pengenalan menganalisis cerpen

8
PENGENALAN DEFINISI CERPEN Cerpen merupakan genre sastera yang jauh lebih muda usianya dibandingkan dengan puisi dan novel. Cerpen yang bertajuk Kecelakaan Pemalas tulisan Nor bin Ibrahim, seorang yang berbangsa Madrasi adalah dipercayai cerpen Melayu pertama yang disiarkan. Ianya telah dimuatkan dalam majalah Pengasuh Jilid 2. Bil. 40 pada 4 Februari 1920. Cerpen ini dikatakan mengandungi unsur-unsur pengaruh dari Eropah dan Timur Tengah dan cuma mengandungi sebanyak 760 perkataan. Cerpen ialah bentuk cereka pendek, yang membawakan satu persoalan bagi menghasilkan satu kesan tertentu yang indah ( Hashim Awang ). Cerpen adalah singkatan dari cerita pendek. Namun cerita pendek bukanlah cerpen. Cerpen merupakan salah satu ragam dari jenis prosa. Cerpen, sesuai dengan namanya adalah cerita yang relatif pendek yang selesai dibaca sekali duduk. Proses sekali duduk dapat diartikan sebagai memahami isi pula. Ertinya, pembacaan cerpen pada ketika itu dapat difahami. Cerpen terdiri dari berbagai kisah, separa kisah percintaan (roman), kasih sayang, jenaka, dan banyak lagi. Cerpen biasanya mengandungi nilai atau amanat yang sangat mudah difahami, dan sangat sesuai untuk dibaca oleh semua golongan. Cerpen merupakan cerita yang pendek, hanya mengisahkan satu peristiwa (konflik tunggal), tetapi menyelesaikan semua tema dan persoalan secara tuntas dan utuh. Awal cerita (opening) ditulis secara menarik dan mudah diingat oleh pembacanya. Kemudian, pada bagian akhir cerita (ending) ditutup dengan suatu kejutan (surprise). Menurut Phyllis Duganne, seorang wanita penulis dari Amerika, cerpen ialah susunan kalimat yang merupakan cerita yang mempunyai awal, bagian tengah, dan akhir. Setiap cerpen mempunyai tema, yakni inti cerita atau gagasan yang ingin diucapkan cerita itu. A. Bakar Hamid dalam tulisan “Pengertian Cerpen” berpendapat bahwa yang disebut cerita pendek itu harus dilihat dari kuantitas, yaitu banyaknya perkataan yang dipakai: antara 500-20.000 kata, adanya satu plot, adanya satu watak, dan adanya satu kesan. Sedangkan Aoh. KH, mendefinisikan bahwa cerpen adalah salah satu ragam fiksi atau cerita rekaan yang sering disebut kisahan prosa pendek. 1

Upload: momee-rain

Post on 08-Jul-2015

3.084 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Sambungan: Cerpen2 Yang Dianalisis dalam Slide seterusnya

TRANSCRIPT

Page 1: Pengenalan Menganalisis Cerpen

PENGENALAN

DEFINISI CERPEN

Cerpen merupakan genre sastera yang jauh lebih muda usianya dibandingkan

dengan puisi dan novel. Cerpen yang bertajuk Kecelakaan Pemalas tulisan Nor bin

Ibrahim, seorang yang berbangsa Madrasi adalah dipercayai cerpen Melayu pertama

yang disiarkan. Ianya telah dimuatkan dalam majalah Pengasuh Jilid 2. Bil. 40 pada 4

Februari 1920. Cerpen ini dikatakan mengandungi unsur-unsur pengaruh dari Eropah

dan Timur Tengah dan cuma mengandungi sebanyak 760 perkataan.

Cerpen ialah bentuk cereka pendek, yang membawakan satu persoalan bagi

menghasilkan satu kesan tertentu yang indah ( Hashim Awang ). Cerpen adalah

singkatan dari cerita pendek. Namun cerita pendek bukanlah cerpen. Cerpen merupakan

salah satu ragam dari jenis prosa. Cerpen, sesuai dengan namanya adalah cerita yang

relatif pendek yang selesai dibaca sekali duduk. Proses sekali duduk dapat diartikan

sebagai memahami isi pula. Ertinya, pembacaan cerpen pada ketika itu dapat difahami.

Cerpen terdiri dari berbagai kisah, separa kisah percintaan (roman), kasih sayang, jenaka,

dan banyak lagi. Cerpen biasanya mengandungi nilai atau amanat yang sangat mudah

difahami, dan sangat sesuai untuk dibaca oleh semua golongan.

Cerpen merupakan cerita yang pendek, hanya mengisahkan satu peristiwa

(konflik tunggal), tetapi menyelesaikan semua tema dan persoalan secara tuntas dan utuh.

Awal cerita (opening) ditulis secara menarik dan mudah diingat oleh pembacanya.

Kemudian, pada bagian akhir cerita (ending) ditutup dengan suatu kejutan (surprise).

Menurut Phyllis Duganne, seorang wanita penulis dari Amerika, cerpen ialah

susunan kalimat yang merupakan cerita yang mempunyai awal, bagian tengah, dan akhir.

Setiap cerpen mempunyai tema, yakni inti cerita atau gagasan yang ingin diucapkan

cerita itu.

A. Bakar Hamid dalam tulisan “Pengertian Cerpen” berpendapat bahwa yang

disebut cerita pendek itu harus dilihat dari kuantitas, yaitu banyaknya perkataan yang

dipakai: antara 500-20.000 kata, adanya satu plot, adanya satu watak, dan adanya satu

kesan. Sedangkan Aoh. KH, mendefinisikan bahwa cerpen adalah salah satu ragam fiksi

atau cerita rekaan yang sering disebut kisahan prosa pendek.

1

Page 2: Pengenalan Menganalisis Cerpen

H.B. Jassin yang dianggap Paus Sastera Indonesia mengatakan bahawa ” yang

disebut cerita pendek harus memiliki bagian perkenalan, pertikaian, dan penyelesaian. ”

Hashim Awang Glosori Mini Kesusasteraan, Fajar Bakti , 1987) menyebut

bentuk cereka yang pendek yang membawa satu persoalan bagi menghasilkan satu kesan

tertentu yang indah. Ia memusatkan diri pada satu watak dalam suatu situasi di suatu

tempat dan ketika.

Hendry Guntur Tarigan (Prinsip-prinsip Dasar Sastera, 1984) mengutip kata B.

Mathew menyebut bukan cerita pendek jika tidak ada sesuatu yang diceritakan. Hendri

Guntur sendiri mengulas cerpen seperti berikut " cerita pendek harus mengandungi

interpretasi pengarang tentang komsepsinya mengenai kehidupan, baik secara langsung

atau pun tidak langsung, harus menimbulkan satu efek dalam fikiran pembaca, cerita

pendek juga mengandungi detail-detail dan insiden-insiden yang dipilih dengan sengaja,

dan yang bisa menimbulkan pertanyaan-pertanyaan di dalam fikiran pembaca.

CIRI -CIRI CERPEN

• Sebuah cerita atau kisah berbentuk prosa

• Menonjolkan hanya satu kesan

• Mengisahkan dengan agak terperinci suatu perisiwa

• Cerpen memperlihatkan adanya unsur-unsur dramatik. Contohnya cerpen Segeluk

Air tulisn Khadijah Hashim.

UNSUR-UNSUR CERPEN

Cerpen dilengkapi oleh unsur-unsur penting yang membangunnya. Unsur itu terdiri dari

unsur intinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik antara lain, tema, alur, setting/latar/waktu,

penokohan, watak, dan amanat/nilai. Sedangkan unsur ekstrinsik antara lain, budaya,

jenis kelamin, pekerjaan, dan lain-lain. Cerpen terdiri dari empat tahap seperti :

2

Page 3: Pengenalan Menganalisis Cerpen

Pengenalan Konflik/Rumitan

Insiden/Masalah Penyelesaian. / Peleraian

Bahagian yang banyak diminati pembaca ialah bahagian konflik keranaa merupakan puncak cerita.

Unsur-Unsur Intrinsik Cerpen

Sebagaimana novel, cerpen juga dibentuk atas unsur. ekstrinsik dan intrinsik.

Meskipun bentuknya pendek dan kadang –kadang hanya satu halaman, di dalamnya

terdapat unsur-unsur intrinsik secara lengkap, Iaitu tema,amanat,tokoh, jalan cerita (plot),

latar, sudut padang pengarang,dan dialog. Unsur – unsur intrinsik cerpen mencakupi :

1) Tema

Tema adaah idea utama sesebuah cerita diyakini dan dijadikan sumber cerita.

Dalam sebuah cerpen, tema selalunya disamakan dengan tapak bagi membina sebuah

bangunan. Bangunan tidak akan dapt didirikan tanpa memiliki tapak terlebih dahulu.

Oleh itu tema adalah faktor utama untuk membentuk rangkaian cerita atau untuk

bercerita.Tema dapat diwujudkan melalui pengamatan pengarang terhadap berbagai

peristiwa dalam kehidupan ini. Kita dapat memahami tema sebuah cerita jika sudah

membaca cerita tersebut secara keseluruhan.

2) Latar

Latar dalam sebuah cerita menunjuk pada pengertian tempat, hubungan waktu,

dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. . Sebuah

cerita harus jelas tempat peristiwaa berlaku, waktu ia terjadi dan suasana serta keadaan

ketika cerita berlangsung.Hal ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada

pembaca, menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh ada dan

terjadi. Unsur latar dapat dipecahkan kepada tiga bahagian seperti berikut :

3

Page 4: Pengenalan Menganalisis Cerpen

i) LatarTempat

Latar tempat merujuk pada lokasi terjadinya peristiwa. Unsur tempat yang

dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu.

ii) Latar Waktu

Latar waktu mengaitkan waktu dan masa terjadinya peristiwa-peristiwa yang

disampaikan oleh pengarang.

iii) Latar Sosial

Latar sosial merujuk pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan

dosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Latar sosial dapat

berupa kebiasaan hidup, istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan

bersikap, Serta hal-hal lainnya.

3) Plot

Plot atau alur adalah susunan peristiwa atau kejadian yang membentuk sebuah cerita.

Alur tidak hanya mengemukakan apa yang terjadi, akan tetapi menjelaskan mengapa hal

ini terjadi. Kehadiran alur dapat membuat cerita berkesinambungan. Menurut Aswendo

Atmowiloto plot adalah sebab-akibat yang membuat cerita berjalan dengan irama atau

gaya dalam menghadirkan ide dasar.

Oleh kerana itu, alur juga disebut sebagai susunan cerita atau jalan cerita. Ada dua

cara yang dapat digunakan dalam menyusun bahagian-bahagian cerita, Pengarang

menyusun peristiwa-peristiwa secara berurutan mulai dari perkenalan sampai

penyelesaian. Susunan yang demikian disebut alur maju dari awal seperti berikut :

- Mulai melukiskan keadaan (situation);

- Peristiwa-peristiwa mulai bergerak (generating circumtanses);

- Keadaan mulai memuncak (rising action);

- Mencapai titik puncak (klimaks)

- Pemecahan masalah/ penyelesaian (denouement)

4

Page 5: Pengenalan Menganalisis Cerpen

Urutan peristiwa boleh difahami mengikut urutan Plot seperti :

a) Pengenalan - Bahagian cerita berupa lukisan , waktu, tempat atau kejadian yang

merupakan awal cerita.

b) Penampilan masalah - Bahagian yang menceritakan masalah yang dihadapi

watak dalam cerita.

c) Puncak ketegangan / klimaks – Menceritakan masalah dalam cerita dan konflik

telah memuncak.

d) Ketegangan menurun / antiklimaks – Menceritakan masalah telah beransur –

ansur dapat diatasi dan mulai hilang.

e) Penyelesaian - Masalah telah dapat diatasi atau diselesaikan.

Pengarang menyusun peristiwa secara tidak berurutan. Pengarang dapat

memulainya dari peristiwa terakhir atau peristiwa yang ada di tengah, kemudian melihat

kembali pada peristiwa-peristiwa yang mendahuluinya. Susunan yang demikian disebut

alur sorot balik (flashback). Selain itu, ada juga istilah alur erat dan alur longgar. Alur

erat adalah jalinan peristiwa yang sangat padu sehingga apabila salah satu peristiwa

ditiadakan maka dapat mengganggu keutuhan cerita. Adapun alur longgar adalah jalinan

peristiwa yang tidak begitu padu sehingga apabila salah satu peristiwa ditiadakan tidak

akan mengganggu jalan cerita.

4) Watak dan Perwatakan

Istilah watak menunjuk pada orangnya, pelaku cerita, sedangkan perwatakan, atau

karakter menunjuk pada sifat dan sikap para watak atau tokoh yang menggambarkan

kualiti peribadi seorang tokoh. Tokoh cerita merupakan pembawa dan penyampai pesan,

amanat, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Secara

umum kita mengenal tokoh protagonis dan antagonis.

Tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi, tokoh yang mengikuti norma-

norma, nilai-nilai yang ideal bagi kita. Tokoh protagonis menampilkan sesuatu yang

sesuai dengan pandangan dan harapan pembaca.

5

Page 6: Pengenalan Menganalisis Cerpen

Tokoh antagonis adalah tokoh yang menyebabkan terjadinya konflik. Tokoh

antagonis merupakan penentang tokoh protagonis. Ada beberapa cara penggambaran

karakter tokoh dalam cerpen, di antaranya melalui apa yang dilakukan oleh tokoh. Hal ini

berkaitan dengan bagaimana tokoh tersebut bersikap dalam situasi ketika tokoh harus

mengambil keputusan.

Menggambarkan watak atau karakter seseorang tokoh juga yang dapat dilihat dari

tiga segi iaitu melalui:

- Dialog tokoh

- Penjelasan tokoh

- Penggambaran fizikal tokoh

5) Nilai ( amanat )

Pesan atau amanat yang ingin di sampaikan pengarang dalam bentuk tulisan.

Melalui amanat, pengarang dapat menyampaikan sesuatu, baik hal yang bersifat positif

maupun negatif. Dengan kata lain, amanat adalah pesan yang ingin disampaikan

pengarang berupa pemecahan atau jalan keluar terhadap persoalan yang ada dalam cerita.

Adapun unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi

secara tidak langsung mempengaruhi bangun cerita sebuah karya

6) Sudut pandangan ( Point of View )

Sudut pandang adalah visi pengarang dalam memandang suatu peristiwa dalam

cerita. Untuk mengetahui sudut pandang, kita dapat mengajukan pertanyaan siapakah

yang menceritakan kisah tersebut? Ada beberapa macam sudut pandang, di antaranya

sudut pandang orang pertama (gaya bercerita dengan sudut pandang "aku"), sudut

pandang peninjau (orang ketiga), dan sudut pandang campuran.

7) Gaya Bahasa

Gaya bahasa adalah cara khas penyusunan dan penyampaian dalam bentuk tulisan

dan lisan. Ruang lingkup dalam tulisan meliputi penggunaan kalimat, pemilihan diksi,

6

Page 7: Pengenalan Menganalisis Cerpen

penggunaan majas,dan penghematan kata. Jadi, gaya merupakan seni pengungkapan

seorang pengarang terhadap karyanya..

OBJEKTIF KERTAS KERJA

Objektif kertas kerja ini dihasilkan adalah untuk menganalisis 4 buah cerpen

terpilih iaitu :

1) Cerpen Warna Hati Seorang Datin Karya Rahman Haji Yusof

2) Cerpen Pahlawan Buntung Karya S. Othman Kelantan

3) Cerpen Gersang Karya Masniah Kalyubi

4) Cerpen Seekor Manusia Seorang Manusia Seorang Binatang Karya Muhammad

Isa Al-Jambuli

Kertas kerja ini akan menganalisis cerpen-cerpen tersebut melalui beberapa

perkara iaitu :

A. Tema

B. Watak dan Perwatakan

C. Latar

D. Plot

E. Teknik Penceritaan

F. Gaya Bahasa

G. Nilai Pengajaran

7

Page 8: Pengenalan Menganalisis Cerpen

Diharapkan dengan penghasilan kertas kerja ini dapat membantu pembaca untuk

lebih memahami cerpen-cerpen diatas dengan lebih baik. Hasil analisi ini juga diharapkan

mampu menjadi sumber informasi dan tambahan ilmu pengetahuan khususnya bidang

karya sastera.

PEMBATASAN KAJIAN

Kajian ini menggunakan kaedah ke perpustakaan. Rujukan telah dibuat di

perpustakaan Universiti Putra Malaysia, Perpustakaan Universiti Kebangsaan Malaysia

dan Dewan Bahasa dan Pustaka. Selain itu rujukan turut dibuat berdasarkan jurnal Dewan

sastera dan Dewan Bahasa. Rujukan dalam talian maya turut menyumbang dalam proses

kajian ini dilaksanakan selain daripada rujukan dan perbincangan bersama rakan kuliah

yang lain.

Penganalisisan cerpen dapat dibuat melalui banyak perkara atau fokus. Walau

bagaimanapun kertas kerja ini hanya akan menganalisis cerpen-cerpen yang telah dipilih

melalui beberapa perkara iaitu :

A. Tema

B. Watak dan Perwatakan

C. Latar

D. Plot

E. Teknik Penceritaan

F. Gaya Bahasa

G. Nilai Pengajaran

8