plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk · heru selaku laboran laboratorium...
TRANSCRIPT
PENGARUH PEMBERIAN
ETANOL KULIT
ALBUMIN PADA HATI
Diajukan untuk Memenuhi Salah
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK
Persea americana Mill. TERHADAP KADAR
ALBUMIN PADA HATI TIKUS TERINDUKSI KARBON
TETRAKLORIDA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Diajukan oleh :
Ester Rina Dwi Astuti
NIM : 118114067
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
JANGKA PANJANG EKSTRAK
KADAR
KARBON
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kebaikan yang kamu lakukan sepanjang hari ini, mungkin saja besok
sudah dilupakan orang lain. Tetapi, bagaimanapun juga, berbuat baiklah.
Berikanlah yang terbaik dari dirimu dan pada akhirnya, kamu akan tahu
bahwa ini adalah urusan antara kamu dan Tuhan-mu. Ini bukan urusan
antara kamu dan mereka (Mother Teresa)
KKKKupersembahkan karya ini untuk …upersembahkan karya ini untuk …upersembahkan karya ini untuk …upersembahkan karya ini untuk …
Tuhan Yesus Kristus yang selalu menopangku di saat ku terjatuhTuhan Yesus Kristus yang selalu menopangku di saat ku terjatuhTuhan Yesus Kristus yang selalu menopangku di saat ku terjatuhTuhan Yesus Kristus yang selalu menopangku di saat ku terjatuh dadadadan n n n
melimpahkan melimpahkan melimpahkan melimpahkan berkat dan berkat dan berkat dan berkat dan kasih karunia kasih karunia kasih karunia kasih karunia kepadaku.kepadaku.kepadaku.kepadaku.
PapaPapaPapaPapa, mama, mama, mama, mama, koko, dan adikku yang selalu , koko, dan adikku yang selalu , koko, dan adikku yang selalu , koko, dan adikku yang selalu mendukungkumendukungkumendukungkumendukungku
dalam dalam dalam dalam doa dan doa dan doa dan doa dan memberikan memberikan memberikan memberikan kasih sayang.kasih sayang.kasih sayang.kasih sayang.
TemanTemanTemanTeman----teman yang selalu mendukungkuteman yang selalu mendukungkuteman yang selalu mendukungkuteman yang selalu mendukungku....
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
SSSSerta almamaterku tercinta erta almamaterku tercinta erta almamaterku tercinta erta almamaterku tercinta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “Pengaruh Pemberian Jangka Panjang Ekstrak Etanol Kulit Persea
americana Mill. Terhadap KadarAlbumin Pada Hati Tikus Terinduksi Karbon
Tetraklorida” ini dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Program Studi Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa dalam pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini
tidak terlepas dari bantuan dan campur tangan berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
2. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt., selaku Dosen Pembimbing skripsi ini
atas segala kesabaran untuk selalu membimbing, memberikan masukan dan
motivasi kepada penulis selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku Dosen Penguji skripsi atas
bantuan dan masukkan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si., selaku Dosen Penguji skripsi atas bantuan
dan masukkan kepada penulis selama penyusunan skripsi dan yang telah
membantu dalam determinasi kulit Persea americana Mill.
5. Ibu Dr. Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt., sebagai Kepala Laboratorium Fakultas
Farmasi terdahulu dan Ibu Agustina Setiawati, M.Sc., Apt., selaku Kepala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
Laboratorium Fakultas Farmasi saat ini yang telah memberikan izin dalam
penggunaan fasilitas laboratorium untuk kepentingan penelitian ini.
6. Pak Suparjiman selaku laboran Laboratorium Farmakologi-Toksikologi, Pak
Heru selaku laboran Laboratorium Biofarmasetika-Farmakokinetika, Pak
Kayatno selaku laboran Laboratorium Biokimia, Pak Wagiran selaku laboran
Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia, dan Pak Suparlan selaku laboran
Laboratorium Kimia Organik, atas segala bantuan dan kerja sama selama di
laboratorium.
7. Segenap dosen dan karyawan atas ilmu yang diberikan.
8. Kedua orang tua penulis yang memberikan doa, kasih sayang, semangat dan
telah mendanai sebagian besar penelitian untuk menyelesaikan skripsi ini.
9. Teman-teman seperjuangan “Tim Persea americana Mill.” Sisca, Evi, Gita,
Angel, Sita, Uci, Vivo, Gemah, Mita, Puput, Novel, Rissa, Wina dan Jolin,
atas kerja sama, bantuan, suka duka dan perjuangan dalam menyelesaikan
skripsi sampai akhir.
10. Sahabat terkasih Meli, Greta, Verni, Ingrid, Rita, Ko Heru, Ci Agnes, Ci
Lidya, Kak Dian, Ci Angel, Kak Cila, Canly, Angky, dan Andre, atas bantuan,
dukungan, perhatian dan motivasi dalam suka maupun duka selama ini.
11. Teman-teman FST A 2011, FSM B 2011 dan teman-teman Fakultas Farmasi
Sanata Dharma 2011 yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan
masukan terhadap penelitian maupun penyusunan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
12. Seluruh teman, baik di Fakultas Farmasi maupun teman-teman lain atas
dukungannya dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini belum sempurna dan masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik, saran dan
masukan demi kemajuan di masa yang akan datang. Penulis berharap semoga
tugas akhir ini dapat memberikan manfaat sekecil apapun bagi perkembangan
ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu kefarmasian, serta semua pihak, baik
mahasiswa, maupun masyarakat.
Yogyakarta, September 2014
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………….. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………….. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………………… v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ………………………. vi
PRAKATA ……………………………………………………………… vii
DAFTAR ISI …………………………………………………………… x
DAFTAR TABEL ………………………………………………………. xv
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………… xvii
INTISARI ………………………………………………………………. xix
ABSTRACT ……………………………………………………………... xx
BAB 1. PENGANTAR …………………………………………………. 1
A. Latar Belakang …………………………………………………. 1
1. Rumusan masalah………….....………………………… 3
2. Keaslian penelitian ……………………………………... 4
3. Manfaat penelitian ……………....……………………... 5
a. Manfaat teoritis ……………………………..... 5
b. Manfaat praktis ………………………………... 5
B. Tujuan Penelitian ……………………………………………….. 5
1. Tujuan umum …………………………………………... 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
2. Tujuan khusus ………………………………………….. 6
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA ………………………………….. 7
A. Persea americana Mill. ………………………………………… 7
1. Deskripsi tanaman ……………………………………… 7
2. Nama daerah …………………………………………… 8
3. Taksonomi tanaman ……………………………………. 8
4. Kandungan fitokimia …………………………………… 8
5. Khasiat dan kegunaan ………………………………….. 9
B. Hati ……………………………………………………………... 9
1. Anatomi hati ……………………………………………. 9
2. Fisiologi hati …………………………………………… 11
3. Kerusakan hati …………………………………………. 12
C. Albumin ………….……………………………………………. 14
D. Karbon Tetraklorida ……………………………………………. 14
E. Antioksidan …………………………………………………….. 15
F. Ekstraksi ………………………………………………………... 15
G. Landasan Teori …………………………………………………. 16
H. Hipotesis ………………………………………………………... 17
BAB III. METODE PENELITIAN …………………………………….. 18
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ………………………………... 18
B. Variabel dan Definisi Operasional ……………………………... 18
1. Variabel utama ………………………………………….. 18
2. Variabel pengacau ……………………………………… 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
3. Definisi operasional ……………………………………. 19
C. Bahan Penelitian ……………………………………………….. 20
1. Bahan utama ……………………………………………. 20
2. Bahan kimia ……………………………………………. 20
D. Alat atau Instrumen Penelitian …………………………………. 21
1. Alat ekstraksi …………………………………………… 21
2. Alat uji perlakuan ………………………………………. 21
E. Tata Cara Penelitian ……………………………………………. 22
1. Determinasi serbuk kulit Persea americana Mill. ……... 22
2. Pengumpulan bahan ……………………………………. 22
3. Pembuatan serbuk ……………………………………… 22
4. Penetapan kadar air serbuk kulit Persea americana Mill.
…………………………………………………………... 23
5. Pembuatan ekstrak etanol kulit Persea americana Mill... 23
6. Pembuatan CMC-Na 1% ……………………………….. 24
7. Penetapan konsentrasi pekat ekstrak …………………… 25
8. Penetapan dosis ekstrak etanol kulit Persea americana
Mill. …………………………………………………….. 25
9. Pembuatan larutan karbon tetraklorida konsentrasi 50%
………………………………………………………….. 26
10. Uji pendahuluan ………………………………………... 26
11. Pengelompokkan dan perlakuan hewan uji …………….. 26
12. Pembuatan serum ………………………………………. 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
13. Penetapan kadar serum albumin ……………………….. 28
F. Tata Cara Analisis Hasil ………………………………………... 28
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………. 29
A. Penyiapan Bahan ……………………………………………….. 29
1. Pembuatan serbuk kering kulit Persea americana Mill.
…………………………………………………………... 29
2. Hasil determinasi serbuk kering kulit Persea americana
Mill. …………………………………………………….. 30
3. Penetapan kadar air serbuk kering kulit Persea
americana Mill. ……………………………………… 31
4. Pembuatan ekstrak etanol kulit Persea americana Mill.
………………………………………………………....... 31
B. Uji Pendahuluan ………………………………………………... 33
1. Penentuan dosis hepatotoksin karbon tetraklorida ……... 33
2. Penentuan pengambilan cuplikan darah ………………... 33
3. Penetapan lama pemejanan ekstrak etanol kulit Persea
americana Mill. ………………………………………... 36
4. Penetapan dosis ekstrak etanol kulit Persea americana
Mill. …………………………………………………….. 37
C. Hasil Uji Efek Peningkatan Kadar Albumin Pemberian Ekstrak
Etanol Kulit Persea americana Mill. pada Tikus Terinduksi
Karbon Tetraklorida ……………………………………………. 38
1. Kontrol negatif olive oil dosis 2mL/KgBB …………….. 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2. Kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida dosis
2mL/KgBB ………........................................................... 42
3. Kontrol ekstrak etanol kulit Persea americana Mill.
dosis 1,40g/KgBB ……………………………………… 43
4. Kelompok perlakuan jangka panjang ekstrak etanol kulit
Persea americana Mill. dosis 0,35; 0,70; dan
1,40g/KgBB pada tikus jantan galur Wistar terinduksi
karbon tetraklorida dosis 2 mL/KgBB …………………. 44
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………….. 48
A. Kesimpulan …………………………………………………….. 48
B. Saran ……………………………………………………………. 48
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………… 49
LAMPIRAN ……………………………………………………………. 53
BIOGRAFI PENULIS …………………………………………………. 69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel I. Purata aktivitas serum ALT setelah pemberian karbon tetraklorida
dosis 2 mL/KgBB pada waktu pencuplikan darah jam ke 0, 24, dan
48…………………........................................................................... 34
Tabel II. Perbedaan kenaikan aktivitas ALT setelah pemberian karbon
tetraklorida dosis 2 mL/KgBB pada waktu pencuplikan darah jam
ke 0, 24, dan 48 ……………………………………........................ 36
Tabel III. Efek pengaruh pemberian ekstrak etanol kulit Persea americana
Mill. terhadap kadar albumin pada tikus jantan galur Wistar
terinduksi karbon tetraklorida ……………………………………... 40
Tabel IV. Hasil uji Scheffe kadar albumin tikus pada kelompok kontrol
hepatotoksin, kontrol negatif, kontrol ekstrak dan perlakuan
ekstrak kulit Persea americana Mill. ……………………………... 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Tanaman Persea americana Mill. …………………....................... 7
Gambar 2. Hati dalam sistem pencernaan .…................................................. 10
Gambar 3. Struktur dasar lobulus hati ….......................................................... 11
Gambar 4. Diagram batang aktivitas serum ALT pada tikus terinduksi
karbon tetraklorida pada jam ke 0, 24 dan 48 ................................ 35
Gambar 5. Diagram batang kadar albumin pada kelompok kontrol
hepatotoksin, kontrol negatif, kontrol ekstrak, dan perlakuan
ekstrak kulit Persea americana Mill. …………………………….. 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Foto bagian kulit dan biji Persea americana Mill. …………… 54
Lampiran 2. Foto bagian dalam buah Persea americana Mill. …………….. 54
Lampiran 3. Foto bagian luar buah Persea americana Mill. ………………. 54
Lampiran 4. Foto serbuk kulit Persea americana Mill. …………………..... 55
Lampiran 5. Foto ekstrak kental etanol kulit Persea americana Mill. …....... 55
Lampiran 6. Foto larutan ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. …..... 55
Lampiran 7. Surat pengesahan determinasi kulit Persea americana Mill.
..................................................................................................... 56
Lampiran 8. Surat penetapan kadar air serbuk Persea americana Mill. ……. 57
Lampiran 9. Surat pengesahan Medical and Health Research Ethics
Committee (MHREC) ………………………………………… 58
Lampiran 10. Analisis statistik aktivitas serum ALT pada uji pendahuluan
penentuan waktu pencuplikan darah ………………………….. 59
Lampiran 11. Analisis Statistik kadar albumin tikus pada kelompok kontrol
hepatotoksin, kontrol negatif, kontrol ekstrak, dan perlakuan
ekstrak kulit Persea americana Mill. …………………………. 62
Lampiran 12. Hasil rendemen ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. … 66
Lampiran 13. Data bobot pengeringan ekstrak etanol kulit Persea americana
Mill. sampai terbentuk ekstrak kental ………………………… 66
Lampiran 14. Perhitungan konversi dosis untuk manusia …………………… 67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Lampiran 15. Perhitungan penetapan peringkat dosis ekstrak etanol kulit
Persea americana Mill. kelompok perlakuan …………………. 67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak
etanol jangka panjang kulit Persea americana Mill. terhadap peningkatan kadar
albumin dan untuk mengetahui kekerabatan antara peningkatan dosis ekstrak
etanol kulit Persea americana Mill. dengan peningkatan kadar albumin pada tikus
jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida. Penelitian ini merupakan
penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah.
Sebanyak tiga puluh ekor tikus jantan galur Wistar, umur 2-3 bulan, dan
berat ± 150-250 gram dibagi secara acak ke dalam enam kelompok perlakuan.
Kelompok I (kontrol positif) diberi karbon tetraklorida dengan dosis 2,0 ml/kg BB
secara intraperitoneal, kelompok II (kontrol negatif) diberi minyak zaitun
sebanyak 2,0 ml/kg BB secara intraperitoneal, kelompok III (kontrol ekstrak)
diberi ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. dengan dosis 1,40 g/kgBB
secara per oral, kelompok IV-VI (perlakuan) masing-masing kelompok perlakuan
diberi ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. dengan tiga peringkat dosis,
yaitu 0,35; 0,70; 1,40 g/kgBB secara per oral sekali sehari selama enam hari
berturut-turut, kemudian pada hari ke tujuh semua perlakuan diberi karbon
tetraklorida dengan dosis 2,0 ml/kg BB secara intraperitoneal. Pada jam ke-24
setelah pemberian karbon tetraklorida, darah tikus diambil dari sinus orbitalis
mata untuk penetapan kadar albumin, data dihitung menggunakan metode
ANOVA satu arah, dan dilanjutkan dengan uji Schieffe dengan taraf kepercayaan
95%.
Berdasarkan hasil penelitian, pemberian jangka panjang ekstrak etanol
kulit Persea americana Mill. tidak berpengaruh terhadap kadar albumin pada
tikus yang terinduksi karbon tetraklorida. Tidak adanya kekerabatan dosis dengan
kadar albumin yang muncul, ini terlihat dari semakin besar dosis praperlakuan
ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. yang diberikan, kadar albuminnya
relatif sama.
Kata kunci : kulit Persea americana Mill., etanol, karbon tetraklorida,
albumin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
ABSTRACT
The aim of study research were to prove long term the effect of ethanol
extract of Persea americana Mill. peels to increased levels of albumin and to
determine the relationship between increasing doses of ethanol extract of Persea
americana Mill. peels with increased levels of albumin in male Wistar rats
induced carbon tetrachloride. This researched purely experimental research with
randomized complete direct sampling design. This research used thirty male
Wistar rats, attain the age 2-3 months and 150-250 grams weight. The rats were
divided into six treatment groups. Group I was carbon tetrachloride hepatotoxin
control giving as much as 2 ml/KgBW intraperitoneally. Group II was olive oil
control by giving as much as 2 ml/KgBW intraperitoneally. Group III was control
treatment given 1,40 g/KgBW ethanol extract of Persea americana Mill. peels.
Group IV-VI were the treatment group for ethanol extract of Persea americana
Mill. peels with doses 0.35; 0.70; 1.40 g/kg body weight orally once a day for six
days successively, then in the seventh day all treatments were given carbon
tetrachloride at a dose of 2.0 ml/KgBW intraperitoneally. At the 24th hour after
administration of carbon tetrachloride, all groups had blood drawn at the orbital
sinus region for be measured of albumin. Data of albumin were analyzed using
one-way ANOVA.
Based of the research results, the long-term administration of ethanol
extract of Persea americana Mill. peels have not effect for increasing albumin
levels in rats induced by carbon tetrachloride. There was not a relationship
between dose and response which were seen from the greater pre-experimental
dose ethanol extract Persea americana Mill. peels given, thus the albumin almost
the same level.
Keyword : Persea americana Mill. peels, ethanol, carbon tetrachloride,
albumin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Hati berperan penting bagi tubuh untuk mensekresi empedu,
metabolisme, detoksifikasi zat-zat endogen dan eksogen serta penyimpanan
mineral dan vitamin (Baradero, Dayrit, dan Siswadi, 2008). Apabila terjadi
kerusakan pada hati maka akan sangat berbahaya bagi tubuh. Faktor-faktor
penyebab kerusakan pada hati yaitu virus, efek toksik dari alkohol, obat-obatan,
dan racun (Muchid, 2007). Adanya hepatotoksisitas akan menyebabkan penurunan
produksi albumin di hati. Albumin merupakan protein penting yang berfungsi
untuk proses metabolisme dalam tubuh (Hillyer, Shaz, Zimring, and Abshire,
2009). Adapun fungsi dari uji albumin, yaitu untuk mengukur kemampuan hati
dalam sintesis protein (Singh, Bhat, and Sharma, 2011). Oleh sebab itu uji kadar
albumin dapat digunakan sebagai salah satu parameter untuk mengetahui
kerusakan yang terjadi di hati.
Menurut WHO tahun 2013, 500 juta penduduk dunia terkena infeksi
hepatitis B atau C dan setiap tahunnya membunuh 1,5 juta manusia. Melihat
adanya prevalensi yang cukup tinggi terhadap penyakit hati ini maka kebutuhan
akan hepatoprotektor semakin tinggi pula.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa 4 miliar
orang, 80% dari populasi dunia, saat ini menggunakan obat-obatan herbal untuk
mengobati penyakit. Obat herbal sekarang ini telah banyak digunakan karena
tingkat keamanannya yang tinggi dan berkualitas (Yasir, Das, dan Kharya, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Indonesia merupakan negara yang kaya akan flora dan faunanya. Sekitar 17%
flora dan fauna yang ada di seluruh dunia, berada di wilayah Indonesia (Effendi,
Hapsari, dan Nuraini, 2013). Oleh sebab itu, kekayaan keanekaragaman hayati di
Indonesia perlu diteliti, dikembangkan dan dimanfaatkan untuk peningkatan
kesehatan maupun tujuan ekonomi, dengan tetap menjaga kelestariannya.
Salah satu tanaman yang terdapat di Indonesia yang berguna dalam
bidang kesehatan adalah tanaman alpukat (Persea americana Mill.). Selain
buahnya untuk dimakan, biji dan kulit buah dari tanaman ini dapat dimanfaatkan
sebagai obat. Dari hasil penelitian Vinha, Moreira dan Barreira (2013), kandungan
antioksidan yang terdapat pada kulit buah alpukat (Persea americana Mill.)
hampir sama dengan senyawa yang terkandung dalam biji Persea americana
Mill., hanya berbeda jumlah kandungannya saja. Senyawa yang terkandung di
dalam kulit Persea americana Mill., yaitu fenol, flavonoid, vitamin C dan vitamin
E. Kandungan antioksidan yang tinggi berfungsi untuk menangkal radikal bebas
yang merupakan salah satu penyebab dari kerusakan hati (Armansyah, Sutriana,
Aliza, Vanda, dan Rahmi, 2010). Adanya kandungan antioksidan yang tinggi pada
kulit alpukat (Persea americana Mill.), menunjukan kulit alpukat (Persea
americana Mill.) memiliki potensi sebagai hepatoprotektor.
Karbon tetraklorida merupakan senyawa hepatotoksin yang sering
digunakan sebagai senyawa model dalam merusak hati. Karbon tetraklorida
menyebabkan kerusakan seluler yang cepat karena adanya reaksi reduksi
dehalogenasi di retikulum endoplasma pada hepatosit membentuk kompleks yang
sangat reaktif dan tidak stabil yaitu radikal bebas triklorometil (CCl3•) (Awaad,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Soliman, El-Sayed, El-Gindi dan Alqasoumi, 2012). Radikal bebas triklorometil
(CCl3•) dapat bereaksi dengan oksigen membentuk radikal triklorometilperoksi
(•OOCCl3) yang sangat reaktif (Knockaert, Berson, Ribault, Prost, Fautrel,
Pajaud, dkk., 2012). Karbon tetraklorida akan merusak retikulum endoplasma di
hati. Apabila terjadi kerusakan pada retikulum endoplasma, maka prealbumin
tidak dapat menempel pada RE dan albumin tidak akan terbentuk.
Pada penelitian ini digunakan bentuk sediaan ekstrak etanol kulit Persea
americana Mill. karena pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Nopitasari (2013) menunjukkan bahwa pemberian jangka panjang ekstrak etanol
biji Persea americana Mill. mempunyai efek hepatoprotektif pada tikus terinduksi
karbon tetraklorida. Kandungan senyawa antioksidan yang terdapat di dalam biji
Persea americana Mill. hampir sama dengan yang terkandung di dalam kulit
Persea americana Mill. (Vinha, dkk., 2013). Oleh karena itu, dengan penggunaan
pelarut etanol untuk menyari kulit Persea americana Mill. pada penelitian ini,
diharapkan dapat diperoleh senyawa antioksidan.
Oleh sebab itu, peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh
pemberian ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. terhadap kadar albumin
pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida.
1. Rumusan masalah
a. Apakah pemberian ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. dalam
penggunaan jangka panjang mampu memberikan efek peningkatan kadar
albumin pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
b. Apakah ada kekerabatan antara peningkatan dosis ekstrak etanol kulit
Persea americana Mill. dalam penggunaan jangka panjang dengan
peningkatan kadar albumin pada tikus jantan galur Wistar terinduksi
karbon tetraklorida?
2. Keaslian penelitian
Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan oleh peneliti, penelitian
biji buah Persea americana Mill. pernah dilakukan oleh Bertini, Brilhante,
Brito, Cordeiro, Leile, Morais, et al. (2009), yang melaporkan bahwa pada
ekstrak metanol biji Persea americana Mill. terdapat kandungan fitokimia
berupa flavonoid, antosianin, tannin terkonsendasi, alkaloid dan triterpen.
Penelitian Alhassan, Sule, Atiku, Wudil, Abubakar, dan Mohammed (2012)
melaporkan kandungan antioksidan dan fenol yang terdapat dalam biji Persea
americana Mill. adalah lebih dari 70%. Penelitian kulit buah Persea
americana Mill. pernah dilakukan oleh Vinha, dkk. (2013), yang melaporkan
bahwa kandungan fitokimia yang terdapat dalam kulit dan biji Persea
americana Mill. adalah fenol, flavonoid, vitamin C dan vitamin E. Penelitian
Mokodompit, Edy dan Wiyono (2013), menggunakan etanol sebagai cairan
penyari untuk menyari senyawa flavonoid yang diketahui sebagai antioksidan
kuat yang terkandung di dalam kulit Persea americana Mill. Nopitasari
(2013) meneliti mengenai efek hepatoprotektif pemberian ekstrak etanol biji
Persea americana Mill. jangka panjang terhadap aktivitas ALT dan AST pada
tikus yang terinduksi karbon tetraklorida.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Sepanjang penelusuran pustaka yang dilakukan oleh peneliti,
penelitian terkait dengan pengaruh pemberian ekstrak etanol kulit Persea
americana Mill. terhadap kadar serum albumin pada tikus jantan galur Wistar
terinduksi karbon tetraklorida belum pernah dilakukan.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan khususnya di bidang kefarmasian dalam penggunaan
tanaman obat terutama penggunaannya sebagai hepatoprotektor pada organ
hati tikus yang terinduksi karbon tetraklorida.
b. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
masyarakat mengenai manfaat kulit Persea americana Mill. untuk
meningkatkan kadar albumin pada pemberian jangka panjang dan dapat
mengetahui hubungan kekerabatan antara peningkatan dosis ekstrak etanol
kulit Persea americana Mill. dengan peningkatan kadar albumin.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pemberian ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. terhadap kadar
albumin pada tikus yang terinduksi karbon tetraklorida berdasarkan kadar
albumin dalam darah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Tujuan khusus
Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis
peningkatan kadar albumin akibat pemberian jangka panjang ekstrak etanol
kulit Persea americana Mill. pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon
tetraklorida. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui adanya
kekerabatan antara peningkatan dosis ekstrak etanol kulit Persea americana
Mill. dalam penggunaan jangka panjang dengan peningkatan kadar albumin
pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Persea americana Mill.
1. Deskripsi tanaman
Gambar 1. Tanaman Persea americana Mill. (USDA, 2014)
Alpukat (Persea americana Mill.) merupakan tumbuhan berkayu
yang memiliki siklus hidup mencapai puluhan tahun. Tanaman ini tumbuh liar
di hutan dan banyak ditanam oleh orang di pekarangan. Tinggi pohon alpukat
mencapai 20 meter. Tanaman alpukat memiliki daun yang berbentuk lonjong,
lebar, agak tebal, dan berwarna hijau tua (Gambar 1). Buah bertipe buni, bulat
lonjong serta memiliki kulit yang lembut berwarna hijau hingga ungu
kecokelatan. Daging buahnya tebal berwarna hijau kekuningan. Bijinya
berbentuk polong, keras dan ukurannya relatif besar. Bungannya tersembunyi,
berukuran 5-10 mm, berwarna hijau kekuningan (Sunanto, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2. Nama daerah
Di Indonesia dikenal dengan alpukat, alpuket, dan apokat. Di
Malaysia, tanaman ini dikenal dengan nama buah mentega, avokado, dan
apukado. Orang Thailand menyebut tanaman ini luk noei, dan awokhado. Di
China tanaman ini dikenal dengan nama yiu lie. Di Negara Inggris, tanaman ini
dikenal dengan avocado (Sunanto, 2009).
3. Taksonomi tanaman
Kerajaan : Plantae (Tumbuhan)
Sub kerajaan : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super divisi : Spermatophyta (Tumbuhan berkulit)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua atau dikotil)
Sub kelas : Magnoliidae
Bangsa : Laurales
Keluarga : Lauraceae
Genus : Persea
Varietas : Persea americana Mill.
(USDA, 2014).
4. Kandungan fitokimia
Kandungan fitokimia yang terdapat di dalam daun Persea americana
Mill. adalah saponin, tannin, flavonoid, alkaloid, fenol, steroid dan glikosida
sianogen (Arukwe, Amadi, Duru, Agumuo, Adindu, Odika, et al., 2012).
Kandungan fitokimia yang terdapat dalam biji alpukat adalah senyawa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
golongan polifenol, tannin, flavonoid, triterpenoid, kuinon, monoterpenoid,
dan saponin (Zuhrotun, 2007). Kandungan fitokimia yang terdapat pada kulit
alpukat adalah fenol, flavonoid, vitamin C dan vitamin E (Vinha, dkk., 2013).
Senyawa lain yang terkandung dalam kulit alpukat adalah lutein dan klorofil
(Ashton, Wong, McGhie, Vather, Wang, Jackman, et al., 2006).
5. Khasiat dan kegunaan
Berdasarkan penelitian Mokodompit, dkk. (2013), kulit alpukat
(Persea americana Mill.) memiliki kandungan antioksidan yang berkhasiat
untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari. Menurut penelitian
Alhassan, dkk. (2012), biji alpukat berkhasiat untuk mengobati diare, disentri,
intestinal parasit, sakit gigi, menurunkan berat badan dan menurunkan gula
darah. Idris, Ndukwe dan Gimba (2009), melaporkan bahwa biji alpukat dapat
berkhasiat sebagai antimikroba. Nopitasari (2013), melaporkan bahwa biji
alpukat juga berkhasiat sebagai hepatoprotektor.
B. Hati
Hati atau hepar merupakan organ sentral dalam proses metabolisme di
dalam tubuh (Sacher and McPherson, 2004). Struktur anatomi dan fisiologi dari
hati yaitu :
1. Anatomi hati
Hati merupakan kelenjar yang paling besar yang ada di dalam tubuh
manusia. Berat dari hati manusia mencapai 1500 gram atau 1,5 kilogram.
Letak hati dalam sistem pencernaan dapat dilihat pada gambar 2. Bagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
superior dari hati berbentuk cembung dan terletak di bagian bawah kubah
kanan diafragma. Bagian inferior dari hati berbentuk cekung dan di bawahnya
terdapat ginjal kanan, gaster, pankreas, dan usus (Baradero, dkk., 2008).
Gambar 2. Hati dalam Sistem Pencernaan (Baradero, dkk., 2008)
Hati berwarna merah cokelat dan memiliki tekstur yang lunak. Hati
berbentuk baji dengan dasarnya pada sisi kanan dan apeks pada sisi kirinya
(Gibson, 2002). Hati menerima 1500 mL darah per menit, atau sekitar 28%
dari curah jantung, agar dapat melaksanakan fungsinya (Sacher dan
McPherson, 2004).
Hati dibagi menjadi dua lobus, yaitu lobus kiri dan kanan. Lobus
kanan lebih besar dibandingkan dengan lobus kiri (Gibson, 2002). Setiap
lobus hati dibagi ke dalam struktur-struktur unit fungsional yang disebut
lobulus. Lobulus ini merupakan unit fungsional dari hati yang berbentuk segi
enam atau heksagonal. Pada setiap sisi lobulus (Gambar 3) terdapat cabang-
cabang vena porta, arteria hepatika, dan kanalikuli empedu. Di dalam lobulus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
terdapat sel-sel hati (hepatosit) yang tersusun seperti lapisan-lapisan plat dan
berbentuk sinar dan mengelilingi hepatikum. Di antara hepatosit terdapat
sinusoid yang membawa darah dari cabang-cabang vena porta dan arteria
hepatika ke vena hepatika. Pada dinding sinusoid terdapat sel Kupffer yang
bertugas untuk menelan eritrosit dan leukosit yang mati, mikroorganisme, dan
benda-benda asing yang masuk ke hati (Baradero, dkk., 2008).
Gambar 3. Struktur Dasar Lobulus Hati (Baradero, dkk., 2008)
Hati menerima dua macam darah yaitu darah yang kaya dengan
oksigen melalui arteria hepatika dan darah yang mengandung lebih banyak
kabon dioksida melalui vena porta. Darah yang berada di dalam vena porta
juga mengandung makanan yang telah diabsorbsi vili dari usus halus
(Baradero, dkk., 2008).
2. Fisiologi hati
Hati melakukan fungsi yang sangat vital bagi tubuh manusia. Fungsi
dari hati yaitu mensekresi empedu; metabolisme karbohidrat, protein, lemak,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
dan bilirubin; detoksifikasi zat-zat endogen dan eksogen serta penyimpanan
mineral dan vitamin (Baradero, dkk., 2008).
3. Kerusakan hati
Hati rentan terhadap berbagai gangguan, seperti gangguan metabolik,
toksik, mikroba, sirkulatorik, dan neoplastik. Penyakit primer utama pada hati
adalah hepatitis, penyakit hati alkoholik, dan karsinoma hepatoselular (Kumar,
2009). Sebagian besar kerusakan hati disebabkan oleh virus yang menular
secara fekal-oral, parenteral, seksual, perinatal, dan sebagainya. Penyebab lain
dari kerusakan hati adalah akibat efek toksik dari alkohol, obat-obatan, racun,
dan lain-lain (Muchid, 2007).
Jenis kerusakan hati yang terjadi akibat dari efek toksikan, antara lain:
a. Nekrosis
Nekrosis merupakan kerusakan sel hati yang parah. Pada peristiwa
nekrosis, terlihat inti sel yang lisis. Nekrosis sering terdistribusi pada
daerah parenkim hati. Berdasarkan penyebarannya, nekrosis dibedakan
menjadi dua yaitu nekrosis submasif bila hanya terdapat seluruh sel pada
lobulus hati yang mengalami nekrosis dan nekrosis masif bila sebagian
besar hati mengalami peristiwa nekrosis (Kumar, 2009). Pada daerah
terjadinya kerusakan hati maka terjadi peningkatan neutrofil dan eosinofil
di sitoplasma (Hodgson, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
b. Kolestatis
Kolestasis yaitu berkurangnya aktivitas sekresi dari empedu yang
disebabkan oleh faktor dari dalam atau dari luar hati (Hodgson dan Levi,
2004).
c. Steatosis
Steatosis atau perlemakan hati ditandai dengan timbunan lemak
pada hati. Perlemakan hati disebabkan suplai asam lemak yang berlebih
dari jaringan adiposa. Perlemakan hati dapat ditandai dengan
meningkatnya enzim-enzim biokimia dalam darah seperti AST (Aspartate
Transaminase) dan ALT (Alanine Transaminase) (Hodgson, 2010).
d. Fibrosis
Fibrosis merupakan peristiwa terbentuknya jaringan fibrosa
akibat kerusakan toksik langsung maupun akibat peristiwa peradangan
yang tidak terbalikan yang terjadi pada hati. Terbentuknya fibrosis pada
hati akan menyebabkan hati terbagi-bagi menjadi nodul-nodul hepatosit
yang dikelilingi oleh jaringan parut (Kumar, 2009).
e. Sirosis
Sirosis merupakan tahap kerusakan hati kronis dan merupakan
bentuk kerusakan hati terakhir. Sirosis pada hati ditandai dengan
akumulasi sejumlah jaringan parut, khususnya serabut-serabut kolagen di
saluran hati. Penyebab umum dari sirosis hati adalah paparan berulang zat
kimia beracun seperti alkohol. Paparan zat kimia secara kronis
mengakibatkan terjadinya akumulasi di matriks ekstra seluler yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
menghambat aliran darah, metabolisme normal hati dan menghambat
proses detoksifikasi (Hodgson, 2010).
C. Albumin
Albumin merupakan protein yang paling banyak ditemukan di dalam
darah manusia. Albumin berfungsi sebagai sumber asam amino pada kasus
malnutrisi dan berguna untuk transport protein seperti bilirubin, urobilin, asam
lemak, hormon dan substansi asing seperti penisilin, sulfonamid dan merkuri
(Atara and Lanza, 2002).
Albumin diproduksi oleh hati dan mewakili 50% dari produksi protein
hepatik. Konsentrasi serum albumin normal pada manusia yaitu diantar 3,5 – 5
g/dL (Belfort, Soade, Foley, Phelan, and Dildy, 2010). Konsentrasi serum albumin
normal pada tikus yaitu 3.0 mg/ dL sampai 3.5 mg/dL (Triznarizki, 2007).
Hipoalbuminemia terjadi karena produksi albumin menurun akibat penyakit di
hati (Hillyer, dkk., 2009).
D. Karbon Tetraklorida
Karbon tetraklorida merupakan suatu senyawa berupa cairan jernih yang
mudah menguap, tidak berwarna, memiliki bau khas, memiliki bobot molekul
153,82 dan sangat sukar larut dalam air (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat
dan Makanan, 1995).
Karbon tetraklorida merupakan senyawa hepatotoksin yang mampu
merusak hati. Karbon tetraklorida menyebabkan kerusakan seluler yang cepat
karena adanya reaksi reduksi dehalogenasi di retikulum endoplasma pada
hepatosit membentuk kompleks yang sangat reaktif dan tidak stabil yaitu radikal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
bebas triklorometil (CCl3•) (Awaad, dkk., 2012). Radikal bebas triklorometil
(CCl3•) dapat bereaksi dengan oksigen membentuk radikal triklorometilperoksi
(•OOCCl3) yang sangat reaktif (Knockaert, dkk., 2012).
Jenis kerusakan pada hati yang timbul akibat pemberian karbon
tetraklorida adalah pelemakan atau steatosis dan nektosis. Steatosis terjadi karena
lipid yang terbentuk akan menghambat sintesis protein sehingga menurunkan
produksi liporotein sehingga transport lipid terganggu dan terjadi akumulasi lipid
di hati. Pemejanan karbon tetraklorida dalam waktu yang lama dapat
mengakibatkan terjadinya sirosis dan tumor hati serta kerusakan pada ginjal.
(Timbrell, 2009).
E. Antioksidan
Dalam pengertian kimia, senyawa antioksidan merupakan senyawa
pemberi elektron (electrons donor). Pengertian secara biologis, antioksidan
merupakan senyawa yang mampu menangkal atau meredam dampak negatif
oksidan di dalam tubuh. Antioksidan bekerja dengan mendonorkan satu elektron
yang dimilikinya kepada senyawa yang bersifat oksidan sehingga aktivitas
senyawa oksidan tersebut dapat dihambat (Winarsi, 2007).
F. Ekstraksi
Ekstrak merupakan sediaan kental yang diperoleh dengan cara
mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan
pelarut yang sesuai, kemudian pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan
(Ditjen POM, 1995).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
G. Landasan Teori
Hati merupakan kelenjar yang paling besar yang ada di dalam tubuh
manusia. Hati memiliki fungsi yang sangat vital bagi tubuh, seperti mensekresi
empedu; metabolisme karbohidrat, protein, lemak, dan bilirubin; detoksifikasi zat-
zat endogen dan eksogen serta penyimpanan mineral dan vitamin (Baradero, dkk.,
2008). Kerusakan hati dapat terjadi akibat efek toksik dari alkohol, obat-obatan,
racun, virus dan lain-lain (Muchid, 2007).
Karbon tetraklorida telah diketahui sebagai senyawa model yang dapat
menimbulkan toksisitas di hati. Karbon tetraklorida menyebabkan kerusakan
seluler yang cepat karena adanya reaksi reduksi dehalogenasi di retikulum
endoplasma pada hepatosit membentuk kompleks yang sangat reaktif dan tidak
stabil yaitu radikal bebas triklorometil (CCl3•). Radikal bebas triklorometil
(CCl3•) dapat bereaksi dengan oksigen membentuk radikal triklorometilperoksi
(•OOCCl3) yang sangat reaktif. Jenis kerusakan hati yang ditimbulkan akibat
overdosis karbon tetraklorida adalah pelemakan, nektosis, sirosis dan tumor.
Senyawa antioksidan bekerja dengan mendonorkan satu elektron yang
dimilikinya kepada senyawa yang bersifat oksidan sehingga aktivitas senyawa
oksidan tersebut dapat dihambat (Winarsi, 2007). Berdasarkan penelitian Alhssan,
dkk. (2012) melaporkan kandungan antioksidan dan fenol yang terdapat dalam
biji Persea americana Mill. adalah lebih dari 70%. Menurut penelitian Vinha,
dkk. (2013), diketahui bahwa senyawa yang terdapat di dalam kulit Persea
americana Mill. hampir sama dengan biji Persea americana Mill., yaitu fenol,
flavonoid, karotenoid, vitamin C dan vitamin E. Selain itu berdasarkan penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Nopitasari (2013), ekstrak etanol biji Persea americana Mill. memiliki khasiat
sebagai efek hepatoprotektif terhadap aktivitas ALT dan AST pada tikus yang
terinduksi CCl4.
Adanya hepatotoksisitas akan menyebabkan penurunan produksi albumin
di hati (Hillyer, dkk., 2009). Adapun fungsi dari uji albumin, yaitu untuk
mengukur kemampuan hati dalam sintesis protein (Singh, dkk., 2011). Oleh sebab
itu uji kadar albumin dapat digunakan sebagai salah satu parameter untuk
mengetahui kerusakan yang terjadi di hati.
Melalui penelitian ini akan diketahui apakah pemberian ekstrak etanol
kulit Persea americana Mill. dapat meningkatkan kadar albumin pada tikus yang
terinduksi karbon tetraklorida.
H. Hipotesis
Pemberian ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. dapat
memberikan pengaruh pada kadar albumin tikus jantan terinduksi karbon
tetraklorida.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan
rancangan acak lengkap pola searah.
B. Variabel dan Definisi Operasional
Variabel – variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah :
1. Variabel Utama
a. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi dosis pemberian
ekstrak etanol kulit Persea americana Mill.
b. Variabel tergantung
Variabel tergantung pada penelitian ini adalah peningkatan kadar
albumin.
2. Variabel Pengacau
a. Variabel pengacau terkendali
Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah kondisi
hewan uji, yaitu tikus jantan galur Wistar dengan berat badan 150-250
g dan umur 2-3 bulan, frekuensi pemberian ekstrak etanol kulit
Persea americana Mill. satu kali sehari selama enam hari berturut-
turut dengan waktu pemberian yang sama, cara pemberian senyawa
karbon tetraklorida secara intraperitoneal dan ekstrak kulit alpukat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
pada tikus dilakukan secara per oral dan bahan uji yang digunakan
berupa kulit Persea americana Mill. yang ditanam di Wonosari dan
didapatkan dari depot Es Teler 77 di Plaza Ambarukmo Yogyakarta
b. Variabel pengacau tak terkendali
Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini adalah
kondisi patologis dari tikus jantan galur Wistar yang digunakan.
3. Definisi operasional
a. Ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. Didefinisikan sebagai
ekstrak kental dari serbuk kulit Persea americana Mill. yang
dilarutkan dalam pelarut etanol 70% dan dimaserasi selama 5 hari
dengan sesekali penggojogan. Kemudian disaring dengan corong
Buchner yang telah dilapisi dengan kertas saring, dievaporasi, dan
diuapkan di atas waterbath selama 12 jam pada suhu 80ºC, hingga
bobot pengeringan tetap dengan susut pengeringan sebesar 0%.
b. Efek peningkatan kadar albumin. Didefinisikan sebagai kemampuan
ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. pada dosis tertentu untuk
meningkatkan kadar albumin pada tikus jantan galur Wistar terinduksi
karbon tetraklorida.
c. Pemberian jangka panjang. Pemberian ekstrak etanol kulit Persea
americana Mill. satu kali selama enam hari berturut-turut dengan
waktu pemberian yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
C. Bahan Penelitian
1. Bahan utama
a. Hewan uji yang digunakan berupa tikus jantan galur Wistar dengan umur 2-
3 bulan dan berat badan 150-250 g yang diperoleh dari Laboratorium Imono
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
b. Kulit Persea americana Mill. yang digunakan ditanam di Wonosari dan
didapatkan dari depot Es Teler 77 di Plaza Ambarukmo Yogyakarta pada
bulan Juni - Juli 2014.
2. Bahan kimia
a. Bahan hepatotoksin yang digunakan adalah karbon tetraklorida yang
diperoleh dari Laboratorium Kimia Analisis Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma.
b. Pelarut hepatotoksin adalah olive oil (Bertolli®).
c. Kontrol negatif yang digunakan adalah olive oil (Bertolli®).
d. Pelarut yang digunakan untuk pembuatan ekstrak kulit Persea americana
Mill. adalah etanol 70% yang diperoleh dari General Labora, Yogyakarta.
e. Blanko pengukuran kadar ALT adalah aqua bidestilata yang diperoleh dari
laboratorium Kimia Analisis Instrumental Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
f. Reagen serum ALT.
Komposisi dan konsentrasi dari reagen ALT Diasys yang digunakan adalah
sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Komposisi pH Konsentrasi
R1 : TRIS 7,15 140 mmol/L
L-alanine 700 mmol/L
LDH ( lactate dehydrogenase) ≥ 2300 mmol/L
R2 : 2-oxogultarate 85 mmol/L
NADH 1 mmol/L
Pyridoxal-5-phosphate
FS :
Good’s buffer
Pyridoxal-5-phosphate
9,6
100 mmol/L
13 mmol/L
g. Reagen serum albumin.
Komposisi dan konsentrasi dari reagen albumin Architect yang digunakan
adalah sebagai berikut.
Komposisi Konsentrasi
Bromcresol green 0,27 mmol/L
TRIS 55 mmol/L
Succinic acid 100 mmol/L
D. Alat atau Instrumen Penelitian
1. Alat ekstraksi
Seperangkat alat gelas berupa beaker glass, erlenmeyer, gelas ukur,
labu ukur, cawan porselen, corong Buchner, pipet tetes, batang pengaduk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
(pyrex Iwaki Glass®), mesin penyerbuk Retsch®, ayakan no 40 Electric Sieve
Shaker Indotest Multi Lab®, timbangan analitik Mettler Toledo®, moisture
balance, orbital shaker Optima®, rotary vacuum evaporator IKAVAC®, oven
Memmert®.
2. Alat uji perlakuan
Microlab 200 Merck®, seperangkat alat gelas berupa beaker glass,
gelas ukur, tabung reaksi, labu ukur, pipet tetes, stopwatch, batang pengaduk
(Pyrex Iwaki Glass®), timbangan elektrik Mettler Toledo®, sentrifuge
Centurion Scientific®, vortex Genie Wilten®, spuit per oral dan syringe 3 cc
Terumo®, pipa kapiler, dan tabung Eppendorf.
E. Tata Cara Penelitian
1. Determinasi serbuk kulit Persea americana Mill.
Determinasi kulit Persea americana Mill. dilakukan dengan
mencocokan buah Persea americana Mill. utuh yang berasal dari salah satu
depot es di Yogyakarta berdasarkan ciri-ciri makroskopis menggunakan buku
acuan Agrilink (2001).
2. Pengumpulan bahan
Bahan uji yang digunakan adalah kulit Persea americana Mill. yang
masih segar dan tidak busuk.
3. Pembuatan serbuk
Kulit Persea americana Mill. dicuci bersih di bawah air mengalir dan
bagian daging buah yang masih terdapat di dalam kulit alpukat tersebut
dibuang. Setelah bersih kulit dipotong kecil-kecil dan diangin-anginkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
hingga kulit tidak tampak basah kemudian dilakukan pengeringan
menggunakan oven pada suhu 50 ˚C selama 24 jam. Setelah kering kulit
dibuat serbuk dan diayak dengan ayakan nomor 40 mesh supaya kandungan
fitokimia yang terkandung dalam kulit Persea americana Mill. lebih mudah
terekstrak karena luas permukaan serbuk yang kontak dengan pelarut semakin
besar.
4. Penetapan kadar air serbuk kulit Persea americana Mill.
Penetapan kadar air serbuk kulit Persea americana Mill. bertujuan
untuk mengetahui kadar air dalam serbuk dan untuk memenuhi persyaratan
serbuk yang baik, yaitu kurang dari 10% (Direktorat Jenderal Pengawasan
Obat dan Makanan, 1995).
Penetapan kadar air serbuk kulit Persea americana Mill. dilakukan
dengan menggunakan alat moisture balance menggunakan metode susut bobot
pengeringan. 5 gram serbuk kulit Persea americana Mill. dipanaskan pada
suhu 110˚C selama 15 menit. Kemudian serbuk ditimbang ulang dan dihitung
sebagai bobot setelah pemanasan. Selisih bobot sebelum pemanasan dan
sesudah pemanasan merupakan kadar air dari sampel yang diteliti. Proses
penetapan kadar air dilakukan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian
Terpadu Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
5. Pembuatan ekstrak etanol kulit Persea americana Mill.
Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi. Sebanyak 40 gram serbuk
kulit Persea americana Mill. direndam dalam 200 mL dengan menggunakan
pelarut etanol 70% dan didiamkan pada suhu kamar selama 5 hari dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
sesekali penggojogan. Tujuan perendaman serbuk kulit Persea americana
Mill. dalam pelarut etanol yaitu agar senyawa kimia yang terkandung dalam
kulit Persea americana Mill. dapat terlarut dalam pelarut. Hasil perendaman
disaring menggunakan corong Buchner, yang telah dilapisi kertas saring,
sehingga diperoleh filtrat. Serbuk sisa perendaman diremaserasi kembali
dengan 200 mL etanol 70% selama 2 hari dan didiamkan pada suhu kamar
dengan sesekali penggojogan. Filtrat hasil saringan dipindahkan ke dalam labu
alas bulat untuk dievaporasi menggunakan rotary evaporator. Hasil evaporasi
dituang ke dalam cawan porselen yang telah ditimbang sebelumnya, agar
mempermudah perhitungan rendemen ekstrak yang akan diperoleh. Cawan
porselen yang berisi larutan hasil evaporasi dipanaskan di atas waterbath
dengan suhu 80 ˚C untuk mendapatkan ekstrak etanol kulit Persea americana
Mill. yang kental dengan bobot pengeringan ekstrak yang tetap. Menghitung
rata-rata rendemen sepuluh replikasi ekstrak etanol kulit Persea americana
Mill. kental yang telah dibuat.
Rendemen ekstrak = berat cawan ekstrak kental – berat cawan kosong
Rata-rata rendemen =������������������������������������ �����������
��
6. Pembuatan CMC-Na 1%
CMC-Na 1% dibuat dengan cara mendispersikan lebih kurang 5,0 g
CMC-Na yang telah ditimbang seksama, digerus, dan dikembangkan selama
24 jam dalam aquadest 300 mL, kemudian dimasukkan ke dalam labu takar
500 mL dan di add dengan aquadest sampai batas tanda. CMC-Na yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
dibuat digunakan untuk melarutkan ekstrak etanol kulit Persea americana
Mill.
7. Penetapan konsentrasi pekat ekstrak
Konsentrasi yang dapat digunakan adalah konsentrasi pekat yang
dapat dibuat dimana pada konsentrasi tersebut ekstrak dapat dimasukkan serta
dikeluarkan dari spuit oral. Cara pembuatannya adalah dengan melarutkan
ekstrak per cawannya dengan pelarut yang sesuai, yaitu CMC Na 1%
(Kurniawati, Adrianto, dan Hendra, 2011). Sebanyak 3,5 gram ekstrak dalam
labu ukur 50 mL dengan pelarut yang sesuai yaitu CMC-Na 1% sehingga
konsentrasi ekstrak dapat ditetapkan sebesar 7% b/v atau 0,07 g/mL atau 70
mg/mL.
8. Penetapan dosis ekstrak etanol kulit Persea americana Mill.
Penetapan peringkat dosis mengacu pada penelitian Nopitasari (2013)
yang didasarkan pada perhitungan dengan bobot tikus paling besar yaitu 250
gram, konsentrasi ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. yang dapat
dimasukkan dan dikeluarkan melalui spuit oral yaitu 7% atau 70mg/mL, serta
volume maksimal pemberian oral yaitu 5 mL.
Maka dosis tertinggi dapat ditentukan sebagai berikut :
BB x D = C x V
Berat badan (kg) x dosis (mg/kgBB) = konsentrasi (mg/mL) x volume
pemberian (mL)
0,250 kg x D = 70mg/mL x 5 mL
D = 1400 mg/kgBB
Dosis tengah dan dosis rendah ditentukan dengan menurunkan dua
kelipatan dari dosis tertinggi sehingga diperoleh dosis 700 dan 350 mg/kgBB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Dosis yang akan digunakan dalam penelitian adalah 350, 700, dan 1400
mg/kgBB.
9. Pembuatan larutan karbon tetraklorida konsentrasi 50%
Karbon tetraklorida dibuat dalam konsentrasi 50% dengan cara
melarutkan karbon tetraklorida ke dalam olive oil dengan perbandingan 1:1
(Janakat dan Al-Merie, 2002).
10. Uji pendahuluan
a. Penetapan dosis hepatotoksin karbon tetraklorida. Berdasarkan penelitian
Janakat dan Al-Merie (2002), dosis karbon tetraklorida sebesar 2 mL/KgBB
dapat menginduksi kerusakan hati pada tikus jantan galur Wistar. Dosis
tersebut mampu merusak sel-sel hati pada tikus yang ditunjukkan melalui
kenaikan aktivitas ALT tetapi tidak menimbulkan kematian pada hewan uji.
b. Penetapan waktu pencuplikan darah. Untuk mendapatkan waktu pencuplikan
darah dilakukan orientasi dengan satu kelompok. Dalam satu kelompok
terdiri dari 5 ekor tikus. Pengambilan darah dilakukan melalui sinus orbitalis
mata. Pada jam ke 0, 24, dan 48 jam setelah pemejanan karbon tetraklorida.
Kemudian dilakukan pengukuran aktivitas ALT.
11. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji
Sejumlah tiga puluh ekor tikus dibagi secara acak ke dalam enam
kelompok perlakuan dengan masing-masing kelompok sejumlah lima ekor
tikus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
a. Kelompok I (kontrol hepatotoksin) diberi karbon tetraklorida yang
dilarutkan ke dalam olive oil dengan dosis 2 mL/kgBB secara
intraperitoneal.
b. Kelompok II (kontrol negatif) diberi olive oil sebanyak 2 mL/kgBB secara
intraperitoneal.
c. Kelompok III (kontrol ekstrak) diberi ekstrak etanol kulit Persea
americana Mill. dosis 1,4 g/kgBB secara per oral sekali sehari selama
enam hari berturut-turut.
d. Kelompok IV (dosis rendah) diberi ekstrak etanol kulit Persea americana
Mill. dosis 0,35 g/kgBB secara per oral sekali sehari selama enam hari
berturut-turut.
e. Kelompok V (dosis tengah) diberi ekstrak etanol kulit Persea americana
Mill. dosis 0,7 g/kgBB secara per oral sekali sehari selama enam hari
berturut-turut.
f. Kelompok VI (dosis tinggi) diberi ekstrak etanol kulit Persea americana
Mill. dosis 1,4 g/kgBB secara per oral sekali sehari selama enam hari
berturut-turut.
Pada hari ke tujuh kelompok IV-VI dipejani karbon tetraklorida dengan
dosis 2,0 mL/KgBB secara intraperitoneal. Darah hewan uji diambil melalui
sinus orbitalis mata setelah 24 jam pemberian karbon tetraklorida, yang
selanjutnya dilakukan pengukuran kadar serum albumin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
12. Pembuatan serum
Darah diambil melalui bagian sinus orbitalis mata tikus lalu
ditampung dalam tabung Eppendorf. Darah didiamkan selama kurang lebih
15 menit, kemudian disentrifugasi selama 15 menit dengan kecepatan 8000
rpm dan bagian supernatannya diambil. Bagian supernatan yang diperoleh
disentrifugasi kembali dengan kecepatan 5000 rpm selama 10 menit.
13. Penetapan kadar serum albumin
Pengukuran kadar serum albumin dilakukan di Laboratorium
Parahita, Yogyakarta.
F. Tata Cara Analisis Hasil
Data kadar serum albumin dianalisis dengan Kolmogorov-Smirnov untuk
mengetahui normalitas data pada masing-masing kelompok perlakuan. Nilai
normal suatu data ditunjukkan dengan nilai p>0,05. Apabila hasil analisis statistik
Kolmogorov-Smirnov kadar serum albumin menunjukkan distribusi data normal
(p>0,05), dilanjutkan dengan analisis One Way Anova dengan taraf kepercayaan
95% untuk mengetahui perbedaan masing-masing kelompok. Apabila hasil
tersebut menunjukkan nilai signifikansi (p>0,05), berarti data tersebut homogen.
Uji Scheffe dilakukan untuk mengetahui kebermaknaan perbedaan antar
kelompok. Jika diperoleh distribusi data yang tidak normal maka dilakukan
analisis data menggunakan Kruskal-Wallis untuk melihat homogenitasnya, dan
dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney untuk melihat kebermaknaan perbedaan
antar kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak
etanol kulit Persea americana Mill. terhadap kadar albumin pada tikus jantan
galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida. Penelitian ini juga bertujuan untuk
mengetahui adanya kekerabatan antara peningkatan dosis ekstrak etanol kulit
Persea americana Mill. dalam penggunaan jangka panjang dengan peningkatan
kadar albumin pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya yang sudah
menguji mengenai efek pemberian ekstrak etanol biji Persea americana Mill.
terhadap aktivitas ALT dan AST pada tikus yang terinduksi karbon tetraklorida.
Pengamatan hasil penelitian ini dapat tercapai dengan rangkaian
penelitian meliputi determinasi buah Persea americana Mill., penetapan kadar air
serbuk kering kulit Persea americana Mill., penentuan dosis hepatotoksik karbon
tetraklorida, penentuan waktu pencuplikan darah, uji kontrol negatif dari olive oil,
uji kontrol sediaan ekstrak etanol kulit Persea americana Mill., dan uji efek
ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. dengan dosis 350; 700; dan 1400
mg/kgBB terhadap kadar albumin.
A. Penyiapan Bahan
1. Pembuatan serbuk kering kulit Persea americana Mill.
Penelitian mengenai efek hepatoprotektif ini menggunakan kulit Persea
americana Mill. yang didapat dari depot es di Yogyakarta. Kulit Persea
americana Mill. yang masih segar (tidak busuk) dibersihkan dan dicuci dengan air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
mengalir. Kemudian kulit Persea americana Mill. tersebut dikeringkan dan
diserbuk. Serbuk kering kulit Persea americana Mill. yang didapatkan di ayak
dengan menggunakan ayakan nomor 40 mesh. Pengayakan ini dilakukan supaya
kandungan fitokimia yang terkandung dalam kulit Persea americana Mill. lebih
mudah terekstrak karena luas permukaan serbuk yang kontak dengan pelarut
semakin besar. Apabila ukuran dari serbuk simplisia terlalu kecil maka pada saat
dimungkinkan terdapat serbuk simplisia yang lolos saat penyaringan.
2. Hasil determinasi serbuk kering kulit Persea americana Mill.
Penelitian mengenai efek antihepatotoksik ini menggunakan kulit Persea
americana Mill. sebagai bahan yang diuji aktivitasnya. Untuk memastikan
kebenaran serbuk yang digunakan dalam penelitian ini, maka dilakukan
determinasi. Determinasi kulit buah Persea americana Mill. dilakukan dengan
mencocokan buah Persea americana Mill. utuh yang diperoleh dari depot Es Teler
di Plaza Ambarukmo Yogyakarta berdasarkan ciri-ciri makroskopis menggunakan
buku acuan Agrilink (2001).
Hasil determinasi menunjukan jenis buah Persea americana Mill. yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu Endranol. Buah Persea americana Mill. jenis
ini menyerupai buah pir, ujung buah tumpul sedang pangkal buahnya runcing, biji
buahnya berbentuk jorong, daging buahnya tebal berwarna kuning, kulit buah
berwarna hijau dan permukaan kulit buah licin berbintik kuning dengan tebal kulit
1,5 mm. Saat muda kulit buah berwarna hijau muda dan ketika setengah matang
berwarna hijau tua kemerahan. Hasil determinasi ini menunjukan bahwa kulit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
buah yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah benar kulit buah Persea
americana Mill.
3. Penetapan kadar air serbuk kering kulit Persea americana Mill.
Penetapan kadar air ini bertujuan untuk mengetahui kandungan air yang
terdapat di dalam serbuk kulit Persea americana Mill., sehingga dapat diketahui
apakah kandungan air yang terdapat pada serbuk kulit buah Persea americana
Mill. memenuhi persyaratan yang ditetapkan atau tidak. Direktorat Jenderal
Pengawasan Obat dan Makanan (1995) menetapkan bahwa serbuk yang baik bila
memiliki kandungan air kurang dari 10%.
Proses penetapan kadar air pada serbuk kering kulit Persea americana
Mill. dilakukan di LPPT Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Hasil kandungan
kadar air di dalam serbuk kulit Persea americana Mill. adalah 7,10 %.
Kandungan air yang terdapat di dalam serbuk Persea americana Mill. memenuhi
persyaratan yang ditetapkan.
4. Pembuatan ekstrak etanol kulit alpukat Persea americana Mill.
Pembuatan ekstrak etanol kulit alpukat Persea americana Mill.
menggunakan metode maserasi. Metode maserasi ini digunakan untuk menyari
simplisia sehingga zat-zat aktif yang terdapat di dalam simplisia dapat berpindah
ke dalam cairan penyari. Kelebihan dari metode ini yaitu proses pengerjaannya
sederhana dan alat-alat yang digunakan sederhana. Cairan penyari yang digunakan
untuk menyari zat aktif yang terdapat dalam kulit Persea americana Mill. adalah
etanol. Menurut penelitian Vinha, dkk. (2013), diketahui bahwa senyawa yang
terdapat di dalam kulit Persea americana Mill. hampir sama dengan biji Persea
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
americana Mill., yaitu fenol, flavonoid, karotenoid, vitamin C dan vitamin E.
Perbedaan senyawa antara biji dan kulit Persea americana Mill. terletak pada
jumlah kandungan masing-masing senyawa. Penelitian Javier, David, Maria, Petri,
dan Mario (2011), menyatakan bahwa senyawa golongan fenolik pada biji Persea
americana Mill. diisolasi dengan menggunakan pelarut organik yang bersifat
polar. Penelitian Zuhrotun (2007) menggunakan etanol sebagai cairan penyari
untuk menyari senyawa yang terdapat di dalam biji Persea americana Mill. Selain
itu, pada penelitian Nopitasari (2013) menggunakan cairan penyari etanol untuk
mengambil senyawa yang terdapat dalam biji Persea americana Mill. Penelitian
Mokodompit, dkk. (2013) menggunakan etanol sebagai cairan penyari untuk
menyari senyawa flavonoid yang diketahui sebagai antioksidan kuat yang
terkandung di dalam kulit Persea americana Mill.
Parameter standarisasi ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. dilihat
dari bobot tetap pengeringan. Bobot tetap pengeringan yaitu selisih penimbangan
< 0,5 mg tiap gram zat sisa dari 2 kali penimbangan berturut-turut. Selisih dari 2
bobot penimbangan pada penetapan bobot tetap sebesar 0% menunjukan ekstrak
yang terdapat dalam cawan ditimbang 1 jam sekali selama 10 jam atau hingga
bobot tetap. Penelitian ini menggunakan waktu pengeringan 15 jam untuk
mendapatkan bobot tetap ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. Peneliti
menggunakan 400 gram serbuk kering kulit Persea americana Mill. untuk
mendapatkan ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. Rata-rata hasil ekstrak
etanol kulit Persea americana Mill. yang diperoleh dari 10 cawan ekstrak kental
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
adalah 4,48 gram. Pada pembuatan 400 gram serbuk kering kulit Persea
americana Mill. menghasilkan rendemen sebesar 11,20%.
B. Uji Pendahuluan
1. Penentuan dosis hepatotoksin karbon tetraklorida
Penelitian ini menggunakan karbon tetraklorida sebagai senyawa model
hepatotoksin. Hepatotoksin karbon tetraklorida pada dosis tertentu dapat
menyebabkan perlemakan pada hati. Menurut Janakat dan Al-Merie (2002), dosis
karbon tetraklorida sebesar 2 mL/kgBB dapat menginduksi kerusakan hati pada
tikus jantan galur Wistar. Dosis tersebut mampu merusak sel-sel hati pada tikus
yang ditunjukkan melalui kenaikan aktivitas ALT dan AST tetapi tidak
menimbulkan kematian pada hewan uji. Menurut Sivakrishnan dan Kottaimuthu
(2014), pada kenaikan aktivitas serum ALT 2-3 kali dari normal, kadar albumin di
dalam darah ikut mengalami penurunan sebesar ± 0,95 mg/dL. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Sivakrishnan dan Kottaimuthu (2014), terdapat
keterkaitan antara kenaikan aktivitas serum ALT dengan penurunan kadar
albumin.
2. Penentuan pengambilan cuplikan darah
Penentuan pengambilan cuplikan darah pada hewan uji bertujuan untuk
mengetahui waktu peningkatan aktivitas enzim ALT yang paling tinggi pada
hewan uji setelah hewan uji diinduksi karbon tetraklorida dengan dosis 2
mL/KgBB. Cuplikan darah hewan uji diambil dari sinus orbitalis. Penentuan
waktu pengambilan cuplikan darah pada hewan uji dilakukan pada jam ke 0, 24
dan 48 setelah hewan uji diinduksi dengan karbon tetraklorida. Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
melakukan uji pendahuluan penentuan pengambilan cuplikan darah berdasarkan
peningkatan aktivitas serum ALT dalam darah tikus. Berdasarkan uji yang
dilakukan, diperoleh data aktivitas serum ALT seperti yang tertera pada tabel I.
Tabel I. Purata aktivitas serum ALT setelah pemberian karbon tetraklorida
dosis 2 ml/KgBB pada waktu pencuplikan darah jam ke-0, 24, dan 48
Waktu pencuplikan jam ke- Purata aktivitas ALT ±SE (U/l)
0 72,3 ± 5,8
24 217,3 ± 2,7
48 90,3 ± 3,8
Keterangan : SE = Standar error
Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa kenaikan aktivitas serum ALT yang paling
tinggi terjadi pada jam ke- 24 (217,3 ± 2,7 U/l). Purata aktivitas serum ALT pada
jam ke 24 lebih tinggi 2-3 kali dibandingkan dengan purata aktivitas serum ALT
pada jam ke- 0 (72,3 ± 5,8 U/l). Purata aktivitas serum ALT pada jam ke 48 (90,3
± 3,8 U/l) lebih rendah dibandingkan dengan purata aktivitas serum ALT pada
jam ke-24. Hasil tersebut menandakan aktivitas serum ALT pada jam ke- 48 sudah
mengalami penurunan. Berdasarkan hasil yang tercantum dalam tabel I dan
gambar 4, menunjukkan bahwa pada jam ke- 24 terjadi kerusakan hati yang paling
parah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Gambar 4. Diagram batang aktivitas serum ALT pada tikus terinduksi
karbon tetraklorida pada jam ke 0, 24, dan 48
Data aktivitas serum ALT diuji secara statistik dengan menggunakan
analisis variansi satu arah. Hasil analisis uji statistik aktivitas serum ALT pada
jam ke 0 dan 48 dengan jam ke 24 menunjukan nilai signifikansi 0,000 (<0,05).
Nilai tersebut menunjukan bahwa terdapat perbedaan antara aktivitas serum ALT
pada jam ke 0 dan 48 dengan aktivitas serum ALT pada jam ke 24.
Tahapan analisis statistik selanjutnya dilakukan dengan menggunakan uji
Scheffe. Tujuan dilakukan uji Scheffe ini adalah untuk mengetahui kebermaknaan
perbedaan antar kelompok. Hasil analisis aktivitas serum ALT dari uji Scheffe
dapat dilihat pada tabel II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Tabel II. Perbedaan kenaikan aktivitas ALT setelah pemberian karbon
tetraklorida dosis 2 mL/KgBB pada waktu pencuplikan darah jam ke-0, 24,
dan 48
Jam 0 Jam 24 Jam 48
Jam 0 BB TB
Jam 24 BB BB
Jam 48 TB BB
Keterangan : BB = Berbeda bermakna (p<0,05) ; TB = Berbeda tidak bermakna
(p>0,05)
Berdasarkan hasil uji Scheffe yang tercantum dalam tabel II, aktivitas serum ALT
pada pencuplikan ke-0, dan 48 memiliki perbedaan yang bermakna terhadap
aktivitas serum ALT pada pencuplikan jam ke-24 setelah pemejanan karbon
tetraklorida dosis 2mL/KgBB. Hal ini berarti pada jam ke-24 terjadi kenaikan
aktivitas ALT yang tinggi dibandingkan dengan aktivitas ALT pada jam ke-0 dan
48. Data di tabel II menunjukan data aktivitas serum ALT pada pencuplikan jam
ke-0 berbeda tidak bermakna dengan data aktivitas serum ALT pada pencuplikan
jam ke- 48. Hasil tersebut menandakan tidak terjadi kenaikan aktivitas serum ALT
setelah jam ke 24. Hal ini berarti aktivitas ALT pada jam ke-0 dan 48 sama.
Berdasarkan kondisi tersebut, penelitian mengenai pengaruh pemberian jangka
panjang ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. terhadap peningkatan kadar
albumin menggunakan waktu pencuplikan darah pada jam ke- 24 setelah hewan
uji dipejani karbon tetraklorida.
3. Penetapan lama pemejanan ekstrak etanol kulit Persea americana Mill.
Berdasarkan penelitian Kurniawati, dkk. (2011), dalam penelitian efek
hepatoprotektif ekstrak metanol-air M. tanarius terhadap tikus terinduksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
parasetamol, menjelaskan bahwa praperlakuan ekstrak metanol-air daun M.
tanarius pada kelompok hewan uji diberikan selama enam hari dan pada hari ke 7
diberi hepatotoksin parasetamol. Penelitian Nopitasari (2013) melakukan
penelitian mengenai efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang ekstrak etanol
biji Persea americana Mill. terhadap aktivitas serum ALT dan AST pada tikus
terinduksi karbon tetraklorida dengan memberikan ekstrak biji Persea americana
Mill. selama enam hari berturut-turut dan pada hari ke 7 diberi karbon tetraklorida
sebagai hepatotoksin. Penelitian ini hampir serupa dengan penelitian yang
dilakukan oleh Kurniawati, dkk. (2011) dan Nopitasari (2013). Pada penelitian ini,
ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. dipejankan selama enam hari
berturut-turut ke hewan uji, kemudian hewan uji dipejankan karbon tetraklorida
dengan dosis 2mL/kgBB pada hari ke-7.
4. Penetapan dosis ekstrak etanol kulit Persea americana Mill.
Tujuan dari penetapan dosis ekstrak etanol kulit Persea americana Mill.
pada penelitian ini adalah untuk menentukan tingkatan dosis dari ekstrak etanol
kulit Persea americana Mill. yang akan digunakan. Penetapan dosis ekstrak
etanol kulit Persea americana Mill. didasarkan pada penelitian yang dilakukan
oleh Nopitasari (2013). Penelitian yang dilakukan oleh Nopitasari (2013)
menentukan tingkatan dosis ekstrak etanol biji Persea americana Mill.
berdasarkan dosis maksimal ekstrak etanol biji Persea americana Mill. pada tikus
yang merupakan konsentrasi tertinggi ekstrak etanol biji Persea americana Mill.
Konsentrasi tertinggi yang digunakan pada penelitian Nopitasari (2013) adalah
konsentrasi pekat yang dapat dibuat dimana pada konsentrasi tersebut ekstrak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
dapat dimasukkan dan dikelurkan dari spuit oral yaitu 70 mg/ml sehingga
diperoleh dosis maksimal 1,40 g/kgBB. Berdasarkan penelitian Nopitasari (2103),
pada penelitian ini menggunakan dosis maksimal 1,40 g/KgBB. Tingkatan dosis
ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. ditentukan berdasarkan dosis
maksimal pemberian. Tingkatan dosis ekstrak etanol kulit Persea americana Mill.
yang digunakan pada penelitian ini adalah 0,35; 0,70; dan 1,40 g/kgBB.
C. Hasil Uji Efek Peningkatan Kadar Albumin Pemberian Ekstrak
Etanol Kulit Persea americana Mill. pada Tikus Terinduksi Karbon
Tetraklorida
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak
etanol kulit Persea americana Mill. terhadap peningkatan kadar albumin pada
tikus terinduksi karbon tetraklorida. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah terdapat kekerabatan antara peningkatan dosis ekstrak etanol
kulit Persea americana Mill. dengan peningkatan kadar albumin pada tikus yang
terinduksi karbon tetraklorida. Penelitian ini dilakukan dengan memberikan
ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. satu kali sehari selama enam hari
berturut-turut secara per oral dengan peringkat dosis terkecil sebesar 0,35 g/kgBB;
dosis tengah sebesar 0,70 g/kgBB; dan dosis tinggi sebesar 1,40 g/kgBB. Setelah
hewan uji di pejani ekstrak, pada hari ke 7, hewan uji diinduksi karbon
tetraklorida dengan dosis 2 mL/kgBB. Pemberian karbon tetraklorida akan
merusak hati dan menurunkan kadar albumin di dalam darah. Pembentukan
albumin terjadi di hati. Bila di hati terjadi masalah atau kerusakan maka produksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
albumin akan menurun dan menyebabkan penurunan kadar albumin dalam darah
(Hillyer, 2009).
Gambar 5. Diagram batang kadar albumin pada kelompok kontrol
hepatotoksin, kontrol negatif, kontrol ekstrak dan perlakuan ekstrak kulit
Persea americana Mill.
Keterangan :
Kontrol CCl4 : Pemberian hepatotoksin CCl4 dosis 2 ml/kg BB
Kontrol olive oil : Pemberian olive oil 2 ml/kgBB
Kontrol sediaan : Pemberian ekstrak etanol kulit Persea americana Mill.
dosis 1,40 g/kgBB
Dosis 1 : Perlakuan ekstrak etanol kulit Persea americana Mill.
0,35 g/KgBB + CCl4 2 ml /kgBB
Dosis 2 : Perlakuan ekstrak etanol kulit Persea americana Mill.
0,70 g/KgBB + CCl4 2 ml /kgBB
Dosis 3 : Perlakuan ekstrak etanol kulit Persea americana Mill.
1,40 g/KgBB + CCl4 2 ml /kgBB
Pencuplikan darah dilakukan pada jam ke- 24 setelah pemberian senyawa
hepatotoksin karbon tetraklorida. Berdasarkan hasil orientasi yang telah
dilakukan, pada jam ke- 24 setelah pemberian karbon tetraklorida menunjukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
aktivitas serum ALT yang paling tinggi. Pencuplikan darah pada hewan uji ini
dilakukan melalui vena orbitalis yang terletak di daerah mata.
Tabel III. Efek pengaruh pemberian ekstrak etanol kulit Persea americana
Mill. terhadap kadar albumin pada tikus jantan galur Wistar terinduksi
karbon tetraklorida
Kelompok Purata Kadar Albumin ± SE (mg/dL)
I 2,9 ± 0,2
II 3,6 ± 0,1
III 3,8 ± 0,2
IV 3,1 ± 0,1
V 3,0 ± 0,1
VI 3,3 ± 0,1
Keterangan :
I : Kelompok kontrol hepatotoksin CCl4 dosis 2 ml/kg BB
II : Kelompok kontrol negatif (olive oil 2 ml/kgBB)
III : Kelompok kontrol perlakuan (ekstrak etanol kulit Persea americana
Mill. dosis 1,40 g/kgBB)
IV : Kelompok perlakuan ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. 0,35
g/KgBB + CCl4 2 ml /kgBB
V : Kelompok perlakuan ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. 0,70
g/KgBB + CCl4 2 ml /kgBB
VI : Kelompok perlakuan ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. 1,40
g/KgBB + CCl4 2 ml /kgBB
SE : Standar eror
1. Kontrol negatif olive oil dosis 2 mL/kgBB
Kelompok kontrol negatif dalam pengujian ini yaitu kelompok tikus yang
diinjeksi olive oil dengan dosis 2 mL/kgBB secara intraperitoneal. Pengujian
kelompok kontrol negatif ini bertujuan untuk memastikan olive oil (pelarut karbon
tetraklorida) tidak memberikan pengaruh terhadap kadar albumin pada hewan uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
dan tidak menimbulkan efek toksik terhadap hewan uji. Pengujian kontrol negatif
pada penelitian ini sangat penting karena membuktikan bahwa penurunan kadar
albumin yang terjadi bukan disebabkan olive oil yang diberikan, tetapi murni
karena karbon tetraklorida.
Tabel IV. Hasil uji Scheffe kadar albumin tikus pada kelompok kontrol
hepatotoksin, kontrol negatif, kontrol ekstrak dan perlakuan ekstrak kulit
Persea americana Mill.
Kontrol
CCL4
Kontrol
olive oil
Kontrol
sediaan
Dosis 1
+ CCl4
Dosis 2
+ CCl4
Dosis 3
+ CCl4
Kontrol
CCL4 BB BB TB TB TB
Kontrol
olive oil BB TB TB BB TB
Kontrol
sediaan BB TB BB BB TB
Dosis 1 +
CCl4 TB TB BB TB TB
Dosis 2 +
CCl4 TB BB BB TB TB
Dosis 3 +
CCl4 TB TB TB TB TB
Keterangan : BB = Berbeda bermakna (p<0,05) ; TB = Berbeda tidak bermakna
(p>0,05)
Keterangan :
Kontrol CCl4 : Pemberian hepatotoksin CCl4 dosis 2 ml/kg BB
Kontrol olive oil : Pemberian olive oil 2 ml/kgBB
Kontrol sediaan : Pemberian ekstrak etanol kulit Persea americana Mill.
dosis 1,40 g/kgBB
Dosis 1 : Perlakuan ekstrak etanol kulit Persea americana Mill.
0,35 g/KgBB + CCl4 2 ml /kgBB
Dosis 2 : Perlakuan ekstrak etanol kulit Persea americana Mill.
0,70 g/KgBB + CCl4 2 ml /kgBB
Dosis 3 : Perlakuan ekstrak etanol kulit Persea americana Mill.
1,40 g/KgBB + CCl4 2 ml /kgBB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Pengujian kontrol negatif ini dilakukan dengan menginjeksikan olive oil
dengan dosis 2 mL/kgBB pada hewan uji secara intraperitoneal. Pengambilan
cuplikan darah dilakukan pada jam ke- 24 setelah pemberian olive oil melalui
sinus orbitalis. Waktu pengambilan cuplikan darah pada pengujian ini disamakan
dengan kontrol hepatotoksin (karbon tetraklorida). Pada kontrol hepatotoksin,
olive oil dipejankankan bersama dengan karbon tetraklorida dan pengambilan
darah dilakukan pada jam ke-24. Hal ini dilakukan untuk menyamakan kondisi
perlakuan. Dosis olive oil yang digunakan dalam penelitian ini sama dengan dosis
hepatotoksin karbon tetraklorida yaitu 2 mL/kgBB. Hal ini bertujuan untuk
memastikan bahwa penurunan kadar albumin bukan karena pemberian olive oil
sebagai pelarut melainkan karena pemberian hepatotoksin karbon tertraklorida.
Hasil penelitian Wijaya (2013) menyimpulkan bahwa olive oil sebagai pelarut
karbon tetraklorida tidak memberikan pengaruh terhadap kenaikan serum ALT
dan AST hewan uji, yang berarti tidak menurunkan kadar albumin. Berdasarkan
hasil pengukuran kadar albumin yang tercantum dalam tabel III dan gambar 5,
purata kadar albumin sebesar 3,6 ± 0,1 mg/dL.
2. Kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB
Pengujian kelompok kontrol karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB
bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian karbon tetraklorida dengan dosis
2 mL/kgBB terhadap sel-sel hati tikus jantan galur Wistar berupa penurunan kadar
albumin. Pengujian ini dilakukan dengan cara memejankan karbon tetraklorida
dosis 2 mL/kgBB ke tikus secara intraperitoneal. Pada jam ke- 24, darah tikus
yang telah dipejani karbon tetraklorida diambil melalui sinus orbitalis dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
kemudian dilakukan pengukuran kadar albumin. Hasil pengukuran kadar albumin
dapat dilihat pada tabel III dan gambar 5. Berdasarkan hasil dari pengukuran,
purata kadar albumin yang diperoleh sebesar 2,92 ± 0,2 mg/dL, sedangkan purata
kadar albumin kontrol negatif (olive oil) sebesar 3,63 ± 0,1 mg/dL.
Berdasarkan hasil dari uji Scheffe yang tercantum dalam tabel IV, kontrol
negatif karbon tetraklorida berbeda bermakna dengan kontrol olive oil. Hal ini
menandakan karbon tetraklorida memberikan pengaruh berupa penurunan kadar
albumin. Adapun penurunan kadar albumin berkorelasi atau berkaitan dengan
terjadinya kerusakan pada hati (Hillyer, dkk., 2009).
3. Kontrol ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. dosis 1,40 g/kgBB
Pengujian kelompok kontrol ekstrak etanol kulit Persea americana Mill.
bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian ekstrak etanol kulit Persea
americana Mill. terhadap kadar albumin pada hewan uji. Tujuan lain dalam
pengujian kontrol ekstrak pada hewan uji adalah untuk mengetahui apakah ekstrak
etanol kulit Persea americana Mill. memberikan efek toksik pada hewan uji atau
tidak selama enam hari pemejanan ekstrak etanol kulit Persea americana Mill.
Dosis ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. yang digunakan adalah
peringkat dosis tinggi 1,40 g/KgBB. Hal ini dikarenakan bila pada peringkat dosis
yang paling tinggi 1,40 g/KgBB tidak berpengaruh pada penurunan kadar albumin
maka dapat diasumsikan dosis tengah 0,70 g/KgBB dan dosis kecil 0,35 g/Kg juga
tidak berpengaruh terhadap penurunan kadar albumin.
Pengujian ini dilakukan dengan cara memejankan ekstrak etanol kulit
Persea americana Mill. satu kali sehari selama enam hari berturut-turut pada jam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
yang sama secara per oral pada hewan uji. Pengambilan cuplikan darah dilakukan
pada hari ke- 7 pada jam yang sama ketika pemberian ekstrak.
Berdasarkan data yang diperoleh (tabel III dan gambar 5), purata kadar
albumin kontrol sediaan ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. sebesar 3,76
± 0,2 mg/dL. Hasil uji Scheffe (tabel IV), terdapat perbedaan yang tidak
bermakna antara kontrol negatif olive oil dengan kontrol sediaan ekstrak etanol
kulit Persea americana Mill. Berdasarkan uji Scheffe, antara kontrol sediaan
ekstrak dan kontrol hepatotoksin memiliki perbedaan yang bermakna. Hal ini
menandakan bahwa pemberian jangka panjang dosis 1,4 g/kgBB sediaan ekstrak
etanol kulit Persea americana Mill. tidak berpengaruh terhadap penurunan kadar
albumin pada hewan uji dan penurunan kadar albumin yang terjadi karena karbon
tetraklorida.
4. Kelompok perlakuan jangka panjang ekstrak etanol kulit Persea
americana Mill. dosis 0,35; 0,70; dan 1,40 g/kg BB pada tikus jantan galur
Wistar terinduksi karbon tetraklorida dosis 2 mL/KgBB
Tujuan dari pengujian kelompok perlakuan ini adalah untuk melihat efek
pemberian ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. terhadap peningkatan
kadar albumin pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida dan untuk melihat
apakah ada kekerabatan antara peningkatan dosis ekstrak etanol kulit Persea
americana Mill. dengan peningkatan kadar albumin pada tikus yang terinduksi
karbon tetraklorida. Pengujian kelompok perlakuan dilakukan dengan cara
pemejanan ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. (kelompok IV : 0,35;
kelompok V : 0,70; dan kelompok VI : 1,40 g/kgBB) satu kali sehari selama 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
hari berturut-turut, kemudian hewan uji diinduksi karbon tetraklorida dengan
dosis 2 mL/kgBB dan cuplikan darah diambil pada jam ke- 24 setelah pemejanan
hepatotoksik.
Hasil purata kadar albumin (Tabel III) pada kelompok IV sebesar 3,11 ±
0,1 mg/dL. Berdasarkan hasil dari uji Scheffe (Tabel IV), purata kadar albumin
kelompok perlakuan IV dengan purata kadar albumin kontrol hepatotoksin
berbeda tidak bermakna. Hal ini berarti pemberian ekstrak etanol kulit Persea
americana Mill. dosis 0,35 g/KgBB tidak dapat meningkatkan kadar albumin,
yang mana penurunan albumin relatif sama seperti kelompok kontrol karbon
tetraklorida. Dibandingkan dengan purata kadar albumin kontrol olive oil
diperoleh hasil berbeda tidak bermakna. Hal ini berarti walaupun terjadi
penurunan kadar albumin, namun secara statistik kadar albumin kelompok
perlakuan IV relatif sama seperti kadar albumin pada kontrol olive oil.
Purata kadar albumin kelompok V sebesar 3,0 ± 0,1 mg/dL. Berdasarkan
hasil dari uji Scheffe (Tabel IV), purata kadar albumin pada kelompok V berbeda
tidak bermakna dengan kelompok kontrol karbon tetraklorida. Namun bila
dibandingkan dengan kontrol negatif olive oil memiliki perbedaan yang
bermakna. Hal ini berarti pemberian ekstrak etanol kulit Persea americana Mill.
tidak dapat meningkatkan kadar albumin di dalam hati tikus yang terinduksi
karbon tetraklorida. Penurunan kadar albumin yang terjadi relatif sama seperti
kelompok kontrol karbon tetraklorida.
Purata kadar albumin kelompok VI sebesar 3,3 ± 0,1 mg/dL. Purata
kadar albumin kelompok VI berbeda tidak bermakna dengan purata kadar albumin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida. Hal ini berarti pemberian jangka panjang
ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. dosis tinggi (1,40 g/kgBB) tidak dapat
meningkatkan kadar albumin, yang mana penurunan albumin relatif sama seperti
kelompok kontrol karbon tetraklorida. Kadar albumin kelompok perlakuan VI
(pemberian ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. dosis 1,40 g/kgBB)
berbeda tidak bermakna dengan kadar albumin kontrol olive oil. Hal ini berarti
walaupun terjadi penurunan kadar albumin, namun secara statistik kadar albumin
kelompok perlakuan VI relatif sama seperti kadar albumin pada kontrol olive oil.
Purata kadar albumin antara kelompok IV dan kelompok V berbeda tidak
bermakna. Hal ini menandakan kadar albumin kelompok IV dan kelompok V
adalah sama. Purata kadar albumin antara kelompok perlakuan IV dan kelompok
VI juga berbeda tidak bermakna. Hal ini menandakan kadar albumin kelompok IV
dan kelompok VI adalah sama. Purata kadar albumin antara kelompok perlakuan
V dan VI berbeda tidak bermakna. Hal ini menandakan kadar albumin kelompok
V dan kelompok VI adalah sama. Hasil ini menunjukkan purata kadar albumin
pada kelompok perlakuan IV, V, dan VI adalah sama. Hasil dari kelompok uji
praperlakuan ini menunjukkan bahwa tidak adanya kekerabatan dosis dengan
respon peningkatan kadar albumin yang muncul. Semakin besar dosis
praperlakuan ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. yang diberikan, tidak
dibarengi dengan respon peningkatan kadar albumin yang muncul. Pengukuran
kadar albumin dapat dipertegas dengan pemeriksaan bilirubin. Pada penelitian
selanjutnya dapat dilakukan optimasi penyari dalam menarik senyawa antioksidan
yang terdapat dalam kulit Persea americana Mill. dan dapat dilakukan pengujian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
kadar antioksidannya sehingga didapatkan larutan penyari yang paling optimum
untuk menarik senyawa antioksidan pada kulit Persea americana Mill.
Berdasarkan data yang telah didapatkan, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa pemberian ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. tidak berpengaruh
dalam meningkatkan kadar albumin pada tikus yang terinduksi karbon
tetraklorida.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dan analisis statistik yang telah
dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pemberian ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. dalam penggunaan
jangka panjang tidak mampu memberikan efek peningkatan kadar albumin
pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.
2. Tidak ada kekerabatan antara peningkatan dosis ekstrak etanol kulit Persea
americana Mill. dalam penggunaan jangka panjang dengan peningkatan kadar
albumin pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang :
1. Penggunaan penyari yang berbeda untuk menarik senyawa antioksidan yang
terdapat dalam kulit Persea americana Mill.
2. Pengujian kadar bilirubin pada tiap-tiap kelompok perlakuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
DAFTAR PUSTAKA
Agrilink, 2001, Suplement to Avocado Information Kit, Queensland Horticulture
Institute, Departement of Primary Industry, Queensland.
Alhassan, A.J., Sule, M.S., Atiku, M.K., Wudil, A.M., Abubakar, H., and
Mohammed, S.A., 2012, Effect of aqueous avocado pear (Persea americana
Mill.) seed extract on alloxan induced diabetes rats, Greener Journal of
Medical Sciences, Vol 2(1), 005-011.
Armansyah, T.T.R., Sutriana, A., Aliza, D., Vanda, H., dan Rahmi, E., 2010,
Aktivitas Hepatoprotektif Ekstrak Etanol Daun Kucing-kucingan (Acalypha
indica L.) pada Tikus Putih (Rattus Novergicus) yang Diinduksi
Parasetamol, Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan, Vol. XIII, No. 6.
Arukwe, U., Amadi, B. A., Duru., M. K. C., Agomuo, E. N., Adindu, E. A., Odika,
P. C., et al., 2012, Chemical Composition of Persea americana Mill. Leaf,
Fruit, and Seed, IJRRAS, 11 (2), 346-349.
Ashton, O.B.O., Wong, M., McGhie, T.K., Vather, R., Wang, Y., C.R., Jackman,
C.R., et al, 2006, Pigment in Avocado Tissue and Oil, J. Agric. Food Chem,
54 (26), 10152.
Atara, A., and Lanza, R.P., 2002, Methods of Tissue Engineering, Elseiver, USA,
pp. 525.
Awaad, A.S., Soliman, G.A., El-Sayed, D.F., El-Gindi, O.D., and Alqasoumi, S.I.,
2012, Hepatoprotective activity of Cyperus alternifolius on carbon
tetrachloride–induced hepatotoxicity in rats, Pharmaceutical Biology, 50(2),
155–161.
Baradero, M., Dayrit, M.W., dan Siswadi, Y., 2008, Klien Gangguan Hati,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal. 1,2.
Belfort, M., Saade, G., Foley, M., Phelan, J., and Dildy, G., 2010, Critical Care
ObstetricsI, 5th
Edition, Wiley-Blackwell, USA, pp. 72.
Bertini, L.M., Brilhante, R.S.N., Brito, E.H.S., Cordeiro, R.A., Leite, J.J.G.,
Morais, S.M., et al., 2009, Chemical Composition, Toxicity and Larvicidal
and Antifungal Activities of Persea americana Mill. Seed Extracts, Revista
da sociedade Brasileira de Medicina Tropical, 42(2), 110-113.
Ditjen POM, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta, pp. 7, 31, 46.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Effendi, W.W., Hapsari, F.N.P., dan Nuraini, Z., 2013, Studi Inventarisasi
Keanekaragaman Tumbuhan Paku di Kawasan Wisata Coban Rondo
Kabupaten Malang, Cogito Ergo Sum, 2, 173.
Gibson, J., 2002, Fisiologi & Anatomi Modern untuk Perawat, Edisi 2, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal. 207-209.
Hillyer, C.D., Shaz, B.H., Zimring, J.C., and Abshire, T.C., 2009, Transfusion
Medicine and Hemostasis, Elseiver Inc., California, pp. 187.
Hodgson, E., dan Levi, P. E., 2004, Hepatotoxicity, in Hodgson, E., A Textbook of
Modern Toxicology, 3rd edition, John Wiley & Sons Inc., New Jersey, pp.
262-272.
Hodgson, E., 2010, A Textbook of Modern Toxicology, Edisi Keempat, Jhon Wiley
& Sons Inc., New Jersey, pp. 281, 282.
Idris, S., Ndukwe, G. I., Gimba, C. E., 2009, Preliminary Phytochemical
Screening and Antimicrobial Activity of Seed Extracts of P. americana
(Avocado Pear), Bayero Journal of Pure and Applied Sciences, 2(1), 173-
176.
Janakat, S., and Al-Merie, H., 2002, Optimization of The Dose and Route of
Injection, and Characterization of The Time Course of Carbon Tetrachloride-
Induced Hepatotoxicity In The Rat, J. Pharm. Tox. Methods, 48, 41-44.
Javier, G.R.C., David, M., María, J.A., Petri, K., and Mario, E., 2011, Avocado
(Persea americana Mill.) Phenolics, In Vitro Antioxidant and Antimicrobial
Activities, and Inhibition of Lipid and Protein Oxidation in Porcine Patties,
J. Agric. Food Chem., 59, 5625–5635.
Knockaert, L., Berson, A., Ribault, C., Prost, P.E., Fautrel, A., Pajaud, J., et al.,
2012, Carbon Tetrachloride-Mediated Lipid Peroxidation Induces Early
Mitochondrial Alterations in Mouse Liver, Lab Invest., 92(3), 396-410.
Kumar, 2009, Dasar Patologi Penyakit, Penerbit EGC, Jakarta, hal. 902-938.
Kurniawati, A.Y., Adrianto, E.E., dan Hendra, P., 2011, Uji Praklinik Ekstrak
Metanol-Air Macaranga tanarius L. Kajian : Aktivitas Antiinflamasi dan
Hepatoprotektif, Kongres Ilmiah dan Rapat Kerja Nasional IAI 2011, IAI,
Manado.
Mokodompit, A.N., Edy, H.J., dan Wiyono, W., 2013, Penentuan Nilai Sun
Protective Factor (SPF) Secara In Vitro Krim Tabir Surya Ekstrak Etanol
Kulit Alpukat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Muchid, A., 2007, Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hati,
http://www.budilukmanto.org/index.php/perawatan-hepatitis/37-
pengobatan/172-pharmaceutical?tmpl=component&print=1&page=, diakses
tanggal 22 April 2014.
Nopitasari, K.A., 2013, Efek Hepatoprotektif Pemberian Jangka Panjang Ekstrak
Etanol Biji Persea americana Mill. Terhadap ALT dan AST Pada Tikus
Terinduksi CCL4, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Sacher, R.A., and McPherson, R.A., 2004, Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan
Laboratorium, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, pp. 360.
Singh, A., Bhat, T. K., and Sharma, O.P., 2011, Clinical Biochemistry, of
Hepatotoxicity, J Clinic Toxicol, S4:001, 1-19.
Sivakrishnan, S., and Kottaimuthu, A., 2014, Hepatoprotective Activity Of
Ethanolic Extract Of Aerial Parts Of Albizia Procera Roxb (Benth.) Against
Paracetamol Induced Liver Toxicity On Wistar Rats, International Journal
of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, 6, 233-238.
Sunanto, H., 2009, 100 Resep Sembuhkan Hipertensi, Asam Urat, dan Obesitas,
PT Elex Media Komputindo, Jakarta, hal. 63-64.
Timbrell J. A., 2009, Principles of Biochemical Toxicology, Informa Healthcare
USA, New York, pp. 308 - 309.
Trisnarizki, L., 2007, Pengaruh Ekstrak Biji Jinten Hitam Terhadap Kadar
Albumin Darah Tikus Wistar yang Diberi Metotreksat, Skripsi, Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.
USDA, 2014, P. americana Mill. – Avocado,
https://plants.usda.gov/core/profile?symbol=PEAM3#tabImages,diakses
tanggal 10 Mei 2014.
Vinha, A.F., Moreira, J., Barreira, S.V.P., 2013, Physicochemical Parameters,
Phytochemical Composition and Antioxidant Activity of The Algarvian
Avocado (Persea americana Mill.), J. Agricultural Science, 5 (12), 103.
Wijaya, L.S., 2013, Efek Antihepatotoksik Infusa Herba Mimosa Pigra L.
Terhadap Tikus Putih Jantan Galur Wistar Terinduksi Karbon Tetraklorida,
Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Winarsi, H., 2007, Antioksidan Alami & Radikal Bebas, Kanisius, Yogyakarta,
hal. 77.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Yasir, M., Das, S., and Kharya, M.D., 2010, The Phytochemical and
Pharmacological Profile of Persea americana Mill., Pharmacognosy Review,
4, 77-84.
Zuhrotun, A., 2007, Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Biji Buah Alpukat
(Persea americana Mill.) Bentuk Bulat, Laporan Penelitian, Universitas
Padjajaran, Bandung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Lampiran 1. Foto bagian luar buah Persea americana Mill.
Lampiran 2. Foto bagian dalam buah Persea americana Mill.
Lampiran 3. Foto bagian kulit dan biji Persea americana Mill.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Lampiran 4. Foto serbuk kulit Persea americana Mill.
Lampiran 5. Foto ekstrak kental etanol kulit Persea americana Mill.
Lampiran 6. Foto larutan ekstrak etanol kulit Persea americana Mill.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Lampiran 7. Surat pengesahan determinasi kulit Persea americana Mill.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Lampiran 8. Surat penetapan kadar air serbuk Persea americana Mill.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Lampiran 9. Surat pengesahan Medical and Health Research Ethics
Committee (MHREC)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Lampiran 10. Analisis statistik aktivitas serum ALT pada uji pendahuluan
penentuan waktu pencuplikan darah
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
SGPT_0jam SGPT_24jam SGPT_48jam
N 3 3 3
Normal
Paramet
ersa
Mean 72.3333 217.3333 90.3333
Std. Deviation 10.06645 4.72582 6.50641
Most
Extreme
Differen
ces
Absolute .219 .304 .187
Positive .219 .219 .187
Negative -.189 -.304 -.181
Kolmogorov-Smirnov Z .380 .527 .324
Asymp. Sig. (2-tailed) .999 .944 1.000
a. Test distribution is Normal.
Oneway
Descriptives
SGPT
N Mean Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for
Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
0 3 72.3333 10.06645 5.81187 47.3269 97.3398 63.00 83.00
24 3 2.1733E2 4.72582 2.72845 205.5938 229.0729 212.00 221.00
48 3 90.3333 6.50641 3.75648 74.1705 106.4961 84.00 97.00
Total 9 1.2667E2 68.74773 22.91591 73.8225 179.5108 63.00 221.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Test of Homogeneity of Variances
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
.742 2 6 .515
ANOVA
SGPT
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 37478.000 2 18739.000 338.657 .000
Within Groups 332.000 6 55.333
Total 37810.000 8
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
(I)
Perlakua
n
(J)
Perlakua
n
Mean Difference (I-
J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
0 24 -145.00000* 6.07362 .000 -164.4797 -125.5203
48 -18.00000 6.07362 .067 -37.4797 1.4797
24 0 145.00000* 6.07362 .000 125.5203 164.4797
48 127.00000* 6.07362 .000 107.5203 146.4797
48 0 18.00000 6.07362 .067 -1.4797 37.4797
24 -127.00000* 6.07362 .000 -146.4797 -107.5203
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Homogeneous Subsets
Perlakuan N
Subset for alpha =
0.05
1 2
0 3 72.3333
48 3 90.3333
24 3 217.3333
Sig. .067 1.000
Graph
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Lampiran 11. Analisis Statistik kadar albumin tikus pada kelompok kontrol
hepatotoksin, kontrol negatif, kontrol ekstrak, dan perlakuan ekstrak kulit
Persea americana Mill.
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Kontrol_ccl4 5 2.9160 .16319 2.76 3.17
kontrol_oliveoil 5 3.6280 .14025 3.44 3.77
Kontrol_Sediaan 5 3.7640 .35260 3.39 4.33
Dosis_1 5 3.1100 .22738 2.76 3.36
Dosis_2 5 2.9800 .16985 2.76 3.16
Dosis_3 5 3.2720 .28508 2.98 3.70
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kontrol_ccl
4
kontrol_olive
oil
Kontrol_Sedi
aan Dosis_1 Dosis_2 Dosis_3
N 5 5 5 5 5 5
Normal
Parametersa
Mean 2.9160 3.6280 3.7640 3.1100 2.9800 3.2720
Std. Deviation .16319 .14025 .35260 .22738 .16985 .28508
Most
Extreme
Differences
Absolute .187 .190 .259 .187 .211 .278
Positive .187 .158 .259 .138 .145 .278
Negative -.170 -.190 -.146 -.187 -.211 -.153
Kolmogorov-Smirnov Z .419 .425 .580 .418 .473 .622
Asymp. Sig. (2-tailed) .995 .994 .890 .995 .979 .833
a. Test distribution is Normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Oneway
Descriptives
Albumin
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum
Maximu
m Lower Bound Upper Bound
Kontrol ccl4 5 2.9160 .16319 .07298 2.7134 3.1186 2.76 3.17
kontrol olive oil 5 3.6280 .14025 .06272 3.4539 3.8021 3.44 3.77
kontrol sediaan 5 3.7640 .35260 .15769 3.3262 4.2018 3.39 4.33
dosis 1 5 3.1100 .22738 .10169 2.8277 3.3923 2.76 3.36
dosis 2 5 2.9800 .16985 .07596 2.7691 3.1909 2.76 3.16
dosis 3 5 3.2720 .28508 .12749 2.9180 3.6260 2.98 3.70
Total 30 3.2783 .38791 .07082 3.1335 3.4232 2.76 4.33
Test of Homogeneity of Variances
Albumin
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.863 5 24 .520
ANOVA
Albumin
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 3.034 5 .607 10.951 .000
Within Groups 1.330 24 .055
Total 4.364 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Post Hoc Tests
(I) Perlakuan (J) Perlakuan Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Kontrol CCl4
kontrol olive oil -.71200* .14887 .005 -1.2509 -.1731
kontrol sediaan -.84800* .14887 .001 -1.3869 -.3091
dosis 1 -.19400 .14887 .884 -.7329 .3449
dosis 2 -.06400 .14887 .999 -.6029 .4749
dosis 3 -.35600 .14887 .365 -.8949 .1829
kontrol olive oil
Kontrol ccl4 .71200* .14887 .005 .1731 1.2509
kontrol sediaan -.13600 .14887 .972 -.6749 .4029
dosis 1 .51800 .14887 .065 -.0209 1.0569
dosis 2 .64800* .14887 .011 .1091 1.1869
dosis 3 .35600 .14887 .365 -.1829 .8949
kontrol sediaan
Kontrol ccl4 .84800* .14887 .001 .3091 1.3869
kontrol olive oil .13600 .14887 .972 -.4029 .6749
dosis 1 .65400* .14887 .010 .1151 1.1929
dosis 2 .78400* .14887 .002 .2451 1.3229
dosis 3 .49200 .14887 .090 -.0469 1.0309
dosis 1
Kontrol ccl4 .19400 .14887 .884 -.3449 .7329
kontrol olive oil -.51800 .14887 .065 -1.0569 .0209
kontrol sediaan -.65400* .14887 .010 -1.1929 -.1151
dosis 2 .13000 .14887 .977 -.4089 .6689
dosis 3 -.16200 .14887 .942 -.7009 .3769
dosis 2
Kontrol ccl4 .06400 .14887 .999 -.4749 .6029
kontrol olive oil -.64800* .14887 .011 -1.1869 -.1091
kontrol sediaan -.78400* .14887 .002 -1.3229 -.2451
dosis 1 -.13000 .14887 .977 -.6689 .4089
dosis 3 -.29200 .14887 .581 -.8309 .2469
dosis 3
Kontrol ccl4 .35600 .14887 .365 -.1829 .8949
kontrol olive oil -.35600 .14887 .365 -.8949 .1829
kontrol sediaan -.49200 .14887 .090 -1.0309 .0469
dosis 1 .16200 .14887 .942 -.3769 .7009
dosis 2 .29200 .14887 .581 -.2469 .8309
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Homogeneous Subsets
Albumin
Scheffe
Perlakuan N
Subset for alpha = 0.05
1 2 3
Kontrol ccl4 5 2.9160
dosis 2 5 2.9800
dosis 1 5 3.1100 3.1100
dosis 3 5 3.2720 3.2720 3.2720
kontrol olive oil 5 3.6280 3.6280
kontrol sediaan 5 3.7640
Sig. .365 .065 .090
Graph
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Lampiran 12. Hasil rendemen ekstrak etanol kulit Persea americana Mill.
Keterangan
(gram) C-1 C- 2 C- 3 C- 4 C- 5 C- 6 C-7,8 C- 9,10
Cawan kosong 58,8 48,9 36,6 52,6 59,0 56,7 65,0 65,7
Cawan +
ekstrak 64,1 53,6 42,9 58,3 64,2 61,3 68,7 75,0
Rendemen
ekstrak 5,3 4,7 6,3 5,7 5,2 4,6 3,7 9,3
Keterangan : C=cawan
Rata-rata rendemen = ������������������������������������ �����������
��
= ,��,���,��,��,��,���,���,�
��
= 4,48 gram
% rendemen ekstrak kental = , ����
�������100%
= 11,20 %
Hasil menunjukkan bahwa sebanyak 400 gram serbuk kering kulit P.
americana menghasilkan 10 cawan ekstrak kental. Rata-rata rendemen setiap
cawan 4,48 gram ekstrak kental. Pada pembuatan 400 gram serbuk kering kulit P.
americana menghasilkan 44,8 gram ekstrak kental, dengan rendemen 11,20 %.
Lampiran 13. Data bobot pengeringan ekstrak etanol kulit Persea americana
Mill. sampai terbentuk ekstrak kental
Berat
cawan
kosong
(gram)
Jam ke 0 2 4 6 8 10 12
48,9 Berat
ekstrak
(gram)
58,5 54,9 54,1 53,8 53,7 53,6 53,6
36,6 51,0 45,1 43,7 43,2 43,0 42,9 42,9
59,0 71,5 66,1 64,9 64,6 64,4 64,2 64,2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Lampiran 14. Perhitungan konversi dosis untuk manusia
Angka konversi tikus 200 g ke manusia 70kg = 56,00
Dosis untuk manusia = Dosis untuk tikus 200 gram x angka konversi manusia.
Lampiran 15. Perhitungan penetapan peringkat dosis ekstrak etanol kulit
Persea americana Mill. kelompok perlakuan
Penetapan peringkat dosis didasarkan pada :
• Bobot tikus paling besar = 250 gram
• Konsentrasi ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. yang dapat dimasukkan
dan dikeluarkan melalui spuit oral yaitu 7% atau 70mg/mL
• Volume maksimal pemberian oral yaitu 5 ml
Maka dosis tertinggi dapat ditentukan sebagai berikut :
Berat Badan x Dosis = Konsentrasi x Volume Pemberian
BB x D = C x V
0,250 kg x D = 70mg/mL x 5 mL
D = 1400 mg/kgBB
• Dosis rendah dan dosis tengah ditentukan dengan menurunkan dua kelipatan
dari dosis tertinggi sehingga diperoleh dosis 350 mg/kgBB dan 700 mg/kgBB
• Perhitungan konversi dari tikus 200 gram ke manusia 70kg = 56,00
• Dosis untuk tikus = 1400 mg/kgBB = 1,400 g/kgBB
= 0,0014 g/gBB tikus
= 0,2800 g /200gBB tikus
• Dosis untuk manusia 70 kg = 56,00 x 0,2800 g
= 15,68 g / 70kgBB manusia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
• Dosis untuk manusia 50 kg = , �,�
��× 50
= 11,2 g/50kgBB
Maka penetapan dosis ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. sebagai
berikut :
• Ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. dosis 350mg/kgBB atau 0,350
g/kgBB tikus :
0,350 g /kgBB = 0,00035 g/gBB = 0,07 g/ 200gBB
maka dosis konversi untuk manusia 70kgBB = 0,07 g/200gBB x 56,00
= 3,92 g /70kgBB
= 2,8 g /50kgBB
• Ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. dosis 700mg/kgBB atau 0,700
g/kgBB tikus :
0,700 g /kgBB = 0,00070 g/gBB = 0,14 g/ 200gBB
maka dosis konversi untuk manusia 70kgBB = 0,14 g/200gBB x 56,00
= 7, 84 g /70kgBB
= 5,6 g /50kgBB
• Ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. dosis 1400mg/kgBB atau 1,4
g/kgBB tikus :
1,4 g /kgBB = 0,0014 g/gBB = 0,28 g/ 200gBB
maka dosis konversi untuk manusia 70kgBB = 0,28 g/200gBB x 56,00
= 15,68 g /70kgBB
= 11,2 g /50kgBB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi dengan judul “Pengaruh Pemberian Jangka
Panjang Ekstrak Etanol Kulit Persea americana Mill. Terhadap
Kadar Albumin Pada Hati Tikus Terinduksi Karbon
Tetraklorida” dengan nama lengkap Ester Rina Dwi Astuti.
Penulis lahir di Banyumas pada tanggal 30 November 1993,
merupakan putra kedua dari tiga bersaudara dalam keluarga
pasangan Handoko dan Mariah. Pendidikan formal yang telah
ditempuh penulis yaitu TK Santo Yosep Purwokerto (1997-
1999), tingkat Sekolah Dasar di SD Santo Yosep
Purwokerto(1999-2005), tingkat Sekolah Menengah Pertama
di SMP Susteran Purwokerto (2005-2008), tingkat Sekolah Menengah Atas di
SMA Negeri 1 Purwokerto (2008-2011). Pada tahun 2011, penulis melanjutkan
pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Semasa menempuh pendidikan sarjana, penulis aktif dalam kegiatan kepanitiaan
seperti Kampanye Informasi Obat 2011 sebagai seksi konsumsi dan seksi DDU
(dana dan usaha), Desa Mitra 2012 sebagai koordinator seksi acara, Latihan
Kepemimpinan I ISMAFARSI 2012 sebagai seksi outbond, Kepengurusan
ISMAFARSI Komisariat Sanata Dharma periode 2012-2013 sebagai Pengabdian
Masyarakat, Kampanye Informasi Obat 2011 sebagai seksi konsumsi dan ddu
(dana dan usaha), sebagai wakil ketua dalam kegiatan Desa Mitra 2013 (Peduli
Kesehatan Untuk Sembir Lebih Baik), Student Exchange Program 2013 sebagai
seksi acara, sebagai ketua dalam kegiatan Desa Mitra 2013 (Apoteker Kecil
Sehatkan Sekolahku), panitia seminar internasional Mt. Alvernia Hospital
Singapore yang bekerjasama dengan Gereja St. Antonius dengan tema The Health
of Geriatric and Pediatric 2013, sebagai seksi dana dan usaha dalam
kepengurusan Persekutuan Mahasiswa Kristen Apostolos periode 2013-2014,
ketua UKF Basket Fakultas Farmasi periode 2013-2014, dan sebagai ketua
Cosmetic Student Club periode Januari 2014 sampai Desember 2014. Penulis juga
pernah terlibat dalam kejuaraan Bola Basket Putri Fakultas Kesehatan se-DIY
yang diadakan oleh Universitas Islam Indonesia (2012) sebagai juara II, sebagai
juara III dalam Turnamen Bola Basket Putri Fakultas/Jurusan Kesehatan se-DIY
Pharmacy Performance and Event Cup 2012, sebagai juara I perlombaan bola
basket putri 3 on 3 DPMU Cup 2013, sebagai peserta dalam pertandingan Liga
Basket Mahasiswa antar Universitas (LIMA) DIY dan Jawa Tengah pada tahun
2012, sebagai finalis pada perlombaan Lomba Produk Kesehatan Nasional (2013)
yang diselenggarakan oleh Institut Teknologi Bandung dan sebagai juara II Lomba
Inovasi Teknologi Mahasiswa Bidang Obat Tradisional 2014 yang
diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Olahraga Yogyakarta. Penulis juga
aktif berperan sebagai asisten dosen di Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma pada laboratorium Kimia Dasar (2012), dan Farmakologi Toksikologi
(2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI