peningkatan aktivitas dan hasil belajar …digilib.unila.ac.id/55132/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI PADA
PESERTA DIDIK KELAS IV SD NEGERI 2
AMBARAWA BARAT
(Skripsi)
Hendra Gunawan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN
MODEL INKUIRI PADA PESERTA DIDIK KELAS IV SD NEGERI 2
AMBARAWA BARAT
Oleh
Hendra Gunawan
Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar peserta
didik kelas IV SDN 2 Ambarawa Barat pada tema 9 sub tema 4. Tujuan
penelitian adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar tema 9 sub tema
4 dengan menerapkan model pembelajaran Inkuiri. Jenis penelitian adalah
penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus dengan tahapan setiap siklus
yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Alat pengumpulan data
penelitian berupa lembar observasi dan soal tes.Teknis analisis data berupa
analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan model
pembelajaran Inkuiri dapat meningkatkan aktivitas belajar pada siklus I aktivitas
belajar pesrta didik diperoleh nilai rata-rata 70,42 dengan persentase ketuntasan
62,5% dengan katagori baik dan pada siklus II menjadi 84,64 dengan persentase
ketuntasan sebesar 87,5%. Hasil belajar Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata
71,31 dengan persentase ketuntasan 68,75% dengan katagori baik dan pada siklus
II menjadi 83,59 dengan persentase ketuntasan sebesar 90,63% dengan katagori
sangat baik.
Kata kunci: aktivitas, hasil belajar, Inkuiri.
ABSTRACT
IMPROVING ACTIVITIES AND LEARNING OUTCOMES USING THE
INQUIRY MODEL IN PARTICIPANTS EDUCATION IN CLASS IV
SD NEGERI 2 AMBARAWA BARAT
By
Hendra Gunawan
The problem in this study was the low activity and learning outcomes of fourth
grade students of SDN 2 Ambarawa Barat on the theme of 9 sub-themes 4. The
purpose of the study was to improve the learning activities and themes of the 9
sub-themes 4 by applying Inquiry learning models. This type of research is
classroom action research which consists of two cycles with the stages of each
cycle, namely planning, implementation, observation and reflection. Research
data collection tools in the form of observation sheets and test questions.
Technique of data analysis in the form of qualitative analysis. The results showed
that the application of the Inquiry learning model can increase learning activities
in the first cycle of learning activities of the students obtained an average value of
70.42 with a percentage of completeness of 62.5% with good categories and in the
second cycle to be 84.64 with a percentage of completeness of 87 , 5%. Learning
outcomes In the first cycle obtained an average value of 71.31 with a percentage
of completeness of 68.75% with a good category and in the second cycle became
83.59 with a percentage of completeness of 90.63% with a very good category.
Keywords: activity, learning outcomes, inquiry.
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI PADA PESERTA
DIDIK KELAS IV SD NEGERI 2 AMBARAWA BARAT
Oleh
Hendra Gunawan
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Peneliti bernama Hendra Guanwan yang lahir di desa Ambarawa pada tanggal 13
Oktober 1986. Peneliti merupakan anak dari pasangan Ayahanda yang bernama
Ahyadi dan Ibunda yang bernama Baniyah. Adapun pendidikan formal yang
pernah di tempuh peneliti adalah:
1. Sekolah MI Yasmida Ambarawa, yang diselesaikan pada tahun 1999.
2. Sekolah MTs YPPTQ-MH Ambarawa, yang diselasaikan pada tahun 2002.
3. Sekolah SMA Negeri 2 Pringsewu, yang diselesaikan pada tahun 2005
4. D II PGSD / MI STIT Agus Salim Metro yang lulus pada tahun 2007.
Pada tahun 2013 peneliti diterima sebagai mahasiswa SI PGSD Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung.
Bandar Lampung, Agustus 2018
Peneliti
Hendra Gunawan
NPM 1313093043
MOTTO
“ Setelah Kesulitan Ada Kemudahan”
(Asy Syarh ayat 5-6 )
“Semampunya kita berusaha, tentang hasil akhir serahkan pada Tuhan yang Maha
Kuasa. (Hendra Gunawan)
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan Alhamdulillahirbbil’alamin kehadirat
Allah SWT, karena atas Rahmat dan Hidayah_Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. dengan segala
kerendahan hati, kupersembahkan karya sederhana ini
kepada:
Ayahanda, bundaku tercinta, istriku tercinta, dan para
sahabat-sahabatku tersayang yang telah memberi motivasi
bagi penulis untuk terus melanjutkan pendidikan.
Penulis juga mempersembahkan karya Ilmiah ini kepada
Almamater FKIP UNILA tempat penulis menimba Ilmu,
tempet yang telah mendidik dan mendewasakan penulis.
SANWACANA
Alhamdulillah, puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga peneliti mampu menyelesaikan
penyusunan skripsi yang berjudul“Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar
Menggunakan Model Inkuiri pada Peserta Didik Kelas IV SD Negeri 2 Ambarawa
Barat”. Skripsi ini disusun sebagai salah satus syarat untuk memperoleh gelar
sarjana pendidikan di UniversitasLampung.
Dengan kerendahan hati yang tulus peneliti mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd. Dekan FKIP Universitas Lampung.
2. Ibu Dr.Riswanti Rini, M.Si, Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung.
3. Bapak Drs.Maman Surahman, M.Pd, Ketua Program Studi S-1 PGSD
Universitas Lampung.
4. Ibu Dr.Riswanti Rini, M.Si, Dosen Pembimbing yang telah membimbing,
memberikan banyak motivasi dan saran-saran yang membangun, dan
meningkatkan rasa kepercayaan diri peneliti.
5. Bapak Drs. Sugiyanto, M.Pd. Dosen Pembahas yang telah memberikan
saran dan masukan yang sangat bermanfaat dan motivasi kepada peneliti
untuk bias menjadi lebih baik lagi.
6. Ibu Sri Pujiyanti, S.Pd, selaku Kepala SD Negeri 2 Ambarawa Barat serta
Dewan Guru dan Staf Administrasi yang telah banyak membantu peneliti
dalam penyusunan skripsi ini.
7. Ibu Siswati, S.Pd yang telah menjadi teman sejawat dan membantu
melaksanakan penelitian ini.
8. Siswa-siswi SD Negeri 2 Ambarawa Barat yang telah membantu dan
bekerjasama dalam kelancaran penelitian skripsi ini.
9. Seluruh rekan-rekan S1 PGSD dalam Jabatan angkatan 2013 yang telah
mendukung setiap langkah peneliti dan semoga tetap menjadi sahabat tanpa
melihat tempat dan waktu.
10. MA ( Mita dan Armalia) Manajemen yang sudah banyak membantu baik
pikiran, tenaga dan motivasi, smoga manajemen nya maju dan berkembang.
11. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan
skripsi ini.
Semoga Allah SWT melindungi dan membalas semua kebaikan yang sudah
diberikan kepada peneliti. Peneliti menyadari bahwa dalam skripsi ini masih
terdapat kekurangan, akan tetapi semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Amin.
Bandar Lampung, Agustus 2018
Peneliti
Hendra Gunawan
NPM 1313093043
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ...................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. ii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 5
C. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
D. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6
E. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Belajar dan Pembelajaran.................................................................... 8
1. Pengertian Belajar ........................................................................ 8
2. Pengertian Pembelajaran ............................................................. 9
3. Teori Belajar ................................................................................ 10
B. Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar .................................................... 14
1. Pengertian Aktivitas Belajar ........................................................ 14
2. Hasil Belajar ................................................................................ 15
C. Model Pembelajaran Inkuiri (Inquiry) ............................................... 17
1. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri (Inquiry) ....................... 17
2. Langkah-langkah Inkuiri .............................................................. 18
3. Kelebihan dan Kekurangan Inkuiri (Inquiry) .............................. 19
D. Kerangka Fikir Penelitian .................................................................. 22
E. Hipotesis Tindakan ........................................................................... 23
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................................... 24
B. Setting Penelitian ............................................................................... 24
C. Subjek penelitian .................................................................................25
D. Prosedur Penelitian ............................................................................ 25
E. Teknik dan Alat Pengumpulan data ................................................... 28
1. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 28
2. Alat Pengumpulan Data ............................................................. 29
F. Instrumen Penelitian ......................................................................... 29
1. Pedoman Observasi ..................................................................... 30
2. Tes .............................................................................................. 31
G. Teknik Analisis Data ......................................................................... 33
H. Indikator keberhasilan ...................................................................... 36
IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan
A. Pelaksanaan Tindakan ......................................................................... 37
B. Pelaksanaan Tindakan dan Hasil Penelitian ........................................ 38
Halaman
C. Rekapitulasi ......................................................................................... 55
D. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................. 58
V. Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan ………………………………………………………… 60
B. Saran ................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Data Nilai Ujian Tengah Semester Tema 9 Peserta Didik Kelas IV
Tahun Pelajaran 2016/2017 ............................................................. ii3
3.1 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Peserta Didik ......................... 30
3.2 Rubrik Penilaian Aktivitas Belajar Peserta Didik ........................... 31
3.3 Kisi-kisi Instrumen ........................................................................... 31
3.4 Katagori Nilai Aktivitas Peserta Didik ............................................ 34
3.5 Katagori Nilai Aktivitas Peserta Didik Secara Klasikal .................. 35
3.6 Kategori Hasil Belajar Peserta Didik ............................................... 35
3.7 Kategori Persentase Ketuntasan Belajar Kognitif Peserta didik ...... 36
4.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas ................................................... 37
4.2 Aktivitas Belajar Peserta didik ....................................................... 42
4.3 Rekapitulasi Data Aktivitas Peserta didik Belajar Siklus I ............ 43
4.4 Hasil Belajar Kognitif Siswa ........................................................... 44
4.5 Rekapitulasi Data Hasil Peserta didik Belajar Siklus I .................. 45
4.6 Aktivitas Belajar Peserta didik ...................................................... 52
4.7 Rekapitulasi Data Aktivitas Peserta didik Belajar Siklus I I ......... 53
4.8 Hasil Belajar Kognitif Siswa ........................................................... 53
4.9 Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siklus Siklus II ............................... 54
4.10 Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siklus I dan Siklus II ..................... 56
4.11 Rekapitulasi Hasil Belajar Peserta didik Siklus I dan Siklus II ....... 57
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Alur Pelaksanaan Tindakan Kelas ...................................................... 26
2. Rekapitulasi Aktivitas Belajar siklus I dan II ..................................... 56
3. Rekapitulasi hasil belajar kognitif siklus I dan II .............................. 57
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat Balasan ................................................................................................. 65
2. Silabus ............................................................................................................ 66
3. RPP Siklus I ................................................................................................... 71
4. Soal Siklus 1 ................................................................................................... 83
5. Lembar Aktivitas Siklus I ............................................................................... 88
6. Hasil belajar siklus I........................................................................................ 89
7. Rpp Siklus II ................................................................................................... 90
8. Soal Siklus II ............................................................................................... 103
9. Lembar Aktivitas Siklus II .............................................................................. 109
10. Hasil Belajar Siklus II .................................................................................... 110
11. Dokumentasi Siklus I dan II ......................................................................... 111
12. Surat Izin Melaksanakan Penelitian ............................................................... 112
13. Surat Keterangan Penelitian dari SD ............................................................. 113
14. Surat Keterangan Penelitian dari Teman Sejawat ........................................... 114
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan. Pendidikan yang mampu
mendukung pembangunan dimasa mendatang adalah pendidikan yang mampu
mengembangkan potensi peserta didik.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.
20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 (Ayat 1) menyatakan bahwa pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif.
mengembangkan potensi dirinya untuk memilki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara. Pentingnya arti pendidikan menuntut guru untuk lebih
bertanggung jawab dalam proses pembelajaran di kelas sehingga terjadi
peningkatan pada pengetahuan dan keterampilan peserta didik.
Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang sangat
berperan dalam mencerdaskan bangsa, dengan sumber daya manusia (SDM)
yang cerdas maka secara otomatis kemajuan suatu bangsa akan semakin cepat.
Pendidikan dasar khususnya SD sangat menentukan langkah kedepan
seseorang dalam melanjutkan jenjang pendidikannya. Penyelenggaraan
pendidikan harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan,
peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk
menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal,
2
nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara
terencana, terarah, dan berkesinambungan.
Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan
kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus
memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan
kesempatan belajar bagi peserta didiknya dan memperbaiki kualitas
mengajarnya. Guru dapat menerapkan berbagai model, pendekatan, metode,
teknik pembelajaran, seperti bagaimana bermain sambil belajar,
menggunakan alat peraga yang menarik atau memanipulasi alat peraga, dan
memberikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata peserta didik
sehingga muncul pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Pembelajaran yang mengimplementasikan berbagai hal tersebut, diharapkan
berdampak pada perolehan hasil belajar yang meningkat.
Berdasarkan hasil observasi pada peserta didik kelas IV SDN 2 Ambarawa
Barat, ditemukan aktivitas dan hasil belajar peserta didik masih rendah.
Aktivitas dan hasil belajar (1) masih terpusat pada guru (teacher center) yang
menyebabkan peserta didik menjadi pasif, (2)guru belum menggunakan
model-model pembelajaran yang bervariasi di kelas. Hal tersebut
mengakibatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik rendah dan belum
mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu
≥70. Di bawah ini adalah tabel hasil belajar ujian tengah semester pada tema
9 sub tema 4 peserta didik kelas IV SDN 2 Ambarawa Barat tahun pelajaran
2016/2017.
3
Tabel 1.1. Data Nilai Ujian Tengah Semester Tema 9 Peserta didik
Kelas IV SD Negeri 2 Ambarawa Barat
No Nilai Jumlah
Peserta didik
Persentase (%) Kriteria
1 < 70 23 28,23 Belum tuntas
2 ≥ 70 9 71,87 Tuntas
Jumlah 32 100
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 32 orang peserta didik
hanya 9 orang peserta didik (28,23%) yang telah mencapai KKM, sedangkan
23 orang peserta didik (71, 87%) belum tuntas atau belum mencapai KKM.
Sehingga dapat diketahui bahwa hasil belajara tema 9 sub tema 9 pada peserta
didik kelas IV SDN 2 Ambarawa Barat masih rendah. Rendahnya hasil
belajar tersebut dikarenakan beberapa kekurangan dalam pembelajaran,
diantaranya (1) guru belum optimal dalam menerapkan variasi model
pembelajaran.(2) guru kurang mengaitkan materi pembelajaran dengan situasi
dunia nyata peserta didik.(3) guru belum menerapkan model dalam
pembelajaran di SDN 2 Ambarawa Barat. (4) ditemukan beberapa masalah
peserta didik dalam proses pembelajaran antara lain: kurangnya perhatian
peserta didik ketika guru menjelaskan pelajaran, peserta didik kurang aktif
dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, khususnya dalam meningkatkan hasil belajar
peserta didik akan sangat tidak efektif apabila hanya menggunakan metode
ceramah dalam melakukan suatu proses pembelajaran di kelas. Oleh
karena itu, perlu dilakukan suatu pengembangan model pembelajaran untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik. Model pembelajaran
yang akan digunakan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta
didik yaitu dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri.
4
Menurut Djamarah (2010:19) model inkuiri adalah belajar mencari dan
menemukan sendiri. Dalam sistem pembelajaran ini guru menyajikan bahan
pelajaran tidak hanya dalam bentuk yang final, tetapi peserta didik diberi
peluang untuk mencari dan menemukan sendiri. Pembelajaran seperti ini akan
lebih mudah dihafal dan ingat, mudah ditransfer untuk memecahkan masalah.
Pengetahuan dan kecakapan peserta didik bersangkutan lebih jauh dapat
menumbuhkan motivasi instrinsik karena peserta didik merasa puas atas
penemuannya sendiri. Proses pembelajaran yang ada pada model inkuiri
mengharuskan guru tidak melepas begitu saja kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh peserta didik. Guru harus memberikan pengarahan dan
bimbingan kepada peserta didik dalam melakukan kegiatan-kegiatan sehingga
peserta didik yang berpikir lambat atau peserta didik yang mempunyai
intelegensi rendah tetap mampu mengikuti kegiatan-kegiatan yang sedang
dilaksanakan dan peserta didik mempunyai kemampuan berpikir tinggi tidak
memonopoli kegiatan. Peneliti juga melihat bahwa inkuiri adalah suatu
rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh
kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis,
kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri
penemuannya dengan penuh percaya diri. Sehingga model pembelajaran
inkuiri dapat dijadikan sebagai salah satu solusi guru dalam mengatasi
permasalahan yang terjadi pada peserta didik.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melaksanakan penelitian tindakan
kelas dengan judul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Menggunakan
5
Model Inkuiri pada Peserta didik Kelas IV SD Negeri 2 Ambarawa Barat
Kecamtan Amabarawa Tahun Pelajaran 2017/2018.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, perlu diidentifikasi hal-hal
yang berkaitan dengan upaya peningkatan aktivitas dan hasil belajar peserta
didik melalui model inkuiri pada tema kayanya negeriku peserta didik Kelas
IV SDN 2 Ambarawa Barat. Hal-hal tersebut adalah:
1. Rendahnya hasil belajar peserta didik pada pembelajaran tema kayanya
negeriku Tahun Pelajaran 2016/2017.
2. Guru belum optimal dalam menerapkan variasi model pembelajaran.
3. Guru kurang mengaitkan materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata
peserta didik.
4. Guru belum menggunakan model inkuiri dalam pembelajaran.
5. Kurangnya perhatian peserta didik ketika guru menjelaskan materi
pelajaran.
6. Peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah maka dapat dirumuskan masalah dalam
penelitian ini adalah peningkatan aktivitas dan hasil belajar menggunakan
model inkuiri pada peserta didik kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Ambarawa
Barat. Adapun permasalahannya ialah :
1. Apakah dengan menggunakan model inkuiri pada tema 9 sub tema 4 dapat
meningkatkan Aktivitas belajar peserta didik tahun pelajaran 2017/2018?
6
2. Apakah dengan menggunakan model inkuiri pada tema 9 sub tema 4 dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik tahun pelajaran 2017/2018?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan
penelitian ini untuk:
1) Meningkatkan aktivitas belajar peserta didik pada tema 9 sub tema 4 di
kelas IV SD Negeri 2 Ambarawa Barat menggunakan model Inkuiri tahun
pelajaran 2017/2018.
2) Meningkatkan hasil belajar peserta didik pada tema 9 sub tema 4 di kelas
IV SD Negeri 2 Ambarawa Barat menggunakan model Inkuiri tahun
pelajaran 2017/2018.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk:
1. Peserta didik
Melalui penerapan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan
keaktifan dan kreativitas peserta didik dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran di dalam kelas, meningkatkan minat dan motivasi belajar
pada diri setiap peserta didik, dan meningkatkan penguasaan materi
yang telah diajarkan.
2. Guru
Penerapan model pembelajaran Inkuiri dapat dijadikan sebagai salah satu
strategi dalam pemilihan model pembelajaran yang tepat serta dapat
meningkatkan kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat
7
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, aktif, kreatif, dan efektif.
3. Sekolah
Pengalaman penerapan model Inkuiri dapat menjadi referensi untuk
peningkatan kualitas layanan pendidikan terutama bagi peserta didik
kelas IV dalam peningkatan hasil belajar tema 9 sub tema 4 khususnya
penggunaan model pembelajaran Inkuiri.
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Belajar dan Pembelajaran
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu kegiatan yang aktif dalam dunia pendidikan dan
sudah menjadi keharusan pada setiap manusia. Slameto (2003 : 2) mengatakan
belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Sejalan dengan Slameto, Dimyati (2006: 18) menyatakan bahwa belajar
merupakan suatu proses internal yang kompleks, yang terlibat dalam proses
internal tersebut adalah yang meliputi unsur afektif, dalam matra afektif
berkaitan dengan sikap, nilai-nilai, apresiasi, dan penyesuaian perasaan sosial.
Pendapat tersebut diperkuat oleh Sagala (2008: 18) yang menyatakan bahwa
belajar merupakan komponen dari ilmu pendidikan yang berkenaan dengan
tujuan dan bahan acuan interaksi. Didalamnya dikembangkan teori-teori
tentang tujuan pendidikan, organisasi kurikulum, isi kurikulum, dan modul-
modul pengembangan kurikulum. Pendapat ini diperkuat oleh Zain (2010: 28)
menyatakan bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku berkat
pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah
9
laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap bahkan
meliputi segenap aspek organisme atau pribadi.
Berdasarkan beberapa definisi belajar yang telah dikemukakan oleh beberapa
ahli di atas, dapat penulis simpulkan bahwa pengertian belajar adalah semua
aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang individu sehingga
terciptanya perubahan tingkah laku yang berbeda antara sebelum belajar dan
sesudah belajar. Jadi bisa disimpulkan jika seseorang telah belajar namun
hasilnya nol besar berarti dia belum bisa dikatakan belajar. Karena sudah jelas
dipaparkan di atas bahwa arti belajar yang sesungguhnya harus mencapai
sebuah hasil (setelah belajar) yaitu perubahan.
2. Pengertian Pembelajaran
Proses pembelajaran mengharuskan guru untuk mengetahui kemampuan dasar
yang dimiliki oleh peserta didik meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya,
latar belakang akademisnya dan lain sebagainya. kesiapan guru untuk
mengenal karakteristik peserta didik dalam pembelajaran merupakan modal
utama yang sangat penting dalam penyampaian bahan belajar dan menjadi
indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran.
Menurut Sudjana (2004: 28) Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan
menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Pembelajaran dapat diartikan
sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar
terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik
(warga belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan
membelajarkan.
Sejalan denan Sujana, Hamalik (2004:77) menyatakan bahwa pembelajaran
merupakan kesatuan dari komponen-komponen pembelajaran yang tidak dapat
dipisahkan antara satu dengan yang lain, karena satu sama lainnya saling
10
mendukung. Komponen-komponen tersebut dapat menunjuang kualitas
pembelajaran. pembelajaran sebagai suatu sistem, artinya suatu keseluruhan
dari komponen-komponen yang berinteraksi dan berinterelasi antara satu sama
lain dan dengan keseluruhan itu sendiri untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan sebelumnya.
Selanjutnya menurut Komalasari (2011:3) Pembelajaran merupakan suatu
sistem atau proses membelajarkan pembelajar yang direncanakan,
dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis agar pembelajar dapat mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efesien.
Berdasarkan pengertian pembelajaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah proses penyampaian pengetahuan oleh guru kepada
peserta didik melalui perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi
yang berlangsung untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
sebelumnya.
3. Teori Belajar
Susanto (2010: 33) menyatakan belajar merupakan suatu aktivitas yang
dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh
suatu konsep, pemahaman atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan
terjadinya perubahan perilaku baik dalam berpikir, merasa maupun dalam
bertindak. Menurut pengertian tersebut dapat dipahami bahwa belajar adalah
sebuah proses multidimensional.
Berdasarkan literatur yang disebutkan setidaknya terdapat tiga teori besar yang
membahas tentang proses belajar, yakni teori yang mengasumsikan belajar
sebagai perilaku (behaviorisme), teori yang mengasumsikan belajar proses
11
berfikir (kognitivisme), dan teori yang mengasumsikan belajar sebuah upaya
mengkonstruksi makna (konstruktivisme).
a. Teori belajar behaviorisme
Teori behaviorisme ini menekankan pada perilaku dalam pembelajaran.
Menurut Sukardjo (2013:33) kerangka kerja dari teori behaviorisme adalah
empirisme. Asumsi filosofi dari behaviorisme adalah nature of human
being (manusia tumbuh secara alami). Menurut paham ini, pengetahuan
pada dasarnya diperoleh dari pengalaman (empiris).
Sedangkan menurut (Suryabrata, 2009:266) mengemukakan bahwa
pedekatan behavioristik dapat dikendalikan dari luar, yaitu dengan
memberikan stimulus dan respon.
Selanjutnya Krisniaty (2006:1) mengatakan bahwa teroi behaviorisme
meyakini pembelajaran berhubungan dengan interaksi antara stimulus dan
respon dengan proses penguatannya. Aliran behaviorisme didasarkan pada
perubahan tingkah laku yang dapat diamati. Oleh karena itu, aliran ini
berusaha mencoba menerangkan dalam pembelajaran bagaiman
lingkungan berpengaruh terhadap perubahan tingkah laku. Dalam aliran ini
tingkah laku dalam belajar akan berubah jika ada stimulus dan respons.
Stimulus dapat berupa perlakuan yang diberikan pada peserta didik,
sedangkan respons berupa perubahan tingkah laku yang terjadi pada
peserta didik.
12
b. Teori belajar kognitivisme
Teori kognitivisme adalah adalah teori belajar yang lebih menkankan
proses belajar daripada hasil belajar. Sukardjo (2013:50) berpendapat
bahwa kerangka dasar pemikiran teori kognitivisme adalah dasarnya
rasional. Teori ini memiliki asumsi filosofis, yaitu the way in which we
learn. Pengetahuan seseorang diperoleh berdasarkan pemikiran.
Menurut Soemanto (2012:130) teori perkembangan kognitif adalah
gagasan bahwa seseorang yang menjadi dewasa.Teori ini mengatakan
bahwa individu merasa butuh untuk belajar disebabkan oleh
kemampuannya dalam menafsirkan peristiwa/kejadian yang terjadi
didalam lingkungan. Teori kognitivisme berusaha menjelaskan dalam
belajar bagaimana orang-orang berfikir. Teori ini menjelaskan, bagaimana
belajar terjadi dan menjelaskan secara alami kegiatan internal dalam diri
kita. Oleh karena itu teori ini lebih mementingkan proses belajar daripada
hasil belajar itu sendiri, karena menurut teori ini bahwa belajar melibatkan
proses berfikir yang kompleks.
c. Teori belajar kontruktivisme
Teori belajar konstruktivisme mengandung prinsip-prinsip penting dalam
pembelajaran peserta didik di sekolah. Menurut Trianto (2010:28) salah
satu prinsip penting teori belajar konstruktivisme adalah guru tidak boleh
hanya sekedar menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik namun
peserta didik juga harus terlibat dalam membangun pengetahuan mereka
sendiri.
13
Menurut Sukardjo (2013:54) berpendat bahwa pengertian konstruktif
kognitif muncul pada abad ke-20. Kaitannya dengan pembelajaran,
menurut teori konstruktivisme yang menjadi dasar bahwa peserta didik
memperoleh pengetahuan adalah karena keaktifan peserta didik itu sendiri.
teori ini adalah merupakan peningkatan dari teori yang dikemuakakan oleh
Piaget, Vigotsky dan Bruner.
Konsep pembelajaran konstruktivisme adalah suatu proses pembelajaran
yang mengkondisikan peserta didik untuk melakukan proses aktif
membangun konsep baru, pengertian baru, dan pengetahuan baru
berdasarkan data. Oleh karena itu, proses pembelajaran harus dirancang
dan dikelola sedemikian rupa sehingga mampu mendorong peserta didik
mengorganisasikan pengalamannya sendiri menjadi pengetahuan yang
bermakna. Jadi dalam pandangan konstruktivisme sangat penting peran
peserta didik untuk dapat membangun constructivis habits of mind. Agar
peserta didik memiliki kebiasaan berfikir, maka di butuhkan kebebasan
dan sikap belajar.
Berdasarkan tiga teori belajar di atas, dalam penelitian ini peneliti
mengunakan teori belajar kostruktivisme. Hal ini dikarenakan dalam
proses pembelajaran guru hanya perperan sebagai fasilzitator. Artinya,
bahwa peserta didik harus aktif secara mental membangun struktur
pengetahuannya berdasarkan kematangan kognitif yang dimilikinya.
Dengan kata lain, peserta didik tidak diharapkan sebagai botol-botol kecil
yang siap diisi dengan berbagai ilmu pengetahuan sesuai dengan kehendak
guru.
14
B. Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar
1. Pengertian Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar adalah segenap rangkaian atau aktivitas secara sadar yang
dilakukan seseorang yang mengakibatkan perubahan didalam dirinya., berupa
pertubahan pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya tergantung pada
sedikit banyak perubahanya. Menurut Rusman (2011 : 323) pembelajaran
akan lebih bermakna jika peserta didik diberi kesempatan untuk berpartisipasi
dalam berbagai aktivitas kegiatan pembelajaran, sehingga peserta didik
mampu mengaktualisasikan kemampuannya di dalam dan di luar kelas.
Hal senada juga disampaikan oleh Hamalik (2011 :171) yang menyatakan
bahwa pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan
kesempatan kepada peserta didik untuk dapat belajar sendiri atau melakukan
aktivitas sendiri. Dalam aktivitas yang dilakukan oleh peserta didik dalam
pembelajaran, mereka belajar sambil bekerja. Bekerja tersebut peserta didik
mendapatkan pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku
lainnya.
Sedangkan menurut Sardiman (dalam Wawan, 2010 : 2) aktivitas dalam
proses pembelajaranadalah rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan
peserta didik dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal yang belum jelas,
mencatat, mendengar, berpikir, membaca dan segala kegiatan yang dilakukan
yang dapat menunjang prestasi belajar.
Berdasarkan pengertian aktivitas belajar menurut para ahli di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud aktivitas pada penelitian ini adalah
segenap rangkaian kegiatan yang menyediakan kesempatan kepada peserta
didik untuk melakukan aktivitas sendiri atau belajar sendiri dengan kegiatan
yang bermakna.
15
2. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan indikator yang harus dicapai oleh peserta didik.
Menurut Susanto (2013:5) hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat
keberhasilan peserta didik dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah
yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah
materi pelajaran tertentu. Secara sederhana hasil belajar peserta didik adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.
Selanjutnya Sukmadinata (2007: 102) mengatakan hasil belajar merupakan
realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas
yang dimiliki seseorang.
Hal tersebut diperkuat oleh Dimyati dan Mudjiono (2006:250-251), hasil
belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi peserta
didik dari sisi guru. Dari sisi peserta didik, hasil belajar merupakan tingkat
perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum
belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar
merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran.
Menurut Hamalik (2006 : 30) hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar
akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak
tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.
Penilaian hasil belajar dalam Taksonomi Bloom menurut Anderson (2001:98)
yang dilakukan dalam tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.
a. Aspek penilaian kognitif terdiri dari:
1. Pengetahuan (Knowledge), kemampuan mengingat (misalnya:
nama ibu kota, rumus).
2. Pemahaman (Comprehension), kemampuan memahami
(misalnya: menyimpulkan suatu paragraf).
3. Aplikasi (Application), kemampuan Penerapan (Misalnya:
menggunakan suatu informasi/ pengetahuan yang diperolehnya
untuk memecahkan masalah).
4. Analisis (Analysis), kemampuan menganalisis suatu informasi
yang luas menjadi bagian-bagian kecil (Misalnya: menganalisis
bentuk, jenis atau arti suatu puisi).
5. Sintesis (Synthesis), kemampuan menggabungkan beberapa
16
informasi menjadi suatu kesimpulan (misalnya: memformulasikan
hasil penelitian di laboratorium).
6. Penilaian (evaluation), kemampuan untuk membuat pertimbangan
terhadap suatu kondisi, nilai atau ide (misalnya: seseorang
mampu memilih satu pilihan terbaik dari beberapa pilihan sesuai
dengan criteria yang ada)
b. Aspek penilaian afektif terdiri dari:
1. Menerima (receiving) termasuk kesadaran, keinginan untuk
menerima stimulus, respon, kontrol dan seleksi gejala atau
rangsangan dari luar
2. Menanggapi (responding): reaksi yang diberikan: ketepatan reaksi,
perasaan kepuasan.
3. Menilai (evaluating): kesadaran menerima norma, sistem nilai.
4. Mengorganisasi (organization): pengembangan norma dan nilai
dalam organisasi sistem nilai
5. Membentuk watak (Characterization): sistem nilai yang terbentuk
mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah laku.
c. Aspek penilaian psikomotor terdiri dari:
1. Meniru (perception)
2. Menyusun (manipulating)
3. Melakukan dengan prosedur (precision)
4. Melakukan dengan baik dan tepat (articulation)
5. Melakukan tindakan secara alami (naturalization)
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil
belajar merupakan perubahan tingkah laku peserta didik yang mengalami
peningkatan dalam aktivitas akademik, perubahan tingkah laku, dan sikap
peserta didik setelah mengikuti pembelajaran dengan melibatkan aspek
kognitif dengan indikator pengetahuan, pemahaman, dan analisis. Dalam
penelitian ini peneliti hanya meneliti hasil belajar pada aspek kognitif saja.
17
C. Inkuiri (Inquiry)
1. Pengertian Inkuiri
Sanjaya (2009:196) mengatakan model inkuiri merupakan salah satu bentuk
model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered
approach).
Sejalan dengan sanjaya, Djamarah (2010:19) memandang model inkuiri
adalah belajar mencari dan menemukan sendiri. Dalam sistem belajar
mengajar ini guru menyajikan bahan pelajaran tidak hanya dalam bentuk yang
final, tetapi anak didik diberi peluang untuk mencari dan menemukan sendiri.
Pembelajaran seperti ini akan lebih mudah dihafal dan ingat, mudah ditransfer
untuk memecahkan masalah. Pengetahuan dan kecakapan anak didik
bersangkutan lebih jauh dapat menumbuhkan motivasi instrinsik karena anak
didik merasa puas atas penemuannya sendiri.
Trowbridge dan Bybee (Mustachfidoh dkk, 2013:2), inkuiri merupakan suatu
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, kelompok-kelompok peserta
didik dihadapkan pada suatu persoalan atau mencari jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan melalui suatu prosedur yang telah direncanakan secara jelas.
Proses pembelajaran yang ada pada model inkuiri mengharuskan guru tidak
melepas begitu saja kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik. Guru
harus memberikan pengarahan dan bimbingan kepada peserta didik dalam
melakukan kegiatan-kegiatan sehingga peserta didik yang berpikir lambat atau
peserta didik yang mempunyai intelegensi rendah tetap mampu mengikuti
kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan dan peserta didik mempunyai
kemampuan berpikir tinggi tidak memonopoli kegiatan.
Berdasarkan pendapat di atas, disimpulkan bahwa inkuiri adalah suatu
rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh
18
kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis,
kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri
penemuannya dengan penuh percaya diri.
2. Langkah-langkah Inkuiri
Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan inkuiri
menurut Sanjaya (2009 :202) adalah sebagai berikut:
a. Orientasi, guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang kondusif.
b. Merumuskan masalah, merupakan langkah membawa peserta didik
kepada suatu persoalan. Persoalan yag disajikan adalah persoalan yang
menantang peserta didik untuk memecahkan suatu masalah (soal).
c. Merumuskan hipotesis, guru mengajukan berbagai pertanyaan yang bisa
mendorong peserta didik supaya dapat merumuskan jawaban sementara
atau perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang
dikaji.
d. Mengumpulkan data, aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan
untuk menguji hipotesis yang diajukan.
e. Menguji hipotesis, menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai
dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan
data.
f. Merumuskan kesimpulan, mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
Sedangkan menurut Djamarah (2010 :19), langkah-langkah inkuiri sebagai
berikut:
a. Simulation. Guru mulai bertanya dengan mengajukan persoalan atau
menyuruh peserta didik membaca dan mendengarkan uraian yang
memuat masalah.
b. Problem statement. Anak didik diberi kesempatan mengidentifikasi
berbagai permasalahan. Sebagian besar memilihnya yang dipandang
paling menarik dan fleksibel untuk dipecahkan. Permasalahan yang
dipilih itu selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan atau
hipotesis, yakni pernyataan (statement) sebagai jawaban sementara atas
pertanyaan yang diajukan.
c. Data Collection. Untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar
tidaknya hipotesis ini, peserta didik diberikan kesempatan untuk
mengumpulkan berbagai informasi yang relevan, membaca literature,
mengamati, objek, wawacara dengan nara sumber, melakukan uji coba
sendiri dan sebagainya.
d. Data Processing. Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi,
dan sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi,
bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada
tingkat kepercayaan tertentu
19
e. Verification atau pembuktian. Berdasarkan hasil pengolahan dan
tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah
dirumuskan terlebih dahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau
tidak, apakah terbukti atau tidak.
f. Generalization. Tahap selanjutnya berdasarkan hasil verifikasi tadi,
anak didik belajar menarik kesimpulan atau generalisasi tertentu.
Sedangkan langkah-langkah model inkuiri menurut Sagala (2003 :97) sebagai
berikut:
a. Menyadarkan peserta didik bahwa mereka memiliki keingin tahuan
terhadap sesuatu.
b. Perumusan masalah yang harus diselesaikan pesera didik.
c. Menetapkan jawaban sementara atau hipotesis.
d. Mencari informasi, data, fakta yang diperlukan untuk menjawab
permasalahan atau hipotesis.
e. Menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi.
f. Mengaplikasikan kesimpulan atau generalisasi.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dalam penelitian langkah-langkah
inkuiri yang digunakan, yaitu: orientasi masalah, merumuskan masalah,
membuat hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis dan menarik
kesimpulan.
3. Kelebihan dan Kelemahan Model Inkuiri
Metode inkuiri merupakan salah satu metode yang sangat dianjurkan untuk
diterapkan dalam proses pembelajaran, sebab metode inkuiri sebagai metode
pembelajaran memiliki beberapa keunggulan.
Sebaimana yang dikemukakan oleh sanjaya (2006 : 2008) bahwa metode
inkuiri memiliki beberapa keunggulan, diantaranya :
a. Kelebihan
1. Metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang menekankan
kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, secara
seimbang sehingga pembelajaran akan lebih bermakna.
20
2. Metode inkuiri memberikan ruang kepada peserta didik untuk belajar
sesuai dengan gaya belajar meraka.
3. Metode inkuiri merupakan metode yang dianggap sesuai dengan
perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar
adalah proses perudahan tingkah laku berkat adanya perubahan.
4. Keuntungan lain adalah metode pembelajaran ini dapat melayani
kebutuhan peserta didik yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.
Artinya, peserta didik yang memiliki kemampuan belajar yang bagus
tidak akan terlambat oleh peserta didik yang lemah dalam belajar.
b. Kekurangan
1. Jika metode inkuiri digunakan sebagai metode pembelajaran, maka
akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan peserta didik.
2. Metode ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena
terbentur dengan kebiasaan peserta didik dalam belajar.
3. Dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang
sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah
ditentukan.
4. Selama kriteria keberhasilan ditentukan oleh kemampuan peserta didik
menguasai materi pelajaran, maka metode inkuiri akan sulit
diimplemintasikan oleh setiap guru.
Sedangkan menurut Trisno (2008: 34 ) ada beberapa kelebihan dan
pembelajaran yang menggunakan metode inkuiri.
a. Kelebihan
1. Pengajaran berpusat pada diri pembelajar.
2. Dalam proses belajar inkuiri, pembelajar tidak hanya belajar konsep
dan prinsip, tetapi hanya belajar konsep dan prinsip, tetapi juga
mengalami proses belajar tentang pengarahan diri, pengendalian diri,
tanggung jawab dan komunikasi sosial secara terpadu.
3. Pengajaran inkuiri dapat membentuk self concept (konsep diri).
4. Dapat memberi waktu kepada pembelajar untuk mengasimilasi dan
mengakomodasi informasi.
5. Dapat menghindarkan pembelajar dari cara-cara belajar tradisional
yang bersifat membosankan.
b. Kelemahan
1. Diperlukan keharusan kesiapan mental untuk cara belajar
2. Kalau pendekatan inkuiri diterapkan dalam kelas dengan jumlah
peserta didik yang besar, kemungkinan besar tidak berhasil
3. Peserta didik yang terbiasa belajar dengan pengajaran tradisional yang
telah dirancang guru, biasanya agak sulit untuk memberi dorongan.
Lebih-lebih kalau harus belajar mandiri.
4. Dampaknya dapat mengecewakan guru dan peserta didik sendiri.
5. Lebih mengutamakan dan mementingkan pengertian, sikap dan
keterampilan memberi kesan terlalu idealis.
6. Ada kesan dananya terlalu banyak, lebih-lebih kalau penemuaannya
kurang berhasil hanya merupakan suatu pemborosan belaka.
21
Kelebihan model inkuiri menurut Mulyasa (2006: 235) sebagai berikut:
a. Kelebihan
1. Peserta didik aktif dalam kegiatan belajar.
2. Membangkitkan motivasi belajar peserta didik .
3. Peserta didik memahami benar bahan pelajaran.
4. Menimbulkan rasa puas bagi peserta didik dan menambah kepercayaan
pada diri sendiri menjadi penemu.
5. Peserta didik akan dapat mentransfer pengetahuannya dalam berbagai
konteks.
6. Melatih peserta didik belajar mandiri.
b. Kelemahan
1. Menyita banyak waktu.
2. Cara belajar ini memerlukan kesiapan mental.
3. Tidak semua peserta didik dapat melakukan penemuan.
4. Tidak berlaku untuk semua topik.
5. Metode ini kurang berhasil jika diterapkan di kelas yang besar, karena
sangat merepotkan guru.
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa model
inkuiri adalah suatu cara menyampaikan pelajaran yang meletakkan dan
mengembangkan cara berpikir ilmiah dimana peserta didik mengasimilasi
suatu konsep atau prinsi, misalnyamengamati, menggolongkan, membuat
dugaan, menjelaskan,mengukur, serta membuat kesimpulan dan sebagainya.
Penerapannya dapat dilakukan di kelas dengan cara guru memberikan materi
pelajaran lalu peserta didik memperhatikan penjelasan guru, kemudian satu
peserta didik memperagakan materi yang dijelaskan guru, lalu peserta didik
lain diminta mengamati dan menggolongkan apa yang diperagakan peserta
didik lain.
22
D. Kerangka Pikir
Berdasarkan kajian teori yang ada, maka dalam upaya meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar peserta didik, diperlukan pemahaman dari sistem-sistem
pembelajaran yang diantaranya mencakup belajar dan pembelajarn, serta
aktivitas peserta didik dalam pembelajaran. Kerangka pikir berupa input
(kondisi awal) dan output (kondisi akhir). Kondisi awal yang mejadi sebab
dilakukannya penelitian ini adalah terdapat masalah dalam pembelajaran tema
9 subtema 4. Hasil belajar peserta didik ditentukan oleh berbagai faktor, satu
di antaranya ditentukan oleh pemilihan model pembelajaran. Model
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi pelajaran sangat
mendukung dari keberhasilan proses kegiatan belajar. Diperlukan proses
perbaikan pembelajaran berupa penerapan model inkuiri pada pembelajaran
tema 9 subtema 4. Model pembelajaran inkuiri ini menuntut peserta didik
belajar secara aktif memecahkan masalah melalui pengamatan dan
menemukan konsep melalui berbagai pengalaman. Berdasarkan kajian
yang relevan, pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik pada mata pelajaran matematika. Output (kondisi akhir) yang
diharapkan adalah hasil belajar peserta didik meningkat dan memenuhi
indikator. Secara sederhana kerangka pikir dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah sebagai berikut.
23
Gambar 2 Bagan Kerangka Pikir
E. Hipotesis Tindakan
Dari pembahan deskripsi teori dan kerangka berpikir di atas dapat diru-
muskan hipotesis tindakan sebagai berikut: Jika model inkuiri diterapkan
dengan langkah-langkah yang tepat dan benar maka terbukti dapat meningkat-
kan aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas IV SDN 2 Ambarawa Barat
Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2017/2018.
Masukan (Input)
1. Aktivitas dan hasil belajar peserta didik rendah. 2. Guru belum menggunakan model-model
pembelajaran yang bervariasi di kelas.
Tindakan (Proses)
Penerapan model Inquiri dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Orientasi.
b. Merumuskan masalah
c. Merumuskan hipotesis
d. Menguji hipotesis
e. Pengumpulan data.
f. Merumuskan kesimpulan.
Keluaran (Output) 1. Meningkatkan aktivitas belajar peserta didik
minimal mencapai kualifikasi “Aktif”
2. Meningkatkan hasil belajar peserta didik
24
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Madya (2006: 51–52) mengatakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom
action research) merupakan penelitian yang dilakukan secara kolaboratif dan
partisipatif. Artinya peneliti tidak melakukan penelitian sendiri namun
bekerjasama dengan guru kelas yang lain. Secara partisipasif bersama-sama
dengan mitra peneliti akan melaksanakan penelitian ini langkah demi langkah
Penelitian ini menciptakan kolaborasi atau partisipasi antara peneliti dan guru
pendamping. Peneliti terlibat langsung dalam proses penelitian sejak awal
sampai dengan hasil penelitian berupa laporan. Sejak perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi peneliti senantiasa terlibat, selanjutnya
peneliti memantau, mencatat dan mengumpulkan data, lalu menganalisis data
serta berakhir dengan melaporkan hasil penelitian.
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Ambarawa Barat yang
terletak di Kelurahan Ambarawa Barat Kecamatan Ambarawa Kabupaten
Pringsewu Tahun Ajaran 2017/2018.
25
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester II (Genap) dimulai pada Januari
sampai dengan selesai. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) sesuai
dengan jadwal pelajaran dan penelitian akan berlangsung sampai indikator
yang di inginkan tercapai.
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik kelas IV SD
Negeri 2 Ambarawa Barat yang berjumlah 32 orang peserta didik dengan
komposisi 17 orang peserta didik laki-laki dan 15 orang peserta didik
perempuan tahun Pelajaran 2017/2018. Objek dalam penelitian ini adalah
peningkatan aktivitas dan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran
tema 9 sub tema 4 yang difasilitasi dengan model inkuiri.
D. Prosedur Peneltian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam beberapa siklus hingga tujuan
dari PTK ini tercapai, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap kegiatan,
yaitu tahap perencanaan (planning), tahap pelaksanaan (acting), tahap
pengamatan (obserevasing), dan tahap refleksi berdasarkan hasil pengamatan
(reflecting), Keempat tahap dalam penelitian tersebut adalah unsur yang
membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun yang kembali
ke langkah semula. Adapun sistematika kegiatan penelitian tindakan kelas ini
sebagaimana disajikan pada bagan berikut ini:
26
Bagan Tahapan Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Gambar 1. Alur Pelaksanaan Tindakan dalam Penelitian Tindakan
Kelas Arikunto, 2008:6)
Kegiatan ini berupa penerapan kegiatan pembelajaran yang telah disusun
dalam perencanaan. Proses mengikuti urutan kegiatan yang terdapat dalam
sekenario pembelajaran yang telah dibuat. Penelitian ini dilaksanakan dengan
menggunakan desain penelitian tindakan kelas yang terdiri dari beberapa
siklus. Secara lebih rinci prosedur penelitian tindakan kelas untuk setiap
siklus dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Langkah-Langkah Kegiatan Siklus 1
a. Perencanaan
1) Menyusun perangkat pembelajaran berupa Silabus, RPP, LKS, dan
merancang skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-
kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan
penutup.
Dan seterus nya .
Perencanaan
SIKLUS I Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
27
2) Mempersiapkan media pembelajaran
3) Mempersiapkan lembar observasi aktivitas peserta didik
b. Tindakan
- Guru mempersiapkan peserta didik untuk baris di depan kelas, guru
mengucapkan salam kemudian mengecek kehadiran peserta didik dan
memperhatikan kesiapan belajar peserta didik .
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Peserta
didik menerima penjelasan materi mengenai sumberdaya alam.
- Guru mulai bertanya dengan mengajukan persoalan atau meminta
peserta didik membaca dan mendengarkan uraian yang memuat
masalah tema kayanya negeriku, subtema pelestarian kekayaan
sumber daya alam di Indonesia. Peserta didik diberi kesempatan
mengidentifikasi berbagai permasalahan. Sebagian besar memilihnya
yang dipandang paling menarik dan fleksibel untuk dipecahkan.
Permasalahan yang dipilih itu selanjutnya harus dirumuskan dalam
bentuk pertanyaan atau hipotesis, yakni pernyataan (statement)
sebagai jawaban sementara atas pertanyaan yang diajukan. Untuk
menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis ini,
peserta didik diberikan kesempatan untuk mengumpulkan berbagai
informasi yang relevan, membaca, mengamati, objek, wawacara
dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
Kemudian Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dan
sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi,
bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada
28
tingkat kepercayaan tertentu. Pembuktian. Berdasarkan hasil
pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau
hipotesis yang telah dirumuskan terlebih dahulu itu kemudian dicek,
apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak.
- Kegiatan akhir yang dilakukan guru adalah peserta didik diminta
membuat kesimpulan materi pembelajaran tentang sub tema
pelestarian kekayaan alam dan dilakukan dengan bimbingan guru.
Guru memberikan tugas PR. memberikan motivasi pesan-pesan moral
kepada peserta didik. Guru mengajak peserta didik untuk berdoa
sebelum mengakhiri pertemuan. Guru mengucapkan salam penutup
c. Observasi
Dalam kegiatan ini, peneliti meminta bantuan kepada teman sejawat
untuk mengadakan pengamatan aktivitas peserta didik pada proses
pembelajaran.
d. Refleksi
Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan refleksi adalah membahas hal-
hal yang terjadi dalam siklus I yang dilakukan oleh peneliti. Bila
terdapat kelemahan atau kekurangan, maka akan dilakukan perbaikan
pada perencanaan tindakan untuk siklus selanjutnya
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik pengumpulan data
Teknik Pengumpulan data yang di gunakan sebagai berikut :
a. Observasi; untuk mengumpulkan data aktivitas belajar peserta didik.
b. Tes; untuk mengumpulkan data hasil belajar peserta didik.
29
2. Alat Pengumpulan Data
a. Lembar Observasi
Pada penelitian ini digunakan lembar observasi aktivitas peserta didik .
Lembar observasi aktivitas peserta didik digunakan pada setiap
pembelajaran sehingga kegiatan observasi tidak terlepas dari kontek
permasalahan dan tujuan penelitian.
b. Tes
Pada pembelajaran ini menggunakan model inkuiri digunakan pos tes,
pos tes dan kuis individu tes ini digunakan untuk mengetahui sejauh
mana hasil nilai peserta didik mengenai tema 9 sub tema 4 dengan
penerapan pembelajaran menggunakan model inkuiri.
F. Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto (2008:101) instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas
yang digunakan oleh peneliti, dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya
lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti cermat, lengkap dan sistematis,
sehingga lebih mudah untuk diolah. Suatu instrumen penelitian dikatakan
valid apabila alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur)
itu valid (Sugiyono, 2007: 348). Valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Dengan menggunakan
instrumen yang valid, maka hasil penelitian menjadi valid. Sebagaimana
telah dijelaskan pada bagian terdahulu, bahwa instrumen penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tes tentang hasil belajar tema 9 sub
tema 4. Validitas yang digunakan adalah content validity (validitasi) dan
30
validitas konstruk. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
sebagai berikut:
1. Pedoman Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas selama proses
pembelajaran baik yang ditunjukkan oleh guru maupun peserta didik
sesuai dengan indikator-indikator yang telah ditentukan.
a. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Peserta didik
Lembar observasi penilaian aktivitas peserta didik ini digunakan untuk
mengumpulkan data mengenai keaktifan peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar
peserta didik. Aspek yang diamati pada observasi aktivitas belajar
peserta didik adalah merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data, menguji hipotesis, merumuskan kesimpulan.
Indikator untuk masing-masing aspek aktivitas belajar peserta didik
dikembangkan sebagaimana tertulis pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.1 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Peserta didik
No Nama Sikap yang dinilai Jml Ket
Merumuskan
masalah
Merumuskan
Hipotesis
Mengumpulkan
data
Menguji hipotesis Merumuskan
kesimpulan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Dst
Jumlah
Adapun penilaian peserta didik pada penilaian aktivitas belajar dijelaskan
dalam tabel berikut:
31
Tabel 3.2 Rubrik Penilaian Aktivitas Belajar Peserta didik
Nilai Katagori Indikator
5 Baik sekali Apabila peserta didik melakukan semua
indikator
4 Baik Apabila peserta didik melakukan empat
indikator
3 Cukup Apabila peserta didik melakukan tiga
indikator
2 Kurang Apabila peserta didik melakukan dua
indikator
1 Sangat kurang Apabila peserta didik melakukan satu
indikator
(Sumber: Kunandar, 2010: 234)
2. Tes
Tes berupa soal pilihan ganda yang berupa pertanyaan tentang materi
dengan Kompetensi Dasar dalam pembelajaran tema 9 sub tema 4, yaitu.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen
NO KOMPETENS
I DASAR
INDIKATOR
SOAL
JENJANG KOGNITIF NOMOR
SOAL CI C2 C3 C4 C5 C6
1. Mendeskripsika
n hubungan
antara sumber
daya alam
dengan
lingkungan,
teknologi, dan
masyarakat
Peserta didik
dapat
menyebutkan
manfaat air bagi
tubuh manusia
√ 1
Peserta didik
dapat
menjelaskan
pentingnya
minum air putih
bagi tubuh
manusia
√ 2
Peserta didik
dapat
menyajikan
laporan tentang
manfaat air bagi
tubuh manusia
√ 4
Peserta didik
dapat menajikan
laporan
pemanfaatan
sumber daya
alam bagi
manusia
√ 3
32
NO KOMPETENS
I DASAR
INDIKATOR
SOAL
JENJANG KOGNITIF NOMOR
SOAL CI C2 C3 C4 C5 C6
2. Menyajikan
laporan
tentang
sumberdaya
alam dan
pemanfaatann
ya oleh
masyarakat
Peserta didik
dapat
menyebutkan
sumber daya
alam yang ada
√ 15
Peserta didik
dapat
menjelaskan
manfaat sumber
daya alam di
kehidupan
sehari-hari
√ 16
Peserta didik
dapat membuat
laporan tentang
sumberdaya
alam dan cara
masyarakat
mengolahnya
√ 20
Peserta didik
dapat
melaporkan
jenis sumber
daya alam yang
tidak dapat
diperbaharui
setelah
digunakan
√ 17
Peserta didik
dapat mengenal
sumber daya
alam yang dapat
diperbaharui
√ 11
3. Mendeskripsika
n hubungan
antara sumber
daya alam
dengan
lingkungan,
teknologi, dan
masyarakat
Peserta didik
dapat
Menjelaskan
sumber daya
alam apel dan
manfaatnya
√ 19
Peserta didik
dapat Membuat
minuman dari
jus tomat dan
menjelaskan
manfaatnya
√ 18
Peserta didik
dapat Menajikan
Laporan
langkah-langkah
pembuatan jus
v
33
NO KOMPETENS
I DASAR
INDIKATOR
SOAL
JENJANG KOGNITIF NOMOR
SOAL CI C2 C3 C4 C5 C6
tomat
yang baik
4.
Menyajikan
laporan hasil
pengamatan
tentang
teknologi yang
digunakan di
kehidupan
sehari-hari
serta
kemudahan
yang diperoleh
oleh
masyarakat
dengan
memanfaatkan
teknologi
tersebut
Peserta didik
dapat
Mendeskripsika
n manfaat
membiasakan
memakan
makanan sehat
√ 7
Peserta didik
dapat
Menyajikan
laporan hasil
pengamatan
tentang
teknologi
√ 12
Dengan gambar,
peserta didik
dapat
Menyajikan
laporan
makanan 4
Sehat 5
sempurna
√ 10
Peserta didik
dapat manfaat
membiasakan
memakan
makanan sehat
√ 13
G. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh melalui alat pengumpul data dianalisis menggunakan
teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif sebagai berikut:
1. Teknik Analisis Kualitatif
Aktivitas Belajar Peserta didik
Nilai aktivitas peserta didik setiap indikator dapat diperoleh dengan
rumus:
34
NP =
X 100
Keterangan: NP = nilai yang dicari atau diharapkan
R = Skor yang diproleh peserta didik
SM = Skor maksimal ideal yang diamati
100 = Bilangan tetap
Sumber: Purwanto (2008: 102)
Table 3.4 Katagori nilai aktivitas peserta didik
No. Jumlah siswa Kategori Persentase Keterangan
1. - ≥ 70 - Aktif
2. - ≥ 70 - Tidak aktif
Sumber: Aqib, dkk. (2009: 41)
Persentase peserta didik aktif secara klasikal diperoleh dengan rumus:
P = ∑
x 100
Keterangan:
Ʃ peserta didik aktif = jumlah peserta didik aktif menjawab
Ʃ peserta didik = jumlah seluruh peserta didik
100 = bilangan tetap
Sumber: Adopsi dari Aqib, dkk. (2009: 41)
Table 3.5 Katagori nilai aktivitas peserta didik secara klasikal
No. Jumlah siswa Kategori Persentase Keterangan
1. - ≥ 70 - Aktif
2. - ≥ 70 - Tidak aktif
Sumber: Aqib, dkk. (2009: 41)
35
2. Analisis Data Kuantitatif
a. Tes hasil belajar kognitif secara individual
Nk =
Keterangan:
Nk = Nilai kognitif
SP = skor perolehan dari jawaban yang benar pada tes
SM = skor maksimal dari tes
100 = bilangan tetap
(Sumber: Depdiknas, 2006:206)
Ketuntasan individual jika peserta didik memperoleh nilai ≥ 70
Tabel 3.6 Kategori Hasil Belajar Peserta didik
No. Jumlah siswa Kategori Persentase Keterangan
1. - ≥ 70 - Tuntas
2. - ≥ 70 - Tidak tuntas
(Sumber: Kemendikbud, 2014:108)
b. Nilai rata-rata seluruh peserta didik
N = ∑
Keterangan :
∑X = jumlah seluruh nilai kelas
N = banyaknya peserta didik
N = rata-rata nilai keseluruhan
(Sumber: Aqib,dkk., 2009)
36
c. Persentase ketuntasan hasil belajar kognitif peserta didik yang memiliki
nilai ≥ 70 (tuntas). Secara klasikal diperoleh dengan rumus:
nilai kognitif klasikal = ∑
∑
Tabel 3.7 Kategori Persentase Ketuntasan Belajar Kognitif Peserta
didik
No. Jumlah siswa Kategori Persentase Keterangan
1. - ≥ 70 - Tuntas
2. - ≥ 70 - Tidak tuntas
(Sumber: Aqib, dkk., 2009:41)
H. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian tindakan menggunakan model inkuiri adalah
apabila:
1. Aktivitas Belajar
- Adanya peningkatan aktivitas belajar individu >75% jumlah peserta
didik dalam kategori baik dengan nilai > 70.
- Adanya peningkatan aktivitas belajar kelompok > 75% jumlah
keseluruhan peserta didik dalam kategori baik dengan nilai > 70.
2. Hasil Belajar
- Adanya peningkatan hasil belajar individu >75% jumlah peserta didik
dalam kategori baik dengan nilai > 70.
- Adanya peningkatan hasil belajar kelompok > 75% jumlah keseluruhan
peserta didik dalam kategori baik dengan nilai > 70.
60
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analis data hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan,
maka dapat disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran Inkuiri peserta
didik kelas IV SDN 2 Ambarawa Barat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Penerapan model pembelajran Inkuiri dapat meningkatkan aktivitas belajar
peserta didik. Pada siklus I aktivitas belajar peserta didik diperoleh nilai
rata-rata 67 dengan persentase ketuntasan 68,75% dengan katagori baik dan
pada siklus II menjadi 81 dengan persentase ketuntasan sebesar 90,63%
dengan katagori sangat baik.
2. Penerapan model pembelajran Inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar
kognitif peserta didik. Pada siklus I hasil kognitif peserta didik diperoleh
nilai rata-rata 71 dengan persentase ketuntasan 68,75% dengan katagori
baik dan pada siklus II menjadi 81 dengan persentase ketuntasan sebesar
90,63% dengan katagori sangat baik.
Jika model inkuiri diterapkan dengan langkah-langkah yang benar maka
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas IV SDN
2 Ambarawa Barat Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu T.A
2017/2018.
61
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diuraikan tersebut, maka peneliti memberikan
saran dalam memperbaiki kinerja guru, aktivitas belajar dan hasil belajar
peserta didik melalui penerapan model pembelajaran Inkuiri yaitu :
1. Peserta didik
Melalui penerapan model pembelajaran Inkuiri dapat meningkatkan
keaktifan dan kreativitas peserta didik dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran tema di dalam kelas, meningkatkan minat dan motivasi
belajar pada diri setiap peserta didik, dan meningkatkan penguasaan materi
tema yang telah di ajarkan.
2. Guru
Penerapan model pembelajaran Inkuiri dapat dijadikan sebagai salah satu
strategi dalam pemilihan model pembelajaran yang tepat, serta dapat
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, aktif, kreatif, dan efektif.
3. Sekolah
Pengalaman penerapan model Inkuiri dapat menjadi referensi untuk
peningkatan kualitas layanan pendidikan terutama bagi peserta didik kelas
IV dalam peningkatan hasil belajar tematik khususnya penggunaan model
pembelajaran Inkuiri.
4. Peneliti Lainnya
Peneliti merekomendasikan bagi peneliti lain untuk dapat menerapkan
model pembelajaran Inkuiri pada mata pelajaran lain sesuai kebutuhan dan
lingkungan belajar peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Amir. 2010. Tata Laksana Insomnia Insomnia Bisa Terjadi Pada Semua Lapisan
Usia, Tak Terkecuali Anak-Anak. Bumi Aksara: Jakarta
Bundu, Patta. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam
Pembelajaran Sains di SD. Depdiknas : Jakarta.
Depdiknas.2003. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kerangka Dasar. Pusat
Kurikulum. Jakarta
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. PT Rineka Cipta:
Jakarta.
Djamarah, Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta : Jakarta.
Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara : Jakarta.
--------- 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara : Jakarta.
Krisniaty. 2006. Pengembangan Model Pembelajaran Pailkem . Bumi Aksara :
Jakarta.
Kurniasih,2014. Strategi-Strategi Pembelajaran. Alfabeta 64: Bandung
Komalasari.2011. Pembelajaran Kontekstual, Konsep dan Aplikasi. Refika
Aditama: Bandung.
Mulyasa. 2006. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan. PT. Remaja Rosdakarya : Bandung.
Permendikbud Nomor 103 Tahun 2004 Tentang Komponen dan Sistematika
Rencana Pelaksanaan Pem belajaran
Rusman.2011.Model-Model Pembelajaran. Rajawali Press: Jakarta.
------- 2014. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. PT. Rajagrafindo Persada : Jakarta.
63
Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu
Perlu. Penerbit Ghalia Indonesia : Bogor.
Sagala. 2003. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta: Jakarta.
Sagala. 2010. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Alfabeta: Bandung.
Samatowa.2011. Bagaimana Membelajarkan IPA di SekolahDasar.Jakarta :
Depdiknas.
Sani. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan. Kata Pena:
Surabaya.
Sanjaya. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Kencana Prenada Media Group: Jakarta.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor yang mempengaruhinya. Rineka Cipta:
Jakarta.
Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Pers: Jakarta.
Soemanto.2012. Perkembangan Peserta Didik. Universitas Terbuka: Jakarta.
Sulistyorini. 2007. Teori-teori Belajar. Erlangga: Jakarta.
Suprijono. 2010. Cooperative Learning. Pustaka Media: Yogyakarta
Sukardjo. 2013. Pendidikan Anak di SD. Universitas Terbuka : Jakarta.
Sukmadinata. 2007. Belajar dan Pembelajaran. Bumi Aksara: Bandung.
Susanto. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Kencana
Prenada Media Group : Jakarta.
Sudjana. 2004. Dasar-dasar Proses BelajarMengajar. SinarBaru Algensido
Offset : Bandung.
Suryabrata. 2009. Pendekatan Kontruktivisme dalam Pembelajarn Konsep Gaya
di kelas IV. Bumi Aksara: Bandung
Triatno. 2008. Dasar-dasarPembelanjaan Perusahaan. Penerbit GPFE :
Yogyakarta.
Trisno. 2008. Mendesain Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and
Learning). Cerdas Pustaka: Jakarta.
Yamin.2013.Strategi dan Metode dalam Model Inovasi Pembelajaran. Gaung
Persada Press group. Jakarta.