perda 11-2014 perindustrian perdagangan

Upload: har-ism-an

Post on 06-Jul-2018

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 PERDA 11-2014 Perindustrian Perdagangan

    1/33

     BUPATI TANGERANG

    PROVINSI BANTEN

    PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

    NOMOR 11 TAHUN 2014

    TENTANG

    PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    BUPATI TANGERANG,

    Menimbang  : a. 

    bahwa dengan semakin meningkatnya kegiatan usaha

    industri dan perdagangan di Kabupaten Tangerangdiperlukan adanya iklim usaha industri dan perdagangan

     yang sehat dan tertib; 

    b. 

    bahwa dengan diberlakukannya otonomi daerah dankewenangan  yang diberikan oleh Pemerintah dibidangindustri dan perdagangan, dipandang perlu adanyaperaturan kegiatan usaha industri dan perdagangan; 

    c. 

    bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksuddalam huruf a dan huruf b, perIu menetapkan PeraturanDaerah tentang Perindustrian dan Perdagangan; 

    Mengingat : 1. 

    Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945;

    2. 

    Undang–Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentangPembentukan Daerah-Daerah Kabupaten DalamLingkungan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Tahun1950);

    3. 

    Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1965 tentang

    Penetapan Peraturan Permerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang PerubahanUndang-Undang Nomor 2 Tahun 1960 tentangPergudangan (Lembaran Negara Republik Indonesia

     Tahun 1965 Nomor 31) menjadi Undang-Undang(Lembaran Negara Tahun Republik Indonesia 1965 Nomor

    54,  Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 2759); 

    4. 

    Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang WajibDaftar Perusahaan (Lembaran Negara Republik Indonesia

     Tahun 1982 Nomor 87,  Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3214); 

    5. 

    Undang-Undang Nomor 9 Tahun1995 tentang UsahaKecil (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995Nomor 74,  Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 3611); 

    6. Undang-Undang...

  • 8/17/2019 PERDA 11-2014 Perindustrian Perdagangan

    2/33

    -2-

    6. 

    Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telahbeberapa kali diubah, terakhir dengan Undang–UndangNomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atasUndang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4844);

    7. 

    Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentangPenanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 4724);

    8. 

    Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4756);

    9. 

    Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UsahaMikro, Kecil dan Menengah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2008 Nomor 36, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4866);

    10. 

    Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentangPerlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor

    140, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5059);

    11. 

    Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentangPerindustrian Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

    2014 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5492);

    12. 

    Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang

    Perdagangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2014 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 5512);

    13. 

    Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentangKewenangan Pembinaan dan Pengembangan Industri(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor3330);

    14. 

    Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun1986 tentangKawasan Berikat (Lembaran Negara Republik Indonesia

     Tahun 1986 Nomor 30, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3334);

    15.  Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentangPembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah

    Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

  • 8/17/2019 PERDA 11-2014 Perindustrian Perdagangan

    3/33

    -3-

    Republik Indonesia Nomor 4737);

    16. Peraturan Pemerintah...

    16. 

    Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007 tentangWaralaba (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

    2007 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4742);

    17.  Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentangKawasan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 4987);

    18.  Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2012 tentang IzinLingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5285);

    19. 

    Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak

    Lingkungan Hidup;

    20. 

    Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 16/M-

    IND/PER/3/2006 tentang Penataan dan PembinaanPergudangan;

    21. 

    Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 19/M-IND/PER/5/2006 tentang Standardisasi, Pembinaan dan

    Pengawasan Standar Nasional Indonesia Bidang Industri;22.

     

    Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 41/M-

    IND/PER/6/2008 tentang Ketentuan dan tata caraPemberian Izin Usaha Industri, Izin Perluasan dan TandaDaftar Industri;

    23. 

    Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 5/M-IND/PER/2/2014 tentang Tata cara pemberian Izin UsahaKawasan Industri dan Izin Perluasan kawasan Industri;

    24. 

    Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 1 Tahun2008 tentang Urusan Pemerintahan Kabupaten Tangerang

    (Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang Tahun 2008Nomor 01, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 0108);

    Dengan Persetujuan Bersama

    DEWAN PERWAKlLAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANGERANGdan

    BUPATI TANGERANG

    MEMUTUSKAN:

    Menetapkan  : PERATURAN DAERAH TENTANG PERINDUSTRIAN DANPERDAGANGAN. 

  • 8/17/2019 PERDA 11-2014 Perindustrian Perdagangan

    4/33

    -4-

    BAB I...BAB I 

    KETENTUAN UMUM 

    Pasal1 

    Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 

    1. 

    Daerah adalah Kabupaten Tangerang. 

    2. 

    Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerahsebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

    3. 

    Bupati adalah Bupati Tangerang.

    4.  Dinas Perindustrian dan Perdagangan yang selanjutnya

    disebut Dinas adalah Dinas Perindustrian dan

    Perdagangan Kabupaten Tangerang. 

    5. 

    Perindustrian adalah tatanan dan segala kegiatan yangbertalian dengan kegiatan industri. 

    6. 

    Perdagangan adalah kegiatan jual beli barang atau jasa yangdilakukan secara terus menerus dengan tujuan pengalihan

    hak atas barang atau jasa dengan disertai imbalan ataukompensasi,

    7. 

    Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yangmengolah Bahan Baku dan/atau memanfaatkan sumber

    daya industri sehingga menghasilkan barang yangmempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk Jasa Industri.

    8. 

    Bahan Baku adalah bahan mentah, barang setengah jadi,atau barang jadi yang dapat diolah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi yang mempunyai nilai ekonomi yanglebih tinggi.

    9. 

     Jasa Industri adalah usaha jasa yang terkait dengan kegiatanindustri.

    10. 

    Setiap Orang adalah orang perseorangan atau korporasi.

    11. 

    Korporasi adalah kumpulan orang dan/atau kekayaan yangterorganisasi, baik merupakan badan hukum maupun bukanbadan hukum.

    12. 

    Perusahaan Industri adalah setiap orang yang melakukankegiatan di bidang usaha industri yang berkedudukan diIndonesia.

    13. 

    Perusahaan Kawasan Industri adalah perusahaan yangmengusahakan pengembangan dan pengelolaan kawasanindustri.

    14. 

    Kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatankegiatan industri yang dilengkapi dengan sarana danprasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola olehPerusahaan Kawasan Industri.

    15. 

    Data Industri adalah fakta yang dicatatatau direkam dalambentuk angka, huruf, gambar, peta, dan/atau sejenisnya

     yang menunjukkan keadaan sebenarnya untuk waktu

  • 8/17/2019 PERDA 11-2014 Perindustrian Perdagangan

    5/33

    -5-

    tertentu, bersifat bebas nilai, dan belum diolah terkaitdengan kegiatan Perusahaan Industri.

    16. Data Kawasan...

    16. 

    Data Kawasan Industri adalah fakta yang dicatat ataudirekam dalam bentuk angka, huruf, gambar, peta, dan/atau

    sejenisnya yang menunjukkan keadaan sebenarnya untukwaktu tertentu, bersifat bebas nilai, dan belum diolah terkaitdengan kegiatan Perusahaan Kawasan Industri.

    17. 

    Informasi Industri adalah hasil pengolahan Data Industri danData Kawasan Industri ke dalam bentuk tabel, grafik,

    kesimpulan, atau narasi analisis yang memiliki arti ataumakna tertentu yang bermanfaat bagi penggunanya.

    18. 

    Sistem Informasi Industri adalah tatanan prosedur danmekanisme kerja yang terintegrasi meliputi unsurinstitusi,sumber daya manusia, basis data, perangkat kerasdan lunak, serta jaringan komunikasi data yang terkait satusama lain dengan tujuan untuk penyampaian, pengelolaan,penyajian, pelayanan serta penyebarluasan data dan/atauinformasi industri.

    19. 

     Jenis Industri adalah bagian suatu cabang industri yang

    mempunyai ciri khusus yang sama dan/atau hasilnyabersifat akhir dalam proses produksi. 

    20.  Bidang usaha industri adalah lapangan kegiatan yang

    bersangkutandengan cabang industri atau Jenis Industri. 

    21. 

    Perluasan perusahaan industri adalah penambahankapasitas produksi melebihi 30% (tiga puluh persen) darikapasitas produksi yang diizinkan.

    22. 

    Izin adalah merupakan salah satu bentuk pelaksanaanfungsi pengaturan dan bersifat pengendalian dari PemerintahDaerah atas kegiatan  yang dilakukan masyarakat dalamkelangsungan dunia usaha. 

    23. 

    Izin Usaha Industri yang selanjutnya disingkat IUI adalah izin yang diberikan kepada pelaku industri dengan penetapan

     jumlah tenaga kerja dan investasi tidak termasuk tanah dan

    bangunan tempat usaha.24.

     

    Izin Usaha Industri Kecil yang selanjutnya disingkat IUIKadalah izin yang ditetapkan berdasarkan jumlah tenaga kerjadan nilai investasi tidak termasuk tanah dan bangunantempat usaha.

    25. 

    Izin Usaha Kawasan Industri yang selanjutnya disebut IUKIadalah izin usaha yang diberikan kepada pelaku industri

    pada Kawasan Industri.

    26. 

    Surat Izin Usaha Perdagangan selanjutnya disebut SIUPadalah surat Izin

    untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha

    perdagangan.

    27. 

    Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan UpayaPemantauan Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebutUKL-UPL, adalah pengelolaan dan pemantauan terhadapusaha-usaha dan/atau kegiatan yang tidak berdampakpenting terhadap proses pengambilan keputusan tentangpenyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

  • 8/17/2019 PERDA 11-2014 Perindustrian Perdagangan

    6/33

    -6-

    28. Izin Lingkungan...

    28. 

    Izin Lingkungan adalah izin yang diberikan kepada setiap

    orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan yang wajibanalisis dampak lingkungan atau UKL-UPL dalam rangkaperlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai

    prasarat memperoleh izin usaha dan/atau kegiatan.

    29. 

     Tanda Daftar Gudang yang selanjutnya disingkat TDG adalahtanda daftar yang diberikan oleh Dinas kepada perusahaan yang telah mendaftarkan. 

    30. 

     Tanda Daftar Perusahaan yang selanjutnya disingkat TDPadalah tanda daftar yang diberikan oleh SKPD yangmembidangi perizinan  kepada perusahaan yang telah

    mendaftarkan kegiatan usahanya. 31.  Gudang adalah suatu ruangan tidak bergerak yang dapat

    ditutup dengan tujuan tidak untuk dikunjungi oleh umum,melainkan untuk dipakai khusus sebagai tempat

    penyimpanan barang-barang perniagaan dan memenuhisyarat-syarat lain yang ditetapkan. 

    32. 

    Usaha Pergudangan adalah kegiatan usaha jasa pergudangan yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau peroranganmelalui pemanfaatan gudang miliknya sendiri dan atau pihaklain untuk mendukung dan memperlancar kegiatan usaha

    perdagangan barang.33.

     

    Pusat Perbelanjaan adalah suatu area tertentu yang terdiri

    dari satu atau beberapa bangunan yang didirikan secaravertikal mau horizontal yang dijual atau disewakan kepadapelaku usaha atau dikelola sendiri untuk melakukankegiatan perdagangan barang.

    34. 

    Izin Usaha Pusat Perbelanjaan yang selanjutnya disingkatIUPP adalah izin usaha untuk menyelenggarakan PusatPerbelanjaan.

    35. 

    Pasar Tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola

    oleh pemerintah pusat, Pemerintah Daerah, swasta, badanusaha milik Negara dan badan usaha milik daerah termasukkerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa took,kios, los dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagangkecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan

    usaha skala kecil, modal kecil dan dengan proses jual belibarang dagangan melalui tawar menawar.

    36.  Izin Usaha Pengelolaan Pasar Tradisional yang selanjutnyadisingkat IUPPT adalah izin usaha untuk menyelenggarakanPasar Tradisional.

    37. 

    Badan Hukum adalah suatu bentuk usaha yang meliputiPerseroan Terbatas, Persekutuan Komanditer (CV), Koperasi,Firma, Yayasan atau organisasi sejenisnya, lembaga, kongsi,perkumpulan, Badan Usaha Milik Negara/Daerah, bentukusaha tetap dan usaha lainnya yang memenuhi ketentuanperundang-undangan yangberlaku.

    38.  Perusahaan Perorangan adalah perusahaan  yang

  • 8/17/2019 PERDA 11-2014 Perindustrian Perdagangan

    7/33

    -7-

    dimiliki oleh perorangan/pribadi yang juga bertindakmengurus dan mengelola sendiri dan tidak merupakan badan

    hukum atau sesuatu persekutuan.

    39. Penyidik...

    39. 

    Penyidik Pegawai Negeri Sipil adalah pejabat atau pegawainegeri sipil tertentu yang diberi wewenang untukmelaksanakan penyidikan terhadap pelanggaran PeraturanDaerah.

    40. 

    Waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh orangperseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis

    dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barangdan/atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat

    dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lainberdasarkan perjanjian Waralaba.

    41. 

    Surat Tanda Pendaftaran Waralaba yang selanjutnya disebutSTPW adalah bukti pendaftaran prospektus penawaranWaralaba bagi Pemberi Waralaba bagi Pemberi Waralabadan/atau Pemberi Waralaba lanjutan serta bukti pendaftaranperjanjian Waralaba bagi Penerima Waralaba dan/atauPenerima Waralaba lanjutan, yang diberikan setelahmemenuhi persyaratan pendaftaran.

    42. 

    Perjanjian Waralaba adalah perjanjian tertulis antara PemberiWaralaba dan Penerima Waralaba.

    43. 

    Pemberi Waralaba adalah orang perseorangan atau badanusaha yang memberikan hak untuk memanfaatkan dan/ataumenggunakan Waralaba yang dimilikinya kepada PenerimaWaralaba.

    44. 

    Penerima Waralaba adalah orang perseorangan atau badanusaha yang diberikan hak oleh Pemberi Waralaba untukmemanfaatkan dan/atau menggunakan Waralaba yangdimiliki Pemberi Waralaba.

    45. 

    Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjaminadanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan

    kepada konsumen. 

    Pasal 2 

    (1)  Prinsip pembangunan Perindustrian dan Perdagangandidasarkan kepada pemenuhan kebutuhan masyarakat,pemanfaatan peluang pasar ekonomi daerah danpengembangan potensi daerah mengacu pada prinsip NegaraKesatuan Republik Indonesia dan berpedoman padapembangunan ekonomi nasional.

    (2) 

    Pengembangan potensi daerah di tunjukan untuk

    pemanfaatan peluang pasar dalam negeri dan luar negeridengan memberdayakan bagi pelaku industri kecil danmenengah.

    Pasal 3

    Pembangunan Industri dan Perdagangan berlandaskandemokrasi ekonomi, pada kemampuan dan kekuatan diri

  • 8/17/2019 PERDA 11-2014 Perindustrian Perdagangan

    8/33

    -8-

    sendiri, untuk meningkatkan nilai tambah serta kelancaran arusbarang.

    Pasal 4...

    Pasal 4 

    Pembangunan Industri dan Perdagangan bertujuan untuk:

    a. 

    meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secaraadil dan merata dengan memanfaatkan dana, sumber dayaalam, dan/atau hasil budidaya serta memperhatikankeseimbangan dan kelestarian lingkungan;

    b. 

    meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara bertahap,memperbaiki struktur perekonomian yang lebih maju,

    mandiri, kondusif sebagai upaya untuk mewujudkan dasar yang lebih kuat dan Iebih luas bagi pertumbuhan ekonomidan memberi nilai tambah bagi masyarakat pada sektorIndustri dan Perdagangan; 

    c. 

    meningkatkan kemampuan dan penguasaan serta mendorongterciptanya teknologi tepat guna dan menumbuhkembangkan kepercayaan terhadap kemampuan duniausaha; 

    d.  meningkatkan peran serta masyarakat ekonomi lemah,termasuk pengrajin secara aktif dalam pembangunan Industri

    dan Perdagangan; e.

     

    Memperluas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha,serta meningkatkan peranan industri kecil dan menengah;

    dan f.

     

    Meningkatkan penerimaan devisa melalui peningkatanekspor dan mengutamakan pemakaian produksi dalamnegeri dengan mengurangi ketergantungan kepada luarnegeri dalam rangka penghematan devisa. 

    BAB II PERIJINAN

    Bagian Kesatu Jenis Perijinan

    Pasal 5

     Jenis perizinan usaha bidang Perindustrian dan Perdagangan

    meliputi: a.

     

    IUI;b.

     

    Izin Perluasan; c.

     

    IUIK; d.

     

    IUKI; 

    e. 

    SIUP Barang dan Jasa; f.

     

    IUPP;

    g. 

    IUPPT;

    h. 

     TDP; i.   TDG; dan  j.

     

    STPW; 

  • 8/17/2019 PERDA 11-2014 Perindustrian Perdagangan

    9/33

    -9-

    Bagian Kedua...

    Bagian KeduaIUI

    Pasal 6

    (1) 

    Setiap Perusahaan Industri yang nilai investasi perusahaanseluruhnya di atas Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)sampai dengan Rp.10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah)tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, wajibmemiliki IUI dari Bupati atau pejabat yang ditunjuk.

    (2) 

    IUI sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan

    berdasarkan berita acara pemeriksaaan lapangan.

    Pasal 7

    Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal6 bagi Jenis Industri sebagai berikut:a.

     

    industri yang mengolah dan menghasilkan Bahan Beracundan Berbahaya (B3);

    b.  industri minuman beralkohol;c.

     

    industri teknologi tinggi yang strategis;

    d. 

    industri kertas berharga;e. 

    industri senjata dan amunisi;f.

     

    industri yang lokasinya lintas provinsi;g.

     

    industri yang berlokasi pada lintas kabupaten/kota dalamsatu provinsi; dan

    h. 

    industri dengan skala investasi di atas Rp.10.000.000.000,-(sepuluh milyar rupiah).

    Pasal 8

    (1) 

    IUI melalui persetujuan prinsip diberikan kepada PerusahaanIndustri yang:

    a. 

     jenis dan komoditi industrinya tidak termasuk dalamketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7;

    b. 

    rencana usaha dan/atau kegiatannya berdasarkanketentuan peraturan perundang-undangan wajibdilengkapi dengan dokumen lingkungan; dan

    c. 

    lokasi industrinya berbatasan langsung dengan kawasanlindung berdasarkan ketentuan peraturan perundang-

    undangan.

    (2) 

    Persetujuan prinsip bukan merupakan izin untuk melakukanproduksi komersial.

    (3) 

    Persetujuan prinsip dinyatakan batal demi hukum apabiladalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2),perusahaan industri belum melaksanakan operasional.

    (4) 

    Perusahaan Industri yang persetujuan prinsipnya batal demihukum dapat mengajukan persetujuan prinsip baru.

  • 8/17/2019 PERDA 11-2014 Perindustrian Perdagangan

    10/33

    -10-

    (5) 

    Perusahaan Industri yang telah memperoleh Persetujuanprinsip dan telah selesai melakukan kegiatan sebagaimana

    dimaksud pada ayat (2), wajib memiliki IUI.

    (6) Perusahaan...

    (6) 

    Perusahaan Industri yang telah memiliki IUI, dalam jangka

    waktu 3 (tiga) bulan terhitung mulai tanggal diterbitkannyaIUI wajib mendaftarkan perusahaannya dalam ke instansipenerbit ijin sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

    Bagian KetigaIzin Perluasan

    Pasal 9

    (1) 

    Setiap Perusahaan industri yang telah memiliki IUI yangakan melakukan perluasan kapasitas produksi melebihi 30%(tiga puluh persen) dari IUI yang telah diizinkan wajibmemiliki Izin perluasan.

    (2) 

    Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berlaku

    untuk jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejakdilakukan perluasan dan dalam waktu dimaksud perluasanindustri yang bersangkutan wajib memiliki Izin Perluasan

    (3) 

    Setiap Perusahaan Industri yang melakukan perluasansebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib memberitahukansecara tertulis tentang kenaikan produksinya sebagai akibatdari kegiatan perluasan kepada Bupati atau pejabat yangditunjuk sesuai dengan yang tercantum dalam IUI-nya,paling lambat 6 (enam) bulan sejak tanggal dimulai kegiatanperluasan.

    Pasal 10

    (1)  Izin Perluasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1)diterbitkan oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk.

    (2)  Izin Perluasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),diberikan berdasarkan berita acara pemeriksaan lapangan.

    Pasal 11

    Ketentuan mengenai tata cara penerbitan IUI, Izin Perluasan,

    dan penggantian diatur dengan Peraturan Bupati. 

    Bagian KeempatIUIK

    Pasal 12

    (1) 

    Setiap Perusahaan Industri yang termasuk dalam kelompokindustri kecil dengan nilai investasi perusahaan seluruhnyadi atas Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah) sampai dengan

    Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) tidak termasuktanah dan bangunan tempat usaha, wajib memiliki IUIK dariBupati atau Pejabat yang ditunjuk.

  • 8/17/2019 PERDA 11-2014 Perindustrian Perdagangan

    11/33

    -11-

    (2) 

    IUIK sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikanberdasarkan berita acara pemeriksaan lapangan.

    (3) 

    IUIK diberlakukan sama dengan IUI.

    (4) Perusahaan...

    (4) 

    Perusahaan Industri yang telah memiliki IUIK, dalam jangkawaktu 3 (tiga) bulan terhitung mulai tanggal diterbitkannyaIUIK wajib mendaftarkan perusahaannya dalam ke instansi

    penerbit ijin sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

    Pasal 13

    Persyaratan untuk memperoleh IUIK bagi perusahaan yang nilaiinvestasinya di bawah Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)adalah :a.

     

    copy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);b.

     

    copy akte pendirian perusahaan (bagi yang BerbadanHukum);

    c. 

    copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) Pemilik atau penanggung jawab;

    d. 

    copy Domisili Tempat Usaha; dan

    e. 

    UKL-UPL bagi yang berdampak tidak penting atau surat IzinLingkungan yang dikeluarkan oleh BLHD.

    Pasal 14 

    Ketentuan lebih lanjut mengenai penerbitan IUIK danpenggantian diatur dengan Peraturan Bupati. 

    Bagian KelimaPemberlakuan IUI, Izin Perluasan dan IUIK

    Pasal 15

    Perusahaan Industri yang telah memiliki IUI, Izin Perluasan dan

    IUIK tanpa terkecuali 3 (tiga) tahun sekali, diharuskanmengajukan her registrasi kepada intansi penerbit setelahmemenuhi persyaratan dan dibuatkan berita acara pemeriksaanlapangan.

    Pasal 16 

    IUI, Izin Perluasan dan IUIK berlaku sebagai Izin Gudang/Izintempat penyimpanan bagi gudang/tempat penyimpanan yangberada dalam kompleks usaha industri yang bersangkutan, yang

    digunakan untuk menyimpan peralatan, perlengkapan, BahanBaku, bahan penolong dan barang/bahan jadi untuk keperluankegiatan usaha Jenis Industri yang bersangkutan.

    Pasal 17 

    IUI, Izin Perluasan dan IUIK diberikan sesuai dengan KlasifikasiBaku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI).

  • 8/17/2019 PERDA 11-2014 Perindustrian Perdagangan

    12/33

    -12-

    Bagian Keenam...

    Bagian KeenamPemindahan Lokasi

    Pasal 18

    (1) 

    Pemindahan lokasi Industri wajib mendapat persetujuantertulis dari Bupati atau pejabat yang ditunjuk setelahmendapat berita acara pemeriksaan lapangan.

    (2) 

    Persetujuan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

    berlaku sebagai:a.

     

    persetujuan prinsip di lokasi baru untuk IUI melalui

    Persetujuan prinsip.b.

     

    persetujuan pindah pada lokasi baru untuk IUI Tanpa

    persetujuan prinsip dan IUIK.

    (3) 

    Berdasarkan persetujuan tertulis sebagaimana dimaksudpada ayat (1), Perusahaan Industri wajib mengajukanpermohonan IUI/IUIK baru.

    Bagian Ketujuh

    Perubahan Nama, Alamat, dan/atau Penanggung Jawab

    Pasal 19

    (1) 

    Perusahaan industri yang telah mendapatkan IUI, Izin

    Perluasan dan IUIK yang melakukan perubahan nama,alamat dan/atau penanggung jawab perusahaan, wajibmemberitahukan secara tertulis kepada pejabat pemberi izinsetelah mendapat penetapan perubahan.

    (2) 

    Berdasarkan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1), Pejabat pemberi izin mengeluarkan persetujuanperubahan, dan persetujuan perubahan dimaksudmerupakan bagian yang tidak terpisahkan dari IUI, IzinPerluasan dan IUIK setelah mendapat berita acarapemeriksaan lapangan.

    Pasal 20

    Perusahaan Industri yang telah mendapatkan persetujuanperubahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2) dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan terhitung mulai tanggal

    diterbitkannya persetujuan perubahan wajib mendaftarkanperusahaannya dalam ke instansi penerbit ijin sesuai dengan

    ketentuan perundang-undangan.

  • 8/17/2019 PERDA 11-2014 Perindustrian Perdagangan

    13/33

    -13-

    Bagian Kedelapan...

    Bagian Kedelapan

    IUI, Izin Perluasan, IUIK Hilang atau Rusak

    Pasal 21

    (1) 

    Dalam hal IUI, Izin Perluasan atau IUIK hilang atau rusaktidak terbaca, perusahaan yang bersangkutan dapatmengajukan permohonan penggantian kepada Bupati ataupejabat yang ditunjuk.

    (2) 

    Permohonan penggantian IUI, Izin Perluasan atau IUIK yang

    telah hilang dan rusak sebagaimana dimaksud pada ayat (1),dilampiri dengan surat asli IUI, Izin Perluasan atau IUIK bagi

     yang rusak atau surat keterangan dari kepolisian setempat yang menerangkan bahwa IUI, Izin Perluasan atau IUIK

    perusahaan industri yang bersangkutan telah hilang. 

    (3) 

    Berdasarkan permohonan penggantian IUI, Izin Perluasanatau IUIK sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diterima dantelah dilampiri dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat(2), pejabat pemberi Izin mengeluarkan IUI, Izin Perluasanatau IUIK sebagai pengganti yang hilang atau rusak setelah

    mendapat berita acara pemeriksaan lapangan.

    Bagian KesembilanSistem Informasi Industri

    Pasal 22

    (1) 

    Perusahaan Industri yang telah memiliki IUI/Izin Perluasanwajib menyampaikan Sistem Informasi Industri secaraberkala kepada Bupati melalui dinas terkait mengenai

    kegiatan usahanya menurut jadwal sebagai berikut:

    a. 

    6 (enam) bulan pertama tahun yang bersangkutanselambat-lambatnya setiap tanggal 31 Juli; dan

    b. 

    1 (satu) tahun selambat-lambatnya setiap tanggal 31 Januari pada tahun berikutnya.

    (2) 

    Perusahaan Industri yang telah memiliki IUIK wajibmenyampaikan Informasi Industri kepada Bupati melaluidinas terkait setiap tahun selambat-lambatnya tanggal 31 Januari pada tahun berikutnya.

    Pasal 23

    Sesuai dengan IUI, Izin Perluasan atau IUIK yang dimiliki,

    Perusahaan Industri wajib:a.

     

    melaksanakan upaya keseimbangan dan kelestarian sumberdaya alam serta pencegahan kerusakan dan pencemaranterhadap lingkungan hidup akibat kegiatan industri yangdilakukannya dengan melaksanakan dokumen lingkungan;

  • 8/17/2019 PERDA 11-2014 Perindustrian Perdagangan

    14/33

    -14-

    danb.

     

    melaksanakan upaya yang menyangkut keamanan dan

    keselamatan alat, Bahan Baku dan bahan penolong, proses,hasil produksi dan pengangkutannya serta keselamatan kerjasesuai dengan peraturan perundang-undangan.

    BAB III...

    BAB IIIKAWASAN INDUSTRI

    Bagian KesatuIUKI

    Pasal 24

    (1) 

    Pemberian Ijin pengelolaan Kawasan Industri dan Kawasan

    Industri tertentu harus memiliki rekomendasi dari tim teknis.(2)

     

    Penentuan Kawasan Industri dilakukan oleh tim penetapan

    kawasan industri yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

    (3) 

    Persyaratan Ijin Kawasan Industri sesuai dengan peraturan

    perundang-undangan tentang Kawasan Industri.

    (4) 

    Perusahaan pengelola Kawasan Industri yang telah memilikiIjin Usaha Kawasan Industri setiap 10 (sepuluh) tahun,diharuskan mengajukan her registrasi selambat lambatnya90 (sembilan puluh) hari sebelum masa berlakunya berakhirkepada SKPD yang membidangi perizinan setelah memenuhi

    persyaratan dan pembuatan berita acara pemeriksaanlapangan dari instansi teknis.

    Pasal 25 

    Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penerbitan IUKI danpenggantian diatur dengan Peraturan Bupati. 

    Bagian Kedua

    SIUPPasal 26

    (1) 

    Setiap perusahaan yang melakukan kegiatan usahaperdagangan barang dan jasa yang berkedudukan atauberdomisili di Daerah wajib memiliki SIUP.

    (2) 

    Perusahaan yang dikecualikan dari kewajiban memperolehSIUP adalah:

    a. 

    pedagang keliling;

    b. 

    asongan;

    c. 

    pedagang kaki lima;

    d. 

    perusahaan yang telah memperoleh IUTM;

    e. 

    perusahaan yang telah memperoleh IUPP; dan

    f. 

    perusahaan yang telah memperoleh IUPPT;

  • 8/17/2019 PERDA 11-2014 Perindustrian Perdagangan

    15/33

    -15-

    (3) 

    Dalam hal perusahaan belum memperoleh IUTM, IUPP, danIUPPT sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d, huruf e,

    dan huruf f, harus mengajukan permohanan kepada SKPD yang membidangi perizinan.

    (4) 

    Ketentuan mengenai tata cara penerbitan IUTM, IUPP dan

    IUPPT diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

    Pasal 27...

    Pasal 27

    SIUP berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun, terhitung mulai

    tanggal diterbitkannya dan wajib diperbaharui kembali selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) hari sebelum masa berlakunya

    berakhir.

    Pasal 28

    (1) 

    Bagi perusahaan yang telah memperoleh SIUP apabilamelakukan perubahan modal dan kekayaan bersih, wajibmengajukan perubahan SIUP.

    (2) 

    Setiap perusahaan yang SIUP-nya hilang/rusak dapatmengajukan penggantian.

    Pasal 29

    Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penerbitan SIUP diatur

    dengan Peraturan Bupati. 

    BagianKetigaTDP

    Pasal 30

    (1) 

    Setiap perusahaan yang telah memperoleh IUI dan/atauSIUP, wajib mendaftarkan kegiatan usahanya ke SKPD yangmembidangi perizinan. 

    (2) 

    Perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang telahdidaftarkan dalam daftar perusahaan akan memperoleh TDP. 

    Pasal 31 

    (1) 

     TDP berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun terhitungmulai tanggal diterbitkannya dan wajib diperpanjang kembalipaling lambat  90 (sembilan puluh) hari sebelum masaberlakunya berakhir. 

    (2) 

    Perusahaan yang memiliki TDP wajib memasangnyaditempatyang mudah dibaca dan dilihat oleh umum. 

    (3) 

    Nomor TDP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajibdicantumkan pada Papan Nama dan dokumen-dokumen

    perusahaan yang dipergunakan untuk kepentinganusahanya.

  • 8/17/2019 PERDA 11-2014 Perindustrian Perdagangan

    16/33

    -16-

    Pasal 32 

    (1) 

    Perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yangmenjual sahamnya melalui Pasar Modal ,wajib mendaftarkankepada Dinas, untuk memperoleh TDP Perusahaan Terbatas

     Terbuka (PT.Tbk).

    (2) Perusahaan...

    (2) 

    Perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) apabilaterjadi perubahan Anggaran Dasar, wajib melaporkan kepada

    Dinas dengan menyebutkan alasan-alasannya untukdiberikan Tanda Daftar Perusahaan atau Perusahaan

     Terbatas Terbuka yang baru.

    Pasal 33

    Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penerbitan TDP diaturdengan Peraturan Bupati

    Bagian KeempatTanda Daftar Gudang

    Pasal 35

    (1) 

    Setiap badan usaha atau perorangan yang memilikidan/atau mempergunakan Gudang wajib memiiki TDG dariDinas.

    (2) 

     TDG diberikan kepada badan usaha atau perorangan yangtelah memiliki SIUP dan TDP.

    Pasal 36

    (1) 

    Gudang yang wajib didaftarkan ialah ruangan yangdipergunakan untuk menyimpan barang-barang dagangan.

    (2) 

    Setiap perusahaan usaha pergudangan wajibmenyelenggarakan administrasi  mengenai barang-barang yang masuk dan keluar gudang sehingga dapat diikuti lalulintas barang dari dan kegudang tersebut.

    Pasal 37

    (1) 

    Perusahaan atau perorangan yang melakukan penyimpananbarang tertentu dalam gudang yang melebihi jangka waktu3 (tiga) bulan dalam kondisi normal wajib melaporkan kepada

    Dinas.(2)

     

    Untuk dapat melakukan penyimpanan digudang melebihikebutuhan dari 3 (tiga) bulan, pemilik gudang wajib memilikiSurat Keterangan Penyimpanan Barang (SKPB) dari Dinas.

    (3) 

    Dikecualikan dari ketentuan-ketentuan TDG adalah gudang-gudang yang berada pada pelabuhan yang dikuasi olehpenguasa pelabuhan, kawasan berikat, gudang yang melekat

  • 8/17/2019 PERDA 11-2014 Perindustrian Perdagangan

    17/33

    -17-

    dengan usaha perindustriannya.

    Pasal 38

    Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara untuk penerbitan

     TDG, perubahan dan penggantian TDG diatur dengan Peraturan Bupati. 

    Bagian Kelima...Bagian Kelima

    STPW

    Pasal 39

    (1) 

    Setiap perusahaan atau perorangan yang menerimaWaralaba wajib mendaftarkan Perjanjian Waralaba, guna

    memperoleh STPW.

    (2)  Ketantuan lebih lanjut mengenai tata cara penerbitanSTPW diatur dengan Peraturan Bupati.

    Bagian Keenam

    Perizinan Ekspor dan Impor

    Pasal 40

    (1) 

    Kegiatan perdagangan luar negeri khususnya ekspor dapat

    dilaksanakan oleh perusahaan atau perorangan yang telahmemiliki:

    a. 

    IUI;

    b. 

    SIUP; atau

    c. 

     TDP.

    (2) 

    Bagi setiap perusahaan Industri dan Perdagangan yangmelakukan kegiatan ekspor barang yang diperlakukan secarakhusus dapat memperoleh Surat Keterangan Asal (SKA) gunamendapatkan fasilitas pengurangan atau pembebasan tarif

    bea masuk yang diberikan suatu Negara terhadap barangekspor Indonesia sesuai perjanjian Internasional.(dimasukkan dalam penjelasan : barang yang diperlakukansecara khusus adalah barang yang tata niaga eksposnyadiatur dalam peraturan perundang-undangan)

    (3) 

    SKA diterbitkan oleh dinas yang ditunjuk sebagai InstansiPenerbit Surat Keterangan Asal (IPSKA) oleh Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri dan atas nama Menteri.

    (4) 

    SKA ditandatangani oleh pejabat yang ditunjuk atas namamenteri sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

    (5) 

    Kegiatan perdagangan luar negeri khususnya impor dapatdilaksanakan oleh perusahaan atau perorangan yang telahmemiliki;

    a. 

    IUI;

    b. 

    SIUP; atau

    c. 

     TDP.

  • 8/17/2019 PERDA 11-2014 Perindustrian Perdagangan

    18/33

    -18-

    (6) 

    Bagi setiap perusahaan Industri dan Perdagangan yangmelakukan kegiatan impor yang diperlakukan secara khusus

    dapat memperoleh Angka Pengenal Impor Umum dan AngkaPengenal Impor Produsen.

    (7) 

    Untuk mendapatkan Angka Pengenal Impor Umum dan

    Angka Pengenal Impor Produsen, perusahaan Industri danPerdagangan harus mendapatkan berita acara pemeriksaanlapangan dari Dinas.

    (8) Penandatanganan...

    (8) 

    Penandatangan Angka Pengenal Impor Umum dan Angka

    Pengenal Impor Produsen diterbitkan oleh skpd pada provinsi yang membidangi perdagangan dan perindustrian.

    Bagian KetujuhPromosi Dagang

    Pasal 41

    (1) 

    Untuk memperluas akses pasar bagi barang dan/atau jasaproduksi dalam negeri, Pemerintah Daerah berkewajibanmemperkenalkan barang dan/atau jasa dengan cara:a.  menyelenggarakan promosi dagang di dalam negeri

    dan/atau diluar negeri;danb.

     

    berpartisipasi dalam promosi dagang di dalam negeridan/atau di luar negeri.

    (2) 

    Promosi dagang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapatberupa:a.

     

    pamerang dagang; dan

    b. 

    misi dagang

    (3) 

    Promosi Dagang yang berupa pameran dagang sebagaimana

    dimaksud pada ayat (2) huruf a meliputi:a.

     

    pameran dagang internasional;b.

     

    pameran dagang nasional; atauc.

     

    pameran dagang lokal.

    (4) 

    Pelaksanaan kegiatan promosi dagang di luar negeri oleh

    Pemerintah Daerah dilakukan berkoordinasi denganperwakilan republik Indonesia di luar negeri di negara terkait.

    Pasal 42

    (1) 

    Pemerintah Daerah dapat memberikan fasilitas dan/ataukemudahan untuk pelaksanaan kegiatan pameran dagang yang dilakukan oleh pelaku usaha dan/atau lembaga selainpemerintah atau Pemerintah Daerah sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

    (2) 

    Pemberian fasilitas dan/atau kemudahan pameran dagangsebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada:a.

     

    penyelenggara promosi dagang nasional; danb.

     

    peserta lembaga selain pemerintah dan/atau PemerintahDaerah dan pelaku usaha nasional.

    (3) Pemerintah Daerah saling mendukung dalam melakukanpameran dagang untuk mengembangkan ekspor komoditas

    unggulan nasional.

  • 8/17/2019 PERDA 11-2014 Perindustrian Perdagangan

    19/33

  • 8/17/2019 PERDA 11-2014 Perindustrian Perdagangan

    20/33

    -20-

    i. 

    keamanan dan keselamatan alat proses, hasil produksi,penyimpanan,dan pengangkutan.

    (4) 

    Setiap perusahaan yang tercantum pada Pasal 5 dan telahmemenuhi persyaratan perijinan diwajibkan memasang

    papan nama perusahaan.. (5)

     

    Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Dinas.

    Pasal 45...

    Pasal 45

    (1) 

    Pelaksanaan pemberian perizinan di bidang perdagangandilaksanakan oleh SKPD yang melaksanakan tugas di bidangpelayanan perizinan.

    (2) 

    Pengawasan dan pengendalian izin di bidang perdagangandilaksanakan oleh Dinas.

    (3) 

    Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)dalam melaksanakan tugasnya dapat berkoordinasi denganinstansi terkait.

    BAB VSANKSI ADMINISTRASI

    Pasal 46

    (1) 

    Setiap perusahaan yang tidak memiliki IUI, IUIK, IUKI, SIUP,IUPP, IUPPT, STPW, TDG, dan TDP dikenakan sanksi

    administrasi. 

    (2) 

    Sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),antara lain:a.

     

    peringatan tertulis;b.

     

    pembekuan sementara;c.

     

    pencabutan;d.  penyegelan;

    e. 

    penutupan sementara; atauf. 

    penutupan tempat usaha.

    BAB VIKETENTUAN PENYIDIKAN

    Pasal 47

    (1) 

    Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkunganPemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai

    penyidik untuk melakukan penyidikan atas pelanggaranketentuan dalam PeraturanDaerah ini sebagaimanadimaksud dalam undang-undang hukum acara pidana.

    (2) 

    Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)adalah:a.

     

    menerima laporan atau pengaduan dari seseorangmengenai adanya tindak pidana atas pelanggaranperaturan daerah;

  • 8/17/2019 PERDA 11-2014 Perindustrian Perdagangan

    21/33

    -21-

    b. 

    melakukan tindakan pertama dan pemeriksaan di tempatkejadian;

    c. 

    menyuruh berhenti seseorang dan memeriksa tandapengenal diri tersangka;

    d. 

    melakukan penyitaan benda atau surat;

    e. 

    mengambil sidik jari dan memotret seseorang;f. 

    memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagaitersangka atau saksi;

    g. mendatangkan...

    g. 

    mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalamhubungannya dengan pemeriksaan perkara;

    h. 

    melakukan penghentian penyidikan setelah penyidikmendapat petunjuk bahwa tidak terdapat cukup buktiatau peristiwa tersebut bukan merupakan

    tindakpidanadanselanjutnya melalui penyidikmemberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum,

    tersangka atau keluarganya;i.

     

    melakukan tindakan lain menurut hukum yang dapatdipertanggungjawabkan.

    (3) 

    Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    memberitahukan dimulainya penyidikan danmenyampaikanhasil penyidikannya kepada penuntut umum melaluipenyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia sesuaidengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang

    hukum acara pidana.

    BAB VIIKETENTUAN PIDANA

    Pasal 48

    (1) 

    Setiap pengusaha yang melanggar ketentuan Pasal 8, Pasal 9ayat (3) dan Pasal 18 ayat (1), Pasal 19 ayat (1) dan Pasal 23diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan ataudenda paling banyak Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta

    rupiah).

    (2) 

     Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalahpelanggaran.

    BABVIIIKETENTUAN PERALIHAN

    Pasal 49

    (1) 

    Bagi perusahaan industri dan perdagangan yang telahmemperoleh IUI, Izin Perluasan, IUIK, IUKI, SIUP, IUPP,

    IUPPT, STPW, TDG serta TDP sebelum ditetapkan PeraturanDaerah ini apabila masa berlakunya belum mencapai 5 (lima)tahun terhitung mulai tanggal diterbitkannya, dinyatakanmasih berlaku dan wajib untuk diperbaharui kembali palinglambat 90 (sembilanpuluh) hari sebelum masa berlakunyaberakhir.

    (2) 

    Bagi perusahaan industri dan perdagangan yang telah

  • 8/17/2019 PERDA 11-2014 Perindustrian Perdagangan

    22/33

    -22-

    memperoleh IUI, Izin Perluasan, IUIK, IUKI, SIUP, IUPP,IUPPT, STPW, TDG serta TDP sebelum ditetapkan Peraturan

    Daerah ini apabila masa berlakunya telah melebihi dari 5(lima) tahun terhitung mulai tanggal diterbitkannya,dinyatakan sudah tidak berlaku lagi dan wajib diperbaharui

     paling lambat 180 (seratus delapanpuluh) hari kerja sesuaidengan Peraturan Daerah. 

    BAB IX...

    BAB IXKETENTUAN PENUTUP

    Pasal 50

    Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka PeraturanDaerah Nomor 7 Tahun 2002 tentang Pengaturan, Pembinaan

    dan Pengendalian Industri dan Perdagangan dicabut dandinyatakan tidak berlaku. 

    Pasal 51 

    Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

    Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

    pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannyadalam Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang.

    Ditetapkan di TigaraksaPada tanggal 29 September 2014

    BUPATI TANGERANG,

    ttd

    A. ZAKI ISKANDAR

    Diundangkan di TigaraksaPada tanggal 1 Oktober 2014

    SEKRETARIS DAERAHKABUPATEN TANGERANG,

    ttd

    ISKANDAR MIRSAD

    LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014 NOMOR 11

  • 8/17/2019 PERDA 11-2014 Perindustrian Perdagangan

    23/33

    -23-

    PENJELASAN

    ATAS

    PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

    NOMOR 11 TAHUN 2014

    TENTANG

    PERINDUSTRIAN DANPERDAGANGAN

    I.  UMUM

    Pembangunan Daerah harus memberi manfaat sebesar-besarnya

    untuk kesejahteraan rakyat dalam rangka mewujudkan masyarakat adil

    dan makmur yang diselenggarakan berdasarkan prinsip demokrasi

    ekonomi. Pembangunan Daerah dilaksanakan dengan memanfaatkan

    kekuatan dan kemampuan sumber daya yang tangguh dan didukung oleh

    nilai-nilai budaya luhur bangsa, guna mewujudkan kedaulatan,

    kemandirian dan ketahanan bangsa untuk kepentingan nasional.

    Pembangunan di bidang ekonomi dilaksanakan untuk menciptakan

    struktur ekonomi yang mandiri, sehat dan kukuh dengan menempatkan

    pembangunan Industri sebagai penggerak utama. Globalisasi dan

    liberalisasi membawa dinamika perubahan yang sangat cepat dan

    berdampak luas bagi perekonomian nasional. Di satu sisi pengaruh yang

    paling dirasakan adalah terjadi persaingan yang semakin ketat dan di sisi

    lain membuka peluang kolaborasi sehingga pembangunan Industri

    memerlukan berbagai dukungan dalam bentuk perangkat kebijakan yang

    tepat, perencanaan yang terpadu, dan pengelolaan yang efisien dengan

    memperhatikan prinsip- prinsip tata kelola yang baik. Undang-Undang

    Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah membawa

    konsekuensi pergeseran peran dan misi, Pemerintah Kabupaten Tangerang

    dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan nasional di bidangpembangunan Industri. Penyempurnaan Undang-Undang 3 Tahun 2014

    tentang Perindustrian berpengaruh terhadap pembanguna daerah

    Kabupaten Tangerang sehingga Pemerintah daerah harus mampu

    menjawab kebutuhan dan perkembangan akibat perubahan lingkungan

  • 8/17/2019 PERDA 11-2014 Perindustrian Perdagangan

    24/33

    -24-

    strategis dan sekaligus mampu menjadi landasan hukum bagi tumbuh,

    berkembang, dan kemajuan Industri di Kabupaten Tangerang.

    Kegiatan Perdagangan merupakan penggerak utama pembangunan

    perekonomian Daerah yang memberikan daya dukung dalammeningkatkan produksi, menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan

    Ekspor dan devisa, memeratakan pendapatan, sertamemperkuat daya

    saing Produk Dalam Negeri demi kepentingan nasional. Perdagangan di

    Kabupaten Tangerang sebagai penggerak utama perekonomian tidak hanya

    terbatas pada aktivitas perekonomian yang berkaitan dengan transaksi

    Barang dan/atau Jasa yang dilakukan oleh Pelaku Usaha, baik di dalam

    negeri maupun melampaui batas wilayah negara, tetapi aktivitas

    perekonomian yang harus dilaksanakan dengan mengutamakan

    kepentingan nasional Indonesia yang diselaraskan dengan konsepsi

    pengaturan di bidang Perdagangan sesuai dengan cita-cita pembentukan

    negara Indonesia, yaitu masyarakat adil dan makmur sebagaimana

    diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

    Indonesia Tahun 1945.

    Berdasarkan tujuan dan asas tersebut, Undang-Undang 7 Tahun

    2014 tentang Perdagangan memuat materi pokok sesuai dengan lingkup

    pengaturan yang meliputi Perdagangan Dalam Negeri, Perdagangan Luar

    Negeri, Perdagangan melalui Sistem Elektronik, pelindungan dan

    pengamanan Perdagangan, pemberdayaan koperasi serta usaha mikro,

    kecil, dan menengah,pengembangan Ekspor, Kerja Sama Perdagangan

    Internasional, Sistem Informasi Perdagangan, tugas dan wewenang

    pemerintah daerah di bidang Perdagangan.

    II.  PASAL DEMI PASAL

    Pasal 1

    Cukup jelas.

    Pasal 2

    Cukup jelas.

    Pasal 3

    Cukup jelas.

    Pasal 4

    Cukup jelas.Pasal 5

    Cukup jelas.

    Pasal 6

    Ayat (1)

  • 8/17/2019 PERDA 11-2014 Perindustrian Perdagangan

    25/33

    -25-

    Cukup jelas.

    Ayat (1)

    Cukup jelas.

    Pasal 7

    Cukup jelas.

    Pasal 8

    Ayat (1)

    Yang dimaksud dengan “persetujuan prinsip” adalah Persetujuanprinsip yang diberikan kepada perusahaan industri untukmelakukan persiapan dan usaha pembangunan, pengadaan,pemasangan/ instalasi peralatan dan kesiapan lain yang

    diperlukan Persetujuan prinsip berlaku paling lama 1 (satu) tahundan dapat diperpanjang 1 (satu) kali.

    Ayat (2)

    Cukup jelas.

    Ayat (3)

    Cukup jelas.

    Ayat (4)

    Cukup jelas.

    Ayat (5)

    Cukup jelas.

    Ayat (6)

    Cukup jelas.

    Pasal 9

    Ayat (1)

    Cukup jelas.

    Ayat (2)

    Cukup jelas.

    Ayat (3)

    Cukup jelas.

    Pasal 10

    Ayat (1)

    Cukup jelas.

    Ayat (2)

  • 8/17/2019 PERDA 11-2014 Perindustrian Perdagangan

    26/33

    -26-

    Cukup jelas.

    Pasal 11

    Cukup jelas.

    Pasal 12

    Ayat (1)

    Cukup jelas.

    Ayat (2)

    Cukup jelas.

    Ayat (3)

    Cukup jelas.

    Ayat (4)

    Cukup jelas.

    Pasal 13

    Cukup jelas.

    Pasal 14

    Cukup jelas.

    Pasal 15

    Cukup jelas.

    Pasal 16

    Cukup jelas.

    Pasal 17

    Cukup jelas.

    Pasal 18Ayat (1)

    Cukup jelas.

    Ayat (2)

    Cukup jelas.

    Ayat (3)

    Cukup jelas.

    Pasal 19

    Ayat (1)

    Cukup jelas.

    Ayat (2)

  • 8/17/2019 PERDA 11-2014 Perindustrian Perdagangan

    27/33

    -27-

    Cukup jelas.

    Pasal 20

    Cukup jelas.

    Pasal 21

    Ayat (1)

    Cukup jelas.

    Ayat (2)

    Cukup jelas.

    Ayat (3)

    Cukup jelas.

    Pasal 22

    Ayat (1)

    Cukup jelas.

    Ayat (2)

    Cukup jelas.

    Pasal 23

    Cukup jelas.

    Pasal 24

    Ayat (1)

    Cukup jelas.

    Ayat (2)

    Cukup jelas.

    Ayat (3)Cukup jelas.

    Ayat (4)

    Cukup jelas.

    Pasal 25

    Cukup jelas.

    Pasal 26

    Ayat (1)

    Cukup jelas.

    Ayat (2)

    Cukup jelas.

  • 8/17/2019 PERDA 11-2014 Perindustrian Perdagangan

    28/33

    -28-

    Ayat (3)

    Cukup jelas.

    Ayat (4)

    Cukup jelas.

    Pasal 27

    Cukup jelas.

    Pasal 28

    Ayat (1)

    Cukup jelas.

    Ayat (2)

    Cukup jelas.

    Pasal 29

    Cukup jelas.

    Pasal 30

    Ayat (1)

    Cukup jelas.

    Ayat (2)

    Cukup jelas.

    Pasal 31

    Ayat (1)

    Cukup jelas.

    Ayat (2)

    Cukup jelas.Ayat (3)

    Cukup jelas.

    Pasal 32

    Ayat (1)

    Cukup jelas.

    Ayat (2)

    Pasal 33

    Cukup jelas.

    Pasal 34

    Cukup jelas

  • 8/17/2019 PERDA 11-2014 Perindustrian Perdagangan

    29/33

    -29-

    Pasal 35

    Ayat (1)

    Cukup jelas.

    Ayat (2)

    Cukup jelas.

    Ayat (3)

    Cukup jelas.

    Ayat (4)

    Cukup jelas.

    Pasal 36

    Ayat (1)

    Cukup jelas.

    Ayat (2)

    Cukup jelas.

    Pasal 37

    Ayat (1)

    Cukup jelas.

    Ayat (2)

    Cukup jelas.

    Ayat (3)

    Cukup jelas.

    Pasal 38

    Cukup jelasPasal 39

    Ayat (1)

    Cukup jelas.

    Ayat (2)

    Cukup jelas.

    Pasal 40

    Ayat (1)

    Cukup jelas

    Ayat (2)

    Yang dimaksud dengan dokumen Surat Keterangan Asal (SKA)adalah dokumen yang diisi oleh eksportir dengan lengkap, jelas

  • 8/17/2019 PERDA 11-2014 Perindustrian Perdagangan

    30/33

    -30-

    dan benar, diketik dalam bahasa Inggris sesuai tala cara yangberlaku mengenai ketentuan asal barang kemudian

    diterbitkan oleh Instansi penerbit yang ditunjuk/ditetapkan 

    Ayat (3)

    Cukup jelas

    Ayat (4)

    Cukup jelas

    Ayat (5)

    Cukup jelas

    Ayat (6)

    Yang dimaksud dengan Angka Pengenal Impor adalahdokumen atau tanda pengenaI yang menyatakan bahwa badanusaha yang memilikinya mempunyai hak/wewenang untukmengimpor barang 

    Ayat (7)

    Cukup jelas

    Ayat (8)

    Cukup jelas

    Pasal 41

    Ayat (1)

    Cukup jelas.

    Ayat (2)

    Cukup jelas.

    Ayat (3)

    Cukup jelas.

    Ayat (4)

    Cukup jelas.

    Pasal 42

    Ayat (1)

    Cukup jelas.

    Ayat (2)

    Cukup jelas.

    Ayat (3)

    Cukup jelas.

    Pasal 43

    Ayat (1)

  • 8/17/2019 PERDA 11-2014 Perindustrian Perdagangan

    31/33

    -31-

    Cukup jelas.

    Ayat (2)

    Cukup jelas.

    Pasal 44

    Ayat (1)

    Cukup jelas.

    Ayat (2)

    Cukup jelas.

    Ayat (3)

    Cukup jelas.

    Ayat (4)

    Cukup jelas.

    Ayat (5)

    Cukup jelas.

    Pasal 45

    Ayat (1)

    Cukup jelas.

    Ayat (2)

    Cukup jelas.

    Ayat (3)

    Cukup jelas.

    Pasal 46

    Ayat (1)Cukup jelas.

    Ayat (2)

    Cukup jelas.

    Pasal 47

    Ayat (1)

    Cukup jelas.

    Ayat (2)

    Cukup jelas.

    Ayat (3)

    Cukup jelas.

  • 8/17/2019 PERDA 11-2014 Perindustrian Perdagangan

    32/33

  • 8/17/2019 PERDA 11-2014 Perindustrian Perdagangan

    33/33

    -33-

    Cukup jelas.

    Ayat (2)

    Cukup jelas.

    Pasal 50

    Cukup jelas

    Pasal 51

    Cukup jelas

     TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 1114