repository.unja.ac.id pigmen... · web viewdengan demikian dapat disimpulkan bahwa mekanisme...
TRANSCRIPT
290
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL DAN RAPAT TAHUNAN DEKANBidang Ilmu-ilmu Pertanian Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri
(BKS-PTN) Wilayah Barat
Tema :
PERAN IPTEK UNTUK MENGANTISIPASI PERUBAHAN IKLIM DALAMPERSPEKTIF PERTANIAN BERKELANJUTAN
Volume 1
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG, 23-25 MEI 2011
291
Perpustakaan Nasional RI : Katalog Dalam Terbitan (KDT)
PROSIDING SEMINAR NASIONAL DAN RAPAT TAHUNAN DEKANBidang Ilmu-ilmu Pertanian Perguruan Tinggi Negeri Wilayah Barat
Volume 1
Badan Penerbitan Fakultas UNSRI, 2011648 halaman, ukuran A4
ISBN : 978-979-8389-18-4
Tim Penyunting :Arfan AbrarGatot MuslimElly RosanaThirtawatiSelly OktarinaHilda AgustinaDesi Aryani
Desain Sampul : Arfan AbrarTata Letak Isi : Arfan Abrar
292
Undang-undang No.19 Tahun 2002Tentang Perubahan atas Undang-undang No.12 Tahun 1997
Pasal 44 tentang Hak Cipta
Pasal 721. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan
atau memberi izin untuk izin itu, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda sedikit Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) dan/atau denda paling banyak Rp.5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyerahkan, menyiarkan, memamerkan, mengedarkan atau menjualkan kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil penyelenggaraan Hak Cipta atau Hak terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
DAFTAR ISI
AGROEKOTEK Dampak Reklamasi Lahan Pasang Surut Type B Terhadap Kualitas Lahan Dan Potensi Produksi Tanaman Sawit (Elaeis Guineensis. Jacq) Di Scheme Kuala Cenaku Kabupaten Indragiri Hulu Armaini Besri Nasrul, Gulat Medali Emas Manurung...................................................... 1
Antisipasi Perubahan Iklim Melalui Irigasi Hemat Air Dengan Sistem Irigasi Kalender Berdasarkan Pendekatan Data Agropedoklimatik Bakri, Momon Sodik Imanudin, Satria Jaya Priatna......................................................... 13
Improved Post-Mined Soil Quality Following Twelve-years Growth Of Reclamation Vegetation Bandi Hermawan And Kanang S. Hindarto....................................................................... 23
Perkembangan Gejala Serangan Busuk Buah Pisang Ketan Yang Diinokulasi Blood Disease Bacterium (Bdb) Secara Buatan Deni Emilda, Catur Hermanto Dan Mujiman.................................................................... 29
Fluktuasi Populasi Cendawan Gliocladium Sp. Pada Berbagai Campuran Media Tanam Deni Emilda Dan Catur Hermanto..................................................................................... 37
Kombinasi Azolla Dan Pupuk Urea Terhadap Pertumbuhan Dan Serapan Nitrogen Tanaman Jagung Dermiyati............................................................................................................................ 42
Lahan-Lahan Potensial Untuk Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit Di Rawa Pasang Surut Pulau Rimau Sumatera Selatan M. Edi Armanto, Momon Sodik Imanudin And Elisa Wildayana....................................... 48
Tanggap Bibit Karet (Hevea Brasiliensis Mull. Arg) Terhadap Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular Dan Pupuk Fosfor Di Polybag Elis Kartika, Helmi Salim, Fahrizal.................................................................................... 57
Karakter Morfologi Tanaman Pepaya (Carica Papaya L) Dan Pertumbuhan Gulma Terhadap Pemberian Pupuk Organik Dan Anorganik Pada Fase Pertumbuhan Vegetatif1
Endang Darma Setiaty......................................................................................................... 67
Studi Kepadatan, Erodibilitas, Dan Kemantapan Agregat Tanah Andisol Akibat Perubahan Tataguna Lahan Di Hulu Das Batang Merao Endriani............................................................................................................................... 76
Kandungan Karbohidrat Dan Nitrogen Daun Dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Beberapa Varietas Tanaman Kedelai Pada Naungan Buatan Evita..................................................................................................................................... 84
293
Adaptasi Dan Komparasi Hasil Kentang Merah Pada Dataran Sedang Dan Tinggi Bengkulu Muhammad Faiz Barchia, S.Nurmuin, Mukhtasar Rasmawan Dan NC Deta.................. 94
Kajian Fraksi Bioaktif Daun Kelapa Sawit (Elaies Guineensis Jack.,) Pada Beberapa Bakteri Dan Jamur Patogen*) Faizah Hamzah................................................................................................................... 101 Kajian Fraksi Bioaktif Kelapa Sawit (Elaies Guineensis) Dan Formulasi Sebagai Antimikroorganisme Kilinis*) Faizah Hamzah................................................................................................................... 112 Pemanfaatan Kompos Tricho-Azolla Sebagai Biopestisida Dan Biofertilizer Pada Pembibitan Kelapa Sawit Fifi Puspita, Fajar Restuhadi, Dan Besri Nasrul.............................................................. 123 Peningkatan Kualitas Kompos Dari Limbah Pertanian Untuk Mendukung Budidaya Pertanian Ramah Lingkungan Hapsoh Dan T. Sabrina.................................................................................................... 138 Pengelolaan Hara Berbasis Jerami Untuk Meningkatkan Produktivitas Lahan Sawah Berbahan Organik Rendah Hamidah Hanum, Hardy Guchi Dan Jamilah.................................................................. 142 Dampak Alih Guna Lahan Hutan Menjadi Lahan Pertanian Terhadap Sifat Fisik Dan Kapasitas Infiltrasi Andisol Heri Junedi Dan Arsyad, Ar.............................................................................................. 151 Potensi Padi Lokal Sumatera Barat Dalam Menekan Pertumbuhan Awal Dan Aktivitas Enzim Peroksidase Gulma Echinochloa Cruss-Galli (L.) Beauv. Irawati Chaniago, Irfan Suliansyah, Dan Novita Hera.................................................... 158 Pemanfaatan Lahan Rawa Lebak Berkelanjutan Di Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin, Propinsi Sumatera Selatan Ishak Juarsah..................................................................................................................... 165 Potensi Sumber Daya Lahan Dan Iklim Rawa Lebak Dalam Pertanian Berkelanjutan Di Kabupaten Banyuasin. Sumatera Selatan Ishak Juarsah..................................................................................................................... 173 Pengaruh Ekstrak Mimba (Azadirachta Indica A.Juss) Dalam Pengendalian Sclerotium Rolfsii Sacc. Penyebab Damping-Off Dan Busuk Batang Pada Tanaman Kacang Tanah (Arachis Hypogea L.) Islah Hayati Dan Asniwita.................................................................................................. 181
294
Evaluasi Tingkat Kesuburan Tanah Sawah Akibat Pemberian Pupuk Anorganik Secara Terus-Menerus Di Kabupaten Batu Bara. Jamilah Dan Hamidah Hanum............................................................................................ 189 Seleksi, Karakterisasi Morfologi Dan Agronomis Varietas Padi Toleran Pada Sawah Gambut (Screening, Characterization Morphological And Agronomic Of Tolerant Rice Varities In Peatsoil) Kasli, Irfan Suliansyah, Auzar Syarif Teguh Budi Prasetyo Dan Widodo Haryoko.......... 198 Pengaruh Batang Bawah Terhadap Karakter Fisiologi Batang Atas Pada Okulasi Tanaman Karet (Hevea Brasiliensis Muell Arg.) Lizawati................................................................................................................................ 208
Pendugaan Keragaman Genetik Plasma Nutfah Kelapa Sawit Tipe Dura Origin Dami Berdasarkan Marka Ssr Lollie Agustina P. Putri, Sudarsono, Dwi Asmono, Edwin. S, Dan Norbert Billotte............................................................................................................................... 214
Respons Pertumbuhan Dan Perkembangan Kecambah Dua Spesies Kantong Semar (Nepenthes Spp.) Terhadap Pemberian Ga3 Secara In Vitro Luthfi Aziz M. Siregar, Lollie Agustina P. Putri Dan Zulfahri Hamonangan..................... 217
Eksplorasi dan Karakterisasi Morfologi Padi Gogo Lokal Sumatera Barat Benny Warman, Irfan Suliansyah, Auzar Syarif dan Etti Swasti......................................... 227
Keragaan Sebaran Aluminium Dapat Ditukar Per Kedalaman Profil Ultisols Pada Pertanaman Kedelai Jambi M. Syarif Dan Ajidirman...................................................................................................... 232
Isolasi Dan Pemurnian Cendawan Mikoriza Dari Lahan Bekas Tambang Batubara Margarettha.......................................................................................................................... 239
Komposisi Jenis Gulma Di Lahan Kering Bekas Tanaman Jagung Di Agrotechno Park Desa Bakung Indralaya Utara Ogan Ilir Sumatera Selatan Maria Fitriana, Yakup Parto, Munandar Dan Dedik Budianta........................................... 248
Respon Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) Di Main Nursery Terhadap Komposisi Media Tanam Dan Pemberian Pupuk Fosfat Meiriani................................................................................................................................ 256
Penambahan Ekstrak Bawang Merah Untuk Pertumbuhan Dan Pembuangan Seruni (Chrysanthemum Sp.) Merakati Handajaningsih, Ernawati Dan Purwanto.......................................................... 266
Pertumbuhan Agen Antagonis Pada Seresah Daun Akasia Mucharromah, Elda Maria, Junarto, Seva Oktarina.......................................................... 272
295
Pengomposan Tandan Kosong Kelapa Sawit Dengan Aktivator Dari Limbah Cair Pabrik Pengolahannya, Pengaruhnya Terhadap Sifat Kimia Tanah Dan Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit Nelvia, Nurul Qomar, Pongki Jimianto.............................................................................. 289
Aktivitas Pigmen Pemanen Cahaya Pada Tanaman Kedelai Toleran Terhadap Naungan1)
Nerty Soverda..................................................................................................................... 299
Pertumbuhan Dan Perkembangan Planlet Hasil Subkultur Pucuk Kina Succi (Cinchona Succirubra Pavon) Pada Beberapa Konsentrasi Naa Dan Bap Secara In Vitro Nini Marta, Reni Mayerni, Kasli........................................................................................ 303
Pengaruh Kompos Alang-alang Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Padi (Oryza Sativa) Beras Merah Lokal Sumatera Barat Pada Tanah Yang Bermasalah Dengan Fe Novia Yosrini, Aswaldi Amear, Dan Irfan Suliansyah....................................................... 314
Kajian Pembelahan Sel Gulma Jajagoan (Echinochloa Cruss-Galli (L.) Beauv.) Sebagai Respon Terhadap Pengaruh Allelopati Beberapa Genotipe Padi Lokal Sumatera Barat Novita Hera, Irawati Chaniago, Dan Irfan Suliansyah..................................................... 326 Adaptasi Kentang Merah (Red Pontiac (Solanum Tuberosum L.)) Kawasan Elevasi Tinggi Ke Elevasi Sedang Dan Bengkulu S. Nurmuin Dan M.Faiz Barchia......................................................................................... 332 Penggunaan Berbagai Jarak Tanam Mucuna Bracteata Yang Belum Menghasilkan Dan Gulma Nusyirwan............................................................................................................................ 338 Karakteristik Fisiologi Dan Biokimia Kopi Arabika Tanaman Belum Menghasilkan Pada Dataran Menengah Dan Dataran Rendah Prasetyo, Alnopri And Bandi Hermawan............................................................................ 342 Peran Mulsa Organik Dan Musim Tanam Dalam Budidaya Cabai Merah Di Vertisol Kabupaten Sukoharjo Puji HarsonoDan Dja'far Shiddieq..................................................................................... 349 Dinamika Sporulasi Cendawan Mikoriza Arbuskula (Cma) Pada Rhizosfir Pisang (Musa Aab) Raja Nangka Di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi Rainiyati.............................................................................................................................. 359 Pengaruh Penutup Tanah Kacang-Kacangan Terhadap Kemantapan Agregat Ultisol Bekas Alang-Alang Dan Hasil Jagung Refliaty dan Fela Agustina................................................................................................. 365
Agronomic Characteristics Of Soybean Genotypes With Differences Size. Agregat In Seed Size Renih Hayati, Munandar, Farida Zulvica, Ratna A. Wiralaga, Suharsono, And
296
Hari Ismulyana................................................................................................................. 373 Pengaruh Cara Penyiangan Gulma Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Jagung Hibrida (Zea Mays L.) Serta Gulma Ricky Erwanto, Munandar, Nusyirwan............................................................................ 378 Pengaruh Aplikasi Palm Oil Mill Effluent (Pome) Terhadap Sifat Tanah Dan Hasil Tanaman Kelapa Sawit(Kasus Pt. Harapan Sawit Lestari/HSL di Kalimantan Barat) Riduansyah....................................................................................................................... 385 Uji Pendahuluan Ketahanan Benih Pisang Harapan Sawit Lestari/Hsl Di Hasil Silangan Balitbu Tropika Terhadap Beberapa Vcg Fusarium Oxysporum F.Sp. Cubense Riska, Jumjunidang........................................................................................................... 392 Induksi Kalus Eksplan Endosperm Rambutan Pada Beberapa Komposisi Media In Vitro Riska, Sudjijo.................................................................................................................... 399 Populasi Dan Serangan Serangga Hama Pada Tanaman Caisin Yang Diaplikasikan Bioinsektisida Dan Pestisida Nabati. Rosdah Thalib, Zulmy Noviyasti, Siti Herlinda, Andi Wijaya, Triani Adam, Dan Sunar Samad............................................................................................................. 405
Uji Adapatasi Beberapa Varitas Bawang Merah Di Dataran Rendah Dan Peningkatan Produksi Melalui Pemberian Pupuk Za Dan Pupuk Kandang Pada Berbagai Jarak Tanam Rosmayati, Hamidah Hanum, Dan Riyadi Pratiwa Sutardjo........................................... 414 Pengaruh Medium Dan Pupuk Cair Nr Terhadap Pertumbuhan Anakan Matoa (Pometia Pinnata Forst) Rosmimi, Anna Juliarti, Defri Yoza Dan Zurhema........................................................... 425 Penetapan Peubah Utama Analisis Tumbuh Dan Kualitas Benih Dengan Metode Sidik Lintas (Studi Kasus Pada Produksi Benih Kedelai Label Biru ) Rudi Hartawan, Zainal Ridho Djafar, Zaidan Panji Negara, Mery Hasmeda, Dan Zulkarnain.................................................................................................................. 432 Respon Pertumbuhan Beberapa Varietas Kacang Hijau (Vignaradiata (L). Terhadap Keberadaan Lapisan Sulfurik Pada Tanah Sulfat Masam Rujito Agus Suwignyo, Renih Hayati Dan Tua Mardame Sitinjak................................... 443
Uji Beberapa Konsentrasi Ekstrak Daun Sirih Hutan (Piper Aduncum L.) Untuk Mengendalikan Hama Kutun Putih Paracoccus Marginatus William And Granara De Willink (Hemiptera: Pseudococcidae) Rusli Rustam, Arif Nuryanto, J. Hennie Laoh................................................................... 455
297
Koreksi Kesesuaian Lahan Dengan Referensi Kesesuaian Suhu Pertanaman Kentang Merah Pada Dataran Sedang Bengkulu S.Nurmuin, NC Deta, Mukhtasar , Dan Muhammad Faiz Barchia.................................. 461 Seleksi Varietas Kentang Untuk Kemampuan Berbunga Dan Pembentukan Umbi Tuberlet Di Dataran Rendah Untuk Produksi Benih Biji Botani (True Potato Seeds) Saiful Hikam Dan Paul B. Timotiwu................................................................................ 469 Respon Kultur Embrio Tembesu (Fragraea Fragrans Roxb.) Pada Berbagai Macam Media Yang Dikultur Secara In Vitro Sri Pertiwi Estuningsih, Juswardi, Aswita........................................................................ 480 Hubungan Kepadatan Populasi Dan Umur Pindah Dengan Hasil Padi Sawah Sumardi.............................................................................................................................. 490 Uji Silang Tunggal Antar Galur Generasi F5 Melon Sunyoto Dan Makful.......................................................................................................... 500 Uji Adaptasi Beberapa Varietas Unggul Padi Di Lahan Lebak Desa Serasan Jaya Kecamatan Sekayu Kabupaten Musi Banyusin Provinsi Sumatera Selatan Suparwoto, Waluyo Dan Dedeh Hadiyanti........................................................................ 509 Anatomi Akar Dan Karakter Agronomi Tanaman Cabai Merah (Capsicum Annum L.) Pasca Tergenang Susilawati, R.A. Suwignyo, Munandar Dan M. Hasmeda................................................... 517 Kajian Budidaya Beberapa Varietas Dan Sumber Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Bawang Merah Syafri Edi Dan Araz Meilin................................................................................................ 527
Pemanfaatan Jamur Beauveria Bassiana (Bals.) Vuill. Untuk Mengendalikan Hama Wereng Pada Tanaman Padi Sebagai Antisipasi Dampak Perubahan Iklim Global Syahri, Tumarlan Thamrin dan Yanter Hutapea................................................................ 535 Pemanfaatan Nimba (Azadirachta Indica A. Juss) Sebagai Pestisida Nabati Untuk Mendukung Pertanian di Sumatera Selatan Syahri Dan Sidiq Hanapi.................................................................................................... 544 Pertumbuhan Gulma Dan Hasil Kedelai Dengan Berbagai Pemberian Pupuk Organik Dan Pengendalian Gulma Pada Lahan Karet Belum Menghasilkan Teguh Achadi Dan Sri Sukarmi........................................................................................... 552 Komposisi Gulma Dan Bintil Akar Kedelai Dengan Berbagai Pemberian Pupuk Organik Dan Pengendalian Gulma Pada Lahan Karet Belum Menghasilkan Teguh Achadi Dan Yernelis Syawal.................................................................................... 556
298
AKTIVITAS PIGMEN PEMANEN CAHAYA PADATANAMAN KEDELAI TOLERAN TERHADAP NAUNGANI)
Nerty Soverda2)Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jambi
ABSTRACT
One way that can be done to improve the productivity of soybean plants grown as intercrop in the stand area is to develop soybean varieties that are tolerant to shade. This experiment aimed to discover the physiological characteristics of photosynthesis through light-harvesting pigment activity in soybean varieties that are tolerant to shade.
The results showed that a significant physiological characteristics determined the level of tolerance of soybean to shade are chlorophyll and carotenoid contents. The increasing of chlorophyll a and chlorophyll b was higher in the tolerant varieties than the those of sensitive varieties. Shade treatments affected seed weight. The yield on the 50% shade decreased by 23:11 % in the tolerant varieties and 27.63% in sensitive varieties. The decrease results was lower in tolerant varieties compared to the sensitive varieties. This result was supported by the low reduction in empty pods.
Mechanism of tolerance to shade on soybean plants are characterized by increased of chlorophyll a, chlorophyll b and carotenoid content. In addition, higher yields on tolerant varieties supported by high pods contain and low empty pods.
Key words: Soybean, pigmens and shading
PENDAHULUAN Kedelai merupakan salah satu tanaman penting yang menunjang kebutuhan pangan dan merupakan bahan makanan pokok sebagian besar bangsa Indonesia. Dilain pihak, perubahan penggunaan lahan sawah beririgasi menjadi lahan non-pertanian merupakan salah satu masalah dalam pengembangan tanaman kedelai. Untuk menunjang usaha pemenuhan kebutuhan pangan ini, pengembangan tanaman kedelai dapat merupakan salah satu alternatif.
Lahan kering yang cukup luas di Indonesia berpotensi bagi pengembangan tanaman kedelai. Luas lahan perkebunan yaitu sekitar 14.4 juta hektar (BPS, 1998). Menurut Wibawa dan Rosyid (1995), pada perkebunan karet terdapat perluasan sekitar 1,2 juta hektar per tahun yang dapat dimanfaatkan untuk tanaman pangan, termasuk kedelai. Lahan-lahan perkebunan ini mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi lahan pertanian produktif, diantaranya dapat dimanfaatkan untuk pengembangan kedelai sebagai tanaman sela. Namun demikian, beberapa masalah yang berkaitan dengan agroekosistem tumpang sari harus diatasi, salah satunya adalah naungan. Dalam hal ini intensitas cahaya yang rendah merupakan kendala terbesar untuk produksi pertanaman kedelai pada sistem tumpangsari.
Bagaimana karakter pigmen pada kedelai yang dapat memanfaatkan dan mengolah cahaya dengan efisien merupakan masalah utama. Pendekatan fisiologi yang digunakan untuk pemecahan masalah tersebut yaitu studi fisiologi fotosintetik seperti kandungan klorofil a,
299
klorofil b dan karotenoid yang efisien dalam mengolah cahaya. Disamping itu, rendahnya intensitas yang diakibatkan oleh naungan juga akan menyebabkan berkurangnya energi ATP yang terbentuk. Dalam memenuhi harapan untuk meningkatkan produksi kedelai yang ditanam sebagai tanaman sela, diperlukan perhatian ke arah pengembangan varietas kedelai yang toleran terhadap naungan dan berproduksi tinggi. Untuk pembentukan varietas tersebut diperlukan informasi tentang mekanisme toleransinya. Akan tetapi informasi dimaksud belum banyak diketahui, terutama informasi mengenai karakter fisiologi fotosintetik tertentu yang mungkin menentukan sifat toleransi pada tanaman yang toleran tersebut.
METODE PENELITIAN
Percobaan ini merupakan hasil penelitian pada tahun kedua dengan tujuan untuk mendapatkan informasi tentang karakter fisiologi fotosintetik yang berkaitan erat dengan toleransi terhadap naungan. Dari percobaan ini diperoleh karakter fisiologi fotosintetik penciri toleransi terhadap naungan. Percobaan dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Unja. Untuk analisis laboratorium dilaksanakan di laboratorium Fisiologi dan Laboratorium Bioteknologi Fakultas Pertanian Unja.
Benih kedelai yang digunakan adalah benih yang berasal dari Laboratorium Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Percobaan ini dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Petak Terpisah (split plot) dengan 3 ulangan. Faktor pertama sebagai petak utama adalah 2 tingkat naungan yaitu 0% dan 50%. Faktor kedua sebagai anak petak terdiri dari 7 varietas kedelai. Data dianalisis dengan menggunakan analisis ragam dan diuji pada taraf 5%. Koefisien korelasi Pearson digunakan untuk menguji keterkaitan karakter fisiologi fotosintetik dengan toleransi terhadap naungan. Peubah fotosintetik yang diamati pada percobaan ini adalah kandungan klorofil a dan b, karotenoid. Komponen hasil yang diamati adalah jumlah polong per tanaman, jumlah polong berisi per tanaman, bobot 100 biji dan hasil berupa bobot biji per tanaman.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perlakuan naungan 50% menyebabkan perubahan pada kandungan klorofil a dan b, nisbah klorofil a/b, karotenoid, sebagai respon adaptasi tanaman kedelai terhadap naungan. Perubahan karakter tersebut antara varietas toleran dengan peka tidak sama. Klorofil. Pada naungan 50% klorofil a, klorofil b dan nisbah klorofil a/b pada varietas toleran mengalami peningkatan yang lebih tingi dari pada varietas yang peka (Tabel 1, 2 dan 3). Untuk klorofil a varietas toleran meningkat sebesar 79.9 % (Ringgit) dan Petek meningkat sebesar 77.3 %, sedangkan yang peka hanya meningkat sebesar 5.2% (Seulawah) dan 12.6 % (Jayawijaya).
300
Tabel 1. Perubahan Klorofil a Bebera a Varietas Kedelai ada Naun an 50% Klorofil a
No VarietasKlorofil a
NR Perubahan (%)Naungan
0%Naungan
50%1. Ringgit (T) 0.7860 a 1.4139 a 179.9 79.92. Petek (T) 1.2102 a 2.1458 a 177.3 77.33. Kawi (M) 1.5443 a 1.2652 a 81.9 -18.14. Cikurai (M) 0.9300 a 1.6259 a 174.8 74.85. Tanggamus (M) 1.3146 a 1.5034 a 114.4 14.46. Seulawah (P) 1.4928 a 1.5705 a 105.2 5.27. Jayawijaya (P) 1.3168 a 1.4830 a 112.6 12.6
Keterangan : Angka rata-rata pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama, tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT (0.05). NR = Nilai Relatif (% kontrol).
Klorofil b pada varietas toleran meningkat sebesar 71.39% (Ringgit) dan 111.91%
(Petek), sementara yang peka hanya meningkat sebesar 19.71% (Seulawah) dan 41.84% (Jayawijaya). Hal ini berarti bahwa pada naungan 50% varietas toleran memiliki klorofil a dan b yang lebih tinggi dari pada varietas yang peka (Tabel 2).
Tabel 2. Perubahan Klorofil b Beberapa Varietas Kedelai ada Naungan 50%
No VarietasKlorofil b
NR Perubahan (%)Naungan
0%Naungan
50%1. Ringgit (T) 0.2970 a 0.5090 e 171.3997 71.392. Petek (T) 0.3949 a 0.8369 a 211.9176 111.913. Kawi (M) 0.4579 a 0.4729 f 103.2758 3.274. Cikurai (M) 0.3154 a 0.5504 d 174.4796 74.475. Tanggamus (M) 0.4873 a 0.5623 c 115.3920 15.396. Seulawah (P) 0.4711 a 0.5640 b 119.7113 19.717. Jayawijaya (P) 0.4061 a 0.5760 a 141.8404 41.84
Keterangan : Angka rata-rata pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama, tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT (0.05). NR = Nilai Relatif (% kontrol).
Kandungan klorofil yang lebih besar pada tanaman toleran akan memungkinkan lebih
banyak energi cahaya yang dapat diolah menjadi energi kimia dalam bentuk elektron tereksitasi. Lebih besarnya peningkatan klorofil pada varietas toleran ini diduga merupakan salah satu mekanisme adaptasi toleransi kedelai terhadap naungan
301
Tabel 3. Nisbah Klorofil a/b Beberapa Varietas Kedelai pada Naungan 50%
No VarietasNisbah Klorofil a/b
NR Perubahan (%)Naungan
0%Naungan
50%1. Ringgit (T) 2.647 2.778 105 52. Petek (T) 3.064 2.564 84 -163. Kawi (M) 3.373 2.675 79 -214. Cikurai (M) 2.948 2.954 100 05. Tanggamus (M) 2.698 2.674 99 -16. Seulawah (P) 3.168 2.785 88 -127. Jayawijaya (P) 3.243 2.575 79 -21
Keterangan : Angka rata-rata pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama, tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT (0.05). NR = Nilai Relatif (% kontrol).
Menurut Hidema et. al (1992) penurunan intensitas cahaya akibat naungan akan
menurunkan nisbah klorofil a/b, akibat meningkatnya jumlah relatif klorofil b. Keadaan ini berkaitan dengan peningkatan protein pada LHC II (light harvesting complex II).
Karotenoid. Pemberian naungan 50% meningkatkan kandungan karotenoid daun pada varietas toleran dan juga yang peka (Tabel 4). Kalau dilihat dari persentase peningkatan dari naungan 0% ke 50% maka terlihat bahwa peningkatan yang lebih tinggi pada varietas toleran dibandingkan dengan varietas yang peka. Varietas toleran (Ringgit dan Petek) mengalami kenaikan sebesar 42.6% dan 51.6% terhadap kontrol, sedangkan varietas peka (Seulawah dan Jayawijaya) hanya mengalami kenaikan sebesar 21.5% dan 26.3%.
Tabel 4. Perubahan Karotenoid Beberapa Varietas Kedelai ada Naun an 50%
No VarietasKarotenoid
NR Perubahan (%)Naungan
0%Naungan
50%1. Ringgit (T) 0.5837 a 0.8324 a 142.60 42.62. Petek (T) 0.7008 a 1.0623 a 151.58 51.63. Kawi (M) 0.7305 a 0.7342 b 100.50 0.54. Cikurai (M) 0.5103 a 0.8335 a 163.32 63.35. Tanggamus (M) 0.6671 a 0.8573 a 128.51 28.56. Seulawah (P) 0.7028 a 0.8538 a 121.48 21.57. Jayawijaya (P) 0.6932 a 0.8756 a 126.31 26.3
Keterangan : Angka rata-rata pada kolom yang sama yang diikuti oleh hurufyang sama, tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT (0.05). NR = Nilai Relatif (% kontrol).
Ada suatu fenomena menarik disini bahwa ternyata satu varietas yang bersifat moderat
(Cikurai) mengalami kenaikan karotenoid yang cukup besar dibandingkan dengan kontrol yaitu sebesar 63.3%. Demikian juga pada kandungan klorofilnya varietas ini cenderung mencapai kenaikan yang cukup besar yaitu 74.8% untuk klorofil a dan 74.47% untuk klorofil b.
Penurunan hasil pada naungan 50% disebabkan oleh berkurangnya intensitas cahaya yang diterima tanaman. Hasil penelitian Haris (1998) menunjukkan bahwa rata-rata intensitas cahaya
302
pada naungan 50% adalah sebesar 130.14 kalori/cm2/hari, sedangkan untuk menunjang pertumbuhan dibutuhkan intensitas cahaya matahari minimum sebesar 256 kalori /cm2/ hari (Las, 1983).
Pada tabel 5 terlihat bahwa pada pemberian naungan 50% rata-rata penurunan hasil yang lebih besar terjadi pada varietas yang peka. Persentase penurunan hasil yang lebih rendah pada varietas toleran dalam kondisi naungan 50%, diduga karena pendistribusian hasil kebiji lebih besar dibandingkan dengan varietas peka. Tabel 5. Perubahan Berat Biji per Tanaman Varietas Kedelai ada Naungan 50%
No VarietasBerat Biji per Tanaman
NR Perubahan (%)Naungan
0%Naungan
50%1. Ringgit (T) 58.810 a 38.443 a 65.37 -34.632. Petek (T) 29.370 a 25.967 a 88.41 -11.593. Kawi (M) 41.977 a 39.557 a 94.23 -5.774. Cikurai (M) 29.637 a 21.843 a 73.70 -26.305. Tanggamus (M) 35.500 b 15.633 a 44.04 -55.966. Seulawah (P) 46.153 bc 36.300 a 78.65 -21.357. Jayawijaya (P) 47.387 bc 31.323 bc 66.10 -33.90
Keterangan : Angka rata-rata pada kolom yang sama yang diikuti oleh hurufyang sama, tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT (0.05). NR = Nilai Relatif (% kontrol).
Jumlah Polong per tanaman pada Naungan 50% menunjukkan peningkatan pada semua
Varietas Kedelai yang dicoba. Perubahan tertinggi terlihat pada varietas Ringgit yaitu mengalami kenaikan sebesar 75.80%.
Tabel 6. Perubahan Jumlah Polong per Tanaman beberapa Varietas Kedelai pada Naungan 50%
No VarietasJumlah Polong
NR Perubahan (%)Naungan
0%Naungan
50%1. Ringgit (T) 397.890 a 226.333 a 175.80 75.802. Petek (T) 180.333 e 121.110 a 148.90 48.903. Kawi (M) 244.777 b 191.997 a 127.49 27.494. Cikurai (M) 239.333 c 156.557 a 152.87 52.875. Tanggamus (M) 235.887 d 201.003 a 117.35 17.356. Seulawah (P) 282.330 a 196.557 a 143.64 43.647. Jayawijaya (P) 321.110 a 207.110 a 155.04 55.04
Keterangan : Angka rata-rata pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama, tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT (0.05). NR = Nilai Relatif (% kontrol).
Penurunan hasil yang lebih tinggi pada varietas peka diduga berkaitan dengan penurunan
persentase jumlah polong per tanaman dan jumlah polong berisi per tanaman. Disamping itu, penurunan hasil yang rendah pada varietas toleran didukung oleh berat 100 biji yang lebih rendah pada varietas yang peka.
303
Tabel 7. Perubahan Jumlah Polong Berisi per Tanaman beberapa Varietas Kedelai pada Naungan 50%
No VarietasJumlah Polong Berisi
NR Perubahan (%)Naungan
0%Naungan
50%1. Ringgit (T) 368.890 a 215.557 a 58.43 -41.572. Petek (T) 168.000 d 112.110 b 66.73 -33.273. Kawi (M) 225.223 b 173.557 a 77.06 -22.944. Cikurai (M) 148.333 e 98.780 c 66.59 -33.415. Tanggamus (M) 194.000 c 143.777 a 74.11 -25.896. Seulawah (P) 247.890 a 179.553 a 72.43 -27.577. Jayawijaya (P) 287.223 a 175.443 a 61.08 -38.92
Keterangan : Angka rata-rata pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama, tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT (0.05). NR = Nilai Relatif (% kontrol).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter fotosintetik mempengaruhi toleransi
tanaman kedelai terhadap naungan. Kemampuan adaptasi genotipe kedelai yang toleran terhadap intensitas cahaya rendah antara lain ditentukan oleh kandungan klorofil daunnya. Varietas toleran naungan memiliki kandungan klorofil a, klorofil b, dan nisbah klorofil a/b yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang peka. Keadaan yang sama terlihat pada kandungan karotenoid (Tabel 4), varietas toleran memiliki karotenoid yang lebih tinggi dari pada yang peka pada naungan 50%. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Barbara dan Adams (1996) yang menyatakan bahwa persentase total karotenoid merupakan suatu fungsi dari nisbah klorofil a/b pada keadaan cekaman cahaya. B-karoten meningkat sejalan dengan meningkatnya nisbah klorofil a/b, kecenderungan peningkatan klorofil a/b sejalan dengan peningkatan persentase cahaya yang diabsorpsi yang dapat digunakan pada fotokimia fotosistem II (PSII).
Peningkatan penangkapan cahaya per unit area fotosintetik dilakukan dengan mengurangi cahaya yang di refleksikan dan di transmisikan melalui peningkatan kandungan kloroplas dan kandungan pigmen per kloroplas. Perubahan karakter tersebut diduga sebagai bentuk mekanisme adaptasi genotipe toleran terhadap cekaman naungan. Adaptasi tanaman terhadap kondisi naungan ditentukan oleh kemampuannya untuk dapat melakukan proses fotosintesis pada intensitas cahaya yang rendah secara normal, yang dapat dilakukan melalui cara penghindaran (avoidance) maupun toleransi. Peningkatan klorofil yang lebih tinggi pada genotipe toleran adalah merupakan salah satu cara adaptasi tanaman melalui usaha penghindaran. Menurut Levitt (1980), salah satu cara penghindaran dilakukan dengan mengurangi cahaya yang direfleksikan dan ditransmisikan melalui peningkatan kandungan pigmen per kloroplas.
Tanaman mentolerir keadaan cahaya yang rendah dengan menurunkan laju respirasi di bawah titik kompensasi cahaya yang dilakukan dengan menghindari kerusakan enzim dan menghindari kerusakan pigmen. Penelitian ini menunjukkan bahwa karakter fotosintetik yaitu kandungan klorofil a dan klorofil b, dan kandungan karotenoid dapat dijadikan sebagai penciri sifat toleransi tanaman terhadap intensitas cahaya yang rendah. Karakter-karakter penciri toleransi ini dapat dipertimbangkan untuk evaluasi plasma nutfah kedelai yang toleran terhadap naungan.
Varietas kedelai yang ditumbuhkan pada naungan 50% mempengaruhi produksi dan komponen produksi kedelai. Hasil relatif (% kontrol) menunjukkan bahwa hasil relatif dipengaruhi oleh komponen produksi seperti jumlah polong per tanaman dan jumlah polong
304
berisi per tanaman. Produksi kedelai untuk varietas toleran dan peka pada naungan 50% menurun. Persentase penurunan produksi pada varietas toleran lebih rendah dibandingkan dengan yang peka. Keadaan ini diduga karena pendistribusian hasil kebulir pada varietas toleran lebih besar dibandingkan dengan genotipe peka. Selain itu penurunan produksi yang lebih tinggi pada varietas peka diduga berkaitan dengan peningkatan persentase polong berisi. Disamping itu, penurunan produksi yang rendah pada genotipe toleran didukung oleh jumlah polong per tanaman dan berat 100 biji yang relative lebih tinggi pada varietas yang toleran.
Kemampuan varietas toleran menghasilkan jumlah biji per tanaman yang lebih tinggi dari pada yang peka diduga karena kemampuannya dalam membentuk jumlah polong berisi yang lebih banyak dan kemampuannya mengefisienkan memanfaatkan energi dari intensitas cahaya yang rendah. Dugaan ini didasarkan pada kenyataan bahwa lebih tingginya kandungan klorofil a dan b serta tingginya kandungan karotenoid dan lebih sempitnya luas daun. Di samping itu, keadaan ini ditunjang pula oleh hasil penelitian Lautt et al., 2000 dan Juhaeti et al., 2000, yaitu penelitian pada tanaman padi yang ditanam pada naungan 50% dimana aktivitas enzim sukrosa fosfat sintetase (SPS) dan aktivitas Rubisco yang lebih tinggi pada genotipe toleran dari pada genotipe yang peka pada naungan 50% tersebut.
Toleransi tanaman terhadap naungan ditentukan oleh kemampuannya melaksanakan proses fotosintesis pada naungan secara normal. Hasil diatas sejalan dengan hasil penelitian Sahardi et al. (1999) bahwa genotipe toleran naungan memliki kandungan klorofil yang lebih tinggi dan sel-sel mesofil yang lebih tipis. Ketebalan lapisan palisade dan mesofil dapat berubah sesuai dengan kondisi cahaya yang menyebabkan tanaman menjadi efisien dalam menyimpan energi radiasi untuk perkembangannya. Daun yang lebih luas dan lebih tipis pada keadaan ternaung disebabkan penipisan lapisan palisade dan sel-sel mesofil yang menyebabkan tanaman menjadi lebih efisien dalam menyimpan energi untuk perkembangannya (Mohr dan Schoopfer, 1995).
Perubahan karakter anatomi, morfologi dan fisiologi diduga merupakan bentuk mekanisme adaptasi tanaman terhadap naungan. Mekanisme adaptasi terhadap naungan menurut Levitt (1980) dapat dilakukan dengan cara menghindar (avoidance) dan toleransi. Penghindaran dilakukan dengan meningkatkan luas daun, menurunkan tebal daun, mengurangi transmisi dan refleksi radiasi, dan meningkatkan komposisi kloroplas, sedangkan toleransi dilakukan antara lain dengan menurunkan laju respirasi melalui mengurangi kerusakan pigmen dan menghindari terjadinya penurunan aktivitas enzim.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mekanisme toleransi terhadap naungan pada tanaman kedelai ditunjukkan dengan cara adaptasi melalui penghindaran (avoidance) dan toleransi yaitu dengan meningkatkan klorofil dan meningkatkan karotenoid, menekan peningkatan persentase polong hampa atau meningkatkan jumlah polong berisi, yang pada akhirnya menghasilkan produksi relatif yang lebih tinggi.
Pemuliaan kedelai yang toleran terhadap naungan adalah merupakan salah satu usaha untuk mendapatkan varietas-varietas yang dapat toleran dan berdaya hasil tinggi. Untuk itu, penyaringan adalah merupakan bagian yang sangat penting pada pemuliaan tanaman. Penyaringan dapat dilakukan dengan naungan alami dan juga dapat dilakukan dengan naungan buatan (Murty dan Sahu, 1987).
305
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Karakter fisiologi fotosintetik seperti klorofil a, klorofil b, kandungan karotenoid
berkorelasi erat dengan toleransi terhadap naungan pada tanaman kedelai. Adaptasi tanaman terhadap kekurangan cahaya dilakukan dengan mempertahankan rasio klorofil a/b yang tinggi, dan meningkatkan kandungan klorofil a dan b. Saran
Pewarisan sifat toleran terhadap naungan pada tanaman kedelai dapat dilakukan berdasarkan karakter-karakter fisiologi fotosintetik seperti kandungan klorofil a dan b serta kandungan karotenoidnya yang merupakan penciri toleransi tanaman kedelai terhadap naungan. Disamping itu, untuk toleransi terhadap naungan perlu menggabungkan gen-gen pengendali sifat toleransi terhadap naungan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih penulis ucapkan kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional melalui Penelitian Hibah Kompetitif Penelitian sesuai Prioritas Nasional Nomor Kontrak 166/SP2WPP/DP2W111/2010 yang telah membiayai penelitian ini.
306
DAFTAR PUSTAKA
Biro Pusat Statistik. 1998. Indonesia dalam Angka. Jakarta.
Chozin, M, A., D. Sopandie, S. Sastrosumarjo, Suwarno. 1998. Physiology and Genetic of Upland Rice Adaptability to Shade. Annual Report. URGE Project. Batch III. IPB Bogor.
Hidema, J., A. Makino, Y. Kurita, T. Mae and K. Ojima. 1992. Changes in the Level of Chlorophyl and Light-harvesting chlorophyl a/b Protein of PS II in Rice Leaves agent under Different Irradinces from full Expantion through senescen. JSPP. Plant cell
Physiol. 33 (8): 1209 - 1214.
Juhaeti, T., D. Sopandie, M.A, Chozin dan Chairul. 2000. Perubahan Biokimiawi pada Padi Gogo yang Toleran dan Peka Naungan: Karakterisasi Enzim Rubisco. Seminar PPS, IPB. Bogor.
Kinney, M.G. 1941. Absorbsion of Light by Chlorophyll Solution. J. Biol. Chem., 140:315-322.
Las, I. 1983. Efisiensi Radiasi Surya dan Pengaruh Naungan terhadap Padi Gogo. Penelitian Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Bogor.3 (1): 30-35
Lautt, B. S, M.A. Chozin, D. Sopandie, Latifah K. Darusman. 2000. Perimbangan Pati-Sukrosa dan Aktivitas Enzim Sukrosa Fosfat Sintetase (SPS) pada Padi Gogo yang Toleran dan Peka terhadap Naungan. Hayati Jurnal Biosains. Vol. 7 (2): 31-34. Levitt, J. 1980. Response of Plants to Environmental Stress. Academic Press. New York. 1990.
Separation, Purification, and McMorrow, E.M., and J. William Bradbeer. 1990. Separation, Purification, andComparative
Properties of Chloroplast and Cytoplasmic Phosphoglycerate Kinase from Barley Leaves. Plant Physiol. 93: 374-383.
Mohr, H. and P. Shoopfer. 1995. Plant Physiology. Translator Gudrun and David W. Lawlor.
Springer-Verlag. New York. Sahardi, M.A. Chozin, S. Sastrosumarjo, E. D. Sopandie, Sukisman, dan Suwarno. 1999.
Studi Karakteristik Anatomi dan Morfologi serta Pewarisan Sifat Toleransi terhadap Naungan pada Padi Gogo. Seminar Hasil Penelitian PPS IPB. Bogor.
Wibawa, G dan M.J. Rosyid. 1995. Peningkatan Produktivitas Padi sebagai Tanaman Sela Karet Muda. Warta Pusat Penelitian Karet. Assosiasi Penelitian dan Pengembangan Perkebunan
Indonesia. 14(1): 40-46.
307
308
309
310