pengaruh timbal balik antara sekolah keluarga dan masyarakat

18
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan itu merupakan usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian anak baik di luar dan di dalam sekolah dan berlangsung seumur hidup. Dan pengertian tersurat suatu pernyataan bahwa pendidikan berlangsung di luar dan di dalam sekolah. Pendidikan diluar sekolah dapat terjadi dalam keluarga dan didalam masyarakat. Jadi pendidikan itu berlangsung seumur hidup dimulai dari keluarga kemudian diteruskan dalam lingkungan sekolah dan masyarakat. Dalam proses pendidikan terjadi hubungan timbale balik antara keluarga, sekolah, dan masyarakat untuk tercapainya suatu tujuan pendidikan. Hubungan Masyarakat dengan Sekolah serta Peranannya Sekolah dan masyarakat antara keduanya merupakan komponen yang tak terpisahkan satu sama lain dan menuntut adanya pola hubungan timbal balik dalam 1

Upload: backtracklinux

Post on 25-Sep-2015

1.024 views

Category:

Documents


124 download

DESCRIPTION

nhnjh

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan itu merupakan usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian anak baik di luar dan di dalam sekolah dan berlangsung seumur hidup. Dan pengertian tersurat suatu pernyataan bahwa pendidikan berlangsung di luar dan di dalam sekolah. Pendidikan diluar sekolah dapat terjadi dalam keluarga dan didalam masyarakat. Jadi pendidikan itu berlangsung seumur hidup dimulai dari keluarga kemudian diteruskan dalam lingkungan sekolah dan masyarakat. Dalam proses pendidikan terjadi hubungan timbale balik antara keluarga, sekolah, dan masyarakat untuk tercapainya suatu tujuan pendidikan.

Hubungan Masyarakat dengan Sekolah serta Peranannya Sekolah dan masyarakat antara keduanya merupakan komponen yang tak terpisahkan satu sama lain dan menuntut adanya pola hubungan timbal balik dalam berbagai bentuk dan cara pelaksanaannya. Memang peran serta masyarakat terhadap pendidikan sangat besar dan termasuk tentunya dalam sektor pembiayaan. Dalam kondisi sekarang, hal ini merupakan persoalan yang tidak ditawar-tawar lagi sebab hampir tidak mungkin kita dapat menyelenggarakan pendidikan yang baik dan berkualitas secara merata dan memerlukan biaya besar, tanpa dukungan dan peran serta masyarakat (Hasbullah, 1997).

Sekolah atau merupakan sistem terbuka terhadap lingkungannya termasuk masyarakat pendukungnya. Oleh karena itu, sekolah selalu membukakan pintu terhadap warga masyarakat, terhadap ide-ide mereka, terhadap kebutuhan-kebutuhan mereka, dan terhadap nilai-nilai yang ada di masyarakat. Sebaliknya masyarakat juga membuka diri untuk memasuki atau aktivitas-aktivitas sekolah-sekolah juga dapat belajar dari masyarakat, guru-guru dan para siswa dapat mencari pengalaman, belajar dan praktek di masyarakat. Antara sekolah dan masyarakat terjadi komunikasi dua arah untuk bisa saling memberi dan saling menerima.

Sekolah dan masyarakat pada hakikatnya merupakan suatu perakitan yang erat sekali, sekolah sebagai produk masyarakat dan masyarakat sebagai produk sekolah, keduanya merupakan lingkungan hidup yang saling memberi dan menerima keduanya tidak bisa memisahkan diri berdiri sendiri. Kebebasan setiap individu sesungguhnya bergantung kepada distribusi kebebasan yang ada di masyarakat yang identik dengan arahan-arahan sosial yang sah dan sebaliknya kebebasan itu sendiri selalu digerakkan untuk mengubah lembaga-lembaga (Dewey, 1968, h. 324). Kemampuan individu untuk berbuat bebas sebagian terbesar dikembangkan lewat sekolah. Dimana kebebasan tersebut mengikuti/tunduk kepada arahan-arahan atau norma-norma yang ada di masyarakat

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang dapat dijadikan sebagai rumusan masalah yaitu :

1. Bagaimana Pembinaan dan Tanggung Jawab Pendidikan Pada Orang Tua?

2. Bagaimana Pembinaan dan Tanggung Jawab Pendidikan Sekolah?

3. Bagaimana Pembinaan dan Tanggung Jawab Pendidikan Oleh Masyaralat?

4. Bagaimana Membina Kerjasama Antara orang Tua, Sekolah dan Masyarakat?

5. Bagaimana Pengaruh Timbal Balik Antara Sekolah dan Masyarakat?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan malahag maka yang dapat dijadikan sebagai tujuan pembahasan yaitu :

1. Untuk mengetahui Pembinaan dan Tanggung Jawab Pendidikan Pada Orang Tua.

2. Untuk mengetahui Pembinaan dan Tanggung Jawab Pendidikan Sekolah.

3. Untuk mengetahui Pembinaan dan Tanggung Jawab Pendidikan Oleh Masyaralat.

4. Untuk mengetahui Membina Kerjasama Antara orang Tua, Sekolah dan Masyarakat.

5. Untuk mengetahui Pengaruh Timbal Balik Antara Sekolah dan Masyarakat.

BAB II

PEMBASAHAN

A. Pembinaan dan Tanggung Jawab Pendidikan Pada Orang Tua

Kewajiban memdidik secara tegas dinyatakan Allah dalam surat At-Tahrim ayat 6, yang artinya "Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka".

Firman Allah ini mengatakan bahwa pendidikan adalah suatu kewajiban yang harus ditunaikan oleh orang tua terhadap anaknya. Kedua orang tua adalah pendidik yang pertama dan yang utama bagi anaknya.

Tanggung jawab pendidikan yang perlu disadarkan dan dibina oleh orang tua terhadap anaknya antara lain sebagai berikut:

1) Memelihara dan membesarkannya.

2) Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik jasmani maupun rohani.

3) Mendidik dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan

4) Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan memberinya pendidikan agama sesuai dengan ketentuan Allah sebagai tujuan akhir muslim.

B. Pembinaan dan Tanggung Jawab Pendidikan Sekolah

Pembinaan pendidikan yang dilakukan kepada anak dalam lingkungan keluarga akan membentuk sikap, tingkah laku, cara merasa dan mereuksi anak terhadap lingkungannya.

Sekolah sebagai institusi resmi di bawah kelolalaan pemerintah, menyelenggarakan kegiatan pendidikan secara berencana, sengaja, terarah, sistematis, oleh para pendidik profesional dengan program yang dituangkan ke dalam kurikulum untuk jangka waktu tertentu dan dukuti oleh para peserta didik dari setiap jenjang.

Tanggung jawab sekolah sebagai lembaga pendidikan formal didasarkan pada tiga faktor, yaitu:

1. Tanggung jawab formal

Lembaga pendidikan sesuai dengan fungsi, tugasnyadan mencapai tujuan pendidikan menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

2. Tanggung jawab keilmuan

Berdasarkan bentuk, isi, dan tujuan serta tingkat pendidikan didasarkan yang dipercayakan kepadanya oleh masyarakat.

3. Tanggung jawab fungsional

Tanggung jawab yang diterima sebagai pengelola fungsional dalani melaksanakan pendidikan oleh para pendidik yang diserahi kepercayaan dan tanggung jawab melaksanakan pendidikan oleh orang tua peserta didik. Harus dilakukan secara profesional.

C. Pembinaan dan Tanggung Jawab Pendidikan Oleh Masyarakat

Bila dilihat dari konsep pendidikan, masyarakat adalah sekumpulan banyak orang dengan berbagai ragam kwalitas diri mulai dari yang tidak berpendidikan sampai kepada yang berpendidikan tinggi. ia adalah laboratorium besar tempat para anggotanya mengamalkan senua keterampilan dimilikinya . Di saniping itu masyarakat juga sebagai pemakai atau the user dan para anggotanya. Makin balk pendidikan anggotanya, makin baik kualitas masyarakat secara keseluruhan. Hal ini dapat dilihat perbandingan antara zaman penjajahan Belanda dulu dengan zaman sekarang.

Masyarakat secara fungsional dan sruktural di lingkungan masing-masing bertanggung jawab terhadap perilaku dan tingkah laku warganya. Secara konsepsional tanggung jawab pendidikan oleh kedua jenis pemimpin masyarakat ini antara lain mengawasi, menyalurkan, membina dan meningkatkan kualitas anggotanya. Dengan demikian aktivits masing-masing anggota masyarakat berjalan menurut fungsinya dalam upaya mewujudkan masyarakat yang damai.

a. Mengawasi jalannya nilai sosial-budaya.

Masyarakat Indonesia sejak dahulu sangat menjunjung tinggi nilai sosial budaya yang ada dalam masyarakat masing-masing. Bahkan sesuai dengan sikap masyarakatnya ada yang berkehendak melestarikan dan mengembangkannya. Untuk dapat lestari dan berkembangnya nilai-nilai luhur sosio-budaya ini diperlukan kewibawaan dalam melakukan pengawasan. Tanpa kewibawaan seringkali sebagian anggotanya yang kurang memahami arti nilai sosial budaya yang terdapat dalam adat, kebiasaan, aturan sosial yang berlaku, dan aturan agama cenderung megabaikannya dan bahkan melanggarnya.

b. Menyalurkan aspirasi masyarakat

Keinginan masyarakat untuk hidup bahagia dan sejahtera serta arnan sentosa sejak pemerintahan orde barn sampai pemerintahan reformasi semakin besar. Berbagai upaya yang telah dilakukan antara lain dengan menggalakkan transmigesi, siskamling, posyandu dan lain-lain. Berhasil tidaknya usaha ini tidak terlepas dari peran serta pemimpin informal dalam masyarakat.

c. Membina dan meningkatkan kualitas keluarga

Dewasa ini tampak kegiatan yang agak menonjol dari kaum Ibu melalui program PKK. Berkat motivasi yang dilakukan oleh Ibu-Ibu dalam masyarakat. Maka dewasa ini PKK tampak tumbuh subur di pedesaan, maupun di kota. Banyak ilmu dan keterampilan yang diperoleh kaum Ibu dalam upaya meningkatkan kwalitas dirinya dan keluarganya, sebab dalam kegiatan ini yang dipelajari bukannya keterampilan rumah tangga atau yang berkaitan dengan kewanitaan raja, tapi juga kadang kala organisasi masyarakat, keagamaan dan pembangunan masyarakat desa. Dan tak kalah pentingnya adalah kegiatan yang dapat meningkatkan atau membantu ekonomi keluarga.

D. Membina Kerjasama Antara Orang Tua, Sekolah dan Masyarakat

Setelah kita lihat ketiga macam tanggung jawab dan pembinaan pendidikan yang dilakukan oleh orang tua, sekolah dan masyarakat, tampaknya ada kesamaan rasa tanggung jawab yang dipikul oleh ketiga macam lingkungan pendidikan ini. Mereka secara tidak langsung telah mengadakan kerjasama yang erat di dalam praktek pendidikan. Kerjasama yang erat ini tampak dari berikut. Orang tua meletakkan dasa-dasar pendidikan di rumah tangga, terutama dalam segi pembentukan kepribadian, nilai-nilai luhur moral dan agarna sejak kelahirannya. Kemudian dilanjutkan dan dikembangkan dengan berbagai materi pendidikan dan keterampilan yang dilakukan oleh sekolah. Orang tua anak rnenilai dan mengawasi hasil pendidikan sekolah ini dalam kehidupan sehari-hari. Demikian pendidikan di lingkungan masyarakat ikut pula berperan serta mengontrol, menyalurkan dan membina serta meningkatkannya. Hal ini berlangsung demikian karena masyarakat adalah lingkungan pemakai atau the user dan produk pendidikan yang diberikan oleh rumah tangga dan sekolah.

Bila kita analisis proses pendidikan yang dilakukan oleh ketiga lingkungan ini dapat dikemukakan sebagai berikut. Secara mental spiritual dasar-dasar pendidikan diletaldcan oleh rumah tangga dan secara akademik konseptual dikembangkan oleh sekolah sehingga perkembangan diri anak semakin terarah. Oleh masyarakat pendidikan yang dilakukan oleh kedua lembaga ini sesuai dengan kebutuhan masyarakat, maka is dapat digunakan oleh masyarakat sebagai si pemakai.

E. Pengaruh Timbal Balik Antara Sekolah dan Masyarakat

a. Hubungan sekolah dengan masyarakat

Para definisi dari pakar tentang masyarakat. Karena masing-masing mempunyai pola berpijak yang berbeda. Namun secara umum dapat dikatakan masyarakat adalah kelompok manusia yang tinggal di suatu tempat, mempunyai tujuan tertentu, mempunyai aturan yang mereka sepakati bersama.

Untuk pokok dalam suatu masyarakat adalah:

Adanya unsur kelompok manusia yang bertempat tinggal di daerah tertentu

Mempunyai tujuan yang sama

Mempunyai nilai-nilai dan aturan-aturan yang disepakati bersania.

Mempunyai perasaan suka maupun duka

Mempunyai organisasi yang ditaati.

Sebagai masyarakat kecil dan sebagai bagian dari masyarakat, sekolah hares membina hubungan dengan masyarakat. Di dalam masyarakat banyak kegiatankegiatan yang dilaksanakan oleh kelompok-kelompok masyarakat. Ikut berpartisipasi dengan masyarakat merupakan hubungan erat antara sekolah dengan masyarakat. Namun perlu diingat batas-batas kerjasama tersebut sehingga tidak mengganggu dan inerusak tugas pokok sebagai petugas dan penanggung jawab misi sekolah,dan jangan sampai dieksploitasi untuk kepentingan mereka.

Pentingnya berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat antara lain:

1) Merupakan alat untuk mengubah citra masyarakat awam terhadap pengetian salah tentang kebijaksanaan sekolah dan pars petugas sekolah.

2) Memberikan informasi tentang program dan kebijaksanaan sekolah.

3) Menghilangkan dan mengurangi kritik-kritik tajam terhadap sekolah.

Adapun berbagai bentuk partisipasi yang dapat ditempuh antara lain:

1) Mengadakan penyuluhan dan ceramah kepada masyarakat misalnya tentang agama, bahaya narkoba, pendidikan pemuda, dan pengenalan tentang pelaksanaan pendidikan di sekolah.

2) Mengadakan bakti sosial misalnya kerja bakti, pengairan, kebersihan, pemberantasan buta hurup, dan lain-lain.

4) Menjadi anggota pengurus organisasi lembaga ketahanan masyarakat desa maupun organisasi lainnya.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai pihak, khususnya keluarga, sekolah, dan massyarakat sebagai lingkungan pendidikan yang dikenal sebagai tripusat pendidikan. Fungsi dan peranan tripusat pendidikan tersebut baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama merupakan faktor penting dalam mencapai tujuan pendidikan yaitu membangun manusia Indonesia seluruhnya serta menyiapkan SDM pembangunan yang berlaku.

Keluarga bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik. Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan atas pendidikan anak-anak selama mereka diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga terhadap pendidikan. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat, telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas.

B. Saran

Mengingat pentingnya hubungan timbal balik antara sekolah keluarga dengan masyarakat, maka penting pula di realisirnya berbagai bentuk dan cara pelaksanaannya. Antara lain melalui open door politics (pemberian kesempatan kepada oranng tua murid berkunjung ke sekolah untuk membbicarakan masalah khusus yang terjadi pada anaknya), home visiting (kunjungan sekolah ke rumah murid), penggunaan resources persons (kunjungan sekolah ke objek-objek tertentu di masyarakat), pertemuan antara orang tua murid dan warga sekolah, dan pengadaan serta mengefektifkan Badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Tirtarahardja, Umar, 2005, Pengantar Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka cipta

Salam, Burhanudin, 1997, Pengantar Pedagogik, Jakarta: PT. Rineka Cipta

Ihsan,Fuad, 1997, Dasar-dasar Kependidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta

Dimvati Muhammad Saw, Landasan Kependidikan Suatu Pengantar Pemikiran Keilmuan Tentang Kegiatan Pendidikan, Jakarta: Depdikbud, 1988.

Darwin A. Sulaiman, Prof. MA. Ph.D. Filasafat Pdd Barat, Syiah Kuala University Press, Darussalam Banda Aceh, 1997.

Hafi Anshari, H.M. Drs, Pengantar Ilmu Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya, 1983.

Nasir Buchman, M. MA. Dr. dkk, Ilmu Pendidikan-I, CV. Sepakat Baru, Darussalam Banda Aceh, 1999.

Lunaidi. A.G. Pendidikan Orang Dewasa, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1993.

11