perlawanan maluku makasar kepada voc

27

Upload: suratno-ratno-miharjo

Post on 11-Feb-2017

742 views

Category:

Education


5 download

TRANSCRIPT

Slide 1

PERLAWANAN RAKYAT MALUKU DAN MAKASSAR TERHADAP VOCKELOMPOK 3:AGATA WANDA YUNITHA PURBAHELEN ANJAS VMALA KRESISI UTIARA DEWI PXARISMA ARINDIYAS W

PERLAWANAN RAKYAT MAKASSARKerajaan Goa merupakan salah satu kerajaan yang sangat terkenal di Nusantara. Pusat pemerintahannya berada di Somba Opu yang sekaligus menjadi pelabuhan Kerajaan Goa. Somba Opu senantiasa terbuka untuk siapa saja.

LATAR BELAKANG

PERLAWANAN RAKYAT MAKASSARBanyak para pedagang asing yang tinggal di kota itu. Misalnya, orang Inggris, Denmark, Portugis, dan Belanda. Mereka diizinkan membangun loji di kota itu. Goa anti terhadap tindakan monopoli perdagangan. Masyarakat Goa ingin hidup merdeka dan bersahabat kepada siapa saja tanpa hak istimewa.

Kerajaan gowa

Masyarakat Goa senantiasa berpegang pada prinsip hidup sesuai dengan kata-kata Tanahku terbuka bagi semua bangsa, Tuhan menciptakan tanah dan laut; tanah dibagikannya untuk semua manusia dan laut adalah milik bersama. Dengan prinsip keterbukaan itu maka Goa cepat berkembang.

Pelabuhan Somba Opu memiliki posisi yang strategis dalam jalur perdagangan internasional. Pelabuhan Somba Opu telah berperan sebagai bandar perdagangan tempat persinggahan kapal-kapal dagang dari timur ke barat atau sebaliknya.

PROSES PERLAWANANPertempuran pertama terjadi pada tahun 1633 dan pertempuran kedua terjadi pada tahun 1654. Kedua pertempuran tersebut diawali dengan perilaku VOC yang berusaha menghalang-halangi pedagang yang masuk maupun keluar Pelabuhan Makasar. Dua kali upaya VOC tersebut mengalami kegagalan karena pelaut Makasar memberikan perlawanan sengit terhadap kompeni. Pertempuran ketiga terjadi tahun 1666 1667, dimana perang ini adalah perang terbesar disaat itu. Ketika nederland menyerbu Makasar, pasukan kompeni dibantu oleh pasukan Raja Bone (Aru Palaka) dan Pasukan Kapten Yonker dari Ambon. Pasukan angkatan laut VOC, yang dipimpin oleh Speelman, menyerang pelabuhan Makasar dari laut, sedangkan pasukan Aru Palaka mendarat di Bonthain dan berhasil mendorong suku Bugis agar melakukan pemberontakan terhadap Sultan Hasanudin serta melakukan penyerbuan ke Makasar.

Dengan melihat peran dan posisinya yang strategis, VOC berusaha keras untuk dapat mengendalikan Goa dan menguasai pelabuhan Somba Opu serta menerapkan monopoli perdagangan. Untuk itu VOC harus dapat menundukkan Kerajaan Goa. Berbagai upaya untuk melemahkan posisi Goa terus dilakukan.Sebagai contoh, pada tahun 1634, VOC melakukan blokade terhadap Pelabuhan Somba Opu, tetapi gagal karena perahu-perahu Makasar yang berukuran kecil lebih lincah dan mudah bergerak di antara pulau-pulau, yang ada. Kemudian kapal-kapal VOC merusak dan menangkap kapal-kapal pribumi maupun kapal-kapal asing lainnya.

VOC begitu bernafsu untuk segera dapat mengendalikan kekuasaan di Goa. Oleh karena itu, pimpinan VOC, Gubernur Jenderal Maetsuyker memutuskan untuk menyerang Goa. Dikirimlah pasukan ekspedisi yang berkekuatan 21 kapal dengan mengangkut 600 orang tentara. Mereka terdiri atas tentara VOC, orang-orang Ambon dan juga orang-orang Bugis di bawah Aru Palaka. Tanggal 7 Juli 1667, meletus Perang Goa.

GUBERNUR JENDERAL MAETSUYKR

Tentara VOC dipimpin oleh Cornelis Janszoon Spelman, diperkuat oleh pengikut Aru Palaka dan ditambah orangorang Ambon di bawah pimpinan Jonker van Manipa. Kekuatan VOC ini menyerang pasukan Goa dari berbagai penjuru. Beberapa serangan VOC berhasil ditahan pasukan Hasanuddin. Tetapi dengan pasukan gabungan disertai peralatan senjata yang lebih lengkap, VOC berhasil mendesak pasukan Hasanuddin.

Benteng pertahanan tentara Goa di Barombang dapat diduduki oleh pasukan Aru Palaka. Hal ini menandai kemenangan pihak VOC atas kerajaan Goa. Hasanuddin kemudian dipaksa untuk menandatangani Perjanjian Bongaya pada tanggal 18 November 1667, yang isinya antara lain sebagai berikut.

1. Goa harus mengakui hak monopoli VOC2. Semua orang Barat, kecuali Belanda harus meninggalkan wilayah Goa3. Goa harus membayar biaya perangSultan Hasanuddin tidak ingin melaksanakan isi perjanjian itu, karena isi perjanjian itu bertentangan dengan hati nurani dan semboyan masyarakat Goa atau Makasar. Pada tahun 1668 Sultan Hasanuddin mencoba menggerakkan kekuatan rakyat untuk kembali melawan kesewenang-wenangan VOC itu. Namun perlawanan ini segera dapat dipadamkan oleh VOC.Dengan sangat terpaksa Sultan Hasanuddin harus melaksanakan isi Perjanjian Bongaya. Bahkan benteng pertahanan rakyat Goa jatuh dan diserahkan kepada VOC. Benteng itu kemudian oleh Spelman diberi nama Benteng Rotterdam.

Akhir perang

BENTENG ROTTERDAM

Perang ini terjadi pada tahun 1660-1670 ( sekitar 10 tahun) dan terjadi di makassar sulawesi selatan dan pada saat itu pada kerajaan Gowa. Sebenaranya sedikit susah dalam menjelaskan tentang perang makassar oleh beragam hal , karena sedikitnya data yang bisa diperoleh dan kebeneranya pun masih dipertimbangkan keadannya. Perang makassar adalah perang terbesar yang pernah ada dan terjadi di Asia Tenggara saat itu.

Perang makassar saat itu membuahkan dua hasil pengaruh besar dalam segi hukum Internasional yaitu Perjanjian westphaliaAda pengaruh perkembangan dari doktrin Hugo Grotius Eropa. Hampir dipastikan semua negara terlibat pada perjanjian tersebut, dan salah satu hasilnya adalah diakuinya eksistensi protestanisme di dalam tradisi kristen yang dianut beberapa negara seperti Belanda, Jerman, Inggris , Perancis dll. di dalam deklarasi itu dikemukakan bahwa negara negara Eropa dimanapun ia membawa koloni koloninya tidak boleh berperang, jika berperang maka akan menerima sanksinya.Dampak perang makassar

PERLAWANAN MALUKU TERHADAP VOCPada tahun 1605 belanda mulai memasuki wilayah maluku dan berhasil merebut benteng portugis di ambon. Praktik monopoli dengan sistem pelayaran hongi menimbulkan kesengsaran rakyat. Pada tahun 1635 muncul perlawanan rakyat maluku terhadap VOC di bawah pimpinan kakiali, kapten hitu. Perlawanan segera meluas ke berbagai daerah. Oleh karena kedudukan VOC terancam, maka gubernur jederal van diemen dari batavia dua kali datang ke maluku (1637 dan 1638) untuk menegakkan kekuasaan kompeni. Untuk mematahkan perlawanan rakyat maluku, kompeni menjanjikan akan memberikan hadiah besar kepada siapa saja yang dapat membunuh kakiali.

Akhirnya seorang pengkhianat berhasil membunuh Kakiali. Dengan gugurnya Kakiali, untuk sementara Belanda berhasil mematahkan perlawanan rakyat Maluku, sebab setelah itu muncul lagi perlawanan sengit dari orang-orang Hitu di bawah pimpinan Telukabesi. Perlawanan ini baru dapat dipadamkan pada tahun 1646. Pada tahun 1650 muncul perlawanan di Ambon yang dipimpin oleh Saidi. Perlawanan meluas ke daerah lain, seperti Seram, Maluku, dan Saparua. Pihak Belanda agak terdesak, kemudian minta bantuan ke Batavia

Pada bulan Juli 1655 bala bantuan datang di bawah pimpinan Vlaming van Oasthoom dan terjadilah pertempuran sengit di Howamohel. Pasukan rakyat terdesak, Saidi tertangkap dan dihukum mati, maka patahlah perlawanan rakyat Maluku. Sampai akhir abad ke-17 tidak ada lagi perlawanan menentang VOC. Pada akhir abad ke-18, muncul lagi perlawanan rakyat Maluku di bawah pimpinan Sultan Jamaluddin, namun segera dapat ditangkap dan diasingkan ke Sailan (Sri Langka). Menjelang akhir abad ke-18 (1797) muncullah perlawanan besar rakyat Maluku di bawah pimpinan Sultan Nuku dari Tidore. Sultan Nuku berhasil merebut kembali Tidore dari tangan VOC. Akan tetapi setelah Sultan Nuku meninggal (1805), VOC dapat menguasai kembali wilayah Tidore.

Sultan nuku

Kronologi Terjadinya Perlawanan Maluku terhadap VOC1 . Pada tahun 1635 muncul perlawanan rakyat Maluku terhadap VOC di bawah pimpinan Kakiali , Kapten Hitu 2 . Pada tahun 1646 muncul perlawanan rakyat Maluku terhadap VOC di bawah pimpinan Telukabesi 3 . Pada tahun 1650 muncul perlawanan di Ambon yang dipimpin oleh Saidi.4 . Pada akhir abad ke-18, muncul lagi perlawanan rakyat Maluku di bawah pimpinan Sultan Jamaluddin

5 . Tahun 1780 pasukan Patra Alam menyerang dan mengepung tempat kediaman Sultan Nuku , namun Sultan Nuku berhasil meloloskan diri dan menyingkir ke Halmahera 6 . Menjelang akhir abad ke-18 (1797) muncullah perlawanan besar rakyat Maluku di bawah pimpinan Sultan Nuku dari Tidore7 . Perlawanan Pattimura(1817). Perlawanan Pattimura terjadi di Saparua, yaitu sebuah kota kecil di dekat pulau Ambon.

Latar Belakang Sebab-sebab terjadinya perlawanan terhadap Belanda adalah :1.Rakyat Maluku menolak kehadiran Belanda karena pengalaman mereka yang menderita dibawah VOC2.Pemerintah Belanda menindas rakyat Maluku dengan diberlakukannya kembali penyerahan wajib dan kerja wajib3.Dikuasainya benteng Duursteide oleh pasukan Belanda4.. Penduduk wajib kerja paksa untuk kepentingan Belanda misalnya di perkebunan-perkebunan dan membuat garam.5.Penyerahan wajib berupa ikan asin, dendeng dan kopi.6.Banyak guru dan pegawai pemerintah diberhentikan dan sekolah hanya dibuka di kota-kota besar saja.

21

7. Jumlah pendeta dikurangi sehingga kegaitan menjalankan ibadah menjadi terhalang.8. Secara khusus yang menyebabkan kemarahan rakyat adalah penolakan Residen Van den Berg terhadap tuntutan rakyat untuk membayar harga perahu yang dipisah sesuai dengan harga sebenarnya.Tahun 1817 rakyat Saparua mengadakan pertemuan dan menyepakati untuk memilih Thomas Matulessy (Kapitan Pattimura)untuk memimpin perlawanan. Keesokan harinya mereka berhasil merebut benteng Duurstede di Saparua sehingga residen Van den Bergtewas. Selain Pattimuratokoh lainnya adalah Paulus Tiahahudan puterinya Christina Martha Tiahahu. Anthoni Reoak, Phillip Lattumahina, SaidPerintah dan lain-lain. Perlawanan juga berkobar di pulau-pulau lain yaitu Hitu, Nusalaut dan Haruku penduduk berusaha merebut benteng Zeeeland9. Belanda memperkuat posisinya di Maluku10. Belanda mendirikan benteng11. Belanda melakukan monopoli perdagangan rempah rempah

Perlawanan Rakyat Maluku Kepulauan Maluku merupakan produsen utama rempah-rempah dunia. Banyak pedagang Barat yang berusaha masuk dan menguasai kawasan ini. Perlawanan rakyat pun terjadi di berbagai daerah. a) Perlawanan Rakyat Ternate Tidore Kakiali memimpin rakyat Ternate menghadang VOC pada tahun 1635. Perlawanan rakyat Ternate terhadap VOC kembali terjadi pada tahun 1646 yang dipimpin Telukabesi. Rakyat Ternate kembali berusaha menyerang VOC pada tahun 1650 dipimpin Saidi, tetapi mengalami kegagalan. Sultan Nuku dari Tidore juga memimpin perlawanan dan berhasil mengusir Belanda dari Tidore.

b) Perlawanan Pattimura Perlawanan rakyat Maluku di Saparua meletus pada bulan Mei 1817 dipimpin oleh Thomas Mattulessy atau Kapitan Pattimura. Benteng kompeni Duurstede di Saparua diserbu dan direbut rakyat Maluku. Tokoh pejuang yang memimpin perlawanan rakyat antara lain Anthony Rebok, Martha Christina Tiahahu, Latumahina, Said Perintah, dan Thomas Pattiwael. VOC kewalahan menghadapi perlawanan Pattimura sehingga pada tahun 1817 mendatangkan pasukan kompeni dari Ambon yang dipimpin Kapten Lisnet. Kapitan Pattimura tertangkap dan dihukum mati pada tanggal 16 Desember 1817.

Tokoh Tokoh Perlawanan

Kakiali

2. TelukaBesi

3. Saidi

4. Sultan Jamaludin

5. Sultan Nuku

6. Patra Alam

7. Kapten Pattimura

Akhir Perlawanan Rakyat Maluku

Akibat penderitaan yang panjang rakyat menetang Belanda dibawah pimpinan Thomas Matulesi atau Pattimura. Tanggal 15 Mei 1817 rakyat Maluku mulai bergerak dengan membakar perahu-perahu milik Belanda di pelabuhan Porto. Selanjutnya rakyat menyerang penjara Duurstede. Residen Van den Bergtewas tertembak dan benteng berhasil dikuasai oleh rakyat Maluku. Pada bulan Oktober 1817 pasukan Belanda dikerahkan secara besar-besaran, Belanda berhasil menangkap Pattimura dan kawan-kawan dan pada tanggal 16 Nopember 1817 Pattimura dijatuhi hukuman mati ditiang gantungan, dan berakhir perlawanan rakyat Maluku

By: GROUP 3