ihwal struktur kalimat bahasa arab

31
ول درس الأ ال رَ بَ خ و اَ دَ تْ بُ مMUBTADA’ & KHABAR Sebuah Jumlah Ismiyyah ( ةَ لْ مُ ج ةَ " يِ مْ سِ ا) atau Kalimat Nominal (kalimat sempurna yang semua katanya adalah Isim), selalu terdiri dari dua bagian kalimat yakni Mubtada’ (Subjek) dan Khabar (Predikat). Pada umumnya seluruh Mubtada’ dalam keadaan Ma’rifah sedangkan seluruh Khabar (Predikat) dalam keadaan Nakirah. Perhatikan contoh kalimat- kalimat di bawah ini: Jumlah Ismiyyah Mubtada’ Khabar ٌ رْ " بِ ( بَ كُ تْ " يَ ( بْ لَ اُ تْ " يَ ( بْ لَ اٌ رْ " بِ ( بَ ك(=rumah itu besar) (=rumah itu) (=besar) ٌ الَ غُ رْ " بِ ( بَ كْ ل اُ تْ " يَ ( بْ لَ اُ رْ " بِ ( بَ كْ ل اُ تْ " يَ ( بْ لَ اٌ الَ غ(=rumah yang besar itu mahal) (=rumah yang besar itu) (=mahal) ٌ لْ " تِ مَ جِ رْ " بِ ( بَ كْ ل اُ تْ " يَ ( بِ رْ " بِ ( بَ كْ ل اُ تْ " يَ ( بٌ لْ " تِ مَ ج(=rumah besar itu indah) (=rumah besar itu) (= indah) ٌ رْ " بِ غَ صِ رْ " بِ ( بَ كْ ل اِ تْ " يَ ( بُ احَ تْ فِ مِ رْ " بِ ( بَ كْ ل اِ تْ " يَ ( بُ احَ تْ فِ مٌ رْ " بِ غَ ص(=kunci rumah besar itu kecil) (=kunci rumah besar itu) (=kecil) 1

Upload: eldestof-threebrothers

Post on 08-Apr-2016

342 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

struktur kalimat

TRANSCRIPT

األول الدرس

مبتدأوخبر

MUBTADA’ & KHABAR

Sebuah Jumlah Ismiyyah ( اسمية جملة ) atau Kalimat Nominal (kalimat sempurna yang semua katanya adalah Isim), selalu terdiri dari dua bagian kalimat yakni Mubtada’ (Subjek) dan Khabar (Predikat). Pada umumnya seluruh Mubtada’ dalam keadaan Ma’rifah sedangkan seluruh Khabar (Predikat) dalam keadaan Nakirah. Perhatikan contoh kalimat-kalimat di bawah ini:

Jumlah Ismiyyah Mubtada’ Khabarالبيت كبير كبير البيت(=rumah itu besar) (=rumah itu) (=besar)البيت الكبير غال البيت الكبير غال(=rumah yang besar itu mahal) (=rumah yang besar itu) (=mahal)بيت الكبير جميل بيت الكبير جميل(=rumah besar itu indah) (=rumah besar itu) (= indah)مفتاح بيت الكبير صغير مفتاح بيت الكبير صغير(=kunci rumah besar itu kecil) (=kunci rumah besar itu) (=kecil)

Dari contoh kalimat di atas diperoleh kesimpulan sebagai berikut:1. Baik Mubtada’ maupun Khabar, bisa terdiri dari satu kata ataupun lebih.2. Mubtada’ pada umumnya selalu dalam keadaan Ma’rifah.3. Khabar pada umumnya selalu dalam keadaan Nakirah.4. Mubtada’ yang terdiri dari beberapa kata bisa merupakan Shifat-Maushuf (contoh kalimat II) maupun Mudhaf-Mudhaf Ilaih (contoh kalimat III dan IV)

Sebagai penutup, untuk mengingat-ingat perbedaan antara Shifat-Maushuf, Mudhaf-Mudhaf Ilaih dan Mubtada’-Khabar, perhatikanlah perbedaan bentuk dan makna masing-masing pola tersebut dalam kalimat sederhana di bawah ini:

Shifat-Maushuf Mudhaf-Mudhaf Ilaih Mubtada’-Khabar

بيت جديد بيت الجديد البيت جديد

(sebuah rumah baru) (rumah baru) (rumah itu baru)

1

البيت الكبير بيت الكبير البيت كبير

(rumah yang besar) (rumah besar) (rumah itu besar)

Mubtada ialah isim marfu' yang bebas dari amil lafazh, sedangkan khabar ialah isim marfu' yang di-musnad-kan kepada mubtada, contohnya seperti perkataan:

(Zaid berdiri); (dua Zaid itu berdiri); dan (Zaid-Zaid itu berdiri).

Maksudnya: Mubtada itu isim marfu' yang kosong atau bebas dari amil lafazh, yakni: yang me-rafa'-kan mubtada itu bukan amil lafazh, seperti fa'il atau naibul fa'il, melainkan oleh amil maknawi, yaitu oleh ibtida atau permulaan kalimat saja.

Sedangkan khabar adalah isim marfu' yang di-musnad-kan atau disandarkan kepada mubtada, yakni tidak akan ada khabar kalau tidak ada mubtada dan

mubtada itulah yang me-rafa'-kan khabar,seperti lafazh: (Zaid berdiri).

Lafazh menjadi mubtada yang di-rafa'-kan oleh ibtida, tanda rafa'-nya dengan

dhammah karena isim mufrad. Sedangkan lafazh menjadi khabar-nya yang di-rafa'-kan oleh mubtada, tanda rafa'-nya dengan dhammah karena isim mufrad.

(Dua Zaid itu berdiri). Lafazh menjadi mubtada yang di-rafa'-

kan, tanda rafa'-nya dengan alif karena isim tatsniyah. Sedangkan lafazh menjadi khabar yang di-rafa'-kan oleh mubtada, tanda rafa'-nya dengan alif karena isim tatsniyah.

(Zaid-Zaid itu berdiri). Lafazh mubtada dan menjadi khabar-nya, di-rafa'-kan dengan memakai wawu karena jamak mudzakkar salim.

Kata nazhim:

2

Mubtada ialah isim yang selamanya di-rafa'-kan dan terbebas dari setiap lafazh yang menjadi amil.

Sedangkan khabar ialah isim yang marfu' di-musnad-kan (disandarkan) kepada mubtada karena sesuai pada lafazhnya.

Pembagian Mubtada

Mubtada itu terbagi menjadi dua bagian, yaitu mubtada yang zhahir dan mubtada yang mudhmar (dhamir). Mubtada zhahir penjelasannya telah dikemukakan.

Sedangkan mubtada yang mudhmar (isim dhamir) ada dua belas, yaitu: (saya),

(kami atau kita), (kamu -laki-laki), (kamu -perempuan), (kamu

berdua -laki-laki/perempuan), (kalian -laki-laki), (kalian -perempuan),

(dia -laki-laki), (ia -perempuan), (mereka berdua -laki-laki/perempuan),

(mereka semua -laki-laki, (mereka semua -perempuan), seperti perkataan

(saya berdiri).

Adapun meng-i'rab-nya adalah sebagai berikut: (saya) berkedudukan menjadi

mubtada yang di-rafa'-kan, tanda rafa'-nya mabni sukun. Sedangkan lafazh menjadi khabar-nya, di-rafa'-kan, tanda rafa'-nya dengan dhammah. Dan

(kami berdiri). Lafazh berkedudukan menjadi mubtada, di-rafa'-

kan, tanda rafa'-nya dengan mabni dhammah, sedangkan menjadi khabar-nya, juga di-rafa'-kan, tanda rafa'-nya dengan wawu karena jamak mudzakkar salim.

3

Dan lafazh yang menyerupainya, seperti:

Kata nazhim:

Mubtada, yaitu isim zhahir sebagaimana (pada contoh-contoh) yang telah

dikemukakan, atau dhamir, seperti (kamu patut untuk menetapkan hukum -diantara manusia).

Tidak diperbolehkan membuat mubtada dengan menggunakan isim dhamir muttashil, tetapi diperbolehkan dengan setiap dhamir yang munfashil.

Diantaranya ialah:

Pembagian Khabar

Khabar itu ada dua bagian, yaitu khabar mufrad dan khabar ghair mufrad.

1. Khabar mufrad

(Khabar mufrad) adalah khabar yang bukan berupa jumlah (kalimat) dan bukan pula menyerupai jumlah.

4

Contoh: (Zaid berdiri); kedua-duanya isim mufrad.

Dan juga termasuk khabar mufrad bila mubtada dan khabar itu terdiri dari isim tatsniyah dan jamak, seperti contoh di bawah:

= Zaid-Zaid itu berdiri;

= dua Zaid itu berdiri;

= Zaid-Zaid itu berdiri.

2. Khabar ghair mufrad

Khabar ghair mufrad ialah, khabar yang terdiri dari jumlah, seperti jumlah ismiyah (mubtada dan khabar lagi), atau jumlah fi'liyyah (yaitu terdiri dari fi'il dan fa'il sebagaimana yang akan dijelaskan di bawah ini).

Khabar ghair mufrad ada empat macam, yaitu: 1. Jar dan majrur; 2. zharaf; 3. fi'il beserta fa'ilnya; dan 4. mubtada beserta khabarnya. Contohnya seperti

perkataan: (Zaid berada di dalam rumah); khabarnya terdiri dari jar dan

majrur. (Zaid berada di sisimu); khabarnya zharaf, (Zaid,

ayahnya telah berdiri); khabarnya terdiri dari fi'il dan fa'il. (Zaid hamba perempuannya pergi); khabar-nya terdiri dari mubtada dan khabar lagi.

Contoh lain:

= Ustadz atau guru itu berada di dalam madrasah atau sekolah.

Lafazh (lp 56) berkedudukan menjadi mubtada, sedangkan (lp 57) khabar-nya.

(lp 58) = Ustadz itu di hadapan murid-murid.

5

Lafazh (lp 59) menjadi mubtada, sedangkan (lp 60) zharaf makân (keterangan tempat) menjadi khabar-nya.

(lp 60) = Ustadz ltu tabiatnya baik.

Lafazh (lp 61) berkedudukan menjadi mubtada, dan (lp 62) fi'il madhi, sedangkan (lp 63) menjadi fa'il-nya. Jumlah fi'il dan fa'il berada pada mahall (tempat) rafa' yang menjadi khabar dari lafazh (lp 64)

(lp 65) = Zaid hamba perempuannya pergi.

Lafazh (lp 66) berkedudukan menjadi mubtada, sedangkan (lp 67) menjadi mubtada kedua, dan (lp 68) menjadi khabar dari mubtada kedua yang berada pada mahall (tempat) rafa' menjadi khabar lagi dari lafazh (lp 69).

Perlu diingatkan, bahwa khabar yang dibuat dari jumlah mubtada dan khabar, atau terdiri dari fi'il dan fa'il disebut khabar jumlah. Adapun khabar yang terdiri dari jar dan majrur atau zharaf disebut syibh (serupa) jumlah, karena jar-majrur dan zharaf itu bukan menjadi khabar yang sebenarnya, sebab yang menjadi khabar yang sebenarnya ialah muta'allaq-nya tersimpan atau tersembunyi, yang taqdir-nya dapat atau boleh dengan isim mufrad, seperti: (lp 70) atau dengan jumlah fi'il dan fa'il, seperti lafazh: (lp 71).

Lafazh: (lp 72), pada hakikatnya: (lp 73); (lp 74) pada hakikatnya: (lp 75).

Oleh karena lafazh muta'allaq-nya dapat di-taqdir-kan (diperkirakan) isim mufrad dan di-taqdir-kan fi'il madhi, maka disebutlah dengan syibh jumlah (serupa jumlah).

Kata nazhim:

(lp 76)

Adakalanya khabar itu mufrad dan ghair mufrad. Yang pertama ialah (khabar mufrad), yaitu lafazh dalam nazhaman (bait syair) yang telah disebutkan.

(lp 77)

Sedangkan khabar ghair mufrad hanya terbatas pada empat macam, yang lain tidak. Empat macam itu ialah zharaf, jar dan majrur, fa'il beserta fi'ilnya yang telah dikemukakan, dan mubtada beserta khabar yang dimilikinya

6

لثاني ا الدرس

إليه مضاف من مبتداMUBTADA DARI MUDOF ILAIH

Dalam bahasa Arab ada dua macam jumlah atau kalimat (dalam bahasa Indonesia), yaitu ; jumlah ismiyah (kalimat nominal) dan jumlah fi’liyah (kalimat verbal). Jumlah ismiyah adalah jumlah yang disusun dari dua unsur, yaitu ; مبتدأ Mubtada (pokok kalimat) dan khobar (keterangan). Sedangkan jumlah fi’liyah adalah jumlah yang disusun dari dua unsur, yaitu ; fi’il (kata kerja) dan fa’il (pelaku/subjek).

Pada bagian ini akan dibahas tentang مبتدا mubtada dari إليه مضافmudoh ilaih. Sebelumnya kita bahas terlebih dahulu “apa itu مبتدا mubtada” dan “apa itu إليه .”mudoh ilaih مضاف

.Mubtada مبتدا .1

Mubtada adalah مبتدا salah satu unsur dalam suatu jumlah ismiyah yang berfungsi sebagai pokok kalimat dan letaknya wajib/selalu di awal jumlah. Mubtada dibentuk dari isim (kata benda) yang benda tersebut sifatnya harus ma’rifah (tentu/jelas). Isim ma’rifah diantaranya ; dhomir, isim alam, isim isyaroh, isim yang diberi alif dan lam didepanya dan susunan Idofah.Contoh :

كبير البيتRumah itu besar = albaitu (mubtada) kabiirun (khobar)

ناتلميذأSaya seorang pelajar = ana (mubtada) tilmiidzun (khobar)

2. Idofah. Dalam bahasa Indonesia disebut juga kata majemuk. Adalah suatu ungkapan yang terdiri dari dua kata yang kedua-duanya adalah isim (kata benda), yang pertama disebut مضاف mudof, yang kedua disebut إليه mudof ilaih مضافdan memiliki satu pengertian (arti).

a. Mudof adalah isim yang disandarkan kepada isim sesudahnya/didepannya, yang sifatnya menjadi ma’rifah atau tertentu/khusus karena hubungan ini, sifatnya ma’rifah. Artinya harokatnya bertanwin dan pada waktu diidofahkan maka tanwinnya harus dibuang, jika bentuknya mufrod. Dan jika mustanna atau jamak mudzakar salim maka ن (nun) nya harus dibuang.

7

b. Mudof ilaih adalah isim yang terletak sesudah mudof, yang letaknya wajib majrur atau berbaris kasroh dengan bunyi (i) atau (in).Contoh :

مدرسۃ مسجدMasjid sekolah = masjidul (mudof) madrosati (mudof ilaih)

سورۃالفاتحۃSurat alfatihah = suuratul (mudof) faatihati (mudof ilaih)3. Mubtada dari mudof ilaih adalah mudof/ mudof ilaih yang berkedudukan/berfungsi sebagai pokok kalimat pada jumlah ismiyah.Contoh :

الٲستاذ سيرۃMobil guru itu bagus = Sayyaaratul ustaadzi (mubtada mudof ilah) jamiilatun (khobar)

كتاب علي Buku Ali baru = Kitaabu Aliyin (mubtada mudof ilah) jadiidun (khobar)

فاطمۃ كتابBuku Fatimah baru = Kitaabu Fatimata (mubtada mudof ilah) jadiidatun (khobar)

ۃسطرۃٲستاذPenggaris guru baru = Mistharatu ustaadin (mubtada mudof ilah) jadiidatun (khobar)

الفناء أاستاذف درجۃSepeda guru di halaman = Darraajatu ustadzin (mubtada mudof ilah) fil finaa i (khobar)Serka Rahmat Iin Suryana, KIB Arab ‘08

المفيدة الكالم /  الجملةJumlah mufidah adalah susunan kata yang dapat memberikan faedah yang sempurna.

Contoh:

مريض علي

علي رجعAdapun susunan kata yang tidak memberikan faedah yang sempurna tidak dinamakan sebagai Jumlah Mufidah.

Contoh:

8

علي رجع إن

فأكرمه علي رجع إن

Jumlah ismiyah adalah jumlah yang diawali dengan isim

Contoh:

مريض علي

نبي محمدJumlah fi’liyah adalah jumlah yang diawali dengan fi’il

Contoh:

زيد ذهب

علي رجع

9

Bahasa Arab Dasar 51: Mubtada Khobar

والخبر المبتدأ(Mubtada’ dan Khobar)

Mubtada’ adalah isim marfu’ yang biasanya terdapat di awal kalimat (Subyek)

Khobar adalah sesuatu yang dapat menyempurnakan makna mubtada’ (Predikat)

Contoh:

طبيب د (Muhammad adalah seorang dokter) محم

مريض (Ustadz itu sakit) األستاذ

Ketentuan-ketentuan Mubtada’ dan khobar

1. Mubtada’ dan khobar merupakan isim-isim marfu’

Contoh:

نشي طالولد (Anak itu rajin)

ماهر (Bapakmu adalah orang yang pandai) أبوك

عادل (Hakim itu adil) القاضى

2. Mubtada’ dan khobar harus selalu sesuai dari sisi bilangannya.

Contoh:

حاضر (Seorang muslim itu hadir) المسلم

حاضران (Dua orang muslim itu hadir) المسلمان

حاضرون (Orang-orang muslim itu hadir) المسلمون

3. Mubtada’ dan khobar harus selalu sesuai dari sisi jenisnya.

Contoh:

صالح (Orang muslim itu sholeh) المسلم

صالحة (Orang muslimah itu sholihah) المسلمة

10

مجتهدون (Para lelaki mu’min itu orang yang bersungguh-sungguh) المؤمنون

مجتهدات -Para perempuan mu’min itu orang yang bersungguh) المؤمناتsungguh)

Belajar Ilmu Nahwu 45 : Mubtada’ dan Khobar   (Lanjutan)

Pada pelajaran sebelumnya kita sudah pernah belajar tentang pengertian Mubtada’ dan Khobar. Sekarang kita akan belajar lebih mendalam lagi tentang keduanya.

- Khobar selalu menyesuaikan dengan Mubtada’ dalam setiap keadaan baik itu pada Mufrod, Mutsanna, Jama, Mudzakkar, atau Muannats.

Contoh :

1/2/3 Anak laki/perempuan itu taat

مطيع الولد

مطيعان الولدان

مطيعون ا ألوالد

مطيعة البنت

مطيعتان البنتان

مطيعات البنات

- Jika Mubtada’nya adalah Jama’ yang tidak berakal maka Khobarnya boleh menjadi dalam bentuk Jama’ atau Mufrod Muannats.

Contoh :

( كبيرة ( كبيرات جرات الش

Pohon pohon itu besar

- Mubtada’ dan Khobar dapat berupa :

1. Jumlah Fi’liyyah/ الفعلية الجملةContoh :

الجسم تقوى ياضة الرOlahraga menguatkan tubuh

11

2. Jumlah ismiyyah/ اإلسمية الجملةContoh :

منير نورها مس الش (Matahari itu sinarnya terang)

3. Syibhu Jumlah/ جملة شبه

a. Zhorf /الظرفContoh :

المكتب على اسة الكر (Buku tulis itu diatas meja)

b. Jarr dan Majrur/ مجرور و جارContoh :

األذان بعد الة الصSholat itu setelah adzan

Contoh I’ROB :

جديد لباسه الولدAnak laki itu bajunya baru

ة    :  الولد م بالض مرفوع مبتدأAnak laki : Mubtada’ Marfu’ dengan Dhommah

”    :  لباسه ة “ م بالض مرفوع ثان مبتدأ لباس ، ” جر “ محل فى م الض على مبني إليه مضاف الهاء و

Bajunya : “Baju” adalah Mubtada’ Kedua Marfu’ dengan Dhommah,

Dan “Ha” adalah Mudhof Ilaih mabny atas Dhommah di tempat Jarr.

ة    :  جديد م بالض مرفوع الثانى المبتدإ خبر ،

األول المبتدا خبر رفع محل فى وخبره الثانى المبتدإ من والجملةBaru : Khobar dari Mubtada’ kedua Marfu’ dengan Dhommah,

12

Dan kalimat dari Mubtada’ kedua beserta Khobarnya di tempat Rof’i adalah Mubtada’ pertama.

األرض فوق ماء السLangit diatas bumi

ماء ة    :  الس م بالض مرفوع مبتدأLangit : Mubtada’ Marfu’ dengan Dhommah

   :  فوق المبتدإ خبر وهو بالفتحة منصوب مكان ظرفDiatas : Zhorfu Makan Manshub dengan Fathah dan dia adalah Khobar dari Mubtada’

بالكسرة    :  األرض مجرور إليه مضاBumi : Mudhof Ilaih Majrur dengan Kasroh

هذاالعلم ماخونم

الواضح النحو كتاب

الثالث الجزء اإلبتدائية للمدارس

الثالث الدرس

13

فيه (ظرف) المفعول (Maf’ul Fih)

Maf’ul fih (zhorof) adalah isim yang menunjukkan keterangan waktu atau tempat terjadinya suatu perbuatan.

Contoh:

ليال (Aku bersafar pada waktu malam) شافرت

اإلثنين يوم (Aku berpuasa pada hari senin) صمت

المنبر أمام (Aku duduk di depan mimbar) جلست

الباب خلف الكلب (Anjing itu tidur di belakang pintu) نام

Catatan:

1. Maf’ul fiih yang digunakan untuk menunjukkan keterangan waktu dikenal sebagai zhorof zaman الزمان ظرف2. Maf’ul fiih yang digunakan untuk menunjukkan keterangan tempat dikenal sebagai zhorof makan المكان ظرفDiantara contoh zhorof zaman adalah:

(Pagi hari) صباحا

(Malam hari) ليال

(Bulan) شهرا

(Terkadang) تارة

(Sebelum) قبل

(Baru saja) أنفا

اغد (Besok)

(Sekarang) األن

(Kadang-kadang) أحيانا

Diantara contoh zhorof makan adalah:

14

(Di atas) فوق

(Di antara) بين

(di sisi) عند

(Di belakang) وراء

(Di bawah) تحت

(Sekitar) حول

(Sebelah kanan) يمين

(Sebelah kiri) شمال

(Arah) نحو

الظرف أنواعMacam-Macam Zhorof

A. Zhorof mutashorrif adalah lafazh zhorof yang dapat difungsikan untuk selain zhorof.

Contoh:

اإلثنين يوم (Aku berpuasa pada hari senin) صمت

مبارك يوم الجمعة (Hari jum’at adalah hari yang diberkahi) يوم

B. Zhorof ghoiru mutashorrif adalah lafazh yang hanya dapat difungsikan sebagai zhorof dan tidak dapat difungsikan untuk yang lainnya.

Di antara contohnya adalah:

, , , , وراء, أمام عند أثناء بعد قبل

Contoh: الوضوء قبل (Janganlah kamu tidur sebelum wudhu) الترقد

15

الرابع الدرس

الضمير(kata ganti)

Dhomir atau kata ganti adalah Isim Ma'rifah yang Mubniy (konstan) yang menjuk berfungsi untuk menggantikan atau mewakili penyebutan sesuatu/seseorang maupun sekelompok benda/orang.

Dhamir dapat dikelompokkan menjadi tiga macam:

1. MUTAKALLIM ( م .atau pembicara (orang pertama) ( متكلa) Mufrad: أنا (= aku, saya) untuk Mudzakkar maupun Muannats.b) Mutsanna/Jamak: نحن (= kami, kita) untuk Mudzakkar maupun Muannats.2. MUKHATHAB ( مخاطب ) atau lawan bicara (orang kedua). Terdiri dari:a) Mufrad: أنت (= engkau) untuk Mudzakkar dan أنت untuk Muannats.b) Mutsanna: .untuk Mudzakkar maupun Muannats (kamu berdua =) أنتماc) Jamak: أنتم (= kalian) untuk Mudzakkar dan أنتن untuk Muannats.3. GHAIB ( =) هو :atau tidak berada di tempat (orang ketiga). Terdiri dari:a) Mufrad ( غائبdia) untuk Mudzakkar dan هي untuk Muannats.b) Mutsanna: هما (= mereka berdua) untuk Mudzakkar maupun Muannats.c) Jamak: هم (= mereka) untuk Mudzakkar dan هن untuk Muannats.

Jaduwal (Tabel) Dhomir :

Adapun pembagian dhomir terbagi menjadi 3 macam :

16

1. Munfashil (terpisah) منفصل2. Muttashil (menyatu) متصل3. Mustatir (melebur) مستطر

1. Dhomir Munfashil ( منفصل ialah dhomir yang penulisanya dipisah dari (ضميرisimnya.Dhomir munfashil memiliki 2 macam bentuk:a). Dhomir munfashil yang di-rofa'-kanContohnya : طالب , أناطالب طالب , أنت هو , dan sebagainya.

b). Dhomir munfahil yang di-nashob-kanContohnya : ك إيا كم، إياي، إيا , dan sebagainya.

Contoh dhomir munfashil dengan Jaduwal (Tabel) :

2. Dhomir Muttashil ( متصل .ialah dhomir yang menyatu dengan isimnya (ضميرDhomir Muttashil memiliki 3 macam bentuk:

a). Dhomir Muttashil yang di-rofa'-kanb). Dhomir Muttashil yang di-nashob-kanc). Dhomir Muttashil yang di-jar-kan

Contoh dalam Jaduwal (tabel) :

3. Dhomir Mustatir ( مستطر ialah dhomir yang melebur atau dengan kata (ضميرlain dalam hal fi'il (kata kerja) terdapat dhomir yang mengandung faa'il-nya

17

(subjek) yang telah melebur sehingga faa'il dalam kata tersebut tidak perlu lagi di tulis.

Contoh :

.terdapat faa'il anta yang telah melebur (Uktub) اكتب.terdapat faa'il nahnu yang telah melebur (Naktubu)نكتب.terdapat faa'il huwa yang telah melebur (Yaktubu) يكتب

الضمير(Kata Ganti Orang)

A. Dhomir Munfashil

Dhomir Munfashil adalah dhomir yang penulisannya terpisah dengan kata yang lain.

Pembacaan Tabel

18

Dia (Seorang laki-laki) هو

Mereka (Dua orang laki-laki/perempuan) هما

Mereka (Para lelaki) هم

Kamu (Seorang laki-laki) أنت

Kalian (Para lelaki) أنتم

dst..

Contoh:

أستاذ (Dia adalah seorang Ustadz) هو

مسلم (Aku adalah seorang muslim) أنا

B. Dhomir Muttashil

Dhomir Muttashil adalah dhomir yang penulisannya bersambung dengan kata yang lain.

Pembacaan Tabel

Bukunya (Buku milik laki-laki itu) كتابه

Buku mereka (Buku milik para perempuan itu) كتابهن

19

Buku kami كتابنا

dst..

20

Keadaan Dhamir Mutashil Dalam Penerapannya Pada Suatu Kalimat

Muttashil + Harf Muttashil + fi’il Muttashil + isimDi dalamnya (lk) فيـه Ia (lk) telah menolongnya (lk) نصره Bukunya (lk) كتبـهDi dalamnya (pr) فيها Ia (lk) telah menolongnya (pr) نصرها Bukunya (pr) كتابهـاKepadamu اليك Ia (lk) telah menolongmu نصرك Bukumu (lk) كتـابكKepadaku الـي Ia (lk) telah menolongku نصرني Bukuku كتـابيKepada kami الينا Ia (lk) telah menolong kami نصرنا Buku kami كتـابنا

Keterangan1. Muttahil dengan IsimAdalah kata ganti (dhamir) yang kedudukannya sebagai mudhaf ilaihi (sesuatu yang disandarkan). Contoh: كتبـه bukunya, قلمــــك penamu2. Muttashil dengan FiilAdalah kata ganti (dhamir) yang kedudukannya sebagai :a. Objek penderita ( بــه مفعـول ), contoh: نصرنا, نصره

سالة ـد كتبهــا الـر الله نصــره المؤمن محمبه مفعول به مفعول

b. Subjek (فــاعـل) dengan catatan

1) Tersambung dengan \ن yang berharakat تجـاكرتأ الى فـرنـا ســـا جـاكرتأ الى فـرت ســـا

2) Adanya wawu jama’ yang menunjukkan arti banyak (jamak)العمــل في Ikhlaskanlah kalian dalam beramal أخلصـــــوا

3) Adanya alif tasniyah yang menunjukkan makna gandaالحق ينتصــران Dua orang muslim itu membela kebenaran المسلمان

4) Adanya ya mukhatabah untuk muannats (feminine)الــواجب Kerjakanlah kewajiban olehmu (pr) اعملــــي

5) Adanya nun niswah untuk muannasاالوالد يهـذبـــن ـيدات Nyonya-nyonya itu mendidik anak-anak الس

3. Muttashil dengan Huruf.Pada dhamir ini jabatannya menempati posisi majrur (dibaca jar)

طـالب فيــه فصــل Ini kelas, di dalamnya ada para pelajar هذا

21

jumlah : kalimatkalimat : kataFi'il : kata kerjaisim : kata bendamubtada' : kata di awalkhobar : kata yang mengikuti mubtada'Fail : yang melakukan pekerjaan / pelaku

22