perancangan sistem kerja
DESCRIPTION
polibatamTRANSCRIPT
PERANCANGAN SISTEM KERJA“PERANCANGAN SISTEM KERJA PERAKITAN ESKAVATOR”
Oleh :
Gema Mahardhika 4121411010
Rizki Julio Widi 4121411018
M. Ridho Ikhram 4121411031
Wahyuni 4121411005
Nina Karlina 4121411011
T. Rizki Pradini 4121411029
Dwi Puspita Sari 4121411012
PROGRAM STUDI D4 ADMINISTRASI BISNIS TERAPAN
JURUSAN MANAJEMEN BISNIS
POLITEKNIK NEGERI BATAM
2015
1
2
KATA PENGANTAR
Pujisyukur Tim Penyusun ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada Tim Penyusun, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktu yang telah
ditentukan. Semoga makalah ini dapa membawa kami mendapatkan nilai UAS yang
memadai dan diharapkan dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, maupun
referensi bagi para pembaca.
Makalah ini disusun untuk memenuhi nilai UAS mata kuliah Perancangan Sitem
Kerja dengan judul “Perancangan Sistem Kerja Perakitan Eskavator”. Dan harapan
kami, semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan bagi para pembaca,
sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya
dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan, salah satunya karena faktor
kelelahan dari anggota Tim Penyusun dikarenakan aktivitas kerja masing-masing, dan
kesibukan lain diluar area kampus jadi mohon dimaklumi. Oleh karena itu kami
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Batam, 21 Januari 2016
Tim Penuli
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….. iiDAFTAR ISI………………………………………………………………………... iii
BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Maksud dan Tujuan Praktikum.......................................................................1
1.4 Peralatan yang Digunakan................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN2.1 Definisi Peta Proses Operasi.............................................................................3
2.2 Stasiun Kerja......................................................................................................5
2.3 Melakukan Pengukuran Waktu.......................................................................6
2.4 Peta Proses Operasi...........................................................................................6
2.5 Peta Operasi Kerja............................................................................................9
2.5.1 Stasiun Kerja Lengan Ayun (Swing Arms)....................................................10
2.5.2 Stasiun Kerja Lower Base...............................................................................11
2.5.3 Stasiun Kerja Main Base.................................................................................13
2.6 Diagram Aliran (FlowChart)..........................................................................14
2.6.1 Simbol-Simbol Diagram Alir..........................................................................15
2.8 Diagram Aliran Eskavator...............................................................................15
BAB III KESIMPULAN3.1 Kesimpulan.......................................................................................................19
3.2 Saran................................................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbicara tentang perancangan sistem kerja, tidak lepas dari dua nama,yaitu F.W.
Taylor dan F.B. Gilbreth, dua orang yang mengawali pengembangan ilmu tentang
Perancangan Sistem Kerja. Memang dari penelitian merekalah, walaupun tidak
dilakukan bersama-sama, yang dikemudian hari sampai sekarang digabungkan sebagai
suatu kesatuandan dikenal sebagai perancangan sistem kerja.
Peta-peta kerja merupakan alat sistematis yang sistematis didalammengumpulkan
semua fakta berkenaan dengan sistem kerja yang diamati,sehingga dapat digunakan
untuk mengkomunikasikan fakta-fakta tersebut kepada orang lain. Oleh karena itu, yang
melatar belakangi lapran praktikum ini adalah bagaimana pentingnya pembelajaran ilmu
tentang perancangan sistem kerja dan ergonomi agar semua sistem kerja bekerja dengan
baik.
1.2 Perumusan Masalah
Kajian yang akan dibahas dalam praktikum ini adalah:
a) Apa itu Peta Proses Operasi ?
b) Menjelaskan Waktu Kerja pada Stasiun Kerja ?
c) Diagram Aliran
1.3 Maksud dan Tujuan Praktikum
Adapun maksud dan tujuan praktikum yang dilakukan diantara lain:
a) Melatih kemampuan dalam membuat peta-peta kerja dalam suatu proses kerja
perkitan eskavator.
b) Melatih kemampuan dalam menggunakan peta-peta kerja untuk
mengidentifikasi, menganalisis, menyimpulkan permasalahan yang ada.
1
c) Melatih kemampuan dalam membuat diagram aliran kerja dan menggambar
proses aliran perakitan eskavator.
1.4 Peralatan yang Digunakan
Peralatan yang digunakan yaitu:
a) Model Kit Eskavator
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Peta Proses Operasi
Peta-peta proses operasi merupakan salah satu alat yang sistematis dan jelas untuk
berkomunikasi secara luas. Melalui peta-peta operasi ini juga kita bias mendapatkan
informasi-informasi yang diperlukan untuk memperbaiki suatu metode kerja. Contoh
informasi-informasi yang diperlukan untuk memperbaiki suatu metoda kerja, terutama
dalam suatu proses produksi, yaitu: jumlah benda kerja yang harus dibuat, waktu
operasi kerja, bahan-bahan khusus yang harus disediakan, alat-alat khusus yang harus
disediakan, dan sebagainya. Jadi peta proses adalah suatu alat yang menggambarkan
kegiatan kerja secara sistematis dan jelas. Lewat peta-peta inikita bisa melihat semua
langkah atau kejadian yang dialami oleh suatu benda diantaranya:
a) Mengetahui kebutuhan akan mesin dan penganggarannya
b) Dapat memperkirakan kebutuhan akan bahan baku dengan memperhitungkan
efisiensi pada setiap elemen operasi/pemeriksaan
c) Dapat menentukan pola tata letak operasi dan aliran pemindahan bahannya
d) Untuk perbaikan prosedur dan tata kerja yang sedang dipakai
Apabila kita melakukan studi yang seksama terhadap suatu peta kerja,maka
pekerjaan kita dalam usaha memperbaiki metode kerja dari suatuproses produksi akan
lebih mudah dilakasanakan. Perbaikan yang mungkin dilakukan, antara lain: kita bisa
menghilangkan operasi-operasiyang tidak perlu, menggabungkan suatu operasi dengan
operasi lainnya,menemukan suatu urutan-urutan kerja/proses produksi yang lebih
baik,menentukan mesin yang lebih ekonomis, menghilangkan waktu menunggu antar
operasi dan sebagainya. Pada dasarnya semua perbaikan tersebut ditujukan untuk
mengurangi biaya produksi secara keseluruhan, dengan demikian, peta ini merupakan
alat yang baik untuk menganalisis suatu pekerjaan sehingga mempermudah perencanaan
perbaikan kerja.
3
Di dalam pembuatan peta kerja akan dipergunakan simbol-simbol standard dari.
ASME (American Society of Mechanical Engineers) untuk menggambarkan masing-
masing aktivitas. Simbol - simbol ASME adalah sebagai berikut (Suryadi, 2010):
No Simbol Keterangan Contoh
1 operasi Operasi, benda kerja mengalami perubahan
sifat atau bentuk, baik fisik maupun
kimiawi.
Menyerut, menghaluskan,
dan mengukur.
2 inpeksi Pemeriksaan, terjadi apabila benda kerja
atau peralatan mengalami pemeriksaan
baik untuk segi kualitas maupun kuantitas.
Mengukur dimensi dan
memeriksa kehalusan.
3 transpotasi Transportasi, terjadi bila benda kerja,
pekerja atau perlengkapan mengalami
perpindahan tempat dan bukan bagian dari
proses operasi.
Suatu obyek dipindahkan
dari tempat perakitan ke
gudang penyimpanan dan
pemindahan barang dari
mesin bubut ke mesin frais
4 delay Menunggu, terjadi apabila benda kerja,
pekerja atau perlengkapan tidak mengalami
kegiatan apa-apa selain menunggu.
Bahan menunggu untuk
diangkut ke tempat lain,
menunggu diperiksa, dan
lain sebagainya.
5 Sigitiga Penyimpanan, terjadi apabila benda kerja
disimpan untuk jangka waktu yang cukup
lama.
Dokumen-dokumen dan
bahan baku disimpan
dalam gudang.
6 aktivitas ganda Aktivitas gabungan, terjadi apabila antara
aktivitas dan pemeriksaan dilakukan secara
bersamaan atau dilakukan pada suatu
tempat kerja.
Perakitan benda kerja.
Tabel 2.1 Macam-macam Simbol ASME
4
2.2 Stasiun Kerja
Stasiun kerja mengacu pada lokasi/tempat dimana suatu pekerjaan dilakukan.
Perancangan stasiun kerja lebih rumit dibandingkan dengan perancangan peralatan
kerja karena harus memperhatikan beberapa hal seperti hubungan antara manusia
dengan sistem kerja (man-machine system) maupun proses kerja yang berlangsung ,
cara kerja serta faktor lainnya, untuk menciptakan stasiun kerja yang aman dan
nyaman salah satunya dapat dilakukan melalui perancangan stasiun kerja dengan
pendekatan ergonomic.
Dalam perkitan eskavator, tidak memperlukan stasiun kerja yang rumit akan tetapi
factor-faktor pendukung tetap harus diperhatikan karena menyangkut kecepatan dan
kenyamanan kerja, berikut adalah stasiun kerja perkitan eskavator beserta part dan
waktu pengerjaannya :
DESKRIPSI KETERANGAN
A.Tenaga Yang Dikeluarkan
effort
Bekerja Dilantai, Duduk (Tanpa Beban dan alas)
B. Sikap KerjaDuduk Bekerja Duduk, Ringan
C. Gerakan KerjaNormal Gerakan lengan, dan Tangan
D. PencahayaanBaik Menggunakan Alat (Pencahayaan Baik)
E.Keadaan Temperatur
Tempat KerjaNormal
Temperatur 22 0C – 28 0C, Bersih, Malam hari
F. Keadaan AtmosferBaik Ruang Berventilasi Baik
G. Jumah Pekerja/ Perakit Pria = 3 Orang & Wanita = 4 Orang
H. Waktu Perakitan Sekitar 15 s/d 30 MenitI. Jumlah Maerial 143 Puzzle
J. Jumlah Stasiun Kerja
3/Stasiun terdiri dari:1= Lower Base2= Main Base3= Swing Arm & Garpu
Tabel 2.2 Stasiun Kerja
5
Stasiun kerja di bagi menjadi 3, yang pertama bagian lengan ayun beserta garpunya
yang dikerjakan oleh seluruh anggota kelompok yang berjumlah 7 orang dalam hal ini
perakitan lengan ayun menjadi bagian yang paling cepat diselesaikan karena jumlah
marterial yang sedikit dan design yang mudah di ikuti dalam instruksi perakitan/
Yang kedua adalah lower base, dibagian ini tim perakit sedikit mengalami kesulitan,
karena kedua sisi roda harus terhubung dan juga dipersulit karena ada bagian dari
eskavator yang patah di ujung threadednya yang membuat perakit harus perlahan-lahan
untuk menyambungkan antara nut dan threadednya.
Bagian terakhir adalah main base, dibagian ini stasiun kerja mengalami percepatan
waktu lebih cepat dari perkitan lower base, dimana pada main base perkait hanya
tinggal menimpa lower base dengan beberapa puzzle dan pada bagian atas sedikit agak
miring dikarenakan komponen lower base tadi yang sedikit rusak di bagian threadednya.
2.3 Melakukan Pengukuran Waktu
Waktu siklus atau cycle time adalah waktu yang diperlukan untuk membuat satu unit
produk pada satu stasiun kerja. Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan elemen-
elemen kerja pada umumnya akan sedikit berbeda dari siklus ke siklus lainnya,
sekalipun operator bekerja pada kecepatan normal atau uniform, tiap-tiap elemen dalam
siklus yang berbeda tidak selalu akan bisa diselesaikan dalam waktu yang persis sama
(Wignjosoebroto, 2000).
2.4 Peta Proses Operasi
Menurut Sutalaksana (1979), peta aliran proses adalah diagram yang menunjukkan
urutan-urutan dari operasi, pemeriksaan, transportasi, menunggu, dan penyimpanan
yang terjadi selama satu proses atau prosedur berlangsung. Secara terperinci dapat
dikatakan bahwa peta aliran proses pada umumnya terbagi dalam dua tipe, yaitu:
a) Peta aliran proses tipe bahan, ialah suatu peta yang menggambarkan kejadian
yang dialami bahan dalam suatu proses atau prosedur operasi.
b) Peta aliran proses tipe orang, pada dasarnya dibagi menjadi dua, yaitu:
Peta aliran proses pekerja yang menggambarkan aliran kerja seorang
operator.
6
Peta aliran proses pekerja yang menggambarkan aliran kerja sekelompok
manusia, sering disebut Peta proses kelompok kerja.
c) Peta aliran proses tipe kertas, ialah suatu peta yang menggambarkan tentang
aliran suatu kertas yang menjalani sekumpulan urutan proses mengikuti prosedur
tertentu (Diyan, UMM, 2010).
Berikut adalah manfaat dari peta proses operasi :
1) Mengetahui kebutuhan akan mesin dan penganggarannya
2) Dapat memperkirakan kebutuhan akan bahan baku dengan
memperhitungkanefisiensi pada setiap elemen operasi/pemeriksaan
3) Dapat menentukan pola tata letak operasi dan aliran pemindahan bahannya
4) Untuk perbaikan prosedur dan tata kerja yang sedang dipakai
Peta kerja keseluruhan yaitu menganalisis kondisi kerja pada seluruh area lantai
produksi. Macam-macam peta kerja menyeluruh adalah :
1. Diagram aliran
Merupakan suatu gambaran menurut skala dari susunan lantai dan gedung yang
menunjukkan lokasi dari semua aktivitas yang terjadi dalam Peta Aliran Proses.
Kegunaan dari Diagram Aliran adalah sebagai berikut :
Lebih memperjelas suatu Peta Aliran Proses, apalagi jika arah aliran
merupakan faktor yang penting.
Menolong dalam perbaikan tata letak tempat kerja
1. OPC – Operation Process Chart (Peta Proses Operasi)
Diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang akan dialami
bahan baku (urutan operasi dan pemeriksaan) sampai menjadi produk jadi ataupun
komponen. Kegunaannya adalah :
a. Dapat mengetahui kebutuhan mesin dan penganggarannya.
b. Dapat memperkirakan kebutuhan akan bahan baku
c. Sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik.
d. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara kerja yang sedang dipakai.
7
2. Peta Aliran Proses
Diagram yang menunjukkan urut-urutan operasi, pemeriksaan, transportasi,
menunggu dan penyimpanan yang terjadi selama suatu proses atau prosedur
berlangsung, serta memuat pula informasi-informasi yang diperlukan untuk analisa
seperti waktu yang dibutuhkan dan jarak pemindahan. Setelah kita mempunyai
gambaran tentang keadaan umum dari proses yang terjadi, seperti yang
diperlihatkan dalam Peta Proses Operasi, Peta Aliran Proses menggambarkan setiap
komponen dalam pembentukan produk secara rinci.
2.5 Peta Operasi Kerja
PETA PROSES OPERASI
8
NAMA OBYEK : MODEL KIT ESKAVATOR
NOMOR PETA : 5
DIPETAKAN OLEH : GEMA MAHARDHIKA
TANGGAL DIPETAKAN : 21 JANUARY 2016
9
SWING ARMLOWER BASEMAIN BASE ESKAVATOR PUZZLE
4
4
41
3
2
1
2
1
2
1
3
1
2
1
2
1
0.50.50.50.5
2.3 Peta Proses Operasi
RINGKASAN
KEGIATAN JUMLAH WAKTU (MENIT)
Operasi 20
Periksa 9
Total - 5.2
10
Periksa sambungan puzzle
Dijumlah material eskavator
Grouping Material
Check Fisik Material
Melihat instruction Book
Perakitan akhir menjadi Eskavator
Pemilihan kebutuhan Perakitan
Melihat instruction Book
Melihat instruction Book
Melihat instruction Book
Pemilihan kebutuhan Perakitan
Pemilihan kebutuhan Perakitan
Check Fisik Material
Check Fisik Material
Check Fisik Material
Proses Perakitan eskavator
Proses Perakitan eskavator
Proses Perakitan eskavator
Periksa sambungan puzzle
Periksa sambungan puzzle
Periksa sambungan puzzle
2.4 Ringkasan Peta Operasi
2.5.1 Stasiun Kerja Lengan Ayun (Swing Arms)
Gambar 2.1 Lengan ayun beserta garpu
Perakitan lengan ayun beserta garpu dari eskavator memperlukan total keseluruhan
material sebanyak 34 buah puzzle, rincian dari jumlah material tersebut dapat dilihat
pada table dibawah, penghambat dalam proses perakitan lengan ayun ini adalah kurang
rapatnya jepitan antar baut, dan ini menyebabkan garpu tidak dapat berdiri dengan
proporsional.Berikut rincian proses pengerjaan lengan ayun:
No.
Nama Operasi
Jumlah Material
Waktu Normal
Batas Waktu
Jumlah Pekerja
1Mrakit Garpu Traktor
9 Balok 3 Hole
(Small), 4 Balok 5
Hole (long), 2 No Head
Screw, 1 No Threaded
1 Menit30 Detik
2 Menit 1
2Memasang Sekat Garpu
1 Menit1 Menit 30
Detik2
3 Memasang Bolt and
1 Menit 1 Menit 1
11
Nut Garpu dan 10 Nut
4Memasang Lengan
Ayun
1 Menit30 Detik
2 Menit 3
2.5 Tabel keterangan perakitan lengan ayun
2.5.2 Stasiun Kerja Lower Base
Gambar 2.2 Lower Base
Perakitan Lower Base beserta holding basenya dari eskavator memperlukan total
keseluruhan material sebanyak 37 buah puzzle, rincian dari jumlah material tersebut
dapat dilihat pada table dibawah, penghambat dalam proses perakitan lower base ini
adalah bentuk material holding base yang hamper sama dengan main base, perbedaan
terletak pada panjang thread da nada satu material holding base yang patah sehingga
membuat lower base sedikit rapuh dan ini menyebabkan kemiringan pada lower base.
Berikut rincian proses pengerjaan lower base:
No.
Nama Operasi
Jumlah Material
Waktu Normal
Batas Waktu
Jumlah Pekerja
1Merakit Dasar Lower
2 Balok with 6 Hole
1 Menit
3 Menit30 Detik
4
12
Base
(Short) Threaded, 3 Balok with 6 Hole
(Long) Threaded, 2 Small
Wheels, 2 Big
Wheels, 4 Balok
(Long) dan 12 Nut
2 Merakit Roda
2 Menit 2 Menit 2
3 Memasang Roda
2 Menit 2 Menit 2
4
Merakit Secondary
Lower Base
3 Menit3_Menit 30_Detik
3
5Memasang Holding
Base
1 Menit 45 Detik
2 Menit 3
6 Memasang Screw
1 Menit 30 Detik
1 Menit 45 Detik
4
2.6 Tabel keterangan perkitan Lower base
13
2.5.3 Stasiun Kerja Main Base
Gambar 2.3 Main Base
Perakitan main base dari eskavator memperlukan total keseluruhan material
sebanyak 38 buah puzzle, rincian dari jumlah material tersebut dapat dilihat pada table
dibawah, penghambat dalam proses perakitan main base ini adalah adanya rongga di
kanan dan kiri balok main base, ini membuat balik tidak lurus.Berikut rincian proses
pengerjaan lengan ayun:
No.
Nama Operasi
Jumlah Material
Waktu Normal
Batas Waktu
Jumlah Pekerja
1
Memasang Threaded Untuk 3rd
Base
4 Balok Square, 3
Balok with 6 Hole (Long), 2 Balok 5 Hole, 1 Balok with 6 Hole (Short),2 Bolt, 8 Nut, 1
Long Threaded
45 Detik 1 Menit 3
2
Memasang middle Balok
Square Sebagai Penahan
1 Menit 1 Menit 2
3 Memasang Bolt and Nut
1 Menit1 Menit 30
Detik4
2.7 Tabel keterangan perakitan Main Base
2.6 Diagram Aliran (FlowChart)
14
Flowchart atau dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan Diagram Alir ini
dipergunakan dalam industri manufakturing untuk menggambarkan proses-proses
operasionalnya sehingga mudah dipahami dan mudah dilihat berdasarkan urutan
langkah dari suatu proses ke proses lainnya. Flowchart atau Diagram Alir sering
digunakan untuk mendokumentasikan standar proses yang telah ada sehingga menjadi
pedoman dalam menjalankan proses produksi.Disamping itu, Flowchart atau Diagram
Alir ini juga digunakan untuk melakukan Analisis terhadap proses produksi sehingga
dapat melakukan peningkatan atau perbaikan proses yang berkesinambungan (secara
terus menerus).
Pada dasarnya, Flowchart (Diagram Alir) adalah alat yang digunakan untuk
melakukan Perencanaan Proses, Analisis Proses dan Mendokumentasikan Proses
sebagai standar Pedoman Produksi.
Flowchart (Diagram Alir) merupakan salah satu dari QC 7 Tools (7 alat
Pengendalian Kualitas) yang diperkenalkan oleh Mr. Kaoru Ishikawa pada tahun 1968
bersamaan dengan alat-alat lainnya seperti Histogram, Pareto Chart, Scatter Diagram,
Control Chart, Cause and Effect Diagram (Fishbone Chart) dan Check Sheet. Sebutan-
sebutan lain untuk Flowchart (Diagram Alir) antara lain : Flow Diagram, Process
Flowchart, Process Map, Work Flow Diagram dan Business Model. Flowchart
(Diagram Alir) merupakan alat (tool) dasar dan mudah dipergunakan serta sangat
bermanfaat bagi suatu perusahaan Manufakturing dalam mengidentifikasikan proses
operasionalnya terutama untuk menjelaskan setiap langkah dalam menjalankan Proses
Operasionalnya.
Beberapa Keuntungan dalam penggunaan Flowchart (Diagram Alir) antara lain :
a) Sebagai Dokumentasi Prosedur Kerja dalam ISO
b) Sebagai pedoman untuk menjalankan Operasional
c) Sebagai pedoman untuk melakukan pelatihan terhadap Karyawan baru
d) Sebagai benchmark (patokan)
e) Sebagai Peta kerja untuk mencegah terjadi kehilangan arah
f) Untuk mempermudah pengambilan keputusan
15
2.6.1 Simbol-Simbol Diagram Alir
Flowchart (Diagram Alir) berbentuk Diagram yang mewakili Algoritma atau Proses
dengan berbagai jenis kotak-kotak dan dihubungkan oleh garis-garis panah sebagai arah
alirannya. Di dalam Kotak-kotak proses biasanya diberikan Label atau judul singkat
mengenai proses yang dilakukannya. Berikut ini adalah bentuk atau simbol standar yang
sering ditemukan dalam Flowchart (Diagram Alir) :
Gambar 2.4 Simbol diagram alir
2.8 Diagram Aliran Eskavator
Diagram aliran untuk proses perakitan eskavator sangat sederhana, karena
sedikitnya proses kerja yang dilakukan oleh perakit.Diagram ini adalah sebagai
penanda proses kerja pada perakitan eskavator yang mungkin masih dapat berubah
sesuai instruksi kerja kedepannya. Berikut diagram aliran perakitan eskavator
16
DIAGRAM ALIRAN
PEKERJAAN Aliran Rangka Puzzle Eskavator
NOMOR PETA 30
DIPETAKAN OLEH Gema Mahardhika
SEKARANG USULAN TANGGAL DIPETAKAN 24 JAN 2016
2.8 Diagram Aliran
NO
SIMBOL DESKRIPSI
1 Menyatakan suatu proses kerja
2 Menyatakan awal/ start proses kerja
17
1 1
1
Kotak Material Puzzle Eskavator
Penghitungan Material Instruksi Kerja
R. Pemeriksaan
R. Pengolahan
Material
R. Perakitan
R. F
inis
hing
C
heck
R. Barang Jadi
1 2 2 3
3
45
5
4
6
6
7
3 Menyatakan Alur kerja/ Proses
4 Menyatakan keputusan
2.9 Tabel keterangan diagram alir
a) Kotak Material PuzzlePada diagram aliran system kerja eskavator diatas symbol start menandakan awal pelaksanaan sebelum memasuki proses kerja perakitan eskavator, dalam hal ini start dimulai pada kotak material puzzle eskavator yang berisikan part-part untuk membangun eskavator.Pada bagian ini user ditugaskan untuk mengambil part dan mengalirkannya ke bagian penghitungan material.
b) Penghitungan MaterialDalam bagian penghitungan material dilakukan proses penghitungan jumlah total maerial yang akan digunakan dalam membuat sebuah eskavator, semua material dihitung dalam bagian ini agar tidak adanya part yang hilang atau berlebih.
c) Instruksi Kerja User membaca instruksi kerja yang tertera pada box eskavator sebelum memulai pengerjaan, ini berguna untuk mempercepat proses perakitan dengan melihat instruksi kerja user yang baru pertama kali mengerjakan rakitan eskavator pun dapat dengan mudah menyelesaikannya walaupun sedikit membutuhkan waktu yang tidak sebentar dalam proses pengerjaannya.
d) Ruang PemeriksaanDiruangan ini terjadi proses seleksi material, sebagian anggota sedang membaca instruksi kerja dan satu orang lagi memeriksa kondisi fisik maerial itu sendiri, ini berguna untuk mengetahui apabila ada material yang rusak dan tidak bias digunakan agar dalam perkitan nanti dapat berjalan dengan lancer tanpa ada hambatan yang berasal dari part yang bermasalah.
e) Ruang Pengolahan MeterialBerbeda dengan ruang pemeriksaan, dalam ruang pengolahan material ini matrial digolongkan berdasarkan stasiun kerja masing-masing, jadi pada 3 stasiun perakitan akan mendapat material sesuai dengan apa yang akan dirakat, jumlah dari material tidak akan kurang ataupun berlebih, hal ini dapat mempercepat user per stasiun kerja dalam perkitan eskavator.
18
f) Ruang PerakitanDalam ruang perakitan berisi 3 stasiun kerja dengan anggota perakit yang dapat berpindah-pindah agar lebih mempercepat perakitan, distasiun kerja sudah di sediakan material untuk merakit eskavator yang diberikan dari ruang pengolahan material. Jadi intinya ruang perakitan ini full hanya digunakan untuk merakit dan mebggabungkan hasil rakitan dari 3 stasiun tersebut untuk menjadi eskavator, tidak ada hal lain yang dilakukan di ruangan ini.
g) Ruang Finishing CheckQC atau quality control lebih tepatnya untuk menyebut proses yang terjad pada ruang finishing check, dalam ruang ini dilakukan check full pada eskavator apa sudah baik dalam perkitan, ada cacat atau tidaknya, pengencangan baut dan nut dan hal hal lain yang patutu diperhatikan sebelum eskavator keluar dari ruangan ini.
h) Ruang Barang JadiBisa disebut juga ruang penyimpanan hasil eskavator, di ruangan ini eskavator yang sudah jadi akan didisplay dan disimpan dalam keadaan yang baik dan terawatt agar meminimalisir kerusakan akibat lamanya penyimpanan dan lain-lain.
19
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Dari proses perakitan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Posisi perakit, kondisi ruangan dan kualitas material dalam melakukan perakitan
sangat berpengaruh pada kecepatan kerja.
2. Pemilahan tau penggolongan material masih lamban dan perlu keterampilan lebih.
3. Model Kit yang digunakan ada beberapa parts yang kurang dan tidak sesuai
jumlahnya dengan keperluan sesuai yang tertera pada langkah pengerjaan.
4. Pembagian kelompok stasiun kerja yang dirasa kurang, padahal apabila tepat hal ii
akan lebih mempercepat perakitan.
3.2 Saran
Dari pengamatan yang telah dilakukan, saran yang dapat diambil oleh tim
perakit adalah sebagai berikut :
1. Dilakukan penggolongan/ pemisahan jenis-jenis material.
2. Para pekerja/ perakit harus mempunyai keahlian dan kerterampilan lebih untuk
merakitnya agar lebih efisien.
3. Parts yang digunakan harus bagus dan sesuai dengan instruksi perakitan agar
tidak terjadi kemiringan atau tidak kesesuaian design dengan hasil jadi.
4. Hasil dari seluruh proses yan dilakukan tim perakit diatas di tampilkan dalam
gambar dibawah ini.
20
Gambar 3.1 Hasil Eskavator
3.2 Hasil Eskavator 2
21