pengenalan mikroskop

21
PRAKTIKUM MINERAGRAFI LABORATORIUM DINAMIS J URUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA PENGENALAN MIKROSKOP I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dengan kemampuan mata manusia yang terbatas maka untuk pengamatan mineral penyusun batuan lebih lanjut harus menggunakan alat yaitu mikroskop. Yang dimaksud di sini adalah mikroskop polarisasi yang berbeda dengan mikroskop biasa, dimana mikroskop biasa hanya memperbesar benda yang diamati. Mikroskop polarisasi menggunakan cahaya yang dibelokkan atau terbias, bukan cahaya terpantul. Selain itu, perbedaannya pada beberapa komponen khusus yang hanya terdapat pada mikroskop ini, antara lain keping analisator, polarisator, kompensator dan lensa amici bertrand. Jenis/tipe dari mikroskop ini cukup beragam, ada beberapa tipe yang biasa digunakan misalnya tipe Olympus, Bausch & Lomb, dan Reichert. Dalam ilmu Geologi analisis sayatan tipis batuan dilakukan karena sifat- sifat fisik, seperti tekstur, komposisi dan perilaku mineral-mineral penyusun batuan tersebut tidak dapat dideskripsi secara megaskopis di lapangan. Dalam hal ini pengamatan yang akan dilakukan adalah pengamataan mineral bijih dan mineral tranparan menggunakan mikroskop polarisasi yang berbeda dengan mikroskop biasa yang hanya memperbesar benda yang akan diamati. ODE RAFSAN RASBIN YOGI LAODE PRINATA 093 2103 0095

Upload: rafsan-rasbin

Post on 31-Jan-2016

67 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Mikroskop Polarisator

TRANSCRIPT

Page 1: Pengenalan Mikroskop

PRAKTIKUM MINERAGRAFI LABORATORIUM DINAMIS J URUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PENGENALAN MIKROSKOP

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Dengan kemampuan mata manusia yang terbatas maka untuk pengamatan

mineral penyusun batuan lebih lanjut harus menggunakan alat yaitu mikroskop. Yang

dimaksud di sini adalah mikroskop polarisasi yang berbeda dengan mikroskop biasa,

dimana mikroskop biasa hanya memperbesar benda yang diamati. Mikroskop

polarisasi menggunakan cahaya yang dibelokkan atau terbias, bukan cahaya

terpantul. Selain itu, perbedaannya pada beberapa komponen khusus yang hanya

terdapat pada mikroskop ini, antara lain keping analisator, polarisator, kompensator

dan lensa amici bertrand. Jenis/tipe dari mikroskop ini cukup beragam, ada beberapa

tipe yang biasa digunakan misalnya tipe Olympus, Bausch & Lomb, dan Reichert.

Dalam ilmu Geologi analisis sayatan tipis batuan dilakukan karena

sifat- sifat fisik, seperti tekstur, komposisi dan perilaku mineral-mineral penyusun

batuan tersebut tidak dapat dideskripsi secara megaskopis di lapangan. Dalam

hal ini pengamatan yang akan dilakukan adalah pengamataan mineral bijih dan

mineral tranparan menggunakan mikroskop polarisasi yang berbeda dengan

mikroskop biasa yang hanya memperbesar benda yang akan diamati.

Terkait dengan peranan mikroskop polarisasi dalam identifikasi sifat optik

suatu mineral maka dianggap perlu untuk mampu menggunakan mikroskop tersebut.

Oleh karena itu diadakanlah praktikum Pengenalan Mikroskop Polarisasi.

I.2 Maksud dan Tujuan

I.2.1 Maksud

Adapun maksud diadakannya praktikum ini adalah untuk mengetahui

bagian-bagian dari mikroskop polarisasi serta bagaimana menggunakan mikroskop

ini untuk mengamati mineral bijih dan transparan dengan benar.

I.2.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :

1. Mahasiswa dapat mengetahui bagian-bagian mikroskop Olympus BX41 dan

fungsinya.

ODE RAFSAN RASBIN YOGI LAODE PRINATA 093 2103 0095

Page 2: Pengenalan Mikroskop

PRAKTIKUM MINERAGRAFI LABORATORIUM DINAMIS J URUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PENGENALAN MIKROSKOP

2. Mahasiswa dapat mengetahui cara menggunakan mikroskop Olympus BX41

untuk mengamati mineral.

I.3 Alat dan Bahan

I.3.1 Alat

1. Alat Tulis Menulis

2. Mistar

3. Drawing Pen

I.3.2 Bahan

1. Kerta Kalkir

2. Kertas A4

ODE RAFSAN RASBIN YOGI LAODE PRINATA 093 2103 0095

Page 3: Pengenalan Mikroskop

PRAKTIKUM MINERAGRAFI LABORATORIUM DINAMIS J URUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PENGENALAN MIKROSKOP

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian Mikroskop.

Mikroskop terdiri dari dua kata yang diambil dari bahasa Yunani yakni

micros yang artinya kecil dan scopein yang artinya melihat. Jadi mikroskop adalah

sebuah alat yang digunakan untuk melihat objek berukuran kecil yang tidak dapat

dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop ditemukan oleh Antony Van Leuwenhoek,

dimana sebelumnya sudah ada Robert Hook dan Marcello Malphigi yang

mengadakan penelitian melalui lensa yang sederhana. Lalu Antony Van

Leuwenhoek mengembangkan lensa sederhana itu menjadi lebih kompleks agar

dapat mengamati protozoa, bakteri dan berbagai makhluk kecil lainnya. Kemudian

pada sekitar tahun 1600 Hanz dan Jansen telah menemukan mikroskop yang dikenal

dengan mikroskop ganda yang lebih baik daripada mikroskop yang dibuat oleh

Antony Van Leuwenhoek.

Mikroskop adalah suatu instrumen ilmiah yang terkenal abad ke – 19 dan

telah diterapkan secara luas di dalam banyak ilmu pengetahuan. Akan tetapi, seorang

geologist sudah dapat melihat material-material yang terdapat dalam tanah yang

biasanya tidak bisa dilihat langsung di pegunungan tetapi dengan mikroskop. Pada

tahun 1829, Edinburgh New Philosophical Journal dipublikasikan dalam artikel

sebanyak dua halaman yang diberi judul ”The Nicol Prism” oleh William Nicol

(1768-1851) dosen filsafat di Edinburgh. Prisma ini dibuat dari dua bagian, yaitu

kalsit dan balsam Kanada, sebagai penghasil cahaya bidang polarisasi. Dua tahun

yang lalu Nicol mempublikasikan artikel kedua dengan pokok bahasan tahapan

preparasi mineral dan fosil kayu melalui pemeriksaan mikroskop. Dengan dua artikel

William Nicol, menghadirkan sebuah alat geologi yang sekarang diterapkan pada

Pmikroskop untuk mempelajari batuan. Sorby menulis buku yang dipublikasikan

pada tahun 1850 dan 1860, tetapi sedikit diterima di negerinya, namun banyak

diminati oleh peneliti di beberapa benua, khususnya : Zirkel, Vogelsang, dan

Rosenburgh di Jerman dan Fouque dan Michel Levi di Prancis yang telah

mengangkat ilmu petrografi pada statusyang dapat diterima oleh para ilmuan dan

menjadi cabang ilmu yang mempelajari batuan secara mikroskopis.

ODE RAFSAN RASBIN YOGI LAODE PRINATA 093 2103 0095

Page 4: Pengenalan Mikroskop

PRAKTIKUM MINERAGRAFI LABORATORIUM DINAMIS J URUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PENGENALAN MIKROSKOP

II.2 Jenis-jenis Mikroskop

Mikroskop yang dipergunakan untuk pengamatan sayatan tipis dari batuan,

pada prinsipnya sama dengan mikroskop yang biasa dipergunakan dalam

pengamatan biologi. Keutamaan dari mikroskop ini adalah cahaya (sinar) yang

dipergunakan harus sinar terpolarisasi. Karena dengan sinar itu beberapa sifat dari

kristal akan nampak jelas sekali. Salah satu faktor yang paling penting adalah warna

dari setiap mineral, karena setiap mineral mempunyai warna yang khusus. Untuk

mencapai daya guna yang maksimal dari mikroskop polarisasi maka perlu dipahami

benar bagian-bagiannya serta fungsinya di dalam penelitian. Setiap bagian adalah

sangat peka dan karenanya haruslah dijaga baik-baik. Kalau mikroskop tidak

dipergunakan sebaiknya ditutup dengan kerudung plastik. Bagian-bagian optik

haruslah selalu dilindungi dari debu, minyak dan kotoran lainnya. Perlu diketahui

bahwa butir debu yang betapapun kecilnya akan dapat dibesarkan berlipat ganda

sehingga akan mengganggu jalannya pengamatan. Adapun jenis-jenis mikroskop

yaitu sebagai berikut :

2.2.1 Mikroskop Cahaya (Light Microscope)

Memiliki dua jenis lensa yaitu obyektif dan okuler, sistem kerjanya dibantu

dengan cara pantulan cahaya yang menembus obyek yang diamati dan mampu

memperbesar bayangan obyek hingga 1000 x . Merupakan mikroskop yang

mempunyai bagian – bagian yang terdiri dari alat-alat yang bersifat optik, berguna

untuk mengamati benda-benda atau preparat yang transparan. Suatu variasi dari

mikroskop cahaya biasa ialah mikroskop ultraviolet, karena cahaya ultraviolet tak

dapat dilihat oleh mata manusia maka bayangan benda harus direkam pada piringan

peka cahaya.

Lensa obyektif berfungsi untuk pembentukan bayangan pertama dan

menentukan struktur serta bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir serta

berkemampuan untuk memperbesar bayangan obyek sehingga dapat memiliki nilai

“apertura” yaitu suatu ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang akan menentukan

daya pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan

sebagai dua benda yang terpisah.

ODE RAFSAN RASBIN YOGI LAODE PRINATA 093 2103 0095

Page 5: Pengenalan Mikroskop

PRAKTIKUM MINERAGRAFI LABORATORIUM DINAMIS J URUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PENGENALAN MIKROSKOP

Lensa okuler, adalah lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas

tabung berdekatan dengan mata pengamat, dan berfungsi untuk memperbesar

bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif berkisar antara 4 hingga 25 kali.

Lensa kondensor, adalah lensa yang berfungsi guna mendukung terciptanya

pencahayaan pada obyek yang akan dilihat sehingga dengan pengaturan yang tepat

maka akan diperoleh daya pisah maksimal. Jika daya pisah kurang maksimal maka

dua benda akan terlihat menjadi satu dan pembesarannyapun akan kurang optimal.

Bagian-bagian mikroskop cahaya :

1. Lensa okuler yaitu lensa yang berhadapn langsung dengan mata pengamat, lensa

ini berfungsi untuk membentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa

objektif.

2. Tabung mikroskop (tubus), tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus dan

menghubungan lensa objektif dengan lensa okuler.

3. Sekrup Pengarah Kasar (Makrometer), makrometer berfungsi untuk menaik

turunkan tabung mikroskop secara cepat.

4. Sekrup Pengarah Halus (Mikrometer), pengatur ini berfungsi untuk menaikkan

dan menurunkan mikroskop secara lambat, dan bentuknya lebih kecil daripada

makrometer.

5. Revolver, berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara

memutarnya.

6. Lensa Objektif, lensa ini berada dekat pada objek yang di amati, lensa ini 

membentuk bayangan nyata, terbalik, di perbesar. Di mana lensa ini di atur oleh

revolver untuk menentukan perbesaran lensa objektif.

7. Pegangan, berfungsi sebagai pegangang pada mikroskop. Pegangan mikroskop

sangat penting apabila mikroskop akan diangkat atau dipindahkan.

8. Pegangan sedia (penjepit kaca), penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang

melapisi objek agar tidak mudah bergeser.

9. Meja Objek, berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan objek yang akan di

amati.

10. Kondensor, kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk, alat

ini dapat putar dan di naik-turunkan.

11. Diafragma, berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk.

ODE RAFSAN RASBIN YOGI LAODE PRINATA 093 2103 0095

Page 6: Pengenalan Mikroskop

PRAKTIKUM MINERAGRAFI LABORATORIUM DINAMIS J URUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PENGENALAN MIKROSKOP

12. Sendi Inklinasi (Pengatur Sudut), untuk mengatur sudut atau tegaknya

mikroskop.

13. Reflektor (cermin), terdiri dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin

cekung. Reflektor ini berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke meja

objek melalui lubang yang terdapat di meja objek dan menuju mata pengamat.

Cermin datar digunakan ketika cahaya yang di butuhkan terpenuhi, sedangkan

jika kurang cahaya maka menggunakan cermin cekung karena berfungsi untuk

mengumpulkan cahaya.

14. Kaki, berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop.

2.1.2 Mikroskop Lapangan Gelap (Dark Field Microscope)

Mikroskop ini dilengkapi dengan suatu kondensor yang tidak

memungkinkan adanya intensitas cahaya kuat sehingga dengan demikian bisa terjadi

lapangan penglihatan yang kurang begitu terang (relatif gelap). Kegunaannya untuk

melihat gerakan-gerakan bakteri khususnya Treponema pallidum. Treponema

pallidum memiliki gerakan yang khas, sehingga dapat dibedakan dari spesies

Treponema yang lain. Dalam kaitan dengan rapid diagnosis dari penyakit kholera,

mikroskop ini dapat digunakan.

2.1.3 Mikroskop Fluoresen (Fluorescence Microscope)

Mikroskop ini dilengkapi dengan suatu sumber UV light (sinar ultra

violet). Kegunaannya untuk mendeteksi agen etiologik (Ag) atau respon imun (Ab)

pada spesimen penderita penyakit infeksi yang dicurigai. Mikroskop pender ini dapat

digunakan untuk mendeteksi benda asing atau Antigen (seperti bakteri, ricketsia, atau

virus) dalam jaringan. Dalam teknik ini protein antibodi yang khas mula-mula

dipisahkan dari serum tempat terjadinya rangkaian atau dikonjungsi dengan pewarna

pendar. Karena reaksi Antibodi-Antigen itu besifat khas, maka peristiwa pendar

akanan terjadi apabila antigen yang dimaksud ada dan dilihat oleh antibodi yang

ditandai dengan pewarna pendar.

2.1.4 Mikroskop Ultraviolet

Suatu variasi dari mikroskop cahaya biasa adalah mikroskop ultraviolet.

Karena cahaya ultraviolet memiliki panjang gelombang yang lebih pendek dari pada

ODE RAFSAN RASBIN YOGI LAODE PRINATA 093 2103 0095

Page 7: Pengenalan Mikroskop

PRAKTIKUM MINERAGRAFI LABORATORIUM DINAMIS J URUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PENGENALAN MIKROSKOP

cahaya yang dapat dilihat, penggunaan cahaya ultra violet untuk pecahayaan dapat

meningkatkan daya pisah menjadi 2 kali lipat daripada mikroskop biasa. Karena

cahaya ultra violet tak dapat dilihat oleh mata manusia, bayangan benda harus

direkam pada piringan peka cahaya (photografi Plate). Mikroskop ini menggunakan

lensa kuarsa, dan mikroskop ini terlalu rumit serta mahal untuk dalam pekerjaan

sehari-hari.

2.1.5 Mikroskop Fase Kontras (Contranst phase Microscope)

Cara ideal untuk mengamati benda hidup adalah dalam kadaan alamiahnya,

yakni tidak diberi warna dalam keadan hidup, namun pada jaringan hidup yang

mikroskopik (jaringan hewan atau bakteri) tembus cahaya sehingga pada masing-

masing jaringan tak akan teramati, kesulitan ini dapat diatasi dengan menggunakan

mikroskop fasekontras. Prinsip alat ini sangat rumit. Apabila mikroskop biasa

digunakan nuklus sel hidup yang tidak diwarnai dan tidak dapat dilihat, walaupun

begitu karena nukleus dalam sel, nukleus ini mengubah sedikit hubungan cahaya

yang melalui meteri sekitar inti. Hubungan ini tidak dapat ditangkap oleh mata

manusia disebut fase. Namun suatu susunan filter dan diafragma pada mikroskop

fase kontras akan mengubah perbedaan fase ini menjadi perbedaan dalam terang

yaitu daerah-daerah terang dan bayangan yang dapat ditangkap oleh mata dengan

demikian nukleus (dan unsur lain) yang sejauh ini tidak dapat dilihat menjadi dapat

dilihat.

2.1.6 Mikroskop Elektron (Elektrone Microscope)

Adalah sebuah mikroskop yang mampu melakuakan peambesaran obyek

sampai duajuta kali, yang menggunakan elektro statik dan elektromagnetik untuk

mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan

pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus dari pada mikroskop cahaya.

Mikroskop elektron ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektro

maknetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya.Macam- macam

mikroskop elektron:

1. Mikroskop transmisi elektron (TEM)

2. Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM)

3. Mikroskop pemindai elektron

4. Mikroskop pemindai lingkungan electron (ESEM)

ODE RAFSAN RASBIN YOGI LAODE PRINATA 093 2103 0095

Page 8: Pengenalan Mikroskop

PRAKTIKUM MINERAGRAFI LABORATORIUM DINAMIS J URUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PENGENALAN MIKROSKOP

5. Mikroskop refleksi elektron (REM)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III.1 Mikroskop Polarisasi

Mikroskop polarisasi adalah mikroskop yang cara kerjanya membiaskan

cahaya, bukan memantulkan cahaya. Dasar yang membedakan mikroskop polarisasi

dengan mikroskop biasa yakni adanya beberapa komponen khusus yang hanya

terdapat pada mikroskop ini, antara lain keping analisator, polarisator, kompensator,

dan lensa amici bertrand. Jenis dari mikroskop ini cukup beragam, ada beberapa tipe

mikroskop polarisasi yang biasa digunakan, yakni Nikon, Olympus dan Reetchet.

Perbedaan tipe mikroskop tersebut hanya pada penempatan kedudukan bagian-

bagiannya, tapi secara umum prinsip penggunaannya relatif sama.

III.2 Bagian-bagian Mikroskop Polarisasi

Adapun bagian-bagian dari mikroskop Polarisasi beserta fungsinya yaitu :

III.2.1 Tubus atas bagian atas, meliputi :

1. Lensa okule : Berfungsi untuk melihat objek yang akan diamati.

2. Eye piece : Berfungsi sebagai tempat meletakkan mata saat mengamati objek.

3. Dioptring : Berfungsi untuk memperjelas bayangan benda pada saat pengamatan

dan mengatur posisi lensa okuler.

4. Pin hole : Berfungsi untuk mengatur gelap-terangnya lensa amici Bertrand.

5. Lensa Amici Bertrand : Berfungsi untuk memperjelas gambar interferensi bagian

dalam.

6. Skala lensa amici Bertrand ; Sebagai skala dalam memperjelas gambar

interferensi bagian dalam.

7. Pengunci tubus atas bagian atas : Berfungsi untuk mengunci tubus atas bagian

atas.

ODE RAFSAN RASBIN YOGI LAODE PRINATA 093 2103 0095

Page 9: Pengenalan Mikroskop

PRAKTIKUM MINERAGRAFI LABORATORIUM DINAMIS J URUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PENGENALAN MIKROSKOP

3.2.2 Tubus atas bagian tengah, meliputi :

1. Analisator : Berfungsi untuk mendapatkan warna obsorbs maksimum pada saat

pengamatan nikol silang.

2. Pengunci skala analisator : Berfungsi untuk mengunci skala analisator.

3. Skala analisator : Berfungsi untuk menunjukkan nilai kedudukan analisator

secara detail.

4. Skala nonius analisator : Berfungsi untuk menunjukkan nilai kedudukan

analisator lebih detail.

5. Kompensator : Berfungsi untuk menentuan WI maksimum, bias rangkap dan

TRO.

6. Keping gips (530 mm) : Berfungsi untuk menentukan tambahan dan

pengurangan warna interferensi yang berharga 530 mm.

7. Keping mika : Menentukan harga bias rangkap dan warna interferensi yang

tinggi pada kristal yang mempunyai harga 50 mm.

8. Baji kuarsa : Berfungsi untuk menentukan penambahan dan pengurangan warna

interferensi yang mempunyai harga 0,009 mm.

9. Pengunci tubus atas bagian tengah : Berfungsi untuk mengunci tubus atas bagian

tengah.

3.2.3 Tubus atas bagian bawah, meliputi :

1. Filter : Berfungsi untuk menyaring debu pada mikroskop.

2. Mikrofotometri : Untuk mengambil gambar sayatan tipis batuan.

3. Tabung halogen : Berfungsi untuk digunakan pada saat pengamatan mineral

bijih.

4. Cincin tabung halogen : Berfungsi sebagai letakan lensa pada tabung halogen.

5. Dusty cup : Berfungsi untuk membersihkan debu pada mikroskop.

3.2.4 Tubus tengah, meliputi :

1. Lengan mikroskop : Berfungsi sebagai penyangga tubus atas dan tubus tengah

serta sebagai pegangan saat mengangkat mikroskop.

2. Pengarah halus : Untuk mengatur kedudukan meja objek secara halus.

3. Pengarah kasar : Untuk mengatur kedudukan meja objek secara kasar.

4. Revolver : Untuk mengatur kedudukan lensa objektif.

ODE RAFSAN RASBIN YOGI LAODE PRINATA 093 2103 0095

Page 10: Pengenalan Mikroskop

PRAKTIKUM MINERAGRAFI LABORATORIUM DINAMIS J URUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PENGENALAN MIKROSKOP

5. Lensa objektif perbesaran 5 X : Berfungsi untuk memperbesar 5 kali

kenampakan objek.

6. Lensa objektif perbesaran 10 X : Berfungsi untuk memperbesar 10 kali

kenampakan objek.

7. Lensa objektif perbesaran 20 X : Berfungsi untuk memperbesar 20 kali

kenampakan objek.

8. Lensa objektif perbesaran 100 X : Berfungsi untuk memperbesar 100 kali

kenampakan objek.

9. Meja objek : Berfungsi sebagai tempat meletakkan objek saat pengamatan.

10. Lubang meja objek : Berfungsi untuk meneruskan cahaya dari kondensor ke

meja objek.

11. Penjepit preparat : Berfungsi untuk menjepit preparat pada saat pengamatan.

12. Skala meja objek : Berfungsi sebagai penunjuk kedudukan meja objek .

13. Skala nonius meja objek : Berfungsi sebagai penunjuk kedudukan meja objek

secara detail.

14. Pengunci meja objek : Berfungsi untuk mengunci meja objek.

15. Pengarah sumbu absis : Berfungsi untuk mengarahkan kedudukan sumbu-x.

16. Pengarah sumbu ordinat : Berfungsi untuk mengarahkan kedudukan sumbu-y.

17. Skala absis : Berfungsi untuk menunjukkan nilai sumbu-x.

18. Skala ordinat : Berfungsi untuk menunjukkan nilai sumbu-y.

19. Skala nonius absis : Berfungsi untuk menunjukkan nilai sumbu-x secara detail.

20. Skala nonius ordinat : Berfungsi untuk menunjukkan nilai sumbu-y secara detail.

21. Substage unit : Berfungsi untuk meneruskan cahaya dari lamp socket ke meja

objek.

22. Pengunci substage unit : Berfungsi untuk mengunci substage unit.

23. Pengarah horizontal substage unit : Berfungsi sebagai pengarah substage secara

horizontal.

24. Pengarah vertikal substage unit : Berfungsi untuk mengarahkan substage secara

vertikal.

25. Diafragma : Berfungsi untuk mengatur banyak-sedikitnya cahaya yang masuk

pada kondensor.

26. Kondensor : Berfungsi menampilkan sinar agar preparat dapat terlihat dengan

jelas.

ODE RAFSAN RASBIN YOGI LAODE PRINATA 093 2103 0095

Page 11: Pengenalan Mikroskop

PRAKTIKUM MINERAGRAFI LABORATORIUM DINAMIS J URUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PENGENALAN MIKROSKOP

27. Skala bukaan diafragma : Berfungsi sebagai penunjuk kedudukan mukaan

diafragma.

3.2.5 Tubus bawah, meliputi :

1. Iluminator : Berfungsi untuk menangkap dan meneruskan cahaya dari lamp

socket.

2. Pengarah iluminator : Berfungsi untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk

dalam iluminator.

3. Selubung iluminator : Berfungsi sebagai pelindung iluminator.

4. Brightness control dial : Berfungsi untuk mengatur jumlah cahay yang masuk ke

mikroskop.

5. Lamp socket : Berfungsi sebagai sumber cahaya pada mikroskop.

6. Kabel penghubung : Berfungsi untuk mengalirkan arus listrik ke mikroskop.

7. Orientation plate : Untuk mengetahui keseimbangan mikroskop.

8. Kaki mikroskop : Berfungsi sebagai penyangga mikroskop secara keseluruhan.

9. Transformator : Berfungsi sebagai mengatur energi listrik yang masuk ke

mikroskop.

3.3 Cara Menggunakan Mikroskop Polarisasi

Pertama ambil mikroskop dengan memegang lengan mikroskop dengan

tangan kanan dan menyangga dari bawah menggunakan tangan kiri. Kemudian

letakkan mikroskop diatas meja dengan diberi lap kasar terlebih dahulu sebagai

pengalas. Kemudian alirkan listrik ke mikroskop melalui kabel peghubung lalu atur

mikroskop agar seimbang. Pengaturan yang paling penting dilakukan sebelum

mengamati adalah memusatkan perputaran meja objek/centering, pengaturan arah

getaran polarisator sejajar dengan salah satu benang silang, dan pengaturan arah

getar analisator agar tegak lurusarah getar polarisator. Centering penting dilakukan

agar pada saat pengamatan dengan menggunakan perputaran meja objek, mineral

yang kita amati tetap berada pada medan pandangan (tidak keluar dari medan

pandangan).

ODE RAFSAN RASBIN YOGI LAODE PRINATA 093 2103 0095

Page 12: Pengenalan Mikroskop

PRAKTIKUM MINERAGRAFI LABORATORIUM DINAMIS J URUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PENGENALAN MIKROSKOP

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

IV.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai

berikut:

1. Mikroskop adalah sebuah alat yang digunakan untuk melihat objek berukuran

kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.

2. Jenis-jenis mikroskop meliputi mikroskop cahaya, mikroskop polarisasi,

mikroskop elektron, mikroskop ultra violet, mikroskop fluoresen dan mikroskop

stereo.

3. Mikroskop polarisasi adalah mikroskop yang cara kerjanya membiaskan cahaya.

Perbedaan mikroskop polarisasi dengan mikroskop biasa yakni adanya beberapa

komponen khusus yang hanya terdapat pada mikroskop ini, antara lain keping

analisator, polarisator, kompensator, dan lensa amici bertrand.

4. Mikroskop polarisasi Olympus memiliki 64 komponen yang memilki fungsi

masing-masing.

4.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan adalah :

1. Untuk praktikan, sebaiknya disediakan ruangan yang bisa memenuhi kapasitas

para praktikan serta agar disediakan alat-alat yang masih kurang.

2. Untuk asisten sebaiknya lebih mampu untuk mengenal serta dapat mengetahui

cara menggunakan mikroskop dengan baik dan benar.

ODE RAFSAN RASBIN YOGI LAODE PRINATA 093 2103 0095

Page 13: Pengenalan Mikroskop

PRAKTIKUM MINERAGRAFI LABORATORIUM DINAMIS J URUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PENGENALAN MIKROSKOP

DAFTAR PUSTAKA

Sasmita, Indah Amalia. 2014. Pengenalan Mikroskop Polarisasi. Universitas Halu

Oleo; Kendari

Umar, hamid dan Muhammad, Akbar. 1994. Pedoman Mineral Optik. Universitas

Hasanuddin. Ujung Pandang.

.

ODE RAFSAN RASBIN YOGI LAODE PRINATA 093 2103 0095