petunjuk praktikum pkr-ei

Upload: ika-priyanti

Post on 07-Jul-2018

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Petunjuk Praktikum PKR-EI

    1/33

      Praktikum: Proteksi dan Keselamatan Radiasi

    Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, BATAN 1

    PENENTUAN WAKTU PARO RADIONUKLIDA

    Tujuan Instruksional Umum:Setelah melakukan praktikum, praktikan diharapkan dapat melakukan perhitungan dan

    menentukan waktu paro suatu Radionuklida

    Tujuan Instruksional Khusus:Setelah melakukan praktikum, diharapkan praktikan mampu :

    1.  Mendefinisikan waktu paro suatu radionuklida2.  Mendefinisikan konstanta peluruhan dari suatu radionuklida

    3.  Memahami hubungan waktu paro dengan konstanta peluruhan dari suatu

    radionuklida

    4.  Menggunakan dan menerapkan rumusan praktis dalam memperkirakan aktivitasdari suatu radionuklida yang diketahui waktu paronya

    5.  Melakukan pengukuran dan menentukan waktu paro suatu radionuklida

    6.  Menggambarkan kurva peluruhan dalam semilog dan biasa

    TEORI DASAR

    Waktu Paro (T1/2) suatu radionuklida adalah waktu yang diperlukan radionuklida

    tersebut untuk meluruh menjadi setengahnyaDari persamaan:

     

     

        

     

    dengan :

       = Konstanta peluruhan radionuklidaT 1/2  = Waktu Paro radionuklida

    PERALATAN DAN BAHAN1.  Alat cacah dengan detektor GM

    2.  Sumber standard P32

     atau I131

     

    3.  Kertas Filter untuk tes usap

    4.  Radioisotop Kontaminan

    5.  Kertas semilog

    LANGKAH KERJA:1.  Lakukan tes usap pada permukaan yang terkontaminasi dengan menggunakan

    filter yang telah disediakan ( gunakan hasil tes usap)

    2.  Lakukan pencacahan terhadap filter tersebut dengan 5 (lima) kali pengulangan.Setiap pencacahan diselingi dengan pencacahan latar.

  • 8/19/2019 Petunjuk Praktikum PKR-EI

    2/33

      Praktikum: Proteksi dan Keselamatan Radiasi

    Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, BATAN 2

    3.  Lakukan pencacahan untuk sumber standard yang diketahui aktivitasnya sebanyak

    5 (lima) kali4.  Simpan filter terkontaminasi tersebut selama 3 hari, dan lakukan pencacahan

    kembali seperti langkah 2

    TUGAS1.  Semua data hasil pencacahan diplot pada kertas grafik semilog

    Catatan:

     

     

     

     

    2.  Persamaan diatas merupakan persamaan linier dengan koefisien arah 0,4343 

    3.  Tentukan efisiensi alat cacah dengan menggunakan sumber standard4.  Tentukan aktivitas cuplikan (kontaminan) dengan membandingkan terhadap

    sumber standard

    5.  Tentukan T1/2  dari kontaminan dan tentukan jenis radioisotopnya dengan

    menggunakan grafik yang diperoleh6.  Kesimpulan apa yang diperoleh dari hasil percobaan.

  • 8/19/2019 Petunjuk Praktikum PKR-EI

    3/33

      Praktikum Proteksi dan Keselamatan Radiasi

    Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, BATAN 3

    PENAHAN RADIASI

    Tujuan Instruksional Umum

    Setelah melakukan praktikum ini, praktikan dapat menentukan tebal paro (HVT) perisai

    radiasi

    Tujuan Instruksional Khusus

    Setelah melaksanakan praktikum ini, praktikan mampu :1.  Menerangkan penurunan intensitas radiasi terhadap tebal bahan yang dilalui

     berdasarkan teori atenuasi

    2.  Menyebutkan definisi tebal paro (HVT) perisai radiasi

    3.  Menyebutkan 2 faktor yang mempengaruhi tebal paro bahan perisai radiasi4.  Menghitung tebal paro salah satu jenis bahan berdasarkan tabel atenuasi

    5.  Menentukan tebal paro beberapa jenis bahan secara pengukuran

    6.  Menghitung tebal suatu jenis bahan yang diperlukan pada suatu kasus

    TEORI DASAR

    Radiasi Gamma merupakan jenis radiasi yang mempunyau daya tembus sangat besar dan tidak dapat dihentikan sepenuhnya. Setiap pancaran radiasi Gamma yang

    mengenai suatu bahan akan berinteraksi dengan bahan tersebut sehingga sebagian dari

    intensitasnya akan terserap dan sebagian lagi diteruskan.

    Perbandingan intensitas pancaran yang datang dan intensitas yang masihditeruskan, tergantung pada tebal bahan, Jenis bahan dan energi radiasi gamma. Secara

    matematis hubungan tersebut dinyatakan dengan

     xe I  I       

    0  

    dengan I 0  = Intensitas paparan radiasi yang datang (mR/jam)

     I = Intensitas paparan radiasi yang diteruskan (mR/jam)

       = Koefisienn serap linier bahan pada energi tertentu (mm-1

    ) x  = Tebal bahan (mm)

    Bila intensitas pancaran radiasi gamma tersebut digambarkan terhadap tebal bahan,

    maka akan sesuai dengan gambar 1

    Tebal paro (HVT) merupakan tebal bahan yang dapat menyerap sebagian intensitas paparan radiasi yang datang sehingga intensitas paparan radiasi yang diteruskan tinggal

    setengah intensitas mula-mula.

    2

    1

    0

        HVT e I 

     I      

  • 8/19/2019 Petunjuk Praktikum PKR-EI

    4/33

      Praktikum Proteksi dan Keselamatan Radiasi

    Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, BATAN 4

     HVT  

      

      

    2

    1ln  

     

    693,0 HVT   

    Gambar 1Kurva Intensitas Radiasi vs Tebal Bahan

     Nilai HVT dapat ditentukan secara matematis dengan persamaan 3 di atas atau dapat juga ditentukan secara eksperimen dengan melakukan beberapa pengukuran dan

    menggambarkan kurva peluruhan intensitas paparan radiasi sebagaiman gambardiatas.

     Nilai HVT sangat bermanfaat untuk keperluan praktis di lapangan, yaitu untukmenentukan tebal suatu bahan yang diperlukan sebagai penahan radiasi

    n

     I 

     I  

      

     

    2

    1

    0

     

    dengan

    n = banyaknya HVT penyusun tebal penahan radiasi= x/HVT

    PERALATAN DAN BAHAN1.  Sumber radiasi Gamma dengan kolimatornya

    2.  Surveimeter

    3.  Sistem Pencacah GM

    4.  Lempengan bahan penahan radiasi, Timbal, besi, Beton dan Aluminium5.  Jangka sorong

  • 8/19/2019 Petunjuk Praktikum PKR-EI

    5/33

      Praktikum Proteksi dan Keselamatan Radiasi

    Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, BATAN 5

    LANGKAH KERJA1.  Praktikan harus menggunakan dosimeter perorangan

    2.  Letakkan surveimeter / Sistem Pencacah GM pada suatu jarak tertentu dari

    sumber radiasi dan ukur paparan radiasinya ( I 0)

    3.  Sisipkan lempengan penahan radiasi antara sumber radiasi dengan surveimeter/ Sistem Pencacah GM. Ukur paparannya dan ukur tebal penahan radiasi yang

    disisipkan tersebut.

    4.  Ulang langkah 3 di atas dengan menambahkan lempengan penahan radiasisehingga mencapai 1 HVT. Ganti dengan jenis penahan radiasi yang lain

    TUGAS

    1.  Gambarkan kurva peluruhan intensitas paparan radiasi gamma tersebut2.  Tentukan nilai HVT bahan penahan radiasi dan tentukan bahan yang paling

    efektif dalam menyerap radiasi gamma

    3.  Kasus: Apabila laju paparan radiasi pada suatu lokasi adalah 150 μSv/jam,

     berapa mm timbal yang diperlukan sebagai penahan radiasi agar dapat bekerjadengan aman di lokasi tersebut, atau berapa lama boleh bekerja dilokasi

    tersebut

  • 8/19/2019 Petunjuk Praktikum PKR-EI

    6/33

      Praktikum Proteksi dan Keselamatan Radiasi

    Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, BATAN 6

    PENENTUAN DAERAH RADIASI

    Tujuan instruksional umum

    Dalam praktikum ini praktikan diharapkan mampu untuk menentukan daerah radiasiaman

    Tujuan Instruksional Khusus

    Setelah melakukan praktikum ini, praktikan akan mampu:1.  Menyebutkan definisi Konstanta Gamma

    2.  Menentukan daerah radiasi aman berdasarkan perhitungan menggunakan tabel

    Konstanta Gamma

    3.  Melakukan konversi nilai paparan radiasi ke dosis serap dan dosis equivalen4.  Mengukur paparan radiasi menggunakan surveimeter

    5.  Menentukan daerah radiasi aman berdasarkan teoritis dan pengukuran

    6.  Menggambarkan peta daerah radiasi aman untuk pekerja radiasi, pekerja bukan pekerja radiasi dan masyarakat umum

    7.  Menyebutkan dua (2) faktor yang menyebabkan perbedaan daerah radiasi aman

     berdasarkan perhitungan dan pengukuran

    TEORI DASAR

    Aktivitas dari setiap bahan radioaktif meluruh secara eksponensial mengikuti persamaan

     peluruhan sebagai berikut:

    t   e A A    0  

    atau

    t T 

    t    e A A

      2/ 1

    693.0

    0  

    dengan At  = Aktivitas saat pengukuran

     A0  = Aktivitas mula-mula

    T 1/2  = Waktu paro nuklida

      = Konstanta peluruhan nuklidat   = Selang waktu antara acuan dan waktu pengukuran

    Radiasi dari bahan radioaktif dipancarkan ke segala arah membentuk area yang

    menyerupai permukaan bola sehingga intensitas radiasi pada suatu posisi sangattergantung pada jaraknya terhadap sumber.

    2r 

     A X     

  • 8/19/2019 Petunjuk Praktikum PKR-EI

    7/33

      Praktikum Proteksi dan Keselamatan Radiasi

    Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, BATAN 7

    dengan

     X    = Laju paparan radiasi pada posisi berjarak r dari sumber (R/jam;X/jam)

     A  = Aktivitas sumber (Ci atau MBq)

      = Faktor Gamma sumber radioaktif (Rm2/jam Ci; X m2/MBq-jam)r   = Jarak sumber dan posisi pengukuran

    Faktor Gamma merupakan suatu nilai yang menunjukkan laju paparan radiasi pada

     jarak 1 (satu) meter dari suatu sumber yang mempunyai aktivitas 1 (satu) Curie atau1(satu) MBq.

    Sumber yang berbeda mempunyai Faktor Gamma yang berbeda, lihat tabel di

     bawah.

    Tabel I Faktor Γ beberapa Nuklida 

    Jenis

     Nuklida

    Waktu

    Paro Faktor Gamma

    Co60

    5,3 Tahun 1,33 Rm2/jam Ci 9,19 x 10

    -9 X m

    2/MBq-jam

    Ir 192

      74 Hari 0.5 Rm2/jam Ci 3,34 x 10

    -9 X m

    2/MBq-jam

    Cs137

      30 Tahun 0,33 Rm2/jam Ci 2,30 x 10

    -9 X m

    2/MBq-jam

    Terdapat beberapa hubungan yang perlu di ingat, yaitu hubungan antara paparan (X)

    terhadap dosis serap (D), serta dosis serap terhadap Dosis Ekivalent (H)

     X  D   877,0  

     DQ H     dengan,

    X = mempunyai satuan roentgen (R) atau C/kgD = mempunyai satuan Rad atau gray (Gy), dan

    H = mempunyai satuan rem atau sievert (Sv)

    Dalam melakukan pekerjaan sehari-hari yang berhubungan dengan radiasi harus dapatditentukan daerah aman radiasi.

    Adapun klasifikasi daerah radiasi adalah sebagai berikut :

    1.  Daerah Pengendalian : Daerah dimana pekerja radiasi menerima dosis lebih besar

    atau sama dengan 3/10 NBD (>= 3/10 NBD), dan ada potensi kontaminasi. Jika

     NBD pekerja adalah 20 mSv pertahun maka laju dosisnya pada daerah

     pengendalian adalah sebesar 3 μSv/jam.

    2.  Daerah Supervisi adalah daerah dengan laju dosis lebih kecil dari 3 μSv/jam  (

  • 8/19/2019 Petunjuk Praktikum PKR-EI

    8/33

      Praktikum Proteksi dan Keselamatan Radiasi

    Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, BATAN 8

    radiasi yang berada di daerah tersebut dalam waktu yang lama. Laju dosismaksimum bagi masyarakat umum adalah 1 μSv/jam.

    Sebelum memulai pekerjaan yang menggunakan sumber radiasi harus terlebih dahulu

    menentukan radius masing-masing daerah radiasi dalam klasifikasi seperti di atas

    PERALATAN DAN BAHAN

    1.  Sumber radiasi gamma2.  Alat ukur radiasi

    3.  Penahan radiasi serta pengarah radiasi (kolimator)

    4.  Tanda bahaya radiasi, tali kuning, statif/ penyangga

    5.  Alat ukur jarak (Roll meter)6.  Monitor Perorangan; film Badge/TLD dan atau dosimeter saku

    LANGKAH KERJA

    1.  Gunakan monitor perorangan2.  Periksa/baca surveimeter dan dosimeter saku sebelum melaksanakan

     pengukuran3.  Periksa sumber radiasi dengan surveymeter, apakah dalam keadaan aman dan

    terkunci

    4.  Tentukan secara perhitungan aktivitas sumber saat digunakan5.  Sesuai dengan hasil perhitungan di atas, pasang rambu/tanda bahaya radiasi

     pada batas daerah radiasi dengan laju dosis 3 μSv/jam serta tali kuning

    mengelilingi daerah radiasi degan lajua dosis 1 μSv/jam  (minimal 8 titik

     pengukuran)6.  Tempatkan kolimator sumber radiasi pada titik penyinaran dan pasang

    surveimeter di samping krank pada waktu mengeluarkan sumber radiasi.Sebelum sumber dikeluarkan seluruh praktikan harus sudah berada di daerah

    aman.7.  Lakukan survei keliling dengan surveimeter pada tempat rambu/ tanda bahaya

    radiasi.8.  Bila tidak tepat posisi/kedudukannya dengan hasil pengukuran, geser posisi

    rambu/tanda bahaya radiasi sehingga sesuai dengan laju dosis paparan yang

    diinginkan.

    9.  Setelah selesai melakukan pengukuran, masukkan kembali sumber radiasi

    tersebut10. Periksa dengan surveimeter, apakah sumber radiasi telah benar-benar masuk

    dan dikunci11. Ukur jarak rambu/tanda bahaya radiasi dengan rollmeter terhadap titik penyinaran (kolimator)

    12. Setelah selesai diukur, kumpulkan kembali rambu-rambu tersebut

    13. Baca dosimeter saku dan matikan surveimeter.

  • 8/19/2019 Petunjuk Praktikum PKR-EI

    9/33

      Praktikum Proteksi dan Keselamatan Radiasi

    Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, BATAN 9

    TUGAS

    1.  Berdasarkan data yang didapat, gambarkan data tersebut dengan menghubungkan

    titik-titik yang menunjukkan atas daerah radiasi yang sama (isodosis) sehinggamenjadi bidang radiasi

    2.  Bandingkan hasil yang sebenarnya (data lapangan) dengan hasil perhitungan(teoritis)

    3.  Berikan kesimpulan

  • 8/19/2019 Petunjuk Praktikum PKR-EI

    10/33

      Praktikum Proteksi dan Keselamatan Radiasi

    Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, BATAN 10

    PENGUKURAN TINGKAT KONTAMINASI

    DAN DEKONTAMINASI

    Tujuan Instruksional Umum:Peserta dapat melakukan pengukuran tingkat kontaminasi dan melakukan dekontaminasi

    suatu permukaan bahan menggunakan bahan dekontaminan

    Tujuan Instruksional Khusus:

    Setelah melakukan percobaan ini, peserta mampu untuk;

    1.  Menghitung tingkat kontaminasi suatu permukaan bahan

    2.  Melakukan dekontaminasi menggunakan bahan dekontaminan3.  Menghitung faktor dekontaminan

    4.  Menghitung aktivitas yang tertinggal pada permukaan bahan

    TEORI DASARPengukuran tingkat Kontaminasi

    Kontaminasi adalah keberadaan substansi radioaktif (sumber terbuka) yang

    mempunyai potensi bahaya radiasi interna. Pengawasan terhadap kontaminasi radioaktifsangat diperlukan untuk keselamatan kerja di lingkungan yang menangani bahan

    radioaktif. Pengukuran tingkat kontaminasi radioaktif permukaan dapat dilakukan dengan

    2 cara, yaitu secara langsung dan tidak langsung.

    Pengukuran secara langsung dilakukan dengan meletakkan alat pencacah, langsung

    di atas permukaan bahan terkontaminasi, sedangkan pengukuran secara tidak langsungdilakukan dengan uji usap menggunakan kertas saring, kemudian kertas saring tersebut

    dilakukan pencacahan menggunakan sistem pencacah.Tingkat Kontaminasi (TK) zat radioaktif pada suatu permukaan bahan adalah

     besarnya aktivitas zat radioaktif yang mengkontaminasi permukaan bahan per satuanluas, dinyatakan sebagai:

    (L)nasiTerkontamiPermukaanLuas

    (A)AktivitasTK   

    Sebelum melakukan pengukuran tingkat kontaminasi (TK) suatu permukaan bahan,

    harus ditentukan efisiensi alat, yaitu suatu parameter yang berkaitan antara nilai yang

    ditunjukkan oleh suatu sistem pencacah dengan aktivitas zat radioaktif yang sedang

    diukur.

     p A

     R R baa

       

    dengan :

     a = Efisiensi Alat

     Ra = Laju cacah pengukuran (cps)

     Rb = Laju cacah latar (cps)

  • 8/19/2019 Petunjuk Praktikum PKR-EI

    11/33

      Praktikum Proteksi dan Keselamatan Radiasi

    Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, BATAN 11

     A  = Aktivitas sumber (Bq) p  = Probabilitas pancaran radiasi

    Rumusan Tingkat Kontaminasi, dinyatakan dengan

     L p

     R RTK    ba

      

    dengan:TK  = Tingkat Kontaminasi (Bq/cm

    2)

     L  = Luas permukaan terkontaminasi yang diukur (cm2)

    Untuk pengukuran tingkat kontaminasi zat radioaktif pada permukaan bahan denganuji usap, kontaminan yang terambil pada pengusapan tergantung jenis permukaan bahan

    kontaminan, bahan pengusap dan teknik pengusapan sehingga diperlukan nilai efisiensi

    usap yang dinyatakan dengan

    KontaminanAktivitas

    TerambilKontaminanAktivitas

    u   

    Rumusan Tingkat Kontaminasi menjadi:

     L p

     R RTK 

    ua

    bu

       

    dengan:

    TK   = Tingkat Kontaminasi (Bq/cm2) L  = Luas permukaan terkontaminasi yang diukur (cm

    2)

     u  = Efisiensi Usap

    Pengukuran aktivitas secara uji usap yang dilakukan dalam praktikum ini adalah aktivitas

    total. Nilai batas tertinggi Tingkat Kontaminasi permukaan yang diizinkan bergantung

     pada faktor resuspensi, yaitu merupakan nilai perbandingan antara Tingkat Kontaminasimaksimum yang diizinkan dalam udara (Bq/cm

    2) dengan Tingkat Kontaminasi

    maksimum yang diizinkan pada permukaan (Bq/cm2), sehingga

     permukaan padadiizinkanyangtertinggiiKontaminas

    udaradidiizinkanyangtertinggiiKontaminas F   

    dengan:

     F  = Faktor resuspensi

     Nilai  F  bergantung pada kondisi laboratorium, dalam keadaan normal nilai F   rata-rata5.10

    -5/cm.

  • 8/19/2019 Petunjuk Praktikum PKR-EI

    12/33

      Praktikum Proteksi dan Keselamatan Radiasi

    Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, BATAN 12

    Bila diketahui nilai kontaminasi tertinggi yang diizinkan di udara untuk suaturadioisotope, maka dapat ditentukan nilai Tingkat Kontaminasi permukaan tertinggi yang

    diizinkan.

    F Radioisotop Udara (Bq/cm2) Permukaan (Bq/cm2)

    5.10

    -4

    /cm

    I131 7,03 10-4

      14,06

    I125  9,99 10-4

      19,9

    S35  11,47 10-3

      229,4

    P32  5,92 10-3

      118,4

    Zn65  22,57 10-4

      45,14

    Cr 51  7,77 10-2

      1554

    Br 82  7,77 10-3

      155,4

    Mo99  19,98 10-3

      399,6

    Tc99  4,07 10-4

      8140

    Dikutip dari buku”Ketentuan Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi” 

    Dekontaminasi

    Dekontaminasi adalah proses untuk mereduksi/ mengurangi atau bahkan menghilangkan

    suatu kontaminan zat radioaktif dari suatu bahan yang bernilai ekonomis ke suatu bahanyang kurang ekonomis, kemudian memperlakukan bahan yang kurang ekonomis tersebut

    sebagai limbah radioaktif

    Tujuan dekontaminasi ( menurut IAEA Technical Report Series No.18 1982) adalah:

    1.  Pertimbangan Keselamatan dan Kesehatan

    2.  Mengurangi interferensi pencacahan peralatan tertentu sehingga diperoleh hasil

     pencacahan yang baik

    3.  Memperkecil tingkat Kontaminasi suatu alat sehingga layak dipakai kembali.

    Faktor dekontaminasi merupakan perbandingan Tingkat Kontaminasi sebelum dan

    sesudah dekontaminasi, yang berarti menunjukkan perubahan Tingkat Kontaminasi-nya.

     

  • 8/19/2019 Petunjuk Praktikum PKR-EI

    13/33

      Praktikum Proteksi dan Keselamatan Radiasi

    Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, BATAN 13

    Faktor yang mempengaruhi Faktor Dekontaminasi adalah:1.  Bahan Kontaminan

    2.  Permukaan Benda

    3.  Cara Dekontaminasi

    4.  Bahan DekontaminanAktivitas tersisa  At   adalah kontaminan yang masih tertinggal setelah proses

    dekontaminasi dapat ditentukan dengan persamaan:

    %1001 x

     FD At    

    PERALATAN DAN BAHAN

      Sumber radiasi terbuka / zat radioaktif

      Monitor perorangan, Jas Lab, Alas kaki khusus, Sarung tangan karet

      Alat Ukur radiasi (Sound Detektor, Sistem Pencacah GM)

     

    Bahan Dekontaminan (Radiacwash)  Alat Pembersih (Kertas Saring, Tissue, Kapas)

      Lembar Plastik dan Kertas Merang

      Label zat radioaktif

      Gelas beker

      Pinset, Gunting

      Sabun lunak untuk cuci tangan

      Bak sampah aktif

      Bahan yang akan didekontaminasi, Vinil, Triplek; Keramik Alumunium

      Planset aluminium

    LANGKAH KERJA

    PENGUKURAN TINGKAT KONTAMINASI

    A.  PENENTUAN EFISIENSI ALAT1.  Gunakan Jas Lab, Monitor Perorangan dan alas kaki khusus

    2.  Kertas saring digunting sesuai dengan ukuran diameter planset yang akandigunakan

    3.  Lakukan pencacahan latar belakang sebanyak 3 (tiga) kali menggunakan

    Sistem pencacah GM/ Monitor Permukaan.

    4.  Lakukan pencacahan latar belakang kertas saring dan planset sebanyak 3(tiga) kali menggunakan sistem pencacah GM/ Monitor perorangan

    5.  Gunakan sarung tangan karet6.  Ambil dengan pipet (pipet effendrop) larutan P-32 sejumlah 0,1 ml yang telah

    diketahui aktivitasnya, teteskan pada bahan/planset yang telah dilapisi kertas

    saring.

    7.  Keringkan kertas saring beserta planset tersebut dalam lemari asam denganlampu pemanas.

    8.  Lepaskan sarung tangan karet

  • 8/19/2019 Petunjuk Praktikum PKR-EI

    14/33

      Praktikum Proteksi dan Keselamatan Radiasi

    Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, BATAN 14

    9.  Lakukan pencacahan kertas saring tersebut sebanyak 3 (tiga) kalimenggunakan system pencacah GM / monitor perorangan.

    B.  PENENTUAN EFISIENSI USAP

    1.  Beri tanda / gambar pada bahan vinil ( 10 x 10 cm)2.  Lakukan pencacahan latar belakang sebanyak 3 kali menggunakan sistem

     pencacah GM

    3.  Lakukan pencacahan latar belakang kertas saring dan planset sebanyak 3 kalimenggunakan sistem pencacah GM

    4.  Gunakan sarung tangan karet

    5.  Ambil dengan pipet (pipet effendrop) larutan P32 sejumlah 0,1 ml yang telah

    diketahui aktivitasnya, teteskan secara merata pada bahan di dalam batas bujursangkar tersebut.

    6.  Keringkan vinil tersebut dalam lemari asam dengan lampu pemanas

    7.  Usap dengan kertas saring bahan yang telah dikontaminasi dengan metoda

    sisir seperti gambar dibawah8.  Letakkan kertas saring pada planset

    9.  Lepaskan sarung tangan10. Lakukan pencacahan kertas saring tersebut sebanyak 3 kali menggunakan

    system pencacah GM

    PENENTUAN TINGKAT KONTAMINASI SECARA UJI USAP

    1.  Lakukan pencacahan terhadap kertas saring dan planset sebanyak 3 kalimenggunakan system pencacah GM

    2.  Pakai sarung tangan karet

    3.  Usapkan kertas saring pada permukaan bahan yang akan diuji usap dengan

    menggunakan metoda sisir4.  Letakkan kertas saring pada planset

    5.  Lakukan langkah 3 dan 4 untuk bagian yang lain yang akan diuji6.  Lepaskan sarung tangan karet

    7.  Lakukan pencacahan masing-masing kertas saring sebanyak 3 kali dengansystem pencacah GM

    8.  Setelah selesai pencacahan, kertas saring dibuang di tempat limbah aktif padatyang telah disediakan

    PENENTUAN TINGKAT KONTAMINASI SECARA LANGSUNG DAN PROSESDEKONTAMINASI

    1.  Semua bahan yang akan diamati, dicacah dengan monitor kontaminasi, masing-masing 3 kali untuk memperoleh cacahan latar belakang

    2.  Lakukan pencacahan terhadap masing-masing bahan yang terkontaminasi

    sebanyak 3 kali dengan system pencacah GM/ Monitor kontaminasi3.  Gunakan sarung tangan karet

  • 8/19/2019 Petunjuk Praktikum PKR-EI

    15/33

      Praktikum Proteksi dan Keselamatan Radiasi

    Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, BATAN 15

    4.  Bahan yang telah dicacah, didekontaminasi dengan cara dan dekontaminan (bahan pencuci) yang sama. Cara dekontaminasi adalah dengan diusap menggunakan

    cutton bud yang telah dibasahi dengan radiacwash. Pengusapan dilakukan dengan

    metoda melingkar kedalam (dari bagian luar kearah tengah)

    5.  Usap sekali lagi dengan cotton bud yang tidak dibasahi dengan radiacwash6.  Setelah selesai, cotton bud tersebut dibuang di tempat limbah aktif padat yang

    telah disediakan

    7.  Lepaskan sarung tangan karet8.  Lakukan pencacahan terhadap masing-masing bahan yang telah didekontaminasi

    sebanyak 3 kali dengan system pencacah GM/ Minitor Kontaminasi

    9.  Lakukan langkah dekontaminasi (langkah 3 sampai 7) minimum 3 kali untuk

    setiap bahan dan tentukan Tingkat Kontaminasi-nya setiap kali selesai prosesdekontaminasi (langkah 8)

    10. Pakai sarung tangan karet

    11. Seluruh bahan yang terkontaminasi dibuang di tempat limbah aktif padat yang

    telah disediakan12. Lepaskan sarung tangan karet, dan buang di tempat yang telah disediakan.

    13. Setiap praktikan harus mencuci tangan dan diperiksa dengan monitor kontaminasi14. Sebelum meninggalkan Lab, lepaskan alas kaki khusus dan Jas Lab.

    TUGAS

    1.  Tentukan efisiensi alat dan efisiensi usap dan Tingkat Kontaminasi hasil Uji Usap

    2.  Tentukan Tingkat Kontaminasi secara langsung untuk setiap bahan sebelum dan

    sesudah proses dekontaminasi

    3.  Tentukan Factor Dekontaminasi ( FD)4.  Buat grafik At  ( aktivitas tersisa) terhadap hasil dekontaminasi dalam kertas grafik

     biasa5.  Dari bahan yang digunakan tentukan bahan yang paling mudah untuk proses

    dekontaminasi

  • 8/19/2019 Petunjuk Praktikum PKR-EI

    16/33

      Praktikum Proteksi dan Keselamatan Radiasi

    Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, BATAN 16

    PENANGGULANGAN KECELAKAAN RADIASI

    SUMBER HILANG

    Tujuan Instruksional UmumPraktikan dapat menanggulangi kecelakaan yang mungkin terjadi dalam penggunaan

    sumner terbungkus.

    Tujuan Instruksional Khusus:Setelah mengikuti praktikum, praktikan diharapkan mampu :

    1.  Mengukur laju paparan radiasi menggunakan surveimeter

    2.  Menentukan daerah radiasi3.  Menghitung dosis yang akan diterima dalam pengamanan sumber radiasi, serta

    menghitunglamanya seorang pekerja radiasi boleh menangani sumber radiasi

    sesuai dengan Nilai batas dosis yang telah ditetapkan

    4.  Menghitung tebal perisai radiasi yang diperlukan dalam pengamanan sumberradiasi

    5.  Menentukan posisi sumber radiasi

    6.  Mengamankan sumber radiasi

    TEORI DASAR

    Sumber radiasi gamma yang digunakan dalam pekerjaan industri/radiografi, biasanya berbentuk sumber terbungkus dan mempunyai aktivitas besar, sehingga mempunyai

     potensi bahaya paparan radiasi yang besar. Berkurang atau lepasnya pengendalian

    terhadap pemakaian sumber radiasi dapat menimbulkan kecelakaan atau pemaparan

    radiasi yang tak terduga. Pekerja Radiasi harus dapat meramalkan keadaan tak terkendalidan dengan cepat menyadari terjadinya suatu keadaan darurat dan segera menanganinya.

    Prosedur penanggulangan keadaan darurat yang dibuat petugas Proteksi Radiasi disahkan

    oleh instansi yang berwenang dan harus dijalankan dengan benar oleh pekerja radiasiSalah satu keadaan darurat yang mungkin terjadi adalah kasus hilang atau

    tercecernya suatu sumber radiasi, yang biasanya disebabkan kelalaian pekerja radiasi

    yang tidak mengikuti prosedur kerja.Laju paparan radiasi gamma di suatu tempat tergantung pada aktivitas sumber, jarak

    dari sumber dan jenis nuklida sumber. Laju paparan radiasi gamma untuk sumber titik,

    dapat dihitung dengan persamaan

    2 R

     A D  

     

    dengan :  D   = Laju dosis pada jarak r dari sumber, (R/jam)

    A = Aktivitas sumber (Ci)

      = Faktor gamma (Rm2/jam Ci)

    r = Jarak antara sumber dengan posisi pengukuran, (m)

  • 8/19/2019 Petunjuk Praktikum PKR-EI

    17/33

      Praktikum Proteksi dan Keselamatan Radiasi

    Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, BATAN 17

    dengan persamaan diatas, dapat diperkirakan posisi sumber radiasi gamma setelah laju paparan radiasi di suatu tempat sudah terukur.

    Dalam pencarian sumber hilang/tercecer, daerah lokasi sumber yang paling

    memungkinkan ditentukan terlebih dahulu. Pencarian di daerah tersebut dapat dilakukan

    dengan metoda sisir, zigzag dan melingkar, seperti gambar 1

    Dalam usaha untuk mengamankan kembali sumber tersebut, pekerja radiasi harusmengukur laju dosis radiasi di tempat bekerja, sehingga selang waktu maksimum yang

    diperlukan untuk bekerja di tempat tersebut dapat ditentukan dengan mengacu pada batas

    dosis yang diizinkan.

    t  X  X       

    dengan: X = Dosis radiasi (mR)

     X    = Laju dosis ( mR/jam)

    t = Lamanya pekerja radiasi bekerja di tempat yang berlaju dosis  X   (jam)

    PERALATAN dan BAHAN

    1.  Sumber radiasi gamma

    2.  Surveimeter3.  Monitor perorangan (film badge/TLD dan atau dosimeter saku)

    4.  Tanda radiasi dan tali kuning

    5.  Bahan perisai radiasi, kolimator, container Pb

    6.  Alat ukur jarak (rol meter)7.  Penjepit panjang (long tong)

    LANGKAH KERJA

    Penanggulangan Sumber Hilang

    1.  Baca penunjukan awal dosimeter saku

    2.  Pakai film badge dan dosimeter saku3.  Periksa surveimeter yang akan digunakan

    4.  Identifikasi sumber yang hilang

  • 8/19/2019 Petunjuk Praktikum PKR-EI

    18/33

      Praktikum Proteksi dan Keselamatan Radiasi

    Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, BATAN 18

    5.  Tentukan daerah lokasi sumber yang paling memungkinkan6.  Lakukan pencarian dengan metode zig-zag, sisir dan melingkar, anggota

    kelompok yang membawa suveimeter harus berada paling depan

    7.  Ketika lokasi sumber radiasi telah dapat diperkirakan, tentukan batas daerah

    radiasinya dan pasang tanda radiasi serta tali kuning sesuai dengan ketentuanyang berlaku, dan seluruh praktikan berada di daerah aman

    8.  Lakukan pengukuran diameter terpanjang daerah radiasi dan perhatikan

    daerah iso-dosisnya. Perkirakan posisi sumber radiasi berdasarkan hasil pengukuran dan pengamatan untuk daerah iso-dosisnya

    9.  Hitung laju paparan di berbagai tempat yang berjarak tertentu dari posisi

    sumber radiasi yang diperkirakan

    10. Perkirakan waktu yang diperlukan untuk pengecekan posisi sumber11. Hitung dosis yang diterima pekerja radiasi yang akan melakukan pengecekan

     posisi sumber

    12. Dengan memperhatikan waktu berjalan, lakukan pengecekan posisi sumber

    dengan surveimeter secara bertahap13. Bila posisi sumber sudah dapat diperoleh, perkirakan waktu yang diperlukan

    untuk mengamankan sumber radiasi dan hitung dosis radiasi yang akanditerima oleh pekerja radiasi yang akan melakukan pengamanan sumber

    radiasi

    14. Bila perlu dan memungkinkan, usahakan perisai radiasi15. Letakkan kamera/container Pb di dekat sumber radiasi

    16. Masukan sumber radiasi ke dalam kamera/container Pb, dengan menggunakan

     penjepit panjang. Pasang tutupnya

    17. Pastikan sumber radiasi telah berada dalam container/kamera, dan laju paparan di permukaan aman

    18. Lakukan survey radiasi disekeliling posisi sumber radiasi19. Baca penunjukan dosimeter saku

    20. Matikan surveimeter

    TUGAS

    1.  Gambarkan metoda pencarian sumber yang telah dilakukan, dan bentuk daerah

    radiasi yang diperoleh

    2.  Berdasarkan daerah isidosis-nya, hitung aktivitas sumber radiasinya

    3.  Hitung tebal perisai radiasi yang diperlukan4.  Hitung dosis radiasi yang diterima setiap pekerja radiasi dalam praktikum

     penanggulangan sumber hilang

  • 8/19/2019 Petunjuk Praktikum PKR-EI

    19/33

      Praktikum Proteksi dan Keselamatan Radiasi

    Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, BATAN 19

    UJI KEBOCORAN RADIASI PESAWAT SINAR-X

    Tujuan Instruksional Umum:

    Setelah melakukan praktikum , praktikan diharapkan dapat memahami dan melakukan

     pengujian kebocoran radiasi pesawat Sinar-X.

    Tujuan Instruksional Khusus:

    Setelah melakukan praktikum, praktikan mampu:

    1.  Menyebutkan definisi kebocoran pesawat Sinar-X2.  Menyebutkan batas yang diperbolehkan untuk kebocoran pesawat sinar-X

    3.  Menjelaskan metoda pengujian kebocoran radiasi sinar-X

    4.  Melaksanakan pengukuran kebocoran pesawat sinar-X

    TEORI DASAR

    Kebocoran rumah tabung pesawat sinar-X adalah laju dosis radiasi pada jarak 1meter dari focal spot pada kondisi tegangan kerja dan arus tabung maksimum. Kriteria

    kebocoran rumah tabung berdasarkan NCRP dapat dibagi dalam 2 kelompok, yaitu untukkelompok medis dan kelompok non-medis. Radiografi industri termasuk kelompok non-

    medis.

    Berdasarkan kriteria ini, radiasi bocor rumah tabung pada jarak 1 meter dari focal

    spot tidak lebih dari 10 mSv/jam bila tabung dioperasikan pada tiap mA dan tegangankerja yang telah dispesifikasikan atau kondisi maksimum.

    Penentuan tingkat kebocoran radiasi dari rumah tabung berdasarkan pengukuran

    laju dosis radiasi pada jarak 1 meter dari focal spot. Pada saat pengukuran, jendela tabung

    ditutup dengan bahan yang jenis dan tebalnya sama dengan rumah tabung. Diambil hargarata-rata pada daerah seluas 100 cm

    2. Laju paparan radiasinya diukur dengan

    menggunakan surveimeter, sebaiknya yang bisa mengukur paparan radiasi secara

    kumulatif dalam selang waktu tertentu. Pengukuran dilakukan pada kondisi tegangan

    kerja dan arus maksimum, serta biasanya memakan waktu yang cukup lama, oleh karenaitu, lama pengoperasian pesawat sinar-X harus diperhatikan berdasarkan kemampuan

    system pendinginnya supaya tidak mengakibatkan rusaknya tabung sinar-x

    PERALATAN DAN BAHAN

    1.  Monitor perorangan (film badge dan dosimeter saku)

    2.  Tanda radiasi dan tali kuning

    3. 

    Pesawat sinar-X4.  Surveimeter (minimum 2 buah)

    5.  Penutup jendela rumah tabung pesawat sinar-x.

    LANGKAH KERJA

    1.  Gunakan dosimeter saku dan baca penunjukkan awal dosimeter tersebut

    2.  Gunakan monitor perorangan (film badge dan dosimeter saku)

  • 8/19/2019 Petunjuk Praktikum PKR-EI

    20/33

      Praktikum Proteksi dan Keselamatan Radiasi

    Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, BATAN 20

    3.  Periksa surveimeter yang akan digunakan (baterai, sertfikat kalibrasi, respondan skalanya)

    4.  Surveimeter (mini dosimeter) yang akan digunakan untuk mengukur

    kebocoran rumah tabung pesawat sinar-x, diatur pada mode “dose”

    5.  Pasang tali kuning dan tanda radiasi6.  Tutup jendela pesawat sinar-x

    7.   Nyalakan lampu tanda radiasi

    8.  Letakkan Surveimeter (mini dosimeter) pada jarak 1 meter dari focal spot9.  Atur arus dan tegangan pesawat sinar-x pada kedudukan maksimum

    10. Atur waktu penyinaran

    11. Operasikan pesawat sinar-x

    12. Selama pesawat sinar-x sedang beroperasi, lakukan survey radiasi pada laju 3μSv/jam (0,3 mR/jam) dan 10 μSv/jam (1 mR/jam). Geser posisi tanda radiasi

    sesuai dengan hasil pengukuran. Setelah waktu penyinaran terpenuhi,

     penyinaran akan berhenti secara otomatis

    13. Ambil Surveimeter (minidosimeter) dan baca penunjukkannya, catat sebagaidata

    14. Matikan tanda radiasi15. Kumpulkan tanda radiasi dan tempatkan ditempat yang telah disediakan.

    16. Baca penunjukan dosimeter saku.

    17. Matikan surveimeter.Catatan:

    Pesawat sinar-x sebelum kondisi maksimum terpasang, telah dilakukan aging  

    (pengkondisian ) pesawat yang dilakukan oleh asisten dan laboran

    TUGAS

    1. 

    Hitung radiasi bocor dari rumah tabung pesawat sinar-x2.  Analisa dan evaluasi hasil pengukuran diatas.

    Posisi Pengukuran

  • 8/19/2019 Petunjuk Praktikum PKR-EI

    21/33

      Praktikum Proteksi dan Keselamatan Radiasi

    Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, BATAN 21

    PENANGGULANGAN KECELAKAAN RADIASI :

    SUMBER MACET 

    I. 

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Sistem pengendali sumber radiasi gamma yang digunakan dalam pekerjaan radiografi

    dapat mengalami kemacetan dan mengakibatkan kecelakaan radiasi ekterna. Pekerjaradiasi harus dapat menanggulangi kecelakaan tersebut sesuai prosedur, oleh karena itu

     pekerja radiasi harus mendapatkan pelatihan penanggulangan kecelakaan radiasi.

    B. Ruang Lingkup

    Pada praktikum ini akan dilakukan penanggulangan kecelakaan radiasi akibat sistem

     pengendali sumber radiasi pada kamera gamma mengalami kemacetan di pipa pengarah

    ( guide tube). Sumber radiasi yang digunakan Ir-192 dengan aktivitas antara 30 mCi s.d200 mCi

    C. Tujuan

    Setelah melaksanakan praktikum ini peserta akan mampu menanggulangi kecelakaan

    radiasi akibat sistem pengendali sumber radiasi pada kamera gamma yang mengalamikemacetan sesuai prosedur. Secara khusus setelah melaksanakan praktikum ini peserta

    mampu:

    1.  Menentukan batas daerah radiasi dalam kondisi kecelakaan

    2.  Melakukan pengamanan sumber radiasi sesuai prosedur

    3.  Mengevaluasi dosis yang diterima

    II.  TEORI

    Kamera gamma yang digunakan dalam industri radiografi pada umumnya jenis kamera

    remote control  . Pengoperasiannya dikendalikan dari jarak jauh menggunakan kabel pengendali (crank cable) dan kabel pengarah (guide tube). Jika sumber radiasi sedang

    melitas di dalam pipa pengarah dan sistem pengendali mengalami kegagalan fungsi,

    maka sumber radiasi bisa mengalami kemacetan. Keadaan ini akan mengakibatkan

     paparan radiasi yang tidak diinginkan ke lingkungan relatif besar. Apabila tidak segera

    ditangani bisa membahayakan keselamatan pekerja radiasi maupun masyarakat umum.

    Penanggulangan kecelakaan radiasi seperti ini dapat dilakukan dengan evakuasi korban,

    isolasi, dan pengamanan sumber radiasi. Agar dosis yang diterima tidak melampaui batas

    ketentuan yang berlaku maka pada saat pengamanan harus .memperhatikan aktivitas

    sumber radiasi dan menerapkan 3 prinsip proteksi radiasi eksterna (waktu, jarak dan penahan).

  • 8/19/2019 Petunjuk Praktikum PKR-EI

    22/33

      Praktikum Proteksi dan Keselamatan Radiasi

    Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, BATAN 22

    Aktivitas sumber radiasi dapat dihitung dengan persamaan 1 :

     

    ⁄   (1) 

     

    Dengan :

     At : aktivitas saat digunakan

     A0  : aktivitas awal

    n : banyaknya waktu paro (t/t1/2)

    t   : selang waktu

    t 1/2  : waktu paro

    Laju paparan radiasi gamma dapat dihitung dengan persamaan 2 :

    2r 

    AX  

      (2)

    Keterangan :X : Laju paparan radiasi (R/jam)

    A : Aktivitas sumber (Ci)

      : faktor gamma (R-m2/Ci-jam)

    r : jarak antara sumber dan posisi pengukuran (m)

    A. Faktor waktu

    Besar paparan yang diterima seseorang berbanding lurus dengan laju paparan dan

    lamanya waktu terkena radiasi.

    X =

     X  . t (3)

    dengan : X = paparan (mR)

     X = laju paparan (mR/jam)

    t = waktu (jam)

    B. Faktor jarak

    Jarak merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengurangi laju paparan radiasi,

    karena nilai laju paparan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak.

  • 8/19/2019 Petunjuk Praktikum PKR-EI

    23/33

      Praktikum Proteksi dan Keselamatan Radiasi

    Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, BATAN 23

    122

    2

    12   X 

    r  X    (4)

    dengan :

     X  1 : laju paparan pada jarak r 1 

     X  2 : laju paparan pada jarak r 2

    C. Faktor penahan

    Penggunaan penahan untuk mengurangi laju paparan secara eksponensial dapat dihitung

    dengan persamaan 5.

      ̇   ̇

      (5)

     X  0 : laju paparan sebelum melewati bahan penahan radiasi

     X    : laju paparan setelah melewati bahan penahan radiasi

      : koefisien absorbsi linier bahan

     x  : tebal bahan

    III.  PERALATAN

    1.  Monitor perorangan

    2.  Surveimeter

    3.  Tele survaimeter

    4.  Kamera radiografi dan perlengkapannya

    5.  Sumber radiasi Ir-192

    6.  Tanda radiasi dan tali kuning

    7.  Penahan radiasi Pb

    8.  Kolimator

    9.  Kontainer Pb

    10. Alat ukur jarak (roll  meter)

    11. Penjepit bertangkai panjang (long tong )

    12. Stopwatch

  • 8/19/2019 Petunjuk Praktikum PKR-EI

    24/33

      Praktikum Proteksi dan Keselamatan Radiasi

    Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, BATAN 24

    IV.  Langkah Kerja

    A. Persiapan

    1.  Identifikasi sumber radiasi yang akan digunakan (radionuklida, nomor seri,aktivitas awal, waktu paro, dan faktor gamma).

    2.  Hitung aktivitas sumber radiasi pada saat pelaksaan praktikum

    3.  Hitung jarak (r) untuk laju paparan 3 μSv/jam; 1 μSv/jam;

    4.  Siapkan penahan radiasi

    5.  Baca dan catat penunjukan awal dosimeter saku.

    6.  Pakai film badge dan dosimeter saku.

    7.  Periksa surveimeter yang akan digunakan (masa berlaku dan faktor kalibrasinya,

     baterai serta cara pembacaannya).8.  Tentukan dan catat nama peserta yang akan melaksanakan setiap tahap kegiatan

    B. Penentuan Daerah Radiasi

    1.  Pastikan sumber radiasi berada di dalam kamera dengan mengukur laju paparan

    radiasi pada permukaannya.

    2.  Pasang tanda radiasi minimal 4 pada batas daerah radiasi dengan laju paparan

    1(satu) μSv/jam dan 3(tiga)  μSv/jam di sekeliling sumber pada jarak sesuai perhitungan dan pasang tali kuning.

    3.  Daerah Radiasi dengan laju paparan lebih besar atau sama dengan 3(tiga) μSv/jammerupakan daerah pengendalian sedangkan daerah dengan laju paparan kurang

    dari 3(tiga) μSv/jam adalah dearah supervisi.

    4.  Daerah dengan paparan radiasi 1(satu) μSv/jam merupakan batas daerah untuk

    masyarakat umum.

    C. Skenario Kecelakaan Radiasi: Sumber Macet

    1.  Keluarkan sumber radiasi sampai ke ujung pipa pengarah dengan cara memutar

     pengendali ke arah expose 

    2.  Putar pengendali ke arah retract  sesuai petunjuk dari pembimbing.

    3.  Amati kenaikan laju paparan pada surveimeter.

    4.  Setelah dipastikan terjadi kemacetan sumber radiasi, segera menjauh dari sumberradiasi.

  • 8/19/2019 Petunjuk Praktikum PKR-EI

    25/33

      Praktikum Proteksi dan Keselamatan Radiasi

    Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, BATAN 25

    D. Penanggulangan Kecelakaan Radiasi Sumber Macet

    1.  Lakukan survei daerah radiasi dengan laju paparan 1(satu) μSv/jam, geser tandaradiasi sesuai hasil pengukuran, dan catat waktu yang dibutuhkan.

    2. 

    Ulangi langkah 1 untuk daerah radiasi dengan laju paparan 3(tiga) μSv/jam, gesertanda radiasi sesuai hasil pengukuran, dan catat waktu yang dibutuhkan.

    3.  Hitung laju paparan untuk :

    a.  menentukan posisi sumber (sesuai panjang telesurveimeter )

     b.  menempatkan bahan penahan radiasi Pb dengan tebal 4 mm (jarak 0,5meter)

    c.  membuka sambungan pipa pengarah (penahan Pb 4 mm dan jarak 1,5

    meter)

    d.  menarik pipa pengarah (penahan Pb 4 mm dan jarak 2 meter)

    e.  meletakkan kontainer (penahan Pb 4 mm dan jarak 0,5 meter)

    f.  menarik kamera (penahan Pb 4 mm dan jarak 1,5 meter)

    g.  memasukkan sumber ke dalam kontainer dengan penjepit panjang (2meter)

    4.  Lakukan pembagian tugas penanggulangan kecelakaan sumber macet. 

    5.  Lakukan simulasi penanggulangan kecelakaan sumber macet menggunakan

    dummy camera dan dummy source. 

    6.  Perkirakan waktu yang diperlukan peserta untuk melakukan tugasnya.

    7.  Setiap peserta yang melakukan tugas dalam penanggulangan kecelakaan sumbermacet harus didampingi peserta lain yang membawa surveimeter.

    E. Penentuan Posisi Sumber

    1.  Survai sepanjang pipa pengarah dengan menggunakan telesurveimeter dan tandai

     posisi pada laju paparan terbesar. Ukur laju paparan di posisi berdiri dengan

    menggunakan surveimeter.

    2.  Catat waktu yang diperlukan selama menentukan posisi sumber radiasi.

    3.  Hitung paparan yang diterima peserta selama melakukan penentuan posisi

    sumber.

    F. Pengamanan Sumber

    1.  Letakkan penahan Pb di posisi sumber radiasi. Ukur laju paparan dan waktu yang

    diperlukan untuk meletakkan penahan radiasi.

    2.  Geser kamera sehingga berada di bagian belakang penahan radiasi.

  • 8/19/2019 Petunjuk Praktikum PKR-EI

    26/33

      Praktikum Proteksi dan Keselamatan Radiasi

    Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, BATAN 26

    3.  Buka sambungan pipa pengarah, ukur laju paparan dan waktu pada saat membukasambungan tersebut.

    4.  Tarik pipa pengarah menggunakan penjepit panjang sampai terpisah dari sumber

    radiasi, ukur laju paparan dan waktunya.

    5.  Letakkan kontainer Pb di dekat posisi sumber radiasi, ukur laju paparan dan

    waktu meletakkan kontainer.

    6.  Tarik kamera hingga bagian sambungan sumber radiasi dan kabel pengendali

    terlihat. Catat laju paparan dan waktunya.

    7.  Masukkan sumber radiasi ke dalam kontainer Pb menggunakan penjepit panjang.

    Catat laju paparan dan waktunya.

    8.  Pastikan sumber radiasi telah berada dalam kontainer.

    9.  Lepaskan kaitan ekor sumber radiasi ( pig tail ) dari kabel pengendali. Tutup

    kontainer.

    10.  Lakukan survei radiasi di sekitar posisi sumber radiasi macet.

    G. Penutup

    1.  Rapikan peralatan dan letakkan pada tempat yang telah ditentukan

    2.  Baca dan catat angka penunjukan dosimeter saku

    3.  Matikan surveimeter

    V. TUGAS

    1.  Bandingkan dosis berdasarkan perhitungan, pengukuran, dan penunjukan

    dosimeter saku.

    2.  Evaluasi dosis radiasi yang diterima peserta dalam penanggulangansumber macet.

  • 8/19/2019 Petunjuk Praktikum PKR-EI

    27/33

    Praktikum Proteksi Keselamatan Radiasi 

    Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, BATAN 27

    PENGGANTIAN SUMBER RADIASI

    I.  PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pemanfaatan sumber radiasi memerlukan aktivitas yang sesuai dengan kebutuhan.Oleh karena itu, perlu dilakukan penggantian sumber radiasi. Penggantian sumber

    radiasi mempunyai potensi bahaya radiasi eksterna sehingga harus dilakukan oleh

     petugas proteksi radiasi atau pekerja radiasi yang didampingi petugas proteksi

    radiasi.

    B. Ruang Lingkup

    Pada praktikum ini akan dilakukan penggantian sumber radiasi gamma Ir-192

    dalam kamera radiografi sesuai dengan prosedur keselamatan radiasi yang

    dilaksanakan di instalasi terbuka.

    C. Tujuan

    Setelah mengikuti praktikum ini mampu melakukan penggantian sumber radiasi

    gamma pada kamera radiografi dengan aman. Secara khusus setelah mengikuti

     praktikum ini peserta akan mampu :

    1.  Mengoperasikan kamera gamma radiografi;

    2.  Menghitung laju paparan pada posisi tertentu;

    3.  Melakukan penggantian sumber radiasi dengan aman;

    4.  Mengevaluasi dosis yang diterima.

    II. 

    TEORI

    Proses penggantian sumber dimulai dengan mengeluarkan sumber radiasi yang

     berada dalam kamera ke kontainer melalui pipa penyalur   (transfer tube). Sumber

    radiasi yang akan digunakan dan masih dalam kontainer dipindahkan ke dalam

    kamera dengan cara yang sama.

    Ketika sumber radiasi berada di dalam kontainer atau kamera, laju paparan radiasi ke

    lingkungan relatif kecil, tetapi pada proses penggantian sumber, yaitu saat sumber

    radiasi pada posisi di sepanjang pipa penyalur, laju paparan radiasi ke lingkungan

    relatif besar. Pengurangan laju paparan radiasi dilakukan dengan menerapkan 3

     prinsip proteksi radiasi yaitu waktu, penahan dan jarak. Penerapan prinsip tersebut

    dengan cara :

    a. mempersingkat waktu pada saat sumber di posisi pipa penyalur.

     b. memasang penahan radiasi di sepanjang pipa penyalur.

    c. menggunakan kabel pengendali (crank cable) yang panjang.

  • 8/19/2019 Petunjuk Praktikum PKR-EI

    28/33

    Praktikum Proteksi Keselamatan Radiasi 

    Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, BATAN 28

    Gambar 1. Skema penggantian sumber radiasi

    Untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan radiasi pada proses ini sebaiknya

     pekerja radiasi lebih memahami konstruksi, fungsi dan mekanisme kerja peralatan

    yang digunakan serta selalu bekerja sesuai prosedur.

    Gambar 2. Konstruksi sumber radiasi

    Gambar 3. Konstruksi kamera radiografi jenis remote control  

    Gambar 4. Konstruksi kontainer untuk sumber radiasi gamma

  • 8/19/2019 Petunjuk Praktikum PKR-EI

    29/33

    Praktikum Proteksi Keselamatan Radiasi 

    Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, BATAN 29

    Waktu yang diperlukan pekerja radiasi untuk melakukan kegiatan pada jarak tertentu

    dari sumber radiasi harus dipantau untuk menghitung paparan yang diterima. Laju

     paparan radiasi gamma di suatu posisi bergantung pada aktivitas sumber, jarak dari

    sumber ke tempat pengukuran dan jenis nuklida sumber tersebut.

    Laju paparan radiasi gamma dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

    2r 

    AX     (1)

    Dengan :•

     X    = Laju paparan radiasi pada posisi berjarak r dari sumber (R/jam)

    A = Aktivitas sumber (Ci)

    Γ  = Faktor gamma (Rm2/jamCi atau X-m

    2/MBq-jam)

    r = Jarak antara sumber ke tempat pengukuran (m)

    Paparan radiasi yang diterima oleh setiap pekerja radiasi harus diperkirakan sebelum

     pekerjaan dimulai menggunakan persamaan (2) :

    t  X  X      •

      (2)

    Dengan :•

     X    = Laju paparan radiasi (mR/jam)

    X = paparan

    t = waktu pemaparan radiasi

    III.  PERALATAN DAN BAHAN

    1.  Surveimeter2.  Monitor perorangan (film badge/TLD dan dosimeter saku)

    3.  Kamera gamma

    4.  Pengendali (crank), kabel pengendali, dan pipa penyalur

    5.  Sumber radiasi gamma terbungkus (Ir-192)

    6.  Kontainer

    7.  Tanda radiasi dan tali kuning

    8.  Alat ukur jarak (rol meter)

    9.  Timer

    IV.  LANGKAH KERJA

    A. Persiapan

    1.  Identifikasi sumber radiasi yang akan diganti dan penggantinya

    2.  Hitung laju paparan pada jarak tertentu dari pipa penyalur berdasarkan jenis

    dan aktivitas sumber yang akan dipindahkan

    3.  Hitung jarak untuk laju paparan 3(tiga) μSv/jam dan 1(satu) μSv/jam 

  • 8/19/2019 Petunjuk Praktikum PKR-EI

    30/33

    Praktikum Proteksi Keselamatan Radiasi 

    Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, BATAN 30

    4.  Baca dan catat penunjukkan awal dosimeter saku

    5.  Pakai dosimeter saku dan film badge

    6.  Periksa surveimeter yang akan digunakan (sertifikat kalibrasi, baterai dan cara

     pembacaan)

    7.  Tentukan dan catat nama peserta yang akan melaksanakan setiap kegiatan

    B. Mengeluarkan sumber dari kamera

    1.  Ukur dan catat laju paparan pada permukaan kamera dan kontainer

    menggunakan surveimeter, untuk memastikan bahwa sumber berada pada

     posisi penyimpanan yang tepat dan pastikan kamera dalam keadaan aman dan

    terkunci.

    2.  Pasang tali kuning pada titik dengan laju paparan 3(tiga) μSv/jam  dan

    1(satu) μSv/jam  di sekitar daerah penggantian sumber pada jarak berdasarkan

     perhitungan.

    3.  Letakkan kamera dan kontainer pada satu garis lurus sehingga dapat

    dihubungkan dengan pipa penyalur dengan jari-jari kelengkungan tidak boleh

    kurang dari 0,5 meter agar gerakan sumber tidak tertahan.

    4.  Lepaskan shipping plug pada kamera, kemudian pasangkan salah satu ujung

     pipa penyalur dan pasang ujung yang lainnya pada lubang kontainer yang

    kosong, kencangkan sekrup pengikat.

    5.  Hubungkan kabel pengendali dengan sumber dalam kamera dengan cara

    sebagai berikut.  Buka kunci kamera dan putar cincin pemilih ( selector ring)  dari posisi

    „lock‟ ke posisi „connect‟ sehingga tutup terlepas dan memperlihatkan

    ujung belakang pemegang sumber ( pigtail).

      Tarik “kerah” kabel pengendali dan buka penjepit, sehingga ujung kabel

     pengendali (ball-end ) terlihat.

      Tekan pin pengunci pada pigtail  sumber dan kaitkan pigtail sumber radiasi

    dengan ujung kabel penyalur.

  • 8/19/2019 Petunjuk Praktikum PKR-EI

    31/33

    Praktikum Proteksi Keselamatan Radiasi 

    Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, BATAN 31

      Lepaskan pin pengunci dan pastikan kaitannya terkunci.

      Tutup penjepit dan dorong kerah kabel pengendali.

      Tekan dan tahan kerah pada penghubung kamera dan putar cincin pemilih

    dari posisi „connect‟ ke posisi „lock‟.  Pastikan kamera tetap pada posisi „lock‟ sampai siap melaksanakan

     penyinaran.

    6.  Putar cincin pemilih dari posisi „lock‟ ke posisi „operate‟

    7.  Tekan Safety-pin berwarna hijau sehingga menjadi merah.

    8.  Pastikan bahwa semua orang berada di daerah aman.

    9.  Letakkan surveimeter di samping pengendali, tekan pengunci (brake) ke

     posisi off dan putar pengendali dengan cepat (ke arah „exposed‟) sambil

    memperhatikan respon pada surveimeter untuk memastikan sumber radiasi

    sudah pindah ke kontainer.

    10.  Catat laju paparan dan waktu yang diperlukan untuk pemindahan sumber

    radiasi tersebut.

    11.  Tekan pengunci (brake) ke posisi “ON” dan pastikan sumber radiasi telah

     berada di dalam kontainer dengan melakukan survei radiasi

    12.  Catat laju paparan pada permukaan kontainer dan waktu yang dibutuhkan

    untuk melaksanakan langkah B.13 s.d. B.16.

    13.  Buka sambungan pipa penyalur pada kontainer.

  • 8/19/2019 Petunjuk Praktikum PKR-EI

    32/33

    Praktikum Proteksi Keselamatan Radiasi 

    Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, BATAN 32

    14.  Lepas kaitan antara pigtail sumber radiasi dengan kabel pengendali (hati-hati

    dalam melepas kaitan, jangan menarik sumber radiasi lebih dari 1 cm).

    15.  Catat nomor seri sumber radiasi.

    16.  Tutup kontainer tersebut

    C. Memasukkan sumber dari kontainer ke kamera

    1. Catat nama peserta dan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan C.2 s.d

    C.4.

    2. Ukur dan catat laju paparan pada permukaan kamera dan kontainer

    menggunakan surveimeter, untuk memastikan bahwa sumber berada pada

     posisi penyimpanan yang tepat.

    3. Hubungkan kabel pengendali yang telah dilepas tadi dengan pigtail sumber

     baru yang berada pada kontainernya. Jangan menarik sumber lebih dari 1 cm.

    4. Pasang pipa penyalur ke lubang kontainer.

    5. Pastikan peserta berada dalam daerah yang aman

    6. Catat laju paparan dan waktu yang diperlukan untuk malaksanakan langkah

    C.7.

    7. Tekan pengunci (brake) ke posisi „off‟ dan putar pengendali dengan cepat (ke

    arah „retract‟) sambil memperhatikan respon pada surveimeter untuk

    memastikan sumber radiasi sudah pindah ke kamera, ditandai terdengarnya

     bunyi „klik‟ dan tanda merah pada kamera berubah menjadi hijau. 

    8. Tekan pengunci (brake) ke posisi “ON” dan pastikan sumber radiasi telah

     berada di dalam kamera dengan melakukan survei radiasi .

    9.  Catat nama peserta yang melaksanakan, laju paparan dan waktu yang

    diperlukan pada saat pemindahan sumber tersebut.

    10.  Pastikan sumber radiasi pada posisi yang benar dengan melakukan survei

    radiasi pada permukaan kamera dan catat laju paparannya.

    11.  Putar cincin pemilih pada kamera dari posisi „operate‟ ke posisi „lock‟. 

    12.  Lepas sambungan antara sumber dengan kabel pengendali dengan cara sebagai

     berikut :

       putar cincin pemilih dari posisi „lock‟ ke posisi „connect‟ sehingga tutup

    terlepas.

      Tarik kerah kabel pengendali ke belakang dan buka penjepit sambungan.

  • 8/19/2019 Petunjuk Praktikum PKR-EI

    33/33

    Praktikum Proteksi Keselamatan Radiasi 

      Tekan ke belakang pin pengunci pada pigtail sumber radiasi dan buka

    sambungan antara pigtail dengan bagian kabel pengendali.

      Tutup penjepit, dan tarik kembali kerah kabel pengendali.

      Tekan dan tahan kerah pada penghubung kamera dan putar cincin pemilih

    dari posisi „connect‟ ke posisi „lock‟, kemudian kunci kamera. 

    13.  Catat nama peserta dan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan langkah

    C.11 s.d C.12.

    14.  Lepas sambungan pipa penyalur dari kontainer dan pasang tutup kontainer.

    15.  Lepas sambungan pipa penyalur dari kamera dan pasang tutup transport

    kamera.

    D. Penutup

    1. Pasang label identifikasi sumber radiasi baru pada kamera dan kontainer.2.  Rapikan semua peralatan

    3.  Baca dan catat penunjukkan dosimeter saku.

    4.  Matikan surveimeter

    V. TUGAS

    1.  Evaluasi laju paparan pada posisi pengendali hasil perhitungan dan pembacaan

    dengan surveimeter.

    2.  Evaluasi dosis yang diterima peserta selama penggantian sumber radiasi

     berdasarkan catatan laju paparan dan waktu yang digunakan.

    DAFTAR PUSTAKA

    1.  Peraturan Kepala BAPETEN Nomor 4 tahun 2013 tentang Proteksi dan

    Keselamatan Radiasi Dalam Pemanfaatan Tenaga Nuklir

    2.  Peraturan Kepala BAPETEN Nomor 7 tahan 2009 tentang Keselamatan

    Radiasi dalam Penggunaan Peralatan Radiografi Industri, Jakarta, 2009

    3.  John J. Memro, III, Froncis E.Roy, Jr, Amersham, Juli 1, 1986, Gamma

    Radiography Radiation Safety