467.929 .190 .941

aitem67 278.0161 463.459 .431 .940

aitem68 277.9839 459.754 .488 .939

aitem69 278.0484 466.440 .315 .940

aitem70 277.6774 457.927 .548 .939

aitem71 277.7258 458.596 .492 .939

aitem72 278.0484 466.145 .235 .940

aitem73 277.7097 464.111 .285 .940

aitem74 277.7581 466.219 .296 .940

aitem75 278.5484 476.678 -.143 .942

aitem76 277.4677 465.368 .353 .940

aitem77 277.6613 462.818 .480 .940

aitem78 278.0806 457.059 .588 .939

aitem79 277.8226 456.050 .642 .939

aitem80 277.8871 459.282 .478 .939

aitem81 278.1129 466.102 .238 .940

aitem82 277.9194 458.534 .448 .939

aitem83 277.9677 469.966 .153 .941

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

97

aitem84 278.3387 458.654 .432 .940

aitem85 278.6935 468.446 .146 .941

aitem86 277.9677 468.097 .249 .940

aitem87 277.8065 464.716 .380 .940

aitem88 277.6613 460.064 .512 .939

aitem89 277.6774 468.255 .195 .940

aitem90 277.5968 467.228 .263 .940

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Aitems

.949 59

Item-Total Statistics

Scale Mean if Aitem Deleted

Scale Variance if Aitem Deleted

Corrected Aitem-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Aitem

Deleted

aitem2 184.3065 326.347 .344 .949

aitem4 184.8226 323.624 .490 .948

aitem5 184.4839 317.598 .659 .947

aitem6 184.6290 317.254 .594 .948

aitem8 184.6452 320.298 .516 .948

aitem11 184.3065 317.823 .549 .948

aitem12 184.6290 322.827 .592 .948

aitem13 184.8065 326.978 .373 .949

aitem14 184.3548 326.364 .349 .949

aitem15 184.8710 317.098 .569 .948

aitem16 184.6452 323.774 .509 .948

aitem17 184.5645 324.512 .338 .949

aitem18 184.4839 322.024 .534 .948

aitem19 184.6290 321.286 .418 .949

aitem20 184.4677 323.958 .488 .948

aitem21 184.4839 320.844 .537 .948

aitem22 184.6452 313.741 .678 .947

aitem24 184.7097 318.537 .610 .948

aitem25 184.7903 324.431 .373 .949

aitem26 184.7258 321.710 .478 .948

aitem28 184.7258 321.481 .538 .948

aitem29 184.5645 326.545 .330 .949

aitem30 184.3226 318.025 .603 .948

aitem32 184.8387 318.400 .516 .948

aitem33 184.8226 321.657 .399 .949

aitem34 184.6935 324.446 .394 .949

aitem35 184.5484 319.891 .582 .948

aitem36 184.6613 323.769 .331 .949

aitem39 184.6129 321.880 .473 .948

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

98

aitem40 184.4839 320.385 .558 .948

aitem43 184.7097 324.504 .401 .949

aitem44 184.4839 319.270 .485 .948

aitem45 184.5806 319.887 .600 .948

aitem46 184.5645 325.463 .344 .949

aitem47 184.8710 322.770 .379 .949

aitem48 184.3548 325.020 .374 .949

aitem49 184.2742 326.333 .344 .949

aitem51 184.4677 327.499 .310 .949

aitem55 184.6613 323.146 .439 .948

aitem56 184.5806 316.575 .621 .947

aitem57 184.6613 314.785 .770 .947

aitem58 184.4839 319.959 .552 .948

aitem61 184.5323 326.089 .341 .949

aitem62 184.5000 320.811 .478 .948

aitem63 184.2581 325.539 .388 .949

aitem65 184.4355 324.479 .356 .949

aitem67 184.7258 325.284 .396 .949

aitem68 184.6935 322.380 .450 .948

aitem70 184.3871 319.585 .568 .948

aitem71 184.4355 320.545 .492 .948

aitem76 184.1774 326.738 .326 .949

aitem77 184.3710 324.204 .475 .948

aitem78 184.7903 319.021 .600 .948

aitem79 184.5323 317.499 .686 .947

aitem80 184.5968 321.818 .449 .948

aitem82 184.6290 319.975 .469 .948

aitem84 185.0484 320.834 .423 .949

aitem87 184.5161 325.336 .401 .949

aitem88 184.3710 321.450 .529 .948

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

99

LAMPIRAN 3

Hasil Uji Asumsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

100

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

AQ PWB

N 62 62

Normal Parametersa,,b

Mean 119.5323 215.3871

Std. Deviation 4.88127 8.19907

Most Extreme Differences Absolute .123 .099

Positive .123 .099

Negative -.089 -.080

Kolmogorov-Smirnov Z .970 .783

Asymp. Sig. (2-tailed) .303 .572

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Uji Linearitas

ANOVA Table

Sum of Squares Df Mean Square

PWB * AQ Between Groups (Combined) 2453.210 18 136.289

Linearity 1709.390 1 1709.390

Deviation from Linearity 743.820 17 43.754

Within Groups 1647.500 43 38.314

Total 4100.710 61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

101

ANOVA Table

F Sig.

PWB * AQ Between Groups (Combined) 3.557 .000

Linearity 44.615 .000

Deviation from Linearity 1.142 .350

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

102

LAMPIRAN 4

Hasil Uji Hipotesis dan Tambahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

103

Uji Hipotesis

Correlations

AQ PWB

AQ Pearson Correlation 1 .646**

Sig. (1-tailed) .000

N 62 62

PWB Pearson Correlation .646** 1

Sig. (1-tailed) .000

N 62 62

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Data Deskriptif Statistik

Uji T One-Sample Test

Test Value = 82.5

95% Confidence Interval of the Difference

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Lower Upper

AQ 59.737 61 .000 37.03226 35.7926 38.2719

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

AQ 62 103.00 131.00 119.5323 4.88127

PWB 62 202.00 235.00 215.3871 8.19907

Valid N (listwise) 62

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · tidak kosong atau yang hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa. Kebahagiaan

104

One-Sample Test

Test Value = 147.5

95% Confidence Interval of the Difference

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Lower Upper

PWB 65.196 61 .000 67.88710 65.8049 69.9693

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI