peningkatan pemahaman membaca intensif mata …... · rekan-rekan pgsd kelas c angkatan 2007 yang...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENINGKATAN PEMAHAMAN MEMBACA INTENSIF MATA PELAJARAN
BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE
DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN I
BALEPANJANG WONOGIRI TAHUN 2011
SKRIPSI
Disusun oleh :
MONICA RATIH PURWANINGRUM
X7107044
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENINGKATAN PEMAHAMAN MEMBACA INTENSIF MATA PELAJARAN
BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE
DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN I
BALEPANJANG WONOGIRI TAHUN 2011
Oleh :
MONICA RATIH PURWANINGRUM
X7107044
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Monica Ratih Purwaningrum. PENINGKATAN PEMAHAMAN MEMBACA
INTENSIF MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN
MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III
SDN I BALEPANJANG TAHUN 2011. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni. 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkat pemahaman membaca intensif
mata pelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode demonstrasi pada
siswa kelas III SDN I Balepanjang tahun 2011.
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode demonstrasi
subyek penelitian ini adalah siswa kelas III SDN I Balepanjang Jatipurno
Wonogiri tahun pelajaran 2010/2011, yang berjumlah 32 siswa. Teknik
pengumpulan data yaitu dengan menggunakan teknik tes, observasi dan
wawancara. Data yang dikumpulkan adalah hasil pemahaman membaca intensif.
Teknik analisa data adalah menggunakan teknik diskriptif komparatif.
Penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: Dengan
menerapkan metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan membaca
intensif pada siswa kelas III SDN I Balepanjang kecamatan Jatipurno kabupaten
Wonogiri tahun ajaran 2010/2011. Ini terbukti pada siklus I rata-rata kelas 69,96,
siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 72,34 dan siklus III nilai rata-rata
kelas menjadi 87,78. Dengan demikian penerapan metode demonstrasi dapat
dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran membaca di kelas III
sehingga dapat meningkatkan pemahaman membaca intensif siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
Monica Ratih Purwaningrum. ENHANCING THE COMPREHENSION OF INTENSIVE READING USING DEMONSTRATION METHOD OF THE STUDENTS IN GRADE III OF STATE PRIMARY SCHOOL I OF BALEPANJANG WONOGIRI YEAR 2011. Skripsi. Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education ,Sebelas Maret Surakarta, June. 2011.
The objektive of this research is to increase comprehension of intensive reading using demonstration method of the student in grade III of state primary school I of Balepanjang, Wonogiri year 2011.
The research was carried out using demonstration method of these study subjects were students in grade III of state primary school I of Balepanjang Jatipurno Wonogiri school year 2010/2011, which amounted to 32 students. Data collection techniques using the techniques of testing, observation and interviews. The data collected is the result of intensive reading achievement. Data analysis technique is to use descriptive techniques.
The research produced the following conclusion: By applying the demonstration method can improve intensive reading skills in grade III of state primary school I Balepanjang sub Jatipurno Wonogiri district academic year 2010/2011. This is evident in the cycle I class average 68,96, cycle II the average value increased to 72.37 and class III cycle average value of the class to be 87.78. Thus the application of demonstration methods can be implemented to improve the quality of learning to read in third grade so that it can improve students' intensive reading skills.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Siapa yang mengejar kebenaran dan kasih akan memperoleh kehidupan,
kebenaran, dan kehormatan.
(Amsal 21:21)
Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya
pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.
(Amsal 22:6)
Pendidikan merupakan usaha membangun jalan kebebasan bagi setiap orang
untuk memilih hidup dan bertanggung jawab atas pilihannya.
(Erick Form)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkan untuk:
- Kedua orangtuaku Bapak Damianus Purwanto dan Ibu Sri Handayani
Wahyuningsih yang selalu memberikan dukungan dan kasih sayang padaku
- Adikku tersayang Yohanes Ricky Christianto yang selalu mendukungku
- Paulus Bambang Tri Suwasono seseorang yang selalu setia menemani dalam
menyelesaikan skripsi ini
- Teman-teman PGSD FKIP UNS atas kebersamaannya dalam mengerjakan
skripsi ini
- FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, almamater tercinta tempatku
menimba ilmu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Kemurahannya, sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapat
gelar Sarjana Pendidikan. Skripsi ini dapat selesai berkat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini diucapkan terima kasih kepada yang
terhormat :
1. Prof. Dr. M. Furqon H, M. Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan izin penulisan
skripsi;
2. Drs. R. Indianto, M. Pd., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan persetujuan skripsi;
3. Drs. Hadi Mulyono, M. Pd., Ketua Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
yang telah memberikan izin penulisan skripsi;
4. Drs. Djaelani, M. Pd., Pembimbing I dan Drs. Tri Budiharto, M. Pd.,
Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan dan dorongan
kepada penulis sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan lancar;
5. Dr. Riyadi, M.Si Pembimbing Akademik, yang telah memberikan arahan dan
bimbingan selama menjadi mahasiswa di Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar FKIP UNS;
6. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang
secara tulus memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis;
7. Kepala SD Negeri I Balepanjang Jatipurno yang telah memberikan ijin untuk
mengadakan penelitian;
8. Rekan-rekan PGSD kelas C angkatan 2007 yang tidak dapat saya sebutkan
satu persatu yang membantu dan memberikan warna selama menjadi
mahasiswa dan dalam menyelesaikan skripsi ini;
9. Para siswa kelas III SD Negeri I Balepanjang Jatipurno yang telah bersedia
menjadi sampel penelitian;
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan hingga selesainya penyusunan skripsi ini;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
Semoga semua pihak yang telah membantu penelitian tersebut senantiasa
mendapat limpahan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa. Dan mudah-mudahan
hasil penelitian ini dapat beguna untuk membuka wawasan dalam pendidikan.
Surakarta, Juni 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
JUDUL . .................................................................................................... i
PENGAJUAN SKRIPSI .......................................................................... ii
PERSETUJUAN ....................................................................................... iii
PENGESAHAN ........................................................................................ iv
ABSTRAK ............................................................................................... v
MOTTO .................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ..................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .............................................................................. ix
DAFTAR ISI .............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 5
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 5
1. Tinjauan Pemahaman Membaca Intensif ......................... 5
2. Tinjauan Metode Demonstrasi ......................................... 11
B. Penelitian yang Relevan ............................................................ 20
C. Kerangka Berfikir ...................................................................... 17
D. Hipotesis Tindakan .................................................................... 18
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 19
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 19
B. Subyek Penelitian ...................................................................... 20
C. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
D. Teknik Analisa Data .................................................................. 21
E. Prosedur Penelitian .................................................................... 21
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................... 28
A. Hasil Penelitian ........................................................................... 28
1. Deskripsi Umum SDN I Balepanjang .............................. 28
2. Deskripsi Pembelajaran dan Pemahaman Membaca Intensif
di SD I Balepanjang ......................................................... 29
3. Deskripsi Tindakan .......................................................... 32
a. Siklus I .................................................................... 32
b. Siklus II .................................................................... 42
c. Siklus III ................................................................. 51
4. Temuan dan Hasil Tindakan ............................................ 60
B. Pembahasan ............................................................................... 63
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................ 66
A. Simpulan ..................................................................................... 66
B. Implikasi ..................................................................................... 66
C. Saran .......................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 68
LAMPIRAN .............................................................................................. 71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel
2.1 Kerangka Berfikir Peningkatan Pemahaman Membaca Intensif
Dengan Metode Demonstrasi ........................................................... 18
3.1 Waktu Penelitian 19
4.1 Daftar Nilai Membaca Intensif Siswa Kelas III SDN 1 Balepanjang
Sebelum Dilakukan Tindakan ........................................................... 30
4.2 Daftar Nilai Membaca Intensif Siswa Kelas III SDN 1 Balepanjang
Pada Kondisi Awal Sebelum Tindakan ............................................ 31
4.3 Daftar Nilai Membaca Intensif Siswa Kelas III SDN I Balepanjang
Semester 2 Tahun 2011 Siklus I ....................................................... 39
4.4 Distribusi Frekuensi Penilaian Hasil Membaca Intensif Pada
Kompetensi Dasar Membaca Siswa Kelas III SDN Balepanjang I
Tahun 2011 Siklus I .......................................................................... 40
4.5 Rekapitulasi Nilai Rata-rata Membaca intensif Siswa Kelas III
SDN I Balepanjang Sebelum dan Sesudah Tindakan Siklus I ........ 42
4.6 Prosentase Siswa Yang Memperoleh Nilai ≥ 70 Sebelum dan
Sesudah Tindakan Siklus I ................................................................ 42
4.7 Daftar Nilai Membaca Intensif Siswa Kelas III SDN I Balepanjang
Semester 2 Tahun 2011 Siklus II ...................................................... 48
4.8 Distribusi Frekuensi Penilaian Hasil Membaca Intensif Pada
Kompetensi Dasar Membaca Siswa Kelas III SDN I Balepanjang
Tahun 2011 Siklus II ......................................................................... 49
4.9 Rekapitulasi Nilai Rata-rata Membaca intensif Siswa Kelas III
SDN I Balepanjang Sebelum dan Sesudah Tindakan SiklusII .......... 50
4.10 Prosentase Siswa Yang Memperoleh Nilai ≥ 70 Sebelum dan
Sesudah Tindakan Siklus II ............................................................... 51
4.11 Daftar Nilai Membaca Intensif Siswa Kelas III SDN I Balepanjang
Semester 2 Tahun 2011 Siklus III ..................................................... 57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
4.12 Distribusi Frekuensi Penilaian Hasil Membaca Intensif Pada
Kompetensi Dasar Membaca Siswa Kelas III SDN I Balepanjang
Tahun 2011 Siklus III ....................................................................... 58
4.13 Rekapitulasi Nilai Rata-rata Membaca intensif Siswa Kelas III
SDN I Balepanjang Sebelum dan Sesudah Tindakan SiklusIII ........ 59
4.14 Prosentase Siswa Yang Memperoleh Nilai ≥ 70 Sebelum dan
Sesudah Tindakan Siklus III ............................................................ 60
4.15 Perbandingan Rata-Rata Hasil Membaca Intensif dan
Prosentase Ketuntasan Klasikal Sebelum Tindakan, Siklus I,
Siklus II dan Siklus III ...................................................................... 63
4.16. Perbandingan Ketidaktuntasan dan Ketuntasan Siswa Pada
Prasiklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III ....................................... 64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Silabus 75
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 77
3. Lembar Observasi Kinerja Guru 114
4. Pedoman Wawancara untuk Guru Sebelum Menggunakan Metode
Demonstrasi 120
5. Pedoman Wawancara untuk Guru Setelah Menggunakan Metode
Demonstrasi 122
6. Foto 124
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap manusia. Dengan
pendidikan akan diperoleh hal-hal baru yang dapat digunakan dalam proses
kelangsungan hidup manusia. Semakin berkembangnya jaman maka semakin
bertambah pula usaha-usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Demi
terwujudnya tujuan pendidikan nasional seperti yang tertera dalam Undang-
Undang Sistem Pendidikan Nasional Guru dan Dosen (2007) bahwa. “ Pendidikan
nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”.
Upaya peningkatan kualitas manusia tersebut dapat ditempuh melalui
bidang pembangunan yang salah satunya adalah pembangunan di bidang
pendidikan. Pengertian pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional Guru dan Dosen (2007), “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Menurut
Ngalimin Purwanto (2007:10), “ Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa
dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani
dan rohani kearah kedewasaan”.
Di Indonesia pendidikan mendapat perhatian yang utama dari pemerintah.
Berbagai upaya pemerintah telah banyak dilakukan dengan meningkatkan sarana
dan prasarana yang menunjang proses belajar mengajar termasuk pembangunan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
gedung dan fasilitas lain. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia. Dari kualitas pendidikan dan pengajaran yang bermutu
maka, akan menghasilkan sumber daya manusia yang bermutu tinggi. Apabila
suatu negara dihuni oleh penduduk yang memiliki SDM yang tinggi maka negara
tersebut akan maju. Oleh karena itu pendidikan dan pengajaran haruslah
ditingkatkan.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SDN I Balepanjang
Wonogiri. Ternyata dalam proses pembalajaran Bahasa Indonesia khususnya
membaca intensif, guru masih menggunakan metode pembelajaran ceramah,
dimana metode pembelajaran tersebut kurang efektif didalam menyampaikan
materi pembelajaran membaca intensif. Sehingga proses pembelajaran pun kurang
efisien. Siswa yang merasa bosan dan kurang memperhatikan guru. Dan tujuan
pembelajaran tidak dapat dicapai secara maksimal. Yang ditandai dengan prestasi
belajar mata pelajaran membaca intensif yang rendah. Dalam pelajaran Bahasa
Indonesia banyak sekali jenis-jenis membaca antara lain membaca kritis,
membaca pemahaman, membaca cepat, membaca indah, membaca teknik,
membaca praktis, membaca untuk keperluan studi.
Membaca merupakan hal yang paling penting dalam proses pembelajaran.
Tujuan pengajaran membaca adalah agar siswa mampu memahami pesan-pesan
komunikasi yang disampaikan dengan medium bahasa tulis dengan cermat, tepat
dan cepat secara kritis dan kreatif. Sedangkan intensif adalah sesuatu yang
dikerjakan dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh hasil yang semaksimal
mungkin. Membaca Intensif, yaitu jenis membaca yang dilakukan dengan titik
tekan pada pemahaman isi bacaan sampai pada hal-hal kecil. Karena didalam
proses pembelajaran, guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar
membaca intensif secara efektif dan efisien, sesuai tujuan yang diharapkan. Salah
satu cara untuk memilih strategi itu adalah guru harus menguasai metode
mengajar membaca intensif tersebut.
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan membaca intensif dapat diperbaiki
dengan menggunakan metode pembelajaran dengan metode demonstrasi. Menurut
Mulyadi Sumantri (2001:133) metode demonstrasi adalah cara penyajian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
pelajaran dngan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik suatu
proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk tiruan
yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang memahami atau ahli
dalam topik bahasan yan harus didemonstrasikan. Karena dalam membaca intensif
harus siswa yang aktif dan tidak mendengarkan ceramah dari guru secara terus
menerus.
Dengan guru menggunakan metode demonstrasi dalam membaca intensif,
guru dituntut melibatkan siswanya berpartisipasi aktif untuk menentukan
pengetahuan dalam membaca intensif. Dengan ditunjang media-media
pembelajaran sebagai sumber belajar. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah
Dasar perlu mendapat perhatian. Pada saat ini prestasi siswa yang diperoleh oleh
proses pembelajaran Bahasa Indonesia dengan metode ceramah di SDN
Balepanjang I Wonogiri, masih belum menampakkan hasil optimal. Berdasarkan
data yang diperoleh lebih dari setengah jumlah siswa kelas III dalam membaca
intensif masih mendapat nilai dibawah rata-rata. Hal ini ditunjukkan dengan
masih adanya 16 siswa atau 50 % siswa yang nilainya belum dapat memenuhi
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70. Untuk mengantisipasi hal tersebut
maka peneliti mengadakan penelitian di kelas III dengan menerapkan Metode
Demonstrasi yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam kompetensi
membaca, khususnya membaca intensif.
Dengan mempertimbangkan hal tersebut di atas maka penulis menyusun
skripsi yang berjudul ”Peningkatan Pemahaman Membaca Intensif Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas
III SDN I Balepanjang Wonogiri Tahun 2011”
B. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah dengan penerapan
metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman membaca intensif pada
siswa kelas III SDN I Balepanjang Wonogiri Tahun 2011?”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini, maka
tujuan yang hendak digunakan adalah meningkatkan pemahaman membaca
intensif mata pelajaran bahasa indonesia pada siswa kelas III SDN I Balepanjang
Wonogiri dengan penerapan metode demonstrasi.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapakan mempunyai manfaat sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini, diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dan acuan bagi
peneliti di tempat yang berbeda dan pada pelajaran yang berbeda, sehingga
dapat mengembangkan metode-metode dengan dasar penelitian ini. Pada
akhirnya dapat ditemukannya teknik yang paling efektif dalam pengajaran
membaca intensif.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
Untuk memberi suatu gambaran mengenai kompetensi guru dalam
menerapkan metode mengajar dalam membaca intensif, sehingga
diharapkan pemahaman membaca intensif dapat ditingkatkan.
b. Bagi Guru
Untuk membantu mengembangkan kemampuan dan merancang dan
melaksanakan pembelajaran ketrampilan membaca intensif yang efektif
dengan jalan penerapan metode demonstrasi sehingga hasilnya akan lebih
baik serta menambah pengalaman guru untuk melaksanakan PTK.
c. Bagi Siswa
Untuk menambah pemahaman mereka bahwa dengan aktif mengikuti
pembelajaran ketrampilan membaca intensif dengan metode demonstrasi
ini akan membantu mereka dalam pemahaman materi sehingga
pemahaman membaca intensif akan meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Pemahaman Membaca Intensif
a. Pemahaman
Pemahaman berasal dari kata paham yang mempunyai arti mengerti benar,
sedangkan pemahaman merupakan proses perbuatan cara memahami (Em Zul,
Fajri & Ratu Aprilia Senja, 2008:607-608). Pakar lain mengatakan pemahaman
adalah (1) proses, (2) perbuatan, (3) cara memahami atau memahamkan
(mempelajari baik-baik supaya paham) (Dekdikbud, 1994:74). Sehingga
pemahaman dapat diartikan suatu proses, cara memahami, cara mempelajari baik-
baik supaya paham dan pengetahuan banyak. Pemahaman mencangkup
kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari
(W.S.Winkel, 1996: 245).
Menurut Poesprodjo (1987:52-53) bahwa pemahaman bukan berfikir semata
melainkan pemindahan letak dari dalamberdiri di situasi atau dunia orang lain.
Mengalami kembali situasi yang dijumpai pribadi lain didalam erlebis (sumber
pengetahuan tentang hidup, kegiatan melakukan pengalaman pikiran),pengalaman
yang terhayati. Pemahaman merupakan suatu berpikir secara diam-diam
menemukan dirinya dalam orang lain.
Menurut Bloom Benyamin (1975:89) “Here we are using the tern
“comprehension” to include those objektives, behaviors, or responses which
respresent an understanding of the literal message contained in a communication.”
Yang artinya pengertian pemahaman mencangkup tujuan, tingkah laku, atau
tanggapan mencerminkan sesuatu pemahaman pesan tertulis yang termuat dalam
suatu komunikasi. Jadi siswa dituntut memahami atau mengerti apa yang
diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat
memanfaatkan isinya tanpa keharusan menghubungkan hal-hal yang lain. Dari
definisi-definisi diatas pemahaman adalah suatu proses, cara memahami, cara
mempelajari baik-baik supaya paham dan pengetahuan banyak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
b. Kategori Pemahaman
Menurut Nana Sudjana (1992: 24) pemahaman dibagi menjadi tiga kategori
yaitu:
1) Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari
meneterjemahkan dalam arti yang sebenarnya mengartikan dan menerapkan
prinsip-prinsip.
2) Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran menghubungkan bagian-
bagian terendah dengan yang diketahui berikutnya atau menghubungkan
beberapa bagian grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dengan
yang tidak pokok.
3) Tingkat ketiga adalah tingkat pemaknaan ekstrapolasi. Jika memiliki
pemahaman ekstrapolasi adalah mampu melihat dibalik yang tertulis, dapat
membuat estimasi, prediksi berdasarkan pada pengertian dan kondisi yang
diterangkan dalam ide-ide atau simbol, serta kemampuan membuat
kesimpulan yang dihubungkan dengan implikasi dan konsekuensinya.
Pendapat lain menyatakan bahwa pemahaman dapat dijabarkan menjadi tiga
(Suke Silversius 1991:43-44), yaitu
1) Meneterjemahkan (translasion) arti dari bahasa yang satu kedalam bahasa
yang lain dapat juga dari komsepsi abstrak menjadi suatu model, yaitu model
simbolik untuk mempermudah orang mempelajarinya. Contohnya pengalihan
konsep dengan kata-kata kedalam gambar grafik dapat dimasukkan dalam
kategori menerjemahkan.
2) Menginterprestasi (interpretasion) kemampuan untuk mengenal dan
memahami ide utama suatu komunikasi.
3) Mengekstrapolasi (ekstrapolasion), agak lain dari menerjemahkan dan
mnafsirkan, tetapi lebih tinggi sifatnya.
c. Hakekat Membaca
Para pakar hingga saat ini masih memberikan batasan yang berbeda tentang
hakikat membaca. Menurut Subyakto (1993:164) membaca adalah suatu aktivitas
yang rumit atau kompleks karena bergantung pada keterampilan berbahasa pelajar
dan pada tingkat penalarannya. DP. Tampubolon (1986:228) berpendapat bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
“Membaca adalah kegiatan fisik dan mental yang dapat berkembang menjadi
suatu kebiasaan”.
Ahli lain berpendapat bahwa “Membaca adalah aktivitas yang kompleks
dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah, meliputi orang
harus menggunakan pengertian dan khayalan, mengamati, dan mengingat-ingat”
Soedarso (1989:4).
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis
melalui media kata-kata atau bahasa tulis (Hodgson dalam Tarigan 1979:7).
Sedangkan Harimurti Kridalaksana (1984:122) mengatakan “Membaca adalah
menggali informasi dari teks, baik yang berupa tulisan maupun dari gambar atau
diagram maupun dari kombinasi itu semua”
Selain itu ada juga pendapat yang mengatakan bahwa membaca adalah
aktivitas auditif dan visual untuk memperoleh makna dari simbol berupa huruf
dan kata atau melihat serta memahami isi dari apa yang yang mencakup fisik dan
mental. Aktivitas fisik yang terkait dengan membaca adalah gerak mata dan
ketajaman penglihatan. Aktivitas mental mencakup ingatan dan pemahaman.
Orang dapat membaca dengan baik jika mampu melihat huruf-huruf dengan jelas,
mampu menggerakkan mata secara lincah, mengingat simbol-simbol bahasa
dengan tepat, dan memiliki penalaran yang cukup untuk memahami bacaan.
Widyamartaya (1992:137-138) mengemukakan bahwa membaca adalah
ikhtisar yang terus-menerus untuk mengembangkan diri. Daya pikir kita didorong
untuk selalu berpikir secara lurus dan terang. Membaca adalah pengucapan kata-
kata dan perolehan arti dari barang cetakan. Kegiatan itu melibatkan analisis dan
pengorganisasian berbagai keterampilan yang kompleks. Termasuk di dalamnya,
pelajaran, pemikiran, pertimbangan, perpaduan, pemecahan masalah, yang berarti
menimbulkan kejelasan informasi (bagi pembaca) (Wiryodijoyo 1989:1-2).
Dari keseluruhan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa membaca
adalah keterampilan berbahasa yang mempunyai kegiatan melisankan,
mempersepsi, memahami, serta memberi makna terhadap simbol-simbol visual.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
d. Tujuan Membaca
Membaca merupakan aktifitas aktif,memberi tanggapan terhadap arti apa
yang dibaca,maka tujuan utama membaca adalah untuk mencari serta
memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna membaca. Makna erat
sekali dengan tujuan dalam membaca (Sri Utari Subyakto Nababan, 1993:164)
berikut ini: (1) Untuk mengetahui atau memahami isi atau pesan yang terkandung
didalam suatu bacaan seefisien mungkin; (2) Mencari informasi yang digunakan
seseorang untuk menambah keilmuan sendiri dn mengetahui fakta-fakta yang
nyata di dunia ini; (3) Untuk mencari kenyamanan dalam membaca.
e. Tahap-Tahap Membaca
Menurut Bialystok (2005:300) menyatakan tahap membaca ada dua tahap.
Tahap pemula yaitu tahap yang mengubah manusia dari tidak bisa membaca
menjadi bisa membaca. Tahap lanjut adalah tahap dimana prosesnya bukan
terkonsentrasi pada kaitan antara huruf dengan bunyi tetapi ada mana yng
terkandung dalam bacaan.
f. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca
Kemampuan membaca seseorang tidak dapat diperoleh secara langsung.
Menurut Sabarsi Akhodiah (1991: 26), ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi kemampuan membaca seseorang, yaitu motivasi, lingkungan
keluarga, bahan bacaan.
g. Jenis-Jenis Membaca
Jenis-jenis membaca berdasarkan tujuan membaca dapat dibagi menjadi
beberapa macam, yaitu: (1) Membaca intensif yaitu jenis membaca yang
dilakukan dengan titik tekan pada pemahaman isi bacaan sampai pada hal-hal
kecil; (2) Membaca kritis yaitu jenis membaca yang bertujuan untuk menemukan
faktafakta yang terdapat dalam bacaan untuk kemudian memberikan penilaian
terhadap fakta-fakta tersebut; (3) Membaca pemahaman yaitu suatu aktivitas
membaca yang bertujuan untuk memahami atau memperoleh informasi dalam
bacaan melalui pengucapan simbol bahasa; (4) Membaca cepat yaitu jenis
membaca yang menitikberatkan pada kecakapan menangkap gagasan pokok
bacaan dalam waktu yang relatif singkat; (5) Membaca Indah yaitu jenis membaca
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
yang menitikberatkan pada pengungkapan segi keindahan terhadap karya sastra;
(6) Membaca teknik yaitu membaca yang bertujuan agar pembaca memiliki
ketrampilan membaca dengan lagu kalimat yang benar, sehingga pembaca dapat
membaca kalimat dengan baik dan lancar; (7) Membaca praktis yaitu jenis
membaca yang bertujuan untuk memperoleh sesuatu guna keperluan praktis
dalam kehidupan sehari-hari; (8) Membaca untuk keperluan studi yaitu jenis
membaca yang bertujuan menambah pengetahuan untuk mempelajari sesuatu.
h. Membaca Intensif
Menurut Kamus Bahasa Indonesia intensif adalah di kerjakan dengan
sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperoleh hasil yang semaksimal
mungkin. Selanjutnya membaca intensif menurut Usep Kuswari adalah studi
seksama, telaah teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam
kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira dua sampai empat halaman
setiap hari.
Membaca intensif bukanlah hakekat keterampilan-keterampilan yang
terlihat yang paling diutamaan atau yang paling menarik perhatian kita, tetapi
hasil-hasilnya. Dalam hal ini suatu pengertian, suatu pemahaman yang mendalam
serta terperinci terhadap tanda-tanda hitam atau aksara di atas kertas.
Membaca intensif adalah studi seksama, telaah teliti, dan penanganan
terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek
kira-kira dua sampai empat halaman setiap hari ( Brooks dalam Tarigan 1979:35).
Dalam membaca intensif yang diutamakan bukanlah hakekat keterampilan -
keterampilan yang tampak atau hal-hal yang menarik perhatian, melainkan hasil-
hasilnya; dalam hal ini suatu pengertian, suatu pemahaman yang mendalam serta
terperinci terhadap teks yang dibaca. Tujuan utama dalam membaca intensif
adalah untuk memperoleh sukses dalam pemahaman penuh terhadap argumen-
argumen yang logis, urutan-urutan retoris atau pola-pola teks, pola-pola
simbolisnya; nada-nada tambahan yang bersifat emosional dan sosial, pola-pola
sikap dan tujuan sang pengarang, dan juga sarana-sarana linguistik yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan (Tarigan 1979:36).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Membaca secara intensif diperlukan untuk memperoleh informasi yang
lebih bermutu, lebih berbobot, lebih kental, yang lebih merupakan kebulatan
(keseluruhan). Membaca secara intensif menuntut kita mampu berpikir secara
saling hubung dan sekaligus melatih kita untuk mewujudkan pemikiran saling
hubung (relational thinking) itu. Kemampuan berpikir secara saling behubung
penting dan perlu untuk mempelajari isi buku secara mendalam dan terperinci
(Widyamartaya 1992:60). Dalam Kamus Bahasa Indonesia Membaca intensif
adalah membaca yang sungguh-sungguh yang dilakukan dengan titik tekan pada
pemahaman isi bacaan (www.kamusbesar.com/3546/membacaintensif ).
Jadi menurut pengertian di atas membaca intensif adalah yaitu jenis
membaca yang dilakukan dengan titik tekan pada pemahaman isi bacaan sampai
pada hal-hal kecil.
i. Bahasa Indonesia
Bahasa adalah alat berpikir yang mudah-mudahnya dan seluas-luasnya (Abu
Ahmadi, 2003:190). Menurut M. Faisal (2009:1-5) bahasa disebut juga ujaran
karena seperti yang sudah diuraikan sebelumnya bahwa bentuk dasar bahasa
adalah ujaran karena media bahasa yang terpenting bunyi.
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terpenting di kawasan republik kita
(Anton M. Moeliono & Soenjono Dardjowidjojo, 1988:1). Pentingnya peranan
bahasa Indonesia antara lain bersumber dari Undang-Undang Dasar 1945 yang
tercantum pada pasal yang menyatakan bahwa ”bahasa negara adalah bahasa
Indonesia” dan juga bersumber pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang
berbunyi “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa
Indonesia”.
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa
persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan
dengan mulai berlakunya konstitusi (Wildan, 2010: http//.pengertian bahasa
indonesia _ Morfologi – Bahasa Indonesia.htm ). Jadi dari deinisi-definisi di atas
Bahasa Indonesia adalah bahasa terpenting, resmi Republik Indonesia dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
persatuan bangsa Indonesia. Jadi sebagai purta dan putri Indonesia wajib
menjunjung bahasa persatuan dan Bahasa Indonesia.
2. Tinjauan Metode Demonstrasi
a. Pengertian Metode
Metode yang berasal dari kata Yunani yaitu “meta” yang artinya “dari” atau
“sesudah” dan hados, yang berarti “perjalanan”. Kedua istilah tersebut dapat
dipahami sebagai perjalanan atau mengejaratau dari satu tujuan. Oleh karena itu
metode dapat diberi definisi sebagai “setiap prosedur yang digunakan untuk
mencapai tujuan akhir.”(Sulistyo dan Basuki, 2006:92). Ahli lain menyatakan
bahwa metode adalah suatu cara yang digunakanuntuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2002:53).
Metode pengajaran bahasa ialah rencana pengajaran bahasa, yang
mencangkup pemilihan, penentuan, dan penyusunan secara sistematis bahan yang
diajarkan, serta kemungkinan mengadakan remidi dan bagaimana
pengembangannya (Darmiyati Zuchdi dan Budiasih, 1997:30).
Metode diartikan sebagai tindakan-tindakan pendidik dalam lingkup
peristiwa untuk memperngaruhi siswa kearah pencapaian hasil belajar yang
maksimal. menurut (Syahidin, 2009: 44) metode diartikan sebagai suatu cara
untuk menyampaikan suatu nilai tertentu dari si pembawa pesan kepada si
penerima pesan. dalam konteks pendidikan , si pembawa pesan disebut guru dan
si penerima pesan disebut murid. Menurut Sumantri dan Permana ( 2001: 114)
Metode pembelajaran adalah cara-cara yang ditempuh guru untuk menciptakan
situasi pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi
kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan.
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata
dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Akhmad Sudrajad (2008:
www.pengertianstrategimetodepengajaran.com). Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (www.kamusbesar.com/351/metode) pengertian metode adalah cara
teratur yang digunakan untuk melaksanakan satu pekerjaan agar tercapi sesuai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
dengan yang dikehendaki cara kerja yang bersistem untuk memudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode adalah cara
untuk menciptakan situasi yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar
banyak sekali metode yang dapat di gunakan dalam proses belajar mengajar salah
satunya metode demonstrasi.
b. Pengertian Metode Demonstrasi
Menurut Fat Hurratman (2010: http://udhiexz.wordpress.com ) yang
dimaksud dengan Metode Demonstrasi ialah metode mengajar dengan
menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk
memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu pada
siswa. Menurut Mulyadi Sumantri (2001:133) Demonstrasi adalah cara penyajian
pelajaran dngan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik suatu
proses, situasi atau benda tertentu yan sedang dipelajari baik dalam bentuk tiruan
yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang memahami atau ahli
dalam topik bahasan yan harus di demonstrasikan.
Adapun pendapat Ibrahim (1992:30) bahwa metode demonstrasi dapat
digunakan sebagai metode mengajar tersendiri untuk mengajarkan suatu bahkan
ajaran yang memerlukann peraga, dan sebagai metode pelengkap dari metode
ceramah. Dalam mendemonstrasikan materi tidak hanya bisa dilakukanoleh guru
saja tetapi murid juga bisa. Hal-hal yang akan di demonstrasikan, baik oleh guru
maupun oleh siswa harus ditulis secara rinci dalam rencana pengajaran. Dalam
Ibrahim (1992:73) mengatakan bahwa demontrasi merupakan metode mengajar
yang cukup efektif, karena membantu siswa untuk mengamati suatu proses atau
peristiwa tersebut. Juga merupakan metode yang megajar yang memperlihatkan
bagaimana proses terjadinya sesuatu dimana keaktifan lebih banyak pada pihak
guru.
Metode demonstrasi juga diungkapkan oleh Muhibbin Syah (1995:201)
adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan
urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang
disajikan.
Menurut Aminudin Rasyad (2002:8) metode demonstrasi adalah cara
pembelajaran dengan meragakan, mempertunjukkan atau memperlihatkan sesuatu
di hadapan murid kelas atau di luar kelas. Dari uraian dan definisi diatas dapat
dipahami bahwa metode demonstrasi adalah dimana seorang guru memperagakan
langsung suatu hal yang kemudian diikuti oleh murid sehingga ilmu atau
keterampilan yang didemonstrasikan lebih bermakna dalam ingatan masing-
masing.
Dari definisi-definisi di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa metode
demonstrasi ialah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk
memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya
suatu proses keaktifan yang lebih banyak pada siswa.
c. Kelebihan metode demonstrasi adalah:
Menurut Mulyani Sumantri (2001:134) metode demonstrasi memiliki
kelebihan atau kekuatan sebagai berikut: (1) Membuat pelajaan menjadi lebih
jelas dan lebih konkrit dan menghindari verbalisme; (2) Memudahkan peserta
didik memahami bahan pelajaran; (3) Proses pengajaran akan lebih menarik; (4)
Merangsang peserta didik untuk lebih aktif mengamati dan dapat mencobanya
sendiri (5) Dapat disajikan bahan pelajaran yang tidak dapat dilakukan dengan
menggunakan metode yang lain.
Menurut Fat Hurrahman kelebihan metode demontrasi adalah sebagai
berikut: (1) Perhatian anak didik dapat di pusatkan, dan titik berat yang di anggap
penting oleh guru dapat di amati: (2) Perhatian anak didik akan lebih terpusat
pada apa yang di Demonstrasikan, jadi proses anak didik akan lebih terarah dan
akan mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain; (3) Dapat
merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses belajar; (4) Dapat
menambah pengalaman anak didik; (5) Bisa membantu siswa ingat lebih lama
tentang materi yang di sampaikan; (6) Dapat mengurangi kesalah pahaman karna
pengajaran lebih jelas dan kongkrit; (7) Dapat menjawab semua masalah yang
timbul di dalam pikiran setiap siswa karna ikut serta berperan secara langsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
d. Dari segi kelemahan atau metode demonstrai adalah:
Menurut Mulyadi Sumantri (2001:134) keterbatasan metode demonstrasi
adalah: (1) Memerlukan keterampilan guru secara khusus; (2) Keterbatasan
dalam sumber belajar, alat pelajaran, situasi yang harus dikondisikan dan waktu
untuk mendemonstrasikan sesuatu; (3) Memerlukan waktu yang banyak; (4)
Memerlukan kematangan dalam perancangan atau persiapan.
e. Faktor-Faktor Pelaksanaan Demonstrasi
Menurut Martinus Yamin (2008/76), faktor-faktor pelaksanaan metode
demonstrasi adalah: (1) Kegiatan pembelajaran bersifat formal, magang, atau
latihan kerja; (2) Materi pembelajaran berbentuk materi gerak, petunjuk
sederhana untuk melakukan ketrampilan dengan menggunakan bahasa asing, dan
prosedur pelaksanaan suatu kegiatan; (3) Guru, pelatih, instruktur bermaksud
menyederhanakan penyelesaian kegiatan yang panjang baik yang menyangkut
pelaksanaan suatu prosedur maupun dasar teorinya; (4) Pengajar bermaksud
menunjukkan suatu standar penampilan; (5) Untuk menumbuhkan motivasi siswa
tentang latihan atau praktik yangkita laksanakan; (6) Untuk dapat mengurangi
kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan kegiatan hanya mendengar
ceramah atau membaca di dalam buku, karena siswa memperoleh gambaran yang
jelas dari hasi pengamatannya; (7) Bila beberapa masalah yang menimbulkan
pertanyaan pada siswa dapat dijawab lebih teliti waktu proses demonstrasi; (8)
Bila siswa turut aktif bereksperimen, maka ia akan memperoleh pengakuan dan
pengharapandari lingkungan sosial.
f. Tujuan Menggunakan Metode Demonstrasi
Menurut Mulyadi Sumantri (2001:133) tujuan demonstrasi adalah: (1)
Mengajarkan suatu proses atau prosedur yang harus dimiliki peserta didik atau
dikuasai peserta didik; (2) Mengkonkritkan informasi atau penjalasan kepada
peserta didik; (3) Mengembangkan kemampuan pengamatan pandangan dan
penglihatan para peserta didik secara bersama-sama.
g. Batasan-Batasan Metode Demostrasi
Menurut Martinis Yamin (2008:77) berpendapat bahwa batasan-batasan
metode demonstrasi adalah sebagai berikut: (1) Demostrasi akan merupakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
metode yang tidak wajar bila alat yang di demontrasikan tidak dapat diamati
dengan seksama olah siswa; (2) Demonstrasi kurang efektif bila tidak diikuti
dengan sebuah akivitas dimana para siswa sendiri dapat ikut bereksperimen dan
menjadikan aktivitas itu pengalaman pribadi; (3) Tidak semua hal dapat di
demostrasikan di dalam kelompok; (4) Kadang-kadang bila suatu alat dibawa ke
dalam kelas kemudian di demonstrasikanterjadi proses yang berlainan dengan
proses yang situasi nyata; (5) Manakala setiap orang diminta mendemonstrasikan
dapat menyita waktu yang banyak, dan membosankan bagi peserta lain.
h. Alasan Penggunaan Metode Demonstrasi
Menurut Mulyadi Sumantri (2001:133) penggunaan metode demonstrasi
adalah : (1) Tidak semua topik dapat terang melalui penjelasan tentang diskusi;
(2) Sifat pelajaran yang menuntut diperagakan; (3) Tipe belajar peserta didik yang
berbeda ada yang kuat visual tetapi lemah dalam auditif; (4) Memudahkan
mengajar suatu cara kerja atau prosedur.
B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian Virta Ratna Sari. 2007. Dalam skripsi dengan judul “Peningkatan
Keterampilan Membaca Intensif Buku Biografi Tokoh dengan Pembelajaran
Kooperatif Metode Jigsaw pada Siswa Kelas VII E SMP Negeri 2 Kudus Tahun
Ajaran 2006/2007”. Berdasarkan hasil tindakan kelas yang telah dilaksanakan
dalam siklus III dalam penerapan pembelajaran kooperatif metode jigsaw dapat
meningkatkan ketrampilan keterampilan membaca intensif buku biografi tokoh
pada siswa kelas VII E SMP N 2 Kudus tahun ajaran 2006/2007.
Setelah dilakukan penelitian melalui dua siklus, dihasilkan simpulan bahwa
pembelajaran kooperatif metode jigsaw dapat meningkatkan keterampilan
membaca intensif buku biografi tokoh siswa. Melalui tes awal diperoleh hasil
rata-rata klasikal adalah 51,31 dan berada pada kategori kurang. Kemudian
dilaksanakan tes siklus I dan diperoleh nilai rata-rata hasil tes siswa kelas VII E
secara klasikal adalah 78,54 dengan kategori baik. Nilai rata-rata tersebut
mengalami peningkatan sebesar 27,23% dari hasil pratindakan dan berada pada
kategori amat baik. Meskipun hasil tersebut sudah cukup memuaskan, namun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
peneliti masih melaksanakan pembelajaran dan tes siklus II hingga diperoleh hasil
rata-rata klasikal untuk tes siklus II yaitu 90,08 dan berada pada kategori sangat
baik, dengan peningkatan sebesar 11,54% dari hasil tes siklus I dan peningkatan
tersebut berada pada kategori cukup. Pengalaman yang diperoleh siswa pada saat
mengikuti pembelajaran siklus I menjadi pendorong bagi siswa untuk lebih
memperhatikan penjelasan guru, lebih aktif bertanya, dan lebih tertarik pada
pembelajaran.(diunduh pada 5 Maret 2011 pukul 13.30)
RM Indriani Widiyati, 2005 dalam skripsi yang berjudul Peningkatan
keterampilan membaca pemahaman dengan teknik skrambel pada siswa kelas IV
D SD PL Bernardus Semarang tahun pelajaran 2004 / 2005. Jurusan Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Semarang.
Keterampilan membaca menduduki posisi serta peran yang sangat penting
dalam kehidupan manusia. Membaca merupakan jembatan bagi siapa saja yang
ingin meraih kesuksesan. Membaca bukan suatu proses “efakator” melainkan
suatu kemampuan yang interaktif dan terpadu. Memperoleh keterampilan
membaca yang layak bukanlah hal yang mudah. Apabila seseorang sudah
memiliki keterampilan membaca yang memadahi, sangat mungkin seseorang
dengan mudah meraih kesuksesan. Kenyataannya kemampuan membaca kelas IV
D SD PL Bernardus Semarang masih rendah. Faktor penyebab rendahnya
keterampilan membaca siswa diduga karena minat siswa terhadap pembelajaran
tersebut. Metode mengajar guru yang kurang sesuai mengakibatkan penguasaan
bahasa Indonesia terbatas. Untuk mengatasi masalah tersebut,perlu diadakan
penelitian tindakan kelas. Teknik skrambel adalah suatu permainan yang berupa
aktivitas menyusun kembali atau pengurutan suatu struktur bahasa yang
dikacaubalaukan. Dasar pemikirannya adalah “belajar sambil bermain
”bukan”bermain sambil belajar”.
Masalah dalam penelitian ini adalah mampukah teknik skrambel ini
meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dan mengubah perilaku siswa
dalam kegiatan pembelajaran. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk
mendapatkan deskripsi secara konkret penggunaan teknik skrambel dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa dan perubahan tingkah
laku siswa selama dan setelah kegiatan pembelajaran.
Subyek peneliltian ini adalah siswa kelas IV D SD PL Bernardus
Semarang,tahun pelajaran 2004/2005, yang terdiri atas 45 siswa.Variabel
penelitian ini ada dua yaitu :(1) kemampuan membaca pemahaman, (2)
penggunaan teknik skrambel. Instrumen peneliltian berupa tes dan nontes.Proses
tindakan kelas meliputi siklus I dan siklus II, dengan langkah perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi.Hasil tes awal dan tes akhir sikllus I diperoleh t =
7, 547 lebih besar dari taraf signifikansi 5 %. Hasil tes akhir siklus I dan tes akhir
siklus II diperoleh t = 8, 018 lebih besar dari taraf signifikansi 5%. (diunduh pada
tanggal 14 Maret 2011 pukul 18.37)
C. Kerangka Berfikir
Berdasarkan kajian teori yang telah di uraikan sebelumnya di peroleh alur
kerangka pikir kerangka berfikir bahwa kondisi awal di SDN I Balepanjang
Wonogiri pada membaca intensif pada mta pelajaran Bahasa Indonesia di kelas III
lebih banyak berpusat pada guru, guru lebih banyak berceramah. Siswa hanya
sebagai pendengar, kondisi seperti ini siswa merasa bosan dan enggan belajar
membaca intensif.
Dengan kondisi awal yang seperti inikemudian peneliti akan melaksanakan
suatu tindakan yang mengatasinya. Peneliti akan menerapkan metode
demonstrasi, dalam proses pembelajaran membaca intensif. Peneliti akan memberi
motivasi pada siswa dengan memberi penguatan agar siswa merasa senang
Didalam menggunakan metode demonstrasi ini siswa di ajak langsung
mendemonstrasikan secara individu siswa dapat menerapkan konsep yang sedang
dipelajari. Dengan melibatkan siswa secara langsung akan meningkatkan aktifitas
siswa. Sehingga diharapkan prestasi belajar siswa akan meningkat.
Dari tindakan yang dilaksanakan peneliti, diharapkan mencapai ondisi akhir,
yaitu prestasi hasil belajar membaca intensif dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Tabel 2.1 Kerangka Berfikir Peningkatan Pemahaman Membaca Intensif
Dengan Metode Demonstrasi
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran di atas, pemahaman
membaca intensif cenderung rendah. Dengan mrnggunakan metode demonstrasi
di duga pemahaman siswa akan naik. Maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian
tindakan kelas sebagai berikut : “Pembelajaran dengan menggunakan metode
demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman membaca intensif dalam pelajaran
Bahasa Indonesia pada siswa kelas III SDN I Balepanjang Wonogiri Tahun
2011”.
Siklus I
Menerapkan
pebelajararan
demonstrasi dalam
pembelajaran membaca
intensif
Pembelajaran lebih
berpusat pada guru
Siswa bosan dan
enggan belajar
membaca intensif
Pemahaman
membaca intensif
cenderung rendah
Siklus II
Menggunakan metode
demonstrasi
Guru memotivasi siswa
Diduga pemahaman
membaca intensif
siswa meningkat.
Siswa lebih tenang
dan tertarik untuk
belajar membaca
intensif
Siklus III
Menerapkan metode pembelajaran demonstrasi dalam
pembelajaran membaca intensif
Guru memberi motivasi belajar
Siswa mendapatkan pengalaman langsung dan lebih
bermakna sehingga prestasi belajar lebih meningkat.
Kondisi
akhir
Kondisi
awal Tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah SDN I Balepanjang
Wonogiri. Dasar pemilihan lokasi ini dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. SDN I Balepanjang Wonogiri merupakan sekolah yang mempunyai
kualitas yang cukup baik, hal ini bisa terlihat dari penerimaan siswa baru.
Guru yang mengajar rata-rata guru senior yang cukup berpengalaman.
2. Lokasi SDN I Balepanjang Wonogiri juga mudah di jangkau.
Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun 2011, yang dilaksanakan
pada bulan Januari sampai bulan Juni.
Tabel 3.1
Waktu Penelitian
Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
Penyusunan
Proposal
XXXX XXXX XXXX XX
Penyusunan
Ijin
X
Pelaksanaan
Tindakan
X XX
Analisa
Data
XX
XX
Ujian dan
Revisi
XX X
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Penyusunan
Laporan
XX
B. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini subjek yang digunakan adalah seluruh siswa kelas III
SDN I Balepanjang Wonogiri Tahun 2011.
Mengingat subjek yang jumlahnya tidak terlalu banyak, maka dalam
penelitian ini tidak mengambil sampel. Namun peneliti menjadikan seluruh siswa
kelas III SDN I Balepanjang Wonogiri sebagai subjek penelitian.
Sedangkan objek adalah sesuatu yang di bicarakan atau yang menjadi
sebuah pembicaraan. Maka dalam penelitian ini yang dimaksud dengan obyek
penelitian yaitu pemahaman siswa kelas III SDN I Balepanjang Wonogiri.
C. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan bentuk penelitian maka teknik pengumpulan data yang dapat
digunakan adalah:
1. Teknik Tes
Dalam penelitian ini penulis akan mengadakan tes terulis kepada
siswa kelas III SDN I Balepanjang Wonogiri yang akan dilaksanakan
sesudah pelaksanaan tindakan. Tes yang diberikan berkaitan dengan materi
“membaca intensif”. Menurut Cronbach (1991:38) tes adalah prosedur yang
sistematik untuk mengamati tingkah laku seseorang dan
menggambarkannya dengan sekala angka atau sistem golongan. Tes
pemahaman akan digunakan sebagai alat ukur ketercapaian tujuan dengan
dibandingkan dengan nilai semester I. Untuk mengetahui peningkatan
pemahaman, khususnya penguasaan materi yang diajarkan dengan
menggunakan metode demonstrasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
2. Observasi
Observasi menurut Erman Amti (1991:41) adalah teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan mengatasi dan mencatat secara sistematik
gejala-gejala tingkah laku yang tampak. Jenis observasi yang digunakan
oleh peneliti dalam penelitian ini adalah observasi partisipan. Menurut
Cholid Narbuko (2007:72) observasi partisipan adalah apabila observasi
(orang yang melakukan observasi) turut ambil bagian atau berada dalam
keadaan obyek yang diobservasi. Observasi yang dilakukan peneliti adalah
mengamati partisipasi siswa dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
Bahasa Indonesia siswa kelas III SDN I Balepanjang Wonogiri.
Pembelajaran dilaksanakan dengan kompetensi dasar “Menjawab dan atau
mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak panjang (150-200 kata) yang
dibaca secara intensif”. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan metode
demonstrasi.
3. Wawancara
Wawancara adalah yaitu suatu kegiatan dilakukan untuk mendapatkan
informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan
pada para responden (Joko Subagyo,2004:38). Wawancara tentang
pembelajaran Membaca intensif dengan metode demonstrasi digunakan
peneliti untuk menggali informasi dari informan tentang kegiatan belajar
membaca intensif. Wawancara yang digunakan adalah wawancara bebas,
menurut Cholid Narbuko (2007:84) wawancara bebas merupakan proses
wawancara dimana interviewer tidak secara sengaja mengarahkan tanya-
jawab pada pokok-pokok persoalan dari fokus penelitian dan
interviewer(orang yang diwawancarai).
Dalam pelaksanaan teknik wawancara, peneliti membuat teks
wawancara yang dibagikan kepada informan, sehingga pelaksanaan
wawancara tidak menekan waktu yang lama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
D. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data yang telah berhasil
di kumpulkan antara lain dengan teknik diskriptif komparatif yaitu dengan
membandingkan hasil nilai tes antar siklus. Yang dianalisis nilai tes siswa
sebelum mengalami tindakan dan dan nilai tes siswa setelah mengalami tindakan
tergantung berapa banyak siklusnya. Selanjutnya, data yang berupa nilai antar
siklus tersebut di bandingkan sehingga hasilnya dapat mencapai batas
ketercapaian yang telah ditentukan.
E. Prosedur Penelitian
Berdasakan variabel yang diteliti dan tujuan yang hendak dicapai, maka
metode penelitian yang digunakan adalah dengan teknik korelasi. Dengan
berbagai metode yang digunakan peneliti, peneliti berupaya untuk meningkatkan
pemahaman membaca intensif siswa kelas III SDN I Balepanjang Wonogiri
dengan menggunakan metode demonstrasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Adapun gambar siklus menurut Kemmis dan Taggart (2005:66) yang
dilaksanakan sebagai berikut:
Gambar 3.1 Gambar Siklus Menurut Kemmis dan Taggart (2005:66) Yang
Dilaksanakan Pada Penelitian
Pelaksanaan I e
Refleksi I
Pengamatan
Evaluasi I
Pelaksanaan II e
Refleksi II
Pengamatan Evaluasi II
Pelaksanaan III e
Refleksi III
Pengamatan
Evaluasi III
Rencana I
Rencana II
Rencana III
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
1. Rencana Tindakan
Berdasarkan hasil pengidentifikasian dan penetapan masalah, peneliti
kemudian mengajukan suatu solusi yang berupa penerapan metode
demonstrasi yang dapat dimanfaatkan guru untuk digunakan sebagai metode
pengajaran dalam pembelajaran membaca intensif kelas III SDN I
Balepanjang Wonogiri. Dalam tahap ini peneliti menyajikan data yang telah
dikumpulkan kemudian menentukan solusi yang dapat diambil. Peneliti
membuat rencana pembelajaran untuk melaksanakan dalam tahap
pelaksanaan tindakan.
2. Pelaksanaan Tindakan
Keseluruhan tindakan yang dilaksanakan dalam penelitin ini bertujuan
untuk mengadakan perbaikan terhadap proses pembelajaran membaca intensif
yang selama ini prestasi siswa dianggap rendah karena dibawah KKM yaitu
70. Tindakan dalam penelitian ini berupa penerapan metode demonstrasi
dalam proses pembelajaran. Setiap tindakan yang dilakukan tersebut selalu di
ikuti dengan kegiatan pemantauan atau evaluasi serta analisis dan refleksi.
Dalam tahap ini peneliti melakukan observasi untuk mengetahui apakah
tindakan yang dilakukan telah dapat mengatasi prmasalahan yang ada. Selain
itu peneliti juga melakukan observasi untuk mengumpulkan data yang akan
diolah untuk menentukan tindakan berikutnya.
Dalam pelaksanaan terbagi menjadi beberapa siklus. Setiap siklus
terdiri dari beberapa kali pertemuan.
a. Siklus I
Pada siklus pertama ini pembelajaran dilakukan dengan
menggunakan metode demonstrasi tahap pertama. Adapun tahapan pada
siklus pertama ini yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1) Perencanaan
Peneliti mencari informasi mengenai pemahaman membaca
intensif. Dilanjutkan menyiapkan rencana pembelajaran Bahasa
Indonesia materi membaca intensif. Menyiapkan evaluasi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
digunakan peneliti untuk mengukur sejauh mana keberhasilan proses
pengajaran.
2) Tindakan
Pada proses penelitian peneliti berperan sebagai guru. Sehingga
tindakannya adalah guru memberikan siswa teks bacaan. Teks bacaan
dibaca dan dipahami, selanjutnya secara bergantian maju ke depan
untuk mendemonstrasikan bacaan tersebut. Akhirnya siswa diberi
soal-soal evaluasi.
3) Observasi & Evaluasi
Kegiatan observasi dilaksanakan saat proses pembelajaran
Bahasa Indonesia. Kegiatan observasi difokuskan pada pelaksanaan
pembelajaran. Mengamati jalannya pembelajaran serta langkah-
langkah kegiatan siswa selama proses pembelajaran.
4) Refleksi
Refleksi yang dilakukan guru adalah mendata hasil
pembelajaran pada siklus I dari pelaksanan pembelajaran (dengan
mengikuti metode demonstrasi), berupa kendala-kendala yang masih
dijumpai dari mendemonstrasikan teks yang di baca di depan.
Pemaparan hasil observasi pada siklus I berupa jalannya pembelajaran
dan hasil pemahaman bacaan siswa pada saat itu.
b. Siklus II
Berdasarkan refleksi pada siklus I ditemukan kelemahan-
kelemahan dan kelebihan-kelebihan dengan memperhatikan perencanaan
pada siklus I, siklus II perlu dilaksanakan. Untuk mengatasi hal-hal yang
dihadapi pada siklus I peneliti melaksanakan hal-hal sebagai berikut pada
siklus ke II.
1) Perencanaan
Guru lebih memperhatikan dan mendekati siswa yang
memerlukan bimbingan. Selanjutnya guru mempersiapkan bacaan dan
lembar evaluasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
2) Tindakan
Langkah-langkah yang dilakukan guru dalam pelaksanaan
siklus II adalah guru memberikan siswa teks bacaan. Teks bacaan
dibaca dan dipahami, selanjutnya secara bergantian maju ke depan
untuk mendemonstrasikan bacaan tersebut. Akhirnya siswa diberi
soal-soal evaluasi.
3) Observasi & Evaluasi
Dalam kegiatan observasi ini peneliti mengobservasi siswa
dalam persiapan pembelajaran dalam menyiapkan bacaan. Kemudian
guru mengamati jalannya kegiatan siswa ddalam mendemonstrasikan
bacaan. Dalam siklus II guru telah memberikan bimbingan kepada
siswa-siswa yang mengalami kesulitan untuk membaca dan
memahami bacaan tersebut. Permasalahan pada siklus pertama
ternyata telah dapat diperbaiki pada siklus II.
4) Refleksi
Dalam pelaksanaan pada siklus II ternyata dapat memperbaiki
pada siklus I. Tetapi siswa masih minder untuk meminta bantuan
guru, sehingga guru harus melaksanakan siklus ke III.
c. Siklus III
1) Perencanaan
Guru lebih memperhatikan dan mendekati siswa yang
memerlukan bimbingan. Selanjutnya guru mempersiapkan bacaan
dan lembar evaluasi.
2) Tindakan
Guru memberikan teks bacaan kepada siswa. Teks bacaan
dibaca dan dipahami, selanjutnya secara bergantian maju ke depan
untuk mendemonstrasikan bacaan tersebut. Akhirnya siswa diberi
soal-soal evaluasi.
3) Observasi & Evaluasi
Hal-hal yang diobservasi pada siklus III ini, sama dengan hal-
hal yang diobservasi pada siklus I dan siklus II yaitu bagaimana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
jalannya proses pembelajaran. Kegiatan observasi pada siklus III ini
dilaksanakan pada saat proses jalannya pembelajaran berlangsung.
4) Refleksi
Dari kegiatan observasi yang dilakukan guru, telah nampak
keberhasilan dari penelitian. Dalam pelaksanaan persiapan,
pelaksanaan pembelajaran, hasil pembelajaran yang berupa
pemahaman membaca intensif pun meningkat.
3. Observasi
Kegiatan observasi dilakukan untuk memonitor tindakan yang akan
terjadi dikelas. Dalam tahap ini peneliti mengadakan observasi sebagai
partisipasi pasif dimana peneliti berada di dalam lokasi penelitian namun
tidak berperan aktif dalam kegiaan yang sedang berlangsung. peneliti hanya
mengamati jalannya proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Peneliti
mencatat bagaimana pemahaman siswa, mencatat kelemahan dan kelebihan
proses pembelajaran yang telah berlangsung dan mengobservasi hasil belajar.
Setelah data terkumpul peneliti mengolah data tersbut hingga dapat
dilaksanakan untuk mencari solusi dari permasalahan yang muncul.
4. Analisis dan Refleksi Tindakan
Hasil observasi kemudian di analisis untuk menentukan langkah-
langkah perbaikan apa yang dapat ditempuh, sehingga didapatkan suatu solusi
untuk semua permasalahan yang dialami oleh guru dan siswa dalam proses
pembelajaran membaca intensif.
Pada tahap ini peneliti, dan observer berdiskusi dan bertukar pikiran
untuk mengambil suatu kesimpulan yang berupa hasil dari pelaksanaan
penelitian. Dari hasil penarikan kesimpulan ini, dapat diketahui apakah
penelitian ini berhasil atau tidak berhasil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Umum SDN I Balepanjang
Sekolah Dasar Negeri I Balepanjang kecamatan Jatipurno kabupaten
Wonogiri Propinsi Jawa Tengah berdiri pada tahun 1961 ijin operasional
penggunaan dikeluarkan oleh Gubernur KDH Provinsi Jawa Tengah dengan
surat keputusan No.4212/015/XVI/30/84, tanggal 1 Desember 1984. Sejak
berdiri status Sekolah Dasar Negeri dengan Nomor Statistik Sekolah (NSS)
101031221007.
Lokasi sangat strategis tidak jauh dari pusat kecamatan dan berada di
lintasan jalur utama antar desa, sehingga memberikan banyak keuntungan
bagi SD ini, diantaranya adalah memberikan kemudahan bagi sekolah dalam
melaksanakan tugas kedinasan dan tersedia berbagai sumber belajar yang
dapat digunakan secara langsung untuk proses pembelajaran sehingga
menarik minat siswa untuk belajar. Bangunan gedung SD Negeri I
Balepanjang berdiri diatas tanah seluas 309 meter persegi. Bangunan yang
ada adalah 6 ruang kelas, 1 ruang guru dan kepala sekolah, perpustakaan,
dapur, dan 5 kamar mandi.
SD Negeri I Balepanjang kecamatan Jatipurno kabupaten Wonogiri
pada tahun 2010/2011 dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah dan memiliki 5
guru yang telah berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), 4 guru berstatus
Wiyata Bakti (WB) serta 1 tenaga pengajar.
Jumlah seluruh siswa di SDN I Balepanjang pada tahun 2010/2011
adalah 215 siswa yang terdiri dari 113 siswa laki-laki dan 102 siswa
perempuan. Siswa terbagi dalam 6 kelas yakni kelas I sebanyak siswa, kelas
II sebanyak siswa, kelas III sebanyak 32 siswa, kelas IV sebanyak siswa,
kelas V sebanyak siswa dan kelas VI sebanyak 33 siswa. Siswa berasal dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
latar belakang sosial yang berbeda-beda Sebagian besar orang tua siswa
bekerja sebagai petani dan buruh yang pendidikannya masih sangat rendah.
2. Deskripsi Pembelajaran dan Pemahaman Membaca Intensif di SDN I
Balepanjang
Dalam kondisi awal atau sebelum diadakannya tindakan, metode yang
diberikan guru dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu dengan
menggunakan metode ceramah dan metode konvensional. Dalam metode ini,
guru menerangkan pada siswa dan guru menyuruh siswa membuka buku yang
akan dibaca pada halaman tertentu, kemudian siswa disuruh membaca sendiri
dan langsung mengerjakan soal yang berkaitan dengan bacaan tanpa adanya
pembahasan isi bacaan.
Peneliti menemukan banyak siswa yang kesulitan memahami isi
bacaan, terutama jika disuruh menceritakan kembali isi cerita. Kesulitan
siswa dalam memahami isi bacaan menyebabkan kemampuan siswa dalam
membaca intensif lebih rendah. Kesulitan siswa terdiri pada saat menjawab
pertanyaan berkaitan isi bacaan banyak yang masih keliru.
Siswa masih menemui kesulitan karena guru belum mengupayakan
metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan siswa
dalam kompetensi dasar membaca, sehingga kemampuan membaca siswa
masih rendah. Selain itu kurangnya kosa kata yang dimiliki siswa membuat
siswa kesulitan memahami atau menafsirkan isi bacaan. Hal ini ditunjukkan
dengan masih adanya 16 siswa atau 50 % siswa yang nilainya belum dapat
memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70. Untuk
mengantisipasi hal tersebut maka peneliti mengadakan penelitian di kelas III
dengan menerapkan Metode Demonstrasi yang dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam kompetensi membaca, khususnya membaca
intensif.
Agar lebih jelas maka kondisi awal hasil belajar Membaca Intensif
dapat dilihat dari tabel dan grafik dibawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Tabel 4.1. Daftar Nilai Membaca intensif Siswa Kelas III SDN I
Balepanjang Sebelum Dilakukan Tindakan
No.
Subyek
Nilai No.
Subyek
Nilai
1. 69 17. 80
2. 50 18. 46
3. 55 19. 79
4. 70 20. 34
5. 42 21. 76
6. 44 22. 46
7. 41 23. 75
8. 42 24. 51
9. 44 25. 74
10. 63 26. 44
11 75 27. 73
12. 77 28. 51
13. 46 29. 83
14. 79 30. 80
15. 70 31. 82
16. 79 32. 53
Jumlah 1973
Rata-rata 61,65
Dari tabel diatas dapat dilihat nilai tertinggi dari prestasi oleh
siswa adalah 83 dan nilai belajar membaca intensif terendah adalah
34. Kemudian hasil perhitungan mean nilai rata-rata 61,65 dengan
kategori nilai lebih dari cukup.
X = ∑
=
= 61,65
Keterangan :
= Jumlah skor seluruh siswa
N = Jumlah siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Dengan menggunakan aturan strunges yaitu 1 + 3.3 log n,
dengan n adalah jumlah siswa maka dapat diperoleh data seperti
dibawah ini.
Tabel 4.2. Daftar Nilai Membaca intensif Siswa Kelas III SDN I
Balepanjang Pada Kondisi Awal Sebelum Tindakan
No. Interval Frekuensi %
1 34-42 4 12,5
2 43-51 9 28,12
3 52-60 2 6,25
4 61-69 2 6,25
5 70-78 8 25
6 79-87 7 21,88
Jumlah 32 100
Dari tabel nilai membaca intensif pada siswa kelas III SDN I
Balepanjang sebelum diadakan tindakan melalui penerapan metode
demonstrasi dapat disajikan dalam grafik sebagai berikut:
Gambar 4.1 Grafik Nilai Membaca Intensif Siswa Kelas III SDN I
Balepanjang Sebelum Dilakukan Tindakan
Dari nilai Membaca Intensif menunjukkan bahwa 1 siswa
mendapat nilai 34, 1 siswa mendapat nilai 41, 2 siswa mendapat nilai 42, 3
siswa mendapat nilai 44, 3 siswa mendapat nilai 46, 1 siswa mendapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
nilai 50, 1 siswa mendapat nilai 51, 1 siswa mendapat nilai 53, 1 siswa
mendapat nilai 55, 1 siswa mendapat nilai 63, 1 siswa mendapat nilai 69, 2
siswa mendapat nilai 70, 1 siswa mendapat nilai 74, 2 siswa mendapat
nilai 75, 1 siswa mendapat nilai 76, 1 siswa mendapat nilai 77, 3 siswa
mendapat nilai 79, 2 siswa mendapat nilai 80, 1 siswa mendapat nilai 82
dan 1 siswa mendapat nilai 83.
Pembelajaran dikatakan berhasil bila prestasi belajar siswa secara
individual menunjukkan sekurang-kurangnya 70 dan klasikal
menunjukkan 75%. Jadi kesimpulannya hasil penelitian siklus I belum
dapat dikatakan berhasil, sebab jumlah siswa secara individu yang
mendapatkan nilai sekurang-kurangnya 70 belum mencapai 75% . Adapun
perhitungan ketuntasan belajar Bahasa Indonesia adalah sebgai berikut:
r% = x 100%
= x100%
= 50,00 %
Keterangan :
n = Jumlah siswa yang mendapat nilai sekurang-kurangnya 70
N= Jumlah siswa
Berdasarkan perhitungan diatas, kelas III SD I Balepanjang masih
belum tuntas karena baru 50,00 % siswa yang mendapatkan nilai di atas
ketuntasan. sedangkan 50,00 % masih mendapat nilai dibawah ketuntasan
yaitu kurang dari 70. Maka sangat perlu diadakan suatu tindakan.
3. Deskripsi Tindakan
Dalam diskripsi tindakan ini dibahas mengenai beberapa hal yaitu siklus I,
siklus II, dan siklus III.
4. Siklus I
Siklus ini dilaksanakan pada tanggal 28-30 April 2011 yang diikuti
oleh siswa kelas III sebanyak 32 siswa. Dalam penelitian ini peneliti dibantu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
oleh seorang observer yaitu guru kelas III yang bernama Bapak Ricky
Gunawan. Adapun kegiatan siklus I adalah sebagai berikut.
Berdasarkan dokumentasi yang diperoleh sebagai data awal siswa
sebagai subyek penelitian sebanyak 16 siswa dari 32 siswa mendapat nilai
membaca intensif dibawah 70 sehingga belum mencapai ketuntasan minimal
yang ditetepkan guru yaitu 70. Selain itu berdasarkan hasil wawancara dengan
guru membaca intensif siswa masih cukup rendah. Oleh karena itu perlu
diadakan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca intensif.
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan peneliti membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran dengan:
1) Standar Kompetensi
7. Membaca: Memahami teks dengan membaca intensif (150-200 kata)
dan membaca puisi.
2) Kompetensi Dasar
.1 Menjawab dan atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak
panjang (150-200 kata) yang dibaca secara intensif.
3) Indikator
7.1.1 Membaca dengan lafal dan intonasi yang benar.
4) Alokasi Waktu: 2 x pertemuan (4 x 35 menit)
Dalam perencanaan ini tujuan yang akan dicapai adalah dengan
metode demonstrasi siswa dapat membaca dan menghapal dengan intonasi
yang benar dengan tepat serta menjawab pertanyaan bacaan dengan tepat.
Setelah pelajaran selesai siswa diharapkan dapat membaca dan menghafal
dengan intonasi yang benar di dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam siklus pertama ini akan digunakan materi membaca intensif
dan bacaan-bacaan yang berjudul “Nonton Film di Dalam Air” dan “Aku Bisa
Seperti Kakak”. Melalui metode demonstrasi dan menggunakan media teks
sebagai alat peraga dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Peneliti juga mempersiapkan soal, kunci jawaban, pedoman penilaian
yang terdiri dari kognitif, afektif dan psikomotor. Hal lain yang disisapkan
peneliti adalah lembar observasi.
b. Pelaksanaan
Setelah rencana tindakan dibuat, peneliti segera melakukan tindakan
peneliti dengan melakukan proses pembelajaran bahasa Indonesia membaca
intensif dengan tahapan metode demonstrasi untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa.
1) Pertemuan pertama
Pada pertemuan pertama, pelajaran membaca yang diajarkan
yaitu membaca cerita yang panjangnya 150-200 kata dengan indikator
siswa dapat membaca dan menghafal dengan intonasi yang benar dengan
tepat berdasarkan teks bacaan. Sebagai kegiatan awal peneliti sebagai
guru mempersiapkan ruang kelas serta alat dan media peraga yaitu
berupa teks. Guru memeriksa kesiapan siswa dengan menyuruh siswa
untuk mempersiapkan alat tulis dan buku yang akan digunakan dalam
pembelajaran.
Pada saat membuka pelajaran guru pertama-tama mengajak
siswa untuk berdoa dan mengabsen siswa. Guru memberikan apersepsi
tentang membaca. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu
dengan metode demonstrasi siswa dapat membaca dan menghapal
dengan intonasi yang benar dengan tepat.
Pada kegiatan inti guru memberikan ceramah dan bertanya
jawab tentang membaca intensif. Guru membagikan media teks bacaan
dengan judul “Nonton Film di Atas Air”. Guru menjelaskan langkah-
langkah pembelajaran dengan metode pembelajaran demonstrasi. Guru
meminta siswa membaca teks secara berulang-ulang di tempat duduk
masing-masing. Setelah di baca minimal tiga kali maka dipersilahkan
kepada beberapa anak untuk membaca kedepan. Sedangkan yang lain
mendengarkan di tempat duduk masing-masing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Setelah itu, teks dikumpulkan kembali dan memberikan soal-
soal evaluasi. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam membaca intensif.
Sebagai kegiatan akhir guru memberikan penguatan materi dan
membuat kesimpulan sama-sama dengan siswa. Sebagai tindak lanjut
guru memberikan tugas rumah kepada siswa untuk mencari bacaan
dirumah dan membaca secara intensif.
2) Pertemuan kedua
Pada pertemuan kedua guru memberikan pembelajaran dengan
materi “Aku Bisa seperti Kakak.” Indikator berbeda dengan pertemuan
pertama, pada pertemuan kedua ini indikatornya adalah menjawab
pertanyan bacaan dengan tepat. Dengan tujuan pembelajaran menjawab
pertanyaan dengan tepat.
Sebagai kegiatan awal guru mengajak siswa untuk berdoa dan
mengabsen siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yatu
menjawab pertanyaan dengan tepat. Guru memberikan apersepsi tentang
materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya dengan tujuan
memberikan penguatan dan mengingat kembali pada pelajaran yang telah
dilaksanakan.
Pada kegiatan inti guru memberikan ceramah dan tanya jawab
tetang membaca intensif. Guru membagi media teks bacaan dan
menyuruh siswa membaca teks secara berulang-ulang di tempat duduk
masing-masing. Setelah di baca minimal tiga kali maka guru menerapkan
metode demonstrasi dengan dipersilahkan kepada beberapa anak untuk
membaca kedepan. Sedangkan yang lain mendengarkan di tempat duduk
masing-masing. Setelah selesai guru mengambil teks dan memberikan
soal evaluasi. Kemudian siswa mengerjakan evaluasi secara individu
untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam membaca intensif.
Pada kegiatan akhir guru memberikan penguatan materi dan
kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. Sebagai tindak
lanjut guru memberikan pekerjaan rumah yang sama dengan pertemuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
pertama agar siswa lebih sering membaca tidak hanya di sekolah saja
tetapi juga dirumah.
c. Observasi
Dalam tahap ini dilaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi, yang
dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu lembar observasi dan perekam
dengan kamera. Observasi dilakukan untuk memperoleh data mengenai
kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode
pembelajaran demonstrasi pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang telah disusun. Serta untuk mengetahui berapa besar pengaruh metode
pembelajaran demonstrasi. Dalam meningkatkan kemampuan membaca
intensif di kelas III.
Oleh karena itu pengamatan tidak hanya di tunjukkan pada aktivitas
siswa atau proses yang terjadi dalam proses pembelajaran termasuk suasana
kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung.
1) Pertemuan pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pembelajaran dengan indikator
siswa dapat membaca dan menghafal dengan intonasi yang benar dengan
tepat berdasarkan teks bacaan. Hasil observasi pad apertemuan pertama
adalah sebagai berikut:
a) Kegiatan siswa
Siswa kurang memperhatikan apersepsi guru, ada beberapa
siswa yang pasif. Siswa kurang mengerti langkah-langkah metode
yang diberikan keaktifan siswa kurang terlihat, banyak siswa yang
tidak menyimak dan bercakap-cakap bermain sendiri. Pada saat
disuruh maju mendemonstrasikan bacaan tersebut siswa masih terlihat
malu-malu dan harus ditunjuk oleh guru. Kata-kata sukar yang artinya
belum dimengerti oleh siswa membuat siswa keliru menafsirkan isi
cerita.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Siswa belum menujukkan sikap antusias terhadap aktivitas
guru. Pada saat melakukan tugas individu, masih banyak siswa yang
masih bertanya dengan temannya.
b) Kegiatan guru
Apersepsi yang diberikan untuk meningkatkan motivasi kurang
menarik dan tidak melibatkan siswa sehingga terlihat beberapa siswa
yang masih pasif dan kurang memperhatikan. Guru menggunakan
berbagai sumber belajar. Guru belum melaksanakan pembelajaran secara
runtut. Guru masih memperhatikan siswa yang pandai di kelas.
Penggunaan waktu masih kurang baik, karena lebih dari jam belajar yang
seharusnya. Sudah cukup memotivasi siswa. Setiap siswa sudah
menggunakan media dengan baik. Guru belum menunjukkan sikap
terbuka terhadap respon siswa. Guru belum menggunakan bahasa lisan
secara baik benar dan lancar, tetapi sudah menggunakan bahasa tulis
secara baik, jelas, benar dan lancar. Setiap siswa mendemonstrasikan
guru memberikan tanggapan dan umpan balik terhadap siswa. Guru
sudah melakukan penilaian hasil belajar atau tes formatif. Pada saat
evaluasi masih banyak siswa yang salin bertanya.
2) Pertemuan kedua
a) Kegiatan Siswa
Sebagian besar siswa cukup memperhatikan apersepsi guru,
tetapi masih terlihat 7 siswa yang pasif dan kurang memperhatikan.
Siswa masih ramai dalam mendengarkan penjelasan guru. Siswa
sudah mulai memahami langkah-langkah penbelajaran. Pada saat
dibacakan cerita siswa mayoritas siswa sudah memperhatikan, tetapi
masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan. Siswa
mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik. Siswa belum mengucapkan
sikap antusias terhadap aktivitas guru dan sudah ada yang tidak
ditunjuk tetapi sudah berani mendemonstraskan kedepan. Siswa
mengeluh teks bacaan yang diberikan masih dianggap sulit bagi siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
b) Kegiatan guru.
Apersepsi yang diberikan untuk meningkatkan motivasi
sudah cukup menarik dan sudah melibatkan siswa sehingga terlihat
beberapa siswa yang masih pasif dan kurang memperhatikan. Guru
menggunakan berbagai sumber belajar. Guru cukup melaksanakan
pembelajaran secara runtut. Guru masih memperhatikan siswa yang
pandai di kelas. Penggunaan waktu masih kurang baik, karena lebih
dari jam belajar yang seharusnya. Sudah cukup memotivasi siswa.
Setiap siswa sudah menggunakan media dengan baik. Guru cukup
menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa. Guru belum
menggunakan bahasa lisan secara baik benar dan lancar, tetapi sudah
menggunakan bahasa tulis secara baik, jelas, benar dan lancar. Setiap
siswa mendemonstrasikan guru memberikan tanggapan dan umpan
balik terhadap siswa. Guru sudah melakukan penilaian hasil belajar
atau tes formatif. Pada saat evaluasi masih banyak siswa yang salin
bertanya.
d. Analisis dan Refleksi
Hasil siklus pertama yang didapat dari hasil observasi, penilaian proses
dan penilaian hasil membaca intensif melalui test kemudian dianalisis dan
direfleksi sebagai langkah pengambilan tindakan pada siklus berikutnya.
adapun hasilnya adalah:
1) Siswa mengeluh teks bacaan yang diberikan guru dianggap sulit dan rumit.
2) Kata-kata sukar yang belum diketahui siswa membuat siswa keliru
menafsirkan cerita.
3) Pada saat siswa mendemonstrasikan bacaan didepan, banyak siswa-siswa
yang masih ramai dan tidak memperhatikan.
4) Guru memberikan tugas diluar jam untuk melatih pemahaman siswa.
Tetapi hasilnya belum memuaskan dan banyak siswa yang tidak
mengerjakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Dalam siklus I guru belum bisa dikatakan berhasil karena masih banyak
kekurangan. Maka dari itu guru masih memerlukan siklus selanjutnya yaitu
siklus II dengan tindakan-tindakan sebagai berikut:
1) Guru memberikan teks cerita yang tidak telalu panjang dan lebih mudah.
2) Guru memberikan sikap dan menjelaskan arti kata-kata yang masih
dianggap sukar oleh siswa.
3) Guru meminta setiap individu untuk memberi tanggapan terhadap individu
yang maju kedepan.
4) Guru meminta apa yang telah dibaca siswa di laporkan dalam bentuk
tulisan.
dari hasil penilaian kemampuan membaca intensif pada siklus I dapat dilihat
pada interval nilai dan kualitas frekuensi dalam tabel di bawah ini:
A. Siklus I
Tabel 4.3 Daftar Nilai Membaca Intensif Siswa Kelas III SDN I
Balepanjang Semester 2 Tahun 2011 Siklus I
No.
Subyek
Nilai No. Subyek Nilai
1. 50 17. 72
2. 73 18. 74
3. 43 19. 68
4. 79 20. 73
5. 52 21. 80
6. 68 22. 74
7. 76 23. 70
8. 75 24. 75
9. 73 25. 75
10. 80 26. 75
11 82 27. 55
12. 67 28. 77
13. 65 29. 72
14. 71 30. 51
15. 71 31. 64
16. 55 32. 72
Jumlah 2207
Rata-rata 68,96
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Dari tabel diatas dapat dilihat nilai tertinggi dari hasil kemampuan
membaca intensif oleh siswa adalah 82 dan nilai terendah adalah 43.
Kemudian hasil perhitungan mean nilai rata-rata 68,96 dengan kategori
nilai lebih dari cukup.
X = ∑
=
= 68,96
Keterangan :
= Jumlah skor seluruh siswa
N = Jumlah siswa
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Penilaian Hasil Membaca Intensif Pada
Kompetensi Dasar Membaca Siswa Kelas III SDN I Balepanjang Tahun
2011 Siklus I
No. Interval Frekuensi %
1 43-49 1 3,1
2 50-56 5 15,65
3 57-63 0 0
4 64-70 4 12,5
5 71-77 18 56,28
6 78-84 5 15,65
Jumlah 32 100
Apabila disajikan dalam bentuk grafik adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Gambar 4.2 Grafik Nilai Membaca Intensif Siswa kelas III SDN I
Balepanjang Siklus I
Dari hasil kemampuan membaca intensif siklus I menunjukkan 1
siswa mendapat nilai 43, 1 siswa mendapat nilai 50, 1 siswa mendapat nilai 51,
1 siswa mendapat nilai 52, 2 siswa mendapat nilai 55, 1 siswa mendapat nilai
64, 1 siswa mendapat nilai 65, 1 siswa mendapat nilai 67, 2 siswa memdapat
nilai 68, 1 siswa mendapat nilai 70, 2 siswa mendapat nilai 71, 3 siswa
mendapat nilai 72, 3 siswa mendapat nilai 73, 2 siswa mendapatkan nilai 74, 4
siswa mendapatkan nilai 75, 1 siswa mendapat nilai 76, 1 siswa mendapat nilai
77, 1 siswa mendapat nilai 79, 2 siswa mendapat niali 80 dan 1 siswa mendapat
nilai 82.
Berdasarkan indikator yang ditetapkan, peneliti dikatakan berhasil bila
prestasi belajar siswa secara individual menunjukkan sekurang-kurangnya 70
dan klasikal menunjukkan 75%. Jadi kesimpulannya hasil penelitian siklus I
belum dapat dikatakan berhasil, sebab jumlah siswa secara individu yang
mendapatkan nilai sekurang-kurangnya 70 belum mencapai 75% meskipun
secara klasikal nilai rata-rata siswa dikategorikan lebih dari cukup. adapun
perhitungan ketuntasan belajar pada siklus I adalah sebagai berikut:
r% = x 100%
= x100%
= 65,62%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Keterangan :
n = Jumlah siswa yang mendapat nilai sekurang-kurangnya 70
N= Jumlah siswa
Berdasarkan perhitungan diatas, kelas III SD balepanjang I masih
belum tuntas karena baru 65,62 % siswa yang mendapatkan nilai di atas
ketuntasan. sedangkan 34,38% masih mendapat nilai dibawah ketuntasan yaitu
kurang dari 70.
Secara lebih rinci perkembangan peningkatan kemampuan membaca
intensif dengan metode demonstrasi pada siswa kelas III dapat dijelaskan pada
tabel berikut:
Tabel 4.5. Rekapitulasi Nilai Rata-rata Membaca intensif Siswa Kelas III
SDN I Balepanjang Sebelum dan Sesudah Tindakan SiklusI
No
.
Rata-rata sebelum tindakan Rata-rata setelah tindakan
siklus I
Keterangan
1 61,65 68,96 Meningkat
Dalam tabel diatas di jelaskan perbandingan nilai rata-rata antara
sebelum melakukan tindakan dan setelah tindakan siklus I. Sebelum tindakan
rata-rata nilai adalah 61,65 dan setelah tindakan siklus I nilai rata-rata
meningkat menjadi 68,96.
Tabel 4.6 Prosentase Siswa Yang Memperoleh Nilai ≥ 70 Sebelum dan
Sesudah Tindakan Siklus I
No. Jumlah siswa yang
memperoleh nilai ≥ 70
Prosentase Keterangan
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
1 16 21 50,00% 65,62% Meningkat
Berdasarkan tabel diatas jumlah siswa yang mendapatkan nilai di atas 60
meningkat yang pada awalnya hanya 16 siswa meningkat menjadi 21 siswa
sedangkan prosentasenya adalah sebelum tindakan memiliki prosentase
50,00% meningkat menjadi 65,62%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Berdasarkan hasil analisis siklus di atas, maka penulis memutuskan untuk
mengadakan pembelajaran perbaikan dengan metode demonstrasi pada siklus
ke II.
a. Siklus II
Pada siklus I hasil pembelajaran membaca intensif dengan kompetensi dasar
menjawab dan atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak panjang (150 –
200 kata) yang dibaca secara intensif dan indikator membaca dengan lafal dan
intonasi yang benar dan menjawab pertanyaan bacaan belum tuntas. Oleh karena
itu, kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilanjutkan ke siklus II dengan harapan
pada siklus II dapat memperbaiki kelemahan-kelemhan pada siklus I sehingga
tujuan meningkatkan membaca intensif dengan metode demonstrasi dapat
terwujud.
Kegiatan penelitian tindakan pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 2-4
Mei 2011 yang diikuti oleh 32 siswa. Alokasi waktu yang digunakan yaitu 2x35
menit. Kegiatan dari siklus II ini adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan peneliti membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran dengan:
1) Standar Kompetensi
7. Membaca: Memahami teks dengan membaca intensif (150-200 kata)
dan membaca puisi.
2) Kompetensi Dasar
7.1 Menjawab dan atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak
panjang (150-200 kata) yang dibaca secara intensif.
3) Indikator
7.1.2 Menjawab pertanyaan bacaan
7.1.3 Mengajukan pertanyaan
4) Alokasi Waktu: 2 x pertemuan (4 x 35 menit)
Dalam perencanaan ini tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran
ini adalah menjawab pertanyaan bacaan dengan tepat serta melalui tanya
jawab siswa dapat menajukan pertanyaan dengan tepat. Setelah pelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
selesai siswa diharapkan dapat membaca dan menghafal dengan intonasi yang
benar di dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam siklus pertama ini akan digunakan materi membaca intensif dan
bacaan-bacaan yang berjudul “Gagal Berkunjung ke Rumah Kakek” dan
“Belajar Kelompok”. Melalui metode demonstrasi dan menggunakan media
teks sebagai alat peraga dalam pembelajaran.
Peneliti juga mempersiapkan soal, kunci jawaban, pedoman penilaian
yang terdiri dari kognitif, afektif dan psikomotor. Hal lain yang juga
disiapkan peneliti adalah lembar observasi.
b. Pelaksanaan
Setelah rencana tindakan dibuat peneliti melakukan tindakan penelitian
sebagai berikut:
1) Pertemuan pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari senin tanggal 2 Mei
2011, jam pelajaran pertama dan kedua. Guru mengawali pelajaran
dengan berdoa bersama, mengabsen siswa serta mengkondisikan kelas
dan memberikan apersepsi mengingat pelajaran sebelumnya.
Pada kegiatan inti guru melaksanakan proses pembelajaran
membaca intensif dengan kompetensi membaca cerita anak dan indikator
adalah menjawab pertanyaan dengan tepat. Pada pertemuan ini teks
cerita yang diberikan adalah “Gagal Berkunjung ke Rumah Kakek”.
Guru menginformasikan kepada siswa tentang metode demonstrasi.
Siswa diminta membacakannya di depan kelas secara bergiliran. Guru
memberikan penghargaan pada siswa yang aktif di kelas. Setelah selesai
guru memberikan evaluasi untuk dikerjakan secara individu. Siswa
diminta mengumpulkan hasilnya.
Pada kegiatan akhir, guru memberi penguatan materi dan tanya
jawab secara klasikal mengenai cerita.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
2) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari rabu tanggal 4 Mei 2011.
Materi yang sama dengan pertemuan pertama. Dengan indikator
mengajukan pertanyaan.
Pada kegiatan awal, guru memberikan apersepsi untuk menggali
pengetahuan siswa dan motivasi kepada siswa.
Guru memberikan materi singkat tentang cara menjawab
pertanyaan dengan tepat. Guru meminta siswa diterangkan apa yang
diceritakan oleh guru. Guru membagi teks cerita “Belajar Kelompok”
kepada siswa. Guru mengingatkan kepada siswa tentang langkah
pembelajaran metode demonstrasi. Siswa secara bergiliran maju kedepan
untuk mendemonstrasikan teks bacaan yang telah diberikan oleh guru.
Setelah selesai siswa di minta tenang di tempat duduknya.
Pada kegiatan akhir, guru memberikan evaluasi untuk mengetahui
pemahaman dalam membaca intensif. Setelah selesai siswa
mengumpulkan hasil pekerjaannya. Guru memberikan kesimpulan dan
refleksi serta memberikan tugas rumah.
c. Observasi
Dalam tahapan ini dilakukan pemantauan terhadap pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi, yang dilaksanakan
dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi dan perekam
dengan kamera. Observasi ini dilakukan dengan memperoleh data mengenai
kesesuaian pelaksanaan pembelajaran denan menggunakan metode
demonstrasi pada Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah
disusun. Serta untuk mempengaruhi seberapa besar pengaruh perbaikan siklus
I yang dilaksanakan dalam meningkatan kemampuan membaca intensif di
kelas III SD Negeri Balepanjang I.
Oleh karena itu, pengamat tidak hanya ditunjukkan pada aktivitas siswa
atau proses yang terjadi pada proses pembelajaran, namun juga pada aspek
tindakan guru dalam melaksanakan pembelajaran termasuk suasana kelas
pada saat proses pembelajaran berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
1) Pertemuan pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pembelajaran membaca dengan
indikator menjawab pertanyaan dengan tepat. Hasil observasi pada
pertemuan pertama adalah sebagai berikut:
a) Kegiatan Siswa
Siswa mulai aktif memperhatikan apersepsi guru, ada 2 siswa
yang berbicara sendiri. Siswa mulai memahami langkah kegiatan
yang akan dilaksanakan. Keaktivan sudah mulai terlihat. Pada saat
membaca cerita secara bergiliran, mayoritas siswa sudah menyimak
dan memperhatikan. Namun masih ada siswa yang tidak
memperhatikan dan bermain sendiri, sehingga ketika gilirannya
membaca ia tidak siap. Pada saat mengerjakan tugas individu, siswa
mengerjakan tugas individu, siswa mengerjakan sendiri-sendiri.
b) Kegiatan Guru
Apersepsi yang diberikan untuk meningkatkan motivasi sudah
menarik dan melibatkan siswa sehingga terlihat adanya timbal balik
antara guru dan siswa. Guru menggunakan berbagai sumber belajar.
Penggunaan waktu cukup baik. Memotivasi individu. Mengawasi
jalannya pembelajaran. Setelah siswa mendemonstrasikan kedepan
guru memberikan tanggapan dan umpan balik. Guru sudah cukup
baik menggunakan bahasa lisan dan tulisan secara baik, jelas, benar
dan lancar. Setelah evaluasi, guru membacakan beberapa hasil
pekerjaan siswa dan memberikan masukan serta penguatan materi.
Guru sudah memberikan tindak lanjut.
2) Pertemuan kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan dengan indikator mengajukan
pertanyaan dari teks yang telah dibaca.
a) Kegiatan Siswa
Siswa aktif memperhatikan apersepsi guru. Saat tanya jawab
banyak siswa yang mengangkat tangan tetapi masih ada 4 siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
yang pasif. Pada saat dibacakan cerita mayoritas siswa sudah
memperhatikan, tetapi masih ada 3 siswa yang tidak memperhatikan
b) Kegiatan Guru
Sudah melakukan apersepsi dengan cukup baik. Guru
menggunakan berbagai sumber belajar. Penggunaan waktu sudah
baik, sesuai dengan jam pelajaran seharusnya. Penuh perhatian
terhadap siswa. Guru sudah menguasai kelas. Memotivasi individu.
Sudah menggunakan media pembelajaran. Sudah melakukan
penilaian proses. Sudah melakukan penilaian hasil belajar dan
penilaian proses. Guru sudah menggunakan bahasa lisan dan tulisan
secara baik, jelas benar dan lancar. Sudah memberikan tindak lanjut.
d. Analisis dan Refleksi
Hasil siklus II yang didapat dari hasil observasi, penilaian proses dan
penilaian hasil belajar dalam membaca intensifmelalui tes kemudia dianalisis
dan direfleksi sbagai langkah pengambilan tindakan pada siklus berikutnya.
Adapun hasilnya adalah:
1) Siswa masih ada yang ramai.
2) Guru meminta siswa bergiliran untuk menyampaikan membaca teks untuk
temannya dan yang lain menyimak. Mayoritas siswa sudah
memperhatikan namun masih ada siswa yang main sendiri dan tidak siap
jika tiba gilirannya.
3) Pada saat melakukan demonstrasi masih banyak siswa yang ramai dan
tidak memperhatikan.
4) Masih ada siswa yang mempunyai nilai rendah atau dibawah KKM.
B. Dalam siklus II guru sudah bisa dikatakan berhasil. Tetapi guru
masih mengadakan siklus selanjutnya yaitu siklus III untuk pemantapan
dengan tindakan-tindakan sebagai berikut:
1) Guru lebih mengendalikan untuk segera memberikan bacaan.
2) Guru meminta setiap siswa ntuk memberi tanggapan terhadap siswa yang
sedang presentasi didepan kelas.
3) Guru lebih mengutamakan siswa yang nilainya dibawah rata-rata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Dari hasil penilaian kemampuan membaca intensif pada siklus II dapat
dilihat pada interval nilai dan kualitas frekuensi dalam tabel dibawah ini:
Siklus II
Tabel 4.7 Daftar Nilai Membaca Intensif Siswa Kelas III SDN I Balepanjang
Semester 2 Tahun 2011 Siklus II
No. Subyek Nilai No. Subyek Nilai
1. 49 17. 76
2. 74 18. 80
3. 74 19. 73
4. 77 20. 74
5. 76 21. 54
6. 77 22. 75
7. 53 23. 75
8. 74 24. 74
9. 72 25. 81
10. 79 26. 85
11 49 27. 70
12. 73 28. 71
13. 71 29. 78
14. 89 30. 58
15. 83 31. 83
16. 55 32. 84
Jumlah 2316
Rata-rata 72,37
Dari tabel diatas dapat dilihat nilai tertinggi dari hasil kemampuan
membaca intensif oleh siswa adalah 89 dan nilai terendah adalah 49.
Kemudian hasil perhitungan mean nilai rata-rata 72,37 dengan kategori
nilai lebih dari cukup.
X = ∑
=
= 72,37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Keterangan :
= Jumlah skor seluruh siswa
N = Jumlah siswa
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Penilaian Hasil Membaca Intensif Pada Kompetensi Dasar
Membaca Siswa Kelas III SDN I Balepanjang Tahun 2011 Siklus II
No. Interval Frekuensi %
1 49-55 5 15,65
2 56-62 1 3,12
3 63-69 0 0
4 70-76 15 46,87
5 77-83 8 25
6 84-90 3 9,37
Jumlah 32 100
Apabila disajikan dalam bentuk grafik adalah sebagai berikut:
Gambar 4.3 Grafik Nilai Membaca Intensif Siswa kelas III SDN I Balepanjang Siklus II
Dari hasil kemampuan membaca intensif siklus II menunjukkan 2 siswa
mendapat nilai 49, 1 siswa mendapat nilai 53, 1 siswa mendapat nilai 54, 1
siswa mendapat nilai 55, 1 siswa mendapat nilai 58, 1 siswa mendapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
nilai 70, 2 siswa mendapat nilai 71, 1 siswa mendapat nilai 72, 2 siswa
mendapat nilai 73, 5 siswa memdapat nilai 74, 2 siswa mendapat nilai 75,
2 siswa mendapat nilai 76, 2 siswa mendapat nilai 77, 1 siswa mendapat
nilai 78, 1 siswa mendapatkan nilai 79, 1 siswa mendapatkan nilai 80, 1
siswa mendapat nilai 81, 1 siswa mendapat nilai 83, 1 siswa mendapat
nilai 84, 1 siswa mendapat nilai 85, dan 1 siswa mendapat nilai 89 .
Berdasarkan indikator yang ditetapkan, peneliti dikatakan berhasil bila
prestasi belajar siswa secara individual menunjukkan sekurang-kurangnya
70 dan klasikal menunjukkan 75%. Jadi kesimpulannya hasil penelitian
siklus II sudah dapat dikatakan berhasil, sebab jumlah siswa secara
individu yang mendapatkan nilai sekurang-kurangnya 70 mencapai 75%
meskipun secara klasikal nilai rata-rata siswa dikategorikan lebih dari
cukup. Adapun perhitungan ketuntasan belajar pada siklus II adalah
sebagai berikut:
r% = x 100%
= x100%
= 81,25%
Keterangan :
n = Jumlah siswa yang mendapat nilai sekurang-kurangnya 60
N= Jumlah siswa
Berdasarkan perhitungan diatas, kelas III SD balepanjang I masih belum
tuntas karena baru 81,25 % siswa yang mendapatkan nilai di atas
ketuntasan. sedangkan 18,75% masih mendapat nilai dibawah ketuntasan
yaitu kurang dari 60.
Secara lebih rinci untuk mengetahui perkembangan peningkatan
kemampuan membaca intensif dengan metode demonstrasi pada siswa
kelas III dapat dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 4.9 Rekapitulasi Nilai Rata-rata Membaca intensif Siswa Kelas III SDN I
Balepanjang Sebelum dan Sesudah Tindakan SiklusII
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
No. Rata-rata sebelum
tindakan
Rata-rata siklus
I
Rata-rata siklus II Keterangan
1 61,65 68,96 72,37 Meningkat
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata kemampuan
membaca intensif dengan metode demonstrasi mengalami peningkatan.
Nilai rata-rata sebelum tindakan hanya 61,65, nilai rata-rata siklus I adalah
68,96, dan nilai rata-rata siklus II adalah 72,37.
Tabel 4.10 Prosentase Siswa Yang Memperoleh Nilai ≥ 70 Sebelum dan
Sesudah Tindakan Siklus II
Dari tabel dapat dijelaskan bahwa prosentase siswa yang mendapatkan nilai
kurang dari 70,00 menurun dan prosentase siswa yang mendapatkan nilai lebih
dari 70,00 meningkat. Prosentase jumlah siswa yang mendapat nilai lebih dari
70,00 adalah sebagai berikut: Sebelum tindakan 50,00%, siklus pertama
65,62%, dan pada siklus kedua adalah 81,25%.
Oleh karena itu, pembelajaran membaca intensif dengan metode
demonstrasi dapat dinyatakan berhasil karena sudah mencapai indikator yang
telah ditentukan. Maka untuk pementapan dilanjutkan ke siklus berikutnya.
b. Siklus III
Pada siklus II hasil pembelajaran membaca intensif siswa kelas III
SDN Balepanjang I dengan indikator menjawab pertanyaan dan mengajukan
pertanyaan berdasarkan bacaan yang dibaca mayoritas telah mencapai
ketuntasan belajarnya karena telah mendapat nilai diatas standar ketuntasan
minimal yaitu 60. Namun masih ada 6 siswa yang nilainya kurang dari 60.
No.
Jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥
70
Prosentase Keterangan
Sebelum SiklusI Siklus II Sebelum Siklus I Siklus II
1 16 21 26 50,00% 65,62% 81,25% Meningkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Oleh karena itu perlu diadakan perbaikan dan pemantapan pada siklus III ini.
Dan siklus III ini, dilaksanakan pada tanggal 5-7 Mei 2011 dengan alokasi
waktu masing-masing pertemuan 2x35 menit. Adapun tidakan yang
dilksanakan pada siklus III ini adalah:
a. Perencanaan
Sebelum tindakan pembelajaran pada siklus III peneliti menyusun
perencanaan-perencanaan pembelajaran diantaranya menyusun rencana
pembelajaran, menyiapkan lembar observasi dan menyiapkan media.
Perencanaan siklus III dengan menggunakan metode demonstrasi pergantian
cerita untuk menghindari kejenuhan siswa.
Rencana pelaksanaan pembelajaran dengan:
1) Standar Kompetensi
7. Membaca: Memahami teks dengan membaca intensif (150-200 kata)
dan membaca puisi.
2) Kompetensi Dasar
7.1 Menjawab dan atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak
panjang (150-200 kata) yang dibaca secara intensif.
3) Indikator
7.1.4 Menceritakan kembali isi bacaan
7.1.3 Menemuan hubungan sebab-akibat
4) Alokasi Waktu: 2 x pertemuan (4 x 35 menit)
Dalam perencanaan ini tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran
ini adalah menjawab pertanyaan bacaan dengan tepat serta melalui tanya jawab
siswa dapat menajukan pertanyaan dengan tepat. Setelah pelajaran selesai
siswa diharapkan dapat membaca dan menghafal dengan intonasi yang benar di
dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam siklus pertama ini akan digunakan materi membaca intensif dan
bacaan-bacaan yang berjudul “Menolong Korban Bencana Alam” dan
“Menolong Teman yang Sakit”. Melalui metode demonstrasi dan
menggunakan media teks sebagai alat peraga dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Peneliti juga mempersiapkan soal, kunci jawaban, pedoman penilaian
yang terdiri dari kognitif, afektif dan psikomotor.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus III ini guru melaksanakan proses kegiatan
pembelajaran membaca intensif dengan menerapkan metode demonstrasi
sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Adapun kegiatan pembelajaran
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama
Pada pertemuan ini dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2011. pada
pertemuan pertama ini dilaksanakan pembelajaran membaca intensif
dengan indikator menceritakan kembali isi bacaan.
Sebelum pelajaran dimulai guru meminta slah satu siswa untuk
memimpin doa, kemudian dilanjutkan dengan presensi. guru mengajak
siswa menyanyi lagu “Dari Sabang Sampai Merauke” untuk
membangkitkan motivasi. Pada saat apersepsi guru melakukan tanya
jawab dengan siswa tentang cerita yang pernah dibaca siswa serta
menyampaikan tujuan pembelajaran dengan singkat.
Pada kegiatan inti guru membagikan teks cerita berjudul
“Menolong Korban Bencana Alam” kepada setiap siswa. Guru
mengingatkan kembali langkah kerja metode demonstrasi yang harus
dilakukan siswa. Pada saat siswa disuruh maju kedepan secara bergiliran.
Guru mengutamakan untuk siswa yang belum mencapai nilai 60,00. Guru
dan teman memberikan tanggapan.
Dalam kegiatan akhir guru memberikan evaluasi secara
individu. Serta memberikan pemantapan materi dan refleksi.
2) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2011dan
dengan indikator menyatakan hubungan sebab akibat..
Pada kegiatan awal diawali dengan doa, mengabsen dan
memberikan pengajaran yang telah lalu, kemudian menyampaikan tujuan
pembelajaran yang disampaikan kepada siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Kegiatan inti diawali dengan guru membagikan teks bacaan
yang berjudul “Menolong Teman yang Sakit” kepada setiap siswa. Pada
pertemuan kedua ini yang dibahas adalah memberikan tanggapan pada
siswa yang mendemonstrasikan kedepan. Setelah selesai membaca guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan kata-kata yang
dianggap sukar atau yang belum diketahui. Serta masing-masing siswa
membuat pertanyaan tentang bacaan yang telah dibaca. Guru dan siswa
menjawab pertanyaan yang telah diajukan oleh siswa. Guru memberikan
umpan balik dan tanggapan.
Pada kegiatan akhir guru memberikan evaluasi individu untuk
mengetahui tingkat pemahaman dalam membaca intensif siswa dan
pemantapan materi serta refleksi terhadap pembelajaran yang telah
berlangsung.
c. Observasi
Pada tahap ini peneliti bersama observer mengadakan pengamatan
berkaitan dengan indakan penelitian. Pengamatan yang dilaksanakan ada
dua yaitu pengamatan siswa dan pengamatan guru pada saat melaksanakan
kegiatan pembelajaran mulai dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan
akhir.
1) Pertemuan Pertama
a) Kegiatan siswa
Pada pertemuan pertama siklus III ini siswa sudah aktif dalam
pembelajaran baik pada saat kegiatan awal sampai kegiatan akhir.
Meskipun masih ada beberapa siswa yang keaktifannya kurang tetapi
hal ini dapat dimaklumi. Perhatian siswa terhadap pembelajaran cukup
baik. Siswa sudah melaksanakan langkah-langkah metode demonstrasi
seperti yang dijelaskan oleh guru. Ketika disuruh mendemonstrasikan
mayoritas siswa tunjuk jari ingin maju kedepan terlebih dulu. Para
siswa ingin mendapatkan penghargaan yang terbaik. Pada saat
mengejakan tugas individu sisw mengerjakan dengan sungguh-
sungguh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
b) Kegiatan guru
Pada saat kegiatan awal ataupun inti, guru bisa membuat
suasana kelas menjadi hidup. Apersepsi yang ditampilkan menarik
bagi siswa.
Pada saat kegiatan inti, guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dimengerti, hal ini
membuat siswa lebih mudah dalam mengikuti pelajaran dan
memahami teks bacaan yang diberikan. Guru mengawasi serta
memberikan motivasi bagi setiap siswa. Pengelolaan kelas yang
dilakukan cukup baik. mobilitas guru tidak hanya di depan tetapi juga
keseluruh bagian. guru juga memberikan masukan dan tanggapan
pada saat kelompok mendemonstrasikan bacaan. Pemberian tes akhir
sudah cukup baik, bbegitu pula dengan pemantapan mteri dan refleksi
juga sangat baik.
2) Pertemuan Kedua
a) Kegiatan Siswa
Pada pertemuan kedua siklus ketiga ini siswa terlihat sangat aktif
dalam pembelajaran.Keaktifan mereka terlihat pada saat kegiatan awal,
inti dan akhir. Ada beberapa yang terlihat kurang aktif, namun hal tersebut
dapat dimaklumi karena siswa tersebut termasuk siswa yang lamban.
Siswa sudah tidak ramai lagi dan memperhatikan guru. Siswa sudah
melaksanakan langkah-langkah kegiatan metode demonstrasi seperti yang
dijelaskan oleh guru. Ketika akan mendemonstrasikan ke depan mayoritas
siswa tunjuk jari untuk maju kedepan terlebih dahulu, bahkan ada siswa
yng ingin maju terus meskipun ia sudah sering maju. Para siswa terlihat
antusias ingin mendappatkan penghargaan terbaik. Pada saat mengerjakan
tugas individu, mereka cukup tenang dan dikerjakan sungguh-sungguh
sendiri.
b) Kegiatan Guru
Pada saat kegiatan awal atau inti guru bisa membuat suasana kelas
menjadi hidup. Apersepsi yang ditampikan menarik bagi siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Pada saat kegiatan inti guru memberikan kesempatan kepada siswa
mengenai hal-hal yang belum dimengerti, hal ini membut siswa lebih
mudah dalam mengikuti pembelajaran dan memahami teks bacaan yang
diberikan. Guru selalu mengawasi dan memberikan motivasi bagi tiap
siswa. Pengelolaan kelas yang dilakukan cukup baik. Mobilitas guru
tidak hanya di depan tetapi juga keseluruh bagian. Guru juga memberi
masukan dan tanggapan pada saat siswa melakukan demonstrasi
kedepan. Penghargaan yang diberikan guru mampu meningkatkan
motivasi dan semangat siswa dalam pembelajaran. Pemberian tes akhir
juga sudah cukup baik, begitu pula dengan pemantapan materi dan
refleksi yang sudah sangat baik.
d. Analisis dan Refleksi
Hasil siklus III yag didapat dari hasil obsevasi, penilaian proses dan
penilaian tes kemudian di analisis dan di refleksi sebagai langkah
pengambilan tindakan berikutnya. Adapun hasilnya adalah:
1) Hasil belajar atau kemampuan membaca intensif dengan menggunakan
metode demonstrasi lebih meningkat dibanding menggunakan siklus II.
2) Selama proses pembelajaran berlangsung kaktifan dan kentusiasan siswa
sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat ketika anak berebut ingin maju saat
mendemonstrasikan kedepan kelas.
3) Masih ada siswa yang kemampuan membaca intensifnya kurang baik.
Siswa ini daya pikirnya masih rendah dan termasuk anak yang lamban
belajar.
4) Penghargaan dan motivas yang diberikan oleh guru sudah cukup merata
dan bagus, namun untuk anak yang tingkat membacanya masih rendah
gur harus memberikan perhatian atauwaktu yang lebih. Karna membaca
merupakan modal dasar untuk menyerap pelajaran selanjutnya.
5) Dalam melaksanakan proses pembelajaran, guru telah sesuai dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.
Hanya pada pertemuan kedua guru kelebihan waktu 10 menit. Hal ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
dikarenakan guru memberikan penghargaan kepada siswa atas
kinerjanya.
Dari hasil evaluasi dan penelitin kemampuan membaca intensif siswa
kelas III SDN Balepanjang I pada siklus III dapat dilihat pada interval nilai
dan kualitas frekuensi dalam tabel dibawah ini:
Siklus III
Tabel 4.11 Daftar Nilai Membaca Intensif Siswa Kelas III SDN I
Balepanjang Semester 2 Tahun 2011 Siklus III
No.
Subyek
Nilai No.
Subyek
Nilai
1. 71 17. 89
2. 82 18. 85
3. 87 19. 84
4. 90 20. 85
5. 96 21. 84
6. 87 22. 95
7. 93 23. 87
8. 90 24. 96
9. 85 25. 89
10. 87 26. 98
11 89 27. 84
12. 90 28. 96
13. 85 29. 87
14. 96 30. 74
15. 86 31. 87
16. 90 32. 85
Jumlah 2316
Rata-rata 72,37
Dari tabel diatas dapat dilihat nilai tertinggi dari hasil kemampuan
membaca intensif oleh siswa adalah 98 dan nilai terendah adalah 71.
Kemudian hasil perhitungan mean nilai rata-rata 87,78 dengan
kategori nilai lebih dari cukup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
X = ∑
=
= 87,78
Keterangan :
= Jumlah skor seluruh siswa
N = Jumlah siswa
Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Penilaian Hasil Membaca Intensif Pada
Kompetensi Dasar Membaca Siswa Kelas III SDN I Balepanjang Tahun
2011 Siklus III
No. Interval Frekuensi %
1 71-75 2 6,25
2 76-80 0 0
3 81-85 8 25
4 86-90 15 46,87
5 91-95 2 6,25
6 96-100 5 15,63
Jumlah 32 100
Apabila disajikan dalam bentuk grafik adalah sebagai berikut:
Gambar 4.4 Grafik Nilai Membaca Intensif Siswa kelas III SDN I
Balepanjang Siklus III
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Dari hasil kemampuan membaca intensif siklus III menunjukkan 1
siswa mendapat nilai 71, 1 siswa mendapat nilai 74, 1 siswa mendapat
nilai 82, 3 siswa mendapat nilai 84, 5 siswa mendapat nilai 85, 1 siswa
mendapat nilai 86, 6 siswa mendapat nilai 87, 3 siswa mendapat nilai 89,
4 siswa mendapat nilai 90, 1 siswa memdapat nilai 93, 1 siswa mendapat
nilai 95, 4 siswa mendapat nilai 96, dan 1 siswa mendapat nilai 98.
Berdasarkan indikator yang ditetapkan, peneliti dikatakan berhasil
bila prestasi belajar siswa secara individual menunjukkan sekurang-
kurangnya 70 dan klasikal menunjukkan 75%. Jadi kesimpulannya hasil
penelitian siklus II sudah dapat dikatakan berhasil, sebab jumlah siswa
secara individu yang mendapatkan nilai sekurang-kurangnya 60
mencapai 75% meskipun secara klasikal nilai rata-rata siswa
dikategorikan lebih dari cukup. Adapun perhitungan ketuntasan belajar
pada siklus II adalah sebagai berikut:
r% = x 100%
= x100%
= 100%
Keterangan :
n = Jumlah siswa yang mendapat nilai sekurang-kurangnya 70
N= Jumlah siswa
Berdasarkan perhitungan diatas, kelas III SDN I Balepanjang
sudah tuntas karena 100 % siswa yang mendapatkan nilai di atas
ketuntasan.
Secara lebih rinci untuk mengetahui perkembangan peningkatan
kemampuan membaca intensif dengan metode demonstrasi pada siswa
kelas III dapat dijelaskan pada tabel berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Tabel 4.13 Rekapitulasi Nilai Rata-rata Membaca intensif Siswa Kelas
III SDN I Balepanjang Sebelum dan Sesudah Tindakan SiklusIII
No. Rata-rata
sebelum
tindakan
Rata-rata
siklus I
Rata-rata
siklus II
Rata-rata
siklus III
Keterangan
1 61,65 68,96 72,37 87,78 Meningkat
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata
kemampuan membaca intensif dengan metode demonstrasi mengalami
peningkatan. Nilai rata-rata sebelum tindakan hanya 61,65, nilai rata-rata
siklus I adalah 68,96, nilai rata-rata siklus II adalah 72,37 dan rata-rata
siklus III adalah 87,78.
Tabel 4.14 Prosentase Siswa Yang Memperoleh Nilai ≥ 70 Sebelum dan
Sesudah Tindakan Siklus III
N
o
.
Jumlah siswa yang
memperoleh nilai ≥ 70
Prosentase Ket
Sebelum I II III Sebelum I II III
1 16 21 26 32 50,00% 65,62% 81,25% 100% Meningkat
Dari tabel dapat dijelaskan bahwa prosentase siswa yang mendapatkan
nilai kurang dari 60,00 menurun dan prosentase siswa yang mendapatkan nilai
lebih dari 60,00 meningkat. Prosentase jumlah siswa yang mendapat nilai
lebih dari 60,00 adalah sebagai berikut: Sebelum tindakan 50,00%, siklus
pertama 65,62%, pada siklus kedua adalah 81,25% dan pada siklus ketiga
adalah 100%.
Untuk lebih jelasnya perbandingan nilai terendah, tertinggi dan rata-rata
antara prasiklus dengan siklus I, siklus II dan siklus III disajikan dalam bentuk
grafik sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Gambar 4.5 Grafik Perbandingan Nilai Terendah, Nilai Tertinggi dan
Rata-Rata Antara Prasiklus, Siklus I, Siklus II, Siklus III
5. Temuan Dan Hasil Tindakan
Data yang berhasil dikumpulkan dianalisis berdasarkan hasil temuan yang
dikaji sesuai dengan rumusan masalah yang selanjutnya dikaitkan dengan teori
yang ada.
Proses analisis data ditujukan untuk menemukan suatu hasil atau hal apa
saja yang terjadi dilokasi penelitian, sehingga peneliti dapat menarik kesimpulan
dari penelitian tersebut yang ada akhirnya peneliti dapat mengembil pelajaran dan
memberikan masukan kepada pihak yang terkait didalamnya.
Peningkatan kemampuan membaca intensif dengan metode demonstrasi.
1. Hasil aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran adalah siswa lebih
aktif dalam memperhatikn penjelasan dari guru, siswa lebih aktif dalam
mengerjakan tugas-tugas dari guru, keberanian siswa bertanya untuk
mengungkapkan pendapat meningkat, kreativitas dan inisiatif siswa
berkembang, dan siswa lebih aktif dalam mengikuti proses pelaksanaan
pembelajaran sehingga timbul kemauan untuk menerapkan hasil dan
pemahaman siswa terhadap materipun meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Peningkatan aktivitas ini mengakibatkan peningkatan hasil evaluasi
belajar siswa sehingga kemampuan membaca intensif mengalami
peningkatan.
2. Hasil evaluasi belajar.
Hasil evaluasi belajar mengalami peningkatan terbukti dengan adanya
peningkatan kemampuan membaca intensif dengan hasil yang disajikan
dengan rata-rata nilai dan ketuntasan belajar. adapun hasilnya adalah sebagai
berikut.
a. Sebelum tindakan
Rata-rata nilai adalah 61,65
Nilai lebih dari 70,00 adalah 16 siswa
Nilai kurng dari 70,00 adalah 16 siswa
b. Siklus I
Rata-rata nilai adalah 68,96
Nilai lebih dari 70,00 adalah 21 siswa
Nilai kurng dari 70,00 adalah 11 siswa
c. Siklus II
Rata-rata nilai adalah 72,37
Nilai lebih dari 70,00 adalah 26 siswa
Nilai kurng dari 70,00 adalah 6 siswa
d. Siklus III
Rata-rata nilai adalah 87,78
Nilai lebih dari 70,00 adalah 32 siswa
Dari hasil evaluasi yang dilaksanakan terbukti adanya peningkatan
kemampuan membaca intensif antara sebelum tindakan, siklus I, siklus II,
dan siklus III terus adanya peningkatan yang signifikan. Akan tetapi
kenyataan dilapangan membaca intensif dengan metode demonstrasi
mengalami beberapa hambatan.
Hambatan-hambatan yang ditemui dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
1. Siklus I
a. Pada saat dibacakan cerita, siswa yang tidak membaca mayoritas
tidak menyimak, tetapi malah ramai sendiri.
b. Teks yang terlalu panjang membuat siswa sedikit kesulitan
memahami isi bacaan.
c. Kata-kata yang sukar atau yang asing bagi siswa membuat siswa
keliru menafsirkan isi bacaan
2. Siklus II
a. Pada saat dibacakan cerita, meskipun pembacaan sudah dilakukan
secara bergiliran masih ada siswa yang tidak siap saat tiba gilirannya
untuk membaca karena tidak memperhatikan
b. Penguasaan kata yang sedikit dan kata-kata yang belum dimengerti
oleh siswa membuat siswa kesulitan memahami isi bacaan.
3. Siklus III
Untuk siklus ketiga ini dapat dikatakan sudah tidak ada hambatan
dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode demonstrasi. Siswa
sudah terbiasa dengan aktivitas mendemonstrasikan kedepan sehingga
pelajaran dapat berjalan dengan lancar.
Adapun cara untuk mengatasi hambatan-hambatan selama proses
pembelajaran tersebut adalah:
1. Siklus I
a. Pembacaan cerita dilakukan secara bergiliran dengan yang lainnya.
b. Teks yang diberikan dipilih yang lebih pendek dan mudah
dimengerti siswa.
c. Guru memberikan kesempatan siswa untuk menanyakan kata-kata
yang masih dianggap sukar dan menjelaskan arti kata tersebut
kepada siswa.
2. Siklus II
a. Pembacaan dilakukan secara bergiliran dan siswa diminta
mengoreksi pembacaan cerita yang lain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
b. Guru memberi penjelasan mengenai kata-kata yang masih dianggap
asing bagi siswa.
B. Pembahasan
Dengan melihat hasil penelitian di atas, dapat dijelaskan perhitungan rata-
rata nilai pemahaman membaca intensif mata pelajaran Bahasa Indonesia pada
siswa kelas III SDN I Balepankang meningkat. Peningkatan terlihat dari sebelum
tindakan dan setelah tindakan yaitu siklus I, siklus II dan siklus III yang masing-
masing terdiri dari 2 pertemuan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.15 Perbandingan Rata-Rata Hasil Membaca Intensif dan Prosentase
Ketuntasan Klasikal Sebelum Tindakan, Siklus I, Siklus II dan Siklus III
No Keterangan Sebelum
tindakan
Setelah Tindakan
Data awal Siklus I Siklus II Siklus III
1 Nilai Rata-rata 61,65 68,96 72,37 87,78
2 Jumlah siswa tuntas 16 21 26 32
3 Persentase Ketuntasan 50% 65,62% 81,25% 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata nilai membaca
intensif siswa dari data awal sampai siklus III mengalami peningkatan dari data
awal rata-rata nilai 61,65 menjadi 68,96 pada siklus I menjadi 72,37 pada siklus II
dan 87,78 pada siklus III. Dari table di atas juga dapat diketahui bahwa jumlah
siswa yang nilainya di atas KKM meningkat. Pada data awal jumlah siswa yang
dapat mencapai ketuntasan KKM berjumlah 16 siswa. Pada siklus I jumlah siswa
yang mencapai ketuntasan KKM meningkat menjadi 21 siswa. Pada siklus II
jumlah siswa yang mencapai ketuntasan KKM meningkat menjadi 26 siswa
Sedangkan pada siklus III jumlah siswa yang mencapai ketuntasan KKM menjadi
32. Selain itu jumlah persentase ketercapaian KKM siswa mengalami peningkatan
yang signifikan. Pada data awal persentase ketuntasan 50%, Pada siklus I 62,65%,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
pada siklus II 81,25 dan siklus III 100%. Perbandingan Nilai rata- rata dapat
disajikan pada grafik berikut :
Gambar 4.6. Nilai rata-rata Rata-Rata Hasil Pemahaman Membaca Intensif dan
Prosentase Ketuntasan Klasikal Sebelum Tindakan, Siklus I, Siklus
II dan Siklus III
Dari data di atas dapat dibuat perbandingan ketidaktuntasan dan
ketuntasan siswa seperti tabel dibawah ini:
Tabel 4.16. Perbandingan Ketidaktuntasan dan Ketuntasan Siswa Pada Prasiklus,
Siklus I, Siklus II dan Siklus III
No Keterangan Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus II
Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Tuntas 16 50 21 65,62 26 81,25 32 100
2 Tidak Tuntas 16 50 11 34,38 6 18,75 0 0
Dari tabel di atas dapat dijelaskan pada prasiklus jumlah siswa yang tuntas
16 siswa atau sebesar 50% dan yang tidak tuntas 16 siswa atau sebesar 50%. Pada
siklus I, Jumlah siswa yang tuntas 21 siswa atau sebesar 65,62% dan yang tidak
tuntas 11 siswa atau sebesar 34,38%. Pada siklus II siswa yang tuntas 26 siswa
atau sebesar 81,25% dan yang tidak tuntas 6 siswa sebesar 18,75%. Sedangkan
pada siklus III 32 siswa tuntas sebesar 100%. Hasil ini dapat dilihat lebih jelas
pada grafik berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Gambar 4.7. Perbandingan Ketidaktuntasan dan Ketuntasan Siswa Pada Prasiklus,
Siklus I, Siklus II dan Siklus III
Berdasarkan pengelolaan data dan uraian hasil penelitian di atas dapat
dikatakan bahwa peningkatan pemahaman membaca intensif mata pelajaran
Bahasa Indonesia dengan metode demonstrasi pada siswa kelas III SDN I
Balepanjang, Wonogiri tahun 2011 yang dilakukan peneliti dinyatakan berhasil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
C. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga
siklus tersebut di atas, ternyata hipotesis yang dirumuskan telah terbukti
kebenarannya. Dengan menerapkan metode demonstrasi dapat meningkatkan
pemahaman membaca intensif pada siswa kelas III SDN I Balepanjang kecamatan
Jatipurno kabupaten Wonogiri tahun ajaran 2010/2011. Ini terbukti pada siklus I
rata-rata kelas 68,96, siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 72,37, dan
siklus III nilai rata-rata kelas menjadi 87,78. Dengan demikian penerapan metode
demonstrasi dapat dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
membaca di kelas III sehingga dapat meningkatkan pemahaman membaca intensif
siswa.
D. Implikasi
Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan pada
pembelajaran dengan menerapkan metode demonstrasi dalam pelaksanaan
pembelajaran bahasa Indonesia kompetensi dasar membaca. Berdasarkan hasil
penelitian di atas terbukti metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman
membaca intensif siswa. Sehubungan dengan penelitian ini maka dapat
dikemukakan implikasi hasil penelitian sebegai berikut.
1. Memberikan informasi bagi guru untuk menentukan metode pembelajaran
yang tepat dengan metode demonstrasi untuk meningkatkan kemampuan
membaca intensif pada pelajaran bahasa Indonesia kompetensi membaca
khususnya dan pelajaran lain pada umumnya.
2. Mendorong siswa untuk memiliki keberanian dalam mengungkapkan
pendapat dan mengembangkan kreatifitas serta inisiatfnya untuk menunjang
proses pembelajaran.
3. Menunjukkan pentingnya penerapan metode pembelajaran yang bervariasi
dan inovatif, salah satunya adalah metode demonstrasi yang terbukti dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga terjalin hubungan
yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru.
E. Saran
Sesuai dengan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian, laka ada beberapa
saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan antara lain:
1. Bagi Sekolah
Hendaknya sekolah mengupayakan pelatihan bagi guru untuk dapat
mendukung pelaksanaan pembelajaran membaca intensif agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan harapan.
2. Bagi Guru
a. Sebaiknya guru meningkatkan kompetensi keprofesionalannya dengan
merancang proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga siswa
menjadi lebih kondusif dan bermakna. Hal ini membuat siswa tidak
mudah bosan dan tetap termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran
yang pada akhirnya dapat meningkatkan pemahaman konsep pada materi
pelajaran.
b. Guru hendaknya menerapkan metode demonstrasi pada meta pelajaran
yang lain tidak hanya pada pelajaran membaca saja.
3. Bagi Siswa
Siswa harus lebih mengembngkan inisiatif, kreatifitas, keaktifan,
motivasi belajar dan mengembangkan keberanian menyampaukan gagasan
dalam proses pembelajaran membaca intensif untuk menambah pengetahuan
dan meningkatkan prestasi belajar.
4. Bagi Peneliti Lain
Peneliti yang hendak mengkaji permasalahan yang sama hendaknya
lebih cermat dan lebih mengupayakan pengkajian teori-teori yang berkaitan
dengan metode demonstrasi guna melengkapi kekurangan yang ada serta
sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan kemampuan siswa yang
belum tercangkup dalam penelitian ini agar diperoleh hasil yang lebih baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 2003. Psikologi Umum. Jakarta: PT Rineksa Cipta
Akhadiah M.K, Subarti. 1993. Bahasa Indonesia I. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Amti, Erman. Marjohan. 1991. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Dardjowidjojo, Suenjono. 2005. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa
Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Djamarah, SB dan Zein, A. 2002. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta
Faisal, M. 2009. Kajian Bahasa Indonesia SD 3 SKS. Jakarta: Depdiknas
Harsanto, Radno. 2007. Pengelolan Kelas yang Dinamis. Yogyakarta: Kanisius
Hurratman, Fat. 2010. http// udhiexz.wordpress.com
Ibrahim, R. Syaodih S, Nana. 1992. Perencanaan Pengajaran. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Kridalaksana, Harimurti. 1984. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia
M,Buchori. 1997. Pengantar Psikologi. Jakarta: Jermane
Moeliono, Anton M. Dardjowidjojo, Soenjono, 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Moeliono, Anton M. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud
Narbuko, Cholid. Achmadi, A. Abu. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT
Bumi Aksara
Purwanto, Ngalimin. 2007. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Purwanto, Ngalimin. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Ratna Sari, Virta. 2007. Peningkatan Keterampilan Membaca Intensif Buku
Biografi Tokoh Dengan Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw Pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Siswa Kelas VIIE SMP Negeri 2 Kudus Tahun Ajaran 2006/2007.
Semarang: Universitas Negeri Semarang
Saifudin Azwar. 2003. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Offset tanggal 27 Mei 2009)
Soedarso. 1989. Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: PT. Gramedia.
ST. Negoro dan B. Harahap. 1998. Eksiklopedia Matematika. Jakarta: Ghalilea
Indonesia
Subagyo, Joko. 2004. Metode Penelitian. Jakarta: PT Rineksa Cipta
Subyakto, Sri Utari. Nababan. 1993. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama
Sudrajad, Akhmad. 2008. http//.Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik,
Dan Model Pembelajaran_AKHMAD SUDRAJAT TENTANG
PENDIDIKAN.html
Sumantri, Mulyani. Permana, H. Johar. 2001. Strategi Belajar Mengajar.
Bandung: CV Maulana
Suprijanto. 2007. Pendidikan Orang Dewasa Dari Teori Hingga Aplikasi. Jakarta:
PT Bumi Aksara
Surachmad, Winarno. 1990. Pengantar Interaksi Mengajar Belajar, Dasar dan
Teknik Metode Penenelitian. Bandung: Tarsito
Suryabrata, Sumadi. 1994. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineksa Cipta
Syah, Muhibin. 1995. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
Tampubolon, DP. 1986. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan
Efisien. Bandung: Angkasa
Tarigan, Henry Guntur. 1983. Membaca: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa
Widyamartaya, A. 1992. Seni Membaca Untuk Studi. Yogyakarta: Kanisius
Widyawati, RM Indriani. 2005. Peningkatan Keterampilan Membaca
Pemahaman Dengan Teknik Scrambel Pada Siswa Kelas IV SD PL
Bernadus Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005. Semarang: Universitas
Negeri Semarang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Wildan. 2010. http//pengertian bahasa indonesia_Morfologi-Bahasa
Indonesia.html
Winkel Ws. 1991. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo
Wiriaatmadja, Rochiati. 2005. Metode penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Wiryodijoyo, Suwaryo. 1989. Membaca: Strategi, Pengantar, dan Tekniknya.
Jakarta: Depdikbud
Yamin, H. Martinis. 2008. Paradikma Pendidikan Kontruktivistik. Jakarta: Gaung
Persada Press
Zuchdi, Darmiyati. Budi Asih. (1997). Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia
Di Kelas Rendah. Jakarta: Depdikbud
______ . 2007. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Guru dan Dosen.
Yogyakarta: Pustaka Merah Putih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Lampiran 1
SILABUS
Nama Sekolah : SD/MI
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : III (tiga) / 2 (dua)
Standar Kompetensi : 7. Membaca: Memahami teks dengan membaca intensif (150 – 200 kata) dan membaca puisi
Kompetensi Dasar : 7.1 Menjawab dan atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak panjang (150 – 200 kata) yang dibaca
secara intensif
Materi
Pokok
Kegiatan
Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu
Sumber dan Media
Pembelajaran
Membaca
Intensif
Membaca
secara intensif
bacaan-bacaan
dan
memahaminya
serta
mengerjakan
soal dari tugas
tersebut
1. Kognitif
7.1.1 Membaca dengan lafal dan
intonasi yang benar
7.1.2 Menjawab pertanyaan
bacaan
7.1.3 Mengajukan pertanyaan
7.1.4 Menceritakan kembali isi
bacaan
7.1.5 menentukan hubungan
a. Prosedur:
Tes akhir
b. Jenis:
Tes tertulis
c. Bentuk:
Uraian
d. Alat:
Soal, kunci
2 x pertemuan
(4 JP @ 35
menit)
a. Sumber:
a. Kaswan Darmadi,
Rita Nirbaya. 2008.
Bahasa Indonesia 3.
BSE. Pusat Perbukan
Departemen
Pendidikan Nasional :
Jakarta.
b. Umri Nuraini dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Materi
Pokok
Kegiatan
Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu
Sumber dan Media
Pembelajaran
sebab akibat
2. Afektif
a. Perilaku berkarakter: kejujuran,
membantu teman, berkreasi,
tepat waktu, teliti/cermat, dan
tanggung jawab.
b. Keterampilan sosial:
bertanya, menyumbang
ide/berpendapat, menjadi
pendengar yang baik, dan
bekerja sama.
3. Psikomotor
Menunjukkan cara membaca
yang tepat dalam membaca
intensif
jawaban, dan
kriteria penilaian.
Indriyani. Bahasa
Indonesia 3. BSE.
Pusat Perbukan
Departemen
Pendidikan Nasional :
Jakarta.
b. Media
Pembelajaran:
a. teks
b. Lembar kerja siswa.
Sumber : Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Model Silabus Kelas III. 2007. Jakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS I
Sekolah : SD Negeri I Balepanjang Wonogiri
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Hari / Tanggal : Kamis-Sabtu/ 28-30 April 2011
Kelas / Semester : III (tiga) / 2 (dua)
Alokasi Waktu : 2 x pertemuan (4 x 35 menit)
A. Standar Kompetensi
7. Membaca: Memahami teks dengan membaca intensif (150 – 200 kata) dan
membaca puisi
B. Kompetensi Dasar
7.1 Menjawab dan atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak panjang
(150 – 200 kata) yang dibaca secara intensif
C. Indikator
1. Kognitif
a. 7.1.1 Membaca dengan lafal dan intonasi yang benar
b. 7.1.2 Menjawab pertanyaan bacaan
2. Afektif
Keterampilan sosial: bertanya, menyumbang ide/berpendapat, menjadi
pendengar yang baik, dan bekerja sama.
3. Psikomotor
Perilaku berkarakter: kejujuran, membantu teman, berkreasi, tepat waktu,
teliti/cermat, dan tanggung jawab.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Kognitif
a. Melalui demonstrasi siswa dapat membaca dan menghafal dengan
intonasi yang benar dengan tepat.
b. Melalui diskusi siswa dapat menjawab pertanyaan bacaan dengan tepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
2. Afektif
Keterampilan sosial:
Melalui diskusi siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran, siswa
dinilai membuat kemajuan dalam menunjukkan keterampilan bertanya,
menyumbang ide/berpendapat, menjadi pendengar yang baik, dan bekerja
sama.
3. Psikomotor
Perilaku berkarakter:
Melalui diskusi kelompok siswa dapat terlibat aktif dalam proses
pembelajaran, siswa dinilai membuat kemajuan dalam menunjukan
karakter kejujuran, membantu teman yang membutuhkan, berkreasi, tepat
waktu, teliti/cermat, dan tanggung jawab.
E. Dampak Pengiring
Setelah pembelajaran selesai siswa diharapkan dapat membaca dan
menghafal dengan intonasi yang benar dalam kehidupan sehari – hari.
F. Materi Ajar
Bacaan 150-200 kata
1. Pertemuan Pertama
Nonton Film di dalam Air
Pak Loyd Scott, seorang penyelam asal Inggris. Ia berhasil menonton Film
”Finding Nemo” di dalam air. Ia membawa TV kedap air ke akuarium
raksasa, di Atlantic Tank London Aquarium, Inggris.
Acara menonton film ini tidak hanya disaksikan oleh banyak orang.
Namun, ikan-ikan pun terheran-heran melihat TV tersebut. Ini terlihat dari
hilir mudiknya ikan di depan TV. Ada juga beberapa ikan hias yang berenang
santai di depan TV. Ikan itu tertarik pada cahaya yang terpancar dari layar TV.
Rupanya Pak Scott sudah lama bercita-cita menonton film dalam air. Ia
telah mempersiapkan jauh-jauh hari bersama tim teknisi dan keamanan.
Ketika berhasil, Pak Scott sangat puas dan bangga. Demikian juga dengan tim
teknisi dan keamanan yang terus mendampinginya selama acara ini
berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
2. Pertemuan Kedua
Aku Bisa seperti Kakak
Karya Eric Savero H.
Aku punya kakak laki-laki yang berumur tiga tahun lebih tua. la pandai
sekali dalam pelajaran matematika dan komputer. la sering mewakili sekolah
ikut lomba dan memiliki beberapa piagam serta piala. Kakak suka meledek
aku. Katanya, aku tidak akan bisa mendapat piala dan piagam seperti dia. Aku
memang tidak suka pelajaran matematika, sedangkan komputer biasa saja.
Ketika kelas 2 SD, aku ditunjuk mewakili sekolah ikut lomba mengarang
dalam bahasa Inggris. Bahasa Inggris adalah pelajaran kesukaanku.
Walaupun tidak les bahasa Inggris dan bukan bahasa sehari-hariku, aku
mendapat juara pertama untuk kategori kelas satu hingga kelas tiga.
Aku bahagia sekali dan aku bisa berbangga kepada kakakku. Sejak saat itu
aku masih mendapat beberapa piala lagi untuk lomba dalam bahasa Inggris.
Ternyata ledekan kakak merupakan cambuk untuk aku agar lebih maju.
Terima kasih kakak, aku sekarang bisa bersaing denganmu.
Sumber: Kompas, Minggu, 10 Februari 2008
G. Metode dan Media Pembelajaran
1. Media Pembelajaran
Teks bacaan
2. Metode Pembelajaran:
1. Tanya Jawab
2. Ceramah Bervariasi
3. Diskusi
4. Demonstrasi
5. Pemberian Tugas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
H. Langkah – langkah Pembelajaran
1. Pertemuan pertama
No. Kegiatan Waktu Metode Nilai Karakter
1.
Kegiatan awal
a. Guru mengajak siswa untuk
berdoa.
b. Guru mengabsen siswa.
c. Guru menyampaikan tujuan
belajar dan pokok-pokok materi
yang akan dipelajari.
d. Guru melakukan apersepsi,
dengan Tanya jawab tentang
membaca.
10
menit
Ceramah
Bervariasi
Ceramah
Ceramah
Bervariasi
Tanya Jawab
Disiplin
Tanggung jawab
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
a) Guru menjelaskan tentang
membaca intensif.
b) Guru bertanya jawab tentang
membaca intensif.
c) Guru menunjuk salah seorang
siswa untuk membaca di depan
kelas.
Elaborasi
d) Guru membagikan teks bacaan.
e) Salah satu siswa yang ditunjuk,
membacakan teks dengan keras,
didepan kelas.
50
menit
Ceramah
Bervariasi
Tanya Jawab
Ceramah
Bervariasi
Ceramah
Demonstrasi
Disiplin
Tanggung jawab
Disiplin
Kejujuran,
kerjasama,
berkreasi, disilin
dan tanggung
jawab.
Kejujuran,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
f) Begitu seterusnya hingga
beberapa siswa kedepan.
g) Selama kegiatan berlangsung
guru berkeliling mengamati,
memberikan bimbingan,
memotivasi dan memfasilitasi
kerja siswa.
Konfirmasi
h) Siswa di beri kesempatan
bertanya tentang sesuatu yang
belum jelas.
i) Guru memberikan umpan balik
terhadap hasil demonstrasi.
Demonstrasi
Tanya Jawab
kerjasama,
berkreasi,
disiplin dan
tanggung jawab
Kejujuran
berkreasi
Kejujuran,
tanggung jawab
3. Kegiatan Akhir (Penutup)
a. Guru bersama siswa
menyimpulkan tentang isi dari
bacaan yang sudah di pelajari
b. Siswa mengerjakan soal
c. Guru memberikan PR
membaca materi berikutnya
10
menit
Ceramah
Bervariasi
Pemberian
Tugas
Pemberian
Tugas
Disiplin
Tepat waktu,
teliti/cermat,
tanggung jawab
Tanggung jawab
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
2. Pertemuan kedua
No. Kegiatan Waktu Metode Nilai Karakter
1. Kegiatan awal
a. Guru mengkomunikasikan tujuan
belajar dan pokok-pokok materi
yang akan dipelajari.
b. Guru melakukan apersepsi,
dengan bertanya jawab tentang
bacaan.
10
menit
Ceramah
Bervariasi
Tanya Jawab
Disiplin
Tanggung
jawab
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
1) Guru menjelaskan tentang
membaca intensif.
2) Guru bertanya jawab tentang
membaca intensif.
3) Guru menunjuk salah seorang
siswa untuk membaca di depan
kelas.
Elaborasi
4) Guru membagikan teks bacaan.
5) Salah satu siswa yang ditunjuk,
membacakan teks dengan keras,
didepan kelas.
6) Begitu seterusnya hingga
beberapa siswa kedepan.
50
menit
Ceramah
Bervariasi
Tanya Jawab
Ceramah
Bervariasi
Ceramah
Demonstrasi
Demonstrasi
Disiplin
Tanggung
jawab
Disiplin
Kejujuran,
kerjasama,
berkreasi,
disilin dan
tanggung
jawab.
Kejujuran,
kerjasama,
berkreasi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
I. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
1. Media Pembelajaran:
c. Teks bacaan yang panjangnya 150-200 kata
d. Lembar kerja siswa.
2. Sumber Belajar:
c. Silabus kelas III
d. Kaswan Darmadi, Rita Nirbaya. 2008. Bahasa Indonesia 3. BSE. Pusat
Perbukan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta.
7) Selama kegiatan berlangsung
guru berkeliling mengamati,
memberikan bimbingan,
memotivasi dan memfasilitasi
kerja siswa.
Konfirmasi
8) Siswa diberi kesempatan
bertanya tentang sesuatu yang
belum jelas
9) Guru memberikan umpan balik
terhadap hasil demonstrasi.
Tanya jawab
disilin dan
tanggung
jawab.
Berkreasi dan
Kejujuran
Kejujuran,
tanggung
jawab
3. Kegiatan Akhir (Penutup)
a. Guru bersama tentang isi
bacaan.
b. Siswa mengerjakan soal
10
menit
Ceramah
Bervariasi
Pemberian
Tugas
Disiplin
Disiplin dan
tanggung
jawab.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
e. Umri Nuraini dan Indriyani. Bahasa Indonesia 3. BSE. Pusat Perbukan
Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta. Hal 260-261.
J. PENILAIAN
1. Prosedur : Tes proses dan Tes akhir
2. Jenis : Tes tertulis
3. Bentuk : Subyektif / uraian
4. Alat : Soal, kunci jawaban, kriteria penilaian
Kepala SDN I Balepanjang
G.Sulistyorini, S.Pd.
NIP. 19640611 198810 2002
Wonogiri, 28 April 2011
Peneliti
Monica Ratih Purwaningrum
NIM. X7107044
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
SOAL EVALUASI
SIKLUS I PERTEMUAN 1
Nama : ……………….
No. Absen : ……………….
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat!
1. Apa judul teks yang telah kamu baca?
2. Siapa yang menyelam membawa TV ke akuarium?
3. Apa judul film yang ditonton?
4. Di mana akuarium raksasa berada?
5. Mengapa ikan-ikan ikut menonton TV?
6. Membaca dengan sungguh-sungguh disebut ....
7. Agar dapat memahami isi teks harus membaca ....
8. Apakah cita-cita Pak Scott?
9. Kenapa Pak Scott puas dan bangga?
10. Apakan nama akuarium itu?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
KUNCI JAWABAN
SOAL EVALUASI
SIKLUS I PERTEMUAN 1
1. Nonton film didalam air.
2. Pak Loyd Scott
3. Fiding Nemo
4. Inggris
5. Tertarik pada cahaya yang terpancar pada tv
6. Membaca intensif
7. Intensif
8. Menonton film dalam air
9. karena berhasil
10. Atlantic Tank London Aquarium
KRITERIA PENILAIAN
SOAL EVALUASI
SIKLUS I PERTEMUAN 1
Setiap jawaban benar maka mendapat nilai 10
Nilai : Benar X 100%
10
Jadi :
Nilai Maksimal : 10 X 100%
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
SOAL EVALUASI
SIKLUS I PERTEMUAN 2
Nama : ……………….
No. Absen : ……………….
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat!
1. Apa judul teks yang telah kamu baca?
2. Berapa selisih umur aku dan kakak?
3. Kakak paling pandai pelajaran apa?
4. Pelajaran apa yang aku sukai?
5. Pelajaran apa yang tidak aku sukai?
6. Membaca dengan sungguh-sungguh disebut ....
7. Agar dapat memahami isi teks harus membaca ....
8. Siapa yang menulis cerita tersebut?
9. Setelah mengikuti lomba apa yang kamu dapat?
10. Siapa yang menjadi motivasi aku?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
KUNCI JAWABAN
SOAL EVALUASI
SIKLUS I PERTEMUAN 2
1. Aku bisa seperti kakak.
2. 3 tahun
3. Matematika dan komputer
4. Bahasa Inggris
5. Matematika
6. Membaca intensif
7. Intensif
8. Eric Savero H
9. Piala dan Piagam
10. Kakak
KRITERIA PENILAIAN
SOAL EVALUASI
SIKLUS I PERTEMUAN 2
Setiap jawaban benar maka mendapat nilai 10
Nilai : Benar X 100%
10
Jadi :
Nilai Maksimal : 10 X 100%
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS II
Sekolah : SD Negeri I Balepanjang Wonogiri
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Hari / Tanggal : Senin-Rabu/2-4 Mei 2011
Kelas / Semester : III (tiga) / 2 (dua)
Alokasi Waktu : 2 x pertemuan (4 x 35 menit)
A. Standar Kompetensi
7. Membaca: Memahami teks dengan membaca intensif (150 – 200 kata) dan
membaca puisi
B. Kompetensi Dasar
7.1 Menjawab dan atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak panjang
(150 – 200 kata) yang dibaca secara intensif
C. Indikator
1. Kognitif
a. 7.1.2 Menjawab pertanyaan bacaan
b. 7.1.3 Mengajukan pertanyaan
2. Afektif
Keterampilan sosial: bertanya, menyumbang ide/berpendapat, menjadi
pendengar yang baik, dan bekerja sama.
3. Psikomotor
Perilaku berkarakter: kejujuran, membantu teman, berkreasi, tepat waktu,
teliti/cermat, dan tanggung jawab.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Kognitif
a. Melalui demonstrasi siswa dapat membaca dan menghafal dengan
intonasi yang benar dengan tepat.
b. Melalui diskusi siswa dapat menjawab pertanyaan bacaan dengan tepat.
c. Melalui tanya jawab siswa dapat mengajukan pernyataan dengan tepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
2. Afektif
Keterampilan sosial:
Melalui diskusi siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran, siswa
dinilai membuat kemajuan dalam menunjukkan keterampilan bertanya,
menyumbang ide/berpendapat, menjadi pendengar yang baik, dan bekerja
sama.
3. Psikomotor
Perilaku berkarakter:
Melalui diskusi kelompok siswa dapat terlibat aktif dalam proses
pembelajaran, siswa dinilai membuat kemajuan dalam menunjukan karakter
kejujuran, membantu teman yang membutuhkan, berkreasi, tepat waktu,
teliti/cermat, dan tanggung jawab.
E. Dampak Pengiring
Setelah pembelajaran selesai siswa diharapkan dapat membaca dan
menghafal dengan intonasi yang benar dalam kehidupan sehari – hari.
F. Materi Ajar
Bacaan 150-200 kata
1. Pertemuan Pertama
Gagal Berkunjung ke Rumah Kakek
Pada waktu liburan akhir pekan, aku berkunjung ke rumah kakekku.
Rumah kakekku berada di Bogor. Aku pergi bersama Kak Novi dan kedua orang
tuaku. Kami melewati hutan, lembah dan tebing.
Namun, ketika kami melewati hutan terjadi angin ribut. Banyak pohon
yang tumbang menipa rumah-rumah penduduk. Akibatnya, jalan ke arah Bogor
ditutup. Waktu itu juga terjadi hujan lebat. Jadi, sangat berbahaya jika ada yang
melewatinya.
Jalan menuju Bogor tersebut diatur oleh beberapa polisi. Tiba-tiba, ada
seorang polisi mendekati mobil kami. Polisi tersebut menyarankan kepada kami
untuk kembali ke rumah karena jalan menuju Bogor semua ditutup. Menurut
polisi tersebut, sangat berbahaya jika kami nekat ke Bogor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Akhirnya, kami tidak jadi berkunjung ke rumah kakek. Setelah sampai di
rumah, kami langsung melihat berita di televisi. Isi berita tersebut tentang angin
ribut yang terjadi di Bogor. Untuk itu, ada larangan sementara memasuki daerah
Bogor karena sudah ada korban jiwa, 3 orang meninggal dunia dan 5 orang luka-
luka.
2. Pertemuan Kedua
Belajar Kelompok
Sore itu, Novi dan Desi akan pergi belajar kelompok ke rumah Rio dengan
naik sepeda, padahal Novi belum mahir bersepeda, tapi ia nekat akan naik sepeda
sendiri.
”Ayo, kita berangkat, Des!” seru Novi sambil mengambil sepeda.
”Kak Novi, sebaiknya ....”
”Heit, kamu harus melihat kalau aku sudah mahir naik sepeda”, jawab
Novi.
”Maksud Desi ....”
”Aku lebih tahu dari kamu”, sela Novi.
Desi tak meneruskan kata-katanya. Setelah Novi mengambil sepeda, Novi
segera menaikinya. Ia naik sepeda tidak begitu lancar. Beberapa kali Novi hampir
terjatuh. Setelah melewati dua blok kompleks perumahan menuju blok tiga.
”Awas, Kak Novi berhenti!” teriak Desi dari kejauhan.
”Cepat ngebut, Kak!” Belum selesai bicara, tiba-tiba seekor anjing muncul
dari ujung jalan. Anjing itu langsung memburu dan terus menggonggong. Karena
Novi belum mahir naik sepeda, ia langsung terjatuh. Tubuhnya kotor penuh debu.
Ia langsung di tolong oleh Desi. Sejak awal, Desi ingin mengingatkan, jangan
lewat di blok tiga, karena ada anjing galak. Karena Novi tak mau mendengarkan,
ia menanggung sendiri akibatnya.
G. Metode dan Media Pembelajaran
1. Media Pembelajaran
Teks bacaan
2. Metode Pembelajaran:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
a. Tanya Jawab
b. Ceramah Bervariasi
c. Diskusi
d. Demonstrasi
e. Pemberian Tugas.
H. Langkah – langkah Pembelajaran
1. Pertemuan pertama
No. Kegiatan Waktu Metode Nilai Karakter
1.
Kegiatan awal
a. Guru menyampaikan tujuan
belajar dan pokok-pokok materi
yang akan dipelajari.
b. Guru melakukan apersepsi,
dengan Tanya jawab tentang
membaca.
10
menit
Ceramah
Bervariasi
Tanya Jawab
Disiplin
Tanggung jawab
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
1) Guru menjelaskan tentang
membaca intensif.
2) Guru bertanya jawab tentang
membaca intensif.
3) Guru menunjuk salah
seorang siswa untuk
membaca di depan kelas.
Elaborasi
4) Guru membagikan teks
bacaan.
5) Salah satu siswa yang
50
menit
Ceramah
Bervariasi
Tanya Jawab
Ceramah
Bervariasi
Ceramah
Bervariasi
Demonstrasi
Disiplin
Tanggung jawab
Disiplin
Kejujuran,
kerjasama,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
ditunjuk, membacakan teks
dengan keras, didepan kelas.
6) Begitu seterusnya hingga
beberapa siswa kedepan.
7) Selama kegiatan berlangsung
guru berkeliling mengamati,
memberikan bimbingan,
memotivasi dan
memfasilitasi kerja siswa.
Konfirmasi
8) Siswa di beri kesempatan
bertanya tentang sesuatu yang
belum jelas.
9) Guru memberikan umpan balik
terhadap hasil demonstrasi.
Demonstrasi
Tanya Jawab
berkreasi, disilin
dan tanggung
jawab.
Kejujuran,
kerjasama,
berkreasi,
disiplin dan
tanggung jawab
Kejujuran
berkreasi
Kejujuran,
tanggung jawab
3. Kegiatan Akhir (Penutup)
a. Guru bersama siswa
menyimpulkan tentang isi dari
bacaan yang sudah di pelajari
b. Siswa mengerjakan soal
c. Guru memberikan PR
membaca materi berikutnya
10
menit
Ceramah
Bervariasi
Pemberian
Tugas
Pemberian
Tugas
Disiplin
Tepat waktu,
teliti/cermat,
tanggung jawab
Tanggung jawab
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
2. Pertemuan kedua
No. Kegiatan Waktu Metode Nilai Karakter
1. Kegiatan awal
a. Guru mengkomunikasikan
tujuan belajar dan pokok-pokok
materi yang akan dipelajari.
b. Guru melakukan apersepsi,
dengan bertanya jawab tentang
bacaan.
10
menit
Ceramah
Bervariasi
Tanya Jawab
Disiplin
Tanggung jawab
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
1) Guru menjelaskan tentang
membaca intensif.
2) Guru bertanya jawab tentang
membaca intensif.
3) Guru menunjuk salah seorang
siswa untuk membaca di depan
kelas.
Elaborasi
4) Guru membagikan teks bacaan.
5) Salah satu siswa yang ditunjuk,
membacakan teks dengan keras,
didepan kelas.
6) Begitu seterusnya hingga
beberapa siswa kedepan.
7) Selama kegiatan berlangsung
50
menit
Ceramah
Bervariasi
Tanya Jawab
Ceramah
Bervariasi
Ceramah
Bervariasi
Demonstrasi
Demonstrasi
Disiplin
Tanggung jawab
Disiplin
Kejujuran,
kerjasama,
berkreasi, disilin
dan tanggung
jawab.
Kejujuran,
kerjasama,
berkreasi, disilin
dan tanggung
jawab.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
I. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
1. Media Pembelajaran:
a. Teks bacaan yang panjangnya 150-200 kata
b. Lembar kerja siswa.
2. Sumber Belajar:
a. Silabus kelas III
b. Kaswan Darmadi, Rita Nirbaya. 2008. Bahasa
Indonesia 3. BSE. Pusat Perbukan Departemen Pendidikan Nasional :
Jakarta.
c. Umri Nuraini dan Indriyani. Bahasa Indonesia 3. BSE. Pusat Perbukan
Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta. Hal 260-261.
J. PENILAIAN
1. Prosedur : Tes proses dan Tes akhir
2. Jenis : Tes tertulis
guru berkeliling mengamati,
memberikan bimbingan,
memotivasi dan memfasilitasi
kerja siswa.
Konfirmasi
8) Siswa diberi kesempatan
bertanya tentang sesuatu yang
belum jelas
9) Guru memberikan umpan balik
terhadap hasil demonstrasi.
Tanya jawab
Berkreasi dan
Kejujuran
Kejujuran,
tanggung jawab
3. Kegiatan Akhir (Penutup)
c. Guru bersama tentang isi
bacaan.
d. Siswa mengerjakan soal
10
menit
Ceramah
Bervariasi
Pemberian
Tugas
Disiplin
Disiplin dan
tanggung jawab.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
3. Bentuk : Subyektif / uraian
4. Alat : Soal, kunci jawaban, kriteria penilaian
Kepala SDN I Balepanjang
G.Sulistyorini, S.Pd.
NIP. 19640611 198810 2002
Wonogiri, 2 Mei 2011
Peneliti
Monica Ratih Purwaningrum
NIM. X7107044
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
SOAL EVALUASI
SIKLUS II PERTEMUAN 1
Nama : ……………….
No. Absen : ……………….
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat!
1. Apakah judul dari bacaan di atas?
2. Dimana kakek tinggal?
3. Apa saja yang dilewati?
4. Siapa yang mendekati mobil?
5. Kenapa polisi melarang kami ke Bogor?
6. Berapa korban jiwa yang meninggal?
7. Berapakah korban jiwa yang menderita luka-luka?
8. Membaca dengan sungguh-sungguh disebut ...
9. Bencana apa yang terjadi di Bogor?
10. Menurutmu bahayakah bencana tersebut?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
KUNCI JAWABAN
SOAL EVALUASI
SIKLUS II PERTEMUAN 1
1. Gagal berkunjung kerumah kakek
2. Bogor
3. Hutan, Lembah dan tebing
4. Polisi
5. Karena keadaan sangat berbahaya
6. 3 orang
7. 5 orang
8. Membaca intensif
9. Angin ribut
10. Sangat bahaya
KRITERIA PENILAIAN
SOAL EVALUASI
SIKLUS II PERTEMUAN 1
Setiap jawaban benar maka mendapat nilai 10
Nilai : Benar X 100%
10
Jadi :
Nilai Maksimal : 10 X 100%
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
SOAL EVALUASI
SIKLUS II PERTEMUAN 2
Nama : ……………….
No. Absen : ……………….
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat!
1. Siapakah tokoh dalam bacaan tersebut?
2. Kemana mereka pergi?
3. Kerumah siapa mereka akan pergi?
4. Apakah Novi mahir bersepeda?
5. Apakah yang tiba-tiba muncul di jalan?
6. Jika naik sepeda kita harus ... .
7. Sebelum jatuh berapa blok yang dilewati Novi?
8. Membaca dengan sungguh-sungguh disebut ... .
9. Jalan yang dilarang Desi untuk dilewati adalah ... .
10. Karena siapa Novi jatuh?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
KUNCI JAWABAN
SOAL EVALUASI
SIKLUS II PERTEMUAN 2
1. Novi, Desi dan Rio
2. Ke rumah Rio
3. Rio
4. Belum mahir
5. Anjing galak
6. Hati-hati
7. Bua blok
8. Membaca intensif
9. Blok tiga
10. Anjing galak
KRITERIA PENILAIAN
SOAL EVALUASI
SIKLUS II PERTEMUAN 2
Setiap jawaban benar maka mendapat nilai 10
Nilai : Benar X 100%
10
Jadi :
Nilai Maksimal : 10 X 100%
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS III
Sekolah : SD Negeri I Balepanjang Wonogiri
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Hari / Tanggal : Kamis-Sabtu/5-7 Mei 2011
Kelas / Semester : III (tiga) / 2 (dua)
Alokasi Waktu : 2 x pertemuan (4 x 35 menit)
A. Standar Kompetensi
7. Membaca: Memahami teks dengan membaca intensif (150 – 200 kata) dan
membaca puisi
B. Kompetensi Dasar
7.1 Menjawab dan atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak panjang
(150 – 200 kata) yang dibaca secara intensif
C. Indikator
1. Kognitif
a. 7.1.2 Menjawab pertanyaan bacaan
b. 7.1.3 Mengajukan pertanyaan
2. Afektif
Keterampilan sosial: bertanya, menyumbang ide/berpendapat, menjadi
pendengar yang baik, dan bekerja sama.
3. Psikomotor
Perilaku berkarakter: kejujuran, membantu teman, berkreasi, tepat waktu,
teliti/cermat, dan tanggung jawab.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Kognitif
a. Melalui diskusi siswa dapat menjawab pertanyaan bacaan dengan tepat.
b. Melalui tanya jawab siswa dapat mengajukan pernyataan dengan tepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
2. Afektif
Keterampilan sosial:
Melalui diskusi siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran, siswa
dinilai membuat kemajuan dalam menunjukkan keterampilan bertanya,
menyumbang ide/berpendapat, menjadi pendengar yang baik, dan bekerja
sama.
3. Psikomotor
Perilaku berkarakter:
Melalui diskusi kelompok siswa dapat terlibat aktif dalam proses
pembelajaran, siswa dinilai membuat kemajuan dalam menunjukan karakter
kejujuran, membantu teman yang membutuhkan, berkreasi, tepat waktu,
teliti/cermat, dan tanggung jawab.
E. Dampak Pengiring
Setelah pembelajaran selesai siswa diharapkan dapat membaca dan
menghafal dengan intonasi yang benar dalam kehidupan sehari – hari.
F. Materi Ajar
Bacaan 150-200 kata
1. Pertemuan Pertama
Menolong Korban Bencana Alam
Siang itu Santi baru tiba di rumah. Setelah ganti baju dan mencuci kaki, ia
melepas lelah di depan televisi. Sambil melepas lelah, mata dan telinganya tak
lepas dari berita yang ditayangkan di televisi.
Dari berita televisi, ia dapat mengetahui bahwa di mana mana terjadi
banjir, gempa, dan tanah longsor. Dalam hati ia berkata, “Kasihan mereka yang
rumahnya terendam banjir. Seandainya aku dapat menolong mereka, apa yang
dapat ku lakukan untuk meringankan penderitaan mereka?”
Keesokan harinya, ia memberitahukan berita dari televisi itu kepada
teman-temannya di kelas. Ia mengajak teman temannya untuk ikut membantu para
korban.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
“Kasihan mereka. Aku membayangkan, bagaimana jika kejadian itu
menimpa kita. Aku mempunyai rencana untuk memberi sedikit sumbangan
kepada mereka,” kata Santi.
“Ah ..., kamu mau cari perhatian saja, biar disayang Pak Guru. Begitu
maksudmu, „kan?” seru Tono.
“Hai ..., Ton! Jangan menuduh begitu! Maksud Santi bagus, aku setuju
dengan pendapat Santi,” kata Dito.
“Terserah kamu saja, aku tidak akan membantu. Lebih baik uangku
kugunakan untuk jajan daripada membantu korban bencana banjir. Benar tidak,
teman-teman?” tanya Tina dengan maksud menghasut teman-temannya.
“Setuju ...!” sahut beberapa anak serempak.
Santi tidak kehabisan akal. Ia mengajak teman-temannya yang sependapat
dengannya, seperti Dito, Lina, dan Cici, untuk berunding. “Bagaimana kalau kita
mengusulkan pendapat kita kepada Pak Guru?” tanya Santi.
“Aku setuju, biar nanti Pak Guru yang mengajak temanteman lain untuk
membantu korban banjir,” kata Lina.
Mereka pun menuju kantor guru. Santi mengusulkan agar anak-anak di SD
Cempaka Putih itu diajak untuk membantu korban bencana alam dengan cara
menyumbangkan uang, pakaian bekas, atau yang lain. Bantuan akan disalurkan
lewat PMI. Ia juga mengusulkan agar yang menyerahkan sumbangan ke PMI itu
adalah Tono. Pak Guru setuju dan segera mengumumkan kepada anak-anak untuk
mengumpulkan uang dan pakaian bekas.
Mendengar hal itu, Tono marah. Ia jengkel kepada Santi karena
mengusulkan kepada Pak Guru untuk menyumbang korban bencana banjir. Tono
dan beberapa temannya tetap menolak untuk menyumbang.
Uang dan barang telah terkumpul, kemudian Pak Guru memanggil Tono
dan teman-temannya untuk menyerahkan sumbangan itu ke PMI. Tono kaget
mendapat tugas dari Pak Guru itu. Ia sangat malu karena tidak mau ikut
menyumbang.
Ia malu kepada Santi dan teman-temannya karena telah menuduhnya
mencari perhatian. Tono kemudian minta maaf kepada Santi. Ia akhirnya ikut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
mendukung Santi dengan cara mengajak teman temannya ikut menyumbang.
Tono, Santi, Lina, dan Cici berangkat bersama-sama ke PMI untuk menyalurkan
bantuan itu.
(R. Nirbaya, 2006)
2. Pertemuan Kedua
Menjenguk Teman yang Sakit
Mela sudah dua hari tidak masuk sekolah. Ia dirawat di rumah sakit karena
terjatuh dari sepeda. Dua hari yang lalu, sewaktu berangkat ke sekolah ia
diserempet motor. Koko, selaku ketua kelas tiga, mengajak teman-temannya
mengumpulkan iuran sukarela untuk membezuk Mela. Koko kemudian
memberitahukan rencana itu kepada Bu Rita, selaku wali kelas tiga. Bu Rita
setuju dan akan ikut serta ke rumah sakit. Koko bersama beberapa teman kelas
tiga pergi ke rumah sakit.
Dengan didampingi Bu Rita, mereka berangkat ke rumah sakit dengan naik
angkutan umum. Perjalanan ke rumah sakit ditempuh dalam waktu tiga puluh
menit. Sesampai di rumah sakit, mereka langsung menemui Mela. Mela dirawat di
ruang Cendana 2. Melihat teman-temannya datang, Mela yang sedang didampingi
oleh ibunya tampak gembira sekali.
“Selamat siang,” kata Bu Rita.
“Selamat siang,” jawab ibu Mela dengan ramah. “Silakan duduk, Bu!”
lanjut ibu Mela sambil menyediakan kursi.
“Bagaimana keadaanmu, Mela?” tanya Nina.
“Kata dokter, hanya luka ringan. Sekarang sudah membaik,” jawab Mela.
“Mungkin besok siang sudah diperbolehkan pulang,” sambung ibu Mela.
“Syukurlah kalau begitu. Aku dan teman-teman berdoa, mudah-mudahan
Mela cepat sembuh dan dapat masuk sekolah lagi seperti biasa,” kata Koko sambil
menyerahkan bantuan dari teman-tamannya. Mereka kemudian berpamitan untuk
pulang.
“Cepat sembuh ya, Mel,” kata Ica dan Edo bersamaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
“Terima kasih, Teman-Teman. Terima kasih atas kunjungan kalian,” kata
Mela dengan haru.
G. Metode dan Media Pembelajaran
1. Media Pembelajaran
Teks bacaan
2. Metode Pembelajaran:
1. Tanya Jawab
2. Ceramah Bervariasi
3. Diskusi
4. Demonstrasi
5. Pemberian Tugas.
H. Langkah – langkah Pembelajaran
1. Pertemuan pertama
No. Kegiatan Waktu Metode Nilai Karakter
1.
Kegiatan awal
a. Guru menyampaikan tujuan
belajar dan pokok-pokok materi
yang akan dipelajari.
b. Guru melakukan apersepsi,
dengan Tanya jawab tentang
membaca.
10 menit
Ceramah
Bervariasi
Tanya Jawab
Disiplin
Tanggung
jawab
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
1) Guru menjelaskan tentang
membaca intensif.
2) Guru bertanya jawab tentang
membaca intensif.
50 menit
Ceramah
Bervariasi
Tanya Jawab
Disiplin
Tanggung
jawab
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
3) Guru menunjuk salah seorang
siswa untuk membaca di
depan kelas.
Elaborasi
4) Guru membagikan teks
bacaan.
5) Salah satu siswa yang
ditunjuk, membacakan teks
dengan keras, didepan kelas.
6) Begitu seterusnya hingga
beberapa siswa kedepan.
7) Selama kegiatan berlangsung
guru berkeliling mengamati,
memberikan bimbingan,
memotivasi dan memfasilitasi
kerja siswa.
Konfirmasi
8) Siswa di beri kesempatan
bertanya tentang sesuatu yang
belum jelas.
9) Guru memberikan umpan balik
terhadap hasil demonstrasi.
Ceramah
Bervariasi
Ceramah
Bervariasi
Demonstrasi
Demonstrasi
Tanya Jawab
Disiplin
Kejujuran,
kerjasama,
berkreasi,
disilin dan
tanggung
jawab.
Kejujuran,
kerjasama,
berkreasi,
disiplin dan
tanggung
jawab
Kejujuran
berkreasi
Kejujuran,
tanggung
jawab
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
2. Pertemuan kedua
3. Kegiatan Akhir (Penutup)
a. Guru bersama siswa
mensimpulkan tentang isi dari
bacaan yang sudah di pelajari
b. Siswa mengerjakan soal
c. Guru memberikan PR membaca
materi berikutnya
10 menit
Ceramah
Bervariasi
Pemberian
Tugas
Pemberian
Tugas
Disiplin
Tepat waktu,
teliti/cermat,
tanggung
jawab
Tanggung
jawab
No. Kegiatan Waktu Metode Nilai Karakter
1. Kegiatan awal
a. Guru mengkomunikasikan tujuan
belajar dan pokok-pokok materi
yang akan dipelajari.
b. Guru melakukan apersepsi,
dengan bertanya jawab tentang
bacaan.
10 menit
Ceramah
Bervariasi
Tanya Jawab
Disiplin
Tanggung
jawab
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
1) Guru menjelaskan tentang
membaca intensif.
2) Guru bertanya jawab tentang
membaca intensif.
3) Guru menunjuk salah seorang
siswa untuk membaca di depan
kelas.
Elaborasi
50 menit
Ceramah
Bervariasi
Tanya Jawab
Ceramah
Bervariasi
Disiplin
Tanggung
jawab
Disiplin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
4) Guru membagikan teks bacaan.
5) Salah satu siswa yang ditunjuk,
membacakan teks dengan keras,
didepan kelas.
6) Begitu seterusnya hingga
beberapa siswa kedepan.
7) Selama kegiatan berlangsung
guru berkeliling mengamati,
memberikan bimbingan,
memotivasi dan memfasilitasi
kerja siswa.
Konfirmasi
8) Siswa diberi kesempatan
bertanya tentang sesuatu yang
belum jelas
9) Guru memberikan umpan
balik terhadap hasil
demonstrasi.
Ceramah
Bervariasi
Demonstrasi
Demonstrasi
Tanya jawab
Kejujuran,
kerjasama,
berkreasi,
disilin dan
tanggung
jawab.
Kejujuran,
kerjasama,
berkreasi,
disilin dan
tanggung
jawab.
Berkreasi dan
Kejujuran
Kejujuran,
tanggung
jawab
3. Kegiatan Akhir (Penutup)
a. Guru bersama tentang isi
bacaan.
b. Siswa mengerjakan soal
10 menit
Ceramah
Bervariasi
Pemberian
Tugas
Disiplin
Disiplin dan
tanggung
jawab.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
I. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
1. Media Pembelajaran:
Teks bacaan yang panjangnya 150-200 kata
2. Sumber Belajar:
a. Silabus kelas III
b. Kaswan Darmadi, Rita Nirbaya. 2008. Bahasa
Indonesia 3. BSE. Pusat Perbukan Departemen Pendidikan Nasional
: Jakarta.
c. Umri Nuraini dan Indriyani. Bahasa Indonesia 3. BSE. Pusat
Perbukan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta. Hal 260-261.
J. PENILAIAN
1. Prosedur : Tes proses dan Tes akhir
2. Jenis : Tes tertulis
3. Bentuk : Subyektif / uraian
4. Alat : Soal evaluasi, kunci jawaban, kriteria penilaian
Kepala SDN I Balepanjang
G.Sulistyorini, S.Pd.
NIP. 19640611 198810 2002
Wonogiri,5 Mei 2011
Peneliti
Monica Ratih Purwaningrum
NIM. X7107044
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
SOAL EVALUASI
SIKLUS III PERTEMUAN 1
Nama : ……………….
No. Absen : ……………….
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat!
1. Apakah judul bacaan tersebut?
2. Apa yang dilakukan Santi setiba dirumah?
3. Bencana apa yang terjadi?
4. Apakah rencana Santi untuk membantu korban bencana?
5. Siapakah yang ikut menyumbang?
6. Penyaluran bantuan akan dilaksanakan lewat ... .
7. Apakah kepanjangan dari PMI?
8. Membaca dengan sungguh-sungguh disebut ... .
9. Apa yang dikumpulkan Santi dan teman-teman untuk
menyumbang bencana alam?
10. Siapa yang tading tidak mau menyumbang?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
KUNCI JAWABAN
SOAL EVALUASI
SIKLUS III PERTEMUAN 1
1. Menolong korban bencana alam
2. Melihat berita televisi
3. Banjir, tanah longsor dan gempa
4. Mengusulkan menyumbang uang dan pakaian bekas
5. Tono, Santi, Lina, dan Cici
6. PMI
7. Palang Merah Indonesia
8. Membaca Intensif
9. Uang dan barang
10. Tono
KRITERIA PENILAIAN
SOAL EVALUASI
SIKLUS III PERTEMUAN 1
Setiap jawaban benar maka mendapat nilai 10
Nilai : Benar X 100%
10
Jadi :
Nilai Maksimal : 10 X 100%
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
SOAL EVALUASI
SIKLUS III PERTEMUAN 2
Nama : ……………….
No. Absen : ……………….
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat!
1. Apakah judul bacaan di atas?
2. Berapa hari mela tidak masuk sekolah?
3. Apakah penyebab Mela sakit?
4. Dimana Mela dirawat?
5. Naik apakah Bu Rita dan taman-teman Mela pergi ke rumah sakit?
6. Diruang apakah Mela dirawat?
7. Bagaimanakah perasaa Mela saat dijenguk Bu Rita dan teman-temannya?
8. Apakah membaca sungguh-sungguh itu?
9. Bagaimana keadaan Mela?
10. Siapakah yang mendampingi mela dirumah sakit?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
KUNCI JAWABAN
SOAL EVALUASI
SIKLUS III PERTEMUAN 2
1. Menjenguk teman sakit
2. 2 hari
3. Jatuh dari sepeda
4. Rumah sakit
5. Angkuta umum
6. Cendana 2
7. Perasaannya senang sekali
8. Membaca intensif
9. Sudah membaik, hanya luka ringan saja
10. Ibunya
KRITERIA PENILAIAN
SOAL EVALUASI
SIKLUS III PERTEMUAN 2
Setiap jawaban benar maka mendapat nilai 10
Nilai : Benar X 100%
10
Jadi :
Nilai Maksimal : 10 X 100%
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
Lampiran 3
LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU
SIKLUS I PERTEMUAN I
No Aspek yang diamati Skala nilai
tidak kurang cukup baik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Memberikan informasi yang
tepat.
Menggunakan berbagai
sumber.
Melaksanakan pembelajaran
secara runtut.
Menguasai kelas.
Menggunakan waktu secara
tepat sesuai perencanaan.
Penuh perhatian terhadap
siswa.
Memotivasi individu.
Menggunakan media.
Melibatkan siswa dalam
pemanfaatan media.
Menunjukkan sikap terbuka
terhadap respon siswa
Melakukan penilaian proses
Menggunakan bahasan lisan
dan tulisan secara baik, jelas,
benar, dan lancar.
Melakukan penilaian hasil
belajar atau tes formatif.
Memberikan Tindak Lanjut.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Wonogiri, 28 April 2011
Observer
Ricky Gunawan, S.Pd.
NIP. -
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU
SIKLUS I PERTEMUAN II
No Aspek yang diamati Skala nilai
tidak kurang Cukup Baik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Memberikan informasi yang
tepat.
Menggunakan berbagai
sumber.
Melaksanakan pembelajaran
secara runtut.
Menguasai kelas.
Menggunakan waktu secara
tepat sesuai perencanaan.
Penuh perhatian terhadap
siswa.
Memotivasi individu.
Menggunakan media.
Melibatkan siswa dalam
pemanfaatan media.
Menunjukkan sikap terbuka
terhadap respon siswa
Melakukan penilaian proses
Menggunakan bahasan lisan
dan tulisan secara baik, jelas,
benar, dan lancar.
Melakukan penilaian hasil
belajar atau tes formatif.
Memberikan Tindak Lanjut.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Wonogiri, 30 April 2011
Observer
Ricky Gunawan, S.Pd.
NIP. -
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU
SIKLUS II PERTEMUAN I
No Aspek yang diamati Skala nilai
tidak kurang Cukup Baik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Memberikan informasi yang
tepat.
Menggunakan berbagai
sumber.
Melaksanakan pembelajaran
secara runtut.
Menguasai kelas.
Menggunakan waktu secara
tepat sesuai perencanaan.
Penuh perhatian terhadap
siswa.
Memotivasi individu.
Menggunakan media.
Melibatkan siswa dalam
pemanfaatan media.
Menunjukkan sikap terbuka
terhadap respon siswa
Melakukan penilaian proses
Menggunakan bahasan lisan
dan tulisan secara baik, jelas,
benar, dan lancar.
Melakukan penilaian hasil
belajar atau tes formatif.
Memberikan Tindak Lanjut.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Wonogiri,2 Mei 2011
Observer
Ricky Gunawan, S.Pd.
NIP. -
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU
SIKLUS II PERTEMUAN II
No Aspek yang diamati Skala nilai
tidak kurang cukup Baik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Memberikan informasi yang
tepat.
Menggunakan berbagai
sumber.
Melaksanakan pembelajaran
secara runtut.
Menguasai kelas.
Menggunakan waktu secara
tepat sesuai perencanaan.
Penuh perhatian terhadap
siswa.
Memotivasi individu.
Menggunakan media.
Melibatkan siswa dalam
pemanfaatan media.
Menunjukkan sikap terbuka
terhadap respon siswa
Melakukan penilaian proses
Menggunakan bahasan lisan
dan tulisan secara baik, jelas,
benar, dan lancar.
Melakukan penilaian hasil
belajar atau tes formatif.
Memberikan Tindak Lanjut.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Wonogiri, 4 Mei 2011
Observer
Ricky Gunawan, S.Pd.
NIP. -
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU
SIKLUS III PERTEMUAN I
No Aspek yang diamati Skala nilai
tidak kurang cukup baik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Memberikan informasi yang
tepat.
Menggunakan berbagai
sumber.
Melaksanakan pembelajaran
secara runtut.
Menguasai kelas.
Menggunakan waktu secara
tepat sesuai perencanaan.
Penuh perhatian terhadap
siswa.
Memotivasi individu.
Menggunakan media.
Melibatkan siswa dalam
pemanfaatan media.
Menunjukkan sikap terbuka
terhadap respon siswa
Melakukan penilaian proses
Menggunakan bahasan lisan
dan tulisan secara baik, jelas,
benar, dan lancar.
Melakukan penilaian hasil
belajar atau tes formatif.
Memberikan Tindak Lanjut.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Wonogiri, 5 Mei 2011
Observer
Ricky Gunawan, S.Pd.
NIP. -
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU
SIKLUS III PERTEMUAN I
No Aspek yang diamati Skala nilai
tidak kurang cukup baik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Memberikan informasi yang
tepat.
Menggunakan berbagai
sumber.
Melaksanakan pembelajaran
secara runtut.
Menguasai kelas.
Menggunakan waktu secara
tepat sesuai perencanaan.
Penuh perhatian terhadap
siswa.
Memotivasi individu.
Menggunakan media.
Melibatkan siswa dalam
pemanfaatan media.
Menunjukkan sikap terbuka
terhadap respon siswa
Melakukan penilaian proses
Menggunakan bahasan lisan
dan tulisan secara baik, jelas,
benar, dan lancar.
Melakukan penilaian hasil
belajar atau tes formatif.
Memberikan Tindak Lanjut.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Wonogiri, 7 Mei 2011
Observer
Ricky Gunawan, S.Pd.
NIP. -
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
Lampiran 4
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK GURU
SEBELUM DITERAPKAN METODE DEMONSTRASI
Nama Guru : Ricky Gunawan, S.Pd
Waktu Wawancara: Selasa, 26 April 2011
No Pertanyaan Ringkasan Jawaban
1. Bagaimanakah
pembelajaran Bahasa
Indonesia pada pokok
bahasan membaca intensif
selama ini?
Metode pembelajaran guru masih bersifat
tradisisonal yaitu guru masih mendominasi
KBM. Sehingga siswa kurang aktif dalam
KBM khususnya pada pokok bahasan
membaca intensif.
2. Apakah dengan
pembelajaran tersebut
siswa sudah dapat
menyelesaikan soal dari
bacaan yang dengan
benar?
Jika dilihat dalam proses belajar, siswa kurang
adanya perhatian yang intensif. jadi dalam
mengerjakan soal masih terdapat kesulitan-
kesulitan atau kendala.
3. Apakah dalam pelaksanaan
pembelajaran Bahasa
Indonesia yang anda
terapkan selama ini sudah
ada interaksi multiarah
antara siswa dengan guru
dan siswa dengan siswa?
Dengan metode konvensional semacam ini
prosentase siswa yang aktif berkisar 40%, jadi
cenderung banyak siswa yang pasif, interaksi
belum terjalin secara maksimal.
4. Bagaimanakah nilai yang
diperoleh siswa dengan
pembelajaran tersebut?
Nilai Hasil belajar masih tergolong rendah
banyak yang dibawak KKM
Kesimpulan hasil wawancara:
Metode konvensional atau tradisional yang diterapkan oleh guru dalam KBM
belum sepenuhnya berjalan dengan baik. Hal ini menyebabkan interaksi dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
KBM kurang berjalan, siswa kurang aktif dan hasil belajar yang dilihat dari nilai
evaluasi masih rendah.
Wonogiri, 26 April 2011
Pewawancara
Monica Ratih Purwaningrum
NIM. X7107044
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
Lampiran 5
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK GURU
SETELAH DITERAPKAN METODE DEMONSTRASI
Nama Guru : Ricky Gunawan, S.Pd
Waktu Wawancara: Senin, 9 Mei 2011
No Pertanyaan Ringkasan Jawaban
1. Bagaimanakah pendapat anda,
setelah pembelajaran Bahasa
Indonesia dengan menggunakan
metode demonstrasi?
Penerapan Metode Demonstrasi ini
lebih efektif untuk proses KBM. Anak
lebih aktif dalam KBM membaca
intensif.
2. Menurut anda, apakah pembelajaran
pembelajaran Bahasa Indonesia
dengan menggunakan metode
demonstrasi dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan soal dalam
bacaan pada siswa?
Dengan metode ini siswa lebih mudah
dalm menyelesaikan permasalahan
yang terdapat dalam sebuah bacaan.
3. Adakah kendala-kendala dalam
pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan metode demonstrasi?
Kendala yang dihadapi adalah
bagaimana cara memunculkan kreasi
anak untuk aktif dalam
mendemonstrasikan bacaan didepan
kelas
4. Bagaimanakah kesan anda dengan
diterapkannya metode demonstrasi?
Metode ini sangat baik jika diterapkan
dalam KBM yang mencangkup semua
Mata Pelajaran sehingga siswa aktif
dalam KBM
5. Bagaimanakah nilai yang diperoleh
siswa setelah diterapkan
menggunakan metode demonstrasi
dalam menyelesaikan soal bacaan ?
Nilai siswa cenderung meningkat
diatas rata-rata soal-soal yang terkait
dalam bacaan dapat terselesaikan
dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
Kesimpulan hasil wawancara:
Metode demonstrasi ini efektif untuk diterapakan dalam pembelajaran. Siswa
akan cenderung aktif dalam KBM proses kegiatan mengajar berjalan dengan tertib
dan lancar. Sebagai hasilnya nilai hasil evaluasi penyelesaian soal dapat
memperoleh nilai yang baik.
Wonogiri, 9 Mei 2011
Pewawancara
Monica Ratih Purwaningrum
NIM. X7107044
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
Lampiran 6
FOTO-FOTO PENELITIAN
Siswa aktif dalam membaca intensif
Siswa aktif mengangkat tangan berebut untuk memebaca ke depan kelas
Siswa yang tidak aktif