buku terbitan bptp maluku utaramalut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/mengenal... ·...

39
3/30/2019 MENGENAL PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA) malut.litbang.pertanian.go.id/index.php/publikasi/buku/178-mengenal-participatory-rural-appraisal-pra?tmpl=component&print=1&page= 1/39 Print Buku Terbitan BPTP Maluku Utara Parent Category: Publikasi Created: Tuesday, 15 January 2013 23:21 Published: Tuesday, 15 January 2013 23:21 Hits: 35504 Metode PRA mulai menyebar dengan cepat pada tahun 1990-an yang merupakan bentuk pengembangan dari metode Pemahaman Cepat Kondisi Pedesaan (PCKP) atau yang menyebar pada tahun 1980-an. Kedua metode tersebut saling berhubungan etar dan masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya dan bisa saling melengkapi. Namun dalam perkembangannya, metode PRA banyak digunakan dalam proses pelaksanaan program pembangunan secara partisipatif, baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun pengawasannya. Secara umum terdapat beberapa perbedaan antara RRA dan PRA (Chambers, 1996), yaitu : No KRITERIA RRA PRA 1 Kurun waktu perkembangan Akhir 1970-an Akhir 1980-an 2 Pihak yang mengembangkan Perguruan Tinggi Organisasi non- pemerintah 3 Pengguna utama Lembaga Donor, Perguruan Tinggi Organisasi non- pemerintah, organisasi lapang pemerintah 4 Potensi sumber informasi Pengetahuan masyarakat Kemampuan masyarakat setempat 5 Titik berat pengembangan Metodologi Perilaku 6 Titik berat pengguna Elicitif, penggalian Fasilitasi, partisipatif 7 Tujuan utama Belajar melalui orang luar Pemberdayaan masyarakat setempat 8 Hasil jangka panjang Perencanaan, proyek, publikasi Kelembagaan dan tindakan masyarakat yang berkelanjutan

Upload: phungphuc

Post on 30-Apr-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

3/30/2019 MENGENAL PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)

malut.litbang.pertanian.go.id/index.php/publikasi/buku/178-mengenal-participatory-rural-appraisal-pra?tmpl=component&print=1&page= 1/39

Print

Buku Terbitan BPTP Maluku Utara

Parent Category: Publikasi Created: Tuesday, 15 January 2013 23:21 Published: Tuesday, 15 January2013 23:21 Hits: 35504

Metode PRA mulai menyebar dengan cepat pada tahun 1990-an yang merupakan bentukpengembangan dari metode Pemahaman Cepat Kondisi Pedesaan (PCKP) atau Rapid Rural

Appraisal (RPA) yang menyebar pada tahun 1980-an. Kedua metode tersebut saling berhubunganetar dan masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya dan bisa saling melengkapi. Namun dalam perkembangannya, metode PRA banyak digunakan dalam proses pelaksanaanprogram pembangunan secara partisipatif, baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupunpengawasannya.

Secara umum terdapat beberapa perbedaan antara RRA dan PRA (Chambers, 1996), yaitu :

No KRITERIA RRA PRA

1 Kurun waktu perkembangan Akhir 1970-an Akhir 1980-an

2 Pihak yang mengembangkan Perguruan Tinggi Organisasi non-pemerintah

3 Pengguna utama Lembaga Donor,Perguruan Tinggi

Organisasi non-pemerintah, organisasilapang pemerintah

4 Potensi sumber informasi Pengetahuanmasyarakat

Kemampuan masyarakatsetempat

5 Titik berat pengembangan Metodologi Perilaku

6 Titik berat pengguna Elicitif, penggalian Fasilitasi, partisipatif

7 Tujuan utama Belajar melalui orangluar

Pemberdayaanmasyarakat setempat

8 Hasil jangka panjang Perencanaan, proyek,publikasi

Kelembagaan dantindakan masyarakatyang berkelanjutan

3/30/2019 MENGENAL PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)

malut.litbang.pertanian.go.id/index.php/publikasi/buku/178-mengenal-participatory-rural-appraisal-pra?tmpl=component&print=1&page= 2/39

1.2 Tujuan penerapan metode PRA

Pada intinya PRA adalah sekelompok pendekatan atau metode yang memungkinkan masyarakatdesa untuk saling berbagi, meningkatkan, dan menganalisis pengetahuan mereka tentang kondisidan kehidupan desa, serta membuat rencana dan tindakan nyata (Chambers, 1996). Beberapaprinsip dasar yang harus dipenuhi dalam metode PRA anatar lain adalah : saliang belajar danberbagi pengalaman, keterlibatan semua anggota kelompok dan informasi, orang luar sebagaifasilitator, konsep triangulasi, serta optimalisasi hasil, orientasi praktis dan keberlanjutan program(Rochdyanto, 2000). Metode tersebut dipandang telah memiliki teknis-teknis yang dijabarkancukup operasional dengan konsep bahwa keterlibatan masyarakat sangat diperlukan dalam seluruhkegiatan. Pendekatan PRA memang bercita-cita menjadikan masyarakatmenjadi peneliti,perencana, dan pelaksana pembangunan dan bukan sekedar obyek pembangunan. Tekananaspek penelitian bukan pada validitas data yang diperoleh, namun pada nilai praktis untukpengembangan program itu sendiri. Penerapan pendekatan dan teknik PRA dapat memberipeluang yang lebih besar dan lebih terarah untuk melibatkan masyarakat. Selain itu melaluipendekatan PRA akan dapat dicapai kesesuaian dan ketepatgunaan program dengan kebutuhanmasyarakat sehingga keberlanjutan (sustainability) program dapat terjamin.

1.3 Struktur program

Karena tujuan penerapan metode PRA adalah pengembangan program bersama masyarakat,penerapannya perlu senantiasa mengacu pada siklus pengembangan program. Gambaran umumsiklus tersebut secara ringkas adalah sebagai berikut :

1. Pengenalan masalah/kebutuhan dan potensi, dengan maksud untuk menggali informasitentang keberadaan lingkungan dan masyarakat secara umum.

2. Perumusan masalah dan penetapan prioritas guna memperoleh rumusan atas dasar masalahdan potensi setempat.

3. Identifikasi alternatif pemecahan masalah atau pengembangan gagasan guna membahasberbagai kemungkinan pemecahan masalah melalui urun rembug masyarakat.

4. Pemilihan alternatif pemecahan yang paling tepat sesuai dengan kemampuan masyarakatdan sumberdaya yang tersedia dalam kaitannya dengan swadaya.

5. Perencanaan penerapan gagasan dengan pemecahan masalah tersebut secara konkrit agarimplementasinya dapat secara mudah dipantau.

6. Penyajian rencana kegiatan guna menddapatkan masukan untuk penyempurnaannya ditingkat yang lebih besar.

7. Pelaksanaan dan pengorganisasian masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan tingkatperkembangan masyarakat.

8. Pemantauan dan pengarahan kegiatan untuk melihat kesesuaiannya dengan rencana yangtelah disusun.

9. Evaluasi dan rencana tindak lanjut untuk melihat hasil sesuai yang diharapkan, masalah yangtelah terpecahkan, munculnya massalah lanjutan, dll.

3/30/2019 MENGENAL PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)

malut.litbang.pertanian.go.id/index.php/publikasi/buku/178-mengenal-participatory-rural-appraisal-pra?tmpl=component&print=1&page= 3/39

1.4 Permasalahan PRA

Meningkatnya secara cepat popularitas PRA dikhawatirkan menyebabkan sedemikian terburu-burunya menerima gagasan ini tanpa pemahaman yang cukup mendasar akan prinsip dasar yangada yang kemudian diikuti dengan harapan yang terlalu tinggi akan keampuhan PRA. Olehkarenanya beberapa massalah yang timbul akibat merebaknya penggunaan metode PRA adalah :

1. Permintaan melampaui kemampuan akibat metode ini dilatihkan dalam forum yang formaltanpa cukup kesempatan untuk menghayati dan mendalami prinsip yang mendasarinya.

2. Kehilangan tujuan dan kedangkalan hasil akibat penerapan yang serampangan di lapangantanpa tujuan yang jelas.

3. Kembali menyuluh akibat petugas tidak siap untuk memfasilitasi partisipasi masyarakat.4. Menjadi penganut fanatik karena tidak munculnya improvisasi dan variasi petugas untuk

menggali lebih dalam permasalahan di masyarakat.5. Mengatasnamakan PRA untuk kegiatan yang sepotong-potong di luar konteks program

pengembangan masyarakat.6. Terpatok waktu akibat program yang berorientasi pada target (teknis, administratif).7. Kerutinan yang dapat membuat kegiatan tidak hidup lagi sehingga terjebak dalam pekerjaan

yang rutin dan membosankan.

1.5 Teknik PRA

Dalam perkembangannya telah banyak dikembangkan beberapa teknik PRA yang pada intinyamerupakan bentuk implementasi dari metode PRA. Sudah barang tentu teknik-teknik yangdikembangkan tersebut disesuaikan dengan maksud dan tujuan penerapan metode PRA sendiri,serta semestinya tidak menutup kemungkinan atau bahkan dapat disebutkan mengharuskanadanya improvisasi dan modifikasi terhadap metode PRA itu sendiri.

Beberapa teknik penerapan PRA anatar lain : (a) Penelusuran Alur Sejarah, (b) PenelusuranKebutuhan Pembangunan, (c) Analisa Mata Pencaharian, (d) Penyusunan Rencana Kegiatan, (e)Focus Group Discussion, (f) Pemetaan, dll. Secara lengkap, teknik PRA.

Rangkuman

PRA, sebagai metode yang banyak dipercaya oleh beberapa kalangan cukup tepat digunakandalam usaha pemberdayaan masyarakat, adalah bukan suatu metodedan teknik yang benar-benarsudah fiks. Seandainya sebuah buku, dalam metode PRA masih banyak terdapat halaman-halaman kosong, dimana pembaca mempunyai dan bahkan diberi kesempatan untuk mengisihalaman kososng tersebut. Hal tersebut memungkinkan pengembangan yang tidak terbatasterhadap metode ini, dan itu bukan menjadi masalah selama prinsip dasar metode ini masihmenjadi pertimbangan utama dalam pengembangan teknik-teknik PRA. Pertimbangan tersebutperlu ditekankan agar kita tidak terjebak lagi dalam pola lama yang menjadikan suatu metodemerupakan panduan atau petunjuk pelaksanaan teknis (JUKLAKNIS) yang baku, yang tidakmungkin ada perubahan, yang kalau tidak menggunakan dan mengikuti panduan tersebut artinya

3/30/2019 MENGENAL PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)

malut.litbang.pertanian.go.id/index.php/publikasi/buku/178-mengenal-participatory-rural-appraisal-pra?tmpl=component&print=1&page= 4/39

salah, dll, yang antara lain seperti telah diuraikan dalam permasalahan yang mungkin munculdalam penerapan PRA.

2. PRINSIP-PRINSIP PRA

Tujuan kegiatan PRA yang utama ialah untuk menghasilkan rancangan program yang gayutdengan hasrat dan keadaan masyarakat. Terlebih itu, tujuan pendidikannya adalah untukmengembangkan kemampuan masyarakat dalam menganalisa keadaan mereka sendiri danmelakukan perencanaan melalui kegiatan aksi.

Beberapa hal prinsip yang ditekankan dalam PRA ialah :

2.1. Saling belajar dari kesalahan dan berbagi pengalaman dengan masyarakat

Prinsip dasar PRA bahwa PRA adalah dari, oleh, dan untuk masyarakat. Ini berarti bahwa PRAdibangun dari pengakuan serta kepercayaan masyarakat yang meliputi pengetahuian tradisionaldan kemampuan masyarakat untuk memecahkan persoalannya sendiri. Prinsip ini merupakanpembalikan dari metode pembelajaran konvensional yang bersifat mengajari masyarakat. Kenyataan membuktikan bahwa dalam perkembangannya pengalaman dan pengetahuantradisional masyarakat tidak sempat mengejar perubahan yang terjadi, sementara itu pengetahuanmodern yang diperkenalkan orang luar tidak juga selalu memecahkan masalah. Oleh karenanyadiperlukan ajang dialog di antara ke duanya untuk melahirkan sesuatu program yang lebih baik. PRA bukanlah suatu perangkat teknik tunggal yang telah selesai, sempurna, dan pasti benar. Olehkarenanya metode ini selalu harus dikembangkan yang disesuaikan dengan kebutuhan setempat. Kesalahan yang dianggap tidak wajar, bisa saja menjadi wajar dalam proses pengembangan PRA. Bukannya kesempurnaanpenerapan yang ingin dicapai, namun penerapan sebaik-baiknya sesuaidengan kemampuan yang ada dan mempelajari kekurangan yang terjadi agar berikutnya menjadilebih baik. Namun PRA bukan kegiatan coba-coba (trial and error) yang tanpa perhitungan kritisuntuk meminimalkan kesalahan.

2.2. Keterlibatan semua anggota kelompok, menghargai perbedaan, dan informal

Masyarakat bukan kumpulan orang yang homogen, namun terdiri dari berbagai individu yangmempunyai masalah dan kepentingan sendiri. Oleh karenanya keterlibatan semua golonganmasyarakat adalah sangat penting. Golongan yang paling diperhatikan justru yang paling sedikitmemiliki aksesdalam kehidupan sosial komunitasnya (miskin, perempuan, anak-anak, dll). Masyarakat heterogen memiliki pandangan pribadi dan golongan yang berbeda. Oleh karenanyasemangat untuk saling menghargai perbedaan tersebut adalah penting artinya. Yang terpentingadalah pengorganisasian massalah dan penyusunan prioritasmasalah yang akan diputuskan sendirioleh masyarakat sebagai pemiliknya. Kegiatan PRA dilaksanakan dalam suasana yang luwes,terbuka, tidak memaksa, dan informal. Situasi santai tersebut akan mendorong tumbuhnyahubungan akrab, karena orang luar akan berproses masuk sebagai anggota bukan sebagai tamuasing yang harus disambut secara protokoler. Dengan demikian suasana kekeluargaan akan dapatmendorong kegiatan PRA berjalan dengan baik.

2.3. Orang luar sebagai fasilitator dan masyarakat sebagai pelaku

3/30/2019 MENGENAL PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)

malut.litbang.pertanian.go.id/index.php/publikasi/buku/178-mengenal-participatory-rural-appraisal-pra?tmpl=component&print=1&page= 5/39

Konsekuensi dari prinsip pertama, peran orang luar hanya sebagai fasilitator, bukan sebagaipelaku, guru, penyuluh, instruktur, dll. Perlu bersikap rendah hati untuk belajar dari masyarakatdan menempatkannya sebagai nara sumber utama. Bahkan dalam penerapannya, masyarakatdibiarkan mendominasi kegiatan. Secara ideal sebaiknya penentuan dan penggunaan teknik danmateri hendaknya dikaji bersama, dan seharusnya banyak ditentukan oleh masyarakat.

2.4. Konsep triangulasi

Untuk bisa mendapatkan informasi yang kedalamannya dapat diandalkan, bisa digunakan konseptriangulasi yang merupakan bentuk pemeriksaan dan pemeriksaan ulang (check and recheck). Triangulasi dilakukan melalui penganekaragaman keanggotaan tim (disiplin ilmu), sumberinformasi (latar belakang golongan masyarakat, tempat), dan variasi teknik.

a. Penggunaan variasi dan kombinasi berbagai teknik PRA, yaitu bersama masyarakat bisadiputuskan variasi dan kombinasi teknik PRA yang paling tepat sesuai dengan proses belajar yangdiinginkan dan cakupan informasi yang dibutuhkan dalam pengembangan program.

b. Menggali berbagai jenis dan sumber informasi, dengan mengusahakan kebenaran data daninformasi (terutama data sekunder) harus dikaji ulang dan sumbernya dengan menggunakanteknik lain.

c. Tim PRA yang multidisipliner, dengan maksud sudut pandang yang berbeda dari anggota timakan memberi gambaran yang lebih menyeluruh terhadappenggalian informasi dan memberipengamatan mendalam dari berbagai sisi.

2.5. Optimalisasi hasil

Pelaksanaan PRA memerlukan waktu, tenaga narasumber, pelaksana yang terampil, partisipasimasyarakat yang semuanya terkait dengan dana. Untuk itu optimalisasi hasil dengan pilihan yangmenguntungkan mutlak harus dipertimbangkan. Oleh karenanya kuantitas dan akurasi informasisangat diperlukan agar jangan sampai kegiatan yang berskala besar namun biaya yang tersediatidak cukup.

2.6. Berorientasi praktis

Orientasi PRA adalah pemecahan masalah dan pengembangan program. Dengan demikiandibutuhkan penggalian informasi yang tepat dan benar agar perkiraan yang tepat akan lebih baikdaripada kesimpulan yang pasti tetapi salah, atau lebih baik mencapai perkiraan yang hampirsalah daripada kesimpulan yang hampir benar.

2.7. Keberlanjutan program

Masalah dan kepentingan masyarakat selalu berkembang sesuai dengan perkembanganmasyarakat itu sendiri. Karenanya, pengenalan masyarakat bukan usaha yang sekali kemudianselesai, namun merupakan usaha yang berlanjut. Bagaimanapun juga program yang merekakembangkan dapat dipenuhi dari prinsip dasar PRA yang digerakkan dari potensi masyarakat.

3/30/2019 MENGENAL PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)

malut.litbang.pertanian.go.id/index.php/publikasi/buku/178-mengenal-participatory-rural-appraisal-pra?tmpl=component&print=1&page= 6/39

2.8. Mengutamakan yang terabaikan

Prinsip ini dimaksudkan agarmasyarakat yang terabaikan dapat memperoleh kesempatan untukberperan dan mendapat manfaat dalam kegiatan program pembangunan. Keperpihakan padapihak atau golongan masyarakat yang terabaikan bukan berarti bahwa golongan masyarakatlainnya (elite masyarakat) perlu mendapat giliran untuk diabaikan atau tidak diikutsertakan. Keberpihakan ini lebih pada upaya untuk mencapai keseimbangan perlakuan terhadap berbagaigolongan dan lapisan yang ada di masyarakat, dengan mengutamakan golongan paling miskinagar kehidupannya dapat meningkat.

2.9. Pemberdayaan (Penguatan) masyarakat

Kemampuan masyarakat diitingkatkan melalui proses pengkajian keadaan, pengambilankeputusan, penentuan kebijakan, peilaian dan koreksi terhadap kegiatan yang dilakukan. Dengandemikian masyarakat memiliki akses 9peluang dan kesempatan) serta memiliki kemampuanmemberikan keputusan dan memilih berbagai keadaan yang terjadi. Dengan demikian merekadapat mengurangi ketergantungan terhadap bantuan 'orang luar'.

2.10. Santai dan informal

Penyelenggaraan kegiatan PRA bersifat luwes, tidak memaksa, dan informal sehingga antara orangluar dan masyarakat setempat terjalin hubungan yang akarab, orang luar akan berproses masuksebagai anggota masyarakat. Dengan demikian kedatangan orang luar tidak perlu disambut ataudijamu secara adat oleh masyarakat dan tokohnya maupun oleh pemerintah setempat. Orang luaryang masuk harus memperhatikan jadwal atau waktu kegiatan masyarakat, sehingga penerapanPRA tidak mengganggu kegiatan rutin masyarakat.

2.11. Keterbukaan

PRA sebagai metode dan perangkat teknik pendekatan kepada masyarakat masih belumsempurna, dan belum selesai. Berbagai teknik penerapannya di dalam praktik masih terusdikembangkan dan disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan masyarakat setempat. Olehkarena itu berbagai pengalaman penerapan tersebut diharapkan dapat memberikan sumbanganpemikiran untuk memperbaiki konsep dan pemikiran serta dalam merancang teknik-teknik barusehingga sangat berguna dalam memperkaya metode ini.

Struktur program

Karena tujuan penerapan metode PRA adalah pengembangan program bersama masyarakat,penerapannya perlu senantiasa mengacu pada siklus pengembangan program. Gambaran umumsiklus tersebut secara ringkas adalah sebagai berikut :

1. Pengenalan masalah/kebutuhan dan potensi, dengan maksud untuk menggali informasi tentangkeberadaan lingkungan dan masyarakat secara umum.

2. Perumusan masalah dan penetapan prioritas guna memperoleh rumusan atas dasar masalah dan potensisetempat.

3/30/2019 MENGENAL PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)

malut.litbang.pertanian.go.id/index.php/publikasi/buku/178-mengenal-participatory-rural-appraisal-pra?tmpl=component&print=1&page= 7/39

3. Identifikasi alternatif pemecahan masalah atau pengembangan gagasan guna membahas berbagaikemungkinan pemecahan masalah melalui urun rembug masyarakat.

4. Pemilihan alternatif pemecahan yang paling tepat sesuai dengan kemampuan masyarakat dansumberdaya yang tersedia dalam kaitannya dengan swadaya.

5. Perencanaan penerapan gagasan dengan pemecahan masalah tersebut secara konkrit agarimplementasinya dapat secara mudah dipantau.

6. Penyajian rencana kegiatan guna menddapatkan masukan untuk penyempurnaannya di tingkat yanglebih besar.

7. Pelaksanaan dan pengorganisasian masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembanganmasyarakat.

8. Pemantauan dan pengarahan kegiatan untuk melihat kesesuaiannya dengan rencana yang telahdisusun.

9. Evaluasi dan rencana tindak lanjut untuk melihat hasil sesuai yang diharapkan, masalah yang telahterpecahkan, munculnya massalah lanjutan, dll.

Permasalahan PRA

Meningkatnya secara cepat popularitas PRA dikhawatirkan menyebabkan sedemikian terburu-burunya menerima gagasan ini tanpa pemahaman yang cukup mendasar akan prinsip dasar yangada yang kemudian diikuti dengan harapan yang terlalu tinggi akan keampuhan PRA. Olehkarenanya beberapa massalah yang timbul akibat merebaknya penggunaan metode PRA adalah :

1. Permintaan melampaui kemampuan akibat metode ini dilatihkan dalam forum yang formal tanpacukup kesempatan untuk menghayati dan mendalami prinsip yang mendasarinya.

2. Kehilangan tujuan dan kedangkalan hasil akibat penerapan yang serampangan di lapangan tanpatujuan yang jelas.

3. Kembali menyuluh akibat petugas tidak siap untuk memfasilitasi partisipasi masyarakat.4. Menjadi penganut fanatik karena tidak munculnya improvisasi dan variasi petugas untuk menggali

lebih dalam permasalahan di masyarakat.5. Mengatasnamakan PRA untuk kegiatan yang sepotong-potong di luar konteks program pengembangan

masyarakat.6. Terpatok waktu akibat program yang berorientasi pada target (teknis, administratif).7. Kerutinan yang dapat membuat kegiatan tidak hidup lagi sehingga terjebak dalam pekerjaan yang rutin

dan membosankan.

TEKNIK-TEKNIK PRA

Fasilitator masyarakat akan berhadapan langsung dengan masyarakat yang bersifat heterogen. Apabila kita mengharapkan hasil optimal dalam upaya memahami kondisi masyarakat pedesaanyang akan kita fasilitasi dalam penyusunan rencana program pengembangannya, fasilitator harusmampu melibatkan diri secara benar dalam masyarakat agar informasi yang kita butuhkan dapatkita temukan secara mudah, bersifat komprehensif dan representatif. Demikian halnyamasyarakat yang kita dampingi agar tidak merasa jenuh, maka diperlukan penerapan berbagaivariasi teknik PRA.

3/30/2019 MENGENAL PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)

malut.litbang.pertanian.go.id/index.php/publikasi/buku/178-mengenal-participatory-rural-appraisal-pra?tmpl=component&print=1&page= 8/39

Dalam bab ini akan dipaparkan teknik-teknik PRA yang berkembang pesat di masyarakat, yakniteknik penelusuran sejarah desa, pembuatan bagan kecenderungan dan perubahan; pembuatankalender musim; pembuatan peta desa; penelusuran lokasi /desa (transect); pembuatn gambarkebun; pengkajian lembaga-lembaga desa; pengkajian mata pencaharian penduduk desa; wawancara keluarga petani (wawancara semiterstruktur); pembuatan bagan alur; dan pembuatanbagan urutan (matriks ranking).

Tujuan instruksional khusus:

Setelah mempelajari pokok bahasan ini diharapkan mahasiswa dapat:

(1) Mahasiswa dapat menjelaskan 6 (enam) dari 11 (sebelas) teknik PRA.

(2) Mahasiswa dapat menganalisis manfaat teknik-teknik PRA untuk pengembangan masyarakat

Teknik-teknik PRA adalah alat-alat untuk melakukan kajian keadaan desa. Teknik-teknik iniberupa alat visual (gambar atau bentuk yang dapat dilihat) yang dipergunakan sebagai mediadiskusi masyarakat tentang keadaan diri mereka sendiri dan lingkungannya. Alat-alat visual inimerupakan media belajar bersama yang dipergunakan baik untuk masyarakat (petani) yang butaaksara ataupun melek aksara. Kajian desa dapat dilakukan sebagai penjajagan kebutuhan danperencanaan kegiatan, atau dapat juga untuk pemantauan dan evaluasi kegiatan. Teknik-teknikkajian desa atau teknik-teknik PRA selama ini lebih banyak dipergunakan untuk perencanaankegiatan / program. Hal ini terjadi karena keterampilan untuk melakukan modifikasi (penyesuaian)teknik-teknik PRA bagi kebutuhan lain, belum banyak dimiliki para pemandu.

1. Teknik Penelusuran Alur Sejarah Desa

Setiap kelompok masyarakat senantiasa memiliki sejarahnya sendiri yang menjadikannya berbedadari kelompok-kelompok masyarakat yang lain. Sejarah tersebut menjadi bagian dari kebanggaansuatu masyarakat. Sejarah itu bukanlah sejarah tertulis, tetapi sejarah "lisan" yang hidup dikalangan masyarakat, dalam ingatan warga yang mengalaminya dan diteruskan dari generasi kegenerasi melalui cerita-cerita.

Pengertian

Teknik penelusuran alur sejarah desa adalah teknik PRA yang dipergunakan untuk mengungkapkembali sejarah masyarakat di suatu lokasi tertentu berdasarkan penuturan masyarakat sendiri. Peristiwa-peristiwa dalam sejarah desa tersebut disusun secara beruntun menurut waktukejadiannya (secara kronologis), dimulai dari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampauyang masih dapat diingat, sampai dengan peristiwa-peristiwa saat ini.

Jenis-jenis informasi yang seringkali muncul adalah:

3/30/2019 MENGENAL PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)

malut.litbang.pertanian.go.id/index.php/publikasi/buku/178-mengenal-participatory-rural-appraisal-pra?tmpl=component&print=1&page= 9/39

Sejarah terbentuknya pemukiman penduduk desa, asal-usul penduduk yang merintis pemukiman tersebut,perkembangan jumlah penduduk, serta berbagai peristiwa yang berkenaan dengan hal itu.Keberadaan dan pengelolaan sumberdaya alam, seperti lahan sawah, pekarangan, tegalan, ladangpenggembalaan, sumber air irigasi, dan sebagainya.Perubahan-perubahan yang terjadi dalam status kepemilikan, penguasaan, dan pemanfaatan tanah/lahan.Pengenalan dan penanaman jenis-jenis tanaman baru, dan penerapan teknologi baru lainnya.Terjadinya wabah penyakit yang pernah melanda penduduk desa, kapan terjadinya, jenis wabah penyakitnya,berapa orang yang terkena dan menjadi korban, dan sebagainya.Tanggapan masyarakat atas berbagai masukan dan kegiatan pembinaan yang telah diterima masyarakat, sertamasalah-masalah yang dihadapi dan berbagai alternatif pemecahannya, pengalaman masyarakat dalammengatasi permasalahan tersebut, tingkat keberhasilan dalam mengatasi permasalahan tersebut, kendala-kendala yang dihadapi dalam mengatasi permasalahan tersebut, dan sebagainya.Pembangunan sarana dan prasarana umum, seperti jalan, saluran irigasi, sekolah, peuskesmas, tempat-tempatibadah, lapangan olah raga, dan sebagainya. Kapan pembangunan dilakukan, dan siapa yang memprakarsaipembangunan sarana-prasarana tersebut.Sejarah dan struktur organisasi pemerintahan desa, person-person yang menduduki jabatan dalam organisasidesa, tahun berapa, efektivitas perkembangan sistem organisasi desa tersebut, dan sebagainya.Topik-topik lainnya yang sesuai dengan kebutuhan program atau tujuan pelaksanaan PRA yangdirencanakan.

Kajian sejarah desa bertujuan untuk:

o Memfasilitasi masyarakat agar dapat mengungkapkan pemahamannya tentang keadaan mereka di masakini dengan mengkaji latar belakang atau peristiwa-peristiwa di desa tersebut pada masa lalu.

o Memfasilitasi masyarakat untuk mengkaji latar belakang perubahan-perubahan masyarakatnya danmasalah-masalah yang terjadi karena perubahan, serta bagaimana cara mereka mengatasi permasalahan yangdihadapinya.

o Memfasilitasi masyarakat untuk mengkaji hubungan sebab akibat antara berbagai kejadian dalam sejarahkehidupan mereka.

Manfaat kajian sejarah desa

Beberapa manfaat kajian sejarah desa, antara lain:

1. Bagi 'orang dalam' (masyarakat): diskusi yang terjadi memiliki potensi untuk memperkuat kesadaranmasyarakat akan keberadaannya dirinya, karena diskusi tersebut mengajak masyarakat untukmenceriterakan kembali sejarah dan perkembangan masyarakatnya.

2. Bagi 'orang luar': diskusi tersebut akan memberikan wawasan dan pemahaman tentang masyarakatdesa tersebut, baik sejarahnya maupun cara pandang masyarakat terhadap perubahan-perubahan yangterjadi. Dengan pemahaman sejarah, program yang dikembangkan diharapkan akan mepertimbangkankeadaan yang telah berakar di masa lampau.

3. Hasil diskusi teknik ini adalah gambaran umum keadaan desa sehingga dapat dimunculkan topik-topikinformasi yang masih perlu dikaji lebih lanjut dengan teknik-teknik lainnya.

3/30/2019 MENGENAL PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)

malut.litbang.pertanian.go.id/index.php/publikasi/buku/178-mengenal-participatory-rural-appraisal-pra?tmpl=component&print=1&page= 10/39

Langkah-langkah penerapan teknik penelusuran sejarah desa

Penerapan teknik penelusuran alur sejarah desa, dapat dilakukan melalui langkah-langkah berikut:

(1) Jelaskan maksud dan proses pelaksanaan kegiatan. Mulailah diskusi dengan topik yang ringan sepertiasal-usul nama desa dan arti atau makna nama desa, serta asal-usul warga masyarakat desa tersebut, misalnyasuku dan pembauran antar suku yang terjadi.

(2) Ajaklah masyarakat untuk secara umum mendiskusikan kejadian-kejadian penting dalam perkembangandesa dan berbagai perubahan penting yang terjadi.

(3) Setelah cukup tergambarkan, mintalah peserta untuk menuliskannya di atas kertas lebar yang ditempelkandi dinding sesuai dengan keterangan yang diungkapkan warga peserta diskusi.

(4) Tetapkanlah titik waktu pertama sejarah desa yang akan dicantumkan, namun urutan waktunya tidakmutlak benar pada proses diskusi tersebut sebab seringkali hal-hal yang diingat tersebut waktunya melomcat-loncat.

(5) Lakukan diskusi sejarah desa lebih lanjut: (a) mengapa atau apa sebab-sebab kejadian dianggap penting; (b) apa saja sebab dan akibat dari kejadian-kejadian yang dicacat; (c) apakah terdapat hubungan sebab akibatdiantara kejadian-kejadian tersebut.

(6) Catatlah seluruh masalah, potensi, dan informasi yang muncul dalam diskusi dengan cermat, sebab hasildiskusi ini akan menjadi bahan bagi kegiatan penerapan teknik PRA yang lain.

(7) Cantumkan nama-nama peserta diskusi (bila terlalu banyak dapat disebutkan beberapa nama tokoh yanghadir, jumlah peserta laki-laki dan perempuan). Cantumkan pula nama pemamndu diskusi, tempatdilalakukannya diskusi, dan waktu (tanggal) diskusi.

Ada beberapa hal yang seringkali luput dari perhatian dari semua peserta diskusi maupunfasilitator . Pertama, kadangkala terjadi pengungkapan informasi yang bersifat pemujaanberlebihan terhadap peristiwa-peristiwa di masa lampau atau terhadap tokoh-tokoh pelaku sejarahdesa. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya bias informasi. Informasi seperti itu sebaiknya perludicek kembali. Kedua, seringkali masyarakat tidak mengetahui secara tepat waktu terjadinyaperistiwa-peristiwa masa lampau. Untuk itu, cukup diperkirakan waktu kejadian tersebut,misalnya dengan mengajukan pertanyaan tidak langsung: "berapa umur Saudara ketika kejadianitu berlangsung?". Dengan demikian pemandu dapat membantu masyarakat untuk menemukanperkiraan waktu kejadian suatu peristiwa. Ketiga, kadangkala timbul suasana yang tidakmenyenangkan dalam diskusi karena munculnya pembahasan mengenai individu-individu atau hal-hal tertentu yang bersifat peka (sensitif). Untuk menghindari konflik, secara halus pemandu dapatmengajak agar diskusi membahas keadaannya, bukan individu-individunya.

2. Teknik Pembuatan Bagan Kecenderungan dan Perubahan

Desa bukanlah suatu lingkungan yang statis atau tidak mengalami perubahan. Perubahan di desaberasal dari dua arah, yaitu dari dalam desa itu sendiri dan dari luar desa.

3/30/2019 MENGENAL PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)

malut.litbang.pertanian.go.id/index.php/publikasi/buku/178-mengenal-participatory-rural-appraisal-pra?tmpl=component&print=1&page= 11/39

Sudah menjadi hukum alam, bahwa setiap masyarakat akan mengalami perubahan-perubahankeadaan dengan sendirinya, baik itu kearah kemajuan dtau kemunduran (kemerosotan). Haltersebut disebabkan oleh dinamika hidup masyarakat, seperti: berkembang biak; berlangsungnyaperang antar kelompok, antar suku, atau antar bangsa; menghabiskan sumberdaya alam;membudidayakan tanaman dan hewan; penemuan teknologi baru yang bersifat lokal, dansebagainya.

Sejalan dengan perkembangan teknologi moderen, serta perkembangan jaringan transportasi dankomunikasi, semakin hari perubahan yang terjadi di desa akan datang lebih cepat akibat pengaruhdari luar (terutama dari kota). Arah perubahan tersebut juga dapat berakibat terjadinya kemajuanatau kemunduran (kemerosotan) keadaan masyarakat suatu desa.

Memahami perubahan-perubahan yang terjadi di desa dan memahami kecenderungan perubahantersebut sangat berharga bagi perencanaan dan pelaksanaan kegiatan program pembangunandesa dalam jangka panjang.

Pengertian

Teknik pembuatan bagan kecenderungan dan dan perubahan adalah teknik PRA yang dapatmenggambarkan perubahan-perubahan berbagai keadaan, kejadian, serta kegiatan masyarakatdari waktu ke waktu. Dari besarnya perubahan hal-hal yang diamati, yang dapat berartiberkurang, tetap, atau bertambah, kita dapat memperoleh gambaran adanya kecenderunganumum perubahan yang akan berlanjut di masa depan.

Jenis-jenis informasi yang dikaji dalam pembuatan bagan kecenderungan dan perubahan, antara lain:

§ Perubahan dan perkembangan keadaan berbagai sumberdaya seperti tingkat kesuburan tanah,produktivitas lahan, curah hujan, ketersediaan air, ketersediaan kayu bakar dan kayu bangunan.

§ Perubahan dan perkembangan tata guna lahan (luas lahan untuk persawahan, perladangan, permukiman,hutan, rata-rata luas kepemilikan, dan sebagainya).

§ Perubahan dan perkembangan penanaman pepohonan (jenis-jenis pohon, jenis dan jumlah hasil, dansebagainya).

§ Perubahan dan perkembangan penduduk (kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk).

§ Perubahan jenis dan jumlah ternak yang dipiara masyarakat desa setempat.

§ Perubahan dan perkembangan aspek sosial, ekonomi dan budaya, politik, keamanan dan ketertiban, dansebagainya.

Kajian kecenderungan dan perubahan bertujuan untuk:

a. Memfasilitasi masyarakat untuk mengenali berbagai perubahan terpenting yang terjadi diberbagai bidang kehidupannya, serta mengkaji hubungan antar berbagai perubahan tersebut.

3/30/2019 MENGENAL PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)

malut.litbang.pertanian.go.id/index.php/publikasi/buku/178-mengenal-participatory-rural-appraisal-pra?tmpl=component&print=1&page= 12/39

b. Memfasilitasi masyarakat untuk 'membaca' atau memperkirakan arah kecenderungan dalamjangka panjang dengan cara menggambar bagan. Bagan tersebut tersebut dapat kita jadikangrafik kecenderungan.

Manfaat kajian kecenderungan dan perubahan

Beberapa manfaat kajian kecenderungan dan perubahan:

(1) Bagi 'orang dalam' (masyarakat) antara lain: diskusi tersebut akan memunculkan kesadarantentang peran diri mereka sebagai pelaku perubahan keadaan masyarakatnya sendiri; diskusitersebut juga memunculkan pemikiran-pemikiran mereka tentang sebab-sebab perubahan danakibat (dampak) perubahan yang baik dan yang buruk bagi mereka.

(2) Bagi 'orang luar' antara lain: diskusi tersebut akan memberikan pemahaman tentangperubahan-perubahan dan cara pandang masyarakat tentang perubahan tersebut. Selain itu kitadapat memfasilitasi masyarakat dalam menilai dan menemukan cara-cara mengatasi danmencegah perubahan yang buruk.

Hasil diskusi tersebut juga akan bermanfaat dalam menentukan topik kajian selanjutnmya, sertasebagai bahan dalam penyusunan rencana kegiatan pembangunan.

Langkah-langkah penerapan

Penerapan teknik kajian kecenderungan dan perubahan dapat dilakukan dengan langkah-langkahberikut:

3/30/2019 MENGENAL PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)

malut.litbang.pertanian.go.id/index.php/publikasi/buku/178-mengenal-participatory-rural-appraisal-pra?tmpl=component&print=1&page= 13/39

Terangkan maksud dan proses pelaksanaan kegiatan.Mulailah diskusi dengan topik yang ringan, biasanya bagi petani masalah tanaman atau ternakmenjadi perhatian utama. Apabila sebuah topik telah selesai dibahas, lanjutkan dengan topik yangberikutnya.Ajak masyarakat untuk mendiskusikan: perubahan-perubahan penting yang terjadi di desa, danapa saja penyebab terjadinya perubahan-perubahan tersebut.Setelah cukup tergambarkan, ambillah kesepakatan bersama peserta: topik-topik utama(perubahan-perubahan yang paling penting) yang akan dicantumkan ke dalam bagan serta perludidiskusikan lebih lanjut; simbol topik-topik bahasan yang dicantumkan ke dalam bagan, berupagambar-gambar sederhana yang mudah dikenali; simbol untuk memberikan nilai dengan bahan-bahan lokal yang tersedia (misalnya biji jagung, kerikil, daun singkong, dan sebagainya); ttik-titikwaktu atau selang waktu yang akan dicantumkan.Mintalah masyarakat untuk membuatkan bagan di atas kertas lebar yang ditempelkan di dindingbeserta topik-topik informasi sesuai dengan hasil diskusi.Cantumkan pada sudut kertas, simbol-simbol beserta artinya, serta penjelasan lain untukmemahami gambar.Lakukan diskusi bagan perubahan lebih lanjut, yakni: apa akibat dari perubahan-perubahan (akibatyang sudah terjadi atau akibat yang mungkin terjadi di masa yang akan datang); apakah terdapathubungan sebab akibat di antara perubahan-perubahan tersebut; apakah perubahan tersebutakan berlanjut terus di masa yang akan datang.Catatlah seluruh masalah, potensi, dan informasi yang muncul dalam diskusi dengan cermat,sebab hasil penggalian ini akan menjadi bahan bagi kegiatan penerapan teknik PRA yang lain.Cantumkan nama-nama pserta diskusi (bila terlalu banyak dapat disebutkan beberapa nama tokohyang hadir, jumlah peserta laki-laki dan perempuan). Cantumkan pula nama pemamndu diskusi,tempat dilalakukannya diskusi, dan waktu (tanggal) diskusi.

Beberapa hal yang seringkali lepas dari perhatian kita: jika masyarakat kurang terbiasa denganpatokan tahun-tahun kejadian fasilitator dapat menyarankan dengan cara lain, misalnya denganberpatokan pada peristiwa-peristiwa masa lampau, seperti masa penjajahan, masa kemerdekaan,pemberontakan, atau peristiwa spesifik yang dialami masyarakat seperti saat terjadinya gempabumi hebat, masuknya jalan aspal ke desa, dibangunnya masjid atau gereja, dan sebagainya. Kesepakatan tentang waktu akan tergantung pada kemampuan peserta diskusi dalam mengingatkembali kejadian masa lampau.

3. Teknik Penyusunan Kalender Musim

Kegiatan-kegiatan dalam daur kehidupan masyarakat desa sangat dipengaruhi oleh siklus musim,seperti musim tanam menjelang musim hujan, musim panen setelah padi menguning, musimpaceklik jika kemarau panjang. Peristiwa sosial seringkali berkaitan dengan peristiwa-peristiwamusim tersebut, seperti pesta adat dan perkawinan setelah panen yang berhasil, merantau ataumigrasi ke kota atau tempat lain saat muism paceklik.

3/30/2019 MENGENAL PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)

malut.litbang.pertanian.go.id/index.php/publikasi/buku/178-mengenal-participatory-rural-appraisal-pra?tmpl=component&print=1&page= 14/39

Dengan mengenali dan mengkaji pola-pola musiman ini akan terlihat 'pola' kehidupan masyarakatyang merupakan informasi penting sebagai dasar pengembangan program.

Pengertian

Teknik penyusunan kalender musim adalah teknik PRA yang memfasilitasi pengkajian kegiatan-kegiatan dan keadaan-keadaan yang terjadi berulang dalam suatu kurun waktu tertentu(musiman) dalam kehidupan masyarakat. kegiatan-kegiatan dan keadaan-keadaan itu dituangkanke dalam 'kalender' kegiatan atau keadaan-keadaan, biasanya dalam jarak waktu 1 tahun (12bulan).

Informasi-informasi yang biasanya muncul adalah: penaggalan atau sistem kalender yang dipakaioleh masyarakat; iklim, curah hujan, ketersediaan air; pola tanam/panen, biaya pertanian hasilpertanian, dan produksi/produktivitas; ketersediaan pangan dan pakan ternak terutama padamusim paceklik; ketersediaan tenaga kerja; musim bekerja ke kota atau tempat lain pada masapaceklik; masalah hama dan penyakit tanaman/ ternak; kesehatan (musim wabah penyakit) dankebersihan lingkungan; pola pngeluaran (konsumsi, produksi, investasi); kegiatan sosial(kemasyarakatan), adat, agama; dan sebagainya.

Tujuan kajian kalender musim adalah memfasilitasi masyarakat untuk mengkaji:

Keadaan dan pola kegiatan masyarakat, sehingga diperoleh profil kegiatan utama merekasepanjang tahun.

profil kegiatan-kegiatan masyarakat, sehingga terlihat pola pemanfaatan waktu masyarakat yaitusaat mereka sibuk bekerja, saat sibuk dengan kegiatan lain (sosial, agama, adat), dan saat merekamemiliki waktu luang.

Tujuan utama kajian kalender musim adalah memfasilitasi diskusi mengenai masalah-masalahyang terjadi pada suatu keadaan atau dalam menyelenggarakan suatu kegiatan.

Manfaat kajian kalender musim

Adapun manfaat kajian kalender musim adalah:

(1) Gambaran mengenai pola kegiatan dan pola pembagian kerja masyarakat memunculkanberbagai pemikiran tentang keadaan usaha mereka sendiri terutama usaha pertanian. Melaluiteknik ini muncul pembahasan tentang masa-masa sulit dan masa-masa baik bagi usaha mereka,serta keadaan-keadaan yang mempengaruhi terjadinya masa-masa tersebut.

(2) Informasi yang diperoleh melalui teknik kalender musim dapat menjadi masukan dalampembuatan perencanaan. Sebagai contoh, dalam merencanakan suatu program pertanian di desaperlu diketahui keadaan pertanian yang sudah ada, misalnya pola tanam di desa yangbersangkutan.

(3) Teknik ini juga berguna sebagai salah satu cara untuk menilai suatu tawaran pprogram,misalnya tentang penanaman jenis tanaman baru, perbaikan varietas, perubahan pola tanam, atau

3/30/2019 MENGENAL PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)

malut.litbang.pertanian.go.id/index.php/publikasi/buku/178-mengenal-participatory-rural-appraisal-pra?tmpl=component&print=1&page= 15/39

anjuran tanam serentak.

Langkah-langkah penerapan

Langkah-langkah kegiatan penerapan teknik kajian kalender musim adalah sebagai berikut:

a. Terangkan maksud dan proses pelaksanaan kegiatan

b. Ajak masyarakat untuk mendiskusikan secara umum: jenis-jenis kegiatan apa yang paling seringterjadi pada bulan-bulan tertentu; apakah kegiatan itu selalu terulang dari tahun ke tahun; selain kegiatan, keadaan apa yang juga sering terjadi pada bulan-bulan tertentu (misalnyakekeringan, wabah penyakit).

c. Setelah cukup tergambarkan, sepakatilah bersama peserta: kegiatan-kegiatan utama yang akandicantumkan ke dalam kalender serta perlu didiskusikan lebih lanjut; keadaan-keadaan kritis yangberakibat besar bagi masyarakat yang akan dicantumkan ke dalam kalender; simbol topik-topikbahasan yang dicantumkan ke dalam bagan, berupa gambar-gambar sederhana yang mudahdikenali; simbol-simbol untuk memberikan nilai dengan bahan-bahan lokal yang tersedia (bijijagung, kerikil, daun singkong, dan sebagainya).

d. Mintalah masyarakat untuk membuatkan kalender di atas kertas lebar yang ditempelkan didinding dengan mencantumkan kolom dua belas bulan serta kolom topik-topik informasi sesuaidengan hasil diskusi.

e. Cantumkan di sudut kertas, simbol-simbol beserta artinya serta penjelasan lain untukmemahami gambar.

f. Lakukan analisis kalender musim, yaitu: apa sebab terjadinya masalah-masalah di dalampengelolaan kegiatan mereka; apa sebab terjadinya masa-masa kritis di masyarakat (kekeringan,wabah, paceklik, dan sebaginya); apakah terdapat hubungan sebab akibat di masalah-masalahdan keadaan-keadaan tersebut; apakah jalan keluar yang telah dilakukan masyarakat untukmengatasinya.

g. Catatlah seluruh masalah, potensi, dan informasi yang muncul dalam diskusi dengan cermat,sebab hasil penggalian ini akan menjadi bahan bagi kegiatan penerapan teknik PRA yang lain.

h. Cantumkan peserta, pemandu, tanggal dan tempatpelaksanaa diskusi.

4. Teknik Pembuatan Peta Desa

Salah satu sumber informasi dan bahan perencanaan pembangunan yang umum dikenal adalahpeta. Hampir di setiap kantor lembaga pemerintah kita bisa menemukan peta-peta yang dipasangdi dinding. Ada peta topografi (peta yang menggambarkan bentuk permukaan wilayah), petageologi (peta yang menggambarkan susunan dan jenis batu-batuan), peta hidrologi (peta yangmenggambarkan keadaan sumber-sumber dan aliran air), peta rencana kawasan, dan sebagainya. Ada pula peta-peta sosial, misalnya yang menunjukkan penyebaran penduduk dari berbagai suku

3/30/2019 MENGENAL PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)

malut.litbang.pertanian.go.id/index.php/publikasi/buku/178-mengenal-participatory-rural-appraisal-pra?tmpl=component&print=1&page= 16/39

dan bahasa, serta ada juga peta yang menunjukkan batas-batas daerah administratifpemerintahan.

Dengan penerapan PRA, peta lingkungan desa dibuat oleh masyarakat sendiri. Berikut ini akandiuraikan mengenai teknik pemetaan yang tidak bertyujuan hanya sekedar membuat peta itusendiri, melainkan juga untuk penyadaran masyarakat akan kondisi lingkungannya.

Pengertian

Pemetaan adalah teknik PRA yang digunakan untuk memfasilitasi diskusi mengenai keadaanwilayah desa tersebut beserta lingkungannya. Keadaan-keadaan tersebut digambarkan ke dalampeta atau sketsa desa. Ada peta yang menggambarkan keadaan sumberdaya umum desa, danada peta dengan tema tertentu yang menggambarkan hal-hal yang sesuai dengan ruang lingkuptema tersebut (misalnya peta desa yang menggambarkan jenis-jenis tanah, peta sumberdayapertanian, peta penyebaran penduduk, peta pola pemukiman, dan sebagainya).

Ada beberapa cara pemetaan keadaan desa:

A. Pemetaan di atas tanah

Pemetaan di atas tanah dapat dilakukan di halaman rumah atau tempat terbuka yang memadai. Peralatan yang dipergunakan adalah peralatan yang sederhana, misalnya tongkat kayu untukmenggaris, batu-batuan, biji-bijian, ranting-ranting, daun-daunan, pasir atau kapur berwarna (bilaada). Bisa juga bahan-bahan lain yang tersedia untuk dapat menandai bagian-bagian penting.

Keunggulan pemetaan di atas tanah adalah cara ini dapat dilakukann oleh banyak orang secaracepat dan mudah. Kesalahan informasi mudah diperbaiki kembali dan lahan yang luas membuatinformasi yang digambarkan lebih jelas dan detail. Cara ini juga disukai oleh masyarakat sertamenimbulkan kegembiraan dan suasana santai. Hanya saja cara ini memiliki kelemahan, apabilapeserta terlalu banyak dan ramai agak sulit memfasilitasi diskusi. Selain itu, hasilnya harusdigambar kembali di atas kertas lebar untuk mendapatkan dokumentasinya.

B. Pemetaan di atas kertas

Cara ini mirip dengan cara pemetaan di atas tanah, hanya saja dilakukan di atas kerta dnganmenggunakan alat tulis (kalau bisa berwarna). Mula-mula dilakukan penandaan dengan simbol-simbol seperti kacang-kacangan (biji-bijian), daun-daun kecil, kerikil, atau digambar denganpensil. Dengan demikian, mudah diperbaiki atau dihapus bila terdapat kesalahan. Setelah tanda-tanda (simbol-simbol) tersebut diganti dengan menggunakan spidol bermacam warga agarmenarik dan mudah dikenali. Bisa juga diganti dengan kertas warna-warni yang dibentuk menjadiberbagai simbol dan ditempelkan. Arti simbol-simbol informasi yang dicantumkan di atas petadiberi keterangan di sudut kertas.

Keunggulan cara ini adalah hasil pemetaan dapat ditinggalkan di desa atau dibawa sebagaidokumentasi. Kelemahannya terletak pada lebar kertas yang terbatas, sehingga menyulitkan

3/30/2019 MENGENAL PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)

malut.litbang.pertanian.go.id/index.php/publikasi/buku/178-mengenal-participatory-rural-appraisal-pra?tmpl=component&print=1&page= 17/39

dalam menggambarkan keterangan yang lebih rinci. Selain itu, partisipasi masyarakat tidaksebesar dengan pemetaan di atas tanah karena jumlah orang yang terlibat lebih sedikit.

C. Pembuatan model atau maket

Selain dalam bentuk gambar (dua dimensi), pemetaan dapat pula dibuat dengan model ataumaket (tiga dimensi). Pembuatan model merupakan pengembangan dari pemetaan di atas tanah,yang berbeda adalah bhwa dalam kegiatan ini simbol-simbol dibuat dalam bentuk yangmenyerupai keadaan sebenarnya, meskipun dalam ukuran yang lebih kecil. Pembuatan model inimeliputi bentuk rumah-rumahan, bentuk balai desa, bentuk rumah ibadah, tiang-tianglistrik,sumber air, bentuk-bentuk manusia, ternak, dan sebagainya.

Untuk keperluan itu, masyarakat desa bersama tim PRA membuat berbagai model denganmenggunakan peralatan seperti kertas karton untuk membuat model bangunan, tanah liat ataulilin plastis untuk membuat model manusia dan ternak, lidi dan benang untuk membuat modeltiang listrik, dan sebagainya. Pembuatan model ini dapat juga menggunakan benda-benda danbahan lokal yang tersediadi lokasi kegiatan, misalnya batu, ranting, daun, dan sebagainya.

Keuntungan cara ini adalah bahwa model atau maket jauh lebih menarik dari segi penampilan. Juga diharapkan mampu menimbulkan partisipasi peserta yang lebih baik, karena kegiatan inimenyenangkan semua pihak yang terlibat. Cara ini sangat baik untuk menarik minat masyarakatdan seringkali dianggap sebagai hiburan oleh masyarakat. Kekurangan cara pembuatan modelatau maket adalah membutuhkan persiapan yang lebih lama untuk membuat model-modelnya,dan untuk membuatnya dibutuhkan keterampilan khusus. Apabila proses terlalu lama, masyarakatdapat menjadi bosan karena menghabiskan waktu dan mengganggu acara keseharian mereka.

Sebenarnya setiap teknik PRA dapat mengkaji jenis informasi apa saja. Secara garis besar, jenisinformasi yang biasa dikaji dengan pemetaan adalah:

a) Peta sumberdaya desa (umum). Peta dibuat untuk melihat keadaan umum desa danlingkungannya yang menyangkut sumberdaya dan sarana/prasarana yang ada di desa, keadaanfisik lingkungan desa seperti kondisi topografis, luas dan tata letak lahan untuk kebun, persebaranpemukiman, daerah berhutan, lahan-lahan kritis, mata air, sungai atau aliran air, pasar, sekolah,posyandu, puskesmas, jalan raya, dan sebagainya.

b) Peta sumberdaya alam desa. Peta ini dilakukan untuk mengenal dan mengamati secara lebihtajam mengenai potensi sumberdaya alam serta permasalahannya, etrutama sumberdayapertanian. Yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah kebun, hutan, sumber air pertanian, dansumberdaya pertanian lainnya. Seringkali lokasi kebun dan lahan pertanian lainnya milikmasyarakat berada di batas dan luar desa, sehingga peta sumberdaya alam ini dapat sampai keluar desa.

c) Peta khusus (topikal). Peta dibuat untuk menggali aspek tertentu dalam sebuah wilayah sepertipertanian, kehutanan, peternakan, perikanan, ekonomi, keagamaan, kemasyarakatan, pendidikan,kesehatan (misalnya peta khusus penyebaran kebun dan lahan pertanian, peta khusus pemukimandan penyebaran penduduk berdasarkan kelas-kelas sosial, pemetaan penyebaran hama tikus,

3/30/2019 MENGENAL PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)

malut.litbang.pertanian.go.id/index.php/publikasi/buku/178-mengenal-participatory-rural-appraisal-pra?tmpl=component&print=1&page= 18/39

pemetaan penyebaran penyakit tertentu, pemetaan rumah-rumah ibu hamil /menyusui dan anak-anak balita, dan sebagainya. Yang dikaji antara lain adalah berbagai sumberdaya yang ada,berbagai masalah, serta harapan-harapan masyarakat mengenai keadaan tersebut.

Untuk kegiatan pemetaan yang bertujuan menggali informasi yang bersifat umum, akan lebih baikbila dihadiri oleh anggota masyarakat dari berbagai lapisan, tua muda, laki-laki dan perempuan,kaya dan miskin, penguasa dan rakyat biasa. Untuk kegiatan pemetaan yang topiknya spesifikkadang-kadang perlu sumber informasi tertentu yang dianggap memiliki pengetahuan tentanginformasi yang bersangkutan. Berbagai jenis peta di kantor desa yang telah ada dapatdimanfaatkan sebagai data sekunder.

Kajian pemetaan desa memiliki beberapa tujuan:

1. Memfasilitasi masyarakat untuk mengungkapkan keadaan desa dan lingkungannya sendiri, seperti:

§ Lokasi sumber daya dan batas-batas suatu wilayah tertentu, misalnya dimana letak kawasan hutan, kebun-kebun, dan sebagainya.

§ Keadaan jenis-jenis sumberdaya yang ada di desa, baik masalah-masalah maupun potensi-potensinya.

2. Memfasilitasi masyarakat untuk mengkaji perubahan-perubahan keadaan yang terjadi dari sumberdayamereka, yaitu mengenai sebab-sebab dan akibat-akibat dari perubahan tersebut.

Manfaat kajian pemetaan desa

Bagi 'orang dalam' (masyarakat). Masyarakat telah turun-temurun hidup dan bekerja diwilayahnya, sehingga mereka jarang memikirkan kembali seluruh keadaan lingkungannya karenatelah terlalu terbiasa. Dengan membuat peta, masyarakat 'mengambil jarak' dari lingkungannya. Mereka dapat merenungkan dan memikirkan kembali keadaan-keadaan yang dipetakan itu, sertamerencanakan arah perubahan.

Bagi 'orang luar', pemetaan bermanfaat untuk mengetahui gambaran tentang keadaan wilayah,termasuk berbagai kejadian, masalah, hambatan, dan sumberdaya yang ada di masyarakat. Selain itu pembuatan peta akan membantu orang luar untuk menyelami cara berpikir masyarakatdesa, prioritas-prioritas mereka, alasan-alasan mereka melakukan sesuatu, cara mereka mengatasimasalah, dan sebagainya.

Manfaat-manfaat pemetaan yang lain adalah:

3/30/2019 MENGENAL PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)

malut.litbang.pertanian.go.id/index.php/publikasi/buku/178-mengenal-participatory-rural-appraisal-pra?tmpl=component&print=1&page= 19/39

Kegiatan pemetaan bersama masyarakat dapat menimbulkan partisipasi yang sangat baik karenakegiatan ini cukup mudah dan mengasyikkan dilakukan oleh berbagai lapisan masyarakat. dengandemikian, kegiatan pemetaan juga merupakan bagian dari proses penyadaran masyarakat.Pemetaan untuk pengenalan tata batas dapat bermanfaat dalam usaha-usaha mengatasipersengketaan mengenai tata batas yang sering terjadi dalam masyarakat.Dalam proses PRA secara umum, informasi yang diperoleh dari kegiatan pemetaan dapat menjadidasar bagi pemilihan dan penggalian informasi dengan teknik-teknik PRA lainnya.Biasanya pemetaan dilakukan sebagai dasar perencanaan program yang akan dilakukan. Jugadapat dilakukan untuk keperluan evaluasi program di waktu-waktu mendatang. Hasil pencatatan(dokumentasi) kegiatan pemetaan tersebut, bila dilakukan beberapa kali dengan selang waktuyang cukup, merupakan salah satu media yang akan banyak membantu evaluasi perkembanganprogram.

Langkah-langkah penerapan pemetaan desa

1) Jelaskan maksud dan proses pemetaan yang akan dilakukan.

2) Diskusikan tentang jenis-jenis sumberdaya yang ada di desa, dan lokasi-lokasi sumberdaya tersebut. Setelah cukup tergambarkan, sepakatilah bersama peserta:

Jenis-jenis sumberdaya penting yang akan dicantumkan ke dalam peta serta perlu didiskusikan lebih lanjutSimbol setiap jenis sumberdaya yang dicantumkan ke dalam peta, baik berupa gambar-gambar sederhanayang mudah dikenali maupun simbol dengan bahan-bahan lokal yang tersedia (biji jagung, kerikil, daunsingkong, dan sebagainya).

3) Mintalah masyarakat untuk mulai membuat peta baik di atas tanah maupun di atas kertas lebar yangditempelkan di dinding dengan cara berikut:

§ Pembuatan peta ini dimulai dari tempat-tempat tertentu (titik awal) yang diinginkan masyarakat. Titikawal ini biasanya berupa tempat-tempat yang mudah dikenal, seperti rumah ibadah, sekolah, kantor desa,persimpangan jalan utama, lapangan, rumah kepala desa, sungai utama, dan sebagainya.

§ Setelah lokasi-lokasi utama dipetakan, kemudian peta itu dilengkapi dengan detail-detail yang lain sepertijalan setapak, sungai-sungai kecil, batas dusun, dsb.

§ Lengkapi peta tersebut dengan detail-detail khusus yang sesuai dengan jenis peta yang akan dibuat,misalnya untuk pembuatan peta mengenai sumberdaya alam yang perlu digambarkan dengan teliti adalahlahan-lahan pertanian, lahan-lahan kritis, hutan, ladang, ladang penggembalaan, dan sebagainya.

§ Perhatikan proses terjadinya peta/model. Apabila masih terdapat hal-hal yang terlewatkan, ajukanlahpertanyaan-pertanyaan yang dapat menghidupkan diskusi. Pastikan bahwa informasi yang diperoleh melaluipeta sudah cukup memadai.

4) Cantumkanlah di sudut peta, simbol-simbol beserta artinya atau penjelasan lain untuk memahami gambar.

3/30/2019 MENGENAL PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)

malut.litbang.pertanian.go.id/index.php/publikasi/buku/178-mengenal-participatory-rural-appraisal-pra?tmpl=component&print=1&page= 20/39

5) Setelah peta selesai, lakukan diskusi lebih lanjut, mengenai:

Bagaimana keadaan sumberdaya dan apa masalah-masalah yang terjadi dengan sumberdaya tersebutApa akibat dari perubahan-perubahan dan masalah-masalah tersebut terhadap kehidupan masyarakatApakah terdapat hubungan sebab akibat diantara perubahan-perubahan tersebut.

6) Catatlah seluruh masalah, potensi, dan infromasi yang muncul dalam diskusi dengan cermat,sebab hasil penggalian ini akan menjadi bahan bagi kegiatan penerapan teknik PRA yang lain.

7) Dokumentasi peta yang dihasilkan merupakan bahan acuan di kemudian hari. Jika peta dibuatdi atas tanah, maka perlu digambar kembali pada kertas. Pada saat menyalin peta, gambar dapatdilengkapi dengan rincian tambahan, memberinya keterangan nama-nama tempat, pemberiantanda untuk mata angain dan nama tempat /dusun.

8) Cantumkan pada sudut peta, peserta, pemandu, tempat dan tanggal dilangsungkannya diskusi.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan teknik pemetaan:

a. Waktu. Pemetaan di atas tanah membutuhkan waktu cukup lama (sebaiknya tidak lebih 3—4jam), tergantung topik-topik yang didiskusikan. Pembuatan model/maket akan membutuhkanwaktu yang lebih lama jika bahan-bahan belum dipersiapkan oleh tim pemandu sebelumnya.

b. Tempat. Persiapan yang lain adalah persiapan lokasi kegiatan. Untuk pemetaan di atas tanah,siapkan tempat yang cukup luas, yang kira-kira dapat menampung jumlah peserta diskusi. Tempat kegiatan sebaiknya cukup teduh dan datar, tidak berbatu agar mudah digambar danmudah diamati, dan tidak berair. Perlu dipertimbangkan juga bahwa pembuatan peta di luarruangan mungkin dapat terganggu oleh hujan, panas, dan angin. Jangan lupa mengikutsertakanmasyarakat dalam meilih lokasi.

c. Skala. Akan sangat baik jika peta yang dihasilkan dapat mendekati keadaan yang sebenarnya. Namun, sebagai sarana diskusi, peta cukup dibuat sederhana saja. Skala hanya diperkirakan saja,tidak perlu terlalu mutlak tetapi perbandingan cukup masuk akal.

5. Teknik Penelusuran Desa/Lokasi (Transect)

Hubungan antara manusia dengan lingkungan alam bagi masyarakat pedesaan sangat erat. Matapencaharian mereka umumnya mengolah alam secara langsung, sehingga keadaan alam dansumberdaya akan sangat menentukan keadaan mereka. Tingkat kesuburan tanah, ketersediaanair dan curah hujan sangat menentukan kegiatan pertanian masyarakat desa. Eratnya hubungantimbal balik antara kehidupan masyarakat dan lingkungan alam menyebabkan hal ini perludipahami dalam mengembangkan program bersama masyarakat. Dengan teknik pemetaandiperoleh gambaran keadaan sumberdaya alam masyarakat beserta masalah-masalah, perubahan-perubahan keadaan, potensi-potensi yang ada; sedangkan untuk mengamati secara langsungkeadaan lingkungan dan sumberdaya tersebut, dipergunakan teknik penelusuran lokasi (transect).

Pengertian

3/30/2019 MENGENAL PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)

malut.litbang.pertanian.go.id/index.php/publikasi/buku/178-mengenal-participatory-rural-appraisal-pra?tmpl=component&print=1&page= 21/39

Secara harfiah, transek berarti gambar irisan muka bumi. Pada awalnya, transek dipergunakanoleh para ahli lingkungan untuk mengenali dan mengamati wilayah-wilayah ekologi (pembagianwilayah lingkungan alam berdasarkan sifat khusus keadaannya). Dalam pendekatan partisipatif,teknik penelusuran lokasi (transek) merupakan teknik PRA untuk melakukan pengamatan langsunglingkungan dan sumberdaya masyarakat, dengan cara berjalan menelusuri wilayah desa mengikutisuatu lintasan tertentu yang disepakati. Hasil pengamatan dan lintasan tersebut, kemudiandituangkan ke dalam bagan atau gambar irisan muka bumi untuk didiskusikan lebih lanjut.

Jenis-jenis transek

Berdasarkan jenis informasi (topik kajian), jenis transek mirip dengan pembuatan peta desa:

A. Transek sumberdaya desa (umum)

Penelusuran desa adalah pengamatan sambil berjalan melalui daerah pemukiman desa gunamengamati dan mendiskusikan berbagai keadaan. Keadaan-keadaan yang diamati yaitupengaturan letak perumahan dan kondisinya, pengaturan halaman rumah, pengaturan air bersihuntuk keluarga, keadaan sarana MCK, sarana umum desa (sekolahan, toko, tiang listrik, gapuradesa, puskesmas, lapangan olah raga, dsb), juga lokasi kebun dan sumberdaya pertanian secaragaris besar. Kajian transek ini terarah terutama pada aspek-aspek umum pemukiman desatersebut dan sarana-sarana yang dimiliki desa; sedangkan keadaan sumberdaya alam dibahassecara garis besarnya saja. Kajian ini akan sangat membantu dalam mengenal desa secara umumdan beberapa aspek lainya dari wilayah pemukiman yang kurang diperhatikan.

B. Transek sumberdaya alam

Transek ini dilakukan untuk mengenal dan mengamati secara lebih tajam mengenai potensisumberdaya alam serta permasalahan-permasalahan-nya, terutama sumberdaya pertanian. Seringkali, lokasi kebun dan lahan pertanian lainnya milik masyarakat berada di batas dan luardesa, sehingga transek sumberdaya alam ini bisa sampai ke luar desa.

Informasi-informasi yang biasanya muncul antara lain:

Bentuk dan keadaan permukaan alam (topografi), termasuk kedalamnya adalah kemiringan lahan, jenis tanahdan kesuburannya, daerah tangkapan air dan sumber-sumber air (sungai, mata air, sumur).Pemanfaatan sumberdaya tanah (tataguna lahan), yaitu untuk wilayah pemukiman, kebun, sawah, ladang,hutan, bangunan, jalan, padang penggembalaan, dan sebagainya.Pola usahatani, mencakup jenis-jenis tanaman penting dan kegunaannya (tanaman pangan, tanaman obat,pakan ternak, dsb), produktivitas lahan dan hasilnya, dan sebagainya.Teknologi setempat dan cara pengelolaan sumberdaya alam termasuk teknologi tradisional misalnyateknologi penahan erosi dari batu, kayu; pemeliharaan ternak, budidaya tanaman, sistem pengelolaan air, dansebagainya.Pemilikan sumberdaya alam, biasanya terdiri dari milik perorangan, milik adat, milik desa, milikpemerintah/negara.

3/30/2019 MENGENAL PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)

malut.litbang.pertanian.go.id/index.php/publikasi/buku/178-mengenal-participatory-rural-appraisal-pra?tmpl=component&print=1&page= 22/39

Kajian lebih lanjut yang dilakukan antara lain: (a) Kajian mata pencaharian yang memanfaatkansumberdaya tersebut, baik oleh pemilik maupun bukan. (b) Kajian mengenai hal-hal lain yangmempengaruhi pengelolaan sumberdaya, seperti perilaku berladang dan tatacara adat dalampengelolaan tanah, pengelolaan air, peraturan memelihara ternak, upacara panen, dansebagainya.

C. Transek topik-topik lain

Transek juga bisa dilakukan untuk mengamati dan membahas topik-topik khusus, seperti halnyadengan pembuatan peta desa. Misalnya, transek yang dilakukan khusus untuk mengamati saranakesehatan dan kondisi kesehatan lingkungan desa, transek wilayah persebaran hama penyakit,atau transek khusus untuk mengamati sumber air dan sistem pengelolaan aliran air irigasi, dansebagainya.

Berdasarkan Lintasan, transek dapat dibedakan menjadi:

A. Transek lintasan garis lurus

Di tempat dan masyarakat berkumpul untuk melakukan penelusuran lokasi, dibahas dan ditetapkan lintasanyang akan dilakukan. Kegiatan penelusuran lokasi ini bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut:

(1) Berjalan mengikuti garis atau mengikuti jalan utama dan jalan-jalan di pemukiman, di wilayah pertanian,dan di berbagai bagian wilayah yaang ingin diamati keadaannya (dengan demikian, lintasan yang sebenarnyatentu saja tidak benar-benar berupa garis lurus).

(2) Berjalan mulai dari titik terendah sampai ke titik tertinggi atau sebaliknya dari titik tertinggi ke titikterendah (biasanya dilakukan untuk membandingkan kondisi lahan dan jenis usaha pertanian yang dilakukanpada tingkat ketinggian yang berbeda di wilayah dataran tinggi).

B. Transek lintasan bukan garis lurus

Kegiatan ini dilakukan dengan perjalanan yang mengabaikan lintasan jalan yang ada. Yangmenentukan adalah letak-letak atau lokasi pengamatan yang telah direncanakan sebelumnya. Dengan demikian, perjalanan dimulai dari lokasi yang paling dekat ke paling jauh. Arahperjalanan untuk mencapai lokasi-lokasi yang akan diamati tersebut dapat dilakukan denganbeberapa kemungkinan, yaitu: berkelak-kelok (zig-zag); bisa pulang pergi atau juga berputar; ataumenyapu semua arah. Berdasarkan pengalaman, cara ini memberikan suatu hasil yang lebihmenyeluruh daripada melintas lokasi mengikuti garis lurus.

C. Transek lintasan saluran air (sumber air)

Penelusuran ini dilakukan dengan berjalan mengikuti aliran air secara sistematis untuk menyusurialiran air atau tepian sungai. Pengamatan dilakukan terhadap daerah di sepanjang saluran airatau tepian sungai untuk mengkaji penataan sumber air bagi pertanian dan memperoleh informasitentang pengelolaan daerah aliran sungai yang dilakukan oleh para petani.

3/30/2019 MENGENAL PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)

malut.litbang.pertanian.go.id/index.php/publikasi/buku/178-mengenal-participatory-rural-appraisal-pra?tmpl=component&print=1&page= 23/39

Tujuan transek (penelusuran lokasi) adalah untuk memfasilitasi masyarakat agar mendiskusikankeadaan sumberdaya-sumberdaya dengan cara mengamati langsung hal yang didiskusikan dilokasinya. Hal-hal yang biasanya didiskusikan adalah:

§ Masalah-masalah pemeliharaan sumberdaya pertanian, seperti erosi, kurangnya kesuburantanah, hama dan penyakit tanaman, pembagian air, penggundulan hutan, dan sebagainya.

§ Potensi-potensi yang tersedia.

§ Pandangan dan harapan-harapan para petani mengenai keadaan-keadaan tersebut.

§ Hal lain yang disesuaikan dengan jenis transek dan topik bahasan yang dipilih untuk diamati.

Manfaat penelusuran lokasi (transek)

Bagi orang dalam (masyarakat) penelusuran lokasi akan menimbulkan perasaan senang karenamereka dapat memperkenalkan langsung pekerjaan, keadaan, pengetahuan dan keterampilanmereka kepada sesama petani dan orang luar.

Bagi orang luar, transek dapat membantu untuk melihat dengan jelas mengenai kondisi alam danrumitnya sistem pertanian dan pemeliharaan sumberdaya alam yang dijalankan oleh masyarakat. Selain itu kita dapat belajar tentang cara masyarakat dalam memanfaatkan sumberdaya alam.

Dalam perencanaan program, transek dipergunakan untuk observasi langsung bagi kegiatanpenjajagan kebutuhan dan potensi, sedangkan dalam evaluasi program teknik ini dapatdimanfaatkan untuk mengetahui fakta-fakta dan perubahan yang telah terjadi.

Langkah-langkah penerapan

A. Persiapan

Persiapan pelaksanaan kegiatan transek yang sebaiknya secara khusus diperhatikan adalahmempersiapkan tim dan masyarakat yang akan ikut, termasuk menentukan kapan dan dimanaakan berkumpul. Juga dipersiapkan berbagai alat tulis, kertas lebar (kertas plano), karton warna-warni, kertas berwarna, lem, spidol berwarna, dan bekal makanan minuman secukupnya.

Peserta terdiri dari tim PRA dan masyarakat, biasanya terdapat anggota masyarakat yang menjadipenunjuk jalan. Tim PRA sebaiknya memiliki anggota atau narasumber yang memahami hal-halyang sudah diperkirakan akan dikaji dalam kegiatan transek ini, terutama masalah-masalah teknispertanian.

B. Pelaksanaan

3/30/2019 MENGENAL PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)

malut.litbang.pertanian.go.id/index.php/publikasi/buku/178-mengenal-participatory-rural-appraisal-pra?tmpl=component&print=1&page= 24/39

Sebelum berangkat, bahas kembali maksud dan tujuan kegiatan penelusuran lokasi serta proseskegiatan yang akan dilakukan.Sepakati bersama peserta, lokasi-lokasi penting yang akan dikunjungi serta topik-topik kajian yangakan dilakukan. Setelah itu sepakati lintasan penelusuran.Sepakati titik awal perjalanan (lokasi pertama), biasanya diambil dari titik terdekat dengan kitaberada pada saat itu.Lakukan perjalanan dan amati keadaan di sepanjang perjalanan. Biarkan petani (masyarakat)menunjukkan hal0hal yang dianggap penting untuk diperlihatkan dan dibahas keadaannya. Diskusikan keadaan sumberdaya tersebut dan amati dengan seksama.Buatlah catatan-catatan hasil diskusi di setiap lokasi (tugas anggota tim PRA).

C. Setelah perjalanan

Bisa saja selama berhenti di lokasi-lokasi tertentu, gambar bagan transek dibuat untuk setiapbagian lintasan yang sudah ditelusuri, namun yang sering terjadi adalah pembuatan bagan setelahseluruh lintasan ditelusuri. Langkah-langkah kegiatannya adalah sebagai berikut:

Jelaskan cara dan proses membuat bagan.

Sepakati lambang atau simbol-simbol yang akan dipergunakan untuk menggambar bagan transek. Catat simbol-simbol tersebut beserta artinya di sudut kerta. Pergunakan spidol berwarna agarjelas dan menarik.

Mintalah masyarakat untuk menggambarkan bagan transek berdasarkan hasil lintasan yang telahdilakukan. Buatlah dengan bahan atau cara yang mudah diperbaiki atau dihapus karena akanbanyak terjadi koreksi.

Selama penggambaran, tim PRA mendampingi karena pembuatan irisan ini cukup sulit terutamamengenai: perkiraan ketinggian (naik turun permukaan bumi), perkiraan jarak antara satu lokasidengan lokasi lain.

Pergunakan hasil gambar transek tersebut untuk mendiskusikan lebih lanjut permasalahan,potensi, serta harapan-harapan masyarakat mengenai semua informasi bahasan.

Buatlah catatan-catatan hasil diskusi tersebut (tugas anggota tim PRA).

Cantumkan nama-nama atau jumlah peserta, pemandu, tanggal dan tempat pelaksanaan diskusi.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan penelusuran lokasi (transek). Pertama, masalah waktu. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada pagi hari supaya cuaca masihsejuk dan segar, karenanya sebelum pelaksanaan dibuat kesepakatan dengan masyarakat yangbiasanya bekerja di lahannya pagi hari. Kegiatan ini memerlukan waktu 2—3 jam perjalanan,tergantung panjang lintasan yang ditelusuri dan kondisi lintasan, ditambah waktu 2—3 jampembuatan bagan dan diskusi lanjutan. Waktu kegiatan yang cukup panjang memerlukankesepakatan dan persiapan; meskipun dapat juga diskusi dilakukan tidak langsung atau padapertemuan berikutnya. Kedua, kondisi cuaca (hujan) akan merupakan hambatan yang cukup

3/30/2019 MENGENAL PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)

malut.litbang.pertanian.go.id/index.php/publikasi/buku/178-mengenal-participatory-rural-appraisal-pra?tmpl=component&print=1&page= 25/39

serius. Oleh karena itu faktor cuaca harus benar-benar diperhatikan sebelum melaksanakankegiatan penelusuran lokasi.

6. Pembuatan Sketsa Kebun

Usaha-usaha pengembangan masyarakat, terutama di daerah-daerah pertanian sering dimulai darikegiatan di lahan petani. Para ahli dari 'luar' umumnya menganjurkan penerapan berbagai jenistanaman baru dan perubahan pola tanam yang diyakini lebih baik hasilnya, tanpamempertimbangkan sisipandang dan pengetahuan petani. Pendekatan seperti ini banyak yangkurang berhasil dan banyak menimbulkan masalah. Teknologi moderen ternyata belum tentucocok dengan kondisi dan kebutuhan petani di lokasi tertentu. Dengan demikian memahamikeadaan lahan (kebun) serta teknologi pertanian lokal secara cukup mendalam merupakan dasarpertama dalam usaha pengembangan pertanian. Pembuatan sketsa kebun bersama petanimerupakan salah satu usaha ke arah itu.

Pengertian

Teknik pembuatan sketsa kebun merupakan teknik PRA yang memfasilitasi pengkajian berbagaiaspek pengelolaan kebun di wilayah atau desa yang bersangkutan. Hasil kajian tersebutdigambarkan dalam bentuk sketsa atau peta kebun yang meperlihatkan berbagai aspekpengelolaan kebun tersebut terutama pola tanam dan teknologi yang diterapkan.

Dari pembuatan sketsa kebun akan didapatkan berbagai informasi baik informasi fisik maupun nonfisik. Informasi fisik yang didapatkan antara lain pola tanam, luas lahan, jenis-jenis tanaman,praktik konservasi, tata letak bangunan dan sarana prasarana, pembagaian lahan untuk tanamankeras, tanaman pangan, dan sebagainya. Informasi non fisik yang kita dapatkan antara lain: pendapatan yang diperoleh dari penjualan hasil kebun, pembinaan dan penyuluhan yangdiperlukan dan yang pernah didapatkan, teknologi pertanian yang bersifat lokal beserta hasilnyadari masa lampau sampai sekarang, tenaga kerja dan pemasaran hasil, serta informasi khsusus seperti masalah status tanah terutama yang menyangkut kepemilikan lahan oleh lembaga adatdan pemerintah.

Tujuan dan manfaat kajian sketsa kebun

Teknik ini bertujuan untuk mengkaji keadaan dan pengelolaan kebun, antara lain mengenai: (a)keadaan berbagai aspek kebun (misalnya, kesuburan tanahnya, ketersediaan airnya, polatanamnya, teknologi pengelolaannya, dsb; (b) masalah-masalah yang terjadi di dalampengelolaan kebun, apa penyebabnya dan apa akibatnya; (c) bagaimana cara petani mencarijalan keluar.

Adapaun manfaat kajian sketsa kebun dapat dibedakan menjadi dua. Bagi orang dalam (petani):

§ pembuatan sketsa kebun bersama pemandu dari luar dan rekan petani yang lain, merupakankesempatan untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain;

3/30/2019 MENGENAL PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)

malut.litbang.pertanian.go.id/index.php/publikasi/buku/178-mengenal-participatory-rural-appraisal-pra?tmpl=component&print=1&page= 26/39

§ petani juga memiliki kesempatan untuk mengambil jarak dari kebun yang sudah begitu akrabbaginya, dan memikirkan kembali keadaan kebun itu untuk mempertimbangkan penyempurnaan dikemudian hari;

§ teknik ini dapat membantu menggerakkan proses penyadaran dan menumbuhkan motivasiuntuk lebih banyak belajar dari orang lain.

Bagi orang luar:

o teknik ini sangat membantu proses perencanaan kegiatan pertanian, baik untuk tingkat keluargaatau yang lebih luas lagi, di tingkat dusun dan desa;

o sketsa kebun juga dapat dimanfaatkan sebagai alat bantu untuk kegiatan perencanaan kebun,yaitu dengan menggambarkan kebun yang dicita-citakan oleh petani lalu menentukan langkah-langkah kegiatan untuk mencapai cita-cita tersebut;

o teknik ini dapat dipakai untuk kegiatan pemantauan program pertanian, yaitu dengan melakukanpenggambaran di sebuah lokasi yang sama secara berkala dan membandingkan sketsa-sketsatersebut.

Langkah-langkah penerapan

A. Persiapan

Perisapan khsusus untuk kegiatan pembuatan sketsa kebun adalah pengamatan awal (observasi)terhadap kebun-kebun yang terdapat di lokasi. Hal ini bisa dilakukan pada saat melakukanpnelusuran lokasi (transek). Dalam persiapan ini, tim PRA bersama masyarakat menetapkankriteria lokasi/kebun yang akan dikaji. Kriteria yang sering dipergunakan dalam menetapkankebun-kebun yang akan diamati adalah:

§ Kebun tersebut mewakili keadaan kebun-kebun lain pada umumnya di desa dan menunjukkanadanya keanekaragaman cara pengelolaan;

§ Kebun itu merupakan kebun terbaik yang ada di desa (karena adopsi teknologi) atau sebaliknyakebun yang paling jelek (banyak masalah) yang ada di desa.

Proses pemilihan bersam juga akan memperkecil timbulnya bias dari pihak masyarakat ataupemerintah desa yang mungkin akan memperlihatkan kebun-kebun percontohan saja.

B. Pelaksanaan

Sebelum berangkat ke kebun yang akan digambar, bahas kembali maksud dan tujuan kegiatanpembuatan sketsa kebun serta proses kegiatan yang akan dilakukan.

Sepakati bersama peserta, kebun mana yang akan didatangi. Setelah sampai lokasi, pesertakerkeliling kebun untuk mengamati dan membahas secara umum keadaan kebun.

3/30/2019 MENGENAL PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)

malut.litbang.pertanian.go.id/index.php/publikasi/buku/178-mengenal-participatory-rural-appraisal-pra?tmpl=component&print=1&page= 27/39

Setelah selesai pengamatan, peserta berkumpul untuk memulai pembuatan sketsa kebun. Sepakati dulu simbol-simbol yang akan dipergunakan di dalam sketsa. Catatlah simbol-simboltersebut beserta maknanya pada susdut kertas. Gunakan spidol berwarna agar lebih jelas.

Mintalah masyarakat untuk membuat sketsa kebun tersebut sambil mendiskusikannya. Pertamakali adalah penentuan batas-batas lokasi kebun dan penentuan arah mata angin. Setelah itu barudilengkapi berbagai aspek kebun atau segala sesuatu yang yang terdapat di lokasi tersebut.

Dengan menggunakan hasil gambar gunakan sebagai alat bantu, analisis lebih mendalamdilakukan.

Catatlah seluruh proses diskusi dan informasi yang dikaji selama diskusi berlangsung (olehanggota tim PRA).

Cantumkan nama-nam atau jumlah peserta, nama pemandu, tanggal dan tempat pelaksanaandiskusi di sudut gambar.

7. Pembuatan Bagan Hubungan Kelembagaan (Diagram Venn)

Dalam setiap masyarakat pasti terdapat berbagai lembaga, baik lembaga adat/tradisional yangtumbuh dan berkembang di dalam masyarakat itu sendiri, maupun lembaga-lembaga dari 'luar',seperti lembaga pemerintah atau swasta. Ada lembaga yang bersifat longgar (perkumpulan ataukelompok), ada pula lembaga-lembaga yang organisasinya jelas (pemerintahan desa).

Salah satu hal yang penting dipertimbangkan dalam usaha pengembangan masyarakat adalahpemanfaatan potensi lembaga-lembaga tersebut. Oleh karenanya, keberadaan dan tingkatpenerimaan masyarakat terhadap lembaga-lembaga tersebut perlu diperhitungkan dalam setiapusaha pengembangan masyarakat. Teknik diagram Venn merupakan teknik PRA yang seringdipergunakan untuk melihat hubungan berbagai lembaga yang terdapat di desa, sehingga diagramini dikenal sebagai 'bagan hubungan kelembagaan'.

Pengertian

Teknik pembuatan bagan hubungan kelembagaan merupakan teknik PRA yang digunakan untukmemfasilitasi kajian hubungan antara masyarakat dengan lembaga-lembaga yang terdapat dilingkungannya. Hasil pengkajian dituangkan ke dalam diagram Venn (sejenis diagram lingkaran,diadaptasi dari disiplin ilmu matematika), yang akan menunjukkan besarnya manfaat, pengaruhdan dekatnya hubungan suatu lembaga dengan masyarakat.

Informasi yang dikaji dalam pembuatan bagan hubungan kelembagaan adalah:

a. Lembaga secara umum, yaitu informasi mengenai semua lembaga yang berhubungan denganmasyarakat desa, baik yang berada di dalam desa tersebut, maupun yang berada di luar desa,tetapi berhubungan dengan desa (misalnya puskesmas di kecamatan). Jenis lembaga yang dikajiadalah: lembaga-lembaga lokal (tradisional), lembaga-lembaga pemerintah (misal pemerintahandesa, puskesmas, KUD, dsb), lembaga-lembaga suasta, misalnya lembaga swadaya masyarakat.

3/30/2019 MENGENAL PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)

malut.litbang.pertanian.go.id/index.php/publikasi/buku/178-mengenal-participatory-rural-appraisal-pra?tmpl=component&print=1&page= 28/39

b. Lembaga-lembaga khusus, yaitu informasi mengenai lembaga-lembaga tertentu, misalnyalembaga yang kegiatannya berhubungan dengan pertanian saja, kesehatan saja, lembaga adat,dsb.

Sumber informasi utama adalah warga masyarakat, terutama mereka yang secara langsung atautidak langsung mempunyai pengalaman yang menyangkut lembaga-lembaga yang bersangkutan. Informasi dari masyarakat dapat dicek silang dengan informasi dari pengelola lembaga yangbersangkutan. Sementara itu, data sekunder dapat juga digunakan sebagai perbandingan.

Tujuan dan manfaat kajian bagan hubungan kelembagaan

Kajian bagan hubungan kelembagaan bertujuan:

a. Memfasilitasi diskusi masyarakat mengenai keberadaan, manfaat dan peranan berbagailembaga di desa.

b. Memfasilitasi diskusi masyarakat mengenai saling hubungan diantara lembaga-lembagatersebut.

c. Memfasilitasi diskusi masyarakat mengenai keterlibatan berbagai kelompok masyarakat di dalamkegiatan kelembagaan tersebut.

Adapun manfaat kajian bagan hubungan kelembagaan, dapat dibedakan menjadi dua:

a. Bagi orang dalam (masyarakat). Diskusi ini akan lebih memperkenalkan keberadaan lembaga-lembaga di desa karena seringkali lembaga-lembaga luar hanya dikenal oleh sebagian kecilmasyarakat yang terlibat. Diskusiini juga berguna untuk membahas peningkatan berbagailembaga. Setelah mendiskusikan permasalahan dalam hubungan masyarakat dengan lembagatersebut, kemudian mengkaji harapan-harapan mereka mengenai kegiatan lembaga dan bentukhubungan yang sesuai dengan harapan tersebut.

b. Bagi orang luar. Kita bisa memahami cara masyarakat membuat urutan prioritas terhadapkegiatan lembaga-lembaga tersebut dan penilaian mereka tentang sumbangan yang diberikannyakepada masyarakat desa. Bagi lembaga luar yang telah menyelenggarakan program, informasiyang terungkap dapat menjadi umpan balik yang bermanfaat dalam memperbaiki pelayananlembaganya pada masyarakat; sedangkan bagi yang sedang menjajagi kemungkinanpengembangan program, kajian ini menjadi bahan acuan bagi kemungkinan kerjasama dalammembuat kegiatan.

8. Kajian Mata Pencaharian

Dalam suatu masyarakat, pengambilan keputusan dalam meilih mata pencaharian atau prgantianmata pencaharian terjadi berdasarkan pengaruh tata-nilai masyarakat. hal itu juga dipengaruhioleh keinginan baru yang terbentuk darai pertambahan wawasan dan pengalaman, dan usahauntuk memeperbaiki keadaan.

3/30/2019 MENGENAL PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)

malut.litbang.pertanian.go.id/index.php/publikasi/buku/178-mengenal-participatory-rural-appraisal-pra?tmpl=component&print=1&page= 29/39

Mata pencaharian atau pekerjaan merupakan kegiatan mendasar masyarakat manapun untukkelangsungan hidupnya, baik itu menghasilkan kebutuhan hidup sendiri, maupun untuk pertukaranatau diperjualbelikan dengan orang lain. Bila suatu program menganggap bahwa aspek matapencaharian peserta akan dijadikan salah satu titik masuk untuk tujuan pengembanganmasyarakat, maka diperlukan suatu cara yang mampu menyerap pandangan masyarakat tentangpengembangan mata pencaharian mereka. Hal ini akan mendasari bagi pengembanganperencanaan program.

Pengertian

Teknik kajian mata pencaharian adalah teknik PRA yang digunakan memfasilitasi diskusi mengenaiberbagai aspek mata pencaharian masyarakat. jenis-jenis mata pencaharian beserta aspek-aspeknya digambarkan di dalam sebuah bagan.

Informasi yang dikaji yaitu jenis-jenis kegiatan atau keterampilan masyarakat yang dapat/telahmenjadi sumber mata pencaharian, baik pertanian maupun bukan pertanian, ataupun bidang jasa.

Informasi tentang berbagai aspek mata pencaharian ini bisa didapatkan langsung dari wargamasyarakat, tetapi akan lebih baik bila dilakukan oleh para pelaku mata pencaharian yangbersangkutan. Selain itu, analisis kita bisa dilengkapi dengan data sekunder dari kantor desasetempat.

Tujuan dan manfaat

Tujuan kajian mata pencaharian adalah memfasilitasi diskusi masyarakat mengenai berbagai aspekdari mata pencaharian masyarakat, baik yang dilakukan di dalam desa maupun ke luar desa. Tujuan khusus yang kadangkala perlu diperhatikan adalah perubahan-perubahan jenis pekerjaanyang berkembang di masyarakat dengan terjadinya pembangunan.

Aspek-aspek kajian tersebut antara lain: jumlah orang yang melakukan setiap jenis pekerjaan,keadaan-keadaan mata pencaharian tersebut memenuhi kebutuhan atau tidak, keadaan pasar danpemasaran, ketersediaan dan keadaan bahan baku untuk usaha, ketersediaan dan keadaan tenagakerja baik perempuan maupun laki-laki dan keterampilannya, serta tingkat pendapatanmasyarakat.

Adapun manfaat kajian mata pencaharian dapat ditinjau dari dua sisi:

a. Bagi orang dalam. Diskusi ini menjadi ajang tukar pemikiran tentang kelayakan kegiatan ataumata pencahariannya pada saat ini. Diskusi ini dapatjuga memunculkan tentang jenis kegiatanyang layak dan dapat dikembangkan di masa yang akan datang.

b. Bagi orang luar. Hasil kajian ini menjadi dasar yang penting bagi pengembangan kegiatan yangsesuai dengan kebutuhan dasar masyarakat yaitu peningkatan pendapatan berdasarkan potensiusaha yang ada.

Langkah-langkah penerapan

3/30/2019 MENGENAL PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)

malut.litbang.pertanian.go.id/index.php/publikasi/buku/178-mengenal-participatory-rural-appraisal-pra?tmpl=component&print=1&page= 30/39

A. Persiapan

Pengetahuan awal pemandu tentang jenis-jenis mata pencaharian akan sangat membantu dalammengajukan pertanyaan-pertanyaan kritis yang tepat untuk memandu diskusi. Oleh karenanyasebaiknya data sekunder tentang mata pencaharian dikaji juga akan membantu apabila pemandutelah mengamati lingkungan dan kegiatan-kegiatannya.

B. Pelaksanaan

Jelaskan maksud dan proses pelaksanaan kegiatan.

Ajak masyarakat untuk mendiskusikan jenis-jenis pekerjaan atau mata pencaharian yang ada didesa. Mintalah peserta untuk menuliskan semuanya di dalam kertas besar (plano) yang ditempeldi dinsing. Dapat juga dengan menuliskan setiap jenis pekerjaan kedalam kartu-kartu.

Bahaslah berbagai keadaan pekerjaan tersebut; misalnya pekerjaan-pekerjaan masyarakat yangpalin utama dan masalah-masalah di dalam pekerjaan-pekerjaan tersebut.

Setelah cukup tergambarkan, sepakatilah bersama peserta: tentang jenis-jenis pekerjaan yangakan dicantumkan ke dalam bagan serta perlu didiskusikan lebih lanjut; aspek-aspek kajian yangperlu dibahas tentang mata pencaharian; simbol topik-topik bahasan yang dicantumkan ke dalambagan; dan simbol untuk memberikan nilai.

Mintalah masyarakat untuk membuatkan bagan di atas kertas besar yang ditempelkan di dindingbeserta topik-topik informasi sesuai dengan hasil diskusi.

Cantumkan simbol-simbol dan artinya di sudut kerta, serta keterangan lain untuk memahamibagan.

Jika bagan mata pencaharian selesai, hasilnya dibahas kembali untuk melihat kemungkinan terjadikoreksi atau penyempurnaan. Diskusikan lebih lanjut bagan tersebut, terutama mengenaimasalah-masalah yang dihadapi serta potensi-potensi pengembangan usaha.

Catatlah seluruh masalah, potensi, dan informasi yang muncul dalam diskusi dengan cermat(tugas tim PRA).

Cantumkan nama-nama atau jumlah peserta, nama pemandu, tempat dan tanggal pelaksanaandiskusi.

9. Wawancara Keluarga Petani (Wawancara Semi Terstruktur)

Dalam metode penelitian ilmiah terdapat teknik penelitian yang paling umum dikenal yaituwawancara semi terstruktur. Wawancara semi terstruktur adalah kegiatan tanya jawab sistematisdengan warga masyarakat yang dipilih. Dalam penelitian, kegiatan ini bertujuan untukmengumpulkan data dari masyarakat.

Dalam penerapan PRA, teknik wawancara semi terstruktur juga dapat dipergunakan. Bentuk danproses wawancara dapat dijadikan lebih partisipatif dengan memberikan kesempatan

3/30/2019 MENGENAL PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)

malut.litbang.pertanian.go.id/index.php/publikasi/buku/178-mengenal-participatory-rural-appraisal-pra?tmpl=component&print=1&page= 31/39

seluasluasnya kepada masyarakat yang diwawancarai untuk mengemukakan pendapatnya. Caranya dengan membuat pertanyaan-pertanyaan semi terbuka, artinya pertanyaan tidakditentukan pilihan jawabannya, dan pertanyaan dapat diubah dan dikembangkan berdasarjawaban orang yang diwawancarai. Dalam PRA wawancara semi terstruktur lebih banyakdigunakan untuk mewawancarai keluarga petani, meskipun juga dapat diunakan untuk wawancarakelompok dan individu.

Pengertian

Teknik wawancara keluarga petani adalah teknik PRA yang dipergunakan untuk mengkaji sejumlahtopik informasi mengenai aspek-aspek kehidupan keluarga petani, yang disusun dalam pedomanwawancara. Pedoman ini sifatnya semi terbuka, karena hanya merupakan bahan acuanwawancara; artinya isi kajian dapat diubah dan disesuaikan dengan proses diskusi untuntukmencapai tujuan kajian.

Jenis wawancara semi terstruktur dan tujuannya

A. Wawancara individu/perorangan

Wawancara individu dapat dilakukan dengan sasaran informan kunci atau wawancara peroranganpilihan.

Wawancara informan kunci dilakukan jika dibutuhkan kajian dengan sumber informasi yangdianggap dimiliki oleh sumber informasi khusus. Informan kunci biasanya adalah orang yangdianggap memiliki pengalaman dan pengetahuan yang lebih luas mengenai sesuatu. Bila kitamasuk ke dalam sesuatu masyarakat yang baru, orang seperti itu akan sangat berguna sebagainarasumber pertama.

Warga masyarakat yang dapat dijadikan informan kunci adalah:

§ Orang luar yang sudah lama tinggal di desa tersebut, misalnya guru, dokter, dsb.

§ Penduduk yang memiliki kedudukan dalam masyarakat, misal sesepuh/tetua, perangkat desa,dsb.

§ Anggota masyarakat yang menonjol dan aktif terlibat dalam berbagai kegiatan organisasi didesa.

Wawancara perorangan pilihan dilakukan untuk memebrikan kesempatan kepada orang-orangtertentu untuk menyampaikan keadaan dirinya, pendangan atau pemikirannya tentang masyarakatdan lingkungannya. Hasilnya adalah berupa profil perorangan, yakni gambaran keadaanseseorang yang dianggap mewakili suatu kelompok masyarakat, misalnya buruh tani, petanipenggarap, petani kaya (tuan tanah), pengrajin, dan sebaginya.

B. Wawancara keluarga/rumah tangga petani

3/30/2019 MENGENAL PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)

malut.litbang.pertanian.go.id/index.php/publikasi/buku/178-mengenal-participatory-rural-appraisal-pra?tmpl=component&print=1&page= 32/39

Wawancara keluarga petani dilakukan untuk mengkaji berbagai aspek kehidupan keluarga petani. Hasilnya berupa profil keluarga petani, yakni gambaran keadaan suatu keluarga sebagai informasiuntuk mengetahui taraf kesejahteraan, taraf kesehatan, pendidikan, serta harapan danrencananya di masa depan. Perlu diperhatikan, di pedesaan seringkali sebuah keluarga tinggalbersama keluarga-keluarga lainnya dalam satu rumah. Yang disebut keluarga adalah hubungankerabat, yang berupa keluarga inti (bapak, ibu, anak-anak), atau keluarga besar (+ orang tua,cucu, keponakan, dsb). Yang dimaksud rumah tangga adalah unit pengelolaan perekonomian didalam keluarga. Dalam satu keluarga dapat terdiri dari sejumlah rumah tangga yang masing-masing mengelola perekonomiannya sendiri, misalnya anak atau menantu dan orang tua masing-masing mengelola rumahtangganya sendiri meskipun tinggal bersama sebagai suatu keluarga.

C. Wawancara kelompok (petani)

Wawancara ini dilakukan untuk membahas sejumlah topik informasi yang telah ditetapkan didalam pedoman wawancara, tetapi dibahas dan didiskusikan di tingkat kelompok. Apabila terjadiperbedaan pendapat, kelompok akan mendiskusikan jawaban yang disepakati bersama. Hal-halyang didiskusikan tergantung dari kebutuhan informasi. Biasanya dipergunakan untuk mengeceksilang informasi-informasi dari hasil wawancara infroman kunci dan wawancara perorangan pilihanatau hasil kajian dengan teknik-teknik PRA yang lain.

Manfaat

Manfaat wawancara keluarga petani dapat dibedakan menjadi dua kelompok:

a. Manfaat bagi orang dalam. Wawancara ini merupakan proses pembelajaran bagi masyarakatdengan 'orang luar', yang berkunjung ke rumah atau ke lahan usahatani dan berkenalan dengananggota keluarga untuk berdiskusi bersama tentang pengelolaan usahatani. Apabila yangdidatangi adalah petani yang hidup 'terpencil', kunjungan ini sekaligus untuk menyampaikaninformasi tentang kegiatan, sehingga mereka termotivasi untuk berpartisipasi.

b. Bagi orang luar. Wawancara ini dilakukan setelah teknik analisis mata pencaharian untukmengakaji lebih mendalam mengenai berbagai aspek pengelolaan pertanian, di tingkat keluargaatau rumah tangga. Apabila teknik-teknik yang lain lebih banyak bersifat kualitatif, dengan teknikini dapat diupayakan pengambilan informasi yang bersifat kuantitatif (angka-angka), terutamamengenai pendapatan keluarga, hal ini karena masyarakat biasanya agak tertutup untukmenyampaikan nilai pendapatannya dalam forum diskusi yang lebih besar.

Langkah-langkah penerapan

A. Persiapan

1. Menyusun pedoman wawancara. Pedoman wawancara disusun sesuai dengan kebutuhankajian. Topik-topik informasi di dalam pedoman ini merupakan titik masuk ke pembicaraan yangdapat dikembangkan di dalam proses wawancara. Daftar pertanyaan yang sesuai dengantema/topik bahasan harus dipersiapkan dahulu. Daftar topik dan pertanyaan itu hanya sebagaibahan acuan, dan dalam proses wawancara dapat dikembangkan lagi.

3/30/2019 MENGENAL PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)

malut.litbang.pertanian.go.id/index.php/publikasi/buku/178-mengenal-participatory-rural-appraisal-pra?tmpl=component&print=1&page= 33/39

2. Memilih keluarga / rumah tangga yang akan diwawancarai dilakukan untuk melihat perbedaanekonomi keluarga-keluarga yang diwawancarai, terutama perbedaan dalam pengaturan ekonomikeluarga. Anggota masyarakat yang diwawancarai antara lain: keluarga yang mewakili berbagaikeadaan masyarakat, misalnya dari berbagai tingkat ekonomi. Pemilihan keluarga sebaiknya yangmasih lengkap anggotanya, yakni suami, istri dan anak-anaknya, serta keluarga yang tidaklengkap misalnya janda atau duda atau salah satu suami atau istri merantau.

B. Pelaksanaan wawancara

Menyepakati dan mengatur waktu bersama keluarga yang akan diwawancara. Kita bisa datangsecara spontan kepada responden, dan melakukan wawancara apabila situasinya memungkinkan.

Pada awal wawancara, pewawancara berkenalan dan menjelaskan maksud kegiatan dengansederhana namun jelas.

Amati keadaan sekitar, misalnya kondisi rumah, perabotan rumah tangga yang ada, hal ini sangatmembantu dalam pengenalan taraf kesejahteraannya. Bila wawancara dilakukan di lahan ataukebun, amati keadaan sekitarnya.

Lakukan obrolan tentang berbagai kegiatan keluarga. Biasanya topik pertama adalah mengenaikeadaan usahataninya dan siapa saja yang terlibat dalam pengerjaannya.

Lanjutkan wawancara dari satu topik ke topik lain menggunakan pedoman wawancara sebagaipanduan. Wawancara dilakukan secara informal dengan sikap yang terbuka dan akrab, sehinggapembahasan dari satu topik ke topik lain terjadi secara tidak menyolok.

Gunakan jawaban dari petani untuk mengembangkan topik obrolan selanjutnya. Biarkan petanimelanjutkan pembicaraan tentang hal-hal yang dianggapnya penting mengenai kehidupankeluarganya.

Gunakan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memancing pendapat mereka tentang berbagai hal. Pewawancara sebaiknya memfasilitasi dengan baik agar tidak terjebak dalam diskusiberkepanjangan mengenai satu topik tertentu. Buatlah catatan proes dan hasil wawancara secaracermat (tugas anggota tim PRA).

Cantumkan nama responden, pewawancara, tempat, dan tanggal wawancara.

10. Teknik Pembuatan Bagan Arus Masukan dan Keluaran

Salah satu prinsip PRA adalah pendekatan yang menyeluruh, artinya dalam memahami keadaandesa dimana kita tingga dan bekerja kita berusaha untuk melihat keseluruhan masalah dan tidakhanya melihat sebagian saja. Salah satu cara untuk mendapatkan suatu pengertian yangmenyeluruh seperti itu adalah melihat hal-hal yang kita amati sebagai suatu sistem. Teknik inimerupakan teknik kajian tentang istem-sistem yang ada di desa.

Teknik pemetaan, transek, pembuatan sketsa kebun, dan pembuatan bagan hubungankelembagaan sebenarnya telah merupakan bentuk umum dari suatu kajian sistem; namun teknik

3/30/2019 MENGENAL PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)

malut.litbang.pertanian.go.id/index.php/publikasi/buku/178-mengenal-participatory-rural-appraisal-pra?tmpl=component&print=1&page= 34/39

ini akan memperlihatkan secara lebih rinci bagaimana setiap bagian dari keadaan salingmempengaruhi. Kajian ini akan memperkaya pemahaman tentang keadaan desa yang perlu untukpembuatan kegiatan bersama.

Pengertian

Teknik pembuatan bagan arus masukan dan keluaran adalah teknik PRA untuk mengkaji sistem-sistem yang ada di masyarakat desa. Sistem tersebut digambarkan ke dalam bagan yangmemperlihatkan bagaian-bagian dalam sistem, yaitu masukan (input) dan keluaran (aotput) sertahubungan antara bagian-bagian dalam sistem itu. Masukan (input) adalah sumberdaya yangmembuat sistem berjalan dengan baik. Sumberdaya itu berupa tenaga kerja, waktu, uang, modal,peralatan, keterampilan, dan sebagainya. Keluaran (output) adalah manfaat atau hasil yangdiperoleh setelah proses pengolahan sumberdaya-sumberdaya tersebut.

Dengan teknik ini kita dapat memahami cukup banyak sistem yang ada di tingkat desa; misalnya:sistem pengelolaan perekonomian desa, sistem pengelolaan air desa, sistem pengelolaan usaharumah tangga/keluarga petani, sistem pengelolaan usahatani dan pemasaran, sistem pengelolaanusaha kecil dan pemasaran.

Dengan memahami sistem rumah tangga /keluarga petani secara umum kita dapatmenggambarkan dan mendiskusikan sumberdaya yang dimiliki oleh rumahtangga petani, sertahasil yang diperoleh dari setiap pengelolaan sumberdaya keluarga, baik yang dipergunakan sendirimaupun untuk dijual.

Tujuan dan manfaat kajian bagan arus masukan dan keluaran

Kajian ini bertujuan untuk :

§ Memfasilitasi diskusi masyarakat untuk mengakji suatu sistem, fungsi masing-masing bagiandalam sistem itu, serta bagaimana hubungan antara bagian-bagian dalam sistem itu.

§ Memfasilitasi masyarakat untuk mengakji kelayakan satu sistem usaha, apakah sistem usahamasyarakat sebenarnya tidak layak lagi, apakah biaya pengelolaan lebih besar daripadamanfaat/hasil, dan sebagainya.

Adapun manfaat kajian bagan arus masukan dan keluaran dapat dibedakan menjadi duakelompok:

a. Bagi orang dalam (masyarakat), diskusi ini membentu mereka untuk melihat kembali kondisidan kehidupan mereka sendiri sebagai suatu keadaan yang saling berhubungan dalam mekanismetertentu. Diskusi ini memfasilitasi masyarakat untuk memikirkan bagaian-bagian apa yangmungkin disempurnakan dalam sebuah sistem. Masyarakat juga menilai kelayakan gagasanperubahan dalam sistem yang ada itu. Dengan penilaian yang memperhatikan keseluruhan sistemitu, dicegah diadakannya perubahan yang kurang layak.

b. Bagi orang luar, kita dapat memahami bagaimana masyarakat mengelola sebuah sistem, baikitu di tingkat keluarga maupun di tingkat masyarakat desa. Kita juga dapatmemahami bagaimana

3/30/2019 MENGENAL PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)

malut.litbang.pertanian.go.id/index.php/publikasi/buku/178-mengenal-participatory-rural-appraisal-pra?tmpl=component&print=1&page= 35/39

cara masyarakat mengatasi masalah-masalah terhadap sistem di desanya.

Langkah-langkah penerapan

Jelaskan kepada masyarakat maksud, tujuan, dan proses diskusi.

Tentukan sistem yang penting untuk dikaji berdasarkan masalah dan kebutuhan yang sedangdihadapi.

Diskusikan bagian-bagian dalam sistem itu. Akan lebih mudah bila peserta diminta untukmencatat setiap bagian dari sistem di atas kartu-kartu.

Diskusikan mana diantara bagian-bagian sistem tersebut yang menjadi masukan-masukan dalamsistem itu. Masukan-masukan itu bisa digambar dengan simbol.

Diskusikan mana diantara bagian-bagian sistem tersebut yang menjadi keluaran-keluaran dalamsistem itu. Keluaran-keluaran itu dapat digambar dengan simbol.

Diskusikan hubungan antara bagaian-bagian sistem. Hubungan-hubungan itu dapat digambarkandengan gambar panah, atau jika kita membuat bagan itu di atas tanah, kita dapatmempergunakan benang atau tali yang kecil.

Mintalah masyarakat untuk mulai meletakkan setiap bagian dari sistem (kartu-kartu) ke atas kertalebar yang ditempel di dinding. Buat pula tanda panah (garis hubungan).

Bagan yang sudah jadi kemudian didiskusikan lagi. Dari kajian ini diharapkan muncul pemahamanbersama akan ada tidaknya masalah dalam sistem itu.

Cantumkan tanda-tanda (simbol) dan artinya di sudut kerta, serta keterangan lain untukmemahami bagan.

Jika sistem itu sudah dipahami bersama, dan memang ada masalah-masalah yang terjadi dalamsistem itu, diskusikan gagasan-gagasan perbaikan sistem itu.

Jika muncul berbagai gagasan penyempurnaan sistem itu, kita dapat mencoba menilai kelayakansistem itu dengan menggambarkan perbaikan-perbaikan itu dalam gambar bagan yang telah ada. Gambar baru itu dapat menjadi semacam simulasi (peniruan) sistem yang telah diperbaiki.

Dalam kajian sistem yang berkaitan dengan kegiatan usaha, apabila memungkinkan lakukanpenghitungan jumlah (angka) perkiraan untuk menilai keadaan usaha tersebut.

Catat seluruh hasil informasi dengan cermat (oleh anggota tim PRA).

Cantumkan nama-nama atau jumlah peserta, nama pemandu, tempat dan tanggal pelaksanaandiskusi.

11. Teknik Pembuatan Bagan Peringkat (Teknik Matriks Ranking/ Teknik KajianPilihan)

3/30/2019 MENGENAL PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)

malut.litbang.pertanian.go.id/index.php/publikasi/buku/178-mengenal-participatory-rural-appraisal-pra?tmpl=component&print=1&page= 36/39

Salah satu teknik analisis yang bisa diterapkan secara luas adalah membanding-bandingkanberbagai aspek dari sejumlah topik serta menyusun peringkatnya. Matriks rangking ini dirancangkhusus untuk melakukan pilihan-pilihan dari sejumlah hal secara lebih cermat, terutama apabilamelakukan pilihan-pilihan kegiatan program.

Pengertian

Teknik pembuatan bagan peringkat adalah teknik untuk mengkaji sejumlah topik dengan memberinilai pada masing-masing aspek kajian, berdasarkan sejumlah kriteria perbandingan. Kriteriaperbandingan tersebut berdasarkan pendapat masyarakat sehingga sesuai dengan keadaansetempat. Biasanya yang dibandingkan adalah topik-topik bahasan terpenting yang perludipertimbangkan untuk pengembangan kegiatan-kegiatan.

Teknik ini sesungguhnya lebih merupakan cara analisis daripada untuk mengumpulkan informasi. Oleh karenanya, kegiatan ini biasanya dilakukan untuk melengkapi kajian oleh teknik-tekniklainnya. Informasi-informasi yang dikaji ditentukan berdasarkan keperluan tertentu.

Jenis-jenis informasi kajian yang seringkali dilakukan, antara lain:

Pilihan teknologi pertanian, misalnya saat melakukan transek atau kunjungan usahatani.Pilihan jenis tanaman yang perlu dikembangkan , misal muncul saat melakukan transek atau saatdiskusi bagan KP.Pengurutan mata pencaharian utama, misal muncul saat melakukan dengan teknik kajian matapencaharian.Pengurutan kelas sosial atau urutan kekayaan seseorang.Pilihan masalah-masalah utama / prioritas yang perlu diatasi.Pilihan-pilihan kegiatan; dan sebagainya.

Sumber informasi utama tentang penilaian sejumlah keadaan biasanya adalah dari hasil teknik-teknik PRA sebelumnya. Kriteria-kriteria penilaiannya dibahas bersama masyarakat, sedangkaninfromasi teknis tentang hal-hal yang dinilai dapat diperbandingkan antara teknologi lokal milikmasyarakat dengan pengetahuan atau pengalaman orang luar.

Tujuan dan manfaat

Teknik ini bertujuan untuk memfasilitasi pilihan masyarakat tentang sejumlah topik informasidengan cara memberikan penilaian sehingga bisa diperolehsuatu urutan atau peringkat keadaan. Dalam melakukan penilaian, aspek-aspek yang dipertimbangkan antara lain: manfaat-manfaatpilihan, ketersediaan potensi-potensi untuk mengembangkan keadaan, hambatan-hambatan yangada untuk mengembangkan sustu keadaan. Secara sederhana, pengurutan biasanya dilakukanuntuk memberikan urutan jumlah (volume) suatu keadaan.

Adapun manfaat utama yang dapat diperoleh dengan menggunakan teknik ini adalah dapatmendorong dan merangsang pemikiran masyarakat dalam menentukan pilihan berdasarkan

3/30/2019 MENGENAL PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)

malut.litbang.pertanian.go.id/index.php/publikasi/buku/178-mengenal-participatory-rural-appraisal-pra?tmpl=component&print=1&page= 37/39

keadaan setempat (potensi dan pembatasnya) dan memperoleh pengertian tentang pilihantersebut.

Langkah-langkah penerapan

Sampaikan kembali informasi-informasi yang pernah dibahas, sepakati topik kajian yangmemerlukan kajian menggunakan bagan peringkat.

Jelaskan tujuan dan proses membuat bagan peringkat (matriks ranking).

Sepakati hal-hal berikut: kriteria penilaian seperti manfaat pilihan, potensi yang tersedia, danfaktor pembatas dari setiap pilihan; simbol-simbol yang dipergunakan; cara melakukan penilaianserta skala nilai (1—10).

Mintalah masyarakat untuk membuat bagan tersebut. Pemandu PRA mendampingi masyarakatdalam proses tersebut.

Sepakati pemberian nilai untuk masing-masing kriteria melalui proses diskusi. Penentuan nilaidibuat berdasarkan kesepakatan peserta, bukan pendapat perorangan.

Jumlahkan nilai dari semua kriteria untuk masing-masing topik. Penjumlahan nilai tersebutmerupakan nilai total dari setiap topik.

Diskusikan lebih lanjut bagan atau matriks tersebut serta periksa kembali pilihan-pilihan yang telahdilakukan. Seringkali muncul kriteria atau pertimbangan baru yang akan mengubah keputusanpenilaian.

Catat seluruh proses diskusi, pendapat, pertimbangan-pertimbangan dan keputusan-keputusanyang dikemukakan oleh peserta (oleh anggota tim PRA).

Cantumkan nama-nama atau jumlah peserta, nama pemandu, tempat dan tanggal pelaksanaan.

Rangkuman

Fasilitator masyarakat akan berhadapan langsung dengan masyarakat yang bersifat heterogen.

Apabila kita mengharapkan hasil optimal dalam upaya memahami kondisi masyarakat pedesaan

yang akan kita fasilitasi dalam penyusunan rencana program pengembangannya, fasilitator harus

mampu melibatkan diri secara benar dalam masyarakat agar informasi yang kita butuhkan dapat

kita temukan secara mudah, bersifat komprehensif dan representatif. Demikian halnya

masyarakat yang kita dampingi agar tidak merasa jenuh, maka diperlukan penerapan berbagai

variasi teknik PRA.

Teknik-teknik PRA yang berkembang pesat di masyarakat saat ini, adalah teknik penelusuran

sejarah desa, pembuatan bagan kecenderungan dan perubahan; pembuatan kalender musim;

pembuatan peta desa; penelusuran lokasi /desa (transect); pembuatn gambar kebun; pengkajian

lembaga-lembaga desa; pengkajian mata pencaharian penduduk desa; wawancara keluarga

3/30/2019 MENGENAL PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)

malut.litbang.pertanian.go.id/index.php/publikasi/buku/178-mengenal-participatory-rural-appraisal-pra?tmpl=component&print=1&page= 38/39

petani (wawancara semiterstruktur); pembuatan bagan alur; dan pembuatan bagan urutan

(matriks ranking).

Secara umum proses penerapan teknik-teknik PRA mencakup tiga tahap, yakni: (a) diskusi umum

atau pembahasan keadaan yang akan dituangkan ke dalam gambar visual; (b) pembuatan gambar

(visualisasi keadaan) sebagai alat atau media diskusi; dan (c) diskusi lebih lanjut (analisis masalah

dan potensi).

Setiap diskusi teknik PRA memerlukan kesepakatan waktu pertemuan dengan masyarakat. Setiap

diskusi teknik PRA berarti memakai waktu yang dimiliki petani. Beragam teknik PRA sebaiknya

tidak diterapkan sekaligus, disarankan sebaiknya untuk sekali pertemuan dengan 2 (dua) teknik

saja sebab satu teknik rata-rata memerlukan waktu 2—3 jam. Tempat diskusi sebaiknya dilakukan

di ruangan yang luasnya memadai. Peserta diskusi sebaiknya tidak terlalu banyak, disarankan

berkisar antara 10—15 orang sampai 25—30 orang.

DAFTAR PUSTAKA

Djohani, Rianingsih. 1996a. Berbuat Bersama Berperan Setara. Driya Media. Bandung.

Gito S, 2000. BukU Ajar PRA. Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Bandar Lampung (TidakPublikasi)

Moeliono, Ilya dan Djohani Rianingsih. 1996. Kebijakan dan strategi menerapkan PRA dalam

Pengembangan Program. Driya Media. Bandung.

Mikkelsen, B. 2001. Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-upaya Pemberdayaan

Rochdyanto, Saiful. 2000. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode PRA. Makalah ToT PKPI. Yogyakarta.

Pengertian.

Fasilitator yaitu otrang yang bertugas memfasilitasi sekelompok orang lain untuk melaksanakankegiatan. Dalam diskusi dengan teknik-teknik PRA, fasilitator adalah tim PRA atau tim pemanduPRA; sedangkan yang difasilitasi adalah masyarakat, dan sedikit demi sedikit kemampuan sebagaifasilitator ini dialihkan kepada masyarakat.

Kebutuhan adalah masalah yang paling mendesak yang dirasakan oleh masyarakat. Sifatmendesak ini tergantung pada tingkat kesejahteraan masyarakat tersebut.

Masalah yaitu keadaan-keadaan yang dianggap mengganggu, menghambat, atau mengurangikesejahteraan hidup masyarakat.

Memfasilitasi yaitu menjalankan tugas sebagai fasilitator dengan menyelenggarakan kegiatanyang mengupayakan masyarakat benar-benar terlibat aktif di dalam proses kegiatan tersebut. Masyarakat sedikit demi sedikit akan mengambil alih tugas memfasilitasi ini, sehingga merekalahyang kemudian lebih banyak memimpin kegiatan-kegiatannya.

3/30/2019 MENGENAL PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)

malut.litbang.pertanian.go.id/index.php/publikasi/buku/178-mengenal-participatory-rural-appraisal-pra?tmpl=component&print=1&page= 39/39

Potensi yaitu sumberdaya yang mungkin (belum dilaksanakan) dapat digunakan untuk mengatasimasalah-masalah atau kebutuhan yang dihadapi masyarakat. dalam pendekatan PRA, potensimasyarakat perlu dikaji karena penyelenggaraan kegiatan menitikberatkan pada kemampuanswadaya masyarakat.

Last Updated: Wednesday, 08 November 2017 08:22