peningkatan hasil belajar pkn tentang · pdf fileresource based learning dapat meningkatkan...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN TENTANG ORGANISASI
SISTEM PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT MELALUI MODEL
RESOURCES BASED LEARNING PADA SISWA KELAS IV
SDN 01 JATISAWIT, JATIYOSO, KARANGANYAR
TAHUN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
ANISA YULIANINGSIH
K7108089
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Anisa Yulianingsih
NIM : K7108089
Jurusan/Program Studi : Ilmu Pendidikan/PGSD
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR
PKn TENTANG ORGANISASI SISTEM PEMERINTAHAN TINGKAT
PUSAT MELALUI MODEL RESOURCE BASED LEARNING PADA
SISWA KELAS IV SDN 01 JATISAWIT, JATIYOSO, KARANGANYAR
TAHUN 2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain
itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, 5 Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Anisa Yulianingsih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn TENTANG ORGANISASI
SISTEM PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT MELALUI MODEL
RESOURCE BASED LEARNING PADA SISWA KELAS IV
SDN 01 JATISAWIT, JATIYOSO, KARANGANYAR
TAHUN 2011/2012
Oleh:
Anisa Yulianingsih
K7108089
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA\
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Anisa Yulianingsih. PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn TENTANG
ORGANISASI SISTEM PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT MELALUI
MODEL RESOURCE BASED LEARNING PADA SISWA KELAS IV SDN
01 JATISAWIT, JATIYOSO, KARANGANYAR TAHUN 2011/2012. Skripsi,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli
2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar PKn
Tentang Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat Melalui Model Resource
Based Learning.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek
penelitian adalah guru dan siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit, Jatiyoso,
Karanganyar yang berjumlah 16 siswa terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 10 siswa
perempuan. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data
adalah dengan tes, observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Validitas data
menggunakan teknik triangulasi data dan metode. Analisis data menggunakan
teknik analisis interaktif. Prosedur penelitian adalah dengan menggunakan model
siklus. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari
empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa nilai rata-rata kelas pada kondisi
awal adalah 55,81 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 37,5%. Pada
siklus I, nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 75,63 dengan presentase
ketuntasan klasikal sebesar 62,5%. Kemudian pada siklus II, nilai rata-rata kelas
meningkat lagi menjadi 84,5 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar
87,5%. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa melalui pembelajaran
resource based learning dapat meningkatkan hasil belajar PKn tentang Organisasi
Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit, Jatiyoso,
Karanganyar dari kondisi awal ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II.
Simpulan dari penelitian ini adalah hasil belajar PKn tentang Organisasi
Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat dapat ditingkatkan melalui model
pembelajaran resource based learning pada siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit,
Jatiyoso, Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012.
Kata kunci: hasil belajar PKn, Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat,
model pembelajaran Resource Based Learning.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Anisa Yulianingsih. THE USE OF RESOURCE BASED LEARNING
MODEL TO INCREASE LEARNING OUTCOMES ON PKN ABOUT
ORGANIZATION OF CENTRAL GOVERNMENT SYSTEM AMONG
FOURTH GRADE STUDENTS OF SDN 01 JATISAWIT, JATIYOSO,
KARANGANYAR OF 2011/2012 ACADEMIC YEAR. Skripsi, Teacher
Training and Education Faculty of Sebelas Maret University of Surakarta. July
2012
Purpose of the research is to increase outcomes of PKn Learning about
organization of central government system through the use of Resource Based
Learning model.
The research is a classroom action research. Subject of the research is
fourth grade students of SDN 01 Jatisawit of Jatiyoso, Karanganyar amounting to
16 individuals consisted of 6 male and 10 female of students. Data sources of the
research are teachers and student. Data collecting technique used by test,
observation, interview, and documentation study techniques. Data validity is
examined by using data and method triangulations. Data analysis used in the
research is interactive analysis technique. Procedure of the research is cycle
model. The research is conducted in two cycles. Each cycle consists of four
stages, namely, planning, implementation, observation, and reflection.
Result of this research, it was found that average class grade of initial
condition was 55.81 with classical completeness percentage of 37.5%. At cycle I,
the average class grade increased to 75.63 with classical completeness percentage
of 62.5%. Then, at cycle II, the average class grade increased further to 84.5 with
classical completeness percentage of 87.5%. Result of the research indicated that
the use of resource based learning is able to increase learning outcomes of PKn
about organization of central government system among fourth grade students of
SDN 01 Jatisawit of Jatiyoso, Karanganyar, from initial condition to cycle I and
from cycle I to cycle II.
Conclusion of the research is the learning outcomes of PKn about
organization of central government system can be increased by using resource
based learning model among fourth grade students of SDN 01 Jatisawit of
Jatiyoso, Karanganyar of 2011/2012 Academic Year.
Key words: learning outcomes of PKn, organization of central government
system, Resource Based Learning model
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
“Allah menyukai pekerjaan yang dilakukan terus-menerus walaupun pekerjaan itu
kecil atau sedikit.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan
menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.”
(QS. Muhammad: 7 )
“Ketahuilah pertolongan itu ada bersama dengan kesabaran, jalan keluar itu akan
selalu beriringan dengan cobaan, dan bersama kesulitan itu ada kemudahan.”
(HR. Tirmidzy)
“Percaya akan kemampuan diri sendiri serta berkemauan keras akan menghasilkan
suatu kebanggan dan rasa syukur atas nikmat dari Sang Pencipta”
(Penulis)
“Bersyukur atas sesuatu yang kita miliki dan bersabar atas ujian adalah kunci
kebahagiaan menjalani kehidupan.”
(Penulis)
“Lakukan apa yang masih bisa kamu usahakan”
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu ya Robb, kupersembahkan karya ini untuk orang-
orang terkasih yang selalu menyertai hari-hariku, terutama:
Ayah dan ibuku,
Imam Mustari dan Murti, terimakasih atas segala kasih sayang, dukungan,
serta doa yang telah kalian berikan kepadaku selama ini. Aku bangga
menjadi putri kalian.
Paman dan Bibiku (Orang Tua Kedua Bagiku)
Warsi dan Alm. Suparno yang telah memberi semangat dalam hidupku. Terima
kasih atas segala pengertian yang telah diberikan kepadaku.
Saudara-saudaraku yang selalu memberi warna dalam hidupku, memberi
keindahan serta dorongan untuk tetap maju dan bersabar.
Almamaterku, UNS
Terimakasih telah mempertemukanku dengan orang-orang hebat
dan memberikanku banyak ilmu sebagai bekal
untuk menjalani kehidupanku kelak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat, hidayah dan inayah-Nya, sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn
TENTANG ORGANISASI SISTEM PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT
MELALUI MODEL RESOURCE BASED LEARNING PADA SISWA KELAS IV
SDN 01 JATISAWIT, JATIYOSO, KARANGANYAR TAHUN 2011/2012”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sebelas Maret Surakarta. Peneliti menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini
tidak lepas dari bimbingan, pengarahan, petunjuk dan saran-saran dari berbagai
pihak. Untuk itu, peneliti menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Dr. Suwarto WA, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Kepala SDN 01 Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar yang telah memberi
kesempatan dan tempat guna pengambilan data dalam penelitian.
7. Guru kelas IV SDN 01 Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar yang telah
memberikan bimbingan dan telah merelakan waktu untuk berkolaborasi
dengan penulis dalam penelitian ini.
8. Para siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar yang telah
bersedia untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
9. Semua pihak yang turut dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin
disebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Meskipun demikian, penelit berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Surakarta, 5 Juli 2012
Peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................
HALAMAN PERNYATAAN ..............................................................................
HALAMAN PENGAJUAN ..................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN ..............................................................................
HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................................
HALAMAN ABSTRAK .......................................................................................
HALAMAN MOTTO ...........................................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN ...........................................................................
KATA PENGANTAR ..........................................................................................
DAFTAR ISI .........................................................................................................
DAFTAR TABEL .................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................
B. Rumusan Masalah .....................................................................................
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................
BAB II LANDASAN TEORI ...............................................................................
A. Tinjauan Pustaka .......................................................................................
B. Penelitian yang Relevan ............................................................................
C. Kerangka Berpikir .....................................................................................
D. Hipotesis ....................................................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................................
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................
B. Subjek Penelitian .......................................................................................
C. Bentuk dan Strategi Penelitian ..................................................................
i
ii
iii
iv
v
vi
viii
ix
x
xii
xiv
xvi
xviii
1
1
7
7
7
9
9
47
48
50
51
51
52
52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
D. Sumber Data Penelitian .............................................................................
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................
F. Validitas Data ............................................................................................
G. Teknik Analisis Data .................................................................................
H. Indikator Kinerja Penelitian ......................................................................
I. Prosedur Penelitian ...................................................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................
A. Deskripsi Pratindakan ...............................................................................
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus.......................................................
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus ................................................
D. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................................
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ..............................................
A. Simpulan ...................................................................................................
B. Implikasi ....................................................................................................
C. Saran ..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................
LAMPIRAN ..........................................................................................................
52
53
56
56
59
59
66
66
69
108
114
119
119
119
121
123
126
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel
2.1. Sub Komponen Rumpun Bahan Pelajaran PKn ........................................
2.2. Fase-fase Perilaku Guru dalam Model Resource Based Learning ...........
2.3. Fase-fase Perilaku Guru dalam Pembelajaran PKn melalui Model
ResourceBased Learning ...........................................................................
4.1. Distribusi Data Hasil Belajar PKn Siswa Kelas IV SDN 01
Jatisawit pada Kondisi Awal .....................................................................
4.2. Rekapitulasi Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-rata,
dan Ketuntasan Belajar secara Klasikal pada Kondisi Awal ....................
4.3 Distribusi Data Hasil Belajar Aspek Psikomotor Siklus I ........................
4.4. Distribusi Data Hasil Belajar Aspek Afektif Siklus I ...............................
4.5. Nilai Kemampuan Guru Mengajar Siklus I ..............................................
4.6. Distribusi Hasil Belajar PKn tentang Organisasi Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat Siswa Siklus I ..............................................
4.7. Perbandingan Hasil Belajar PKn tentang Organisasi Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat antara Pratindakan dan Siklus I ...................
4.8. Distribusi Data Hasil Belajar Aspek Psikomotor Siklus II .......................
4.9. Distribusi Data Hasil Belajar Aspek Afektif Siklus II ..............................
4.10. Nilai Kemampuan Guru Mengajar Siklus I ..............................................
4.11. Distribusi Data Hasil Belajar PKn tentang Organisasi Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat Siswa Siklus II ............................................
4.12. Perbandingan Hasil Belajar PKn tentang Organisasi Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat antara Siklus I dan Siklus II ........................
4.13. Perbandingan Prosentase Hasil Belajar Aspek Psikomotorik dalam
Pembelajaran PKn Siklus I dan Siklus II ..................................................
4.14. Perbandingan Prosentase Hasil Belajar Aspek Afektif dalam
Pembelajaran PKn Siklus I dan Siklus II ..................................................
12
40
45
67
68
77
79
81
82
83
96
98
101
102
104
109
110
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
4.15. Perbandingan Kemampuan Guru Mengajar PKn Siklus I dan Siklus
II ................................................................................................................
4.16. Perbandingan Hasil Belajar PKn tentang Organisasi Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat antara Pratindakan, Siklus I, Siklus II .........
112
113
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1. Bagan Keanggotaan MPR Orde Reformasi ..............................................
2.2. Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas ..........................................
3.1. Model Analisis Interaktif Miles dan Huberman........................................
3.2. Alur Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas .........................................
4.1. Grafik Hasil Belajar PKn Siswa Kelas IV SDN 01 Jatisawit pada
Kondisi Awal ............................................................................................
4.2. Grafik Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-rata, dan
Ketuntasan Belajar secara Klasikal pada Kondisi Awal ...........................
4.3. Grafik Data Hasil Belajar Aspek Psikomotor Siklus I ..............................
4.4. Grafik Data Hasil Belajar Aspek Afektif Siklus I .....................................
4.5. Grafik Nilai Kemampuan Guru Mengajar Siklus I ...................................
4.6. Grafik Hasil Belajar PKn tentang Organisasi Sistem Pemerintahan
Tingkat Pusat Siswa Siklus I .....................................................................
4.7. Grafik Perbandingan Hasil Belajar PKn tentang Organisasi Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat antara Pratindakan dan Siklus I ...................
4.8. Grafik Data Hasil Belajar Aspek Psikomotor Siklus II ............................
4.9. Grafik Data Hasil Belajar Aspek Afektif Siklus II ...................................
4.10. Nilai Kemampuan Guru Mengajar Siklus I ..............................................
4.11. Grafik Data Hasil Belajar PKn tentang Organisasi Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat Siswa Siklus II ............................................
4.12. Grafik Perbandingan Hasil Belajar PKn tentang Organisasi Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat antara Siklus I dan Siklus II ........................
4.13. Grafik Perbandingan Prosentase Hasil Belajar Aspek Psikomotorik
dalam Pembelajaran PKn Siklus I dan Siklus II .......................................
4.14. Grafik Perbandingan Prosentase Hasil Belajar Aspek Afektif dalam
Pembelajaran PKn Siklus I dan Siklus II ..................................................
4.15. Grafik Perbandingan Kemampuan Guru Mengajar PKn Siklus I dan
Siklus II .....................................................................................................
18
50
58
60
67
68
77
79
81
83
84
97
99
101
103
104
109
111
112
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
4.16. Grafik Perbandingan Hasil Belajar PKn tentang Organisasi Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat antara Pratindakan, Siklus I, Siklus
II……………………………………………………………………
113
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Rincian Waktu dan Pelaksanaan Kegiatan Penelitian .....................................
2. Hasil Wawancara Sebelum Tindakan .............................................................
3. Hasil Belajar PKn Tentang Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat
Pusat Siswa Kelas IV SDN 01 Jatisawit Pratindakan .....................................
4. Silabus PKn Kelas IV SD ...............................................................................
5. RPP Siklus I ...................................................................................................
6. Kisi-kisi LKS Siklus I .....................................................................................
7. LKS Siklus I Pertemuan 1 ...............................................................................
8. Kunci Jawaban LKS Siklus I Pertemuan 1 .....................................................
9. Kriteria Penilaian LKS Siklus I Pertemuan 1 .................................................
10. LKS Siklus I Pertemuan 2 ...............................................................................
11. Kunci Jawaban LKS Siklus I Pertemuan 2 .....................................................
12. Kriteria Penilaian LKS Siklus I Pertemuan 2 .................................................
13. RPP Siklus II ...................................................................................................
14. Kisi-kisi LKS Siklus II ....................................................................................
15. LKS Siklus II Pertemuan 1 .............................................................................
16. Kunci Jawaban LKS Siklus II Pertemuan 1 ....................................................
17. Kriteria Penilaian LKS Siklus II Pertemuan 1 ................................................
18. Kuis Teka-teki Silang Siklus II Pertemuan 1 ..................................................
19. Kunci Jawaban dan Kriteria Penilaian Kuis Teka-teki Silang ........................
20. LKS Siklus II Pertemuan 2 .............................................................................
21. Kunci Jawaban LKS Siklus II Pertemuan 2 ....................................................
22. Kriteria Penilaian LKS Siklus II Pertemuan 2 ................................................
23. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I dan Siklus II .................................................
24. Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 1 ................................................................
25. Kunci Jawaban dan Kriteria Penilaian Siklus I Pertemuan 1 ..........................
26. Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 2 ................................................................
127
128
131
132
135
147
149
150
151
152
153
154
155
170
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
27. Kunci Jawaban dan Kriteria Penilaian Siklus I Pertemuan 2 ..........................
28. Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 1 ...............................................................
29. Kunci Jawaban dan Kriteria Penilaian Siklus II Pertemuan 1 ........................
30. Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 2 ..............................................................
31. Kunci Jawaban dan Kriteria Penilaian Siklus II Pertemuan 2 ........................
32. Pedoman Pengamatan Pemberdayaan Sumber Belajar ...................................
33. Lembar Pengamatan Pemberdayaan Sumber Belajar Siklus I
Pertemuan 1 .....................................................................................................
34. Lembar Pengamatan Pemberdayaan Sumber Belajar Siklus I
Pertemuan 2 .....................................................................................................
35. Hasil Belajar Aspek Psikomotorik Siklus I .....................................................
36. Lembar Pengamatan Pemberdayaan Sumber Belajar Siklus II
Pertemuan 1 .....................................................................................................
37. Lembar Pengamatan Pemberdayaan Sumber Belajar Siklus II
Pertemuan 2 .....................................................................................................
38. Hasil Belajar Aspek Psikomotorik Siklus II ...................................................
39. Pedoman Pengamatan Afektif Siswa .............................................................
40. Lembar Pengamatan Keterampilan Sosial Siklus I Pertemuan 1 ....................
41. Lembar Pengamatan Keterampilan Sosial Siklus I Pertemuan 2 ....................
42. Hasil Belajar Aspek Afektif Siklus I ..............................................................
43. Lembar Pengamatan Keterampilan Sosial Siklus II Pertemuan 1 ..................
44. Lembar Pengamatan Keterampilan Sosial Siklus II Pertemuan 2 ..................
45. Hasil Belajar Aspek Afektif Siklus II ............................................................
46. Pedoman Penilaian Kemampuan Guru ...........................................................
47. Lembar Penilaian Kemampuan Guru ..............................................................
48. Rekapitulasi Hasil Penilaian Kemampuan Guru dalam Pelaksanaan
Pembelajaran ...................................................................................................
49. Daftar Nilai Hasil Belajar PKn Tentang Organisasi Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat Siklus I dan Siklus II .........................................
50. Hasil Wawancara Guru Setelah Tindakan ......................................................
184
188
187
188
189
191
193
195
198
199
202
205
206
208
210
212
213
215
217
218
231
235
238
239
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
51. Bukti Nilai Siswa Tertinggi Siklus I Pertemuan 1 ..........................................
52. Bukti Nilai Siswa Terendah Siklus I Pertemuan 1 ..........................................
53. Bukti Nilai Siswa Tertinggi Siklus I Pertemuan 2 ..........................................
54. Bukti Nilai Siswa Terendah Siklus I Pertemuan 2 ..........................................
55. Bukti Nilai Siswa Tertinggi Siklus II Pertemuan 1 .........................................
56. Bukti Nilai Siswa Terendah Siklus II Pertemuan 1 ........................................
57. Bukti Nilai Siswa Tertinggi Siklus II Pertemuan 2 .........................................
58. Bukti Nilai Siswa Terendah Siklus II Pertemuan 2 ........................................
59. Sumber Belajar ................................................................................................
60. Foto Kegiatan Proses Pembelajaran ................................................................
61. Surat Keterangan Penelitian Kepala SDN 01 Jatisawit...................................
62. Surat Keputusan Dekan FKIP UNS ................................................................
63. Surat Permohonan Ijin Research/ Try Out ......................................................
64. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi ......................................................
65. Surat Undangan Penelitian Untuk Dosen ........................................................
66. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ..........................................
241
242
243
244
245
246
247
248
249
251
253
254
255
256
257
258
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan yang berlangsung di Indonesia diharapkan dapat
mempersiapkan peserta didik menjadi warga Negara yang memiliki semangat,
komitmen kuat, dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan
semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, perlu ditingkatkan terus menerus
untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Konstitusi Negara Republik Indonesia perlu ditanamkan
kepada seluruh komponen bangsa Indonesia, khususnya generasi muda sebagai
generasi penerus. Indonesia harus menghindari sistem pemerintahan yang
memasung hak-hak asasi manusia, hak-hak warganegara untuk dapat menjalankan
prinsip-prinsip demokrasi.
Kehidupan yang demokratis didalam kehidupan sehari-hari di lingkungan
keluarga, sekolah, masyarakat, pemerintahan, dan organisasi-organisasi non
pemeritahan perlu dikenal, dipahami, diinternalisasi, dan diterapkan demi
terwujudnya pelaksanaan prinsip-prinsip demokrasi serta demi peningkatan
martabat kemanusian, kesejahteraan, kebahagiaan, kecerdasan dan keadilan.
Untuk merealisasikan hal tersebut dipelajarilah mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan diberbagai tingkat sekolah mulai dari tingkat Sekolah Dasar
hingga Perguruan Tinggi.
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan
mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga
Negara yang baik, yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang
diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Mardoto, 2009).
Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship Education) juga merupakan
mata pelajaran memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa (Arnie Fajar,2009:141).
Pembelajaran PKn ini diharapkan akan mampu membentuk siswa yang ideal
memiliki mental yang kuat, sehingga dapat mengatasi permasalahan yang akan
dihadapi. Namun Pendidikan Kewarganegaraan ditingkat Sekolah Dasar yang
mengajarkan materi sosial politik seperti sistem pemerintahan pusat dan
organisasi-organisasinya mengalami permasalahan. Widyawati Boediningsih
(2008) menjelaskan bahwa susunan organisasi pemerintahan pusat adalah badan-
badan kenegaraan yang diatur dalam UUD 1945, yang disebut lembaga-lembaga
Negara. Para siswa dalam materi ini dituntut untuk mengenal, mengetahui dan
mampu mengidentifikasi fungsi-fungsi lembaga-lembaga yang ada di dalamnya.
Materi tersebut dirasakan memerlukan pengetahuan dan pemahaman yang cukup
tinggi oleh peserta didik ditingkat SD.
Secara umum permasalahan yang timbul dari mata pelajaran PKn adalah
kurang ketertarikan siswa dengan materi-materi yang terkandung dalam
pembelajaran PKn. Siswa kurang tertarik karena mereka menganggap bahwa mata
pelajaran PKn adalah mata pelajaran yang sulit dan membosankan. Materi-materi
yang tercakup didalamnya begitu banyak, hanya mengandalkan kegiatan
menghafal dan menghafal saja serta sulit dipahami. Hal tersebut akhirnya juga
mempengaruhi hasil belajar siswa terhadap materi Pkn yang sedang dipelajari.
Secara umum hanya siswa yang pandai menghafal saja yang hasil belajarnya baik
sedangkan yang merasa kesulitan menghafal hasil belajarnya kurang.
Permasalahan tersebut juga terjadi pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Jatisawit,
Jatiyoso, Karanganyar.
Setelah dilakukan wawancara (lihat lampiran 2 halaman 128) dan
observasi di SDN 01 Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar khususnya kelas IV pada
mata pelajaran PKn tentang organisasi sistem pemerintahan pusat, rata-rata hasil
belajar siswa tergolong rendah dan banyak siswa yang belum tuntas atau lulus dari
KKM yang telah ditetapkan (lihat lampiran 3 halaman 130). Dari kegiatan
observasi ditemukan faktor-faktor yang mendukung timbulnya permasalahan
tersebut. Faktor tersebut datang dari luar (eksternal) yang juga dapat menimbulkan
faktor dalam (internal) diri siswa muncul. Faktor luar terdapat pada pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
yang dilakukan oleh guru. Guru dalam pembelajaran PKn khususnya materi
Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat masih menggunakan paradigma
lama dimana guru hanya memberikan pengetahuan kepada siswa secara pasif. Hal
yang dimaksudkan adalah guru masih menggunakan pembelajaran yang bersifat
konvensional yaitu guru terlalu sering menggunakan metode ceramah saat
pembelajaran dan terkadang guru hanya memberi tugas kepada siswa yang ada
didalam buku paket tanpa memberi sedikit penjelasan mengenai materi yang
sedang diajarkan. Sedangkan kegiatan siswa hanya mengerjakan tugas guru dan
secara umum pekerjaan anak sama persis satu dengan yang lain. Guru kurang
memperhatikan kondisi dan keaktifan siswanya baik dalam kegiatan bertanya
maupun menjawab atau berpendapat. Selain hal tersebut, guru juga kurang kreatif
dalam menyajikan materi yang sedang diajarkan. Secara umum, guru hanya
berpijak pada satu sumber belajar saja untuk mendukung keberhasilan materi yang
diajarkan yaitu hanya berpedoman pada buku paket PKn saja tanpa ada sumber
belajar yang lain. Guru kurang kreatif memberdayakan kemampuan siswa untuk
mencari dan menggali informasi sebagai perbandingan dengan materi yang ada
dibuku paket dan juga menggali informasi lain lewat berbagai sumber belajar
lainnya secara bebas untuk menambah pangetahuan serta pemahaman siswa.
Faktor dari guru tersebut akhirnya berimbas pula kepada siswa yang
sedang belajar. Karena pembelajaran yang dilakukan masih berpusat pada guru,
sebagian besar siswa selalu merasa bosan dan jenuh sehingga proses pembelajaran
pun tidak bermakna bagi siswa. Apalagi mata pelajaran PKn materi organisasi
sistem pemerintahan tingkat pusat sangat sulit dipahami oleh siswa usia SD
karena tingkatannya sudah membahas tentang sosio-politik dan juga anak masih
asing dengan badan organisasi di dalamnya. Materi organisasi sistem
pemerintahan tingkat pusat ini mengharuskan siswa mengenal dan mengetahui
wewenang maupun tugas dari badan atau oraganisasi yang ada. Secara umum
siswa hanya mampu menghafal persis pada buku paket tanpa memiliki penalaran
yang lain dari materi ini (itu pun bagi siswa yang berhasil menghafal). Bagi yang
tidak, mengakibatkan siswa menjadi kurang percaya diri dan terlihat begitu pasrah
terhadap materi yang sedang dipelajari. Siswa terlihat diam dan ada juga siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
yang terlihat mengantuk saat dijelaskan oleh guru. Kediaman siswa tersebut
bukanlah kediaman dimana siswa sudah mengerti dan paham tetapi setelah
ditanya ternyata siswa diam karena merasa bingung dan kurang mengerti materi
yang baru saja disampaikan oleh guru. Akhirnya sikap yang diambil siswa adalah
diam supaya guru kelas tetap berceramah sehingga guru tanpa meminta siswa
bertanya atau berpendapat (harapan siswa yang kurang percaya diri). Hal lain
yang melatarbelakangi kepasifan siswa adalah sumber belajar yang kurang kreatif
yang disediakan guru. Guru hanya berpijak pada satu buku paket saja dan ceramah
yang disampaikan guru hanya persis isinya didalam buku paket istilah lain adalah
guru hanya membaca nyaring materi yang ada di buku. Siswa kurang ikut
berpartisipasi dalam pengadaan sumber belajar, selain itu keaktifan siswa dalam
hal bertanya dan memberi tanggapan belum terlihat pada saat pembelajaran
berlangsung.
Permasalahan tersebut juga terjadi pada siswa kelas IV SDN 01, Jaisawit,
Jatiyoso, Karanganyar. Data yang diperoleh dari hasil belajar tentang organisasi
sistem pemerintahan pusat oleh guru kelas IV menunjukan bahwa hanya 6 siswa
atau 37,5 % dari 16 siswa yang nilai hariannya lebih dari atau sama dengan batas
ketuntasan (KKM 73) dan yang belum tuntas mencapai 10 siswa atau 62,5 % dari
16 siswa yang ada (lihat lampiran 3 halaman 130). Kenyataan yang demikian
dapat diindikasikan bahwa pengetahuan dan pemahaman siswa mengenai
organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat pada siswa kelas IV SDN 01
Jaisawit, Jatiyoso, Karanganyar masih kurang sehingga hasil belajar siswa rendah.
Kondisi ini dapat dijadikan sebagai landasan yang melatarbelakangi adanya upaya
meningkatkan hasil belajar PKn siswa tentang organisasi pemerintahan ditingkat
pusat.
Berdasarkan observasi awal pada siswa kelas IV SDN 01 Jaisawit,
Jatiyoso, Karanganyar dapat disimpulkan bahwa yang melatarbelakangi timbulnya
permasalahan pada hasil belajar siswa tentang organisasi sistem pemerintahan
tingkat pusat diantaranya adalah (1) siswa kurang berminat dan kurang percaya
diri karena materi ini sulit untuk dipahami dan sulit untuk dinalar. Siswa hanya
diam dan termenung saat diterangkan oleh guru karena merasa putus asa. (2)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Siswa kurang aktif dan kreatif baik dalam bertanya serta menyampaikan pendapat
pada saat proses pembelajaran berlangsung. Siswa hanya duduk, diam dan
mendengarkan ketika guru memberi penjelasan. (3) Kurangnya sumber belajar
yang disediakan oleh guru. Guru hanya terpaku pada satu sumber belajar yaitu
buku paket dan guru kurang memberdayakan siswa untuk mencari sumber belajar
yang relevan dengan materi ajar yang diajarkan. (4) Kurangnya partisipasi siswa
dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung.(5) Guru masih
menggunakan model atau strategi pembelajaran yang bersifat konvensional atau
menggunakan one way method. (6) Proses pembelajaran yang bersifat kaku,
kurang fleksibel dan kurang demokratis.
Jika permasalahan tersebut tidak segera diatasi maka anak akan menjadi
pasif selamanya dan pengetahuan anak tidak akan meningkat sehingga hasil
belajar yang dicapai siswa tetap buruk dan mengecewakan. Cara mengajar guru
maupun sikap, pengetahuan dan pemahaman siswa perlu ditingkatkan agar hasil
belajar PKn tentang organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat pada siswa kelas
IV SDN 01 Jatisawit mencapai maksimal hingga melebihi atau sama dengan batas
ketuntasan yakni ≥ 73. Salah satu cara mengatasi permasalahan-permasalahan
yang timbul adalah mengubah cara mengajar guru yang masih menggunakan
model konvensional yang bersifat monoton. Guru harus mampu memilih dan
menggunakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa dan menghasilkan
siswa yang aktif dan kreatif baik dalam beraktivitas maupun keikutsertaan dalam
menyiapkan sumber belajar. Salah satu model pembelajaran yang fleksibel dan
menuntut siswa aktif serta kreatif baik menyiapkan sumber belajar sendiri maupun
menemukan dan memecahkan masalah sendiri adalah model pembelajaran
Resource Based Learning.
Materi organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat memanglah sangat
rumit dan sulit dicerna oleh anak usia ditingkat SD. Jika hanya dengan satu
sumber belajar yaitu buku paket saja anak masih akan tetap merasa kesulitan.
Kesulitan tersebut timbul karena anak belum mengetahui secara langsung
bagaimana dan seperti apa organisasi tersebut. Sehingga diperlukan model
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
pembelajaran yang sesuai dengan materi tersebut yaitu salah satu solusinya adalah
menggunakan model pembelajaran resource based learning.
Model pembelajaran Resource Based Learning merupakan salah satu
model pembelajaran yang menggunakan berbagai sumber belajar. Nasution (2011:
18) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan resource based learning adalah
segala bentuk belajar yang menghadapkan murid dengan suatu atau sejumlah
sumber belajar secara individual atau kelompok dengan segala kegiatan belajar
yang bertalian dengan itu, jadi bukan dengan cara konvensional dimana guru
menyampaikan bahan pelajaran kepada murid. Resource Based Learning ini
mengedepankan interaksi antara siswa atau peserta didik dengan sumber belajar
artinya siswa terlibat secara aktif dengan berbagai sumber daya belajar baik yang
berupa non-cetak maupun cetak. Sehingga guru bukanlah sumber belajar satu-
satunya di kelas saat pembelajaran berlangsung. Dengan menggunakan model
pembelajaran Resource Based Learning pada materi organisasi pemerintahan
tingkat pusat, siswa akan dihadapkan dengan beraneka sumber belajar secara
bebas, seperti koran, artikel dari internet, majalah, komik, video, rekaman suara,
dan lain sebagainya. Siswa tidak akan belajar dengan satu sumber saja yaitu guru
yang membaca nyaring materi dalam buku paket tetapi siswa juga akan berperan
secara aktif dalam penentuan sumber belajar yang mereka perlukan. Dalam
Resource Based Learning ini guru hanya sebagai fasilitator dan motivator dalam
pembelajaran yang berlangsung. Siswa akan menemukan dan memecahkan
masalah sendiri dan guru hanya membimbing. Siswa juga akan menggali
pengetahuan dan pemahaman mereka sendiri sehingga hasil belajarnya pun akan
menjadi lebih baik.
Sejalan dengan permasalahan-permasalahan diatas maka peneliti akan
mengadakan penelitian dengan judul “Peningkatkan Hasil Belajar PKn Tentang
Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat Melalui Model Resource Based
Learning Siswa Kelas IV SDN 01 Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar Tahun
2011/2012.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
B. Rumusan Masalah
Untuk memberikan gambaran secara jelas mengenai arah penelitian maka
disajikan rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Apakah
model Resource Based Learning (RBL) dapat meningkatkan hasil belajar PKn
tentang organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat siswa kelas IV SDN 01
Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar tahun 2011/2012?.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar PKn tentang organisasi sistem pemerintahan pusat
melalui model Resource Based Learning (RBL) pada siswa kelas IV SDN 01
Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar Tahun 2011/2012.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memberikan 2 manfaat yakni manfaat secara teoritis dan
manfaat secara praktis.
1. Manfaat Teoretis
Memperkaya khazanah teori/keilmuan yang terkait dengan proses
pembelajaran PKn pada materi organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat
menggunakan model pembelajaran Resource Based Learning (RBL) .
2. Manfaat Praktis
Manfaat penelitian secara praktis dibagi menjadi 3 antara lain:
a. Bagi Siswa
1) Pengetahuan dan pemahaman siswa tentang organisasi sistem
pemerintahan pusat akan bertambah karena menggunakan berbagai
sumber belajar untuk memperoleh informasi yang lebih banyak
sehingga dapat meningkat pula hasil belajar siswa tentang organisasi
sistem pemerintahan pusat tersebut.
2) Siswa akan merasakan pembelajaran yang bermakna karena terlibat
aktif dalam pemberdayaan sumber belajar dan pencarian informasi
untuk menjawab dan memecahkan masalah sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
b. Bagi Guru Kelas
1) Untuk memberikan alternatif baru mengenai model pembelajaran yang
inovatif dan kreatif, sehingga guru dapat termotivasi untuk dapat
menerapkan model Resource Based Learning demi tercapainya tujuan
pembelajaran.
2) Guru dapat menerapkan model Resource Based Learning untuk
meningkatkan hasil belajar PKn tentang sistem organisasi
pemerintahan tingkat pusat.
c. Bagi Sekolah
1) Meningkatkan perbaikan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar
di sekolah yang terkait dengan pembelajaran PKn tentang organisasi
siste pemerintahan pusat dengan menggunakan model Resource Based
Learning.
2) Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk pengadaan model
pembelajaran inovatif dalam proses pembelajaran di sekolah yakni
model pembelajaran Resource Based Learning atau pembelajaran
berdasarkan berbagai sumber belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
BAB II
LANDASAN TEORI
Pembahasan pada bab II ini berkaitan dengan: (A) Tinjauan Pustaka, (B)
Penelitian yang Relevan, (C) Kerangka Berpikir, dan (D) Hipotesis Tindakan.
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Hasil Belajar PKn Tentang Organisasi Sistem Pemerintahan
Tingkat Pusat
a. Pengertian Belajar
Kegiatan belajar sangatlah penting bagi kehidupan manusia. Menurut
Nana Sudjana berpendapat, “Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan
adanya perubahan pada diri seseorang” (2005:28). Martinis berpendapat,
“Belajar merupakan proses orang memperoleh kecakapan, keterampilan, dan
sikap” (2006:96). Sedangkan Arnie Fajar berpendapat, “Belajar merupakan
suatu proses perubahan dalam diri seseoarang yang ditampakkan dalam bentuk
peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan
pengetahuan, kecakapan, daya pikir, sikap, kebiasaan, dan lain-lain”
(2009:10).
Gage (1984) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses dimana
organisma berubah perilakunya diakibatkan pengalaman (Martinis, 2009:98).
Sementara itu, Wolfolk & Nicolich (1989) berpenadat, “Learning always
involves a change in the person who is learning. The cange may be for better
or for the worse, deliberate or unintentional. To qualify as learning, this
change must be brought about by experience, by the interaction of a person
with his or her environment” (Ratno Harsanto, 2007:87). Kegiatan belajar
selalu memberi perubahan pada seseorang yang belajar. Perubahan tersebut
terjadi karena adanya pengalaman interaksi pembelajar dengan orang lain atau
lingkungannya. Sehingga kegiatan belajar terjadi apabila ada orang lain
sebagai sumber informasi atau lingkungan yang dapat dijadikan sumber
belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Proses belajar membawa seseorang pada perkembangan pribadi
seutuhnya yaitu meliputi perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Seperti taksonomi belajar yang disusun oleh Benyamin S. Bloom,
mengklasifikasikan belajar menjadi 3 ranah yang meliputi:
1) Ranah kognitif
Ranah kognitif berorientasi kepada kemampuan “berpikir” yang
mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana yaitu mengingat,
sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa
menghubungkan gagasan, metode atau prosedur yang sebelumnya
dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa ranah kognitif adalah subtaksonomi yang
mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat
“pengetahuan” sampai ketingkat yang paling tinggi yaitu “evaluasi”.
Ranah kognitif terdiri dari enam tingkatan dengan aspek belajar yang
berbeda-beda. Keenam tingkat tersebut:
a) Pengetahuan (knowledge)
b) Pemahaman (comprehension)
c) Penerapan (application)
d) Analisis (analysis)
e) Sintesis (synthesis)
f) Evaluasi (evaluation)
2) Ranah Afektif
Ranah afektif merupakan ranah yang berhubungan dengan
perasaan, emosi, sistem nilai, dan sikap hati (attitude) yang menunjukkan
penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu. Berikut aspek-aspek dalam
ranah afektif:
a) Menerima (receiving)
b) Tanggapan (responding)
c) Menilai
d) Organisasi (organization)
e) Karakterisasi (characterization)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
3) Ranah Psikomotor
Ranah psikomotor adalah ranah yang berorientasi kepada
keterampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh atau
tindakan (action) yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otot.
Ranah psikomotor ini meliputi:
a) Gerakan seluruh badan
b) Gerakan yang terkoordinasi
c) Komunikasi nonverbal
d) Kebolehan dalam berbicara
e) Kebolehan dalam berbicara
Berdasarkan uraian pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa
belajar merupakan proses yang aktif, proses perubahan diri seseorang dimana
perubahan tersebut meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang
diperoleh dari pengalaman.
b. Pengertian Pembelajaran PKn
Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, mata pelajaran pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
berubah menjadi pendidikan kewarganegaraan (PKn) dan dalam kurikulum
2004 disebut sebagai mata pelajaran kewarganegaraan (citizenship).
Rusminiati menjelaskan bahwa “Pkn merupakan mata pelajaran yang
bertujuan untuk membentuk warga negara yang baik” (2008:1). Sedangkan
menurut Arnie Fajar, “Mata pelajaran kewarganegaraan merupakan mata
pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri dari beragam dari segi
agama, sosiokultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga
Negara yang cerdas terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh
pancasila dan UUD 1945” (2009:141-142). Mata pelajaran kewarganegaraan
tersebut harus bersifat dinamis dan mampu menarik perhatian siswa yaitu
dengan cara belajar membantu peserta didik mengembangkan pemahaman,
baik materi maupun intelektual dan partisipatori dalam kegiatan sekolah. Isi
pengetahuan dari mata pelajaran PKn ini diorganisasikan secara interdisipliner
dari berbagai ilmu-ilmu sosial seperti politik, hukum, tatanegara, psikologi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
dan berbagai bahan kajian lainnya yang berasal dari kemasyarakatan, nilai-
nilai budi pekerti, dan hak asasi manusia dengan penekanan kepada hubungan
antara warga negara dan warga negara, warga negara dan pemerintahan
negara, serta warga negara dan warga dunia.
Tujuan mata pelajaran Kewarganegaraan adalah untuk memberikan
kompetensi-kompetensi sebagai berikut:
1) Berpikir secara kritis,
2) rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.
3) Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
4) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lain.
5) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peecaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi dan
komunikasi.
Menurut kurikulum Berbasis Kompetensi (2001) dijelaskan bahwa
mata pelajaran Kewarganegaraan ini memiliki ciri khas yaitu pengetahuan,
keterampilan, dan karakter kewarganegaraan. Ketiga hal tersebut merupakan
bekal bagi peserta didik untuk meningkatkan kecerdasan multidimensional
yang memadai untuk menjadi warga Negara yang baik. Ruang lingkup mata
pelajaran PKn dikelompokkan kedalam komponen rumpun bahan pelajaran
dan subkomponen rumpun bahan pelajaran tertera pada tabel 2.1
Tabel 2.1. Sub Komponen Rumpun Bahan Pelajaran PKn
ASPEK SUB ASPEK
Sistem Berbangsa dan
Bernegara
1. Persatuan bangsa dan Negara
2. Nilai dan norma (agama, kesusilaan,
kesopanan, dan hukum)
3. Hak Asasi Manusia
4. Kebutuhan hidup warga Negara
5. Kekuasaan politik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
6. Masyarakat demokratis
7. Pancasila dan konstitusi Negara
8. Globalisasi
Dalam rangka mewujudkan warga Negara yang baik, materi Pkn sudah
diajarkan di sekolah-sekolah dasar. Pembahasan materi PKn SD bermanfaat
untuk mengetahui sejauh mana muatan nilai, moral, dan norma yang
terkandung dalam setiap SK (Standar Kompetensi). Materi PKn SD
merupakan materi dasar untuk mengembangkan model-model pembelajaran
PKn SD.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa mata
pelajaran PKn adalah salah satu mata pelajaran yang diberikan dijenjang SD
(memiliki ruang lingkup tertentu) yang mengajarkan dan menanamkan nilai
sikap dan moral untuk menjadi warga Negara yang baik yang berbudi pekerti
luhur dan demokratis.
c. Pengertian Hasil Belajar PKn
Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai
bagaimana belajar atau bagaimana informasi diperoleh siswa kemudian
bagaimana informasi itu diproses dalam pikiran siswa. Gagne menyatakan
untuk terjadi belajar pada siswa diperlukan kondisi belajar, baik kondisi
internal maupun eksternal, (Arnie Fajar , 2009:9). Kondisi internal merupakan
peningkatan (arising) memori siswa sebagai hasil belajar terdahulu.
Sedangkan kondisi eksternal meliputi aspek atau benda yang dirancang atau
ditata dalam suatu pembelajaran. Berlandaskan suatu teori belajar diharapkan
suatu pembelajaran dapat lebih meningkatkan pemahaman siswa sebagai hasil
belajar. Hasil belajar tersebut sangat dibutuhkan untuk mengevaluasi
kemampuan siswa. Ruhland dan Brewer (2001) dalam International Journal
for the Scholarship of Teaching and Learning berpendapat “argue that
learning outcomes should not only demonstrate what students know, but
should also capture the changes that occur in their cognitive and affective
development as a result of their college experiences”. Hasil belajar tidak
hanya menunjukkan apakah siswa tahu, tetapi juga harus menangkap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
perubahan yang terjadi pada kognitif mereka dan pengembangan afektif
sebagai hasil dari pengalaman pendidikan mereka.
Menurut Nana Sudjana, “Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku
siswa setelah melalui proses pembelajaran” (2005:30). Menurut Gagne, “Hasil
belajar merupakan interaksi stimulus dari luar dengan pengetahuan internal
siswa” (Arnie Fajar, 2009:9-10). Sebagai hasil belajar (learning outcomes),
Gagne mengklasifikasikan hasil belajar menjadi 5 kelompok yaitu:
(1) Intelectual skill (keterampilan intelektual) yaitu kemampuan
mempresentasikan konsep dan lambing. (2) Verbal information
(Informasi Verbal) yakni kapabilitas mengungkapkan pengetahuan
dalam bentuk bahasa, baik secara lisan maupun tertulis. (3) Cognetive
Strategy (Strategi kognitif termasuk ranah kognitif) yaitu kecakapan
menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. (4)
Attitude (Ranah Afektif) yaitu kemampuan menerima atau menolak
objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. (5) Motor skill
(keterampilan motorik dari ranah psikomotorik) yaitu kemampuan
melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi
sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani, (Agus Suprijono,
2011:5-6).
Gagne menekankan pentingnya kondisi internal dan kondisi eksternal
dalam suatu pembelajaran agar siswa memperoleh hasil belajar yang
diharapkan. Dengan demikian sebaiknya memperhatikan atau menata
pembelajaran yang memungkinkan mengaktifkan memori siswa yang sesuai
agar informasi yang baru dapat dipahaminya.
Agus Suprijono berpendapat, “Hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan
keterampilan. Sementara menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotorik” (2011:5). Howard Kingsley membagi tiga
macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan
dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita, yang masing-masing golongan dapat
diisi dengan bahan yang ditetapkan dalam kurikulum sekolah (Nana Sudjana,
2005:45).
Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran.
Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan –tujuan belajarnya
melalui kegiatan belajar. Pada umumnya penilaian hasil belajar dilakukan
dalam bentuk formatif maupun sumatif. Penilaian dalam bentuk formatif
dilakukan pada akhir pengajaran guru baik secara lisan maupun tertulis
sedangkan penilaian dalam bentuk sumatif dilakukan pada akhir program atau
akhir semester. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penilaian formatif
untuk mengevalusi hasil belajar siswa. Penilaian hasil belajar tersebut
bertujuan untuk melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan
materi pembelajaran yang telah dipelajari sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan (Ahmad Rohani,2004:179-180) :
1) Sasaran penilaian
Sasaran evaluasi hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang
mencakup bidang kognitif, afektif, dn psikomotor secara seimbang.
2) Alat penilaian
Penggunaan alat penilaian hendaknya komprehensif meliputi tes
maupun non tes sehingga diperoleh hasil belajar yang obyektif. Penilaian
hasil belajar hendaknya dilakukan secara berkesinambungan agar
diperoleh hasil yang menggambarkan kemampuan peserta didik yang
sebenarnya.
3) Prosedur pelakasanaan tes
Penilaian hasil belajar dilaksanakan dalam bentuk formatif dan
sumatif. Penilaian formatif dilakukan setiap pengajaran berlangsung yakni
pada akhir pembelajaran. Tujuannya adalah untuk memperbaiki proses
pembelajaran selanjutnya dan meningkatkan motivasi dan usaha belajar
peserta didik. Selain itu agar guru mengetahui bagaimana kemampuan
siswa dalam penguasaan materi yang telah diberikan. Pelaksanaan tes ini
bisa dilakukan secara formal melalui pemberian tes secara tertulis atau
secara informal melalui pertanyaan secara lisan kepada peserta didik.
Hasilnya dicatat untuk bahan penilaian dan untuk menentukan derajat
keberhasilan peserta didik. Penilaian formatif juga bisa dilakuakn dalam
bentuk tugas-tugas yang dikerjakan siswa baik secara individual maupun
kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar adalah nilai yang didapat akibat adanya perubahan pada
diri seseorang baik dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik setelah
memperoleh pengetahuan atau pengalaman yang dipelajarinya melalui proses
belajar sehingga dengan nilai tersebut dapat diketahui sejauh mana kemajuan
yang dialami oleh seseorang. Dan untuk hasil belajar PKn mengandung
pengertian nilai yang diperoleh (kognitif, afektif, dan psikomotorik) seseorang
setelah memperoleh pengetahuan dalam penguasaan materi pelajaran yang
dipelajarinya sesuai dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam
pembelajaran PKn.
d. Pengertian Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat
Pembelajaran PKn yang mengangkat materi sistem pemerintahan pusat
merupakan bagian kelompok dari aspek kekuasaan politik dalam ruang
lingkup PKn. Pembelajaran PKn SD kelas IV materi organisasi sistem
pemerintahan pusat diambil dari silabus KTSP yang terdiri dari:
Standar Kompetensi
3 Mengenal Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat
Kompetensi Dasar
3.2 Menyebutkan organisasi sistem pamerintahan tingkat pusat seperti
presiden, wakil presiden dan para menteri
Menurut S. Pamudji, “Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan
yang utuh, dimana didalamnya terdapat komponen-komponen yang pada
gilirannya, merupakan sistem tersendiri yang mempunyai fungsi masing-
masing, saling berhubungan satu sama lain menurut pola, tata atau norma
tertentu dalam rangka mencapai suatu tujuan” (1985: 9 – 10). Sedangkan Inu
Kencana Syafei berpendapat, “Sistem adalah kesatuan yang utuh dari sesuatu
rangkaian, yang kait-mengait satu sama lain” (2011: 5). Maka dari dua
pengertian menurut pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem
adalah suatu kesatuan pola yang saling berhubungan dan berkaitan antara satu
dengan yang lain, dimana kesatuan ini memiliki tujuan bersama yang ingin
dicapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Pemerintahan merupakan suatu ilmu dan seni. Pemerintahan dikatakan
sebagai seni karena berapa banyak pemimpin pemerintahan yang tanpa
pendidikan pemerintahan mampu berkiat serta dengan kharismatik
menjalankan roda pemerintahan. Pemerintahan dikatakan sebagai suatu
disiplin ilmu pengetahuan karena memenuhi syarat-syaratnya yaitu dapat
dipelajari dan diajarkan, memiliki objek (material maupun formal), universal
sifatnya, sistematis serta spesifik (khas). Menurut Inu Kencana Syafiie (2011:
8) pemerintahan berasal dari kata perintah dimana paling sedikit kata
“perintah” tersebut memiliki empat unsur yaitu ada dua pihak yang
terkandung, kedua pihak tersebut memiliki saling hubungan, pihak yang
memerintah memiliki wewenang, dan pihak yang diperintah memiliki
ketaatan. Sedangkan menurut W.S. Sayre dalam Inu Kencana (2011: 9),
Government is the best as the organized agency of the state, expressing and
axercing its authority. Pemerintah dalam definisi terbaik adalah sebagai
organisasi dari Negara yang memperlihatkan dan menjalankan kekuasaannya.
Sejalan dengan dua pendapat ahli tersebut dapat diakitkan dengan
pendapat Dadang, “Sistem pemerintahan adalah suatu kesatuan yang terdiri
atas beberapa unsur yang memerintah dalam suatu Negara yang saling
melengkapi untuk mencapai tujuan Negara yang bersangkuatan” (2008:127).
Dengan demikian maka sistem pemerintahan Indonesia adalah suatu kesatuan
yang terdiri atas berbagai unsur yang memerintah dalam Negara Indonesia
yang saling melengkapi untuk mencapai tujuan Negara.
Sistem pemerintahan dibagi atau dipisahkan menjadi dua yakni
pemerintahan dalam arti luas dan pemerintahan dalam arti sempit.
1) Pemerintahan dalam arti sempit hanya meliputi lembaga yang mengurus
pelaksanaan roda pemerintahan (disebut eksekutif).
2) Pemerintahan dalam arti luas, selain eksekutif termasuk juga lembaga
yang membuat peraturan perundang-undangan (disebut legislatif) dan yang
melaksanakan peradilan (disebut yudikatif). Lembaga Negara yang
termasuk kedalam:
a) Eksekutif yakni presiden dan wakil presiden.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
b) Legislatif meliputi:
(1) Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Di Indonesia yang membedakan lembaga ini dengan
lembaga legislatif adalah karena lembaga ini adalah gabungan dari
DPR (legislatif) dengan DPD (Dewan Perwakilan Daerah). Jumlah
anggota MPR periode 2009–2014 adalah 692 orang yang terdiri
atas 560 Anggota DPR dan 132 anggota DPD. Masa jabatan
anggota MPR adalah 5 tahun, dan berakhir bersamaan pada saat
anggota MPR yang baru mengucapkan sumpah/janji.
Pada masa orde baru, MPR merupakan lembaga tinggi
Negara sedangkan kini MPR tidak lagi menjadi lembaga tinggi
Negara karena tidak lagi meminta pertanggungjawaban semua
lembaga tinggi Negara, fungsi tertinggi hanya untuk pembentukan
dan penetapan konstitusi saja. Sedangkan memilih presiden dan
wakil presiden RI kini diserahkan kepada rakyat. Berikut adalah
keanggotaan MPR semasa orde reformasi:
Gambar 2.1. Bagan Keanggotaan MPR Orde Reformasi
(2) Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
Pemilihan umum selama ini cenderung lebih proposional
ketimbang distrik maka untuk mengoptimalkan perwakilan dari
daerah-daerah diperlukan keberadaan DPD. Pada periode tahun
2009 – 2014 terdapat 132 orang anggota DPD, keanggotaan DPD
MPR
(Majelis
Perwakilan
Rakyat)
DPR
(Dewan Perwakilan
Daerah)
DPR
( Hanya partai saja
berdasarkan kemenangan
Pemilu)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
diambil dari masing-masing 33 provinsi dengan kuota tergantung
jumlah kepadatan penduduk dengan ketentuan:
(a) Provinsi yang berpenduduk sampai dengan 1.000.000 orang
harus mendapat dukungan paling sedikit 1.000 pemilih.
(b) Provinsi yang berpenduduk lebih dari 1.000.000 sampai dengan
5.000.000 orang harus mendapat dukungan paling sedikit 2.000
pemilih.
(c) Provinsi yang berpenduduk lebih dari 5.000.000 sampai dengan
10.000.000 orang harus mendapat dukungan paling sedikit
3.000 pemilih.
(d) Provinsi yang berpendudukan lebih dari 10.000.000 sampai
dengan 15.000.000 orang harus mendapat dukungan paling
sedikit 4.000 pemilih.
(e) Provinsi yang berpenduduk lebih dari 15.000.000 orang harus
mendapat dukungan paling sedikit 5.000 pemilih.
(3) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Lembaga ini disebut parlemen karena kata perle berarti
bicara, artinya mereka harus menyuarakan hati nurani rakyat
artinya setelah mengartikulasikan dan mengagresikan kepentingan
rakyat, mereka harus membicarakan dalam sidang parlemen
kepada pemerintah yang berkuasa. Pemilihan anggota DPR
dilaksanakan dengan sistem proporsional terbuka yang
perhitungannya didasarkan pada sejumlah daerah pemilihan,
dengan peserta pemilu adalah partai politik. Pada periode tahun
2009-2014 terdapat 560 orang anggota DPR. Pemilihan Umum
Anggota DPR 2009 diikuti oleh 38 partai politik. Pada 7 Juli 2008,
Komisi Pemilihan Umum mengumumkan daftar 34 partai politik
yang dinyatakan lolos verifikasi faktual untuk mengikuti Pemilu
2009, dimana 18 partai diantaranya merupakan partai politik yang
baru pertama kali mengikuti pemilu ataupun baru mengganti
namanya. 16 partai lainnya merupakan peserta Pemilu 2004 yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
berhasil mendapatkan kursi di DPR periode 2004-2009, sehingga
langsung berhak menjadi peserta Pemilu 2009.
DPR dibentuk dipusat untuk mengkritis pemerintah pusat,
dibentuk didaerah untuk mengkritisi pemerintah daerah baik
provinsi maupun kabupaten sesuai tingkatannya. Untuk menjamin
pelaksanaan tugas-tugasnya, DPR diberi berbagai hak dan
kewajiban oleh UUD 1945 yaitu hak petisi, budget, interpretasi,
amandemen, angket, inisiatif, prakarsa, dan hak untuk mengajukan
pertanyaan pendapat. Sedangkan kewajiban DPR yaitu
mempertahankan pancasila dan UUD 1945; menyusun anggaran
pendapatan dan belanja Negara/daerah; dan memperhatikan
aspirasi rakyat.
c) Yudikatif
(1) Mahkamah Agung (MA)
Mahkamah agung adalah lembaga tinggi Negara di NKRI
yang merupakan pengadilan tertinggi dari semua lingkungan
peradilan yang dalam melaksanakan tugasnya terlepas dari
pengaruh pemerintah (eksekutif) dan pengaruh lainnya. Sebagai
lembaga yudikatif, Mahkamah Agung memilih kekuasaan dalam
memutuskan permohoman kasasi (tingkat banding terakhir),
memeriksa dan memutuskan sengketa tentang kewenangan
pengadilan serta peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hokum tetap. Terdapat 4 fungsi pokok yang
dijalankan oleh Mahkamah Agung yakni fungsi peradilan, fungsi
pengawasan, fungsi pengaturan, dan fungsi pemberian nasihat.
(2) Mahkamah Konstitusi (MK)
Mahkamah konstitusi merupakan salah satu lembaga
pemegang kekuasaan kehakiman disamping Mahkamah Agung,
beserta badan peradilan yang berada dibawahnya dalam lingkungan
peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan
peradilan militer, dan lingkungan peradilan tata usaha Negara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Mahkamah konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama
dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-
undang terhadap konstitusi, memutuskan sengketa kewenangan
lembaga Negara, yang kewenangannya diberikan UUD,
memutuskan pembubaran partai politik dan memtuskan
perselisihan tentang hasil pemilihan umum. Mahkamah konstitusi
wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan
pelanggaran oleh presiden dan wakil presiden menurut UUD.
(3) Komisi Yudisial (KY)
Komisi yudisial adalah lembaga tinggi Negara yang bersifat
mandiri dan dalam pelaksanaan wewenangnya bebas dari campur
tangan dan kekuasaan lain. Wewenang yang dimiliki komisi
yudisial adalah mengusulkan pengangkatan Hakim Agung kepada
DPR dan menetapkan kehormatan serta keluhuran martabat dan
menjaga perilaku hakim.
Sedangkan Pemerintahan pusat itu sendiri adalah pelaksana
pemerintahan yang mengurusi seluruh wilayah Negara. Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah,
juga menjelaskan bahwa pemerintahan pusat adalah perangkat Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari presiden beserta pembantu-
pembantunya. Selain itu, juga disebutkan dalam Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintan Daerah, “Pemerintahan
pusat, selanjutnya disebut pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia
yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia
sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Menurut Ressi (2008:24), Organisasi pemerintahan di
tingkat pusat adalah lembaga-lembaga negara yang duduk dalam pemerintah
pusat yaitu presiden dan wakil presiden serta para menteri. Pemerintah pusat
dipimpin oleh presiden. Di bawah presiden ada beberapa lembaga. Berikut
bagian-bagian pemerintah pusat:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
1) Presiden
Menurut Inu Kencana Syafeii, “Presiden adalah penyelenggara
pemerintah Negara tertinggi sehingga kekuasaan dan tanggung jawab
sebagian besar berada ditangan presiden (concentration of power and
responsibility upon the president)” (2011: 67). Presiden dipilih rakyat
secara langsung, dipercaya dan diberi tugas untuk melaksanakan
kebijaksanaan rakyat. Jadi presidenlah yang memegang tanggung jawab
atas jalannya pemerintahan yang dipercayakan kepadanya. Presiden
Republik Indonesia adalah kepala Negara sekaligus kepala pemerintahan.
Sebagai kepala Negara, presiden adalah simbol Negara resmi Indonesia di
dunia. Sedangkan sebagai kepala pemerintahan, presiden dibantu oleh
wakil presiden dan menteri-menteri kabinet, memegang kekuasaan
eksekutif untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintah sehari-hari. Seorang
presiden dan wakil presiden harus warga Negara Indonesia sejak
kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain, tidak
pernah mengkhianati negara, serta mampu secara jasmani dan rohani
untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai presiden dan wakil
presiden.
Ismail Suny membagi kekuasaan Presiden RI berlandaskan UUD
1945 menjadi; kekuasaan administratif; kekuasaan legislatif; kekuasaan
yudikatif; kekuasaan militer; kekuasaan diplomatik; dan kekuasaan darurat
(Ratanuson,2010). Sedangkan H. M. Ridhwan Indra dan Satya Arinanto
membaginya ke dalam; kekuasaan dalam bidang eksekutif, kekuasaan
dalam bidang legislatif, kekuasaan sebagai Kepala Negara, dan kekuasaan
dalam bidang yudikatif (Ratanuson,2010). Kekuasaan presiden yang luas
tersebut tercakup dalam fungsinya sebagai kepala negara, kepala
pemerintahan dan sekaligus mandataris MPR. Praktek kenegaraan dan
politik yang dalam sejarah mendasarkan dirinya pada UUD 1945, ternyata
cenderung memanfaatkan secara negatif peluang yang diberikan UUD
1945, yaitu kekuasaan sangat besar yang terpusat pada lembaga
kepresidenan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Berdasarkan hasil amandemen UUD 1945 tentang kepresidenan,
berisi hal-hal berikut:
a) Presiden dipilih rakyat secara langsung.
b) Presiden memiliki legitimasi (pengesahan) yang lebih kuat.
c) Presiden setingkat dengan MPR.
d) Presiden bukan berarti menjadi diktator.
Berdasarkan pendapat ahli diatas, lembaga kepresidenan
mempunyai beberapa wewenang, diantaranya sebagai berikut:
a) Wewenang Presiden Selaku Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan
Kekuasaan presiden selaku kepala Negara adalah bersifat
seremonial dan protokoler kenegaraan, yaitu:
(1) melangsungkan perjanjian dengan Negara lain.
(2) mengadakan perdamaian dengan Negara lain.
(3) Menyatakan Negara dalam keadaan bahaya (merupakan
kewenangan presiden yang diatur dalam UUD 1945 pasal 12).
(4) Mengumumkan perang kepada Negara lain.
(5) Mengangkat/memperhentikan duta/konsul untuk Negara lain
(UUD 1945 pasal 13).
(6) Member gelar dan tanda jasa tingkat nasional (UUD 1945 pasal
15).
(7) Menguasai angkatan Darat, Laut, Udara dan Kepolisisan (UUD
1945 pasal 10).
Kekuasaan presiden sebagai kepala pemerintahan adalah
karena fungsinya sebagai penyelenggara eksekutif yang meliputi antara
lain:
(1) Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD 1945 (sesuai
UUD 1945 pasal 4 ayat 1).
(2) Menetapkan Peraturan Pemerintah (PP) untuk menjalankan UU
(UUD 1945 pasal 5 ayat 2).
(3) Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri negara (UUD
1945 pasal 17 ayat 2).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
(4) Memimpin kabinet.
b) Tugas Presiden dalam Bidang Eksekutif
Kekuasaan presiden dalam bidang eksekutif adalah seperti apa
yang tercantum dalam UUD 1945 Pasal 4 Ayat 1, yaitu memegang
kekuasaan pemerintahan menurut UUD.
c) Tugas Presiden dalam Bidang Legislatif
(1) Dalam kaitannya dengan fungsi legislatif, berdasarkan ketentuan
UUD 1945 Pasal 5 ayat (1) lama, memang dinyatakan bahwa
“Presiden memegang kekuasaan membentuk UU dengan
persetujuan DPR”. Dengan ketentuan demikian, dapat dikatakan
bahwa kekuasaan legislatif yang utama memang berada di tangan
Presiden, baik sebagai Kepala Negara maupun Kepala
Pemerintahan. Hanya saja pelaksanaan kewenangan ini tidak boleh
dilakukan semena-mena, dan untuk itu diperlukan persetujuan DPR
yang tingkatannya sederajat dengan Presiden.
(2) Berhak menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang (UUD 1945 pasal 22 ayat 1).
d) Tugas Presiden dalam Bidang Yudikatif
(1) Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan
pertimbangan Mahkamah Agung (Pasal 14 ayat 1 UUD 1945).
Grasi adalah hak untuk memberikan pengurangan hukuman atau
pengampunan dan pembebasan hukuman. Sedangakan rehabilitasi
yaitu hak untuk memberikan pernyataan pengembalian/pemulihan
nama baik pada seseorang atau sekelompok orang.
(2) Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan
peryimbangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Amnesti yaitu
hak untuk memberikan pernyaaan bahwa hukuman tan pidana yang
telah dijatuhjan harus dibatalkan.. Sedangkan abolisi merupakan
pidana harn hak untuk memberiakan pernyataan bahwa hukuman
tuntutan pidana harus digugurkan atau suatu tuntutan pidana harus
dihentikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
2) Wakil Presiden
Wakil presiden bertugas membantu presiden (sesuai UUD 1945
pasal 4 ayat 2). Wakil presiden mempunyai tugas sebagai berikut:
a) Melaksanakan tugas teknis pemerintahan sehari-hari
b) Melaksanakan tugas-tugas khusus kenegaraan yang diberikan presiden,
jika presiden berhalangan
c) Menggantikan jabatan presiden apabila presiden berhenti,
diberhentikan, atau meninggal dunia
Untuk membantu pelaksanaan tugas, wakil presiden dibantu oleh
sekretariat wakil presiden (setwapres). Susunan organisasi setwapres
antara lain sebagai berikut:
a) Sekretaris wakil presiden
b) Deputi bidang politik
c) Deputi bidang ekonomi
d) Deputi bidang kesra
e) Deputi bidang dukungan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan
dan pembangunan
f) Deputi bidang administrasi
3) Kementerian Negara
Dalam menjalankan tugasnya, presiden dan wakil presiden dibantu
para menteri. Pengangkatan dan pemberhentian menteri-menteri adalah
sepenuhnya menjadi kewenangan presiden, para menteri tidak
bertanggung jawab kepada DPR tetapi bertanggung jawab kepada
presiden, namun demikian tidak diharapkan para menteri itu berlindung
dibawah sayap presiden. Karena dapat dipanggil oleh DPR untuk
mempertanggungjawabkan penyelenggaraan pemerintahannya.
Berdasarkan pasal 17 UUD 1945, Menteri adalah memimpin
departemen, jadi menteri adalah membantu presiden menyelenggarakan
urusan tertentu dalam bidang pemerintahan sesuai dengan tugas dan fungsi
Departemen. Para menteri ini membawahi bidang-bidang tertentu. Ada
tiga jenis menteri yaitu sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
a) Menteri Departemen
Departemen merupakan unsur pelaksana pemerintah yang
dipimpin oleh menteri yang bertanggung jawab kepada presiden.
Departemen mempunyai tugas membantu presiden dalam
menyelenggarakan sebagian tugas pemerintahan di bidang masing-
masing. Menteri departemen ialah menteri yang memimpin
departemen. Departemen merupakan badan pelaksana pemerintah yang
dibagi menurut bidang-bidangnya masing-masing atau per departemen.
Ada 18 menteri yang termasuk kedalam menteri departemen antara
lain: Menteri Dalam Negeri, Menteri Luar Negeri, Menteri Pertahanan,
Menteri Hukum dan HAM, Menteri Keuangan, Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral, Menteri Perindustrian, Menteri Perdagangan,
Menteri Pertanian, Menteri Kehutanan, Menteri Perhubungan, Menteri
Kelautan dan Perikanan, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi,
Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan
Nasional, Menteri Sosial, dan Menteri Agama.
b) Kementerian Negara
Menteri negara ialah menteri yang menangani bidang khusus
yang tidak ditangani oleh menteri departemen. Terdapat 12 menteri
yang termasuk kedalam menteri Negara nondepartemen yakni Menneg
Kebudayaan dan Pariwisata, Menneg Riset dan Teknologi, Menneg
Koperasi dan UKM, Menneg Lingkungan Hidup, Menneg
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Menneg
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformsi Birokrasi, Menneg
Percepatan Pembangunan, Menneg PPN/Kepala Bappenas, Menneg
BUMN, Menneg Komunikasi dan Informasi, Menneg Perumahan
Rakyat, Menneg Pemuda dan Olah Raga.
c) Kementerian Koordinator
Menteri koordinator mempunyai tugas mengkoordinasikan
penyiapan dan penyusunan kebijakan serta pelaksanaannya di bidang
tertentu dalam kegiatan pemerintahan negara. Menteri koordinator
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
mempunyai tugas untuk menghubungkan atau melakukan kerja sama
antara satu menteri dengan menteri yang lainnya. Terdapat 4 menteri
yang termsuk kedalam menteri koordianator yaitu Menteri
Perekonomian, Menteri Kesejahteraan Rakyat, Menteri Sekretaris
Negara, Menteri Politik, Hukum, Dan Keamanan.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat dsimpulkan bahwa
organisasi sistem pemerintahan pusat adalah lembaga-lembaga pusat
(presiden, wakil presiden, dan menteri-menteri) yang memerintah dalam
Negara Indonesia yang saling melengkapi untuk mencapai tujuan Negara.
2. Hakikat Model Pembelajaran Resources Based Learning (RBL)
a. Pengertian Model Pembelajaran
Dalam sebuah pembelajaran diperlukan suatu kerangka atau acuan
untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pembelajaran sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Dalam kehidupan sehari-hari, kata model telah
banyak digunakan dalam beberapa konteks. Dalam lingkup pendidikan, istilah
model telah lama digunakan. Prof. Dr. Sri Anitah, M.Pd menjelaskan bahwa
“model adalah suatu kerangka berpikir yang dipakai sebagai panduan untuk
melaksanakan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan tertentu” (2009:45).
Sedangkan pembelajaran merupakan suatu proses sistematik yang meliputi
banyak komponen. Soli Abimanyu berpendapat, “Pembelajaran merupakan
proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai
pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid”
(2008:6). Pembelajaran yang dilakukan guru haruslah melibatkan siswa secara
aktif dan kreatif sehingga guru memerlukan sebuah model pembelajaran untuk
merancang dan menentukan kegiatan apa saja yang akan dilakukan saat
pembelajaran nanti berlangsung. Soli juga menyebutkan bahwa “Model
pembelajaran merupakan patokan bagi guru untuk melakukan kegiatan belajar
mengajar, dimana model tersebut digerakkan dengan strategi belajar
mengajar”.
Joyce dan Weil (1986) mengemukakan bahwa “Model pembelajaran
adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu” (Soli Abimanyu, 2008:2-4). Model pembelajaran digunakan untuk
pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
melaksanakan aktivitas pembelajaran. Sekarang ini terdapat berbagai model
pembelajaran yang dikembangkan untuk membantu guru dalam meningkatkan
kemampuannya menyampaikan pelajaran yang dapat menjangkau lebih
banyak siswa dan untuk menciptakan lingkungan pelajaran yang lebih kaya
dan lebih luas bagi mereka.
Berbagai model pembelajaran yang telah banyak digunakan pada saat
ini adalah seperti yang disebutkan oleh Sri Anitah (2008:46-83), jenis-jenis
model pembelajaran antara lain:
1) Belajar kolaboratif (STAD, TGT, Jigsaw)
2) Pembelajaran Kontekstual
3) Belajar Memecahkan Masalah dan Penemuan (Problem Solving,
Diskoveri, Inkuiri)
4) Experiental Learning
5) Pembelajaran Terpadu (Connected, Tematik, PBL)
6) Quantum Learning
7) Resources Based Learning (RBL)
Dengan adanya model pembelajaran diharapkan, para perancang
maupun pendidik dapat melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien
sehingga pembelajaran menjadi bermanfaat. Model pembelajaran diterapkan
sesuai dengan prosedur masing-masing, dimana setiap model pembelajaran
digunakan dan disesuaikan dengan materi ajar yang akan disampaikan guru.
Setiap model pembelajaran memiliki karakteristik masing-masing dan
memberikan dampak tersendiri bagi proses pembelajaran yang dilakukan oleh
guru. Para perancang atau guru harus dapat mengembangkan prosedur-
prosedur yang ada sehingga pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan apa
yang diharapkan serta tujuan pembelajaran pun dapat tercapai secara
maksimal.
Bertolak dari serangkaian pendapat diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan
sebagai pedoman guru untuk melaksanakan aktivitas pembelajaran dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
prosedur-prosedur tertentu sehingga apa yang menjadi tujuan pembelajaran
dapat tercapai secara optimal.
b. Pengertian Resources Based Learning (RBL)
1) Sumber Belajar (Learning Resources)
Dalam upaya mewujudkan masyarakat belajar (learning
community) harus diciptakan kondisi sedemikian rupa yang
memungkinkan peserta didik memiliki pengalaman belajar melalui
berbagai sumber, baik sumber yang dirancang (by design) maupun yang
dimanfaatkan (by utilization) untuk keperluan pembelajaran. Sri Anitah
(2009) menyatakan:
Sumber belajar yang dirancang maksudnya sumber belajar itu
sengaja direncanakan untuk keperluan pembelajaran, misalnya:
buku paket, modul, Lembar Kerja Siswa (LKS) sumber belajar
yang dimanfaatkan yaitu segala sesuatu yang sudah tergelar
disekitar kita dan dapat diperlukan untuk belajar, misalnya: bank,
koperasi, pasar, pengadilan, dan lingkungan sekitar. (hlm.127)
Menurut Dictionary of Instructional Technology (1986), any
resources (people, instructional materials, instructional hardware, etc)
which may be used bay a learner to bring about or facilitate learning.
Berbagai sumber (orang, materi instruksioanal, perangkat keras/media
pembelajaran, dan lain sebagainya) yang mungkin digunakan oleh
pebelajar untuk menyertai atau memfasilitasi dalam proses pembelajaran.
Dari pendapat tersebut, dalam kegiatan pembelajaran, tentu sumber belajar
sangat penting keberadaannya. Semakin banyak sumber belajar yang
digunakan dalam proses pembelajaran maka akan semakin banyak pula
ilmu atau informasi yang akan diperoleh. Sejalan dengan perkembangan
ilmu dan teknologi, sumber belajar semakin lama semakin bertambah
banyak jenisnya, sehingga memungkinkan orang dapat belajar mandiri
secara lebih baik. Pergeseran dari era industri ke era informasi menuntut
perubahan dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan. Di era informasi,
peserta didik setiap saat dihadapkan pada berbagai informasi dalam jumlah
jauh lebih banyak dibandingkan pada masa-masa sebelumnya. Informasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
tersebut disebarkan melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik,
dari yang berteknologi sederhana sampai yang sudah canggih seperti
penggunaan CD-ROM, internet dan sebagainya.
Dalam proses pembelajaran memuat komponen-komponen yang
sistematis. Salah satu komponen tersebut adalah sumber belajar yang
digunakan sebagai pendukung proses pembelajaran. Secara umum yang
diketahui dari istilah sumber belajar (learning resources) hanya meliputi
guru, perpustakaan, dan buku pelajaran. Padahal jika dicermati baik secara
tidak langsung atau disengaja, apa yang digunakan dan benda tertentu
yang digunakan dalam pembelajaran adalah termasuk sumber belajar.
Sumber belajar dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapt digunakan
untuk memfasilitasi kegiatan belajar ( Sri Anitah,2009:127).
Sadiman dalam makalahnya (Pendayagunaan Teknologi Informasi
dan Komunikasi untuk Pembelajaran, 2004) mendefinisikan “Sumber
belajar sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk belajar, yakni
dapat berupa orang, benda, pesan, bahan, teknik, dan latar.” Definisi lain
menurut Association for Educational Communications and Technology ,
“Sumber belajar adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan
oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, untuk
kepentingan belajar-mengajar dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan
efisiensi tujuan pembelajaran” (1977: 125).
Sumber belajar akan menjadi bermakna bagi siswa maupun guru
apabila sumber belajar diorganisir melalui satu rancangan yang
memungkinkan seseorang dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar.
Jika tidak, maka tempat atau lingkungan alam sekitar, benda, orang atau
buku sekalipun hanya sekedar tempat, benda, orang atau buku tidak akan
ada artinya apa-apa. Pada hakikatnya sumber belajar begitu luas dan
kompleks, lebih dari sekedar media pembelajaran. Segala hal yang
sekiranya diprediksikan akan mendukung dan dapat dimanfaatkan untuk
keberhasilan pembelajaran dapat dipertimbangkan menjadi sumber belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Dengan pemahaman ini maka guru bukanlah satu-satunya sumber tetapi
hanya salah satu saja dari sekian sumber belajar lainnya.
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada disekitar
lingkungan belajar yang secara fungsional dapat digunakan untuk
membantu optimalisasi hasil belajar (Wina Sanjaya, 2010:228).
Optimalisasi hasil belajar ini dapat dilihat tidak hanya dari hasil belajar
saja melainkan dari proses berupa interaksi siswa dengan berbagai sumber
yang dapat merangsang siswa untuk belajar dan mempercepat pemahaman
dan penguasaan bidang ilmu yang dipelajari. AECT, membedakan enam
jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran,
yaitu:
a) Pesan (Message), meliputi pesan formal dan non formal.
b) Orang (People), semua orang dapat sebagai sumber belajar.
c) Bahan (Matterials), merupakan suatu format yang digunakan
untuk menyimpan pesan pembelajran.
d) Alat (Device), seperti multimedia projector, slide projector,
OHP, film tape recorder, dan sebagainya.
e) Teknik (Technique), seperti sosiodrama, tanya jawab, dan
sebagainya.
f) Latar (Setting), yang berada di dalam sekolah maupun
lingkungan yang berada di luar sekolah. (Wina Sanjaya,
2010:228-230)
Berbagai jenis sumber belajar tersebut, pada dasarnya tidak boleh
dilihat secara parsial. Aneka sumber belajar harus dipandang sebagai satu
kesatuan yang utuh dalam sebuah proses pembelajaran. Semua jenis
sumber belajar yang memang sesuai, perlu dipertimbangkan demi
tercapainya pembelajaran yang lebih baik. Dengan demikian diharapkan
akan berdampak positif terhadap hasil pembelajaran. Menurut Hermi yanzi
(2011), ada sejumlah pertimbangan yang harus diperhatikan, ketika akan
memilih sumber belajar, yaitu:
a) Bersifat ekonomis dan praktis (kesesuaian antara hasil dan
biaya)
b) Praktis dan sederhana artinya mudah dalam pengaturannya
c) Fleksibel dan luwes, maksudnya tidak kaku dalam perencanaan
sekaligus pelaksanaannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
d) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan waktu yang
tersedia
e) Sesuai dengan taraf berfikir dan kemampuan siswa.
Dalam proses pembelajaran guru hendaknya memilih dan
menyeleksi setiap sumber belajar yang akan ditampilkan atau yang akan
mendukung proses pembelajarannya sehingga dapat memberikan
informasi yang bermanfaat dan berdaya guna bagi peserta didik. Sumber
belajar digunakan untuk memfasilitasi belajar karena secara khusus
dirancang untuk tujuan belajar, ini dinamakan bahan atau sumber
pembelajaran. Kemanfaatan sumber belajar dalam proses pembelajaran ini
dapat dikategorikan sebagai berikut:
a) Dalam rangka memotivasi
b) Dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran
c) Dalam rangka mendukung program pembelajaran
d) Dalam rangka membantu pemecahan suatu masalah
e) Dalam rangka mendukung pembelajaran presentasi
Berdasarkan pendapat-pendapat dari para ahli, maka dapat
disimpulkan bahwa sumber belajar adalah segala sesuatu baik berupa
orang, tempat atau lingkungan sekitar, serta benda yang mengandung
informasi dan dapat digunakan sebagai wahana bagi peserta didik untuk
melakukan proses perubahan tingkah laku (belajar) sehingga diperolehlah
hasil belajar yang optimal.
2) Resources Based Learning (RBL)
Kemajuan zaman sekarang ini mengakibatkan pencarian sumber
belajar yang semakin mudah dan cepat. Model pembelajaran resources
based learning merupakan pembelajaran berbasis aneka sumber atau
sering disebut pembelajaran BEBAS. Sally Brown mengatakan bahwa “
The term ‘Resource Based Learning’ is a broad one, encompassing a wide
range of means by which students are able to learn in ways that are on a
scale from those that are mediated by tutor to those where the student are
learning independenly” (1996:1). Menurut Sally Brown, istilah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
pembelajaran berbasis aneka sumber adalah salah satu istilah yang luas,
menyangkut berbagai sarana yang dapat digunakan untuk siswa belajar
dengan cara yang telah ada pada skala mereka yang telah dimediasi oleh
guru sehingga siswa belajar secara independen.
Sedangkan Shu-Nu Chang dalam International of Journal Asia-
Pacific Forum on Science Learning and Teaching menyatakan bahwa
“resource-based learning can be illustrated as a learning model in which
students learn from their own interaction with a wide range of information
resources rather than from conventional class exposition”. Resource
based learning dapat digambarkan sebagai model pembelajaran dimana
siswa belajar dari interaksi mereka sendiri dengan berbagai sumber daya
informasi dan bukan dari eksposisi kelas konvensional.
Nasution menjelaskan bahwa “Resources BasedLlearning
merupakan bentuk belajar yang langsung menghadapkan murid dengan
suatu atau sejumlah sumber belajar secara individual atau kelompok
dengan segala kegiatan belajar yang bertalian dengan itu, jadi bukan
dengan cara yang konvensional dimana guru menyampaikan bahan
pelajaran kepada murid” (2011:18). Resources Based Learning (belajar
berbasis aneka sumber) adalah istilah yang sangat luas, bukanlah sesuatu
yang baru karena siswa telah lama menggunakan sumber belajar seperti
buku, kemudian terjadi peningkatan penggunaan media termasuk bahan-
bahan belajar terbuka, petunjuk belajar, petunjuk buku teks, paket-paket
video dan audio. Model pembelajaran resource based learning ini
digunakan untuk memperoleh ilmu atau informasi dari berbagai sumber
daya yang tersedia baik dalam wujud percetakan maupun non-cetak.
Proses belajar paling baik adalah ketika siswa telah memperoleh
informasi terlebih dahulu sebelum diajarkan oleh guru. Untuk itu siswa
diberi kebebasan untuk mencari materi-materi pelajaran yang akan
diajarkan oleh guru. Perkembangan teknologi yang sangat pesat
memudahkan siswa untuk mencari materi-materi pelajaran baik dimedia
cetak maupun non cetak seperti internet sehingga memungkinkan siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
untuk belajar lebih mandiri, tidak menuggu materi dari guru. Dengan
mencari materi dari berbagai sumber memungkinkan mereka untuk dapat
menemukan dan membangun pengetahuannya sendiri. Sehingga model
pembelajaran RBL ini sangatlah baik untuk mengembangkan daya
kreatifitas siswa dan mendayagunakan kemampuan siswa untuk mencari
serta menemukan sendiri pengetahuan itu.
Nuraini Haas berpendapat, “Pembelajaran berbasis aneka sumber
adalah suatu pandangan yang memberikan keutamaan pada peran bahan
(sumber) pembelajaran dan proses pembelajaran” (2009: 2).Pembelajaran
tidak lagi berpusat pada guru yang membuat peserta didik menjadi pasif
saja dan sumber belajar tidak hanya guru seorang, disini guru beralih tugas
menjadi seorang fasilitator dan motivator. E. Mulyasa menyebutkan bahwa
“Tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik
tetapi harus menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan
belajar (facilitate of learning) kepada seluruh peserta didik agar mereka
dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan, gembira, penuh
semangat, tidak cemas, dan berani mengemukakan pendapat secara
terbuka” (2007:53).
Implementasi pemanfaatan sumber belajar didalam proses
pembelajaran tercantum dalam kurikulum saat ini bahwa dalam proses
pembelajaran yang efektif adalah proses pembelajaran yang menggunakan
berbagai ragam sumber belajar (Wina Sanjaya, 2010:228). Dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menginginkan
pembelajaran yang menekankan pada pengembangan kompetensi siswa
yang lebih kompleks, belajar mandiri, belajar terbuka, sampai pada belajar
jarak jauh. Sehingga mendorong dimanfaatkannya sumber belajar secara
luas. Belajar berdasarkan berbagai sumber, bisa dijadikan sebagai salah
satu upaya untuk mempersiapkan siswa agar dapat mengikuti
perkembangan dalam berbagai aspek kehidupan. Belajar berdasarkan
berbagai sumber mendorong siswa meningkatkan literasi informasi dan
meningkatkan kemampuan berfikir kritis yang sangat dibutuhkan oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
masyarakat dalam era informasi atau global saat ini. Siswa diajarkan untuk
dapat memberikan makna terhadap informasi, menciptakannya menjadi
pengetahuan, sampai pada bagaimana siswa menggunakan serta
mengevaluasi pengetahuan yang diciptakan oleh orang lain. Di samping
itu, belajar berdasarkan sumber atau resource-based learning lebih
berpusat pada siswa (student-centered learning) sehingga memungkinkan
siswa untuk dapat menemukan dan membangun pengetahuannya sendiri.
Siswa atau peserta didik secara aktif memilih sumber belajar sendiri yang
mempermudah mereka menemukan makna atau pemahaman.
Model pembelajaran resources based learning juga didukung oleh
konstruktivistik, inquiry, dan juga problem based learning
(Nasution, 2011: 29). Dalam pembelajaran berdasarkan sumber ini, siswa
membangun sendiri pengetahuan baik yang sudah mereka ketahui mapun
yang belum mereka ketahui. Para peserta didik juga dihadapkan pada
sebuah masalah atau topik tertentu kemudian mereka mencari informasi
sendiri melalui sumber-sumber belajar yang telah dihadapkan pada
mereka, dengan begitu peserta didik memulai untuk belajar menemukan
sendiri jawaban dari permasalahan atau topik tersebut dan akan belajar
memecahkan masalah mereka sendiri secara mandiri. Peserta didik
diajarkan belajar mandiri dan kreatif sehingga mereka tahu proses
pemerolehan informasi atau jawaban berdasarkan kemampuan diri mereka
sendiri. Dengan hal tersebut, siswa akan merasa berguna dan bangga
terhadap dirinya sendiri sehingga kepercayaan diri mereka meningkat.
Berpijak dari beberapa pendapat para ahli diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa “Resources based learning merupakan suatu model
pembelajaran untuk membuat siswa membangun pengetahuan dan
pemahamannya sendiri dengan menggunakan berbagai sumber atau
informasi baik yang berbentuk media cetak (buku, koran, artikel, komik),
non cetak (benda, lingkungan, audio visual, dan lainnya) maupun orang
dimana sumber tersebut bermakna dalam kegiatan belajar. Selain itu,
proses pembelajaran berdasarkan sumber memberi kebebasan kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
peserta didik untuk belajar sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka,
bebas belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya masing-
masing.
c. Ciri-ciri Resources Based Learning (RBL)
Belajar berdasarkan sumber memanfaatkan sepenuhnya segala sumber
informasi sebagai sumber bagi pelajaran termasuk alat-alat audio-visual dan
memberi kesempatan untuk merencanakan kegiatan belajar dengan
mempertimbangan sumber-sumber yang tersedia. Ini tidak berarti bahwa
pengajaran dalam bentuk ceramah ditiadakan. Pembelajaran resources based
learning (RBL) berusaha memberi pengertian kepada peserta didik tentang
luas dan aneka ragamnya sumber-sumber informasi yang dapat dimanfaatkan
untuk belajar. Sumber-sumber itu berupa sumber dari mesyarakat dan
lingkungan berupa manusia, museum, organisasi, dan lain-lain, bahan cetakan,
perpustakaan, audio-visual, dan sebagainya. Mereka harus diajarkan teknik
melakukam kerja lapangan, menggunakan perpustakaan, buku referensi,
sehingga mereka lebih percaya akan diri sendiri. Berikut ini adalah ciri-ciri
dari belajar berdasarkan sumber, antara lain:
1) Belajar berdasarkan sumber berhasrat untuk mengganti pasivitas murid
dalam belajar tradisional dengan belajar aktif didorong oleh minat dan
keterlibatan diri dalam pendidikannya (Nasution, 2011:27). Untuk itu apa
yang dipelajari hendaknya mengandung makna baginya, penuh variasi.
Murid sendiri turut menentukan dan turut memilih apa yang akan
dipelajari.
2) RBL berusaha untuk meningkatkan motivasi belajar dengan menyajikan
berbagai kemungkinan tentang bahan pelajaran, metode kerja, dan medium
komunikasi yang berbeda sekali dengan kelas konvensional yang
mengharuskan murid belajar yang sama dengan cara yang sama. Motivasi
timbul bila murid sendiri turut menentukan kegiatan belajarnya atau
melakukan kegiatan-kegiatan dalam batas kesanggupan.
3) Belajar berdasarkan sumber memberikan suatu kesempatan kepada siswa
untuk bekerja atau belajar menurut kecepatannya masing-masing. Hal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
tersebut sejalan dengan pendapat Sally Brown yaitu “Resource Based
Learning its best provides ways for a students to learn at their own pace,
at all time of the day, often in location convenient to them and it also
provides back up for absentees” (1996:2).
4) Nasution juga menyebutkan bahwa resources based learning lebih bersifat
fleksibel dalam penggunaan waktu dan ruang belajar. Jadi dengan cara
belajar ini peserta didik tidak diharuskan belajar bersama dalam ruang
yang sama pada waktu yang sama.
5) Belajar berdasarkan sumber berusaha mengembangkan kepercayaan akan
diri sendiri dalam hal belajar yang memungkinkannya untuk melanjutkan
belajar sepanjang hidup. Murid dibiasakan untuk mencari dan menemukan
sendiri sehingga tidak bergantung pada orang lain.
d. Pelaksanaan Resources Based Learning (RBL)
Resources based learning adalah cara belajar yang bermacam-macam
bentuk dan segi-seginya. Model ini dapat berlangsung singkat atau panjang,
berlangsung selama satu jam pelajaran atau selama setengah semester dengan
pertemuan dua kali seminggu selama satu atau dua jam, dapat diarahkan guru
atau berpusat pada kegiatan peserta didik, dapat bersifat individual atau
klasikal, dapat menggunakan alat audio-visual yang diamati secara individual
atau diperlihatkan kepada seluruh kelas. Model pembelajaran resources based
learning ini terdiri dari beberapa komponen yang meliputi pengajaran
langsung oleh guru, penggunaan buku pelajaran biasa, latihan-latihan formal,
kegiatan penelitian, pencarian bahan dari berbagai sumber, latihan
memecahkan soal dan penggunaan alat audio-visual.
Model pembelajaran ini dirancang untuk menempuh tujuan yang ingin
dicapai. Tujuan untuk mendidik anak sanggup memecahkan masalah dengan
cara mengumpulkan informasi. Model ini juga bertujuan untuk mendidik anak
atau peserta didik menjadi seorang yang sanggup belajar dan meneliti sendiri,
maka mereka harus dilatih untuk menghadapi masalah-masalah yang terbuka
bagi jawaban-jawaban yang harus diselidiki kebenarannya berdasarkan data
yang dikumpulkan dari berbagai sumber, baik dari penelitian perpustakaan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
eksperimen dalam laboratorium, maupun sumber-sumber lain. Dalam
pelaksanaan cara belajar seperti Nasution (2011:30-31) menyebutkan ada
beberapa langkah yang perlu diperhatikan yaitu, antara lain:
1) Pengetahuan yang ada
2) Tujuan pelajaran
3) Memilih metodologi
4) Koleksi dan penyediaan bahan
5) Penyediaan tempat
Dalam melaksanakan model resources based learning, guru harus
mengenali atau paham dengan latar belakang peserta didiknya dan
pengetahuan peserta didik mengenai bahan pelajaran yang akan dibahas
bersama atau dipelajari. Guru harus merumuskan sendiri tujuan pembelajaran
dengan jelas, tujuan apa yang ingin dicapai dari pelajaran tersebut. Dalam
proses pembelajaran, tidak hanya bahan pembelajaran saja yang harus
dikuasai tetapi juga keterampilan-keterampilan pemerolehannya serta tujuan
emosional dan social juga harus terpenuhi. Perumusan tujuan oleh guru juga
disertai dengan metode apa yang akan digunakan dalam mencapai tujuan
tersebut. Metode-metode yang digunakan biasanya memiliki unsur-unsur
tertentu, misalnya uraian tentang apa yang dipelajari, adanya diskusi dan
pertukaran pikiran atau pendapat, kegiatan-kegiatan tertentu yang
memanfaatkan berbagai sumber (perpustakaan, laboratorium, kunjungan, kerja
lapangan, audio-visual, koran, majalah, komik dan sebagainya), dan kegiatan
kreatif lainnya seperti drama, tari, seni rupa, musik. Dalam kegiatan-kegiatan
pembelajaran tersebut peserta didik akan berlatih untuk mengadakan observasi
yang sistemtis, membuat catatan dan juga membuat laporan tertulis mengenai
apa yng dipelajari.
Pembelajaran berdasarkan sumber, guru harus benar-benar matang
dalam menyediakan sumber belajar apa saja yang akan digunakan dan yang
sesuai dengan materi pelajaran. Guru harus mengetahui bahan dan alat yang
dimiliki sekolah. Bahan dapat dipinjam dari perpustakaan umum atau mencari
lewat internet. Bahan dapat dicopy dan dibagikan kepada para peserta didik.
Juga sumber-sumber yang lain diluar sekolah perlu diselidiki agar dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
dimanfaatkan bila diperlukan. Dalam proses pembelajaran guru memiliki
bermacam-macam peran. Guru dapat bertindak seperti biasanya yaitu memberi
penjelasan kepada kelas seluruhnya. Guru juga dapat bertindak sebagai
pemimpin atau turut sebagai anggota suatu kelompok. Jika peserta didik
bekerja secara individual, guru dapat bertindak sebagai penasehat, sumber
informasi, pengawas atau memberikan motivasi (dorongan), penghargaan atas
kerja baik siswa, atau membantu anak yang lambat yang memiliki kesulitan.
Dari situ, dapat disimpulkan bahwa guru dalam proses pembelajaran
berdasarkan sumber benar-benar bertanggung jawab atas hasil anak-anak
sebagai keseluruhan dan karena hal tersebut, guru harus mengawasi pekerjaan
dan kemajuan siswa untuk mengetahui hasilnya.
Dalam pelaksanaan belajar berbasis aneka sumber, ada beberapa
langkah yang perlu diperhatikan. Shu-Nu Chang dalam International Journal
Asia-Pacific Forum on Science Learning and Teaching, regarding the
resource-based learning model, it emphasizes on six points as below:
a) Teacher as the facilitator/guideVariety of sources/media
b) Questions as primary
c) Information is discovered
d) Emphasis upon process
e) Assessment is quantitative/qualitative
Sejalan dengan journal internasional tersebut, Nuraini (2009: 2)
menyebutkan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pembelajaran
berbasis aneka sumber adalah sebagai berikut:
a) Mengidentifikasi pertanyaan atau permasalahan
b) Merencanakan cara mencari informasi
c) Mengumpulkan informasi
d) Menggunakan informasi
e) Mensintesa informasi
f) Evaluasi
Salah satu langkah yang paling penting dalam resources based
laeaning adalah melibatkan siswa untuk mengembangkan pertanyaan atau
permasalahan dalam suatu materi pembelajaran. Sekali pertanyaan ini telah
terbangun, mereka dibimbing untuk menentukan informasi apa saja yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Setelah itu siswa difasilitasi
untuk mengidentifikasi sumber-sumber informasi yang potensial. Sumber
informasi meliputi media cetak, non-cetak maupun orang. Selama melakukan
pengumpulan informasi, siswa dituntut untuk mampu mengidentifikasi
(memilih dan memilah) informasi dan fakta apa saja yang penting dan relevan
dengan pertanyaan penelitian dan mengkategorikan hasil temuannya tersebut.
Setelah informasi yang diperlukan terkumpul, siswa perlu mendapat
bimbingan bahwa apa yang mereka lakukan tidaklah sekedar mendapatkan
informasi tapi bagaimana menggunakan informasi tersebut dalam kata atau
bahasa mereka sendiri dengan tidak lupa mencantumkan sumber informasi
tersebut dari mana atau dari siapa.
Berbekal informasi yang telah diperoleh, siswa dibimbing untuk
mengorganisasikan informasi ke dalam susunan yang sistematis, logis dan
memungkinkan untuk dipahami dengan cepat dan benar oleh orang lain.
Termasuk juga siswa diminta untuk memilih cara menyajikan hasilnya pada
orang lain dengan menggunakan cara tertulis, presentasi, visual, oral atau
kombinasi dari kesemuanya. Setelah semua informasi disusun dengan baik ke
dalam berbagai format yang relevan. Siswa dengan bimbingan guru
melakukan evaluasi terhadap apa yang telah mereka lakukan atau kerjakan.
Hal ini penting agar siswa menyadari betul apa yang sedang dia lakukan
(proses belajar). Dan inilah puncak dari proses resources based learning
sebenarnya. Evaluasi dan refleksi oleh mereka dilakukan oleh para siswa atau
peserta didik sendiri.
Dari uraian langkah diatas, peneliti meringkas dan menyimpulkan
dengan pembuatan tabel sintaks model pembelajaran Resources Based
Learning tentang fase-fase perilaku guru yang tertera pada tabel 2.2.
Tabel 2.2 Fase-fase Perilaku Guru dalam Model RBL
Fase Prosedur Perilaku guru
1. Mengidentifikasi topik
pembelajaran, pertanyaan
atau permasalahan.
Guru melibatkan siswa dalam
mengembangkan topik, pertanyaan
atau permasalahan dan membimbing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
siswa dalam menentukan informasi apa
saja yang dibutuhkan untuk menjawab
atau menyelasaikannya.
2. Merencanakan cara mencari
informasi.
Guru memfasilitasi siswa dalam
memilih dan memilah sumber-sumber
informasi yang potensial untuk
digunakan. Guru dalam fase ini juga
menentukan bagaimana cara yang tepat
untuk mengumpulkan informasi, baik
dengan jalan menggunakan media
cetak, non cetak maupun bertanya atau
wawancara dengan orang.
3. Mengumpulkan Informasi. Siswa mengumpulkan informasi dari
berbagai sumber belajar yang tersedia.
4. Menggunakan informasi. Guru membimbing siswa dalam
menggunakan informasi yang telah
disediakan serta membimbing mereka
untuk mengolah informasi tersebut ke
dalam bahasa mereka sendiri.
5. Mensintesa informasi. Guru membimbing siswa untuk
mengorganisasikan informasi tersebut
dalam susunan yang sistematis, logis
dan mudah dipahami oleh para siswa
sendiri.
6. Evaluasi Guru bersama siswa mengevaluasi
hasil belajar tentang materi yang telah
diperoleh tersebut dengan cara
mempresentasikan hasil pekerjaannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
e. Kelebihan Model Resource Based Learning (RBL)
Penggunaan setiap model dalam suatu pembelajaran, sudah pasti
memiliki manfaat atau kelebihan tersendiri, begitu pun juga pada model
pembelajaran resources based learning. Menurut Evelin Siregar (2008)
pelaksanaan model RBL memiliki kelebihan antara lain:
1) Selama pengumpulan informasi terjadi kegiatan berpikir yang kemudian
akan menimbulkan pemahaman yang mendalam dalam belajar.
2) Mendorong terjadinya pemusatan perhatian terhadap topik sehingga
membuat peserta didik menggali lebih banyak informasi dan menghasilkan
hasil belajar yang lebih bermutu.
3) Meningkatkan keterampilan berpikir seperti keterampilan memecahkan
masalah, memberikan pertimbangan-pertimbangan dan melakukan
evaluasi melalui penggunaan informasi dan penelitian secara mandiri.
4) Meningkatkan perolehan keterampilan pemrosesan informasi secara
efektif, dengan mengatahui sifat dasar informasi dan keberagamannya.
5) Memungkinkan pengumpulan informasi sebagai proses yang
berkesinambungan sehingga mengakibatkan terbentuknya pengetahuan
pada tiap fase berikutnya.
6) Meningkatkan sikap murid dan guru terhadap materi pembelajaran dan
prestasi akademik.
7) Membuat peserta didik antusias belajar dan terinspirasi untuk
berpartisipasi aktif.
8) Meningkatkan prestasi akademik dalam penguasaan materi, sikap dan
berpikir kritis.
Sedangkan menurut Chaeruman (2010) kelebihan pembelajaran
dengan resource based learning (belajar berdasarkan sumber) yaitu:
1) Mengakomodasi perbedaan individu.
2) Mendorong kemampuan siswa dalam pemecahan masalah.
3) Siswa bertanggungjawab terhadap pembelajaran.
4) Memberikan peluang kebebasan kepada siswa.
5) Siswa akan belajar bagaimana belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Model pembelajaran resources based learning dimana menjadikan
siswa atau peserta didik untuk belajar mandiri dan berfikir kritis. Resources
based learning mengakomodasi perbedaan individu baik dalam hal gaya
belajar, kemampuan, kebutuhan, minat, dan pengetahuan awal mereka.
Dengan demikian siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatannya masing-
masing. Sumber belajar dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan masing-masing
siswa. RBL juga mendorong pengembangan kemampuan memecahkan
masalah, mengambil keputusan, dan keterampilan mengevaluasi. Jadi, RBL
memungkinkan siswa menjadi kreatif dan memiliki ide-ide orisinal. Proses
pembelajaran dengan metode RBL mendorong siswa untuk bisa
bertanggungjawab terhadap belajarnya sendiri. Jadi para siswa dapat melatih
kemandirian belajar sehingga pembelajaran dapat menjadi lebih bermakna,
lebih tertanam dalam pada dirinya karena mereka sendiri secara pribadi yang
menemukan dan membangun pemahaman.
RBL menyediakan peluang kebebasan kepada siswa untuk menjadi
pengguna teknologi informasi dan komunikasi yang efektif. Dengan demikian
dapat membangun masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based
society). Mereka akan mampu bagaimana menemukan, dan memilih
informasi yang tepat, menggunakan informasi tersebut, mengolah dan
menciptakan pengetahuan baru berdasarkan informasi tersebut serta
menyebarluaskan atau menyajikan kembali informasi tersebut kepada orang
lain. Melalui RBL, siswa akan belajar bagaimana belajar. Sekali siswa melihat
informasi, ia akan mengembangkan sikap positif dan keterampilan yang
sangat berguna bagi dirinya dalam era informasi yang sedang dan akan
dihadapinya kelak. Jadi, pada akhirnya RBL dapat membekali keterampilan
hidup bagi siswa. Di era modernisasi saat ini, orang tidak bisa menghindar
dari kenyataan bahwa perkembangan teknologi semakin terasa dampaknya
dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Kecenderungan saat
ini, melek teknologi dianggap sebagai tolak ukur untuk menilai sejauh mana
modernisasi yang telah dicapai oleh suatu masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Bagaimana teknologi dapat berperan dalam pendidikan sehingga
memberikan peluang bagi pembelajar untuk memanfaatkannya sebagai
sumber belajar, perlu memperhatikan bahwa proses pendidikan berpusat pada
siswa. Pada dasarnya siswa memiliki dimensi koqnitif, afektif, dan
psikomotor. Dalam pendekatan ini guru berperan sebagai pembimbing,
melatih, memotivasi, dan memfasilitasi agar siswa dapat berperan aktif dalam
proses pembelajaran. Siswa dapat belajar secara individu maupun kelompok
untuk memecahkan masalah, berkomunikasi, dan berbagi informasi dengan
teman-temannya.
f. Penerapan Model Pembelajaran Resource Based Learning pada PKn
Materi Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat
Pembelajaran PKn SD bermaksud untuk menjadikan anak-anak atau
siswa agar menjadi warga Negara yang baik dalam melaksanakan hak dan
kewajiban, patuh terhadap peraturan-peraturan yang berlaku serta memiliki
watak atau moral yang berbudi. Dalam pembelajaran PKn SD khususnya kelas
IV, sudah membahas berbagai materi dengan ruang lingkup kekuasaan dan
politik serta globalisasi. Berikut ini materi-materi pembelajaran PKn SD yang
diajarkan di kelas IV:
1) Sistem Pemerintahan Desa dan Kecamatan.
2) Sistem pemerintahan Kabupaten, Kota dan Provinsi.
3) Pemerintahan Pusat.
4) Globalisasi.
Ruang lingkup PKn mengenai kekuasaan dan politik dikenalkan sejak
dini kepada anak-anak atau siswa agar mereka mengetahui dan mengenal
keberadaan dunia sosial dan politik dinegaranya. Seperti halnya sistem
pemerintahan tingkat pusat, siswa SD kelas IV telah dikenalkan materi
tersebut. Pada pembelajaran ini, anak-anak diharapkan dapat mengenal dengan
pasti lembaga-lembaga apa saja yang ada di negaranya dan juga mampu
menyebutkan organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat. Hal tersebut
sesuai dengan silabus yang telah dirumuskan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Penerapan model resources based learning pada materi organisasi
sistem pemerintahan pusat bermaksud bahwa belajar dengan dihadapkan
beraneka sumber belajar, siswa akan memiliki gambaran dan pengetahuan
yang lebih mengenai organisasi sistem pemerintahan pusat (presiden, wakil
presiden dan juga para menteri) sehingga mereka akan mampu berpendapat
serta membuat kesimpulan tersendiri dalam pikirannya siapa saja yang masuk
kedalam organisasi sistem pemerintahan pusat. Dalam hal ini guru
menyediakan buku paket yang tidak hanya satu tapi lebih agar siswa memiliki
informasi yang lebih banyak dan komplit. Selain itu sumber belajar cetak yang
digunakan adalah koran yang isi beritanya berhubungan dengan materi ajar,
misalnya berhubungan dengan wewenang presiden. Artikel-artikel dari
internet dapat dijadikan sumber belajar pendukung yang mana anak akan
memecahkan sendiri berkaitan dengan apa yang dimuat pada artikel tersebut.
Kemudian selanjutnya adalah penggunaan video sebagai sumber belajar.
Video yang ditampilkan harus sesuai dengan apa yang diajarkan, misalnya
video yang berhubungan dengan grasi seseorang.
Berikut ini adalah fase-fase perilaku guru dalam pembelajaran pkn
materi organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat menggunakan model RBL
yang tertera pada tabel 2.3.
Tabel 2.3.Fase-fase Perilaku Guru dalam Pembelajaran PKn Materi Organisasi
Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat Menggunakan Model RBL
Fase Prosedur Perilaku guru
1. Mengidentifikasi topik
pembelajaran, pertanyaan
atau permasalahan.
Guru melibatkan siswa dalam
mengembangkan topik dengan
memberikan pertanyaan atau
permasalahan yang berkaitan dengan
materi organisasi sistem
pemerintahan pusat dan
membimbing/ memberitahukan siswa
dalam menentukan informasi atau
apa saja (sumber belajar) yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
dibutuhkan untuk menjawab atau
menyelasaikannya.
2. Merencanakan cara mencari
informasi.
Guru memfasilitasi siswa dengan
berbagai sumber belajar diantaranya
berita dalam koran, artikel-artikel
dari internet atau majalah, beberapa
buku paket (buku sumber yang
relevan).
3. Mengumpulkan Informasi Siswa mengumpulkan informasi dari
berbagai sumber belajar yang
tersedia.
4. Menggunakan informasi. Guru membimbing siswa dalam
menggunakan informasi (sumber
belajar) yang telah disediakan serta
membimbing mereka untuk
mengolah informasi tersebut ke
dalam bahasa mereka sendiri
(membuat kesimpulan).
5. Mensintesa informasi. Guru membimbing siswa untuk
mengorganisasikan informasi dari
sumber belajar yang ada tersebut
dalam susunan yang sistematis, logis
dan mudah dipahami oleh para siswa
sendiri (catatan sederhana).
6. Evaluasi Guru bersama siswa mengevaluasi
hasil belajar tentang materi yang
telah diperoleh tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian mengenai peningkatan hasil belajar PKn tentang organisasi
sistem pemerintahan pusat dengan menggunakan model resources based learning
(RBL) pada siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit ini memiliki relevansi dengan
penelitian sebelumnya. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah
penelitian yang dilakukan oleh Anita Noviyanti (2011) dengan judul “Peningkatan
Hasil Belajar PKn Materi Mengenal Pemerintahan Pusat Melalui Model Student
Teams Achievement Division (STAD) Pada Siswa Kelas IV SDN Kalikudi 01
Tahun Pelajaran 2010/2011”. Anita Noviyanti dalam penelitian tersebut
menyimpulkan bahwa hasil belajar PKn siswa mengalami peningkatan setelah
menggunakan model STAD yaitu ditunjukkan pada pra siklus rata-rata nilai 58,
pada siklus I rata-rata nilai 64 kemudian pada siklus II , rata-rata meningkat
menjadi 74. Pada pra siklus yang mengalami ketuntasan hasil belajar 19 siswa
(54%), siklus I meningkat 26 siswa tuntas (74%), dan siklus II mencapai 35 siswa
(100%).
Aah Farida, S. Pd (2011) dengan judul “Meningkatkan Motivasi Belajar
IPS Pada Materi Koperasi Melalui Model Pembelajaran Resource-Based Learning
pada siswa Kelas IV SDN Cigadung 3 Kecamatan Karangtanjung Kabupaten
Pandeglang Tahun Ajaran 2010/2011”. Aah Farida, S. Pd tersebut menyimpulkan
bahwa pembelajaran IPS dengan Resource-Based Learning dapat meningkatkan
mutu proses pembelajaran, hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, aktivitas siswa dalam kapasitas
belajar, keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan, keaktifan dalam
mengajukan pertanyaan, keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, keaktifan
siswa dalam diskusi kelompok, keaktifan siswa dalam bermain peran, siswa dapat
memperoleh pengalaman langsung dari sumber belajar dan keaktifan siswa dalam
mengimplementasikan konsep pembelajaran dengan menggunakan Resource-
Based Learning.
Penelitian Ani Fitriani (2009) dengan judul “Penerapan Model Resource
Based Learning (RBL) Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif
dalam Memecahkan Masalah Pada Pembelajaran Sejarah Siswa Kelas VIIA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
SMP 2 Mejobo Kudus Tahun Ajaran 2008/2009”. Hasil penelitian yang
dilakukan Ani Fitriani menunjukan terjadi peningkatan kemampuan berfikir
kreatif siswa dari siklus I ke siklus II. Ani Fitriani menguraiakan peningkatan
tersebut yaitu dilihat dari peningkatan hasil tes siswa yaitu jumlah siswa yang
tuntas belajar pada siklus I sebanyak 29 siswa (72,5%) mengalami peningkatan
sebesar 2,375 poin pada siklus II dari ketuntasan belajar mencapai 35 siswa
(87,5%.), kemampuan mengerjakan tes ketrampilan berfikir kreatif pada siklus I
nilai rata-rata 78.75 mengalami peningkatan mencapai 3,125 poin dari nilai rata-
rata 81,875, yang didukung oleh penilaian portofolio pada siklus I dan siklus II
mengalami peningkatan sebesar 2,875 poin.
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema dan
masalah penelitian, serta didasarkan pada kajian teoritis. Kerangka berpikir ini
digambarkan dengan skema secara holistik dan sistematik. Selaras dengan judul
penelitian yang diambil, yaitu “ Peningkatan Hasil Belajar PKn Tentang
Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat Melalui Model Resource Based
Learning Pada Siswa Kelas IV SDN 01 Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar Tahun
2011/2012”, peneliti akan menguraikan hasil kegiatan awal sebelum tindakan,
selama tindakan dan sesudah tindakan.
Pada observasi awal sebelum tindakan, siswa kelas IV SD Negeri 01
Jatisawit dalam mata pelajaran PKn tentang organisasi sistem pemerintahan masih
mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi atau memahami materi sehingga
ketuntasan hasil belajar siswa (nilai) tentang organisasi sistem pemerintahan
tingkat pusat masih tergolong rendah serta keaktifan siswa dalam bertanya,
menjawab pertanyaan guru maupun berpendapat belum terlihat menonjol. Selain
hal tersebut, pembelajaran yang dilaksanakan guru masih menggunakan
paradigma lama yaitu menggunakan model pembelajaran konvensional serta
pengadaan sumber belajar yang tidak kreatif sehingga pengetahuan dan
pengalaman siswa kurang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Bertolak dari permasalahan tersebut diperlukan sebuah tindakan atau
solusi yang dapat memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar PKn tentang
organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat. Peneliti mencoba menerapkan
model pembelajaran Resources Based Learning pada proses pembelajaran
organisasi sistem pemerintahan. Resource Based Learning adalah salah satu
model pembelajaran yang menggunakan berbagai sumber belajar pada saat proses
pembelajaran baik menggunakan media cetak maupun non-cetak. Pada saat
pembelajaran dengan materi organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat, guru
menggunakan berbagai sumber belajar antara lain artikel-artikel dari internet
maupun dari majalah, berita koran (surat kabar), beberapa buku sumber yang
relevan yang terkait dengan materi. Dengan sumber-sumber belajar tersebut, siswa
akan lebih aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran. Siswa akan ikut aktif
dalam penggunaan sumber belajar, mereka dapat mencari, menemukan jawaban
atau memecahkan masalah/ pertanyaan yang dihadapkan mereka. Dengan begitu
siswa mampu belajar mandiri serta menyerap informasi lebih kedalam pikiran
mereka sehingga didapatkan pemahaman serta pengetahuan yang luas. Hasil
belajar PKn siswa tentang organisasi sistem pemerintahan pusat akan meningkat
80% dengan nilai rata-rata kelas mencapai 80.
Pada kondisi akhir dari penelitian ini, diduga dengan menggunakan model
pembelajaran resources based learning, hasil belajar PKn tentang organisasi
sistem pemerintahan tingkat pusat pada siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit dapat
meningkat. Berikut ini adalah visualisasi kerangka berpikir penelitian yang tertera
pada gambar 2.2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Gambar 2.2. Alur Kerangka Berpikir Penelitian
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir di
atas, maka dapat dirumuskan bahwa hipotesis penelitian tindakan kelas ini adalah
penggunaan model Resources Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar
tentang organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat pada siswa kelas IV SDN 01
Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar Tahun 2011/2012.
Kondisi awal
Guru masih menerapkan model
pembelajaran yang konvensional
dalam pembelajaranPKn tentang
organisasi sistem pemerintahan
tingkat pusat. Guru kurang
kreatif dalam pengadaan sumber
belajar (terpaku satu buku paket)
Hasil belajar PKn tentang
organisasi sistem
pemerintahan pusat masih
rendah.
Tindakan
PTK
Guru telah menerapkan model
Resource Based Learning
learning dalam pembelajaran
PKn tentang organisasi sistem
pemerintahan pusat
Guru menerapkan model
resources based learning
dalam pembelajaran PKn
tentang organisasi sistem
pemerintahan pusat. Guru
menggunakan berbagai
sumber belajar sebagai
sumber informasi untuk
belajar.
Siklus II : Hasil belajar
PKn siswa mengenai
organisasi sistem
pemerintahan tingkat pusat
meningkat mencapai 80%
dengan rata-rata kelas 80.
Siklus I : Hasil belajar PKn
siswa mengenai organisasi
sistem pemerintahan tingkat
pusat meningkat.
Kondisi
Akhir
Hasil belajar PKn tentang
organisasi sistem
pemerintahan pusat tinggi
(meningkat).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 01 Jatisawit yang terletak di
Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar dengan kepala sekolah yang
dijabat oleh bapak Joko Daryanto, S. Pd. Penelitian ini khususnya
dilaksanakan di kelas IV.
Pemilihan SD Negeri 01 Jatisawit sebagai lokasi penelitian adalah
berdasarkan beberapa pertimbangan sebagai berikut :
1) Sekolah tersebut mengijinkan untuk dilaksanakan kegiatan penelitian
dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas sekolah dan bersedia
memberikan data yang diperlukan peneliti.
2) Hasil pembelajaran PKn materi organisasi sistem pemerintahan tingkat
pusat masih rendah.
3) Di sekolah tersebut belum pernah digunakan sebagai objek penelitian,
sehingga penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat besar bagi
sekolah tersebut.
4) Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di SD tempat peneliti pernah sekolah,
sehingga mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian karena selain
jarak tempat tinggal peneliti dekat dengan sekolah, peneliti sedikit banyak
sudah mengetahui kondisi dan lingkungan sekolah.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian diadakan pada semester genap tahun ajaran 2011/
2012 selama 7 bulan, yaitu mulai bulan Januari 2012 sampai dengan Juli
2012. Tahap penyusunan dan pengajuan proposal dimulai pada bulan Januari
sampai Februari, tahap perijinan dan persiapan penelitian dimulai pada bulan
Februari sampai Maret, pelaksanaan tindakan dimulai pada bulan Maret, tahap
analisis data sudah dimulai pada saat pelaksanaan tindakan yaitu pada bulan
Maret, terakhir penyusunan skripsi, siding, revisi, dan penjilidan pada bulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
April sampai Juli. Secara rinci jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian pada
lampiran 1 halaman 127.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitiannya adalah siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit, Jatiyoso,
Karanganyar yang berjumlah 16 siswa, terdiri dari 6 siswa putra dan 10 siswa
putri. Siswa kelas IV sebagai subjek yang akan diamati kegiatan pembelajarannya
dan dikenai tindakan. Selain siswa, guru juga menjadi subjek penelitian berkaitan
dengan kegiatan guru saat mengajar. Objek penelitiannya adalah pembelajaran
PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat.
C. Bentuk dan Strategi Penelitian
Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Research). Dikategorikan sebagai bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena
penelitian ini berupa suatu tindakan dengan menggunakan model resources based
learning untuk mengatasi permasalahan rendahnya hasil belajar PKn materi
oraganisasi sistem pemerintahan pusat siswa terkait kegiatan proses belajar
mengajar pada suatu kelas dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Iskandar
menyatakan bahwa “Penelitian tindakan kelas merupakan bagian dari penelitian
tindakan yang dilakukan oleh guru di kelas tempat ia mengajar yang bertujuan
memperbaiki dan meningkatkan kualitas dan kuantitas proses pembelajaran di
kelas” (2009: 20).
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi tindakan
model siklus. Rancangan penelitiannya (Suharsimi Arikunto dkk, 2008: 16)
adalah sebagai berikut: (1) Perencanaan atau planning, (2) Tindakan atau acting,
(3) Pengamatan atau observing, (4) Refleksi atau reflecting.
D. Sumber Data Penelitian
Data yang dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini diperoleh dari data
kualitatif dan kuantitatif. Informasi data tersebut diperoleh dari berbagai sumber
data. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
1. Informan (Nara Sumber)
Informan dalam penelitian ini adalah siswa dan guru kelas IV SDN 01
Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar. Nara sumber tersebut berfungsi untuk
memberikan informasi yang diperlukan peneliti melalui kegiatan wawancara
yang mendalam.
2. Observasi (Pengamatan)
Kegiatan observasi dilakukan peneliti untuk mengamati bagaimana
proses pembelajaran PKn materi organisasi sistem pemerintahan pusat dengan
menggunakan model Resource Based Learning siswa kelas IV SDN 01
Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar.
3. Dokumen
Dokumen merupakan bahan tertulis ataupun film yang digunakan
sebagai sumber data (St.Y. Slamet dan Suwarto WA, 2007:52). Dokumen
yang digunakan sebagai sumber data pada penelitian ini antara lain dokumen
tertulis mengenai kualitas proses pembelajaran sebelum maupun sesudah
tindakan dalam bentuk catatan lapangan. Dokumen tertulis mengenai hasil
belajar siswa yang meliputi aspek kognitif, afektif dan juga psikomotorik
setelah menggunakan model resource based learning pada saat pembelajaran.
Selain itu arsip-arsip yang mendukung penelitian seperti silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan terakhir adalah foto-foto pada saat
pembelajaran dengan menggunakan model RBL.
E. Teknik Pengumpulan Data
Ada tiga teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai alat untuk
mengumpulkan data secara lengkap dan akurat sehubungan dengan masalah yang
diteliti, sebagai berikut:
1. Teknik in Dept Interview (Wawancara Mendalam)
Wawancara mendalam dilakukan untuk mengumpulkan data dari
informan terkait proses dan hasil belajar siswa mengenai organisasi sistem
pemerintahan tingkat pusat sebelum, selama, dan sesudah tindakan. Dalam
wawancara ini, narasumber atau informannya adalah ibu Sarmini, S. Pd, SD
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
(guru kelas IV) dan beberapa siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit. Wawancara
dilakukan oleh peneliti dengan menanyakan beberapa pertanyaan tentang data
yang berkenaan dengan aspek permasalahan pembelajaran PKn materi
“Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat”. Wawancara oleh peneliti
terhadap guru dilakukan secara testruktur atau terfokus artinya dengan
berdasarkan pada pedoman wawancara yang sudah dipersiapkan. Wawancara
ini bertujuan menggali informasi guna memperoleh data yang berkaitan
dengan hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Pusat
kelas IV SDN 01 Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar dalam penggunaan berbagai
sumber belajar. Sedangkan, wawancara kepada siswa dilakukan secara tidak
terstruktur atau tanpa mempersiapkan sejumlah pertanyaan terlebih dahulu.
2. Teknik Observasi
Observasi yang dilakukan adalah observasi langsung. Observasi
langsung (direct observation) merupakan observasi yang dilakukan tanpa
perantara (secara langsung) terhadap objek yang diteliti. Observasi atau
pengamatan dilakukan di saat proses pembelajaran PKn materi Organisasi
Sistem Pemerintahan Pusat untuk mengumpulkan data perkembangan kualitas
belajar siswa dalam materi tersebut yang didukung oleh aspek psikomorik
(pemberdayaan sumber belajar), aspek afektif (keterampilan sosial siswa) dan
kemampuan guru. Pengamatan dilakukan selama pelaksanaan tindakan
berlangsung. Dari pengamatan tersebut diperoleh data pengamatan sikap siswa
dan kegiatan guru saat proses pembelajaran. Dalam hal ini, peneliti bertindak
sebagai partisipan aktif, yaitu peneliti yang melakukan tindakan (sebagai guru
pengajar) dalam kegiatan pembelajaran PKn materi “Organisasi Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat”. Sedangkan, guru kelas IV sebagai pengamat
pasif terhadap proses pembelajaran sehingga lebih leluasa dalam mengamati
jalannya pembelajaran. Selanjutnya, hasil pengamatan yang telah dilakukan
didiskusikan untuk dianalisis bersama untuk menemukan berbagai kelemahan
proses pembelajaran dan untuk mencari solusi kelemahan tersebut. Hasil
diskusi yang berupa solusi berbagai kelemahan tersebut kemudian dijadikan
acuan untuk pelaksanaan siklus berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Pengamatan terhadap guru pengajar (peneliti) difokuskan pada
kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran PKn materi
“Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat” dengan menggunakan model
Resources Based Learning (RBL). Pengamatan terhadap siswa difokuskan
pada sikap/perilaku siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Kegiatan
observasi ini dilakukan berdasarkan lembar observasi yang sudah
dipersiapkan.
3. Teknik Tes
Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar kognitif
siswa mengenai organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat pada
pembelajaran PKn. Peneliti melakukan penilaian melalui tes tertulis baik
secara berkelompok maupun individu pada materi organisasi sistem
pemerintahan pusat menggunakan model pembelajaran Resources Based
Learning pada siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit. Tes juga bertujuan untuk
mengetahui perkembangan atau keberhasilan pelaksanaan tindakan.
4. Kajian Dokumen
Kajian dokumen dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip
yanga ada seperti kurikulum, RPP guru, buku atau materi pelajaran, dan arsip
nilai yang diberikan oleh guru (Sarwiji Suwandi, 2008:68). Studi atau kajian
dokumen digunakan peneliti untuk mengumpulkan data-data yang sudah
tersedia sebagai pendukung penelitian ini. Oleh karena itu, kajian dokumen ini
dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip berupa RPP yang digunakan
oleh guru kelas dalam pembelajaran PKn materi “Organisasi Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat”, nilai yang telah diperoleh guru, nilai pre-tes
yang dilakukan sebelum tindakan oleh peneliti, berbagai sumber belajar cetak
dan juga hasil tes siswa. Dalam penelitian ini, kajian dokumen juga digunakan
untuk memperoleh daftar nama siswa kelas IV SD Negeri 01 Jatisawit,
Jatiyoso, Karanganyar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
F. Validitas Data
Dalam penelitian, diperlukan adanya kebenaran data atau validitas data.
Maksudnya adalah data yang berhasil digali, dikumpulkan, dan dicatat dalam
kegiatan penelitian, harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya.
Menurut St. Y. Slamet dan Suwarto (2007: 54), bahwa: “Untuk menguji
keabsahan data digunakan trianggulasi data atau sumber dan trianggulasi metode”.
Adapun yang dimaksud trianggulasi data atau sumber dan trianggulasi metode
adalah:
1. Trianggulasi data sering disebut juga trianggulasi sumber. Cara ini
mengarahkan peneliti agar di dalam mengumpulkan data, ia wajib
menggunakan beragam sumber data yang tersedia. Artinya, data yang sama
atau sejenis, akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber
data yang berbeda.
2. Trianggulasi metode, dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan data
sejenis tetapi dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda.
Dalam trianggulasi metode ini yang ditekankan adalah penggunaan teknik atau
metode pengumpulan data yang berbeda dan bahkan lebih jelas untuk
diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji kemantapan
informasinya. Peneliti bisa menggunakan metode pengumpulan data yang
berupa observasi kemudian dilakukan wawancara dan hasilnya diuji dengan
pengumpulan data sejenis dengan menggunakan teknik dokumentasi pada
pelaku kegiatan. Dari berbagai teknik pengumpulan data di atas, hasilnya
dapat dibandingkan kemudian dapat ditarik kesimpulan data yang kuat
validitasnya.
G. Teknik Analisis Data
Proses analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis
interaktif milik Milles dan Huberman. Kegiatan pokok ini meliputi reduksi data,
penyedia data, kesimpulan, penarikan atau verifikasi (Milles dan Huberman,
2007:17).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Langkah-langkah analisis model interaktif yang dilakukan dalam
penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang
muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Reduksi data merupakan suatu
bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang
yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa
hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.
2. Penyajian Data
Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang
memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Penyajian data yang digunakan dapat berupa: berbagai jenis matriks,
grafik, jaringan, dan bagan. Semuanya dirancang guna menggabungkan
informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih,
dengan demikian seorang penganalisis dapat melihat apa yang sedang terjadi,
dan menentukan apakah menarik kesimpulan yang benar ataukah terus
melangkah melakukan analisis yang menurut saran yang dikiaskan oleh
penyajian sebagai sesuatu yang mungkin berguna.
3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi
Kesimpulan merupakan tinjauan ulang secara utuh seperti yang
diungkapkan Milles & Huberman menyatakan bahwa:
“Setelah data-data direduksi, disajikan langkah terakhir adalah
dilakukannya penarikan kesimpulan. Data-data yang telah didapatkan
dari hasil penelitian kemudian diuji kebenarannya. Penarikan
kesimpulan ini merupakan bagian dari konfigurasi utuh, sehingga
kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian
berlangsung.” (2007: 19).
Verifikasi data yaitu pemeriksaan tentang benar dan tidaknya hasil
laporan penelitian. Sedang kesimpulan adalah tinjauan ulang pada catatan di
lapangan atau kesimpulan dapat diuji kebenarannya, kekokohannya
merupakan validitasnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Berdasarkan uraian di atas maka reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan/verifikasi sebagai suatu kesatuan yang jalin-menjalin pada
saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar,
untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis. Kegiatan pengumpulan
data itu sendiri merupakan siklus dan interaktif. Oleh karena itu, penelitian ini
sifatnya kualitatif maka diberlakukan adanya objektifitas, subjektivitas, dan
kesepakatan intersubjektifitas dari peneliti agar hasil penelitian tersebut mudah
dipahami bagi para pembaca secara mendalam. Berikut ini merupakan hubungan
interaksi antara unsur-unsur kerja analisis tersebut yang divisualisasikan dalam
bentuk bagan yang tertera pada gambar 3.1.
Gambar 3.1. Bagan Siklus Analisis Interaktif
( Milles dan Huberman, 2007:20)
Dari bagan diatas, langkah yang akan ditempuh dalam penelitian ini
adalah:
1. Melakukan analisis awal, dengan cara mengumpulkan dokumen yang ada.
Dokumen tersebut antara lain silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), dan daftar nilai PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan
Tingkat Pusat siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit.
2. Pemilihan dan penyederhanaan data kasar yang muncul selama proses
pembelajaran PKn Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat
berlangsung.
Pengumpulan data
3. kesimpulan
1.Reduksi
data
2. penyajian
Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
3. Mengembangkan bentuk sajian data yaitu menyusun sekumpulan informasi
yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan.
4. Melakukan analisis data.
5. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian.
H. Indikator Kinerja
Indikator ketercapaian (kinerja) adalah rumusan indikator ketercapaian
yang akan dijadikan acuan atau tolok ukur dalam menentukan keberhasilan atau
keefektifan penelitian (Sarwiji Suwandi, 2008: 70). Hal yang dijadikan sebagai
indikator ketercapaian dalam penelitian ini adalah meningkatnya hasil belajar PKn
mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat dengan menggunakan
model resources based learning (belajar berdasarkan aneka sumber) pada siswa
kelas IV SD Negeri 01 Jatisawit. Indikator penelitian ini bersumber dari
kurikulum dan silabus KTSP PKn kelas IV serta Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM), yaitu 73.
Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus, dengan ketentuan siklus
akan berhenti apabila pembelajaran dikatakan berhasil dengan hasil belajar PKn
mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa secara klasikal
memperoleh nilai ≥ 73 (KKM) mencapai 80% dengan rata-rata nilai ≥ 80. Dan
apabila pada siklus II pembelajaran belum berhasil mencapai indikator yang telah
ditetapkan, maka siklus akan berlanjut sampai siklus ke-n sampai tercapainya
indikator keberhasilan yang telah ditentukan.
I. Prosedur Penelitian
Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas, sehingga mekanisme
kerjanya diwujudkan dalam bentuk siklus (direncanakan 2 siklus), yang dalam
setiap siklusnya tercakup 4 kegiatan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan
(tindakan), (3) observasi, dan (4) refleksi. Hal tersebut diperkuat dengan pendapat
Suhardjono bahwa “Penelitian tindakan kelas merupakan proses pengkajian
sistem berdaur dalam suatu siklus” (Suharsimi Arikunto dkk, 2006: 74). Sistem
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
prosedur penelitian dalam penelitian ini disajikan dalam gambar 3.2 sebagai
berikut.
Gambar 3.2. Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas
(Suharsimi Arikunto dkk., 2008: 16)
Adapun prosedur tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Rancangan Siklus I
a. Tahap Perencanaan
1) Menyiapkan perencanaan yang akan dilaksanakan dalam penelitian
yaitu penyusunan RPP sesuai SK dan KD (lampiran 5 halaman 139)
yang telah disesuaiakan dengan prosedur model Resources Based
Learning,
2) Guru menyiapkan berbagai sumber belajar (lihat lampiran 52 halaman
246) yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan (Organisasi
Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat).
Permasalahan
Permasalahan
baru hasil refleksi
Apabila permasalahan
belum terselesaikan
Perencanaan
tindakan I
Refleksi I
Perencanaan
tindakan II
Refleksi II
Dilanjutkan ke siklus
berikutnya
Pelaksanaan tindakan
I
Pengamatan/
pengumpulan data I
Pelaksanaan
tindakan II
Pengamatan/
pengumpulan data II
Siklus I
Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
3) Guru menyiapkan sarana pendukung lain dalam pembelajaran seperti
tata ruang kelas, media pembelajaran, dan juga materi ajar.
4) Menyiapkan instrumen diskusi kelompok dan tes tertulis individu
untuk mengetahui hasil belajar PKn siswa mengenai materi organisasi
sistem pemerintahan tingkat pusat.
5) Guru menyiapkan lembar observasi siswa dan guru.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada siklus I yaitu pelaksanaan pembelajaran PKn materi
Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat, peneliti menyusun
skenario pembelajaran seperti berikut:
1) Guru melakukan tanya jawab seputar materi yang akan disampaikan.
2) Guru membagikan sumber belajar cetak yang relevan dengan materi
ajar.
3) Guru memberikan beberapa pertanyaan atau permasalahan untuk
dipecahkan dengan berlandaskan buku sumber yang telah dibagikan.
4) Guru membimbing siswa dalam pemerolehan informasi tersebut.
5) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, setiap kelompok diberi
sebuah Lembar Kerja Siswa (LKS) dan sebuah artikel (sesuai materi
ajar) untuk dipecahkan kandungan isinya dimana berlandaskan dengan
informasi yang diperoleh setelah membaca berbagai sumber belajar
cetak.
6) Guru membimbing siswa dalam membuat rangkuman kecil dengan
bahasa yang mudah dipahami oleh para siswa.
7) Siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya serta diikuti kegiatan
tanya jawab dan berpendapat.
8) Guru melakukan evaluasi untuk mengetahui pemahaman siswa tentang
materi pembelajaran yang telah disampaikan.
c. Tahap Observasi / pengamatan Tindakan
Observasi dilakukan oleh peneliti terhadap pelaksanaan tindakan
dalam pembelajaran PKn materi “Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat
Pusat” dengan menggunakan model Resources Based Learning (RBL).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Pada tahab pengamatan ini dilakukan beberapa hal, diantaranya sebagai
berikut:
1) Guru melakukan pengamatan atau observasi selama proses
pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat
Pusat berlangsung yang meliputi: penggunaan berbagai sumber belajar
(psikomotor) lihat lampiran 32 halaman 195 dan keterampilan sosial
siswa (afektif) lihat lampiran 39 halaman 211.
2) Melakukan penilaian hasil belajar PKn siswa mengenai Organisasi
Sistem Pemerintahan Pusat disetiap akhir pembelajaran.
Tahap observasi juga berguna untuk mengetahui kekurangan-
kekurangan dalam kegiatan pembelajaran. Tahap ini dilakukan pada proses
pembelajaran atau pada tahap pelaksanaan tindakan.
d. Tahap Refleksi
Refleksi berarti penilaian dan pengkajian terhadap hasil analisis
data yang berkaitan dengan indikator kinerja siklus I. Evaluasi untuk
menilai hasil belajar PKn tentang Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat
Pusat melalui model Resource Based Learning dilaksanakan setiap akhir
pembelajaran. Sasaran dari evaluasi ini yaitu hasil belajar PKn tentang
Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV SD Negeri
01 Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar.
Kolaborator dan peneliti bersama-sama membahas hasil
pembelajaran yang telah dicapai, meliputi: hasil evaluasi individu
beberapa anak yang masih kurang maksimal, aktivitas guru dan siswa yang
kurang maksimal, dan memperbaiki pelaksanaan tindakan yang akan
digunakan pada siklus berikutnya.
Adapun hasil belajar PKn tentang Organisasi Sistem Pemerintahan
Tingkat Pusat siswa kelas IV SD Negeri 01 Jatisawit mengalami
peningkatan. Nilai rata-rata kelas mencapai angka 75,63 dan ketuntasan
klasikal yang dicapai sebesar 62,5% atau sebanyak 10 siswa dari 16 siswa
yang nilainya mencapai nilai KKM (73) bahkan lebih. Jika dibandingkan
dengan indikator kinerja, yaitu minimal 80% dari seluruh jumlah siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
kelas IV SDN 01 Jatisawit mencapai nilai KKM atau lebih. Maka hasil
evaluasi yang dilaksanakan pada siklus I ini menunjukkan bahwa sasaran
belum tercapai, maka perlu dilakukan tindakan lanjutan pada siklus II.
2. Rancangan Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Perencanaan pada siklus II meliputi rencana perbaikan dan
penyempurnaan pembelajaran dengan menggunakan model Resource
Based Learning yang didasarkan pada hasil refleksi pada siklus I. Hal-hal
yang perlu diperbaiki guru dalam pembelajaran PKn tentang Organisasi
Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat melalui model Resource Based
Learning sebagai upaya untuk mengatasi berbagai kekurangan yang terjadi
pada siklus I adalah:
1) Guru memberi dan menunjukkan papan skor siswa agar siswa lebih
termotivasi untuk aktif dan berani dalam proses pembelajaran PKn
berlangsung.
2) Guru mencari dan menyiapkan sendiri informasi (artikel maupun berita
koran) untuk sumber belajar siswa sehingga sumber belajar lebih tepat
dan relevan dengan materi yang diajarkan.
3) Guru mengubah aktivitas belajar siswa dari sistem berkelompok
menjadi belajar mandiri/individu tetapi masih diikuti sharing dengan
teman sebagai sumber belajar lainnya.
4) Guru memberikan pertanyaan atau permasalahan dalam bentuk kuis
dan bagan kosong sehingga siswa lebih tertantang, aktif dan lebih
belajar mandiri dalam memperoleh informasi.
Adapun kegiatan yang akan dilakukan pada siklus II adalah sebagai
berikut:
1) Menyiapkan perencanaan yang akan dilaksanakan dalam penelitian
yaitu penyusunan RPP sesuai SK dan KD yang telah disesuaiakan
dengan prosedur model Resources Based Learning (lampiran 13
halaman 160).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
2) Guru menyiapkan berbagai sumber belajar (berbagai buku sumber
yang relevan, artikel, berita koran) yang sesuai dengan materi yang
akan disampaikan (Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat).
3) Guru menyiapkan sarana pendukung lain dalam pembelajaran seperti
tata ruang kelas, media pembelajaran, nomor dada siswa, papan skor
siswa, dan bintang prestasi.
4) Menyiapkan instrument tugas individu dan tes tertulis individu untuk
mengetahui hasil belajar PKn siswa mengenai materi organisasi sistem
pemerintahan tingkat pusat.
5) Guru menyiapkan lembar observasi siswa dan guru.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang
telah dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan siklus
tersebut dengan materi pembelajaran yang sesuai dengan silabus mata
pelajaran PKn khususnya materi Organisasi Sistem Pemerintahan Pusat
dengan model RBL. Skenario pembelajarannya sebagai berikut:
1) Guru memberikan apersepsi yang berhubungan dengan organisasi
sistem pemerintahan pusat (Presiden, Wakil Presiden, Menteri).
2) Guru menerangkan penggunaan sumber belajar pada pembelajaran
PKn dengan model RBL.
3) Guru membagi sumber belajar kepada setiap siswa (individu) sesuai
dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
4) Guru memberikan permasalahan atau pertanyaan berupa kuis dan
berupa berita koran untuk diidentifikasi.
5) Antar siswa saling bertanya dan sharing untuk memecahkan
pertanyaan atau permasalahan yang telah disiapkan guru.
6) Siswa memberikan hasil atau jawaban baik secara tertulis maupun
lisan.
7) Siswa mengerjakan soal individu sebagai alat ukur kognitif siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
c. Tahap Observasi
Tahap observasi dilakukan dengan menggunakan lembar
pengamatan dalam proses kegiatan pembelajaran PKn materi “Organisasi
Sistem Pemerintahan Pusat” dengan model RBL. Hal yang dilakukan guru
adalah:
1) Guru melakukan pengamatan atau observasi selama proses
pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat
Pusat berlangsung yang meliputi: penggunaan berbagai sumber belajar
(psikomotorik), keterampilan sosial siswa (afektif), dan kemampuan
guru mengajar.
2) Melakukan penilaian hasil belajar PKn siswa mengenai Organisasi
Sistem Pemerintahan Pusat disetiap akhir pembelajaran.
d. Tahap Refleksi
Setelah pembelajaran siklus II berakhir, maka diadakan analisis
semua data yang diperoleh melalui proses observasi, wawancara dan
evaluasi. Sasaran pada siklus II yaitu hasil belajar PKn mengenai
Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV SDN 01
Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar meningkat. Adapun hasil belajar PKn
tentang Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV SD
Negeri 01 Jatisawit mengalami peningkatan. Nilai rata-rata kelas mencapai
angka 84,5 dan ketuntasan klasikal yang dicapai sebesar 87,5% atau
sebanyak 14 siswa dari 16 siswa yang nilainya mencapai nilai KKM (73)
bahkan lebih. Jika dibandingkan dengan indikator kinerja, yaitu minimal
80% dari seluruh jumlah siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit mencapai nilai
KKM atau lebih. Hasil evaluasi yang dilaksanakan pada siklus II ini
menunjukkan bahwa indikator kinerja telah tercapai, maka dapat
disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Resource Based
Learning (Belajar Berdasarkan Berbagai Sumber) pada pembelajaran PKn
tentang Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV
SDN 01 Jatisawit telah berhasil dan penelitian dapat dihentikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
Sebelum melaksanakan tindakan, terlebih dahulu peneliti melaksanakan
kegiatan observasi awal dengan tujuan mengetahui keadaan nyata yang ada di
lapangan. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru (lampiran 2 halaman 128)
dan siswa (lampiran 2 halaman 129) sebelum adanya tindakan, dapat diketahui
bahwa hasil belajar siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit masih tergolong rendah.
Keadaan tersebut terjadi karena dalam pembelajaran guru masih mengajar dengan
model tradisional, guru hanya menjelaskan sama persis pada buku paket dan
terkadang hanya langsung memberi tugas kepada siswa sehingga pengetahuan dan
pemahaman siswa mengenai organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat sangat
kurang yang akhirnya berdampak buruk pada hasil belajar siswa. Hal tersebut
dapat dibuktikan dengan hasil belajar yang diperoleh siswa pada kondisi awal
(lampiran 3 halaman 131) yaitu hanya 6 siswa atau 37,5% siswa yang hasil
belajarnya mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 73 dan masih ada
10 siswa atau 62,5% siswa yang hasil belajarnya kurang atau belum memenuhi
batas KKM. Sedangkan rata-rata hasil belajar PKn mengenai organisasi sistem
pemerintahan tingkat pusat hanya 55,81. Oleh karena itu, peneliti menggunakan
model Resource Based Learning dalam meningkatkan hasil belajar PKn mengenai
organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit.
Agar lebih jelas, berikut adalah daftar distribusi frekuensi nilai hasil
belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas
IV pada kondisi awal atau sebelum menggunakan model Resource Based
Learning (lihat lampiran 3 halaman 131) tertera ada tabel 4.1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Tabel 4.1.Distribusi Frekuensi Hasil Belajar PKn Siswa Kelas IV SDN 01
Jatisawit pada Kondisi Awal
No Interval
Nilai Frekuensi
(fi) Nilai Tengah
(xi) fi.xi
Prosentase (%)
1 5 - 19 1 12 12 6,25
2 20 – 34 0 27 0 0
3 35 – 49 3 42 126 18,75
4 50 – 64 5 57 285 31,25
5 65 – 89 7 69 483 43,75
Jumlah 39 906 100
Nilai rata-rata = 906 : 16 = 55,81
Ketuntasan klasikal = ( 6 : 16) x 100 % = 37,5 %
Nilai Di bawah KKM = (10 : 16) x 100% = 62,5 %
Nilai Tertinggi = 80
Nilai Terendah = 5
Dari tabel 4.1 dapat dibuat grafik hasil belajar Pkn tentang organisasi
sistem pemerintahan tingkat pusat sebelum diadakan tindakan yang tertera pada
gambar 4.1.
Gambar 4.1. Grafik Hasil Belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan
Tingkat Pusat Siswa Kelas IV SDN 01 Jatisawit Pada Kondisi Awal
Dari tabel 4.1 dan gambar 4.1, hasil belajar PKn mengenai Organisasi
Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit sebelum
diterapkan model pembelajaran Resource Based Learning nilai rata-rata kelas
1
0
3
5
7
0
1
2
3
4
5
6
7
8
005-19 20-34 35-49 50-64 65-89
fre
kue
nsi
interval nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
sebesar 55,81. Siswa yang memperoleh nilai 5 – 19 sebanyak 1siswa atau 6,25%.
Siswa yang memperoleh nilai 20 – 34 sebanyak 0 siswa atau 0%. Siswa yang
memperoleh nilai 35 – 49 sebanyak 3 siswa atau 18,75%. siswa yang memperoleh
nilai 50 – 64 sebanyak 5 atau 31,25%. Siswa yang memperoleh nilai 65 – 89
sebanyak 7 siswa atau 43,75%.
Berdasarkan tabel 4.1 dan gambar 4.1, dapat diketahui rekapitulasi nilai
terendah, nilai tertinggi, nilai rata-rata kelas siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit serta
data ketuntasan belajar siswa pada saat pratindakan. Data tersebut dapat disajikan
dalam tabel 4.2.
Tabel 4.2. Rekapitulasi Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-rata dan
Ketuntasan Belajar secara Klasikal Pratindakan
No. Keterangan Tes Awal
1 Nilai terendah 5
2 Nilai tertinggi 80
3 Nilai rata -rata 55,81
4 Ketuntasan klasikal 37,5%
Untuk memperjelas rekapitulasi nilai terendah, nilai tertinggi, nilai rata-
rata dan ketuntasan belajar PKn tentang organisasi sistem pemerintahan tingkat
pusat siswa secara klasikal pada saat pratindakan dapat dilihat pada gambar 4.2.
Gambar 4.2. Histogram Rekapitulasi Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-rata dan Ketuntasan Belajar PKn tentang organisasi system pemerintahan tingkat pusat secara Klasikal Pada Kondisi Awal atau Pratindakan
5
80
55.81
37.5
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Nilai terendah Nilai tertinggi Nilai rata-rata Ketuntasan klasikal (%)
Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Berdasarkan data diatas, siswa yang mendapat nilai lebih dari sama dengan
nilai KKM sebanyak 6 siswa atau sebesar 37,5% dan siswa yang mendapat nilai di
bawah 73 atau di bawah nilai KKM yaitu sebanyak 10 siswa atau 62,5%. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa nilai hasil belajar PKn mengenai Organisasi
Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat masih tergolong rendah.
Rendahnya hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan
Tingkat Pusat siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit tersebut dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya: 1) pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih
bersifat konvensional atau pembelajaran berpusat pada guru (Teacher Centered)
dan siswa hanya disuruh mendengarkan ceramah dari guru dan terkadang siswa
langsung hanya diberi tugas tanpa ada penjelasan terlebih dahulu, 2) guru kurang
kreatif dalam mengadakan dan menggunakan sumber belajar yang mendukung
berkembangnya pengetahuan siswa sehingga siswa lebih kaya akan informasi, 3)
PKn merupakan mata pelajaran yang sifatnya menghafal, materinya banyak dan
sulit dipahami oleh siswa. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, sesungguhnya yang
perlu mendapat perhatian dalam pembelajaran PKn adalah pembaharuan
pembelajaran di sekolah yang dilakukan oleh para guru. Oleh karena itu,
diperlukan suatu model dan media yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut
yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Resource Based Learning.
Dengan demikian, hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan
Tingkat Pusat siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit mengalami peningkatan sehingga
ketuntasan belajar siswa dapat tercapai.
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian
Proses penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Dimana setiap siklusnya
terdiri dari 2 kali pertemuan dan 4 tahapan yaitu: (1) perencanaan, (2)
pelaksanaan, (3) pengamatan atau observasi, dan (4) refleksi.
1. Siklus I
Tindakan siklus I dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah
ditentukan yakni selama 1 minggu mulai tanggal 12 sampai dengan 18 Maret
2012. Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
a. Perencanaan
Kegiatan perencanaan siklus I dilakukan pada hari Jumat, 9 Maret
2012. Peneliti dan guru kelas mendiskusikan rancangan tindakan yang akan
dilaksanakan. Rancangan tindakan yang dilaksanakan berdasar pada solusi
permasalahan yang muncul yakni menggunakan model Resource Based
Learning dalam pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan
Tingkat Pusat. Selanjutnya disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus
I akan dilaksanakan selama 2 kali pertemuan yakni pada hari Senin, 12 dan 15
Maret 2012. Adapun deskripsi perencanaan siklus I adalah sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) PKn
mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat selama 2 kali
pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit setiap pertemuannya. RPP
yang disusun meliputi: standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,
tujuan pembelajaran, dampak pengiring, materi pembelajaran, metode dan
model pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber dan media
pembelajaran, dan penilaian. (lampiran 5 halaman 135)
2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung
Fasilitas dan sarana yang dipersiapkan untuk pelaksanaan
pembelajaran adalah:
a) Ruang kelas beserta isinya (meja dan kursi) ditata rapi sesuai dengan
keinginan guru agar proses pembelajaran lebih terasa nyaman dan
tidak membosankan. Guru juga mendesain tempat duduk siswa untuk
kegiatan belajar kelompok
b) Menyiapkan beberapa sumber belajar, diantaranya: kopian buku-buku
sumber yang relevan bagi tiap kelompok, artikel dari internet, dan juga
berbagai surat kabar yang isi beritanya relevan dengan materi PKn
yang akan dibahas dan dipelajari.
c) Menyiapkan papan nama kelompok, yang mana nama kelompok
dibuat sesuai dengan materi ajar (SBY, Boediono, M. Nuh, Menteri).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Menyiapkan media pembelajaran berupa bagan kosong yang didesain
guru mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat.
d) Menyiapkan kamera digital, Handphone (HP), kamera untuk
pendokumentasian proses pembelajaran PKn mengenai Organisasi
Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat.
3) Menyiapkan Lembar Pengamatan dan Lembar Penilaian
Lembar pengamatan digunakan untuk mengevaluasi segala
aktifitas siswa selama proses pembelajaran PKn mengenai Organisasi
Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat berlangsung. Pengamatan yang
dilakukan meliputi penggunaan sumber belajar (lampiran 32 halaman 191)
dan keterampilan sosial (lampiran 39 halaman 206) siswa. Selain observasi
siswa, peneliti juga mempersiapkan lembar observasi kinerja bagi guru
beserta pedoman penilaiannya (lampiran 46 halaman 218).
b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan tindakan ini, peneliti yang berkolaborasi dengan
guru menerapkan model pembelajaran Resource Based Learning (RBL) yakni
belajar menggunakan berbagai sumber pada proses pembelajaran PKn
mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat. Peneliti disini
bertindak sebagai pengajar (guru) dan guru kelas yaitu ibu Sarmini, S.Pd, SD
sebagai observer atau pengamat.
1) Pertemuan Pertama
Pertemuan Pertama dilaksanakan pada hari senin, 12 Maret 2012.
Adapun langkah-langkah pembelajarannya mencakup kegiatan-kegiatan
sebagai berikut:
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru masuk kedalam kelas kemudian menyuruh siswa untuk
merapikan tempat duduk dan mengajak berdoa bersama. Selanjutnya
guru mengucapkan salam dilajutkan dengan mengabsen kehadiran
siswa. Guru melakukan apersepsi yakni bertanya kepada siswa, “Coba
kalian sebutkan lembaga-lembaga negara Indonesia yang kalian
ketahui?”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Guru menginformasikan kepada siswa mengenai tujuan
pembelajaran yang akan dicapai yakni siswa dapat mengidentifikasi,
menyebutkan serta menjelaskan organisasi sistem pemerintahan
tingkat pusat beserta tugas atau wewenangnya. Dilanjutkan memberi
motivasi kepada siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
sungguh-sungguh sehingga tujuan dapat dicapai bersama.
b) Kegiatan Inti
(1) Eksplorasi
Siswa memperhatikan foto-foto yang terpajang didinding
kemudian siswa menjawab siapa saja yang ada difoto tersebut serta
apa jabatannya. Selanjutnya siswa memperhatikan penjelasan guru,
tentang pemerintah pusat melalui foto yang telah diperlihatkan.
Kemudian siswa menjawab pertanyaan guru, dimana pertanyaan
ini berfungsi untuk menggali pengetahuan siswa yaitu apa yang
siswa ketahui mengenai organisasi sistem pemerintahan pusat.
Siswa membantu guru memasang sebuah bagan kosong
(judul: organisasi sistem pemerintahan pusat) dan guru
menunjukkan lembaran-lembaran jawaban yang telah didesain
untuk dipasang menjadi jawaban pada bagan kososng yang
tersedia. Siswa maju kedepan dan mengambil satu lembar jawaban
untuk mereka pasang. Setelah bagan struktur organisasi
pemerintahan pusat terlengkapi dilanjutkan dengan sedikit
penjelasan dari guru.
Siswa mengambil lembar kerja siswa (LKS) yang diberikan
oleh guru dan memilih sumber belajar seperti kopian-kopian buku
yang relevan dengan materi, UUD 1945, beberapa artikel serta
siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai kegiatan belajar
berkelompok yakni mengerjakan LKS dengan didasarkan oleh
sumber-sumber belajar yang disediakan. Siswa memilih dan
mencari informasi dari sumber belajar yang disediakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
(2) Elaborasi
Siswa dibagi menjadi 4 kelompok dimana setiap kelompok
terdiri dari 4 anak. Guru mengatur tempat duduk bagi masing-
masing kelompok dengan nama tiap kelompok yaitu kelompok
SBY, BOEDIONO, M. NUH, dan terakhir MENTERI. Perwakilan
dari tiap kelompok mengambil LKS dan sumber belajar yang
disediakan guru. Setiap anggota dalam kelompok saling membantu
dalam menemukan informasi untuk menjawab Lembar Kerja
Siswa. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru untuk
mendapatkan penjelasan atau informasi yang lebih jelas.
Perwakilan dari tiap kelompok yakni ketua kelompok
mempresentasikan hasil pekerjaannya sedangkan kelompok lain
memberikan tanggapan apakah jawaban dari kelompok yang
presentasi tersebut benar atau salah. Selanjutnya guru memberikan
penguatan bagi siswa yang telah presentasi dan yang member
tanggapan.
(3) Konfirmasi
Guru memberikan penjelasan lanjut dari hasil diskusi siswa
yang telah dipresentasikan agar tidak timbul kesalahpahaman.
Setelah itu dengan melihat kembali bagan struktur organisasi
pemerintahan pusat, guru membimbing siswa dalam membuat
kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.
c) Kegiatan Penutup
Guru membagikan soal evaluasi kepada siswa siswa untuk
dikerjakan. Setelah selesai, pekerjaan siswa tersebut dikoreksi
bersama-sama. Guru menegaskan kepada siswa untuk belajar dirumah
dan memberi tugas kepada tiap siswa untuk mencari dan membawa
surat kabar yang ada hubungannya dengan organisasi sistem
pemerintahan tingkat pusat seperti presiden, wakil presiden, dan
menteri. Pembelajaran diakhiri dengan salam penutup oleh guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
2) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan hari kamis, 15 Maret 2012. Adapun
langkah-langkah pembelajarannya mencakup kegiatan-kegiatan sebagai
berikut:
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru masuk kedalam kelas dilanjutkan dengan
mengkondisikan kelas dan memberi salam kepada para siswa. Guru
melakukan absensi kepada siswa untuk mengetahui kehadiran siswa.
Selanjutnya guru melakukan apersepsi yakni bertanya kepada siswa
contoh tugas dari presiden, wakil presiden maupun menteri yang telah
mereka pelajari pada pertemuan sebelumnya. Guru memberitahukan
kembali kepada siswa mengenai tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
b) Kegiatan Inti
(1) Eksplorasi
Siswa menunjukkan tugas yang telah diperintahkan guru
yakni membawa artikel atau berita dari surat kabar yang masih
berkaitan dengan organisasi pemerintahan tingkat pusat seperti
presiden, wakil presiden, maupun menteri. Siswa menjawab
pertanyaan guru mengenai berita yang mereka bawa yakni berita
tersebut menyangkut siapa dan termasuk kedalam apa (presiden,
wakil atau para menteri). Selanjutnya siswa mengambil kembali
sumber belajar yang ada dan siswa belajar dalam kelompok hanya
saja siswa mengerjakan sendiri-sendiri dengan saling melengkapi
dan membantu satu sama lain.
(2) Elaborasi
Guru membentuk siswa menjadi 4 kelompok yang terdiri
dari 4 anak. Anggota kelompok berbeda dengan anggota kelompok
pada pertemuan lalu tetapi nama kelompok masih sama dengan
minggu yang lalu. Ketua kelompok mengambil kertas folio dan
lem untuk perlengkapan LKS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Setiap siswa menempelkan artikel atau berita dari surat
kabar yang telah mereka bawa kedalam folio kemudian dikerjakan
sesuai pertanyaan yang ada. Anggota tiap kelompok saling
membantu (sharing) dalam bertukar informasi. Guru membantu
siswa dalam mendiskusikan LKS tersebut agar lebih jelas dan tepat
apa yang harus dikerjakan. Selanjutnya anggota kelompok yang
berani maju, dipersilahkan untuk mempresentasikan hasil
pekerjaannya sedangkan kelompok lain menyimak dan memberi
tanggapan benar atau salah. Guru memberi penguatan bagi siswa
yang berani maju dan memberi tanggapan.
(3) Konfirmasi
Guru mengajak siswa untuk mengevaluasi jalannya diskusi.
Guru memberikan umpan balik berupa penjelasan yang dapat
memantapkan siswa berdasarkan hasil pekerjaan mereka.
Selanjutnya guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan
dari apa yang telah dipelajari.
d) Kegiatan Penutup
Siswa mengerjakan soal evaluasi yang dibacakan oleh guru.
Setelah selesai siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya dan guru
membagikan hasil evaluasi pada pertemuan yang lalu. Selanjutnya
guru menjelaskan pembelajaran yang akan datang yakni ada beberapa
kuis dalam pembelajaran sehingga siswa harus mempelajari materi dari
sumber belajar yang telah didibagikan oleh guru.
c. Pengamatan atau Observasi
Pengamatan atau observasi dilakukan peneliti melalui observer selama
proses pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat
Pusat berlangsung dengan menggunakan model Resource Based Learning,
yang meliputi: aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn mengenai organisasi
sistem pemerintahan tingkat pusat serta mengamati keterampilan guru dalam
mengajar PKn menggunakan model Resources Based Learning (RBL) yang
dapat meningkatkan hasil belajar PKn mengenai organisasi sistem
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
pemerintahan tingkat pusat siswa. Selain itu, peneliti juga mengamati atau
mengobservasi hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan
Tingkat Pusat diakhir pertemuan. Hasil pengamatan atau observasi selanjutnya
digunakan sebagai dasar tahap refleksi pada siklus I.
Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi selama proses
pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat
berlangsung pada siklus I, diperoleh gambaran sebagai berikut:
1) Aktivitas Siswa
Dalam kegiatan pembelajaran PKn mengenai organiasasi sistem
pemerintahan tingkat pusat yang berlangsung pada siklus I, diperoleh hasil
observasi aktivitas siswa yang meliputi:
a) Aspek Psikomotor
Dalam aspek psikomotor, hasil yang dinilai adalah kemampuan
siswa dalam pemberdayaan sumber belajar yang meliputi: (1)
membawa sumber belajar yang relevan dengan materi, (2) memilih
sumber belajar yang tepat, (3) memanfaatkan sumber belajar dengan
baik, dan (4) keberhasilan dalam menemukan atau mencari informasi
dari sumber belajar yang ada (lihat lampiran 35 halaman 198), sebagai
berikut:
(1) Seluruh siswa sudah membawa sumber belajar yang relevan
dengan materi yang diajarkan.
(2) Siswa sudah memilih sumber belajar yang tepat dengan materi
pembelajaran. Hanya saja masih ada siswa yang kurang tanggap
dalam memilih sumber belajar.
(3) Siswa sudah baik dalam memanfaatkan sumber belajar, mencari
dan menemukan informasi untuk mendapatkan jawaban dari hal
yang belum mereka ketahui (dalam bentuk pertanyaan). Tetapi
masih terdapat siswa yang masih belum memanfaatkan sumber
belajar yang ada, masih sibuk sendiri dan terlihat malas.
(4) Siswa sudah dapat menemukan informasi sebagai jawaban dari apa
yang mereka belum ketahui tetapi masih perlu ditingkatkan karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
masih terdapat siswa yang tidak mampu menemukan informasi
atau tidak mendapatkan jawaban.
Hasil pengamatan aspek psikomotorik pemberdayaan sumber
belajar (lampiran 35 halaman 198) dapat dilihat seperti tabel 4.3
berikut ini:
Tabel 4.3. Distribusi Hasil Pengamatan Psikomotor (Pemberdayaan
Sumber Belajar) Siswa Siklus I
No. Skor Tiap Aspek
(1) (2) (3) (4)
1 4,8 4,1 2,7 2,8
2 4,1 3,7 3,4 3,6
Rata-rata 4,5 3,9 3,1 3,2
Dari tabel 4.3 diatas, Hasil Pengamatan Psikomotor
(Pemberdayaan Sumber Belajar) Siswa pada saat pembelajaran PKn
tentang organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat, dapat diperjelas
lagi dengan gambar 4.3 berikut ini:
Gambar 4.3 Grafik Hasil Hasil Pengamatan Psikomotor
(Pemberdayaan Sumber Belajar) Siswa Siklus I
Berdasarkan grafik hasil pengamatan psikomotorik penggunaan
sumber belajar siswa dapat disimpulkan bahwa disaat pembelajaran
PKn siswa dalam aspek membawa sumber belajar yang relevan dengan
4.8
4.1
2.7 2.8
4.13.7
3.4 3.6
4.5
3.9
3.1 3.2
0
1
2
3
4
5
6
Aspek (1) Aspek (2) Aspek (3) Aspek (4)Pertemuan 1 Pertemuan 2 Rata-rata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
materi pembelajaran memperoleh nilai sebesar 4,5 dalam artian sudah
sangat baik atau sudah sangat relevan dengan materi pembelajaran.
Siswa dalam aspek pemilihan sumber belajar yang tepat memperoleh
nilai 3,9 artinya siswa sudah baik atau sudah tepat dalam memilih
sumber belajar. Siswa dalam aspek pemanfaatan sumber belajar
memperoleh nilai 3,1 artinya siswa sudah memanfaatkan sumber
belajar dengan baik. Sedangkan dalam aspek menemukan informasi
memperoleh nilai 3,2 yakni sudah mencoba mencari dan menemukan
informasi sebagai jawaban atas apa yang belum diketahui dengan baik.
b) Aspek Afektif
Aspek afektif yakni keterampilan sosial yang diamati dalam
penelitian ini meliputi: (1) bertanya, (2) menyumbang ide atau
pendapat, (3) menjadi pendengar yang baik, dan (4) bekerja sama
(lihat lampiran 42 halaman 212). Adapun hasil yang diperoleh yakni:
(1) Secara umum siswa belum termotivasi untuk bertanya karena
masih merasa malu, canggung, dan takut akan kesalahan. Apabila
guru tidak memancing dengan bertanya terlebih dahulu, siswa juga
akan diam. Hanya terdapat beberapa siswa saja yang mau bertanya.
(2) Keterampilan siswa dalam menyumbang ide atau berpendapat
hanya cukup saja artinya masih memerlukan perbaikan agar siswa
aktif berpendapat atau menjawab. Siswa masih merasa takut dan
kurang percaya diri untuk berpendapat kecuali beberapa siswa saja
yang termasuk aktif untuk berpendapat.
(3) Secara umum, siswa sudah sangat baik dalam aspek mendengarkan
penjelasan dari guru. Hal tersebut dapat dilihat guru saat
menjelaskan materi yaitu pandangan siswa selalu tertuju kepada
guru.
(4) Siswa sudah baik dalam kegiatan bekerjasama atau sharing dengan
teman. Walaupun masih ada beberapa siswa yang sibuk sendiri dan
hanya mengandalkan temannya yang pandai saja saat berdiskusi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Dari uraian tersebut dapat dilihat hasil pengamatan atau
observasi saat pembelajaran PKn mengenai organisasi sistem
pemerintahan tingkat pusat menggunakan Resource Based Learning
mengenai aspek afektif keterampilan sosial siswa (lampiran 42
halaman 212) pada tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4. Distribusi Hasil Pengamatan Aspek Afektif Keterampilan
Sosial Siswa Siklus I
Pertemuan
Skor Tiap Aspek
(1) (2) (3) (4)
1 2,9 2,6 4,1 3,8
2 2,9 2,7 3,8 3,8
Rata-rata 2,9 2,7 4 3,8
Dari tabel 4.4 diatas, hasil pengamatan aspek afektif
keterampilan sosial siswa dapat diperjelas lagi dengan gambar 4.4
berikut ini:
Gambar 4.4. Grafik Hasil Pengamatan Aspek Afektif Keterampilan
Sosial SiswaSiklus I
Berdasarkan grafik di atas, hasil pengamatan aspek afektif
keterampilan sosial siswa dalam proses pembelajaran PKn pada siklus
I dapat disimpulkan bahwa keterampilan bertanya siswa mendapat 2,9
2.92.6
4.13.8
2.92.7
3.8 3.8
2.92.7
43.8
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
Aspek (1) Aspek (2) Aspek (3) Aspek (4)Pertemuan 1 Pertemuan 2 Rata-rata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
dalam artian sudah cukup baik, keterampilan berpendapat atau
menjawab siswa sebesar 2,7 dalam artian sudah cukup baik,
keterampilan siswa dalam mendengarkan penjelasan guru sebesar 4
dalam artian sudah sangat baik, dan keterampilan siswa dalam bekerja
sama sebesar 3,8 dalam artian sudah sangat baik.
2) Aktivitas Guru
Dari data observasi dalam siklus I selama 2 kali pertemuan
diperoleh hasil observasi (lampiran 48 halaman 235) sebagai berikut:
a) Pada kegiatan pra pembelajaran, guru sudah memeriksa kesiapan siswa
dan mempersiapkan ruang, alat dan media pembelajaran dengan baik.
b) Pada kegiatan membuka pelajaran, guru sudah melakukan absensi,
menyampaikan tujuan yang akan dicapai serta merencanakan kegiatan
pembelajaran dengan baik.
c) Penguasan guru terhadap materi pembelajaran sudah baik yakni sudah
baik dalam mengaitkan materi materi pembelajaran dengan
pengetahuan lain serta sesuai dengan realitas kehidupan dan juga
cukup baik dalam menyampaikan materi yang diajarkan.
d) Guru sudah menggunakan pendekatan atau strategi pembelajaran
dengan baik yaitu sudah baik dalam menggunakan model
pembelajaran Resource Based Learning sehingga pembelajaran sesuai
dengan tujuan yang dicapai, guru sudah baik dalam memberi pelajaran
secara runtun, bersifat kontekstual serta guru baik dalam melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang ditentukan.
e) Guru sudah baik dalam pemanfaatan sumber belajar/ media
pembelajaran, menghasilkan pesan yang menarik, dan sudah sangat
baik untuk melibatkan siswa dalam pemanfaatan sumber belajar (siswa
ikut mencari sumber belajar sendiri).
f) Pada proses pembelajaran, guru sudah baik dalam memicu dan
memelihara keterlibatan siswa. guru sudah baik dalam menumbuhkan
keaktifan siswa, menumbuhkan antusias siswa baik dalam bertanya
maupun menjawab, bersikap terbuka dan hangat kepada siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
g) Guru sudah melakukan penilaian proses dan hasil dengan baik yakni
guru sudah baik dalam memilih dan melakukan penilaian akhir sesuai
dengan tujuan.
h) Guru sudah baik dalam penggunaan bahasa baik secara lisan maupun
tertulis.
i) Guru sudah baik dalam menutup pelajaran serta memberikan motivasi
bagi siswa.
Untuk lebih jelasnya, berikut rekapitulasi hasil pengamatan
aktivitas guru dalam pembelajaran PKn siklus I (Lampiran 48 halaman
235) yang disajikan dalam bentuk tabel 4.5.
Tabel 4.5. Daftar Nilai Kemampuan Guru Mengajar Siklus I
No Keterangan Nilai Prosentase (%)
1 Pertemuan 1 3.05 76,25
2 Pertemuan 2 3.45 86,25
Nilai Rata-rata 3.25 81,25
Berdasarkan nilai kemampuan guru dalam mengajar PKn materi
organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat pada siklus I yang terlihat
pada tabel 4.5, dapat disajikan dalam gambar 4.5 yakni grafik nilai
kemampuan guru dalam mengajar PKn tentang organisasi sistem
pemerintahan tingkat pusat pada siklus I, seperti berikut ini:
Gambar 4.5 Grafik Nilai Kemampuan Guru Mengajar Siklus I
2.8
2.9
3
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
pertemuan 1 pertemuan 2 Nilai Rata-rata
kemampuan guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Berdasarkan tabel gambar 4.5, nilai kemampuan guru mengajar di
kelas IV pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 3.25. Hal ini dapat
diartikan bahwa pembelajaran yang berlangsung sudah baik dengan
kriteria memuaskan, tetapi masih terdapat beberapa kekurangan yang perlu
ditingkatkan lagi.
3) Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa diperoleh dari hasil tes setelah pembelajaran
PKn tentang Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat selesai (lihat
lampiran 49 halaman 238). Adapun hasil belajar PKn tentang organisasi
sistem pemerintahan tingkat pusat yang diperoleh siswa seperti yang
disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar PKn Tentang Organisasi
Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat Siswa Kelas IV Pada
Siklus I
No Interval
Nilai
Frekuensi
(fi)
Nilai Tengah
(xi) fi.xi
Prosentase
(%)
1 48 – 57 1 52,5 52,5 6,25
2 58 – 67 4 62,5 250 25
3 68 – 77 2 72,5 145 12,5
4 78 – 87 7 82,5 577,5 43,75
5 88 – 97 2 92,5 185 12,5
Jumlah 16 1210 100
Nilai rata-rata = 1210 : 16 = 75,63
Ketuntasan klasikal = ( 10 : 16) x 100 % = 62,5 %
Nilai Di bawah KKM = (6 : 16) x 100% = 37,5 %
Nilai Tertinggi = 95
Nilai Terendah = 48
Berdasarkan tabel 4.6 maka dapat dibuat grafik hasil belajar PKn
mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV
SDN 01 Jatisawit yang disajikan dalam gamber 4.6.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Gambar 4.6 Grafik Hasil Belajar PKn Mengenai Organisasi Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat Kelas IV SDN 01 Jatisawit
Pada Siklus I
Berdasarkan grafik di atas, nilai hasil belajar PKn mengenai
Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siklus I diperoleh rata-rata
kelas sebesar 75,63. Siswa yang memperoleh nilai 48 – 57 sebanyak 1
siswa atau 6,25%. Siswa yang memperoleh nilai 58 – 67 sebanyak 4 siswa
atau 25%. Siswa yang memperoleh nilai 68 – 77 sebanyak 2 siswa atau
12,5%. Siswa yang memperoleh nilai 78 – 87 sebanyak 7 siswa atau
43,75%. Siswa yang memperoleh nilai 88 – 97 sebanyak 2 siswa atau
12,5%.
Berdasarkan data hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat yang telah diperoleh siswa kelas IV pada
siklus I, kemudian dibandingkan dengan data pada saat pratindakan.
Adapun data perbandingan hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat siswa pada saat pratindakan dan siklus I dapat
dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7. Perbandingan Hasil Belajar PKn Tentang Organisasi Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat Pratindakan dan Siklus I
No Keterangan Pratindakan Siklus I
1 Nilai Terendah 5 48
2 Nilai Tertinggi 80 95
3 Nilai Rata-rata 55.81 75.63
4 Ketuntasan Klasikal (%) 37,5 62,5
0
1
2
3
4
5
6
7
8
48-57 58-67 68-77 78-87 88-97
fre
kue
nsi
interval nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Untuk memperjelas data perkembangan hasil belajar PKn
mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat dan ketuntasan
klasikal pada saat pratindakan dan siklus I, dapat disajikan dalam gambar
4.7.
Gambar 4.7 Grafik Perbandingan Hasil Belajar PKn mengenai Organisasi
Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat Pratindakan dan Siklus I
Berdasarkan tabel 4.7 dan gambar 4.7, maka dapat diketahui
bahwa:
a) Nilai terendah hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV 01 Jatisawit mengalami
peningkatan, yaitu dari 5 menjadi 48.
b) Nilai tertinggi hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV 01 Jatisawit mengalami
peningkatan, yaitu dari nilai 80 menjadi 95.
c) Nilai rata-rata hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV 01 Jatisawit mengalami
peningkatan sebanyak 19.82, yaitu dari nilai 55.81 menjadi 75.63.
d) Ketuntasan klasikal dalam pembelajaran PKn mengenai Organisasi
Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV 01 Jatisawit
mengalami peningkatan sebanyak 30%, yaitu dari 37,5% menjadi
67,5%. Dari data tersebut, dapat diartikan bahwa jumlah siswa yang
5
80
55.81
37.5%
48
95
75.6367.5%
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Nilai terendah Niai tertinggi Nilai rata-rata Ketuntasan klasikal
Pratindakan Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
dinyatakan tuntas atau mendapat nilai diatas KKM naik sejumlah 4
siswa, yaitu pada saat pratindakan siswa yang tuntas sejumlah 6 siswa
dan pada siklus I siswa yang tuntas naik menjadi 10 siswa. Dengan
demikian dapat dinyatakan pula bahwa masih ada 6 siswa yang hasil
belajarnya belum tuntas dalam pembelajaran PKn mengenai
Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV 01
Jatisawit.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, dapat disimpulkan bahwa
kualitas proses pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa serta hasil belajar
PKn mengenai organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat telah
menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan pada saat kondisi
pratindakan. Namun masih terdapat kekurangan yang harus diperbaiki oleh
guru dan siswa agar kualitas proses pembelajaran lebih baik. Kekurangan-
kekurangan tersebut yaitu:
1) Bagi Guru
a) Guru kurang optimal dalam menyampaikan materi sehingga siswa
masih terlihat kurang paham dan jelas.
b) Guru kurang matang dalam mempersiapkan sumber belajar cetak yang
digunakan dalam pembelajaran yakni sumber belajar dibagi per
kelompok tidak per individu sehingga terdapat beberapa siswa yang
tidak mendapatkan sumber belajar.
c) Guru kurang dapat memotivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan
pembelajaran baik dalam aspek afektif (keterampilan sosial) maupun
psikomotorik (pemberdayaan sumber pembelajaran).
2) Bagi Siswa
a) Siswa kurang optimal dalam menggunakan sumber belajar yang ada
sehingga terdapat siswa yang kurang mampu menemukan informasi
untuk menjawab pertanyaan. Terdapat juga siswa yang masih merasa
bingung dalam pemerdayaan sumber belajar berupa artikel atau berita
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
dari surat kabar sehingga beberapa siswa memilih sumber belajar yang
kurang relevan dengan materi pembelajaran
b) Masih terdapat beberapa siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran
yang berlangsung karena masih merasa malu dan takut akan membuat
kesalahan.
c) Masih terdapat beberapa siswa yang kurang berkonsentrasi dalam
pembelajaran dengan menggunakan sumber belajar cetak sehingga
hanya mengandalkan teman yang lebih baik daripada dirinya.
Kualitas proses pembelajaran pada siklus I lebih meningkat
dibandingkan dengan kualitas pembelajaran yang dilakukan guru sebelum
tindakan. Pada pratindakan guru masih mengesampingkan aktivitas siswa baik
dalam aspek afektif maupun psikomotorik. Kemampuan guru dalam mengajar
juga belum maksimal yakni pembelajaran masih berpusat pada guru (Teacher
Centered). Sedangkan pada silus I, kemampuan guru dalam mengajar dan
aktivitas siswa benar-benar diperhatikan agar proses pembelajaran lebih
berkualitas dan pembelajaran pun bermakna bagi siswa. Berdasarkan hasil
observasi dapat diperoleh data aktivitas siswa dan kemampuan mengajar pada
guru yang dapat dilihat pada tabel 4.3, 4.4 dan tabel 4.5. Pada siklus I aktivitas
siswa dalam aspek psikomotorik yakni penggunaan sumber belajar, secara
umum siswa sudah baik. Sedangkan kemampuan guru dalam mengajar PKn
mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat melalui model
Resource Based Learning menunjukan kriteria yang memuaskan dalam artian
sudah menunjukkan hasil yang baik.
Berdasarkan data perbandingan hasil belajar PKn mengenai organisasi
sistem pemerintahan tingkat pusat diperoleh kesimpulan bahwa pada siklus 1
yang mendapat nilai dibawah KKM yakni 73 sebanyak 6 siswa atau 37,5%
dengan nilai terendah 48. Siswa yang nilainya diatas atau sama dengan KKM
(73) sebanyak 10 siswa atau 67,5% dengan nilai tertinggi 95. Sedangkan nilai
rata-rata kelas pada siklus I adalah 75,63. Jadi, dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I belum mencapai indikator
kinerja yakni seharusnya mencapai 80% dengan rata-rata mencapai 80 tetapi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
hanya tercapai 67,5% dengan rata-rata hanya 75,63. Hasil belajar PKn pada
siklus I ini kurang maksimal maka dari itu pembelajaran PKn mengenai
Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat dengan menggunakan model
Resource Based Learning (RBL) perlu dilanjutkan ke siklus II dengan
berpedoman pada hasil refleksi pada siklus I.
2. Siklus II
Tindakan siklus II ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah
ditentukan yaitu 2 pertemuan selama 2 minggu, mulai tanggal 19 Maret
sampai dengan 26 Maret 2012. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan
peneliti yaitu sebagai berikut:
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan tindakan pada siklus I
diketahui bahwa sudah menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar
PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat pada siswa
kelas IV SDN 01 Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar tetapi belum maksimal
atau belum sesuai dengan target capaian indikator kinerja yang telah
ditentukan oleh peneliti. Hal ini dapat ditunjukkan bahwa masih ada 6
siswa atau 37,5% siswa yang belum tuntas hasil belajarnya dalam
pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat
Pusat. Kegiatan perencanaan pada siklus II dilakukan pada hari Kamis, 15
Maret 2012. Peneliti dan guru kelas mendiskusikan rancangan tindakan
yang akan dilaksanakan dan diperoleh kesepakatan bahwa pelaksanaan
tindakan siklus II akan dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan yaitu pada
hari Senin, 19 dan 26 Maret 2012. Hal-hal yang perlu diperbaiki guru atau
peneliti dalam proses pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat menggunakan model pembelajaran Resource
Based Learning (RBL) atau belajar dengan menggunakan berbagai sumber
belajar adalah sebagai berikut:
1) Guru memberi dan menunjukkan papan skor siswa agar siswa lebih
termotivasi untuk aktif dan berani dalam proses pembelajaran PKn
berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
2) Guru mencari dan menyiapkan sendiri informasi (artikel maupun berita
koran) untuk sumber belajar siswa sehingga sumber belajar lebih tepat
dan siswa lebih memahami materi.
3) Guru mengubah aktivitas belajar siswa dari sistem berkelompok
menjadi belajar mandiri/individu tetapi masih diikuti sharing dengan
teman sebagai sumber belajar lainnya.
4) Guru memberikan pertanyaan atau permasalahan dalam bentuk kuis
dan bagan sehingga siswa lebih aktif dan lebih belajar mandiri dalam
memperoleh informasi.
Adapun deskripsi perencanaan siklus II adalah sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat selama
2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit setiap
pertemuannya. RPP yang disusun tersebut meliputi: Standar
Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan Pembelajaran,
Dampak Pengiring, Materi Pembelajaran, Metode Dan Model
Pembelajaran, Langkah-Langkah Pembelajaran, Sumber Dan Media
Pembelajaran, Dan Penilaian. (lampiran 13 halaman 155)
2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung
Fasilitas dan sarana yang dipersiapkan untuk pelaksanaan
pembelajaran PKn pada siklus II masih sama dengan fasilitas dan
sarana yang dipersiapkan pada siklus I, hanya saja pada siklus II
ditambah dengan bagan atau kolom teka-teka silang sebagai sarana
sumber belajar siswa dengan mengisi kolom tersebut sesuai dengan
pertanyaan yang telah disiapkan, guru juga menambahkan papan skor
dan nomor dada pada siswa (sesuai nomor absen), hal ini bermaksud
agar siswa lebih termotivasi dan meningkatkan daya saing siswa dalam
belajar dan membaca sumber belajar. Selain itu, guru juga
menambahkan beberapa sumber belajar baru berupa artikel dan surat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
kabar yang telah diseleksi oleh guru sendiri yang relevan dengan
materi pembelajaran.
3) Menyiapkan Lembar Pengamatan dan Lembar Penilaian
Guru atau peneliti menyiapkan lembar pengamatan untuk siswa
dan peneliti sendiri. Lembar pengamatan siswa digunakan untuk
merekam segala aktifitas peserta didik selama pelaksanaan
pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat
Pusat. Pengamatan yang dilakukan meliputi pemberdayaan sumber
belajar dalam memperoleh informasi atau jawaban, perilaku
berkarakter, dan keterampilan sosial peserta didik. Pedoman dan
lembar pengamatan dapat dilihat dalam lampiran 32 halaman 191 dan
39 halaman 206. Sedangkan untuk lembar penilaian disusun
berdasarkan pada kisi-kisi soal yang telah disesuaikan dengan
indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai (lihat lampiran 23
halaman 180).
b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan tindakan ini, peneliti menerapkan model
pembelajaran Resource Based Learning yakni belajar menggunakan
beraneka sumber belajar. Peneliti disini masih bertindak sebagai pengajar
dan guru kelas IV yaitu ibu Sarmini, S. Pd, SD sebagai observer atau
pengamat.
1) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama pelajaran PKn kelas IV masih mempelajari
mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat. Adapun
langkah-langkah pembelajarannya mencakup kegiatan-kegiatan
sebagai berikut:
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru masuk kedalam kelas kemudian menyuruh siswa
untuk merapikan tempat duduk dan mengajak berdoa bersama.
Selanjutnya guru mengucapkan salam dilajutkan dengan
mengabsen kehadiran siswa. Guru melakukan apersepsi yakni
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
bernyanyi bersama mengenai organisasi sistem pemerintahan pusat
yang diciptakan guru guna mempermudah siswa untuk mengingat
materi tersebut.
“Pemerintahan pusat dipimpin presiden, dibantu wakilnya
dan juga para menteri. Menteri ada 3 jenis, satu menteri
departemen, dua menteri koordinasi dan ketiga menteri Negara
(melodi: lagu suwe ora jamu)”.
Guru menginformasikan kepada siswa mengenai tujuan
pembelajaran yang akan dicapai yakni siswa dapat
mengidentifikasi, menyebutkan serta menjelaskan organisasi
sistem pemerintahan tingkat pusat beserta tugas atau
wewenangnya. Dilanjutkan memberi motivasi kepada siswa untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan sungguh-sungguh
sehingga tujuan dapat dicapai bersama.
b) Kegiatan Inti
(1) Eksplorasi
Siswa menjawab pertanyaan dari guru mengenai
organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat yang telah
mereka pelajari melalui sumber belajar yang diberikan guru.
Misalnya: apa yang disebut dengan amnesti dan grasi?. Setelah
tanya jawab selesai, guru memberikan secarik kertas kosong
dan siswa ditugaskan untuk membuat sebuah pertanyaan
mengenai materi atau hal yang kurang mereka pahami dalam
pembelajaran PKn mengenai organisasi sistem pemerintahan
tingkat pusat.
Guru menggali pengetahuan siswa mengenai materi
yang kurang dapat dimengerti yakni siswa menjawab materi
tentang para menteri. Selanjutnya siswa mengambil kopian
buku sumber lain (buku Global) mengenai susunan kabinet
indonesia tahun 2009-2014 beserta foto-foto para menterinya
dari guru. Hal ini bertujuan agar siswa lebih paham karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
penjelasannya lebih jelas dan runtut, tidak seperti dibuku
paket.
Siswa membantu guru dalam memasang bagan kosong
yang memuat struktur organisasi sistem pemerintahan tingkat
pusat (lihat lampiran 15 halaman 172) dan juga memasang
kolom teka-teki silang (lihat lampiran 18 halaman 175) serta
siswa memakai nomor dada sesuai nomor absen masing-
masing siswa. Setelah itu, siswa memperhatikan penjelasan
guru bahwa dalam pembelajaran kali ini, siswa harus aktif
dalam melengkapi bagan dan mengisi teka-teki silang yang ada
dengan sistem siswa belajar secara mandiri terlebih dahulu
baru sesi kuis dibuka atau dilaksanakan.
(2) Elaborasi
Siswa mulai belajar secara individu dengan kegiatan
membaca sumber belajar cetak yang telah tersedia sebelumnya
dan sharing dengan teman mengenai apa yang belum
diketahui. Kegiatan ini bertujuan untuk mengumpulkan
informasi-informasi sehingga siswa nanti dapat menemukan
jawaban dan diisikan pada bagan-bagan yang telah ditempel
didepan kelas.
Guru bertanya kepada siswa, siapa yang ingin
menuliskan pengetahuannya dalam bagan (menjawab). Siswa
aktif maju dan mengisi bagan-bagan kosong secara bergantian
dan siswa yang telah maju dicatat guru bedasarkan nomor
dadanya. Setelah bagan 1 selesai, guru membagikan
pertanyaan untuk mengisi kuis teka-teki silang yang ada
didepan kelas (lampiran 18 halaman 175). Siswa yang sudah
bisa menjawab kangsung menuliskan jawabannya didepan
kelas. Guru memberi kesempatan kepada siswa yang belum
terlihat aktif dengan cara menunjuk siswa tersebut untuk
menjawab.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
(3) Konfirmasi
Siswa bersama-sama dengan guru mengevaluasi hasil
jawaban-jawaban siswa pada saat kuis tadi dengan tambahan
penjelasan dari guru agar siswa lebih paham dan mengerti
tentang materi tersebut. Guru membimbing siswa dalam
membuat kesimpulan berdasarkan apa yang telah dipelajari
yakni membuat kesimpulan mengenai pengertian duta dan
konsul yang mana pertemuan sebelumnya belum dicatat. Guru
memberikan penghargaan yakni kepada para siswa yang telah
berani menjawab maju kedepan kelas yaitu berupa bintang
prestasi yang akan ditempelkan pada papan skor siswa
sehingga siswa tahu keaktifannya sendiri.
c) Kegiatan Penutup
Guru membagikan soal evaluasi kepada siswa untuk
dikerjakan secara individu. Setelah selesai, lembar jawaban
dikumpulkan kepada guru. Guru membagikan hasil evaluasi
pertemuan sebelumnya dan member penguatan bagi siswa agar
lebih rajin membaca agar memiliki pengetahuan yang luas
sehingga dapat mengerjakan soal dengan baik. Guru menugaskan
kepada siswa untuk membaca sumber belajar cetak yang telah
dibagikan oleh guru dan menjelaskan kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya.
2) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua pelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat sama dengan siklus I pertemuan kedua
yaitu menggunakan sumber belajar berupa artikel dari surat kabar atau
koran, hanya saja guru mengubah tempat duduk siswa menjadi dua
kubu sejajar dan kegiatan pembelajaran yang berbeda pula. Adapun
langkah-langkah pembelajarannya mencakup kegiatan-kegiatan
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru masuk kedalam kelas dan melakukan pengkondisian
kelas yakni mengajak siswa untuk merapikan tempat duduk
terlebih dahulu. Guru melanjutkan dengan kegiatan berdoa,
mengucap salam dan mengabsen kehadiran siswa pada pertemuan
ini. Guru melakukan apersepsi yakni bertanya kepada siswa
mengenai para menteri. Misalnya: sebutkan menteri yang termasuk
kedalam menteri departemen?. Guru menginformasikan kepada
siswa tujuan pembelajaran yang akan dicapai masih sama dengan
pertemuan sebelumnya yaitu siswa dapat mengidentifikasi,
menyebutkan serta menjelaskan organisasi sistem pemerintahan
tingkat pusat beserta tugas atau wewenangnya
b) Kegiatan Inti
(1) Eksplorasi
Siswa memperhatikan guru dalam menunjukkan lotre-
lotre peryanyaan yang telah dibuat siswa pada pertemuan
sebelumnya dan siswa bersiap-siap untuk menjawab lotre
tersebut. Siswa maju kedepan, mengambil lotre secara acak dan
membaca pertanyaan yang dibuat temannya. Siswa mulai
menjawab pertanyaan tersebut dan teman lain mengoreksi
jawaban temannya tersebut. kemudian siswa menunjuk
temannya secara acak untuk mengambil lotre dan menjawab
sedangkan teman lainnya mengoreksi jawaban tersebut. Guru
membatasi pertanyaan lotre ini dijawab oleh 5 siswa.
Siswa memilih secara acak berita dari surat kabar
sebanyak 16 berita yang isinya berbeda-beda sehingga semua
siswa memiliki beritanya masing-masing. Siswa
memperhatikan penjelasan guru mengenai kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan yakni siswa ditugaskan
untuk mencari informasi tentang pemerintah pusat (presiden,
wakil presiden, maupun para menteri) yang termuat didalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
berita tersebut dengan menggarisbawahi dan menjawab
persoalan pada LKS (lihat lampiran 21 halaman 178).
(2) Elaborasi
Siswa memakai nomor dada masing-masing sesuai
nomor absen selanjutnya duduk berdasarkan tempat duduk
yang telah ditentukan oleh guru. Siswa diberi Lembar Kerja
Siswa (LKS) untuk dijawab berdasarkan berita dari surat kabar
yang telah dipilih oleh siswa. Dalam mengerjkan LKS, siswa
mencari informasi baik membaca buku sumber atau sharing
dengan teman untuk menemukan jawaban. Setelah selesai,
siswa menempelkan artikel atau berita korannya dan memberi
nama serta keterangan singkat mengenai apa yang ditulisnya
pada sterofom yang telah disiapkan guru. Sedangkan LKS
dikumpulkan kepada guru.
Siswa maju kedepan untuk membacakan hasil
pekerjaannya dengan menunjukkan artikelnya pada sterofom
dan siswa lain mengorekasi apakah jawaban tersebut benar atau
salah.
(3) Konfirmasi
Guru memberikan penjelasan tambahan mengenai hasil
pekerjaan siswa yang telah dipresentasikan sehingga tidak
terjadi kesalahpahaman. Kemudian guru membimbing siswa
dalam menyimpulkan materi yang selama ini telah dipelajari.
c) Kegiatan Penutup
Siswa mengerjakan soal evaluasi (lihat lampiran 30
halaman 188). Setelah selesai, siswa mengumpulkan lembar
jawaban dan guru membagikan nilai evaluasi pertemuan
sebelumnya. Guru memberikan penguatan berupa reward bagi
siswa yang tercatat aktif pada papan skor dan menjelaskan proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan selama ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
c. Pengamatan atau Observasi
Pengamatan atau observasi dilakukan peneliti melalui observer
selama proses pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat berlangsung dengan menggunakan model
Resource Based Learning, yang meliputi: aktivitas siswa dalam
pembelajaran PKn mengenai organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat
serta mengamati keterampilan guru dalam mengajar PKn menggunakan
model Resources Based Learning (RBL) yang dapat meningkatkan hasil
belajar PKn mengenai organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat siswa.
Selain itu, peneliti juga mengamati atau mengobservasi hasil belajar PKn
mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat diakhir
pertemuan. Hasil pengamatan atau observasi selanjutnya digunakan
sebagai dasar tahap refleksi pada siklus II.
Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi selama proses
pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat
Pusat berlangsung pada siklusI I, diperoleh gambaran sebagai berikut:
1) Aktivitas Siswa
Dalam kegiatan pembelajaran PKn mengenai organiasasi
sistem pemerintahan tingkat pusat yang berlangsung pada siklus II,
diperoleh hasil observasi aktivitas siswa yang meliputi:
a) Aspek Psikomotor
Dalam aspek psikomotor yang dinilai adalah pemberdayaan
sumber belajar yang meliputi: (1) membawa sumber belajar yang
relevan dengan materi, (2) memilih sumber belajar yang tepat, (3)
memanfaatkan sumber belajar dengan baik, dan (4) keberhasilan
dalam menemukan atau mencari informasi dari sumber belajar
yang ada (lihat lampiran 32 halaman 191) sebagai berikut:
(1) Siswa sudah sangat baik dalam membawa sumber belajar
dibuktikan dengan semua siswa sudah memiliki dan membawa
sumber belajar cetak untuk membantu siswa dalam belajar dan
menemukan informasi bagi pengetahuan mereka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
(2) Siswa memilih sumber belajar cetak yang relevan dengan
materi pembelajaran yakni organisasi sistem pemerintah tingkat
pusat dengan sangat baik. Siswa memilih sumber belajar cetak
berupa kopian buku dan artikel yang relevan dengan materi
ajar.
(3) Siswa sudah memanfaatkan sumber belajar dengan baik saat
proses pembelajaran berlangsunng. Siswa sudah menggunakan
sumber belajar cetak dan membacanya untuk mencari
informasi.
(4) Siswa secara umum sudah dapat menemukan informasi dan
mengolahnya menjadi sebuah jawaban dari pertanyaan atau
dari apa yang belum mereka ketahui.
Pengamatan guru terhadap aspek psikomorik siswa dalam
pemberdayaan sumber belajar materi Organisasi Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat pada siklus II (lampiran 38 halaman
205) dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini:
Tabel 4.8 Daftar Hasil Pengamatan Aspek Psikomotorik
Pemberdayaan Sumber Belajar Siklus II
No. Skor Tiap Aspek
(1) (2) (3) (4)
1 5 4,3 3,8 3,9
2 5 4,1 3,9 3,7
Rata-rata 5 4,2 3,6 3,8
Berdasarkan tabel 4.8 mengenai hasil pengamatan aspek
psikomotorik siswa dalam pemberdayaan sumber belajar disaat
pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan
Tingkat Pusat, dapat disajikan dengan grafik yang tertera pada
gambar 4.8.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
Gambar 4.8 Grafik Hasil Pengamatan Aspek Psikomotorik
Pemberdayaan Sumber Belajar Siklus II
Berdasarkan grafik 4.8 diatas, dapat disimpulkan bahwa
dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan guru, diperoleh hasil
belajar psikomotorik siswa secara umum sudah baik dalam tiap
aspek. Aspek siswa dalam membawa sumber belajar memperoleh
nilai sebesar 5 artinya sudah sangat baik dan relevan dengan
materi. Aspek pemilihan sumber belajar, siswa memperoleh nilai
sebesar 4,2 artinya sudah sangat baik dan tepat dalam memilih
sumber belajar. Pada aspek pemanfaatan sumber belajar sebesar
3,6 artinya siswa sudah dapat dalam memanfaatkan sumber belajar
dengan baik. Sedangkan dalam aspek keberhasilan menemukan
informasi sebesar 3,8 artinya siswa sudah bisa menemukan
jawaban dengan baik dan benar.
b) Aspek Afektif
Aspek afektif yakni keterampilan sosial yang diamati dalam
penelitian inikan meliputi: (1) bertanya, (2) menyumbang ide atau
pendapat, (3) menjadi pendengar yang baik, dan (4) bekerja sama
(lihat lampiran 39 halaman 206). Adapun hasil yang diperoleh
adalah:
5
4.3
3.8 3.9
5
4.13.9
3.7
5
4.2
3.63.8
0
1
2
3
4
5
6
Aspek (1) Aspek (2) Aspek (3) Aspek (4)
pertemuan 1 pertemuan 2 rata-rata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
(1) Siswa sudah menunjukkan antusiasnya untuk bertanya baik
terhadap guru maupun dengan teman.
(2) Siswa sudah tidak takut lagi dan sangat bersemangat dalam
berpendapat dan menjawab pertanyaan guru karena dibantu
dengan kehadiran papan skor serta nomor dada siswa sehingga
siswa merasa tertantang untuk saling berlomba menjawab.
(3) Siswa sangat memperhatikan penjelasan guru karena
termotivasi dari hasil belajar yang diperoleh pada pertemuan-
pertemuan sebelumnya sehingga siswa bersungguh-sungguh
untuk belajar.
(4) Siswa sudah bekerja sama saat proses pemerolehan informasi
dan saling membantu teman yang lain yang masih tertinggal.
Hasil pengamatan afektif siswa pada siklus II (lampiran 45
halaman 217) tersebut dapat diperjelas dan dilihat pada tabel 4.9
berikut ini:
Tabel 4.9 Daftar Hasil Pengamatan Aspek Afektif Keterampilan
Sosial Siswa Siklus II
No. Skor Tiap Aspek
(1) (2) (3) (4)
1 3,4 3,1 4,1 3,6
2 3,1 3,3 5 3,9
Rata-rata 3,3 3,2 4,6 3,8
Berdasarkan tabel 4.9 mengenai hasil pengamatan aspek
afektif yakni mengamati keterampilan sosial siswa disaat
pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan
Tingkat Pusat berlangsung, dapat disajikan dengan grafikyang
tertera pada gambar 4.9.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
Gambar 4.9 Grafik Hasil Pengamatan Aspek Afektif Keterampilan
Sosial Siswa Siklus II
Berdasarkan grafik di atas, hasil pengamatan keterampilan
sosial siklus II secara umum siswa sudah baik. Pada keterampilan
bertanya siswa memperoleh nilai sebesar 3,3 artinya siswa sudah
baik dan mau untuk bertanya. Keterampilan berpendapat atau
menjawab sebesar 3,2 artinya sudah baik dan antusias. Aspek
keterampilan memperhatikan guru sebesar 3,8 artinya sudah sangat
baik dan keterampilan bekerja sama atau sharing dengan teman
sebesar 3,8 dalam artian sudah baik dan mau untuk bekerja sama dan
saling membantu.
2) Aktivitas Guru
Dari data observasi dalam siklus II selama 2 kali pertemuan
diperoleh hasil observasi (lampiran 48 halaman 235) sebagai berikut:
a) Pada kegiatan pra pembelajaran, guru sudah memeriksa kesiapan
siswa dan mempersiapkan ruang, alat dan media pembelajaran
dengan sangat baik.
b) Pada kegiatan membuka pelajaran, guru sudah melakukan absensi,
menyampaikan tujuan yang akan dicapai serta merencanakan
kegiatan pembelajaran dengan sangat baik.
3.43.1
4.1
3.6
3.13.3
5
3.9
3.3 3.2
4.6
3.8
0
1
2
3
4
5
6
Aspek (1) Aspek (2) Aspek (3) Aspek (4)
pertemuan 1 pertemuan 2 rata-rata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
c) Penguasan guru terhadap materi pembelajaran sudah sangat baik
yakni sudah baik dalam mengaitkan materi materi pembelajaran
dengan pengetahuan lain serta sesuai dengan realitas kehidupan
dan juga sangat baik dalam menyampaikan materi yang diajarkan.
Hal itu dibuktikan dengan banyaknya siswa yang sudah mulai
mengerti tentang materi yang disampaikan guru hingga mulai
bertanya apa yang belum mereka mengerti.
d) Guru sudah menggunakan pendekatan atau strategi pembelajaran
dengan baik yaitu sudah sangat baik dalam menggunakan model
pembelajaran Resource Based Learning sehingga pembelajaran
sesuai dengan tujuan yang dicapai dan maksimal, guru sangat baik
dalam memberi pelajaran secara runtun, bersifat kontekstual serta
guru sangat baik dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
alokasi waktu yang ditentukan.
e) Guru sangat baik dalam pemanfaatan sumber belajar/ media
pembelajaran, menghasilkan pesan yang menarik, dan sudah sangat
baik untuk melibatkan siswa dalam pemanfaatan sumber belajar
(siswa ikut mencari sumber belajar sendiri).
f) Pada proses pembelajaran, guru sudah memicu dan memelihara
keterlibatan siswa dengan sangat baik. Guru sudah sangat baik
dalam menumbuhkan keaktifan siswa, menumbuhkan antusias
siswa baik dalam bertanya maupun menjawab, bersikap terbuka
dan hangat kepada siswa. Hal itu dibuktikan guru memodifikasi
pertanyaan-pertanyaan dalam kuis-kuis sehingga siswa antusias
dan berlomba-lomba untuk memecahkannya dengan aktif
membaca sumber belajar yang telah disediakan. Selain itu guru
juga memasang nomor dada pada siswa agar siswa menunjukkan
diri mereka aktif serta memberikan papan skor siswa yang mana
memacu semangat siswa untuk menjawab.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
g) Guru sudah melakukan penilaian proses dan hasil dengan baik
yakni guru sudah sangat baik dalam memilih dan melakukan
penilaian akhir sesuai dengan tujuan.
h) Guru sudah baik dalam penggunaan bahasa baik secara lisan
maupun tertulis.
i) Guru sudah baik dalam menutup pelajaran serta memberikan
motivasi
Untuk lebih jelasnya, berikut rekapitulasi hasil pengamatan
aktivitas guru dalam pembelajaran PKn siklus I (Lampiran 48 dan 235)
yang disajikan dalam bentuk tabel 4.10.
Tabel 4.10 Nilai Kemampuan Guru Mengajar Siklus II
No Keterangan Nilai Prosentase (%)
1 Pertemuan 1 3.63 90.75
2 Pertemuan 2 3.79 94.75
Nilai Rata-rata 3.71 92,75
Berdasarkan nilai kemampuan guru dalam mengajar pada
siklus II yang terlihat pada tabel 4.10, dapat disajikan dalam gambar 14
sebagai berikut:
Grafik 4.10. Grafik Nilai Kemampuan Guru Mengajar Siklus I
3.63
3.79
3.71
3.55
3.6
3.65
3.7
3.75
3.8
3.85
pertemuan 1 pertemuan 2 Nilai Rata-rata
nila
i
kemampuan guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
Berdasarkan tabel 4.10 dan gambar 4.10, nilai kemampuan
guru mengajar di kelas IV pada siklus II diperoleh nilai rata-rata
sebesar 3.71. Hal ini dapat diartikan bahwa pembelajaran yang
berlangsung sudah baik dengan criteria yang sangat memuaskan.
3) Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan
Tingkat Pusat diperoleh dari hasil evaluasi individu siswa setelah
pembelajaran PKn selesai. Adapun rekapitulasi daftar nilai hasil
belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat
yang diperoleh siswa pada pertemuan 1 dan 2, dapat dilihat pada
lampiran 49 halaman 238. Untuk lebih jelasnya berikut akan disajikan
tabel hasil belajar PKn siklus II.
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar PKn Tentang Organisasi
Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat Siklus II
No Interval
Nilai
Frekuensi
(fi)
Nilai Tengah
(xi) fi.xi
Prosentase
(%)
1 50 – 59 1 54,5 54,5 6,25
2 60 – 69 1 64,5 64,5 6,25
3 70 – 79 2 74,5 149 12,5
4 80 – 89 5 84,5 422,5 31,25
5 90 – 99 7 94,5 661,5 43,75
Jumlah 16 1352 100
Nilai rata-rata = 1352 : 16 = 84,5
Ketuntasan klasikal = ( 14 : 16) x 100 % = 87,5 %
Nilai Di bawah KKM = (2 : 16) x 100% = 12,5 %
Nilai Tertinggi = 97
Nilai Terendah = 50
Berdasarkan tabel prosentase hasil belajar PKn mengenai
organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat siswa kelas IV SDN 01
Jatisawit pada siklus II (lampiran 49 halaman 238) maka dapat
disajikan dalam grafik yang tertera pada gambar 4.11.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
Gambar 4.11 Grafik Hasil Belajar PKn Mengenai Organisasi Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat Kelas IV SDN 01
Jatisawit Pada Siklus II
Berdasarkan grafik di atas, nilai hasil belajar PKn mengenai
Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siklus II diperoleh rata-
rata kelas sebesar 84,5. Siswa yang memperoleh nilai 50 – 59
sebanyak 1 siswa atau 6,25%. Siswa yang memperoleh nilai 60 – 69
sebanyak 1 siswa atau 6,25%. Siswa yang memperoleh nilai 70 – 79
sebanyak 2 siswa atau 12,5%. Siswa yang memperoleh nilai 80 – 89
sebanyak 5 siswa atau 31,25%. Siswa yang memperoleh nilai 88 – 97
sebanyak 7 siswa atau 43,75%.
Berdasarkan data hasil belajar PKn mengenai Organisasi
Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit
pada siklus II diatas kemudian hasilnya dapat dibandingkan dengan
hasil belajar pada siklus I. Adapun perbandingan hasil belajar PKn
mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas
IV SDN 01 Jatisawit antara siklus I dan siklus II (lampiran 49 halaman
238) adalah seperti pada tabel 4.12 berikut ini:
1 1
2
5
7
0
1
2
3
4
5
6
7
8
50-59 60-69 70-79 80-89 90-97
fre
kue
nsi
interval nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
Tabel 4.12 Perbandingan hasil belajar PKn Tentang Organisasi Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit
Siklus I dan Siklus II
No Keterangan Siklus I Siklus II
1 Nilai Terendah 48 50
2 Nilai Tertinggi 95 97
3 Nilai Rata-rata 75,67 84,5
4 Ketuntasan Klasikal (%) 67,5 87,5
Dari tabel 4.12 mengenai perbandingan Perbandingan hasil belajar
PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas
IV SDN 01 Jatisawit antara siklus I dan siklus II dapat diperjelas dengan
gambar grafik sebagai berikut:
Gambar 4.12 Grafik Perbandingan hasil belajar PKn Tentang Organisasi
Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV SDN 01
Jatisawit siklus I dan siklus II
Berdasarkan tabel 4.12 dan gambar 4.12, maka dapat diketahui
bahwa:
a) Nilai terendah hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV 01 Jatisawit mengalami
peningkatan dari siklus I ke siklus II, yaitu dari 48 menjadi 50.
48
95
75.6767.5
50
97
84.5 87.5
0
20
40
60
80
100
120
Nilai terendah Nilai tertinggi Nilai rata-rata Ketuntasan klasikal
Siklus I Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
b) Nilai tertinggi hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV 01 Jatisawit mengalami
peningkatan dari siklus I ke siklus II, yaitu dari nilai 95 menjadi 97.
c) Nilai rata-rata hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV 01 Jatisawit mengalami
peningkatan sebanyak 8,87, yaitu dari nilai 75,63 pada siklus I menjadi
84,5 pada siklus II.
d) Ketuntasan klasikal dalam pembelajaran PKn mengenai Organisasi
Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV 01 Jatisawit
mengalami peningkatan sebanyak 20%, yaitu dari 67,5% menjadi
87,5%. Dari data tersebut, dapat diartikan bahwa jumlah siswa yang
dinyatakan tuntas atau mendapat nilai diatas KKM naik sejumlah 4
siswa, yaitu pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat menggunakan model RBL pada siklus I
yang tuntas sejumlah 10 siswa dan pada siklus II siswa yang tuntas
meningkat menjadi 14 siswa. Dengan demikian dapat dinyatakan pula
bahwa masih ada 2 siswa yang hasil belajarnya belum tuntas dalam
pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat
Pusat siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi pada siklus II, dapat disimpulkan
bahwa kualitas pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat yang menggunakan model Resource Based
Learning baik proses maupun hasil belajar telah menunjukkan adanya
peningkatan yang signifikan.
Keberhasilan proses pembelajaran PKn mengenai Organisasi
Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat dapat dilihat dari aktivitas siswa dan
guru sebagai berikut ini:
1) Aktivitas Siswa
Berdasarkan lembar observasi dalam proses pembelajaran PKn
yang sedang berlangsung yang menggunakan model Resource Based
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
Learning, siswa menunjukkan peningkatan baik aspek psikomotorik
maupun afektif. Peningkatan tersebut diperoleh dari perbandingan
hasil pengamatan pada siklus I dan siklus II.
Pada aspek psikomotorik, siswa secara umum sudah menjadi
lebih baik lagi dalam pemberdayaan sumber belajar. Pada aspek
pemanfaatan sumber belajar, siswa mengalami peningkatan. Dengan
diadakannya pertanyaan dalam bentuk kuis, siswa ternyata menjadi
lebih peduli terhadap pengetahuan yang mereka miliki sehingga siswa
mau memanfaatkan sumber belajar yang tersedia untuk dibaca.
Sedangkan pada aspek keberhasilan siswa dalam memperoleh
informasi juga menjadi lebih baik. Siswa sudah berhasil menemukan
informasi dan menyusunnya menjadi sebuah jawaban yang baik dan
benar.
Pada aspek afektif siswa yakni mengamati keterampilan sosial
siswa dalam pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat melalui model Resource Based Learning
juga mengalami peningkatan khususnya pada keterampilan bertanya
dan berpendapat siswa. Pada siklus I, keterampilan siswa dalam
bertanya dan berpendapat hanya cukup baik dikarenakan secara umum
siswa masih banyak yang merasa malu dan sedikit takut akan membuat
kesalahan sehingga tidak maksimal. Sedangkan setelah diadakan upaya
untuk memotivasi keterampilan siswa tersebut yakni dengan
menempelkan nomor dada siswa dan menggunakan papan skor pada
proses pembelajaran siklus II, siswa merasa tertantang untuk
menunjukkan pengetahuannya dari apa yang mereka peroleh (sumber
belajar). Siswa lebih antusias, bersemangat, dan saling berlomba untuk
bertanya dan berpendapat atau menjawab pertanyaan dari guru.
2) Kegiatan Guru
Pada proses pembelajaran di siklus II, guru lebih matang dalam
mempersiapkan kemampuannya mengajar PKn mengenai Organisasi
Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat melalui model Resource Based
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
Learning. Guru lebih mampu mengkondisikan kelas dan
menyampaikan materi secara gamblang serta jelas. Guru juga sudah
mampu memotivasi keantusiasan dan keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran. Guru sudah menyediakan sumber belajar yang
mencukupi bagi semua siswa sehingga tidak ada lagi siswa yang
bermalas-malasan dan hanya mengandalkan teman saja.
Berdasarkan hasil refleksi diatas maka dapat dikatakan bahwa proses
pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat
melalui model Resource Based Learning mampu menghasilkan proses
pembelajaran yang berkualitas dan bermakna bagi siswa. Selain meningkatkan
kualitas proses pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan
Tingkat Pusat dengan menggunakan model Resource Based Laerning ini juga
meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan data hasil belajar siswa yang
diperoleh pada saat observasi, data kemudian dianalisis. Analisis hasil
tindakan siklus II direfleksi sesuai dengan proses pembelajaran yang
dilakukan. Tahap refleksi dilakukan dengan cara melihat peningkatan dan
membandingkan antara hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat pada saat pratindakan dengan hasil belajar PKn
mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat pada siklus II.
Setelah itu, hasil yang dicapai pada siklus II dibandingkan dengan indikator
kinerja yang telah ditetapkan oleh peneliti. Indikator kinerja pada siklus II
yaitu penelitian dinyatakan yaitu 73 dengan rata-rata kelas mencapai nilai 80.
Dari hasil penelitian siklus II, maka peneliti mengulas secara cermat
bahwa dilihat dari data perkembangan hasil belajar PKn mengenai Organisasi
Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat dan ketuntasan klasikal yang dapat dilihat
pada tabel 4.12 dan gambar 4.12 dapat dikatakan bahwa penelitian sudah
berhasil. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah siswa yang tuntas atau mencapai
KKM (73) sudah memenuhi kriteria indikator kinerja yang telah ditetapkan,
bahkan lebih tinggi dari yang ditargetkan yaitu sebanyak 14 siswa atau sebesar
87,5% dan nilai rata-rata kelas juga sudah mencapai indikator kinerja yaitu
84,5. Sedangkan 12,5% siswa atau sebanyak 2 siswa masih belum tuntas,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
sehingga peneliti mengadakan bimbingan belajar dan memberikan soal remidi.
Dari hasil remidi, kedua siswa tersebut mengalami ketuntasan. Dengan
demikian, penelitian dihentikan dan tidak perlu dilanjutkan ke siklus
selanjutnya. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran
Resource Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar PKn mengenai
Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV SDN 01
Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus
Berdasakan hasil analisis setelah diadakan tindakan yakni pada siklus I
dan II dapat diketahui meningkatnya kualitas proses pembelajaran dan hasil
belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat melalui
penerapan atau penggunaan model pembelajaran Resource Based Learning.
Peningkatan kualitas proses pembelajaran dapat diketahui dari aktivitas siswa
dalam pembelajaran dan kemampuan guru dalam mengajar PKn mengenai
Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat. Peningkatan kualitas proses
pembelajaran Pkn menggunakan model RBL dapat diperoleh dari beberapa hal
berikut:
1. Aktivitas Siswa
a. Aspek Psikomotorik
Perkembangan siswa dalam aspek psikomotorik yakni dalam
pemberdayaan sumber belajar yang meliputi: (1) membawa sumber belajar
yang relevan dengan materi, (2) memilih sumber belajar yang tepat, (3)
memanfaatkan sumber belajar dengan baik, dan (4) keberhasilan dalam
menemukan atau mencari informasi dari sumber belajar yang ada, saat
proses pembelajaran PKn mengenai organisasi sistem pemerintahan pusat
(lampiran 35 halaman 198 dan lampiran 38 halaman 205) dapat dilihat
pada tabel 4.13 berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
Tabel 4.13 Perbandingan Prosentase Aspek Psikomotorik Siswa dalam
Pembelajaran Pkn Mengenai Organisasi Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat Siklus I dan Siklus II
Aspek Psikomotor Siklus I Siklus II
(1) 4,5 5
(2) 3,9 4,2
(3) 3,1 3,6
(4) 3,2 3,2
Berdasarkan tabel 4.13 mengenai perbandingan prosentase aspek
psikomotorik siswa dalam pembelajaran Pkn mengenai Organisasi Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat Siklus I dan Siklus II dapat diperjelas dengan
grafik seperti berikut ini:
Gambar 4.13 Grafik Perbandingan Prosentase Aspek Psikomotorik Siswa
dalam Pembelajaran Pkn Tentang Organisasi Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan gambar 4.13 diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa
aspek psikomorik siswa dalam pemberdayaan sumber belajar
menunjukkan adanya peningkatan yaitu:
4.5
3.9
3.1 3.2
5
4.2
3.63.2
0
1
2
3
4
5
6
Aspek (1) aspek (2) Aspek (3) Aspek (4)
Siklus I Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
a) Aspek siswa membawa sumber belajar yang relevan dengan materi
ajar meningkat dari 4,5 pada siklus I menjadi 5 pada siklus II. Dalam
artian seluruh siswa sudah membawa sumber yang relevan materi ajar.
b) Siswa dalam memilih sumber belajar yang tepat meningkat dari 3,9
(cukup baik) menjadi 4,2 (baik).
c) Dalam aspek pemanfaatan sumber belajar meningkat dari 3,1 pada
siklus I menjadi 3,6 pada siklus II. Hal tersebut berarti bahwa siswa
yang mau memanfaatkan sumber belajar bertambah.
d) Kemampuan siswa dalam menemukan informasi menjadi jawaban
masih tetap baik yakni siswa sudah mampu menemukan informasi dan
menyusunnya menjadi sebuah jawaban yang baik dan benar.
b. Aspek Afektif Siswa
Aspek afektif yakni keterampilan sosial yang diamati dalam
penelitian ini meliputi: (1) bertanya, (2) menyumbang ide atau pendapat,
(3) menjadi pendengar yang baik, dan (4) bekerja sama (lihat lampiran 39
halaman 214). Setelah diadakan pengamatan, hasil belajar aspek afektif
keterampilan sosial siswa mengalami peningkatan pada tiap siklusnya
(lihat lampiran 42 halaman 212 dan lampiran 45 halaman 217).
Perbandingan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut ini:
Tabel 4.14. Perbandingan Prosentase Aspek Afektif Siswa dalam
Pembelajaran Pkn Mengenai Organisasi Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat Siklus I dan Siklus II
Aspek Psikomotor Siklus I Siklus II
(1) 2,9 3,3
(2) 2,7 3,2
(3) 4 4,6
(4) 3,8 3,8
Berdasarkan tabel 4.14 mengenai perbandingan prosentase aspek
afektif yakni keterampilan sosial siswa Siklus I dan Siklus II dapat
diperjelas dengan grafik seperti berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
Gambar 4.14 Grafik Perbandingan Prosentase Aspek Psikomotorik Siswa
dalam Pembelajaran Pkn Mengenai Organisasi Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan gambar 4.14 diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa
aspek psikomorik siswa dalam pemberdayaan sumber belajar
menunjukkan adanya peningkatan yaitu:
a) Keterampilan bertanya siswa meningkat yakni pada siklus I mendapat
2,9 naik menjadi 3,3 pada siklus II.
b) Keterampilan berpendapat atau menjawab siswa meningkat, dari 2,7 di
siklus I naik menjadi 3,2 pada siklus II.
c) Keterampilan siswa dalam memperhatikan penjelasan guru meningkat
dari 4 pada siklus I naik menjadi 4,6 pada siklus II.
d) Sedangkan keterampilan siswa dalam bekerja sama masih tetap baik
yakni pada siklus I dan siklus II sebesar 3,8.
2. Kemampuan Guru Mengajar
Dalam kegiatan pembelajaran PKn mengenai Orgnisasi Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat melalui model Resource Based Learning, guru
sudah mampu mengajar dengan maksimal dan menghasilkan proses
pembelajaran yang bermakna bagi siswa (lihat lampiran 48 halaman 235).
Kemampuan guru dalam mengajar sudah mengalami peningkatan pada tiap
2.92.7
43.8
3.3 3.2
4.6
3.8
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
5
Aspek (1) aspek (2) Aspek (3) Aspek (4)
Siklus I Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
siklusnya. Agar lebih jelas adanya peningkatan kemampuan dalam mengajar
PKn menggunakan model Resource Based Learning dapat dilihat pada tabel
18 sebagai berikut:
Tabel 4.15 Perbandingan Kemampuan Guru dalam Mengajar PKn Tentang
Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat Siklus I dan
Siklus II
Siklus Nilai
I 3,25
II 3,71
Berdasarkan tabel 4.15 diatas, dapat diperjelas lagi dengan gambar
grafik kemampuan guru 4.15 seperti berikut ini:
Gambar 4.15 Grafik Perbandingan Kemampuan Guru dalam Mengajar PKn
Mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat
Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan hasil perbandingan kemampuan guru dalam mengajar
mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat antara siklus I dan
siklus II mengalami peningkatan. Kemampuan guru dalam mengajar
meningkat 0,46 poin yaitu dari 3,25 naik menjadi 3,71. Dari hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa guru sudah berhasil mengajar dengan hasil yang
memuaskan.
Berdasakan hasil analisa setelah diadakan tindakan siklus I dan II
maka hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan PKn
3.253.71
0
1
2
3
4
Siklus I Siklus II
Kemampuan Guru
Siklus I Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
Tingkat Pusat siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar Tahun
Pelajaran 2011/2012 juga mengalami peningkatan. Ketuntasan nilai siswa
secara klasikal dan nilai rata-rata kelas siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit juga
mengalami peningkatan. Peningkatan dapat dilihat pada data perkembangan
hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat,
nilai rata-rata dan ketuntasan klasikal yang dapat dilihat pada tabel 4.16.
Tabel 4.16 Perbandingan Hasil Belajar PKn mengenai Organisasi Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit
Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
No Keterangan Kondisi
Awal
Siklus I Siklus II
1. Nilai Terendah 5 48 50
2. Nilai Tertinggi 80 95 97
3. Nilai Rata-rata 55,81 75,67 84,5
4. Ketuntasan Klasikal (%) 37,5 62,5 87,5
Dari tabel perbandingan hasil belajar siswa antar siklus diatas dapat
diperjelas lagi menggunakan gambar 4.16 sebagai berikut:
Gambar 4.16 Grafik Perbandingan Hasil Belajar PKn mengenai Organisasi
Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV SDN 01
Jatisawit Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
5
80
55.81
37.5%
48
95
75.6767.5%
50
97
84.5 87.5%
0
20
40
60
80
100
120
Nilai Terendah Nilai Tertinggi Nilai Rata-rata Ketuntasan Klasikal (%)
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
Berdasarkan tabel 4.16 dan gambar 4.16, dapat dilihat bahwa hasil belajar
PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV
SDN 01 Jatisawit mengalami peningkatan mulai dari pratindakan atau kondisi
awal, siklus I sampai siklus II. Peningkatan tersebut terjadi dalam beberapa hal,
yaitu:
1. Nilai terendah yang diperoleh siswa pada kondisi awal sebesar 5; pada siklus I
naik menjadi 45; dan pada siklus II naik menjadi 50.
2. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa mengalami peningkatan, yaitu pada
kondisi awal sebesar 80; pada siklus I sebesar 95; siklus II menjadi 96.
3. Nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan yaitu pada kondisi awal sebesar
55,81; siklus I naik menjadi 75,67; dan pada siklus II naik menjadi 84,5. Niali
rata-rata kelas naik sebanyak 28,69 poin, yaitu dari 55.81 menjadi 84,5.
4. Ketuntasan klasikal mengalami peningkatan yaitu pada kondisi awal sebesar
37,5%; pada siklus I naik menjadi 67,5%; dan pada siklus II naik menjadi
87,5%. Ketuntasan klasikal siswa naik sebesar 50% yaitu dari 37,5% menjadi
87,5%.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan data hasil penelitian yang telah diuraikan pada subbab A
sampai dengan C diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran Resource Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar PKn
mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV SDN 01
Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012. Dalam penelitian ini,
hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa
kelas IV SDN 01 Jatisawit sudah mengalami peningkatan. Hal tersebut dibuktikan
adanya peningkatan nilai rata-rata kelas dan ketuntasan klasikal siswa yang
dicapai pada saat pratindakan, siklus I, dan siklus II.
Pada pratindakan dapat dilihat bahwa nilai terendah yang diperoleh siswa
sebesar 5, nilai tertinggi mencapai nilai 80, nilai rata-rata kelasnya hanya
mencapai 55,81 saja, sedangkan untuk ketuntasan klasikalnya sebesar 37,5% atau
sebanyak 6 siswa yang tuntas. Dengan kata lain, terdapat sebesar 62,5% atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
sejumlah 10 siswa yang tidak tuntas dalam mengikuti pembelajaran PKn
mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat.
Kemudian, pada siklus I mulai terjadi peningkatan. Nilai terendah yang
diperoleh siswa meningkat menjadi 48, nilai tertinggi naik menjadi 95, nilai rata-
rata kelas naik menjadi 75,63 dan ketuntasan klasikalnya mencapai 62,5% atau
sejumlah 10 siswa sudah mencapai nilai KKM atau lebih. Dengan kata lain, masih
terdapat 37,5% atau sejumlah 6 siswa yang belum tuntas dalam mengikuti
pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat.
Hasil belajar pada siklus I ini belum maksimal karena belum mencapai indikator
kinerja yang ditentukan peneliti yakni minimal 80% dari siswa mendapatkan nilai
≥ KKM (73) dengan rata-rata kelas mencapai nilai 80. Selain itu, peneliti hendak
membenahi kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I dan memperbaiki
kinerja guru yang kurang optimal maka dilanjutkan ke siklus II.
Selanjutnya, pada siklus II terjadi peningkatan yang lebih bagus lagi
dibandingkan dengan siklus I. Nilai terendah naik menjadi 50, nilai tertinggi naik
menjadi 97, nilai rata-rata kelas siswa mencapai 84,5 dan ketuntasan klasikal
mencapai 87,5% atau 14 siswa dari 16 siswa telah mencapai ketuntasan belajar.
Namun masih terdapat sebesar 12,5% atau sejumlah 2 siswa yang belum tuntas
atau mencapai nilai KKM (73) dikarenakan kedua siswa tersebut benar-benar
memiliki pengetahuan dan pemahaman yang rendah dibuktikan dengan hasil
belajar yang mereka peroleh selalu paling rendah dibandingkan dengan siswa lain.
Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan klasikal yang telah
dicapai pada siklus II telah mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan, yaitu
80% dari seluruh jumlah siswa tuntas atau mencapai nilai KKM (73) dan rata-rata
kelas minimal mencapai nilai 80.
Selain meningkatkan hasil belajar, penerapan model Resource Based
Learning juga menjadikan proses pembelajaran PKn menjadi lebih berkualitas dan
bermakna. Hanya saja terdapat beberapa hambatan yang masih ditemui pada
pelaksanaannya yakni yang menyangkut dengan aktivitas siswa dan guru dalam
pembelajaran. Adapun hambatan-hambatan atau kendala-kendala yang ditemui
pada siklus I, diantaranya: hambatan atau kendala yang dijumpai pada siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
yakni siswa belum terbiasa dalam proses pembelajaran yang berpusat pada siswa
yaitu menuntut keaktifan dan kreakivitas siswa dalam belajar sehingga pada
siklus, siswa masih merasa canggung dan malu saat kegiatan pembelajaran PKn
berlangsung. Selain hal tersebut, siswa juga belum terbiasa menggunakan
beraneka sumber belajar sehingga ketika guru memberikan beberapa sumber
belajar cetak berupa kopian buku-buku maupun artikel, siswa belum mampu
menggunakan secara maksimal (masih jarang digunakan, terbiasa satu sumber
belajar saja). Kendala lainnya yakni siswa belum terbiasa dengan pencarian berita
atau artikel dari koran, majalah maupun internet sehingga ketika ditugaskan untuk
mencari atau mengadakan sendiri sumber belajar tersebut, terdapat beberapa siswa
yang sumber belajarnya kurang relevan dengan materi yang sedang diajarkan.
Pembelajaran dengan sistem berkelompok sudah berjalan cukup baik tetapi secara
umum siswa kurang dapat belajar mandiri dalam membaca atau menemukan
informasi karena mengandalkan teman dalam kelompok yang lebih pandai.
a. Guru memberi dan menunjukkan papan skor siswa agar lebih termotivasi
untuk aktif dan berani dalam proses pembelajaran PKn berlangsung.
b. Guru mencari dan menyiapkan sendiri informasi (artikel maupun berita koran)
untuk sumber belajar siswa sehingga sumber belajar lebih tepat.
c. Guru mengubah aktifitas belajar siswa dari sistem berkelompok menjadi
belajar mandiri/individu tetapi masih diikuti sharing dengan teman sebagai
sumber belajar lainnya.
d. Guru memberikan pertanyaan atau permasalahan dalam bentuk kuis dan bagan
sehingga siswa lebih aktif dan lebih belajar mandiri dalam memperoleh
informasi
Adapun upaya yang dilakukan peneliti untuk mengatasi hambatan atau
kendala yang ada pada siklus I dan disempurnakan pada siklus II sehingga proses
pembelajaran berlangsung menjadi lebih baik, lebih berkualitas, dan lebih
bermakna. Salah satunya yaitu dengan membuat papan skor siswa dan memberi
nomor dada pada siswa pada saat pembelajaran sehingga dengan begitu siswa
sangat termotivasi untuk lebih aktif, kreatif, berani, dan percaya diri saat
pembelajaran PKn berlangsung. Selain itu, guru juga mencari, menyeleksi, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
menyiapkan sendiri sumber belajar cetak yang akan digunakan siswa untuk
mengorek informasi sehingga sumber belajar tersebut akan lebih sesuai dan
relevan dengan materi yang akan dipelajari. Perbaikan selanjutnya yakni kendala
atau masalah siswa dalam kegiatan belajar kelompok. Guru meniadakan sistem
belajar berkelompok dengan siswa belajar mandiri untuk menemukan jawaban
dari pertanyaan-pertanyaan atau masalah dengan membaca sumber belajar yang
telah disediakan guru. Dalam kegiatan ini siswa akan lebih giat membaca dan
mencari informasi sehingga pengetahuan siswa akan bertambah dan lebih percaya
diri akan kemampuannya dalam menjawab pertanyaan atau permasalahan yang
ada. Upaya selanjutnya yaitu guru menyediakan berbagai macam permasalahan
atau pertanyaan yakni baik dalam bentuk teka-teki silang dan bagan kosong
(dihadirkan dalam bentuk kuis), lotre pertanyaan maupun dalam bentuk artikel
sehingga siswa akan lebih tertarik dan tidak jenuh dalam proses pembelajaran.
Kuis tersebut dihadirkan untuk merangsang pengetahuan dan keberanian siswa
dalam menjawab pertanyaan. Dari data tersebut, dapat dikatakan bahwa proses
pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat
melalui model RBL dapat menumbuhkan partisipasi aktif dari siswa selama
pembelajaran berlangsung, baik meliputi aspek kognitif, psikomotor, maupun
afektif siswa dan didukung pula dengan kinerja guru yang optimal. Hal tersebut
memberikan bukti bahwa pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini telah berhasil
dan diakhiri pada siklus II.
Berdasarkan hasil wawancara antara peneliti dengan guru kelas IV yakni
ibu Sarmini, S.Pd, SD (lihat lampiran 2 halaman 128) hasil belajar PKn siswa
mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat sebelum menggunakan
model Resource Based Learning (RBL) masih tergolong rendah, siswa yang
tuntas hanya 37,5%. Hal itu dikarenakan faktor dari guru yang belum kreatif
dalam pengadaaan sumber belajar dan pengajaran guru yang terkadang selalu
ceramah dan hanya memberi tugas saja tanpa memberi penjelasan sehingga siswa
kurang maksimal dalam menyerap dan memperoleh materi pelajaran PKN
mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat. Sedangkan hasil
wawancara (lampiran 50 halaman 239) setelah menggunakan model pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
Resource Based Learning (RBL) dalam pembelajaran PKn mengenai Organisasi
Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat terbukti dapat meningkatkan hasil belajar
siswa, selain itu ketuntasan belajar PKn siswa juga meningkat. Hal itu
dikarenakan penggunaaan model pembelajaran Resource Based Learning (RBL)
dalam pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat
Pusat dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan membuat pembelajaran PKn
mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat menjadi lebih bermakna
dan memberikan kemudahan kepada siswa untuk memahami materi karena siswa
mencari dan menemukan sendiri informasi melalui kegiatan membaca berbagai
sumber belajar yang tersedia sehingga memperoleh pengetahuan yang lebih,
mengingat banyaknya kelebihan yang dimiliki model pembelajaran Resource
Based Learning (RBL) maka kendala-kendala dalam pelaksanaan pembelajaran
PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat dengan
menggunakan model RBL menjadi tidak berarti.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa salah satu upaya untuk
meningkatkan hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan
Tingkat Pusat siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar yaitu
dengan menggunakan model pembelajaran Resource Based Learning (RBL) yakni
belajar berdasarkan berbagai sumber belajar. Hal ini terjadi karena penerapan
model pembelajaran Resource Based Learning (RBL) dapat menjadikan
pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat
menjadi bermakna sehingga hasil belajar peserta didik meningkat. Jadi penerapan
model pembelajaran Resource Based Learning (RBL) dapat meningkatkan hasil
belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas
IV SDN 01 Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua
siklus, diperoleh kesimpulan bahwa melalui penggunaan model pembelajaran
Resource Based Learning (RBL) dapat meningkatkan hasil belajar PKn tentang
Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit,
Jatiyoso, Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. Hal tersebut dapat ditunjukkan
dengan meningkatnya nilai hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat pada setiap siklusnya. Pada pratindakan, nilai rata-
rata kelas siswa hanya 55,81 dengan ketuntasan klasikal sebanyak 6 siswa atau
sebesar 37,5%. Kemudian, pada siklus I nilai rata-rata kelas siswa meningkat
menjadi 75,63 dengan ketuntasan klasikal sebanyak 10 siswa atau sebesar 62,5%.
Pada siklus II, rata-rata kelas siswa meningkat lagi menjadi 84,5 dengan
ketuntasan klasikal sebanyak 14 siswa atau sebesar 87,5%.
B. Implikasi
Penelitian ini memberikan gambaran nyata bahwa keberhasilan proses dan
peningkatan hasil belajar PKn dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari
guru maupun siswa. Disamping itu, keberhasilan suatu pembelajaran juga
dipengaruhi oleh model dan media yang digunakan oleh guru selama proses
pembelajaran berlangsung. Faktor dari guru meliputi: kemampuan guru dalam
mengembangkan dan menyampaikan materi, keterampilan dalam mengelola kelas,
kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran yang inovatif dan
menggunakan sumber dan media belajar sebagai perantara dalam menyampaikan
materi. Sedangkan faktor dari siswa meliputi: keaktifan dan pengetahuan siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran.
Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan
pada penggunaan model pembelajaran Resource Based Learning (RBL) dalam
pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar tahun 2011/2012. Model
yang digunakan dalam penelitian ini adalah model siklus, dimana model siklus
yang digunakan terdiri dari dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 12 s.d.
17 Maret 2012 dan siklus II dilaksanakan pada tanggal 19 s.d. 26 Maret 2012.
Dalam setiap pelaksanaan siklus terdapat empat tahap kegiatan, yaitu perencanaan
tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Kegiatan ini dilaksanakan
berdaur ulang, sebelum melaksanakan tindakan dalam setiap siklus perlu adanya
perencanaan dengan memperhatikan keberhasilan siklus sebelumnya. Tindakan
dalam setiap siklus dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran.
Hal ini berdasar pada analisis perkembangan dari pertemuan satu ke pertemuan
berikutnya dalam satu siklus dan dari analisis perkembangan peningkatan proses
dalam siklus I sampai siklus II.
Berdasarkan hasil penelitian di atas terbukti bahwa penerapan model
Resource Based Learning (RBL) dapat meningkatkan hasil belajar PKn mengenai
Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat pada siswa kelas IV SDN 01
Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar tahun 2011/2012. Sehubungan dengan penelitian
ini maka dapat dikemukakan implikasi hasil penelitian sebagai berikut:
1. Peningkatan hasil belajar PKn tentang organisasi sistem pemerintahan tingkat
pusat melalui model Resource Based Learning, dapat dipertimbangkan untuk
menambah model pembelajaran bagi guru dalam memberikan materi
pelajaran.
2. Pembelajaran PKn melalui model Resource Based Learning dapat
meningkatakan hasil belajar siswa khususnya materi organisasi sistem
pemerintahan tingkat pusat.
3. Memberikan informasi bagi guru untuk menentukan strategi dan model
pembelajaran yang tepat dengan model Resource Based Learning untuk
meningkatkan hasil belajar PKn tentang organisasi sistem pemerintahan
tingkat pusat dan pelajaran lain pada umumnya.
4. Mendorong siswa untuk lebih belajar mandiri, berfikir logis, sistematis, dan
kritis dalam menemukan, menjawab maupun memecahkan masalah dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
memanfaatkan berbagai sumber belajar serta mengembangkan kreativitas dan
inisiatifnya untuk menunjang proses pembelajaran.
5. Menunjukkan pentingnya menerapkan model pembelajaran yang bervariasi
dan inovatif, salah satunya model Resource Based Learning yang terbukti
dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, tidak membosankan
sehingga terjalin hubungan yang hangat dan bersahabat antara guru dan siswa.
6. Sebagai masukkan bagi guru dan calon guru untuk meningkatkan keefektifan
strategi guru dalam mengajar serta meningkatkan kualitas proses pembelajaran
yang berlangsung sehubungan dengan hasil belajar siswa yag akan dicapai.
Hasil belajar siswa dapat ditingkatkan guru melalui penggunaan model,
metode, sumber belajar, dan media pembelajaran yang tepat bagi siswa.
7. Pembelajaran PKn tentang organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat
menggunakan model Resource Based Learning ini dapat digunakan dan
dikembangkan oleh guru dalam menghadapi masalah yang sejenis yang pada
umumnya dimiliki oleh sebagian besar siswa terutama untuk meningkatkan
hasil belajar siswa.
C. Saran
Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian, maka ada beberapa
saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan antara lain:
1. Bagi Sekolah
Hendaknya sekolah meningkatkan kualitas pembelajaran dengan
mengupayakan bagi guru untuk dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran
dengan berbagai macam model pembelajaran seperti model Resource Based
Learning agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan harapan.
2. Bagi Guru
a. Sebaiknya guru meningkatkan kompetensi keprofesionalannya dengan
merancang proses pembelajaran dengan metode yang kreatif dan inovatif
seperti model Resource Based Learning sehingga siswa menjadi lebih
mandiri, percaya diri, kreatif, dan aktif dalam belajar serta pembelajaran
akan menjadi lebih kondusif dan bermakna.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
b. Dalam penyampaian materi guru hendaknya tidak hanya menggunakan
buku paket saja tetapi melatih siswa untuk mencari dan memanfaatkan
sumber belajar lain untuk mendapatkan ilmu atau informasi sehingga
pengetahuan siswa akan lebih berkembang, siswa lebih mudah memahami
konsep, prinsip, sikap, dan keterampilan tertentu, serta mampu
memberikan pengalaman yang berbeda dan bervariasi. Proses
pembelajaran tersebut lebih mengarah dengan model Resource Based
Learning.
c. Guru hendaknya mengupayakan tindak lanjut terhadap pembelajaran
dengan menggunakan model Resource Based Learning (RBL) yakni
belajar menggunakan berbagai sumber belajar pada pembelajaran yang
akan dilaksanakan. Pemanfaatan berbagai sumber belajar dapat
memberikan bekal bagi peserta didik untuk melangkah lebih maju
menghadapi kemajuan zaman yakni memperoleh pengetahuan atau ilmu
dari berbagai sumber.
3. Bagi Siswa
Dengan penggunaan model Resource Based Learning dalam
pembelajaran, hendaknya siswa harus lebih megembangkan inisiatif, kreatif,
aktif, motivasi belajar dan meningkatkan kepercayaan diri dalam belajar.
Disamping itu, siswa juga diharapkan memiliki pemikiran yang luas akan
keberagaman sumber dalam memperoleh informasi sehingga dapat
mendukung siswa untuk tetap dapat belajar secara mandiri dalam
mengembangkan pengetahuan serta pemahamannya sehingga memperoleh
hasil belajar yang memuaskan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
DAFTAR PUSTAKA
Abimanyu, S. (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
AECT. (1977). Definisi Teknologi Pendidikan. Jakarta:Penerbit CV.Rajawali
Anitah, S. (2009). Tekonologi Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.
Arikunto, S, Suhardjono, & Supardi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
PT Bumi Aksara
Bestari, P. (2008). Mejadi Warga Negara yang Baik. Jakarta: Depdiknas.
Brown, Sally, & Smith, B. (1996). Resource-based Learning. London: Kogan
Page Limited.
Chaeruman. (2010). Belajar Berdasarkan Aneka Sumber. Diperoleh 18 Januari
2012 dari http://www.teknologipendidikan.net/.
Chang, Shu-Nu. (2007). Teaching Argumentation Through The Visual Models in
a Resource-based Learning Environment. Asia-Pasific: Forum on Science
Learning and Teaching Volume 8, Issue 1, Article 5, June 2007. Diperoleh
2 April 2012 dari http://www. Ied. Hk/ apfslt/v8_issue1/changsn/htm#9.
Dwijiastuti, M. G. (2008). Inovasi Pembelajaran SD. Surakarta: UNS Press
Ellington, Henry & Harrris, D. (1986). Dictionary of Instructional Technology.
London: Kogan Page
Fajar, A. (2009). Portofolio Dalam Pembelajaran IPS. Bandung: PT. Remaja
Rosda karya
Faridah, A. (2011). Meningkatkan Motivasi Belajar IPS Pada Materi Koperasi
Melalui Model Pembelajaran Resource-Based Learning pada siswa Kelas
IV SDN Cigadung 3 Kecamatan Karangtanjung Kabupaten Pandeglang
Tahun Ajaran 2010/2011. Pandeglang
Fitriani, A. (2009). Penerapan Model Resource Based Learning (RBL) untuk
Meningkatkan Keterampilan Berfikir Kreatif Dalam Memecahkan
Masalah Pada Pembelajaran Sejarah Siswa Kelas VIIA SMP 2 Mejobo
Kudus Tahun Ajaran 2008/2009. Semarang: Universitas Negeri
Semarang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
Haas, N. (2009). Makalah Belajar Berbasis Aneka Sumber. Diperoleh tanggal 18
Januari 2012 dari http://nurainihaas.blogspot.com/.
Harsanto, R. (2007). Pengelolaan Kelas yang Dinamis. Yogyakarta: Kanisius
Mardoto. (2009). Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan. Diperoleh tanggal 18
Januari 2012 dari http//educationsydicate.blogspot.com/2009I.
Marst, Patricia A. 2007. What is known about student learning outcomes and how
does it relate to the scholarshing of teaching and learning?. Georgia
Southern University: International Journal for the Shcolarship of
Teaching and Learning Volume 1 Number 2 Jully, 2007. ISSN 1931-
477.(http://www.georgiasouthern.edu./ijsotl diunduh 2 April 2012)
Miles, M. B & Huberman, A. M. (2007). Analisis Data Kualitatif. Jakarta:
Universitas Indonesia Press (UI-Press).
Mulyasa, E. (2008). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Mulyasa, E. (2007). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Nasution, M.A. (2011). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar & Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara
Noviyanti, A. (2011). Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Mengenal
Pemerintahan Pusat Melalui Model Student Teams Achievement Division
(STAD) Pada Siswa Kelas IV SDN Kalikudi 01 Tahun Pelajaran
2010/2011. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Pamudji, S. (1985). Perbandingan Pemerintahan. Jakarta: Bina Aksara.
Ressi, K.D. (2008). Pendidikan Kewarganegaraan 4. Jakarta: Depdiknas.
Rohani, A. (2004). pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Sadiman. (2004). Makalah Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk
Pembelajaran.
Sanjaya, W. (2010). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Kencana
Sarjan & Agung. (2008). Bangga Menjadi Insan Pancasila. Jakarta: Depdiknas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
Siregar, E. (2008). Pengembangan Belajar Berbasis Aneka Sumber (Bebas).
Diperoleh tanggal 18 Januari 2012 dari http://www.teknologi
pendidikan.net/wp-content.uploads/2008/02 Eveline Berbasis Aneka
sumber. Pdf.
Slamet, St. Y & WA, Suwarto. (2007). Dasar-dasar Metodologi Penelitian
Kualitatif. Surakarta: UNS Press
Sudjana, N. (2005). Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandun: Remaja
Rosdakarya.
Suprijono, A. (2011). Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Suwandi, S. (2008). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penelitian Karya
Ilmiah. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS.
Syafiie, I. K. (2011). Sistem Pemerintahan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Tim Ilmu pengembang Pendidikan. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan.
Jakarta: PT IMTIMA
Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Pemerintahan Daerah No. 32 Tahun
2004
Wahab, A.A. (2002). Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Bandung: CV
Maulana
Yanzi, H. 2011. Belajar Inovatif. Diperoleh tanggal 18 Januari 2012
http://staff.unila.ac.id/hermiyanzi/belajar inovatif.
Yamin, M. (2006). Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung
Persabda Press