penyakit yang berhubungan dengan glandula sebasea_dr. siti elsina lubis, sp. kk (k)

7/28/2019 Penyakit Yang Berhubungan Dengan Glandula Sebasea_dr. Siti Elsina Lubis, Sp. KK (K)

1/34

Oleh :

Dr. Siti Elsina Lubis,

Sp.KK(K)

PENYAKIT-PENYAKIT KULIT YANGBERHUBUNGAN DENGAN KELENJAR

URAP (GLANDULA SEBASEA)


2/34

PENDAHULUAN

Kelenjar urap dijumpai pada semua

daerah kulit, terkecuali pada telapak

tangan

Besar kelenjar urap ini berbeda

pada tiap-tiap area kulit, yangterbesar biasanya terdapat pada

muka dan kepala, juga di daerah

scrotum.


3/34

Pada tubuh, kelenjar urap dibagiantengah dari dada dan punggung > besar

daripada kelenjar urap dibagian lateral

Proses sekresi dari kelenjar urap adalah

suatu proses yang bersifat holokrin,

dimana seluruh sel-sel mengeluarkanisinya kedalam aliran sebum yang

keluar


4/34

Sebum adalah suatu campuran lemak (lipid) yang

kompleks.

Lipid pada permukaan kulit terdiri dari :

Sebaceous Lipid

Epidermla lipid

Atau jika diperinci maka lipid pada permukaan kulitterdiri dari :

Asam lemak bebas

Trigliseride

Monogliserida

Ester dari sterol,lilin

Parafin


5/34

Fungsi dari kelenjar urap dipengaruhi oleh hormon,

sebelum puber kelenjar urap masih mengecil,

sedangkan pada adolesen kelenjar urap membesar

dari produksi sebum bertambah Hormon androgen merupakan rangsangan bagi

kelenjar urap. Penyakit-penyakit kulit yang

berhubungan dengan kelenjar urap yaitu :

Dermatitis seborhoika

Akne vulgaris

Rosasea


6/34

Dermatitis Seboroik Penyakit

penyakit kulit yang berhubungan dengan

kelenjar sebacea mempunyai ciri-ciri morfologis yang

khas dan letaknya di tempat-tempat dimana

aktivitasnya yang paling menonjol.

Secara klinis penyakit kulit ini bervariasi dari kulit

yang berminyak, sampai kepada exfoliatif

erythroderma yang ketat

Untuk terjadinya suatu dermatitis seboroik diperlukan

kelenjar sebacea yang aktif, sedangkan di dalam

komposisi dari sebum tidak dijumpai atau kelainan


7/34

GAMBARAN KLINIS

dapat dimulai dari masa anak-anak ( mulai dari balita

hingga dapat berlanjut sampai dewasa)

Biasanya penyakit mulai dengan sisik (squama) halus

pada kepala, dahi, telinga, leher dan muka Skuama-skuama kadang-kadang melekat satu dengan

lainnya dan terbentuklah krusta yang berwarna

kekuning-kuningan.


8/34

Erupsi bisa bersifat :

Akut

Sub akutKronis yang disertai proses peradangan

Pada kasus-kasus yang berat selain kepala juga

didapati di :

Ketiak

Dada

Pusar

Regio anogenital Jika kelopak mata terkena terjadilah suatu blepharitis

yang marginal


9/34

Differential Diagnosis

Pediculosis capitis

Tinea capitis

Infantile atopic eczema Diaper dermatitis (amoniacal)

Pityriasis Alba

Pityriasis Rubra Pilaris Penyakit Darier


10/34

Terapi

Anti seborrheic preparat dengan sifat-sifat

sebagai berikut :

1. Menangggulangi peradangan, rasa gatal,

skuama, dan kulit berminyak

2. Mudah dipakai secara kosmetik

3. Tidak bersifat toksis apabila tertelan

4. Bebas dari efek-efek sampingan seperti

uritasi, sensitisasi atau rambut rontok


11/34

Dermatitis seborrheic pada kepala dapat

diberi

shampoo yang berisi :

Sulfur

Asam salycil

ResorsinolHexa chlorophene


12/34

Topikal kortikosteroid dapat diberikan

Jika terdapat infeksi sekunder oleh bakteri

maka dapat diberikan antibiotika secara

topikal.

Antibiotika secara sistemik diberikan jika

keadaan infeksi oleh bakteri adalah

ekstensif (luas/hebat).

Pada celah-celah / lipatan kulit dapat terjadiinfeksi sekunder dengan akibat terjadinya

suatu monillasis.


13/34

AKNE VULGARIS


14/34

Definisi

Acne vulgaris merupakan radang kronik unit

PILOSEBASEUS,

yang ditandai adanya lesi : Komedo

Papul

Pustul Nodul

Kista

scar


15/34

Bersifat self limited dengan predileksi di :

Wajah

Leher

Lengan atasDada

Punggung

Keluhan : disertai rasa gatal dan sakit


16/34

ETIOPATOGENESE

Banyak faktor yang mempengaruhi timbulnya AVantara lain yaitu :

Genetik

Endokrin

Diet

Obat-obatan

Trauma

Kosmetik Lingkungan

Mikroorganisme

Season (musim)


17/34

Ada 4 faktor yang berperan dalam

patogenese AV:

1. Hiperproliferasi folikel epidermisobstruksi folikel dan penumpukan keratin, sebum,

dan bakteri di dalam folikel sehingga terbentuk

mikrokomedo

2. Produksi sebum yang berlebihanoleh kelenjar sebasea (yang merupakan unit

pilosebaseus kulit ) sebum akan diuraikan asam

lemak bebas oleh propionibacterium Acnes

respons inflamasi komedogenik

3. Propionibacerium Acnes

merupakan bakteri gram positif, anaerob, hidup di

folikel kelenjar sebasea. Pada penderita AV,

konsentrasi P. Acnes >>

4. Proses inflamasi an di icu sitokin keratinosit


18/34

GAMBARAN KLINIS

AV timbul pada usia : 15-18 tahun

Pada Perempuan dan laki-laki,

pada perempuan timbul 1 tahun

sebelum menarche

Membaik pada usia 20-an bisa

menetap sampai dengan dekade ketiga


19/34

Lesi polimorf yaitu : Lesi non inflamasi : komedo (white atau black)

papul kecil, berwarna pucat atau dengan lemak

kehitaman diatasnya.

Lesi inflamasi bervariasi dari : papul, pustul, nodus,dan kista

Lesi nodulokistik bila pecah sikatriks

Untuk menentukan derajat keparahan AV dapat

digunakan metode

SPOT COUNTING, yang didasarkan pada

jumlahberat/ringannya


20/34

VARIASI /KLASIFIKASI

AKNE VULGARIS

AKNE VENENATA

AKNE TROPIKALIS AKNE FULMINAN

AKNE MEKANIKA

AKNE STEROID OIL AKNE

dll


21/34

DIFFERENTIAL DIAGNOSE

ERUPSI AKNEIFORMIS

ROSACEA

PERIORAL DERMATITIS

TUMOR JINAK SIRINGOMA, MILIUM

,TRIKOEPILIOMA

MOLUSKUM KONTAGIOSUM


22/34

PENGOBATAN

I. TOPIKALBahan Aktif yang sering digunakan antara lain :

Asam retinoid ( vitamin A, acid tretinoin )

Asam Azelat

Asam salisilat, sulfur

Sediaan cairan mempunyai potensi > bentuk

krim dapat menimbulkan iritasi kulit

Benzoil peroxida : Komedolitik

Bakteriostatik

Bersifat iritasi / alergi


23/34

ALPHA HYDROXI ACIDS (AHAS)

Berasal dari buah, susu, tebu secara alami

terdiri dari asam glikolat dan asam laktat

Bekerja sebagai bahan pengelupas kulit

superfisial

Kulit menjadi halus dan bebas akne

Menghilangkan minyak dan kulit-kulit mati

Antibakteri

Efek samping : eritema, iritasi


24/34

ANTIBIOTIKA TOPIKAL

ERITROMISIN : Solutio / krim KLINDAMISIN : Solutio / krim

Pengobatan dilakukan selama 4-6minggu


25/34

II. TERAPI SISTEMIK

1. ANTIBIOTIKA

DOKSISIKLIN : 100 mg/hari s/d 50 mg/hari

selama 12

minggu

MINOSIKLIN : 2 X 50 mg/hari, selama 12 minggu

2. PENGOBATAN HORMONAL

ESTROGEN + Siproteron asetat

ISOTRETINOIN


26/34

ROSASEA


27/34

DEFINISI

Adalah facial dermatosis denganinflamasi kronis yang ditandai

dengan Eritema dan Pustula


28/34

GAMBARAN KLINIS

Insiden : laki-laki = perempuan

Onset : dimulai pada usia 30 tahun

Prevalensi : > pada orang-orang berkulit putih

(kaukasia)

Pencetus terjadinya Rosasea :

Temperatur (panas/dingin)

Paparan Sinar, Angin

Minuman Panas, Alkohol

Makanan Pedas

Obat-obatan / kosmetik To ikal


29/34

ETIOPATOGENESE

Kerusakan Kulit ( Elastosis Solaris)

Organisme komensal yaitu :

Propionibacterium AcnesDemodex Foliculorum

Yang terdapat pada folikel rambut dan

glandula sebasea Inlamasi papula

folikulosentrik rosasea


30/34

GAMBARAN KLINIS

Gejala awal adalah :Flushing, Eritema

Telangiektasi

Papul, Pustul

Limfoedema

Mengenai :

Pipi

HidungDahi

Dagu

Kelopak Mata


31/34

KOMPLIKASI

RHINOPYHMAHiperplasia glandula sebasea dan jaringan konektif hidung

MATA

Blefaritis

Konjungtivitis

Rosasea bertahan dalam beberapa tahun Tetapi

respons terhadap pengobatan baik.

Ada 4 subtipe Rosasea ERITEMATOTELANGIEKTATI

PAPULO PUSTULAR

PHYMATOUS

OKULAR


32/34

Dermatitis kontak, ErupsiFotosensensitif,

Dermatitis Seboroika dan Lupus

Eritematosus

sering melibatkan wajah tetapi lebih :

AkutBersisik

Pustul (-)


33/34

DIFFERENTIAL DIAGNOSE

AKNE VULGARIS

Pada A. Rosasea - Komedo (-)

- Umur > tua

DERMATITIS PERIORAL

KOLAGEN DISEASE


34/34

PENATALAKSANAAN

TOPIKALMetronidazol gel 0,75%

Benzoil Peroxida

Asam Azelaic

ORAL

Tetrasiklin 1 gram / hari

Eritromisin 2-3 bulan

Isotretinoin

RHYNOPHYMA PLASTIC SURGERY

penyakit yang berhubungan dengan glandula sebasea_dr. siti elsina lubis, sp. kk (k)

Documents