pengembangan prototype buku cerita anak tentang … · tentang terumbu karang dalam konteks...

150
i PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9-12 TAHUN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar \ Oleh: Merpin Saogo NIM: 121134242 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: trannga

Post on 03-Mar-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

i

PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK

TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS

EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI

UNTUK ANAK 9-12 TAHUN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

\

Oleh:

Merpin Saogo

NIM: 121134242

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk:

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu setia menyertai dan

memberiku kekuatan jasmani dan rohani

2. Kedua orang tua: Bapak Elimar Saogo dan Ibu Nursi Saogo, yang selalu

memberikan perhatian, motivasi dan kasih sayang yang tulus.

3. Kelompok Bakti Kasih Kemanusia (KBKK) yang telah memberikan beasiswa

dan perhatian kepada peneliti selama studi di PGSD Universitas Sanata

Dharma.

4. Seluruh pastor di Mentawai yang selalu memberikan doa dan dukungan

kepada peneliti selama studi di PGSD Universitas Sanata Dharma.

5. Seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan dan nasehat.

6. Teman-temanku PGSD angkatan 2012 yang turut membantu peneliti dalam

menyelesaikan skripsi ini.

7. Almamater peneliti: Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

v

MOTTO

“Dunia adalah sebuah buku dan mereka yang tidak

melakukan perjalanan hanya membaca sebuah halaman”.

(Santo Agustinus)

Melibatkan imajinasi bukanlah tambahan manis terhadap

pembelajaran; Keterlibatan ini adalah inti dari pembelajaran

itu sendiri.

(Kieran Egan)

Mungkin aku bukanlah teman yang baik untuk

diajak ngobrol, tetapi aku adalah teman terbaik jika

diajak untuk bekerja.

(Merpin Saogo)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 20Januari 2016

Peneliti

Merpin Saogo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata

Dharma

Nama : Merpin Saogo

Nomor Mahasiswa : 121134242

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK

TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS

EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9-

12 TAHUN.

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma

baik untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam

bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu ijin dari saya atau

royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal, 20 Januari 2016

Yang menyatakan,

Merpin Saogo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

viii

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG

TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT

MENTAWAI UNTUK ANAK 9-12 TAHUN

Merpin Saogo

Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan yang diawali adanya

potensi dan masalah terkait kurangnya kesadaran masyarakat Mentawai untuk

mengkonservasi terumbu karang. Potensi yang peneliti soroti adalah manfaat terumbu

karang sebagai pelindung pantai dan tempat tinggal biota laut. Masalah yang peneliti

lihat adalah adanya perilaku masyarakat yang mengambil terumbu karang secara

sembarangan. Dari hasil analisis kebutuhan guru dan anak di SDK St.Fransiskus

Sikabaluan, peneliti mendapatkan data jika mereka membutuhkan buku panduan

tentang pentingnya memelihara terumbu karang. Oleh sebab itu, peneliti terdorong

mengembangkan prototype buku cerita “ Derita Aat si Gurita Kecil” untuk anak usia

9-12 tahun agar mereka dapat memelihara terumbu karang.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and

Development atau R&D). Penelitian ini menggunakan tujuh langkah yang diadopsi

dari Sugiyono yang meliputi: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3)

desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk dan (7) revisi

akhir produk. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan proses pengembangan

prototype buku cerita “Derita Aat si Gurita Kecil” serta kualitas . prototype tersebut

dapat anak 9-12 tahun memiliki persepsi untuk memelihara terumbu karang.

Prototype divalidasi oleh seorang validator dengan skor 54 (sangat baik), sehingga

layak diuji cobakan.

Uji coba dilakukan di SDK St. Fransiskus Sikabaluan Mentawai kepada 22

siswa. Hasil persepsi siswa setelah mengikuti uji coba adalah 54.54% anak mengerti

dampak kerusakan terumbu karang, 68.18% anak mengetahui penyebab rusaknya

terumbu karang, serta 72.72% anak termotivasi untuk menjaga kelestarian terumbu

karang. Jadi prototype buku tersebut dapat digunakan untuk melakukan pendidikan

tentang konsevasi terumbu karang (empowering).

Kata kunci: pengembangan, buku cerita anak, empowering, terumbu karang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

ix

ABSTRACT

Saogo, M. 2016. Developing a Prototype of Children Story Book about Coral reef

For Children Aged 9-12 Years In whithin the Context of Empowering in the

Mentawai Society. Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teacher Study

Program of Sanata Dharma University.

This research was a research and development that preceded the potential and

problems related to lack of awareness of the Mentawai people to conserve coral reefs.

The researchers highlight the potential benefits of coral reefs are as protective beach

dwelling marine life. Problems that researchers see was the existence of the behavior

of the people who takes coral reefs carelessly for building materials and destroy

fishing use bomb that destroys coral reefs. Therefore , researchers impelled do

research development prototype story books about coral reefs for children aged 9-12

years in the context of empowering the Mentawai society .Thus the prototype can be

used for social learning to infuse habit of the importance of tending coral reefs.

This research was a research and development (Research and Development or

R & D). This research uses seven steps adopted from Sugiyono which includes: (1)

the potential and problems, (2) data collection, (3) the design of the product, (4)

design validation, (5) a revision of design, (6) test products and (7) the revision of the

final product. The purpose of this research was to produce products of prototype story

books suffered hen the litle octopus. The prototype validated by a validator with the

average of score 54 (very good), So as to be feasible in tested.

The trial was done in the SDK St. Francis Sikabaluan Mentawai to 22

students, on 16-19 June 2015 in inside and outside the room. Results perceptions of

students after participating in trials was that students understand the impact of

damage to coral reefs (54.54%), determine the cause of the destruction of coral reefs

(68.18%), motivated to preserve coral reefs (72.72%). Thus the prototype of the book

can be a means to carry out education about coral reef conservation.

Keywords: development , story books children , empowering , coral reefs.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

x

PRAKATA

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa (TYME),

karena atas berkat dan rahmatnya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG

TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT

MENTAWAI UNTUK ANAK 9-12 TAHUN. Skripsi ini disusun dalam rangka

memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Peneliti menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu serta memberikan

motivasi dalam penyusunan skripsi ini sampai selesai. Pada kesempatan ini, peneliti

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma

2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST., M.A., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum., Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan saran, kritik, dorongan, semangat, waktu, pikiran, dan tenaga untuk

membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

xi

4. Wahyu Wido Sari, S.Si., M. Biotech., Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan kritik, saran, semangat, waktu, pikiran dan tenaga untuk

membimbing peneliti dalam menyelesaikan skrispi.

5. Seluruh dosen dan staff karyawan Universitas Sanata Dharma yang telah

memberikan pelayanan prima selama perkuliahan.

6. Antonius Samino, S.Ag selaku Kepala Sekolah SDK St.Fransiskus Sikabaluan

yang sudah mengijinkan peneliti dalam melakukan penelitian demi

terselesaikannya skripsi ini.

7. Para guru dan seluruh siswa-siswi SDK St.Fransiskus Sikabaluan yang sudah

membantu peneliti demi terselesaikannya skripsi ini.

8. Validator yang berkenan memvalidasi produk skripsi ini dengan memberikan

komentar dan saran demi perbaikan kualitas produk yang dikembangkan peneliti.

9. Mespin Zulian Samaloisa dan Agustinus Aris, teman penelitian kolaboratif, yang

sama-sama berjuang serta saling menyemangati dan memberikan masukan

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

10. Kelompok Bakti Kasih Kemanusiaan (KBKK) yang telah memberikan perhatian,

kasih sayang, dan cinta kepada peneliti selama studi di PGSD Universitas Sanata

Dharma.

11. Romo Madya Utama, SJ sebagai bapak rohani peneliti yang telah mendampingi

peneliti selama studi di PGSD Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

xii

12. Semua pastor yang berkarya di Mentawai yang selalu memberikan dukungan dan

doa yang tulus.

13. Kedua orang tuaku tercinta (Bapak Elimar Saogo dan Ibu Nursi Saogo) yang

selalu memberikan doa, perhatian, dan kasih sayang yang tulus.

14. Kakak Yosfrial Saogo dan seluruh keluarga yang memberikan dukungan dan

nesehat;

15. Sahabat terdekat Rena Christiani yang selalu memberikan semangat dan

dukungan kepada peneliti saat menyelesaikan skripsi ini.

16. Teman-temanku PGSD angkatan 2012 yang turut membantuku dalam

menyelesaikan skripsi ini.

17. Semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu yang telah

memberikan doa, dukungan, dan semangat hingga skripsi ini terselesaikan

dengan baik.

18. Almamater peneliti: Universitas Sanata Dharma

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan dan

keterbatasan. Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, 20 Januari 2016

Peneliti,

Merpin Saogo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi

PERNYATAAN PERSETUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............. vii

ABSTRAK ..................................................................................................... viii

ABSTARCT ................................................................................................... ix

PRA KATA .................................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 5

1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 5

1.5 Definisi Operasional ........................................................................... 6

1.6 Spesifikasi Produk yang Diharapkan .................................................. 8

BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 9

2.1 Kajian Pustaka ...................................................................................... 9

2.1.1 Kepulauan Mentawai .......................................................................... 9

2.1.1.1 Geografis Sikabaluan .............................................................. 9

2.1.1.2 Latar Belakang Penduduk Mentawai ...................................... 10

2.1.1.3 Latar Belakang Pendidikan Masyarakat Mentawai ................. 12

2.1.2 Terumbu Karang sebagai Salah Satu Sumber

Daya Alam Mentawai ........................................................................ 14

2.1.2.1 Definisi Terumbu Karang ....................................................... 14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

xiv

2.1.2.2 Manfaat Terumbu Karang ....................................................... 18

2.1.2.3 Penyebab dan Bahaya Kerusakan Terumbu Karang ............... 19

2.1.3 Pendidikan sebagai Sarana Empowering ........................................... 21

2.1.3.1 Pendidikan Empowering ......................................................... 21

2.1.3.2 Empowering dalam Pembelajaran ........................................... 24

2.1.4 Perkembangan Anak Usia 9-12 Tahun .............................................. 27

2.1.4.1 Psikologi Perkembangan Anak Usia 9-12 Tahun ................... 27

2.1.4.2 Ciri Sosiologis Anak Usia 9-12 Tahun ................................... 29

2.1.5 Peran Media Pembelajaran dalam Konteks

Pendidikan Empowering ................................................................... 30

2.1.5.1 Pengertian Media .................................................................... 30

2.1.5.2 Media Pembelajaran ................................................................ 32

2.1.5.3 Media Cetak ............................................................................ 33

2.1.5.4 Pengertian Buku Cerita Bergambar ........................................ 37

2.2 Penelitian yang Relevan ....................................................................... 39

2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................ 42

2.4 Pertanyaan Penelitian ............................................................................ 44

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 46

3.1 Jenis Penelitian ...................................................................................... 46

3.2 Setting Penelitian ................................................................................... 46

3.2.1 Tempat Penelitian........................................................................ 46

3.2.2 Subjek Penelitian ......................................................................... 46

3.2.3 Objek Penelitian .......................................................................... 47

3.2.4 Waktu Penelitian ......................................................................... 47

3.3 Prosedur Pengembangan ...................................................................... 47

3.3.1 Potensi dan Masalah .................................................................... 49

3.3.2 Pengumpulan Data ...................................................................... 49

3.3.3 Desain Prototype ......................................................................... 49

3.3.4 Validasi Desain ........................................................................... 50

3.3.5 Revisi Desain .............................................................................. 51

3.3.6 Uji Coba Produk .......................................................................... 51

3.3.7 Revisi Akhir Produk .................................................................... 51

3.4 Instrumen Penelitian .............................................................................. 52

3.5 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 61

3.6 Teknik Analisi Data ............................................................................... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 64

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

xv

4.1 Hasil Penelitian ...................................................................................... 64

4.1.1 Prosedur Pengembangan Prototype Buku Cerita ............................... 64

1. Potensi dan Masalah ............................................................................... 64

2. Pengumpulan Data ................................................................................. 66

3. Desain Produk ........................................................................................ 73

4. Validasi Desain ...................................................................................... 77

5. Revisi Desain ......................................................................................... 81

6. Uji Coba Produk ..................................................................................... 83

a. Uji Coba Produk Tanggal 16 Juni 2015 ........................................... 83

b. Uji Coba Produk Tanggal 17 Juni 2015 ........................................... 85

7. Revisi Akhir Produk .............................................................................. 87

4.1.2 Deskripsi Kualitas Prototype Buku Cerita .............................................. 90

4.2 Pembahasan ............................................................................................... 92

1. Prototype Berisi Informasi Tentang Manfaat Terumbu Karang ........... 92

2. Prototype Menjadi Sarana Pendidikan Cinta lingkungan

Hidup Demi Masa Depan Mentawai yang Lebih Baik. .......................... 93

3. Prototype Dikembangkan dalam Bentuk Buku Cerita Bergambar

yang Sesuai dengan Karakteristik Anak Usia 9-12 Tahun. ................... 95

4. Prototype Tersebut Menginspirasi Guru tentang Pentingnya

Mengintegrasikan Pendidikan Cinta Lingkungan di Tengah

Masyarakat Mentawai ............................................................................. 97

5. Kelebihan dan Kelemahan Prototype Buku ........................................... 99

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ...................... 100

5.1 Kesimpulan .................................................................................... 100

5.2 Keterbatasan ................................................................................... 100

5.3 Saran ............................................................................................... 101

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 103

LAMPIRAN .................................................................................................... 105

RIWAYAT PENELITI .................................................................................. 131

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Pra Penelitian untuk Anak.............................. 52

Tabel 3.2 Lembar Pertanyaan Pra Penelitian untuk Anak ............................. 53

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Pra Penelitian untuk Guru .............................. 54

Tabel 3.4 Lembar Pertanyaan Pra Penelitian untuk Guru .............................. 54

Tabel 3.5 Instrumen Penelitian Persepsi Siswa terhadap

Kualitas Prototype Buku Cerita ..................................................... 55

Tabel 3.6 Instrumen Validasi Produk............................................................. 57

Tabel 3.7 Lembar Validitas Kuesioner kepada Anak .................................... 58

Tabel 3.8 Lembar Validitas Kuesioner kepada Guru ..................................... 60

Tabel 3.9 Skala Likert .................................................................................... 62

Tabel 4.1 Data Kuesioner Pra Penelitian untuk Anak.................................... 67

Tabel 4.2 Hasil Rekapan Kuesioner Pra Penelitian untuk Anak .................... 68

Tabel 4.3 Data Kuesioner Pra Penelitian untuk Guru .................................... 69

Tabel 4.4 Hasil Rekapan Kuesioner Pra Penelitian untu Guru ...................... 70

Tabel 4.5 Pedoman Kelayakan Pra Penelitian untuk Anak ........................... 71

Tabel 4.6 Hasil Validasi Instrumen Pra Penelitian untuk Anak..................... 72

Tabel 4.7 Pedoman Kelayakan Pra Penelitian untuk Guru ............................ 72

Tabel 4.8 Hasil Validasi Instrumen Pra Penelitian untuk Guru ..................... 72

Tabel 4.9 Presentase Respon Anak dan Guru dalam Mengisi Kuesioner ...... 73

Tabel 4.10 Validasi Ahli dari Produk Awal ................................................... 77

Tabel 4.11 Pedoman Kelayakan Prototype ................................................... 79

Tabel 4.12 Validasi Ahli dari Produk yang Sudah Direvisi ........................... 79

Tabel 4.13 Pedoman Kelayakan Prototype .................................................... 80

Tabel 4.14 Analisis Instrumen Persepsi Siswa terhadap

Kualitas Prototype Buku Cerita .................................................. 90

Tabel 4.15 Persentase Persepsi Siswa terhadap Kualitas

Prototype Buku Cerita................................................................. 91

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Bagan Penelitian yang Relevan .................................................... 42

Gambar 3.1 Prosedur Pengembangan .............................................................. 48

Gambar 4.1 Desain Cover Prototype Buku Cerita ........................................... 75

Gambar 4.2 Desain Awal Prototype Buku Cerita ............................................ 76

Gambar 4.3 Perbaikan Cover .......................................................................... 81

Gambar 4.4 Perbaikan Efek Warna yang Cerah .............................................. 82

Gambar 4.5 Perbaikan Bahasa dalam Penulisan .............................................. 82

Gambar 4.6 Pembacaan Prototype Buku Cerita di Kelas ................................ 84

Gambar 4.7 Kegiatan di Luar Kelas Tanggal 16 Juni 2015 ............................. 85

Gambar 4.8 Kegiatan di Luar Kelas Tanggal 17 Juni 2015 ............................. 86

Gambar 4.9 Produk Akhir setelah Revisi ......................................................... 87

Gambar 4.10 Anak sedang Membaca Prototype Secara Bergiliran ................ 97

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1: Kisi-Kisi Instrumen Pra-Penelitian untuk Anak dan Guru .......... 105

Lampiran 2: Lembar Pertanyaan Pra Penelitian untuk Anak ........................... 106

Lampiran 3: Lembar pertanyaan Pra Penelitian untuk Guru ........................... 110

Lampiran 4: Lembar Validitas Kuesioner kepada Anak .................................. 114

Lampiran 5: Lembar Validitas Kuesioner kepada Guru .................................. 116

Lampiran 6: Lembar Kuesioner Validasi Buku oleh Ahli

Kelautan dan Perikanan .............................................................. 118

Lampiran 7: Instrumen Penelitian Persepsi Siswa Terhadap

Kualitas Prototype Buku Cerita “Derita Aat Si

Gurita Kecil” untuk Anak Usia 9-12 Tahun ............................... 122

Lampiran 8: Presensi Kehadiran Uji Coba Produk .......................................... 126

Lampiran 9: Tabel Jadwal Penelitian ............................................................... 128

Lampiran 10: Foto Kegiatan Uji Coba di Dalam Kelas ................................... 129

Lampiran 11: Foto Kegiatan di Luar Kelas...................................................... 130

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

1

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3)

tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) spesifikasi produk yang diharapkan, dan

(6) definisi operasional.

1.1. Latar Belakang Masalah

Sikabaluan merupakan salah satu pusat kecamatan di Pulau Siberut yang

disebut dengan Kecamat Siberut Utara. Warga Sikabaluan bermukim tidak jauh dari

tepi pantai, sehingga banyak warga menggantungkan hidup mereka sebagai nelayan.

Sikabaluan yang juga bagian dari Pulau Siberut memiliki sebaran terumbu karang

yang indah dengan berbagai ukuran. Keberadaan terumbu karang menjadi faktor

melimpahnya jenis biota laut yang hidup disekitar terumbu karang tersebut. Kondisi

seperti ini, dengan banyaknya terumbu karang yang hidup memenuhi hampir seluruh

bibir pantai memungkin para nelayan tidak kesulitan dalam mencari ikan. Banyak

jenis ikan karang dengan berbagai bentuk dan ukuran bisa dilihat dan diambil sebagai

sumber protein bagi masyarakat Sikabaluan. Selain itu, keadaan ekosistem terumbu

karang dengan kehidupan di dalamnya menyajikan pemandangan yang indah yang

dapat dijadikan sebagai tempat wisata bawah laut.

Berdasarkan pengamatan peneliti sebagai warga masyarakat di Pulau Siberut,

peneliti melihat bahwa masyarakat di sana kurang menyadari arti pentingnya

mengkonservasi terumbu karang. Ada banyak terumbu karang sekarang ini dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

2

kondisi sangat memprihatinkan atau yang mengalami kerusakan. Kerusakan terjadi

karena ulah masyarakat yang mencari ikan dengan melakukan pengeboman ikan,

sehingga terumbu karang mengalami kerusakan dan beberapa biota laut yang hidup di

sekitar terumbu karang menjadi mati. Selain itu, beberapa masyarakat cenderung

melakukan eksploitasi terhadap terumbu karang dengan tujuan bisnis sebagai bahan

bangunan, akibatnya terumbu karang tidak dapat optimal untuk menjadi peredam

gelombang yang besar. Gelombang besar dengan mudah langsung menerjang ke arah

daratan, sehingga garis pantai mengalami abrasi atau pergeseran ke arah darat.

Menurut Supriyono (2010: 4-7), terumbu karang sebagai salah satu kekayaan hayati

laut memiliki banyak manfaat bagi kehidupan masyarakat di sekitar pantai, seperti:

melindungi pantai dari hempasan ombak, tempat tinggal dan menyediakan makanan

bagi biota laut (ikan, kepiting, gurita, dll), sumber obat-obatan, sebagai sumber bibit

budi daya dan penunjang kegiatan pendidikan dan penelitian.

Berdasarkan gagasan tersebut, peneliti mencari data-data awal tentang

pemahaman anak usia 9-12 tahun dan guru di SDK St.Fransiskus Sikabaluan, yang

terdapat di Pulau Siberut. Data-data yang peneliti gali melalui kuesioner adalah

tentang: (1) manfaat terumbu karang bagi masyarakat, (2) bahaya jika merusak

terumbu karang, (3) upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk mengkonservasi

terumbu karang, (4) sarana yang diperlukan untuk menyadarkan atau memberdayakan

(empowering) masyarakat tentang pentingnya mengkonservasi terumbu karang.

Berdasarkan hasil kuesioner yang peneliti dapatkan dari 22 anak kelas IV-V

SD St.Fransiskus Sikabaluan pada bulan Februari 2015, didapatkan data: 18.18%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

3

anak mengetahui bahwa terumbu karang diambil untuk dijual, 86.36% anak melihat

ada terumbu karang yang mengalami kerusakan di laut, 86.36% anak mengetahui

terumbu karang rusak karena ada kebiasaan masyarakat yang mengambilnya untuk

dijadikan bahan bangunan, 95.45% anak mengatakan bahwa terumbu karang

memiliki manfaat melindungi pantai dari hempasan ombak dan juga tempat tinggal

bagi biota laut, 100% anak menjawab bahwa mereka memerlukan buku tentang

pentingnya memelihara terumbu karang.

Hasil kuesioner yang dibagikan kepada 14 guru di SD St.Fransiskus

Sikabaluan pada bulan Februari 2015 adalah: 71.43% guru mengetahui terumbu

karang bisa dijadikan sumber ekonomis, 85.71% guru melihat kondisi terumbu

karang di Sikabaluan mengalami kerusakan, 85.71% guru mengetahui ada kebiasaan

masyarakat yang mengeksploitasi terumbu karang secara liar untuk bahan bangunan,

92.86% guru menjawab tidak pernah mendapat penyuluhan tentang cara memelihara

terumbu karang, dan 100% guru memerlukan buku tentang pentingnya memelihara

terumbu karang.

Data-data tersebut menjadi acuan bagi peneliti untuk melakukan penelitian

pengembangan dalam menyusun sebuah prototype buku cerita tentang terumbu

karang di Mentawai berjudul “Derita Aat si Gurita Kecil”. Tokoh utamanya adalah

seekor gurita kecil yang diberi nama Aat. Selain mudah diingat dan lucu, nama Aat

juga sangat terkenal di tengah masyarakat. Aat adalah nama seorang pemuda yang

sangat dekat dengan banyak orang. Meski sudah dewasa, kondisi fisik tidak

menggambarkan dia seperti itu melainkan dia terlihat seperti anak yang kira-kira baru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

4

berusia lima belas tahun. Aat bekerja sebagai tukang angkat mesin boat. Senyum dan

cara berbicaranya yang sedikit gagap membuatnya disenangi oleh banyak orang.

Dengan alasan itulah, peneliti menggunakan nama Aat sebagai nama tokoh utama

dalam cerita. Keberadaan nama Aat yang akrab di tengah masyarakat dan juga mudah

diingat oleh anak-anak, akan membuat anak-anak semakin tertarik untuk membaca

buku cerita tersebut. Maka dari itu, buku tersebut tidak hanya membuat anak tertarik

untuk membaca karena Aat sebagai tokoh utama, tetapi lebih dari itu dapat dijadikan

sebagai panduan supaya anak-anak di Sikabaluan sedini mungkin menyadari

pentingnya mengkonservasi terumbu karang (empowering). Konsep empowering ini

peneliti maksudkan untuk merealisasikan ide dari Sastrapratedja (2013:14) tentang

pentingnya pendidikan yang dapat memberdayakan atau membantu orang agar dapat

mengambil tanggung jawab atas kehidupannya, dan berefleksi atas tindakannya.

Dalam konteks ini, tanggung jawab yang hendak ditanamkan pada anak-anak di

Sikabaluan adalah tentang pentingnya merawat terumbu karang. Oleh sebab itu

penelitian ini berjudul “Pengembangan Prototype Buku Cerita Tentang Terumbu

Karang dalam Konteks Empowering Masyarakat Mentawai untuk Anak 9-12 Tahun”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dapat

dirumuskan sebagai berikut :

1.2.1 Bagaimana langkah-langkah pengembangan prototype buku cerita

“Derita Aat si Gurita Kecil” untuk anak 9-12 tahun dalam konteks

empowering masyarakat Mentawai?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

5

1.2.2 Bagaimana kualitas prototype buku cerita dapat membantu anak 9-12

tahun memiliki persepsi untuk memelihara terumbu karang dalam

konteks empowering cinta lingkungan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian pengembangan prototype buku cerita tentang terumbu

karang ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1.3.1 Mendeskripsikan langkah-langkah pengembangan prototype buku cerita

anak terhadap konservasi terumbu karang untuk anak 9-12 tahun dalam

konteks empowering masyarakat Mentawai.

1.3.2 Mendeskripsikan kualitas prototype buku cerita membantu persepsi

anak 9-12 tahun tentang pentingnya mencintai lingkungan sekitar

(empowering).

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada

masyarakat Sikabaluan di Kepulauan Mentawai agar dapat

mengkonservasi terumbu karang.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Peneliti

Mampu melakukan penelitian pengembangan dengan

menghasilkan prototype berupa buku yang dapat digunakan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

6

anak SD usia 9-12 tahun di Sikabaluan agar dapat memelihara

terumbu karang.

b. Guru

Guru mendapatkan salah satu sarana berupa buku cerita yang

dapat digunakan dalam proses pembelajaran di kelas IV-VI SD agar

anak dapat memelihara terumbu karang.

c. Siswa

Mendapatkan salah satu sumber bacaan berupa buku cerita

yang mampu merangsang imajinasinya tentang kehidupan biota laut

yang bergantung pada terumbu karang. Dengan demikian mereka

termotivasi memelihara terumbu karang.

1.5 Definisi Operasional

a. Prototype

Prototype adalah model dari suatu produk sesungguhnya yang

akan dikembangkan. Model ini harus bersifat representative dari

produk akhirnya.

b. Buku cerita bergambar

Buku cerita bergambar adalah buku cerita dengan dengan narasi

singkat yang disertai gambar sebagai ilustrasi yang memberikan efek

visual bagi pembacanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

7

c. Terumbu Karang

Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang

bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut

.zooxanthellae

d. Anak usia 9-12 tahun

Menurut Piaget, anak usia 9-12 sedang berada berada pada

tahap operasional konkrit umumnya mampu berpikir logis, mampu

memperhatikan lebih dari satu dimesi sekaligus dan juga dapat

menghubungkan suatu dimensi dengan dimensi yang lain, kurang

egosentris, dan belum bisa berpikir abstrak.

e. Empowering

Kegiatan yang dapat memberdayakan atau membantu orang

agar dapat mengambil tanggung jawab atas kehidupannya, dan

berefleksi atas tindakannya. Dalam konteks ini, tanggung jawab yang

hendak ditanamkan pada anak-anak di Sikabaluan adalah tentang

pentingnya merawat terumbu karang.

f. Mentawai

Mentawai merupakan daerah kepulauan yang terdiri dari

beberapa pulau besar. Pulau yang paling besar ada empat, yakni Pulau

Siberut, Pulau Sipora, Pulau Pagai Utara dan Pulau Pagai Selatan.

Keempat pulau tersebut selain pulau terbesar juga pulau yang

berpenghuni. Memiliki sumber kekayaan hayati seperti pohon bakau,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

8

terumbu karang, rumput laut, berbagai jenis ikan dan hasil hutan.

Kekayaan tersebut menjadi sumber mata pencaharian masyarakat

Mentawai pada umumya.

1.6 Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Spesifikasi produk yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

1. Prototype berupa buku cerita anak berjudul “Derita Aat si Gurita

Kecil”

2. Prototype buku cerita terdiri dari cover, kata pengantar, daftar isi, 20

gambar disertai narasi singkat, evaluasi dan kepustakaan.

3. Tokoh utama dalam buku bernama Aat karena merupakan nama salah

seorang pemuda yang memiliki postur tubuh seperti anak-anak yang

terkenal di Mentawai, mudah diingat dan lucu.

4. Buku tersebut berisi informasi tentang pentingnya terumbu karang

bagi kehidupan biota laut.

5. Dalam setiap gambar ada narasi singkat berbahasa Indonesia yang

dapat membantu anak untuk mengimajinasikan isi cerita.

6. Prototype buku berisi evaluasi untuk mengetahui persepsi anak tentang

pemahamannya dalam konteks memelihara terumbu karang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

9

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan diuraikan (1) Kajian Pustaka, (2) Penelitian yang Relevan

dan (3) Kerangka berpikir.

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kepulauan Mentawai

Mentawai merupakan daerah kepulauan yang terdiri dari empat pulau besar

dan puluhan pulau kecil. Di antara empat pulau besar tersebut, pulau yang paling

besar adalah Pulau Siberut dengan luas 4.480 km² (mentawaikab.bps diakses 10

November 2015). Kepulauan Mentawai merupakan sebuah Kabupaten di Propinsi

Sumatera Barat. Posisi Mentawai berada pada jarak 150 km sebelah barat lepas pantai

Pulau Sumatera. Mentawai terdiri dari 213 pulau dengan 4 pulau utama yaitu Siberut,

Sipora, Pagai Utara dan Pagai Selatan. Beribukota di Tuapejat, Kabupaten Mentawai.

Penelitian ini dilaksanakan di Sikabaluan yang merupakan pusat salah satu kecamatan

di Pulau Siberut. Sikabaluan merupakan pusat kecamatan Siberut Utara yang letaknya

tidak jauh dari tepi pantai.

2.1.1.1 Geografis Sikabaluan

Sikabaluan merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Siberut Utara,

Kabupaten Kepulauan Mentawai. Memiliki salah satu kekayaan laut yakni terumbu

karang yang tersebar di seluruh tepi pantai Sikabaluan, tetapi terumbu karang yang

begitu melimpah tersebut tidak dapat diolah dengan baik oleh masyarakat karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

10

kamajuan teknologi yang tidak diimbangi dengan pengetahuan. Penyebab banyaknya

terumbu karang yang mengalami kerusakan, sebagian besar karena diambil oleh

masyarakat setempat untuk kepentingan pribadi atau kelompok. Berdasarkan

pengamatan peneliti sebagai warga masyarakat Mentawai, peneliti melihat bahwa

tidak hanya masyarakat disana yang kurang menyadari arti pentingnya terumbu

karang tetapi hampir semua masyarakat Mentawai pada umumnya. Didesak dengan

kemajuan zaman masyarakat beralih dari pembangunan rumah dari kayu menjadi

berbahan beton. Rumah-rumah yang baru dibangun biasanya memiliki pondasi yang

bahan utamanya adalah terumbu karang. Selain rumah, pembangunan jalan dan

jembatan rabat beton biasanya membutuhkan karang untuk bahan bangunan tersebut.

Maka bisa dibayangkan seberapa banyak terumbu karang yang diambil oleh

masyarakat Mentawai untuk memenuhi kebutuhan pembangunan tersebut. Padahal

mereka menyadari bahwa terumbu karang merupakan rumah bagi ikan dan biota laut

lainnya yang hidup di terumbu karang, tapi ketidak pahaman resiko dari rusaknya

terumbu karang masyarakat tetap saja mengambili terumbu karang.

2.1.1.2 Latar Belakang Penduduk Mentawai

Masyarakat Mentawai dalam keadaan asalnya hidup dalam kesatuan sosial

ekonomi yang sederhana, berdasarkan persamaan derajat, tidak ada kelompok

pemimpin dan budak dikalangan mereka. Tanah yang subur dan kaya akan alam

membuat masyarakat Mentawai dengan mudah mendapatkan makanan hasil ladang

atau kebun dan hasil laut. Pada zaman dahulu, cara hidup masyarakat Mentawai

adalah mengelompok pada pemukiman yang disebut UMA. Lazimnya, nama uma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

11

berasal dari jenis pohon, sungai, bukit, gunung, hutan atau tempat tertentu dimana

orang pertama dari Uma menemukan lokasi tersebut sebelum uma lain dan lokasi

uma bermukim (Darmanto, 2009: 134). Masyarakat Mentawai menganut sistem

kekeluargaan patrilineal, dimana interaksi sosial berpusat pada Uma yang memiliki

kekuasaan tertinggi dalam lingkar budaya Mentawai. Sementara kosmologi

masyarakat Mentawai sangat dipengaruhi oleh cara pandang dunianya (Arat

Sabulungan). Dalam perspektif agama Mentawai tersebut, makhluk hidup dan alam

raya disekitarnya memiliki roh (simagre).

Roh memiliki empat bagian dalam pandangan orang Mentawai yaitu sebagai

berikut: (1) roh yang ada di tubuh manusia atau mahkluk hidup (Simagre); (2) roh

yang telah meninggalkan tubuh manusia atau benda mati (Ketcat); (3) kumpulan roh-

roh leluhur orang Mentawai yang meninggal, masih hidup seperti manusia tetapi

dalam dimensi yang berbeda secara umum (Ukkui), biasanya roh ini suka mendiami

hutan belantara; (4) roh jahat yang berasal dari daging dan tulang orang mati (Pitto’)

(Darmanto, 2009: 135). Bertepatan dengan penelitian ini, peneliti menggunakan kata

roh-roh yang mengacu pada pengertian roh yang ketiga. Oleh karenanya, masyarakat

Mentawai berkewajiban untuk menjaga keseimbangan/keserasian antara roh dan

hutan untuk terhindar dari penyakit. Kepercayaan mengenai roh dan bagaimana

menjaga keseimbangan alam, merupakan prinsip dasar yang melandasi kehidupan

orang Mentawai termasuk dalam pemenuhan kehidupan ekonomi.

Kehidupan ekonomi masyarakat Mentawai masih menggantungkan diri

terhadap hasil alam, bercocok tanam, nelayan, dan jualan. Kendatipun perkembangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

12

ilmu dan teknologi semakin pesat, namun sebagian besar masyarakat Mentawai

belum bisa mengelola hasil alam dengan baik dan bijaksana karena keterbatasan

pengetahuan dan banyak masyarakat yang tingkat pendidikannya masih rendah.

Secara umum, masyarakat Sikabaluan hidup dengan hasil nelayan, bercocok tanam,

buruh, kulih bangunan dan beberapa berprofesi PNS.

2.1.1.3 Latar Belakang Pendidikan Masyarakat Mentawai

Ditinjau dari segi pendidikan, masyarakat Mentawai masih memiliki tingkat

pendidikan yang rendah. Kesadaran akan pentingnya pendidikan belum ada

dikarenakan pengaruh budaya lokal yang masih sangat kental dengan kondisi alam

yang sangat menguntungkan. Sebagaimana yang dikatakan oleh Darmanto (2009:

145) bahwa makananan pokok orang Mentawai telah disediakan oleh sagu

(Metroxylon sago) dan keladi (Colocasia esculenta). Sagu dan tunas keladi tumbuh

dengan pesat di rawa-rawa berair yang dibudidayakan setegah liar atau tanpa

memerlukan perawatan secara intensif dari penduduk. Mata pencaharian utama

mereka adalah meramu sagu, berburu dan nelayan. Setiap anak laki-laki sejak kecil

sudah diajarkan untuk berburu sehingga kelak ketika sudah dewasa setiap anak laki-

laki tersebut mengetahui cara berburu yang baik. Dengan latar belakang budaya

seperti ini, pendidikan bukan hal yang menjadi prioritas. Hal ini juga dipertegas oleh

Darmanto (2009: 145) bahwa kehidupan orang Mentawai yang bergantung dengan

kekayaan alam, terbukti bahwa masyarakat Mentawai hanya bekerja dalam kurun

waktu selama 21 hari untuk mencari kebutuhan makanan selama 1 tahun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

13

Hal inilah yang melatar belakangi rendahnya kesadaran orang Mentawai

terhadap pendidikan. Pandangan orang Mentawai terhadap pendidikan sering

disamaartikan dengan mempermudah untuk mencukupi kebutuhan ketika sudah

mendapatkan pekerjaan sesuai dengan tingkat pendidikan. Sehingga pandangan ini

terus menerus dipegang hingga sekarang karena untuk sekedar kebutuhan makanan

tidak perlu susah payah bahkan sampai harus sekolah.

Di beberapa kampung ada beberapa orangtua yang sampai saat ini masih buta

huruf. Jika disimpulkan bahwa para orangtua yang hidup di desa-desa pada umumnya

hanya sekolah dari kelas I-V SD atau paling tinggi tamat SD. Tingkat pendidikan

yang rendah membuat mereka tidak berkompeten dalam mengelola kekayaan hayati

yang ada di kepulauan Mentawai. Buktinya adalah mereka yang menjadi petani hanya

sekedar mengetahui menanam dan memanen, yang menjadi nelayan hanya tahu

memancing, membom tanpa mengetahui akibat dari tindakannya, dan sebagian dari

pedagang mengeksploitasi terumbu karang dengan menjualnya sebagai bahan

bangunan dan hiasan.

Upaya untuk memajukan pendidikan pun terus dilakukan, namun tidak sedikit

juga persoalan yang muncul dalam meningkatkan mutu pendidikan. Pertama, yang

ditandai dengan kurangnya jumlah tenaga guru. Di beberapa sekolah masih terdapat

tenaga guru tamatan SMA yang dengan secara suka rela mengabdikan diri sebagai

honorer demi pendidikan anak-anak bangsa yang ada di Mentawai. Kedua, kurangnya

tenaga guru yang berkualitas dan memiliki komitmen untuk mengajar. Banyaknya

guru PNS yang sering mangkir ke kabupaten atau kota dengan alasan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

14

menyelesaikan urusan administrasi, seolah-olah lebih penting memenuhi urusan

administrasi ketimbang anak-anak yang sangat membutuhkan pelajaran. Ketiga,

buruknya fasislitas yang dimiliki sekolah. Hal ini ditandai dari sarana dan prasarana,

mulai dari kurangnya ruang kelas, kekurangan mobiler, alat peraga pembelajaran,

buku-buku sumber belajar yang memadai. Keempat, tingginya angka putus sekolah.

Seperti diketahui, banyaknya anak-anak Mentawai yang belum mengenal pendidikan

dan anak-anak yang putus sekolah karena faktor ekonomi. Masalah-masalah tersebut

menunjukkan belum baiknya pengelolaan pendidikan di Mentawai. Di samping itu,

didukung dengan kondisi letak geografis yang terletak di kepulauan menjadikan

Mentawai sulit dijangkau. Selain itu tidak adanya pembangunan sarana transportasi

dan komunikasi yang memadai menjadi tantangan terbesar bagi para penggiat

pendidikan.

Maka dari itu, pendidikan sangat penting bagi masyarakat Mentawai.

Diharapkan dengan adanya pendidikan akan dapat memberikan gambaran

pengetahuan bagi masyarakat untuk mengelolah sumber hayati yang ada dengan baik.

Mereka tidak lagi semata-mata hanya melihat keberadaan terumbu karang sebagai

batu yang keras yang bisa digunakan untuk bahan bangunan, tetapi mengetahui juga

betapa pentingnya terumbu karang bagi biota laut dan kehidupan disekitarnya.

2.1.2 Terumbu Karang sebagai Salah Satu Sumber Daya Alam Mentawai

2.1.2.1 Definisi Terumbu Karang

Secara umum, istilah terumbu karang menggambarkan suatu kumpulan

organisme laut yang tampak indah dan berasosiasi dengan ikan warna-warni dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

15

air laut yang jernih dan relatif dangkal (Saputra, 2006 dalam Alikodra, 2012: 210).

Supriyono (2010: 4,6,7) juga mejelaskan beberapa devinisi terumbu karang, terumbu

karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan

alga yang disebut zooxanthellae. Dari asal katanya, istilah terumbu karang tersusun

atas dua kata, yaitu terumbuh dan karang. Dua kata tersebut apabila berdiri sendiri

akan memiliki makna yang jauh berbeda bila kedua kata tersebut digabungkan. Istilah

terumbu karang sendiri sangat jauh berbeda dengan karang terumbu, karena yang satu

menunjukkan suatu ekosistem dan kata yang lain menunjukkan suatu komunitas.

Berikut ini adalah definisi singkat dari terumbu, karang, karang terumbu, dan

terumbu karang.

1. Terumbu (Reef)

Terumbu merupakan endapan masif batu kapur (Limestone), terutama

kalsium karbonat (Ca2CO3), yang utamanya dihasilkan oleh hewan

karang dan biota-biota lain yang mensekresi kapur seperti alga berkapur

dan Mollusca.

Terumbu dapat pula diartikan sebagai konstruksi batu kapur biogenis yang

menjadi struktur dasar suatu ekosistem pesisir. Dalam dunia navigasi laut,

terumbuh adalah punggungan laut yang terbentuk oleh batu karang atau

pesisir didekat permukaan air

2. Karang (Coral)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

16

Disebut juga karang batu (stony coral), yaitu hewan dari Ordo

Scleractinia, yang mampu mensekresi CaCO. Hewan karang Tunggal

biasanya disebut polip.

3. Karang Terumbu

Pembangun utama struktur terumbu, biasanya disebut juga sebagai karang

hermatipik (hermatypic coral). Jadi, berbeda dengan batu karang yang

merupakan benda mati.

4. Terumbu Karang

Merupakan ekosistem di dasar laut tropis yang dibangun terutama oleh

biota laut penghasil kapur (CaCO) khususnya jenis-jenis karang batu dan

alga berkapur, bersam-sama dengan biota yang hidup di dasar lainnya

seperti jenis-jenis Mollusca, Crustacea, Echinodermata, Polichaeta,

Porifera, dan Tunicata, serta biota-biota lain yang hidup bebas di perairan

sekitarnya, termasuk jenis-jenis plankton dan jenis-jenis nekton.

Terumbu karang adalah struktur hidup yang besar dan tertua di dunia. Untuk

sampai ke kondisi yang sekarang, terumbu karang membutuhkan waktu berjuta tahun

lamanya. Bukti-bukti fosil menunjukkan terumbu karang sebagai fenomena yang

sangat primitif. Tahap pertama evolusi terumbu karang terjadi kira-kira 500 juta

tahun lalu. Terumbu karang pertama ini sudah lama punah, terumbu karang modern

hasil evolusi muncul sejak lebih dari 50 juta tahun lalu. Biasanya, waktu yang

dibutuhkan terumbu karang untuk tumbuh adalah antara 5.000 sampai 10 ribu tahun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

17

Sedangkan terumbu karang yang ada saat ini merupakan terumbu karang yang

berkembang dalam episode waktu sekitar 5.000 tahun atau kurang.

Terumbu karang yang hidup di perairan laut dangkal memiliki dua sistem

perkembangbiakan yaitu berkembangbiak secara seksual (kawin)-antara individu

polip jantan dan individu polip betina dan juga dapat memperbanyak diri sendiri

tanpa melalui perkawinan yaitu dengan membelah diri (Guntur, 2011: 41). Untuk

perkembangbiakan secara seksual, satu polip karang keras dapat mengeluarkan sel

telur ke air, dan polip yang lain dapat melepaskan sel sperma ke air. Di dalam air sel

telur dan sel sperma akan melebur menjadi satu dan membentuk larva (planula),

yakni calon atau benih polip karang keras yang baru. Setelah menjalani hidup seperti

plankton selama 1 bulan, larva karang keras akan menuju dasar laut dan mencari

substrat untuk menempel. Setelah larva karang keras menempel, ia akan berusaha

menjadi satu polip karang keras. Kemudian dari satu polip karang keras ini, ia

kembali berkembang biak secara membelah diri dan bertunas (aseksual) sehingga

terbentuklah koloni karang yang keras yang baru (Wulandari, 2009: 43). Selain

proses perkembangbiakan di atas terumbu karang juga membutuhkan banyak aspek

atau faktor pendukung dalam mempertahankan hidupnya. Saputra (2006) dalam

Alikodra (2012: 212) menjelaskan bahwa dalam mempertahankan hidupnya terumbu

karang memiliki beberapa persyaratan hidup diantaranya; (1) cahaya matahari yang

cukup, (2) suhu yang berkisar 25-300C, (3) salinitas yang sesuai yakni antara 27-40

promil, (4) kejernihan air, (5) pergerakan air, dan (6) substrat dasar yang keras dan

bersih dari endapan. Kondisi Mentawai yang merupakan bagian dari Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

18

sebagai daerah tropis sangat baik bagi perkembangbiakan terumbu karang. Jadi, wajar

bila di kepulauan Mentawai tersebar banyak terumbu karang dengan beragam jenis

dan ukuran.

2.1.2.2 Manfaat Terumbu Karang

Terumbu karang mempunyai nilai dan arti penting baik dari segi sosial,

ekonomi maupun budaya masyarakat kita. Hampir sepertiga penduduk Indonesia

yang tinggal di pesisir menggantungkan hidup dari perikanan laut dangkal. Begitupun

dengan masyarakat Mentawai yang pada umumnya tinggal di pesisir pantai dari

setiap pulau yang berpenghuni.

Di samping itu terumbu karang mempunyai nilai penting sebagai pendukung

dan penyedia bagi perikanan pantai termasuk didalamnya sebagai penyedia bahan dan

tempat berbagai hasil laut. Berikut ini beberapa manfaat dari terumbu karang yang

dapat dirasakan oleh manusia atau pun makhluk hidup laut lainnya menurut

Supriyono (2010: 7) yaitu: .

1. Perlindungan pantai dari hempasan ombak

2. Tempat tinggal dan berkembang biak bagi ikan karang

3. Menyediakan sumber protein bagi masyarakat

4. Menyediakan makanan, tempat tinggal, dan perlindungan bagi biota laut

5. Menyediakan lapangan kerja melalui perikanan dan pariwisata

6. Sumber obat-obatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

19

7. Sebagai sumber bibit budi daya dan penunjang kegiatan pendidikan dan

penelitian.

Melihat dari banyaknya manfaat terumbu karang bagi kehidupan masyarakat

Mentawai, perlu adanya kesadaran untuk menjaga terumbu karang agar tetap terawat

dan tidak rusak. Karena ada banyak dampak yang terjadi jika terumbu karang sampai

rusak atau hancur dan bahkan tidak hanya generasi sekarang yang terkena dampak

kerusakan tersebut melainkan juga generasi Mentawai selanjutnya yang mungkin

hanya bisa mendengar melalui cerita.

2.1.2.3 Penyebab dan Bahaya Kerusakan Terumbu Karang

Menurut Burke dalam Sudiono (2008: 39) menyatakan bahwa terdapat

beberapa penyebab kerusakan terumbu karang yaitu: (1) pembangunan di wilayah

pesisir yang tidak dikelolah dengan baik, (2) aktivitas di laut antara lain dari kapal

dan pelabuhan termasuk akibat langsung dari pelemparan jangkar kapal, (3)

penebangan hutan dan perubahan tata guna lahan yang menyebabkan peningkatan

sedimentasi, (4) penangkapan ikan-ikan secara berlebihan yang memberikan dampak

terhadap keseimbangan yang harmonis di dalam ekosistem terumbu karang, (5)

penangkapan ikan dengan menggunakan racun dan bom, dan (6) perubahan iklim

global.

Bahaya pengikisan terumbu karang bagi pantai merupakan sebuah bencana

bagi masyarakat yang hidup di daerah tepi pantai khususnya bagi pantai itu sendiri

dan biota laut. Melihat dari fungsinya terumbu karang memiliki manfaat seperti

berikut ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

20

a. Bagi Pantai

Alikodra (2012: 208) mengungkapkan bahwa selain potensi

biologinya yang termasuk tinggi, terumbu karang juga berperan sebagai

pelindung wilayah pesisir dari ancaman gelombang pasang. Ini membuktikan

bahwa terumbu karang melindungi pantai serta aktivitas penduduk yang

berada di sekita pantai. Selain itu juga menjaga kestabilan garis pantai agar

tidak bergeser akibat abrasi.

b. Bagi Biota Laut

Terumbu karang merupakan habitat alami bagi berbagai biota laut.

Seperti udang, berbagai jenis ikan dan sejenisnya. Karenanya, sangat keliru

jika ada yang dengan sengaja merusak dan mengambili terumbu karang untuk

tujuan memenuhi kebutuhan individu atau kelompok dengan cara menjual

atau menggunakan sebagai bahan bangunan.

Iyam (2006: 20) mengungkapkan bahwa terumbu karang bermanfaat

sebagai tempat hidupnya ikan-ikan yang banyak dibutuhkan manusia untuk

pangan, seperti ikan-ikan kerapu, ikan baronang, ikan hias, gurita, tripang dan

lain-lain. Alikodra (2012: 219) menjelaskan bahwa konsep pengelolaan

ekosistem terumbu karang atau ekosistem lainnya dan siapa pun

pengelolanya, yang penting diperhatikan adalah jangan terjebak pada

paradigma enviromentalis dangkal. Artinya hanya berhubungan dengan

pengendalian dan manajemen lingkungan demi kepentingan manusia,

sehingga perlu penanaman paradigma ekologi dalam (deep ecology) (Deval,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

21

1985 dalam Alikodra, 2012: 219) yang berakar pada persepsi realitas yang

melampaui kerangka ilmiah hingga mencapai suatu kesadaran intuitif tentang

kesatuan semua kehidupan.

Pengertian ini sebagai modus kesadaran di mana individu merasa

terkait dengan kosmos secara keseluruhan bukan hanya ekosistem terumbu

karang. Maka menjadi jelaslah bahwa kesadaran ekologis itu juga menjadi

benar-benar bersifat spiritual. Gagasan manusia individual yang terkait

dengan kosmos terungkap dalam akar agama (Saputra, 2006) dalam Alikodra

(2012: 219). Untuk itu sudah menjadi tanggung jawab kita bersama untuk

menjaga keseimbangan alam, agar tercipta sebuah keharmonisan hidup dalam

setiap aspek kehidupan yang akan kita jalani.

Belum ada kata terlambat untuk menyelamatkan terumbu karang.

Kerusakan dapat dihindari jika ada pendidikan cinta lingkungan yang

diberikan kepada masyarakat Sikabaluan, dengan begitu masyarakat

disadarkan akan tanggungjawabnya untuk memelihara lingkungan. Kegiatan

yang membuat masyarakat menjadi tahu akan pentingnya menjaga lingkungan

dan sadar akan tanggungjawabnya untuk menjaganya inilah yang disebut

empowering.

2.1.3 Pendidikan sebagai Sarana Empowering

2.1.3.1 Pendidikan Empowering

Kata empowerment dan empower diterjemahkan dalam bahasa Indonesia

menjadi pemberdayaan dan memberdayakan, menurut Merriam Webster dan Oxfort

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

22

English Dictionery dalam Prijono dan Pranarka (1996:3) mengandung dua pengertian

yaitu : pengertian pertama adalah to give power or authority to, dan pengertian kedua

berarti to give ability to or enable. Dalam pengertian pertama diartikan sebagai

memberi kekuasaan, mengalihkan kekuatan atau mendelegasikan otoritas ke pihak

lain. Sedangkan dalam pengertian kedua, diartikan sebagai upaya untuk memberikan

kemampuan atau keberdayaan.

Pendidikan menurut Rechey (Noor Syam, 2003: 3-4) dalam bukunya, Planing

for Teaching, an Introduction, menjelaskan bahwa pendidikan adalah:

“The term education refers to the broad function of preserving the life

of the group through bringing new members into its shared concern.

Education is thus a far broader process than that which occurs in schools. It

is an essensial social activity by which cummunities continue to exist. In

complex communities, this function is specialized and institutionalized in

formal education, but there is always the education outside the school with

which the formal process in related”.

Richey dalam bukunya „Planning for teaching, an Introduction to Education‟

menjelaskan istilah „pendidikan‟ berkenaan dengan fungsi yang luas dari

pemeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat terutama membawa warga

masyarakat yang baru (generasi baru) bagi penuaian kewajiban dan tanggung

jawabnya di dalam masyarakat.

Pendidikan merupakan suatu kegiatan secara sadar dan disengaja, penuh

tanggung jawab yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak sehingga timbul

interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan (Soedijarto, 2008:

260). Kedewasaan yang dimaksud disini ialah aspek pengetahuan (kognitif), sikap

(afektif), dan keterampilan (psikomotorik). Ketiga aspek tersebut haruslah terpenuhi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

23

di dalam diri siswa guna bekal hidup layak di tengah masyarakat. Akan tetapi

kesemuanya harus dipulangkan kepada satu karakteristik, yaitu keterlibatan

intelektual emosional siswa-siswa dalam pembelajaran yang bersangkutan: asimilasi

dan akomodasi kognitif dalam pencapaian pengetahuan; perbuatan serta pengalaman

langsung terhadap balikannya (feed-back) dalam pembentukan keterampilan motorik

maupun kognitif dan sosial; dan penghayatan serta internalisasi nilai-nilai dalam

pembentukan sikap dan nilai (Isjoni dkk,2012:50).

Hakikat pendidikan itu sendiri adalah untuk mengejar pencapaian kualitas

hidup yang tinggi para peserta didiknya. Untuk itu pendidikan juga harus didesain

sedemikian rupa agar peserta didik mampu memaknai setiap pembelajaran dengan

baik.

Pendidikan empowering munurut Sastrapratedja (2013: 14) pemberdayaan

atau empowerment dapat diartikan sebagai kekuatan atau keberdayaan. Dalam istilah

powerment, power diartikan sebagai (1) daya untuk berbuat (power to), (2) kekuatan

bersama (power-with), dan (3) kekuatan dari dalam (power-within). Power-to adalah

kekuatan yang kreatif, yang membuat seseorang mampu melakukan sesuatu. Hal ini

merupakan aspek individual dari pemberdayaan, yaitu membantu orang agar ia

memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan, memecahkan masalah, bekerja

dan membangun berbagai keterampilan dan pengetahuan.

Pendidikan empowering menurut jurnal yang berjudul “Does Education

Empower Women? Evidence from Indonesia” adalah:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

24

“Education may increase women’s bargaining power within their

households because it endows them with knowledge, skills, and resources to

make life choices that improve their welfare (Duflo, 2012; Lundberg &

Pollak, 1993). Estimation of the effects of education on empowerment,

however, is difficult because women’s preferences, family background, and

community characteristics that affect both education and empowerment may

be unobserved”.

Perkiraan efek pendidikan pemberdayaan sulit karena preferensi perempuan,

latar belakang karakteristik keluarga, dan masyarakat yang mempengaruhi baik

pendidikan dan pemberdayaan mungkin tidak teramati (Duflo dalam Sari, 2014: 34).

Jika karakteristik teramati berkorelasi dengan pendidikan dan pemberdayaan

perempuan, perkiraan paling biasa persegi efek pendidikan akan menjadi biasa.

Kesimpulan dari definisi tersebut, peneliti menyimpulkan pengertian

pendidikan tersebut dalam paradigma pendidikan sebagai humanisasi yang ditulis

oleh Sastrapratedja bahwa pendidikan merupakan usaha untuk membantu

membangun power-with, kekuatan bersama, yaitu agar peserta didik membangun

solidaritas atas dasar komitmen pada tujuan dan pengertian yang sama untuk

memecahkan permasalahan yang dihadapi guna menciptakan kesejahteraan bersama.

Dapat dikatakan bahwa pendidikan bertujuan untuk menciptakan suatu caring

society, suatu komunitas persaudaraan yang memperhatikan kepentingan semua

pihak. Yang lebih penting lagi adalah bahwa pendidikan bertujuan membangun

power-within, yaitu kekuatan spritual yang ada dalam diri peserta didik. Power-within

inilah yang membuat manusia lebih manusiawi karena disitu dibangun harga diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

25

manusia dan penghargaan terhadap martabat manusia dan nilai-nilai yang mengalir

dalam martabat itu.

2.1.3.2 Empowering dalam Pembelajaran

Empowering dalam kegiatan pembelajaran bisa terjadi dalam bentuk apa pun.

Seperti dalam penelitian ini, kegiatan empowering dalam pembelajaran dapat berupa

hadirnya buku cerita yang memberikan pesan tentang sesuatu hal. Dalam buku

tersebut diceritakan bahwa kerusakan terumbu karang akan menyebabkan penderitaan

bagi biota laut. Jika biota laut punah, maka masyarakat Mentawai pun akan

kehilangan salah satu sumber pangan (ikan, gurita, udang, dan lain-lain). Buku cerita

tersebut diharapkan dapat memotivasi anak-anak di Sikabaluan juga di kepulauan

Mentawai pada umumnya, untuk mengkonservasi terumbu karang. Dengan demikian

anak-anak dapat menjadi generasi pembaharu yang sungguh memahami tentang

pentingnya memiliki kebiasaan menjaga terumbu karang. Inilah yang dimaksud

dengan konsep pendidikan empowering/pemberdayaan Sastrapratedja (2013:14),

yaitu pendidikan yang dapat membantu orang agar dapat mengambil tanggung jawab

atas kehidupannya, dan berefleksi atas tindakannya. Aktivitas belajar siswa tidak

hanya berpaku pada lingkungan sekolah atau di dalam kelas tapi juga di lingkungan

luar sekolah. Bagi anak-anak, alam yang terbentang adalah semesta bermain dan

belajar (Farida, et al. 2012). Lingkungan sekolah bukan satu-satunya tempat belajar

anak. Dengan melangkah ke luar kelas, bahkan keluar sekolah, pengalaman dan

pengetahuan anak-anak akan berkembang lebih luas. Di luar kelas, anak-anak

memiliki kesempatan yang lebih bervariasi untuk mengikuti berbagai petualangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

26

belajar yang mengandung nilai filosofis, teoritis, dan praktis. Dapat kita pahami

bahwa dalam proses pembelajaran merujuk pada segala peristiwa (events) yang bisa

memberikan pengaruh langsung terjadinya belajar pada manusia (Kurniawan, 2014:

27).

Pembelajaran yang berkutat di kelas dan lingkungan sekolah secara terus

menerus bisa membosankan bagi anak-anak. Petualangan yang terbuka akan

memantikkan kegembiraan, menghidupkan semangat, dan membuat belajar lebih

menyenangkan. Outdoor learning efektif untuk pengembangan karakter dan wawasan

anak, karena merupakan miniatur dari kehidupan yang sesungguhnya sesuai dengan

konsep pemberdayaan (empowering) dalam upaya perubahan dan pertumbuhan dalam

diri peserta didik dan perilaku yang tidak selalu mengutamakan perkembangan

kognitif semata tetapi kepada peningkatan kemampuan individual untuk membentuk

atau mengorganisir terus menerus hubungannya dengan dunia internal dan eksternal.

Salah satu kegiatan pembelajaran yang dilakukan di luar kelas adalah

conseravtion scout: program pengenalan konservasi lingkungan pada anak

(conservation scout) pernah dilakukan oleh Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

(PGSD) kepada anak-anak usia dini dan sekolah dasar (3-12 tahun). Tujuan dari

program ini adalah untuk menanamkan pendidikan karakter cinta lingkungan pada

anak-anak. Davis dalam Sari (2014: 34) menuliskan bahwa hubungan antara anak

dengan alam sekitarnya merupakan landasan yang penting untuk membangun

hubungan yang baik antara manusia dengan alam. Secara alami, anak adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

27

penjelajah alami. Mereka mengobservasi dan meneliti lingkungan di sekitar mereka

secara alami dan belajar darinya (learning by doing).

Kegiatan jalan-jalan di pantai dan membaca buku cerita tentang terumbu

karang serta conseravtion scout merupakan kegiatan pembelajaran empowering yang

bertujuan untuk menanamkan sikap atau karakter cinta lingkungan kepada anak-anak

sebagai generasi peduli lingkungan. Menanam bakau merupakan salah satu cara

untuk menumbuhkan kesadaran kepada anak-anak betapa pentingnya menjaga dan

melestarikan terumbu karang untuk kelangsungan hidup semua mahkluk hidup.

Selain dari menanam bakau, masyarakat khususnya anak-anak sekolah dasar di

Mentawai harus diajarkan untuk tidak membuang sampah sembarangan. Dengan

begitu anak turut ambil bagian dalam menjaga kelestarian lingkungan dan akan

memiliki cinta terhadap lingkungan.

Kesadaran anak untuk ambil bagian dalam menjaga lingkungan merupakan

bentuk tanggungjawab mereka sebagai pionir untuk memelihara lingkungan yang

dalam hal ini adalah terumbu karang. Maka penting bagi guru atau oarang tua

memberikan pendidikan cinta lingkungan sedini mungkin yaitu pada saat anak mulai

mengikuti pendidikan sekolah dasar.

2.1.4 Perkembangan Anak Usia 9-12 Tahun

2.1.4.1 Psikologis Perkembangan Anak Usia 9-12 Tahun

Piaget (Suparno, 2001: 25) berpendapat bahwa pemikiran kanak-kanak

berbeda pada masing-masing tingkatan. Ia membagi perkembangan pemikiran kanak-

kanak menjadi empat tahap yaitu tahap sensorimotorik, praoperasional konkret,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

28

operasional konkret, dan operasional formal. Setiap tahap tersebut memiliki tugas

perkembangan kognitif yang harus diselesaikan. Dalam penelitian ini, peneliti akan

membahas perkembangan anak usia 9 hingga 12 tahun yang berada pada tahap

operasional konkret.

Piaget (Djiwandono, 2002:73) menjelaskan bahwa anak-anak yang berada

pada tahap operasional konkrit umumnya mampu berpikir logis, mampu

memperhatikan lebih dari satu dimesi sekaligus dan juga dapat menghubungkan suatu

dimensi dengan dimensi lain, kurang egosentris, dan belum bisa berpikir abstrak. Dari

penjelasan tersebut peneliti melihat adanya satu sisi perkembangan yang bisa

dimanfaatkan yakni adalah kemampuan untuk menghubungkan dimensi satu dengan

dimensi lain. Kemampuan ini merupakan daya imajinasi yang tinggi.

Peneliti melihat bahwa pada usia 9-12 tahun anak memiliki kemampuan untuk

cepat beradaptasi dengan lingkungan bermain, dan mudah mengikuti pola dinamika

belajar yang menyenangkan. Pada tahap ini anak-anak juga senang dengan hal-hal

yang berbau cerita dan mewarnai gambar. Masa anak merupakan suatu fase yang

sangat penting dan berharga, serta merupakan masa pembentukan dalam periode

kehidupan manusia (a noble and malleable phase of human life). Oleh karenanya

masa anak sering dipandang sebagai masa emas (golden age) bagi penyelenggaraan

pendidikan. Masa anak merupakan fase yang sangat fundamental bagi perkembangan

individu karena pada fase inilah terjadinya peluang yang sangat besar untuk

pembentukan dan pengembangan pribadi seseorang (karakter).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

29

Hal inilah yang menjadi alasan peneliti untuk mengembangkan prototype

buku cerita tentang terumbu karang untuk menyadarkan anak-anak tentang

pentingnya memelihara terumbu karang di kepulauan Mentawai serta membantu

persepsi siswa anak 9-12 tahun tentang pentingnya mencintai lingkungan sekitar.

2.1.4.2 Ciri Sosiologis Anak Usia 9-12 Tahun

Erikson (Nuryanti, 2008: 25) menyatakan delapan tahap perkembangnan

Psikologi Sosial Anak yang dimana pada usia sekolah dasar anak pada tahap empat

yaitu Industry vs Inferiority (tekun versus rasa rendah diri). Tahap ini kira-kira dilalui

ketika anak melaui usia sekitar 6 sampai 12 tahun. Pada tahap ini anak-anak

mempelajari keterampilan yang lebih formal, seperti: (a) berhubungan dengan teman

sebaya berdasar pada aturan-aturan tertentu, (b) berkembang dari pola bermain yang

bebas menuju permainan yang menggunakan aturan dan memerlukan kerjasama

kelompok, dan (c) menguasai materi pelajaran sosial, membaca, dan matematika.

Berdasarkan pendapat dan penejelasan tersebut, peneliti mengembangkan sebuah

prototype buku cerita untuk anak supaya dapat memahami pelajaran sosial dan

membaca. Prototype buku tersebut dapat dibaca bersama-sama atau secara pribadi

yang kemudian diceritakan kepada sesama temannya, dengan begitu buku tersebut

dapat menjadi sarana untuk melatih keterampilan berhubungan dengan teman. Selain

itu, buku tersebut dapat membantu anak mengasah keterampilan membaca yang

sekaligus melatih anak mengembangkan imajinasinya terhadap peristiwa-peristiwa

yang terjadi di lingkungnnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

30

Kesempatan inilah yang menginspirasi peneliti membuatkan sebuah buku cerita

yang memberikan dorongan bagi anak Mentawai, mengarahkan rasa percaya dan rasa

aman serta inisiatif yang tinggi untuk melindungi kekayaan alamnya seperti terumbu

karang.

Anak usia sekolah dasar masih sangat mudah dibentuk pola pikir dan karakter

akan cinta terhadap lingkungan. Seperti yang dinyatakan oleh Piaget dan Kohlberg

(Gunarsa dan Yulia, 2008: 69) bahwa anak usia 6-12 tahun mengalami tahap

perkembangan moral secara teratur mulai dari kosep „tingkahlaku baik‟ sebagai suatu

tindakan yang khusus seperti „patuh pada ibu‟ dilanjutkan tahap konsep selajutnya

„mencuri adalah salah‟ sampai dengan kejujuran, hak milik, keadilan dan kehormatan.

Pada masa ini, pada anak juga terdapat dorongan untuk melakukan perbuatan-

perbuatan yang dapat dinilai baik oleh orang lain.

Buku cerita yang dalam hal ini sebagai media untuk menyadarkan anak

merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk empowering. Buku cerita

bisa digunakan di dalam kelas atau di luar kelas. Peran media yang efektif inilah

memungkinkan anak bisa mengembangkan imajinasinya tidak hanya di dalam kelas

tetapi juga di luar kelas.

2.1.5 Peran Media Pembelajaran Dalam Konteks Pendidikan Empowering

2.1.5.1 Pengertian Media

Munadi (2008: 6) menyatakan bahawa kata media berasal dari Bahasa Latin,

yakni medius (tengah atau perantara). Perantara yang berarti yang mengantarkan atau

menghubungkan atau menyalurkan sesuatu hal dari satu sisi ke sisi lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

31

Smaldino, dkk (2011: 7) mengatakan bahwa media merupakan sarana komunikasi

yang membawa informasi antara sebuah sumber dan sebuah penerima. Arsyad (2007:

4-5) juga mengemukakan bahwa media adalah komponen sumber belajar atau

wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat

merangsang siswa untuk belajar. Dari ketiga pernyataan tersebut apabila disimpulkan

merupakan pernyataan yang saling melengkapi antara satu dengan yang lain. Dengan

demikian, pengertian media menurut ketiga ahli tersebut adalah sarana komunikasi

yang menjadi perantara informasi yang akan diterima oleh siswa.

Winkel (2004: 318) menyatakan media pengajaran diartikan sebagai suatu

sarana nonpersonal (bukan manusia) yang digunakan atau disediakan oleh tenaga

pengjar, yang memegang peranan dalam proses belajar mengajar, untuk mencapai

tujuan isntruksional. Dari pandapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan

pesan atau saluran komunikasi yang dapat merangsang pemikiran siswa,

meningkatkan minat belajar, dan yang terpenting bahwa pembelajaran akan lebih

mudah baik itu di dalam kelas ataupun di luar kelas.

Rahadi dalam Riyani (2011: 33) menyatakan bahwa sumber belajar memiliki

cakupan yang lebih luas dari pada media pembelajaran. Sumber belajar dapat berupa

pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan latar/lingkungan. Dalam penelitian ini hanya

akan membahas mengenai buku cerita bergambar sebagai media untuk sarana

empowering anak-anak Mentawai agar mencintai dan merawat alamnya yang dalam

hal ini adalah terumbu karang. Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998: 152) dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

32

Riyani (2011: 33) menjelaskan bahwa buku diartikan sebagai “lembar kertas yang

berjilid, berisi atau kosong”. Pengertian ini sangat sederhana dan umum tetapi secara

khusus menyatakan bahan, susunan, dan isi sebuah buku.

2.1.5.2 Media Pembelajaran

Menurut Heinich yang dikutip oleh Arsyad (2011: 4), media pembelajaran

adalah perantara yang membawa pesan atau informasi bertujuan instruksional atau

mengandung maksud-maksud pengajaran antara sumber dan penerima. Hal tersebut

sama seperti yang dinyatakan oleh Criticos yang dikutip oleh Daryanto (2010: 4)

media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan

dari komikator menuju komunikan. Media pembelajaran yang digunakan memiliki

jumlah yang banyak, dan dapat dikolompokkan menjadi beberapa bagian.

Menurut Arsyad (2011: 29) media dapat dikelompokkan dalam beberapa

kelompok berdasarkan teknologi yang digunakan yaitu:

1) Media hasil teknologi cetak

2) Media hasil teknologi audio-visual

3) Media hasil teknologi yang berdasarkan komputer

4) Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.

Berdasarkan klasifikasi media di atas, media buku cerita bergambar “Derita

Aat Si Gurita Kecil” termasuk klasifikasi media hasil teknologi cetak. Seperti yang

dijelaskan dalam spesifikasi produk bahwa prototipe buku cerita bergambar “Derita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

33

Aat si Gurita Kecil” merupakan media dua dimensi yang dicetak terdiri atas cover, 20

gambar yang disertai narasi pendek dan juga evaluasi.

Media pembelajaran mempunyai fungsi yang besar dalam memberikan

pengetahuan yang mudah dipahami oleh anak. Hal tersebut senada dengan apa yang

disampaikan oleh Sadiman, dkk (2012: 17) bahwa kegunaan media antara lain:

(1) memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk

kata-kata tertulis atau lisan), (2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya

indera, (3) penggunaan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat

mengatasi sikap pasif anak didik, (4) memberikan perangsang belajar yang sama, (5)

menyamakan pengalaman, (6) menimbulkan persepsi yang sama.

2.1.5.3 Media Cetak

Menurut Susilana dan Riyana dalam Riyani (2011: 37) media cetak adalah

media visual yang pembuatannya melalui proses pencetakan/printing atau offset.

Media cetak ini menyajikan pesannya melalui huruf dan gambar-gambar yang

diilustrasikan untuk lebih memperjelas pesan atau informasi yang disajikan. Media

cetak ini memiliki beberapa jenis yaitu buku, surat kabar dan majalah, ensiklopedi

atau kamus besar, pengajaran terpogram atau komik (Daryanto, 2010: 24). Maka

berdasarkan jenis media cetak tersebut, media prototype buku cerita “Derita Aat Si

Gurita Kecil” termasuk dalam media cetak jenis buku.

Media cetak juga termasuk dalam media grafis/visual sehingga dalam

mengembangkannya harus memperhatikan prinsip-prinsip visual. Berikut prinsip

pengembangan media cetak dalam Arsyad (2013: 103-108):

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

34

1) Kesederhanaan

Secara umum kesederhanaan mengacu pada jumlah elemen yang

terkandung dalam suatu visual. Jumlah elemen yang lebih sedikit

memudahkan anak menangkap dan memahami pesan yang disajikan. Pesan

atau informasi yang panjang harus dibagi dalam beberapa bahan visual agar

mudah dibaca dan mudah dipahami. Kata-kata harus memakai huruf

sederhana dengan gaya huruf yang mudah terbaca dan tidak terlalu beragam

dalam serangkaian tampilan. Kalimat-kalimatnya harus ringkas, padat dan

mudah dimengerti. Maka, dalam pengembangan media prototype buku cerita

“Derita Aat si Gurita Kecil” menggunakan prinsip kesederhanaan dengan

penggabungan elemen antara gambar yang lebih dominan dengan teks

sederhana sebagai pemberi kejelasan.

2) Keterpaduan

Keterpaduan mengacu pada hubungan antar elemen-elemen visual

yang ketika diamati akan berfungsi secara bersama-sama. Elemen-elemen

tersebut harus saling terkait dan menyatu sebagai satu keseluruhan yang

merupakan suatu bentuk menyeluruh yang dapat membantu pemahaman pesan

dan informasi yang dikandungnya. Dalam pengembangan media prototype

buku cerita “Derita Aat si Gurita Kecil”, antara elemen gambar dan teks saling

terkait, karena gambar berfungsi memberikan visualisan suatu kondisi dalam

teks cerita. Seperti salah satu kodisi dalam cerita yang menunjukan kesedihan,

maka ada gambar Gurita sebagai Ibu dari Aat sedang mengeluarkan air mata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

35

3) Penekanan

Prinsip penekanan harus diperhatikan, meskipun penyajian secara

visual dirancang sesederhana mungkin, seringkali konsep yang ingin disajikan

memerlukan penekanan terhadap salah satu unsur yang akan menjadi pusat

perhatian anak. Menggunakan ukuran, hubungan-hubungan, perspektif, warna

atau ruang, penekanan dapat diberikan kepada unsur terpenting. Penekanan

dalam media prototype buku cerita “Derita Aat si Gurita Kecil” nampak pada

persepktif yang memberikan gambaran pengalaman pada anak.

4) Keseimbangan

Keseimbangan mencakup dua macam, yaitu keseimbangan formal

(simetris) dan kesimbangan informal (asimetris). Bentuk atau pola yang

dipilih sebaiknya menempati ruang penyangan yang memberikan persepsi

keseimbangan, meskipun tidak seluruhnya simetris. Keseimbangan yang

simetris memberikan kesan yang statis, sebaliknya kesimbangan yang

asimetris akan memberikan kesan dinamis. Dalam media prototype buku

cerita “Derita Aat si Gurita Kecil” menggunakan keseimbangan asimetris

dengan penayangan gambar sesuai dengan kondisi yang disampaikan dalam

teks.

5) Garis

Garis digunakan untuk menghubungkan unsur-unsur sehingga dapat

menentukan perhatian anak untuk mempelajari suatu urutan-urutan khusus.

Fungsi garis adalah sebagai penuntun bagi para pengamat (anak), dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

36

mempelajari rangkaian konsep, gagasan makna atau isi materi yang

disampaikan. Selain itu, garis juga berfungsi untuk membatasi masing-masing

elemen. Bentuk garis tidak harus tegak lurus, tetapi dapat menyesuaikan

penempatan elemen-elemen tersebut.

6) Bentuk

Bentuk yang aneh dan asing bagi anak dapat membangkitkan minat

dan perhatian. Oleh karena itu, pemilihan bentuk sebagai unsur visual dalam

penyajian pesan, informasi atau isi materi perlu diperhatikan. Dengan

demikian, pada prinsip ini untuk prototype buku cerita “Derita Aat si Gurita

Kecil” digunakan tokoh gurita yang unik. Dalam gambar pun diberi warna

agar dapat menarik perhatian anak.

7) Tekstur

Tekstur adalah unsur visual yang dapat menimbulkan kesan kasar atau

halusnya permukaan. Tekstur dapat digunakan untuk penekanan, aksentuasi

atau pemisahan, serta menambah kesan keterpaduan dari suatu unsur seperti

halnya warna. Maka pengembangan media ini, unsur tekstur tidak diperlukan

karena lebih menonjolkan penggunaan gambar dan warna.

8) Warna

Warna digunakan untuk memberikan kesan pemisahan atau penekanan

atau untuk membangun keterpaduan. Di samping itu, warna dapat

mempertinggi tingkat realisme objek atau sistuasi yang digambarkan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

37

menunjukkan persamaan dan perbedaan, dan menciptakan respon emosional

tertentu. Arsyad (2013: 108) mengemukakan ada tiga hal penting yang harus

diperhatikan ketika menggunakan warna, yaitu: (1) pemilihan warnna khusus

(merah, biru, kuning, dan sebagainya), (2) nilai warna (tingkat ketebalan dan

ketipisan warna tersebut dibangdingkan dengan unsur lain dalam visual

tersebut), dan (3) intensitas atau kekuatan warna itu untuk memberikan

dampak yang diinginkan. Setiap anak menyukai warna yang cerah seperti

merah, hijau, kuning dan lain-lain. Dalam hal pengembangan media ini,

peneliti menggunakan warna-warna yang yang tingkat keserasian dengan

objek yang mau digambarkan seperti warna-warna biota laut yang ada di

terumbu karang.

2.1.5.4 Pengertian Buku Cerita Bergambar

Cerita bergambar sebagai media grafis yang dipergunakan dalam proses

pembelajaran, memiliki pengertian praktis, yaitu dapat mengkomunikasikan fakta-

fakta dan gagasan secara jelas dan kuat melalui perpaduan antara pengungkapan kata-

kata dan gambar. Mitchell dalam Sari (2010: 34) mengatakan, “Picture storybooks

are books in which the picture and text are tightly intertwined. Neither the picture

nor the words are selfsufficient; they need each other to tell the story”. Pernyataan

tersebut memiliki makna bahwa buku cerita bergambar adalah buku yang di

dalamnya terdapat gambar dan kata-kata, dimana gambar dan kata-kata tersebut tidak

berdiri sendiri-sendiri, melainkan saling bergantung agar menjadi sebuah kesatuan

cerita.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

38

Sedangkan Rothlein dan Meinbach dalam Sari (2010: 34) mengemukakan

bahwa “a picture storybooks conveys its message through illustrations and written

text; both elements are equally important to the story”. Ungkapan ini mengandung

pengertian bahwa buku cerita bergambar adalah buku yang membuat pesan melalui

ilustrasi yang berupa gambar dan tulisan. Gambar dan tulisan tersebut merupakan

kesatuan.

Berikut beberapa karakteristik buku cerita bergambar menurut Sutherland

dalam Sari (2010: 34) antara lain adalah:

a) buku cerita bergambar bersifat ringkas dan langsung;

b) buku cerita bergambar berisi konsep-konsep yang berseri;

c) konsep yang ditulis dapat dipahami oleh anak-anak;

d) gaya penulisannya sederhana;

e) terdapat ilustrasi yang melengkapi teks.

Berdasarkan beberapa definisi di atas jelas bahwa prototype buku cerita

“Derita Aat Si Gurita Kecil” adalah sebuah cerita yang ditulis dengan gaya bahasa

ringan, cenderung dengan gaya obrolan, dilengkapi dengan gambar yang merupakan

kesatuan dari cerita untuk menyampaikan fakta atau gagasan tentang kehidupan

terumbu karang yang dirusak oleh manusia. Cerita dalam cerita bergambar juga

seringkali berkenaan dengan pribadi/pengalaman pribadi sehingga pembaca mudah

mengidentifikasi dirinya melalui perasaan serta tindakan dirinya melalui perwatakan

tokoh-tokoh utamanya. Buku cerita bergambar memuat pesan melalui ilustrasi dan

teks tertulis. Kedua elemen ini merupakan elemen penting pada cerita. Buku-buku ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

39

memuat berbagai tema yang sering didasarkan pada pengalaman kehidupan sehari-

hari anak.

Karakter dalam buku ini dapat berupa manusia dan binatang. Seperti cerita

dalam buku cerita “Derita Aat si Gurita Kecil” merupakan gambaran berkenaan

dengan pengalaman pribadi anak dimana terumbu karang yang menjadi sumber daya

alam yang ada di lingkungan dieksploitasi secara sembarang tanpa anak menyadari

bahwa hal itu merusak terumbu karang. Dan dengan kehadiran prototype buku cerita

tersebut anak akan dengan mudah memahami makna atau pesan yang disampaikan

dalam cerita karena itu terjadi dalam kehidupan mereka dan ada disekitar mereka.

Penelitian yang berkaitan dengan pemberdayaan, buku cerita anak dan

bagaimana anak mengekspresikan imajinasinya melalui berbagai media sudah diteliti

oleh banyak orang. Seperti halnya penelitian pengembangan prototype buku cerita

“Derita Aat si Gurita Kecil” dalam kontek empowering pada anak diperkuat oleh

adanya beberapa penelitian yang relevan yang mendukung.

2.2 Penelitian yang Relevan

Ada beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, yaitu :

Pertama, penelitian yang berjudul “Upaya The Nature Conservancy Dalam

Konservasi Terumbu Karang Dan Lingkungan Pesisir Di Kawasan Perairan Nusa

Penida, Bali” yang dilakukan oleh Savitri dkk (2013). Dalam penelitian ini

dijelaskan bahwa kepedulian terhadap terumbu karang adalah tanggung jawab

bersama sebagai warga masyarakat dunia secara umum. Salah satu bentuk tanggung

jawab dalam memperhatikan kelesetarian terumbu karang adalah organisasi non

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

40

pemerintah yang bernama The Nature Conservancy atau disingkat TNC. Dalam

penelitian ini menjelaskan bahwa penting bagi masyarakat Nusa Penida mendapatkan

sosialisasi dan pelatihan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui latar belakang

pengetahuan dan pendidikan setiap masyarakat. Dengan begitu masyrakat Penida

tersadarkan bahwa kekayaan hayati yang dimiliki saat ini seperti terumbu karang

hanyalah sebuah titipan yang harus diwariskan kepada generasi penerus. Dengan

adanya kesadaran seperti ini masyarakat bisa kembali memperkuat kebijakan adat

yang sudah ada sebelumnya.

Kedua, penelitian ini berjudul “Kampanye Edukasi Eksplorasi Terumbu

Karang Untuk Anak Sekolah Dasar di Bali Melalui Desain Komunikasi Visual” yang

ditulis oleh Kurniawan (2013). Dalam penelitian ini dibahas bahwa tujuannya adalah

bagaimana menciptakan media komunikasi visual yang membantu anak dalam proses

edukasi. Pentingnya desain buku cerita yang menarik perhatian anak serta

mempermudah anak lebih memahami apa yang dia pelajari dan juga terjadi sebuah

konsep belajar yang “fun” yang biasa di sebut dengan Education with Fun. Konsep

terseebut merupakan penggambaran dari proses edukasi atau pembelajaran untuk

anak dengan cara menyenangkan sehingga komunikasi berjalan efektif.

Ketiga, penelitian dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran

Memahami Cerita Legenda dengan Buku POP-UP untuk Siswa SMP Kelas VIII di

Kabupaten Pati” yang ditulis oleh Nugraheni (2015). Penelitian ini menjelaskan

prototype media pembelajaran berupa buku Pop-Up berisikan gambar-gambar

ilustrasi cerita dengan tampilan tiga dimensi pada setiap halamannya. Prototype ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

41

mempermudah siswa untuk memahami cerita legenda dengan baik. Gambar-gambar

yang terdapat dalam ilustrasi cerita membantu siswa untuk mengimajinasikan cerita

tersebut, sehingga ada motivasi dan niat untuk mencari tahu isi cerita legenda yang

terdapat dalam prototype tersebut. Selain membantu siswa untuk berimajinasi,

keberadaan gambar yang menarik membuat siswa tidak bosan dalam belajar atau

membaca.

Berdasarkan tiga penelitian tersebut, peneliti mendapatkan inspirasi: (1)

berkaitan penelitian dengan tujuan pengadaan pelatihan kepada masyarakat pesisir di

kawasan perairan Nusa Penida untuk menumbuhkan kepedulian dalam merawat

terumbu karang. Peneliti mendapat masukan betapa pentingnya pemberdayaan dan

sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya kepedulian dan tanggung jawab

akan lingkuangan. (2) Dari penelitian tentang desain komunikasi visual yang menarik

dan menyenangkan anak sehingga memotivasi anak dalam memahami terumbu

karang, peneliti terinspirasi untuk membuat suatu desain media pembelajaran berupa

buku cerita untuk membantu anak dalam mengembangkan imajinasinya akan

pentingnya memelihara terumbu karang, (3) Dari penelitian yang menghasilkan

media buku cerita tiga dimensi tentang legenda. Prototype berisi gambar tiga dimensi

membantu anak untuk mengimajinasikan isi cerita legenda tersebut, sehingga anak

akan terbantu untuk memahami legenda.

Ulasan dari tiga penelitan tersebut semakin memperkuat penelitian

pengembangan yang dilakukan oleh peneliti tentang prototype buku cerita. Dengan

begitu, peneliti mendapat inspirasi untuk membuat media buku cerita dalam bentuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

42

fabel. Apabila dibuat dalam bentuk skema, maka konsep skema yang dihasilkan

adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1. Bagan Penelitian yang Relevan

2.3 Kerangka Berpikir

Ide dari Savitri, dkk tentang Perlunya pelatihan kepada masyarakat pesisir di

kawasan perairan Nusa Penida untuk menumbuhkan kepedulian dalam merawat

terumbu karang dan dari Kadek Karina Kurniawan tentang menciptakan media

komunikasi visual dalam proses edukasi terumbu karang, serta ide dari Silvia Oti

Nugraheni tentang media berisi gambar tiga dimensi tentang cerita legenda dapat

Penelitian II

Kadek Karina Kurniawan Penelitian I

Santhi Pradayini Savitri,dkk

Upaya The Nature Conservancy dalam

Konservasi Terumbu Karang dan

Lingkungan Pesisir di Kawasan

Perairan Nusa Penida, Bali

Perlunya pelatihan kepada masyarakat

pesisir di kawasan perairan Nusa Penida

untuk menumbuhkan kepedulian dalam

merawat terumbu karang.

Pengembangan Prototipe Buku Cerita Anak Tentang Terumbu

Karang Untuk Anak 9-12 Tahun Dalam Konteks Empowering”

Masyarakat Mentawai.

Kampanye Edukasi Eksplorasi

Terumbu Karang untuk Anak

Sekolah Dasar di Bali melalui

Dasain Komunikasi Visual

Perlunya media komunikasi

visual dalam bentuk buku

cerita dalam proses edukasi

yang menyenangkan

Media berisi gambar tiga dimensi

tentang cerita legenda dapat

membantu siswa mengimajinasikan

isi cerita legenda.

Pengembangan Media Pembelajaran

Memahami Cerita Legenda dengan

Buku POP-UP untuk Siswa SMP

Kelas VIII di Kabupaten Pati

Penelitian III

Silvia Oti Nugraheni

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

43

membantu siswa mengimajinasikan isi cerita legenda, menginspirasi peneliti untuk

mengembangkan prototype buku cerita. Prototype yang peneliti kembangkan berupa

buku cerita dengan judul “ Derita Aat si Gurita Kecil”. Prototype buku cerita tersebut

dapat dijadikan sarana pembelajaran (baik di dalam maupun di luar kelas) untuk

menumbuhkan kesadaran dan rasa tanggung jawab akan pentingnya memelihara

terumbu karang yang menjadi salah satu kekayaan hayati kepulauan Mentawai

Masyarakat Mentawai mempunyai tingkat pendidikan yang cukup rendah.

Melihat dunia pendidikan di Mentawai khususnya di tingkat SD yang masih rendah,

minimnya bahan ajar salah satunya buku, dan minimnya media pembelajaran yang

digunakan oleh guru dalam mengajar, maka sebagai calon guru peneliti ikut

menyumbangkan pemikiran untuk menyediakan salah satu media buku cerita

bergambar karena buku merupakan media yang penting untuk belajar. Media buku

cerita bergambar itu penting karena anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau

memberikan pada anak suatu cara untuk berkomunikasi melalui cerita (berkaitan

dengan imajinasi).

Hasil pengamatan yang didukung oleh data pra penelitian melalui pembagian

kuesioner kepada 22 anak dan 14 guru di SDK. St.Fransiskus Sikabaluan,

menunjukkan bahwa terumbu karang di Mentawai saat ini dalam kondisi sangat

memprihatinkan dimana banyak ditemukan terumbu karang yang mengalami

kerusakan akibat ulah manusia maupun secara alami karena gempuran ombak.

Kerusakan itu terjadi karena ulah masyarakat yang melakukan penagkapan ikan

secara liar yakni dengan menggunakan bom yang mengakibatkan tidak hanya ikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

44

yang mati tetapi juga terumbu karang ikut mati dan hancur. Selain itu masyarakat pun

melakukan eksploitasi terhadap terumbu karang dengan mengambil terumbu karang

untuk digunakan sebagai bahan bangunan.

Hal tersebut membuat peneliti menjadi prihatin sehingga peneliti terdorong

untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Prototipe Buku Cerita

Anak Tentang Terumbu Karang dalam Konteks Empowering Masyarakat Mentawai

Untuk Anak 9-12 Tahun” supaya dapat digunakan oleh peneliti untuk memberikan

pembelajaran dalam konteks empowering. Prototype yang peneliti susun tersebut

mendapat inspirasi dari penelitian yang relevan dari Savitri, dkk dan Kadek Karina

Kurniawan yang sama-sama memberikan informasi konservasi terumbu karang

sehingga menjadi wadah edukasi peduli lingkungan. Prototipe buku cerita “Derita Aat

si Gurita Kecil” yang peneliti susun terdiri dari dua puluh gambar dengan teks narasi

disetiap gambarnya. Kedua puluh gambar tersebut memberikan informasi bagaimana

terumbu karang memiliki arti penting dalam kelangsungan hidup biota laut lainnya

yang mendiami terumbu karang. Selain itu, terdapat evaluasi di akhir cerita tujuannya

agar menggugah kesadaran anak untuk memiliki motivasi menjaga kelestarian

terumbu karang.

2.4 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian teori diatas maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan

penelitian sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

45

1. Bagaimana langkah-langkah pengembangan prototype buku cerita “Derita Aat

si Gurita Kecil” untuk anak 9-12 tahun dalam konteks empowering

masyarakat Mentawai ?

2. Bagaimana kualitas prototype buku cerita “Derita Aat si Gurita Kecil”

membantu persepsi anak 9-12 tahun tentang pentingnya mencintai lingkungan

sekitar (empowering)?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

46

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian dan pengembangan, yang

biasa dikenal dengan nama R&D (Research and Development). R&D merupakan

sebuah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, yang nantinya

produk tersebut akan diuji keefektifannya (Sugiyono, 2010: 407). Dalam penelitian

ini, produk yang akan dikembangkan berupa prototype buku cerita tentang terumbu

karang dalam konteks empowering masyarakat Mentawai untuk anak usia 9-12 tahun.

3.2 Setting Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di dua tempat. Penelitian awal dan pembuatan

prototype buku dilakukan di Kampus Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan uji

coba penelitian dilakukan di SD St.Fransiskus yang berlokasi di Sikabaluan

Kabupaten kepulauan Mentawai.

3.2.2 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah anak kelas IV-V yang berjumlah 22 orang

serta 14 orang guru di SD St. Fransiskus Sikabaluan. Untuk anak perempuan

berjumlah 10 dan anak laki-laki berjumlah 12 orang. Seluruh anak kelas IV-V serta

guru akan menjadi subjek analisis kebutuhan sedangkan untuk uji coba hanya bisa

dilakukan pada anak saja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

47

3.2.3 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah pengembangan prototype buku cerita tentang

terumbu karang dalam konteks empowering masyarakat Mentawai untuk anak usia 9-

12 tahun yang diujikan di SD St. Fransiskus Sikabaluan, Mentawai.

3.2.4 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan satu tahun, terhitung mulai dari bulan Januari

2015 sampai Januari 2016. Dalam kurun waktu satu tahun tersebut dilakukan

penelitian dengan tahapan sebagai berikut: (1) Analisis kebutuhan dengan

memberikan kuesioner, (2) studi pustaka (Bab I-III), (3) membuat produk sebagai

respon atas analisis kebutuhan (4) Validasi, (5) revisi prototype dan cetak prototype,

(6) uji terbatas ke Mentawai, (7) training guru dan siswa di Mentawai, (8) olah data,

(9) menyusun bab IV, (10) revisi bab I-IV, (11) persiapan ujian skripsi, dan (12) ujian

skripsi.

3.3 Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan prototype buku cerita tentang terumbu karang untuk

anak 9-12 tahun dalam konteks empowering di SD St.Fransiskus Sikabaluan

Kabupaten Kepulauan Mentawai mengikuti langkah-langkah penelitian dan

pengembangan dalam buku Sugiyono (2010: 298). Peneliti menggunakan tujuh tahap

dari sepuluh tahap yang ditawrkan, yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan

data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7)

revisi akhir produk. Ke tujuh langkah tersebut akan diuaraikan sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

48

Gambar 3.1 Prosedur Pengembangan

Tahap I

Potensi dan Masalah

Tahap II

Pengumpulan Data

Tahap III

Desain Prototype

Tahap IV

Validasi Prototype

Tahap V

Revisi Prototype

Tahap VI

Uji Coba Prototype

Tahap VII

Revisi Akhir Prototype

Prototipe Pengembangan Buku Cerita tentang Terumbu Karang untuk Anak 9-12 Tahun dalam

Konteks Empowering Masyarakat Mentawai

Potensi : manfaat terumbu karang.

Masalah: perilaku masyarakat yang mengambil

terumbu karang secara sembarangan

Wawancara

Pembagian lembar kuesioner Guru

Pembagian Lembar Kuesioner Siswa

Menentukan Cerita dan Tokoh

Membuat Sketsa

Merancang Prototipe Buku Cerita

Dilakukan oleh seorang ahli Kelautan

dan Perikanan

Revisi prototype berdasarkan masukan

validator

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

49

3.3.1 Potensi dan Masalah

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh potensi dan masalah tentang terumbu

karang yang ditemukan oleh peneliti melalui observasi dan analisis kebutuhan kepada

22 anak dan 14 orang guru yang berada di SDK. St.Fransiskus Sikabaluan. Analisis

kebutuhan dilakukan dengan membagikan lembar kuesioner. Pembagian lembar

kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui apakah anak-anak dan guru membutuhkan

sebuah buku cerita tentang terumbu karang dalam meningkatkan pemahaman mereka

akan pentingnya memelihara terumbu karang.

3.3.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara membagikan lembar kuesioner

kepada 22 orang anak dan 14 orang guru di SDK. St.Fransiskus Sikabaluan, untuk

analisis kebutuhan, pada bulan Februari 2015. Pengumpulan data ini dilakukan

sebagai salah satu cara untuk mengetahui bentuk perencanaan buku cerita yang akan

dibuat sehingga produk yang dihasilkan dapat membantu pemahaman anak-anak dan

guru di SDK. St.Fransiskus Sikabaluan terhadap terumbu karang. Pengumpulan data

untuk pembuatan buku cerita sebagai media, juga dilakukan dengan studi pustaka,

mencari bahan melalui internet dan mengumpulkan jenis-jenis cerita dari berbagai

sumber.

3.3.3 Desain Prototype

Dari data hasil kuesioner yang berkaitan dengan kurang adanya kesadaran

anak maupun guru (sebagi bagian dari masyarakat Mentawai) yang kurang peduli

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

50

terhadap kelestarian terumbu karang, peneliti menentukan desain prototype adalah

sebuah buku cerita. Buku tersebut diperuntukkan untuk anak usia 9-12 tahun.

Setelah menentukan cerita dan membuat cerita yang sesuai dengan tingkat

pemahaman anak, peneliti mencoba menggambar ilustrasi dalam setiap bagian cerita

dengan tujuan memberikan efek visual pada anak dengan begitu anak akan lebih

mudah untuk mengimajinasi realita kehidupan di dalam komunitas terumbu karang.

Seperti yang dinyatakan oleh Lynch-Brown dalam Astuti (2012: 18) buku bergambar

adalah buku-buku yang banyak mengandung ilustrasi, untuk mendeskripsikan sesuatu

hal baik itu pesan atau pun situasi di dalam cerita. Untuk alasan ini, ilustrasi gambar

dalam buku-buku cerita sangat penting keberadaannya sebagai elemen yang

memberikan efek visual dalam cerita dan terlebih lagi akan membantu anak

memahami situasi cerita dengan baik. Ilustrasi dalam buku-buku bergambar

menyediakan plot aktual atau informasi konsep serta petunjuk untuk jalan tokoh,

setting, dan suasana hati. Pada tahap ini, peneliti merancang dan menyusun prototype

buku cerita tentang terumbu karang agar ilustrasi yang terkandung di dalam buku

tersebut dapat meningkatkan pemahaman anak-anak terhadap terumbu karang.

Peneliti mendesain prototype buku cerita tentang terumbu karang untuk anak 9-12

tahun dalam konteks empowering.

3.3.4 Validasi Desain

Produk yang peneliti kembangkan, divalidasi oleh seorang ahli kelautan dan

perikanan sebagai evaluasi formatif terhadap desain bahan produk pengembangan

buku cerita tentang terumbu karang. Validasi desain produk ini bertujuan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

51

mendapatkan kritik dan saran serta penilaian terhadap produk yang dikembangkan.

Melalui kritik dan saran maka peneliti dapat menemukan kelebihan dan kekurangan

dari produk yang dikembangkan.

3.3.5 Revisi Desain

Revisi desain dilakukan setelah mendapatkan kritik dan saran dari ahli

kelautan. Kritik dan saran dari para pakar menjadi landasan bagi peneliti dalam

memperbaiki kekurangan dari produk. Hasil akhir dari penelitian ini adalah produk

berupa prototype buku cerita “Derita Aat si Gurita Kecil” yang baik dan mudah

dipahami oleh anak-anak usia 9-12 tahun.

3.3.6 Uji Coba Produk

Uji coba produk dilakukan dengan mengumpulkan berbagai informasi dalam

menentukan kualitas buku cerita “Derita Aat si Gurita Kecil”. Data tersebut diperoleh

dari validasi seorang validator pakar kelautan dan perikanan yang digunakan untuk

memperbaiki dan menyempurnakan produk prototype buku cerita tentang terumbu

karang. Hasil validasi tersebut, maka produk dapat diuji cobakan kepada siswa SDK.

St.Fransiskus Sikabaluan. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui apakah prototype

buku cerita tentang terumbu karang ini benar-benar layak dan mempunyai kualitas

yang baik untuk diajarkan kepada siswa.

3.3.7 Revisi Akhir Produk

Revisi akhir produk dilakukan peneliti seteleh melakukan uji coba produk.

Produk yang sudah divalidasi dan direvisi kembali sebelum diujicobakan sampai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

52

benar-benar layak untuk diujicobakan. Maka untuk memperoleh kualitas produk yang

lebih baik, perlu dilakukan revisi akhir setelah mendapat saran dan masukan dari ahli.

3.4 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menyusun 2 instrumen yaitu: (1) instrumen pra

penelitian untuk anak dan guru , (2) instrumen setelah uji coba untuk mengetahui

persepsi siswa terhadap kualitas buku cerita “Derita Aat Si Gurita Kecil”.

1) Instrumen Pra Penelitian untuk Anak dan guru

Peneliti menyusun instrumen pra penelitian untuk menyusun produk

yang dikembangkan. Instrumen yang berupa kuesioner pra penelitian

dibagikan kepada 22 anak dan 14 guru SD St. Fransiskus Sikabaluan pada

Februari 2015. Lembar kuesioner tersebut telah divalidasi dengan teknik

expert judgement (oleh ahli). Adapun kisi-kisi dan kuisioner yang digunakan

pada pra penelitian untuk anak dan guru. kisi-kisi ada 4 aspek dan 15

pertanyaan.

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Pra-Penelitian untuk Anak

No Aspek Nomor Item

1. Manfaat terumbu karang bagi masyarakat Mentawai 1-4

2. Bahaya jika merusak terumbu karang 5-10

3. Upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk mengkonservasi

terumbu karang 11-13

4 Sarana-sarana yang diperlukan untuk menyadarkan atau

memberdayakan (empowering) masyarakat tentang

mengkonservasi terumbu karang

14-15

Saran atau komentar:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

53

Tabel 3.2 Lembar Pertanyaan Pra-Penelitian untuk Anak

No. Pertanyaan

Jawaban

Ya Tidak

1. Saya tahu terumbu karang bisa diambil untuk dijual

dengan mudah.

2. Saya mengetahui terumbu karang memiliki manfaat utama

sebagai tempat tinggal dan berkembang biak ikan karang.

3. Saya mengetahui terumbu karang dapat bermanfaat

melindungi pantai dari hempasan ombak

4. Saya mengetahui bahwa terumbu karang itu indah dan bisa

dijadikan sebagai tempat wisata.

5. Saya melihat ada banyak terumbu karang yang mengalami

kerusakan di pantai.

6.

Saya mengetahui penyebab dari kerusakan terumbu karang

adalah karena banyak diambil masyarakat untuk bahan

bangunan.

7.

Saya mengetahui ada kebiasaan masyarakat yang mencari

ikan dengan melakukan pengemboman sehingga

menghancurkan beberapa terumbu karang.

8. Saya tahu terumbu karang terbentuk sangat lama.

9. Saya tahu bahwa terumbu karang terbentuk dari fosil-fosil

binatang karang.

10. Saya melihat salah satu akibat kerusakan terumbu karang

adalah terkikisnya pantai/ terjadinya abrasi.

11. Saya mengetahui salah satu cara memelihara terumbu

karang adalah dengan tidak merusaknya.

12. Saya pernah diajarkan cara memelihara terumbu karang.

13. Saya perlu mengingatkan teman-teman tentang pentingnya

memelihara terumbu karang.

14. Saya pernah membaca buku tentang cara memelihara

terumbu karang.

15. Saya merasa perlu buku panduan tentang cara memelihara

terumbu karang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

54

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Pra-Penelitian untuk Guru

No Aspek Nomor

Item

1. Manfaat terumbu karang bagi masyarakat Mentawai 1-4

2. Bahaya jika merusak terumbu karang 5-10

3. Upaya-upaya yang dilakukan mengkonservasi terumbu karang 11-12

4. Sarana-sarana yang diperlukan untuk menyadarkan atau

memberdayakan (empowering) masyarakat tentang

mengkonservasi terumbu karang

13-15

Saran atau komentar:

Tabel 3.4 Lembar Pertanyaan Pra Penelitian untuk Guru

No. Pertanyaan Jawaban

1. Menurut bapak/ ibu apakah terumbu karang

bisa dijadikan uang? Bagaimana caranya?

2. Apakah manfaat terumbu karang bagi biota laut

yang bapak/ ibu ketahui?

3. Apakah manfaat utama dari terumbu karang

bagi perlindungan pantai?

4.

Jika terumbu karang berpotensi sebagai tempat

wisata, apakah itu akan merusak atau justru

melestarikan? Mengapa?

5.

Bagaimana keadaan terumbu karang di sini?

Apakah terawat atau rusak? Jika rusak,

mengapa?

6.

Bagaimana perilaku masyarakat dalam

mengeksploitasi terumbu karang? Dijadikan

apa?

7. Bagaimana cara nelayan menangkap ikan?

8.

Apakah bapak/ ibu mengetahui akibat

kerusakan terumbu karang adalah terjadinya

abrasi?

9. Terbuat dari apakah terumbu karang?

10. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

55

terbentuknya terumbu karang?

11. Bagaimana cara memelihara bakau supaya

tidak rusak?

12.

Apakah bapak/ibu pernah mendapat

penyuluhan tentang cara memelihara terumbu

karang?

13 Apakah bapak/ibu pernah mengajarkan tentang

pentingnya memelihara terumbu karang?

14 Apakah bapak/ibu pernah membaca buku

tentang cara memelihara terumbu karang?

15 Apakah bapak/ibu memerlukan buku panduan

tentang cara memelihara terumbu karang?

2) Instrumen Penelitian Persepsi Siswa terhadap Kualitas Buku Cerita

tentang Terumbu Karang untuk usia 9-12 tahun

Selain instrumen pra penelitian, peneliti juga menyusun instrumen

yang akan digunakan pada saat penelitian. Tujuan dari pengadaan intrumen ini

adalah untuk melihat persepsi siswa terhadap kualitas prototipe buku cerita

“Derita Aat Si Gurita Kecil”. Berikut instrumen tersebut yang dibuat dalam

bentuk tabel.

Tabel 3.5 Instrumen Penelitian Persepsi Siswa terhadap Kualitas

Prototype Buku Cerita

Keterangan:

1: kurang baik, 2: cukup, 4: baik, 5: sangat baik

No. Pernyataan skor

Komentar 1 2 4 5

1 Buku Derita Aat si Gurita Kecil mudah

dipahami karena bahasanya sederhana.

2. Saya memahami alur/ jalan cerita

tentang “Derita Aat si Gurita Kecil”

3. Saya tertarik dengan gambar-gambar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

56

yang terdapat dalam buku “Derita Aat si

Gurita Kecil”

4.

Warna-warna dari gambar pada buku

“Derita Aat si Gurita Kecil” membuat

saya senang mempelajari pentingnya

memelihara terumbu karang.

5.

Tampilan gambar serta alur cerita pada

buku “Derita Aat si Gurita Kecil”

membuat saya tertarik untuk

mempelajari pentingnya terumbu

karang.

6. Saya mengerti jalan cerita dalam buku

ini.

7. Melalui buku ini saya mengerti

penyebab rusaknya terumbu karang.

8.

Dengan buku cerita “Derita Aat si

Gurita Kecil” membuat saya mengerti

manfaat dari terumbu karang.

9.

Buku cerita “Derita Aat si Gurita Kecil”

membuat saya mengerti dan aktif

bertanya tentang terumbu karang

10.

Buku “Derita Aat si Gurita Kecil”

membuat saya mengerti dampak

kerusakan terumbu karang.

11.

Buku cerita “Derita Aat Si Gurita

Kecil” membuat saya menemukan

sendiri masalah dan kesimpulan dari

kondisi terumbu karang saat ini.

12.

Buku cerita “Derita Aat Si Gurita

Kecil” membuat saya dalam mencari

jalan bagaimana menjaga kelestarian

terumbu karang.

Jumlah Skor

Komentar umum dan saran perbaikan untuk buku cerita “Derita Aat Si Gurita

Kecil”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

57

3) Instrumen Validasi

Tabel 3.6 Instrumen Validasi Produk

Keterangan:

1: sangat kurang baik, 2: kurang baik, 4: baik, 5: sangat baik

No. Komponen yang dinilai Skor

Saran 1 2 4 5

1

Cover

a. Judul buku menarik

b. Judul buku sesuai dengan

tujuan pengenalan

konservasi terumbu karang

c. Ilustrasi cover mendukung

judul

d. Ilustrasi buku

menggambarkan konservasi

terumbu karang

2 Format penulisan buku

a. Sesuai kaidah penulisan

buku

b. Gambar pada buku

mendukung alur cerita

3.

Bahasa

a. Bahasa sesuai dengan

kaidah penulisan yang baik

dan benar.

b. Susunan kalimat dapat

dipahami oleh anak seusia

9-12 tahun.

c. Pilihan kata sesuai

karakteristik anak

4.

Isi Buku

a. Materi membantu pembaca

untuk menyadari

pentingnya memelihara

terumbu karang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

58

b. Isi cerita mengandung

unsur refleksi bagi anak

untuk membangun niat

memelihara terumbu

karang

c. Materi yang disampaikan

memberikan tambahan

wawasan bagi anak

mengenai terumbu karang

d. Materi yang disampaikan

menggugah atau

membangun kesadaran anak

untuk melakukan aksi untuk

memelihara terumbu karang

e. Pertanyaan yang diajukan

sesuai dengan konteks

nyata kehidupan anak-anak

di Pagai.

Total Skor

Tabel 3.7 Lembar Validitas Kuesioner kepada Anak

No. Komponen yang dinilai No.

Aitem Skor Saran

1.

Bahasa 1 2 4 5

d. Bahasa sesuai dengan

kaidah penulisan yang

baik dan benar.

1-15

e. Susunan kalimat dapat

dipahami oleh anak. 1-15

f. Susunan kalimat

mendukung pencarian

data yang berkaitan

dengan tema

penelitian.

1-15

2. Pertanyaan

f. Pertanyaan yang 1-3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

59

diajukan untuk

mengetahui manfaat

terumbu karang bagi

masyarakat.

g. Pertanyaan yang

diajukan untuk

mengetahui bahaya

bagi masyarakat

apabila merusak

terumbu karang.

4-7

h. Pertanyaan yang

diajukan untuk

mengetahui upaya-

upaya yang sudah

dilakukan masyarakat

untuk mengkonservasi

terumbu karang.

8-11

i. Pertanyaan yang

diajukan untuk

mengetahui sarana-

sarana apa yang

diperlukan Bapak/Ibu

untuk empowering

(pemberdayaan) tentang

mengkonservasi

terumbu karang.

12-15

j. Pertanyaan yang

diajukan sesuai dengan

konteks nyata

kehidupan anak-anak di

pulau Sikakap.

1-15

k. Pertanyaan yang

diajukan sesuai dengan

tingkat pemahaman

siswa.

1-15

Total Skor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

60

Tabel 3.8 Lembar Validitas Kuesioner kepada Guru

No. Komponen yang dinilai No.

Aitem Skor Saran

1.

Bahasa 1 2 4 5

a. Bahasa sesuai dengan

kaidah penulisan yang

baik dan benar.

1-5

b. Susunan kalimat dapat

dipahami oleh guru. 1-15

c. Susunan kalimat

mendukung pencarian

data yang berkaitan

dengan tema penelitian.

1-15

2.

Pertanyaan

a. Pertanyaan yang diajukan

untuk mengetahui

manfaat terumbu karang

bagi masyarakat.

1-3

b. Pertanyaan yang diajukan

untuk mengetahui bahaya

bagi masyarakat apabila

merusak terumbu karang.

4-7

c. Pertanyaan yang diajukan

untuk mengetahui upaya-

upaya yang sudah

dilakukan masyarakat

untuk mengkonservasi

terumbu karang .

8-11

d. Pertanyaan yang diajukan

untuk mengetahui sarana-

sarana apa yang

diperlukan Bapak/Ibu

untuk empowering

(pemberdayaan) tentang

mengkonservasi terumbu

karang.

12-15

e. Pertanyaan yang diajukan

sesuai dengan konteks

nyata kehidupan guru di

pulau Sikakap.

1-15

Total Skor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

61

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah berupa uji coba

produk prototipe buku cerita dan pembagian kuesioner. Hasil pengumpulan data pada

penelitian ini berupa kuantitatif yang diperoleh dari hasil kuesioner yang diberikan

kepada 22 orang anak dan 14 orang guru. Teknik pembagian kuesioner bertujuan

untuk membantu peneliti dalam melakukan revisi ulang atas pengembangan prototipe

buku cerita “Derita Aat Si Gurita Kecil” tersebut. Data atau informasi yang diperoleh

kemudian dianalisis untuk mendapatkan informasi mengenai kebutuhan siswa

terhadap pentingnya menjaga kelestarian terumbu karang.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif.

a. Data kualitatif

Data kualitatif dapat berupa kritik dan saran yang dikemukakan oleh ahli

kelautan dan perikanan, guru, dan siswa yang dikumpulkan dan disarikan untuk

memperbaiki produk pengembangan prototipe buku mewarnai. Selain itu

diperoleh komentar terhadap kuesioner yang disebarkan. Adapun komentar

tersebut diperoleh dari komentar para pakar yang akan memberikan masukan

terhadap kelayakan prototipe buku cerita “Derita Aat Si Gurita Kecil” yang sudah

dirancang oleh peneliti. Jumlah item pada kuesioner tersebut adalah 15 item. Data

dianalisis sebagai dasar untuk mengetahui kelayakan produk yang dihasilkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

62

b. Data kuantitatif

Data kuantitatif berupa skor dari hasil pra penelitian anak dan guru serta

validasi ahli kelautan dan perikanan. Data dianalisis sebagai dasar dari kuesioner

diubah menjadi data interval. Peneliti dalam hal ini akan memberikan rentan skor

atas komentar para pakar dan siswa sehingga data yang awalnya berupa kuesioner

akan menjadi data interval. Skala penilaian terhadap pengembangan prototype

buku cerita anak, seperti sangat baik (5), baik (4), tidak baik (2), dan sangat tidak

baik (1). Skor yang sudah didapat kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif

menggunakan tabel konversi nilai skala lima berdasarkan penilaian acuan patokan

(PAP) atau skala Likert (Widoyoko, 2012: 112 ) sebagai berikut:

Tabel 3.9 Skala Likert

Rentang Skor Jawaban Klasifikasi Kelayakan (Sikap)

>4,2 s/d 5,0 Sangat Baik (SB)

>3,4 s/d 4,2 Baik (B)

>1,8 s/d 2,6 Tidak Baik (TB)

>1,0 s/d 1,8 Sangat Tidak Baik (STB)

Skala Likert sebenarnya ada tiga alternatif model, yaitu model tiga pilihan

(skala tiga), empat pilihan (skala empat), dan lima pilihan (skala lima). Dari ketiga

alternatif model yang digunakan untuk mengukur, masing-masing memiliki

kelemahan. Pada penelitian ini, peneliti lebih memilih menggunakan skala empat

seperti yang terlihat pada tabel di atas dari pada skala tiga atau pun skala lima. Ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

63

pun alasan kenapa peneliti menggunakan skala empat adalah variabilitas respon yang

memungkinkan responden tidak memiliki ruang untuk bersikap netral dan bisa

memaksa responden untuk menentukan sikap terhadap fenomena sosial yang

ditanyakan atau dinyatakan dalam instrumen (Widoyoko, 2012: 105). Maka untuk

penelitian ini, peneliti akan lebih terbantu untuk bisa melihat sejauh mana kualitas

prototype buku cerita “Derita Aat si Gurita Kecil” tanpa ada usur ragu-ragu. Bagus

atau tidaknya kualitas prototype tersebut responden akan dipaksa untuk memberikan

jawaban yang pasti tanpa ada jawaban netral atau ragu-ragu yang dapat

mempengaruhi akurasi terhadap produk yang dikembangkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

64

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, peneliti akan menguraikan: Hasil penelitian yang berisi tentang:

(1) prosedur pengembangan prototype buku cerita “Derita Aat si Gurita Kecil”

tentang terumbu karang dalam konteks empowering masyarakat Mentawai untuk anak

9-12 tahun, (2) deskripsi kualitas prototype buku cerita “Derita Aat si Gurita Kecil”

membantu persepsi anak 9-12 tahun tentang pentingnya mencintai lingkungan sekitar

(empowering). Pembahasan berkaitan dengan hasil penelitian. Semua itu akan peneliti

uraikan berikut ini.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Prosedur Pengembangan Prototype Buku Cerita

Prototype buku cerita berjudul “Derita Aat si Gurita Kecil” peneliti

kembangkan dengan mengadopsi tujuh langkah dari sepuluh yang ditawarkan oleh

Sugiyono. Adapun langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Potensi dan Masalah

Mentawai sebagai kabupaten yang terdiri dari pulau-pulau memiliki salah satu

sumber daya alam yaitu terumbu karang yang sangat dibutuhkan oleh manusia

ataupun biota laut. Keberadaan terumbu karang yang tersebar diseluruh pulau-pulau

yang berpenghuni seperti Pulau Siberut dan Pulau Pagai sangat mempengaruhi

perekonomian masayarakat setempat. Sebagai pulau terbesar, Siberut tergolong

memiliki banyak ragam terumbu karang dengan ukuran yang bervariasi. Ada yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

65

berbentuk besar, lunak, keras, bercabang dan bulat. Selain memiliki beragam bentuk

dan warna yang sangat menarik, terumbu karang juga memiliki banyak manfaat yang

menjadi potensi dan disoroti oleh peneliti. Menurut Supriyono (2010: 4-7), terumbu

karang sebagai bagian dari biota laut memiliki banyak manfaat dalam kehidupan

masyarakat di sekitar pantai sebagai contoh masyarakat Sikabaluan, seperti:

melindungi pantai dari hempasan ombak, tempat tinggal dan berkembang biak bagi

ikan karang, menyediakan sumber protein bagi masyarakat, menyediakan makanan

juga tempat tinggal dan perlindungan bagi biota laut, sumber obat-obatan, sebagai

sumber bibit budi daya dan penunjang kegiatan pendidikan dan penelitian.

Kesadaran untuk pembangunan berwawasan lingkungan serta kurang adanya

kesadaran untuk menjaga dan melestarikan lingkungan menjadi masalah yang

peneliti lihat. Masyarakat di Sikabaluan maupun di pulau-pulau lain, seperti di Pulau

Siberut dan Pulau Pagai kurang menyadari arti pentingnya mengkonservasi terumbu

karang. Kurangnya kesadaran akan mengkonservasi terumbu karang di Mentawai

sama persis seperti perilaku masyarakat di Nusa Penida Bali dalam jurnal yang di

tulis oleh Savitri, dkk (2013: 6). Dalam jurnal tersebut dijelaskan bahwa masyarakat

masih minim ketertarikannya terhadap konservasi karena mereka menganggap

dengan mengkonservasi terumbu karang tidak berpengaruh pada mereka. Sekarang

ini, ada banyak ekosistem terumbu karang berada dalam kondisi sangat

memprihatinkan atau yang mengalami kerusakan. Kerusakan itu terjadi karena ulah

masyarakat yang melakukan pengeboman ikan secara liar yang mengakibatkan tidak

hanya ikan yang mati tetapi juga terumbu karang ikut mati dan hancur. Selain itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

66

masyarakat pun melakukan eksploitasi terhadap terumbu karang dengan tujuan untuk

bahan bangunan, di jual untuk hiasan, dan lain-lain yang menyebabkan terjadi

pergeseran garis pantai sehingga dapat menyebabkan abrasi, habitat biota laut yang

terancam, dan potensi bahaya terhadap tsunami. Beberapa hal yang menjadi faktor

penyebab rusaknya terumbu karang adalah sebagai berikut: (1) Pengendapan atau

sedimentasi dari daratan, (2) pencemaran dari daratan, (3) penangkapan ikan yang

merusak (misalnya menggunakan bom atau racun sianida), (4) pembuangan jangkar

kapal, (5) sampah yang sembarangan dibuang sembarangan di laut, (6) hewan laut

berduri pemakan karang (Bulu Seribu/ Acanthaster), dan (7) gempa bumi.

2. Pengumpulan Data

Berdasarkan hasil pengamatan, peneliti perkuat dengan menyusun kuisioner

tentang (1) manfaat terumbu karang bagi masyarakat, (2) bahaya jika merusak

terumbu karang, (3) upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk mengkonservasi

terumbu karang, (4) sarana yang diperlukan untuk menyadarkan atau memberdayakan

(empowering) masyarakat tentang pentingnya mengkonservasi terumbu karang.

Kuesioner dibagikan kepada 22 anak kelas IV-V dan kepada 14 guru SD

St.Fransiskus Sikabaluan pada bulan Februari 2015.

a. Data kuisioner pra penelitian untuk anak

Data kuisioner yang peneliti dapatkan dari anak yaitu anak mengetahui ada

kebiasaan masyarakat yang mencari ikan dengan melakukan pengeboman sehingga

menghancurkan beberapa terumbu karang (68.18%). Selain itu juga mereka

mengetahui penyebab dari kerusakan terumbu karang adalah karena banyak diambil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

67

masyarakat untuk bahan bangunan (86.36%). Dengan begitu, pantaslah jika ada

banyak kerusakan terumbu karang di laut yang mereka lihat (86.36%), yang mana

menjadi sangat memprihatikan bahwa mereka mengetahui manfaat dari terumbu

karang itu sendiri adalah melindungi pantai dari hempasan ombak dan rumah bagi

biota laut (95.45%). Dengan demikian, mereka perlu mendapatkan buku panduan

tentang cara memelihara terumbu karang (100%).

Berikut hasil data kuisioner pra penelitian untuk anak yang disarikan dalam

bentuk tabel

Tabel 4.1 Data Kuesioner Pra Penelitian untuk Anak

Keterangan:

1 = Jawaban Positif 0 = Berarti tidak atau negatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

68

Tabel 4.2 Hasil Rekapan Kuesioner Pra Penelitian untuk Anak

No Pernyataan Persentase Jawaban

7 Kebiasaan masyarakat yang mencari ikan dengan

menggunakan bom sehingga menghancurkan beberapa

terumbu karang.

68,18%

6 Penyebab dari kerusakan terumbbu karang adalah karena

banyak diambil masyaakat untuk bahan bangunan.

86,36%

5 Ada banyak terumbu karang yang mengalami kerusakan di

laut.

86,36%

3 Saya mengetahui terumbu karang dapat bermanfaat

melindungi pantai dari hempasan ombak dan sekaligus

tempat hidup biotal laut.

95,45%

15 Saya merasa perlu buku panduan tentang cara memelihara

terumbu karang.

100%

Dari tabel dapat dilihat bahwa pemberian nomor dilakukan secara acak.

Angka yang tertera dalam tabel nomor tersebut adalah nomor urut dari item

kuesioner pra penelitian. Alasan kenapa tidak diurutkan, karena peneliti menyusun

tabel tersebut berdasarkan besarnya persentase jawaban dari anak yang dapat dilihat

pada kolom persentase jawaban.

Berdasarkan hasil kuesioner pra penelitian yang dibagikan kepada 22 anak,

dapat disimpulkan bahwa terumbu karang yang memiliki manfaat sebagai pelindung

pantai dan tempat tinggal biota laut lainnya banyak ditemukan dalam kondisi rusak

di laut. Selain itu, anak mengetahui bahwa masyarakat mengambil terumbu karang

sebagai bahan bangunan. Dengan demikian anak memerlukan buku panduan tentang

cara memelihara terumbu karang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

69

b. Data kuisioner pra penelitian untuk guru

Hasil kuesioner yang dibagikan kepada 14 guru di SD St.Fransiskus

Sikabaluan pada bulan Februari 2015 adalah: 57.14% guru mengetahui bahwa akibat

kerusakan terumbu karang adalah terjadinya abrasi, 85.71% guru menjawab bahwa

kondisi terumbu karang di Mentawai terkhusus di Sikabaluan mengalami kerusakan,

85.71% guru menjawab bahwa masyarakat mengeksploitasi terumbu karang secara

liar dan diambil untuk bahan bangunan, 92.86% guru menjawab tidak pernah

mendapat penyuluhan tentang cara memelihara terumbu karang, dan 100% guru

menyadari bahwa mereka memerlukan buku panduan yang dapat digunakan untuk

menyadarkan anak tentang manfaat terumbu karang.

Berikut adalah tabel kuisioner pra penelitian untuk guru:

Tabel 4.3 Data Kuesioner Pra Penelitian untuk Guru

Kode

Probandus

Item Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 12

2 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12

3 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 9

4 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 10

5 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 11

6 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

70

7 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14

Kode

Probandus

Item Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

8 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10

9 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 11

10 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 10

11 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 14

12 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 11

13 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 12

14 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 11

Jumlah 10 10 9 9 12 12 11 8 5 11 12 13 11 12 14

%

71,

43

71,

43

64,

29

64,

29

85,

71

85,

71

78,

57

57,

14

35,

71

78,

57

85,

71

92

,86

78,

57

85,

71 100

Keterangan:

1 = Jawaban Positif 0 = Berarti tidak atau negatif

Tabel 4.4 Hasil Rekapan Kuisioner Pra penelitian untuk Guru.

No Pertanyaan Jawab

an (%)

8 Guru mengetahui akibat dari kerusakan terumbu karang adalah terjadinya

abrasi

57,14%

5 Guru menjawab bahwa kondisi terumbu karang di Mentawai terkhusus di

Sikabaluan mengalami kerusakan

85,71%

6 Guru menjawab bahwa masyarakat mengeksploitasi terumbu karang secara

liar dan diambil untuk bahan bangunan.

85,71%

12 Guru menjawab tidak pernah mendapat penyuluhan tentang cara

memelihara terumbu karang.

92,86%

15 Guru menyadari bahwa mereka memerlukan buku panduan yang dapat 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

71

digunakan untuk menyadarkan anak tentang manfaat terumbu karang.

Data-data tersebut menjadi acuan bagi peneliti untuk melakukan penelitian

pengembangan dalam menyusun buku cerita “Derita Aat si Gurita Kecil” yang berisi

tentang peranan terumbu karang bagi kehidupan biota laut. Prototype buku cerita

tersebut dapat dijadikan sebagai panduan supaya anak-anak di Sikabaluan dan

Mentawai secara keseluruhan, menyadari tentang pentingnya mengkonservasi

terumbu karang (empowering) sedini mungkin. Hal ini senada dengan seperti yang

dinyatakan oleh J. Piaget dan L. Kohlberg (Gunarsa dan Yulia, 2008: 69) bahwa

anak usia 6-12 tahun mengalami tahap perkembangan moral secara teratur mulai dari

kosep „tingkahlaku baik‟ sebagai suatu tindakan yang khusus seperti „patuh pada ibu‟

dilanjutkan tahap konsep selajutnya „mencuri adalah salah‟ sampai dengan kejujuran,

hak milik, keadilan dan kehormatan. Pada masa ini, pada anak juga terdapat dorongan

untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat dinilai baik oleh orang lain.

c. Validasi ahli terhadap kuisioner pra penelitian untuk anak dan guru

Peneliti menyusun lembar validitas kuesioner instrumen pra penelitian untuk

anak dan guru yang divalidasi oleh seorang ahli, agar peneliti dapat membuat

prototype buku cerita “Derita Aat si Gurita Kecil”. Adapun hasil validasi tersebut

adalah:

Tabel 4.5 Pedoman Kelayakan Pra Penelitian untuk Anak.

Rentan Skore Skor Maksimal 45

1 sd 11 STB Keseluruhan instrumen tidak layak digunakan

12 sd 22 TB Keseluruhan instrumen belum layak digunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

72

23 sd 33 B Keseluruhan instrumen sudah layak dengan perbaikan

34 sd 45 SB Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan

Tabel 4.6 Hasil Validasi Instrumen Pra Penelitian untuk Anak

Total Skor Kelayakan

37 SB Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan

Hasil dari validasi ahli adalah 37 (sangat baik) yang berarti keseluruhan

intrumen sudah layak digunakan.

Tabel 4.7 Pedoman Kelayakan Pra Penelitian untuk Guru

Rentan Skor Skor Maksimal 40

1 sd 10 STB Keseluruhan instrumen tidak layak digunakan

11 sd 20 TB Keseluruhan instrumen belum layak digunakan

21 sd 30 B

Keseluruhan instrumen sudah layak dengan

perbaikan

31 sd 40 SB Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan

Tabel 4.8 Hasil Validasi Instrumen Pra Penelitian untuk Guru

Total Skor Kelayakan

36 SB Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan

Hasil validasi dari ahli adalah 36 (sangat baik) yang berarti keseluruhan instrumen

sudah layak digunakan.

d. Presentase Respon Anak dan Guru dalam Mengisi Kuesioner

Dari 30 kuesioner yang dibuat oleh peneliti, yang disebarkan adalah 22

kuesioner kepada 22 anak dan kembali semua. Demikian juga yang dibuat oleh

peneliti untuk guru berjumlah 30 kuesioner. Kuesioner tersebut dibagikan kepada 14

guru dan kembali semua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

73

Tabel 4.9 Presentase Respon Anak dan Guru dalam Mengisi Kuesioner

No Nama Instrumen Jumlah Disebar Jumlah Kembali %

1

kuesioner pra penelitian untuk

anak 30 22 76.67

2

kuesioner pra penelitian untuk

guru 14 14 100

Peneliti melihat bahwa ada respon baik dari anak dan guru terhadap pengisian

kuesioner. Hal itu terlihat dari sebarapa banyak jumlah responden yang diberikan

kuesioner akan kembali dengan jumlah yang sama saat membagikan kuesioner.

3. Desain Produk

Peneliti menyusun prototype buku cerita anak dengan judul “Derita Aat si

Gurita Kecil”. Prototype buku cerita tersebut terdiri dari 20 kumpulan gambar-

gambar ilustrasi tentang kehidupan terumbu karang dan berbagai jenis ikan yang

hidup di sekitar terumbu karang. Dari dua puluh gambar tersebut terdapat narasi

singkat dalam setiap gambar ilustrasi dari buku cerita tersebut. Selain teks narasi dan

gambar ilustrasi, ada juga evaluasi di akhir cerita. Tujuan dari evaluasi tersebut agar

setiap pembaca dalam hal ini adalah anak mampu membahasakan sendiri cerita yang

telah ia baca. Di samping itu, anak juga sambil mengisi evaluasi, mereka juga sambil

berimajinasi dan memaknai pesan yang mau disampaikan penulis kepada pembaca.

Tokoh dalam cerita merupaka salah satu biota laut yang sering dijumpai oleh anak

Mentawai yaitu gurita yang dalam bahasa Mentawainya adalah goritak. Hal ini setiap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

74

elemen yang terdapat dalam prototype buku cerita “ Derita Aat Si Gurita Kecil”

menjadi lebih dekat dengan anak-anak Mentawai.

Penggunaan salah satu biota laut dalam cerita tersebut, merupakan pandangan

peneliti yang melihat kedekatan masyarakat Mentawai terhadap alam. Anak-anak

Mentawai memiliki dasar kecintaan akan lingkungan yang pada dasarnya adalah

turunan dan kebiasaan dari budaya Mentawai yang mungkin tanpa disadari oleh

masyarakat di zaman sekarang. Keharmonisan hubungan antara masyarakat dengan

alam terlihat dalam kepercayaan masyarakat yang mengatakan bahwa alam memliki

roh. Kondisi dan kepercayaan seperti ini sudah ada sejak berabad-abad lamanya

dalam dimasyarakat mentawai biasa dikenal dengan sebutan arat sabulungan. Pada

prinsipnya Arat Sabulungun merupakan suatu pengetahuan, nilai, aturan dan norma

yang dipergunakan oleh masyarakat dalam memahami serta menginterpretasi

lingkungan hidup yang ada di sekitarnya yang terdiri dari pola-pola interaksi

manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, tanah, air, udara, dan juga benda-benda hasil-

hasil buatan manusia (Pujiraharjo & Rudito, 2014)

Dari pemahaman tersebut, peneliti melihat bahwa menggunakan cerita dalam

bentuk fabel dengan tokoh salah satu biota yang hidup di terumbu karang dalam

upaya mendekatkan kembali anak-anak Mentawai untuk mencintai alam (terumbu

karang) yang menjadi tradisi yang diwariskan secara turun temurun. Budaya yang

memelihara lingkungan sungguh budaya memberikan pandangan akan sakralnya

alam sehingga siapapun memiliki tanggung jawab untuk menjaganya. Oleh sebab itu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

75

maka peneliti mengembangkan prototype buku cerita dengan judul “Derita Aat si

Gurita Kecil” dalam upaya menyadarkan anak agar menkonservasi terumbu karang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

76

Gambar 4.1 Desain Cover Prototype Buku Cerita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

77

Gambar 4.2 Desain Awal Prototype Buku Cerita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

78

4. Validasi Desain

Validasi desain dilakukan dua kali oleh seorang ahli kelautan dan perikanan

(Ketua Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Kelautan dan

Perikanan, Universitas Nusa Cendana, Kupang, Nusa Tenggara Timur). Adapun hasil

validasi pertama dari ahli kelautan dan perikanan adalah:

Tabel 4.10 Validasi Ahli dari Produk Awal

No. Komponen yang dinilai Skor

Saran 1 2 4 5

1

Cover

e. Judul buku menarik

f. Judul buku sesuai dengan

tujuan pengenalan

konservasi terumbu karang

g. Ilustrasi cover mendukung

judul

h. Ilustrasi buku

menggambarkan konservasi

terumbu karang

v

v

V

V

a. Sebaiknya penamaan bisa

membuat anak-anak makin

mengingat nama atau jenis

biota. Saya merasa nama Aat

tidak dapat memberikan

“pahatan” organisme laut

kepada anak-anak.

c. ilustrasi cover tidak

menggambarkan penderitaan.

Nampaknya semua senang,

biota yang ada sangat

beragam.

d. ilustrasi terumbu karang

masih terlalu jauh dari bentuk-

bentuknya yang indah, saya

khawatir anak-anak tidak

dapat memahami betapa

indahnya terumbu karang.

Kalau ilustrasi gurita sudah

sesuai dengan kondisi aslinya

dalam konteks karikatur.

2 Format penulisan buku

c. Sesuai kaidah penulisan

buku

d. Gambar pada buku

mendukung alur cerita

V

v

a. masih terdapat beberapa

kesalahan tata bahasa.

3. Bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

79

g. Bahasa sesuai dengan

kaidah penulisan yang baik

dan benar.

v a. apakah bahasa yang

dirancang memang sesuai

dengan bahasa Indonesia gaya

Mentawai atau mau seutuhnya

menggunakan kaidah EYD?

Harus sudah ditentukan oleh

penulis

h. Susunan kalimat dapat

dipahami oleh anak seusia

9-12 tahun.

v

i. Pilihan kata sesuai

karakteristik anak

v

4.

Isi Buku

l. Materi membantu pembaca

untuk menyadari

pentingnya memelihara

terumbu karang

v a. kurang terasa peran

terumbu karang bagi Aat dan

biota lainnya

m. Isi cerita mengandung

unsur refleksi bagi anak

untuk membangun niat

memelihara terumbu

karang

v

n. Materi yang disampaikan

memberikan tambahan

wawasan bagi anak

mengenai terumbu karang

v

o. Materi yang disampaikan

menggugah atau

membangun kesadaran anak

untuk melakukan aksi untuk

memelihara terumbu karang

v

p. Pertanyaan yang diajukan

sesuai dengan konteks

nyata kehidupan anak-anak

di Pagai.

v Tidak ada pertanyaan refleksi

dari awal sampai akhir cerita

Saran validator:

1. Ilustrasi cover tidak menggambarkan penderitaan, nampaknya semua senang

2. Ilustrasi terumbu karang masih jauh dari bentuk-bentuknya yang indah, saya khawatir

anak tidak akan tertarik.

3. Masih ada kesalahan dalam tata bahasa

4. Tidak terdapat pertanyaan refleksi.

Total Skor 2 + 12 + 24 = 48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

80

Tabel 4.11 Pedoman Kelayakan Prototipe

Score (Score max 65) Keterangan

1 sd 16 STB Prototipe Buku Tidak Layak Digunakan

17 sd 32 TB Prototipe Buku Belum Layak Digunakan

33 sd 48 B Prototipe Buku Sudah Layak Dengan Perbaikan

49 sd 65 SB Prototipe Buku Sudah Layak Digunakan

Keteraangan:

STB = Sangat Tidak Baik, TB = Tidak Baik, B = Baik, SB = Sangat Baik

Hasil validator adalah 48. Berdasarkan tabel kelayakan tersebut di atas maka

prototype yang dikembangkan peneliti “baik”. Buku sudah layak tetapi harus

melakukan perbaikan sehingga dengan perbaikan buku layak diujicobakan.

Tabel 4.12 Validasi Kedua dari Produk yang Sudah Direvisi.

No. Komponen yang dinilai Skor

Saran 1 2 4 5

1

Cover

i. Judul buku menarik

j. Judul buku sesuai dengan

tujuan pengenalan konservasi

terumbu karang

k. Ilustrasi cover mendukung

judul

l. Ilustrasi buku menggambarkan

konservasi terumbu karang

V

v

v

v

2 Format penulisan buku

e. Sesuai kaidah penulisan buku

f. Gambar pada buku

mendukung alur cerita

v

v

3.

Bahasa

j. Bahasa sesuai dengan kaidah

penulisan yang baik dan

benar.

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

81

k. Susunan kalimat dapat

dipahami oleh anak seusia 9-

12 tahun.

v

l. Pilihan kata sesuai

karakteristik anak

v

4.

Isi Buku

q. Materi membantu pembaca

untuk menyadari pentingnya

memelihara terumbu karang

v

r. Isi cerita mengandung unsur

refleksi bagi anak untuk

membangun niat memelihara

terumbu karang

v

s. Materi yang disampaikan

memberikan tambahan

wawasan bagi anak

mengenai terumbu karang

V Tidak ada penjelasan mengenai

terumbu karang

t. Materi yang disampaikan

menggugah atau membangun

kesadaran anak untuk

melakukan aksi untuk

memelihara terumbu karang

v

u. Pertanyaan yang diajukan

sesuai dengan konteks nyata

kehidupan anak-anak di

Sikabaluan.

v Refleksi cerita sudah ada di

dalam buku.

Total Skor 2 10 2

Tabel 4.13 Pedoman Kelayakan Prototype

Score (Score max 65) Keterangan

1 sd 16 STB Prototipe Buku Tidak Layak Digunakan

17 sd 32 TB Prototipe Buku Belum Layak Digunakan

33 sd 48 B Prototipe Buku Sudah Layak Dengan Perbaikan

49 sd 65 SB Prototipe Buku Sudah Layak Digunakan

Keterangan:

STB = Sangat Tidak Baik, TB = Tidak Baik, B = Baik, SB = Sangat Baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

82

Hasil validator adalah 54. Berdasarkan tabel kelayakan tersebut di atas maka

prototype yang dikembangkan peneliti “sangat baik”. Buku sudah layak tanpa

melakukan perbaikan dan buku layak diujicobakan.

5. Revisi Desain

Peneliti melakukan revisi desain prototype buku cerita sesuai dengan

komentar validator saat melakukan validasi. Komentar yang diberikan sesuai dengan

kekuarangan yang harus diperbaiki agar produk layak untuk diujicobakan. Adapun

komentar validator, yaitu: pertama, memperbaiki cover. Kedua, memberikan efek

warna yang lebih cerah dan menarik. Ketiga, memperbaiki beberapa bahasa yang

salah dalam penulisan. Dan yang keempat, memberikan evaluasi di akhir cerita, agar

anak semakin mendalami isi dan pesan yang mau disampaikan.

a. Memperbaiki cover

Gambar 4.3 Perbaikan Cover

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

83

b. Memberikan Efek Warna yang Cerah

Gambar 4.4 Perbaikan Efek Warna yang Cerah

c. Memperbaiki Bahasa dalam Penulisan

Gambar 4.5 Perbaikan Bahasa dalam Penulisan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

84

d. Evaluasi

Evaluasi merupakan elemen dalam produk yang berisi petunjuk berupa

pertanyaan. Tujuannya, untuk memberikan ruang bagi anak untuk membahasakan

sendiri cerita yang telah ia baca dan mengimajinasikan cerita tersebut.

6. Uji Coba produk

Uji coba produk dilakukan di dalam dan di luar kelas. Kegiatan ini

dilaksanakan pada tanggal 16-17 Juni 2015.

a. Uji Coba Produk Tanggal 16 Juni 2015

Prototype buku cerita “Derita Aat si Gurita Kecil” peneliti perkenalkan

kepada anak-anak kelas IV-VI SD St.Fransiskus Xaverius Sikabaluan, pada tanggal

16 Juni 2015. Ada sekitar 22 anak yang mengikuti kegiatan yang peneliti lakukan

baik di dalam kelas maupun di luar kelas (di tepi pantai yang jaraknya sekitar 200

meter dari sekolah). Saat peneliti masuk ke dalam kelas, pertama-tama peneliti

memperkenalkan diri, kemudian mengajak anak-anak bermain sambil menyanyikan

lagu-lagu yang berkaitan binatang-binatang (gajah, burung dan ikan). Setelah itu

peneliti menunjukkan prototipe buku cerita “Derita Aat si Gurita Kecil” dan

membacakan buku tersebut di hadapan mereka. Membaca adalah aktivitas yang

kompleks dengan mengerahkan aktivitas mengimajinasikan/berkhaya, mengamati,

dan mengingat-ingat. Hal ini juga dikemukakan oleh Wainwright (2007: 42) yang

menyatakan memahami bacaan merupakan proses kompleks yang melibatkan

kemampuan seseorang untuk mengingat informasi dalam bacaan tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

85

Setelah peneliti selesai membacakan buku tersebut, peneliti mengajukan

beberapa pertanyaan untuk mengetahui apakah anak-anak mengetahui tokoh dan isi

cerita dari buku tersebut. Tujuannya untuk mengetahui sejauh mana mereka

memahami alur ceritanya, isi ceritanya maupun pesan dari cerita tersebut. Setelah itu

anak-anak diminta bergantian untuk maju ke depan kelas membacakan buku tersebut

dengan suara yang jelas, intonasi yang tepat dan penuh penghayatan.

Gambar 4.6 Pembacaan Prototype Buku Cerita di Kelas.

Setelah berceritera, peneliti melakukan tanya jawab dengan anak-anak,

misalnya: (1) Dari cerita tersebut, bagaimana sikap kita sebaiknya terhadap nasehat

ibu, ayah atau orang yang lebih tua dari kita?, (2) Bagaimana perilaku manusia

terhadap terumbu karang?, (3) Pesan apakah yang kalian dapatkan dari kisah Aat

yang hidupnya bergantung dari terumbu karang?. Hampir semua menjawab bahwa

harus mendengarkan nasehat ibu atau yang lebih tua dari kita. Mereka juga

menjawab, bahwa manusia secara sembarangan mengambil terumbu karang tanpa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

86

peduli dengan biota laut yang hidup di terumbu karang. Maka dari itu, mereka harus

menjaga dan merawat terumbu karang dengan baik.

Sore harinya setelah pagi sampai dengan siang hari di dalam kelas, peneliti

mengajak anak-anak belajar di tepi pantai yang berada tak jauh dari lokasi sekolah.

Kegiatan tersebut peneliti lakukan untuk mengajak anak-anak mengamati keindahan

pantai, mengimajinasikan apa-apa saja yang ada di bawah air laut, membayangkan

bahayanya apabila terumbu-terumbu karang yang ada di pantai itu dirusak manusia.

Gambar 4.7 Kegiatan di Luar Kelas Tanggal 16 Juni 2015

b. Uji Coba Produk Tanggal 17 Juni 2015

Kegiatan di luar kelas yang kedua dilakukan pada tanggal 17 Juni 2015 sekitar

pukul 08.00 WIB. Tempatnya pun berbeda, kali ini di bantaran sungai yang

berbatasan langsung dengan laut. Tempatnya cukup strategis dan sangat indah. Di

tempat tersebut peneliti beserta anak-anak dapat menikmati hijaunya pohon bakau

dan sejuknyanya angin. Kegiatan kali ini, lebih mendekatkan anak pada lingkungan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

87

Bermain sambil belajar di lingkungan yang terbuka dapat membantu anak lebih lepas

dalam berekspresi. Kegiatan di luar juga sekaligus memberikan pengarahan melihat

langsung kondisi alam sekitar yang mesti mereka jaga dan lestarikan. Nilai

meningkatkan kesadaran lingkungan, terlebih lingkungan alam sekitar anak yang

dalam hal ini adalah terumbu karang itu sangatlah penting. Michaels dalam jurnal

yang di tulis oleh Anderson tentang persepsi anak terhadap alam lokal menyatakan

bahwa koneksi awal untuk lingkungan dan kelestarian lingkungan merupakan dasar

untuk masa depan. Anak akan tumbuh sebagai orang dewasa muda dengan tanggung

jawab yang besar untuk lingkungan dan bumi, dan menjadi pribadi dewasa yang

mampu membuat kontribusi asli serta keputusan yang merujuk pada perubahan,

penanggulangan pemanasan global dan keberlanjutan.

Gambar 4.8 Kegiatan di Luar Kelas Tanggal 17 Juni 2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

88

7. Revisi Akhir Produk

Setelah melakukan uji coba produk, peneliti melakukan revisi akhir dengan

sedikit perbaikan dari produk yang sudah di uji cobakan. Berikut produk yang berupa

prototipe buku cerita “Derita Aat Si Gurita Kecil” yang di kembangkan oleh peneliti;

Gambar 4.9 Produk Akhir setelah Revisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

89

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

90

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

91

4.1.2 Deskripsi Kualitas Prototype Buku Cerita

Deskripsi kualitas prototype buku cerita “Derita Aat Si Gurita Kecil” peneliti

dapatkan setelah mengolah kuesioner persepsi siswa terhadap kualitas buku tersebut.

Kuesioner dibagikan setelah peneliti melakukan uji coba di Sikabaluan kepada 22

siswa. Adapun hasil olah data yang didapat peneliti adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 14 Analisis Instrumen Persepsi Siswa Terhadap Kualitas Buku.

kode

probandus

Rentang Skor Jumlah Rerata

1 2 4 5

1 0 4 4 4 44 3,66

2 0 0 1 11 59 4,91

3 0 0 1 11 59 4,91

4 0 0 2 10 58 4,83

5 0 2 3 7 51 4,25

6 0 2 2 8 52 4,33

7 0 0 6 6 54 4,50

8 0 0 5 7 55 4,58

9 0 0 6 6 54 4,50

10 0 0 6 6 54 4,50

11 0 0 2 10 58 4,83

12 0 1 5 6 52 4,33

13 0 0 8 4 52 4,33

14 0 1 3 8 54 4,50

15 0 1 4 7 53 4,41

16 0 0 4 8 56 4,66

17 0 3 4 5 47 3,91

18 0 2 1 9 53 4,41

19 0 1 5 6 52 4,33

20 0 0 2 10 58 4,83

21 0 0 4 8 56 4,66

Jumlah 0 17 78 157 1131 4,48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

92

Hasil persepsi anak terhadap kualitas buku cerita “Derita Aat si Gurita Kecil”

adalah 4,48. Jika mengikuti skala Likert menurut Widoyoko (2012: 112) maka rerata

skore 4,48 dikategorikan sangat baik. Dan jika diambil 3 item penting dari penyataan

yang terdapat dalam koesioner untuk dapat mengetahuhi ukuran persepsi siswa

terhadap kualitas buku, maka peneliti melakukan rekapan. Adapun hasil rekapan

tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 15 Persentase Persepsi Siswa terhadap Kualitas Prototype Buku Cerita

No Pernyataan Persentase

Jawaban

6 Siswa mengerti dampak kerusakan terumbu karang 54.54%

7 Siswa mengetahui penyebab rusaknya terumbu karang 68,18%

11 Dengan adanya buku cerita siswa termotivasi untuk

menjaga kelestarian terumbu karang

72.72%

Persentase hasil persepsi siswa tersebut diambil dari nilai tertinggi dari skal

Likert (skala empat) yaitu lima. Pernyataan siswa lewat nilai lima tersebut dari ketiga

item diatas ditotal dari seluruh jumlah siswa yang memberi nilai lima dibagi jumlah

seluruh siswa dikali seratus persen. Maka dapatlah persentase dari item tersebut

seperti yang terlihat dalam tabel di atas.

Hasil persepsi siswa di Sikabaluan setelah mengikuti uji coba adalah 54.54%

siswa memahami dampak kerusakan terumbu karang adalah abrasi dan hilangnya

tempat tinggal bagi biota laut yang hidup di sekitarnya, 68.18% siswa mengetahui

penyebab rusaknya terumbu karang adalah adanya masyarakat yang menangkap ikan

dengan bom dan pengambilan terumbu karang untuk bahan bangunan, dan 72.72%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

93

siswa mengatakan bahwa dengan adanya buku cerita memotivasi mereka untuk

menjaga kelestarian terumbu karang.

4.2 Pembahasan

Nilai validasi prototype buku cerita “Derita Aat si Gurita Kecil” adalah 54 maka

layak diuji cobakan. Uji coba peneliti lakukan pada tanggal 16-19 Juni 2015 di SD

St.Fransisikus, Sikabaluan. Hasil persepsi siswa seusai uji coba adalah 54.54% siswa

memahami dampak kerusakan terumbu karang adalah abrasi dan hilangnya tempat

tinggal bagi biota laut yang hidup di sekitarnya, 68.18% siswa mengetahui penyebab

rusaknya terumbu karang adalah adanya masyarakat yang menangkap ikan dengan

bom dan pengambilan terumbu karang untuk bahan bangunan, dan 72.72% siswa

mengatakan bahwa dengan adanya buku cerita memotivasi mereka untuk menjaga

kelestarian terumbu karang.

Kualitas prototype buku dinilai sangat baik oleh validator dan persepsi siswa

terhadap prototype tersebut juga sangat baik karena prototype tersebut dikembangkan

peneliti dengan memperhatikan beberapa prinsip sebagai berikut:

1. Prototype Berisi Informasi Tentang Manfaat Terumbu Karang.

Prototype buku cerita “Derita Aat Si Gurita Kecil” terdiri atas 20 gambar

yang menggambarkan pentingnya terumbu karang bagi biota laut yang hidup di

sekitar terumbu karang. Dari dua puluh gambar, setiap gambar menggambarkan

bagaimana biota laut bisa hidup dan berlindung pada terumbu karang. Keberadaan

terumbu karang di Mentawai juga pasti tidak hanya bermanfaat bagi biota laut tetapi

juga bagi masyarakat Mentawai. Hanya saja masyarakat memanfaatkan terumbu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

94

karang dengan cara merusakanya seperti diambil sebagai bahan bangunan. Dalam

buku cerita “ Derita Aat si Gurita Kecil” juga digambarkan bagaimana manusia

mengambil terumbu karang tanpa menyadari bahwa dapat mengganggu kehidupan

biota laut lainnya.

2. Prototype Menjadi Sarana Pendidikan Cinta Lingkungan Hidup Demi Masa

Depan Mentawai yang Lebih Baik.

Alam merupakan satu-satunya realitas yang menyertai manusia. Ada tiga

aspek alam yang menonjol: kekuatannya, keindahannya dan keagungannya.

Kekuatan alam senantiasa menimbulkan perasaan gentar sekaligus terancam dalam

diri manusia. Keindahan alam membangkitkan perasaan estetis dalam jiwa manusia

atau membangkitkan hasratnya untuk mengekspresikan kekaguman akan keindahan

tersebut lewat: lagu (misalnya “Rayuan pulau kelapa” dll), lukisan, puisi, dll.

Tujuannya supaya keindahan alam yang menimbulkan kesan mempesona itu tidak

akan dengan mudah hilang dari ingatan manusia. Keagungan alam juga

menghidupkan perasaan religius manusia sehingga ia memiliki hasrat untuk memuja

serta membaktikan diri pada pada kekuatan yang lebih besar daripada dirinya

(Sumarah, 2016: 37). Bumi Mentawai pun memiliki kekayaan hayati yang demikian

besar yang harus diupayakan kelestariannya. Salah satu kekayaan hayati di sana

adalah adanya pohon-pohon bakau (Rhizopora sp). Akar-akar pohon bakau yang

tumbuhnya melengkung, saling berkeliling dan satu sama lain menunjukkan jika pada

dasarnya pohon-pohon tersebut telah membentuk pagar alami untuk melindungi

pantai dari gerusan abrasi. Sementara itu, di bawah naungan kerindangan pohon-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

95

pohon bakau tersebut hiduplah kerang, kepiting dan biota laut lainya. Begitu pun

dengan terumbu karang yang hidup dan tersebar di setiap laut di Mantawai. Kondisi

Mentawai sebagai daerah kepulauan yang letaknya tidak jauh dari garis khatulistiwa

memberikan potensi dan keindahan terumbu karang yang sungguh memukau. Air,

hutan dan spesies endemik seperti monyet (Bilou) yang hanya bisa ditemukan di

Mentawai pun membuktikan bahwa alam Mentawai begitu kaya dan mempesona.

Keindahan alam yang begitu memukau dan sumber daya alam yang begitu melimpah

kerap kali membuat orang gelap mata akan hal itu. Dan ini terbukti di dalam

masyarakat Mentawai sendiri. Keinginan untuk mengambil dan mengeksploitasi

sumber daya alam sampai-sampai tidak perduli lagi akan rusaknya alam.

Paradigma tersebut diperparah dengan adanya keyakinan dalam diri manusia

bahwa sumber daya alam tak mungkin habis. Akibatnya, manusia cenderung

bersikap konsumtif dan boros dalam penggunaan sumber daya alam, sehingga alam

menjadi “kehilangan daya hidupnya” (=kekuatan, keindahan dan keagungannya).

Hal tersebut diungkapkan oleh Paus Fransiskus dalam ensiklik Laudate Si, no.106:

“Manusia selalu campur tangan atas alam, tetapi untuk waktu yang lama

aktivitas itu berciri mendukung sambil menyesuaikan diri pada kemungkinan

yang ditawarkan oleh benda-benda alam sendiri. Manusia menerima apa

yang diizinkan oleh kenyataan alam sendiri, yang sepertinya mengulurkan

tangannya. Kini, sebaliknya campur tangan manusia berniat memeras

sebanyak mungkin segala benda, sambil mengabaikan atau melupakan

kenyataan yang ada di depannya. Itulah sebabnya manusia dan benda-benda

alam tidak lagi ramah saling mengulurkan tangan; hubungan telah menjadi

konfrontatif. Dari situ orang dengan mudah menerima gagasan pertumbuhan

tanpa batas, yang telah menggairahkan banyak ekonom, pemodal, dan

teknolog. Gagasan itu didasarkan pada kebohongan tentang persediaan

sumber daya alam yang tak terbatas, yang menyebabkan planet ini diperas

habis-habisan. Ada asumsi yang salah bahwa “persediaan energi dan sumber

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

96

daya itu tak terbatas untuk dimanfaatkan, bahwa regenerasinya terjadi

dengan cepat, dan bahwa efek-efek negatif dari manipulasi tatanan alam

dengan mudah dapat diserap”.

Erosi kesadaran untuk memelihara alam sebagaimana diungkapkan Paus

Fransiskus di atas ternyata telah terjadi juga di kepulauan Mentawai.

Peneliti yang juga putra daerah membuat sebuah prototype buku cerita yang

berisikan pesan untuk memelihara kekayaan alam. Buku cerita tersebut diharapkan

dapat memotivasi anak-anak di Sikabaluan juga di kepulauan Mentawai pada

umumnya, untuk mengkonservasi sumber daya alam seperti terumbu karang. Dengan

demikian anak-anak dapat menjadi generasi pembaharu yang sungguh memahami

tentang pentingnya memiliki kebiasaan menjaga terumbu karang. Inilah yang

dimaksud dengan konsep pendidikan empowering/pemberdayaan Sastrapratedja

(2013:14), yaitu pendidikan yang dapat membantu orang agar dapat mengambil

tanggung jawab atas kehidupannya, dan berefleksi atas tindakannya. Anak akan

tumbuh sebagai orang dewasa muda dengan afinitas untuk lingkungan dan bumi, dan

menjadi pribadi dewasa yang mampu membuat kontribusi asli serta keputusan yang

merujuk pada perubahan, penanggulangan pemanasan global dan keberlanjutan.

3. Prototype Dikembangkan dalam Bentuk Buku Cerita Bergambar yang

Sesuai dengan Karakteristik Anak Usia 9-12 Tahun.

Buku bergambar memberikan kontribusi sederhana, konsep yang dibangun

dalam buku bergambar memberikan keseimbangan antara teks dan gambarnya,

Jalongo (2006: 10) dalam Astuti (2012: 2). Menurut Nurgiyantoro (2010: 154)

gambar dalam buku mengandung cerita. Gambar digunakan untuk memperkaya teks,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

97

mengkonkretkan karakter dan alur secara naratif serta digunakan sebagai daya

tangkap dan imajinasi anak terhadap narasi teks yang masih terbatas. Dengan begitu

dari pengertian dapat disimpulakan bahwa buku cerita bergambar mampu

merangsang imajinasi anak dan membentuk anak dalam memperkaya imajinasi.

Imajinasi adalah daya pikir untuk membayangkan tentang kejadian yang begitu dekat

dengan kenyataan atau pengalaman seseorang (Kartono, 2009: 174).

Melalui buku cerita bergambar, secara tidak langsung anak akan berinteraksi

baik sebagai pembaca atau sebagai pendengar. Anak semakin terdorong untuk bisa

mengerti akan apa yang ia baca atau dengar melalui cerita yang dalam hal ini adalah

cerita fabel dengan judul Derita Aat Si Gurita Kecil. Menurut Suparno (2013: 81),

dalam bukunya yang berjudul Guruku Panutanku, dijelaskan bahwa bercerita

merupakan cara yang efektif bagi guru untuk mengundang perhatian siswa dalam

menyampaikan pesan atau nasehat secara tidak langsung. Gagasan tersebut

mendorong penulis menyusun sebuah buku cerita yang dilengkapi dengan gambar

agar lebih menarik minat anak saat membacanya dan memudahkan anak menerima

pesan yang terdapat di dalam buku tersebut. Melalui cerita bergambar yang kisahnya

begitu dekat dengan kehidupan anak, maka anak dapat berimajinasi untuk

memahami isi cerita dan pesan yang terdapat di dalamnya. Bagi anak saat sedang

berimajinasi, mereka akan dengan polos memahami pesan yang disampaikan melalui

cerita. Anak usia sekolah dasar masih sangat mudah dibentuk pola pikir dan karakter

akan cinta terhadap lingkungan. Seperti yang dinyatakan oleh J. Piaget dan L.

Kohlberg (Gunarsa dan Yulia, 2008: 69) bahwa anak usia 6-12 tahun mengalami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

98

tahap perkembangan moral secara teratur mulai dari kosep „tingkahlaku baik‟ sebagai

suatu tindakan yang khusus seperti „patuh pada ibu‟ dilanjutkan tahap konsep

selajutnya „mencuri adalah salah‟ sampai dengan kejujuran, hak milik, keadilan dan

kehormatan. Pada masa ini, pada anak juga terdapat dorongan untuk melakukan

perbuatan-perbuatan yang dapat dinilai baik oleh orang lain.

Gambar 4.10 Anak sedang Membaca Prototype Secara Bergiliran

4. Prototipe Tersebut Menginspirasi Guru tentang Pentingnya

Mengintegrasikan Pendidikan Cinta Lingkungan di Tengah Masyarakat

Mentawai.

Insipirasi utama dari lahirnya buku cerita “Derita Aat Si Gurita Kecil” adalah

alam Mentawai yang begitu indah dan melimpah. Ketersediaan sumber daya alam

yang melimpah berbanding terbalik dengan latar belakang pendidikan yang kurang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

99

memadai bagi masyarakat Mentawai, sehingga banyak kekeliruan dalam beranggapan

tentang pengolahan sumber daya alam. Pendidikan di Mentawai masih terhambat oleh

keberadaan beberapa faktor yang salah satunya adalah pengaruh budaya. Kebudayaan

serta kebiasaan masyarakat Mentawai sebelum masuknya kebudayaan luar serta

kemajuan teknologi adalah hidup dan bersatu dengan alam. Namun setelah masuknya

budaya luar dan majunya teknologi terlebih dalam pembangunan, masyarakat kerap

kali mengolah sumber daya alam yang berujung pada tindakan eksploitasi secara liar

yang menimbulkan kerusakan dan bahkankepunahan pada sumber daya alam

mentawai. Keinginan yang begitu besar sebagai putera daerah Mentawai, maka

peneliti membuat sebuah buku cerita untuk anak usia sekolah dasar yakni 9-12 tahun.

Ada pun tujuan dari buku cerita tersebut agar anak Mentawai memahami bahwa

terumbu karang yang merupakan salah satu sumber daya alam harus di jaga dan

dilestarikan.

Selain itu, keprihatinan peneliti terhadap lingkungan dan alam Mentawai

terinspirasi dari sebuah program kegiatan yaitu “Program pengenalan konservasi

lingkungan pada anak (conservation scout)” di Program Pendidikan Guru Sekolah

Dasar (PGSD) – Universitas Sanata Dharma. Program tersebut ditujukan kepada

anak-anak usia dini dan sekolah dasar (3-12 tahun). Tujuan dari program ini adalah

untuk menanamkan pendidikan cinta lingkungan pada anak-anak.

5. Kelebihan dan Kelemahan Prototype Buku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

100

Melalui validasi dan uji coba, peneliti memperoleh masukkan tentang kualitas

produk yang peneliti kembangkan. Data-data tersebut, membantu peneliti untuk dapat

mengetahui kelebihan dan kelemahan produk yang peneliti kembangkan. Berikut

penjelasan mengenai kelebihan dan kelemahan produk berupa prototype buku cerita

“Derita Aat si Gurita Kecil” untuk anak usia 9-12 tahun.

a. Kelebihan Prototype Buku

1. Berisi informasi tentang pentingnya terumbu karang bagi kehidupan

biota laut.

2. Disusun dengan memperhatikan karakteristik anak usia 9-12 tahun

yang senang dengan cerita dan gambar.

3. Disusun sesuai dengan konteks kehidupan anak-anak di Mentawai

4. Terdiri dari gambar dengan narasi yang pendek sehingga memudahkan

anak untuk membaca dan mengimajinasikannya.

5. Berisi evaluasi yang menggugah kesadaran anak untuk memiliki

motivasi menjaga kelestarian terumbu karang.

b. Kelemahan Prototype Buku

1. Huruf dalam buku cerita terlalu kecil

2. Tokoh yang menonjol dalam cerita “Derita Aat si Gurita Kecil” hanya

berfokus pada kehidupan Aat dan ibunya saja, penderitaan biota laut

lainnya kurang mendapat penekanan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

101

BAB V

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

Isi dari bab ini adalah uraian tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian dan

saran, berikut penjelasannya.

5.1. Kesimpulan

Prototype buku cerita “Derita Aat Si Gurita Kecil” untuk anak usia 9-12

tahun dalam konteks empowering masyarakat Mentawai yang dikembangkan oleh

peneliti sudah layak untuk digunakan. Prototype tersebut dapat dikatakan layak,

karena sudah melalui proses validasi ahli dan uji coba. Pelaksanaan uji coba kepada

anak dilakukan para tanggal 16-17 Juni 2015 di SDK St.Fransiskus Sikabaluan.

Kelayakan prototype buku cerita “Derita Aat si Gurita Kecil” dapat

ditunjukkan melalui:

1. Proses penyusunan prototype buku cerita “Derita Aat si Gurita kecil”

dilakukan dengan 7 langkah penelitian dan pengembangan yang meliputi: (1)

potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi

desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi akhir produk.

2. Kualitas prototype buku yang dihasilkan mendapatkan nilai 4,48 yang artinya

sangat baik dan layak untuk digunakan.

5.2. Keterbatasan

Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini antara lain:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

102

1. Prototype buku hanya divalidasi oleh satu orang validator ahli kelautan

dan perikanan, sebab instrumen validasi yang diberikan kepada guru tidak

dikembalikan.

2. Kepulauan Mentawai terdiri dari 4 pulau besar. Pelaksanaan uji coba

prototype buku hanya bisa dilakukan kepada salah satu sekolah di SD

St.Fransiskus, Sikabaluan Pulau Siberut.

3. Uji coba prototype buku kepada guru tidak bisa peneliti lakukan sebab

guru-guru sudah disibukkan dengan pelatihan dan seminar seusai

pembagian raport.

4. Masih perlu dipikirkan buku cinta terumbu karang yang dapat digunakan

oleh masyarakat luas.

5. Peneliti melakukan uji coba dengan dana dari salah satu instansi sosial

swasta yang bergerak di bidang pendidikan, bukan atas bantuan dari pihak

sekolah dan pemerintah daerah Mentawai.

6. Prototype buku cerita “Derita Aat Si Gurita Kecil” menggunakan huruf

terlalu kecil dan hanya berfokus pada kehidupan Aat dan ibunya saja,

penderitaan biota laut lainnya kurang mendapat penekanan.

5.3. Saran

1. Sebaiknya prototype buku minimal divalidasi oleh dua orang validator: (1)

Validator dari pakar lingkungan hidup dan (2) Validator dari seorang guru

sekolah dasar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

103

2. Pelaksanaan uji coba sebaiknya meliputi empat sample dari SD yang

terdapat di setiap pulau di Mentawai.

3. Sebaiknya uji coba prototype buku cerita juga dilakukan kepada guru dari

SD yang terdapat di setiap pulau di Mentawai.

4. Pengadaan buku cerita anak yang mengandung peran cinta terumbu karang

yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Mentawai secara umum perlu

ditindaklanjuti.

5. Peneliti perlu bekerja sama dengan pihak pihak sekolah dan pemerintah

daerah Mentawai.

6. Prototype buku cerita “Derita Aat si Gurita Kecil” hendaknya berisi kisah

tentang penderitaan biorta laut pada umumnya apabila terumbu karang

mengalami karusakan, sekaligus menggunakan huruf yang cukup besar

sehingga memudahkan anak untuk membacanya dan mengimajinasikannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

104

DAFTAR PUSTAKA

Alikodra, H. S. 2012. Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan; Pendekatan

Ecosophy bagi Penyelamatan Bumi. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press.

Arsyad, A. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Arsyad, A. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Astuti, R. D. 2012.Pengaruh Buku Bergambar Terhadap Minat Baca Siswa di

Sekolah Dasar Negeri Lempuyangwangi Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta:

Universitas Islam Negeri sunan Kalijaga.

Darmanto. 2009. BAB IX: Pandangan Tentang Hutan, Tempat Keramat dan

Perubahan Sosial di Pulau Siberut, Sumatera Barat. Dalam: Situs Keramat

Alami: Peran Budaya Dalam Konservasi Keanekaragaman Hayati (Ed:

Hermono dkk). Jakarta: Obor-LIPI. Hlm. 130-164.

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran: Perannya Sangat Penting dalam Mencapai

Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Djiwandono, S. E. W. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo.

Sumarah, Esti, Ign. 2016. Ke Mentawai Aku Kan Kembali: Sebuah Refleksi atas

Pendampingan Mahasiswa. Dalam: Refleksi Pengembangan Buku Cinta

Lingkungan “Ke Mentawai Aku Kan Kembali” (Ed: Madya Utama).

Yogyakarta: USD

Farida, A. dkk. 2012. Sekolah yang Menyenangkan: Metode Kreatif Mengajar dan

Pengembangan Karakter Siswa. Bandung: NUANSA.

Gunarsa, S dan Yulia, S. 2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta:

PT BPK Gunung Mulia.

Guntur. 2011. Ekologi Karang pada Terumbu Buatan. Bogor: Ghalia Indonesia.

Isjoni. 2012. Pembelajaran Visioner: Perpaduan Indonesia-Malaysia. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Iyam. 2006. Pemeliharaan Terumbu Karang. Bandung: TITIAN ILMU

Kartono, St. 2009. Sekolah Bukan Pasar. Jakarta: Kompas.

Kurniawan, D. 2014. Pembelajaran Terpadu Tematik. Bandung: Alfabeta.

Kurniawan, K. K. 2013. Kampanye Edukasi Eksplorasi Terumbu Karang untuk Anak

Sekolah Dasar Di Bali Melalui Desain Komunikasi Visual. Dalam Jurnal

Ilmiah Strata I. Bali: Institut Seni Indonesia.

Munadi, Y. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press.

Nugraheni, S. O. 2015. Pengembangan Media Pembelajaran Memahami Cerita

Legenda dengan Buku Pop-Up untuk Siswa SMP Kelas VIII di Kabupaten

Pati. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Nuryanti, L. 2008. Psikologi Anak. Jakarta: PT INDEKS.

Prijono, O & Pranarka, A. 1966. Pemberdayaan (Empowerment): Konsep, Kebijakan

dan Implementasi. Jakarta: CSIS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

105

Riyani, E. 2015. Pengembangan Media Buku Bergambar Tema “Tanah Airku” untuk

Menstimulus Aspek Bahasa Anak Taman Kanak-Kanak Kelompok B. Skripsi.

Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Sadiman, A. S, dkk. 2012. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya. Jakarta: Grafindo Persada.

Sari, A. K. 2010. Pengaruh Penggunaan Media Cerita Bergambar Terhadap

Peningkatan Keterampilan Menyimak dan Membaca Pada Anak Berkesulitan

Belajar Kelas II SDN Petoran Jebres Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010.

Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Sari, Wahyu W. 2014. Persepsi Guru dan Siswa SD di Yogyakarta terhadap Program

Conservation Scout. Dalam Jurnal BIOEDUKATIKA Vol.2 No. 2.

Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan.

Sastrapratedja. 2013. Pendidikan sebagai Humanisasi. Jakarta: Pusat Kajian Filsafat

dan Pancasila.

Smaldino, S. E. 2011. Instructional Technologi & Media For Learning: Teknologi

Pembelajaran dan Media untuk Belajar. Jakarta: Kencana.

Soedijarto. 2008. Landasan dan Arah Pendidikan Nasional Kita. Jakarta: Kompas

Sudiono, G. 2008. Analisis Pengelolaan Terumbu Karang Pada Kawasan Konservasi

Laut Daerah (KKLD) Pulau Randayan Dan Sekitarnya Kabupaten

Bengkayang Provinsi Kalimantan Barat. Tesis. Semarang: Universitas

Diponegoro.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suparno, P. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius

Suparno, P. 2013. Guruku Panutanku. Yogyakarta: Percetakan Kanisius.

Supriyono, Dwi. 2010. Terumbu Karang. Jakarta: CV. Pamularsih.

Widoyoko, S. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Winkel, W. S. 2004. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi

Wulandari, S. 2009. Ekosistem Perairan. Semarang: PT .Sindur Press.

Sumber dari Internet:

http://kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/basisdata-kawasankonservasi/details/1/102

http://mentawaikab.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/8 di akses 10 November

2015)

http://pencerahnusantara.org/kabupaten-kepulauan-mentawai/ di akses 10 November

2015)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

106

Kisi-Kisi

Instrumen Pra-Penelitian untuk Anak dan Guru

No Aspek

Nomor

Item

1. Manfaat terumbu karang bagi masyarakat Mentawai 1-4

2. Bahaya jika merusak terumbu karang 5-10

3. Upaya-upaya yang dilakukan mengkonservasi terumbu karang 11-12

4. Sarana-sarana yang diperlukan untuk menyadarkan atau

memberdayakan (empowering) masyarakat tentang

mengkonservasi terumbu karang

13-15

Saran atau komentar:

Lampiran 1. Kisi-kisi Instrumen Pra Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

107

Lembar Pertanyaan

Pra Penelitian untuk Anak

Lampiran 2. Pertanyaan Pra Penelitian untuk Anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

108

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

109

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

110

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

111

Lembar pertanyaan

Pra Penelitian untuk Guru

Lampiran 3. Pertanyaan Pra Penelitian untuk Guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

113

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

114

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

115

Lembar Validitas Kuesioner

kepada Anak

Lampiran 4. Validasi Kuesioner untuk Anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

116

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

117

Lembar Validitas Kuesioner kepada Guru

Lampiran 5. Validasi Kuesioner untuk Guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

118

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

119

Lembar Kuesioner Validasi Buku oleh Ahli Kelautan dan Perikanan

Validasi Pertama Ahli Kelautan dan Perikanan

No. Komponen yang dinilai

Skor

Saran

1 2 4 5

1

Cover

m. Judul buku menarik

n. Judul buku sesuai dengan

tujuan pengenalan konservasi

terumbu karang

o. Ilustrasi cover mendukung

judul

p. Ilustrasi buku menggambarkan

konservasi terumbu karang

v

v

V

V

a. Sebaiknya penamaan bisa

membuat anak-anak makin

mengingat nama atau jenis biota.

Saya merasa nama Aat tidak

dapat memberikan “pahatan”

organisme laut kepada anak-

anak.

c. ilustrasi cover tidak

menggambarkan penderitaan.

Nampaknya semua senang, biota

yang ada sangat beragam.

d. ilustrasi terumbu karang masih

terlalu jauh dari bentuk-

bentuknya yang indah, saya

khawatir anak-anak tidak dapat

memahami betapa indahnya

terumbu karang. Kalau ilustrasi

gurita sudah sesuai dengan

kondisi aslinya dalam konteks

karikatur.

2 Format penulisan buku

g. Sesuai kaidah penulisan buku

h. Gambar pada buku

mendukung alur cerita

V

v

a. masih terdapat beberapa

kesalahan tata bahasa.

3. Bahasa

Lampiran 6. Lembar Validasi Buku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

120

m. Bahasa sesuai dengan kaidah

penulisan yang baik dan

benar.

v a. apakah bahasa yang dirancang

memang sesuai dengan bahasa

Indonesia gaya Mentawai atau

mau seutuhnya menggunakan

kaidah EYD? Harus sudah

ditentukan oleh penulis

n. Susunan kalimat dapat

dipahami oleh anak seusia 9-

12 tahun.

v

o. Pilihan kata sesuai

karakteristik anak

v

4.

Isi Buku

v. Materi membantu pembaca

untuk menyadari pentingnya

memelihara terumbu karang

v a. kurang terasa peran terumbu

karang bagi Aat dan biota

lainnya

w. Isi cerita mengandung unsur

refleksi bagi anak untuk

membangun niat memelihara

terumbu karang

v

x. Materi yang disampaikan

memberikan tambahan

wawasan bagi anak

mengenai terumbu karang

v

y. Materi yang disampaikan

menggugah atau membangun

kesadaran anak untuk

melakukan aksi untuk

memelihara terumbu karang

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

121

z. Pertanyaan yang diajukan

sesuai dengan konteks nyata

kehidupan anak-anak di Pagai.

v Tidak ada pertanyaan refleksi

dari awal sampai akhir cerita

Saran validator:

5. Ilustrasi cover tidak menggambarkan penderitaan, nampaknya semua senang

6. Ilustrasi terumbu karang masih jauh dari bentuk-bentuknya yang indah, saya khawatir anak

tidak akan tertarik.

7. Masih ada kesalahan dalam tata bahasa

8. Tidak terdapat pertanyaan refleksi.

Total Skor 2 + 12 + 24 = 48

Validasi kedua setelah revisi

Tabel 4.12 Validasi Ahli dari Produk yang sudah direvisi.

No. Komponen yang dinilai Skor

Saran 1 2 4 5

1

Cover

q. Judul buku menarik

r. Judul buku sesuai dengan

tujuan pengenalan konservasi

terumbu karang

s. Ilustrasi cover mendukung

judul

t. Ilustrasi buku menggambarkan

konservasi terumbu karang

V

v

v

v

2 Format penulisan buku

i. Sesuai kaidah penulisan buku

j. Gambar pada buku

mendukung alur cerita

v

v

3.

Bahasa

p. Bahasa sesuai dengan kaidah

penulisan yang baik dan

benar.

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

122

q. Susunan kalimat dapat

dipahami oleh anak seusia 9-

12 tahun.

v

r. Pilihan kata sesuai

karakteristik anak

v

4.

Isi Buku

aa. Materi membantu pembaca

untuk menyadari pentingnya

memelihara terumbu karang

v

bb. Isi cerita mengandung unsur

refleksi bagi anak untuk

membangun niat memelihara

terumbu karang

v

cc. Materi yang disampaikan

memberikan tambahan

wawasan bagi anak

mengenai terumbu karang

V Tidak ada penjelasan mengenai

terumbu karang

dd. Materi yang disampaikan

menggugah atau membangun

kesadaran anak untuk

melakukan aksi untuk

memelihara terumbu karang

v

ee. Pertanyaan yang diajukan

sesuai dengan konteks nyata

kehidupan anak-anak di

Sikabaluan.

v Refleksi cerita sudah ada di

dalam buku.

Total Skor 2 10 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

123

Instrumen Penelitian Persepsi Siswa Terhadap Kualitas Prototipe Buku Cerita

“Derita Aat Si Gurita Kecil” untuk Anak Usia 9-12 Tahun

Lampiran 7. Instrumen Persepsi Siswa Terhadap Prototype

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

125

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

126

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

127

Lampiran 8. Presensi Kehadiran Uji Coba Produk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

128

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

129

Tabel Jadwal Penelitian

Kegiatan Bulan

Januari Februari Maret April Mei Juni-Juli

Studi Pustaka (Bab I-III)

Draf I Prototipe Buku

Validasi

Revisi Prototipe dan

Cetak Prototipe

Uji Terbatas ke Mentawai

Training Guru dan Siswa

di Mentawai

Kegiatan Bulan

Agustus September Oktober November Desember Januari

Olah Data

Susun Bab IV Revisi Akhir Modul

Revisi Bab I-IV

Revisi Bab I-V

Latihan Ujian

Skripsi

Ujian Skripsi

Lampiran 9. Jadwal Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

130

Foto Kegiatan Uji Coba di Dalam Kelas

Lampiran 10. Foto Kegiatan di Dalam Kelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

131

Foto Kegiatan di Luar Kelas

Lampiran 11. Foto Kegiatan di Luar Kelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU CERITA ANAK TENTANG … · TENTANG TERUMBU KARANG DALAM KONTEKS EMPOWERING MASYARAKAT MENTAWAI UNTUK ANAK 9- 12 TAHUN. ... karang sebagai pelindung pantai

132

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Merpin Saogo lahir di Beleraksok, 23 Juli 1988.

Pendidikan dasar diperoleh di SDK St.Vincentius Sikakap

Mentawai, tamat tahun 2005. Pendidikan menengah

pertama diperoleh di SMP Yossudarso II Muara Siberut

Mentawai, tamat pada tahun 2008. Pendidikan menengah

atas diperoleh di SMA Negeri 1 Muara Siberut, tamat

tahun 2011.

Pada tahun 2012, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pendidikan di perguruan

tinggi diakhiri dengan menulis skripsi berjudul “Pengembangan Prototype Buku

Cerita Anak Tentang Terumbu Karang Dalam Konteks “Empowering” Masyarakat

Mentawai Untuk Anak 9-12 Tahun”. Selain itu, selama menempuh studi di

Universitas Sanata Dharma, penulis menjadi ketua Himpunan Mahasiswa Program

Studi PGSD 2013/2014.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI