penyelesaian sengketa pembiayaan macet pada …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/sri...

121
PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA AKAD MURABAHAH DI BMT HUBBUL WATHON SUMOWONO SKRIPSI Diajukanuntuk memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum islam Oleh Sri Lestari NIM : 21411035 JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015

Upload: others

Post on 01-Mar-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA

AKAD MURABAHAH DI BMT HUBBUL WATHON

SUMOWONO

SKRIPSI

Diajukanuntuk memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum islam

Oleh

Sri Lestari

NIM : 21411035

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2015

Page 2: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

i

PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA

AKAD MURABAHAH DI BMT HUBBUL WATHON

SUMOWONO

SKRIPSI

Diajukanuntuk memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum islam

Oleh

Sri Lestari

NIM : 21411035

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2015

Page 3: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

ii

Page 4: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

iii

Page 5: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

iv

Page 6: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Penuhilah janji-janjimu, agar kamu tidak merugi di dunia dan akhirat nanti !!!

PERSEMBAHAN

Untuk Ibukku, adekku tercinta yang menjadi motivasiku

Untuk Keluarga besar Panti Putri Aisyiyah Tuntang

Kak Andika yang telah memberikan fasilitas sehingga

skripsi ini bisa selesai dengan tepat waktu

Untuk Almamater Tercinta Fakultas Syari’ah IAIN

Salatiga dan teman-teman HES 2011

Page 7: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

vi

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, karena

berkatrahmat-Nya Penulisan Skripsi ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan

yang diharapkan.Penulisjuga bersyukur atas rizki dan kesehatan

yang telah diberikan oleh-Nya sehingga penulisdapat menyusun

penulisanskripsiini.

Sholawat dan salam selalu penulis sanjungkan kepada Nabi, Kekasih,

Spirit Perubahan, Rasullah Muhammad SAW beserta segenap keluarga dan para

sahabat-sahabatnya, syafa‟at beliau sangat penulis nantikan di hari pembalasan

nanti.

Penulisanskripsiini disusun untuk diajukan

sebagaisalahsatupersyaratanguna memperolehgelarSarjanaSyari‟ah (S.Sy)

dalamilmusyari‟ah, FakultasSyari‟ah, JurusanS1 Hukum Ekonomi Syari‟ah yang

berjudul:“Penyelesaian Sengketa Pembiayaan Macet Pada Akad

MurabahahDi BMT Hubbul Wathon Sumowono”.Penulismengakui

bahwa dalam menyusun PenulisanSkripsiini tidak dapat diselesaikan tanpa

adanya bantuan dari berbagai pihak. Karena itulah penulis mengucapkan

penghargaan yang setinggi-tingginya, ungkapan terima kasih kadang tak bisa

mewakili kata-kata, namun perlu kiranya penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. BapakDr. RahmatHariyadi, M.Pd,selakuRektor IAIN Salatiga

Page 8: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

vii

2. IbuDra. SitiZumrotun, M.Ag, selakuDekanFakultasSyari‟ah di IAIN

Salatiga.

3. BapakIlya Muhsin, M.Si, selaku Wakil Dekan Fakultas Syari‟ah Bidang

Kemahasiswaan dan Kerja Sama.

4. IbuEviAriyani, M.H, selakuKetuaJurusanS1 Hukum Ekonomi Syari‟ahdi

IAIN Salatiga.

5. Ibu Luthfiana Zahriani, M.H, selaku Dosen Pembimbing dan juga selaku

Kepala Lab. Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga yang telah memberikan

ilmunya dan selalu meberikan saran, pengarahan, pemahaman serta

masukan berkaitan penulisan skripsi sehingga dapat selesai dengan tepat

waktu dan maksimal sesuaiyang diharapkan.

6. Bapak Ir. Fauzan dan Bapak Muhammadselakupengurus BMT Hubbul

Wathon Sumowono yang telah berkenan memberikanizinpenelitian di

BMT Hubbul Wathon Sumowonosertamemberikaninformasi

berkaitanpenulisanskripsi.

7. Bapak dan Ibu Dosen selaku staf pengajar dan seluruh staf adminitrasi

Fakultas Syari‟ah yang tidak bisa kami sebut satu persatu yang selalu

memberikan ilmunya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

tanpa halangan apapun.

8. Kedua Orang tuakuBapakMarjan (Alm) danIbu Painitercinta, yang

telahmendoakan dan memberi kasih sayang serta

semangatkepadakuselama ini.

Page 9: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

viii

9. Kel. Ibu Endang Wiratni, B.Sc, Kel. Ibu Alimah, B.A, Ibu-ibu Pengurus

Panti Asuhan Putri aisyiyah Tuntang dan teman-teman, adik-adik

seperjuangan terimakasih atas dukungan, inspirasi dan doa untuk penulis

sehingga skripsi ini dapat selesai.

10. Sahabat-sahabatku mbak Pipit, mbak Cenul, Tia, Mbak Ratih, Dek Sismi

yang senantiasa memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Teman-temanJurusanS1 Hukum Ekonomi Syari‟ahangkatan 2011 di IAIN

Salatiga yang telahmemberikanbanyakceritaselamamenempuhpendidikan

di IAIN Salatiga.

12. Serta semua pihak yang telah ikut serta dalam penyusunan skripsi ini, yang

tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan

balasan yang lebih dari yang mereka berikan kepada penulis, agar pula senantiasa

mendapatkan maghfiroh, dan dilingkupi rahmat dan cita-Nya. Amiin.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa penulisan skripsi ini masih jauh

dari sempurna, baik dari segi metodologi, penggunaan bahasa, isi, maupun

analisanya. Semoga skripsi ini bermanfaat untuk penulis pada khususnya dan bagi

pembaca pada umumnya

Salatiga, 16September 2015

Penulis

Page 10: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

ix

ABSTRAK

Lestari, Sri. 2015. Penyelesaian Sengketa Pembiayaan Macet Pada Akad

Murabahah (Studi Kasus di BMT Hubbul Wathon Sumowono) Skripsi. Fakultas

Syari‟ah. Jurusan. S1 Hukum Ekonomi Syari‟ah. Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Salatiga. Pembimbing: Luthfiana Zahriani, M.H

Kata Kunci : Penyelesaian Sengketa, Pembiayaan Macet, Akad, Murabahah

BMT Hubbul Wathon Sumowono merupakan salah satu lembaga

keuangan syari‟ah non bank yang banyak mengeluarkan produk pembiayaan.

Salah satunya adalah pembiayaan dengan menggunakan akad murabahah.Pihak

BMT dalam memberikan pembiayaan kepada anggota dibuatlah suatu akad atau

perjanjian di mana dalam akad tersebut terdapat beberapa ketentuan-ketentuan

yang harus dipenuhi antara kedua belah pihak.Apabila anggota memenuhi

kewajibannya tidak sesuai dengan apa yang di harapkan pihak BMT, sebagaimana

yang tertulis dalam akad murabahah yang pada akhirnya akan mengakibatkan

penunggakan atau bahkan menghentikan sama sekali dari kewajibannya untuk

membayar angsuran.Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut :(1) Apa dasar hukum dan bagaimana

penyelesaian sengketa pembiayaan macet pada akad murabahah di BMT Hubbul

Wathon Sumowono? (2) Faktor-faktor apa yang menyebabkan pembiayaan macet

di BMT Hubbul Wathon Sumowono?

Temuan penelitian ini menunjukan bahwa: (1) Dasar hukum penyelesaian

sengketa pembiayaan macet pada akad murabahah diatur dalam Akad

Pembiayaan Murabahah di BMT Hubbul Wathon dan juga diatur dalam

Anggaran Rumah Tangga (ART) BMT Hubbul Wathon Sumowono dalam BAB

XV Pasal 44 tentang sanksi anggota. Penyelesaian sengketa di BMT Hubbul

Wathon ini diselesaikan dengan jalur non litigasi, karena proses penyelesaiannya

dilakukan diluar pengadilan yaitu dengan cara musyawarah atau negosiasi yang

dilakukan oleh pihak BMT dengan anggota BMT, dan pada sampai saat ini

penyelesaiannya hanya sampai tingkat musyawarah, belum sampai ke Badan

Arbitrase Syari‟ah. (2) Faktor-faktor yang menyebabkan pembiayaan macet di

BMT Hubbul Wathon yaitu berasal dari faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal disebabkan oleh kurangnya BMT menerapkan prinsip kehati-

hatian, yaitu pihak BMT kurang teliti menyeleksi pada saat anggota mendaftarkan

diri untuk pembiayaan murabahah, sedangkan faktor eksternal disebabkan oleh

faktor ekonomi anggota BMT yang pendapatannya tidak menentu.

Page 11: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................

NOTA PEMBIMBING........................................................................................

i

ii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...................................... iv

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAHAN……………..……………… v

KATA PENGANTAR.........................................................................................

ABSTRAK...........................................................................................................

vi

ix

DAFTAR ISI....................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………... xiii

DAFTAR TABEL............................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar BelakangMasalah.............................................................. 1

B. FokusPenelitian...……………………………………………... 4

C. Tujuan Penelitian.........................................................................

D. Kegunaan Penelitian....................................................................

E. Penegasan Istilah.........................................................................

F. Tinjauan Pustaka.........................................................................

4

5

6

8

G. MetodePenelitian........................................................................ 12

H. Sistematika Penulisan..................................................................

18

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Akad-akad Pembiayaan......................

1. Pengertian akad.................................……………………….

20

20

Page 12: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

xi

BAB III

2. Akad Pola Pinjaman...........…………………………………

3. Akad Pola Bagi Hasil.............................................................

4. Akad Pola Jual Beli................................................................

5. Akad Pola Sewa.....................................................................

6. Akad Pola Lainnya.................................................................

B. Konsep Dasar Pembiayaan Pada Akad Murabahah....................

1. PengertianMurabahah………...........………………………

2. Syarat Murabahah….........………………………………….

3. RukunPada Akad Murabahah.........………………………..

4. Proses Transaksi Jual Beli Murabahah.....………………….

C. Lembaga Penyelesaian Sengketa Dalam Keuangan Syari‟ah....

D. Alternatif Penyelesaian Sengketa...............................................

E. Tinjauan Umum Mengenai BMT...............................................

1. Pengertian BMT....................................................................

2. Sejarah BMT.........................................................................

3. Dasar Hukum dan Peraturan Hukum BMT..........................

GAMBARAN UMUM BMT HUBBUL WATHON

SUMOWONO DAN PROSEDUR PENGAJUAN

PEMBIAYAAN DI BMT HUBBUL WATHON SUMOWONO

A. Gambaran Umum Lokasi Dan Objek Penelitian..........................

1. Profil BMT Hubbul Wathon Sumono.......……….................

2. Manajemen BMT Hubbul Wathon Sumowono.....................

3. Filosofi Kerja BMT Hubbul Wathon Sumowono ….............

4. Struktur Organisasi BMT Hubbul Wathon Sumowono.........

5. Produk-produk BMT Hubbul Wathon Sumowono................

6. Standar Operating Procedures................................................

B. Prosedur Pengajuan pembiayaan Di BMT Hubbul Wathon

Sumowono...................................................................................

C. Prosedur Pengajuan Pembiayaan Khusus Pada Akad

Murabahah di BMT Hubbul Wathon Sumowono........................

24

25

28

31

32

34

34

35

37

38

39

40

43

43

44

45

47

47

49

51

52

53

59

61

67

Page 13: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

xii

BAB IV

ANALISA PENYELESAIAN SENGKETAPEMBIAYAAN

MACET PADA AKAD MURABAHAH DI BMT HUBBUL

WATHON SUMOWONO

A. Proses Penyelesaian Sengketa Terhadap Pembiayaan Macet

Pada Akad Murabahah di BMT Hubbul Wathon

Sumowono..................................................................................

B. Faktor-faktor yang menyebabkan pembiayaan macet di BMT

Hubbul Wathon Sumowono........................................................

PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................

B. Saran...........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

70

82

Page 14: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1: Struktur Organisasi BMT Hubbul Wathon

Page 15: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1: Tabel Jumlah anggota dan keterangan yang mengalami

kemacetan

Page 16: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

xv

Page 17: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia sebagai negara yang mayoritas beragama Islam,

membutuhkan sebuah lembaga keuangan yang berbasis syari‟ah salah

satunya dengan berdirinya bank-bank berbasis syari‟ah ataupun koperasi

yang berbasis syari‟ah yaitu BMT (Baitul Maal wa Tamwil). BMT adalah

salah satu bentuk lembaga keuangan non bank yang beroperasi dengan

prinsip syari‟ah.

Seperti halnya bank syari‟ah, kehadiran BMT juga sedang mem-

bomming di Indonesia semakin menunjukkan eksistensinya. Salah satu

fungsi dari BMTadalah melakukan penyaluran dana kepada masyarakat,

yaitu dengan cara mengeluarkan produk-produk pembiayaan dengan

menggunakan prinsip bagi hasil (mudharabah), kerjasama (musyarakah)

dan(murabahah) jual beli.

Penyaluran dana dengan prinsip jual beli bisa dilakukan dengan

akad murabahah, salam, ataupun istishna. Penyaluran dana dengan prinsip

jual beli yang paling dominan adalah menggunakan akad murabahah.

Secara nasional, bank syari‟ah ataupun BMT di Indonesia saat ini

menggunakan akad murabahah sebagai salah satu produk utama

pembiayaannya.Padahal sebenarnya produk utama dari bank syari‟ah atau

BMT adalah profit and loss sharing (PLS) yang terdiri dari mudharabah

Page 18: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

2

atau musyarakah.Maka hal tersebut menjadi suatu permasalahan tersendiri

sehingga perlu adanya penelitian khusus mengenai masalah tersebut.

Allah berfirman dalam suratAl-Anfaal ayat 27:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan

Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-

amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui”.

Ayat tersebut menganjurkan bahwa setiap orang agar

menghormatidan menepati janji serta amanah yang dipercayakan

kepadanya.Jika anggota tidak dapat atau tidak mampu memenuhi atau

mengingkari janji atau wanprestasi terhadap perjanjian yang telah

disepakati bersama maka anggota dapat di kenakan sanksi.

BMT dalam memberikan pembiayaan kepada anggota harus

menggunakan prinsip kehati-hatian agar terhindar dari pembiayaan

bermasalah atau pembiayaan macet. Sekiranya untuk menghindari hal

tersebut maka BMT harus menerapkannya secara maksimal, agar tidak

terjadi dengan hal-hal yang tidak diinginkan seperti halnya BMT

mengalami kepailitan.

Pihak BMT dalam memberikan pembiayaan kepada anggota

dibuatlah suatu akad atau perjanjian di mana dalam akad tersebut terdapat

beberapa ketentuan-ketentuan perjanjian yang harus dipenuhi antara kedua

belah pihak. Meskipun fakta menunjukkan bahwa pembiayaan yang sering

Page 19: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

3

dilakukan dengan akad murabahah lebih banyak diminati oleh anggota

karena sistem dan teknik perhitungannya lebih mudah dipahami.

Apabila anggota tidak memenuhi kewajiban seperti apa yang

tertulis pada akad murabahah, yang pada akhirnya akan mengakibatkan

penunggakan atau bahkan menghentikan sama sekali dari kewajibannya

untuk membayar angsuran. Dengan begitu BMT belum secara maksimal

dalam menerapkan prinsip kehati-hatian.

Hal tersebut juga dialami oleh BMT Hubbul Wathon Sumowono,

menurut hasil survey pra penelitian menunjukkan bahwa masih terdapat

beberapa anggotayang lalai dalam memenuhi kewajibannya, baik itu

karena disengaja maupun tidak disengaja.Beberapa anggota yang

mengalami pembiayaan macet mengambil produk pembiayaan yang

menggunakan akad murabahah.

Dengan adanya kasus tersebut maka anggota dikatakan telah

melakukan wanprestasi.Wanprestasiatau tidak dipenuhinya janji dapat

terjadi baik karena disengaja maupun tidak disengaja. Pihak yang tidak

disengaja wanprestasi ini dapat terjadi karena memang tidak mampu untuk

memenuhi prestasi tersebut atau juga karena terpaksa untuk tidak

melakukan prestsai tersebut, (Miru, 2012:95) sebagaimana yang

ditentukan dalam perjanjian yang dibuat antara pihak BMT Hubbul

Wathon Sumowono dengan anggotanya.

Page 20: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

4

Dengan adanya kasus yang terjadi di BMT Hubbul Wathon

Sumowono mengenai adanya pembiayaan macet, maka sangat mendorong

penulis untuk melakukan kajian dalam bentuk penelitian mengenai

bagaimana upaya penyelesaian sengketa pembiayaan macet pada akad

murabahah di BMT Hubbul Wathon Sumowono. Sehingga penyusun

tertarik akan melakukan penelitian dalam sebuah skripsi yang berjudul

“Penyelesaian Sengketa Pembiayaan Macet Pada Akad Murabahah Di

BMT Hubbul Wathon Sumowono”.

B. Fokus Penelitian

1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

macet pada akad murabahah di BMTHubbul Wathon Sumowono?

2. Faktor-faktor apa yang menyebabkan pembiayaan macet di BMT

Hubbul Wathon Somowono?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dasar hukum dan penyelesaian sengketa

pembiayaan macet pada akad murabahah di BMT Hubbul Wathon

Sumowono.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan pembiayaan

macet pada akad murabahah di BMT Hubbul Wathon Sumowono

D. Kegunaan Penelitian

Page 21: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

5

Agar tulisan ini dapat memberikan hasil yang berguna secara

keseluruhan, maka penelitian ini sekiranya dapat memberikan manfaat

diantaranya:

1. Kegunaan Teoritis

Untuk memberikan kontribusi pemikiran terhadap kemajuan

perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan bidang hukum

ekonomi syari‟ah pada khususnya, yang memiliki kaitan dengan hal-

hal yang berhubungan dengan penyelesaian sengketa terhadap akad

murabahah di BMT Hubbul Wathon Sumowono, sehingga dapat

mengungkap permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan dari akad

murabahah seperti anggota yang melakukan pembiayaan macet.

2. Kegunaan praktis

a. Bagi pengelola BMT Hubbul Wathon Cabang Sumowono

Memberikan sumbangan pemikiran terhadap pentingnya

ketegasan hukum positif dan hukum Islam dalam rangka

menyelesaikan sengketa pembiayaan macet dalam akad

murabahah di BMT Hubbul Wathon Sumowono.

b. Bagi peneliti

Menambah ilmu pengetahuan dan pembentukan pola

berfikir dalam menganalisa proses penyelesaian sengketa

pembiayaan macet dalam akad murabahah di BMT Hubbul

Wathon Sumowono sehingga dapat mengetahui proses

penyelesaian sengketa pembiayaan macet dan faktor-faktor yang

Page 22: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

6

menyebabkan pembiayaan macet pada akad murabahah di BMT

Hubbul Wathon Sumowono.

E. Penegasan Istilah

Agar tidak terjadi salah pengertian dalam pemahaman penelitian

yang akan peneliti teliti ini, maka di pandang perlu untuk menjelaskan

beberapa istilah yang ada hubungannya dengan judul penelitian ini yaitu:

1. Akad

Akad adalah pertalian antara ijab dan qabul yang di benarkan

oleh syara‟ yang menimbulkan akibat hukum terhadap objeknya

(Dewi, 2006:47). Sedangkan akad menurut Anwar (2010:68) yaitu

pertemuan ijab dan qabul sebagai pernyataan kehendak dua pihak atau

lebih untuk melahirkan suatu akibat hukum pada objeknya.

Jadi maksud akad dalam pembahasan ini adalah suatu

perjanjian antara anggota dengan BMT Hubbul Wathon Sumowono

yang telah disepakati bersama dimana dengan akad tersebut

menimbulkan akibat hukum terhadap objek yang diperjanjikan.

2. Murabahah

Murabahah adalah istilah dalam Fiqih Islam yang berarti suatu

bentuk jual beli tertentu ketika penjual menyatakan biaya perolehan

barang, meliputi harga barang dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan

untuk memperoleh barang tersebut dan tingkat keuntungan yang

diinginkan (Ascarya, 2011:81).

Page 23: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

7

Adapun menurut Wiroso (2005:11) murabahah

didefinisikan oleh para fuqaha sebagai penjualan barang seharga

biaya atau harga pokok barang tersebut ditambah mark-up atau

margin keuntungan yang disepakati.

Murabahah yang dimaksudkan dalam pembahasan ini adalah

suatu produk yang berupa pembiayaandi BMT Hubbul Wathon

Sumowono yang berbentuk jual beli ketika pihak BMT sebagai

penjual barang dengan menyatakan harga pokok barang ditambah

dengan margin keuntungan yang disepakati dengan pembeli, yang

dimaksud pembeli disini adalah anggota BMT Hubbul Wathon

Sumowono.

3. Pembiayaan

Pembiayaan yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk

mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri

maupun dijalankan oleh orang lain (Muhammad, 2002:304).

4. Sengketa

Pengertian sengketa dalam kamus Bahasa Indonesia, yaitu

pertengkaran, perbantahan, pertikaian, perselisihan (Poerwadarminta,

2006:1086).Yang dimaksud sengketa dalam penelitian ini adalah

penyelesaian sengketa pembiayaan macet pada akad murabahah di

BMT Hubbul Wathon Sumowono.

Page 24: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

8

F. Tinjauan Pustaka

Penelitian ini tidak merupakan duplikasi atau pengulangan dari

penelitian yang ada, karena penelitian yang akan peneliti teliti ini

mendiskripsikan analisis penyelesaian sengketa pembiayaan macet pada

akad murabahah di BMT Hubbul Wathon Sumowono.

Beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan dan

perbandingan bagi penelitian ini yaitu terdapat beberapa penelitian terkait

yang membahas tentang upaya penyelesai sengketa pembiayaan macet

pada akad murabahah di BMT Hubbul Wathon Sumowono dalam ruang

lingkup yang berbeda, diantaranya adalah:

Pertama, skripsi dari Wijayati, Mufliha. 2013. Pola Penyelesaian

Sengketa Pembiayaan Bermasalah di Kalangan Pegiat Ekonomi Syari‟ah

Kota Metro (Studi atas 5 BMT/LKS di Kota Metro). Jurnal dari STAIN

Jurai Siwo Metro ini menjelaskan tentang upaya penyelesaian sengketa

ekonomi syari‟ah yang melalui jalur litigasi yang telah diatur dalam UU

No. 3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama pasal 49 dan diperkuat dengan

putusan Mahkamah Konstitusi nomor 93/PUU- X/2012 yang menjelaskan

bahwa hak opsional dalam UU Nomor 21 Tahun 2008 tidak mempunyai

kekuatan hukum mengikat, maka konsekuensi logisnya adalah: seluruh

sengketa ekonomi syari‟ah (dalam jalur litigasi) harus diselesaikan di

Pengadilan Agama. Namun Para pegiat ekonomi syariah di Kota Metro,

cenderung memilih penyelesaian sengketa/wan prestasi yang dilakukan

anggota melalui jalur non-litigasi.Tulisan ini mencoba melakukan

Page 25: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

9

polarisasi bagaimana sengketa itu diselesaikan oleh para pegiat ekonomi

syariah Kota Metro.Penelitian dilakukan terhadap 5 BMT/LKS melalui

observasi dan wawancara.Secara keseluruhan BMT/LKS menempuh jalur

non-litigasi untuk menyelesaikan sengketa/wan prestasi anggota dengan

pertimbangan faktor ekonomis, kesederhanaan, dan menjaga hubungan

baik dengan anggota.Adapun pola penyelesaiannya adalah melakukan

teguran, restrukturisasi hutang, penjualan barang jaminan, dan

penghapusan hutang.Masing-masing BMT/LKS yang menjadi subjek

penelitian melakukan langkah-langkah ini dengan intensitas yang berbeda-

beda.

Kedua, skripsi dari Kabogi, Pemal. 2013. Tinjauan Hukum Islam

Terhadap Upaya Penyelesaian Wanprestasi Pengguna Jasa Dalam

Perjanjian Jual Beli Jasa Di Perusahaan Konstruksi Jaya Gypsum

Maguwarhajo Yogyakarta.Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta.Dalam skripsi ini menjelaskan tentang upaya

penyelesaian wanprestasi pengguna jasa dalam perjanjian jual beli jasa di

perusahaan konstruksi jaya gypsum tidak sesuai dengan hukum Islam,

karena upaya yang dilakukan perusahaan tersebut dengan cara

pembongkaran terhadap konstruksi gypsum yang telah dikerjakan

disebabkan oleh perilaku pengguna jasa yang tidak berkenaan melakukan

prestasinya. Cara pembongkaran tersebut melanggar asas manfaat, asas

keserasian, asas kemitraan dan asas keamanan serta asas keselamatan

Page 26: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

10

seperti yang sudah dijelaskan dalam pasal 2 UU NO 18 tahun 1999 tentang

jasa konstruksi.

Ketiga, skripsi dari Susilowati, Diana. 2011. Penyelesaian

Wanprestasi Dalam Produk Berbasis Akad Musyarakah Pada BMT Al-

Amiin Ditinjau Dari Fatwa Dewan Syariah Nasional (Dsn)Fakultas

Hukum Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. Dalam skripsi ini

bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan penyelesaian

wanprestasi dalam akad musyarakah ditinjau dari fatwa Dewan Syariah

Nasional (DSN) di BMT Al-AMIIN Kecamatan Karanganom,

kabupatenKlaten. Rumusan masalah yang diajukan yaitu : Bagaimanakah

pelaksanaan dan penyelesaian wanprestasi dalam Akad Musyarakah di

BMT AL-AMIIN Kecamatan Karanganom Kabupaten Klaten dan

Bagaimanakah proses pelaksanaan dan penyelesaian wanprestasi dalam

Akad Musyarakah di BMT AL-AMIIN Kecamatan Karanganom

Kabupaten Klaten ditinjau dari fatwa Dewan Syariah Nasionnal (DSN).

Data yang disajikan dianalisis secara deskriptif, yaitu dalam bentuk uraian

yang menghubungkan antara ketentuan teori dan hasil penelitian di

lapangan. Hasil studi ini menjelaskan bagaimana penyelesaian sengketa

wanprestasi dalam Akad Musyarakah yang ditinjau dari fatwa Dewan

Syariah Nasional (DSN) apakah sudah sesuai dengan syariat Islam serta

telah memenuhi ketentuan dari Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional (DSN)

yang dilakukan oleh BMT AL-AMIIN. Faktor-faktor terjadinya

wanpertasi tersebut ialah: gagal usaha atau bangkrut;penyalahgunaan

Page 27: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

11

pinjaman BMT;karakter atau sifat manusia; Penelitian ini

merekomendasikan perlunya dari pihak BMT AL-AMIIN dalam

melaksanakan Akad Musyarakah kepada pihak nasabah agar tidak terjadi

permasalahan persengketa antara kedua belah pihak dalam berakad. Serta

dalam penyelesaian wanprestasi dalam BMT AL-AMIIN telah memenuhi

ketentuan syariat Islam dan fatwa Dewan Syariah Nasional agar

penyelesaian Akad, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan salah satu

pihak, serta tercipta nya win-win solution.

Keempat, penelitian dari Hidayah, Nurul dan Ariy Khaeruddin.

2015. Wanprestasi dan Model Penyelesaiannya di LKMS (Studi Pada

Lembaga KSPS BMT Bina Ummat Sejahtera) Fakultas Hukum UNIBA

Surakarta. Jurnal ini menjelaskan Masalah klasik yang dihadapi lembaga

keuangan mikro syariah seperti koperasi adalah adanya pembiayaan yang

macet karena adanya pihak yang wanprestasi. Tak terkecuali di Koperasi

SimpanPinjam Syariah (KSPS) BUS (BINA UMMAT SEJAHTERA)

khususnya pada pembiayaan murabahah. Hasil penelitian ditemukan

bahwa dalam akad murabahah belum secara sempurna mengikuti prinsip-

prinsip akad dan akad Murabahah dalam syari‟at Islam.faktor-faktor

penyebab wanprestasi meliputi faktor internal dan eksternal. Untuk

penyelesaian sengketa mengedepankan musyawarah melalui model

pendampingan dengan pendekatan secara kekeluargaan dalam

menyelesaikan masalah. Namun jika tidak berhasil, maka akan ditempuh

Page 28: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

12

dengan melakukan somasi bahkan untuk jumlah pembiayaan tertentu akan

dibebaskan dan dibantu dengan skema Qardhul Hasan.

Sedangkan di dalam skripsi ini penulis lebih menekankan pada

penyelesaian sengketa pembiayaan macet pada akad murabahah di BMT

Hubbul Wathon Sumowono.

G. Metode Penelitian

1) Pendekatan dan Jenis Penelitian

a. Pendekatan

Dalam penelitian yang akan peneliti teliti ini, peneliti

menggunakan pendekatan yuridis sosiologis, artinya dengan

melihat apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa

pembiayaan macet pada akad murabahah di BMT Hubbul Wathon

Sumowono dan apa faktor-faktor yang menjadi penyebab

pembiayaan macet di BMT Hubbul Wathon Sumowono.

b. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang akan peneliti teliti adalah penelitian

analitis deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara

terjun langsung ke lokasi penelitian untuk memperoleh data yang

diperlukan serta mendeskripsikan permasalahan apa yang terjadi di

BMT Hubbul Wathon Sumowono mengenai penyelesaian sengketa

pembiayaan macet pada akad murabahah dan faktor-faktor

Page 29: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

13

penyebab pembiayaan macet pada akad murabahah di BMT

Hubbul Wathon Sumowono.

2) Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian yang akan peneliti teliti ini, peneliti

bertindak sebagai pengumpul data dilapangan dengan menggunakan

alat penelitian aktif dalam mengumpulkan data-data dilapangan.

Selain itu alat yang dijadikan untuk pengumpulan data bisa berupa

dokumen-dokumen yang menunjang keabsahan hasil penelitian nanti

serta alat-alat bantu lain yang dapat mendukung terlaksananya

penelitian, seperti kamera dan alat perekam.

3) Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana lokasi penelitian itu

akan dilakukan. Dalam penelitian yang akan peneliti teliti adalah di

BMT Hubbul Wathon Sumowono yang beralamat di Jalan Sukorono

No.7A Sumowono Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang,

Jawa Tengah.

4) Kebutuhan dari Sumber Data

Yaitu kebutuhan peneliti untuk memperoleh data yang

diperlukan. Adapun sumber data penelitian berupa:

a. Sumber Data Primer

Adalah sumber data yang langsung didapatkan dari

lapangan atau lokasi penelitian.

Page 30: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

14

1. Informan

Informan adalah orang yang dapat memberikan

informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan penelitian

yang akan peneliti diteliti. Dalam penelitian nanti yang

menjadi informan adalah manager dan para pegawai di BMT

Hubbul Wathon Sumowono.

2. Dokumen

Dalam hal dokumen penelitian yang akan peneliti teliti

yaitu berupa data-data yang berhubungan dengan BMT Hubbul

Wathon Sumowono, yang diantaranya adalah struktur organisasi

dan data-data yaitu berupa Anggaran Rumah Tangga (ART),

Anggaran Dasar (AD), dan tentang akad pembiayaan

murabahahdari BMT Hubbul Wathon Sumowono.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data yang

diperoleh dari berbagai bacaan atau hasil penelitian sebelumnya

yang bertema sama. Jadi sumber data lain yang bisa mendukung

penelitian ini adalah dengan telaah pustaka seperti buku-buku,

undang-undang, fatwa MUI, jurnal ataupun hasil penelitian

sebelumnya yang meneliti hal serupa.

Page 31: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

15

5) Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian yang akan peneliti teliti nanti ada tiga

metode dalam mengumpulkan data yang diperlukan dalam

penyusunan laporan penelitian yaitu sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data dengan jalan

pengamatan dan pencatatan secara langsung dan sistematis

terhadap fenomena yang diselidiki (Hadi, 1994:139).Dalam

observasi nanti, data yang ingin peneliti telitidiperoleh secara

langsung dariBMT Hubbul Wathon Sumowono.

b. Interview

Interview yaitu cara memperoleh keterangan atau data

dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung kepada

pihak BMT Hubbul Wathon Sumowono dalam hal ini adalah

manager dan para pegawai diBMT Hubbul Wathon Sumowono.

c. Dokumentasi

Yaitu mengumpulkan, menyusun dan mengelola dukumen

kegiatan yang dianggap berguna untuk dijadikan bahan

keterangan yang berhubungan dengan penelitian nanti.

6) Metode Analisis Data

Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode

deskriptif analisis.Analisis data yang digunakan adalah pendekatan

kualitatif terhadap data primer dan sekunder.Selanjutnya diuraikan

Page 32: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

16

dan disimpulkan dengan memakai metode berfikir deduktif yaitu

menganalisa data-data yang bersifat umum kemudian ditarik

kesimpulan yang bersifat khusus.

7) Pengecekan Keabsahan Data

Dalam suatu penelitian, validitas data mempunyai pengaruh

yang sangat besar dalam menentukan hasil akhir suatu penelitian

sehingga untuk mendapatkan data yang valid diperlukan suatu teknik

untuk memeriksa keabsahan data.

Dalam penelitian nanti, peneliti menggunakan pengecekan

keabsahan data dengan menggunakan teknik triangulasi . Menurut

Sugiyono (2010:274) Triangulasi dalam pengujian kredibilitas dapat

dilakukan dengan berbagai cara yaitu sebagai berikut:

1) Triangulasi Sumber yaitu untuk menguji kredibilitas data

dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh

melalui beberapa sumber.

2) Triangulasi teknik yaitu untuk menguji kredibilitas data

dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang

sama dengan teknik yang berbeda.

3) Triangulasi waktu yaitu pengecekan data dengan wawancara

observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang

berbeda.

Page 33: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

17

8) Tahap- Tahap Penelitian

Dalam penelitian yang akan peneliti teliti nanti akan

dilakukan dengan berbagai tahap yaitu:

a. Tahap sebelum lapangan, yaitu hal-hal yang dilakukan sebelum

melakukan penelitian seperti peneliti menentukan topik

penelitian, mencari informasi tentang adanya

penyelesaiansengketadalam akad murabahah di BMT Hubbul

Wathon Sumowono, pembuatan proposal penelitian,

menetapkan fokus penelitian dan sebagainya yang harus

dipenuhi sebelum melakukan penelitian.

b. Tahap pekerjaan lapangan yaitu peneliti terjun langsung ke

lapangan untuk mencari data-data yang diperlukan seperti

wawancara kepada informan, melakukan observasi dan

dokumentasi.

c. Tahap analisa data, apabila semua data telah terkumpul dan

dirasa cukup maka tahap selanjutnya adalah menganalisa data-

data tersebut dan menggambarkan hasil penelitian sehingga

bisa memberi arti pada objek yang akan diteliti.

d. Tahap penulisan laporan yaitu apabila semua data telah

terkumpul dan dianalisis serta dikonsultasikan kepada

pembimbing maka yang dilakukan peneliti selanjutnya adalah

menulis hasil penelitian tersebut sesuai dengan pedoman

penulisan yang telah ditentukan

Page 34: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

18

G. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan hasil laporan penelitian nanti

adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, yang merupakan garis-garis besar

pembahasan isi pokok penelitian yang terdiri atas: latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

tinjauan pustaka, metodelogi penelitian, dan sistematika penulisan

penelitian.

Bab II Kajian Pustaka yaitu menguraikan tinjauan umum

tentang akad-akad pembiayaan, konsep dasar dari pembiayaan pada

akad murabahah, dasar hukum mengenai penyelesaian sengketa

pembiayaan macet, menjelaskan tentang alternatif penyelesaian

sengketa, dan tinjauan umum mengenai BMT (Baitul Maal wa

Tamwil).

Bab III Paparan Data dan Temuan Penelitian yaitu

mendiskripsikan tentang gambaran umum mengenai BMT Hubbul

Wathon Sumowono dan prosedur pengajuan pembiayaan di BMT

Hubbul Wathon Sumowono.

Bab IV Pembahasan yaitu membahas tentang dasar hukum dan

proses penyelesaian sengketa terhadap pembiayaan macet pada akad

murabahah di BMT Hubbul Wathon Sumowono dan faktor-faktor

Page 35: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

19

yang menyebabkan pembiayaan macet di BMT Hubbul Wathon

Sumowono.

Bab V adalah Penutup yang merupakan kesimpulan dan saran.

Page 36: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

20

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Akad-akad Pembiayaan

1. Pengertian akad

Akad (ikatan, keputusan, atau penguatan) atau perjanjian atau

kesepakatan atau transaksi dapat diartikan sebagai komitmen yang

terbingkai dengan nilai-nilai syari‟ah (Ascarya, 2006:35)

Dalam istilah Fiqih, secara umum akad berarti sesuatu yang

menjadi tekad seseorang untuk melaksanakan, baik yang muncul dari

satu pihak, seperti wakaf, talak, dan sumpah, maupun muncul dari dua

pihak, seperti jual beli, sewa, wakalah, dan gadai (Ascarya, 2006:35).

Secara khusus akad menurut Santoso yang dikutip dalam

bukunya Ascarya (2006:35) berarti keterkaitan antara ijab (pernyataan

penawaran/pemindahan kepemilikan) dan qabul (pernyataan

penerimaan kepemilikan) dalam lingkup yang disyariatkan dan

berpengaruh pada sesuatu.

Rukun dalam akad ada 3, yaitu: 1) pelaku akad; 2) objek akad;

dan 3) shighah atau pernyataan pelaku akad, yaitu ijab dan qabul.

Pelaku akad haruslah orang yang mampu melakukan akad untuk

dirinya (ahliyah) dan mempunyai otoritas syari‟ah yang diberikan pada

seseorang untuk merealisasikan akad sebagai perwakilan dari yang lain

Page 37: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

21

(wilayah). Objek akad harus ada ketika terjadi akad, harus sesuatu

yang disyariatkan, harus bisa diserahterimakan ketika terjadi akad, dan

harus sesuatu yang jelas antara dua pelaku akad. Sementara itu, ijab

qabul harus jelas maksudnya, sesuai antara ijab dan qabul, dan

bersambung antara ijab dan qabul (Ascarya, 2006:35).

Syarat dalam akad ada empat, yaitu: 1) syarat berlakunya akad

(In’qoid); 2) syarat sahnya akad (Shighah); 3) syarat terealisasikannya

akad (Nafadz); dan 4) syarat lazim. Syarat In’qoid ada yang umum ada

yang khusus. Syarat umum harus selalu ada pada setiap akad, seperti

syarat yang harus ada pada pelaku akad, objek akad dan shighah akad,

akad bukan pada sesuatu yang diharamkan, dan akad pada sesuatu

yang bermanfaat. Sementara itu, syarat khusus merupakan sesuatu

yang harus ada pada pada akad-akad tertentu, seperti syarat minimal

dua saksi pada akad nikah. Syarat shighah, yaitu syarat yang

diperlukan secara syari‟ah agar akad berpengaruh, seperti dalam akad

perdagangan harus bersih dari cacat. Syarat nafadz ada dua, yaitu

kepemilikan (barang yang dimiliki oleh pelaku dan berhak

menggunakannya) dan wilayah. Syarat lazim, yaitu bahwa akad harus

dilaksanakan apabila tidak ada cacat (Ascarya, 2006:35-37).

Berbagai jenis akad yang diterapkan oleh bank syariah dapat

dibagi ke dalam enam kelompok pola, (Ascarya, 2006:41), yaitu:

1. pola titipan, seperti wadi’ah yad amanah dan wadi’ah yad

dhamanah;

Page 38: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

22

2. pola pinjaman, seperti qardh dan qardhul hasan;

3. pola bagi hasil, seperti mudharabah dan musyarakah;

4. pola jual beli, seperti murabahah, salam, dan istishna;

5. pola sewa, seperti ijarah dan ijarah wa iqtina; dan

6. pola lainnya, seperti wakalah, kafalah, hiwalah, ujr, sharf, dan

rahn.

1. Akad Pola titipan

Akad berpola titipan (Wadi’ah) ada dua, yaitu Wadi’ah yad

Amanah dan wadi’ah yad Dhamanah. Pada awalnya, Wadi’ah

muncul dalam bentuk yad al-amanah „tangan amanah,‟ yang

kemudian dalam perkembangannya memunculkan yadh-dhamanah

“tangan penanggung”. Akad Wadi’ah yad Dhamanah ini akhirnya

banyak dipergunakan dalam aplikasi perbankan syariah dalam

produk-produk pendanaan.

a. Titipan Wadi’ah yad Amanah

Secara umum Wadi’ah adalah titipan murni dari pihak

penitip (muwaddi’) yang mempunyai barang atau aset kepada

pihak penyimpan (mustawda’) yang diberi

amanah/kepercayaaan, baik individu maupun badan hukum,

tempat barang yang dititipkan harus dijaga dari kerusakan,

kerugian, keamanan, dan keutuhannya, dan dikembalikan

kapan saja penyimpan menghendaki (Ascarya, 2006:42)

Page 39: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

23

Barang/aset yang dititipkan adalah sesuatu yang

berharga yang dapat berupa uang, barang, dokumen, surat

berharga, atau barang berharga lainnya (Ascarya, 2006:42).

Dengan prinsip ini, pihak penyimpan tidak boleh menggunakan

atau memanfaatkan barang/aset yang dititipkan, melainkan

hanya menjaganya. Selain itu, barang/aset yang dititipkan tidak

boleh dicampuradukkan dengan barang/aset penitip. Karena

menggunakan prinsip yad al-amanah, akad titipan seperti biasa

disebut wadi’ah yad amanah (Ascarya, 2006:43).

b. Titipan Wadi’ah yad Dhamanah

Dari prinsip yad al-amanah „tangan amanah‟ kemudian

berkembang prinsip yadh-dhamanh „tangan penanggung‟ yang

berarti bahwa pihak penyimpan bertanggung jawab atas segala

kerusakan atau kehilangan yang terjadi pada barang/aset

titipan. Hal ini berarti bahwa pihak penyimpan atau custodian

adalah trustee yang sekaligus guarantor „penjamin‟ keamanan

barang/aset yang dititipkan (Ascarya, 2006:43).

Menurut Ascarya, (2006:43) hal ini juga berarti bahwa

pihak penyimpan telah mendapatkan izin dari pihak penitip

untuk mempergunakan barang/aset yang dititipkan tersebut

untuk aktivitas perekonomian tertentu, dengan catatan bahwa

pihak penyimpan akan mengembalikan barang/aset yang

Page 40: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

24

dititipkan secara utuh pada saat penyimpan menghendaki. Hal

ini sesuai dengan anjuran dalam Islam agar aset selalu

diusahakan untuk tujuan produktif (tidak idle atau didiamkan

saja).

Dengan prinsip ini, penyimpan boleh mencampur aset

penitip dengan aset penyimpan atau aset penitip yang lain, dan

kemudian digunakan untuk tujuan produktif mencari

keuntungan. Pihak penyimpan berhak atas keuntungan yang

diperoleh dari pemanfaatan aset titipan dan bertanggung jawab

penuh atas resiko kerugian yang mungkin timbul. Selain itu,

penyimpan diperbolehkan juga atas kehendak sendiri,

memberikan bonus kepada pemilik aset tanpa akad perjanjian

yang mengikat sebelumnya. Dengan menggunakan prinsip

yadh dhamanah, akad titipan seperti ini biasa disebut wadi’ah

yad dhamanah (Ascarya, 2006:44)

2. Akad pola pinjaman

Satu-satunya akad berbentuk pinjaman yang diterapkan

dalam perbankan syariah adalah Qardh dan turunannya Qardhul

Hasan. Karena bunga dilarang dalam Islam maka pinjaman Qardh

maupun Qardhul Hasan merupakan pinjaman tanpa bunga. Lebih

khusus lagi pinjaman Qardhul Hasan merupakan pinjaman

kebajikan yang tidak bersifat komersial, tetapi bersifat sosial

(Ascarya, 2006:46).

Page 41: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

25

Pinjaman Qardh

Qardh merupakan pinjaman kebajikan/lunak tanpa

imbalan, biasanya untuk pembelian brang-barang fungible

(yaitu barang yang dapat diperkirakan dan diganti sesuai berat,

ukuran, dan jumlahnya) (Ascarya, 2006:46).

Objek dari pinjaman qardh biasanya adalah uang atau

alat tukar lainnya (Ascarya dalam Saleh, 2006:46), yang

merupakan transaksi pinjaman murni tanpa bunga ketika

peminjam mendapatkan uang tunai dari pemilik dana (dalam

hal ini bank) dan hanya wajib mengembalikan pokok utang

pada waktu tertentu di masa yang akan datang. Peminjam atas

prakarsa sendiri dapat terimakasih. mengembalikan lebih besar

sebagai ucapan

3. Akad pola bagi hasil

Konsep bagi hasil yang digambarkan dalam buku Fiqih

pada umumnya diasumsikan bahwa para pihak yang bekerjasama

bermaksud untuk memulai atau mendirikan suatu usah patungan

(joint venture) ketika semua mitra usaha turut berpartisipasi sejak

awal beroperasi dan tetap menjadi mitra usaha sampai usaha

berakhir pada waktu semua aset dilikuidasi. Jarang sekali

ditemukan konsep usaha yang terus berjalan (running bussines)

ketika mitra usaha bisa datang dan pergi setiap saat tanpa

Page 42: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

26

mempengaruhi jalannya usaha. Hal ini disebabkan buku-buku

Fiqih Islam ditulis pada waktu usaha tidak sebesar dan serumit

usaha zaman sekarang, sehingga konsep “running business” tidak

mendapat perhatian (Ascarya, 2006:48-49).

a. Musyarakah

Musyarakah merupakan akad bagi hasil ketika dua atau

lebih pengusaha pemilik dana atau modal bekerjasama sebagai

mitra usaha, membiayai investasi usaha baru atau yang sudah

berjalan. Mitra usaha pemilik modal berhak ikut serta dalam

manajemen perusahaan, tetapi itu tidak merupakan keharusan.

Para pihak dapat membagi pekerjaan mengelola usaha sesuai

kesepakatan dan mereka juga dapat meminta gaji/upah untuk

tenaga dan keahlian yang mereka curahkan untuk usaha

tersebut (Ascarya, 2006:51).

Proporsi keuntangan dibagi diantara mereka menurut

kesepakatan yang ditentukan sebelumnya dalam akad sesuai

dengan proporsi modal yang disertakan (pendapat Imam Malik

dan Imam Syafi‟i), atau dapat pula berbeda dari proporsi modal

yang mereka sertakan (pendapat Imam Ahmad). Sementara itu,

Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa proporsi keuntangan

dapat berbeda dari proporsi modal pada kondisi normal.

Namun demikian, mitra yang memutuskan menjadi sleeping

Page 43: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

27

partner, proporsi keuntungan tidak boleh melebihi proporsi

modalnya (Ascarya, 2006:51-52)

Sementara itu, kerugian, apabila terjadi, akan

ditanggung bersama sesuai dengan proporsi menyertaan modal

masing-masing (semua ulama sepakat dalam hal ini) (Ascarya,

2006:52).

Penulis mengambil kesimpulan bahwa dalam

musyarakah keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan para

pihak, sedangkan kerugiaan ditanggung bersama sesuai dengan

proporsi penyertaan modal masing-masing pihak.

b. Mudharabah

Secara singkat mudharabah atau penanaman modal

adalah penyerahan modal uang kepada orang yang berniaga

sehingga ia mendapatakan presentase keuntungan (Ascarya,

2006:60).

Sebagai suatu bentuk kontrak, mudharabah merupakan

akad bagi hasil ketika pemilik dana atau modal (pemodal),

biasa disebut shahibul mal/rabbul mal, menyediakan modal

(100persen) kepada pengusaha sebagai pengelola, biasa disebut

mudharib, untuk melakukan aktifitas produktif dengan syarat

bahwa keuntungan yang dihasil akan dibagi diantara mereka

menurut kesepakatan yang ditentukan sebelumnya dalam akad

(yang besarnya juga dipengaruhi kekuatan pasar). Shahibul mal

Page 44: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

28

(pemodal) adalah pihak yang memiliki modal, tetapi tidak bisa

berbisnis, dan mudharib (pengelola intrepreneur) adalah pihak

yang pandai berbisnis, tetapi tidak memiliki modal. (Ascarya,

2006:61).

4. Akad pola jual beli

Jual beli dibolehkan syariah berdasarkan Alqur-an, Sunnah,

dan Ijmak (konsensus) para ulama. Dalam QS. Al Baqarah 275

disebutkan bahwa “Allah menghalalkan jual beli dan

mengharamkan riba.” Sedangkan dalam QS. An Nisa‟ 29

disebutkan “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu

makan harta sesamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali

dalam perdagangan berlaku atas dasar suka sama suka diantara

kamu.”

a. Murabahah

Murabahah adalah istilah dalam Fiqih Islam yang

berarti suatu bentuk jual beli tertentu ktika penjual menyatakan

biaya perolehan barang, meliputi harga barang dan biaya-biaya

lain yang dikeluarkan untuk meemperoleh barang tersebut, dan

tingkat keuntungan (margin) yang diinginkan (Ascarya,

2006:82).

Tingkat keuntungan ini bisa dalam bentuk lumpsum

atau presentase tertentu dari biaya perolehan. Pembayaran bisa

dilakukan secara spot (tunai) atau bisa dilakukan di kemudian

Page 45: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

29

hari yang disepakati bersama. Oleh karena itu, murabahah

tidak sendirinya mengandung konsep pembayaran tertunda

(deferred payment), seperti yang secara umum dipahami oleh

sebagian orang yang mengetahui murabahah hanya dalam

hubungannya dengan transaksi pembiayaan di perbankan

syariah, tetapi tidak memahami fiqih Islam (Ascarya, 2006:82).

b. Salam

Salam merupakan bentuk jual beli dengan pembayaran

di muka dan penyerahan di kemudian hari (advanced payment

atau forward buying atau future sales) dengan harga,

spesifikasi, jumlah, kualitas, tanggal dan tempat penyerahan

yang jelas, serta disepakati sebelumnya dalam perjanjian

(Ascarya, 2006:90).

Barang yang diperjualbelikan belum tersedia pada saat

transaksi dan harus diproduksi terlebih dahulu, seperti produk-

produk pertanian dan produk-produk fungible (barang yang

dapat diperkirakan dan diganti sesuai berat, ukuran, dan

jumlahnya) lainnya. Barang-barang non-fungible seperti batu

mulia, lukisan berharga, dan lain-lain yang merupakan barang

langka tidak dapat dijadikan objek salam (Ascarya, 2006:90).

Risiko terhadap barang yang diperjualbelikan masih

berada pada penjual sampai waktu penyerahan barang. Pihak

pembeli berhak untuk meneliti dan dapat menolak barang yang

Page 46: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

30

akan diserahkan apabila tidak sesuai dengan spesifikasi awal

yang disepakati (Ascarya, 2006:90).

c. Istishna

Istishna adalah memesan kepada perusahaan untuk

memproduksi barang atau komoditas tertentu untuk

pembeli/pemesan. Istishna merupakan salah satu bentuk jual

beli dengan pemesanan yang mirip dengan salam yang

merupakan bentuk jual beli forward kedua yang dibolehkan

oleh syari‟ah (Ascarya, 2006:96).

Jika perusahaan mengerjakan untuk memproduksi

barang yang dipesan dengan bahan baku dan perusahaan, maka

kontrak/akad istishna muncul. Agar akad istishna menjadi sah,

harga harus ditetapkan diawal sesuai kesepakatan dan barang

harus memiliki spesifikasi yang jelas yang telah disepakati

bersama. Dalam istishna pembayaran dapat dimuka, dicicil

sampai selesai, atau dibelakang, serta istishna biasanya

diaplikasikan untuk industri dan barang manufaktur (Ascarya,

2006:96-97).

Kontrak istishna menciptakan kewajiban moral bagi

perusahaan untuk memproduksi barang pesanan pembeli.

Sebelum perusahaan mulai memproduksinya, setiap pihak

dapat membatalkan kontrak dengan memberitahukan

sebelumnya kepada pihak yang lain. Namun demikian, apabila

Page 47: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

31

perusahaan sudah memulai produksinya, kontrak istishna tidak

dapat diputuskan secara sepihak (Ascarya, 2006:97).

5. Akad pola sewa

Transaksi non-bagi hasil selain yang berpola jual beli

adalah transaksi berpola sewa atau ijarah. Ijarah, biasa juga

disebut sewa, jasa, atau imbalan, adalah akad yang dilakukan atas

dasar suatu manfaat dengan imbalan jasa. Ijarah adalah istilah

dalam fiqih Islam dan berarti memberikan sesuatu yang disewakan

(Ascarya, 2006:99).

Dalam akad pola sewa terdapat dua jenis ijarah yaitu:

1) Ijarah yang berhubungan dengan sewa jasa, yaitu

memperkerjakan jasa seseorang dengan upah sebagai imbalan

jasa yang disewa. Pihak yang memperkerjakan disebut

musta’jir, pihak pekerja disebur ajir, upah yang dibayarkan

disebut ujrah.

2) Ijarah yang berhubungan dengan sewa aset atau properti, yaitu

memindahkan hak untuk memakai dari aset atau properti

tertentu kepada orang lain dengan imbalan biaya sewa. Bentuk

ijarah ini mirip dengan leasing (sewa) di bisnis konvensional.

Pihak yang menyewa (lessee) disebut musta’jir, pihak yang

menyewakan (lessor) disebut mu’jir/muajir, sedangkan biaya

sewa disebut ujrah.

Page 48: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

32

6. Akad pola lainnya

Selain pola-pola yang telah dijelaskan, masih ada jenis akad

lain yang biasa digunakan perbankan syariah, yaitu sebagai

berikut:

a. Wakalah

Wakalah (deputyship), atau biasa disebut perwakilan,

adalah pelimpahan kekuasaan oleh satu pihak (muwakil)

kepada pihak lain (wakil) dalam hal-hal yang boleh diwakilkan.

Atas jasanya, maka penerima kekuasaan dapat meminta

imbalan tertentu dari pemberi amanah.

b. Kafalah

Kafalah (guaranty) adalah jaminan, beban, atau

tanggungan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada

pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang

ditanggung (makful). Kafalah dapat juga berarti mengalihkan

tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan berpegang

pada tanggung jawab orang lain sebagain penjamin. Atas

jasanya penjamin dapat meminta imbalan tertentu dari orang

yang dijamin.

Jadi, secara singkat kafalah berarti mengalihkan

tanggung jawab seseorang kepada orang lain dengan imbalan.

Page 49: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

33

a. Hawalah

Hawalah (Transfer Service) adalah pengalihan

hutang/piutang dari orang yang berhutang/berpiutang

kepada orang lain yang wajib

menanggungnya/menerimanya.

b. Rahn

Rahn (Moretgage) adalah pelimpahan

kekuasaan oleh suatu pihak kepada pihak lain (bank)

dalam hal-hal yang boleh diwakilkan. Atas jasanya,

maka penerima kekuasaan dapat menerima imbalan

tertentu dari pemberi amanah.

c. Sharf

Sharf adalah jual beli suatu valuta dengan valuta

asing. Produk jasa perbankan yang menggunakan akad

sharf adalah fasilitas penukaran uang (money changer).

d. Ujr

Ujr adalah imbalan yang diberikan atau yang

diminta atas suatu pekerjaan yang dilakukan. Akad ujr

diaplikasikan dalam produk-produk jasa keuangan bank

syariah (fee based services), seperti untuk penggajian,

penyewaan safe deposit box, penggunaan ATM, dan

sebagainya (Ascarya, 2006:104-110).

Page 50: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

34

B. Konsep Dasar Pembiayaan Pada Akad Murabahah

1. Pengetian murabahah

Murabahah didefinisikan oleh para Fuqaha sebagai penjualan

barang seharga biaya/harga pokok (cost) barang tersebut ditambah

mark-up atau marginkeuntungan yang disepakati. Karakteristik

murabahah adalah bahwa penjual harus memberitahu pembeli

mengenai harga pembelian produk dan menyatakan jumlah

keuntungan yang ditambahkan pada biaya (cost) tersebut (Wiroso,

2005:13).

Pembiayaan murabahah telah diatur dalam fatwa DSN

No.4/DSN-MUI/IV/2000 yang intinya menyatakan bahwa dalam

rangka membantu masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan dan

berbagai kegiatan bank syariah perlu memiliki fasilitas murabahah

bagi yang memerlukan, yaitu menjual suatu barang dengan

menegaskan harga belinya kepada pembeli dengan harga yang lebih

sebagai laba (Ilmi, 2002:38)

Bentuk-bentuk akad murabahah menurut Ascarya, (2006:89)

antara lain :

a. Murabahah sederhana

Murabahah sederhana adalah bentuk akad murabahah

ketika penjual memasarkan barangnya kepada pembeli dengan

Page 51: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

35

harga sesuai harga perolehan ditambah margin keuntungan

yang diinginkan.

b. Murabahah kepada pemesan

Bentuk murabahah ini melibatkan tiga pihak, yaitu

pemesan, pembeli dan penjual. Bentuk murabahah ini juga

melibatkan pembeli sebagai perantara karena keahliannya atau

karena kebutuhan pemesan akan pembiayaan. Bentuk

murabahah inilah yang diterapkan perbankan syariah dalam

pembiayaan.

2. Syarat murabahah

Dalam murabahah dibutuhkan beberapa syarat ( Wiroso,

2006:17), antara lain :

a. Mengetahui harga pertama (Harga Pembelian)

Pembeli kedua hendaknya mengetahui harga pembelian

karena hal itu adalah syarat sahnya transaksi jual beli. Syarat

ini meliputi semua transaksi yang terkait dengan murabahah,

seperti pelimpahan wewenang (tauliyah), kerja sama (syirkah)

dan kerugian, karena semua transaksi ini berdasarkan pada

harga pertama yang merupakan modal. Jika tidak

mengetahuinya, maka jual beli tersebut tidak sah hingga di

tempat transaksi. Jika tidak diketahui hingga keduanya

Page 52: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

36

meninggalkan tempat tersebut, maka gugurlah transaksi

tersebut.

b. Mengetahui besarnya keuntungan

Mengetahui jumlah keuntungan adalah keharusan,

karena ia merupakan bagian dari harga (tsaman), sedangkan

mengetahui harga adalah syarat sahnya jual beli.

c. Modal hendaklah berupa komoditas yang dimiliki kesamaan

dan sejenis, seperti benda-benda yang ditakar, ditimbang dan

dihitung.

Syarat ini diperlukan dalam murabahah dan tauliyah,

baik ketika jual beli dilakukan dengan penjual pertama atau

orang lain. Serta baik keuntungan dari jenis harga pertama atau

bukan, setelah jenis keuntungan disepakati berupa sesuatu yang

diketahui ketentuannya, misalkan dirham ataupun yang lainnya.

Jika modal dan benda-benda yang tidak memiliki kesamaan,

seperti barang dagangan, selain dirham dan dinar, tidak boleh

diperjual belikan dengan cara murabahah atau tauliyah oleh

pihak yang tidak memiliki barang dagangan. Hal ini karena

murabahah atau tauliyah adalah jual beli dengan harga yang

sama dengan harga pertama, dengan adanya tambahan

keuntungan dalam sistem murabahah.

d. Sistem murabahah dalam harta riba hendaknya tidak

menisbatkan riba tersebut terhadap harga pertama

Page 53: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

37

Seperti membeli barang yang ditakar atau ditimbang

dengan barang sejenis dengan takaran yang sama, maka tidak

boleh menjualnya dengan sistem murabahah. Hal semacam ini

tidak diperbolehkan karena murabahah adalah jual beli dengan

harga pertama dengan adanya tambahan, sedangkan tambahan

dengan harga riba hukumnya adalah riba dan bukan

keuntungan.

e. Transaksi pertama haruslah sah secara syara‟

Jika transaksi pertama tidak sah, maka tidak boleh

dilakukan jual beli secara murabahah, karena murabahah

adalah jual beli dengan harga pertama disertai tambahan

keuntungan dan hak milik jual beli yang tidak sah ditetapkan

dengan nilai barang atau dengan barang yang semisal bukan

dengan harga, karena tidak benarnya penamaan.

3. Rukun pada akad murabahah

Rukun dari akad murabahah yang harus dipenuhi dalam

transaksi ada beberapa (Ascarya, 2006:82), yaitu:

a. Pelaku akad, yaitu ba’i (penjual) adalah pihak yang memiliki

barang untuk dijual, dan musytari (pembeli) adalah pihak yang

memerlukan dan akan membeli barang;

b. Objek akad, yaitu mabi’ (barang dagangan) dan tsaman (harga);

dan

c. Shighah, yaitu Ijab dan Qabul.

Page 54: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

38

4. Proses transaksi jual beli murabahah

Proses transaksi jual belu murabahah, dilakukan oleh bank

syariah dengan nasabah dengan tahapan-tahapan sebagai berikut

(Wiroso, 2005:39):

a. Nasabah melakukan proses negoisasi atau tawar menawar

keuntungan dan menentukan syarat pembayaran dan barang sedah

berada ditangan bank syariah. Dalam negoisasi ini, bank syariah

sebagai penjual harus memberitahukan dengan jujur perolehan

barang yang diperjualbelikan beserta keadaan barangnya.

b. Apabila kedus belah pihak sepakat, tahap selanjutnya dilakukan

akad untuk transaksi jual beli murabahah tersebut.

c. Tahap berikutnya bank syariah menyerahkan barang yang

diperjualbelikan (yang diserahkan dari penjual ke pembeli adalah

barang). Hal ini akan mempengaruhi biaya yang dikeluarkan dan

akhirnya akan mempengaruhi biaya yang dikeluarkan dan akhirnya

akan mempengaruhi harga perolehan barang.

d. Setelah penyerahan barang, pembeli atau nasabah melakukan

pembayaran harga jual barang dan dapat dilakukan secara tunai

atau dengan tangguh. Kewajiban nasabah adalah sebesar harga

jual, yang meliputi harga pokok ditambah dengan keuntungan yang

disepakati dan dikurangi dengan uang muka (jika ada)

Page 55: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

39

C. Lembaga Penyelesaian Sengketa Dalam Keuangan Syari’ah

Menurut Anshori, (2008:103), penyelesaian sengkea merupakan ruang

lingkup perjanjian sehingga bersifat open system, karena mengenai

penyelesaian sengketa ini terkait dengan pilihan hukum (choice of law) dan

pilihan forum (choice of forum) sepenuhnya diserahkan kepada pihak yang

bersengketa. Klausa mengenai penyelesaian sehngketa ini biasanya tertuang

dalam perjanjian pokok yang dibuat oleh para pihak.

Ada beberapa lembaga penyelesaian sengketa (dispute settlement

body) dalam praktik perbankan syariah yang dapat dijadikan alternatif bagi

para pihak untuk menyelesaikan sengketa yang dihadapinya (Anshori,

2008:104-106).

1. Lembaga arbitrase (Badan arbitrase Syariah Nasional), arbitrase adalah

penyelesaian sengketa perdata diluar pengadilan umum yang didasarkan

pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang

bersengketa (pasal 1 angka 1 UU No. 30 tentang arbitrase danAlternatif

penyelesaian sengketa). Khusus untuk menyelesaikan sengketa yang

terjadi antara pihak bank syariah dengan nasabahnya, maka arbitrase

institisional yang sebaiknya dipilih oleh para pihak adalah Badan

Arbitrase Syariah Nasional.

Bahwa seperti halnya dengan lembaga arbitrase yang lain BASYARNAS,

baru memiliki kewenangan/kompetensi untuk menyelesaikan sengketa di

bidang ekonomi syariah apabila para pihak yang bersengketa terlebih

dahulu membuat perjanjian arbitrase baik sebelum sengketa terjadi

Page 56: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

40

maupun sesudah sengketa terjad. Yang pertama disebut sebagai pactum

de compramittedo, dimana biasanya melekat pada perjanjian pokoknya

dengan mencantumkam klausula arbitrase, sedangkan yang kedua disebut

dengan akta kompromis yakni berupa perjanjian arbitrase yang terpisah

dengan perjanjian pokoknya.

2. Peradilan Agama, bahwa kewenangan peradilan agama untuk

menyelesaikan sengketa di bidang ekonomi syariah baru ada sejak

diundangkannya Undang-undang No.3 Tahun 2006 tentang perubahan

atas undang-undang No.7 Tahun 1989 tentang peradilan agama. Hal ini

dapat dilihat dalam pasal 49 huruf (i) yang menyebutkan bahwa

pengadilan agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan

menyelesaikan perkara ditingkat pertama antara orang-orang yang

beragama Islam “ekonomi syariah”. Kewenangan yang didalam pasal 49

huruf (i) ini merupakan kompetensi absolut bagi peradilan agama sebagai

salah satu pilar kekuasaan kehakiman di Indonesia

D. Alternatif Penyelesaian Sengketa

Di Indonesia penyelesaian sengketa telah banyak dilakukan, baik

yang bersifat individual maupun yang bersifat kelembagaan. Hukum adat

di Indonesia sudah biasa melakukan penyelesain sengketa secara damai

(Manan,2005:169-170).

Bentuk-bentuk penyelesaian sengketa:

Page 57: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

41

a. Negosiasi

Negosiasi merupakan komunikasi dua arah yang dirancang

untuk mencapai kesepakatan pada saat kedua belah pihak memiliki

berbagai kepentingan yang sama maupun yang berbeda. Negoisasi

merupakan sarana bagi pihak-pihak yang bersengketa untuk

mendiskusikan penyelesaian tanpa keterlibatan pihak ketiga sebagai

penengah, baik yang tidak berwenang mengambil keputusan (mediasi).

b. Mediasi

Mediasi adalah cara penyelesaian sengketa melalui proses

perundingan untuk memperoleh kesepakatan para pihak dengan

dibantu oleh mediator (PERMA NO.01 Tahun 2008)

Mediasi adalah upaya penyelesaian sengketa para pihak dengan

kesepakatan bersama melalui mediator yang bersikap netral dan tidak

membuat keputusan atau kesimpulan bagi para pihak tetapi menunjang

fasilisator untuk terlaksananya dialog antar pihak dengan suasana

keterbukaan, kejujuran, dan tukar pendapat untuk mencapai mufakat.

c. Konsiliasi

Konsiliasi adalah cara penyelesaian sengketa secara damai

dengan melibatkan pihak ketiga. Prosedur untuk baik, konsiliasi

dilaksanakan secara suka rela artinya, para pihak dapat menempuh cara

ini apabila kedua belah pihak setuju dan pelaksanaannya bersifat

raahasia, namun demikian pelaksanaan tersebut tidak mengurangi hak

Page 58: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

42

masing-masing pihak untuk melangkah ke proses atau tata cara

penyelesaian lebih lanjut.

Dalam konsep ajaran Islam ada tiga sistem dalam

menyelesaikan sengketa atau perselisihan, (Wijayanti, 2013:119)

yaitu:

a. Secara Damai (as-shulh) yaitu suatu jenis akad atau perjanjian

untuk mengakhiri perselisihan/pertengkaran antara dua pihak

yang bersengketa secara damai dan dilakukan dengan cara

musyawarah oleh pihak-pihak yang bersengketa.

b. Secara Arbitrase (at-tahkim)

Dalam perspektif Islam, “arbitrase” dapat dipadankan dengan

istilah “tahkîm”. Secara terminologis, tahkîm memiliki pengertian

yang sama dengan arbitrase yakni pengangkatan seseorang atau

lebih sebagai wasit oleh dua orang yang berselisih atau lebih,

guna menyelesaikan perselisihan mereka secara damai, orang

yang menyelesaikan disebut dengan “Hakam”.

c. Melalui Lembaga Peradilan (al- qadhâ)

Apabila para pihak bersengketa, tidak berhasil melakukan as-

shulh atau at- tahkîm, atau para pihak tidak mau melakukan

kedua caratersebut, maka salah satu pihak bisa mengajukan

masalahnya kepengadilan.

Page 59: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

43

E. Tinjauan Umum Mengenai BMT (Baitul Mal wa Tamwil)

1. Pengertian BMT (Baitul Mal wa Tamwil)

Secara estimologis istilah “Baitul Maal” berarti “rumah uang”,

sedangkan “Baitut tamwil” mengandung pengertian “rumah

pembiayaan”. Istilah Baitul Maal telah ada dan tumbuh sejak zaman

Rasulullah saw meskipun saat itu belum terbentuk suatu lembaga yang

permanen dan terpisah (Yunus, 2009:5).

Baitul Maal wat Tamwil sebenarnya merupakan dua

kelembagaan yang menjadi satu, yaitu lembaga Baitul Maal dan

lembaga Baitut Tamwil yang masing-masing keduanya memiliki

prinsip dan produk yang berbeda meskipun memiliki hubungan yang

erat antara keduanya dalam menciptakan suatu kondisi perekonomian

yang merata dan dinamis. Namun, dalam perkembangannya,

khususnya lembaga Baitul Maal mengalami penyempitan arti,

sehingga produk dan fungsinya pun mengalami hal yang sama (Yunus,

2009:33).

Baitul Maal Wattamwil (BMT) merupakan kelompok swadaya

masyarakat sebagai lembaga ekonomi rakyat yang berupaya

mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dengan sistem

bagi hasil untuk meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha kecil

bawah dan kecil dalam upaya pengentasan kemiskinan (Ridwan, 2004:

126).

Page 60: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

44

Baitul Maal Wattamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu

baitul mal dan baitul tamwil. Baitul mal lebih mengarah pada usaha-

usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang non profit, seperti

zakat, infaq dan shodaqoh. Sedangkan baitul tamwil sebagai usaha

pengumpulan dan penyaluran dana komersial.

Fungsi Baitul Maal Wat Tamwil yang sebenarnya dalam

konsepsi Islam merupakan alternatif kelembagaan keuangan syariah

yang memiliki dimensi sosial dan produktif dalam skala nasional

bahkan global, di mana denyut nadi perekonomian umat terpusat pada

fungsi kelembagaan ini yang mengarah pada hidupnya fungsi-fungsi

kelembagaan ekonomi lainnya (Yunus, 2009:7).

Dari pengertian tersebut dapatlah ditarik suatu pengertian yang

menyeluruh bahwa BMT merupakan organisasi bisnis yang juga

berperan sosial (sebagai lembaga bisnis, BMT lebih mengembangkan

usahanya pada sector keuangan, yakni simpan pinjam. Pada dataran

hukum di Indonesia, badan hukum yang paling mungkin untuk BMT

adalah koperasi.

2. Sejarah BMT(Baitul Maal wa Tamwil)

Pada tahun 1995, Presiden Suharto telah mendeklarasikan

program BMT sebagai suatu gerakan nasional yang bertujuan untuk

penguatan ekonomi rakyat melalui institution building dan small

business development. Sehingga saat ini BMT telah tersebar luas di

seluruh Indonesia. BMT merupakan lembaga keuangan islam yang

Page 61: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

45

memiliki misi sosial dan memiliki bisnis. Misi sosial tercakup pada

baitul mal yaitu mengumpulkan dan mendistribusikan Zakat, Infaq dan

Shodaqoh (ZIS).

Sedangkan misi bisnis tercakup dalam aktivitas baitul tamwil

yaitu memobilisasi masyarakat (dalam bentuk simpanan anggota) dan

kemudian diinvestasikan dalam sektor produktif yaitu untuk usaha

mikro. Penyebaran BMT diseluruh tanah air diharapkan dapat

membantu dalam penyelesaian pengembangan ekonomi umat

khususnya golongan masyarakat ekonomi lemah (Widiyanto, 2012:

38).

3. Dasar Hukum Baitul Maal wa Tamwil (BMT)

Pesatnya aktivias ekonomi masyarakat berbasis syariah

membuatkehadiran regulasi yang mandiri menjadi sebuah

keniscayaan. Bank-bankSyariah dan BPRS tunduk pada peraturan

Bank Indonesia. SedangkanLembaga Keuangan Mikro (LKM) dalam

bentuk BMT hingga saat inibelum ada regulasi yang mandiri dan

realitasnya berbadan hukumkoperasi sehingga tunduk terhadap

peraturan perkoperasian. Sedangkanditinjau dari segmen usahanya

BMT juga termasuk UKM karenanya jugamengikuti peraturan

peraturan terkait bembinaan dan pengembanganusaha kecil (Amalia,

2009:242)

Hingga saat ini status kelembagaan atau badan hukum yang

memayungi keabsahan BMT adalah koperasi. hal ini berarti

Page 62: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

46

kelembagaan BMT tunduk pada Undang-undang Perkoperasian

Nomor 17 tahun 2012 dan secara spesifik diatur dalam Keputusan

Menteri Ngara Koperasi dan UKM RI Nomor

91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang petunjuk pelaksanaan Kegiatan

Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syari‟ah (KJKS) (Amalia, 242-243).

Page 63: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

47

BAB III

GAMBARAN UMUM BMT HUBBUL WATHON SUMOWONO DAN

PROSEDUR PENGAJUAN PEMBIAYAAN DI BMT HUBBUL WATHON

SUMOWONO

A. Gambaran Umum Lokasi dan Objek Penelitian

1. Profil BMT Hubbul Wathon Sumowono

a. Sejarah berdiri BMT Hubbul Wathon Sumowono

Baitul Maal Wattamwil (BMT) Hubbul Wathon

adalahlembaga keuangan syari‟ah berbadan hukum koperasi yang

pertama kali berdiri di Kecamatan Sumowono, Kabupaten

Semarang. BMT Hubbul Wathon mulai beroperasional pada

tanggal 26 Agustus 1999 dan memperoleh pengesahan dari Dinas

Koperasi Kabupaten Semarang pada tanggal 13 Desember 2000

dengan Nomor Badan Hukum: 227/BH/KDK.II.I/XII/2000.

Koperasi BMT Hubbul Wathon berkantor pusat di Jalan

Sukorono Nomor 7A Sumowono, Kecamatan Sumowono,

Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang. Dalam rangka

pengembangan operasional dan peningkatan pelayanan kepada

anggota, pada saat ini BMT Hubbul Wathon telah membuka

kantor cabang di Kecamatan Bandungan, Pringapus dan Ungaran,

serta kantor kas di Sumowono.

Page 64: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

48

b. Visi Misi dan Tujuan BMT Hubbul Wathon Sumowono

1) Visi

Menjadi BMT teladan dengan asset Rp.25.000.000.000,00

yang mampu meningkatkan pendapatan pengelola minimal Rp.

5.000.000,00 per bulan dan Rp. 1.000.000,00 per tahun

anggota pada tahun 2020.

2) Misi

a) Meningkatkan penghimpunan dana

b) Meningkatkan pendapatan

c) Meningkatkan kesejahteraan anggota dan calon anggota

d) Meningkatkan SDM Karyawan dan Anggota

e) Melakukan pendampingan usaha dan konsultasi usaha

anggota dan calon anggota

f) Melakukan sosialisasi kegiatan ekonomi Islam

g) Meningkatkan kualitas beragama

3) Tujuan

a) MeningkatkanProgram pemberdayaan Ekonomi

khususnya di Kalangan Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah dan Koperasi melalui Sistem Syariah

b) Mendorong kegiatan ekonomi syariah dalam usaha mikro,

kecil dan menengah khususnya serta ekonomi Indonesia

pada umumnya.

Page 65: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

49

c) Meningkatkan semangat dan peran serta anggota

masyarakat dalam kegiatan koperasi jasa keuangan

syariah.

2. Manajemen BMT Hubbul Wathon Sumowono

Nama : KJKS BMT Hubbul Wathon

Jenis : Koperasi Jasa Keuangan Syari‟ah

Alamat : Desa Losari RT01/RW03 Losari Kec.

Sumowono

Badan Hukum : 227/BH/KDK.II.I/XII/2000

Tanggal berdiri : 13 Desember 2000

Pengurus:

Ketua : Bp. Nurdin, S.Pd.

Sekretaris : Bp. Sidiq Asy‟ari

Bendahara : Bp. Nurhadi

Pengawas:

Ketua : Bp. Maryoto

Anggota : Bp. Muhammad Muhdi

Anggota : Ibu. Heronita Purba

Pengelola:

a. Pusat

General manajer/GM : Ir. Muhammad Fauzan

Manajer Umum : Aji Santoso

Manajer Bisnis : Muhammad

1) Cabang Sumowono

a. Manajer Cabang Sumowono : Ir. Muhammad Fauzan

b. Kabag. Pemasaran dan Pembiayaan : Muhammad

Page 66: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

50

c. Pembiayaan : - Aldilano Rendi W

- Fitria Nur Annisa

d. Kasir/Teller : Andis Fery S

2) Cabang Sumowono II

Manajer Cabang : Aji Santoso

Pemasaran : -Rizki Ayu

-Ukit Adiyatma

Kasir/teller : Fenik Kurniawati

3) Cabang Bandungan

Manajer Cabang : Ismiyatun

Pemasaran : -Wahid fauziyanto

-Riyani

Kasir/teller : Ismiyatun

4) Cabang pringapus

Manajer Cabang : Aji Santoso

Pemasaran : - Muhammad Luthfi Hidayat

- Fahmi Komsa Abada

Kasir/Teller : Avivah

Page 67: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

51

3. Filosofi kerja BMT Hubbul Wathon

Di BMT Hubbul Wathon Sumowono mempunyai filosofi kerja

yaitu:

a. KERJA ITU RAHMAT, artinya kerja adalah terimakasihku, aku

harus bekerja tulus

b. KERJA ITU AMANAH, artinya kerja adalah tanggung jawabku,

aku harus bekerja tuntas

c. KERJA ITU SUCI, artinya kerja adalah panggilanku, aku harus

bekerja benar

d. KERJA ITU SEHAT, artinya kerja adalah aktualitasku, aku harus

bekerja keras

e. KERJA ITU SENI, artinya kerja adalah kesukaanku, aku harus

kreatif

f. KERJA ITU IBADAH, artinya kerja adalah pengabdianku, aku

harus bekerja serius

g. KERJA ITU MULIA, artinya kerja adalah pelayananku, aku harus

bekerja

h. KERJA ITU KEHORMATAN, artinya kerja adalah kewajibanku,

aku harus bekerja unggul

Page 68: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

52

4. Struktur Organisasi BMT Hubbul Wathon Sumowono

Gambar 3.1

struktur organisasi BMT Hubbul Wathon

RA (Rapat Anggota)

Dewan

Pengawas

Syariah

Badan

Pengawas

Pengurus

Pengawas

Internal

Manajer

Umum

Kepala Bagian

Operasional

Kepala Bagian

Pemasaran

Administrasi

Pembiayaan

Staf

Pemasaran

Akutansi

Pembiayaan

Teller

Page 69: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

53

5. Produk-produk BMT Hubbul Wathon Sumowono

a. Produk Pembiayaan

1) Mudharabah

Mudharabah yaitu akad kerjasama suatu usaha antara

dua pihak dimana pihak pertama (BMT selaku shahibul amal)

menyediakan seluruh modal usaha, sedangkan pihak kedua

(anggota BMT/mudharib) bertindak selaku pengelola usaha,

dan keuntungan usaha dibagi antara BMT dan anggota BMT

sesuai kesepakan yang dituangkan dala akad pembiayaan,

ketentuannya yaitu:

a. Pembiayaan untuk modal usaha produktif

b. Modal usaha disediakan oleh BMT

c. Anggota BMT bertindak selaku pengelola usaha

d. Anggota BMT bersedia untuk menyampaikan kondisi

usaha, dan laporan keuangan secara jujur dan terbuka

e. Keuntungan hasil usaha dibagi antara BMT dan anggota

BMT sesuai kesepakatan bersama

2) Musyarakah

Musyarakah yaitu akad kerjasama antara BMT dan

anggota BMT untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-

masing pihak memberikan kontribusi dana (modal usaha) dan

keuntungan usaha dibagi antara BMT dengan anggota BMT

Page 70: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

54

sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam akad pembiayaan,

ketentuannya yaitu:

a. Pembiayaan untuk modal usaha produktif

b. BMT menyertakan sebagian modal atas usaha yang dikelola

oleh anggota BMT

c. Anggota BMT bersedia untuk menyampaikan kondisi

usaha, dan laporan keuangan (keuntungan) secara jujur da

terbuka

d. Keuntungan hasil usaha dibagi antara BMT dan anggota

BMT sesuai kesepakatan bersama

3) Murabahah

Murabahah yaitu akad jual beli suatu barang antara

BMT (penjual) dengan anggota BMT (pembeli) dengan

menegaskan harga belinya kepada anggota BMT dan anggota

BMT membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba,

ketentuannya yaitu:

a. Pembiayaan untuk pembelian barang (kebutuhan

konsumtif)

b. Pihak BMT membelikan barang yang dipesan oleh

anggota BMT, kemudian menjualnya kepada anggota atau

BMT mewakilkan kepada anggota BMT untuk membeli

barang yang dikehendakinya da selanjutnya BMT menjual

barang tersebut kepada anggota

Page 71: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

55

c. BMT menyampaikan harga perolehan (harga beli barang)

dan menjual kepada anggota dengan harga lebih (profit

margin) sebagai laba

d. Anggota BMT membayar barang yang dibeli tersebut

dengan cara jatuh tempo maupun angsuran sesuai jangka

waktu yang disepakati

4) Ijaroh

Ijaroh adalah akad pemindahan hak guna (manfaat)

atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui

pembayaran sewa/upah, tanpa diikuti dengan pemindahan

pemilikan barang itu sendiri, ketentuannya yaitu:

a. Ijaroh digunakan untuk keperluan menyewa barang/jasa

(pemindahan hak guna/manfaat barang/jasa)

b. Pihak BMT menyewakan barang atau jasa (menyediakan

hak guna barang/jasa) sesuai kebutuhan anggota BMT

c. Pembayaran sewa dilakukan secara mengangsur sesuai

jangka waktu yang disepakati

d. Keuntugan BMT diperoleh dari imbalan jasa (ujroh) atas

penggunaan manfaat barang/jasa tersebut

5) Qardhul Hasan

Qardhul Hasan, yaitu suatu akad pinjaman kepada

anggota BMT, dan anggota berkewajiban mengembalikan

Page 72: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

56

sejumlah pokok pinjaman tanpa tambahan keuntungan kepada

BMT, ketentuannya yaitu:

a. Pinjaman ini diprioritaskan untuk kaum duafa

b. Anggota hanya diwajibkan mengembalikan sejumlah

pokok pinjaman tanpa tambahan keuntungan

b. Produk Simpanan

1) Sirela (Simpanan Sukarela Lancar)

Sirela adalah dana anggota yang disimpan/dititipkan ke

BMT dan dapat diambil sewaktu-waktu, ketentuan dan

karakteristiknya yaitu:

a. Sirela menggunakan akad wadiah yadhomanah

b. Setoran awal (pembukuan rekening) minimal Rp 10.000,-

c. Setoran selanjutnya minimal Rp 5.000,-

d. Penyetoran dan penarikan dapat dilakukan sewaktu-waktu

selama jam pelayanan kas kantor buka

e. Melayani sistem jemput bola (pelayanan penarikan setoran

dan penarikan simpanan di lokasi anggota.

2) Sisuka (Simpana Sukarela Berjangka)

Sisuka adalah dana anggota yang disimpan/dititipkan

maupun diinvestasi ke BMT dengan pengambilan disepakati

dalam jangka waktu tertentu, ketentuan dan karakteristiknya

yaitu:

Page 73: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

57

a. Sisuka menggunakan akad wadiah yadhomanah (titipan)

dan mudharabah (investasi)

b. Setoran minimal Rp 3.000.000,- (tiga juta rupiah)

c. Jangka waktu jatuh tempo: 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan

3) Sisupel (Simpanan Sukarela Pelajar)

Sisupel adalah simpanan yang diperuntukkan bagi para

pelajar, ketentuan dan karakteristiknya yaitu:

a. Sisupel menggunakan akad wadiah yadhomanah

b. Setoran awal (pembukaan rekening) minimal Rp. 5.000,-

c. Setoran selanjutnya minimal Rp. 2.000,-

d. Penyetoran dan penarikan dapat dilakukan sewaktu-waktu

setiap hari kerja

e. Melayani sistem jemput bola (pelayanan penarikan setoran

dan penarikan simpanan di sekolah).

4) Si Suqur (Simpanan Persiapan Ibadah Qurban)

Si Suqur adalah simpanan yang direncanakan untuk

pembelian hewan qurban pada hari raya Idul Adha, ketemtuan

dan karakteristiknya yaitu:

a. Si Suqur menggunakan akad wadiah yadhomanah

b. Setoran awal (pembukaan rekening) minimal Rp. 50.000,-

c. Setoran selanjutnya minimal Rp.10.000,-

d. Penyetoran dapat dilakukan sewaktu-waktu setiap hari kerja

Page 74: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

58

e. Pengambilan hanya bisa dilakukan mulai 1 bulan menjelang

hari raya Idul Adha

5) Si Tasya (Simpanan Tamasya)

Si Tasya adalah simpanan yang direncanakn untuk

tamasya/wisata/tour, ketentuan dan karakteristiknya yaitu:

a. Si Tasya menggunakan akad wadiah yadhomanah

b. Setoran awal (pembukaan rekening) minimal Rp. 10.000,-

c. Setoran selanjutnya minimal Rp. 5.000,-

d. Pengambilan bisa dilakukan 7 hari sebelum tanggal

keberangkatan

e. BMT bisa menyediakan biro jasa tour/perjalanan wisata

6) Siaman (Simpanan Amanah)

Siaman adalah dana amanah anggota BMT berupa

zakat, infaq, shadaqah, dan dana sosial lainnya yang

disampaikan kepada BMT dan BMT akan menyalurkan serta

mengalosasikan dana tersebut kepada pihak yang

membutuhkan dan berhak menerima (mustahiq), ketentuan dan

karakteristiknya yaitu:

a. Siaman adalah merupakan dana kebajikan dengan prinsip

tolong menolong yang dilakukan dengan mengharap

keridho‟an Allah SWT.

b. Anggota BMT menyiapkan zakat, infaq, shadaqah maupun

dana sosial lainnya kepada BMT.

Page 75: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

59

c. BMT mengalosasikan dana tersebut kepada pihak-pihak

yang membutuhkan dan berhak menerima (mustahiq) dalam

bentuk tunai, bantuan sosial, pinjaman qardhul hasan, dan

kegiatan-kegiatan yang lain yang bersifat sosial.

d. BMT akan melaporkan pengalokasian dana amanah tersebut

secara berkala

6. Standar Operating Procedures

a. Standar operasional penggunaan dana untuk kegiatan operasional

Jenis-jenis biaya operasional:

1) Biaya TK

2) Listrik, air, telepon

3) Transportasi

b. Standar opersional penggunaan dana untuk aktiva tetap dan

investaris.

Jumlah aktiva tetap di luar tanah dan bangunan tidak boleh

1% jumlah asset bersi (non antar kantor pasiva).

c. Standar operasional penggunaan dana untuk pendidikan dan biaya

sosial.

d. Sumber dana

1) Penyisihan setiap bulan untuk biaya pendidikan

2) Denda yang diperoleh

3) Penyisihan setiap bulan untuk biaya sosial

4) Penyisihan dana dkk

Page 76: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

60

e. Penggunaan dana

1) Bantuan pendidikan, pelatihan, training karyawan

2) Beasiswa untuk anak karyawan

3) Beasiswa untuk anggota/nasabah

4) Beasiswa untuk anak karyawan

5) Bantuan sosial untuk masyarakat

6) Bantuan sosial untuk anggota/nasabah

7) Bantuan sosial untuk masyarat

f. Pengelolaan dana pendidikan dan sosial

1) Perusahaan menyisihan dana dalam bentuk biaya

pendidikan yang jumlah dan waktunya disesuaikan

dengan kemampuan dan kebutuhan.

2) Perusaha menyisihan dana dalam bentuk biaya sosial

yang jumlah dan waktunya disesuaikan dengan

kemampuan dan kebutuhan.

3) Denda yang diambil dari anggota atau nasabah tidak

diperkanan dicatat sebagai pendapatan, tetapi sebagai

dana sosial.

4) Dana kesejahteraan/sosial juga diambil dari pembulatan

biaya bagi hasil, yang dilakuakan sebagai upaya

mempermudah pencatat secara manual pada buku

anggota.

Page 77: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

61

5) Dana pendidikan dan soaial baik penerimaan dan

pengeluarannya dicatat secara rinci dan terpisah dari

neraca (off balance sheet).

6) Dana pendidikan dan sosial dicatat/diadministrasikan

oleh badan atau staf pada Bagian/Divisi SDM.

g. Standar operasional penggunaan dana untuk investasi

1) Perusahaan memungkinkan untuk ikut berinvestasi kepada

pihak lain baik berbentuk badan usaha maupun tidak,

sepanjangan usaha tersebut dinilai produktif dan prospektif,

dengan sistim bagi hasil.

2) Dalam hal investasi bisa berbentuk penanaman modal ataupun

saham, berdasarkan presentase. Dalam beberapa hal

memungkinkan untuk ikut dalam tim manajemen/pengendali

usaha tersebut.

B. Prosedur Pengajuan Pembiayaan di BMT Hubbul Wathon

Sumowono

Pembiayaan yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung

investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun

dijalankan oleh orang lain (Muhammad, 2002:304).

Yang dimaksud dengan pembiayaan disini adalah pembiayaan

yang diberikan oleh BMT Hubbul Wathon Sumowono terhadap anggota

yang mana anggota harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan

Page 78: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

62

oleh pihak BMT Hubbul Wathon Sumowono dan juga anggota harus

mematuhi prosedur yang telah dibuat oleh pihak BMT Hubbul Wathon

Sumowono.

1) Standar operasional dan prosedur pembiayaan

a. Standar operasional dan prosedur umum

b. Marketing menjelaskan tentang prosedur, tata cara, syarat dan

jenis pembiayaan.

c. Anggota mengisi formulir pengajuan pembiayaan dan

melengkapi persyaratan administrasi awal sebagai syarat

pengajuan pembiayaan.

d. BMT Hubbul Wathon melakukan survey ketempat tinggal,

tempat usaha dan jaminan.

e. BMT Hubbul Wathon melakukan wawancara/tanya jawab

dengan anggota, suami/istri dan atau ahli warisnya.

f. BMT Hubbul Wathon melakukan analisis kelayakan usaha.

g. BMT Hubbul Wathon menyetujui atau menolak pengajuan.

Penolakan tidak harus disertai alasan-alasan secara detail.

h. Pengajuan pembiyaan yang disetujui baru dapat dilakukan

realisasi pembiayaan apabila seluruh persyaratan administrasi

telah dipenuhi secara lengkap.

1. Prosedur persyaratan administrasi pengajuan pembiayaan

a. Menyerahkan photo copy KTP yang masih berlaku dan

menunjukkan aslinya.

Page 79: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

63

b. Menyerahkan photo copy Kartu Keluarga dan menunjukkan

aslinya.

c. Menunjukkan photo copy surat-surat resmi yang berkekuatan

hukum dari barang/benda yang akan dijadikan jaminan/agunan

serta menunjukkan aslinya.

d. Menyerahkan photo copy Surat Penunjukkan Kerja (kalau ada).

e. Mengisi form aplikasi pembiayaan dan melengkapi sesuai yang

tercantum dalam form aplikasi tersebut.

2. Prosedur Survey

a. Survey dilakukan dengan membawa perangkat survey berupa

persyaratan administrasi yang masuk dan daftar persyaratan.

b. Tim survey melakukan verifikasi data-data yang ada

hubungannya dengan Nama, alamat, RT dan RW, kelurahan,

dll, yang berkaitan dengan stasus kependudukan.

c. Petugas datang langsung ke rumaha anggota, dicocokkan data

administrasi dengan kenyataan yang ada beserta isi dan perabot

rumah.

d. Petugas melakukan survey lingkungan, mencari data dari

beberapa tetangga tentang perlaku, akhlaq, ibadah, usaha,

kekayaan, hutang, dll.

e. Petugas melakukan survey ke tempat usaha atau ke tempat

pembelian barang yang mau dijadikan objek pembiayaan

Page 80: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

64

tentang kebenaran alamat tempat usaha, jenis usaha, volume

usaha, omset usaha, asset usaha, prospek usaha, dll.

f. Petugas melakaukan survey berkaitan dengan barang atau harta

yang dijaminkan tentang kebenarannya, kualitasnya, statusnya,

letaknya, dll.

g. Hasil survey diserahkan kepada Kadiv Marketing untuk

ditindaklanjuti.

3. Prosedur analisa pembiayaan

a. Faktor Internal, yaitu mengacu pada tingkat kemampuan

keuangan BMT Hubbul wayhon dengan berpedoman pada

rasio Likuiditas, Proyeksi Cashflow, Legal Landing Limit.

b. Faktor Koternal, yaitu mengacu pada akhlaq atau karakter

anggota, agunan yang diberikan atau kredibilitas lembaga

penjamin, kapasitas usaha, prospek usaha, kemampuan

keuangan anggota, beban keuangan yang sedang ditanggung

anggota, dan riwayat/catatan tentang hutang-hutang yang telah

dilakukan.

c. Faktor Eksternal, yaitu mengacu pada ternd/kecenderungan

pasar tentang produk, kemasan, metode pemasaran, perubahan

harga, dan kemungkinan resiko post major.

Page 81: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

65

4. Prosedur persetujuan pembiayaan

a. Pembiayaan hanya boleh dan syah dilakukan bila sudah survey,

wawancara, analisa, dan mendapat persetujuan dari bagian

yang berwenang.

b. Pembiayaan mutlak tidak boleh melebihi legal landing limit

(2,5% dari asset)

c. Satu anggota hanya diperbolehkan melakukan satu kali

pembiayaan dalam waktu yang sama, dan hanya boleh

dilakukan pembiayaan lagi bila pembiayaan sebelumnya sudah

selesai/lunas.

d. Besarnya nominal persetujuan pembiayaan tidak harus sama

dengan pengajuan, tetapi harus berdasarkan kelayakan

berdasarkan hasil analisa.

e. Persetujuan pembiayaan harus dituangkan dalam form

persetujuan pembiayaan sebagai dasar mutlak untuk realisasi

pembiayaan, tanpa adanya surat persetujuan (acc) dari yang

berwenang maka pembiayaan tersebut tidak boleh dilakukan.

5. Syarat dan prosedur pembiayaan

a. Syarat akad, setiap pembiayaan berapapun basarnya dan

berapapun jangka waktunya dan apapun jenisnya mutlak harus

ada akad pembiayaan.

Page 82: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

66

b. Akad pembiayaan hanya dapat dilakukan bila semua syarat

administrasi dan syarat teknis (survey, wawancara, analisa, dan

surat persetujuan) telah terpenuhi.

c. Akad pembiayaan hanya dapat dilakukan bila kedua belah

pihak telah saling memahami isi dari akad dan secara kaul telah

saling menerima atas semua ketentuan dari pembiayaan.

d. Akad pembiayaan hanya dapat dilakukan oleh bagian

berwenang atau komite pembiayaan sesuai dengan besarnya

plafon mewakili pihak BMT Hubbul Wathondengan anggota

yang memenuhi syarat-syarat hukum dan syar‟i untuk

bermua‟malah dan beperkara hukum.

e. Bagian pembiayaan yang berwenang yang mewakili BMT

Hubbul Wathon membacakan/menyampaikan tentang isi pokok

dari akad pembiayaan yang meliputi:

1. Jenis pembiayaan yang disetujui

2. Jangka waktu yang disetujui

3. Cara setoran angsuran

4. Besarnya angsuran

5. Biaya administrasi

6. Besarnya nisbah bagi hasil/profit margin/mark up

Page 83: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

67

7. Perhitungan bagi hasil

a. Dalam hal kerjasama pembiayaan, BMT Hubbul Wathon

mensyaratkan sistem bagi hasil dengan anggota yang besarnya

ditentukan dengan nisbah.

b. Nisbah bagi hasil tergantung kesepakatan BMT Hubbul

Wathon dan anggota, dan ditentukan didepan, dalam bentuk

prosentase dikalikan keuntungan.

c. Penentuan nisbah bagi hasil bisa disepakati berdasarkan

keuntungan harian, pasaran, mingguan, atau bulanan.

d. Perhitungan bagi hasil ditentukan sesuai nisbah bagi hasil

berdasarkan keuntungan (bersih atau kotor) dari usaha yang

dibiayai.

C. Prosedur Pengajuan Pembiayaan Khusus Pada Akad Murabahah di

BMT Hubbul Wathon Sumowono

Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal ditambah

keuntungan yang disepakati. Dalam murabahah, penjual harus

memberitahu harga produk/barang yang dibeli dan mementukan suatu

tingkat kentungan sebagai tambahannya. Murabahah dapat dilakukan

berdasarkan pesanan atau tanpa pesanan.

1. Syarat-syarat pembiayaan murabahah, yaitu:

1) Syarat permohonan individu:

a. Photo copyKTP suami istri

Page 84: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

68

b. Photo copy Kartu Keluarga

c. Photo copy Surat nikah

d. Salinan tagihan rekening listrik dan telepon

e. Agunan (BPKB/sertifikat)

f. Data objek pembiayaan

g. Data jaminan (harga objek, lokasi jaminan dan foto)

2) Tambahan berkas bagi pegawai:

a. Photo copy SK pengangkatan menjadi PNS/pegawai

tetap

b. Photo copy gaji slip terbaru (untuk pegawai swasta

minimal 3 bulan terakhir)

c. Photo copy print out rekening tabungan/rekening

penampungan gaji minima 3bulan terakhir

3) Tambahan berkas khusus bagi profesional (dokter, bidan,

perawat):

a. Photo copy surat ijin praktek yang masih berlaku

b. Laporan keuangan praktek (pendapatan dan

pengeluaran) minmal 3 bulan terakhir

c. Photo copy data kunjungan pasien minimal 3 bulan

terakhir

d. Photo copy print out rekening tabungan/giro untuk

perputaran usaha minimal 6 bulan terakhir

Page 85: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

69

4) Tambahan khusus bagi wiraswasta:

a. Photo copy surat ijin usaha lengkap (SIUP, TDP, akta

badan usaha, NPWP badan usaha)

b. Ijin usaha sudah berjalan minimal 2 tahun

c. Laporan keuagan usaha (neraca dan rugi-laba) periode 2

tahun terakhir

d. Photo copy print out rekening tabungan/giro perputaran

usaha minimal 6 bulan terakhir

Adapun prosesnya adalah:

BMT menunjuk anggotanya sebagai pihak yang mewakili

pembelian barang yang dimaksudkan atas nama:

1. BMT membayar harga beli hanya sah bila dilengkapi dengan

bukti pembayaran seperti kwitansi, tagihan atau dokumentasi

sejenis.

2. Selanjutnya BMT menjual barang tersebut kepada anggota

dengan harga yang telah disepakati bersama, yaitu harga beli

ditambah sejumlah margin.

3. Anggota BMT melakukan pembiayaan dengan cara

mengangsur selama jangka waktu yang telah disepakati

bersama antara BMT dengan anggota pembiayaan.

4. Dalam pembiayaan ini dipungut biaya administrasi

(free/provisi) oleh BMT Hubbul Wathon Sumowono.

Page 86: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

70

BAB IV

PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA AKAD

MURABAHAH DI BMT HUBBUL WATHON SUMOWONO

A. Dasar Hukum dan Proses Penyelesaian Sengketa Terhadap

Pembiayaan Macet pada Akad Murabahah di BMT Hubbul Wathon

Sumowono

BMT Hubbul Wathon Sumowono adalah sebuah lembaga

keuangan non bank yang kegiatannya menghimpun dan menyalurkan

dana bagi kepentingan masyarakat. BMT Hubbul Wathon Sumowono ini

mempunyai lima jenis pembiayaan yaitu, Mudharabah, Musyarakah,

Murabahah, Ijaroh, dan Qaardhul Hasan. Di BMT Hubbul Wathon

Sumowono pembiayaan yang banyak diminati anggota adalah pembiayaan

dengan menggunakan akad murabahah.

Berdasarkan wawancara kepada Bapak Muhammad selaku

Manajer BMT Hubbul Wathon Sumowono, pada hari Senin 27 Juli 2015

pukul 10.25 WIB, menyatakan bahwa, ketentuan dari pembiayaan dengan

menggunakan akad murabahah yaitu untuk pembelian barang atau

kebutuhan yang bersifat konsumtif. Pembiayaan ini dilakukan dengan

cara, BMT membelikan barang yang dibutuhkan anggota kepada pihak

pemasok, kemudian BMT menjualnya kepada anggota. Dalam

pelaksanaan akad tersebut, terkadang BMT mewakilkan uangnya kepada

Page 87: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

71

anggota untuk pengadaan barang sendiri tetapi tetap atas nama dari pihak

BMT.

Dalam akad tersebut BMT menyampaikan harga perolehan (harga

beli barang) dan menjual kepada anggota dengan harga lebih atau profit

margin sebagai laba. Anggota dengan ini berkewajiban membayar

angsuran sesuai dengan kesepakatan bersama.

Syarat-syarat pengajuan pembiayaan murabahah di BMT Hubbul

Wathon Sumowono adalah orang yang mengajukan pembiayaan di BMT

Hubbul Wathon harus menjadi anggota terlebih dahulu. Kemudian

mengisi form aplikasi permohonan pembiayaan, dengan melengkapi

beberapa persyaratan seperti menyertakan photo copy KTP pemohon serta

suami atau istri, photocopy KK, photo copy surat nikah, potho copy

rekening listrik pada bulan terakhir, photo copy slip gaji bulan terakhir

bagi PNS (Pegawai Negeri Sipil) atau pekerja swasta, dan juga photo copy

jaminan seperti sertifikat ataupun BPKB.

Di BMT Hubbul Wathon, dijumpai anggota yang melakukan

pembiayaan macet. Pembiayaan macet adalah suatu keadaan di mana

anggota lalai dalam melakukan kewajibannya untuk membayar angsuran

baik yang di sengaja maupun tidak di sengaja. Dalam ajaran Islam,

seorang yang melakukan akad harus memenuhi akad-akad itu. Hal ini

dijelaskan dalam QS Al-Maidah ayat 1:

Page 88: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

72

“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu, dihalalkan

bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu, (yang

demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang

mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum

menurut yang dikehendaki-Nya”

Ayat tersebut menjelaskan bahwa setiap orang yang melakukan

akad harus memenuhi apa-apa yang telah diperjanjikan dalam akad

tersebut. Karena hal tersebut akan dimintai pertanggungjawaban nanti di

akhirat. Maka dari itu, BMT Hubbul Wathon Sumowono dalam menyikapi

hal tersebut, ada beberapa upaya yang dilakukan dalam menyelesaikan

sengketa terhadap pembiayaan macet pada akad murabahah.

Upaya yang dilakukan BMT Hubbul Wathon Sumowono dalam

menyikapi anggota yang macet yaitu dengan cara musyawarah secara

baik-baik antara pihak BMT Hubbul Wathon Sumowono dengan anggota

yang melakukan pembiayaan macet. BMT Hubbul Wathon

Sumowonojuga melakukan pendekatan dengan cara kekeluargaan dengan

memberikan kelonggaran waktu sesuai dengan kesepakatan bersama.

Akan tetapi, apabila dengan cara musyawarah atau kekeluargaan tidak

berhasil maka, pihak BMT Hubbul Wathon Sumowonodengan terpaksa

menyita barang jaminan dari anggota (wawancara kepada Bapak

Muhammad selaku Manajer BMT Hubbul Wathon Sumowono, pada hari

Selasa 28 Juli 2015 pukul 13.25 WIB).

Page 89: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

73

Dasar hukum penyelesaian sengketa pembiayaan macet pada akad

murabahah di BMT Hubbul Wathon Sumowono diatur di dalam Anggaran

Rumah Tangga (ART) BMT Hubbul Wathon Sumowono telah dijelaskan

dalam BAB XV Pasal 44 tentang sanksi anggota (ART BMT Hubbul

Wathon Sumowono terlampir), dan juga diatur dalam Akad Pembiayaan

Murabahah (Akad Pembiayaan Murabahah terlampir)

Adapun tahap-tahap yang dilakukan oleh pihak BMT Hubbul

Wathon Sumowono terhadap anggota yang melakukan pembiayaan macet,

dapat melalui beberapa langkah yaitu:

1. Tingkat pertama peringatan tertulis sebanyak 2 (dua) kali berturut-turut

dalam jangka waktu selang 2 (dua) bulan antara peringatan I dan II.

2. Tingkat kedua, menetapkan hukuman berupa pemberhentian sementara

sebagai anggota koperasi, selama-lamanya 6 (enam) bulan.

3. Diberikan surat Somasi

Surat somasi diberikan kepada anggota BMT jika surat peringatan

yang ke II tidak diindahkan juga oleh anggota BMT.

4. Pihak BMT menghubungi anggota BMT yang melakukan pembiayaan

macet dengan cara SMS dan juga telepon, jika tidak ada respon maka

pihak BMT datang ke rumah anggota untuk menemui anggota dan

diajak untuk musyawarah, musyawarah bisa dilakukan di rumah

anggota, di kantor BMT maupun pada rapat anggota.

5. Setelah musyawarah pihak BMT memberikan kelonggaran waktu

untuk mengangsur pembiayaan.

Page 90: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

74

6. Bilamana setelah anggota diberi kelonggaran waktu dan anggota tidak

membayar angsurannya maka pihak BMT akan menyita barang

jaminan dan menjualnya untuk melunasi pembiayaannya bila memang

anggota sudah benar-benar tidak mempunyai i‟tikad baik ataupun tidak

mampu lagi untuk membayar pembiayaannya.

7. BMT Hubbul Wathon melakukan penjualan terhadap barang-barang

yang dijadikan jaminan dalam rangka pelunasan pembiayaan. Di

dalam BMT penjualan jaminan yang harganya lebih dari hutang

anggota, maka kelebihan dari hutang akan dikembalikan, tetapi jika

hasil penjualan barang jaminan tidak menutup pembiayaan anggota,

maka pihak BMT akan menagih kembali sesuai kekurangannya, dan

hal-hal tersebut tentunya dimusyawarahkan terlebih dahulu antara

pihak BMT dengan anggota yang melakukan pembiayaan macet.

8. Apabila semua tahap telah dilakukan oleh pihak BMT dan ternyata

anggota tidak melaksanakan musyawarah yang telah disepakati

bersama oleh pihak BMT dengan anggota yang melakukan

pembiayaan macet, maka akan dilakukan pemberhentian terhadap

anggota.

Dalam Anggaran Rumah Tangga (ART) pasal 44 tentang sanksi

anggota, tertulis bahwa “Bagi anggota yang terkena sanksi diberi

kesempatan untuk melakukan pembelaan didalam Rapat Anggota, anggota

yang diberhentikan sementara dan atau telah dikenakan sanksi oleh

pengurus maka, apabila hendak menggunakan haknya membela diri,

Page 91: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

75

menyampaikan maksudnya kepada pengurus secara tertulis, mereka

kehilangan hak dan kewajibannya sampai ada keputusan Rapat Anggota

atas pemberhentian tersebut. Bagi anggota yang pemberhentiannya

sementaranya dan atau pemberhentiannya tidak diterima oleh Rapat

Anggota, maka hak dan kewajibannya pulih kembali seperti semula”.

Dalam pelaksanaan pembiayaan ini, kedua belah pihak tidak

mengharapkan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, dikarenakan

perjanjian ini berdasarkan semata-mata karena Allah SWT. Namun apabila

terjadi hal-hal tersebut, kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan

permasalahan tersebut melalui peraturan/prosedur yang berlaku di kantor

BMT Hubbul Wathon, dan keputusan akhir yang mengikat dan apabila

belum ditemukan jalan keluar, maka kedua belah pihak sepakat untuk

penyelesaiannya melalui Badan Arbitrase Syari‟ah setelah tidak tercapai

kesepakatan melalui musyawarah (Akad Pembiayaan Murabahah pasal 7).

Peraturan/prosedur yang berlaku di kantor BMT Hubbul Wathon

tentang penyelesaian sengketa pembiayaan pada akad murabahah adalah

Anggaran Rumah Tangga (ART) Pasal 44 tentang sanksi anggota, dan

sampai pada saat ini permasalahan yang ada di BMT Hubbul Wathon

Sumowono mengenai penyelesaian sengketa pada akad murabahah hanya

pada sampai tingkat musyawarah, belum sampai ke Badan Arbitrase

Syari‟ah.

Page 92: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

76

Penyelesaian sengketa pembiayaan macet pada akad murabahah di

BMT Hubbul wathon ini juga diatur dalam Akad Pembiayaan Murabahah

dalam pasal 6 yaitu :

1) Pihak II memberikan kuasa pada Pihak I untuk men-debet semua

simpanannya apabila pihak II mengalami keterlambatan angsuran, dan

pihak II bersedia untuk membayar kembali simpanan yang telah di-

debet.

2) Bila pihak II lalai membayar/memenuhi kewajibannya sebagaimana

yang telah disepakati bersama, maka segala/ongkos penagihan dan

kuasa pihak I akan ditanggung oleh Pihak II.

3) Apabila pihak II lalai memenuhi kewajibannya sebagaimana Pasal (4)

sesuai dengan jatuh tempo per periodenya, maka pihak II bersedia

membayar Infak Kifarat atau denda kepada pihak I sesuai dengan

kebijakan yang berlaku di BMT Hubbul Wathon.

4) Sehubungan dengan pasal (5), apabila terjadi permasalahan, penyalahan

aturan pembiayaan dan mengalami hal-hal yang tidak diinginkan dan

mengalami jalan akhir maka pihak I berwenang penuh ats barang

jaminan tersebut.

Anggota yang mengajukan pembiayaan murabahah di BMT

Hubbul Wathon Sumowono pada tahun 2014 berjumlah 260 anggota. Dari

jumlah tersebut ada anggota yang lalai dalam membayar angsuran

berjumlah lima orang anggota. Anggota yang mengalami kemacetan dapat

dilihat pada tabel berikut:

Page 93: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

77

NO

Nama

Anggota

(Samaran)

Objek

Barang

Macet

Dalam

Hitungan

Bulan

Cara

Penyelesaian

Sengketa

1 Nn Sepeda motor 3 Bulan Musyawarah

2 Ap Elektronik 4 Bulan Musyawarah

3 Js Mobil 10 Bulan Musyawarah

4 Ft Ternak 4 Bulan Musyawarah

5 By Tanah 4 Bulan Musyawarah

Tabel 4.1

Jumlah anggota dan keterangan yang mengalami kemacetan

Berdasarkan tabel 4.1 semua proses penyelesaian sengketa pada

akad murabahah di BMT Sumowono menggunakan sistem musyawarah

yang dilakukan oleh pihak BMT dengan anggota. Musyawarahbisa

dilakukan di rumah anggota, di kantor BMT, maupun pada saat rapat

anggota (wawancara kepada Bapak Muhammad selaku Manajer BMT

Hubbul Wathon Sumowono, pada hari Kamis 30 Juli 2015 pukul 09.30

WIB).

Pada umumnya proses penyelesaian sengketa dalam ruang lingkup

syari‟ah dapat di selesaikan dalam dua jalur yaitu jalur litigasi dan non

litigasi. Jalur litigasi adalah proses penyelesaian sengketa melalui badan

peradilan, sedangakan jalur non litigasi adalah proses penyelesaian

sengketa diluar pengadilan.

1. Jalur Litigasi

Kewenangan peradilan agama untuk menyelesaikan sengketa

di bidang ekonomi syari‟ah baru ada sejak diundangkannya Undang-

Page 94: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

78

undang No.3 Tahun 2006 tentang perubahan atas Undang-undang

No.7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Hal ini dapat dilihat

dalam pasal 49 huruf (i) yang menyebutkan bahwa pengadilan agama

bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan

perkara ditingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam

“ekonomi syari‟ah”. Kewenangan yang didalam pasal 49 huruf (i) ini

merupakan kompetensi absolut bagi peradilan agama sebagai salah

satu pilar kekuasaan kehakiman di Indonesia.

2. Jalur non Litigasi

Lembaga arbitrase (Badan Arbitrase Syari‟ah Nasional) adalah

penyelesaian sengketa perdata diluar pengadilan umum yang

didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh

para pihak yang bersengketa (pasal 1 angka 1 UU No. 30 tentang

arbitrase danalternatif penyelesaian sengketa). Khusus untuk

menyelesaikan sengketa yang terjadi antara pihak bank syari‟ah

dengan nasabahnya, maka arbitrase institisional yang sebaiknya

dipilih oleh para pihak adalah Badan Arbitrase Syari‟ah Nasional.

Bahwa seperti halnya dengan lembaga arbitrase yang lain

BASYARNAS, baru memiliki kewenangan/kompetensi untuk

menyelesaikan sengketa di bidang ekonomi syari‟ah apabila para

pihak yang bersengketa terlebih dahulu membuat perjanjian arbitrase

baik sebelum sengketa terjadi maupun sesudah sengketa terjadi. Yang

pertama disebut sebagai pactum de compramittedo, dimana biasanya

Page 95: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

79

melekat pada perjanjian pokoknya dengan mencantumkam klausul

arbitrase, sedangkan yang kedua disebut dengan akta kompromis

yakni berupa perjanjian arbitrase yang terpisah dengan perjanjian

pokoknya(Manan,2005:169-170). Bentuk-bentuk penyelesaian

sengketa diluar pengadilan yang lain yaitu:

d. Negosiasi

Negosiasi merupakan komunikasi dua arah yang dirancang

untuk mencapai kesepakatan pada saat kedua belah pihak

mmemiliki berbagai kepentingan yang sama maupun yang berbeda.

Negoisasi merupakan sarana bagi pihak-pihak yang bersengketa

untuk mmrndiskusikan penyelesaian tanpa keterlibatan pihak

ketiga sebagai penengah, baik yang tidak berwenang mengambil

keputusan (mediasi).

e. Mediasi

Mediasi adalah upaya penyelesaian sengketa para pihak

dengan kesepakatan bersama melalui mediator yang bersikap netral

dan tidak membuat keputusan atau kesimpulan bagi para pihak

tetapi menunjang fasilisator untuk terlaksananya dialog antar pihak

dengan suasana keterbukaan, kejujuran, dan tukar pendapat untuk

mencapai mufakat.

f. Konsiliasi

Konsiliasi adalah cara penyelesaian sengketa secara damai

dengan melibatkan pihak ketiga. Prosedur untuk baik, konsiliasi

Page 96: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

80

dilaksanakan secara suka rela artinya, para pihak dapat menempuh

cara ini apabila kedua belah pihak setuju dan pelaksanaannya

bersifat rahasia, namun demikian pelaksanaan tersebut tidak

mengurangi hak masing-masing pihak untuk melangkah ke proses

atau tata cara penyelesaian lebih lanjut.

Dalam konsep ajaran Islam ada tiga sistem dalam

menyelesaikansengketa atau perselisihan, (Wijayanti, 2013:119)

yaitu:

d. Secara Damai (as-shulh)

Yaitu suatu jenis akad atau perjanjian untukmengakhiri

perselisihan/pertengkaran antara dua pihak yangbersengketa

secara damai dan dilakukan dengan cara musyawarah olehpihak-

pihak yang bersengketa.

e. Secara Arbitrase (at-tahkim)

Dalam perspektif Islam, “arbitrase” dapat dipadankan

dengan istilah“tahkîm”. Secara terminologis, tahkîm memiliki

pengertian yang samadengan arbitrase yakni pengangkatan

seseorang atau lebih sebagai wasitoleh dua orang yang berselisih

atau lebih, guna menyelesaikanperselisihan mereka secara damai,

orang yang menyelesaikan disebutdengan “Hakam".

f. Melalui Lembaga Peradilan (al- qadhâ)

Apabila para pihak bersengketa, tidak berhasil melakukan

as-shulh atau at- tahkîm, atau para pihak tidak mau melakukan

Page 97: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

81

kedua caratersebut, maka salah satu pihak bisa mengajukan

masalahnya kepengadilan.

Proses penyelesaian sengketa pada akad murabahah di BMT

Hubbul Wathon Sumowono melalui jalur non litigasi, dengan cara

negosiasi antara pihak BMT dengan anggota BMT yang melakukan

pembiayaan macet. BMT Hubbul Wathon Sumowono juga menyelesaikan

sengketa berdasarkan hukum Islam yaitu dilakukan secara damaidengan

cara musyawarah oleh pihak-pihak yang bersengketa. Dalam firman Allah

pada QS. Al-Hujarat ayat 10:

“Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu

damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan

takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat”.

Ayat diatas menjelaskan bahwa bila ada persengketaan diantara

orang-orang mukmin, persengketaan bisa diselesaikan dengan jalur

perdamaian. Karena damai atau tidak bersengketa adalah salah satu bentuk

taqwa kepada Allah SWT.

Hal ini juga sesuai berdasarkan UUD 1945 pasal 33 ayat 1

menyatakan bahwa” perekonomian disusun sebagai usaha bersama

berdasar azas kekeluargaan”. Jadi, BMT Hubbul Wathon Sumowono telah

melaksanakan peraturan sesuai dengan UUD 1945. Yaitu apabila BMT

Hubbul Wathon Sumowono mengahadapi permasalahan dengan para

Page 98: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

82

anggota BMT, maka BMT Hubbul Wathon Sumowono mengatasinya

berdasarkan azas kekeluargaan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa, proses penyelesaian sengketa pada

akad murabahah di BMT Hubbul Wathon Sumowono yaitu dengan cara

musyawarah atau negosiasi secara kekeluargaan melalui pendekatan

terhadap anggota BMT, sampai pada saat ini bila ada persengketaan dalam

pembiayaan akad murabahah diselesaikan hanya sampai pada tingkat

musyawarah, dan belum sampai pada Badan Arbitrase Syari‟ah. Hal

tersebut sesuai yang ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga (ART)

BMT Hubbul Wathon yaitu pada pasal 44 tentang sanksi anggota. (ART

BMT Hubbul Wathon terlampir), dan juga terdapat dalam Akad

Pembiayaan Murabahah di BMT Hubbul Wathon Sumowono (Akad

Pembiayaan Murabahah terlampir)

B. Faktor-faktor yang Menyebabkan Pembiayaan Macet di BMT

Hubbul Wathon Sumowono

Tidak menutup kemungkinan, di setiap lembaga keuangan pasti

ada anggota yang melakukan wanprestasi atau pembiayaan macet. BMT

Hubbul Wathon berusaha bagaimana baiknya agar anggota BMT tetap

loyal terhadap BMT Hubbul Wathon Sumowono yaitu dengan cara

menjalin hubungan baik, sopan, akrab terhadap anggota. Dengan tujuan

agar citra baik BMT Hubbul Wathon tetap terjaga, dan apabila ada

anggota yang mengalami pembiayaan macet pihak BMT dapat

Page 99: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

83

menyelesaikannya dengan cara yang baik. Faktor-faktor yang

menyebabkan pembiayaan macet di BMT Hubbul Wathon adalah sebagai

berikut:

1. Faktor Internal

Pembiayaan macet di BMT Hubbul Wathon dipengaruhi oleh

faktor internal adalah kurangnya prinsip kehati-hatian, yaitu BMT

Hubbul Wathon dalam memberikan pembiayaan kepada anggota

kurang teliti menyeleksi pada saat calon anggota mendaftarkan diri

untuk pembiayaan murabahah sehingga mengakibatkan pembiayaan

macet.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal di dominasi oleh permasalahan ekonomi pada

anggota BMT Hubbul Wathon yang mengalami pembiayaan macet,

dikarenakan kebanyakan anggota di BMT Hubbul Wathon yang

melakukan pembiayaan murabahah berprofesi sebagai pedagang dan

petani. Penghasilan petani tidak selamanya sama, karena petani disaat

panen belum tentu hasilnya baik, dan itu sangat mempengaruhi

terhadap pendapatannya di saat mereka menjual hasil panennya, jadi di

saat petani itu hasilnya kurang baik bisa saja petani tersebut mengalami

kerugian dan dalam pembiayaan dapat mengakibatkan macet dalam

pengangsurannya. Penyebab pembiayaan macet di BMT Hubbul

Wathon ini juga dikarenakan anggota yang meminjam sengaja

Page 100: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

84

menunggak angsurannya karena anggota pergi ke luar daerah yang

mengakibatkan macet pada pembiayaannya.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Page 101: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

85

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti akan

memaparkan beberapa kesimpulan dari penelitian sebagai berikut:

1. a) Dasar hukum penyelesaian sengketa pembiayaan macet pada akad

murabahah diatur dalam Akad Pembiayaan Murabahah di BMT

Hubbul Wathon dan juga diatur dalam Anggaran Rumah Tangga

(ART) BMT Hubbul Wathon Sumowono dalam BAB XV Pasal 44

tentang sanksi anggota.

b) Penyelesaian sengketa di BMT Hubbul Wathon ini diselesaikan

dengan jalur non litigasi, karena proses penyelesaiannya dilakukan

diluar pengadilan yaitu dengan cara musyawarah atau negosiasi yang

dilakukan oleh pihak BMT dengan anggota BMT yang mengalami

pembiayaan macet, sampai pada saat ini BMT Hubbul Wathon bila

menyelesaikan masalah hanya pada tingkat musyawarah, belum

sampai ke Badan Arbitrasi Syariah. Proses penyelesaian sengketa di

BMT Hubbul Wathon Sumowono dilakukan dengan tahapan sebagai

berikut:

1) Tingkat pertama peringatan tertulis sebanyak 2 (dua) kali

berturut-turut dalam jangka waktu selang 2 (dua) bulan antara

peringatan I dan II,

2) Tingkat kedua, menetapkan hukuman berupa pemberhentian

sementara sebagai anggota koperasi, selama-lamanya 6 (enam

bulan),

Page 102: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

86

3) Pemberhentian anggota (ART BMT Hubbul Wathon BAB XV

tentang sanksi pasal 44).

2. Faktor-faktor yang menyebabkan pembiayaan macet pada akad

murabahah di BMT Hubbul Wathon yaitu :

a. Faktor Internal

Pembiayaan macet di BMT Hubbul Wathon dipengaruhi oleh

faktor internal yaitu kurangnya prinsip kehati-hatian,yaitu pihak

BMT kurang teliti menyeleksi pada saat anggota mendaftarkan diri

untuk mengajukan pembiayaan murabahah.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal di dominasi oleh permasalahan ekonomi pada

anggota BMT Hubbul Wathon, dikarenakan kebanyakan anggota di

BMT Hubbul Wathon yang melakukan pembiayaan murabahah

berprofesi sebagai pedagang dan petani yang pendapatannya tidak

menentu. Penyebab pembiayaan macet di BMT Hubbul Wathon ini

juga dikarenakan anggota yang meminjam sengajamenunggak

angsurannya karena anggota pergi ke luar daerah yang

mengakibatkan macet pada pembiayaannya.

B. Saran

1. Sebaiknya BMT dalam menjalankan usahanya lebih menerapkan

prinsip kehati-hatian dalam menjalankan pembiayaan murabahah agar

pihak BMT tidak mengalami kerugian.

Page 103: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

87

2. Diharapkan kepada pihak BMT dapat lebih selektif dalam memberikan

pembiayaan murabahah terhadap anggota yang mengajukan

pembiayaan sehingga tidak ada kerugian diantara kedua belah pihak.

3. Dalam memberikan pembiayaan murabahah, hendaknya BMT Hubbul

Wathon Sumowono harus memperhatikan dan melaksanakan

sistematika dengan tahapan pembiayaan murabahah yang telah

menjadi acuan sehingga memberikan hasil yang optimal bagi BMT

dan mampu meminimalisir resiko atau menghindari pembiayaan

macet.

Page 104: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur‟anul Al-Karim.2010. Mushaf Al-AzharAlQur’andanTerjemah.Bandung:

Hilal.

Amalia, Euis. 2009. Keadilan Distributif Dalam Ekonomi Islam Penguatan Peran

LKM danUKM di Indonesia. Jakarta: Rajawai pers.

Anshori, Abdul Ghofur. 2008. Tanya Jawab Perbankan Syariah. Yogyakarta: UII

Press

Anwar, Syamsul. 2010. HukumPerjanjianSyariah. Jakarta: Rajawali Pers.

Ascarya. 2011. Akad&Produk BankSyariah. Jakarta: Rajawali Pers.

Dewi, Gemala,Widyaningsih, &Yeni Salma Barlinti.2006. HukumPerikatanIslam

di Indonesia. Jakarta: Kencana.

Hadi, Sutrisno. 1994. Metodelogi Research. Yogyakarta: andioffse.

Hidayah, NuruldanAriyKhaeruddin.2015. Wanprestasi Dan Model

Penyelesaiannya Di Lkms (StudiPadaLembagaKspsBmtBinaUmmat

Sejahtera).JurnalFakultasHukum UNIBA Surakarta.

Kabogi, Pemal. 2013. TinjauanHukum Islam

TerhadapUpayaPenyelesaianWanprestasiPenggunaJasaDalamPerjanjia

nJualBeliJasa Di Perusahaan Konstruksi Jaya Gypsum Maguwarhajo

Yogyakarta.Skripsitidakditerbitkan.

Yogyakarta:FakultasSyariahdanHukum UIN SunanKalijaga Yogyakarta.

Makhlakul, Ilmi. 2002. Teori dan Praktek Lembaga Keuangan Mikro Keuangan

Syariah. Yogyakarta: UII Press

Manan, Abdul. 2000. Penerapan Hukum Acara Perdata. Jakarta: PRENADA

MEDIA

Miru, Ahamadi. 2012. Hukum Kontrak Bernuansa Islam. Jakarta: PT Raja

grafindo Persada

Muhammad, 2002. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN

PermaNomer01 Tahun 2008

Page 105: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

Poerwadarminta, 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Ridwan, Muhammad. 2004. Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil (BMT).

Yogyakarta: UII Press

Sugiyono. 2010. MetodePenelitianKuantitatifKualitatifdan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Susilowati, Diana. 2011. Penyelesaian Wanprestasi Dalam Produk Berbasis

Akad Musyarakah Pada Bmt Al-Amiin Ditinjau Dari Fatwa Dewan Syariah

Nasional (Dsn). Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

Syukur, Muhammad. 2006.TinjauanHukum Islam

TentangPenyelesaianWanprestasidalamAkadMusygarakah

(StudiKasuspada BMT Al-Amin KaranganomKlaten).

Skripsitidakditerbitkan.Yogyakarka: FakultasSyariah IAIN

SunanKalijaga Yogyakarta.

Widyanto. 2012. BMT dan Pengembangan Usaha Mikro. Semarang: Unissula

Wijayati, Mufliha. 2013. Polapenyelesaiansengketapembiayaanbermasalahan di

kalanganpengiatekonomisyariahkota. Jurnal STAIN JuraiSiwo Metro.

Wiroso. 2005. JualBeliMurabahah. Yogyakarta: UUI Press.

Yunus, Jamal Luail. 2009. Manajemen Bank Syariah Mikro. Malang: UIN Press

Page 106: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

DAFTAR PERTANYAAN

1. Bagaimana sejarah BMT Hubbul Wathon Sumowono?

2. Apa Undang-undang yang mendasari di dirikannya BMT Hubbul Wathon

Sumowono?

3. Apa visi misi BMT Hubbul Wathon Sumowono?

4. Bagaimana struktur organisasi BMT Hubbul Wathon Sumowono?

5. Apa produk-produk yang ada di BMT Hubbul Wathon Sumowono?

6. Bagaimana cara untuk menjadi anggota BMT Hubbul Wathon

Sumowono?

7. Bagaimana cara untuk melakukan akad murabahah di BMT Hubbul

Wathon Sumowono?

8. Bagaimana sistem dan prosedur pemberian pembiayaan bagi anggota

BMT Hubbul Wathon Sumowono?

9. Bagaimana cara penyelesaian sengketa pembiayaan macet pada akad

murabahah di BMT Hubbul Wathon Sumowono?

10. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan pembiayaan macet di BMT

Hubbul Wathon Sumowono?

Page 107: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan
Page 108: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan
Page 109: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan
Page 110: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan
Page 111: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan
Page 112: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan
Page 113: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan
Page 114: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan
Page 115: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan
Page 116: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan
Page 117: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan
Page 118: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan
Page 119: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan
Page 120: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan
Page 121: PENYELESAIAN SENGKETA PEMBIAYAAN MACET PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/855/1/Sri Lestari_21411035.pdf1. Apa dasar hukum dan bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Sri Lestari

TTL : Kab.Semarang, 10 Januari 1994

Jenis Kelamin : Wanita

Agama : Islam

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat : Krajan Kidul, Sumberejo RT 02 RW 01 Kec.Pabelan

: Kab.Semarang / Jl.Fatmawati NO.71 Tuntang

Pendidikan Terakhir : Sarjana (S1) Fakultas Syari‟ah Jurusan Hukum Ekonomi

: Syari‟ah IAIN Salatiga

Riwayat Pendidikan

RA : RA Nurul Huda Sumberejo Lulus Tahun 2000

MI : MI Miftahul Huda Sumberejo Lulus Tahun 2005

SMP : SMP Muhammadiyah Salatiga Lulus Tahun 2008

SMA : SMA Islam Sudirman Ambarawa Lulus Tahun 2011

Sarjana (S1) : IAIN Salatiga Lulus Tahun 2015

Tuntang, 16 September 2015

Sri Lestari