perubahan kurikulum pendidikan agama islam di smpi …

104
i PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI AL-AZHAR 3 BINTARO Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Oleh Nisa Alfadlilah NIM 1110011000037 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

Upload: others

Post on 04-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

i

PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAMDI SMPI AL-AZHAR 3 BINTARO

SkripsiDiajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai GelarSarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

OlehNisa Alfadlilah

NIM 1110011000037

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMFAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA

2015

Page 2: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

I,EMBAR PEN(;ESAffAN PEPIBIMBING SKRIPSI

PERUBAHAT{ KURIKULLIM PENDIDIKAN AGAMA ISLAS{

DI S]VIPI AL.AZHAR 3 BINTARO

Skripsi

Diajukan kepacla Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruanuntuk Meme*uhi Salah Satu Syarat \,{encapai Gelar

Saliana Pendidikarr islanr {S.Pd,l)

Oleh:

Nisa Alfadlilnh

r1I00r1$00037

Yang Mengesahkan

Dosen Pembimbing Skripsi

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMTAKULTA$ }IMti TAXSTYAH DAN KEGUBU.AN

UIN SYARIS' IIIDAYATULLAHJAKARTA

2015

1t

Page 3: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

I,EMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berfudul Perubahan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di SMPI Al-

Azhar 3 Bintaro disusun oleh l{isa Alfadlilah, NIM. 1110011000037, .Iurttsan

Penclirjikan Agama Islarl, Irakultas Ilmu Tarbiah dan Keguntan, Liniversitas Islam

Negeri Syarif Hidayatuliah .Iakarta. Teiah melalui birnbingan dan dinyatakan sah

sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai

dengan ketentuan yang telah ditetapkan Fakultas.

Jakarla. 20 Februari 2015

Yang Mengesahiian

Dosen Pembimbing Skripsi

lll

Page 4: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

LEMBAIT PENGESATII{N

skripsi berjudul Perubahan Kurikutuur Pendiclikan Agarna Islarn Di S-\-IPI

Al-&trar -3

Bintaro disusun oleh NISA ALFADLILAII Nomor induk

ivlahasiswa 1 1 1001 1000037, diaiukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian

Milnaqasair pada tzmggai 2 b4aret 2$1-{ {3i hadapan de;van p'enguji. Karena itupenulis berhak mernperoleh geiar sariana sI {s.Pd.l) dalam bidang Penditlikan

Agama Islanr.

Jakarta, 2 Maret 2015

Panitia Uji*n Munaqas'ah

Keiii;i Pariitia (Ketria iurusatvFrograrri Studi ) 'L'anggai

i-iF-. ii. :\bdui to{aiid Khcrn. iu4"Ag

IiiP: 1958ii7t]7 tq87$3 I G$5

Sekr"elaris (Sekretaris .Iurusan frodi)

Nilarhamah Saleh- MANIP: 19720313 200801 2 010

Penguji I

Drs.Abd.Ilaris. N'{.Ag

it{lP: 19660901 199503 I 001

Penguji II

,\ltmad Irtain ll{ufid. ,"tlANIP: 19740318 200312 1 042

,41 3 - ?sts

-\u,zib - J- zors {

"l;:" =--+^.{r/*

Ilengeiairui

Page 5: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …
Page 6: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

vi

ABSTRAK

Nisa Alfadlilah, 1110011000037, Perubahan Kurikulum Pendidikan AgamaIslam di SMPI Al-Azhar 3 Bintaro

Perubahan kurikulum sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran untukmencapai tujuan pendidikan merupakan suatu tuntutan dalam mengikutiperubahan dan perkembangan zaman, namun seperti proses perubahan lainnya,perubahan kurikulum pun dihadapkan dengan berbagai pertentangan sertahambatan dalam pengimplementasiannya. Penelitian ini ditujukan untukmengetahui respon guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMPI Al-Azhar 3Bintaro terhadap perubahan kurikulum dari Kurikulum 2006 ke Kurikulum 2013khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Metode penelitian yangdigunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pelaksanaanpenelitian berlokasi di SMPI Al Azhar 3 Bintaro dengan subjek penelitian seluruhguru Pendidikan Agama Islam SMPI Al Azhar 3 Bintaro. Teknik pengumpulandata yang digunakan meliputi teknik observasi, teknik wawancara dan studidokumentasi, teknik analisis data yang digunakan adalah model Miles danHuberman, yaitu analisis data yang dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsungdan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa bahwa secara umum guru PAI di SMPI Al-azhar 3 Bintarobelum memahami benar konsep dan esensi dari Kurikulum 2013 sehingga dalammengimplementasikan Kurikulum 2013 cenderung dilaksanakan secara tekstualsesuai dengan buku pegangan yang berimplikasi pada timbulnya berbagaikesulitan mulai dari tahap penyusunan RPP hingga tahap pelaksanaanpembelajaran. Hambatan utama yang dialami oleh guru PAI di SMPI Al-Azhar 3Bintaro dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 adalah luasnya danrumitnya teknik penilaian yang disyaratkan dalam Kurikulum 2013 serta belummemadainya buku pegangan yang ada. Hal ini menimbulkan terjadinya gap ataupertentangan antara kebijakan sekolah SMPI Al-Azhar 3 Bintaro yangberkebijakan untuk tetap menerapkan Kurikulum 2013 dengan kesiapan guru PAIyang belum siap untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013 dengan segalaaspeknya. Walaupun begitu, Gap yang terjadi antara kebijakan SMPI Al-Azhar 3Bintaro dengan kesiapan guru PAI SMPI Al-Azhar 3 Bintaro dalammengimplementsikan kurikulum 2013 dapat diatasi melalui komunikasi yanglebih intensif antara pihak yayasan, sekolah dan guru. Sehingga semua hambatanyang dialami guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dapat diatasidengan baik.

Kata kunci : perubahan kurikulum, Pendidikan Agama Islam (PAI)

Page 7: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

vii

ABSTRACT

Nisa Alfadlilah, 1110011000037, Islamic Religious Education CurriculumChanges in Junior High School of Al-Azhar 3 Bintaro

Changes in the curriculum as a guideline for the implementation of learning toachieve the goal of education as an obligation to follow the changes anddevelopment of the age, but like the other changes, curriculum changes werefaced with some opposition and obstacles in its implementation. This study aimedto evaluate the response of Islamic Education teachers junior high school of Al-Azhar 3 Bintaro to changes in the curriculum 2006 to the Curriculum 2013,especially on the subject of Islamic education. The method used is descriptivemethod with qualitative approach. Implementation research junior high schoollocated in Al Azhar 3 Bintaro with research subjects throughout the IslamicEducation teachers junior high school of Al Azhar 3 Bintaro. Data collectiontechniques used include observation, interview techniques and studydocumentation, data analysis technique used is the model of Miles and Huberman,the data analysis performed during data collection in progress and uponcompletion of data collection in a particular period. The results showed that ingeneral that the Islamic Education teachers junior high school of Al-Azhar 3Bintaro not yet fully understand the concept and essence of Curriculum 2013, soin the implementation of Curriculum 2013 textually inclined implemented inaccordance with the existing handbook, it is implicated in the onset of variety ofdifficulties ranging from the planning phase to the implementation phase of thelearning implementation. The main obstacles faced by the Islamic ReligiousEducation teachers junior high school of Al-Azhar 3 Bintaro in implementingCurriculum 2013 is the breadth and complexity of the valuation techniquesrequired in the Curriculum 2013 and the inadequacy of the existing handbook.This lead to a gap or a conflict between high school of Al-Azhar 3 Bintaro policywhich has a policy to continue the implementation of Curriculum 2013 with thereadiness of the Islamic Religious Education teachers who is not ready toimplement the Curriculum 2013 in all its aspects. However that gap which occursbetween high school of Al-Azhar 3 of Bintaro with the readiness of the IslamicReligious Education teachers in implementing of the curriculum 2013 can beaddressed through a more intensive communication between the foundations,schools and teachers. So that all the barriers experienced by teachers inimplementing of Curriculum 2013 can be addressed properly.

Keywords: curriculum changes, Islamic Religious Education.

Page 8: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hanya bagi Allah SWT yang telah memberikan jalan

kebenaran kepada penulis, sehingga dapat dengan mudah menyelesaikan

penulisan skripsi dengan judul “Perubahan Kurikulum Pendidikan Agama

Islam di SMPI Al-Azhar 3 Bintaro”.

Shalawat beserta salam semoga tercurahkan kepada baginda Nabi

Muhammad SAW yang telah memberikan pengajaran serta suri tauladan kepada

para umatnya melalui sunnah-sunnahnya yang luar biasa sehingga menjadikan

umat islam sebagai umat paling tinggi derajatnya dari seluruh umat di muka bumi

ini. Juga kepada seluruh keluarga dan sahabat-sahabatnya yang selalu membantu

perjuangan dalam menegakkan agama Islam di dunia ini.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa apa yang

disampaikan di dalamnya masih jauh dari kesempurnaan. Namun, penulis

berharap, skripsi ini dapat menjadi sumbangsih tersendiri sehingga dapat

memberikan manfaat dan memberi referensi kepada para peneliti lainnya untuk

meneliti masalah yang penulis kaji lebih lanjut sesuai dengan bergulirnya zaman.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proses penulisan skripsi ini tidak

akan terwujud tanpa bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, dengan kesadaran hati penulis sampaikan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Ibu Nurlena Rifa’I, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, yang mana beliau senantiasa memberikan yang terbaik

untuk seluruh mahasiswa Pendidikan Agama Islam.

3. Ibu Marhamah Shaleh, Lc. MA, Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, yang selalu memberikan motivasi dan saran kepada

penulis.

Page 9: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

ix

4. Bapak Muhammad Zuhdi, Ph.D. selaku dosen pembimbing skripsi yang

selalu memberikan bimbingan dan masukan dalam memilih judul skripsi ini

serta secara pribadi selalu memberikan motivasi kepada penulis.

5. Prof Armai Arif. selaku dosen penasihat akademik, yang selalu memberikan

motivasi dan saran kepada penulis.

6. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiah Dan Keguruan yang telah mencurahkan

ilmu pengetahuan dan pelajaran hidup kepada penulis semasa kuliah.

7. Bapak Mukhtarom, M.M Kepsek SMPI A-Azhar 3 Bintaro, Bapak Nasikhun,

Bapa Akrom dan Bapa Krisna Selaku guru Pendidikan Agama Islam yang

telah meluangkan waktu dan memberi izin kepada penulis untuk melakukan

penelitian di SMPI Al-Azhar 3 Bintaro.

8. Orang Tua tercinta Bapak Drs. H. Muhammad Saefuddun Anwar, Lc dan Ibu

Mariam Agustina, S.Pd, yang telah merawat dan mendidik dengan penuh

kasih sayang secara tulus, mendo’akan dan mencukupi moril dan materil

kepada penulis sejak kecil sampai sekarang dan adik-adikku yang telah

mendukungku serta pamanku Jusuf Nur Sjamsu yang telah banyak membantu

memberikan arahan dalam penulisan skripsi ini.

9. Pimpinan beserta staf perpustakaan utama dan perpustakaan Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan yang telah membantu penulis menyediakan berbagai

literatur yang sangat dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini.

10. Teman-temanku angkatan 2010 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Jurusan Pendidikan Agama Islam, yang selalu memberikan support kepada

penulis.

11. Semua pihak yang tidak penulis sebutkan satu persatu yang telah berjasa

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Harapan penulis semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi siapa yang membacanya

untuk menambah ilmu pengetahuan. Amin.

Ciputat, 19 Februari 2015

Penulis

Page 10: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

x

DAFTAR ISI

Halaman Cover .......................................................................................... i

Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi................................................ ii

Lembar Pengesahan Penguji ..................................................................... iv

Surat Pernyataan Karya Sendiri .............................................................. v

ABSTRAK .................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ................................................................................ viii

DAFTAR ISI ............................................................................................... x

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Masalah Penelitian ..................................................................... 6

1. Identifikasi Masalah ............................................................. 6

2. Pembatasan Masalah ............................................................ 6

3. Perumusan Masalah ............................................................. 6

C. Tujuan ........................................................................................ 6

D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6

E. Metode Penelitian ....................................................................... 7

BAB II KONSEP PERUBAHAN KURIKULUM ................................... 14

A. Konsep Kurikulum ................................................................... 14

1. Definisi Kurikulum ............................................................. 14

2. Macam-Macam Model Konsep Kurikulum ........................ 16

3. Fungsi Kurikulum ............................................................... 18

B. Pengembangan Kurikulum ........................................................ 19

1. Konsep Pengembangan Kurikulum ..................................... 19

2. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum ............................. 20

3. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum ......................... 21

4. Landasan Pengembangan Kurikulum .................................. 23

5. Pengembang Kurikulum ...................................................... 26

Page 11: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

xi

6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan

Kurikulum ........................................................................... 27

7. Hambatan-Hambatan Pengembangan Kurikulum ............... 28

8. Model-Model Pengembangan Kurikulum ........................... 29

C. Perubahan Dan Implementasi Kurikulum ................................. 33

1. Perubahan Kurikulum ......................................................... 33

a. Konsep Perubahan Kurikulum ...................................... 33

b. Proses Perbaikan Kurikulum ......................................... 35

2. Implementasi Kurikulum .................................................... 36

a. Konsep Implementasi Kurikulum ................................. 36

b. Model Implementasi Kurikulum ................................... 38

3. Evaluasi Kurikulum ............................................................. 39

1. Konsep Evaluasi Kurikulum ......................................... 39

2. Model-Model Evaluasi Kurikulum ............................... 40

4. Penelitian Relevan ............................................................... 44

BAB III PERUBAHAN KTSP KEPADA KURIKULUM 2013 PADA

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP ........ 46

A. Perubahan KTSP Kepada Kurikulum 2013 ............................. 46

1. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013 ......................... 46

2. Rasional Pengembangan Kurikulum ................................... 46

3. Tujuan Perubahan ................................................................ 49

4. Elemen-Elemen Perubahan ................................................. 49

B. Struktur Kurikulum Pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) . 53

1. Perubahan Struktur Kurikulum Di SMP ............................. 53

2. Perbedaan Antara KTSP Dan Kurikulum 2013 Di SMP .... 58

C. Perubahan Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) ............ 59

A. Profil Sekolah ............................................................................ 63

1. Identitas Sekolah ................................................................. 63

2. Visi, Misi ............................................................................. 63

BAB IV RESPON PERUBAHAN KURIKULUM PAI DI SMPI

AL-AZHAR 3BINTARO ........................................................................... 63

Page 12: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

xii

3. Motto .................................................................................. 64

4. Tujuan .................................................................................. 65

5. Staf Pengajar ........................................................................ 65

6. Jumlah Siswa ...................................................................... 66

7. Sarana Prasarana ................................................................. 67

B. Deskripsi Hasil Penelitian .......................................................... 69

1. Respon SMPI Al-Azhar 3 Bintaro Terhadap

Kebijakan Implementasi Kurikulum 2013 .......................... 69

2. Respon Guru PAI Terhadap Implementasi Kurikulum 2013 71

a. Perubahan Perencanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 71

b. Perubahan Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 75

C. Analisis Data Penelitian ............................................................. 78

1. Kebijakan Sekolah Terhadap Implementasi Kurikulum

2013...................................................................................... 78

2. Kesiapan Guru Dalam Mengimplementasikan Kurikulum

2013...................................................................................... 82

3. Pertentangan Antara Kebijakan Sekolah Dengan Kesiapan

Guru...................................................................................... 83

LAMPIRAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 85

A. Kesimpulan ............................................................................... 85

B. Saran ......................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 88

Page 13: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

xiii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 3.1 Usulan Rancangan Struktur Kurikulum SMP ....................... 54

2. Tabel 3.2 Struktur Kurikulum Lama ..................................................... 55

3. Tabel 3.3 Usulan Struktur Kurikulum Baru .......................................... 56

4. Tabel 3.4 Struktur Kurikulum Baru ...................................................... 56

5. Tabel 3.5 Perbedaan Esensial Kurikulum SMP .................................... 58

6. Tabel 4.1 Staf Pengajar SMPI Al-Azhar Bintaro................................... 65

7. Tabel 4.2 Jumlah Peserta Didik SMPI Al-Azhar 3 Bintaro ................. 66

8. Tabel 4.3 Struktur Kurikulum 2013 SMPI Al-Azhar 3 Bintaro ........... 70

9. Tabel 4.4 Format RPP Menurut Permendikbud No.81a/2013 .............. 71

10. Tabel 4.5 Struktur Kurikulum 2013 Menurut Permendikbud No.68/2013 78

11. Tabel 4.6 Struktur Kurikulum 2013 SMPI Al-Azhar 3 Bintaro ........... 79

Page 14: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Wawancara Guru PAI SMPI Al-Azhar 3 Bintaro

Lampiran 2 Hasil Wawancara Guru PAI SMPI Al-Azhar 3 Bintaro

Lampiran 3 Pedoman Studi Dokumentasi

Lampiran 4 Pedoman Observasi

Lampiran 5 Uji Referensi

Lampiran 6 Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 7 Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 8 Surat Keterangan Penelitian

Page 15: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan suatu bangsa tidak akan terlepas dari pendidikan, karena

pendidikan merupakan modal utama untuk kemajuan dan perkembangan

suatu bangsa. Bangsa yang memiliki pendidikan maju biasanya menjadi

bangsa yang kuat, dan mampu melaksanakan pembangunan dengan baik.

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang sistem

Pendidikan Nasional, Bab I Pasal I, menjelaskan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasanabelajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktifmengembangkan potensi yang ada pada dirinya untuk memiliki kekuatanspiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlakmulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,dan negara”.1

Lebih lanjut pada bab II pasal 3 Undang-undang Republik Indonesia

No. 20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan danmembentuk watak serta peradaban yang bermartabat dalam rangkamencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnyapotensi agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada TuhanYang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, mandiri, danmenjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2

Tujuan dari adanya pendidikan di Indonesia bukan hanya untuk

mencerdaskan anak bangsa tetapi juga untuk menanamkan jiwa

keberagamaan dalam diri masyarakat, sehingga mampu menjadi manusia

yang beriman dan memiliki ketaqwaan kepada Allah SWT dan tentunya

dibarengi dengan penanaman sikap dan watak yang islami sehingga mampu

menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang bermartabat. Salah satu

1 Republik Indonesia, Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SistemPendidikan Nasional, Bab I, Pasal I.

2 Republik Indonesia, Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SistemPendidikan Nasional, Bab II, Pasal 3.

Page 16: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

2

upaya untuk menjadikan masyarakat Indonesia sebagai masyarakat yang

bermartabat dan memiliki ketaqwaan kepada Allah SWT adalah dengan

diberikannya pendidikan agama Islam.

Pendidikan Agama Islam merupakan suatu usaha-usaha yang sistematis

dan pragmatis dalam membantu anak didik agar mereka hidup sesuasi dengan

ajaran Islam. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 22 tahun 2006

tentang Standar Isi, dijelaskan bahwa pembelajaran PAI dimaksudkan untuk

membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia mencakup etika, budi

pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.3 Sehingga

tujuan dari diberikannya pendidikan agama Islam (PAI) di samping untuk

memberikan pemahaman kepada siswa tentang permasalahan keagamaan juga

untuk menjadikan siswa memiliki ketaqwaan dan keimanan kepada Allah

SWT, serta dibarengi dengan sikap dan budi pekerti yang baik.

Tujuan dari pendidikan agama islam ini pun selaras dengan ayat Al-

Qur’an yang memerintahkan umat manusia untuk bertaqwa kepada Allah

SWT, dan diantara ayat Al-Qur’an yang menjelaskan hal tersebut ialah:

تمُ یٰ

﴾١٠٢﴿مُسلِمونَ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kamukepada Allah dengan sebenar-benar taqwa, dan jangan sekali-kalikamu mati melainkan dalam keadaan Islam.” (Q.S Ali Imran:102)4

3 Republik Indonesia, Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No 22 Tahun 2006 TentangStandar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

4 Al-Qur’an, Surat Ali Imron, Ayat 102

Page 17: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

3

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepadaAllah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allahmemperbaiki bagimu ámalan-ámalanmu dan mengampuni bagimudosa-dosamu, dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, makasesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (Qs. AlAhzab : 70-71)5

Untuk saat ini pemberian pendidikan agama Islam merupakan suatu

yang sangat penting bagi anak, karena pendidikan agama bukan hanya

memberikan pengetahuan dari segi kognitif saja tetapi mencakup aspek

afektif dan psikomotorik. Untuk meningkatkan suatu mutu pendidikan

tentunya unsur-unsur dalam pendidikan pun harus ditingkatkan. Dari sekian

banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah satu

unsur pendidikan yang bisa memberikan kontribusi yang signifikan untuk

meningkatkan kualitas pendidikan. Menurut E Mulyasa kurikulum adalah

seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, kompetensi dasar,

materi standar, dan hasil belajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar

dan tujuan pendidikan tertentu.6

Sejalan dengan perkembangan dan perjalanan waktu, Indonesia sudah

melakukan beberapa kali pergantian kurikulum, diantaranya kurikulum

’76, kurikulum ’84, kurikulum ’94, kurikulum 2004 atau yang dikenal dengan

kurikulum KBK (kurikulum berbasis kompetensi), kurikulum 2006 atau yang

disebut dengan KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan), dan yang

terakhir diimplementasikan adalah kurikulum 2013. Tujuan dari adanya

perubahan kurikulum ini tidak lain adalah untuk meningkatkan kualitas

pendidikan di Indonesia, supaya selaras dengan perkembangan zaman, sama

halnya dengan alasan perubahan KTSP menjadi kurikulum 2013 yang

menitik beratkan pada perkembangan dan perubahan zaman.

Melalui perubahan KTSP menjadi kurikulum 2013, pemerintah

mengharapkan pendidikan yang dilaksanakan akan dapat menghasilkan

5 Al-Qur’an, Surat Al-Ahzab, Ayat 70-716 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2007),cet III, h. 46

Page 18: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

4

lulusan sekolah yang lebih cerdas, kreatif, inovatif, memiliki kepercayaan diri

yang tinggi sebagai individu maupun sebagai bangsa, serta toleran terhadap

segala perbedaan yang ada.7 Latar belakang lainnya yang mendasari

perubahan kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013 antara lain berkaitan

dengan problem sosial dan masyarakat, problem yang terjadi dalam

penyelenggaraan pendidikan itu sendiri serta perubahan sosial berupa

globalisasi dan tuntutan dunia kerja, perkembangan ilmu pengetahuan,8

sehingga tujuan dari kurikulum 2013 adalah untuk mempersiapkan insan

Indonesia untuk memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan

warganegara yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu

berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan

peradaban dunia.9

Berkaitan dengan perubahan dalam penyelenggaraan pendidikan, salah

satu hasil dari perubahan kurikulum dalam penyelenggaran pendidikan adalah

dengan memberikan perhatian yang lebih pada masalah pendidikan agama,

hal ini terlihat dari ditambahnya alokasi waktu untuk mata pelajaran agama

disetiap jenjang pendidikan (SD, SMP, danSMA). Khusus untuk jenjang

SMP, mata pelajaran PAI yang tadinya hanya mendapat alokasi waktu dua

jam pelajaran setiap minggunya ditambah menjadi tiga jam pelajaran dalam

satu minggu, selanjutnya penggunaan TI (teknologi informatika) yang

dulunya merupakan bagian dari mata pelajaran, tetapi setelah diadakan

perubahan dalam kurikulum, TI diaplikasikan pada seluruh mata pelajaran,

dan dengan diaplikasikannya TI pada seluruh mata pelajaran maka TI pun

teraplikasi dalam mata pelajaran PAI, dan hal ini akan memberikan kontribusi

yang bagus untuk lebih mengembangkan pembelajaran PAI, selain itu

kurikulum 2013 juga menawarkan pembelajaran berbasis kompetensi,

7 Kemendikbud, “Informasi Kurikulum Untuk Masyarakat”, Naskah AkademikKemendikbud, Jakarta 2013, h.1,tidak dipublikasikan.

8 Ibid.9 Kemendikbud, “Kurikulum 2013 (Rasional, Kerangka Dasar, Struktur, Implementasi,

dan Evaluasi Kurikulum)”, Naskah Akademik Kemendikbud, Jakarta.2013,h. 33, tidakdipublikasikan.

Page 19: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

5

sehingga siswa dituntut untuk menguasai seluruh kompetensi baik dari segi

kognitif, afektif juga psikomotorik, dan hal ini sangat sejalan dengan

pembelajaran PAI karena pembelajaran bukan hanya dituntut untuk mampu

menguasai kompetensi kognitif tetapi juga afektif dan psikomotorik.

Dengan banyaknya hal yang ingin dicapai oleh kurikulum baru ini,

maka tentu saja disini dibutuhkan banyak dukungan baik dari sekolah, kepala

sekolah, tenaga pendidik dan lain sebagainya, oleh karena itu untuk

pengaplikasian kurikulum yang baru secara keseluruhan dibutuhkan waktu

sekitar empat tahun atau bahkan lebih, sehingga untuk sekarang

pengaplikasian dari kurikulum yang baru ini hanya baru meliputi beberapa

sekolah saja yang dipilih oleh pemerintah untuk dijadikan sebagai bahan

percobaan.10

Setelah diadakannya perubahan dan pengimplementasian dari

kurikulum baru ini di beberapa sekolah, ternyata tidak semua sekolah

memberikan respon yang positif ada juga sekolah yang memberikan respon

negatif, respon negatif ini terjadi karena adanya beberapa kendala yang

muncul pada saat pengimplementasian kurikulum tersebut, dan dikarenakan

respon dari sekolah merupakan hal yang sangat penting bagi keterlaksanaan

kurikulum baru ini untuk kedepanya, sehingga kendala sekecil apapun yang

muncul harus dapat ditangani dengan cepat. Maka dengan adanya

permasalahan ini penulis tertarik untuk mengkaji bagaimana perubahan dari

kurikulum 2013 ini di sekolah. Dengan inilah penulis mencoba untuk

mengangkat permasalahan ini menjadi sebuah karya tulis skripsi dengan judul

“Perubahan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Di SMPI Al-Azhar 3

Bintaro”

10 Kemendikbud, “Pedoman Implementasi Kurikulum 2013”, Naskah AkademikKemendikbud Jakarta 2013, h. 89, tidak dipublikasikan

Page 20: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

6

B. Masalah Penelitian

1. Identifikasi masalah

Berdasarkan paparan latar belakang di atas, permasalahan yang

teridentifkasi muncul dalam perubahan kurikulum dari KTSP ke

Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:

a. Kurangnya SDM (sumber daya manusia) yang mampu menjabarkan

kurikulum 2013 pada kebanyakan satuan pendidikan.

b. Kurangnya pemahaman guru pada kurikulum 2013.

c. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai

kelengkapan dari pelaksanaan kurikulum 2013.

d. Sejauh mana perubahan dari kurikulum 2013 dalam pada mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).

2. Pembatasan Masalah

Untuk mempermudah dalam mengarahkan penelitian ini, penulis

membatasi permasalah yang teridentifikasi di atas khusus terhadap respon

perubahan kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

(PAI).

3. Perumusan Masalah

Dengan memperhatikan pembatasan masalah yang telah ditetapkan,

rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut “Bagaimanakah

respon guru PAI di SMPI Al-Azhar 3 Bintaro terhadap perubahan

kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)?”

C. Tujuan

Berlandaskan rumusan masalah penelitian yang telah ditentukan, maka

penelitian ini ditujukan untuk mengetahui respon guru PAI di SMPI Al-

Azhar 3 Bintaro terhadap perubahan kurikulum 2013 pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam (PAI).

D. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian tersebut, pelaksanaan penelitian yang

dilaksanakan diharapkan dapat memberikan kontribusi atau manfaat sebagai

berikut:

Page 21: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

7

Manfaat teoritis yaitu dapat digunakan sebagai referensi dan

penelitian berikutnya yang sejenis. Sedangkan manfaat praktisnya adalah

bagi sekolah, dapat meningkatkan pemberdayaan kurikulum, terutama

yang terkait dengan perubahan dan implementasi kurikulum 2013 yang

tentunya dimaksudkan untuk meningkatan mutu pendidikan sekolah. Bagi

guru dan kepala sekolah, dapat digunakan sebagai pembanding dan

pengembang kurikulum, sehingga dapat lebih memaksimalkan pengetahuan

tentang penerapan kurikulum dalam proses penddikan.

E. Metode Penelitian

1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah

desain penelitian dengan pendekatan kualitatif. Sebelum memahami apa

yang dimaksud dengan pendekatan kualitatif, Mcmillan dan Schumacher

yang dikutip oleh Emzir menjelaskan yang dimaksud dengan penelitian

itu sendiri, yaitu suatu proses sistematik pengumpulan dan penganalisaan

informasi atau data untuk berbagai tujuan.11 Selanjutnya yang dimaksud

dengan pendekatan kualitatif adalah suatu penelitian yang dimaksudkan

untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek peneliti

kemudian dituangkan dalam bentuk deskripsi yang berupa kata-kata atau

gambar, dan bukan angka-angka.12 Metode penelitian yang penulis

gunakan adalah metode penelitian deskriptif (Descriptive Research) atau

dikenal juga dengan studi kasus yaitu penelitian yang dilakukan untuk

mengetahui suatu fenomena yang terjadi.13 Dalam pnelitian ini penulis

bermaksud untuk menggambarkan respon dari perubahan kurikulum

2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPI Al-Azhar 3

Bintaro. Sebagai strategi yang dilakukan untuk mengumpulkan atau

memperoleh data, penulis melakukan pengamatan secara langsung di

11 Emzir, Metodologi Penelitian (Kuantitatif & Kualitatif),(Jakarta: PT RajaGrafindoPersada,2011),Cet.5,h.5

12 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2013). Cet.31,h. 6-13.

13 Ihat Hatimah, dkk, Penelitian Pendidikan,(Bandung: UPI Press, 2006), h. 95

Page 22: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

8

kelas, melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam, serta melakukan studi dokumentasi terhadap berbagai data

terkait. Data yang penulis peroleh kemudian penulis gabungkan lalu

dianalisis secara triangulasi, setelah itu baru penulis tuangkan dalam

laporan tertulis.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif sehingga untuk

memperoleh data yang menggambarkan keadaan sebenarnya, penulis

menggunakan penelitian lapangan (Field Research), yakni memperoleh

data secara langsung dengan cara mendatangi sekolah yang akan diteliti

yaitu SMPI Al-Azhar 3 Bintaro.

2. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian deskriptif (Descriptive Research), yaitu penelitian yang

dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu

gejala yang apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Pada penelitian

deskriptif ini tidak diperlukan administrasi dan pengontrolan terhadap

perlakukan, karena penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk

menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan keadaaan dari

suatu gejala yang apa adanya.14 Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan

utama penelitian deskriptif adalah untuk memberikan gambaran yang

jelas dan akurat tetang gejala atau fenomena yang terjadi di lapangan

tanpa menguji hipotesis.

3. Subjek Penelitian, Responden Penelitian dan Sumber Data

Berikut adalah subjek penelitian, responden penelitian, dan sumber

data yang penulis gunakan.

a. Subjek penelitian yang diteliti adalah mengenai respon terhada

perubahan kurikulum dari KTSP ke Kurikulum 2013 pada mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam.

14 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta,2007), h. 234

Page 23: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

9

b. Responden penelitian merupakan orang yang dapat merespon dan

memberikan informasi tentang data penelitian.15maka yang menjadi

responden dalam penelitian ini adalah seluruh guru mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMPI Al-Azhar 3 Bintaro.

c. Sumber data yang penulis gunakan untuk memperoleh data yaitu:

1) Sumber data primer yakni wawancara terhadap guru mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) SMPI Al-Azhar 3

Bintaro dan observasi.

2) Sumber data sekunder yakni data dokumentasi.

4. Unit Analisis atau Satuan Subjek

Menurut Suharsimi Arikunto, unit analisis adalah satuan subjek

atau responden yang dapat memberikan informasi mengenai data

penelitian yang sedang diteliti.16 Pada penelitian ini yang menjadi unit

analisis atau satuan subjeknya adalah seluruh guru mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMPI Al-Azhar 3 Bintaro

5. Tempat dan Waktu Penelitian.

Penelitian ini bertempat di YPI SMPI Al-Azhar 3 Bintaro yang

berlokasi di Jl. Bonjol No.9 Pondok Karya Pondok Aren Tanggerang

Banten. Pelaksanaan penelitian dimulai dari tanggal 1 November 2013

sampai 6 Desember 2014.

Pertimbangan utama pemilihan lokasi penelitian adalah kenyataan

bahwa SMPI Al Azhar 3 Bintaro merupakan salah satu sekolah yang

telah mengimplementasikan Kurikulum 2013 sejak awal tahun pelajaran

2013-2014, selain itu sekolah ini merupakan tempat penulis

melaksanakan PPKT (Praktek Propesi Keguruan Terpadu) sebelumnya

sehingga mempermudah dalam memperoleh perizinan serta pelaksanaan

penelitian.

15 Ibid., h. 8816 Ibid., h. 89

Page 24: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

10

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Pengamatan (Observation)

Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang

mempunyai ciri spesifik yaitu adanya wawancara, kalau wawancara

selalu berhubungan dengan komunikasi dengan manusia, maka

observasi tidak terbatas pada manusia tetapi juga objek alam yang

lain.17

Observasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah

observasi terus terang dan tersamar, dalam melakukan pengumpulan

data penulis menyatakan secara terus terang kepada sumber data

bahwa ia sedang melakukan penelitian, sehingga yang diteliti dapat

mengetahui aktivitas penelitian sejak awal sampai akhir. Tetapi

dalam suatu saat peneliti pun bisa melakukan penelitian secara

tersamar atau tidak terus terang, hal ini untuk menghindari kalau

suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan.18

b. Studi Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa masa lalu. Dokumen

bisa berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental. Studi

dokumentasi merupakan pelengkap dari hasil penelitian observasi

dan wawancara, sehingga data menjadi kuat dan dapat dipertanggung

jawabkan.19 Dokumentasi yang penulis gunakan adalah untuk

memperoleh data atau informasi yang berkaitan dengan

permasalahan yang penulis teliti.

c. Wawancara (Interview)

Menurut esterberg yang dikutip oleh sugiono menjelaskan

definisi wawancara yaitu pertemuan antara dua orang untuk bertukar

17 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, danR&D),(Bandung Alfabeta,2011),Cet.13,h. 203

18 Ibid., h. 31219 Ibid., h. 329

Page 25: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

11

informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat

dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.20

Wawancara yang penulis lakukan adalah wawancara tidak

terstruktur atau wawancara bebas atau disebut juga dengan

wawancara tanpa kendali.21 Dalam pelaksanaan wawancara penulis

tidak menggunakan pedoman wawancara yang tersusun secara

sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan data dari responden

(guru Pendidikan Agama Islam SMPI Al-Azhar 3 Bintaro)22

sehingga data yang didapat lebih fleksibel sesuai dengan keperluan.

Wawancara dilakukan dengan seluruh guru mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMPI Al-Azhar 3 Bintaro untuk

mendapatkan data mengenai gambaran respon perubahan kurikulum

dari KTSP ke Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam.

7. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis model Miles

dan Huberman, yaitu analisis data yang dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data

dalam periode tertentu.23 Tahapan analisis data yang dilakukan adalah:

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya,

serta membuang hal yang tidak perlu.24 Pada tahap ini penulis

mereduksi data dari hasil wawancara, observasi, dan studi

dokumentasi. Dengan demikian data yang direduksi akan lebih

20 Ibid., h.14021 Arief Subyanto & FX. Suwarto, Metode & Teknik Penelitian Sosial. (Yogyakarta:

Andi, 2006),h.10522 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitataif dan R&D, (Bandung:

Afabeta,2012), cet.17,h.13823 Sugiono, Memahami Penelitian Kualitataif, (Bandung: Alfabeta, 2013),Cet.8,h.8724 Ibid.

Page 26: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

12

memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan peneliti dalam

melakukan pengolahan dan analisis berikutnya.

b. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data atau dapat disebut juga dengan penyajian data.

Melalui penyajian data tersebut, maka data akan terorganisasikan,

tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan lebih mudah untuk

difahami. Penyajian data juga dapat difahami sebagai sejumlah

informasi yang tersusun yang memberikan kemungkinan untuk

adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.25

Selanjutnya penyajian data yang akan penulis sajikan adalah dalam

bentuk uraian singkat.

c. Conclution Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan)

Setelah data direduksi selanjutnya penulis melakukan penarikan

kesimpulan yang didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten.

Menurut sugiono penarikan kesimpulan yang didukung oleh bukti-

bukti yang valid dan konsisten maka kesimpulan yang dikemukakan

merupakan kesimpulan yang kredibel. Walaupun kesimpulan dalam

penelitian kualitatif mungkin dapat menjwab rumusan masalah yang

memang dirumuskan sejak awal mungkin juga tidak. Adapun teknik

yang penulis gunakan dalam penarikan kesimpulan adalah:

1) Triangulasi Data atau Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber adalah membandingkan dan mengecek

balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui

waktu dan alat yang berbeda dalam metode penelitian kualitatif.26

dalam hal ini peneliti membandingkan data hasil observasi

dengan data hasil wawancara dan studi dokumentasi.

25 Ibid., h.9526 Moleong. op. cit., h. 330

Page 27: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

13

2) Triangulasi metode

Triangulasi metode merupakan suatu teknik yang

menggunakan berbagai metode pengumpulan data untuk

menggali data sejenis.27 Teknik ini bersifat menggabungkan dari

berbagai teknk pengumpulan data yaitu wawancara, observasi,

dan studi dokumentasi, dengan sumber data yang lainnya.

Apabila peneliti menggunakan triangulasi sebagai teknik

pengumpulan data maka sebenarnya peneliti sedang melakukan

pengumpulan data sekaligus menguji kredibilitas data.28 Oleh

karena itu penggunaan teknik triangulasi dalam pengumpulan

data akan memberikan hasil berupa data yang lebih konsisten

tuntas dan pasti.

27 Moleong. op. cit., h. 33128 Sugiono. op. cit., h.125

Page 28: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

14

BAB II

KONSEP PERUBAHAN KURIKULUM

A. Konsep Kurikulum

1. Definisi Kurikulum

Secara etimologi kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata

curir dan curere yang merupakan istilah bagi tempat berpacu, berlari, di

dalam sebuah perlombaan yang telah dibentuk rute pacuannya dan harus

dilalui oleh para kompetitor perlombaan. 1

Selanjutnya Robert S. Zais yang dikutip oleh Lias menjelaskan

bahwa “kurikulum berasal dari bahasa Latin yaitu curriculum yang

semula berarti race course (gelanggang perlombaan). 2 Kemudian

pengertian kurikulum berkembang dan dipakai dalam dunia pendidikan

yang memiliki arti sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh untuk

mencapai suatu gelar atau ijazah”.3 Jarak yang ditempuh dalam kurikulum

itu merupakan program sekolah. Program tersebut berisi mata pelajaran

(courses) yang harus ditempuh oleh peserta didik selama kurun waktu

tertentu.4

Kurikulum merupakan suatu perangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan

sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk

mencapai suatu tujuan pendidikan tertentu.5 Selanjutnya Harold B.

Alberry yang dikutip oleh Rusman, memandang kurikulum sebagai semua

kegiatan yang diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab suatu

1Ali Mudlofir, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan DanBahan Ajar Dalam Pendidikan Agama Islam,(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2011),h.1

2Lias Hasibuan,Kurikulum dan Pemikuran Pendidikan (Jakarta: Gaung Persada,2010),h,2.3 Hendyat Soetopo dan Wasty Soemanto, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum

Sebagai Subtansi Problem Administrasi Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara, 1993),cet.4, h.124 Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum (Konsep Teori, Prinsip,

Prosedur, Komponen, Pendekatan, Model, Evaluasi & Inovasi, (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2011),h.3.

5 Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009),h.3

Page 29: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

15

sekolah.6 Sedangkan menurut Saylor, Alexander, dan Lewis yang dikutip

oleh Wina Sanjaya, kurikulum merupakan segala upaya sekolah untuk

mempengaruhi siswa agar dapat belajar dengan baik, baik dalam ruangan

kelas maupun di luar ruangan kelas atau di luar sekolah.7

Pada dasarnya konsep kurikulum selalu berkembang sesuai dengan

perkembangan teori dan praktik pendidikan, dan juga bervariasi sesuai

dengan aliran atau teori pendidikan yang dianut. Namun sebenarnya

terdapat tiga konsep tentang kurikulum yang perlu mendapat perhatian,

yaitu kurikulum sebagai subtansi, kurikulum sebagai sistem dan

kurikulum sebagai bidang studi.8

Konsep pertama, kurikulum sebagai suatu subtansi, yaitu

kurikulum dipandang sebagai suatu rencana bagi kegiatan belajar murid-

murid di sekolah, atau sebagai perangkat tujuan yang ingin dicapai.

kurikulum juga bisa menunjuk kepada suatu dokumen yang berisi

rumusan tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar-mengajar, jadwal, dan

evaluasi. Kurikulum juga dapat digambarkan sebagai suatu dokumen

tertulis sebagai hasil persetujuan bersama antara para penyusun kurikulum

dengan pemegang kebijaksanaan pendidikan dengan masyarakat. Suatu

kurikulum juga dapat mencakup lingkup tertentu, suatu sekolah, suatu

kabupaten, propinsi, ataupun seluruh negara.9

Konsep kedua, kurikulum sebagai suatu sistem, yaitu sistem

kurikulum. Sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem persekolahan,

sistem pendidikan, bahkan sistem masyarakat. Sistem kurikulum

mencakup struktur personalia, dan prosedur kerja bagaimana cara

menyusun suatu kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi dan

menyempurnakannya. Hasil dari sistem kurikulum adalah tersusunnya

6 Ibid.7 Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,

(Jakarta:Kencana,2008),Cet.3,h.48Nana syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum;Teori dan Praktek,(Bandung:PT

Remaja Rosdakarya:2011),cet.13,h.279 Ibid.

Page 30: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

16

suatu kurikulum, dan fungsi dari sistem kurikulum adalah bagaimana

memlihara kurikulum agar tetap dinamis.10

Konsep ketiga, kurikulum sebagai suatu bidang studi, yaitu bidang

studi kurikulum. Ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan

ahli bidang pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang

studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem

kurikulum. Mereka yang mendalami bidang kurikulum mempelajari

konsep-konsep dasar tentang suatu kurikulum. Melalui studi kepustakaan

dan berbagai kegiatan penelitian dan percobaan, mereka menemukan hal-

hal baru yang dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi dari suatu

kurikulum.11

Jadi yang dimaksud dengan konsep kurikulum adalah suatu konsep

yang berisi penjelasan mengenai kurikulum yang dapat dilihat dari segi

subtansi, sistem, dan suatu bidang studi.

2. Macam-Macam Model Konsep Kurikulum

Dalam konsep kurikulum terdapat beberapa macam model yang

dapat difahami diantaranya adalah, konsep kurikulum subjek akademis,

kurikulum humanistik, kurikulum rekontruksi sosial, dan konsep

teknologi dan kurikulum.12

a. Kurikulum subjek akademis

Model konsep kurikulum ini adalah model yang tertua, sejak

sekolah yang pertama berdiri, kurikulumnya mirip dengan tipe ini,

walaupun sekarang telah berkembang berbagai tipe-tipe lainnya,

namun umumnya sekolah tidak dapat melepas tipe yang satu ini, hal

itu dikarenakan kurikulum ini sangat praktis, mudah disusun, dan

mudah digabungkan dengan tipe lainnya. Kurikulum subjek akademis

bersumber dari pendidikan klasik yang berorientasi pada masa lalu.

Fungsi pendidikan memelihara dan mewariskan hasil-hasil budaya

10 Ibid.11 Ibid.12Ibid., h.81

Page 31: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

17

masa lalu tersebut dan kurikulum ini lebih mengutamakan isi

pendidikan.13

b. Kurikulum Humanistik

Kurikulum humanistik dikembangkan oleh para ahli pendidikan

humanistik. Kurikulum ini berdasarkan konsep aliran pendidikan

pribadi (personalized education) yaitu John Dewey (Progressive

education) dan J.J Rousseau (Romantic Education). Aliran ini lebih

memberikan tempat utama kepada siswa atau lebih menitikberatkan

pada siswa. Mereka bertolak dari asumsi bahwa anak atau siswa

adalah yang pertama dan utama dalam pendidikan. Ia adalah subjek

yang menjadi pusat kegiatan pendidikan. Mereka percaya bahwa

siswa mempunyai potensi, kemampuan, dan kekuatan untuk

berkembang. Para pendidik Humanis juga berpegang pada konsep

Gestalt, bahwa individu atau anak merupakan suatu kesatuan yang

menyeluruh. Pendidikan diarahkan kepada membina manusia yang

utuh bukan dari segi fisik dan intelektual saja tetapi juga segi sosial

dan afektif (emosi, sikap, perasaan, nilai, dan lain-lain).14

c. Kurikulum Rekontruksi Sosial

Kurikulum rekontruksi sosial berbeda dengan model-model

kurikulum lainnya. Kurikulum ini lebih memusatkan perhatian pada

problema-problema yang dihadapinya dalam masyarakat. Kurikulum

ini bersumber pada aliran pendidikan intraksional. Menurut mereka

pendidikan bukanlah upaya sendiri, melainkan kegiatan bersama,

interaksi kerja sama, selain itu kerja sama atau interaksi bukan hanya

terjadi antara siswa dengan guru saja, tetapi juga antara siswa dengan

siswa, antara siswa dengan orang-orang yang berada di sekitarnya

atau lingkungannya, dan juga kerjasama dengan sumber belajar

lainnya, sehingga dengan adanya kerja sama ini siswa berusaha

13Ibid., h.8214 Ibid., h.87

Page 32: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

18

memecahkan problema-problema yang dihadapinya dalam masyarakat

menuju pembentukan masyarakat yang lebih baik.15

d. Teknologi dan Kurikulum

Abad dua puluh ditandai dengan perkembangan teknologi yang

sangat pesat. Perkembangan teknologi banyak mempengaruhi setiap

bidang dan aspek kehidupan, termasuk bidang pendidikan, walaupun

sejak dahulu teknologi sudah mulai diterapkan dalam bidang

pendidikan tetapi teknologi yang digunakan masih bersifat sederhana

seperti penggunaan papan tulis, kapur, pena, tinta dan lain-lain.

Dewasa ini sesuai dengan tahap perkembangannya teknologi yang

digunakan dalam dunia pendidikan sudahlah semakin maju seperti

penggunnaan audio dan video cassette, overhead projektor, film slide,

dan motion film, mesin pengajaran, komputer, CD-rom dan internet.

Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, di bidang

pendidikan berkembang pula teknologi pendidikan, aliran ini

melakukan penekanan pada isi kurikulum yang berbasis teknologi

dengan menekankan penggunaan alat-alat teknologis untuk

menunjang efisiensi dan efektifitas pendidikan. Kurikulumnya berisi

rencana-rencana penggunaan berbagai alat dan media, juga model-

model pengajaran yang banyak melibatkan alat penerapannya.

Sebagai contoh pengajaran dengan bantuan film dan video, pengajaran

berprogram, mesin pengajaran, pengajaran modul juga pengajaran

dengan bantuan komputer dan lain-lain.16

3. Fungsi Kurikulum

Secara garis besar fungsi kurikulum dapat dirumuskan sebagai:

Pertama alat untuk mencapai tujuan dan untuk menempuh harapan

manusia sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan. Kedua pedoman dan

program yang harus dilakukan oleh subyek dan obyek pendidik. Ketiga

fungsi kesinambungan untuk mempersiapkan jenjang sekolah

15 Ibid., h.9116 Ibid., h.96

Page 33: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

19

berikutnya penyiapan tenaga kerja bagi peserta didik yang tidak

melanjutkan, dan Keempat sebagai standar penilaian kriteria keberhasilan

suatu proses pendidikan atau sebagai batasan dari program kegiatan yang

akan dijalankan pada tingkat pendidikan tertentu.17 Selanjutnya

Alexander Inglis, dalam bukunya Principle of Secondari Education yang

dikutip oleh Oemar Hamalik menyatakan bahwa fungsi kurikulum,

diantaranya adalah untuk penyesuaian (the adjustive of adaptive

function), pengintegrasian (the integrating function), peferensiasi (the

differentiating function), persiapan (the propaedeutic function),

pemilihan (the selective function), diagnostik (the diagnostic function).18

B. Pengembangan Kurikulum

1. Konsep Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum adalah suatu perencanaan kesempatan-

kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membawa siswa ke arah

perubahan-perubahan yang diinginkan dan menilai hingga mana

perubahan-perubahan itu telah terjadi pada diri siswa. Sedangkan yang

dimaksud dengan kesempatan belajar adalah suatu hubungan yang

direncanakan dan terkontrol antara para siswa, guru, bahan peralatan, dan

lingkungan dimana proses belajar yang diinginkan diharapkan terjadi.

Semua kesempatan belajar yang direncanakan oleh guru, bagi para siswa

sesungguhnya merupakan “kurikulum itu sendiri”. 19

Apabila melihat pengertian di atas sesungguhnya pengembangan

kurikulum adalah adalah suatu siklus yang tidak pernah berakhir. Siklus

tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut:

a. Tujuan: mempelajari semua sumber-sumber pengetahuan danmempertimbangkan tentang tujuan-tujuan pengajaran, baik yangberkenaan dengan mata pelajaran maupun kurikulum secaramenyeluruh.

17 Hendyat Soetopo dan Wasty Soemanto, Pembinaan dan Pengembangan KurikulumSebagai Subtansi Problem Administrasi Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara, 1993),cet.4,h.17-21

18Oemar Hamalik. Manajemen Pengembangan Kurikulum (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2006),h. 95

19 Ibid., h. 97

Page 34: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

20

b. Metode dan material: mengembangkan dan mencobamenggunakan berbagai metode dan material sekolah untukmencapai tujuan-tujuan yang sudah dirumuskan menurutpertimbangan guru.

c. Penilaian: menilai keberhasilan pekerjaan yang telahdikembangkan menurut tujuan yang ingin dicapai.

d. Balikan: umpan balik dari semua pengalaman yang telahdiperoleh sehingga menjadi titik tolak bagi studi selanjutnya.20

2. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum

Dalam mengembangkan suatu kurikulum perlu diperhatikan dasar-

dasar dari pengembangan kurikulum yaitu:

a. Kurikulum disusun untuk mewujudkan sistem pendidikannasional

b. Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangkandengan menggunakan pendekatan kemampuan.

c. Kurikulum harus sesuai dengan ciri khas suatu satuanpendidikan pada masing-masing jenjang pendidikan.

d. Kurikulum pendidikan dasar, menengah dan tinggidikembangkan atas dasar standar nasional pendidikan untuksetiap jenis dan jenjang pendidikan.

e. Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangkansecara berdiversifikasi, sesuai dengan kebutuhan potensi, danminat peserta didik dan tuntutan pihak-pihak yang memerlukandan berkepentingan.

f. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan tuntutanpembangunan daerah dan nasional, keanekaragaman potensidaerah dan lingkungan serta kebutuhan pengembangan iptek danseni.

g. Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangkansecara berdiversifikasi, sesuai dengan tuntutan lingkungan danbudaya setempat.

h. Kurikulum pada semua jenjang pendidikan mencakup aspekspiritual keagamaan, intelektualitas,watak konsep diri,keterampilan belajar, kewirausahaan, keterampilan hidup yangberharkat dan bermartabat, pola hidup sehat, estetika, dan rasakebangsaan.21

20 Ibid.21 Ibid., h. 98-99

Page 35: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

21

3. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum

Dalam pengembangan kurikulum terdapat beberapa prinsip umum

diantaranya “prinsip relevansi, prinsip fleksibilitas, prinsip kontinuitas,

prinsip praktis, dan prinsip efektifitas”.22

Prinsip pertama relevansi. Ada dua macam relevansi yang harus

dimiliki kurikulum, yaitu relevan ke luar dan relevansi di dalam

kurikulum itu sendiri. Relevansi keluar maksudnya tujuan, isi, dan proses

belajar yang tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan

tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan masyarakat. Apa yang tertuang

dalam kurikulum hendaknya mempersiapkan siswa untuk tugas tersebut.

Kurikulum bukan hanya mempersiapkan siswa untuk kehidupan yang

sekarang tetapi juga kehidupan yang akan datang. Kurikulum juga harus

memiliki relevansi di dalam yaitu adanya kesesuaian atau konsistensi

antara komponen-komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses

penyampaian, dan penilaian. Relevansi internal ini menunjukan suatu

keterpaduan kurikulum.23

Prinsip kedua adalah fleksibilitas, kurikulum hendaknya memiliki

sifat lentur atau fleksibel. Kurikulum sudah seharusnya mampu

mempersiapkan anak untuk kehidupan sekarang dan kehidupan yang

akan datang, dimana pun anak berada, latar belakang dan kemampuan

apa pun yang dimiliki oleh anak kurikulum harus mampu untuk

mencakup kesemuanya. Suatu kurikulum yang baik adalah kurikulum

yang berisi hal-hal yang solid, tetapi dalam pelaksanaanya

memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan kondisi

daerah, waktu maupun kemampuan, dan latar belakang anak.24

Prinsip ketiga adalah kontinuitas yaitu kesinambungan.

Perkembangan dan proses belajar anak berlangsung secara

kesinambungan, tidak terputus-putus atau terhenti-henti. Oleh karena itu

pengalaman belajar yang diberikan kurikulum juga haruslah bersifat

22Sukmadinata. op. cit., h.15023Ibid., h.15124Ibid.

Page 36: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

22

kesinambungan antar satu tingkat kelas dengan kelas yang lain antara

satu jenjang pendidikan dengan jenjang pendidikan lainnya, juga antar

jenjang pendidikan dengan pekerjaan. Pengembangan kurikulum perlu

dilakukan secara serempak dan juga diperlukan selalu adanya

komunikasi dan kerja sama antara para pengembang kurikulum sekolah

dasar dengan,SMP, SMA, dan juga dengan pergurunan tinggi.25

Prinsip keempat adalah praktis, mudah dilaksanakan, menggunakan

alat-alat sederhana dan biayanya juga murah. Prinsip ini juga disebut

dengan prinsip efisiensi. Betapapun bagusnya suatu kurikulum tapi kalau

menuntut peralatan khusus dan mahal biayanya juga dituntut adanya

keahlian-keahlian khusus maka kurikulum tersebut tidak praktis dan

sukar untuk dilaksanakan. Kurikulum dan pendidikan selalu dilaksanakan

dalam keterbatasan-keterbatasan, baik keterbatasan waktu, biaya, alat,

maupun personalia. Kurikulum bukan hanya harus ideal tapi juga harus

praktis.26

Prinsip kelima adalah efektifitas. Walaupun kurikulum tersebut

harus murah dan sederhana tetapi keberhasilannya tetap harus

diperhatikan dan di jaga. Keberhasilan pelaksanaan kurikulum ini baik

secara kuantitas maupun kualitas. Pengembangan suatu kurikulum tidak

dapat dilepaskan dan merupakan penjabaran dari perencanaan

pendidikan. Perencanaan di bidang pendidikan juga merupakan bagian

yang dijabarkan dari kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah di bidang

pendidikan. Keberhasilan keberhasilan kurikulum akan mempengaruhi

keberhasilan pendidikan.27

25 Ibid.26 Ibid.27 Ibid.

Page 37: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

23

4. Landasan Pengembangan Kurikulum

Kurikulum dikembangkan berdasarkan ketentuan yuridis yang

mewajibkan adanya pengembangan kurikulum baru, landasan filosofis,

dan juga landasan empirik.28 Landasan yuridis merupakan suatu

ketentuan hukum yang dijadikan dasar untuk pengembangan kurikulum

dan yang mengharuskan adanya pengembangan kurikulum baru.

Landasan filosofis adalah landasan yang mengarahkan kurikulum kepada

manusia dan apa yang akan dihasilkan kurikulum. Landasan teoritik

memberikan dasar-dasar teoritik pengembangan kurikulum sebagai suatu

dokumen dan proses. Landasan empirik memberikan arahan berdasarkan

pelaksanaan kurikulum yang sedang berlaku di lapangan.

a. Landasan Yuridis

Secara konseptual, kurikulum merupakan suatu respon

pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat dan bangsa dalam

membangun generasi muda bangsa. Secara pedagogis, kurikulum

adalah rancangan pendidikan yang memberi kesempatan untuk

peserta didik mengembangkan potensi dirinya dalam suatu suasana

belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan kemampuan dirinya,

untuk memiliki kualitas yang diinginkan masyarakat dan bangsanya.

Sedangkan secara yuridis, kurikulum merupakan suatu kebijakan

publik yang didasarkan kepada dasar filosofis bangsa dan keputusan

yuridis di bidang pendidikan.29

Landasan yuridis kurikulum adalah Pancasila dan Undang-

undang Dasar 1945, Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun

2005, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun

28 Kemendikbud, “Kurikulum 2013 (Rasional, Kerangka Dasar, Struktur, Implementasi,dan Evaluasi Kurikulum)”, Naskah Akademik Kemendikbud, Jakarta.2013, h..30, tidakdipublikasikan.

29 Kemendikbud, “Dokumen Kurikulum 2013”, Naskah Akademik Kemendikbud,Jakarta.2013, h..2, tidak dipublikasikan

Page 38: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

24

2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi. 30

b. Landasan Filosofis

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (UU RI nomor 20 tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Untuk mengembangkan

dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat,

pendidikan berfungsi mengembangkan potensi peserta didik

“menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggungjawab”

(UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).31

Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional maka

pengembangan kurikulum haruslah berakar pada budaya bangsa,

kehidupan bangsa masa kini, dan kehidupan bangsa di masa

mendatang.32

jadi dapat difahami bahwa kurikulum dimaksudkan untuk

membangun kehidupan masa kini dan masa akan datang bangsa,

yang dikembangkan dari warisan pretasi bangsa di masa lalu, serta

kemudian diwariskan dan dikembangkan untuk kehidupan masa

depan. Ketiga dimensi kehidupan bangsa, masa lalu-masa sekarang-

masa yang akan datang, menjadi landasan filosofis pengembangan

kurikulum.

c. Landasan Empiris

Kurikulum harus mampu membentuk warga Indonesia yang

mampu menyeimbangkan kebutuhan individu dan masyarakat untuk

30 Kemendikbud. op.cit.., 31.31 Republik Indonesia, Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional,Bab II, pasal 3.32 Kemendikbud. op.cit., h. 33.

Page 39: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

25

memajukan jatidiri sebagai bagian dari bangsa Indonesia dan

kebutuhan untuk berintegrasi sebagai satu entitas bangsa Indonesia.

Dewasa ini, kecenderungan menyelesaikan persoalan dengan

kekerasan dan kasus pemaksaan kehendak sering muncul di

Indonesia. Kecenderungan ini juga menimpa generasi muda,

misalnya pada kasus-kasus perkelahian massal. Walaupun belum ada

suatu kajian ilmiah yang menyatakan bahwa kekerasan tersebut

berhulu dari kurikulum, namun beberapa ahli pendidikan dan tokoh

masyarakat menyatakan bahwa salah satu akar permasalahnya

adalah implementasi kurikulum yang terlalu menekankan aspek

kognitif dan keterkungkungan peserta didik di ruang belajarnya

dengan kegiatan yang kurang menantang peserta didik.33 Oleh

karena itu, kurikulum perlu direorientasi dan direorganisasi terhadap

beban belajar dan kegiatan pembelajaran yang dapat menjawab

kebutuhan ini.

d. Landasan Teoritis

Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar teori “pendidikan

berdasarkan standar” (standard-based education), dan teori

kurikulum berbasis kompetensi.34

Pendidikan berdasarkan standar adalah pendidikan yang

menetapkan standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara

untuk suatu jenjang pendidikan. Standar bukan kurikulum dan

kurikulum dikembangkan agar peserta didik mampu mencapai

kualitas standar nasional atau di atasnya. Standar kualitas nasional

dinyatakan sebagai Standar Kompetensi Lulusan. Standar

Kompetensi Lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan

keterampilan (PP nomor 19 tahun 2005). Standar Kompetensi

33 Ibid., h. 37.34 Ibid., h. 40.

Page 40: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

26

Lulusan dikembangkan menjadi Standar Kompetensi Lulusan Satuan

Pendidikan yaitu SKL SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.35

Kompetensi adalah kemampuan sesorang untuk bersikap,

menggunakan pengetahuan dan ketrampilan untuk melaksanakan

suatu tugas di sekolah, masyarakat, dan lingkungan dimana yang

bersangkutan berinteraksi. Kurikulum berbasis kompetensi

dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya

bagi peserta didik untuk mengembangkan sikap, ketrampilan dan

pengetahuan yang diperlukan untuk membangun kemampuan yang

dirumuskan dalam SKL.36 Hasil dari pengalaman belajar tersebut

merupakan hasil belajar peserta didik yang menggambarkan manusia

dengan kualitas yang dinyatakan dalam SKL.

5. Pengembang Kurikulum

Dalam mengembangkan suatu kurikulum banyak pihak yang turut

berpartisipasi, yaitu: administrator pendidikan, ahli pendidikan, ahli

kurikulum, ahli bidang ilmu pengetahuan, guru-guru, dan orang tua

murid, serta tokoh-tokoh masyarakat. Dari pihak-pihak tersebut yang

secara terus menerus turut terlibat dalam pengembangan kurikulum

adalah administrator, guru dan orang tua. 37

a. Peranan para administrator pendidikan

Para administrator pendidikan ini terdiri atas: direktur bidang

pendidikan, pusat pengembangan kurikulum, kepala kantor wilayah,

kepala kantor kabupaten dan kecamata dan kepala sekolah. Peranan

para administrator di tingkat pusat (direktur dan kepala pusat) dalam

pengembangan kurikulum adalah menyusun dasar-dasar hukum,

menyususun kerangka dasar serta program inti kurikulum. Kerangka

dasar dan program inti tersebut akan menentukan minimum course

yang dituntut.38

35 Ibid., h. 40.36 Ibid., h. 41.37 Sukmadinata. op.cit., h.15538 Ibid.

Page 41: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

27

b. Peranan para ahli

Pengembagan kurikulum bukan saja didasarkan atas perubahan

tuntutan kehidupan dalam masyarakat, tetapi juga perlu dilandasi oleh

perkembangan konsep-konsep dalam ilmu.39 Oleh karena itu,

pengembangan kurikulum membutuhkan bantuan pemikiran para

ahli, baik ahli pendidikan, ahli kurikulum, maupun ahli bidang

studi/disiplin ilmu.

c. Peranan guru

Guru memgang peranan yang cukup penting baik dalam

perencanaan, pelaksanaan kurikulum. Dia adalah perencana,

pelaksana, dan pengembang kurikulum bagi kelasnya.40

d. Peranan orang tua murid

Orang tua juga mempunyai peranan dalam pengembangan kurikulum.

Peranan mereka dapat berkenaan dengan dua hal: pertama dalam

penyususnan kurikulum dan kedua dalam pelaksanaan kurikulum.41

Dalam penyusunan kurikulum mungkin tidak semua orang tua dapat

ikut serta, lain halnya dalam pelaksanaan kurikulum, orang tua

memiliki peranan yang cukup besar dalam melakukan kerjasama

dengan guru atau sekolah, karena sebaagian kegiatan belajar yang

dituntut kurikulum dilaksanakan di rumah.

6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kurikulum

Dalam melakukan pengembangan kurikulum sekolah tentunya

mendapatkan pengaruh dari kekuatan-kekuatan yang ada di sekitarnya

diantara adalah, perguruan tinggi, masyarakat, dan sistem nilai.42

a. Perguruan Tinggi

Kurikulum minimalnya mendapat dua pengaruh dari Perguruan

Tinggi. Pertama, dari pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

yang dikembangkan di perguruan tinggi umum. Kedua, dari

39 Ibid., h.15640 Ibid., h.15741 Ibid., h.15842 Ibid.

Page 42: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

28

pengembang ilmu pendidikan dan keguruan serta penyiapan guru-guru

di Perguruan Tinggi Keguruan (Lembaga Pendidikan Tenaga

Kependidikan).43

b. Masyarakat

Sekolah merupakan bagian dari masyarakat dan mempersiapakan

anak untuk kehidupan di masyarakat. Sebagai bagian dan agen dari

masyarakat di mana sekolah sangat dipengaruhi oleh lingkungan

masyarakat di mana sekolah tersebut berada.44 Sehingga masyarakat

disini cukup memberikan pengaruh terhadap pengembangan

kurikulum.

c. Sistem nilai

Dalam kehidupan masyarakat terdapat sistem nilai, baik nilai

moral, keagamaan, sosial, budaya maupun nilai politis.45 Sekolah

sebagai lembaga masyarakat memiliki tanggung jawab dalam

memelihara dan meneruskan nilai-nilai tersebut. Sistem nilai yang

akan dipelihara dan diteruskan itu haruslah dapat terintegrasi dalam

kurikulum.

7. Hambatan-hambatan Pengembangan Kurikulum

Hambatan selalu muncul dalam segala aspek, ketika melakukan

pengembangan kurikulum pun tentunya akan ditemui hambatan dalam

proses pengembangannya dan diantara hambatan yang muncul dari

pelaksana kurikulum yaitu guru,46 juga hambatan yang berasal dari

masyarakat dan masalah biaya.47

Hambatan yang terletak pada guru ialah guru kurang berpartisipasi

dalam pengembangan kurikulum. Hal itu disebabkan oleh beberapa hal.

Pertama kurangnya waktu. Kedua kekurangsesuaian pendapat, baik antar

sesama guru maupun dengan kepala sekolah dan administrator. Ketiga

43 Ibid.44 Ibid., h 15945 Ibid.46 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK (Bandung: PT

Remaja Rosda Karya, 2006),h..547Sukmadinata. op. cit., h.160-161

Page 43: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

29

karena pengetahuan dan kemampuan guru sendiri. Selanjunya hambatan

datang dari masyarakat berhubungan dengan dukungan dari masyarakat

baik dalam hal pembiayaan maupun dalam memberikan umpan balik

terhadap sistem pendidikan ataupun terhadap kurikulum yang sedang

berjalan. Masyarakat adalah sumber input dari sekolah. Keberhasilan

pendidikan, ketepatan kurikulum yang digunakan membutuhkan bantuan,

serta input fakta dan pemikiran dari masyarakat. Sedangkan hambatan

lain yang dihadapi oleh pengembang kurikulum adalah masalah biaya.

Untuk pengembangan kurikulum, apalagi yang berbentuk kegiatan

eksperiman baik metode, isi, atau sistem secara keseluruhan

membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

8. Model-Model Pengembangan Kurikulum

Robert S. Zais dalam bukunya Curriculum Principles and

foundation yang dikutip oleh nana Syaodih mengemukakan delapan

model pengembangan kurikulum, yaitu, The Administrative Line-Staf

Model (Model Administratif), The Grass-Roots Model (Model grass-

roots), The Demonstration Model (Model demontrasi), Bauchamp’s

Model (Model Bauchamp), Taba’s Inverted Model (Model Taba), Rogers

Interpersonal Relation Model (Model Regers), The Systimatic Action-

Research Model (Model penelitian tindakan sistematik), Emerging

Technical Model (Model berdasarkan teknik yang sedang berkembang).48

Model–model pengembangan kurikulum merupakan bagian

integral dalam studi pengembangan kurikulum, bahkan sering dianggap

sebagai bagian yang lebih penting dibandingkan dengan dimensi lain,

karena hasil akhir dari proses pengembangan kurikulum adalah

kurikulum yang siap dan layak pakai. Model-model yang umum

digunakan dalam pengembangan kurikulum adalah:

a. The Administrative (Line Staff) Model

Model ini dikembangkan oleh Smith, Stanley, and Shores pada

tahun 1957. Model ini dikembangkan dengan sistem dari atas ke

48Ibid., h.161

Page 44: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

30

bawah, dimana gagasan pengembangan kurikulum datang dari para

pejabat atau administrasi pendidikan (seperti: Mendiknas, Kanwil,

Dirjen, dan seterusnya) dan dengan menggunakan prosedur-prosedur

administrasi yang bersifat sentralistik, kemudian dibuatlah keputusan

tentang kebutuhan suatu program pengembangan kurikulum.49 Dan

model ini sangatlah cocok apabila diterapkan bagi negara-negara

yang menganut sistem sentralistik.

b. The Grass-Roots Model

Model grass roots (akar rumput) ini sama halnya dengan

model Administrative (line staff) dikembangkan pula oleh Smith,

Stanley, and Shores, namun model ini berbeda dengan rekayasa

model administratif. Model grass roots diawali oleh para guru,

pembina sekolah dengan mengabaikan metode pembuatan keputusan

kelompok secara demokratis dan dimulai dari bagian-bagian yang

lemah kemudian diarahkan untuk memperbaiki kurikulum tertentu

secara spesifik atau bagian-baguan tertentu.50 sehingga model grass

root ini merupakan lawan dari model yang pertama yakni upaya

pengembangan kurikulum bukan datang dari atas tapi dari bawah.

c. Model Demontrasi

Model demontrasi pada awalnya dirancang untuk

memperkenalkan inovasi kurikulum dalam skala kecil, yaitu hanya

mencakup suatu atau beberapa sekolah saja,51 tapi selanjutnya

kurikulum ni mendapatkan sanggahan dari kalangan perguruan

tinggi dan masyarakat hal itu dikarenakan adanya upaya untuk

menerapkannya dalam program yang luas.

d. Beauchamp’s System

Model rekayasa kurikulum yang lain adalah model

Beauchamp, sesuai dengan nama dari penciptanya, seorang ahli

49 Rusman. op. cit. h.7950 Ibid., h.8051Ibid., h.81

Page 45: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

31

kurikulum bernama Beauchamp menurutnya untuk merancang

sebuah kurikulum harus ditempuh lima langkah berikut:

Pertama, menentukan terlebih dahulu lokasi atau wilayah yangditentukan sesuai dengan skala pengembangan kurikulum yangtelah direncanakan. Bila kurikulum yang ingin dikembangkanberskala makro atau Nasional, wilayah atau lokasi yang akandijadukan pilot projek adalah provinsi. Namun, seandainyabersifat daerah atau berskala mikro, kabupaten dapat dijadikanlokasi pilot projek. Penetapan arena ini ditentukan olehwewenang yang dimliki oleh pengambil kebijaksanaan dalampengambangan kurikulum. Kedua, menentukan personalia siapasaja yang akan ikut terlibat di dalam pengambangan kurikulum.Ketiga, mengorganisasikan personalia tersebut ke dalam limatim, yang terdiri dari: tim pengembang kurikulum, tim penelitikurikulum, tim penyusun kurikulum baru, tim perumus kriteriakurikulum, serta tim penyususn dan penulis kurikulum baru.Keempat, implementasi kurikulum. Pada tahap membutuhkankesiapan dalam banyak hal, sepeti guru sebagai pelaksanakurikulum di kelas, fasilitas, siswa, dana, manajerial pimpinansekolah atau administrator. Kelima dan merupakan langkah yangterakhir adalah mengevaluasi kurikulum. Beauchampmengemukakan beberapa hal yang perlu dievaluasi, yakni:evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum oleh guru, evaluasiterhadap desain kurikulum, evaluasi terhadap hasil belajar, danevaluasi terhadap sistem dalam kurikulum.52

e. Taba’s Inverted ModelDalam kurikulum model Taba didalamnya terdapat lima

langkah atau lima tahapan yaitu: Pertama mengadakan unit-unit

eksperimen bersama guru-guru. Kedua menguji unit eksperimen.

Ketiga mengadakan revisi dan konsolidasi. Keempat

pengembangan keseluruhan kerangka kurikulum. Kelima

implementasi dan diseminasi. 53

Kelima langkah atau tahapan di atas merupakan langkah-

langkah yang harus dipenuhi ketika menggunakan pengembangan

kurikulum model Taba.

52 Sukmadinata. op. cit., h.16453 Ibid., h.167

Page 46: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

32

f. Roger’s Interpersonal Relation Model

Terdapat empat langkah pengembangan kurikulum model

Rogers yang dikutip oleh Nana Syaodih. Langkah pertama,

pemilihan target dari sistem pendidikan. Langkah kedua, partisipasi

guru dalam pengalaman kelompok yang intensif. Langkah ketiga,

pengembangan pengalaman kelompok yang intesif untuk satu kelas

atau unit pelajaran. Keempat partisipasi orang tua dalam kegiatan

kelompok. Perbedaan model Rogers dengan model lainnya adalah

tidak adanya suatu perencanaan kurikulum tertulis tetapi hanya

rangkaian kegiatan kelompok, hal itulah yang menjadi Ciri khas dari

model Rogers.54

g. The Systematic Action-Research Model

Pengembangan kurikulum dengan menggunakan Model

penelitian Tindakan Sistematik yang dikembangkan oleh Smith,

Stanley, and Shores mendasarkan pada asumsi bahwa perubahan

kurikulum adalah perubahan sosial.55 yakni suatu proses yang

melibatkan kepribadian orang tua, siswa dan guru, struktur dan

sistem sekolah, pola relasi personal dan kelompok antara sekolah

dan masyarakat.

Kurikulum ini dikembangkan dalam konteks harapan warga

masyarakat, para orang tua, tokoh masyarakat, pengusaha, siswa,

guru, dan lain-lain. Dan diantara langkah-langkah dalam

pengembangannya adalah: langkah pertama, mengadakan kajian

secara saksama tentang masalah-masalah kurikulum,. Kedua

implementasi dari keputusan yang diambil dalam tindakan

pertama.56

h. Emerging Technical Models

Model berdasarkan teknik yang sedang berkembang ini

dicetuskan oleh Kirst dan Walker. Model ini muncul seiring dengan

perkembangan pengetahuan dan teknologi, serta nilai-nilai bisnis

54 Ibid., h.167-16855 Ibid., h.16956 Ibid., h.170

Page 47: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

33

dalam budaya industri. Dalam model ini tumbuhlah kecenderungan-

kecenderungan baru yang didasarkan atas hal tersebut yaitu: The

Behavioral Analysis Model, The system analysis model, The

computer based model.57

The Behavioral Analysis Model, menekankan pada penguasaan

perilaku atau kemampuan. Perilaku atau kemampuan yang kompleks

diuraikan menjadi suatu perilaku-perilaku yang sederhana yang

tersusun secara hierarkis.The System Analysis Model, model ini

berasal dari gerakan efisiensi bisnis. Model ini memiliki empat

langkah, langkah pertama menentukan spesifikasi perangkat hasil

belajar yang harus dikuasai siswa, langkah kedua menyusun

instrumen untuk menilai ketercapaian hasil-hasil belajar tersebut,

langkah ketiga mengidentifikasi tahap-tahap ketercapaian hasil serta

perkiraan biaya yang diperlukan, dan yang terakhir langkah keempat

membandingkan biaya dan keuntungan dari beberapa program

pendidikan. The Computer-Based Model, merupakan suatu model

pengembangan kurikulum yang memanfaatkan komputer, yaitu

dimulai dengan mengidentifikasi seluruh unit kurikulum, yang mana

tiap unit telah memiliki rumusan-rumusan dan hasil-hasil yang

diharapkan, selanjutnya siswa dan guru diminta untuk melengkapi

pertanyaan tentang unit kurikulum tersebut dan setelah diadakan

pengolahan yang disesuaikan dengan kemampuan dan hasil-hasil

belajar yang dicapai siswa disimpan dalam komputer.58

C. Perubahan Dan Implementasi Kurikulum

1. Perubahan Kurikulum

a. Konsep Perubahan Kurikulum

Menurut Prof. Dr. S.Nasution, perubahan tidak selalu sama

dengan perbaikan, akan tetapi perbaikan selalu mengandung

perubahan. Perbaikan berarti meningkatkan nilai atau mutu.

Perubahan pergeseran posisi kedudukan atau keadaan yang

memungkinkan membawa perbaikan tetapi dapat juga memperburuk

57 Ibid., h.17158 Ibid.

Page 48: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

34

keadaan. 59 Seperti halnya anak yang pada mulanya tidak mengenal

ganja, dapat berubah menjadi anak yang mengenal ganja lalu terlibat

kejahatan. Maka perubahan disini tidak mengandung perbaikan.

Namun sering juga diadakan suatu perubahan yang mengandung

perbaikan. Perubahan seperti inilah yang selalu dikaitkan dengan nilai,

dengan tujuan untuk meningkatkan nilai atau mutu. Jadi perubahan

yang menekankanpada peningkatan nilai atau mutu lebih sering

disebut dengan perbaikan.

Menurut para ahli sosiologi, perubahan terjadi dalam tiga fase,

yakni fase inisiasi, yaitu taraf permulaan ide perubahan itu

dilancarkan, dengan menjelaskan sifatnya, tujuan, dan luas perubahan

yang ingin dicapai; fase legitimasi, saatnya orang menerima ide itu

dan fase kongruesi, saat orang mengadopsinya, menyamakan pendapat

sehingga selaras dengan pikiran para pencetus, sehingga tidak terdapat

perbedaan nilai lagi antara penerima dan pencetus perubahan.60

Perubahan akan lebih berhasil bila dari pihak bawahan

merasakan adanya kekurangan dalam suatu keadaan, sehingga timbul

hasrat untuk memperbaikinya demi kepentingan bersama. Perubahan

yang terjadi dari pihak atasan, biasanya tidak dapat bertahan lama,

segera luntur dan hanya diikuti secara formal dan lahiriah. Apabila

suatu perubahan dilakukan dengan cara melibatkan semua yang

terlibat dalam perumusan masalah, pengumpul data, menguji

alternatif, dan selajutnya mengambil kesimpulan berdasarkan

percobaan, dianggap akan lebih mantap dan meresap di hati, cara

seperti ini lebih efisien namun terlalu memakan waktu jangka panjang

yang tidak efektif. Sehingga apabila ada perubahan dan perbaikan

baru, yang lama ditinggalkan saja tanpa membekas.61

Dari paparan mengenai makna perubahan tersebut, untuk

melakukan suatu perubahan dalam kurikulum tidak bisa dilakukan

59 Nasution, Asas-Asas Kurikulum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009).,h.12260 Ibid., h.12361 Ibid.

Page 49: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

35

tanpa melakukan perubahan pada seluruh pihak-pihak yang terkait,

dengan demikian perubahan harus dilakukan juga terhadap guru dan

organisasi yang terkait.

1) Guru

Perubahan kurikulum tidak akan dapat dilaksanakan tanpa

perubahan pada guru sendiri. Seperti halnya manusia, guru juga

seringkali tidak mudah untuk berubah, karena telah terbiasa

dengan cara-cara yang lama, sehingga setiap terjadi perubahan

maka akan mengganggu ketentramannya.62 Guru cenderung

bersikap konservatif, sebab tugasnya terutama untuk melestarikan

kebudayaan dengan menyampaikan pada generasi muda.

2) Mengubah Lembaga Atau Organisasi

Dalam mengubah lembaga atau organisasi akan menghadapi

kesulitan lain. Tiap organisasi mempunyai struktur sosial tertentu

dan setiap orang mempunyai status tertentu dalam menjalankan

peranannya. Sikap orang terhadap perubahan pun berbeda-beda,

ada yang bersedia menerima, ada yang menentang dan ada pula

yang acuh-tak acuh.63 Sehingga perubahan hanya akan terjadi

apabila semua orang bekerja sama, untuk menciptakan suatu kerja

sama, salah satu caranya adalah semua orang harus menyadari

akan adanya masalah yang dihadapi yang mengharuskan adanya

perubahan.

b. Proses Perbaikan Kurikulum.

Dalam melakukan perbaikan kurikulum terdapat beberapa

proses yang perlu diperhatikan diantaranya adalah mengetahui tujuan

perbaikan, mengenal situasi sekolah, mengenal kebutuhan siswa dan

guru, mengenal masalah yang dihadapi sekolah, mengenal kompetensi

62 Ibid.63 Ibid.

Page 50: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

36

guru, mengenal gejala sosial, mengetahui perkembangan dan aliran-

aliran dalam kurikulum. 64

2. Implementasi Kurikulum

a. Konsep Implementasi Kurikulum

Implementasi merupakan suatu proses penerapam ide, konsep,

kebijakan ,atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga

memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan,

keterampilan, nilai, dan sikap. Implementasi kurikulum juga dapat

diartikan sebagai aktualisasi kurikulum tertulis. Lebih lanjut lagi

implementasi kurikulum dapat difahami sebagai suatu proses

penerapan konsep, ide, program, atau tatanan kurikulum ke dalam

praktik pembelajaran atau aktivitas-aktivitas baru sehingga terjadi

perubahan pada sekelompok orang yang di harapkan untuk berubah.65

Implementasi kurikulum dapat juga hanya berkenaan dengan salah

satu kegiatan saja seperti pengajaran atau pembelajaran, latihan,

evaluasi, dsb.66

Pembelajaran yang terjadi di dalam kelas merupakan tempat

untuk melaksanakan dan menguji sebuah kurikulum sehingga di

sinilah tempat pengimplementasian suatu kurikulum. Dalam kegiatan

pembelajaran semua konsep, prinsip, nilai, pengetahuan, metode, alat,

dan kemampuan guru diuji dalam bentuk perbuatan, yang akan

mewujudkan bentuk kurikulum yang nyata (actual curriculum-

curriculum in action). Perwujudan konsep, prinsip, dan aspek-aspek

kurikulum tersebut seluruhnya terletak pada kemampuan guru

sebagai implementator kurikulum. Oleh karena itu, gurulah kunci

pemegang pelaksana dan keberhasilan kurikulum. Gurulah yang

64 Ibid, h.131-13865 E.Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru

dan Kepala Sekolah,(Jakarta:Bumi Aksara,2009),Cet.2,h.178-17966 Nana Syaodih Sukmadinata dan Erliana Syaodih, Kurikulum dan Pembelajaran

Kompetensi,(Bandung:PT Refika Aditama,2012), h.31

Page 51: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

37

bertindak sebagai perencana, pelaksana, penilai, dan pengembang

kurikulum yang sebenarnya.

Menurut Hasan yang dikutip oleh Rusman terdapat beberapa

faktor yang mempengaruhi pengimplementasian kurikulum, yaitu

“Karakteristik kurikulum, strategi implementasi, karakteristik

penilaian, pengetahuan guru tentang kurikulum, sikap terhadap

kurikulum, dan keterampilan mengarahkan.” Sementara itu menurut

Mars yang juga dikutif oleh Rusman terdapat lima elemen yang

mempengaruhi implementasi kurikulum sebagai berikut: dukungan

dari kepala sekolah, dukungan dari rekan sejawat guru, dukungan dari

siswa, dukungan dari orang tua, dan dukungan dari dalam diri guru

sebagai unsur yang utama.”67

Menurut Nana Syaodih yang dikutip oleh Rusman menyebutkan

bahwa untuk mengimplemetasikan kurikulum sesuai dengan

rancangan, dibutuhkan beberapa kesiapan, terutama kesiapan

pelaksana. Sebagus apa pun desain atau rancangan kurikulum yang

dimiliki, tetapi keberhasilannya tergantung pada guru.68

Implementasi kurikulum setidaknya dipengaruhi oleh tiga faktor

yaitu: Karakteristik kurikulum; yang mencakup ruang lingkup ide

baru suatu kurikulum dan kejelasan bagi pengguna di lapangan.

Strategi implementasi; yaitu strategi yang digunakan dalam

implementasi kurikulum, seperti diskusi profesi, seminar, penataran,

loka karya, penyediaan buku kurikulum, dan kegiatan-kegiatan yang

mendorong penggunaan kurikulum di lapangan. Karakeristik

pengguna kurikulum; yang meliputi pengetahuan, keterampilan, nilai,

dan sikap guru terhadap kurikulum, serta keampuannya untuk

merealisasikan kurikulum dalam pembelajaran. 69

Sehingga yang dimaksud dengan implementasi kurikulum

adalah suatu proses penerapan ide, konsep, dan kebijakan kurikulum

67 Rusman. op. cit., h.7468 Ibid., h.7569 Mulyasa. op. cit., h.179-180

Page 52: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

38

dalam suatu aktivitas pembelajaran sehingga peserta didik menguasai

seperangkat kompetensi tertentu.

b. Model Implementasi Kurikulum

Dalam buku Manajemen Kurikulum Rusman menjelaskan

bahwa terdapat tiga model implementasi kurikulum yang dapat

digunakan sebagai dasar dalam melakukan pengaplikasian

kurikulum yaitu, Model Concern-based adaption model (CBAM),

Model Leithwood, Model Tori.70

1) Model Concern-Based Adaption Model (CBAM)

Model CBAM ini adalah sebuah model deskriptif yang

dikembangkan melalui pengidentifikasian tingkat kepedulian guru

terhadap sebuah inovasi kurikulum. Perubahan dalam inovasi ini

ada dua dimensi, yakni tingkatan-tingkatan kepedulian terhadap

inovasi serta tingkatan-tingkatan penggunaan inovasi.71

Perubahan yang terjadi merupakan suatu proses bukan peristiwa

yang terjadi ketika program baru diberikan kepada guru,

merupakan pengalaman pribadi, dan individu yang melakukan

perubahan.

2) Model Leithwood

Model ini memfokuskan kepada guru. Asumsi yang

mendasari model ini adalah bahwa setiap guru mempunyai

kesiapan yang berbeda, implementasi merupakan proses timbal

balik, pertumbuhan dan perkembangan dimungkinkan adanya

tahap-tahap individu untuk diidentifikasi.72

Inti dari model ini membolehkan para guru dan pengembang

kurikulum mengembangkan profil yang merupakan hambatan

untuk perubahan dan bagaimana para guru dapat mengatasi

hambatan tersebut.

70 Rusman, op. cit., h.7771 Ibid.72 Ibid.

Page 53: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

39

3) Model TORI

Model ini dimaksudkan untuk menggugah masyarakat

dalam mengadakan perubahan. Dengan model ini diharapkan

adanya minat dalam diri guru untuk memanfaatkan perubahan.

Esensi dari model TORI adalah: a) Menumbuhkan kepercayaan;

b) Menumbuhkan dan membuka keinginan; c) Mewujudkan,

dalam arti setiap orang bebas berbuat dan mewujudkan

keinginannya untuk perbaikan; d) Saling ketergantungan dengan

lingkungan. Inti dari model ini memfokuskan perubahan personal

dan perubahan sosial.73 Model ini menyediakan suatu skala yang

membantu guru untuk mengidentifikasi, bagaimana lingkungan

akan menerima ide-ide baru sebagai harapan untuk

mengimplemetasikan inovasi dalam praktik serta menyediakan

beberapa petunjuk untuk menyediakan perubahan.

3. Evaluasi Kurikulum

a. Konsep Evaluasi Kurikulum

Evaluasi dapat difahami sebagai suatu proses pengumpulan

informasi untuk membantu pengambil keputusan dan didalamnya

terdapat perbedaan mengenai siapa yang dimaksudkan dengan

pengambil keputusan.74 Sedangkan yang dimaksud dengan evaluasi

kurikulum seperti yang diungkapkan oleh Tyler yang dikutip oleh

Hamid Hasan menjelaskan bahwa evaluasi lebih berfokus pada upaya

yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar.75 Pengertian ini

merupakan pengertian awal dari evaluasi kurikulum, karena apabila

dilihat dari ruang lingkup evaluasi yang dikemukakan tyler memang

sangat terbatas jika dilihat dari perkembangan bidang kajian ini pada

saat sekarang.

Selanjutnya Hamid Hasan juga mengutip konsep Evaluasi yang

di berikan oleh Orient, yang mana Orient ini lebih menekankan pada

73 Ibid., h.7874 Hamid Hasan, Evaluasi Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2008),h. 3375 Ibid., h.35

Page 54: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

40

tujuan evaluasi, yaitu memberikan pertimbangan (judgement).

Pertimbangan yang diberikan berdasarkan kriteria yang disepakati

dan data yang diperoleh dari lapangan. Pertimbangan merupakan

suatu proses intrapolasi yang harus dilakukan evaluator antara data

yang dikumpulkan dengan apa yang diinginkan oleh kriteria. Jika

data memenuhi apa yang diinginkan oleh kriteria maka objek evaluasi

dapat dikatakan berhasil. Jika tidak maka dapat dikatakan belum atau

tidak berhasil.76 Konsep evaluasi yang ditawarkan oleh Orient ini

sama sekali tidak mempersoalkan ruang lingkup evaluasi sebagai

suatu yang penting untuk dijadikan batasan dalam rumusan definisi.

Selain konsep Evaluasi yang ditawarkan oleh Tyler dan Orient,

Stufflebem dkk yang dikutip oleh Hamid Hasan juga menawarkan

konsep evaluasi, mereka mengungkapkan bahwa evaluasi merupakan

suatu kegiatan yang menjadi bagian dari manajemen. Oleh karena itu

evaluasi bertujuan untuk merumuskan apa yang harus dilakukan,

mengumpulkan informasi, dan menyajikan informasi yang berguna

untuk menetapkan alternatif keputusan.77 Pengertian evaluasi yang

ditawarkan oleh kelompok ini menempatkan evaluasi sebagai suatu

kegiatan yang menjadi bagian dari manajemen. Oleh karena itu

evaluasi bertujuan untuk merumuskan apa yang harus dilakukan,

mengumpulkan informasi, dan menyajikan informasi yang berguna

untuk menetapkan alternatif keputusan.

b. Model-Model Evaluasi Kurikulum

Dalam melakukan evaluasi kurikulum, terdapat beberapa

model yang dapat diterapkan diantaranya adalah, evaluasi model

penelitian, evaluasi model objektif, dan model campuran

multivariasi.78

76 Ibid., h.3677 Sukmadinata. op. cit., h.3778 Ibid., h.185.

Page 55: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

41

1) Evaluasi model penelitian

Model evaluasi yang menggunakan model penelitian

didasarkan atas teori dan metode tes psikologi serta eksperimen

lapangan. Tes psikologis atau tes psikometrik pada umumnya

mempunyai dua bentuk, yaitu tes intelegensi yang ditujukan

untuk mengukur kemampuan bawaan, serta tes hasil belajar yang

mengukur perilaku skolastik.79

Comparative approach dalam evaluasi. Merupakan salah

satu pendekatan dalam evaluasi yang menggunakan eksperimen

lapangan adalah mengadakan pembandingan antara dua macam

kelompok anak, umpamanya yang menggunakan dua metode

belajar yang berbeda. Kelompok pertama belajar membaca

dengan metode global dan kelompok lain menggunakan metode

unsur. Kelompok mana yang lebih baik atau lebih berhasil?

Apakah keberhasilan metode tersebut dapat ditransfer ke metode

lain? Rancangan penelitian lapangan ini membutuhkan persiapan

yang sangat teliti dan rinci. Besarnya sampel, variable yang

terkontrol, hipotesis, treatment, tes hasil belajar dan sebaginya,

perlu dirumuskan secara tepat dan rinci.80

2) Evaluasi model objektif

Evaluasi model objektif (model tujuan) berasal dari

Amerika Serikat. Perbedaan model objektif dengan model

komparatif adalah dalam dua hal. Pertama dalam model objektif,

evaluasi merupakan bagian yang sangat penting dari proses

pengembangan kurikulum. Para evaluator juga mempunyai

peranan menghimpun pendapat-pendapat orang luar tentang

inovasi kurikulum yang dilaksanakan. Evaluasi dilakukan pada

akhir pengembangan kurikulum, kegiatan penilaian ini sering

disebut evaluasi sumatif. Dalam hal-hal tertentu sering evaluator

79 Ibid.80 Ibid., h. 186

Page 56: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

42

bekerja sebagai bagian dari tim pengembang. Informasi-informasi

yang diperoleh dari hasil penilaiannya digunakan untuk

penyempurnaan inovasi yang sedang berjalan. Evaluasi ini sering

disebut dengan evaluasi formatif. Kedua, kurikulum tidak

dibandingkan dengan kurikulum lain tapi diukur dengan

seperangkat objektif (tujuan khusus). Keberhasilan pelaksanaan

kurikulum diukur oleh penguasaan siswa akan tujuan-tujuan

tersebut. Para pengembang kurikulum yang menggunakan sistem

intruksional (model objektif) menggunakan standar pencapaian

tujuan-tujuan tersebut. Tujuan dari comparative approach adalah

menilai apakah kegiatan yang dilakukan kelompok eksperimen

lebih baik daripada kelompok kontrol. Oleh karena itu, kedua

kelompok tersebut harus ekuivalen, tetapi dalam model objektif

hal itu tidak menjadi soal.81

Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh tim

pengembang model objektif yaitu: pertama ada kesepakatan

tentang tujuan-tujuan kurikulum, kedua merumuskan tujuan-

tujuan tersebut dalam perbuatan siswa, ketiga menyusun materi

kurikulum yang sesuai dengan tujuan tersebut, keempat

Mengukur kesesuaian antara perilaku siswa dengan hasil yang

diinginkan.82

3) Model Campuran Multivariasi

Evaluasi model perbandingan (comparative approach) dan

model Tylor dan Bloom melahirkan evaluasi model campuran

multivariasi, yaitu strategi evaluasi yang menyatukan unsur-unsur

dari kedua pendekatan tersebut.83 Strategi ini memungkinkan

pembandingan lebih dari satu kurikulum dan secara serempak

keberhasilan tiap kurikulum diukur berdasarkan kriteria khusus

dari masing-masing kurikulum.

81 Ibid., h.185-186.82 Ibid., h.186.83 Ibid., h.188.

Page 57: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

43

Seperti halnya pada eksperimen lapangan serta usaha-usaha

awal dari Tylor dan Bloom, metode ini pun terlepas dari proyek

evaluasi. Metode-metode tersebut masuk ke bidang kurikulum

setelah komputer dan program paket berkembang yaitu tahun

1960.84 Program paket berisi program statistik yang sederhana

yang tidak membutuhkan pengetahuan komputer untuk

menggunakannya. Dengan berkembangnya penggunaan komputer

memungkinkan studi lapangan tidak dihambat oleh kesalahan dan

kelambatan. Semua masalah pengolahan statistik dapat dikerjakan

dengan komputer.

Langkah-langkah model multivariasi adalah, pertama

mencari sekolah yang berminat untuk dievaluasi/diteliti, kedua

pelaksanaan program. Bila tidak ada pencampuran sekolah

tekanannya pada partisipasi yang optimal, ketiga sementara tim

menyusun tujuan yang meliputi semua tujuan dari pengajaran

umpamanya dengan metode global dan metode unsur, dapat

disiapkan tes tambahan, keempat Bila semua informasi yang

diharapkan telah terkumpul, maka mulailah pekerjaan komputer,

kelima tipe analisis dapat juga digunakan untuk mengukur

pengaruh bersama dari beberapa variable yang berbeda.85

Model-model evaluasi kurikulum tersebut berkembang dari dan

digunakan untuk mengevaluasi model atau pendekatan kurikulum

tertentu. Model perbandingan lebih sesuai untuk mengevaluasi

pengembangan kurikulum yang menekankan isi (content based

curriculum), model tujuan lebih sesuai digunakan dalam

pengembangan kurikulum yang menggunakan pendekatan tujuan

(Goal based curriculum)., model campuran dapat digunakan untuk

84 Ibid.85 Ibid.

Page 58: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

44

mengevaluasi baik kurikulum yang menekankan isi, tujuan maupun

situasi (Situation based curriculum).86

D. Penelitian Relevan

Hasil penelitian relevan sebelumnya yang sesuai dengan penelitian ini

adalah penelitian yang dilakukan oleh Rian Wahyudi yang berjudul

“Implementasi Kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)

Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Di MTS Daarul Hikmah Pamulang”.

Pendekatan yang digunakaan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif dengan metode deskriptif kualitatatif, tujuan dari penelitian ini

adalah untuk untuk mengetahui pengimplementasian KTSP pada mata

pelajaran Al-Qur’an Hadits di MTS Daarul Hikmah pada ranah perangkat

pembelajaran, yakni pengembangan dokumen silabus dan RPP dan juga

untuk mengetahui proses pembelajaran yang dilakukan guru Al-Qur’an

Hadits di MTS Daarul Hikmah yang berbasis KTSP. Hasil dari penelitian ini

adalah guru sudah mengimplementasikan KTSP dalam setiap proses

pembelajarannya, mulai dari silabus dan RPP yang sudah mencerminkan

konsep KTSP dan juga pelaksanaan pembelajaran di kelas yang sudah

menerapkan pembelajaran berbasis CTL (contekstual teaching and learning)

dan PAIKEM (pembelajaran aktif inovatif kreatif efektif dan menyenangkan),

walaupun belum sepenuhnya nampak dalam setiap pembelajaran, hal itu

dikarenakan fasilitas sekolah yang belum benar-benar mendukung

pelaksanaan pembelajaran berbasis CTL dan PAIKEM.87

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang penulis lakukan adalah

mengkaji tentang kurikulum. Metode yang digunakan dalam penelitian sama-

sama menggunakan deskriptif kualitatif berdasarkan teknik pengumpulan data

melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi dan validitas data melalui

triangulasi data dan triangulasi metode.

86 Ibid., h.189.87 Rian Wahyudi, “ Implementasi Kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan) Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadis Di MTS Daarul Hikmah Pamulang”Skripsi pada Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2012, tidak dipublikasikan.

Page 59: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

45

Perbedaannya penelitian ini dengan penelitian yang penulis lakukan

adalah dalam lokasi dan bidang kajiannya. Penelitian ini berlokasi di MTS

Daarul Hikmah Pamulang sedangkan penulis melakukan penelitian di SMPI

Al-Azhar 3 Bintaro. Perbedaan lain adalah dilihat dari bidang kajiannya, jika

penelitian ini mengkaji implementasi kurikulum KTSP dalam mata pelajaran

Al-Qur’an Hadits, sedangkan penelitian yang penulis kaji adalah respon

perubahan kurikulum KTSP ke Kurikulum 2013.

Page 60: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

46

BAB III

PERUBAHAN KTSP KEPADA KURIKULUM 2013 PADA MATA

PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP

A. Perubahan KTSP Kepada Kurikulum 2013

1. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013

Dalam buku pengembangan dan implementasi kurikulum Mulyasa

menjelaskan bahwa landasan pengembangan kurikulum 2013 meliputi:

a. Landasan Filosofis1) Filosofis pancasila yang memberikan berbagai prinsip dasar

dalam pembangunan pendidikan.2) Filosofi pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai

akademik, kebutuhan peserta didik, dan masyarakat.b. Landasan Yuridis

1) RPJMN 2010-2014 Sektor Pendidikan, tentang perubahanmetodologi pembelajaran dan penataan kurikulum.

2) PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikanc. INPRES Nomor 1 Tahun 2010, tentang Percepatan Pelaksanaan

Prioritas Pembangunan Nasional, penyempurnaan kurikulum danmetode pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai budaya bangsauntuk membentuk daya saing dan karakter bangsa.

d. Landasan Konseptual1) Relevansi pendidikan (link and match)2) Kurikulum berbasis kompetensi, dan karakter3) Pembelajaran kontekstual4) Pembelajaran aktif5) Penilaian yang valid, utuh, dan menyeluruh.1

2. Rasional Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena munculnya

berbagai tantangan zaman yang harus dihadapi, baik tantangan dari segi

internal maupun eksternal, selain itu untuk menghadapi berbagai tututan

zaman diperlukan adanya tata kelola kurikulum yang lebih mendalam

dengan tambahan perluasan materi.

1 E,Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT RemajaRosdaKarya,2014),Cet.IV,h.64-65

Page 61: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

47

a. Tantangan Internal

Tantangan internal ini berhbungan dengan 8 Standar Nasional

Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan, standar biaya, standar

sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar

isi, standar proses, standar penilaian, dan standar kompetensi lulusan

yang berpengaruh terhadap kualitas masyarakat Indonesia. 2

Tantangan internal lainnya terkait dengan faktor perkembangan

penduduk Indonesia. Dilihat dari pertumbuhan penduduk di

Indonesia, masyarakat Indonesia saat ini sedang memiliki jumlah

usia produktif yang cukup tinggi, yang mana dengan tingginya usia

produktif di Indonesia haruslah ditunjang dengan pendidikan yang

bermutu, dan pendidikan yang bermutu haruslah di barengi dengan

kurikulum yang berkualitas, untuk itu maka dibutuhkan

pengembangan kurikulum yang mampu membawa pendidikan

indonesia ke arah yang lebih maju, sehingga menghasilkan

masyarakat yang memiliki kualitas tinggi.3

b. Tantangan Eksternal

Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan dengan

perkembangan arus globalisasi dan berbagai masalah lingkungan

hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri

kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat

internasional.4

Tantangan selanjutnya adalah pendidikan di Indonesia yang

terlalu menekankan pada aspek kognitif, yang hanya memerlukan

kemampuan kognitif mengingat menjadi hasil belajar yang dominan,

sedangkan kemampuan menerapkan apa yang sudah dipelajari di

sekolah di masyarakat dan kemampuan berpikir kreatif sebagai dasar

2 E. Mulyasa, Guru Dalam Implementasi Kurikulum 2013 (Jadilah Guru Profesional AtauTidak Sama Sekali, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2014),h.22-24.

3 Kemendikbud, “Naskah Akademik Pengembangan Kurikulum”, Naskah AkademikKemendikbud, Jakarta, 2013,h.18, tidak dipublikasikan.

4 Ibid., h.20.

Page 62: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

48

bagi kemampuan kreativitas baik dalam ilmu maupun dalam aspek

kehidupan kurang mendapat perhatian yang cukup dalam

kurikulum.5

Tantangan eksternal lainnya berupa fenomena negatif yang

mengemuka antara lain terkait dengan masalah perkelahian pelajar,

masalah narkoba, korupsi, plagiarisme, kecurangan dalam ujian, dan

gejolak sosial di masyarakat (social unrest). Permasalahan sosial

merupakan hal yang selalu harus mendapat perhatian kurikulum dan

berpengaruh terhadap kurikulum.6

c. Penyempurnaan Pola Pikir

Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan hanya

akan dapat terwujud apabila terjadi pergeseran atau perubahan pola

pikir. Laporan BSNP (badan standar nasional pendidikan) tahun

2010 dengan judul Paradigma Pendidikan Nasional Abad XXI

menegaskan bahwa untuk meningkatkan kualitas pendidikan dalam

menghadapi masa depan perlu dilakukan perubahan paradigma

pembelajaran melalui pergeseran tata cara penyelenggaraan kegiatan

pendidikan dan pembelajaran di dalam kelas atau lingkungan sekitar

lembaga pendidikan tempat siswa menimba ilmu.7 Pergeseran itu

meliputi proses pembelajaran sebagai berikut:

Dari berpusat pada guru menuju berpusat pada siswa, Dari satuarah menuju interaktif, Dari isolasi menuju lingkunganjejaring, Dari pasif menuju aktif-menyelidiki, Darimaya/abstrak menuju konteks dunia nyata, Dari pribadimenuju pembelajaran berbasis tim, Dari luas menuju perilakukhas memberdayakan kaidah keterikatan, Dari stimulasi rasatunggal menuju stimulasi ke segala penjuru, Dari alat tunggalmenuju alat multimedia, Dari hubungan satu arah bergesermenuju kooperatif, Dari produksi massa menuju kebutuhanpelanggan, Dari usaha sadar tunggal menuju jamak, Dari satuilmu pengetahuan bergeser menuju pengetahuan disiplinjamak, Dari kontrol terpusat menuju otonomi dan kepercayaan,

5 Ibid., h.25.6 Mulyasa. op. cit. h.617 BNSP, Laporan BNSP tahun 2010. diakses tanggal 08/12/2014 (http://www.bsnp-

indonesia.org/id)

Page 63: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

49

Dari pemikiran faktual menuju kritis, Dari penyampaianpengetahuan menuju pertukaran pengetahuan.8

Untuk melakukan suatu pergeseran pola pikir dalam dunia

pendidikan, tentunya diperlukan adanya perubahan dalam segi

kurikulum, sehingga disini perubahan kurikulum sangatlah

dibutuhkan.

3. Tujuan Perubahan

Tujuan pengembangan Kurikulum 2013 terutama adalah untuk

mengatasi masalah dan tantangan berupa kompetensi riil yang

dibutuhkan oleh dunia kerja, globalisasi ekonomi pasar bebas,

membangun kualitas manusia Indonesia yang berakhlak mulia, dan

menjadi warga negara yang bertanggung jawab.9 Pada hakikatnya

pengembangan Kurikulum 2013 adalah upaya yang dilakukan salah satu

elemen pendidikan, yaitu kurikulum untuk memperbaiki kualitas hidup

dan kondisi sosial bangsa Indonesia secara lebih luas.10 Jadi,

pengembangan kurikulum 2013 bukan hanya berkaitan dengan persoalan

kualitas pendidikan saja, melainkan kualitas kehidupan seluruh bangsa

Indonesia secara umum.

4. Elemen-Elemen Perubahan

a. Penyempurnaan Pola Pikir Perumusan Kurikulum

Salah satu hal yang dilakukan dalam perumusan dan

pengembangan Kurikulum 2013 adalah dengan penyempurnaan pola

pikir. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)

menyatakan bahwa perumusan Kurikulum 2013 ini berbeda dari

kurikulum-kurikulum sebelumnya, terutama Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK) tahun 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Jika kedua kurikulum tersebut standar

kelulusan diturunkan dari standar isi, maka pada Kurikulum 2013

8 Kemendikbud. op. cit., h.27-32.9 Mulyasa., h.6510Kemendikbud, “Informasi Kurikulum Untuk Masyarakat”, Naskah Akademik

Kemendikbud, Jakarta, 2013 ,h.6, tidak dipublikasikan.

Page 64: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

50

standar kelulusan diturunkan dari kebutuhan riil anak didik dan

kehidupan sosial masyarakat sekarang dan nanti. Dengan kata lain,

pada KBK dan KTSP kompetensi diturunkan dari matapelajaran,

sedangkan pada Kurikulum 2013 matapelajaran diturunkan dari

kompetensi yang ingin dicapai.11

Selain itu, KBK dan KTSP lebih memberikan penekanan pada

mata pelajaran (subject matter), padahal yang dituju adalah

penguasaan kompetensi. Hal tersebut terlihat dari pemisahan

matapelajaran untuk membentuk kompetensi berupa pengetahuan,

sikap, dan keterampilan tertentu.12 Di sisi lain, Kurikulum 2013

sekarang lebih diarahkan supaya semua matapelajaran dapat secara

integratif dan tematik menunjang kompetensi pengetahuan, sikap, dan

keterampilan bersama-sama. Jadi tidak ada lagi mata pelajaran yang

saling terpisah-pisah satu sama lain, melainkan banyak mata pelajaran

yang ditujukan untuk menunjang beberapa kompetensi secara

integratif.

b. Standar Kompetensi Lulusan

Secara umum standar kompetensi lulusan yang dirumuskan dalam

Kurikulum 2013 diambil dari analisis kebutuhan anak didik dan

keadaan sosial atau realitas sosial. Standar kompetensi lulusan

Kurikulum 2013 dibagi menjadi tiga kategori kemampuan atau

kompetensi, yaitu pengetahuan, sikap dan keterampilan. Baik pada

jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP),

maupun Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah

Kejurusan (SMK).13

11 Ibid.12 Masnur Muslich, KTSP (Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual), (Jakarta:

Bumi Aksara, 2009),Cet.V,h.18-2113 Kemendikbud. op. cit., h.10.

Page 65: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

51

c. Penguatan Isi/Materi Pembelajaran

Berdasarkan pada analisis yang sudah dibuat oleh Tim

Pengembang Kurikulum 2013, maka penguatan materi atau isi

Kurikulum 2013 antara lain adalah dengan:

1) mengevaluasi ruang lingkup materi yang diberikan, berupameniadakan materi yang tidak esensial dan atau tidak relevan bagisiswa, mempertahankan materi yang sesuai dengan kebutuhansiswa, dan menambah materi yang dianggap penting dalamperbandingan internasional; 2) mengevaluasi kedalaman atautingkat kesulitan materi sesuai dengan tuntutan perbandinganinternasional; dan 3) menyusun kompetensi dasar yang sesuaidengan materi yang dibutuhkan.14

d. Penguatan Proses Pembelajaran

Pertimbangan utama pada penguatan proses pembelajaran

didasarkan pada analisis kompetensi yang dibutuhkan di abad ke-21.

Intinya adalah: kehidupan di abad ke-21 adalah dunia yang selalu

berubah tiap menit dan detik, perkembangan teknologi informasi dan

komunikasi (TIK) sudah begitu pesatnya dan mengisi semua sendi-

sendi kehidupan manusia, realitas globalisasi ekonomi, budaya, dan

lainnya yang diperantarai oleh media. Oleh karena itu, dalam

kehidupan sosial dan dunia kerja diperlukan kompetensi individu

yang: 1) fleksibel dan adaptif terhadap perubahan; 2) memiliki

inisiatif dan mandiri; 3) memiliki keterampilan sosial dan budaya; 4)

produktif dan akuntabel; 5) memilik jiwa kepemimpinan dan

bertanggungjawab; 6) memiliki kemampuan belajar sepanjang hayat

dan inovasi; dan 7) melek media, teknologi, dan informasi. Oleh

karena itulah terjadi perubahan proses pembelajaran yang cukup

signifikan. Bila dalam KBK dan KTSP pengetahuan mengenai TIK itu

diajarkan sebagai mata pelajaran, maka dalam Kurikulum 2013 TIK

menjadi bagian melekat dari setiap proses pembelajaran.15

Hal tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran di kelas

dan sekolah tidak cukup hanya melalui peningkatan pengetahuan saja,

14 Ibid., h.11.15 Ibid., h.16.

Page 66: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

52

melainkan juga harus dilengkapi dengan kemampuan kritis dan

kreatif, berkarakter kuat, yakni individu yang bertanggungjawab,

berjiwa sosial tinggi, toleran, produktif, adaptif terhadap perubahan,

dan lainnya, serta didukung oleh kemampuan memanfaatkan

teknologi, informasi, dan media. Beberapa hal yang dapat dilakukan

antara lain adalah:

1) mempersiapkan tenaga pendidik dan kependidikan melaluipelatihan dan juga dukungan infrastruktur; 2) memungkinkanpendidikn untuk berkolaborasi, berbagi pengalaman, danmengintegrasikannya di ruang kelas; 3) memungkinkan siswauntuk belajar banyak hal yang relevan dengan konteks duniasekitar yang selalu berkembang; dan 4) mendukung keterlibatankomunitas dalam pembelajaran, baik pembelajaran langsung(tatap muka) maupun online.16

e. Penguatan Penilaian Pembelajaran

Pada penguatan penilaian pembelajaran juga didasarkan pada

analisis kemampuan yang diperlukan di abad ke-21. Agar dapat

menunjang proses pembelajaran dan pencapaian kompetensi yang

dibutuhkan, maka penilaian yang digunakan bukan hanya berupa tes

saja, baik berupa tes formatif maupun tes sumatif, melainkan juga

penilaian lain termasuk portofolio siswa, menekankan pada

pemanfaatan umpan balik berdasarkan kinerja yang ditunjukkan oleh

siswa, dan memperbolehkan pengembangan portofolio siswa.17 Hal-

hal yang dinilai antara lain adalah: “(1 tingkat kemampuan berpikir

siswa dari tingkat rendah sampai tinggi; (2 menekankan pada

pemberian pertanyaan yang membutuhkan pemikiran mendalam

(bukan sekadar hafalan semata); (3 mengukur proses kerja siswa,

bukan hanya hasil kerja siswa; dan (4 menggunakan portofolio

pembelajaran siswa”.18

16 Ibid.17 Abdul Majid, Implementasi Kurikulum 2013 (Kajian Teoritis dan Praktik), (Bandung:

Interes, 2014),h.4118 Kemendikbud. op. cit., h.13.

Page 67: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

53

f. Pembagian Peran Guru dan Pemerintah

Pada Kurikulum 2013 peran pemerintah lebih dominan,

sedangkan peran guru dikurangi. Dengan kata lain, kewenangan guru

dalam menyusun silabus dikembalikan pada pemerintah, jadi

pemerintah pusat sudah melengkapi Kurikulum 2013 sampai pada

silabus yang akan diimplementasikan di kelas oleh para guru di

sekolah-sekolah, sehingga guru tidak perlu menghabiskan waktu

dengan menyusun silabus atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP). Inilah alasannya mengapa Kurikulum 2013 dikatakan lebih

meringankan beban guru. Selain itu, dikarenakan Kurikulum 2013

adalah kurikulum nasional, maka pihak pemerintah daerah berhak dan

berwenang untuk menyusun kurikulum daerah yang di dalamnya

antara lain dapat memuat materi bahasa daerah, budaya daerah, dan

sejenisnya.19 Mata pelajaran bahasa daerah tidak dimunculkan dalam

struktur Kurikulum 2013 karena kalau dimunculkan akan memberikan

kesan sebagai konsekuensi “wajib” bagi semua sekolah di seluruh

wilayah Indonesia. Padahal, sangat mungkin banyak dari sekolah atau

daerah yang tidak mengajarkan bahasa daerah. Jadi posisi bahasa

daerah dalam Kurikulum 2013 jelas menjadi wewenang Pemerintah

Daerah sesuai dengan bunyi pasal 42 UU No.24 Tahun 2009 tentang

Bendera dan Bahasa Nasional. 20

B. Struktur Kurikulum Pada Sekolah Menengah Pertama (SMP)

1. Perubahan Struktur Kurikulum Pada Sekolah Menengah Pertama

(SMP)

Struktur kurikulum merupakan suatu aplikasi konsep

pengorganisasian konten dalam suatu sistem belajar dan

pengorganisasian beban belajar dalam sebuah sistem pembelajaran.

Pengorganisasian sistem balajar yang digunakan dalam kurikulum yang

19 Mulyasa, op. cit., h.80-8120 Kemendikbud. op. cit., h.13.

Page 68: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

54

akan datang adalah sistem semester sedangkan pengorganisasian beban

balajar dalam pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester.21

Dalam perubahan struktur kurikulum di Sekolah Menengah Pertama

(SMP), proses pembentukannya tidaklah mudah, tapi proses tersebut

membutuhkan beberapa tahapan pembentukan, dengan berbagai macam

masukan, pertimbangan dan usulan dari berbagai pihak sampai akhirnya

terbentuklah kurikulum suatu yang baru. Dan untuk lebih memudahkan

dalam pemahamannya disini penulis akan menampilakan bagaimana

proses tersebut dalam bentuk tabel.

Tabel 3.1

Usulan Rancangan Struktur Kurikulum SMP22

Usulan Rancangan Struktur Kurikulum SMPNo Komponen Rancangan1 Disusun berdasarkan kompetensi yang harus dimiliki peserta didik

SMP dalam ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan2 Menggunakan mata pelajaran sebagai sumber kompetensi dan

subtansi pelajaran3 Menggunakan pendekatan sains dalam proses pembelajaran

(mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengolah, menyajikan,menyimpulkan, mencipta) semua mata pelajaran.

4 Meminimumkan jumlah mata pelajaran dengan hasil 12 dapatdikurangi menjadi 10 melalui pengintegrasian beberapa matapelajaran:a. TIK menjadi sarana pembelajaran pada semua mata pelajaran,

tidak berdiri sendiri.b. Muatan lokal menjadi materi pembahasan Seni budaya dan

prakarya.c. Mata pelajaran Pengembangan Diri diintegrasikan ke semua

mata pelajaran5 IPA dan IPS dikembangkan sebagai mata pelajaran integrative

science dan integrative social studies, bukan sebagai pendidikandisiplin ilmu. Keduanya sebagai pendidikan berorientasi aplikatif,pengembangan kemampuan berfikir, kemampuan belajar, rasaingin tahu, dan penggunaan sikap peduli dalam bertanggung jawabterhadap lingkungan sosial dan alam.

6 Bahasa ingris diajarkan untuk membentuk ketrampilan berbahasa7 Menambah 6 jam pelajaran per minggu sebagai akibat dari

perubahan pendekatan proses pembelajaran dan proses penilaian.

21 Majid. op. cit. h.5322 Tabel ini diadopsi dari Mulyasa. op. cit., h. 88-89.

Page 69: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

55

Selanjutnya setelah menampilkan bagaimana rancangan dari

struktur kurikulum SMP pada tabel 2.1 maka pada tabel 2.2,2.3 dan 2.4

akan mensajikan bagaimana proses perubahan struktur kurikulum sampai

menjadi kurikulum SMP yang baru.

Tabel 3.2

Struktur Kurikulum Lama23

Komponen

Alokasi WaktuMinimal PerMinggu (JP)

VII VIII IX

A . Mata Pelajaran

1 Pen. Agama 2 2 2

2 Pen. Kewarganegaraan 2 2 2

3 Bahasa Indonesia 4 4 4

4 Matematika 4 4 4

5 IPA 4 4 4

6 IPS 4 4 4

7 Bahasa Ingris 4 4 4

8 Seni Budaya 2 2 2

9 Pend. Jasmani, OR & Kes 2 2 2

10 Keterpil/Tekno. Inform & Komu. 2 2 2

B. Muatan Lokal 2 2 2

C. Pengembangan Diri 2* 2* 2*

Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 32* 32 32

23 Tabel ini diadopsi dari Mulyasa. op. cit., h.89.

Page 70: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

56

Tabel 3.3

Usulan Struktur Kurikulum Baru24

KomponenAlokasi WaktuMinimal PerMinggu (JP)

VII VIII IXKelompok A1 Pen. Agama 2 2 22 Pen. Pancasila & Kewarganegaraan 3 3 33 Bahasa Indonesia 6 6 64 Matematika 5 5 55 IPA 5 5 56 IPS 4 4 47 Bahasa Ingris 4 4 4

Kelompok B1 Seni Budaya (Termasuk Muatan Lokal) 3 3 32 Pend Jasmani, OR & Kes. (termasuk muatan

lokal)3 3 3

3 Prakarya (termasuk muatan lokal) 3 3 3Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 38 38 38

Demikianlah proses dari usulan dan penataan kurikulum yang

terjadi dalam pengembangan kurikulum SMP, dan setelah melihat

masukan dari beberapa pihak; akhirnya dirumuskanlah struktur

kurikulum sekolah menengah pertama (SMP) sebagai berikut:

Tabel 3.4

Struktur Kurikulum Baru (2013) 25

KomponenAlokasi WaktuMinimal PerMinggu (JP)

No Komponen VII VIII IXKelompok A

1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 32 PPKn 3 3 33 Bahasa Indonesia 6 6 64 Matematika 5 5 55 IPA 5 5 56 IPS 4 4 47 Bahasa Ingris 4 4 4

24 Ibid.25 Tabel ini diadopsi dari Majid. op. cit., h.54

Page 71: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

57

KomponenAlokasi WaktuMinimal PerMinggu (JP)

No Komponen VII VIII IXKelompok B

8 Seni Budaya & Prakarya (termasuk muatanlokal*)

3 3 3

9 Pend. Jasmani, OR & Kes (termasuk muatanlokal)

3 3 3

10 Prakarya (termasuk mulok) 2 2 2Jumlah 38 38 38

* Muatan lokal dapat memuat bahasa daerah.

Selanjutnya perubahan struktur kurikulum untuk Sekolah Menengah

Pertama (SMP) disusun berdasarkan kompetensi yang harus dimiliki

anak didik SMP dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Selain itu pendekatan saintik digunakan dalam proses pembelajaran,

meliputi aktivitas mengamati, bertanya, menalar, mencoba, mengolah,

menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta, pada semua matapelajaran.26

Apabila melihat tabel di atas maka akan terlihat bahwa telah terjadi

pengurangan dalam mata pelajaran, yaitu dari yang awalnya berjumlah

12 (duabelas) mata pelajaran menjadi hanya 10 (sepuluh) matapelajaran.

Selain itu pengintegrasian matapelajaran juga dilakukan, pada

matapelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK), yang menjadi

sarana pembelajaran pada semua matapelajaran, dan mata pelajaran seni

budaya dan prakarya masuk kedalam muatan lokal, dan matapelajaran

pengembangan diri diintegrasikan ke semua matapelajaran. Khusus untuk

matapelajaran IPA dan IPS dikembangkan sebagai matapelajaran sains

terintegrasi (integrative science) dan kajian sosial terintegrasi (integrative

social studies) bukan sebagai disiplin ilmu. Keduanya sebagai pendidikan

berorientasi aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan

belajar, rasa ingin tahu, dan pembangunan sikap peduli dan

bertanggungjawab terhadap lingkungan sosial dan alam. Selain itu

sebagai konsekuensi pengurangan matapelajaran, maka tiap minggu

26 Kemendikbud. op. cit., h.17.

Page 72: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

58

ditambah 6 (enam) jam pelajaran guna mengakomodasikan adanya

perubahan proses pembelajaran yang lebih aktif.27

2. Perbedaan Antara KTSP Dan Kurikulum 2013 Di SMP

Setelah sebelumnya penulis memberikan gambaran bagaimana

proses perubahan dalam struktur kurikulum di Sekolah Menengah

Pertama (SMP) dalam tabel 2.1,2.2,2.3 maka sekarang penulis akan

memberikan penjelasan mengenai bagaimana perbedaan antara kurikulum

lama (KTSP 2006) dengan kurikulum baru (Kurikulum 2013) dalam tabel

2.4, diantara perbedaannya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5

Perbedaan Esensial Kurikulum SMP28

KTSP 2006 Kurikulum 2013Mata pelajaran tertentumendukung kompetensi tertentu

Tiap mata pelajaran mendukung semuakompetensi (sikap, keterampilan,pengetahuan)

Mata pelajaran dirancang berdirisendiri dan memiliki kompetensidasar sendiri

Mata pelajaran dirancang terkait satudengan lain dan memiliki kompetensi intitiap kelas.

Bahasa Indonesia sebagaipengetahuan

Bahasan Indonesia sebagai alatkomunikasi carrier of knowledge

Tiap mata pelajaran diajarkandengan pendekatan yang berbeda

Semua mata pelajaran diajarkan denganpendekatan yang sama, yaitu pendekatansaintik melalui mengamati, menanya,mencoba, menalar,…

TIK adalah mata pelajaran TIK merupakan sarana pembelajaran,dipergunakan sebagai media pembelajaranmata pelajaran lain.

Dalam tabel di atas dapat terlihat perbedaan antara kurikulum lama

(KTSP) dan kurikulum baru (Kurikulum 2013), diantara perbedaan yang

dapat terlihat adalah, dalam KTSP suatu mata pelajaran hanya

mendukung satu kompetensi tertentu sedangkan dalam kurikulum 2013

semua mata pelajaran mendukung semua kompetensi, mulai dari

kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Selanjunya bahasa

27 Ibid.28 Tabel ini diadopsi dari Mulyasa. op. cit., h.172.

Page 73: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

59

indonesia yang pada awalnya dirancang sebagai suatu pengetahuan,

dalam Kurikulum 2013 menjadi alat komunikasi.

C. Perubahan Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI)

Berbicara tentang perubahan kurikulum pada mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam (PAI) dalam kurikulum baru atau kurikulum 2013,

perubahannya dapat terlihat pada tabel 2.2, 2.3 dan 2.4. Dalam tabel tersebut

jelas terlihat adanya perubahan pada penamaan pelajaran PAI, yang awalnya

dinamai dengan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) kemudian

berubah menjadi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.

Selanjutnya adanya perubahan pada jumlah jam pelajaran, yaitu adanya

penambahan jam pelajaran, yang awalnya pada kurikulum KTSP jumlah

setiap kali pertemuannya 2 jam pelajaran, dalam kurikulum 2013 bertambah

menjadi 3 jam pelajaran dalam setiap pertemuan. Hal ini berpengaruh

terhadap bobot jam pelajaran setiap minggunya, yang awalnya pada KTSP

bobot jam pelajaran PAI dalam satu minggu 4 jam pelajaran pada kurikulum

2013 bobot jam pelajarannya menjadi 6 jam pelajaran,

Terjadinya beberapa perubahan tersebut merupakan suatu keuntungan

yang cukup besar bagi para pengajar di bidang agama, karena dengan

bertambahnya jam pelajaran di setiap minggunya, maka akan lebih

memaksimalkan para guru PAI dalam melaksanakan proses pembelajaran

sesuai dengan yang diharapkan. Dengan penambahan jumlah jam pelajaran

ini pun diharapkan tujuan pendidikan yang tertera dalam Undang-Undang

Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 bab II pasal 3 dapat tercapai.29

Perubahan lainnya yang terdapat dalam kurikulum 2013 adalah adanya

penginterasian TIK (teknologi informasi dan komunikasi) dalam setiap

pembelajaran. Pengintegrasian TIK dalam setiap pembelajaran merupakan

suatu pembaharuan dari kurikulum 2013. Pengintegrasian ini pun

memberikan keuntungan pada proses pembelajaran PAI. Dengan adanya

pengintegrasian TIK dalam pembalajaran PAI maka guru PAI memiliki

29 Republik Indonesia, Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SistemPendidikan Nasional, Bab II, Pasal 3.

Page 74: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

60

keleluasaan untuk menggunakan TIK sebagai media dalam pembelajaran. Hal

ini merupakan suatu bentuk kemajuan dalam pembelajaran PAI, yang

awalnya pembelajran PAI lebih didominasi dengan pembelajaran yang

bersifat konvensional atau ceramah, sekarang dengan adanya media TIK,

maka proses pembelajaran akan lebih menarik. Selain itu, media TIK juga

merupakan suatu media yang dapat memberikan suatu pengalaman yang lebih

dan dapat menambah ilmu pengetahuan baru.

Selain adanya pengintegrasian TIK dalam seluruh mata pelajaran yang

memberikan pengaruh terhadap pembelajaran PAI, hal lainnya dalam

kurikulum 2013 yang memberikan dampak terhadap pembelajaran PAI

adalah adanya pendekatan baru yang disebut dengan pendekatan scientific

atau dikenal juga dengan pendekatan keterampilan proses sains. Pendekatan

scientific yaitu suatu pendekatan dalam proses pembelajaran yang meliputi

aktivitas mengamati, bertanya, menalar, mencoba, mengolah, menyajikan,

menyimpulkan, dan mencipta. 30 Dari sini dapat dipahami bahwa pelajaran

agama tidak haruslah selalu mendengarkan ceramah yang disajikan oleh guru

tetapi dalam pembelajaran agamapun harus dapat membuat siswa lebih aktif.

Perubahan lainnya yang terdapat dalam kurikulum 2013 yang

berpengaruh terhadap Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah Menengah

Pertama (SMP) adalah, Standar Kompentensi lulusan (SKL) diawali dengan

setiap lulusan memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman

dan berakhlak mulia. Demikian juga dalam Kompetensi Inti yang kesatu pada

semua mata pelajaran yang diawali dengan kalimat menghargai dan

menghayati ajaran agama yang dianutnya, hal ini senada dengan apa yang

dinyatakan oleh Direktur Pendidikan Agama Islam yang menyatakan bahwa

kurikulum 2013 merupakan milik guru pendidikan agama Islam.31 Perubahan

pada kurikulum 2013 merupakan sebuah titik terang bagi pendidikan

keagamaan, dengan adanya SKL yang lebih mendukung terhadap

30 Kemendikbud. op. cit., h.17.31Mumu Jajulu, Kurikulum 2013 Milik Guru Pendidikan Agama Islam, jurnal Direktorat

Pendidikan Agama Islam,2013 diakses tanggal Minggu/16/11/2014 (www.pendis.kemenag.go.id)

Page 75: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

61

perkembangan pribadi keagamaan pada siswa. Sehingga sekarang bukan

hanya guru agama sajalah yang bertanggung jawab atas pembentukan pribadi

keagamaan siswa tetapi semua guru juga harus ikut terlibat dalam pendidikan

keagamaan siswa.

Ditambah lagi bahwa dalam kurikulum 2013 setiap mata pelajaran

mendukung semua kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa mulai dari

kompetensi paedagogik, afektif dan psikomotorik, sehingga setiap guru bukan

hanya bertanggung jawab untuk memberikan sekedar pengetahuan

keagamaan saja pada siswa, tetapi juga harus mampu membentuk pribadi

siswa yang beragama. Hal inilah yang memang menjadi acuan dari

pembentukan kurikulum 2013, karena salah satu alasan dari dibentuknya

kurikulum 2013 adalah adanya tantangan eksternal berupa fenomena negatif

yang terkait dengan masalah perkelahian pelajar, masalah narkoba, korupsi,

plagiarisme, kecurangan dalam ujian, dan gejolak sosial di masyarakat (social

unrest), dan semua permasalahan itu muncul karena kurangnya jiwa

keberagamaan dalam pendidikan, sehingga dengan adanya kurikulum 2013

diharapkan dapat menjawab semua tantangan tersebut.32

Melihat berbagai perubahan dalam kurikulum 2013 di atas yang lebih

banyak memberikan implikasi positif dalam pembelajaran keagamaan, maka

guru agama dituntut untuk mampu mengaplikasikan kurikulum 2013 dengan

baik. Dengan memperhatikan bagaimana pemerintah memberikan banyak

keuntungan pada mata pelajaran PAI, pemerintah benar-benar berharap

bahwa dengan banyaknya perubahan yang lebih memberikan keuntungan

terhadap mata pelajaran PAI, pembelajaran keagamaan ini diharapkan mampu

menjawab tantangan zaman, karena dengan berubahnya zaman dan

bertambahnya ilmu pengetahuan jika tidak dibarengi dengan keagamaan yang

kuat maka semuanya akan sia-sia saja.

Seperti yang dikatakan oleh Rahmadi (ketua DPD AGPAII (Asosiasi

guru Pendidikan Agama Islam Indonesia) menyatakan bahwa guru agama

disebut sebagai ujung tombak dalam pengimplementasian kurikulum 2013.

32 Mulyasa. op. cit., h.61

Page 76: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

62

Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dituntut untuk

memiliki kompetensi lebih dibandingkan dengan para pendidik lainnya,

bukan hanya empat kompetensi yang harus dimiliki seperti kompetensi

paedagogik, professional, kepribadian, dan sosial saja tetapi dibutuhkan

kompetensi managerial/kepemimpinan. Sebab tugas dari guru Pendidikan

Agama Islam bukan hanya mencerdasakan intelektual peserta didik, tetapi

juga bertugas untuk mencerdasakan emosional dan spiritualnya. 33

33 Rahmadi, Guru PAI DAN Implementasi Kurikulum 2013, diakses tanggal Minggu16/11/2014 (kalsel .kemenag. go. id/ file/ file/ Jurnal)

Page 77: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

63

BAB IV

RESPON PERUBAHAN KURIKULUM PAI DI SMPI

AL-AZHAR 3 BINTARO

A. Profil Sekolah

1. Identitas Sekolah

Nama Sekolah : SMP ISLAM AL AZHAR 3

Penyelenggara : Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar

No. Statistik Sekolah : 202280311011

Tipe Sekolah : B2

Alamat Sekolah : Jl. Bonjol No.9 Pondok Karya

(Kecamatan) PONDOK AREN

(Kota Madya) TANGERANG SELATAN

(Propinsi) BANTEN

Telepon/HP/Fax : (021) 7343241/7343245

Alamat E-mail : [email protected]

Status Sekolah : SWASTA

Nilai Akreditasi Sekolah (2012): 97,71 (Kategori A).1

2. Visi, Misi, Motto, Dan Tujuan Sekolah

a. Visi Sekolah

Pendidikan Imtaq dan Iptek Berwawasan Global2

b. Misi Sekolah

1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif,

sehingga setiap peserta didik dapat berkembang secara optimal,

sesuai dengan potensi yang dimiliki.

2) Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada

seluruh warga sekolah

1 Dokumentasi administrasi SMPI Al-Azhar 3 Bintaro, tanggal 13 November 20142 Ibid.

Page 78: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

64

3) Mendorong dan membantu setiap peserta didik untuk mengenali

potensi dirinya, sehingga dapat dikembangkan secara optimal

4) Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran

agama Islam dan budaya bangsa, sehingga menjadi sumber

kearifan dalam bertindak

5) Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh

warga sekolah dan komite sekolah

6) Mendorong dan menumbuhkan semangat berprestasi, belajar dan

bekerja keras dalam mewujudkan perilaku yang berprestasi dalam

olahraga

7) Menumbuhkembangkan kepercayaan pada diri peserta didik agar

berlaku disiplin dan memiliki budi pekerti yang luhur sesuai

dengan ajaran agama Islam dan budaya bangsa.3

c. Motto Sekolah

Kuat Akidah, unggul prestasi dan luhur perilaku

1) Indikator Motto

a) Kuat aqidah :

(1) Jujur dalam ucapan dan tindakan

(2) Disiplin beribadah

(3) Berpakaian secara islami

b) Unggul prestasi

(1) Unggul dalam peningkatan perolehan nilai UN

(2) Unggul dalam berbagai lomba bidang studi atau

Olimpiade Matematika dan Sains Nasional

(3) Unggul dalam berbagai Lomba Karya Ilmiah Remaja

(LKIR)

(4) Unggul dalam kegiatan keagamaan

(5) Unggul dalam prestasi olahraga

(6) Unggul dalam prestasi kesenian

3 Ibid.

Page 79: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

65

c) Luhur perilaku

(1) Menebar salam

(2) Disiplin dan tanggungjawab dalam melaksanakan tugas

(3) Menghormati sesama

(4) Ramah (bermuka manis dan murah senyum)

(5) Berpenampilan sopan, simpatik dan empatik4

d. Tujuan Sekolah

Memberikan pendidikan kepada seluruh murid sesuai dengan

visi dan misi sekolah dengan mengacu pada visi dan misi Yayasan

Pesantren Islam Al-Azhar.5

Sekolah Menengah Pertama Islam A-Azhar 3 Bintaro atau yang

sering disingkat menjadi Albin 3 merupakan sekolah menengah

pertama yang menitikberatkan pada pendidikan keislaman, hal ini

dapat terlihat dari visi, misi dan motto sekolah yang mencerminkan

pendidikan keislaman bagi siswa-siswanya.

3. Staf Pengajar SMPI Al-Azhar 3 Bintaro

Berdasarkan data hasil studi dokumenasi, berikut data staf

pengajar SMPI Al-Azhar 3 Bintaro ditinjau dari latar belakang

pendidikan.

Tabel 4.1

Staf Pengajar SMPI Al-Azhar 3 Bintaro ditinjau dari latar belakang

pendidikan.6

Latar Belakang

Pendidikan

Pria Wanita Jumlah

S3 - - -

S2 3 1 4

S1 16 10 29

Total 19 11 30

4 Ibid.5 Ibid.6 Ibid.

Page 80: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

66

Dari data diatas dapat terlihat bahwa staf pengajar di SMPI Al-

Azhar 3 Bintaro yang seluruhnya berjumlah 30 orang telah memenuhi

kualifikasi sebagai tenaga pendidik dengan staf pengajar berpendidikan

S1 sebanyak 26 orang dan pengajar berpendidikan S2 sebanyak 4 orang.

Untuk melaksanakan pembelajaran PAI, SMPI Al-Azhar 3 Bintaro

memiliki 3 orang guru dengan kompetensi sesuai, guru pertama

merangkap jabatan sebagai Wakil Kepala Sekolah mengajar dikelas 8 BD

dan 9 BD yang merupakan kelas Billingual, guru kedua mengajar di kelas

8 ACE dan 9 ACE yang merupakan kelas reguler, dan guru ketiga

mengajar di kelas 7 ABCDE atau seluruh kelas 7 di SMPI Al-Azhar 3

Bintaro.7

4. Jumlah Peserta didik SMPI Al-Azhar 3 Bintaro

Data hasil studi dokumentasi menunjukkan jumlah peserta didik

SMPI Al-Azhar 3 Bintaro periode 2014-2015 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2

Jumlah Peserta didik SMPI Al-Azhar 3 Bintaro Tahun Ajaran

2014-20158

Jumlah peserta didik pria : 262Jumlah peserta didik wanita : 247

Dari data di atas terlihat bahwa peserta didik SMPI Al-Azhar 3

Bintaro periode tahun pelajaran 2014-2015 seluruhnya berjumlah 509

siswa. Di SMPI Al-Azhar 3 Bintaro, setiap tingkat kelas dibagi menjadi

kelas Billingual dan kelas Reguler, kelas Billingual menempati kelas B

dan D sedangkan kelas Reguler menempati kelas A, C, dan E. Perbedaan

7 Ibid.8 Ibid.

KLSA B C D E

JumlahL P L P L P L P L P

7 22 13 21 12 15 18 17 18 17 17 170

8 18 17 11 20 19 15 13 20 19 15 167

9 23 11 11 23 26 8 15 20 15 20 172

Total 63 41 43 55 60 41 45 58 51 52 509

Page 81: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

67

antara kelas Billingual dan kelas Reguler terletak pada penggunaan

bahasa pengantar dalam proses pembelajaran, pada kelas Billingual

digunakan bahasa ingris sebagai bahasa pengantar, sedangkan pada kelas

Reguler digunakan bahasa Indonesia. Tes penempatan untuk kelas

Reguler dan Billingual dilakukan pada saat peserta didik mengikuti ujian

masuk kelas tujuh. Siswa yang berhak mengikuti kelas Billingual (kelas

B dan D) adalah siswa yang berhasil menduduki peringkat satu hingga

70 dari ujian saringan masuk yang meliputi mata pelajaran matematika

dan bahasa inggris. Kuota untuk setiap kelas Billingual adalah 35 peserta

didik untuk setiap kelasnya.9

5. Sarana dan Prasarana

Sebagai sebuah sekolah terpadu yang terdiri dari jenjang

pendidikan taman kanak-kanak, sekolah dasar, dan sekolah menengah

pertama, SMPI Al-Azhar 3 Bintaro telah dilengkapi dengan berbagai

sarana dan prasarana yang lebih dari memadai untuk melakukan proses

pembelajaran secara aman dan nyaman.

SMPI Al-Azhar 3 Bintaro memiliki satu buah gedung berbentuk

leter L yang memiliki tiga lantai, fasilitas yang disediakan sekolah untuk

keperluan belajar mengajar adalah, 15 ruang kelas yang sudah dilengkapi

dengan white board dan proyektor, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang

perpustakaan, 1 ruang TU (Tata Usaha), 1 ruang Guru, 1 ruang UKS, 1

ruang BK, 1 ruang OSIS, 1 ruang Perpustakaan, 1 ruang Multi Media, 1

ruang Lab. Bahasa, 1 ruang Lab. Komputer, 1 ruang Lab. Biologi, 1

ruang Lab Fisika, 1 ruang Musik, 1 ruang serbaguna (rapat), 1 ruang toko

koperasi, dan 1 ruang gudang/dapur, semua ruangan sudah dilengkapi

dengan fasilitas penyejuk ruangan (AC). Selanjutnya SMPI Al-Azhar 3

Bintaro juga dilengkapi dengan 2 lapangan, lapangan pertama terletak di

depan gedung sekolah yang sudah difasilitasi dengan dua ring basket dan

9 Ibid.

Page 82: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

68

dua gawang untuk sepak bola sedangkan lapangan kedua terletak di luar

gerbang sekolah, tetapi masih berada di dalam lingkungan Al-Azhar.10

SMPI Al-Azhar juga dilengkapi dengan satu buah mushola yang

terletak di luar gerbang sekolah tetapi masih berada di dalam lingkungan

sekolah. Mushola digunakan untuk sholat berjamaah mulai dari sholat

dhuha yang biasa dilakukan sebelum peserta didik memulai proses

pembelajaran di pagi hari hingga sholat dzuhur, sedangkan sholat ashar

biasa dilakukan di depan ruangan kelas. Seluruh fasilitas yang disediakan

oleh sekolah semuanya berada dalam keadaan baik dan siap untuk

dipergunakan kapan saja.

SMPI Al-Azhar merupakan sekolah menengah pertama berbasis

islam, sehingga kegiatan-kegiatan rutin yang dilaksanakan di SMPI Al-

Azhar 3 Bintaro mencerminkan pendidikan keislaman yang ditanamkan

kepada setiap peserta didiknya. Di SMPI A-Azhar 3 Bintaro para peserta

didik sudah terbiasa melakukan sholat berjama’ah serta kegiatan-kegiatan

bernuansan keislaman lainnya seperti: tadarus Al-Qur’an yang dilakukan

sebelum belajar setiap hari, tahsin atau tahfidz yang dilaksanakan setiap

hari jumat pagi, program BBQ (bimbingan belajar baca Al-Qur’an) yaitu

bimbingan belajar bagi peserta didik yang belum mampu membaca Al-

Qur’an yang di bimbing langsung oleh guru-guru AQUBA (Agama, Al-

Qur’an dan Bahasa Arab) di lingkungan Al-Azhar dengan sistem setiap

guru membimbing sekitar 10-15 peserta didik dan dilaksanakan setelah

kegiatan belajar mengajar setiap hari Senin dan hari Jum’at, serta

kegiatan lainnya seperti amaliyah yang dilakukan setiap hari Senin dan

Kamis.11

10 Ibid.11 Ibid.

Page 83: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

69

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Berdasar analisis terhadap berbagai data yang terkumpul selama

pelaksanaan penelitian, baik data yang diperoleh melalui observasi

(pengamatan), studi dokumentasi maupun hasil wawancara langsung dengan

responden, secara garis besar penulis membagi deskripsi hasil penelitian

berupa respon perubahan kurikulum di SMPI Al-Azhar 3 Bintaro khususnya

pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) kedalam dua bagian,

yaitu : Pertama, respon SMPI Al-Azhar 3 Bintaro terhadap kebijakan

implementasi Kurikulum 2013; Kedua, respon Guru PAI terhadap

Implementasi Kurikulum 2013.

1. Respon SMPI Al-Azhar 3 Bintaro Terhadap Kebijakan Implementasi

Kurikulum 2013

Menyikapi adanya perubahan kurikulum dari kurikulum 2006 ke

kurikulum 2013, maka sesuai dengan kebijakan Yayasan Pesantren Islam

Al-Azhar yang menaungi seluruh lembaga pendidikan Al Azhar di

Indonesia, SMPI Al Azhar 3 Bintaro telah mengimplementasikan

Kurikulum 2013 sejak tahun pelajaran 2013-2014 secara mandiri atau

diluar sekolah sasaran yang dijadikan model penerapan Kurikulum 2013

oleh pemerintah.

Kebijaksanaan-kebijaksanaan sekolah yang diambil sebagai respon

terhadap perubahan kurikulum dari kurikulum 2006 ke kurikulum 2013 di

SMPI Al Azhar 3 Bintaro adalah: Pertama, dilakukannya penyesuaian

struktur kurikulum yang digunakan sesuai dengan Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 68 tahun 2013

tentang Struktur kurikulum 2013. Penyusunan struktur kurikulum 2013

yang digunakan di SMPI Al Azhar 3 Bintaro dilakukan secara terpusat

oleh Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar dan diberlakukan secara efektif

mulai awal tahun pelajaran 2013 – 2014. Tabel berikut memperlihatkan

struktur kurikulum 2013 yang berlaku di SMPI Al-Azhar 3 Bintaro.

Page 84: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

70

Tabel 4.3

Struktur Kurikulum 2013 SMPI Al Azhar 3 Bintaro12

KOMPONENKELAS DAN

ALOKASI WAKTUVII VIII IX

MATA PELAJARAN UMUM1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 32. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 23. Bahasa Indonesia 5 5 54. Matematika 6 6 65. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 76. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 47. Bahasa Inggris 4 4 48. Seni dan musik 3 3 29. Penjas, O.R. dan Kesehatan 3 3 310. Keterampilan / TIK - - 211. Keterampilan dan Prakarya 2 2 -MUATAN LOKAL1. Bahasa Arab 2 2 22. Al Qur’an 2 2 23. Tahfiz 1 1 1

JUMLAH 43 43 43

Kedua, menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan guru pelaksana

kurikulum 2013 secara mandiri bagi seluruh guru SMPI Al Azhar 3

Bintaro serta berperan aktif dengan mengikut sertakan guru maupun

Kepala Sekolah SMPI Al Azhar 3 Bintaro dalam berbagai pendidikan dan

pelatihan implementasi kurikulum 2013 yang diselenggarakan pemerintah

baik di tingkat, kota, provinsi maupun nasional.13

Ketiga, kebijakan lain sebagai respon terhadap perubahan kurikulum

di SMPI Al Azhar 3 Bintaro adalah dilakukannya pemenuhan terhadap

kebutuhan sarana dan prasarana sesuai tuntutan kurikulum 2013,

kebijaksanaan ini diantaranya dengan menyediakan berbagai media

12 Dokumentasi administrasi. loc. cit.

Page 85: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

71

pembelajaran yang lebih banyak dituntut penggunaannya dalam kurikulum

2013.14

2. Respon Guru PAI Terhadap Implementasi Kurikulum 2013

Berdasar data hasil penelitian, penulis mendapatkan temuan yang

menunjukan adanya berbagai respon guru PAI di SMPI Al-Azhar 3

Bintaro terhadap perubahan kurikulum dari Kurikulum 2006 ke Kurikulum

2013, respon-respon tersebut adalah:

a. Perubahan Perencanaan Pembelajaran Kurikulum 2013

Dalam kurikulum 2013, penyusunan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran diatur dalam Permendikbud No.81a tahun 2013 tentang

implementasi kurikulum yang secara operasional dapat diwujudkan

dalam format sebagai berikut:

Tabel 4.4

Format RPP Menurut Permendikbud No.81a/201315

Sekolah :

Matapelajaran :

Kelas/Semester :

Materi Pokok :

Alokasi Waktu :

A. Kompetensi Inti (KI)

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

1. _____________ (KD pada KI-1)

2. _____________ (KD pada KI-2)

3. _____________ (KD pada KI-3)

Indikator: __________________

4. _____________ (KD pada KI-4)

14 Ibid.15 Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia

No. 81a Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran, LampiranIV

Page 86: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

72

Indikator: __________________

Catatan:KD-1 dan KD-2 dari KI-1 dan KI-2 tidak harus dikembangkan dalamindikator karena keduanya dicapai melalui proses pembelajaranyang tidak langsung. Indikator dikembangkan hanya untuk KD-3 danKD-4 yang dicapai melalui proses pembelajaran langsung.

C. Tujuan Pembelajaran

D. Materi Pembelajaran (rincian dari Materi Pokok)

E. Metode Pembelajaran (Rincian dari Kegiatan Pembelajaran)

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran1. Media2. Alat/Bahan3. Sumber Belajar

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran1. Pertemuan Kesatu:a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (…menit)b. Kegiatan Inti (...menit)c. Penutup (…menit)

2. Pertemuan Kedua:a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (…menit)b. Kegiatan Inti (...menit)c. Penutup (…menit), dan seterusnya.

H. Penilaian1. Jenis/teknik penilaian2. Bentuk instrumen dan instrumen3. Pedoman penskoran

Berdasar data hasil studi dokumentasi terhadap Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun oleh guru PAI di

SMPI Al Azhar 3 Bintaro diketahui bahwa telah terjadi perubahan

dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

dilakukan oleh guru PAI di SMPI Al Azhar 3 Bintaro sebagai respon

terhadap perubahan kurikulum yang terjadi. Perubahan dalam

penyusunan RPP yang dilakukan terjadi pada berbagai komponen RPP

Page 87: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

73

seperti yang diungkapkan oleh responden A, beliau mengemukakan

bahwa perubahan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

beliau susun sebagai implikasi dari perubahan dari kurikulum 2006 ke

kurikulum 2013 meliputi berbagai aspek, yaitu:

Pertama perubahan dalam Kompetensi Inti serta Kompetensi

Dasar (KI-1, KI-2, KI-3, KI-4) .Kedua, perubahan metode

pembelajaran, dalam Kurikulum 2006 pembelajaran lebih berpusat

pada guru, ketika menggunakan Kurikulum 2013 menjadi lebih

berpusat pada peserta didik. Ketiga, terdapat perubahan dalam

penilaian, penilaian dalam kurikulum 2013 jadi jauh lebih banyak dan

lebih rumit dalam berbagai aspek. Keempat, penggunaan media,

dalam kurikulum 2013 jadi lebih banyak menggunakan media

terutama media proyektor. Untuk jam pelajaran tidak ada

perubahan, karena pada Kurikulum 2006 SMPI Al-Azhar 3 Bintaro

sudah menetapkan jumlah jam pelajaran PAI 3 jam pelajaran,

sehingga ketika dalam kurikulum 2013 ditetapkan jumlah jam

pelajaran PAI 3 jam maka SMPI Al-Azhar 3 Bintaro tidak melakukan

perubahan sama sekali. Selanjutnya untuk materi pelajaran dan buku

pelajaran belum ada perubahan sama sekali.16

Hal hampir sama dikemukakan oleh responden B yang

menyatakan bahwa perubahan dalam Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang beliau susun sebagai implikasi dari

perubahan Kurikulum 2006 ke kurikulum 2013 adalah diantaranya

perubahan dalam penilaian, penilaian dalam kurikulum 2013 jadi jauh

lebih rumit, dan lebih banyak memakan waktu, selanjutnya perubahan

dalam metode pembelajaran, dalam kurikulum 2013 pembelajaran

lebih banyak berpusat pada anak, jadi dalam pembelajaran anak lebih

banyak melakukan hal seperti mengamati, menanyakan, menemukan,

mampu mengaktualisasikan, dan akan lebih baik apabila anak mampu

16 Wawancara dengan guru A, guru PAI SMPI Al-Azhar 3 Bintaro tgl 05 Desember 2014,nama dirahasiakan atas permintaan responden.

Page 88: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

74

menghasilkan produk baru, dan tentunya lebih banyak menggunakan

media pembelajaran. Selanjutnya untuk buku pelajaran masih belum

ada perubahan, karena masih belum ada pemasokan buku baru untuk

kurikulum 2013.17

Berdasar hasil wawancara dengan kedua responden tersebut

dapat diketahui bahwa implementasi kurikulum 2013 di SMPI Al

Azhar 3 Bintaro telah memberikan perubahahan dalam beberapa aspek

dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu:

Pertama, adanya perubahan dalam pencantuman Kompetensi Inti serta

Kompetensi Dasar materi pelajaran yang akan disampaikan dengan

adanya KI-1, KI-2, KI-3 dan KI-4. Kedua, adanya perubahan dalam

model, strategi serta metode pembelajaran yang digunakan, jika pada

penggunaan Kurikulum 2006 pembelajaran cenderung lebih berpusat

pada guru, maka implementasi kurikulum 2013 menuntut agar

pembelajaran menjadi lebih terpusat pada peserta didik. Ketiga,

perubahan cukup signifikan lainnya terjadi dalam penggunaan media

pembelajaran, kedua responden sepakat bahwa kurikulum 2013 jauh

lebih banyak membutuhkan media dalam setiap pembelajaran.

Keempat, adanya perubahan yang cukup mendasar dalam teknik

penilaian, kedua responden mengungkapkan bahwa penilaian menurut

kurikulum 2013 cenderung jauh lebih rumit dibandingkan menurut

Kurikulum 2006 karena menurut kurikulum 2013 penilaian harus

dilakukan secara menyeluruh terhadap berbagai aspek yang meliputi

sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, cukup

jauh berbeda dibanding penilaian pada Kurikulum 2006 yang lebih

menitikberatkan pada aspek pengetahuan. Standar penilaian menurut

kurikulum 2013 yang menggunakan penilaian skala 4 memberikan

beban tersendiri bagi guru untuk mengkonversi penilaian yang telah

biasa dilakukan dengan menggunakan penilaian skala 10 atau 100.

17 Wawancara dengan guru B. guru PAI SMPI Al-Azhar 3 Bintaro tgl 05 Desember 2014,nama dirahasiakan atas permintaan responden.

Page 89: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

75

Meskipun menyebabkan perubahan dalam berbagai aspek

penyusunan RPP, perubahan kurikulum yang terjadi di SMPI Al-

Azhar 3 Bintaro ternyata tidak serta merta mengubah seluruh aspek

penyusunan RPP khususnya dalam penyusunan RPP mata pelajaran

PAI, setidaknya ada dua aspek penyusunan RPP yang tidak

mengalami perubahan seiring adanya perubahan kurikulum yang

terjadi, yaitu: Pertama, aspek alokasi waktu pembelajaran. Hal ini

dapat terjadi karena sejak penggunaan kurikulum 2006, di SMPI Al-

Azhar 3 Bintaro mata pelajaran PAI telah mendapat alokasi waktu

sebanyak tiga jam pelajaran dari dua jam pelajaran yang diharuskan,

sehingga ketika kebijakan kurikulum 2013 mengharuskan adanya

pengalokasian waktu mata pelajaran PAI menjadi tiga jam pelajaran,

maka bagi SMPI Al-Azhar 3 Bintaro sudah tidak memerlukan adanya

perubahan alokasi waktu lagi. Kedua, selain alokasi waktu

pembelajaran, aspek lain yang tidak mengalami perubahan adalah

aspek sumber belajar utama atau buku pegangan, dikarenakan sekolah

masih belum menerima buku pegangan baru dari pemerintah.

b. Perubahan Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013

Pada hakekatnya pelaksanaan pembelajaran merupakan realisasi

dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun

sebelumnya, sehingga dengan demikian pelaksanaan pembelajaran di

kelas dengan sendirinya akan berubah ketika terdapat perubahan

dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), hal ini

pun terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran PAI di SMPI Al-Azhar 3

Bintaro yang mengalami perubahan seiring berubahnya penyusunan

RPP yang terjadi sebagai respon dari implikasi diberlakukannya

kurikulum 2013.

Berdasar data hasil penelitian khususnya data hasil observasi

dan hasil wawancara yang telah dilakukan, terdapat beberapa

perubahan pelaksanaan pembelajaran sebagai respon terhadap

perubahan kurikulum yang terjadi. Dari hasil wawancara dengan

Page 90: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

76

responden A dapat diketahui bahwa telah terjadi perubahan dalam

cara mengajar pelajaran PAI di SMPI Al-Azhar 3 Bintaro sebagai

akibat dari adanya perubahan kurikulum, perubahan terutama terjadi

dalam penggunaan metode pembelajaran dan penggunaan media

pembelajaran, karena sesuai tuntutan kurikulum 2013 siswa dituntut

untuk menjadi jauh lebih aktif daripada guru ketika malaksanakan

pembelajaran di kelas.18

Pendapat hampir sama dipaparkan oleh responden B yang

mengemukakan bahwa dalam proses pembelajaran menurut

Kurikulum 2013 guru lebih bersifat mengayomi siswa ketika belajar

dikelas, proses pembelajaran lebih menitikberatkan pada aktivitas

siswa seperti mengamati, menanyakan, menemukan, kemampuan

untuk mengaktualisasikan dan yang lebih baik lagi apabila anak

mampu menghasilkan suatu produk baru, oleh karena itu dalam

Kurikulum 2013 lebih banyak dituntut menggunakan media dalam

proses pembelajaran.19

Berdasar hasil wawancara dengan kedua responden dapat

disimpulkan bahwa implementasi kurikulum 2013 di SMPI Al Azhar

3 Bintaro telah memberikan perubahahan dalam berbagai aspek proses

pelaksanaan pembelajaran yaitu: Pertama, perubahan dalam

pendekatan, model, strategi dan metode pembelajaran yang

digunakan, jika pada penggunaan Kurikulum 2006 pembelajaran

cenderung lebih berpusat pada guru, maka implementasi kurikulum

2013 menuntut agar pembelajaran menjadi lebih terpusat pada peserta

didik, secara khusus responden A menambahkan bahwa melalui

implementasi kurikulum 2013 lebih banyak peserta didik yang

melakukan presentasi untuk menjelaskan materi pembelajaran dari

pada guru.20 Kedua, perubahan cukup signifikan terjadi pula dalam

penggunaan media pembelajaran, kedua responden sepakat bahwa

18 Ibid.19 Wawancara dengan guru B, loc. cit.20 Wawancara dengan guru A, loc. cit.

Page 91: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

77

kurikulum 2013 jauh lebih banyak membutuhkan media dalam setiap

pembelajaran.

Seperti halnya dalam proses perubahan lainnya yang senantiasa

dihadapkan dengan berbagai pertentangan maupun hambatan, perubahan

implementasi kurikulum di SMPI Al Azhar 3 Bintaro dari Kurikulum

2006 ke Kurikulum 2013 pun tidak terlepas dari berbagai hambatan.

Kedua responden menyatakan bahwa hambatan yang dihadapi dalam

mengimplementasikan kurikulum 2013 terutama adalah kurangnya

pemahaman konsep serta strategi pengimplementasian kurikulum 2013,

hambatan ini didasari karena kurangnya pelatihan serta kurang

optimalnya hasil pelatihan. Hambatan lain sebagai implikasi dari

perubahan kurikulum yang terjadi adalah masalah teknis penilaian

pembelajaran dalam Kurikulum 2013 yang cukup rumit sehingga

menyita banyak waktu, dalam wawancaranya responden B secara

gamblang menyatakan bahwa beliau masih belum dapat memberikan

pemahaman yang baik terhadap konsep Kurikulum 2013 meskipun telah

dua kali mengikuti pelatihan implementasi kurikulum 2013, beliau

menganggap hasil pelatihan yang telah diperolehnya masih belum

optimal.21 Alasan lain dari masih kurangnya pemahaman guru

Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMPI Al Azhar 3 Bintaro terhadap

perubahan kurikulum adalah pandangan mereka bahwa konsep

Kurikulum 2013 terlalu rumit dan sulit untuk dipahami.22

Melalui wawancaranya, responden B mengemukakan bahwa

harapan pemerintah melalui kurikulum 2013 agar guru dapat

mencurahkan semua sumber dayanya untuk melakukan proses

pembelajaran melalui kemudahan dengan tidak perlu membuat silabus,

serta kemudahan dalam penyusunan RPP ternyata tidak dapat tercapai

karena justru membebani guru dengan masalah penilaian, sehingga

sumber daya guru yang seharusnya dicurahkan untuk melakukan proses

pembelajaran agar mampu menghasilkan hasil pembelajaran yang

21 Wawancara dengan guru B. loc. cit.22 Wawancara dengan guru A dan B. loc. cit..

Page 92: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

78

optimal, akhirnya tersita hanya untuk menyelesaikan masalah penilaian

yang cukup menyulitkan.23

C. Analisis Data Penelitian

1. Kebijakan Sekolah Terhadap Implementasi Kurikulum 2013

Analisis penulis terhadap berbagai data hasil observasi, wawancara

serta studi dokumentasi menyimpulkan bahwa respon kebijakan SMPI Al

Azhar 3 Bintaro terhadap perubahan kurikulum dari kurikulum 2006 ke

Kurikulum 2013 sudah cukup baik dan tepat.

Munurut analisis penulis, kebijakan SMPI Al Azhar 3 Bintaro dalam

melakukan penyesuaian terhadap struktur kurikulum sebagai respon

terhadap perubahan kurikulum yang terjadi telah sesuai. Tabel-tabel

berikut akan memperlihatkan perbandingan antara struktur kurikulum

2013 yang diatur pemerintah dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2013 jo Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 58 tahun 2014, dengan struktur kurikulum 2013 yang

berlaku di SMPI Al-Azhar 3 Bintaro.

Tabel 4.5

Struktur Kurikulum 2013 Menurut Permendikbud No.68/201324

KOMPONENKELAS DAN

ALOKASI WAKTUVII VIII IX

KELOMPOK A1. Pendidikan Agama 3 3 32. Pendidikan Kewarganegaraan 3 3 33. Bahasa Indonesia 6 6 64. Matematika 5 5 55. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 56. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 47. Bahasa Inggris 4 4 4

KELOMPOK B1. Seni Budaya 3 3 32. Pendidikan jasmani, O.R. dan Kesehatan 3 3 3

23 Wawancara dengan guru B. loc. cit.24 Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun

2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/MadrasahTsanawiyah,h.7

Page 93: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

79

KOMPONENKELAS DAN

ALOKASI WAKTUVII VIII IX

3. Prakarya 2 2 2

JUMLAH 38 38 38Tabel 4.6

Struktur Kurikulum 2013 SMPI Al-Azhar 3 Bintaro25

KOMPONENKELAS DAN

ALOKASI WAKTUVII VIII IX

MATA PELAJARAN UMUM1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 32. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 23. Bahasa Indonesia 5 5 54. Matematika 6 6 65. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 76. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 47. Bahasa Inggris 4 4 48. Seni dan musik 3 3 29. Penjas, O.R. dan Kesehatan 3 3 310. Keterampilan / TIK - - 211. Keterampilan dan Prakarya 2 2 -MUATAN LOKAL1. Bahasa Arab 2 2 22. Al Qur’an 2 2 23. Tahfiz 1 1 1

JUMLAH 43 43 43

Dari tabel 4.3 dan 4.4. dapat dilihat bahwa struktur kurikulum 2013

yang berlaku di SMPI Al Azhar 3 Bintaro memang lebih padat dibanding

dengan struktur kurikulum 2013 menurut Permendikbud Nomor 68 tahun

2013 jo Permendikbud Nomor 58 tahun 2014, namun dengan tetap

mengacu kepada butir-butir dalam Permendikbud tersebut, perbedaan ini

dapat dibenarkan karena dalam mengimplementasikan kurikulum 2013

25 Dokumentasi administrasi. loc. cit.

Page 94: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

80

pemerintah memberi keleluasaan kepada setiap satuan pendidikan untuk

menambah jam pelajaran beserta alokasi waktunya sesuai karakteristik

satuan pendidikan masing-masing.

Dalam struktur kurikulum yang berlaku di SMPI Al Azhar 3 Bintaro,

jumlah jam pelajaran serta alokasi waktu untuk mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam (PAI) telah sesuai dengan tuntutan struktur kurikulum 2013

menurut Permendikbud Nomor 68 tahun 2013 jo Permendikbud Nomor

58 tahun 2014, yaitu setiap tingkat kelas (kelas VII, VIII maupun IX)

masing-masing mendapat alokasi waktu selama 3 jam pelajaran per

minggu.

Keseriusan SMPI Al Azhar 3 Bintaro dalam mengimplementasikan

Kurikulum tercermin dari kebijakan-kebijakan lainnya yang diambil

sebagai respon terhadap perubahan kurikulum yang terjadi, tidak hanya

terbatas pada pada kebijakan penyesuaian struktur kurikulum semata

namun SMPI Al Azhar 3 Bintaro juga membuat kebijakan untuk secara

aktif melakukan pendidikan dan pelatihan terhadap seluruh guru pelaksana

kurikulum 2013 secara mandiri dan mengikutsertakan guru serta kepala

sekolahnya dalam pendidikan dan pelatihan implementasi kurikulum 2013

yang diselenggarakan pemerintah baik di tingkat kota, tingkat propinsi

maupun tingkat nasional, hal ini dilakukan sekolah supaya

pengimplementasikan Kurikulum 2013 dapat berjalan sesuai dengan yang

diharapkan. Selain itu sebagai pendukung SMPI Al-Azhar 3 Bintaro juga

membuat kebijakan untuk melakukan pemenuhan terhadap semua

kebutuhan sarana dan prasarana sesai tuntutan kurikulum 2013.

Penulis juga menganggap kebijakan akhir SMPI Al-Azhar 3 Bintaro

dengan memutuskan untuk tetap mengimplementasikan Kurikulum 2013

sebagai respon terhadap perubahan kurikulum sudah sangat tepat karena

kebijakan tersebut ternyata sesuai dengan salah satu opsi rekomendasi

yang disampaikan Tim Evaluasi Kurikulum 2013 kepada menteri

Pendidikan dan Kebudayaan pada Rapat yang diselenggarakan pada hari

Page 95: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

81

Rabu tanggal 3 Desember 2014, adapun ketiga opsi yang diajukan Tim

Evaluasi Kurikulum 2013 tersebut adalah:

a. Opsi pertama : Menghentikan implementasi kurikulum 2013 sambil

menunggu penyempurnaan seluruh komponen dan perangkat

kurikulum 2013.

b. Opsi kedua : Meneruskan implementasi kurikulum pada sekolah yang

telah siap sambil melakukan perbaikan.

c. Opsi ketiga : Meneruskan implementasi kurikulum 2013 pada seluruh

sekolah sambil melakukan perbaikan. 26

Sebagai respon terhadap opsi yang diajukan Tim Evaluasi Kurikulum

2013 tersebut, pada tanggal 5 Desember 2014, secara resmi Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan, memutuskan untuk menghentikan

implementasi kurikulum 2013 di seluruh Indonesia melalui surat

edarannya yang ditujukan ke seluruh kepala sekolah se-Indonesia No.

179342/MPK/KR/201427, selanjutnya kurikulum 2013 diperbaiki dan

dikembangkan melalui sekolah-sekolah yang sejak Juli 2013 telah

mengimplementasikan kurikulum 2013 kecuali sekolah bersangkutan

merasa berkeberatan.28 Untuk memperkuat surat edaran tersebut,

26 Kemendikbud, Tim Evaluasi Kurikulum 2013 Temui Mendikbud, diakses tanggal 08Desember 2013, (http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/berita/3581)27 Kemendikbud, Isi Surat Edaran No. 179342/MPK/KR/2014 …1. Menghentikan pelaksanaanKurikulum 2013 di sekolah-sekolah yang baru menerapkan satu semester, yaitu sejak TahunPelajaran 2014/2015. Sekolah-sekolah ini supaya kembali menggunakan Kurikulum 2006. BagiIbu/Bapak kepala sekolah yang sekolahnya termasuk kategori ini, mohon persiapkan sekolahuntuk kembali menggunakan Kurikulum 2006 mulai semester genap Tahun Pelajaran2014/2015…,2. Tetap menerapkan Kurikulum 2013 di sekolah-sekolah yang telah tigasemester ini menerapkan, yaitu sejak Tahun Pelajaran 2013/2014 dan menjadikan sekolah-sekolah tersebut sebagai sekolah pengembangan dan percontohan penerapan Kurikulum2013. Pada saat Kurikulum 2013 telah diperbaiki dan dimatangkan lalu sekolah-sekolah ini (dansekolah-sekolah lain yang ditetapkan oleh Pemerintah) dimulai proses penyebaran penerapanKurikulum 2013 ke sekolah lain di sekitarnya…, 3. Mengembalikan tugas pengembanganKurikulum 2013 kepada Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan danKebudayaan RI. Pengembangan Kurikulum tidak ditangani oleh tim ad hoc yang bekerja jangkapendek. Kemdikbud akan melakukan perbaikan mendasar terhadap Kurikulum 2013 agar dapatdijalankan dengan baik oleh guru-guru kita di dalam kelas, serta mampu menjadikan proses belajardi sekolah sebagai proses yang menyenangkan bagi siswa-siswa kita…, diakses tanggal 08Desember 2013 (www.kemdiknas.go.id/.../SURAT%20MENTERI.pdf)

28 Kemendikbud, Mendikbud Anies Baswedan Hentikan Kurikulum 2013, diakses tanggal08 Desember 2014, (http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/siaranpers/3590)

Page 96: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

82

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan peraturan menteri

(Permendikbud) No. 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum

2006 dan Kurikulum 2013 tertanggal 11 Desember 2014.29

Dengan demikian implementasi kurikulum 2013 dapat terus

dilaksanakan di SMPI Al Azhar 3 Bintaro dengan perbaikan dan

pengembangan sesuai harapan SMPI Al-Azhar 3 Bintaro.

2. Kesiapan Guru dalam Mengimplementasikan Kurikulum 2013

Analisis penulis terhadap berbagai data penelitian yang diperoleh

menyimpulkan, meskipun implementasi kurikulum 2013 di SMPI Al-

Azhar 3 Bintaro telah dilaksanakan sejak tahun pelajaran 2013 – 2014,

namun pemahaman guru PAI SMPI Al-Azhar 3 Bintaro terhadap esensi

perubahan dari Kurikulum 2006 ke kurikulum 2013 ternyata masih belum

optimal, guru masih merasa kurang faham terhadap berbagai aspek

khususnya yang bersifat strategis yang melandasi perubahan kurikulum

tersebut, sehingga dalam pengimplementasian kurikulum 2013 mereka

lebih bersikap tekstual sesuai dengan teknis pelaksanaan yang diberikan.

Analisis terhadap hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan

kedua responden menyimpulkan bahwa guru Pendidikan Agama Islam

(PAI) di SMPI Al-Azhar 3 Bintaro masih belum dapat memahami konsep

perubahan Kurikulum yang terjadi secara sepenuhnya, kedua responden

memiliki masalah yang relatif sama, yaitu masih kurang mendapat

pendidikan dan pelatihan dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013

meskipun kedua responden telah mengikuti pelatihan baik yang

diselenggarakann secara mandiri oleh pihak sekolah maupun yang

diselenggarakan oleh pemerintah.30 Disamping itu belum adanya pasokan

buku dari pemerintah pun merupakan kendala lainnya yang menyebabkan

kurangnya pemahaman guru terhadap konsep Kurikulum 2013.

29 Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik IndonesiaNo. 160 Tahun 2014 Tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013.

30 Wawancara dengan guru A dan B, guru PAI SMPI Al-Azhar 3 Bintaro tgl 05 Desember2014. nama dirahasiakan atas permintaan responden.

Page 97: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

83

Kenyataan kurangnya pemahaman guru PAI di SMPI Al-Azhar 3

Bintaro menunjukkan masih adanya ketidaksiapan para guru PAI dalam

mengimplementasikan Kurikulum 2013 dalam pembelajaran, oleh karena

itu, implementasi kurikulum 2013 di SMPI Al Azhar 3 Bintaro masih terus

memerlukan perbaikan terutama dalam meningkatkan pemahaman guru

sebagai pelaksana kurikulum.

3. Pertentangan Antara Kebijakan Sekolah Dengan Kesiapan Guru

Dengan mencermati paparan hasil analisis mengenai kebijakan SMPI

Al-Azhar 3 Bintaro terhadap implementasi kurikulum 2013 serta paparan

hasil analisis kesiapan guru PAI SMPI Al-Azhar 3 Bintaro terhadap

implementasi kurikulum 2013 dapat terlihat adanya sedikit gap atau

pertentangan terhadap hasil analisis tersebut. Disatu sisi, sesuai dengan

kebijakan Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar yang menaunginya, SMPI

Al-Azhar 3 Bintaro mempunyai kebijakan agar Kurikulum 2013 dapat

terus diterapkan dengan melakukan beberapa upaya yang menunjang

pengimplementasian kurikulum tersebut, namun disisi lain para guru PAI

ternyata masih belum siap dalam melaksanakan Kurikulum 2013 dengan

segala aspeknya.

Menurut analisis penulis, adanya gap antara kebijakan sekolah

dengan kesiapan guru dalam merespon perubahan kurikulum yang terjadi

merupakan akibat dari kurang intensifnya komunikasi antara pihak

yayasan dengan sekolah serta antara pihak sekolah dengan pihak guru

sehingga kebijakan yang diambil yayasan kurang tersosialisasi dengan

baik kepada pihak guru sebagai ujng tombak pelaksana, sebaliknya

keluhan guru sebagai ujung tombak pelaksana juga kurang terakomodasi

oleh pihak yayasan sebagai penentu kebijakan yang diambil pihak sekolah.

Namun analisis lebih lanjut penulis menyimpulkan bahwa gap yang terjadi

merupakan sesuatu yang wajar dalam menyikapi suatu perubahahan,

kurangnya pemahaman guru PAI di SMPI Al-Azhar 3 Bintaro dalam

mengimplementasikan kurikulum 2013 bukanlah alasan untuk

menghentikan implementasi kurikulum 2013 di SMPI Al-Azhar 3 Bintaro,

Page 98: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

84

namun hanya menunjukkan masih terus memerlukan perbaikan terutama

dalam meningkatkan pemahaman guru sebagai pelaksana kurikulum.

Seperti yang dikeluhkan kedua responden, kurangnya pemahaman yang

terjadi terutama disebabkan oleh kurangnya kuantitas dan optimalisasi

pelatihan, sehingga sebagai solusi atas permasalahan tersebut dapat

ditempuh melalui pelaksanaan pelatihan implementasi kurikulum 2013

dengan berbagai ragamnya (in-house training, lesson study, peer teaching)

yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan pemahaman para guru

dalam mengimplementasikan kurikulum 2013, sehingga perubahan

kurikulum dari Kurikulum 2006 kepada kurikulum 2013 benar-benar dapat

mencapai tujuan yang diharapkan, dan gap antara kebijakan sekolah

dengan kesiapan guru dalam merespon perubahan kurikulum yang terjadi

dapat diatasi.

Page 99: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

85

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasar hasil penelitian dan analisis penulis mengenai respon

perubahan kurikulum PAI di SMPI Al-Azhar 3 Bintaro, dapat disimpulkan

bahwa:

1. Kebijakan SMPI Al Azhar 3 Bintaro sebagai respon terhadap perubahan

kurikulum 2006 ke kurikulum 2013 adalah: Pertama,

mengimplementasikan kurikulum 2013 sejak tahun pelajaran 2013-2014

secara mandiri melalui permintaan pihak yayasan sekolah kepada

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; Kedua, melaksanakan

penyesuaian struktur kurikulum sesuai dengan Permendikbud Nomor 68

tahun 2013 jo Permendikbud Nomor 58 tahun 2014 tentang struktur

kurikulum 2013; Ketiga, melaksanakan pendidikan dan pelatihan guru

pelaksana kurikulum 2013 secara mandiri serta mengikutsertakan guru

serta kepala sekolah dalam pendidikan dan pelatihan implementasi

kurikulum 2013; Keempat, memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana

sesuai tuntutan kurikulum 2013..

2. Kesiapan guru PAI SMPI Al Azhar 3 Bintaro sebagai respon terhadap

perubahan kurikulum 2006 ke kurikulum 2013 secara umum belum

terlalu siap, mereka belum memahami konsep dan esensi dari kurikulum

2013 sehingga dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 cenderung

bersikap tekstual sesuai buku pegangan yang ada. Hambatan utama yang

dihadapi guru PAI SMPI Al Azhar 3 Bintaro dalam implementasi

kurikulum 2013 adalah luasnya dan rumitnya teknik penilaian yang

disaratkan dalam kurikulum 2013 serta belum memadainya buku

pegangan yang tersedia.

Page 100: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

86

3. Terdapat sedikit gap atau pertentangan antara kebijakan SMPI Al-Azhar 3

Bintaro yang mempunyai kebijakan agar Kurikulum 2013 dapat terus

diterapkan dengan kesiapan guru PAI yang belum siap untuk

mengimplementasikan Kurikulum 2013 dengan segala aspeknya.

4. Gap yang terjadi antara kebijakan SMPI Al-Azhar 3 Bintaro dengan

kesiapan guru PAI SMPI Al-Azhar 3 Bintaro dalam mengimplementsikan

kurikulum 2013 dapat diatasi melalui komunikasi yang lebih intensif

antara pihak yayasan, sekolah dan guru, sehingga semua hambatan yang

dialami guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dapat diatasi

dengan baik.

B. Saran

Sebagai implikasi serta tindak lanjut dari hasil penelitian ini, penulis

memberikan sumbang saran sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan pemahaman terhadap konsep kurikulum 2013 serta

strategi implementasi kurikulum 2013, selain melalui pelatihan yang

diselenggarakan pihak terkait, guru dapat melakukan saling tukar

menukar informasi dan /atau diskusi dengan memanfaatkan media sosial

ataupun forum-forum mengenai implementasi kurikulum 2013 yang saat

ini cukup banyak di dunia maya.

2. Sebagai salah satu sekolah dengan akreditasi kategori A dan telah

melaksanakan kurikulum 2013 sejak awal tahun pelajaran 2013-2014,

diharapkan SMPI Al Azhar 3 Bintaro dapat terus megimplementasikan

kurikulum 2013 dengan mengakomodasi perbaikan dan perkembangan

sesuai keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta dapat

menjadi model bagi sekolah-sekolah lain dalam mengimplementasikan

kurikulum 2013 kelak.

Page 101: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

87

3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi dalam

melaksanakan penelitian mengenai kurikulum 2013 secara lebih

konprehensif untuk perbaikan dan pengembangan kurikulum 2013.

Page 102: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

88

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta,2007.

Arifin, Zainal. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum (Konsep Teori,Prinsip, Prosedur, Komponen, Pendekatan, Model, Evaluasi & Inovasi.Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.

BNSP. “Laporan BNSP tahun 2010”. dari http://www.bsnp-indonesia.org/id, 08Desember 2014

Emzir, Metodologi Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Jakarta: PT RajaGrafindoPersada,2011.

Hasan, Hamid. Evaluasi Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2008

Hamalik, Oemar. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2006.

Hatimah, Ihat, dkk. Penelitian Pendidikan. Bandung: UPI Press, 2006.

Kemendikbud. “Dokumen Kurikulum 2013”, Naskah Akademik Kemendikbud,Jakarta.2013, h..2, tidak dipublikasikan

-----, “Informasi Kurikulum Untuk Masyarakat”, Naskah AkademikKemendikbud, Jakarta 2013,tidak dipublikasikan.

-----, “Isi Surat Edaran No. 179342/MPK/KR/2014” www.kemdiknas.go.id/.../SURAT%20MENTERI.pdf, 08 Desember 2013

-----, “Kurikulum 2013 (Rasional, Kerangka Dasar, Struktur, Implementasi, danEvaluasi Kurikulum)”, Naskah Akademik Kemendikbud. Jakarta.2013,tidak dipublikasikan.

-----, “Mendikbud Anies Baswedan Hentikan Kurikulum 2013”., darihttp://kemdikbud.go.id/ kemdikbud/ siaranpers/3590, 08 Desember 2014

-----, “Naskah Akademik Pengembangan Kurikulum”, Naskah AkademikKemendikbud. Jakarta, 2013, tidak dipublikasikan

-----, “Pedoman Implementasi Kurikulum 2013”, Naskah AkademikKemendikbud. Jakarta 2013, tidak dipublikasikan

Page 103: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

89

-----, “Tim Evaluasi Kurikulum 2013 Temui Mendikbud”. http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/berita/3581, 08 Desember 2013

Majid, Abdul. Implementasi Kurikulum 2013 (Kajian Teoritis dan Praktik).Bandung: Interes, 2014.

Mumu Jajuli. “Kurikulum 2013 Milik Guru Pendidikan Agama Islam”. jurnalDirektorat Pendidikan Agama Islam 2013. www.pendis.kemenag.go.id, 16Novemver 2014

Mudlofir, Ali. Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan PendidikanDan Bahan Ajar Dalam Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT RajaGrafindoPersada,2011

Mulyasa, E. Guru Dalam Implementasi Kurikulum 2013 (Jadilah GuruProfesional Atau Tidak Sama Sekali. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2014.

-----, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: PTRemaja Rosda Karya, 2006.

-----, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru danKepala Sekolah. Jakarta:Bumi Aksara,2009.

-----, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2007

Muslich, Masnur. KTSP (Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual.Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2013.

Nasution. Asas-Asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Rahmadi. Guru PAI DAN Implementasi Kurikulum 2013. kalsel .kemenag. go. id/file/ file/ Jurnal, 16 November 2014.

Rusman. Manajemen Kurikulum. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009

Republik Indonesia. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 68Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SekolahMenengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah

Page 104: PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPI …

90

-----, Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia No.81a Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum Pedoman UmumPembelajaran, Lampiran IV.

-----, Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia No.160 Tahun 2014 Tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 danKurikulum 2013.

-----, Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem PendidikanNasional, Bab II, Pasal 3.

Sanjaya, Wina. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum BerbasisKompetensi. Jakarta:Kencana,2008.

Sukmadinata, Nana syaodih. Pengembangan Kurikulum; Teori dan Praktek.Bandung:PT Remaja Rosdakarya:2011

Sukmadinata, Nana Syaodih, dan Syaodih, Erliana. Kurikulum dan PembelajaranKompetensi. Bandung:PT Refika Aditama,2012.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).Bandung: Alfabeta, 2011

-----, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitataif dan R&D. Bandung: Afabeta,2012

-----, Memahami Penelitian Kualitataif. Bandung: Alfabeta, 2013.

Subyanto, Arief & Suwarto, FX. Metode & Teknik Penelitian Sosial. Yogyakarta:Andi, 2006.

Soetopo, Hendyat dan Soemanto, Wasty. Pembinaan dan PengembanganKurikulum Sebagai Subtansi Problem Administrasi Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara, 1993

Wahyudi, Rian, “ Implementasi Kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan) Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadis Di MTS Daarul HikmahPamulang” Skripsi pada Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta,2012. tidak dipublikasikan.