peningkatan pemahaman membaca intensif mata …... · rekan-rekan pgsd kelas c angkatan 2007 yang...

137
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN PEMAHAMAN MEMBACA INTENSIF MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN I BALEPANJANG WONOGIRI TAHUN 2011 SKRIPSI Disusun oleh : MONICA RATIH PURWANINGRUM X7107044 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: phungnguyet

Post on 12-Mar-2019

247 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENINGKATAN PEMAHAMAN MEMBACA INTENSIF MATA PELAJARAN

BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE

DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN I

BALEPANJANG WONOGIRI TAHUN 2011

SKRIPSI

Disusun oleh :

MONICA RATIH PURWANINGRUM

X7107044

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENINGKATAN PEMAHAMAN MEMBACA INTENSIF MATA PELAJARAN

BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE

DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN I

BALEPANJANG WONOGIRI TAHUN 2011

Oleh :

MONICA RATIH PURWANINGRUM

X7107044

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Monica Ratih Purwaningrum. PENINGKATAN PEMAHAMAN MEMBACA

INTENSIF MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN

MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III

SDN I BALEPANJANG TAHUN 2011. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni. 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkat pemahaman membaca intensif

mata pelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode demonstrasi pada

siswa kelas III SDN I Balepanjang tahun 2011.

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode demonstrasi

subyek penelitian ini adalah siswa kelas III SDN I Balepanjang Jatipurno

Wonogiri tahun pelajaran 2010/2011, yang berjumlah 32 siswa. Teknik

pengumpulan data yaitu dengan menggunakan teknik tes, observasi dan

wawancara. Data yang dikumpulkan adalah hasil pemahaman membaca intensif.

Teknik analisa data adalah menggunakan teknik diskriptif komparatif.

Penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: Dengan

menerapkan metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan membaca

intensif pada siswa kelas III SDN I Balepanjang kecamatan Jatipurno kabupaten

Wonogiri tahun ajaran 2010/2011. Ini terbukti pada siklus I rata-rata kelas 69,96,

siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 72,34 dan siklus III nilai rata-rata

kelas menjadi 87,78. Dengan demikian penerapan metode demonstrasi dapat

dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran membaca di kelas III

sehingga dapat meningkatkan pemahaman membaca intensif siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

Monica Ratih Purwaningrum. ENHANCING THE COMPREHENSION OF INTENSIVE READING USING DEMONSTRATION METHOD OF THE STUDENTS IN GRADE III OF STATE PRIMARY SCHOOL I OF BALEPANJANG WONOGIRI YEAR 2011. Skripsi. Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education ,Sebelas Maret Surakarta, June. 2011.

The objektive of this research is to increase comprehension of intensive reading using demonstration method of the student in grade III of state primary school I of Balepanjang, Wonogiri year 2011.

The research was carried out using demonstration method of these study subjects were students in grade III of state primary school I of Balepanjang Jatipurno Wonogiri school year 2010/2011, which amounted to 32 students. Data collection techniques using the techniques of testing, observation and interviews. The data collected is the result of intensive reading achievement. Data analysis technique is to use descriptive techniques.

The research produced the following conclusion: By applying the demonstration method can improve intensive reading skills in grade III of state primary school I Balepanjang sub Jatipurno Wonogiri district academic year 2010/2011. This is evident in the cycle I class average 68,96, cycle II the average value increased to 72.37 and class III cycle average value of the class to be 87.78. Thus the application of demonstration methods can be implemented to improve the quality of learning to read in third grade so that it can improve students' intensive reading skills.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

Siapa yang mengejar kebenaran dan kasih akan memperoleh kehidupan,

kebenaran, dan kehormatan.

(Amsal 21:21)

Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya

pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.

(Amsal 22:6)

Pendidikan merupakan usaha membangun jalan kebebasan bagi setiap orang

untuk memilih hidup dan bertanggung jawab atas pilihannya.

(Erick Form)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan untuk:

- Kedua orangtuaku Bapak Damianus Purwanto dan Ibu Sri Handayani

Wahyuningsih yang selalu memberikan dukungan dan kasih sayang padaku

- Adikku tersayang Yohanes Ricky Christianto yang selalu mendukungku

- Paulus Bambang Tri Suwasono seseorang yang selalu setia menemani dalam

menyelesaikan skripsi ini

- Teman-teman PGSD FKIP UNS atas kebersamaannya dalam mengerjakan

skripsi ini

- FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, almamater tercinta tempatku

menimba ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Kemurahannya, sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapat

gelar Sarjana Pendidikan. Skripsi ini dapat selesai berkat bantuan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini diucapkan terima kasih kepada yang

terhormat :

1. Prof. Dr. M. Furqon H, M. Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan izin penulisan

skripsi;

2. Drs. R. Indianto, M. Pd., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan persetujuan skripsi;

3. Drs. Hadi Mulyono, M. Pd., Ketua Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

yang telah memberikan izin penulisan skripsi;

4. Drs. Djaelani, M. Pd., Pembimbing I dan Drs. Tri Budiharto, M. Pd.,

Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan dan dorongan

kepada penulis sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan lancar;

5. Dr. Riyadi, M.Si Pembimbing Akademik, yang telah memberikan arahan dan

bimbingan selama menjadi mahasiswa di Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar FKIP UNS;

6. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang

secara tulus memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis;

7. Kepala SD Negeri I Balepanjang Jatipurno yang telah memberikan ijin untuk

mengadakan penelitian;

8. Rekan-rekan PGSD kelas C angkatan 2007 yang tidak dapat saya sebutkan

satu persatu yang membantu dan memberikan warna selama menjadi

mahasiswa dan dalam menyelesaikan skripsi ini;

9. Para siswa kelas III SD Negeri I Balepanjang Jatipurno yang telah bersedia

menjadi sampel penelitian;

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah

memberikan bantuan hingga selesainya penyusunan skripsi ini;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

Semoga semua pihak yang telah membantu penelitian tersebut senantiasa

mendapat limpahan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa. Dan mudah-mudahan

hasil penelitian ini dapat beguna untuk membuka wawasan dalam pendidikan.

Surakarta, Juni 2011

Penulis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

JUDUL . .................................................................................................... i

PENGAJUAN SKRIPSI .......................................................................... ii

PERSETUJUAN ....................................................................................... iii

PENGESAHAN ........................................................................................ iv

ABSTRAK ............................................................................................... v

MOTTO .................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ..................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .............................................................................. ix

DAFTAR ISI .............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................. 3

C. Tujuan Penelitian ................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian ............................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 5

A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 5

1. Tinjauan Pemahaman Membaca Intensif ......................... 5

2. Tinjauan Metode Demonstrasi ......................................... 11

B. Penelitian yang Relevan ............................................................ 20

C. Kerangka Berfikir ...................................................................... 17

D. Hipotesis Tindakan .................................................................... 18

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 19

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 19

B. Subyek Penelitian ...................................................................... 20

C. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 20

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

D. Teknik Analisa Data .................................................................. 21

E. Prosedur Penelitian .................................................................... 21

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................... 28

A. Hasil Penelitian ........................................................................... 28

1. Deskripsi Umum SDN I Balepanjang .............................. 28

2. Deskripsi Pembelajaran dan Pemahaman Membaca Intensif

di SD I Balepanjang ......................................................... 29

3. Deskripsi Tindakan .......................................................... 32

a. Siklus I .................................................................... 32

b. Siklus II .................................................................... 42

c. Siklus III ................................................................. 51

4. Temuan dan Hasil Tindakan ............................................ 60

B. Pembahasan ............................................................................... 63

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................ 66

A. Simpulan ..................................................................................... 66

B. Implikasi ..................................................................................... 66

C. Saran .......................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 68

LAMPIRAN .............................................................................................. 71

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1 Kerangka Berfikir Peningkatan Pemahaman Membaca Intensif

Dengan Metode Demonstrasi ........................................................... 18

3.1 Waktu Penelitian 19

4.1 Daftar Nilai Membaca Intensif Siswa Kelas III SDN 1 Balepanjang

Sebelum Dilakukan Tindakan ........................................................... 30

4.2 Daftar Nilai Membaca Intensif Siswa Kelas III SDN 1 Balepanjang

Pada Kondisi Awal Sebelum Tindakan ............................................ 31

4.3 Daftar Nilai Membaca Intensif Siswa Kelas III SDN I Balepanjang

Semester 2 Tahun 2011 Siklus I ....................................................... 39

4.4 Distribusi Frekuensi Penilaian Hasil Membaca Intensif Pada

Kompetensi Dasar Membaca Siswa Kelas III SDN Balepanjang I

Tahun 2011 Siklus I .......................................................................... 40

4.5 Rekapitulasi Nilai Rata-rata Membaca intensif Siswa Kelas III

SDN I Balepanjang Sebelum dan Sesudah Tindakan Siklus I ........ 42

4.6 Prosentase Siswa Yang Memperoleh Nilai ≥ 70 Sebelum dan

Sesudah Tindakan Siklus I ................................................................ 42

4.7 Daftar Nilai Membaca Intensif Siswa Kelas III SDN I Balepanjang

Semester 2 Tahun 2011 Siklus II ...................................................... 48

4.8 Distribusi Frekuensi Penilaian Hasil Membaca Intensif Pada

Kompetensi Dasar Membaca Siswa Kelas III SDN I Balepanjang

Tahun 2011 Siklus II ......................................................................... 49

4.9 Rekapitulasi Nilai Rata-rata Membaca intensif Siswa Kelas III

SDN I Balepanjang Sebelum dan Sesudah Tindakan SiklusII .......... 50

4.10 Prosentase Siswa Yang Memperoleh Nilai ≥ 70 Sebelum dan

Sesudah Tindakan Siklus II ............................................................... 51

4.11 Daftar Nilai Membaca Intensif Siswa Kelas III SDN I Balepanjang

Semester 2 Tahun 2011 Siklus III ..................................................... 57

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

4.12 Distribusi Frekuensi Penilaian Hasil Membaca Intensif Pada

Kompetensi Dasar Membaca Siswa Kelas III SDN I Balepanjang

Tahun 2011 Siklus III ....................................................................... 58

4.13 Rekapitulasi Nilai Rata-rata Membaca intensif Siswa Kelas III

SDN I Balepanjang Sebelum dan Sesudah Tindakan SiklusIII ........ 59

4.14 Prosentase Siswa Yang Memperoleh Nilai ≥ 70 Sebelum dan

Sesudah Tindakan Siklus III ............................................................ 60

4.15 Perbandingan Rata-Rata Hasil Membaca Intensif dan

Prosentase Ketuntasan Klasikal Sebelum Tindakan, Siklus I,

Siklus II dan Siklus III ...................................................................... 63

4.16. Perbandingan Ketidaktuntasan dan Ketuntasan Siswa Pada

Prasiklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III ....................................... 64

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Silabus 75

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 77

3. Lembar Observasi Kinerja Guru 114

4. Pedoman Wawancara untuk Guru Sebelum Menggunakan Metode

Demonstrasi 120

5. Pedoman Wawancara untuk Guru Setelah Menggunakan Metode

Demonstrasi 122

6. Foto 124

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap manusia. Dengan

pendidikan akan diperoleh hal-hal baru yang dapat digunakan dalam proses

kelangsungan hidup manusia. Semakin berkembangnya jaman maka semakin

bertambah pula usaha-usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Demi

terwujudnya tujuan pendidikan nasional seperti yang tertera dalam Undang-

Undang Sistem Pendidikan Nasional Guru dan Dosen (2007) bahwa. “ Pendidikan

nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”.

Upaya peningkatan kualitas manusia tersebut dapat ditempuh melalui

bidang pembangunan yang salah satunya adalah pembangunan di bidang

pendidikan. Pengertian pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan

Nasional Guru dan Dosen (2007), “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Menurut

Ngalimin Purwanto (2007:10), “ Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa

dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani

dan rohani kearah kedewasaan”.

Di Indonesia pendidikan mendapat perhatian yang utama dari pemerintah.

Berbagai upaya pemerintah telah banyak dilakukan dengan meningkatkan sarana

dan prasarana yang menunjang proses belajar mengajar termasuk pembangunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

gedung dan fasilitas lain. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kualitas

pendidikan di Indonesia. Dari kualitas pendidikan dan pengajaran yang bermutu

maka, akan menghasilkan sumber daya manusia yang bermutu tinggi. Apabila

suatu negara dihuni oleh penduduk yang memiliki SDM yang tinggi maka negara

tersebut akan maju. Oleh karena itu pendidikan dan pengajaran haruslah

ditingkatkan.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SDN I Balepanjang

Wonogiri. Ternyata dalam proses pembalajaran Bahasa Indonesia khususnya

membaca intensif, guru masih menggunakan metode pembelajaran ceramah,

dimana metode pembelajaran tersebut kurang efektif didalam menyampaikan

materi pembelajaran membaca intensif. Sehingga proses pembelajaran pun kurang

efisien. Siswa yang merasa bosan dan kurang memperhatikan guru. Dan tujuan

pembelajaran tidak dapat dicapai secara maksimal. Yang ditandai dengan prestasi

belajar mata pelajaran membaca intensif yang rendah. Dalam pelajaran Bahasa

Indonesia banyak sekali jenis-jenis membaca antara lain membaca kritis,

membaca pemahaman, membaca cepat, membaca indah, membaca teknik,

membaca praktis, membaca untuk keperluan studi.

Membaca merupakan hal yang paling penting dalam proses pembelajaran.

Tujuan pengajaran membaca adalah agar siswa mampu memahami pesan-pesan

komunikasi yang disampaikan dengan medium bahasa tulis dengan cermat, tepat

dan cepat secara kritis dan kreatif. Sedangkan intensif adalah sesuatu yang

dikerjakan dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh hasil yang semaksimal

mungkin. Membaca Intensif, yaitu jenis membaca yang dilakukan dengan titik

tekan pada pemahaman isi bacaan sampai pada hal-hal kecil. Karena didalam

proses pembelajaran, guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar

membaca intensif secara efektif dan efisien, sesuai tujuan yang diharapkan. Salah

satu cara untuk memilih strategi itu adalah guru harus menguasai metode

mengajar membaca intensif tersebut.

Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan membaca intensif dapat diperbaiki

dengan menggunakan metode pembelajaran dengan metode demonstrasi. Menurut

Mulyadi Sumantri (2001:133) metode demonstrasi adalah cara penyajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

pelajaran dngan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik suatu

proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk tiruan

yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang memahami atau ahli

dalam topik bahasan yan harus didemonstrasikan. Karena dalam membaca intensif

harus siswa yang aktif dan tidak mendengarkan ceramah dari guru secara terus

menerus.

Dengan guru menggunakan metode demonstrasi dalam membaca intensif,

guru dituntut melibatkan siswanya berpartisipasi aktif untuk menentukan

pengetahuan dalam membaca intensif. Dengan ditunjang media-media

pembelajaran sebagai sumber belajar. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah

Dasar perlu mendapat perhatian. Pada saat ini prestasi siswa yang diperoleh oleh

proses pembelajaran Bahasa Indonesia dengan metode ceramah di SDN

Balepanjang I Wonogiri, masih belum menampakkan hasil optimal. Berdasarkan

data yang diperoleh lebih dari setengah jumlah siswa kelas III dalam membaca

intensif masih mendapat nilai dibawah rata-rata. Hal ini ditunjukkan dengan

masih adanya 16 siswa atau 50 % siswa yang nilainya belum dapat memenuhi

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70. Untuk mengantisipasi hal tersebut

maka peneliti mengadakan penelitian di kelas III dengan menerapkan Metode

Demonstrasi yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam kompetensi

membaca, khususnya membaca intensif.

Dengan mempertimbangkan hal tersebut di atas maka penulis menyusun

skripsi yang berjudul ”Peningkatan Pemahaman Membaca Intensif Mata Pelajaran

Bahasa Indonesia Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas

III SDN I Balepanjang Wonogiri Tahun 2011”

B. Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah dengan penerapan

metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman membaca intensif pada

siswa kelas III SDN I Balepanjang Wonogiri Tahun 2011?”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini, maka

tujuan yang hendak digunakan adalah meningkatkan pemahaman membaca

intensif mata pelajaran bahasa indonesia pada siswa kelas III SDN I Balepanjang

Wonogiri dengan penerapan metode demonstrasi.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapakan mempunyai manfaat sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini, diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dan acuan bagi

peneliti di tempat yang berbeda dan pada pelajaran yang berbeda, sehingga

dapat mengembangkan metode-metode dengan dasar penelitian ini. Pada

akhirnya dapat ditemukannya teknik yang paling efektif dalam pengajaran

membaca intensif.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah

Untuk memberi suatu gambaran mengenai kompetensi guru dalam

menerapkan metode mengajar dalam membaca intensif, sehingga

diharapkan pemahaman membaca intensif dapat ditingkatkan.

b. Bagi Guru

Untuk membantu mengembangkan kemampuan dan merancang dan

melaksanakan pembelajaran ketrampilan membaca intensif yang efektif

dengan jalan penerapan metode demonstrasi sehingga hasilnya akan lebih

baik serta menambah pengalaman guru untuk melaksanakan PTK.

c. Bagi Siswa

Untuk menambah pemahaman mereka bahwa dengan aktif mengikuti

pembelajaran ketrampilan membaca intensif dengan metode demonstrasi

ini akan membantu mereka dalam pemahaman materi sehingga

pemahaman membaca intensif akan meningkat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Pemahaman Membaca Intensif

a. Pemahaman

Pemahaman berasal dari kata paham yang mempunyai arti mengerti benar,

sedangkan pemahaman merupakan proses perbuatan cara memahami (Em Zul,

Fajri & Ratu Aprilia Senja, 2008:607-608). Pakar lain mengatakan pemahaman

adalah (1) proses, (2) perbuatan, (3) cara memahami atau memahamkan

(mempelajari baik-baik supaya paham) (Dekdikbud, 1994:74). Sehingga

pemahaman dapat diartikan suatu proses, cara memahami, cara mempelajari baik-

baik supaya paham dan pengetahuan banyak. Pemahaman mencangkup

kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari

(W.S.Winkel, 1996: 245).

Menurut Poesprodjo (1987:52-53) bahwa pemahaman bukan berfikir semata

melainkan pemindahan letak dari dalamberdiri di situasi atau dunia orang lain.

Mengalami kembali situasi yang dijumpai pribadi lain didalam erlebis (sumber

pengetahuan tentang hidup, kegiatan melakukan pengalaman pikiran),pengalaman

yang terhayati. Pemahaman merupakan suatu berpikir secara diam-diam

menemukan dirinya dalam orang lain.

Menurut Bloom Benyamin (1975:89) “Here we are using the tern

“comprehension” to include those objektives, behaviors, or responses which

respresent an understanding of the literal message contained in a communication.”

Yang artinya pengertian pemahaman mencangkup tujuan, tingkah laku, atau

tanggapan mencerminkan sesuatu pemahaman pesan tertulis yang termuat dalam

suatu komunikasi. Jadi siswa dituntut memahami atau mengerti apa yang

diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat

memanfaatkan isinya tanpa keharusan menghubungkan hal-hal yang lain. Dari

definisi-definisi diatas pemahaman adalah suatu proses, cara memahami, cara

mempelajari baik-baik supaya paham dan pengetahuan banyak.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

b. Kategori Pemahaman

Menurut Nana Sudjana (1992: 24) pemahaman dibagi menjadi tiga kategori

yaitu:

1) Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari

meneterjemahkan dalam arti yang sebenarnya mengartikan dan menerapkan

prinsip-prinsip.

2) Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran menghubungkan bagian-

bagian terendah dengan yang diketahui berikutnya atau menghubungkan

beberapa bagian grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dengan

yang tidak pokok.

3) Tingkat ketiga adalah tingkat pemaknaan ekstrapolasi. Jika memiliki

pemahaman ekstrapolasi adalah mampu melihat dibalik yang tertulis, dapat

membuat estimasi, prediksi berdasarkan pada pengertian dan kondisi yang

diterangkan dalam ide-ide atau simbol, serta kemampuan membuat

kesimpulan yang dihubungkan dengan implikasi dan konsekuensinya.

Pendapat lain menyatakan bahwa pemahaman dapat dijabarkan menjadi tiga

(Suke Silversius 1991:43-44), yaitu

1) Meneterjemahkan (translasion) arti dari bahasa yang satu kedalam bahasa

yang lain dapat juga dari komsepsi abstrak menjadi suatu model, yaitu model

simbolik untuk mempermudah orang mempelajarinya. Contohnya pengalihan

konsep dengan kata-kata kedalam gambar grafik dapat dimasukkan dalam

kategori menerjemahkan.

2) Menginterprestasi (interpretasion) kemampuan untuk mengenal dan

memahami ide utama suatu komunikasi.

3) Mengekstrapolasi (ekstrapolasion), agak lain dari menerjemahkan dan

mnafsirkan, tetapi lebih tinggi sifatnya.

c. Hakekat Membaca

Para pakar hingga saat ini masih memberikan batasan yang berbeda tentang

hakikat membaca. Menurut Subyakto (1993:164) membaca adalah suatu aktivitas

yang rumit atau kompleks karena bergantung pada keterampilan berbahasa pelajar

dan pada tingkat penalarannya. DP. Tampubolon (1986:228) berpendapat bahwa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

“Membaca adalah kegiatan fisik dan mental yang dapat berkembang menjadi

suatu kebiasaan”.

Ahli lain berpendapat bahwa “Membaca adalah aktivitas yang kompleks

dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah, meliputi orang

harus menggunakan pengertian dan khayalan, mengamati, dan mengingat-ingat”

Soedarso (1989:4).

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh

pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis

melalui media kata-kata atau bahasa tulis (Hodgson dalam Tarigan 1979:7).

Sedangkan Harimurti Kridalaksana (1984:122) mengatakan “Membaca adalah

menggali informasi dari teks, baik yang berupa tulisan maupun dari gambar atau

diagram maupun dari kombinasi itu semua”

Selain itu ada juga pendapat yang mengatakan bahwa membaca adalah

aktivitas auditif dan visual untuk memperoleh makna dari simbol berupa huruf

dan kata atau melihat serta memahami isi dari apa yang yang mencakup fisik dan

mental. Aktivitas fisik yang terkait dengan membaca adalah gerak mata dan

ketajaman penglihatan. Aktivitas mental mencakup ingatan dan pemahaman.

Orang dapat membaca dengan baik jika mampu melihat huruf-huruf dengan jelas,

mampu menggerakkan mata secara lincah, mengingat simbol-simbol bahasa

dengan tepat, dan memiliki penalaran yang cukup untuk memahami bacaan.

Widyamartaya (1992:137-138) mengemukakan bahwa membaca adalah

ikhtisar yang terus-menerus untuk mengembangkan diri. Daya pikir kita didorong

untuk selalu berpikir secara lurus dan terang. Membaca adalah pengucapan kata-

kata dan perolehan arti dari barang cetakan. Kegiatan itu melibatkan analisis dan

pengorganisasian berbagai keterampilan yang kompleks. Termasuk di dalamnya,

pelajaran, pemikiran, pertimbangan, perpaduan, pemecahan masalah, yang berarti

menimbulkan kejelasan informasi (bagi pembaca) (Wiryodijoyo 1989:1-2).

Dari keseluruhan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa membaca

adalah keterampilan berbahasa yang mempunyai kegiatan melisankan,

mempersepsi, memahami, serta memberi makna terhadap simbol-simbol visual.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

d. Tujuan Membaca

Membaca merupakan aktifitas aktif,memberi tanggapan terhadap arti apa

yang dibaca,maka tujuan utama membaca adalah untuk mencari serta

memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna membaca. Makna erat

sekali dengan tujuan dalam membaca (Sri Utari Subyakto Nababan, 1993:164)

berikut ini: (1) Untuk mengetahui atau memahami isi atau pesan yang terkandung

didalam suatu bacaan seefisien mungkin; (2) Mencari informasi yang digunakan

seseorang untuk menambah keilmuan sendiri dn mengetahui fakta-fakta yang

nyata di dunia ini; (3) Untuk mencari kenyamanan dalam membaca.

e. Tahap-Tahap Membaca

Menurut Bialystok (2005:300) menyatakan tahap membaca ada dua tahap.

Tahap pemula yaitu tahap yang mengubah manusia dari tidak bisa membaca

menjadi bisa membaca. Tahap lanjut adalah tahap dimana prosesnya bukan

terkonsentrasi pada kaitan antara huruf dengan bunyi tetapi ada mana yng

terkandung dalam bacaan.

f. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca

Kemampuan membaca seseorang tidak dapat diperoleh secara langsung.

Menurut Sabarsi Akhodiah (1991: 26), ada beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi kemampuan membaca seseorang, yaitu motivasi, lingkungan

keluarga, bahan bacaan.

g. Jenis-Jenis Membaca

Jenis-jenis membaca berdasarkan tujuan membaca dapat dibagi menjadi

beberapa macam, yaitu: (1) Membaca intensif yaitu jenis membaca yang

dilakukan dengan titik tekan pada pemahaman isi bacaan sampai pada hal-hal

kecil; (2) Membaca kritis yaitu jenis membaca yang bertujuan untuk menemukan

faktafakta yang terdapat dalam bacaan untuk kemudian memberikan penilaian

terhadap fakta-fakta tersebut; (3) Membaca pemahaman yaitu suatu aktivitas

membaca yang bertujuan untuk memahami atau memperoleh informasi dalam

bacaan melalui pengucapan simbol bahasa; (4) Membaca cepat yaitu jenis

membaca yang menitikberatkan pada kecakapan menangkap gagasan pokok

bacaan dalam waktu yang relatif singkat; (5) Membaca Indah yaitu jenis membaca

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

yang menitikberatkan pada pengungkapan segi keindahan terhadap karya sastra;

(6) Membaca teknik yaitu membaca yang bertujuan agar pembaca memiliki

ketrampilan membaca dengan lagu kalimat yang benar, sehingga pembaca dapat

membaca kalimat dengan baik dan lancar; (7) Membaca praktis yaitu jenis

membaca yang bertujuan untuk memperoleh sesuatu guna keperluan praktis

dalam kehidupan sehari-hari; (8) Membaca untuk keperluan studi yaitu jenis

membaca yang bertujuan menambah pengetahuan untuk mempelajari sesuatu.

h. Membaca Intensif

Menurut Kamus Bahasa Indonesia intensif adalah di kerjakan dengan

sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperoleh hasil yang semaksimal

mungkin. Selanjutnya membaca intensif menurut Usep Kuswari adalah studi

seksama, telaah teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam

kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira dua sampai empat halaman

setiap hari.

Membaca intensif bukanlah hakekat keterampilan-keterampilan yang

terlihat yang paling diutamaan atau yang paling menarik perhatian kita, tetapi

hasil-hasilnya. Dalam hal ini suatu pengertian, suatu pemahaman yang mendalam

serta terperinci terhadap tanda-tanda hitam atau aksara di atas kertas.

Membaca intensif adalah studi seksama, telaah teliti, dan penanganan

terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek

kira-kira dua sampai empat halaman setiap hari ( Brooks dalam Tarigan 1979:35).

Dalam membaca intensif yang diutamakan bukanlah hakekat keterampilan -

keterampilan yang tampak atau hal-hal yang menarik perhatian, melainkan hasil-

hasilnya; dalam hal ini suatu pengertian, suatu pemahaman yang mendalam serta

terperinci terhadap teks yang dibaca. Tujuan utama dalam membaca intensif

adalah untuk memperoleh sukses dalam pemahaman penuh terhadap argumen-

argumen yang logis, urutan-urutan retoris atau pola-pola teks, pola-pola

simbolisnya; nada-nada tambahan yang bersifat emosional dan sosial, pola-pola

sikap dan tujuan sang pengarang, dan juga sarana-sarana linguistik yang

dipergunakan untuk mencapai tujuan (Tarigan 1979:36).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Membaca secara intensif diperlukan untuk memperoleh informasi yang

lebih bermutu, lebih berbobot, lebih kental, yang lebih merupakan kebulatan

(keseluruhan). Membaca secara intensif menuntut kita mampu berpikir secara

saling hubung dan sekaligus melatih kita untuk mewujudkan pemikiran saling

hubung (relational thinking) itu. Kemampuan berpikir secara saling behubung

penting dan perlu untuk mempelajari isi buku secara mendalam dan terperinci

(Widyamartaya 1992:60). Dalam Kamus Bahasa Indonesia Membaca intensif

adalah membaca yang sungguh-sungguh yang dilakukan dengan titik tekan pada

pemahaman isi bacaan (www.kamusbesar.com/3546/membacaintensif ).

Jadi menurut pengertian di atas membaca intensif adalah yaitu jenis

membaca yang dilakukan dengan titik tekan pada pemahaman isi bacaan sampai

pada hal-hal kecil.

i. Bahasa Indonesia

Bahasa adalah alat berpikir yang mudah-mudahnya dan seluas-luasnya (Abu

Ahmadi, 2003:190). Menurut M. Faisal (2009:1-5) bahasa disebut juga ujaran

karena seperti yang sudah diuraikan sebelumnya bahwa bentuk dasar bahasa

adalah ujaran karena media bahasa yang terpenting bunyi.

Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terpenting di kawasan republik kita

(Anton M. Moeliono & Soenjono Dardjowidjojo, 1988:1). Pentingnya peranan

bahasa Indonesia antara lain bersumber dari Undang-Undang Dasar 1945 yang

tercantum pada pasal yang menyatakan bahwa ”bahasa negara adalah bahasa

Indonesia” dan juga bersumber pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang

berbunyi “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa

Indonesia”.

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa

persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan

dengan mulai berlakunya konstitusi (Wildan, 2010: http//.pengertian bahasa

indonesia _ Morfologi – Bahasa Indonesia.htm ). Jadi dari deinisi-definisi di atas

Bahasa Indonesia adalah bahasa terpenting, resmi Republik Indonesia dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

persatuan bangsa Indonesia. Jadi sebagai purta dan putri Indonesia wajib

menjunjung bahasa persatuan dan Bahasa Indonesia.

2. Tinjauan Metode Demonstrasi

a. Pengertian Metode

Metode yang berasal dari kata Yunani yaitu “meta” yang artinya “dari” atau

“sesudah” dan hados, yang berarti “perjalanan”. Kedua istilah tersebut dapat

dipahami sebagai perjalanan atau mengejaratau dari satu tujuan. Oleh karena itu

metode dapat diberi definisi sebagai “setiap prosedur yang digunakan untuk

mencapai tujuan akhir.”(Sulistyo dan Basuki, 2006:92). Ahli lain menyatakan

bahwa metode adalah suatu cara yang digunakanuntuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2002:53).

Metode pengajaran bahasa ialah rencana pengajaran bahasa, yang

mencangkup pemilihan, penentuan, dan penyusunan secara sistematis bahan yang

diajarkan, serta kemungkinan mengadakan remidi dan bagaimana

pengembangannya (Darmiyati Zuchdi dan Budiasih, 1997:30).

Metode diartikan sebagai tindakan-tindakan pendidik dalam lingkup

peristiwa untuk memperngaruhi siswa kearah pencapaian hasil belajar yang

maksimal. menurut (Syahidin, 2009: 44) metode diartikan sebagai suatu cara

untuk menyampaikan suatu nilai tertentu dari si pembawa pesan kepada si

penerima pesan. dalam konteks pendidikan , si pembawa pesan disebut guru dan

si penerima pesan disebut murid. Menurut Sumantri dan Permana ( 2001: 114)

Metode pembelajaran adalah cara-cara yang ditempuh guru untuk menciptakan

situasi pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi

kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan.

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata

dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Akhmad Sudrajad (2008:

www.pengertianstrategimetodepengajaran.com). Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (www.kamusbesar.com/351/metode) pengertian metode adalah cara

teratur yang digunakan untuk melaksanakan satu pekerjaan agar tercapi sesuai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

dengan yang dikehendaki cara kerja yang bersistem untuk memudahkan

pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode adalah cara

untuk menciptakan situasi yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar

banyak sekali metode yang dapat di gunakan dalam proses belajar mengajar salah

satunya metode demonstrasi.

b. Pengertian Metode Demonstrasi

Menurut Fat Hurratman (2010: http://udhiexz.wordpress.com ) yang

dimaksud dengan Metode Demonstrasi ialah metode mengajar dengan

menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk

memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu pada

siswa. Menurut Mulyadi Sumantri (2001:133) Demonstrasi adalah cara penyajian

pelajaran dngan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik suatu

proses, situasi atau benda tertentu yan sedang dipelajari baik dalam bentuk tiruan

yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang memahami atau ahli

dalam topik bahasan yan harus di demonstrasikan.

Adapun pendapat Ibrahim (1992:30) bahwa metode demonstrasi dapat

digunakan sebagai metode mengajar tersendiri untuk mengajarkan suatu bahkan

ajaran yang memerlukann peraga, dan sebagai metode pelengkap dari metode

ceramah. Dalam mendemonstrasikan materi tidak hanya bisa dilakukanoleh guru

saja tetapi murid juga bisa. Hal-hal yang akan di demonstrasikan, baik oleh guru

maupun oleh siswa harus ditulis secara rinci dalam rencana pengajaran. Dalam

Ibrahim (1992:73) mengatakan bahwa demontrasi merupakan metode mengajar

yang cukup efektif, karena membantu siswa untuk mengamati suatu proses atau

peristiwa tersebut. Juga merupakan metode yang megajar yang memperlihatkan

bagaimana proses terjadinya sesuatu dimana keaktifan lebih banyak pada pihak

guru.

Metode demonstrasi juga diungkapkan oleh Muhibbin Syah (1995:201)

adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan

urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang

disajikan.

Menurut Aminudin Rasyad (2002:8) metode demonstrasi adalah cara

pembelajaran dengan meragakan, mempertunjukkan atau memperlihatkan sesuatu

di hadapan murid kelas atau di luar kelas. Dari uraian dan definisi diatas dapat

dipahami bahwa metode demonstrasi adalah dimana seorang guru memperagakan

langsung suatu hal yang kemudian diikuti oleh murid sehingga ilmu atau

keterampilan yang didemonstrasikan lebih bermakna dalam ingatan masing-

masing.

Dari definisi-definisi di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa metode

demonstrasi ialah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk

memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya

suatu proses keaktifan yang lebih banyak pada siswa.

c. Kelebihan metode demonstrasi adalah:

Menurut Mulyani Sumantri (2001:134) metode demonstrasi memiliki

kelebihan atau kekuatan sebagai berikut: (1) Membuat pelajaan menjadi lebih

jelas dan lebih konkrit dan menghindari verbalisme; (2) Memudahkan peserta

didik memahami bahan pelajaran; (3) Proses pengajaran akan lebih menarik; (4)

Merangsang peserta didik untuk lebih aktif mengamati dan dapat mencobanya

sendiri (5) Dapat disajikan bahan pelajaran yang tidak dapat dilakukan dengan

menggunakan metode yang lain.

Menurut Fat Hurrahman kelebihan metode demontrasi adalah sebagai

berikut: (1) Perhatian anak didik dapat di pusatkan, dan titik berat yang di anggap

penting oleh guru dapat di amati: (2) Perhatian anak didik akan lebih terpusat

pada apa yang di Demonstrasikan, jadi proses anak didik akan lebih terarah dan

akan mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain; (3) Dapat

merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses belajar; (4) Dapat

menambah pengalaman anak didik; (5) Bisa membantu siswa ingat lebih lama

tentang materi yang di sampaikan; (6) Dapat mengurangi kesalah pahaman karna

pengajaran lebih jelas dan kongkrit; (7) Dapat menjawab semua masalah yang

timbul di dalam pikiran setiap siswa karna ikut serta berperan secara langsung.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

d. Dari segi kelemahan atau metode demonstrai adalah:

Menurut Mulyadi Sumantri (2001:134) keterbatasan metode demonstrasi

adalah: (1) Memerlukan keterampilan guru secara khusus; (2) Keterbatasan

dalam sumber belajar, alat pelajaran, situasi yang harus dikondisikan dan waktu

untuk mendemonstrasikan sesuatu; (3) Memerlukan waktu yang banyak; (4)

Memerlukan kematangan dalam perancangan atau persiapan.

e. Faktor-Faktor Pelaksanaan Demonstrasi

Menurut Martinus Yamin (2008/76), faktor-faktor pelaksanaan metode

demonstrasi adalah: (1) Kegiatan pembelajaran bersifat formal, magang, atau

latihan kerja; (2) Materi pembelajaran berbentuk materi gerak, petunjuk

sederhana untuk melakukan ketrampilan dengan menggunakan bahasa asing, dan

prosedur pelaksanaan suatu kegiatan; (3) Guru, pelatih, instruktur bermaksud

menyederhanakan penyelesaian kegiatan yang panjang baik yang menyangkut

pelaksanaan suatu prosedur maupun dasar teorinya; (4) Pengajar bermaksud

menunjukkan suatu standar penampilan; (5) Untuk menumbuhkan motivasi siswa

tentang latihan atau praktik yangkita laksanakan; (6) Untuk dapat mengurangi

kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan kegiatan hanya mendengar

ceramah atau membaca di dalam buku, karena siswa memperoleh gambaran yang

jelas dari hasi pengamatannya; (7) Bila beberapa masalah yang menimbulkan

pertanyaan pada siswa dapat dijawab lebih teliti waktu proses demonstrasi; (8)

Bila siswa turut aktif bereksperimen, maka ia akan memperoleh pengakuan dan

pengharapandari lingkungan sosial.

f. Tujuan Menggunakan Metode Demonstrasi

Menurut Mulyadi Sumantri (2001:133) tujuan demonstrasi adalah: (1)

Mengajarkan suatu proses atau prosedur yang harus dimiliki peserta didik atau

dikuasai peserta didik; (2) Mengkonkritkan informasi atau penjalasan kepada

peserta didik; (3) Mengembangkan kemampuan pengamatan pandangan dan

penglihatan para peserta didik secara bersama-sama.

g. Batasan-Batasan Metode Demostrasi

Menurut Martinis Yamin (2008:77) berpendapat bahwa batasan-batasan

metode demonstrasi adalah sebagai berikut: (1) Demostrasi akan merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

metode yang tidak wajar bila alat yang di demontrasikan tidak dapat diamati

dengan seksama olah siswa; (2) Demonstrasi kurang efektif bila tidak diikuti

dengan sebuah akivitas dimana para siswa sendiri dapat ikut bereksperimen dan

menjadikan aktivitas itu pengalaman pribadi; (3) Tidak semua hal dapat di

demostrasikan di dalam kelompok; (4) Kadang-kadang bila suatu alat dibawa ke

dalam kelas kemudian di demonstrasikanterjadi proses yang berlainan dengan

proses yang situasi nyata; (5) Manakala setiap orang diminta mendemonstrasikan

dapat menyita waktu yang banyak, dan membosankan bagi peserta lain.

h. Alasan Penggunaan Metode Demonstrasi

Menurut Mulyadi Sumantri (2001:133) penggunaan metode demonstrasi

adalah : (1) Tidak semua topik dapat terang melalui penjelasan tentang diskusi;

(2) Sifat pelajaran yang menuntut diperagakan; (3) Tipe belajar peserta didik yang

berbeda ada yang kuat visual tetapi lemah dalam auditif; (4) Memudahkan

mengajar suatu cara kerja atau prosedur.

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian Virta Ratna Sari. 2007. Dalam skripsi dengan judul “Peningkatan

Keterampilan Membaca Intensif Buku Biografi Tokoh dengan Pembelajaran

Kooperatif Metode Jigsaw pada Siswa Kelas VII E SMP Negeri 2 Kudus Tahun

Ajaran 2006/2007”. Berdasarkan hasil tindakan kelas yang telah dilaksanakan

dalam siklus III dalam penerapan pembelajaran kooperatif metode jigsaw dapat

meningkatkan ketrampilan keterampilan membaca intensif buku biografi tokoh

pada siswa kelas VII E SMP N 2 Kudus tahun ajaran 2006/2007.

Setelah dilakukan penelitian melalui dua siklus, dihasilkan simpulan bahwa

pembelajaran kooperatif metode jigsaw dapat meningkatkan keterampilan

membaca intensif buku biografi tokoh siswa. Melalui tes awal diperoleh hasil

rata-rata klasikal adalah 51,31 dan berada pada kategori kurang. Kemudian

dilaksanakan tes siklus I dan diperoleh nilai rata-rata hasil tes siswa kelas VII E

secara klasikal adalah 78,54 dengan kategori baik. Nilai rata-rata tersebut

mengalami peningkatan sebesar 27,23% dari hasil pratindakan dan berada pada

kategori amat baik. Meskipun hasil tersebut sudah cukup memuaskan, namun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

peneliti masih melaksanakan pembelajaran dan tes siklus II hingga diperoleh hasil

rata-rata klasikal untuk tes siklus II yaitu 90,08 dan berada pada kategori sangat

baik, dengan peningkatan sebesar 11,54% dari hasil tes siklus I dan peningkatan

tersebut berada pada kategori cukup. Pengalaman yang diperoleh siswa pada saat

mengikuti pembelajaran siklus I menjadi pendorong bagi siswa untuk lebih

memperhatikan penjelasan guru, lebih aktif bertanya, dan lebih tertarik pada

pembelajaran.(diunduh pada 5 Maret 2011 pukul 13.30)

RM Indriani Widiyati, 2005 dalam skripsi yang berjudul Peningkatan

keterampilan membaca pemahaman dengan teknik skrambel pada siswa kelas IV

D SD PL Bernardus Semarang tahun pelajaran 2004 / 2005. Jurusan Pendidikan

Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Semarang.

Keterampilan membaca menduduki posisi serta peran yang sangat penting

dalam kehidupan manusia. Membaca merupakan jembatan bagi siapa saja yang

ingin meraih kesuksesan. Membaca bukan suatu proses “efakator” melainkan

suatu kemampuan yang interaktif dan terpadu. Memperoleh keterampilan

membaca yang layak bukanlah hal yang mudah. Apabila seseorang sudah

memiliki keterampilan membaca yang memadahi, sangat mungkin seseorang

dengan mudah meraih kesuksesan. Kenyataannya kemampuan membaca kelas IV

D SD PL Bernardus Semarang masih rendah. Faktor penyebab rendahnya

keterampilan membaca siswa diduga karena minat siswa terhadap pembelajaran

tersebut. Metode mengajar guru yang kurang sesuai mengakibatkan penguasaan

bahasa Indonesia terbatas. Untuk mengatasi masalah tersebut,perlu diadakan

penelitian tindakan kelas. Teknik skrambel adalah suatu permainan yang berupa

aktivitas menyusun kembali atau pengurutan suatu struktur bahasa yang

dikacaubalaukan. Dasar pemikirannya adalah “belajar sambil bermain

”bukan”bermain sambil belajar”.

Masalah dalam penelitian ini adalah mampukah teknik skrambel ini

meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dan mengubah perilaku siswa

dalam kegiatan pembelajaran. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk

mendapatkan deskripsi secara konkret penggunaan teknik skrambel dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa dan perubahan tingkah

laku siswa selama dan setelah kegiatan pembelajaran.

Subyek peneliltian ini adalah siswa kelas IV D SD PL Bernardus

Semarang,tahun pelajaran 2004/2005, yang terdiri atas 45 siswa.Variabel

penelitian ini ada dua yaitu :(1) kemampuan membaca pemahaman, (2)

penggunaan teknik skrambel. Instrumen peneliltian berupa tes dan nontes.Proses

tindakan kelas meliputi siklus I dan siklus II, dengan langkah perencanaan,

tindakan, observasi, dan refleksi.Hasil tes awal dan tes akhir sikllus I diperoleh t =

7, 547 lebih besar dari taraf signifikansi 5 %. Hasil tes akhir siklus I dan tes akhir

siklus II diperoleh t = 8, 018 lebih besar dari taraf signifikansi 5%. (diunduh pada

tanggal 14 Maret 2011 pukul 18.37)

C. Kerangka Berfikir

Berdasarkan kajian teori yang telah di uraikan sebelumnya di peroleh alur

kerangka pikir kerangka berfikir bahwa kondisi awal di SDN I Balepanjang

Wonogiri pada membaca intensif pada mta pelajaran Bahasa Indonesia di kelas III

lebih banyak berpusat pada guru, guru lebih banyak berceramah. Siswa hanya

sebagai pendengar, kondisi seperti ini siswa merasa bosan dan enggan belajar

membaca intensif.

Dengan kondisi awal yang seperti inikemudian peneliti akan melaksanakan

suatu tindakan yang mengatasinya. Peneliti akan menerapkan metode

demonstrasi, dalam proses pembelajaran membaca intensif. Peneliti akan memberi

motivasi pada siswa dengan memberi penguatan agar siswa merasa senang

Didalam menggunakan metode demonstrasi ini siswa di ajak langsung

mendemonstrasikan secara individu siswa dapat menerapkan konsep yang sedang

dipelajari. Dengan melibatkan siswa secara langsung akan meningkatkan aktifitas

siswa. Sehingga diharapkan prestasi belajar siswa akan meningkat.

Dari tindakan yang dilaksanakan peneliti, diharapkan mencapai ondisi akhir,

yaitu prestasi hasil belajar membaca intensif dalam mata pelajaran Bahasa

Indonesia meningkat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Tabel 2.1 Kerangka Berfikir Peningkatan Pemahaman Membaca Intensif

Dengan Metode Demonstrasi

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran di atas, pemahaman

membaca intensif cenderung rendah. Dengan mrnggunakan metode demonstrasi

di duga pemahaman siswa akan naik. Maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian

tindakan kelas sebagai berikut : “Pembelajaran dengan menggunakan metode

demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman membaca intensif dalam pelajaran

Bahasa Indonesia pada siswa kelas III SDN I Balepanjang Wonogiri Tahun

2011”.

Siklus I

Menerapkan

pebelajararan

demonstrasi dalam

pembelajaran membaca

intensif

Pembelajaran lebih

berpusat pada guru

Siswa bosan dan

enggan belajar

membaca intensif

Pemahaman

membaca intensif

cenderung rendah

Siklus II

Menggunakan metode

demonstrasi

Guru memotivasi siswa

Diduga pemahaman

membaca intensif

siswa meningkat.

Siswa lebih tenang

dan tertarik untuk

belajar membaca

intensif

Siklus III

Menerapkan metode pembelajaran demonstrasi dalam

pembelajaran membaca intensif

Guru memberi motivasi belajar

Siswa mendapatkan pengalaman langsung dan lebih

bermakna sehingga prestasi belajar lebih meningkat.

Kondisi

akhir

Kondisi

awal Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah SDN I Balepanjang

Wonogiri. Dasar pemilihan lokasi ini dengan pertimbangan sebagai berikut:

1. SDN I Balepanjang Wonogiri merupakan sekolah yang mempunyai

kualitas yang cukup baik, hal ini bisa terlihat dari penerimaan siswa baru.

Guru yang mengajar rata-rata guru senior yang cukup berpengalaman.

2. Lokasi SDN I Balepanjang Wonogiri juga mudah di jangkau.

Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun 2011, yang dilaksanakan

pada bulan Januari sampai bulan Juni.

Tabel 3.1

Waktu Penelitian

Bulan

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli

Penyusunan

Proposal

XXXX XXXX XXXX XX

Penyusunan

Ijin

X

Pelaksanaan

Tindakan

X XX

Analisa

Data

XX

XX

Ujian dan

Revisi

XX X

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Penyusunan

Laporan

XX

B. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini subjek yang digunakan adalah seluruh siswa kelas III

SDN I Balepanjang Wonogiri Tahun 2011.

Mengingat subjek yang jumlahnya tidak terlalu banyak, maka dalam

penelitian ini tidak mengambil sampel. Namun peneliti menjadikan seluruh siswa

kelas III SDN I Balepanjang Wonogiri sebagai subjek penelitian.

Sedangkan objek adalah sesuatu yang di bicarakan atau yang menjadi

sebuah pembicaraan. Maka dalam penelitian ini yang dimaksud dengan obyek

penelitian yaitu pemahaman siswa kelas III SDN I Balepanjang Wonogiri.

C. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk penelitian maka teknik pengumpulan data yang dapat

digunakan adalah:

1. Teknik Tes

Dalam penelitian ini penulis akan mengadakan tes terulis kepada

siswa kelas III SDN I Balepanjang Wonogiri yang akan dilaksanakan

sesudah pelaksanaan tindakan. Tes yang diberikan berkaitan dengan materi

“membaca intensif”. Menurut Cronbach (1991:38) tes adalah prosedur yang

sistematik untuk mengamati tingkah laku seseorang dan

menggambarkannya dengan sekala angka atau sistem golongan. Tes

pemahaman akan digunakan sebagai alat ukur ketercapaian tujuan dengan

dibandingkan dengan nilai semester I. Untuk mengetahui peningkatan

pemahaman, khususnya penguasaan materi yang diajarkan dengan

menggunakan metode demonstrasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

2. Observasi

Observasi menurut Erman Amti (1991:41) adalah teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan mengatasi dan mencatat secara sistematik

gejala-gejala tingkah laku yang tampak. Jenis observasi yang digunakan

oleh peneliti dalam penelitian ini adalah observasi partisipan. Menurut

Cholid Narbuko (2007:72) observasi partisipan adalah apabila observasi

(orang yang melakukan observasi) turut ambil bagian atau berada dalam

keadaan obyek yang diobservasi. Observasi yang dilakukan peneliti adalah

mengamati partisipasi siswa dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

Bahasa Indonesia siswa kelas III SDN I Balepanjang Wonogiri.

Pembelajaran dilaksanakan dengan kompetensi dasar “Menjawab dan atau

mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak panjang (150-200 kata) yang

dibaca secara intensif”. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan metode

demonstrasi.

3. Wawancara

Wawancara adalah yaitu suatu kegiatan dilakukan untuk mendapatkan

informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan

pada para responden (Joko Subagyo,2004:38). Wawancara tentang

pembelajaran Membaca intensif dengan metode demonstrasi digunakan

peneliti untuk menggali informasi dari informan tentang kegiatan belajar

membaca intensif. Wawancara yang digunakan adalah wawancara bebas,

menurut Cholid Narbuko (2007:84) wawancara bebas merupakan proses

wawancara dimana interviewer tidak secara sengaja mengarahkan tanya-

jawab pada pokok-pokok persoalan dari fokus penelitian dan

interviewer(orang yang diwawancarai).

Dalam pelaksanaan teknik wawancara, peneliti membuat teks

wawancara yang dibagikan kepada informan, sehingga pelaksanaan

wawancara tidak menekan waktu yang lama.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

D. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data yang telah berhasil

di kumpulkan antara lain dengan teknik diskriptif komparatif yaitu dengan

membandingkan hasil nilai tes antar siklus. Yang dianalisis nilai tes siswa

sebelum mengalami tindakan dan dan nilai tes siswa setelah mengalami tindakan

tergantung berapa banyak siklusnya. Selanjutnya, data yang berupa nilai antar

siklus tersebut di bandingkan sehingga hasilnya dapat mencapai batas

ketercapaian yang telah ditentukan.

E. Prosedur Penelitian

Berdasakan variabel yang diteliti dan tujuan yang hendak dicapai, maka

metode penelitian yang digunakan adalah dengan teknik korelasi. Dengan

berbagai metode yang digunakan peneliti, peneliti berupaya untuk meningkatkan

pemahaman membaca intensif siswa kelas III SDN I Balepanjang Wonogiri

dengan menggunakan metode demonstrasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Adapun gambar siklus menurut Kemmis dan Taggart (2005:66) yang

dilaksanakan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Gambar Siklus Menurut Kemmis dan Taggart (2005:66) Yang

Dilaksanakan Pada Penelitian

Pelaksanaan I e

Refleksi I

Pengamatan

Evaluasi I

Pelaksanaan II e

Refleksi II

Pengamatan Evaluasi II

Pelaksanaan III e

Refleksi III

Pengamatan

Evaluasi III

Rencana I

Rencana II

Rencana III

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

1. Rencana Tindakan

Berdasarkan hasil pengidentifikasian dan penetapan masalah, peneliti

kemudian mengajukan suatu solusi yang berupa penerapan metode

demonstrasi yang dapat dimanfaatkan guru untuk digunakan sebagai metode

pengajaran dalam pembelajaran membaca intensif kelas III SDN I

Balepanjang Wonogiri. Dalam tahap ini peneliti menyajikan data yang telah

dikumpulkan kemudian menentukan solusi yang dapat diambil. Peneliti

membuat rencana pembelajaran untuk melaksanakan dalam tahap

pelaksanaan tindakan.

2. Pelaksanaan Tindakan

Keseluruhan tindakan yang dilaksanakan dalam penelitin ini bertujuan

untuk mengadakan perbaikan terhadap proses pembelajaran membaca intensif

yang selama ini prestasi siswa dianggap rendah karena dibawah KKM yaitu

70. Tindakan dalam penelitian ini berupa penerapan metode demonstrasi

dalam proses pembelajaran. Setiap tindakan yang dilakukan tersebut selalu di

ikuti dengan kegiatan pemantauan atau evaluasi serta analisis dan refleksi.

Dalam tahap ini peneliti melakukan observasi untuk mengetahui apakah

tindakan yang dilakukan telah dapat mengatasi prmasalahan yang ada. Selain

itu peneliti juga melakukan observasi untuk mengumpulkan data yang akan

diolah untuk menentukan tindakan berikutnya.

Dalam pelaksanaan terbagi menjadi beberapa siklus. Setiap siklus

terdiri dari beberapa kali pertemuan.

a. Siklus I

Pada siklus pertama ini pembelajaran dilakukan dengan

menggunakan metode demonstrasi tahap pertama. Adapun tahapan pada

siklus pertama ini yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1) Perencanaan

Peneliti mencari informasi mengenai pemahaman membaca

intensif. Dilanjutkan menyiapkan rencana pembelajaran Bahasa

Indonesia materi membaca intensif. Menyiapkan evaluasi yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

digunakan peneliti untuk mengukur sejauh mana keberhasilan proses

pengajaran.

2) Tindakan

Pada proses penelitian peneliti berperan sebagai guru. Sehingga

tindakannya adalah guru memberikan siswa teks bacaan. Teks bacaan

dibaca dan dipahami, selanjutnya secara bergantian maju ke depan

untuk mendemonstrasikan bacaan tersebut. Akhirnya siswa diberi

soal-soal evaluasi.

3) Observasi & Evaluasi

Kegiatan observasi dilaksanakan saat proses pembelajaran

Bahasa Indonesia. Kegiatan observasi difokuskan pada pelaksanaan

pembelajaran. Mengamati jalannya pembelajaran serta langkah-

langkah kegiatan siswa selama proses pembelajaran.

4) Refleksi

Refleksi yang dilakukan guru adalah mendata hasil

pembelajaran pada siklus I dari pelaksanan pembelajaran (dengan

mengikuti metode demonstrasi), berupa kendala-kendala yang masih

dijumpai dari mendemonstrasikan teks yang di baca di depan.

Pemaparan hasil observasi pada siklus I berupa jalannya pembelajaran

dan hasil pemahaman bacaan siswa pada saat itu.

b. Siklus II

Berdasarkan refleksi pada siklus I ditemukan kelemahan-

kelemahan dan kelebihan-kelebihan dengan memperhatikan perencanaan

pada siklus I, siklus II perlu dilaksanakan. Untuk mengatasi hal-hal yang

dihadapi pada siklus I peneliti melaksanakan hal-hal sebagai berikut pada

siklus ke II.

1) Perencanaan

Guru lebih memperhatikan dan mendekati siswa yang

memerlukan bimbingan. Selanjutnya guru mempersiapkan bacaan dan

lembar evaluasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

2) Tindakan

Langkah-langkah yang dilakukan guru dalam pelaksanaan

siklus II adalah guru memberikan siswa teks bacaan. Teks bacaan

dibaca dan dipahami, selanjutnya secara bergantian maju ke depan

untuk mendemonstrasikan bacaan tersebut. Akhirnya siswa diberi

soal-soal evaluasi.

3) Observasi & Evaluasi

Dalam kegiatan observasi ini peneliti mengobservasi siswa

dalam persiapan pembelajaran dalam menyiapkan bacaan. Kemudian

guru mengamati jalannya kegiatan siswa ddalam mendemonstrasikan

bacaan. Dalam siklus II guru telah memberikan bimbingan kepada

siswa-siswa yang mengalami kesulitan untuk membaca dan

memahami bacaan tersebut. Permasalahan pada siklus pertama

ternyata telah dapat diperbaiki pada siklus II.

4) Refleksi

Dalam pelaksanaan pada siklus II ternyata dapat memperbaiki

pada siklus I. Tetapi siswa masih minder untuk meminta bantuan

guru, sehingga guru harus melaksanakan siklus ke III.

c. Siklus III

1) Perencanaan

Guru lebih memperhatikan dan mendekati siswa yang

memerlukan bimbingan. Selanjutnya guru mempersiapkan bacaan

dan lembar evaluasi.

2) Tindakan

Guru memberikan teks bacaan kepada siswa. Teks bacaan

dibaca dan dipahami, selanjutnya secara bergantian maju ke depan

untuk mendemonstrasikan bacaan tersebut. Akhirnya siswa diberi

soal-soal evaluasi.

3) Observasi & Evaluasi

Hal-hal yang diobservasi pada siklus III ini, sama dengan hal-

hal yang diobservasi pada siklus I dan siklus II yaitu bagaimana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

jalannya proses pembelajaran. Kegiatan observasi pada siklus III ini

dilaksanakan pada saat proses jalannya pembelajaran berlangsung.

4) Refleksi

Dari kegiatan observasi yang dilakukan guru, telah nampak

keberhasilan dari penelitian. Dalam pelaksanaan persiapan,

pelaksanaan pembelajaran, hasil pembelajaran yang berupa

pemahaman membaca intensif pun meningkat.

3. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan untuk memonitor tindakan yang akan

terjadi dikelas. Dalam tahap ini peneliti mengadakan observasi sebagai

partisipasi pasif dimana peneliti berada di dalam lokasi penelitian namun

tidak berperan aktif dalam kegiaan yang sedang berlangsung. peneliti hanya

mengamati jalannya proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Peneliti

mencatat bagaimana pemahaman siswa, mencatat kelemahan dan kelebihan

proses pembelajaran yang telah berlangsung dan mengobservasi hasil belajar.

Setelah data terkumpul peneliti mengolah data tersbut hingga dapat

dilaksanakan untuk mencari solusi dari permasalahan yang muncul.

4. Analisis dan Refleksi Tindakan

Hasil observasi kemudian di analisis untuk menentukan langkah-

langkah perbaikan apa yang dapat ditempuh, sehingga didapatkan suatu solusi

untuk semua permasalahan yang dialami oleh guru dan siswa dalam proses

pembelajaran membaca intensif.

Pada tahap ini peneliti, dan observer berdiskusi dan bertukar pikiran

untuk mengambil suatu kesimpulan yang berupa hasil dari pelaksanaan

penelitian. Dari hasil penarikan kesimpulan ini, dapat diketahui apakah

penelitian ini berhasil atau tidak berhasil.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Umum SDN I Balepanjang

Sekolah Dasar Negeri I Balepanjang kecamatan Jatipurno kabupaten

Wonogiri Propinsi Jawa Tengah berdiri pada tahun 1961 ijin operasional

penggunaan dikeluarkan oleh Gubernur KDH Provinsi Jawa Tengah dengan

surat keputusan No.4212/015/XVI/30/84, tanggal 1 Desember 1984. Sejak

berdiri status Sekolah Dasar Negeri dengan Nomor Statistik Sekolah (NSS)

101031221007.

Lokasi sangat strategis tidak jauh dari pusat kecamatan dan berada di

lintasan jalur utama antar desa, sehingga memberikan banyak keuntungan

bagi SD ini, diantaranya adalah memberikan kemudahan bagi sekolah dalam

melaksanakan tugas kedinasan dan tersedia berbagai sumber belajar yang

dapat digunakan secara langsung untuk proses pembelajaran sehingga

menarik minat siswa untuk belajar. Bangunan gedung SD Negeri I

Balepanjang berdiri diatas tanah seluas 309 meter persegi. Bangunan yang

ada adalah 6 ruang kelas, 1 ruang guru dan kepala sekolah, perpustakaan,

dapur, dan 5 kamar mandi.

SD Negeri I Balepanjang kecamatan Jatipurno kabupaten Wonogiri

pada tahun 2010/2011 dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah dan memiliki 5

guru yang telah berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), 4 guru berstatus

Wiyata Bakti (WB) serta 1 tenaga pengajar.

Jumlah seluruh siswa di SDN I Balepanjang pada tahun 2010/2011

adalah 215 siswa yang terdiri dari 113 siswa laki-laki dan 102 siswa

perempuan. Siswa terbagi dalam 6 kelas yakni kelas I sebanyak siswa, kelas

II sebanyak siswa, kelas III sebanyak 32 siswa, kelas IV sebanyak siswa,

kelas V sebanyak siswa dan kelas VI sebanyak 33 siswa. Siswa berasal dari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

latar belakang sosial yang berbeda-beda Sebagian besar orang tua siswa

bekerja sebagai petani dan buruh yang pendidikannya masih sangat rendah.

2. Deskripsi Pembelajaran dan Pemahaman Membaca Intensif di SDN I

Balepanjang

Dalam kondisi awal atau sebelum diadakannya tindakan, metode yang

diberikan guru dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu dengan

menggunakan metode ceramah dan metode konvensional. Dalam metode ini,

guru menerangkan pada siswa dan guru menyuruh siswa membuka buku yang

akan dibaca pada halaman tertentu, kemudian siswa disuruh membaca sendiri

dan langsung mengerjakan soal yang berkaitan dengan bacaan tanpa adanya

pembahasan isi bacaan.

Peneliti menemukan banyak siswa yang kesulitan memahami isi

bacaan, terutama jika disuruh menceritakan kembali isi cerita. Kesulitan

siswa dalam memahami isi bacaan menyebabkan kemampuan siswa dalam

membaca intensif lebih rendah. Kesulitan siswa terdiri pada saat menjawab

pertanyaan berkaitan isi bacaan banyak yang masih keliru.

Siswa masih menemui kesulitan karena guru belum mengupayakan

metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan siswa

dalam kompetensi dasar membaca, sehingga kemampuan membaca siswa

masih rendah. Selain itu kurangnya kosa kata yang dimiliki siswa membuat

siswa kesulitan memahami atau menafsirkan isi bacaan. Hal ini ditunjukkan

dengan masih adanya 16 siswa atau 50 % siswa yang nilainya belum dapat

memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70. Untuk

mengantisipasi hal tersebut maka peneliti mengadakan penelitian di kelas III

dengan menerapkan Metode Demonstrasi yang dapat meningkatkan

kemampuan siswa dalam kompetensi membaca, khususnya membaca

intensif.

Agar lebih jelas maka kondisi awal hasil belajar Membaca Intensif

dapat dilihat dari tabel dan grafik dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Tabel 4.1. Daftar Nilai Membaca intensif Siswa Kelas III SDN I

Balepanjang Sebelum Dilakukan Tindakan

No.

Subyek

Nilai No.

Subyek

Nilai

1. 69 17. 80

2. 50 18. 46

3. 55 19. 79

4. 70 20. 34

5. 42 21. 76

6. 44 22. 46

7. 41 23. 75

8. 42 24. 51

9. 44 25. 74

10. 63 26. 44

11 75 27. 73

12. 77 28. 51

13. 46 29. 83

14. 79 30. 80

15. 70 31. 82

16. 79 32. 53

Jumlah 1973

Rata-rata 61,65

Dari tabel diatas dapat dilihat nilai tertinggi dari prestasi oleh

siswa adalah 83 dan nilai belajar membaca intensif terendah adalah

34. Kemudian hasil perhitungan mean nilai rata-rata 61,65 dengan

kategori nilai lebih dari cukup.

X = ∑

=

= 61,65

Keterangan :

= Jumlah skor seluruh siswa

N = Jumlah siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Dengan menggunakan aturan strunges yaitu 1 + 3.3 log n,

dengan n adalah jumlah siswa maka dapat diperoleh data seperti

dibawah ini.

Tabel 4.2. Daftar Nilai Membaca intensif Siswa Kelas III SDN I

Balepanjang Pada Kondisi Awal Sebelum Tindakan

No. Interval Frekuensi %

1 34-42 4 12,5

2 43-51 9 28,12

3 52-60 2 6,25

4 61-69 2 6,25

5 70-78 8 25

6 79-87 7 21,88

Jumlah 32 100

Dari tabel nilai membaca intensif pada siswa kelas III SDN I

Balepanjang sebelum diadakan tindakan melalui penerapan metode

demonstrasi dapat disajikan dalam grafik sebagai berikut:

Gambar 4.1 Grafik Nilai Membaca Intensif Siswa Kelas III SDN I

Balepanjang Sebelum Dilakukan Tindakan

Dari nilai Membaca Intensif menunjukkan bahwa 1 siswa

mendapat nilai 34, 1 siswa mendapat nilai 41, 2 siswa mendapat nilai 42, 3

siswa mendapat nilai 44, 3 siswa mendapat nilai 46, 1 siswa mendapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

nilai 50, 1 siswa mendapat nilai 51, 1 siswa mendapat nilai 53, 1 siswa

mendapat nilai 55, 1 siswa mendapat nilai 63, 1 siswa mendapat nilai 69, 2

siswa mendapat nilai 70, 1 siswa mendapat nilai 74, 2 siswa mendapat

nilai 75, 1 siswa mendapat nilai 76, 1 siswa mendapat nilai 77, 3 siswa

mendapat nilai 79, 2 siswa mendapat nilai 80, 1 siswa mendapat nilai 82

dan 1 siswa mendapat nilai 83.

Pembelajaran dikatakan berhasil bila prestasi belajar siswa secara

individual menunjukkan sekurang-kurangnya 70 dan klasikal

menunjukkan 75%. Jadi kesimpulannya hasil penelitian siklus I belum

dapat dikatakan berhasil, sebab jumlah siswa secara individu yang

mendapatkan nilai sekurang-kurangnya 70 belum mencapai 75% . Adapun

perhitungan ketuntasan belajar Bahasa Indonesia adalah sebgai berikut:

r% = x 100%

= x100%

= 50,00 %

Keterangan :

n = Jumlah siswa yang mendapat nilai sekurang-kurangnya 70

N= Jumlah siswa

Berdasarkan perhitungan diatas, kelas III SD I Balepanjang masih

belum tuntas karena baru 50,00 % siswa yang mendapatkan nilai di atas

ketuntasan. sedangkan 50,00 % masih mendapat nilai dibawah ketuntasan

yaitu kurang dari 70. Maka sangat perlu diadakan suatu tindakan.

3. Deskripsi Tindakan

Dalam diskripsi tindakan ini dibahas mengenai beberapa hal yaitu siklus I,

siklus II, dan siklus III.

4. Siklus I

Siklus ini dilaksanakan pada tanggal 28-30 April 2011 yang diikuti

oleh siswa kelas III sebanyak 32 siswa. Dalam penelitian ini peneliti dibantu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

oleh seorang observer yaitu guru kelas III yang bernama Bapak Ricky

Gunawan. Adapun kegiatan siklus I adalah sebagai berikut.

Berdasarkan dokumentasi yang diperoleh sebagai data awal siswa

sebagai subyek penelitian sebanyak 16 siswa dari 32 siswa mendapat nilai

membaca intensif dibawah 70 sehingga belum mencapai ketuntasan minimal

yang ditetepkan guru yaitu 70. Selain itu berdasarkan hasil wawancara dengan

guru membaca intensif siswa masih cukup rendah. Oleh karena itu perlu

diadakan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca intensif.

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan peneliti membuat rencana pelaksanaan

pembelajaran dengan:

1) Standar Kompetensi

7. Membaca: Memahami teks dengan membaca intensif (150-200 kata)

dan membaca puisi.

2) Kompetensi Dasar

.1 Menjawab dan atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak

panjang (150-200 kata) yang dibaca secara intensif.

3) Indikator

7.1.1 Membaca dengan lafal dan intonasi yang benar.

4) Alokasi Waktu: 2 x pertemuan (4 x 35 menit)

Dalam perencanaan ini tujuan yang akan dicapai adalah dengan

metode demonstrasi siswa dapat membaca dan menghapal dengan intonasi

yang benar dengan tepat serta menjawab pertanyaan bacaan dengan tepat.

Setelah pelajaran selesai siswa diharapkan dapat membaca dan menghafal

dengan intonasi yang benar di dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam siklus pertama ini akan digunakan materi membaca intensif

dan bacaan-bacaan yang berjudul “Nonton Film di Dalam Air” dan “Aku Bisa

Seperti Kakak”. Melalui metode demonstrasi dan menggunakan media teks

sebagai alat peraga dalam pembelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Peneliti juga mempersiapkan soal, kunci jawaban, pedoman penilaian

yang terdiri dari kognitif, afektif dan psikomotor. Hal lain yang disisapkan

peneliti adalah lembar observasi.

b. Pelaksanaan

Setelah rencana tindakan dibuat, peneliti segera melakukan tindakan

peneliti dengan melakukan proses pembelajaran bahasa Indonesia membaca

intensif dengan tahapan metode demonstrasi untuk meningkatkan prestasi

belajar siswa.

1) Pertemuan pertama

Pada pertemuan pertama, pelajaran membaca yang diajarkan

yaitu membaca cerita yang panjangnya 150-200 kata dengan indikator

siswa dapat membaca dan menghafal dengan intonasi yang benar dengan

tepat berdasarkan teks bacaan. Sebagai kegiatan awal peneliti sebagai

guru mempersiapkan ruang kelas serta alat dan media peraga yaitu

berupa teks. Guru memeriksa kesiapan siswa dengan menyuruh siswa

untuk mempersiapkan alat tulis dan buku yang akan digunakan dalam

pembelajaran.

Pada saat membuka pelajaran guru pertama-tama mengajak

siswa untuk berdoa dan mengabsen siswa. Guru memberikan apersepsi

tentang membaca. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu

dengan metode demonstrasi siswa dapat membaca dan menghapal

dengan intonasi yang benar dengan tepat.

Pada kegiatan inti guru memberikan ceramah dan bertanya

jawab tentang membaca intensif. Guru membagikan media teks bacaan

dengan judul “Nonton Film di Atas Air”. Guru menjelaskan langkah-

langkah pembelajaran dengan metode pembelajaran demonstrasi. Guru

meminta siswa membaca teks secara berulang-ulang di tempat duduk

masing-masing. Setelah di baca minimal tiga kali maka dipersilahkan

kepada beberapa anak untuk membaca kedepan. Sedangkan yang lain

mendengarkan di tempat duduk masing-masing.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Setelah itu, teks dikumpulkan kembali dan memberikan soal-

soal evaluasi. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu untuk

mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam membaca intensif.

Sebagai kegiatan akhir guru memberikan penguatan materi dan

membuat kesimpulan sama-sama dengan siswa. Sebagai tindak lanjut

guru memberikan tugas rumah kepada siswa untuk mencari bacaan

dirumah dan membaca secara intensif.

2) Pertemuan kedua

Pada pertemuan kedua guru memberikan pembelajaran dengan

materi “Aku Bisa seperti Kakak.” Indikator berbeda dengan pertemuan

pertama, pada pertemuan kedua ini indikatornya adalah menjawab

pertanyan bacaan dengan tepat. Dengan tujuan pembelajaran menjawab

pertanyaan dengan tepat.

Sebagai kegiatan awal guru mengajak siswa untuk berdoa dan

mengabsen siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yatu

menjawab pertanyaan dengan tepat. Guru memberikan apersepsi tentang

materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya dengan tujuan

memberikan penguatan dan mengingat kembali pada pelajaran yang telah

dilaksanakan.

Pada kegiatan inti guru memberikan ceramah dan tanya jawab

tetang membaca intensif. Guru membagi media teks bacaan dan

menyuruh siswa membaca teks secara berulang-ulang di tempat duduk

masing-masing. Setelah di baca minimal tiga kali maka guru menerapkan

metode demonstrasi dengan dipersilahkan kepada beberapa anak untuk

membaca kedepan. Sedangkan yang lain mendengarkan di tempat duduk

masing-masing. Setelah selesai guru mengambil teks dan memberikan

soal evaluasi. Kemudian siswa mengerjakan evaluasi secara individu

untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam membaca intensif.

Pada kegiatan akhir guru memberikan penguatan materi dan

kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. Sebagai tindak

lanjut guru memberikan pekerjaan rumah yang sama dengan pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

pertama agar siswa lebih sering membaca tidak hanya di sekolah saja

tetapi juga dirumah.

c. Observasi

Dalam tahap ini dilaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi, yang

dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu lembar observasi dan perekam

dengan kamera. Observasi dilakukan untuk memperoleh data mengenai

kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode

pembelajaran demonstrasi pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

yang telah disusun. Serta untuk mengetahui berapa besar pengaruh metode

pembelajaran demonstrasi. Dalam meningkatkan kemampuan membaca

intensif di kelas III.

Oleh karena itu pengamatan tidak hanya di tunjukkan pada aktivitas

siswa atau proses yang terjadi dalam proses pembelajaran termasuk suasana

kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung.

1) Pertemuan pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pembelajaran dengan indikator

siswa dapat membaca dan menghafal dengan intonasi yang benar dengan

tepat berdasarkan teks bacaan. Hasil observasi pad apertemuan pertama

adalah sebagai berikut:

a) Kegiatan siswa

Siswa kurang memperhatikan apersepsi guru, ada beberapa

siswa yang pasif. Siswa kurang mengerti langkah-langkah metode

yang diberikan keaktifan siswa kurang terlihat, banyak siswa yang

tidak menyimak dan bercakap-cakap bermain sendiri. Pada saat

disuruh maju mendemonstrasikan bacaan tersebut siswa masih terlihat

malu-malu dan harus ditunjuk oleh guru. Kata-kata sukar yang artinya

belum dimengerti oleh siswa membuat siswa keliru menafsirkan isi

cerita.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Siswa belum menujukkan sikap antusias terhadap aktivitas

guru. Pada saat melakukan tugas individu, masih banyak siswa yang

masih bertanya dengan temannya.

b) Kegiatan guru

Apersepsi yang diberikan untuk meningkatkan motivasi kurang

menarik dan tidak melibatkan siswa sehingga terlihat beberapa siswa

yang masih pasif dan kurang memperhatikan. Guru menggunakan

berbagai sumber belajar. Guru belum melaksanakan pembelajaran secara

runtut. Guru masih memperhatikan siswa yang pandai di kelas.

Penggunaan waktu masih kurang baik, karena lebih dari jam belajar yang

seharusnya. Sudah cukup memotivasi siswa. Setiap siswa sudah

menggunakan media dengan baik. Guru belum menunjukkan sikap

terbuka terhadap respon siswa. Guru belum menggunakan bahasa lisan

secara baik benar dan lancar, tetapi sudah menggunakan bahasa tulis

secara baik, jelas, benar dan lancar. Setiap siswa mendemonstrasikan

guru memberikan tanggapan dan umpan balik terhadap siswa. Guru

sudah melakukan penilaian hasil belajar atau tes formatif. Pada saat

evaluasi masih banyak siswa yang salin bertanya.

2) Pertemuan kedua

a) Kegiatan Siswa

Sebagian besar siswa cukup memperhatikan apersepsi guru,

tetapi masih terlihat 7 siswa yang pasif dan kurang memperhatikan.

Siswa masih ramai dalam mendengarkan penjelasan guru. Siswa

sudah mulai memahami langkah-langkah penbelajaran. Pada saat

dibacakan cerita siswa mayoritas siswa sudah memperhatikan, tetapi

masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan. Siswa

mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik. Siswa belum mengucapkan

sikap antusias terhadap aktivitas guru dan sudah ada yang tidak

ditunjuk tetapi sudah berani mendemonstraskan kedepan. Siswa

mengeluh teks bacaan yang diberikan masih dianggap sulit bagi siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

b) Kegiatan guru.

Apersepsi yang diberikan untuk meningkatkan motivasi

sudah cukup menarik dan sudah melibatkan siswa sehingga terlihat

beberapa siswa yang masih pasif dan kurang memperhatikan. Guru

menggunakan berbagai sumber belajar. Guru cukup melaksanakan

pembelajaran secara runtut. Guru masih memperhatikan siswa yang

pandai di kelas. Penggunaan waktu masih kurang baik, karena lebih

dari jam belajar yang seharusnya. Sudah cukup memotivasi siswa.

Setiap siswa sudah menggunakan media dengan baik. Guru cukup

menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa. Guru belum

menggunakan bahasa lisan secara baik benar dan lancar, tetapi sudah

menggunakan bahasa tulis secara baik, jelas, benar dan lancar. Setiap

siswa mendemonstrasikan guru memberikan tanggapan dan umpan

balik terhadap siswa. Guru sudah melakukan penilaian hasil belajar

atau tes formatif. Pada saat evaluasi masih banyak siswa yang salin

bertanya.

d. Analisis dan Refleksi

Hasil siklus pertama yang didapat dari hasil observasi, penilaian proses

dan penilaian hasil membaca intensif melalui test kemudian dianalisis dan

direfleksi sebagai langkah pengambilan tindakan pada siklus berikutnya.

adapun hasilnya adalah:

1) Siswa mengeluh teks bacaan yang diberikan guru dianggap sulit dan rumit.

2) Kata-kata sukar yang belum diketahui siswa membuat siswa keliru

menafsirkan cerita.

3) Pada saat siswa mendemonstrasikan bacaan didepan, banyak siswa-siswa

yang masih ramai dan tidak memperhatikan.

4) Guru memberikan tugas diluar jam untuk melatih pemahaman siswa.

Tetapi hasilnya belum memuaskan dan banyak siswa yang tidak

mengerjakan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Dalam siklus I guru belum bisa dikatakan berhasil karena masih banyak

kekurangan. Maka dari itu guru masih memerlukan siklus selanjutnya yaitu

siklus II dengan tindakan-tindakan sebagai berikut:

1) Guru memberikan teks cerita yang tidak telalu panjang dan lebih mudah.

2) Guru memberikan sikap dan menjelaskan arti kata-kata yang masih

dianggap sukar oleh siswa.

3) Guru meminta setiap individu untuk memberi tanggapan terhadap individu

yang maju kedepan.

4) Guru meminta apa yang telah dibaca siswa di laporkan dalam bentuk

tulisan.

dari hasil penilaian kemampuan membaca intensif pada siklus I dapat dilihat

pada interval nilai dan kualitas frekuensi dalam tabel di bawah ini:

A. Siklus I

Tabel 4.3 Daftar Nilai Membaca Intensif Siswa Kelas III SDN I

Balepanjang Semester 2 Tahun 2011 Siklus I

No.

Subyek

Nilai No. Subyek Nilai

1. 50 17. 72

2. 73 18. 74

3. 43 19. 68

4. 79 20. 73

5. 52 21. 80

6. 68 22. 74

7. 76 23. 70

8. 75 24. 75

9. 73 25. 75

10. 80 26. 75

11 82 27. 55

12. 67 28. 77

13. 65 29. 72

14. 71 30. 51

15. 71 31. 64

16. 55 32. 72

Jumlah 2207

Rata-rata 68,96

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Dari tabel diatas dapat dilihat nilai tertinggi dari hasil kemampuan

membaca intensif oleh siswa adalah 82 dan nilai terendah adalah 43.

Kemudian hasil perhitungan mean nilai rata-rata 68,96 dengan kategori

nilai lebih dari cukup.

X = ∑

=

= 68,96

Keterangan :

= Jumlah skor seluruh siswa

N = Jumlah siswa

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Penilaian Hasil Membaca Intensif Pada

Kompetensi Dasar Membaca Siswa Kelas III SDN I Balepanjang Tahun

2011 Siklus I

No. Interval Frekuensi %

1 43-49 1 3,1

2 50-56 5 15,65

3 57-63 0 0

4 64-70 4 12,5

5 71-77 18 56,28

6 78-84 5 15,65

Jumlah 32 100

Apabila disajikan dalam bentuk grafik adalah sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Gambar 4.2 Grafik Nilai Membaca Intensif Siswa kelas III SDN I

Balepanjang Siklus I

Dari hasil kemampuan membaca intensif siklus I menunjukkan 1

siswa mendapat nilai 43, 1 siswa mendapat nilai 50, 1 siswa mendapat nilai 51,

1 siswa mendapat nilai 52, 2 siswa mendapat nilai 55, 1 siswa mendapat nilai

64, 1 siswa mendapat nilai 65, 1 siswa mendapat nilai 67, 2 siswa memdapat

nilai 68, 1 siswa mendapat nilai 70, 2 siswa mendapat nilai 71, 3 siswa

mendapat nilai 72, 3 siswa mendapat nilai 73, 2 siswa mendapatkan nilai 74, 4

siswa mendapatkan nilai 75, 1 siswa mendapat nilai 76, 1 siswa mendapat nilai

77, 1 siswa mendapat nilai 79, 2 siswa mendapat niali 80 dan 1 siswa mendapat

nilai 82.

Berdasarkan indikator yang ditetapkan, peneliti dikatakan berhasil bila

prestasi belajar siswa secara individual menunjukkan sekurang-kurangnya 70

dan klasikal menunjukkan 75%. Jadi kesimpulannya hasil penelitian siklus I

belum dapat dikatakan berhasil, sebab jumlah siswa secara individu yang

mendapatkan nilai sekurang-kurangnya 70 belum mencapai 75% meskipun

secara klasikal nilai rata-rata siswa dikategorikan lebih dari cukup. adapun

perhitungan ketuntasan belajar pada siklus I adalah sebagai berikut:

r% = x 100%

= x100%

= 65,62%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Keterangan :

n = Jumlah siswa yang mendapat nilai sekurang-kurangnya 70

N= Jumlah siswa

Berdasarkan perhitungan diatas, kelas III SD balepanjang I masih

belum tuntas karena baru 65,62 % siswa yang mendapatkan nilai di atas

ketuntasan. sedangkan 34,38% masih mendapat nilai dibawah ketuntasan yaitu

kurang dari 70.

Secara lebih rinci perkembangan peningkatan kemampuan membaca

intensif dengan metode demonstrasi pada siswa kelas III dapat dijelaskan pada

tabel berikut:

Tabel 4.5. Rekapitulasi Nilai Rata-rata Membaca intensif Siswa Kelas III

SDN I Balepanjang Sebelum dan Sesudah Tindakan SiklusI

No

.

Rata-rata sebelum tindakan Rata-rata setelah tindakan

siklus I

Keterangan

1 61,65 68,96 Meningkat

Dalam tabel diatas di jelaskan perbandingan nilai rata-rata antara

sebelum melakukan tindakan dan setelah tindakan siklus I. Sebelum tindakan

rata-rata nilai adalah 61,65 dan setelah tindakan siklus I nilai rata-rata

meningkat menjadi 68,96.

Tabel 4.6 Prosentase Siswa Yang Memperoleh Nilai ≥ 70 Sebelum dan

Sesudah Tindakan Siklus I

No. Jumlah siswa yang

memperoleh nilai ≥ 70

Prosentase Keterangan

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

1 16 21 50,00% 65,62% Meningkat

Berdasarkan tabel diatas jumlah siswa yang mendapatkan nilai di atas 60

meningkat yang pada awalnya hanya 16 siswa meningkat menjadi 21 siswa

sedangkan prosentasenya adalah sebelum tindakan memiliki prosentase

50,00% meningkat menjadi 65,62%.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Berdasarkan hasil analisis siklus di atas, maka penulis memutuskan untuk

mengadakan pembelajaran perbaikan dengan metode demonstrasi pada siklus

ke II.

a. Siklus II

Pada siklus I hasil pembelajaran membaca intensif dengan kompetensi dasar

menjawab dan atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak panjang (150 –

200 kata) yang dibaca secara intensif dan indikator membaca dengan lafal dan

intonasi yang benar dan menjawab pertanyaan bacaan belum tuntas. Oleh karena

itu, kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilanjutkan ke siklus II dengan harapan

pada siklus II dapat memperbaiki kelemahan-kelemhan pada siklus I sehingga

tujuan meningkatkan membaca intensif dengan metode demonstrasi dapat

terwujud.

Kegiatan penelitian tindakan pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 2-4

Mei 2011 yang diikuti oleh 32 siswa. Alokasi waktu yang digunakan yaitu 2x35

menit. Kegiatan dari siklus II ini adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan peneliti membuat rencana pelaksanaan

pembelajaran dengan:

1) Standar Kompetensi

7. Membaca: Memahami teks dengan membaca intensif (150-200 kata)

dan membaca puisi.

2) Kompetensi Dasar

7.1 Menjawab dan atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak

panjang (150-200 kata) yang dibaca secara intensif.

3) Indikator

7.1.2 Menjawab pertanyaan bacaan

7.1.3 Mengajukan pertanyaan

4) Alokasi Waktu: 2 x pertemuan (4 x 35 menit)

Dalam perencanaan ini tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran

ini adalah menjawab pertanyaan bacaan dengan tepat serta melalui tanya

jawab siswa dapat menajukan pertanyaan dengan tepat. Setelah pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

selesai siswa diharapkan dapat membaca dan menghafal dengan intonasi yang

benar di dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam siklus pertama ini akan digunakan materi membaca intensif dan

bacaan-bacaan yang berjudul “Gagal Berkunjung ke Rumah Kakek” dan

“Belajar Kelompok”. Melalui metode demonstrasi dan menggunakan media

teks sebagai alat peraga dalam pembelajaran.

Peneliti juga mempersiapkan soal, kunci jawaban, pedoman penilaian

yang terdiri dari kognitif, afektif dan psikomotor. Hal lain yang juga

disiapkan peneliti adalah lembar observasi.

b. Pelaksanaan

Setelah rencana tindakan dibuat peneliti melakukan tindakan penelitian

sebagai berikut:

1) Pertemuan pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari senin tanggal 2 Mei

2011, jam pelajaran pertama dan kedua. Guru mengawali pelajaran

dengan berdoa bersama, mengabsen siswa serta mengkondisikan kelas

dan memberikan apersepsi mengingat pelajaran sebelumnya.

Pada kegiatan inti guru melaksanakan proses pembelajaran

membaca intensif dengan kompetensi membaca cerita anak dan indikator

adalah menjawab pertanyaan dengan tepat. Pada pertemuan ini teks

cerita yang diberikan adalah “Gagal Berkunjung ke Rumah Kakek”.

Guru menginformasikan kepada siswa tentang metode demonstrasi.

Siswa diminta membacakannya di depan kelas secara bergiliran. Guru

memberikan penghargaan pada siswa yang aktif di kelas. Setelah selesai

guru memberikan evaluasi untuk dikerjakan secara individu. Siswa

diminta mengumpulkan hasilnya.

Pada kegiatan akhir, guru memberi penguatan materi dan tanya

jawab secara klasikal mengenai cerita.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari rabu tanggal 4 Mei 2011.

Materi yang sama dengan pertemuan pertama. Dengan indikator

mengajukan pertanyaan.

Pada kegiatan awal, guru memberikan apersepsi untuk menggali

pengetahuan siswa dan motivasi kepada siswa.

Guru memberikan materi singkat tentang cara menjawab

pertanyaan dengan tepat. Guru meminta siswa diterangkan apa yang

diceritakan oleh guru. Guru membagi teks cerita “Belajar Kelompok”

kepada siswa. Guru mengingatkan kepada siswa tentang langkah

pembelajaran metode demonstrasi. Siswa secara bergiliran maju kedepan

untuk mendemonstrasikan teks bacaan yang telah diberikan oleh guru.

Setelah selesai siswa di minta tenang di tempat duduknya.

Pada kegiatan akhir, guru memberikan evaluasi untuk mengetahui

pemahaman dalam membaca intensif. Setelah selesai siswa

mengumpulkan hasil pekerjaannya. Guru memberikan kesimpulan dan

refleksi serta memberikan tugas rumah.

c. Observasi

Dalam tahapan ini dilakukan pemantauan terhadap pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi, yang dilaksanakan

dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi dan perekam

dengan kamera. Observasi ini dilakukan dengan memperoleh data mengenai

kesesuaian pelaksanaan pembelajaran denan menggunakan metode

demonstrasi pada Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah

disusun. Serta untuk mempengaruhi seberapa besar pengaruh perbaikan siklus

I yang dilaksanakan dalam meningkatan kemampuan membaca intensif di

kelas III SD Negeri Balepanjang I.

Oleh karena itu, pengamat tidak hanya ditunjukkan pada aktivitas siswa

atau proses yang terjadi pada proses pembelajaran, namun juga pada aspek

tindakan guru dalam melaksanakan pembelajaran termasuk suasana kelas

pada saat proses pembelajaran berlangsung.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

1) Pertemuan pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pembelajaran membaca dengan

indikator menjawab pertanyaan dengan tepat. Hasil observasi pada

pertemuan pertama adalah sebagai berikut:

a) Kegiatan Siswa

Siswa mulai aktif memperhatikan apersepsi guru, ada 2 siswa

yang berbicara sendiri. Siswa mulai memahami langkah kegiatan

yang akan dilaksanakan. Keaktivan sudah mulai terlihat. Pada saat

membaca cerita secara bergiliran, mayoritas siswa sudah menyimak

dan memperhatikan. Namun masih ada siswa yang tidak

memperhatikan dan bermain sendiri, sehingga ketika gilirannya

membaca ia tidak siap. Pada saat mengerjakan tugas individu, siswa

mengerjakan tugas individu, siswa mengerjakan sendiri-sendiri.

b) Kegiatan Guru

Apersepsi yang diberikan untuk meningkatkan motivasi sudah

menarik dan melibatkan siswa sehingga terlihat adanya timbal balik

antara guru dan siswa. Guru menggunakan berbagai sumber belajar.

Penggunaan waktu cukup baik. Memotivasi individu. Mengawasi

jalannya pembelajaran. Setelah siswa mendemonstrasikan kedepan

guru memberikan tanggapan dan umpan balik. Guru sudah cukup

baik menggunakan bahasa lisan dan tulisan secara baik, jelas, benar

dan lancar. Setelah evaluasi, guru membacakan beberapa hasil

pekerjaan siswa dan memberikan masukan serta penguatan materi.

Guru sudah memberikan tindak lanjut.

2) Pertemuan kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan dengan indikator mengajukan

pertanyaan dari teks yang telah dibaca.

a) Kegiatan Siswa

Siswa aktif memperhatikan apersepsi guru. Saat tanya jawab

banyak siswa yang mengangkat tangan tetapi masih ada 4 siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

yang pasif. Pada saat dibacakan cerita mayoritas siswa sudah

memperhatikan, tetapi masih ada 3 siswa yang tidak memperhatikan

b) Kegiatan Guru

Sudah melakukan apersepsi dengan cukup baik. Guru

menggunakan berbagai sumber belajar. Penggunaan waktu sudah

baik, sesuai dengan jam pelajaran seharusnya. Penuh perhatian

terhadap siswa. Guru sudah menguasai kelas. Memotivasi individu.

Sudah menggunakan media pembelajaran. Sudah melakukan

penilaian proses. Sudah melakukan penilaian hasil belajar dan

penilaian proses. Guru sudah menggunakan bahasa lisan dan tulisan

secara baik, jelas benar dan lancar. Sudah memberikan tindak lanjut.

d. Analisis dan Refleksi

Hasil siklus II yang didapat dari hasil observasi, penilaian proses dan

penilaian hasil belajar dalam membaca intensifmelalui tes kemudia dianalisis

dan direfleksi sbagai langkah pengambilan tindakan pada siklus berikutnya.

Adapun hasilnya adalah:

1) Siswa masih ada yang ramai.

2) Guru meminta siswa bergiliran untuk menyampaikan membaca teks untuk

temannya dan yang lain menyimak. Mayoritas siswa sudah

memperhatikan namun masih ada siswa yang main sendiri dan tidak siap

jika tiba gilirannya.

3) Pada saat melakukan demonstrasi masih banyak siswa yang ramai dan

tidak memperhatikan.

4) Masih ada siswa yang mempunyai nilai rendah atau dibawah KKM.

B. Dalam siklus II guru sudah bisa dikatakan berhasil. Tetapi guru

masih mengadakan siklus selanjutnya yaitu siklus III untuk pemantapan

dengan tindakan-tindakan sebagai berikut:

1) Guru lebih mengendalikan untuk segera memberikan bacaan.

2) Guru meminta setiap siswa ntuk memberi tanggapan terhadap siswa yang

sedang presentasi didepan kelas.

3) Guru lebih mengutamakan siswa yang nilainya dibawah rata-rata.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Dari hasil penilaian kemampuan membaca intensif pada siklus II dapat

dilihat pada interval nilai dan kualitas frekuensi dalam tabel dibawah ini:

Siklus II

Tabel 4.7 Daftar Nilai Membaca Intensif Siswa Kelas III SDN I Balepanjang

Semester 2 Tahun 2011 Siklus II

No. Subyek Nilai No. Subyek Nilai

1. 49 17. 76

2. 74 18. 80

3. 74 19. 73

4. 77 20. 74

5. 76 21. 54

6. 77 22. 75

7. 53 23. 75

8. 74 24. 74

9. 72 25. 81

10. 79 26. 85

11 49 27. 70

12. 73 28. 71

13. 71 29. 78

14. 89 30. 58

15. 83 31. 83

16. 55 32. 84

Jumlah 2316

Rata-rata 72,37

Dari tabel diatas dapat dilihat nilai tertinggi dari hasil kemampuan

membaca intensif oleh siswa adalah 89 dan nilai terendah adalah 49.

Kemudian hasil perhitungan mean nilai rata-rata 72,37 dengan kategori

nilai lebih dari cukup.

X = ∑

=

= 72,37

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Keterangan :

= Jumlah skor seluruh siswa

N = Jumlah siswa

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Penilaian Hasil Membaca Intensif Pada Kompetensi Dasar

Membaca Siswa Kelas III SDN I Balepanjang Tahun 2011 Siklus II

No. Interval Frekuensi %

1 49-55 5 15,65

2 56-62 1 3,12

3 63-69 0 0

4 70-76 15 46,87

5 77-83 8 25

6 84-90 3 9,37

Jumlah 32 100

Apabila disajikan dalam bentuk grafik adalah sebagai berikut:

Gambar 4.3 Grafik Nilai Membaca Intensif Siswa kelas III SDN I Balepanjang Siklus II

Dari hasil kemampuan membaca intensif siklus II menunjukkan 2 siswa

mendapat nilai 49, 1 siswa mendapat nilai 53, 1 siswa mendapat nilai 54, 1

siswa mendapat nilai 55, 1 siswa mendapat nilai 58, 1 siswa mendapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

nilai 70, 2 siswa mendapat nilai 71, 1 siswa mendapat nilai 72, 2 siswa

mendapat nilai 73, 5 siswa memdapat nilai 74, 2 siswa mendapat nilai 75,

2 siswa mendapat nilai 76, 2 siswa mendapat nilai 77, 1 siswa mendapat

nilai 78, 1 siswa mendapatkan nilai 79, 1 siswa mendapatkan nilai 80, 1

siswa mendapat nilai 81, 1 siswa mendapat nilai 83, 1 siswa mendapat

nilai 84, 1 siswa mendapat nilai 85, dan 1 siswa mendapat nilai 89 .

Berdasarkan indikator yang ditetapkan, peneliti dikatakan berhasil bila

prestasi belajar siswa secara individual menunjukkan sekurang-kurangnya

70 dan klasikal menunjukkan 75%. Jadi kesimpulannya hasil penelitian

siklus II sudah dapat dikatakan berhasil, sebab jumlah siswa secara

individu yang mendapatkan nilai sekurang-kurangnya 70 mencapai 75%

meskipun secara klasikal nilai rata-rata siswa dikategorikan lebih dari

cukup. Adapun perhitungan ketuntasan belajar pada siklus II adalah

sebagai berikut:

r% = x 100%

= x100%

= 81,25%

Keterangan :

n = Jumlah siswa yang mendapat nilai sekurang-kurangnya 60

N= Jumlah siswa

Berdasarkan perhitungan diatas, kelas III SD balepanjang I masih belum

tuntas karena baru 81,25 % siswa yang mendapatkan nilai di atas

ketuntasan. sedangkan 18,75% masih mendapat nilai dibawah ketuntasan

yaitu kurang dari 60.

Secara lebih rinci untuk mengetahui perkembangan peningkatan

kemampuan membaca intensif dengan metode demonstrasi pada siswa

kelas III dapat dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 4.9 Rekapitulasi Nilai Rata-rata Membaca intensif Siswa Kelas III SDN I

Balepanjang Sebelum dan Sesudah Tindakan SiklusII

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

No. Rata-rata sebelum

tindakan

Rata-rata siklus

I

Rata-rata siklus II Keterangan

1 61,65 68,96 72,37 Meningkat

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata kemampuan

membaca intensif dengan metode demonstrasi mengalami peningkatan.

Nilai rata-rata sebelum tindakan hanya 61,65, nilai rata-rata siklus I adalah

68,96, dan nilai rata-rata siklus II adalah 72,37.

Tabel 4.10 Prosentase Siswa Yang Memperoleh Nilai ≥ 70 Sebelum dan

Sesudah Tindakan Siklus II

Dari tabel dapat dijelaskan bahwa prosentase siswa yang mendapatkan nilai

kurang dari 70,00 menurun dan prosentase siswa yang mendapatkan nilai lebih

dari 70,00 meningkat. Prosentase jumlah siswa yang mendapat nilai lebih dari

70,00 adalah sebagai berikut: Sebelum tindakan 50,00%, siklus pertama

65,62%, dan pada siklus kedua adalah 81,25%.

Oleh karena itu, pembelajaran membaca intensif dengan metode

demonstrasi dapat dinyatakan berhasil karena sudah mencapai indikator yang

telah ditentukan. Maka untuk pementapan dilanjutkan ke siklus berikutnya.

b. Siklus III

Pada siklus II hasil pembelajaran membaca intensif siswa kelas III

SDN Balepanjang I dengan indikator menjawab pertanyaan dan mengajukan

pertanyaan berdasarkan bacaan yang dibaca mayoritas telah mencapai

ketuntasan belajarnya karena telah mendapat nilai diatas standar ketuntasan

minimal yaitu 60. Namun masih ada 6 siswa yang nilainya kurang dari 60.

No.

Jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥

70

Prosentase Keterangan

Sebelum SiklusI Siklus II Sebelum Siklus I Siklus II

1 16 21 26 50,00% 65,62% 81,25% Meningkat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Oleh karena itu perlu diadakan perbaikan dan pemantapan pada siklus III ini.

Dan siklus III ini, dilaksanakan pada tanggal 5-7 Mei 2011 dengan alokasi

waktu masing-masing pertemuan 2x35 menit. Adapun tidakan yang

dilksanakan pada siklus III ini adalah:

a. Perencanaan

Sebelum tindakan pembelajaran pada siklus III peneliti menyusun

perencanaan-perencanaan pembelajaran diantaranya menyusun rencana

pembelajaran, menyiapkan lembar observasi dan menyiapkan media.

Perencanaan siklus III dengan menggunakan metode demonstrasi pergantian

cerita untuk menghindari kejenuhan siswa.

Rencana pelaksanaan pembelajaran dengan:

1) Standar Kompetensi

7. Membaca: Memahami teks dengan membaca intensif (150-200 kata)

dan membaca puisi.

2) Kompetensi Dasar

7.1 Menjawab dan atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak

panjang (150-200 kata) yang dibaca secara intensif.

3) Indikator

7.1.4 Menceritakan kembali isi bacaan

7.1.3 Menemuan hubungan sebab-akibat

4) Alokasi Waktu: 2 x pertemuan (4 x 35 menit)

Dalam perencanaan ini tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran

ini adalah menjawab pertanyaan bacaan dengan tepat serta melalui tanya jawab

siswa dapat menajukan pertanyaan dengan tepat. Setelah pelajaran selesai

siswa diharapkan dapat membaca dan menghafal dengan intonasi yang benar di

dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam siklus pertama ini akan digunakan materi membaca intensif dan

bacaan-bacaan yang berjudul “Menolong Korban Bencana Alam” dan

“Menolong Teman yang Sakit”. Melalui metode demonstrasi dan

menggunakan media teks sebagai alat peraga dalam pembelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Peneliti juga mempersiapkan soal, kunci jawaban, pedoman penilaian

yang terdiri dari kognitif, afektif dan psikomotor.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan siklus III ini guru melaksanakan proses kegiatan

pembelajaran membaca intensif dengan menerapkan metode demonstrasi

sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Adapun kegiatan pembelajaran

tersebut adalah sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

Pada pertemuan ini dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2011. pada

pertemuan pertama ini dilaksanakan pembelajaran membaca intensif

dengan indikator menceritakan kembali isi bacaan.

Sebelum pelajaran dimulai guru meminta slah satu siswa untuk

memimpin doa, kemudian dilanjutkan dengan presensi. guru mengajak

siswa menyanyi lagu “Dari Sabang Sampai Merauke” untuk

membangkitkan motivasi. Pada saat apersepsi guru melakukan tanya

jawab dengan siswa tentang cerita yang pernah dibaca siswa serta

menyampaikan tujuan pembelajaran dengan singkat.

Pada kegiatan inti guru membagikan teks cerita berjudul

“Menolong Korban Bencana Alam” kepada setiap siswa. Guru

mengingatkan kembali langkah kerja metode demonstrasi yang harus

dilakukan siswa. Pada saat siswa disuruh maju kedepan secara bergiliran.

Guru mengutamakan untuk siswa yang belum mencapai nilai 60,00. Guru

dan teman memberikan tanggapan.

Dalam kegiatan akhir guru memberikan evaluasi secara

individu. Serta memberikan pemantapan materi dan refleksi.

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2011dan

dengan indikator menyatakan hubungan sebab akibat..

Pada kegiatan awal diawali dengan doa, mengabsen dan

memberikan pengajaran yang telah lalu, kemudian menyampaikan tujuan

pembelajaran yang disampaikan kepada siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Kegiatan inti diawali dengan guru membagikan teks bacaan

yang berjudul “Menolong Teman yang Sakit” kepada setiap siswa. Pada

pertemuan kedua ini yang dibahas adalah memberikan tanggapan pada

siswa yang mendemonstrasikan kedepan. Setelah selesai membaca guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan kata-kata yang

dianggap sukar atau yang belum diketahui. Serta masing-masing siswa

membuat pertanyaan tentang bacaan yang telah dibaca. Guru dan siswa

menjawab pertanyaan yang telah diajukan oleh siswa. Guru memberikan

umpan balik dan tanggapan.

Pada kegiatan akhir guru memberikan evaluasi individu untuk

mengetahui tingkat pemahaman dalam membaca intensif siswa dan

pemantapan materi serta refleksi terhadap pembelajaran yang telah

berlangsung.

c. Observasi

Pada tahap ini peneliti bersama observer mengadakan pengamatan

berkaitan dengan indakan penelitian. Pengamatan yang dilaksanakan ada

dua yaitu pengamatan siswa dan pengamatan guru pada saat melaksanakan

kegiatan pembelajaran mulai dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan

akhir.

1) Pertemuan Pertama

a) Kegiatan siswa

Pada pertemuan pertama siklus III ini siswa sudah aktif dalam

pembelajaran baik pada saat kegiatan awal sampai kegiatan akhir.

Meskipun masih ada beberapa siswa yang keaktifannya kurang tetapi

hal ini dapat dimaklumi. Perhatian siswa terhadap pembelajaran cukup

baik. Siswa sudah melaksanakan langkah-langkah metode demonstrasi

seperti yang dijelaskan oleh guru. Ketika disuruh mendemonstrasikan

mayoritas siswa tunjuk jari ingin maju kedepan terlebih dulu. Para

siswa ingin mendapatkan penghargaan yang terbaik. Pada saat

mengejakan tugas individu sisw mengerjakan dengan sungguh-

sungguh.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

b) Kegiatan guru

Pada saat kegiatan awal ataupun inti, guru bisa membuat

suasana kelas menjadi hidup. Apersepsi yang ditampilkan menarik

bagi siswa.

Pada saat kegiatan inti, guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dimengerti, hal ini

membuat siswa lebih mudah dalam mengikuti pelajaran dan

memahami teks bacaan yang diberikan. Guru mengawasi serta

memberikan motivasi bagi setiap siswa. Pengelolaan kelas yang

dilakukan cukup baik. mobilitas guru tidak hanya di depan tetapi juga

keseluruh bagian. guru juga memberikan masukan dan tanggapan

pada saat kelompok mendemonstrasikan bacaan. Pemberian tes akhir

sudah cukup baik, bbegitu pula dengan pemantapan mteri dan refleksi

juga sangat baik.

2) Pertemuan Kedua

a) Kegiatan Siswa

Pada pertemuan kedua siklus ketiga ini siswa terlihat sangat aktif

dalam pembelajaran.Keaktifan mereka terlihat pada saat kegiatan awal,

inti dan akhir. Ada beberapa yang terlihat kurang aktif, namun hal tersebut

dapat dimaklumi karena siswa tersebut termasuk siswa yang lamban.

Siswa sudah tidak ramai lagi dan memperhatikan guru. Siswa sudah

melaksanakan langkah-langkah kegiatan metode demonstrasi seperti yang

dijelaskan oleh guru. Ketika akan mendemonstrasikan ke depan mayoritas

siswa tunjuk jari untuk maju kedepan terlebih dahulu, bahkan ada siswa

yng ingin maju terus meskipun ia sudah sering maju. Para siswa terlihat

antusias ingin mendappatkan penghargaan terbaik. Pada saat mengerjakan

tugas individu, mereka cukup tenang dan dikerjakan sungguh-sungguh

sendiri.

b) Kegiatan Guru

Pada saat kegiatan awal atau inti guru bisa membuat suasana kelas

menjadi hidup. Apersepsi yang ditampikan menarik bagi siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Pada saat kegiatan inti guru memberikan kesempatan kepada siswa

mengenai hal-hal yang belum dimengerti, hal ini membut siswa lebih

mudah dalam mengikuti pembelajaran dan memahami teks bacaan yang

diberikan. Guru selalu mengawasi dan memberikan motivasi bagi tiap

siswa. Pengelolaan kelas yang dilakukan cukup baik. Mobilitas guru

tidak hanya di depan tetapi juga keseluruh bagian. Guru juga memberi

masukan dan tanggapan pada saat siswa melakukan demonstrasi

kedepan. Penghargaan yang diberikan guru mampu meningkatkan

motivasi dan semangat siswa dalam pembelajaran. Pemberian tes akhir

juga sudah cukup baik, begitu pula dengan pemantapan materi dan

refleksi yang sudah sangat baik.

d. Analisis dan Refleksi

Hasil siklus III yag didapat dari hasil obsevasi, penilaian proses dan

penilaian tes kemudian di analisis dan di refleksi sebagai langkah

pengambilan tindakan berikutnya. Adapun hasilnya adalah:

1) Hasil belajar atau kemampuan membaca intensif dengan menggunakan

metode demonstrasi lebih meningkat dibanding menggunakan siklus II.

2) Selama proses pembelajaran berlangsung kaktifan dan kentusiasan siswa

sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat ketika anak berebut ingin maju saat

mendemonstrasikan kedepan kelas.

3) Masih ada siswa yang kemampuan membaca intensifnya kurang baik.

Siswa ini daya pikirnya masih rendah dan termasuk anak yang lamban

belajar.

4) Penghargaan dan motivas yang diberikan oleh guru sudah cukup merata

dan bagus, namun untuk anak yang tingkat membacanya masih rendah

gur harus memberikan perhatian atauwaktu yang lebih. Karna membaca

merupakan modal dasar untuk menyerap pelajaran selanjutnya.

5) Dalam melaksanakan proses pembelajaran, guru telah sesuai dengan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.

Hanya pada pertemuan kedua guru kelebihan waktu 10 menit. Hal ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

dikarenakan guru memberikan penghargaan kepada siswa atas

kinerjanya.

Dari hasil evaluasi dan penelitin kemampuan membaca intensif siswa

kelas III SDN Balepanjang I pada siklus III dapat dilihat pada interval nilai

dan kualitas frekuensi dalam tabel dibawah ini:

Siklus III

Tabel 4.11 Daftar Nilai Membaca Intensif Siswa Kelas III SDN I

Balepanjang Semester 2 Tahun 2011 Siklus III

No.

Subyek

Nilai No.

Subyek

Nilai

1. 71 17. 89

2. 82 18. 85

3. 87 19. 84

4. 90 20. 85

5. 96 21. 84

6. 87 22. 95

7. 93 23. 87

8. 90 24. 96

9. 85 25. 89

10. 87 26. 98

11 89 27. 84

12. 90 28. 96

13. 85 29. 87

14. 96 30. 74

15. 86 31. 87

16. 90 32. 85

Jumlah 2316

Rata-rata 72,37

Dari tabel diatas dapat dilihat nilai tertinggi dari hasil kemampuan

membaca intensif oleh siswa adalah 98 dan nilai terendah adalah 71.

Kemudian hasil perhitungan mean nilai rata-rata 87,78 dengan

kategori nilai lebih dari cukup.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

X = ∑

=

= 87,78

Keterangan :

= Jumlah skor seluruh siswa

N = Jumlah siswa

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Penilaian Hasil Membaca Intensif Pada

Kompetensi Dasar Membaca Siswa Kelas III SDN I Balepanjang Tahun

2011 Siklus III

No. Interval Frekuensi %

1 71-75 2 6,25

2 76-80 0 0

3 81-85 8 25

4 86-90 15 46,87

5 91-95 2 6,25

6 96-100 5 15,63

Jumlah 32 100

Apabila disajikan dalam bentuk grafik adalah sebagai berikut:

Gambar 4.4 Grafik Nilai Membaca Intensif Siswa kelas III SDN I

Balepanjang Siklus III

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Dari hasil kemampuan membaca intensif siklus III menunjukkan 1

siswa mendapat nilai 71, 1 siswa mendapat nilai 74, 1 siswa mendapat

nilai 82, 3 siswa mendapat nilai 84, 5 siswa mendapat nilai 85, 1 siswa

mendapat nilai 86, 6 siswa mendapat nilai 87, 3 siswa mendapat nilai 89,

4 siswa mendapat nilai 90, 1 siswa memdapat nilai 93, 1 siswa mendapat

nilai 95, 4 siswa mendapat nilai 96, dan 1 siswa mendapat nilai 98.

Berdasarkan indikator yang ditetapkan, peneliti dikatakan berhasil

bila prestasi belajar siswa secara individual menunjukkan sekurang-

kurangnya 70 dan klasikal menunjukkan 75%. Jadi kesimpulannya hasil

penelitian siklus II sudah dapat dikatakan berhasil, sebab jumlah siswa

secara individu yang mendapatkan nilai sekurang-kurangnya 60

mencapai 75% meskipun secara klasikal nilai rata-rata siswa

dikategorikan lebih dari cukup. Adapun perhitungan ketuntasan belajar

pada siklus II adalah sebagai berikut:

r% = x 100%

= x100%

= 100%

Keterangan :

n = Jumlah siswa yang mendapat nilai sekurang-kurangnya 70

N= Jumlah siswa

Berdasarkan perhitungan diatas, kelas III SDN I Balepanjang

sudah tuntas karena 100 % siswa yang mendapatkan nilai di atas

ketuntasan.

Secara lebih rinci untuk mengetahui perkembangan peningkatan

kemampuan membaca intensif dengan metode demonstrasi pada siswa

kelas III dapat dijelaskan pada tabel berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Tabel 4.13 Rekapitulasi Nilai Rata-rata Membaca intensif Siswa Kelas

III SDN I Balepanjang Sebelum dan Sesudah Tindakan SiklusIII

No. Rata-rata

sebelum

tindakan

Rata-rata

siklus I

Rata-rata

siklus II

Rata-rata

siklus III

Keterangan

1 61,65 68,96 72,37 87,78 Meningkat

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata

kemampuan membaca intensif dengan metode demonstrasi mengalami

peningkatan. Nilai rata-rata sebelum tindakan hanya 61,65, nilai rata-rata

siklus I adalah 68,96, nilai rata-rata siklus II adalah 72,37 dan rata-rata

siklus III adalah 87,78.

Tabel 4.14 Prosentase Siswa Yang Memperoleh Nilai ≥ 70 Sebelum dan

Sesudah Tindakan Siklus III

N

o

.

Jumlah siswa yang

memperoleh nilai ≥ 70

Prosentase Ket

Sebelum I II III Sebelum I II III

1 16 21 26 32 50,00% 65,62% 81,25% 100% Meningkat

Dari tabel dapat dijelaskan bahwa prosentase siswa yang mendapatkan

nilai kurang dari 60,00 menurun dan prosentase siswa yang mendapatkan nilai

lebih dari 60,00 meningkat. Prosentase jumlah siswa yang mendapat nilai

lebih dari 60,00 adalah sebagai berikut: Sebelum tindakan 50,00%, siklus

pertama 65,62%, pada siklus kedua adalah 81,25% dan pada siklus ketiga

adalah 100%.

Untuk lebih jelasnya perbandingan nilai terendah, tertinggi dan rata-rata

antara prasiklus dengan siklus I, siklus II dan siklus III disajikan dalam bentuk

grafik sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Gambar 4.5 Grafik Perbandingan Nilai Terendah, Nilai Tertinggi dan

Rata-Rata Antara Prasiklus, Siklus I, Siklus II, Siklus III

5. Temuan Dan Hasil Tindakan

Data yang berhasil dikumpulkan dianalisis berdasarkan hasil temuan yang

dikaji sesuai dengan rumusan masalah yang selanjutnya dikaitkan dengan teori

yang ada.

Proses analisis data ditujukan untuk menemukan suatu hasil atau hal apa

saja yang terjadi dilokasi penelitian, sehingga peneliti dapat menarik kesimpulan

dari penelitian tersebut yang ada akhirnya peneliti dapat mengembil pelajaran dan

memberikan masukan kepada pihak yang terkait didalamnya.

Peningkatan kemampuan membaca intensif dengan metode demonstrasi.

1. Hasil aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

Peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran adalah siswa lebih

aktif dalam memperhatikn penjelasan dari guru, siswa lebih aktif dalam

mengerjakan tugas-tugas dari guru, keberanian siswa bertanya untuk

mengungkapkan pendapat meningkat, kreativitas dan inisiatif siswa

berkembang, dan siswa lebih aktif dalam mengikuti proses pelaksanaan

pembelajaran sehingga timbul kemauan untuk menerapkan hasil dan

pemahaman siswa terhadap materipun meningkat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Peningkatan aktivitas ini mengakibatkan peningkatan hasil evaluasi

belajar siswa sehingga kemampuan membaca intensif mengalami

peningkatan.

2. Hasil evaluasi belajar.

Hasil evaluasi belajar mengalami peningkatan terbukti dengan adanya

peningkatan kemampuan membaca intensif dengan hasil yang disajikan

dengan rata-rata nilai dan ketuntasan belajar. adapun hasilnya adalah sebagai

berikut.

a. Sebelum tindakan

Rata-rata nilai adalah 61,65

Nilai lebih dari 70,00 adalah 16 siswa

Nilai kurng dari 70,00 adalah 16 siswa

b. Siklus I

Rata-rata nilai adalah 68,96

Nilai lebih dari 70,00 adalah 21 siswa

Nilai kurng dari 70,00 adalah 11 siswa

c. Siklus II

Rata-rata nilai adalah 72,37

Nilai lebih dari 70,00 adalah 26 siswa

Nilai kurng dari 70,00 adalah 6 siswa

d. Siklus III

Rata-rata nilai adalah 87,78

Nilai lebih dari 70,00 adalah 32 siswa

Dari hasil evaluasi yang dilaksanakan terbukti adanya peningkatan

kemampuan membaca intensif antara sebelum tindakan, siklus I, siklus II,

dan siklus III terus adanya peningkatan yang signifikan. Akan tetapi

kenyataan dilapangan membaca intensif dengan metode demonstrasi

mengalami beberapa hambatan.

Hambatan-hambatan yang ditemui dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

1. Siklus I

a. Pada saat dibacakan cerita, siswa yang tidak membaca mayoritas

tidak menyimak, tetapi malah ramai sendiri.

b. Teks yang terlalu panjang membuat siswa sedikit kesulitan

memahami isi bacaan.

c. Kata-kata yang sukar atau yang asing bagi siswa membuat siswa

keliru menafsirkan isi bacaan

2. Siklus II

a. Pada saat dibacakan cerita, meskipun pembacaan sudah dilakukan

secara bergiliran masih ada siswa yang tidak siap saat tiba gilirannya

untuk membaca karena tidak memperhatikan

b. Penguasaan kata yang sedikit dan kata-kata yang belum dimengerti

oleh siswa membuat siswa kesulitan memahami isi bacaan.

3. Siklus III

Untuk siklus ketiga ini dapat dikatakan sudah tidak ada hambatan

dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode demonstrasi. Siswa

sudah terbiasa dengan aktivitas mendemonstrasikan kedepan sehingga

pelajaran dapat berjalan dengan lancar.

Adapun cara untuk mengatasi hambatan-hambatan selama proses

pembelajaran tersebut adalah:

1. Siklus I

a. Pembacaan cerita dilakukan secara bergiliran dengan yang lainnya.

b. Teks yang diberikan dipilih yang lebih pendek dan mudah

dimengerti siswa.

c. Guru memberikan kesempatan siswa untuk menanyakan kata-kata

yang masih dianggap sukar dan menjelaskan arti kata tersebut

kepada siswa.

2. Siklus II

a. Pembacaan dilakukan secara bergiliran dan siswa diminta

mengoreksi pembacaan cerita yang lain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

b. Guru memberi penjelasan mengenai kata-kata yang masih dianggap

asing bagi siswa.

B. Pembahasan

Dengan melihat hasil penelitian di atas, dapat dijelaskan perhitungan rata-

rata nilai pemahaman membaca intensif mata pelajaran Bahasa Indonesia pada

siswa kelas III SDN I Balepankang meningkat. Peningkatan terlihat dari sebelum

tindakan dan setelah tindakan yaitu siklus I, siklus II dan siklus III yang masing-

masing terdiri dari 2 pertemuan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.15 Perbandingan Rata-Rata Hasil Membaca Intensif dan Prosentase

Ketuntasan Klasikal Sebelum Tindakan, Siklus I, Siklus II dan Siklus III

No Keterangan Sebelum

tindakan

Setelah Tindakan

Data awal Siklus I Siklus II Siklus III

1 Nilai Rata-rata 61,65 68,96 72,37 87,78

2 Jumlah siswa tuntas 16 21 26 32

3 Persentase Ketuntasan 50% 65,62% 81,25% 100%

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata nilai membaca

intensif siswa dari data awal sampai siklus III mengalami peningkatan dari data

awal rata-rata nilai 61,65 menjadi 68,96 pada siklus I menjadi 72,37 pada siklus II

dan 87,78 pada siklus III. Dari table di atas juga dapat diketahui bahwa jumlah

siswa yang nilainya di atas KKM meningkat. Pada data awal jumlah siswa yang

dapat mencapai ketuntasan KKM berjumlah 16 siswa. Pada siklus I jumlah siswa

yang mencapai ketuntasan KKM meningkat menjadi 21 siswa. Pada siklus II

jumlah siswa yang mencapai ketuntasan KKM meningkat menjadi 26 siswa

Sedangkan pada siklus III jumlah siswa yang mencapai ketuntasan KKM menjadi

32. Selain itu jumlah persentase ketercapaian KKM siswa mengalami peningkatan

yang signifikan. Pada data awal persentase ketuntasan 50%, Pada siklus I 62,65%,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

pada siklus II 81,25 dan siklus III 100%. Perbandingan Nilai rata- rata dapat

disajikan pada grafik berikut :

Gambar 4.6. Nilai rata-rata Rata-Rata Hasil Pemahaman Membaca Intensif dan

Prosentase Ketuntasan Klasikal Sebelum Tindakan, Siklus I, Siklus

II dan Siklus III

Dari data di atas dapat dibuat perbandingan ketidaktuntasan dan

ketuntasan siswa seperti tabel dibawah ini:

Tabel 4.16. Perbandingan Ketidaktuntasan dan Ketuntasan Siswa Pada Prasiklus,

Siklus I, Siklus II dan Siklus III

No Keterangan Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus II

Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 Tuntas 16 50 21 65,62 26 81,25 32 100

2 Tidak Tuntas 16 50 11 34,38 6 18,75 0 0

Dari tabel di atas dapat dijelaskan pada prasiklus jumlah siswa yang tuntas

16 siswa atau sebesar 50% dan yang tidak tuntas 16 siswa atau sebesar 50%. Pada

siklus I, Jumlah siswa yang tuntas 21 siswa atau sebesar 65,62% dan yang tidak

tuntas 11 siswa atau sebesar 34,38%. Pada siklus II siswa yang tuntas 26 siswa

atau sebesar 81,25% dan yang tidak tuntas 6 siswa sebesar 18,75%. Sedangkan

pada siklus III 32 siswa tuntas sebesar 100%. Hasil ini dapat dilihat lebih jelas

pada grafik berikut :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Gambar 4.7. Perbandingan Ketidaktuntasan dan Ketuntasan Siswa Pada Prasiklus,

Siklus I, Siklus II dan Siklus III

Berdasarkan pengelolaan data dan uraian hasil penelitian di atas dapat

dikatakan bahwa peningkatan pemahaman membaca intensif mata pelajaran

Bahasa Indonesia dengan metode demonstrasi pada siswa kelas III SDN I

Balepanjang, Wonogiri tahun 2011 yang dilakukan peneliti dinyatakan berhasil.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

C. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga

siklus tersebut di atas, ternyata hipotesis yang dirumuskan telah terbukti

kebenarannya. Dengan menerapkan metode demonstrasi dapat meningkatkan

pemahaman membaca intensif pada siswa kelas III SDN I Balepanjang kecamatan

Jatipurno kabupaten Wonogiri tahun ajaran 2010/2011. Ini terbukti pada siklus I

rata-rata kelas 68,96, siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 72,37, dan

siklus III nilai rata-rata kelas menjadi 87,78. Dengan demikian penerapan metode

demonstrasi dapat dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

membaca di kelas III sehingga dapat meningkatkan pemahaman membaca intensif

siswa.

D. Implikasi

Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan pada

pembelajaran dengan menerapkan metode demonstrasi dalam pelaksanaan

pembelajaran bahasa Indonesia kompetensi dasar membaca. Berdasarkan hasil

penelitian di atas terbukti metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman

membaca intensif siswa. Sehubungan dengan penelitian ini maka dapat

dikemukakan implikasi hasil penelitian sebegai berikut.

1. Memberikan informasi bagi guru untuk menentukan metode pembelajaran

yang tepat dengan metode demonstrasi untuk meningkatkan kemampuan

membaca intensif pada pelajaran bahasa Indonesia kompetensi membaca

khususnya dan pelajaran lain pada umumnya.

2. Mendorong siswa untuk memiliki keberanian dalam mengungkapkan

pendapat dan mengembangkan kreatifitas serta inisiatfnya untuk menunjang

proses pembelajaran.

3. Menunjukkan pentingnya penerapan metode pembelajaran yang bervariasi

dan inovatif, salah satunya adalah metode demonstrasi yang terbukti dapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga terjalin hubungan

yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru.

E. Saran

Sesuai dengan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian, laka ada beberapa

saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan antara lain:

1. Bagi Sekolah

Hendaknya sekolah mengupayakan pelatihan bagi guru untuk dapat

mendukung pelaksanaan pembelajaran membaca intensif agar tujuan

pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan harapan.

2. Bagi Guru

a. Sebaiknya guru meningkatkan kompetensi keprofesionalannya dengan

merancang proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga siswa

menjadi lebih kondusif dan bermakna. Hal ini membuat siswa tidak

mudah bosan dan tetap termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran

yang pada akhirnya dapat meningkatkan pemahaman konsep pada materi

pelajaran.

b. Guru hendaknya menerapkan metode demonstrasi pada meta pelajaran

yang lain tidak hanya pada pelajaran membaca saja.

3. Bagi Siswa

Siswa harus lebih mengembngkan inisiatif, kreatifitas, keaktifan,

motivasi belajar dan mengembangkan keberanian menyampaukan gagasan

dalam proses pembelajaran membaca intensif untuk menambah pengetahuan

dan meningkatkan prestasi belajar.

4. Bagi Peneliti Lain

Peneliti yang hendak mengkaji permasalahan yang sama hendaknya

lebih cermat dan lebih mengupayakan pengkajian teori-teori yang berkaitan

dengan metode demonstrasi guna melengkapi kekurangan yang ada serta

sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan kemampuan siswa yang

belum tercangkup dalam penelitian ini agar diperoleh hasil yang lebih baik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2003. Psikologi Umum. Jakarta: PT Rineksa Cipta

Akhadiah M.K, Subarti. 1993. Bahasa Indonesia I. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan

Amti, Erman. Marjohan. 1991. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan

Dardjowidjojo, Suenjono. 2005. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa

Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Djamarah, SB dan Zein, A. 2002. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: Rineka

Cipta

Faisal, M. 2009. Kajian Bahasa Indonesia SD 3 SKS. Jakarta: Depdiknas

Harsanto, Radno. 2007. Pengelolan Kelas yang Dinamis. Yogyakarta: Kanisius

Hurratman, Fat. 2010. http// udhiexz.wordpress.com

Ibrahim, R. Syaodih S, Nana. 1992. Perencanaan Pengajaran. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Kridalaksana, Harimurti. 1984. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia

M,Buchori. 1997. Pengantar Psikologi. Jakarta: Jermane

Moeliono, Anton M. Dardjowidjojo, Soenjono, 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa

Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Moeliono, Anton M. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud

Narbuko, Cholid. Achmadi, A. Abu. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT

Bumi Aksara

Purwanto, Ngalimin. 2007. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya

Purwanto, Ngalimin. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Ratna Sari, Virta. 2007. Peningkatan Keterampilan Membaca Intensif Buku

Biografi Tokoh Dengan Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw Pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Siswa Kelas VIIE SMP Negeri 2 Kudus Tahun Ajaran 2006/2007.

Semarang: Universitas Negeri Semarang

Saifudin Azwar. 2003. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Offset tanggal 27 Mei 2009)

Soedarso. 1989. Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: PT. Gramedia.

ST. Negoro dan B. Harahap. 1998. Eksiklopedia Matematika. Jakarta: Ghalilea

Indonesia

Subagyo, Joko. 2004. Metode Penelitian. Jakarta: PT Rineksa Cipta

Subyakto, Sri Utari. Nababan. 1993. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama

Sudrajad, Akhmad. 2008. http//.Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik,

Dan Model Pembelajaran_AKHMAD SUDRAJAT TENTANG

PENDIDIKAN.html

Sumantri, Mulyani. Permana, H. Johar. 2001. Strategi Belajar Mengajar.

Bandung: CV Maulana

Suprijanto. 2007. Pendidikan Orang Dewasa Dari Teori Hingga Aplikasi. Jakarta:

PT Bumi Aksara

Surachmad, Winarno. 1990. Pengantar Interaksi Mengajar Belajar, Dasar dan

Teknik Metode Penenelitian. Bandung: Tarsito

Suryabrata, Sumadi. 1994. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineksa Cipta

Syah, Muhibin. 1995. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya

Tampubolon, DP. 1986. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan

Efisien. Bandung: Angkasa

Tarigan, Henry Guntur. 1983. Membaca: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa

Widyamartaya, A. 1992. Seni Membaca Untuk Studi. Yogyakarta: Kanisius

Widyawati, RM Indriani. 2005. Peningkatan Keterampilan Membaca

Pemahaman Dengan Teknik Scrambel Pada Siswa Kelas IV SD PL

Bernadus Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005. Semarang: Universitas

Negeri Semarang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Wildan. 2010. http//pengertian bahasa indonesia_Morfologi-Bahasa

Indonesia.html

Winkel Ws. 1991. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo

Wiriaatmadja, Rochiati. 2005. Metode penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya

Wiryodijoyo, Suwaryo. 1989. Membaca: Strategi, Pengantar, dan Tekniknya.

Jakarta: Depdikbud

Yamin, H. Martinis. 2008. Paradikma Pendidikan Kontruktivistik. Jakarta: Gaung

Persada Press

Zuchdi, Darmiyati. Budi Asih. (1997). Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia

Di Kelas Rendah. Jakarta: Depdikbud

______ . 2007. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Guru dan Dosen.

Yogyakarta: Pustaka Merah Putih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Lampiran 1

SILABUS

Nama Sekolah : SD/MI

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/ Semester : III (tiga) / 2 (dua)

Standar Kompetensi : 7. Membaca: Memahami teks dengan membaca intensif (150 – 200 kata) dan membaca puisi

Kompetensi Dasar : 7.1 Menjawab dan atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak panjang (150 – 200 kata) yang dibaca

secara intensif

Materi

Pokok

Kegiatan

Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu

Sumber dan Media

Pembelajaran

Membaca

Intensif

Membaca

secara intensif

bacaan-bacaan

dan

memahaminya

serta

mengerjakan

soal dari tugas

tersebut

1. Kognitif

7.1.1 Membaca dengan lafal dan

intonasi yang benar

7.1.2 Menjawab pertanyaan

bacaan

7.1.3 Mengajukan pertanyaan

7.1.4 Menceritakan kembali isi

bacaan

7.1.5 menentukan hubungan

a. Prosedur:

Tes akhir

b. Jenis:

Tes tertulis

c. Bentuk:

Uraian

d. Alat:

Soal, kunci

2 x pertemuan

(4 JP @ 35

menit)

a. Sumber:

a. Kaswan Darmadi,

Rita Nirbaya. 2008.

Bahasa Indonesia 3.

BSE. Pusat Perbukan

Departemen

Pendidikan Nasional :

Jakarta.

b. Umri Nuraini dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Materi

Pokok

Kegiatan

Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu

Sumber dan Media

Pembelajaran

sebab akibat

2. Afektif

a. Perilaku berkarakter: kejujuran,

membantu teman, berkreasi,

tepat waktu, teliti/cermat, dan

tanggung jawab.

b. Keterampilan sosial:

bertanya, menyumbang

ide/berpendapat, menjadi

pendengar yang baik, dan

bekerja sama.

3. Psikomotor

Menunjukkan cara membaca

yang tepat dalam membaca

intensif

jawaban, dan

kriteria penilaian.

Indriyani. Bahasa

Indonesia 3. BSE.

Pusat Perbukan

Departemen

Pendidikan Nasional :

Jakarta.

b. Media

Pembelajaran:

a. teks

b. Lembar kerja siswa.

Sumber : Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Model Silabus Kelas III. 2007. Jakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SIKLUS I

Sekolah : SD Negeri I Balepanjang Wonogiri

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Hari / Tanggal : Kamis-Sabtu/ 28-30 April 2011

Kelas / Semester : III (tiga) / 2 (dua)

Alokasi Waktu : 2 x pertemuan (4 x 35 menit)

A. Standar Kompetensi

7. Membaca: Memahami teks dengan membaca intensif (150 – 200 kata) dan

membaca puisi

B. Kompetensi Dasar

7.1 Menjawab dan atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak panjang

(150 – 200 kata) yang dibaca secara intensif

C. Indikator

1. Kognitif

a. 7.1.1 Membaca dengan lafal dan intonasi yang benar

b. 7.1.2 Menjawab pertanyaan bacaan

2. Afektif

Keterampilan sosial: bertanya, menyumbang ide/berpendapat, menjadi

pendengar yang baik, dan bekerja sama.

3. Psikomotor

Perilaku berkarakter: kejujuran, membantu teman, berkreasi, tepat waktu,

teliti/cermat, dan tanggung jawab.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Kognitif

a. Melalui demonstrasi siswa dapat membaca dan menghafal dengan

intonasi yang benar dengan tepat.

b. Melalui diskusi siswa dapat menjawab pertanyaan bacaan dengan tepat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

2. Afektif

Keterampilan sosial:

Melalui diskusi siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran, siswa

dinilai membuat kemajuan dalam menunjukkan keterampilan bertanya,

menyumbang ide/berpendapat, menjadi pendengar yang baik, dan bekerja

sama.

3. Psikomotor

Perilaku berkarakter:

Melalui diskusi kelompok siswa dapat terlibat aktif dalam proses

pembelajaran, siswa dinilai membuat kemajuan dalam menunjukan

karakter kejujuran, membantu teman yang membutuhkan, berkreasi, tepat

waktu, teliti/cermat, dan tanggung jawab.

E. Dampak Pengiring

Setelah pembelajaran selesai siswa diharapkan dapat membaca dan

menghafal dengan intonasi yang benar dalam kehidupan sehari – hari.

F. Materi Ajar

Bacaan 150-200 kata

1. Pertemuan Pertama

Nonton Film di dalam Air

Pak Loyd Scott, seorang penyelam asal Inggris. Ia berhasil menonton Film

”Finding Nemo” di dalam air. Ia membawa TV kedap air ke akuarium

raksasa, di Atlantic Tank London Aquarium, Inggris.

Acara menonton film ini tidak hanya disaksikan oleh banyak orang.

Namun, ikan-ikan pun terheran-heran melihat TV tersebut. Ini terlihat dari

hilir mudiknya ikan di depan TV. Ada juga beberapa ikan hias yang berenang

santai di depan TV. Ikan itu tertarik pada cahaya yang terpancar dari layar TV.

Rupanya Pak Scott sudah lama bercita-cita menonton film dalam air. Ia

telah mempersiapkan jauh-jauh hari bersama tim teknisi dan keamanan.

Ketika berhasil, Pak Scott sangat puas dan bangga. Demikian juga dengan tim

teknisi dan keamanan yang terus mendampinginya selama acara ini

berlangsung.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

2. Pertemuan Kedua

Aku Bisa seperti Kakak

Karya Eric Savero H.

Aku punya kakak laki-laki yang berumur tiga tahun lebih tua. la pandai

sekali dalam pelajaran matematika dan komputer. la sering mewakili sekolah

ikut lomba dan memiliki beberapa piagam serta piala. Kakak suka meledek

aku. Katanya, aku tidak akan bisa mendapat piala dan piagam seperti dia. Aku

memang tidak suka pelajaran matematika, sedangkan komputer biasa saja.

Ketika kelas 2 SD, aku ditunjuk mewakili sekolah ikut lomba mengarang

dalam bahasa Inggris. Bahasa Inggris adalah pelajaran kesukaanku.

Walaupun tidak les bahasa Inggris dan bukan bahasa sehari-hariku, aku

mendapat juara pertama untuk kategori kelas satu hingga kelas tiga.

Aku bahagia sekali dan aku bisa berbangga kepada kakakku. Sejak saat itu

aku masih mendapat beberapa piala lagi untuk lomba dalam bahasa Inggris.

Ternyata ledekan kakak merupakan cambuk untuk aku agar lebih maju.

Terima kasih kakak, aku sekarang bisa bersaing denganmu.

Sumber: Kompas, Minggu, 10 Februari 2008

G. Metode dan Media Pembelajaran

1. Media Pembelajaran

Teks bacaan

2. Metode Pembelajaran:

1. Tanya Jawab

2. Ceramah Bervariasi

3. Diskusi

4. Demonstrasi

5. Pemberian Tugas.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

H. Langkah – langkah Pembelajaran

1. Pertemuan pertama

No. Kegiatan Waktu Metode Nilai Karakter

1.

Kegiatan awal

a. Guru mengajak siswa untuk

berdoa.

b. Guru mengabsen siswa.

c. Guru menyampaikan tujuan

belajar dan pokok-pokok materi

yang akan dipelajari.

d. Guru melakukan apersepsi,

dengan Tanya jawab tentang

membaca.

10

menit

Ceramah

Bervariasi

Ceramah

Ceramah

Bervariasi

Tanya Jawab

Disiplin

Tanggung jawab

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

a) Guru menjelaskan tentang

membaca intensif.

b) Guru bertanya jawab tentang

membaca intensif.

c) Guru menunjuk salah seorang

siswa untuk membaca di depan

kelas.

Elaborasi

d) Guru membagikan teks bacaan.

e) Salah satu siswa yang ditunjuk,

membacakan teks dengan keras,

didepan kelas.

50

menit

Ceramah

Bervariasi

Tanya Jawab

Ceramah

Bervariasi

Ceramah

Demonstrasi

Disiplin

Tanggung jawab

Disiplin

Kejujuran,

kerjasama,

berkreasi, disilin

dan tanggung

jawab.

Kejujuran,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

f) Begitu seterusnya hingga

beberapa siswa kedepan.

g) Selama kegiatan berlangsung

guru berkeliling mengamati,

memberikan bimbingan,

memotivasi dan memfasilitasi

kerja siswa.

Konfirmasi

h) Siswa di beri kesempatan

bertanya tentang sesuatu yang

belum jelas.

i) Guru memberikan umpan balik

terhadap hasil demonstrasi.

Demonstrasi

Tanya Jawab

kerjasama,

berkreasi,

disiplin dan

tanggung jawab

Kejujuran

berkreasi

Kejujuran,

tanggung jawab

3. Kegiatan Akhir (Penutup)

a. Guru bersama siswa

menyimpulkan tentang isi dari

bacaan yang sudah di pelajari

b. Siswa mengerjakan soal

c. Guru memberikan PR

membaca materi berikutnya

10

menit

Ceramah

Bervariasi

Pemberian

Tugas

Pemberian

Tugas

Disiplin

Tepat waktu,

teliti/cermat,

tanggung jawab

Tanggung jawab

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

2. Pertemuan kedua

No. Kegiatan Waktu Metode Nilai Karakter

1. Kegiatan awal

a. Guru mengkomunikasikan tujuan

belajar dan pokok-pokok materi

yang akan dipelajari.

b. Guru melakukan apersepsi,

dengan bertanya jawab tentang

bacaan.

10

menit

Ceramah

Bervariasi

Tanya Jawab

Disiplin

Tanggung

jawab

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

1) Guru menjelaskan tentang

membaca intensif.

2) Guru bertanya jawab tentang

membaca intensif.

3) Guru menunjuk salah seorang

siswa untuk membaca di depan

kelas.

Elaborasi

4) Guru membagikan teks bacaan.

5) Salah satu siswa yang ditunjuk,

membacakan teks dengan keras,

didepan kelas.

6) Begitu seterusnya hingga

beberapa siswa kedepan.

50

menit

Ceramah

Bervariasi

Tanya Jawab

Ceramah

Bervariasi

Ceramah

Demonstrasi

Demonstrasi

Disiplin

Tanggung

jawab

Disiplin

Kejujuran,

kerjasama,

berkreasi,

disilin dan

tanggung

jawab.

Kejujuran,

kerjasama,

berkreasi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

I. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR

1. Media Pembelajaran:

c. Teks bacaan yang panjangnya 150-200 kata

d. Lembar kerja siswa.

2. Sumber Belajar:

c. Silabus kelas III

d. Kaswan Darmadi, Rita Nirbaya. 2008. Bahasa Indonesia 3. BSE. Pusat

Perbukan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta.

7) Selama kegiatan berlangsung

guru berkeliling mengamati,

memberikan bimbingan,

memotivasi dan memfasilitasi

kerja siswa.

Konfirmasi

8) Siswa diberi kesempatan

bertanya tentang sesuatu yang

belum jelas

9) Guru memberikan umpan balik

terhadap hasil demonstrasi.

Tanya jawab

disilin dan

tanggung

jawab.

Berkreasi dan

Kejujuran

Kejujuran,

tanggung

jawab

3. Kegiatan Akhir (Penutup)

a. Guru bersama tentang isi

bacaan.

b. Siswa mengerjakan soal

10

menit

Ceramah

Bervariasi

Pemberian

Tugas

Disiplin

Disiplin dan

tanggung

jawab.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

e. Umri Nuraini dan Indriyani. Bahasa Indonesia 3. BSE. Pusat Perbukan

Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta. Hal 260-261.

J. PENILAIAN

1. Prosedur : Tes proses dan Tes akhir

2. Jenis : Tes tertulis

3. Bentuk : Subyektif / uraian

4. Alat : Soal, kunci jawaban, kriteria penilaian

Kepala SDN I Balepanjang

G.Sulistyorini, S.Pd.

NIP. 19640611 198810 2002

Wonogiri, 28 April 2011

Peneliti

Monica Ratih Purwaningrum

NIM. X7107044

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

SOAL EVALUASI

SIKLUS I PERTEMUAN 1

Nama : ……………….

No. Absen : ……………….

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat!

1. Apa judul teks yang telah kamu baca?

2. Siapa yang menyelam membawa TV ke akuarium?

3. Apa judul film yang ditonton?

4. Di mana akuarium raksasa berada?

5. Mengapa ikan-ikan ikut menonton TV?

6. Membaca dengan sungguh-sungguh disebut ....

7. Agar dapat memahami isi teks harus membaca ....

8. Apakah cita-cita Pak Scott?

9. Kenapa Pak Scott puas dan bangga?

10. Apakan nama akuarium itu?

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

KUNCI JAWABAN

SOAL EVALUASI

SIKLUS I PERTEMUAN 1

1. Nonton film didalam air.

2. Pak Loyd Scott

3. Fiding Nemo

4. Inggris

5. Tertarik pada cahaya yang terpancar pada tv

6. Membaca intensif

7. Intensif

8. Menonton film dalam air

9. karena berhasil

10. Atlantic Tank London Aquarium

KRITERIA PENILAIAN

SOAL EVALUASI

SIKLUS I PERTEMUAN 1

Setiap jawaban benar maka mendapat nilai 10

Nilai : Benar X 100%

10

Jadi :

Nilai Maksimal : 10 X 100%

10

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

SOAL EVALUASI

SIKLUS I PERTEMUAN 2

Nama : ……………….

No. Absen : ……………….

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat!

1. Apa judul teks yang telah kamu baca?

2. Berapa selisih umur aku dan kakak?

3. Kakak paling pandai pelajaran apa?

4. Pelajaran apa yang aku sukai?

5. Pelajaran apa yang tidak aku sukai?

6. Membaca dengan sungguh-sungguh disebut ....

7. Agar dapat memahami isi teks harus membaca ....

8. Siapa yang menulis cerita tersebut?

9. Setelah mengikuti lomba apa yang kamu dapat?

10. Siapa yang menjadi motivasi aku?

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

KUNCI JAWABAN

SOAL EVALUASI

SIKLUS I PERTEMUAN 2

1. Aku bisa seperti kakak.

2. 3 tahun

3. Matematika dan komputer

4. Bahasa Inggris

5. Matematika

6. Membaca intensif

7. Intensif

8. Eric Savero H

9. Piala dan Piagam

10. Kakak

KRITERIA PENILAIAN

SOAL EVALUASI

SIKLUS I PERTEMUAN 2

Setiap jawaban benar maka mendapat nilai 10

Nilai : Benar X 100%

10

Jadi :

Nilai Maksimal : 10 X 100%

10

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SIKLUS II

Sekolah : SD Negeri I Balepanjang Wonogiri

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Hari / Tanggal : Senin-Rabu/2-4 Mei 2011

Kelas / Semester : III (tiga) / 2 (dua)

Alokasi Waktu : 2 x pertemuan (4 x 35 menit)

A. Standar Kompetensi

7. Membaca: Memahami teks dengan membaca intensif (150 – 200 kata) dan

membaca puisi

B. Kompetensi Dasar

7.1 Menjawab dan atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak panjang

(150 – 200 kata) yang dibaca secara intensif

C. Indikator

1. Kognitif

a. 7.1.2 Menjawab pertanyaan bacaan

b. 7.1.3 Mengajukan pertanyaan

2. Afektif

Keterampilan sosial: bertanya, menyumbang ide/berpendapat, menjadi

pendengar yang baik, dan bekerja sama.

3. Psikomotor

Perilaku berkarakter: kejujuran, membantu teman, berkreasi, tepat waktu,

teliti/cermat, dan tanggung jawab.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Kognitif

a. Melalui demonstrasi siswa dapat membaca dan menghafal dengan

intonasi yang benar dengan tepat.

b. Melalui diskusi siswa dapat menjawab pertanyaan bacaan dengan tepat.

c. Melalui tanya jawab siswa dapat mengajukan pernyataan dengan tepat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

2. Afektif

Keterampilan sosial:

Melalui diskusi siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran, siswa

dinilai membuat kemajuan dalam menunjukkan keterampilan bertanya,

menyumbang ide/berpendapat, menjadi pendengar yang baik, dan bekerja

sama.

3. Psikomotor

Perilaku berkarakter:

Melalui diskusi kelompok siswa dapat terlibat aktif dalam proses

pembelajaran, siswa dinilai membuat kemajuan dalam menunjukan karakter

kejujuran, membantu teman yang membutuhkan, berkreasi, tepat waktu,

teliti/cermat, dan tanggung jawab.

E. Dampak Pengiring

Setelah pembelajaran selesai siswa diharapkan dapat membaca dan

menghafal dengan intonasi yang benar dalam kehidupan sehari – hari.

F. Materi Ajar

Bacaan 150-200 kata

1. Pertemuan Pertama

Gagal Berkunjung ke Rumah Kakek

Pada waktu liburan akhir pekan, aku berkunjung ke rumah kakekku.

Rumah kakekku berada di Bogor. Aku pergi bersama Kak Novi dan kedua orang

tuaku. Kami melewati hutan, lembah dan tebing.

Namun, ketika kami melewati hutan terjadi angin ribut. Banyak pohon

yang tumbang menipa rumah-rumah penduduk. Akibatnya, jalan ke arah Bogor

ditutup. Waktu itu juga terjadi hujan lebat. Jadi, sangat berbahaya jika ada yang

melewatinya.

Jalan menuju Bogor tersebut diatur oleh beberapa polisi. Tiba-tiba, ada

seorang polisi mendekati mobil kami. Polisi tersebut menyarankan kepada kami

untuk kembali ke rumah karena jalan menuju Bogor semua ditutup. Menurut

polisi tersebut, sangat berbahaya jika kami nekat ke Bogor.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Akhirnya, kami tidak jadi berkunjung ke rumah kakek. Setelah sampai di

rumah, kami langsung melihat berita di televisi. Isi berita tersebut tentang angin

ribut yang terjadi di Bogor. Untuk itu, ada larangan sementara memasuki daerah

Bogor karena sudah ada korban jiwa, 3 orang meninggal dunia dan 5 orang luka-

luka.

2. Pertemuan Kedua

Belajar Kelompok

Sore itu, Novi dan Desi akan pergi belajar kelompok ke rumah Rio dengan

naik sepeda, padahal Novi belum mahir bersepeda, tapi ia nekat akan naik sepeda

sendiri.

”Ayo, kita berangkat, Des!” seru Novi sambil mengambil sepeda.

”Kak Novi, sebaiknya ....”

”Heit, kamu harus melihat kalau aku sudah mahir naik sepeda”, jawab

Novi.

”Maksud Desi ....”

”Aku lebih tahu dari kamu”, sela Novi.

Desi tak meneruskan kata-katanya. Setelah Novi mengambil sepeda, Novi

segera menaikinya. Ia naik sepeda tidak begitu lancar. Beberapa kali Novi hampir

terjatuh. Setelah melewati dua blok kompleks perumahan menuju blok tiga.

”Awas, Kak Novi berhenti!” teriak Desi dari kejauhan.

”Cepat ngebut, Kak!” Belum selesai bicara, tiba-tiba seekor anjing muncul

dari ujung jalan. Anjing itu langsung memburu dan terus menggonggong. Karena

Novi belum mahir naik sepeda, ia langsung terjatuh. Tubuhnya kotor penuh debu.

Ia langsung di tolong oleh Desi. Sejak awal, Desi ingin mengingatkan, jangan

lewat di blok tiga, karena ada anjing galak. Karena Novi tak mau mendengarkan,

ia menanggung sendiri akibatnya.

G. Metode dan Media Pembelajaran

1. Media Pembelajaran

Teks bacaan

2. Metode Pembelajaran:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

a. Tanya Jawab

b. Ceramah Bervariasi

c. Diskusi

d. Demonstrasi

e. Pemberian Tugas.

H. Langkah – langkah Pembelajaran

1. Pertemuan pertama

No. Kegiatan Waktu Metode Nilai Karakter

1.

Kegiatan awal

a. Guru menyampaikan tujuan

belajar dan pokok-pokok materi

yang akan dipelajari.

b. Guru melakukan apersepsi,

dengan Tanya jawab tentang

membaca.

10

menit

Ceramah

Bervariasi

Tanya Jawab

Disiplin

Tanggung jawab

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

1) Guru menjelaskan tentang

membaca intensif.

2) Guru bertanya jawab tentang

membaca intensif.

3) Guru menunjuk salah

seorang siswa untuk

membaca di depan kelas.

Elaborasi

4) Guru membagikan teks

bacaan.

5) Salah satu siswa yang

50

menit

Ceramah

Bervariasi

Tanya Jawab

Ceramah

Bervariasi

Ceramah

Bervariasi

Demonstrasi

Disiplin

Tanggung jawab

Disiplin

Kejujuran,

kerjasama,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

ditunjuk, membacakan teks

dengan keras, didepan kelas.

6) Begitu seterusnya hingga

beberapa siswa kedepan.

7) Selama kegiatan berlangsung

guru berkeliling mengamati,

memberikan bimbingan,

memotivasi dan

memfasilitasi kerja siswa.

Konfirmasi

8) Siswa di beri kesempatan

bertanya tentang sesuatu yang

belum jelas.

9) Guru memberikan umpan balik

terhadap hasil demonstrasi.

Demonstrasi

Tanya Jawab

berkreasi, disilin

dan tanggung

jawab.

Kejujuran,

kerjasama,

berkreasi,

disiplin dan

tanggung jawab

Kejujuran

berkreasi

Kejujuran,

tanggung jawab

3. Kegiatan Akhir (Penutup)

a. Guru bersama siswa

menyimpulkan tentang isi dari

bacaan yang sudah di pelajari

b. Siswa mengerjakan soal

c. Guru memberikan PR

membaca materi berikutnya

10

menit

Ceramah

Bervariasi

Pemberian

Tugas

Pemberian

Tugas

Disiplin

Tepat waktu,

teliti/cermat,

tanggung jawab

Tanggung jawab

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

2. Pertemuan kedua

No. Kegiatan Waktu Metode Nilai Karakter

1. Kegiatan awal

a. Guru mengkomunikasikan

tujuan belajar dan pokok-pokok

materi yang akan dipelajari.

b. Guru melakukan apersepsi,

dengan bertanya jawab tentang

bacaan.

10

menit

Ceramah

Bervariasi

Tanya Jawab

Disiplin

Tanggung jawab

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

1) Guru menjelaskan tentang

membaca intensif.

2) Guru bertanya jawab tentang

membaca intensif.

3) Guru menunjuk salah seorang

siswa untuk membaca di depan

kelas.

Elaborasi

4) Guru membagikan teks bacaan.

5) Salah satu siswa yang ditunjuk,

membacakan teks dengan keras,

didepan kelas.

6) Begitu seterusnya hingga

beberapa siswa kedepan.

7) Selama kegiatan berlangsung

50

menit

Ceramah

Bervariasi

Tanya Jawab

Ceramah

Bervariasi

Ceramah

Bervariasi

Demonstrasi

Demonstrasi

Disiplin

Tanggung jawab

Disiplin

Kejujuran,

kerjasama,

berkreasi, disilin

dan tanggung

jawab.

Kejujuran,

kerjasama,

berkreasi, disilin

dan tanggung

jawab.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

I. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR

1. Media Pembelajaran:

a. Teks bacaan yang panjangnya 150-200 kata

b. Lembar kerja siswa.

2. Sumber Belajar:

a. Silabus kelas III

b. Kaswan Darmadi, Rita Nirbaya. 2008. Bahasa

Indonesia 3. BSE. Pusat Perbukan Departemen Pendidikan Nasional :

Jakarta.

c. Umri Nuraini dan Indriyani. Bahasa Indonesia 3. BSE. Pusat Perbukan

Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta. Hal 260-261.

J. PENILAIAN

1. Prosedur : Tes proses dan Tes akhir

2. Jenis : Tes tertulis

guru berkeliling mengamati,

memberikan bimbingan,

memotivasi dan memfasilitasi

kerja siswa.

Konfirmasi

8) Siswa diberi kesempatan

bertanya tentang sesuatu yang

belum jelas

9) Guru memberikan umpan balik

terhadap hasil demonstrasi.

Tanya jawab

Berkreasi dan

Kejujuran

Kejujuran,

tanggung jawab

3. Kegiatan Akhir (Penutup)

c. Guru bersama tentang isi

bacaan.

d. Siswa mengerjakan soal

10

menit

Ceramah

Bervariasi

Pemberian

Tugas

Disiplin

Disiplin dan

tanggung jawab.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

3. Bentuk : Subyektif / uraian

4. Alat : Soal, kunci jawaban, kriteria penilaian

Kepala SDN I Balepanjang

G.Sulistyorini, S.Pd.

NIP. 19640611 198810 2002

Wonogiri, 2 Mei 2011

Peneliti

Monica Ratih Purwaningrum

NIM. X7107044

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

SOAL EVALUASI

SIKLUS II PERTEMUAN 1

Nama : ……………….

No. Absen : ……………….

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat!

1. Apakah judul dari bacaan di atas?

2. Dimana kakek tinggal?

3. Apa saja yang dilewati?

4. Siapa yang mendekati mobil?

5. Kenapa polisi melarang kami ke Bogor?

6. Berapa korban jiwa yang meninggal?

7. Berapakah korban jiwa yang menderita luka-luka?

8. Membaca dengan sungguh-sungguh disebut ...

9. Bencana apa yang terjadi di Bogor?

10. Menurutmu bahayakah bencana tersebut?

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

KUNCI JAWABAN

SOAL EVALUASI

SIKLUS II PERTEMUAN 1

1. Gagal berkunjung kerumah kakek

2. Bogor

3. Hutan, Lembah dan tebing

4. Polisi

5. Karena keadaan sangat berbahaya

6. 3 orang

7. 5 orang

8. Membaca intensif

9. Angin ribut

10. Sangat bahaya

KRITERIA PENILAIAN

SOAL EVALUASI

SIKLUS II PERTEMUAN 1

Setiap jawaban benar maka mendapat nilai 10

Nilai : Benar X 100%

10

Jadi :

Nilai Maksimal : 10 X 100%

10

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

SOAL EVALUASI

SIKLUS II PERTEMUAN 2

Nama : ……………….

No. Absen : ……………….

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat!

1. Siapakah tokoh dalam bacaan tersebut?

2. Kemana mereka pergi?

3. Kerumah siapa mereka akan pergi?

4. Apakah Novi mahir bersepeda?

5. Apakah yang tiba-tiba muncul di jalan?

6. Jika naik sepeda kita harus ... .

7. Sebelum jatuh berapa blok yang dilewati Novi?

8. Membaca dengan sungguh-sungguh disebut ... .

9. Jalan yang dilarang Desi untuk dilewati adalah ... .

10. Karena siapa Novi jatuh?

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

KUNCI JAWABAN

SOAL EVALUASI

SIKLUS II PERTEMUAN 2

1. Novi, Desi dan Rio

2. Ke rumah Rio

3. Rio

4. Belum mahir

5. Anjing galak

6. Hati-hati

7. Bua blok

8. Membaca intensif

9. Blok tiga

10. Anjing galak

KRITERIA PENILAIAN

SOAL EVALUASI

SIKLUS II PERTEMUAN 2

Setiap jawaban benar maka mendapat nilai 10

Nilai : Benar X 100%

10

Jadi :

Nilai Maksimal : 10 X 100%

10

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SIKLUS III

Sekolah : SD Negeri I Balepanjang Wonogiri

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Hari / Tanggal : Kamis-Sabtu/5-7 Mei 2011

Kelas / Semester : III (tiga) / 2 (dua)

Alokasi Waktu : 2 x pertemuan (4 x 35 menit)

A. Standar Kompetensi

7. Membaca: Memahami teks dengan membaca intensif (150 – 200 kata) dan

membaca puisi

B. Kompetensi Dasar

7.1 Menjawab dan atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak panjang

(150 – 200 kata) yang dibaca secara intensif

C. Indikator

1. Kognitif

a. 7.1.2 Menjawab pertanyaan bacaan

b. 7.1.3 Mengajukan pertanyaan

2. Afektif

Keterampilan sosial: bertanya, menyumbang ide/berpendapat, menjadi

pendengar yang baik, dan bekerja sama.

3. Psikomotor

Perilaku berkarakter: kejujuran, membantu teman, berkreasi, tepat waktu,

teliti/cermat, dan tanggung jawab.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Kognitif

a. Melalui diskusi siswa dapat menjawab pertanyaan bacaan dengan tepat.

b. Melalui tanya jawab siswa dapat mengajukan pernyataan dengan tepat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

2. Afektif

Keterampilan sosial:

Melalui diskusi siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran, siswa

dinilai membuat kemajuan dalam menunjukkan keterampilan bertanya,

menyumbang ide/berpendapat, menjadi pendengar yang baik, dan bekerja

sama.

3. Psikomotor

Perilaku berkarakter:

Melalui diskusi kelompok siswa dapat terlibat aktif dalam proses

pembelajaran, siswa dinilai membuat kemajuan dalam menunjukan karakter

kejujuran, membantu teman yang membutuhkan, berkreasi, tepat waktu,

teliti/cermat, dan tanggung jawab.

E. Dampak Pengiring

Setelah pembelajaran selesai siswa diharapkan dapat membaca dan

menghafal dengan intonasi yang benar dalam kehidupan sehari – hari.

F. Materi Ajar

Bacaan 150-200 kata

1. Pertemuan Pertama

Menolong Korban Bencana Alam

Siang itu Santi baru tiba di rumah. Setelah ganti baju dan mencuci kaki, ia

melepas lelah di depan televisi. Sambil melepas lelah, mata dan telinganya tak

lepas dari berita yang ditayangkan di televisi.

Dari berita televisi, ia dapat mengetahui bahwa di mana mana terjadi

banjir, gempa, dan tanah longsor. Dalam hati ia berkata, “Kasihan mereka yang

rumahnya terendam banjir. Seandainya aku dapat menolong mereka, apa yang

dapat ku lakukan untuk meringankan penderitaan mereka?”

Keesokan harinya, ia memberitahukan berita dari televisi itu kepada

teman-temannya di kelas. Ia mengajak teman temannya untuk ikut membantu para

korban.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

“Kasihan mereka. Aku membayangkan, bagaimana jika kejadian itu

menimpa kita. Aku mempunyai rencana untuk memberi sedikit sumbangan

kepada mereka,” kata Santi.

“Ah ..., kamu mau cari perhatian saja, biar disayang Pak Guru. Begitu

maksudmu, „kan?” seru Tono.

“Hai ..., Ton! Jangan menuduh begitu! Maksud Santi bagus, aku setuju

dengan pendapat Santi,” kata Dito.

“Terserah kamu saja, aku tidak akan membantu. Lebih baik uangku

kugunakan untuk jajan daripada membantu korban bencana banjir. Benar tidak,

teman-teman?” tanya Tina dengan maksud menghasut teman-temannya.

“Setuju ...!” sahut beberapa anak serempak.

Santi tidak kehabisan akal. Ia mengajak teman-temannya yang sependapat

dengannya, seperti Dito, Lina, dan Cici, untuk berunding. “Bagaimana kalau kita

mengusulkan pendapat kita kepada Pak Guru?” tanya Santi.

“Aku setuju, biar nanti Pak Guru yang mengajak temanteman lain untuk

membantu korban banjir,” kata Lina.

Mereka pun menuju kantor guru. Santi mengusulkan agar anak-anak di SD

Cempaka Putih itu diajak untuk membantu korban bencana alam dengan cara

menyumbangkan uang, pakaian bekas, atau yang lain. Bantuan akan disalurkan

lewat PMI. Ia juga mengusulkan agar yang menyerahkan sumbangan ke PMI itu

adalah Tono. Pak Guru setuju dan segera mengumumkan kepada anak-anak untuk

mengumpulkan uang dan pakaian bekas.

Mendengar hal itu, Tono marah. Ia jengkel kepada Santi karena

mengusulkan kepada Pak Guru untuk menyumbang korban bencana banjir. Tono

dan beberapa temannya tetap menolak untuk menyumbang.

Uang dan barang telah terkumpul, kemudian Pak Guru memanggil Tono

dan teman-temannya untuk menyerahkan sumbangan itu ke PMI. Tono kaget

mendapat tugas dari Pak Guru itu. Ia sangat malu karena tidak mau ikut

menyumbang.

Ia malu kepada Santi dan teman-temannya karena telah menuduhnya

mencari perhatian. Tono kemudian minta maaf kepada Santi. Ia akhirnya ikut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

mendukung Santi dengan cara mengajak teman temannya ikut menyumbang.

Tono, Santi, Lina, dan Cici berangkat bersama-sama ke PMI untuk menyalurkan

bantuan itu.

(R. Nirbaya, 2006)

2. Pertemuan Kedua

Menjenguk Teman yang Sakit

Mela sudah dua hari tidak masuk sekolah. Ia dirawat di rumah sakit karena

terjatuh dari sepeda. Dua hari yang lalu, sewaktu berangkat ke sekolah ia

diserempet motor. Koko, selaku ketua kelas tiga, mengajak teman-temannya

mengumpulkan iuran sukarela untuk membezuk Mela. Koko kemudian

memberitahukan rencana itu kepada Bu Rita, selaku wali kelas tiga. Bu Rita

setuju dan akan ikut serta ke rumah sakit. Koko bersama beberapa teman kelas

tiga pergi ke rumah sakit.

Dengan didampingi Bu Rita, mereka berangkat ke rumah sakit dengan naik

angkutan umum. Perjalanan ke rumah sakit ditempuh dalam waktu tiga puluh

menit. Sesampai di rumah sakit, mereka langsung menemui Mela. Mela dirawat di

ruang Cendana 2. Melihat teman-temannya datang, Mela yang sedang didampingi

oleh ibunya tampak gembira sekali.

“Selamat siang,” kata Bu Rita.

“Selamat siang,” jawab ibu Mela dengan ramah. “Silakan duduk, Bu!”

lanjut ibu Mela sambil menyediakan kursi.

“Bagaimana keadaanmu, Mela?” tanya Nina.

“Kata dokter, hanya luka ringan. Sekarang sudah membaik,” jawab Mela.

“Mungkin besok siang sudah diperbolehkan pulang,” sambung ibu Mela.

“Syukurlah kalau begitu. Aku dan teman-teman berdoa, mudah-mudahan

Mela cepat sembuh dan dapat masuk sekolah lagi seperti biasa,” kata Koko sambil

menyerahkan bantuan dari teman-tamannya. Mereka kemudian berpamitan untuk

pulang.

“Cepat sembuh ya, Mel,” kata Ica dan Edo bersamaan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

“Terima kasih, Teman-Teman. Terima kasih atas kunjungan kalian,” kata

Mela dengan haru.

G. Metode dan Media Pembelajaran

1. Media Pembelajaran

Teks bacaan

2. Metode Pembelajaran:

1. Tanya Jawab

2. Ceramah Bervariasi

3. Diskusi

4. Demonstrasi

5. Pemberian Tugas.

H. Langkah – langkah Pembelajaran

1. Pertemuan pertama

No. Kegiatan Waktu Metode Nilai Karakter

1.

Kegiatan awal

a. Guru menyampaikan tujuan

belajar dan pokok-pokok materi

yang akan dipelajari.

b. Guru melakukan apersepsi,

dengan Tanya jawab tentang

membaca.

10 menit

Ceramah

Bervariasi

Tanya Jawab

Disiplin

Tanggung

jawab

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

1) Guru menjelaskan tentang

membaca intensif.

2) Guru bertanya jawab tentang

membaca intensif.

50 menit

Ceramah

Bervariasi

Tanya Jawab

Disiplin

Tanggung

jawab

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

3) Guru menunjuk salah seorang

siswa untuk membaca di

depan kelas.

Elaborasi

4) Guru membagikan teks

bacaan.

5) Salah satu siswa yang

ditunjuk, membacakan teks

dengan keras, didepan kelas.

6) Begitu seterusnya hingga

beberapa siswa kedepan.

7) Selama kegiatan berlangsung

guru berkeliling mengamati,

memberikan bimbingan,

memotivasi dan memfasilitasi

kerja siswa.

Konfirmasi

8) Siswa di beri kesempatan

bertanya tentang sesuatu yang

belum jelas.

9) Guru memberikan umpan balik

terhadap hasil demonstrasi.

Ceramah

Bervariasi

Ceramah

Bervariasi

Demonstrasi

Demonstrasi

Tanya Jawab

Disiplin

Kejujuran,

kerjasama,

berkreasi,

disilin dan

tanggung

jawab.

Kejujuran,

kerjasama,

berkreasi,

disiplin dan

tanggung

jawab

Kejujuran

berkreasi

Kejujuran,

tanggung

jawab

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

2. Pertemuan kedua

3. Kegiatan Akhir (Penutup)

a. Guru bersama siswa

mensimpulkan tentang isi dari

bacaan yang sudah di pelajari

b. Siswa mengerjakan soal

c. Guru memberikan PR membaca

materi berikutnya

10 menit

Ceramah

Bervariasi

Pemberian

Tugas

Pemberian

Tugas

Disiplin

Tepat waktu,

teliti/cermat,

tanggung

jawab

Tanggung

jawab

No. Kegiatan Waktu Metode Nilai Karakter

1. Kegiatan awal

a. Guru mengkomunikasikan tujuan

belajar dan pokok-pokok materi

yang akan dipelajari.

b. Guru melakukan apersepsi,

dengan bertanya jawab tentang

bacaan.

10 menit

Ceramah

Bervariasi

Tanya Jawab

Disiplin

Tanggung

jawab

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

1) Guru menjelaskan tentang

membaca intensif.

2) Guru bertanya jawab tentang

membaca intensif.

3) Guru menunjuk salah seorang

siswa untuk membaca di depan

kelas.

Elaborasi

50 menit

Ceramah

Bervariasi

Tanya Jawab

Ceramah

Bervariasi

Disiplin

Tanggung

jawab

Disiplin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

4) Guru membagikan teks bacaan.

5) Salah satu siswa yang ditunjuk,

membacakan teks dengan keras,

didepan kelas.

6) Begitu seterusnya hingga

beberapa siswa kedepan.

7) Selama kegiatan berlangsung

guru berkeliling mengamati,

memberikan bimbingan,

memotivasi dan memfasilitasi

kerja siswa.

Konfirmasi

8) Siswa diberi kesempatan

bertanya tentang sesuatu yang

belum jelas

9) Guru memberikan umpan

balik terhadap hasil

demonstrasi.

Ceramah

Bervariasi

Demonstrasi

Demonstrasi

Tanya jawab

Kejujuran,

kerjasama,

berkreasi,

disilin dan

tanggung

jawab.

Kejujuran,

kerjasama,

berkreasi,

disilin dan

tanggung

jawab.

Berkreasi dan

Kejujuran

Kejujuran,

tanggung

jawab

3. Kegiatan Akhir (Penutup)

a. Guru bersama tentang isi

bacaan.

b. Siswa mengerjakan soal

10 menit

Ceramah

Bervariasi

Pemberian

Tugas

Disiplin

Disiplin dan

tanggung

jawab.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

I. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR

1. Media Pembelajaran:

Teks bacaan yang panjangnya 150-200 kata

2. Sumber Belajar:

a. Silabus kelas III

b. Kaswan Darmadi, Rita Nirbaya. 2008. Bahasa

Indonesia 3. BSE. Pusat Perbukan Departemen Pendidikan Nasional

: Jakarta.

c. Umri Nuraini dan Indriyani. Bahasa Indonesia 3. BSE. Pusat

Perbukan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta. Hal 260-261.

J. PENILAIAN

1. Prosedur : Tes proses dan Tes akhir

2. Jenis : Tes tertulis

3. Bentuk : Subyektif / uraian

4. Alat : Soal evaluasi, kunci jawaban, kriteria penilaian

Kepala SDN I Balepanjang

G.Sulistyorini, S.Pd.

NIP. 19640611 198810 2002

Wonogiri,5 Mei 2011

Peneliti

Monica Ratih Purwaningrum

NIM. X7107044

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

SOAL EVALUASI

SIKLUS III PERTEMUAN 1

Nama : ……………….

No. Absen : ……………….

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat!

1. Apakah judul bacaan tersebut?

2. Apa yang dilakukan Santi setiba dirumah?

3. Bencana apa yang terjadi?

4. Apakah rencana Santi untuk membantu korban bencana?

5. Siapakah yang ikut menyumbang?

6. Penyaluran bantuan akan dilaksanakan lewat ... .

7. Apakah kepanjangan dari PMI?

8. Membaca dengan sungguh-sungguh disebut ... .

9. Apa yang dikumpulkan Santi dan teman-teman untuk

menyumbang bencana alam?

10. Siapa yang tading tidak mau menyumbang?

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

KUNCI JAWABAN

SOAL EVALUASI

SIKLUS III PERTEMUAN 1

1. Menolong korban bencana alam

2. Melihat berita televisi

3. Banjir, tanah longsor dan gempa

4. Mengusulkan menyumbang uang dan pakaian bekas

5. Tono, Santi, Lina, dan Cici

6. PMI

7. Palang Merah Indonesia

8. Membaca Intensif

9. Uang dan barang

10. Tono

KRITERIA PENILAIAN

SOAL EVALUASI

SIKLUS III PERTEMUAN 1

Setiap jawaban benar maka mendapat nilai 10

Nilai : Benar X 100%

10

Jadi :

Nilai Maksimal : 10 X 100%

10

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

SOAL EVALUASI

SIKLUS III PERTEMUAN 2

Nama : ……………….

No. Absen : ……………….

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat!

1. Apakah judul bacaan di atas?

2. Berapa hari mela tidak masuk sekolah?

3. Apakah penyebab Mela sakit?

4. Dimana Mela dirawat?

5. Naik apakah Bu Rita dan taman-teman Mela pergi ke rumah sakit?

6. Diruang apakah Mela dirawat?

7. Bagaimanakah perasaa Mela saat dijenguk Bu Rita dan teman-temannya?

8. Apakah membaca sungguh-sungguh itu?

9. Bagaimana keadaan Mela?

10. Siapakah yang mendampingi mela dirumah sakit?

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

KUNCI JAWABAN

SOAL EVALUASI

SIKLUS III PERTEMUAN 2

1. Menjenguk teman sakit

2. 2 hari

3. Jatuh dari sepeda

4. Rumah sakit

5. Angkuta umum

6. Cendana 2

7. Perasaannya senang sekali

8. Membaca intensif

9. Sudah membaik, hanya luka ringan saja

10. Ibunya

KRITERIA PENILAIAN

SOAL EVALUASI

SIKLUS III PERTEMUAN 2

Setiap jawaban benar maka mendapat nilai 10

Nilai : Benar X 100%

10

Jadi :

Nilai Maksimal : 10 X 100%

10

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

Lampiran 3

LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU

SIKLUS I PERTEMUAN I

No Aspek yang diamati Skala nilai

tidak kurang cukup baik

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

Memberikan informasi yang

tepat.

Menggunakan berbagai

sumber.

Melaksanakan pembelajaran

secara runtut.

Menguasai kelas.

Menggunakan waktu secara

tepat sesuai perencanaan.

Penuh perhatian terhadap

siswa.

Memotivasi individu.

Menggunakan media.

Melibatkan siswa dalam

pemanfaatan media.

Menunjukkan sikap terbuka

terhadap respon siswa

Melakukan penilaian proses

Menggunakan bahasan lisan

dan tulisan secara baik, jelas,

benar, dan lancar.

Melakukan penilaian hasil

belajar atau tes formatif.

Memberikan Tindak Lanjut.

Wonogiri, 28 April 2011

Observer

Ricky Gunawan, S.Pd.

NIP. -

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU

SIKLUS I PERTEMUAN II

No Aspek yang diamati Skala nilai

tidak kurang Cukup Baik

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

Memberikan informasi yang

tepat.

Menggunakan berbagai

sumber.

Melaksanakan pembelajaran

secara runtut.

Menguasai kelas.

Menggunakan waktu secara

tepat sesuai perencanaan.

Penuh perhatian terhadap

siswa.

Memotivasi individu.

Menggunakan media.

Melibatkan siswa dalam

pemanfaatan media.

Menunjukkan sikap terbuka

terhadap respon siswa

Melakukan penilaian proses

Menggunakan bahasan lisan

dan tulisan secara baik, jelas,

benar, dan lancar.

Melakukan penilaian hasil

belajar atau tes formatif.

Memberikan Tindak Lanjut.

Wonogiri, 30 April 2011

Observer

Ricky Gunawan, S.Pd.

NIP. -

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU

SIKLUS II PERTEMUAN I

No Aspek yang diamati Skala nilai

tidak kurang Cukup Baik

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

Memberikan informasi yang

tepat.

Menggunakan berbagai

sumber.

Melaksanakan pembelajaran

secara runtut.

Menguasai kelas.

Menggunakan waktu secara

tepat sesuai perencanaan.

Penuh perhatian terhadap

siswa.

Memotivasi individu.

Menggunakan media.

Melibatkan siswa dalam

pemanfaatan media.

Menunjukkan sikap terbuka

terhadap respon siswa

Melakukan penilaian proses

Menggunakan bahasan lisan

dan tulisan secara baik, jelas,

benar, dan lancar.

Melakukan penilaian hasil

belajar atau tes formatif.

Memberikan Tindak Lanjut.

Wonogiri,2 Mei 2011

Observer

Ricky Gunawan, S.Pd.

NIP. -

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU

SIKLUS II PERTEMUAN II

No Aspek yang diamati Skala nilai

tidak kurang cukup Baik

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

Memberikan informasi yang

tepat.

Menggunakan berbagai

sumber.

Melaksanakan pembelajaran

secara runtut.

Menguasai kelas.

Menggunakan waktu secara

tepat sesuai perencanaan.

Penuh perhatian terhadap

siswa.

Memotivasi individu.

Menggunakan media.

Melibatkan siswa dalam

pemanfaatan media.

Menunjukkan sikap terbuka

terhadap respon siswa

Melakukan penilaian proses

Menggunakan bahasan lisan

dan tulisan secara baik, jelas,

benar, dan lancar.

Melakukan penilaian hasil

belajar atau tes formatif.

Memberikan Tindak Lanjut.

Wonogiri, 4 Mei 2011

Observer

Ricky Gunawan, S.Pd.

NIP. -

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU

SIKLUS III PERTEMUAN I

No Aspek yang diamati Skala nilai

tidak kurang cukup baik

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

Memberikan informasi yang

tepat.

Menggunakan berbagai

sumber.

Melaksanakan pembelajaran

secara runtut.

Menguasai kelas.

Menggunakan waktu secara

tepat sesuai perencanaan.

Penuh perhatian terhadap

siswa.

Memotivasi individu.

Menggunakan media.

Melibatkan siswa dalam

pemanfaatan media.

Menunjukkan sikap terbuka

terhadap respon siswa

Melakukan penilaian proses

Menggunakan bahasan lisan

dan tulisan secara baik, jelas,

benar, dan lancar.

Melakukan penilaian hasil

belajar atau tes formatif.

Memberikan Tindak Lanjut.

Wonogiri, 5 Mei 2011

Observer

Ricky Gunawan, S.Pd.

NIP. -

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU

SIKLUS III PERTEMUAN I

No Aspek yang diamati Skala nilai

tidak kurang cukup baik

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

Memberikan informasi yang

tepat.

Menggunakan berbagai

sumber.

Melaksanakan pembelajaran

secara runtut.

Menguasai kelas.

Menggunakan waktu secara

tepat sesuai perencanaan.

Penuh perhatian terhadap

siswa.

Memotivasi individu.

Menggunakan media.

Melibatkan siswa dalam

pemanfaatan media.

Menunjukkan sikap terbuka

terhadap respon siswa

Melakukan penilaian proses

Menggunakan bahasan lisan

dan tulisan secara baik, jelas,

benar, dan lancar.

Melakukan penilaian hasil

belajar atau tes formatif.

Memberikan Tindak Lanjut.

Wonogiri, 7 Mei 2011

Observer

Ricky Gunawan, S.Pd.

NIP. -

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

Lampiran 4

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK GURU

SEBELUM DITERAPKAN METODE DEMONSTRASI

Nama Guru : Ricky Gunawan, S.Pd

Waktu Wawancara: Selasa, 26 April 2011

No Pertanyaan Ringkasan Jawaban

1. Bagaimanakah

pembelajaran Bahasa

Indonesia pada pokok

bahasan membaca intensif

selama ini?

Metode pembelajaran guru masih bersifat

tradisisonal yaitu guru masih mendominasi

KBM. Sehingga siswa kurang aktif dalam

KBM khususnya pada pokok bahasan

membaca intensif.

2. Apakah dengan

pembelajaran tersebut

siswa sudah dapat

menyelesaikan soal dari

bacaan yang dengan

benar?

Jika dilihat dalam proses belajar, siswa kurang

adanya perhatian yang intensif. jadi dalam

mengerjakan soal masih terdapat kesulitan-

kesulitan atau kendala.

3. Apakah dalam pelaksanaan

pembelajaran Bahasa

Indonesia yang anda

terapkan selama ini sudah

ada interaksi multiarah

antara siswa dengan guru

dan siswa dengan siswa?

Dengan metode konvensional semacam ini

prosentase siswa yang aktif berkisar 40%, jadi

cenderung banyak siswa yang pasif, interaksi

belum terjalin secara maksimal.

4. Bagaimanakah nilai yang

diperoleh siswa dengan

pembelajaran tersebut?

Nilai Hasil belajar masih tergolong rendah

banyak yang dibawak KKM

Kesimpulan hasil wawancara:

Metode konvensional atau tradisional yang diterapkan oleh guru dalam KBM

belum sepenuhnya berjalan dengan baik. Hal ini menyebabkan interaksi dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

KBM kurang berjalan, siswa kurang aktif dan hasil belajar yang dilihat dari nilai

evaluasi masih rendah.

Wonogiri, 26 April 2011

Pewawancara

Monica Ratih Purwaningrum

NIM. X7107044

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

Lampiran 5

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK GURU

SETELAH DITERAPKAN METODE DEMONSTRASI

Nama Guru : Ricky Gunawan, S.Pd

Waktu Wawancara: Senin, 9 Mei 2011

No Pertanyaan Ringkasan Jawaban

1. Bagaimanakah pendapat anda,

setelah pembelajaran Bahasa

Indonesia dengan menggunakan

metode demonstrasi?

Penerapan Metode Demonstrasi ini

lebih efektif untuk proses KBM. Anak

lebih aktif dalam KBM membaca

intensif.

2. Menurut anda, apakah pembelajaran

pembelajaran Bahasa Indonesia

dengan menggunakan metode

demonstrasi dapat meningkatkan

kemampuan pemecahan soal dalam

bacaan pada siswa?

Dengan metode ini siswa lebih mudah

dalm menyelesaikan permasalahan

yang terdapat dalam sebuah bacaan.

3. Adakah kendala-kendala dalam

pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan metode demonstrasi?

Kendala yang dihadapi adalah

bagaimana cara memunculkan kreasi

anak untuk aktif dalam

mendemonstrasikan bacaan didepan

kelas

4. Bagaimanakah kesan anda dengan

diterapkannya metode demonstrasi?

Metode ini sangat baik jika diterapkan

dalam KBM yang mencangkup semua

Mata Pelajaran sehingga siswa aktif

dalam KBM

5. Bagaimanakah nilai yang diperoleh

siswa setelah diterapkan

menggunakan metode demonstrasi

dalam menyelesaikan soal bacaan ?

Nilai siswa cenderung meningkat

diatas rata-rata soal-soal yang terkait

dalam bacaan dapat terselesaikan

dengan baik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

Kesimpulan hasil wawancara:

Metode demonstrasi ini efektif untuk diterapakan dalam pembelajaran. Siswa

akan cenderung aktif dalam KBM proses kegiatan mengajar berjalan dengan tertib

dan lancar. Sebagai hasilnya nilai hasil evaluasi penyelesaian soal dapat

memperoleh nilai yang baik.

Wonogiri, 9 Mei 2011

Pewawancara

Monica Ratih Purwaningrum

NIM. X7107044

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

Lampiran 6

FOTO-FOTO PENELITIAN

Siswa aktif dalam membaca intensif

Siswa aktif mengangkat tangan berebut untuk memebaca ke depan kelas

Siswa yang tidak aktif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

Siswa sedang mendemonstrasikan bacaan ke depan kelas

Guru sedang mengajar