pengenalan gejala serangan hama pada tanaman pangan.docx

23
PENGENALAN GEJALA SERANGAN HAMA PADA TANAMAN PANGAN (Laporan Praktikum Pengendalian Hama Tanaman) Oleh Daryati 1214121047 LABORATORIUM HAMA TUMBUHAN JURUSAN AGROTEKNOLOGI

Upload: adamkurniawan94

Post on 26-Dec-2015

213 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGENALAN GEJALA SERANGAN HAMA PADA TANAMAN PANGAN.docx

PENGENALAN GEJALA SERANGAN HAMA PADA TANAMAN PANGAN

(Laporan Praktikum Pengendalian Hama Tanaman)

Oleh Daryati

1214121047

LABORATORIUM HAMA TUMBUHAN JURUSAN AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

2014

Page 2: PENGENALAN GEJALA SERANGAN HAMA PADA TANAMAN PANGAN.docx

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengamatan

Hasil yang didapatkan dari praktikum yang telah dilakukan adalah

sebagai berikut :

No. Foto Gambar Keterangan1.

Sumber: http://gembeltajirblogspotcom.blogspot.com/2011/07/ulat-grayak-spodoptera-litura.html

Ordo : LepidopteraFamily : NoctuidaeGenus : SpodopteraSpesies : Spodoptera litura

2.

Sumber : http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/pengelolaan-hama-kutu-daun-pada-jagung-dan-pengendaliannya

Ordo :HemipteraFamily:AphididaeGenus : AphisSpesies :Aphis sp.

3.

Sumber: http://apps.cs.ipb.ac.id/ipm/main/komoditi/detail/27

Ordo :HemipteraFamily: AlydidaeGenus : LeptocorisaSpesies : Leptocorisa oratorius

Page 3: PENGENALAN GEJALA SERANGAN HAMA PADA TANAMAN PANGAN.docx

4.

Sumber: http://logmancing.blogspot.com/2013/01/gaang-orong-orong.html

Ordo : OrthopteraFamily:GryllotalpidaeGenus : GryllotalpaSpesies : Gryllotalpa sp.

5.

Sumber: http://centongkaleng.wordpress.com/2011/08/05/hama-padi-wereng/

Ordo :HemipteraFamily:DelphacidaeGenus : NilaparvataSpesies :Nilaparvata lugens

6.

Sumber: http://tipsmancing.info/burung/burung-gelatik-coklat.html

Ordo : Hemiptera

Family:Pseudococcid

ae

Genus: Pseudococcus

Spesies           

: Pseudococcus

citriculus

7.

Sumber: http://infoopt.com/?Break_News:OPT_baru

Ordo : HemipteraFamily:DelphacidaeGenus : PeregrinusSpesies :Peregrinus maidis

8.

Sumber: http://hansdw08.student.ipb.ac.id/2011/09/14/serangan-hama-boleng-cylas-formicarius-pada-ubi-jalar/

Ordo:Family :Genus : CylasSpesies : Cylas formicarius

Page 4: PENGENALAN GEJALA SERANGAN HAMA PADA TANAMAN PANGAN.docx

9.

Sumber: http://temanminumkopi.blogspot.com/2011_05_01_archive.html

Ordo :OrtopteraFamily:AcrididaeGenus:ValangaSpesies : Valanga nigricornis

Pembahasan

Dalam praktikum ini tanaman pangan yang digunakan adalah

kedelai,ganyong,padi,jagung,singkong,dan ubi jalar. Tanaman pangan

tersebut masing-masing memiliki hama yang menyerang. Hama tersebut

diantarnya adalah :

1. Pada tanaman kedelai

A. Ulat grayak (Spodoptera litura )

Bioekologi ulat grayak ini adalah ngengat dengan sayap bagian depan

berwarna coklat atau keperak-perakan, sayap belakang berwarna

keputihan, aktif malam hari. Telur berbentuk hampir bulat dengan

bagian datar melekat pada balik daun (kadang tersusun 2 lapis), warna

coklat kekuning-kuningan, berkelompok (masing-masing berisi 200-

300butir) tertutup bulu seperti beludru, menetas 3-4 hari. 

Larva mempunyai warna yang bervariasi, ulat yang baru menetas

berwarna hijau muda, bagian sisi coklat tua atau hitam kecoklatan dan

hidup berkelompok. Ulat berkepompong dalam tanah, membentuk pupa

tanpa rumah pupa (kokon) berwana coklat kemerahan dengan panjang

sekitar 1,6 cm. Siklus hidup berkisar antara 30 – 60 hari (lama stadium

telur 3 -4 hari, larva yang terdiri dari 5 instar : 20-46 hari, pupa 8 – 11

hari).

Page 5: PENGENALAN GEJALA SERANGAN HAMA PADA TANAMAN PANGAN.docx

Gejala serangan larva yang masih kecil merusak daun dan menyerang

secara serentak berkelompok. dengan meninggalkan sisa-sisa epidermis

bagian atas, transparan dan tinggal tulang-tulang daun saja, memakan

jaringan daun. Tipe mulut dari ulat ini adalah mandibulata (menggigit

dan mengunyah)

Pengendalian dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya:

Pembakaran tanaman, pengolahan tanah yang intensif, mengumpulkan

larva atau pupa dan bagian tanaman yang terserang kemudian

memusnahkannya. Penggunaan perangkap feromonoid seks untuk

ngengat, pemanfaatan musuh alami seperti

predator Sycanus sp., Andrallus spinideus,Selonepnis

geminada, parasitoid Apanteles sp., Telenomus spodopterae, Microplistis

similis, danPeribeae sp. Dan penggunaan insektisida yang dianggap

cukup efektif.

B. Kutu daun (Aphis sp.)

Serangga dewasa berwarna hitam dan berkilau. Tubuh lunak berbentuk

buah pear, badan tertutup tepung seperti mengandung lilin, panjang

tubuh 4-8 mm. Antena panjang, 3-7 ruas, tidak aktif. Kaki panjang dan

ramping, tidak untuk melompat, mempunyai bangunan seperti tanduk

sangat kecil di ujung abdomen. Ada yang bersayap ada yang tidak. Telur

berkembang di dalam induk dan keluar dalam bentuk nimfa. Dalam

beberapa hari nimfa mencapai stadia reproduksi. Imago dapat

menghasilkan 2-20 keturunan per hari pada kondisi yang sesuai. Hal ini

menyebabkan kepadatan populasi aphis meningkat secara cepat. Pada

awal-awal infestasi aphis dewasa tidak mempunyai sayap dan

bergerombol. Aphis bersayap muncul pada generasi selanjutnya dan

menyebar ke tanaman lainnya.

Serangan dari hama ini yaitu menyerang bagian pucuk-pucuk muda,

batang, bunga, daun, dan polong, mengisap cairan daun dan batang,

Page 6: PENGENALAN GEJALA SERANGAN HAMA PADA TANAMAN PANGAN.docx

akibatnya warna dan bentuk daun tidak normal yang pada akhirnya

tanaman mengering Kutu da un ini menghasilkan honeydew yang

dikeluarkan melalui sersinya, sehingga memben tuk embun jelaga

berwarna hitam yang menutupi daun sehingga menghalangi proses

fotosintesis.

Pengendalian yang dilakukan diantaranya adalah dengan kultur teknis

yaitu dengan penanaman polikultur dan juga dengan menggunakan

insektisida kontak ataupun sistemik.

C. Kepik hijau (Nezara viridula)

Bioekologi hama ini diantaranya pada stadia imago berwarna hijau

polos, kepala berwarna hijau serna pronotumnya berwarna jingga dan

kuning keemasan, kuning kehijauan dengan tiga bintik berwarn hijau dan

kuning polos. Telur diletakkan berkelompok (10-90 butir/kelompok)

pada permukaan bawah daun. Nimfa terdiri dari 5 instar. Instar awal

hidup bergerombol di sekitar bekas telur, kemudian menyebar. Pada

kedelai nimfa dan imago terutama mengisap polong. 

Gejala serangan dari hama ini pada fase nimfa dan serangga dewasa

merusak tanaman dengan cara mengisap polong kedelai. Pada polong

yang masih muda dan terserang kepik hijau menyebabkan polong

tersebut menjadi kosong (hampa) dan kempis karena biji tidak terbentuk

dan polong gugur. Pada polong tua menyebabkan biji keriput dan

berbintik-bintik hitam yang pada akhirnya biji menjadi busuk.

Pengendalian yang dilakukan diantaranya adalah mengumpulan kepik

dewasa ataupun nimfa untuk dimusnahkan. Menjaga kebersihan lahan

dari gulma serta menggunakan pestisida yang bersifat kontak maupun

sistemik.

2. Pada tanaman ganyong

Page 7: PENGENALAN GEJALA SERANGAN HAMA PADA TANAMAN PANGAN.docx

Belalang coklat ini berwarna kecoklatan, memiliki sepasang antenna, 2

buah mata majemuk. Memiliki 2 pasang sayap dimana sayap depan lebih

sempit disbanding sayap belakang, 3 pasang kaki dimana memiliki kaki

belakang yang besar. Memiliki sayap dua pasang. Sayap depan lebih

sempit daripada sayap belakang dengan vena-vena menebal/mengeras

dan disebut tegmina. Sayap belakang membranus dan melebar dengan

vena-vena yang teratur. Pada waktu istirahat sayap belakang melipat di

bawah sayap depan.

Gejala serangan belalang ini yaitu daun yang dimakan terlihat dicabik-

cabik tidak teratur. Pada gejala serangan yang berat, tinggal hanya tulang

dan daun saja.

Pengendalian yang dilakukan diantaranya secara mekanis yaitu telur

belalang didalam tanah diambil, demikian juga nimfa yang ada. Secara

kimiawi dapat dilakukan dengan menyemprotkan phosdrin, diazinon,

basudin, dan insektisida lainnya. Secara biologis dilakukan dengan

musuh alami.

3. Pada tanaman padi

A. Walang sangit ( Leptocorisa oratorius)

Bioekologi hama ini yaitu walang sangit merupakan hama yang umum

merusak bulir padi pada fase pemasakan. Serangga apabila diganggu

akan mempertahankan diri dengan mengeluarkan bau. Selain sebagai

mekanisme pertahanan diri, bau yang dikeluarkan juga digunakan untuk

menarik walang sangit lain dari spesies yang sama. Telur walang sangit

berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan dalam barisan di

permukaan atas daun padi. Jumlah telur pada setiap kelompok kira-kira

10-20 butir. Setiap walang sangit betina dapat bertelur lebih dari 100

butir telur dan telur akan menetas setelah 6-7 hari.

Page 8: PENGENALAN GEJALA SERANGAN HAMA PADA TANAMAN PANGAN.docx

Nimfa mengalami 5 instar selama 17-27 hari. Walang sangit yang

dewasa berbentuk langsing dan panjangnya sekitar 16-18 mm. Bagian

perut berwarna hijau atau krem dan pada punggungnya berwarna coklat

kehijau-hijauan. Daur hidup rata-rata mencapai sekitar 5 minggu, lebih

kurang 23-34 hari. Bila keadaan kehidupan ideal, daur hidupnya dapat

mencapai 115 hari.             

Gejala yang ditimbulkan baik nimfa maupun walang sangit dewasa

mengisap bulir pada yang masih pada tingkatan masak susu sehingga

malai padi menjadi hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut,

berwarna coklat dan tidak enak. Sebelum butiran padi terbentuk, walang

sangit mengisap tunas-tunas muda dan daun muda yang empuk dan

berair.  Pada daun terdapat bercak bekas isapan dan bulir padi berbintik-

bintik hitam.  

Pengendalian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Bertanam serempak agar makanan tidak tersedia terus-menerus

sehingga dapat memutus siklus hidupnya.

b. Peningkatan kebersihan dengan mengendalikan gulma di sawah

dan di sekitar pertanaman.

c. Mengumpulkan dan memusnahkan telur sehingga mengurangi

jumlah hama ini.

d. Melepas musuh alami seperti jangkrik, laba-laba,

parasitoid Chrysona spp., capung.

e. Rotasi tanaman agar dapat memutus siklus hidup dari walang

sangit.

f. Penyemprotan dengan insektisida.

B. Wereng (Nilavaparvata lugens)

Bioekologi hama ini diantaranya Stadia tanaman yang rentan terhadap

serangan wereng coklat adalah dari pembibitan sampai fase matang susu.

Page 9: PENGENALAN GEJALA SERANGAN HAMA PADA TANAMAN PANGAN.docx

Wereng coklat betina bertelur sebanyak ± 200-700 butir yang diletakkan

dalam pelepah daun atau sepanjang urat tengah dan menetas dalam 5-9

hari, telurnya berwarna keputih-putihan dalam barisan memanjang.

Nimfa mengalami 5 instar dalam waktu 12-18 hari, berwarna coklat

muda sampai tua. Wereng coklat mempunyai mulut pengisap dan

memasukkan alat pengisap untuk menghisap cairan tanaman pada

system vaskular (pembuluh tanaman). Siklus hidupnya 21-33 hari.

Dalam satu tahun mungkin ada 4 atau lebih generasi

Gejala yang ditimbulkan daun berubah kuning oranye sebelum menjadi

coklat dan mati. Dalam keadaan populasi wereng tinggi dan varietas

yang ditanam rentan wereng coklat dapat mengakibatkan tanaman

seperti terbakar atau “hopperburn”. Mengeluarkan embun madu yang

menyebabkan bercak hitam yang disebabkan cendawan jalaga.

Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan menggunakan varietas

tahan wereng,menggunakan perangkap cahaya, penggunaan musuh

alami berupa parasitoid Aponteles spp., Cotesia spp.,dan penggunaan

pestisida.

C. Orong-orong (Grylotalpha sp.)

Hama ini memiliki tungkai depan yang besar. Siklus hidupnya

berlangsung enam bulan.

Gejala yang disebabkan hama ini dapat merusak tanaman pada semua

fase tumbuh. Benih yang disebar di persemaian juga dapat dimakannya.

Hama ini memotong tanaman pada pangkal batang .Orong-orong

merusak akar muda dan bagian pangkal tanaman yang berada di bawah

tanah. Pertanaman padi muda yang diserangnya mati sehingga terlihat

adanya spot-spot kosong di sawah.

Pengendalian orong-orong dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. perataan tanah agar air tergenang merata.

Page 10: PENGENALAN GEJALA SERANGAN HAMA PADA TANAMAN PANGAN.docx

2. penggenangan sawah 3-4 hari dapat membantu membunuh telur

orang-orong di tanah.

3. penggunaan umpan (sekam dicampur insektisida).

4. penggunaan insektisida (bila diperlukan) yang berbahan

aktif karbofuran atau fipranil.

D. Penggerek batang padi (Scirpophaga sp.)

Larva merusak sistem pembuluh tanaman di dalam batang. Stadia

tanaman yang rentan terhadap serangan penggerek adalah dari

pembibitan sampai pembentukan malai. Ngengat betina dewasa bertelur

lebih kurang 200 telur yang diletakkan pada daun atau pelepah daun

tanaman dan telurnya ditutup dengan bulu-bulu seperti beludru berwarna

coklat muda. beberapa telur ada yang berbentuk sisik. Telur akan

menetas sesudah 5-10 hari. Kemudian larva makan daun. Beberapa hari

kemudian, mereka akan menggerek batang dan masuk ke dalam batang

serta makan bagian dalam batang (teras) padi.

Tingkatan hidup larva lamanya sekitar 28-35 hari. Larva menjadi pupa

pada pangkal batang padi, walaupun mungkin juga terjadi dalam tanah.

Sekitar 10 hari pupa menetas menjadi ngengat. Siklus hidupnya 40-70

hari tergantung pada spesiesnya.

Gejala yang ditimbulkan pucuk tanaman layu, kering berwarna

kemerahan dan mudah dicabut, daun mengering dan seluruh batang

kering. Tanaman padi menghasilkan malai-malai yang hampa dan

berwarna keputih-putihan.

Pengendalian hama ini dapat dilakukan diantaranya dengan

menggunakan varitas tahan dan berumur pendek agar cepat panen.

Meningkatkan kebersihan lingkungan. Menggenangi sawah selama 15

hari setelah panen agar kepompong mati. Membakar jerami agar telur,

larva atau pupa yang masih tertinggal dalam jerami bisa dimusnahkan.

Page 11: PENGENALAN GEJALA SERANGAN HAMA PADA TANAMAN PANGAN.docx

Penggunaan musuh alami seperti parasitoid Trichogramma japonicum,

Parasitoid Trichogramma braziliensis, kumbang tanah, jangkerik, semut,

laba-laba. Rotasi tanaman agar dapat memutus siklus hidup dari hama

tersebut.

4. Pada tanaman jagung

Wereng daun jagung (Peregrinus maidis)

Bioekologi hama wereng pada daun jagung ini hamper mirip dengan

wereng coklat. Bentuk dan ukuran serangga dewasa mirip dengan hama

wereng coklat dewasa yang meyerang padi. Memiliki siklus hidup 25

hari, masa telur 8 hari, telurnya berbentuk bulat panjang dan agak

membengkok (seperti buah pisang) (Lilies, 1991).

Nimpa mengalami 5 instar, instar pertama berwarna kemerah-merahan

kemudian berangsur-angsur berubah menjadi putih kekuning-kuningan.

Berkembang pada musim hujan lebih dari 500 ekor pertanaman pada

umur jagung ± 2 bulan, sedangkan pada musim kemarau populasi relatif

rendah hanya 1 – 23 ekor pertanaman (Mantik dan Asmaniar 1994).

Gejala serangan pada daun tampak bercak bergaris kuning, garis-garis

pendek terputus-putus sampai bersambung terutama pada tulang daun

kedua dan ketiga. Daun tampak bergaris kuning panjang, begitu pula

pada pelepah daun. Pertumbuhan tanaman akan terhambat, menjadi

kerdil, tanaman menjadi layu dan kering (hopper burn).

Pengendalian dilakukan dengan cara waktu tanam serempak, waktu

tanam dilakukan pada akhir musim hujan dan menggunakan insektisida

insektisida Carbofuran 3%.

5. Pada tanaman singkong

A. Kutu putih

Page 12: PENGENALAN GEJALA SERANGAN HAMA PADA TANAMAN PANGAN.docx

Bioekologi hama ini telur diletakkan secara berkelompok dalam sebuah

kantung (ovisak), kantung telur terbuat dari benang-benang lilin yang

sangat lengket. Lalu telur diletakkan pada bagian bawah permukaan

tanaman. Setelah meletakkan telur yang pertama, imago kutu putih akan

maju beberapa langkah dan proses peletakan telur berikutnya segera

dimulai. Telur diletakkan di sisi telur terdahulu, sehingga letak telur

berjejer sepanjang tangkai dan tulang daun.

Panjang tubuh imago betina rata-rata 2,2 mm dengan kisaran 1,5-2,7 mm

dan lebar tubuh rata-rata 1,4 mm dengan kisaran 0,9-1,7 mm.

Imago betina biasanya meletakkan 100-600 telur dalam satu kantung

telur (ovisac). Peletakan telur biasanya berlangsung dalam 10 hari, dan

pada hari kesepuluh nimfa instar satu atau crawler sudah mulai aktif

mencari makan.

Imago jantan berwarna merah muda, terutama pada masa pra pupa dan

pupa, sedangkan pada saat instar pertama dan kedua berwarna kuning.

Panjang tubuh imago jantan rata-rata 0,6 mm dengan kisaran 0,5-1,0 mm

dan lebar tubuh 0,3 mm dengan kisaran 0,2-0,6 mm Imago jantan

memiliki antena dengan 10 segmen, aedagus terlihat jelas, memiliki

sejumlah pori lateral dan sayap berkembang dengan baik.

Gejala serangan hama kutu putih biasanya bergerombol sampai puluhan

ribu ekor. Mereka merusak dengan cara mengisap cairan. Semua bagian

tanaman bisa diserangnya dari buah sampai pucuk. Serangan pada pucuk

menyebabkan daun kerdil dan keriput seperti terbakar. Hama ini juga

menghasilkan embun madu yang kemudian ditumbuhi cendawan jelaga

sehingga tanaman yang diserang akan berwarna hitam.  Serangga dewasa

dan nimfa menghisap bagian tanaman, sehingga terjadi perubahan

bentuk yang tidak normal. Pada tanaman yang terserang tampak

dipenuhi oleh kutu-kutu putih seperti kapa.

Page 13: PENGENALAN GEJALA SERANGAN HAMA PADA TANAMAN PANGAN.docx

Pengendalian yang dilakukan adalah dengan menggunakan musuh alami

yang berupa predator atau parasitoid

B. Tungau merah

Tungau Merah / Spider Mite Adalah Hama Penghisap Cairan Sel - Sel

Daun (Klorofil) , Ukuranya Sangat Kecil Berkisar Antara 0,3 mm – 0,4

mm Berwarna Merah. Tungau lebih menyukai sisi daun bagian bawah

dan berkembang biak selama musim panas , cuaca kering dan umumnya

tidak merusak pada musim penghujan dengan cuaca lembab atau basah.

Gejala serangan hama ini diantaranya daun-daun yang terserang

pertama kali Akan kelihatan suram , tampak berbintik kuning yang

kemudian menyatu dan berubah seperti karat atau keperang - perangan

dan akhirnya rontok. Tanaman yang terserang tidak dapat tumbuh

normal, apabila serangan berat biasanya tanaman menjadi sangat kerdil

dan rontok.

Pengendalian tungau dapat dilakukan dengan kultur teknis yaitu

melakukan waktu tanam yang tepat,melakukan sanitasi lahan dan juga

menggunakan insektisida berbahan aktif dikofol atau tetradifon.

6. Pada tanaman ubi jalar

Penggerek umbi ( Cylas formicarius)

Siklus hidup C. formicarius memerlukan waktu 1–2 bulan, secara umum

35–40 hari pada musim panas. Telur C. formicarius berwarna putih

krem, berbentuk oval tak beraturan berukuran 0,46–0,65 mm (Supriyatin

2001). Menurut Capinera (1998) panjang telur 0,77 mm dengan lebar

0,50 mm. Larva C. formicariusterdiri atas tigainstar dengan periode

instar pertama 8–16 hari, instar kedua 2–21 hari, dan instar ketiga 35–56

hari. Pupa berwarna putih, tetapi seiring dengan waktu dan

perkembangannya, berubah menjadi abu-abu dengan kepala dan mata

Page 14: PENGENALAN GEJALA SERANGAN HAMA PADA TANAMAN PANGAN.docx

gelap. Lama masa pupa berkisar 7–10 hari, tetapi pada cuaca dingin

dapat mencapai 28 hari.

Gejala serangan dari hama ini yaitu menyerang epidemis akar atau

batang dan permukaan luar umbi dengan cara membuat lubang gerekan.

Larva juga menyerang akar, batang, dan umbi dengan cara yang sama,

tetapi sisa gerekan ditumpuk di sekitar lubang gerekan dengan bau yang

khas. Umbi yang rusak meng-hasilkan senyawa terpenoid sehingga

terasa pahit, dan tidak dapat dikonsumsi walaupun kerusakannya rendah

(Jansson et al. 1987).

Pengendalian hama ini diantaranya penggunaan varietas tahan, teknik

bercocok tanam yang baik , musuh alami yang berupa predator atau

prasitoid, dan penggunaan pestisida bila diperlukan.

Page 15: PENGENALAN GEJALA SERANGAN HAMA PADA TANAMAN PANGAN.docx

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2013. Hama Kutu Putih. http :// planthospital. Blogspot.com /2013/12/identifikasi-hama-pseudococcus.html. Diakses tanggal 19 April 2013.

Capinera, J.L. 1998. Sweet Potato Weevil, Cylas formicarius(Fabricius). Institute of Food and Agricultural Sciences. University of Florida. 7 pp.

Jansson, R.K., H.H. Bryan, and K.A. Sorensen.1987. Within-vine distribution and damage of sweet potato weevil, Cylas formicarius elegentulus (Coleoptera: Curculionidae), on four cultivars of sweet potato in Southern Florida. Florida Entomologist 70(4): 523− 526.

Lilies,C.S. 1991. Kunci Determinasi Serangga. Yogyakarta: Kanisius.

Mantik,I. dan Asmaniar. 1994. Pengendalian Terpadu Hama Wereng Jagung. PEII cab. Sumbar Dalam Seminar Sehari di Padang.

Supriyatin. 2001. Hama boleng pada ubi jalar dan cara pengendaliannya. Palawija (no. 2):22−29

Page 16: PENGENALAN GEJALA SERANGAN HAMA PADA TANAMAN PANGAN.docx