persepsi masyarakat tentang proses naturalisasi … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi...

136
PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI (STUDI MASYARAKAT MALAYSIA YANG BERDOMISILI DI DESA AJI KUNING KECAMATAN SEBATIK TENGAH KABUPATEN NUNUKAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh : Tri Handayani NIM 10538259913 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI AGUSTUS 2017

Upload: others

Post on 27-Aug-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI (STUDI MASYARAKAT MALAYSIA YANG BERDOMISILI DI DESA AJI KUNING KECAMATAN SEBATIK TENGAH

KABUPATEN NUNUKAN)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Sosiologi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh : Tri Handayani

NIM 10538259913

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI AGUSTUS 2017

Page 2: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

ii PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI (STUDI MASYARAKAT MALAYSIA YANG BERDOMISILI DI DESA AJI KUNING KECAMATAN SEBATIK TENGAH

KABUPATEN NUNUKAN)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Sosiologi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh : Tri Handayani

NIM 10538259913

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI AGUSTUS 2017

Page 3: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan
Page 4: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan
Page 5: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

vii MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada kemudahan Karena itu bila kau

telah selesai ( mengerjakan yang lain ) dan kepada Tuhan, berharaplah

(QS. Al Insyirah : 68)

Masa Lalu Boleh Kelam, Tapi Masa Depan Harus Cerah

Tidak Ada Yang Tidak Mungkin Selagi Kita Masih Punya Allah

(Penulis)

Ku persembahkan karya ini

Teruntuk lelaki tangguhku ialah Bapak dan Untuk malaikat tak

bersayapku ialah Ibu tercinta yang selalu melihatku dari dunia lainmu.

Untuk dua saudaraku babang dan kakak yang tak pernah bosan memberi

semangat, doa dan perhatian. Kalian adalah alasanku untuk tetap

berjuang menggapai mimpiku. Untuk orang terkasih dan para sahabatku

yang selalu menemani dalam setiap perjuanganku.

Aku tanpa kalian semua bukan apa-apa

Page 6: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

viii

Page 7: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

ix KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Allah Maha Penyayang dan Pengasih, demikian kata untuk

mewakili atas segala karunia dan nikmat-Nya. Jiwa ini takkan henti bertahmid

atas anugerah pada detik waktu, denyut jantung, gerak langkah, serta rasa dan

rasio pada-Mu, Sang khalik. Skripsi ini adalah setitik dari sederetan berkah-Mu.

Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi

terkadang kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Kesempurnaan

bagaikan fatamorgana semakin dikejar semakin beranjak menghilang dari

pandangan, bagai pelangi yang terlihat indah dari kejauhan, tetapi menghilang

ketika di dekati. Demikian juga tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai

kesempurnaan, tetapi kapasitas penulis dalam keterbatasan. Segala daya dan

upaya telah penulis kerahkan untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan

bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya dalam ruang lingkup Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan tulisan

ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang

tua dan saudara yang telah berjuang, berdoa, mengasuh, membesarkan, mendidik,

menyemangati dan membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu. Demikian

pula kepada Prof. Dr. Jasruddin, M.Si sebagai pembimbing I dan Dr, Jasmin

Daud, S.Pd, M.Pd sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,

Page 8: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

x arahan serta motivasi sejak awal penyusunan proposal hingga selesainya skripsi

ini.

Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada; Dr. H. Abdul

Rahman Rahim, S.E., M.M. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Erwin

Akib M.Pd., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unismuh

Makassar, Drs. H. Nursalam, M.Si, Ketua Prodi Pendidikan Sosiologi dan Dosen

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, khususnya Program Studi Pendidikan

Sosiologi yang telah mendidik dan membagi ilmunya kepada penulis.

Ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya juga penulis sampaikan

kepada bapak Saga selaku kepala desa Aji Kuning yeng telah memberikan izin

dan bantuan untuk melakukan penelitian. Penulis juga mengucapkan terima kasih

kepada orang terkasih, sahabat – sahabatku, teman seperjuanganku Ikka, Hikmah,

Irmayanti dan Irma S yang selalu menemaniku dalam suka dan dua, serta rekan

mahasiswa Jurusan Pendidikan Sosiologi atas segala kebersamaan, motivasi,

saran, dan bantuannya kepada penulis yang telah memberikan warna dalam

hidupku.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati,penulis senantiasa mengharapkan

saran dan kritik yang bersifat konstruktif kepada penulis guna kesempurnaan

penulisan selanjutnya. Semoga dapat memberi manfaat bagi para pembaca,

terutama bagi diri pribadi penulis. Amin

Makassar, Agustus 2017

Penulis

Page 9: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

xi

Page 10: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

xi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN ................................................................................. iv

SURAT PERJANJIAN ..................................................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 7

D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 7

E. Definisi Oprasional ............................................................................... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Teori ....................................................................................... 10

Page 11: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

xii A.1 Persepsi Masyarakat Malaysia ..................................................... 10

A.2 Teori ............................................................................................. 15

B. Naturalisasi .......................................................................................... 18

C. Kerangka Konsep ................................................................................ 31

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .................................................................................... 33

B. Lokus Penelitian .................................................................................. 34

C. Informan Penelitian ............................................................................. 35

D. Fokus Penelitian .................................................................................. 35

E. Instrumen Penelitian ............................................................................ 35

F. Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 36

G. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 37

H. Analisis Data ....................................................................................... 37

I. Teknik Keabsahan Data ...................................................................... 39

BAB IV GAMBARAN DAN HISTORIS LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Desa Aji Kuning ........................................................ 42

B. Visi dan Misi ....................................................................................... 44

C. Geografis ............................................................................................. 44

D. Struktur Pemerintahan ......................................................................... 48

E. Lembaga Kemasayarakatan ................................................................. 50

F. Mata Pencaharian Dan Keadaan Sosial Ekonomi ............................... 50

G. Pendidikan ........................................................................................... 58

Page 12: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

xiii H. Perekonomian ...................................................................................... 60

I. Keamanan Dan Ketertiban .................................................................. 61

J. Sarana dan Prasarana ........................................................................... 62

BAB V GAMBARAN PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES

NATURALISASI DI DESA AJI KUNING

A. Gambaran Umum Persepsi Masyarakat Malaysia Tentang

Proses Naturalisasi .............................................................................. 65

B. Pembahasan Persepsi WNM yang berdomisili di Desa Aji

Kuning Terhadap Proses Naturalisasi ................................................. 77

BAB VI FAKTOR YANG MENDORONG WARGA NEGARA MALAYSIA

MELAKUKAN NATURALISASI

A. Faktor Yang Mendorong Warga Negara Malaysia Melakukan

Naturalisasi .......................................................................................... 84

B. Pembahasan Faktor – Faktor Yang Mendorong WNM Yang

Berdomisili Di Desa Aji Kuning Menjadi WNI .................................. 87

C. Tabel Hasil Interprestasi ..................................................................... 98

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan .............................................................................................. 101

B. Saran .................................................................................................... 102

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 103

LAMPIRAN – LAMPIRAN ............................................................................ 105

RIWAYAT HIDUP

Page 13: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 4.1 ..................................................................................................... 55

Tabel 4.2 ..................................................................................................... 55

Tabel 4.3 ..................................................................................................... 56

Tabel 4.4 ..................................................................................................... 57

Tabel 4.5 ..................................................................................................... 57

Tabel 4.6 .................................................................................................... 58

Tabel 4.7 ..................................................................................................... 59

Tabel 4.8 ..................................................................................................... 60

Tabel 4.9 ..................................................................................................... 63

Tabel 5.1 ..................................................................................................... 65

Tabel 5.2 ..................................................................................................... 66

Tabel 5.3 ..................................................................................................... 67

Tabel 5.4 ..................................................................................................... 68

Tabel 5.5 ..................................................................................................... 69

Tabel 5.6 ..................................................................................................... 69

Tabel 5.7 ..................................................................................................... 71

Tabel 5.8 ..................................................................................................... 71

Tabel 5.9 ..................................................................................................... 72

Tabel 5.10 ................................................................................................... 73

Tabel 5.11 ................................................................................................... 74

Page 14: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

xv

Tabel 5.12 ................................................................................................... 75

Tabel 5.13 ................................................................................................... 76

Tabel 6.1 ..................................................................................................... 98

Page 15: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 ................................................................................................. 11

Gambar 2.2 ................................................................................................. 32

Gambar 3.1 .................................................................................................. 38

Gambar 4.1 .................................................................................................. 47

Page 16: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

1 1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Di dalam negara yang masyarakatnya bercorak "plural society" seperti Indonesia, pengetahuan tentang interaksi sosial yang terjadi antara suatu kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lainnya sangatlah penting. Apalagi mengenai masalah kewarganegaraan merupakan masalah yang sangat penting jika dikaitkan dengan keberadaan suatu negara. Negara adalah suatu kelompok yang terorganisasi, yaitu kelompok yang mempunyai tujuan – tujuan yang sedikit banyak dipertimbangkan, pembagian tugas dan perpaduan kekuatan. Anggota – anggota kelompok ini para warga negara, bermukim di suatu daerah tertentu. Kekuasaan negara diakui oleh warga negara dan oleh warga negara lain, dengan kata lain kekuasaan tertinggi disahkan menjadi wewenang tertinggi. Hal ini memperlihatkan hubungan yang erat antara negara dengan warga negara. Negara sebagai lembaga yang diciptakan manusia jelas membutuhkan warga negara. Pandangan modern tentang kewarganegaraan telah bergeser dari paham yang semula mengutamakan tempat kelahiran sebagai jati diri seorang warganegara menuju asas keturunan. Perkembangan globalisasi ekonomi dan hubungan internasional telah pula mengakibatkan kemudahan bagi “arus perputaran” antara warganegara suatu negara menuju negara lain dengan alasan

Page 17: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

2 politik, ekonomi, dan sebagainya (Praptono, 2006:1). Berkaitan dengan fenomena tersebut, maka jaminan status kewarganegaraan sangat diperlukan untuk mengukuhkan eksistensi suatu negara. Di samping itu, kewarganegeraan merupakan masalah konstitusional, persoalan kewarganegaraan merupakan masalah sosial dan politik yang menyangkut eksistensi negara serta perwujudan hubungan antara negara dengan warga negaranya. Salah satu aspek dari jaminan legalitas status kewarganegaraan tersebut adalah masalah pewarganegaraan bagi warga negara asing di Indonesia. Permasalahan di wilayah perbatasan dipicu karena lambatnya pembangunan infrastruktur dan ekonomi. Hal ini yang menjadi ancaman berpindahnya kewarganegaraan warga perbatasan. Disamping itu juga wilayah perbatasan harus lebih diprioritaskan dalam berbagai bidang misalkan bidang pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan juga konsekuensi hukum berupa hak dan kewajiban bagi penghidupan seseorang, terkhusus dalam berinteraksi dengan negara. Pemerintah berusaha memberikan pengaturan tentang bagaimana caranya memperoleh kewarganegaraan. Salah satu cara memperoleh kewarganegaraan tersebut adalah dengan pewarganegaraan. Dalam pelaksanaannya, sering menimbulkan persoalan karena memakan waktu, biaya, dan prosedur birokrasi yang berbelit – belit. Wilayah perbatasan mempunyai nilai – nilai strategis dalam mendukung keberhasilan pembangunan nasional. Pemahaman pengamanan daerah perbatasan dalam kaitannya dengan kedaulatan Negara dapat diartikan bahwa ancaman

Page 18: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

3 terhadapat satu daerah ataupun pulau di daerah perbatasan Negara berarti pula mengancam terhadap keutuhan dan kedaulatan Negara. Pengamanan perbatasan Negara dalam menjaga kedaulatan Negara saat ini masih kurang optimal dilakukan terlihat dari banyaknya kasus pelanggaran lintas batas (darat, laut dan udara) yang dilakukan pihak asing dengan berbagai alas an adalah bukti kurang optimalnya pengamanan perbatasan Negara. Perbatasan merupakan wilayah yang rawan untuk terjadinya konflik, baik konflik kepentingan politik, ekonomi, social ataupun budaya. Oleh karena itu, kesungguhan pemerintah dalam menjaga wilayah perbatasan sangat dipertanyakan. Tidak hanya mengawasi agar wilayah tersebut diambil oleh Negara lain, tetapi hal yang juga harus diperhatikan adalah warga yang berdomisili diperbatasan tersebut. Permasalahan akan muncul ketika fenomena pergantian status kewarganegaraan ini dipertanyakan. Salah satu cara untuk memperoleh kewarganegaraan adalah dengan cara Naturalisasi. Naturalisasi adalah proses perubahan status dari penduduk asing menjadi warga negara suatu negara. Untuk menjaga ketertiban dan keteraturan, Negara memiliki hak juga untuk membuat regulasi agar kemudahan perpindahan orang atau warga negara asing tidak mengganggu stabilitas negara. Hukum dalam hal ini adalah “merupakan suatu alat untuk memelihara ketertiban dalam masyarakat”, sebagaimana dikemukakan oleh Mochtar Kusumaatmadja. Terkait dengan perpindahan kewarganegaraan, setiap negara memiliki aturan yang berbeda – beda sesuai dengan kepentingan dan tujuan negara yang bersangkutan. Pengaturan ini dimaksudkan untuk menghindari perpindahan warga negara yang

Page 19: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

4 pada puncaknya justru akan mengganggu stabilitas negara baik di bidang politik, ekonomi, sosial maupun pertahanan dan keamanan nasional. Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap unsur – unsur perubahan nilai dapat bersumber pada aspek – aspek lain di bidang sosial budaya. Nilai budaya bangsa biasa dianggap statis atau dinamis, yang tergantung pada pandangan dan sikap bangsa itu sendiri. Beberapa nilai budaya yang cenderung mempengaruhi tingkat sosial budaya bangsa antaranya daya serap dan persepsi masyarakat terhadap budaya asing yang tingkat kemajuannya menunjukan dorongan bagi masyarakat. Mengingat bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara kepulauan yang berbatasan langsung dengan beberapa negara. Negara – negara tersebut seperti Papua Nugini, Malaysia, Singapura, Australia, dan Filipina. Dari beberapa negara ini yang memiliki batas dengan NKRI berupa daratan adalah Papua Nugini dan Malaysia. Salah satu wilayah Indonesia yang berbatasan langsung dengan Malaysia berupa daratan yang terletak di Desa Aji Kuning Pulau Sebatik, Kalimantan Utara. Di Desa Aji Kuning merupakan kawasan lintas batas yang mempunyai akses langsung dengan Negeri Jiran (Malaysia). Desa Aji Kuning merupakan salah satu kawasan darat yang dilalui patok perbatasan. Dalam hal ekonomi, budaya dan sosial warga perbatasan sudah terpengaruh dan banyak bergantung dari Negara Malaysia itu merupakan realitas warga Negara perbatasan yang terpencil, terdepan dan terbelakang. Mau tidak mau warga perbtasan harus bergantung kepada Negara Malaysia. Dalam penggunaan uang warga Aji Kuning

Page 20: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

5 sudah terbiasa menggunakan uang Ringgit Malaysia yang digunakan bersamaan dengan uang Rupiah. Masyarakat banyak beranggapan bahwa lebih gampang dan bernilai ekonomi tinggi menggunakan uang Ringgit Malaysia dibandingkan Rupiah. Tidak dipungkiri bahwa perbandingan antara uang Rupiah dan Ringgi lumayan tinggi. Bukan hanya itu saja untuk memenuhi kebutuhan pokok warga Aji Kuning menggunakan produk – produk dari Malaysia. Sekali lagi jarak yang menjadikan warga Aji Kuning memilih menggunakan produk Malaysia bahkan Bergantung dengan Negara Malaysia. Akses dari kabupaten ke desa Aji Kuning yang dirasa masih terlalu jauh merupakan alasan warga Aji Kuning bergantung kepada Negara Malaysia. Secara sosial budaya antara warga Desa Aji Kuning dengan Tawau (Malaysia) hampir tidak ada batas. Dalam urusan fashion warga Aji Kuning lebih mencontoh atau menggunakan pakaian adat Melayu. Beberapa rumah warga ada yang sebagian berada di wilayah Indonesia dan sebagian lainnya berada di wilayah Malaysia. Sebagian besar masyarakat pulau Sebatik khususnya warga Desa Aji Kuning menilai kehidupan sosial Malaysia lebih menjanjikan, banyak masyarakat pulau tersebut berupaya untuk mendapatkan IC (Identity Card) Malaysia. Dengan IC tersebut masyarakat Desa Aji Kuning dapat memperoleh kemudahan akses lintas batas serta adanya jaminan pemenuhan pendidikan dan kesejahteraan yang lebih baik (Sariama, 2014:77). Selain itu, banyak penduduk Aji Kuning yang merupakan mantan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia. Bahkan banyak di antara mereka masih mempunyai kerabat yang berada di Malaysia (terutama di Tawau). Beberapa warga mempunyai identitas ganda, yakni

Page 21: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

6 Warga Negara Indonesia (WNI) dan Warga Negara Malaysia (WNM) atau Warga Negara Malaysia tetapi merupakan penduduk tetap Desa Aji Kuning. Adanya Warga Negara Malaysia yang juga penduduk tetap Desa Aji Kuning merupakan fenomena yang menarik. WNM tersebut dapat beralih kewarganegaraan menjadi WNI melalui suatu mekanisme hukum yang disebut proses naturalisasi. Proses naturalisasi ini telah diatur dalam sistem hukum NKRI. Di mata masyarakat, proses naturalisasi ini menimbulkan berbagai persepsi terutama bagi masyarakat yang berhubungan dengan WNM yang masuk menjadi WNI. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Persepsi masyarakat tentang proses naturalisasi

(Studi Masyarakat Malaysia yang Bedomisili Di Desa Aji Kuning Kecamatan

Sebatik Tengah Kabupaten Nunukan)”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah persepsi masyarakat tentang proses naturalisasi di Desa Aji Kuning Kecamatan Sebatik Tengah Kabupaten Nunukan ? 2. Apa faktor – faktor yang mendorong warga negara Malaysia melakukan naturalisasi di Desa Aji Kuning Kecamatan Sebatik Tengah Kabupaten Nunukan ?

Page 22: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

7 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui persepsi masyarakat malaysia tentang proses naturalisasi di Desa Aji Kuning Kecamatan Sebatik Tengah Kabupaten Nunukan. 2. Untuk mengetahui faktor – faktor yang mendorong warga negara Malaysia melakukan naturalisasi di Desa Aji Kuning Kecamatan Sebatik Tengah Kabupaten Nunukan. D. Manfaat Penelitian Studi penelitian terhadap persepsi masyarakat tentang proses naturalisasi (Studi Kasus Masyarakat Malaysia yang Berdomisili Di Desa Aji Kuning Kecamatan Sebatik Tengah Kabupaten Nunukan) diharapkan akan memberikan manfaat bagi pemerintah, masyarakat dan pengembangan ilmu pengetahuan. Manfaat – manfaat tersebut diantaranya adalah: a. Manfaat Teoritis Adapun manfaat teoritis yaitu sebagai sumber informasi dan juga bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pada bidang pendidikan sosiologi. b. Manfaat Praktis adapun manfaat praktis penelitian yang ingin peneliti berikan adalah sebagai berikut : 1. Bagi Pemerintah, hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan terhadap penerapan naturalisasi terhadap Warga Negara Malaysia yang tinggal di Desa Aji Kuning dan ingin menjadi WNI. Hal ini penting

Page 23: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

8 karena adanya kepastian status kewarganegaraan berkaitan dengan hak dan kewajiban sebagai warga negara. 2. Bagi Masyarakat, hasil penelitian diharapkan dapat mengidentifikasi persepsi masyarakat malaysia tentang proses naturalisasi pewarganegaraan Warga Negara Malaysia yang ingin menjadi Warga Negara Indonesia di Desa Aji Kuning Kecamatan Sebatik Tengah Kabupaten Nunukan.

E. Definisi Oprasional 1. Persepsi Persepsi dalam bahasa latin Perceptio yang artinya tindakan menyusun, mengenali dan menafsirkan informasi sensoris guna memberikan gambaran dan pemahaman tentang lingkungan. Persepsi meliputi semua sinyal dalam sistem saraf, yang merupakan hasil dari stimulasi fisik atau kimia dari organ pengidra. Persepsi bukanlah penerimaan isyarat secara pasif, tetapi dibentuk oleh pembelajaran, ingatan, harapan dan perhatian. 2. Masyarakat Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu yang berada dalam kelompok tersebut. 3. Naturalisasi Naturalisasi adalah proses perubahan status dari penduduk asing menjadi warga Negara suatu Negara. Proses ini harus terlebih dahulu mememnuhi

Page 24: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

9 beberapa persyaratan yang ditentukan dalam peraturan kewarganegaraan Negara yang bersangkutan. 4. Kewarganegaraan Kewarganegaraan adalah keanggotaan yang menunjukan hubungan atau ikatan antara negara dan warga Negara. Kewarganegaraan diartikan segala jenis hubungan dengan suatu Negara yang mengakibatkan adanya kewajiban Negara itu untuk melindungi orang yang bersangkutan. Dalam sosiologis kewarganegaraan tidak ditandai dengan ikatan hukum, tetapi ikatan emosional, sperti ikatan perasaan, ikatan keturunan, ikatan nasib, ikatan sejarah, dan ikatan tanah air.

Page 25: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Teori

A.1 Persepsi Masyarakat Ada beberapa pengertian persepsi menurut para ahli diantaranya adalah sebagai berikut : Menurut Slameto (2010:102) menyatakan bahwa : “Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia, melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera pengelihat, pendengar, peraba, perasa, dan pencium”. Pengertian lain dikemukakan oleh Purwatiningsih (2008:9) menyatakan bahwa : “Persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan, memberikan makna kepada stimulus inderawi”. Sedangkan menurut H.J Leavitt (1978: 55) menyatakan bahwa : Persepsi (perception) dalam arti sempit adalah penglihatan, cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas adalah pandangan atau pengertian, yaitu cara seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, terlihat bahwa persepsi mencakup penafsiran objek, tanda, peristiwa, informasi, dan penglihatan yang memberikan makna yang dihubungkan dengan indera manusia, akhirnya mempengaruhi perilaku dan pembentukan sikap seseorang dalam memandang dan mengartikan sesuatu. Sebagai proses kognitif, proses persepsi dapat digambarkan sebagai berikut : 10

Page 26: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

11 Persepsi merupakan suatu penilaian, sebagai persiapan untuk perilaku konkrit dan nilai – nilai itu dengan melalui emosi, motivasi dan ekspektasi akan mempengaruhi persepsi, dan nilai – nilai yang berbeda juga mempengaruhi persepsi perilaku tersebut. Dalam memandang sesuatu hal, baik itu benda, perbuatan atau sesuatu yang lain, kita selalu mempunyai pendapat atau pandangan tersendiri yang mungkin berbeda dengan pendapat orang lain. Hal tersebut karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik eksternal maupun internal. Karena persepsi juga merupakan sebuah internal yang dilakukan oleh individu untuk memilih, mengevaluasi dan mengorganisasikan rangsangan dari lingkungan eksternal. Persepsi merupakan suatu penilaian, sebagai persiapan untuk perilaku konkrit dan nilai – nilai itu dengan melalui emosi, motivasi dan ekspektasi akan mempengaruhi persepsi, dan nilai – nilai yang berbeda juga mempengaruhi persepsi perilaku tersebut. Dalam memandang sesuatu hal, baik itu benda, perbuatan atau sesuatu yang lain, kita selalu mempunyai pendapat atau pandangan Gambar 2.1. Persepsi sebagai proses kognitif (Sumber: Suwarto dalam Umar, 2009: 31)

Page 27: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

12 tersendiri yang mungkin berbeda dengan pendapat orang lain. Hal tersebut karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik eksternal maupun internal. Karena persepsi juga merupakan sebuah internal yang dilakukan oleh individu untuk memilih, mengevaluasi dan mengorganisasikan rangsangan dari lingkungan eksternal. Persepsi timbul karena adanya dua faktor yaitu internal dan eksternal. Purwatiningsih (2008:10) mengemukakan bahwa: “Faktor internal diantaranya tergantung pada proses pemahaman sesuatu termasuk di dalamnya sistem nilai, tujuan, kepercayaan dan tanggapannya terhadap hasil yang dicapai. Faktor – faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi seseorang antara lain faktor lingkungan, yaitu warna, bunyi, sinar, dapat juga ekonomi, sosial, maupun politik; faktor konsepsi, yaitu pendapat dan teori seseorang tentang manusia dengan segala tindakannya; faktor yang berkaitan dengan konsep seseorang tentang dirinya sendiri, kadang seseorang menganggap dirinya selalu baik sedang orang lain selalu kurang baik atau sebaliknya; faktor yang berhubungan dengan motif dan tujuan, berkaitan dengan dorongan dan tujuan seseorang untuk menafsirkan suatu rangsangan; faktor pengalaman masa lampau, pengalaman dan latar belakag kehidupan seseorang pada waktu kecil akan menentukan kepribadiannya dan mempengaruhi perilakunya”. Selanjutnya Rahmat dalam Riduan (2014:9) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan persepsi seseorang, antara lain: 1. Psikologi, persepsi seseorang mengenai segala sesuatu dialami dunia ini sangat dipengaruhi oleh keadaan psikologi, yang indah, tentram, akan dirasakan sebagai bayang – bayang kelabu bagi seseorang yang buta warna. 2. Keluarga, pengaruh yang paling besar terhadap anak – anak adalah keluarganya. Orang tua yang telah mengembangkan suatu cara yang khusus di dalam memahami dan melihat kenyataan di dunia ini, banyak sikap dan persepsi – persepsi mereka yang diturunkan kepada anak – anaknya. 3. Kebudayaan, kebudayaan dan lingkungan masyarakat tertentu juga merupakan salah satu faktor yang kuat di dalam mempengaruhi sikap, nilai, dan cara seseorang memandang dan memahami keadaan dunia ini. Persepsi yang dimiliki seseorang individu terhadap sesuatu akan mempengaruhi tingkah laku individu tersebut terhadap sesuatu tadi. Tingkah laku

Page 28: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

13 seseorang selalu didasarkan atas makna sebagai hasil persepsi terhadap lingkungannya di mana dia hidup. Apa yang dilakukan dan mengapa seseorang melakukan atau tidak melakukan atas berbagai hal selalu didasarkan pada batasan – batasan menurut pendapatnya sendiri secara selektif. Persepsi meliputi semua proses yang dilakukan seseorang dalam memahami informasi mengenai lingkungannya. Proses pemahaman ini melalui penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Persepsi bukan sesuatu yang statis, melainkan bisa berubah – ubah. Mengapa dan bagaimana persepsi itu berubah perlu diketahui agar kita bisa meramalkan dan jika perlu mempengaruhi persepsi. Menurut Umar (2009: 35) menyatakan bahwa: “Proses perubahan pertama disebabkan oleh proses faal (fisiologis) dari sistem syaraf pada indera – indera manusia. Jika suatu stimulus tidak mengalami perubahan, misalnya, maka akan terjadi adaptasi atau habituasi, yaitu respons terhadap stimulus itu makin lama makin lemah. Habituasi menunjukkan kecenderungan faali dari reseptor yang menjadi kurang peka setelah banyak menerima stimulus. Misalnya, jika seseorang mendekati tempat dimana banyak timbunan sampah maka mula – mula ia akan mencium bau busuk sampah yang sangat menusuk sehingga reaksinya adalah menutup hidungnya. Akan tetapi setelah beberapa saat bau itu seolah – olah tidak tercium lagi”. Di pihak lain, adaptasi adalah berkurangnya perhatian jika stimulus muncul berkali – kali. Kalau seseorang mendengar ketokan palu di ruang sebelah, mula – mula ia akan terkejut dan merasa bising (di luar batas persepsi optimal). Akan tetapi, kalau ketokan – ketokan itu berlangsung terus berkali – kali untuk jangka waktu lama, orang itu seakan – akan tidak memperhatikannya lagi, sehingga suara ketokan itu tidak mengganggunya lagi (masuk dalam batas persepsi optimal karena terjadinya peningkatan ambang toleransi). Dapat

Page 29: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

14 ditambahkan disini bahwa stimulus yang muncul secara teratur lebih mudah diadaptasi daripada stimulus yang muncul tidak teratur. Proses perubahan kedua adalah proses psikologik. Proses perubahan persepsi secara psikologik antara lain dijumpai dalam bentukan dan perubahan sikap. Banyak definisi yang diberikan terhadap pengertian sikap. Pada umumnya definisi – definisi itu menggambarkan sikap sebagai kesiapan seseorang untuk bereaksi secara tertentu terhadap suatu objek tertentu. Boedojo (dalam Umar 2009: 36) mendefinisikan sikap adalah respon manusia yang menempatkan objek yang dipikirkan (objects of thought) ke dalam suatu dimensi pertimbangan (dimension of judgements). Objek yang dipikirkan adalah segala sesuatu (benda, orang, hal, isu) yang bisa dinilai oleh manusia. Dimensi pertimbangan adalah semua skala positif-negatif seperti dari baik ke buruk, dari jelek ke bagus, dari haram ke halal, dari sah ke tidak sah, dan dari enak ke tidak enak. Dengan demikian, sikap adalah menempatkan suatu objek ke dalam salah satu skala itu. Orang bisa bersikap bahwa olahraga sepakbola adalah olahraga yang baik, sate kambing adalah makanan yang enak, rumah sakit adalah tempat yang membosankan, dan sebagainya. Atas dasar penempatan pada dimensi penilaian itulah, orang melakukan tingkah laku selanjutnya terhadap objek termaksud. Tentu saja setelah dipengaruhi berbagai faktor lain yang datang dari lingkungan (objek lain, situasi) maupun dari dalam diri sendiri (motivasi, keperluan).

Page 30: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

15 A.2 Teori Ada dua teori tentang perubahan sikap ditinjau dari sudut kesadaran atau kehendak dari dalam diri individu sendiri yang akan dibahas di sini, yaitu teori reaksi psikologik (psychological reactance) dari Jack Bhrem dan teori disonansi kognitif dari Festinger (Boedojo dalam Umar, 2009: 38). Dalam teori reaksi psikologik dikatakan bahwa manusia cenderung ingin mempunyai kebebasan untuk memilih atau menentukan sendiri alternatif – alternatifnya dalam berpikir, membuat keputusan, dan bertindak. Oleh karena itu, ia cenderung tidak mau terikat pada satu pola pikir, keputusan, atau tindakan tertentu. Untuk membentuk atau mengubah sikap, menurut teori ini, perlu diberikan berbagai pilihan dengan alasan, keuntungan, dan kerugian masing – masing. Dengan sendirinya orang akan mengubah persepsi atau sikapnya jika ia melihat alternatif yang lebih baik. Selanjutnya menurut teori disonansi kognitif, orang tidak suka kalau dalam dirinya terdapat elemen – elemen kesadaran yang saling bertentangan (keadaan disonan). Dalam keadaan disonan orang cenderung untuk mengubah pola pikirnya atau menambah elemen – elemen kesadarannya atau mengubah tingkah lakunya agar terjadi lagi keseimbangan antara elemen – elemen kesadaran itu (keadaan konsonan) (Umar, 2009: 38 – 39). Sikap akan berubah demi mempertahankan kosistensinya dengan perilaku nyatanya. Teori ini amat dipengaruhi oleh teori ketidaksesuaian kognitif dari Leon Festinger. Festinger (1957) menjelaskan bahwa disonansi kognitif adalah diskrepansi atau kesenjangan yang terjadi antara dua elemen kognitif yang tidak konsisten, menciptakan ketidaknyamanan psikologis. Hal ini didukung oleh

Page 31: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

16 Voughan dan Hogg (dalam Mangaraja Agung, 2007 : 13 – 14) yang menyatakan bahwa disonansi kognitif adalah suatu kondisi tidak nyaman dari tekanan psikologis ketika seseorang memiliki dua atau lebih kognisi (sejumlah informasi) yang tidak konsisten atau tidak sesuai satu sama lain. Kognitif menunjukan pada setiap bentuk pengetahuan, opini, keyakinan atau perasaan mengenai diri seseorang atau lingkungan seseorang. Elemen – elemen kognitif ini berhubungan dengan hal – hal nyata atau pengalaman sehari – hari di lingkungan dan hal – hal yang terdapat dalam dunia psikologis seseorang. Festinger (dalam Mangaraja Agung, 2007 : 13 – 14). Pendekatan teori ini difokuskan kepada dua sumber pokok ketidakkonsistenan antara sikap dan perilaku, yaitu akibat dari pengambilan keputusan dan akibat dari perilaku yang saling bertentangan dengan sikap. Pada saat kita melalukan perilaku yang bertentangan dengan sikap seperti bekerja pada jabatan yang membosankan (karena kita membutuhkan uang) atau mengikuti perkuliahan yang tidak menarik (mungkin karena diwajibkan), maka ketidakkonsistenan timbul diantara sikap dan perilaku. Ketidakkonsistenan semacam ini dilukiskan sebagai hasil ketidaksesuaian dengan kognitif, yang dapat dikurangi dengan berbagai macam cara. Salah satu caranya dengan cara mengubah sikap agar sesuai dengan perilakunya. Teori disonansi kognitif menjadi salah satu penjelasan yang paling luas yang di terima terhadap perubahan tingkah laku dan banyak perilaku sosial lainnya. Teori interaksi simbolik menurut George Herbert Mead (dalam Upe, 2010:220) mengemukakan bahwa “Teori Interaksi Simbolik dirangkum oleh tiga konsep, yaitu (a) pikiran (mind), (b) diri (self), dan (c) masyarakat (society).”

Page 32: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

17 Pikiran adalah interaksi simbolik dengan diri, semua tindakan yang dilakukan oleh diri itu adalah tindakan pikiran. Karena itu memahami orang lain dalam suatu keadaan tertentu akan berarti terlibat dengan aktivitas pikiran, sehingga niat, motif, tindakan dan sifat orang yang ditujukan kepada diri itu dapat dipertimbangkan serta ditafsirkan oleh pikiran. Semua kelompok masyarakat, organisasi, komunitas, dan masyarakat terbentuk oleh para individu yang melakukan interaksi. Karena itu suatu masyarakat ialah para individu yang sedang melakukan interaksi dalam mengambil peranan, komunikasi, dan melakukan interpretasi yang bersama-sama menyesuaikan tindakannya, mengarahkan dan control diri serta perspektif. Tindakan bersama individu dalam melangsungkan peranan itu untuk memperoleh kepuasan bersama. Interaksi simbolik dilakukan dengan menggunakan bahasa sebagai salah satu simbol yang terpenting dan isyarat (decoding). Akan tetapi, simbol bukan merupakan faktor – faktor yang telah terjadi (given), melainkan merupakan suatu proses yang berlanjut. Maksudnya, ia merupakan suatu proses penyampaian “makna” Penyampaian makna dan simbol inilah yang menjadi subject matter dalam teori interaksi simbolik. Manusia bertindak terhadap sesuatu berdasar makna yang dimiliki benda itu (bagi mereka), di mana makna dari simbol – simbol itu merupakan hasil dari interaksi sosial dalam masyarakat itu. Hal ini mengandung maksud bahwa interaksi antar manusia di jembatani oleh penggunaan simbol – simbol, penafsiran, dan kepastian makna dari tindakan – tindakan orang lain. Dengan demikian, tindakan mereka bukan hanya saling

Page 33: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

18 bereaksi terhadap setiap tindakan menurut pola stimulus–respons, melainkan juga diyakini oleh kaum behaviorisme. B. Naturalisasi Secara normatif berdasarkan Undang – Undang kewarganegaraan, status kewarganegaraan dapat diperoleh melalui dua cara, yaitu (a) melalui kelahiran sebagai keturunan warganegara Indonesia, atau (b) melalui pewargenegaraan atau naturalisasi (Asshiddiqie, 2011:6). Salah satu cara untuk memperoleh kewarganegaraan adalah dengan cara naturalisasi. Dalam Undang – Undang Nomor 12 tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik Indonesia pasal 1 ayat (3) menyatakan bahwa: “Pewarganegaraan adalah tata cara bagi orang asing untuk memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia melalui permohonan”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Naturalisasi adalah pemerolehan kewarganegaraan bagi penduduk asing yang diperoleh setelah memenuhi syarat sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang – undangan. Menurut Boediningsih (2010: 4) menyatakan bahwa: “Naturalisasi adalah suatu cara bagi orang asing untuk perolehan kewarganegaraan suatu negara. Dari segi hukum naturalisasi adalah suatu perbuatan hukum (rechtshandeling) yang menyebabkan seseorang memperoleh kewarganegaraan suatu negara tertentu”. Menurut Luntungan (2013: 41) menyatakan bahwa: “Naturalisasi adalah proses perubahan status dari penduduk asing menjadi warga negara suatu negara. Untuk menjaga ketertiban dan keteraturan, Negara memiliki hak juga untuk membuat regulasi agar kemudahan perpindahan orang atau warga negara asing tidakmengganggu stabilitas negara. Terkait dengan perpindahan kewarganegaraan, setiap negara memiliki aturan yang berbeda – beda sesuai dengan kepentingan dan tujuan negara yang bersangkutan”.

Page 34: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

19 Berdasarkan beberapa pendapat di atas, terlihat bahwa naturalisasi adalah proses atau cara memperoleh status kewarganegaraan dari penduduk asing menjadi warga Negara suatu Negara setelah memenuhi syarat sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang – undangan. Terkait masalah kewarganegaraan Naskah asli UUD 1945. Konstitusi Negara RI memberi peluang seseorang berwarga Negara asing untuk berpindah menjadi Warga Negara Indonesia dengan melalui proses. Proses ini harus terlebih dahulu memenuhi beberapa persyaratan yang ditentukan dalam peraturan kewarganegaraan negara yang bersangkutan. Menurut Asshiddiqie dalam Arif (2012: 30 – 31) dirumuskan adanya 5 (lima) prosedur atau metode perolehan status kewarganegaraan, yaitu: a) Pertama, citizenship by birth adalah pewarganegaraan berdasarkan kelahiran di mana setiap orang yang lahir di wilayah suatu negara, dianggap sah sebagai warga negara yang bersangkutan. Asas yang dianut di sini adalah asas ius soli, yaitu tempat kelahiranlah yang menentukan kewarganegaraan seseorang. Namun, dalam praktik, hal ini juga tidak bersifat mutlak. b) Kedua, citizen by descent adalah kewarganegaraan berdasarkan keturunan dimana seseorang yang lahir diluar wilayah suatu negara dianggap sebagai warga negara karena keturunan, apabila pada waktu yang bersangkutan dilahirkan, kedua orang tuanya adalah warga negara dari negara tersebut. Asas yang dipakai di sini adalah ius sanguinis, dan hukum kewarganegaraan Indonesia pada pokoknya menganut asas ini, yaitu melalui garis ayah. c) Ketiga, citizenship by naturalization merupakan pewarganegaraan orang asing yang atas kehendak sadarnya sendiri mengajukan permohonan untuk menjadi warga negara dengan memenuhi segala persyaratan yang ditentukan untuk itu. d) Keempat, citizenship by regristration merupakan pewarganegaraan bagi mereka yang telah memenuhi syarat – syarat tertentu dianggap cukup dilakukan melalui prosedur administrasi pendaftaran yang lebih sederhana dibandingkan dengan metode naturalisasi yang lebih rumit. e) Kelima, citizenship by incoporporation of territory yaitu proses pewarganegaraan karena terjadinya perluasan wilayah negara.

Page 35: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

20 Untuk proses naturalisasi ada dua cara yang dapat ditempuh yaitu naturalisasi biasa dan naturalisasi khusus. Kedua cara tersebut memiliki syarat – syarat masing – masing. Menurut UU No.12 Tahun 2006 dalam Luntungan (2013: 50 – 51) menjelaskan syarat – syarat yang harus dipenuhi WNA yang ingin menjadi WNI baik itu dengan cara naturalisasi biasa maupun naturalisasi khusus sebagai berikut: 1. Naturalisasi Biasa, syarat - syaratnya : a) Bertempat tinggal terakhir di Indonesia minimal 5 tahunSeseorang pemain atau atlit bisa di naturalisasi secara biasa jika dia sudah menetap di Indonesia minimal 5 tahun. Dan dalam kurun waktu lima tahun tersebut dia tidak keluar dalam waktu yang lama ke Negara lain. b) Telah berusia 21 tahun atau lebih Pada usia 21 tahun seseorang berhak untuk menentukan status kewarganegaraannya. Sudah menikah dan mendapatkan persetujuan dari pasangannya. Seseorang yang sudah menikah jika ingin berpindah kewarganegaraan harus terlebih dahulu mendapatkan ijin dari pasangannya yang sah. c) Sehat jasmani dan rohani. Harus dalam keadaan sehat baik jasmaninya maupun rohaninya sebelum masuk menjadi warga Negara Indonesia, hal tersebut ditunjukkan oleh surat keterangan dari pihak dokter. d) Mampu berbahasa Indonesia secara lancar berbahasa Indonesia menjadi syarat pendukung seseorang dalam mendapatkan kewarganegaraan Indonesia.

Page 36: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

21 e) Tidak mempunyai kewarganegaraan lain selain Indonesia Jika ingin mendapatkan kewarganegaraan Indonesia, seorang pemain atau atlit harus terlebih dahulu melepas kewarganegaraannya yang lama. Karena tidak memungkinkan seseorang mempunyai kewarganegaraan ganda.Syarat – syarat Naturalisasi secara umum : 1) Usia 18 tahun / sudah kawin. 2) Telah berdomisili 5 tahun berturut. 3) Sehat jasmani dan rohani. 4) Tidak pernah dijatuhi pidana. 5) Mempunyai pekerjaan tetap. 6) Mambayar uang Naturalisasi. 7) Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar Negara Pancasila dan UUD 1945. 8) Jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Indonesia tidak menjadi berkewarganegaraan ganda. 9) Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap. 2. Naturalisasi Khusus, khusus diberikan kepada individu yang telah menunjukkan jasanya kepada Indonesia. Dia bisa mengajukan diri atau atas permintaan pemerintah untuk menjadi WNI. Selain itu, Warga Negara Indonesia juga dapat kehilangan status kewarganegaraannya. Menurut Asshiddiqie (2011: 9 – 10) Warga Negara Indonesia dapat kehilangan kewarganegaraannya apabila ternyata yang bersangkutan:

Page 37: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

22 1) Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri. 2) Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang yang bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu. 3) Dinyatakan kehilangan kewarganegaraannya oleh Presiden atas permohonannya sendiri, yang bersangkutan sudah berusia 18 tahun atau sudah kawin, bertempat tinggal di luar negeri, dan dengan dinyatakan hilang kewarganegaraan RI tidak menjadi tanpa kewarganegaraan. 4) Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari Presiden. 5) Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan dalam dinas semacam itu di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan hanya dapat dijabat oleh Warga Negara Indonesia. 6) Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing atau bagian dari negara asing tersebut. 7) Tidak diwajibkan tetapi turut dalam pemilihan sesuatu yang bersifat ketatanegaraan untuk suatu negara asing. 8) Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain atas namanya atau 9) Bertempat tinggal di luar wilayah negara RI selama 5 tahun terus menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah, dan dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi WNI sebelum jangka waktu 5 tahun itu berakhir, dan setiap 5 tahun berikutnya yang bersangkutan tidak mengajukan pernyataan ingin tetap menjadi WNI kepada Perwakilan

Page 38: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

23 Republik Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal yang bersangkutan padahal Perwakilan Republik Indonesia tersebut telah memberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan, sepanjang yang bersangkutan tidak menjadi tanpa kewarganegaraan. Lebih lanjut Asshiddiqie (2011: 10) menjelaskan bahwa: “Orang yang kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia tentu dapat saja memperoleh kewarganegaraannya lagi melalui proses pewarganegaraan kembali. Warga Negara Indonesia yang kehilangan kewarganegaraan dapat mengajukan permohonan tertulis tanpa melalui prosedur yang biasa. Bagi pemohon yang tinggal di luar negeri, permohonan dapat diajukan kepada perwakilan RI setempat. Bagi pemohon perempuan atau laki – laki yang kehilangan kewarganegaraan akibat putus perkawinan juga dapat mengajukan kembali permohonan untuk mendapatkan kembali status kewarganegaraan Republik Indonesia. Persetujuan atau penolakan terhadap permohonan untuk mendapatkan kembali kewarganegaraan Republik Indonesia ditentukan paling lambat sudah harus diberikan kepada pemohon sebagaimana mestinya”. Dengan demikian proses pewarganegaraan maupun memperoleh kembali kewarganegaraan, dapat ditempuh dengan cara yang mudah dan dalam waktu yang dapat dikatakan cukup efisien guna memenuhi tuntutan hak atas kewarganegaraan. Proses pewarganegaraan atau naturalisasi di Republik Indonesia telah diatur. Dalam naskah asli UUD 1945, masalah kewarganegaraan diatur di dalam Pasal 26 ayat (1) yang menyatakan bahwa: “Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan Undang-Undang.” Selanjutnya pada ayat (2) menyatakan bahwa: “Syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan Undang – Undang.”

Page 39: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

24 Ketentuan semacam ini memberikan penegasan bahwa untuk orang – orang bangsa Indonesia asli secara otomatis merupakan warga negara, sedangkan bagi orang bangsa lain untuk menjadi warga negara Indonesia harus disahkan terlebih dahulu dengan Undang – Undang. Dalam sejarah perjalanannya, Pasal 26 UUD 1945 telah menimbulkan dua persoalan sosiologis di bidang hukum kewarganegaraan. Menurut Niti sapoetra dalam Praptono (2006: 4) menjelaskan persoalan tersebut sebagai berikut: 1. Pemahaman “orang-orang bangsa Indonesia asli”, yang dalam tataran hukum sulit untuk dilacak atau dibuktikan, karena yang disebut “bangsa asli” sering hanya dikaitkan dengan aspek fisiologis manusia seperti warna kulit dan bentuk wajah. 2. Konsep tersebut mengindikasikan adanya 2 (dua) kelompok warga negara, yaitu warga negara kelompok pribumi dan nonpribumi yang pada akhirnya berakibat pula pada pembedaan perlakuaan pada warga negara. Kedua persoalan tersebut telah menimbulkan penegakan hukum kewarganegaraan yang diskriminatif. Bagi golongan pertama (pribumi) secara otomatis sudah menjadi warga negara Indonesia tanpa melalui upaya hukum apapun. Sementara bagi golongan kedua (nonpribumi) untuk disebut sebagai warga negara Indonesia harus melakukan upaya-upaya hukum yang tertentu yang memakan waktu, biaya, dan tenaga yang relatif besar sebagai akibat birokrasi yang berbelit – belit. Berdasarkan Pasal 26 ayat (1) UUD 1945, istilah warga negara Indonesia dibedakan menjadi dua golongan (Luntungan, 2013: 43 – 44) sebagai berikut: 1. Warga Negara Asli (pribumi), yaitu penduduk asli negara tesebut. Misalnya, suku Jawa, suku Madura, suku Dayak dan etnis keturunan yang sejak kelahirannya menjadi WNI, merupakan warga negara asli Indonesia.

Page 40: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

25 2. Warga Negara Asing (vreemdeling) misalnya, bangsa Tionghoa, Timur Tengah, India, USA dan sebagainya, yang telah disyahkan berdasarkan peraturan perundang-undangan menjadi warga negara Indonesia (WNI). Sebagai pelaksanaan pasal 26, tanggal 10 April 1946, diundangkan UU No. 3 Tahun 1946, yang mengatur tentang warga negara, yaitu orang yang asli dalam daerah negara Indonesia, orang yang lahir dan bertempat kedudukan dan kediaman di dalam wilayah negara Indonesia dan anak yang lahir di dalam wilayah Hindia Belanda (Luntungan, 2013: 44). Pengaturan tentang kewarganegaraan dibentuk lewat Undang – Undang Nomor 62 tahun 1958, yang berlaku sejak diundangkan pada tanggal 1 Agustus 1958. Untuk mengakomodir hasil persetujuan KMB, maka beberapa bagian dari Undang – undang itu, yaitu yang mengenai ketentuan – ketentuan siapa warga negara Indonesia, status anak – anak dan cara – cara kehilangan kewarganegaraan, ditetapkan berlaku surut hingga tanggal 27 Desember 1949 (Luntungan, 2013: 46). Dalam UU No. 62 Tahun 1958 juga ditentukan bahwa salah satu cara untuk memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia adalah dengan jalan pewarganegaraan (naturalisasi). Kewarganegaraan karena pewargenagaraan diperoleh dengan berlakunya keputusan Menteri Kehakiman yang memberikan pewarganegaraan itu. Pewarganegaraan diberikan (atau tidak diberikan) atas permohonan. Instansi yang memberikan pewarganegaraan itu ialah Menteri Kehakiman. Untuk mengajukan permohonan pewarganegaraan (UU No. 62 Tahun 1958 Pasal 5 ayat (2), pemohon harus mempunyai syarat – syarat sebagai berikut: “(1) Sudah berumur 21 tahun; (2) Lahir dalam wilayah Republik Indonesia, atau pada waktu mengajukan permohonan bertempat tinggal dalam daerah itu selama sedikit-dikitnya 5 tahun berturut – turut yang paling akhir atau sama sekali selama 10 tahun tidak berturut – turut; (3) Jika ia seorang laki – laki yang kawin, medapat persetujuan isteri (isteri isterinya); (4) Cukup dapat berbahasa Indonesia dan

Page 41: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

26 mempunyai sekedar pengetahuan tentang sejarah Indonesia serta tidak pernah dihukum karena melakukan suatu kejahatan yang merugikan Republik Indonesia; (5) Dalam keadaan sehat jasmani dan rohani; (6) Membayar pada Kas Negara uang sejumlah antara Rp 500,- sampai Rp 10.000,- yang ditentukan besarnya oleh Jawatan Pajak tempat tinggalnya berdasarkan penghasilannya tiap bulan yang nyata dengan ketentuan tidak melebih penghasilan nyata sebulan; (7) Tidak mempunyai kewarganegaraan atau kehilangan kewarganegaraannya apabila ia memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia atau menyertakan pernyataan menanggalkan kewarganegaraan lain menurut ketentuan hukum dari negara asalnya atau menurut ketentuan hukum perjanjian penyelesaian dwikewarganegaraan antara Republik Indonesia dan negara yang bersangkutan. Seorang perempuan selama dalam perkawinan tidak boleh mengajukan permohonan pewarganegaraan.” Selanjutnya, dalam kerangka reformasi konstitusi (1999 – 2002), ketentuan Pasal 26 UUD 1945 tersebut diubah (amandemen). Sehingga bunyi pasal 26 tentang Warga Negara dan Penduduk setelah amandemen sebagai berikut: 1. Yang menjadi warga negara ialah orang orang bangsa Indonesia asli dan orang – orang bangsa lain yang disahkan dengan Undang – Undang sebagai warga negara. 2. Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia. 3. Hal – hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan Undang – Undang.

Page 42: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

27 Di dalam amandemen Pasal 26 UUD 1945 tersebut nuansa diskriminasi dalam penentuan status kewarganegaraan masih nampak jelas. Hal ini karena masih mencantumkan “orang – orang bangsa Indonesia asli.” Konsekuensinya, berari persoalan kewarganegaraan akan selalu memunculkan persoalan warganegara pribumi dan warganegara non pribumi. Demikian juga, walaupun Pasal 26 UUD 1945 telah diamandemen, namun aturan pelaksanaan untuk mengimplementasikan ketentuan pasal tersebut sampai sekarang belum terwujud dalam bentuk Undang – Undang. Akibatnya praktis peraturan perundan – undangan yang mengatur lebih lanjut norma konstitusi tersebut masih mempergunakan UU No. 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia (Proptono, 2006: 5). Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dengan masuknya sejumlah perusahaan asing yang membawa serta pekerja dan professional dari negara yang bersangkutan. Hal ini berdampak langsung dan nyata terhadap interaksi antara warga negara Indonesia dengan warga asing sebagai warga pendatang yang bekerja di Indonesia. Interaksi ini memunculkan hubungan emosional yang bermuara pada lembaga perkawinan. Disinilah masalah kemudian muncul terhadap kewarganegaraan dari anak – anak yang terlahir dari perkawinan campur, terutama yang memiliki Ibu berkewarganegaraan Indonesia dengan Ayah berkewarganegaraan asing. Situasi ini tidak terakomodir oleh Undang – Undang Nomor 62 tahun 1958. Akibat dari perkawinan ini, bisa memberi dampak karena tidak adanya status kewarganegaraan si anak. Dan akan lebih menyusahkan lagi apabila terjadi perceraian antara orang tua yang berbeda kewarganegaraan ini,

Page 43: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

28 maka si Ibu akan sulit mendapatkan hak pengasuhan atas anaknya karena kedudukan hukum si Anak tidak terakomodir dalam hukum Indonesia. Jawaban atas permasalahan ini dengan berlakunya Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Dalam Pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa: “Warga Negara adalah warga suatu negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan”. Selanjutnya dalam Pasal 2 menyebutkan: “Yang menjadi Warga Negara Indonesia adalah orang – orang bangsa Indonesia asli dan orang – orang bangsa lain yang disahkan dengan undang – undang sebagai warga negara”. Selanjutnya menurut Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2006 menyatakan, orang yang menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) adalah : 1. Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain sebelum Undang-Undang ini berlaku sudah menjadi Warga Negara Indonesia. 2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia. 3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara Indonesia dan ibu warga negara asing. 4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara asing dan ibu Warga Negara Indonesia. 5. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia, tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum

Page 44: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

29 negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut. 6. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya Warga Negara Indonesia. 7. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia. 8. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara asing yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara Indonesia sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin. 9. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya. 10. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui. 11. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya. 12. Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan.

Page 45: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

30 13. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia. Selain itu, diakui pula sebagai WNI menurut Luntungan (2013: 48) bagi: 1. Anak WNI yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia 18 tahun dan belum kawin, diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing. 2. Anak WNI yang belum berusia lima tahun, yang diangkat secara sah sebagai anak oleh WNA berdasarkan penetapan pengadilan. 3. Anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan bertempat tinggal di wilayah RI, yang ayah atau ibunya memperoleh kewarganegaraan Indonesia. 4. Anak WNA yang belum berusia lima tahun yang diangkat anak secara sah menurut penetapan pengadilan sebagai anak oleh WNI. Selanjutnya, Luntungan (2013: 48) mengungkapkan kewarganegaraan Indonesia juga diperoleh bagi seseorang yang termasuk dalam situasi sebagai berikut: 1. Anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan bertempat tinggal di wilayah Republik Indonesia, yang ayah atau ibunya memperoleh kewarganegaraan Indonesia. 2. Anak warga negara asing yang belum berusia lima tahun yang diangkat anak secara sah menurut penetapan pengadilan sebagai anak oleh warga negara Indonesia. Di samping perolehan status kewarganegaraan seperti tersebut di atas, juga dimungkinkan pula perolehan kewarganegaraan Republik Indonesia melalui proses pewarganegaraan (naturalisasi). Hal ini diatur dalam UU No. 12 Tahun

Page 46: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

31 2006 Pasal (3) yang berbunyi: “Pewarganegaraan adalah tata cara bagi orang asing untuk memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia melalui permohonan”. Selanjutnya Pasal (8) menyatakan bahwa: “Kewarganegaraan Republik Indonesia dapat juga diperoleh melalui pewarganegaraan”. Warga negara asing yang kawin secara sah dengan warga negara Indonesia dan telah tinggal di wilayah negara Republik Indonesia sedikitnya lima tahun berturut – turut atau sepuluh tahun tidak berturut – turut dapat menyampaikan pernyataan menjadi warga negara di hadapan pejabat yang berwenang, asalkan tidak mengakibatkan kewarganegaraan ganda. C. Kerangka Konsep Penelitian ini diawali dari fenomena yang terjadi di Desa Aji Kuning, dimana sebagian penduduk di desa tersebut merupakan WNM. Hal ini tentunya dapat berakibat pada terganggunya pemenuhan hak – haknya sebagai warga Aji Kuning. Sebagai WNM yang bermukin di Desa Aji Kuning, akses terhadap hak – haknya menjadi terbatas, terutama mengenai masalah administrasi atau hukum misalnya dalam pendidikan sebagai mana diatur dalam UUD 1945 dan UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Untuk mengakomodir masalah kewarganegaraan ganda ini, pemerintah RI telah menyediakan jalan bagi WNA seperti Warga Negera Malaysia yang bermukin di Desa Aji Kuning untuk menjadi WNI yaitu dengan jalan proses naturalisasi. Tata cara, proses dan syarat – syaratnya telah di atur dalam UU No. 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Negera Indonesia.

Page 47: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

32 Dari proses naturalisasi ini, kemudian penulis mengidentifikasi dan mengkaji berbagai macam persepsi masyarakat malaysia Desa Aji Kuning khususnya yang berkewarganegaraan Malaysia. Setelah mengetahui persepsi masyarakat malaysia, selanjutnya merumuskan faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi proses naturalisasi tersebut. Berdasarkan kerangka konsep di atas dibuatlah alur diagram kerangka pikir sebagai berikut :

Gambar 2.2 Kerangka konsep penelitian persepsi masyarakat tentang proses naturalisasi (Studi Masyarakat Malaysia yang Berdomisili di Desa Aji Kuning Kecamatan Sebatik tengah Kabupaten Nunukan) Persepsi masyarakat Faktor - Faktor yang Mendorong Pewarganegaraan Malaysia-Indonesia Persepsi masyarakat tentang proses naturalisas (studi masyarakat Malaysia yang berdomisili di Desa Aji Kuning Kecamatan Sebatik tengah Kabupaten Nunukan) Proses Naturalisasi

Page 48: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

33 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian Penelitian ini pada dasarnya merupakan penelitian lapangan (field

research). Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang menggambarkan, mengungkapkan, menceritakan dan meringkas berbagai kondisi dan situasi yang ada. Menurut Sugiyono (2014:3) menyatakan bahwa “metode penelitian secara umum diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.” Sejalan dengan pendapat Sugiyono tersebut maka metode penelitian merupakan cara – cara yang dilakukan secara sistematis untuk memperoleh pemahaman mengenai data – data yang ditemukan selama di lapangan. Mengingat Jenis penelitian merupakan salah satu kunci bagi peneliti untuk memperoleh gambaran dan hasil yang sesungguhnya di lapangan, oleh karena itu metode yang dipergunakan harus tepat dengan jenis penelitian yang diteliti sehingga penelitian akan lebih efektif dan efisien. Metode yang dilakukan ini adalah metode penelitian deskriptif analisis dengan melakukan pendekatan secara kualitatif. Adapun tujuan penggunaan metode penelitian ini agar data yang ada di lapangan dapat dipaparkan secara faktual dan naturalistik. Dituangkan secara apa adanya sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Pengumpulan data yang dibutuhkan tidak dipandu oleh teori, tetapi dipandu oleh fakta – fakta yang ditemukan pada saat penelitian di lapangan. Jenis penelitian ini dipilih untuk 33

Page 49: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

34 memperoleh gambaran terhadap persepsi masyarakat tentang proses naturalisasi (studi kasus masyarakat Malaysia yang berdomisili di Desa Aji Kuning). Studi kasus adalah strategi riset, penelaahan empiris yang menyelidiki suatu gejala dalam latar kehidupan nyata. Studi kasus merupakan penelitian yang mendalam tentang individu, satu kelompok, satu organisasi, satu program kegiatan, dan sebagainya dalam waktu tertentu. Tujuannya untuk memperoleh deskripsi yang utuh dan mendalam dari sebuah identitas. Penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada penelitian ini, peneliti menekankan sifat realitas yang terbangun secara sosial, hubungan erat antara peneliti dan subjek yang diteliti. Penelitian kualitatif digunakan dengan maksud untuk memahami situasi sosial secara mendalam, menemukan pola, hipotesis dan teori. Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai di balik data yang tampak. Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif tidak menekankan pada gereralisasi, tetapi lebih menekankan makna. Generalisasi dalam penelitian kualitatif dinamakan transferability (Sugiyono, 2014:15).

B. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Aji Kuning, Kecamatan Sebatik Tengah Kabupaten Nunukan. Lokasi ini dipilih karena merupakan salah satu desa yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Malaysia. Batasnya berupa dataran dimana akses lalu lintas masyarakat di kedua daerah tersebut cukup ramai.

Page 50: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

35

C. Informan Penelitian Informan dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan teknik pengambilan dengan cara Random sampling. Teknik pengambilan informan dengan Random sampling adalah suatu teknik sampling yang dipilih secara acak. Setiap anggota dari populasi memiliki kesempatan dan peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Aji Kuning yang berstatus sebagai Warga Negara Malaysia. Populasi yang diambil sebanyak 5 orang. Sedangkan sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti. Sampel dianggap sebagai perwakilan dari populasi yang hasilnya mewakili keseluruhan gejala yang diamati. Sampel tersebut tersebar di dusun yang ada di Desa Aji Kuning yaitu Dusun Abadi II yang dipilih secara acak. D. Fokus Penelitian Yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah Persepsi Masyarakat tentang Proses Naturalisasi masyarakat Malaysia yang Berdomisili di Desa Aji Kuning dalam beberapa hal yang ingin peneliti ketahui dan faktor – faktor yang mendorong Masyarakat Malaysia melakukan naturalisasi.

E. Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian kualitatif ini adalah peneliti itu sendiri. Dimana peneliti sendiri yang dapat melihat secara langsung persepsi masyarakat tentang proses naturalisasi. Peneliti sendiri yang menentukan informan yaitu mereka yang mengetahui, dan mengalami proses naturalisasi. Instrumen lainnya yaitu kamera yang digunakan untuk merekam dan mengambil foto dokumentasi

Page 51: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

36 pada saat melakukan observasi dan wawancara dengan informan dan pedoman wawancara. F. Jenis Data dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data primer dan sekunder. Data primer dalam penelitian ini adalah hasil observasi dan wawancara dengan informan penelitian yaitu masyarakat Malaysia. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang sudah tersedia dan diperoleh peneliti yang sumbernya dari pihak masyarakat dan pemerintah. Sumber informan dalam penelitian ini terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu sebagai berikut: 1. Informan kunci, yaitu informan yang bisa membukakan pintu untuk mengenali keseluruhan medan secara luas, dalam hal ini kepala pemerintahan setempat dalam hal ini peneliti memilih Kepala Desa. 2. Informan ahli, yaitu informan yang terlibat secara langsung dalam suatu kegiatan atau interaksi , dalam hal ini masyarakat Malaysia. 3. Informan pendukung, yaitu informan yang mengetahui suatu program atau kegiatan namun ia tidak berpartisipasi langsung dalam program tersebut, dalam hal ini masyarakat umum. Dalam hal ini peneliti mengambil 5 orang sebagai informan secara acak.

Page 52: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

37 G. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara: 1. Wawancara, teknik ini dilakukan dengan tujuan untuk menggali sebanyak mungkin informasi berkenaan dengan penelitian yang dilakukan dengan cara bertanya secara langsung kepada responden maupun narasumber yang sekiranya mengetahui secara rinci tentang topik penelitian. 2. Observasi, teknik ini dilakukan untuk mengetahui secara langsung gambaran obyek penelitian secara nyata di lapangan. H. Analisis Data Dalam menganalisis data penelitian digunakan analisis secara deskriktif kualitatif. Mile and Huberman (1984) dalam Sugiono (2014 : 337 – 345), mengemukakan bahwa Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction (reduksi data),

data display (penyajian data), data analysis (analisis data) dan conclusion drawing/verification (kesimpulan).

Page 53: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

38 Tahapan – tahapan yang dilakukan untuk menganalisis data secara kualitatif diadaptasi dari model Huberman (dalam Sugiono 2013: 87 :116 dan Sugiono 2014 :337 – 345) yaitu sebagai berikut: 1. Data reduction (reduksi data) Reduksi data merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk menganalisis data yang diperoleh dari lapangan. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal – hal yang pokok, memfokuskan pada hal – hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. 2. Data display (penyajian data) Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplay data. Dalam pnelitian kualitatif, penyajian data bias dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Data

Reduction Data

Display Conclusion

Drawing/Verification Data

Analysis 3.1 Komponen dalam analisis data (Interactive Model)

Page 54: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

39 Miles dan Hubermas (1984) dalam Sugiono (2014 : 341) menyatakan bahwa “The

most frequent form of display data for qualitative research data in the past has

been narrative tex”. Mendisplay data memudahkan peneliti dalam memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan yang telah difahami tersebut. 3. Data analysis (analisis data) Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang – ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul. Bila berdasarkan data yang dapat dikumpulkan secara berulang – ulang dengan teknik triangulasi, ternyata diterima maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori. 4. Conclusion drawing/verification (kesimpulan) Langkah selanjutnya yaitu Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang – remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas.

I. Teknik Keabsahan Data Dalam penelitian kualitatif, data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadipada obyek penelitian.

Page 55: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

40 Untuk menguji keabsahan data dalam penelitian kualitatif dapat digunakan uji kredibilitas. Menurut Sugiyono (2013: 270) untuk menguji kredibilitas suatu penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu: 1. Perpanjangan pengamatan. Peneliti melakukan perpanjangan pengamatan pada saat peneliti belum menemukan informasi atau data yang tepat tentang persepsi masyarakat Malaysia tentang proses naturalisasi. Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru. Hal ini akan membentuk hubungan peneliti dengan narasumber akan semakin baik dan kehadiran peneli tidak lagi dianggap sebagai orang asing yang mengganggu perilaku masyarakat yang sedang dipelajari. 2. Meningkatkan ketekunan: peneliti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dalam hal ini peneliti melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau benar. 3. Triangulasi: peneliti memeriksa data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. a. Triangulasi Sumber, peneliti menguji kredibilitas data dengan cara mengecek kembali data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam hal ini, peneliti mengecek sumber data dari Pihak pemerintah, masyarakat Malaysia dan masyarakat umum. b. Triangulasi Teknik, peneliti menguji kredibilitas data dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan menggunakan teknik

Page 56: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

41 berbeda dari sebelumnya. Misalnya, data awal yang diperoleh dengan wawancara, lalu dicek kembali dengan observasi dan dokumentasi. Bila dengan ketiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang berbeda – beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan untuk memastikan data mana yang dianggap benar. Dalam hal ini data yang diperoleh dengan wawancara dari Pihak pemerintah, masyarakat Malaysia dan masyarakat umum dicek dengan menggunakan observasi dan dokumentasi. Ketika digunakan ketiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut dan menghasilkan data kembali yang berbeda, maka peneliti melakukan wawancara lebih lanjut dengan informan. c. Triangulasi waktu. Peneliti melakukan pengecekan data dengan wawancara, observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Dalam hal ini, peneliti melakukan wawancara dengan pemerintah, masyarakat Malaysia dan masyarakat umum pada pagi hari dan dilanjutkan pada malam hari untuk memberikan data yang sama dan jelas. d. Menggunakan bahan referensi: peneliti memberikan data tentang hasil wawancara dengan menunjukkan hasil dokumentasi atau rekaman pada saat melakukan proses wawancara dengan pemerintah, masyarakat Malaysia dan masyarakat umum sebagai pendukung untuk membuktikan data tersebut adalah benar.

Page 57: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

42 BAB IV

GAMBARAN DAN HISTORIS LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Desa Aji Kuning Berdasarkan cerita awal Sungai Haji Kuning adalah tempat Persinggahan /tempat istirahat sejenak para pedagang yang akan berdagang ke Malaysia (Tawau), mereka beristirahat dan bersandar dibawah Pohon kayu Yang Sangat Besar yang berada ditepi Sungai dan Nama Kayu tersebut adalah Aju ( Bahasa Bugis – kayu ) Kuning, namun sampai saat ini tak satu orang pun yang tahu siapa orang yang paling pertama yang menginjakan kaki ditanah Aji Kuning ini tetapi berdasarkan Sungai Haji Kuning berada dalam Wilayah Desa Pancang. Sungai haji Kuning adalah sebuah kampong yang berada dalam wilayah Desa Pancang Kecamatan Sebatik Kabupaten Nunukan, pada Tahun 2004 Desa Pancang melakukan pemekaran Kampung Sungai Haji kuning dan diberi nama Desa Aji Kuning Kecamatan Sebatik Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Timur. Pada awal pemerintahan Desa Aji Kuning dipimpin oleh : 1. Tahun 2004 – 2007 : a. Kepala Desa : Ansar HB. b. Sekretaris Desa : Muklis 2. Tahun 2007 – 2013 : a. Kepala Desa : Syarifuddin Dg. Pagella b. Sekretaris Desa : Muklis

Page 58: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

43 3. Tahun 2013 – Sampai Sekarang : a. Kepala Desa : Saga b. Plh. Sekretari Desa : Herwan Pada awal pemerintahan Desa Aji Kuning terbagi menjadi 3 Wilayah Dusun, 24 rukun Tetangga yang terdiri sebagai berikut : No Nama Dusun Jumlah Rt Keterangan 1 Abadi 8 Rt. 01 Rt. 02 Rt. 03 Rt. 04 Rt. 05 Rt. 06 Rt. 07 Rt. 08 2 Maspul 3 Rt. 09 Rt. 10 Rt. 11 3 Limau 13 Rt. 12 Rt. 13 Rt. 14 Rt. 15 Rt. 16 Rt. 17 Rt. 18 Rt. 19 Rt. 20 Rt. 21 Rt. 22 Rt. 23 Rt. 24 Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 48 tahun 2003 tentang Pembentukan Desa Aji Kuning dan Desa Binalawan dalam wilayah kecamatan Sebatik Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Timur pada awal pemekaran tahun 2003 berbatas dengan Desa yang berada diwilayah kecamatan Sebatik, yaitu :

Page 59: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

44 Sebelah Utara : Malaysia Sebelah selatan : Desa Sungai Nyamuk Sebelah Timur : Pancang Sebelah Barat : Desa Liang Bunyu B. Visi dan Misi

1. Visi Visi “ Mewujudkan Desa Aji Kuning kearah yang lebih baik, dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kepentingan rakyat semakin maju, mandiri, sejahtera, adil dan merata”. 2. Misi Untuk mewujudkan visi tersebut, maka ditetapkan misi sebagai berikut : 1. Untuk merealisasikan visi pembangunan perlu pula adanya misi yang tegas untuk mewujudkan pembangunan Desa Aji Kuning. 2. Membina dan memberikan pelayanan kepada masyarakat yang produktif dan transparan serta bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme ( KKN ). 3. Meningkatkan Pengalaman ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. 4. Membangun kemitraan yang Harmonis dan memelihara kebersamaan serta menjunjung tinggi sikap toleransi. C. Geografis Desa Aji Kuning adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sebatik Tengah, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani kelapa sawit dan coklat.Secar geografis,

Page 60: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

45 Desa Aji Kuning berbatasan langsung dengan daratan Tawau Sabah, Malaysia.Desa Aji Kuning memiliki luas wilayah 645 Ha. Denagn jumlah penduduk total 2851 jiwa, yang terdiri dari Laki-laki 1456 jiwa dan perempuan 1387 jiwa. Secara geografis batas wilayah Desa Aji Kuning adalah sebagai berikut : 1. Sebelah Barat : Maspul 2. Sebelah Utara : Malaysia 3. Sebelah Timur : Desa Seberang 4. Sebelah Selatan : Desa Bukit Harapan dan Lapri Desa Aji Kuning terdiri dari 2 Dusun dan 13 Rukun Tetangga ( RT ) yaitu: 1. Dusun Abadi I terdiri dari Rt. 01 sampai dengan Rt. 06 terletak disebelah Utara. 2. Dusun Abadi II terdiri dari Rt.07 sampai dengan Rt. 13 terletak disebelah Selatan. Pada Wilayah Administrasi Desa Aji Kuning terdapat sebuah patok 3 yang merupakan batas wilayah antara Negara Indonesia dan Malaysia.Desa Aji Kuning ini selalu dikunjungi oleh Pejabat Republik Indonesia. Karena Desa Aji Kuning Tersebut terdapat suatu kawasan wisata yang jarang dijumpai oleh wilayah Administrasi Negara lain. Karena terdapat sebuah Rumah Terpanjang di Dunia.Posisi Rumah itu, Ruang Tamunya Terletak di Indonesia sedangkan Ruang Makan atau Dapurnya terletak di Malaysia. Pada Tahun 2006 terjadi Pemekaran Kecamatan sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor Tahun 2006 Lembaran Daerah Kabupaten

Page 61: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

46 Nunukan Tahun 2006 Nomor 03 Seri D Nomor 02 Pasal 3 Kecamatan Sebatik Barat berasal dari sebagian wilayah Kecamatan Sebatik yang terdiri atas wilayah Desa Aji Kuning, Binalawan, Setabu, dan Liang Bunyu, akibat dari pemekaran tersebut sehingga terjadi pergeseran wilayah dan batas Desa Aji Kuning sebagai berikut : Sebelah Utara : Malaysia ( Tawau ) Sebelah Selatan : Desa Sungai Nyamuk Sebelah Timur : Desa Pancang Sebelah Barata : Desa Liang bunyu Pada Tahun 2009 Desa Aji Kuning melakukan Pengusulan Pemekar Desa dalam wilayah Pemerintahannya, adapun wilayah diusulkan menjadi pemekaran Desa adalah Dusun Maspul, Dusun Sungai Limau dan Dusun Berjoko namun dengan segala pertimbangan Administrasi sehingga yang berhasil dimekarkan hanya 2 ( Dua ) Dusun yaitu Maspul dan Sungai Limau sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 4 Tahun 2010 tentang pembentukan Desa Maspul dan Desa Sungai Limau di Kecamatan Sebatik Barat dalam wilayah Kabupaten Nunukan ( Lembaran Daerah Kabupaten Nunukan Tahun 2010 Nomor 4 Seri D Nomor 04 ) dengan Batas Desa Aji Kuning Sebagai Berikut : Sebelah Utara : Malaysia ( Tawau ) Sebelah Selatan : Desa Bukit Harapan Sebelah Timur : Desa Seberang Sebelah Barat : Desa Maspul

Page 62: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

47 Pada Tahun 2011 terjadi lagi Pemekaran Kecamatan baru di wilayah Sebatik Barat berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 25 Tahun 2011 tentang Pembentukan Kecamatan Sebatik Timur, Kecamatan Sebatik Utara dan Kecamatan Sebatik Tengah dalam wilayah Kabupaten Nunukan (Lembar Daerah Kabupeten Nunukan Tahun 2011 Nomor 25) menjadi 2 (Dua) Kecamatan dan Desa Aji Kuning, Maspul, Sungai Limau dan Bukit Harapan menjadi wilayah Kecamatan Sebatik Tengah, berpisah dari kecamatan Sebatik Barat tetapi untuk Desa Aji Kuning tidak mengalami perubahan batas dan wilayah Desa dari Pemekaran tersebut sehingga batas Desa masih seperti sebelumnya sampai sekarang. Gambar 4.1 Sumber karya nunukan tahun 2011

Page 63: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

48 D. Struktur Pemerintahan Dalam rangka mewujudkan visi Desa untuk meningkatkan pelayanan publik, pemerintah Desa Aji Kuning melakukan pelayanan kepada masyarakat melalui loket pelayanan.Masyarakat tidak lagi berurusan dari pintu ke pintu tetapi langsung di loket pelayanan yang tersedia sesuai dengan jenis pelayanan yang dikehendaki. Dalam hal kordinasi dengan dusun dan RT, dilaksanakan rapat setiap kali ada yang ingin disampaikn atau ingin disosialisasikan tanpa ada jadwal rutin.untuk membahas berbagai persoalan yang ada di desa serta untuk menyampaikan berbagai informasi pemerintahan. Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dibantu oleh perangkat desa, Kepala Urusan, Kepala Dusun, dan Ketua Rt. a. Sekretariat Desa Terdiri Dari: 1. Sekretaris Desa : Muhammad Arnil 2. Kaur Pemerintahan : Rena, S,Sos 3. Kaur Umum : Namri 4. Kaur Pembangunan : Kamaluddin 5. Kaur Kesra : Herwan 6. Kaur Trantib : Muddar 7. Bendahara (Keuangan) : Saenal Abidin b. Kepala Dusun: 1. Dusun Abadi 1 : Baharuddin 2. Dusun Abadi II : Abdul Asis

Page 64: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

49 c. Ketua Rukun Tetangga (RT): 1. Rt. 01 : Abdullatif 2. Rt. 02 : Hana 3. Rt. 03 : Mustafa 4. Rt. 04 : Abdullah 5. Rt. 05 : Sunardin 6. Rt. 06 : Munawir 7. Rt. 07 : Hj. Tennang 8. Rt. 08 : Hasnawati 9. Rt. 09 : H. Kamaruddin 10. Rt. 10 : Haris 11. Rt. 11 : Rano 12. Rt. 12 : Abdullah 13. Rt. 13 : Ali Rahman Selain itu, sebagai Mitra Pemerintahan Desa Badan Pemusyarawatan Desa ( BPD) Desa Aji Kuning yang dipilih berdasarkan hasil musyawarah mufakat yang dituang dalam Keputusan Bupati Nunukan tentang Penetapan Anggota Badan Permusyawaratan Desa ( BPD ) Kecamatan Sebatik, Kecamatan Sebatik Barat dan Kecamatan Nunukan Kabupaten Nunukan. Adapun Susunan BPD Desa Aji kuning Sebagai Berikut : 1. Ketua : Arham 2. Wakil Ketua : Ramlah 3. Sekretaris : Subaedah

Page 65: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

50 4. Pembangunan : Budirman 5. Pemerintahan : Muh. Asril E. Lembaga Kemasayarakatan 1. PKK 2. LPM 3. Majlis Ta’lim 4. Karang Taruna 5. Desa Siaga 6. Linmas Desa F. Mata Pencaharian Dan Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Aji Kuning merupakan masyarakat yang heterogen, baik dalam hal agama, suku maupun dalam hal mata pencaharian. Mata pencaharian warga Desa Aji Kuning adalah mata pencaharian yang bersifat informal ini dilakukan demi kelangsungan hidup masyarakat Desa. Masyarakat Desa ada yang bekerja sebagai Petani, bekerja sebagai Nelayan, bekerja sebagai pedagang pasar dan juga bekerja di Malaysia sebagai buruh. Mata pencaharian masyarakat Desa Aji Kuning kebanyakan menjadi nelayan. Pada awalnya Pulau Sebatik khususnya Desa Aji Kuning masih hutan belum ada akses atau jalan, hanya ada jalan setapak, masyarakat mulai bertani sesuai kesepakatan bersama. Kemudian menanam padi dan pisang, padi dikonsumsi dan pisang dijual ke Tawau, setelah adanya interaksi yang berlangsung secara terus – menerus masyarakat mulai menanam kakao yang bibitnya dibeli di Tawau dan warga Desa Aji Kuning diajari dengan orang Tawau,

Page 66: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

51 kemudian kakao mulai lambat berproduksi sehingga masyarakat menanam kelapa sawit, dimana masyarakat menanam kelapa sawit mencontoh pada orang Tawau dan atas pengaruh orang Tawau, kemudian dalam memasarkan hasil produksi tersebut biasanya masyarakat menjualnya pada pengepul kemudian pengepul tersebut yang membawanya ke Tawau untuk dijual. Dalam kegiatan pertanian pada warga Desa Aji Kuning dilakukan dengan mengikuti dua musim sepanjang tahun, namun sebetulnya kedua musim ini relatif tidak banyak mempengaruhi proses berkebun mereka. Baik musim penghujan maupun musim panas aktivitas berkebun tetap bisa dijalankan. Kendati demikian ada pembagian tentang jenis tanaman mana yang harus ditanam pada musim panas dan jenis tanaman yang mesti ditanam pada musim hujan. Umumnya tanaman seperti ubi dan sayur – sayuran akan ditanam pada musim hujan, sedangkan tanaman seperti tanaman jangka panjang seperti pisang, kelapa, mangga dan lainlain ditanam bisa pada saat musim hujan maupun panas. Biasanya ditanam sekali namun bisa dipanen sepanjang tahun. Salah satu faktor yang mempengaruhi gaya hidup dan kebiasaan masyarakat di Desa Aji Kuning yaitu faktor wilayah. Faktor wilayah yang dekat dengan Malaysia sehingga gaya hidup dan kebiasaan masyarakat Desa Aji Kuning lebih mengarah ke Tawau misalnya pakaian, makanan, alat – alat rumah tangga dan lain – lain semua didatangkan dari Tawau. Bahkan dalam bahasa sehari-hari masyarkat Desa Aji Kuning menggunakan bahasa Melayu. Di Desa Aji Kuning terdapat beberapa suku di antaranya Bugis, Jawa, Buton, dan Banjar.

Page 67: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

52 Ditinjau dari sudut pandang ekonomi, kondisi ekonomi mereka sangat memperihatinkan. Hal ini bisa dilihat dari rumah – rumah mereka hanya terbuat dari kayu dan papan sederhana yang sudah mau lapuk. Ukuran rumah mereka juga sangat kecil. Rumah dengan kondisi dan ukuran demikian jauh lebih terpuruk dibandingkan dengan rumah – rumah yang ada di kampung – kampung lainnya di Indonesia. Tidak jauh dari tapal batas, terdapat banyak sederetan rumah sewa yang dihuni oleh kebanyakan para TKI. Secara umum kondisi sosial ekonomi masyarakat perbatasan masih jauh dari kondisi yang sejahtera. Kondisi ekonomi masyarakat perbatasan merupakan sebuah masalah yang dialami masyarakat perbatasan khususnya masyarakat Desa Aji Kuning. Keadaan lahan yang cocok untuk dijadikan lahan pertanian membuat masyarakat Desa Aji Kuning lebih menggantungkan sumber penghasilan pada sektor pertanian yang meliputi perkebunan kakao, serta kelapa sawit, pisang dan buah-buahan lainnya, kemudian selebihnya ada juga masyarakat yang menjadi pedagang atau pengusaha. Disisi lain dalam memenuhi kebutuhan pokok dan menjual hasil-hasil pertanian masyarakat Desa Aji Kuning lebih mengarah ke negara tetangga Malaysia karena akses yang dianggap lebih dekat. Keluarga-keluarga pada masyarakat Sebatik Tengah dalam pemenuhan kebutuhan hidup, terutama pangan merupakan tanggung jawab bersama antara suami istri. Kebutuhan sandang dan keseluruhan bahan pangan diperoleh dari lingkungan sekitar dan dapat juga dari luar Desa, selain belanja langsung di pasar yang ada di wilayah Kecamatan tersebut, dengan cara menjual hasil ladang, dan hasil tangkapan ikan/nelayan, sesuai dengan mata pencaharian penduduk, dimana

Page 68: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

53 hasil dari mata pencaharian tersebut dimanfaatkan untuk membeli bahan kebutuhan pokok. Jadi untuk mencari nafkah bukan sepenuhnya tanggung jawab seorang suami, istripun juga sangat berperan untuk memenuhi segala keperluan rumah tangga. Pasar yang biasa digunakan untuk menjual hasil-hasil pertanian/tangkapan ikan dan membeli bahan kebutuhan pokok sehari-hari adalah pasar tradisional yang terdekat dengan tempat tinggal mereka. Pasar-pasar ini merupakan pasar keliling yang secara rutin mempunyai jadwal di tiap Desa. Pasar pada masing-masing Desa hanya aktif dua kali dalam satu minggu. Pedagang pasar tersebut sebagian besar berasal dari Nunukan. Mereka berkeliling ke Desa-Desa sesuai dengan jadwal pasar pada Desa yang bersangkutan, misalnya untuk Desa Aji Kuning pasar aktif pada hari rabu dan minggu. Kebutuhan sayuran penduduk sehari-hari diperoleh dari penduduk setempat yang berdagang keliling membawa sayuran hasil kebunnya. Sementara untuk kebutuhan pokok lainnya diperoleh dari warung-warung yang ada di lingkungannya. Sistem pertanian penduduk Aji Kuning umumnya sudah menetap, dan tidak ada lagi sistem pertanian dengan cara ladang berpindah. Walaupun sebagian besar wilayah Kecamatan Sebatik Tengah adalah hutan, namun hutan tersebut merupakan hutan lindung yang tidak diperkenankan untuk dikerjakan sebagai lahan pertanian penduduk. Sebagian dari mereka juga sudah mengenal sedikit model pertanian modern, seperti memakai pupuk kimia, pestisida dan adanya benih unggul. Namun demikian dari segi peralatan kerja umumnya masih menggunakan peralatan sederhana, seperti parang, linggis, pacul dan kampak.

Page 69: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

54 Perkebunan dan perikanan sudah mulai terarah dengan cara modern yakni dengan cara membuat keramba terapung, walupun masih ada juga nelayan tradisional. Sedangkan dalam hal peternakan masih bersifat tradisional, ternak mereka masih dibiarkan berkeliaran di kebun atau di jalan-jalan Desa, dan tidak disiapkan kandang dan pakan secara khusus. Hasil tangkapan ikan dan hasil pertanian umumnya mereka jual ke Malaysia atau di pasar-pasar tradisional yang ada di sekitar wilayah Sebatik Tengah. Mereka jarang membawa dan menjual barang dagangannya ke Nunukan, karena biaya yang mahal dan belum lancarnya trasportasi umum. Dalam bertransaksi jual beli masyarakat Desa Aji Kuning menggunakan dua mata uang yaitu Ringgit Malaysia dan Rupiah. Selain karena berada dalam wilayah perbatasan masyarakat menganggap bahwa menggunakan uang Ringgit itu sudah biasa dan terhitung mudah buat bertransaksi. Niali tukar uang Ringgit juga menjadi salah satu keuntungan bagi masyarakat desa Aji Kuning. Penduduk memiliki pengaruh sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan pembangunan, sehingga penduduk merupakan sumber daya sebagai salah satu Faktor penentuan berhasil tidaknya pembangunan tersebut tergantung dari kualitas sumber daya manusia masing-masing Desa. Masalah penduduk perlu mendapat penanganan yang serius sehingga mobilitas penduduk dapat diketahui secara akurat sehingga beban Desa penampungan jumlah penduduk dapat dikendalikan sesuai dengan daya dukung alam yang tersedia.Sampai dengan 31 Oktober 2016 jumlah penduduk Desa Aji Kuning sebanyak 2.851 jiwa dan 678 kepala keluarga (KK).

Page 70: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

55 Tabel 4.1

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Per-RT

No RT Jumlah Kk Laki-Laki Perempuan Jumlah 1 01 81 178 192 370 2 02 90 182 194 376 3 03 44 107 85 192 4 04 87 202 181 383 5 05 57 122 116 238 6 06 74 177 151 328 7 07 37 65 67 132 8 08 37 84 73 157 9 09 27 52 49 101 10 10 55 122 121 243 11 11 38 67 68 134 12 12 32 53 46 99 13 13 28 60 55 115 Jumlah 686 1471 1398 2869

Page 71: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

56 Tabel 4.2

Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan

No Pendidikan Yang Di Tamatkan Laki-Laki Perempuan 1 Buta Aksara 02 16 2 Tidak Tamat SD 287 255 3 Tamat SD 562 527 4 Tamat SLTP 205 188 5 Tamat SMA 135 131 6 Tamat DIPLOMA 07 22 7 Tamat Perguruan Tinggi 26 23 Jumlah 1224 1162

Tabel 4.3

Jumlah Penduduk Menurut Umur

No Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan 1 Umur – 0-12 bulan 19 11 2 Umur>1-<5 tahun 99 122 3 Umur>5-<7 tahun 89 197 4 Umur>7-<15 tahun 247 252 5 Umur>15-<56 tahun 847 793

Page 72: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

57 6 Umur>56 keatas 118 106 Jumlah 591 1481

Tabel 4.4

Jumlah Penduduk Menurut Angkatan Kerja Dan Mata Pencaharian

No Mata Pencaharian Laki-Laki Perempuan Jumlah 1 Petani 335 23 358 2 BuruhTani 88 6 94 3 Nelayan 22 - 22 4 Jasa/Perdagangan 18 45 63 5 PNS 10 17 27 6 Karyawan Swasta 125 44 169 7 Tukang 13 - 13 8 TNI/POLRI 3 - 3 Jumlah 614 135 749

Tabel 4.5

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan Tenaga Kerja

No Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah 1 Umur 10 – 15 tahun 87 92 179 2 Umur 16 – 20 tahun 99 98 197 3 Umur 21 – 27 tahun 128 96 224

Page 73: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

58 4 Umur 28 – 40 tahun 306 183 489 5 Umur 41 – 50 tahun 157 131 288 6 Umur 51 Th keatas 139 76 215 Jumlah 916 676 592

Tabel 4.6

Jumlah Penduduk Menurut Agama Kepercayaan

No. KelompokAgama Laki-Laki Perempuan Jumlah 1 Islam 1454 1376 2830 2 Kristen 9 5 14 3 Hindu dan Buddha - - - Jumlah 1463 1381 2844

G. Pendidikan Setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan termasuk Warga Negara Indonesia yang berada di Desa Aji Kuning. Untuk itu negara wajib menyelenggaran pendidikan yang merata dan adil hingga ke daerah perbatasan seperti di Desa Aji Kuning. Melihat sarana pendidikan di Desa Aji Kuning masih tergolong sangat kurang. Sarana pendidikan yang ada saat ini masih terbatas, di Desa Aji Kuning hanya mempunyai sekolah tingkat SD sebanyak 3 unit. Sedangkan, untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) hanya ada satu di Desa Aji

Page 74: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

59 Kuning. Sehingga bagi anak-anak penduduk Desa lainnya harus menempuh jarak cukup jauh bila ingin melanjutkan pendidikan pada tingkat SMP. Salah satu alasan WNM yang berdomisili di Desa Aji Kuning adalah pendidikan. WNM di Desa Aji Kuning menjalani pendidikan anak – anak mereka di Indonesia. Hal ini dilakukan karena faktor jarak. Mereka menyekolahkan anak mereka di sekolah terdekat waupun dengan segala keterbatasan fasilitas. Jika mereka menyekolahkan anak mereka di Malaysia (Tawau) maka para orang tua harus berpisah dengan anak mereka karena jarak tempat tinggal mereka dengan sekolah yang jauh. Sehingga anak meraka akan tinggal di Malaysia. Nanti setelah libur baru mereka memiliki kesempatan bertemu. Hal ini yang tidak diinginkan oleh para orang tua berpisah dengan anak – anak mereka. Sebagai sekolah yang ada di perbatasan Indonesia-Malaysia, tentunya siswa – siswa di sekolah tersebut lebih ditanamkan cinta tanah air terhadap Indonesia. Hal ini cepat atau lambat akan menumbuhkan rasa cinta tanah air di dalam hati para siswa – siswanya. Para orang tua terkadang merasa malu ketika anak – anak mereka tidak mampu menjawab pertanyaan anak – anak mereka mengenai hal – hal yang berkaitan Bangsa Indonesia. Desa Aji Kuning mempunyai sarana pendidikan yang cukup memadai dengan akses yang cukup mudah. Sebagai berikut kawasan pendidikan yang dimiliki Desa Aji Kuning :

Page 75: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

60 Table 4.7

Jenis, Jumlah Domisili Sarana Pendidikan

No Jenis Pendidikan Jumlah Domisili 1 Paud 1 Rt. 04 2 Taman Kanak-Kanak 1 Rt. 11 3 SD 2 Rt. 03 dan Rt. 11 4 SLP 1 Rt. 11 5 SLTPA 1 Rt. 11 Sumber : Dari Desa Aji Kuning, 2017

H. Perekonomian Kawasan perekonomian atau perdagangan di Desa Aji Kuning mempunyai luas wilayah yang cukup luas dengan ± 33 HA dengan berbagai peruntukan dalam bidang usaha dan perdagangan serta usaha kecil menengah. Berdasarkan data statistik tahun 2016 dalam sensus ekonomi Desa Aji Kuning mempunyai pedagang dan pengusaha menetap kurang lebih 71 usaha sedangkan usaha kecil atau pedagang tidak tetap dengan usaha berpindah-pindah (kaki lima) kurang lebih 9 usaha dengan 2 pasar yang dikelolah oleh perseorangan yang berada di Rt. 02 dan Rt. 09 Dusun Abadi I dan Abadi II Desa Aji Kuning.

Page 76: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

61 Tabel 4.8

Jenis dan Jumlah Usaha No. Jenis Usaha Jumlah Usaha Keterangan 1. Usaha Kecil/ kaki lima 9 2. Usaha Menengah/ menetap 71 Sumber : Kantor Desa Aji Kuning, 2017

I. Keamanan Dan Ketertiban Kasus kriminal yang terjadi seperti perjudian, narkoba, prostitusi, pembunuhan,kejatan seksual, kekerasan dalam rumah tangga, dan penculikan sampai.Saat ini Desa Aju Kuning masih aman dari kasus-kasus krimanal yang telah disebutkan. Untuk aparat pengamanannya atau biasa disebut hansip pada tahun 2013 berjumlah 12 orang.jadi keamanan dan ketertiban di Desa ini sangatlah aman dan tertib.

KASUS THN. 2013 THN. 2014

Kejahatan seksual Jumlah kasus Pemerkosaan Tidak Ada Tidak Ada Jumlah Kasus Pemerkosaan Pada Anak Tidak Ada Tidak Ada Jumlah kasus Kehamilan Diluar Nikah Tidak Ada Tidak Ada Kekerasan Dalam Rumah Tangga Kekerasan Terhadap Istri Tidak Ada Tidak Ada Kekerasan Terhadap Suami Tidak Ada Tidak Ada

Page 77: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

62 Kekerasan Terhadap Anak Tidak Ada Tidak Ada Kekerasan Terhadap Anggota Keluargga lain Tidak Ada Tidak Ada Penculikan Jumlah Kasus Penculikan Tidak Ada Tidak Ada

Partisipasi Masyarakat dalam

Keamanan Swakarsa Thn. 2013 Thn. 2014 Jumlah Pos Siskamling - 2 Jumlah Anggota Hansip/Linmas - 10 Orang Jumlah Kelompok Ronda - -

J. Sarana dan Prasarana Jalan utama Desa Aji Kuning sebagian besar telah diaspal, sementara sisanya jalan masih berupa jalan bebatuan ada yang sebagian yang baik tetapi ada juga dalam kondisi yang rusak. Sementara untuk gang hampir 45 % sudah dicor (semenisasi). Sementara kebutuhan jembatan untuk menghubungkan jalan masih kekurangan sekitar 65 % dari jumlah kebutuhan yang ideal. Sumber listrik yang dipergunakan masyarakat Desa Aji Kuning menggunakan PLN yang merupakan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Nunukan bekerjasama dengan PT.PLN.

Page 78: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

63 Sampai hari ini,masyarakat Desa Aji Kuning menggunakan air hujan sebagai sumber air utama dan air sungai sebagai alternatif tambahan demi memenuhi kebutuhan air non konsumsi sehari-hari. Akses dari Desa Aji Kuning ke Desa atau Kecamatan lainnya di Pulau Sebatik dilakukan dengan transportasi darat baik roda 2 maupun roda 4. Sedangkan akses ke Ibu Kota Kabupaten Nunukan menggunakan perahu bermotor atau yang lebih dikenal oleh masyarakat setempat dengan sebutan Don peng dengan waktu tempuh + 35 menit. Namun sebelum menggunakan transportasi air, terlebih dahulu menggunakan jalur darat dengan rute alternatif yaitu : jalur selatan melalui Bambangan (Sebatik Barat) dan jalur timur melalui rute 4 kecamatan yaitu, Kecamatan Sebatik Utara, Sebatik Timur, Sebatik (Induk) dan Sebatik Barat. Sedangkan akses ke Tawau Malaysia dengan menggunakan trasportasi laut dengan jarak tempuh sekitar +15 menit dengan menggunakan perahu penyeberangan atau speed boat. Peningkatan fasilitas kesehatan dilaksanakan dengan tujuan agar berbagai keluhan kesehatan dapat segera ditangani dan tidak menimbulkan gangguan kesehatan yang serius, dengan demikian diharapkan derajat kesehatan masyarakat dapat meningkat. Jenis fasilitas kesehatan yang ada di Desa Aji Kuning secara kuantitas masih sangat terbatas, sebagaimana dijabarkan pada tabel 1.8 dibawah ini :

Page 79: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

64 Tabel 4.9

Jenis Sarana Kesehatan

No. Jenis Sarana Jumlah 1. Puskesmas 1 Buah 2. Posyandu 3 Orang Sumber : dari Desa Aji Kuning, 2017

Page 80: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

65 BAB V

GAMBARAN PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES

NATURALISASI DI DESA AJI KUNING

A. Gambaran Umum Persepsi Masyarakat Malaysia Tentang Proses

Naturalisasi Dalam kehidupan sosial persepsi selalu muncul dikalangan masyarakat, masyarakat yang menjadi pelaku langsung kehidupan sosial selalu mempunyai sudut pandang yang berbeda tentang satu hal. Dalam hal ini persepsi masyarakat mengenai proses pewarganegaraan secara umum dapat diketahui dari pengalaman masyarakat dalam usahanya memperoleh kewarganegaraan Indonesia, sedangkan pelayanannya dapat diketahui dari pengetahuan masyarakat tentang bagaimana bentuk pelayanan dan kelengkapan prosedur pendaftaran serta informasi yang terkait dalam proses pemeriksaan dokumen serta persyaratan lainnya. 1. Proses Berpindah Kewarganegaraan Sulit Terkait mengenai proses pewarganegaraan, proses perpindahan kewarganegaraan dari Warga Negara Malaysia (WNM) menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) itu sulit. Hal ini terungkap berdasarkan wawancara langsung dengan masyarakat Desa Aji Kuning sebagaimana pada tabel 5.1 berikut ini:

Tabel 5.1. Proses Berpindah Kewarganegaraan Sulit NO PILIHAN FREKUENSI

ABSOLUT RELATIF 1 S 7 53,8 2 TS 1 7,7 JUMLAH 8 61,5 (Sumber: Data Wawancara No. 1 2017) 65

Page 81: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

66 Dari tabel tersebut di atas terungkap bahwa sebagian besar masyarakat yang merupakan WNM di Desa Aji Kuning beranggapan perpindahan kewaranegaraan dari WNM menjadi WNI sangat sulit. 2. Proses Naturalisasi (Pewarganegaraan) terlalu berbelit – belit Perpindahan kewarganegaraan dari WNM menjadi WNI tidak hanya sulit tetapi juga berbelit – belit. Hal ini diungkapkan oleh masyarakat Desa Aji Kuning dalam wawancara sebagaimana yang terdapat dalam tabel 5.2 berikut:

Tabel 5.2. Proses Naturalisasi (Pewarganegaraan) terlalu berbelit - belit NO PILIHAN FREKUENSI

ABSOLUT RELATIF 1 S 6 46,1 2 TS 2 15,4 JUMLAH 8 61,5 (Sumber: Data Wawancara No. 2 2017) Hal ini dapat dipahami bahwa sebagian masyarakat menganggap proses pewarganegaraan itu sulit karena melalui proses yang berbelit – belit. Masyarakat harus melalui jalur birokrasi yang panjang. Di samping itu, masyarakat yang ingin menjadi WNI harus memenuhi beberapa persyaratan yang ditetapkan oleh pemerintah serta dokumen – dokumen pelengkap yang dibutuhkan. Belum lagi akses dalam mengurus dokumen-dokumen juga lumayan jauh. Walaupun dalam proses pewarganegaraan, masyarakat harus melalui proses berbelit - belit, namun banyak masyarakat yang antusias. Keinginan yang kuat untuk dapat menjadi WNI menyebabkan masyarakat tetap semangat dan tidak berputus asa dalam mengikuti proses pewarganegaraan.

Page 82: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

67 Hal ini diungkapkan oleh Ibu Nuraini (36 tahun) yang menyatakan bahwa: “Saya merasa tidak cepat putus asa apabila mengurus surat pindah kewarganegaraan, karena saya mempunyai tekat yang kuat ingin menjadi warga Negara Indonesia” 3. Merasa Tidak Cepat Putus Asa Apabila Mengurus Surat Pindah

Kewarganegaraan. Selain dari wawancara di atas, keinginan kuat WNM di Desa Aji Kuning untuk menjadi WNI terlihat juga dari hasil wawancara. Hasil wawancara mengungkapkan bahwa WNM di Desa Aji kuning tidak cepat berputus asa dalam mengurus perpindahan kewarganegaraan. Hal ini dapat dilihat dalam tabel 5.3 berikut ini: Tabel 5.3. Merasa Tidak Cepat Putus Asa Apabila Mengurus Surat Pindah Kewarganegaraan.

NO PILIHAN FREKUENSI ABSOLUT RELATIF 1 S 1 7,7 2 TS 7 53,8 JUMLAH 8 61,5 (Sumber: Data Wawancara No. 3 2015) Sikap masyarakat yang pantang menyerah dalam melalui proses perpindahan pewarganegaraan didukung oleh pelayanan petugas Desa. Pelayanan yang diberikan oleh petugas Desa sangat baik dan sangat membantu. Hal ini diungkapkan oleh Bapak Paisal (45 tahun) dalam kutipan wawancara berikut ini: “Pemerintah setempat sangat membantu Saya pada saat Saya mengurus untuk pindah Kewarganegaraan”.

Page 83: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

68 4. Pemerintah Setempat Sangat Membantu Pada Saat Mengurus Untuk

Pindah Kewarganegaraan Hal ini juga terlihat dari hasil wawancara yang diperoleh seperti dalam tabel 5.4. Dalam tabel tersebut memperlihatkan bahwa sebagian besar WNM sangat dibantu oleh staf kantor desa dalam proses pewarganegaraan. Tabel 5.4. Pemerintah Setempat Sangat Membantu Pada Saat Mengurus Untuk Pindah Kewarganegaraan

NO PILIHAN FREKUENSI ABSOLUT RELATIF 1 S 2 15,4 2 TS 6 46,1 JUMLAH 8 61,5 (Sumber: Data Wawancara No. 4 2017) Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Hj. Halijah (58 tahun) dalam kutipan wawancara berikut: “Masyarakat merasa sangat senang ketika pegawai kantor desa mengarahkan mereka untuk melengkapi berkas yang akan digunakan untuk mengurus perpindahan kewarganegaraan dan mereka mengarahkan saya harus kemana dan bagaiman selanjutnya, ini sangat membantu saya sebagai masyarakat awam”.

5. Merasa Senang Ketika Pegawai Kantor Desa Mengarahkan Untuk

Melengkapi Berkas Yang Akan Digunakan Dari hasil wawancara juga memperlihatkan sikap masyarakat terhadap staf kantor desa sebagaimana yang digambarkan dalam tabel 5.5. Dalam tabel tersebut terlihat bahwa masyarakat sangat senang ketika staf kantor desa membantu dan mengarahkan dalam pengurusan berkas.

Page 84: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

69 Tabel 5.5. Merasa Senang Ketika Pegawai Kantor Desa Mengarahkan Untuk Melengkapi Berkas Yang Akan Digunakan

NO PILIHAN FREKUENSI ABSOLUT RELATIF 1 S 1 7,7 2 TS 7 53,8 JUMLAH 8 61,5 (Sumber: Data Wawancara No. 5 2017) Di sini terlihat peran petugas kantor desa dalam membantu masyarakat yang ingin pindah kewarganegaraan. Jika masyarakat mengalami kebingungan, maka petugas Kantor desa tersebut tidak segan – segan untuk memberi arahan dan petunjuk. Sebagaimana di ungkapkan langsung oleh bapak kepala desa Aji Kuning bapak Saga (50 tahun) “kami senang jika ada warga Negara Malaysia ingin berpindah kewarganegaraan, apalagi kita ketahui letak geografis desa Aji Kuning yang berbatasan langsung dengan Negara Malaysia tidak bisa dipungkiri menjadi daerah lintas batas yang selalu dikunjungi dan menjadi tempat persinggahan”.

6. Menyukai Aturan Pewarganegaraan Yang Ada Di Indonesia Selain dari segi pelayanan, aturan pewarganegaraan juga mempunyai peran dalam mendorong WNM di Desa Aji Kuning menjadi WNI. Hal ini terlihat dari hasil wawancara. Hasil wawancara yang telah sebar kepada responden dapat dilihat dalam tabel 5.6 berikut ini: Tabel 5.6. Menyukai Aturan Pewarganegaraan Yang Ada Di Indonesia

NO PILIHAN FREKUENSI ABSOLUT RELATIF 1 S 8 61,5 2 TS 0 0,0 JUMLAH 8 61,5 (Sumber: Data Wawancara No. 6 2017)

Page 85: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

70 Dari tabel di atas dapat lihat bahwa sebagian besar masyarakat di Desa Aji Kuning yang merupakan WNM sudah mengetahui dan menyukai aturan pewarganegaraan yang ada di Indonesia. Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah mengenai proses pewarganegaraan sangat memudahkan masyarakat. Apa lagi aturan ini tidak diskriminatif sehingga Warga Negara Asing (WNA) yang ingin menjadi WNI terbuka jalan yang lebar. Namun, tentu saja ada aturan – aturan dan prosedur yang harus dilalui oleh setiap WNA yang ingin menjadi WNI. Terkait adanya kebijakan dalam proses pewarganegaraan, WNA khususnya masyarakat di Desa Aji Kuning untuk pindah kewarganegaraan menjadi WNI menjadi lebih mudah. Hal ini diungkapkan oleh Bapak Suparman (47 tahun), sebagaimana yang dipaparkan dalam kutipan wawancara berikut: “Dengan adanya proses pewarganegaraan ini, Saya lebih gampang untuk pindah ke Indonesia”. 7. Berpindah Kewarganegaraan Karena Merasa Terancam Tinggal Di

Malaysia Salah satu faktor yang mendorong suatu masyarakat dalam memilih tempat berdomisili adalah keamanan. Jika suatu daerah dirasakan tidak aman maka masyarakat akan meninggalkan tempat tersebut. Hal yang sama dirasakan WNM yang berdomisili di Desa Aji Kuning. WNM yang telah berpidah kewarganegaraan merasa terancam. Hal ini terlihat dari hasil wawancara sebagaimana yang tercantum dalam tabel 5.7 berikut:

Page 86: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

71 Tabel 5.7. Berpindah Kewarganegaraan Karena Merasa Terancam Tinggal Di Malaysia

NO PILIHAN FREKUENSI ABSOLUT RELATIF 1 S 6 46,1 2 TS 2 15,4 JUMLAH 8 61,5 (Sumber: Data Wawancara No. 7 2017) Dari tabel 5.7 di atas terungkap bahwa mayoritas masyarakat Desa Aji Kuning yang WNM yang telah berpindah kewarganegaraan merasa terancam tinggal di Malaysia. Perasaan terancam ini dikarenakan kebijakan kedua negara yang menerapkan pemeriksaan yang ketat terhadap warga negara asli maupun warga negara asing.

8. Terpaksa Pindah Kewarganegaraan Walaupun banyak masyarakat Desa Aji Kuning yang berpindah kewarnegaraan menjadi WNI, mereka berpindah kewarganegaraan dengan kemauan sendiri. Tanpa tekanan dan intimidasi dari pihak manapun. Hal ini terlihat dari tabel 5.8 berikut ini: Tabel 5.8. Terpaksa Pindah Kewarganegaraan

NO PILIHAN FREKUENSI ABSOLUT RELATIF 1 S 0 0,0 2 TS 8 61,5 JUMLAH 8 61,5 (Sumber: Data Wawancara No. 8 2017) Dari tabel 5.8 di atas terlihat bahwa WNM berpindah kewarganegaraan menjadi WNI. Berdasarkan tabel di atas sebagian kecil masyarakat Aji Kuning yang merupakan WNM berpindah kewarganeraan tanpa paksaan. Mereka pindah

Page 87: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

72 dengan inisiatif sendiri, tanpa intimidasi, dan ancaman atau bahkan diiming – imingi hadiah. Tetapi mereka pindah kewarganegaraan sudah melalui segala pertimbangan yang matang. Masyarakat Desa Aji Kuning pindah kewarganegaraan menjadi WNI karena mereka mempunyai keturunan asli dari Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh Ibu Jusni (44 tahun) yang menyatakan sebagai berikut: “Saya memutuskan pindah kewarganegaraan Indonesia karena mempunyai keturunan asli dari Indonesia, dan jiwa saya tergerak untuk menetap di Indonesia”. 9. Pindah Kewarganegaraan Indonesia Karena Mempunyai Keturunan

Asli Dari Indonesia Hal ini didukung oleh wawancara yang diedarkan kepada responden. Hasil wawancara yang diedarkan ini dapat dilihat dari tabel 5.9 berikut: Tabel 5.9. Pindah Kewarganegaraan Indonesia Karena Mempunyai Keturunan Asli Dari Indonesia

NO PILIHAN FREKUENSI ABSOLUT RELATIF 1 S 5 38,4 2 TS 3 23,1 JUMLAH 8 100 (Sumber: Data Wawancara No. 9 2017)

10. Masih Mempunyai 2 IC (Identity Card) Baik Indonesia Maupun

Malaysia Sebenarnya di wilayah perbatasan kedua negara (Indonesia-Malaysia) telah mengeluarkan kebijakan terkait lintas batas. Kebijakan ini berupa penerbitan kartu identitas bagi masyarakat Desa Aji Kuning (Indonesia) dan Tawau (Malaysia) yang melintasi perbatasan kedua negara yang disebut Identity Card

Page 88: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

73 (IC). Kebijakan ini dikeluarkan mengingat eratnya hubungan kedua wilayah di perbatasan tersebut terutama menyangkut masalah ekonomi. Tabel 5.10. Masih Mempunyai 2 IC (Identity Card) Baik Indonesia Maupun Malaysia

NO PILIHAN FREKUENSI ABSOLUT RELATIF 1 S 2 15,4 2 TS 6 46,1 JUMLAH 8 61,5 (Sumber: Data Wawancara No. 10 2017) IC (Identity Card) merupakan kartu pengenal. Fungsinya hampir sama dengan KTP (kartu tanda penduduk) yang dikenal di Negara Indonesia. IC (Identity Card) yang sering digunakan di daerah perbatasan untuk melintasi batas negara. Kartu ini berlaku untuk kedua negara di perbatasan seperti di Desa Aji Kuning ini yang berbatasan langsung dengan Tawau Malaysia. Jadi setiap masyarakat harus mempunyai IC sebagai tanda pengenal. Jika melintasi perbatasan kedua negara cukup memperlihatkan IC ini kepada petugas penjaga perbatasan. Mayoritas masyarakat Desa Aji Kuning yang merupakan WNM mempunyai 2 (dua) IC (Identity Card) baik Indonesia maupun Malaysia. Mayoritas masyarakat di Desa Aji Kuning merupakan petani dan pedagang. Sehari – hari mereka bekerja sebagai petani. Hasil pertanian meraka kemudian diperdagangkan di wilayah Tawau (Malaysia) dengan memanfaatkan IC. Hal ini diungkapkan oleh Hj Ampa (55 tahun) yang menyatakan sebagai berikut : “Saya menggunakan IC pada saat Saya ingin menjual hasil kebun Saya ke Malaysia dan saat mengunjungi sanak saudara yang menetap di Malaysia”.

Page 89: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

74 11. Menggunakan IC Pada Saat Ingin Menjual Hasil Kebun Saya Ke

Malaysia Hal ini senada dengan wawancara yang disebar ke responden yang merupakan WNM yang berdomisili di Desa Aji Kuning sebagaimana yang terlihat dalam tabel 5.11. Dalam tabel 5.11 tersebut, terungkap bahwa sebagian besar WNM yang sehari – hari bekerja sebagai petani dan pedagang memanfaatkan IC yang mereka punya untuk . Mereka menggunakan IC ketika menjual hasil kebun mereka ke Tawau. Tabel 5.11. Menggunakan IC Pada Saat Ingin Menjual Hasil Kebun Saya Ke Malaysia

NO PILIHAN FREKUENSI ABSOLUT RELATIF 1 S 4 30,75 2 TS 4 30,75 JUMLAH 8 61,5 (Sumber: Data Wawancara No. 11 2017) Dengan adanya kartu pengenal ini (IC) maka masyarakat kedua wilayah dapat dengan bebas melintas di perbatasan. Kartu IC ini merupakan pengganti paspor. Mereka masih menggunakan IC karena mereka beranggapan bahwa jika mengurus paspor membutuhkan banyak biaya dan memakan waktu lama. Karena kita ketahui untuk sampai ke Kabupaten jarak tempuh yang harus di tempu sekitar 2,5 jam, menggunakan jalur darat dan laut. Belum lagi jika mereka harus antri otomatis mereka harus bermalam. Biaya dan waktu yang membuat warga di perbatasan masih memanfaatkan IC untuk menjual hasil bumi mereka ke Tawau. Syaratnya masyarakat cukup memperlihatkan kartu IC tersebut jika ingin melintas. Walaupun masyarakat kedua negara bebas melintasi berbatasan tetapi

Page 90: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

75 mengamanan dan pemeriksaan masih tetap dilakukan. Hal ini untuk menghindari penyalahgunaan kartu IC tersebut. Pemeriksaan dilakukan terhadap orang – orang yang melintas termasuk barang bawaannya. Hal ini sebagai langkah antisipasi untuk mencegah terjadinya tindak penyelundupan barang terlarang dan barang hasil kejahatan lainnya. Barang – barang terlarang seperti obat – obat terlarang (narkoba), barang hasil curian dan sebagainya. 12. Lebih Nyaman Tinggal Di Indonesia Dibanding Di Malaysia WNM yang tinggal di Desa Aji Kuning lebih nyaman tinggal di Indonesia dibandingkan di Malaysia. Salah satu hal yang membuat mereka lebih nyaman tinggal di Indonesia dibandingkan dengan di Malaysia adalah keluarga. Hal ini dapat dilihat dari tabel 5.12 sebagai berikut:

Tabel 5.12. Lebih Nyaman Tinggal Di Indonesia Dibanding Di Malaysia (Sumber: Data Wawancara No. 12 2017) Dengan tinggal di Indonesia mereka menjadi lebih dekat dengan keluarganya. Hal ini dikarenakan, keluarga mereka tinggal di Indonesia. Bahkan anak – anak mereka juga bersekolah di Indonesia. Selain karena faktor keturunan, mayoritas masyarakat Desa Aji Kuning memiliki keluarga (anak) yang bersekolah di Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh Ibu Hj. Halijah (58 tahun) yang menyatakan bahwa: “Saya pindah ke Indonesia karena mengikuti anak Saya yang terlanjur bersekolah di Indonesia”. NO PILIHAN FREKUENSI ABSOLUT RELATIF 1 S 8 61,5 2 TS 0 0,0 JUMLAH 8 61,5

Page 91: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

76 13. Pindah Ke Indonesia Karena Mengikuti Anak Yang Terlanjur

Bersekolah Di Indonesia Hal ini sejalan dengan hasil yang diperoleh dari wawancara yang disajikan dalam tabel 5.13. Masyarakat Desa Aji Kuning yang merupakan WNM disurvey mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi atau mendorong untuk menjadi WNI. Tabel 5.13. Pindah Ke Indonesia Karena Mengikuti Anak Yang Terlanjur Bersekolah Di Indonesia

NO PILIHAN FREKUENSI ABSOLUT RELATIF 1 S 6 46,1 2 TS 2 15,4 JUMLAH 8 61,5 (Sumber: Data Wawancara No. 13 2017) Dalam tabel 5.13 mengungkapkan bahwa sebagian besar WNM di Desa Aji Kuning pindah ke Indonesia karena mengikuti anak mereka yang terlanjur sekolah di Indonesia. Hal ini mengindikasi bahwa salah satu faktor yang mendorong WNM di Desa Aji Kuning untuk pindah menjadi WNI adalah faktor pendidikan. Presentasi yang peneliti coba uraiakan menyakut dua aspek yaitu setuju dan tidak setuju, dimana dapat dilihat secara absolut dan relatif. Dimana jumlah informan adalah 8 orang. Informan yang diwah dapat diwancarai secara langsung maupun menggunakan koesioner diuraiakan pada setiap table. Dimana jumlah presentasi keselurhan ialah 61,5 dengan 13 point pertanyaan.

Page 92: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

77 B. Pembahasan Persepsi WNM yang berdomisili di Desa Aji Kuning

Terhadap Proses Naturalisasi Persepsi masyarakat terhadap proses pewarganegaraan tidak terlepas dari pengalaman yang di alami oleh masyarakat itu sendiri. Masyarakat Desa Aji Kuning memiliki persepsi bahwa proses pewarganegaraan di Indonesia khususnya di Desa Aji Kuning sangat sulit dan terlalu berbelit – belit. Proses pewarganegaraan itu memang membutuhkan waktu yang cukup lama, karena segala dokumen yang masyarakat ajukan itu melalui beberapa proses. Sampai akhirnya permintaan yang diajukan masyarakat disetujui oleh Presiden RI sesuai dengan UU No 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia Pasal 13 (1). Dari sisi pelayanan petugas Desa sudah bekerja maksimal dalam memberikan pelayanan berupa pemberian informasi, mengarahkan dan menjelaskan segala sesuatu yang berkaitan dengan proses pewarganegaraan ini. Dari persepsi masyarakat di atas menunjukkan bahwa masyarakat Desa Aji Kuning banyak yang belum merasa puas terhadap proses pewarganegaraan. Tetapi dari segi pelayanan yang diberikan oleh pihak petugas kantor Desa cukup puas. Adanya petugas yang mengarahkan sangat membantu masyarakat khususnya WNM di Desa Aji Kuning yang ingin pindah kewarganegaraan menjadi WNI. Dalam Undang – Undang Nomor 12 tahun 2006 Tentang Pewarganegaraan Republik Indonesia telah dijelaskan syarat – syarat dari proses pewarganegaraan tersebut. Syarat – syarat itulah yang harus dipenuhi oleh setiap WNA yang ingin menjadi WNI termasuk WNM yang bermukin di Desa Aji Kuning. Beberapa persyaratan tersebut meliputi dari usia bahwa telah berusia 18

Page 93: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

78 (delapan belas) tahun atau sudah kawin; Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah Negara Republik Indonesia paling singkat 5 (lima) tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak berturut-turut; Sehat jasmani dan rohani; Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 1 (satu) tahun atau lebih; jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi berkewarganegaraan ganda; mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap; membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara. Hal pertama yang akan dipaparkan adalah persyaratan pertama yaitu usia. Untuk dapat mengajukan permintaan pewarganegaraan WNA harus berusia minimal 18 tahun atau sudah menikah. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, masyarakat Desa Aji Kuning yang dijadikan responden adalah laki – laki dan perempuan yang berusia 20 tahun hingga 58 tahun. Artinya dari usia, masyarakat Desa Aji Kuning yang ingin menjadi WNI sudah memenuhi syarat. Untuk syarat yang kedua ditinjau dari lamanya WNA tersebut berdomisili di wilayah RI. Pada saat mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara Republik Indonesia paling singkat 5 (lima) tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak berturut – turut. Berdasarkan penelitian lapangan baik itu melalui wawancara dan wawancara terhadap responden menunjukkan bahwa masyarakat WNM yang bermukim di Desa Aji

Page 94: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

79 Kuning sudah tinggal sejak mereka lahir. Mereka berdomisili di Desa Aji Kuning sudah lebih dari 20 tahun. Setelah semua persyaratan dipenuhi pemohon, maka selanjutnya pemohon membuat surat permohonan. Permohonan pewarganegaraan diajukan di Indonesia oleh pemohon (WNM di Desa Aji Kuning) secara tertulis dalam bahasa Indonesia di atas kertas bermaterai dan ditujukan kepada Presiden melalui Menteri . Selanjutnya berkas permohonan pewarganegaraan disampaikan kepada pejabat atau pemerintah setempat dalam hal ini petugas Desa. Kemudian Menteri meneruskan permohonan disertai dengan pertirnbangan kepada Presiden dalam waktu paling lambat 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal permohonan diterima. Hal inilah yang dianggap oleh masyarakat Desa Aji Kuning sebagai proses yang sangat sulit dan berbelit – belit. Proses pewarganegaraan harus melalui birokrasi yang panjang. Mulai dari persiapan berkas – berkas yang diperlukan, diserahkan ke petugas Desa. Setelah itu petugas Desa mengirim berkas permohonan tersebut ke pusat (Menteri). Kemudian Menteri meneruskannya ke presiden. Pihak kepresidenan akan memproses permohonan tersebut dan mempertimbangkannya apakah dapat dikabulkan atau tidak. Waktu yang dibutuhkan dalam memproses berkas ini dari pelengkapan berkas hingga diproses oleh pihak kepresidenan memakan waktu paling lambat 4 bulan. Berdasarkan hasil wawancara juga menunjukkan bahwa masyarakat di Desa Aji Kuning sudah mengetahui proses pewarganegaraan. Beberapa responden bahkan sering berkunjung ke kantor Desa setempat baik secara langsung untuk mengurus berkas/persuratan ataupun hanya sekedar mengantar saja. Masyarakat

Page 95: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

80 sering datang ke kantor Desa setiap kali mengurus persuratan naturalisasi atau hanya sekedar mengantar kerabat mereka yang juga ingin mengurus berkas naturalisasi. Hal ini dikarenakan pelayanan yang diberikan oleh kantor Desa sangat baik dan sesuai dengan yang diharapkan masyarakat. Pelayanan yang diberikan oleh petugas kantor Desa dirasa sangat baik dan memuaskan bagi masyarakat yang mengajukan permintaan pindah kewarganegaraan. Petugas Desa senantiasa memberikan penjelasan mengenai prosedur – prosedur dan informasi serta hal – hal yang perlu dilengkapi. Informasi atau penjelasan yang diberikan oleh petugas Desa terhadap masyarakat dirasa cukup mudah untuk dipahami. Informasi yang diinginkan oleh masyarakat, prosedur pendaftarannya dapat dengan mudah dilakukan oleh masyarakat baik bagi masyarakat baru maupun yang telah sering. Persyaratan yang dilakukan pun tidak rumit. Pelayanan yang diberikan oleh petugas Desa pun sangat ramah dan sabar. Secara umum, persepsi masyarakat Desa Aji Kuning terhadap proses pewarganegaraan di Indonesia adalah positif. Hal ini tidak terlepas dari peran lembaga pemerintah setempat yang diberikan tugas untuk mengakomodasi urusan pewarganegaraan ini. Di samping telah memiliki aturan yang jelas mengenai proses pewarganegaraan yaitu Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2006 juga memberikan pelayanan yang prima kepada setiap masyarakat yang mengajukan permohonan. Sehingga membuat masyarakat Desa Aji Kuning yang mengajukan permohonan merasa senang dan terbantu.

Page 96: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

81 Dalam hal ini sejalan dengan teori tentang perubahan sikap ditinjau dari sudut kesadaran atau kehendak dari dalam diri individu sendiri yang akan dibahas di sini, yaitu teori reaksi psikologik (psychological reactance) dari Jack Bhrem dan teori disonansi kognitif dari Festinger. Dimana bahwa masyarakat Desa Aji Kuning melakukan perpindahan kewarganegaraan bukan dalam kondisi diintimidasi, melainkan mutlak keinginan sendiri untuk mendapat kebebasan. Dimana suatu stimulant yang diransang oleh indra itu sendiri. Dalam teori reaksi psikologik dikatakan bahwa manusia cenderung ingin mempunyai kebebasan untuk memilih atau menentukan sendiri alternatif – alternatifnya dalam berpikir, membuat keputusan, dan bertindak. Oleh karena itu, ia cenderung tidak mau terikat pada satu pola pikir, keputusan, atau tindakan tertentu. Untuk membentuk atau mengubah sikap, menurut teori ini, perlu diberikan berbagai pilihan dengan alasan, keuntungan, dan kerugian masing – masing. Dengan sendirinya orang akan mengubah persepsi atau sikapnya jika ia melihat alternatif yang lebih baik. Selanjutnya menurut teori disonansi kognitif, orang tidak suka kalau dalam dirinya terdapat elemen – elemen kesadaran yang saling bertentangan (keadaan disonan). Dalam keadaan disonan orang cenderung untuk mengubah pola pikirnya atau menambah elemen – elemen kesadarannya atau mengubah tingkah lakunya agar terjadi lagi keseimbangan antara elemen – elemen kesadaran itu (keadaan konsonan).

Page 97: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

82 Teori interaksi simbolik menurut George Herbert Mead (dalam Upe, 2010:220) mengemukakan bahwa “Teori Interaksi Simbolik dirangkum oleh tiga konsep, yaitu (a) pikiran (mind), (b) diri (self), dan (c) masyarakat (society).” Pikiran adalah interaksi simbolik dengan diri, semua tindakan yang dilakukan oleh diri itu adalah tindakan pikiran. Karena itu memahami orang lain dalam suatu keadaan tertentu akan berarti terlibat dengan aktivitas pikiran, sehingga niat, motif, tindakan dan sifat orang yang ditujukan kepada diri itu dapat dipertimbangkan serta ditafsirkan oleh pikiran. Semua kelompok masyarakat, organisasi, komunitas, dan masyarakat terbentuk oleh para individu yang melakukan interaksi. Karena itu suatu masyarakat ialah para individu yang sedang melakukan interaksi dalam mengambil peranan, komunikasi, dan melakukan interpretasi yang bersama-sama menyesuaikan tindakannya, mengarahkan dan control diri serta perspektif. Tindakan bersama individu dalam melangsungkan peranan itu untuk memperoleh kepuasan bersama. Interaksi simbolik dilakukan dengan menggunakan bahasa sebagai salah satu simbol yang terpenting dan isyarat (decoding). Akan tetapi, simbol bukan merupakan faktor – faktor yang telah terjadi (given), melainkan merupakan suatu proses yang berlanjut. Maksudnya, ia merupakan suatu proses penyampaian “makna” Penyampaian makna dan simbol inilah yang menjadi subject matter dalam teori interaksi simbolik. Manusia bertindak terhadap sesuatu berdasar makna yang dimiliki benda itu (bagi mereka), di mana makna dari simbol – simbol itu merupakan hasil dari interaksi sosial dalam masyarakat itu. Hal ini

Page 98: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

83 mengandung maksud bahwa interaksi antar manusia di jembatani oleh penggunaan simbol – simbol, penafsiran, dan kepastian makna dari tindakan – tindakan orang lain. Dengan demikian, tindakan mereka bukan hanya saling bereaksi terhadap setiap tindakan menurut pola stimulus–respons, melainkan juga diyakini oleh kaum behaviorisme. Teori interaksi simbolik yang penulis coba uraikan dalam penelitian ini sangat berkenaan dengan kondisi masyarakat yang ada di lapangan. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana masyarakat Desa Aji Kuning memaknai setiap simbol-simbol yang masyarakat tunjukan ketika mereka melakukan interaksi antara sesama. Dimana persepsi seseorang mengenai suatu hal yang terjadi di masyarakat mampu disamapikan dan dapat respon balik.Dalam hal ini juga dapat dilihat bagaimana masyarakat yang memberikan stimulus dan respon itu saling melengkapi. Teori interaksi simbolik mampu mencakup atau sesuai dalam penelitian ini karena dimana seseorang yang ingin mencari jati dirinya disuatu Negara atau memperoleh pewarganegaraan melalui proses naturalisasi. Mereka berpikir dan bertindak bagaiamana mereka merasa nyaman jika melakukan proses naturalisasi. Proses naturalisasi yang sulit dan berbelit – belit bukan menjadi halangan untuk masyarakat khususnya masyarakat Malaysia yang berdomisili di Desa Aji Kuning untuk melakukan naturalisasi. Bukan tanpa pertimbangan mereka melakukan proses naturalisasi ini dan melalui berbagai prosedur yang ada.

Page 99: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

84 BAB VI

FAKTOR YANG MENDORONG WARGA NEGARA

MALAYSIA MELAKUKAN NATURALISASI

A. Faktor Yang Mendorong Warga Negara Malaysia Melakukan

Naturalisasi Persepsi masyarakat Desa Aji Kuning terhadap proses pewarganegaaan mendapat tanggapan positif. Persepsi positif ini tentunya tidak serta merta muncul dengan sendirinya, tetapi melalui proses. Dalam proses tersebut banyak faktor – faktor yang mempengaruhi munculnya persepsi positif masyarakat Desa Aji Kuning terhadap proses pewarganegaraan. Faktor – faktor tersebut dapat berasal dari internal masyarakat maupun faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri masyarakat sendiri dalam membentuk persepsi terhadap sesuatu. Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar diri masyarakat yang berasal dari lingkungan sekitarnya. Faktor internal dapat berupa pengalaman yang peroleh masyarakat, apa yang dialami, dirasakan, dilihat oleh masyarakat akan membentuk persepsi masyarakat. Sedangkan faktor eksternal dapat berupa berasal dari kebutuhan, keluarga dan kebudayaan masyarakat itu sendiri. Faktor – faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat Desa Aji Kuning terhadap proses pewarganegaraan dijelaskan sebagai berikut: a. Pengalaman Masyarakat Pengalaman merupakan semua kejadian yang pernah dialami oleh seseorang. Kejadian ini dapat berupa kejadian yang baru saja dialami ataupun 84

Page 100: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

85 kejadian yang telah lama. Pengalaman yang diperoleh masyarakat biasanya akan disampaikan kepada orang lain. Pengalaman yang baik dan menyenangkan akan direspon positif oleh seseorang. Dan begitu pula sebaliknya, jika pengalaman yang diperoleh kurang menyenangkan maka respon yang diberikan menjadi negatif. Dalam hal proses pewarganegaraan, beberapa masyarakat Desa Aji Kuning sudah mengajukan permohonan pewarganegaraan beberapa kali. Itu artinya, masyarakat Aji Kuning sudah memiliki cukup pengalaman dalam hal pengajuan permohonan pewarganegaraan. Tidak hanya mengurus atas permintaan sendiri tetapi juga terkadang menemani kerabat atau keluarga mereka yang membutuhkan bantuan. Berdasarkan wawancara dengan bapak Suparman (47 Tahun) yaitu sebagai berikut : “Berdasarkan pengalaman saya pada saat ingin melakukan proses naturalisasi memang agak sulit dan berbelit. Tapi saya tidak pernah putus asa untuk mengurusnya. Dan pengalaman yang saya alami saya ceritakan kepada sanak keluarga yang ingin mengurus pewarganegaannya juga”. Dalam hal pelayanan, persepsi masyarakat Desa Aji Kuning positif. Hal ini tidak lepas dari pengalaman yang diperoleh masyarakat saat mengajukan permintaan pewarganegaraan. Petugas Desa yang bertugas dalam pewarganegaraaan menjalankan tugasnya dengan profesional. Pelayanan yang diberikan tidak berbelit – belit, jelas dalam menginforkmasikan prosedur dan persyaratan harus harus dipenuhi. Pelayanan yang diperoleh masyarakat sangat baik dan prima sehingga masyarakat menjadi senang. Perasaan senang ini

Page 101: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

86 mendapat respon yang baik dari masyarakat Desa Aji Kuning. Respon yang baik ini yang menimbulkan persepsi positif terhadap proses pewarganegaraan. Hal ini menepis persepsi sebagian besar masyarakat yang beranggapan bahwa masyarakat di Desa Aji Kuning memiliki persepsi negatif terhadap proses pewarganegaraan. Hasil di lapangan memperlihatkan bahwa persepsi masyarakat Desa Aji Kuning terhadap proses pewarganegaraan ternyata memiliki persepsi yang positif. b. Keluarga Keluarga merupakan salah satu kumpulan manusia yang hidup bersama sebagai satu kesatuan. Dalam suatu keluarga biasanya selalu ada hubungan darah, ikatan perkawainan dan ikatan lainnya. Mereka tinggal bersama dalam satu rumah yang dipimpin oleh seorang kepala keluarga. Salah satu fungsi dari keluarga adalah fungsi pendidikan. Keluarga dapat menjadi tempat mendidik bagi anggota keluarga. Pengetahuan – pengetahuan awal yang diperoleh seseorang itu berasal dari keluarga. Persepsi seseorang terhadap sesuatu hal dapat juga tumbuh melalui lingkungan keluarga. Informasi – informasi yang diperoleh seseorang dapat berasal dari lingkungan keluarga. Telah disinggung sedikit di atas bahwa faktor keluarga merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan persepsi masyarakat. Pengaruh yang paling besar terhadap anak – anak adalah keluarganya. Orang tua yang telah mengembangkan suatu cara yang khusus di dalam memahami dan melihat kenyataan di lingkungan sekitar, banyak sikap dan persepsi-persepsi mereka yang diturunkan kepada anak-anaknya.

Page 102: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

87 Hal ini juga terjadi di Desa Aji Kuning dimana lingkungan keluarga menjadi salah satu tempat pembentukan persepsi masyarakat. Masyarakat Desa Aji Kuning juga memperoleh persepsi positif terhadap proses pewarganegaraan. Terutama bagi masyarakat yang masih berusia muda (di bawah 30 tahun). Dalam usia yang semuda ini, mereka sudah berani menngambil resiko untuk pindah kewarganegaraan. Tentunya sebelum mengambil keputusan tersebut, biasa terlebih dahulu dilalui oleh sebuah diskusi kecil di lingkungan keluarga mereka. Dalam diskusi ini, anggota keluarga lain memberikan pandangan persepsi mereka mereka sesuai dengan persepsi mereka masing – masing. Di dalam satu keluarga tidak menutup kemungkinan terjadi perbedaan persepsi terhadap proses pewarganegaraan. Hal ini tidak lepas dari pengalaman yang diperoleh masing – masing anggota keluarga. Tidak semua orang memperoleh pengalaman yang baik atau persepsi positif terhadap proses pewargganegaraan. Sehingga dibutuhkan kebijakan anak itu sendiri dalam memilih pilihan mana yang harus diikuti. Berdasarkan wawancara dengan Hj. Halijah (58 tahun) adalah sebagai berikut : “faktor dan keinginan saya melakukan naturalisasi karena saya ikut anak saya yang terlanjut tinggal dan bersekolah di Indonesia. Keluarga saya juga sudah lama menetap di Indonesia. Saya bangga tinggal di Indonesia. Tapi saya juga tidak bisa pungkiri jika saya juga masih sering berkunjung ke Malaysia untuk melawat (mengunjungi) keluarga yang masih tinggal di sana”. B. Pembahasan Faktor – Faktor Yang Mendorong WNM Yang Berdomisili

Di Desa Aji Kuning Menjadi WNI Berdasarkan wawancara di atas, dapat diketahui beberapa faktor yang mempengaruhi masyarakat Desa Aji Kuning pindah kewarganegaraan. Beberapa

Page 103: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

88 faktor tersebut seperti aturan pewarganegaraan dan pelayanan, keamanan, keturunan, pendidikan. 1. Faktor – Faktor Yang Mendorong WNM yang Berdomisili Di Desa Aji Kuning Menjadi WNI Faktor – faktor merupakan hal dari keadaan atau peristiwa yang ikut menyebabkan atau mempengaruhi terjadinya sesuatu. Dalam hal ini, proses pewarganegaraan masyarakat sebagai hal yang akan diungkapkan faktor – faktor apa saja yang mempengaruhinya. Terkait masalah pewarganegaraan di Indonesia sebenarnya telah mempunyai payung hukum. Payung hukum yang dimaksud adalah Undang – Undang No. 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Dalam Undang – Undang tersebut berisi tentang syarat – syarat seorang WNA untuk menjadi WNI (Naturalisasi). Jadi jika seorang WNA ingin menjadi WNI maka harus memenuhi syarat – syarat yang telah ditetapkan dalam Undang – Undang tersebut. Berikut ini dipaparkan faktor – faktor yang mendorong masyarakat Desa Aji Kuning untuk pindah kewarganegeraan menjadi WNI: a. Aturan Pewarganegaraan dan Pelayanan Salah satu syarat dari berdirinya suatu negara adalah adanya penduduk yang mendiami negara tersebut. Penduduk tersebut dapat terdiri dari berbagai suku bangsa yang dinamakan warga negara. Penduduk yang mendiami suatu negara selain penduduk pribumi juga dapat pula berasal dari kegara lain. Karena banyaknya penduduk yang mendiami dalam suatu negara serta sebagai langkah

Page 104: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

89 antisipasi maka perlu dibuat suatu peraturan yang mengatur tentang kewarganegaraan. Sebagaimana yang telah disampaikan sebelumnya bahwa di Indonessia untuk proses pewarganegaraan telah diatur dalam Undang – Undang Nomor 12 tahun 2006 tentang pewarganegaraan. Dalam Undang – Undang tersebut dijelaskan mengenai warga negara Indonesia. Menurut Undang – Undang tersebut yang dimaksud warga negara Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan Undang-Undang sebagai warga negara. Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa warga negara Indonesia terdiri dari terdiri dari orang Indonesia asli dan orang – orang bangsa lain yang disahkan oleh Undang – Undang. Proses ini dikenal sebagai proses pewarganegaraan (naturalisasi). Hal yang perlu diingat pula adalah warga negara suatu negara tidak selalu menjadi penduduk negara itu. Misalnya, WNI yang bertempat tinggal di luar negeri. Penduduk suatu Negara tidak selalu merupakan warga negara dimana ia tinggal, misalnya, orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia. Khusus untuk bangsa lain yang ingin menjadi WNI dapat dilakukan melaui proses naturalisasi. Setiap WNA termasuk WNM yang berdomisili di wilayah Indonesia yaitu di Desa Aji Kuning jika ingin menjadi WNI harus melalui proses naturalisasi. Untuk dapat mengajukan permintaan atau permohonan pewarganegaraan harus memenuhi aturan – aturan yang telah ditetapkan sebagaimana yang telah diatur dalam Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2006 tersebut.

Page 105: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

90 Dibandingkan dengan dengan peraturan atau Undang – Undang sebelumnya, Undang - Undang Nomor 12 Tahun 2006 lebih akomodatif. Bisa dikatakan bahwa Undang - Undang Nomor 12 Tahun 2006 merupakan penyempurnaan dari Undang – Undang sebelumnya seperti Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958. Sebelum adanya Undang - Undang Nomor 12 Tahun 2006, peraturan yang digunakan dalam pewarganegaraan adalah Undang - Undang Nomor 62 Tahun 1958. Undang – Undang ini dinilai sangat tidak sesuai dengan bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai etnis karena bersifat diskriminatif menghantui warga keturunan Tionghoa, Arab, India, Belanda dan sebagainya. Setelah berlakunya Undang - Undang Nomor 12 Tahun 2006, maka Undang – Undang sebelumnya menjadi tidak berlaku. Undang-Undang ini disebut cukup membawa angin perubahan signifikan karena mampu menghapus dikotomi penduduk asli dan tidak asli. Bagi masyarakat di Desa Aji Kuning sendiri hadirnya Undang – Undang sangat membantu dan memudahkan dalam proses naturalisasi. Bagi masyarakat Desa Aji Kuning, mereka sudah sering mengajukan permintaan naturalisasi sebelum berlakunya Undang - Undang Nomor 12 Tahun 2006. Mereka terkadang dipersulit dengan beberapa syarat tambahan. Mereka sendiri terkadang mereka sedih ketika mereka tidak dilayani oleh petugas Desa. Namun seiring dengan berjalannya waktu, terjadi perubahan peraturan. Di mana Undang – Undang lama digantikan dengan Undang – Undang yang baru yaitu Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2006. Selain karena persyaratan yang ditetapkan dalam Undang – Undang tidak memberatkan masyarakat tetapi juga pelayanan maksimal yang

Page 106: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

91 diberikan oleh pihak Desa. Alasan inilah yang membuat masyarakat merasa senang ketika mereka mengajukan permohonan pewarganegaraan di pemerintah setempat. b. Perkawinan Perkawinan merupakan ikatan social atau ikatan perjanjian hukum antara pribadi yang membentuk hubungan kekerabatan dan yang merupakan suatu pranata dalam budaya setempat yang meresmikan hubungan antar pribadi yang biasanya intim dan seksual. Perkawinan merupakan salah satu kebutuhan atau suatu sarana untuk mengikat suatu hubungan menjadi lebih serius dan sah dimata hokum dan agama. Perkawinan yang terjadi terkadang tidak melihat suku, ras, agama, dan lain-lain. Perkawinan menjadi salah satu faktor masyarakat Malaysia melakukan proses naturalisasi. Tinggal di daerah perbatasan membuat hubungan antara dua Negara terjalin erat bukan hanya dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari saja tapi dalam urusan perkawinan juga. Banyak orang melayu yang menikah dengan orang asli pribumi. Karena kesepakatan ingin membangun rumah tangga maka salah satu dari pasangan harus memutuskan untuk mengubah pewarganegaan. Berdasarkan wawancara dengan ibu Nuraini (36 Tahun) adalah sebagai berikut: “Saya memang dari sebelah (Malaysia) tapi sejak menikah dengan bapaknya Nora (nama anak pertamanya) saya memutuskan untuk tinggal dan menetap di Indonesia. Maka dari itu saya urus status Kewarganegaraan saya. Saya juga tengok pemerintah di sini sangat membantu saya waktu mau urus surat-surat untuk pindah Kewarganegaraan ”.

Page 107: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

92 Warga Negara Malaysia yang menikah dengan masyarakat di Desa Aji Kuning sudah menetap dan melakukan status pewarganegaraannya. c. Keamanan Keamanan merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat. Setiap negara di dunia ini wajib memberikan perlindungan kepada warga negaranya. Negara harus mampu memberikan jaminan keamanan bagi masyarakatnya baik itu dari dalam maupun dari luar. Bagaimana bisa masyarakat hidup dalam keadaan damai dan tenteram jika keadaan menjadi tidak aman. Jika negara sudah tidak mampu lagi memberikan perlindungan kepada warga negaranya maka yang terjadi adalah pengungsian besar – besar ke negara tetangga seperti yang terjadi pada Suku Rohingya di Negara Myammar yang mengungsi atau mencari perlindungan di negara tetangga seperti Malaysia dan Indonesia. Masyarakat Desa Aji Kuning merupakan WNM atau eksWNM yang berdomisili di Desa Aji Kuning. Mereka sering melintas diperbatasan Indonesia-Malaysia untuk menujual hasil bumi mereka. Hal yang membuat mereka khawatir adalah masalah perubahan status kewarganegaraan mereka. Mereka yang dulunya merupakan WNM yang berdomisili di Desa Aji Kuning sekarang menjadi WNI. Tentunya perubahan status ini memberikan konsekuensi tersendiri bagi kehidupan mereka khususnya di negara lama mereka. Mereka terkadang harus berurusan dengan pihak berwajib di Malaysia karena mereka merupakan WNM tetapi berdomisili di Indonesia. Adapun hasil wawancara dengan Hj Ampa (55 Tahun) adalah sebagai berikut :

Page 108: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

93 “saya merasa aman jika tinggal di Indonesia dari pada disebelah (Malaysia). Karena saya tidak harus berurusan dengan polisi dan imigrasi”. d. Keturunan Keturunan merupakan salah satu hal yang dijadikan pertimbangan dalam penerapan Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2006. Undang – Undang ini menganut asas ius sanguinis (law of the blood). Asas ius sanguinis adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan negara tempat kelahiran. Hal ini memungkinkan bagi seseorang yang memiliki keturunan atau darah Indonesia untuk memilih kewarganegaannya ketika sudah berusia 18 tahun. Seseorang tersebut dapat menjadi WNI ketika memilih menjadi WNI dan menjadi warga negara lain ketika tidak memilih menjadi WNI. Jika suatu saat nanti orang tersebut ingin menjadi WNI maka dapat menempuh jalur naturalisasi walaupun memiliki darah Indonesia. Menurut Hj Jusni (44 Tahun) dalam wawancara maka dapat diuraikan sebagai berikut : “saya memutuskan melakukan naturalisasi karena saya mempunyai keturunan asli Indoesia, dan jiwa saya tergerak untuk menetap di Indonesia. Saya juga masih punya keturun suku bangsa Bugis. Tidak saya pungkiri dulu Tawau ini adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karena sering berkunjung kerumah anak saya dan saya melihat pada saat saya menginjakkan kaki saya di tanah Indonesia saya tergerak untuk tinggal dan menetap. Karena itulah saya melakukan proses naturalisasi mengikut anak saya”. Di Desa Aji Kuning dimana di Desa tersebut masyarakatnya berasal dari Suku Bugis, Jawa dan lain – lain. Suku sudah mendiami daerah Desa Aji Kuning dan daerah sekitarnya termasuk di daerah Malaysia (Tawau) sudah berpuluh – puluh tahun lamanya. Sehingga tidak jarang juga ada masyarakat Malaysia yang

Page 109: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

94 memiliki kerabat atau keluarga yang tinggal di Indonesia begitu juga sebaliknya. Untuk di Desa Aji Kuning, juga terdapat WNM yang berdomisili di Desa tersebut. Sebagaimana di Desa yang menjadi ciri khasnya adalah dalam satu Desa itu masih memiliki hubungan keluarga dalam Desa tersebut. Walaupun WNM tersebut yang berdomisili di Desa Aji Kuning selama berpuluh – puluh tahun dan memiliki hubungan keluarga atau keturunan Indonesia jika ingin menjadi WNI harus melalui jalur naturalisasi. Inilah salah satu alasan WNM tersebut untuk pindah kewarganegaan menjadi WNI karena alasan banyak keluarga mereka yang berstatus WNI yang tinggal di Desa Aji Kuning (Indonesia). e. Pendidikan Setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan termasuk Warga Negara Indonesia yang berada di Desa Aji Kuning. Untuk itu negara wajib menyelenggaran pendidikan yang merata dan adil hingga ke daerah perbatasan seperti di Desa Aji Kuning. Melihat sarana pendidikan di Desa Aji Kuning masih tergolong sangat kurang. Sarana pendidikan yang ada saat ini masih terbatas, di Desa Aji Kuning hanya mempunyai sekolah tingkat SD sebanyak 3 unit. Sedangkan, untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) hanya ada satu di Desa Aji Kuning. Sehingga bagi anak-anak penduduk Desa lainnya harus menempuh jarak cukup jauh bila ingin melanjutkan pendidikan pada tingkat SMP. Salah satu alasan WNM yang berdomisili di Desa Aji Kuning adalah pendidikan. WNM di Desa Aji Kuning menjalani pendidikan anak – anak mereka di Indonesia. Hal ini dilakukan karena faktor jarak. Mereka menyekolahkan anak mereka di sekolah terdekat waupun dengan segala keterbatasan fasilitas. Jika

Page 110: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

95 mereka menyekolahkan anak mereka di Malaysia (Tawau) maka para orang tua harus berpisah dengan anak mereka karena jarak tempat tinggal mereka dengan sekolah yang jauh. Sehingga anak meraka akan tinggal di Malaysia. Nanti setelah libur baru mereka memiliki kesempatan bertemu. Hal ini yang tidak diinginkan oleh para orang tua berpisah dengan anak – anak mereka. Sebagai sekolah yang ada di perbatasan Indonesia-Malaysia, tentunya siswa – siswa di sekolah tersebut lebih ditanamkan cinta tanah air terhadap Indonesia. Hal ini cepat atau lambat akan menumbuhkan rasa cinta tanah air di dalam hati para siswa – siswanya. Para orang tua terkadang merasa malu ketika anak – anak mereka tidak mampu menjawab pertanyaan anak – anak mereka mengenai hal – hal yang berkaitan Bangsa Indonesia. Tinggal di daerah perbatasan tidak mudah, banyak dampak yang diberikan dari Negara Malaysia untuk generasi muda. Banyak obata-batan terlarang yang mudah masuk melalu jalur lintas batas, penjualan manusia juga sering terjadi. Faktor ekomomi untuk memenuhikebutuhan hidup yang membuat masyarakat melakukan segala cara agar mendapatkan uang. Dalam melakukan transaksi jual beri masyarakat Desa Aji Kuning sudah tidak asing lagi menggunakan dua mata uang yaitu Ringgit Malaysia dan Rupiah. Bahkan jika membeli menggunakan Ringgit Malaysia dan kembaliannya bias menggunakan Rupiah. Bahkan semua kebutuhan pokok akan lebih banyak ditemui produk Malaysia.

Page 111: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

96 Berdasarkan kondisi dilapangan dan sesuai dengan metode yang peneliti rancang teori yang mampu menguraiakan masalah di atas yaitu teori reaksi psikologik. Sikap akan berubah demi mempertahankan kosistensinya dengan perilaku nyatanya. Teori ini amat dipengaruhi oleh teori ketidaksesuaian kognitif dari Leon Festinger. Festinger (1957) menjelaskan bahwa disonansi kognitif adalah diskrepansi atau kesenjangan yang terjadi antara dua elemen kognitif yang tidak konsisten, menciptakan ketidaknyamanan psikologis. Hal ini didukung oleh Voughan dan Hogg (dalam Mangaraja Agung, 2007 : 13 – 14) yang menyatakan bahwa disonansi kognitif adalah suatu kondisi tidak nyaman dari tekanan psikologis ketika seseorang memiliki dua atau lebih kognisi (sejumlah informasi) yang tidak konsisten atau tidak sesuai satu sama lain. Kognitif menunjukan pada setiap bentuk pengetahuan, opini, keyakinan atau perasaan mengenai diri seseorang atau lingkungan seseorang. Elemen – elemen kognitif ini berhubungan dengan hal – hal nyata atau pengalaman sehari – hari di lingkungan dan hal – hal yang terdapat dalam dunia psikologis seseorang. Festinger (dalam Mangaraja Agung, 2007 : 13 – 14). Pendekatan teori ini difokuskan kepada dua sumber pokok ketidakkonsistenan antara sikap dan perilaku, yaitu akibat dari pengambilan keputusan dan akibat dari perilaku yang saling bertentangan dengan sikap. Pada saat kita melalukan perilaku yang bertentangan dengan sikap seperti bekerja pada jabatan yang membosankan (karena kita membutuhkan uang) atau mengikuti perkuliahan yang tidak menarik (mungkin karena diwajibkan), maka ketidakkonsistenan timbul diantara sikap dan perilaku. Ketidakkonsistenan

Page 112: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

97 semacam ini dilukiskan sebagai hasil ketidaksesuaian dengan kognitif, yang dapat dikurangi dengan berbagai macam cara. Salah satu caranya dengan cara mengubah sikap agar sesuai dengan perilakunya. Teori disonansi kognitif menjadi salah satu penjelasan yang paling luas yang di terima terhadap perubahan tingkah laku dan banyak perilaku sosial lainnya. Dalam teori disonansi kognitif juga dijelaskan bahwa setiap individu atau masyarakat berhak mengeluarkan kebabasannya dalam berpendapat dan berfikir. Dalam hal ini juga persepsi masyarakat yang positif mengenai pewarganegaraan (naturalisasi) dapat dilihat secara langsung dengan antusias masyarakat yang ingin menunjukan jati dirinya. Antusias ini dapat terlihat dari bagaimana masyarakat di Desa Aji Kuning atau masyarakat perbatasan dalam mengurus pewarganegaraanya. Masyarakat Desa Aji Kuning juga sadar tinggal di antara dua Negara itu bukan hal mudah. Dimana dalam hal ini terjadi kesenjangan atau ketidaksuaian yang diinginkan masyarakat Malaysia yang berdomisili di Desa Aji kuning, dikarenakan ada perbedaan di dalam dua Negara ini. Sehingga masyarakat akan berusaha mencari jati dirinya untuk mencari status kewarganegaan mereka dengan proses naturalisasi ini. Kesenjangan atau ketidaksuaian yang terjadi memang tidak menimbulkan konflik secara segnifikan. Tetapi hal ini memapu mengubah pola piker seseorang atau masyarakat. Masyarakat akan merasa tidak nyaman tinggal. Sehingga mereka akan berusaha mencari kenyamana dalam kemanan. Baik itu keamanan untuk dirinya maupun keluarganya.

Page 113: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

98 C. Interprestasi Hasil Penelitian

Tabel 6.1 faktor – faktor yang mendorong WNM yang berdomisili di

Desa Aji Kuning menjadi WNI

No Konsep Hasil Wawancara Teori Interprestasi

1. Perkawinan Menurut ibu Nuraini, perkawinan adalah salah satu alasan beliau melakuakan naturalisasi diuraiakn dalam ungkapannya sebagai berikut “Saya memang dari sebelah (Malaysia) tapi sejak menikah dengan bapaknya Nora (nama anak pertamanya) saya memutuskan untuk tinggal dan menetap di Indonesia. Maka dari itu saya urus status Kewarganegaraan saya. Saya juga tengok pemerintah di sini sangat membantu saya waktu mau urus surat-surat untuk pindah Kewarganegaraan ”.

Teori reaksi psikologik ibu Nuraini adalah salah satu warga negara Malaysia yang menikah dengan warga pribumi, dan ibu Nuraini berharap proses naturalisasi bias lebih di sosialisasikan dan dipermudah. 2. Keamanan Menurut Hj Ampa, saya merasa aman jika tinggal di Indonesia dari pada disebelah (Malaysia). Karena saya tidak harus berurusan dengan polisi dan imigrasi. Teori disonansi kognitif pemerintah lebih memperhatikan keamanan warganya dan menjadi rumah

Page 114: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

99 yang nyaman serta perlindungan bagi warganya 3. Keturunan Menurut Hj Jusni, saya memutuskan melakukan naturalisasi karena saya mempunyai keturunan asli Indoesia, dan jiwa saya tergerak untuk menetap di Indonesia. Saya juga masih punya keturun suku bangsa Bugis. Tidak saya pungkiri dulu Tawau ini adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karena sering berkunjung Teori Interaksi Simbolik warga Negara Indonesia sangat baik dan ramah – ramah, serta pemerintah sangat membantu ketika saya ingin mengurus proses kewarganegaaan saya.

Page 115: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

100 kerumah anak saya dan saya melihat pada saat saya menginjakkan kaki saya di tanah Indonesia saya tergerak untuk tinggal dan menetap. Karena itulah saya melakukan proses naturalisasi mengikut anak saya.

Page 116: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

101

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa:

1. Dalam kehidupan sosial persepsi selalu muncul dikalangan masyarakat.

Persepsi masyarakat Terkait mengenai proses pewarganegaraan, proses

perpindahan kewarganegaraan dari Warga Negara Malaysia (WNM) menjadi

Warga Negara Indonesia (WNI) di Desa Aji Kuning Kecamatan Sebatik

Tengah, Kabupaten Nunukan memiliki persepsi positif. Persepsi positif ini

diperoleh dari pengalaman masyarakat saat pengajuan permohonan dimana

petugas memberikan pelayanan yang baik dan menyenangkan.

2. Faktor – faktor yang mempengaruhi WNM di Desa Aji Kuning untuk menjadi

WNI adalah aturan pewarganegaraan di Indonesia, yaitu Undang - Undang

Nomor 12 Tahun 2006 serta pelayanan yang diberikan petugas Desa,

keamanan WNM yang berdomisili di Desa Aji Kuning yang merasa terancam

di Malaysia, keturunan WNM banyak yang berdomisili di Desa Aji Kuning,

perkawinan yang terjadi antara WNM dan WNI dan sarana pendidikan yang

ada di Desa Aji Kuning.

101

Page 117: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

102

B. Saran

Adapun saran yang peneliti dapat uraikan adalah sebagai berikut:

1. Untuk masyarakat Malaysia yang sudah melakukan proses naturalisasi

mampu menunjukan sikap nasionalisme dan menjaga nama baik bangsa

indonesia. Berada di daerah perbatasan merupakan tugas dan tanggung jawab

yang besar bagi semua masyarakat.

2. Untuk peneliti selanjutnya, saya berharap kepada peneliti selanjutnya supaya

memperhatikan informan dengan baik sebelum melalukan wawancara

sehingga informasi yang diperoleh valid.

3. Untuk Pemerintah, saya harap lebih memperhatikan masyarakatnya yang

berada di perbatasan. Meskipun kami berada di ujung negeri tapi kami juga

bagian dari NKRI, jiwa dan raga kami untuk Indonesia.

Page 118: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

103 DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Anonim. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2006 Tentang

Kewarganegaraan Republik Indonesia. Agung, Mangaraja. 2007. Disonansi Kognitif . Skripsi: Fakultas Psikologis

Universitas Indonesia Jakarta. Arif, Dikdik Baehaqi. 2012. Diktat Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

(Civic Education). Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan Asshiddiqie, Jimly. 2011. Kewarganegaraan: Konstruksi Hukum Keindonesiaan.

Makalah disajikan dalam Simposium tentang Ke-Indonesiaan dan Kewargenagaran, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Oktober 2011.

Boediningsih, Wydiawati. 2010. Hak azasi Manusia dan Kewarganegaraan.

Surabaya: Fakultas Hukum Universitas Narotama Surabaya. Desika, Ririn. 2016. Hubungan Keaktifan Mengikuti Ekstrakurikuler Kecil

Menanam Dewasa Memanen (Kmdm) Dan Sikap Dengan Perilaku Peduli Lingkungan Hidup Siswa Madrasah Tsanawiyah Kesuma Sumbersari Kabupaten Lampung Selatan. Skripsi: Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Bandar Lampung

H.J. Leavitt. 1978. Psikologi manejemen. Jakarta: Erlangga

Https://karyanunukan.wordpress.com

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005. Jakarta: Depdiknas

Luntungan, Amey Yunita. 2013. Naturalisasi Warganegaraan Asing Menjadi Warganegara Indonesia Menurut Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan. Lex et Societatis, Vol. I No. 5 September 2013.

Mochtar Kusumaatmadja. Konsep-konsep Hukum dalam Pembangunan. Alumni Bandung. 2002. hlm. 14. (jurnal naturalisasi warganegaraan asing menjadi warganegara indonesia menurut undang – undang nomor 12 tahun 2006 tentang kewarganegaraan amey yunita)

Page 119: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

104 Moleong LJ. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Praptono, Sugeng. 2006. Proses Naturalisasi Bagi Warga Negara Asing yang Berdomisili di Indonesia. (Jurnal Yustisia Edisi Nomor 68 Mei – Agustus 2006)

Purwatiningsih, Rahayu. 2008. Persepsi Masyarakat terhadap Peranan Puskesmas (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Persepsi masyarakat mengenai peranan Puskesmas Jatinom dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Kelurahan Krajan, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten). Skripsi: Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Ranjabar, Jacobus. 2013. Sistem Sosial Budaya Indonesia Suatu Pengantar. Bandung: Alfabeta

Riduan, Said. 2014. Persepsi Masyarakat Mengenai Partai Politik di Kelurahan Penyengat Kota Tanjung Pinang. Skripsi: Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Maritim Raja Haji Tanjung Pinang.

Sariama, Ima. 2014. Peran TNI dalam Menegakkan Kedaulatan dan Keamanan di Wilayah Perbatasan Pulau Sebatik. (Journal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 1, 2014)

Scott, John. 2011. Sosiologi The Key Concepts. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Slameto. 1988. Belajar Dan factor – Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bina Aksara (hal. 194)

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta.

Tim Penyusun FKIP Unismuh Makassar. (2015). Pedoman Penulisan Skripsi (Khusus Bagi Mahasiswa Bidang Kajian Penelitian Sosial Budaya)Makassar: FKIP Unismuh Makassar.

Tim Penyusunan Kamus Pusat Dan Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa Depdikbud. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Umar. 2009. Persepsi dan Perilaku Masyarakat dalam Pelestarian Fungsi Hutan Sebagai Daerah Resapan Air (Studi Kasus Hutan Penggaron Kabupaten Semarang). Tesis: Program Magister Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang.

Upe. A. 2010. Tradisi Aliran Dalam Sosiologi. Jakarta: Rajawali Pers

Page 120: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran ......................................................................................................... 104

Page 121: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 122: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan
Page 123: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan
Page 124: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan
Page 125: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan
Page 126: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan
Page 127: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan
Page 128: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan
Page 129: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

DAFTAR INFORMAN

No Nama J K Pekerjaan Umur

1 Nuraini P Swasta 36

2 Paisal L Wirausaha 45

3 Hj Halijah P Ibu Rumah Tangga 58

4 Saga L Pegawai 50

5 Suparman L Petani 47

6 Jusni P Ibu Rumah Tangga 44

7 Hj Ampa P Ibu Rumah Tangga 55

8 Siti Nur Azmirah P Petani 20

Page 130: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

LAMPIRAN : HASIL WAWANCARA

NO PERNYATAAN RESPONDEN

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Proses berpindah kewarganegraan sulit S S S S TS S S S

2 Proses naturalisasi (pewarganegaraan) terlalu berbelit - belit S S TS S S TS S S

3 Merasa cepat putus asa apabila mengurus surat pindah kewarganegaraan TS TS TS S TS TS TS TS

4 Pemerintah setempat sangat membantu pada saat mengurus untuk pindah kewarganegaraan TS TS TS TS TS S TS S

5 Merasa Senang Ketika Pegawai Kantor Desa Mengarahkan Untuk Melengkapi Berkas Yang Akan Digunakan TS TS S TS TS TS TS TS

6 Menyukai aturan pewarganegaraan yang ada di Indonesia S S S S S S S S

7 Berpindah Kewarganegaraan Karena Merasa Terancam Tinggal Di Malaysia TS S S TS S S S S

8 Terpaksa Pindah Kewarganegaraan TS TS TS TS TS TS TS TS

Page 131: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

9 Pindah Kewarganegaraan Indonesia Karena Mempunyai Keturunan Asli Dari Indonesia S TS TS TS S S S S

10 Masih Mempunyai 2 IC (Identity Card) Baik Indonesia Maupun Malaysia S S TS TS TS TS TS TS

11 Menggunakan IC Pada Saat Ingin Menjual Hasil Kebun Saya Ke Malaysia S S S TS S TS TS S

12 Lebih Nyaman Tinggal Di Indonesia Dibanding Di Malaysia S S S S S S S S

13 Pindah Ke Indonesia Karena Mengikuti Anak Yang Terlanjur Bersekolah Di Indonesia S TS S S S S S TS

Page 132: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

Gambar 1 mengantar surat ke kantor camat

Gambar 2 observasi ke kantor desa dan mengambil data

Page 133: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

Gambar 3 Melakukan wawancara dengan Kepala Desa Aji Kuning

Gambar 4 Melakukan wawancara kepada masyarakat setempat

Page 134: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

Gambar 5 melakukan wawancara dengan masyarakat Malaysia

Gambar 6 melakukan wawancara dan membagikan koesioner kepada masyarakat

malaysia

Page 135: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

Gambar 7 observasi di patok # perbatasan Indonesia Malaysia

Gambar 8 Bongkar barang dari Malaysia

Page 136: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSES NATURALISASI … · 2019. 8. 3. · pendidikan harus diberi pendidikan gratis dan saran prasarana yang memadai. Status kewarganegaraan menimbulkan

RIWAYAT HIDUP

Tri Handayani. Lahir di Meko Kecamatan Pamona

Barat Kabupaten Poso, pada tanggal 17 Desember 1994

sebagai anak bungsu dari tiga bersaudara dari pasangan

Bapak Yasanom dan Ibu Sarmi. Penulis menempuh

pendidikan Sekolah Dasar di SDN 176 Sidoraharjo mulai

tahun 2001 sampai tahun 2007. Pada tahun yang sama

penulis melanjutkan pendidikan menengah pertama di

SMPN 3 Sukamaju dan tamat pada tahun 2010. Dan

penulis melanjutkan pendidikan menengah atas di SMAN 1 Sebatik Tengah pada tahun 2013.

Kemudian pada tahun 2013 penulis berhasil lulus pada Jurusan Pendidikan Sosiologi, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar program strata 1 (S1)

kependidikan. Dalam organisasi intra kampus penulis pernah menjadi pengurus HMJ sebagai

Ketua Bidang tahun 2015 – 2016, dan menyelesaikan studi pada tahun 2017 dengan gelar sarjana

pendidikan.